perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN TERHADAP PENDAPATAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SRAGEN (PENDEKATAN LOGIT)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Sumber Daya Manusia
Oleh :
BUDI SANTOSO S4211004
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA commit2012 to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al “Ashr : 1 – 3) Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya. Ketulusannya sesuai kadar kemanusiaannya. Keberaniannya sesuai dengan kadar kepekaannya akan kehormatan dirinya. (Ali Bin Abi Thalib)
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada : v Pemerintah
Kabupaten
Sragen
tempatku
senantiasa
memberi
mengabdi. v Keluargaku
yang
motivasi untuk terus belajar. v Almamaterku Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret
Program
Pascasarjana
Magíster Ekonomi dan Studi Pembangunan Surakarta. commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK PENGARUH SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN TERHADAP PENDAPATAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SRAGEN BUDI SANTOSO S4211004
Program kebijakan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen sebagai program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Diharapkan program ini mampu memberikan konstribusi besar dalam pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan dan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan pendapatan perempuan yang secara tidak langsung akan berdampak pada pengentasan kemiskinan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan Perempuan, tenaga kerja, luas tanah, status ternak terhadap pendapatan perempuan. Data yang digunakan adalah data primer kuesioner sejumlah 351 responden perempuan rumah tangga miskin penerima pinjaman program SPP-PNPM MP di Kabupaten Sragen. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik pada tingkat kemaknaan 95% dalam setiap ujinya. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa model sudah memenuhi kelayakan dan mempunyai vareansi yang sama. Hasil Uji hipotesis membuktikan bahwa variabel pendidikan Perempuan, tenaga kerja, luas tanah berpengaruh positif; variabel status ternak berpengaruh negatif terhadap pendapatan Perempuan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kevane dan Wydrick (2001) di Guatemala dan Imai, Arum, Annim (2010) di India menyebutkan bahwa peran kalangan peminjam sangatlah besar untuk mengentaskan kemiskinan.
Kata kunci : Pendapatan perempuab, pendidikan Perempuan, tenaga kerja, luas lahan, status ternak
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT EFFECT SAVINGS AND LOAN WOMEN SELF EMPOWERMENT PROGRAM NATIONAL RURAL ON INCOME WOMEN IN DISTRICT SRAGEN BUDI SANTOSO S4211004 Development of livestock sector, especially beef cattle as a source of new growth potential to meet the needs of animal protein in the form of meat. To increase the productivity of beef cattle in Sragen promoting artificial insemination program. This program is to increase the population and productivity of cattle and leads to increased profits and welfare of farmers. The purpose of this study was to determine the difference in profit and nonbreeders artificial insemination artificial insemination; determine the effect of the number of cows, feed prices, drug prices, wage labor and artificial insemination techniques to benefit cattle ranchers. The data used are the primary data questionnaire a number of 99 respondents cattle ranchers in Sragen. Analysis tool used is multiple linear regression at 95% level of significance of the results of the questionnaire data are normalized by price of output (number of cows). This study has shown that the independent variables together and the partial effect on the dependent variable. Test results prove the hypothesis that a variable number of cows and artificial insemination techniques have a positive influence; variable feed prices and labor costs negatively affect the gains of beef cattle breeders. Previous studies performed by Kevane and Wydrick (2001) in Guatemala and Imai, Arum, Annim (2010) in India says that the borrower is a big role in poverty alleviation.
Key words: beef cattle breeders Profit, Number of cows, price of feed, medicine price, wage labor, artificial insemination technique
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis dengan judul: ” PENGARUH SIMPAN PINJAM
KELOMPOK
PEREMPUAN
PROGRAM
NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN TERHADAP PENDAPATAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SRAGEN”, dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan penyelesaian derajat Pascasarjana S-2 Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. A.M. Soesilo, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret dan selaku Pembimbing kedua penulis dalam penyusunan tesis yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan berbagai ide selama penelitian ini. 2. Lukman Hakim, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing pertama dalam penyusunan tesis yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan berbagai ide selama penulisan penelitian ini. 3.
Segenap Staf UNS.
4. Seluruh rekan–rekan mahasiswa program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret di Surakarta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan usaha penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu sumbang dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penelitian ini.
Surakarta, commit to user ix
September 2012 Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ........................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoristis ..........................................................................
10
1. Konsep Pendapatan ................................................................
10
2. Konsep Modal ........................................................................
16
3. Produksi dan Tingkat Pendapatan ..........................................
19
4. Konsep Perempuan ................................................................
25
5. Konsep Pemberdayaan ...........................................................
27
6. Pengertian Usaha Kecil ..........................................................
28
7. Pengertian Kredit ...................................................................
30
8. Pembangunan Berbasis Kelompok/ Masyarakat....................
31
9. Program PNPM Mandiri ........................................................
41
10. Konsep Pendidikan................................................................. commit to user 11. Luas Lahan ............................................................................
54
x
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Status Kepemilikan Ternak ...................................................
57
13. Analisis Pendapatan...............................................................
57
14. Kemiskinan ............................................................................
61
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................
66
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................
68
D. Hipotesis Penelitian....................................................................
71
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian..........................................................
73
B. Jenis Penelitian...........................................................................
73
C. Teknik Penarikan Sampel ..........................................................
74
D. Definisi Operasional .................................................................
74
E. Tehnik Analisa Data...................................................................
76
1. Model Umum Regresi Logistik ..............................................
76
2. Langkah-langkah Untuk Menjawab Hipotesis .......................
78
a. Uji Kelayakan Model .........................................................
78
b. Uji Vareansi .......................................................................
79
c. Koefisien Determinasi ........................................................
80
d. Uji Statistik ........................................................................
81
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ......................................................................
83
1. Obyek Penelitian ....................................................................
83
2. Karakteristik Responden ........................................................
85
3. Deskripsi variabel ..................................................................
88
B. Analisa Data dan Pembahasan ...................................................
92
C. Interpretasi Hasil Penelitian………………………………….
96
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ................................................................................
102
B. Limitasi Penelitian .....................................................................
103
C. Rekomendasi ..............................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Alokasi Dana SPP-PNPM Perdesaan di Kabupaten Sragen ...........
5
2.1 Alokasi BLM Berdasarkan Keberadaan Desa Tertinggal .................. 49 2.2 Alokasi BLM Berdasarkan Rasio Jumlah Penduduk ......................... 50 3.1 Jumlah Sampel Perempuan Peminjam Rumah Tangga Miskin.......
74
4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Perempuan...........................
85
4.2 Distribusi Responden Menurut Umur Suami ...................................
86
4.3 Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak Kandung ..................
86
4.4 Distribusi Responden Menurut Pinjaman Perempuan .....................
87
4.5 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha Perempuan .................
88
4.6 Pendapatan Perempuan Rumah Tangga Miskin ..............................
89
4.7 Pendidikan Perempuan Rumah Tangga Miskin ..............................
90
4.8 Jumlah Tenaga Kerja .......................................................................
90
4.9 Luas Tanah ......................................................................................
91
4.10 Status Kepemilikan Ternak ..............................................................
92
4.11 Koefisien Omnibus Test Model .......................................................
93
4.12 Koefisien Hosmer dan Lameshow Test ...........................................
94
4.13 Koefisien Determinasi Nagelkerke ..................................................
94
4.14 Koefisien Regresi Logistik ..............................................................
95
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kurva Produksi..........................................................................
23
2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................
71
3.1 Distribusi X2 (Chi-Square Omnibus Test) .................................
78
3.2 Distribusi X2 (Chi-Square Hosmer dan Lameshow Test) .........
80
3.3 Distribusi Normal Standar .........................................................
81
4.1 Peta Wilayah Administratif Kabupaten Sragen .........................
84
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .....................................................................
107
2 Rekapitulasi Jawaban Responden.................................................
109
3 Hasil Regresi Logistik ..................................................................
112
4 Distribusi X2-tabel ........................................................................
114
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDALULUAN A. Latar Belakang Peranan kelompok perempuan dalam membantu mengentaskan kemiskinan perdesaan merupakan kajian yang sangat penting. Penelitian dalam program kredit usaha mikro yang dilakukan oleh Kevane dan Wydrick (2001) di Guatemala dan Imai, Arum, Annim (2010) di India menyebutkan bahwa peran kalangan peminjam perempuan sangatlah besar untuk mengentaskan kemiskinan. Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah akan meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga. Pereluasan sektor keuangan mikro berdasarkan konsep bahwa rumah tangga miskin dipengaruhi oleh kurangnya akses dan keterbatasan pelayanan keuangan. Oleh sebab itu tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (SPP-PNPM MP) dalam meningkatkan pendapatan perempuan pada rumah tangga miskin (RTM) di Kabupaten Sragen. Peranan kelompok perempuan dalam usaha mikro ekonomi akan memberikan manfaat bagi ekonomi keluarga dan mengurangi angka kemiskinan. Peneliti terdahulu menggunakan data Nasional tentang rumah tangga di India, sampel diberi perlakuan untuk menentukan dampak pengurangan kemiskinan dari pinjaman Lembaga Keuangan Mikro (LKM) commit to user untuk tujuan produktif, seperti investasi di bidang pertanian pada tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
kemiskinan binari dan sampel bias. Seleksi terkait dengan akses pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) (Imai, Arum, Annim, 2010). Perempuan perdesaan, merupakan sumberdaya manusia yang cukup nyata berpartisipasi, khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga dan rumah tangga bersama dengan laki – laki. Perempuan di perdesaan sudah diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari – hari saja, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan usaha tani dan non tani, baik yang sifatnya komersial maupun sosial (Pujiwati, 1991). Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan merupakan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat di wilayah perdesaan. Program ini dikelola oleh Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam Negeri. Program ini salah satunya adalah pemberian bantuan simpan pinjam kepada masyarakat khususnya kepada masyarakat yang mempunyai usaha kecil. Program – program PKPS BBM yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai implikasi kenaikan harga BBM pada bulan oktober 2005 yang meliputi program BOS (Bantuan Operasi Sekolah), BLT (Bantuan Langsung Tunai) Askeskin (Asuransi Kesehatan bagi Masyarakat Miskin) dan Raskin (Berasuntuk Masyarakat miskin) dan program – program lainnya. Sedangkan Program yang arah nya kepada Pemberdayaan masyarakat adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Program kebijakan PNPM itu sendiri ditetapkan pada tahun 2007 dan didefinisikan sebagai program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat, yang sebelumnya bernama Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Diharapkan PNPM Mandiri mampu memberikan konstribusi besar dengan tujuan untuk pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Peran program kebijakan PNPM Mandiri terhadap peningkatan pendapatan perempuan yang secara tidak langsung akan berdampak pada pengentasan kemiskinan di Indonesia. Tujuan umum dari PNPM adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Sedang tujuan kususnya meliputi : a. Meningkatkan partisipasin seluruh masyarakat, kususnya masyarakat miskin
dan
kelompok
perempuan,
dalam
mengambil
keputusan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan b. Melembangakan
pengelolaan
pembangunan
partisipasif
dengan
mendayagunakan sumberdaya lokol c. Mengembangkan kapasitas pemerintah desa dan memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif d. Menyediakan prasarana sarana sosial diprioritaskan oleh masyarakat e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir commit to user
dasar dan
ekonomi
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
f. Mendorong terbentuknya dan berkembangnya Badan Kerja Antar Desa (BKAD) g. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upanya penanggulangan kemiskinan perdesaan Salah satu tujuan dari PNPM Mandiri adalah pemberdayaan ekonomi perempuan, keterlibatan perempuan di perdesaan dalam kegiatan ekonomi produktif antara lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, yaitu tercukupinya kebutuan rumah tangga mereka. Sebagai perempuan rumah tangga, biasanya perempuan yang bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga, baik menyangkut kesehatan gizi keluarga, pendidikan anak dan pengaturan pengeluaran biaya hidup keluarga. Ketika kebutuan kebutuan itu tidak mencukupi,
maka
perempuanlah
yang
akan
merasakan
dampaknya
pertamakali. Sehingga dengan keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi produktif setidaknya sebagian kebutuan mereka dapat terpenuhinya. Demikian juga masalah kesenjangan gender antara laki – laki dan perempuan dalam pembangunan belum terpikirkan oleh para pembuat keputusan di Desa. Tabel 1.1 di bawah menjelaskan bahwa alokasi dana bantuan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (SPP-PNPM) di 18 Kecamatan di Kabupaten Sragen. Setelah adanya penambahan modal dan penambahan ternak diharapakan pendapatan kelompok wanita tersebut dapat meningkatkan pendapatan keluarga sesuai dengan karakteristik usaha masyarakat di Kabupaten Sragen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Tabel 1.1 Alokasi Dana SPP-PNPM Perdesaan di Kabupaten Sragen Dalam Jutaan Rupiah Jumlah Modal Ternak Jumlah Peminjam (Jutaan Rp.) (Jutaan Rp.) Kelompok (Org)
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Gemolong Gesi Gondang Jenar Kalijambe Karangmalang Kedawung Masaran Miri Mondokan Plupuh Sambirejo Sambungmacan Sidoharjo Sukodono Sumberlawang Tangen
140,407 47,821 143,029 20,345 426,784 116,780 107,702 220,908 128,308 321,652 200,725 58,020 170,827 94,157 78,279 240,356 29,295
6,000 14,944 27,200 16,276 0 0 0 0 20,000 35,000 38,500 0 0 0 21,008 40,000 0
189 75 143 58 162 91 167 144 98 93 193 114 138 108 69 58 106
162 158 272 197 308 107 85 405 882 273 609 725 476 434 328 644 359
18
Tanon
196,415
0
60
635
2.741,812
218,928
2066
7.049
JUMLAH
Sumber: PNPM Perdesaan Kabupaten Sragen, 2011 Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan adalah melalui Program Simpan Pinjam Kelompok Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SPP-PNPM) Mandiri Perdesaan. Program ini merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta lingkungan commit to user untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat sejahtera dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
bahagia untuk pembangunan masyarakat desa dan/atau kelurahan, dengan perempuan sebagai penggeraknya. Program ini merupakan program yang bersifat “Top Down” karena pelaksanaannya mulai di tingkat pusat dikoordinasikan oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan ke bawah secara hirakhis oleh Gubernur di tingkat Provinsi, Bupati/ Walikota di tingkat Kabupaten, Camat di tingkat Kecamatan dan Kepala Kelurahan /Desa di tingkat Kelurahan/ Desa. Kabupaten Sragen salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah juga telah melaksanakan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Program ini sebagai salah satu program pemberdayaan perempuan, diharapkan dapat mencapai tujuan dan berjalan dengan efektif serta membawa dampak positif untuk meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya warga binaan Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai sasaran penerima program. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya. Oleh karena itu, dengan semakin tingginya pendidikan maka diharapkan kinerja usaha semakin berkembang (Syafaat dkk, 2003). Seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mampu memanfaatkan potensi di dalam maupun di luar dirinya dengan lebih baik. Orang itu akan menemukan pekerjaan yang paling tidak setara dengan pendidikannya. Menurut Soekartawi dkk (2003), menyatakan bahwa tingkat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
pendidikan cenderung mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru. Tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja keluarga sehingga dalam perhitungan keuntungan tidak dimasukkan dalam biaya produksi. Pada usaha skala besar upah tenaga merupakan total biaya produksi yang harus diperhitungkan dalam tenaga implisit maupun eksplisit. Adanya program ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan rumah tangga miskin sehingga tenaga yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga yang terdiri dari suami, anak dan saudara, Dengan keterbatasan modal dari program ini maka tenaga keluarga sebagai pendukung dalam melaksanakan usaha SPP-PNPM Mandiri Perdesaan ini. Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya. Siregar (2009), usaha yang bersifat tradisional diwakili oleh para petani dengan lahan sempit yang mempunyai 1-2 ekor ternak. Tipe lahan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
yang akan digunakan untuk usaha tani termasuk usaha peternakan harus diselidiki dahulu tingkat kesuburannya. Pada dasarnya lahan yang baik dapat ditingkatkan kesuburannya, tetapi lahan yang kurus juga dapat ditingkatkan kesuburannya. Lahan harus sesuai untuk ditanami jagung, rumput-rumputan dan leguminosa. Uraian di atas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengevaluasi dan menganalisis secara manajerial pengaruh pendidikan, tenaga kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan perempuan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ? 2. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ? 3. Apakah luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ? 4. Apakah status ternak berpengaruh terhadap pendapatan perempuan ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, tenaga kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan perempuan. 2. Manfaat Penelitian a. Untuk memberikan kontribusi akademis yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pendapatan perempuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
b. Secara praktis kajian ini untuk memberikan kontribusi bagi Pemerintah Kabupaten Sragen dalam menyusun dan menetapkan kebijakan tentang upaya
pendapatan
perempuan
dalam
perempuan Program
dalam
Nasional
Perdesaan.
commit to user
simpan
pinjam
Pemberdayaan
kelompok Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoristis 1. Konsep Pendapatan Pengetian pendapatan menurut Badan Pusat Statistik diperinci sebagai berikut (Hans DieterEver, dalam Mulyanto Sumardi,1982 : 92-93) : a. Pendapatan berupa uang adalah sebagai penghasilan berupa uang yang sifatnya reguleryang biasanya diterima sebagai balas jasa atau kontraprestasi yaitu meliputi pendapatan : 1) Gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja lembur, kerja sampingan dan kerja kadang – kadang. 2) Dari usaha sendiri, yang meliputi hasil bersih usaha sendiri, komisi, penjualan kerajinan rumah tangga. 3) Dari hasil investasi seperti bunga bank, modol, tanah. 4) Dari keuntungan sosial yaitu pendapatan yangdiperoleh dari kerja sosial. b. Pendapatan berupa barang adalah sebagai penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasayang diterimakan. Barang atau jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak disertai dengan transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut. Yang dimaksud dengan pendapatan ini adalah: commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
1) Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transpotasi, perumahan dan rekreasi 2) Barang yang diproduksi dan dikunsumsi di rumah, antara lain : pemakaian barang yang di produksi di rumah, sewa yang seharusnya di keluarkan terhadap rumah sendiri yang di tempati. 3) Penerimaan yang bukan merupakan pendapatan adalah : pemerimaan yang berupa penganbilan tabungan,penjualan barang – barang yang dipakai, pinjaman uang, hadiah dan warisan. Jadi pendapatan adalah penghasilan dalam bentuk uang maupun barang yang sifatnya reguler sebagai balas jasa. Bila pendapatan seseorangmengalami kenaikan maka secara tidak langsung konsumsi dan investasi akan mengalami kenaikan pula. Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. (Samuelson dan Nordhaus, 2002) Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seocommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
rang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barangbarang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan. Secara singkat pendapatan seorang warga masyarakat ditentukan oleh (Samuelson dan Nordhaus, 2002): a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada: 1) Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu 2) Warisan atau pemberian a. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi. Penawaran
dan
permintaan
dari
masing-masing
produksi
ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda : a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung didalam tanah, mineral, air dan sebagainya) mempunyai penawaran yang dianggap tidak akan bertambah lagi. Sedangkan permintaan (demand) akan tanah biasanya meningkat dari waktu ke waktu karena : 1) Naiknya harga barang-barang pertanian, 2) Naiknya harga barang-barang lainnya (mineral, barang-barang industri yang menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah), commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
3) Bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal). Dengan demikian harga dari tanah akan menaik dengan cepat dari waktu ke waktu. b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin-mesin yaitu investasi. Karena adanya saving dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga pakaian naik, maka permintaan akan mesin-mesin tenun, mesin jahit juga akan naik. Permintaan akan barang-barang jadi pada gilirannya dipengaruhi oleh
dua
faktor
utama:
(1)
Pertumbuhan
penduduk
(yang
membutuhkan tambahan baju, perumahan dan sebagainya). (2) Pertumbuhan pendapatan penduduk (yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional atau GNP perkapita). c. Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang modal. Disamping itu permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi pula oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
kemajuan teknologi ini. Permintaan akan tenaga kerja tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja) untuk semakin menurun. d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi yang paling sulit untuk dianalisis, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran pun permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering faktor-faktor ini diluar kemampuan ilmu ekonomi untuk menganalisis, misalnya : faktor-faktor motivasi lain dan sebagainya). Pada umumnya penawaran di negara berkembang, orang yang berjiwa kewirausahaan masih sangat kecil. Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup besar di negara tersebut. Cara yang banyak dilakukan
adalah
dengan
tetap
mempertahankan
hak
milik
perseorangan, dengan tujuan mengurangi ketidakmerataan distribusi pendapatan. Cara-cara yang bisa dilakukan oleh negara antara lain adalah : 1) Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan 2) Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok, pakaian, perumahan) 3) Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh negara (misalnya rumah sakit, klinik) 4) Memperkecil pengangguran 5) Pendidikan yang murah dan merata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
6) Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan bagi mobilitas (baik vertikal maupun horizontal). Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Gaji dan upah. Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah. b. Pendapatan dari kekayaan atau Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan. c. Pendapatan dari sumber lain. Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa aset, bunga bank serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan (income level) adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber-sumber pendapatan lain. (Samuelson dan Nordhaus, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
2. Konsep Modal a. Pengertian modal Modal sebagai salah satu faktor produksi dapat diartikan sebagai semua bentuk kekayaan yang dapat dipakai langsung atau tidak tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah out put – nya. Dalam pengertian lain, modal dedifinisikan sebai bentuk kekayaan
yang memberikan penghasilan kepada pemiliknya atau
suatu kekayaan yang dapat menghasilkan sesuatu sesuatu hasilyang akan digunakan untuk menghasilkan kekayaan lain. Dari ketiga definisi di atas di ketahui bahwa pada pripsipnya modal segala sesuatuyang memiliki peranan penting untuk menghasilkan suatu barang produksi dalam suatu proses produksi. b. Peran Modal dalam Proses Produksi Suatu modol kegiatan ekonomi salah satu faktor penting Produksi yang tridak bisa di abaikan, di samping faktor – faktor produksi lainnya setiap individu menpunyai hak modal yang di miliki dengan baik dan produktif. Produksi bersekala besar dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat yang dicapai saat ini, adalah manfaat yang dapat dihasilkan dari penggunaan modal secara maksimal, efisien dan produktif. Oleh sebab itu seseorang yang mempunyai harta, baik yang tidak atau belum mampu mengurusnya, di harapkan bisa mengembangkan hartan yang dimilikinya dengan benar dan membiayai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
keuntungan pemiliknya dari keuntungan perputaran modol, bukan dari pokok modalnya. Menurut Bowerk, suatu modal produksi dapat dikatakan sebagai modal produktif, jika : 1) Modal mempunyai kesanggupan sebagai faktor pendukung dalam memproduksi barang – barang produksi. 2) Modol mempunyai kekuatan untuk menghasilkan barang – barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang di hasilkan tanpa memakai modal. 3) Modal sanggup menghasilkan barang atau benda – benda yang lebih berharga dari pada apa yang di hasilkan tanpa menggunakan modal. 4) Modal sanggup menghasilkan nilai harga yang lebil besar dari nilai modal itu sendiri. Dengan demikian dapat di ketahui dengan jelas bahwa suatu modal memiliki kedudukan yang sangat penting dalam faktor – faktor produksi meskipun bukan menjadi yang terpenting. Dalam hal ini manusia menduduki tempat yang lebih penting dari pada modal sebagai faktor utama penyebab adanya kegiatan produksi atau aktivis ekonomi lainnya. Oleh sebab itu modal adalah faktor utama untuk penunjang jalannya proses produksiuntuk menghaqsilkan barang – barang produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat (kansumen). Penanaman modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk commit to user dari usaha yang telah ada. Aktiva penanaman modal baru maupun perluasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk diperjual belikan atau dipindah tangankan. Dalam membiayai kegiatan operasinya, perusahaan membutuhkan modal yang terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Pengertian modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan yang ditujukan dalam modal saham. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan dari pemilik perusahaan (pemegang saham) maupun laba yang tidak bagi (laba ditahan). Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan tersebut perusahaan dapat menerbitkan dan menjual surat berharga berupa obligasi (modal pinjaman) dan saham (modal sendiri). Surat berharga tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya dimana perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut. Modal pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif menunjukkan penggunaan dana yang tertera di sisi aktiva (aktiva lancar dan aktiva tetap) yaitu yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam sebelah mana dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Sedangkan modal pasif menunjukkan sumber dana yang tertera di sisi pasiva yang menggambarkan sumber-sumber dana dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
mana diperoleh atau asal dana diperoleh. Modal pasif terdiri atas hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Menurut Sawir (2001): “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Menurut Gitosudarmo (2002) “Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya hutang lancar”. Sedangkan Riyanto (2002) mengemukakan : Modal adalah baik yang berupa barang – barang konkrit yang masih dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang – barang itu yang ada di sebelah kredit. Jadi yang tercatat disebelah debet dari neraca disebut modal konkrit dan yang tercatat disebelah kredit disebut modal abstrak. 3. Produksi dan Tingkat Pendapatan Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian ada dimiliki oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing-masing jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masing commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut (Sukirno, 2002). Dalam proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga disebut sebagai faktor produksi (factors of production) termasuk segala sesuatunya yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari proses produksi, menjadi keluaran (output). Misalnya sebuah pabrik roti menggunakan masukan yang mencakup tenaga kerja, bahan baku seperti; terigu, gula dan modal yang telah diinvestasikan untuk panggangan, mixer serta peralatan lain yang digunakan. Tentu saja setelah proses produksi berjalan akan menghasilkan produk berupa roti. Menurut Pyndick (Salvatore, 2006) menjelaskan bahwa hubungan antara masukan pada proses produksi dan hasil keluaran dapat digambarkan melalui fungsi produksi. Fungsi ini menunjukkan keluaran Q yang dihasilkan suatu unit usaha untuk setiap kombinasi masukan tertentu. Untuk menyederhanakan fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : Q = f{K, L} Persamaan ini menghubungkan jumlah keluaran dari jumlah kedua masukan yakni modal dan tenaga kerja. Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakan dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah hasil produksi sebagai fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga kerja (labour). Dengan demikian dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
dengan kuantitas atau jumlah tertentu akan menghasilkan taraf pendapatan tertentu pula. Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: Q = β αK AL Dimana Q adalah output dan L dan K masing-masing adalah tenaga kerja dan barang modal. A, α (alpha) dan β (beta) adalah parameterparameter positif yang dalam setiap kasus ditentukan oleh data. Semakin besar nili A, barang teknologi semakin maju. Parameter α mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen L sementara K dipertahankan konstan. Demikian pula parameter β, mengukur persentase kenaikan Q akibat adanya kenaikan satu persen K sementara L dipertahankan konstan. Jadi, α dan β masing-masing merupakan elastisitas output dari modal dan tenaga kerja. Jika α+β=1, maka terdapat tambahan hasil yang konstan atas skala produksi; jika α+β>1 terdapat tambahan hasil yang meningkat atas skala produksi dan jika α+β<1 maka artinya terdapat tambahan hasil yang menurun atas skala produksi. Pada fungsi produksi Cobb-Douglas (Salvatore, 2006). Berdasarkan penjelasan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas, dapat dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan modal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama dalam upaya mendapatkan cerminan tingkat pendapatan suatu usaha produksi seperti industri kecil. Ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja serta modal peralatan yang merupakan input dalam kegiatan produksi pengusaha commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
industri kecil dapat memberikan beberapa kemungkinan tentang tingkat pendapatan yang mungkin diperoleh. Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Output suatu produksi dapat bervariasi yang antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik hanya akan dihasilkan oleh proses produksi yang baik, yang dilaksanakan dengan baik begitu juga sebaliknya. Sumber atau unsur-unsur produksi yang digunakan secara terpadu dalam proses produksi dapat terwujud kualitas dan kuantitas yang disebut input atau faktor produksi. Tanah, tenaga kerja, pupuk, bibit, obat-obatan, dan lain-lain merupakan input. Macam faktor produksi/input tersebut, berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh produsen. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk, maka perlu untuk mengetahui hubungan input dengan produk (Soekartawi,2003). Berubahnya jumlah suatu input, akan membawa pengaruh pada produksi, yang mungkin dapat meningkatkan produksi. Akan tetapi, menurut Soekartawi (2003), peningkatan produk tidak akan selalu terjamin dengan adanya perubahan salah satu input, karena adanya hukum “kenaikan hasil yang semakin berkurang “The Law of Diminishing Return. Hukum ini menyatakan bahwa bila satu macam input ditambah penggunaannya sedang input-input yang lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
mula-mula meningkat tetapi kemudian akan menurun bila input tersebut terus ditambah seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Y
C
Hasil
B
TPP
Produksi A
Hasil Produksi APP X MPP Sumber : Teori ekonomi produksi (Soekartawi, 2003) Gambar 2.1 Kurva Produksi, Produksi Rata-rata, Produksi Marginal serta Pembagian Daerah Produksi Gambar 2.1 sumbu x mengukur faktor produksi dan sumbu Y mengukur hasil produksi fisik total. Gambar A menunjukkan bahwa TPP yang bergerak dari 0 menujuk titik B, C merupakan kurva TPP mencapai maksimum. Gambar B melukiskan sifat-sifat dan gerakan kurva hasil produksi rata-rata (APP) dan hasil produksi marginal (MPP). APP adalah kurva yang menunjukkan kurva hasil produksi rata-rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut.
APP =
TPP Y = X X commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
MPP merupakan tambahan produk sebagai akibat penambahan satu unit input variabel, sementara input yang lain tetap. Secara geometri MPP merupakan slope dari fungsi produksi.
MPP =
TPP DY = X DX
Pada saat kurva total produksi berubah arah pada titik A (inflection point) maka kurva APP mencapai titik maksimum, yang merupakan batas mulai berlakunya hukum The Law of Diminising Return. Titik B adalah titik dimana tangen (garis atas kurva MPP mempunyai arah atau slope) yang paling besar menunjukkan APP maksimum dan kurva MPP memotong kurva APP. Titik C adalah titik dimana kurva TPP mencpai maksimum. Titik ini bersamaan dengan kurva MPP memotong sumbu X, pada saat MPP menjadi negatif. Pada hubungan input dan output pada suatu ukuran derajad kepekaan (respon) output terhadap perubahan input yang disebut Elastisitas Produksi (EP) yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
EP =
Karena
= MPP
dan
= APP
maka EP =
Berdasarkan elastisitas produksi maka kurva fungsi produksi dapat dibagi menjadi 3 daerah : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
a. Daerah yang elastisitas produksinya lebih dari satu (EP>1) yaitu pada saat MPP lebih besar daripada APP pada daerah ini dapat diartikan bahwa penambahan korbanan satu persen akan menyebabkan penambahan produksi yang selalu lebih besar daripada satu persen. Di manapun pada daerah ini belum akan tercapai pendapatan maksimum, karena pendapatan masih dapat diperbesar, sehigga daerah ini dinamakan daerah yang belum rasional. b. Daerah yang elastisitas produksinya lebih dari nol dan kurang dari satu (0<EP<1 yaitu pada saat 0<MPP<APP). Pada daerah ini dapat diartikan bahwa korbanan penambahan satu persen akan menyebabkan penambahan produksi paling tinggi satu persen dan paling rendah nol persen. Pada daerah ini pendapatan maksimum dapat dicapai sehingga daerah ini dapat dikatakan sebagai daerah rasional. c. Daerah yang elastisitas produksinya kurang dari nol (EP<0) yaitu pada saat MPP negatif. Pada daerah ini dapat diartikan bahwa penambahan korbanan satu persen akan menyebabkan pengurangan produksi, sehingga pendapatan berkurang. Dengan demikian daerah ini dikatakan daerah yang tidak rasional. 3. Konsep Perempuan Pada perkembangannya, pada tahun 2000 telah diterbitkan instuksi Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam Pembangunan Nasional. Inpres ini berisi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
intruksi kepada Mentri, Bupati/Walikota, juga kepada lembaga pemerintah non Departemen untuk : a. Melaksanakan pengarusutamaan genger guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaa, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai peningkatan pendapatan keluarga dengan tugas bidang dan fungsi, serta kewenangan masing – masing. b. Memperhatikan
secara
sungguh
–
sungguh
Pedoman
pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Nasional. c. Mentri Negara Pemberdayaan Perempuan : 1) Memberikan bantuan tehnis kepada instansi dan lembaga pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender. 2) Melaporkan hasil pelaksanaan pengarusutamaan gender kepada Presiden. d. Secara bersama – sama atau sendiri – sendiri sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing – masing, menetapkan ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Intruksi Presiden ini. Kegiatan pengarusutamaan gender dalam Pembangunan Nasional , dilaksanakan melaluhi dua langkah utama, yaitu : 1) Analisi gender, untuk mengidentifikasi dan memahami ada tidaknya sebab – sebab terjadinya ketidak setaraan gender, termasuk pemecahan masalahnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
2) Komunikasi Enformasi dan Edukasi (KIE) untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan instasi dan lembanga Pemerintah di tingkat pusat dan daerah tentang gender. 5. Konsep Pemberdayaan Bayo (2000) mengembangkan konsep pemberdaayan dalam tiga hal yaitu pertama tentang propil masyarakat penerima dana PNPM Mandiri Perdesaan yang kedua tentang penggunaan dana apakah sesuai dengan pengajuan, Bayo mengungkapkan dalam pelaksanaan kredit harus ada rasa keadilan sehingga penerima dana tidak merasa dianak tirikan, sehingga dana yang diharapkan sesuai dengan dana yang di butuhkan, peran pendamping berjalan dengan efektif. Pemberdayaan masyarakat menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat yang belum berkembang sebagai pihak yang harus di berdayakan dan pihak yang
menaruh
kepedulian
sebagai
pihak
yang
memberdayakan,
(Sumodiningrat, 1997). Hadimiharjo dan Hikam (2001) mengemukakan bahwa pemberdayaan merupakan pelimpahan proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab secara penuh. Pemberdayaan bukan berarti melepaskan pengendalian tapi menyerahkan pengendalian. Dengan demikian pemberdayaan bukan masalah hilangnya pengendalian atau hilangnya hal – hal lain. Pemberdayaan memungkinkan pemanfaatan kecakapan dan pengetahuan masyarakat seoptimal mungkin untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Pemberdayaan menurut PNPM Mandiri Perdesaan adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam berbagai memecahkan persoalan terkait upanya meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan. Memberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagaai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang di capai. 6. Pengertian Usaha Kecil Udang-Undang No.20/2008, Kreteria usaha kecil adalah : Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak satu milyard rupiah, milik warga negara Indonesia. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan menengah atau perusahaan besar. Bentuk badan usaha perseorangan, tidak berbadan hukum, atau berbadan hukum, termasuk koperasi (Mudrajat 1998:312). Badan Pusat Statistik (Buletin Ekonomi Bapindo : 1995) : Industri kecil adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar menjadi barang setengah jadi/ jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebil tinggi nilainya dengan jumlah tenaga kerja 5 – 19 orang. Definisi di atas setiap instasi memiliki definisi yang berbeda – beda mengenai usaha kecil dan hal ini berkaitan dengan sulitnya menyediakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
data sesuai dengan definisi masing-masing. Sehingga pembinaan usahaa kecil ini masih belum optimal, karena masing – masing instansi pembinaannya menekan kan pada sektornya diri sendiri. Sehingga dalam praktek sering kita jumpai persaingan antar instansi pembina kecil dan penguasa nkecil merasa hanya sebagai “obyek” saja tanpa ada tindak lanjut atau pemecahan masalah mereka secara langsung. Instansi mempunyai definisi yang berbeda –beda mengenai usaha kecil, bisa disimpilkan bahwa sebenarnya usaha kecil mempunyai karateristik yang hampir sama, yaitu : a.
Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang adminitrasi dan operasi. Sebagian usaha kecil ini dikelola secara perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
b.
Rendahnya akses usaha kecil terhadap lembaga – lembaga kredit formal, sehinggamereka sering menggantungkan pembiayaan dari modal sendiri atau sumber lain dari keluarga bahkan tidak menutup kemungkinan dari renternir.
c.
Sebagian usaha kecil tidak berbadan hukum.
d.
Ditinjau dari golongan industri, hampir sepertiga usaha kecil bergerak dibidang makanan, minuman dan tembakau diikuti kelompok industri barang galian bukan logam, industri tekstil dan industri kayu, bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabot rumah tangga masing – commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
masing sekitar 21 – 22 persen dari keseluruhan industri yang ada (Kuncoro 1998 : 316). Home Industri merupakan bentuk usaha yang dikelola rumah tangga dengan skala usaha relatif kecil. Menurut Tambunan (1994) salah satu karateristikhome industri
adalah stuktur permodalan sangat
tergantung pada modal pribadi sehingga merupakan kendala yang dsangat besar bagi perkembangan usaha. Keterlibatan lembaga keuangan sangat besar dan diperlukan dalam perkembangan usahanya. Bagaimana mekanisme kemitraan antara home industri dengan lembaga keuangan merupakan hal yang perlu dikaji agar sinergi antara home industri dengan lembaga keuangan dapat berjalan. 7.
Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan (faith atau thruth). Oleh karena itu dasar pemberian kredit adalah kepercayaan. Meskipun sebenarnya kredit bukan hanya sekedar kepercayaan seseorang atau lembaga yang memberi kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa yang akan datang sanggup untuk memenuhi segala kwajiban yang telah dijanjikan, yang dapat berupa uang, barang atau jasa. Dunia bisnis “kredit” pada umumnya diartikan sebagai : “....... kesanggupan untuk meminjam uang, atau kesanggupan akan mengadakan transaksi dagang dan memperoleh penyerahan uang atau jasa, dengan perjanjian akan membayar kelak” (Abdulrrahman dalam Fuady 1996:6). Pengertian kredit menurut OP Simolangkir adalah “ Pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan akan terjadi pada waktu mendatang” (Simolangkir 1983:91). Sedangkan to user Sinungan adalah “ Uang bank pengetian kredit menurutcommit Muchdarsyah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
yang dipinjamkan pada nasabah dan akan dikembalikan pada suwaktu – waktu tertentu dimasa mendatang, disertai dengan suatu kontraprestasi berupa bunga” (Sinungan, 1994:174). Kamus
ekonomi
“Kredit
berarti
penundaan
pembayaran,
kepercayaan merupakan suatu syarat untuk memperoleh kredit”. Sedangkan menurut UU Tentang Perbankkan No.7 Tahun 1992 pasal 1 point 12 : pinjaman adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
peminjaman melunasi
hutangnya setelah jangka waktu yang telah ditentukan dengan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. 8. Pembangunan berbasis Masyarakat (Community-Based Development) a.
Perlunya Manajemen Anggaran Pemerintah Daerah yang Baik. Manajemen anggaran pemerintah daerah sering kali terjadi tarik menarik antara investasi untuk infrastruktur ekonomi (fisik) dan investasi untuk sektor pembangunan sosial. Di satu sisi pengeluaran investasi infrastruktur dibutuhkan untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain diperlukan juga investasi untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Secara teoritis keduanya saling mempengaruhi, maksudnya pembangunan manusia yang berhasil pada akhirnya akan menghasilkan tersedianya tenaga kerja yang berkualitas. Tenaga yang berkualitas
akan
bisa
memberikan
manfaat
yang
positif
pertumbuhan ekonomi. Jadi keduanya terdapat hubungan dua arah. commit to user
bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Permasalahannya adalah apakah kedua tujuan pembangunan tersebut bisa kita laksanakan bersama-sama dengan bobot yang sama, atau dengan bobot yang berbeda dalam kondisi dana pembangunan yang terbatas. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentunya bisa mengambil jalan moderat, yaitu disesuaikan dengan prioritas rencana pembangunan, yaitu pembangunan infrastruktur yang mana yang diprioritaskan dan dalam jangka pendek mampu memberikan pertumbuhan ekonomi bagi perekonomian desa. Begitu juga pembangunan sosial dan ekonomi produktif mana yang dalam jangka pendek mampu meningkatkan kualitas manusia di desa tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena dana untuk pembangunan jumlahnya terbatas, jika dibandingkan dengan kebutuhannya. Dengan demikian diperlukan manajemen anggaran pemerintah daerah yang baik dengan kepekaan yang tinggi, artinya penentuan
anggaran
untuk
pembangunan
infrastruktur
dengan
pembangunan sosial dan ekonomi harus disesuaikan dengan rencana prioritas pembangunan tersebut. Pengeluaran tadi sering disebut dengan belanja publik, dan dikatagorikan sebagai investasi sektor publik. Adapun belanja publik yang dapat dikatagorikan sebagai investasi sektor publik adalah ppengeluaran pembangunan yang terdiri dari sejumlah sektor, misalnya: 1) Kelompok sektor primer, yang meliputi: Sektor pertanian dan kehutanan; Sektor sumberdaya dan irigasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
2) Kelompok Sektor sekunder, yang meliputi: Industri; Pertambangan dan energi. 3) Sektor Perdagangan dan transportasi, yang meliputi: Perdagangan, pengembangan usaha daerah, keuangan daerah, dan koperasi; Transportasi; Pariwisata dan telekomunikasi daerah. 4) Sektor Pendidikan dan Kebudayaan, yang meliputi: Pendidikan dan kebudayaan nasional/daerah, pemuda dan olah raga; Agama; Ilmu pengetahuan dan teknologi. 5) Kesehatan dan Kesejahteraan, yang meliputi: Kependudukan dan keluarga sejahtera; Tenaga kerja; Kesehatan, kesejahteraan sosial, peranan wanita, anak dan remaja. 6) Pembangunan regional dan lingkungan, yang meliputi: Pembangunan daerah dan permukiman; Lingkungan hidup dan tata ruang; Perumahan dan permukinan. Pengelolaan pengeluaran investasi sektor publik diharapkan bisa efisien dan efektif (tepat sasaran), sehingga bisa berpengaruh positif terhadap pembangunan di perdesaan dan mampu mengurangi kemiskinan di perdesaan. b. Strategi Pembangunan Perdesaan dalam Pengentasan Kemiskinan Konsep kemiskinan yang digunakan oleh BPS, meliputi penduduk miskin, garis kemiskinan, dan fakhir miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang secara ekonomi tidak mampu memenuhi kebutuhan makanan setara 2.100 kalori dan kebutuhan non makanan yang mendasar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Garis kemiskinan adalah suatu batas dimana penduduk dengan pengeluaran kurang dari batas tersebut dikatagorikan sebagai miskin. Garis kemiskinan terdiri dari dua komponen yaitu komponen batas kecukupan pangan (GKM), dan komponen batas kecukupan non makanan (GKNM). Fakhir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. Secara umum, kebutuhan pokok manusia untuk hidup secara layak minimal mencakup kebutuhan makanan (pangan), pakaian (sandang) dan tempat tinggal (papan). Sejalan dengan itu, konsep fakhir miskin dapat dinyatakan sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum untuk makanan, pakaian dan tempat tinggal. Konsep kemiskinan lain yang dipakai oleh BPS adalah: Penduduk dikatakan sangat miskin, yaitu apabila kemampuan untuk memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai 1.900 kalori per orang per hari plus kebutuhan dasar no-makanan. Penduduk dikatakan miskin, apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai antara 1.900-2.100 kalori per orang per hari plus kebutuhan dasar non-makanan. Penduduk dikatakan mendekati miskin, apabila kemampuan memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai antara 2.100 – 2.300 kalori per orang per hari plus kebutuhan dasar non-makanan. Dari konsep kemiskinan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
tadi, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat miskin adalah masyarakat
yang
tidak
berdaya,
atau
kurang
berdaya,
atau
keberdayaannya tidak maksimal, sehingga masyarakat tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya yang layak. Dengan
demikian
permasalahannya
adalah
bagaimana
memberdayakan masyarakat tersebut. Strategi apa yang bisa dilakukan untuk memberdayakan masyarakat tersebut. Konsep pembangunan yang sedang banyak dibicarakan di negara-negara berkembang, terutama untuk menghasilkan kegiatan pembangunan yang efisien dan efektif serta mengatasi kemiskinan di perdesaan adalah model pembangunan dengan konsep Community Based Development (CBD). Dasar filosofi dari konsep CBD ini adalah mendudukkan masyarakat (society) tidak saja sebagai “objek”, tetapi juga sebagai “subjek” dari pembangunan, sehingga
konsep
CBD
ini
menekankan
masyarakat, baik pada proses perumusan maupun
pentingnya program
partisipasi
pembangunan,
pada tahap implementasinya. Pertimbangan akademis atas
pentingnya partisipasi masyarakat tersebut sangat jelas, yaitu: hanya dengan mendudukkan masyarakat sebagai subjek pembangunan maka akan dapat tercipta apa yang disebut dengan pembangunan untuk masyarakat. CBD diartikan sebagai konsep pembangunan yang berbasis kepada kemampuan masyarakat, dan secara empiris sering dikatakan sebagai konsep pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
rakyat. Jadi konsep ini sangat kental dengan implementasi pemberdayaan masyarakat. c. Konsep Dasar Community Based Development (CBD) 1) Konsep-konsep pemberdayaan. Pemberdayaan
(empowermant)
adalah
upaya
untuk
membangun daya (masyarakat) dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya sserta berupaya untuk mengembangkannya. Keberdayaan Masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat menjadi sumber dari apa yang dikenal sebagai ketahanan nasional. Memberdayakan masyarakat berarti upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat berarti upaya untuk membangun daya kegiatan ekonomi rakyat agar dapat mengembangkan diri secara mandiri untuk mencapai kemajuan dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya. 2) Misi Pemberdayaan Masyarakat Ada lima misi utama program pemberdayaan masyarakat yang menjamin tercapainya hasil yang baik. Kelima misi tersebut saling commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
terkait, jika kurang dari lima fungsi itu yang digelar dalam program, tidak akan diperoleh hasil yang berkelanjutan. a) Penyadaran Komunitas desa dengan segala keberadaannya perlu dibantu merefleksikan dan memproyeksikan keadaan dirinya dengan peluang, ancaman, dan tantangan yang akan hadir di masa depan, baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan domistik (lokal, daerah, nasional) maupun kekuatan internasional (global) dengan bentuk informasi, teknologi, modal sosial, budaya, dan peluang politik. a) Pengorganisasian Organisasi dan kelembagaan hakikinya haruslah berawal dari prakarsa masyarakat secara sukarela agar memudahkan mereka mengelola potensi sosial ekonomi yang dimiliki. Ini mengandung arti bahwa pengembangan organisasi komunitas masyarakat desa tidak harus selamanya seragam, bisa saja berbeda tergantung pada potensi
dan
kebutuhan
mereka
masing-masing.
Kinerja
kelembagaan lokal itu perlu dinilai kembali oleh, dari, dan untuk masyarakat setempat, sehingga dapat dikembangkan menjadi pemacu bagi masyarakat menyongsong masa depan yang kian terbuka dan kompetitif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
b) Kaderisasi Pendamping Setiap program bermaksud menyambung dengan gerakan masyarakat setempat, suatu mekanisme perubahan masyarakat yang menggerakan potensi dirinya sendiri guna mencapai kemajuan-kemajuan
berdasar
pada
pengalaman
yang
dikembangkan bersama selama program berlangsung. Setiap program
harus
mempersiapkan
kader-kader
pengembangan
keswadayaan lokal yang akan mengambil alih tugas pendampingan setelah program berakhir. Ukuran keberhasilan kaderisasi adalah kemampuan
kader
pendamping
bagi
lokal
untuk
masyarakat
memerankan
yang
diri
penilaianya
sebagai dilakukan
masyarakat sendiri. Dengan mempersiapkan masyarakat di desa tersebut,
calon-calon
pendampingan
dalam
setiap
program
pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat. c) Dukungan Teknis Pembaruan masyarakat setempat umumnya memerlukan bantuan suatu lembaga dari luar yang menguasai sumberdaya informasi
dan teknologi yang dapat membantu mempercepat
pembaruan itu menjadi kenyataan. Organisasi pendudkung teknis sering adalah aparat Dinas/ Kantor/ Badan, atau mungkin perusahaan swasta. Dengan membuat jaringan dengan Dinas-Dinas yang mempunyai kaitan dalam dukungan teknis, atau membuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
jaringan dengan perusahaan swasta untuk membantu memberikan dukungan teknis. e) Pengelolaan Sistem Sekelompok masyarakat adalah sistem yang terkait dengan sistem
yang lebih luas. Kebutuhan-kebutuhannya sebagian
diperoleh dari pihak lain. Dalam menjalankan kegiatan usaha, masyarakat memerlukan modal, pengetahuan dan keterampilan baru yang relevan, namun tidak selalu tersedia dan atau tidak terpenuhi di tingkat lokal. Dengan pola pendampingan bertugas mengelola
sistem,
yaitu
melancarkan
upaya
masyarakat
memperoleh kebutuhan tersebut baik secara individu maupun secara berkelompok dalam sistem setempat yang berkelanjutan. d. Prinsip-Prinsip Dasar Konsep CBD: Pembangunan Berbasis Kemampuan Masyarakat. Secara konseptual, sedikitnya ada 8 prinsip dasar Pembangunan Berbasis Kemampuan Masyarakat (CBD), yaitu sbb: 1) Untuk mempertahankan eksistensinya, CBD memerlukan break even dalam setiap kegiatan yang dikelola. Namun berbeda dengan organisasi bisnis, kendati pemungutan “fee” telah menjadi pertimbangan dalam CBD, tetapi keuntungan yang diperoleh harus dapat didistribusikan kembali kepada masyarakat dalam bentuk program atau kegiatan pembangunan lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
2) Konsep CBD selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan, pelaksanaan program yang dilakukan maupun dalam pengembangannya. Partisipasi masyarakat khususnya para binaan, merupakan elemen utama dari model CBD untuk Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. 3) Dalam
melaksanakan
CBD,
antara
kegiatan
pelatihan
dan
pembangunan fisik (termasuk di dalamnya kegiatan pengembangan usaha), merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. 4) Dalam mengimplementasikan CBD harus dapat memaksimalkan sumberdaya, khususnya dalam hal dana, baik yang berasal dari pemerintah pusat maupun daerah, swasta (atau CSR), maupun sumber-sumber lainnya, seperti donasi dan sponsor pembangunan sosial. Partisipasi dari pihak pemerintah dalam hal ini antara lain memberikan kemudahan dalam mendapatkan akses terhadap resources yang dimiliki. Sementara partisipasi dari pihak swasta sangat diperlukan, utamanya dalam bentuk bantuan modal (CSR). 5) Organisasi Pembangunan Berbasis pada Kemampuan Masyarakat (Community
Based
Development
Organization)
harus
lebih
memfungsikan diri sebagai “catalyst” yang menghubungkan antara kepentingan Pemerintah yang bersifat makro, dan kepentingan masyarakat yang lebih bersifat mikro. 6) Seleksi calon binaan harus secara teliti, agar keberadaan mereka tidak saja difungsikan sebagai “bukti” dari partisipasi masyarakat, tetapi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
juga secara kualitatif peran serta para binaan betul-betul dapat mendukung keberhasilan program. 7) Kegiatan pembinaan Pasca Proyek harus dilakukan karena ia tidak saja bermanfaat untuk meningkatkan kualitas partisipasi binaan, tetapi juga menjadi variabel penentu bagi pencapaian tujuan program, maupun dalam pengembangan hasil yang telah dicapai. 8)
Untuk
menghindari,
ketergantungan
atau
sumber
paling
tidak
pembiayaan
mengurangi
dengan
pihak
tingkat sponsor
(pemerintah dan non pemerintah), maka CBDO hendaknya tidak saja mengelola program-program yang bersifat non profit oriented, tetapi juga harus mengelola dan mengembangkan unit-unit usaha yang bersifat profit oriented. 9. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pelaksanaan dimulai pada tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri
Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM
Mandiri
Perdesaan
adalah
program
untuk
mempercepat
penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), diharapkan program ini dapat mengurangi kemiskinan di Perdesaan, ternyata selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan Program Pengembangan Kecamatan adalah berupa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok miskin, efisiensi
dan
efektivitas
kegiatan,
serta
berhasil
menumbuhkan
kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya yang ada di luar lingkungannya, serta mengelola sumberdaya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah : (a). Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaanya; (b). Kelembagaan sistem pembangunan partisipasif; (c). Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal; (d). Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat
dan
(e).
Pengembangan
jaringan
kemitraan
dalam
pembangunan. a.
Pengertian PNPM Mandiri Pengerian PNPM Mandiri Perdesaan adalah: 1) PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program – program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan melaluhi harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
penyediaan
pendampingan
dan
pendanaan
stimulan
untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. 2) Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/ meningkatkan kapasitas masyarakat, baik seca individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait uapaya untuk
meningkatkan
kualitas
hidup,
kemandirian
dan
kesejahteraan. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberjanjutan berbagai hasil yang dicapai. b. Tujuan PNPM Mandiri 1) Tujuan Umum Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. 2) Tujuan khusus a) Meningkatkan
partisipasi
seluruh
masyarakat,
termasuk
masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. b) Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
mengakar, representatif dan akuntabel. commit to user
masyarakat
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
c) Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
dalam
memberikan
pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin. (pro – poor). d) Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya – upaya penanggulangan kemiskinan. e) Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. f)
Meningkatkan modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
g) Meningkatkan inovasi dan pemanfaatan tehnologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. c.
Prinsip dasar PNPM Mandiri PNPM Mandiri Memakai prinsip – prinsip dasar: 1) Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM mandiri senantiasa bertumpu pada meningkatkan harkat dan martabat seutuhnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2) Otonomi dalam pelaksanaan PNPM mandiri, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri dan berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola. 3) Desentralisasi kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya. 4) Berorentasi
pada
masyarakat
miskin.
Semua
kegiatan
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung. 5) Partisipasi masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong – royong menjalankan pembangunan. 6) Kesetaraan dan keadilan gender. Laki – laki dan perempuan mempunyai
kesetaraan
dalam
perannya
di
setiap
tahap
pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan. 7) Demokratis setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorentasi pada masyarakat miskin. 8) Transparasi dan akuntabel masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
secara terbuka dan dipertanggungjawab baik secara moral teknis, legal, maupun administratif. 9) Kolaborasi
semua
penanggulangan
pihak
kemiskinan
yang
berkepentingan
didarong
untuk
dalam
mewujudkan
kerjasama dan sinergi antara pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan. 10) Berkelanjutan
setiap
pengambilan
keputusan
harus
mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa deapan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 11) Sederhana semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami dan mudah dikelola dan mudah dipertanggungjawabkan oleh masyarakat. d.
Kategori Program Program
Penanggulangan
Kemiskinan
yang
berbasis
pemberdayaan masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) PNPM – Inti : terdiri dari program/ kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencangkup PPK (Program Pengembangan Kecamatan) P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) PISEW (Program Infra Struktur Sosial Ekonomi Wilayah) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
2) PNPM – Penguatan: terdiri dari program – program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Program – program yang tergabung dalam PNPM Mandiri pada tahun anggaran 2009 terdiri dari 5 program utama, yaitu : 1) PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program penanggulangan kemiskinan
berbasis
penanggulangan
kemiskinan
berbasis
pemberdayaan masyarakat di wilayah perdesaan. 2) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan program penanggulangan kemiskinan
berbasis
pemberdayaan
masyarakat
di
wilayah
perkotaan. Program ini dikelola oleh Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. 3) PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khusus merupakan program penanggulangan kemiskinan berbasis penberdayaan masyarakat di wilayah perdesaan dengan fokus desa – desa tertinggal. Program ini dikelola oleh Deputi Bidang Pengembangan Daerah Khusus, Kementrian Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. 4) PNPM Mandiri Infrastruktur Perdesaan merupakan Program penanggulangan kemiskinan berbasis mayarakat di wilayah perdesaan dengan fokus – fokus desa tertinggal. Program ini dikelola oleh Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
5) PNPM Mandiri Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah merupakan Program Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat di wilayah perdesaan. Program ini dikelola oleh Direktirat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Pembangunan Daerah/ Deaprtemen Dalam Negeri dan Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/ Departemen Dalam Negeri. e. Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan 1) Lokasi Sasaran : Pada tahun 2009, lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh Kecamatan Perdesaan di seluruh Indonesia yang dalam pelaksanaan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun 2008, ketentuan lokasi sasaran berdasarkan ketentuan : a) Kecamatan – kecamatan yang tidak termasuk kategori “kecamatan bermasalah PPK” b) Kecamatan – kecamatan yang diusulkan oleh pemerintah daerah dalam skema kontribusi pendanaan. 2) Kelompok Sasaran : a) Rumah tangga miskin (RTM) di Perdesaan, b) Kelembagaan masyarakat di perdesaan, c) Kelembagaan pemerintah lokal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
f. Pendanaan Besarnya Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Alokasi BLM untuk setiap kecamatan dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : 1) Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, maka alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)nya berdasarkan jumlah desa tertinggal yang ada di kecamatan tersebut. Data desa tertinggal merujuk pada data yang ditetapkan oleh Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal. Alokasi BLM Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal, dengan ketentuan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat Berdasarkan Keberadaan Desa Tertinggal Dalam Rupiah Jumlah Desa Tertinggal Alokasi BLM (Rp) <3 1.000.000.000 4 1.250.000.000 5 1.500.000.000 6 1.500.000.000 7 1.750.000.000 8 2.000.000.000 9 2.500.000.000 10 2.500.000.000 11 2.750.000.000 >12 3.000.000.000 Sumber: PNPM Mandiri Kabupaten Sragen, 2009 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
2) Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk di Kecamatan. Untuk Kecamatan – kecamatan yang tidak mempunyai desa tertinggal yang telah ditentukan pemerintah, di alokasikan dengan menggunakam ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk dalam kecamatan, pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat Berdasarkan Ratio Jumlah Penduduk Dalam Presen Lokasi
Jumlah Penduduk
% Penduduk Miskin < = 40% < 25.000 >40% <=40% 25.000 – 50.000 >40% Jawa <20% >50.0000 20% - 40% >40% <=40% < 15.000 >40% <=40% 15.000 – 25.000 Luar Jawa >40% <20% > 25.000 20% - 40% >40% Sumber : PNPM Mandiri Kabupaten Sragen, 2009 Sumber dana PNPM Mandiri itu sendiri berasal dari : 1) Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 2) Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 3) Swadaya masyarakat. 4) Partisipasi dunia usaha. Ketentuan tentang bagaimana alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
1) Berdasarkan penetapan lokasi kecamatan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Departemen Keuangan (Depkeu) menerbitkan Dokumen Anggaran yang berlaku sebagai surat keputusan otorisasi. 2) Alkasi dana PNPM Mandiri Perdesaan dicatat pada Daftar Pembukuan Adminitrasi APBD Kabupaten. g. Dasar Hukum PNPM Mandiri Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasan konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan Pancasila dan peraturan perundang – undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan PNPM Mandiri yang akan disusun kemudian. Peraturan undang – undang khusus terkait sistem pemerintah, perencanaan, keuangan negara dan kebijaksanaan penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut : 1) Sistem Pemerintahan Dasar
peraturan
perundangan
sistim
pemerintah
yang
digunakan adalah : a) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Jo Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Desa. b) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemeritahan Desa. c) Peraturan
Pemerintah
Nomor
Pemerintahan Kelurahan. commit to user
73
Tahun
2005
Tentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
d) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. 2) Sistem Perencanaan Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait adalah : a) Undang-Undang Nomor 25
Tahun
2004
Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. c) Peraturan presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004 – 2009. d) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. e) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. f) Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dan Pembangunan Nasional. 3) Sistem Keuangan Negara Dasar peraturan perundangan sistem keuangan negara adalah : a) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286):
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
b) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4455); c) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438): d) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 Tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); e) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/ atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/ atau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597); f) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Barang. 10. Konsep Pendidikan Pendidikan menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi atau standar kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Standar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
kompetensi yaitu batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Cakupan materi yang terkandung pada setiap standar kompetensi cukup luas terkait dengan konsep yang ada dalam suatu mata pelajaran. Pendidikan berbasis kompetensi ini berimplikasi terhadap pengembangan silabus dan sistem pengujian berbasis kemampuan dasar. Notoatmodjo (2002) mengemukakan, pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Dalam suatu pelatihan orientasi atau penekanannya pada tugas yang harus dilaksanakan (job orientation), sedangkan pendidikan lebih pada pengembangan kemampuan umum. Pelatihan menurut Sunarto dan Sahedhy (2001), adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan organisasional. Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Handoko (2000) berpendapat, pendidikan dilaksanakan untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan dan dengan adanya program pelatihan tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan. Setiap standar kompetensi dijabarkan menjadi beberapa kemampuan dasar yang merupakan perincian lebih lanjut dari standar kompetensi tersebut. Perumusan kemampuan dasar, dapat menggunakan kata-kata kerja misalnya: menunjukkan, menghitung, menggambarkan, membedakan, mengidentifikasikan, menafsirkan, menerapkan, menggunakan, menentukan, menyusun, menyimpulkan, mengevaluasi, merumuskan, membuat, menganalisis, mensintesis dan sebagainya yang merupakan tingkah laku hasil belajar yang dapat diamati (observable) dan diukur (measurable). Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konsepsual dan teoritis untuk tujuantujuan umum. Konsekuensi dunia pendidikan dengan sektor ekonomi masyarakat Indonesia memiliki hubungan yang erat, di mana kedua komponen lembaga tersebut merupakan aset negara yang memerlukan pengelolan secara hati-hati dan cermat. Secara lebih khusus hubungannya menyangkut modal fisik, tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang menjadi tiga faktor pokok sebagai masukan (input) dalam produksi pendapatan nasional. Semakin besar jumlah tenaga kerja (berarti laju pertumbuhan penduduk tinggi) semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
11. Luas Lahan Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya. Kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, pengelolaan sumberdaya lahan sering kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk jangka pendek) sehingga kelestariannya semakin terancam. Akibatnya, sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi menjadi berkurang dan manusia semakin bergantung pada sumberdaya lahan yang bersifat marginal (kualitas lahan yang rendah). Hal ini berimplikasi pada semakin berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara keseluruhan aktifitas kehidupan cenderung menuju sistem pemanfaatan sumberdaya alam dengan kapasitas daya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
dukung yang menurun. Di lain pihak, permintaan akan sumberdaya lahan terus meningkat akibat tekanan pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita (Rustiadi, 2001). 12. Status Kepemilikan Ternak Usaha ternak sapi telah memberi kontribusi dalam peningkatan pendapatan keluarga peternak. Soekartawi (2003), menyatakan bahwa peningkatan pendapatan keluarga peternak sapi tidak dapat dilepaskan dari cara mereka menjalankan dan mengelola usaha ternaknya yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan faktor ekonomi. Pendapatan usaha ternak sapi sangat dipengaruhi oleh banyaknya ternak yang dijual oleh peternak itu sendiri sehingga semakin banyak jumlah ternak sapi maka semakin tinggi pendapatan bersih yang diperoleh. Analisis usaha ternak sapi sangat penting sebagai kegiatan rutin suatu usaha ternak komersial. Dengan adanya analisis usaha dapat dievaluasi dan mencari langkah pemecahan berbagai kendala, baik usaha untuk mengembangkan, rencana penjualan maupun mengurangi biayabiaya yang tidak perlu (Murtidjo, 1992). 13. Analisis Pendapatan a. Pendekatan Pendapatan Bersih Pendekatan ini menghitung pendapatan bersih atau net return dari usaha tani, penghitungannya, dengan rumus (Purwaningsih, 2010): Pendapatan bersih = net return = NR commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
NR = TR – TC eksplisit TR = nilai output yang diproduksi, terdiri dari: 1) Penerimaan output yang dijual = cash revenue 2) Penerimaan output yang tidak dijual = non cash revenue (output yang dikonsumsi, yang masih disimpan, diberikan kepada pihak lain). Dalam praktek, usahatani tidak hanya pada satu macam komoditas, namun lebih dari satu macam yang diusahakan, seperti padi, palawija, lombok, ternak dan sebagainya, yang diusahakan dalam waktu yang bersamaan. TC eksplisit = semua pengleuaran yang benar-benar dikeluarkan, seperti : pengeluaran untuk pembelian bibit, pupuk, pestisida, sewa lahan, pembayaran bunga, pajak tanah dan sebagainya. TC eksplisit terdiri dari : 1) TFC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan untuk input tetap seperti sewa tanah, bunga pinjaman, pajak. 2) TVC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan untuk input variabel seperti bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga. b. Pendekatan Keuntungan Pendekatan ini menghitung keuntungan dari usahatani, dengan rumus (Purwaningsih, 2010) : Keuntungan = π
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
π = TR – TC TC = TC eksplisit + TC impisit TR = nilai output yang diproduksi terdiri dari: 1) Penerimaan output yang dijual = cash revenue 2) Penerimaan output yang tidak dijual = non cash revenue (output yang dikonsumsi, yang masih disimpan, diberikan kepada fihak lain) Dalam praktek, usahatani tidak hanya pada satu macam komoditas, namun lebih dari satu macam komoditas yang diusahakan, seperti padi, palawija, lombok, ternak dan sebagainya, yang diusahakan dalam waktu yang bersamaan. TC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan, seperti : pengeluaran untuk pembelian bibit, pupuk, pestisida, sewa lahan, pembayaran bunga, pajak tanah dan sebagainya. TC eksplisit terdiri dari : 1) TFC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan untuk input tetap seperti sewa tanah, bunga pinjaman, pajak. 2) TVC eksplisit = semua pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan untuk input variabel seperti bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga. TC implisit = nilai input yang dimiliki petani sendiri, yang dilibatkan dalam proses produksi, seperti : penggunaan tenaga kerja keluarga, penggunaan modal sendiri, biaya oportunitas lahan yang digunakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
TC implisit terdiri dari : 1) TFC implisit = nilai input tetap yang dimiliki petani sendiri seperti biaya oportunitas lahan yang digunakan untuk usahatani (sewa lahan), biaya oportunitas modal uang sendiri yang digunakan untuk usahatani (bunga kredit). 2) TVC implisit = nilai input variabel yang dimiliki petani sendiri, seperti biaya oportunitas untuk tenaga kerja keluarga. c. R/C Rasio Suatu usaha dikatakan layak apabila yang dijalankan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non-finansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Menurut Purwadi (2009) salah satu ukuran kelayakan adalah dengan menggunakan Revenue Cost Rasio atau R/C. R/C Ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan biaya total. Menurut Hernanto
(1993)
R/C
ratio
menunjukkan
pendapatan
kotor
(penerimaan) yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk produksi. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif terhadap kegiatan usaha tani sehingga dapat dijadikan penilaian terhadap keputusan petani untuk menjalankan usahatani tertentu. R/C rasio ada 2 yaitu R/C rasio atas biaya eksplisit commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
dan R/C rasio atas biaya total. Secara sistematika dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan : R (Revenue)
= Penerimaan total (Rp.)
C (Cost)
= Biaya (Rp.)
Usahatani dikatakan layak dijalankan apabila R/C lebih besar dari 1 (R/C > 1) artinya untuk setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan lebih dari Rp. 1,00. Sebaliknya jika rasio R/C lebih kecil satu (R/C < 1) maka dikatakan bahwa untuk setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan memberikan penerimanan lebih kecil dari Rp. 1,00 sehingga usahatani dinilai tidak layak untuk dijalankan. Semakin tinggi nilai R/ C, semakin menguntungkan usahatani tersebut (Gray et al. 1992). 14. Kemiskinan Kemiskinan hampir menjadi problem di hampir semua negara. Tak perduli apakah negara maju atau negara yang sedang berkembang. Tingkat kekompleksitas masalahnyapun berbeda antar negara menyelesesaikan masalah kemiskinan. Di Indonesia, sebagai negara berkembang angka kemiskinan masih cukup tinggi. Karena itu, pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) membuat kriteria kemiskinan, agar dapat menyusun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
secara lengkap pengertian kemiskinan sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlahnya dan cara tepat menanggulanginya. Pengertian kemiskinan antara satu negara dengan negara lain juga berbeda. Pengertian kemiskinan di Indonesia dibuat oleh BPS. Lembaga tersebut mendefinisikan kemiskinan dengan membuat kriteria besaranya pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan. Dalam konteks itu, pengangguran dan rendahnya penghasilan menjadi pertimbangan untuk penentuan kriteria tersebut. Kriteria statistik BPS tersebut adalah: a.
Tidak miskin, adalah mereka yang pengeluaran per orang per bulan lebih dari Rp 350.610.
b.
Hampir tidak miskin dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 280.488.s/d. – Rp 350.610.- atau sekitar antara Rp 9.350 s/d. Rp11.687.- per orang per hari. Jumlanya mencapai 27,12 juta jiwa.
c.
Hampir miskin dengan pengeluaran per bulan per kepala antara Rp 233.740.- s/d Rp 280.488.- atau sekitar antara Rp 7.780.- s/d Rp 9.350.- per orang per hari. Jumlahnya mencapai 30,02 juta
d.
Miskin dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.- kebawah atau sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari. Jumlahnya mencapai 31 juta
e.
Sangat miskin (kronis) tidak ada kriteria berapa pengeluaran per orang per hari. Tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah pastinya. Namun, diperkirakan mencapai sekitar 15 juta . commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Berdasarkan kriteria kemiskinan yang dilansir oleh BPS tersebut menunjukan jumlah keluarga miskin di Indonesia cukup besar. Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung dengan kriteria pengeluaran per orang hari Rp 11.687.- kebawah, mencapai sekitar 103,14 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran negara kaya sumberdaya alam seperti Indonesia. Namun, hal tersebut tak membantu masyarakat mengatasi kekurangannya. Sebaran angka kemiskinan dari BPS, sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2011, jumlah penduduk miskin di desa selalu lebih besar dibanding dengan di kota. Salah satu sumbangan kenaikan angka kemiskinan di desa antara lain, rendahnya tingkat pendidikan, banyak yang jadi buruh tani karena ketiadan lahan dan banyknya anak dalam satu keluarga. Untuk tahun 2011, sebaran angka kemiskinan berjumlah 63,2 % ada di desa, sedang 36,8 % berada di perkotaan. Kemiskinan di perkotaan disebabkan, lowongan kerja sempit dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Prioritas pembangunan diarahkan ke desa. Selain memang kuantitas angka kemiskinan dan keluarga pra sejahtera masih sangat tinggi, juga karena di desa juga kaya dengan sumberdaya alam yang belum tergarap dengan maksimal. Dengan begitu, pengagguran yang memicu angka kemiskinan dapat ditekan. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, serta mengentaskan dari keluarga pra sejahtera menjadi keluarga sejahtera.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Program dari pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan. Meskipun bantuan itu tidak mendidik, karena berupa cash money, namun sangat membantu supaya dapur tetap bisa mengepul. Program tersebut bernama Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dalam penetapan keluarga miskin yang berhak menerima bantuan ini, pemerintah menggunakan acuan dari BPS tentang 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin, yaitu: a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu/ kayu murahan. c. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah/ tembok tanpa diplester. d. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain. e. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. f. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan. g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah. h. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu. i. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. j. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari. k. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
l. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan. k. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD. m. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya. Minimal
9
variabel
terpenuhi
maka
suatu
rumah
tangga
dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Melalui kriteria kemiskinan tersebut, masih banyak keluarga di Indonesia yang masuk kategori di bawah garis kemiskinan, keluarga pra sejahtera, keluarga miskin dan sebutan lainnya. Pemerintah yang diberi tugas oleh kontitusi harus lebih perhatian pada keluarga ini. Bagaimana mengentaskan kemiskinan, menghilangkan gizi buruk, menyediakan rumah layak huni dan tentu dengan mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemicu kemiskinan. Pemerintah yang berwenang dapat membuat program dan penyaluran bantuan setepat mungkin sesuai dengan kriteria kelurga miskin diatas. Dengan begitu untuk mewujudkan Indonesia yang makmur akan tercapai. Yang pada gilirannya dapat menekan angka kemiskinan sekecil mungkin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
B. Penelitian Terdahulu Setiono (1997), menganalis program P2KP (Proyek Pengentasan Kemiskinan Perkotaan) dengan melihat efektifitas bantuan program yaitu bantuan langsung kepada masyarakat yang diberikan untuk mendorong peran dan partisipasi masyarakat perkotaan. Penelitian tesebut dengan mengambil judul Efektifitas Pemberian Bantuan Modal Produktif P2KP (Proyek Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan) Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun Kota Malang. Dengan menggunakan uji beda yaitu uji Z (data normal), maka didapat hasil bahwa P2KP tidak bisa berperan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah. Data – data dari hasil penelitian menjelaskan P2KP belum bisa berperan banyak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Gergis (1999), dalam penelitiannya mencoba untuk menjelaskan konsep-kaonsep dan prinsip-prinsip pemberdayaan ekomoni warga negara. Pemberdayaan telah berada di pusat penggeseran pemikiran tentang pembangunan ekonomi sebagai tanggapan dengan kegagalan modernisasi dan ekonomi menetes kebawah. Untuk dapat di perdayakan penting untuk mengetahui kemampuan sendiri dan energi kreatif. Pemberdayaan adalah tentang pengambilan alih proses pembuatan keputusan. Karena ini tentang pencapaian pemberdayaan tujuan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemberdayaan dari mereka yang tidak berdaya, termasuk penyandang cacat, anak – anak, orang tua, perempuan, miskin dan pengangguran. Karena pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk memberdayakan ekonomi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
warga, mereka harus direformasi untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing. Akhirnya, kertas memberikan definisi dan strategi operasional untuk mencapai pemberdayaan ekonomi warga. Wulandari (2000), dalam penelitiannya mengenai analisis berbagai faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan nasabah penerima bantuan modal produktif PDM – DKE, menggunakan regresi linier sebagai alat analisanya. Dalam persamaan regresinya, variabel dependen adalah kenaikan pendapatan dan variabel independen merupakan variabel – variabel yang mempengaruhi kenaikan pendapatan yaitu: modal PDM – DKE yang diterima, usia nasabah, tingkat pendidikan nasabah dan jumlah anak yang masih menjadi tanggungjawab nasabah. Hasil analisa yang diperoleh menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara semua variabel bebas dan variabel terikat. Suproyogo (2000), yang menganalisa tentang pemberian Kukesra dan Takesra dan meningkatkan tahapan keluarga mengunakan alat analiasa regresi linier semi – log. Dimana variabel dependennya adalah kenaikan tahapan keluarga dan variabel independen yang digunakan adalah jumlah keluarga penerima kredit, nomalitas kredit yang diberikan dan tabungan dari masingmasing keluarga penerima kredit. Hasil analisa menunjukkan bahwa setiap perubahan pada variabel bebas akan mempengaruhi perubahan variabel terikat. Makin besar kredit yang di berikan akan memperbesar kesempatan bagi keluarga penerima untuk berpindah ke tingkatan keluarga sejahtera yang lebih tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Suman (2007) meneliti mengenai pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Provinsi Jawa Timur. Program itu bernama PPK (Program Pengembangan Kecamatan). Ditemukan bahwa PPK sudah mengenai sasarannya yaitu kecamatan miskin. Ketepatan sasaran itu di ukur dari kondisi fisik rumah responden yang ternyata berhubungan positif dengan pendapatan responden. Pada tingkat mikro PPK dengan kredit mikronya mampu menciptakan tambahan pendapatan 10 % pertahun bagi peminjamnya. Studi ini melihat keberhasilan perempuan dalam memanfaatkan kredit mikro dan menemukan adanya korelasi yang kuat antara frekuensi pertemuan kelompok perempuan dan besarnya tunggakan cicilan kelompok itu. Peran ini pula membuat perempuan lebih memilih untuk memikirkan secara serius bagaimana membayar utang kepada kelompoknya daripada menanggung sara malu karena menunggak utang itu. C. Kerangka Pemikiran Kebijakan pemerintah tentang PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan yang mempunyai usaha. Kontribusi ini dapat dilihat dari pendapatan perempuan penerima bantuan PNPM Mandiri Perdesaan dalam bentuk SPP-PNPM Mandiri Perdesaan. Program ini sebagai salah satu program pemberdayaan perempuan, diharapkan dapat mencapai tujuan dan berjalan dengan efektif serta membawa dampak positif
untuk meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
masyarakat khususnya warga binaan Rumah Tangga Miskin (RTM) sebagai sasaran penerima program. Berperannya perempuan di bidang ekonomi akan memberikan manfaat yang sangat berarti, baik bagi ekonomi rumah tangganya maupun bagi dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah Simpan pinjam kelompok Perempuan (SPP) bisa melibatkan perempuan untuk meningkatkan pendapatan dalam keluarga dan mengurangi angka kemiskinan. Peneliti terdahulu menggunakan data Nasional tentang rumah tangga di India, sampel diberi perlakuan untuk menentukan dampak pengurangan kemiskinan dari pinjaman Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk tujuan produktif, seperti investasi di bidang pertanian pada tingkat kemiskinan binari dan sampel bias. Seleksi terkait dengan akses pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) (Imai, Arum, Annim, 2010). Perempuan perdesaan, merupakan sumberdaya manusia yang cukup nyata berpartisipasi, khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga dan rumah tangga bersama dengan laki – laki. Perempuan di perdesaan sudah diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari – hari saja, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan usaha tani dan non tani, baik yang sifatnya komersial maupun sosial (Pujiwati, 1991). Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi kualitas sumberdaya manusia, yang pada gilirannya akan semakin tinggi pula produktivitas kerja yang dilakukannya. Oleh karena itu, dengan semakin tingginya pendidikan maka diharapkan kinerja usaha semakin berkembang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
(Syafaat dkk, 2003). Seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mampu memanfaatkan potensi di dalam maupun di luar dirinya dengan lebih baik. Orang itu akan menemukan pekerjaan yang paling tidak setara dengan pendidikannya. Menurut Soekartawi dkk (2003), menyatakan bahwa tingkat pendidikan cenderung mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru. Tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja keluarga sehingga dalam perhitungan keuntungan tidak dimasukkan dalam biaya produksi. Pada usaha skala besar upah tenaga merupakan total biaya produksi yang harus diperhitungkan dalam tenaga implisit maupun eksplisit. Adanya program ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan rumah tangga miskin sehingga tenaga yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga yang terdiri dari suami, anak dan saudara. Dengan keterbatasan modal dari program ini maka tenaga keluarga sebagai pendukung dalam melaksanakan usaha SPP-PNPM Mandiri Perdesaan ini. Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya. Siregar (2009), usaha yang bersifat tradisional diwakili oleh para petani dengan lahan sempit yang mempunyai 1-2 ekor ternak. Tipe lahan yang akan digunakan untuk usaha tani termasuk usaha peternakan harus diselidiki dahulu tingkat kesuburannya. Pada dasarnya lahan yang baik dapat ditingkatkan kesuburannya, tetapi lahan yang kurus juga dapat ditingkatkan kesuburannya. Lahan harus sesuai untuk ditanami jagung, rumput-rumputan dan leguminosa. Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengevaluasi dan menganalisis secara manajerial pengaruh pendidikan, tenaga kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan perempuan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah, dengan kerangka pemikiran sebagai berikut: Variabel Independen Pendidikan Tenaga kerja
Variabel Dependen Pendapatan Perempuan
Luas lahan Status ternak Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa commit to user ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil kerja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
teori proporsi, hipotesa lebih spesifik, sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris (Singarimbun, 1987 : 43). Peneliti terdahulu membandingkan pengusaha wanita dan laki – laki dalam program kredit usaha mikro di Guatemala. Penelitian sebelumnya dan peninjauan lapangan telah menunjukkan bahwa sasaran kredit pada peminjam (nasabah) menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam kesejahteraan rumah tangga, akan tetapi pengusaha laki – laki akan cenderung memperluas usahanya ketika mereka mendapatkan kredit tersebut (Kevane dan Wydick, 2001). Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah akan meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangganya yang pada akhirnya dapat mempengaruhi peran perempuan dalam pengambilan keputusan. Perluasan sektor keuangan mikro berdasarkan konsep bahwa rumah tangga miskin dipengaruhi moleh kurangnya akses dan keterbatasan pelayanan keuangan. Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat disusun sutu hipotesa yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian dan masih harus dibuktikan secara empiris, yaitu: 1. Pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ? 2. Tenaga kerja diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ? 3. Luas lahan diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ? 4. Status ternak diduga berpengaruh positif terhadap pendapatan perempuan ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran perempuan pada program PNPM Mandiri Perdesaan dengan studi kasus di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah melibatkan 351 keluarga miskin yang mendapatkan kredit.
Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2012
setelah pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Obyek penelitian ini adalah perempuan penerima bantuan kredit SPP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan). B. Jenis Penelitian Bentuk desain penelitian yang diambil dalam penulisan ini adalah satistik deskriptif dan inferensi Variabel. Satistik deskriptif ini bertujuan untuk nencoba menggambarkan pola – pola yang konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan di tafsirkan dengan lebih jelas dan bermakna (Kuncoro, 2003: 172). Jenis penelitian yang di gunakan dalam tesis ini adalah penelitian survey sampel. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel (Sugiono, 2005). commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
C. Teknik Penarikan Sampel Populasi penelitian ini adalah sejumlah perempuan peminjam SPPPNPM Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Sragen. Untuk mendapatkan nilai estimasi yang proporsional dan dapat mewakili populasi maka populasi penelitian ini adalah sejumlah perempuan peminjam yang terbesar di 4 Kecamatan sejumlah 2.876, terdiri dari Kecamatan Miri sejumlah
882,
Kecamatan
Sambirejo
sejumlah
725,
Kecamatan
Sumberlawang sejumlah 644 dan Kecamatan Tanon 625 (Tabel 1.1). Pengambilan sampel dengan tingkat signifikan 90% (d= 0,1), dengan perhitungan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004):
Jumlah sampel setiap kecamatan sebagaimana dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jumlah Sampel Perempuan Peminjam Rumah Tangga Miskin No
Kecamatan
Jumlah RTM (Org)
Jumlah Sampel
1
Miri
882
90
2
Sambirejo
725
88
3
Sumberlawang
644
87
4
Tanon
625
86
JUMLAH
2.876
351
Sumber: Data sekunder diolah, 2012 D. Definisi Operaasional 1. Pendapatan perempuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Pendapatan perempuan yang diperoleh oleh perempuan peminjam SPP-PNPM di Kabupaten Sragen. Data diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada 351 responden. Pendapatan dinyatakan meningkat apabila mendapatkan keuntungan (π = TR – TC). TR = Total pendapatan usaha (penerimaan ouput yang dijual dan tak dijual). TC = Total biaya produksi termasuk biaya eksplisit: modal, bunga, pajak, biaya transportasi
(biaya implisit tidak diperhitungkan/ tenaga keluarga).
Pendapatan dinyatakan tidak meningkat apabila dalam usaha tidak mendapatkan keuntungan atau impas (break even point). Diukur dalam skala nominal, 0=pendapatan tidak meningkat dan 1= pendapatan meningkat. 2. Pendidikan Pendidikan formal yang diperoleh perempuan peminjam SPPPNPM di Kabupaten Sragen. Data diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada 351 responden. Diukur dalam skala nomial (dummy variable), 0=tidak tamat/ tamat SD, 1= Tamat SLTP/ SLTA. 3. Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang membantu perempuan peminjam SPPPNPM dalam melaksanakan usaha dari anggota keluarga (suami, anak, saudara) dan dalam perhitungan keuntungan usaha TC implisit tidak dikeluarkan dalam total cost dan tidak menggunakan tenaga luar. Data diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 351 responden. Diukur dalam skala nominal (dummy variable), 0= < 3, 1= ≥ 3. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
4. Luas lahan Jumlah luas tanah yang dimiliki perempuan peminjam SPP-PNPM atau Kepala Keluarga yang digunakan untuk tempat tinggal maupun dalam usaha/ hak guna bangunan. Tempat usaha yang terdiri dari rumah tinggal, kios, los, warung pasar yang dimiliki responden. Diukur dalam skala nominal (dummy variable), 0= < 50 m2, 1= ≥ 50 m2. 5. Status ternak Status ternak dalam hal ini adalah ternak (Sapi, Kerbau, Kambing) yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh perempuan peminjam SPP-PNPM. Diukur dalam skala nominal (dummy variable), 0= tidak memiliki dan 1= memiliki ternak. E. Teknik Analisa Data Untuk mengetahui pengaruh pendidikan, tenaga kerja, luas lahan dan Status kepemilikan ternak terhadap pendapatan perempuan rumah tangga miskin, maka digunakan analisis regresi logistik. Untuk mendapatkan hasil estimasi yang optimal maka ditransformasi dalam persamaan logit. Dengan bantuan software SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 16.0 views. 1. Model umum regresi logistik: π(x) =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Fungsi penghubung yang digunakan adalah fungsi penghubung logit maka sebaran peluang yang digunakan disebut sebaran logistik (Mc.Cullagh dan Nelder, 1989). Model umum ditransformasi logit: g(x) =Ln
g(x) = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 Dimana: g(x)
= Pendapatan perempuan
β0
= Nilai konstans
β1 X1
= Pendidikan
β2X2
= Tenaga kerja
β3X3
= Luas tanah
β4X4
= Status kepemilikan ternak
2. Model estimasi Model penduga dalam transformasi logit dengan menggunakan metode maximum likelihood. Nilai Y yang bersifat biner maka dengan menggunakan Bernoulli sebagai sebaran variabel Y, dengan fungsi: L=f(yi) =
[pi]yi [1-pi]1-yi
Dengan pi =
Melalui transformasi logaritma maka operasi perkalian berubah menjadi penjumlahan, kemudian fungsi likelihood diganti dengan fungsi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
logaritma, jika log-likelihood mencapai maksimal maka fungsi likelihood juga maksimal, dengan fungsi maksimum: LL=Log(L) =
=
log[pi]yi [1-pi]1-yi log[pi]yi [1-pi]1-yi
Penduga bagi koefisien β diperoleh sebagai solusi bagi permasalahan memaksimumkan LL yang dapat diselesaikan melalui prosedur iterasi bobot kuadrat terkecil (Iteratively Weightted Least Squares = IWLS). 3. Langkah-langkah untuk menjawab hipotesis Uji ini berfungsi untuk membuktikan bahwa dalam uji regresi logistik mempunyai model yang baik dan layak untuk diinterpretasikan. a. Uji kelayakan model (Omnibus Tests): Uji-X2 ini digunakan untuk menguji model regresi logistik, dengan uji hipotesis(Ghozali, 2005): 1). H0: β1 ≠β 2 ≠β 3 ≠β 4
H1: β1=β 2 =β 3 =β 4
2). Menentukan a = 5% ( 0,05). 3). Daerah kritik, Ho ditolak jika: X2hit > X2tab Daerah penolakan H0
X2 tabel Gambar 3.1 Distribusi X2-tabel (Omnibus Tests) 4). Statistik Uji (Omnibus Tests): commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Derajat bebas: (df1) = k-1 , (df2) = n-k X2
= Nilai dari Distribusi X2
Oi
= Nilai sampel dari ke i
Ei
= Nilai yang diharapkan
k
= jumlah sampel
5) Dengan kriteria pengujian: (a) Ho diterima jika: X2hit < X2tab atau jika: nilai sign. (probabilitas value) > α (0,05), berarti model tidak memenuhi uji kelayakan. (b) Ho ditolak jika: X2hit > X2tab atau jika: nilai sign. (probabilitas value) < α (0,05), berarti model memenuhi uji kelayakan. b. Uji vareansi (Hosmer dan Lameshow Test) Uji-X2 ini digunakan untuk menguji kesamaan vareansi antara data
empiris
dengan
model
regresi
logistik,
dengan
hipotesis(Ghozali, 2005): 1). H0: β1=β 2 =β 3 =β 4
H1: β1 ≠β 2 ≠β 3 ≠β 4
2). Menentukan a = 5% ( 0,05). 3). Daerah kritik, Ho ditolak jika: X2hit > X2tab Daerah penolakan H0
X2 tabel Gambar 3.2 Distribusi X2-tabel (Hosmer dan Lameshow Test) commit to user
uji
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
4). Statistik Uji (Hosmer dan Lameshow Test):
Derajat bebas: (df1) = k-1 , (df2) = n-k X2
= Nilai dari Distribusi X2
Oi
= Nilai sampel dari ke i
Ei
= Nilai yang diharapkan
k
= jumlah sampel
5) Dengan kriteria pengujian: (a) Ho diterima jika: X2hit < X2tab atau jika: nilai sign. (probabilitas value) > α (0,05), berarti model mempunyai kesamaan vareansi. (b) Ho ditolak jika: X2hit > X2tab atau jika: nilai sign. (probabilitas value) < α (0,05), berarti model tidak mempunyai kesamaan vareansi. c. Koefisien determinaasi (Nagelkerke R2 Test) Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu
ukuran
yang
penting
dalam
regresi,
karena
dapat
menginformasikan baik tidaknya regresi yang diestimasi atau angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang diestimasi dengan data sesungguhnya. commit to user Nilai koefisien determinasi ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
mencrminkan seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Secara manual rumus uji tersebut adalah (Ghozali, 2005): R
2
åe = åY
2
i i
2
=
ESS TSS
Keterangan: R2
= Koefisien
Σei2 = ESS (Explined Sum Square)
= Jumlah Kuadrat Sesatan
Σei2 = TSS
(Total Sum Square ) = Jumlah Kuadrat
d. Uji statistik Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dala model regresi logistik, dengan uji hipotesis (Ghozali, 2005): 1). H0: β1, β 2, β 3,β 4 = 0
H1: β1, β 2, β 3,β 4 ≠ 0
2). Menentukan a = 5% ( 0,05). 3). Daerah kritik, Ho ditolak jika: Probabilitas < 0,05(a)
Daerah penolakan H0
Daerah penolakan H0
Gambar 3.3 Distribusi Normal Standar commit to user Value/ Sign.): 4). Statistik Uji Poisson (Probabilitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
p(X) =
Keterangan: μ = λ = n.p = E(x)
: Nilai rata-rata
e
: Konstan = 2,71828
X
: Variabel random diskrit (1, 2, 3, …, x)
5) Dengan kriteria pengujian: (a) Ho diterima jika: Nilai probabilita > 0,05, berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. (b) Ho ditolak jika: Nilai probabilita < 0,05, berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Obyek Penelitian Kabupaten Sragen sebagai salah satu dari 35 Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 94.155,81 Ha, terletak pada posisi 7º11"-7º30" LS dan antara 110º45"-111º10" BT. Kabupaten Sragen sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, selatan dengan Kabupaten Karanganyar, barat berbatasan dengan kabupaten Boyolali dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dengan pembagian wilayah administratif 20 kecamatan yang meliputi 208 desa/ kelurahan. Dimana masing-masing desa/kelurahan mempunyai ciri-ciri khusus sebagai potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, letak geografis, demografi, topografi serta jumlah sapinya. Ditinjau dari potensi sumber daya alam, Kabupaten Sragen terbagi dua daerah, sebelah Selatan Bengawan Solo adalah daerah yang relatif subur dengan pengairan teknis dan sebelah Utara Bengawan Solo adalah daerah yang berbukit, tanah kapur dan kurang subur. Berdasarkan keadaan alam yang meliputi topografi, jenis tanah, iklim dan curah hujan maka kesesuaian lahan dapat digolongkan menjadi: a. Kesesuaian lahan untuk pertanian lahan basah dan sebagian besar di Selatan Bengawan Solo ada 9 Kecamatan, 88 desa/kelurahan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
b. Kesesuaian lahan untuk pertanian lahan kering berada di Utara Bengawan Solo ada 11 kecamatan dengan 120 desa/ kelurahan. Kabupaten Sragen topografinya bervariasi dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Sragen diantaranya yaitu : grumosol, aluvial, latosol, litosol dan mediteran. Atas dasar pembagian tipe iklim, letak geografis dan komunikasi wilayah Kabupaten Sragen menurut Schmitt and Ferguson termasuk tipe iklim sedang (C) yang dapat dirinci sebagai berikut bulan basah : 4 – 8 bulan, bulan lembab : 2 – 5 bulan dan bulan kering : 2 - 4 bulan.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, 2012 Gambar 4.1 Peta Wilayah Administratif Kabupaten Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
2. Karakteristik Responden Deskripsi responden dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik responden, yang meliputi: umur perempuan, umur suami, jumlah anak kandung, pinjaman dan usaha perempuan. a. Umur Perempuan Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari umur perempuan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Reseponden Menurut Umur Perempuan Umur Perempuan ( tahun )
Jumlah (orang)
25 – 35
53
15,15
36 - 45
170
48,49
46 – 55
85
24,24
> 55
43
12,12
351
100,00
Jumlah Sumber : Data primer diolah, 2012
Persentase (%)
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.1 di atas tampak bahwa, dari 351 responden umur 25-35 tahun 53 orang (15,15%); umur 36-45 tahun 170 orang (48,49%); umur 46-55 tahun 85 orang (24,24%); umur lebih dari 55 tahun 43 orang (12,12%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini dalam usia produktif sehingga dapat meningkatkan penghasilan keluarga. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
b. Umur Suami Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari umur suami adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Umur Suami Umur Suami (tahun) 25 – 35 36 - 45 46 – 55 > 55 Jumlah Sumber : Data primer diolah, 2012
Jumlah (orang) 36 135 120 60 351
Persentase (%) 10,15 38,49 34,24 17,12 100,00
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.2 di atas tampak bahwa, dari 351 responden penelitian ini 135 orang (38,49%) di antaranya umur suami 25-35. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar responden penelitian ini sebagai kepala keluarga masih dalam usia produktif. c. Jumlah Anak Kandung Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari jumlah anak kandung sebagai tanggungan keluarga adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak Kandung Jumlah Anak Jumlah Kandung (orang) (Anak) <2 46 2 71 3 110 >3 125 Jumlah 351 commit to user Sumber : Data primer diolah, 2012
Persentase (%) 13,15 20,12 31,24 35,49 100,00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.3 di atas tampak bahwa, dari 351 responden penelitian ini 125 orang (35,49%) di antaranya mempunyai anak kandung lebih dari 3 anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar responden penelitian ini mempunyai beban keluarga yang berat. d. Pinjaman Perempuan Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari pinjaman perempuan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pinjaman Perempuan Jumlah Pinjaman (Rp.) < 2.000.000 2.000.000 – 5.000.000 > 5.000.000 Jumlah Sumber : Data primer diolah, 2012
Jumlah (orang)
Persentase (%)
57 171
16,15 48,73
123 351
35,12 100,00
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.4 di atas tampak bahwa, dari 351 responden penelitian ini 171 orang (48,73%) pinjaman perempuan antara 2.000.000 – 5.000.000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar responden penelitian ini hanya mampu dengan penambahan modal kecil sehingga hanya mampu usaha dalam skala kecil-kecilan, dengan harapan pendapatan tersebut dapat menambah penghasilan untuk membantu suami dalam meringankan beban keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
e. Usaha Perempuan Distribusi responden penelitian ini jika ditinjau dari jenis usaha perempuan yaitu: Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha Perempuan Status Ternak Usaha pokok Usaha sampingan Jumlah Sumber : Data primer diolah, 2012
Jumlah (orang) 141 210 351
Persentase (%) 40,15 59,85 100,00
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 4.5 di atas tampak bahwa, dari 351 responden penelitian ini 210 orang (59,85%) sebagai usaha sampingan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar responden penelitian ini dalam meminjam dana SPP-PNPM hanya sebagai usaha sampingan untuk mendapatkan tambahan penghasilan, karena usaha pokok dimiliki oleh kepala keluarga. 3. Deskripsi Variabel Penelitian Deskripsi dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan variabel penelitian yang diperoleh dari kuesioner sejumlah 351 responden meliputi: pendapatan perempuan, pendidikan, tenaga kerja, luas tanah dan status ternak. a. Pendapatan Perempuan Deskripsi pendapatan perempuan dalam penelitian ini adalah selisih nilai output yang diproduksi (Penerimaan output yang dijual dan tidak dijual) dengan nilai biayato total commit user produksi (TC eksplisit: semua
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
pengeluaran yang benar-benar dikeluarkan dan TC implisit: nilai input yang dilibatkan dalam proses produksi),tenaga keluarga tidak termasuk dalam TC implisit. Diukur dalam skala nominal (0=pendapatan tidak meningkat, 1= pendapatan meningkat) pada tabel berikut: Tabel 4.6 Pendapatan Perempuan Rumah Tangga Miskin Pendapatan
Jumlah
%
Tidak meningkat Meningkat
8 343
2,3 97,7
351
100
Jumlah Sumber: Data primer diolah, 2012
Tabel 4.6 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden, pendapatan perempuan rumah tangga miskin sejumlah 343 orang (97,7%) mengalami peningkatan penghasilan. Hal ini menggambarkan bahwa dengan adanya alokasi dana SPP-PNPM Mandiri Perdesaan pendapatan perempuan rumah tangga miskin di Kabupaten Sragen mengalami kenaikan. Pemanfaatan dana tersebut digunakan dalam menambah modal usaha atau untuk membuka usaha baru sesuai dengan kemampuan masingmasing. Skala usaha tersebut antara lain: toko kelontong, bakul di pasar, bakul keliling, jual mainan anak-anak, jualan siomay dan lain-lain. Dengan adanya gender maka beban kepala keluarga sedikit berkurang dengan peran serta istri untuk bekerja dan dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun untuk hari esok. Dengan demikian harapan Pemerintah dengan adanya Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan dapat meningkatkan pendapatan perkapita riil. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
b. Pendidikan Deskripsi pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang dimiliki oleh perempuan/ responden. Diukur dalam skala nominal, dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7 Pendidikan Perempuan Rumah Tangga Miskin Pendidikan
Jumlah
%
Tidak tamat/ Tamat SD Tamat SLTP/ SLTA
103 248
29,3 70,7
Jumlah Sumber: Data primer diolah, 2012
351
100
Tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden, perempuan rumah tangga miskin sebanyak 248 orang (70,7%) dengan pendidikan Tamat SLTP/ SLTA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Sragen walaupun dari keluarga miskin pendidikan dasar sembilan tahun harus dilaksanakan, dengan biaya gratis yang berasal dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. c. Tenaga Kerja Deskripsi tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga yang terlibat dalam usaha termasuk anggota keluarga. Diukur dalam skala nominal, tertera dalam Tabel 4.8: Tabel 4.8 Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja ≤3 >3 Jumlah commit to user Sumber: Data primer diolah, 2012
Jumlah
%
40 313
11,4 88,6
351
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden, perempuan rumah tangga miskin dengan jumlah tenaga kerja terbanyak lebih dari 3 orang (88,6%). Hal ini menggambarkan bahwa dalam melaksanakan usaha, para peminjam SPP-PNPM dalam skala menengah, dengan demikian dapat menyerap tenaga kerja. Dengan demikian adanya program ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru sehingga pengangguran dapat dikurangi sedikit demi sedikit. d. Luas Tanah Deskripsi luas tanah dalam penelitian ini adalah jumlah tanah yang dimiliki responden maupun suami responden termasuk los, kios, warung di pasar. Diukur dalam skala nominal, tertera dalam Tabel 4.9: Tabel 4.9 Luas Tanah Responden Luas Tanah (m2) < 100 m2 ≥ 100 m2 Jumlah Sumber: Data primer diolah, 2012
Jumlah
%
41 310
11,7 88,3
351
100
Tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden, perempuan rumah tangga miskin dengan luas tanah terbanyak lebih atau sama dengan 100 m2 sebanyak 310 orang (88,3%). Hal
ini
menggambarkan bahwa yang mendapatkan dana SPP-PNPM Perdesaan adalah keluarga yang sudah mempunyai usaha, sehingga pinjaman dapat digunakan untuk penambahan modal atau membuka usaha yang baru, sehingga keluarga mendapatkan tambahan hasil yang lebih banyak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
e. Status Ternak Deskripsi status ternak dalam penelitian ini adalah kepemilikan ternak besar (Sapi, kerbau, kambing) oleh keluarga responden/ perempuan rumah tangga miskin. Diukur dalam skala nominal, dalam Tabel 4.10: Tabel 4.10 Status Kepemilikan Ternak Status Kepemilikan
Jumlah
%
Tidak memiliki Memiliki
2 310
0,6 99,4
351
100
Jumlah Sumber: Data primer diolah, 2012
Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa dari 351 responden, perempuan rumah tangga miskin dengan status memiliki ternak sebanyak 349 orang (88,3%). Hal ini berarti bahwa proporsi kepemilikan ternak sangat tinggi, dengan demikian daerah yang mendapatkan alokasi dana tersebut memang cocok untuk peternakan besar berupa sapi, kerbau atau kambing. Pemanfaatan dana tersebut peruntukannya selain untuk menambah modal, membuka usaha baru juga untuk pembelian hewan ternak karena lahan masih luas, banyak rumput, lahan pertanian/ ladang masih luas dan penerima bantuan tersebut mampu untuk memelihara hewan ternak. C. Analisa Data dan Pembahasan Untuk mengetahui pengaruh pendidikan, tenaga kerja, luas lahan dan status ternak terhadap pendapatan perempuan di Kabupaten Sragen. Data yang diperoleh dari jawaban sejumlah 351 responden berupa data nominal (dummy commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
variable) maka digunakan analisis regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%) dan diolah dengan bantuan software SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 16.0 views. Hasil uji sebagai berikut: 1. Uji Kelayakan Model Uji ini berfungsi untuk membuktikan bahwa dalam uji regresi logistik mempunyai model yang baik dan layak untuk diinterpretasikan. a. Uji Kelayakan Model Model dinyatakan layak apabila nilai signifikan kurang dari 0,05 atau nilai X2 test lebih besar dari X2 tabel. Tabel 4.11 Koefisien Omnibus Tests Model
1
Chi-square Test
Df
446,120
4
Sign. 0,000
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3) Berdasarkan hasil analisis kelayakan model regresi logistik di atas menunjukkan bahwa Nilai X2 test = 446,120 > 304,835 ( X2 tabel dengan N=347(351-4) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05(α=0,05) dengan demikian model regresi logistik sudah terbukti layak, selanjutnya dapat diinterpretasikan ke analisis berikutnya. b. Uji Variansi Model Data empiris dinyatakan sama dengan model apabila nilai signifikan lebih dari 0,05 atau nilai X2 test lebih kecil dari X2 tabel, hasil uji dalam tabel berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
Tabel 4.12 Koefisien Hosmer dan Lameshow Test No. 1
Chi-square Test 2,137
Df 2
Sign. 0,344
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3) Berdasarkan hasil analisis kesamaan data empiris dengan model regresi logistik di atas menunjukkan bahwa Nilai X2 test = 2,137<304,835 ( X2 tabel dengan N=347 (351-4) dan α=0,05) dan nilai signifikan 0,344 > 0,05 dengan demikian model regresi logistik sudah terbukti bahwa data empiris sesuai dengan model, selanjutnya dapat diinterpretasikan ke analisis berikutnya. c. Koefisien Determinasi Uji ini berfungsi untuk menjelaskan seberapa besar variabel bebas mampu menjelaskan vareansi variabel terikat, hasil uji dalam tabel berikut: Tabel 4.13 Koefisien Nagelkerke R2 Test No. 1
Nagelkerke Ri-square Test 0,959
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3) Berdasarkan hasil analisis regresi logistik di atas menunjukkan bahwa Nilai R2 test = 0,959 yang berarti bahwa variabel bebas (pendidikan, tenaga kerja, luas lahan dan status ternak) hanya mampu menjelaskan vareasi pendapatan perempuan Program SPP-PNPM sebesar 96,2% dan sisanya sebesar 4,1% dijelaskan oleh vareasi variabel lainya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
2. Uji Statistik Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel pendidikan, tenaga kerja, luas lahan, status ternak terhadap pendapatan perempuan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan, dengan hasil sebagai berikut:. Tabel 4.14 Koefisien Regresi Logistik No. 1
Variabel Pendidikan (pendd)
B 4,453
Sign. 0,000
Exp (B) 85,886
2
Tenaga kerja (tng)
2,362
0,008
10,616
3
Luas Lahan (lhn)
3,690
0,042
40,062
4
Status ternak (trk)
-3,556
0,009
0,029
Sumber: Data Primer diolah SPSS Versi 16.00 (Lampiran 3) Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa: Variabel pendidikan perempuan (pendd) dengan nilai signifikan sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa pendidikan berpengaruh positif terhadap peluang peningkatan pendapatan perempuan pada Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan. Variabel tenaga kerja (tng) dengan nilai signifikan sebesar 0,017 lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa tenaga kerja berpengaruh positif terhadap peluang peningkatan pendapatan perempuan pada Program SPPPNPM Mandiri Perdesaan. Variabel luas lahan (lhn) dengan nilai signifikan sebesar 0,042 lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa luas lahan berpengaruh positif terhadap pendapatan peluang peningkatan perempuan pada Program SPPPNPM Mandiri Perdesaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Variabel status ternak (trk) dengan nilai signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa status ternak berpengaruh negatif terhadap pendapatan perempuan Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan. D. Inteprestasi Hasil Penelitian Analisis regresi logistik secara individu (parsial) dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh pendidikan perempuan terhadap pendapatan perempuan Variabel pendidikan perempuan (pendd), ternyata secara statistik signifikan mempengaruhi variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai probabilitas signifikan sebesar 0,000 serta mempunyai hubungan yang positif.
Nilai koefisien Exp(B) sebesar 85,886 yang berarti bahwa
perempuan yang berpendidikan SMP ke atas mempunyai peluang untuk peningkatan pendapatan sebesar 85,886 kali dibanding dengan perempuan yang berpendidikan SD ke bawah. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa faktor nilai pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan positif dengan pendapatan perempuan.
Apabila pendidikan semakin tinggi maka
pendapatan perempuan juga semakin banyak dan sebaliknya jika pendidikan rendah maka pendapatan perempuan juga makin sedikit. Implikasinya dalam penelitian ini adalah Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan merupakan sarana untuk mendukung penambahan modal untuk usaha, terutama untuk meningkatkan pendapatan perempuan. Penerapan program ini mengacu pada pemberdayaan kelompok perempuan bagaimana perempuan yang mempunyai pendidikan formal lebih tinggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
dapat memperoleh informasi, kemampuan untuk meningktkan pendapatan dalam keluarga/ rumah tangga kurang mampu. Berperannya perempuan di bidang ekonomi akan memberikan manfaat yang sangat berarti, baik bagi ekonomi rumah tangganya maupun bagi dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah Simpan pinjam kelompok
Perempuan
meningkatkan
(SPP)
pendapatan
bisa
dalam
melibatkan
keluarga
dan
perempuan
untuk
mengurangi
angka
kemiskinan. Peneliti terdahulu menggunakan data nasional tentang rumah tangga di India, sampel diberi perlakuan untuk menentukan dampak pengurangan kemiskinan dari pinjaman Lembaga Keuangan Mikro (LKM) untuk tujuan produktif, seperti investasi di bidang pertanian pada tingkat kemiskinan binari dan sampel bias. Seleksi terkait dengan akses pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) (Imai, Arum, Annim, 2010). Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa pendidikan responden lebih tinggi semakin pendapatan meningkat dibandingkan dengan pendidikan lebih rendah. 2. Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan Variabel tenaga kerja (tng) ternyata secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai probabilitas sebesar 0,008 dan mempunyai hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah pendapatan perempuan, apabila tenaga kerja bertambah maka akan menaikkan pendapatan perempuan demikian juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
sebaliknya.
Nilai koefisien Exp(B) sebesar 10,616 yang berarti bahwa
usaha perempuan dengan jumlah tenaga lebih dari 3 orang mempunyai peluang untuk peningkatan pendapatan sebesar 10,616 kali dibanding dengan jumlah tenaga kurang dari 3 orang. Implikasinya dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan pendapatan responden maka tenaga kerja dalam melaksanakan usaha perlu ditambah. Namun demikian dalam penambahan tenaga kerja perlu dikontrol sesuai dengan kebutuhan sehingga dalam usaha dapat lancar sesuai dengan modal yang dimiliki. Pengusaha wanita dan laki - laki dalam program kredit usaha mikro di Guatemala.
Penelitian
sebelumnya dan
peninjauan lapangan telah
menunjukan bahwa sasaran kredit pada peminjam (nasabah) menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam kesejahteraan rumah tangga, akan tetapi pengusaha laki - laki akan cenderung memperluas usahanya ketika mereka mendapatkan kredit tersebut (Kevane dan Wydick, 2001). Keterlibatan perempuan dalam mencari nafkah akan meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangganya yang pada akhirnya dapat mempengaruhi peran perempuan dalam pengambilan keputusan. Pereluasan sektor keuangan mikro berdasarkan konsep bahwa rumah tangga miskin dipengaruhi moleh kurangnya akses dan keterbatasan pelayanan keuangan. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa tenaga kerja responden lebih banyak semakin pendapatan meningkat dibandingkan dengan tenaga kerja lebih sedikit. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
3. Pengaruh luas lahan terhadap pendapatan Variabel luas lahan (lhn) ternyata secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai probabilitas sebesar 0,002 dan mempunyai hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa faktor luas lahan
mempunyai hubungan yang
signifikan dengan jumlah pendapatan perempuan, apabila luas lahan banyak maka akan menaikkan tingkat pendapatan perempuan demikian juga sebaliknya.
Nilai koefisien Exp(B) sebesar 40,062 yang berarti bahwa
perempuan yang mempunyai luas lahan lebih dari 100 m2 mempunyai peluang untuk peningkatan pendapatan sebesar 40,062 kali dibanding dengan perempuan yang mempunyai luas lahan kurang dari 100 m2. Implikasinya dalam penelitian ini adalah dalam meningkatkan pendapatan perempuan dibutuhkan luas lahan yang banyak untuk membuka atau menambah usaha-usaha baru, dengan daya upaya perempuan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya. Perempuan perdesaan, merupakan sumberdaya manusia yang cukup nyata berpartisipasi, khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga dan rumah tangga bersama dengan laki - laki. Perempuan di perdesaan sudah diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari hari saja, tetapi tenaga dan pikirannya juga terlibat dalam berbagai kegiatan usaha tani dan non tani, baik yang sifatnya komersial maupun sosial (Pujiwati, 1991). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa semakin luas lahan akan memperoleh pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang sempit. 4. Pengaruh status ternak terhadap pendapatan perempuan Variabel status ternak (trk) ternyata secara statistik berpengaruh terhadap variabel pendapatan perempuan (Y) dengan nilai probabilitas sebesar 0,009 dan mempunyai hubungan yang negatif. Nilai koefisien Exp(B) sebesar 0,029 yang berarti bahwa perempuan yang memiliki ternak kehilangan peluang untuk peningkatan pendapatan sebesar 0,029 kali dibanding dengan perempuan yang tidak memiliki ternak. Implikasinya dalam penelitian ini adalah dalam meningkatkan pendapatan perempuan dibutuhkan status ternak lebih sedikit/ tidak punya. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan perempuan, karena manajemen usaha diperlukan tindakan manajerial yang konsisten dalam menentukan tindakan yang riil untuk mendapatkan profit yang maksimum sesuai apa yang direncanakan. Tenaga kerja berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan perempuan, karena diperlukan tenaga promosi dan pelayanan. Tenaga yang memadai maka service pelayanan akan terpenuhi, sehingga pengunjung akan semakin banyak dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Luas lahan berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan perempuan, karena lahan yang luas dapat mengembangkan dan membuka usaha yang baru, maka semakin banyak jenis usaha yang dibuka dan commit to user dikembangkan akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Status ternak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
berpengaruh signifikan negatif terhadap pendapatan perempuan, karena hasil pendapatan dari usaha tidak digunakan untuk pengembangan dalam usaha tetapi digunakan untuk pemeliharaan ternak (pembelian konsentrat, pakan, obat-obatan dan lai-lain), sehingga modal menjadi sedikit maka pendapatan akan berkurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pendidikan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan perempuan. Perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang peningkatan pendapatan lebih besar dibanding dengan perempuan yang berpendidikan rendah. 2. Tenaga kerja terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan perempuan. Perempuan yang mempunyai tenaga kerja lebih banyak mempunyai peluang peningkatan pendapatan lebih besar dibanding dengan perempuan yang mempunyai tenaga kerja sedikit. 3. Luas lahan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pendapatan. Perempuan yang mempunyai lahan lebih luas mempunyai peluang peningkatan pendapatan lebih besar dibanding dengan perempuan yang mempunyai lahan sempit. 4. Status ternak terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap pendapatan perempuan. Perempuan yang memiliki ternak mempunyai peluang peningkatan pendapatan lebih rendah dibanding dengan perempuan yang tidak memiliki ternak. commit to user 102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
B. Limitasi Penelitian 1. Penelitian ini membatasi pada faktor-faktor yang bersifat kualitatif, dimungkinkan
untuk
penelitian
selanjutnya
dapat
dikembangkan
masuknya faktor-faktor yang bersifat kuantitatif. 2. Penelitian faktor-faktor input yang mempengaruhi pendapatan perempuan di Kabupaten Sragen diharapkan nantinya dapat memasukkan faktor yang dapat memberikan penghasilan lain bagi perempuan di luar Program SPPPNPM Mandiri Perdesaan ini. C. Rekomendasi 1. Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Sragen harus dilanjutkan sehingga perlu dilakukan langkah-langkah nyata yakni: adanya peningkatan
pelayanan
program
tersebut
seoptimal
mungkin,
meningkatkan penyuluhan program SPP-PNPM MP, meningkatkan simpan pinjam beberapa program dari pemerintah antara lain: permodalan bergilir melalui lembaga keuangan mikro, bantuan hibah dari pemerintah maupun pihak swasta. 2. Mengingat Program SPP-PNPM Mandiri Perdesaan diminati perempuan untuk meningkatkan pendapatan perempuan dan perbaikan taraf hidup, maka
perempuan
perlu
meningkatkan
ketrampilan
berwiraswata,
mengutamakan hak guna bangunan los, kios, warung di pasar untuk perempuan rumah tangga miskin, mengutamakan peruntukan SPP-PNPM MP untuk perempuan yang tidak memiliki ternak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2012. Sragen Dalam Angka (Hasil Sensus Tahun 2011), Sragen. Chamdi AN. 2003. Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian. Bogor. Fauzia L. 2010. “Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Petani terhadap Keputusan Petani dalam Penggunaan Sarana Produksi”, Tesis. USU Press. Medan. Gergis A. 1999. Citizen Economic Empowerment in Botswana : Concepts & Principles, Bostwana Institute for Depelopment Policy Analisis (BIDPA). Ghozali Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Undip, Semarang. Gitosudarmo, Indriyo, Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Yogyakarta: Penerbit BPFE. Gray et al. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Ed ke-2. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Handoko T H. 2000, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta. Hernanto F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Imai, Thankom Arum dan Samuel Kobina Annim B. 2010. Microfinance and hausehold Poverty Reduktion : New EvidenceFrom India.World Delepment, Vol. 38 (12), PP. 1760 – 1774). Kemenakertrans. 2009. Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Jakarta. Kevane dan Brucle Wydick B. 2001. Microenterpice Lending To Female Entrepreneurs : Sacrificing Economic Growth For Poverty Alleviation.World Development Vol 29 (7) , PP. 1225 – 1236). Kuncoro M. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. McCullagh P dan Nelder JA. 1989. Generalized Linier Models 2 London: Chapman & Hall. commit to user
nd
Edition.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
Mulyono H. 2007. “Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan responden (Studi kasus di Sukoharjo).” Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Murtidjo BS. 1992. Beternak Sapi Potong, Kanisius, Yogyakarta. Notoatmodjo S, 2002, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. Pujiwati, Sayogyo. 1991. Peran Wanita Dalam Pengembangan Masyarakat Desa, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Purwadi T. 2009. “Analisis Pendapatan Usahatani Pisang Ambon Melalui Program Primatani (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)”. Tesis. IPB. Bogor. Purwaningsih. Y. 2010. Modul Ekonomi Pertanian (Tidak dipublikasikan). MESP UNS, Surakarta. Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Tiga, Cetakan Ketujuhbelas, Yogyakarta: Penerbit Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Rustiadi E dan R Wafda. 2001. “Lahan Pertanian Pangan Abadi sebagai Syarat dalam Pembangunan Pertanian dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Jurnal, 3 April 2001. Said S. 2006. Statistik Parametrik SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Salvatore, Dominick. 2006. Theory and Problem Micro Economic Theory, 3 rd Edition, Alih Bahasa oleh Rudi Sitompul, Penebit Erlangga, Jakarta. Samuelson, Paul A, Nordhaus D, William. 2002. Ekonomi, Edisi 12 Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Siregar, Djarijah. A. 2009. Usaha Ternak Sapi, Kanisius, Yogyakarta. Sitorus SRP. 2001. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan. Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian. Bogor. Sinungan, Muchdarsyah. 1994. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000, Rineka Cipta. Jakarta. commit to user Jakarta. Soejoeti Z. 1986. Metode Statistika II, Karunika,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukirno S. 2002. Makroekonomi Modern, Pertama, Jakarta.
Raja Grafindo Persada, Cetakan
Sunan. 2007. Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui PPK (Program Pengembangan Kecamatan) di Provinsi Jawa Timur, Universitas Brawijaya Malang. Jawa Timur. Sunarto, Sahedhy N. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, BPFE-UST, Yogyakarta. Supartiningsih. 2008. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Di Perdesaan, (Refleksi Pengalaman Lapangan Dari Program P3EL Di Kabupaten Lombok Timur), Fakultas Pertanian UNRAM, Mataram. Supriyati. 1990. Kajian Tingkat Upah Di Perdesaan Jawa (Kasus Di Jawa Barat), IPB, Bogor. Syafa’at N, Mardianto S, Simatupang P. 2003. “Dinamika Indikator Ekonomi Makro Sektor Pertanian dan Kesejahteraan Petani’. Jurnal,Volume. 1 No. 1 Maret 2003.
commit to user