TESIS T
STU UDI EKSPERIMENTAL L PENGO ONTRO OLAN A CON AIR NDITION NING SY YSTEM DENGA D AN F FUZZY L LOGIC C CONTRO OL
SUDIRMAN
PR ROGRAM M PASCA ASARJAN NA U UNIVERS SITAS UDAYANA A DENPASA AR 2011
TESIS
STU UDI EKSPERIMENTAL L PENGO ONTRO OLAN A CON AIR NDITION NING SY YSTEM DENGA D AN F FUZZY L LOGIC C CONTRO OL
SUDIRMAN NIM M 09919611009
PROGR RAM MAG GISTER PROG GRAM STUDI TE EKNIK MESIN M PR ROGRAM M PASCA ASARJAN NA UNIVER RSITAS UD DAYANA A D DENPASA AR 2011
STUDI EKSPERIMENTAL PENGONTROLAN AIR CONDITIONING SYSTEM DENGAN FUZZY LOGIC CONTROL
Tesis untuk memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister Program Studi Teknik Mesin Program Pascasarjana Universitas Udayana
SUDIRMAN NIM 0991961009
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 ii
Lembar Persetujuan Pembimbing
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL : 21 OKTOBER 2011
Pembimbing I,
Pembimbing II,
(Prof. Dr. Ir. I Gusti Bagus Wijaya Kusuma) NIP 19700607 199303 1 002
(Dr.Eng Made Sucipta,ST,MT) NIP 19741114 200012 1 001
Mengetahui Ketua Program Studi Teknik Mesin Program Pascasarjana Universitas Udayana
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. I Gusti Bagus Wijaya Kusuma) NIP 19700607 199303 1 002
Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP 195902151985102001
iii
Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal : 23 September 2011
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No.:1614/UN14.4/HK/2011 Tanggal:16 September 2011
Ketua
: Prof.Dr.Ir.I Gusti Bagus Wijaya Kusuma
Sekretaris
: Dr.Eng Made Sucipta,ST,MT
Anggota : 1. Prof. Dr.Tjokorda GdeTirta Nindhia,ST,MT 2. I Nyoman Suprapta Winaya,ST,MASc.Ph.D 3. I Made Widiyarta, ST, M.Sc. Ph.D
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA
: SUDIRMAN
NIM
: 0991961009
PROGRAM STUDI : PASCA SARJANA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS UDAYANA JUDUL TESIS : STUDI EKSPERIMENTAL PENGONTROLAN AIR CONDITIONING SYSTEM DENGAN FUZZY LOGIC CONTROL
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia
menerima
sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No.17
tahun 2010 dan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 21 Oktober 2011
(Sudirman)
v
UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Allah SWT/ Tuhan Yang Maha esa, karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof.Dr.Ir.I Gusti Bagus Wijaya Kusuma, pembimbing I dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Teknik Mesin, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr.Eng Made Sucipta,ST,MT, Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Made Bakta, Sp.PD (KHOM) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ungkapan terimakasih penulis sampaikan
pula
kepada para penguji tesis, yaitu Prof.Dr.Tjok.Gd.Tirta
Nindhia,ST., MT., I Nyoman Suprapta Winaya,ST,MASc,PhD, dan I Made vi
Widiyarta,ST,M.Sc. PhD, yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada
Ibu dan mendiang
Ayah yang telah mengasuh dan
membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya
penulis
sampaikan terima kasih kepada isteri tercinta Irina
Rosmala Dewi, S.Sos, MSi., serta anak-anak tersayang, yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan disertasi ini. Semoga Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian disertasi ini, serta kepada penulis sekeluarga.
vii
ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL PENGONTROLAN AIR CONDITIONING SYSTEM DENGAN FUZZY LOGIC CONTROL
Energi listrik yang tersedia di Indonesia saat ini belumlah mencukupi untuk segala kegiatan yang ada, ini bisa dibuktikan dengan seringnya terjadinya pemadaman bergilir di beberapa daerah di Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan penghematan-penghematan dalam pemakaian energi listrik disegala bidang, salah satunya yaitu sistem refrigerasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan salah satu cara yang bisa dilakukan dalam penghematan energi listrik pada sistem refrigerasi. Penelitian ini dilakukan dengan menguji AC (3 HP/3 phase) menggunakan 2 sistem kontrol yang berbeda, yaitu kontrol konvensional dan FLC , untuk mendapatkan metode yang terbaik dalam hal penghematan energi listrik. Pengujian dilakukan dengan menempatkan indoor unit di ruangan cold storage. Setiap pengujian dilakukan dengan beban yang bervariasi dalam ruangan uji, yaitu tanpa beban lampu, beban lampu 1000 Watt, dan lampu 2000 Watt. Pengujian sistem kontrol konvensional menggunakan suhu setting point 26°C dan 3 variasi diferensial yaitu 1°C, 2°C dan 3°C, sistem FLC menggunakan suhu setting point 26°C. Hasil penelitian ini adalah aplikasi sistem FLC menghasilkan konsumsi energi listrik yang paling rendah dibandingkan kontrol konvensional didalam hal ini adalah pada diferensial 1. Konsumsi energi listrik aplikasi FLC pada beban 1000 Watt lebih rendah 11% dan pada beban 2000 Watt lebih rendah 4% dibandingkan dengan kontrol konvensional pada diffrensial 1oC. Sedangkan jika dibandingkan dengan differensial 2oC dan 3oC, konsumsi energi listrik FLC lebih tinggi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan, pemakaian FLC bisa menghasilkan penghematan energi listrik pada AC, tapi perlu dilakukan penyempurnaan lagi dari perangkat FLC tersebut, supaya bisa bekerja dengan baik dengan kondisi pembebanan yang berbeda-beda. Kata kunci : sistem refrigerasi, kontrol konvensional, FLC,
viii
ABSTRACT EXPERIMENTAL STUDY OF CONTROLLING AIR CONDITIONING SYSTEM USING FUZZY LOGIC CONTROL Electrical energy available in Indonesia at this time is not yet sufficient for all existing activities, this can be proved by frequent occurrence of blackouts in several areas in Indonesia It is necessary for a saving in electrical energy consumption in all sectors, it is one of the refrigeration system.. This study aims to find a way that can be done in electric energy savings in refrigeration systems. Research was conducted by testing AC (3 HP / 3 phase) using 2 different control systems, namely conventional control and FLC, to obtain the best method in terms of electrical energy savings. Testing is done by placing the indoor units in cold storage room. Each test performed with varying load in the test room, ie no light burden, lamp 1000 Watt, and lamp 2000 Watt. Testing using a conventional control system with set point temperature 26° C and 3 variations of the differential is 1° C, 2° C and 3° C, the FLC using the temperature setting point 26° C. The results of this research is the application of FLC systems generate electrical energy consumption is more lower compared to conventional control, in this case is the differential 1oC. FLC application of electrical energy consumption at load 1000 Watt lower 11% and the load 2000 Watt 4% lower compared to conventional control in differential 1oC. Meanwhile, if compared with differential 2° C and 3o C, electric energy consumption of FLC is higher. From the research, it can be concluded, the use of FLC could result in savings on AC electric energy, but needs to be improved again from the FLC device, so it can work well with loading conditions vary. Keywords: refrigeration systems, conventional control, FLC
ix
RINGKASAN
Studi Eksperimental Pengontrolan Air Conditioning System Dengan Fuzzy Logic Control, Sudirman, Prof.Dr.Ir.I Gusti Bagus Wijaya Kusuma, pembimbing I, dan Dr.Eng Made Sucipta,ST,MT, Pembimbing II.
BAB I PENDAHULUAN, Membahas tentang kenapa penghematan energi itu perlu dilakukan dan kenapa harus dicari metode yang paling efektif untuk membuat sistem refrigerasi bisa beroperasi dengan normal, tapi bisa didapatkan penghematan energi pada sistem tersebut. Selain itu juga membahas tentang masalah-masalah yang dirumuskan dan tujuan dari penelitian ini dan manfaat dari penelitian ini. BAB II KAJIAN PUSTAKA, Membahas sistem kerja refrigerasi, Fuzzy Logic Control dan penelitian-penelitian tentang metode-metode yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan penghematan energi pada sistem refrigerasi. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN, Membahas tentang kerangka berpikir kenapa bisa terjadi penghematan energi pada sistem refrigrasi, dengan menambahkan VSD, dan FLC untuk mengontrol putaran poros kompresor, berdasarkan suhu yang terjadi pada ruangan yang dikondisikan. Konsep penelitian ini membahas bagaimana putaran poros kompresor bisa berubah dengan mengubah frekuensi sumber listrik yang akan diaplikasikan ke motor kompresor. Hipotesis penelitian membahas tentang kesimpulan awal yang mungkin terjadi berdasarkan kajian pustaka dan penelitianpenelitian terdahulu, yaitu hipotesis penelitian ini adalah bahwa penggunaan FLC dalam pengontrolan air conditioning system akan membuat pemakain energi listrik lebih rendah dibandingkan dengan pemakaian kontrol konvensional (ON/OFF control). BAB IV METODE PENELITIAN. Membahas metode penelitian yang dilakukan, yaitu dengan menggunakan AC split, 3 phase. Indoor dari AC split unit ditempatkan didalam cold storage untuk mendapatkan situasi yang sama untuk setiap pengujian. Penelitan dilakukan dengan menambahkan inverter pada sistem kontrol kompresor dan mengaplikasikan sistem Fuzzy logic control untuk pengaturan putaran poros kompresor. Sebagai pembanding dari penelitian ini adalah sistem kontrol konvensional (On/Off control), dengan variasi suhu differensial 1°C, 2°C dan 3°C. setting point dari dua aplikasi sistem kontrol ini adalah suhu 26oC. Variasi beban diaplikasikan didalam ruang cold storage dengan menambahkan dua buah lampu 1000 W, sehingga beban yang digunakan adalah beban lampu 2000 W, beban lampu 1000 W dan tanpa beban.
x
BAB V HASIL PENELITIAN, Berisi tentang hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dan ditampilkan dalam bentuk grafik dan tabel. BAB VI PEMBAHASAN, Dari hasil penelitian pada sistem konvensional menunjukkan hasil konsumsi energi listriknya, makin besar suhu differensial yang digunakan, maka makin rendah konsumsi energi listriknya begitu juga sebaliknya. Tetapi dengan aplikasi suhu differensial yang makin tinggi, range suhu ruanganpun akan makin melebar. Konsumsi energi listrik pada sistem konvensional adalah differensial 1 oC : beban 2000 W = 1920 Wh; beban 1000 W = 1130 Wh, tanpa beban = 930 Wh, differensial 2oC : beban 2000 W = 1690 Wh; beban 1000 W = 1060 Wh; tanpa beban = 860 Wh, dfferensial 3oC ; beban 2000 W = 1500 Wh; beban 1000 W = 1010 Wh; tanpa beban = 730 Wh. Untuk sistem FLC, diaplikasikan dengan hanya menggunakan dua variasi beban, yaitu beban 2000 W dan beban 1000 W, karena alat yang dibuat ini tidak bisa bekerja dengan baik jika tanpa beban. Konsumsi energi listrik menggunakan FLC, dengan beban 2000 W = 1850 Wh; beban 1000 W = 1010 Wh. Untuk membandingkan pemakaian energi listrik kedua pengontrolan tersebut, diambil hasil differensial 1oC dibandingkan dengan hasil FLC, karena suhu ruangan pada differensial 1oC, hasilnya mendekati pada pengontrolan dengan FLC. Aplikasi beban 1000 W, hasil FLC lebih rendah 20 Wh dibandingkan hasil differensial 1oC, sedangkan pada beban 2000 W, hasil FLC lebih rendah70 Wh. BAB VI PENUTUP DAN SARAN, Aplikasi FLC pada sistem refrigerasi akan bekerja optimal pada beban tertentu dan akan menghasilkan konsumsi energi listrik yang lebih efisien dibandingkan aplikasi kontrol konvensional. Setelah melihat hasil yang didapat dalam penelitian ini, perlu dilakukan penyempurnaan yang lebih baik lagi dari perangkat FLC tersebut, supaya bisa bekerja dengan baik dengan kondisi pembebanan yang lebih rendah.
xi
DAFTAR ISI Halaman S AMPUL DALAM....................................................................................... PRASYARAT GELAR ............................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................................... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................... UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. ABSTRAK............................................................................................................... ABSTRACT ............................................................................................................ RINGKASAN ......................................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ...................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4
i ii iii iv v vi viii ix x xii xiv xv xvii xviii
PENDAHULUAN ....................................................................... Latar Belakang ............................................................................. Rumusan Masalah ....................................................................... Tujuan Penelitian......................................................................... Manfaat Penelitian .......................................................................
1 1 3 3 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 2.1 Mesin Refrigerasi Siklus Kompresi Uap ...................................... 2.2 Fuzzy Logic Control (FLC) ........................................................... 2.3 Dasar Kendali Fuzzy ..................................................................... 2.4 Teknik Kendali Fuzzy ................................................................... 2.5 Hubungan Frekuensi dengan Daya ............................................... 2.6 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................
5 5 7 8 10 11 12
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................................. 3.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 3.2 Konsep ........................................................................................ 3.3 Hipotesis Penelitian .....................................................................
18 18 19 20
xii
BAB VI METODE PENELITIAN ............................................................ 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 4.1.1 Skema Instalasi Pengujian ................................................... 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 4.3 Penentuan Sumber Data ................................................................ 4.4 Variabel Penelitian ........................................................................ 4.4.1 Variabel Bebas ................................................................... 4.4.2 Variabel Terikat ................................................................. 4.5 . Instrumen Penelitian ……………………………………………. 4.5.1 Peralatan Pengujian. ............................................................ 4.5.2 Alat Ukur ............................................................................ 4.6 Prosedur Penelitian ....................................................................... 4.6.1 Diagram alir prosedur penelitian ....................................... 4.6.2 Prosedur Pengujian dan Pengambilan Data ....................... 4.6.3 Pelaksanaan Pengujian ....................................................... 4.6.4 Data Pengujian yang diambil ............................................. 4.7 Analisis Data .................................................................................
21 21 22 23 23 23 23 24 24 24 27 29 29 31 31 32 33
BAB V HASIL PENELITIAN................................................................... 5.1 Penelitian Menggunakan Kontrol Konvensional .......................... 5.2 Penelitian Menggunakan FLC ......................................................
34 34 39
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................... 6.1 Analisa pada Kontrol Konvensional ............................................. 6.2 Analisa pada FLC .........................................................................
42 42 45
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 7.1 Simpulan ....................................................................................... 7.2 Saran .............................................................................................
56 56 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. LAMPIRAN ...........................................................................................
57 59
xiii
DAFTAR TABEL Halaman
2.1
Parameter Comparison of Operating mode ...................................
13
4.1
Contoh Tabel Data Kontrol Konvensional ....................................
32
5.1
Konsumsi Energi Listrik Kontrol Konvensional Selama 1 jam ....
39
5.2
Konsumsi Energi Listrik FLC Selama 1 jam ................................
41
xiv
DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1
Diagram Proses Siklus Kompresi Uap ................................................
6
2.2
Konfigurasi Dasar Kendali Fuzzy ........................................................
9
2.3
Sistem Loop Tertutup dengan Kendali Fuzzy .....................................
10
2.4
Perbandingan energi yang dikonsumsi dari 3 sistem yang diuji ........
15
2.5
Konsumsi power dari Kompresor ......................................................
17
4.1
Skema Instalasi Pengujian ..................................................................
22
4.2
Inverter ...............................................................................................
27
4.3
Perangkat FLC....................................................................................
27
4.4
Thermostat NTC (Dixel) ....................................................................
27
4.5
Laptop dan data logger ......................................................................
28
4.6
kWh Meter..........................................................................................
28
4.7
Clamp Ampere ....................................................................................
28
4.8
Digital Stopwach ................................................................................
29
4.9
Flow Chart Prosedur Penelitian ........................................................
30
5.1
o
Variasi Suhu ruangan pada diff. 1 C dengan Beban 2000 W ...........
35
5.2
o
35
Variasi Suhu ruangan pada diff. 1 C dengan Beban 1000 W ........... o
5.3
Variasi Suhu ruangan pada diff. 1 C dengan tanpa Beban ............
36
5.4
o
Variasi Suhu ruangan pada diff. 2 C dengan Beban 2000 W ...........
36
5.5
o
Variasi Suhu ruangan pada diff. 2 C dengan Beban 1000 W ............
37
5.6
o
Variasi Suhu ruangan pada diff. 2 C dengan tanpa Beban ............
37
5.7
Variasi Suhu pada diff. 3 oC dengan Beban 2000 W .........................
38
5.8
o
Variasi Suhu pada diff. 3 C dengan Beban 1000 W .......................... o
38
5.9
Variasi Suhu pada diff.3 C dengan tanpa Beban .............................
39
5.10
Variasi Suhu pada FLC dengan Beban 2000 W .................................
40
5.11
Variasi Suhu pada FLC dengan Beban 1000 W .................................
40
o
6.1
Suhu ruangan pada diff. 1 C saat pertama hidup ...............................
42
6.2
Jumlah hidup mati kompresor selama 1 jam ......................................
43
6.3
Total waktu motor hidup selama 1 jam .............................................
43
6.4
Konsumsi energi listrik kontrol konvensional ...................................
44
6.5
Variasi Suhu dengan FLC dan Variasi Beban ...................................
45
6.6
Variasi Suhu dan frekuensi pada beban 2000 Watt...........................
46
6.7
Variasi Suhu dan frekuensi pada beban 1000 Watt...........................
47
xv
6.8
Variasi suhu dan putaran poros pada beban 2000 Watt .......................... 49
6.9
Variasi suhu dan putaran poros pada beban 1000W ............................. 49
6.10
Variasi putaran dan frekuensi pada beban 2000 Watt ............................. 50
6.11
Variasi putaran dan frekuensi pada beban 1000 Watt ............................. 50
6.12
Variasi suhu pada beban 1000 Watt dan 2000 Watt ............................. 51
6.13
Variasi frekuensi pada beban 1000 Watt dan 2000 Watt ........................ 52
6.14
Konsumsi energi listrik pada FLC selama 1 jam .................................... 52
6.15
Variasi suhu ruangan dengan kontrol konvensional dan FLC Pada aplikasi beban 2000 Watt ............................................................... 53
6.16
Perbandingan Konsumsi Energi Listrik antara Konvensional Dan FLC ................................................................................................ 54
xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
AC
= Air Conditioning
ANN
= Artificial Neural Network
COP
= Coefisien Of Performance
DX System
= Direct Expansion System
EEV
= Electronic expansion valve
FLC
= Fuzzy Logic Control
FPFA
= Fan-coil plus fresh air
HP
= Horse Power
HFC
= Hirdrofluoro Carbon
PID
= Proporsional, integral, differential
SH
= Superheat
Two
= Temperature water out
VSD
= Variable speed driver
VRF
= Variable refrigerant flow
VAV
= Variable air volume
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 1oC beban 2000 W Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 1 oC beban 1000 W 2. Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 1 oC tanpa beban 3. Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 2 oC beban 2000 W Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 2 oC beban 1000 W 4. Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 2 oC tanpa beban 5. Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 3 oC beban 1000 W Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 3 oC beban 2000 W 6. Konsumsi energi listrik dengan kontrol differensial 3 oC tanpa beban 7. Konsumsi energi listrik dengan FLC beban 2000 W Konsumsi energi listrik dengan FLC beban 1000 W 8. Data FLC dengan beban lampu 2000 W 9. Data FLC dengan beban lampu 1000 W 10. Kondisi pengujian
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Energi listrik yang tersedia di Indonesia saat ini belumlah mencukupi
untuk segala kegiatan yang ada, ini bisa dibuktikan dengan seringnya terjadinya pemadaman bergilir di beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pembangkit cadangan yang siap setiap saat jika pembangkit yang beroperasi mengalami kerusakan atau harus di maintenance. Walaupun energi terbarukan sangatlah melimpah keberadaannya di Indonesia, yaitu : energi surya, angin, microhydro, geothermal, ombak dan lain sebagainya. Tapi teknologi untuk memanfaatkan energi terbarukan tersebut, belum begitu banyak diterapkan, yang menjadi alasan adalah masalah biaya yang ada tidak mencukupi untuk kegiatan tersebut. Salah satu jalan yang bisa dilakukan untuk menanggulangi krisis listrik di Negara kita adalah dengan jalan melakukan penghematan-penghematan listrik disegala bidang kegiatan yang menggunakan listrik. Salah satu peralatan yang menggunakan listrik adalah sistem refrigerasi atau sistem pendingin. Sistem pendingin merupakan sistem yang menghabiskan energi listrik relatif terbesar. Proporsi energi listrik yang dihabiskan oleh sistem pendingin dalam sebuah gedung perkantoran adalah sekitar 50% sampai 70% (Suryabrata, 2011) Hal
1
2
tersebut menjadi tantangan untuk mencari terobosan-terobosan mendapatkan caracara penghematan. Sistem kontrol
konvensional (on-off control) merupakan sistem yang
umum digunakan dalam sistem refrigerasi, yaitu sistem kontrol berdasarkan referensi suhu dan pada putaran poros kompresor yang konstan. Pada sistem ini, motor kompresor hanya mengenal dua kondisi berdasarkan masukan suhu yang disensor oleh thermostat. Jika suhu yang terjadi pada sistem yang dikondisikan sudah tercapai atau lebih rendah dari suhu referensi, maka motor kompresor akan mati/off, begitu sebaliknya jika suhu pada sistem yang dikondisikan lebih tinggi, maka motor kompresor akan beroperasi/on. Pada sistem ini motor kompresor akan bekerja pada pada beban tetap, walaupun beban pendinginan yang ada sudah berkurang ataupun bertambah banyak. Sehingga penghematan energi listrik yang didapatkan pada sistem ini hanya terjadipada saat motor kompresor dalam kondisi mati/off. Tetapi semakin sering terjadi fluktuasi akibat pendinginan akan semakin kecil kemampuan untuk penghematan energi. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk penghematan energi pada bidang refrigerasi, selain mengganti refrigerant HCFC (Hydrochlorofluorocarbons) dengan refrigerant Hydrocarbon, juga bisa dilakukan dengan melakukan modifikasi pada sistem kontrolnya. Untuk itu kami memilih topik penelitian yang berhubungan dengan penghematan energi pada sistem refrigerasi dengan memodifikasi sistem kontrolnya, dan menambahkan variable speed driver (VSD) untuk merubah kecepatan putaran poros kompresor berdasarkan perubahan
3
frekuensi listrik. Sistem kontrol yang dipilih dalam penelitian ini adalah FLC (Fuzzy Logic Control). Pada penelitian ini, akan dilakukan percobaan menggunakan dua kontrol yang berbeda, yaitu kontrol konvensional dan FLC pada sistem refrigerasi. Hasil yang diperoleh dan yang akan dianalisa pada percobaan ini adalah variasi suhu ruangan dan konsumsi energi listrik dari masing-masing aplikasi kontrol. Untuk FLC juga akan dianalisa perubahan frekuensi selama pengujian. 1.2
Rumusaan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, bahwa penghematan
energi pada sistem refrigerasi bisa dilakukan dengan memvariasikan putaran poros kompresor disesuaikan dengan perubahan beban pendinginan. Pada penelitian ini akan diaplikasikan 2 jenis sistem pengontrolam pada sistem refrigerasi, yaitu kontrol konvensional dan FLC. Maka yang menjadi permasalahan pada studi eksperimental ini adalah : Sistem kontrol manakah yang paling optimal dalam rangka penghematan energi listrik dari 2 jenis kontrol yang akan diaplikasikan pada sistem refrigerasi ? Adapun parameter-parameter yang dikaji adalah sebagai berikut : 1. Jumlah energi listrik yang digunakan pada sistem konvensional dan FLC. 2. Respon suhu ruangan yang terjadi pada sistem konvensional dan FLC. 3. Perubahan frekuensi yang terjadi pada penggunaan FLC
4
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui dan membandingkan energi yang digunakan oleh sistem refrigerasi yang menggunakan kontrol konvensional dengan yang menggunakan FLC . 2. Untuk
mengetahui
sistem
kontrol
yang
paling
optimal
dalam
penghematan energi listrik pada sistem refrigerasi. 3. Untuk mengetahui respon suhu ruangan yang dikondisikan dengan menggunakan kontrol yang berbeda
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh ádalah nantinya hasil analisis terhadap rancangan
penelitian dapat digunakan untuk acuan pengembangan konservasi energi pada sistem refrigerasi lebih lanjut, yang lebih efisien dan lebih hemat.
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berbagai jenis sistem refrigerasi yang bekerja berdasarkan berbagai proses dan siklus dapat ditemui dalam praktek. Secara umum ada dua siklus dari sistem refrigerasi yaitu sistem refrigerasi siklus tertutup dan sistem refrigerasi siklus terbuka. Menurut Arora (2001), sistem refrigerasi siklus tertutup dapat dikelompokkan berdasarkan jenis siklusnya diantaranya : 1. Sistem refrigerasi siklus thermodinamika 2. Sistem refrigerasi siklus thermo-elektrik 3. Sistem refrigerasi siklus thermo-magnetik Yang termasuk mesin refrigerasi siklus thermodinamika antara lain;
2.1
1.
Mesin refrigerasi siklus kompresi uap
2.
Mesin refrigerasi siklus absorpsi
3.
Mesin refrigerasi siklus jet uap
4.
Mesin refrigerasi siklus udara Mesin Refrigerasi Siklus Kompresi Uap Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap merupakan jenis mesin refrigerasi
yang paling banyak digunakan saat ini. Mesin refrigerasi siklus kompresi uap terdiri dari empat komponen utama, yaitu kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Susunan keempat komponen tersebut secara skematik ditunjukkan pada Gambar 2.1 di bawah. 5
6
QK 3
2 KONDENSOR KOMPRESOR
KATUP EKSPANSI
WK
4
1 EVAPORATOR
QE Gambar 2.1 Diagram Proses Siklus Kompresi Uap Cara Kerja Siklus Kompresi Uap; 1. Proses 1-2 ; refrigeran meninggalkan evaporator dalam wujud uap jenuh dengan temperatur dan tekanan rendah, kemudian oleh kompresor uap tersebut dinaikkan tekanannya menjadi uap super panas dengan temperatur yang tinggi, lebih tinggi dari temperatur lingkungan sehingga pembuangan panas bisa berlangsung. 2. Proses 2-3 ; setelah mengalami proses kompresi, refrigeran berada dalam fase panas lanjut dengan tekanan dan temperatur tinggi. Untuk merubah wujudnya menjadi cair (kondensat), kalor harus dilepaskan ke lingkungan melalui alat yang disebut dengan kondensor. Refrigeran mengalir melalui kondensor pada sisi lain dialirkan fluida pendingin (udara atau air) dengan temperatur lebih rendah dari pada temperatur refrigeran. Oleh karena itu kalor akan berpindah dari refrigeran ke fluida pendingin dan refrigeran
7
akan mengalami penurunan temperatur dari kondisi uap panas lanjut menuju kondisi uap jenuh, selanjutnya mengalami proses pengembunan menjadi refrigeran cair. Refrigeran keluar kondensor sudah berupa refrigeran cair. Proses kondensasi berlangsung pada temperatur dan tekanan yang konstan. 3. Proses 3-4 ; refrigeran dalam keadaan wujud cair jenuh (tingkat keadaan 3) kemudian mengalir melalui alat ekspansi. Refrigeran mengalami ekspansi pada entalpi konstan dan berlangsung secara tak reversibel sehingga tekanan refrigeran menjadi rendah (tekanan evaporator). Refrigeran keluar alat ekspansi berwujud campuran uap-cair pada tekanan dan temperatur rendah. 4. Proses 4-1 ; Refrigeran dalam fase campuran uap-cair, mengalir melalui evaporator. Di dalam evaporator refrigeran mengalami proses penguapan sebagai akibat dari panas yang diserap dari sekeliling evaporator. Dengan adanya penyerapan panas ini, maka disekeliling evaporator (ruangan yang dikondisikan) menjadi dingin atau temperaturnya turun. Selanjutnya refrigeran yang meninggalkan evaporator dalam fase uap jenuh. Proses penguapan tersebut berlangsung pada temperatur dan tekanan yang konstan.
2.2
Fuzzy Logic Control (FLC) Fuzzy logic pertama kali dikenalkan kepada publik oleh Lotfi Zadeh,
seorang profesor di University of California di Berkeley. Fuzzy logic digunakan untuk menyatakan hukum operasional dari suatu sistem dengan ungkapan bahasa,
8
bukan dengan persamaan matematis. Banyak sistem yang terlalu kompleks untuk dimodelkan secara akurat, meskipun dengan persamaan matematis yang kompleks. Dalam kasus seperti itu, ungkapan bahasa yang digunakan dalam Fuzzy logic dapat membantu mendefinisikan karakteristik operasional sistem dengan lebih baik. Ungkapan bahasa untuk karakteristik sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk implikasi logika, misalnya aturan Jika - Maka. Pada teori himpunan klasik yang disebut juga dengan himpunan crisp (himpunan
tegas)
hanya
dikenal
dua
kemungkinan
dalam
fungsi
keanggotaannya, yaitu kemungkinan termasuk keanggotaan himpunan (logika 1) atau kemungkinan berada di luar keanggotaannya (logika 0). Namun dalam teori himpunan fuzzy tidak hanya memiliki dua kemungkinan dalam menentukan sifat keanggotaannya tetapi memiliki derajat keanggotaan yang nilainya antara 0 dan 1. fungsi yang menetapkan nilai ini dinamakan fungsi keanggotaan yang disertakan dalam himpunan fuzzy.
2.3
Dasar Kendali Fuzzy Menurut Reznik (2000),
skema
dasar pengendali Fuzzy berdasarkan
beberapa tahap, yaitu : 1. Difinisikan
input dan variabel-variabel kontrol, tentukan bagian
proses yang akan diobservasi dan pertimbangkan
aksi–aksi
pengontrolan yang yang akan dipilih. 2. Tentukan kondisi interface, tetapkan cara dari observasi proses yang dipilih sebagai unit Fuzzy.
9
3. Disain aturan dasar (rule base), tentukan aturan mana yang akan diaplikasikan dengan kondisi tertentu. 4. Disain unit perhitungan (Computational unit), suplai algoritma untuk melakukan perhitungan fuzzy. Ini biasanya akan menjadi output fuzzy. 5. Tentukan aturan yang merupakan pernyataan-pernyataan pengontrolan fuzzy logic yang dapat diubah menjadi tindakan crisp control. Struktur dasar dari pengontrolan fuzzy logic dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.
Input membership function
Controoler
Knowledge base Database Rulebase
Output membership function
rules table Fuzzy
Fuzzy Fuzzification
Interference engine input
Defuzzification output
Crisp input
Crisp output
Process or object under control
Gambar 2.2. Konfigurasi dasar kendali Fuzzi (Reznik, 2000)
2.4
Teknik Kendali Fuzzy Teknik kendali Fuzzy merupakan sistem kendali yang berdasar pada basis
pengetahuan manusia di dalam melakukan kendali terhadap suatu proses. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah pengendali berdasarkan logika
10
fuzzy adalah masukan dan keluaran aktual (crisp) serta semesta pembicaraan, faktor skala dari variabel masukan dan keluaran, fungsi keanggotaan yang digunakan untuk masukan dan keluaran, dan aturan fuzzy yang digunakan. Sistem loop tertutup dengan pengendali fuzzy ditunjukkan pada gambar 2.3.
Kp
Set point
(ref. Input )
-
Fuzzy Controller
control
Plant
+ K d
+
Error
Delay Dt Change of error
Kd
Gambar 2.3 Sistem loop tertutup dengan kendali Fuzzy (Reznik, 2000) Crisp Input berupa masukan kesalahan (error) dan perubahan kesalahan (Δ error). Error dan Δ error diperoleh dari nilai referensi, keluaran plant, dan error sebelumnya. Dua masukan tersebut akan diolah oleh pengendali Fuzzy. Nilai keluaran yang dihasilkan pengendali Fuzzy berupa Crisp Output (sinyal kontrol).
2.5
Hubungan Frekuensi dengan Daya Secara umum motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Didalam motor DC, energi listrik diambil langsung dari kumparan armatur dengan melalui sikat dan komutator, oleh karena itu motor DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, pada motor AC, kumparan rotor tidak tidak menerima energi listrik
output
11
langsung, tetapi secara induksi seperti yang terjadi pada energi kumparan sekunder transformator. Oleh karena itu, motor AC dikenal dengan motor induksi. Secara prinsip ada dua bagian dari motor induksi, yaitu bagian stator dan bagian rotor. Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari tiga kumparan tiga phase yang disebut kumparan stator, yang masing-masing kumparan mendapat suplai arus tiga phase. Jika kumparan stator mendapat suplai arus tiga phase, maka pada kumparan tersebut segera timbul flux magnet putar. Karena adanya flux magnet putar pada kumparan stator, mengakibatkan rotor berputar karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar (Rijono, 2004):
(2.1) dimana : N = putaran mesin (rpm) f = frekuensi listrik (Hz) p = jumlah kutub Adapun torsi poros rotor
adalah (Rijono, 2004) :
(2,2)
atau, (2.3)
12
dimana, Pr = daya input rotor (watt) Tr = torsi rotor (N.m) Jika persamaan (1) disubtitusikan ke persamaan (3), maka didapat : (2.4)
(2.5)
atau
Dari persamaan (4) , bahwa daya input berbanding lurus dengan frekuensi. Makin rendah frekuensi, maka daya input-nya akan makin rendah. Begitu sebaliknya, makin tinggi frekuensi maka daya input-nya makin tinggi juga. 2.6
Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian tentang cara-cara untuk melakukan penghematan energi pada
sistem refrigerasi sudah banyak dilakukan, terbukti dengan jurnal yang ditulis oleh Qureshi dan Tassou
(1996) yang tujuan dari tulisan tersebut adalah untuk
mengumpulkan seluruh informasi tentang kemajuan teknologi variable speed terbaru dalam satu sumber.
Kajian tersebut menunjukkan bahwa, walaupun
variable-speed driver berbasis kecepatan pada inverter telah berhasil digunakan untuk mengotrol kapasitas mesin rotodynamic, seperti pompa, fans, compresor, tapi sejauh ini terbatas pada unit AC kapasitas kecil, untuk kapasitas menengah, terbentur dengan beberapa masalah, seperti kurangnya pengembangan dan integrasi komponen, poor realibility, permodalan yang tinggi dan kegagalan rancang bangun instalasi miniatur untuk menghasilkan penghematan energi yang
13
diharapkan. Meskipun teknologi inverter berbasis variable speed untuk kompresor menawarkan potensi penghematan energi, penelitian masih diperlukan untuk pengembangan sistem yang lebih optimal dan hemat biaya. Chiou dkk. (2006) menawarkan prosedur penghematan energi pada DX Air Conditioning system, dengan metode periodic downtime, yaitu dengan mengatur periode operasi sistem dan periode mati sistem dari dua buah AC. Pada tabel 2.1, memperlihatkan
perbandingan parameter dari mode
operasi unit AC yang dikontrol pada percobaan Chiou dkk. Tabel 2.1 Parameter Comparison of Operating mode Mode (set temperature27oC)
kWh/4h
P (W)
w (W)
a
h(%)
Mode 1 :ULT = ST+1oC (ON/OFF, no forced downtime)
4,71
1176,82
1365.53
0.72
-
Mode 2 : Operating 45 min/downtime 15 min(downtime cycle 60 min)
3.83
958.15
1408.36
0.59
18.68
Mode 3 : Operating 22.5 min/downtime 75 min(downtime cycle 30 min)
3.96
991.29
1439.43
0.61
15.92
Mode 4 : Operating 15 min/downtime 5 min(downtime cycle 20 min)
3.69
923.82
1458.71
0.56
21.66
Mode 5 : Only one operating 30 min/downtime 30 min(downtime cycle 60 min)
4.18
10.46.91
1135.27
0.64
11.25
Mode 6 : Operating 45 min/downtime 15 min(downtime cycle 15 min)
3.74
936.07
1385.80
0.57
20.66
Mode 7: ULT = ST + 2oC (ON/OFF, no forced downtime)
4.37
1093.45
1444.56
0.67
7.22
Mode 8: ULT = ST + 3oC (ON/OFF, no forced downtime)
4.13
1032.79
1458.07
0.63
12.31
( Chiou dkk. 2006)
Tujuan dari penelitian dengan menggunakan dua buah AC unit dengan metode pengendalian siklus downtime tersebut adalah untuk memahami prosedur dari penghematan energi. Pada waktu bersamaan dicari dan dibandingkan efek penghematan energi pada waktu yang berbeda, seperti konsumsi listrik, efisiensi dari penghematan energi dan kurva variasi suhu. Hasil penelitiannya adalah bahwa forced downtime merupakan prosedur penghematan energi yang paling
14
efektif. Dengan menggunakan metode operasi selama 15 menit dan downtime 5 menit, dicapai efisiensi energi terbaik, dimana efek penghematan energinya 21,66%, tetapi jika kita memilih kenyamanan penghuni sebagai prioritas utama, harus memilih terbaik kedua dari siklus downtime hemat energi yaitu yang beroperasi selama 10 menit dan downtime 5 menit. Widell dkk (2009) mengadakan pengujian yang difokuskan pada optimalisasi energi pada kompresor yang menggunakan slide valve di sistem refrigerasi. Pengujian dilakukan pada industri pengolahan ikan di Norwegia. Sistem refrigrasi disana berjalan dengan kapasitas penuh, walaupun dengan beban yang tidak penuh. Sebuah model linear programming dikembangkan untuk mencapai operasional kompresor yang optimal pada sistem, dengan meminimalkan konsumsi energi listrik kompresor, sehingga sesuai dengan beban yang dibutuhkan. Pengujian dilakukan pada dua periode pengukuran, periode pertama pada produksi ikan yang tinggi dan periode kedua pada produksi ikan yang rendah. Optimasi dilakukan dengan dan tanpa menambahkan variable frequency drive pada sistem kontrol kompresornya. Pengujian tersebut membuktikan bahwa, penghematan dapat dilakukan saat sistem bekerja pada beban yang tidak penuh, dan diasumsikan terjadi penghematan sebesar € 30.000 – 50.000 pertahun.
15
Zhou dkk. (2006) menghasilkan perbandingan pemakaian energi yang dihasilkan pada
air conditioning system dengan 3 metode yang berbeda, yaitu
sistem variable refrigerant flow (VRF), sistem variable air volume (VAV) dan sistem
fan-coil plus fresh air (FPFA). Penelitian tersebut dilakukan dengan
simulasi menggunakan software Energi Plus. Hasil simulasi menunjukkan bahwa potensi hemat energi dari sistem VRF mencapai 22,2% dan 11,7%, dibandingkan dengan sistem VAV dan FPFA sistem.
Plug load Heat Rejection
System Fans VRV System
Chillers
Electrical energy consumption (GJ)
Lighting Pump
System types
Gambar 2.4 Perbandingan energi yang dikonsumsi dari 3 sistem yang diuji. ( Zhou dkk. 2006) Yu dkk.(2007) mengadakan penelitian dengan menggunakan load-based speed control untuk meningkatkan kinerja
dari water-cooled chiller systems.
Pengujian tersebut menyelidiki pemakaian energi listrik dan air pada variasi operasional chiller system dengan berbagai variasi kontrol pompa air kondensor dan kipas cooling tower. Chiller system beroperasi secara optimal dengan load-
16
based speed control pada pengaturan kecepatan kipas cooling tower sebagai fungsi linear dari rasio beban chiller system. Keunggulan dari kontrol tersebut terletak pada hubungan antara chiller system dengan kondisi beban yang diterapkan dan menghilangkan kebutuhan sensor kelembaban untuk meriset suhu air pendingin. COP sistem yang dapat dicapai dengan penerapan load-based speed control mengalami peningkatan 1,4-16,1% relatif terhadap sistem yang lama. Studi kasus ini juga menunjukkan bahwa kontrol yang optimum dapat menghasilkan penurunan konsumsi energi listrik
sebesar 5,3%
dan pengurangan biaya operasional sebesar 4,9%
dibandingkan chiller system control yang konvensional. Hal ini bisa menjadi pertimbangan, pemakaian
load-based speed
control secara ekonomis layak,
sebagai penghematan biaya operasi akan sepenuhnya menutup biaya investasi yang terkait dengan pengadaan kontrol dalam dua tahun atau kurang. Ekren dkk. (2010) mengadakan penelitian dengan membahas efek dari pengontrolan
menggunakan metode yang berbeda pada sistem chiller yang
menggunakan variable speed compressor (VSD) dan electronic expansion valve (EEV). Sistem Chiller menggunakan kompresor scroll type (VSC) dan motor stepper pada EEV. Tiga sistem kontrol diaplikasikan pada sistem chiller, yaitu control PID (proporsional, integral, differential), Fuzzy logic control (FLC) dan Artificial Neural Network (ANN). Konsumsi power diukur dengan menggunakan wattmeter, bisa dilihat pada gambar 2.7. Konsumsi power terendah didapatkan dengan menggunakan kontrol ANN.
Power Consumption (kW)
17
Fuzzy Controlled PID Controlled ANN Controlled
Time (second)
Gambar 2.5 Konsumsi power dari Kompresor (Ekren dkk. 2010) Dari penelitian tersebut, hasil konsumsi power untuk Kontrol ANN lebih rendah 8,1% dan 6,6% dibandingkan kontrol PID dan FLC, sedangkan konsumsi power FLC lebih rendah 1,4% dibandingkan kontrol PID . Sudirman dan Winaya (2009), melakukan penelitian tentang pengaruh perubahan poros kompresor terhadap performance sistem refrigerasi. Penelitian dilaksanakan dengan merubah frekuensi listrik yang disuplai ke kompresor menggunakan variabel speed driver (VSD). Didapatkan hasil semakin rendah kecepatan putar poros kompresor, nilai COP sistem refrigerasi akan naik, demikian juga sebaliknya. Tetapi semakin rendah frekuensi yang digunakan, maka pemakaian energi listriknya akan semakin rendah pula.
18
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir Sistem refrigerasi kompresi uap menggunakan kompresor sebagai alat
yang mensirkulasikan refrigeran. Kompresor bisa disebut sebagai jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor digerakkan oleh
motor listrik. Dalam kondisi
normal, listrik yang disuplai ke motor listrik adalah pada frekuensi 50 Hz. Frekuensi listrik saling berhubungan dengan putaran motor listrik, jika frekuensi berubah, , maka putaran motor listrik akan berubah juga, sesuai dengan rumus pada bab sebelumnya, yaitu :
(3.1) dimana, N = putaran (rpm) f = frekuensi (Hz) p = jumlah kutub
Dari rumus 3.1, bahwa putaran (N) berbanding lurus dengan frekuensi, jika frekuensi diperkecil, maka putaran motorpun akan berkurang juga.
18
19
Perubahan
frekuensi akan
berpengaruh juga terhadap daya motor itu sendiri,
seperti pada persamaan (3.2). (3.2) dimana, Pr = daya input rotor (watt) Tr = torsi rotor (N.m)
Jadi, dengan merubah frekuensi, akan terjadi perubahan daya motor, makin rendah frekuensi yang diaplikasikan pada motor, maka daya motor tersebut
menjadi
makin rendah pula. 3.2
Konsep Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan cara untuk merendahkan
konsumsi energi listrik oleh motor kompresor pada sistem refrigerasi. Pada sistem kontrol konvensional, sistem refrigerasi akan hidup-mati untuk menjaga suhu dalam ruangan sesuai suhu diffrensial yang diaplikasikan, tetapi frekuensi yang diterapkan pada kondisi 50 Hz. Pada sistem FLC, sistem refrigerasi akan hidup terus menerus untuk menjaga suhu ruangan menuju pada suhu setting point-nya, tetapi motor kompresor akan bekerja pada frekuensi yang lebih rendah dari 50 Hz. Konsep dalam penelitian ini adalah, suhu yang terjadi di ruangan uji menjadi masukan FLC, kemudian FLC
memerintahkan inverter merubah
frekuensi listrik yang disuplai ke motor kompresor sesuai dengan perubahan suhu yang terjadi di dalam ruang uji. Saat suhu ruang uji berada atau mendekati suhu seting yang telah ditetapkan, frekuensi suplai listrik akan berada pada frekuensi
20
yang lebih rendah dari 50 Hz. Dengan frekuensi listrik yang lebih rendah, maka daya listrikpun akan menjadi lebih rendah pula. 3.3
Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka, bisa dinyatakan bahwa penggunaan FLC
dalam pengontrolan air conditioning system akan membuat pemakain energi listrik lebih rendah (ON/OFF control).
dibandingkan
dengan pemakaian
kontrol konvensional
21
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1.
Rancangan Penelitian
4.1.1
Skema Instalasi Pengujian Penelitian ini mengunakan sebuah AC split 3HP/3Phase, indoor unit-nya
dipasang didalam ruang pengujian yang merupakan ruang cold storage dengan penambahan 2 buah lampu 1000 Watt seperti terlihat pada gambar 4.1. Digunakan ruang tersebut untuk pengujian adalah supaya beban yang akan ditanggung oleh sistem refrigerasi hanyalah lampu-lampu tersebut, karena tidak adanya celah-celah untuk keluar masuknya udara. Dengan demikian untuk setiap pengujian akan didapatkan kondisi yang seragam, tidak ada gangguan dari luar ruang cold storage. Outdoor unit diletakkan diluar ruang cold storage yang masih didalam ruangan, terlihat seperti sebuah kotak, tapi didalamnya terdapat kompresor, kondensor, receiver, accumulator dan katup ekspansi . Sumber listrik yang dari PLN dilewatkan di kWh meter, kemudian dimasukkan ke inverter. Kerja inverter akan di kontrol oleh perangkat FLC yang akan diberi masukan oleh sensor suhu yang dipasang ditempat udara masuk indoor unit. Untuk pengujian memakai kontrol konvensional, inverter tidak digunakan, tetapi diganti dengan termostat NTC. Energi listrik yang diukur adalah semua alat yang dipasang setelah kWh meter, yaitu AC unit, FLC, dan inverter.
21
22
Ruang pengujian
T
Lampu 1000W
Lampu 1000W
sensor Evaporator
P T
P T P T
Katup Ekspansi
Accumulator
P T
Reciever
Filter/Drier
kWh meter Kompresor
P T
inverter
P T Kondensor
FLC sistem PLN
Gambar 4.1. Skema instalasi pengujian Keterangan : Sirkulasi sistem refrigerasi P Sistem control T Sistem power .
Pressure gauge Thermocouple
23
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan dilaboratoriun teknik pendingin PS Refrige-
rasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bali. Penelitian dilakukan
di dalam
ruangan pada siang hari, dengan suhu ruangan berkisar diantara 27°C s/d 28°C. 4.3
Penentuan Sumber Data Data-data yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan 2 bagian besar,
yaitu berdasarkan kontrol konvensional dan FLC . Untuk kontrol konvensional, data yang diambil adalah adalah variasi suhu ruangan dengan suhu diferensial berbeda (1°C, 2°C dan 3°C) dan variasi beban, berupa tanpa lampu, lampu 1000 Watt dan lampu 2000 Watt, untuk FLC, data yang diambil adalah variasi suhu ruangan dengan variasi beban lampu 1000 Watt dan 2000 Watt. Masing-masing sistem kontrol dan pembebanan, penelitiannya dilakukan selama1 jam dan dicatat berapa energi listrik yang dikomsumsi.
4.4
Variabel Penelitian
4.4.1
Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang besarnya ditetapkan oleh peneliti dan
ditetapkan sebelum penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah : 1. Kontrol Konvensional a) Kecepatan blower indoor unit pada high speed b) Frekuensi Listrik 50 Hz c) Variasi suhu dfiferensial pada 1°C, 2°C dan 3°C
24
d) Variasi pembebanan dalam ruangan dengan lampu 2000Watt, 1000 Watt dan tanpa lampu e) Waktu penelitian selama 1 jam. 2. FLC 1) Kecepatan blower indoor unit pada high speed 2) Variasi pembebanan ruangan uji dengan lampu 2000W dan 1000 W. . 3) Waktu penelitian selama 1 jam. 4.4.2
Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel
bebas dan diketahui setelah penelitian dilakukan.. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah :
4.5
-
Suhu dalam ruangan
-
Konsumsi energi listrik selama 1 jam penelitian.
-
Frekuensi sumber listrik keluaran inverter.
Instrumen Penelitian
4.5.1
Peralatan Pengujian
1. Komponen utama; sistem refrigerasi yang dipilih adalah dari sistem Airconditioner standar yang terdiri dari (Arora, 2001) ; a) Kompresor, Sebagai alat kompresi utama yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida kerja (refrigeran) b) Kondensor, berfungsi sebagai tempat pelepasan panas yang dibawa oleh refrigeran akibat peningkatan tekanan didalam kompresor. Di kondensor
25
pelepasan panas yang terjadi idealnya pada kondisi tekanan konstan sehingga refrigeran akan mengalami perubahan fase dari fase uap menjadi fase cair bertekanan tinggi. c) Katup ekspansi, fungsi utama dari ekspansi adalah sebagai piranti yang menyebabkan penurunan tekanan pada refrigeran cair, sehingga dengan penurunan tekanan tersebut refrigeran akan mengalami perubahan fase dari fase cair menjadi fase uap. d) Evaporator, adalah sebuah alat dimana juga akan terjadi proses perubahan fase dari refrigeran. Pada evaporator perubahan fase yang terjadi adalah kebalikan dari kondensor, dimana pada evaporator untuk merubah fase refrigeran tersebut maka dibutuhjkan panas, dalam hal ini panas diperoleh/diserap dari lingkungan sekitarnya, sehingga suhu lingkungan akan menjadi lebih rendah (dingin). 2. Komponen aksesoris yang terdiri dari (Arora, 2001); a) Receiver, adalah sebuah tangki yang difungsikan untuk menampung refrigeran cair (kondensat) yang berasal dari kondensor, sehingga refrigeran yang mengalir ke katup ekspansi dapat dipastikan dalam fase cair seluruhnya. b) Filter/drier, filter/drier biasanya ditempatka pada saluran keluar dari receiver. Fungsi alat ini adalah untuk menyaring partikel-partikel halus yang mungkin terdapat didalam sistem serta untuk menghilangkan udara (Uap lembab) yang mungkin ada didalam sistem ketika proses instalasi/perakitan komponen mesin dilakukan.
26
c) Gelas penduga (sight glass), Fungsi utama dari sight glass adalah untuk mengetahui kondisi aliran refrigeran yang mengalir didalam sistem, biasanya digunakan untuk menentukan apakah volume refrigran yang bersirkulasi cukup atau kurang. d) Accumulator, atau tangki penampung refrigeran sebelum dihisap kembali oleh kompresor, accumulator berfungsi untuk memastikan bahwa refrigeran yang mengalir menuju bagian suction kompresor adalah dalam fase uap seluruhnya. Hal ini dapat mencegah agar suction line dari kompresor tidak dialiri oleh refrigeran dalam fase cair yang dapat mengakibatkan kerusakan pada kompresor. 3.
Komponen modifikasi/tambahan a. Inverter berfungsi untuk merubah frekuensi arus alternating current yang akan masuk ke motor kompresor. Perubahan frekuensi akan mengubah putaran poros kompresor dan ini berdasarkan input dari perangkat kendali FLC. b. Perangkat kendali FLC, berfungsi untuk memberi masukan ke inverter untuk merubah frekuensi arus yang akan masuk ke motor berdasarkan suhu ruang yang dikondisikan.
27
Gambar 4.2 inverter
4.5.2
Gambar 4.3 Perangkat FLC
Alat ukur Penelitian.
a) Alat ukur suhu (Thermostat NTC), yang berfungsi juga sebagai alat kontrol konvensional (on/off control).
Gambar 4.4 Thermostat NTC (Dixell) b) Pressure gauge tipe bourdon, untuk mengukur tekanan discharge dan suction komprosor. c) Manifold gauge untuk pengisian dan penambahan refrigeran. d) Laptop dan Data logger untuk untuk pembacaan suhu ruangan.
28
Gambar 4.5 Laptop dan data logger e) kWh meter, untuk mengukur konsumsi energi listrik.
Gambar 4.6 kWH meter f) Clamp Ampere, untuk mengukur arus yang pada setiap pengujian
Gambar 4.7 Clamp Ampere
29
g) Digital Stopwach, untuk mengukur waktu penelitian
Gambar 4.8 Digital Stopwatch
4.6
Prosedur Penelitian.
4.6.1
Diagram Alir Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen di laboratorium, yang
meliputi beberapa langkah yaitu: 1. Pemilihan sistem kontrol 2. Pembuatan sistem kontrol FLC 3. Peralatan lain yang digunakan 4. Prosedur pengujian dan pengambilan data 5. Pengolahan dan analisis data pengujian 6. Pengujian dan membandingkan antara kontrol konvensional dan FLC 7. Kesimpulan dan saran Langkah-langkah tersebut dapat disajikan dalam bentuk Gambar 4.9 .
flow chart seperti
30
Start
Studi Literatur - Jurnal - Text book
Studi Eksperimental Pengontrolan AC System dengan Fuzzy Logic Control
Pembuatan peralatan kontrol
Persiapan alat ukur dan alat penunjang lainnya
Instalasi alat kontrol pada peralatan eksperimen
Pengujian dan pengambilan data
Pengujian On/Off Control
Pengujian FLC
Data pengujian
Data pengujian
Pengolahan data dan analisa
Pengolahan data dan analisa
Hasil On/Off control dan FLC dibandingkan
Kesimpulan
End
Gambar 4.9 Flow Chart Prosedur Penelitian
31
4.6.2
Prosedur Pengujian dan Pengambilan Data Adapun prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan
pengujian dan pengambilan data adalah sebagai berikut; a. Mempersiapkan alat uji dan peralatan yang diperlukan b. Melakukan proses pemvakuman alat uji. c. Memasukkan refrigeran (R134a) ke dalam sistem sampai tekanan tertentu sesuai dengan yang telah ditentukan. d. Setelah beberapa saat, sistem dihidupkan dengan meng “On” kan MCB di panel utama, kemudian ”On” kan switch utama untuk menghidupkan sistem. e. Lakukan pecobaan pertama
dengan menggunakan sistem kontrol
”On/Off” , lakukan percobaan dengan sistem dalam kondisi normal, tidak ada gangguan pada sistem refrigerasi. Lakukan percobaan selama 1 jam. f. Untuk percobaan kedua, dengan menggunakan sistem FLC, seperti pada percobaan kedua, lakukan percobaan dengan kondisi sistem normal. Lakukan percobaan selama 1 jam juga. g. Untuk masing-masing percobaan
diambil datanya
dan dicatat dalam
lembaran data. 4.6.3 Pelaksanaan Pengujian. Pelaksanaan pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Putaran motor tetap menggunakan sistem kendali konvensional , dengan suhu differensial 1ºC, 2ºC dan 3ºC.
32
2. Putaran motor bervariasi dengan menggunakan sistem kendali FLC. 3. Setting pengujian : a. Suhu ruang = 26 0C. b. Beban pendingin = Tanpa beban, 1000 W, dan 2000 W. 4. Penelitian ini dilakukan dengan metode perbandingan secara langsung terhadap distribusi suhu ruang dan pemakaian energi listrik dari sebuah sistem kontrol refrigerasi konvensional dan sistem FLC. 4.6.4
Data pengujian yang diambil. Dalam pengujian ini yang ingin diketahui adalah 1. Putaran motor tetap
menggunakan sistem konvensional (On/Off
Control). Data-data yang diambil adalah a. Differensial 1: Tanpa lampu, lampu 1000 Watt, Lampu 2000 Watt b. Differensial 2: Tanpa lampu, lampu 1000 Watt, Lampu 2000 Watt c. Differensial 3: Tanpa lampu, lampu 1000 Watt, Lampu 2000 Watt Tabel 4.1 Contoh tabel pengambilan data menggunakan kontrol konvensional (ON/OFF control) No.
Waktu Menit
1 2 .. .. 359 360
detik
Suhu Ruangan
kWh
33
2. Putaran motor bervariasi dengan menggunakan sistem
FLC.
Data-data yang diambil adalah sebagai berikut : Dengan beban lampu 1000 Watt, dan lampu 2000 Watt. Tabel pengambilan data sama dengan Tabel 4.1. Selain itu, data variasi frekuensi juga diambil pada pengujian FLC.
4.7
Analisis Data Berdasarkan data yang telah didapat dari masing-masing kondisi
pengujian, maka selanjutnya dibuatkan grafik untuk masing-masing hasil penelitian. Untuk menganalisa hasil penelitian, beberapa grafik hasil penelitian dijadikan satu untuk memudahkan membandingkan dan menganalisa hasil penelitian satu dengan lainnya.
34
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1
Penelitian menggunakan Kontrol Konvensional. Pada penelitian tahap awal digunakan kontrol konvensional, yaitu
menghidupkan dan mematikan kompresor secara automatis menggunakan thermostat yang pengaturan suhunnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pengaturan suhu ruangan secara konvensional menggunakan thermostat, dilakukan dengan suhu di-setting pada 26,00 oC dengan 3 suhu differensial , yaitu : 1oC, 2oC, dan 3oC . Penelitian dilakukan selama 1 jam (3600 detik) untuk setiap suhu differensial, beban dalam ruangan divariasikan, yaitu ; 1. beban lampu 2000 Watt. 2. beban lampu 1000 Watt 3. tanpa beban lampu Data yang diperoleh adalah variasi suhu ruangan dan konsumsi energi listrik selama 1 jam untuk setiap pengambilan data. Data-data yang diperoleh disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.
34
35
a. Penelitian dengan menggunakan suhu differensial 1 oC 1. Dengan beban 2000 Watt 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
24,50 24,00
Gambar 5.1 Variasi suhu ruangan pada suhu differensial 1 oC dengan beban lampu 2000 Watt 2. Dengan beban 1000 Watt 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
24,50 24,00
Gambar 5.2 Variasi suhu ruangan pada suhu differensial 1 oC dengan beban lampu 1000 Watt
36
3. Tanpa beban 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 5.3 Variasi suhu ruangan pada suhu differensial 1 oC tanpa beban b. Penelitian dengan menggunakan suhu differensial 2oC 1. Dengan beban 2000 Watt 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 5.4 Variasi suhu ruangan dengan suhu differensial 2oC dengan beban 2000 Watt
37
2. Dengan beban 1000 Watt
30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 5.5 Variasi suhu ruangan dengan suhu differensial 2oC Dengan beban 1000 Watt 3. Tanpa beban 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 5.6 Variasi suhu ruangan dengan suhu differensial 2oC tanpa beban
38
c. Penelitian dengan menggunakan suhu differensial 3oC 1. Dengan beban 2000 Watt 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 5.7 Variasi suhu ruangan pada suhu differensial 3oC dengan beban 2000 Watt 2. Dengan beban 1000 Watt 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 5.8 Variasi suhu ruangan pada suhu differensial 3oC beban beban lampu 1000 Watt
39
3. Tanpa beban 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 5.9 Variasi suhu ruangan pada suhu differensial 3oC tanpa beban
d. Konsumsi energi listrik dengan kontrol konvensional selama 1 jam. Tabel 5.1 Konsumsi Energi Listrik Selama 1 Jam N0
SUHU DIFERENSIAL (°C)
ENERGI LISTRIK (Wh) Tanpa Beban
1000 WATT
2000 WATT
1
1
930
1130
1920
2
2
860
1060
1690
3
3
730
1010
1500
5.2
Penelitian menggunakan FLC Pada penelitian menggunakan FLC, suhu di-setting pada 26°C, beban
dalam ruang uji divariasikan dengan lampu 2000 W dan 1000 W. Data yang didapat adalah, variasi perubahan suhu dalam ruang uji, perubahan frekuensi dan konsumsi energi listrik. Penelitian dilakukan selama 1 jam untuk setiap pengujian dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.
40
1. Beban lampu 2000 Watt
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 5.10 Variasi suhu ruangan dan Frekuensi dengan FLC dengan beban lampu 2000 watt 2. Beban lampu 1000 watt
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 5.11 Variasi suhu ruangan dan Frekuensi dengan FLC dengan beban lampu 1000 watt
41
3. Konsumsi energi listrik Tabel 5.2 Konsumsi Energi Listrik Selama 1 Jam NO
BEBAN LAMPU
1 2
2000 Watt 1000 Watt
ENERGI LISTRIK (Wh) 1.850 1.010
Data-data yang didapatkan, baik pada aplikasi kontrol konvensional dan aplikasi FLC, semua dilakukan dengan satu kali pengambilan data. Untuk dokumentasi konsumsi energi listrik pada setiap pengujian, dapat dilihat pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 7.
42
BAB VI PEMBAHASAN
6.1
Analisa pada kontrol konvensional Dengan menggabungkan grafik beberapa percobaan pada suhu differensial
yang sama, pada beban yang berbeda untuk saat motor kompresor hidup pertama kali, maka didapat grafik seperti Gambar 6.1 ini.
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
255 : 25,00
170 : 25,00
320 : 25,00
Gambar 6.1 Variasi suhu ruangan kontrol konvensional differensial 2 dengan variasi beban pada saat motor kompresor hidup pertama kali Dari Gambar 6.1, dapat dilihat bahwa makin tingi beban diterapkan pada ruangan, maka makin lama kompresor menuju titik mati ( 25,00°C) pada saat hidup pertama. Untuk aplikasi tanpa beban, motor kompresor mati pada detik ke170, disusul aplikasi beban lampu 1000 W pada detik ke-255 dan terakhir aplikasi
42
43
beban lampu 2000 W pada detik ke-320. Hal tersebut terjadi karena dengan sistem refrigerasi yang sama, makin besar beban yang diaplikasikan maka makin lama waktu yang diperlukan untuk menyerap kalor oleh sistem refrigerasi untuk mencapai suhu yang ditetapkan. Makin lebar differensial yang diaplikasikan, maka makin sedikit hidupmati motor kompresor, begitu juga dengan makin rendah beban lampu yang diaplikasikan, maka makin sedikit hidup-mati motor kompresor, sesuai dengan Gambar 6.2 di bawah ini.
Gambar 6.2 Jumlah hidup-mati kompresor dengan kontrol konvensional pada saat pengujian selama 1 jam
Gambar 6.3 Total waktu motor kompresor hidup dengan kontrol konvensional saat pengujian selama 1 jam
44
Pada Gambar 6.3, makin kecil diferensial yang diaplikasikan, maka makin lama motor kompresor hidup dan begitu juga sebaliknya, makin lebar diferensial yang diaplikasikan, maka makin sedikit motor kompresor hidup, dan hal tersebut berdampak terhadap konsumsi energi listrik oleh motor kompresor.
Gambar 6.4 Konsumsi energi listrik saat pengujian selama 1 jam dengan kontrol konvensional
Dari Gambar 6.4, terlihat bahwa konsumsi energi listrik terbesar pada differensial 1, karena motor kompresornya paling sering hidup dan paling lama, disusul kemudian pada aplikasi differensial 2 dan differensial 3. Selain itu makin kecil beban yang diaplikasikan pada ruang uji, maka makin sedikit energi listrik yang dikonsumsi oleh motor kompresor.
45
6.2
Analisa pada FLC Dengan membandingkan dua grafik variasi suhu yang didapat pada kontrol
FLC, maka diperoleh gambar seperti gambar 6.5.
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 6.5 Variasi suhu ruangan dengan FLC dan variasi beban
Dari Gambar 6.5, dapat dilihat bahwa dengan aplikasi beban yang lebih kecil, makin cepat waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu setting point 26°C. Untuk aplikasi beban 1000 Watt, waktu yang diperlukan adalah 180 detik, sedangkan aplikasi beban 2000 Watt, diperlukan waktu 770 detik. Hal tersebut terjadi karena dengan aplikasi beban yang lebih kecil, maka penyerapan kalor dalam ruangan akan lebih cepat dibandingkan pada aplikasi beban lampu yang lebih besar.
46
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 6.6 Variasi suhu ruangan dan frekuensi pada aplikasi beban 2000 Watt
Kalau hasil grafik pada Gambar 5.10 dibuatkan gambar dengan interval waktu 1000 detik, maka akan terlihat seperti pada Gambar 6.6. Terlihat bahwa listrik yang disuplai oleh inverter ke motor kompresor mulai bertahap turun dari awal hidup pada frekuensi 48,43 Hz, sesuai dengan penurunan suhu ruangan dari 30°C menjadi 26,50°C, frekuensi listrik berubah menjadi 37,63 Hz. Temperatur ruangan turun hingga mencapai suhu setting point 26°C dan frekuensi listrik turun terus menjadi 32,43 Hz kemudian 27,33 Hz dan 22.13 Hz. Suhu ruangan dari 26°C naik lagi menjadi 26,10 °C mengakibatkan frekuensi listrik yang keluar dari inverter naik menjadi 32,43 Hz. Bisa dikatakan bahwa penurunan suhu ruangan akan diikuti oleh penurunan frekuensi listrik yang keluar dari inverter dan
47
kenaikan suhu ruangan juga akan diikuti oleh kenaikan frekuensi listrik yang keluar dari inverter.
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 6.7 Variasi suhu ruangan dan frekuensi pada aplikasi beban 1000 Watt
Begitu juga dengan grafik pada Gambar 5.11, jika dibuat dengan interval 1000 detik, maka hasilnya adalah seperti pada Gambar 6.7, frekuensi listrik yang keluar dari inverter saat mulai hidup sudah pada frekuensi 48,43 Hz, sesuai dengan penurunan suhu, pada suhu 26,20 °C frekuensi yang keluar dari inverter berubah ke 32,43 Hz dan pada
saat suhu ruangan 25.90 °C menjadi suhu
ruangan mencapai 26 °C. Pada saat suhu suhu ruangan turun lagi menjadi 25,90oC, frekuensi berubah menjadi 16,93 Hz.
Seperti pada
gambar 6.7,
penurunan suhu ruangan akan diikuti oleh penurunan frekuensi listrik yang keluar dari inverter, dan akan menjaga suhu ruangan sesuai dengan suhu setting pointnya.
48
Perubahan frekuensi pada inverter akan mengakibatkan perubahan putaran dari poros motor kompresor. Dengan data frekuensi yang didapat, putaran poros motor dapat dicari dengan menggunakan rumus :
(6.1) dimana, N = putaran (rpm) f = frekuensi (Hz) p = jumlah kutub jumlah kutub motor = 4 (Anonim, 2006) sebagai contoh perhitungan digunakan data FLC dengan beban lampu 2000 Watt, pada detik ke-500, suhu ruangan = 26,2°C, frekuensi = 32,43 Hz. Maka hasilnya adalah N = 972,9 rpm Untuk hasil selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel. Untuk FLC dengan beban lampu 2000 Watt disajikan pada lampiran 8, sedangkan untuk FLC dengan beban lampu 1000 Watt disajikan pada lampiran 9. Hasil perhitungan pada lampiran 8 dan 9, dibuat dalam bentuk grafik dan disajikan pada Gambar 6,8 dan Gambar 6.9 dibawah ini.
49
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 6.8 Variasi suhu ruangan dan putaran poros motor pada aplikasi beban 2000 W
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 6.9 Variasi suhu ruangan dan putaran poros motor pada aplikasi beban 1000 W
Dari gambar diatas, poros motor kompresor pada beban lampu 2000 Watt berputar dengan daerah putaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada
50
beban 1000 Watt. Pada beban 2000 Watt, poros motor kompresor bekerja pada daerah putaran sekitar 600 rpm s/d 1000 rpm untuk menjaga suhu ruangan pada 26°C, sedangkan pada beban 1000 Watt, poros motor kompresor bekerja pada daerah putaran diantara 300 rpm s/d 700 rpm.
Gambar 6.10 Variasi putaran dan frekuensi listrik aplikasi beban 2000 Watt
Gambar 6.11 Variasi putaran dan frekuensi listrik aplikasi beban 1000 Watt
51
Perubahan frekuensi listrik akan diikuti dengan perubahan putaran poros motor, hal tersebut bisa dilihat pada Gambar 6.10 dan Gambar 6.11. Turunnya frekuensi listrik, maka putaran poros motor akan turun juga. Begitu juga sebaliknya, frekuensi listrik naik, maka putaran motorpun akan naik juga. Suhu ruangan pada aplikasi beban 2000 Watt cenderung di atas suhu ruangan pada beban 1000 Watt, seperti pada gambar 6.12. Hal tersebut diakibatkan oleh perangkat FLC yang belum bisa bekerja dengan baik pada beban yang lebih
rendah, kedepannya perlu penyempurnaan dari alat tersebut.
Seharusnya dengan pembebanan sebesar apapun, suhu ruangan yang diuji harus mendekati suhu setting point, yaitu 26°C .
30,50 30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00
Gambar 6.12 Variasi suhu ruangan pada aplikasi beban 1000 W dan 2000 W
Aplikasi beban yang lebih besar, mengakibatkan frekuensi listrik yang dikeluarkan oleh inverter cenderung lebih besar dibandingkan pada aplikasi pada
52
beban yang lebih kecil. Hal tersebut bisa dilihat pada Gambar 6.13. Frekuensi listrik dengan pembebanan 2000 Watt selalu berada diatas frekuensi listrik pada pembebanan 1000 Watt. Hal tersebut mengakibatkan konsumsi energi listrik pada aplikasi beban 2000 Watt lebih besar dibandingkan dengan aplikasi beban 1000 Watt. Seperti pada gambar 6.14.
Gambar 6.13 Variasi frekuensi pada aplikasi beban 1000 Watt dan 2000 Watt
Gambar 6.14 Konsumsi Energi Listrik pada FLC selama 1 jam
53
30,00 29,50 29,00 28,50 28,00 27,50 27,00 26,50 26,00 25,50 25,00 24,50 24,00
Gambar 6.15 Variasi suhu ruangan menggunakan Kontrol Konvensional dan FLC pada aplikasi beban lampu 2000 Watt Variasi suhu ruangan pada aplikasi FLC, jika dibandingkan dengan variasi suhu aplikasi kontrol konvensional, lebih dekat pada variasi diffrensial 1, seperti disajikan pada Gambar 6.15.. Hal tersebutlah yang menjadi dasar perbandingan konsumsi energi listrik antara FLC dengan kontrol konvensional differensial 1. Perbandingan konsumsi energi listrik dari aplikasi kedua jenis kontrol ini, dapat dilihat pada Gambar 6.16.
54
Gambar 6.16 Perbandingan konsumsi energi listrik antara aplikasi FLC dan kontrol konvensional beroperasi selama 1 jam. Dari Gambar 6.16, aplikasi FLC menghasilkan konsumsi energi listrik yang lebih rendah dibandingkan dengan aplikasi kontrol konvensiona differensial l. Pada beban 2000 Watt, aplikasi FLC lebih rendah 70 Wh/jam dibandingkan kontrol konvensiona differensial 1,namun dengan beban 1000 Watt, aplikasi FLC lebih rendah 20 Wh/jam dari kontrol konvensional differensial 1. Dengan asumsi yang menggunakan aplikasi FLC ini adalah pelanggan PLN dengan Golongan tarif R-3/TR, batas daya 6600 VA keatas, mengunakan kWh meter pra bayar, maka tarifnya adalah Rp 1.330/kWh (Anonim, 2010). Pemakaian AC selama 24 jam, maka efisiensi yang bisa diperoleh selama setahun adalah : Efisiensi listrik/tahun (Rp) = efisiensi listrik/jam x tarif listrik (Rp/kWh) x 24 jam x 365 hari
55
1. Biaya listrik yang bisa dihemat/tahun untuk aplikasi beban lampu 1000 W = 0,020 kWh/jam x Rp 1.330 /kWh x 24 jam x 365 hari = Rp 233.016,2. Biaya listrik yang bisa dihemat/tahun untuk aplikasi beban lampu 2000 W = 0,070 kWh/jam x Rp 1.330/kWh x 24 jam x 365 hari = Rp 815.556,Dari hal diatas, makin besar beban yang diaplikasikan pada sisten AC yang menggunakan FLC, maka energi listrik yang akan dihemat akan makin besar pula dan berarti biaya yang dikeluarkan untuk membayar energi listrik yang dikonsumsipun akan makin kecil pula.
56
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1
Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu: 1. Makin besar suhu differensial
yang diaplikasikan pada kontrol
konvensional, maka konsumsi energi listriknya akan makin rendah. Tetapi dengan makin besar beban yang diaplikasikan pada suhu ruangan, maka makin besar konsumsi energi listriknya. 2. Aplikasi FLC pada sistem refrigerasi akan bekerja optimal pada beban tertentu dan akan menghasilkan konsumsi energi listrik yang lebih efisien dibandingkan aplikasi kontrol konvensional.
7.2
Saran Setelah melihat hasil yang didapat dalam penelitian ini, perlu dilakukan
penyempurnaan yang lebih baik lagi dari perangkat FLC tersebut, supaya bisa bekerja dengan baik dengan kondisi pembebanan yang lebih rendah.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Manual – Tecumseh Compressor, Tecumseh Products Company, USA.
Series TC128563.
Anonim, 2010. Peraturan Meneteri Energi dan Sumber Daya Mineral, No. 07 Tahun 2010, Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT PLN. Arora, C.P. 2001. Refrigeration and Air Conditioning. Second International Edition. New York: Mc.Graw-Hill Chiou. C.B., Chu C.M., Chu, C.M., dan Lin, S.L. 2008, The study of energisaving strategy for direct expansion air conditioning sistem, Energi and Buildings 40. 1660–1665. Ekren. O., Sahin. S. dan Isler, Y. 2010. Comparison of different controllers for variable speed compressor and electronic expansion valve, International Jurnal of Refrigeration, 33 . 116-168. Kusumadewi, S. 2010, Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan, Edisi Kedua, Yogyakarta, Graha Ilmu. Qureshi, T. Q. dan Tassou, S. A. 1996. Review Paper, Variable-Speed Capacity Control In Refrigeration Sistems, AppliedThermalEngineering Vol. 16, No. 2, pp. 103-113, Rijono, Y. 2004, Dasar Tenaga Listrik (Edisi Revisi), Yogyakarta: Andi Offset. Reznik, L. 2000, Fuzzy Controllers, Victoria University of Technology, Melbourne, Australia Sudirman dan Winaya, I N.S. 2010, Pengaruh Variasi Putaran Poros Kompresor Terhadap Performance Sistem, Naskah Lengkap The National Conference on Hotel Engineering – 2010, Denpasar 22 Juli 2010. Suryabrata, J.A. 2011, Pendekatan Konsep Hemat Energi pada Proses Pelaksanaan Desain Gedung Baru, EECCHI Conference: Sustainable Design Practices and Energi Conservation, JW Marriot Hotel, Jakarta, 22 March 2011
58
Yu. F.W. &. Chan. K.T. 2007. Part load performance of air-cooled centrifugal chillers with variable speed condenser fan control, Building and Environment 42 . 3816–3829 Widell. K.N. dan Eikevik. T. 2009. Reducing power consumption in multi compressor refrigeration sistems, International. Journal of Refrigeration 33. 88-94. Zhou, Y.P., Wu, J.Y., Wang, R.Z. & Shiochi, S.. 2007. Energi simulation in the variable refrigerant flow air-conditioning sistem under cooling conditions, Energi and Buildings 39. 212–220.
59
LAMPIRAN
Lampiran-1
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 1 Beban 2000 Watt Akhir
= 144,47
Awal
= 142,55
Konsumsi
=
1.92 kWh
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 1 Beban 1000 Watt Akhir
= 149,35
Awal
= 148,22
Konsumsi
=
1,13 kWh
Lampiran-2
Konsumi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 1 Tanpa Beban Akhir
=
147,76
Awal
= 146,83
Konsumsi
=
0,93 kWh
Lampiran-3
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 2 Beban 2000 Watt Akhir
= 137,25
Awal
= 136,12
Konsumsi
=
1,13 kWh
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 2 Beban 1000 Watt Akhir
=
139,21
Awal
=
138,15
Konsumsi
=
1,06 kWh
Lampiran-4
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 2 Tanpa Beban Akhir
= 141,13
Awal
= 140,27
Konsumsi
=
0,86 kWh
Lampiran-5
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 3 Beban 2000 Watt Akhir
= 130,01
Awal
= 128,51
Konsumsi
=
1,50 kWh
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 3 Beban 1000 Watt Akhir
= 132,33
Awal
= 131,32
Konsumsi
=
1,01 kWh
Lampiran-6
Konsumsi Energi Listrik dengan Kontrol Difrensial 3 Tanpa Beban Akhir
= 134,01
Awal
= 133,28
Konsumsi
=
0,73 kWh
Lampiran-7
Konsumsi Energi Listrik dengan FLC Beban 2000 Watt Akhir
= 126,21
Awal
= 124,36
Konsumsi
=
1, 85 kWh
Konsumsi Energi Listrik dengan FLC Beban 1000 Watt Akhir
= 128,16
Awal
= 127,15
Konsumsi
=
1,01 kWh
220
26.9
48.43
1452.9
455
26.3
37.63
1128.9
690
26.2
32.43
972.9
Suhu
Frekuensi
Putaran
225
26.9
48.43
1452.9
460
26.3
37.63
1128.9
695
26.2
32.43
972.9
0
30
48.43
1452.9
230
26.9
48.43
1452.9
465
26.3
37.63
1128.9
700
26.2
32.43
972.9
5
29.9
48.43
1452.9
235
26.8
48.43
1452.9
470
26.3
37.63
1128.9
705
26.2
32.43
972.9
10
29.7
48.43
1452.9
240
26.8
48.43
1452.9
475
26.3
37.63
1128.9
710
26.2
32.43
972.9
15
29.6
48.43
1452.9
245
26.7
48.43
1452.9
480
26.3
37.63
1128.9
715
26.2
32.43
972.9
20
29.6
48.43
1452.9
250
26.7
48.43
1452.9
485
26.2
37.63
1128.9
720
26.2
32.43
972.9
25
29.5
48.43
1452.9
255
26.7
48.43
1452.9
490
26.2
37.63
1128.9
725
26.2
32.43
972.9
30
29.4
48.43
1452.9
260
26.7
48.43
1452.9
495
26.2
32.43
972.9
730
26.2
32.43
972.9
26.7
48.43
1452.9
500
26.2
32.43
972.9
735
26.2
32.43
972.9
BEBAN LAMPU2000 W
35
29.3
48.43
1452.9
265
40
29.1
48.43
1452.9
270
26.6
48.43
1452.9
505
26.2
32.43
972.9
740
26.2
32.43
972.9
26.6
48.43
1452.9
510
26.2
32.43
972.9
745
26.2
32.43
972.9
45
29
48.43
1452.9
275
50
28.9
48.43
1452.9
280
26.6
48.43
1452.9
515
26.2
32.43
972.9
750
26.2
32.43
972.9
285
26.5
37.63
1128.9
520
26.2
32.43
972.9
755
26.1
32.43
972.9
290
26.5
37.63
1128.9
525
26.2
32.43
972.9
760
26.1
27.33
819.9
295
26.5
37.63
1128.9
530
26.2
32.43
972.9
765
26.1
27.33
819.9
300
26.5
37.63
1128.9
535
26.2
32.43
972.9
770
26
27.33
819.9
305
26.4
37.63
1128.9
540
26.2
32.43
972.9
775
26
22.13
663.9
310
26.4
37.63
1128.9
545
26.2
32.43
972.9
780
26
22.13
663.9
315
26.4
37.63
1128.9
550
26.2
32.43
972.9
785
26
22.13
663.9
320
26.4
37.63
1128.9
555
26.2
32.43
972.9
790
26
22.13
663.9
325
26.4
37.63
1128.9
560
26.2
32.43
972.9
795
26
22.13
663.9
330
26.4
37.63
1128.9
565
26.2
32.43
972.9
800
26
22.13
663.9
335
26.4
37.63
1128.9
570
26.2
32.43
972.9
805
26
22.13
663.9
340
26.4
37.63
1128.9
575
26.2
32.43
972.9
810
26
22.13
663.9
345
26.4
37.63
1128.9
580
26.2
32.43
972.9
815
26
22.13
663.9
350
26.4
37.63
1128.9
585
26.2
32.43
972.9
820
26
22.13
663.9
355
26.4
37.63
1128.9
590
26.2
32.43
972.9
825
26
22.13
663.9
360
26.4
37.63
1128.9
595
26.2
32.43
972.9
830
26
22.13
663.9
365
26.4
37.63
1128.9
600
26.2
32.43
972.9
835
26
22.13
663.9
370
26.4
37.63
1128.9
605
26.2
32.43
972.9
840
26
22.13
663.9
55
28.9
48.43
1452.9
28.8
48.43
1452.9
65
28.6
48.43
1452.9
70
28.5
48.43
1452.9
75
28.5
48.43
1452.9
80
28.4
48.43
1452.9
85
28.3
48.43
1452.9
90
28.2
48.43
1452.9
95
28.2
48.43
1452.9
100
28.2
48.43
1452.9
105
28.1
48.43
1452.9
110
28.1
48.43
1452.9
115
28
48.43
1452.9
120
27.9
48.43
1452.9
125
27.9
48.43
1452.9
130
27.8
48.43
1452.9
135
27.8
48.43
1452.9
140
27.7
48.43
1452.9
375
26.4
37.63
1128.9
610
26.2
32.43
972.9
845
26
22.13
663.9
145
27.6
48.43
1452.9
380
26.4
37.63
1128.9
615
26.2
32.43
972.9
850
26
22.13
663.9
150
27.6
48.43
1452.9
385
26.4
37.63
1128.9
620
26.2
32.43
972.9
855
26
22.13
663.9
155
27.5
48.43
1452.9
390
26.4
37.63
1128.9
625
26.2
32.43
972.9
860
26.1
22.13
663.9
160
27.4
48.43
1452.9
395
26.4
37.63
1128.9
630
26.2
32.43
972.9
865
26.1
22.13
663.9
165
27.4
48.43
1452.9
400
26.4
37.63
1128.9
635
26.2
32.43
972.9
870
26.1
27.33
819.9
170
27.3
48.43
1452.9
405
26.4
37.63
1128.9
640
26.2
32.43
972.9
875
26.2
27.33
819.9
175
27.3
48.43
1452.9
410
26.4
37.63
1128.9
645
26.2
32.43
972.9
880
26.2
27.33
819.9
180
27.3
48.43
1452.9
415
26.4
37.63
1128.9
650
26.2
32.43
972.9
885
26.2
32.43
972.9
185
27.2
48.43
1452.9
420
26.3
37.63
1128.9
655
26.2
32.43
972.9
890
26.2
32.43
972.9
190
27.2
48.43
1452.9
425
26.3
37.63
1128.9
660
26.2
32.43
972.9
895
26.2
32.43
972.9
195
27.2
48.43
1452.9
430
26.3
37.63
1128.9
665
26.2
32.43
972.9
900
26.2
32.43
972.9
200
27.1
48.43
1452.9
435
26.3
37.63
1128.9
670
26.2
32.43
972.9
905
26.2
32.43
972.9
205
27
48.43
1452.9
440
26.3
37.63
1128.9
675
26.2
32.43
972.9
910
26.2
32.43
972.9
210
27
48.43
1452.9
445
26.3
37.63
1128.9
680
26.2
32.43
972.9
915
26.2
32.43
972.9
215
27
48.43
1452.9
450
26.3
37.63
1128.9
685
26.2
32.43
972.9
920
26.2
32.43
972.9
Lampiran 8
60
DATA FLC DENGAN BEBAN LAMPU 2000 WATT
Waktu (detik)
32.43
972.9
1160
26.2
32.43
972.9
1395
26.1
27.33
819.9
1630
26.1
27.33
819.9
26.2
32.43
972.9
1165
26.2
32.43
972.9
1400
26.1
27.33
819.9
1635
26
22.13
663.9
935
26.2
32.43
972.9
1170
26.2
32.43
972.9
1405
26.1
27.33
819.9
1640
26
22.13
663.9
940
26.2
32.43
972.9
1175
26.2
32.43
972.9
1410
26.1
27.33
819.9
1645
26
22.13
663.9
945
26.2
32.43
972.9
1180
26.2
32.43
972.9
1415
26.1
27.33
819.9
1650
26
22.13
663.9
950
26.2
32.43
972.9
1185
26.2
32.43
972.9
1420
26.1
27.33
819.9
1655
26
22.13
663.9
955
26.2
32.43
972.9
1190
26.2
32.43
972.9
1425
26.1
27.33
819.9
1660
26
22.13
663.9
960
26.2
32.43
972.9
1195
26.2
32.43
972.9
1430
26.1
27.33
819.9
1665
26
22.13
663.9
965
26.2
32.43
972.9
1200
26.2
32.43
972.9
1435
26.1
27.33
819.9
1670
26
22.13
663.9
970
26.2
32.43
972.9
1205
26.2
32.43
972.9
1440
26.1
27.33
819.9
1675
26
22.13
663.9
975
26.2
32.43
972.9
1210
26.2
32.43
972.9
1445
26.1
27.33
819.9
1680
26
22.13
663.9
980
26.2
32.43
972.9
1215
26.2
32.43
972.9
1450
26.1
27.33
819.9
1685
26
22.13
663.9
985
26.2
32.43
972.9
1220
26.1
27.33
819.9
1455
26.1
27.33
819.9
1690
26
22.13
663.9
990
26.2
32.43
972.9
1225
26.1
27.33
819.9
1460
26.1
27.33
819.9
1695
26
22.13
663.9
995
26.2
32.43
972.9
1230
26
27.33
819.9
1465
26.1
27.33
819.9
1700
26
22.13
663.9
1000
26.2
32.43
972.9
1235
26
22.13
663.9
1470
26.1
27.33
819.9
1705
26
22.13
663.9
1005
26.1
32.43
972.9
1240
26
22.13
663.9
1475
26.1
27.33
819.9
1710
26
22.13
663.9
1010
26
27.33
819.9
1245
26
22.13
663.9
1480
26.1
27.33
819.9
1715
26
22.13
663.9
1015
26
22.13
663.9
1250
25.9
22.13
663.9
1485
26.1
27.33
819.9
1720
26
22.13
663.9
1020
26
22.13
663.9
1255
25.9
22.13
663.9
1490
26.1
27.33
819.9
1725
26
22.13
663.9
1025
25.9
22.13
663.9
1260
25.9
22.13
663.9
1495
26.1
27.33
819.9
1730
26
22.13
663.9
1030
25.9
22.13
663.9
1265
25.9
22.13
663.9
1500
26.1
27.33
819.9
1735
26
22.13
663.9
1035
25.9
22.13
663.9
1270
25.9
22.13
663.9
1505
26.1
27.33
819.9
1740
26
22.13
663.9
1040
25.9
22.13
663.9
1275
25.9
22.13
663.9
1510
26.1
27.33
819.9
1745
26
22.13
663.9
1045
25.9
22.13
663.9
1280
25.9
22.13
663.9
1515
26.1
27.33
819.9
1750
26
22.13
663.9
1050
25.9
22.13
663.9
1285
25.9
22.13
663.9
1520
26.1
27.33
819.9
1755
26
22.13
663.9
1055
25.9
22.13
663.9
1290
25.9
22.13
663.9
1525
26.1
27.33
819.9
1760
26
22.13
663.9
1060
25.9
22.13
663.9
1295
25.9
22.13
663.9
1530
26.1
27.33
819.9
1765
26
22.13
663.9
1065
25.9
22.13
663.9
1300
25.9
22.13
663.9
1535
26.1
27.33
819.9
1770
26
22.13
663.9
1070
25.9
22.13
663.9
1305
25.9
22.13
663.9
1540
26.1
27.33
819.9
1775
26
22.13
663.9
1075
25.9
22.13
663.9
1310
25.9
22.13
663.9
1545
26.1
27.33
819.9
1780
26
22.13
663.9
1080
25.9
22.13
663.9
1315
25.9
22.13
663.9
1550
26.1
27.33
819.9
1785
26
22.13
663.9
1085
25.9
22.13
663.9
1320
25.9
22.13
663.9
1555
26.1
27.33
819.9
1790
26
22.13
663.9
1090
25.9
22.13
663.9
1325
26
22.13
663.9
1560
26.1
27.33
819.9
1795
26.1
27.33
819.9
1095
26
22.13
663.9
1330
26
22.13
663.9
1565
26.1
27.33
819.9
1800
26.1
27.33
819.9
1100
26
22.13
663.9
1335
26
22.13
663.9
1570
26.1
27.33
819.9
1805
26.1
27.33
819.9
1105
26.1
27.33
819.9
1340
26.1
22.13
663.9
1575
26.1
27.33
819.9
1810
26.1
27.33
819.9
1110
26.1
27.33
819.9
1345
26.1
27.33
819.9
1580
26.1
27.33
819.9
1815
26.1
27.33
819.9
1115
26.2
27.33
819.9
1350
26.1
27.33
819.9
1585
26.1
27.33
819.9
1820
26.1
27.33
819.9
1120
26.2
32.43
972.9
1355
26.1
27.33
819.9
1590
26.1
27.33
819.9
1825
26.2
27.33
819.9
1125
26.2
32.43
972.9
1360
26.1
27.33
819.9
1595
26.1
27.33
819.9
1830
26.2
32.43
972.9
1130
26.2
32.43
972.9
1365
26.1
27.33
819.9
1600
26.1
27.33
819.9
1835
26.2
32.43
972.9
1135
26.2
32.43
972.9
1370
26.1
27.33
819.9
1605
26.1
27.33
819.9
1840
26.2
32.43
972.9
1140
26.2
32.43
972.9
1375
26.1
27.33
819.9
1610
26.1
27.33
819.9
1845
26.2
32.43
972.9
1145
26.2
32.43
972.9
1380
26.1
27.33
819.9
1615
26.1
27.33
819.9
1850
26.2
32.43
972.9
1150
26.2
32.43
972.9
1385
26.1
27.33
819.9
1620
26.1
27.33
819.9
1855
26.2
32.43
972.9
1155
26.2
32.43
972.9
1390
26.1
27.33
819.9
1625
26.1
27.33
819.9
1860
26.2
32.43
972.9
Lampiran 8(Lanjutan)
26.2
930
DATA FLC DENGAN BEBAN LAMPU 200 WATT
925
32.43
972.9
2100
25.9
22.13
663.9
2335
26
22.13
663.9
2570
26.1
27.33
819.9
26.2
32.43
972.9
2105
25.9
22.13
663.9
2340
26
22.13
663.9
2575
26.1
27.33
819.9
1875
26.2
32.43
972.9
2110
25.9
22.13
663.9
2345
26
22.13
663.9
2580
26.1
27.33
819.9
1880
26.2
32.43
972.9
2115
26
22.13
663.9
2350
26
22.13
663.9
2585
26
22.13
663.9
1885
26.2
32.43
972.9
2120
26
22.13
663.9
2355
26
22.13
663.9
2590
26
22.13
663.9
1890
26.2
32.43
972.9
2125
26
22.13
663.9
2360
26
22.13
663.9
2595
26
22.13
663.9
1895
26.2
32.43
972.9
2130
26
22.13
663.9
2365
26
22.13
663.9
2600
26
22.13
663.9
1900
26.2
32.43
972.9
2135
26
22.13
663.9
2370
26
22.13
663.9
2605
25.9
22.13
663.9
1905
26.2
32.43
972.9
2140
26
22.13
663.9
2375
26
22.13
663.9
2610
25.9
22.13
663.9
1910
26.1
32.43
972.9
2145
26
22.13
663.9
2380
26
22.13
663.9
2615
25.9
22.13
663.9
1915
26.1
27.33
819.9
2150
26
22.13
663.9
2385
26
22.13
663.9
2620
25.9
22.13
663.9
1920
26.1
27.33
819.9
2155
26
22.13
663.9
2390
26
22.13
663.9
2625
25.9
22.13
663.9
1925
26
27.33
819.9
2160
26
22.13
663.9
2395
26
22.13
663.9
2630
25.9
22.13
663.9
1930
26
22.13
663.9
2165
26
22.13
663.9
2400
26
22.13
663.9
2635
25.9
22.13
663.9
1935
26
22.13
663.9
2170
26
22.13
663.9
2405
26
22.13
663.9
2640
25.9
22.13
663.9
1940
26
22.13
663.9
2175
26
22.13
663.9
2410
26.1
22.13
663.9
2645
25.9
22.13
663.9
1945
25.9
22.13
663.9
2180
26
22.13
663.9
2415
26.1
27.33
819.9
2650
25.9
22.13
663.9
1950
25.9
22.13
663.9
2185
26
22.13
663.9
2420
26.1
27.33
819.9
2655
25.9
22.13
663.9
1955
25.9
22.13
663.9
2190
26
22.13
663.9
2425
26.1
27.33
819.9
2660
25.9
22.13
663.9
1960
25.9
22.13
663.9
2195
26
22.13
663.9
2430
26.1
27.33
819.9
2665
25.9
22.13
663.9
1965
25.9
22.13
663.9
2200
26
22.13
663.9
2435
26.1
27.33
819.9
2670
25.9
22.13
663.9
1970
25.9
22.13
663.9
2205
26
22.13
663.9
2440
26.1
27.33
819.9
2675
25.9
22.13
663.9
1975
25.9
22.13
663.9
2210
26
22.13
663.9
2445
26.1
27.33
819.9
2680
25.9
22.13
663.9
1980
25.9
22.13
663.9
2215
26
22.13
663.9
2450
26.1
27.33
819.9
2685
25.9
22.13
663.9
1985
25.9
22.13
663.9
2220
26
22.13
663.9
2455
26.1
27.33
819.9
2690
25.9
22.13
663.9
1990
25.9
22.13
663.9
2225
26
22.13
663.9
2460
26.1
27.33
819.9
2695
25.9
22.13
663.9
1995
25.9
22.13
663.9
2230
26
22.13
663.9
2465
26.1
27.33
819.9
2700
25.9
22.13
663.9
2000
25.9
22.13
663.9
2235
26
22.13
663.9
2470
26.1
27.33
819.9
2705
25.9
22.13
663.9
2005
25.9
22.13
663.9
2240
26
22.13
663.9
2475
26.1
27.33
819.9
2710
25.9
22.13
663.9
2010
25.9
22.13
663.9
2245
26
22.13
663.9
2480
26.1
27.33
819.9
2715
25.9
22.13
663.9
2015
25.9
22.13
663.9
2250
26
22.13
663.9
2485
26.1
27.33
819.9
2720
25.9
22.13
663.9
2020
25.9
22.13
663.9
2255
26
22.13
663.9
2490
26.1
27.33
819.9
2725
25.9
22.13
663.9
2025
25.9
22.13
663.9
2260
26
22.13
663.9
2495
26.1
27.33
819.9
2730
25.9
22.13
663.9
2030
25.9
22.13
663.9
2265
26
22.13
663.9
2500
26.1
27.33
819.9
2735
25.9
22.13
663.9
2035
25.9
22.13
663.9
2270
26
22.13
663.9
2505
26.1
27.33
819.9
2740
25.9
22.13
663.9
2040
25.9
22.13
663.9
2275
26
22.13
663.9
2510
26.1
27.33
819.9
2745
25.9
22.13
663.9
2045
25.9
22.13
663.9
2280
26
22.13
663.9
2515
26.1
27.33
819.9
2750
25.9
22.13
663.9
2050
25.9
22.13
663.9
2285
26
22.13
663.9
2520
26.1
27.33
819.9
2755
25.9
22.13
663.9
2055
25.9
22.13
663.9
2290
26
22.13
663.9
2525
26.1
27.33
819.9
2760
25.9
22.13
663.9
2060
25.9
22.13
663.9
2295
26
22.13
663.9
2530
26.1
27.33
819.9
2765
25.9
22.13
663.9
2065
25.9
22.13
663.9
2300
26
22.13
663.9
2535
26.1
27.33
819.9
2770
25.9
22.13
663.9
2070
25.9
22.13
663.9
2305
26
22.13
663.9
2540
26.1
27.33
819.9
2775
25.9
22.13
663.9
2075
25.9
22.13
663.9
2310
26
22.13
663.9
2545
26.1
27.33
819.9
2780
25.9
22.13
663.9
2080
25.9
22.13
663.9
2315
26
22.13
663.9
2550
26.1
27.33
819.9
2785
25.9
22.13
663.9
2085
25.9
22.13
663.9
2320
26
22.13
663.9
2555
26.1
27.33
819.9
2790
25.9
22.13
663.9
2090
25.9
22.13
663.9
2325
26
22.13
663.9
2560
26.1
27.33
819.9
2795
25.9
22.13
663.9
2095
25.9
22.13
663.9
2330
26
22.13
663.9
2565
26.1
27.33
819.9
2800
25.9
22.13
663.9
Lampiran 8(Lanjutan)
26.2
1870
DATA FLC DENGAN BEBAN LAMPU 200 WATT
1865
22.13
663.9
3040
26
22.13
663.9
3275
26
22.13
663.9
25.9
22.13
663.9
3045
26
22.13
663.9
3280
26
22.13
663.9
2815
25.9
22.13
663.9
3050
26
22.13
663.9
3285
26
22.13
663.9
2820
25.9
22.13
663.9
3055
26
22.13
663.9
3290
26
22.13
663.9
2825
25.9
22.13
663.9
3060
26
22.13
663.9
3295
26
22.13
663.9
2830
25.9
22.13
663.9
3065
26
22.13
663.9
3300
26
22.13
663.9
2835
25.9
22.13
663.9
3070
26
22.13
663.9
3305
26
22.13
663.9
2840
25.9
22.13
663.9
3075
26
22.13
663.9
3310
26
22.13
663.9
2845
25.9
22.13
663.9
3080
26
22.13
663.9
3315
26
22.13
663.9
2850
25.9
22.13
663.9
3085
26
22.13
663.9
3320
26
22.13
663.9
2855
25.9
22.13
663.9
3090
26
22.13
663.9
3325
26
22.13
663.9
2860
25.9
22.13
663.9
3095
26
22.13
663.9
3330
26
22.13
663.9
2865
25.9
22.13
663.9
3100
26
22.13
663.9
3335
26
22.13
663.9
2870
25.9
22.13
663.9
3105
26
22.13
663.9
3340
26
22.13
663.9
2875
25.9
22.13
663.9
3110
26
22.13
663.9
3345
26
22.13
663.9
2880
25.9
22.13
663.9
3115
26
22.13
663.9
3350
26
22.13
663.9
2885
26
22.13
663.9
3120
26
22.13
663.9
3355
26
22.13
663.9
2890
26
22.13
663.9
3125
26
22.13
663.9
3360
26
22.13
663.9
2895
26
22.13
663.9
3130
26
22.13
663.9
3365
26
22.13
663.9
2900
26
22.13
663.9
3135
26
22.13
663.9
3370
26
22.13
663.9
2905
26
22.13
663.9
3140
26
22.13
663.9
3375
26
22.13
663.9
2910
26
22.13
663.9
3145
26
22.13
663.9
3380
26
22.13
2915
26
22.13
663.9
3150
26
22.13
663.9
3385
26
2920
26
22.13
663.9
3155
26
22.13
663.9
3390
26
2925
26
22.13
663.9
3160
26
22.13
663.9
3395
2930
26
22.13
663.9
3165
26
22.13
663.9
3400
2935
26
22.13
663.9
3170
26
22.13
663.9
2940
26
22.13
663.9
3175
26
22.13
2945
26
22.13
663.9
3180
26
2950
26
22.13
663.9
3185
26
2955
26
22.13
663.9
3190
2960
26
22.13
663.9
2965
26
22.13
663.9
2970
26
22.13
2975
26
22.13
2980
26
2985
3510
26
22.13
663.9
663.9
3515
26
22.13
663.9
22.13
663.9
3520
26
22.13
663.9
22.13
663.9
26
22.13
663.9
3525
26
22.13
663.9
26
22.13
663.9
3530
26
22.13
663.9
3405
26
22.13
663.9
663.9
3410
26
22.13
663.9
3535
26
22.13
663.9
22.13
663.9
3415
26
22.13
663.9
3540
26
22.13
663.9
22.13
663.9
3420
26
22.13
663.9
26
22.13
663.9
3425
26
22.13
663.9
3545
26
22.13
663.9
3195
26
22.13
663.9
3430
26
22.13
663.9
3550
26
22.13
663.9
3200
26
22.13
663.9
3435
26
22.13
663.9
663.9
3205
26
22.13
663.9
3440
26
22.13
663.9
3555
26
22.13
663.9
663.9
3210
26
22.13
663.9
3445
26
22.13
663.9
3560
26
22.13
663.9
22.13
663.9
3215
26
22.13
663.9
3450
26
22.13
663.9
26
22.13
663.9
3220
26
22.13
663.9
3455
26
22.13
663.9
3565
26
22.13
663.9
2990
26
22.13
663.9
3225
26
22.13
663.9
3460
26
22.13
663.9
3570
26
22.13
663.9
2995
26
22.13
663.9
3230
26
22.13
663.9
3465
26
22.13
663.9
3000
26
22.13
663.9
3235
26
22.13
663.9
3470
26
22.13
663.9
3575
26
22.13
663.9
3005
26
22.13
663.9
3240
26
22.13
663.9
3475
26
22.13
663.9
3580
26
22.13
663.9
3010
26
22.13
663.9
3245
26
22.13
663.9
3480
26
22.13
663.9
3015
26
22.13
663.9
3250
26
22.13
663.9
3485
26
22.13
663.9
3585
26
22.13
663.9
3020
26
22.13
663.9
3255
26
22.13
663.9
3490
26
22.13
663.9
3590
26
22.13
663.9
3025
26
22.13
663.9
3260
26
22.13
663.9
3495
26
22.13
663.9
3030
26
22.13
663.9
3265
26
22.13
663.9
3500
26
22.13
663.9
3595
26
22.13
663.9
3035
26
22.13
663.9
3270
26
22.13
663.9
3505
26
22.13
663.9
3600
26
22.13
663.9
Lampiran 8(Lanjutan)
25.9
2810
DATA FLC DENGAN BEBAN LAMPU 200 WATT
2805
BEBAN LAMPU1000 W
220
25.9
22.13
663.9
455
26
22.13
663.9
690
25.9
22.13
663.9
Suhu
Frekuensi
Putaran
225
25.9
22.13
663.9
460
26
22.13
663.9
695
25.9
22.13
663.9
0
30
48.43
1452.9
230
25.9
22.13
663.9
465
26
22.13
663.9
700
25.9
22.13
663.9
5
29.9
48.43
1452.9
235
25.9
22.13
663.9
470
26
22.13
663.9
705
25.9
22.13
663.9
10
29.7
48.43
1452.9
240
25.9
22.13
663.9
475
26
22.13
663.9
710
25.9
22.13
663.9
15
29.5
48.43
1452.9
245
25.9
22.13
663.9
480
26
22.13
663.9
715
25.8
22.13
663.9
20
29.3
48.43
1452.9
250
25.9
22.13
663.9
485
26
22.13
663.9
720
25.8
16.93
507.9
25
29.1
48.43
1452.9
255
25.9
22.13
663.9
490
26
22.13
663.9
725
25.8
16.93
507.9
30
29
48.43
1452.9
260
25.9
22.13
663.9
495
26
22.13
663.9
730
25.8
16.93
507.9
35
28.8
48.43
1452.9
265
25.9
22.13
663.9
500
26
22.13
663.9
735
25.8
16.93
507.9
40
28.6
48.43
1452.9
270
25.9
22.13
663.9
505
26
22.13
663.9
740
25.8
16.93
507.9
45
28.4
48.43
1452.9
275
25.9
22.13
663.9
510
26
22.13
663.9
745
25.8
16.93
507.9
50
28.3
48.43
1452.9
280
25.9
22.13
663.9
515
26
22.13
663.9
750
25.8
16.93
507.9
55
28.2
48.43
1452.9
285
25.9
22.13
663.9
520
26
22.13
663.9
755
25.8
16.93
507.9
60
28.1
48.43
1452.9
290
25.9
22.13
663.9
525
26
22.13
663.9
760
25.8
16.93
507.9
65
28
48.43
1452.9
295
25.9
22.13
663.9
530
26
22.13
663.9
765
25.8
16.93
507.9
70
27.9
48.43
1452.9
300
25.9
22.13
663.9
535
26
22.13
663.9
770
25.8
16.93
507.9
75
27.8
48.43
1452.9
305
25.9
22.13
663.9
540
26
22.13
663.9
775
25.8
16.93
507.9
80
27.7
48.43
1452.9
310
25.9
22.13
663.9
545
26
22.13
663.9
780
25.8
16.93
507.9
85
27.6
48.43
1452.9
315
25.9
22.13
663.9
550
26
22.13
663.9
785
25.8
16.93
507.9
90
27.5
48.43
1452.9
320
25.9
22.13
663.9
555
26
22.13
663.9
790
25.8
16.93
507.9
325
25.9
22.13
663.9
560
26
22.13
663.9
795
25.8
16.93
507.9
330
25.9
22.13
663.9
565
26
22.13
663.9
800
25.8
16.93
507.9
335
25.9
22.13
663.9
570
26
22.13
663.9
805
25.8
16.93
507.9
340
25.9
22.13
663.9
575
26
22.13
663.9
810
25.8
16.93
507.9
345
25.9
22.13
663.9
580
26
22.13
663.9
815
25.8
16.93
507.9
350
26
22.13
663.9
585
26
22.13
663.9
820
25.8
16.93
507.9
355
26
22.13
663.9
590
26
22.13
663.9
825
25.8
16.93
507.9
360
26
22.13
663.9
595
26
22.13
663.9
830
25.8
16.93
507.9
365
26
22.13
663.9
600
26
22.13
663.9
835
25.8
16.93
507.9
95
27.3
48.43
1452.9
100
27.2
48.43
1452.9
105
27.1
48.43
1452.9
110
48.43
1452.9
26.9
48.43
1452.9
120
26.8
48.43
1452.9
125
26.8
48.43
1452.9
130
26.7
48.43
1452.9
135
26.5
48.43
1452.9
370
22.13
26
22.13
663.9
840
25.8
16.93
507.9
26.4
48.43
663.9
605
140
26
1452.9
375
22.13
26
22.13
663.9
845
25.8
16.93
507.9
26.3
48.43
663.9
610
145
26
1452.9
380
22.13
26
22.13
663.9
850
25.8
16.93
507.9
26.3
48.43
663.9
615
150
26
1452.9
385
26
22.13
663.9
620
26
22.13
663.9
855
25.8
16.93
507.9
155
26.3
48.43
1452.9
390
26
22.13
663.9
625
26
22.13
663.9
860
25.8
16.93
507.9
160
26.2
48.43
1452.9
395
26
22.13
663.9
630
26
22.13
663.9
865
25.8
16.93
507.9
165
26.2
32.43
972.9
400
26
22.13
663.9
635
26
22.13
663.9
870
25.8
16.93
507.9
170
26.1
32.43
972.9
405
26
22.13
663.9
640
26
22.13
663.9
875
25.8
16.93
507.9
175
26.1
32.43
972.9
410
26
22.13
663.9
645
26
22.13
663.9
880
25.8
16.93
507.9
180
26
27.33
819.9
415
26
22.13
663.9
650
26
22.13
663.9
885
25.8
16.93
507.9
185
26
22.13
663.9
420
26
22.13
663.9
655
26
22.13
663.9
890
25.8
16.93
507.9
190
25.9
22.13
663.9
425
26
22.13
663.9
660
26
22.13
663.9
895
25.8
16.93
507.9
195
25.9
22.13
663.9
430
26
22.13
663.9
665
26
22.13
663.9
900
25.8
16.93
507.9
200
25.9
22.13
663.9
435
26
22.13
663.9
670
26
22.13
663.9
905
25.8
16.93
507.9
205
25.9
22.13
663.9
440
26
22.13
663.9
675
26
22.13
663.9
910
25.8
16.93
507.9
210
25.9
22.13
663.9
445
26
22.13
663.9
680
25.9
22.13
663.9
915
25.8
16.93
507.9
215
25.9
22.13
663.9
450
26
22.13
663.9
685
25.9
22.13
663.9
920
25.8
16.93
507.9
Lampiran 9
27
115
DATA FLC DENGAN BEBAN LAMPU 1000 WATT
Waktu (detik)
16.93
507.9
1160
25.8
16.93
507.9
1395
25.8
16.93
507.9
1630
25.8
16.93
507.9
25.8
16.93
507.9
1165
25.8
16.93
507.9
1400
25.8
16.93
507.9
1635
25.8
16.93
507.9
935
25.8
16.93
507.9
1170
25.8
16.93
507.9
1405
25.8
16.93
507.9
1640
25.8
16.93
507.9
940
25.8
16.93
507.9
1175
25.8
16.93
507.9
1410
25.8
16.93
507.9
1645
25.8
16.93
507.9
945
25.8
16.93
507.9
1180
25.8
16.93
507.9
1415
25.8
16.93
507.9
1650
25.8
16.93
507.9
950
25.8
16.93
507.9
1185
25.8
16.93
507.9
1420
25.8
16.93
507.9
1655
25.8
16.93
507.9
955
25.8
16.93
507.9
1190
25.8
16.93
507.9
1425
25.8
16.93
507.9
1660
25.8
16.93
507.9
960
25.8
16.93
507.9
1195
25.8
16.93
507.9
1430
25.8
16.93
507.9
1665
25.8
16.93
507.9
965
25.8
16.93
507.9
1200
25.8
16.93
507.9
1435
25.8
16.93
507.9
1670
25.8
16.93
507.9
970
25.8
16.93
507.9
1205
25.8
16.93
507.9
1440
25.8
16.93
507.9
1675
25.8
16.93
507.9
975
25.8
16.93
507.9
1210
25.8
16.93
507.9
1445
25.8
16.93
507.9
1680
25.8
16.93
507.9
980
25.8
16.93
507.9
1215
25.8
16.93
507.9
1450
25.8
16.93
507.9
1685
25.8
16.93
507.9
985
25.8
16.93
507.9
1220
25.8
16.93
507.9
1455
25.8
16.93
507.9
1690
25.8
16.93
507.9
990
25.8
16.93
507.9
1225
25.8
16.93
507.9
1460
25.8
16.93
507.9
1695
25.8
16.93
507.9
995
25.8
16.93
507.9
1230
25.8
16.93
507.9
1465
25.8
16.93
507.9
1700
25.8
16.93
507.9
1000
25.8
16.93
507.9
1235
25.8
16.93
507.9
1470
25.8
16.93
507.9
1705
25.8
16.93
507.9
1005
25.8
16.93
507.9
1240
25.8
16.93
507.9
1475
25.8
16.93
507.9
1710
25.8
16.93
507.9
1010
25.8
16.93
507.9
1245
25.8
16.93
507.9
1480
25.8
16.93
507.9
1715
25.8
16.93
507.9
1015
25.8
16.93
507.9
1250
25.8
16.93
507.9
1485
25.8
16.93
507.9
1720
25.8
16.93
507.9
1020
25.8
16.93
507.9
1255
25.8
16.93
507.9
1490
25.8
16.93
507.9
1725
25.8
16.93
507.9
1025
25.8
16.93
507.9
1260
25.8
16.93
507.9
1495
25.8
16.93
507.9
1730
25.8
16.93
507.9
1030
25.8
16.93
507.9
1265
25.8
16.93
507.9
1500
25.8
16.93
507.9
1735
25.8
16.93
507.9
1035
25.8
16.93
507.9
1270
25.8
16.93
507.9
1505
25.8
16.93
507.9
1740
25.8
16.93
507.9
1040
25.8
16.93
507.9
1275
25.8
16.93
507.9
1510
25.8
16.93
507.9
1745
25.8
16.93
507.9
1045
25.8
16.93
507.9
1280
25.8
16.93
507.9
1515
25.8
16.93
507.9
1750
25.8
16.93
507.9
1050
25.8
16.93
507.9
1285
25.8
16.93
507.9
1520
25.8
16.93
507.9
1755
25.7
16.93
507.9
1055
25.8
16.93
507.9
1290
25.8
16.93
507.9
1525
25.8
16.93
507.9
1760
25.7
16.93
507.9
1060
25.8
16.93
507.9
1295
25.8
16.93
507.9
1530
25.8
16.93
507.9
1765
25.7
11.93
357.9
1065
25.8
16.93
507.9
1300
25.8
16.93
507.9
1535
25.8
16.93
507.9
1770
25.7
11.93
357.9
1070
25.8
16.93
507.9
1305
25.8
16.93
507.9
1540
25.8
16.93
507.9
1775
25.7
11.93
357.9
1075
25.8
16.93
507.9
1310
25.8
16.93
507.9
1545
25.8
16.93
507.9
1780
25.7
11.93
357.9
1080
25.8
16.93
507.9
1315
25.8
16.93
507.9
1550
25.8
16.93
507.9
1785
25.7
11.93
357.9
1085
25.8
16.93
507.9
1320
25.8
16.93
507.9
1555
25.8
16.93
507.9
1790
25.7
11.93
357.9
1090
25.8
16.93
507.9
1325
25.8
16.93
507.9
1560
25.8
16.93
507.9
1795
25.7
11.93
357.9
1095
25.8
16.93
507.9
1330
25.8
16.93
507.9
1565
25.8
16.93
507.9
1800
25.7
11.93
357.9
1100
25.8
16.93
507.9
1335
25.8
16.93
507.9
1570
25.8
16.93
507.9
1805
25.7
11.93
357.9
1105
25.8
16.93
507.9
1340
25.8
16.93
507.9
1575
25.8
16.93
507.9
1810
25.7
11.93
357.9
1110
25.8
16.93
507.9
1345
25.8
16.93
507.9
1580
25.8
16.93
507.9
1815
25.7
11.93
357.9
1115
25.8
16.93
507.9
1350
25.8
16.93
507.9
1585
25.8
16.93
507.9
1820
25.7
11.93
357.9
1120
25.8
16.93
507.9
1355
25.8
16.93
507.9
1590
25.8
16.93
507.9
1825
25.7
11.93
357.9
1125
25.8
16.93
507.9
1360
25.8
16.93
507.9
1595
25.8
16.93
507.9
1830
25.7
11.93
357.9
1130
25.8
16.93
507.9
1365
25.8
16.93
507.9
1600
25.8
16.93
507.9
1835
25.7
11.93
357.9
1135
25.8
16.93
507.9
1370
25.8
16.93
507.9
1605
25.8
16.93
507.9
1840
25.7
11.93
357.9
1140
25.8
16.93
507.9
1375
25.8
16.93
507.9
1610
25.8
16.93
507.9
1845
25.7
11.93
357.9
1145
25.8
16.93
507.9
1380
25.8
16.93
507.9
1615
25.8
16.93
507.9
1850
25.7
11.93
357.9
1150
25.8
16.93
507.9
1385
25.8
16.93
507.9
1620
25.8
16.93
507.9
1855
25.7
11.93
357.9
1155
25.8
16.93
507.9
1390
25.8
16.93
507.9
1625
25.8
16.93
507.9
1860
25.7
11.93
357.9
Lampiran 9 (Lanjutan)
25.8
930
DATA FLC DENGAN BEBAN LAMPU 1000 WATT
925
25.7
11.93
357.9
2100
26
22.13
663.9
2335
25.6
11.93
357.9
2570
25.5
11.93
357.9
25.7
11.93
357.9
2105
26
22.13
663.9
2340
25.6
11.93
357.9
2575
25.5
11.93
357.9
1875
25.7
11.93
357.9
2110
26
22.13
663.9
2345
25.7
11.93
357.9
2580
25.5
11.93
357.9
1880
25.7
11.93
357.9
2115
26
22.13
663.9
2350
25.7
16.93
507.9
2585
25.5
11.93
357.9
1885
25.7
11.93
357.9
2120
26
22.13
663.9
2355
25.8
16.93
507.9
2590
25.5
11.93
357.9
1890
25.8
11.93
357.9
2125
26
22.13
663.9
2360
25.8
16.93
507.9
2595
25.5
11.93
357.9
1895
25.8
11.93
357.9
2130
26
22.13
663.9
2365
25.8
16.93
507.9
2600
25.5
11.93
357.9
1900
25.8
11.93
357.9
2135
26
22.13
663.9
2370
25.9
16.93
507.9
2605
25.5
11.93
357.9
1905
25.8
11.93
357.9
2140
26
22.13
663.9
2375
25.9
22.13
663.9
2610
25.6
11.93
357.9
1910
25.8
11.93
357.9
2145
25.9
16.93
507.9
2380
25.9
22.13
663.9
2615
25.6
11.93
357.9
1915
25.8
11.93
357.9
2150
25.9
16.93
507.9
2385
25.9
22.13
663.9
2620
25.7
11.93
357.9
1920
25.8
11.93
357.9
2155
25.9
16.93
507.9
2390
25.9
22.13
663.9
2625
25.7
11.93
357.9
1925
25.8
11.93
357.9
2160
25.9
16.93
507.9
2395
25.9
22.13
663.9
2630
25.8
11.93
357.9
1930
25.8
11.93
357.9
2165
25.9
16.93
507.9
2400
25.9
22.13
663.9
2635
25.8
16.93
507.9
1935
25.8
11.93
357.9
2170
25.8
16.93
507.9
2405
25.9
22.13
663.9
2640
25.8
16.93
507.9
1940
25.8
11.93
357.9
2175
25.8
16.93
507.9
2410
25.9
22.13
663.9
2645
25.8
16.93
507.9
1945
25.8
11.93
357.9
2180
25.8
16.93
507.9
2415
25.9
22.13
663.9
2650
25.9
16.93
507.9
1950
25.8
11.93
357.9
2185
25.8
16.93
507.9
2420
25.9
22.13
663.9
2655
25.9
16.93
507.9
1955
25.8
11.93
357.9
2190
25.7
16.93
507.9
2425
25.9
22.13
663.9
2660
25.9
16.93
507.9
1960
25.8
11.93
357.9
2195
25.7
16.93
507.9
2430
25.9
22.13
663.9
2665
25.9
16.93
507.9
1965
25.8
11.93
357.9
2200
25.7
16.93
507.9
2435
25.9
22.13
663.9
2670
25.9
16.93
507.9
1970
25.8
11.93
357.9
2205
25.6
16.93
507.9
2440
25.9
22.13
663.9
2675
25.9
16.93
507.9
1975
25.8
11.93
357.9
2210
25.6
11.93
357.9
2445
25.9
22.13
663.9
2680
25.9
16.93
507.9
1980
25.8
11.93
357.9
2215
25.6
11.93
357.9
2450
25.9
22.13
663.9
2685
25.9
16.93
507.9
1985
25.8
11.93
357.9
2220
25.6
11.93
357.9
2455
25.9
22.13
663.9
2690
25.9
16.93
507.9
1990
25.8
11.93
357.9
2225
25.6
11.93
357.9
2460
25.9
22.13
663.9
2695
25.9
16.93
507.9
25.8
11.93
357.9
2230
25.6
11.93
357.9
2465
25.8
22.13
663.9
2700
25.9
16.93
507.9
25.8
11.93
357.9
2235
25.6
11.93
357.9
2470
25.8
16.93
507.9
2705
25.9
16.93
507.9
2005
25.8
11.93
357.9
2240
25.6
11.93
357.9
2475
25.7
16.93
507.9
2710
25.9
16.93
507.9
2010
25.8
11.93
357.9
2245
25.6
11.93
357.9
2480
25.7
16.93
507.9
2715
25.9
16.93
507.9
2015
25.8
11.93
357.9
2250
25.6
11.93
357.9
2485
25.6
16.93
507.9
2720
25.9
16.93
507.9
2020
25.8
11.93
357.9
2255
25.6
11.93
357.9
2490
25.6
11.93
357.9
2725
25.9
16.93
507.9
2025
25.8
11.93
357.9
2260
25.6
11.93
357.9
2495
25.6
11.93
357.9
2730
25.9
16.93
507.9
2030
25.8
11.93
357.9
2265
25.6
11.93
357.9
2500
25.5
11.93
357.9
2735
25.9
16.93
507.9
2035
25.8
11.93
357.9
2270
25.6
11.93
357.9
2505
25.5
11.93
357.9
2740
25.9
16.93
507.9
2040
25.9
16.93
507.9
2275
25.6
11.93
357.9
2510
25.5
11.93
357.9
2745
25.9
16.93
507.9
2045
25.9
16.93
507.9
2280
25.6
11.93
357.9
2515
25.5
11.93
357.9
2750
25.9
16.93
507.9
2050
25.9
16.93
507.9
2285
25.6
11.93
357.9
2520
25.5
11.93
357.9
2755
25.9
16.93
507.9
2055
26
16.93
507.9
2290
25.6
11.93
357.9
2525
25.5
11.93
357.9
2760
25.9
16.93
507.9
2060
26
22.13
663.9
2295
25.6
11.93
357.9
2530
25.5
11.93
357.9
2765
25.9
16.93
507.9
2065
26
22.13
663.9
2300
25.6
11.93
357.9
2535
25.5
11.93
357.9
2770
25.9
16.93
507.9
2070
26
22.13
663.9
2305
25.6
11.93
357.9
2540
25.5
11.93
357.9
2775
25.9
16.93
507.9
2075
26
22.13
663.9
2310
25.6
11.93
357.9
2545
25.5
11.93
357.9
2780
25.9
16.93
507.9
2080
26
22.13
663.9
2315
25.6
11.93
357.9
2550
25.5
11.93
357.9
2785
25.9
16.93
507.9
2085
26
22.13
663.9
2320
25.6
11.93
357.9
2555
25.5
11.93
357.9
2790
25.9
16.93
507.9
2090
26
22.13
663.9
2325
25.6
11.93
357.9
2560
25.5
11.93
357.9
2795
25.9
16.93
507.9
2095
26
22.13
663.9
2330
25.6
11.93
357.9
2565
25.5
11.93
357.9
2800
25.9
16.93
507.9
LAMPIRAN 9 Lampiran 9 (Lanjutan)
1995 2000
DATA DATA FLC FLCDENGAN DENGANBEBAN BEBANLAMPU LAMPU1000 1000WATT WATT
1865 1870
25.9
16.93
507.9
3040
25.9
16.93
507.9
3275
25.6
11.93
357.9
2810
25.9
16.93
507.9
3045
25.9
16.93
507.9
3280
25.6
11.93
357.9
2815
25.9
16.93
507.9
3050
25.9
16.93
507.9
3285
25.6
11.93
357.9
2820
25.9
16.93
507.9
3055
25.9
16.93
507.9
3290
25.6
11.93
357.9
2825
25.9
16.93
507.9
3060
25.9
16.93
507.9
3295
25.6
11.93
357.9
2830
25.9
16.93
507.9
3065
25.9
16.93
507.9
3300
25.6
11.93
357.9
2835
25.9
16.93
507.9
3070
26
16.93
507.9
3305
25.6
11.93
357.9
2840
25.9
16.93
507.9
3075
26
22.13
663.9
3310
25.6
11.93
357.9
2845
25.9
16.93
507.9
3080
26
22.13
663.9
3315
25.6
11.93
357.9
2850
25.8
16.93
507.9
3085
26
22.13
663.9
3320
25.6
11.93
357.9
2855
25.8
11.93
357.9
3090
26
22.13
663.9
3325
25.6
11.93
357.9
2860
25.8
11.93
357.9
3095
26
22.13
663.9
3330
25.6
11.93
357.9
2865
25.8
11.93
357.9
3100
26
22.13
663.9
3335
25.6
11.93
357.9
2870
25.8
11.93
357.9
3105
26
22.13
663.9
3340
25.6
11.93
357.9
2875
25.8
11.93
357.9
3110
26
22.13
663.9
3345
25.6
11.93
357.9
2880
25.8
11.93
357.9
3115
26
22.13
663.9
3350
25.7
11.93
357.9
2885
25.8
11.93
357.9
3120
26
22.13
663.9
3355
25.7
11.93
357.9
2890
25.8
11.93
357.9
3125
26
22.13
663.9
3360
25.7
11.93
357.9
2895
25.8
11.93
357.9
3130
26
22.13
663.9
3365
25.8
11.93
357.9
2900
25.8
11.93
357.9
3135
26
22.13
663.9
3370
25.8
16.93
507.9
2905
25.8
11.93
357.9
3140
26
22.13
663.9
3375
25.8
16.93
507.9
2910
25.8
11.93
357.9
3145
26
22.13
663.9
3380
25.8
16.93
2915
25.8
11.93
357.9
3150
26
22.13
663.9
3385
25.8
16.93
2920
25.8
11.93
357.9
3155
26
22.13
663.9
3390
25.8
16.93
507.9
2925
25.8
11.93
357.9
3160
25.9
22.13
663.9
3395
25.8
16.93
507.9
2930
25.8
11.93
357.9
3165
25.9
22.13
663.9
3400
25.8
16.93
507.9
2935
507.9
3515
16.93
507.9 507.9
25.8
16.93
507.9
25.8
16.93
507.9
507.9
3525
25.8
16.93
507.9
3530
25.8
16.93
507.9
3535
507.9
16.93
25.8
16.93
507.9
3545
25.8
16.93
507.9
3550
25.8
16.93
507.9
507.9
3555
25.8
16.93
507.9
507.9
3560
25.8
16.93
507.9
507.9
3565
25.8
11.93
357.9
507.9
3570
25.8
11.93
357.9
3575
357.9
11.93
357.9
3170
25.8
16.93
507.9
3405
25.8
16.93
25.8
11.93
357.9
3175
25.8
16.93
507.9
3410
25.8
16.93
507.9
2945
25.8
11.93
357.9
3180
25.8
16.93
507.9
3415
25.8
16.93
507.9
2950
25.8
11.93
357.9
3185
25.7
16.93
507.9
3420
25.8
16.93
507.9
2955
25.8
11.93
357.9
3190
25.7
11.93
357.9
3425
25.8
16.93
507.9
2960
25.8
11.93
357.9
3195
25.7
11.93
357.9
3430
25.8
16.93
507.9
2965
25.8
11.93
357.9
3200
25.7
11.93
357.9
3435
25.8
16.93
2970
25.8
11.93
357.9
3205
25.6
11.93
357.9
3440
25.8
16.93
2975
25.8
11.93
357.9
3210
25.6
11.93
357.9
3445
25.8
16.93
507.9
2980
25.8
11.93
357.9
3215
25.6
11.93
357.9
3450
25.8
16.93
2985
25.8
11.93
357.9
3220
25.6
11.93
357.9
3455
25.8
16.93
2990
25.8
11.93
357.9
3225
25.6
11.93
357.9
3460
25.8
16.93
507.9
2995
25.8
11.93
357.9
3230
25.6
11.93
357.9
3465
25.8
16.93
507.9
3000
25.8
11.93
357.9
3235
25.6
11.93
357.9
3470
25.8
16.93
507.9
3005
25.8
11.93
357.9
3240
25.6
11.93
357.9
3475
25.8
16.93
507.9
3010
25.8
11.93
357.9
3245
25.6
11.93
357.9
3480
25.8
16.93
507.9
3015
25.8
11.93
357.9
3250
25.6
11.93
357.9
3485
25.8
16.93
507.9
3020
25.9
11.93
357.9
3255
25.6
11.93
357.9
3490
25.8
16.93
507.9
3025
25.9
16.93
507.9
3260
25.6
11.93
357.9
3495
25.8
16.93
507.9
3030
25.9
16.93
507.9
3265
25.6
11.93
357.9
3500
25.8
16.93
507.9
3035
25.9
16.93
507.9
3270
25.6
11.93
357.9
3505
25.8
16.93
507.9
25.8
11.93
3580
25.8
11.93
357.9
3585
25.8
11.93
357.9
3590
25.8
11.93
357.9
3595
25.8
11.93
357.9
25.8
11.93
357.9
3600
Lampiran 9 (Lanjutan)
25.8
3540
25.8
25.8
3520
2940
3510
DATA FLC DENGAN BEBAN LAMPU 1000 WATT
2805
Lampiran 10 KONDISI PENGUJIAN a. FLC ( Rabu, 18 Mei 2011) 1. Beban 2000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 11.00 Wita, 27,2o C dan Kelembaban 72,6%. 2. Beban 1000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 13.00 Wita, 27,5oC dan kelembaban 72,2%. b. Suhu Differensial 3 (Kamis, 19 Mei 2011) 1. Beban 2000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 11.00 Wita, 27,1o C dan Kelembaban 71,3%. 2. Beban 1000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 12.30 Wita, 27,6o C dan Kelembaban 71,6%. 3. Beban 1000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 14.45 Wita, 27,9o C dan Kelembaban 71,7%. c. Suhu Differensial 2 (Sabtu, 21 Mei 2011) 1. Beban 2000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 10.00 Wita, 27,3o C dan Kelembaban 72,2%. 2. Beban 1000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 11.30 Wita, 27,7o C dan Kelembaban 72,6%. 3. Beban 1000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 14.00 Wita, 27,8o C dan Kelembaban 72,3%. d. Suhu Differensial 1 (Minggu, 22 Mei 2011) 1. Beban 2000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 10.00 Wita, 27,4o C dan Kelembaban 73,1%. 2. Beban 1000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 11.30 Wita, 27,7o C dan Kelembaban 73,4%. 3. Beban 1000 Watt ‐ Pengujian dimulai pada jam 14.00 Wita, 27,9o C dan Kelembaban 73,6%.
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
kondisi ruangan tempat outdoor unit dengan suhu
BIOG GRAFI PEN NULIS Sudirmaan, lahir padda tanggal; 13 Maret 19667, di Tabbanan – B Bali, dari pasangan M M. Djamaluuddin
(A Alm)
dann
Supiaani.
Menyeleesaikan pendidikan SD sampai SM MA di Tabannan. Tahun 1986 melanjjutkan studi di Politeknnik Negeri B Bandung (duulu Politeknnik ITB), sselesai akhhir 1989 ddan langsuung ditugaskkan mengajar di Politteknik Negeri Bali (duulu Politeknnik UNUD). Tahun 19992 mendapaat kesempatan melanjutkkan ke jenjaang S-1 di U Universitas Diponegoroo – Semaranng. Setelah S seleesai tahun 19 995, kemballi menjadi sstaf pengajarr Jurusan Teknik Mesinn Politeknik P Negeri N Bali (PNB)
saampai sekarrang. Selain aktif menggajar di PN NB,
penulis p jugaa bekerja seb bagai Superrvisor Enginneer pada Hotel Le Merriden di Tannah Lot L – Taban nan (1997 s/d s 1998) daan sebagai O Operation Ennggineer di Four Seasoons Resort R at Jim mbaran Bay – Jimbaran (tahun 19988 s/d 2008). Pada tahunn 2009, penuulis kembali k men ndapat kesem mpatan melaanjutkan ke jjenjang S-2 ddi Universitaas Udayana.