M e w a r t a k a n
A G U S T U S
2 0 1 6 / N O . 2 9 0
I m a n
d a n
W W W . U K I . C A
K a s i h
U K I T O R O N T O
Thank You Buona Fortuna “...in Rome”
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Christine Budihardjo Randy Danurahardja Novius Handy Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email:
[email protected]
Rm. Antonius Purwono SCJ Pastor Pamong UKI, 2013-2014
Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ, (647) 532.1318
[email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707
[email protected] Sekretaris Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
[email protected] Bendahara Evy Patuwo, (647) 323.3525
[email protected] WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
[email protected] Seksi Liturgi Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896
[email protected] Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
[email protected] Seksi Sosial Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718 Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected] Usher Janto Dinoto, (416) 402.7106
[email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
[email protected] Seksi Liturgi Stephanus Limpi, (416)827.2800
[email protected] Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
[email protected] Seksi Sosial Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608
[email protected] Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789
[email protected] Usher Diana Lucas, (416) 824.4069
[email protected] BIDANG KHUSUS Mudika, Felicia Wirahardja
[email protected] PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected] Ketua Sakristan/Pembagi Komuni Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected] Ketua Altar Server Budiman Widjaja, (416) 250.1655
[email protected]
Foto courtesy of KJRI Toronto
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945 - 17 AGUSTUS 2016
AGUSTUS
R
HALAMAN
2016/NO.290
ealita dunia sekarang ini... Mata dan telinga kita sekarang ini selalu memandang dan mendengarkan banyak kejadian dan peristiwa yang menegangkan. Sajian berita, baik melalui surat kabar, televisi atau media elektronik lainnya, hampir selalu menampilkan berita yang menyedihkan. Semuanya itu membuat kita berpikir, apa yang sedang terjadi di dalam dunia kita sekarang ini? Mengapa semuanya itu terjadi? Semua kejadian itu mengajak kita untuk sungguh merenungkan keadaan dunia kita dan juga diri kita masing-masing. Tidak perlu melihat terlalu jauh ke negara lain, kota lain atau daerah lain untuk melihat berbagai situasi yang menyedihkan itu. Kita bisa mulai dari keluarga atau rumah kita masing-masing, yang paling dekat dengan kita. Kita masingmasing juga mempunyai pengalaman yang tidak selalu indah dan menggembirakan. Terkadang juga terjadi konflik, keributan bahkan pertengkaran yang keras dalam kehidupan kita bersama. Bahkan kita mendengar juga ada keluarga yang hancur, perkawinan yang retak dan perceraian. Hingga juga sampai pada hidup beriman, karena anak-anak mulai menjauh dari Gereja dan juga dari Tuhan. Semua realita itu membuat kesedihan dan terkadang juga kekecewaan hingga ada yang merasa putus asa.
3
Kasih yang terus mengalir... Kita sungguh bersyukur akan pribadi Paus Fransiskus yang begitu menakjubkan kita semua serta dunia. Tentu saja beliau melakukan sesuatu bukan supaya dilihat orang untuk dipuji, namun untuk diteruskan oleh semua orang lain. Kita bisa mengikuti perjalanan beliau setiap hari dan apa yang dilakukannya. Dengan tenang Paus melakukan berbagai kegiatan sederhana dan langsung menyentuh semua manusia bahkan yang tersingkirkan. Paus mengunjungi | oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ | penjara, rehabilitasi tuna susila, rumah sakit, tempat sehingga tidak lagi direnungkan dan pengungsian dan berbagai kegiatan disyukuri. Lihatlah mulai dari diri kita lainnya. Semua yang dilakukannya itu sendiri, betapa luar biasanya karunia hanya mempunyai satu tujuan, yakni Tuhan bagi kita. Melalui kesehatan, menghadirkan Kasih dan Belaskasih rejeki dan semua kebutuhan hidup Tuhan di tengah dunia. yang tercukupi sampai hari ini, Tindakan Paus Fransiskus ini bukankah semuanya itu anugerah membuka mata kita akan kehadiran yang perlu selalu disyukuri. Begitu Yesus sendiri yang adalah Kasih juga kehidupan dalam keluarga sejati. Tuhan Yesus tidak hadir dalam dengan kesetiaan yang masih tetap rupa manusia seperti dulu lagi, namun terus bertahan. Kehidupan bersama Ia sungguh hadir di dalam KasihNya. yang indah dengan berbagai Kasih Tuhan itu hadir di dalam kebersamaan dan dukungan satu sama pribadi semua orang yang mengikuti lain. Begitu pula dalam kehidupan dan mengimaniNya, itulah yang bersama di dunia ini, yang begitu seharusnya terjadi. Kita semua adalah kaya dan menakjubkan. Diperlukan perpanjangan tangan Kasih Tuhan mata jasmani dan mata hati untuk bagi sesama kita, kita adalah melihat dan sungguh menyadarinya pembawa damai dan sukacita. Jika supaya kehidupan kita menjadi kita menyadari hal ini dengan sungguh seimbang dan tidak berat sungguh, maka dunia ini akan sebelah. sungguh dipenuhi dengan Kasih dan kedamaian. Perlulah kita semakin Namun demikian, kita tidak boleh hanya melihat semua kejadian yang mencekam dan menyedihkan itu. Kita pun harus mampu membuka mata dan telinga untuk begitu banyak hal baik yang terjadi setiap hari. Terkadang semua yang baik itu kita biarkan berlalu dan menjadi biasa saja
Belaskasih Yang Membawa Harapan Berjuang menghadapi tantangan di jaman ini...
Bersambung ke halaman 4,
AGUSTUS
2016/NO.290
HALAMAN
4
Priests of the Sacred Heart Regional Assembly Looks Toward The Future From August 08 to 11 the Canadian Region met in Assembly at Ermitage Saint-Croix in Pierrefonds, Québec. In preparation for the Assembly the three communities of the Region had responded to a questionnaire that asked each of the communities to take stock of its present composition and its ministries. Where would the community be in ten years? In view of that future, what projects do we wish to maintain at all costs? Would the present community in its make-up still be viable? What in our communities will need strengthening; what needs to be re-visioned, what provisions would need to be made regarding the members, the house, finances, care, support? Each of the communities presented their vision at the Assembly.□ Top, Rm Johanes Juliwan Maslim |scjcanada.org| SCJ, Rm Aegidius Warsito SCJ. Bottom, Fr Rein van Leeuwen, SCJ. Rm Antonius Purwono SCJ
Fr Jim Casper SCJ at the podium
Sambungan dari halaman 3, Belaskasih...
mengenal Tuhan Yesus dan menimba kekayaan kasih dariNya. Menimba setiap saat dan bukan hanya sekali, maka diperlukan ketekunan dan kesetiaan. Paus Fransiskus telah menjadikan Tahun 2016 ini sebagai Tahun Belaskasih atau Kerahimam Allah. Dengan hadirnya Tahun Belaskasih ini, kita semua semakin dibantu untuk mengalami Kasih Allah yang begitu besar bagi kita. Semua orang diajak untuk mengalami kasih Tuhan melalui berbagai pengalaman hidupnya. Kasih itu nyata di dalam rahmat pengampunan yang diberikan secara melimpah kepada semua orang yang mau bertobat dan mendapat kehidupan baru di dalam dirinya. Gerakan kasih yang terjadi dalam Gereja Katolik sekarang ini merupakan gerakan untuk melawan budaya kejahatan dan kematian yang sedang melanda dunia kita sekarang
ini. Semua kejahatan hanya dapat dikalahkan dengan kebaikan dan kasih sejati. Keselamatan manusia terjadi karena Yesus yang telah memberikan diriNya sampai wafat di salib, karena kasih. Dengan demikian maut dan kejahatan dikalahkan dengan kasih Yesus itu dan manusia selamat. Maka masa depan dan harapan bagi keselamatan manusia sudah dibuka dengan lebar. Sekarang diperlukan kita masing-masing untuk mau menerima kasih itu dengan kasih kita dan masuk ke dalam pintu Kasih dan Keselamatan yang telah tersedia. Pintu Harapan yang selalu terbuka Di tengah suramnya dunia sekarang ini dengan berbagai kejadian yang menyedihkan itu, ternyata masih tetap selalu ada harapan. Pintu Harapan itu selalu terbuka, yakni pintu menuju kebahagiaan sejati dan
abadi. Harapan selalu menunjuk kepada masa depan yang lebih baik dan membahagiakan. Harapan ada karena ada kepercayaan atau iman kepada Tuhan yang Mahakasih. Secara khusus Belaskasih Tuhan itulah yang memberi kepada kita semua pengharapan dan keyakinan akan masa depan yang cerah. Bagi Tuhan Yesus semua adalah baik dan semua manusia diundang untuk kembali dan tinggal di Rumah BapaNya. Maka tidak ada keraguan untuk melangkah memasuki Pintu Harapan dan Iman. Jika Gereja telah memberikan jalan dan Tuhan telah membuka Pintu BelaskasihNya, masihkah kita membiarkannya berlalu begitu saja? Kita perlu bertanya diri sekarang ini, apa yang telah kita lakukan sejak dimulainya Tahun Balaskasih ini? Diam saja atau berbuat sesuatu untuk keselamatan diri dan keluarga serta semua umat? Bersambung ke halaman 11,
AGUSTUS
2016/NO.290
HALAMAN
5
Maria Diangkat Ke Surga | oleh Prof. A. Gianto, SJ |
M
eskipun sudah dirayakan sejak abad ke-4, pengangkatan Maria ke surga jiwa dan badan baru ditegaskan secara resmi sebagai bagian ajaran kepercayaan iman pada tahun 1950. Sekitar awal abad ke-20 di beberapa kalangan para teolog berkembang aliran berpikir yang pada dasarnya menolak hal-hal yang tak bisa diterangkan dengan akal budi dan pengetahuan pada waktu itu. Pendapat seperti ini meluas pengaruhnya dalam Gereja, juga di kalangan para rohaniwan. Salah satu akibat dari cara berpikir ini ialah penolakan adanya sisi-sisi keramat dalam kehidupan, termasuk perkara-perkara yang biasa disebut mukjizat, dan tentu saja tradisi mengenai Maria diangkat ke surga langsung sesudah wafatnya. Namun pengalaman pahit dalam dua perang dunia mengajarkan betapa manusia sesungguhnya tidak berdaya menghadapi sisi-sisi gelap kemanusiaan sendiri. Berangsurangsur ketergantungan manusia
pada kekuatan ilahi makin disadari kembali. Dalam hubungan ini penegasan kepercayaan Maria diangkat ke surga jiwa dan badan itu menjadi pernyataan sikap resmi Gereja untuk tidak mengikuti cara berpikir yang tidak memperhitungkan tindakan ilahi di dunia. Penegasan ini juga mengakhiri periode pertentangan teologis di kalangan Gereja sendiri. MARIA DIANGKAT KE SURGA Bagaimana kita sekarang dapat mendalami makna perayaan Maria diangkat ke surga? Merayakan peristiwa itu dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia seluruhnya akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Hal ini sering digambarkan bakal terjadi lewat “pemurnian” dengan pelbagai cara seperti halnya tempat penantian, pengadilan terakhir yang memisahkan orang baik dari orang jahat, atau pembersihan jiwa kedosaan. Inti pemikirannya sama, yakni satu ketika nanti kita akan
pulih menjadi warga firdaus kembali dan masuk ke sana. Dan kita percaya bahwa itu dapat terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang aneh-aneh kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kita acapkali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita – berkat Maria – daripada kita mendengarkan-Nya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Mahakuasa. Menurut Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapan-Nya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu dengan-Nya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di firdaus. Tuhan mengusir mereka Bersambung ke halaman 6,
AGUSTUS
HALAMAN
2016/
dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayanya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3. Mari kita bayangkan kelanjutannya. Setelah mengusir manusia dari firdaus, Tuhan pun menghela nafas...dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh firdaus seperti sedang berkabung. Dan memang suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusir-Nya. Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian manusia diam-diam dituntun-Nya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun, pada jalan kembali ke firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya. Hari Minggu, 14 Agustus 2016 dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga sana. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke surga. Dirayakan juga kemampuan manusia untuk bekerja sama
dengan Tuhan. Dirayakan seorang yang hidup tulus mengikuti suara batin, yang membiarkan diri dituntun suara batin.. Dan lebih dari itu. Dan kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga – menjadi manusia. Dan menjadi manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus. Ia itu Oma Miryam-nya Luc, Ma Mir-nya Oom Hans. Bunda Maria-nya kita-kita ini. KIDUNG MAGNIFICAT Bacaan Injil, Luk 1:39-56, memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elizabet (ayat 39-45) dan Kidung Pujian “Magnificat” (ayat 46-56) dan berakhir dengan ayat 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama sudah dibicarakan sebelum Natal. Dua perempuan yang merasa dipermainkan dalam jalan hidup mereka itu kini menemukan diri mereka beruntung. Elizabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tak bisa mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati harihari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan
6
dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia tanyakan kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat, Roh Kudus akan turun. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!” Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengidungkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ayat 46 dengan pujian Maria kepada Tuhan dengan gembira – Ia itu Allah yang menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ayat 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi tinggi di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena orang kecil itu romantik, ideal, melainkan orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang yang hina dina biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuatnya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari. Ayat-ayat selanjutnya, yakni 4955, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan Bersambung ke halaman 10,
AGUSTUS
2016/
HALAMAN
Camping UKI
Algonquin Provincial Park, July 29– August 1
Whitefish Campground # 507, 508, 510, 511
7
AGUSTUS
2016/NO.290
HALAMAN
8
Wahyu 14: 13 "Dan aku mendengar suara dari sorga berkata. Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, menyatakan TURUT BERDUKA CITA atas berpulangnya:
Bp. Paulus Surya Widjaja Tan Hoay Djin (95 thn) 17 Juli 2016 di Jakarta
Istri: Almh. Elizabeth Iriany Singgih Keluarga yang ditinggalkan: Anak & Menantu: Leny Widjaja & Alm. Gunawan Danurahardja (Oei Yong An) Jahja Widjaja & Detty Laij Hamid Widjaja & Lenny Muljadi Erni Widjaja & Andre Wibisono Sylvia Widjaja & Hadi Widjaja Cucu & Cucu menantu: Randy & Anita, Sheila & James, Cheryl & Yogi, Nithia & Aditya, Neysa, Harun, Reza & Ira, Almira & Rendian, Danica & Marli, Prayogi Cicit-cicit: Arianna, Maya, Nando, Nadine, Marissa, Aline, Christopher
Bp. Fransiskus Herman Rusly Lie Kim Eng (73 thn) 9 Agustus 2016 di Jakarta
Keluarga yang ditinggalkan: Istri: Hani Harjani Jodi Rusly Anak & Menantu: Hernawaty Rusly & Paulus Harijanto Teddy Kurniawan Rusly & Kristina Pranata Henny Setiawaty Rusly & Bernard Lo Hertika Kurniawaty Rusly & Laurence Edwin Pradjanata Yanti Regina Rusly & Terry Gunardy Adhy Kurniawan Rusly & Lanny Tan Widjaja Venny Natasha Rusly Amelia Edwin Rusly & Felix Nyoman Beserta segenap cucu.
Bp. Johny Widjaja Wang Ie Siang (53 thn) 12 Agustus 2016 di Surabaya Keluarga yang ditinggalkan: Istri: Ratna Inadewi Anak-anak: Justin Giovanny Wijaja, Steven Leonardo Widjaja, Arian Hartanto Widjaja, Jeffrey Touring Widjaja.
Bp. Robert Widjaja Wang Tjin Sia (41 thn) 15 Agustus 2016 di Surabaya Keluarga yang ditinggalkan: Istri: Meylani Rahayu Anak: Alice Nathania Yocelin Widjaja. Mereka adalah saudara sekandung dari: Orangtua: Alm. Hadi Widjaja/Idawati Widjaja Saudara/saudara ipar: Agus Widjaja (Awi)/Indahwati Nani Widjaja/Janto Dinoto Viany Widjaja/Hendri Supriadi Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberikan keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di surga, dan bagi keluarga yang berduka diberikan kekuatan, ketabahan serta penghiburan dari-Nya.
AGUSTUS
HALAMAN
2016/
9
“ Kusebut Namamu Kawan Dalam Doaku” "Sesaat ketika Anda mendoakan orang lain, maka Tuhan sendirilah yang akan menjawabnya sehingga doamu mendatangkan berkat bagi dia/mereka yang Anda doakan." Contoh doa dan harapan yang dilandasi dengan iman dan kepercayaan yang teguh kita baca dalam Injil hari ini tentang perwira yang memohon kesembuhan bagi hambanya; "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita...Tuan, aku tidak layak menerima tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." Sang perwira percaya bahwa Yesus dapat melakukan segala sesuatu. Ia percaya bahwa biarpun tanpa menyentuh dan melihat, tapi kuasa-Nya melampau ruang dan waktu untuk mendatangkan
berkat bagi yang sakit dan menderita. Dan, apa yang terjadi? Hamba itu pun sembuh karena iman yang teguh dari sang perwira tuannya. Di akhir pekan ini ingin kubisikkan kepadamu sahabatku; "Luangkanlah waktumu selalu untuk mendoakan sanak keluarga dan sahabat kenalan yang membutuhkan pertolonganmu, serahkanlah mereka kepada Tuhanmu karena Ia mempunyai kuasa untuk melepaskan mereka dari sakit dan derita, dari problem dan masalah yang mendera mereka. Sesaat ketika engkau berpasrah da memohon dengan sungguh dan tulus kepada Tuhan untuk mereka yang engkau doakan, maka nantikanlah...nantikanlah pertolongan Tuhan untuk mereka. Ia akan melakukan apa yang telah diperbuat kepada hamba perwira itu
kepadamu, agar engkau bangga dan percaya bahwa engkau mempunyai seorang Tuhan Yesus yang luar biasa, ajaib dan mengherankan. Ia yang berkuasa akan menunjukkan mujizat-Nya lewat doa-doamu untuk mereka yang Anda telah, sedang dan akan doakan. Selamat berakhir pekan Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya, ***Rinnong - Duc in Altum***
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa XX, 14 Agustus 2016
AGUSTUS
2016/
Sambungan dari halaman 6, Maria...
hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihi -Nya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnificat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10. Orang sering beranggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketakberuntungan, aib ialah hukuman dari atas bagi kesalahan. Ada anggapan bahwa hukuman bisa juga dikenakan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnificat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dari-Nya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Samasekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ayat 52-53 yang mengatakan bahwa orang congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnificat mengajak orangorang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri. Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa dipakai begitu saja untuk memerangi ketimpangan
HALAMAN
10
sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus. MEMELIHARA FIRMAN ALLAH Bacaan Injil dalam misa vigilia perayaan Maria diangkat ke surga menyebutkan orang yang menyebut wanita yang melahirkannya berbahagia (Luk 11:27). Namun Yesus menambah dalam ayat selanjutnya, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Alah dan yang memeliharanya.” Kata Indonesia “memelihara” ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah penekanan kepada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah yang didengarkan. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 “Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”, sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Alah serta memeliharanya. Salam hangat, A. Gianto
PI Ursula’s Picnic at Kiwanis Heydenshore Park, June 23, 2016
Sambungan dari halaman 4,
Cukup banyak kita mendengar berita duka, karena ada yang meninggal, juga dari kenalan kita. Selain itu mereka yang kena penyakit dan terkadang sudah parah. Menghadapi itu semua, terkadang kita menjadi sedih dan bahkan ada yang merasa tidak punya harapan. Apalagi merasa bahwa doa dan permohonan kepada Tuhan tidak dikabulkan. Inilah tantangan nyata. Keadaan seperti inilah yang mengajak kita untuk melihat Belaskasih Tuhan yang masih tetap mengalir. Dalam menghadapi situasi yang tidak mudah ini, mata kita perlu tertuju kepada Tuhan yang penuh cinta. Kita perlu menyerahkan kepada Penyelenggaraan Ilahi dan bukan hanya keinginan manusiawi. Membuka hati bagi Tuhan dan berserah diri akan membawa ketenangan dalam hati walaupun berbagai penderitaan dan masalah dialami.
Saatnya sekarang ini kita semakin menyatukan hati kita dengan Hati Yesus yang Mahakudus yang memancarkan Belaskasih kepada kita semua. Kita perlu menimpa terus aliran Kasih Tuhan itu dan jangan membiarkan diri kita kehausan dan jauh dari Sumber Kasih yang sejati. Kehidupan dunia kita sekarang ini menyedihkan karena banyak orang menjauh dari Sumber Hidup Ilahi dan berfokus pada diri sendiri dan kepandaian yang Tuhan berikan. Baiklah kita mulai dari diri kita sendiri dan membawanya kepada mereka yang ada di sekitar kita. Marilah kita mengubah wajah dunia ini menjadi wajah penuh harapan, mulai dari hal kecil dan sederhana, mulailah berbagi Kasih dan menghidupi Belaskasih Tuhan. Berkat Tuhan.... Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ