PESAN UNTUK SANG ANAK By AGUS BUDI SANTOSO
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
[email protected]
DI SEBUAH DESA KECIL Di sebuah desa kecil ada sebuah keluarga kecil sederhana yang memiliki seorang anak yang bernama Tono. Suatu pagi ia bangun kesiangan sehingga ia langsung cepat - cepat untuk mandi. Seusai mandi Tono langsung siap - siap untuk berangkat sekolah agar tidak terlambat. Ibu : (berteriak sambil memasak di dapur) Makan dulu nak! Masakannya sudah matang, sudah ibu siapkan sarapan di meja makan unyuk mu. Tono : Tidak bu! nanti saja... (Tono sambil berlari ke meja makan, minum segelas air dan berpamitan pada ibu di dapur) Ayah : (sambil mengeluarkan burung peliharaan dari dalam rumah) Sarapan dulu nak! biar ada tenaga buat berfikir di sekolah nanti! TONO DENGAN TERBURU BURU SUDAH BERADA DI HADAPAN SANG AYAH UNTUK BERPAMITAN DAN BERANGKAT KE SEKOLAH PERJALANAN MENUJU SEKOLAH Jarak rumah tono dengan sekolah cukup jauh, sekitar 1 km dan Tono Menempuhnya dengan jalan kaki. Jalanan sengat becek pagi itu, Tono terus berjalan dengan sesekali berlari agar tidak terlambat. Sepatunya pun blepotan dengan lumpur. 100 meter dari sekolah ada salah satu teman Tono yaitu Banu yang mau berangkat sekolah dengan di antar ayahnya melihat Tono yang sudah kelelahan berjalan. Banu : Hai Tono.., ayo berangkat bersamaku..! Tono : Hai Banu.., Iya trimakasih... Tono pun ikut di bonceng bersama Banu menuju sekolah mereka. TAK LAMA KEMUDIAN MEREKA SAMPAI DI SEKOLAH DAN BEL SEKOLAH PUN TELAH BERBUNYI
2. DI RUANG KELAS 3 SEKOLAH DASAR Semua siswa telah memasuki ruang kelas setelah berbaris terlebih dahulu di dpan kelas, di susul dengan Ibu guru memasuki ruangan kelas. Ibu Guru : Selamat pagi anak - anak..! Tono dan siswa lain : Selamat pagi bu guru....( dengan suara yang sangat keras) Ibu Guru : Marilah kita berdoa dulu anak anak sebelum memulai pelajaran. Berdo’a mulai.... Suasana ruang kelas menjadi hening sejenak. Ibu Guru : Berdo’a selesai...! Suasana kelas menjadi ramai kembali karena Tono, Banu dan siswa lain pada ribut sendiri. Ibu guru : Sssstt..., jangan pada ribut, mengganggu kelas sebelah. Kalian sudah pada belajar kan..?? Tono, Banu dan siswa lain : Sudah bu... (bersamaan) Ibu guru membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada siswa. Dan siswa mengerjakan soal dengan tenang. Tetapi Tono terlihat gelisah karena tidak bisa mengerjakan soal tersebut. Ia melihat Raka temannya yang duduk di depannya mencontek, Sedangkan Tono tidak punya nyali untuk melakukan itu, TAK LAM BEL ISTIRAHAT PUN BERBUNYI. PARA SISWA MENGUMPULKAN LEMBAR JAWABNYA DAN LANGSUNG KELUAR RUANG KELAS HALAMAN SEKOLAH Setelah melaksanakan ulangan harian. Tono, Banu dan teman -teman lain bermain sepak bola di halaman sekolah. Banu menyuruh salah seorang temannya untuk mengambil bola. Banu : ka, cepat ambil bola sepak di ruang olahraga.., Raka : iya sebentar aku ambilkan(sambil berjalan) (CONTINUED)
CONTINUED:
3.
tak lama kemudian. Raka : Ini bolanya teman - teman, ayo kita bermain. Tono, Banu & teman - teman lain: ayoo..,(berbarengan) Semua bermain penuh ceria seakan tiada beban sama sekali, Tono pun begitu, seakan iya sudah lupa bahwa ia tadi tidak bisa mengerjakan soal Ulangannya. TAK LAMA SEMUA MULAI LELAH, DAN MENYUDAHI BERMAIN SEPAK BOLA, ISTIRAHAT SEJENAK LALU MENUJU KANTIN SEKOLAH KANTIN SEKOLAH Setelah capek bermain sepak bola, Tono, Banu, Raka dan teman - teman lain jajan menuju kantin sekolah. Tono mengambil minumnya di tas yang dibawanya dari rumah sebelum menuju kantin bersama teman - temannya. Banu : bu chiki ini berapa? sama es lilinnya..? Ibu kantin : Rp 1500,00 , udah itu aja nak? Banu : Iya ini aja bu’, ini uangnya(sambil memberikan uangnya ke ibu kantin) Raka menyambung pembicaraan Raka : nasi kuning sama es teh ini berapa bu..? Ibu kantin : semua Rp 2500 nak! Raka : ini bu’ uangnya. Raka dan banu duduk berdua menikmati jajan mereka, dan tono pun menyusul bergabung dengan mereka setelah membeli jajan mie lidi yang harganya hanya Rp 300,00 Raka : Heh, Tono.. jajan apaan itu? jajan murahan kok di beli. gag punya uang ya? kasihan banget. minum aja sampek bawa dari rumah. Tono : terdiam tanpa kata ( merasa tersinggung dengan perkataan Raka) Banu : gag boleh gitu raka., Jadi orang gag boleh sombong. Tono sedikit merasa lega mendengar pembelaan dari Banu.(Teeeetttt) Bel masuk telah berbunyi. (CONTINUED)
CONTINUED:
4.
JAMISTIRAHAT TELAH USAI, PARA SISWA SISWI KEMBALI MEMASUKI RUANGAN KELAS DENGAN BERBARIS DI DEAPAN KELAS TERLEBIH DAHULU RUANG KELAS Pelajaran pun dilanjutkan kembali. Ibu guru menjelaskan materi dengan bercerita di depan kelas. Para siswa mendengarkan dengan tenang penjelasan dan cerita ibu guru. Ada beberapa siswa yang mengantuk di kelas(termasuk Tono) karena hari sudah siang. Beberapa saat kemudian Bel pulang pun berbunyi. Ibu guru : Karena bel sudah berbunyi, silahkan buku - bukunya di rapikan. Tono , Banu, Raka & siswa lain : Iya buu.......! Ibu guru : Jika sudah di rapikan, kita berdo’a dulu sebelum pulang. Berdo’a mulai.., ....berdo’a selesai. Tono, Banu , Raka dan para siswa bersalaman satu persatu dengan ibu guru dan langsung keluar kelas untuk pulang ke rumah masing - masing. SELESAI SEKOLAH, TONO LANGSUNG PULANG KE RUMAH RUMAH TONO Assalamu’alaikum...(Tono masuk ke dalam rumah) dan ibu menjawab salam Tono dari dalam rumah karena sang ayah belum pulang bekerja. Ibu Tono : Walaikum salam.., gimana sekolahnya nak? cepat ganti baju truz makan siang. Tono : Tadi ada ulangan harian bu..,(Tono tidak mengatakan kepada ibu sebenarnya ia tidak bisa mengerjakan soal tersebut).iya bu..Tono ganti baju dulu setelah itu makan siang. Setelah ganti baju lalu Tono mengambil makan siangnya di meja makan dan ia makan dengan sangat lahab karena pagi tadi ia belum sempat sarapan karena takut terlambat ke sekolah. Setelah selesai makan siang ia langsung masuk kamar dan tidur siang hingga menjelang sore. Setelah bangun tidur Tono (CONTINUED)
CONTINUED:
5.
membantu ibu membersihkan rumah. Karena Tono tidak seperti Keluarga Raka yang kaya raya, yang memiliki pembantu di rumahnya. Malam pun tiba Tono belajar sebentar untuk pelajaran esok hari agar jika ada ulangan ia bisa mengerjakan, tidak seperti tadi. Setelah larut malam Tono pun mematilan lampu kamarnya dan menarik selimutnya untuk tudur. TERTIDUR PULAS HINGGA PAGI MENJELANG DI RUANG KELAS 3 SEKOLAH DASAR Seperti hari -hari biasa Tono dan teman - temanya mendapatkan pelajaran di sekolah. Setelah menjelaskan materi menjelang pulang sekolah Ibu guru membagikan hasil ulangan kemarin kepada siswa - siswinya. Ibu Guru : Anak - anak, ini hasil ulangan kalian telah ibu guru koreksi dan telah di nilai. Ibu akan memanggil satu persatu untuk mengambil hasil ulangan kalian. Satu persatu siswa mengambil hasil ulangan mereka hingga saatnya Tono di panggil. Tono : Iya bu..., ( sambil berjalan menghampiri ibu guru) Ibu guru : belajar yang giat ya Ton..! agar nilaimu bagus. Tono : iya bu guru.., ( sambil memasang wajah yang lusuh karena kecewa melihat nilainya 50. Tak lama kebudian salah satu teman Tono di panggil Ibu Guru : Raka!!! Raka : Iya bu(sambil datang menghampiri) Ibu guru : dipertahankan ya.., selamat kamu mendapatkan nilai 90. (Raka tersenyum) Raka : Hooreeeee..., aku mendapat nilai 90..( berteriak kencang) Tono yang mendengar bahwa Raka mendapat nilai bagus merasa kesal kepada Raka. Pasalnya Raka mendapatkan nilai itu dengan mencontek, tidak murni. Setelah semua mendapatkan nilainya Berdo’a dan pulang kerumah masing -masing. TONO BERJALAN MENUJU RUMAH
6.
DIRUANG TAMU RUMAH TONO Tiba -tiba Tono menghampiri Ayahnya yang sedang duduk sambil membaca koran di ruang tamu. Saat itu ayah Tono sedang libur kerja. Tono : Ayah..., Ayah..!! Ayah : Ada apa tono? kelihatanya kamu lagi kesal? Tono : Aku capek, sangat capek!! Aku capek karena aku harus belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa mendapat nilai bagus hanya dengan mencontek. Kalau begitu, aku mau mencontek nilaiku juga pasti bagus!, Aku juga capek karena aku harus terus membantu Ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu. Aku ingin kita punya pembantu saja! Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa jajan terus tanpa harus menabung. Aku ingin bisa jajan terus!" Aku capek, sangat capek, karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati." Aku capek Ayah, aku capek menahan diri. Aku ingin seperti mereka yang selalu terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka. Tono pun mulai menangis setelang mengeluarkan semua uneg unegnya... Ayah : Hanya tersenyum sambil mengelus kepala Tono dan mengajak Tono keluar rumah dengan menarik tangan Tono. AYAH DAN TONO KELUAR RUMAH
7. DIPERJALANAN MENUJU HUTAN Ayah Tono akan mengaak tono kesuatu tempat. Ayah : Tono.., ayo ikut ayah, ayah akan nenunjukkan sesuatu kepada mu..!! Tono : menunjukkan apa ayah? (Tono bertanya - tanya) Ayah : Sudah lah ikut saja.., ( sambil menggandeng tangan Tono. Mereka berdua terus berjalan. MEMASUKI HUTAN DI HUTAN Tono dan ayahnya terus berjalan hingga sampai di hutan yang jauh dari rumah mereka. Mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, berduri, banyak serangga, berlumpur dan penuh dengan ilalang. Dan sang anak pun mulai mengeluh. Tono : Ayah.., mau kemana kita?? Aku tidak suka jalan ini. Sepatuku jadi kotor, kakiku juga luka karena tertusuk duri. Badanku dikelilingi oleh serangga dan berjalanpun susah karena terhalang oleh ilalang. Aku tidak suka jalan ini yah...! Ayah : (hanya terdiam) Tiba - tiba terdengar suara gemercik air yang sangat keras. Dan Tono pun kembali bertanya. Tono : Suara apa itu yah? di tempat seperti ini..? Lagi - lagi sang ayah pun hanya diam dan tak memberikan jawaban. HINGGA AKHIRNYA MEREKA TIBA DI SEBUAH TEMPAT YANG INDAH AIR TERJUN Setelah berjalan cukup lama dan melewati hutan yang penuh rintangan, tibalah mereka di tempat yang Indah. Udara dan airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu dan bunga-bunga cantik, serta pepohonan yang rindang. Tono : Wah, tempat apa ini yah?? Indah sekali.., aku suka tempat ini. (CONTINUED)
CONTINUED:
8.
Sang ayah masih saja tetap diam sambil mengajak Tono duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau. Ayah : Kemarilah anakku, ayo duduk di samping Ayah! Tono pun menurut. Ia ikut duduk di samping ayahnya. Ayah : Tono, tahukah kamu kenapa tempat ini begitu sepi, padahal di sini begitu indah? Tono : Tidak tahu, Yah, memangnya kenapa? Ayah : Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, yang penuh dengan rintangan, ilalang yang penuh dengan duri. padahal mereka tahu ada Air terjun yang indah di sini. Tetapi kebanyakan mereka tidak bersabar dalam menyusuri jalan jelek tersebut. Tono : Berarti kita termasuk orang yang sabar ya yah? Ayah : Nah, akhirnya kau mengerti. Tono : Mengerti apa? Aku tidak mengerti maksud ayah. Ayah : Tono, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam kujujuran dan butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan. Seperti halnya jalan yang kita lewati tadi. Bukankah kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat harus melewati ilalang. Namun, akhirnya semuanya terbayar, kan? Ada Air Terjun yang sangat indah di sini. Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapatkan coba? Kau tidak akan mendapat apa-apa anakku. Kamu pasti akan kembali pulang dan tidak akan bisa menikmati Air terjun yang indah ini. (MORE) (CONTINUED)
CONTINUED:
9.
Tono : Tapi Ayah, tidak mudah untuk bersabar... Ayah : Ayah tahu, ada Ayah yang akan selalu menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu kembali. Tapi ingatlah Tono, Ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh tersandung. Suatu saat nanti, kamu harus bisa berdiri sendiri. Karenanya, jangan pernah kamu gantungkan hidupmu pada orang lain. Gantungkan pada dirimu sendiri. Jadilah dirimu sendiri. Seorang pemuda yang kuat, yang akan tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya. Tetaplah tegak berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Karena di sana ada jalan dan kesuksesan yang setia menantimu.