TESIS
HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI
NI WAYAN ARI ADIPUTRI
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 i
TESIS
HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI
NI WAYAN ARI ADIPUTRI NIM 1292161018
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
ii
TESIS
HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
NI WAYAN ARI ADIPUTRI NIM 1292161018
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL : 23 Juni 2014
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof.Dr.dr.Mangku Karmaya,M.Repro,PA(K) NIP: 194612311969021001
Dr.I Pt. Ganda Wijaya,S.Sos,MM NIP.196812311989031057
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Direktur
Program Pasca Sarjana
Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana,
Universitas Udayana,
Prof.dr.Dewa Nyoman Wirawan,MPH
Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi,Sp.S (K)
NIP.194810101977021001
NIP. 195902151985102001
iv
Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal : 2 Juli 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No :.1959/UN14.4/HK/2014 Tanggal 1 Juli 2014
Ketua
:Prof.Dr.dr.Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K)
Anggota : 1. Dr. I Putu Ganda, S.Sos, MM 2. Prof.Dr.dr.Alex Pangkahila, MSc, Sp.And 3. Dr.dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Msi 4. Dr.dr. Tuty Kuswardhani, Sp.PD, K Ger, Finasim,MARS
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ni Wayan Ari Adiputri
NIM
: 1292161018
Program
: Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (MIKM)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah tesis saya yang berjudul Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari didapatkan bukti bahwa Tesis ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI .No.17 Tahun 2010.
Denpasar, Juli 2014 Yang membuat pernyataan
Ni Wayan Ari Adiputri NIM : 129 216 1018
vi
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian tesis yang berjudul Hubungan Antara Kompetensi, Kompensasi Finansial Dan Supervisi Dengan Kinerja Bidan Desa Di Kabupaten Bangli. Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA (K) selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran dalam penulisan hasil penelitian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dr. I Pt. Ganda Wijaya, S.Sos, MM, selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada : 1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.
2. Tim penguji pada sidang hasil penelitian tesis yaitu Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSC,
Sp.AND,
Dr.
dr.
R.A.Tuty
vii
Kuswardhani,
Sp.PD,
K
Ger,
MARS,FINASIM, Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Msi atas koreksi dan saran untuk perbaikan tesis ini.
3. Ibu-ibu responden/ bidan desa di Kabupaten Bangli yang telah banyak meluangkan waktu dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
4. Teman – teman angkatan IV MIKM UNUD yang telah banyak memberikan semangat.
Penulis menyadari hasil penelitian tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya dapat dipergunakan untuk menyempurnakan hasil penelitian selanjutnya. Demikian hasil penelitian tesis ini penulis susun dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.
Denpasar, Juni 2014 Penulis
viii
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI Bidan desa sebagai petugas kesehatan digaris terdepan diharapkan mampu meningkatkan cakupan pelayanan KIA dengan meningkatkan kinerja bidan di desa. Kinerja bidan desa dipengaruhi oleh faktor internal ( kompetensi) dan faktor ekternal (kompensasi finansial dan supervisi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli. Penelitian ini mengambil studi kuantitatif dengan rancangan potong lintang. Pemilihan sampel dengan consecutive sampling yang berjumlah 45 orang di seluruh Kabupaten Bangli.Data yang diambil melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan uji statistik chi-square dan regresi logistik. Analisis menunjukkan kinerja bidan desa sebagian besar kurang baik yaitu 62,2% dengan kompetensi (OR 13,27; 95 % CI : 1,49 – 118,21), dengan kompensasi finansial (OR 11,31 ; 95 % CI : 1,45 – 88,21) dan supervisi (OR 25,06 ; 95 % CI : 3,2 – 193,50) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa. Perlu ditingkatkan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA setiap bulan dan dipantau oleh kepala puskesmas. Kata Kunci : Kompetensi, Kompensasi Finansial, Supervisi, Kinerja
ix
ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN COMPETENCY, FINANCIAL COMPENSATION, SUPERVISION AND PERFORMANCE OF THE VILLAGE MIDWIVES IN THE BANGLI REGENCY
The research aims to determine the relationship between competency, financial compensation and supervision, with the performance of village midwives in the Bangli Regency. The research is a quantitative study with a cross-sectional design. The selection of samples was conducted by consecutive sampling of 45 people of all over the Regency of Bangli. The data were collected through interviews by using questionnaires. The data were analyzed by using univariate, bivariate and multivariate statistical chi-square tests and logistic regression. The analysis indicates that the performance of village midwives is mostly unfavorable, i.e. at 62.2% with the competency of (OR 13.27, 95% CI: 1.49 to 118.21), with financial compensation of (OR 11.31, 95% CI: 1 , 45 to 88.21) and supervision of (OR 25.06, 95% CI: 3.2 to 193.50) which has a significant relationship with the performance of the village midwives. Conclusion is expected that the midwife’s coordinators for Maternal and Child Health need to improve supervision monthly to be monitored by the head of the Public Health Center. Keywords: Competency, Financial Compensation, Supervision, Performance
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DEPAN ........................................................................................
i
SAMPUL DALAM.......................................................................................
ii
PRASYARAT GELAR.................................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..............................................................
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................
vi
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
ABSTRACT .................................................................................................
x
DAFTAR ISI………………………………....................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xviii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Rumusan Masalah
5
1.3 Tujuan Penelitian
5
1.3.1 Tujuan Umum
5
1.3.2 Tujuan Khusus
5
xi
1.4 Manfaat Penelitian
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kinerja
7
2.1.1
Kinerja Bidan Desa
7
2.1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
8
2.1.3
Metode Pengukuran Kinerja
9
2.2
Kompensasi
12
2.2.1
Pengertian Kompensasi
13
2.2.2 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja
13
2.3
14
Kompensasi Finansial
2.3.1 Pengertian Kompensasi Finansial
14
2.3.2 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja
15
2.4
15
Supervisi
2.4.1 Pengertian Supervisi
15
2.4.2 Hubungan Supervisi dengan Kinerja
17
2.5
Bidan Desa
17
2.5.1
Pengertian Bidan Desa
17
2.5.2 Tugas dan Fungsi Bidan Desa
17
2.5.3
Profil Bidan Desa di Kabupaten Bangli
18
2.5.4
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan & Puskesmas
19
2.6
Teori Prilaku
20
BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir
22
xii
3.2 Konsep Penelitian
24
3.3 Hipotesis Penelitian
25
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian
26
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
26
4.3 Ruang lingkup
27
4.4 Penentuan Sumber Data
27
4.4.1 Populasi Penelitian
27
4.4.2 Sampel Penelitian
27
4.5 Variabel Penelitian
29
4.6 Intrumen Penelitian
32
4.7. Prosedur Penelitian
33
4.8 Analisis Data
33
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1
Gambaran Lokasi Penelitian
5.2 Karakteristik Responden
36 37
5.3 Hasil Uji Univariat Variabel Independen dan Variabel Dependen . 5.4
38
Hasil Uji Bivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen .
40
5.5 Hasil Uji Multivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen .
44
xiii
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa
46
6.2 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa
6.3
.
48
Hubungan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa
49
6.4 Kelemahan Penelitian
53
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1
Simpulan
54
7.2 Saran
54
DAFTAR PUSTAKA
56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
61
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman 4.2 . Definisi operasional
30
5.1 Distribusi Karakteristik Responden
38
5.2 Distribusi Frekuensi Kompetensi Bidan Desa di Kabupaten Bangli
39
5.3 Distribusi Frekuensi Kompensasi Finansial Bidan Desa di Kabupaten Bangli .
.....
39
5.4 Distribusi Frekuensi Supervisi Bidan Desa di Kabupaten Bangli
40
5.5 Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli
40
5.6 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli 41 5.7 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli
42
5.8 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli 43 5.9 Hasil Uji Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli
44
5.10Hasil Analisis Regresi Logistik pada Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli 44
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas
19
3.1 Kerangka Konsep
24
4.1 Rancangan Cross Sectional
26
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2
Pengantar
Sebelum
Membagikan
Kuesioner
pada
Penelitian Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa Di Kabupaten Bangli Lampiran 3
Alat Ukur Kuesioner
Lampiran 4
Hasil Jawaban Responden Penelitian
Lampiran 5
Output Analisis Hasil Statistik
Lampiran 6
Hasil Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7
Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas di Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem
Lampiran 8
Surat Keterangan Kelaiakan Etik
Lampiran 9
Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali
Lampiran 10
Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bangli
Lampiran 12
Surat Ijin Penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
xvii
DAFTAR SINGKATAN
KIA
Kesehatan Ibu dan Anak
PWS-KIA
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
AKI
Angka Kematian Ibu
AKB
Angka Kematian Bayi
K1
Kunjungan Pertama pada kehamilan Trimester I
K4
Kunjungan pada kehamilan Trimester III
KB
Keluarga Berencana
PUSTU
Puskesmas Pembantu
POLINDES
Pos Persalinan Desa
POSKESDES Pos Kesehatan Desa BPM
Bidan Praktek Mandiri
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program yang senantiasa di prioritaskan oleh karena memberikan pelayanan kesehatan bagi kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap kesakitan dan kematian yaitu Ibu dan Anak. Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, akan tetapi tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta lambatnya penurunan kedua angka tersebut saat ini menghambat keberhasilan pembangunan bidang kesehatan serta memerlukan perhatian khusus dari semua pihak (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terus mengalami peningkatan dari 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007) menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Melihat masalah yang menjadi fokus utama dalam kesehatan yaitu masalah masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia, untuk itu diperlukan peningkatan program kesehatan ibu dan anak (KIA) (SDKI, 2012). Strategi pemerintah dalam menekan tingginya angka kematian ibu di Indonesia yaitu dengan menempatkan bidan di desa. Bidan harus mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan
1
2
khususnya bidan desa sebagai ujung tombak dalam pelayanan ibu dan anak.Banyaknya cakupan PWS-KIA yang harus dipenuhi oleh bidan desa. Bidan di desa sebagai petugas kesehatan digaris terdepan dan sesuai dengan fungsi keberadaannya diharapkan mampu meningkatkan cakupan pelayanan KIA. Rendahnya cakupan pelayanan KIA oleh tenaga kesehatan dihubungkan dengan masalah kinerja bidan di desa (Bernandir, 2008). Permasalahan kinerja bidan di desa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor . Menurut Timple (Mangkunegara, 2006) kinerja dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang berkaitan dengan diri seseorang, seperti kompetensi, motivasi dan komitmen individu dan kepuasan kerja. Faktor eskternal yaitu segala sesuatu yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi kinerja, seperti fasilitas kerja atau sarana dan prasarana, kompensasi yang diterima baik finansial dan non finansial, supervisi, pelatihan, gaya kepemimpinan dan penerimaan dari masyarakat. Berdasarkan
penelitian
oleh
Enjang
(2011),
dikatakan
bahwa
kemampuan kerja, prestasi dan pengetahuan, lebih berkontribusi positif dengan kinerja perawat. Penelitian serupa juga membuktikan bahwa kemampuan dan pengalaman mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa (Ester, 2012). Penelitian oleh Royani (2010) dipaparkan bahwa sistem penghargaan atau kompensasi memiliki hubungan yang bermakna terhadap kinerja yang dipersepsikan oleh perawat. Penelitian oleh Quayyum (2008) dijelaskan bahwa kinerja bidan desa dalam melakukan
3
pelayanan antenatal juga sangat dipengaruhi oleh insentif yang diberikan. Hasil penelitian lainnya juga dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara supervisi oleh kepala puskesmas dengan cakupan K4 di Kabupaten Kuningan (Dadang, 2006). Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja staf dalam sebuah organisasi yaitu kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi. Kabupaten Bangli memiliki rumah sakit berjumlah 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten Bangli, 1 rumah sakit khusus jiwa milik pemerintah Provinsi Bangli dan 1 rumah sakit swasta BMC. Kabupaten Bangli memiliki 12 puskesmas dimana 4 buah diantaranya adalah puskesmas dengan layanan rawat inap sedangkan 8 buah puskesmas yang lain adalah puskesmas tanpa layanan rawat inap. Jaringan puskesmas yang lainnya yaitu 59 puskesmas pembantu (Pustu), polindes 7 buah, poskesdes 24 buah, puskesmas keliling 11 buah, dan desa siaga
sebanyak 72 desa (Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli, 2012). Tenaga bidan desa berjumlah 45 orang bertugas di puskesmas pembantu dan polindes. Latar belakang pendidikan dari semua bidan desa yaitu D III Kebidanan (Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, 2012). AKI di Bali dalam 3 tahun berturut-turut mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun 2010 sebesar 58,10, tahun 2011 sebesar 84,25 dan tahun 2012 sebesar 89,67. Tahun 2011 AKI berdasarkan tempat kejadian kematian kebanyakan terjadi di rumah sakit yaitu 80 %, meninggal di rumah pasien
4
12,7 %, meninggal dalam perjalanan 5,5 % dan di Bidan Praktek Mandiri (BPM) 1,82 % (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2011) Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2012, AKI tertinggi di Kabupaten Bangli sebesar 134,59 per 100.000 KH.
Hasil cakupan
pelayanan ibu hamil K1 per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2012, cakupan terendah yaitu di Kabupaten Bangli sebesar 94,57 % dan cakupan pelayanan ibu hamil K4 per Kabupaten/Kota juga terendah di Kabupaten Bangli sebesar 85,62 %, pertolongan persalinan oleh nakes masih rendah yaitu 92,08 %, pelayanan ibu nifas 90,39 %, dan penanganan komplikasi kebidanan juga masih rendah yaitu 65,74 % (Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, 2012). Secara umum data cakupan pelayanan KIA di Kabupaten Bangli masih belum mencapai target sasaran. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja bidan di desa sebagai tonggak pertama pelayanan KIA masih belum maksimal. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kabupaten Bangli, didapatkan bahwa sebagian besar bidan desa memiliki masa kerja yang masih pendek dan pengalaman kerjanya masih kurang, sehingga kompetensi mereka masih perlu ditingkatkan melalui pelatihan. Hal lain yang menjadi masalah adalah besarnya beban kerja, bidan desa juga dibebani tugas-tugas lain yang bersifat administratif seperti pendataan langsung, menjadi bendahara, mengikuti rapat, dan pengabdian kepada masyarakat. Jasa pelayanan dan tunjangan penghasilan pegawai disama ratakan dan tidak berdasarkan sistem kinerja, dan juga pembagiannya tidak tepat waktu. Pelatihan atau penyegaran
5
keilmuan jarang dilakukan. Pelaksanaan supervisi tidak rutin dilakukan oleh Bidan Koordinator KIA dan buku rencana supervisi pun tidak ada. Bidan koordinator KIA pun belum memiliki acuan supervisi yang jelas dalam melakukan supervisi kepada bidan desa dan tidak ada rencana melakukan feedback terhadap supervisi yang telah dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, bahwa pelaksanaan program KIA di Kabupaten Bangli masih perlu ditingkatkan dan salah satunya adalah dengan meningkatkan kinerja bidan desa, melalui kompetensi, kompensasi finansial dan pelaksanaan supervisi. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli ? 2. Apakah ada hubungan kompetensi dengan kinerja bidan
desa di
Kabupaten Bangli? 3. Apakah ada hubungan kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli? 4. Apakah ada hubungan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli? 5. Apakah ada hubungan secara bersama antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli?
6
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui : 1. Kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli 2. Hubungan kompetensi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 3. Hubungan kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 4. Hubungan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 5. Hubungan secara bersama antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memperkaya literatur dalam pengembangan sumber daya manusia termasuk pengembangan kinerja bidan. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli dan dari hasil penelitian ini juga dapat dijadikan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kinerja bidan desa dalam pelaksanaan program KIA.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kinerja 2.1.1 Kinerja Bidan Desa Bernadin dan Russel (Sutrisno, 2012), memberikan definisi tentang prestasi kerja adalah suatu rekapan hasil-hasil yang diperoleh dalam pekerjaan tertentu atau dalam kurun waktu tertentu. Pendapat dari Byars dan Rue (Sutrisno, 2012), mengartikan prestasi kerja menunjukkan kemampuan seseorang pada pekerjaannya yang lebih terfokus. Prestasi kerja yang baik menunjukkan suatu perusahaan mampu mengelola sumber daya manusia dengan baik. Menurut Ruki (Sutrisno, 2012) dalam suatu manajemen terdapat tiga sumber daya kritis yaitu sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan sumber daya informasi. Berdasarkan tiga sumber daya tersebut yang paling sulit untuk diperoleh dan dikelola yaitu sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang pas dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Sama halnya dengan kinerja, dimana saling terkait dengan bagaimana sumber daya manusia yang dimiliki. Pendapat Suyadi Prawirosentono (2002) mendefinisikan kinerja sebagai performance, yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan 7
8
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja bidan desa adalah sesuatu yang dicapai oleh seorang bidan dalam melaksanakan kegiatannya baik tugas pokok maupun kegiatan administrasi, kegiatan pembinaan serta kegiatan lain-lain yang dapat mendukung keberhasilan tugas-tugasnya. Beberapa penelitian terkait dengan kinerja yaitu dilakukan oleh Iwan Setia Budi (2011) tentang isu strategis dan upaya pemecahannya disebutkan bahwa hal-hal yang terkait dengan kinerja bidan di desa yaitu kompetensi bidan, supervisi, pelatihan, beban kerja, reward/kompensasi dan komitmen. Penelitian oleh Ester (2011) bahwa terdapat hubungan antara kemampuan dan pengalaman terhadap kinerja bidan desa. Riyanto dan Kristiani (2006) menyebutkan bahwa lingkungan aman dan sehat sangat diperuntukkan setiap ibu hamil untuk melahirkan bayinya dan hal ini bermanfaat menurunkan AKI. Berdasarkan hal tersebut sangat diperlukan bidan desa yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang dapat membantu pelayanan KIA. 2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Steers (Mangkunegara,2006), bahwa kinerja dari
masing-
masing individu merupakan gabungan dari tiga faktor, yaitu : 1) kompetensi, peringai, dan minat; 2) tugas dan tanggung jawab yang jelas ; 3) motivasi kerja.
9
Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri dapat juga mempunyai arti penting, tetapi kombinasi ketiga tersebut sangat menentukan hasil tiap pekerja, yang pada gilirannya akan membantu prestasi organisasi secara keseluruhan. Byar dan Rue (dalam Wibowo, 2012), bahwa dua faktor yang berpengaruh terhadap kinerja yaitu faktor individu (effort, abilities, role/task perception) dan faktor lingkungan (kondisi fisik, peralatan, waktu, material, pendidikan, supervisi, desain organisasi, pelatihan dan keberuntungan). Pendapat
Timple
(dalam
Mangkunegara,
2006)
bahwa
kinerja
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu segala sesuatu yang terkait dengan pribadi seseorang, seperti kompetensi, motivasi dan komitmen individu dan kepuasan kerja. Kinerja seseorang akan baik disebabkan karena mempunyai kompetensi baik, motivasi yang baik, memiliki komitmen kerja dan puas terhadap pekerjaan yang diterima, begitu pula sebaliknya. Faktor eskternal yaitu segala sesuatu yang berasal dari lingkungan, seperti fasilitas kerja atau sarana dan prasarana, kompensasi yang diterima baik finansial dan non finansial, supervisi, pelatihan, gaya kepemimpinan dan penerimaan dari masyarakat. Upaya meningkatkan kinerja bidan desa dalam meningkatkan program KIA sangat dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kompetensi bidan dan faktor ekternal yaitu kompensasi yang diterima oleh bidan desa dan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA.
10
2.1.3 Metode Pengukuran Kinerja Menurut
Robbins
(Ganda,
2010)
metode
penilaian
kinerja
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu 1) Result-based performance, 2) behavior-based performance evaluation, 3) judment-based performance evaluation. a. Result-based performance
Tipe penelitian ini merumuskan hasil akhir yang diukur. Sasarannya adalah bidan mampu meningkatkan produktifitasnya secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan program KIA. Tipe penilaian kinerja ini disebut management by objektive (MBO), dengan bidan yang langsung terlibat dalam proses pencapaian tujuan. b. Behavior-based performance evaluation
Penilaian kinerja ini berdasarkan sarana dan tingkat sasaran. Penilaian ini tidak mungkin dilakukan secara objektif, karena ada beberapa aspek yang bersifat kualitatif. c. Judment-based performance evaluation
Kinerja bidan dinilai berdasarkan bagaimana perilaku seseorang dan dalam mengukur kinerja bidan desa yang akan digunakan yaitu judgmentbased performance evaluation yang mencakup aspek kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan, kerjasama, inisiatif dan integritas pribadi. a. Kuantitas kerja Jumlah pekerjaan tersebut seluruhnya harus disesuaikan dengan job discription dan mengacu pada peraturan yang berlaku. Kesesuaian antara
11
jumlah dengan waktu kerja harus tertuang dalam jadwal kegiatan. Subvariabel dalam penelitian ini kuantitas kerja diukur dengan deskripsi pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi bidan desa, deskripsi pelaksanaan kerja bidan desa sesuai dengan jam kerja. b. Kualitas kerja Kualitas kerja adalah mutu atau nilai dari seluruh pekerjaan yang telah dilakukan. Kualitas kerja mencerminkan kesesuaian antara hasil kerja yang direncanakan dan hasil kerja yang dihasilkan. Pelayanan kesehatan, memerlukan kualitas kerja diartikan sebagai kualitas pelayanan kesehatan. Kualitas kerja juga menyangkut kesesuaian antara hasil pekerjaan dengan tugas pokok dan fungsi bidan di desa dan puskesmas pembantu. Penelitian ini subvariabel kualitas kerja dinilai dengan deskripsi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bidan desa sesuai dengan indikator kinerja klinis profesi bidan dan kinerja manajerial. c. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil yang didapat setelah bidan desa melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Subvariabel dalam penelitian ini dari pengetahuan yaitu deskripsi pengetahuan bidan desa tentang indikator kinerja klinis profesi bidan, indikator kinerja manajerial dan manajemen KIA. d. Kerjasama Kerja sama dapat menumbuhkan suasana kerja yang nyaman dan munculnya rasa kekeluargaan. Hal ini secara langsung akan dapat meningkatkan kualitas kinerja yang dihasikan oleh bidan desa. Subvariabel
12
dalam penelitian ini kerja sama diukur dengan indikator saling menolong antar bidan desa dalam suatu wilayah kerja dan komunikasi yang baik dengan atasan, rekan kerja dan unit terkait. e. Inisiatif Inisiatif adalah kemampuan bidan desa melakukan pelayanan kebidanan tanpa menungggu perintah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pekerjaan, menciptakan peluang baru, atau menghindari timbulnya masalah. Menurut Ubaydillah (Ganda, 2010) inisiatif sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas. Subvariabel inisiatif dalam penelitian ini diukur dengan indikator deskripsi pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai standar, pemberian solusi dari masalah yang timbul selama melaksanakan bidan desa dan memberikan saran/ide terkait dengan meningkatkan cakupan program KIA. f. Integritas Pribadi Integritas
pribadi
menyangkut
kepribadian,
kepemimpinan,
keramahtamahan. Kepribadian sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas. Bidan desa yang memiliki kepribadian yang baik akan bekerja dengan baik tanpa rasa takut terhadap
masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Kesan ramah ditanamkan dalam diri setiap bidan desa. Kesan tersebut akan dapat menjalin komunikasi yang baik dengan sesama rekan kerja dan dengan pasien serta lingkungannya. Subvariabel integritas pribadi dalam penelitian ini diukur dengan indikator bersikap ramah dalam menjalankan pelayanan kebidanan kebidanan.
dan
berpenampilan
rapi dalam
melaksanakan
pelayanan
13
2.2 Kompetensi 2.2.1 Pengertian Amstrong dan Baron (Wibowo, 2012) berpendapat bahwa dimensi perilaku yang berada dibelakang kinerja kompeten. Kompetensi merupakan tingkat kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas berdasasrkan tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Penelitian yang dilakukan oleh Quayyum (2008) menjelaskan bahwa kinerja bidan desa dalam melaksanakan pelayanan ibu hami sangat berhubungan dengan kompetensi, insentif dan pengalaman. Makowiecka (2007) juga mendukung bahwa tenaga yang berkompeten merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan perawatan kesehatan dan mennurunkan angka kematian ibu. Subvariabel kompetensi dalam penelitian ini diukur dengan indikator pengetahuan bidan desa tentang asuhan kebidanan dan standar pelayanan kebidanan dan ketrampilan bidan desa dalam melakukan asuhan kebidanan. Hasil dari penelitian tersebut didukung juga oleh Priasmara (2013) yang menyatakan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kompetensi pegawai. Penelitian oleh Afero
(2012) juga mendukung bahwa secara simultan
variabel iklim organisasi dan kompetensi berpengaruh nyata terhadap kinerja pegawai pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat. Pratama (2012) juga mendukung bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh variabel pengetahuan, keahlian, sikap karyawan sebesar 65,5%, sedangkan sisanya 34,5% dipengaruhi oleh variabel lain.
14
2.2.2 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Kompetensi merupakan kriteria utama untuk menentukan kerja karyawan dan untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja. Kompetensi ini merupakan karakteristik individu yang mendasari kinerja karyawan. Kompetensi juga sangat yang mempengaruhi kinerja dalam melakukan pelayanan. Kompetensi bidan sendiri mencakup pengetahuan tentang asuhan kebidanan dan standar pelayanan, sikap bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, dan ketrampilan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan. Kompetensi ini harus dikuasai oleh seorang bidan, dimana apabila salah satu komponen kompetensi tidak dikuasai dengan baik maka hasil kerja atau kinerja bidan tersebut kurang memuaskan dan hal ini juga akan menyebabkan terhambatnya pencapaian program kesehatan ibu dan anak. 2.3 Kompensasi Finansial 2.3.1 Pengertian Rivai (2005) mengemukakan bahwa kompensasi adalah bentuk kontribusi jasa
untuk karyawan pada perusahaan. Beberapa penelitian
berpendapat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja pelaksana poliklinik dengan kompensasi finansial di Kabupaten Kendal (Endang, 2008). Penelitian oleh Wawan (2007), dari hasil uji multivariat faktor yang paling berpengaruh yaitu imbalan dan kemampuan terhadap kinerja bidan dalam pertolongan persalinan. Hal ini didukung juga oleh Septiani (2004) secara statistik terbukti variabel kompensasi berhubungan
15
dengan kinerja bidan desa dengan nilai P=0,000. Riyadi (2007) juga menyatakan bahwa motivasi, sarana kerja, kompensasi terbukti mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa. Pada bidan desa yang PNS, tugas dalam penjaringan balita gizi buruk sangat dipengaruhi oleh faktor insentif di Kabupaten Kendal (Suparti, 2010). Subvariabel dari kompensasi finansial dalam penelitian ini diukur dengan jasa pelayanan yang diberikan tepat waktu, jasa pelayanan yang dibagikan adil dan transparan, hasil penilaian kinerja sebagai pertimbangan pembagian jasa pelayanan. 2.3.2 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja Setiap karyawan yang telah bekerja dengan memberikan waktu dan tenaganya kepada suatu organisasi berhak menerima imbalan atau kompensasi. Menurut Gibson (2003) bahwa kompensasi instrinsik maupun ekstrinsik dapat digunakan untuk memotivasi pekerja, dengan cacatan bahwa kompensasi harus dinilai oleh orang yang bersangkutan dan kompensasi berkaitan dengan tingkat prestasi kerja yang akan dimotivasi. Ketidakpuasan dan motivasi yang kurang dari karyawan dalam bekerja dapat menyebabkan turunnya kinerja karyawan maupun organisasi tersebut. Hal ini berlaku pada tenaga kesehatan khususnya bidan desa yang berada di bawah Dines Kesehatan, apabila sistem pembagian kompensasi finansial dalam hal ini jasa pelayanan dibagikan sama rata, hal ini akan membuat kurang termotivasi bidan dalam bekerja dan munculnya ketidakpuasan dan pada akhirnya menyebabkan kinerja bidan desa menurun. Lain halnya apabila
16
sistem pembagian kompensasi finansial (jasa pelayanan) mempergunakan sistem kinerja akan menimbulkan kepuasaan dalam diri bidan sehingga dapat meningkatkan kinerja bidan desa. 2.4 Supervisi 2.4.1 Pengertian Supervisi Mantja (2005) mengatakan bahwa supervisi mulai dikenalkan di Indonesia pada saat berlakunya Kurikulum 1975. Supervisi sama dengan pengawasan dalam tujuan-tujuan memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru, berfungsi sebagai monitoring, kegiatannya memiliki fungsi manajemen serta
berorientasi
pada
tujuan
pendidikan.
Perbedaannya
adalah
kepengawasan lebih berkaitan dengan sejauhmana rencana yang telah ditetapkan tercapai. Hal ini juga didukung penelitian oleh Kurniawati (2011), bahwa kinerja bidan desa dipengaruhi oleh faktor organisasi yaitu supervisi oleh bidan koordinator di Kabupaten Banyumas. Penelitian
Erawati (2013), juga mendukung bahwa kinerja pegawai
berhubungan dengan supervisi, lingkungan kerja dan insentif sebagai faktor pendorong motivasi. Supervisi
yaitu
pelaksanaan
monitoring
mencakup
mengamati,
mengawasi dan membimbing kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh bidan di desa dan meningkatkan kinerja dari bidan di desa sehingga tujuan program KIA dapat tercapai. Subekti (2012) meneliti bahwa pengetahuan, motivasi, supervisi dan imbalan
berhubungan
dengan
kinerja.
Sulistyaningsih
(2011)
juga
17
berpendapat bahwa supervisi yang paling berpengaruh yaitu supervisi dengan kinerja bidan desadi Kabupaten Pati. Subvariabel dari supervisi dalam penelitian ini, diukur dengan indikator pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA di wilayah puskesmas bidan desa meliputi keteraturan pelaksanaan supervisi, indikator dalam pelaksanaan supervisi (kelengkapan sarana dan prasarana & kelengkapan pencatatan dan pelaporan), hasil supervisi telah disampaikan kepada bidan desa. 2.4.2 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Kegiatan pokok supervisi pada dasarnya mencakup empat hal yang bersifat pokok hal inilah yang akan membantu dalam memantau kinerja karyawan. Supervisi yang tidak terlaksana dengan baik maka karyawan akan bekerja tidak terpantau dan dapat menyebabkan hasil kerja yang tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. Hal ini juga dapat terjadi pada bidan desa, dimana apabila bidan desa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak dipantau atau tidak dilakukan supervisi dengan baik, maka akan dapat menurunkan kinerja bidan desa. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator KIA dengan memantau kelengkapan alat partus, alat pemeriksaan ibu hamil, alat pemeriksaan bayi, alat cek labroratorium sederhana, kelengkapan obatobatan, kelengkapan laporan PWS-KIA, kelengkapan register kohort ibu dan bayi, kelengkapan laporan imunisasi, kelengkapan status ibu dan bayi, kelengkapan partograf dan register persalinan, kelengkapan status KB,
18
kelengkapan formulir surat keterangan lahir, surat keterangan kematian ibu dan
bayi dan formulir rujukan.
Bentuk sanksi yang diberikan dari
pelaksanaan supervisi yaitu berupa teguran lisan sebanyak 3 x, dilanjutkan dengan Surat Peringatan (SP 1) hingga yang terberat berupa Surat Pemecatan (atau yang dikenal dengan SP 3) bila sudah tidak dapat dilakukan tindakan pembinaan kepada individu yang bersangkutan. 2.5 Bidan Desa 2.5.1 Pengertian Bidan Desa Bidan dituntut menjalankan prakteknya, membimbing dan memberikan penyuluhan pada ibu hamil serta melakukan pelayanan di bidang kebidanan. Bidan berwenang dalam keadaan darurat melakukan pelayanan kebidanan selain kebidanannya diajukan untuk penyelamatan jiwa (Depkes RI, 2007). Tujuan penempatan bidan di desa agar mengoptimal wilayah kerjanya dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menurunnya angka kematian ibu, bayi, anak balita dan menekan angka kelahiran serta meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat. 2.5.2 Tugas dan Fungsi Bidan Desa Tugas pokok bidan desa ada enam yaitu : 1) melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak; 2) mengelola program KIA di wilayah desa; 3) meningkatkan peran serta masyarakat termasuk pembinaan dukun bayi dan kader, pembinaan wahana atau forum peran serta masyarakat yang terkait melalui pendekatan kepada pamong dan tokoh masyarakat.
19
Fungsi bidan desa yaitu : 1) memberikan pelayanan kesehatan ibu; 2) memberikan pelayanan kesehatan balita; 3) memberikan pertolongan pertama pada ibu dan balita misalnya ISPA, diare, gizi buruk, kecacingan, malaria; 4) mengelola pelayanan KIA dan upaya pendukungnya yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil; 5) membantu sasaran/ individu dan keluarga untuk meningkatkan hidup sehat secara mandiri. 2.5.3 Profil Bidan Desa Di Kabupaten Bangli Tenaga bidan desa di Kabupaten Bangli berjumlah 45 orang yang bertugas di Puskesmas Pembantu dan Polindes. Latar belakang pendidikan dari semua bidan desa yaitu D III Kebidanan. Gaji pokok dari bidan desa bersumber dari dana APBD Kabupaten Dinas Kesehatan, sedangkan jasa pelayanan dari bidan desa bersumber dari dana pelayanan kesehatan yang dikelola sendiri oleh puskesmas. 2.5.4 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan dan Puskesmas Struktur organisasi puskesmas menempatkan bidan desa di bawah pengawasan Bagian KIA atau bidan koordinator KIA dan juga dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi melaksanakan pula kegiatan dibidang gizi,
promosi
kesehatan,
kesehatan
lingkungan,
pengobatan
dan
pemberantasan penyakit menular (P2M). Bidan koordinator KIA bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan Kepala Puskesmas bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan.
20
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
Kepala Puskesmas
Bagian Tata Usaha
Bagian KIA
C Bagian Gizi
Bagian Promosi Kesehatan
Bagian Kesling
Bagian Pengobatan
Bagian P2M
Bagian Bagian KIABidan KIA Desa
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan dan Puskesmas
21
2.6 Teori Prilaku Terdapat tiga teori yang berhubungan dengan pembentukan prilaku tersebut adalah : 2.6.1 Teori Lawrence Green Teori ini berangkat dari adanya dua determinan masalah yaitu faktor perilaku, dan faktor non-perilaku. Faktor perilaku ditentukan menjadi tiga faktor utama yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat (Notoatmodjo, 2010) 2.6.2 Teori Snehandu B.Karr Menurut Notoadmodjo (2010) Karr mengidentifikasi adanya lima determinan perilaku yaitu niat, dukungan keluarga, informasi yang didapat, kebebasan mengambil keputusan. 2.6.3 Teori WHO WHO merumuskan bahwa penyebab munculnya perilaku ini sangat sederhana, yaitu adanya pikiran, diberikan referensi, adanya dukungan sumber daya dan sosial budaya. Hal ini sama dimana seseorang berprilaku karena adanya alasan pokok (Notoadmodjo, 2010) .
22
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir Pelaksanaan Program KIA tidak terlepas dari tenaga bidan. Penempatan bidan desa sangat diharapkan. Hal tersebut sangatlah penting untuk meningkatkan kinerja bidan desa tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja bidan yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal seperti kompetensi, motivasi dan komitmen individu dan kepuasan kerja. Faktor eskternal seperti
fasilitas kerja atau sarana dan prasarana,
kompensasi yang diterima baik finansial dan non finansial, supervisi, pelatihan, gaya kepemimpinan dan penerimaan dari masyarakat. Teori Lawrence Green juga mendukung dalam menentukan faktor internal dan faktor ekternal yang mempengaruhi kinerja bidan desa. Kompetensi adalah tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan tugas atau pekerjaan yang didukung oleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Bidan yang tidak berkompeten dalam melaksanakan program KIA akan sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dari bidan tersebut. Penelitian terkait dengan kompetensi juga telah dilaksanakan sebelumnya yang menyatakan bahwa
kemampuan kerja, prestasi dan pengetahuan, lebih berkontribusi
positif dengan kinerja perawat dan kemampuan dan pengalaman mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa.
22
23
Kompensasi bentuk penghargaan atas kontribusi yang telah karyawan berikan pada organisasi. Pemberian kompensasi selain gaji dapat menjadi pendorong bagi bidan desa dalam meningkatkan kinerja mereka. Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan bahwa sistem penghargaan atau kompensasi memiliki hubungan yang bermakna terhadap kinerja yang dipersepsikan oleh perawat. Supervisi
yaitu
pelaksanaan
monitoring
mencakup
mengamati,
mengawasi dan membimbing kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh bidan desa dan meningkatkan kinerja dari bidan sehingga tujuan program KIA dapat tercapai. Pelaksanaan supervisi yang rutin dari koordinator KIA akan memacu bidan desa untuk meningkatkan kinerja mereka. Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara supervisi oleh kepala puskesmas dengan cakupan K4 di Kabupaten Kuningan. Berdasarkan uraian di atas, untuk mencapai tujuan program KIA sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja bidan. Kinerja bidan desa dipengaruhi oleh kompetensi, kompensasi finansial dan pelaksanaan supervisi.
24
3.2 Konsep Penelitian Faktor Internal : 1. Kompetensi
2. Motivasi 3. Kepuasan kerja 4. Komitmen kerja Kinerja Bidan Desa
Faktor Eksternal : 1. Kompensasi Finansial 2. Supervisi 3. Pelatihan 4. Sarana dan prasarana 5. Gaya kepemimpinan 6. Penerimaan dari masyarakat
Gambar.3.1. Konsep Penelitian Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
25
3.3 Hipotesis 1. Ada hubungan yang positif antara kompetensi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 2. Ada hubungan yang positif antara kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 3. Ada hubungan yang positif antara supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli. 4. Ada hubungan secara bersama-sama antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli.
26
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian Penelitian korelasional merupakan bentuk penelitian ini yang bertujuan untuk melihat korelasi dari kompetensi, kompensasi finansial, dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli ( Hoy and Miskel dalam Husaini, 2011).
Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional yaitu
proses pengambilan data pada suatu saat atau sekali pengambilan data (point time approach) (Setiadi, 2007). Populasi/ Sampel
Faktor Resiko (+)
Efek (+)
Faktor Resiko (-)
Efek (-)
Efek (+)
Efek (-)
Gambar 4.1 Rancangan Crosssectional 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangli dan penelitian ini dilakukan selama 2 bulan pada Maret dan April 2014.
26
27
4.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada segala sesuatu yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia. 4.4. Penentuan Sumber Data Data yang diambil adalah data primer yaitu tentang pendapat bidan desa yang diambil dari kuesioner. Selama penelitian berlangsung bidan desa di Kabupaten Bangli tidak dalam kegiatan atau program terkait dengan pendanaan. 4.4.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian yaitu seluruh bidan desa di Kabupaten Bangli yang berjumlah 45 orang. 4.4.2 Sampel Penelitian Sampel bagian kecil dari suatu populasi yang dijadikan subjek penelitian. Beberapa tahapan dalam menentukan sampel penelitian (Husaini, 2011). 4.4.2.1 Kriteria Sampel 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi yaitu : a. Bidan yang bertugas di desa di Kabupeten Bangli . b. Bidan yang bertugas di desa yang ada pada waktu penelitian. 2. Kriteria Ekslusi a.
Sedang mengikuti pendidikan.
b.
Bidan yang bertugas di desa yang dalam keadaan sakit.
c.
Bidan yang bertugas di desa sedang cuti panjang.
28
4.4.2.2 Besarnya Sampel Besar sampel digunakan rumus perhitungan sampel dengan besar sampel untuk proporsi tunggal karena N sudah diketahui, maka perhitungan besar sampelnya dihitung dengan rumus sebagai berikut. Rumus: n =
Z2 1-α /2 . P(1-P).N
(Lemeshow, 1997)
d2(N-1) + Z2 1-α / 2 . P(1-P) Keterangan : n
= Jumlah sampel
Z2 1-α /2 = Standar deviasi dengan confidence level 95 % adalah 1,96 P
= Proporsi bidan desa yang memiliki kinerja baik (0,5)
1-P
= Proporsi bidan desa yang memiliki kinerja kurang baik (0,5)
d
= Degree of precision yaitu sebesar 10 %
N
= Jumlah populasi bidan desa yang bertugas di Kabupaten Bangli
Berdasarkan rumus tersebut didapat perhitungan sampel: Z2 1-α /2 . P(1-P).N
n=
d2(N-1) + Z2 1-α / 2 . P(1-P) 1,962. 0,5(1-0,5).45
n=
0,052 . (45-1) + 1,962 . 0,5(1-0,5) n = 40,3 Berdasarkan perhitungan tersebut didapat jumlah sampel 40,3 yang dibulatkan 41 sampel. Atas pertimbangan peneliti dengan adanya kriteria
29
eksklusi yang dapat mengurangi jumlah sampel minimal, maka seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 45 sampel. 4.4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling yaitu consecutive sampling, dimana dalam penelitian ini peneliti menentukan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi dalam menentukan sampel. 4.5. Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel penelitian ini yaitu variabel independen yaitu kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi, dan variabel dependen yaitu kinerja bidan desa yang mencakup kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan, kerjasama, inisiatif dan integritas pribadi.
30
4.5.2 Definisi Operasional Tabel. 4.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Instrumen
Skala Ukur 4 Ordinal
1 Independent Kompetensi
2 Kemampuan bidan di desa dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang dilandasi oleh pengetahuan tentang asuhan kebidanan, pemahaman tentang standar pelayanan kebidanan, sikap dalam melakukan pelayanan dan ketrampilan dalam asuhan kebidanan.
3 Menggunakan Kuesioner terstruktur yang terdiri dari 4 pernyataan. Jawaban dapat digolongkan 2 kategori : - Baik (75-100 %) - Kurang baik (<75 %)
Kompensasi Finansial
Pemberian jasa pelayanan yang diberikan oleh Kepala Puskesmas di Kabupaten Bangli kepada bidan di desa
Menggunakan Ordinal kuesioner terstruktur yang terdiri dari 5 pernyataan. Jawaban dapat digolongkan 2 katagori : - Sesuai (75-100 %) - Tidak Sesuai (<75 %)
Supervisi
Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA di Wilayah Puskesmas meliputi keteraturan pelaksanaan supervisi, indikator dalam pelaksanaan supervisi (kelengkapan sarana dan prasarana & kelengkapan pencatatan dan pelaporan), hasil supervisi telah disampaikan kepada bidan di desa
Menggunakan Ordinal kuesioner terstruktur yang terdiri dari 4 pernyataan Digolongkan menjadi 2 katagori : - Baik (75-100%) - Kurang baik (<75 %)
31
1 Dependent Kinerja bidan desa
2 Hasil yang dicapai oleh seorang bidan di desa yang meliputi : - kuantitas kerja yaitu pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, pelaksanaan kerja bidan di desa sesuai dengan jam kerja - kualitas kerja yaitu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bidan di desa sesuai dengan indikator kinerja klinis profesi bidan dan kinerja manajerial - Pengetahuan yaitu pengetahuan bidan di desa tentang indikator kinerja klinis profesi bidan dan indikator kinerja manajerial dan manajemen KIA - Kerjasama yaitu adanya saling tolong menolong antar bidan desa dalam suatu wilayah kerja dan komunikasi yang baik dengan atasan, rekan kerja dan unit terkait. - inisiatif yaitu alasan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai standar, pemberian solusi dari masalah yang timbul selama melaksanakan pelayanan dan memberikan saran/ide terkait dengan meningkatkan cakupan pelayanan program KIA - integritas pribadi yaitu bersikap ramah dalam menjalankan pelayanan kebidanan dan berpenampilan rapi dalam melaksanakan pelayanan kebidanan
3 4 Menggunakan Ordinal kuesioner terstruktur terdiri dari 14 pernyataan. Digolongkan menjadi 2 katagori : - Baik (75-100 %) - Kurang baik (<75 %)
32
4.5.3 Intrumen Penelitian Instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah kuesioner yang disampaikan langsung kepada bidan yang bertugas di desa di Kabupaten Bangli. Kuesioner penelitian telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada bidan yang bertugas di desa di Kabupaten Karangasem, dengan menggunakan 30 responden. Berikut uraian tentang uji validitas dan uji reliabilitas. 1. Uji Validitas Pengukuran tingkat validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor pada variabel melalui analisis software statistik. Suatu uji dikatakan valid apabila Alpha crobach > r tabel (Sugiono, 2004). Berdasarkan hasil dari output SPSS dapat dianalisa bahwa korelasi antara masing-masing item pertanyaan terhadap soal skor menunjukkan hasil yang signifikan. Kuesioner yang berisi tentang kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dan kinerja bidan desa yang berjumlah 45 pertanyaan. Hasil pengukuran validitas kuesioner menunjukkan 45 item pertanyaan tersebut valid untuk penelitian ( hasil terlampir). 2. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas telah diolah dengan software statistik untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik alpha cronbach. Suatu variabel dikatakan
reliabel
jika
memberikan
nilai
alpha
cronbach>0,60
(Sugiono,2004). Hasil pengukuran uji reliabilitas kuesioner menunjukkan bahwa 45 item pertanyaan reliabel yaitu nilai lebih dari 0,60 (hasil terlampir).
33
4.7. Prosedur Penelitian Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket, selama prosedur pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Tahap-tahapan dalam prosedur pengumpulan data sebagai berikut. 1. Cara pelaksanaan pengisian kuesioner Peneliti memberikan kuesioner pada bidan yang bertugas di desa yang telah terpilih menjadi sampel. Peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai isi dari kuesioner dan maksud penelitian sebelum pengisian kuesioner. 2. Pembagian kuesioner Kuesioner diberikan kepada bidan yang bertugas di desa yang telah dijadikan sampel dalam penelitian ini. 4.8. Analisis Data Pengecekan ulang setelah selesai pengumpulan data tentang kelengkapan dan kebenaran data (Sugiono, 2004). 1. Editing Data Data yang dilakukan editing adalah data berdasarkan jawaban responden tentang karakteristik bidan, kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dan kinerja bidan desa. 2. Coding Data Data yang dilakukan koding adalah data berdasar jawaban responden tentang karakteristik bidan, kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dan kinerja bidan desa.
34
3.
Entry Data Entry data yaitu memasukan data dalam variabel sheet dengan
menggunakan computer. 4. Cleaning Data Cleaning data yaitu pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi, dalam hal ini diikutsertakan nilai hilang (missing value) dalam analisis dan data yang tidak sesuai diluar range penelitian tidak diikutsertakan dalam analisis. 5. Tabulasi Langkah tabulasi antara lain sebagai berikut. a. Pernyataan yang diberikan skor b. Kode diberikan sesuai dengan katagori yang dilakukan 6. Penetapan skor Penetapan skor dari pernyataan kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dan variabel kinerja bidan desa yang mencakup kualitas, kuantitas, pengetahuan, inisiatif, kerjasama, integritas pribadi. Analisis data yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat (Yasril, 2009). a.
Analisis Univariat Analisis Univariat meliputi 1) identitas responden, 2) kompetensi, 3)
kompensasi finansial, 4) supervisi, 5) kinerja bidan desa, dengan perhitungan berupa distribusi tabel frekuensi berdasarkan semua variabel, proporsi, persentase dan distribusi frekuensi .
35
b.
Analisis Bivariat Analisis Bivariat bertujuan mencari hubungan diantara variabel
independent (bebas) dan variabel dependent (terikat) dengan menggunakan uji chi-square. c. Analisis Multivariat Analisis Multivariat bertujuan hubungan masing-masing variabel independen (bebas) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat) serta mencari manakah variabel independen yang paling berhubungan terhadap variabel dependen dengan uji analisis regresi logistik dan yang memiliki nilai p < 0.25. Analisa multivariat dapat dilihat dari nilai p dimana dikatakan signifikan jika nilai p < 0.05.
36
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari empat kecamatan yaitu Bangli, Tembuku, Susut dan Kintamani. Batas-batas Kabupaten Bangli pada bagian utara adalah Kabupaten Buleleng, bagian selatan adalah Kabupaten Klungkung, bagian timur adalah Kabupaten Karangasem dan bagian barat adalah Kabupaten Gianyar. Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada posisi antara 115o13’48” sampai 115o27’24”
Bujur Timur dan 8o8’30”
sampai 8o31’87” Lintang Selatan. Fasilitas kesehatan yang dimiliki di Kabupaten Bangli yaitu rumah sakit berjumlah 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten Bangli, 1 rumah sakit khusus jiwa milik Pemerintah Provinsi Bangli dan 1 rumah sakit swasta BMC. Kabupaten Bangli memiliki 12 puskesmas dimana 4 buah diantaranya adalah puskesmas dengan layanan rawat inap sedangkan 8 buah puskesmas yang lain adalah puskesmas tanpa layanan rawat inap. Jaringan puskesmas yang lainnya yaitu 59 puskesmas pembantu (pustu), polindes 7 buah, poskesdes 24 buah, puskesmas keliling 11 buah, dan desa siaga sebanyak 72 desa (Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli, 2012). Setiap puskesmas memiliki 1 unit mobil ambulance dan belum ada bidan desa yang dibekali kendaraan roda dua selama melakukan tugas .
36
37
Tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli diantaranya yaitu dokter spesialis 33 orang, dokter umum 86 orang, dokter gigi 31 orang, perawat, 483 orang, bidan 172 orang, apoteker 11 orang, asisten apoteker 33 orang, sarjana kesmas 32 orang, sanitarian 51 orang, gizi 42 orang, keterapian fisik 8 orang, keteknisan medis 34 orang. 5.2 Karakteristik Responden Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 bidan yang bekerja di desa. Semua responden berhasil diwawancarai dengan baik dalam penelitian ini. Berikut data yang diperoleh dengan wawancara terstruktur kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Hasil wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dijelaskan pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Variabel 1 Umur - 20-29 tahun - 30-39 tahun Masa Kerja - 1-5 tahun - > 5 tahun Tempat Tinggal - Di Polindes/ Puskesmas Pembantu - Diwilayah Kerja - Diluar Wilayah Kerja Pelatihan - Ya - Tidak Jenis Pelatihan - APN - PONED
N 2 45
f 3
% 4
35 10
77,8 22,2
32 13
71,1 28,9
7
15,6
20 13
44,4 28,8
28 17
62,2 37,7
5 4
11,1 8,8
45
45
45
45
38
-
1 Perawatan BBLR Penanganan Asfiksia P4K Desa Siaga KB IUD& Implant
2
3 5 3 6 3 24
4 11,1 6,6 13,3 6,6 53,3
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa proporsi umur 20-29 tahun lebih tinggi (77,8 %) dibandingkan umur 30-39 tahun dan sebagian besar responden mempunyai masa kerja 1-5 tahun (71,1 %). Berdasarkan lokasi tempat tinggal, hampir setengahnya responden tinggal di wilayah kerja. Sebagian besar responden sudah mendapatkan pelatihan (62,2 %) dan pelatihan yang paling banyak diikuti yaitu pelatihan KB IUD dan Implant (53,3 %). 5.3 Hasil Uji Univariat Variabel Independen dan Variabel Dependen Hasil uji univariat dari variabel independen akan melihat distribusi frekuensi dari kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dan variabel dependen yang dilihat yaitu kinerja. 5.3.1 Deskripsi Kompetensi Deskripsi mengenai kompetensi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua katagori yaitu katagori baik dan katagori kurang baik. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kompetensi Bidan Desa di Kabupaten Bangli Katagori F % Baik 18 40 Kurang Baik 27 60 Total
45
100
39
Berdasarkan tabel 5.2
diperoleh hasil bahwa kompetensi responden
menunjukkan sebagian besar kurang baik yaitu sebesar 27 orang (60 %) . Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada lampiran 4. 5.3.2 Deskripsi Kompensasi Finansial Deskripsi mengenai kompensasi finansial dalam penelitian ini dibagi menjadi dua katagori yaitu katagori sesuai dan katagori tidak sesuai. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kompensasi Finansial Bidan Desa di Kabupaten Bangli Katagori F % Sesuai 18 40 Tidak Sesuai 27 60 Total Berdasarkan tabel 5.3
45
100
diperoleh hasil bahwa kompensasi finansial
responden menunjukkan sebagian besar tidak sesuai yaitu sebesar 27 orang (60 %) . Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada lampiran 4. 5.3.3 Deskripsi Supervisi Deskripsi mengenai supervisi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua katagori yaitu katagori baik dan katagori kurang baik. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Supervisi Bidan Desa di Kabupaten Bangli Katagori F % Baik 20 44,4 Kurang Baik 25 55,6 Total
45
100
40
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil bahwa supervisi responden menunjukkan sebagian besar kurang baik yaitu sebesar 25 orang (55,6 %) . Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada lampiran 4. 5.3.4 Deskripsi Kinerja Deskripsi mengenai kinerja dalam penelitian ini dibagi menjadi dua katagori yaitu katagori baik dan katagori kurang baik. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli Katagori F % Baik 17 37,8 Kurang Baik 28 62,2 Total
45
100
Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh hasil bahwa kinerja responden menunjukkan sebagian besar kurang baik yaitu sebesar 28 orang (62,2 %) . Penjelasan dari masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada lampiran 4. 5.4 Hasil Uji Bivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen Hasil penelitian hubungan antara kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli didapatkan dengan melihat nilai atau skor dari variabel kompetensi yaitu > 75 % dengan katagori baik dan skor < 75 % dengan katagori kurang baik. Variabel kompensasi finansial dengan nilai skor yaitu > 75 % dengan katagori sesuai dan skor <75% dengan katagori tidak sesuai. Variabel supervisi dengan nilai skor yaitu yaitu > 75 % dengan katagori baik dan skor < 75 % dengan katagori kurang
41
baik. Variabel kinerja dengan nilai skor yaitu yaitu > 75 % dengan katagori baik dan skor < 75 % dengan katagori kurang baik. 5.4.1 Hubungan antara Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa Hasil uji bivariat pada penelitian hubungan kompetensi dengan kinerja bidan desa dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Hubungan antara Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli Variabel Kompetensi Kinerja Bidan Desa Total Baik Kurang Baik F % F % F % Baik 10 22,2 8 17,7 18 40 Kurang Baik 7 15,5 20 44,4 27 60 Total 17 37,7 28 62,1 45 100 Pearson Chi-square
p = 0,045
Berdasarkan dari tabel 5.6 mengartikan responden dengan kompetensi baik lebih cenderung memiliki kinerja baik (22,2 %) sedangkan responden dengan kompetensi kurang baik lebih cenderung memiliki kinerja kurang baik (44,4 %). Berdasarkan hasil uji bivariat dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,045 (p < 0,05), maka hasil ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan antara kompetensi dengan kinerja bidan desa . 5.4.2 Hubungan antara Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa Hasil uji bivariat pada penelitian hubungan kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa dapat dilihat pada Tabel 5.7.
42
Tabel 5.7. Hubungan antara Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli Variabel Kompetensi
Sesuai Tidak Sesuai Total
F 11 6 17
Kinerja Bidan Desa Baik Kurang Baik % F % 24,4 7 15,5 13,3 21 46,6 37,7 28 62,1
Pearson Chi-square
Total F 18 27 45
% 40 60 100
p = 0,008
Berdasarkan dari tabel 5.7 kompensasi finansial yang sesuai lebih cenderung memiliki kinerja baik (24,4 %) sedangkan responden dengan kompensasi finansial yang tidak sesuai lebih cenderung memiliki kinerja kurang baik (46,4 %). Berdasarkan hasil uji bivariat dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,008 (p < 0,05), maka hasil ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dan memiliki makna bahwa ada hubungan yang signifikan antara kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa . 5.4.3 Hubungan antara Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa Hasil uji bivariat pada penelitian hubungan supervisi dengan kinerja bidan desa dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Hubungan antara Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli Variabel Supervisi Kinerja Bidan Desa Total Baik Kurang Baik F % F % F % Baik 14 31,1 6 13,3 20 37,8 Kurang Baik 3 6,6 22 48,8 25 62,2 Total 17 37,7 28 62,2 45 100 Pearson Chi-square
p = 0,00
43
Berdasarkan dari tabel 5.8 bahwa supervisi yang baik lebih cenderung memiliki kinerja baik (31,1 %) sedangkan responden dengan supervisi yang kurang baik lebih cenderung memiliki kinerja kurang baik (46,4 %). Berdasarkan hasil uji bivariat dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05), maka hasil ini menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dan berarti bahwa ada hubungan supervisi dengan kinerja bidan desa. 5.4.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Hubungan antara Kompetensi, Kompensasi Finansial,Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa Berdasarkan hasi uji chi-square yang telah dijabarkan pada masingmasing variabel, berikut dapat disajikan hasil analisis hubungan antara kompetensi, kompensasi finansial, supervisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Hasil Uji Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finanasial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli Variabel
P-value
Keterangan
Kompetensi Kompensasi Finansial Supervisi
0,045 0,008 0,00
Ada hubungan Ada hubungan Ada hubungan
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan desa.
44
5.5 Hasil Uji Multivariat Variabel Indepen dan Variabel Dependen Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik dengan menggunakan metode enter dijelaskan pada Tabel 5.10 . Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Logistik Pada Hubungan Antara Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli Variabel
P
OR
Kompetensi Kompensasi Finansial Supervisi
0,020 0,021 0,002
13,278 11,312 25,066
95,0 % C.I. Hasil Hasil Bawah Atas 1,492 118,211 1,451 88,210 3,247 193,504
Berdasarkan tabel 5.10 diatas dengan melakukan uji regresi logistik diperoleh hasil bahwa kompetensi dengan nilai p = 0,020 , OR = 13,278, variabel kompensasi finansial dengan nilai p = 0,021 ,OR sebesar 11,312 dan variabel supervisi dengan nilai p = 0,002 dan OR sebesar 25,066 yang berarti kompetensi, kompensasi dan supervisi secara bersama-sama memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli. Berdasarkan tabel diatas variabel supervisi yang paling dominan mempunyai hubungan dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli dibandingkan dengan kompetensi dan kompensasi finansial.
45
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Kompetensi Bidan Desa Berdasarkan hasil univariat yang dilakukan bahwa sebagian besar responden memiliki kompetensi yang kurang baik yaitu 60 %, hal ini dapat dipengaruhi karena pelatihan yang kurang didapat oleh para bidan desa. Penelitian yang mendukung dijelaskan oleh Saman (2006) bahwa pelatihan berhubungan dengan kinerja bidan desa dalam pelayanan puskesmas. Hal ini mendukung bahwa sebagai seorang bidan desa dengan beban kerja yang lebih berat harus memiliki kompetensi yang baik dan hal ini sangat didukung oleh pelatihan-pelatihan yang mendukung dalam pelayanan kebidanan. Menurut teori prilaku dari Lawrence Green (Notoatmodjo,2010) bahwa prilaku seseorang muncul salah satunya dikarenakan adanya faktor predisposisi. Begitu pula pada kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli, munculnya kompetensi yang kurang diakibatkan karena pelatihan yang kurang terutama yang menunjang dalam melakukan pelayanan kebidanan. Latar belakang pendidikan D III Kebidanan belum menjamin semua bidan desa berkompeten dalam pelayanan kebidanan. Berdasarkan hal tersebut sangat diperlukan penyegaran – penyegaran kelimuan khususnya dalam bidang kebidanan secara berkesinambungan dan merata bagi bidan desa.
45
46
6.2 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Bidan Desa Berdasarkan hasil uji korelasi nilai p = 0,045 (p <0,05) yang artinya kompetensi berhubungan dengan kinerja bidan desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai kompetensi kurang baik akan mempengaruhi kinerjanya menjadi kurang baik pula. Menurut Timple (Mangkunegara, 2006) bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi kinerja yaitu kompetensi. Kinerja seseorang akan baik disebabkan karena mempunyai kompetensi yang baik begitu pula sebaliknya. Menurut Amstrong dan Baron (Wibowo, 2012) kompetensi yaitu dimensi perilaku yang berada dibelakang kinerja kompeten. Hal ini didukung oleh pendapat Timple (Mangkunegara, 2006) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi kinerja yaitu kompetensi. Kompetensi yang dimiliki oleh bidan desa sangat berpengaruh terhadap kinerjanya, dengan kompetensi yang kurang baik maka kinerja yang dihasilkan pun menjadi kurang baik. Hal ini didukung pula oleh penelitian Priasmara (2013) bahwa kompetensi seorang pegawai sangat berhubungan dengan kinerja pegawai dan besarnya tingkat korelasi yang diperoleh antara variabel kompetensi kerja dengan kinerja pegawai sebesar 0.255. Berdasarkan hal tersebut bidan desa di Kabupaten Bangli sudah memiliki tingkat pendidikan yang setara yaitu pendidikan Diploma III Kebidanan, tetapi tingkat pendidikan belum bisa menjamin bahwa bidan desa memiliki kompetensi yang baik. Karakteristik bidan desa, diperoleh bahwa sebagian kecil bidan desa yang belum pernah mengikuti pelatihan selama bertugas
47
menjadi bidan desa. Kurangnya pelatihan yang diperoleh tentu akan membuat bidan desa kurang yakin dalam melakukan tugas dan fungsi menjadi bidan desa sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya. Sebagian besar bidan desa yang sudah mendapat pelatihan, yang terbanyak mendapatkan pelatihan KB IUD dan IMPLANT. Hal ini kurang mendukung dalam pelayanan dimana masih banyak yang belum mendapatkan pelatihan P4K, PONED , Perawatan BBLR dan yang sangat membantu dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai bidan desa. 6.3 Hubungan Kompensasi Finansial dengan Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan kompensasi finansial yang tidak sesuai akan mempengaruhi kinerjanya yang kurang baik juga. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan p = 0,008 (p< 0,05). Hal ini artinya hubungan yang bermakna antara kompensasi finanasial dengan kinerja bidan desa. Setiap karyawan yang telah bekerja dengan memberikan waktu dan tenaganya kepada suatu organisasi berhak menerima imbalan atau kompensasi.
Kompensasi
finansial
merupakan
salah
faktor
yang
mempengaruhi kinerja karyawan (Rivai, 2005). Hal ini didukung oleh pendapat Gibson (2003) bahwa kompensasi dapat digunakan untuk memotivasi pekerja, dengan cacatan bahwa kompensasi harus dinilai oleh orang yang bersangkutan dan kompensasi berkaitan dengan tingkat prestasi kerja yang akan dimotivasi. Menurut teori Lawrence Green bahwa setiap perilaku memiliki faktor predisposing, faktor pemungkin dan
48
faktor penguat. Kompensasi finansial termasuk ke dalam faktor pemungkin yang mendukung atau mempengaruhi munculnya kinerja. Bidan desa yang tidak memperoleh kompensasi finansial yang sesuai akan mendorong ketidakpuasan dalam dirinya sehingga dalam melakukan pekerjaan akan menjadi kurang baik dan begitu pula sebaliknya. Penelitian yang lain didukung oleh Wawan (2007), dari hasil uji multivariat faktor yang paling berpengaruh yaitu imbalan dan kemampuan terhadap kinerja bidan dalam pertolongan persalinan. Penelitian oleh Endang (2008) juga dijelaskan bahwa kompensasi finansial dengan kinerja pelaksana poliklinik kesehatan desa memiliki hubungan yang signifikan dalam pelayanan di Kabupaten Kendal . Kompensasi yang diterima bidan desa di Kabupaten Bangli disama ratakan. Willemijin (2004) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh kompensasi yang didapat. Timothy (2005) dalam penelitiannya juga disebutkan bahwa kompensasi yang didapat akan meningkatkan kepuasan kerja dan juga meningkatkan kinerja karyawan. Hal yang sama juga disampaikan oleh Preston (2007) bahwa terdapat hubungan yang positif antara kompensasi pegawai dengan prestasi kerja. Begitu halnya dengan bidan desa, apabila kompensasi yang didapat sesuai, maka akan timbul kepuasan dari bidan desa dan akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini akan dapat memicu para bidan desa untuk tidak meningkatkan kinerjanya sebagai bidan desa, karena hasil yang diterima sama dan tidak ada bedanya dengan bidan desa yang lain. Permasalahan ini perlu disikapi lagi, bahwa
49
kompensasi yang diterima bidan desa dalam hal ini jasa pelayanan yang diterima perlu disesuaikan dengan tingkat kinerja yang sudah dilakukan, sehingga hal ini akan memacu bidan desa untuk lebih meningkatkan kinerja dalam menajalankan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan desa. Lain halnya dengan penelitian Jenkins (2010) yang dipaparkan bahwa kompensasi finansial hanya mempengaruhi kuantitas kerja dan tidak berhubungan dengan kualitas kerja. Hal ini pun dapat menjadi acuan bahwa tidak semua permasalah kinerja akan dapat diselesaikan dengan penambahan kompensasi finansial, melainkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dari kinerja tersebut juga harus diperhatikan. 6.4 Hubungan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa Hasil penelitian yang didapat bahwa sebagian besar responden yang supervisinya kurang baik akan menyebabkan kinerjanya menjadi kurang baik. Hal ini didukung oleh hasil analisis bivariat dengan p= 0,00 (p< 0,05), artinya supervisi berhubungan dengan kinerja bidan desa. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji regresi logistik didapatkan p= 0,002 (p< 0,05) yang berarti kinerja dominan dipengaruhi oleh supervisi daripada kompetensi dan kompensasi. Supervisi sama dengan pengawasan dalam tujuan-tujuan memperbaiki dan meningkatkan kinerja, berfungsi sebagai monitoring, kegiatannya memiliki fungsi manajemen serta berorientasi pada tujuan penyelenggaraan (Daryanto, 2005). Hal inilah yang akan membantu dalam memantau kinerja karyawan. Supervisi yang tidak terlaksana dengan baik maka karyawan akan
50
bekerja tidak terpantau dan dapat menyebabkan hasil kerja yang tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. Hal ini didukung oleh pendapat Timpel (Mangkunegara, 2006) bahwa supervisi merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja. Teori Lawrence Green juga mendukung dalam penelitian ini, bahwa setiap perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Supervisi oleh bidan koordinator KIA merupakan faktor penguat, dimana dengan melakukan supervisi akan timbul motivasi dalam diri bidan desa untuk lebih baik lagi di setiap pelayanan kebidanan. Bidan desa yang berusaha lebih baik meningkatkan diri akan membantu meningkatkan kinerja dari bidan desa tersebut.Hal ini pula didukung oleh penelitian Nugroho (2004) yang dijelaskan bahwa hubungan antara supervisi dengan kinerja perawat pegawai daerah di Puskesmas Kabupaten Kudus. Hasil analisis regresi logistik didapatkan bahwa supervisi mempunyai nilai p < 0,05 yaitu 0,00 dan maknanya supervisi mempunyai hubungan yang bermakna dengan nilai OR sebesar 25,066, hal ini berarti bahwa bidan desa yang supervisinya kurang baik berisiko menimbulkan kinerja yang kurang baik 25 x lebih besar dari kompetensi dan kompensasi finansial. Berdasarkan
hasil
analisis
regresi
logistik
pada penelitian
ini
menunjukkan bahwa supervisi lebih dominan mempunyai hubungan yang kuat dan bermakna dengan kinerja bidan desa dibandingkan kompetensi dan kompensasi finansial. Hal ini juga didukung penelitian oleh Kurniawati
51
(2011), bahwa faktor organisasi yang paling berpengaruh yaitu supervisi oleh Bidan Koordinator. Penelitian ini juga didukung oleh Chen (2008) bahwa pelaksanaan supervisi yang maksimal berhubungan kuat dengan kinerja karyawan daripada komitmen. Kemampuan supervisi dalam melakukan feed back berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 68% yang dipaparkan dalam penelitian Paul (2012). Holly (2005) dalam penelitiannya juga dijelaskan bahwa seorang supervisor harus mampu melakukan komunikasi yang lebih baik dengan karyawannya daripada hanya mengevaluasi dan memberi sanksi karena dengan komunikasi yang baik dari supervisor akan meningkatkan motivasi, pengetahuan dan skill dari karyawannya. Sesuai dengan sistem manajemen organisasi perlu dilakukan supervisi oleh atasan dan dalam penelitian ini supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator. Bidan desa di Kabupaten Bangli tidak rutin dilaksanakan supervisi oleh bidan koordinator, dimana hal ini ditunjang oleh letak puskesmas pembantu yang sebagian besar sangat jauh dari puskesmas induk. Terlepas dari hal tersebut, sangat diperlukan adanya supervisi oleh bidan koordinator dimana bidan koordinator merupakan tenaga khusus yang ditugaskan untuk melakukan pembinaan bagi bidan desa, mengingat bahwa tugas pokok dan fungsi bidan desa yang begitu banyak yang tidak serta merta dapat langsung dikerjakan dengan baik oleh bidan desa. Pentingnya supervisi yang dilakukan akan membantu melihat permasalahan yang ditemukan oleh bidan desa dan kemudian dikomunikasikan dengan baik kepada bidan desa
52
apa saja kekurangan dan bagaimana penyelesaian dari permasalahan yang ada sehingga supervisi yang diadakan akan mampu meningkatkan motivasi karyawan. Pendekatan dalam melakukan supervisi juga akan mempengaruhi, dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan langsung (directive) dimana supervisor langsung mengecek permasalahan dan bersifat lebih dominan, sehingga bidan desa tidak akan terpacu dan tidak termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Seperti yang diketahui bahwa untuk meningkatkan motivasi, seseorang tersebut perlu mendapatkan kebutuhan akan penghargaan sesuai dengan teori Maslow (Notoadmodjo, 2010), sehingga para bidan desa tidak bisa dilakukan supervisi secara langsung, melainkan pendekatan dengan supervisi kolaboratif yang paling efektif dimana antara supervisor dan bidan desa bersama-sama memecahkan permasalahan yang ditemui selama melaksanakan tugas. Hal ini akan lebih meningkatkan penghargaan diri bagi bidan karena merasa dihargai oleh supervisor, sehingga akan mampu meningkatkan motivasi bidan desa untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Hal ini juga sesuai dengan teori Mc Leland (Notoadmodjo, 2010) yang menyebutkan bahwa perilaku manusia didasari oleh tiga kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa dan kebutuhan untuk berafiliasi. Berdasarkan hal tersebut dengan adanya supervisi yang baik dan kolaboratif akan mampu meningkatkan motivasi bidan desa terutama dalam
53
meningkatkan prestasinya, sehingga perlu diterapkan supervisi yang kolaboratif dan dilaksanakan secara teratur. 6.5 Kelemahan Penelitian 1. Bentuk kuesioner ini merupakan bentuk evaluasi diri dari bidan desa, tetapi klarifikasi dengan pihak puskesmas belum dilakukan. 2. Besar sampel dalam penelitian ini kurang begitu banyak, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku kepada tempat penelitian saja.
54
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. 7.1.1 Kompetensi bidan desa di Kabupaten Bangli sebagian besar dalam katagori kurang baik 7.1.2 Ada hubungan yang signifikan kompetensi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 7.1.3 Ada hubungan yang signifikan kompensasi finansial dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 7.1.4 Ada hubungan yang signifikan superfisi dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli 7.1.5 Secara bersama-sama pada analisis multivariat variabel kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi memiliki hubungan dengan kinerja bidan desa dan yang memberikan kontribusi hubungan sangat kuat yaitu supervisi terhadap kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli. 7.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh faktor internal (kompetensi) dan ekternal (kompensasi finansial dan supervisi), maka dapat disarankan untuk meningkatkan kinerja bidan desa.
54
55
7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan 1. Meningkatkan pelatihan yang mendukung kinerja bidan desa dalam melaksanakan tugas pokok seperti Pelatihan P4K, Poned, Perawatan BBLR. 2. Memantau pelaporan supervisi dari masing-masing kepala puskesmas. 3. Mengaktifkan peran bidan desa di masyarakat seperti dengan mengadakan lomba desa sehat. 7.2.2 Bagi Kepala Puskesmas 1. Pembagian pelatihan harus diratakan pada setiap bidan desa, terutama yang menunjang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai bidan desa. 2. Pembagian jasa pelayanan bagi bidan desa dapat disesuaikan dengan kinerjanya. 3. Peningkatan program baru yang dapat menambah pemasukan dari puskesmas seperti program home care/ home visit, karena mengingat tidak terlalu banyak pendapatan yang didapat dari jasa pelayanan 4. Memantau supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator setiap bulan dalam bentuk pelaporan supervisi. 7.2.3 Bagi Bidan Koordinator KIA 1. Meningkatkan supervisi kepada bidan desa setiap bulan sehingga terdeteksi masalah-masalah yang ditemukan di lapangan sehingga mampu untuk meningkatkan kinerja bidan desa. 2. Mengadakan supervisi dengan pendekatan kolaboratif
56
3. Membuat pelaporan dari kegiatan supervisi dengan bidan desa. 7.2.4 Bagi Bidan Desa 1. Diharapkan untuk terus memotivasi diri dalam meningkatkan keilmuan di bidang kebidanan. 2. Melaksanakan setiap tugas sebagai bidan desa dengan baik. 3. Menerima dengan terbuka masukan dari supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator KIA.
57
DAFTAR PUSTAKA
Afero, F. 2012. Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Barat” (Tesis). Universitas Tanjung Pura Chandra, FK. 2006. “Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kinerja Auditor Internal Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada PT. Bank ABC)”(Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Chen,Z.X. 2008. “Loyalty to Supervisor vs Organizational Comitment: Relationships to Employee Performance in China. Journal of Occupational and Organizational Psychology.75.339-356.” {Cited 2 June 2014} Availabel from : www.bps.org.uk Dadang, S. 2006. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Di Desa Dalam Pencapaian Cakupan K4 Dikabupaten Kuningan Tahun 2006” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Daryanto, M. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2012. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2011. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli. 2012. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Enjang, L.S. 2011. “Hubungan Motivasi Instrinsik Dan Kemampuan Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap RSUD Sanjiwani Gianyar”(Tesis). Denpasar : Universitas Udayana Endang, S. 2008. “Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Instrinsik yang Berhubungan dengan Kinerja PelaksananPoliklinik Kesehatan Desa dalam Pelayanan Kesehatan Dasar di Kabupaten Kendal” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Ernawati dan Marjono. 2007. Pengaruh Supervisi dan Disiplin Ketja Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Volume 2 No.1 Desember 2007: 11-22 Erawati, F. 2013. “Pengaruh Supervisi, Lingkungan Kerja dan Insentif Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Terhadap Account Representatif Pada KPP Madya DKI. Jakarta )” (Tesis). Jakarta : Universitas Terbuka
58
Ester,D.D. 2011. “Hubungan Kemampuan, Pengalaman, Imbalan, Peralatan dan Beban Kerja dengan Kinerja Bidan Desa dalam Pertolongan Persalinan di Kabupaten Sumba Barat Daya” (Tesis). Denpasar : Universitas Udayana Ganda, W. 2012. “Penerapan Manajemen Kinerja Klinik Berbasis Tri Hita Karana Pada Kepuasan Kerja, Komitmen Kerja dan Locus Of Control Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat dan Bidan Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bangli”(Tesis). Denpasar : Universitas Udayana Gomes, F.C. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi. p.100112 Harianto,K. 2006. “Kinerja Program Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas Wilayah Kota Jambi” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Hariandja, M.TE. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo. p.90-98 Hasibuan, M. SP. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. p. 124-136 Holly, JP. 2005. “Reconceptualizing Social Skills In Organizations : Exploring the Relationship betwen Comunication Competence, Job Performance, and Supervisory Roles” Husaini, U. 2011. Metodelogi Penelitian Sosial Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara. p. 56-64 Iwan, S.B. 2011. “Review Kinerja Bidan Desa Sebagai Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak: Isu Strategis Dan Upaya Pemecahannya” (Tesis): Universitas Jember Jenkins, JG , et al. 2010. “Are Financial Incentives Related to Performance ? A Meta-Analytic Review of Emperical Research”. Journal of Applied Psychology, Vol.83, Page 777-787 Judge, TA and Bono, JE. 2004. “Relationship of core self –evaluations traits-selfesteem, generalized self-efficacy, locus of control and emotional stabilitywith job satisfaction and job performance; A Meta Analysis”. Journal of Applied Psychology, Vol.86, Page 80-92 Kurniawati, E. 2011. “Faktor-faktor Individu, Psikologis dan Organisasi yang Berpengaruh terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinana dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Kabupaten Banyumas” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro
59
Makowiecka, K, et al.2007. “Midwifery Provision In Two District In Indonesia”. [cited 2014 January 6]. Availabel from : http://heapol.oxfordjournals.org/ Mangkunegara, P. 2006.Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Cetakan kedua Refika Aditaman. Jakarta. p. 152-163 Mantja. 2005. “Supervisi Klinik” dalam Seminar tentang: Peranan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP, SMA, SMK Se Kabupaten Buleleng. Jurusan Managemen Pendidikan Program Pasca Sarjana. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. 28 Juni 2005 Nawas Khan, S. 2011. “Abusive Supervision & Negative Employee Outcomes”. European Journal of Social Sciences-Volume 15.Number 4.[cited 2014 Januari 6]. Availabel from : http://www.eurojournals.com/ejs Notoadmojo,S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. p. 128-129 Nugroho, M.K. 2004. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Pegawai Daerah Di Puskesmas Kabupaten Kudus” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Pangabean,M.S. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. p. 122-131 Paul, EM. 2012. “The Link Between Leadership Style, Comunicator Competence and Employee Satisfaction”. International Journal of Business Comunication. Page 490-510 Pratama, A. 2012. “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Indo Stationery Ritel Utama Cabang Samarainda” (Skripsi). Universitas Mulawarman Prawirosentono, S. 2002. Bahasan Komprehensif Pengambil Keputusan Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara. p. 59-64 Priasmara,B. 2013. “Hubungan antara Kompetensi Pegawai dengan Kinerja Pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Tang Tidung” (Skripsi). Universitas Mulawarman Preston, LE and Douglas, PB. 2007. “The Corporate Sicial-Financial Performance Relationship A Typologi and Analysis”. Business and Society Juornal. Volume 4. Page 419-442
60
Quayyum, S, et.al.2008. “Level And Determinant of Incentif for Village Midwives in Indonesia”.[cited 2014 January 6]. Availabel from : http://heapol.oxfordjournals.org/ Rivai, V. 2005. Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafika Riyadi, W.A. 2007. “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Desa dalam Menurunkan Angka Kematian Maternal dan Neonatal di Kabupaten Klaten” (Skripsi). Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara Royani. 2010. “Hubungan Sistem Penghargaan dengan Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon Banten” (Tesis). Depok : Universitas Indonesia Sastroasmoro, S. 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta, CV Sagung. p. 78-85 SDKI. 2007.Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: SDKI SDKI. 2012. Indonesia Demographic and Health Survey 2012. Jakarta : SDKI Septiani, E. 2004.”Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan di Desa dalam Penurunan Kasus Kematian Maternal di Kabupaten Lampung Barat” (Skripsi). Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. p. 67-75 Subekti, S.S. 2012. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Penerapan Standar Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Alfabeta. p.202-223 Sulistyaningsih, S.H. 2011.” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Kurang Energi Kronis Ibu Hamil di Wilayah Kabupaten Pati” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Sutrisno, E. 2012. Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana. p. 78-89 Suparti, P. 2010. Analisis Kinerja Bidan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Desa dalam Penjaringan Balita Gizi Buruk di Kabupaten Kendal” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro
61
Timothy, AJ, et al. 2005. “The Job Satisfaction-Job Performance Relationship : A Qualitative and Quantitative Review”. Psychological Buletin Vol.127. Page 376-407 Wawan, S.2007. “Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan Desa dalam Pertolongan Persalinandi Kabupaten Tasikmalaya” (Tesis). Semarang : Universitas Diponegoro Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers. p. 7794 Willemisin, VD et al. 2004. “An Empirical Assesment of The Influence of Customer Emotions and Contact Employee Performance on Encounter and Relationship Satisfaction”. Journal of Business Research Vol.57.Page 437444
62
Lampiran 1 PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN
HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI Anda diminta mengambil bagian dalam suatu penelitian. Penelitian ini sedang dilaksanakan oleh Ni Wayan Ari Adiputri dari Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. Peneliti pertama-tama akan menjelaskan penelitian ini kepada Anda, kemudian meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi. Anda akan diminta menandatangani persetujuan ini yang menyatakan bahwa penelitian telah dijelaskan, bahwa pertanyaan Anda telah dijawab dan bahwa Anda setuju untuk berpartisipasi. Peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian ini. Ia akan menjelaskan pelaksanaan penelitian dan apa yang diharapkannya dari Anda. Peneliti juga akan menjelaskan kemungkinan risiko dan kemungkinan manfaat dari keikutsertaan Anda dalam penelitian. Anda diharapkan menanyakan kepada peneliti setiap pertanyaan yang Anda miliki tentang penelitian ini sebelum Anda memutuskan apakah Anda ingin berpartisipasi dalam penelitian ini. Proses ini disebut inform consent. Formulir ini juga menjelaskan penelitian ini. Silahkan membaca formulir ini dan sampaikan kepada peneliti tentang berbagai pertanyaan yang Anda miliki. Jika Anda memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, mohon menandatangani dan memberi tanggal formulir ini di depan orang yang menjelaskan penelitian ini kepada Anda. Anda akan diberi salinan formulir ini untuk disimpan. 1. Gambaran dan Tujuan Penelitian Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial Dan Supervisi Dengan Kinerja Bidan Desa Di Kabupaten Bangli. Peneliti akan mencoba untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut : a. Apakah ada hubungan kompetensi, kompensasi financial dan supervise dengan kinerja bidan desa di Kabupaten Bangli ? Hasil penelitian ini akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagi pelayanan kesehatan, khususnya bidan desa di Kabupaten Bangli dalam meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak. 2. Penjelasan Prosedur Jika Anda memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, hal-hal berikut inilah yang akan terjadi :
63
a. Anda atau anak akan ditanyakan mengenai kompetensi Anda sebagai bidan, kompensasi Finansial yang saudara dapatkan, supervisi yang dilakukan terhadap Anda, dan Kinerja Anda sebagai bidan desa. b. Anda akan diberikan kuesioner yang terdiri dari kuesioner kompetensi , kuesioner kompensasi financial, kuesioner supervise dan kuesioner kinerja bidan desa. c. Pada saat kunjungan Anda akan dibagikan kuesioner kompetensi , kuesioner kompensasi financial, kuesioner supervise dan kuesioner kinerja bidan desa. d. Setelah kuesioner dibagikan Anda akan diminta untuk mengisi sesuai dengan petunjuk yang telah tersedia pada kuesioner yang telah dibagikan tersebut. e. Pada saat mengisi kuesioner Anda akan akan didampingi oleh peneliti. 3. Ketidaknyamanan dan Risiko Anda akan merasa sedikit waktu bekerjanya berkurang karena harus mengisi kuesioner yang dibagikan. Anda dalam mengisi kuesioner perlu waktu sekitar 15 menit, resiko yang mungkin terjadi adalah kemungkinan kebocoran jawaban dari subyek satu dengan subyek yang lainya, karena pertanyaan kuesioner sama untuk semua yang menjadi subyek penelitian. Hal ini jarang terjadi karena pada saat pembagian dan pengisian kuesioner Anda didampingi oleh peneliti. 4. Keuntungan Menjadi bagian dari penelitian ini membuat Anda pada nantinya akan mendapatkan perbaikan dalam meningkatkan kinerja bidan desa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini akan membantu peneliti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan kompetensi, kompensasi financial dan supervisi dengan kinerja bidan desa serta dapat dijadikan bahan evaluasi untuk mengembangkan kinerja bidan desa yang dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. 5. Kerahasiaan Semua catatan tentang Anda dalam penelitian ini akan diperlukan sebagai catatan medik rahasia dan jawaban anda akan dirahasiakan. Berkas penelitian ini akan disimpan dalam rak terkunci dan hanya peneliti yang memiliki akses ke rak tersebut. Beberapa data juga akan disimpan dikomputer, dimana hanya peneliti yang mempunyai akses untuk membuka computer tersebut. Meskipun hasil penelitian ini kemungkinan akan dibagikan dengan orang lain dan mungkin dipublikasi dalam laporan ilmiah, nama anda dalam penelitian ini tetap akan dirahasiakan.
64
6. Penolakan/ Pemutusan Partisipasi Keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sepenuhnya tergantung Anda. Partisipasi Anda bersifat sukarela. Juga, jika Anda sekarang memutuskan untuk berpartisipasi, Anda akan dapat mengubah keputusan Anda nanti dan keluar dari penelitian ini. Tidak akan ada sanksi bila Anda memutuskan untuk tidak berpartisipasi atau jika Anda keluar dari penelitian ini. Penolakan Anda tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja Anda. Peneliti mungkin memutuskan untuk menghentikan partisipasi Anda sebelum penelitian ini berakhir jika mereka merasa hal itu yang terbaik bagi Anda. Peneliti akan memberikan informasi tambahan bila sudah tersedia, yang mungkin mempengaruhi keputusan Anda untuk melanjutkan partisipasi dalam penelitian ini. 7. Hak dan Keluhan Jika Anda masih mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, Anda dapat menghubungi peneliti yaitu Ni Wayan Ari Adiputri, pada pesawat telpon 081547239749 atau Kepala Komisi Etik yaitu Prof. Dr.dr. Putu Astawa, Sp.OT.,M.Kes pada pesawat telpon 0361 227911.
65
LEMBAR CONSENT (PERSETUJUAN) SAYA MEMBENARKAN BAHWA SAYA TELAH MEMBACA PENJELASAN PENELITIAN DI ATAS, BAHWA SEMUA PERTANYAAN SAYA TELAH DIJAWAB DENGAN MEMUASKAN, DAN SAYA SETUJU BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN INI.
________________________________ Tanda tangan relawan penelitian/ wakil*
_________________________ Tanggal
SAYA MEMBENARKAN PROSES DAN/ ATAU TANDA TANGAN ATAU PERNYATAAN DI ATAS
________________________________ Tanda tangan saksi
_________________________ Tanggal
SAYA MENYATAKAN BAHWA SAYA TELAH MENJELASKAN SEPENUHNYA KEPADA BIDAN DESA DI ATAS TENTANG GAMBARAN DAN TUJUAN, PROSEDUR DAN KEMUNGKINAN RISIKO DAN KEMUNGKINAN MANFAAT DARI PENELITIAN INI.
_______________________________ Tanda tangan peneliti
_________________________ Tanggal
66
Lampiran 2
KUESIONER PADA PENELITIAN HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI
Dengan Hormat, Selamat Pagi/Siang/Sore, saya Ni Wayan Ari Adiputri Mahasiswa Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana akan melakukan penelitian tentang Hubungan Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Supervisi dengan Kinerja Bidan Desa di Kabupaten Bangli. Tujuan penelitian saya ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi, kompensasi finansial dan supervisi dengan kinerja bidan desa. Semua jawaban hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, bukan untuk kepentingan media. Jawaban dan identitas responden akan dirahasiakan. Saya mohon bantuannya untuk memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
67
KUESIONER HUBUNGAN KOMPETENSI, KOMPENSASI FINANSIAL DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA BIDAN DESA DI KABUPATEN BANGLI
IDENTITAS SAMPEL a. b. c. d.
Nama :........................................................................................................... Umur :.................th Pangkat/Golongan :............................................................................................. Lokasi Tempat Tingggal : 1. Di wilayah kerja 2. Di luar wilayah kerja, (Ditulis alamat lengkap) ............................................................................................
e. Pendidikan
: 1. D I 2. DIII
f. Masa Kerja
: 1. 1 s/d 5 th 2. > 5 th
g. Pelatihan yang pernah dilakukan seputar Kesehatan Ibu dan Anak : (Sebutkan!) ................................................................................................................... .................................................................................................................. ..................................................................................................................
Sampel
68
NO A.
DAFTAR PERTANYAAN
JAWABAN
KOMPETENSI
SS
S
R
TS
STS
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
1.
Saya memiliki pengetahuan tentang asuhan kebidanan meliputi asuhan antenatal, asuhan intranatal, asuhan nifas, asuhan patologi kebidanan, dan asuhan komunitas
2.
Saya memahami tentang standar pelayanan kebidanan meliputi standar pelayanan umum, standar pelayanan antenatal,standar pertolongan persalinan, standar pelayanan nifas, standar pelayanan kegawatdaruratan obstetri-neonatal,
3.
Menunjukkan sikap yang baik (sopan dan santun) dalam melaksanakan asuhan kebidanan
4.
Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri dalam pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar
5.
Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri dalam pertolongan persalinan sesuai standar
6.
Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri dalam pelayanan kesehatan bayi baru lahir/neonatal sesuai standar
7.
Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri dalam pelayanan kesehatan nifas sesuai standar
8.
Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri dalam pertolongan kegawatdaruratan obstetri-neonatal dan rujukan
9.
Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri dalam pemberian konseling dan pelayanan KB serta penanganan efek samping KB sesuai kewenangan
10. Saya telah melaksanakan ketrampilan dengan percaya diri dalam pelayanan kesehatan bayi dan anak balita (imunisasi, ispa,diare, gizi, tumbuh kembang)
B.
KOMPENSASI FINANSIAL 1.
Jasa pelayanan yang rutin telah dibagikan tepat waktu setiap bulan
2.
Besarnya jasa pelayanan yang diterima adil dan transparan
3.
Hasil penilaian kinerja sebagai pertimbangan pembagian jasa
69
pelayanan
C.
SUPERVISI/ PENGAWASAN 1.
Pelaksanaan supervisi telah terjadwal dan dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah
2.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan alat-alat partus set
3.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan alat pemeriksaan ibu hamil
4.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan alat pemeriksaan bayi
5.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan alat cek lab sederhana
6.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan obat-obatan
7.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan laporan PWS-KIA
8.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan buku register kohort ibu dan kohort bayi-balita
9.
Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan laporan KIA
10. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan LB 3 Gizi 11. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan LB 1 Penyakit 12. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan Laporan Imunisasi 13. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan status Ibu dan status bayi 14. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan partograf dan buku register persalinan 15. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah dengan mengecek kelengkapan status KB 16. Supervisi yang dilaksanakan oleh bidan koordinator wilayah
5
4
3
2
1
70
dengan mengecek ketersediaan formulir surat keterangan kelahiran, surat keterangan kematian ibu dan bayi dan formulir rujukan. 17. Hasil pelaksanaan supervisi oleh bidan koordinator telah diinformasikan kembali kepada saudara 18. Hasil dari pelaksanaan supervisi oleh bidan koordinator wilayah telah saudara kerjakan sesuai dengan informasi yang diberikan
D.
KINERJA 1.
Kuantitas Kerja a.
SS
S
R
TS
STS
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan tugas dan fungsi
b.
Melaksanakan kerja sesuai dengan jam kerja yaitu dari pukul 07.30 s/d 14.30 wita
2.
Kualitas Kerja a.
Melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan indikator kinerja klinis profesi bidan
b.
Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan indikator kinerja manajerial
3.
Pengetahuan a.
Mempunyai pengetahuan tentang indikator kinerja klinis profesi bidan
b.
Mempunyai pengetahuan tentang indikator kinerja manajerial
c. 4.
Mempunyai pengetahuan tentang manajemen PWS-KIA
Kerjasama a.
Melakukan komunikasi yang baik dengan bidan koordinator, kepala puskesmas dan unit terkait
b. 5.
Melakukan kerja sama yang baik dengan sesama bidan
Inisiatif a.
Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar karena akan dilakukan supervisi
b.
Memberikan saran/masukan kepada pihak puskesmas dalam meningkatkan cakupan pelayanan program KIA
71
6.
Integritas Pribadi a.
Bersikap ramah dalam melakukan asuhan kebidanan
b.
Berpenampilan rapi dan sopan dalam melakukan asuhan kebidanan
c.
Melalukan 3 S (senyum, sapa dan salam) pada pasien dan rekan kerja.
5
4
3
2
1