TESIS
HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA JAMUR TIRAM DI KOTA DENPASAR
NI WAYAN PURNAMI RUSADI NIM. 1391161002
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
TESIS
HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN AGRIBISNIS TERHADAP KEBERHASILAN USAHA JAMUR TIRAM DI KOTA DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI WAYAN PURNAMI RUSADI NIM. 1391161002
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
UCAPAN TERIMA KASIH Om Swastiastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya, penulisan Tesis dengan Judul “Hubungan Jiwa Kewirausahaan dan Manajemen Agribisnis terhadap Keberhasilan Usaha Jamur Tiram di Kota Denpasar” dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Ketut Budi Susrusa, MS selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP. M.Si selaku Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulisan tesis. Terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana, terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K), selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan pada penulis mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Magister Agribisnis. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Program Magister Agribisnis atas ilmu dan bimbingannya. Demikian pula kepada Bapak dan Ibu Staf Administrasi Pascasarjana Program Magister Agribisnis atas bantuannya. Terima kasih kepada seluruh keluarga terutama Bapak I Nyoman Ruda, Ibu Ni Wayan Sariani (alm), kedua adik Ni Made Pratiwi Rusadi dan Ni Nyoman Permata Rusadi atas pengertian dan motivasinya. Terima kasih pula kepada seluruh teman-teman di Magister Agribisnis angkatan 2013, para petani jamur di Kota Denpasar, I Ketut Diartama Kubon Tubuh, ST, instansi pemerintahan/SKPD terkait, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini. Penulis mohon maaf atas kekurangan dan kekhilafan selama menempuh studi dan selama penyusunan tesis ini. Om Santi, Santi, Santi, Om. Denpasar, 7 Mei 2015
Penulis
RINGKASAN
Berkembangnya usaha Jamur Tiram di Kota Denpasar marak mulai dilakukan oleh masyarakat dimulai dari tahun 2010. Usaha yang terkait dengan komoditas ini dimulai dari usaha penyediaan bibit hingga media tumbuh (baglog), usaha budidaya, dan usaha pengolahan pascapanen. Budidaya Jamur Tiram merupakan salah satu usaha di bidang pertanian yang tepat untuk dikembangkan di kota Denpasar. Hal ini dikarenakan permintaan pasar yang tinggi serta penggunaan lahan yang tidak terlalu banyak mengingat budidaya jamur dapat dilakukan dengan sistem bertingkat. Keberhasilan usaha Jamur Tiram dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kemampuan jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jiwa kewirausahaan dan manajemen agribisnis terhadap keberhasilan usaha Jamur Tiram di Kota Denpasar. Terkait dengan pengembangan sistem agribisnis, para petani Jamur Tiram hendaknya memiliki jiwa kewirausahaan dan kemampuan mengelola agribisnis (manajemen agribisnis). Beberapa petani jamur belum mampu menerapkan jiwa kewirausahaannya dan belum memiliki kemampuan tentang manajemen agribisnis yang optimal. Para pelaku agribisnis skala kecil dan menengah seringkali menghadapi banyak hambatan dalam mengembangkan agribisnisnya. Berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain terletak pada kemampuan kewirausahaan dan penerapan manajemen. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis hubungan antara jiwa kewirausahaan terhadap tingkat keberhasilan usaha Jamur Tiram di Kota Denpasar; (2) Menganalisis hubungan antara jiwa kewirausahaan terhadap penerapan manajemen agribisnis usaha Jamur Tiram di Kota Denpasar; (3) Menganalisis hubungan antara penerapan manajemen agribisnis terhadap tingkat keberhasilan usaha Jamur Tiram di Kota Denpasar. Penelitian dilakukan pada petani Jamur Tiram yang memiliki baglog (media tumbuh) minimal 1.000 dengan lama usaha yang sudah dijalankan minimal 1 tahun. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 36 responden petani jamur yang tersebar di seluruh Kota Denpasar. Teknik analsisis data menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan bantuan program Smart PLS. Hasil penelitian terhadap hubungan antara variabel dengan meggunakan SPSS pada analisis pertama menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan memiliki hubungan nyata dan sangat nyata berpengaruh positif terhadap variabel manajemen agribisnis di tiga indikator meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan usaha kecuali pada indikator pengembangan usaha agribisnis Jamur Tiram. Analisis kedua menunjukkan bahwa rata – rata variabel jiwa kewirausahaan memiliki hubungan yang nyata dan sangat nyata pada variabel keberhasilan usaha meliputi indikator terciptanya lapangan kerja dalam rumah tangga, berkembangnya usaha ekonomi rumah tangga, dan peningkatan pendapatan usahatani Jamur Tiram. Hanya saja pada indikator efisiensi usaha terdapat empat parameter yang memiliki hubungan nyata dan satu parameter dengan hubungan sangat nyata terhadap keberhasilan usaha. Analisis ketiga pada variabel manajemen agribisnis terhadap keberhasilan usaha menunjukkan beberapa indikator seperti terciptanya lapangan kerja dalam rumah tangga, berkembangnya usaha ekonomi rumah tangga, dan peningkatan pendapatan usahatani memiliki hubungan yang sangat nyata. Sedangkan pada indikator efisiensi usahatani Jamur Tiram dinyatakan tidak memiliki hubungan yang nyata ataupun tidak nyata terhadap keberhasilan usaha. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis masing-masing jalur dengan menggunakan PLS yang terbentuk dalam model bahwa jiwa kewirausahaan memiliki hubungan positif dan sangat signifikan terhadap keberhasilan usaha Jamur Tiram yang ada di Kota Denpasar, dengan indikator jiwa kewirausahaan yang paling dominan adalah sifat kreatif. Jiwa kewirausahaan memiliki hubungan positif dan sangat signifikan terhadap
manajemen agribisnis pada petani Jamur Tiram yang ada di Kota Denpasar dengan indikator manajemen agribisnis yang paling dominan adalah pengembangan usaha agribisnis. Manajemen agribisnis memiliki hubungan positif dan sangat signifikan terhadap keberhasilan usaha Jamur Tiram yang ada di Kota Denpasar. Indikator keberhasilan usaha Jamur Tiram yang paling dominan adalah peningkatan pendapatan usahatani Jamur Tiram. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut. Petani Jamur Tiram yang ada di Kota Denpasar hendaknya meningkatkan jiwa kewirausahaan yang dimiliki saat ini agar dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap usahanya. Sifat kreatif yang paling dominan saat ini seharusnya juga diikuti oleh peningkatan sifat lainnya dalam mencerminkan jiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan tentunya tidak akan lahir hanya dari keturunan, namun juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan juga bagaimana usaha yang dilakukan dalam mengasah jiwa kewirausahaanya tersebut. Kepemilikan rata – rata petani jamur di Kota Denpasar terhadap baglog dan lahan yang terbatas harus disiasati dengan membentuk pola kemitraan antar petani, peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, dan pengolahan pascapanen yang beragam sesuai dengan permintaan pasar. Kurang fokusnya petani Jamur Tiram di Kota Denpasar tentu menjadi perhatian khusus yang harus segera diperbaiki. Petani Jamur Tiram yang ingin mendapatkan hasil lebih tinggi tentu harus memberikan perhatian lebih baik berupa modal, tenaga, dan waktu dalam melakukan usaha ini. Dalam memanajemen suatu usaha tentunya harus berjalan seimbang dari proses perencanaan hingga pengawasan. Petani seharusnya merencanakan usaha Jamur Tiram ini sesuai dengan kapasitas modal, lahan, waktu, dan jenis usaha yang akan dilakukan. Lemahnya pengorganisasian yang terjadi hendaknya disikapi dengan manajemen yang lebih terkontrol, baik dari dari segi keuangan, tugas pelaksana, dan juga hubungan antar petani atau antar karyawan dalam usaha Jamur Tiram. Petani jamur seharusnya melakukan pembukuan yang lebih tertatauntuk mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh dalam satu periode. Selain itu sebagai petani yang rata – rata berjiwa muda dan pendidikan yang tergolong tinggi seharusnya mampu mengontrol keuangan dengan lebih bijak dan dalam hal pengkomunikasian terhadap sesama petani jamur dapat lebih dipermudah dengan segala fasilitas dan teknologi yang tersedia. Pengembangan usaha dan pengawasan yang dilakukan pun harus tetap terjaga mengingat tingginya minat yang tampak dari masyarakat yang ingin melakukan usaha ini. Petani disarankan agar selalu berinovasi dalam hal pengembangan jenis produk baik berupa jamur segar ataupun olahannya. Rata – rata usaha ini memang bukan menjadi pekerjaan utama bagi petani jamur yang ada di Kota Denpasar. Bagi petani yang tetap ingin menjadikan usaha ini sebagai usaha sampingan tentunya sangat terbantu dari sifat usaha yang sangat efisien baik dari segi waktu, lahan, dan modal. Namun apabila petani menginginkan hasil yang lebih maksimal hendaknya usaha ini diberikan perlakuan yang lebih fokus, baik dengan menambah skala usaha atau mengembangkan jenisnya dari petani yang hanya berbudidaya menjadi petani yang juga membuat baglog sendiri mengingat keunggulan dari Kota Denpasar yang memiliki akses dekat dengan pasar dan mampu menghasilkan kualitas jamur yang baik. Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan usaha ini dan ingin menjadikan Kota Denpasar sebagai sentra penghasil jamur hendaknya melalui analisis lapangan yang lebih baik. Sasaran petani yang diberikan bantuan berupa pelatihan atau dana hibah hendaknya ditujukan kepada petani yang sudah tahu manfaat dari Jamur Tiram ini sendiri, sehingga petani tersebut mau secara serius untuk menjalankan dan mampu mengembangkan usahanya ke depan. Selain itu pemerintah sebaiknya lebih aktif melakukan pendataan dan sosialisasi terhadap usaha pertanian khususnya untuk komoditas Jamur Tiram agar para petani pemula dapat terkontrol baik dari segi pemasaran produk yang dihasilkan dan harga pasar yang sesuai. Hal ini sangat penting dilakukan karena beberapa kasus yang ditemukan di lapangan
menunjukkan bahwa petani yang belum mengetahui akses pasar biasanya akan menurunkan harga sehingga setelah satu periode berakhir maka pendapatan yang diperoleh tidak akan mampu untuk menutupi biaya produksi dan biaya operasional sehingga usahanya tidak akan berlanjut.