THE DAY OF THE WEEK EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 (PERIODE FEBRUARI – JULI TAHUN 2015)
ABSTRACT The day of the week effect is a daily stock behavior pattern in a week, where in the certain moment stock return will be higher or lower than another day, this is caused by differences of liquidity and investors psychological condition in addressing the market. This study tested the day of the week effect on ISEX using daily return data of LQ45 stock index period February until July 2015 using multiple linear regression test. Sample in this study is non-probability sampling with saturated sample of 45 company that registered in LQ45 index February-July 2015. Based on the result of multiple linear regression testing with dummy variable show that in Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, and Friday of trading day simultaneously has no significant effect on stock return, and partially in Thursday have the highest significant effect on stock return. Daily stock return pattern that appear from descriptive testing show that the highest return happen in Friday while the lowest return happen in Monday. Keywords : The day of the week effect, return, efficient market hypothesis, multiple linier regression, LQ45.
I. 1.1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta, tujuan dari penjualan tersebut yaitu dipergunakan sebagai tambahan dana untuk memperkuat perusahaan. Stabilitas dan kemajuan ekonomi suatu merupakan sesuatu yang ingin diwujudkan oleh suatu negara, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kedua hal tersebut adalah pasar modal. Agung (2010:46) menuliskan apabila pasar modal berkembang dan maju, maka kemajuan dan stabilitas ekonomi dapat tercapai. Pasar modal yang bersifat likuid dan efisien akan menarik lenders dan borrowers untuk melakukan
transaksi. Pasar modal dapat dikatakan likuid apabila pihak penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi dengan cepat, sedangkan bersifat efisien artinya kondisi harga sekuritas dapat mencerminkan nilai perusahaan secara tepat. Berdasarkan hipotesis pasar efisien, investor tidak mungkin dapat memprediksi return dan harga saham berdasarkan harga saham dan informasi di masa lalu. Di negara berkembang pasar modal cenderung kurang efisien. “This securities markets in developing countries are considered to be less efficient because of their operating characteristics, such as size, market regulation, trading costs and nature of the investors. And also, different participants may have varying amounts and quality information.” (Ahmad Mohammad Obeid Gharaibeh 1
dan Abdullah Ali Tami Swailem Al Azmi, 2015:758). Pasar sekuritas ini di negara-negara berkembang yang dianggap kurang efisien karena karakteristik operasi mereka, seperti ukuran, regulasi pasar, biaya perdagangan dan sifat dari investor. Dan juga, peserta yang berbeda mungkin memiliki beragam jumlah dan kualitas informasi yang tidak sama. The day of the week effect merangkum perilaku saham dalam satu minggu hari perdagangan, dimana terdapat asumsi yang terbentuk bahwa pada hari senin, return cenderung lebih rendah dari hari yang lain, sedangkan untuk hari jumat return bergerak naik dan menjadi return tertinggi pada satu minggu, anomali mengakibatkan adanya pola perubahan return yang terjadi secara berulang-ulang. Hal tersebut menarik untuk diteliti karena hal ini sangat terkait dengan psikologis investor yang optimis maupun pesimis pada hari perdagangan. Faktor psikologis investor berdampak pada perilaku di pasar modal. Hari perdagangan dimulai hari Senin sampai dengan Jumat, sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu tidak ada perdagangan (no trading day). Kecenderungan investor menjual saham setelah hari libur meningkatkan supply saham itu sendiri dan menekan harga turun. Harga saham berbanding lurus dengan return saham, akibat penurunan harga saham, maka return saham juga mengalami penurunan. Return yang rendah menuju ke arah rugi yang cenderung terjadi pada hari Senin merupakan reaksi akibat bad news di hari Jumat yang kemudian direspon pasar pada hari Senin. Di Indonesia telah banyak penelitian tentang anomali, diantaranya adalah Wawan Kristanto dan J. Sukmawati (2014:13) yang menyimpulkan terjadi day of the week effect pada tiga negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura) dan ditemukan adanya
perbedaan return setiap hari selama satu minggu pada ketiga negara. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Agung Kristiawan (2010:59) yang menuliskan bahwa rata-rata return hari Jumat positif dan lebih tinggi daripada return yang rendah pada hari Senin. Penelitian lain Yanuar Bachtiar (2009:496) menunjukkan bahwa return pasar saham indeks LQ45 tidak ditemukan adanya day of the week effect, namun pada return pasar saham non LQ45 ditemukan fenomena tersebut. Keragaman hasil penelitian baik penelitian yang dilakukan di pasar modal luar negeri maupun di BEI menimbulkan pertanyaan apakah hari perdagangan (the day of the week effect) juga berpengaruh terhadap return perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45. Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tahun 1997 yang didasarkan pada beberapa kriteria pemilihan termasuk likuiditas dan kapitalisasi pasar, selain itu indeks LQ45 dievaluasi setiap 3 (tiga) bukan sekali yang kemudian akan berganti dalam 6 (enam) bulan sekali. Berdasarkan latar belakang tersebut, mendorong untuk meneliti lebih lanjut dan mendalami adanya the day of the week effect terhadap return saham pada BEI dengan mengambil judul “The Day Of The Week Effect terhadap Return Saham LQ45 (Periode Februari-Juli Tahun 2015)”. 1.2.
Rumusan Masalah Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian, mengapa penelitian diperlukan dan merupakan petunjuk yang mengarahkan tujuan penelitian. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Apakah the day of the week effect berpengaruh secara signifikan terhadap return saham LQ45 (Periode FebruariJuli tahun 2015) ?
2
II. 2.1
LANDASAN TEORI Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
2.2
hari dalam satu minggu, pada saat tertentu, return saham secara sistematis akan lebih tinggi atau lebih rendah pada hari-hari lainnya dalam satu minggu. Kecenderungan return saham pada hari Senin menurun dan terjadi kenaikan return saham yang terjadi pada hari Jumat apabila dibandingkan dengan return di hari lain (Wawan Kristanto dan J. Sukmawati, 2014: 1). 2.5
Return Saham Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan hitung berdasarkan data historis dan return realisasi itu penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa mendatang (Hari Prasetyo, 2006: 11).
Efisiensi Pasar Modal Menurut Jogiyanto suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak ada seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi akan mampu memperoleh abnormal return dalam jangka waktu yang lama dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cermin dari informasi yang ada (stock prices reflect all available information). Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Jogiyanto, 2008: 375).
2.3
2.6
Indeks Harga Saham Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dan berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya adalah pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat tersebut, apakah pasar sedang kuat atau lesu. (Eliza Noviriani, 2012:28). Indeks LQ45 merupakan salah satu indeks yang dibuat dan diterbitkan oleh BEI (www.idx.co.id). Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan, seleksi atas sahamsaham tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Anomali Pasar Jogiyanto (2008: 96) mendefinisikan anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu adanya kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan investor dapat memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan abnormal return.
2.4
The Day Of The Week Effect The day of the week effect merupakan pola perilaku return saham dari hari ke
2.7
Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori di atas, maka hipotesis 3
yang digunakan untuk menguji fenomena the day of the week effect ini dirumuskan sebagai berikut :
pada waktu t-1 (Pi,t-1) atau dengan rumus:
H1 : The day of the week effect berpengaruh secara signifikan terhadap return saham LQ45 (Periode Februari-Juli tahun 2015).
III.
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Dimana : Ri,t Pi,t Pi,t-1
= Return saham sesungguhnya = harga saham harian sekuritas i pada waktu ke-t = harga saham harian sekuritas i pada waktu t-1
(Jogiyanto, 2008:206) Menurut metode, jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanasi (explanatory research) yaitu penelitian yang dilakukan untuk menguji variabel-variabel dalam hipotesis, dengan kata lain penelitian eksplanatori bertujuan untuk menguji kebenaran tentang adanya hubungan antara dua variabel atau lebih dalam hipotesis dan menguji apakah suatu variabel disebabkan/dipengaruhi oleh variabel lain. 3.2
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hari perdagangan bursa, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Hari perdagangan diartikan sebagai hari dilakukannya perdagangan saham dalam satu minggu. Penelitian ini, menggunakan variabel dummy sebagai variabel penjelas dengan skala nominal yang bernilai 0 atau 1. DSEN = 1 untuk hari Senin dan 0 untuk hari lainnya, DSEL = 1 untuk hari Selasa dan 0 untuk hari lainnya, DRAB = 1 untuk hari Rabu dan 0 untuk hari lainnya, DKAM =1 untuk hari Kamis dan 0 untuk hari lainnya, DJUM=1 untuk hari Jumat dan 0 untuk hari lainnya.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder berupa data historis harga penutupan saham harian (daily closing price) dari sampel dan harga saham perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode Februari-Juli tahun 2015. 3.3
Variabel Independen (X)
Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham keseluruhan indeks LQ45 pada periode Februari-Juli tahun 2015. Return merupakan keuntungan yang mungkin didapatkan oleh pemegang saham. Return saham sesungguhnya (Ri,t) diperoleh dari harga saham harian sekuritas i pada waktu ke-t (Pi,t) dikurangi harga saham harian sekuritas i pada waktu ke t-1 (Pi,t-1), dibagi harga saham harian sekuritas i
3.4
Metode Analisis Data 1. Menghitung return saham sesungguhnya selama periode yang diteliti diperoleh dari harga saham harian sekuritas i pada waktu ke-t (Pi,t) dikurangi harga saham harian sekuritas i pada waktu ke t-1 (Pi,t-1), dibagi harga saham harian sekuritas i pada waktu t-1 (Pi,t-1) atau dengan rumus: 2. Mengelompokkan return yang telah dihitung ke dalam hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat untuk seluruh perusahaan.
4
3. Menghitung rata-rata return menggunakan uji statistik deskriptif. 4. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Sebelum melakukan hipotesis dengan analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji lolos kendala linier atau uji asumsi klasik.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Statistik Deskriptif Penelitian
Penelitian mengambil sampel 45 perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 pada periode Februari sampai dengan Juli 2015 berjumlah 45 saham. Dari total 45 saham diperoleh total amatan/jumlah observasi (n) sebanyak 5850 sampel penelitian. Selain mensyaratkan pada perusahaan indeks LQ 45 pada periode tersebut, penelitian ini mensyaratkan adanya kelengkapan data closing price lengkap.
Selasa. Pada hari Rabu return kembali turun pada angka (-0,0030141), dan naik kembali pada hari Kamis menjadi 0,0009436. Kenaikan return tertinggi terlihat pada hari Jumat pada angka 0,0027564. Nilai maksimum dan minimum merupakan gambaran dari return tertinggi yang muncul pada hari tersebut dan return terendah yang terjadi pada hari perdagangan tersebut, terlihat bahwa nilai return tertinggi yang pernah muncul ada pada hari Kamis dan return terendah yang pernah muncul ada pada hari Rabu. Standar deviasi (simpangan baku) menunjukkan ukuran penyebaran yang dapat digunakan sebagai ukuran risiko. Standar deviasi terbesar ada pada hari Kamis, dengan angka deviasi sebesar 0,7349089, dan angka terendah pada hari Selasa yaitu sebesar 0,02474720. Hal tersebut melambangkan bahwa risiko tertinggi pasar terjadi pada hari Kamis sedangakan risiko paling rendah di pasar ada pada hari Selasa. 4.2
Hasil uji asumsi klasik model regresi ditampilkan pada tabel 2 berikut :
Deskripsi return saham harian untuk semua saham yang digunakan dalam penelitian ini selama periode penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 2 Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Norm alitas
Tabel 1 Deskripsi return harian saham LQ45 periode Februari-Juli 2015 Descriptive Statistics
DSEN DSEL DRAB DKAM DJUM
N 1170 1170 1170 1170 1170
Min -,216 -,065 -,690 -,418 -,092
Std. Max Mean Deviation ,389 -,0065 ,0275 ,459 ,0024 ,0247 ,152 -,0030 ,0361 2,228 ,0009 ,0734 ,713 ,0028 ,0324
Sumber : Lampiran Berdasarkan tabel di atas terlihat sebaran data secara deskriptif, return terendah terjadi pada hari Senin dengan rata-rata return sebesar -0,0065017, kemudian naik pada 0,0023832 pada hari
Uji Asumsi Klasik
Sig. 2 Tailed DSEN DSEL DRAB DKAM DJUM Return
0,325
Uji Multikolinearit as Toll
VIF
Uji Heteros kedastis itas Sig
0,78 0,99 0,78 0,25 0,25 0,78
1,28 1,00 1,27 3,89 3,88 1,28
0,000 0,800 0,416 0,141 0,216 0,517
Uji Autok orelas i Nilai DW
2,000
Sumber: data diolah 2016 Berdasarkan hasil uji asumsi klasik pada tabel 2 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal terbukti dengan adanya nilai signifikansi sebesar 0,325 yang telah melebihi standar nilai signifikansi sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data return saham 5
terdistribusi normal. Uji multikolinearitas menunjukkan keseluruhan nilai tolerance angka di atas 10% atau di atas 0,1 dan dilihat dari hasil nilai VIF (Variance Inflation Factor) semua hasil berada di bawah angka 10 atau <10. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearisme antar variabel bebas penelitian. Hasil pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi uji heteroskedastisitas di atas nilai kritis 5% atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas atau dapat dikatakan data bersifat homoskedositas. Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 2 diperoleh angka DW sebesar 2,000. Dihubungkan dengan kriteria pengambilan keputusan hasil tersebut berada pada angka -2 sampai dengan +2 ( -2 ≤ 2 ≤ 2 ). Kesimpulannya adalah tidak tersapat autokorelasi positif maupun negatif pada regresi variabel bebas hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. 4.3
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan, maka didapatkan hasil olah data sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Regresi Linier Berganda
Model 1 (Constant) DSEN DSEL DRAB DKAM DJUM
Unstandardized Coefficients B Std. Error -,001 ,001 -,008 ,027 -,003 ,055 ,023 ,049 ,123 ,053 ,039 ,036
Sumber: lampiran Data tabel 3 didapatkan suatu persamaan regresi sebagai berikut :
Rt = -,001-0,008DSEN- 0,003DSEL + 0,023DRAB + 0,123DKAM + 0,039DJUM +e
Analisis regresi menunjukkan hubungan antara variabel dependen Y dengan variabel independen X. Berdasarkan hasil rumus regresi di atas terlihat adanya hubungan negatif. Tabel 4 Model Summary Hasil Regresi Linier Berganda
Model 1
R ,266 a
R Square ,071
Adjusted Std. Error R of the Square Estimate ,031 ,0101945 7
Sumber : lampiran Dari hasil output SPSS model summary besarnya adjusted R Square sebesar 0,031, artinya 3,1% variasi return dipengaruhi oleh variabel hari perdagangan sedangkan 96,9 % dipengaruhi oleh faktor lain. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan secara parsial sehingga dimunculkan uji statistik t, yaitu menguji untuk mengetahui secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah. Hasil t ditunjukkan dalam tabel 5 Tabel 5 Hasil Uji Statistik Parsial No 1 2 3 4 5
Variabel Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
t -1,086 -0,311 -0,062 0,467 2,322
sig 0,756 0,950 0,642 0,022 0,280
Sumber : lampiran Hasil uji parsial menunjukkan bahwa hari Senin, Selasa, Rabu dan Jumat memiliki tingkat signifikansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kritis 5%, maka hari perdagangan tersebut tidak berpengaruh terhadap return. Hari 6
Kamis memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,022 yang lebih rendah dari nilai kritis, maka dapat disimpulkan bahwa hari perdagangan Kamis berpengaruh terhadap return saham. Pengambilan keputusan secara menyeluruh yaitu untuk melihat apakah hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) berpengaruh terhadap return saham indeks LQ45 , dilakukan uji simultan atau disebut uji F. Hasil uji F ditunjukkan dalam tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Uji Statistik F b
ANOVA
Model 1 Regres
Sum of Squar es ,001
Mean Squa df re 5 ,000
F 1,78
sion Residu al
,012
117
Total
,013
122
Sig. ,121 a
,000
Sumber : lampiran Hasil uji F memperlihatkan signifikansi sebesar 0,121 yang lebih tinggi dari nilai kritis sebesar 5%, hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel hari perdagangan.
4.4
Interpretasi Hasil Penelitian
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hari perdagangan terhadap pergerakan return saham indeks LQ45 periode Februari-Juli 2015. The day of the week effect merupakan pola perilaku return saham dari hari ke hari dalam satu minggu, pada saat tertentu, return saham secara sistematis akan lebih tinggi atau lebih rendah pada hari-hari lainnya dalam satu minggu. Pengujian pengaruh day of the week effect pada return saham indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia periode Februari sampai dengan Juli 2015 bertentangan dengan penelitian Wawan Kristianto dan J. Sukmawati Sukamulja (2014) dan Putu Sukma Handayani dan I Wayan Suartana (2015) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh day of the week effect terhadap return saham. Hasil pengujian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hari Prasetyo (2006), Yanuar Bachtiar (2009) dan Dian Nurlaily Fitria (2009) yang menyatakan tidak ada pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada masing-masing periode penelitian. Yanuar Bachtiar menyatakan bahwa pada saham LQ45, hari perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham harian dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan tertinggi pada hari Jumat. Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata return saham negatif terendah ada di hari Senin pada angka -0,0065017 sedangkan return tertinggi terjadi pada hari Jumat dengan rata-rata return sebesar 0,0027564. Faktor psikologis dari investor yang pesimis di hari pertama perdagangan menyebabkan return di hari Senin cenderung lebih rendah, selain itu investor cenderung melakukan tindakan korektif atas kinerja saham pada hari Senin dan melakukan aksi positif atau aktif melakukan perdagangan di hari penutupan bursa yaitu hari Jumat.
Perilaku investor memaksimalkan profit taking pada hari Jumat dan adanya bad news yang dikeluarkan oleh perusahaan pada hari penutupan bursa direspon oleh pasar di hari Senin, informasi bad news membuat investor menjual saham dan menurunkan harga saham yang juga berimbas pada turunnya return ke arah negatif. Tidak ditemukan indikasi adanya day of the week effect terhadap return saham pada saham indeks LQ45, terlihat dari uji parsial dengan signifikansi pada tingkat 5%, menunjukkan bahwa hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu dan Jumat tidak mempengaruhi return harian, sedangkan 7
hari Kamis signifikan. Pengujian simultan F juga menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat terhadap return saham indeks LQ45. Hari Kamis memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
yang harus ditanggung oleh pelaku investasi. Sebagai pelaku pasar, investor perlu membaca peluang dengan memperhatikan kondisi harga dan return saham. Investor seharusnya membeli saham pada hari dimana return tinggi dan menjual ketika return cenderung rendah untuk mendapatkan keuntungan. Pada penelitian ini investor seharusnya melakukan pembelian saham pada hari Jumat dan menjual kembali pada hari Senin. Perlu adanya perhatian dari investor bahwa pada hari Senin return negarif berdampak pada kerugian, pelaku pasar modal dapat melakukan transaksi sesuai dengan strategi investasi pada hari perdagangan Selasa, sedangkan hari Rabu perlu ada perhatian khusus karena diindikasikan bahwa return kembali turun ke arah negatif. Hari perdagangan Kamis memperlihatkan kondisi return yang lebih stabil, sehingga investor dianjurkan untuk mempersiapkan strategi investasinya untuk dimaksimalkan pada hari Jumat, karena pada hari Jumat cenderung menghasilkan return yang tinggi. Implikasi penelitian ini bagi akademisi adalah sebagai bahan pebanding teori pasar modal dengan kondisi sebenarnya. Hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya anomali day of the week effect pada saham indeks LQ45 menjadikan semakin memperkaya literatur untuk penelitian selanjutnya dan hal ini juga dapat menjadi daya tarik bagi akademisi untuk meneliti lebih lanjut adanya konsep pasar efisien dan anomali pada pasar saham.
Hasil uji mendukung pernyataan dari Dian Nurlaily Fitria (2009), yang menyatakan adanya pengaruh positif namun tidak signifikan dari hari perdagangan dengan hasil pengaruh terbesar terjadi pada hari perdagangan Kamis. Hal ini diduga terjadi dikarenakan investor memaksimalkan strategi investasi untuk melakukan profit taking dan memaksimalkan keuntungan menuju akhir pekan, sehingga aktivitas di bursa cenderung meningkat. Disamping hal tersebut, hari Kamis memiliki hari libur tebanyak dalam periode amatan, sehingga terdapat return 0,00 yang artinya tidak ada perbedaan harga saham pada hari ini dan hari sebelumnya yang berakibat terhadap keuntungan berupa return saham menjadi 0%. Hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu dan Jumat tidak memiliki pengaruh signifikan dikarenakan kondisi saham indeks LQ45 yang cenderung stabil dan investor lebih melakukan pengamatan terhadap kondisi pasar dan melakukan evaluasi kinerja saham, sehingga belum ada transaksi saham yang tinggi pada hari perdagangan tersebut. 4.5
Implikasi Penelitian Implikasi dari penelitian ini bagi pelaku pasar modal yaitu terkait bagaimana menilai suatu informasi yang masuk ke pasar modal. Pada hakikatnya pasar modal menjanjikan kauntungan berupa return bagi para investor atau pemodal, namun tanpa strategi investasi dan analisis yang tepat atas informasi yang tersedia, keuntungan tersebut dapat berbalik menjadi kerugian dan resiko
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Hasil dari pengujian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat secara simultan atau uji bersama-sama tidak 8
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham indeks LQ45 periode Februari sampai dengan Juli 2015, sehingga h1 ditolak. 2. Berdasarkan uji statistik t atau uji parsial, diperoleh hasil bahwa hanya hari Kamis yang berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks LQ45 periode Februari sampai dengan Juli 2015, sedangkan hari perdagangan lain yaitu Senin, Selasa, Rabu dan Jumat tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return saham indeks LQ45 periode Februari sampai dengan Juli 2015. 3. Rata-rata return harian saham menunjukkan bahwa return terendah menuju arah negatif terjadi pada hari Senin, kemudian naik pada hari Selasa dan turun kembali ke arah negatif pada hari Rabu, pada hari Kamis kembali menunjukkan adanya peningkatan hingga mencapai puncaknya pada hari Jumat, sehingga return tertinggi berada pada hari perdagangan Jumat. 5.2
Saran
1. Bagi investor, return negatif yang terjadi pada saham-saham indeks LQ45 perode Februari-Juli 2015 di hari perdagangan Senin dan Rabu dapat menjadi capital loss yang merugikan, sehingga investor perlu menahan diri untuk melakukan transaksi di bursa, kemudian mengkaji seluruh informasi yang relevan untuk menghindari kerugian. 2. Melihat adanya keterbatasan penelitian ini, maka penelitian selanjutnya perlu menambah periode penelitian yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat . 3. Penelitian ini menggunakan sampel indeks LQ45, sehingga perlu pengembangan objek penelitian, yaitu dapat dilakukan penelitian terhadap objek saham non LQ45 maupun
indeks lain yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. 4. Investasi di pasar modal cenderung bersifat jangka panjang, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait dengan anomali saham, yaitu anomali musiman (seasonal anomaly), anomali perusahaan (firm anomaly), anomali peristiwa atau kejadian (event anomaly) dan anomali akuntansi (accounting anomaly). DAFTAR PUSTAKA
Agung Kristiawan. 2010. Analisis Return Jumat dan Return Senin pada Indeks Likuiditas 45 di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik Vol. 7, No. 1: 4662. Dian Nurlaily Fitria. 2006. Pengaruh Day Of The Week Effect Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Syari’ah Universitas Negeri Sunan Kalijaga. Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi (Edisi Pertama). Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Eliza Noviriani. 2012. Analisis Seasonal Anomaly pada Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Indeks LQ45 Tahun 2010). Skripsi. Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Gharaibeh, Ahmad Mohammad Obeid dan Abdullah Ali Tami Swailem Al Azmi. 2015. Test of the day of the 9
week effect : The Case of Kuwait Stock Exchange. Asian Economic and Financial Review Hari Prasetyo. 2006. Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return, Abnormal Return dan Volatilitas Return Saham (Studi Pada LQ 45 Januari-Desember 2005). Tesis. Semarang : Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. https://ca.finance.yahoo.com/ Januari 2015
diakses
18
http://www.britama.com/index.php/2015/01/da ftar-saham-indeks-lq-45-periodefebruari-juli-2015/ diakses 18 Januari 2015 Imam
Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Jogiyanto Hartono, 2008, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Investasi di Pasar Modal, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Putu Sukma Handayani dan I Wayan Suartana. 2015. Pengaruh Hari Perdagangan pada Abnormal Return dan Volatilitas Return Saham Indeks LQ45. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 : 916-932. Rakibul Islam dan Nadira Sultana. 2015. Day Of The Week Effect On Stock Return And Volatility : Evidence From Chittagong Stock Exchange. European Journal Of Business And Management, Vol 7, No. 3 : 165-172 Rizky Yudaruddin. 2014. Statistik Ekonomi Aplikasi Dengan Program SPSS Versi 20. Yogyakarta : Interpena. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
........... 2013. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE Yogyakarta, Edisi Kedelapan, Yogyakarta.
Wawan Kristianto dan J. Sukmawati Sukamluja. 2014. The Day of the Week Effect Pada Pasar Modal ASEAN (Indonesia, Malaysia dan Singapura) Periode 2003-2013.
Junet Pamungkas. 2006. Analisis Gejala Day Of The Week Effect pada Return Reksadana di Indonesia. Tesis. Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada.
Yanuar Bachtiar. 2009. Day Of The Week Effect Terhadap Reurn dan Volume Perdagangan Saham LQ 45 dan Non LQ45. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13 No. 3 : 487-497.
M. Darmadji dan M. Fakhrudin. 2001, Perangkat dan Model Analisis
10