Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Sumantri Bojonegoro no 1 Gedung Meneng Bandar Lampung
ANALISIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT SAHAM LQ45 BERDASARKAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN DALAM PERIODE 2007-2008 (Skripsi)
Oleh
Nama NPM Jurusan Konsentrasi Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
: Lucy Oktrida Hutahaean : 0611011084 : Manajemen : Manajemen Keuangan : Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E. : Asep Unik, S.E., M.E.
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2010
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Secara perlahan namun pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Konsep pasar modal yang mulai berkembang adalah konsep pasar modal efisien. Semenjak Fama (1970) dalam buku Jogiyanto (2003) mengemukakan hipotesis pasar efisien, banyak peneliti di dunia mencoba membuktikan hipotesis tersebut. Fama mendefinisikan pasar efisien sebagai suatu pasar dimana harga yang tercipta mencerminkan tersedianya informasi secara penuh. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis dalam pengambilan keputusan karena informasi menyajikan keterangan dan berbagai catatan atau gambaran baik keadaan masa lalu, sekarang atau masa yang akan datang.
Indikator pasar modal yang efisien adalah harga saham mencerminkan informasi yang relevan, pasar berjalan dengan random walk dimana harga di masa lalu tidak dapat dipergunakan untuk meramalkan harga di masa sekarang atau di masa yang
2
akan datang, maka harga mengandung unsur surprise atau kejutan. Kejutan ini terjadi akibat adanya informasi baru yang tidak dapat diprediksi sebelumnya yang akan mempengaruhi harga saham. Harga saham akan mencerminkan semua informasi relevan yang tersedia, sebab terjadi persaing dari para analis investasi untuk mempelajari bisnis perusahaan, lingkungan yang mempengaruhi, hubungannnya dengan pergerakan harga di pasar, dan segala macam informasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Persaingan yang ada ini akan menyebabkan harga saham mencerminkan harga sebenarnya.
Fama membagi bentuk pasar efisien menjadi tiga kategori untuk mengklasifikasikan informasi yang relevan, yakni : a. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form) Efisiensi pasar bentuk lemah menunjukan bahwa harga yang tercipta sudah merefleksikan semua informasi historis. Hipotesa ini menyatakan bahwa data pasar masa lalu seharusnya tidak berkaitan dengan keadaan di masa depan (random walk theory) b. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (Semi strong form) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga sekuritas menyesuaikan diri secara cepat terhadap semua informasi publik yang dikeluarkan c. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong form) Efisiensi pasar bentuk kuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat.
3
Pada pasar modal yang efisien, informasi yang baru akan segera diantisipasi oleh para pelaku pasar dalam memutuskan keputusannya membeli atau menjual. Hal ini menyebabkan perubahan terhadap harga, dan selanjutnya harga akan stabil kembali. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga saham, maka semakin efisien pasar modal tersebut. Disamping itu juga pada pasar modal efisien harga-harga bergerak random, investor tidak dapat menggunakan analisisanalisis teknikal untuk mendapat keuntungan. Dengan demikian maka akan sulit bagi investor untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal pada pasar modal yang efisien.
Efficient Market Hypothesis menjadi suatu perdebatan yang menarik. Terdapat banyak penelitian memberikan bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien namun disisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan munculnya berbagai perilaku ketidakteraturan akan penyimpangan-penyimpangan yang bisa dikenali di dalam pasar modal. Ketidak teraturan ini disebut sebagai anomali pasar (market anomalies). Dalam keadaan anomali pasar, hasil yang ditimbulkan akan berlawanan dengan hasil yang diharapkan pada posisi pasar modal yang efisien dimana seorang investor mendapatkan keuntungan di atas normal atau abnormal return pada kondisi pasar modal efisien. Anomali pasar tersebut antara lain adalah low P/E ratio, January effect, size effect, serta The day of the week effect.
The day of the week effect adalah suatu anomali musiman (seasonal anomaly) atau efek kalender (calendar effects) yang terjadi pada pasar finansial yaitu ketika
4
return saham pada hari Senin secara signifikan negatif (Mehdian dan Perry, 2001). The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran, 1996). Pada teori pasar efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan. Namun fenomena day of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing masing hari perdagangan dalam satu minggu. Dimana pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif dan pada akhir pekan yaitu hari Jumat memiliki return tertinggi. Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien
Penelitian-penelitian empiris tentang berbagai anomali pasar The day of the week effect telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Sejumlah besar para peneliti berasumsi bahwa distribusi return saham adalah identik bagi keseluruhan hari. Namun terdapat alasan untuk curiga bahwa mungkin distribusi return bervariasi tergantung hari perdagangan, adanya kenyataan bahwa ada dampak terhadap return pada hari Senin yang cenderung negatif terendah dibandingkan hari-hari perdagangan lainnya.
Pada penelitian terdahulu yang sudah dilakukan di luar negeri, Gibbons dan Hess menyimpulkan bahwa dalam penelitian hariannya (daily) hal yang paling nyata ditemukan adalah pada hari Senin ditemukan rendahnya return yang tidak biasa (bahkan ada yang negatif), yang secara langsung mengindikasikan bahwa rata-rata return harian tidak selalu konstan sepanjang hari dalam setiap minggu. Beberapa penjelasan coba diteliti oleh Gibbons dan Hess untuk menjelaskan fenomena
5
tersebut, namun tidak menemukan alasan yang signifikan. Peneltian lainnya dilakukan oleh Lakonishok & Marbely (1996) dalam studinya yang berjudul factor-faktor yang mempengaruhi return saham harian di New York Stock Exchange (NYSE). Mereka menduga bahwa return saham di NYSE dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individual. Kesimpulan dari hasil yang didapat adalah bahwa hasrat individual melakukan transaksi pada hari Senin cenderung lebih tinggi dari hari perdagangan lainnya. Tinggi aktivitas perdagangan hari Senin tersebut lebih disebabkan oleh keinginan investor individual untuk menjual saham lebih tinggi daripada keinginan investor individual untuk membeli saham sehingga harga saham cenderung rendah untuk perdagangan pada hari Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya.
Tingginya hasil jual untuk hari perdagangan Senin menurut Dyl dan Mabely (1988) karena adanya kecenderungan informasi yang tidak menyenangkan datang ke pasar setelah perdagangan di tutup di hari Jumat. Sementara itu, dampak return negatif ini juga dapat dilihat dari sisi psikologis para investor. Seperti yang diungkapkan pada penelitian Rystrom dan Benson (1989) dalam Algifari yang melihat Monday Effect dari sisi psikologis dimana return negatif yang terjadi pada hari Senin karena adanya sikap yang tidak suka atau “bad day” terhadap hari perdagangan hari Senin, karena hari perdagangan hari Senin merupakan hari pertama dari lima hari kerja.
Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia, Kamaludin menemukan adanya The day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia untuk periode 1999-2003,
6
dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Jumat secara signifikan (Kamaludin 2004). Cahyaningdyah juga berhasil menemukan The day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia untuk periode 2001-2003, dimana return terendah terjadi pada hari Senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari Jumat (weekend effect).
Adanya anomali musiman pada pasar finansial menyebabkan return pada hari Senin dapat diprediksi oleh investor. Sehingga investor dapat merancang suatu pedoman pasar yang dapat memanfaatkan pola musiman tersebut untuk mendapatkan abnormal return. Padahal seharusnya pada pasar yang efisien tidak akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan abnormal return atau return yang tidak normal.
Dari uraian tersebut diatas maka yang dimaksud dengan abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi atau return yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Model yang biasa digunakan untuk menghitung abnormal return ini ialah market model atau CAPM.
Berdasarkan penelitian empirik maupun riset mengenai pola return saham yang dihasilkan dari kajian atau penelitian terdahulu. Maka hal ini merupakan
7
fenomena yang cukup menarik untuk dilakukan kajian lebih lanjut dan komprehensif agar bisa didapat suatu gambaran yang lengkap dan jelas.
Penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah pasar modal Indonesia ini terdapat anomali pasar berupa The day of the week effect dimana return pada hari Senin signifikan negatif dibandingkan hari-hari lainnya sehingga memberikan dampak abnormal return bagi investor.
Pada periode penelitian ini, penulis menggunakan objek saham yang masuk dalam LQ45 karena memperhitungkan saham-saham yang aktif diperjual belikan serta berkapitalisasi besar yang sangat mempengaruhi IHSG. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias yang dapat ditimbulkan oleh saham tidur yang ada di BEI. Berikut grafik Indeks LQ45 yang mencerminkan aktifitas saham-saham yang aktif diperjual belikan di pasar modal Indonesia.
Gambar 1. Grafik Indeks LQ45 tahun 2007-2008
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. Seluruh aktifitas saham-saham di Bursa
8
Efek Indonesia (BEI) akan tercermin pada IHSG ini. Berikut gambar grafik pergerakan IHSG yang mencerminkan keseluruhan pasar modal Indonesia.
Gambar 2. Grafik IHSG tahun 2007-2008
Gambar 1dan 2 menunujukan pola grafik yang hampir sama antara grafik LQ45 dan IHSG. Hal ini menunjukan bahwa LQ45 memberikan kapitalisasi besar pada IHSG.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merasa tertarik atas penelitian tentang anomali pasar efisien berdasarkan analisis The day of the week effect pada saham LQ45 tahun 2007-2008. Maka tulisan ini diberi judul “ANALISIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT SAHAM LQ45 BERDASARKAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN DALAM PERIODE 2007-2008”
9
1.2 Rumusan Masalah
Harga saham pada pasar modal yang telah mencerminkan semua informasi yang relevan disebut dengan pasar modal efisien. Namun didalam suatu pasar modal yang efisien juga ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang disebut anomali pasar. Salah satu bentuk anomali pasar ialah The day of the week .Suatu anomali The day of the week pada pasar yang efisen menurut French (1980) dan Gibbons & Hess (1981) ialah bahwa anomali The day of the week akan menunjukan harga saham pada hari Senin akan cenderung turun yaitu memiliki return yang cenderung negatif dan meningkat pada hari Jumat yaitu memiliki return positf. Dengan kata lain dengan adanya fenomena ini investor dapat memanfaatkan abnormal return ini pada suatu anomali pasar efisien untuk memperoleh keuntungan diatas rata-rata pasar. Penelitian ini akan menguji anomali pasar efisien berdasarkan analisis The day of the week effect di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang akan diteliti ialah : 1. Apakah terjadi perbedaan rata-rata return antar hari perdagangan 2. Apakah terdapat anomali pasar (abnormal return) pada saham LQ45 sehingga membuktikan keberlakuan The day of the week effect? 3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada hari Senin dengan abnormal return hari-hari lainnya.
10
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan The day of the week effect berdasarkan return dan abnormal return dalam periode 2007-2008.
Manfaat Penelitian
Bagi Masyarakat
1. Untuk menambah wawasan bagi investor yang akan berinvestasi di pasar saham dan memberikan sumbangan pemikiran kepada investor dalam menentukan kebijakan investasi 2. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan kajian mengenai masalah yang dibahas.
Bagi Peneliti
Memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
11
1.4 Kerangka Pemikiran
Efisiensi Pasar
BEI
Saham teraktif LQ45
Harga Saham LQ45 dan IHSG
Return&Risk Saham LQ45 Harian
Return&Risk Pasar Harian
Ekspektasi Return Saham Abnormal return Analysis of Variance (ANOVA) Uji Beda Rata-rata (t-test)
12
1.5 Hipotesis Konsepsual
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, hipotesis konsepsual yang diajukan ialah :
Terdapat perbedaan rata-rata return antar hari perdagangan di BEI
Pada saham-saham LQ45 di BEI selama tahun 2007-2008 terdapat The Day of The Week Effect.
Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada hari Senin dengan abnormal return hari-hari lainnya
13
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pasar Modal (capital market)
Pengertian Pasar Modal (capital market)
Pasar modal dalam arti yang sempit adalah suatu tempat yang terorganisir dimana sekuritas atau efek diperdagangkan. Sedangkan pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Definisi pasar modal menurut Kamus Besar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak-pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu satu tahun ke atas. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal adalah :
14
Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan Public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal memiliki fungsi sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Maka pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Di dalam fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Fungsi keuangan pasar modal ialah dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil
Pasar modal memiliki fungsi di dalam perkembangan perekonomian suatu negara yaitu : a. Sarana untuk menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan kedalam kegiatan-kegiatan yang produktif b. Sumber pembiayaan yang murah, mudah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha sekaligus menciptakan kesempatan kerja d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi
15
e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral f. Menekan tingginya tingkat suku bunga menuju suatu ”rate” yang rasionable g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, rights, warrants, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang telah ditetapkan Bapepam sebagai efek.
Undang-undang pasar modal menjelaskan delapan jenis efek. Dari efek-efek tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut : a. Efek Penyertaan Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk ikut serta ke dalam equity suatu perusahaan, yakni menjadi pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Yang termasuk dalam efek penyertaan ialah : 1. Saham dengan berbagai jenisnya 2. Derivatif : bukti warrant, right, opsi (put atau call) 3. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif 4. Kontrak berjangka atas efek
16
b. Efek Utang Efek utang adalah dimana penerbitnya (issuer) yang mengeluarkan atau menjual surat utang dengan kewajiban menebus kembali suatu saat nanti sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak dan disertai bunga, baik yang dihitung secara diskon (discount rate) ataupun secara perhitungan biasa (interest bearing). Tetapi khusus terhadap efek pasar modal, perhitungan bunga secara diskon jauh lebih sering digunakan, antara lain pada : 1. Obligasi 2. Surat berharga komersial 3. Surat pengakuan utang 4. Tanda bukti utang c. Efek Konversi Efek konversi adalah efek yang sebenarnya adalah efek utang akan tetapi pada saat yang telah ditentukan dapat menukarkan efek tersebut dengan efek penyertaan.. Baik pertukaran tersebut diwajibkan atau ada pilihan dari pihak pemegang efek yang bersangkutan. Inilah yang disebut dengan obligasi konversi d. Efek Derivatif Efek derivatif ialah bentuk turunan dari efek-efek sebelumnya. Jenis efek yang ditawarkan kepada publik sebenarnya hanyalah kelanjutan dari efek yang telah ada terlebih dahulu dipasarkan. Bentuk efek derivatif ialah right, warrant, opsi dan lain-lain.
17
2.2 Saham LQ45
LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (cair) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar, dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu saham untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah sebagai berikut: 1.
Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
2.
Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular
3.
Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45
4.
Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan 15 saham tersebut adalah: a. Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler. b. Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler
18
c. Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk perhitungan indeks LQ45 5.
Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.
Hari dasar pada Indeks LQ45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Akan tetapi untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100.
Saham-saham yang termasuk dalam perhitungan LQ45 seringkali dijadikan sample dalam penelitian yang mengambil saham-saham yang akan diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan saham-saham tersebut merupakan saham-saham yang paling likuid dan memiliki tingkat keaktifan yang cukup tinggi dalam perdagangan bursa.
19
2.3 Pasar Efisien
2.3.1
Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis)
Sebuah pasar modal dikatakan efisien jika harga sekuritas menyesuaikan secara cepat terhadap setiap informasi baru. Jadi harga sekuritas saat itu mencerminkan semua informasi tentang sekuritas tersebut (Reilly 2003).
Beaver (1989) di dalam Jogiyanto (2003:381) mendefinisikan efisiensi pasar sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. a. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Intrinsik Sekuritas Berdasarkan konsep ini, efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh hargaharga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknya (Beaver, 1989). Dengan demikian, suatu pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya. b. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi dari Ekspektasi Harga Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien yaitu dengan menggunakan informasi yang tersedia investor-investor secara akurat dapat mengekspektasikan harga dari sekuritas bersangkutan. c. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Distribusi Informasi Beaver (1989) mendefinisikan jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang akan mendapatkan set informasi tersebut.
20
d. Definisi Efisiensi Pasar Didasarkan pada Proses Dinamik Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris, yaitu setiap orang memiliki informasi ini.
2.3.2
Asumsi Pasar Modal yang Efisien
Dalam pasar modal yang efisien berlaku beberapa beberapa asumsi antara lain: a. Terdapat banyak sekali pelaku pasar yang memaksimalkan profit, menganalisa dan menilai sekuritas, masing-masing pelaku independen terhadap yang lain. b. Informasi yang baru mengenai sekuritas muncul di pasar secara random dan timing pengumumannya independen antara satu informasi dengan informasi lainnya. c. Investor yang memaksimalkan profit menyesuaikan harga sekuritas dengan cepat untuk menggambarkan pengaruh dari informasi baru.
2.3.3
Pentingnya Pasar Modal yang Efisien
Keadaan suatu pasar modal yang efisien akan mengikis habis semua praktekpraktek yang akan merusak mekanisme pasar modal seperti misalnya pemalsuan data dan informasi keuangan emiten termasuk insider trading, sebab analis yang menganalisa perusahaan tersebut secara komprehensif akan mampu memberikan koreksi dan penyesuaian terhadap kesalahan informasi
21
tersebut. Dalam pasar modal efisien tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada yaitu tidak akan mampu memperoleh informasi guna memperoleh return secara konsisten diatas pasar. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau “stock prices reflect all available information”. Biaya transaksi dan biaya informasi akan rendah serta harga sekuritas telah mencerminkan seluruh informasi yang dibutuhkan. Para manager perusahaan akan berusaha keras membangun kepercayaan investor. Dalam pasar modal yang efisien juga tidak ada satupun investor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga sekuritas pada pasar. Efisiensi pasar modal akan melindungi investor-investor kecil.
2.3.4
Bentuk-bentuk Efisiensi Pasar
Secara umum efisiensi pasar dibagi menjadi dua yaitu external efficiency dan internal efficiency. External efficiency menunjukkan bahwa pasar berada dalam keadaan keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham atas informasi yang tersedia di pasar tidak bisa memberikan tingkat keuntungan di atas keuntungan keseimbangan. Sedangkan internal efficiency adalah bahwa pasar modal tidak saja memberikan harga yang tepat tetapi juga memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh para pembeli dan penjual dengan biaya yang serendah mungkin.
22
Bentuk efisiensi pasar dapat juga didasarkan pada ketersediaan informasi (informationally efficient market) atau kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia (decisionally efficient market). Pembagian ini didasarkan adanya dua jenis informasi dalam pasar modal yaitu informasi yang langsung dapat dipakai untuk mengambil keputusan dan informasi yang harus diolah terlebih dahulu. Sehingga efisiensi pasar tidak saja didasarkan pada ketersediaan informasi, tetapi juga pada ketepatan pelaku pasar mengambil keputusan atas informasi tersebut.
2.3.4.1 Efisiensi Pasar Secara Informasi
Fama membagi secara umum efisiensi pasar menjadi tiga, antara lain: a. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (weak form) Efisiensi pasar bentuk lemah mengasumsikan bahwa harga saham itu mencerminkann secara utuh semua informasi pasar saham, termasuk harga historis, rates of returns , data volume perdagangan, dan semua informasi yang bisa dipelajari dari pasar lainnya seperti transaksi oddlot, perdagangan block, dan transaksi oleh exchange specialist. Karena harga sudah merefleksikan semua informasi historis maka hipotesa ini menyatakan bahwa data pasar masa lalu seharusnya tidak berkaitan dengan keadaan di masa depan (random walk theory). Untuk pasar efisien bentuk lemah, investor tidak lagi menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
23
b. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi strong form) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga sekuritas menyesuaikan diri secara cepat terhadap semua informasi publik yang dikeluarkan. Informasi publik ini merupakan semua informasi pasar ditambah dengan informasi lainnya yang tidak ada di pasar namun diketahui oleh publik, seperti pengumuman laba, rugi dan deviden, stock split, berita ekonomi, berita politik, dan lain sebagainya. Jadi hipotesis ini mengimplikasikannya bahwa jika seorang investor mendasarkan keputusannya pada informasi yang telah dipublikasikan maka dia tidak akan mendapatkan return di atas rata-rata karena harga saham setelah informasi dipublikasikannya telah mencerminkan semua informasi untuk publik (Reilly, 2000). c. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (strong form) Efisiensi pasar bentuk kuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Hal ini berarti tidak sekelompok investor pun yang mempunyai akses monopoli terhadap informasi yang relevan terhadap pembentukan harga.
Tujuan dari Fama (1970) membedakan ke dalam 3 macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan
24
komulatif yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat.
Gambar 3. Tingkatan komulatif dari ketiga bentuk pasar efisien. Pasar efisien bentuk kuat Pasar efisien bentuk setengah kuat Pasar efisien bentuk lemah
Tingkatan komulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk setangah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah dan seterusnya.
2.3.4.2 Efisiensi Pasar Secara Keputusan
Efisiensi secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut versi Fama yang didasarkan kepada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya adalah jika efisiensi pasar secara informasi hanya memepertimbangkan sebuah faktor saja yaitu ketersediaan informasi saja, maka efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua faktor, yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar. Karena melibatkan lebih banyak faktor dalam menentukan pasar yang efisien, suatu pasar yang efisien secara keputusan merupakan efisiensi
25
pasar setengah kuat yang lebih tinggi dibandingkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi.
Gambar 4. Tingkat komulatif dari keempat bentuk pasar efisien
Pasar efisien bentuk lemah Pasar efisien bentuk setengah kuat secara informasi Pasar efisien bentuk setengah kuat secara keputusan Pasar efisien bentuk kuat
2.4 Pengujian Efisiensi Pasar
Fama (1970) dalam buku Jogiyanto membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasar. Namanama pengujian yang diusulkan adalah sebagai berikut 1. Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak form test), yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan. 2. Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi-strong-form test), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan, 3. Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong-form test), yaitu untuk menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas.
26
Selanjutnya, Fama mengubah nama ketiga macam kategori tersebut menjadi : 1. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujianpengujian pendugaan return (tests for return predictability) 2. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat di ubah menjadi studi-studi peristiwa (event studies) 3. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat diusulkan menjadi pengujianpengujian terhadap informasi privat (tests for private information).
2.5 Anomali Pasar
Anomali pasar berarti terjadi penyimpangan terhadap hipotesis kondisi pasar modal yang efisien yang erat kaitannya dengan pola return yang random serta ketidakmampuan investor untuk mendapatkan return secara konsisten diatas ratarata return pasar. Anomali muncul pada semua bentuk efisiensi pasar, baik efisiensi pasar bentuk kuat, semi kuat dan lemah. Dengan adanya anomali ini para investor dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan abnormal return.
Pasar yang efisien merupakan suatu bentuk aplikasi teori kompetensi, dimana terdapat competitive return at the margin terhadap kegiatan ekonomi sehingga para investor dapat memperoleh dan memproses informasi yang mengizinkannya untuk memperoleh laba ekonomi. Terdapat dua penjelasan mengenai earning anomali harga, yaitu : 1. Pasar benar-benar tidak efisien, yang merupakan bentuk kegagalan pasar modal
27
2. Pasar efisien dan abnormal return diukur dan dibiaskan dari penafsiran laba ekonomi karena : a.
Biaya perolehan dan pemrosesan informasi cukup besar yang menyebabkan return dapat dideteksi para pelaku kegiatan ekonomi
b.
Rate of return para investor salah
c.
Salah penaksiran abnormal rate of return.
Merupakan kegagalan para peneliti untuk mengkontruksi teori yang tepat atau ukuran perilaku harga yang tepat dalam pasar modal yang efisien. Dengan kata lain teori yang ada tidak dapat menjelaskan fenomena yang terjadi.
Didalam teori keuangan, terdapat empat macam anomali pasar efisien, yaitu : 1. Anomali perusahaan (firm anomaly) Anomali perusahaan terdiri dari : a. Size anomaly Return pada perusahaan kecil cenderung lebih besar walaupun sudah disesuaikan dengan risiko. b. Closed-end mutual fund Return pada close-end funds yang dijual dengan potongan cenderung lebih tinggi. c. Neglect Perusahaan yang tidak diikuti oleh banyak analis cenderung menghasilkan return lebih tinggi.
28
d. Institutional holdings Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi cenderung memiliki return lebih tinggi
2. Anomali musiman (seasonal anomaly) Anomali musiman terdiri dari : a. January effect Harga sekuritas cenderung naik di bulan Januari, khususnya di hari-hari pertama. b. The day of the week effect Harga sekuritas cenderung turun di hari Senin c. Time of day effect Harga sekuritas cenderung naik di 45 menit pertama dan 15 menit terakhir perdagangan. d. Seasonal effect Saham perusahaan dengan penjualan musiman tinggi cenderung naik selama musim ramai. e. Holidays efffect Ditemukan return positif pada hari terakhir sebelum liburan.
3. Anomali peristiwa (event anomaly) Anomali peristiwa terdiri dari : a. Analysts’ recommendation anomaly
29
Semakin banyak analis merekomendasi untuk membeli suatu saham, semakin tinggi peluang harga akan turun. b. Listing anomaly Harga sekuritas cenderung naik setelah perusahaan mengumumkan akan melakukan pencatatan saham di Bursa c. Value line anomaly Harga sekuritas akan terus naik setelah Value Line menempatkan rating perusahaan pada urutan tinggi.
4.
Anomali akutansi (accounting anomaly) Anomali akuntansi terdiri dari : a. Price earnings ratio anomaly Saham dengan P/E ratio rendah cenderung memiliki return yang lebih tinggi. b. Earnings surprise Saham dengan capaian earnings lebih tinggi dari yang diperkirakan cenderung mengalami peningkatan harga. c. Price to book anomaly Jika memiliki rasio rendah cenderung berkinerja lebih baik d. Dividend yield anomaly Jika memiliki yield tinggi cenderung berkinerja lebih baik e. Earnings momentum anomaly Saham perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan earning meningkat cenderung berkinerja lebih baik
30
2.6 The Day of The Week Effect
The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran 1996). Return yang signifikan negatif terjadi pada hari Senin, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari lainnya. Monday Effect adalah salah satu bagian dari The day of the week effect.
The day of the week effect merupakan bagian dari anomali musiman. Penelitian yang mencoba menguji ada tidaknya efek akhir pekan pada bursa saham di Amerika Serikat sudah banyak dilakukan. Pada prinsipnya, penelitian-penelitian tersebut dimaksudkan untuk menguji hipotesis pasar efisien dengan mencoba membuktikan apakah seseorang mampu memperoleh abnormal return dengan menggunakan strategi hari perdagangan.
French (1980) dan Gibbons & Hess (1981) mengatakan bahwa presentase perubahan pada hari Senin adalah negatif sedangkan pada hari yang lain adalah positif. Presentase perubahan harga di hari Rabu dan Jumat adalah lebih besar dari hari Selasa dan Kamis. Terdapat perbedaan yang jelas dari segi presentase perubahan harga saham bergantung pada hari dalam minggu perdagangan yang dijalankan. Keadaaan yang bertentangan dengan pergerakan harga secara random ini merupakan suatu anomali yang tidak dapat diterangkan dengan hipotesis pasaran efisiensi bentuk lemah.
31
Pada beberapa literatur keuangan memberikan alasan mengenai adanya efek pada akhir pekan yang menyebabkan nilai rata-rata return pada hari Senin cenderung negatif dibandingkan dengan hari lainnya seperti yang dikemukakan Taufiq Choudy Y. (2000) dalam penelitiannya, antara lain disebabkan karena tidak adanya negoisasi sepanjang akhir pekan; informasi yang diterima pada hari Senin merupakan informasi yang seharusnya terjadi selama akhir pekan atau bisa dikatakan informasi yang sudah tidak valid. Selain itu, informasi pribadi dapat diterima sepanjang minggu, sedangkan informasi publik hanya dapat diterima pada hari kerja saja.
Dengan pengujian berbagai macam kesalahan pengukuran, The day of the week effect ini dapat dijelaskan antara lain: 1. Penundaan antara perdagangan dan penyelesaian pada saham dan kliring 2. Perbedaan waktu antara perdagangan dengan non-perdagangan 3. Pemilihan waktu yang tepat bagi perusahaan manapun pemerintah untuk mengeluarkan informasi atau berita 4. Perbedaan waktu antara negara yang bersangkutan dengan pasar.
Fortune (1991:23) menyarankan sebaiknya perusahaan ataupun pemerintah agar memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan berita atau informasi (coorporate action) yaitu pada saat perdagangan sedang berlangsung. Ketika informasi tersebut diterima oleh investor, dan ketika investor ternyata menerima berita yang tidak baik pada waktu mendekati hari Jumat, sehingga investor tidak bereaksi sampai perdagangan hari Senin dibuka. Alasan lain mengatakan untuk efek hari
32
Senin dapat terjadi karena kesalahan perhitungan pada return portofolio. Jika return pada hari Senin rendah bahkan secara partial dalam kaitannya dengan kesalahan yang positif pada harga hari Jumat dan jika kesalahan ini bertukar dari waktu ke waktu dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata kesalahan pada hari Jumat akan cenderung untuk menghasilkan average return hari Senin yang lebih rendah.
Teori The day of the week effect terhadap return bursa saham dan beberapa teori yang telah dikemukakan mengenai anomali pada periode waku tertentu masih beragam.
2.7 Penelitian terdahulu
Hasil penelitian anomali musiman The day of the weekeffect pada bursa saham dalam dan luar negeri masih beragam. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan dan memberikan hasil yang berbeda seperti yang dikutip dari Affiesofyan blog 2009 penelitiannya yang berjudul Analisis Day of the Week Effect Over Trading and Non Trading yaitu sebagai berikut :
2.7.1
Penelitian di luar negeri
a). Eugene F Fama (1970) Terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan di tahun 1970 adalah teori yang diungkapkan oleh Fama dengan hipotesis pasar efisien (Effcient Market Hypothesis). Pasar dikatakan efisien apabila tidak seorang pun baik investor individu maupun investor institusi mampu memperoleh return tidak
33
normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan resiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada. Sejak dikemukakannya teori pasar efisien pada tahun 1970, para peneliti keuangan tertarik untuk terus menguji keabsahannya teori ini. Teori ini terus berkembang hingga pada akhirnya ditemukan beberapa beberapa teori baru atau anomali yang bertentangan dengan konsep teori pasar efisien. Fama menggunakan data-data historis dari pergerakan return dan distribusi alami dari return saham dalam penelitiannya ini. b). Kenneth K French (1980) Kenneth K French dalam penelitiannya yang berjudul Stock Returns and the Weekend Effect, menganalisis dua model alternatif dalam proses mendapatkan return saham. Dalam Callendar Time Hypothesis, prosesnya berlanjut secara terus menerus dan return yang diharapkan untuk hari Senin adalah sebesar tiga kali dari return pada hari perdagangan lainnya. Dalam Trading Time Hypothesis, return dihasilkan hanya pada saat trading days dan return yang diharapkan selama hari perdagangan adalah sama, pada periode penelitiannya dari tahun 1953 sampai 1977. Namun return harian pada portofolio gabungan Standard & Poors yang dilakukan oleh French tidak konsisten dengan model tersebut. Walaupun return rata-rata selama empat hari perdagangan adalah positif, namun return rata-rata untuk hari Senin adalah negatif signifikan selama lima tahun periode penelitian.
34
c). Gibbons dan Pattrick Hess (1981) Gibbons dan Hess dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hal yang paling nyata ditemukan dalam penelitian harian-nya (daily) adalah pada hari Senin, hasil penelitiannya menemukan rendahnya return yang tidak biasa (bahkan ada yang negatif) pada hari Senin, yang secara langsung mengindikasikan bahwa rata-rata return harian tidak selalu konstan sepanjang hari dalam setiap minggu. Ini terbukti dari rata-rata return pada hari Senin yang cendrung rendah. Beberapa penjelasan coba diteliti oleh Gibbons dan Pattrick Hess untuk menjelaskan fenomena tersebut, namun tidak menemukan alasan yang signifikan. d). Richard J Rogalski (1984) Rogalski juga menguatkan bahwa terjadi Monday Effect pada pasar US, namun dalam penelitiannya, Rogalski membagi Close to close ke dalam Trading days dan Nontrading days. Ia menemukan bahwa semua rata-rata return negatif yang terjadi pada Friday close to Monday close yang terjadi selama penelitian terjadi pada saat nontrading period yaitu saat penutupan hari Jumat sampai pembukaan hari Senin. Rogalski juga menemukan bahwa Monday Effect dan Nontrading Weekend Effect adalah berhubungan langsung dengan January Effect (month of the year effect). Dan ia menemukan bahwa rata-rata Return pada hari Senin pada bulan Januari adalah positif dan berhubungan dengan firm size dan pada bulan selain Januari cendrung negatif. Penelitian yang juga menemukan rata-rata return hari senin yang negatif secara signifikan dan rata-rata return hari jumat yang positif secara signifikan dilakukan oleh Lakonishok dan Levi (1982)
35
e). Chiaku Chukwuogor Ndu (2005) Chiaku dalam menyimpulkan bahwa rata-rata pada negara Asia Timur ditemukan indikasi adanya The day of the week effect, namun dari rata-rata return dari pasar yang diteliti rata-rata ditemukan return yang tidak signifikan. Ia menyimpulkan bahwa di negara Taiwan, Thailand, Srilanka, dan Pakistan tidak ditemukan The day of the week effect. Penelitian tersebut identik dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wong, Hui dan Chan (1992). Dan delapan negara dari lima belas negara Asia Pasifik, di dalamnya termasuk Cina, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapore, Korsel, Srilanka, dan Thailand ditemukan return pada hari Senin adalah negatif. Ini mengindikasikan adanya The day of the week effect
2.7.2
Penelitian di Indonesia
a). Tendelilin dan Algifari (1999) Hasil penelitian Tendelilin dan Algifari (1999) yang meneliti 40 saham teraktif di BEI menunjukan bahwa abnormal return positif ditemukan pada hari Selasa, Rabu dan Jumat sedangkan Senin dan Kamis abnormal returnnya negatif. Hal ini mendukung adanya efek akhir pekan pada return saham. Sedangkan Manurung (2001) menunjukan hasil yang berbeda pada penelitiannya periode 1996 -2000 yaitu tidak terdapat efek akhir pekan di Bursa Efek Indonesia b). Ikhsan Binarto, MM FE-UI (2006) Dalam penelitiannya, Ikhsan menguji apakah terdapat pengaruh hari
36
perdagangan terhadap return harian dan apakah terdapat perbedaan return harian antar hari perdagangan dengan menggunakan metode analisis varian (ANOVA). Hal ini dilakukannya untuk menganalisis fenomena The day of the week effect yang selanjutnya ingin mengetahui apakah return dari harihari perdagangan mempunyai pengaruh dan perbedaan yang signifikan. Dari hasil regresi OLS, ANOVA dan Post Hoc Tukey maupun Benferroni terlihat bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return harian, sedangkan pada pengujian ANOVA dapat disimpulkan bahwa return antar hari perdagangan mempunyai perbedaan yang tidak signifikan, artinya BEI mempunyai tingkat keuntungan yang sama pada setiap hari perdagangan kepada para investor. Analisis yang lain yakni uji Run untuk mengetahui apakah return yang terjadi di bursa berpola random atau tidak. Dari hasil analisis Run test dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan periode tidak efisien dalam bentuk lemah karena baik RIHSG mupun RLQ45 berpola tidak random. c). Rr.Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Hasil penelitian yang Iramani lakukan menunjukan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005. Hal tersebut membuktikan bahwa terjadi fenomena pengaruh hari perdagangan pada setiap minggu di Bursa Efek Indonesia, dalam hasil penelitiannya ditemukan return terendah pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Selasa. Hasil empiris ini juga memberikan bukti bahwa terjadi Monday Effect pada Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005. Fenomena week four effect juga berhasil ditemukan pada Bursa Efek
37
Indonesia pada tahun 2005, dimana return negatif signifikan terjadi pada hari Senin minggu ketiga dan keempat setiap akhir bulan. d). Fitria Indah Gayatri (2007) Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitri Indah Gayatri yang meneliti mengenai keberadaan Monday Effect, Monthly Effect dan January Effect pada Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian 2003-2005. Dalam penelitian tersebut digunakan proxy IHSG. Hasil dari penelitiannya adalah untuk pengujian monthly effect ditemukan terdapat monthly effect di Pasar Indonesia. Pada pengujian January Effect ditemukan signifikanis hasil pada bulan April, September, dan Desember yang menunjukkan terdapat month ofthe-year effect. Namun hasil akhir pengujian ini tidak menemukan January Effect di Indonesia sedangkan untuk pengujian Monday Effect tidak ditemukan hasil yang signifikan pada hari Senin. Melainkan signifikansi pada hari-hari lainnya yaitu, Selasa, Rabu dan Jumat. e). Wredhi Prabawati (2008) Penelitian yang hampir serupa dengan Gayatri juga dilakukan oleh Wredhi. Dengan menggunakan Indeks LQ45 Wredhi meneliti mengenai Seasonality Day of The Week Effect, Monday Effect, January Effect, dan Holliday Effect di Indonesia dari tahun 2003-2007. Penelitian yang Wredhi lakukan menemukan bahwa Day of The Week benar-benar terjadi di BEI. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata return pada hari Selasa, Rabu, Kamis ,dan Jumat yang secara statistik signifikan. Monday Effect tidak ditemukan di BEI, karena wlaupun rata-rata return pada hari Senin adalah negatif, naum secara statistik tidak signifikan. January Effect juga tidak ditemukan di Indonesia
38
karena rata-rata return pada bulan January adalah bukan yang tertinggi dan secara statistik juga tidak signifikan jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sama seperti January effect, Holliday Effect juga tidak ditemukan di BEI, hal ini dapat dilihat dari rata-rata return positif sebelum Ordinary Holiday dan secara statistik tidak signifikan dan return negatif sebelum regular Holliday. f). Nadhya Atindriya (2008) Dalam penelitiannya Nadhya meneliti mengenai anomali musiman. Nadhya meneliti Anomali Seasonality di tiga Negara, yaitu, Indonesia, Malaysia, dan Singapura dengan rentan waktu 5 tahun dari 2003-2007. Seasonality yang diteliti mencakup Day of The Week Effect, Month of The Year Effect, dan Monthly Effect. Hasil penelitiannya menemukan bahwa Day of the Week Effect di temukan di ketiga Negara. Pada pasar modal Indonesia ditemukan pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Pada pasar modal Malaysia ditemukan hasil yang signifikan pada hari Kamis dan Jumat. Sedangkan pada pasar modal Singapura keberadaan Day of The Week ditemukan pada hari Senin, Rabu, dan Kamis.Month of The Year Effect ditemukan di ketiga negara. Pada pasar modal Indonesia ditemukan pada bulan April, Juli, September, November, dan Desember. Pada pasar modal Malaysia ditemukan pada bulan Januari dan Juli, sedangkan pada pasar modal Singapura ditemukan pada bulan Januari, Juli, dan September. dari hasil pengujian Monthly Effect, pada pasar modal Indonesia, Malaysia, dan Singapura disimpulkan terdapat Monthly Effect. Dikarenakan return pada pertengahan
39
bulan kedua lebih besar dibandingkan dengan pertengahan bulan pertama dan signifikan secara statistik pada ketiga Negara
2.8 Return dan Risiko
2.8.1
Return Saham
Return merupakan atau keuntungan dari sebuah investasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotifasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang telah dilakukan (Tendellin, 2001:6).
Return terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Capital gain (loss) diterima investor berdasarkan harga yang terbentuk di pasar. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi priode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya, sedangkan untuk obligasi yield adalah persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Deviden sendiri diberikan kepada investor berdasarkan hasil keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
40
Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.
2.8.1.1 Return Realisasi (Realized Return)
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori juga berguna sebagai dasar penentuan return ekpektasi dan risiko dimasa yang akan datang. Pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah: a. Return Total Return total adalah return dari keseluruhan dari suatu investasi dalam satu periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital gain/loss dan yield. Relatif Return Return total dapat bernilai positif atau negatif. Terkadang untuk perhitungan tertentu dibutuhkan suatu return yang harus bernilai positif yaitu dengan menggunakan relatif return. b. Kumulatif Return Untuk mengetahui total kemakmuran yang tidak diukur oleh return total, indeks kemakmuran kumulatif (IKK) dapat digunakan. IKK mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KK0) yang dimiliki.
41
c. Return disesuaikan Return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini disebut dengan return riil atau return yang disesuaikan dengan inflasi. d. Rata-rata Geometrik Rata-rata geometrik digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Rata-rata geometrik juga banyak digunakan untuk menghitung indeks kemakmuran kumulatif.
2.8.1.2 Return Ekspektasi
Return ekspektasi adalah return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini disebut juga return normal yaitu return yang diharapkan para investor. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari nvestasi yang dilakukan. Return ekspektasi dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai berikut: a. Berdasarkan nilai ekpektasi masa depan Return ekspektasi ini dihitung dengan metode nilai ekspektasi yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut. b. Berdasarkan nilai-nilai return historis Cara ini digunakan dengan mengurangi ketidakteraturan yang terjadi karena adanya subjektifitas.
42
c. Berdasarkan model return ekspektasi Model-model untuk menghitung return ekspektasi sangat dibutuhkan akan tetapi tidak banyak model yang tersedia. Model yang banyak digunakan adalah Model Indeks Tunggal atau Market model dan CAPM (Capital Asset Pricing Model).
2.8.1.3 Return Tidak Normal (Abnormal return)
Return tidak normal (abnormal return) atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhanya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto, 2003:433). Dalam berbagai literatur, abnormal return sering digunakan sebagai dasar pengujian kandungan informasi dari suatu pengumuman peristiwa dan sebagai dasar pengujian efisiensi pasar. Suatu pengumuman yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar dan sebaliknya, suatu pengumuman yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar (Jogiyanto, 2003:411).
Perhitungan abnormal return dapat dilakukan dengan mengurangi return sesungguhnya dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2003:434). Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner (1985) mengestimasi return
43
ekspektasi menggunakan model estimasi mean-adjusted model, mean market model dan market-adjusted model.
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi (2) menggunakan model ekpektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
2.8.2 Risiko
Return dan risiko merupakan dua hal yang yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Retun dan risiko memiliki hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung maka semakin tinggi pula return yang harus dikompensasikan (high return high risk).
Gambar 5. Return dan risiko (Ri) 0,15 0,115
0,5
1,0
(σd)
44
Pada gambar 5 tampak apabila pada tingkat return 0,115 maka risiko yang akan ditanggung sebesar 0,5 sedangkan apabila tingkat return meningkat menjadi 0,15 maka risiko juga ikut meningkat menjadi 1,0.
Efficient set/efficient frontier merupakan yaitu kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien. Portofolio – portofolio pada efficient frontier adalah portofolio efektif di mana mereka menawarkan expected return maksimal untuk beberapa tingkat resiko tertentu dan resiko minimal untuk beberapa tingkat expected return tertentu. Pada Efficient frontier (permukaan efisien) kombinasi optimal terjadi saat garis lurus yang menghubungkan RF dengan titik-titik pada efficient frontier mempunyai slope paling curam. Dapat dijelaskan dalam gambar.
Gambar 6. Efisien frontier
efficient frontier
Rf
45
Risiko sering disebut dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekpektasi. Van Horne dan Wachowics, Jr. (1992) mendefinisikan risiko sebagai variablititas return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung resiko yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standard deviation) yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.
46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini akan digunakan data harga penutupan (closing price) harian dari saham-saham yang terdaftar pada LQ45 dan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperdagangkan pada periode 1 Januari 2007 hingga Desember 2008. Data harian yang dimaksud ialah data hari perdagangan selama satu minggu yaitu hari-hari kerja Senin – Jumat. Apabila terdapat hari-hari libur Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur maka tidak termasuk dalam data harian tersebut.
Metode persentase digunakan untuk memilih sampel dari saham-saham yang terdaftar di LQ45. Dalam satu periode ( 6 bulan ) LQ45 terdiri dari 45 saham namun ini selalu diperbaharui komposisi sahamnya sesuai dengan kualifikasi saham LQ45 sehingga tidak semua saham akan selalu terdaftar pada LQ45 selama periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2008. Oleh karena itu yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah saham-saham yang terdaftar secara terus menerus selama periode penelitian.
47
Jenis data yang dipakai adalah data time series dan data cross section. Data time series yang digunakan merupakan data harian harga saham dari waktu ke waktu, sedang data cross section ialah data sample perusahaan yang terdaftar pada LQ45.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berkaitan dengan data harga penutupan saham harian dari saham-saham perusahaan sampel yang masuk dalam LQ 45 selama periode 1 Januari 2007– 31 Desember 2008 dan Indeks Harga Saham Gabungan serta sumber-sumber lain yang relevan.
3.2
Metode Pengumpulan data
a. Penelitian Pustaka Penelitian pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca berbagai macam informasi dan literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
b. Periode Penelitian Penulis menetapkan periode penelitian selama dua tahun yaitu data harga saham harian yang digunakan ialah harga saham pentupan pada periode 1 Januari 2007 sampai 31 Desember 2008.
48
3.3 Definisi Operasional Variabel
a. Return saham yaitu hasil yang diperoleh dari adanya investasi. Return dapat berbentuk return realisasi dan juga return ekspektasi b. Return ekspektasi saham merupakan tingkat keuntungan yang diharapakan oleh investor. Ekspektasi return ini diukur dengan menggunakan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap : membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasikan return ekspektasi di periode jendela. c. Return tidak normal (abnormal return) atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhanya terjadi terhadap return normal. Perhitungan abnormal return dapat dilakukan dengan mengurangi return sesungguhnya dengan return ekspektasi. Suatu pengumuman yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar dan sebaliknya, suatu pengumuman yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. d. The day of the week effect merupakan salah satu anomali musiman, menurut para peneliti terdahulu dan oleh para ekonom menyebutkan bahwa return negatif cenderung ditunjukan pada hari Senin dan return positif cenderung ditunjukan pada hari Jumat atau pada saat akhir pekan seperti yang dikemukakan oleh French (1980) dan Gibbons & Hess (1981)
49
3.4
Alat Analisis
3.4.1 Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori-teori yang ada dan berkaitan dengan penelitian untuk menjelaskan dan menganalisis permasalahan yang ada.
3.4.2 Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.4.2.1. Return Saham harian Return saham harian dihitung dengan menggunakan data harga penutupan hari ini dan harga penutupan (closing price) yang terjadi pada perdagangan saham hari sebelumnya.
Pola yang dipakai untuk menghitung return
Jm
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Rumus Holding Periode Return Model: Ri,t = Pt – Pt-1 + D i,t P t-1
(1)
50
Notasi : Ri,t
= Return untuk periode t yang diberikan oleh saham
Pt
= Harga saham pada periode t
Pt-1
= Harga saham pada periode t-1
D i,t
= Dividen pasar pada periode t, namun diasumsikan sama dengan nol (tidak diperhitungkan).
Sehingga rumusnya menjadi : Ri,t =
Pt – Pt-1
( 1.1 )
P t-1
Return saham portofolio Return saham portofolio adalah rata-rata return untuk semua return saham individual dari hasil data cross section. Rumus : Rp = R1 + R2 + R3 + ... +Rn N Notasi : Rp = Return portofolio N = Jumlah saham
(2)
51
3.4.2.2.
Return Pasar Harian
Rumus : Rm,t = IHSGm,t – IHSG m,t-1 + D m,t
(3)
IHSG m,t-1 Notasi : Rm,t
= Hasil Return pasar pada periode t
IHSGm,t
= Indeks Harga pasar pada periode t
IHSGm,t-1
= Indeks Harga pasar pada periode t-1
D m,t
= Dividen pasar pada periode t, namun diasumsikan sama dengan nol (tidak diperhitungkan).
Sehingga rumusnya menjadi : Rm,t =
IHSGm,t – IHSG m,t-1
( 3.1 )
IHSG m,t-1
3.4.2.3 Return ekspektasi Expected return yang diukur dengan menggunakan pendekatan market model, sehingga data return saham harian yang dipakai ialah data closing price tahun 2007 .
Pola untuk memperoleh model estimasi:
Jan 07
Periode Estimasi
Periode Jendela
data harian
data harian Des 07/Jan 08
Des 08
52
Rumus : Ri.t = αi + βi . RMt + εi.t
(4)
Maka diperoleh : E(Ri.t) = αi + βi E(RM.t)
( 4.1 )
Notasi : Ri.t
= return realisasi sekuritas ke-i pada periode ke-t
αi
= intercept untuk sekuritas ke-i
βi
= koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke i
RMt
= return indeks pasar pada periode ke- t
εi.t
= kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode ke-t
E
= ekspected
Untuk menghitung beta (β) saham yaitu risiko pasar dapat menggunakan rumus : n
∑ β =
t=1
_
R i - Ri
_
Rm – Rm
n
∑ Rm – Rm
2
t=1
Notasi : β
= Beta masing-masing saham
Rm
= Return pasar ke-i
Ri
= Return saham harian ke-i
(5)
53
Untuk return ekspektasi semua saham maka dalam perhitungan digunakan return portofolio saham.
Rumus : Rp.t = αp + βp . RMt + εp.t
(6)
Maka diperoleh : E(Rp.t) = αp + βp E(RM.t)
( 6.1)
Notasi : Rp.t
= return realisasi portofolio pada periode ke-t
αp
= intercept untuk portofolio
βp
= koefisien slope yang merupakan beta dari portofolio saham
εp.t
= kesalahan residu portofolio pada periode ke-t
3.4.2.4 Abnormal return Saham Rumus : ARi = Ri - E ( Ri )
Notasi : ARi
= Abnormal return saham ke-i
(7)
54
Ri
= Return sesungguhnya (actual return) diperoleh dari perhitungan rumus 2.
E ( Ri ) = Ekspektasi return saham ke-i diperoleh dari perhitungan rumus 3.1.
Untuk abnormal return semua saham maka dalam perhitungan digunakan return dan return ekspektasi portofolio saham.
Rumus : ARp = Rp - E ( Rp )
( 7.1 )
Notasi : ARp
= Abnormal return portofolio saham
Rp
= Return sesungguhnya (actual return) portofolio diperoleh dari perhitungan rumus 1.
E (Rp) = Ekspektasi return portofolio saham diperoleh dari perhitungan rumus 6.1.
3.4.2.5 Pengujian Hipotesis Hipotesis konsepsual yang menyatakan bahwa saham LQ45 di BEI terdapat The day of the week effect dapat diuraikan menjadi hipotesis kerja sebagai berikut :
55
Hipotesis 1 : Terdapat perbedaan rata-rata return antar hari perdagangan di BEI.
Hipotesis 2 : Terdapat perbedaan nilai rata-rata abnormal return saham pada hari perdagangan selama periode penelitian sehingga mengidentifikasikan anomali pasar efisien yaitu berupa The day of the week effect pada saham-saham LQ45 di BEI Hipotesis 3 : Terdapat perbedaan abnormal return positif di hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat dengan abnormal return negatif yang dihasilkan di hari Senin pada fenomena The day of the week effect.
Uji Hipotesis
Hipotesis 1.
Ho1 : Tidak ada perbedaan antara return rata-rata saham pada setiap hari perdagangan Ha1 : Ada perbedaan antara return rata-rata saham pada setiap hari perdagangan Pengujian menggunakan Uji ANOVA (Analysis of Variance). Uji ini untuk menguji apakah return hari Senin berbeda dengan return hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Return hari Selasa berbeda dengan return hari Rabu, Kamis dan Jumat. Return hari Rabu berbeda dengan
56
return hari Kamis dan Jumat. Return hari Kamis berbeda dengan return hari Jumat. Dari hasil pengujian ini maka akan dapat dilihat apakah nilai rata-rata return saham per hari memang menunjukan nilai yang relatif sama atau menunjukan adanya perbedaan return untuk setiap hari perdagangan.
Hipotesis 2. Ho2 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham pada hari perdagangan selama periode penelitian. Ha2 : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return saham pada hari perdagangan selama periode penelitian. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji beda rata-rata (one sample ttest). Pengujian ini dilakukan dengan melihat ada tidaknya abnormal return saham pada hari perdagangan selama periode penelitian sehingga mengidentifikasikan anomali pasar efisien yaitu berupa The day of the week effect pada saham-saham LQ45 di BEI tahun 20072008.
Hipotesis 3. Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return positif hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat dibandingkan rata-rata abnormal return negatif hari Senin
57
Ha : terdapat perbedaan rata-rata abnormal return positif hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat dibandingkan rata-rata abnormal return negatif hari Senin Pengujian hipotesis 3 menggunakan independen sample t-test. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah abnormal return positif yang dihasilkan di hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat berbeda signifikan dengan abnormal return negatif di hari Senin yaitu pada fenomena The day of the week effect.
Pengujian hipotesis menggunakan Software Statistical Package for Social Science (Software SPSS 16.0 for Windows).
58
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Hasil Pengidentifikasian Saham-Saham yang Diteliti
Metode persentase digunakan untuk memilih sampel dari saham-saham yang terdaftar di LQ45. LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan yang sudah ditetapkan oleh BEI. Setiap satu periode ( 6 bulan ) LQ45 selalu diperbaharui komposisi sahamnya yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Hal ini mengakibatkan tidak semua saham akan selalu berada pada LQ45 selama periode penelitian yaitu 2007-2008.
Dari hasil pengidentifikasian saham-saham yang terus menerus berada pada LQ45 pada periode 2007-2008, maka didapat 14 saham yang akan menjadi sample penelitian. Saham-saham tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
59
Tabel 1. Saham yang selalu terdaftar pada LQ45 selama periode 1 Januari 2007 31 Desember 2008 dan dijadikan objek penelitian . NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
4.1.2
KODE EFEK AALI ASII BBRI BDMN BLTA BMRI BNGA ISAT KIJA MEDC PTBA SMCB TLKM UNTR
NAMA EMITEN Astra Agro Lestari Tbk Astra International Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Niaga Tbk Indosat Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Medco Energi International Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Holcim Indonesia Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk United Tractors Tbk
Hasil Perhitungan Return Ekspektasi dengan Market model
Perhitungan return ekspektasi dilakukan untuk menghitung abnormal return yang didapatkan oleh investor di pasar modal. Abnormal return didapat dari perhitungan return yang terjadi dikurangi return ekspektasi. Apakah investor di pasar modal Indonesia dapat memperoleh keuntungan atau return yang tidak sewajarnya dengan memanfaatkan adanya anomaly efek akhir pekan pada ke 14 saham yang diteliti.
Untuk menghitung return ekspektasi, penelitian ini menggunakan market model. Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) dilakukan dengan dua tahap, yaitu
Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi yatu pada data harian saham tahun 2007.
60
Menggunakan model ekpektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela yaitu di tahun 2008.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan market model, untuk mendapatkan model return ekspektasi yang menggambarkan return ke 14 saham ini maka dilakukan penghitungan rata-rata return seluruh emiten yaitu return portofolio pada tahun 2007. Lebih jelasnya kita dapat melihat pada lampiran 1.
Return portofolio yang diperoleh pada periode estimasi ini yaitu tahun 2007 akan diregresikan dengan market return hingga membentuk suatu model estimasi yang mencerminkan keseluruhan saham sebagai berikut . E(Rp) = 3.789E-5 + 1.187. E(RM)
Persamaan di atas ini akan menjadi model yang dipakai untuk menghitung return ekspektasi pada periode jendela yaitu tahun 2008. Return rata-rata atau return portofolio pada periode jendela yaitu tahun 2008 terdapat pada lampiran 2.
Hasil perhitungan return portofolio, return ekspektasi portofolio pada periode jendela serta abnormal return portofolio terdapat pada lampiran 4. Kita dapat melihat bahwa ke-14 saham yang diteliti ternyata memiliki abnormal return. Sehingga investor pada pasar modal di Indonesia memperoleh keuntungan atau return yang tidak sewajarnya.
61
4.1.3
Hasil Uji Statistik Descriptif
Untuk melihat besarnya rata-rata return saham dan abnormal return saham perhari, maka dilakukan pengujian deskriptif. Pada lampiran 6 dapat dilihat hasil pengujian statistic deskriptif, penulis menggunakan rata-rata nilai return dan abnormal return untuk semua saham yang diteliti sesuai dengan hari perdagangannya.
Tabel 2. Uji deskriptif statistik rata-rata return dan abnormal return saham harian selama periode penelitian Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
returnSENIN
44
-.131220
.130836
-.00704338
.037892396
returnSELASA
51
-.095985
.099578
-.00427958
.030085466
returnRABU
50
-.153732
.095376
-.00145844
.035420767
returnKAMIS
45
-.066896
.088309
-.00201834
.030276914
returnJUMAT
46
-.087061
.114287
.00191696
.032797527
ARsenin
44
-.060320
.040130
-.00331365
.013583398
ARselasa
51
-.016906
.020535
.00113569
.008739607
ARrabu
50
-.030651
.071470
.00061846
.014361999
ARkamis
45
-.026029
.061619
.00233114
.014521524
ARjumat
46
-.015777
.030506
.00200707
.009699363
Valid N (listwise)
44
Sumber : Hasil Penelitian 2010, Lampiran 6
Pada tabel 2 terlihat banyaknya hari perdagangan pada periode 2007 sampai 2008. Untuk hari Senin terdapat 44 hari, Selasa terdapat 51 hari, Rabu terdapat 50 hari, Kamis terdapat 45 hari dan Jumat terdapat 46 hari perdagangan selama periode penelitian.
62
Pada hasil pengujian ini, Rata-rata return ke 14 saham yang diteliti memiliki return terbesar pada hari Jumat dengan nilai rata-rata return sebesar 0,00191. Sedangkan return hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis bernilai negatif dan hari Senin memiliki rata-rata return terendah dengan nilai sebesar -0,0070. Untuk return hari Selasa bernilai -0,0042, Rabu bernilai -0,0014 dan Kamis bernilai 0,0020.
Dari hasil uji deskriptif terhadap abnormal return, abnormal return ke 14 saham yang diteliti ini memiliki nilai abnormal return negatif (rugi abnormal) hanya di hari Senin saja yaitu senilai -0,0033, sedangkan pada hari-hari lainnya bernilai positif. Nilai positif tertinggi terdapat pada hari Kamis sebesar 0,00233 sedangakan hari-hari lainnya yaitu untuk hari Selasa abnormal returnnya bernilai 0,0011, Rabu bernilai 0,0006 dan Jumat memiliki abnormal return sebesar 0,00200. Nilai abnormal return positif di hari Rabu memiliki abnormal return yang paling mendekati nol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hari Rabu memiliki kandungan informasi yang paling sempurna dibandingkan dengan hari lain dimana investor tidak dapat mendapatkan return diatas normal atau abnormal return, maka hari Rabu merupakan hari yang menggambarkan kondisi pasar modal yang paling efisien dibanding hari-hari lainnya.
Berdasarkan nilai standard deviasi yaitu risiko yang tidak terkait dengan pasar, dapat diketahui bahwa standard deviasi terbesar terjadi pada hari Senin yaitu sebesar 0.03789. Hal ini dapat dijelaskan bahwa rata-rata return pada hari Senin merniliki risiko yang tidak terkait dengan pasar tertinggi dibanding hari
63
perdagangan lainnya. Standard deviasi terendah terjadi pada hari Selasa yaitu sebesar 0,0300. Hal ini menandakan bahwa risiko yang tidak terkait dengan pasar pada hari Selasa paling kecil jika dibandingkan dengan hari lainnya. Sedangkan dari tabel 2 ini, kita dapat melihat nilai minimum dan maksimum dari semua data return yang didapat, dapat diketahui bahwa return terendah yang terjadi selama periode penelitian terdapat pada hari Rabu dengan nilai -0,15372 dan return tertinggi terjadi di hari Senin dengan nilai 0,130836.
4.1.4
Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis 1. Pengujian terhadap ada tidaknya perbedaan rata-rata return antar hari perdagangan dilakukan dengan pengujian analysis of variance (ANOVA). Dari hasil pengujian ini maka akan dapat dilihat apakah nilai rata-rata return saham per hari memang menunjukan nilai yang relatif sama atau menunjukan adanya perbedaan return untuk setiap hari perdagangan. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan uji ANOVA adalah nilai varians dari populasi adalah sama, Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel yang terdapat pada lampiran 7. Hasil pengujian asumsi ini dapat dilihat pada tabel Test of Homogeneity of Variances.
Tabel 3. Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic .037
df1
df2 4
Sig. 231
.997
Sumber : Hasil Penelitian 2010, Lampiran 7
64
Pada tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa Levene test hitung adalah 0,037 dengan nilai probailitas sebesar 0,997. Hipotesis yang diajukan untuk perhitungan ini adalah ; Ho = kelima varians populasi adalah sama H1 = kelima varians populasi adalah tidak sama Dengan kriteria pengujian, -
Ho diterima bila probabilitas > 0,05
-
Ho ditolak bila probabilitas < 0,05
Berdasarkan hipotesis yang diajukan diatas , dapat disimpulkan bahwa kelima variance populasi adalah sama. Dengan itu asumsi untuk dilakukannya perhitungan dengan menggunakan uji ANOVA telah dipenuhi.
Hasil Uji ANOVA dapat dilihat pada tabel 3, dimana dari tabel ini didapat nilai F hitung adalah 0,456. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5% maka F tabel diperoleh sebesar 2,410.
Tabel 4. Hasil Uji ANOVA selama periode penelitian . ANOVA Return Sum of Squares
Df
Mean Square
Between Groups
.002
4
.001
Within Groups
.257
231
.001
Total
.259
235
Sumber : Hasil Penelitian 2010, Lampiran 7.
F
Sig. .456
.768
65
Hasil Uji ANOVA pada nilai F hitung diperoleh sebesar 0,456 < F tabel 2,410 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata return antar hari perdagangan adalah tidak berbeda pada setiap hari perdagangan dengan kata lain hari perdagangan tidak memberikan return rata-rata saham berbeda. Maka dapat disimpulkan bahwa return hari Senin tidak berbeda dengan return hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Return hari Selasa tidak berbeda dengan return hari Rabu, Kamis dan Jumat. Return hari Rabu tidak berbeda dengan return hari Kamis dan Jumat. Return hari Kamis tidak berbeda dengan return hari Jumat.
Uji Hipotesis 2. Pengujian uji beda rata-rata t-test ini menggunakan test value = 0. Hasil test ini akan menunjukan signifikansi abnormal return pada tiap hari-hari perdagangan secara rata-rata. Abnormal return yang dihasilkan tiap hari perdagangan memberikan nilai yang signifikan ≠ 0 sehingga menggambarkan bahwa pasar modal Indonesia memberikan abnormal return dengan tingkat kepercayaan α=5%.
Untuk signifikansi abnormal return yang diperoleh setelah diuji dapat kita simpulkan seperti pada tabel 5.
66
Tabel 5. Hasil uji beda rata-rata (uji-t) abnormal return saham-saham dalam periode penelitian Hari
t-hitung
t-tabel Sig 2.016692 2.008559 2.009575 2.015368 2.014103
AR Senin -1.618 AR Selasa .928 AR Rabu .304 AR Kamis 1.077 AR Jumat 1.403 Sumber : Hasil Penelitian 2010, Lampiran 8
Kesimpulan .113 .358 .762 .287 .167
Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Nilai t hitung abnormal return tertinggi dijumpai di hari Jumat dengan nilai sebesar 1,403 dengan nilai t-hitung positif menunjukan bahwa rata-rata abnormal return hari Jumat lebih besar dari nol. Sedangkan terendah dijumpai di hari Senin dengan nilai sebesar -1,618 dengan nilai t-hitung negatif menunjukan bahwa ratarata abnormal return hari Senin lebih kecil dari nol. Untuk rata-rata abnormal return hari lainnya, Selasa bernilai 0,928, Rabu bernilai 0,304 dan Kamis bernilai 1,077 memiliki nilai t-hitung positif menunjukan bahwa rata-rata abnormal return lebih besar dari nol.
Abnormal return negatif hanya terjadi di hari Senin, sedangkan hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat memberikan abnormal return yang positif. Abnormal return tertinggi terdapat pada hari Jumat dan abnormal return terendah terdapat pada hari Senin namun keduanya tidak signifikan pada tingkat kepercayaan α = 5%.
Dari pengujian t-test yang di dapat diatas untuk setiap hari perdagangan maka meskipun kita mendapatkan rata-rata abnormal return tertinggi di hari Jumat dan terendah di hari Senin namun tidak signifikan dengan tingkat kepercayaan 5%. Hal ini menunjukan bahwa menerima Ho yang diajukan dalam peneltitian ini dan
67
menolak Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatnya The day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.
Uji Hipotesis ke 3 Pada uji beda rata-rata ini untuk membandingkan nilai abnormal return negatif hari Senin berbeda secara signifikan dengan abnormal return postif dengan hari perdagangan lainnya dengan melakukan uji beda rata-rata Independen Sample ttest.
Tabel.6 Hasil uji beda rata-rata Independen Sample t-test abnormal return hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat dibandingkan hari Senin Hari
t-hitung
t-tabel
Sig
AR Selasa 1.924 1.985802 AR Rabu 1.358 1.986086 AR Kamis 1.893 1.987608 AR Jumat 2.146 1.98729 Sumber : Hasil Penelitian 2010, Lampiran 9
Kesimpulan
.052 .178 .062 .035
Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan
Dari tabel diatas kita dapat melihat nilai t-hitung positif menunjukan bahwa ratarata abnormal return hari perdagangan Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat lebih tinggi dibandingkan dengan hari perdagangan Senin. Dengan nilai t-hitung tertinggi di hari Jumat dan terkecil di hari Rabu.
Pada uji beda rata-rata independen t-test menunjukan bahwa abnormal return hari Senin berbeda secara signifikan hanya di hari Jumat. Sehimgga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return hari Senin dengan rata-rata abnormal return hari Jumat. Sedangkan pada hari-hari lainnya, rata-rata abnormal
68
return hari Senin memang menunjukan lebih rendah dari rata-rata abnormal return hari Selasa, Rabu dan Kamis namun tidak signifikan.
Pada pengujian hipotesis 3 ini dapat disimpulkan pada periode penelitian abnormal return yang dihasilkan di hari Senin nyata berbeda dengan abnormal return di hari Jumat saja, meskipun pada hipotesis 1 tidak terbukti The day of the week effect.
4.2 Pembahasan
The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran 1996). Return yang signifikan negatif terjadi pada hari Senin, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari lainnya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap 14 saham yang diteliti, dengan 236 data hari, hasil pnelitian dengan melakukan uji deskrptif untuk menghitung rata-rata return ditemukan return hari Senin bernilai negatif dan return hari lainnya positif. Maka hal ini dapat mengindikasikan bahwa BEI memiliki pola return yang meningkat pada akhir pekan yaitu Jumat dan rendah pada hari Senin secara rata-rata. Hal ini mungkin terjadi akibat informasi yang diterima di hari Senin merupakan informasi yang seharusnya terjadi selama akhir pekan atau bisa dikatakan informasi yang sudah tidak valid karena ada perbedaan waktu antara perdagangan dengan non-perdagangan.Disamping itu juga sifat informasi itu sendiri yaitu informasi publik hanya dapat diterima pada hari kerja saja, sedangkan informasi pribadi dapat diterima sepanjang minggu.
69
Setelah dilakukan pengujian dengan ANOVA, mengetahui terdapat pengaruh dan perbedaan hari perdagangan terhadap return harian yang dihasilkan secara signifikan, ternyata tidak memberikan return yang berbeda secara signifikan pada tiap hari-hari perdagangan. Hal ini tidak membuktikan bahwa pada BEI memberikan return yang berbeda pada tiap hari perdagangan.
Anomali pasar berarti terjadi penyimpangan terhadap hipotesis kondisi pasar modal yang efisien dimana investor mampu mendapatkan return secara konsisten diatas rata-rata atau kemampuan investor untuk memperoleh abnormal return. Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi. Pada periode penelitian ini, saham-saham yang diteliti memiliki nilai abnormal return, dimana rata-rata abnormal return tertinggi (laba abnormal return) dijumpai di hari Kamis dan abnormal return terendah (rugi abnormal return) dijumpai di hari Senin. Disamping itu juga ditemukan nilai abnormal return yang paling mendekati nol, yang artinya menggambarkan posisi pasar paling efisien,di hari Rabu. Pada kondisi pasar yang efisien ini investor tidak dapat atau sulit mendapatkan abnormal retun, karena informasi yang ada secara cepat dan mudah didapat pada kondisi pasar seperti ini, sehingga investor terhindar dari kerugian besar dan keuntungan besar. Namun setelah dilakukan pengujian abnormal return ternyata setiap hari perdagangan tidak dijumpai nilai abnormal return yang signifikan dengan tingkat kepercayaan α=5%. Hal ini menunjukan bahwa tidak ditemukannya The day of the week effect pada bursa saham Indonesia. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan oleh para investor yang ada di pasar modal Indonesia kurang memanfaatkan hari perdagangan sebagai salah
70
satu strategi berinvestasi untuk memperoleh return yang lebih besar atau memperoleh abnormal return. Para investor tidak memperhatikan kemungkinan untuk memperoleh peluang mendapatkan abnormal return dengan memanfaatkan adanya anomali pasar.
Pada uji deskriptif rata-rata abnormal return di hari Senin menunjukan nilai nilai negatif, sedangkan pada hari lainnya yaitu Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat bernilai positif. Namun setelah dilakukan pengujian beda rata-rata ternyata hanya di hari Jumat saja yang menunjukan perbedaan rata-rata abnormal return dengan hari Senin secara signifikan. Sehingga nilai abnormal return negatif di hari Senin nyata berbeda dengan nilai abnormal return positif di hari Jumat dalam periode penelitian ini. Sehingga apabila investor ingin memanfaatkan The day of the week effect, dalam penilitian ini dapat disimpulkan bahwa perolehan abnormal return yang telah diperhitungkan memang nyata berbeda di hari Senin dan di hari Jumat. Sedangkan untuk hari perdagangan lainnya yaitu di hari Selasa, Rabu dan Kamis perolehan abnormal return tidak berbeda secara signifikan dengan hari Senin.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan ternyata tidak ditemukannya anomaly The day of the week effect pada saham-saham LQ45 di BEI. Ke 14 saham ini merupakan saham teraktif pada periode penelitian tahun 2007 dan 2008 dan tidak terdapat saham tidur atau saham yang tidak diperjualbelikan.
71
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1.Hasil Uji Statistik Deskriptif rata-rata return dan abnormal return ke 14 saham menunjukan bahwa rata-rata return tertinggi diperoleh pada hari Jumat dan rata-rata return terendah pada hari Senin. Hal ini menunjukan bahwa return cenderung mengalami kenaikan pada akhir pekan yaitu Jumat dan rendah di hari Senin. Rata-rata abnormal return tertinggi ternyata dijumpai di hari Kamis dan terendah dijumpai di hari Senin. 2. Hasil Uji Hipotesis Hipotesis 1 yang diajukan disimpulkan tidak terbukti. Pengujian dengan ANOVA (Analysis of variance) menunjukan tidak ditemukannya perbedaan rata-rata return saham antar hari perdagangan untuk ke 14 saham yang diteliti pada periode penelitian sehingga hari perdagangan tidak mempengaruhi return saham. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pasar modal Indonesia mempunyai tingkat rata-rata return yang sama pada setiap hari perdagangan kepada para investor. Hipotesis 2 yang diajukan disimpulkan tidak terbukti. Hasil uji beda rata-rata dengan menggunakan uji – t menunjukan bahwa tidak terdapat The day of the
72
week effect di Bursa Efek Indonesia terutama pada saham LQ45 pada periode 2007-2008. Dari hasil perhitungan dan pengujian abnormal return ditemukan tidak signifikan. Hipotesis 3 yang diajukan disimpulkan terbukti di hari Jumat. Hasil uji beda indpenden sample t-test antara abnormal return Senin dengan hari-hari lainnya menununjukan bahwa rata-rata abnormal return berbeda secara signifikan di hari Jumat. Sedangkan di hari-hari lainnya menunjukkan rata-rata abnormal return yang tidak signifikan berbeda dengan hari Senin.
5.2 Saran
1. Untuk para investor dan pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia agar dapat lebih cermat dalam memanfaatkan peluang untuk memperoleh abnormal return, salah satunya dengan memanfaatkan anomali pasar yang mungkin terjadi di pasar modal Indonesia. Meskipun pada periode penelitian ini anomali The day of the week effect belum terbukti di pasar modal Indonesia, tetapi kecenderungan yang tampak pada hasil penelitian ini membuktikan bahwa ratarata return tertinggi diperoleh pada hari Jumat dan terendah di hari Senin. Investor disarankan agar lebih mencermati setiap informasi yang ada di pasar, memanfaatkan anomali-anomali sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimum. 2. Untuk para emiten disarankan agar lebih cermat pada saat kapan ingin mengeluarkan informasi sehingga mendapatkan reaksi yang maksimal pada pasar.
73
3. Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan tidak ditemukannya The day of the week effect atau efek akhir pekan pada penelitian ini adalah adanya keterbatasan penelitian, karena sedikitnya jumlah objek yang diteliti dan lamanya periode penelitian. Jadi sebaiknya bagi penelitian selanjutnya disarankan agar menggunakan objek penelitian lebih banyak dan periode penelitian yang dipakai lebih panjang sehingga mendapatkan hasil yang lebih dapat mewakili Bursa Efek Indonesia.
74
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. PT Rineka Cipta: Jakarta Binarto, Ikhsan. 2006. The day of the week effect Terhadap Daily Market Return di BEJ periode 1983-2004. Tesis. Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana FE-UI Cahyaningdyah, Dwi. 2005. Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week Four Effect, dan Rogalski Effect di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 20, No 2, 175-186 Choudhry, Taufiq.2000. Day of The Week Effect in Emerging Asian Stock Markets: Evidance from GARCH Model, Applied Financial Economics. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin.2000. Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta Damodaran, Aswath. 1996. Investment Valuation. New York: John Wiley and Sons. Inc. French, K, 1980, Stock Return and The Weekend Effect, Journal of Financial Economics, Vol.XL, 31-62 Gibbons, M dan Hess, P. 1981. Day of The Week Effects and Asset Returns, Journal Business. 54:579-596. Iramani, Rr, Ansyori Mahdi. Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham pada BEJ. Journal Akutansi dan Keuangan, Vol8. No2, Nopember 2006 : 63-70. Jogiyanto. 2003. Teori Portofoio dan Analisis Investasi. BP-FE Yogjakarta Kamaludin. 2004. Calender and Daily Information Effect in Jakarta Stock Exchange. Journal Bisnis dan Akutansi. Thn XIV, No3: 273-292. Lakonishok, J and E. Maberly, 1990, TheWeekend Effect : Trading Patterns of Individual and Institutional Investor, Journal of Finance, Vol.XLV, No.1, 231-243
75
Manurung, A.H. 2001. Efek Akhir Pekan dan Januari di BEJ? Manajemen dan Usahawan Indonesia, 30 (Maret) : 28-34 Mehdian, Seyed and Mark J. Perry, 2001, The Reversal of the Monday Effect: New Evidence from US Equity Markets, Journal of Business Finance & Accounting, Sept/Oct, pp.1043-1065 Tandelilin, E, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, PT. BPFE, Yogyakarta Universitas Lampung. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung: Bandar Lampung. Weston, J Fred dan Thomas E. Copeland. 1997. Manajemen Keuangan II. Binarupa Aksara: Jakarta. Weston, J Fred dan Eugene F. Brigham. 1997. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid II. Erlangga: Jakarta http://affiesofyan.wordpress.com/ http://almustofa.blogspot.com/2007/01/uji-efisiensi-pasar-modal-bab2.html http://www.kontan.co.id/index.php/investasipemula/article/78/38/Efek_Kalender http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=10042 www.idx.co.id www.finance.yahoo.com www.duniainvestasi.com
76
ABSTRAK
ANALISIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT SAHAM LQ45 BERDASARKAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN DALAM PERIODE 2007-2008
Oleh
LUCY OKTRIDA HUTAHAEAN
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Pasar modal yang efisien (Efficient Market) adalah suatu pasar dimana harga yang tercipta mencerminkan tersedianya informasi secara penuh. Pada teori pasar efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan. Namun fenomena The day of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing masing hari perdagangan dalam satu minggu dimana pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif. The Day of The Week Effect adalah suatu anomali musiman dimana hasil yang ditimbulkan akan berlawanan dengan hasil yang diharapkan pada posisi pasar modal yang efisien. Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan return yang signifikan antar hari perdagangan dan apakah terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return hari Senin dengan hari perdagangan lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan keberlakuan anomaly pasar efisien pada BEI berdasarkan analisis The day of the week effect. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan return yang signifikan antar hari perdagangan, terdapat abnormal return yang signifikan terjadi di BEI dan terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return hari Senin dengan hari perdagangan lainnya. Objek penelitian yang digunakan adalah emiten yang terdaftar pada LQ 45 yang terus menerus ada selama periode 2007-2008 yaitu
77
sebanyak 14 emiten. Metode analisis yang digunakan adalah analisis perhitungan return ekspektasi dengan market model yang dibentuk dengan menggunakan teknik regresi. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis meliputi analisis deskriptif dan analisis kuantitatif melalui analysis of variance (ANOVA), uji beda rata-rata (t test) one sample test untuk menguji apakah terdapat abnormal return secara signifikan antar hari perdagangan dan independent sample test untuk menguji abnormal return hari Senin signifikan berbeda di bandingkan dengan hari perdagangan lain.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif rata-rata return dan abnormal return ke 14 saham menunjukan bahwa rata-rata return tertinggi diperoleh pada hari Jumat dan rata-rata return terendah pada hari Senin Hal ini menunjukan bahwa return cenderung mengalami kenaikan pada akhir pekan yaitu Jumat dan rendah di hari Senin. Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukan tidak ditemukannya perbedaan rata-rata return saham antar hari perdagangan untuk ke 14 saham. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pasar modal Indonesia mempunyai tingkat rata-rata return yang sama pada setiap hari perdagangan kepada para investor. Berdasarkan hasil uji beda rata-rata dengan menggunakan uji – t menunjukan hasil perhitungan tidak ditemukan abnormal return secara signifikan sehingga menunjukan tidak terdapat The day of the week effect. Berdasarkan hasil uji beda indpenden sample t-test menunjukan bahwa abnormal return hari Senin signifikan berbeda dengan abnormal return di hari Jumat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ditemukan indikasi adanya The day of the week effect namun tidak signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan tidak ditemukan fenomena The day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia terutama pada saham LQ-45 selama periode 2007-2008.
78
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL .......................................................................................................
i
ABSTRAK .................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
viii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang dan Permasalahan ............................................... Rumusan Masalah ......................................................................... Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... Kerangka Pemikiran ...................................................................... Hipotesis Konsepsual ..................................................................
1 9 10 11 12
II. LANDASAN TEORI ........................................................................... 2.1. 2.2. 2.3.
Pasar Modal ................................................................................. Saham LQ-45 ............................................................................... Pasar Efisien ................................................................................ 2.3.1. Hipotesis Pasar Efisien .......................................................... 2.3.2. Asumsi Pasar Modal yang Efisisen ....................................... 2.3.3. Pentingnya Pasar Modal yang Efisien ................................... 2.3.4. Bentuk-bentuk Efisiensi Pasar ............................................... 2.3.4.1. Efisiensi Pasar Secara Informasi ................................ 2.3.4.2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan .............................. 2.4. Pengujian Efisiensi Pasar ............................................................ 2.5. Anomali Pasar ............................................................................. 2.6. The day of the week effect ............................................................ 2.7. Penelitian Terdahulu .................................................................... 2.7.1. Penelitian di Luar Negeri ....................................................... 2.7.2. Penelitian di Indonesia ...........................................................
13 17 19 19 20 20 21 22 24 25 26 30 32 32 35
79
2.8.
Return dan Risiko ......................................................................... 2.8.1. Return Saham ......................................................................... 2.8.1.1. Return Realisasi .......................................................... 2.8.1.2. Return Ekspektasi ....................................................... 2.8.1.3. Return Tidak Normal .................................................. 2.8.2. Risiko .....................................................................................
39 39 40 41 42 43
III. METODE PENELITIAN ................................................................... 3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Jenis dan Sumber Data ................................................................ Metode Pengumpulan Data ........................................................... Definisi Operasional Variabel ..................................................... Alat Analisis ................................................................................ 3.4.1. Analisis Kualitatif ................................................................. 3.4.2. Analisis Kuantitatif ............................................................... 3.4.2.1 Return Saham Harian . ...................................................... 3.4.2.2. Return Pasar Harian ....................................................... 3.4.2.3. Return Ekspektasi .......................................................... 3.4.2.4. Abnormal return .............................................................. 3.4.2.5. Pengujian Hipotesis .........................................................
46 47 48 49 49 49 49 51 51 53 54
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 4.1.
Hasil ............................................................................................. 4.1.1. Hasil pengidentifikasikan Saham-saham yang Diteliti .......... 4.1.2. Hasil Perhitungan Return Ekspektasi dengan Market model . 4.1.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 4.1.4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 4.2. Pembahasan .................................................................................
58 58 59 61 63 68
V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 5.1. Simpulan ....................................................................................... 5.2. Saran .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
71 72
80
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Halaman
Saham yang selalu terdaftar pada LQ45 selama periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2008 dan dijadikan objek penelitian ..................
59
Uji deskriptif statistik rata-rata return dan abnormal return saham harian selama periode penelitian ..........................................................
61
3.
Test of Homogenity of Variance ...........................................................
63
4.
Hasil Uji ANOVA selama periode penelitian ......................................
64
5.
Hasil uji beda rata-rata (uji-t) Abnormal return ....................................
66
6.
Hasil uji beda rata-rata independen sample t-test Abnormal return hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat dibandingkan Senin ....................
67
2.
81
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Grafik Indeks LQ45 tahun 2007-2008 .................................................
7
2.
Grafik IHSG tahun 2007-2008 ..............................................................
8
3.
Tingkat komulatif dari ketiga bentuk pasar efisien ...............................
24
4.
Tingkat komulatif dari keempat bentuk pasar efisien ...........................
25
5.
Return dan Risiko ..................................................................................
43
6.
Efisiensi Frontier ...................................................................................
44
82
DAFTAR LAMPIRAN
1. Return Saham Harian, Rata-rata Return dan Return Market pada periode estimasi 2007 2. Return Saham Harian, Rata-rata Return dan Return Market pada periode jendela 2008 3. Persamaan Regresi dari Rata-rata Return Saham dan Return Market 4. Rata-rata Return Saham Harian, Ekspektasi Return dan Abnormal return 5. Return dan Abnormal return per Hari 6. Uji Deskriptif Statistik Rata-rata Return dan Abnormal return Saham Harian selama periode penelitian 7. Uji Perbedaan Return Rata-rata antar hari perdagangan dengan menggunkan ANOVA (Analysis of Variance) 8. Uji Beda Rata-rata (uji-t) saham-saham dalam periode penelitian 9. Uji Independent test abnormal return hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat di bandingkan dengan hari Senin. 10. Daftar saham perusahaan tercatat yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45
83
LAMPIRAN