PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN APARATUR TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empirik Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton)
TESIS
OLEH :
NUR LAILA NIM. G2EI 14 030
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN APARATUR TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empirik Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Ekonomi Pada Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Haluoleo
Oleh :
NUR LAILA NIM. G2EI 14 030
KONSENTRASI AKUNTANSI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2016
ii
iii
ABSTRAK PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN APARATUR TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empirik Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton) Oleh Nur laila, SE 1 Dr. Muntu Abdullah, SE.,M.Si.,SK.,CA 2 Dr. H.Andi Basru Wawo, SE.,M.Si.,Ak.,CA 2 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Partisipasi Angaran dan Komitmen Aparatur terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton). Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah pejabat struktural dan aparat yang melaksanakan fungsi akuntansi atau tata usaha keuangan (kepala badan/dinas, kabag keuangan, kabag perencanaan/program dan kabag lainnya) dari 36 SKPD di masing-masing Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Buton. Variabel dalam penelitian ini adalah Partisipasi anggaran dan komitmen aparatur sebagai variabel bebas, serta kinerja manajerial sebagai variabel terikat sedangkan motivasi kerja sebagai variabel intervening. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis jalur/path analysis yang diolah melalui software SPSS versi 21, yang dijelaskan dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, komitmen aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Selanjutnya partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja, komitmen aparatur berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap motivasi kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan Partisipasi anggaran melalui motivasi kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja manajerial dan Komitmen aparatur melalui motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.
Kata Kunci: Partisipasi Anggaran, Komitmen Aparatur, Motivasi Kerja, Kinerja Manajerial.
iv
ABSTRACT EFFECT OF PARTICIPATORY BUDGETING AND APPARATUS COMMITMENT ON THE MANAGERIAL PERFORMANCE WITH WORK MOTIVATION AS AN INTERVENING VARIABLE (An Empirical Study of the Local Government of Buton Regency) by Nur Laila, S.E.1 Dr. Muntu Abdullah, S.E., M. Si., S.K., CA2 Dr. H. Andi BasruWawo, S.E., M. Si., AK., CA2 The aims of the study to determine the effect of participatory budgeting and apparatus commitment on managerial performance with work motivation as an intervening variable (an empirical study of the local government of Buton regency). The study used primary data obtained from a questionnaire. Respondents of the study were structural officials and apparatus that run accounting functions or financial administration (head of office/agency, head of finance section, head of planning/program section, and other heads of section) in 36 SKPD at every office of the local government of Buton regency. variables of the study included participatory budgeting and apparatus commitment as two independent variables, managerial performance as a dependent variable, and work motivation as an intervening variable. Data of the study were analyzed using a technique of path analysis which were processed on SPSS version 21 software, and were explained using descriptive statistics and inferential statistics. Based on the result of hypothesis testing, it was discovered that partially participatory budgeting had a positively significant effect on managerial performance, apparatus commitment had a positively significant effect on managerial performance. Furthermore, budgeting participatory had a positively significant effect on work motivation, apparatus commitment had a positively insignificant effect on work motivation, and work motivation had a positively significant effect on managerial performance. Additionally, participatory budgeting via work motivation had a positively insignificant effect on managerial performance and apparatus commitment via work motivation had a positively significant effect on managerial performance. Keywords: budgeting participatory, apparatus commitment, work motivation, managerial performance
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Aparatur Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empirik Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton)”. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi pada Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Ekonomi Konsentrasi Akuntansi Universitas Halu Oleo. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan penuh ketulusan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Bapak Prof. Ir. H. Sahta Ginting., M.Agr.,Sc.,Ph selaku Direktur Pascasarjana Universitas Halu Oleo. 3. Bapak Dr. Zainuddin Saenong, SE.,MSi. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Halu Oleo, Serta sebagai Dosen penguji. 4. Bapak Dr. Nasrullah Dali, SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Konsentrasi Akuntansi Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Halu Oleo, Serta sebagai Dosen penguji.
vi
5. Bapak Dr. Muntu Abdullah, SE.,M.Si.,SK.,CA selaku Pembimbing I yang telah banyak membantu, meluangkan waktu, pikiran dengan sabar untuk mengarahkan, serta membimbing dan memberikan saran masukan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 6. Bapak Dr. H. Andi Basru Wawo, SE.,Msi., Ak., CA selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar untuk mengarahkan, membimbing dan memberikan saran-saran, motivasi serta ilmu yang bermanfaat kepada Penulis. 7. Ibu Dr. Mulyati Akib, SE.,M.Si.,Ak.,CA.CTA selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, saran dan juga kritik untuk perbaikan tesis ini kepada Penulis. 8. Ibu Wa Ode Unisna sebagai Tenaga Administrasi Prodi Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Halu Oleo yang telah membantu kelancaran administrasi penulis dari awal kuliah sampai penyelesaian tesis ini. 9. Seluruh Dosen pengampu mata kuliah pada program Studi Ilmu Ekonomi konsentrasi Akuntansi program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, yang telah memberikan ilmu serta wawasan yang luas selama proses belajar mengajar. 10. Responden di seluruh SKPD Kabupaten Buotn yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini. 11. Orang Tua tercinta dan tersayang Ibunda Mahadia dan Bapak Jafar S.Pd yang telah memberikan dukungan, doa, cinta dan kasih sayang serta pengorbanan yang luar biasa kepada penulis. 12. Adik-adikku saya menyayangi kalian, adik iparku yang telah membantu dalam proses edit mengedit dan juga print memprint, terima kasih atas semuanya.
vii
13. Teman-teman Angkatan Pertama (2014) Ilmu Ekonomi Konsentrasi Akuntansi yang selama 3 semester belajar bersama, Trima kasih atas Kebersamaannya dan Tetap Semangat Berjuang, Lanjutkan!!! 14. Saudari-saudari seimanku di liqoan, Ummi izzat yang selalu mendo’akan, kak retno yang sudah banyak membantu, sahabat terbaikku Dokter Yeyen dan Iyun Kolowa, terima kasih banyak atas smua kebaikan kalian semua. Love semua because Allah. 15. Keluarga besar di lorong gembol, terkhusus keluarga kakakku (ibu dan bapaknya riswan serta semua ponakan-ponakanku), terima kasih atas semua dukungan dan motivasi serta do’aNya. 16. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap penulisan Tesis ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan juga saran yang membangun, penulis harapkan untuk kemajuan dimasa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kendari,
Oktober 2016
Nur laila
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................
iii
ABSTRAK .....................................................................................................
iv
ABSTRACT ......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................
8
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................
9
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................
10
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
12
2.1. Kajian Teoritis dan Penelitian Terdahulu ...........................................
12
2.1.1 Teori Kontingensi (Contingency Theory) .................................
12
2.1.2 Grand Theory ............................................................................
13
2.1.3 Teori Motivasi...........................................................................
16
2.2. Anggaran .............................................................................................
18
2.2.1 Pengertian Anggaran.................................................................
18
2.2.2 Manfaat dan Fungsi Anggaran..................................................
19
2.3. Partisipasi Anggaran ...........................................................................
21
2.3.1 Pengertian Partisipasi Anggaran ...............................................
21
2.3.2 Pendekatan Partisipasi Anggaran..............................................
22
2.3.3 Indikator Partisipasi Anggaran .................................................
23
2.3.4 Manfaat dan Keunggulan Partisipasi Anggaran .......................
24
ix
2.4. Komitmen Aparatur ............................................................................
25
2.4.1 Pengertian Komitmen Aparatur ................................................
25
2.4.2 Jenis-Jenis Komitmen Aparatur................................................
26
2.5. Motivasi Kerja.....................................................................................
27
2.5.1 Pengertian Motivasi Kerja ........................................................
27
2.5.2 Indikator-indikator Motivasi Kerja ...........................................
27
2.6. Kinerja Manajerial ..............................................................................
29
2.6.1 Pengertian Kinerja Manajerial ..................................................
29
2.6.2 Indikator Kinerja Manajerial.....................................................
29
2.7. Penelitian Terdahulu ...........................................................................
32
2.7.1 Partisipasi Anggaran terhadap Motivasi Kerja .........................
32
2.7.2 Komitmen Aparatur Terhadap Motivasi Kerja .........................
33
2.7.3 Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial ...................
34
2.7.4 Komitmen Aparatur terhadap Kinerja Manajerial ....................
34
2.7.5 Motivasi Kerja terhadap Kinerja Manajerial ............................
35
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS......................................
38
3.1. Kerangka Konsep ..............................................................................
38
3.2. Hipotesis ...........................................................................................
39
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................
41
4.1. Jenis Penelitian ..................................................................................
41
4.2. Objek Penelitian ................................................................................
41
4.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ............................................
42
4.4. Populasi dan Sampel .........................................................................
42
4.5.1. Populasi ...................................................................................
42
4.5.2. Sampel......................................................................................
43
4.5. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran ......................
45
4.6. Metode Analisis Data ........................................................................
49
4.6.1. Uji Kualitas Data......................................................................
51
4.6.1.1. Uji Validitas .................................................................
51
4.6.1.2. Uji Reliabilitas .............................................................
51
x
4.6.2. Uji Asumsi Klasik....................................................................
52
4.6.2.1. Uji Normalitas..............................................................
52
4.6.2.2. Uji Multikolonieritas....................................................
52
4.6.2.3. Uji Heteroskedastissitas ...............................................
53
4.6.2.4. Uji Autokorelasi...........................................................
53
4.6.3. Analisis Jalur/ Path Analysis ...................................................
54
4.6.4. Uji Analisis Regresi Berganda.................................................
54
2
4.6.4.1. Uji Koefisien Determinasi (R ) dan Korelasi ..............
58
4.6.4.2. Uji Hipotesis ................................................................
58
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
59
5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................
59
5.1.1. Sejarah Singkat Pemerintah Kabupaten Buton ........................
59
5.1.2. Struktur Organisasi ..................................................................
61
5.2. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................
63
5.3. Deskripsi Karakteristik Responden ....................................................
64
5.3.1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........................................................................
64
5.3.2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............
64
5.3.3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...............................................................................
65
5.3.4. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja...............................................................................
66
5.3.5. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menyusun RKA .............................................................
66
5.4. Analisis Statistik Deskriptif ..............................................................
67
5.5. Analisis Statistik Inferensial .............................................................
68
5.5.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas..........................................
68
5.6. Pengujian Asumsi Klasik ...................................................................
70
5.6.1. Uji Normalitas..........................................................................
71
5.6.2. Pengaruh Pengujian Multikolinearitas.....................................
72
5.6.3. Pengujian Heteroskedastisitas..................................................
73
xi
5.6.4. Pengujian Autokorelasi............................................................
75
5.7. Hasil Uji Analisis Regresi ...................................................................
77
5.8. Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................
81
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
90
6.1. Kesimpulan ................................................................................
90
6.2. Saran ..........................................................................................
91
6.3. Kelemahan Penelitian ...............................................................
92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1
Nama SKPD dan Jumlah Responden Objek Penelitian........
43
Tabel 4.2
Operasional Variabel ............................................................
48
Tabel 5.1
Tingkat Pengembalian Kuisioner .........................................
63
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..........
64
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .........................
64
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..............................................................................................
65
Tabel 5.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja..............
66
Tabel 5.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menyusun RKA ......................................................................................
66
Tabel 5.7
Kriteria Penilaian Jawaban Responden.................................
67
Tabel 5.8
Deskripsi Statistik .................................................................
67
Tabel 5.9
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................
69
Tabel 5.10
Pengujian Multikolinieritas - Persamaan Regresi 1..............
72
Tabel 5.11
Pengujian Multikolinieritas - Persamaan Regresi 2..............
73
Tabel 5.12
Pengujian Multikolinieritas - Persamaan Regresi 3..............
73
Tabel 5.13
Hasil Uji Autokorelasi - Persamaan Regresi 1 .....................
76
Tabel 5.14
Hasil Uji Autokorelasi - Persamaan Regresi 2 .....................
76
Tabel 5.15
Hasil Uji Autokorelasi - Persamaan Regresi 3 .....................
76
Tabel 5.16
Hasil Uji Regresi...................................................................
77
Tabel 5.17
Hasil Uji Hipotesis................................................................
81
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Skema Model Penelitian .......................................................
38
Gambar 4.1 Diagram Jalur ........................................................................
55
Gambar 5.1
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Buton ..
61
Gambar 5.2
Hasil Pengujian Normalitas - Persamaan Regresi 1 .............
71
Gambar 5.3
Hasil Pengujian Normalitas - Persamaan Regresi 2 .............
71
Gambar 5.4
Hasil Pengujian Normalitas - Persamaan Regresi 3 .............
71
Gambar 5.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas - Persamaan Regresi 1 ...........
74
Gambar 5.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas - Persamaan Regresi 2 ...........
74
Gambar 5.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas - Persamaan Regresi 3 ...........
75
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Implementasi dari perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah saat ini merupakan inti yang tertuang dalam
Undang-Undang tersebut.
Hal
ini
menekankan
pada
desentralisasi yaitu pelimpahan wewenang dari pusat kepada daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakekat pemerintah menyerahkan wewenang urusan ke daerah adalah untuk menumbuh kembangkan dan mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dan fungsi DPRD. Kepala daerah mempertanggung jawabkan keuangan Negara tidak lepas dari pengesahan anggaran pemerintah daerah dan DPRD. Diterbitkannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 dan 33 Tahun 2004 adalah jawaban dari tuntutan tersebut. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tentang perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah, membawa perubahan fundamental dalam hubungan Tata
1
2
Pemerintah dan Hubungan Keuangan, sekaligus membawa perubahan penting dalam pengelolaan Anggaran Daerah (Irianto Gugus dan Nurkholis, 2006). Hubungan keuangan juga membawa dampak pada adanya tuntutan akan perubahan terhadap sistem pengawasan. Kebijakan otonomi daerah membawa konsekuensi (Bapepam, 32-34) yaitu : 1. Tuntutan perubahan mendasar di berbagai aspek, baik bagi pemerintah daerah, dunia usaha swasta maupun masyarakat lokal. 2. Kebijakan otonomi diartikan tidak hanya sebagai penyerahan kewenangan dalam pengelolaan administrasi publik tetapi juga harus dipandang sebagai penyerahan kewenangan dibidang politik. Daerah dipandang sebagai satu entitas politik yang berhak mengatur urusan rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan pusat, termasuk dalam urusan pengawasan dan audit publik. Dalam tataran inilah muncul resistensi terhadap badan-badan pengawas yang bersifat nasional di satu sisi, sementara disisi lain badan pengawas yang memiliki kapabilitas tinggi ditingkat lokal belum terbangun secara memadai dan professional. 3. Perpindahannya lokus kekuasaan dari pusat ke daerah, maka bertambah pula sumber-sumber pendapatan daerah, yang berarti adanya peningkatan jumlah anggaran yang harus dikelola langsung oleh pemerintah daerah. Hal ini berarti bertambah besar potensi penyimpangan anggaran dan pelaksanaan pembangunan di daerah, khususnya ketika mekanisme sistem pengawasan dan audit di daerah tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3
4. Kebijakan otonomi daerah telah diikuti oleh perubahan beberapa peraturan pemerintah
dibidang
pengawasan
dan
audit
atas
penyelengaran
pemerintahan daerah. Di masa lalu, institusi pengawasan meliputi : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jendral, Itwilprop dan Itwilkab. Sedangkan di masa kini, selain BPK dan BPKP yang masih tetap ada, juga ada Badan Pengawas Daerah (Bawasda) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Namun perubahan yang lebih penting adalah perubahan terhadap posisi, peran, tugas dan fungsi, serta kewenangannya sehingga lembaga tersebut dapat mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan di daerah secara lebih professional dan independen. Anggaran merupakan komponen penting dalam organisasi. Pentingnya fungsi anggaran sebagai perencanaan dan pengendali organisasi, menjadikan pengganggaran sebagai hal yang penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan dimasa mendatang, yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dan pengendalian mempunyai hubungan yang sangat erat. Perencanaan adalah melihat ke masa depan, menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Pengendalian adalah melihat ke masa lalu, melihat apa yang senyatanya
terjadi
dan membandingkannya
dengan hasil
yang
direncanakan sebelumnya. Sebuah organisasi membutuhkan anggaran untuk menerjemahkan keseluruhan strategi ke dalam tujuan jangka pendek dan jangka
4
panjang (Sinuraya, 2009). Dengan berlakunya Undang-Undang tersebut, membawa konsekuensi bagi daerah dalam bentuk pertanggung jawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang efisien dan efektif, khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran. Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 19 (1) dan (2) menyebutkan bahwa, dalam rangka penyusunan RAPBD Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran menyusun rencana kerja dan anggaran dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan anggaran berbasis kinerja. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah adalah aspek keuangan berupa anggaran berbasis kinerja. Untuk melakukan suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara
5
lain indikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran (input) dengan keluaran (output) yang dihasilkan, diperlukan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Untuk dapat menyusun RAPBD berdasarkan prestasi kerja atau anggaran berbasis kinerja diperlukan sumber daya manusia yang mampu untuk melaksanakannya.
Faktor
manusia
merupakan
bagian
penting
dari
penganggaran. Seringkali orang menganggap anggaran seolah-olah sebagai alat mekanis saja, namun dibalik aspek teknis tentang anggaran, adalah manusia. Manusia yang merancang tujuan dan sasaran, dan manusia pula yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Perilaku manusia sebagai individu maupun kelompok akan berpengaruh terhadap penyusunan anggaran, dan sebaliknya, anggaran akan berpengaruh terhadap perilaku individu dan kelompok. Suatu anggaran tidak akan efektif bila anggaran tersebut tidak dapat mengakomodasi
semua
kepentingan
kelompok
yang
terlibat
dalam
pelaksanaannya. Dalam suatu organisasi, banyak sekali kepentingan yang terlibat. Persoalan yang penting dalam penganggaran adalah perilaku manusia yang terkandung dalam anggaran. Beberapa metode penyusunan anggaran dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan penerapannya, namun keberhasilan
6
pelaksanaannya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya. Untuk itu perlu diperhatikan apa yang memotivasi individu dan kelompok dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Anggaran disusun dan dituangkan ke dalam program-program kegiatan. Setiap program kegiatan memiliki target capaian kinerja dengan indikatorindikator tertentu sebagai pengendalian untuk menentukan capaian kinerja. Indikator-indikator yang biasa digunakan dalam bidang pemerintahan adalah: masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Banyak penelitian di bidang akuntansi manajemen yang memperhatikan masalah tentang partisipasi anggaran. Secara teoritis pelaksanaan penelitian mengacu pada beberapa hasil-hasil penelitian yang mana belum konsisten dan sering terjadi kontradiksi antara lain ; penelitian Brownell (1981), Dharma (2004), yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Sedangkan Kenis (1979), Hariyono (2010) menemukan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Locke (1967) bahkan menyatakan partisipasi anggaran mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial. Sehingga para peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Kusuma (2013) menemukan bukti bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
7
Penelitian
terdahulu
yang
menghubungkan
partisipasi
penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial secara tidak langsung, Sardjito (2007) dan Eker (2007) melakukan pengujian partisipasi anggaran dan kinerja manajerial melalui komitmen organisasi dimana variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Chong dan Chong (2002) dan Pramesthiningtyas (2011) melakukan pengujian partisipasi anggaran mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja manajerial, partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasi sebagai variabel intervening dan Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui motivasi sebagai variabel intervening. Hasil penelitian yang bertentangan tersebut mendorong para peneliti agar memeriksa variabel-variabel yang terlibat, yang dapat menghubungkan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Menurut Siagian (2003) bahwa kinerja manajerial dipengaruhi oleh gaji, lingkungan kerja, budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja (motivation), disiplin kerja, kepuasan kerja, motivasi. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang motivasi dan lingkungan kerja. Jika motivasi baik dan lingkungan kerja baik maka kinerja yang dihasilkan juga akan baik. Motivasi merupakan faktor yang sangat menentukan kinerja. Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu, membuat adanya keyakinan bahwa hubungan antar variabel-variabel tersebut dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun variabel lain dalam penelitian ini yaitu variabel
8
Motivasi kerja sebagai variabel intervening. Menurut Govindarajan (1986), untuk mensiasati ketidakkonsistenan dari hasil penelitian tersebut, maka diperlukan adanya pendekatan kontigensi. Dalam studi ini, pendekatan kontigensi digunakan untuk mengevaluasi tingkat keefektifan hubungan partisipasi anggaran dan komitmen aparatur dengan kinerja manajerial melalui motivasi kerja. Berdasarkan Konsep Teoritis dan Fenomena diatas, peneliti bermaksud mengangkat judul: “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Aparatur terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton”.
1.2 Rumusan masalah Perumusan masalah penelitian ini disusun berdasarkan latar belakang teoritis dan perkembangan riset sebelumnya yaitu sebagai berikut: 1. Apakah Partisipasi Anggaran berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja Aparatur pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 2. Apakah Komitmen Aparatur berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja Aparatur pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 3. Apakah Partisipasi Anggaran berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 4. Apakah Komitmen Aparatur berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton?
9
5. Apakah Partisipasi Anggaran melalui Motivasi Kerja Aparatur berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 6. Apakah Komitmen Aparatur melalui Motivasi Kerja Aparatur berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 7. Apakah Motivasi Kerja Aparatur berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai beberapa hal yaitu : 1. Mengetahui dan Menganalisis Partisipasi Anggaran terhadap Motivasi Kerja Aparatur pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 2. Mengetahui dan Menganalisis Komitmen Aparatur terhadap Motivasi Kerja Aparatur pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 3. Mengetahui dan Menganalisis Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 4. Mengetahui dan Menganalisis Komitmen Aparatur terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton?
10
5. Mengetahui dan Menganalisis Partisipasi Anggaran melalui Motivasi Kerja Aparatur terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 6. Mengetahui dan Menganalisis Komitmen Aparatur melalui Motivasi Kerja Aparatur terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton? 7. Mengetahui dan menganalisis Motivasi Kerja Aparatur terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton?
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan kepada penulis mengenai pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening pada pemerintah daerah Kabupaten Buton. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
11
3. Bagi Pemerintah Daerah Bagi pemerintah sebagai penyaji dan sekaligus sebagai pengguna anggaran, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong agar lebih menyadari pentingnya partisipasi anggaran dan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial dengan motivasi kerja, dalam mewujudkan pemerintahan yang baik.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu Mengfokuskan Subjek Penelitian hanya
terbatas
pada
kepala
dinas/badan,
kabag
keuangan,
kabag
perencanaan/program serta kepala bidang di masing-masing kantor pemerintah daerah Kabupaten Buton.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Teori Kontingensi (Contingency Aproach) Menurut (Putti, Koontz, Weihrich, 1998: 60-61) Teori kontingensi juga dikenal orang sebagai teori situasional. Mengingat kompleksitas lingkungan yang dihadapi setiap organisasi, maka perlu difahami, penjelasan teori kontigensi yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun teori yang efektif dalam hal menangani segala macam situasi, hanya bisa dijelaskan oleh pendekatan tertentu saja, dengan perkataan lain: “… tidak ada satu cara tunggal terbaik untuk melaksanakan kegiatan manajemen” (there is no best way to manage). Hoque dalam Abdullah dan Laksmana (2009) Teori kontijensi menyatakan bahwa rancangan dan kegunaan sistem pengendalian suatu organisasi merupakan sesuatu yang dependen atau bergantung pada konteks setting/lingkup organisasi. Match/sejajar yang lebih baik antara kesesuaian pengendalian suatu organisasi dengan variabel kontijensi seperti Partisipasi Anggaran, Komitmen Aparatur (anggota organisasi), motivasi kerja, diprediksikan menghasilkan kinerja manajerial yang meningkat. Sebuah sistem pengendalian manajemen pada kenyataannya juga dapat
diaplikasikan
untuk
beberapa
12
organisasi
yang
memiliki
13
karakteristik dan skala usaha yang hampir sama. Dari pernyataan tersebut, maka sebuah teori kontijensi dalam pengendalian manajemen terletak diantara dua ekstrim. Ekstrim tersebut yaitu : 1. Pengendalian manajemen akan bersifat situation specific model, artinya sebuah model pengendalian yang tepat akan sangat dipengaruhi oleh situasi yang sedang dihadapi. 2. Adanya kenyataan bahwa sebuah sistem pengendalian manajemen masih dapat digeneralisasi untuk dapat diterapkan pada beberapa organisasi yang berbeda. Pendekatan
kontijensi
digunakan
untuk
mengatasi
ketidak
konsistenan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini memberikan suatu gagasan bahwa sifat hubungan yang ada antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial mungkin berbeda pada setiap kondisi (Pramesthiningtyas, 2011). Salah satu variabel kondisional tersebut adalah variabel intervening. Dalam penelitian ini, variabel intervening yang digunakan yaitu motivasi kerja yang dianggap mampu menjadi mediasi dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. 2.1.2 Grand Theory Organisasi pemerintah merupakan suatu organisasi yang berorientasi pada pelayanan publik, dan tidak bertujuan memperoleh keuntungan. Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab yang besar kepada rakyat untuk dapat secara adil dan merata menyalurkan sumber daya yang ada
14
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Di dalam sistem pemerintahan demokrasi, rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi (Menurut Undang-Undang dasar 1945 Pasal 1 ayat 1). Kekuasaan rakyat diwakilkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di dalam hubungan ini, rakyat adalah pemilik kekuasaan, sedangkan DPR adalah pihak yang semestinya
bertanggung
jawab
dan
mengabdi
kepada
rakyat.
Pemerintahan merupakan suatu organisasi yang kompleks, yang hubungan pertanggungjawaban dan pengabdian tidak hanya sebatas antara rakyat dengan wakilnya, tetapi juga antara lembaga legislative dengan eksekutif. Lembaga legislatif disini adalah DPR, sedangkan eksekutif adalah pihak yang bertanggungjawab pada legislatif untuk melaksanakan pemerintahan. Wakil rakyat harus menjalankan perannya sebagai abdi Negara, yang menunjung tinggi asas kepentingan publik, sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila. Namun kenyataannya, justru kekuasaan yang dimiliki oleh wakil-wakil rakyat tersebut digunakan sebagai alat politik guna memenuhi kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentingan rakyat. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada undang- undang yang mengatur perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan
15
antara pemerintah dan daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah. Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan, antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan; kewenangan memungut, mendayagunakan pajak dan retribusi daerah, hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya; hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan. 1). Teori Stewardship Teori stewardship atau pengabdian berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, berintegritas tinggi dan memiliki kejujuran. Konsep teori ini didasarkan pada asas kepercayaan pada pihak yang diberikan wewenang, dimana manajemen dalam suatu organisasi dicerminkan sebagai good steward yang melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya secara penuh tanggung jawab. 2) Teori Signal (Agency Theory) Agency theory merupakan hubungan antara pihak principal dan agent, dimana principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak agen. Hubungan keagenan lebih sering dibahas dalam konteks manajemen perusahaan berorientasi bisnis. Namun dalam
16
organisasi sektor publik, khususnya dipemerintahan daerah, secara sadar atau tidak sadar, teori keagenan telah dipraktikkan. Pada hakikatnya, tujuan adanya organisasi sektor publik adalah untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat atas barang atau sumber daya yang digunakan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya ini, pemerintah daerah tidak dapat melakukannya secara sendirian, maka pemerintah memberikan wewenang kepada pihak lain (agent) untuk mengelola sumber daya tersebut dikarenakan pemerintah juga tidak memiliki dana yang cukup untuk alokasi sumber daya. Didalam proses penyusunan dan perubahan anggaran, muncul dua perspektif yang mengindikasikan aplikasi teori keagenan, yaitu pertama, hubungan antara rakyat (Principal) dengan legislative (agent) dan kedua, hubungan antara legislatif (Principal) dengan eksekutif (agent) (Abdullah dan Halim, 2004). 2.1.3 Teori Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau gerakan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
17
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2009 : 141). Terdapat berbagai macam teori mengenai motivasi. Kebutuhan merupakan keinginan psikologis atau keinginan psikologis yang tidak terpenuhi dalam diri seorang individu. 1) Teori “ERG” Alderfer dalam Siagian (2004:166) mengungkapkan teori kebutuhan yang disebut teori ERG, tiga kelompok teori kebutuhan tersebut adalah: a. Existence (Keberadaan) b. Relatednees (Keterikatan) c. Growth (Pertunbuhan) Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan
18
akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan. 2) Teori “Tiga Kebutuhan” Dikemukakan oleh Siagian (2004 : 167) inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu: a. Kebutuhan akan berprestasi (Need for Achievement) b. Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power) c. Kebutuhan afiliasi (Need for Affiliation)
2.2 Anggaran 2.2.1 Penegrtian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001:488). Anggaran disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan. Anggaran menurut Supriyono (1999 : 340) adalah “Suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh dan digunakan
19
selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun”. Anggaran menentukan besarnya target penjualan, produksi, laba, netto, posisi kas, dan semua sasaran lain yang ditetapkan manajemen. Menurut Hansen dan Mowen (2004), anggaran adalah “rencana keuangan untuk masa depan yang mengidentifikasikan tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. 2.2.2 Manfaat dan Fungsi Anggaran Menurut Sinuraya (2009), manfaat dari program penganggaran adalah sebagai berikut: 1. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui organisasi. 2. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Bila penyiapan anggaran tidak diperlukan, maka akan terlalu banyak manajer yang harus mengabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai masalah darurat. 3. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin. 4. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran yang sama.
20
5. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai benchmark (tolak ukur) untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya. Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, proses penyusunan anggaran harus mampu menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya. Proses penyusunan anggaran yang tidak berhasil menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya berakibat anggaran yang disusun tidak lebih hanya sebagai alat perencanaan berkala;
yang jika
terjadi
penyimpangan
antara
realisasi
dari
anggarannya, tidak satu pun manajer yang merasa bertanggung jawab. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kerja jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming)”. Menurut Bastian (2006:164) anggaran berfungsi sebagai berikut : 1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja 2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa datang 3. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja 4. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi
21
5. Anggaran merupakan instrumen politik 6. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat berikut: 1. Partisipasi para manajer pusat pertanggung jawaban dalam proses penyusunan anggaran. 2. Organisasi anggaran, penggunaan informasi akuntansi pertanggung jawaban sebagai alat pengirim peran dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.
2.3 Partiipasi Anggaran 2.3.1 Pengertian Partisipasi Anggaran Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka (Nurcahyani, 2010). Partisipasi anggaran adalah tahap partisipasi pengurus dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban. Brownell dalam Nurcahyani, 2010 mendefenisikan bahwa anggaran adalah suatu proses partisipasi individu akan dinilai dan
22
mungkin diberi penghargaan atas prestasi mereka pada tujuan yang dianggarkan, dan mereka terlibat dalam proses tersebut dan mempunyai pengaruh pada penentuan tujuan tersebut. Definisi partisipasi dalam anggaran secara terperinci yaitu : 1. Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh keterlibatan para pengurus. 2. Alasan-alasan pihak manajer pada saat anggaran diproses. 3. Keinginan memberikan partisipasi anggaran kepada pihak manajer tanpa diminta. 4. Sejauh mana manajer mempunyai pengaruh dalam anggaran akhir. 5. Kepentingan manajer dalam partisipasinya terhadap anggaran. 6. Anggaran didiskusikan antara pihak manajer puncak dengan manajer pusat pertanggung jawaban pada saat anggaran disusun. 2.3.2 Pendekatan Partisipasi Anggaran Proses penyusunan anggaran bisa dari atas ke bawah bisa juga sebaliknya dan ada pula yang menggunakan gabungan keduanya. Berikut penjelasan mengenai pendekatan dalam proses penyusunan anggaran: 1) Top-down Approach (Pendekatan dari atas ke bawah) Dalam pendekatan ini proses penyusunan anggaran dimulai dari manajer puncak, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya.
23
2) Bottom-Up Approach (Pendekatan dari bawah ke atas) Dalam pendekatan ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya untuk menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. 3) Participative Budget (Anggaran partisipasi) Pendekatan penganggaran yang melibatkan manajer level menengah dalam pembuatan estimasi anggaran disebut participative budget. Anggaran partisipasi adalah anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada semua tingkatan. 2.3.3 Indikator Partisipasi Anggaran Berikut indikator dari partisipasi anggaran yang dikemukakan Brownell (1981) menyebutkan ada beberapa yang harus diperhatikan dalam partisipasi anggaran sebagai berikut : 1) Keterlibatan Keuangan pemerintah tercermin dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah termasuk pembiayaan pada setiap program dan kegiatan pemerintahan. Sebagaimana telah diatur dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang tercermin dalam penyusunan APBD, dengan tahapan penyusunan rencana kerja anggaran dan persetujuan raperda APBD, proses penyusunan APBD ini melibatkan partisipasi setiap pegawai mulai dari level kasubag hingga kepala dinas. Namun
24
partisipasi anggaran juga secara tidak langsung berdampak pada etika dalam bekerja yaitu bertanggungjawab dalam anggaran. 2) Pengaruh Partisipasi anggaran adalah proses yang menggambarkan individuindividu terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut (Brownell, 1981). 3) Kontribusi Menggambarkan kontribusi dari aparat pemerintahan, baik bawahan maupun atasan baik itu dalam memberikan pendapat, usulan, informasi dan ikut serta motivasi untuk turut serta dalam penyusunan anggaran. 2.3.4 Manfaat dan Keunggulan Partisipasi Anggaran Penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan banyak manfaat antara lain (Siegel dan Marconi, 1989 :139) : 1) Partisipan (orang yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran) menjadi ego-involved tidak hanya task-involved dalam kerja mereka. 2) Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang akibatnya akan menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam penetapan sasaran. 3) Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya anggaran. 4) Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidakamanan di dalam alokasi sumber daya diantara bagian-bagian organisasi.
25
Selain manfaat, terdapat sejumlah keunggulan yang biasanya diungkapkan atas anggaran partisipasi adalah : 1) Setiap orang pada semua tingkatan diakui sebagai anggota tim yang pandangan dan penilaiannya dihargai oleh manajer puncak. 2) Orang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran. 3) Orang
lebih
cenderung
untuk
mencapai
anggaran
yang
penyusunannya melibatkan orang tersebut.
2.4 Komitmen Aparatur 2.4.1 Pengertian Komitmen Aparatur Komitmen Aparatur merupakan sebuah dimensi sikap positif karyawan yang dapat dihubungkan dengan kinerja (Nurcahyani, 2010). Komitmen aparatur didefinisikan sebagai tingkat keterikatan perasaan dan
kepercayaan
terhadap
organisasi
tempat
mereka
bekerja
(Nurcahyani, 2010). Menurut (Supriyono, 2004) komitmen aparatur adalah ikatan keterkaitan individu dengan organisasi sehingga individu tersebut “merasa memiliki” organisasi tempatnya berkerja. Sebagaimana dikemukakan dalam literature - literatur yang telah ditelaah, komitmen aparatur dideskripsikan dalam dua tipe yaitu komitmen affective dan komitmen continuance. Penelitian sebelumnya melibatkan komitmen aparatur yang fokus pada komitmen afektif (Nurcahyani, 2010). Dengan demikian, pada penelitian selanjutnya,
26
termasuk pada penelitian ini juga menguji pengaruh komitmen afektif terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja. Komitmen affective didefinisikan sebagai kesediaan melakukan upaya secara terus-menerus untuk mencapai kesuksesan organisasi. Karakteristik komitmen afektif antara lain kepercayaan yang kuat dan keterterimaan nilai dan tujuan organisasi (Nurcahyani, 2010). 2.4.2 Jenis-jenis Komitmen Aparatur Jenis-jenis komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990) mengungkapkan bahwa para ilmuwan telah membedakan komitmen organisasional dalam tiga sisi sebagai berikut: 1) Komitmen Afektif Komitmen afektif adalah kekuatan dan keinginan karyawan untuk terus bekerja bagi suatu organisasi karena mereka setuju dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi. Karyawan yang komitmen afektifnya tinggi, ingin tinggal dalam organisasinya karena percaya bahwa organisasinya akan membantu dan mau menolongnya. 2) Komitmen Continuance Komitmen continuance adalah kekuatan yang muncul dari keinginan karyawan untuk terus bekerja bagi suatu organisasi, karena dia membutuhkannya dan tidak bisa meninggalkan organisasi. 3) Komitmen Normatif adalah suatu kekuatan yang muncul sebagai akibat perasaan wajib tinggal karena tekanan karyawan yang lain.
27
2.5 Motivasi Kerja 2.5.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Pramesthiningtyas, 2011). Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya suatu tujuan, untuk itu seorang pegawai/manajer harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggitingginya bagi diri nya untuk tercapaiannya tujuan perusahaan. Menurut Pramesthiningtyas (2011), motivasi merupakan kekuatan relatif dari dorongan yang timbul dalam diri pegawai untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan kebutuhan. Motivasi erat hubungannya dengan timbulnya suatu kecenderungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan karenanya kebutuhan tersebut terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah tercapai, maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk diulang kembali, sehingga akan lebih kuat (Pramesthiningtyas, 2011). 2.5.2 Indikator – indikator Motivasi Kerja Dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator motivasi dari teori Maslow. Teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dalam Pramesthiningtyas (2011) membagi motivasi ke dalam lima hirarki kebutuhan, yaitu :
28
1) Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis ini meliputi makan, minum, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula kebutuhan yang paling dasar. 2) Kebutuhan akan jaminan keamanan Kebutuhan ini meliputi rasa aman dan terlindung dari risiko fisik dan mental. 3) Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan Kebutuhan ini berupa penghargaan internal dan penghargaan eksternal. Penghargaan internal yaitu rasa percaya diri dan prestasi, sedangkan penghargaan eksternal yaitu status, pengakuan, dan perhatian. 4) Kebutuhan sosial Kebutuhan ini meliputi persahabatan, keakraban, penerimaan, dan keterkaitan. 5) Kebutuhan aktualisasi diri Kebutuhan
ini
merupakan
kebutuhan
untuk
menggunakan
kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan, dan kritik terhadap sesuatu.
29
2.6 Kinerja Manajerial 2.6.1 Pengertian Kinerja Manajerial Kinerja manajerial dalam penelitian ini adalah seberapa efektif dan efisien individu telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi, kegiatan manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi dan perwakilan atau representasi (Kusuma (2013). Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi (T.Hani Handoko, 1996:34). Kinerja akan dikatakan efektif apabila pihak-pihak bawahan mendapat kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Ketika suatu anggaran dirancang secara partisipatif maka karyawan akan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapai standar yang ditetapkan karena mereka ikut serta terlibat dalam proses penyusunannya yang akan berpengaruh pada tingkat kinerja. Untuk mencegah dampak fungsional atau disfungsionalnya, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam penyusunan anggaran, perlu melibatkan manajemen pada level yang lebih rendah sehingga anggaran partisipatif dapat dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi (Kusuma, 2013). 2.6.2 Indikator Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Kinerja manajerial didasarkan
30
pada indikator yang ada dalam teori manajemen klasik, yaitu (Pramesthiningtyas, 2011) : 1). Perencanaan Perencanaan meliputi pemilihan strategi, kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggungjawab untuk perencanaan tidak dapat sama sekali dipisahkan dari pelaksanaan manajerial sebab semua merencanakan, baik manajemen puncak, tengah, atau dasar dari suatu struktur organisasi (Hafiz, 2007). 2). Investigasi Menurut (Hafiz, 2007), laporan dari setiap manajer pada pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya, menjelaskan kinerja manajerial yang bersangkutan. Untuk menyusun laporan tersebut, manajer melaksanakan salah satu fungsi manajemen yaitu investigasi. Dalam hal ini, manajemen bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaaan, dan analisa pekerjaan. 3). Koordinasi Menurut (Hafiz, 2007) mengungkapkan bahwa setiap fungsi manajerial
adalah
pelaksana
koordinasi.
Kebutuhan
akan
mengsinkronisasikan tindakan individu yang timbul dari perbedaan dalam pendapat mengenai bagaimana cita-cita kelompok dapat dicapai atau bagaimana tujuan individu atau kelompok diperpadukan.
31
4). Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang digunakan untuk menilai atau mengukur proposal, kinerja, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, dan pemeriksaan produk (Hafiz, 2007). 5). Pengawasan Pengawasan adalah pegukuran dan pembetulan terhadap kegiatan para bawahan untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan (Hafiz, 2007). 6). Staffing Menurut (Hafiz, 2007), “penataan staff adalah suatu proses yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan (job description), pergerakan tenaga, spesifikasi pekerja, seleksi dan penyusunan organisasi untuk mempersiapkan dan melatih karyawan agar melaksanakan pekerjaan dengan baik”. 7). Negosiasi Komunikasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari bawahan kepada atasan agar dapat menentukan suatu keputusan.Berbagai gangguan menyebabkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi tidak diterima dengan tepat. Oleh karena itu, untuk memperbaiki komunikasi dalam kelompok dapat dilakukan melalui negosiasi (Hafiz, 2007).
32
8). Perwakilan Perwakilan adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara
kemasyarakatan,
pendekatan
ke
masyarakat,
dan
mempromosikan tujuan umum perusahaan (Hafiz, 2007).
2.7 Penelitian Terdahulu Model teori dalam penelitian ini adalah menyajikan pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen aparatur sebagai variabel independen, terhadap kinerja manajerial sebagai variabel dependen, melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening. 2.7.1 Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Penelitian mengenai partisipasi anggaran dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial merupakan suatu bidang penelitian yang banyak mengalami perdebatan dalam literatur akuntansi perilaku selama empat dasa warsa terakhir (Riyadi, 1998). Beberapa peneliti yang tertarik untuk meneliti pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, diantaranya Sukmantari dan Wirasedana (2015), Suryanawa (2008), Dharma (2004), Sinuraya (2009), Ridzal (2016), Nur indriantoro (1993) dan Brownell (1981) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Sedangkan Kenis (1979), Hariyono (2010), Chong dan chong (2002) dan
33
Pramesthiningtyas (2011) menemukan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja menejerial. Penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja juga dilakukan oleh Kren (1992), yang menyatakan bahwa partisipasi akan mempengaruhi kinerja dengan tiga cara yaitu (1) melalui peningkatan komitmen untuk mencapai tujuan anggaran, (2) melalui perancangan tujuan anggaran yang lebih tinggi, (3) melalui keuntungan kognitif yang berasal dari pembagian informasi selama partisipasi. 2.7.2 Komitmen Aparatur terhadap Kinerja Manajerial Aparatur pemerintah yang berkomitmen akan bekerja secara maksimal karena mereka menginginkan kesuksesan instansi tempat dimana mereka bekerja. Aparatur pemerintah yang berkomitmen akan memiliki pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan instansi. Perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan dan perasaan bahwa instansi adalah tempat bekerjanya dan tinggal. Selain itu dengan adanya komitmen yang kuat, mereka akan bekerja keras. Ikhlas dalam melaksanakan pekerjaannya, senang dan peduli terhadap instansi tempatnya bekerja yang lebih menitikberatkan pada affective commitment. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kinerja mereka karena ada keyakinan bahwa visi dan misi pemerintahan akan tercapai dengan sumbangsih mereka. Sukmantari dan Wirasedana (2015), Ridzal (2016), Hariyanti dan Nasir (2002), Yunita (2008), Yuleova (2013)
dan Pramesthiningtyas
34
(2011) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Sedangkan Sinuraya (2009), Supriyono (2004) dan Nurul, K dan Prasetyono (2007) menemukan bukti bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Sumarno (2005) mengungkapkan bahwa komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula. Oleh sebab itu individu yang memiliki komitmen yang kuat dalam organisasi maka semakin besar juga usaha mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya yang akan berimbas pada kinerja yang baik, yang akan berguna bagi organisasinya. Artinya individu dengan komitmen organisasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan organisasi. 2.7.3 Partisipasi Anggaran terhadap Motivasi Kerja Partisipasi anggaran memungkinkan para manajer untuk melakukan negosiasi dengan atasan mereka mengenai kemungkinan target anggaran yang dapat dicapai (Brownell dan McInnes, 1986). Sedangkan Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan Handoko dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Manajer yang dilibatkan dalam penyusunan anggaran, mengandung arti bahwa manajer tersebut diberikan kesempatan untuk dapat menuangkan ide, gagasan, serta pemikirannya demi tercapainya tujuan instansi pemerintah.
35
Hal ini tentunya akan memotivasi manajer untuk dapat berperilaku sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Pramesthiningtyas (2011) menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh secara langsung terhadap motivasi kerja. Berdasarkan pada teori motivasi pula, seseorang yang dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran akan termotivasi untuk dapat berperilaku demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini karena dari pencapaian tujuan tersebut, kinerja seseorang dinilai serta adanya kemungkinan instansi akan menghargai setiap pencapaian tujuan tersebut. 2.7.4 Komitmen Aparatur terhadap Motivasi Kerja Komitmen Aparatur merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai instansi. Vincent K. Chong dan Kar Ming Chong (2002) memberikan postulat bahwa komitmen bawahan terhadap tujuan anggaran akan meningkatkan usaha mereka untuk mengumpulkan motivasi dalam bekerja, yang akan memfasilitasi proses pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Badjuri (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja. Locke dan Latham (1990) menyatakan bahwa bawahan yang mempunyai komitmen terhadap tujuan spesifik dan sulit, tetapi mungkin untuk dicapai akan mencoba lebih keras dan mempunyai ketekunan yang lebih lama dalam usaha pencapaian tujuan mereka dibandingkan dengan bawahan yang tidak mempunyai komitmen.
36
2.7.5 Motivasi Kerja terhadap Kinerja Manajerial Motivasi merupakan dorongan berperilaku yang ada dalam diri pribadi seseorang untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Kusuma (2013) dan Firnidia (2008) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa motivasi kerja
memiliki
pengaruh
terhadap
kinerja
manajerial.
Sedangkan
Pramesthiningtyas (2011) menemukan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan pada teori motivasi, seseorang yang dilibatkan dalam proses anggaran maka akan termotivasi untuk dapat berperilaku demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga, kinerja manajerial akan meningkat pula. 2.7.5 Partisipasi anggaran, Komitmen Aparatur, Motivasi Kerja terhadap Kinerja Manajerial Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan antara manajer atas dengan bawah untuk menentukan proses penggunaan sumber daya pada aktivitas dan operasi instansi (Eker, 2007). Brownell dan McInnes (1986) memasukkan variabel motivasi yang bersandar pada teori ekspektasi sebagai variabel intervening untuk menguji hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian tersebut menemukan bukti bahwa motivasi dan partisipasi anggaran memiliki hubungan dengan kinerja karyawan secara langsung. Meskipun demikian, penelitian tersebut ternyata gagal menemukan bukti bahwa partisipasi akan meningkatkan kinerja manajerial melalui peningkatan motivasi. Sejalan dengan penelitian
37
yang dilakukan oleh Pramesthiningtyas (2011) yang menggunakan variabel intervening komitmen organisasi dan motivasi kerja untuk menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan dari penelitian
tersebut
ditemukan
bukti
bahwa
partisipasi
anggaran
berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasi. Namun, melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening tidak berpengaruh. Penelitian Cherrington dan Cherrington (1973) menyimpulkan bahwa faktor motivasi berupa reward sebagai variabel intervening berpengaruh kuat terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Sesuai dengan teori motivasi, seseorang berperilaku untuk dapat memenuhi kebutuhan pada dirinya. Dengan adanya motivasi ini, para manajer dan supervisor akan bekerja lebih giat agar dapat mencapai tujuan instansi. Hal ini tentunya akan meningkatkan kinerja manajerial.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Dari pembahasan literatur dan hasil penelitian terdahulu pada Bab II diperoleh kesimpulan bahwa Partisipasi Anggaran dan Komitmen Aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Menurut Sugiyono (2009:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkanlah suatu kerangka pemikiran dan hipotesis atas penelitian ini, yaitu : Variabel Independen
Variabel Dependen
Variabel Intervening H5
Partisipasi Anggaran (X1)
e1 H3 H1 1
Motivasi Kerja (Y1)
H7 5
H2 Komitmen Aparatur (X2)
H4 e2
H6 Model Analisis Jalur Gambar 2.1 Skema Model Penelitian
38
Kinerja Manajerial (Y2)
e3
39
Berdasarkan konsep diatas, dapat diuraikan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen Aparatur diduga mempengaruhi kinerja manajerial SKPD, dengan kata lain partisipasi anggaran dan komitmen aparatur akan mempengaruhi kinerja manajerial SKPD sebagai variabel independen, partisipasi anggaran dan komitmen Aparatur berpengaruh terhadap Motivasi Kerja mempengaruhi kinerja manajerial.
3.2 Hipotesis Menurut Sugiyono (2012 : 93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka pikir penelitian diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Partisipasi Anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton H2 : Komitmen Aparatur berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton H3 : Partisipasi Anggaran berpengaruh positif terphadap Motivasi Kerja Aparatur pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton
40
H4 : Komitmen Aparatur berpengaruh positif terhadap Motivasi Kerja Aparatur pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton H5 : Partisipasi Anggaran melalui Motivasi Kerja Aparatur berpengaruh positif terphadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton H6 : Komitmen Aparatur melalui Motivasi Kerja Aparatur berpengaruh positif
terhadap
Kinerja
Manajerial
pada
Pemerintah
Daerah
Kabupaten Buton H7 : Motivasi Kerja Aparatur berpengaruh positif terhadap Kinerja Manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan (research and development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau mengvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran (sugiyono : 2008). Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis tentang partisipasi anggaran dan komitmen aparatur terhadap kinerja majanerial dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton.
4.2 Objek Penelitian Objek penelitian ini yaitu seluruh SKPD di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Buton dan mengfokuskan Subjek penelitian hanya terbatas pada Pejabat struktural dan aparat yang melaksanakan fungsi akuntansi atau keuangan (kepala badan/dinas, kabag keuangan, kabag perencanaan/program dan kabag lainnya) di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Buton.
41
42
4.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Menurut (Sugiyono : 2008) bila dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan jawaban dari responden untuk koesioner atau daftar pertanyaan dalam penelitian ini dan data sekunder untuk gambaran umum penelitian mengenai sejarah singkat dan struktur organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Buton yang diperoleh dari BPS. Metode atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Kuesioner yaitu daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert (interval 1 sampai 5).
4.4 Populasi dan Sampel 4.4.1 Populasi Menurut (Sugiyono : 2008) dalam penelitian kuantatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
43
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu mengfokuskan Subjek penelitian hanya terbatas pada Pejabat struktural dan aparat yang melaksanakan fungsi akuntansi atau
keuangan
(kepala
badan/dinas,
kabag
keuangan,
kabag
perencanaan/program dan kabag lainnya) di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Buton. Jumlah SKPD di Kabupaten Buton sebanyak 36 (tiga puluh enam) sesuai dengan Daftar nama SKPD lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Buton pada tabel 4.1, sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 224 responden. 4.4.1 Sampel Menurut (Sugiyono : 2008) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian Nonprobability Sampling atau Sampling Jenuh atau Sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Tabel 4.1 Nama SKPD dan Jumlah Responden Objek Penelitian
No 1 2
Nama SKPD Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD
Jumlah Responden 8 1
44
3 4
Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan
5
Dinas Perhubungan
6
Dinas Pekerjaan Umum
7
Dinas Tata Ruang Dan Perumahan Rakyat
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dinas Koperasi Dan Ukm Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dinas Pertanian Dinas Kehutanan Dinas Pertambangan Dan Energi Dinas Kelautan Dan Perikanan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Dinas Pendapatan Daerah Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemakaman Inspektorat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Lingkungan Hidup Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Badan Koordinasi Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Badan Kom Info, Pde Arsip Dan Perpustakaan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan Dan Ketahanan Pangan Badan Penelitian Pengembangan Badan Kepegawaian Daerah Dan Diklat Rumah Sakit Umum Daerah Satuan Polisi Pamong Praja Badan Penanggulangan Bencana Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kantor Penghubung
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
10 3 4 7 2 12 5 4 1 7 7 2 13 6 4 4 9 8 4 6 4 3 1 8 5 6 8 3 1 3 3 2
45
35 36
Sekretariat Korpri Kantor Pengelolaan Aset Daerah TOTAL
5 3 180
Sumber : Data Primer diolah, 2016
4.5 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Jenis variabel dalam penelitian ini adalah menurut (sugiyono : 2008) : a.
Variabel bebas atau variabel eksogen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu : Partisipasi anggaran (X1) dan Komitmen aparatur (X2).
b.
Variabel terikat atau variabel endogen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Manajerial (Y2).
c.
Variabel antara atau Variabel intervening (Y) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel antara dalam penelitian ini adalah Motivasi kerja (Y1) Adapun definisi dan indikator dari variabel dalam penelitian ini adalah :
1). Partisipasi Anggaran (X1) Partisipasi Anggaran adalah keterlibatan setiap Pejabat struktural dan aparat yang melaksanakan fungsi akuntansi atau keuangan (kepala badan/dinas, kabag keuangan, kabag perencanaan/program dan kabag
46
lainnya) dalam anggaran di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tempat mereka bekerja. Variabel partisipasi anggaran dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Sumarno (2005). Setiap responden diminta menjawab enam butir pertanyaan untuk mengukur tingkat partisipasi dan pengaruh yang dirasakan serta kontribusi responden dalam proses anggaran. Jawaban diberikan dengan cara memberi skala dengan rentang antara 1 (partisipasi tinggi) sampai dengan 5 (partisipasi rendah). Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. 2). Komitmen Aparatur (X2) Komitmen aparatur merupakan dorongan dari dalam diri aparatur untuk melakukan sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan instansi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dengan lebih mengutamakan kepentingan instansi. Variabel komitmen aparatur dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (1990). Setiap responden diminta menjawab delapan butir pertanyaan untuk mengukur komitmen aparatur. Jawaban diberikan dengan cara memberi skala dengan rentang antara 1 (komitmen tinggi) sampai dengan 5 (komitmen rendah). Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5.
47
3) Motivasi Kerja (Y1) Motivasi merupakan suatu proses yang dimulai dengan kebutuhan fisiologis atau psikologis yang berupa aktivitas perilaku atau mendorong maksud dalam tujuan instansi. Variabel motivasi kerja dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Maslow dalam Pramesthiningtyas (2011). Setiap responden diminta menjawab enam butir pertanyaan untuk mengukur motivasi dalam bekerja dan pengaruh yang dirasakan serta kontribusi responden dalam proses bekerja. Jawaban diberikan dengan cara memberi skala dengan rentang antara 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Jawaban pertanyaan disusun dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. 4) Kinerja Manajerial (Y2) Kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien yang dicapai oleh pejabat struktural SKPD, sebagai pengguna anggaran dalam bekerja untuk mencapai tujuan instansi. Variabel kinerja manajerial dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrument yang dilakukan oleh Pramesthiningtyas (2011). Pengukuran ini menggunakan delapan butir pertanyaan yang meliputi
perencanaan,
investigasi,
pengkoordinasian,
evaluasi,
pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan atau representasi, dan diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1 sampai 5. Skala mulai dari 1 (satu) yang menunjukkan kinerja yang paling rendah
48
(jauh dibawah rata-rata) sampai 5 (lima) yang menunjukkan kinerja paling tinggi (jauh diatas rata-rata) . Nilai skala menunjukkan nilai skor jawaban setiap butir pertanyaan. Tabel 4.2 Operasional Variabel Variabel
Partisipasi Anggaran (X1) oleh Sumarno (2005) Komitmen Organisasi (X2) Allen dan Meyer (1990)
Motivasi Kerja (Y1) Maslow dalam Pramesthiningtyas (2011)
Kinerja Manajerial (Y2) Pramesthiningtyas (2011)
Indikator
Jumlah Pertanyaan
Skala Likert
1 (sangat tidak setuju) 2 (tidak setuju) 3 (Netral) 4 (setuju) 5 (sangat setuju) 1 (sangat tidak setuju) 2 (tidak setuju) 3 (Netral) 4 (setuju) 5 (sangat setuju)
1.Keterlibatan 2.Pengaruh 3.Kontribusi
2 2 2
1. Komitmen Afektif 2. Komitmen Continuance 3. Komitmen Normatif
2 2 2
1.Kebutuhan fisiologis 2.Kebutuhan keamanan 3.Kebutuhan penghargaan 4.Kebutuhan social 5.Kebutuhan aktualisasi diri
2 1 1 1 1
1 (sangat tidak setuju) 2 (tidak setuju) 3 (Netral) 4 (setuju) 5 (sangat setuju)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1 1 1 1 1 1 1
1 (sangat tidak setuju) 2 (tidak setuju) 3 (Netral) 4 (setuju) 5 (sangat setuju)
Perencanaan Investigasi Pengkoordinasian Evaluasi Pengawasan Pengaturan staf Negosiasi Perwakilan/representasi
1
Skala yang sering di pakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala oridinal atau sering disebut skala LIKERT, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :
49
1 = Sangat tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju Skala LIKERT dikatakan oridinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari setuju, Setuju “lebih tinggi” dari “Kurang setuju” (Ghozali, 2011). Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala oridinal.
4.6 Metode Analisis Data Menurut (sugiyono : 2008) dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
50
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, seperti penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran (pie chart), perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan presentase (Sugiyono : 2008). Statistik deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskripsikan tentang variabel penelitian X1 (partisipasi anggaran), X2 (komitmen aparatur) dan Y2 (kinerja manajerial) serta Y1 (motivasi kerja) sebagai variabel intervening, sesuai dengan nilai ratarata dan presentasi berdasarkan kriteria penilaian jawaban responden, yang dijabarkan dengan indikator setiap variabel dan item pertanyaan dari setiap indikator pembentuk variabel penelitian tersebut. 2. Statistik Inferensial Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono : 2008). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang 5% maka taraf kepercayaan 95%, peluang kesalahan dan kepercayaan disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai analisis yang digunakan. Seperti uji t akan digunakan tabel t, uji F digunakan tabel F.
51
4.6.1 Uji Kualitas Data Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar konsistensi dan keakuratan data yang dikumpulkan. Pengujian ini dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas (Ghozali, 2011). 4.6.1.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang dibagikan. Kuesioner dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan nilai variabel yang diteliti. Pengukuran validitas pertanyaan kuesioner diukur dengan melakukan korelasi skor item pertanyaan dengan total skor variabel. Jika probabilitas menunjukan hasil <0,01 atau <0,05 berarti angka probabilitas tersebut signifikan dan disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut valid (Ghozali, 2011). 4.6.1.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah kuesioner tetap konsisten apabila digunakan lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji statistik Cronbach Alpha (α) digunakan untuk menguji tingkat reliabel suatu variabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Apabila alpha mendekati satu, maka reliabilitas datanya semakin terpercaya (Ghozali, 2011).
52
4.6.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji bahwa analisis regresi bebas dari asumsi klasik seperti normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). 4.6.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat distribusi normal antara variabel terikat dan variabel bebas. Apabila distribusi data normal atau mendekati normal, berarti model regresi adalah baik. Pengujian untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan dua cara yaitu analisis grafik dan uji statistik non-parametrik. Dalam analisis grafik apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2011). 4.6.2.2 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Pengujian ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dapat dilihat dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Nilai yang umum digunakan untuk menunjukan multikolonieritas yaitu nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2011).
53
4.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguiji apakah terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain di dalam model regresi. Model regresi dikatakan baik apabila homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Homoskedastisitas yaitu apabila variance dari residual pengamatan satu
ke
pengamatan
lain
tetap.
Jika
berbeda,
disebut
heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titiktitik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). 4.6.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model analisis data. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
54
b. Jika d terletak di antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variable yang menjelaskan (Ghozali, 2011)
4.6.3 Analisis jalur/ Path Analysis Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2011). Menurut (Silalahi : 2009) Analisis jalur merupakan suatu tipe analisis multivariat untuk mempelajari efek-efek langsung dan tidak langsung dari sejumlah variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel sebab (juga disebut ultimate variabel) terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Dan asumsi analisis jalur sama dengan asumsi untuk regresi linear berganda. Formulasi model teoritis tentang hubungan antara sejumlah variabel independen dan variabel dependen dalam analisis jalur biasanya dinyatakan dalam suatu diagram yang disebut diagram jalur (path diagram) atau model analisis jalur (path
55
analysis model) yang menampilkan secara grafik pola hubungan kausal (model kausal) antara sekumpulan variabel, seperti pada gambar 4.1 dibawah ini :
X1 Y2
Y1 X2 e2
e3
e1
Gambar 4.1 Diagram Jalur Menurut (Silalahi : 2009) Langkah-langkah dalam memahami analisis jalur/path analysis adalah : 1. Tujuan analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari seperangkat variabel (sebagai variabel penyebab) terhadap seperangkat variabel lain (sebagai variabel akibat). 2. Dalam model kausal analisis jalur dikelompokkan dua jenis variabel : variabel eksogenus (exogenous variable) dan variabel endogenus (endogenous variable). Jadi, dalam analisis jalur, variabel penyebab disebut sebagai variabel eksogenus dan variabel akibat disebut variabel endogenus. 3. Variabel X1 dan X2 (pada gambar diatas) adalah variabel eksogen. Korelasi kedua variabel digambarkan dalam garis lengkung dengan kedua ujung yang menyatakan bahwa salah satu variabel bukan
56
merupakan variabel sebab terhadap lainnya tetapi diantara keduanya ada hubungan korelasional. 4. Variabel Y1 dan Y2 (pada gambar diatas) adalah variabel endogen.Variabel Y1 disebabkan oleh variabel eksogen X1 dan X2, dan variabel Y2 disebabkan oleh variabel eksogen X1 dan X2 bersamasama dengan variabel endogen Y1. 5. Satu variabel endogen dapat berperan sebagai variabel sebab (atau independen) terhadap sekumpulan variabel dan juga menjadi variabel akibat dari sekumpulan variabel lainnya. 6. Jalur-jalur dalam model dinyatakan oleh garis lurus dengan satu kepala panah. 7. Koefisien jalur menyatakan efek langsung dari satu variabel sebab terhadap variabel akibat. Koefisien jalur disimbolkan dengan p dengan dua indeks (sub-script) dibawahnya. Subcript pertama untuk variabel akibat dan yang kedua untuk variabel sebab (pada gambar diatas misalnya X1 ke Y1 ). 8. Koefisien jalur menggambarkan indirect effect (penjumlahannya menghasilkan total indirect effect dan direct effect (penjumlahannya menghasilkan total direct effect). Menurut (Ghozali, 2011) Sebelum dilakukan analisis path, untuk menganalisis hubungan antar variabel diperlukan 3 persamaan regresi. Sedangkan Menurut (Silalahi : 2009) untuk bergerak dari diagram keluaran, diperlukan perhitungan koefisien jalur. Satu koefisien jalur
57
adalah standardized regression coefficient (beta weight). Menghitung Koefisien jalur dilakukan berdasarkan tata cara structural equations, dalam kasus ini : Y2KM = b1X1PA+ b1X2KA + e1 .......................... persamaan regresi 1 Y1MK = b1X1PA+ b1X2KA + e2 .......................... persamaan regresi 2 Y2KM = b1X1PA+ b1X2KA + b1Y1MK + e3……persamaan regresi 3 Keterangan : PA
= Partisipasi Penganggaran
KA
= Komitmen Aparatur
MK
= Motivasi Kerja
KM
= Kinerja Manajerial
bPA
= Intercept Partisipasi Penganggaran
bKA
= Intercept Komitmen Aparatur
bMK = Intercept Motivasi Kerja bKM = Intercept Kinerja Manajerial e1
= Residual Kinerja Manajerial
e2
= Residual Motivasi Kerja
e3
= Residual Kinerja Manajerial
58
4.6.4 Uji Analisis Regresi Berganda 4.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) dan Korelasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya (Ghozali : 2011). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (R 2) berarti semakin tinggi kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi perubahan terhadap variabel dependent. 4.6.4.2 Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini terbagi dua yaitu uji hipotesis secara parsial (uji t) dan uji hipotesis secara parsial (uji F). Uji t pada dasarnya
menunjukkan
seberapa
jauh
pengaruh
satu
variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, sedangkan uji F untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable-variabel penjelas/independen secara bersama-sama dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah 95% atau taraf signifikan 5%, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Bila probability t atau F hitung > 0,05 Ho diterima dan H1 ditolak. 2. Bila probability t atau F hitung < 0,05 Ho ditolak dan H1 diterima.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data-data yang telah diperoleh peneliti saat melakukan penelitian pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton, maka akan menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian, deskripsi data dari tingkat penyebaran dan pengembalian kuisioner, deskripsi karakteristik responden, analisis statistik dan pembahasan mengenai pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening.
5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 5.1.1 Sejarah Singkat Pemerintah Kabupaten Buton Pada awalnya Kabupaten Buton dengan ibukota Bau-bau memiliki wilayah pemerintahan adalah bekas kerajaan Buton atau Kesultanan Buton, yaitu meliputi sebagian wilayah pulau Buton, sebagian wilayah pulau Muna, sedikit bagian pulau Sulawesi serta pulau-pulau yang ada di bagian selatan pulau Buton. Sekarang dengan adanya pemekaran daerah, wilayah itu terbagi menjadi beberapa wilayah kabupaten, yaitu: 1. Kabupaten Buton, 2. Kota Bau-bau, 3. Kabupaten Wakatobi, 4. Kabupaten Buton Utara, 5. Kabupaten Buton Selatan dan 6. Kabupaten Buton Tengah.
59
60
Dari keenam kabupaten/kota tersebut, yang berada pada pulau Buton adalah Kabupaten Buton, Kota Bau-bau, dan sebagian besar wilayah Kabupaten Buton Selatan dan Buton Utara. Kabupaten Buton Tengah terletak di sebagian besar selatan Pulau Muna dan sebagian kecil Pulau Kabaena. Untuk Kabupaten Wakatobi adalah pulau yang berada pada bagian tenggara Pulau Buton. Kabupaten Buton adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kabupaten Buton terletak di Pulau Buton yang merupakan pulau terbesar di luar pulau induk Kepulauan Sulawesi, yang menjadikannya pulau ke-130 terbesar di dunia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Pasar Wajo. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.488.71 km² (sebelum pemekaran 6.463 km²) dan Kabupaten Buton terkenal sebagai penghasil aspal.
61
5.1.2 Sruktur Organisasi Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Buton
Sumber : Badan Kominfo Kabupaten Buton, 2016
BUPATI BUTON, CAP/ TTD SAMSU UMAR ABDUL SAMIUN
62
DAFTAR : NAMA - NAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SESUAI PERDA NOMOR 25, NOMOR 26, DAN NOMOR 27 TAHUN 2013 : SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
NOMOR 28 TAHUN 2013 NOMOR 29 TAHUN 2013
DINAS DAERAH SBB : DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN DINAS PERHUBUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS TATA RUANG DAN PERUMAHAN RAKYAT DINAS KOPERASI DAN UKM DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERTANIAN DINAS KEHUTANAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DINAS PENDAPATAN DAERAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN . LEMBAGA TEKNIS DAERAH
NOMOR 30 TAHUN 2013 NOMOR 31 TAHUN 2013 NOMOR 32 TAHUN 2013 NOMOR 33 TAHUN 2013 NOMOR 34 TAHUN 2013 NOMOR 35 TAHUN 2013 NOMOR 36 TAHUN 2013 NOMOR 37 TAHUN 2013 NOMOR 38 TAHUN 2013 NOMOR 39 TAHUN 2013 NOMOR 40 TAHUN 2013 NOMOR 41 TAHUN 2013 NOMOR 42 TAHUN 2013 NOMOR 43 TAHUN 2013 NOMOR 44 TAHUN 2013 NOMOR 45 TAHUN 2013
INSPEKTORAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEM. DESA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA DAN PP. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH BADAN LINGKUNGAN HIDUP BADAN KOMUNIKASI INFORMATIKA PDE, ARSIP & PERP. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT BADAN PELAKSANA PENY.PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN BADAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
NOMOR 46 TAHUN 2013 NOMOR 47 TAHUN 2013 NOMOR 48 TAHUN 2013 NOMOR 49 TAHUN 2013 NOMOR 50 TAHUN 2013 NOMOR 51 TAHUN 2013 NOMOR 52 TAHUN 2013 NOMOR 53 TAHUN 2013 NOMOR 54 TAHUN 2013 NOMOR 55 TAHUN 2013 NOMOR 56 TAHUN 2013 NOMOR 57 TAHUN 2013
LTD LAIN YANG MERUPAKAN BAGIAN PERANGKAT DAERAH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BPM DAN PELAYANAN PTSP KANTOR PENGHUBUNG KANTOR SEKRETARIAT KORPRI KANTOR PENGELOLA ASET DAERAH KANTOR KESATUAN PENG. HUTAN PRODUKSI LAKOMPA
Sumber : Badan Kominfo Kabupaten Buton, 2011
NOMOR 57 TAHUN 2013 NOMOR 58 TAHUN 2013 NOMOR 59 TAHUN 2013 NOMOR 60 TAHUN 2013 NOMOR 61 TAHUN 2013 NOMOR 62 TAHUN 2013 NOMOR 63 TAHUN 2013
63
5.2 Deskripsi Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Buton. Sedangkan, Sampel dalam penelitian ini adalah kepala dinas/badan, kepala bagian keuangan, kepala bagian program/perencanaan di masing-masing SKPD pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton. Peneliti menyerahkan kuisioner dan mengambil kembali kuisioner tersebut sesuai perjanjian pengembalian. Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 29 Juni – 5 Agustus 2016. Kuisioner yang disebar berjumlah 224, untuk masing-masing
SKPD
jumlah
kuisioner
yang
disebar
berbeda-beda
jumlahnya, dengan alasan bahwa untuk setiap SKPD berbeda jumlah kepala Bidang yang ada di lingkup masing-masing SKPD. Tabel 5.1 Tingkat Pengembalian Kuisioner Keterangan
Jumlah
Presentase
Kuisioner yang disebar
224
100 %
Kuisioner yang kembali tepat waktu
180
80%
Kuisioner yang tidak kembali
44
20%
Kuisioner yang kembali dan layak digunakan
180
80%
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Dari 224 (100%) kuisioner yang disebar, 180 (80%) kuisioner yang kembali tepat waktu, seluruh data dapat diolah karena semua item pertanyaan dalam kuisioner dijawab oleh 180 responden dari 36 SKPD yang mengembalikan kuisioner.
64
5.3 Deskripsi karakteristik Responden 5.3.1 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Identitas responden berdasarkan jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui komposisi gender dari pejabat di SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Buton yang menjadi responden dalam penelitian ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis_Kelamin Frequency
Laki-laki Valid
Perempuan Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
118
65.6
65.6
65.6
62
34.4
34.4
100.0
180
100.0
100.0
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 118 orang (65,6%), sedangkan responden perempuan sebanyak 62 orang (34,4%). 5.3.2 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan Usia Identitas responden dimaksudkan untuk mengetahui tingkat produktifitas dalam bekerja dari pejabat di SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Buton, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
> 50 tahun
47
26.1
26.1
26.1
2
1.1
1.1
27.2
Valid 25 tahun - 30 tahun
65
31 tahun - 40 tahun
58
32.2
32.2
59.4
41 tahun - 50 tahun
73
40.6
40.6
100.0
180
100.0
100.0
Total
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa besarnya persentase untuk usia yang berkisar antara > 50 Tahun adalah berjumlah 47 orang atau 26,1%, usia 25 tahun - 30 tahun adalah berjumlah 2 orang atau 1,1%, usia 31 tahun – 40 tahun berjumlah 58 orang atau 32,2%, dan yang berusia 41 tahun - 50 tahun adalah 73 Orang atau 40,6%. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada usia 41 tahun - 50 tahun yaitu sebanyak 73 Orang dengan tingkat persentase 40,6%. 5.3.3 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan Pendidikandapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
D3
3
1.7
1.7
1.7
S1
119
66.1
66.1
67.8
S2
30
16.7
16.7
84.4
SMA
28
15.6
15.6
100.0
Total
180
100.0
100.0
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 180 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan dari lulusan S1, yaitu sebanyak 119 orang (66,1%).
66
5.3.4 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja Identitas responden berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja Lama_Kerja Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
> 20 tahun
59
32.8
32.8
32.8
1 tahun - 5 tahun
12
6.7
6.7
39.4
16 tahun - 20 tahun
30
16.7
16.7
56.1
6 tahun - 15 tahun
79
43.9
43.9
100.0
180
100.0
100.0
Total
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Berdasarkan data pada tabel 5.5 dapat dikatakan bahwa pegawai yang memiliki lama kerja 6 – 15 tahun (43,9%) dianggap mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. 5.3.5 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Menyusun RKA Identitas responden berdasarkan lama menyusun RKA dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menyusun RKA Lama_Menyusun_RKA Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 1 tahun
79
43.9
43.9
43.9
> 10 tahun
12
6.7
6.7
50.6
1 tahun - 5 tahun
63
35.0
35.0
85.6
6 tahun - 10
26
14.4
14.4
100.0
180
100.0
100.0
tahun Total
Sumber : Data Primer diolah, 2016
67
Berdasarkan data pada tabel 5.6 dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki pengalaman lama menyusun RKA yaitu < 1 tahun sebanyak 79 orang (43,9%). 5.4 Analisis Statistik Deskriptif Penyajian hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan tentang variabel penelitian yang dihubungkan dengan nilai rata-rata dan presentasi berdasarkan kriteria penilaian jawaban responden, untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton. Tabel 5.7 Kriteria Penilaian Jawaban Responden Rentang Nilai
Persentase (%)
Kriteria
4,01 – 5,00
80,01 – 100
Sangat Baik/Kuat
3,01 – 4,00
61,01 – 80
Baik/Kuat
2,01 – 3,00
41,01 – 60
Cukup
1,01 – 2,00
21,01 – 40
Lemah
0,01 – 1,00
0,01 – 20
Sangat Lemah
Sumber : Riduwan, 2008 Table 5.8 Deskripsi Statistik Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
KM_Y2
80.50
12.481
180
PA_X1
3.86
.806
180
KA_X2
4.08
.527
180
MK_Y1
80.59
12.650
180
Sumber : Data Primer diolah, 2016
68
Nilai rata-rata kinerja manajerial (Y2) sebesar 80,50 yang menunjukkan bahwa kinerja manajerial di Kabupaten Buton sangat baik. Kinerja manajerial dipersepsikan baik jika mempunyai nilai rata-rata 4. Partisipasi anggaran (X1) dengan nilai rata-rata sebesar 3,86 menunjukkan bahwa responden mempunyai partisipasi yang baik dalam proses anggaran di masing-masing SKPD. Komitmen aparatur (X2) di Kabupaten Buton sebesar 4,08 menunjukkan bahwa responden mempunyai komitmen yang sangat baik dalam menjalankan tugas. Motivasi kerja (Y1) sebesar 80,59 yang menunjukkan bahwa Motivasi kerja sangat baik.
5.5 Analisis Statistik Inferensial 5.5.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan untuk menguji apakah kuisioner telah mengukur secara cermat dan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kuisioner yang digunakan, suatu instrument dalam penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dan variabel-variabel yang diteliti secara konsisten. Tekhnik yang digunakan dalam uji validitas adalah menggunakan koefisien korelasi
69
dengan kriteria yang dikatakan valid jika r hitung > r tabel ≥ 0,1455 dengan derajat signifikan α = 0,05. Sedangkan uji reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah instrument penelitian yang dipakai dapat digunakan berulang kali pada waktu yang berbeda. Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya variabel tersebut adalah dari alat ukur yang digunakan yaitu diuji dengan menggunakan koefisien alpha cronbach (α). Instrument dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah ≥ 0,60. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini: Tabel 5.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian X1 (Partisipasi Anggaran)
X2 (Komitmen Aparatur)
Y1 (Motivasi Kerja) Y2
Item Pertanyaan X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y2.1
R
Sig
Ket
0,846 0,781 0,797 0,796 0,860 0,831 0,612 0,809 0,729 0,772 0,833 0,887 0,807 0,887 0,823 0,657 0,732 0,774 0,774 0,757 0,789
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Koefisien Alpha
Ket
0,901
Reliabel
0,915
Reliabel
0,845
Reliabel
0,868
Reliabel
70
Y2.2 0,663 Y2.3 0,789 Y2.4 0,773 Y2.5 0,718 Y2.6 0,632 Y2.7 0,789 Y2.8 0,643 Sumber : Data Primer diolah, 2016 (Kinerja Manajerial)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 5.13 menunjukkan hasil uji validitas dari seluruh instrument memiliki nilai signifikan, berada di bawah α = 0,05 yaitu 0,000, jadi dapat diartikan semua item pertanyaan yang digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini adalah valid dan selanjutnya layak digunakan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha dari seluruh item pertanyaan yang dijadikan sebagai instrument dalam penelitian ini masih berada di atas Cronbach alpha ≥ 0,60 yang berarti semua item pertanyaan yang dijadikan sebagai instrument adalah reliabel (dapat dipercaya keandalannya). Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan yang digunakan adalah valid dan reliabel. Oleh karena itu, kuisioner yang digunakan layak sebagai instrument untuk melakukan pengukuran setiap variabel.
5.6 Pengujian Asumsi Klasik Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari pengujian normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan pengujian autokorelasi.
71
5.6.1Uji Normalitas Gambar 5.2 Hasil Pengujian Normalitas – Persamaan Regresi 1
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Gambar 5.3 Hasil Pengujian Normalitas – Persamaan Regresi 2
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Gambar 5.4 Hasil Pengujian Normalitas – Persamaan Regresi 3
Sumber : Data Primer diolah, 2016
72
Keseluruhan tampilan grafik normal probability plot (p-plot) dari gambar 5.1 sampai dengan gambar 5.3 menunjukan hasil bahwa model regresi penelitian ini memenuhi asumsi normalitas, karena titik-titik (data) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Ini berarti bahwa terdapat distribusi normal antara variabel terikat dan variabel bebas. 5.6.2 Pengujian Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji ini dapat dilihat dari nilai VIF < 10 dan toleransi > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2011). Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5.21 sampai tabel 5.23 berikut ini : Tabel 5.10 Pengujian Multikolinieritas – Persamaan Regresi 1 Coefficients
Model
a
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant) 1 PA_X1
.936
1.068
KA_X2
.936
1.068
a. Dependent Variable: KM_Y2
Sumber : Data Primer diolah, 2016
73
Tabel 5.11 Pengujian Multikolinieritas – Persamaan Regresi 2 Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) 1
PA_X1
.936
1.068
KA_X2
.936
1.068
a. Dependent Variable: MK_Y1
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Tabel 5.12 Pengujian Multikolinieritas – Persamaan Regresi 3 Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) PA_X1
.495
2.020
KA_X2
.923
1.083
MK_Y1
.493
2.029
1
a. Dependent Variable: KM_Y2
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Berdasarkan pengolahan data pada tabel 5.21 sampai 5.23, dapat dilihat hasil perhitungan nilai Tolerance dan VIF adalah masing-masing nilai tolerancenya (lebih besar dari 0,1) dan masing-masing nilai VIFnya (lebih kecil dari 10), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini terbebas dari multikolinearitas. 5.6.3 Pengujian Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terjadi kesamaan varian dalam model dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi dikatakan bebas dari heteroskedastisitas apabila
74
residual plot yang terjadi tidak menggambarkan pola tertentu yang sistematis, lebih bersifat acak dan titik-titik berada diatas serta dibawah nol pada sumbu Y. Gambar 5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 1
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Gambar 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 2
Sumber : Data Primer diolah, 2016
75
Gambar 5.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 3
Sumber : Data Primer diolah, 2016 Pengujian asumsi heteroskedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.
5.6.4 Pengujian Autokorelasi Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W (Durbin Watson) yang bisa dijadikan patokan, yaitu : Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut : Angka D – W dibawah 4 berarti ada autokorelasi positif
76
Angka D – W diantara -4 sampai +4, berarti tidak ada autokorelasi Angka D – W diatas +4 berarti ada autokorelasi negative Tabel 5.13 Hasil Uji Autokorelasi – Persamaan Regresi 1 b
Model Summary Model
R
1
.707
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.500
.495
Durbin-Watson
8.872
1.506
a. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: KM_Y2
Sumber : data Primer diolah (2016)
Tabel 5.14 Hasil Uji Autokorelasi – Persamaan Regresi 2 b
Model Summary Model
R
1
.712
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.507
.502
Durbin-Watson
8.931
1.404
a. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: MK_Y1
Sumber : data Primer diolah (2016)
Tabel 5.15 Hasil Uji Autokorelasi – Persamaan Regresi 3 b
Model Summary Model
R
1
.962
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.926
.925
Durbin-Watson
3.418
a. Predictors: (Constant), MK_Y1, KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: KM_Y2
Sumber : data Primer diolah (2016) Berdasarkan output summary pada tabel 5.23 sampai 5.25 terlihat pada angka Durbin Watson (D–W) dimana masing-masing angka tersebut berada diantara -4 sampai +4 yang berarti tidak terjadi autokorelasi.
2.274
77
5.7 Hasil Uji Analisis Regresi
Tabel 5.16 Hasil Uji Regresi Model
Persamaan Regresi 1
Persamaan Regresi 2
Persamaan Regresi 3
Variabel Independen
Variabel Dependen
Koefisien Path
Partisipasi 0,656 Anggaran Kinerja Manajerial 0,146 Komitmen Aparatur Partisipasi 0,685 Anggaran Motivasi Kerja Komitmen 0,087 Aparatur Partisipasi 0,020 Anggaran Komitmen Kinerja 0,065 Aparatur Manajerial Motivasi 0,930 Kerja Sumber : data Primer diolah (2016)
t– Value
Sig.
FValue
Sig.
Adjusted R Square
88.633
0,000
0,495
91.062
0,000
0,502
736.899
0,000
0,925
11.957 0,000 2.654
0,009
12.565 0,000 1.598
0,112
0,672
0,503
3.038
0,003
31.882 0,000
Berdasarkan pada hasil uji F, diperoleh F hitung untuk masing-masing persamaan model regresi sebesar 88.633; 91.062; dan 736.899; dengan masing-masing probabilitas sebesar 0,000; 0,000; dan 0,000. Karena nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05; maka persamaan model regresi layak untuk digunakan. Pada persamaan regresi 1 diperoleh hasil yaitu : 1. Nilai adjusted R square sebesar 0,495. Ini berarti bahwa 49,5% variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran dan komitmen aparatur. Sedangkan sisanya sebesar 50,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti.
78
2. Hasil uji t-test menunjukan nilai sebesar 11.957 dan 2.654 dengan probabilitas 0,000 dan 0,009. Karena nilai t-hitung sebesar 11.957 dan 2.654 lebih besar dari t-tabel untuk df=180 (n-2; sig. 5%) sebesar 1.9734; serta nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05; maka variabel partisipasi anggaran dan komitmen aparatur berpengaruh signifikan. Ini berarti bahwa partisipasi anggaran dan komitmen aparatur berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 3. Pada hasil uji persamaan regresi 1 menghasilkan nilai standardized beta untuk pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial sebesar 0,656 dengan signifikan di bawah 0,05. Nilai standardized beta 0,656 merupakan nilai path atau jalur p1. Sedangkan untuk pengaruh komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial sebesar 0,146 dengan signifikan di bawah 0,05. Nilai standardized beta 0,146 merupakan nilai path p2. Pada persamaan regresi 2 didapat hasil yaitu : 1. Nilai adjusted R square sebesar 0,502. Ini berarti bahwa 50,2% variabel motivasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran dan komitmen aparatur. Sedangkan sisanya sebesar 49,8% dijelaskan oleh variabel lain. 2. Hasil uji t-test menunjukan nilai sebesar 12.565 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai t-hitung sebesar 12.565 lebih besar dari t -tabel untuk df=180 (n-2; sig. 5%) sebesar 1.9734; serta nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05; maka variabel partisipasi anggaran adalah signifikan. Ini berarti bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap motivasi kerja.
79
Sedangkan Hasil uji t-test komitmen aparatur menunjukan nilai sebesar 1.598 dengan probabilitas 0,112. Karena nilai t-hitung sebesar 1.598 lebih kecil dari t-tabel untuk df=180 (n-2; sig. 5%) sebesar 1.9734; serta nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05; maka variabel komitmen aparatur adalah tidak signifikan. Ini berarti bahwa komitmen aparatur tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja. 3. Pada hasil uji persamaan regresi 2 menghasilkan nilai standardized beta untuk pengaruh partisipasi anggaran terhadap motivasi kerja sebesar 0,685 dengan signifikan di bawah 0,05. Nilai standardized beta 0,685 merupakan nilai path atau jalur p3. Sedangkan untuk pengaruh komitmen aparatur terhadap motivasi kerja sebesar 0,087 dengan signifikan di atas 0,05. Nilai standardized beta 0,087 merupakan nilai path atau jalur p4. Pada persamaan regresi 3 didapat hasil yaitu : 1. Nilai adjusted R square sebesar 0,925. Ini berarti bahwa 92,5% variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran, variabel komitmen aparatur, dan variabel motivasi kerja. Sedangkan 7,5% dijelaskan oleh variabel lain. 2. Hasil t-test untuk variabel partisipasi anggaran menunjukan hasil yang tidak signifikan. Hal ini karena nilai t-hitung variabel sebesar 0,672 lebih kecil dari t-tabel untuk df=180 (n-2; sig. 5%) sebesar 1.9734; serta nilai probabilitas untuk variabel partisipasi anggaran sebesar 0,503 dimana menunjukan nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05. Sedangkan pada variabel komitmen aparatur dan motivasi kerja, menunjukan hasil yang
80
signifikan. Hal ini karena nilai t-hitung sebesar 3.038 dan 31.882 lebih besar dari t-tabel untuk df=180 (n-2; sig. 5%) sebesar 1.9734; serta nilai probabilitas sebesar 0,003 dan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa kinerja manajerial dipengaruhi oleh komitmen organisasi dan motivasi kerja. 3. Pada hasil uji persamaan regresi 3 menghasilkan nilai standardized beta 0,020; 0,065; 0,930. Nilai standardized beta 0,020 merupakan nilai path atau jalur p5 dan tidak signifikan. Nilai standardized beta 0,065 merupakan nilai path atau jalur p6 dan signifikan. Nilai standardized beta 0,930 merupakan nilai path atau jalur p7 dan signifikan. Diagram Empiris (Standardized, n = 180) e2 e1 0,656
X1 0,685
Y1 0,087
X2
0,930
0,146
Y2
e3
Dari hasil output SPSS diperoleh : a. Persamaan regresi 1, Y2 = 0,656X1 + 0,146X2
R2 = 0,500
b. Persamaan regresi 2, Y1 = 0,685X1 + 0,087X2
R2 = 0,502
c. Persamaan regresi 3, Y2 = 0,020X1 + 0,065X2 + 0,930Y1
R2 = 0,926
81
Besarnya nilai e1 hingga e3 adalah : e1= √1 - 0,500 = 0,707; e2= √1 - 0,502 = 0,960; dan e3=√1 – 0,926 = 0,272.
Menurut (Ghozali, 2011) interpretasi hasil analisis path atau analisis jalur dapat dilihat sebagai berikut : A. Pengaruh total dari X1 ke Y2 melalui Y1 a. Pengaruh langsung dari X1 ke Y2
= 0,656
b. Pengaruh tidak langsung : X1 ke Y2 melalui Y1 (0,020 x 0,930)
= 0,019 +
c. Pengaruh total
= 0,675
B. Pengaruh total dari X2 ke Y2 melalui Y1 a. Pengaruh langsung dari X2 ke Y2
= 0,146
b. Pengaruh tidak langsung : X2 ke Y2 melalui Y1 (0,065 x 0,930)
= 0,060 +
c. Pengaruh total
= 0,206
5.8 Hasil Uji Hipotesis
No
Hipotesis
1.
Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap Kinerja manajerial (X1 ke Y2)
2.
Komitmen aparatur berpengaruh positif terhadap Kinerja manajerial (X2 ke Y2)
Tabel 5.17 Hasil Uji Hipotesis Tolak/ t– Koef. Sig. Terima Hitung Path Hipotesis
11.957
2.654
0,000 0,656
Terima, karena Sig. < 0,05
0,009 0,146
Terima, karena Sig. < 0,05
Keterangan Semakin meningkat partisipasi dalam menyusun anggaran, maka semakin meningkat pula kinerja manajerial terhadap instansi. Semakin meningkat komitmen aparatur terhadap instansi/organisasi, maka semakin meningkat pula kinerja manajerialnya.
82
3.
4.
5.
6.
7.
Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap Motivasi kerja (X1 ke Y1)
12.565
0,000 0,685
Komitmen aparatur berpengaruh positif 1.598 0,112 0,087 terhadap Motivasi Kerja (X2 ke Y1) Partisipasi anggaran melalui Motivasi kerja berpengaruh positif 0.672 0,503 0,020 terhadap Kinerja manajerial (X1 Melalui Y1 ke Y2) Komitmen aparatur melalui Motivasi kerja berpengaruh positif 3.038 0,003 0,065 terhadap Kinerja manajerial (X2 Melalui Y1 ke Y2) Motivasi kerja berpengaruh positif 31.882 0,000 0,930 terhadap Kinerja manajerial (Y1 ke Y2) Sumber : Data Primer diolah, 2016
Terima, karena Sig. < 0,05
Semakin meningkat partisipasi dalam menyusun anggaran, maka semakin meningkat pula motivasi untuk bekerja demi kelangsungan dan kesuksesan instansi.
Tolak, karena Sig. > 0,05
Komitmen aparatur tidak berpengaruh langsung terhadap Motivasi kerja.
Tolak, karena Sig. > 0,05
Partisipasi anggaran melalui motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Terima, karena Sig. < 0,05
Semakin meningkat komitmen aparatur melalui motivasi kerja maka akan semakin meningkat pula kinerja manajerial tersebut.
Terima, karena Sig. < 0,05
Semakin meningkat motivasi dalam bekerja, maka akan semakin meningkat pula kinerja manajerialnya.
1. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Berdasarkan pada persamaan regresi 1, hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial diterima. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin tinggi partisipasi dalam anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja manajerial. Tujuan hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran yang dilakukan oleh pegawai di suatu instansi akan mempengaruhi kinerja mereka sebagai
83
individu pegawai di instansi dalam kegiatan-kegiatan manajerial. Kinerja manajerial akan meningkat ketika para manajer berpartisipasi aktif dalam penyusunan anggaran di masing- masing instansi tersebut. Informasi pribadi yang dikumpulkan dalam proses penyusunan anggaran oleh bawahan dapat membuat anggaran lebih akurat sehingga pencapaian tujuan anggaran menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi karena partisipasi memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menjalankan anggaran yang dapat dicapai dengan lebih mudah bila dibandingkan dengan anggaran yang disusun tanpa partisipasi. Sebaliknya ketidak ikut sertaan bawahan dalam penyusunan anggaran menyebabkan kinerja manajerial menurun. Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.17. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial mempunyai t (t-sig) sebesar 0,000 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dapat diterima. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Ghozali (2006), Yusfaningrum (2006), Hariyono (2007), Sumarno (2005) dan Brownell (1982) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Perolehan hasil yang terbukti ini memberikan gambaran bahwa keterlibatan penyusunan anggaran sebagai salah satu faktor penting dalam anggaran.
84
2. Pengaruh Komitmen Aparatur terhadap Kinerja Manajerial Berdasarkan pada persamaan regresi 1, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa komitmen aparatur berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial diterima. Semakin tinggi komitmen aparatur terhadap tugas maka kinerja para individu dalam kegiatan manajerial akan semakin meningkat. Tujuan dari hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah komitmen aparatur akan mempengaruhi kinerja manajerial. Seorang individu akan melakukan usaha yang maksimal untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain meskipun tujuan sulit untuk dicapai namun dengan adanya komitmen yang tinggi terhadap tujuan tersebut maka tujuan tersebut akan lebih mudah diterima sehingga meningkatkan kinerja. Peningkatan komitmen aparatur disetiap instansi pemerintah merupakan prioritas dalam meningkatkan kinerja aparat. Pegawai yang berkomitmen akan bekerja semaksimal mungkin karena mereka menginginkan kesuksesan organisasi dimana mereka bekerja. Pegawai pemerintah yang berkomitmen akan memiliki pemahaman terhadap tujuan organisasi, perasaan terlibat, perasaan menyenangkan dan perasaan bahwa organisasi adalah tempat bekerja dan tinggalnya. Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.17. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara Komitmen aparatur dan kinerja manajerial mempunyai t (t-sig) sebesar 0,009 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa komitmen
85
aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial dapat diterima. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Locke (1968), Locke dkk (1981), Locke dan Latham (1990), Wofford dkk (1992), Yusfaningrum (2006) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial.
3. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Motivasi Kerja Berdasarkan pada persamaan regresi 2, hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi kerja diterima. Dari hal ini, disimpulkan bahwa penerapan partisipasi anggaran di masing-masing instansi telah diterapkan dengan cukup baik. Serta untuk motivasi juga didapatkan hasil bahwa para manajer memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja. Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan partisipasi anggaran terhadap motivasi kerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.17. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara partisipasi anggaran dan motivasi kerja mempunyai t (t-sig) sebesar 0,000 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja dapat diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori motivasi berupa teori kebutuhan yang menyebutkan bahwa seseorang yang dilibatkan dalam kegiatan instansi, salah satunya adalah partisipasi dalam anggaran, maka dirinya akan
86
termotivasi untuk dapat berbuat sesuatu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seseorang yang ikut dalam partisipasi anggaran, akan lebih mengerti tujuan dari instansi, maka dirinya akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramesthiningtyas (2011) yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran terhadap motivasi kerja.
4. Pengaruh Komitmen Aparatur terhadap Motivasi Kerja Berdasarkan pada persamaan regresi 2, hipotesis kedua (H4) yang menyatakan bahwa komitmen aparatur berpengaruh positif terhadap motivasi kerja ditolak. Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara komitmen aparatur terhadap motivasi kerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.27. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara komitmen aparatur dan motivasi kerja mempunyai t (t-sig) sebesar 0,112 > 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa komitmen aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja tidak dapat diterima/ditolak. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Badjuri (2009), yang menemukan bukti adanya hubungan positif dan signifikan antara Komitmen Aparatur terhadap Motivasi Kerja. Hal ini memberikan gambaran bahwa komitmen aparatur masih rendah, sehingga motivasi kerjanya juga menurun.
87
5. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui Motivasi Kerja. Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja ditolak. Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui
motivasi
kerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.17. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja mempunyai t (t-sig) sebesar 0,503 > 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja tidak dapat diterima/ditolak. Dengan penggunaan analisis path untuk mengetahui hubungan kausalitas variabel, maka motivasi kerja tidak dapat memediasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Hasil dari analisis path di atas sesuai dengan teori kontijensi. Teori kontijensi memberikan gagasan bahwa sifat hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mungkin berbeda satu situasi dengan situasi yang lain. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramesthiningtyas (2011) yang menemukan bukti tidak adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja.
88
6. Pengaruh Komitmen Aparatur terhadap Kinerja Manajerial melalui Motivasi Kerja. Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis keenam (H6) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja diterima. Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.17. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial melalui
motivasi kerja
mempunyai t (t-sig) sebesar 0,003 < 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa komitmen aparatur berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial melalui motivasi kerja diterima. Artinya semakin tinggi komitmen terhadap instansinya, maka semakin tinggi kinerja manajerialnya dan semakin meningkat pula motivasinya dalam bekerja untuk mencapai tujuan instansi. Dengan penggunaan analisis path untuk mengetahui hubungan kausalitas variabel, maka motivasi kerja mampu menjadi variabel yang memediasi hubungan antara komitmen aparatur dengan kinerja manajerial.
89
7. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Manajerial. Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis ketujuh (H7) yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial diterima. Fakta empiris dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.17. Tabel tersebut menunjukkan bahwa antara motivasi kerja dan kinerja manajerial mempunyai t (t-sig) sebesar 0,000 > 0,05. Maka hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial diterima. Hal ini berarti bahwa motivasi kerja yang ada dalam diri aparaturnya memberikan pengaruh secara langsung terhadap peningkatan kinerja manajerial.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen aparatur terhadap kinerja manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton, dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening. Berdasarkan hasil analisis sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara parsial, partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, artinya bahwa ketika manajer mempunyai partisipasi yang tinggi dalam proses anggaran, maka kinerja manajer sebagai individu di instansi dalam kegiatan manajerial juga akan meningkat. 2. Secara parsial, komitmen aparatur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, artinya dengan komitmen yang tinggi maka kinerja manajerial akan meningkat secara signifikan. 3. Secara parsial, partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja, artinya bahwa ketika manajer ikut terlibat dalam proses anggaran maka akan meningkatkan motivasinya dalam bekerja. 4. Secara parsial, komitmen aparatur berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap motivasi kerja, artinya dengan komitmen aparatur yang rendah maka motivasi kerja juga akan menurun.
90
91
5. Motivasi Kerja tidak mampu bertindak sebagai variabel intervening terhadap hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. 6. Motivasi Kerja mampu bertindak sebagai variabel intervening terhadap hubungan komitmen aparatur dengan kinerja manajerial 7. Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, artinya ketika motivasi meningkat maka akan mempengaruhi meningkatnya kinerja.
6.2 Saran 1. Penelitian selanjutnya hendaknya memperluas objek penelitiannya, tidak terbatas pada satu daerah saja melainkan lebih dari pada satu Kota/Kabupaten, agar dapat melakukan perbandingan antara kabupaten satu dengan yang lainnya. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang mungkin dapat memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap kinerja manajerial. Adapun variabel yang dapat berpengaruh terhadap kinerja manajerial seperti Variabel Suasana Kerja, Lingkungan Kerja. 3. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebaiknya mengoptimalkan partisipasi anggaran dan juga komitmen aparaturnya dalam setiap pengambilan keputusan, agar diperoleh keputusan dengan kualitas yang lebih tinggi serta dapat lebih meningkatkan kinerja manajerial pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton.
92
6.3 Kelemahan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini tidak dapat di justifikasi secara umum, dikarenakan sampel dan populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada Pemerintah Derah Kabupaten Buton, sehingga informasi yang diperoleh bersifat subyektif (tidak menyeluruh). 2. Metode penelitiannya menggunakan kuesioner (kuantitatif), akan lebih baik jika ditambahkan dengan metode kualitatif, sehingga hasil penelitian yang diperolah lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M dan Laksmana, A, 2012. Pengaruh persepsi ketidakpastian lingkungan terhadap orientasi efisiensi, pendelegasian wewenang, pengendalian akuntansi dan kinerja manajer. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan keuangan. Vol. 16 No.3. STIESIA. Surabaya. Allen J, Natalie & Meyer, John P. 1990. The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance and Normative Commitment to The Organization. Journal of Occupational Psychology. Vol 63. Abdullah, Syukriy dan Abdul halim. 2004. Perilaku Oportunistik Legislatif Dalam Penganggaran Daerah: Pendekatan Principal-agent Theory. Makalah Seminar Antarbangsa di Universitas Bengkulu, Bengkulu, 4-5 Oktober 2004. Bapepam, 2005. “Penerapan” www.goodgavernance bapepam.go.id/publikasi_files/penerapan.pdf. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Suatu pengantar. Yogyakarta : Erlangga. Badjuri, Achmad. 2009. Pengaruh Komitmen Organisasional dan Professional terhadap Kepuasan Kerja Auditor dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi pada KAP di Jawa Tengah dan DIY). Jurnal Kajian Akuntansi. Vol. 1 No. 2. Universitas Stikubank. Semarang. Brownell. P. and McInnes, M. 1986. “Budgetary Participation, Motivation, and Manajerial Performance”. The Accounting Review, Vol. 61, No. 4. Brownell. P. 1981. Participation in Budgeting Locus of Control and Organizational Effectiveness. The Accounting Review 57, PP. 766-777. Cherrington, D. J. / Cherrington, J. O. 1973. “Appropriate Reinforcement Contingencies in the Budgeting Process”. Journal of Accounting Research Supplement. 11: 225-253. Chong, V.K. and Chong K. M, 2002. Budget Goal Commitment andInformational Effects of Budget Participation on Performance: A Structural Equation Modeling Approach. Bahavioral Research In Accounting. Volume 14, 2002. Dharma, Emile Setia, 2004. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Sistem Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi Pada Pemerintah Daerah. SNA VII. Dempasar.
Eker, Melek. 2007. “The Impact Of Budget Participation On Managerial Performance Via Organizational Commitment : A Study On The Top 500 Firms In Turkey”. Jurnal tidak dipublikasikan. Faculty of Economy, Ankara University Turkey. Fisher, Joseph G, 1998. Contingency Theory, Management Control System and Firm Outcome: Past Results and Future Directions. Behavioral Research in Accounting, 1998 Supplement. Vol. 10, pp 47. Frucot, V and Shearon, W.T. 1991. Budgetary Participation, Locus of Control, and Mexican Managerial Performance and Job Satisfaction. The Accounting Review. Pp. 88-99. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit-UNDIP. Semarang. Gugus Irianto dan Nurkholis. 2006. Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Perilaku, Sikap, Dan Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Kupang. SNA 9. Padang. Govindarajan, Vijay. 1986. Impact of Participation in The Budgetary Procces on Manajerial Attitudess and Performance: Universallistic and Contigency Perspectives. Decision Sciences 17. Pp 496-516. Ghozali dan Yusfaningrum. 2006. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information Sebagai variabel Intervening. Usahawan No 07 TH XXXV Juli, Hal. 7-13. Hafiz, Frisilia Wihasfina. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Cakra Compact Aluminium Industries. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara. Medan. Hariyono, Anwar. 2010. Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi dan Job Relevant Information Sebagai Intervening. Jurnal Ekonomi. Volume 1 Nomer 1. Universitas Muhamadiyah Gresik. Hasibuan. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Cetakan ke 13. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hansen dan Mowen (Terjemahan). 2004. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh. Salemba Empat. Jakarta. Hoque, Zahirul dan Peter Brosnan. 2007. Alligning Industrial Relatoins Risk, Budgetary Partcipation, and Budgating Measures of Performance: Impact on Managerial Performance. SSRN. 2007.
Hariyanti dan Nasir. 2002. Pengaruh Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Peran Kecukupan Anggaran dan Komitmen Organisasi sebagai Variable Intervening. Simposium Nasional Akuntansi V. Semarang. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction withLocus of Control and Cultural Dimensions as Moderating Variabels. Makalah Stadium Generale di STIE Widya Wiwaha, Yogyakarta.
Kurniawan, Shodiq. 2012. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial melalui Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja dan Job Relevant Information Sebagai Variabel Moderating dan Komitmen Organisasi sebagai variabel intervening, E-Jurnal. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Kenis, Izzettin. 1979. Effect of Budgetary Goal Characteristic on Managerial Attitudes and Performance. The Accounting Review. Vol. LIV, No. 4. October: pp. 707721. Kren, Leslie. 1992. Budgetary Participation and Managerial Performance: The Impact of Information and Environment Volatility. The Eccounting Review, July: pp. 511-526. Kusuma, Octa Gandi. 2013. Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Kepuasan Kerja, Informasi Kerja Yang Relevan, Serta Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Angkatan Laut dan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Di Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Tesis. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung pinang. Luthans, Fred. 1992. Organization Behavior. Sixth Edition. Singapore : MC Graw Hill Book Co. Locke, E., Latham (1984). Goal Setting. A Motivational Technique That Works. Prentice Hall. Inc Englewood, New Jersey. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Cetakan Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Narmodo, H. dan Wajdi, M. Farid. 2007. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Nurcahyani, kunwaviyah. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi Dan Persepsi Inovasi Sebagai Variabel Intervening. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurul,K dan Prasetyono. 2007. Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Berdasarkan Komitmen Organisasi, Pengendalian Intern Dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (Gcg) (Survei Pada Rumah Sakit Daerah Di Jawa Timur). Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar
Putti, Joseph, Harold Koontz, Heinz Weihrich, 1998. Essentials of Management (An Asian Perspective), McGraw-Hill Book Company, Singapore Pranesti, Gregoria dan Roekhudin. 2001. Analisis Korelasi antara Gaya Kepemimpinan dengan Penerapan Penganggaran Partisipasi, http://www.fe.unibraw.ac.id/tema/Vol-II-1. Pramesthiningtyas, Arisha Hayu, 2011. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial, Melalui Komitmen Organisasi Dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada 15 Perusahaan Di Kota Semarang). Jurnal Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang Ridzal, Nining Asniar. 2016. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Komitmen Aparatur Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pemerintah Kota Baubau). Tesis. Universitas Haluoleo. Kendari (Tidak Dipublikasikan) Slamet, Riyadi. 2000. Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai variabel Moderating dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Juli 2000 Sardjito, Bambang dan Osmad Muthaher, 2007. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating. Symposium Nasional Akuntansi X. Sinuraya, Candra, 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan. JurnalAkuntansi. Universitas Kristen Maranatha. Vo. 1 No. 1 Mei 2009. Bandung. Samuel, Abel Tanta S, 2008. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening. Universitas Sumatera Utara: Medan. Supriyono, 1999. Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Dan Proses Perencanaan. Cetakan Kelima, BPFE-Yogyakarta.Yogyakarta. Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Siegel, G dan H.R. Marconi. 1989. Behevioral Accounting. South-Westren Publishing, Co: Cincinati, OH. http://www.getcited.org/pub/102642746 Sukmantari dan Wirasedana, 2015. Pengaruh Partisipasi Penganggaran dan Komitmen Organisasi pada Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana. Bali. Supriyono, R.A, 2004. Pengaruh Variabel Intervening Kecukupan Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.19, No.3. Suryanawa, Kadek, 2008. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi pada SKPD Dinas Kabupaten Bandung. Fakultas Ekonomi Universitas. Sumarno, 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial, SNA VII. Solo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: Alpabeta. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung. PT Refika Aditama T.Hani Handoko, 1996. Manajemen. BPFE : Yogyakarta. Winener, Y, 1982. Commitment in Organization: A Normative View, Academy of Management Review 7, pp. 418-428. Yuleova, Dodi. 2013. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variable Intervening Pada BPBD Propinsi Sumatera Barat. Artikel. Universitas Bung Hatta. Yunita. 2008. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi dan Kecukupan Anggaran sebagai Variable Kontinjen (Studi Kasus Pada Universitass Dian Nuswantoro Semarang). http://eprints.undip.ac.id/8121/1/Yunita.pdf . 2012. Panduan penyusunan tesis dan disertasi. UJM Pascasarjana. Universitas Haluoleo. Kendari
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
X1.1 4 4 4 2 4 5 4 5 4 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 5 3 4 5 4 2 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4
X1 X2 Y1 Y2 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 Y2.7 Y2.8 4 3 3 4 3 5 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 1 2 3 1 4 3 3 2 5 5 4 4 3 3 3 3 1 2 2 4 2 4 4 5 3 5 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 5 4 3 4 3 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 3 5 4 3 5 5 3 5 5 4 5 3 5 2 4 5 2 4 5 5 5 4 5 2 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 1 5 4 4 4 4 3 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 1 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 1 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 2 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 2 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 3 5 2 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 3 3 4 4 5 5 3 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 2 2 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4 5 3 4 4 3 5 2 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 2 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 3 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 2 2 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 5 3 2 5 5 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 5 3 3 4 4 1 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 2 4 4 3 2 3
5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 1 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 2 5 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 2 1 3 3 3 4 4 1 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 3 4 3 3
2 3 5 5 4 2 4 5 4 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 4 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 2 3 3 2 2 3
5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 1 1 3 3 3 3 3 1 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 3 5 4 5 5 4 2 4 4 3 2 3
5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 1 1 4 3 3 3 4 1 3 4 5 5 3 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 5 4 2 3 4 4 2 3
4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 4
3 4 5 5 4 3 4 5 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4
5 4 4 4 4 5 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 3 3 4 3 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4
5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 3 4 4 3 5 4 4 4 3 2 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 4 5 3 4 3 4 3 5 4 3 5 4 5 5 5 4 3 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 5 5 3 4 5 5 5 3 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3
3 4 5 5 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 5 3 3 5 5 4 5 4 4 5 5 3 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4
5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 4 2 3
4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 1 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 2 3 3 5 4 3 3 2 3
5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4
5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5
5 5 4 4 4 5 4 5 5 2 2 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4
5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4
5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4
5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 2 5 5 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4
5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 2 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 5 3 4 3 3
5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 5 4 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4
5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 2 4 4 5 5 4 4 3 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3
93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139
3 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 2 3 5 5 3 4 3 3 5 4 2 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 3 4 4 4
4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 3 4 5 2 4 5 2 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4
4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 5 2 4 5 2 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 2 3 4 3
2 5 4 4 4 2 3 4 3 5 3 4 3 4 3 4 2 2 5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 5 1 3 5 4 4 3 4 3 3 5 2 3 3 2 3 2 4 3
3 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 5 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 5 1 4 5 5 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4
3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 4 2 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 4 2 1 4 2 4 3 5 2 5 2 4 2 4 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 3 5 4 4 5 5 5 4 3 3 3 4 4
3 5 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 3 3 4 4
4 5 4 4 4 3 4 3 3 5 3 4 3 5 4 4 4 3 4 3 3 5 3 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3
4 5 4 5 5 4 3 3 1 4 1 3 4 5 1 4 3 4 2 4 4 1 4 3 5 3 4 4 4 4 3 5 3 5 3 5 4 3 5 5 5 4 3 3 3 4 4
4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 2 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 2 2 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4
4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4
4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4
4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 1 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4
4 5 3 3 5 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4
3 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 1 4 2 5 3 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4
4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5
5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5
4 5 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4
5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4
5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4
5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 4 3 5 3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 3
5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 3
5 5 4 5 4 3 4 3 5 3 4 5 4 4 2 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3
5 4 4 5 5 4 4 1 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4
140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 Total Rerata Persen
5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 4 4 5 3 3 3 5 5 4 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 742 740 686 4.1222 4.111 3.811 82.444 82.22 76.22
4 4 4 5 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 1 1 1 5 5 4 2 2 5 5 5 4 5 5 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 5 4 5 4 1 5 4 4 5 4 5 3 3 3 5 4 4 4 1 4 4 4 5 4 5 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 3 2 5 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 2 3 5 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 594 662 683 793 710 699 705 677 739 716 705 788 710 726 3.3 3.678 3.794 4.406 3.944 3.88 3.917 3.761 4.106 3.98 3.917 4.38 3.944 4.033 66 73.56 75.89 88.11 78.89 77.7 78.33 75.22 82.11 79.6 78.33 87.6 78.89 80.67
Distribusi Frekwensi Responden (Orang)
3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 4 3 5 5 5 3 4 3 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 648 799 3.6 4.439 72 88.78
5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 2 3 4 4 5 4 4 3 3 5 4 3 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 2 5 5 2 5 1 1 5 1 5 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 4 2 5 5 4 4 4 5 4 2 3 3 3 5 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 828 814 744 790 758 769 733 681 4.6 4.522 4.133 4.389 4.21 4.272 4.07 3.783 92 90.44 82.67 87.78 84.2 85.44 81.4 75.67
3 4 4 4 2 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 720 4 80
SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Total
74 64 33 8 1 180
64 81 27 7 1 180
40 80 50 6 4 180
22 46 81 26 5 180
33 78 52 12 5 180
33 94 42 5 6 180
82 90 7 1 0 180
48 88 31 12 1 180
39 88 46 7 0 180
25 118 34 3 0 180
37 84 45 7 7 180
46 109 23 2 0 180
36 110 29 4 1 180
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Persentase (%) SS (5) 41.111 35.56 22.22 12.22 18.33 18.33 45.56 26.67 S (4) 35.556 45 44.44 25.56 43.33 52.22 50 48.89 KS (3) 18.333 15 27.78 45 28.89 23.33 3.889 17.22 TS (2) 4.4444 3.889 3.333 14.44 6.667 2.778 0.556 6.667 STS (1) 0.5556 0.556 2.222 2.778 2.778 3.333 0 0.556 Total 100 100 100 100 100 100 100 100
21.7 48.9 25.6 3.89 0 100
13.89 65.56 18.89 1.667 0 100
20.56 46.67 25 3.889 3.889 100
25.56 60.56 12.78 1.111 0 100
20 61.1 16.1 2.22 0.56 100
39 95 39 6 1 180
70 108 2 0 0 180
33 113 27 5 2 180
39 111 27 3 0 180
18 87 62 11 2 180
83 93 4 0 0 180
113 62 5 0 0 180
101 73 5 1 0 180
51 109 15 3 2 180
77 96 7 0 0 180
55 110 14 0 1 180
66 100 12 1 1 180
44 107 27 2 0 180
31 94 42 11 2 180
38 116 17 6 3 180
21.67 38.9 18.33 21.67 10 46.11 62.78 56.11 28.33 42.78 30.6 36.67 24.4 17.22 52.78 60 62.78 61.67 48.3 51.67 34.44 40.56 60.56 53.33 61.1 55.56 59.4 52.22 21.67 1.11 15 15 34.4 2.222 2.778 2.778 8.333 3.889 7.78 6.667 15 23.33 3.333 0 2.778 1.667 6.11 0 0 0.556 1.667 0 0 0.556 1.11 6.111 0.556 0 1.111 0 1.11 0 0 0 1.111 0 0.56 0.556 0 1.111 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
21.1 64.4 9.44 3.33 1.67 100
180 5 900
4 5 6 7 8 9 4 5 6
6 6
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
DATA YANG DIOLAH X1_Partisipasi Anggaran X2_Komitmen Aparatur Y1_Motivasi Kerja Y2_Kinerja Manajerial 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4
4 3 3 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 77 77 60 77 83 67 100 73 67 63 83 90 83 87 87 83 83 70 87 90 73 43 87 60 70 77 67 40 87 80 77 87 87 80 77 80 93 87 90 67 87 67 80 80 80 73 90 90 83 80 80
80 77 77 60 77 83 67 100 73 67 63 83 90 83 87 87 83 83 70 87 90 73 73 87 60 70 77 67 40 87 80 77 87 87 80 77 80 93 87 90 67 87 67 80 80 80 73 90 90 83 80 80
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106
5 4 4 2 2 4 3 3 4 4 1 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 2 4 4 3 3 3 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5
90 87 80 37 33 73 60 60 70 73 20 80 80 87 97 87 93 90 83 97 93 97 97 93 93 87 73 80 73 97 93 100 100 80 40 77 73 67 50 63 63 100 77 93 80 67 77 83 93 80 90 87 67 93
90 87 80 37 33 73 60 60 70 73 20 80 80 87 97 88 93 90 83 97 93 97 97 93 93 87 73 80 73 97 93 100 100 80 40 77 73 67 50 63 63 100 77 93 80 67 77 83 93 80 90 87 67 93
107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 2
3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4
73 90 77 77 87 80 70 90 77 90 77 93 80 80 80 83 87 93 87 87 77 93 90 80 87 90 83 97 83 77 83 90 83 77 77 87 73 90 87 83 73 80 80 83 100 90 100 100 97 83 87 80 77 97
73 90 77 77 87 80 70 90 77 90 77 93 80 80 80 83 87 93 87 87 77 93 90 80 93 90 83 97 83 77 83 90 83 77 77 87 73 90 87 83 73 80 80 83 100 90 100 100 97 83 87 80 77 97
161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180
3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 3 5 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 77 77 77 77 87 90 80 80 80 77 93 80 87 83 83 83 87 80 77
70 77 77 77 77 87 90 80 80 80 77 93 80 87 83 83 83 65 80 77
DAFTAR : NAMA - NAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SESUAI PERDA NOMOR 25, NOMOR 26, DAN NOMOR 27 TAHUN 2013 : SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
NOMOR 28 TAHUN 2013 NOMOR 29 TAHUN 2013
DINAS DAERAH SBB : DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN DINAS PERHUBUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS TATA RUANG DAN PERUMAHAN RAKYAT DINAS KOPERASI DAN UKM DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERTANIAN DINAS KEHUTANAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DINAS PENDAPATAN DAERAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN . LEMBAGA TEKNIS DAERAH
NOMOR 30 TAHUN 2013 NOMOR 31 TAHUN 2013 NOMOR 32 TAHUN 2013 NOMOR 33 TAHUN 2013 NOMOR 34 TAHUN 2013 NOMOR 35 TAHUN 2013 NOMOR 36 TAHUN 2013 NOMOR 37 TAHUN 2013 NOMOR 38 TAHUN 2013 NOMOR 39 TAHUN 2013 NOMOR 40 TAHUN 2013 NOMOR 41 TAHUN 2013 NOMOR 42 TAHUN 2013 NOMOR 43 TAHUN 2013 NOMOR 44 TAHUN 2013 NOMOR 45 TAHUN 2013
INSPEKTORAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEM. DESA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA DAN PP. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH BADAN LINGKUNGAN HIDUP BADAN KOMUNIKASI INFORMATIKA PDE, ARSIP & PERP. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT BADAN PELAKSANA PENY.PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN BADAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
NOMOR 46 TAHUN 2013 NOMOR 47 TAHUN 2013 NOMOR 48 TAHUN 2013 NOMOR 49 TAHUN 2013 NOMOR 50 TAHUN 2013 NOMOR 51 TAHUN 2013 NOMOR 52 TAHUN 2013 NOMOR 53 TAHUN 2013 NOMOR 54 TAHUN 2013 NOMOR 55 TAHUN 2013 NOMOR 56 TAHUN 2013 NOMOR 57 TAHUN 2013
LTD LAIN YANG MERUPAKAN BAGIAN PERANGKAT DAERAH
..
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BPM DAN PELAYANAN PTSP KANTOR PENGHUBUNG KANTOR SEKRETARIAT KORPRI KANTOR PENGELOLA ASET DAERAH KANTOR KESATUAN PENG. HUTAN PRODUKSI LAKOMPA KECAMATAN DAN KELURAHAN . . . . . . . .
NOMOR 57 TAHUN 2013 NOMOR 58 TAHUN 2013 NOMOR 59 TAHUN 2013 NOMOR 60 TAHUN 2013 NOMOR 61 TAHUN 2013 NOMOR 62 TAHUN 2013 NOMOR 63 TAHUN 2013
KUESIONER
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN APARATUR TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empirik Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton)
Disusun Oleh:
NUR LAILA NIM. G2E1 14 030
ILMU EKONOMI KONSENTRASI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO 2016
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN Identitas Responden (Responden tidak perlu menulis nama) 1. No. Responden
:
(di isi oleh peneliti)
2. Jenis Kelamin
: Pria/wanita *) 3. Usia
3. Nama Instansi
:
4. Jabatan/Bidang Kerja
:
5. Lama Masa Kerja
:
6. PendidikanTerakhir
:
:
tahun
tahun
7. Pengalaman MenyusunRKA
:
tahun
A. KUESIONER PENELITIAN PARTISIPASI ANGGARAN (X1) PETUNJUK PENGISIAN : Berdasarkan atas pengalaman Ibu/Bapak, berilah tanda centang (√) pada bobot nilai alternatif jawaban yang paling merefleksi persepsi Ibu/Bapak pada setiap pertanyaan. Instrumen Partisipasi Anggaran disusun dengan menggunakan Skala Likert, terdiri dari 5 alternatif jawaban. Untuk Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju (S) diberi nilai 4, Netral (N) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. ALTERNATIF JAWABAN No.
DAFTAR PERTANYAAN
Saya ikut dan terlibat serta dalam penetapan 1.
Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) yang sedang disusun dan ditetapkan.
2.
Pimpinan memberikan alasan yang jelas ketika
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
merevisi anggaran yang saya susun 3.
4.
5.
Saya sering menyatakan pendapat dan usulan tentang anggaran kepada pimpinan tanpa diminta Saya memiliki pengaruh besar dalam penetapan rencana kegiatan anggaran (RKA) Saya
sangat
berkontribusi
dalam
penyusunan
rencana kegiatan anggaran (RKA) Pimpinan sering meminta pendapat atau usulan saya
6.
selama Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) disusun dan ditetapkan
B. KUESIONER PENELITIAN KOMITMEN APARATUR (X2) PETUNJUK PENGISIAN : Berdasarkan atas pengalaman Ibu/Bapak, berilah tanda centang (√) pada bobot nilai alternatif jawaban yang paling merefleksi persepsi Ibu/Bapak pada setiap pertanyaan. Instrumen Komitmen Aparatur disusun dengan menggunakan Skala Likert, terdiri dari 5 alternatif jawaban. Untuk Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju (S) diberi nilai 4, Netral (N) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. ALTERNATIF JAWABAN No.
1.
2.
DAFTAR PERTANYAAN
Saya siap bekerja melebihi dari yang biasa diharapkan pimpinan untuk membantu kesuksesan instansi. Saya membanggakan kepada orang lain bahwa instansi tempat saya bekerja adalah instansi yang bagus.
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
3.
4.
5.
6.
7. 8.
Saya siap menerima semua tipe tugas yang dibebankan kepada saya untuk terus bekerja demi instansi. Saya berpendapat bahwa nilai-nilai yang ingin saya capai dan nilai-nilai instansi adalah sama atau serupa. Saya bangga untuk menceritakan kepada orang lain bahwa saya adalah bagian dari instansi. Instansi tempat saya bekerja benar-benar menimbulkan inspirasi bagi saya untuk berprestasi. Saya sangat senang telah di tempatkan pada instansi ini untuk tempat bekerja dibandingkan instansi lainnya Bagi saya, inilah instansi terbaik untuk tempat bekerja.
C. KUESIONER PENELITIAN MOTIVASI KERJA (Y1) PETUNJUK PENGISIAN : Berdasarkan atas pengalaman Ibu/Bapak, berilah tanda centang (√) pada bobot nilai alternatif jawaban yang paling merefleksi persepsi Ibu/Bapak pada setiap pertanyaan. Instrumen Motivasi Kerja disusun dengan menggunakan Skala Likert, terdiri dari 5 alternatif jawaban. Untuk Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju (S) diberi nilai 4, Netral (N) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. ALTERNATIF JAWABAN No.
1. 2.
DAFTAR PERTANYAAN
Saya termasuk orang yang termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik Saya cepat memanfaatkan peluang/kesempatan
SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
3.
Saya memiliki kemauan untuk bereksperimen dengan ide-ide baru dalam melaksanakan tugas
4.
Saya berani mengambil risiko dalam setiap pekerjaan
5.
Saya berhati-hati dalam bekerja
6.
Saya melaksanakan pekerjaan berorientasi pada peraturan yang ditetapkan
D. KUESIONER PENELITIANKINERJA MANAJERIAL (Y2) PETUNJUK PENGISIAN : Berdasarkan atas pengalaman Ibu/Bapak, berilah tanda centang (√) pada bobot nilai alternatif jawaban yang paling merefleksi persepsi Ibu/Bapak pada setiap pertanyaan. Instrumen Kinerja Manajerial disusun dengan menggunakan Skala Likert, terdiri dari 5 alternatif jawaban. Untuk Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, Setuju (S) diberi nilai 4, Netral (N) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. ALTERNATIF No.
1.
2.
DAFTAR PERTANYAAN
Perencanaan : Menentukan tujuan, sasaran, kebijakan, dan tindakan Investigasi : Mengumpulkan dan menyiapkan informasi, biasanya dalam bentuk laporan, catatan, dan rekening Koordinasi : Pertukaran informasi dengan orang dalam instansi
3.
tidak hanya dengan bawahan atau staf, tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program-program
JAWABAN SS
S
N
TS
STS
5
4
3
2
1
4.
5.
6. 7.
Evaluasi : Mengevaluasi dan menilai proposal, laporan, dan kinerja (prestasi) Mengawasi
(Supervisi)
:
Mengarahkan,
memimpin,
dan
mengembangkan bawahan atau staf Staffing (pengaturanstaf) : Memelihara dan mempertahankan bawahan atau staf dalam unitnya atau beberapa unit Negosiasi : Pembelian, penjualan, kontrak untuk barang dan jasa Perwakilan : Menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan
8.
kegiatan-kegiatan instansi dengan cara pidato, konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar instansi
LAMPIRAN III DISTRIBUSI PENYEBARAN KUESIONER No
Nama SKPD
1 2 3 4 5 6 7
SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN DINAS PERHUBUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS TATA RUANG DAN PERUMAHAN RAKYAT DINAS KOPERASI DAN UKM DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERTANIAN DINAS KEHUTANAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DINAS PENDAPATAN DAERAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN INSPEKTORAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN LINGKUNGAN HIDUP BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22
Kuesioner yang Disebar 14 6 10 3 7 8
Kuesioner yang Kembali 8 1 10 3 4 7
Pengembali-an dalam %
2
2
100%
12
12
100%
5
5
100%
8 1
4 1
50% 100%
6
5
83%
10
7
70%
3
2
67%
13
13
100%
8
6
75%
5
4
80%
4
4
100%
9
9
100%
8
8
100%
4
4
100%
6
6
100%
57% 17% 100% 100% 57% 88%
PEMERINTAHAN DESA 23
24 25 26 27
28 29 30 31 32 33
34 35 36
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BADAN KOM INFO, PDE ARSIP DAN PERPUSTAKAAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KANTOR PENGHUBUNG SEKRETARIAT KORPRI KANTOR PENGELOLAAN ASET DAERAH TOTAL
4
4
100%
3
3
100%
3
1
33%
14
8
57%
5
5
100%
6
6
100%
12
8
67%
3
3
100%
3
1
33%
3
3
100%
6
3
50%
2 5
2 5
100% 100%
3
3
100%
224
180
LAMPIRAN IV TABULASI KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama SKPD
No 1 SEKRETARIAT DAERAH
2 3
SEKRETARIAT DPRD DINAS PENDIDIKAN
4
DINAS KESEHATAN
5
DINAS PERHUBUNGAN
6
DINAS PEKERJAAN UMUM
7
DINAS TATA RUANG DAN PERUMAHAN RAKYAT
Jenis Kelamin L L L P L L L P L P L L P L P P P L L L L L L P L L L L L L L P L L L
Usia (Tahun) 47 38 53 43 26 46 43 45 45 47 45 43 54 44 34 52 46 42 54 45 46 33 46 48 41 57 45 46 56 55 38 48 44 33 37
Lama Bekerja 16 6 24 20 5 20 18 21 15 25 16 11 35 16 11 29 24 10 29 19 24 5 16 20 8 29 15 16 32 25 15 20 13 5 10
Pendidikan S1 S1 SMA S1 S2 S2 S2 S1 S1 D3 S1 SMA SMA S1 SMA SMA S1 S1 SMA S2 S1 S1 S1 SMA S2 S1 S1 S2 S1 SMA S1 SMA S2 S1 S2
Menyusun RKA 1 6 20 5 4 3 6 5 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 7 2 9 0 5 1 4 5 20 0 2 0 10 5 2
8
DINAS KOPERASI DAN UKM
9
DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
10
DINAS PERTANIAN
11 12
DINAS KEHUTANAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
13
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
14
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
15
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
L P L L P P L P L P L L L L L L L P L L P L L P L L L L L L L P L L L L L L L L P P
40 53 35 54 32 41 35 53 40 48 44 31 57 53 55 50 53 35 45 45 41 37 46 38 31 37 38 38 40 50 42 48 37 46 40 48 53 48 47 55 33 39
10 32 15 30 8 31 10 30 12 20 15 10 27 30 29 19 31 9 11 23 19 10 14 11 6 10 15 11 12 32 14 15 11 16 5 22 30 12 19 19 11 7
S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 SMA S1 S1 S1 SMA SMA S1 SMA S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S1 S1 S2 S2 S1 S1 S2 S1 D3 SMA S1 S2 S1 S1 S1
1 6 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 5 5 7 15 7 1 0 0 0 2 5 2 2 2 2 0 0 7 7 0 2 10 2 10 13 0 10 0 0 0
16
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
17
DINAS PENDAPATAN DAERAH
18
DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN
19
INSPEKTORAT
20
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
21
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
P L P L P P L P P L L L P L L L L L L P L L L L P L P P L L L P P P P L L L L L L P
46 33 53 42 35 45 39 39 36 46 38 52 46 47 44 56 44 56 57 31 48 44 51 46 41 53 37 57 41 57 31 44 45 39 40 34 42 36 37 42 34 43
6 6 17 19 5 19 11 7 5 24 8 25 19 28 11 28 11 28 29 7 22 11 24 22 13 32 9 29 10 33 6 11 14 16 13 1 11 11 12 11 1 12
S2 S1 S1 S1 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMA SMA SMA S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1
0 0 16 5 3 10 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 4 6 2 4 2 3 0 0 0 5 0 0 0 2 0 5 6 0 0 8 2 8 6 1 6
22
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
23
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
24
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
25 26
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BADAN KOM INFO, PDE ARSIP DAN PERPUSTAKAAN
27
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN
28
BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN
29
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT
L L L P L L L P L P P L L
54 47 38 32 53 56 36 51 57 53 46 53 56
17 18 10 14 30 35 9 32 30 32 16 25 33
S1 S1 S1 S1 S1 SMA S1 SMA S1 S1 S1 S1 SMA
0 14 1 1 5 3 2 0 4 0 0 10 12
L L P P L P L L P P L L L P P P P L L P L P P P P L L
37 51 56 53 50 53 57 40 57 40 44 48 47 40 55 48 54 34 45 55 31 44 45 39 40 34 42
4 21 33 30 10 30 35 6 33 12 13 15 19 11 30 25 29 15 21 29 6 11 14 16 13 1 11
S1 S2 S1 S1 S1 SMA SMA S1 SMA S2 S2 S1 S1 S1 SMA S1 SMA S2 S2 D3 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1
4 11 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 6 5 5 1 9 5 2 0 5 6 0 0 8
30
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
31
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
32
34
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KANTOR PENGHUBUNG
35
SEKRETARIAT KORPRI
36
KANTOR PENGELOLAAN ASET DAERAH
33
L L P L
36 40 43 48
11 18 15 27
S1 S1 S2 S2
2 3 8 0
L
43
10
S1
2
L P L L L
51 42 39 54 46
20 15 6 27 11
S1 S1 S1 S1 S1
5 2 1 9 0
P P P L L P L L L P P
51 34 30 56 36 36 57 46 36 46 45
22 2 5 38 10 12 29 12 10 20 10
S1 SMA S1 SMA S1 S1 S1 S1 SMA S1 S1
0 1 1 5 0 0 0 0 0 3 2
LAMPIRAN V DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN (Hasil Olah Data Dengan SPSS)
A. Deskriptif Variabel X1 (Partisipasi Anggaran) X1.1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
.6
.6
.6
2
8
4.4
4.4
5.0
3
33
18.3
18.3
23.3
4
64
35.6
35.6
58.9
5
74
41.1
41.1
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X1.2 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
.6
.6
.6
2
7
3.9
3.9
4.4
3
27
15.0
15.0
19.4
4
81
45.0
45.0
64.4
5
64
35.6
35.6
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X1.3 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
4
2.2
2.2
2.2
2
6
3.3
3.3
5.6
3
50
27.8
27.8
33.3
4
80
44.4
44.4
77.8
5
40
22.2
22.2
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X1.4 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
5
2.8
2.8
2.8
2
26
14.4
14.4
17.2
3
81
45.0
45.0
62.2
4
46
25.6
25.6
87.8
5
22
12.2
12.2
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X1.5 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
5
2.8
2.8
2.8
2
12
6.7
6.7
9.4
3
52
28.9
28.9
38.3
4
78
43.3
43.3
81.7
5
33
18.3
18.3
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X1.6 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
6
3.3
3.3
3.3
2
5
2.8
2.8
6.1
3
42
23.3
23.3
29.4
4
94
52.2
52.2
81.7
5
33
18.3
18.3
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
B. Deskriptif Variabel X2 (Komitmen Aparatur) X2.1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3
1.7
1.7
1.7
2
24
13.3
13.3
15.0
3
49
27.2
27.2
42.2
4
73
40.6
40.6
82.8
5
31
17.2
17.2
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X2.2 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
.6
.6
.6
2
8
4.4
4.4
5.0
3
33
18.3
18.3
23.3
4
64
35.6
35.6
58.9
5
74
41.1
41.1
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X2.3 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
.6
.6
.6
2
7
3.9
3.9
4.4
3
27
15.0
15.0
19.4
4
81
45.0
45.0
64.4
5
64
35.6
35.6
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X2.4 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
4
2.2
2.2
2.2
2
6
3.3
3.3
5.6
3
50
27.8
27.8
33.3
4
80
44.4
44.4
77.8
5
40
22.2
22.2
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X2.5 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
5
2.8
2.8
2.8
2
26
14.4
14.4
17.2
3
81
45.0
45.0
62.2
4
46
25.6
25.6
87.8
5
22
12.2
12.2
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X2.6 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
5
2.8
2.8
2.8
2
12
6.7
6.7
9.4
3
52
28.9
28.9
38.3
4
78
43.3
43.3
81.7
5
33
18.3
18.3
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X2.7 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
6
3.3
3.3
3.3
2
5
2.8
2.8
6.1
3
42
23.3
23.3
29.4
4
94
52.2
52.2
81.7
5
33
18.3
18.3
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
X2.8 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
5
2.8
2.8
2.8
2
12
6.7
6.7
9.4
3
52
28.9
28.9
38.3
4
78
43.3
43.3
81.7
5
33
18.3
18.3
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
C. Deskriptif Variabel Y1 (Motivasi Kerja) Y1.1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
.6
.6
.6
2
4
2.2
2.2
2.8
3
13
7.2
7.2
10.0
4
88
48.9
48.9
58.9
5
74
41.1
41.1
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
Y1.2 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2
1.1
1.1
1.1
2
7
3.9
3.9
5.0
3
20
11.1
11.1
16.1
4
99
55.0
55.0
71.1
5
52
28.9
28.9
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
Y1.3 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3
1.7
1.7
1.7
2
3
1.7
1.7
3.3
3
33
18.3
18.3
21.7
4
100
55.6
55.6
77.2
5
41
22.8
22.8
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
Y1.4 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
4
2.2
2.2
2.2
2
19
10.6
10.6
12.8
3
62
34.4
34.4
47.2
4
68
37.8
37.8
85.0
5
27
15.0
15.0
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
Y1.5 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3
1.7
1.7
1.7
2
7
3.9
3.9
5.6
3
20
11.1
11.1
16.7
4
85
47.2
47.2
63.9
5
65
36.1
36.1
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
Y1.6 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
4
2.2
2.2
2.2
2
3
1.7
1.7
3.9
3
20
11.1
11.1
15.0
4
77
42.8
42.8
57.8
5
76
42.2
42.2
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
D. Deskriptif Variabel Y2 (Kinerja Manajerial) Y2.1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
7
3.9
3.9
3.9
4
96
53.3
53.3
57.2
5
77
42.8
42.8
100.0
180
100.0
100.0
Valid Total
Y2.2 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2
1.1
1.1
1.1
2
3
1.7
1.7
2.8
3
15
8.3
8.3
11.1
4
109
60.6
60.6
71.7
5
51
28.3
28.3
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
Y2.3 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
7
3.9
3.9
3.9
4
96
53.3
53.3
57.2
5
77
42.8
42.8
100.0
180
100.0
100.0
Valid Total
Y2.4 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
.6
.6
.6
3
14
7.8
7.8
8.3
4
110
61.1
61.1
69.4
5
55
30.6
30.6
100.0
180
100.0
100.0
Total
Y2.5 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1
.6
.6
.6
2
1
.6
.6
1.1
3
12
6.7
6.7
7.8
4
100
55.6
55.6
63.3
5
66
36.7
36.7
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
Y2.6 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2
1.1
1.1
1.1
3
27
15.0
15.0
16.1
4
107
59.4
59.4
75.6
5
44
24.4
24.4
100.0
180
100.0
100.0
Total
Y2.7 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
7
3.9
3.9
3.9
4
96
53.3
53.3
57.2
5
77
42.8
42.8
100.0
180
100.0
100.0
Valid Total
Y2.8 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3
1.7
1.7
1.7
2
6
3.3
3.3
5.0
3
17
9.4
9.4
14.4
4
116
64.4
64.4
78.9
5
38
21.1
21.1
100.0
180
100.0
100.0
Valid
Total
LAMPIRAN VI HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS (Hasil Olah Data dengan SPSS)
A. Uji Validitas dan Reliabilitas X1 (Partisipasi Anggaran) Correlations X1.1 Pearson
X1.2 1
X1.3
.751
**
X1.4
.569
**
X1.5
.599
**
X1.6
.632
**
X1_Partisipasi
.618
**
.846
**
Correlation X1.1
Sig. (2-tailed) N Pearson
X1.2
.000
.000
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
N
180
180
**
**
.534
.425
.582
.586
.781
**
.569
.534
.000
.000
.000
.000
.000
180
180
180
180
180
1
**
**
**
.634
.589
.590
.797
**
Correlation Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
180
180
180
**
**
**
.599
.425
.634
.000
.000
.000
.000
180
180
180
180
1
**
**
.665
.553
.796
**
Correlation Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
**
**
**
**
.632
.582
.589
.665
.000
.000
.000
180
180
180
1
**
.740
.860
**
Correlation Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
**
**
**
**
Pearson X1.6
.000
.000
Pearson X1.5
.000
Sig. (2-tailed)
Pearson X1.4
.751
**
.000
Correlation
Pearson X1.3
180
.000
.618
.586
.590
.553
.000
.000
180
180
180
**
1
.740
.831
**
Correlation Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
1
Pearson
.846
.781
.797
.796
.860
.000
.831
Correlation X1_Partisipasi
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
180
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's Alpha Based on
Alpha
Standardized Items .845
N of Items
.847
6
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-Total
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Item Deleted
Y1.1
19.89
10.312
.742
.595
.800
Y1.2
20.10
11.007
.507
.406
.841
Y1.3
20.21
10.611
.608
.389
.823
Y1.4
20.64
9.718
.638
.444
.818
Y1.5
20.04
10.009
.651
.539
.814
Y1.6
19.96
10.143
.627
.529
.819
B. Uji Validitas dan Reliabilitas X2 (Komitmen Aparatur) Correlations X2.1 Pearson Correlation X2.1
Pearson Correlation
X2.7
.612
**
.000
180
180
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
**
**
.751
.751
.632
.809
**
.000
.000
.000
180
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
**
180
180
**
**
.534
.534
.582
.729
**
.000
.000
.000
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
.000
N
180
180
180
180
**
**
**
**
.634
.634
.589
.772
**
.000
.000
.000
180
180
180
180
180
1
**
**
**
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
.665
.665
.665
.833
**
.000
.000
.000
180
180
180
180
1
**
**
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
.553
.553
.000
Sig. (2-tailed)
.590
.590
.000
.000
.589
.589
.000
Sig. (2-tailed)
.586
.586
.000
.000
.582
.582
.000
.000
.425
.425
.000
Sig. (2-tailed)
.618
.618
.000
**
.632
.632
.000
180
.599
.599
.000
N
.569
.569
.000
.000
.312
.404
.000
.002
Pearson Correlation
.312
X2_Komitmen **
.000
Sig. (2-tailed)
.404
.404
X2.8 **
.000
**
.695
.695
X2.7 **
.000
180
.400
.400
X2.6 **
.000
**
Pearson Correlation X2.6
.227
X2.5 **
.002
180 .227
X2.4 **
.000
N
Pearson Correlation X2.5
.362
**
.362
.000
Pearson Correlation X2.4
180
X2.3 **
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation X2.3
1
Sig. (2-tailed) N
X2.2
X2.2
.740
.740
1.000
.887
**
.000
.000
.000
180
180
180
1
**
.740
.807
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
Pearson Correlation X2.8
.404
.632
.582
.589
.665
1.000
.000
.000
180
180
180
**
1
.740
.887
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
**
**
1
X2_K Pearson Correlation
.612
.809
.729
.772
.833
.887
.807
.000
.887
omitm Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
en
180
180
180
180
180
180
180
180
N
180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .792
.792
8
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
X2.1
27.51
13.067
.333
.217
.791
X2.2
27.97
10.658
.605
.453
.750
X2.3
28.03
11.837
.443
.286
.778
X2.4
27.99
12.642
.410
.216
.782
X2.5
28.15
10.765
.508
.353
.771
X2.6
27.81
12.191
.496
.352
.770
X2.7
27.93
11.515
.589
.453
.755
X2.8
27.99
11.000
.624
.475
.748
C. Uji Validitas dan Reliabilitas Y1 (Motivasi Kerja) Correlations Y1.1 Pearson Correlation Y1.1
Pearson Correlation
Y1.3
1
Sig. (2-tailed) N
Y1.2
Y1.2
180 .622
**
Y1.3
.622
**
**
.554
**
.516
Y1.6 **
.558
Y1_Motivasi **
.823
**
.000
.000
.000
.000
.000
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
.000
N
180
180
**
**
.522
.522
Y1.5
.000
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
Y1.4
.422
.422
.384
.296
.305
.657
**
.000
.000
.000
.000
.000
180
180
180
180
180
1
**
**
**
.540
.433
.416
.732
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
180
180
180
**
**
**
Pearson Correlation Y1.4
.554
tivasi
.000
180
180
180
180
1
**
**
.000
.000
N
180
180
180
180
**
**
**
**
.516
.296
.433
.527
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
**
**
**
**
.558
.305
.416
.432
.527
.432
.774
**
.000
.000
.000
180
180
180
1
**
.683
.774
**
.000
.000
180
180
180
**
1
.683
.757
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation Y1_Mo
.000
.000
Pearson Correlation Y1.6
.540
.000
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Y1.5
.384
.000
.823
.657
.732
.774
.774
.000
.757
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .845
.847
6
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
Y1.1
19.89
10.312
.742
.595
.800
Y1.2
20.10
11.007
.507
.406
.841
Y1.3
20.21
10.611
.608
.389
.823
Y1.4
20.64
9.718
.638
.444
.818
Y1.5
20.04
10.009
.651
.539
.814
Y1.6
19.96
10.143
.627
.529
.819
D. Uji Validitas dan Reliabilitas Y2 (Kinerja Manajerial) Correlations Y2.1 Pearson Correlation Y2.1
Pearson Correlation
Y2.7
Y2.8
nerja
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
**
**
.326
.326
.674
**
.000
.000
180
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
**
.559
.559
.795
**
.000
.000
180
180
180
180
180
180
1
**
**
**
**
N
180
180
180
180
**
**
**
**
.660
.660
.783
**
.000
.000
180
180
180
180
180
1
**
**
**
.000
.000
N
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
.468
.468
.740
**
.000
.000
180
180
180
180
1
**
**
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
.360
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
.507
.507
.000
.000
.376
.376
.000
Sig. (2-tailed)
.453
.453
.000
.000
.559
.559
.000
.000
.409
.409
.000
Sig. (2-tailed)
.284
.284
.000
.000
1.000
1.000
.000
.000
.360
.360
.000
.000
.376
.376
.000
Sig. (2-tailed)
.484
.484
.000
**
.326
.326
.000
180
.414
.414
.000
**
.512
.512
.000
180 .433
.433
.000
**
.407
.360
.407
.652
**
.000
.000
.000
180
180
180
1
**
.284
.795
**
.000
.000
180
180
180
**
1
.284
.663
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
180
180
180
**
**
**
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation Y2_Ki
180
180
.284
**
180
N
Pearson Correlation
.795
.000
.000
1.000
.284
.000
.000
Pearson Correlation
1.000
Y2_Kinerja **
.000
Sig. (2-tailed)
.360
.360
Y2.8 **
.000
**
.376
.376
Y2.7 **
.000
180
.559
.559
Y2.6 **
.000
**
Pearson Correlation Y2.6
1.000
Y2.5 **
.000
180 1.000
Y2.4 **
.000
N
Pearson Correlation Y2.5
.326
**
.326
.000
Pearson Correlation Y2.4
180
Y2.3 **
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Y2.3
1
Sig. (2-tailed) N
Y2.2
Y2.2
.795
.674
.795
.783
.740
.652
.795
.000
.663
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
180
180
180
180
180
180
180
180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
180
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .836
.842
8
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
Y2.1
28.86
11.673
.482
.334
.827
Y2.2
29.25
10.557
.611
.399
.811
Y2.3
28.99
11.592
.528
.409
.823
Y2.4
29.17
10.713
.692
.587
.802
Y2.5
29.11
10.680
.655
.560
.806
Y2.6
29.31
11.054
.557
.324
.818
Y2.7
29.60
10.722
.455
.310
.837
Y2.8
29.38
10.361
.602
.396
.813
LAMPIRAN VII UJI ANALISIS REGRESI BERGANDA DAN ASUMSI KLASIK (Hasil Olah Data dengan SPSS) A. Hasil Uji Normalitas Persamaan Regresi 1
Persamaan Regresi 2
Persamaan Regresi 3
B. Hasil Uji Multikoloniaritas Persamaan Regresi 1
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
a
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
(Constant)
27.213
5.530
PA_X1
10.167
.850
KA_X2
3.450
1.300
Tolerance
VIF
4.921
.000
.656
11.957
.000
.936
1.068
.146
2.654
.009
.936
1.068
a. Dependent Variable: KM_Y2
Coefficient Correlations Model
a
KA_X2
PA_X1
KA_X2
1.000
-.252
PA_X1
-.252
1.000
KA_X2
1.689
-.279
PA_X1
-.279
.723
Correlations 1 Covariances a. Dependent Variable: KM_Y2
Collinearity Diagnostics Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
a
Variance Proportions (Constant)
1
PA_X1
KA_X2
1
2.966
1.000
.00
.00
.00
2
.026
10.616
.08
.99
.11
3
.008
19.078
.92
.01
.89
a. Dependent Variable: KM_Y2
Persamaan Regresi 2
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
30.583
5.567
PA_X1
10.755
.856
KA_X2
2.091
1.308
a
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
5.494
.000
.685
12.565
.000
.936
1.068
.087
1.598
.112
.936
1.068
a. Dependent Variable: MK_Y1
Coefficient Correlations Model
a
KA_X2
PA_X1
KA_X2
1.000
-.252
PA_X1
-.252
1.000
KA_X2
1.712
-.282
PA_X1
-.282
.733
Correlations 1 Covariances a. Dependent Variable: MK_Y1
Collinearity Diagnostics Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
a
Variance Proportions (Constant)
1
PA_X1
KA_X2
1
2.966
1.000
.00
.00
.00
2
.026
10.616
.08
.99
.11
3
.008
19.078
.92
.01
.89
a. Dependent Variable: MK_Y1
Persamaan Regresi 3
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
-.837
2.305
PA_X1
.303
.451
KA_X2
1.532
MK_Y1
.917
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-.363
.717
.020
.672
.503
.495
2.020
.504
.065
3.038
.003
.923
1.083
.029
.930
31.882
.000
.493
2.029
1
a. Dependent Variable: KM_Y2
Coefficient Correlations Model
a
MK_Y1
Correlations
KA_X2
PA_X1
MK_Y1
1.000
-.119
-.687
KA_X2
-.119
1.000
-.100
PA_X1
-.687
-.100
1.000
MK_Y1
.001
-.002
-.009
KA_X2
-.002
.254
-.023
PA_X1
-.009
-.023
.203
1 Covariances
a. Dependent Variable: KM_Y2
Collinearity Diagnostics Model
Dimension
Eigenvalue
a
Condition Index
Variance Proportions (Constant)
PA_X1
KA_X2
MK_Y1
1
3.955
1.000
.00
.00
.00
.00
2
.028
11.894
.08
.36
.14
.03
3
.010
20.354
.16
.39
.49
.48
4
.007
23.608
.76
.26
.37
.49
1
a. Dependent Variable: KM_Y2
C. Hasil Uji Autokorelasi Persamaan Regresi 1
b
Model Summary Model
1
R
.707
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.500
.495
8.872
Durbin-Watson
1.506
a. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: KM_Y2
Persamaan Regresi 2
b
Model Summary Model
1
R
.712
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.507
.502
8.931
Durbin-Watson
1.404
a. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: MK_Y1
Persamaan Regresi 3
b
Model Summary Model
1
R
.962
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.926
a. Predictors: (Constant), MK_Y1, KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: KM_Y2
.925
3.418
Durbin-Watson
2.274
D. Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan Regresi 1
Persamaan Regresi 2
Persamaan Regresi 3
E. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Persamaan Regresi 1
b
Model Summary Model
R
1
.707
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.500
.495
Durbin-Watson
8.872
1.506
a. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: KM_Y2
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
13953.004
2
6976.502
Residual
13931.996
177
78.712
Total
27885.000
179
F 88.633
Sig. .000
b
a. Dependent Variable: KM_Y2 b. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
27.213
5.530
PA_X1
10.167
.850
KA_X2
3.450
1.300
a. Dependent Variable: KM_Y2
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
4.921
.000
.656
11.957
.000
.936
1.068
.146
2.654
.009
.936
1.068
Persamaan Regresi 2
b
Model Summary Model
R
1
.712
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.507
.502
Durbin-Watson
8.931
1.404
a. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: MK_Y1
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
14526.123
2
7263.062
Residual
14117.455
177
79.760
Total
28643.578
179
F 91.062
Sig. .000
b
a. Dependent Variable: MK_Y1 b. Predictors: (Constant), KA_X2, PA_X1
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
30.583
5.567
PA_X1
10.755
.856
KA_X2
2.091
1.308
a. Dependent Variable: MK_Y1
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
5.494
.000
.685
12.565
.000
.936
1.068
.087
1.598
.112
.936
1.068
Persamaan Regresi 3
b
Model Summary Model
R
1
.962
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.926
.925
Durbin-Watson
3.418
2.274
a. Predictors: (Constant), MK_Y1, KA_X2, PA_X1 b. Dependent Variable: KM_Y2
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
df
Mean Square
25828.702
3
8609.567
2056.298
176
11.684
27885.000
179
F
Sig.
736.899
.000
b
a. Dependent Variable: KM_Y2 b. Predictors: (Constant), MK_Y1, KA_X2, PA_X1
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
-.837
2.305
PA_X1
.303
.451
KA_X2
1.532
MK_Y1
.917
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-.363
.717
.020
.672
.503
.495
2.020
.504
.065
3.038
.003
.923
1.083
.029
.930
31.882
.000
.493
2.029
1
a. Dependent Variable: KM_Y2