tersebar & TERBESAR
tersebar & TERBESAR
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210, Indonesia Telepon: (62-21) 251 0244, 251 0254 Faks : (62-21) 250 0065, 250 0077 Website : www.bri.co.id
Laporan Tahunan
Sekretariat Perusahaan Gedung BRI I Lt. 20 Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210, Indonesia Telepon: (62-21) 575 1966 Faks : (62-21) 570 0916
2011
Laporan Tahunan
2011
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
DAFTAR ISI Sekilas BRI Visi, Misi & Budaya Perusahaan Ikhtisar Keuangan Ikhtisar Saham
4 6 10 12 13
Ikthisar Obligasi
14 16 24 40 41
BAB 2. PROFIL PERUSAHAAN 44 45 46 48 50 52 54 55 56 56 58 59 59 60 61 62 64
BAB 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 70 73 73 82 84 85
Rasio Keuangan
LAPORAN TAHUNAN 2011
87 96 88 96 104
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
146 147 147 154 157 158 158
Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris Kelengkapan dan pelaksanaan Tugas Komite-komite dibawah Dewan Komisaris Komite Audit Struktur, Keanggotaan, Keahlian, dan Independensi Anggota Komite Audit Profil Anggota Komite Audit Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit Frekuensi Rapat Laporan Program Kerja Komite Audit Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR) Struktur, Keanggotaan, Keahlian, dan Independensi Anggota KNR Profil Anggota KNR Tugas dan Tanggung Jawab KNR Fungsi Nominasi Fungsi Remunerasi Lain-lain Frekuensi Rapat KNR Laporan Program Kerja KNR Komite Pengawasan Manajemen Risiko (KPMR) Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan, Independensi Anggota KPMR Profil Anggota
162
LAPORAN TAHUNAN 2011
158 159 160 162
163 163 164 165 165 165 166 167 167 167 168 168 168 168 168 169 170 170 170
Komite Aset dan Liabilitas (ALCO) Struktur dan Keanggotaan ALCO Tugas dan Tanggung Jawab ALCO Program Kerja ALCO Tahun 2011 Frekuensi Rapat ALCO Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) Struktur dan Keanggotaan KKP Tugas dan Tanggung Jawab KKP Program Kerja KKP Tahun 2010 Frekuensi Rapat KKP Realisasi Program Kerja KKP Komite Kredit Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kredit Frekuensi Rapat Komite Kredit Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi (ITSC) Struktur dan Keanggotaan ITSC Tugas dan Tanggung Jawab ITSC Program Kerja ITSC Tahun 2010 Frekuensi Rapat ITSC Komite Pengarah Project Management Office (PMO Steering Committee) Struktur dan Keanggotaan (PMO Steering Committee) Tugas dan Tanggung Jawab (PMO Steering Committee) Program Kerja PMO Steering Committee Tahun 2010 Frekuensi Rapat PMO Steering Committee Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Struktur dan Keanggotaan Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
178 175 178 177 177 180 180 180 180 182 182 182 182 182 182 183 183 184 184 184 185 185 185 186 186 186 187 187 187 188 188 188 188 188 189 189 189
LAPORAN KEUANGAN
Ketentuan Baru di Tahun 2012 Tinjauan Usaha Bisnis Mikro, Kecil, dan Menengah Bisnis Konsumer Bisnis Korporasi
Pengantar Struktur Tata Kelola Perusahaan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan BRI 2011 RUPS Luar Biasa Tahun 2011 Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris Jumlah, komposisi,Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris Panduan Kerja Dewan Komisaris
174 174 176 178
RENCANA STRATEGIS 2012
Tinjauan Umum Tinjauan Keuangan Laporan Laba Rugi Kondisi Keuangan Posisi Keuangan Informasi Arus kas
BAB 4. TATA KELOLA PERUSAHAAN
171 171 172 174 174
ANAK PERUSAHAAN
68 70
124 124 129 134 136 139 144
Tugas dan Tanggung Jawab KPMR Frekuensi Rapat KPMR Laporan Program Kerja KPMR Direksi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Jumlah, Komposisi, dan Independensi Direksi Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Rapat Direksi Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas KomiteKomite Komite Manajemen Risiko (RMC) Struktur dan Keanggotaan RMC Operational Risk Management Committee Credit Risk Management Committee Market Risk Management Committee Tugas dan Tanggung Jawab RMC Program Kerja RMC Tahun 2011 Frekuensi Rapat RMC dan Sub-RMC
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Informasi Umum Perusahaan Produk & Jasa Perbankan Struktur Organisasi Pejabat Senior Peta Jaringan Jaringan Kerja Sumber Daya Manusia Informasi Pemegang Saham Pembayaran Dividen RUPS Tahunan 2010 RUPS Luar Biasa 2010 Penerbitan Obligasi Sub Ordinasi Kronologis Pencatatan Saham Management Stock Option Plan Komposisi Pemegang Saham Anak Perusahaan Akuntan Publik & Lembaga Penunjang Pasar Modal Penghargaan Akuntan Publik dan Lembaga Penunjang Pasar Modal
Tinjauan Operasional Sumber Daya Manusia Jaringan Kerja & Layanan Teknologi Sistem Informasi Sentra Operasi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik Manajemen Risiko
112 118
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sambutan Komisaris Utama Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Laporan Direktur Utama Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Dewan Komisaris Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Direksi
tersebar & TERBESAR
Bisnis Internasional Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
BAB 1. PRAKATA
DAFTAR ISI Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Tahun 2010 Frekuensi Rapat Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Komite Evaluasi Jabatan Struktur dan Keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi Jabatan Program Kerja Komite Evaluasi Jabatan Tahun 2010 Frekuensi Rapat Komite Evaluasi Jabatan Hubungan Komisaris Dengan Direksi Seketariat Perusahaan Fungsi Seketariat Perusahaan Profil Sekretaris Perusahaan Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Audit Ekstern Fungsi Kepatuhan Fungsi Audit Intern Whistleblower System Fungsi Audit Ekstern Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Pengendalian Sistem Intern Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar Rencana Strategis BRI Keterbukaan Informasi Akses Terhadap Informasi Perusahaan Transparansi Kondisi Keuangan dan non Keuangan Belum Diungkapkan dalam Laporan Lainnya Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi Share Option Rasio Gaji (Upah) Tertinggi dan Terendah Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) Permasalahan Hukum Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan Buy Back Share dan/atau Buy Back Obligasi Bank Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik Pemberian Dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Prosedur Penanganan Pengaduan Nasabah Self Assessment Pelaksanaan GCG
LAPORAN TAHUNAN 2011
189 189 190 190 190 190 190 191 193 193 197 198 198 202 205 207 209 213
BAB 5. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Program Kemitraan BRI Peduli BRI Peduli Sarana Umum BRI Peduli Bencana Alam BRI Peduli Pendidikan BRI Peduli Kesehatan BRI Peduli Sarana Ibadah BUMN Peduli Pelestarian Alam Program Bina Lingkungan BUMN Peduli
229 229 230 230 230 230 230 222 222
BAB 6. ANAK PERUSAHAAN PT Bank BRISyariah PT Bank Agroniaga Tbk BRIngin Remittance Co. Ltd.
234 235 235
214 215 215 215
BAB 7. RENCANA STRATEGIS 2012 Rencana Strategis 2012
238
216 216
217 211 219 220
220 222 222 222 222
BAB 8. LAPORAN KEUANGAN Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Audited Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi Laporan Laba Rugi Konsolidasi Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi Laporan Arus Kas Konsolidasi Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
232 234 235 240 242 244 246
LAIN-LAIN Press Release 2010 Korespondensi dengan Bappepam-LK Alamat Kantor Unit Kerja Navigasi Laporan Tahunan BRI 2010 untuk Bapepam-LK
213 223
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
413 416 421 422 423
tersebar & TERBESAR
55,21 juta Usaha UMKM*
*sumber: Kementerian Koperasi & UMKM
BRI fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan potensi pangsa pasar sebanyak 55,21 juta usaha UMKM. Dari jumlah tersebut, sekitar dua-pertiga belum terjangkau oleh layanan perbankan.
7.975
BRI mengoperasikan jaringan kantor pelayanan terbesar di Indonesia. Sebanyak 7.975 unit kerja hadir melayani masyarakat hingga ke pelosok nusantara dan seluruhnya telah terhubung secara real-time online. BRI hadir dari Sabang hingga Merauke, dari desa hingga kota, dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern.
7.292
BRI terus mengembangkan layanan e-channel. ATM bertambah dari 1.262 unit pada tahun 2007 menjadi 7.292 unit pada tahun 2011. Perkembangan e-channel tersebut diikuti pula dengan penambahan fitur dari 155 fitur pada tahun 2007 menjadi 742 fitur pada tahun 2011.
36 juta
BRI memiliki basis nasabah terbesar di Indonesia, yaitu lebih dari 36 juta rekening nasabah hingga akhir tahun 2011, dengan simpanan masyarakat yang didominasi oleh dana murah. Pada tahun 2011, porsi dana murah terhadap dana pihak ketiga mencapai lebih dari 60%, dengan pertumbuhan tertinggi pada produk tabungan.
Unit Kerja
Unit ATM
Rekening Nasabah
Rp
15,08 triliun* Laba Bersih *Hanya angka Bank
LAPORAN TAHUNAN 2011
Ditopang oleh SDM prima, sistem teknologi yang handal, jaringan kerja yang luas, basis nasabah yang besar, strategi bisnis yang tepat serta efisiensi yang terjaga, BRI berhasil menjaga profitabilitasnya. Laba bersih BRI pada 2011 tercatat sebesar Rp15,08 triliun atau meningkat 31,47% dari Rp11,47 triliun di tahun 2010.
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Prakata
2
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
BRI memiliki basis nasabah terbesar yaitu lebih dari 36 juta rekening nasabah yang dilayani oleh jaringan e-channel dan 7.975 unit kerja BRI yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia hingga akhir tahun 2011. BRI mengoperasikan 7 jenjang kantor pelayanan terdiri dari Kantor Pusat, 18 Kantor Wilayah, 431 Kantor Cabang, 502 Kantor Cabang Pembantu, 4.849 BRI Unit, 870 Kantor Kas dan 1.304 Teras BRI. Jaringan Kerja BRI
7.975 6.990
2010
2011
Komposisi Rekening
18%
Simpanan
82%
3
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Pinjaman
3 3
SEKILAS BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”, “Bank”, atau “Perseroan”) merupakan bank komersial tertua di Indonesia, berdiri sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank tertua, BRI tetap konsisten dalam memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan komitmen ini terus berlanjut pada saat BRI menjadi perusahaan publik pada tahun 2003 hingga sekarang. Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemilik mayoritas saham BRI, yaitu sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang di dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMKM, BRI selama 7 tahun berturut-turut mampu mempertahankan prestasinya sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya dan kerja keras segenap insan BRI, yang secara terus menerus berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan yang diberikan bagi semua segmen bisnis. Dengan reputasinya sebagai microbanking yang telah mengakar ditengah masyarakat Indonesia, Bank BRI senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari upaya BRI dalam menyelaraskan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan munculnya kota-kota sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.
4
LAPORAN TAHUNAN 2011
Selain tetap fokus pada segmen UMKM, BRI terus mengembangkan berbagai ragam produk consumer banking dan layanan institusional yang diperuntukkan bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upayanya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan kerjanya dan tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah lebih dari 7.900 unit kerja, yang seluruhnya terhubung secara real time online. Selain unit kerja konvensional, BRI juga terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/SMS), maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan KiosK. Selain memperkuat infrastruktur jaringan kerja dan teknologi e-banking, BRI juga berupaya untuk merambah layanan perbankan kepada pengusaha skala kecil yang berada di dalam pasar-pasar tradisional. Melalui Teras BRI yang diluncurkan sejak akhir tahun 2009, unit kerja mikro ini diharapkan mampu menjangkau pedagang di pasar tradisional yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan secara optimal. Sebagai bank yang beroperasi ditengah populasi masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI berupaya tetap menjadi partner utama bagi masyarakat Indonesia di dalam mengembangkan perekonomiannya. Kekuatan yang dimiliki BRI ini diharapkan mampu memberikan pertumbuhan berkesinambungan di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
BRI dari Waktu ke Waktu
1968 Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum.
1992 Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992, BRI berubah status badan hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).
2003
1895 Berawal dari sebuah badan pengelola dana masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Lembaga ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat. Selanjutnya mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank (1912). Pada tahun 1912 kembali mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene dan berubah menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB) pada tahun 1934. Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, AVB berganti nama menjadi Syomin Ginko (1942-1945).
1946 Pada tanggal 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, mengubah nama Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat itu BRI, sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional.
1960 Nama BRI kemudian diubah lagi oleh Pemerintah menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN).
5
LAPORAN TAHUNAN 2011
Pada tanggal 10 November 2003, BRI menjadi Perseroan Terbuka dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) dengan ticker “BBRI”. Saat ini, saham BRI tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue chip) di BEI.
2007 Mengakuisisi Bank Jasa Artha yang kemudian dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah.
2009 Berhasil mengoneksikan seluruh jaringan kerja yang saat itu berjumlah 6.480 unit kerja, secara real-time on line.
2011 Pada tanggal 11 Januari 2011, BRI telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan perbandingan 1 : 2. Pada tanggal 3 Maret 2011, telah dilakukan penandatanganan Akta Akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk. antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun). Pada tanggal 16 Desember 2011, dilakukan penandatanganan Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara BRI dengan PT Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin Remittance Co. Ltd. (Hong Kong).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
5
VISI DAN MISI
VISI “Menjadi Bank Komersial Terkemuka yang Selalu Mengutamakan Kepuasan Nasabah”
KOMERSIAL Sejak didirikan, BRI secara konsisten menghimpun dana dalam bentuk simpanan, menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman, dan memberikan layanan perbankan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dalam menjalankan usahanya, BRI senantiasa bertujuan untuk memberikan return yang optimal bagi pemegang sahamnya.
TERKEMUKA BRI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan salah satu bank yang memberikan layanan microbanking terbesar dan menguntungkan di dunia. Di samping itu, BRI memiliki produk/jasa berkualitas tinggi, selalu berinovasi dalam upaya memenuhi kebutuhan nasabah, memiliki visi jangka panjang, serta mencatatkan kinerja keuangan di atas industri perbankan di Indonesia.
KEPUASAN Kepuasan nasabah merupakan hal utama bagi BRI sebagai perusahaan yang menyediakan jasa perbankan. Tantangan yang dihadapi BRI adalah menjamin kepuasan kepada seluruh nasabah di semua segmen usaha. Untuk itu, BRI terus melakukan inovasi dan pengembangan produk untuk dapat memenuhi kebutuhan perbankan para nasabahnya.
6
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Dalam rangka mewujudkan visinya, BRI menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan yaitu: “Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat” BRI berkomitmen mempertahankan kinerja terbaiknya yang tercermin dari produk-produk yang ditawarkan dengan fokus untuk melayani usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan melayani UMKM pada akhirnya akan memberikan multiplier effect terhadap peningkatan ekonomi masyarakat mengingat UMKM merupakan tulang punggung dan komponen terbesar ekonomi Indonesia. BRI harus memiliki kemampuan untuk terus mengikuti dinamika bisnis UMKM agar tetap dapat menjadi market leader di segmen tersebut. “Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik good corporate governance” BRI berusaha terus untuk meningkatkan pangsa pasarnya di sektor mikro, kecil dan menengah. Untuk itu BRI harus selalu dapat memberikan pelayanan prima sebagai wujud komitmen untuk memuaskan kebutuhan nasabah. Dengan jaringan yang tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia, diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan dikelola oleh manajemen yang melaksanakan praktik good corporate governance sehingga keunggulan kompetitif tersebut dapat lebih dioptimalkan. “Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)” Misi memberikan keuntungan merupakan landasan setiap pengambil keputusan dengan memperhitungkan implikasi cost & benefit terhadap semua stakeholders. Di sisi lain, BRI sebagai bagian dari komunitas masyarakat tidak hanya sekedar memberikan keuntungan financial tetapi juga manfaat yang bersifat non-financial bagi seluruh stakeholders.
7
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
7
BUDAYA PERUSAHAAN
BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga tercipta budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut adalah integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM.
8
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
BRI sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk selalu mengutamakan prudential banking dan kepentingan stakeholders. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut: • Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja • Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja • Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap unit kerja • Menerapkan kebijakan reward dan punishment yang tegas dan adil
9
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
9
IKHTISAR KEUANGAN Tahun Ikhtisar Keuangan
2011
2010
2009
2008
2007
(Rp miliar) Neraca Total Aktiva
469.899
404.286
316.947
246.077
203.735
Total Aktiva Produktif
432.647
379.696
299.063
228.781
169.091
Kredit - Gross
294.515
252.489
208.123
161.108
113.973
Obligasi Rekap Pemerintah Dana Pihak Ketiga - Giro
8.996
13.626
15.027
16.352
18.223
384.264
333.652
255.928
201.537
165.600
76.779
77.364
50.094
39.923
37.162
- Tabungan
154.133
125.990
104.463
88.077
72.300
- Deposito
56.138
153.353
130.298
101.371
73.538
Kewajiban berbeban bunga lainnya
21.284
17.297
21.284
7.599
6.262
Modal/Ekuitas
49.820
36.673
27.257
22.357
19.438
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah
48.164
44.615
35.334
28.097
23.241
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah
47.050
43.109
33.528
26.166
21.220
- Dengan Bunga Obligasi Pemerintah
34.427
32.889
23.049
19.651
16.697
- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah
33.313
31.382
21.244
17.721
14.676
Laba Rugi Pendapatan Bunga
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya Biaya Operasional Lainnya
5.776
5.545
3.270
2.535
1.822
(17.086)
(16.114)
(11.960)
(10.997)
(9.020)
CKPN
(5.533)
(7.917)
(5.799)
(2.844)
(1.943)
Laba Sebelum Pajak
18.756
14.908
9.891
8.822
7.780
Laba Bersih Tahun Berjalan
15.088
11.472
7.308
5.958
4.838
Laba Bersih per Saham (Rp)
628.91
478.36
609.50
496.99
403.64
14,96%
13,76%
13,20%
13,18%
15,84%
N/A
N/A
21,17%
24,13%
26,14%
Aset Produktif & Non Produktif Bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif
1,79%
2,19%
2,59%
N/A
N/A
Aktiva Produktif Bermasalah
1,85%
2,24%
2,68%
2,18%
2,22%
CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif
4,51%
4,58%
4,29%
N/A
N/A
Kredit Bermasalah (NPL Gross)
2,32%
2,79%
3,52%
2,80%
3,44%
PPAP terhadap Aktiva Produktif
N/A
N/A
3,80%
3,75%
4,05%
Pemenuhan PPAP
N/A
N/A
148,99%
150,20%
161,20%
Rasio Keuangan Permodalan Rasio Kecukupan Modal (CAR)* Aktiva Tetap Terhadap Modal Aktiva Produktif
Profitabilitas ROA
4,93%
4,64%
3,73%
4,18%
4,61%
ROE
42,49%
43,83%
35,22%
34,50%
31,64%
NIM BOPO
9,58%
10,77%
9,14%
10,18%
10,86%
66,69%
70,86%
77,66%
72,65%
69,80%
76,20%
75,17%
80,88%
79,93%
68,80%
Likuiditas LDR
10
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Tahun Ikhtisar Keuangan
2011
2010
2009
2008
2007
(Rp miliar) Kepatuhan Persentase Pelanggaran BMPK - Pihak Terkait
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
- Pihak Tidak Terkait
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Persentase Pelampauan BMPK - Pihak Terkait
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Giro Wajib Minimum
- Pihak Tidak Terkait
9,33%
8,05%
5,90%
5,57%
22,09%
Posisi Devisa Netto
5,49%
4,45%
5,22%
13,55%
7,90%
Catatan : Angka kinerja keuangan tersebut diatas merupakan laporan keuangan konsolidasi BRI dengan entitas perusahaan anak (PT BRISyariah, PT Bank Agroniaga Tbk., BRIngin Remittance Co. Ltd.). Rasio keuangan menggunakan data bank only, kecuali rasio NPL. * Mulai tahun 2010 sudah memperhitungkan risiko operasional
11
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
11
IKHTISAR SAHAM Harga Saham per triwulan* Harga Lembar Saham
Tahun Kalender
Pembukaan
Tertinggi
Terendah
Penutupan
(Rp)
Jumlah Saham (lembar)
Nilai
Volume Transaksi (lembar)
Frekuensi (kali)
Volume (Rp Triliun)
Kapitalisasi Pasar (Rp Triliun)
2010
4.125
5.325
4.100
5.250
24.669.162.000
3.762.749.000
266.530
34,21
129,57
Triwulan I
4.125
4.175
4.100
4.125
24.659.705.000
1.062.146.500
64.824
8,12
101,76 114,72
Triwulan II
4.575
4.875
4.750
4.750
24.659.705.000
974.020.500
52.479
8,29
Triwulan III
5.000
5.025
4.925
5.000
24.659.705.000
847.616.500
62.115
8,19
123,35
Triwulan IV
5.300
5.325
5.200
5.250
24.669.162.000
878.965.500
87.112
9,61
129,57
2011
5.250
5.375
4.525
6.750
24.669.162.000
9.245.899.500
620.745
56,58
164,85
Triwulan I
5.250
5.375
4.525
5.750
24.669.162.000
2.561.502.500
151.173
13,90
140,43
Triwulan II
5.750
6.600
5.650
6.500
24.669.162.000
1.961.571.500
123.095
12,30
158,75
Triwulan III
6.500
7.250
5.000
5.850
24.669.162.000
2.812.699.500
187.527
18,02
142,87
Triwulan IV
5.850
7.050
5.150
6.750
24.669.162.000
1.910.126.000
158.950
12,36
164,85
* Data harga saham yang digunakan adalah harga saham setelah dilakukan stock split dengan rasio 1 : 2. Stock split dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2011
Pembayaran Dividen Tahun Dividen
Laba Bersih (Rp Miliar)
Dividen (Rp Miliar)
Dividen per Lembar Saham (Rp)*
Rasio Pembayaran Dividen (%)
Tanggal Pembayaran
2003** 2004
2.579
990
42,10
75,01
23 Juli 2004
3.633
1.816
76,47
50,00
5 Juli 2005
2005
3.808
1.904
78,09
50,00
10 Juli 2006
2006
4.257
2.129
86,52
50,00
2 Juli 2007
2007
4.838
2.419
98,17
50,00
7 Juli 2008
2008
5.958
2.085
84,41
35,00
3 Juli 2009
2009
7.308
2.192
88,91
30,00
1 Juli 2010
2010
11.472
2.294
93,01
20,00
15 Juni 2011
* Dividen per lembar saham merupakan data dividen setelah dilakukan stock split dengan rasio 1 : 2 ** Dari laba bersih semester II (1 Juli 2003 - 31 Desember 2003) sebesar Rp1,32 triliun, laba semester I dikapitalisasi menjadi modal.
Perkembangan Harga dan Volume Saham BRI Volume (Juta lembar 180 per hari) 200
Harga 8000 (Rupiah) 7000
160
6000
140
5000
120
4000
100
3000
80 60
2000
40
1000
20
0 0 Des-10 Feb-11 Apr-11 Jun-11 Agust-11 Okt-11 Des-11 Volume Harga Terakhir
12
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
IKHTISAR OBLIGASI Dalam rangka menunjang ekspansi bisnisnya, pada tanggal 23 Desember 2009, BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi dalam denominasi Rupiah dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga 10,95%.
Penerimaan hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Rupiah II tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya emisi terkait, seluruhnya akan digunakan BRI sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yang dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Fitch memberikan rating AA (Double A; Stable Outlook) pada saat penawaran Obligasi Subordinasi Rupiah II. Total dana yang berhasil dihimpun dalam penerbitan Obligasi Subordinasi Rupiah II ini sebesar Rp2 triliun.
Pada tanggal 11 Januari 2010, BRI telah melaksanakan opsi beli atas Obligasi Subordinasi I dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp500 miliar.
POSISI TAHUN 2010 No
Jenis
Tgl Emisi
Jangka Waktu
Nilai
Jatuh Tempo
Kupon
Rating
Listing
13,50% p.a. (tahun 1 s.d. 6); 23,5% p.a. (tahun 7 s.d. 10); dibayar triwulanan
Id AA+ (Pefindo)
Bursa Efek Surabaya
10,95% p.a. (tahun 1 s.d. 5); dibayar triwulanan
AA (idn) (Fitch)
Bursa Efek Indonesia
1.
Obligasi Subordinasi I *
9 Jan 2004
10 Tahun
Rp500 miliar
9 Jan 2014 (dengan opsi beli pada 9 Jan 2010)
2.
Obligasi Subordinasi II
22 Des 2009
5 Tahun
Rp2 triliun
22 Des 2014
* Telah dilakukan pelunasan pada 11 Januari 2010 (9 Januari 2010 jatuh pada hari Sabtu)
POSISI TAHUN 2011 No
Jenis
Tgl Emisi
Jangka Waktu
Nilai
Jatuh Tempo
Kupon
Rating
Listing
1.
Obligasi Subordinasi II
22 Des 2009
5 Tahun
Rp2 triliun
22 Des 2014
10,95% p.a. (tahun 1 s.d. 5) dibayar triwulanan
AA (idn); RWN (Fitch)
Bursa Efek Indonesia
13
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
13
SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA
BUNASOR SANIM Komisaris Utama/Komisaris Independen
“Kondisi perekonomian nasional yang membanggakan disertai kerja keras dan dukungan seluruh jajaran manajemen dan insan BRI memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja Perseroan tahun 2011”
14
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Assalamualaikum Wr. Wb., Berdasarkan indikator-indikator makro ekonomi, perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang relatif membanggakan meskipun perekonomian global mengalami perlambatan yang disebabkan oleh belum pulihnya kondisi ekonomi dan keuangan di Eropa dan Amerika Serikat. Inflasi dapat dikendalikan dalam level yang rendah yaitu 3,79%, indek harga saham gabungan mengalami kenaikan sebesar 3,73%, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%, dan nilai tukar Rupiah selama tahun 2011 mengalami apresiasi dibandingkan tahun 2010 serta kinerja neraca pembayaran Indonesia mencatat surplus yang cukup besar. Kondisi perekonomian nasional yang baik atau membanggakan tersebut memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja Perseroan tahun 2011 yang mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dalam besaran dan rasio keuangan pokok tahun 2011, seperti total aset sebesar Rp456,53 triliun atau naik 14,59%, kredit yang disalurkan sebesar Rp283,58 triliun atau naik 14,83%, dana pihak ketiga sebesar Rp372,15 triliun atau naik 13,27%, pendapatan bunga bersih sebesar Rp33,87 triliun atau naik 4,14%, laba setelah pajak sebesar Rp15,08 triliun atau naik 31,47%, dan non performing loan gross sebesar 2,30% atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2010 sebesar 2,78%. Disamping itu, jaringan kantor Perseroan dengan dukungan teknologi informasi yang semakin handal mengalami penambahan sebanyak 985 kantor, yang terdiri dari 18 Kantor Cabang, 32 Kantor Cabang Pembantu, 200 BRI Unit, 48 Kantor Kas, dan 687 Teras BRI. Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran Perseroan dan stakeholders atas kerja keras dan dukungannya selama tahun 2011 sehingga kinerja Perseroan dapat lebih baik dari tahun sebelumnya.
Perekonomian Indonesia tahun 2012 diprediksi mempunyai prospek yang baik dan menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor global, terlebih setelah Indonesia memperoleh rating investment grade dari dua lembaga rating internasional. Sehubungan dengan hal ini, Dewan Komisaris optimis dengan kinerja Perseroan tahun 2012 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. Upaya untuk meningkatkan kinerja Perseroan pada tahun 2012 membutuhkan dukungan semua stakeholders terutama seluruh keluarga besar Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia. Berbagai initiative strategy yang telah dirumuskan perlu diimplementasikan dengan baik oleh para pihak atau unit kerja terkait. Disamping itu, seluruh kegiatan operasional perbankan harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance dengan orientasi terciptanya kepuasan pelanggan, pengendalian intern, dan manajemen risiko dapat dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku serta seluruh pekerja Perseroan memegang teguh kode etik pekerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tema tahunan Perseroan tahun 2012 yaitu menjadi “Bank Terbaik di Indonesia dengan Praktik-Praktik Good Corporate Governance yang Baik” sejalan dengan concern Dewan Komisaris mengingat perkembangan dunia usaha yang dinamis dan kompetitif, terlebih status Perseroan sebagai listed company sehingga seluruh jajaran Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia senantiasa dituntut untuk sepenuhnya mengimplementasikan prinsip-prinsip good corporate governance dalam menjalankan tugasnya. Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugasnya di bidang pengawasan pada tahun 2012 sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen
15
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
15
LAPORAN TUGAS PENGAWASAN DEWAN KOMISARIS Pendahuluan Sebagai wujud atas pelaksanaan tugas utama Dewan Komisaris Perseroan yang pada pokoknya menjalankan fungsi pengawasan, maka Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun 2011 dituangkan dalam buku Laporan Tahunan Perseroan. Laporan ini merupakan uraian secara garis besar atas pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris, yang dimaksudkan supaya pemegang saham dapat memperoleh informasi mengenai kegiatan atau aktifitas Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta dimaksudkan antara lain supaya Dewan Komisaris mengetahui bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dapat dilaksanakan dengan baik, prinsip-prinsip good corporate governance dan manajemen risiko dilaksanakan dengan tertib pada seluruh unit organisasi dan operasional Perseroan sehingga layanan yang diberikan dapat berjalan secara maksimal. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada prinsipnya berupa pengawasan aktif dengan melakukan pembahasan atas pencapaian kinerja secara berkala dan juga melakukan kunjungan kerja ke unit-unit kerja. Disamping itu, dilakukan pula pengawasan pasif berupa evaluasi atau telaahan atas operasional bank berdasarkan laporan-laporan yang diterima oleh Dewan Komisaris. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris didukung oleh Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, serta Komite Nominasi dan Remunerasi. Sistematika laporan pengawasan yang dituangkan dalam laporan tahun ini meliputi uraian secara besar mengenai Rekomendasi Pengawasan dan Pencapaian Kinerja Perseroan tahun 2011.
Rekomendasi Pengawasan Secara kualitatif, rekomendasi hasil pengawasan yang diberikan oleh Dewan Komisaris dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Perkreditan Pemanfaatan atau penarikan fasilitas kredit yang telah disetujui perlu mendapat perhatian, dengan catatan penarikan tersebut memang sesuai dengan kebutuhan pendanaan debitur. Dalam kaitan ini, unit bisnis sebagai pemberi fasilitas kredit diminta untuk meningkatkan monitoring usaha debitur sekaligus melakukan evaluasi kelayakan penarikan fasilitas kredit oleh debitur. Meskipun persentase NPL pada akhir tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun dengan absolut NPL pada akhir tahun 2011 sebesar Rp6,52 triliun, maka diperlukan upaya maksimal dan perhatian serius Direksi dalam perbaikan NPL pada tahun 2012. Terhadap target ekspansi kredit pada akhir tahun 2012 dinilai cukup optimis apabila mempertimbangkan kekhawatiran berlanjutnya
16
LAPORAN TAHUNAN 2011
krisis global di Eropa dan Amerika Serikat yang berdampak terjadinya penurunan GDP negaranegara di Asia selama 2 (dua) tahun ke depan. Berkenaan dengan hal tersebut, Dewan Komisaris meminta supaya ekspansi kredit yang dilakukan selama tahun 2012 khususnya terhadap debitur yang menghasilkan produk untuk tujuan ekspor harus dilakukan dengan sangat selektif. Terhadap debitur yang telah memperoleh kredit dan produknya seluruh atau sebagian dimaksudkan untuk ekspor, maka selain harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dan selektif dalam hal terdapat tambahan fasilitas kredit, perlu dilakukan upaya peningkatan monitoring kinerja debitur. Khusus terhadap debitur yang telah memperoleh fasilitas kredit valuta asing, perlu pula dilakukan monitoring dengan tetap memperhatikan volatility nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing yang dominan. Mengenai penghapusbukuan pinjaman, upaya penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku diminta untuk menjadi perhatian oleh seluruh unit kerja terkait dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
2. Pendanaan Upaya untuk memperbesar komposisi dana berbiaya murah senantiasa disarankan oleh Dewan Komisaris supaya tingkat bunga yang diberikan kepada nasabah dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan bank pesaing. Peluang Perseroan meningkatkan jumlah dana murah sangatlah memungkinkan seiring dengan penambahan jaringan unit kerja dan promosi yang dilakukan. Komposisi dana murah terhadap total dana masyarakat pada akhir tahun 2011 sebesar 61,28% perlu terus ditingkatkan pada tahun 2012 sehingga tingkat bunga semakin kompetetif. Target kenaikan dana pihak ketiga pada akhir tahun 2012 agar dilakukan secara berkesinambungan sepanjang tahun 2012 guna mendukung pencapaian target ekspansi kredit. 3. Pendapatan dan Beban Sumber pendapatan selain bunga senantiasa diminta dan direkomendasikan untuk ditingkatkan supaya struktur pendapatan Perseroan menjadi lebih sehat. Sumber pendapatan tersebut antara lain melalui aktifitas trade finance, remittance, bank guarantee, cash management, dan transactional account dengan memanfaatkan jaringan unit kerja. Sementara itu, di sisi beban senantiasa diminta untuk dilakukan efisiensi terutama atas biaya non bunga yang sifatnya controlable.
Pencapaian target fee based income tahun 2012 diminta untuk diupayakan semaksimal mungkin untuk dapat dicapai melalui strategi dan langkahlangkah yang tepat. Disamping itu, disarankan pula untuk senantiasa menerapkan kebijakan tingkat bunga pendanaan dan kredit yang disesuaikan dengan tingkat bunga yang berlaku oleh bank pesaing. Beban operasional non bunga yang sifatnya controlable diminta untuk dilakukan efisiensi sehingga rasio BOPO tahun 2012 menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Biaya promosi dana pada tahun 2012 diminta untuk dimanfaatkan secara efektif dengan fokus untuk meningkatkan dana pihak ketiga.
4. Permodalan Rencana penerbitan sub debt pada tahun 2012 diminta untuk didasarkan pada analisa yang cermat dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta term & condition yang paling menguntungkan bagi Perseroan, khususnya mengenai penetapan coupon rate.
17
LAPORAN TAHUNAN 2011
5. Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Pembenahan di bidang manajemen sumber daya manusia dan infrastruktur (IT dan non IT) selalu diminta untuk senantiasa dievaluasi supaya pencapaian rencana bisnis mendapat dukungan sumber daya manusia yang kompeten dan tercukupi serta IT yang prima sehingga dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada nasabah. Disamping itu, telah disarankan pula untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang ditetapkan oleh Direksi Perseroan dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap unit kerja pada semua tingkatan organisasi.
Mengenai rencana rekrutmen pekerja pada tahun 2012 disarankan untuk dipersiapkan dengan baik sehingga target jumlah pekerja yang akan direkrut dapat tercapai dan dilakukan monitoring yang lebih baik dalam pelaksanaannya. Disamping itu, kompetensi pekerja senantiasa ditingkatkan tidak saja dengan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugas tetapi juga didukung dengan pengembangan budaya supervisi dan coaching oleh pimpinan unit kerja.
6. Pengendalian Intern Hasil pemeriksaan auditor internal dan eksternal harus menjadi perhatian dan ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait. Direksi perlu memastikan bahwa tindak lanjut oleh setiap unit kerja dilakukan secara konsisten dan temuan auditor atas permasalahan serupa tidak terulang pada unit kerja yang sama. Terhadap rencana audit tahun 2012 yang akan dilakukan oleh auditor internal diminta untuk dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh Direksi dan Dewan Komisaris. Dalam kaitan ini, Direksi diminta untuk senantiasa memperhatikan pemenuhan kebutuhan dan kompetensi auditor termasuk sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugasnya. 7. Penyertaan Modal Penyertaan modal kepada perusahaan anak harus diikuti dengan strategi pengembangan perusahaan anak yang lebih baik dan tercipta sinergi yang saling menguntungkan. Disamping itu, diperlukan pengawasan yang memadai atas pelaksanaan business plan supaya target-target bisnis perusahaan anak dapat tercapai. 8. Belanja Modal Penyelesaian belanja modal untuk pembangunan fisik infrastruktur yang mendukung operasional disarankan untuk mendapat prioritas oleh seluruh unit kerja yang terlibat. Anggaran belanja
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
17
modal telah diminta untuk dioptimalisasikan penggunaannya supaya layanan kepada nasabah dapat ditingkatkan. 9. Jaringan Unit Kerja Pembukaan unit kerja baru khususnya BRI Unit dan Teras BRI perlu dilakukan koordinasi antara direktorat yang terlibat dalam penyelesaian atau operasional BRI Unit dan Teras BRI. Koordinasi tersebut dimaksudkan supaya operasional BRI Unit dan Teras BRI dapat berjalan dengan baik. Demikian juga halnya dengan penambahan EDC perlu diupayakan semaksimal mungkin realisasinya. Target perluasan jaringan unit kerja tahun 2012 perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas koordinasi antar direktorat atau unit kerja terkait sejak awal tahun 2012 sehingga terjadi sinkronisasi dan tidak lagi menjadi kendala dalam pencapaian target. Koordinasi yang dimaksud mencakup: • Sumber daya manusia, terkait manning analysis, penetapan formasi, dan pemenuhan formasi dilakukan dengan koordinasi aktif dan interdependensi antara Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia, Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro, dan Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel. Pemenuhan formasi untuk pekerja BRI Unit diminta untuk menjadi perhatian serius Direksi mengingat cukup tingginya target ekspansi kredit mikro tahun 2012.
penerima dana tersebut perlu dilakukan dengan baik sehingga pada akhirnya dapat menjadi nasabah KUR atau Kupedes. Sedangkan penggunaan dana Program Bina Lingkungan disarankan untuk proyek atau kegiatan yang dapat meningkatkan corporate image dan capacity building dari penerima dana tersebut. KINERJA PERSEROAN TAHUN 2011 Pendapat Dewan Komisaris terhadap pencapaian kinerja Perseroan tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Keuangan Kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2011 apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan, antara lain terlihat dari peningkatan dan perbaikan beberapa parameter yaitu: a. Total Aset sebesar Rp456,53 triliun, naik sebesar Rp58,14 triliun atau 14,59% dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar Rp398,39 triliun. Peningkatan ini terutama berasal dari Kredit yang diberikan sebesar Rp36,91 triliun dan Aktiva Tidak Produktif sebesar Rp14,40 triliun. b. Kredit yang disalurkan mencapai Rp283,88 triliun, naik sebesar Rp36,62 triliun atau 14,83% dibandingkan posisi Desember 2010 sebesar Rp246,96 triliun.
• Teknologi informasi, terkait pengadaan e-channel, koordinasi dilakukan antara Divisi Teknologi Sistem Informasi, Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel, dan unit kerja pengguna.
c. Dana pihak ketiga mencapai Rp372,15 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp43,59 triliun atau 13,27% dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar Rp328,56 triliun. Komposisi dana murah terhadap dana mahal posisi Desember 2011 adalah 61,28%: 38,72%.
• Logistik pendukung, terkait pengadaan tanah, gedung, sarana dan prasarana kantor dilakukan antara Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik dan unit kerja pengguna.
d. Non performing loan gross sebesar 2,30% atau mengalami perbaikan dibandingkan posisi Desember 2010 sebesar 2,78%.
10. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Optimalisasi penyaluran dan penggunaan dana PKBL diminta untuk menjadi perhatian seluruh unit kerja yang terkait dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku. Disamping itu, pencatatan dan pertanggungjawaban penyaluran dan penggunaan dana tersebut harus dilakukan dengan baik sesuai dengan kaidah akuntansi yang berlaku. Untuk tahun 2012, penyaluran dana Program Kemitraan tahun 2012 harus tetap dilakukan secara selektif, pembinaan dan monitoring terhadap
18
LAPORAN TAHUNAN 2011
e. Pendapatan bunga bersih mencapai Rp33,90 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp1,35 triliun atau 4,14% dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar Rp32,52 triliun. f. Laba bersih setelah pajak periode tahun buku 2011 sebesar Rp15,08 triliun, mengalami kenaikan 31,47% atau sebesar Rp3,61 triliun dibandingkan dengan laba setelah pajak periode yang sama tahun sebelumnya. g. Loan to Deposit Ratio sebesar 76,20% mengalami peningkatan dibandingkan posisi akhir Desember 2010 sebesar 75,17%.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Peningkatan kinerja keuangan yang tercermin pada indikator utama tersebut diatas merupakan hasil kerja seluruh jajaran Perseroan yang melaksanakan seluruh program kerja dan kegiatan yang tertuang dalam RKAP tahun 2011. RKAP tersebut berisi besaran target-target kualitatif dan kuantitatif yang proses penyusunannya diawali dengan kajian mengenai kekuatan dan kelemahan internal serta memperhatikan peluang dan tantangan pengembangan bisnis. Peran Dewan Komisaris selaku organ Perseroan dalam kaitannya dengan RKAP adalah memberikan persetujuan dan pengesahan RKAP sebelum digunakan sebagai pedoman oleh seluruh jajaran Perseroan. Peran tersebut digunakan dengan sebaik-baiknya oleh Dewan Komisaris melalui pembahasan dan penyempurnaan guna diperoleh keyakinan bahwa RKAP tersebut realistis. 2. Profil Risiko Hasil peringkat profil risiko berada pada peringkat low to moderate dengan beberapa parameter yang menunjukkan risiko inheren pada parameter dapat dimitigasi dan masih dapat ditoleran. Sedangkan kualitas penerapan manajemen risiko secara umum mampu memitigasi risiko. 3. Good Corporate Governance (GCG) Penilaian atas pelaksanaan GCG semakin baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari perpaduan fungsi Direksi dan Dewan Komisaris, terlaksananya fungsi pengendalian dan implementasi rencana strategis berjalan secara harmoni serta dalam tahun berjalan tidak terjadi pelanggaran ataupun pelampauan BMPK. Dewan Komisaris dan Direksi memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan GCG pada setiap kegiatan usaha Perseroan. 4. Rentabilitas Dari perpaduan dua faktor diatas tercermin kinerja rentabilitas BRI yang secara umum terbaik dibandingkan peers-nya di Indonesia, dominasi kredit pada struktur aktiva produktif khususnya
kredit mikro dan ritel merupakan salah satu kekuatan, di tahun 2011 BRI juga secara selektif menyalurkan kredit dengan ATMR yang lebih rendah. Dengan NPL yang masih terjaga dan pencadangan atas bencana yang cukup maka BRI bisa lebih fokus pada risiko bisnis yang tersebar pada portofolio mikro, ritel, dan kredit korporasi yang mempunyai trickle down effect terhadap pertumbuhan kredit mikro dan atau ritel, sehingga secara umum mempunyai risiko yang lebih rendah. 5. Permodalan Realisasi CAR sebesar 14,96% (dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional) diatas target anggaran yang ditetapkan sebesar 13,62% dan diatas CAR minimum yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 8,00%. Rasio CAR BRI tersebut masih di atas kriteria bank jangkar. Dari 14,96% sebesar 91,39% nya adalah modal inti sehingga Rasio Modal Inti terhadap ATMR menjadi sebesar 13,67%, hal ini menunjukkan komposisi permodalan BRI sangat sehat karena didominasi oleh modal inti (yang mayoritas berasal dari laba BRI). Di lain pihak, dengan dividend pay out ratio atas laba tahun buku 2010 yang dibagi pada tahun 2011 sebesar 20% dapat memperbesar retained earning yang diperhitungkan sebagai komponen modal dalam perhitungan CAR. 6. Kredit Bermasalah dan Extracomptable Restrukturisasi dan/atau penyelesaian kredit bermasalah termasuk kredit yang telah dihapusbuku pada pokoknya telah diupayakan secara maksimal sehingga realisasi NPL gross pada akhir tahun 2011 menjadi sebesar 2,30% dan NPL nett sebesar 0,42%. Realisasi penghapusbukuan sebesar Rp4,39 triliun dan realisasi recovery atas kredit hapusbuku sebesar Rp1,79 triliun.
Demikian laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris atas pelaksanaan usaha tahun 2011. Dewan Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
19
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
19
PROFIL DEWAN KOMISARIS
Bunasor Sanim
Komisaris Utama / Komisaris Independen
Agus Suprijanto
Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 28 April 2011. Pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) (2007), Komisaris Utama PT. PNM (2008-2011), Sekjen PERHEPI (2007-2011), Anggota Forum Masyarakat Statistik (2007-2009), Sekjen Asia Pacific Agricultural Policy Forum (2007-2009), dan Direktur Akademik Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (2005-2008). Saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Sumber Daya dan Pengembangan dan Guru Besar Ilmu Ekonomi di Institut Pertanian Bogor, Anggota Komite Ekonomi Nasional Republik Indonesia, Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), dan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Diangkat sebagai Komisaris BRI sejak 22 Mei 2007. Saat ini juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan. Pernah menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2006), Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan (2007), Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Penerimaan Negara Departemen Keuangan (2008), dan Pejabat Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (2010).
Komisaris
Warga Negara Indonesia, 66 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Independen BRI sejak 19 Mei 2005 sebagai Komisaris Utama BRI sejak 30 Mei 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Saat ini sebagai Dosen tetap untuk Program Sarjana dan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor. Aktif dalam berbagai organisasi antara lain Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), Anggota Dewan Penasihat International Center for Analysis of Finance and Economic (InterCAFE), Ketua 1 Dewan Pupuk Indonesia (DPI) dan Ketua 1 Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA). Pernah menjabat sebagai Consortium Coordinator on Agriculture and Natural Resources dari SEARCASEAMEO (1989-2002) dan Senior Scientist Partnership, Kerjasama IPB-University of Gottingen (Jerman). Meraih gelar Insinyur dalam bidang Sosial Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1972), gelar M.Sc bidang Agricultural Economics dari University of the Philippines Los Banos (1982), dan Ph.D. dalam bidang Resource Economics dari University of the Philippines Los Banos (1986). Melaksanakan Post Doctoral Programme di Harvard Institute of International Development (HIID), Harvard University, Cambridge, MA, USA (Juni-Juli 1994).
20
Hermanto Siregar
Meraih gelar Insinyur dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (1986), gelar M.Ec bidang Agricultural Economics dari University of New England, Armidale Australia (1991), dan Ph.D. dalam bidang Economics dari Lincoln University, Selandia Baru (2003).
LAPORAN TAHUNAN 2011
Komisaris
Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Udayana, Denpasar (1985), gelar Master of Arts bidang Ekonomi Internasional dari University of Colorado, Boulder, Amerika Serikat (1991), dan gelar Ph.D. bidang Ekonometrik dari University of Colorado, Boulder, Amerika Serikat (1995).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Heru Lelono
Aviliani
Adhyaksa Dault
Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Jaya Abadi Surabaya (1993-1995) dan Managing Director PT Telesera (Rajawali Corp.(1995-1998).
Warga Negara Indonesia, 50 tahun. Diangkat kembali sebagai Komisaris Independen Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Ketua Indonesia Society of Independent Commissioners (ISICOM), Pengurus Perbanas Pusat, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Pengurus Bidang Keuangan dan Investasi Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Penasihat KADIN Bidang Hubungan Kerjasama Indonesia – Singapura, dan Penasihat Asosiasi Emiten Indonesia.
Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Diangkat sebagai Komisaris Independen Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris di beberapa perusahaan (1995-2002) dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (2004-2009).
Komisaris
Komisaris Independen
Meraih gelar Sarjana Muda Teknik Arsitektur dari Universitas Katolik Soegijapranata tahun 1983.
Komisaris Independen
Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti Jakarta (1989), gelar Magister Pembangunan Masyarakat dari Universitas Indonesia Jakarta (1999), dan gelar Doktor bidang Teknik Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2007).
Sebelumnya pernah menjabat sebagai Pembantu Ketua II Bidang Keuangan dan SDM STIE Perbanas (2000-2002), Sekretaris Umum Konsorsium Lembaga Pengabdian PTS se-Indonesia (2000-2003), Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Paramadina (2002-2005), Dosen bidang Ilmu Manajemen STIE Perbanas dan beberapa Perguruan Tinggi lain (1986-2005), Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) (2004-2005), dan Komisaris Independen Bank BRI (2005-2010). Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta (1985), gelar Master bidang Administrasi Niaga dari Universitas Indonesia (1995), dan saat ini tengah menyelesaikan program Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor.
21
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
21
KOMISARIS BRI
Dari Kiri ke Kanan: Heru Lelono, Adhyaksa Dault, Aviliani, Hermanto Siregar, Bunasor Sanim, Agus Suprijanto
22
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
23
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
23
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
SOFYAN BASIR Direktur Utama
“Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi BRI, setelah selama 5 tahun terakhir tumbuh melebihi rata-rata pertumbuhan perbankan nasional”
24
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena berkat rahmat-Nya BRI dapat melalui tahun 2011 dengan hasil yang lebih baik lagi daripada tahun sebelumnya. Atas nama Direksi BRI, perkenankan kami menyampaikan beberapa pencapaian utama kinerja BRI selama tahun buku 2011 kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Kondisi Perekonomian Dunia Tahun 2011 mencatat kembalinya ketidakpastian perekonomian dunia, terutama dipicu oleh krisis hutang sovereign di kawasan Zona Euro dan masih melemahnya ekonomi Amerika Serikat, negara pengimpor terbesar di dunia. Kondisi tersebut mengakibatkan melemahnya laju pertumbuhan ekonomi dunia, dari sekitar 3,9% pada tahun 2010 menjadi 3,8% pada tahun 2011.
Namun hal yang menggembirakan adalah bahwa negara-negara berkembang khususnya di kawasan Asia dan Asia Tenggara mencatat pertumbuhan ekonomi yang masih menjanjikan. Perekonomian China dan India masing-masing tumbuh 9,2% dan 7,4%, sementara seluruh kawasan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi baru (emerging economies) mencatat pertumbuhan 4,8%. Hal ini membawa harapan akan peluang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi negara-negara di kawasan ini, terutama bagi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN dewasa ini. Kondisi Perekonomian Indonesia Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, perekonomian Indonesia di tahun 2011, tumbuh 6,5% lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan tahun 2010 yang tercatat sebesar 6,1%. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tersebut didukung terutama oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, yang meningkat sebesar 4,7%, investasi yang bertambah sebesar 8,8%, dan ekspor yang tumbuh sebesar 13,6% sekalipun dalam kondisi ketidakpastian perekonomian global yang terjadi selama tahun 2011.
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan (%)
9,2 7,4 6,5 4,8 3,8 1,8
Dunia
1,6
Amerika Zona Eropa
Asia Cina Tenggara
India Indonesia
25.4
28.7
29.4
25
23
24.9
29.8
24.1
24.6
26.3
25
27.7
31.1
32.2
32.0
8.4
8.4
9.6
9.1
9.0
63.5
60.6
58.7
56.7
54.6
2007 2008 2009 2010 2011 Konsumsi
LAPORAN TAHUNAN 2011
21.3
Pengeluaran Pemerintah
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Investasi
Ekspor
25
Impor
Kebijakan makro ekonomi yang kuat, ditunjang oleh pergerakan mikro ekonomi yang dinamis, semakin membentuk iklim investasi Indonesia yang kondusif. Hal ini terbukti dengan kembalinya Indonesia sebagai negara berperingkat layak investasi (investment grade) di akhir tahun 2011, yang diharapkan akan mengundang masuknya modal asing ke Indonesia khususnya Foreign Direct Investment (FDI).
Faktor positif yang terus menopang perekonomian Indonesia dari terpaan krisis global adalah komposisi PDB yang masih didominasi oleh konsumsi domestik, dimana kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai 54,6% dari jumlah PDB. Sedangkan kontribusi Pengeluaran Pemerintah sebesar 9,0%, kontribusi pengeluaran investasi sebesar 32,0%, dan ekspor dan impor yang masingmasing menyumbang 26,3% dan 24,9%.
Cadangan devisa Indonesia terus meningkat hingga mencapai USD110,123 miliar pada akhir tahun 2011, sementara mata uang Rupiah mampu terjaga di kisaran Rp9.000 per USD. Sedangkan selama tahun 2011 Indeks Harga Saham Gabungan masih menunjukkan kinerja yang positif, meningkat 3,7% mencapai 3.821 yang merupakan satu dari beberapa indexs bursa berbagai negara didunia yang masih memiliki kinerja positif.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat biasanya cenderung diikuti oleh meningkatnya tekanan inflasi. Dalam hal ini kita patut memuji kebijakan pemerintah dalam mengelola ekonomi makro nasional sehingga mampu menjaga tekanan inflasi pada tingkat yang wajar. Inflasi rata-rata sepanjang tahun 2011 terjaga pada tingkat 3,79%, lebih rendah dari inflasi yang tercatat pada akhir tahun 2010 sebesar 6,96%. Penurunan ini mencerminkan tidak terdapatnya dampak overheating yang sering dialami oleh laju pertumbuhan ekonomi yang terlalu pesat.
Kondisi ekonomi Makro
Inflasi
Komposisi PDB
Kurs & Cadangan Devisa
11120
11,06 9,1
26,3
111.99
9830 8998
6,96
8,00 54,2
111.32 96.21
9393 8995
24,9
56.92
3,79 2,78
31,8
Pengeluaran Pemerintah
Ekspor
Investasi
Konsumsi
26
Impor
2007 2008
2009 2010 2011
9401 66.1
8669
51.64
42.59 34.72
05
06
07
08
Cadangan Devisa
LAPORAN TAHUNAN 2011
9069
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
09
10 IDR/USD
11 Jan ‘12
Sektor Perbankan Nasional Dengan terus membaiknya ekonomi Indonesia, kinerja industri perbankan nasional kian menunjukkan perkembangan yang positif. Total aset industri perbankan Indonesia meningkat Rp643,98 triliun atau 21,40% menjadi Rp3.653 triliun pada akhir tahun 2011. Demikian pula dengan posisi simpanan dan pinjaman, yang meningkat masing-masing sebesar 19,07% dan 24,59%, sehingga pada 31 Desember 2011, total dana masyarakat yang dihimpun oleh perbankan mencapai Rp2.784,91 triliun sedangkan total pinjaman yang disalurkan kepada masyarakat mencapai Rp2.200,09 triliun. Dengan demikian loan to deposit ratio (LDR) perbankan nasional pada akhir tahun 2011 adalah sebesar 78,77%, meningkat dari 75,21% pada tahun 2010.
Ditinjau dari kualitas pinjaman, terjadi perbaikan kualitas pinjaman yang tercermin dari membaiknya rasio non performing loan (NPL), yaitu dari 2,56% pada tahun 2010 membaik menjadi 2,17% pada tahun 2011. Tingkat efisiensi perbankan juga terus membaik, sebagaimana terlihat dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang membaik dari 86,14% pada tahun 2010 menjadi 85,42% pada tahun 2011. Sedangkan tingkat kekuatan permodalan perbankan Indonesia juga masih terjaga, sebagaimana terukur dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), yaitu berada pada level 16,05% pada 31 Desember 2011.
KINERJA INDUSTRI PERBANKAN NASIONAL
Aset
Pinjaman
(dalam triliun Rupiah)
DPK
(dalam triliun Rupiah)
(dalam triliun Rupiah)
3.653
2.785
3.009
1.987
2.311
2.200
2.534
2.339
1.766 1.308
1.438
1.511
1.753
1.951
1.002
2007 2008
2009
2010 2011
2007 2008 2009 2010 2011
LDR
2007 2008 2009 2010 2011
CAR (%)
(%)
BOPO (%)
88.59
78,77 74,58
75,21 72,88
19,30 16,76
17,42 17,18
86.63
16,05
86.14
85.42
84.05
66,92
2007 2008 2009 2010 2011
27
LAPORAN TAHUNAN 2011
2007 2008 2009 2010 2011
2007 2008 2009 2010 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
27
Kinerja BRI di Tahun 2011 Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi BRI, setelah selama 5 tahun terakhir tumbuh melebihi rata rata pertumbuhan perbankan nasional. Konsolidasi tersebut berfokus pada penyelesaian NPL yang sempat meningkat di tahun sebelumnya, terutama di segmen ritel dan menengah. Penerapan strategi yang tepat dan konsisten yang diikuti oleh komitmen serta kerja keras dari jajaran manajemen beserta seluruh karyawan membuahkan hasil yang menggembirakan. Pada akhir tahun 2011, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp15,08 triliun, atau meningkat 31,47% dari posisi tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp11,47 triliun. Peningkatan laba bersih tersebut berasal dari pertumbuhan kredit yang berkualitas dan perbaikan NPL yang tercermin dari menurunnya NPL dari 2,78% di tahun 2010 menjadi 2,30% di tahun 2011. Total pinjaman BRI tumbuh 14,83% dari Rp246,96 triliun pada akhir tahun 2010 menjadi Rp283,53 triliun pada tahun 2011. Di segmen mikro yang merupakan salah satu bisnis inti, BRI melakukan revitalisasi, baik disisi jaringan, customer base maupun product developments. Hal ini dilakukan demi tercapainya sustainable growth bisnis mikro BRI, sekaligus merupakan salah satu usaha BRI dalam mempercepat proses financial inclusion dalam perekonomian Indonesia. Dalam hal jaringan, selama tahun 2011 BRI menambah 687 Teras, sehingga sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah Teras BRI mencapai 1.304. Selain itu BRI juga terus menambah kantor BRI Unit sebanyak 200 buah di tahun 2011, sehingga total jumlah BRI Unit mencapai 4.849 buah. Jaringan konvensional masih diperlukan untuk terus dikembangkan karena bagi masyarakat mikro hubungan antar manusia (inter-personal relationship) masih diperlukan. Namun begitu, dalam mengantisipasi perkembangan tehnologi ke depan, pengembangan bisnis mikro juga mulai mengedepankan IT based business developments, antara lain dengan pengembangan fitur simpanan dan jasa lainnya yang mulai mendidik nasabah mikro untuk semakin akrab dengan layanan e-banking, yang pada akhirnya diharapkan juga diikuti dengan peningkatan efisiensi operasional dan fee based income.
28
LAPORAN TAHUNAN 2011
Dari sisi nasabah, revitalisasi terlihat dari tingginya pertumbuhan KUR Mikro BRI. Selama tahun 2011, BRI telah berhasil menyalurkan secara kumulatif Rp29,95 triliun KUR Mikro, dengan outstanding sebesar Rp11,20 triliun. Bagi BRI, selain akan semakin memajukan perekonomian masyarakat, KUR merupakan salah satu sarana bagi pengembangan calon nasabah kredit mikro komersial di masa depan dengan tingkat risiko yang masih dapat diterima oleh bank. Nasabah KUR Mikro merupakan embrio nasabah pinjaman mikro BRI. Dari sisi pengembangan produk, selama tahun 2011 telah dikembangkan fitur produk baik produk pinjaman (Kupedes) maupun simpanan (Simpedes) yang pada intinya merupakan upaya BRI dalam menyediakan produk yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan nasabah segmen mikro. Sewajarnya sesuatu yang dalam tahap revitalisasi, pertumbuhan pinjaman mikro BRI selama tahun 2011 tidak setinggi pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya, namun di sisi lain, BRI mendapatkan perluasan customer base dan kemampuan yang lebih untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis mikro yang berkelanjutan di tahun tahun mendatang. Di segmen korporasi, terlihat pertumbuhan yang cukup tinggi dalam tahun 2011. Namun demikian pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan yang berkualitas dan sangat selektif. Pertumbuhan kredit korporasi lebih banyak diarahkan kepada perusahaan BUMN prima, dengan beberapa pertimbangan strategis. Salah satu pertimbangan tersebut adalah peluang untuk melakukan cross selling produk dan jasa BRI lainnya, serta trickle down effect ke segmen bisnis kecil dan menengah melalui skema closed demand – supply chains financing. Ekspansi kredit korporasi di tahun 2011 merupakan landasan bagi pengembangan kredit mikro, kecil dan menengah yang sehat di tahun 2012. Pertimbangan strategis lainnya adalah capital charge atau biaya modal yang lebih rendah untuk kredit BUMN. Dengan demikian yang dilakukan BRI dalam pengembangan kredit korporasi adalah selektif, trickle down effect ke sektor UMKM yang disertai efektifitas penggunaan capital.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
NPL
Laba Bersih
%
(dalam triliun Rupiah)
11,47
15,08
3,52
3,44 2,80
2,78
7,31
2,30
5,96
4,84
2007 2008 2009 2010 2011
2007 2008 2009 2010 2011
Pinjaman yang Diberikan
Komposisi Pinjaman
(dalam triliun Rupiah)
(%)
283,87 246,96 43,87
205,52
17,33
11,82
0,07 7,34
7,30
46,63
46,60
28,63
26,55
56,23 13,84
10,18
9,52
8,49
8,46
8,27
11,34
5,60
4,88
46,10
43,49
7,25
7,73
13,90 161,06 30,80 113,85
38,30 14,91
123,30
12,45
47,80
113,83
19,81 98,24
8,35 75,05 53,09
31,80
75,37 32,60
42,76
90,19
Menengah
30,52
54,08
2007 2008 2009 2010 2011 Mikro
26,31
Ritel
2007 2008 2009 2010 2011
Korporasi
Total
Mikro
Menengah
Ritel
Jaringan Kerja Bisnis Mikro
BUMN
Korporasi
KUR Mikro 1,932
6,153 1,304
1,478 1,344
5,266
1,449
617
4,755 217
11,20
4,538
4,649
4,849
2009 2010 2011 Teras BRI
BRI Unit
29
LAPORAN TAHUNAN 2011
Total
5,68
4,47 3,35
2008 2009 2010 2011 Outstanding
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Jumlah Peminjam
29
Perkembangan pinjaman untuk segmen ritel dan menengah menggambarkan perkembangan yang dalam tahap konsolidasi. Perbaikan menyeluruh pada proses inisiasi dan putusan pinjaman menjadi fokus utama BRI, sehingga diharapkan pertumbuhan ke depan akan menjadi pertumbuhan yang berkualitas. Dari sisi liabilities, simpanan BRI terus tumbuh dengan komposisi dana yang cukup optimal. Tercatat pertumbuhan tabungan BRI mencapai 21,79% atau Rp152,47 triliun dan dana giro BRI mencapai Rp75,58 triliun, sedikit menurun -1,91% sehingga komposisi tabungan dan giro BRI adalah 40,97 % dan 20,31% dari total dana. Dana deposito BRI tumbuh 14,08% atau mencapai Rp144,10 triliun, sehingga komposisi dana murah BRI adalah 61,28% dan dana mahal sebesar 38,72%. Pertumbuhan simpanan yang menggembirakan ini merupakan hasil dari program komunikasi pemasaran BRI seperti Untung Beliung BritAma dan Pesta Rakyat Simpedes. Strategi lain yang diterapkan adalah inovasi produk-produk simpanan BRI, seperti produk tabungan BRI Junio, tabungan BritAma Rencana, ataupun Simpedes Impian yang mampu memenuhi kebutuhan spesifik nasabah BRI.
pertumbuhan tersebut, maka proporsi fee based income terhadap total pendapatan meningkat menjadi 6,28% di tahun 2011, dari 5,63% di tahun 2010 yang lalu. Peningkatan peran fee based income mencerminkan keberhasilan BRI melakukan peragaman pendapatan disertai dengan peningkatan layanan e-banking. Hal ini terlihat dari penambahan jaringan ATM di berbagai daerah, penambahan fitur layanan transaksi perbankan di ATM BRI yang sampai saat ini telah mencapai lebih dari 700 fitur, pengembangan kerjasama dengan institusi pemerintah maupun swasta dengan melakukan cross selling ataupun peningkatan fee-based income yang berasal dari transaksi remittance dan jasa perbankan lainnya. Pengembangan Human Capital Program pengembangan personil BRI dalam beberapa tahun terakhir telah dirancang untuk mengubah pandangan (mind-set) umum dari pengembangan sumber daya manusia menjadi pengembangan human capital. Hal ini akan memposisikan pekerja BRI lebih sebagai aset atau modal yang mampu menciptakan nilai yang berkesinambungan bagi Perseroan dan segenap pemangku kepentingannya.
BRI juga berhasil meningkatkan fee based income nya, yang selama tahun 2011 telah tumbuh sebesar 19,72%, yaitu dari Rp2,81 triliun di tahun 2010 menjadi Rp3,37triliun di tahun 2011. Dengan
Fee Based Income
Komposisi Dana Pihak Ketiga
6,28%
372.15
5,76%
5,69%
328.56
5,30%
5,63% 53.63 49.93
144.10 254.12
39.65
126.31 201.50 165.48
31,04
100.03
25,29
73.52
152.47
56.06
125.20 104.12
72.27
37.15
88.06
39.91
49.97
77.05
75.58
2007 2008 2009 2010 2011 Giro
Tabungan
30
Deposito
TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2011
1,46
1.77
2.10
2.81
3.37
2007 2008 2009 2010 2011 Pendapatan Fee Based Income (triliun Rupiah)
Total Pendapatan (triliun Rupiah)
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Kontribusi (%)
Dalam mempersiapkan future leaders bagi bank ini, BRI mempunyai Program Pengembangan Staf (PPS) dimana setiap management trainee yang direkrut BRI akan mengikuti program pendidikan intensif selama 13 bulan penuh. Ujian akhir dari para peserta diawasi dan dinilai langsung oleh tim Direksi, dan setelah mereka lulus, sepanjang karir mereka di BRI akan terus diisi dan ditempa melalui program pendidikan berjenjang, pelatihan dan pengalaman kerja yang membuka wawasan selain mengasah keterampilan. Oleh karenanya, manajemen sumber daya manusia (SDM) BRI merupakan suatu rangkaian kegiatan operasional yang terintegrasi dalam kerangka Arsitektur SDM, mulai dari planning, recruiting, developing, retaining and performance monitoring, sampai dengan terminating.
Manajemen Risiko Perkembangan bisnis yang baik tanpa disertai dengan manajemen risiko yang handal akan sangat membahayakan keberlangsungan usaha bank. Untuk itu BRI mempunyai fungsi dan sistim manajemen risiko yang komprehensif serta menerapkan prinsip Basel Committee on Banking Supervision seperti yang dituangkan dalam regulasi Bank Indonesia. Manajemen Risiko BRI telah menerapkan ketentuan Basel I dan Basel II yang pada prinsipnya tersusun dalam 3 lines of defense yang ditujukan guna menjaga azas independensi dalam proses pengambilan keputusan. Direksi dan Dewan Komisaris memegang peranan penting dalam pelaksanaan dan pengawasan manajemen risiko. Peran tersebut tertuang dalam Risk Management Committee (RMC) yang melakukan pertemuan rutin setiap triwulan guna membahas profil risiko BRI secara berkala.
Selama tahun 2011, BRI melakukan perekrutan pekerja, baik dari sumber internal maupun external, sebanyak 357 calon pekerja melalui PPS. Selain perekrutan untuk pengisian posisi yang lebih bersifat teknikal juga telah dilakukan perekrutan terhadap posisi operasional seperti marketing dan frontliners yang juga terus dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan praktikal sesuai dengan perkembangan di lapangan.
Risk Management menjadi prioritas utama yang harus melandasi setiap langkah penting BRI. Oleh karena itu, tema Laporan Tahunan BRI tahun 2011, “BRI Bertumbuh dengan Pasti, Ditunjang oleh Pengelolaaan Risiko yang Prima,” sangat tepat menggambarkan kesiapan BRI dalam mengarungi kancah persaingan perbankan yang penuh ketidakpastian dalam beberapa tahun mendatang. Fokus pada penerapan manajemen risiko terlihat dari hasil pemantauan risiko BRI dalam 3 tahun terakhir, dimana secara agregat profil risiko BRI mengalami trend membaik (risiko semakin rendah), walaupun masih dalam kategori resiko low to moderat.
E Channel
Trend Profil Risiko BRI (2009-2011) 742
31590
530
287
Agregat Risk
425
13631
155 6398 1262
1796
7292 6085
3778
2007 2008 2009 2010 2011 ATM
EDC
31
LAPORAN TAHUNAN 2011
Fitur
2009 2010 2011 TW 1
TW 2
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
TW 3
TW 4
31
Good Corporate Governance Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG), BRI terus menerapkan kebijakan GCG secara konsisten serta melakukan perbaikan dan penyempurnaan bila diperlukan. Proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BRI berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku, serta The Indonesian Corporate Governance Code. Agar dapat memastikan efektivitas penerapan GCG pada setiap unit kerja di BRI, pemantauan dilakukan baik secara off site maupun on site. Hasil pemantauan tersebut menjadi bahan evaluasi kebijakan GCG di BRI. Pada tahun 2011, BRI merumuskan beberapa kebijakan GCG baru, antara lain panduan transparansi dan pengungkapan ataupun panduan kerja Dewan Komisaris dan Komite Komisaris. Untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG, dilakukan self assessment atas pelaksanaan GCG di masing-masing unit kerja secara periodik. Disamping itu, sosialisasi dan koordinasi internal terus diupayakan guna meningkatkan awareness akan penerapan GCG. Setiap pekerja BRI diwajibkan menandatangani Pernyataan Kepatuhan terhadap Kode Etik sebagai tanggung jawab dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran. BRI juga terus melakukan pengembangan sistem aplikasi pengelolaan dokumen/peraturan dan compliance toolkit (compliance dashboard) yang merupakan integrasi beberapa sistem aplikasi, sehingga peningkatan kepatuhan atas penerapan GCG di BRI dan peningkatan efisiensi dapat tercapai. Ulasan yang lebih lengkap mengenai penerapan tata kelola perusahaan disajikan dalam pembahasan Tata Kelola Perusahaan pada Laporan Tahunan ini. Pertumbuhan Non-Organik Bisnis BRI terus tumbuh dan berkembang serta memberikan manfaat yang optimal bagi para pemangku kepentingannya. Namun dengan meningkatnya persaingan dan semakin kompleksnya industri perbankan, pertumbuhan bisnis secara non-organik menjadi suatu alternatif dalam pengembangan bisnis. Setelah melalui kajian dan analisis yang komprehensif akan potensi sinergi yang ada, pada tanggal 3 Maret 2011, BRI melakukan penandatanganan Akta Akuisisi Saham PT Bank Agroniaga Tbk. (Bank Agro) dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun),
32
LAPORAN TAHUNAN 2011
sehingga sejak tanggal tersebut, BRI secara efektif telah menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank Agro. Selanjutnya, sesuai dengan peraturan Bapepam-LK, BRI juga telah melaksanakan proses Penawaran Tender saham Bank Agro yang dimiliki oleh pemegang saham publik. Akuisisi Bank Agro merupakan akuisisi yang akan memberikan sinergi yang positif dalam pertumbuhan bisnis BRI mengingat Bank Agro mempunyai niche market yang unik di industri perkebunan. Pada tahun 2011 ini, BRI juga telah menyelesaikan akuisisi BRIngin Remittance Company Limited (BRC) yang berlokasi di Hongkong. Pelaksanaan akuisisi ini akan menambah keunggulan kompetitif BRI dalam hal pelayanan pengiriman uang sehingga diharapkan akan memperkuat bisnis remittance BRI di luar negeri khususnya di Hongkong. Rencana Bisnis BRI Tahun 2012 merupakan tahun pertumbuhan yang berkualitas bagi BRI. Konsolidasi yang telah dilakukan selama tahun 2011 memberikan BRI sebuah awal yang segar dalam pengembangan dan pertumbuhan bisnis di tahun 2012. Fokus BRI akan tetap kepada segmen UMKM dengan pengembangan segmen mikro, kecil dan menengah difokuskan pada trickle down effect bisnis korporasi. Segmen mikro akan terus dikembangkan dengan pemenuhan sumber daya yang memadai, termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusianya. Dengan demikian, Bisnis Mikro, selain tetap menjadi bisnis inti BRI juga membantu mempercepat financial inclusion dalam perekonomian Indonesia. Pengembangan fee based income dan e-banking akan semakin diintensifkan sehingga visi menjadi national payment gateway bagi perekonomian Indonesia dapat terlaksana tepat pada waktunya. Untuk tahun 2012, dengan target untuk Menjadi Bank Terbaik di Indonesia dengan Praktik-praktik Good Corporate Governance (GCG) yang Baik, BRI telah menetapkan arah kebijakan sebagai berikut: a. Bisnis utama BRI masih akan diarahkan pada penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat, serta penyediaan jasa perbankan, sehingga pendapatan BRI tidak hanya berasal dari pendapatan bunga tetapi juga dari fee-based income, yaitu: a.1 Fokus pada pembiayaan kepada segmen bisnis mikro, kecil dan menengah dengan memperhatikan peluang bisnis di segmen korporasi yang memiliki trickle down
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
effect kepada bisnis UMKM. Hal ini akan mendorong ekspansi pada segmen bisnis UMKM menjadi lebih cepat dan berkualitas. a.2 Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berupaya untuk mengarahkan pertumbuhan pada dana murah (giro dan tabungan) yang dijaga minimal sebesar 60% dari total dana masyarakat yang dihimpun. a.3 Pemanfaatan jaringan kerja online BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. BRI akan mengembangkan penyediaan jasa-jasa perbankan yang mendukung seluruh aktivitas keuangan nasabah baik dalam pengelolaan keuangannya maupun dalam transaksi dengan rekanannya. Strategi ini dimaksudkan untuk membangun closed financial system yang berbasis pada komunitas nasabah sehingga akan meningkatkan perolehan feebased income. b. Untuk menjaga struktur permodalan agar tetap kuat, langkah-langkah yang akan ditempuh antara lain adalah mengoptimalkan portofolio dengan mempertimbangkan efisiensi alokasi modal, memperbaiki proses bisnis, merencanakan penguatan permodalan melalui penerbitan subdebt dengan memperhatikan kondisi pasar serta mengupayakan penurunan dividend pay out ratio. c. Untuk menjaga dan meningkatkan pangsa pasar, BRI akan terus melakukan perluasan jangkauan pelayanan perbankan melalui pembukaan unitunit kerja baru di seluruh wilayah Indonesia, baik berupa kantor fisik maupun berupa electronic outlets serta berbagai jenis outlet lainnya. Pembukaan outlet ini tetap dilakukan dengan selektif dan cermat dengan memperhitungkan faktor internal dan eksternal. BRI juga akan terus mengembangkan sumber sumber bisnis baru yang sehat dan profitable, baik secara organik maupun anorganik, mengikuti perkembangan kebutuhan nasabah dan masyarakat Indonesia yang diharapkan akan semakin maju di masa mendatang. Kami laporkan bahwa pada tanggal 11 Januari 2011, BRI telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:2, sehingga setiap 1 saham BRI dengan nilai nominal Rp500 per saham dipecah menjadi 2 saham BRI dengan nilai nominal masingmasing Rp250 per saham. Dengan demikian, sejak
33
LAPORAN TAHUNAN 2011
tanggal 11 Januari 2011, total saham beredar BRI adalah 24.669.162.000 saham, dan total nilai saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh adalah Rp6.167.290.500.000,-. Komposisi kepemilikan saham BRI tidak mengalami perubahan yakni 56,75% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat. Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Sdr. Bambang Soepeno atas segala jasa dan komitmennya untuk mengembangkan bisnis BRI selama menjabat sebagai Direktur BRI. Kami menyampaikan selamat datang kepada Sdr. Randi Anto dan Sdr. Gatot Mardiwasisto, Direktur BRI yang baru, dengan harapan kerja sama dan koordinasi yang baik dapat kita bangun dan wujudkan bersama demi pertumbuhan berkelanjutan BRI. Kinerja membanggakan BRI pada tahun 2011 merupakan hasil dari kepercayaan, komitmen dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan BRI. Kerja keras dan komitmen dari seluruh pekerja BRI merupakan komponen utama dari pencapaian ini, apresiasi penuh serta ucapan terima kasih kami berikan kepada seluruh pekerja BRI atas keberhasilan ini. Selama tahun 2011, arahan dari Dewan Komisaris juga menjadi faktor penentu kinerja cemerlang BRI, dan kami berikan penghargaan yang setinggitingginya atas kerjasama yang baik ini. Kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan yang selama ini telah diberikan oleh seluruh pemegang saham, nasabah, dan mitra usaha BRI. Di masa mendatang, kami terus berusaha memberikan pencapaian yang terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan BRI, dimana pencapaian tersebut tidak hanya berasal dari komitmen dan kerja keras manajemen dan seluruh pekerja BRI namun juga berasal dari dukungan dan kepercayaan Dewan Komisaris, seluruh pemegang saham, nasabah dan mitra usaha BRI. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sofyan Basir Direktur Utama
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
33
PROFIL DIREKSI
Sofyan Basir
Sarwono Sudarto
Achmad Baiquni
Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Menjabat sebagai Direktur Utama sejak tanggal 17 Mei 2005 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 20 Mei 2010. Sebelum bergabung dengan BRI, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Bukopin. Karir perbankan dimulai pada tahun 1981 di Bank Duta, pada tahun 1986 bergabung dengan Bank Bukopin dan telah menduduki beberapa jabatan manajerial di Bank Bukopin termasuk Direktur Komersial, Group Head Line of Business, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar Indonesia.
Warga Negara Indonesia, 59 tahun. Menjabat sebagai Direktur sejak 30 Mei 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir di BRI sejak tahun 1976 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya Kepala Divisi Treasury, Kepala Divisi Renstra, Kepala Divisi Audit Intern, Kepala Divisi Bisnis Ritel, Wakil Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan, Pemimpin Cabang Palembang Sriwijaya, Guest Officer Sanwa International Finance Ltd. Hongkong, Treasury Manager dan Chief Dealer BRI Finance Ltd. Hongkong.
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Diangkat sebagai Direktur Keuangan BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sejak tahun 1984. Sebelumnya pernah menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, dan Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.
Direktur Utama
Direktur Operasional
Meraih gelar Diploma dari STAK Trisakti, Jakarta pada tahun 1980 dan telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan di bidang perbankan baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya Eksekutif Manajemen Risiko (Denpasar); Islamic Finance Forum (Swiss); Seminar Business Continuity Planning, Ernst & Young; SESPIBANK (Jakarta); Strategy Development Session, IBM; dan Structuring Loans & Short Term, The Institute Banking & Finance.
34
Meraih gelar Sarjana di bidang Administrasi Niaga dari Universitas Diponegoro (1975), gelar MBA dari Tulane University, Amerika Serikat (1987), dan gelar Doktor dari Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2011). Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan antara lain seperti Pasar Modal (Tokyo); Sertifikasi Manajemen Risiko–BSMR (Singapura); sebagai Asesor Sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko dari BNSP; LEMHANNAS RI, SESPIBANK (Jakarta); Credit Manager; dan Organization Management. Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang microfinance di Thailand dan Chile (2004) serta dalam berbagai roadshow maupun conference di London, Hong Kong serta Singapura.
LAPORAN TAHUNAN 2011
Direktur Keuangan
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung (1982) dan Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina (1992). Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking – BSMR (Belanda); Executive Training for Director – The Wharton School of The University of Pennsylvania (Amerika Serikat); Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification – BSMR (Singapura); Retail Banking Conference – LAFERTY (Singapura); Asian Bankers Surveyor Program – Bank of New York (New York); dan SESPIBANK – IBI (Jakarta). Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun conference di London, New York dan Singapura.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Sulaiman Arif Arianto
A. Toni Soetirto
Lenny Sugihat
Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Menjabat sebagai Direktur Bisnis Komersial sejak 12 Oktober 2009 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sejak 30 Mei 2006. Memulai karir di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Agribisnis, Kepala Divisi Bisnis Umum, Pemimpin Wilayah Denpasar, dan Pemimpin Wilayah Jakarta.
Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Menjadi Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir perbankan bersama Bank Duta pada tahun 1983, kemudian tahun 1985 bergabung dengan Bank Bukopin. Sebelumnya telah menduduki berbagai jabatan manajerial seperti Direktur Bisnis Komersial, Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan Group Head Credit and Marketing Financial Institutions.
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Menjabat sebagai Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Karir perbankan dimulai bersama BRI sejak tahun 1981 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial antara lain sebagai Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Kepala Divisi Agribisnis, dan Kepala Divisi Renstra.
Direktur Bisnis Komersial
Direktur Bisnis Konsumer
Meraih gelar Sarjana dari Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (1981) dan gelar MBA dari University of New Orleans, Amerika Serikat (1991). Mewakili BRI dalam berbagai organisasi seperti APRACA, UN advisor for Inclusive Financial System dan Micro Finance Network. Pembicara berbagai seminar internasional UMKM, antara lain Asian Banking Forum (Jakarta), APEC SME Working Group (Bali), Financial Technology Conference (Singapura), Microfinance Sustainability, APRACA (Kunming), APO Forum, Micro Banking and Risk Management Workshop (Beijing), dan Asia Pacific Regional Microcredit Summit (Bali). Sering ditunjuk sebagai wakil BRI dalam beberapa konferensi investor yang berlangsung di dalam maupun luar negeri seperti Amerika Serikat, Hongkong, dan Singapura.
35
Pada tahun 1981, meraih gelar Sarjana Pertanian Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor. Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus, dan seminar perbankan seperti CRM and Intelligence Banking EFMA (Barcelona); The Future Face of Marketing (Australia); Self-Service Banking, EFMA (Barcelona); The Branch of the future, EFMA (Barcelona); Structured Trade and Export Finance in Asia Conference, Euromoney, JP Morgan and Citigroup (Singapura); The Strategic Board, Australian Institute of Company Director (Australia); Comparative Study for Trade Financing and Risk Management - Deutche Bank (Jerman); dan Certified Wealth Manager - Erasmus Heuis Netherlands (Belanda).
LAPORAN TAHUNAN 2011
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Meraih gelar Sarjana di bidang perikanan dari Institut Pertanian Bogor (1979) dan MBA dari University of Houston, Texas, Amerika Serikat (1993). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan antara lain Credit Risk Management BRI – Citibank; The Advanced Management Program for Overseas Bankers (AS); Problem Loan and Loan Syndication Training (Sydney); SESPIBANK (Jakarta); Strategic Management in Banking Programme (Prancis); The World Bank Conference “Role State-Owned Bank” (AS); Sertifikasi Manajemen Risiko – BSMR (Denpasar); World Bank/IMF 2002 Annual Meeting (AS); Seminar ”Program Management Office” (Jakarta); 33rd Asean Banking Council Meeting (Bali); Seminar ”Rethinking The East Asia Miracle” (World Bank Jakarta); Seminar ”Bank Risk Management and Basel II Capital Requirements” (Jakarta); dan Pelatihan Uji Kompetensi oleh BNSP sebagai Asesor Kompetensi (Jakarta).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
35
Asmawi Syam
Suprajarto
Djarot Kusumayakti
Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Menjabat sebagai Direktur BRI sejak 5 September 2007. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1980 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Bisnis Umum, Kepala Divisi Consumer Banking, Pemimpin Wilayah Bandung, dan Pemimpin Wilayah Denpasar.
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Menjabat sebagai Direktur BRI sejak tahun 2007. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial seperti Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan, Wakil Pemimpin Wilayah Jakarta, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar di Indonesia.
Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Diangkat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki jabatan manajerial seperti Komisaris Utama PT BTMU BRI Finance, Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit, Wakil Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Semarang, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Padang.
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Direktur Jaringan dan Layanan
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Hasanuddin, Makassar (1979) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2003). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti From State Owned Enterprise to World Class Competitors Creatif Innovative and State Owned Firms (Filipina); Card and Payment - European Financial Management Marketing EFMA (Paris); Restrukturisasi & Peningkatan Kinerja BUMN (Jakarta); Strategic Leadership – Mastercard International (Bangkok); World Congress on IT Information (Australia); Asset and Liability Management, Credit Risk Management & International Banking (Brussel); dan SESPIBANK (Jakarta).
36
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta (1982) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2001). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti Customer Relationship Management (Paris); Seminar the Branch of the Future (Barcelona); Seminar The 5th Annual Asia Pacific Mobile Payments (Bangkok); SESPIBANK (Jakarta); Pendidikan Pengembangan Eksekutif Manajemen (Jakarta); Seminar Marketing (Sydney); Seminar Delivery Channel Strategy The Branch & Beyond (Kuala Lumpur); dan Seminar Branch of the Future Revamping the Branch for the Technology Driven World (London).
LAPORAN TAHUNAN 2011
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Meraih gelar sarjana di bidang Ekonomi Perusahaan dari Universitas Islam Indonesia (1982) dan gelar Magister Manajemen Keuangan dari Universitas Airlangga, Surabaya (2000). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Sespibank - LPPI (Jakarta), Credit Risk Management Training (Semarang), Senior Banker Development Course - Bank of America (Jakarta), Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan (Jakarta), dan Financial Lecture – Bisnis Indonesia (Jakarta). Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang Microfinance dalam The Key Success on Sustainable Microfinance Program di Microfinance Network (MFN) 17th Meeting Conference Riveria Maya di Cancun (Meksiko), dan pembicara dalam The Role of Microsaving on Sustainable Microfinancing di Global Microcredit Summit di Valladolid (Spanyol).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Randi Anto
Gatot Mardiwasisto
Warga Negara Indonesia, 50 tahun. Menjadi Direktur BRI sejak 28 April 2011. Telah menduduki jabatan manajerial di BRI seperti Kepala Divisi MSDM, Pemimpin Wilayah BRI Palembang, Kepala Divisi Administrasi Kredit, dan Kepala Divisi Kepatuhan & Manajemen Risiko.
Warga Negara Indonesia, 59 tahun. Diangkat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 28 September 2011. Sebelumnya pernah menjabat Direktur Usaha Niaga Farmasi, Kantor Meneg. PBUMN & BKPM; Direktur Keuangan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero); Asisten Deputi membidangi Usaha Perbankan Kementerian BUMN; dan Komisaris PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Direktur Kepatuhan
Direktur
Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (1984) dan gelar MBA dari St. Louis University, USA (1994). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Pro Active Operational Risk Management (Jakarta), Sespibank (Jakarta), Worldclass Leadership Mentoring Coaching (Jakarta), dan Credit Appraisal for Small Medium Individu (Tokyo).
37
LAPORAN TAHUNAN 2011
Meraih gelar Sarjana Hukum Ekonomi / Bisnis dari Universitas Indonesia (1985) dan gelar Magister Management dari Ecole Superieure Lyon Prancis (1989). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan diantaranya Property Appraisal (Taiwan), Urban Finance and Taxation (Taiwan), Manajemen Keuangan oleh Institute International d’Administration Public (Paris), Strategic Planning (Jakarta), Lokakarya Privatisasi dan Corporate Governance BUMN (Jakarta), International Conference Bara Risk Forum 2010 (Bali), Executive Risk Management Refresher Program (Paris), Seminar Sharpening Leadership for Senior Executive (Jakarta), dan Global Islamic Finance Forum (Kuala Lumpur).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
37
DIREKSI BRI
Berdiri dari Kiri ke Kanan: Randi Anto, Gatot Mardiwasisto, Suprajarto, Asmawi Syam, Achmad Baiquni, Djarot Kusumayakti
38
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Duduk dari Kiri ke Kanan: A. Toni Soetirto, Sulaiman Arif Arianto, Sofyan Basir, Sarwono Sudarto, Lenny Sugihat
39
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
39
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN
Laporan Tahunan berikut Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini:
Yang bertandatangan
Bunasor Sanim Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen
Agus Suprijanto
Heru Lelono
Hermanto Siregar
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Aviliani
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
Komisaris Independen
40
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK PT. BANK RAKYAT RAKYAT INDONESIA INDONESIA (( PERSERO PERSERO )) Tbk. Tbk.
Laporan Tahunan berikut Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Direksi dengan membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini:
Yang bertandatangan
Sofyan Basir Direktur Utama
Sarwono Sudarto
Achmad Baiquni
Sulaiman Arif Arianto
Direktur Operasional
Direktur Keuangan
Direktur Bisnis Komersial
Lenny Sugihat
A.Toni Soetirto
Asmawi Syam
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Direktur Bisnis Konsumer
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Suprajarto
Djarot Kusumayakti
Randi Anto
Direktur Jaringan dan Layanan
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Direktur Kepatuhan
41
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK PT. BANK RAKYAT RAKYAT INDONESIA INDONESIA (( PERSERO PERSERO )) Tbk. Tbk.
41
Profil Perusahaan
Hingga akhir tahun 2011, sekitar 72% nasabah BRI merupakan nasabah mikro yang semakin terlayani oleh jaringan e-channel BRI dan 7.975 unit kerja BRI yang telah terhubung secara real-time online. BRI terus melakukan pengembangan jaringan e-channel secara pesat. Hal ini bertujuan untuk membuka akses pelayanan BRI yang seluas-luasnya, serta meningkatkan fee based income dari penggunaan e-channel oleh nasabah mikro BRI yang berjumlah besar dan kian berkembang.
EDC
31.590
13.631
43
LAPORAN TAHUNAN 2011
2010 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Teras BRI
1.304
617
2010
43
2011
INFORMASI UMUM PERUSAHAAN Nama Perusahaan: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Komposisi Pemegang Saham: Negara Republik Indonesia (56,75%) Publik (43,25%)
Pendirian Perusahaan: 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968
Pencatatan Saham: Bursa Efek Indonesia 10 November 2003 dengan kode saham BBRI
Alamat Perusahaan: Gedung BRI I Jl. Jend Sudirman Kav. 44 – 46 Jakarta 10210
Kontak: Email:
[email protected]
No. Telp. Perusahaan: (62-21) 2510244, 2510254, 2510264, 2510269, 2510279
Call center: 14017 / (62-21) 57987400
No. Fax Perusahaan: (62-21) 2500065, 2500077
Surat menyurat: Divisi Sekretariat Perusahaan Gedung BRI 1 Lt. 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-46 Jakarta 10210
Website: www.bri.co.id Bidang Usaha: Perbankan
Rating BRI MOODY ‘S ( Januari 2012) -
Outlook
Stable
-
Bank Deposit
Baa3/P-3
-
Bank Financial Strength
D+
-
Baseline Credit Asessment
(Ba1)
-
Adjusted Baseline Credit Asessment
(Ba1)
-
Long Term Foreign Currency IDR
BBB-, Stable Outlook
-
Short Term Foreign Currency IDR Long Term
F3
-
Support Rating Floor
BBB-
-
Support Rating
2
-
Viability Rating
bb+
-
Individual Rating
C/D
-
National Long-Term Rating
AAA (idn), Stable Outlook
-
Rupiah Subordinated Debt
AA (idn); RWN
-
National Rating
FITCH (Desember 2011)
PEFINDO (Maret 2011)
44
id AAA, Stable Outlook
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
PRODUK DAN JASA PERBANKAN PRODUK SIMPANAN BritAma Simpedes GiroBRI DepoBRI Tabungan Haji BRI Junio
PRODUK PINJAMAN Kredit Mikro Kupedes Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Kredit Kecil/Ritel Kredit Modal Kerja Kredit Briguna Kredit Investasi Kredit Express Kredit Konstruksi Kredit PPTKI Kredit Pemilikan Waralaba Kredit Resi Gudang Kredit SPBU Kredit BTS Bank Garansi (BG) Kredit Konsumer Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Kredit Multi Guna (KMG) Kartu Kredit Kredit Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ritel Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KPPA) Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) Kredit kepada Kelompok Usaha Kecil (KKUK)
45
LAPORAN TAHUNAN 2011
Kredit Usaha Mikro dan Kecil Surat Utang Pemerintah (KUMK-SP) Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Realisasi Perkebunan (KPEN-RP) Kredit Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) Kredit Menengah/Korporasi Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit Modal Kerja Ekspor (KMK-E) Kredit Investasi (KI) Kredit Modal Kerja Impor (KMK-I) Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMK-K) Penangguhan Jaminan Impor (PJI) Standby L/C (SBLC) Bank Garansi (BG) Kredit Infrastruktur Kredit Sindikasi JASA PERBANKAN BRI Priority Banking Cash Management System Salary Crediting BRIZZI (Uang Isi Ulang) Layanan Treasury Transaksi Valuta Asing/Foreign Exchange Transaksi Swap Transaksi Forward Jasa Wali Amanat Jasa Agen Penjual Efek Jasa Kustodian Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI (DPLK-BRI) Layanan Internasional Transaksi Ekspor dan Impor Remittance Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
45
STRUKTUR ORGANISASI PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Direktur Bisnis UMKM Djarot Kusumayakti
Direktur Bisnis Konsumer A.Toni Soetirto
Direktur Bisnis Komersial Sulaiman A. Arianto
Divisi Bisnis Mikro Windiartono
Divisi Dana & Jasa Widodo Januarso
Divisi Bisnis Umum Zainuddin Mappa
Divisi Bisnis Ritel & Menengah Denny Arsamanggala
Divisi Kartu Kredit Mohamad Helmi
Divisi Agribisnis Kuswiyoto
Divisi Bisnis Program Teten Djaka T.
Divisi Kredit Konsumer Joice Farida Rosandi
Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Asmawi Syam
Direktur Jaringan & Layanan Suprajarto
Direktur Keuangan Achmad Baiquni
Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel R. Sophia Alizsa
Divisi Treasury Budi Purwanto
Divisi Bisnis BUMN Dwi Agus Pramudya
Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro Johanes Saragih
Divisi Akuntansi & Manajemen Keuangan Irwan Rinaldi
Desk Cash Management Wisnu H.
Divisi Layanan Luki Presisa Budi Utami
Divisi Bisnis Internasional Isnen Sutopo
Divisi Hubungan Lembaga I. Komang Sudiarsa
Divisi Marketing Communication A. Firman Taufick
Kantor Wilayah
Unit Kerja Luar Negeri
Kantor Cabang
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Kas
Perusahaan Anak
BRI Unit
Teras BRI
46
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
RUPS DEWAN KOMISARIS DIREKSI Direktur Utama Sofyan Basir
Direktur Pengendalian Risiko Kredit Lenny Sugihat
Direktur Operasional Sarwono Sudarto
Direktur Kepatuhan Randi Anto
Divisi Analisis Risiko Kredit Susy Liestiowaty
Divisi Sentra Operasi Triyana
Divisi Kepatuhan M. Jarot Eko W.
Divisi Restrukturisasi & Penyelesaian Kredit Macet Mardiwibawa
Divisi Teknologi Sistem Informasi Zulhelfi Abidin
Divisi Hukum Hadi Susanto
Divisi Administrasi Kredit Endra Sasmito Soengkowo
Divisi Manajemen Aktiva Tetap & Logistik Slamet Riyadi
Divisi Pendidikan & Pelatihan Nugroho
Divisi Manajemen Risiko Rico Rizal Budidarmo
Direktur Gatot Mardiwasisto*
Audit Intern Ali Mudin
Divisi Sekretariat Perusahaan Muhamad Ali
Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia Ganefi **
Divisi Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Hexana Tri Sasongko
KANTOR PUSAT
Kantor Inspeksi
Kantor Cabang Khusus
Garis Supervisi / pembinaan Garis Koordinasi Komite Komisaris: Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko Komite Direksi: Komite Manajemen Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, ALCO, Komite Kebijakan SDM, Komite TI * Per tanggal 27 Januari 2012 telah efektif menjadi Direktur BRI setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit & proper test) ** Pejabat Sementara
47
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
47
PEJABAT SENIOR Inspektur Wisto Prihadi Inspektur Medan
Hidzuldin Elfani Inspektur Kantor Pusat
Rusli Witjahjono Inspektur Palembang
Khairi Setiawan Inspektur Pekanbaru
Sulistianto Inspektur Jakarta 2
Hartono Sukiman Inspektur Jakarta 1
Ircham Sjafindra R Inspektur Bandung
Retno Surdini Inspektur Jakarta 3
Eka Sriyantini Inspektur Yogyakarta
Umi Haryati Inspektur Semarang
Kuwat Waluyo Inspektur Malang
Mudjiharno Inspektur Surabaya
Budi Satria Inspektur Banjarmasin
Suindiyo Inspektur Denpasar
Yan Budiatmoko Inspektur Makassar
48
LAPORAN TAHUNAN 2011
Sutardjo Inspektur Manado
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Pemimpin Wilayah Donsuwan Simatupang Pemimpin Wilayah Medan
Abing Rabani Pemimpin Wilayah Banda Aceh
I Made Suprateka Y Pemimpin Wilayah Pekanbaru
Achmad Chumaidi Pemimpin Wilayah Padang
Mohammad Irfan Pemimpin Wilayah Jakarta 1
Pardiman Pemimpin Wilayah Palembang
Siswanto* Pemimpin Wilayah Jakarta 3
Albert Radjagukguk Pemimpin Wilayah Jakarta 2
Agus Katon ES Pemimpin Wilayah Semarang
Moch. Hadi Santoso Pemimpin Wilayah Bandung
Heru Sukanto Pemimpin Wilayah Surabaya
Eko Wahyu Andriastono Pemimpin Wilayah Yogyakarta
Irianto Pemimpin Wilayah Denpasar
Achmad Chairul Ganie Pemimpin Wilayah Malang
Adhy Kusnandar Pemimpin Wilayah Makassar
Zainuddin Latif Pemimpin Wilayah Banjarmasin
Tri Wintarto Pemimpin Wilayah Manado
Agoes Roediyanto Pemimpin Wilayah Jayapura
* Pejabat Sementara
49
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
49
JARINGAN KERJA
Banda Aceh
Medan
Pekanbaru
Padang
Palembang Banjarmasin Jakarta 1, 2 & 3 Semarang
Bandung
Surabaya Denpasar
Yogyakarta Malang
50
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Manado
Jayapura
Makassar
Jumlah Unit Kerja
2007
2008
2009
2010
2011 7.989
4.968
5.070
5.457
6.480
Kantor Pusat
1
1
1
1
1
Kantor Wilayah
14
14
17
18
18
Kantor Inspeksi
12
12
14
14
14
Kantor Cabang*
344
376
406
413
431
Kantor Cabang Pembantu
230
337
434
470
502
Kantor Kas BRI Unit Pos Pelayanan Desa Teras BRI
24
179
728
822
870
4.300
4.417
4.538
4.649
4.849
100
76
68
0
0
0
0
217
617
1.304
* Termasuk 1 Kantor Cabang Khusus dan 3 Kantor Luar Negeri
51
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
51
FOTO JARINGAN KERJA
Gedung Kantor Wilayah,
Gedung Kantor Cabang,
satu dari 18 Kantor Wilayah
satu dari 431 Kantor Cabang yang berada di kota-kota besar
yang berada di ibu kota propinsi
Indonesia. Kantor Cabang didukung oleh 502 Kantor Cabang
Indonesia
Pembantu dan 870 Kantor Kas
Kantor Cabang Pembantu di Grand Indonesia, salah satu pusat perbelanjaan besar di Jakarta.
52
LAPORAN TAHUNAN 2011
Sentra Layanan Prioritas di Jakarta, satu dari 13 Sentra Layanan Prioritas dan 42 Priority Lounge yang tersebar di seluruh Indonesia
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
BRI Unit di Denpasar, Bali,
Customer Service
salah satu dari 4.849 BRI Unit yang tersebar
didalam Teras Keliling
di kota-kota besar dan kecil sampai di desa seluruh pelosok Indonesia.
Salah satu ATM Center yang terletak di Kantor Pusat BRI mengoperasikan 7.292 unit ATM
53
LAPORAN TAHUNAN 2011
Teras BRI di Mandalika, salah satu dari 1.304 outlet yang melayani nasabah di pasar-pasar di seluruh Indonesia.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
53
Sumber Daya Manusia Status
2009
2010
2011
Pekerja Tetap
33.935
33.296
33.357
Masa Persiapan Pensiun
1.145
996
944
Pekerja Kontrak
1.452
2.441
4.780
Trainee
466
911
963
Jumlah Pekerja BRI*
36.998
37.644
40.044
Jabatan
2009
2010
2011
Executive Vice President Vice President
56
70
67
93
101
103
Assistant Vice President
338
382
380
Senior Manager
598
575
584
Manager
517
554
582
Assistant Manager
3.229
3.318
2.925
Officer
9.916
10.510
10.662
Assistant
22.251
22.134
24.741
Jumlah Pekerja BRI*
36.998
37.644
40.044
Pendidikan
2009
2010
2011
Strata 3
5
2
5
Strata 2
943
1.107
1.034
Strata 1
22.458
23.691
26.780
Diploma
3.867
4.053
4.847
SLTA
9.681
8.749
7.334
SLTP
44
42
44
36.998
37.644
40.044
Jumlah Pekerja BRI*
* Tidak termasuk pekerja outsourcing sejumlah 28.154 orang tahun 2009, 38.068 orang tahun 2010 dan 45.486 orang tahun 2011
54
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Informasi Pemegang Saham Di tengah perlambatan perekonomian dunia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap mampu mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2011. Pada penghujung tahun 2011, IHSG ditutup pada level 3.821,99 meningkat 3,2% dibanding posisi IHSG akhir tahun 2010 di posisi 3.703,51. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp3.537,29 triliun, meningkat 9% dibanding tahun 2010, yaitu Rp3.243,77 triliun.
Selama tahun 2011, harga saham BRI mencapai level tertinggi di harga Rp7.250 pada tanggal 2 Agustus 2011 dan menyentuh level terendahnya di harga Rp4.550 pada tanggal 10 Februari 2011. Kapitalisasi saham BRI pada akhir penutupan perdagangan tahun 2011 tercatat sebesar Rp164,85 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 27% dibandingkan posisi akhir tahun 2010 yaitu sebesar Rp129,57 triliun.
Harga saham BRI sendiri mampu memberikan hasil kinerja yang jauh diatas kinerja pasar. Pada penutupan perdagangan bursa tahun 2011, harga saham BRI mampu mencapai harga Rp 6.750 atau meningkat 29% dibanding harga saham BRI di akhir tahun 2010.
Pembayaran Dividen Hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI Tahun 2011 menyetujui pembayaran dividen final tahun buku 2010 sebesar 20% atau Rp2.294.476.900.203,00 dari laba bersih Perseroan. Rasio pembayaran dividen ini turun 10% apabila dibandingkan dengan rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2009 yang ditetapkan oleh RUPST 2010 sebesar 30%.
Guna memperluas basis pemegang saham BRI sekaligus memberikan sinyal positif bahwa BRI akan terus tumbuh, sesuai amanah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tahun 2010, BRI telah melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dari Rp500,- per saham menjadi Rp250,per saham atau dengan perbandingan 1:2 pada tanggal 11 Januari 2011.
Tahun Dividen
Laba Bersih (Rp Miliar)
Dividen (Rp Miliar)
Dividen per Lembar Saham (Rp)*
Rasio Pembayaran Dividen (%)
Tanggal Pembayaran
2003**
2.579
990
42,10
75,01
23 Juli 2004
2004
3.633
1.816
76,47
50,00
5 Juli 2005
2005
3.808
1.904
78,09
50,00
10 Juli 2006
2006
4.257
2.129
86,52
50,00
2 Juli 2007
2007
4.838
2.419
98,17
50,00
7 Juli 2008
2008
5.958
2.085
84,41
35,00
3 Juli 2009
2009
7.308
2.192
88,91
30,00
1 Juli 2010
2010***
11.472
2.294
93,01
20,00
15 Juni 2011
* Dividen per lembar saham merupakan data dividen setelah dilakukan stock split dengan rasio 1 : 2 ** Dari laba bersih semester II (1 Juli 2003 - 31 Desember 2003) sebesar Rp1,32 triliun, laba semester I dikapitalisasi menjadi modal. *** Pada tanggal 30 Desember 2010, BRI telah membayarkan dividen interim tahun buku 2010 sebesar Rp566.527.305.330,00 atau Rp45,93 perlembar saham (sebelum stock split)
55
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
55
RUPST BRI Tahun 2011 BRI telah mengadakan RUPST tahun 2011 pada tanggal 28 April 2011 dan telah memutuskan hal-hal sebagai berikut: Agenda Kesatu Menyetujui Laporan Tahunan 2010 dan mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman, dan Surja sesuai Laporan No. RPC-754/PSS/2011 tanggal 29 Maret 2011, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan 2010. Agenda Kedua Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2010 termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Herman Dody Tanumihardja & Rekan sesuai dengan Laporan No. 14/GA/HDTDT/PKBL-BRI/III/2011 tanggal 30 Maret 2011 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tahun buku 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut. Agenda Ketiga 1. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2010 sebagai berikut: a. Sebesar 20% atau Rp2.294.476.900.203,00 ditetapkan sebagai dividen final tahun buku 2010. Sebagian dari dividen tersebut, sebesar Rp566.527.305.330,00 telah dibayarkan pada tanggal 30 Desember 2010 sebagai dividen interim berdasarkan Keputusan Rapat Direksi tanggal 29 November 2010 yang telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 22 Desember 2010,
56
LAPORAN TAHUNAN 2011
sisanya sebesar Rp1.727.949.594.873,00 atau Rp70,04 per saham akan dibagikan sebagai dividen tunai dan akan dibayarkan pada tanggal 15 Juni 2011 kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2011. b. Sebesar 2,5% atau Rp286.809.612.525,00 untuk Cadangan Tujuan guna mendukung investasi. 2. Memberi wewenang kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya laba bersih tahun buku 2010 untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007, maksimal dana yang disisihkan untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan adalah 4% atau Rp458.895.380.040,00, sehingga sisa laba bersih tahun buku 2010 setelah digunakan untuk dividen final tahun buku 2010, Cadangan Tujuan, serta Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan akan menambah laba ditahan Perseroan minimal 73,5% dari total laba bersih tahun buku 2010 atau Rp8.432.202.608.245,40. 3. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2010 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Agenda Keempat Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2010 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2011. Agenda Kelima 1. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
2. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Perseroan tahun buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. Agenda Keenam 1. Menyetujui pembelian seluruh saham BRIngin Remittance Co. Ltd. dari PT. AJ. BRIngin Jiwa Sejahtera dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Memberikan kuasa dan wewenang dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembelian saham dimaksud dan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agenda Ketujuh 1. Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan yang berakhir masa jabatannya terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dan menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdiannya. 2. Mengangkat: Bapak Bunasor Sanim sebagai Komisaris Utama/ Komisaris Independen Bapak Hermanto Siregar sebagai Komisaris Bapak Sarwono Sudarto sebagai Direktur Bapak Sulaiman Arif Arianto sebagai Direktur Ibu Lenny Sugihat sebagai Direktur Bapak A. Toni Soetirto sebagai Direktur Bapak Randi Anto sebagai Direktur Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat, kecuali pengangkatan Bapak Hermanto Siregar dan Bapak Randi Anto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit & proper test) dan memenuhi peraturan perundangundangan yang berlaku. Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya.
57
LAPORAN TAHUNAN 2011
3. Menetapkan Bapak Soedarjono sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen. 4. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ : Bunasor Sanim Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama/ : Soedarjono Komisaris Independen Komisaris : Agus Suprijanto Komisaris : Heru Lelono Komisaris : Hermanto Siregar Komisaris Independen : Aviliani Komisaris Independen : Adhyaksa Dault
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
: Sofyan Basir : Sarwono Sudarto : Sulaiman Arif Arianto : Achmad Baiquni : Lenny Sugihat : A. Toni Soetirto : Asmawi Syam : Suprajarto : Djarot Kusumayakti : Randi Anto
5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. RUPS Luar Biasa BRI Tahun 2011 Pada tanggal 28 September 2011, BRI telah melaksanakan RUPS Luar Biasa Tahun 2011 dan telah memutuskan hal-hal sebagai berikut: 1. Menyetujui menerima pengunduran diri Tuan Soedarjono dari jabatannya sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen berlaku efektif terhitung sejak ditutupnya Rapat dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama menjalankan jabatannya.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
57
Dengan catatan pembebasan tanggung jawab untuk periode dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal Rapat akan diberikan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2011 yang diselenggarakan pada tahun 2012. 2. Mengangkat Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan Pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima) sejak pengangkatannya. Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris terhitung sejak ditutupnya Rapat adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ Komisaris Independen Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
: Bunasor Sanim : Agus Suprijanto : Heru Lelono : Hermanto Siregar : Aviliani : Adhyaksa Dault
Susunan Direksi terhitung sejak pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) adalah sebagai berikut:
58
LAPORAN TAHUNAN 2011
Direksi: Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
: Sofyan Basir : Sarwono Sudarto : Achmad Baiquni : Sulaiman Arif Arianto : A. Toni Soetirto : Lenny Sugihat : Asmawi Syam : Suprajarto : Djarot Kusumayakti : Randi Anto : Gatot Mardiwasisto
3. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Penerbitan Obligasi Subordinasi (Rupiah) Pada bulan Desember 2009 BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi II dalam denominasi Rupiah dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga 10,95% yang tercatat di bursa pada tanggal 22 Desember 2009. Fitch memberikan rating AA (Double A; Stable Outlook) terhadap Obligasi Subordinasi ini, dimana BRI berhasil menghimpun dana sebesar Rp2 Triliun dalam penerbitan Obligasi tersebut. Penerimaan hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi terkait, seluruhnya akan digunakan perusahaan sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan BI, yang dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Selama tahun 2011, BRI tidak menerbitkan obligasi maupun efek bersifat hutang lainnya. Obligasi Subordinasi Rupiah II dengan tingkat bunga tetap
Jenis Obligasi Tingkat Bunga
10,95%
Jangka waktu
5 Tahun
Jatuh Tempo
22 Desember 2014
Peringkat Obligasi (oleh Fitch Ratings Indonesia)
AA (idn) RWN
Nilai Emisi
Rp2 triliun
Pembayaran Kupon
Tiga Bulanan
Pencatatan
Bursa Efek Indonesia
Kronologis Pencatatan Saham BRI telah menerbitkan dua jenis saham yaitu Saham Seri A Dwiwarna dan Saham Seri B. Saham Seri A Dwiwarna diterbitkan dan dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tidak dapat dipindahtangankan kepada siapapun. Pemegang Saham Seri A Dwiwarna memiliki hak istimewa sebagai berikut: 1. Mencalonkan anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris Perseroan. 2. Menyetujui pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris. 3. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar, termasuk perubahan modal. 4. Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan perusahaan Perseroan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran Perseroan, dan atau 5. Meminta laporan dan penjelasan mengenai hal tertentu kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. Sesuai Pernyataan Pendaftaran efektif yang dikeluarkan oleh Bapepam (Surat Ketua Bapepam No. S-2646/PM/2003) tanggal 31 Oktober 2003 BRI melakukan Penawaran Umum Saham Perdana sejumlah 2.047.060.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B yang merupakan saham divestasi Negara Republik Indonesia dan sejumlah 1.764.705.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B baru yang dikeluarkan dari portepel, dengan nilai nominal Rp500,00. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan pada tanggal 10 November 2003, dan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta.
59
LAPORAN TAHUNAN 2011
Selanjutnya opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.761.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) masing-masing dengan harga Rp875,00 per lembar saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. MANAGEMENT STOCK OPTION PLAN Sesuai keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2003 perusahaan menyelenggarakan Program Opsi Pembelian Saham bagi Manajemen (Management Stock Option Plan/MSOP). Jumlah saham yang diterbitkan dalam MSOP BRI adalah sebanyak 588.235.250 lembar. MSOP dilaksanakan dalam tiga tahap yakni MSOP Tahap I, MSOP Tahap II dan MSOP Tahap III. Pelaksanaan MSOP Tahap I dan II mengacu pada peraturan Bapepam-LK terdahulu sedangkan pelaksanaan MSOP Tahap III sudah mengacu pada Peraturan Bapepam-LK No. IX.D.4 dan Peraturan BEI No.1-A Lamp. Keputusan Direksi BEJ No. Kep.305/BEJ/07-2004 tentang Pencatatan Efek. Masing-masing tahapan MSOP memiliki vesting period selama satu tahun. Saham MSOP yang telah di-exercise sampai dengan berakhirnya seluruh tahapan MSOP adalah sebesar 569.876.000 lembar. Masa exercise MSOP Tahap I dan II telah berakhir masing-masing pada tanggal 9 November 2008 dan 9 November 2009, dan sampai dengan akhir masa exercise, terdapat 4,3 juta lembar MSOP Tahap I dan 6,1 juta lembar MSOP Tahap II yang tidak diexercise.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
59
Tahapan MSOP
Jumlah Saham MSOP (Lembar)
Tanggal Dimulainya MSOP
Tanggal Berakhirnya Tahapan MSOP
Harga Pelaksanaan per lembar saham
Saham di exercised (lembar)
Tahap I
235.294.100
40%
10 Nov 2003
9 Nov 2008
Rp962,50
230.999.000
Tahap II Tahap III
235.294.100
40%
10 Nov 2004
9 Nov 2009
Rp1.750,00
230.047.000
117.647.050
20%
10 Nov 2005
9 Nov 2010
Sesuai aturan Bapepam-LK & BEI
108.830.000
Jumlah
588.235.250
Komposisi
569.876.000
Program MSOP Tahap III yang dimulai pada tanggal 10 November 2005, telah berakhir pelaksanaannya pada tanggal 9 November 2010. Opsi yang dialokasikan dalam MSOP Tahap III tersebut berjumlah 117.647.050 lembar, dimana sampai dengan akhir periode pelaksanaannya, opsi yang di-exercise berjumlah 108.830.000 lembar. Exercise opsi tersebut menyebabkan tambahan equity perusahaan sebesar Rp633.164.224.500,-. Berakhirnya periode pelaksanaan MSOP Tahap III tersebut mengakhiri rangkaian program MSOP BRI Tahap I-Tahap III yang dimulai bersamaan dengan IPO BRI tanggal 10 November 2003. Keseluruhan opsi yang dialokasikan dalam MSOP Tahap I-Tahap III berjumlah 588.235.250 lembar, dimana sampai dengan akhir periode pelaksanaannya, opsi yang di-exercise berjumlah 569.876.000 lembar. Eksekusi opsi tersebut menyebabkan tambahan equity perusahaan sebesar Rp1.366.089.110.750,00.
(Rp juta)
Tahap II
Tahap III
Modal Disetor
Tahap I 115.500
115.024
54.415
284.938
Agio
106.837
287.559
474.490
868.886
27.117
80.889
10.259
212.265
249.454
483.471
633.164
1.366.089
Modal Lain-Lain (lembar saham x option value) JUMLAH
60
LAPORAN TAHUNAN 2011
Jumlah
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Komposisi Pemegang Saham Jumlah Pemegang Saham BRI sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sebanyak 12.005 pemegang saham atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2010 yaitu sebanyak 11.697. Negara Republik Indonesia tetap merupakan pemegang saham mayoritas BRI dengan kepemilikan saham sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing tidak lebih dari 5%.
Komposisi Pemegang Saham BRI Jumlah Pemegang Saham
Kategori Pemegang Saham Negara RI Publik Pemodal Nasional
2010
Jumlah Saham
2011
2010
Komposisi
2011*
2010
2011
1
1
7.000.000.000
14.000.000.000
56,75%
56,75%
11.696
12.004
5.334.581.000
10.669.162.000
43,25%
43,25%
10.544
10.390
794.306.225
1.714.454.105
6,44%
6,95%
Perorangan
6.527
6.566
103.806.300
154.926.542
0,84%
0,63%
Karyawan
3.616
3.415
56.784.500
103.246.500
0,46%
0,42%
1
1
159.000
318.000
0,00%
0,00%
400
408
633.556.425
1.455.963.063
5,14%
5,90%
1.152
1.614
4.540.274.775
8.954.707.895
36,81%
36,30%
24
38
240.000
564.500
0,00%
0,00%
1.128
1.576
4.540.034.775
8.954.143.395
36,81%
36,30%
11.697
12.005
12.334.581.000
24.669.162.000
100,00%
100,00%
Pemerintah Daerah Institusi Pemodal Asing Perorangan Badan Usaha Asing Total
* Stock split telah dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2012 dengan rasio 1 : 2
61
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
61
Anak Perusahaan
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
PT Bank BRISyariah
Bank Umum Syariah
PT Bank Agroniaga Tbk.
Bank Umum Swasta Nasional
BRIngin Remittance Co. Ltd.
Perusahaan Remittance
62
Tanggal Penyertaan BRI
Persentase Kepemilikan BRI (%)
Mulai Beroperasi
19 Desember 2007
99,99%
16 Oktober 2008
Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta
3 Maret 2011
79,78%
8 Februari 1990
Plaza GRI Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 No.1, Jakarta
16 Desember 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
100%
7 April 2005
Alamat
Room 1115, 11/F, Lippo Center, Tower II, 89 Queensway, Admiralty, Hong Kong
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Akuntan Publik dan Lembaga Penunjang Pasar Modal
Akuntan Publik Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young) Indonesian Stock Exchange Building Tower 2, Lantai 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp. (62-21) 5289 5000 Fax. (62-21) 5289 4100
Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10220 Telp. (62-21) 570 9009
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Indonesia Stock Exchange Building Tower I, Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp. (62-21) 5299 1003 Fax. (62-21) 5299 1129
63
LAPORAN TAHUNAN 2011
Lembaga Pemeringkat Efek PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Panin Tower Senayan City Lantai 17 Jl. Asia Afrika Kav. 19 Jakarta PT Fitch Rating Indonesia Prudential Tower Lantai 20 Jl. Jend Sudirman Kav. 79 Jakarta 12190 Telp. (62-21) 5795 7755 Fax. (62-21) 5795 7750 Moody’s Singapore Pte. Ltd. 50th Raffles Place #23-06 Singapore Land Tower Singapore 048623 Standard & Poors 30 Cecil Street #17-01/08 Prudential Tower Singapore 049712 Telp. (65) 6438 2881 Fax. (65) 6438 2321
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
63
PERISTIWA PENTING
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Host to Host Corporate Payment antara BRI dengan Telkom (Jakarta, 6 Januari 2011)
Media Visit Direksi (Jakarta, 17 Februari 2011)
Penyerahan Pinjaman Kemitraan kepada Masyarakat Korban Bencana Merapi (Yogyakarta, 17 Februari 2011)
Penandatanganan Akta Akuisisi Saham Bank Agroniaga Tbk antara BRI dengan Dapenbun (Jakarta, 3 Maret 2012)
Silaturahim PB Forki dengan BRI (Jakarta, 14 Maret 2011)
Paparan Kinerja BRI Tahun 2010 (Jakarta, 31 Maret 2011)
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI Tahun 2011 (Jakarta, 28 April 2011)
Penyerahan Penghargaan BRI sebagai The Most Valuable Banking Brand Indonesia 2011 oleh Brand Finance (Jakarta, 9 Mei 2011)
Program Beasiswa Nusantara Cerdas Bank BRI - Kemdiknas (Jakarta, 31 Mei 2012)
64
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Forum Strategis BRI Tahun 2011 (Jakarta, 19 Juni 2011)
Buka Puasa Bersama Anak Yatim Piatu (Jakarta, 19 Agustus 2011)
Mudik Bersama BRI (Jakarta, 25 Agustus 2011)
BRI Junio Cycle Fest 2011 (Jakarta, 25 September 2011)
Public Expose BRI (Jakarta, 5 Oktober 2011)
MoU BRI & Kementerian Agama RI (Jakarta, 27 Oktober 2011)
Penyerahan Bantuan Alat Kateterisasi Pelayanan Kardiovaskular bagi Atlet Sea Games XXVI (Palembang, 11 November 2011)
Launching BRI Touch (Jakarta, 16 November 2011)
Launching Brizzi di Bandara Soekarno Hatta (Jakarta, 22 Desember 2011)
65
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
65
PENGHARGAAN
Best Disclosure & Transparency
Banking Efficiency Award (Kategori BUMN)
IICD CG Conference and Award 2011
Bisnis Indonesia
Bank Nasional Penggerak Kewirausahaan Terbaik Kementerian Koperasi dan
Best Corporate Governance in Indonesia
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
World Finance
Best Performance Bank (Kategori Bank Persero)
BUMN Kategori Industri Keuangan yang Berpredikat Sangat Bagus atas Kinerja Keuangan 2011
ABFI Banking Award 2011
Indonesia Brand Champion 2011 Best of The Best Awards 2011
Majalah Infobank
MarkPlus Inc.
Forbes Indonesia
66
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
CSR Best Practice for MDG’s in Conjunction with Indonesia Millenium Development Goals
(Emiten Terbaik Sektor Perbankan)
Menteri Koordinator
Majalah Investor
Investor Award Best Listed Companies 2011
Kesejahteraan Rakyat RI
CSR Award 2011 Harian Seputar Indonesia
Indonesian CSR Awards 2011 Kementerian Sosial RI
Top 500 Most Valuable Global Banking Brand 2011
Service Quality Award 2011-BRI Prioritas CARRE
Brand Finance
The Best Contact Center Indonesia 2011
Most Valuable Brand in Indonesia Product Category Banks
Indonesia Contact Center Association
SWA
67
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
67
Analisis dan Pembahasan Manajemen Perusahaan
68
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
PRAKATA
Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi BRI demi peningkatan kapasitas menuju pertumbuhan yang
PROFIL PERUSAHAAN
di masa mendatang.
TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Melalui konsolidasi di tahun 2011, BRI berhasil meningkatkan kualitas kredit sebagaimana terlihat dari penurunan tingkat NPL secara signifikan. Keberhasilan ini berdampak positif terhadap pencapaian laba bersih tahun 2011, selain juga menjadi landasan yang lebih kokoh bagi pertumbuhan yang berkesinambungan di tahun-tahun mendatang.
ANAK PERUSAHAAN
TINGKAT NPL * tahun 2010
2,78%
* Hanya angka Bank
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
69
LAPORAN KEUANGAN
2,30
%
RENCANA STRATEGIS 2012
tahun 2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
berkesinambungan
Tinjauan Umum Secara umum kinerja BRI selama tahun 2011 memuaskan, membaiknya kualitas kredit, meningkatnya efisiensi operasional dan komposisi kredit yang cukup ideal merupakan beberapa hal yang mendukung pencapaian kinerja di tengah konsolidasi yang tengah dilakukan. BRI berhasil mencapai kenaikan laba 31,47% dibanding tahun 2010, atau meningkat dari Rp11,47 triliun menjadi Rp15,08 triliun, semakin memantapkan posisi sebagai Bank dengan perolehan terbesar sejak tahun 2005. Berikut disajikan Perbandingan kinerja BRI* dan Perbankan Nasional: BRI
Perbankan Nasional
Aset (dalam triliun Rupiah)
Selama tahun 2011 Aset BRI tumbuh 14,59% mencapai Rp456,53 triliun pada akhir tahun 2011, meningkat dari Rp398,39 triliun tahun 2010. Market share aset mengalami penurunan di banding tahun sebelumnya, hal ini sejalan dengan konsolidasi yang dilakukan oleh BRI.
13,24%
12,42%
3.652,83
10,65%
10,25%
12,50%
3.008,85
2.310,56
2.534,11
1.986,50
456,53
398,39
314,75
246,03
203,60
Posisi Aset perbankan Nasional juga mengalami peningkatan dari Rp3.008,85 triliun pada akhir Desember 2010 menjadi Rp3.652,83 triliun per Desember 2011 atau tumbuh 21,40%, seiring dengan kuatnya pertumbuhan PDB Indonesia.
2007 2008 2009 2010 2011 BRI
Perbankan Nasional
% terhadap Perbankan Nasional
Kredit (dalam triliun Rupiah)
Kredit BRI meningkat dari Rp246,96 triliun posisi akhir Desember 2010 menjadi Rp283,58 triliun posisi akhir Desember 2011 atau tumbuh 14,83%. Pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan kredit perbankan mengingat selama tahun 2011 BRI melakukan konsolidasi, khususnya di segmen Bisnis Menengah dan Bisnis Ritel, sehingga market share kredit tahun 2011 mengalami sedikit penurunan dari 13,99% di tahun 2010 menjadi 12,89% di tahun 2011.
14,29%
13,99%
2.200,09
12,32%
11,36%
1.765,85 1.307,69
1.437,93
1.002,01
161,06
113,85
205,52
246,96
283,58
2007 2008 2009 2010 2011 BRI
Perbankan Nasional
12,89%
Penyaluran kredit perbankan nasional mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tumbuh 24,59% selama setahun terakhir dari Rp1.765,85 triliun tahun 2010 menjadi Rp2.200,09 triliun tahun 2011. Hal ini sejalan dengan cukup tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2011 yang mencapai 6,5%.
% terhadap Perbankan Nasional
* Hanya angka Bank
70
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
BRI
Perbankan Nasional
DPK (dalam triliun Rupiah)
Selama tahun 2011 penghimpunan Dana Pihak Ketiga BRI meningkat sebesar 13,27% atau sejalan dengan pertumbuhan kredit sehingga loan to deposit ratio relatif stabil. Simpanan meningkat dari Rp328,56 triliun pada akhir tahun 2010 menjadi Rp372,15 triliun pada akhir tahun 2011. Secara umum market share simpanan mengalami sedikit penurunan menjadi 13,36% dibanding 14,05% posisi tahun lalu.
2.784,91 14,05% 12,88%
13,36%
2.338,82
11,49%
10,95%
1.973,04 1.753,29 1.510,83
254,12
201,50
165,48
Penghimpunan DPK perbankan mengalami pertumbuhan 19,07% year on year, meningkat dari Rp2.338,82 triliun per akhir Desember 2010 menjadi Rp2.784,910 per akhir Desember 2011.
372,15
328,56
2007 2008 2009 2010 2011 BRI
Perbankan Nasional
% terhadap Perbankan Nasional
LDR LDR BRI mengalami sedikit kenaikan dari 75,17% pada tahun 2010 menjadi 76,20% pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan DPK yang juga diikuti dengan pertumbuhan kredit.
79,93%
80,88%
78,77%
75,17%
68,80% 74,58% 66,92%
72,88%
75,21%
76,20%
Tingkat LDR perbankan nasional mengalami kenaikan dari 75,21% pada tahun 2010 menjadi 78,77% pada tahun 2011.
2007 2008 2009 2010 2011 Perbankan Nasional
BRI
NIM Dengan model bisnis yang dimiliki, BRI mampu mempertahankan posisi NIM jauh di atas ratarata perbankan nasional. NIM berada pada level 9,58% per akhir Desember 2011, turun dibanding 10,77% per akhir Desember 2010. Melambatnya pertumbuhan kredit karena konsolidasi yang tengah dilakukan menyebabkan NIM mengalami penurunan.
71
LAPORAN TAHUNAN 2011
10,77%
10,86% 10,18%
9,58%
9,14%
5,70%
5,66%
5,56%
5,73%
5,91%
NIM perbankan mengalami sedikit peningkatan dari 5,73% pada akhir Desember 2010 menjadi 5,91%. LDR perbankan nasional yang meningkat memberikan kontribusi peningkatan NIM.
2007 2008 2009 2010 2011 Perbankan Nasional
BRI
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
71
BRI
Perbankan Nasional
CAR CAR BRI menunjukkan tren yang meningkat dan mencapai 14,96% pada akhir tahun 2011, meningkat dari 13,76% pada akhir tahun 2010. Penurunan dividend pay out ratio, dari 35% pada tahun 2009, 30% pada tahun 2010 hingga menjadi 20% pada tahun 2011 merupakan faktor penting yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan CAR.
19,30%
16,76%
17,42%
17,18%
13,20%
13,76%
15,84% 13,18%
16,05% 14,96%
2007 2008 2009 2010 2011 Perbankan Nasional
BRI
Berbeda dengan CAR BRI yang menunjukkan tren meningkat, CAR perbankan nasional walaupun secara umum masih di atas CAR BRI namun mengalami tren penurunan. CAR turun dari 17,18% pada tahun 2010 menjadi 16,05% pada tahun 2011. Tingginya pertumbuhan kredit menjadi salah satu faktor yang menyebabkan turunnya CAR perbankan nasional.
BOPO BOPO BRI menunjukkan tren yang menurun sejak tiga tahun terakhir seiring dengan peningkatan efisiensi operasional yang berhasil dicapai dan membaiknya kualitas kredit. BOPO mencapai 66,69% pada akhir tahun 2011, turun dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 77,66% dan tahun 2010 yang tercatat sebesar 70,86%.
88,59% 84,05%
86,63%
86,14%
85,42%
77,66%
Sejak tahun 2009 hingga 2011 BOPO perbankan nasional relatif stabil, pada tahun 2011 BOPO tercatat sebesar 85,42%.
69,80% 72,65%
66,69%
70,86%
2007 2008 2009 2010 2011 Perbankan Nasional
BRI
ROA Membaiknya komposisi kredit dimana komposisi kredit mikro yang memberikan yield tinggi semakin besar, meningkat kontribusi feebased income dan meningkatnya leverage, menyebabkan ROA BRI mengalami tren peningkatan. ROA BRI meningkat menjadi 4,93% pada posisi Desember 2011 dari 4,64% pada posisi tahun sebelumnya jauh di atas ROA perbankan nasional.
72
4,93%
4,64% 4,61%
2,78%
4,18%
2,33%
3,73% 2,60%
2,86%
ROA perbankan nasional juga mengalami peningkatan dari 2,86% pada tahun 2010 menjadi 3,03% pada tahun 2011.
3,03%
2007 2008 2009 2010 2011 Perbankan Nasional
LAPORAN TAHUNAN 2011
BRI
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Tinjauan Keuangan Selama tahun 2011, BRI berhasil membukukan kinerja keuangan yang memuaskan didukung oleh strategi pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan dan landasan keuangan yang kokoh. BRI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp15,09 triliun, meningkat 31,52% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp11,47 triliun. Dengan peningkatan profitabilitas tersebut, BRI mencatat tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Assets/ ROA) sebesar 4,93% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity/ROE) sebesar 42,49%.
LAPORAN LABA / RUGI*
(dalam triliun Rupiah)
2007
2008
Pendapatan Bunga
23,24
29,00
35,33
44,62
48,16
Beban Bunga
(6,54)
(8,45)
(12,28)
(11,73)
(13,74)
Pendapatan Bunga Bersih
16,70
19,65
23,05
32,89
34,43
Pendapatan Operasional Lainnya
2009
2010
2011
1,82
2,54
3,27
5,54
5,78
Beban Operasional Lainnya
(9,02)
(11,00)
(11,96)
(16,11)
(17,09)
Beban Penyisihan Penghapusan Aktiva
(1,94)
(2,84)
(5,80)
(7,92)
(5,53)
Pendapatan/ Beban Non Operasional
0,22
0,48
1,33
0,51
1,17
Laba Sebelum Pajak dan Minority Interest
7,78
8,82
9,89
14,91
18,76
Laba Bersih
4,84
5,96
7,31
11,47
15,09
Produktif
* Angka Konsolidasi
Pendapatan Bunga Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi BRI sebagai pondasi bagi pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkesinambungan di tahun-tahun selanjutnya. Pertumbuhan kredit di tahun 2011 tidak setinggi pertumbuhan kredit tahun sebelumnya. Rendahnya pertumbuhan kredit tersebut disebabkan sepanjang tahun 2011 manajemen BRI fokus pada pembenahan kualitas kredit dan selektif dalam menyalurkan kredit. Selama tahun 2011, total kredit BRI tumbuh sebesar 16,64%, naik sebesar 42,03 triliun, dari Rp252,49 triliun di tahun 2010 menjadi Rp294,52 triliun di tahun 2011, dengan NPL yang terjaga di level 2,32%. Membaiknya kualitas kredit disertai dengan komposisi portofolio kredit yang tetap didominasi oleh kredit mikro, menyebabkan pendapatan bunga selama tahun 2011 tetap tumbuh sebesar 7,96% dari Rp44,62 triliun di tahun 2010 menjadi Rp48,16 triliun di tahun 2011. Walaupun demikian kontribusi pendapatan bunga pinjaman tetap memberikan kontribusi yang terbesar pada total pendapatan bunga BRI. Kontribusi pendapatan bunga pinjaman terhadap total pendapatan bunga di tahun 2011 tercatat sebesar 87,11%, hanya sedikit menurun dibandingkan posisi tahun 2010 yang tercatat sebesar 88,73% di tahun 2010.
73
LAPORAN TAHUNAN 2011
Rata-rata base lending rate pada tahun 2011 juga mempunyai dampak terhadap perolehan pendapatan bunga. Selama tahun 2011 rata-rata base lending rate pinjaman komersial menurun. Penurunan base lending rate ini merupakan dampak wajar ditengah perekonomian yang menunjukkan penurunan inflasi. Kebijakan ini seiring dengan penurunan BI rate dan sejalan dengan keinginan pemerintah dan Bank Indonesia agar perbankan menurunkan suku bunga pinjaman. Dalam jangka panjang, penurunan lending rate akan berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis. Dalam tahun 2011, obligasi rekapitalisasi Pemerintah jatuh tempo sebesar Rp4,63 triliun. Sebagai konsekuensinya, pendapatan bunga dari obligasi Pemerintah mengalami penurunan, dari Rp1,51 triliun di tahun 2010 menjadi Rp1,11 triliun di tahun 2011. Hasil dari Obligasi Pemerintah yang jatuh tempo tersebut sebagian besar diganti dengan pembelian obligasi namun dengan discount rate yang lebih rendah sesuai dengan kondisi market. Penurunan tersebut menyebabkan turunnya porsi pendapatan bunga dari obligasi pemerintah terhadap total pendapatan bungan dari 3,38% pada tahun 2010 menjadi 2,31% pada tahun 2011.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
73
Pendapatan bunga dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp5,09 triliun, mengalami peningkatan 44,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,52 triliun. Kontribusi pendapatan bunga yang berasal dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah pada tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dari 7,89% menjadi sebesar 10,58% dari total pendapatan bunga.
Komposisi Pendapatan Bunga 2010 3,38%
2011 2,31%
7,89%
88,73%
10,58%
87,11%
Pendapatan Bunga Kredit
Pendapatan Bunga Obligasi Pemerintah
Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya
Pendapatan Bunga (dalam miliar Rupiah)
48.164 44.615 3.552
5.094 1.114
1.506 35.334 4.237 28.097 23.241
41.956 39.587
1.806
3.823 1.930
3.264
29.292
2.020 22.343 17.957
Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya
Pendapatan Bunga Obligasi Pemerintah
Pendapatan Bunga Kredit
Total Pendapatan Bunga
2007 2008 2009 2010 2011
Beban Bunga Secara nominal terjadi peningkatan beban bunga sebesar 17,15% dari Rp11,73 triliun di tahun 2010 menjadi Rp13,74 triliun pada tahun 2011 sebagai konsekuensi dari pertumbuhan dana pihak ketiga terutama deposito dan tabungan. Namun demikian secara persentase, struktur biaya dana tahun 2011 lebih baik bila dibandingkan dengan tahun lalu yang
74
LAPORAN TAHUNAN 2011
tercermin pada data cost of fund BRI sebesar 4,70% menurun dibandingkan dengan cost of fund tahun 2010 yang sebesar 4,90%. Penurunan cost of fund dimaksud dikarenakan adanya perubahan komposisi dana murah yang lebih besar dibandingkan dana mahal serta adanya penurunan suku bunga simpanan sejalan dengan penurunan BI rate.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Komposisi Beban Bunga 2010
2011 14,70%
9,47%
10,10%
13,87%
21,10% 21,02% 55,01% 54,72%
Tabungan
Deposito
Giro
Lainnya
Pendapatan Bunga Bersih Per 31 Desember 2011, pendapatan bunga bersih BRI tercatat sebesar Rp34,43 triliun, meningkat 4,68% dari Rp32,89 triliun pada tahun 2010. Peningkatan ini antara lain disumbang oleh
peningkatan outstanding dan membaiknya kualitas kredit. Net Interest Margin (NIM) berada pada level 9,58% mengalami penurunan dari posisi tahun 2010 yang sebesar 10,77% yang antara lain dipicu oleh penurunan tingkat suku bunga.
Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/Nii) (dalam triliun Rupiah)
10,86%
10,77%
10,18%
48,16 9,14%
9,58% Total Pendapatan Bunga
44,62
NII
Total Beban Bunga NIM
28,07
35,33
32,90
28,10 23,05
23,24 19,65
12,29
16.70 6,54
2007
11,73
13,74
8,45
2008
75
2009
LAPORAN TAHUNAN 2011
2010 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
75
Pendapatan Operasional Lainnya (dalam miliar Rupiah) 3.369
2.813
2.118 1.767
1.797
1.525
1.456 773
713
614
429 278
270 176
168 142 51
48
156
103
146 36
2007 2008 2009 2010 2011 Fee Based Income
Penerimaan Kembali Aset yang Telah Dihapusbukukan
Keuntungan Marked to Market
Pada tahun 2011, pendapatan operasional lainnya mengalami sedikit kenaikan dari sebesar Rp5,54 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp5,78 triliun. Apabila melihat struktur dari pendapatan operasional lainnya maka fee based income memberikan kontribusi terbesar, yaitu sebesar 58,32% dari total pendapatan operasional lainnya.
Keuntungan Selisih Kurs - Bersih
Pada tahun 2011, BRI mencatat penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan sebesar Rp1,80 triliun. Keuntungan untuk pengakuan atas marked to market dari posisi surat berharga sebesar Rp146 miliar, sedikit menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp156 miliar. Keuntungan selisih kurs bersih tercatat sebesar Rp36 miliar, menurun dari tahun sebelumnnya yang sebesar Rp773 miliar.
Fee based income per 31 Desember 2011 tercatat sebesar Rp3,37 triliun, mengalami peningkatan 19,78% dari Rp2,81 triliun pada tahun 2010. Fee based income terdiri dari jasa simpanan, jasa ATM, jasa perkreditan, jasa trade finance, jasa kartu kredit, jasa treasury, jasa management pembayaran, jasa kerjasama asuransi, jasa pengawasan, jasa penjaminan, dan jasa sewa deposit box. Kenaikan sebesar 19,78% itu antara lain berasal dari peningkatan jasa simpanan meningkat 20,38%, jasa trade finance naik sebesar 77,42%, dan jasa ATM meningkat 29,61%.
Sedangkan pendapatan lain-lain yang terdiri dari pendapatan denda, pendapatan pelunasan maju kredit, penerimaan biaya tolakan kliring dan lain-lain tercatat sebesar Rp429 miliar pada Desember 2011, meningkat 54,40% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp278 miliar.
Komposisi Fee Based Income 2010 2,89% 3,47%
4,8%
2011
3,83%
3.65% 2.62%
3.71%
5.14% 10.96%
12,14%
64.77%
9.16%
8,46%
64,41%
Biaya Adm. Simpanan
76
ATM
Biaya Adm. Pinjaman
Transaksi Ekspor-Impor
LAPORAN TAHUNAN 2011
Lain-lain
Kartu Kredit
Layanan Pembayaran
Lain-lain
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Beban Operasional Lainnya Beban operasional lainnya meningkat sebesar 6,03% dari Rp16,11 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp17,09 triliun pada tahun 2011. Kenaikan biaya ini dapat ditutupi oleh kenaikan pendapatan sehingga BRI dapat memperbaiki rasio CER (Cost Effeciency Ratio) dari tahun sebelum di level 42,22% ke level 41,17% pada tahun 2011. Beban tenaga kerja dan tunjangan mengalami peningkatan sebesar Rp25,13 miliar dari sebesar Rp8,68 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp8,70 triliun pada tahun 2011.
Pertumbuhan Biaya Umum dan Administrasi antara lain dikarenakan bertambahnya jumlah jaringan dan layanan (unit kerja operasional dan e-channel). BRI terus menerus mengoptimalkan pengembangan, perluasan, dan kualitas jaringan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, ATM, dan electronic delivery channel lainnya. Sepanjang tahun 2011, BRI menambah 18 Kantor Cabang, 32 Kantor Cabang Pembantu, 48 Kantor Kas, 200 BRI unit, 687 Teras BRI, menambah 1.187 ATM di lokasi-lokasi strategis, dan pemasangan 15.554 EDC baru. (dalam miliar Rupiah)
2007
2008
2009
2010
2011
Tenaga kerja & tunjangan
5.274
6.329
6.676
8.676
8.701
Umum & administrasi
2.405
3.088
3.718
4.711
5.679
Rugi dari penurunan/penjualan nilai efek & obligasi rekap
46
150
0
0
0
Premi Program Penjaminan Pemerintah
267
349
424
524
624
Kerugian selisih kurs - bersih
0
0
0
0
0
Lain-lain
1.024
1.079
1.142
2.203
2.082
Total Beban Operasional Lainnya
9.020
10.997
11.960
16.114
17.086
Beban Operasional Lainnya (dalam triliun Rupiah) 16,11 13,67% 11,96 11,00 9,02 11,39% 2,96% 0,51% 26,66%
58,47%
9,835 3,17% 1,36% 28,08%
57,55%
3,25%
9,55% 3,55%
29,24%
17,09 12,19% 3,65%
33,24%
31,09%
55,82%
53,84%
50,92%
Tenaga Kerja dan Tunjangan
Umum dan Administrasi
Premi Program Penjaminan Pemerintah
Kerugian dan Penurunan atau Penjualan Nilai Efek dan Obligasi Rekap
Lain-lain
Total Beban Operasional Lainnya
2007 2008 2009 2010 2011 Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Selama tahun 2011, jumlah beban penyisihan penghapusan aktiva produktif mengalami penurunan sebesar 30,11% dari Rp7,92 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp5,53 triliun pada tahun 2011, seiring dengan tren membaiknya kualitas aktiva produktif di semester 2 tahun 2011.
77
LAPORAN TAHUNAN 2011
Beban Pajak Penghasilan Salah satu kontribusi yang diberikan Bank BRI kepada pemerintah selain pemberian dividen adalah pajak. Beban pajak penghasilan meningkat dari Rp3,44 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp3,67 triliun di tahun 2011, kontribusi pajak tersebut telah memperhitungkan manfaat pajak tangguhan sebesar Rp407,32 miliar.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
77
KONDISI KEUANGAN Dengan fundamental keuangan yang kokoh, di tahun 2011 BRI berhasil mencatat kinerja keuangan yang memuaskan. Kualitas aset dan tingkat likuiditas berhasil dipertahankan untuk mendukung ekspansi bisnis lebih lanjut dan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada para pemegang saham. Berikut ringkasan neraca BRI 5 tahun terakhir:
2007
2008
203.735
246.077
5.041
Giro pada Bank Indonesia Giro & Penempatan pd bank lain netto Surat Berharga yang dimiliki - netto
Ringkasan Neraca* Total Aktiva Kas
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Kredit yang Diberikan PPAP Kredit -/-
2009
2010
2011
316.947
404.286
469.899
6.750
8.139
9.976
10.526
31.048
9.946
12.893
19.990
33.040
15.543
25.622
49.485
88.930
79.130
20.482
24.322
25.528
23.750
48.129
(dalam mililiar Rupiah)
18.223
16.352
15.027
13.626
8.996
113.973
161.108
208.123
252.489
294.515
(6.958)
(8.005)
(11.368)
(14.103)
(16.090)
Penyertaan - netto
77
90
111
133.89
164.69
Asset tetap - netto
1.644
1.350
1.366
1.569
1.853
Aktiva lain-lain
4.663
8.542
7.642
7.924
9.635
Tagihan Derivatif - netto
24
0
143
88
18
654
479
348
660
1.692
Aktiva Pajak Tangguhan
1.270
2.000
1.915
2.295
2.632
Aktiva lain
2.714
6.063
5.235
4.881
5.294
Total Pasiva
203.735
246.077
316.947
404.286
469.899
Kewajiban
184.297
223.720
289.690
367.612
420.079
165.600
201.537
255.928
333.652
384.264
37.162
39.923
50.094
77.364
76.779
Tabungan
72.300
88.077
104.463
125.990
154.133
Deposito
56.138
73.538
101.371
130.298
153.353
Kewajiban segera
3.956
5.621
4.333
4.124
3.962
Simpanan dari bank lain
1.611
3.428
4.450
5.160
4.024
103
103
544
526
103
Pinjaman diterima
2.382
3.356
13.611
9.455
13.098
Pinjaman Subordinasi
2.140
711
2.678
2.156
2.136
Kewajiban Lainnya
8.505
8.964
8.144
12.539
12.492
Tagihan Akseptasi - netto
Simpanan nasabah Giro
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Ekuitas
19.438
22.357
27.257
36.673
49.820
Modal disetor
6.159
6.163
6.165
6.167
6.167
Modal lainnya
3.301
2.869
3.258
3.383
3.588
Kepentingan Non Pengendali Laba Rugi Ditahan
46 9.978
13.325
17.835
27.123
* Angka Konsolidasi
78
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
40.019
Aktiva Per 31 Desember 2011 total aktiva BRI mengalami kenaikan sebesar 16,23% dari Rp404,29 triliun pada Desember 2010 menjadi sebesar Rp469,90 triliun, penyumbang terbesar dari kenaikan aset berasal dari aktiva produktif dimana dari tahun lalu mengalami peningkatan sebesar Rp52,95 triliun dari Rp379,70 triliun pada Desember 2010 menjadi sebesar Rp432,65 triliun pada Desember 2011. Komposisi aktiva produktif pada Desember 2011 sebesar Rp432,65 triliun masih didominasi oleh kredit dan piutang sebesar Rp294,52 triliun atau 68,07% dari total aktiva produktif. Komposisi obligasi rekap pemerintah sebesar 2,08% dan aktiva produktif lainnya termasuk SBI dan efek-efek lainnya sebesar 29,85% dari total aktiva produktif. Seiring dengan pertumbuhan aktiva produktif dan dalam beberapa kondisi terdapat bukti obyektif adanya penurunan nilai akibat kondisi usaha debitur yang menurun, total Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang dibentuk per 31 Desember 2011 mencapai sebesar Rp16,09 triliun, meningkat 14,09% dari posisi Desember 2010 yang tercatat sebesar Rp14,10 triliun. BRI melakukan perhitungan pencadangan menggunakan dasar penurunan nilai (impairment) yang di-assess secara individual atau secara kolektif.
Efek-efek Efek-efek BRI mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 102,65% dari Rp23,75 triliun pada 31 Desember 2010 menjadi sebesar Rp48,13 triliun pada 31 Desember 2011. Obligasi Rekap Pemerintah Per 31 Desember 2011, BRI memiliki obligasi rekap Pemerintah sebesar Rp8,99 triliun mengalami penurunan 33,98% dari tahun 2010 yang sebesar Rp13,63 triliun. Penurunan ini disebabkan terdapat obligasi rekap pemerintah yang jatuh tempo sebesar Rp4,63 triliun sehingga menyebabkan kontribusi obligasi rekap pemerintah terhadap total asset mengalami penurunan dari 3,37% menjadi 1,91%.
Obligasi Rekap Pemerintah (dalam triliun Rupiah)
18,22
16,35 15,03 6,54
13,63 5,27
3,60 3,60
Kas dan Giro pada BI Posisi kas pada tahun 2011 mengalami kenaikan 5,52% dari Rp9,98 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp10,53 triliun pada Desember 2011. Giro pada BI juga mengalami peningkatan 65,29% dari Rp19,99 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp33,04 triliun pada tahun 2010, kenaikan tersebut terutama disebabkan adanya peraturan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM), dan jumlah tersebut merepresentasikan GWM untuk Rupiah yang tercatat di Bank Indonesia sebesar 9,33%. Giro dan Penempatan pada bank lain Giro dan penempatan pada bank lain mengalami sedikit penurunan sebesar 11,02% dari Rp88,93 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp79,13 triliun pada Desember 2011. Penurunan tersebut terutama disebabkan karena penurunan penempatan pada bank lain dalam USD (pihak ketiga) di tahun 2011 yaitu berupa penurunan inter-bank call money sebesar Rp9,77 triliun dan penurunan Deposit on Call sebesar Rp900 miliar.
79
LAPORAN TAHUNAN 2011
9,00
4,31 11,08
11,43
11,68
10,03
4,68
2007 2008 2009 2010 2011 Suku Bunga Tetap
Suku Bunga Mengambang
Total
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
79
Kredit Pada tahun 2011, BRI berhasil meningkatkan jumlah kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah dari Rp252,49 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp294,52 triliun pada tahun 2011 atau meningkat 16,64%. Sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BRI memiliki proporsi Kredit kepada UMKM yang dominan yaitu sebesar 80,91% dari total portofolio kredit, kredit tersebut meliputi kredit mikro, ritel dan menengah. Sisanya sebesar 19,09% disalurkan pada sektor korporasi yang meliputi perusahaan BUMN maupun non BUMN. Porsi kredit BUMN terhadap kredit Korporasi mencapai 57,19%. Mulai tahun buku 2010 kredit yang diberikan dicatat sesuai dengan PSAK 50/55 (Revisi 2006). Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar yaitu sebesar harga transaksi dan selanjutnya dicatat sebesar nilai tercatat (amortised cost) yakni sisa pokok setelah diperhitungkan dengan amortisasi atas Provisi dan Biaya Transaksi (beban BRI) selama biaya transaksi tersebut dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk merealisasi kredit tersebut. Amortisasi tersebut menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate).
Pinjaman yang Diberikan
Kualitas kredit Kredit BRI dengan kualitas lancar meningkat 15,05% dari Rp233 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp268,06 triliun pada Desember 2011. Kredit dengan katagori Dalam Perhatian Khusus sedikit meningkat dari Rp12,44 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp19,62 triliun pada Desember 2011. Sedangkan non performing loan gross BRI secara konsolidasi mengalami perbaikan, yaitu dari sebesar Rp7,05 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp6,84 triliun pada Desember 2011, sehingga rasio NPL gross BRI pada Desember 2011 menjadi sebesar 2,32% membaik dari tahun 2010 yang sebesar 2,79%. NPL nett juga mengalami perbaikan dari 0,75% pada Desember 2010 menjadi 0,42% pada Desember 2011. Penghapusbukuan & Penerimaan Kembali Kredit yang Telah Dihapusbukukan (Recovery) Pada tahun 2011, BRI melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp4,39 triliun dan menerima kembali kredit yang telah dihapusbukukan (recovery) sebesar Rp1,79 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2010, terdapat penurunan penghapusbukuan kredit sebesar 11,46% dan peningkatan recovery sebesar 57,85%. (dalam triliun Rupiah)
(dalam triliun Rupiah) 2009
2010
2011
Penghapusbukuan pinjaman
2,51
4,96
4,39
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku
0,77
1,14
1,79
294,52 246,96 43,87
205,52
161,06 30,80 113,85
56,23 13,84
13,90
38,30 14,91
129,14
12,45
113,83
19,81 98,24
8,35 75,05 53,09
75,37 32,60
42,76
95,30
54,08
2007 2008 2009 2010 2011 Mikro
Ritel
Menengah
Korporasi
Total
80
LAPORAN TAHUNAN 2011
Penyertaan Saham Penyertaan Saham BRI per 31 Desember 2011 (nett) adalah sebesar Rp164,69 miliar, meningkat 23,01% dari Desember 2010 yang sebesar Rp133,89 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya kenaikan nilai tercatat PT BTMU - BRI Finance dari Rp134,13 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp163,28 miliar pada tahun 2011. Kenaikan nilai tercatat ini berasal dari kenaikan akumulasi atas Bagian Laba Netto Perusahaan PT BTMU - BRI Finance tersebut. Selain itu, penyebab kenaikan lainnya adalah karena pada tahun 2011, BRI melakukan penyertaan saham pada 5 (lima) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan pada PT Aplikasinusa Lintasarta sebesar Rp298 juta.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Rincian penyertaan yang telah dimiliki BRI per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: a.
PT BTMU-BRI Finance (dahulu PT UFJ BRI Finance)
Rp163,28 miliar
b. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Rp900 juta
c.
Rp536 juta
PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia
d. PT Pemeringkat Efek Indonesia
Rp210 juta
e.
Rp298 juta
BPR-BPR dan PT Aplikasinusa Lintasarta
Aktiva Tetap Sejalan dengan kegiatan ekspansi jaringan kerja BRI, terdapat kenaikan investasi aktiva tetap di tahun 2011. Posisi aktiva tetap tercatat sebesar Rp5,99 triliun, naik 10,83% dari tahun 2010 yang sebesar Rp5,41 triliun.
2007
Aktiva Tetap
2008
2009
2010
2011
(dalam miliar Rupiah)
Tanah & Bangunan
1.340
1.436
1.582
1.811
2.017
627
635
665
754
891
Meubelair & Inventaris Kendaraan Komputer dan perangkat lunak
306
500
536
550
658
1.884
2.025
2.159
2.289
2.424
Leasing Total
328
59
3
1
0
4.486
4.655
4.945
5.405
5.990
Dana Pihak Ketiga (DPK) DPK merupakan dana yang dihimpun dari pihak ketiga dalam bentuk giro, tabungan dan deposito termasuk produk syariah seperti Giro wadiah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Berjangka Mudharabah.
Aktiva Lain-Lain Pada 31 Desember 2011, aktiva lain-lain tercatat sebesar Rp9,64 triliun meningkat 21,60% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,92 triliun. Pos ini terdiri dari tagihan derivatif, tagihan akseptasi, aktiva pajak tangguhan dan aktiva lainnya. Kenaikan Aktiva Lain-lain pada tahun 2011 disebabkan karena adanya kenaikan Tagihan Akseptasi-Netto sebesar Rp1,03 triliun, Aktiva Pajak Tangguhan sebesar Rp0,34 triliun dan Lain-lain sebesar Rp0,41 triliun.
Pada tahun 2011, BRI berhasil meningkatkan DPK dari Rp333,65 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp384,26 triliun atau naik 15,17% dengan perbandingan komposisi dana murah dan dana mahal yang tetap terjaga pada level 60% : 40%. Kontribusi DPK terhadap total kewajiban BRI mencapai 91,47%.
Kewajiban Posisi kewajiban BRI per 31 Desember 2011 mengalami kenaikan 14,27% dari Rp367,61 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp420,08 triliun. Pos dana pihak ketiga mengalami kenaikan 15,17% dibandingkan tahun 2010 yang merupakan keberhasilan strategi pemasaran BRI dalam melakukan penghimpunan DPK, terutama karena dukungan jaringan kerja & e-channel BRI, adanya peningkatan kualitas layanan serta kepercayaan masyarakat kepada BRI.
Dana Pihak Ketiga Bri (dalam triliun Rupiah)
384,26 333,65
153,35
255,93 130,30 201,54 101,37
165,60 73,54 56,14
Giro
72,30
88,08
37,16
39,92
154,13
77,36
76,80
104,46
Tabungan
Deposito
125,99
50,09
Total
2007 2008 2009 2010 2011
81
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
81
Pada Desember 2011 tabungan mengalami pertumbuhan tertinggi dibanding dengan komponen DPK lainnya, yaitu mencapai sebesar Rp154,13 triliun atau naik 22,34% dari tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp125,99 triliun. Komposisi tabungan terhadap total Dana Pihak Ketiga mencapai 40,11%. Peningkatan posisi tabungan ini merupakan bukti keberhasilan sejumlah program promosi tabungan serta semakin beragam dan berkembangnya fiturfitur produk tabungan yang menarik masyarakat untuk menabung di Bank BRI. Pada tahun 2011 Giro mengalami sedikit penurunan sebesar 0,76% dari Rp77,36 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp76,78 triliun pada Desember 2011. Deposito pada posisi 2011 tercatat sebesar Rp153,35 triliun, mengalami kenaikan 17,69% dibanding tahun 2010 yang mencapai sebesar Rp130,30 triliun. Peningkatan Deposito antara lain berasal dari institusi seperti institusi pemerintah dan perusahaan asuransi maupun penabung ritel. Kewajiban Segera Pos ini merupakan kewajiban BRI kepada pihak lain yang harus segera dibayarkan sesuai perintah pemberi amanat perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa transaksi yang masuk ke dalam pos ini adalah titipan pengiriman uang, titipan setoran pajak, titipan ATM dan kartu kredit, titipan setoran kliring dan titipan advance payment. Posisi 31 Desember 2011, BRI mencatat kewajiban segera sebesar Rp3,96 triliun, turun 3,93% dibanding posisi Desember 2010 yang sebesar Rp4,12 triliun. Penurunan terbesar merupakan kontribusi dari pos titipan kartu kredit yaitu tercatat sebesar Rp38,67 miliar pada Desember 2011 lebih kecil bila dibandingkan dengan Desember 2010 sebesar Rp267,9 miliar. Simpanan dari Bank Lain dan Lembaga Lainnya Simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya terdiri dari giro, tabungan, deposito, interbank call money maupun deposit on call. Pos ini digunakan untuk transaksi antar bank dalam rangka operasional dan manajemen likuiditas. Posisi simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp4,02 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp1,14 triliun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,16 triliun.
82
LAPORAN TAHUNAN 2011
Pinjaman yang Diterima Pinjaman yang diterima antara lain digunakan untuk membiayai kegiatan umum BRI dan kebutuhan trade finance. Pos ini terdiri atas pinjaman dari Bank Indonesia (pinjaman likuiditas dan pinjaman untuk investasi aktiva tetap), pinjaman dari Entitas dan Lembaga Pemerintah, pinjaman bilateral dan pinjaman lainnya. Pinjaman yang diterima posisi 31 Desember 2011 tercatat sebesar Rp13,10 triliun mengalami peningkatan Rp3,64 triliun dibanding posisi 31 Desember 2010 yang sebesar Rp9,46 triliun. Kenaikan ini disebabkan terutama karena terdapat kenaikan pinjaman diterima dalam mata uang asing dari beberapa bank asing (seperti Wells Fargo, Sumitomo Mitsui Banking Corp, Citibank, N.A., JP Morgan Chase Bank, N.A, Australia N. New Zealand Bank, Bank of Montreal, The Bank of New York Mellon dan The Bank of Tokyo Mitsubishi UFC, Ltd.) sebesar Rp3,21 triliun pada tahun 2011. Selain itu, terdapat pinjaman dari Entitas dan Lembaga Pemerintah yaitu pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebesar Rp0,23 triliun pada tahun 2011. Pinjaman Subordinasi Total pinjaman subordinasi posisi 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp2,14 triliun yang terdiri dari obligasi subordinasi II sebesar Rp2 triliun dan pinjaman two step loan sebesar Rp141,62 miliar. Pinjaman subordinasi II ini diterbitkan oleh BRI pada tanggal 22 Desember 2009 lalu dengan jangka waktu 5 tahun dan skema bunga tetap sebesar 10,95% serta telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Penerbitan obligasi subordinasi II tersebut diperuntukkan sebagai modal pelengkap (tier II capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan seluruh dana yang diperoleh telah dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi kredit sesuai dengan prinsip-prinsip kehati-hatian. Jika dibandingkan dengan tahun 2010, total pinjaman subordinasi II tidak mengalami perubahan sedangkan untuk pinjaman two step loan, terjadi penurunan pokok pinjaman sebesar Rp21,33 miliar dari total outstanding sebesar Rp162,95 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp141,62 miliar pada tahun 2011.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Kewajiban Lainnya Kewajiban ini antara lain terdiri dari kewajiban derivatif, kewajiban akseptasi, estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi, hutang pajak dan kewajiban lain-lain. Per 31 Desember 2011 kewajiban lainnya tercatat sebesar Rp12,49 triliun atau turun 0,38% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,54 triliun. Penurunan ini diantaranya disebabkan karena penurunan pendapatan diterima di muka. Ekuitas Total ekuitas mengalami peningkatan 35,85% dari Rp36,67 triliun pada Desember 2010 menjadi Rp49,82 triliun pada Desember 2011. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan saldo laba dari Rp27,12 triliun menjadi Rp40,02 triliun pada 31 Desember 2011. Hal ini menunjukkan dukungan pemegang saham untuk mendukung penguatan modal BRI yaitu dengan disetujuinya dividend pay out ratio sebesar 20% dari laba bersih tahun 2010.
83
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
83
INFORMASI ARUS KAS
Aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan yang telah dilakukan oleh BRI sepanjang tahun 2011 memberi dampak pada peningkatan dana kas sebesar Rp5,50 triliun menjadi Rp133,02 triliun, dari Rp127,52 triliun pada posisi akhir tahun 2010 atau meningkat 4,31%. Peningkatan dana kas tersebut berasal dari penambahan kas kegiatan operasional sebesar Rp15,98 triliun, penambahan atau perolehan kas bersih dari kegiatan investasi sebesar Rp1,79 triliun dan kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp8,72 triliun. (dalam triliun Rupiah)
Arus Kas*
2010
2011
Kas Bersih yang Diperoleh dari Kegiatan Operasi
54,34
15,98
Kas Bersih yang Digunakan dari Kegiatan Investasi
(2,19)
(1,79)
Kas bersih yang (Digunakan untuk) Diperoleh dari Kegiatan Pendanaan
(7,07)
(8,72)
* Angka Konsolidasi
Arus Kas dari Kegiatan Operasi Arus kas masuk bersih dari aktivitas operasional di tahun 2011 adalah sebesar Rp15,98 triliun. Arus kas masuk terutama berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar Rp47,78 triliun dan juga dipengaruhi oleh kenaikan tabungan dan deposito berjangka masing-masing sebesar Rp28,14 triliun, dan Rp23,05 triliun. Arus kas masuk tersebut diimbangi oleh arus kas keluar yang terutama digunakan untuk pembayaran beban bunga dan beban operasional serta tambahan pemberian kredit masing-masing senilai Rp13,68 triliun, dan Rp24,29 triliun. Pada tahun 2010, arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasional sebesar Rp54,34, terutama berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah dan juga berasal dari kenaikan simpanan BRI (giro, tabungan dan deposito berjangka) yang diimbangi oleh arus kas keluar, terutama yang digunakan untuk tambahan pemberian kredit, pembayaran beban bunga dan beban operasional.
84
LAPORAN TAHUNAN 2011
Arus Kas untuk Kegiatan Investasi Selama tahun 2011, arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan investasi adalah sebesar Rp1,79 triliun, terutama berasal dari pengurangan efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp1,21 triliun. Di tahun 2010, penggunaan arus kas bersih untuk kegiatan investasi sebesar Rp2,19 triliun di tahun 2010. Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan Pada tahun 2011, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar adalah Rp8,72 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk pembelian efek-efek yang dibeli dengan janji di jual kembali sebesar Rp9,19 triliun serta pembagian laba untuk dividend, cadangan tujuan dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dengan total sebesar Rp2,75 triliun, diimbangi dengan penerimaan pinjaman sebesar Rp3,64 triliun. Sedangkan di tahun 2010, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp7,07 triliun, yang terutama digunakan untuk pembagian laba untuk dividen, PKBL, serta pembayaran pinjaman yang diterima.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
RASIO KEUANGAN RASIO KEUANGAN*
2010
2011
Rasio Kinerja 1.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
13,76%
14,96%
2.
Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif
2,19%
1,79%
3.
Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif
2,24%
1,85%
4.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan
4,58%
4,51%
terhadap aset produktif 5.
NPL gross
2,78%
2,30%
6.
NPL nett
0,74%
0,42%
7.
Return on Asset (ROA)
4,64%
4,93%
8.
Return on Equity (ROE)
43,83%
42,49%
9.
Net Interest Margin (NIM)
10,77%
9,58%
10.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
70,86%
66,69%
11.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
75,17%
76,20%
i. Pihak terkait
0,00%
0,00%
ii. Pihak tidak terkait
0,00%
0,00%
i. Pihak terkait
0,00%
0,00%
ii. Pihak tidak terkait
0,00%
0,00%
a. GWM Utama Rupiah
8,05%
9,33%
b. GWM Valuta Asing
1,00%
8,00%
Posisi Devisa Netto (PDN) secara keseluruhan
4,45%
5,49%
Kepatuhan (Compliance) 1.
a. Persentase pelanggaran BMPK
b. Persentase pelampauan BMPK
2.
3.
Giro Wajib Minimum
* Hanya angka Bank
Kecukupan Modal Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008, Bank wajib menghitung rasio Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional. CAR BRI sebesar 14,96% di tahun 2011, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 13,76%. Peningkatan ini disebabkan karena kebijakan manajemen BRI yang cermat dalam pengelolaan modal dan kebijakan dalam melakukan ekspansi kredit yang diberikan kepada kredit yang memiliki bobot risiko rendah.
85
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
85
Posisi Kecukupan Modal BRI dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut:
URAIAN
2008
15.448
17.796
1.819 209
2009
2010
2011
20.846
27.673
38.215
1.945
1.993
4.037
3.601
553
-
-
-
(dalam miliar Rupiah)
Modal Inti Modal Pelengkap Penyertaan Total Modal Tersedia Total ATMR kredit dan pasar
2007
17.059
19.188
22.839
31.711
41.816
107.711
145.581
173.068
203.316
226.605
Total ATMR kredit dan operasional
-
-
-
229.014
277.303
Total ATMR kredit, pasar dan operasional
-
-
-
230.447
279.603
15,84%
13,18%
13,20%
15,60%
18,45%
Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risiko operasional
-
-
-
13,85%
15,08%
Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional
-
-
-
13,76%
14,96%
Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risiko pasar
Imbal Hasil Imbal hasil terhadap ekuitas (Return On EquityROE) yang merupakan cerminan dari imbal hasil kepada pemegang saham dapat dipertahankan di level 42,49%, sedikit dibawah pencapaian ROE tahun 2010 di level 43,83%. Kebijakan penetapan Dividen Payout Ratio menjadi 20% secara signifikan meningkatkan laba ditahan BRI sehingga memperkuat ekuitas BRI. Peningkatan ekuitas BRI yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan laba bersih BRI menyebabkan ROE BRI tahun 2011 lebih rendah dibandingkan ROE BRI tahun 2010.
meningkatnya LDR BRI di dukung oleh peningkatan efisiensi kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh BRI menyebabkan BRI mampu menekan BOPO di tahun 2011 menjadi 66,69% dari 70,86% di tahun 2010.
Sedangkan imbal hasil terhadap aktiva sebelum pajak (Return on Asset before tax) mengalami kenaikan dari 4,64% pada Desember 2010 menjadi sebesar 4,93% pada Desember 2011. Rasio ROE dan ROA tersebut masih diatas rata-rata industri.
Posisi Devisa Neto Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Posisi Devisa Netto (PDN) secara keseluruhan merupakan penjumlahan nilai absolut atas selisih bersih aktiva dan kewajiban serta selisih bersih atas tagihan dan kewajiban rekening administratif dari masing-masing mata uang asing yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah. Pada tahun 2011, rasio PDN BRI adalah sebesar 5,49% meningkat dibanding rasio PDN pada tahun 2010 yang sebesar 4,45%.
Net Interest Margin Penurunan BI Rate 50 Bps sepanjang tahun 2011 turut menekan Net Interest Margin industri perbankan di Indonesia. Namun demikian, di tahun 2011 ini BRI tetap mampu menjaga NIM di level 9,58% jauh diatas rata-rata industri perbankan, meskipun menurun di banding NIM BRI tahun 2010 (10,77%). Loan to Deposit Ratio Komitmen BRI dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga. Rasio pinjaman terhadap simpanan BRI (Loan to Deposit Ratio) di tahun 2011 sebesar 76,20%, meningkat dibandingkan LDR BRI tahun 2010 sebesar 75,17%. BOPO Meningkatnya kualitas penyaluran kredit, tingginya rasio imbal hasil, terjaganya tingkat NIM, serta
86
LAPORAN TAHUNAN 2011
Giro Wajib Minimum Berdasarkan kebijakan Bank Indonesia, BRI wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah dan GWM valas. Pada Desember 2011 posisi GWM rupiah BRI adalah sebesar 9,33% dan posisi GWM valas sebesar 8%.
Per tanggal 31 Desember 2011, BRI memenuhi seluruh rasio wajib (statutory ratio) yang ditentukan oleh Bank Indonesia maupun oleh perundangundangan dan peraturan yang berlaku. Selain itu, sebagian besar dari rasio-rasio keuangan penting yang disajikan dalam tabel di atas, menunjukkan landasan atau fundamental keuangan BRI yang kokoh, kinerja BRI yang patut dibanggakan, dan fungsi intermediasi perbankan yang benarbenar dilakukan oleh Bank BRI secara profesional, transparan dan bertanggung jawab.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Ketentuan baru di tahun 2012
1. Perhitungan ATMR Kredit dengan Standardized Approach BRI telah siap menerapkan perhitungan Asset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit dengan menggunakan perhitungan standar pada laporan keuangan tahun 2012 sesuai dengan Surat Edaran BI Nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011. Penerapan ini akan berdampak pada perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dimana rasio KPMM mengalami sedikit penurunan yang sebagian besar disebabkan oleh pengelompokan kredit dengan plafond diatas Rp1 miliar masuk kedalam kategori portofolio tagihan kepada korporasi dengan bobot risiko 100%. Penerapan ketentuan ini diperkirakan tidak akan menurunkan rasio CAR BRI secara signifikan karena BRI tetap fokus pada segmen usaha UMKM dimana pada posisi Desember 2011 komposisi UMKM terhadap total kredit sebesar 80,24% dan penyaluran kredit diarahkan kepada kredit dengan ATMR relatif rendah seperti kepada BUMN.
87
LAPORAN TAHUNAN 2011
2. Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank (TKB) dengan RBBR (Risk Based Bank Rating) Pada tahun 2012 BRI menerapkan perhitungan tingkat kesehatan bank (TKB) dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No: 31/1/PBI/2011 Tanggal 5 Januari 2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011. Penilaian TKB dengan metode RBBR ini memperhitungkan 4 faktor, yaitu pelaksanaan Good Corporate Governance, Risk Profile, Earnings (kemampuan rentabilitas) dan Capital (permodalan). Untuk hasil penilaian TKB RBBR (Bank only) posisi Desember 2011 (unaudited), posisi BRI berada pada peringkat komposit 1 (sangat sehat). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi BRI secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dan perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktorfaktor penilaian antara lain profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas dan permodalan yang secara umum sangat baik.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
87
Tinjauan Bisnis Bisnis Mikro, Kecil & Menengah
BRI sejak awal memiliki komitmen untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan fokus utama bisnis BRI. Komitmen tersebut terlihat dari penyaluran sebagian besar portofolio pinjaman BRI ke segmen UMKM.
88
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Besarnya komitmen BRI terhadap pengembangan UMKM tercermin dari sumber daya dan infrastruktur yang disediakan BRI untuk melayani segmen ini, antara lain melalui penyediaan produk dan pelayanan BRI di segmen bisnis mikro, bisnis ritel dan bisnis menengah. BISNIS MIKRO Salah satu visi BRI adalah menjadi lembaga keuangan mikro (microbanking) terbaik di dunia yang menguntungkan dan berkelanjutan, dan dengan mengutamakan kepuasan nasabah. Strategi pertumbuhan BRI dalam segmen mikro adalah dengan terus memperluas jangkauan pelayanan ke seluruh pelosok Indonesia, dengan menyediakan produk dan jasa keuangan mikro yang sederhana, aman dan mudah diakses oleh nasabah. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, BRI telah mempersiapkan dan mengembangkan sistem yang handal untuk mendukung upaya pengembangan basis nasabah pinjaman dan simpanan. Selain itu, BRI terus mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki integritas tinggi dan profesional di bidang keuangan mikro. Selama tahun 2011, BRI telah menyalurkan kredit mikro komersial sebesar Rp78,99 triliun, meningkat Rp9,29 triliun atau 13,34 % dari posisi tahun 2010. Selain Kupedes, BRI juga menyalurkan KUR Mikro yang merupakan fasilitas pembiayaan bagi para pengusaha mikro pemula dengan jaminan asuransi kredit dari Pemerintah. Bagi BRI, penyaluran KUR Mikro merupakan salah satu sarana untuk menambah basis calon nasabah Kupedes yang berkualitas. Jaminan asuransi kredit dari Pemerintah sebesar 70% dari total loss menjadikan KUR sebagai skim kredit dengan profil risk and return yang memadai untuk BRI. KUR Mikro mulai disalurkan di tahun 2008, dengan jumlah debitur sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 1,93 juta debitur, dengan total outstanding mencapai Rp11,20 triliun. Mengembangkan Produk Perbankan Mikro yang Unggul Dalam rangka terus meningkatkan jumlah nasabah, BRI senantiasa berupaya mengembangkan fitur produk pinjaman mikro dan kebijakan pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang sekaligus dapat menjadi tolok ukur keberhasilan microbanking BRI.
89
LAPORAN TAHUNAN 2011
Beberapa fitur baru tersebut telah dikembangkan untuk produk Kupedes dan Simpedes yang telah dipasarkan selama tahun 2011, antara lain: - Kupedes untuk Pembiayaan Motor Merupakan fitur Kupedes yang digunakan untuk membiayai pembelian motor dengan agunan BPKB motor yang dibeli. Selama ini, kepemilikan motor nasabah di BRI Unit umumnya dilakukan dengan cara pembelian tunai atau kredit melalui lembaga pinjaman yang disediakan oleh dealer kendaraan bermotor. Melalui penyempurnaan fitur Kupedes tersebut, kebutuhan nasabah mikro akan pembiayaan motor dapat dipenuhi. - Kupedes untuk Pembiayaan Perumahan Merupakan fitur untuk memenuhi kebutuhan nasabah segmen mikro dalam pembelian, pembangunan maupun renovasi rumah atau tempat usaha. Fitur ini dikembangkan dengan pertimbangan bahwa sampai saat ini perbankan pada umumnya hanya menawarkan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) untuk daerah perkotaan dan kebutuhan segmen mikro belum terjangkau oleh skim KPR yang ada. - Kupedes untuk Sambungan Langsung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Permintaan masyarakat terhadap fasilitas sambungan air PDAM terus meningkat. Namun demikian, biaya instalasi pemasangan pipa sambungan tersebut umummya dibebankan kepada pelanggan. Besarnya biaya instalasi ini menjadi kendala untuk sebagian masyarakat yang ingin menikmati fasilitas PDAM. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut adalah pola pembiayaan pemasangan/instalasi sambungan baru PDAM melalui Kupedes BRI.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
89
- KUR TKI Mikro Sesuai dengan addendum III MoU KUR yang ditandatangani tanggal 16 September 2010, BRI telah menyalurkan KUR kepada TKI. KUR TKI adalah skema KUR yang disalurkan kepada TKI untuk pembiayaan yang menjadi bebannya dalam proses penempatan ke luar negeri. - Simpedes Impian Simpedes Impian merupakan diversifikasi produk Simpedes BRI yang mampu mengakomodir kebutuhan nasabah dalam merencanakan masa depannya terkait dengan rencana investasi, rencana pendidikan, maupun rencana lainnya yang bersifat finansial. - Simpedes Usaha Merupakan fitur Simpedes yang dikhususkan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transakasi perbankan untuk mendukung kegiatan bisnis/usahanya disebut Simpedes Usaha. Program Pemasaran Bisnis Mikro Guna mencapai sasaran sepanjang tahun 2011 baik dalam hal penambahan jumlah rekening maupun outstanding simpanan dan pinjaman maupun untuk meningkatkan loyalitas nasabah, BRI melakukan program pemasaran terpadu, antara lain sebagai berikut: Program untuk Ekspansi Bisnis dan Akuisisi Nasabah Baru Pesta Rakyat Simpedes (PRS) PRS dirancang sebagai event khusus pemasaran produk Simpedes yang dilaksanakan pertama kali tahun 2008.
PRS dilaksanakan sebagai kegiatan pemasaran terpadu produk pinjaman Kupedes, KUR, Simpedes dan produk e-banking. Selama tahun 2011 PRS telah dilaksanakan di 273 Kantor Cabang BRI dengan mengangkat tema e-banking khususnya sms-banking. BRI Peduli Pasar Rakyat (BRI Pesat) Melalui program BRI Pesat, BRI melakukan kegiatan pemasaran produk BRI (simpanan, pinjaman, e-banking, dan lainnya) secara terpadu dan terintegrasi ke pasar-pasar tradisional yang langsung menyentuh komunitas pedagang dan pengunjung pasar. Adapun tujuan dari program BRI Pesat antara lain: - Membangun dan menumbuhkan kembali awareness komunitas pedagang dan pengunjung pasar-pasar tradisional terhadap produk dan layanan Bank BRI. - Meningkatkan jumlah nasabah (volume base) baik penyimpan, peminjam maupun transaksi perbankan lainnya. - Membantu komunitas pedagang pasar tradisional dalam upaya mendapatkan layanan perbankan untuk pengembangan usaha melalui pembiayaan kredit dengan bunga yang ringan. - Membantu PD/Dinas Pasar dalam upaya menata pasar agar lebih bersih, sehat dan nyaman melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program tersebut tidak hanya diperuntukan bagi hal-hal yang bersifat fisik, namun juga untuk halhal yang bersifat non fisik (pengobatan dll). Panen Bulanan Simpedes (PBS) PBS merupakan program undian berhadiah yang memberikan peluang kepada nasabah yang tidak terakomodasi melalui program undian di tingkat Kantor Cabang. PBS dilakukan oleh tiap BRI Unit dalam kurun waktu 2 bulan sekali dan dilakukan secara bergilir yang diatur oleh Kantor Cabang. Program Kemitraan BRI juga mengembangkan Bisnis Mikro melalui kerjasama dengan berbagai mitra baik dari sektor swasta, pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan dengan tujuan memperluas basis nasabah mikro. Dalam program kemitraan tersebut BRI melakukan akuisisi nasabah baru melalui penyelenggaraan acara yang menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan para mitra.
90
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Kami sangat mengapresiasi kehadiran BRI di tengah-tengah kami. Melalui program pemberdayaan para pengusaha kecil di wilayah kami, BRI berhasil sekaligus meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Kami juga sangat terbantu dengan banyaknya jaringan ATM di sekitar kami, hal ini memudahkan kami dalam melakukan transaksi perbankan. BRI juga sangat dikenal oleh masyarakat sekitar dibandingkan bank-bank lain di daerah Cisarua. Selain program pemberdayaan UKM, program Penanaman Satu Juta Pohon oleh BRI memang sangat diharapkan oleh masyarakat, agar kawasan Puncak ini dapat kembali hijau, dan dapat mengembalikan persediaan air, mengingat saat ini daerah resapan air di wilayah ini sangatlah kurang. Harapan kami kepada BRI, agar dalam pemberian kredit tidak terlalu birokratis dan menyesuaikan dengan kemampuan masyarakat kami. Disamping itu, kami harap BRI dapat membantu mengembangkan potensi perekonomian usaha ternak sapi di Citeko yang masih belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.
Program untuk Meningkatkan Loyalitas Nasabah BRI juga melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan loyalitas nasabah maupun meningkatkan awareness masyarakat terhadap berbagai produk perbankan mikro BRI, sebagai berikut: • Program Pemasaran Loyalty Melalui Mudik Bersama Kupedes dan Simpedes Pada tahun 2011, acara Mudik Bersama Kupedes dan Simpedes telah memberangkatkan 3.068 nasabah Kupedes dan Simpedes dengan menggunakan 52 bus serta 50 TKI dari Malaysia, dengan tujuan rute Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. • Program Pemasaran Melalui Pameran Mengikuti berbagai pameran bersama, seperti pameran Inacraft, fashion, kuliner dan lain sebagainya, dengan menyertakan nasabah mikro BRI sebagai peserta pameran guna membuka peluang pasar yang lebih besar untuk mereka.
91
LAPORAN TAHUNAN 2011
H. Mamad Sukendar Lurah Desa Citeko, Cisarua, Bogor Populasi: 12.761 jiwa
Microfinance International Cooperation Berawal dari kegiatan International Visitor Program terhadap kegiatan microbanking BRI, yang kemudian memperoleh pengakuan dalam bentuk grant dari USAID dan World Bank/CGAP (Consultative Group to Assist the Poor). BRI memanfaatkan momentum ini untuk membentuk BRI Microfinance International Cooperation (MIC) pada tahun 2008. MIC merupakan salah satu bentuk global corporate social responsibility BRI dalam rangka mengembangkan bisnis microfinance yang terdepan di dunia. Melalui MIC, BRI menjalankan Microfinance Training and Study Visit (MTSV), business captures, serta technical assistance di bidang microfinance. BRI MIC juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga microfinance dunia seperti Asia-Pacific Rural and Agricultural Credit Association (APRACA), Microfinance Network (MFN), Microcredit Summit, Banking With The Poor (BWTP), Woman World Banking, APEC, dan lainnya.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
91
Saya menjadi nasabah BRI sejak tahun 2010. Saat ini kredit saya berjumlah Rp50 juta, yang saya gunakan untuk keperluan pengelolaan persediaan barang di toko bahan bangunan saya. Layanan yang diberikan oleh BRI sudah bagus, tidak susah dalam
tidak pernah terpikir oleh saya untuk berganti bank walaupun banyak bank
mengajukan kredit, dan
yang mencoba menawarkan kredit serupa kepada saya. Hal ini karena sudah terbina hubungan yang baik diantara saya dan para pegawai BRI Unit. H. Burdahedi Pengusaha toko bahan bangunan Nasabah mikro BRI
Rencana Pengembangan Percepatan Pertumbuhan Bisnis Mikro BRI akan terus memasarkan produk dan jasa perbankan mikronya secara lebih agresif pada tahuntahun mendatang. Hal tersebut dilakukan antara lain dengan cara langsung jemput bola pada masyarakat Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, maka dilakukan penjajakan terhadap kluster-kluster usaha yang merupakan potensi pasar untuk produk dan jasa mikro oleh unit kerja yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Kantor Pusat mendukung pengembangan bisnis mikro dengan membina hubungan baik dengan lembaga, instansi atau pihak ketiga di tingkat pusat untuk membuka dan memudahkan penetrasi pasar oleh unit kerja di daerah. Memperkokoh Basis Nasabah Pemasaran pinjaman maupun simpanan tidak lagi semata-mata dilihat dari jumlah Rupiah, namun juga harus diikuti dengan penambahan jumlah nasabah. Peningkatan jumlah nasabah diharapkan dapat memperkuat basis nasabah BRI, sekaligus dapat memacu perkembangan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
92
LAPORAN TAHUNAN 2011
Pengembangan SDM yang Profesional Peningkatan jumlah unit kerja harus didukung dengan SDM yang berkualitas. Sehubungan dengan hal itu, jumlah SDM yang diperlukan terus dipenuhi dan kualitas dari SDM yang ada terus ditingkatkan melalui program pendidikan secara berkala dan berkesinambungan. Re-organisasi Bisnis Mikro Struktur organisasi Bisnis Mikro telah dan akan dimodifikasi sedemikian rupa agar memberi ruang untuk tindakan pengambilan kebijakan yang proaktif, lentur, fokus dengan memaksimalkan semua potensi guna mendukung akselerasi pertumbuhan Bisnis Mikro BRI. Pengembangan Fitur Produk Simpedes
Pengembangan fitur produk Simpedes terutama ditujukan untuk brand rejuvenation sehingga Simpedes menarik bagi kalangan yang lebih muda. Selain itu fitur Simpedes juga akan dikembangkan guna memenuhi perkembangan kebutuhan nasabah mikro yang juga memerlukan produk tabungan yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi bisnis maupun untuk keperluan pribadi.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Kupedes Sesuai dengan data penyaluran kredit dari Departemen Koperasi, dari seluruh unit usaha UMKM yang diperkirakan sebesar 55,21 juta pengusaha, layanan perbankan baru dapat menjangkau kurang dari 25% jumlah UMKM tersebut. Oleh karena itu, saat ini dikembangkan beberapa fitur Kupedes yang diharapkan dapat menambah akses calon debitur tanpa meninggalkan kesederhanaan produk Kupedes. Diharapkan dengan pengembangan fitur tersebut dapat menyerap pasar yang masih tersedia dan meningkatkan jumlah debitur mikro.
BISNIS RITEL DAN MENENGAH Bisnis ritel dan menengah merupakan segmen bisnis BRI yang ditujukan untuk melayani pelaku bisnis kecil dan menengah, baik berupa kredit modal kerja maupun kredit investasi, serta kredit program kredit yang terkait dengan program-program pemerintah sehubungan dengan pemberdayaan perekonomian masyarakat. Selain untuk usaha produktif, BRI juga menyediakan produk untuk pelayanan kebutuhan pembiayaan keperluan pribadi para pegawai baik di sektor swasta maupun Pemerintah melalui Briguna.
93
LAPORAN TAHUNAN 2011
Strategi dan Pencapaian Kredit Ritel dan Menengah Tahun 2011 merupakan tahun konsolidasi bagi segmen bisnis ritel dan menengah. Hal ini merupakan tindakan yang sengaja dipilih oleh BRI dalam usaha memperbaiki kualitas portofolio kredit komersial di segmen ini yang selama 2 tahun terakhir mengalami kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loans (NPL). Secara garis besar, tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas portofolio kredit komersial di segmen ini dapat dikategorikan ke dalam 2 (dua) jenis tindakan. Pertama adalah remedial steps, yang bersifat ad hocs dan berjangka pendek, ditujukan untuk menurunkan tingkat kredit bermasalah yang sudah terjadi, dengan tujuan akhir penurunan NPL di tahun 2011. Kedua adalah pro active steps, merupakan tindakan pencegahan guna memastikan bahwa dimasa depan tidak lagi terjadi pemburukan kredit diatas batas kenormalan bisnis. Tindakan remedial yang dimulai di awal tahun 2011 membuahkan hasil yang menggembirakan, terlihat dari turunnya tingkat kredit bermasalah untuk segmen ritel dan menengah masing-masing dari 5,11% dan 6,90% di akhir tahun 2010 menjadi 4,53% dan 7,11% di akhir tahun 2011.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
93
BISNIS PROGRAM Strategi dan Pencapaian Kredit Program BRI menganut strategi hands-on dalam pengembangan bisnis program, yaitu dengan menyediakan dukungan sumber daya semaksimal mungkin terhadap kegiatan bisnis program ini. Strategi ini berhasil menempatkan BRI sebagai salah satu pelaku utama perbankan dalam penyaluran pinjaman program sebagai bagian dari program pembangunan Pemerintah, tentunya dengan tetap menjalankan prinsip prinsip perbankan yang profesional dan prudent. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Ritel (KUR Ritel) Kredit program yang banyak disalurkan melalui segmen bisnis program adalah Kredit Usaha Rakyat Ritel (KUR Ritel) yaitu kredit yang diperuntukkan bagi pengusaha pemula dengan besar pinjaman antara lebih dari Rp20 juta s/d Rp500juta, dengan jaminan asuransi kredit yang disediakan Pemerintah. Sampai dengan akhir tahun 2011, BRI telah membantu 64.373 debitur yang terdiri dari pengusaha kecil dan koperasi, meningkat tajam sebesar 16.117 debitur dibandingkan dengan jumlah debitur tahun 2010. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari komitmen BRI dalam mendukung program Pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan bagi sektor usaha UMKM di Indonesia. Selama tahun 2011, outstanding KUR Ritel mengalami peningkatan 35,44 % dari Rp3,43 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp4,65 triliun pada tahun 2011. Outstanding KUR Ritel Outstanding KUR Ritel
2007 2008
2009
2010
2011
Pertumbuhan
(dalam triliun Rupiah)
(YoY)
0,24 2,40 2,47 3,43 4,65
35,44%
Selama tahun 2011, realisasi kumulatif KUR Ritel mengalami peningkatan 47,46% dari Rp6,49 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp9,57 triliun pada tahun 2011. Realisasi KUR Ritel Realisasi KUR Ritel
2007
2008
2009
2010
2011
0,29
3,05
4,18
6,49
Pertumbuhan
(YoY)
(dalam triliun Rupiah)
9,57
47,46%
Penyaluran Kredit Ketahanan Pangan BRI melalui kredit program bersubsidi telah mendukung program bidang ketahanan pangan melalui penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) dan Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) Pola Non Kemitraan. Skim kredit KKP-E telah banyak membantu petani, peternak, nelayan dan pembudidaya dalam meningkatkan produksi pertanian mereka. Sampai dengan tahun 2011, BRI telah menyalurkan KKP-E sebesar Rp4,23 triliun dengan outstanding mencapai Rp1,97 triliun yang menjadikan BRI sebagai market leader dalam penyaluran KKP-E nasional dengan market share mencapai 58,13% dari total outstanding KKP-E Nasional sebesar Rp3,03 triliun. Selama tahun 2011, BRI telah menyalurkan KKP-E sebesar Rp1,45 triliun atau meningkat 52,15% dari total penyaluran KKP-E pada tahun 2010 sebesar Rp2,78 triliun dengan peningkatan outstanding sebesar Rp0,44 triliun atau 28,75% dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,53 triliun. KKP-E BRI telah membantu 6.609 Kelompok Petani/Peternak/ Pembudidaya/Koperasi dalam meningkatkan produksi pertaniannya. Outstanding KKP-E 2007 Outstanding KKP-E
94
LAPORAN TAHUNAN 2011
2008
2009
2010
2011
0,58
0,90
1,21
1,82
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Pertumbuhan
(YoY)
(dalam triliun Rupiah) 1,97
8,24%
Skim KKP-E terdiri dari KKP-E Tebu Rakyat, KKP-E Pengembangan Tanaman Pangan, KKP-E Tanaman Hortikultura, KKP-E Pengadaan Pangan, KKP-E Peternakan, KKP-E Perikanan dan KKP-E Alat Mesin Pertanian. Penyaluran Kredit Briguna Selama tahun 2011, pertumbuhan kredit Briguna yang ditujukan untuk pembiayaan kebutuhan pribadi bagi pegawai atau pensiunan yang memiliki penghasilan tetap, mengalami pertumbuhan sebesar 6,56% atau mencapai Rp43,79 triliun. Rencana Peningkatan Penetrasi dan Pengembangan Pasar Fokus BRI di segmen bisnis ritel dan menengah adalah untuk terus meningkatkan pengembangan dan penetrasi pasar.
Strategi pengembangan pasar difokuskan pada upaya identifikasi calon nasabah Briguna yang bonafid dari sektor swasta, pembentukan Sentra UKM serta pelaksanaan closed system financing yang dapat menumbuhkan manfaat Trickle Down Effect terhadap berbagai pelaku usaha yang tergolong dalam sistem mata rantai bisnis yang sama sehingga diperoleh portofolio perkreditan yang sehat karena didukung oleh kedalaman pengetahuan para petugas BRI terhadap pola bisnis nasabah. Penetrasi pasar dilakukan dengan perbaikan fitur produk serta mengintensifkan kerja sama dengan lembaga pemerintah yang mempunyai basis calon nasabah yang besar. Perbaikan tingkat dan kecepatan layanan, disertai dengan dukungan IT yang memadai serta SDM yang profesional dan skillfull merupakan hal-hal yang akan terus dilakukan dan dikembangkan guna mendukung penetrasi dan pengembangan bisnis.
Dengan memanfaatkan jaringan kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia, saya berharap nantinya BRI dapat menggandeng anakanak usaha dari perusahaan kami yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia. Peran anak-anak usaha dari grup kami sangat esential, khususnya dalam hal supply dan pendistribusian oli bekas. Selama ini masih banyak yang belum terlalu tertarik terhadap bisnis industri pengolahan limbah
saya yakin usaha ini akan berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan, terutama dengan dukungan yang besar dari pihak perbankan, khususnya BRI. Selain ini, tapi
Nelson Siagian Pemilik CV Nelma Mandiri Nasabah ritel BRI
kerjasama dalam hal pemberian modal usaha, saya juga berharap nantinya BRI dapat memberikan pembinaan dan bimbingan manajerial kepada anak-anak usaha dari grup usaha kami.
95
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
95
Bisnis Konsumer
BRI mengembangkan produk, jasa dan layanan perbankan konsumer yang inovatif, kreatif dan praktis sehinggga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk perbankan konsumer yang ditawarkan melalui jaringan kerja BRI cukup beragam seperti produk-produk simpanan, kredit konsumer maupun layanan Prioritas.
96
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
DANA DAN JASA Produk Simpanan BritAma BritAma merupakan produk tabungan unggulan untuk merebut pasar dana pihak ketiga di perkotaan dan ditujukan bagi nasabah yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi perbankan. BritAma tersedia dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing. Fitur yang ditawarkan antara lain penyetoran dan pengambilan yang dapat dilakukan setiap saat secara online di lebih dari 7.000 unit kerja BRI yang tersebar luas di seluruh Indonesia dengan frekuensi pengambilan yang tidak dibatasi sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Pemegang rekening BritAma diberikan BRI Card yang dapat digunakan untuk bertransaksi melalui ATM atau belanja di seluruh dunia serta mempermudah dalam mengakses transaksi e-banking, transaksi on line BRI, fasilitas transaksi otomatis (automatic funds transfer, automatic grab fund, account sweep) dan diikutsertakan dalam program undian berhadiah “Untung Beliung BritAma”. Tabungan BritAma terus menunjukan peningkatan tiap tahunnya. Penyerapan dana pihak ketiga melalui produk ini pada posisi akhir tahun 2011 mencapai Rp59,38 triliun, meningkat sebesar 25,47% dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah Rp47,33 triliun. Tabungan BRI Junio Tabungan BRI Junio adalah tabungan yang memiliki target pasar khusus anak-anak yang berusia 17 tahun ke bawah. Tujuan dari tabungan ini adalah
untuk memperkenalkan perbankan sejak dini dan menanamkan rasa gemar menabung kepada anak. Tabungan BRI Junio sangat menarik karena nasabah diberikan BRI Card Private Label Limited Edition bergambar karakter tokoh kartun idola anak-anak, yaitu Superman, Tweety dan Tom and Jerry. Selain itu, nasabah Tabungan BRI Junio juga dibebaskan dari biaya administrasi dan diikutsertakan dalam program undian “Untung Beliung BritAma”. Penyerapan dana pihak ketiga melalui produk ini pada posisi akhir tahun 2011 mencapai Rp1,06 triliun, meningkat sebesar 52% dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah Rp502,23 miliar. Pada tahun 2011, dalam survey yang diadakan oleh Majalah Marketing & Frontier Consulting Group, BRI meraih Top Brand Award dalam dua kategori produk simpanan, yaitu kategori Children’s Saving Account untuk Tabungan BRI Junio dan Saving Account untuk Tabungan BritAma. Selain itu penghargaan sebagai First Winner & Saving Account Category 2011 juga berhasil diraih oleh BRI dari Majalah SWA & MARS. GiroBRI GiroBRI adalah salah satu produk BRI untuk menarik sumber dana murah dari masyarakat. GiroBRI tersedia dalam berbagai pilihan jenis mata uang, baik Rupiah maupun mata uang asing. Nasabah dapat melakukan penarikan dan penyetoran sewaktuwaktu tanpa batasan nominal. GiroBRI dilengkapi dengan fasilitas BRIVA (BRI Virtual Account) yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam penyetoran dan rekonsiliasi transaksi bisnisnya. Penyerapan dana pihak ketiga melalui produk ini pada akhir tahun 2011 mencapai Rp75,58 triliun.
BritAma
GiroBRI
(dalam triliun Rupiah)
(dalam triliun Rupiah)
59,35
24,88
30,65
38,45
37,15 39,91
2007 2008 2009 2010 2011
97
77,05 75,58
47,10
LAPORAN TAHUNAN 2011
49,96
2007 2008 2009 2010
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
2011
97
DepoBRI Sumber dana pihak ketiga lainnya berasal dari Deposito, yang diberi nama DepoBRI. DepoBRI adalah simpanan berjangka dengan pilihan jangka waktu mulai dari 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan. DepoBRI memiliki berbagai keunggulan diantaranya adalah suku bunga yang kompetitif, tersedia dalam berbagai jenis pilihan mata uang baik mata uang rupiah maupun mata uang asing, seperti GBP, JPY, USD, SGD, CNY, dan EUR dan dapat dicairkan di seluruh unit kerja BRI. DepoBRI juga dapat dijadikan sebagai agunan kredit (cash collateral). DepoBRI mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yang membuktikan produk ini merupakan produk pilihan terpercaya dari masyarakat. Kinerja DepoBRI per akhir tahun 2011 sebesar Rp144,10 triliun dibandingkan pada posisi tahun 2010 yaitu sebesar Rp126,31 triliun. Tabungan Haji Tabungan Haji adalah produk tabungan yang diperuntukkan bagi nasabah yang ingin melaksanakan Ibadah Haji. Produk ini akan membantu nasabah dalam mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), baik BPIH biasa maupun BPIH Khusus/Haji Plus. Berbagai keunggulan dari produk ini adalah penyetoran yang dapat dilakukan secara on-line di seluruh unit kerja BRI dan terkoneksi langsung (host to host) melalui aplikasi switching dengan Siskohat Kementerian Agama, bebas biaya administrasi dan adanya pemberian souvenir ketika nasabah melakukan pelunasan biaya haji. Dalam empat tahun terakhir, Tabungan Haji menunjukkan peningkatan kinerja yang cukup memuaskan Pada akhir tahun 2011 jumlah penyerapan dana pihak ketiga dari produk ini adalah sebesar Rp1,91 triliun atau meningkat sebesar 18,15% dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp1,61 triliun. DepoBRI (dalam triliun Rupiah)
Program Untung Beliung BritAma Program Undian Berhadiah Untung Beliung BritAma (UBB) merupakan program customer retention/loyalty dan acquisition Tabungan BritAma dalam rangka strategi penghimpunan dana dan meningkatkan saldo Tabungan BritAma. Program UBB ini telah dilaksanakan sebanyak 5 (lima) periode sejak tahun 2007 dan telah berhasil meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk Tabungan BritAma. Rencana Pengembangan Tahun 2012 BRI merencanakan untuk terus menciptakan produkproduk simpanan yang menarik serta programprogram penjualan Tabungan BritAma yang kreatif dan inovatif (program akuisisi, retensi dan loyalti). Selain itu, BRI juga akan fokus pada peningkatan market share dana di area perkotaan, serta menciptakan produk-produk ritel dan e-banking yang mendatangkan fee based income dengan memperluas dan meningkatkan jumlah delivery channel, khususnya electronic channel.
BRI PRIORITAS BRI Prioritas merupakan pelayanan dan jasa perbankan yang diberikan secara eksklusif kepada para nasabah BRI kalangan mass affluent dan high net worth individual, meliputi pelayanan dan jasa perbankan pada umumnya, jasa konsultasi perencanaan keuangan dan investasi, asuransi (bancassurance) dan perencanaan pensiun. BRI Prioritas bertujuan meningkatkan awareness, loyalty dan retention dengan tema intellectual, lifestyle, heritage, dan seasonal event. Guna mewujudkan sasaran tersebut, layanan BRI Prioritas telah dilengkapi dengan Sentra Layanan BRI Prioritas (SLP) yang dirancang dengan konsep standar ruangan yang mengutamakan keamanan, keakuratan dan kenyamanan selama nasabah bertransaksi, serta memiliki beberapa jaringan outlet priority lounge yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia
126,31 144,10 100,03 73,52 56,06
2007
98
2008
2009
2010
2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Dalam upaya untuk untuk menjamin keamanan serta keakuratan transaksi perbankan, setiap SLP juga dilengkapi standar organisasi dengan konsep pengawasan berjenjang (built-in control) dan dikelola secara profesional oleh para Priority Banking Assistant (PBA), Priority Banking Officer (PBO) dan Priority Banking Manager (PBM) yang telah berpengalaman dan bersertifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh regulator. Seperti Sertifikasi WAPERD untuk agen penjualan Reksa Dana, Sertifikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) untuk penjualan Bancassurance (Unit Link), serta Sertifikasi Pelatihan Wealth Management. Pada akhir periode, nasabah akan diberikan pelaporan posisi simpanan dan investasi pribadi nasabah yang selalu terkinikan oleh Customer Portfolio Management System (CPM). Demi kepentingan nasabah dan dalam rangka meminimalisasi ketidakpastian, BRI Prioritas tidak mengeluarkan layanan produk derivatif. Dengan demikian layanan prioritas ini diharapkan dapat memberikan manfaat investasi dan proteksi terhadap aset nasabah secara lebih terukur.
Beragam Privileges yang Ditawarkan Beberapa jenis layanan yang diberikan kepada nasabah BRI Prioritas diantaranya adalah pelayanan yang bersifat personal dari Priority Banking Officer, layanan pengantaran dan penjemputan uang untuk nominal tertentu, layanan transaksi melalui telepon, ruangan khusus untuk bertransaksi, fasilitas business & private mini lounge, internet & e-banking corner, free meeting room, tempat parkir khusus, serta layanan Call Center 24 Jam. Privileges yang diberikan kepada nasabah BRI Prioritas diantaranya adalah automatic border passage (SAPHIRE), personal travel assistance, private plane reservation, exclusive medical evacuation, free Velvet Class Blitz Megaplex, travel insurance, free exclusive business meeting Room, free approved BRI Platinum Credit Card, free di 33 Executive Lounge Bandara di Indonesia, travel privilege, lifestyle privilege, concierge services serta privileges berskala internasional bekerjasama dengan program Debit Mastercard International. Pencapaian Tahun 2011 Perkembangan jumlah nasabah BRI Prioritas sampai dengan posisi Desember 2011 sebagai berikut: Ket.
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Nasabah
17
280
1.295
3.679
6.978
Sedangkan jumlah portofolio kelolaan investasi nasabah BRI Prioritas sampai dengan posisi bulan Desember 2011 sebagai berikut: (dalam miliar Rupiah)
99
LAPORAN TAHUNAN 2011
Ket.
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Portofolio kelolaan (AUM)
8,5
826
3.451
7.375
12.616
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
99
Pengakuan Kepuasan Nasabah Pada Tahun 2010 dan 2011, dalam survey kepuasan pelanggan yang diselenggarakan oleh Care of CCSL & Majalah Marketing, BRI Prioritas meraih total nilai Indonesian Service Satisfaction Index (ISSI) di atas nilai rata-rata Industri Priority Banking Services, skala multinasional dan domestik, sehingga pada tahun 2010 dan 2011 BRI Prioritas dianugerahi penghargaan Indonesia Service Quality Award kategori Diamond (nilai di atas rata-rata industrinya) peringkat ke-4 serta bulan Mei tahun 2011 mengalami peningkatan dengan meraih peringkat 3 dari lembaga survey layanan: Care-CCSL.
Rencana dan Pengembangan Tahun 2012 Rencana pengembangan BRI Prioritas tetap difokuskan pada upaya pengembangan produk dan privileges, bekerjasama dengan pihak ketiga terkemuka, serta melaksanakan berbagai program penjualan yang bersifat akuisisi, retensi, dan loyalty. Selain itu, dalam rangka memperkuat jaringan layanan, BRI Prioritas menambah outlet priority banking berupa Sentra Layanan BRI Prioritas dan Priority Lounge di sejumlah kota besar di Indonesia.
KREDIT KONSUMER Pertumbuhan kredit konsumer sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan eskalasi makro maupun domestik. Tahun 2011 merupakan tahun yang penuh tantangan, hal ini terkait dengan krisis perekonomian global dan persaingan di antara pelaku industri perbankan dalam memperebutkan potensi bisnis konsumer nasional. Dalam rangka mempertahankan sekaligus memperluas pangsa pasar kredit konsumernya, BRI senantiasa melakukan inovasi dan pengembangan fitur yang berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan nasabah berupa kredit kepemilikan rumah, kredit kepemilikan kendaraan bermotor, dan kredit multi guna.
100
LAPORAN TAHUNAN 2011
BRI tetap memfokuskan ekspansi bisnis konsumer dengan memanfaatkan basis nasabah BRI yang besar dengan terus melakukan peningkatan kualitas proses bisnis namun tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian perbankan. Pengembangan Jumlah SKK dan POS Untuk lebih memfokuskan layanan kredit konsumer BRI, sejak tahun 2008 BRI membangun jaringan kerja operasional kredit konsumer berupa Sentra Kredit Konsumer (SKK) dan Point Of Sales (POS). Selanjutnya, sejak tahun 2010, BRI mulai mengembangkan jaringan kerja operasional kredit konsumer di luar 14 kota besar. Unit kerja yang ditunjuk sebagai SKK dan POS disesuaikan dengan potensi bisnis konsumer yang terdapat di masingmasing wilayah supervisi unit kerja tersebut. Menggandeng Mitra Usaha Dalam upaya memperluas basis nasabah, BRI terus menjalin kemitraan dengan beberapa developer besar untuk menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) serta merangkul Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) kendaraan bermotor untuk mendukung penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB). Selain itu, sebagai bagian dari strategi pembentukan brand image dan peningkatan awareness, BRI melakukan promosi di berbagai media dan ikut aktif dalam berbagai pameran berskala nasional maupun internasional. Selain penambahan jaringan kerja operasional kredit konsumer, BRI juga melakukan pembenahan dan penyempurnaan teknologi untuk mewujudkan Service Level Agreement yang semakin memuaskan. BRI senantiasa berinovasi dan mengembangkan fitur produk-produknya sesuai dengan kebutuhan para nasabahnya.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) KPR BRI dengan berbagai kemudahannya diharapkan semakin memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal. Saat ini, BRI telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 370 proyek perumahan di seluruh Indonesia. Selain itu, KPR BRI juga menawarkan berbagai kemudahan diantaranya adalah uang muka dan jangka waktu kredit yang flexible, suku bunga sangat kompetitif, dokumen kepemilikan yang terjamin aman dan kemudahankemudahan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi calon debitur.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Outstanding KPR BRI sampai dengan Desember 2011 telah mencapai Rp8,13 triliun atau tumbuh 19,82% dibandingkan tahun 2010. Hal ini menunjukkan keberhasilan BRI dalam meningkatkan pertumbuhan KPR di tengah persaingan yang ketat dalam penyaluran KPR nasional. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) KKB BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor. Program kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) maupun dealer menjadikan KKB BRI mampu memberi layanan terbaik. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan nasabah, KKB BRI menyediakan fitur tanpa down payment yaitu mengkombinasikan KKB BRI dengan produk deposito. Program joint promotion bersama ATPM dan dealer juga semakin meningkatkan keunggulan KKB BRI yaitu suku bunga yang sangat terjangkau. KKB BRI juga menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan multifinance melalui produk KKB Kerjasama. Produk ini akan terus dikembangkan secara berkesinambungan mengingat potensi yang masih sangat terbuka serta lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan ekspansi KKB. Outstanding KKB sampai dengan akhir tahun 2011 telah mencapai Rp1,67 miliar atau tumbuh 13,74% dibandingkan tahun 2010. Kredit Multiguna (KMG) KMG BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang tidak dapat dipenuhi melalui produk KPR maupun KKB. Produk KMG sangat diminati oleh nasabah, mengingat kemudahan dan kenyamanan yang diperoleh melalui produk ini, antara lain jangka waktu yang relatif panjang yaitu sampai dengan 10
tahun dengan plafond kredit sampai dengan Rp1 miliar. Outstanding KMG sampai dengan akhir 2011 telah mencapai Rp1,58 triliun. Peningkatan infrastruktur dan SDM Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan yang optimal, di tahun 2011 BRI telah memiliki 45 Sentra Kredit Konsumer (SKK) dan 100 Point of Sales (POS) yang fokus melayani produk-produk kredit konsumer. Penambahan tenaga pemasar kredit konsumer pun terus dilakukan, pada tahun 2011 terdapat 331 account officer (AO) Konsumer, atau meningkat dibandingkan tahun 2010 yaitu sejumlah 279 AO Konsumer. Rencana Pengembangan Tahun 2012 Pada tahun 2012, BRI akan terus menyempurnakan organisasi dan proses bisnis Monoline yang saat ini telah diimplementasikan di kota Surabaya dan Makassar. Untuk penyempurnaan proses bisnis, meningkatkan Service Level Agreement (SLA) serta meningkatkan ekspansi kredit baik secara kuantitas maupun kualitas, BRI juga akan membangun beberapa Regional Processing Center (RPC), Regional Sales Center (RSC) dan Collection Center Selain itu akan dilakukan pengembangan fitur produk baik KPR, KKB maupun KMG, sistem angsuran yang lebih fleksibel dan ketentuan-ketentuan lainnya untuk menjadikan layanan kredit konsumer BRI semakin prima. Sedangkan untuk strategi penjualan akan lebih diintensifkan dengan memanfaatkan database nasabah, pihak ketiga (dealer/developer), walk in customer maupun implant banking melalui program Home Ownership Program (HOP) dan Car Ownership Program (COP) dengan beberapa perusahaan besar.
Outstanding KPR
Outstanding KKB
(dalam triliun Rupiah)
(dalam triliun Rupiah)
9,49
1,67
8,13
1,47
4,57
0,68
3,08 1,79
0,35
2007 2008 2009 2010 2011
101
LAPORAN TAHUNAN 2011
0,45
2007 2008 2009 2010 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
101
KARTU KREDIT BRI memasuki bisnis kartu kredit bertujuan untuk menjadi Bank penyedia jasa kartu kredit pilihan utama, tidak hanya sebagai pelengkap bisnis namun diharapkan juga sebagai salah satu peluang pengembangan bisnis BRI. Hal ini didukung dengan basis nasabah BRI yang lebih dari 30 juta, maka bisnis kartu kredit merupakan suatu peluang bisnis yang menjanjikan bagi BRI. Sejak diluncurkan pada tahun 2006, kartu kredit BRI menjadi salah satu produk ikonik di bidang perbankan konsumer dengan berupaya memenuhi dinamika kebutuhan nasabahnya. Strategi Pengembangan Bisnis Kartu Kredit Untuk mengembangkan bisnis Kartu Kredit, BRI memiliki strategi antara lain meningkatkan cross selling opportunity dengan penambahan bisnis Kartu Kredit, mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan produktivitas, serta mengupayakan keunggulan kompetitif terhadap persaingan usaha. Strategi pengembangan tersebut bertumpu pada reputasi dan kepercayaan para pemegang kartu yang tinggi, sumber daya pendukung yang handal seperti platform TI yang tepat, sumber pendanaan yang murah, jaringan yang luas mencakup seluruh pelosok Indonesia, basis nasabah yang besar dan tersebar luas,serta dukungan SDM yang kompeten dan berintegritas tinggi. Produk Kartu Kredit Hingga saat ini, BRI telah menerbitkan Kartu Kredit yang terbagi menjadi: • • • •
Kartu Kredit BRI Standard Kartu Kredit BRI Gold Kartu Kredit BRI Platinum Kartu Kredit BRI Corporate Kartu Kredit yang ditujukan untuk para pejabat/ pekerja perusahaan korporasi untuk mengatur biaya pengeluaran travel dan entertainment (T&E) para pejabat/karyawan perusahaan tersebut, dengan pembayaran penggunaan kartu tersebut akan dijamin oleh perusahaan • Kartu Kredit BRI Bussiness Kartu Kredit yang ditujukan untuk para pebisnis atau para anggota komunitas atau yang penggunaannya sama seperti Kartu Kredit pada umumnya (individual liabilities), namun memiliki
102
LAPORAN TAHUNAN 2011
kelebihan antara lain kartu tersebut dapat digunakan sebagai identitas dari komunitasnya. • Kartu Kredit BRI Visa • Kartu Kredit BRI Co- Branding Hyundai Sasaran Pasar Dalam upaya memperluas basis pemegang kartu kredit, BRI berupaya untuk terus berinovasi dan menghadirkan Kartu Kredit yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kartu Kredit BRI berdasarkan sasaran pasarnya dibedakan menjadi: • Affluent Market, merupakan target pemasaran Kartu Kredit BRI Platinum dengan sasaran pasar Mass Affluent dan Affluent Market. • Mass Market, merupakan target pemasaran Kartu Kredit Visa BRI dengan sasaran penduduk kota-kota besar tingkat satu dan tingkat dua, yang berusia 25 - 35 tahun, akan dibidik dengan produk baru dengan fitur yang lebih modern serta menggunakan teknologi komunikasi terkini. Sedangkan untuk kota-kota 2nd and 3rd tier, BRI menciptakan produk baru berupa low income credit card dengan strategi pemasaran yang dirancang sesuai dengan profil khalayak sasarannya. Keunggulan Kartu Kredit BRI • Bunga ringan Nasabah akan mendapatkan suku bunga ringan dalam berbagai transaksi, baik ritel maupun cash advance. • Executive airport lounge Kurang lebih terdapat 30 executive airport lounge yang bisa digunakan oleh pemegang Kartu Kredit BRI tipe Gold dan Platinum • Bebas iuran tahunan seumur hidup untuk pemegang Kartu Kredit BRI Visa Nasabah akan dibebaskan dari iuran tahunan selama Kartu Kredit BRI Visa yang dimiliki masih aktif. • Point reward Pemegang Kartu Kredit BRI Mastercard akan mendapatkan point reward untuk setiap transaksi yang dilakukan di merchant-merchant tertentu yang telah melakukan kerjasama dengan BRI • Reward rupiah Pemegang Kartu Kredit BRI-Visa akan mendapatkan reward rupiah untuk setiap transaksi yang dilakukan di merchant-merchant tertentu yang telah melakukan kerjasama dengan BRI
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Melalui strategi pemasaran low income credit card, selama tahun 2011, BRI berhasil menambah jumlah EDC merchant sebanyak 1.426 EDC, dengan total volume penjualan meningkat sebesar 191,58% dari Rp80,77 miliar di tahun 2010 meningkat menjadi Rp959,69 miliar di tahun 2011. Jumlah merchant kerjasama yang memberikan fasilitas discount kepada pengguna Kartu Kredit BRI juga mengalami peningkatan signifikan selama tahun 2011 tercermin dari besarnya volume Merchant Discount Rate (MDR) yang meningkat sebesar 194,74% dari senilai Rp1,5 miliar di tahun 2010 menjadi Rp17,8 miliar di tahun 2011.
• Pengambilan Tunai di ATM BRI Pemegang Kartu Kredit BRI dapat melakukan pengambilan tunai di ATM BRI • Protection Plus Asuransi Protection Plus kepada pemegang Kartu Kredit BRI yang merupakan gabungan antara asuransi kecelakaan dan asuransi kesehatan. • Program BRING (Belanja RINGan) Pemegang kartu dapat memiliki produk pilihan melalui program cicilan BRING yang ditawarkan melalui catalog belanja setiap bulannya. • Layanan 24 jam Layanan telepon 24 jam Call BRI di nomor telepon 14017 atau (021) 57 987 400 / 500 017 selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, termasuk hari minggu dan libur untuk membantu mendapatkan informasi lengkap mengenai Kartu Kreditnya. • Pembelian pulsa isi ulang Pemegang kartu dapat melakukan pembelian pulsa isi ulang di seluruh Indonesia untuk berbagai operator GSM dan CDMA. • Transfer Balance Adalah pemindahan tagihan kartu kredit bank lain ke dalam Kartu Kredit BRI dengan bunga khusus. • Autopayment Pembayaran tagihan rutin dilakukan secara otomatis dari rekening tabungan BRI dengan mendaftar terlebih dahulu melalui ATM atau ke BRI Card Center.
Rencana Pengembangan Tahun 2012 Rencana pengembangan bisnis Kartu Kredit pada tahun 2012 adalah terus mengembangkan potensi bisnis Kartu Kredit BRI sehingga dapat menjadi Top 7 (tujuh) dalam peringkat penerbit Kartu Kredit di Indonesia dengan preferensi konsumen yang tercermin pada jumlah Kartu Kredit BRI yang aktif mencapai 80% dan kontribusi imbal hasil/fee-based income dapat terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Kegiatan pemasaran serta kerjasama dengan merchant-merchant akan terus ditingkatkan sehingga dapat semakin meningkatkan kemudahan bagi pengguna Kartu Kredit BRI dalam melakukan transaksi maupun semakin meningkatkan awareness pengguna Kartu Kredit terhadap keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan Kartu Kredit BRI.
Pencapaian Kartu Kredit Tahun 2011 Kinerja kartu kredit BRI terus menunjukkan peningkatan terlihat dari meningkatnya imbal hasil yang diperoleh serta jumlah kartu yang diterbitkan selama tahun 2011. Dari jumlah kartu yang diterbitkan sampai dengan tahun 2011, BRI berhasil menerbitkan sebanyak 437.781 kartu atau naik sebesar 11,09% dibandingkan dengan tahun 2010. Selama tahun 2011, total volume transaksi Kartu Kredit BRI adalah sebesar Rp2,168 miliar dan total pendapatan bunga yang diperoleh sebesar Rp95,280 miliar.
Penerbitan Kartu Kredit dan Imbal Hasil Transaksi Kartu Kredit (dalam miliar Rupiah)
437,78 342,30 245,08 139,43
389,19
95,28
80,96
71,45
36,34
21
2007
2008
Jumlah kartu
103
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
2009
2010
2011
Fee based Income (Rp miliar)
103
Bisnis Korporasi
104
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Dok. PT Pupuk Kaltim (Persero)
Di tengah kebijakan konsolidasi BRI selama tahun 2011, bisnis korporasi BRI berhasil tumbuh dengan baik, didukung oleh penyaluran pinjaman secara selektif kepada perusahaan BUMN maupun non-BUMN yang memiliki jalinan dengan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dari tahun ke tahun bisnis korporasi BRI terus berkembang dan menjadi segmen yang menunjang ekspansi bisnis BRI. Dari segmen korporasi ini, BRI mengharapkan multiplier effect untuk segmen bisnis BRI lainnya, yaitu segmen Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Setiap pemberian kredit kepada suatu perusahaan korporasi memiliki potensi pemberian jasa perbankan lainnya yang terkait dengan value chain setiap bisnis korporasi tersebut dengan para vendor maupun pelanggannya atau biasa disebut potensi trickle down effect. Layanan perbankan dalam rangka mendapatkan trickle down effect antara lain berupa pemberian fasilitas pinjaman dengan skema khusus, pengelolaan keuangan, pemberian fasilitas konsumer kepada vendor, sub-kontraktor, supplier, distributor, mitra binaan sampai individu yang bekerja di perusahaan korporasi yang bersangkutan atau anak perusahaannya. Beberapa jasa transaksi perbankan lainnya yang terus dikembangkan BRI antara lain layanan Host-to-Host, One Gate Payment, Rekening Imprest, Rekening Master, pembayaran tagihan dan BRI Virtual Account (Briva). Dalam pengembangan bisnis korporasi terutama dari sisi pinjaman korporasi, berdasarkan potensi bisnis dan tingkat risikonya, BRI melakukan segmentasi bisnis korporasi menjadi Bisnis BUMN dan Bisnis Komersial - non BUMN. Sedangkan untuk pengelolaan potensi dana, dilakukan secara terfokus melalui pengembangan layanan perbankan, seperti produk cash management, pelayanan Visa on Arrival (VOA), maupun pelayanan pembuatan kartu PNS elektronik.
105
LAPORAN TAHUNAN 2011
BISNIS BUMN Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada serta leverage yang diperoleh karena rendahnya risk weighted asset yang harus diperhitungkan, layanan perbankan yang diberikan kepada BUMN semakin besar proporsinya dibandingkan dengan segmen non-BUMN. Pada tahun 2010 tercatat pinjaman kepada segmen BUMN adalah sebesar 46,48% dari total kredit korporasi dan proporsi ini meningkat menjadi 57,19% pada akhir tahun 2011. Fokus BRI dalam pengembangan segmen BUMN ini juga terlihat hasilnya pada pengumpulan dana pihak ketiga yang meningkat cukup pesat serta fee based income dari layanan cash management yang juga meningkat. BRI telah mengembangkan, memasarkan dan memonitor kegiatan bisnis BRI dengan para nasabah BUMN, melalui pemberian fasilitas pinjaman, pengelolaan dana dan pelayanan jasa perbankan. Pasar sasaran bisnis BUMN selain BUMN antara lain adalah lembaga pemerintah/non pemerintah serta anak perusahaan BUMN yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh BUMN induk yang potensial. Strategi BRI dalam mengembangkan bisnis BUMN mencakup: • Maintenance, yaitu mempertahankan nasabahnasabah BUMN yang sudah ada (existing clients) dengan melakukan communication & loyalty program. • Winback, atau upaya untuk menarik kembali BUMN yang pernah menjadi nasabah tetapi saat ini menjadi nasabah bank lain dengan strategi penerapan pricing, customization, communication & loyalty program. • Acquisition, merupakan upaya BRI untuk merekrut BUMN yang belum pernah menjadi nasabah BRI melalui strategi pricing, customization, communication & loyalty program.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
105
Strategi Pengembangan Bisnis BUMN
SUPPORT STRATEGY
RELEVANT COST & TECHNOLOGY
ORGANIZATION HUMAN RESOURCES
BUSINESS STRATEGY
BUSINESS TARGET
MAINTENANCE STRATEGY
EXISTING CUSTOMER
WIN BACK STRATEGY
FORMER CUSTOMER
ACQUISITION STRATEGY
NEW CUSTOMER LOAN & FUNDING
Pencapaian Bisnis BUMN Pada tahun 2011, terdapat 142 BUMN beroperasi dengan pendapatan usaha lebih dari Rp1.294 triliun. Peta kinerja BUMN tersebut merupakan peluang prospektif bagi BRI. Hingga akhir tahun 2011, BRI telah melakukan kerjasama dengan 107 BUMN, 52 BUMN diantaranya sudah diberikan fasilitas kredit dengan outstanding Rp32,16 triliun dan NPL 0%. Penyaluran kredit kepada BUMN memberikan kontribusi 11,34% dari total kredit di BRI, dengan NPL 0%.
GOAL SETTING
Menjaring seluruh BUMN, Lembaga Pemerintah & Non Pemerintah yang potensial
Rencana Pengembangan Tahun 2012 BRI akan melanjutkan strategi yang telah diterapkan selama ini dengan menggarap bisnis korporasi terutama dari segmen BUMN di Indonesia. BRI akan terus memperkuat strategi penetrasinya yaitu menjadi entry gate bagi bisnis BRI lainnya sehingga BRI dapat menggarap bisnis BUMN hingga ke segmen mikro. Dengan sinergi dan koordinasi yang lebih baik, diharapkan seluruh bisnis BUMN dapat tergarap dari tingkat nasabah korporasi, komersial hingga ke nasabah individu BISNIS KOMERSIAL – NON BUMN
Kredit kepada BUMN (dalam triliun Rupiah)
32,16
17,38
20,42
11,76
2008
2009
106
2010
2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
Pasar sasaran bisnis komersial adalah perusahaan swasta atau non-BUMN dengan besar pinjaman di atas Rp50 miliar sampai dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Bisnis komersial ini terbagi dalam dua sektor utama yaitu Kredit Agribisnis dan Kredit Bisnis Umum (Non Agribisnis) 1. Bisnis Agribisnis Dengan melihat potensi pengembangan bisnisnya yang besar, BRI kian memperkokoh sektor agribisnis sebagai bagian dari bisnis komersial. Kredit agribisnis diberikan kepada individu atau perusahaan yang bergerak di bidang pertanian untuk kegiatan usaha pertanian yang bersifat on-farm maupun off-farm dari hulu sampai hilir.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Sektor pembiayaan on-farm tersebut meliputi usaha budidaya pertanian termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan sektor pembiayaan off-farm meliputi usaha yang menghasilkan sarana produksi pertanian seperti kegiatan pembibitan, agrokimia, pestisida, alat mesin pertanian dan pakan ternak.
Sasaran utama BRI untuk kredit agribisnis adalah mengembangkan pembiayaan bagi komoditas ekspor yang memiliki daya saing di pasar global. Produk Bisnis Agribisnis BRI terus menyalurkan kredit di bidang agribisnis baik skim komersial maupun pinjaman bersubsidi. Ekspansi bisnis melalui pola pinjaman komersial dan subsidi bunga dilaksanakan melalui pengoptimalan produk Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP). KPEN-RP merupakan penyaluran kredit kepada petani (melalui koperasi) dan melalui perusahaan inti (pola inti plasma) dengan komoditi pilihan yakni kelapa sawit, kakao dan karet. Untuk pinjaman bersubsidi selain KPEN-RP, BRI juga berkomitmen menyalurkan kredit dengan pola lainnya melalui skim Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS). KUPS merupakan fasilitas kredit yang diberikan bank kepada Pelaku Usaha Pembibitan Sapi (baik merupakan perusahaan pembibitan, koperasi, kelompok/ gabungan kelompok peternak) yang melakukan Usaha Pembibitan Sapi dengan memperoleh subsidi bunga dari Pemerintah. Dalam penyaluran melalui skim komersial, BRI terus menyalurkan kredit ke sektor agribisnis antara lain kepada sektor perkebunan kelapa sawit, karet, kakao beserta turunannya, sektor peternakan meliputi peternakan ayam potong, sapi perah dan sapi potong serta tambak udang. Sedangkan sektor industri dan perdagangan meliputi industri pestisida, industri oleokimia, industri pengolahan kelapa, industri pengolahan hutan industri, industri gula, industri pengolahan tepung ikan, industri pengolahan beras dan lain sebagainya.
107
LAPORAN TAHUNAN 2011
2. Bisnis Umum Bisnis Umum adalah sektor bisnis BRI yang ditujukan untuk pengembangan usaha segmen korporasi (dengan skala pinjaman diatas Rp50 miliar) diluar sektor agribisnis dan BUMN. Pengembangan bisnis dilakukan secara prudent dengan memanfaatkan jaringan kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia dan optimalisasi produk-produk treasury maupun produk bisnis internasional BRI yang lengkap, sehingga dapat dioptimalkan pendapatan bunga dan fee based income BRI. Di tahun 2011, selain terus mengembangkan bisnis umum sebagai salah satu penggerak pertumbuhan kredit, BRI juga memberi fokus lebih tajam pada sektor minyak dan gas (migas) serta energi yang mengalami booming sejalan dengan perkembangan pesat yang terjadi di sektor pertambangan energi dan harga komoditas batu bara maupun migas yang cenderung meningkat. Dengan adanya penajaman fokus pada sektor migas tersebut, maka di tahun 2011 telah dibentuk Desk Migas dan Energi yang bertugas mengembangkan bisnis BRI di sektor migas dan energi, termasuk pengembangan potensi fee based income dari sektor tersebut. Pencapaian Tahun 2011 Walaupun fokus BRI dalam pengembangan bisnis korporasi adalah pada segmen BUMN, namun segmen korporasi non BUMN tetap menunjukkan kinerja yang memuaskan. Terlihat bahwa dalam kondisi ekonomi makro dunia yang tidak begitu mendukung, kualitas kredit korporasi BRI tetap terjaga. Hal ini membuktikan bahwa strategi BRI untuk mengutamakan pertumbuhan yang berkualitas (quality growth) telah terlaksana. Secara nominal, terdapat pertumbuhan 2,38% (yoy) pada kredit korporasi non BUMN, yaitu dari Rp23,51 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp24,07 triliun pada akhir tahun 2011, dengan non performing loan yang tetap terjaga pada 2,26%.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
107
Rencana Pengembangan Tahun 2012 Dalam pengembangan bisnis agribisnis dan bisnis umum, BRI akan terus mengupayakan pengembangan bisnis melalui berbagai langkah sebagai berikut: • Optimasi produktivitas delivery channel yang luas (melalui Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang) untuk pengembangan bisnis serta monitoring potensi bisnis di seluruh wilayah Indonesia. • Pemilihan sektor usaha yang prospektif dan belum jenuh. • Memfokuskan pengembangan bisnis pada perusahaan yang mempunyai potensi trickle down effect pada bisnis menengah dan ritel.
financing, yaitu pembiayaan hulu hingga hilir untuk produk maupun komoditas unggulan. Program pengembangan sektor agribisnis juga mencakup diversivikasi portofolio kredit di luar kelapa sawit.
Strategi ekspansi kredit dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking) yang diwujudkan melalui evaluasi pelayanan kredit yang cepat dan efektif dengan menerapkan four eyes principle sebagai wujud implementasi manajemen risiko (credit risk management). BRI juga terus meningkatkan kualitas para account officer yang berfungsi sebagai financial service provider dan professional business advisor.
Sebagai upaya untuk dapat menangkap potensi dari nasabah korporasinya secara optimal, BRI mengembangkan hubungan kelembagaan guna memberikan pelayanan yang spesifik dan berkesinambungan kepada nasabah nonperorangan yang terdiri dari institusi Pemerintah maupun swasta yang memerlukan layanan perbankan berskala nasional. BRI merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi mobilisasi dana yang berasal dari APBN maupun APBD yang disalurkan melalui Kementerian Negara, Pemerintah Propinsi/ Kabupaten, Lembaga Pendidikan (Universitas), Dana Pensiun dan perusahaan swasta dalam rangka terus meningkatkan funding base BRI sesuai dengan target yang ditetapkan.
Khusus, untuk pengembangan sektor agribisnis akan dilakukan melalui peningkatan pinjaman dengan memanfaatkan dampak multiplier effect pembiayaan di sektor ini, antara lain melalui program revitalisasi perkebunan, pengembangan energi nabati, revitalisasi pabrik gula, hingga ke pembiayaan kepada segmen bisnis UMKM dan international services. Hal ini mencakup pula pola closed system
108
LAPORAN TAHUNAN 2011
PENGELOLAAN DANA KORPORASI Pengembangan bisnis korporasi BRI tidak hanya dilihat dari sisi peningkatan jumlah aset, melainkan juga berupa penempatan dana nasabah maupun pengembangan layanan perbankan yang bisa dilakukan BRI untuk meningkatkan fee based income. Sehingga suatu perhitungan tingkat profitabilitas nasabah korporasi dapat dilihat secara keseluruhan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
BRI merupakan bank besar di Indonesia, dan saya sangat tertarik sekali apabila dikaitkan dengan bisnis Pupuk Kaltim (PKT), karena kami berbisnis sampai ke pelosok nusantara, sama halnya seperti BRI, yang jangkauannya sampai ke seluruh pelosok Indonesia. BRI memiliki potensi yang sangat kuat dalam mengintegrasikan bisnis pupuk secara menyeluruh, mulai dari produsen, distributor, sampai dengan pengecer, khususnya pengintegrasian proses pembayaran. Karena salah satu faktor penentu dari kelancaran bisnis pupuk adalah kelancaran proses pembayarannya. Hubungan bisnis PKT dengan BRI sudah terjalin sangat lama dari tahun 1990an. Sementara ini bentuk kerjasama kami dengan BRI baru kredit saja. Saat ini kredit PKT dari BRI telah mencapai Rp1,6 triliun.
“Kami cukup puas dengan kinerja dan layanan yang telah diberikan oleh BRI selama ini” Besar harapan kami BRI dapat mengintegrasikan lalu lintas bisnis PKT secara menyeluruh, didukung dengan dibentuknya BUMN Holding Pupuk seperti saat ini. Akan lebih baik lagi apabila BRI dapat mengkonsolidasikan keuangan secara menyeluruh dari BUMN pupuk di Indonesia, seperti Pupuk Kujang, Pupuk Sriwijaya. PKT yang telah diberikan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pupuk pada hampir 2/3 wilayah Indonesia.
Aas Asikin Direktur Utama PT Pupuk Kaltim (Persero)
Pencapaian 2011 Dengan didukung oleh infrastruktur BRI dan produk serta layanan perbankan BRI yang beragam, BRI terus mengembangkan kerjasama dengan berbagai institusi. Selama tahun 2011 terdapat lebih dari 40 institusi baru yang bekerjasama dengan BRI.
Pada akhir tahun 2009 New CMS BRI telah melayani 241 perusahaan dan berkembang menjadi 757 perusahaan pada akhir tahun 2011. Jumlah rekening yang dilayani oleh sistem ini juga meningkat pesat dari hanya sekitar 2.500 rekening menjadi lebih dari 18.151 rekening di tahun 2011.
Sementara itu, guna mengikuti pesatnya perkembangan dunia bisnis yang menuntut produk dan jasa perbankan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi nasabah, BRI terus mengembangkan ragam produk dan jasa yang disediakan, antara lain sebagai berikut:
Pada tahun 2011 BRI mengembangkan produk New Cash Management System, antara lain melalui pengembangan sistem itu sendiri yang mencakup:
Cash Management BRI menyediakan Cash Management Service (CMS) yang sangat dirasakan manfaatnya bagi nasabah perusahaan yang membutuhkan layanan transaksi perbankan yang cepat dan akurat. CMS merupakan solusi layanan perbankan berbasis internet yang memungkinkan nasabah perusahaan melakukan monitoring dan melakukan transaksi keuangannya melalui fasilitas online setiap saat. CMS BRI memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi rekening dari waktu ke waktu dan memberikan kenyamanan serta keamanan dalam bertransaksi melalui sistem perbankan setiap saat secara online sehingga pengelolaan keuangan dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
109
LAPORAN TAHUNAN 2011
• Instalasi, peremajaan serta upgrade scalabiliity server untuk mengantisipasi peningkatan jumlah client dan volume transaksi. • Peningkatan perangkat security firewall serta komunikasi internet untuk mempercepat akses ke CMS BRI. • Pengembangan/pengkayaan fitur-fitur general aplikasi CMS. • Pengembangan fitur-fitur khusus (customized) aplikasi CMS, termasuk di dalamnya dalam rangka strategi closed system.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
109
Treasury Single Account (TSA) Dalam rangka mengelola keuangan Negara secara profesional, terbuka dan bertanggung jawab, Pemerintah telah menerapkan Treasury Single Account (TSA) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan melibatkan Peserta Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan Peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Untuk dapat menangkap peluang bisnis ini secara optimal, BRI berpartisipasi dalam proyek TSA ini. Treasury National Pooling (TNP) Treasury National Pooling (TNP) adalah sistem yang dapat memantau posisi saldo konsolidasi dari seluruh rekening bendahara pengeluaran yang terdapat pada seluruh Kantor Cabang BRI, tanpa harus melakukan perpindahan dana antar rekening. Sistem ini memudahkan Pemerintah untuk memantau posisi keuangan pada semua rekening bendahara pengeluaran yang telah didaftarkan sebagai rekening yang masuk dalam daftar TNP, tanpa harus melakukan verifikasi satu per satu di setiap kantor cabang BRI. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) On Line Dalam rangka meningkatkan kerjasama BRI dengan lembaga pendidikan, BRI telah mengembangkan sistem pembayaran SPMB BRI yang dapat diakses di seluruh unit kerja BRI yang ditujukan bagi lembaga
pendidikan yang telah bekerjasama. Adanya sistem ini dapat mempermudah bagi mahasiswa untuk melakukan penyetoran uang pendaftaran dan registrasi online di universitas. Selain menciptakan peluang penggalangan dana pihak ketiga di BRI, fasilitas ini juga memberi peluang bagi peningkatan fee based income dari pelaksanaan SPMB itu sendiri. SPP on line merupakan sarana penerimaan setoran mahasiswa secara on line melalui jaringan pelayanan BRI. Bagi universitas, sistem ini mempermudah penarikan dan pengelolaan setoran kewajiban mahasiswa. Sedangkan mahasiswa memperoleh kemudahan dalam pembayaran setoran uang kuliah. Pembayaran Gaji Salary crediting adalah fasilitas dalam sistem BRINETS yang dipakai untuk pengkreditan gaji secara otomatis dari rekening individu atau perusahaan ke rekening simpanan karyawannya sesuai tanggal yang telah disepakati. Layanan Pembayaran SSB Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memiliki kewenangan dalam penerbitan PNBP Polri (Penerimaan Negara Bukan Pajak Polri) yaitu SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor), STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan), Klipeng (Klinik Pengemudi) dan Senpi (Senjata Api). BRI ditunjuk sebagai Bank yang melaksanakan
Kerjasama antara Bank BRI dan Universitas Indonesia untuk pembayaran SPP on-line
110
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
pengelolaan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagaimana tersebut di atas, yaitu melalui Automatic Teller Machine (ATM), Electronic Data Capture (EDC), dan Teller BRI. Payment Point PDAM Guna mendukung usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai penyedia air bersih kepada masyarakat umum, BRI menawarkan kerjasama dalam bentuk pengelolaan keuangan PDAM dan penerimaan pembayaran tagihan pelanggan PDAM. Kartu PNS Elektronik (KPE) KPE merupakan kartu identitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memuat data PNS dan keluarganya secara elektronik. KPE diberikan kepada setiap PNS dan tetap berlaku setelah PNS yang bersangkutan pensiun. Sedangkan untuk suami/istri dan anak dari penerima pensiun PNS diberikan KPE tambahan. Selain berfungsi sebagai kartu kepegawaian, KPE juga berfungsi sebagai kartu ASKES (asuransi kesehatan), Kartu TASPEN (manfaat pensiun), kartu Bapertarum (fasilitas perumahan) dan kartu perbankan (untuk pembayaran gaji dan ATM melalui jaringan perbankan BRI). Visa on Arrival (VoA) Imigrasi Visa on Arrival (VoA) adalah Visa yang diberikan pejabat Imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi tertentu kepada warga negara asing yang bermaksud mengadakan kunjungan ke Indonesia. BRI menyediakan counter pelayanan pembayaran dan mengelola pemasukan dana dari VOA untuk manfaat Kantor Imigrasi Republik Indonesia.
111
LAPORAN TAHUNAN 2011
Asabri – Santunan Pembayaran manfaat santunan ASABRI (Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dapat dilakukan di unit kerja BRI yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Rencana Pengembangan Tahun 2012 Dengan melihat potensi yang besar dari bisnis kelembagaan, maka strategi pengembangan BRI antara lain berupa optimalisasi kerjasama dengan nasabah institusi yang ada, optimalisasi jaringan kerja dan electronic channel BRI yang sudah ada, meningkatkan kualitas, fungsi dan peran executive relationship officer serta pengembangan ke bisnis di sektor swasta nasional dan perusahaan multinasional. Untuk tahun 2012, pengembangan produk masih berfokus pada penyempurnaan sistem cash management BRI dengan penambahan fitur-fitur yang dapat mengakomodir kebutuhan nasabah BRI. Dalam mengantisipasi perkembangan bisnis ini, BRI juga akan meningkatkan jumlah dan kualitas dari SDM BRI serta memperbaiki sistem dan prosedur Cash Management. Adapun untuk pemasaran bisnis ini, selain difokuskan pada existing nasabah BRI juga akan dikembangkan pada nasabah baru.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
111
Bisnis Internasional
BRI terus mengembangkan bisnis internasional sebagai upaya untuk menjadi Bank Devisa Terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah melalui pengembangan bisnis trade finance, remittance, money changer serta produk dan jasa bisnis internasional lainnya. Pengembangan bisnis internasional ditujukan untuk melayani kebutuhan nasabah baik eksportir maupun importir serta perusahaan lainnya di Indonesia dan mitra bisnisnya yang berada di luar negeri serta bank-bank koresponden.
112
LAPORAN TAHUNAN 2011
BRI New York Agency
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Bisnis trade finance yang dilayani BRI merupakan sumber fee based income. Transaksi trade finance memiliki kontribusi terhadap kegiatan bisnis BRI lainnya baik dalam kegiatan ekspansi kredit maupun sebagai sarana untuk meningkatkan end-to-end service bagi nasabah BRI. Pelayanan trade finance dan kebutuhan nasabah lainnya juga merupakan latar belakang pendirian unit kerja luar negeri BRI. Unit kerja luar negeri BRI saat ini terdiri dari BRI New York Agency, BRI Cayman Island Branch dan Hong Kong Representative Office.
Finance Officer sebagai tenaga pemasar di kantorkantor wilayah BRI yang memiliki potensi transaksi trade finance yang tinggi dalam rangka penetrasi pasar dan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah. Upaya peningkatan kualitas layanan produk dan jasa trade finance juga dilakukan dengan cara sentralisasi layanan processing trade finance melalui pembentukan Trade Processing Center yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan BRI terhadap peningkatan layanan operasional trade finance yang lebih cepat, efisien dan akurat.
Strategi Pengembangan Bisnis Internasional Trade Finance Di tengah melemahnya kondisi perekonomian global yang terjadi pada pertengahan tahun 2011 lalu, aktivitas perdagangan internasional (trade finance) yang dilayani melalui BRI justru menunjukkan perkembangan yang positif, yang ditandai dengan peningkatan jumlah transaksi ekspor dan impor. Peningkatan tersebut dikarenakan BRI terus berusaha untuk mengembangkan produk-produk trade finance untuk memfasilitasi transaksi eksporimpor yang dilakukan oleh nasabah. Dalam rangka memasarkan produk dan jasa trade finance kepada nasabah dan calon nasabah, BRI menggiatkan program pemasaran melalui pemasangan iklan di berbagai media, perluasan kerjasama dengan bank koresponden dan lembaga keuangan, melaksanakan kegiatan expo dan sponsorship dalam dan luar negeri, serta terus membangun komunikasi aktif dengan mitra bisnis melalui business gathering maupun customer gathering yang menjadi sarana mediasi nasabah korporasi dengan customer/vendor mereka, serta pemberian training untuk menjaga customer loyality. Strategi lain yang dilakukan untuk pengembangan bisnis internasional adalah revitalisasi SDM, pengembangan produk dan jasa, serta sistem pendukung. Dilakukan rekrutmen untuk posisi Trade
113
LAPORAN TAHUNAN 2011
Bisnis Remittance Sebagai bank yang memiliki jaringan terluas di Indonesia dan didukung oleh luasnya jaringan bank correspondent di seluruh dunia, BRI dapat memfasilitasi transaksi pembayaran nasabahnya baik nasabah individu maupun nasabah korporasi. Hal ini terlihat dari jumlah transaksi yang terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut antara lain merupakan hasil upaya BRI dalam menjalin kerjasama dengan counterpart, baik bank maupun lembaga keuangan non bank yang memiliki jaringan luas di luar negeri yang dipergunakan untuk memfasilitasi settlement transaksi impor, menampung proceeds ekspor dan untuk kepentingan incoming/outgoing individual remittance baik bagi TKI maupun Non-TKI. Untuk bisnis remittance yang difokuskan pada pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia dengan target market tenaga kerja Indonesia, BRI telah menjalin kerjasama dengan counterpart yang tersebar di negera-negara tujuan TKI serta beberapa Remittance Company lokal. Dalam memilih counterpart kerjasama, BRI mempertimbangkan bonafiditas perusahaan, jumlah cabang dan market share yang dikuasai. Selain itu, BRI telah menempatkan Remittance Representative Officer yang bertujuan untuk mengembangkan bisnis remittance melalui kegiatan direct marketing dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan counterpart di negara tujuan TKI. Pada tahap awal telah ditempatkan representative BRI di Riyadh (Arab Saudi), Abu Dhabi (UAE), dan Kuala Lumpur (Malaysia).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
113
Correspondent Banking BRI telah bekerja sama dengan bank koresponden dalam bisnis ekspor dan impor bank notes. Kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan bisnis money changer BRI serta mendukung penyediaan kebutuhan bank notes SAR (Saudi Arabian Riyal) untuk living cost jamaah haji di 6 embarkasi di seluruh Indonesia. BRI senantiasa terus mengembangkan bisnis dengan correspondent bank di seluruh dunia dalam hal penerbitan bank guarantee atau Standby L/C (SBLC) dengan jaminan counter guarantee atau counter SBLC dari correspondent bank. BRI juga telah melaksanakan kerja sama dalam hal risk participation dan pengadaan offshore funding. Bisnis Money Changer Dalam rangka mendukung pengembangan bisnis money changer, selain bekerja sama dengan bank koresponden, BRI telah melaksanakan kerja sama dengan money changer lokal dalam hal penyetoran dan penarikan bank notes. Pada tahun 2011 ini, BRI telah melakukan sosialisasi bisnis money changer di beberapa daerah yang memiliki potensi tinggi. Bisnis money changer juga dilakukan dengan memanfaatkan momentum diadakannya perhelatan akbar Sea Games di Palembang. Selain itu, BRI menyediakan layanan money changer SAR dan USD pada musim haji, sehingga kebutuhan bank notes SAR dan USD jamaah haji dapat terpenuhi. BRI juga aktif membuka konter-konter di embarkasi haji di seluruh Indonesia untuk melayani penjualan bank notes SAR dan USD.
Transaksi Ekspor (dalam miliar USD)
Produk dan Jasa BRIfast Remittance BRIfast Remittance adalah layanan remittance menggunakan sistem aplikasi BRIfast Remittance web system. Keunggulan BRIfast Remittance adalah layanan pengiriman uang dari luar negeri dapat diterima oleh pihak penerima di Indonesia dalam hitungan detik. Keunggulan aplikasi berbasis web adalah aplikasi tersebut tidak perlu dipasang di setiap PC counterpart dan cabang-cabangnya, sehingga memudahkan counterpart untuk mengakses aplikasi BRIfast Remittance melalui jaringan internet. Produk dan jasa bisnis internasional lainnya yang ditawarkan BRI antara lain: • Penerbitan letter of credit (L/C) maupun SKBDN termasuk amandment kedua produk tersebut • Advising L/C maupun SKBDN • Postshipment financing (Negosiasi dan Diskonto Export Bill) L/C maupun SKBDN • Bill purchase • Standby L/C, Guarantee, dan Counter Guarantee • Trust Receipt (TR) • Refinancing L/C (Sight/ Usance/ UPAS/ Usance Payable at Usance) dan Non-L/C • Money Changer • Inward/Outward Remittance • Inward/Outward Documentary Collection (Document Against Payment dan Document Against Acceptance) • Inward/Outward Clean Collection
Transaksi Impor (dalam miliar USD)
22,70 12,41 10,07
2010
114
14,68
2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
2010
2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Pencapaian dan Perkembangan Bisnis Internasional
Bisnis Remittance
Transaksi Ekspor Transaksi ekspor yang dilayani BRI setiap tahun terus mengalami peningkatan. Transaksi ekspor ini sebagian besar dilayani melalui metode telegraphic transfer (TT) yaitu mencapai 85,4% dari jumlah transaksi ekspor secara keseluruhan. Selama tahun 2011, total jumlah transaksi ekspor yang melalui L/C, collection serta TT mencapai USD12,41 miliar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 23,23% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010 yang mencapai USD10,07 miliar. Transaksi Impor Perkembangan transaksi impor BRI secara keseluruhan juga menunjukkan peningkatan. Selama tahun 2011, jumlah transaksi impor yang dilayani BRI mencapai sebesar USD22,7 miliar. Total transaksi impor tersebut meningkat signifikan yaitu naik sebesar 54,58% dibandingkan dengan transaksi impor pada tahun 2010 yaitu sebesar USD14,68 miliar. Perkembangan transaksi ekspor impor BRI menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan fee based income yang tinggi dari sisi pelayanan transaksi ekspor-impor.
Kerja sama yang dilakukan oleh lembaga perbankan yaitu dengan dibukanya rekening Nostro BRI dalam berbagai currency di depository correspondent yang dapat digunakan untuk memfasilitasi transaksi nasabah BRI. Saat ini, BRI telah aktif bertransaksi dalam 13 mata uang asing yaitu USD, EURO, GBP, SGD, AUD, CAD, HKD, JPY, SEK, CHF, SAR, AED, dan RMB pada 30 rekening Nostro di beberapa depository correspondent bank. Keunggulan BRI dalam memfasilitasi transaksi pembayaran tersebut memperoleh pengakuan dengan diterimanya STP (Straight Through Processing) Award dari Bank of New York Mellon, New York selama 2 tahun berturut-turut. Pencapaian bisnis remittance BRI dari segi jumlah uang yang dikirimkan secara keseluruhan menunjukkan peningkatan setiap tahun baik untuk transaksi incoming maupun outgoing remittance. Total jumlah transaksi remittance pada tahun 2011 meningkat signifikan yaitu mencapai 52,82% menjadi 846.964 dibandingkan tahun 2010. Fee based income dari bisnis remittance meningkat sejalan dengan pertumbuhan bisnis remittance.
Remittance (dalam miliar Rupiah)
Frekuensi Transaksi Remittance
200,10 812.035 136,60 520.729
101,77
97,72
97,23
109,64
84,47 65,49 267.884 177.498
131.284
13.560 2007
30,51
16.897 2008
Incoming
22.954
2009 Outgoing
115
LAPORAN TAHUNAN 2011
33.492
2010
40,29
34.929
2011
2007 2008 2009 2010 2011 Incoming
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Outgoing
115
Correspondent Banking Sampai dengan tahun 2011, BRI telah menjalin hubungan koresponden dengan kurang lebih 1.200 bank koresponden yang tersebar di 100 negara di seluruh dunia. Dengan luasnya dukungan networking bank koresponden luar negeri, BRI mampu memberikan layanan dan produk trade finance terbaik bagi nasabah. Unit Kerja Luar Negeri (UKLN) Dalam rangka pengembangan bisnis, BRI New York Agency (BRINYA) memberikan layanan trade finance berupa funding untuk refinancing L/C dan juga melayani bill rediscounting yaitu pengambilan wesel ekspor usance untuk membantu cash flow nasabah BRI. BRINYA saat ini juga aktif memberikan kredit untuk kebutuhan trade finance maupun modal kerja. BRINYA juga melakukan pembiayaan kredit sindikasi kepada perusahaan Global USA dan Indonesia sebagai upaya dalam pengembangan portofolio aset BRINYA. Selain itu, BRINYA juga telah membiayai pemerintah RI dengan skema Pinjaman Luar Negeri, sebagai komitmen BRI untuk mendukung program pemerintah RI. Berbagai upaya pengembangan bisnis tersebut berdampak positif bagi kinerja BRI. Mulai pertengahan tahun 2011, BRINYA telah menjadi anggota fed wire di Amerika Serikat yang merupakan upaya BRI dalam memberikan fasilitas jasa transfer dana yang aman, cepat dan dengan biaya yang kompetitif antar anggota kliring fed wire di Amerika Serikat, baik untuk nasabah individu maupun perusahaan. BRI Cayman Island Branch secara aktif telah menerbitkan L/C impor yang dibuka oleh nasabah bukan penduduk. Selain itu, juga berperan sebagai booking office untuk pinjaman bagi nasabah institusional yang menggunakan kredit ekspor.
116
LAPORAN TAHUNAN 2011
BRI Hongkong Representative Office berfungsi untuk mengkoordinasikan aktivitas bisnis serta mengumpulkan informasi yang relevan yang menyangkut investasi dan opportunity bisnis untuk mengembangkan bilateral trade relations dan mempromosikan ekspor ke/impor dari Indonesia. Rencana Pengembangan Bisnis Internasional • Piloting Trade Processing Center (TPC) BRI Pada tahun 2011, tahap pengembangan TPC BRI sudah memasuki tahap system integrated test (SIT) dan akan memasuki tahap pilot project pada awal tahun 2012. • Piloting Aplikasi SKBDN Net Aplikasi SKBDN Net merupakan aplikasi web based technology, sehingga BRI dapat mengakomodir layanan terhadap nasabah yang terintegrasi (end to end process). Pengembangan proyek ini telah masuk dalam tahap user acceptance test (UAT). • Pengembangan Bill-Purchase Net-system Layanan integrasi dalam satu jalur web untuk produk bill purchase financing (Pengambil alihan Hak Tagih). Didesain untuk mempercepat proses dan memudahkan masing-masing pihak terkait dalam pelaksanaan proses bill purchase financing. • Perluasan remittance business networking di luar negeri dengan kerjasama bank koresponden/ remittance company dan atau dengan membuka jaringan kerja baru di luar negeri. • Akuisisi BRIngin Remittance Company Co. Ltd. Hongkong sebagai anak perusahaan BRI sebagai kepanjangan tangan BRI dalam bisnis remittance di luar negeri. • Penambahan jumlah Remittance Representative Officer (RRO) di luar negeri terutama di kawasan Asia dalam rangka melakukan penetrasi pasar. • Peningkatan service quality level layanan remittance melalui pengembangan aplikasi system delivery remittance yang dapat berintegrasi secara multi platform dengan berbagai counterpart, fully automated (less human intervention), dan dapat beroperasi dengan mekanisme straight through processing system.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
• Perluasan kerja sama dengan bank koresponden dan money changer terkait dengan pengadaan bank notes serta dengan perusahaan korporasi ataupun institusi lainnya untuk jual beli bank notes dalam rangka mendukung perkembangan bisnis money changer. • Pembentukkan unit kerja khusus money changer diluar layanan money changer yang sudah ada di unit kerja (off site money changer unit). • Pengembangan produk-produk correspondent banking seperti unfunded/funded risk sharing participation (termasuk forfeiting), confirming bank, advising bank, depository correspondent, guarantee/SBLC.
117
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
117
Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal
Treasury BRI bertanggung jawab dalam pengelolaan likuiditas dan risiko pasar bank terhadap aset dan kewajiban BRI. Selain itu BRI juga mengembangkan dan memberikan pelayanan produk dan jasa pasar keuangan yang kompetitif melalui dukungan personil yang profesional.
118
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Treasury Dalam rangka memberikan layanan Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal yang optimal, BRI melakukan langkah-langkah sebagai berikut: • Memberikan pelayanan yang terbaik untuk mendukung pengelolaan likuiditas, sumber dan penggunaan dana bank serta pengelolaan risiko pasar. • Melakukan trading baik dalam rangka arbitrage, market making maupun proprietary • Melakukan credit assesment untuk mencari peluang investasi pada instrumen keuangan maupun penyertaan. • Menyediakan layanan produk dan jasa pasar keuangan baik kepada unit kerja internal BRI maupun nasabah dengan memberikan harga yang kompetitif. • Mengembangkan produk dan jasa keuangan baik di pasar uang maupun pasar modal untuk menghimpun fee based income. Selain melakukan pengelolaan aset dan kewajiban bank, likuiditas, risiko pasar maupun pengelolaan modal, BRI juga melakukan pengelolaan portofolio trading dan menjalankan fungsi investment management. Di tengah bergejolaknya kondisi perekonomian Eropa dan Amerika sepanjang tahun 2011, kehandalan BRI dalam mengelola struktur aset dan kewajiban bank menjadi kunci untuk terus meningkatkan kinerja. Volatilitas nilai tukar sepanjang tahun 2011 menjadi tantangan bagi BRI untuk mengambil posisi yang tepat sehingga dapat melindungi struktur neraca bank. Fungsi Treasury dalam meminimalisasi risiko nilai tukar terlihat dari posisi devisa neto yang tidak pernah melebihi ketentuan Bank Indonesia dan Treasury Policy BRI.
119
LAPORAN TAHUNAN 2011
Sepanjang tahun 2011, BRI melakukan optimalisasi penempatan excess likuiditas. Strategi dalam pengelolaan excess likuiditas diantaranya melakukan investasi pada Surat Berharga Negara, Surat Berharga Korporasi, penempatan antar bank, instrumen operasi moneter Bank Indonesia dan pinjaman jangka pendek dalam bentuk money market line kepada perusahaan BUMN. Namun upaya optimalisasi excess likuiditas juga tetap mengutamakan aspek kehati-hatian dan terpenuhinya kebutuhan likuiditas internal BRI. Menghadapi persaingan suku bunga pinjaman yang semakin ketat khususnya pada segmen pinjaman korporasi, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan yield Government Bond mendorong BRI melakukan upaya-upaya untuk menurunkan biaya dana BRI. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara mereduksi biaya dana simpanan yang tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga seperti giro dan tabungan dan secara periodik memantau komposisi dana murah dan dana mahal sesuai target perusahaan. Melalui strategi tersebut maka diharapkan pencapaian Net Interest Margin (NIM) dan target-target kinerja BRI lainnya dapat tumbuh secara berkelanjutan. Untuk melayani kebutuhan transaksi valuta asing (valas) nasabah, BRI melayani transaksi jualbeli valas. Selain itu, BRI juga melayani transaksi lindung nilai nasabah melalui transaksi forward dan swap. Sebagai pelengkap dari pelayanan transaksi valas, secara reguler BRI juga memberikan layanan informasi terkini tentang pasar mata uang melalui e-mail dan informasi kurs melalui SMS Blast kepada nasabah.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
119
Jasa Penunjang Pasar Modal Semakin beragamnya alternatif investasi di Indonesia membuat nasabah memiliki pilihan untuk tidak hanya berinvestasi pada pasar uang tetapi juga mulai berinvestasi ke pasar modal. BRI berperan menjembatani kebutuhan nasabah untuk berinvestasi di pasar modal. Tidak hanya dari segi investasi, BRI juga dapat melayani kebutuhan nasabah khususnya korporasi yang berencana untuk melakukan kegiatan financing melalui penerbitan surat berharga di pasar modal. Trust dan Selling Agent BRI memberikan pelayanan jasa trust dan selling agent. Melalui fungsi trust, BRI dapat bertindak sebagai wali amanat, agen pembayar, maupun agen penjamin dalam penerbitan surat berharga oleh emiten. Selama tahun 2011, total penerbitan surat berharga yang dikelola oleh BRI selaku wali amanat adalah sebesar Rp 27,26 triliun. BRI akan terus bekerjasama dengan pihak-pihak di pasar modal untuk mengembangkan jasa trust. Dalam fungsinya sebagai selling agent, BRI memasarkan produk investasi antara lain Reksa Dana, ORI, dan Sukuk Ritel. Bekerjasama dengan delapan Manajer Investasi, saat ini BRI memasarkan 16 produk Reksa Dana, dengan fokus utama pemasaran ditujukan kepada nasabah BRI Prioritas. Selain itu, selama tahun 2011 BRI telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai selling agent ORI008 dan Sukuk Ritel Seri SR003. Pemasaran ORI dan Sukuk Ritel dapat dilayani melalui seluruh Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BRI yang tersebar di Indonesia. Dengan memanfaatkan luasnya unit kerja pemasar, BRI berupaya untuk selalu memperoleh kepercayaan dari
Pemerintah sebagai selling agent/sub-selling agent di setiap penerbitan ORI dan Sukuk Ritel. Hal ini bertujuan untuk memperoleh fee based income dari hasil penjualan tersebut. Jasa Kustodian BRI telah menjadi Bank Kustodian sejak tahun 1996 dengan berbagai jenis kelolaan aset, antara lain instrumen money market berupa deposito/deposit on call hingga Sertifikat Bank Indonesia, instrumen fixed income berupa obligasi dan berbagai jenis surat utang baik government bond maupun corporate bond, serta instrumen ekuitas berupa saham. Jasa Kustodian yang diberikan oleh BRI termasuk pengelolaan mutual fund, meliputi berbagai jenis Reksa Dana dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Dalam upaya menghadapi perkembangan bisnis, Kustodian BRI terus berinovasi dengan mengembangkan fitur produk dan jasanya dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kustodian BRI menjadi Bank Kustodian yang dipercaya untuk mengelola sekuritisasi aset yang pertama di Indonesia yaitu KIK-EBA DSMF 01 dan KIK-EBA DSMF 02. Selain itu, Kustodian BRI juga mengelola aset Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) atas permintaan nasabah institusi, menjadi agen pembayaran dalam mekanisme surat hutang hingga berperan sebagai escrow agent. Pada tahun 2011, aset yang dikelola Kustodian BRI meningkat 20,10% menjadi Rp 39,98 triliun jika dibandingkan dengan aset kelolaan pada Desember 2010 sebesar Rp31,94 triliun. Sejalan dengan kenaikan aset kelolaan Kustodian BRI tersebut, feebased income meningkat 14,47% (yoy) dibandingkan dengan fee-based income pada tahun 2010 yaitu dari Rp13,88 miliar menjadi Rp16,23 miliar.
Aset Kelolaan Wali Amanat (dalam triliun Rupiah) 27,29
24,98
Aset Kelolaan Kustodian (dalam triliun Rupiah)
27,26
39,98 28,80
14,04
2007
31,94
13,69
2008
120
2009
2010
2011
LAPORAN TAHUNAN 2011
14,40
13,40
2007
2008
2009
2010
2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Terkait dengan upaya peningkatan kualitas layanan, BRI terus mengembangkan sistem client information module yaitu informasi berbasis web, sebagai sarana pengiriman instruksi transaksi nasabah Kustodian BRI secara on-line. Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI merupakan lembaga pengelola Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh Bank BRI pada tanggal 9 Januari 2006. Produk DPLK BRI dikenal dengan nama “Investasi Rencana Pensiun BRI“ terbuka bagi masyarakat umum baik peserta individu maupun kelompok dari pekerja sektor formal maupun informal. Sebagai pengelola dana pensiun, DPLK BRI memiliki visi menjadi market leader dalam industri dana pensiun yang mengutamakan kepuasan nasabah dan memberikan kontribusi fee-based income bagi BRI. Untuk mewujudkannya, DPLK BRI mengemban misi mengelola long-term investment secara prudent yang memberikan return optimal, mengelola investasi secara profesional dan transparan, guna menata masa depan peserta DPLK BRI menjadi lebih baik. “Investasi Rencana Pensiun BRI” menawarkan 4 pilihan investasi yaitu: Paket Investasi Pasar Uang, Paket Investasi Pendapatan Tetap, Paket Investasi Saham dan Paket Investasi Kombinasi. Keunggulan dari produk “Investasi Rencana Pensiun BRI” adalah dikelola secara modern dengan valuasi Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang dipublikasikan setiap hari di surat kabar nasional. Keunggulan komparatif produk “Investasi Rencana Pensiun BRI” dibandingkan kompetitornya adalah luasnya jaringan pemasaran produk ini. Dengan memanfaatkan luasnya jaringan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BRI yang tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan kesejahteraan masa tuanya dengan mengikuti program pensiun. Setoran Aset Kelolaan DPLK BRI
iuran DPLK dapat dilakukan secara rutin maupun non rutin, kapan saja dan dimana saja melalui SMS Banking dan jaringan ATM BRI. Produk “Investasi Rencana Pensiun BRI” memberikan tingkat imbal hasil yang sangat kompetitif. Kinerja DPLK BRI selain diumumkan melalui surat kabar nasional, juga dapat diakses langsung melalui website www.investment.bri.co.id. Di tengah pergolakan ekonomi dunia yang berimbas terhadap kondisi pasar modal di Indonesia, kinerja investasi DPLK BRI di tahun 2011 tetap dapat memberikan hasil yang positif • Imbal hasil yang diperoleh dari investasi DPLK Pasar Uang adalah sebesar 8,72% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata bunga deposito 1 bulan sebesar 5,77%. • Pencapaian hasil investasi DPLK Pendapatan Tetap adalah sebesar 11,16% (yoy), lebih tinggi dari SUN 5 tahun dengan imbal hasil rata-rata 7,05%. • Sedangkan hasil DPLK Saham sebesar 4,57% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja IHSG (yoy) sebesar 3,20%. Kontribusi fee-based income DPLK BRI kepada BRI selaku pendiri sampai dengan akhir tahun 2011 adalah sebesar Rp 14.17 miliar, atau naik sebesar 40,30% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp10,10 miliar. Total aset kelolaan DPLK per 31 Desember 2011 sebesar Rp 2.09 triliun atau meningkat 49,28% dibandingkan dengan posisi Desember 2010 yaitu sebesar Rp1,40 triliun.
Return Paket Investasi DPLK BRI dan Benchmark 11,16%
8,72%
(dalam triliun Rupiah)
7,05% 2,09
2007
2008
2009
121
2010
LAPORAN TAHUNAN 2011
2011
4,57%
Pasar Uang Pendapatan Tetap
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
IHSG
DPLK Saham
3,20% SUN 5 th
DPLK Pendapatan Tetap
8,88
Deposito
0,67
1,40 DPLK Pasar Uang
1,18
5,77%
Saham
121
Tinjauan Operasional Sumber Daya Manusia
BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) berupa integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM untuk menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai budaya tersebut selanjutnya akan menuntun sikap perilaku kinerja pekerja baik secara pribadi maupun profesional untuk senantiasa berkinerja dengan mematuhi peraturan baik internal perusahaan maupun perundang-undangan yang berlaku sehingga pekerja memiliki budaya sadar risiko dan senantiasa berupaya meningkatkan kualitas layanan di seluruh unit kerja.
122
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
ARSITEKTUR SUMBER DAYA MANUSIA BRI Dalam rangka menjalankan strategi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan, pengelolaan SDM dilaksanakan secara berkesinambungan melalui rangkaian aktivitas yang terintegrasi dalam kerangka Arsitektur SDM BRI. Arsitektur SDM BRI terdiri dari aktivitas planning, acquiring, developing, retaining and maintaining, performance management dan terminating. Aktivitas tersebut dijalankan dengan berbasis kompetensi dan didukung oleh sistem informasi manajemen yang akurat. Pengelolaan SDM dijabarkan dalam sebuah road map program kerja yang ditetapkan setiap 5 (lima) tahun sekali. Road map tersebut dikaji ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan BRI dari tahun ke tahun. Road map program kerja pengelolaan SDM untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: • Kesinambungan dan percepatan rekrutmen dan seleksi sesuai kebutuhan • Menetapkan kebijakan Talent Pool sebagai tahapan untuk membangun Talent Management System. • Penyempurnaan kebijakan yang berbasis pada sistem grading: - Pengembangan karier - Kompensasi - Peraturan disiplin Melalui pengelolaan SDM tersebut dapat diciptakan SDM yang profesional sesuai tuntutan dinamika perkembangan bisnis sehingga tercapai produktivitas SDM yang optimal dalam mendukung keberhasilan implementasi strategi yang telah ditetapkan. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengelolaan SDM dilaksanakan sesuai dengan road map program kerja pengelolaan SDM BRI, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
123
LAPORAN TAHUNAN 2011
Arsitektur sumber daya manusia BRI dijalankan dengan berbasis kompetensi dan didukung oleh sistem informasi manajemen yang akurat.
Rekrutmen dan Seleksi Pemenuhan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan Perseroan dilakukan baik melalui kegiatan mutasi (promosi dan rotasi) pekerja maupun rekrutmen dan seleksi sebagai berikut: • Pekerja Tetap, melalui Program Pengembangan Staf (PPS) untuk dipersiapkan sebagai kader pemimpin BRI • Pekerja Kontrak, untuk jenis pekerjaan tertentu • Outsourcing, untuk fungsi pekerjaan penunjang (non-core business) • Special hiring, untuk pekerjaan di bidang bisnis yang baru dikembangkan dan belum ada sumber pemenuhan internal. Untuk memperoleh kandidat sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan dilakukan strategi percepatan rekrutmen dan seleksi tanpa mengurangi kualitas kandidat, antara lain berupa pendelegasian wewenang ke tingkat Kantor Wilayah, mengikuti job fair yang diselenggarakan di beberapa Lembaga/ Perguruan Tinggi ternama serta memberikan kesempatan karier bagi pekerja outsourcing yang berkinerja sangat baik untuk mengikuti seleksi menjadi pekerja BRI. Rekrutmen dan seleksi diutamakan untuk memenuhi jabatan di bidang marketing (Account Officer/AO, Funding Officer/FO, Mantri dsb). Selama tahun 2011, BRI telah merekrut 11.464 orang yang terdiri dari: • PPS : 357 orang • Marketing : 2.050 orang • Support : 9.057 orang
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
123
Pembinaan dan Pengembangan Pekerja Sistem pengembangan karier pekerja di BRI dilaksanakan dengan berbasis kompetensi. Setiap jabatan ditetapkan profil kompetensinya baik berupa soft competency maupun hard competency sesuai karakteristik dan kompleksitas pekerjaan yang mencerminkan bobot setiap jabatan (job grade). Dengan demikian, pelaksanaan pengembangan karier pekerja memperhatikan kesesuaian antara nilai individu pekerja (person grade) dengan bobot jabatan (job grade) atau job person match. Pada tahun 2011 telah dilakukan penataan kembali penempatan pekerja sesuai prinsip job person match dengan memperhatikan kinerja dan hasil assessment terhadap pekerja. BRI juga mengembangkan pekerja yang memiliki kinerja dan talenta unggul untuk disiapkan menjadi kader pemimpin dan menduduki jabatan strategis melalui: • Sistem talent pool yaitu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan pekerja yang telah diidentifikasi memiliki talenta unggul secara sistematis dan berkesinambungan antara lain melalui pengkayaan penugasan, training, coaching dan lain-lain. Sistem talent pool terus dikembangkan selaras dengan pengembangan kebijakan yang terkait lainnya, termasuk sistem TI pendukung sebagai tahapan untuk membangun Talent Management System. • Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk mengikuti program pendidikan Pasca Sarjana (S-2) di luar negeri. • Mengembangkan Sistem Manajemen Kinerja (SMK) on line, dengan standarisasi Key Performance Indicator (KPI) untuk mendorong penilaian yang obyektif dan monitoring secara periodik terhadap pencapaian kinerja perusahaan. • Membangun dan mengembangkan sistem TI untuk mendukung implementasi kebijakan pengelolaan SDM. Kesejahteraan Pekerja Kompensasi diberikan dalam kerangka yang adil, kompetitif, sederhana namun dinamis sesuai kebutuhan dan perkembangan bisnis serta kemampuan perusahaan. Sistem kompensasi tersebut dibangun guna memenangkan persaingan dalam merekrut pekerja, mempertahankan pekerja terbaik serta mendorong motivasi pekerja untuk berkinerja unggul.
124
LAPORAN TAHUNAN 2011
Selaras dengan implementasi golongan pekerja (person grade), guna melengkapi implementasi golongan jabatan (job grade), maka BRI menyempurnakan sistem kompensasi yang berbasis bobot jabatan (job grade) menjadi berbasis pada bobot jabatan (job grade) dan bobot individu pekerja (person grade). Hal ini dilakukan agar sistem kompensasi lebih adil karena memberikan penghargaan atas bobot individu pekerja (person grade) dan bobot tugas dan tanggung jawab pekerjaan (job grade). Memperhatikan jaringan kerja BRI dengan sebaran geografis yang luas dan memiliki tingkat biaya hidup berbeda, BRI telah mengidentifikasi perbedaan tingkat biaya hidup yang dibagi dalam beberapa zona sehingga mempengaruhi jumlah kompensasi yang diterima pekerja. Untuk memberikan apresiasi dan mendorong pencapaian kinerja yang optimal, BRI memiliki program insentif dan bonus bagi pekerja yang melampaui target kinerja dengan memperhatikan pencapaian target laba Perseroan. Perseroan memberikan kompensasi dan fasilitas kepada pekerja selama dalam hubungan kerja dan setelah berakhirnya hubungan kerja. Hubungan Industrial dan Budaya Kerja Dalam menciptakan budaya kerja berbasis risiko (risk culture), saat ini telah dilakukan penyempurnaan ketentuan peraturan disiplin pekerja, agar pekerja BRI bertindak sesuai prinsip-prinsip budaya kerja perusahaan dalam semua aktivitas kerja sehingga tercipta risk awareness. Pada tahun 2011 penjabaran nilai Budaya Kerja berfokus pada aspek layanan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada pihak eksternal (nasabah) maupun internal, serta aspek pengembangan dan implementasi kode etik (code of conduct) sebagai bagian dari Good Corporate Governance. Untuk efektivitas pelaksanaannya, Perseroan memberikan kesempatan seluasluasnya kepada pekerja dalam mengawasi jalannya Perseroan agar tetap konsisten melaksanakan Good Corporate Governance dengan menginformasikan setiap pelanggaran melalui Whistle Blower System.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Mengingat kegiatan perbankan dilandasi oleh kepercayaan, maka BRI sangat memperhatikan integritas pekerja, dan kepatuhan pekerja terhadap peraturan kerja dan prinsip-prinsip prudential banking dalam kegiatan operasional perbankan sehari-hari. Hubungan industrial yang selaras, serasi dan seimbang antara Perseroan dan pekerja, atas dasar kemitraan, senantiasa dijaga dan ditingkatkan dalam rangka terwujudnya visi dan misi BRI. Manajemen memberikan kesempatan komunikasi yang terbuka dengan Serikat Pekerja, sebagai sarana untuk menyampaikan masukan dan pemikiran-pemikiran yang strategis kepada manajemen dalam upaya pengembangan Perseroan. Terkait dengan hal tersebut, maka pada tahun 2011 telah disepakati dan ditandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang ke-5 antara Manajemen dengan Serikat Pekerja untuk periode tahun 2011-2013. Pendidikan dan Pelatihan SDM merupakan aset utama bagi keberhasilan sebuah bank. Aset manusia yang handal dan kompeten merupakan kunci bagi pertumbuhan usaha perbankan yang berkelanjutan. Di bidang pendidikan dan pelatihan, BRI menjadikan tahun 2011 untuk melangkah lebih lanjut dari upaya penyempurnaan sistem pendidikan dan pelatihan pekerja BRI yang telah dimulai sejak tahun 2010. Berbagai perubahan yang telah dilakukan, tetap dipertahankan dan dikembangkan di tahun 2011. Perubahan-perubahan tersebut mencakup mekanisme kerja, pengembangan program dan system delivery pendidikan serta pengembangan infrastruktur penunjang pendidikan. BRI telah menyempurnakan struktur organisasi yang bertanggungjawab atas pengembangan dan pelaksanaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi pekerja BRI. Dengan penyempurnaan ini, diharapkan tercipta pendidikan dan pelatihan yang merata, efektif, efisien dan up to date, sesuai dengan perkembangan bisnis BRI.
Pemanfaatan teknologi terkini telah menghasilkan program pendidikan yang lebih efektif dan efisien selama tahun 2011, baik dari segi prasarana pendidikan maupun dalam hal pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Digitalisasi dan pengembangan perpustakaan, pengembangan e-learning, pengembangan website Pusdiklat BRI dan back office automation telah dan terus dilakukan sejak 2011. Selain itu, dilakukan pula inovasi pengembangan konten dengan menghadirkan para praktisi yang diwujudkan dalam program “Obrolan Pagi” yang membahas tema aktual sesuai kebutuhan bisnis BRI. Selama tahun 2011, peserta didik yang mengikuti pendidikan baik di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BRI maupun di 6 sentra pendidikan di wilayah adalah sebanyak 232.598 peserta. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap pekerja BRI mendapatkan 3,3 kali pelatihan dalam setahun. Mendidik Kader Pimpinan BRI Masa Depan BRI mengembangkan dan melaksanakan pendidikan bagi para kader pimpinan BRI di masa depan melalui Program Pengembangan Staf (PPS). Hal ini merupakan langkah yang seiring dengan keberlanjutan bisnis BRI ke depan. PPS merupakan suatu program pendidikan yang padat dan sangat menantang bagi para pesertanya. Selama 12 (dua belas) bulan para kader pimpinan ini dibekali dengan berbagai pengetahuan yang merupakan dasar pengetahuan dalam perjalanan karier mereka selanjutnya. Para peserta juga dibekali dengan berbagai soft skill sebagai seorang banker. Pendidikan diberikan dalam berbagai pola, mulai dari pendidikan di kelas sampai dengan on the job training di kantor cabang dan diakhiri dengan ujian komprehensif dihadapan Direksi. Sampai dengan akhir Desember 2011, telah dididik sebanyak 2.332 orang dengan peserta yang terdiri dari fresh graduate terbaik dari universitas ternama di Indonesia dan pekerja internal yang lolos seleksi. Peserta Program Pengembangan Staf PPS
125
Dalam Masa Pendidikan
Lulus
Umum
1.913
722
1.191
Auditor
232
140
92
IT
187
97
90
2.332
959
1.373
Total
LAPORAN TAHUNAN 2011
Jumlah Peserta
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
125
Pendidikan S2 Luar Negeri bagi Staf Terpilih Sejalan dengan usaha penyiapan kader pemimpin BRI di masa depan maka BRI juga mengirimkan para staf terpilihnya untuk belajar berbagai disiplin ilmu aplikatif di berbagai universitas di luar negeri. Selama tahun 2010-2011, telah dikirim sebanyak 22 orang staf ke berbagai universitas di Australia, Amerika dan Inggris. Pembekalan dan Pendalaman bagi Tenaga Marketing BRI mengerahkan segenap daya untuk mempersiapkan SDM BRI yang mampu mendukung pengembangan bisnis BRI. Selain pendidikan untuk penyiapan kader-kader pemimpin, BRI juga membekali para ujung tombak pengembangan bisnis BRI, yaitu Account Officer dan Funding Officer. Pendidikan Pembekalan bagi Associate Account Officer (AAO) dilakukan terhadap 997 orang yang meliputi berbagai pengetahuan dasar perkreditan dan hal yang terkait dengan perkreditan seperti hukum, asuransi dan lain sebagainya. Selama tahun 2011 telah diadakan kelas pilot pendidikan pendalaman bagi AO dengan masa kerja lebih dari 2 tahun. Pendidikan pendalaman ini pada intinya membekali mereka dengan keterampilan marketing, sales dan service serta people skills. Evaluasi dan smoothing kurikulum terus dilakukan sehingga diperoleh pola pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan bisnis di lapangan. Pendidikan Pembekalan bagi para frontliners Kantor Cabang maupun BRI Unit dilaksanakan sejalan dengan ekspansi bisnis BRI. Selama tahun 2011, pendidikan ini dilaksanakan di 6 (enam) Sentra Pendidikan (Sendik) kepada 15.927 orang. Pendidikan Kaderisasi dan Aplikasi Jajaran BRI Unit Untuk mempertahankan dominasi BRI di sektor bisnis mikro, BRI melaksanakan Pendidikan Kaderisasi dan Aplikasi bagi para pekerja di jajaran BRI Unit. Pendidikan Kaderisasi ditujukan untuk membekali calon-calon pejabat di jajaran BRI Unit dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menduduki jabatan tersebut. Pendidikan Kaderisasi ini rutin dilaksanakan di masing-masing Sendik, baik kaderisasi Penilik (Resident Auditor bisnis Mikro), Kaunit (Kepala BRI Unit) maupun Mantri (tenaga marketing BRI Unit). Selama tahun 2011, seluruh Sendik BRI telah mendidik 4.498 orang.
126
LAPORAN TAHUNAN 2011
Workshop Profil Bisnis: Memberikan Pengetahuan Praktis untuk Account Officer dan Pejabat Kredit Lainnya BRI juga mengadakan berbagai workshop mengenai profil bisnis yang memiliki prospek untuk dikembangkan. Dalam tahun 2011 telah diadakan workshop profil bisnis mengenai oil & gas, tebu dan industri gula, industri perkapalan, tanaman padi, peternakan, industri sapi perah dan potong, dan bisnis konstruksi. Workshop membahas profil bisnis tersebut dari A sampai Z, dari sisi regulasi sampai dengan tips and tricks serta sharing experience pelaku bisnis di lapangan, dengan menghadirkan para pembicara internal dan eksternal BRI yang berkompeten di bidangnya. Di sisi funding, BRI juga telah merancang dan melaksanakan pendidikan bagi para FO. Selama tahun 2011, telah dilaksanakan pendidikan FO sebanyak 225 orang dengan desain pendidikan mengacu pada Blue Print Pendidikan Jajaran Bisnis.
Pembekalan bagi Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Wilayah Pendidikan dan pelatihan yang intensif untuk AO dan FO akan menjadi kurang efektif jika tidak ada pembekalan bagi para pemimpin mereka. Untuk itu BRI juga melakukan pendidikan pembekalan bagi para Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Wilayah, disertai pula dengan pembekalan dan briefing dari Direksi. Selama tahun 2011 telah dididik sebanyak 185 orang Pemimpin Cabang dan Wakil Pemimpin Wilayah.
Pengembangan Prasarana Pendidikan Pengkinian Koleksi Buku dan Digitalisasi Perpustakaan Selama tahun 2011, telah dilakukan pengkinian koleksi buku perpustakaan Pusdiklat BRI dengan buku-buku terbitan tahun 2005 ke atas. Koleksi perpustakaan terdiri atas 2.401 judul buku, 642 makalah serta 50 materi multimedia dan lain sebagainya. Guna meningkatkan efisiensi pengelolaan perpustakaan, telah dilaksanakan digitalisasi data perpustakaan untuk memudahkan pencarian buku atau koleksi perpustakaan lainnya melalui keywords di “search engine” web perpustakaan BRI. Perpustakaan BRI juga dapat di akses secara online.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Perpustakaan Pusdiklat BRI.
Pengembangan Back Office Automation (BOA) Sarana infrastruktur lainnya yang mulai dikembangkan di BRI adalah back office automation (BOA). Dengan pengembangan BOA ini maka diharapkan era “map dan kertas” dalam pengadministrasian dokumen dan data pendidikan akan segera berakhir. Selain itu dengan BOA diharapkan rekam jejak terhadap informasi pendidikan setiap pekerja serta pemerataan pelaksanaan pendidikan dapat lebih terpantau. Pencapaian Anggaran dan Jumlah Peserta Didik Secara keseluruhan, pencapaian realisasi anggaran dan peserta pendidikan tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun 2010. Penggunaan anggaran pendidikan tahun 2011 didominasi oleh Anggaran Pendidikan Rekrutmen, sedangkan jumlah peserta didominasi oleh peserta Pendidikan Aplikasi yang dilaksanakan di Sendik maupun di Pusdiklat Jakarta. Selama tahun 2011, BRI membelanjakan sekitar Rp429,25 miliar untuk pendidikan dan pelatihan, atau sebesar 102% dari total anggaran yang dikeluarkan untuk beban SDM.
127
LAPORAN TAHUNAN 2011
Penggunaan Anggaran Pendidikan
2010 1%
46%
44%
9%
2011 2%
38%
51%
8%
Pengembangan
Pendukung
Rekrutmen
Aplikasi
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
127
Jaringan Kerja dan Layanan
j BRI terus mengembangkan jaringan kerja dengan mengutamakan kepuasan nasabah, antara lain melalui penambahan jaringan kerja konvensional, mobile banking, serta e-channel, guna memperluas jangkauan layanan perbankan yang disertai dengan peningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
128
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
EKSPANSI JARINGAN KERJA TAHUN 2011 Dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat dan memudahkan aksesibilitas terhadap layanan perbankan, BRI terus melakukan pengembangan jaringan kerja hingga ke pelosok negeri. Pengembangan jaringan kerja ini mencakup jaringan kerja konfensional maupun elektronik. Pengembangan jaringan kerja bisnis ritel meliputi pembukaan 18 Kantor Cabang, 32 Kantor Cabang Pembantu dan 46 Kantor Kas. Untuk pengembangan bisnis mikro, pada tahun 2011 telah dibuka 200 BRI Unit baru sehingga total BRI Unit per Desember 2011 mencapai 4.849 BRI Unit. Selain BRI Unit, sejak tahun 2009 BRI juga telah mengembangkan jaringan kerja baru berupa Teras BRI dan Teras BRI Keliling. Pada tahap awaI, Teras BRI dibuka di tengah pasar tradisional guna memudahkan pedagang pasar untuk menabung, mengajukan pinjaman, serta melakukan transaksi perbankan lainnya, tanpa harus meninggalkan aktivitas bisnisnya. Pada tahun 2010 BRI membuka Teras BRI sejumlah 400 unit, Sedangkan pada tahun 2011 BRI menambah jumlah Teras BRI dan Teras BRI Keliling masing-masing sebanyak 687 unit dan 100 unit sehingga pada akhir tahun 2011 BRI memiliki 1.304 Teras BRI dan 101 Teras BRI Keliling. Selain pembukaan BRI Unit dan Teras BRI untuk mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah, hingga tahun 2011 terdapat 12 Teras BRI yang ditingkatkan statusnya menjadi BRI Unit.
Rencana Kerja Tahun 2012 Untuk semakin memperkuat dan memperluas jangkauan pelayanan unit kerja BRI, maka pada tahun 2012 telah disusun rencana kegiatan sebagai berikut: - Terus menambah jumlah BRI Unit, termasuk meningkatkan status beberapa Teras BRI menjadi BRI Unit. - Standarisasi tampilan unit kerja operasional dan e-channel dengan tujuan meningkatkan kenyamanan nasabah saat bertransaksi. - Meningkatkan frekuensi pelatihan bagi pekerja BRI Unit dan Teras BRI agar dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada nasabah mikro. - Pembukaan unit kerja konvensional pada lokasi yang potensial untuk mendukung jaringan unit kerja BRI dalam meningkatkan market share/ value added BRI. - Pembukaan Priority Lounge, Kantor Layanan Pensiun dan Kredit Pegawai dan Sentra Layanan Prioritas. - Pengadaan mobile service (e-buzz). - Penempatan e-channel: ATM, EDC dan SSPP (Self Services Passbook Printer) untuk meningkatkan market share BRI dan agar tercapai optimalisasi, efisiensi, dan efektifitas jaringan e-channel BRI. - Penyempurnaan Peta Potensi Bisnis. - Meningkatkan utilisasi e-channel di BRI Unit, Teras BRI, dan Teras BRI Keliling sehingga nasabah lebih mudah melakukan transaksi perbankan. - Mengembangkan aplikasi teknologi guna mempercepat proses kredit di BRI Unit, Teras BRI, dan Teras BRI Keliling.
Selain perluasan jaringan kerja di segmen mikro, BRI juga terus mengembangkan e-channel serta jaringan kerja konvensional lainnya seperti Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas. BRI juga memiliki unit kerja yang khusus melayani pembayaran SIM, STNK dan BPKB (unit kerja SSB). Selama tahun 2011, BRI telah menambah 1.207 ATM, 17.959 EDC (Electronic Data Capture) dan 19 CDM (Cash Deposit Machine) sehingga dengan penambahan tersebut sampai dengan akhir Desember 2011, BRI telah memiliki 7.292 ATM, 31.600 EDC, dan 90 CDM. Untuk menambah mobilitas layanan, BRI telah memiliki 19 jaringan mobile outlet yang bernama e-Buzz.
Pertumbuhan Jumlah BRI Unit dan Teras BRI
4.849
4.649
4.538 4.300 4.417
1.304 217
2007 2008
2009
Jumlah BRI Unit
129
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
617 2010
2011
Jumlah Teras BRI
129
LAYANAN BRI terus berupaya meningkatkan kualitas layanan untuk mendukung pertumbuhan bisnis BRI. Hal tersebut sejalan dengan visi BRI yaitu memberikan layanan yang cepat, akurat, aman, ramah dan nyaman kepada semua nasabah dan akan menjadikan layanan BRI sebagai barometer layanan perbankan. Sebagai wujud kesungguhan BRI dalam meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, menurut hasil survei Marketing Research Indonesia (MRI) terhadap 19 Bank tahun 2009 - 2010, pelayanan BRI menunjukkan perbaikan dan peningkatan peringkat dari posisi 11 menjadi ke posisi 6, dan dalam tahun 2011 telah terjadi peningkatan point penilaian MRI yang sekaligus menggambarkan peningkatan kualitas layanan BRI. Langkah strategis yang telah dilakukan BRI untuk peningkatan kualitas layanan antara lain dengan menerapkan service level agreement (SLA) dan penetapan rating layanan untuk seluruh unit kerja BRI. Sedangkan untuk mencapai target BRI masuk ke dalam peringkat 5 besar bank dengan layanan terbaik, diadakan program Service Quality Campaign 1-96. Kualitas layanan sebuah bank tidak terlepas dari kualitas dan ketrampilan / pengetahuan para pekerja yang berada di garis depan layanan bank. Untuk mengasah product knowledge para frontliners, BRI mengadakan kompetisi “SQ Vaganza” bagi frontliners BRI di seluruh Indonesia. Selain berbagai langkah strategis tersebut di atas, BRI juga melakukan berbagai inisiatif pengembangan sebagai berikut: • Menindaklanjuti keluhan nasabah melalui satu pintu dan mengawasi penyelesaian keluhan nasabah. • Melakukan standarisasi layanan dan meningkatkan kepuasan nasabah melalui SQ coaching, SQ monitoring Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Unit serta kegiatan refreshing course mengenai produk dan kebijakan.
130
LAPORAN TAHUNAN 2011
• Meningkatkan service skill dan service leadership dengan memberikan pelatihan kepada pekerjapekerja terkait di Kantor Cabang seluruh Indonesia. • Menentukan cabang percontohan (Center of Excellence) dalam hal Kualitas Layanan di masing-masing Kantor Wilayah. • Menentukan unit kerja sebagai Layanan Pensiun dan Briguna di masing-masing Kantor Wilayah. • Menyusun program percepatan perbaikan kualitas layanan melalui program SQ Assurance & Improvement. • Mengembangkan aplikasi host to host dan BRIVA (BRI Virtual Account) dengan BUMN. • Melaksanakan fungsi response center yang mengacu pada Service Level Agreement (SLA) dengan cara meningkatkan infrastruktur help desk. • Meningkatkan skill dan knowledge para operator help desk dengan pelatihan Service Quality setahun sekali. BRI melakukan peningkatan kualitas layanan secara terus menerus dengan menetapkan target-target perbaikan layanan dari berbagai sisi, antara lain: • Proses layanan, dengan formulasi kebijakan, mengadakan sosialisasi, pembinaan dan monitoring prosedur operasional dan layanan; implementasi kebijakan Layanan maju, serta menyusun dan menyempurnakan Service Level Agreement (SLA). • Premises, dengan melaksanakan assurance kebersihan, kerapihan, kenyamanan, penempatan merchandising, kelengkapan brosur dan tampilan ATM on/off site. • Monitoring, dengan melakukan survey implementasi kualitas layanan secara menyeluruh, bekerja sama dengan pihak ketiga.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
• Kualitas data nasabah, dengan melakukan tunggalisasi CIF Interbranch, pengkinian data nasabah sesuai profil risiko nasabah, integrasi sistem data nasabah pada sistem pendukung diluar core system BRI (Brinets), mengadakan sosialisasi CIF dan pemilihan kualitas data CIF terbaik diantara unit kerja operasional (UKO) di seluruh Indonesia. • Kebijakan operasional, dengan melaksanakan Business Process Reengineering, melakukan pemisahan dan penyempurnaan fungsi Petugas Operasional, serta menyelenggarakan sosialisasi, pembinaan dan monitoring prosedur operasional dan layanan. • Contact center, dengan pemanfaatan Telesales/ telemarketing untuk penjualan produk dan jasa Bank, serta sentralisasi complaint handling.
131
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
131
Teknologi Sistem Informasi
Teknologi Sistem Informasi yang handal mutlak diperlukan bagi pengoperasian layanan perbankan sebesar dan seluas BRI. Untuk itu, BRI memanfaatkan Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) sebagai penggerak kegiatan bisnis BRI melalui sistem informasi yang optimal, penyediaan layanan teknologi yang terukur berdasarkan Service Level Agreement (SLA) yang kompetitif, pendorong produktivitas dan efisiensi kerja, serta pengurangan risiko operasional.
132
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Strategi Pengembangan TSI Dalam mendukung pencapaian Bank BRI menjadi bank modern, BRI telah menganut strategi pengembangan TSI secara bertahap sejak tahun 2008. Strategi tersebut termuat dalam Information Technology Strategic Plan (ITSP) BRI tahun 20082013, yaitu: • Penyediaan access channel yang luas dilengkapi dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi. • Adopsi leading-edge IT (Information Technology) tren dunia perbankan. • Penyediaan akses data yang lengkap secara realtime online. • Implementasi (near) zero downtime. • Penerapan teknologi pengamanan dan tata kelola proses TI. • Penggunaan multimedia dan paperless technology. Core Banking System (CBS) BRINETS Selama tahun 2011, BRI telah mencatat beberapa pencapaian penting terkait dengan implementasi secara bertahap ITSP tersebut di atas. Sejumlah 7.975 unit kerja BRI saat ini terintegrasi melalui Core Banking System (CBS) BRINETS, merupakan integrasi dari segi jumlah unit kerja perbankan yang terbesar di Indonesia dewasa ini. Jumlah transaksi tertinggi Core Banking BRI sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 7,9 juta per hari dan 125 juta transaksi per bulan. Pengembangan Electronic Banking BRI secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur electronic banking untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Media electronic banking akan memudahkan nasabah dalam memperoleh informasi, berkomunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui fasilitas ATM, Electronic Data Capture (EDC), KIOSK, Cash Deposit Machine (CDM), phone banking, electronic fund transfer, SMS banking, dan internet banking. Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah transaksi tertinggi e-Channel BRI mencapai 3,6 juta transaksi per hari dan 65 juta transaksi per bulan.
133
LAPORAN TAHUNAN 2011
Pengembangan fitur-fitur baru di access channel yang dilakukan BRI di tahun 2011 diantaranya: ATM • Standarisasi Menu ATM pada fitur pembayaran multifinance, pembayaran pendidikan dan pembayaran telepon pasca-bayar. • Pengembangan fitur transfer melalui jaringan LINK. • Pengembangan fitur pembayaran PDAM (untuk wilayah Banjarmasin, Makasar, Martapura, Bogor, Karang Anyar, Bandung, Probolinggo dan Situbondo), SPP Universitas (UNDIP, UNAIR, UNM, Universitas Jember, UIN Jakarta, UPN Veteran Yogyakarta, Atmajaya Yogyakarta, UGM), PLN non-tagihan listrik, telepon pasca-bayar (XL, Fren, Esia, Smart, Three, Axis), multifinance (WOM). • Top up kartu pra-bayar e-money BRIZZI. • Penambahan fitur pinjaman untuk kredit ritel. SMS Banking • Pengembangan fitur transfer melalui jaringan Bersama dan PRIMA. • Pengembangan fitur pembayaran tiket pesawat terbang dan SPP Universitas. • Pengembangan fitur top up e-money BRIZZI dan SIM Smart, Seluler Prabayar. • Penyempurnaan fitur mobile cash (pembayaran realtime online). • SMS Notifikasi. Internet Banking • Pengembangan fitur transfer melalui Jaringan Bersama dan PRIMA. • Pengembangan fitur RTGS. • Pengembangan fitur cetak rekening koran (sampai dengan 50 transaksi terakhir). • Pengembangan fitur pembayaran tiket pesawat terbang. • Pengembangan fitur top up e-money BRIZZI dan SIM Smart, telepon prabayar. • Internet Banking versi mobile phone.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
133
Perkembangan Jumlah Fitur e-Channel 2007
2008
2009
2010
2011
ATM
51
97
110
124
159*
EDC
15
44
80
136
160*
SMS Banking
10
21
28
38
49*
Cash Management
2
7
15
24
87
Phone Banking
20
31
33
33
33
Internet Banking
0
0
25
41
56*
CDM
51
62
64
64
159*
Kiosk
6
22
23
23
23
SST (Self Service Terminal)
0
3
9
9
9
BRILink
0
0
7
7
7
155
287
394
499
742
Jumlah fitur e-channel * Termasuk fitur Brizzi
Autopayment BRI • Pembayaran listrik • Pembayaran telepon • Pembayaran pulsa pasca bayar • Pembayaran multifinance • Pembayaran TV berbayar • Pembayaran DPLK e-Banking Rekening Giro • RTGS via internet • Transfer bank lain Pengembangan Kartu Kredit Dalam rangka mendukung pengembangan produk kartu kredit (issuing dan acquiring), BRI senantiasa melakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem kartu kredit. Beberapa fitur pada sistem kartu kredit yang sudah dikembangkan pada tahun 2011 diantaranya, yaitu: • Pengembangan Modul/ Fitur Visa Issuing. • Pengembangan fitur Point Reward. • Pengembangan fitur Autopayment. • Pengembangan fitur Corporate Card (Autodebet Corporate Card,Corporate Card Billing Statement). Pada tahun 2011, BRI melakukan launching kartu kredit Visa yang diberi nama BRI Visa Touch dengan mempertimbangkan besarnya peluang mengakuisisi pasar baik terhadap pemegang kartu maupun merchant.
134
LAPORAN TAHUNAN 2011
Pengembangan Management Information System (MIS) Pengembangan MIS dilaksanakan dalam rangka terus memenuhi kebutuhan bisnis dan stakeholders dengan data yang terintegrasi sekaligus memenuhi kebutuhan regulasi. Penggunaan teknologi multimedia dan paperless menjadikan penyajian sistem informasi lebih komunikatif, efektif dan efisien. Beberapa pengembangan pada aplikasi MIS yang dilakukan pada tahun 2011 diantaranya meliputi pengembangan aplikasi PSAK 50-55, Aplikasi Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU) dan Aplikasi Manajemen Risiko Operasional (OPRA). Pengembangan New Cash Management Dalam rangka memaksimalkan fungsi layanan cash management bagi nasabah institusi dan korporasi, BRI melakukan pengembangan lebih lanjut atas aplikasi layanan New Cash Management. Enhancement tersebut berupa penambahan fitur, availability, user friendliness, kecepatan akses, sistem pengamanan, dan penanganan yang cepat dalam mengatasi masalah. New Cash Management dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan serta meningkatkan kepercayaan nasabah sekaligus membuka peluang akuisisi nasabah baru. Teknologi informasi BRI juga mendukung proses kerja sama dengan sejumlah lembaga dan BUMN diantaranya Bulog (host to host pembayaran dengan pihak ketiga Bulog), PT Pusri (host to host pembelian pupuk), Pertamina (new host to host pembelian BBM), dan sejumlah Universitas (host to host pembayaran uang kuliah dan biaya kewajiban kuliah).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Jumlah fitur New Cash Management sampai dengan tahun 2011 adalah sebanyak 73 fitur sedangkan pengembangan fitur-fitur New Cash Management yang dilakukan BRI ditahun 2011 yaitu : • Pengembangan fitur pembayaran khusus (RTGS, kliring, transfer BRI, SWIFT). • Pengembangan fitur pembayaran Pertamina, Pusri, tiket pesawat, pinjaman, kartu kredit, telepon seluler. • Pengembangan fitur transfer, yaitu outgoing valas (single dan mass), BRIVA (single, collective dan mass). • Pengembangan fitur RTGS (RTGS collective, RTGS mass). • Pengembangan fitur kliring (kliring individu dan kliring mass). • Pengembangan fitur deposito Taspen. • Pengembangan fitur autopayment listrik dan telepon. • Pengembangan modul/fitur pelaporan (auto reporting/reporting management). • Pengembangan modul penggajian (payroll 24 hour) . Manajemen Kelangsungan Usaha dan Disaster Recovery BRI memiliki Business Continuity and Disaster Recovery Plan untuk menjaga kesinambungan operasional bisnis sekaligus meningkatkan kepercayaan nasabah dan memitigasi risiko operasional akibat kegagalan teknologi informasi. Sebagai bagian dari Business Continuity Management, BRI memiliki 3 (tiga) Site Data Center (DC) yaitu Primary DC, Secondary DC yang juga difungsikan sebagai Disaster Recovery Center (DRC) dan DRC yang lokasinya dipisahkan jauh dari kedua DC. Sejak bulan September 2011 di kedua Data Center (Primary DC & Secondary DC) telah diimplementasikan mesin baru IBM AS/400 Power-7 sebagai Host Core Banking System BRI, yang beroperasi secara bergantian antara Primary DC dan Secondary DC. Dengan beroperasi secara bergantian antara Primary DC dan Secondary DC, BRI semakin memperkecil resiko kegagalan operasional Core Banking System (CBS) BRINETS. BRI telah mempersiapkan Pusat Pemulihan Bencana atau DRC pada lokasi berbeda dengan DC untuk menjaga availability dan business continuity apabila terjadi bencana di kedua DC BRI. Untuk memastikan kesiapan DRC ini, BRI melakukan uji live production di DRC secara periodik.
135
LAPORAN TAHUNAN 2011
Ketersediaan (Availability) Jaringan Komunikasi Seiring perkembangan dan pertambahan unit kerja on-line yang terus meningkat, BRI tetap menjaga ketersediaan (availability) jaringan komunikasi yang didukung oleh pengawasan secara berkesinambungan melalui enterprise monitoring system serta didukung media komunikasi yang redundant dan penyedia jasa komunikasi yang berbeda. Saat ini, BRI sedang melakukan proses pembangunan jaringan komunikasi VSAT dan Fiber Optic milik BRI sendiri untuk meningkatkan availability jaringan komunikasi dan keleluasaan memperluas jaringan bisnis BRI. Sistem Keamanan Infrastruktur teknologi informasi BRI dievaluasi dan diaudit secara teratur dengan tujuan untuk memitigasi kelemahan dan risiko vulnerability infrastruktur teknologi informasi. Security system diperbaharui sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kehandalan pengamanan sistem menghadapi trend fraud teknologi informasi. Security Awareness Program secara rutin dilaksanakan untuk meningkatkan kepedulian terhadap keamanan penggunaan teknologi informasi di BRI. Untuk menjaga sistem pengamanan yang memadai pada teknologi dan sistem informasi yang terus berkembang, BRI mengadopsi dan menerapkan sejumlah best practice pada sistem pengamanan teknologi informasi diantaranya ISO 27001:2005. Sebagai kepatuhan kepada regulasi, BRI menerapkan compliance terhadap peraturan Bank Indonesia yaitu PBI No. 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. BRI senantiasa berupaya mengantisipasi dan memitigasi risiko operasional yang mungkin timbul akibat down-time pada sistem teknologi itu sendiri. Untuk itu BRI memiliki sembilan key points untuk mengurangi risiko operasional tersebut, yaitu: - Manajemen back-up operasional TI BRI melakukan recyclement untuk pengelolaan back-up data, selain juga mengandalkan back-up data secara permanen (doubling). - Clustering dan mirroring. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, keamanan TI BRI menggunakan disaster recovery system yang fully redundant (mirroring) pada lokasi yang
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
135
berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari lokasi sistem utama, beserta dukungan beberapa sistem pendukung pada beberapa lokasi yang tersebar (clustering). - Data Center. BRI mengoperasikan tiga data center di tiga lokasi yang berbeda yang saling memback-up satu sama lainnya. - Intrusion System. BRI memiliki Intrusion Detection System dan Intrusion Prevention System sebagai bagian dari upaya pengaman dari risiko intrusi para hackers. - Host Security Module. Untuk produk-produk kartu, telah diterapkan pola Host Security Module yang memungkinkan pemegang kartu BRI untuk bertransaksi secara aman dengan berbagai host jasa maupun produk yang ditawarkan BRI. - Firewall Security. Sistem pengamanan firewall terhadap jaringan teknologi informasi BRI mengandalkan teknologi terkini dan tercanggih di dunia dewasa ini. - Akses Unit Kerja. Akses terhadap sistem informasi BRI bagi unit kerja disesuaikan dengan jenjang otoritas yang berbeda-beda dan dilakukan berdasarkan need-to-know basis. - Soft Token untuk e-channel. Sebagai fitur keamanan tambahan pada transaksi e-Banking, nasabah akan diberikan kode password baru setiap kali melakukan transaksi melalui BRI Internet Banking. Langkah ini memperkecil kemungkinan rekening nasabah di akses oleh pihak yang tidak berwenang (unauthorized party).
136
LAPORAN TAHUNAN 2011
Rencana Pengembangan Tahun 2012 Teknologi informasi BRI menghadapi tantangan yang tidak ringan. Persaingan usaha dalam industri perbankan telah meningkatkan kebutuhan perkembangan bisnis. Dengan demikian, kehadiran infrastruktur teknologi informasi harus dapat meningkatkan keunggulan BRI dalam persaingan usaha. Untuk menghadapi tantangan di tahun 2012 khususnya di bidang teknologi informasi, BRI telah mempersiapkan beberapa rencana strategis, yaitu: • Penyediaan acces channel yang luas dilengkapi dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi: - Melengkapi infrastruktur dan memperluas implementasi e-channel untuk mendukung kebutuhan dan daya saing bisnis serta kepatuhan terhadap regulasi. Meliputi penambahan 3500 unit ATM, 300 Unit CDM, 100 Unit KIOSK dan 45.000 EDC. - Memperkaya fitur-fitur ATM, EDC/ Mini-ATM, Kiosk dan CDM. - Memperkaya fitur-fitur internet banking. - Mengembangkan aplikasi dan infrastruktur untuk kartu debit berbasis smart card sesuai ketentuan Bank Indonesia. - Mengembangkan fitur-fitur kartu kredit. - Mengembangkan fitur-fitur New Cash Management. • Adopsi leading-edge information technology trend dunia perbankan: - Pengembangan fitur ATM berbasis smart card. - Pengembangan fitur e-money (BRIZZI). - Penyediaan akses data yang lengkap secara real-time online.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
- Penyediaan akses data yang lengkap secara online, real-time dan secure untuk keperluan auditor internal maupun eksternal. - Pengembangan Aplikasi PSAK 50&55 dan IFRS. - Penerapan Aplikasi Credit Risk Management Basel II. • Implementasi (near) zero downtime. - Implementasi Hub VSAT dan fiber optic milik BRI sendiri. - Penyediaan redundancy dan backup perangkat infrastuktur dan server. - Peningkatan fungsi monitoring operasional BRI yang berkelanjutan. • Penerapan security technology dan tata kelola proses TI. - Melanjutkan penerapan best practice sistem pengamanan teknologi informasi yang lebih luas berdasarkan ISO 27001:2005 serta regulasi dan peraturan baru Bank Indonesia dan Pemerintah. • Penggunaan multimedia dan paperless technology. - Memperkaya penyediaan laporan rutin Unit Kerja Operasional dan Divisi untuk menggantikan laporan secara manual. - Implementasi aplikasi knowledge management dan e-Learning. - Implementasi BRI Sistem Manajemen Audit (BRISMA)
137
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
137
Sentra Operasi Centralized banking operations mutlak diperlukan dalam operasional perbankan modern demi efisiensi dan efektifitas operasional. Sejak tahun 2010, BRI telah menjalankan fungsi sentra operasi tersebut sesuai dengan international best practice yang berlaku di dunia perbankan. BRI telah membangun sistem operasional yang fully centralized, fast, zero defect, dan low risk, serta membangun sistem kontrol yang terpadu (integrated monitoring & control system) yang disesuaikan dengan perkembangan bisnis BRI. Selain itu, BRI juga membangun SDM Sentra Operasi yang berkualitas, responsif dan berintegritas, yang didukung dengan pengembangan terus-menerus (never ending improvement) terhadap kualitas, efektifitas & efisiensi sistem operasional BRI. Penyempurnaan Proses Bisnis dan Efisiensi Operasional Di tahun 2011, BRI terus melaksanakan transformasi operasional di bidang proses bisnis internal dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas operasional yang berdampak pada peningkatan kecepatan dan akurasi pelayanan kepada nasabah. Upaya untuk mengembangkan dan mengevaluasi business process seluruh transaksi ditangani secara konsisten, antara lain dengan diimplementasikannya straight through processing untuk transaksi incoming remittance serta sentralisasi warkat debet. Efisiensi kegiatan operasional perbankan khususnya cost reduction serta memperpendek rantai administrasi juga telah dilakukan secara intensif oleh BRI, yaitu dengan telah diimplementasikannya paperless settlement untuk penyelesaian transaksi e-banking serta penyelesaian selisih kas ATM. Hal ini memberikan andil dalam penurunan overhead cost serta mempercepat waktu penyelesaian settlement.
Perkembangan Transaksi RTGS dan Kliring Perkembangan transaksi RTGS BRI sampai dengan akhir tahun 2011 menunjukan peningkatan yang cukup baik. Tercatat total transaksi incoming RTGS BRI sebesar Rp4,930 triliun dengan 1.11 miliar transaksi. Sedangkan transaksi outgoing RTGS mencapai Rp4,964 triliun dengan 1,11 miliar transaksi. Seperti halnya transaksi RTGS, transaksi kliring juga memperlihatkan perkembangan yang cukup signifikan. Untuk kliring penyerahan, total transaksi inward mencapai Rp84 triliun dengan 3,4 juta transaksi, sedangkan transaksi outward mencapai Rp20 triliun dengan 727 ribu transaksi. Sedangkan untuk kliring kredit, total transaksi inward mencapai Rp33 triliun dengan 4,9 juta transaksi, sedangkan transaksi outward mencapai Rp28 triliun dengan 2,7 juta transaksi. Rencana Pengembangan Tahun 2012 Memasuki tahun 2012, BRI telah menyiapkan rencana strategis guna meningkatkan kinerja operasional serta pelayanan kepada nasabah melalui: • Business process re-engineering dengan mengefisienkan fungsi back office di unit kerja untuk meningkatkan kualitas layanan. • Pengembangan paperless operational tahap II. • Membentuk Sentra Operasi Regional, untuk transaksi kliring debet dan pergeseran kas, yang berkedudukan di Kantor Wilayah BRI seluruh Indonesia. • Mempersiapkan langkah-langkah untuk Penerapan Standar ISO 9001:2008 - Quality Management Systems.
Proses pencetakan kartu ATM
138
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik Searah dengan perkembangan bisnis dan perluasan jaringan kerja, BRI dituntut melakukan pengelolaan aktiva tetap dan pemenuhan kebutuhan logistik di setiap unit kerja BRI secara optimal. Untuk itu, pemenuhan kebutuhan aktiva tetap dan logistik harus dilakukan secara cepat, fleksibel, efisien dan efektif dengan tetap memperhatikan kaidah Good Corporate Governance (GCG) agar Perseroan tidak kehilangan momentum bisnisnya. Dalam rangka mewujudkan pemenuhan kebutuhan logistik secara optimal, maka unit kerja yang melakukan fungsi manajemen aktiva tetap dan logistik melakukan koordinasi dengan unit kerja yang melakukan perencanaan/permintaan kebutuhan logistik. Untuk itu, kedua belah pihak harus lebih proaktif dalam melakukan koordinasi ini, sehingga kontinuitas terhadap pemenuhan barang dan jasa yang diperlukan unit kerja dapat terpenuhi. Desentralisasi Proses Pengadaan Kebijakan BRI di bidang logistik adalah menerapkan desentralisasi proses pengadaan barang dan jasa kepada jajaran Pemimpin Wilayah, dengan nilai kewenangan yang memadai, serta menerapkan sentralisasi untuk proses pengadaan barang dan jasa di unit kerja lainnya. Dengan demikian, kegiatan pemenuhan kebutuhan barang dan jasa dapat dilakukan secara efektif dan efisien sekaligus dapat mendukung peran Kantor Wilayah dalam meningkatkan kinerja unit kerja binaannya.
139
LAPORAN TAHUNAN 2011
E-Procurement BRI melakukan pengembangan terhadap aplikasi E-Procurement untuk proses pengadaan barang dan jasa. Hal ini dilakukan agar pengadaan barang dan jasa BRI dapat dilaksanakan secara lebih transparan, adil dan tidak diskriminatif, serta akuntabel. Selain itu, juga telah dilakukan pengembangan terhadap aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aktiva Tetap (SIM-AT) BRI. Hal ini untuk memastikan bahwa manajemen aktiva tetap BRI dapat berjalan dengan transparan, akuntabel, dan akurat mulai dari distribusi, pengakuan aset, asuransi, pajak, sampai dengan pelepasan aset tersebut. Rencana Pengembangan Tahun 2012 BRI akan terus melakukan penyempurnaan dan evaluasi terhadap kebijakan, antara lain berupa pengkinian Kebijakan Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik sebagai salah satu upaya BRI untuk terus menyesuaikan dengan perkembangan bisnis maupun peraturan perundang-undangan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
139
Marketing Communication
Marketing Communication BRI mempunyai misi untuk menjadikan seluruh produk, jasa, dan layanan BRI mempunyai brand yang kuat dan dapat menunjang kegiatan pemasaran serta pertumbuhan penjualan produk, jasa dan layanan BRI. Melalui komunikasi pemasaran yang optimal akan tercapai awareness dan positioning yang unik, tepat dan relevan di benak target market BRI.
140
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Strategi dan Kegiatan Marketing Communication Selama tahun 2011, aktivitas marketing communication BRI difokuskan kepada produkproduk yang secara substansi berbasis individu/ massal ataupun retail baik pada sisi funding maupun lending. Retail funding menjadi prioritas utama mengingat peranan strategisnya untuk menjamin stabilitas pendanaan dan juga price competitiveness. Selain itu, bisnis mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai pilar bisnis BRI mendapat prioritas khusus untuk menjamin keberlanjutan aspek awareness terhadap brand BRI. Kegiatan komunikasi e-banking BRI juga menjadi salah satu fokus BRI pada tahun 2011 untuk meningkatkan komposisi fee based income melalui transaksi e-banking. Hal ini merupakan salah satu upaya BRI untuk menjadi The Biggest National Payment Gateway.
o Kartu Kredit BRI Program-program retention & acquisition di berbagai merchant ternama Fashion, Gadget, Airlines,Hotel & Resto, Beauty and Health, BRI Travel Service, BRING, dan sebagainya
Berbagai aktivitas komunikasi yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 diantaranya adalah sebagai berikut: o Tabungan BRI BritAma (Untung Beliung BritAma) o Tabungan BRI Simpedes (Pesta Rakyat Simpedes, Panen Bulanan Simpedes dan Mudik bersama Kupedes dan Simpedes)
Berbagai aktivitas komunikasi yang telah dilakukan pada tahun 2011, tidak hanya berhasil meningkatkan pencapaian bisnis masing-masing produk dan jasa di BRI, namun juga meningkatkan kinerja brand-brand BRI. Hal ini terlihat pada awareness dan brand index yang semakin meningkat menjadi top performers di industri perbankan.
o KPR BRI (KPR BRI Ekstra, KPR Kawan, Joint Promo Kemang Village, Florencia Cluster) o KKB (KKB Kawan, KKB Autofest 2011, KKB Lebaran) o BRI Prioritas: Blitzmegaplex
White
Lotus,
AntePrima,
o Launching
o Tabungan BRI Junio (Kerjasama merchant: Timezone, Theme Park: Ancol, Jatim Park, WaterBoom, Funland, Bali Bird Park, Bali Zoo, dan lain-lain) o Deposito (Deposito bunga dibayar di muka) o E-Banking: Program Undian Gemerlap E-Banking BRI (15 Agt-15 Dec 2011) o Brizzi (Program merchant discount di merchant-merchant kategori food & beverages, publik service, fashion dan mini market
141
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
141
Menjadi Top Brand di Indonesia Berbagai penghargaan dari pihak independen mengkonfirmasi pencapaian kinerja brand-brand BRI melalui berbagai award diantaranya:
1. Top brand award Produk
Peringkat
Tabungan BRI Junio
1
Tabungan BRI BritAma
2
ATM Card
3
Call BRI
3
Tabungan BRI Simpedes
4
Deposito BRI
3
KPR BRI
5
Kartu Kredit
5
4. Indonesian Service Satisfaction Index 2011, kategori Priority Banking Service, No. 3 dari Majalah Service Exellence. 5. Indonesia Most Valuable Brand, peringkat 1 untuk Indonesia, peringkat 195 untuk dunia, dari Brand Finance.
2. Indonesia Bank Loyality Index Award 2012 Produk
Peringkat
Tabungan BRI
3
Kartu Kredit BRI
5
3. Indonesia Best Brand Award (IBBA) 2011 Produk/Brand
Peringkat
BRI as Corporate Brand
1
Tabungan BRI Simpedes
3
Tabungan BRI BritAma
4
Kartu Kredit BRI
5
KPR BRI
5
142
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Rencana Pengembangan Tahun 2012
Terlepas dari fokus utama tersebut, marketing communication BRI juga akan mendukung penuh produk-produk dan layanan yang berbasis business to business (B2B) dengan strategi komunikasi yang akan disesuaikan dengan natur bisnisnya. Rencana komunikasi pemasaran 2012-2014 Thematic Comunication Campaign 2012-2014 setiap brand yang dikelola oleh marketing communication BRI dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Rencana komunikasi pemasaran tahun 2012 sangat terkait dengan sasaran korporat BRI menjadi The Biggest Payment Gateway, maka effort khusus dari sisi membangun image perbankan transaksional mutlak diperlukan yang tentunya akan menyentuh Corporate Brand Bank BRI.
2011 2012
2012
2013
2014 2014
2015 2015
aCorporate Campaign: refreshment aMembangun image: Bank UMKM terbesar dan terbaik, payment,
Corporate Brand “BRI”
Best Services
aMeningkatkan Top of Mind dan Awareness aMembangun image: Muda, Mudah, Transaksional
Tabungan BritAma
aMempertahankan awareness yang sudah Top of Mind aMeningkatkan pemahaman (knowledge) akan Tabungan BRI Junio
Tabungan BRI Junio
Tabungan Simpedes
aMempertahankan Level of Awareness aRepositioning : Simpedes Image Rejuvenation aMembangun preferensi penggunaan ATM BRI, membangun image network terluas untuk ATM BRI.
E-Banking ATM Internet Banking Mobile Banking BRIZZI
aMeningkatkan awareness dan knowledge untuk: Internet Banking, Mobile Banking, Brizzi.
aMembangun Image: meningkatkan presepsi dari segi performance/reliability dan advantage
aMengkomunikasikan fitur-fitur e-channel terutama fitur-fitur dengan potensi transaksi tertinggi
Microbusiness Product Kupedes KUR
aThematic Campaign dengan positioning :
• Rasional : cepat, transparan, bunga bersaing • Emosional : Community banking, kesuksesan usaha
aMenjalankan program khusus yang bersifat unique & iconic, consistent & continue
Sasaran Korporat
The Biggest National Payment Gateway
aKredit UMKM sebagai Umbrella Brand bagi seluruh range of product Bisnis Ritel dan Menengah BRI
Retail Business Kreditt UMKM
aMembangun
awareness dan positioning yang tepat bagi Kredit UMKM BRI
aMembangun awareness dan image aTrade finance : Comprehensive dan Professional aRemittance : Solusi Cepat Transfer Uang
International Business Brifast Remitance
Treasury
aMembangun awareness dan image a Positioning : Terencana, aman dan menguntungkan
DPLK
Conventional Channel
Kanca, KCP, BRI Unit, Teras BRI
aCampaign : Network terluas, paling dekat aCampaign perkembangan jumlah Outlet, Outlet Baru aMenjaga Konsistensi Tampilan (Look & Feel) Kantor outlet
143
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
143
Manajemen Risiko Perkembangan bisnis yang pesat dan semakin meningkatnya kompleksitas produk bank menyebabkan risiko kegiatan usaha bank juga semakin kompleks. Oleh karena itu, BRI dituntut untuk menerapkan manajemen risiko yang handal agar mampu beradaptasi dengan kompleksitas kegiatan usaha tersebut. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan harus dapat mendukung BRI untuk lebih berhati-hati dalam ruang lingkup perkembangan kegiatan usaha dan operasional perbankan yang sangat pesat. Penerapan manajemen risiko tersebut pada dasarnya merupakan kebutuhan bank dalam mengelola risiko pada batas toleransi bank dan telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang telah diatur melalui regulasi Bank Indonesia yang sejalan dengan rekomendasi Basel Committee on Banking Supervision. Manajemen risiko memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pengelolaan risiko bank guna pencapaian tujuan perusahaan melalui dua aspek, yaitu melindungi modal dan mengoptimalkan hubungan risk dan return. Menyadari pentingnya Penerapan manajemen risiko, BRI telah menerapkan manajemen risiko terpadu. Pengelolaan manajemen risiko BRI diimplementasikan dengan konsep tiga garis pertahanan (three lines of defense), yaitu: • Garis pertahanan pertama adalah satuan kerja bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional, sebagai pihak yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengendalian intern dan menjaga kualitas output dan proses bisnis sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. • Garis pertahanan kedua adalah satuan kerja manajemen risiko yang memantau pemenuhan manajemen risiko bank sesuai dengan risk appetite dan menetapkan kebijakan, pedoman dan limit risiko, agar eksposur secara keseluruhan sampai pada batas yang dapat ditoleransi serta tidak melampaui kemampuan modal BRI. • Garis pertahanan ketiga adalah satuan kerja audit internal yang berfungsi untuk memastikan pelaksanaan pengendalian internal yang dilakukan oleh garis pertahanan yang pertama dan kedua, serta memberikan laporan kepada direktur utama dan komisaris secara independen.
144
LAPORAN TAHUNAN 2011
Dengan penerapan konsep tersebut diharapkan akan menjaga independensi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga tidak memihak atau menguntungkan unit kerja operasional tertentu dengan mengabaikan unit kerja operasional lainnya. Dalam penerapan manajemen risiko, Direksi dan Dewan Komisaris BRI memegang peranan penting dalam mendukung dan mengawasi keberhasilan penerapan manajemen resiko di seluruh unit kerja. Berkaitan dengan aktivitas pengelolaan eksposur risiko bisnis dan penetapan sistem manajemen risiko BRI, jajaran Direksi BRI dibantu oleh Risk Management Committee (RMC) yang merupakan badan tertinggi dalam sistem manajemen risiko BRI. Pembahasan profil risiko secara keseluruhan dilakukan melalui Rapat RMC BRI yang dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan. Disamping itu untuk membahas permasalahan yang spesifik pada jenis risiko tertentu dan membutuhkan putusan segera, juga dapat dilakukan melalui rapat RMC yang bersifat terbatas, atau yang disebut sub-RMC. Terdapat 3 (tiga) Sub-RMC yaitu CRMC, MRMC, dan ORMC, yang dibentuk untuk membahas permasalahan-permasalahan yang menyangkut risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan risiko lainnya. Pengembangan SDM di Bidang Manajemen Risiko Berbagai upaya dilakukan dalam rangka menciptakan budaya sadar risiko di BRI. Upaya yang telah dilakukan melalui beberapa program pengembangan kompetensi dan monitoring untuk mendukung penguatan aspek manajemen risiko, antara lain: • Memberikan materi manajemen risiko di setiap level pendidikan pejabat struktural (Kepala Unit Kerja, Pemimpin Cabang, Pemimpin Cabang Pembantu, Manajer Operasi, Manajer Pemasaran). • Pendidikan manajemen risiko dalam Program Pengembangan Staf (PPS). • Sosialisasi manajemen risiko kepada seluruh unit kerja BRI melalui forum komunikasi, baik formal maupun informal.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Mekanisme Pelaporan Profil Risiko Unit kerja operasional selaku risk owner bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko pada seluruh aktifitas yang dilakukan. Oleh karena itu Direksi BRI menetapkan setiap pemimpin unit kerja operasional harus dapat mengidentifikasi risiko, menilai risiko yang ada di unit kerjanya dan memantau risiko serta memitigasi risiko sehingga unit kerja tersebut dapat mencapai target yang ditetapkan dan memberikan nilai tambah bagi Perseroan dengan melakukan pengendalian risiko secara efektif dan efisien.
Selain itu, untuk mengembangkan kompetensi khususnya bagi pejabat BRI di bidang manajemen risiko, BRI telah mengikutsertakan pejabat untuk mengikuti ujian sertifikasi manajemen risiko, dengan rata-rata kelulusan yang relatif tinggi yaitu 90.06%, di atas rata-rata kelulusan industri perbankan. Profil Risiko Penilaian risiko secara agregat dilakukan melalui proses self assessment yang menghasilkan Profil Risiko BRI. Penilaian Profil Risiko tersebut terdiri dari penilaian Inherent Risk (risiko yang melekat pada aktivitas bank) dan penilaian Risk Control System (pengendalian terhadap risiko inheren) terhadap 8 (delapan) jenis risiko pada 7 (tujuh) aktivitas BRI (meliputi aktivitas perkreditan, treasury, trade finance, pendanaan, operasional dan jasa, IT system, dan support), serta penilaian atas perbaikan kontrol.
Pemimpin unit kerja, selanjutnya melaporkan profil risiko serta tindak lanjut mitigasi yang dilakukan kepada Kantor Wilayah. Selanjutnya Kantor Wilayah mengkonsolidasikan profil risiko seluruh unit kerja di wilayahnya dan memberikan rekomendasi tindak lanjut (solusi) atas perbaikan kontrol kepada unit kerja operasional. Kantor Wilayah kemudian melaporkan konsolidasi profil risiko kepada Kantor Pusat. Selanjutnya Kantor Pusat dalam hal ini Divisi Manajemen Risiko melakukan konsolidasi risiko berdasarkan hasil laporan tersebut, untuk selanjutnya melaporkan kepada Direksi dan komite MR / RMC.
Trend Profil Risiko BRI
Moderate
Tren Profil Risiko Hasil pemantauan risiko dalam 3 (tiga) tahun terakhir melalui penilaian profil risiko secara agregat profil risiko BRI mengalami perbaikan skor penilaian dan masih dalam kategori risiko Low To Moderate. Hal ini menandakan bahwa profil risiko BRI mengalami tren membaik (risiko semakin rendah) dari tahun ke tahun. Berikut gambaran tren Profil Risiko BRI selama tahun 2009-2011.
Low to Moderate
Low
2009 2010 2011 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Trend Profil Risiko BRI Tahun 2011
Moderate
Low to Moderate
Low
Kredit
Pasar
Likuiditas Operasional Triwulan I
145
Hukum
Triwulan II
LAPORAN TAHUNAN 2011
Reputasi Triwulan III
Kepatuhan
Strategik Overall Rating
Triwulan IV
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
145
Adapun perkembangan Profil Risiko BRI secara keseluruhan pada tahun 2011 juga masih berada pada kategori LOW TO MODERATE RISK, dengan trend yang tetap untuk seluruh jenis risiko. Untuk penilaian inherent risk masih berada pada tingkat low hingga moderate. Sedangkan untuk penilaian Risk Control System, mendapatkan penilaian antara strong hingga acceptable Manajemen Risiko pada Produk dan atau Aktivitas Baru Pengelolaan risiko pada setiap produk dan atau aktivitas baru merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui dalam pengembangan bisnis BRI. Tahapan ini diharapkan dapat meminimalkan potensi risiko yang tidak terduga akibat penjualan produk atau aktivitas baru. Dalam hal ini Divisi Manajemen Risiko berperan untuk memastikan pengelolaan risiko terhadap usulan produk dan/atau aktivitas baru dan memastikan kesiapan BRI dalam memasarkan produk dan atau aktivitas baru. Manajemen Kelangsungan Usaha/MKU (Business Continuity Management) Dalam lingkungan persaingan perbankan yang semakin kompetitif, BRI senantiasa tanggap terhadap gangguan yang berasal dari kejadian eksternal dan sesegera mungkin dapat melakukan pemulihan operasional bank setelah terjadinya gangguan/bencana tersebut. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan bisnis bank, baik dalam kondisi normal maupun kondisi terjadinya bencana atau gangguan, BRI telah mengembangkan kebijakan dan prosedur Manajemen Kelangsungan Usaha (Business Continuity Management) sehingga BRI dapat mempertahankan kelangsungan proses bisnis yang kritikal, menjaga aset BRI dan memiliki respon yang memadai dalam menghadapi gangguan atau bencana. Implementasi Manajemen Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, serta pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam banking book maupun trading book. Produk atau tagihan BRI yang mengandung eksposur risiko kredit meliputi pinjaman maupun non pinjaman (penempatan, penyertaan, dan tagihan/ aktiva lainnya seperti piutang intern/piutang ekstern). Risiko kredit merupakan komponen terbesar dalam portofolio risiko bisnis BRI. Sesuai Laporan Pemenuhan Modal Minimum pada tahun 2011,
146
LAPORAN TAHUNAN 2011
perhitungan risiko kredit dilakukan dengan menggunakan metode standar. Dengan asumsi CAR 8%, modal yang dialokasikan untuk mengcover risiko kredit sebesar Rp18,3 triliun atau 44,2% dari total Modal. BRI telah melakukan pengembangan dan implementasi manajemen risiko kredit dengan pendekatan Standardized dan Internal Rating Based Approach. Implementasi manajemen risiko kredit yang telah dilakukan Bank BRI selama tahun 2011 adalah : • Menyusun pedoman Standardized Approach berdasarkan consultative paper BI, dan melakukan simulasi pengukuran risiko kredit untuk Quantitative Impact Study (QIS) BI sampai dengan mengajukan draft PBI Standardized Approach ke BI. • Melakukan review atas kebijakan dan metodologi CRR-CRS, Credit Risk Modelling (PD, LGD dan EAD), kebutuhan MIS dan sistem CRM BRI. • Simulasi pengukuran risiko kredit dengan Internal Rating Based Approach (IRBA) dan melakukan review regrouping eksposur IRBA BASEL II. • Melakukan review atas kebijakan dan metodologi limit risiko kredit dan melakukan monitoring eksposur risiko kredit terhadap limit yang telah ditetapkan. • Melakukan review metodologi dan melakukan simulasi stress testing (dengan berbagai skenario termasuk worst case scenario) secara bottom up dengan menggunakan cash flow nasabah bagi debitur korporasi terbesar dan dengan menggunakan data past performance portofolio bagi debitur UMKM, serta mengacu pada kondisi eksternal dan kondisi makro ekonomi tahun 2011. Selain itu BRI juga merupakan salah satu bank yang telah melakukan presentasi analisis Stress Testing di hadapan Bank Indonesia, IMF dan World Bank dalam program Financial Sector Assessment Program (FSAP) serta membuat estimasi Macro Credit Risk Stress Testing berdasarkan data makro ekonomi dari Bank Indonesia (baseline scenario) dan IMF (stress scenario). Penerapan manajemen risiko kredit di BRI tidak hanya ditujukan untuk menempatkan BRI sebagai bank yang patuh terhadap regulasi, tetapi juga merupakan suatu tuntutan manajemen untuk menerapkan sistem pengelolaan risiko kredit yang baik dan sesuai dengan praktek terbaik di perbankan, sehingga diharapkan mampu mendorong kegiatan bisnis bank yang berorientasi pada optimalisasi risk and return serta kecukupan modal yang dimiliki oleh BRI untuk menyerap kerugian karena risiko kredit.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Untuk menjaga kualitas portofolio perkreditan maka dalam proses pemberian kredit, BRI menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip utama dalam mengelola risiko kredit antara lain adalah pemisahan pejabat kredit menjadi Relationship Management dan Credit Risk Management, penerapan four eyes principle, penerapan risk scoring system, serta pemisahan pengelolaan kredit bermasalah. Selain itu dalam proses pemberian kredit harus mengikuti prosedur perkreditan yang sehat. Untuk memastikan agar aktivitas perkreditan BRI dilaksanakan secara hati-hati, dengan membatasi tingkat risiko sampai batas yang dapat ditolerir BRI sehingga potensi kerugian risiko kredit yang timbul masih dapat diserap dengan modal Bank yang telah dialokasikan, maka perlu ditetapkan limit risiko kredit. BRI telah melakukan kajian atas perhitungan limit risiko kredit termasuk limit konsentrasi kredit dan secara rutin melakukan pemantauan atas eksposur risiko kredit aktual secara portofolio, segmen bisnis dan sektor ekonomi. Implementasi Manajemen Risiko Pasar Pengukuran Risiko Pasar (risiko suku bunga dan risiko nilai tukar) saat ini dilakukan melalui pendekatan metode standardised sesuai regulasi PBI No. 5/12/PBI/2003. Dengan menggunakan pendekatan tersebut, modal yang dialokasikan untuk mengcover risiko pasar sebesar Rp184 miliar atau 0,4% dari total Modal. Untuk mengelola risiko pasar, BRI telah mengimplementasikan sistem aplikasi treasury and market risk (GUAVA) yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang digunakan oleh fungsi front office (dealer), middle office dan back office, dimana dalam aplikasi tersebut dapat melakukan pengukuran risiko pasar menggunakan internal model (Value at Risk/VaR) yang terintegrasi dengan proses transaksi harian. Dengan sistem aplikasi tersebut, BRI dapat melakukan monitoring eksposur dan membatasi kerugian melalui penetapan limit risiko pasar berupa limit transaksi yaitu limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, stop loss limit dan VaR limit. Akses monitoring tersebut bisa dilakukan secara harian, sehingga memudahkan dalam pemantauan risiko pasar dan mempercepat penyediaan informasi terkini bagi manajemen, dalam pengambilan keputusan secara tepat waktu. Implementasi manajemen risiko pasar yang telah dilakukan BRI selama tahun 2011 adalah: • Melakukan review persyaratan kuantitatif sesuai regulasi Bank Indonesia terhadap sistem
147
LAPORAN TAHUNAN 2011
•
•
•
•
aplikasi treasury dan market risk (GUAVA) untuk penyempurnaan perhitungan risiko pasar (VaR) yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Melakukan review pemenuhan persyaratan kualitatif pengukuran risiko pasar sesuai regulasi Bank Indonesia, dalam hal ini membahas fungsi middle office dan pemenuhan SDM yang memiliki kompetensi risiko pasar, bersama Divisi terkait. Melakukan kajian ISO Manajemen Risiko dalam rangka pengembangan enterprise wide risk management di BRI. Melakukan simulasi pengukuran Risk Based Performance Analysis (RAPM) dalam rangka pengembangan pengukuran kinerja berbasis risiko. Melakukan simulasi stress testing terhadap portofolio trading book dan banking book untuk mengevaluasi dampak kerugian yang signifikan apabila ada pergerakan faktor pasar secara tidak normal. Stress test dibuat dengan berbagai skenario baik secara hipotetikal maupun historikal dengan memperhatikan kejadian krisis yang pernah terjadi.
Implementasi Manajemen Risiko Operasional (MRO) Pengukuran risiko operasional dilakukan dengan menggunakan Basic Indicator Approach (BIA). Dengan menggunakan pendekatan tersebut, modal yang dialokasikan untuk mengcover risiko operasional sebesar Rp4,24 triliun atau 10,2% dari total Modal. Sejalan dengan upaya penerapan manajemen risiko operasional yang sesuai dengan kebutuhan BRI dan ketentuan regulasi, selama tahun 2011 BRI telah melakukan: • Simulasi perhitungan risiko operasional dengan menggunakan Advanced Measurement Approach (AMA). Untuk mendukung penerapan AMA dilakukan implementasi Risk and Control Self Assessment (RCSA), Indikator Risiko Utama (IRU) dan Manajemen Insiden (MI) pada seluruh Unit Kerja Operasional, serta menyempurnakan kebijakan dan prosedur perangkat MRO tersebut. • Penerapan Forum Manajemen Risiko (FMR) sebagai wadah atau forum pertemuan antara pemimpin unit kerja dengan pekerjanya untuk membahas permasalahan-permasalahan (risiko) yang melekat pada aktivitas bisnis atau operasional. Hasil pembahasan risiko yang memerlukan tindak lanjut dan penyelesaian dari pengambil keputusan harus dieskalasi kepada atasan langsung dengan tindasan ke Divisi Manajemen Risiko atau Group Manajemen Risiko Kanwil (GMRK).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
147
• Pengembangan aplikasi (software) perangkat OPRA (Operational Risk Assessor) yang meliputi RCSA, IRU, MI, Penilaian Maturitas dan pelaporan pelaksanaan Forum Manajemen Risiko. Aplikasi OPRA memfasilitasi penerapan MRO dan sebagai persiapan proses penghitungan capital charge risiko operasional dengan menggunakan metode Advanced Measurement Approach (AMA). • Melanjutkan pelaksanaan ujicoba atau testing kesiapan BRI dalam menghadapi bencana (Manajemen Kelangsungan Usaha/MKU) yaitu dengan melakukan sosialisasi bersamaan dengan pelatihan aplikasi OPRA di beberapa Kantor Wilayah. Selain risiko-risiko tersebut diatas, BRI juga mengelola risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko reputasi dan risiko strategik, sebagaimana ketentuan BI sebagai berikut: • Risiko hukum dapat timbul dari setiap aktivitas bisnis dan operasional di seluruh unit kerja, sehingga tanggung jawab pengelolaan dan mitigasi risiko hukum dilakukan oleh seluruh penanggung jawab risiko (risk owner). Pada tingkat korporat, risiko hukum dikelola oleh Divisi Hukum. Untuk membantu penanggung jawab risiko dalam mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan memantau risiko hukum, Divisi Hukum dan jajaran Legal Officer melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap pejabat/ pekerja di seluruh unit kerja tentang aspek hukum pada setiap aktivitas bisnis dan operasional, sehingga risiko hukum dapat dimitigasi dengan optimal. • Risiko kepatuhan pada hakikatnya melekat seluruh aktivitas bisnis dan operasional, terutama yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Oleh karena itu, risiko kepatuhan merupakan tanggung jawab seluruh penanggung jawab risiko. Divisi Kepatuhan merupakan koordinator Risiko Kepatuhan yang secara berkala melaporkan kepada Direksi BRI. • Risiko reputasi timbul akibat publikasi negatif terkait dengan kondisi atau kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank. Pada tingkat korporat, BRI menetapkan Divisi Sekretariat Perusahaan (SKP) sebagai koordinator pengelolaan risiko reputasi. Secara berkala Divisi SKP menilai parameter risiko reputasi dan melaporkan pada Direksi dan tindasan kepada Divisi Manajemen Risiko untuk dibuat profil risiko BRI dan dilaporkan kepada Bank Indonesia. • Risiko strategik merupakan risiko yang ditimbulkan akibat kegagalan bank dalam mencapai target akibat pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat. Pada tingkat korporat,
148
LAPORAN TAHUNAN 2011
risiko strategik dikelola oleh Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis (Renstra). Implementasi Basel II Bank merupakan lembaga yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, bank dihadapkan pada berbagai macam risiko. Oleh karena itu, agar risiko yang dihadapi bank dapat termitigasi maka bank harus dapat mengelola risiko sampai pada batas toleransi yang ditetapkan serta dapat mencadangkan modal sesuai profil risiko bank. Mengingat pentingnya permodalan bagi bank, maka dalam rangka perhitungan modal, secara bertahap BRI telah menerapkan Basel II mulai dari pendekatan sederhana sampai pada pendekatan yang advance. Implementasi Pilar 1 Basel II Implementasi Basel pada Pilar ini menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang berbasis risiko, baik risiko kredit, risiko pasar maupun risiko operasional. a. Risiko Kredit Sesuai ketentuan Bank Indonesia (SE BI No. 13/6/ DPNP tahun 2011), BRI telah membuat kebijakan SA Basel II (NOSE S.26-DIR/DMR/12/2011 tanggal 30 Desember 2011) dan melakukan perhitungan modal risiko kredit dengan pendekatan standar (Standardized Approach). Dalam rangka persiapan penerapan pengukuran modal risiko kredit dengan metode yang lebih advance yaitu Internal Rating Based Approach (IRBA), telah dilakukan penyusunan kebijakan IRBA sesuai Basel II dan pedoman internal risk rating melalui Credit Risk Rating (CRR) dan Credit Risk Scoring (CRS). Saat ini sedang dilakukan pengembangan re-design CRR dan CRS yang embedded dalam proses bisnis. Untuk mendukung implementasi CRR dan CRS dalam setiap proses kredit dan sebagai aplikasi front – end untuk kepentingan data capture telah diimplementasikan Loan Approval System (LAS) pada seluruh unit kerja.
Selain itu, saat ini sedang dikembangkan aplikasi Credit Risk Engine dan reporting IRBA Basel II sehingga diharapkan perhitungan modal risiko kredit sesuai IRBA dapat dilakukan secara otomasi.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
b. Risiko Pasar Perhitungan modal risiko pasar (risiko suku bunga dan risiko nilai tukar) dengan pendekatan metode standardized sesuai regulasi PBI No. 5/12/PBI/2003 telah dilakukan sejak tahun 2005. Untuk keperluan internal, BRI telah menerapkan pendekatan internal model. Untuk mendukung penerapan internal model telah diimplementasikan aplikasi Treasury & Market Risk System (GUAVA) dan saat ini juga telah dilakukan validasi dan back testing atas hasil perhitungan Value at Risk (VaR) yang dihasilkan oleh sistem aplikasi GUAVA. Saat ini hasil perhitungan internal model digunakan untuk monitoring eksposur risiko pasar dan penetapan limit. Kedepannya apabila persyaratan kualitatif telah terpenuhi, BRI akan menggunakan internal model dalam perhitungan modal risiko pasar. c. Risiko Operasional Sejak tahun 2010 perhitungan modal risiko operasional dilakukan dengan metode Basic Indicator Approach (BIA) sebesar 15% dari gross income (GI). Sebagai persiapan menuju pengukuran modal risiko operasional dengan metode Standardized Approach sesuai dengan consultative paper SA BI, telah dilakukan: 1) pengelompokan GI ke dalam 8 (delapan) lini bisnis, 2) melakukan simulasi perhitungan risiko operasional dengan pendekatan standar. Sebagai persiapan menuju pengukuran modal risiko operasional dengan metode Advanced Measurement Approach (AMA), BRI telah melakukan berbagai upaya yaitu : 1) Mengimplementasikan perangkat pengelolaan risiko operasional meliputi Risk Control Self Assesment (RCSA), Indikator Risiko Utama (IRU), Manajemen Insiden (loss event data base) diseluruh unit kerja, 2) menyusun data kerugian berdasarkan 7 event type dan 8 lini bisnis, 3) melakukan simulasi perhitungan risiko operasional dengan pendekatan extreme value theory (EVT). Implementasi Pilar 2 Basel II Dalam rangka mengantisipasi penerapan Pilar 2 Basel II, langkah yang telah dilakukan BRI meliputi: a. BRI telah melakukan perhitungan risiko suku bunga banking book dengan pendekatan repricing gap untuk melihat dampak perubahan suku bunga terhadap penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income). Dalam rangka mendukung
149
LAPORAN TAHUNAN 2011
pengelolaan risiko suku bunga banking book, pada tahun 2012 BRI akan membeli aplikasi sistem sehingga BRI dapat mengelola portofolio banking book secara lebih optimal. b. Mulai tahun 2010, untuk mengetahui ketahanan modal BRI yang telah terhitung dalam Pilar 1 maka secara berkala (triwulanan) BRI melakukan simulasi stress testing terhadap risiko kredit, risiko konsentrasi kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. Implementasi Pilar 3 Basel II Implementasi pilar 3 Basel II (market discipline) untuk meningkatkan transparansi dilakukan dengan dilakukannya disclosure implementasi manajemen risiko pada setiap annual report. Rencana Kerja Tahun 2012 Program penerapan manajemen risiko yang akan dilakukan BRI pada tahun 2012 antara lain: • Evaluasi dan pengkinian setting persyaratan kuantitatif dan persyaratan kualitatif penerapan internal model risiko pasar dalam sistem aplikasi treasury and market risk. • Evaluasi dan pengkinian kebijakan dan metodologi internal model risiko pasar yang dikaitkan dengan implementasi sistem aplikasi treasury and market risk. • Persiapan monitoring pemenuhan data dan MIS untuk mendukung implementasi Basel III. • Evaluasi dan pengkinian kebijakan manajemen risiko likuiditas terkait penerapan Basel III. • Penyusunan kebijakan enterprise-wide risk management dan kebijakan terkait penerapan Pilar 2 dan Pilar 3. • Melakukan simulasi dan review metodologi validasi model back testing dan stress testing risiko pasar dan risiko kredit. • Paralel run pengukuran modal risiko kredit dengan Standardized Approach (SA) sekaligus review kebijakan dan metodologi pengukuran risiko kredit dengan SA dan IRBA. • Review kebijakan dan metodologi Credit Risk Rating (CRR) dan Credit Risk Scoring (CRS) sesuai ketentuan yang berlaku serta melakukan pemantauan atas penerapan dan implementasi CRR dan CRS hasil redesign. • Review metodologi dan simulasi risk-based pricing / risk premium dan metodologi perhitungan CKPN pada daerah rawan bencana.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
149
Tata Kelola Perusahaan
150 150
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Penajaman penerapan good corporate governance pada tahun 2011, termasuk fokus yang tajam terhadap pengelolaan risiko, semakin memperbaiki profil risiko BRI. Selain perbaikan tingkat NPL yang signifikan, peningkatan pengawasan secara intensif juga menghasilkan beberapa kemajuan dalam hal pengelolaan dan pemantauan risiko, tata kelola perusahaan dan pencapaian hasil-hasil usaha.
low to moderate
151
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Risk Based Banking Rating
151 151
Tata Kelola Perusahaan
Bank Rakyat Indonesia berkeyakinan bahwa dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) akan berpengaruh pada kinerja perusahaan dan sekaligus melindungi kepentingan stakeholders untuk mencapai Beyond Expectation.
152
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
BRI mempunyai komitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip GCG dengan berlandaskan pada nilainilai pokok yang tertuang pada Budaya Kerja BRI yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan dan Penghargaan kepada SDM. Nilainilai Budaya Kerja tersebut telah diimplementasikan oleh seluruh jajaran BRI dan merupakan nilai-nilai untuk membangun Kode Etik BRI sehingga dalam bertindak dan berpikir mempunyai acuan yang jelas dan terukur yang selanjutnya diharapkan dapat membawa BRI pada tujuan tata kelola perusahaan yang baik. Implementasi GCG di BRI terus berkembang tidak semata berdasarkan pada kepatuhan (compliance) terhadap standar dan peraturan yang berlaku, namun juga terus dilakukan inovasi, konsistensi dan penyempurnaan GCG secara berkelanjutan. BRI telah mengimplementasikan kebijakan GCG di seluruh tingkatan organisasi BRI sejak 2002. Selama itu BRI terus bertransformasi untuk menyempurnakan kebijakan internal GCG yang berlaku, di antaranya melalui: 2002 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 02KOM/BRI/02/2002 – NOKEP: S. 37DIR/02/2002 tanggal 23 Februari 2002 tentang Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 2003 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 03KOM/BRI/06/2003 – NOKEP: S. 36DIR/SDM/06/2003 tanggal 3 Juni 2003 tentang Kebijakan Penerapan PrinsipPrinsip Good Corporate Governance (GCG) bagi Organ dan Pekerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 2007 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 02KOM/BRI/06/2007 – NOKEP: S. 240DIR/SKP/06/2007 tanggal 29 Juni 2007 tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 2010 : Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI Nomor: 01KOM/BRI/03/2011 – NOKEP: S. 14DIR/DKP/03/2011 tanggal 8 Maret 2011 tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
153
LAPORAN TAHUNAN 2011
Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi BRI terhadap pelaksanaan GCG juga tercermin dari penetapan Tema Tahunan (Theme of Year) BRI sebagai bagian rencana kerja jangka panjang (corporate plan) yang berkesinambungan dalam mencapai visi perusahaan. Tahun 2011 ditetapkan sebagai tahun untuk mencapai “Manajemen Risiko Yang Handal”. Manajemen risiko yang handal diharapkan akan menjadi salah satu aspek yang kokoh untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik, yakni sebagaimana selanjutnya ditetapkan sebagai Tema Tahun 2012 yakni “Menjadi Bank terbaik di Indonesia dengan praktik-praktik Good Corporate Governance (GCG) yang baik”. Atas kerja keras yang telah dirintis sejak 2002, maka pada 2011 BRI telah menerima penghargaan terkait dengan implementasi GCG, diantaranya:
“Best Corporate Governance in Indonesia” dalam Corporate Governance Award 2011 oleh World Finance
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
“Best Disclosure and Transparency” dalam The 3rd IICD Corporate Governance Award 2011 oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD)
153
STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOVERNANCE STRUCTURE) I. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) Berdasarkan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan, RUPS terdiri dari:
b. Sebelum melakukan pemanggilan, 14 (empat belas) hari sebelumnya, Perseroan wajib melakukan pemberitahuan bahwa akan dilakukan Pemanggilan RUPS. c. Terkait dengan status BRI sebagai salah satu perusahaan terbuka serta dalam rangka keseragaman informasi mengenai rencana atau pelaksanaan RUPS, maka sesuai ketentuan Bapepam-LK No. IX.I.1, Perseroan wajib menyampaikan terlebih dahulu agenda Rapat tersebut secara jelas dan rinci kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pemberitahuan. d. Selanjutnya setelah pelaksanaan RUPS, Perseroan wajib menyampaikan hasil Rapat selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah rapat tersebut diselenggarakan kepada Bapepam-LK dan mengumumkannya kepada publik sekurang-kurangnya dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional. e. Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1 (satu) hak suara kecuali Anggaran Dasar menentukan lain.
1. RUPS Tahunan RUPS Tahunan wajib diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku terakhir dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan hal-hal sebagai berikut: a. Laporan Tahunan b. Usulan penggunaan laba bersih perseroan, jika perseroan mempunyai laba positif. c. Usulan penetapan akuntan publik untuk mengaudit tahun buku Perseroan yang sedang berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris atau memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik. d. Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan Perseroan dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar. BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara, dengan demikian mengacu pada Pasal 23 UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, maka dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Persero ditutup, Direksi BRI wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. 2. RUPS Lainnya Dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. Sesuai dengan Pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya dengan didahului oleh Pengumuman dan Pemanggilan Rapat. Adapun tata-cara penyelenggaraannya adalah sebagai berikut: a. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan menggunakan surat tercatat / iklan surat kabar dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.
154
LAPORAN TAHUNAN 2011
Selama tahun 2011, BRI telah melaksanakan 2 (dua) kali RUPS, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. 1. RUPS Tahunan BRI Tahun 2011 RUPS Tahunan BRI Tahun 2011 diselenggarakan pada tanggal 28 April 2011, bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri 84,29% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
Tahapan penyelenggaraan RUPS Tahunan 2011: a. Penyampaian agenda RUPS Tahunan 2011 kepada Bapepam-LK pada tanggal 25 Maret 2011.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
b. Pemberitahuan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Bisnis Indonesia dan Media Indonesia pada tanggal 30 Maret 2011 c. Panggilan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Bisnis Indonesia dan Media Indonesia pada tanggal 13 April 2011 Agenda dan Keputusan RUPS BRI Tahun 2011: Agenda 1: Persetujuan Laporan Tahunan termasuk pengesahan Laporan Keuangan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2010. Keputusan Agenda 1: 1. Menyetujui Laporan Tahunan tahun 2010. 2. Mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman, dan Surja sesuai Laporan No. RPC754/PSS/2011 tanggal 29 Maret 2011. 3. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan 2010. Agenda 2: Pengesahan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2010. Keputusan Agenda 2: 1. Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2010 termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Herman Dody Tanumihardja & Rekan sesuai dengan Laporan No. 14/GA/HDT-DT/PKBL-BRI/III/2011 tanggal 30 Maret 2011. 2. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tahun buku 2010 sepanjang tindakan tersebut bukan
155
LAPORAN TAHUNAN 2011
merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut. Agenda 3: Penetapan penggunaan laba Perseroan Tahun Buku 2010. Keputusan Agenda 3: 1. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun 2010 sebagai berikut: a. Sebesar 20% atau Rp2.294.476.900.203,00 ditetapkan sebagai dividen final tahun buku 2010. Sebagian dari dividen tersebut, sebesar Rp566.527.305.330,- telah dibayarkan pada tanggal 30 Desember 2010 sebagai dividen interim berdasarkan Keputusan Rapat Direksi tanggal 29 November 2010 yang telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 22 Desember 2010, sisanya sebesar Rp1.727.949.594.873,- atau Rp70,04 per saham akan dibagikan sebagai dividen tunai dan akan dibayarkan pada tanggal 15 Juni 2011 kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2011. b. Sebesar 2,5% atau Rp286.809.612.525,untuk Cadangan Tujuan guna mendukung investasi. 2. Memberi wewenang kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya laba bersih tahun buku 2010 untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007, maksimal dana yang disisihkan untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan adalah 4% atau Rp458.895.380.040,- sehingga sisa laba bersih tahun buku 2010 setelah digunakan untuk dividen final tahun buku 2010, Cadangan Tujuan, serta Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan akan menambah laba ditahan Perseroan minimal 73,5% dari total laba bersih tahun buku 2010 atau Rp8.432.202.608.245,40 3. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen Tahun Buku 2010 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
155
Agenda 4: Penetapan besarnya gaji, honorarium, dan tantiem untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris Keputusan Agenda 4: Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2010 serta menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium Dewan Komisaris untuk tahun 2011. Agenda 5: 1. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku 2011. 2. Penetapan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2011. Keputusan Agenda 5: 1. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Direksi untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2011 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. Agenda 6: Persetujuan pembelian saham BRIngin Remittance Co. Ltd. dari PT. AJ BRIngin Jiwa Sejahtera yang merupakan transaksi afiliasi menurut Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 angka 2 huruf b dan bukan merupakan transaksi material menurut Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2. Keputusan Agenda 6: 1. Menyetujui pembelian seluruh saham BRIngin Remittance Co. Ltd. dari PT. AJ. BRIngin Jiwa Sejahtera dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Memberikan kuasa dan wewenang dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembelian saham dimaksud dan
156
LAPORAN TAHUNAN 2011
segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agenda 7: Perubahan Perseroan
Dewan
Komisaris
dan/atau
Direksi
Keputusan Agenda 7: 1. Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan yang berakhir masa jabatannya terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dan menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdiannya. 2. Mengangkat: - Bapak Bunasor Sanim sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen - Bapak Hermanto Siregar sebagai Komisaris - Bapak Sarwono Sudarto sebagai Direktur - Bapak Sulaiman Arif Arianto sebagai Direktur - Ibu Lenny Sugihat sebagai Direktur - Bapak A. Toni Soetirto sebagai Direktur - Bapak Randi Anto sebagai Direktur Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat, kecuali pengangkatan Bapak Hermanto Siregar dan Bapak Randi Anto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 setelah tanggal pengangkatannya. 3. Menetapkan Bapak Soedarjono sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen. 4. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah:
Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ : Bunasor Sanim Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama/ : Soedarjono Komisaris Independen Komisaris : Agus Suprijanto Komisaris : Heru Lelono Komisaris : Hermanto Siregar Komisaris Independen : Aviliani Komisaris Independen : Adhyaksa Dault
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Direksi: Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
: : : : : : : : : :
Sofyan Basir Sarwono Sudarto Sulaiman Arif Arianto Achmad Baiquni Lenny Sugihat A. Toni Soetirto Asmawi Syam Suprajarto Djarot Kusumayakti Randi Anto
5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. 2. RUPS Luar Biasa Tahun 2011: RUPS Luar Biasa BRI Tahun 2011 diselenggarakan pada tanggal 28 September 2011, bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri 83,297% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat. Tahapan penyelenggaraan RUPS Luar Biasa 2011: a. Penyampaian agenda RUPS Tahunan BRI Tahun 2011 kepada Bapepam-LK pada tanggal 16 Agustus 2011. b. Pemberitahuan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2011. c. Panggilan dilakukan dalam 2 surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 13 September 2011. Agenda: Perubahan Perseroan.
Dewan
Komisaris
dan/atau
Direksi
Keputusan: 1. Menyetujui menerima pengunduran diri Tuan Soedarjono dari jabatannya sebagai Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen berlaku efektif terhitung sejak ditutupnya Rapat dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama menjalankan jabatannya.
157
LAPORAN TAHUNAN 2011
Dengan catatan pembebasan tanggung jawab untuk periode dari tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan tanggal Rapat akan diberikan pada RUPS Tahunan tahun buku 2011 yang diselenggarakan pada tahun 2012. 2. Mengangkat Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan. Pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan masa jabatan sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima) sejak pengangkatannya. Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris terhitung sejak ditutupnya Rapat adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama/ Komisaris Independen Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
: Bunasor Sanim : : : : :
Agus Suprijanto Heru Lelono Hermanto Siregar Aviliani Adhyaksa Dault
Susunan Direksi terhitung sejak pengangkatan Tuan Gatot Mardiwasisto sebagai Direktur Perseroan mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) adalah sebagai berikut: Direksi: Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
: Sofyan Basir : Sarwono Sudarto : Achmad Baiquni : Sulaiman Arif Arianto : A. Toni Soetirto : Lenny Sugihat : Asmawi Syam : Suprajarto : Djarot Kusumayakti : Randi Anto : Gatot Mardiwasisto
3. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk untuk mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
157
II. DEWAN KOMISARIS
1. Pelaksanaan Tugas, Wewenang, Kewajiban Dewan Komisaris
dan
a. Jumlah, Komposisi, Kriteria, dan Independensi Anggota Dewan Komisaris PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum mengatur bahwa Bank harus memiliki Komisaris Independen dengan komposisi paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG, maka pemegang saham melalui RUPS telah menetapkan Komisaris Independen untuk menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank. Jumlah anggota Dewan Komisaris BRI per 31 Desember 2011 adalah 6 (enam) orang. Jumlah dan komposisi Dewan Komisaris tersebut telah sesuai dengan ketentuan yaitu tidak melebihi jumlah Direksi BRI sebanyak 11 (sebelas) orang. Komisaris Independen BRI berjumlah 3 (tiga) orang atau 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Dengan demikian, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris BRI telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Susunan Dewan Komisaris BRI periode 28 April 2011 – 28 September 2011: No.
Susunan Dewan Komisaris BRI periode 1 Januari 2011 - 28 April 2011: No.
Nama
Jabatan
1.
Bunasor Sanim
Komisaris Utama/ Komisaris Independen
2.
Soedarjono
Wakil Komisaris Utama
3.
Agus Suprijanto
Komisaris
4.
Heru Lelono
Komisaris
5.
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
6.
Baridjussalam Hadi Komisaris Independen
7.
Aviliani
158
Jabatan
1.
Bunasor Sanim *) Komisaris Utama/ Komisaris Independen
2.
Soedarjono **)
Wakil Komisaris Utama/ Komisaris Independen
3.
Agus Suprijanto
Komisaris
4.
Heru Lelono
Komisaris
5.
Hermanto Siregar ***)
Komisaris
6.
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
7.
Aviliani
Komisaris Independen
*) terhitung sejak 28 April 2011 diangkat kembali sebagai Komisaris Independen. **) terhitung sejak 18 Agustus 2011 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI pada tanggal 28 September 2011, ybs efektif mengundurkan diri dari jabatan tersebut. ***) terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).
Susunan Dewan Komisaris BRI September - 31 Desember 2011: No.
Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI berdomisili di Indonesia dan seluruhnya telah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).
Nama
Nama
periode
Jabatan
1.
Bunasor Sanim
Komisaris Utama/ Komisaris Independen
2.
Agus Suprijanto
Komisaris
3.
Heru Lelono
Komisaris
4.
Hermanto Siregar
Komisaris
5.
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
6.
Aviliani
Komisaris Independen
Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain, dengan pengecualian sebagaimana yang telah ditetapkan dalam PBI tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.
Komisaris Independen
LAPORAN TAHUNAN 2011
28
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
b. Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris (1) Tugas i. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya pengurusan yang dilakukan oleh Direksi Perseroan termasuk Perusahaan Anak, Dana Pensiun, dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan ; dan ii. Memberikan nasihat kepada Direksi mengenai pengurusan Perseroan termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan rencana kerja Perseroan yang terdiri dari Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan rencana kerja lainnya yang disiapkan Direksi. (2) Wewenang i. Memeriksa buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga, dan memeriksa kekayaan Perseroan; ii. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan; iii. Meminta penjelasan dari Direksi dan/ atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan; iv. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi; v. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris; vi. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris, atas usul Pemegang Saham Seri A Dwiwarna; vii. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar; viii.Membentuk Komite Audit dan komitekomite lain, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perseroan; ix. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu;
159
LAPORAN TAHUNAN 2011
x. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar; xi. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan; dan xii. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS. (3) Kewajiban i. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan; ii. Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap rencana kerja Perseroan yang terdiri dari RJPP, RBB, RKAP, Rencana Kerja dan Anggaran PKBL, dan rencana kerja lainnya yang disiapkan Direksi; iii. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan; iv. Melaporkan kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan; v. Mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan; vi. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan; vii. Memberikan penjelasan, pendapat, dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan apabila diminta; viii.Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya; ix. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain; x. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS; dan xi. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
159
c. Rapat Dewan Komisaris Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, Rapat diadakan paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat tersebut dapat mengundang Direksi. Rapat adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris.
Semua keputusan dalam rapat diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan rapat diambil dengan suara terbanyak. Segala keputusan Rapat bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris melakukan rapat sebanyak 26 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masingmasing anggota Dewan Komisaris sebagai berikut:
No.
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
1.
Bunasor Sanim
Komisaris Utama / Komisaris Independen
26
25
96,15
2.
Soedarjono *
Wakil Komisaris Utama / Komisaris Independen
21
20
95,24
3.
Agus Suprijanto
Komisaris
26
19
73,08
4.
Heru Lelono
Komisaris
26
19
73,08
5.
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
26
20
76,92
6.
Baridjussalam Hadi **
Komisaris Independen
11
11
100,00
7.
Aviliani
Komisaris Independen
26
21
80,77
8.
Hermanto Siregar ***
Komisaris
15
12
80,00
* terhitung sejak 28 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama / Komisaris Independen BRI. ** terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris Independen BRI. *** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).
Adapun Rapat yang dilaksanakan Dewan Komisaris selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: No. 1.
2.
3.
4.
5.
Tanggal 4 Januari 2011
Materi 1.
Pembahasan Kajian dan Usulan Pembentukan Komite Kebijakan Bank BUMN
2.
Penyusunan Rencana Kerja Komite, Rencana Kunjungan Kerja, dan Review Panduan Kerja Dewan Komisaris
1.
Pembahasan Kajian dan Usulan Kementerian BUMN mengenai Pembentukan Komite Kebijakan Bank BUMN (Virtual Holding)
2.
Laporan Program Kerja Tahun 2010 dan Rencana Program Kerja Tahun 2011 Komite Audit
1.
Laporan Program Kerja Tahun 2010 dan Rencana Program Kerja Tahun 2011 oleh Komite Nominasi & Remunerasi dan Komite Pengawasan Manajemen Risiko
2.
Pendapat Dewan Komisaris tentang Pembentukan Komite Kebijakan Bank BUMN
3.
Keikutsertaan Perseroan sebagai Anggota Himbara
1.
Pembahasan Kinerja Perseroan Desember 2010 Unaudited
2.
Progress Implementasi PSAK 50 & 55
1.
Rencana Penjualan Tanah BRI
2.
Pengisian Self Assessment GCG tahun 2010 dan Penyusunan Materi Annual Report tahun 2010
3.
Nominasi calon Direksi Perseroan Tahun 2011
11 Januari 2011
18 Januari 2011
25 Januari 2011
8 Februari 2011
160
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
No.
Tanggal
Materi
6.
1 Maret 2011
Nominasi Direksi Perseroan Tahun 2011
7.
8 Maret 2011
Rencana Penjualan Tanah BRI SHM No.755/Gandaria Utara (Radio Dalam)
8.
8 Maret 2011
Nominasi Direksi Perseroan Tahun 2011
9.
22 Maret 2011
Nominasi Direksi PT Bank Agroniaga Tbk.
10.
24 Maret 2011
11.
12.
29 Maret 2011
10 Mei 2011
13.
24 Mei 2011
14.
7 Juni 2011
15.
16 Juni 2011
16.
21 Juni 2011
17.
28 Juni 2011
18.
26 Juli 2011
19.
20.
21.
Nominasi Direksi PT Bank Agroniaga Tbk. 1.
Kinerja Perseroan Februari 2011 dengan Direksi
2.
Persiapan RUPS Tahunan Tahun 2011
1.
Orientasi dan Perkenalan Anggota Dewan Komisaris Baru Hasil Keputusan RUPS Tahunan BRI tanggal 28 April 2011
2.
Mekanisme Kerja Dewan Komisaris dan Komite di Bawah Dewan Komisaris
3.
Keanggotaan Komite di Bawah Dewan Komisaris
4.
Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Review Surat Keputusan Dewan Komisaris tentang Tunjangan dan Fasilitas Direksi, Dewan Komisaris, dan Sekretaris Dewan Komisaris
1.
Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan BRI Tahun 2011
2.
Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis Bank BRI Semester II Tahun 2010 sesuai Permintaan Bank Indonesia Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan BRI Tahun 2011
1.
Jadwal dan Penyusunan Materi Kunjungan Kerja Dewan Komisaris
2.
Tindak lanjut Peraturan Bank Indonesia No.13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Usulan Revisi Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2011-2013
1.
Review dan Revisi Panduan Kerja Dewan Komisaris
2.
Revisi Panduan Kerja Komite di Bawah Dewan Komisaris (Piagam Komite)
4 Agustus 2011
Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI 2011-2013 Triwulan II Tahun 2011 1.
16 Agustus 2011
Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI 2011-2013 Triwulan II Tahun 2011 dalam rangka Penyusunan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris Semester I Tahun 2011 yang akan disampaikan kepada Bank Indonesia
2.
Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan RBB BRI Semester II Tahun 2010 yang akan disampaikan kepada Bank Indonesia
1.
Kinerja Perseroan Agustus 2011
22 September 2011
2.
Progress Implementasi PSAK 50 dan 55
1.
Susunan Keanggotaan Komite di Bawah Dewan Komisaris
2.
Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi perihal Piagam Kepatuhan
3.
Kebijakan Pedoman Benturan Kepentingan
22.
11 Oktober 2011
23.
18 Oktober 2011
Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2012
24.
7 November 2011
Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012
25.
15-16 November 2011
26.
6 Desember 2011
161
1.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2012
2.
Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012
1.
Pendapat, saran, dan catatan Dewan Komisaris terhadap Usulan Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012
2.
Perjalanan Dinas Luar Negeri Direksi
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
161
d. Panduan Kerja Dewan Komisaris Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selalu berpedoman pada Anggaran Dasar, Surat Keputusan Bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi, dan Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris.
f. Data Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris telah mengungkap kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima per seratus) atau lebih pada bank yang bersangkutan maupun pada bank dan perusahaan lain (di dalam dan di luar negeri).
g. Program Kerja dan Pelaksanaan Program Kerja Program Kerja Dewan Komisaris disusun dengan memperhatikan tugas, wewenang, dan kewajiban Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku, yaitu melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun anak usaha perusahaan Perseroan.
Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris disusun sebagai acuan bagi Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya dan sebagai dasar pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Dewan Komisaris. Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris tersebut menjabarkan tugas, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, pembagian kerja, waktu kerja, etika kerja, rapat, struktur organisasi, dan pelaksanaan tugas berkaitan dengan RUPS.
e. Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS. Dewan Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada RUPS. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan kinerja Perseroan, business size, dan hasil survei remunerasi industri Perbankan. Putusan RUPS 2011 memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran Gaji dan Honorarium 2011 serta Tantiem 2010 bagi Direksi dan Anggota Dewan Komisaris, dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna. Atas wewenang dan kuasa tersebut Dewan Komisaris telah menetapkan Gaji, Honorarium dan Tantiem dimaksud, yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna tertanggal 27 Juli 2011. Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan Dewan Komisaris yang telah diberi kewenangan oleh RUPS sesuai Anggaran Dasar. Tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan anggota Dewan Komisaris tahun 2011 telah direview berdasarkan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, serta dituangkan dalam suatu Surat Keputusan Dewan Komisaris.
162
LAPORAN TAHUNAN 2011
Dewan Komisaris dalam menjalankan program kerjanya dibantu oleh Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Program kerja Dewan Komisaris pada pokoknya merupakan hasil konsolidasi dari program kerja ketiga Komite di bawah Dewan Komisaris tersebut.
Dewan Komisaris menggunakan program kerja ini sebagai pedoman dalam menjalankan tugas. Tugas-tugas tersebut diharapkan dapat dilakukan secara efektif dengan menggunakan sumber daya yang terdapat pada Dewan Komisaris, yaitu seluruh anggota Dewan Komisaris ditambah anggota ketiga komite yang berasal dari eksternal Komisaris serta Sekretariat Dewan Komisaris.
Pelaksanaan program kerja selama tahun 2011 menghasilkan beberapa persetujuan, pendapat, tanggapan, dan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sebagai berikut: (1) Persetujuan atas Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BRI Tahun 2011 (2) Persetujuan atas Revisi Rencana Bisnis BRI 2011-2013 (3) Persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BRI Tahun 2012 (4) Persetujuan atas Rencana Bisnis BRI 2012-2014 (5) Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester I Tahun 2010. (6) Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester II Tahun 2010.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
(7) Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester II Tahun 2010. (8) Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis BRI Semester I Tahun 2011. (9) Tambahan Penjelasan Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis Bank PT. BRI (Persero), Tbk. Semester I Tahun 2011. (10) Pendapat Dewan Komisaris terhadap Realisasi Rencana Bisnis Bank dan Tingkat Kesehatan Bank Triwulan IV Tahun 2010. (11) Pendapat Dewan Komisaris terhadap Realisasi Rencana Bisnis Bank dan Tingkat Kesehatan Bank Triwulan II Tahun 2011. (12) Hasil Pengawasan Laporan Keuangan DPLK BRI Tahun Buku 2010. (13) Persetujuan atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam Rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun PT. BRI (Persero), Tbk. (14) Konsultasi Kredit Direksi kepada Dewan Komisaris. (15) Persetujuan atas Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait PT. BRI (Persero), Tbk. (16) Persetujuan atas Konsultasi Kredit. (17) Persetujuan Perseroan sebagai Anggota Himbara. (18) Persetujuan terhadap Draft Surat Edaran Yayayan Baitul Maal PT. BRI (Persero), Tbk. tentang Pengelolaan Zakat Profesi Pekerja BRI. (19) Persetujuan Surat Edaran Direksi tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi. (20) Persetujuan Surat Keputusan DPLK BRI tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah DPLK BRI. (21) Tanggapan terhadap Draft Surat Edaran Direksi tentang Kebijakan Pedoman Benturan Kepentingan PT. BRI (Persero), Tbk. (22) Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi tentang Piagam Kepatuhan (Compliance Charter) PT. BRI (Persero), Tbk. (23) Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2011.
163
LAPORAN TAHUNAN 2011
(24) Surat Keputusan Dewan Komisaris tentang Remunerasi Direksi, Dewan Komisaris, dan Sekretaris Dewan Komisaris PT. BRI (Persero) Tbk. (25) Rekomendasi Perpanjangan Masa Kerja Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris. (26) Usulan Calon Direksi PT. Bank Agroniaga, Tbk. (27) Persetujuan terhadap Usulan Calon Komisaris Utama PT. Bank BRISyariah. (28) Tanggapan terhadap Laporan Pokokpokok Hasil Audit Intern Triwulan III Tahun 2010. (29) Tanggapan terhadap Laporan PokokPokok Hasil Audit Intern Triwulan IV Tahun 2010 dan Perencanaan Audit Tahunan Tahun 2011. (30) Tanggapan atas Perencanaan Audit Tahunan Tahun 2011. (31) Tanggapan terhadap Laporan Hasil Audit Intern Semester I Tahun 2011. (32) Tanggapan terhadap Audit Priority Banking BRI. (33) Persetujuan dan Penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk General Audit Laporan Keuangan BRI Tahun Buku 2011 s/d 2013. (34) Persetujuan Ijin Prinsip Penunjukan Kantor Akuntan Publik oleh Dewan Pengawas DPLK BRI. (35) Rekomendasi dan Saran berkaitan dengan Hasil Kunjungan Dewan Komisaris ke Beberapa Unit Kerja PT. BRI (Persero), Tbk. (36) Rekomendasi dan Saran berkaitan dengan Tindak Lanjut Hasil Rapat Dewan Komisaris dengan Jajaran Direksi dan Divisi. 2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas KomiteKomite Di Bawah Dewan Komisaris a. KOMITE AUDIT: Pembentukan Komite Audit BRI didasarkan pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
163
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN; Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum; Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN; dan Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter). Adapun pembentukan Komite Audit bertujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya serta dalam memberikan nasehat kepada Direksi atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern, efektivitas pemeriksaan auditor eksternal dan internal, efektivitas pelaksanaan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi anggota Komite Audit. Komite Audit BRI terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang juga yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang merupakan Komisaris, dan tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan, akuntansi, hukum, dan perbankan. Hal ini telah memenuhi ketentuan dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-29/PM/2004 dan PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006. Susunan keanggotaan Komite Audit BRI periode 1 Januari 2011 – 28 April 2011 adalah sebagai berikut: Nama
Jabatan
Profesi
Baridjussalam Hadi Ketua
Komisaris Independen
Bunasor Sanim
Anggota
Komisaris Utama/ Komisaris Independen
Soedarjono
Anggota
Wakil Komisaris Utama
H.C. Royke Singgih Anggota
Non Komisaris
Dedi Budiman Hakim
Anggota
Non Komisaris
Syahrir Nasution
Anggota
Non Komisaris
164
LAPORAN TAHUNAN 2011
Susunan keanggotaan periode 29 April 2011 – 28 September 2011: Nama
Jabatan
Profesi
Soedarjono *
Ketua
Wakil Komisaris Utama / Independen
Bunasor Sanim
Anggota
Komisaris Utama / Komisaris Independen
Hermanto Siregar **
Anggota
Komisaris
H.C. Royke Singgih
Anggota
Non Komisaris
Dedi Budiman Hakim Anggota
Non Komisaris
Syahrir Nasution
Non Komisaris
Anggota
** terhitung sejak 18 Agustus 2011 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI pada tanggal 28 September 2011, ybs efektif mengundurkan diri dari jabatan tersebut. ** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).
Sedangkan susunan keanggotaan periode September 2011 – 31 Desember 2011: Nama
Jabatan
29
Profesi
Bunasor Sanim
Ketua
Komisaris Utama / Komisaris Independen
Adhyaksa Dault
Anggota
Komisaris Independen
Hermanto Siregar
Anggota
Komisaris
H.C. Royke Singgih
Anggota
Non Komisaris
Dedi Budiman Hakim Anggota
Non Komisaris
Syahrir Nasution
Non Komisaris
Anggota
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Profil Anggota Komite Audit Profil Bunasor Sanim, Adhyaksa Dault, dan Hermanto Siregar dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris.
terakhir menjabat sebagai Inspektur Kantor Inspeksi BRI Jakarta. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta (1981).
H.C. Royke Singgih – lahir di Jakarta, tahun 1960. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak Oktober 2005. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di PT Bank IFI Jakarta, PT PAN Indonesia Bank Jakarta, dan PT Krakatau Steel Cilegon. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1986), gelar Magister Manajemen bidang Keuangan dan Perbankan dari Universitas Indonesia, Jakarta (2000), Sertifikat Khusus bidang Manajemen Strategis Program Pra-Doktoral Universitas Indonesia, Jakarta (2004), dan sedang mengikuti Program Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor, Bogor (2007).
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit tanggal 03 Agustus 2011, Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan fungsi pengawasan guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan Perseroan. Selama tahun 2011 Komite Audit telah melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit (Committee Audit Charter). Dalam menyelenggarakan pertemuan dengan unit kerja, Komite Audit melalui Dewan Komisaris telah meminta beberapa subordinasi manajemen untuk menghadiri pertemuan dan memberikan informasi terutama berkaitan dengan pengendalian intern dan manajemen risiko Perseroan.
Dedi Budiman Hakim – lahir di Sumedang, tahun 1964. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2005. Saat ini menjabat sebagai staf pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor dan peneliti di Center for Applied Economics and Finance IPB, Bogor. Memperoleh gelar Sarjana bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Bogor (1988), gelar Magister bidang Ekonomi Pertanian dari Massey University Palmerston North, Selandia Baru (1994), dan gelar Doktor bidang Ekonomi Pertanian dari Georg-August-Universitaet Goettingen, Jerman (2004).
Frekuensi Rapat Komite Audit Rapat dilakukan dengan Audit Intern, Divisi Akuntansi dan Manajemen Keuangan, Divisi Kredit Program, Kantor Akuntan Publik PSS - Ernst and Young, dan Pricewaterhouse Coopers.
Syahrir Nasution – lahir di Pematang Siantar, tahun 1952. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2008. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di BPKP, Jakarta s/d 1990, di BRI sejak 1990-2008 dalam bidang audit dan Nama
Jumlah Rapat
Komite Audit melakukan rapat sebanyak 16 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Audit sebagai berikut:
Kehadiran
Kehadiran (%)
Baridjussalam Hadi *
8
8
100,00
Soedarjono **
14
14
100,00
Bunasor Sanim
16
15
93,75
Adhyaksa Dault
3
3
100,00
Hermanto Siregar ***
8
7
87,50
H.C. Royke Singgih
16
16
100,00
Dedi Budiman Hakim
16
14
87,50
Syahrir Nasution
16
16
100,00
* terhitung sejak 29 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris, Ketua dan anggota Komite Audit. ** terhitung sejak 29 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris, Ketua dan anggota Komite Audit. *** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).
165
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
165
Adapun rapat dan kegiatan yang dilaksanakan Komite Audit selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: No.
1.
2.
3.
Pihak / Unit Kerja Terkait
KAP PSS Ernst & Young
Audit Intern
Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan
4.
Divisi Bisnis Program
5.
Pricewaterhouse Coopers
Tanggal
Agenda
20 Jan 2011
Pelaksanaan PSAK 50-55
01 Mar 2011
Pelaksanaan General Audit tahun 2010
12 Sept 2011
Pembahasan KAP tahun 2011
27 Okt 2011
Pelaksanaan General Audit tahun 2011
18 Nov 2011
Kick Off Pelaksanaan General Audit tahun 2011
19 Jan 2011
Pembahasan Auditor sebagai Strategic Business Partner
24 Mar 2011
Pembahasan Laporan Hasil Audit Tw IV tahun 2010
28 Juni 2011
Pembahasan Laporan Hasil Audit Tw I tahun 2011
25 Okt 2011
Pembahasan Laporan Hasil Audit Tw II tahun 2011
14 Jan 2011
Pembahasan Pelaksanaan PSAK 50-55
19 Mei 2011
Pembahasan Kantor Akuntan Publik tahun 2011
31 Mei 2011
Pembahasan Kantor Akuntan Publik tahun 2011
18 Juli 2011
Pembahasan Kantor Akuntan Publik tahun 2011
30 Mar 2011
Audit atas Laporan Keuangan PKBL tahun 2010
5 April 2011
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
13 Sept 2011
Pengembangan dan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Laporan Program Kerja Komite Audit Komite Audit telah melaksanakan program kerjanya selama tahun 2011 sebagai berikut: (1) Kegiatan Internal i. Menyusun rencana dan program kerja Komite Audit 2012 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit. ii. Bersama-sama dengan Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2012. iii. Melakukan pertemuan reguler dengan Audit Intern (AIN) dalam rangka membahas sistem pengendalian intern, temuan-temuan audit terutama yang dinilai mengandung risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan. iv. Melakukan pertemuan dengan Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan (AMK) serta Divisi terkait untuk membahas perkembangan kinerja keuangan Perseroan dan informasi keuangan lainnya. v. Melakukan evaluasi dan memberikan laporan tertulis kepada Dewan Komisaris dari setiap pertemuan diatas dan penugasan yang diberikan kepada Komite Audit. vi. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik terkait dengan pelaksanaan audit tahunan Laporan Keuangan Perseroan.
166
LAPORAN TAHUNAN 2011
vii. Bersama-sama dengan Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP). viii.Bersama-sama dengan Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan Perseroan dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. (2) Kegiatan Eksternal i. Mengikuti seminar-seminar yang berkaitan dengan fungsi-fungsi Komite Audit seperti the Institute of Internal Auditor (IIA) Indonesia Chapter, Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kapabilitas Komite Audit. ii. Melakukan diskusi dengan Eksternal Auditor, baik sebelum maupun setelah dilakukan pemeriksaan mengenai temuan-temuan atas laporan keuangan Perseroan. iii. Melakukan diskusi dengan pihak lainnya (PricewaterhouseCoopers) khususnya yang berkaitan dengan peningkatan sistem pengendalian intern.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
b. KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (KNR) Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN; Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum; dan UndangUndang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN. Di BRI Komite Nominasi dengan Komite Remunerasi tidak dipisahkan. Struktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Anggota KNR Komite Nominasi dan Remunerasi BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris), satu orang pejabat eksekutif yaitu Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia, dan dua orang anggota non Komisaris yang memiliki pengetahuan dan mengetahui sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan Bank. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006. Susunan Keanggotaan 1 Januari 2011 – 28 September 2011 adalah sebagai berikut: Nama
Jabatan
Profesi
Bunasor Sanim
Ketua
Komisaris Utama/ Komisaris Independen
Aviliani
Anggota
Komisaris Independen
Heru Lelono
Anggota
Komisaris
Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi MSDM)
Anggota
Non Komisaris/ Pejabat Eksekutif
Kanyatama P. Mulyono
Anggota
Non Komisaris
Asep Ikhsan Iskandar
Anggota
Non Komisaris
167
LAPORAN TAHUNAN 2011
Sedangkan susunan keanggotaan 29 September 2011 – 31 Desember 2011: Nama
Jabatan
Profesi
Adhyaksa Dault
Ketua
Komisaris Independen
Aviliani
Anggota
Komisaris Independen
Heru Lelono
Anggota
Komisaris
Pejabat Eksekutif Anggota (Kepala Divisi MSDM)
Non Komisaris/ Pejabat Eksekutif
Kanyatama P. Mulyono
Anggota
Non Komisaris
Asep Ikhsan Iskandar Anggota
Non Komisaris
Profil Anggota KNR Profil Adhyaksa Dault, Aviliani, dan Heru Lelono dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris. Ganefi – lahir di Jakarta tahun 1963. Berkarir di BRI sejak 1989 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI dan sebagai Pgs. Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI. Memperoleh gelar Sarjana Administrasi Fiskal dari FISIP Universitas Indonesia, Jakarta (1989), dan gelar Master of Business dari Monash University, Australia (1994). Kanyatama P. Mulyono – lahir di Jakarta, tahun 1972. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Sebelumnya berkarir sebagai Auditor di Haga Bank dan Kantor Akuntan Publik KPMG, dan dilanjutkan sebagai konsultan dan Pengajar di Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM-FEUI). Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1996), dan Magister Sains bidang Psikologi Industri dan Organisasi dari Universitas Indonesia (2004). Asep Ikhsan Iskandar – lahir di Tasikmalaya tahun 1972. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Berkarir di BRI sejak 1998 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Staf di Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia BRI. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Pasundan Bandung (1996).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
167
Tugas dan Tanggung Jawab KNR Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja KNR tanggal 03 Agustus 2011, Komite Nominasi dan Remunerasi adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan kebijakan nominasi dan kebijakan remunerasi.
(2) Fungsi Remunerasi i. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja Perseroan. ii. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: - Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. - Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan Pekerja Perseroan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. iii. Memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja Perseroan, antara lain opsi saham. iv. Memberikan rekomendasi tentang sistem pensiun bagi Pekerja Perseroan. v. Memberikan rekomendasi tentang sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan Pekerja Perseroan.
(1) Fungsi Nominasi i. Menganalisa, menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris. ii. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris. iii. Memantau pelaksanaan dan menganalisa kriteria dan prosedur seleksi bagi calon Pejabat satu tingkat di bawah Direksi. iv. Menyusun sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi. v. Memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. vi. Memberikan pendapat atau nasehat kepada Direksi atas keputusan Direksi untuk mutasi dan/atau pengangkatan non pekerja Perseroan menjadi pejabat satu tingkat di bawah Direksi. vii. Menganalisa data pejabat satu tingkat di bawah Direksi yang disampaikan oleh Direksi secara triwulanan dan setiap waktu jika ada perubahan. viii.Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko.
Nama
(3) Lain-lain i. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris yang berkaitan dengan kebijakan ketenagakerjaan dan fungsi lainnya dalam manajemen SDM yang memiliki dampak finansial yang signifikan dan/atau risiko hukum bagi Perseroan. ii. Memberikan rekomendasi atas penyelesaian temuan audit internal dan/atau eksternal serta hasil pengawasan Bank Indonesia, khusus mengenai kebijakan di bidang manajemen sumber daya manusia. iii. Mengadministrasikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Komite. Frekuensi Rapat KNR Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan rapat sebanyak 13 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut:
Jumlah Rapat
Kehadiran
Kehadiran (%)
Bunasor Sanim*
12
11
91,62
Aviliani
13
11
84,61
Heru Lelono
13
10
76,92
Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi MSDM)
13
7
53,85
Kanyatama P. Mulyono
13
13
100,00
Asep Ikhsan Iskandar
13
13
100,00
* terhitung sejak 29 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai anggota KNR.
168
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Adapun Rapat yang dilaksanakan Komite Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: No
Waktu
1.
28 Januari 2011
2.
14 Februari 2011
3.
16 Februari 2011
4.
21-24 Februari 2011
Materi Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Proses Nominasi Direksi
Pelaksanaan Presentasi Calon Direktur dan Wawancara Kandidat oleh Dewan Komisaris
5.
01 Maret 2011
Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Hasil Proses Nominasi Direksi
6.
08 Maret 2011
Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Rekomendasi Hasil Nominasi Direksi
7.
22 Maret 2011
Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Usulan Direksi atas Nominasi Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan (PT. Bank Agroniaga Tbk.)
8.
24 Maret 2011
Nominasi Pengurus dan Rencana Pengembangan Anak Perusahaan (PT. Bank Agroniaga Tbk.)
9.
12 April 2011
10.
10 Mei 2011
Rapat KNR dengan Dewan Komisaris tentang Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris untuk Diusulkan dalam Agenda RUPST 2011
11.
24 Mei 2011
Review Kebijakan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris
12.
01 Agustus 2011
13.
02 Agustus 2011
Rapat KNR dan Dewan Komisaris tentang Review Kebijakan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris
Laporan Program Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi Selama tahun 2011, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Menyusun rencana dan program kerja Komite Nominasi dan Remunerasi tahun 2012 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi. (2) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2012. (3) Bersama dengan Dewan Komisaris melaksanakan Nominasi Direksi. (4) Melakukan review dan kajian atas Remunerasi Direksi dan Komisaris sesuai kinerja Perseroan, business size, dan hasil survei remunerasi industri Perbankan. (5) Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan yang berlaku, tentang persetujuan Dewan Komisaris BRI atas usulan Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan. (6) Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang persetujuan Komisaris BRI atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI.
169
LAPORAN TAHUNAN 2011
(7) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko. (8) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai perpanjangan masa kerja anggota Komite di Lembaga Komisaris BRI. (9) Memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan ketenagakerjaan, yang meliputi: i. Masukan dan saran Dewan Komisaris kepada Direksi untuk selalu menerapkan reward and punishment secara obyektif dan transparan, sehingga dapat meningkatkan kinerja pekerja. ii. Penilaian Implementasi Kebijakan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan telah sesuai dan tidak ada yang menyimpang dari Arsitektur Sumber Daya Manusia yang telah disusun. iii. Masukan dan saran kepada Direksi Perseroan untuk secara terus menerus melakukan pengawasan terhadap koordinasi antar unit kerja serta melibatkan Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia. iv. Komitmen Manajemen dalam memberikan penghargaan kepada Pekerja yang masih aktif dan perhatian pada kesejahteraan di masa pensiun.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
169
v. Sosialisasi dan Internalisasi Budaya Perseroan pada setiap kunjungan ke unit kerja sepanjang tahun 2011. vi. Masukan dan saran Dewan Komisaris kepada Direksi untuk melakukan langkah-langkah strategis terkait implementasi ketentuan PBI No. 13/25/PBI/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain (Alih Daya). (10) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP). (11) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. (12) Melaksanakan kunjungan langsung ke unit kerja. (13) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris. c. KOMITE PENGAWASAN MANAJEMEN RISIKO (KPMR) Pembentukan KPMR BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada BUMN dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum. Struktur, Keanggotaan, Keahlian Independensi Anggota KPMR
dan
Anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris Independen), satu orang anggota (Komisaris) dan tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan dan manajemen risiko. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006.
170
LAPORAN TAHUNAN 2011
Susunan Keanggotaan KPMR periode 1 Januari 2011 – 28 September 2011: Nama
Jabatan
Profesi
Aviliani
Ketua
Komisaris Independen
Adhyaksa Dault
Anggota
Komisaris Independen
Agus Suprijanto
Anggota
Komisaris
Ridwan Darmawan Ayub
Anggota
Non Komisaris
I Gede Yadnya Kusuma
Anggota
Non Komisaris
Susunan Keanggotaan KPMR periode 29 September 2011 - 31 Desember 2011: Nama
Jabatan
Profesi
Aviliani
Ketua
Komisaris Independen
Agus Suprijanto
Anggota
Komisaris
Bunasor Sanim
Anggota
Komisaris Utama / Komisaris Independen
Ridwan Darmawan Ayub
Anggota
Non Komisaris
I Gde Yadnya Kusuma
Anggota
Non Komisaris
Pamuji Gesang Raharjo *)
Anggota
Non Komisaris
*) terhitung sejak 29 September 2011 menjabat sebagai anggota KPMR
Profil Anggota KPMR Profil Aviliani, Agus Suprijanto, Adhyaksa Dault dan Bunasor Sanim dapat dilihat pada Profil Anggota Dewan Komisaris. Ridwan Darmawan Ayub – lahir di Bogor, tahun 1962. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak 2006. Sebelumnya berkarir di Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi. Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1985), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Mercu Buana, Jakarta (2008).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
I Gde Yadnya Kusuma – lahir di Singaraja Bali, tahun 1954. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak Juli 2010. Sebelumnya berkarir di Bank Indonesia dalam berbagai posisi dan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai Direktur Riset dan Analisis. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya, Jakarta (1993) dan gelar Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta (2006). Pamuji Gesang Raharjo – lahir di Jakarta, tahun 1968. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko periode 20072010. Sebelumnya berkarir di Bank BNI, Bank Danahutama, Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi, dan di Perum Pegadaian sebagai General Manager Manajemen Risiko (Juni 2010 Maret 2011). Aktif sebagai pengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta (1996), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Risiko dari Universitas Indonesia, Jakarta (2003). Saat ini tengah menyelesaikan Program Doktor bidang Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor (2010). Tugas dan Tanggung Jawab KPMR Berdasarkan Panduan Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko, KPMR memiliki fungsi dalam membantu Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengevaluasi dan memastikan agar penerapan manajemen risiko Bank tetap memenuhi unsur-unsur kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan Bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan Bank. Secara garis besarnya, tugas dan tanggung jawab KPMR meliputi, antara lain: (1) Mengevaluasi dan mengkaji ulang secara berkala atas kebijakan manajemen risiko dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang diperlukan.
171
LAPORAN TAHUNAN 2011
(2) Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen risiko Perseroan. (3) Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko Perseroan secara triwulanan dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan. (4) Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan sekurang-kurangnya secara triwulanan. (5) Mengevaluasi dan menganalisa paket usulan Direksi untuk penyediaan dana bagi pihak terkait yang harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. (6) Mengevaluasi dan mengkaji RKAP, RBB, dan RJPP untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris. (7) Memantau dan/atau membuat tanggapan atas laporan realisasi RBB dan RKAP. (8) Mengevaluasi dan menganalisa paket pemberian kredit diatas jumlah tertentu yang memerlukan konsultasi dengan Dewan Komisaris. (9) Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya. (10) Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan Dewan Komisaris. Frekuensi Rapat KPMR Mengingat luasnya cakupan dan keterkaitan antar masing-masing jenis risiko yang dihadapi oleh Perseroan, maka selain dilakukan dalam forum Rapat KPMR, pembahasan permasalahan yang terkait dengan implementasi manajemen risiko menjadi agenda Rapat Dewan Komisaris. Selama tahun 2011, KPMR telah melakukan rapat, baik internal KPMR maupun bersamasama dengan Divisi/Unit Kerja yang terkait dalam rangka mengevaluasi penerapan dan pengelolaan manajemen risiko, yang mencakup Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategis, dan Risiko Reputasi sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
171
Komite Pengawasan Manajemen Risiko melakukan rapat sebanyak 18 kali selama tahun 2011 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut: Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
Kehadiran (%)
Aviliani
18
16
88,89
Agus Suprijanto
18
14
77,78
Adhyaksa Dault *
14
12
85,71
Bunasor Sanim **
4
4
100,00
Ridwan Darmawan Ayub
18
16
88,89
I Gde Yadnya Kusuma
18
17
94,44
Pamuji Gesang Raharjo **
4
4
100,00
* terhitung sejak 29 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai anggota KPMR. ** terhitung sejak 29 September 2011 menjadi sebagai anggota KPMR.
Adapun Rapat dan kegiatan yang dilaksanakan KPMR selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: No.
Pihak/ Unit Kerja Terkait
Tanggal
Materi
1.
Divisi Manajemen Risiko
1 Feb 2011
1. Laporan Profil Risiko BRI Triwulan ke IV 2010 2. Peranan dan Fungsi Group Head Manajemen Risiko Kantor Wilayah
2.
Divisi Hukum
15 Mar 2011
Pengelolaan Risiko Hukum
3.
Divisi Kartu Kredit
5 April 2011
Pengelolaan Risiko dan Kinerja Divisi Kartu Kredit
4.
Divisi Manajemen Risiko
4 Juli 2011
Laporan Profil Risiko BRI Triwulan ke-2 tahun 2011
5.
Divisi Kepatuhan
5 Juli 2011
- Pengelolaan Risiko Kepatuhan - Tindak Lanjut Pelaksanaan Peraturan Bank Indonesia No. 13/2/PBI/2011
6.
Divisi Sentra Operasi
13 Sept 2011
Pengelolaan Risiko dan Program Kerja Divisi Sentra Operasi
7.
Divisi Manajemen Risiko
20 Des 2011
Laporan Profil Risiko BRI Triwulan ke-3 tahun 2011
8.
- Direktorat Bisnis Komersial - Direktorat Bisnis Kelembagaan dan BUMN
Jan – Des 2011
Konsultasi kredit, yang diselenggarakan dalam 11 (sebelas) kali rapat konsultasi kredit
Laporan Program Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko Selama tahun 2011, KPMR telah melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Menyusun rencana dan program kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko tahun 2012 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko. (2) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2012. (3) Melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan oleh Dewan Komisaris terhadap Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi.
172
LAPORAN TAHUNAN 2011
(4) Melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan oleh Dewan Komisaris terhadap Kebijakan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah DPLK Perseroan. (5) Memberikan tanggapan dan pendapat atas fasilitas kredit yang dikonsultasikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. (6) Memberikan tanggapan atas draft Kebijakan Pedoman Benturan Kepentingan. (7) Melakukan evaluasi atas Laporan Kinerja Portofolio Kredit Perseroan. (8) Melakukan evaluasi terhadap SE-SE Direksi Perseroan yang berkaitan dengan penerapan kebijakan manajemen risiko. (9) Melakukan review atas laporan triwulanan tentang Laporan Profil Risiko Bank Perseroan. (10) Melakukan review atas laporan bulanan dan laporan semester Direktur Kepatuhan Perseroan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
(11) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi RBB dan RKAP. (12) Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. (13) Melakukan pembahasan terhadap penyempurnaan Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang Berbasis Risiko.
173
LAPORAN TAHUNAN 2011
(14) Mendampingi Komisaris mengikuti sosialisasi keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP236/MBU/2011 dan workshop penyusunan RKA dan KPI Dewan Komisaris yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN. (15) Mengikuti workshop penyusunan Pedoman Kerja Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko Bank Umum yang diselenggarakan oleh LPPI. (16) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
173
III. DIREKSI 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI yang diselenggarakan pada tanggal 28 September 2011, Bapak Gatot Mardiwasisto diangkat sebagai Direktur BRI, namun pengangkatan tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapak Gatot Mardiwasisto efektif menjadi Direktur BRI sejak tanggal 27 Januari 2012 sesuai Surat Bank Indonesia No. 14/10/GBI/DPIP/ Rahasia tanggal 25 Januari 2012 dan Surat Kementerian BUMN No. S-49/MBU.4/2012 tanggal 27 Januari 2012.
a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi: Anggota Direksi BRI berjumlah 11 (sebelas) orang yang secara mayoritas telah memiliki pengalaman di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif bank lebih dari 5 (lima) tahun. Seluruh anggota Direksi BRI berdomisili di Indonesia dan seluruhnya telah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Direksi BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank/lembaga lain, dan tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (1) Umum i. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Bank untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Bank serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun pemilikan serta mengikat Bank dengan pihak lain dan atau pihak lain dengan Bank dengan memperhatikan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau Keputusan RUPS; ii. Direksi bertanggung jawab mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya; serta mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(2) Khusus i. Penetapan tugas dan tanggung jawab berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham - Memastikan pelaksanaan keputusan yang dibuat pada RUPS; - Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris;
Direksi BRI dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Susunan Direksi BRI per 31 Desember 2011 adalah: No
Nama
Jabatan
1
Sofyan Basir
Direktur Utama
2
Sarwono Sudarto
Direktur Operasional
3
Randi Anto
Direktur Kepatuhan merangkap Direktur Manajemen Risiko
4
Sulaiman Arif Arianto
Direktur Bisnis Komersial
5
Achmad Baiquni
Direktur Keuangan
6
A. Toni Soetirto
Direktur Bisnis Konsumer
7
Lenny Sugihat
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
8
Djarot Kusumayakti
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
9
Asmawi Syam
Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN
10
Suprajarto
Direktur Jaringan dan Layanan
174
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
- Menyelenggarakan RUPS berdasarkan permintaan tertulis dari satu atau lebih pemegang saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham yang dikeluarkan dengan hak suara yang sah; - Membuat dan memelihara daftar pemegang saham dan daftar khusus yang berisi daftar kepemilikan saham yang dimiliki oleh Komisaris dan Direksi termasuk keluarga mereka dalam Bank dan di perusahaan lain; - Mengkonsultasikan pemberian kredit diatas jumlah tertentu kepada Dewan Komisaris dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku; - Menyampaikan laporan tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan. ii. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan Tahunan - Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Bank sesuai dengan praktek yang umum berlaku bagi perusahaan; - Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan prinsipprinsip pengendalian intern, terutama dalam hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan; - Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan. iii. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan Manajemen Risiko dan Pengendalian - Memelihara proses manajemen risiko seperti berikut: 1. Memastikan bahwa Bank memiliki proses yang tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan risiko yang dihadapinya; 2. Memastikan bahwa sistem dan proses yang tepat telah dijalankan untuk mengawasi dan melaporkan adanya risiko utama yang dihadapi Bank; 3. Memonitor dan menilai adanya proses manajemen yang baik untuk menilai kecukupan sistem manajemen risiko dan pengendalian intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan; 4. Memastikan adanya suatu sistem pengendalian yang efektif untuk meyakinkan: a. keandalan dan integritas informasi; b. kepatuhan terhadap kebijakan,
175
LAPORAN TAHUNAN 2011
rencana, prosedur, peraturan dan undang-undang yang berlaku; c. penjagaan atas harta kekayaan Bank; d. penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien; e. pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk operasional. 5. Melakukan penilaian tahunan untuk membuat pernyataan publik tentang pengendalian intern di Bank untuk memberi keyakinan bahwa semua aspek pengendalian intern yang signifikan sudah dipertimbangkan untuk tahun pemeriksaan sampai tanggal persetujuan laporan tahunan. - Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan manajemen; iv. Direktur Utama: Mewakili bank dalam mengkoordinasi, mengawasi dan sebagai pimpinan dari Direksi. v. Anggota Direksi: - Mengembangkan rencana kerja untuk setiap bidang tanggung jawab dan unit kerja yang dipimpin oleh setiap Direktur; - Mengkoordinasi dan mengawasi setiap alokasi tanggung jawab dan unit kerja; - Melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat oleh Direksi dan atau anggota Direksi sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku; - Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Direksi. vi. Direktur Kepatuhan Tanggung jawab utama Direktur Kepatuhan adalah: - Memastikan bahwa Bank telah mentaati Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui kegiatan-kegiatan: pengujian prinsip kehatihatian terhadap rencana kebijakan dan atau keputusan Direksi, pemantauan tindak lanjut hasil pengujian, review kebijakan, penyampaian peraturan eksternal yang harus dipedomani dalam penyusunan kebijakan dan atau pengambilan keputusan, analisis dampak peraturan / ketentuan eksternal, pengelolaan GCG BRI, pemantauan terhadap pemenuhan perjanjian dan komitmen BRI kepada BI dan lembaga otoritas yang berwenang serta pemantauan terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
175
c. Rapat Direksi Direksi secara berkala mengadakan pertemuan internal untuk membahas hal-hal yang memerlukan pertimbangan Direksi dan juga membahas rencana strategis lainnya.
- Menyampaikan laporan sebagaimana diatur pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
(3) Tugas Lainnya Tugas dan tanggung jawab lainnya tercantum dalam Anggaran Dasar BRI.
No 1.
Tanggal
Agenda Rapat Direksi
Selasa, 04 Januari 2011
1. SID Jamsostek 2. Sertifikat Pembahasan Kanca 3. Pembahasan Hasil Exit Audit Meeting BI
2.
Selasa, 11 Januari 2011
1. Permasalahan Kredit di Unit-unit Kerja Kanwil BRI Palembang 2. Pembiayaan Program “Peumakmu Gampong” di NAD 3. Rencana Pemberian Kredit 4. Penerapan PSAK 50/55 5. Pembelian Tanah dan Bangunan Kantor
3.
Rabu, 26 Januari 2011
1. Sistim Insentif untuk Kanca Booking Office (KCBO) 2. Penetapan Kanca Booking Office 3. Perkembangan Program Peumakmu Gampong, NAD
4.
Selasa, 08 Februari 2011
RKAP Dana Pensiun BRI
5.
Selasa, 16 Februari 2011
Akuisisi Bank Agroniaga
6.
Selasa, 1 Maret 2011
Radisi SDM
7.
Selasa, 21 Maret 2011
Penetapan Laba BRI 31 Desember 2010
8.
Selasa, 22 Maret 2011
Revilitasi Kawasan Jembatan Semanggi
9.
Selasa, 05 April 2011
Perkembangan Organisasi dan Formasi Jabatan BRI
10.
Jumat, 29 April 2011
Pembidangan Direksi
11.
Rabu, 1 Juni 2011
Penanganan NPL Ritel Komersial dan Ritel Konsumer 2011
12.
Rabu, 22 Juni 2011
Tindak Lanjut Off Line Brinets
13.
Selasa, 13 September 2011
1. BOT Tanah BRI 2. Sosialisasi Struktur Organisasi BRI
14.
Senin, 19 September 2011
1. Presentasi Implementasi KLS di Unit Kerja BRI 2. Rencana Strategis Syariah
15.
Jumat, 23 September 2011
1. Rencana Live IBM 2. Radisi tentang SDM 3. Live AS 400 P7
16.
Rabu, 19 Oktober 2011
RBB 2012-2014 dan RKAP 2012 BRI
17.
Rabu, 24 Oktober 2011
Revisi RBB 2012-2014 dan RKAP 2012 BRI
18.
Selasa, 08 November 2011
1. Permasalahan Notaris 2. Perkembangan KKB 3. Penyortiran uang di Kanca
176
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
No
Tanggal
Agenda Rapat Direksi
19.
Selasa, 15 November 2011
RKAP terkait Perubahan Asumsi Bunga
20.
Selasa, 22 November 2011
Presentasi Monoline Kredit Konsumer
21.
Selasa, 29 November 2011
Evaluasi Kinerja BRI, Manajemen Risiko Pasar, dan Likuiditas serta Evaluasi Suku Bunga
22.
Selasa, 06 Desember 2011
Evaluasi Kinerja BRI, Manajemen Risiko Pasar, dan Likuiditas serta Evaluasi Suku Bunga
23.
Kamis, 08 Desember 2011
Pembahasan Kredit Manajemen BRI Syariah
24.
Selasa, 20 Desember 2011
Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan evaluasi Suku Bunga
25.
Selasa, 27 Desember 2011
Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan evaluasi Suku Bunga
26.
Rabu, 28 Desember 2011
Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan Evaluasi Suku Bunga Persiapan Akhir Tahun
27.
Kamis, 29 Desember 2011
Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan Evaluasi Suku Bunga Persiapan Akhir Tahun
28.
Jumat, 30 Desember 2011
Evaluasi Kinerja BRI Manajemen Risiko Pasar dan Likuiditas dan Evaluasi Suku Bunga Persiapan Akhir Tahun
Tingkat kehadiran anggota Direksi pada Rapat Direksi selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: No.
* **
Nama
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
1.
Sofyan Basir
28
28
100,00
2.
Sarwono Sudarto
28
27
96,40
3.
Sulaiman A. Arianto
28
27
96,40
4.
A. Toni Soetirto
28
27
96,40
5.
Lenny Sugihat
28
27
96,40
6.
Asmawi Syam
28
27
96,40
7.
Suprajarto
28
26
92,30
8.
Bambang Soepeno *
9
8
88,89
9.
Achmad Baiquni
28
27
96,40
10.
Djarot Kusumayakti
28
26
92,30
11.
Randi Anto **
16
16
100,00
terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Direksi BRI. terhitung sejak 28 April 2011 ditunjuk oleh RUPS menjadi Direksi dan efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) pada 21 Juli 2011.
177
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
177
d. Training Direksi Training yang telah diikuti oleh Direksi pada tahun 2011 sebagai berikut: No.
Nama Direksi
Judul Training
Penyelenggara
Tanggal
Tempat
1.
Sarwono Sudarto
Workshop Assesor Uji Kompetensi Bidang Manajemen Risiko
Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP)
2.
A. Toni Soetirto
International Certified Wealth Manager (CWM)
Certified Wealth 14-19 Nov 2011 Manager Association (CWMA)
Amsterdam, Genewa, Zurich
3.
Lenny Sugihat
Workshop Assesor Uji Kompetensi Bidang Manajemen Risiko
Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP)
25-26 Mei 2011
Jakarta
4.
Suprajarto
Delivery Channel Strategy
Financial News Publishing Branch of the future Efma Sarl
14-15 Maret Malaysia 2011 26-27 April 2011 London
5.
Bambang Soepeno
The Upcoming IIA International Conference
Fias Interprise
2-6 Juni 2011
Austria
6.
Achmad Baiquni
The 5th International Financial Reporting Standart (IFRS) Regional Policy Forum dan International Seminar
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
25-26 Mei 2011
Bali
7.
Randi Anto
International Certified Wealth Manager (CWM)
Certified Wealth 14-19 Nov 2011 Manager Association (CWMA)
2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas KomiteKomite di Bawah Direksi Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah dibentuk komite-komite di bawah Direksi yaitu: a. Komite Manajemen Risiko / Risk Management Committee (RMC) RMC adalah komite tertinggi dalam sistem manajemen risiko BRI yang beranggotakan seluruh anggota Direksi dan pejabat setingkat dibawah Direksi BRI yang ditunjuk. RMC bersifat non-struktural dan independen terhadap Unit Kerja Operasional. RMC membahas, mengkaji-ulang dan menyetujui usulan dan rekomendasi yang disampaikan dalam rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usulan dan rekomendasi tersebut diantaranya mencakup kebijakan, strategi dan prosedur manajemen risiko. Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, RMC
178
LAPORAN TAHUNAN 2011
25-26 Mei 2011
Jakarta
Amsterdam, Genewa, Zurich
telah menetapkan Sub-RMC yang berperan memberikan rekomendasi kepada Direksi dalam hal ini Direktur Utama BRI. Sub-RMC yang ditetapkan adalah: (1) Operational Risk Management Committee (ORMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko operasional dan penerapan manajemen risiko operasional. Yang dimaksud risiko operasional mencakup risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan. (2) Credit Risk Management Committee (CRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen risiko kredit. (3) Market Risk Management Committee (MRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko pasar dan penerapan manajemen risiko pasar. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko likuiditas.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Struktur dan Keanggotaan
RMC (Cash Management Committee) Ketua : Direktur Utama Ketua I : Direktur Kepatuhan Ketua II : Direktur Pengendalian Risiko Kredit Sekretaris I : Kepala Divisi Manajemen Risiko Sekretaris II : Kepala Divisi Administrasi Kredit Anggota tetap : - Seluruh Direksi termasuk Direktur Utama (memiliki hak voting) - Kepala Audit Intern (tanpa hak voting) - Seluruh Kepala Divisi (tanpa hak voting) - Pemimpin Cabang Khusus (tanpa hak voting) - Pemimpin Wilayah DKI Jakarta (tanpa hak voting) - Inspektur DKI Jakarta (tanpa hak voting) Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan relevansi permasalahan
Keanggotaan RMC terdiri dari anggota tetap, baik dengan hak voting maupun tanpa hak voting, dan anggota tidak tetap. Hak voting adalah hak suara untuk memilih apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan tidak tercapai kata mufakat sehingga harus dilakukan voting. ORMC (Operational Risk Management Committee) Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko Ketua II : Kepala Divisi Layanan Sekretaris : Kepala Bagian Manajemen Risiko Operasional Divisi Manajemen Risiko Anggota tetap : - Kepala Divisi Teknologi dan Sistem Informasi - Kepala Divisi Manajemen dan Sumber Daya Manusia - Kepala Divisi Hukum - Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan - Kepala Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis - Kepala Divisi Kepatuhan - Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel
179
LAPORAN TAHUNAN 2011
Anggota tidak tetap
- Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro - Kepala Divisi Sentra Operasi - Kepala Divisi Dana Jasa : diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan
CRMC (Credit Risk Management Committee) Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko Ketua II : Kepala Divisi Administrasi Kredit Sekretaris I : Kepala Bagian Credit Risk Review & Monitoring Divisi Manajemen Risiko Sekretaris II : Kepala Bagian Kebijakan dan Metodologi Risiko Kredit Divisi Manajemen Risiko Anggota tetap : - Kepala Divisi Bisnis Mikro - Kepala Divisi Bisnis Umum - Kepala Divisi Bisnis Internasional - Kepala Divisi Bisnis Program - Kepala Divisi Agribisnis - Kepala Divisi Bisnis Ritel dan Menengah - Kepala Divisi Kredit Konsumer - Kepala Divisi Kartu Kredit - Kepala Divisi Bisnis BUMN - Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit - Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah - Kepala Divisi Treasury Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan MRMC (Market Risk Management Committee) Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko Ketua II : Kepala Divisi Treasury Sekretaris : Kepala Bagian Manajemen Risiko Pasar & Risiko Terpadu Divisi Manajemen Risiko
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
179
Program Kerja RMC Tahun 2011 Agenda RMC sepanjang tahun 2011 mencakup: (1) Pembahasan Tindak Lanjut RMC sebelumnya (2) Profil Risiko (3) Pembahasan Risk Issue dalam profil 8 jenis risiko (4) Pemantauan Risiko (5) Analisa Permodalan (6) lmplementasi BASEL dan Manajemen Risiko (7) Pendidikan dan Sosialisasi Manajemen Risiko (8) Rekomendasi dan Putusan RMC
Anggota tetap
: - Kepala Divisi Bisnis Internasional - Kepala Divisi Akuntansi Manajemen Keuangan - Kepala Divisi Sentra Operasi Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan Wewenang dan Tanggung Jawab RMC (1) Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama atas penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko, serta perubahannya jika diperlukan; termasuk penerapan kebijakan manajemen risiko, strategi manajemen risiko dan contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi. (2) Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama untuk penetapan metodologi pengukuran risiko dan perubahannya. (3) Merekomendasikan penetapan limit risiko dan perubahannya. (4) Penyampaian laporan profil risiko dan hasil pemantauan risiko serta rekomendasi perubahan apabila diperlukan No. 1
Frekuensi Rapat dan Pelaksanaan RMC dan SubRMC Untuk tahun 2011 RMC diselenggarakan sebanyak 4 (empat) kali. Tingkat kehadiran dalam setiap pertemuan RMC telah memenuhi ketentuan kuorum yakni dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota tetap, termasuk 3 Direktur yang salah satunya Direktur Kepatuhan. Jadwal dan Topik Pembahasan RMC BRI selama tahun 2011 sebagai berikut:
Tanggal RMC I 28 Februari 2011
Topik/Agenda Rapat RMC 1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan IV tahun 2010 2. Profil Risiko triwulan IV tahun 2010 3. Analisa Permodalan 4. Pembahasan Risk Issue: - Cash Ratio - Risk Based Approach (RBA) terkait APU-PPT 5. Kajian Risk Based Pricing 6. Implementasi BASEL dan Manajemen Risiko 7. Rekomendasi dan Putusan RMC
2
RMC II 23 Juni 2011
1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan I tahun 2011 2. Profil Risiko triwulan I tahun 2011 3. Analisa Permodalan dan Stress Testing 4. Pembahasan Risk Issue: - BRInets offline - Kualitas kredit Ritel Komersial dan Menengah - Gugatan Pihak Ketiga 5. Pendidikan dan Sosialisasi Manajemen Risiko 6. Rekomendasi dan Putusan RMC
180
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
No. 3
Nomor/Tanggal RMC III 3 Oktober 2011
Topik/Agenda Rapat RMC 1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan II tahun 2011 2. Profil Risiko triwulan II tahun 2011 3. Analisa Permodalan dan RAPM 4. Pembahasan Risk Issue: - ATMR Kredit menggunakan Standardized Approach Basel II - Klaim Asuransi Kredit - Kebutuhan likuiditas valas 5. Update Kebijakan Profil Risiko Bank Umum dari BI 6. Rekomendasi dan Putusan RMC
4
RMC IV 30 Januari 2012
1. Tindak Lanjut Putusan RMC triwulan III tahun 2011 2. Profil Risiko triwulan III dan triwulan IV tahun 2011 2. Analisa Permodalan 3. Pembahasan Risk Issue: 4. Perkembangan Kredit Mikro - Pertumbuhan Kredit BRI dibandingkan Bank Umum - Implementasi Standardized Approach Basel II - Pertumbuhan DPK tahun 2011. 5. Pembahasan PAB tahun 2011 6. Progress Pemenuhan Kewajiban Sertifikasi MR 7. Rekomendasi dan Putusan RMC
Sedangkan jadwal dan agenda rapat Sub-RMC selama tahun 2011 sebagai berikut: No. 1
Tanggal ORMC I 29 Maret 2011
Topik/Agenda Rapat Sub-RMC 1. Pemantauan Risiko Operasional dan Lainnya 2. Implementasi Modul IRU 3. Bancassurance 4. Pengembangan Loss Event Database (LED) 5. Implementasi BCM
2
ORMC II 15 Agustus 2011
1. Pemantauan Risiko Operasional dan Lainnya (RCSA triwulan III tahun 2011) 2. Pembahasan Risk Issue 3. Implementasi BCM
3
ORMC III 23 Des 2011
1. Revisi SE pengelolaan risiko PAB 2. Persiapan pengembangan sistem anti fraud BRI 3. Risk Issue Risiko Operasional dan Lainnya
4
CRMC I 19 April 2011
1. Penetapan Limit Risiko 2. Standardized Approach Basel II 3. Profil dan Pemantauan Risiko
Forum RMC telah menjadi sarana yang sangat baik untuk melakukan koordinasi antar divisi. Dari hasil Forum RMC muncul beberapa usulan strategis terkait pengelolaan risiko di BRI.
181
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
181
b. Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ALCO) Asset-Liability Committee (ALCO) adalah komite yang membantu Direksi BRI dalam mengelola Asset dan Liability BRI secara terpadu, menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman, menentukan kebijakan mismatch, netopen position dan risiko suku bunga, mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk menetapkan kebijakan yang akan diputuskan dalam Rapat ALCO.
Struktur dan Keanggotaan ALCO
Struktur Organisasi Komite Aset dan Liabilitas yaitu sebagai berikut: Ketua (merangkap anggota) : Direktur Utama
Ketua Pengganti I (merangkap anggota) : Direktur Keuangan
Ketua Pengganti II (merangkap anggota) : Direktur Pengganti Direktur Keuangan (Sesuai Surat Keputusan tentang Direktur Pengganti) Sekretaris (merangkap anggota) : Kepala Divisi Treasury Anggota : - Direksi - Seluruh Kepala Divisi Bisnis - Kepala Divisi Dana & Jasa - Kepala Divisi Kartu Kredit - Kepala Divisi Kredit Konsumer - Kepala Divisi Hubungan Lembaga - Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan - Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit - Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah
182
LAPORAN TAHUNAN 2011
- Kepala Divisi Administrasi Kredit - Kepala Divisi Manajemen Risiko - Kepala Divisi Renstra - Pemimpin Wilayah di Jakarta - Pemimpin Kantor Cabang Khusus ALCO Supporting Group (ASG): Merupakan grup analis penunjang ALCO. Sebagai grup analis penunjang ALCO, ASG memiliki tugas melakukan analisis antara lain atas sumber dan penggunaan dana, Maturity and Repricing Gap, Primary dan Secondary Reserve, monitoring NOP, menyusun skenario tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman dan alternatif pricing, menyusun funding strategy, dan menyiapkan data, bahan presentasi, dan perlengkapan yang diperlukan untuk rapat ALCO. Tugas dan Tanggung Jawab ALCO (1) Menetapkan kebijakan pengelolaan Asset and Liability BRI secara terpadu. (2) Menetapkan suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman dan fund transfer price. (3) Menentukan kebijakan mismatch dan net open posisiton (NOP). (4) Mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital. (5) Memastikan pengelolaan Asset and Liability telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan hasil rapat ALCO. Program Kerja ALCO ALCO mengadakan pertemuan secara periodik, minimal 1 (satu) kali dalam sebulan untuk membahas pengelolaan asset – liability BRI yang berkaitan dengan strategi dan kebijakan Direksi dalam hal perkembangan kinerja bank, komposisi dan pertumbuhan portofolio Bank, pengelolaan risiko (panduan limit mismatch dan net open position) dan suku bunga simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. Frekuensi Rapat ALCO Selama tahun 2011 ALCO telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 12 kali (setiap bulan) dengan persentase kehadiran tiap Rapat ALCO telah memenuhi kuorum (dihadiri 2/3 dari anggota ALCO).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Jadwal dan agenda rapat ALCO selama tahun 2011 sebagai berikut: No.
Tanggal
1
27 Jan 2011
2
24 Feb 2011
3
28 Mar 2011
4
25 April 2011
5
23 Mei 2011
6
27 Juni 2011
7
27 Juli 2011
8
24 Agt 2011
9
22 Sept 2011
10
27 Okt 2011
11
23 Nov 2011
12
28 Des 2011
Topik/Agenda Rapat ALCO
Agenda rutin dalam setiap Rapat ALCO adalah: Evaluasi Kinerja Asset & Liability, Market Review, Analisis Perkembangan Saham BRI, Analisis Perkembangan Fee Based Income, Presentasi Kinerja Kanwil, Penyampaian Rekomendasi Asset & Liability Management, Putusan Rapat ALCO
Realisasi Program Kerja ALCO Rapat ALCO secara rutin telah melakukan evaluasi kinerja asset-liability BRI, dan menetapkan besarnya suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. Rapat ALCO juga menjadi forum untuk pertukaran informasi terkait kondisi pasar dan current issue bagi Direksi dan Pejabat Eksekutif BRI, antara lain informasi mengenai kondisi makro ekonomi, kondisi industri perbankan nasional, regulasi baru dan hal-hal yang menjadi perhatian investor/ekspektasi pasar. Selain itu, rapat ALCO merupakan forum strategis dalam penyampaian arah dan strategi bisnis, serta solusi permasalahan kerja dari Direksi.
KKP adalah komite yang membantu Direksi BRI dalam merumuskan kebijakan perkreditan dan memberikan saran-saran perbaikan terkait kebijakan perkreditan. Struktur dan Keanggotaan KKP
: Direktur Utama : - Direktur Pengendalian Risiko Kredit - Direktur Bisnis UMKM - Direktur Bisnis Komersial - Direktur Bisnis Konsumer - Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN - Direktur Keuangan - Direktur Kepatuhan - Kepala Divisi Administrasi Kredit (merangkap sebagai Sekretaris) - Kepala Divisi Manajemen Risiko
Ketua Anggota
183
LAPORAN TAHUNAN 2011
c. Komite Kebijakan Kredit (KKP)
- Kepala Audit Intern - Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit - Kepala Divisi RPKB - Kepala Divisi Bisnis Mikro - Kepala Divisi Bisnis Ritel - Kepala Divisi Kredit Konsumer - Kepala Divisi Bisnis Program - Kepala Divisi Agribisnis - Kepala Divisi Bisnis Umum - Kepala Divisi Bisnis BUMN - Kepala Divisi Treasury - Kepala Divisi Bisnis Internasional - Kepala Divisi Renstra - Kepala Divisi Hukum
Tugas dan Tanggung Jawab KKP (1) Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka penyusunan Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) BRI, terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan sebagaimana dimaksud dalam KUP BRI. (2) Mengawasi agar KUP-BRI diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, serta merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan atau kendala dalam penerapannya. Selanjutnya KKP juga melakukan kajian berkala terhadap KUP-BRI dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan atau perbaikan. (3) Memantau dan mengevaluasi: i. kebenaran pelaksanaan wewenang memutus kredit ii. kebenaran proses pemberian, perkembangan dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan bank dan debiturdebitur besar tertentu
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
183
iii. kebenaran pelaksanaan ketentuan BMPK iv. ketaatan terhadap ketentuan perundangundangan dan peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit v. penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam KUP-BRI vi. pemenuhan kecukupan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) / Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) vii. debitur-debitur besar tertentu dan kreditkredit yang berada dalam daftar kredit dalam pengawasan khusus. (4) Melakukan kajian untuk menilai efektivitas Sistem Pengendalian Interen Perkreditan. (5) Menyampaikan laporan tertulis secara berkala dan memberikan saran-saran langkah perbaikan kepada Direksi dengan tembusan kepada Komisaris mengenai: i. hasil pengawasan atas penerapan dan pelaksanaan KUP-BRI. Program Kerja
ii. hasil pemantauan dan evaluasi mengenai halhal yang berhubungan dengan butir 3 di atas. Mekanisme Kerja KKP Fungsi, tugas dan tanggung jawab KKP sehari-hari dilaksanakan oleh Sekretaris KKP bersama dengan Divisi-Divisi terkait. Frekuensi Rapat KKP Sepanjang tahun 2011 tidak terdapat rapat KKP. Realisasi Program Kerja KKP Sepanjang tahun 2011, realisasi pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab KKP yang dilaksanakan oleh Divisi Administrasi Kredit sebagai Sekretaris KKP:
Realisasi
Review Kebijakan Umum Perkreditan
Persiapan review KUP telah dilakukan dengan meminta tanggapan dari Divisi-Divisi terkait terhadap draft perubahan KUP yang telah disusun oleh Divisi ADK. Revisi parsial KUP karena adanya perubahan SK KKP telah dilakukan melalui Nokep: S. 142d – DIR/ADK/12/2007 tanggal 20 September 2011. Sehubungan dengan itu, review KUP secara keseluruhan akan disesuaikan dengan perubahan SK KKP tersebut.
Review Pedoman Pelaksanaan kredit (PPK)
PPK Bisnis Mikro selesai 15 Desember 2011 PPK Bisnis Ritel sampai akhir tahun 2011 telah mendapat masukan dari Divisi terkait (masih dalam proses) PPK Treasury dan Internasional sampai akhir tahun 2011 masih dalam proses (menunggu penyesuaian reorganisasi) PPK Bisnis Konsumer sampai akhir tahun 2011 masih dalam proses (menunggu penyesuaian reorganisasi)
Penyusunan atau review Kebijakan Perkreditan
184
20 Kebijakan Produk dan 13 Kebijakan Umum
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
d. Komite Kredit Komite Kredit merupakan komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan kredit untuk jumlah dan atau jenis kredit tertentu yang ditetapkan oleh Direksi. Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit Susunan keanggotaan Komite Kredit tahun 2011 adalah sebagai berikut: Komite Kredit Komite Kredit BRI (untuk putusan kredit)
Anggota Direktur Bisnis Komersial
Pengambil Keputusan Akhir Direktur Utama
Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Komite Kredit BRI (untuk putusan Money Market Line dan produk Treasury)
Direktur Keuangan
Direktur Utama
Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Komite Kredit Direksi Direktur Bisnis UMKM 1. Komite Kredit Direksi 1 Direktur Bisnis Komersial (untuk Kredit Menengah dan Direktur Pengendalian Risiko Kredit Korporasi prakarsa Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Kantor Cabang Khusus dan Divisi Bisnis Program) 2. Komite Kredit Direksi 2 (untuk Kredit Menengah dan Korporasi prakarsa Divisi Bisnis BUMN)
Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis Komersial Direktur Pengendalian Risiko Kredit
3. Komite Kredit Direksi 3 (untuk Kredit Menengah dan Korporasi prakarsa Divisi Bisnis Umum dan Divisi Agribisnis)
Direktur Bisnis Konsumer Direktur Bisnis Komersial Direktur Pengendalian Risiko Kredit
4. Komite Kredit Direksi untuk Restrukturisasi
Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kredit Tugas Komite Kredit adalah memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas wewenang yang ditetapkan oleh Direksi. Disamping itu, Komite Kredit bertugas melakukan koordinasi dengan ALCO dalam aspek pendanaan untuk kredit dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh ALCO.
185
LAPORAN TAHUNAN 2011
Adapun tanggung jawab Komite Kredit adalah: (1) Melaksanakan tugas dalam pemberian putusan kredit berdasarkan kemahiran profesional secara jujur, obyektif, cermat dan seksama. (2) Menolak permintaan dan atau pengaruh pihakpihak yang berkepentingan untuk memberikan persetujuan kredit yang hanya bersifat formalitas.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
185
(3) Membubuhkan tanda tangan pada formulir Putusan Kredit sebagai bukti pemberian putusan kredit sebagai wujud tanggung jawab Komite Kredit, Oleh karena itu, sebelum membubuhkan tanda tangan, Komite Kredit harus: i. Memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai asas-asas perkreditan yang sehat. ii. Memastikan bahwa pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan KUP-BRI, PPK serta peraturan perkreditan lainnya. iii. Memastikan bahwa pemberian kredit telah didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif, cermat dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit. Frekuensi Rapat Komite Kredit Rapat Komite Kredit dilakukan apabila diperlukan putusan kredit baru maupun perpanjangan kredit. Untuk putusan Komite Kredit BRI dilakukan dengan asas majority, sedangkan untuk putusan Komite Kredit selain Komite Kredit BRI dilakukan secara unanimous atau putusan dapat disetujui apabila seluruh anggota Komite Kredit menyatakan setuju. Untuk kredit dengan total exposure minimal Rp300 miliar, baik untuk debitur tunggal maupun kelompok usaha, harus dilakukan konsultasi dengan Dewan Komisaris. Sedangkan khusus untuk kredit Agribisnis dan BUMN, konsultasi dengan Dewan Komisaris dilakukan apabila total exposure kredit minimal Rp600 miliar dan Rp500 miliar. Realisasi Program Kerja Komite Kredit BRI Putusan kredit selama tahun 2011: Pemutus Periode
Komite Kredit BRI
Komite Kredit Direksi
Triwulan I
67
15
Triwulan II
47
26
Triwulan III
61
18
Triwulan IV
162
64
Total
337
123
186
LAPORAN TAHUNAN 2011
e. Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi /Information System and Technology Steering Committee (ITSC) Sesuai dengan ketentuan yang digariskan Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/30/DPNP tanggal 12 Desember 2007, keduanya perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, BRI telah menetapkan Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi melalui Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: 625-DIR/TSI/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Komite Pengarah (Steering Committee) Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. ITSC merupakan komite yang bertanggung jawab memberikan arahan dan rekomendasi tentang kebijakan, pengembangan, dan implementasi teknologi dan sistem informasi BRl. Struktur dan Keanggotaan ITSC Ketua : Direktur Operasional Wakil Ketua : Direktur Kepatuhan Sekretaris : Kepala Divisi Teknologi & Sistem Informasi Anggota : - Kepala Audit Intern - Kepala Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis - Kepala Divisi Manajemen Risiko - Kepala Divisi Bisnis Mikro - Kepala Divisi Bisnis Ritel dan Menengah - Kepala Divisi Bisnis Program - Kepaa Divisi Kredit Konsumer - Kepala Divisi Kartu Kredit - Kepala Divisi Dana dan Jasa - Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel - Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro - Kepala Divisi Layanan - Kepala Divisi Treasury - Kepala Divisi Bisnis Internasional - Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan - Kepala Divisi Administrasi Kredit - Kepala Divisi Sentra Operasi - Kepala Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Keanggotaan Komite bersifat ex-officio dan anggota komite mewakili pihak yang berhubungan langsung dengan TSI baik sebagai partner maupun sebagai pengguna. Tugas dan Tanggung Jawab ITSC (1) Memberikan rekomendasi mengenai rencana kebijakan sasaran pengembangan TSI BRI jangka panjang (5 tahun) yang dituangkan dalam IT Strategic Plan (ITSP) BRI; (2) Memberikan rekomendasi prioritas pengembangan TSI BRI jangka pendek (tahunan) dan jangka panjang (5 tahun) sesuai dengan Corporate Plan dan Rencana Bisnis Bank yang akan dijalankan oleh manajemen BRI; (3) Memberikan rekomendasi perubahan perencanaan dan strategi TSI dalam jangka panjang sebagai akibat perubahan kebijakan dan strategi bisnis BRI; (4) Melakukan review dan merekomendasikan Rencana Kerja Fungsional dan Rencana kerja Anggaran Investasi dan Eksploitasi TSI BRI untuk pengembangan, operasional dan pemeliharaan TSI dalam jangka pendek (tahunan) dengan berpedoman pada ITSP BRI yang telah ditetapkan; (5) Melakukan monitor dan evaluasi pelaksanaan pengembangan proyek TSI BRI agar arah pengembangan sesuai dengan perencanaan dan strategi yang telah ditetapkan; (6) Melakukan monitor dan evaluasi status pengembangan TSI secara berkala atas realisasi dan proyek pengembangan TSI yang dikelola oleh Divisi TSI. No.
Nomor/Tanggal
(7) Melakukan monitor efektivitas langkah-langkah pengelolaan risiko atas investasi BRI pada sektor teknologi informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis BRI. (8) Merekomendasikan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna (user) dan penyelenggara TSI secara efektif, efisien dan tepat waktu. Program Kerja ITSC Program kerja ITSC adalah melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan terhadap materi yang diagendakan dalam pertemuan komite. Realisasi Program Kerja Dalam setiap rapat ITSC telah dilakukan evaluasi terhadap perkembangan IT BRI dan pembahasan masalah sesuai agenda masing-masing rapat. Dalam rapat tersebut Direksi memberikan pengarahan mengenai strategi khususnya terkait pengembangan e-channel tertentu yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih. Namun demikian, Direksi juga mengingatkan agar pengembangan aplikasi tidak mengabaikan pengembangan yang bersifat mandatory. Frekuensi Rapat ITSC Selama tahun 2011, rapat dilaksanakan sebagai berikut:
yang
Topik/Agenda Rapat
1
ITSC I 25 Maret 2011
• Arahan Direksi mengenai Plus Point & Concern Point • Perkembangan IT BRI sampai dengan Q4 2010
2
ITSC II 30 Mei 2011
• Anggaran TSI Tahun 2011 • Realisasi Proyek ITSP 2008-2013 • Perkembangan Brinets khususnya transaksi dan e-channel • Rencana strategis TSI
3
ITSC III 26 Agustus 2011
• Pemenuhan SDM Tahun 2011 • Anggaran TSI dan Realisasi Tahun 2011 • Realisasi Proyek ITSP 2008-2013 • Capacity Planning Brinets dan e-channel • Rencana Strategis TSI
4
ITSC IV 09 November 2011
• Anggaran TSI dan Realisasi Tahun 2011 • Realisasi Proyek ITSP 2008-2013 • Perkembangan Brinets dan e-channel • Positioning IT BRI di Perbankan Nasional • Progress Pengembangan IT tahap UAT
187
ITSC
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
187
telah
f. Komite Pengarah Project Management Office (PMO) Steering Committee PMO Steering Committee adalah forum/komite tertinggi dalam manajemen proyek tingkat korporat di BRI. PMO Steering Committee mempunyai peran dalam memberikan arahan strategis dalam pengelolaan proyek. Keputusankeputusan strategis dalam pengelolaan proyek mencakup keputusan investasi yang terkait dengan masalah proyek, diantaranya menyetujui, mengubah atau membatalkan rencana dan pelaksanaan proyek. Struktur dan Keanggotaan Committee tahun 2011
PMO
Steering
Ketua : Direktur Utama Anggota : - Direktur yang menjabat Head of PMO - Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pemilik Proyek - Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pendukung Proyek - Para Kepala Unit Kerja Pemilik Proyek - Para Kepala Unit Kerja Pendukung Proyek
No. 1
Tanggal PMO Steering Committee Meeting I tahun 2011 dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2011
Frekuensi Rapat PMO Steering Committee Tugas dan Tanggung Jawab PMO Steering Committee (1) Memberikan arahan strategi proyek-proyek di BRI secara korporat.; (2) Mengambil keputusan atas usulan penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan proyek yang tidak dapat diputuskan oleh Head of PMO atau Project Steering Committee; (3) Melakukan realokasi anggaran antar proyek yang sudah tercantum dalam Rencana Kerja Proyek sesuai ketentuan yang berlaku; (4) Mengambil keputusan atas hal-hal yang belum diatur dalam Kebijakan Umum PMO dan PP PMO; (5) Mengesahkan hasil Joint Planning Session; (6) Menghentikan proyek, jika suatu proyek tidak lagi memiliki alasan untuk diteruskan. Program Kerja PMO Steering Committee Dalam menjalankan fungsinya, PMO Steering Committee melakukan pertemuan minimal 1 (satu) kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab kepada Direksi BRI.
Topik/Agenda Rapat • Perencanaan Proyek IT tahun 2011 • Progress Status Proyek sampai dengan bulan Maret 2011 • Permasalahan Proyek • Proyek-proyek perlu perhatian khusus • Usulan Putusan dalam PMO-Steering Committee
Realisasi Program Kerja PMO Steering Committee Hasil keputusan PMO Steering Committee Meeting tahun 2011 adalah: - Persetujuan penghentian 3 buah proyek - Persetujuan usulan 1 buah proyek yang tidak dimonitor oleh PMO - Menolak (tidak menyetujui) usulan 1 buah proyek yang tidak dimonitor oleh PMO - Persetujuan usulan 10 buah proyek yang tidak dimonitor oleh PMO mulai tahun 2012
188
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
g. Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia merupakan komite operasional yang berwenang menetapkan kebijakan di bidang SDM. Komite ini dibentuk pada tahun 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, obyektivitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan sumber daya manusia serta memberikan keyakinan kepada stakeholders bahwa penetapan kebijakan SDM telah dilaksanakan dengan memenuhi prinsip-prinsip GCG. Struktur dan Keanggotaan Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Ketua : Direktur Utama Anggota : - Direktur Operasional - Direktur Kepatuhan - Direktur Pengendalian Risiko Kredit - Direktur Keuangan - Direktur Jaringan dan Layanan - Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN - Direktur Bisnis Komersial - Direktur Bisnis Konsumer - Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sekretaris : Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia Wakil Sekretaris : Wakil Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia No.
Tanggal
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Sebagai komite operasional di bidang SDM, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia memiliki kewenangan dalam hal: (1) Pengambilan keputusan bidang kebijakan SDM mencakup antara lain perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi, pengembangan karier, manajemen kinerja, kesejahteraan, hubungan industrial, assessment, dan Sistem Informasi Manajemen SDM (SIM-SDM). (2) Pengambilan keputusan bidang operasional SDM, meliputi mutasi (promosi, rotasi, demosi), penilaian kinerja, dan hukuman disiplin Pejabat Eselon 1 & 2. Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Program kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia mencakup pembuatan ketentuan di bidang kebijakan dan bidang operasional. Frekuensi Rapat Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Selama tahun 2011, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia telah melaksanakan rapat bidang kebijakan sebanyak 7 kali dan bidang operasional sebanyak 8 kali dengan persentase kehadiran anggota komite 100%. Rinciannya sebagai berikut:
Topik/Agenda Rapat Komite Kebijakan SDM
Bidang Kebijakan 1
2 - 3 Maret 2011
Ketentuan Pembayaran Insentif Jangka Pendek Tahun 2010 Bagi Pekerja BRI
2
20 - 31 Mei 2011
Ketentuan Pemberian Bonus Tahun 2010 Bagi Pekerja BRI
3
25 Mei – 13 Juli 2011
Ketentuan Insentif Jangka Pendek Tahun 2011
4
14 Mei – 1 Juni 2011
Kenaikan Manfaat Pensiun Bagi Pensiunan
5
1 Juli – 15 Juli 2011
Ketentuan Peraturan Pengupahan Pekerja BRI
6
Juni 2011 – Agustus 2011 Kenaikan Upah Pokok Berdasarkan Kinerja (KBK)
7
07 Oktober 2011
Program Pendidikan Pengembangan Pekerja BRI
Bidang Operasional 1
1 Maret 2011
Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2
2
5 April 2011
Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2
3
24 Agustus 2011
Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2
4
24 Agustus 2011
Pembahasan Kasus
5
24 Agustus 2011
Pembahasan Kasus
6
23 September 2011
Mutasi / Promosi Pejabat Eselon 1 & 2
7
10 Oktober 2011
Pembahasan Kasus
8
14 Desember 2011
Pembahasan Kasus
189
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
189
Realisasi Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Selama tahun 2011 telah ditetapkan: (1) Keputusan di bidang kebijakan dalam bentuk Surat Direksi, SK maupun Nota Dinas sebanyak 7 ketentuan (2) Keputusan di bidang kebijakan • Keputusan mutasi/promosi : 72 putusan terhadap Pejabat Eselon 1 dan 2 • Keputusan Hukuman Disiplin : 17 putusan h. Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan adalah suatu komite yang bertugas melakukan review dan merekomendasikan Golongan Jabatan yang diusulkan oleh Tim Evaluasi Jabatan. Struktur dan Keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan beranggotakan: (1) Direktur Kepatuhan (2) Direktur Operasional (3) Kepala Divisi Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis (4) Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia No. 1
Tanggal 6 April 2011
190
Keanggotaan melekat pada Jabatan (ex officio), bukan bersifat individual Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan bertugas: (1) Memberikan arahan dan masukan atas rekomendasi Golongan Jabatan yang disiapkan oleh Tim Evaluasi Jabatan pada saat pelaksanaan rapat Komite Evaluasi Jabatan. (2) Merekomendasikan Golongan Jabatan yang perlu disetujui oleh Direksi BRI melalui Rapat Direksi. Hasil penetapan Golongan Jabatan diatur dalam Surat Keputusan Direksi. Program Kerja Komite Evaluasi Jabatan Tim Evaluasi Jabatan melaksanakan Evaluasi Jabatan yang kemudian dipresentasikan kepada Komite Evaluasi Jabatan. Frekuensi Rapat Komite Evaluasi Jabatan Pada tahun 2011, Komite Evaluasi Jabatan telah melaksanakan rapat dengan tingkat kehadiran sebesar 100%, sebagai berikut:
Topik/Agenda Rapat Komite Evaluasi Jabatan Presentasi Hasil Evaluasi Jabatan oleh Tim Evaluasi Jabatan
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
IV. HUBUNGAN KOMISARIS DENGAN DIREKSI
Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi adalah hubungan check and balances terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan perusahaan dengan didasarkan pada prinsip keterbukaan dan saling menghormati. Untuk kepentingan dimaksud, Dewan Komisaris dan Direksi dapat menyelenggarakan rapat pertemuan. Selama tahun 2011, terdapat 7 (tujuh) kali rapat pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Direksi.
Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2011: No.
Tanggal
Topik/Agenda Rapat
1
25 Januari 2011
1. Pembahasan Kinerja BRI Desember 2010 unaudited 2. Progress Implementasi PSAK 50 dan 55
2
8 Maret 2011
Rencana Penjualan Tanah BRI
3
24 Maret 2011
Nominasi Direksi PT. Bank Agroniaga Tbk.
4
29 Maret 2011
1. Kinerja Perseroan Februari 2011 dengan Direksi 2. Persiapan RUPS Tahunan Tahun 2011
5
16 Juni 2011
Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan BRI Tahun 2011
6
4 Agustus 2011
Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI 2011-2013 Triwulan II Tahun 2011
7
22 September 2011
1. Kinerja Perseroan Agustus 2011 2. Progress Implementasi PSAK 50 dan 55
8
7 November 2011
Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012
9
6 Desember 2011
1. Pendapat, saran, dan catatan Dewan Komisaris terhadap Usulan Rencana Bisnis Bank BRI Tahun 2012-2014 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan Tahun 2012 2. Perjalanan Dinas Luar Negeri Direksi dan Key Performance Indicators
Frekuensi kehadiran pada Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi: No.
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
DEWAN KOMISARIS 1.
Bunasor Sanim
Komisaris Utama/Independen
9
8
88,88
2.
Soedarjono*
Wakil Komisaris Utama/ Independen
7
7
100,00
3.
Agus Suprijanto
Komisaris
9
6
66,66
4.
Heru Lelono
Komisaris
9
6
66,66
5.
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
9
8
88,88
6.
Baridjussalam Hadi**
Komisaris Independen
4
4
100,00
7.
Aviliani
Komisaris Independen
9
8
88,88
8.
Hermanto Siregar***
Komisaris
5
5
100,00
*
terhitung sejak 28 September 2011 tidak lagi menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen BRI.
** terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris Independen BRI. *** terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).
191
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
191
No.
Nama
Jabatan
Jumlah Rapat
Kehadiran
%
DIREKSI 1.
Sofyan Basir
Direktur Utama
8
6
75,00
2.
Sarwono Sudarto
Direktur Operasional
8
8
100,00
3.
Randi Anto*
Direktur Kepatuhan
5
4
80,00
4.
Achmad Baiquni
Direktur Keuangan
8
7
87,50
5.
Sulaiman A. Arianto
Direktur Bisnis Komersial
7
6
85,71
6.
A. Toni Soetirto
Direktur Bisnis Konsumer
7
5
71,43
7.
Djarot Kusumayakti
Direktur Bisnis UMKM
7
6
85,71
8.
Asmawi Syam
Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN
7
4
57,14
9.
Lenny Sugihat
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
8
8
100,00
10.
Suprajarto
Direktur Jaringan & Layanan
7
7
100,00
11.
Gatot Mardiwasisto **
Direktur
2
2
100,00
12.
Bambang Soepeno ***
Direktur
3
3
100,00
*
terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). ** terhitung sejak 28 September 2011 diangkat sebagai Direktur BRI berdasarkan hasil RUPS LB, namun efektif sebagai Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). *** terhitung sejak 28 April 2011 tidak lagi menjabat sebagai Direksi BRI.
192
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
V. SEKRETARIAT PERUSAHAAN
Fungsi Sekretariat Perusahaan
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, meliputi:
Salah satu elemen dalam struktur dan proses GCG adalah memastikan bahwa pelaksanaan wewenang (exercise of power) dan hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) berjalan dengan baik untuk kepentingan perusahaan. Sekretaris Perusahaan (corporate secretary) memiliki posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun goodwill perusahaan. Sekretariat Perusahaan memiliki tugas utama membangun corporate image BRI melalui fungsi hubungan masyarakat, fungsi hubungan investor, dan fungsi kesekretariatan perusahaan termasuk Biro Direksi dan Dewan Komisaris serta pengelolaan hubungan/pelayanan informasi kepada unit kerja terkait dan para pihak yang berkepentingan (stakeholder) untuk mendukung pencapaian kinerja perusahaan sesuai visi, misi dan strategi perusahaan. Sekretariat Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (stakeholders), serta menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan kebutuhan yang wajar dari stakeholders. Dengan demikian, fungsi Sekretariat Perusahaan BRI telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER - 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata
193
LAPORAN TAHUNAN 2011
a. Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG; b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta; c. Sebagai penghubung (liaison officer); dan d. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Sekretariat Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris. Hubungan Masyarakat Membangun corporate citizenship dan stakeholders engagement merupakan prasyarat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sekretariat Perusahaan mengkomunikasikan pelaksanaan program perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai bagian dari elemen negara dan masyarakat, serta pemberdayaan stakeholders.
Corporate communication yang dijalankan Sekretariat Perusahaan pada intinya tetap tertuju pada upaya untuk membangun corporate image baik itu melalui media cetak, media elektronik, media luar ruang, pameran ataupun kerjasama dengan pihak ketiga seperti press relations, government relations dan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
193
Kegiatan Humas BRI Selama Tahun 2011 No
Kegiatan
1
Komunikasi dan Publikasi BRI Peduli Pasar Rakyat (BRI PESAT)
Januari - Juli 2011
2
Media Visit Ke Harian KOMPAS
17 Februari 2011
3
Media Visit Ke VIVA Group
23 Maret 2011
4
Gathering Sahabat Pers BRI
26-27 Maret 2011
5
Pameran Pasar Malam Indonesia di Den Haag
1-7 April 2011
6
Pameran Inacraft
20-24 April 2011
7
Indonesia Banking Expo 2011
11-13 Mei 2011
8
Indonesia Fashion & Craft 2011
29 Juni - 3 Juli 2011
9
Indonesia Product Exhibiton 2011 di Amman, Yordania
13-16 Juli 2011
10
Komunikasi dan Publikasi BRI Peduli Sembako Murah
Juli - Agustus 2011
11
Buka Bersama Anak Yatim 2011
19 Agustus 2011
12
Komunikasi dan Publikasi Mudik Mewah ala TKI
5 September 2011
13
Kegiatan Futsal Forum Wartawan Sahabat Pers BRI
17 Desember 2011
14
Family Gathering HUT BRI 116
24 Desember 2011
Hubungan Investor Investor merupakan stakeholders strategis yang keputusannya sangat dipengaruhi oleh kualitas dan ketepatan waktu informasi yang diterima. Informasi pada waktu yang tidak tepat dapat menguntungkan sebagian pihak secara tidak wajar dan melawan hukum karena memungkinkan terjadinya self dealing, insider trading, penyesatan informasi dengan sengaja, atau perbuatan tidak etis lainnya.
Tanggal
Salah satu wujud kegiatan Sekretariat Perusahaan untuk memastikan penyampaian informasi material kepada pemegang saham adalah RUPS dan Laporan Tahunan. Salah satu agenda RUPS adalah penyampaian pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris atas kepengurusan perseroan kepada pemegang saham.
langsung kepada investor maupun melalui analyst merupakan salah satu informasi penting yang mendasari pengambilan keputusan investasi. Dalam membangun komunikasi dengan investor dan analis, BRI menyelenggarakan public expose dan analyst meeting, menerima company visit, field visit, dan conference call, menerbitkan investor newsletter, mengkinikan informasi pada investor relation website serta mengikuti investor conference dan non-deal roadshow baik di dalam negeri maupun di kota-kota pusat keuangan dunia di Asia, Eropa dan Amerika. Selama Tahun 2011, telah dilakukan kegiatan pengkomunikasian kepada para investor melalui kegiatan company visit, field visit maupun roadshow/conference baik di dalam maupun di luar negeri.
Sekretariat Perusahaan senantiasa membangun komunikasi yang baik dengan komunitas pasar modal, khususnya para investor dan analyst. Materi komunikasi yang disampaikan secara
194
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Berikut ini adalah kegiatan komunikasi dengan investor yang telah dilakukan: No
Kegiatan
2008
2009
2010
2011
1
Company Visit
138
166
199
240
2
Conference Call
8
28
28
51
3
Field Visit
15
21
29
31
4
Analyst Meeting
4
4
4
4
5
Roadshows/Conference (DN)
4
2
5
6
6
Roadshows/Conference (LN)
5
8
5
6
7
Investor News Letters
2
2
3
1
8
Public Expose
1
2
1
1
177
233
274
340
TOTAL
Biro Direksi dan Dewan Komisaris Sekretariat Perusahaan memiliki fungsi sebagai office of the board untuk memastikan ketersediaan informasi dan memastikan pencapaian kuorum dalam pengambilan keputusan oleh Direksi dan/atau Dewan Komisaris. Selain itu, Sekretariat Perusahaan bertanggungjawab mengkinikan informasi tentang peraturan atau regulasi yang harus dipatuhi dan menyampaikan informasi corporate action kepada regulator yang berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi kepatuhan, Sekretariat Perusahaan menjalankan fungsi government relations yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara goodwill perusahaan dimata regulator. Profil Sekretaris Perusahaan Muhamad Ali memimpin Sekretariat Perusahaan sejak 1 Januari 2010 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nokep. 20-DIR/SDM/12/2009 tanggal 14 Januari 2010. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1987, dan mulai karir di BRI sejak 2 Juni 1988. Dalam perjalanan karirnya, Muhamad Ali pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan pada tahun 2008 dan Kepala Biro Direksi pada tahun 2009. Pengangkatan Muhamad Ali sebagai Sekretaris Perusahaan telah dilaporkan ke Bank Indonesia guna memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/1/PBI/2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Bank Umum serta dilaporkan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia melalui surat No: B.02-SKP/DHI/01/2010 tanggal 27 Januari 2010 mengenai Penggantian Sekretariat Perusahaan. Press Release BRI selama Tahun 2011 Bulan Januari
Februari
Tgl
Kegiatan
5
Penyaluran KUR BRI melampaui target 2010
6
BRI bekerjasama dengan Telkom untuk layanan host-to-host
7
BRI memenangkan gugatan atas PT Mulia Persada Pacific
10
Stock split saham BRI
19
Kerjasama BRI dengan Medco E&P terkait pemanfaatan produk dan jasa perbankan BRI
26
Kerjasama BRI dengan PT Angkasapura II dalam penggunaan kartu Brizzi sebagai alternatif alat pembayaran airport tax
4
Optimisme pertumbuhan KPR BRI di tahun 2011
195
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
195
Bulan
Tgl
Maret
April
Mei
Juni
Juli
196
Kegiatan
7
BRI meresmikan 72 unit kerja baru
8
BRI berada di peringkat 195 versi The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011
10
Britama dan BRI Junio raih sebagai Top Brand Award 2011 dari Frontier Consulting Group
16
BRI dan PTPN II tandatangani perjanjian kredit dalam rangka revitalisasi industri gula
17
BRI menyalurkan Pinjaman Kemitraan kepada pengusaha UMKM korban bencana letusan Gunung Merapi
22
Aset BRI meningkat signifikan
3
Penandatanganan Akta Akuisisi Saham Bank Agro antara BRI dengan Dapenbun
4
Penyaluran gaji pegawai Kementerian PU melalui BRI
6
BRI bekerjasama dengan Greenet untuk penanaman pohon di daerah letusan Gunung Merapi
9
BRI menyalurkan kredit sindikasi kepada PT KAI
14
BRI memberikan bantuan dana untuk persiapan atlit karate menuju Sea Games 2011
15
Layanan setoran haji di 5.972 unit kerja Bank BRI
25
BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Brebes, Jawa Tengah
25
BRI dan POLRI bekerjasama terbitkan SIM SMART
31
Kinerja keuangan BRI tahun 2010: BRI raih laba 11,472 triliun
13
BRI resmikan Sentra Layanan Prioritas di Balikpapan
13
Pertumbuhan aset BRI dalam lima tahun terakhir
20
BRI kembali tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Taspen
25
BRI menyalurkan pembiayaan pada sektor industri kreatif
28
RUPS Tahunan BRI Tahun 2011
29
Kinerja keuangan triwulan I tahun 2011: Bank BRI raih laba Rp3,260 triliun
30
BRI ajarkan budaya menabung sejak dini dengan meluncurkan Tabungan BRI Junio
3
BRI terus menambah jumlah ATM
9
BRI termasuk ke dalam The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011
10
BRI bekerjasama dengan Kemang Village untuk pembiayaan KPA
24
BRI dan Perum Pegadaian tandatangani perjanjian kredit modal kerja
25
BRI berkomitmen untuk memperkuat layanan TI
30
BRI dan Perum Perhutani tandatangani Nota Kesepahaman Bersama
31
BRI berikan beasiswa senilai 8 Miliar bagi putra daerah di wilayah timur Indonesia
8
Bank BRI kembali buka layanan prioritas
8
BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Cirebon, Jawa Barat
16
BRI Peduli Pasar Rakyat (Pesat) di Pasar Klender
20
Bank BRI angkat kuliner Betawi untuk meramaikan HUT Jakarta
23
Bank BRI dan Unibraw tandatangani MoU
5
Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Semarang
12
Bank BRI terus mengembangkan produk Brizzi
18
Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Malang
19
BRI bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri mengadakan BRI Pesat
20
BRI salurkan pinjaman kepada PT Mitratel
25
BRI terus mengembangkan jasa kustodian
26
Perjanjian Kerja Bersama antara Manajemen BRI dengan Serikat Pekerja BRI
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Bulan
Tgl
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Kegiatan
28
Pembagian sembako gratis
29
Kinerja Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011:Laba BRI mencapai 6,79 triliun
2
BRI bersama BUMN Peduli mengadakan pasar murah
19
Presiden hadiri buka puasa BRI bersama 3.300 yatim piatu
19
BUMN bekerjasama dengan BRI menggelar pasar murah di 16 kota di Indonesia
25
3.500 nasabah BRI mudik gratis
25
BRI dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional tandatangani MoU tentang pemanfaatan jasa perbankan
25
BRI salurkan pembiayaan kepada Pelindo I
15
Bank BRI tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Mitratel
21
Pertumbuhan transaksi sms banking BRI
25
BRI gelar BRI Junio Cycle Fest
28
RUPS Luar Biasa BRI Tahun 2011
5
Bank BRI dan UGM bekerjasama untuk layanan SPP on-line
5
Bank BRI terus memperkuat jaringan untuk mendominasi pasar UMKM
7
TiPhone bekerjasama dengan BRI untuk meningkatkan kapasitas transaksi bisnis pulsa
6
BRI terus meningkatkan fee based income dengan mengoptimalkan lebih dari 33 juta rekening yang ada
16
BRI adakan Brizzi Rally di Yogyakarta
16
BRI melayani pembayaran pupuk PT Pusri secara on-line di seluruh Indonesia
27
BRI dan Kementerian Agama kembali tandatangani perjanjian kerjasama untuk pemanfaatan layanan perbankan
28
Kinerja keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011: BRI raih laba 10,43 triliun
9
BRI meluncurkan kartu kredit Visa Touch
11
BRI menyerahkan bantuan alat kateter kepada tim kesehatan Sea Games
12
BRI dukung pelaksanaan Jakarta Fashion Week 2011
14
BRI bersama APPMI sukseskan Jakarta Fashion Week 2011
15
BRI dan Obin dukung pagelaran batik di Jakarta Fashion Week 2011
16
Bank BRI luncurkan kartu kredit Touch untuk menyasar segmen anak muda perkotaan
17
BRI dukung LPM untuk mengorbitkan perancang muda
24
BRI bekerjasama dengan Kementerian Sosial salurkan dana bantuan Program Keluarga Harapan
25
Kegiatan BRIZZI funbike di Semarang
25
BRI berikan bonus Rp1,2 Miliar kepada atlet karate Indonesia
11
BRI dan Jawa Pos gelar BRIZZI funwalk
14
BRI buka Sentra Layanan Prioritas di Medan
16
BRI luncurkan 11 produk, jaringan CSR dan layanan baru
21
Pembukaan Sentra Layanan Prioritas di Banjarmasin
22
BRI bekerjasama dengan BNP2TKI salurkan kredit kepada Calon TKI
22
Bank BRI dan PT Angkasa Pura II luncurkan produk co-branding smart card payment dengan nama “e-Airport BRIZZI”
24
BRI siapkan dana tunai sebesar 19,25 triliun untuk mengantisipasi liburan Natal dan Tahun Baru
197
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
197
VI. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN dan AUDIT EKSTERN 1. Fungsi Kepatuhan Fungsi Kepatuhan dilaksanakan mengacu pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Fungsi Kepatuhan di BRI dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan yang terdiri dari Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Direktur Kepatuhan selama tahun 2011 dijabat oleh Bambang Soepeno sampai dengan tanggal 28 April 2011dan kemudian digantikan oleh Randi Anto efektif per tanggal 21 Juli 2011. Dari tanggal 29 April sampai dengan 20 Juli 2011 Direktur Kepatuhan di jabat oleh Suprajarto selaku Direktur Pengganti yang juga merupakan Direktur Jaringan dan Layanan BRI. Sementara untuk jabatan Kepala Divisi Kepatuhan selama tahun 2011 dijabat oleh Teten Djaka Triana dan kemudian digantikan oleh M Jarot Eko Winarno. Baik Direktur Kepatuhan maupun Kepala Divisi Kepatuhan telah memenuhi persyaratan independensi serta kriteria sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia. Terkait dengan diterbitkannya Peraturan BI di atas, maka pada tahun 2011 BRI telah menyusun dan menetapkan Piagam Kepatuhan (Compliance Charter) serta menyempurnakan kebijakan internal mengenai Penerapan Budaya Kepatuhan di Unit Kerja BRI. Pengembangan Fungsi Kepatuhan diarahkan untuk dapat berperan sebagai management tools yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mendukung kegiatan bisnis dan operasional bank yang prudent (memenuhi prinsip kehati-hatian), sehat dan transparan. Terkait dengan perannya tersebut, maka diperlukan strategi untuk mensinergikan antara fungsi kepatuhan Bank dengan fungsi bisnis Bank, yang dituangkan dalam 3 pilar, yakni: a. Penerapan Prinsip Kehati-hatian. b. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) c. Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).
198
LAPORAN TAHUNAN 2011
Strategi yang diimplementasikan dalam rangka mengembangkan bidang kepatuhan BRI diterjemahkan sesuai dengan pilar-pilar di atas, antara lain: A. Penerapan Prinsip Kehati-hatian. a. Pengujian Prinsip Kehati-hatian Pengujian prinsip kehati-hatian dilakukan atas final draft rencana kebijakan dan atau keputusan yang akan ditetapkan oleh Direksi BRI baik di bidang perkreditan maupun non perkreditan. Hasil pengujian selama tahun 2011 menunjukkan bahwa pada umumnya rencana kebijakan dan atau keputusan Direksi yang dimintakan pengujian telah memenuhi prinsip kehati-hatian sebagaimana diatur dalam peraturan eksternal dan peraturan internal yang berlaku. b. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengujian Merupakan kelanjutan dari kegiatan pengujian di atas, kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan kembali tidak terdapat adanya penyimpangan dalam tindak lanjut rencana kebijakan dan atau keputusan yang telah dinyatakan memenuhi prinsip kehati-hatian (comply). c. Review Kebijakan Internal Dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi dan berlaku di internal BRI memenuhi ketentuan prinsip kehati-hatian. d. Resume Kebijakan Eksternal dan Penyampaian Kebijakan kepada Unit Kerja Terkait Baik resume maupun penyampaian kebijakan eksternal dilakukan terhadap kebijakan baru maupun perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh regulator eksternal. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari sosialisasi kebijakan sehingga kebijakan eksternal dimaksud dapat segera dijadikan acuan oleh unit kerja terkait dalam bidang tugasnya. e. Analisis Dampak Ketentuan Eksternal Dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketentuan eksternal yang berlaku terhadap kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini sekaligus memastikan bahwa kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini telah sesuai dengan ketentuan eksternal.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
f. Pemantauan terhadap Pemenuhan Komitmen BRI Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap pemenuhan komitmen yang dimilikinya kepada Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Hasil dari pemantauan terhadap pemenuhan komitmen dilaporkan dalam bentuk Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan BI secara berkala. g. Pemantauan terhadap Pemenuhan Ketentuan Kehati-hatian (BMPK, CAR, GWM, PDN, LDR, NPL, dll) Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap kebijakan prinsip kehati-hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang. h. Penyempurnaan/Pengembangan Compliance Toolkit. Untuk memastikan efektivitas dari standar prosedur kepatuhan yang telah berjalan saat ini, jajaran kepatuhan senantiasa mengevaluasi dan apabila diperlukan akan menyempurnakan compliance toolkit yang dimiliki. Pada tahun 2011, Divisi Kepatuhan telah mengusulkan aplikasi dashboard compliance system kepada Divisi TSI untuk dipergunakan dalam membantu pemantauan kepatuhan oleh manajemen. i. Pengelolaan Risiko Kepatuhan Terkait dengan pelaksanaan tugas ini, jajaran Kepatuhan berkoordinasi dengan jajaran Manajemen Risiko melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Efektivitas pengelolaan risiko kepatuhan sebagaimana ditampilkan dalam Laporan Profil Risiko Kepatuhan yang disusun secara bulanan. j. Pengembangan SDM dalam Mendukung Implementasi Fungsi Kepatuhan Dalam rangka memperkuat fungsi kepatuhan Bank, BRI menyadari bahwa SDM yang ditempatkan pada fungsi ini harus mampu menguasai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan dan mengembangkan Budaya Kepatuhan (compliance culture). Terkait
199
LAPORAN TAHUNAN 2011
dengan hal tersebut, maka BRI senantiasa memberikan kesempatan bagi SDM di jajaran kepatuhan untuk ikut serta dalam training, seminar, pendidikan kepatuhan, public course dan juga terlibat dalam working group di Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan (FKDKP). B. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) BRI Terkait dengan penunjukkan Divisi Kepatuhan sebagai koordinator penerapan GCG di BRI, maka selama tahun 2011 Divisi Kepatuhan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain: a. Menindaklanjuti penerbitan Kebijakan Good Corporate Governance BRI yaitu SKB No. 01-KOM/BRI/03/2011 - Nokep. S. 14-DIR/ DKP/ 03/2011 tanggal 8 Maret 2011 yang didalamnya mencakup ketentuan Kode Etik BRI dan Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi BRI (Board Manual), maka Divisi Kepatuhan bersama dengan unit kerja terkait lainnya telah menyusun/menyempurnakan kembali beberapa draft soft-structure kebijakan pelaksanaan GCG antara lain: - Panduan Kerja Teknis bagi Dewan Komisaris dan Komite-komite yang membantu Dewan Komisaris. - Panduan Kerja Teknis bagi Direksi. - Panduan Sekretaris Perusahaan. - Panduan Transparansi dan Pengungkapan. - Panduan Penanganan Benturan Kepentingan (Conflict of Interest). Diharapkan pada tahun 2012 kebijakankebijakan tersebut di atas telah selesai mendapat persetujuan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris untuk selanjutnya ditetapkan sebagai kebijakan internal BRI. b. Dalam rangka memenuhi PBI No. 13/1/ PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKB) Umum bahwa salah satu cakupan dalam Penilaian TKB adalah penilaian aspek GCG Bank, maka pada bulan Juni-Agustus 2011 yang lalu Divisi Kepatuhan telah menyelesaikan penilaian pelaksanaan GCG dalam rangka uji coba TKB dengan hasil nilai komposit GCG BRI secara individual sebesar 1,30 (Sangat Baik) dan nilai komposit GCG BRI secara konsolidasi dengan anak perusahaan (PA) sebesar 1,33 (Sangat Baik).
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
199
c. Menyusun kebijakan mengenai pedoman pelaksanaan untuk kegiatan Self Assesment GCG dalam rangka Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. KODE ETIK Dalam rangka mewujudkan visi sebagai bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah, BRI berkomitmen menerapkan dan mencapai standar corporate governance yang tinggi. Untuk itu, BRI telah memiliki Kode Etik yang berlaku bagi seluruh Insan BRI yang meliputi Anggota Dewan Komisaris, Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris, Anggota Dewan Direksi, Anggota Komite di bawah Direksi, pekerja tetap, pekerja kontrak serta tenaga outsourcing.
Elemen Kode Etik BRI Elemen Kepatuhan terhadap Hukum dan Kebijakan Bank
Hubungan antara Bank dengan Nasabah Eksternal
• Komitmen untuk mengembangkan kualitas layanan prima dan selalu mengutamakan kepuasan nasabah. • Mengembangkan produk dan jasa sesuai kebutuhan nasabah. • Menjunjung tinggi kejujuran dalam promosi dan periklanan.
Peranan Kode Etik Hubungan antara Bank dengan Komunitas Setempat
Dengan jaringan kerja yang tersebar: • Insan bank wajib menjunjung tinggi nilai-nilai komunitas setempat. • Memberikan dukungan untuk peningkatan kualitas kehidupan komunitas setempat dengan prioritas di bidang pendidikan, seni dan budaya, agama, kemanusiaan dan kelestarian lingkungan.
KODE ETIK
Kebijakan, Sistem dan Prosedur
Hubungan antara Bank dengan Insan Bank
Kode Etik merupakan bagian penting dari kerangka kerja corporate governance karena Kode Etik menjabarkan prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional yang diharapkan dilakukan insan BRI dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, Kode Etik di BRI berperan memberikan dasar untuk merumuskan kebijakan, sistem dan prosedur yang berlaku di BRI. Kode Etik ditetapkan berdasarkan nilai-nilai budaya kerja, serta keseimbangan kepentingan dan kebutuhan stakeholder. Core Values dari Kode Etik yaitu Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan, dan Penghargaan pada Sumber Daya Manusia.
200
• Seluruh insan Bank wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan dalam kebijakan Bank. • Jika hukum atau peraturan menjadi tidak relevan, atau jika kompetitor tidak mematuhinya, seluruh insan Bank wajib tetap tunduk.
Kebijakan Kode Etik BRI ditetapkan melalui suatu Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi BRI.
VISI MISI
Nilai-nilai
LAPORAN TAHUNAN 2011
SDM merupakan aset utama Bank, sehingga Bank:
• Berkomitmen memperlakukan setiap insan Bank dengan obyektif, transparan, adil dan setara. • Berusaha menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas. Kerahasiaan Bank
• Insan Bank wajib menjaga rahasia bank maupun rahasia perusahaan.
Integritas dan Akurasi Pembukuan Bank
• Insan Bank bertanggung jawab melakukan pencatatan kegiatan bisnis Bank secara akurat, jujur, lengkap dan tepat waktu untuk menghasilkan laporan yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Elemen
Nilai-nilai
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis Bank dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait dengan Bank. • Prinsip kebijakan Bank dalam Benturan Kepentingan adalah bahwa setiap keputusan diambil semata-mata bagi kepentingan terbaik Bank. • Insan Bank tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. • Untuk menjaga Bank membuat keputusan secara objektif, Insan Bank yang mengetahui adanya benturan kepentingan wajib mengungkapkannya. • Insan Bank tidak diperkenankan terlibat dalam pengambilan keputusan yang memiliki benturan kepentingan.
Kontribusi dan Aktivitas Politik
• Insan Bank tidak diperkenankan menggunakan dana, fasilitas dan sumber daya Bank untuk kontribusi aktivitas politik.
Hadiah/ Gratifikasi
• Insan Bank tidak diperkenankan menerima atau memberi hadiah yang tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Hadiah dimaksud adalah pemberian dalam arti luas meliputi uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya.
Sosialisasi Kode Etik Seluruh unit kerja BRI telah menerima sosialisasi kebijakan GCG dan Kode Etik BRI pada tahun 2010. Sosialisasi tersebut terus dilaksanakan secara berkesinambungan, antara lain melalui sosialisasi dalam program-program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat seperti Program Pengembangan Staf baik Umum, Audit maupun
201
LAPORAN TAHUNAN 2011
IT, Resident Audit (RA) dan Resident Staff (RS). Selanjutnya, setiap pekerja yang telah menerima sosialisasi diwajibkan untuk menandatangani Pernyataan Kepatuhan Terhadap Kode Etik BRI. Pernyataan Kepatuhan tersebut selanjutnya ditatakerjakan dalam berkas kepegawaian masingmasing pekerja. C. Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2011, antara lain: a. Secara berkesinambungan melaksanakan sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Penerapan Program APU dan PPT, antara lain: - Divisi Kepatuhan berkoordinasi dengan Divisi Diklat BRI menyusun materi Program APU dan PPT dalam bentuk Compact Disc (CD) sebagai materi yang harus disosialisasikan ke Unit Kerja Operasional BRI selindo. Penyampaian CD materi sosialisasi program APU dan PPT disertai dengan petunjuk teknis pelaksanaan sosialisasi kepada Kanwil BRI (untuk diteruskan kepada KC/KCP/ Unit/SLP binaan) dan Sendik BRI Selindo. Berdasarkan rekapitulasi Berita Acara Sosialisasi Program APU dan PPT Tahun 2011, maka s/d Desember 2011 diperoleh data Unit Kerja yang telah melaksanakan sosialisasi sebanyak 149 Kanca, 155 KCP, 1.128 BRI Unit dan 1 SLP dengan total jumlah peserta sebanyak 14.756 peserta. - Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada Program Pengembangan Staff (PPS) BRI di Pusdiklat BRI. - Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada pendidikan AMO dengan masa kerja < 1 (satu) tahun. - Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada pendidikan Associate Auditor dan Resident Auditor. b. Penyampaian Action Plan Penerapan Program APU dan PPT ke Bank Indonesia serta koordinasi lebih lanjut dengan unit kerja terkait lainnya untuk memenuhi target dari action plan dimaksud.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
201
c. Pemantauan penerapan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT di unit kerja BRI dengan metode sampling pada 10 Kanwil BRI, 30 Kantor Cabang BRI, 25 KCP BRI, 28 Unit BRI dan 7 Sentra Layanan Prioritas (SLP) BRI. Hasil monitoring telah disampaikan kepada masing-masing Kanwil sampling untuk mendapat perhatian atau tindaklanjut Unit Kerja BRI terkait yang dijadikan sebagai sampel. d. Melaksanakan Pemantauan terhadap pelaksanaan Pengkinian Data Nasabah baik untuk CIF BRI maupun nasabah Cross Border Corespondent Banking. e. Melaksanakan kewajiban pelaporan pada PPATK berupa CTR dan STR sesuai ketentuan berlaku. f. Menindaklanjuti permintaan data dan permintaan blokir dari pihak eksternal, yaitu Bank Indonesia, KPK RI, PPATK dan BNN RI.
USA Patriot Act Terkait dengan pemenuhan terhadap peraturan “Uniting and Strengthening America by Providing Appropriate Tools Required to Intercept and Obstruct Act of 2001” (the “USA PATRIOT Act”) yang ditetapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan para teroris melalui rekening koresponden bank-bank asing yang ada di lembaga-lembaga keuangan Amerika, maka lembaga-lembaga keuangan Amerika Serikat mensyaratkan kepada semua bank asing yang telah mempunyai atau berniat untuk mempunyai rekening koresponden pada mereka untuk mengisi formulir sertifikat yang standar. Dalam rangka memenuhi persyaratan USA Patriot Act, BRI telah melengkapi sertifikat mengenai rekening koresponden bank asing dan
dapat dilihat pada alamat website BRI www. bri.co.id. Sertifikasi ini berlaku untuk semua rekening-rekening yang dibuka untuk BRI oleh “Covered Financial Institutions.” 2. Fungsi Audit Intern Peran dan Fungsi Audit Intern Audit intern sebagai salah satu unsur sistem pengendalian internal Bank, memiliki peran pengawasan yang aktif dan penting dalam pencapaian visi dan misi Bank. Fungsi audit intern di BRI dijalankan oleh Satuan Kerja Audit Intern (AIN). Direksi telah menjamin terselenggaranya fungsi audit intern dalam setiap tingkatan manajemen dan kegiatan Bank sebagaimana tertuang dalam Piagam Audit Intern tentang peranan dan fungsi Audit Intern. Secara kelembagaan, AIN independen terhadap satuan kerja operasional dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. AIN memiliki akses langsung (communication line) kepada Komite Audit untuk berkoordinasi dan menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan hasil audit. Audit intern melaksanakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai
Struktur Audit Intern
DEWAN KOMISARIS
KOMITE AUDIT
DIREKTUR UTAMA AUDIT INTERN
AUDIT MP, MCM,
UMUM, PA
AUDIT BIDANG PSKA
AUDIT BIDANG TSI GRUP AUDIT
KANTOR INSPEKSI
BIDANG I & II
RESIDENT
AUDITOR
GRUP AUDIT
GRUP AUDIT
RESIDENT
AUDITOR BNU
202
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistimatis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian intern dan proses governance. a. Audit Bidang PSKA Melaksanakan pengkajian organisasi audit intern, pengembangan kebijakan, prosedur dan sarana penunjang audit (audit tools), pengembangan kualitas audit serta perancangan software maupun hardware sesuai ketentuan dan best practices Audit Intern. b. Audit Bidang TSI Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian konsultasi sebagai strategic business partner terhadap pengelolaan proses teknologi sistem informasi (TSI) oleh Unit Kerja Pengembang dan Pengguna TSI untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan GCG. c. Audit Kantor Pusat (KP), Kantor Cabang Khusus (KCK), Unit Kerja Luar Negeri (UKLN), Perusahaan Anak (PA). Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian konsultasi sebagai strategic business partner terhadap unit kerja di Kantor Pusat, KCK, unit kerja luar negeri dan perusahaan anak yang kepemilikan sahammya diatas 51% untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan GCG. d. Kantor Inspeksi Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian konsultasi sebagai strategic business partner terhadap Kantor Wilayah, Kantor Cabang, KCP, Kantor Kas dan BRI Unit untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan GCG. Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter) Piagam audit intern Bank BRI ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi NOKEP S.53DIR/AIN/07/2008 tanggal 28 Juli 2008 tentang Piagam Audit Intern serta Kebijakan dan Prosedur Audit Intern PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Piagam audit intern (internal audit charter) dibentuk guna memberikan gambaran dan pedoman mengenai tujuan, wewenang, tanggung jawab dan ruang lingkup pekerjaan Audit Intern dalam organisasi.
203
LAPORAN TAHUNAN 2011
Visi, Misi dan Atribut Audit Intern Visi Menjadi strategic business partner yang tangguh dan terpercaya untuk dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam rangka mencapai visi BRI, serta menjadi benchmark of best practice bagi Audit Intern di Indonesia. Misi a. Melaksanakan risk based auditing secara independen dan profesional agar dapat memberikan manfaat yang optimal kepada stakeholders BRI b. Meningkatkan kompetensi untuk menjadi Auditor Intern yang profesional c. Memberikan hasil audit yang dapat memberikan nilai tambah bagi BRI dengan memanfaatkan secara optimal teknologi sistem informasi. Atribut Audit Intern Sebagai strategic business partner, Audit Intern harus mampu memberikan nilai tambah serta dapat dipercaya oleh para stakeholders. Adapun atributatribut penting untuk menjadi strategic business partner adalah sebagai berikut: a. Berorientasi pada bisnis b. Berorientasi pada stakeholders c. Proaktif, antusias dan dinamis d. Berkomunikasi secara efektif e. Memiliki keberanian untuk bertanya dan mengutarakan pendapat yang berbeda f. Mencari penyelesaian yang praktis g. Mengukur prestasi berdasarkan kualitas temuan h. Menggunakan nalar dan tidak hanya berkonsentrasi pada detil i. Mengerti penyebab masalah (bukan hanya gejalagejalanya) j. Mengerti kebutuhan manajemen, masalah dan risiko bisnis utama k. Memiliki sense of risk l. Memahami Banking Control System Ruang Lingkup Audit Intern Ruang lingkup pekerjaan Audit Intern mencakup pemeriksaan dan evaluasi atas efektivitas dari proses manajemen risiko, kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas tata kelola usaha yang menjadi tanggung jawab manajemen lini. a. Proses Manajemen Risiko Audit Intern membantu organisasi dengan cara mengidentifikasikan dan mengevaluasi risikorisiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko korporat.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
203
b. Sistem Pengendalian Intern Audit Intern membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara melakukan penilaian atas kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern. c. Proses Tata Kelola Usaha Audit intern melakukan penilaian, memberikan rekomendasi serta berkontribusi dalam proses peningkatan tata kelola usaha dengan lingkup sebagai berikut: pengembangan etika dan nilai-nilai dalam organisasi, pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabel, mengkomunikasikan seluruh risiko-risiko korporat serta pengendalian intern yang tepat dalam organisasi, mengkoordinasikan komunikasi yang efektif antara Direksi, Komisaris dan auditor eksternal. Kode Etik Audit Intern BRI Baik auditor sebagai individu maupun kelompok harus menerapkan prinsip-prinsip Kode Etik Audit Intern BRI sebagai berikut: a. Integrity principle Melakukan pekerjaan audit dengan jujur, produktif, profesional dan bertanggung jawab; mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan intern BRI yang berlaku; tidak ikut serta dalam kegiatan yang tidak legal atau melakukan kegiatan yang dilarang oleh profesi auditor; menghormati dan berkontribusi pada tujuan hukum dan etika yang ditetapkan BRI. b. Objectivity principle Melakukan perilaku objektif dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan membuat penilaian secara bebas (independen) serta tidak terpengaruh oleh kepentingan sendiri atau pendapat orang lain dalam memberikan pendapat profesionalnya. c. Confidentiality principle Menghargai nilai dari informasi yang diterima dan kepemilikan informasi serta tidak membocorkan informasi yang diperoleh tanpa mendapat kuasa kecuali demi hukum atau profesi. d. Competency principle Menggunakan keterampilan, pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki dalam melaksanakan kegiatan audit. Metodologi Audit BRI menerapkan metodologi risk based internal audit (RBIA) dengan pendekatan proses bisnis. RBIA tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan tingkat kematangan manajemen risiko secara korporat. Dengan metodologi tersebut, maka proses bisnis dan unit bisnis yang diperkirakan
204
LAPORAN TAHUNAN 2011
memiliki risiko yang signifikan dalam pencapaian tujuan perusahaan lebih diprioritaskan untuk diaudit, sehingga dapat diyakini bahwa seluruh potensi risiko dapat diminimalkan sesuai dengan toleransi risiko yang telah ditetapkan. Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pelaksanaan risk based audit serta untuk meningkatkan peran audit sebagai Strategic Business Partner (SBP), dalam proses analisa data didukung dengan penggunaan Computer Assissted Audit Technique (CAATs). Perencanaan dan Realisasi Audit Tahun 2011 Perencanaan Audit Tahunan (PAT) tahun 2011 disusun secara sistimatis dan konsisten dengan tujuan dan rencana strategis BRI, hasil penilaian risiko secara korporat, ketentuan regulator, arahan manajemen dan Komite Audit, risk profile dan hasil audit periode sebelumnya. Unit kerja yang diprioritaskan untuk diaudit (regular audit) pada tahun 2011 sejumlah 3.310 unit kerja atau 60% dari total unit kerja BRI. Sampai dengan akhir tahun 2011, Audit Intern BRI telah melaksanakan kegiatan audit reguler pada 4.007 unit kerja atau mencapai 121,06% dari target penugasan audit dan telah melaksanakan penugasan audit khusus (special audit) sejumlah 413 kegiatan serta fraud audit sejumlah 17 kegiatan. Secara periodik Audit Intern melaksanakan kegiatan monitoring terhadap perkembangan tindak lanjut perbaikan pengendalian intern yang telah dilakukan oleh auditee untuk selanjutnya diberikan opini ”Memadai” atau ”Tidak Memadai” atas tindak lanjut perbaikan yang telah dilaksanakan auditee. Adapun tingkat pelaksanaan komitmen perbaikan pengendalian intern adalah sebagai berikut: a. Memadai = 63,69% b. Tidak memadai = 1,70% c. Masih dalam proses pemantauan = 35% Sistem Manajemen Mutu Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan audit, dilakukan penilaian kualitas (quality assurance) oleh pihak internal melalui internal quality assurance review maupun eksternal. Penilaian kualitas oleh pihak eksternal dilakukan oleh PT. SGS Indonesia melalui surveillance ISO 9001. Hasil surveillance ISO 9001:2008 visit 6/2011 oleh PT SGS Indonesia tidak ada temuan major maupun minor. Efektifitas pelaksanaan kerja dan kepatuhan terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dilakukan evaluasi oleh Auditor Ekstern. Adapun hasil review yang dilakukan pada
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
tahun 2011 oleh PricewaterhouseCoopers (PwC) menunjukkan bahwa fungsi Audit Intern BRI telah mampu menjalankan peranannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan serta mendapatkan predikat “good practices” apabila dibandingkan dengan industri sejenis. Namun demikian, secara berkesinambungan Audit Intern senantiasa meningkatkan dan melakukan penyesuaian terhadap standar audit yang sesuai dengan praktek terbaik (best practices) saat ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas audit, jajaran Audit Intern terus berupaya melakukan proses peningkatan kompetensi auditor melalui sustainable education, yang diharapkan dapat memberikan pembekalan secara proporsional kepada auditor dalam menjalankan tugas auditnya. Lebih lanjut, Audit Intern telah membuat competency mapping serta melaksanakan pendidikan yang selaras dengan perkembangan bisnis Bank BRI. Disamping itu, secara berkesinambungan juga dilaksanakan review serta benchmarking (baik di dalam maupun di luar negeri) untuk mengkinikan kebijakan dan prosedur sesuai dengan perkembangan Audit Intern saat ini. Kompetensi SDM Audit Intern Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas maupun kualitas memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan audit. Pada posisi 31 Desember 2011, Audit Intern Bank BRI memiliki auditor yang telah mendapat sertifikasi nasional dan internasional sebagai berikut: a. Sebanyak 8 auditor menyandang sertifikasi CISA (Certified Information System Auditor) yang dikeluarkan oleh ISACA (Information System Audit and Control Association). b. Sebanyak 44 auditor menyandang sertifikasi QIA (Qualified Internal Auditor) yang dikeluarkan oleh YPIA (Yayasan Pendidikan Internal Audit).
b. Pengembangan CAATs (Computer Assissted Audit Technique), secara berkesinambungan sejalan dengan aplikasi yang dikembangkan Bank BRI. c. Melakukan migrasi dari OS Windows NT ke Windows Server 2008. d. Pengembangan secara berkesinambungan Pusat Data Elektronik (PDE) untuk auditor. Koordinasi Dengan Eksternal Auditor Pemeriksaan terhadap BRI dilakukan pula oleh eksternal auditor yakni Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh eksternal auditor, Audit Intern berperan sebagai liaison officer untuk mengkoordinir kelancaran pelaksanaan audit serta melakukan pemantauan atas tindak lanjut perbaikan atas temuan eksternal auditor oleh unit kerja terkait. Pemantauan pelaksanaan komitmen manajemen secara berkala dilakukan oleh Audit Intern bertujuan untuk memastikan bahwa manajemen telah melakukan perbaikan atas kelemahan pengendalian intern yang ditemukan oleh eksternal auditor. No
Ekternal Auditor
Jumlah Temuan *
1
Bank Indonesia (BI)
2 3
Status Temuan Selesai
Belum Selesai
130
97
33
BPK RI **
251
176
75
Kantor Akuntan Publik (KAP)
43
23
20
Keterangan: * sampai dengan posisi 31 Desember 2011 ** Pemeriksaan oleh BPK RI meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan pajak
WHISTLEBLOWER SYSTEM Teknologi Informasi Strategi yang digunakan oleh Audit Intern terkait dengan teknologi informasi adalah mengoptimalkan utilisasi penggunaan teknologi informasi secara berkesinambungan. Strategi ini diterapkan agar harapan manajemen bahwa Audit Intern dapat berperan sebagai early warning signal (EWS) dapat dilaksanakan lebih optimal. Adapun pengembangan teknologi informasi yang dilakukan Audit Intern BRI adalah sebagai berikut: a. Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit (BRISMA).
205
LAPORAN TAHUNAN 2011
Dalam rangka mendukung penerapan GCG, Bank BRI mengimplementasikan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblower system) sejak tahun 2009. Sistem ini dibangun guna mendorong partisipasi pekerja Bank BRI dan masyarakat dalam rangka mencegah terjadinya tindak kecurangan, suap dan korupsi dengan melaporkan kejadian/ pelaku pelanggaran (misconduct) serta mendorong budaya kejujuran dan keterbukaan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
205
Lebih lanjut, manfaat pengembangan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblower system) antara lain: a. Menciptakan suatu sarana penyampaian informasi penting dan kritis bagi Bank BRI kepada pihak pengelola secara aman. b. Menciptakan kepercayaan pelapor sehingga dapat meningkatkan kesediaan untuk melaporkan terjadinya pelanggaran. c. Terdapat sistem deteksi dini (early warning system) atas kemungkinan terjadinya permasalahan sebagai akibat pelanggaran. d. Terdapat sistem penanganan pelaporan secara internal sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik. e. Meminimalkan tingkat risiko yang mungkin dihadapi Bank BRI akibat dari pelanggaran (baik dari segi keuangan, operasional, hukum dan reputasi). f. Meminimalkan biaya Bank BRI dalam menangani dampak dari terjadinya pelanggaran. g. Menciptakan suatu sarana untuk dapat memberikan masukan kepada manajemen Bank BRI mengenai kelemahan pengendalian internal yang terjadi sehingga dapat dilakukan langkahlangkah perbaikan. Adapun kejadian yang dapat digolongkan dalam kategori pelanggaran adalah kejadian-kejadian sebagai berikut: a. Perbuatan melanggar hukum, termasuk pencurian, penggunaan kekerasan terhadap pekerja atau pimpinan, pemerasan, korupsi. b. Pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan atau ketentuan perpajakan yang berlaku. c. Pelanggaran terhadap kode etik Bank BRI. d. Pelanggaran terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting principles). e. Pelanggaran terhadap kebijakan dan prosedur yang diterbitkan oleh regulator atau pelanggaran terhadap kebijakan dan prosedur internal Bank BRI. f. Tindak kecurangan lain yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun kerugian non finansial bagi Bank BRI. Tujuan pengembangan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblower system) antara lain untuk: a. Menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial, termasuk hal-hal yang dapat merusak citra Bank BRI.
206
LAPORAN TAHUNAN 2011
b. Mempermudah penanganan yang efektif terhadap laporan-laporan pelanggaran dan sekaligus melindungi kerahasiaan identitas pelapor serta tetap menjaga informasi ini dalam arsip khusus yang dijamin keamanannya. c. Membangun suatu kebijakan dan infrastruktur untuk melindungi pelapor dari balasan pihak internal maupun eksternal. d. Mengurangi kerugian Bank BRI yang terjadi karena pelanggaran melalui deteksi dini. e. Meningkatkan reputasi Bank BRI dimata pemangku kepentingan (stakeholders), regulator dan masyarakat umum. Mekanisme Penyampaian Laporan Pengaduan Mekanisme yang dibangun oleh Bank BRI dalam menerapkan whistleblower system adalah pelapor membuat pengaduan/pengungkapan dan mengirimkan kepada Direktur Utama Bank BRI menggunakan media: a. Surat faksimili atau b. Telepon atau short message service (SMS) melalui saluran khusus atau c. Surat dengan alamat PO BOX khusus. Laporan pengaduan/pengungkapan yang disampaikan pelapor sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut: a. Informasi mengenai data diri pelapor (nama, alamat, nomor telepon, faksimili, email, unit kerja) b. Memberikan indikasi awal yang dapat dipertanggungjawabkan meliputi: i. Fakta atas penyimpangan yang terjadi Permasalahan yang ingin dilaporkan dan jumlah kerugian yang ditimbulkan (apabila dapat diperkirakan) ii. Pihak-pihak yang terlibat (baik secara langsung maupun tidak langsung) Pihak yang bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi, termasuk saksi dan pihak-pihak yang mendapat keuntungan/ kerugian atas terjadinya penyimpangan. iii. Unit kerja yang terpengaruh Unit kerja atau fungsi atau tempat terjadinya penyimpangan (menyebutkan nama unit kerja/ tempat/fungsi secara spesifik) iv. Modus operandi Bagaimana penyimpangan terjadi dan buktibukti awal yang dapat disampaikan. v. Waktu dan frekuensi kejadian Periode kejadian penyimpangan (tanggal, bulan atau tahun tertentu saat penyimpangan terjadi) serta frekuensi kejadian.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Tindak lanjut terhadap pengaduan/pengungkapan yang telah diterima adalah sebagai berikut: a. Direktur utama menerima setiap pengaduan/ pengungkapan dan menyampaikan kepada unit kerja yang ditunjuk untuk menatakerjakan laporan penerimaan pengaduan (menerima, mencatat dan menuangkan). b. Dewan Direksi menetapkan tindak lanjut terhadap pengaduan/pengungkapan yang telah diterima. Langkah tindak lanjut yang dapat ditempuh antara lain: i. Investigasi oleh Audit Intern, apabila substansi pengaduan dapat dilakukan investigasi oleh tim Audit Intern. ii. Investigasi oleh investigator eksternal, apabila substansi pengaduan membutuhkan kompetensi/knowledge/skill tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh tim Audit Intern. c. Tim investigasi melaksanakan kegiatan investigasi secara menyeluruh dan menyampaikan laporan hasil investigasi pengaduan kepada Dewan Direksi untuk kemudian ditetapkan putusan terhadap pengaduan tersebut. Beberapa putusan yang dapat ditetapkan antara lain: i. Dihentikan dan dinyatakan Selesai apabila hasil investigasi menyatakan bahwa pengaduan tersebut tidak benar atau tidak terbukti. ii. Meneruskan hasil investigasi kepada forum Pembahasan Kasus Pelanggaran (PKP) apabila hasil investigasi menyatakan bahwa pengaduan terbukti benar. iii. Meneruskan kasus pelanggaran yang termasuk dalam kategori tindak pidana umum atau korupsi kepada penyidik untuk proses
lebih lanjut sesuai dengan ketentuan BRI dan hukum yang berlaku. Dalam hal ini akan dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan tim dari Divisi Hukum guna memastikan bahwa bukti-bukti yang telah dikumpulkan dalam kegiatan investigasi dinyatakan cukup untuk disampaikan kepada pihak yang berwenang. Kerahasiaan dan Perlindungan Pelapor Pengaduan Bank BRI memberikan jaminan perlindungan dan kerahasiaan terhadap setiap pelapor pengaduan/ pengungkapan terhadap: a. Kerahasiaan identitas pelapor (nama, alamat, nomor telepon, faksimili, email, unit kerja). b. Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau lembaga. Perlindungan dari tekanan, penundaan kenaikan pangkat/jabatan, pemecatan, gugatan hukum, harta benda hingga tindakan fisik. Perlindungan tersebut tidak hanya berlaku bagi pelapor akan tetapi dapat diperluas sampai dengan anggota keluarga pelapor. Penerimaan Pelaporan Pelanggaran Sejak diluncurkan pada tahun 2009, jumlah pelaporan pelanggaran terus meningkat baik pelaporan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Adapun penerimaan pelaporan pelanggaran sampai dengan 31 Desember 2011 berjumlah 439 laporan yang dapat dikategorikan kedalam 2 kriteria berikut: a. Laporan mengenai dugaan pelanggaran (misconduct) b. Laporan berupa pertanyaan atau masukan
Jumlah Penerimaan Pelaporan
Periode
2009
Pertanyaan / Masukan
Dugaan Pelanggaran
Total
Jumlah Laporan Yang Ditindaklanjuti
27
23
50
50
Jumlah Jumlah Laporan Yang Laporan Yang Sesuai Ruang Dinyatakan Lingkup WBS SELESAI dan Terbukti Benar* 42
29
2010
78
33
111
111
79
49
2011
198
80
278
278
165
107
Total
301
138
439
439
286
185
Keterangan: * Berdasarkan hasil laporan tindak lanjut/investigasi
3. Fungsi Audit Ekstern Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh auditor internal BRI juga dilaksanakan oleh auditor eksternal diantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). BRI telah menunjuk KAP yang terdaftar di Bank Indonesia, Bapepam-LK dan Departemen Keuangan yakni KAP Purwantono, Suherman dan Surja (Ersnt and Young). KAP tersebut merupakan salah satu dari 4 (empat) KAP berskala Internasional (The Big Four). Penunjukan KAP telah berpedoman pada regulasi yang berlaku dan dipilih
207
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
207
melalui tahapan proses seleksi dengan pelelangan terbatas/tender berdasarkan pemenuhannya terhadap kriteria: a. Berpengalaman sebagai auditor perbankan b. Memahami regulasi perbankan di Indonesia, perusahaan masuk bursa serta peraturan lainnya yang relevan. c. Berpengalaman dan memahami sistem aplikasi dan teknologi perbankan. d. Memahami produk perbankan. e. Berpengalaman dan paham mengenai manajemen risiko. BRI tidak pernah melakukan penunjukan KAP yang sama untuk periode audit 5 (lima) tahun berturut-turut dan dengan partner yang sama selama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Dalam hal penunjukannya, terlebih dahulu memperoleh rekomendasi dari Komite Audit dan persetujuan RUPS. Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP adalah sebesar Rp5.650.000.000,- (lima milyar enam ratus lima puluh juta rupiah) sudah termasuk PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang berlaku. Imbalan jasa tersebut sudah termasuk out of pocket expenses (OPE). Penugasan telah dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi aspekaspek sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 sebagaimana diubah dengan PBI No: 7/50/ PBI/2005 tanggal 29 November 2005 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan SE BI No: 3/32/DPNP/IDPnP tanggal 14 November 2001 tentang Hubungan Antara Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia, antara lain: a. Kapasitas KAP b. Legalitas perjanjian kerja c. Ruang lingkup audit d. Standar profesional akuntan publik e. Komunikasi BI dengan KAP Tambahan ruang lingkup audit oleh KAP, juga mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Penggolongan kualitas aktiva produktif dan kecukupan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang dibentuk BRI dalam laporan keuangan konsolidasi untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2011, yang didasarkan atas penilaian sekurang-kurangnya mencakup 25 (dua puluh lima) debitur terbesar atau berdasarkan komunikasi antara Bank Indonesia dengan KAP PSS (Purwantono, Suherman & Surja).
208
LAPORAN TAHUNAN 2011
b. Hal-hal lain yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang berlaku, termasuk catatan atas laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. c. Penelaahan atas pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang meliputi nama debitur, kualitas penyediaan dana, persentase dan jumlah pelampauan/pelanggaran BMPK pada tanggal 31 Desember 2011. d. Hal-hal lain yang ditentukan berdasarkan hasil komunikasi antara Bank Indonesia dengan KAP PSS (Purwantono, Suherman & Surja). Disamping itu, KAP yang ditunjuk telah melaksanakan kewajiban KAP lainnya sebagaimana yang ditetapkan oleh ketentuan atau peraturan perundangundangan yang berlaku termasuk ketentuan Standar Akuntansi Keuangan, Bank Indonesia, BapepamLK, perpajakan, dan peraturan-peraturan lain yang relevan. Terkait dengan penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006), ruang lingkup audit yang dilakukan adalah sesuai dengan PSAK 50 dan 55 tersebut kecuali untuk melakukan review penurunan nilai kredit secara kolektif, bilamana BRI dan Anak Perusahaan menggunakan fasilitas yang masih diperbolehkan oleh Bank Indonesia dalam SE No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 tersebut, sebagai berikut: - Menilai kewajaran penilaian sendiri (selfassessment) yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka menetapkan keberadaan kondisi keterbatasan Bank sebagaimana yang dimaksud dalam penyesuaian PAPI 2008. - Menilai kewajaran estimasi manajemen dalam menentukan penurunan nilai kredit secara kolektif. - Melakukan review apakah metodologi penurunan nilai (impairment) dan proses dokumentasi, termasuk perlakuan akuntansi, telah sesuai dengan prinsip-prinsip PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006). - Melakukan review atas proses Teknologi Informasi untuk melihat apakah hal tersebut telah sesuai dengan kepatuhan terhadap PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006). KAP yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada Bank dengan tepat waktu. Akuntan Publik juga telah bekerja secara independen dan memenuhi kriteria yang telah diperjanjikan sebelumnya.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
VII.PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK PENGENDALIAN SISTEM INTERN
Kegiatan usaha BRI senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. BRI dituntut untuk dapat mengelola risiko tersebut agar dapat memperoleh efektivitas dan efisiensi usaha yang lebih tinggi. Risiko yang wajib dikelola tersebut adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Strategis, Risiko Reputasi. Direksi BRI telah menetapkan Filosofi Risiko BRI sebagai dasar dari strategi penerapan manajemen risiko BRI untuk pengembangan budaya risiko pada seluruh jenjang organisasi. Filosofi tersebut terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu: 1. Integritas 2. Profesionalisme 3. Prinsip Kehati-hatian 4. Peningkatan Kompetensi yang Berkelanjutan. Penerapan Manajemen Risiko berpedoman pada PBI No. 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan SE BI No. 5/21/ DPNP sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 13/23/DPNP, tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris maupun Direksi aktif melakukan pengawasan untuk pemantauan dan pengambilan keputusan yang bersifat strategik melalui komite di bawah Dewan Komisaris/Direksi. Adapun bentuk pengawasan yang dilakukan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris: a. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas Kebijakan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi BRI. b. Dewan Komisaris mengevaluasi implementasi kebijakan yang terkait dengan manajemen risiko baik secara rutin, maupun ad-hoc yang dituangkan dalam risalah rapat dan memorandum kepada Direksi.
209
LAPORAN TAHUNAN 2011
c. Dewan Komisaris mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi untuk transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan Aktif Direksi: a. Direksi telah melakukan kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi SIM dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit dengan mengagendakan Risk Management Committee (RMC), Sub-RMC, Forum ALCO, Rapat Direksi, Komite Kebijakan Perkreditan dan Forum Strategis (Forstra) secara rutin guna membahas permasalahan-permasalahan tersebut. Selama tahun 2011 Direksi telah menyelenggarakan 3 kali RMC dan 4 kali SubRMC. b. Dalam rangka menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang efektif, Direksi telah menyediakan sumber daya berupa infrastruktur, aplikasi Sistem Informasi Manajemen (OPRA, LAS, GUAVA), sistem dan prosedur pengelolaan risiko, serta penyediaan SDM yang kompeten. c. Merencanakan dan merealisasikan peningkatan mutu keterampilan SDM, pengelola risiko secara berkala dan berkelanjutan dengan: - Menetapkan anggaran secara reguler yang didasarkan pada program perencanaan peningkatan mutu keterampilan SDM dan secara periodik dilakukan evaluasi terhadap efektivitasnya. - Peningkatan kualitas SDM, dilakukan baik melalui kegiatan sertifikasi manajemen risiko maupun melalui pelatihanpelatihan tentang manajemen risiko yang dikoordinasikan oleh Divisi Pendidikan dan Pelatihan antara lain: - Pendidikan sertifikasi manajemen risiko bagi pejabat eselon 1, 2 dan 3. Sampai dengan 31 Desember 2011 jumlah pejabat atau staf yang memiliki sertifikat manajemen risiko berjumlah 1068 orang. - Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM melalui training atau pembekalan kepada setiap pejabat secara berkala yang mencakup sistem
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
209
pengawasan dan manajemen risiko, antara lain: i. Pendidikan supervisi bagi pimpinan unit kerja ii. Pelatihan dan sosialisasi mengenai OPRA (Operational Risk Assessor), LAS, Guava, SID serta mengadakan inhouse training tentang modeling CRR dan CRS serta pengukuran risiko kredit iii. Pendidikan PSAK 50/55 dan Basel II iv. Pendidikan Credit Risk Management v. Pendidikan Operational Risk Management vi. Identifikasi keputusan strategis atas revisi rencana bisnis Bank vii. Pendidikan Risk Management Measurement viii. Pendidikan stress test ix. Seminar bancassurance x. Seminar National Banking Leadership & Bank Fraud in Asia xi. Seminar Fraud pada Priority Banking xii. Workshop ISO 31000: 2009 Risk Management International Standard xiii. Pendidikan Financial Risk Manager (FRM) preparation program xiv. Seminar panduan manajemen keamanan informasi berdasarkan ISO/ IEC27000 xv. Workshop Know Your Customer (KYC) = increase income and comply with BI Regulation xvi. Seminar Enterprise Risk Management (ERM) xvii. Pendidikan Basic Treasury xviii. Workshop Best Practice Pengolahan Data Kerugian Bank xix. Pendidikan Liquidity Risk Management xx. Workshop optimalisasi linkage program melalui portofolio kredit berbasis risiko xxi. Pendidikan managing by project xxii. Workshop analisa pemilihan metode perhitungan CKPN xxiii. Pendidikan teknik investigasi fraud berbasis NLP xxiv. Seminar re-assessing growth strategy and enhancing resiliency in the face of future shocks
210
LAPORAN TAHUNAN 2011
- Penyediaan SDM yang berkualitas juga dilakukan dengan pelatihan dan sosialisasi mengenai OPRA (Operational Risk Assessor) serta mengadakan inhouse training tentang modelling CRR, CRS dan pengukuran risiko kredit, dan mengikutsertakan karyawan dalam kegiatan workshop, kursus dan seminar. 2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit BRI telah memiliki kebijakan dan prosedur penetapan limit risiko antara lain: a. Kebijakan Umum Manajemen Risiko b. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko c. Kebijakan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi d. Kebijakan Produk dan Aktivitas Baru e. Kebijakan Profil Risiko BRI f. Prosedur Penetapan Limit Risiko Kredit g. Kebijakan Pengelolaan Instrumen Keuangan h. Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas i. Treasury Policy j. Pedoman Pelaksanaan Kredit (PPK) dan Buku Prosedur Operasional (BPO)
BRI senantiasa melakukan pengkinian kebijakan, metodologi dan prosedur, dengan memperhatikan validitas, kebutuhan, kemampuan, kondisi dan kebijakan baik internal maupun eksternal yang berlaku.
3. Kecukupan Proses ldentifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Sesuai dengan kompleksitas, ukuran usaha dan sasaran bisnis bank, manajemen risiko di BRI diterapkan secara terintegrasi untuk seluruh 8 jenis risiko yang tersebar dan melekat di setiap unit kerja operasional. Penerapan manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, indikator risiko utama, profil risiko dan penetapan rencana tindak lanjut yang dilaporkan kepada manajemen untuk proses pemantauan / pengendalian risiko oleh manajemen untuk risiko-risiko yang signifikan.
Adapun tahapan proses manajemen risiko yaitu: a. ldentifikasi risk issue dilakukan di level Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang seluruh Indonesia dengan menggunakan aplikasi OPRA dan juga melalui Loan Approval System (LAS) dan GUAVA. Dalam tahapan ini dilakukan penetapan dan pengkinian risk issue.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
b. Pengukuran risiko tercermin dalam Laporan Profil Risiko Triwulanan, Dashboard Manajemen Risiko Bulanan, Laporan Penilaian RCSA Triwulanan, Laporan Perhitungan VaR secara mingguan, analisa stress testing untuk risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas secara triwulanan. c. Pemantauan risiko dilakukan dengan cara mengevaluasi limit, key risk indicator, realisasi Rencana Tindak Lanjut (RTL)/Progress Action Plan yang dibuat oleh unit kerja. d. Pengendalian risiko dilakukan antara lain dengan memberikan tindak lanjut atas risiko yang bersifat moderate dan high yang melebihi limit, peningkatan kontrol (pengawasan melekat), penambahan modal untuk menyerap potensi kerugian dan audit internal secara periodik. Di samping itu juga dilakukan analisis terhadap Produk dan/atau Aktivitas Baru (PAB). Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMR) yang diaplikasikan di BRI dalam proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko antara lain: a. Treasury and Market Risk System Application (GUAVA) untuk risiko pasar. b. Loan Approval System (LAS) untuk risiko kredit. c. Operational Risk Assesor (OPRA) untuk risiko operasional. BRI secara periodik melakukan stress testing untuk mengukur kemampuan modal perusahaan menyerap risiko kerugian dalam keadaan stress. 4. Sistem Pengendalian Intern Pengendalian secara menyeluruh telah diimplementasikan melalui: a. Penetapan struktur organisasi dengan melakukan pemisahan fungsi yang jelas antara unit kerja operasional (business unit) dengan unit kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian risiko (Risk Management Unit). b. Penetapan Risk Management Unit yang memiliki independensi dalam membuat kebijakan, metodologi pengukuran risiko, penetapan limit risiko dan melakukan validasi data / validasi model. c. Menerapkan konsep first line of defense, second line of defense dan third line of defense. d. Setiap transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai eksposur risiko harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang, dan risikonya telah dilakukan review dan dipantau sesuai kebutuhan oleh masing-masing business unit.
211
LAPORAN TAHUNAN 2011
e. Validasi data dilakukan oleh pejabat dan unit kerja yang independent dari unit kerja operasional. Validasi data dilakukan minimal setiap bulan untuk semua jenis risiko. f. Melakukan audit secara periodik yang dilaksanakan oleh internal auditor untuk memberikan penilaian atas pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko pada aktivitas fungsional yang mempunyai eksposur risiko. Untuk mendukung hal tersebut telah dilakukan revisi Pedoman Audit Intern (PAI) dan Risk Control Matrix (RCM) ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO BRI Organisasi Manajemen Risiko BRI terdiri dari: 1. Dewan Komisaris Wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris BRI berkaitan dengan pengawasan aktif terhadap manajemen risiko BRI, antara lain menyetujui dan mengevaluasi Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR), mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko, mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi terkait transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Pengawasan Manajemen Risiko. 2. Direksi Direksi bertanggung jawab antara lain untuk menyusun arah, kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil BRI secara keseluruhan, termasuk memastikan peningkatan kompetensi SDM, dll. 3. Risk Management Committee (RMC) Selengkapnya mengenai RMC sebagaimana disajikan pada bagian Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite di Bawah Direksi. 4. Divisi Manajemen Risiko (DMR) DMR merupakan unit kerja yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam menjalankan proses manajemen risiko dan bersifat independen dari Unit Kerja Operasional dan Unit Kerja Audit Intern. Di setiap kantor Wilayah terdapat perpanjangan tangan dari DMR dengan jabatan Group Head Manajemen Risiko.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
211
5. Unit Kerja Operasional (Risk Taking Unit) Unit Kerja Operasional (UKO) adalah unit kerja yang melakukan aktivitas perbankan. Pada setiap UKO tersebut terdapat Fungsi Manajemen Risiko, yaitu pejabat yang ditunjuk/ditugaskan untuk menjalankan peran Fungsi Manajemen Risiko. 6. Unit Kerja Audit Intern Efektivitas sistem pengendalian intern sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan manajemen risiko di BRI. Unit Kerja Audit Intern harus mengevaluasi dan PROFIL RISIKO Profil Risiko BRI untuk posisi triwulan IV tahun 2011 sebagai berikut:
No.
Tingkat Risiko Inherent
Jenis Risiko
Tingkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
Tingkat Risiko
1
Kredit
Moderate
Fair
Moderate Peringkat 3
2
Pasar
Low
Satisfactory
Low Peringkat 1
3
Likuiditas
Low to Moderate
Strong
Low Peringkat 1
4
Operasional
Low to Moderate
Satisfactory
Low to Moderate Peringkat 2
5
Hukum
Low
Satisfactory
Low Peringkat 1
6
Strategik
Low to Moderate
Satisfactory
Low to Moderate Peringkat 2
7
Kepatuhan
Low
Satisfactory
Low Peringkat 1
8
Reputasi
Predikat Komposit Keterangan: - Risiko inheren - Kualitas Penerapan MR - Tingkat Risiko - Peringkat Profil Risiko
212
Low
Satisfactory
Low Peringkat 1
Low to Moderate
Satisfactory
Low to Moderate (Peringkat 2)
: : : :
Low / Low to Moderate; Strong / Satisfactory; Peringkat 1 / 2; Peringkat 1 / 2;
LAPORAN TAHUNAN 2011
Moderate ; Fair; Peringkat 3; Peringkat 3;
Moderate to High / High; Marginal / Unsaticfactory; Peringkat 4 / 5; Peringkat 4 / 5;
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
VIII. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT (RELATED PARTY) dan PENYEDIAAN DANA BESAR (LARGE EXPOSURE) BRI telah memiliki kebijakan untuk penyediaan dana kepada pihak terkait yang telah disesuaikan dengan Peraturan BI yang berlaku tentang Batas Maksimum Pembayaran Kredit (BMPK) dan telah menerapkan prinsip kehati-hatian melalui penyebaran/diversifikasi portofolio atas penyediaan dana yang telah diberikan, sehingga tidak ada pelanggaran dan atau pelampauan BMPK atas penyediaan dana baik kepada pihak terkait (related party) maupun penyediaan dana besar (large exposure). Disamping itu, untuk menjamin independensi pengurus Bank terhadap potensi intervensi dari pihak terkait dalam pemberian putusan penyediaan dana, BRI menerapkan prinsip “four-eyes principle”. Berikut jumlah total baki debet penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) posisi 31 Desember 2011: No.
Penyediaan Dana
1.
Kepada Pihak Terkait
2.
Kepada Debitur Inti
Debitur
Jumlah Nominal (Jutaan Rupiah)
10
809.930
a. Individual
25
31.584.971
b. Group
25
32.993.894
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan kepada debitur inti tersebut di atas telah diberikan berdasarkan ketentuan umum perkreditan di BRI dan diputus oleh Komite Kredit sesuai kewenangan.
213
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
213
IX. RENCANA STRATEGIS BRI
Dalam rangka penerapan GCG, BRI telah mengembangkan suatu sistem perencanaan dan pengendalian perusahaan yang disusun secara sistematis, realistis dan terintegrasi dengan selalu memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal. Perencanaan Perusahaan dibagi dalam perencanaan jangka pendek 1 (satu) tahun yang dituangkan dalam anggaran tahunan, perencanaan jangka menengah 3 (tiga) tahunan yang dituangkan dalam Business Plan serta perencanaan jangka panjang 5 (lima) tahunan yang dituangkan dalam Corporate Plan. Saat ini BRI menjalankan rencana korporasi jangka panjang (RJP)/Corporate Plan (Corplan) Tahun 2008-2012 yang merupakan kelanjutan dari Corplan BRI Tahun 2003-2007. Corplan BRI memuat pernyataan tentang grand strategy dan sasaran pengembangan bisnis BRI selama lima tahun, yaitu menjadi “The Best Bank in Indonesia”. Sehubungan dengan hal itu BRI telah menetapkan tema-tema tahunan untuk masing-masing tahun selama periode Corplan BRI Tahun 2008-2012 sehingga proses pencapaian sasaran kerja menjadi lebih terfokus. Tema tahunan ini juga menjadi referensi dalam setiap penyusunan Business Plan/Rencana Bisnis Bank (RBB). Berikut ini adalah Tema Tahunan yang ditetapkan oleh BRI dalam Corplan Tahun 2008-2012: Tahun
TEMA TAHUNAN BRI (Theme of Year)
2008
Organisasi Yang Efektif dan Efisien
2009
Bank Dengan Teknologi Informasi Yang Handal
2010
Sumber Daya Manusia Profesional
2011
Manajemen Risiko Yang Handal
2012
Good Corporate Governance (GCG)
Rencana strategis dan program kerja dalam RBB BRI disusun sesuai dengan visi dan misi BRI, yaitu fokus pada pelayanan kepada sektor UMKM namun dengan tetap memperhatikan peluang pada sektor bisnis yang lain. Tema tahunan yang menjiwai pelaksanaan rencana kerja pada tahun 2011 adalah tercapainya Manajemen Risiko BRI Yang Handal, yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai action program.
• Memperkuat manajemen risiko • Melakukan penetrasi pasar melalui product development dan market development • Memperluas dan mengoptimalkan jaringan kerja • Memanfaatkan teknologi informasi untuk pencapaian efisiensi operasional dan kecepatan pelayanan • Menyediakan dukungan SDM, baik kualitas maupun kuantitas
Penyusunan RBB BRI sesuai ketentuan PBI No.12/21/PBI/2011 tanggal 19 Oktober 2011 dan SE BI No.12/27/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Rencana Bisnis Bank Umum. Rencana kerja perusahaan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran manajemen dan secara ringkas telah disampaikan kepada seluruh pekerja BRI. Beberapa program dan strategi baik di bidang bisnis maupun pendukung yang telah disusun BRI dalam rangka mencapai sasaran kinerja BRI adalah sebagai berikut: • Fokus pada bisnis UMKM dengan tetap memaksimalkan peluang bisnis lain yang ada
Pertanggungjawaban manajemen mengenai pelaksanaan masing-masing perencanaan dilakukan melalui mekanisme RUPS yang di dalamnya termasuk evaluasi terhadap struktur organisasi perusahaan, sistem dan prosedur, sumber daya manusia serta kinerja perusahaan termasuk pelaksanaan fungsi Audit Intern pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi
214
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
X. KETERBUKAAN INFORMASI
1. AKSES TERHADAP INFORMASI Untuk memudahkan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam mendapatkan informasi, BRI menyediakan akses dengan memanfaatkan dukungan teknologi informasi yang handal melalui website www. bri.co.id. BRI juga secara aktif melakukan publikasi dari setiap aksi korporasi yang dilakukan melalui press release. Press Release BRI selama tahun 2011 selengkapnya disajikan pada bagian V mengenai Sekretariat Perusahaan.
Untuk investor, BRI menyediakan akses langsung melalui website www.ir-bri.com dan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Head of Investor Relation PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. E-mail:
[email protected]
2. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK YANG BELUM DIUNGKAP DALAM LAPORAN LAINNYA BRI telah menyampaikan seluruh informasi keuangan dan non keuangan yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara transparan kepada publik melalui berbagai sarana media cetak maupun elektronik, termasuk publikasi laporan keuangan di website BRI, BI dan BUMN online dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut: No
Jenis Laporan
Disampaikan kepada
1
Laporan Keuangan Publikasi
a. Bank Indonesia b. BPK RI c. Kementerian Keuangan RI d. Kementrian BUMN RI e. Bapepam dan LK f. Bursa Efek Indonesia (BEI) g. Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS)
2
Laporan Tahunan dan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan BRI
a. Bank Indonesia b. YLKI c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia (PT Fitch Ratings Indonesia dan PT Pefindo) d. Asosiasi Bank-bank di Indonesia (Himbara, Perbanas, IBI) e. LPPI f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan yakni: LM-FEUI dan INDEF g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan yakni: Majalah InfoBank dan Majalah Investor
3
Laporan Posisi Simpanan
LPS
4
Laporan Bank Umum (LBU)
Bank Indonesia
5
Laporan ATMR dan KPMM
Bank Indonesia
6
Laporan Realisasi RBB
Bank Indonesia
7
Laporan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Bank Indonesia
8
Laporan Pembayaran Dividen
Departemen Keuangan
215
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
215
3. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Per 31 Desember 2011, kepemilikan saham oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi BRI tidak mencapai 5% (lima perseratus) dari modal disetor BRI, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri. Adapun daftar kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut: No.
Nama
Jabatan
Kepemilikan Saham
1.
Bunasor Sanim
Komisaris Utama / Komisaris Independen
nihil
2.
Agus Suprijanto
Komisaris
nihil
3.
Heru Lelono
Komisaris
nihil
4.
Hermanto Siregar
Komisaris
nihil
5.
Adhyaksa Dault
Komisaris Independen
nihil
6.
Aviliani
Komisaris Independen
nihil
7.
Sofyan Basir
Direktur Utama
nihil
8.
Sarwono Sudarto
Direktur
Kurang dari 5%
9.
Randi Anto
Direktur
Kurang dari 5%
10.
Sulaiman Arif Arianto
Direktur
Kurang dari 5%
11.
Achmad Baiquni
Direktur
nihil
12.
A. Toni Soetirto
Direktur
nihil
13.
Lenny Sugihat
Direktur
Kurang dari 5%
14.
Djarot Kusumayakti
Direktur
nihil
15.
Asmawi Syam
Direktur
nihil
16.
Suprajarto
Direktur
nihil
17.
Gatot Mardiwasisto
Direktur
nihil
Pernyataan mengenai kepemilikan saham tersebut telah dituangkan oleh masing-masing Dewan Komisaris dan Direksi dalam Surat Pernyataan. 4. HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak saling memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Nama
Dewan Komisaris
Pemegang Direksi
Saham
Dewan
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
Pengendali
DEWAN KOMISARIS Bunasor Sanim
X
X
X
X
X
X
Soedarjono*
X
X
X
X
X
X
Agus Suprijanto
X
X
X
X
X
X
Heru Lelono
X
X
X
X
X
X
Hermanto Siregar
X
X
X
X
X
X
Adhyaksa Dault
X
X
X
X
X
X
Aviliani
X
X
X
X
X
X
Baridjussalam Hadi
X
X
X
X
X
X
216
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Nama
Dewan Komisaris
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
Dewan
X
X
X
X
Direksi
Pemegang Saham Pengendali
DIREKSI Sofyan Basir
X
X
Sarwono Sudarto
X
X
X
X
X
X
Sulaiman A. Arianto
X
X
X
X
X
X
A. Toni Soetirto
X
X
X
X
X
X
Lenny Sugihat
X
X
X
X
X
X
Asmawi Syam
X
X
X
X
X
X
Suprajarto
X
X
X
X
X
X
Bambang Soepeno *)
X
X
X
X
X
X
Achmad Baiquni
X
X
X
X
X
X
Djarot Kusumayakti
X
X
X
X
X
X
Randi Anto
X
X
X
X
X
X
Keterangan: X = Tidak Ada Hubungan
a = Ada Hubungan
* Per 31 Desember sudah tidak menjabat sebagai Komisaris/Direktur
Pernyataan tidak adanya hubungan keuangan dan hubungan keluarga di antara Dewan Komisaris dan Direksi telah dituangkan dalam Surat Pernyataan.
5. PAKET / KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Dewan Komisaris dan Direksi mendapatkan sejumlah remunerasi dan fasilitas seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam 1 tahun. Jumlah Diterima Dalam 1 (satu) Tahun Periode 2011 Nama
Dewan Komisaris Orang
REMUNERASI
Jutaan (Rp)
Direksi Orang
26,431
Pihak Independen 2 Jutaan Rp
Orang
Jutaan Rupiah
82,065
-
-
- Gaji
8
6,793
12
20,478
-
-
- Bonus
-
-
-
-
-
-
- Tunjangan Rutin 1
7
1,814
10
5,929
-
-
- Tantiem
7
17,824
10
55,658
-
-
FASILITAS DALAM BENTUK NATURA
4,171
14,799
- Perumahan (tidak/dapat dimiliki)
-
-
8
3,296
-
-
- Transportasi (tidak/dapat dimiliki)
8
2,400
11
6,507
-
-
- Santunan(tidak/dapat dimiliki)
7
1,771
10
4,996
-
-
Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 Tahun
Jumlah Dewan Komisaris
- Di atas Rp2 miliar
7
29,391
11
96,370
-
-
- Di atas Rp1 miliar s.d Rp2 miliar
1
1,211
-
-
-
-
- Di atas Rp500 juta s.d Rp1miliar
-
-
-
-
-
-
- Rp500 juta ke bawah
-
-
1
494
-
-
1 2 3 4
Jumlah Pihak Independen
Jumlah Direksi
Termasuk Direksi dan Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya dan yang diangkat pada saat RUPST tanggal 28 April 2011 serta Direksi yang diangkat dan Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sesuai hasil RUPSLB tgl. 28 September 2011 Pihak Independen adalah pihak di luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen Meliputi THR, Cuti, kesehatan dan handphone Termasuk Direksi dan Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya dan yang diangkat pada saat RUPST tanggal 28 April 2011 serta Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sesuai hasil RUPSLB tgl. 28 September 2011
217
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
217
Prosedur Penetapan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi:
6. SHARE OPTION
BRI telah menetapkan kebijakan internal mengenai pemberian Share Option dengan mengacu kepada Peraturan Bapepam-LK Nomor: Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998.
Pemberian saham dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap dalam waktu 3 tahun sebagai berikut: 1. MSOP Tahap I dilaksanakan pada saat Initial Public Offering (IPO) dengan harga Rp962,5 dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2003 - 9 November 2008) 2. MSOP Tahap II dilaksanakan pada tahun ke-2 setelah IPO dengan harga Rp1.750 dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2004 - 9 November 2009) 3. MSOP Tahap III dilaksanakan pada tahun ke-3 setelah IPO dengan harga sesuai aturan Bursa dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2005 - 9 November 2010).
Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS. Dewan Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, untuk disetujui oleh RUPS. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan market practice, kondisi perekonomian, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta pencapaian kinerja Perusahaan. Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan Dewan Komisaris yang telah diberi kewenangan oleh RUPS sesuai Anggaran Dasar. Dewan Komisaris menyusun dan menetapkan Fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam suatu Kebijakan Remunerasi berdasarkan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi.
Saham yang dimiliki oleh jajaran Direksi (selain Direktur Utama) diberikan pada saat yang bersangkutan sebagai pejabat eksekutif.
Review dilakukan setiap tahun oleh Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai tugas dan fungsi di bidang Remunerasi. Program Penjatahan Saham
Program Pemberian Opsi Pembelian Saham
(Employee Stock Allocation - ESA)
Nama
Dewan Komisaris Saham
Saham
Bonus
Diskon
Direksi Saham Jatah Tambahan
(Management Stock Option Plan - MSOP) Jatah Saham Yang Diberikan
Jatah Saham Yang Dieksekusi
Saham
Saham
Saham
Opsi
Opsi
Opsi
MSOP 1
MSOP 2
MSOP 3
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
DEWAN KOMISARIS
-
-
-
-
-
-
-
-
Bunasor Sanim *
-
-
-
-
-
-
-
-
Soedarjono **
-
-
-
-
-
-
-
-
Agus Suprijanto
-
-
-
-
-
-
-
-
Heru Lelono
-
-
-
-
-
-
-
-
Hermanto Siregar ***
-
-
-
-
-
-
-
-
Adhyaksa Dault
-
-
-
-
-
-
-
-
Aviliani
-
-
-
-
-
-
-
-
Baridjussalam Hadi ****
-
-
-
-
-
-
-
-
PIHAK INDEPENDEN
218
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Program Penjatahan Saham
Program Pemberian Opsi Pembelian Saham
(Employee Stock Allocation - ESA) Dewan Komisaris
Nama
Saham
Saham
Bonus
Diskon
Direksi Saham Jatah Tambahan
(Management Stock Option Plan - MSOP) Jatah Saham Yang Diberikan
Jatah Saham Yang Dieksekusi
Saham
Saham
Saham
Opsi
Opsi
Opsi
MSOP 1
MSOP 2
MSOP 3
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
3,115,500
DIREKSI Sofyan Basir
-
-
-
-
3,115,500
-
-
Sarwono Sudarto
41,000
54,500
50,000
376,000
320,500
140,000
376,000
320,500
140,000
Sulaiman Arif Arianto
38,000
51,000
50,000
345,000
320,500
140,000
345,000
320,500
140,000 140,000
Bambang Soepeno ****
38,000
51,000
-
208,000
320,500
140,000
208,000
320,500
Lenny Sugihat
38,000
51,000
50,000
345,000
320,500
137,000
345,000
320,500
137,000
Asmawi Syam
41,000
54,500
125,000
376,000
320,500
140,000
376,000
320,500
140,000
Suprajarto
137,000
28,000
37,500
50,000
229,000
215,000
137,000
229,000
215,000
Agus Toni Soetirto
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Djarot Kusumayakti
28,000
37,500
50,000
229,000
215,000
137,000
229,000
215,000
137,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
28,000
37,500
50,000
229,000
215,000
134,000
229,000
215,000
134,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,177,000
4,244,500
6,780,000
25,367,000
27,124,500
13,305,000
Achmad Baiquni Randi Anto *** Gatot Mardiwasisto *****
PEJABAT EKSEKUTIF
Catatan: * Terhitung sejak 28 April 2011 diangkat kembali sebagai Komisaris Utama Independen ** Terhitung sejak 18 Agustus 2011 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Selanjutnya, berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI pada tanggal 28 September 2011, ybs efektif mengundurkan diri dari jabatan tersebut *** Terhitung sejak 12 Juli 2011 efektif sebagai Komisaris atau Direksi setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). **** Terhitung sejak RUPS BRI tanggal 28 April 2011 Ybs telah berakhir masa jabatannya. ***** Berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa BRI yang diselenggarakan pada tanggal 28 September 2011. Per 31 Desember 2011, masih dalam proses Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) dari Bank Indonesia.
7. RASIO GAJI (UPAH) TERTINGGI DAN TERENDAH Dalam rangka memberikan daya tarik, motivasi dan mempertahankan pekerja terbaiknya, BRI menyusun pengupahan berdasarkan praktek di pasar tenaga kerja bidang perbankan serta selalu mengkaji dan memperbaharuinya sesuai dengan perubahan dan perkembangan bisnis serta praktek pasar tenaga kerja bidang perbankan dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
219
LAPORAN TAHUNAN 2011
Upah pekerja BRI terdiri dari upah pokok, tunjangan premium dan tunjangan peralihan yang disusun untuk memberikan penghargaan dalam rangka mewujudkan keadilan internal berdasarkan: a. Kontribusi jabatan dan peran jabatan b. Pengalaman kerja yang relevan dan telah terbukti c. Keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan d. Kinerja atau prestasi
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
219
Perincian Rasio Gaji (Upah) Tertinggi dan Terendah * No.
Rasio
2011
1
Gaji Pekerja Tertinggi dan Terendah
21.00
2
Gaji Direksi Tertinggi dan Terendah
1.11
3
Honorarium Komisaris Tertinggi dan Terendah
1.11
4
Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Tertinggi
2.97
5
Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Terendah
62.46
* Terdiri dari (Total Cash = 12 bulan upah + Tunjangan Cuti + THRK + Insentif + Bonus)
8. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD) Jumlah Kasus yang Dilakukan Oleh Posisi
Pengurus 2010
Pegawai Tetap 2011
Pegawai Tidak tetap
2010
2011
2010
2011 8
Total Fraud dan Indikasi Kasus
-
96
96
12
Telah diselesaikan
-
35
21
6
-
Dalam Proses Penyelesaian Internal
-
57
61
5
4
Belum Diupayakan penyelesaiannya
-
-
1
-
-
Telah Ditindaklanjuti dengan Proses Hukum
-
4
13
1
4
9. PERMASALAHAN HUKUM Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, BRI tidak terlepas dari tuntuan hukum yang merupakan bagian dari kegiatan operasional Bank. Dari tahun 2008 sampai tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah gugatan / perkara baru setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terdapat sejumlah 333 perkara baru, yang terdiri dari perkara bidang kredit sebanyak 312 perkara, bidang operasional & jasa sebanyak 6 perkara dan bidang support sebanyak 15 perkara. Adapun perkembangan jumlah perkara hukum yang dihadapi BRI sampai dengan posisi 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 1. Perkara Perdata Jumlah perkara baru di BRI selama 4 (empat) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
333 251
91
104
2008 2009 2010 2011
220
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Dari tahun 2008 sampai tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah gugatan/perkara baru setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terdapat sejumlah 333 perkara. Data perkara baru tahun 2011: Triwulan Triwulan 1
Total
Kredit
Try & Invest
Ops & Jasa
Support
49
45
0
1
3
Triwulan 2
79
76
0
0
3
Triwulan 3
96
87
0
3
6
Triwulan 4
109
104
0
2
3
Total
333
312
0
6
15
Penyelesaian Perkara Perdata yang dihadapi BRI selama tahun 2011: Jumlah dan Bidang Permasalahan
Status Perkara
Jumlah 19
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum tetap) / Inkracht
86
Bidang Kredit = 80 perkara Bidang Treasury & Investasi = 1 perkara Bidang Operasional dan Jasa = 2 perkara Bidang Support = 3 perkara
Gugatan Baru dalam proses di PN/Niaga/Hub Industrial
333
Bidang Kredit = 312 perkara Bidang Operasional & Jasa = 6 perkara Bidang Support = 15 perkara
Gugatan dicabut/damai/gugur/ tidak diterima
2. Perkara Pidana Pada tahun 2011 terdapat 40 perkara Pidana dengan rincian sebagai berikut:
Bidang Permasalahan Bidang Kredit = 17 perkara Bidang Operasional & Jasa = 2 perkara
Total jumlah perkara pidana Jumlah perkara dalam proses penyelesaian Jumlah perkara telah selesai
: 40 perkara : 40 perkara : - perkara
Perkara yang dihadapi pada tahun 2011 antara lain adalah sebagai berikut: Pokok perkara: Gugatan BRI bersama Dana Pensiun BRI kepada PT. Mulia Persana Pasific (MPPC) atas tindakan wanprestasi PT. MPPC terhadap Perjanjian BuildOperate-Transfer (BOT) Gedung BRI II dan Gedung BRI III yang dibuat tahun 1990. Posisi kasus: Putusan Pengadilan Negeri mengabulkan gugatan BRI dan putusan Pengadilan Tinggi menguatkan putusan Pengadilan Negeri.
221
LAPORAN TAHUNAN 2011
Status penyelesaian perkara: Status perkara saat ini dalam upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung RI nomor: 157/PDT.G/201/ PN.JKT.PST tanggal 8 Desember 2011. Pengaruh terhadap kondisi keuangan Bank: Secara langsung tidak berdampak terhadap kondisi keuangan BRI, namun demikian, apabila atas perkara ini BRI dan Dana Pensiun BRI memperoleh putusan menang yang bersifat tetap dari MA RI, maka akan berpengaruh positif terhadap Dana Pensiun BRI. 3. Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Pada tahun 2011 terdapat 15 perkara PHI dengan rincian sebagai berikut: Keterangan
Jumlah
Jumlah perkara dalam proses penyelesaian
15
Jumlah perkara telah selesai (inkracht)
-
Total jumlah perkara PHI
15
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
221
10.TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
Seluruh tatanan dalam pelaksanaan GCG diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Dewan Komisaris dan Direksi BRI tentang Kebijakan GCG di BRI, dan ketentuan internal tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Dalam rangka pemberian kredit, telah diatur ketentuan untuk lebih meningkatkan kehati-hatian Bank dan menghindari benturan kepentingan oleh pejabat pemutus, yaitu putusan kredit dalam jumlah tertentu wajib diputus oleh beberapa pejabat pemutus yang tergabung dalam Komite Kredit dan dikonsultasikan ke Dewan Komisaris. Disamping itu, pemberian fasilitas kredit kepada pihak terkait harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris.
Prosedur analisis dan putusan kredit telah dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku termasuk prinsip independensi. Apabila terdapat potensi benturan kepentingan oleh pejabat pemutus, maka unit kerja pemrakarsa mengikutsertakan unit kerja yang independen untuk melakukan pembahasan bersama sehingga transaksi yang merugikan bank dapat dihindari.
Selama tahun 2011 Direktur Kepatuhan beserta jajaran Divisi Kepatuhan telah melakukan pengujian prinsip kehati-hatian terhadap rencana putusan dan rencana kebijakan Direksi baik di bidang perkreditan maupun non perkreditan. Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan bahwa BRI telah memiliki kebijakan tentang benturan kepentingan yang memadai dan tidak terdapat transaksi yang dikategorikan sebagai transaksi yang menimbulkan benturan kepentingan. Nama dan Jabatan yang memiliki Benturan Kepentingan
No
Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah)
Keterangan
NIHIL 11.Buy Back Share dan/atau Buy Back Obligasi Bank
Selama tahun 2011 BRI tidak melakukan buy back share dan/atau buy back obligasi.
12.Pemberian Dana untuk Kegiatan Politik dan Sosial 1. Dana untuk kegiatan politik Selama tahun 2011, BRI tidak mengeluarkan dana untuk kegiatan politik. 2. Dana untuk kegiatan sosial Dalam menjalankan bisnisnya, BRI tidak hanya mementingkan keuntungan semata tetapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan di sekitar unit kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai tanggung jawab sosial, BRI telah menyisihkan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk membangun masyarakat dan lingkungannya. Adapun pada tahun 2011, BRI mengeluarkan dana sosial dalam rangka Corporate Social Responsibility sebesar Rp116,17 miliar. Bidang
Jumlah (dalam miliar Rupiah)
Sarana Umum
11,31
Bencana Alam
3,81
Pendidikan
16,24
Kesehatan
24,72
Sarana Ibadah
2,50
Pelestarian Alam
20,47
Program BUMN Peduli
37,13
Total
116,17
222
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
XI. SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG Bank Rakyat Indonesia telah melakukan Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) tahun 2011, yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia dengan hasil Self Assessment kualifikasi “SANGAT BAIK”. Adapun kesimpulan dari self assessment tersebut adalah sebagai berikut: Penjelasan Nilai Hasil Komposit Nilai Komposit
Predikat Komposit
Nilai Komposit < 1.5
Sangat Baik
1.5 = Nilai Komposit < 2.5
Baik
2.5 = Nilai Komposit < 3.5
Cukup Baik
3.5 = Nilai Komposit < 4.5
Kurang Baik
4.5 = Nilai Komposit < 5
Tidak Baik
Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG No
Aspek Yang Dinilai
Bobot (A)
Peringkat (B)
Nilai (A) X (B)
Catatan
1
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris
10%
1
0,1
Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan.
2
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Direksi
20%
1
0,2
Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien serta tidak pernah melanggar peraturan.
3
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
10%
1
0.1
Komposisi dan pelaksanaan tugas komitekomite telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta telah berjalan efektif dan efisien.
4
Penanganan Benturan Kepentingan
10%
2
0.2
BRI telah memiliki kebijakan internal mengenai penanganan benturan kepentingan yang lengkap dan efektif. Benturan kepentingan di BRI telah ditangani dengan tidak merugikan atau mengurangi keuntungan BRI.
5
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
5%
2
0.1
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank tergolong baik, namun pernah terdapat pelanggaran yang tidak material. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan berjalan efektif. Pedoman,sistem dan prosedur tersedia lengkap.
223
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
223
No
Aspek Yang Dinilai
Bobot (A)
Peringkat (B)
Nilai (A) X (B)
Catatan
6
Penerapan Fungsi Audit Intern
5%
1
0.05
Pelaksanaan fungsi audit intern berjalan sangat efektif, sesuai pedoman intern dan standar minimum SPFAIB.
7
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
5%
1
0.05
Bank telah melakukan pemilihan KAP dengan memperhatikan semua ketentuan dan aturan yang berlaku. Akuntan Publik serta KAP terpilih telah melakukan tugasnya secara profesional dan independen dan menyampaikan laporannya sesuai perjanjian kerja yang ditetapkan.
8
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
7.50%
1
0.075
Identifikasi dan pengendalian seluruh risiko Bank efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat. Prosedur dan penerapan pengendalian intern komprehensif dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank.
9
Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (related party) dan Debitur Besar (large exposures)
7.50%
1
0.075
BRI telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang up to date dan sangat lengkap, pengambilan keputusan dalam penyediaan dana dilakukan secara independen. Diversifikasi penyediaan dana merata, jumlah penyediaan dana besar/ debitur inti dibandingkan total penyediaan dana tidak signifikan. Tidak pernah terjadi pelanggaran/pelampauan BMPK pada tahun 2011.
10
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
15%
2
0.30
Bank BRI telah menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan yang memadai, sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada stakeholders dan mudah diakses. Laporan GCG telah disampaikan sesuai ketentuan. Sistem Informasi Manajemen terkait sistem pelaporan internal BRI mampu menyediakan informasi yang diperlukan untuk keperluan pengambilan keputusan oleh manajemen.
11
Rencana Strategis Bank
5%
1
0,05
Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Bisnis Bank disusun sesuai dengan visi, misi serta Rencana Korporasi.
Nilai Komposit
100%
224
LAPORAN TAHUNAN 2011
1,30
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN GCG DI BRI Kekuatan Adanya komitmen yang kuat dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk menerapkan GCG pada setiap kegiatan usaha BRI dengan membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen semua organ perusahaan dan seluruh jajarannya. Untuk mendukung hal tersebut BRI telah memiliki: a. Budaya kerja yang secara terus menerus diimplementasikan dan dikembangkan melalui program peningkatan kinerja di setiap unit kerja BRI b. Kode etik (Code of Conduct) perusahaan, yang telah disepakati sebagai pedoman perilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehari-hari c. Kebijakan evaluasi dan penyempurnaan berbagai peraturan perusahaan dalam rangka memenuhi prinsip GCG d. Program-program sosialisasi oleh unit kerja terkait sehubungan dengan pelaksanaan GCG
Kelemahan Tidak ada kelemahan signifikan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan GCG. Namun demikian, pelaksanaan GCG tidak terlepas dari kebutuhan Sistem Informasi Manajemen yang memadai. Untuk itu penyempurnaan atas sistem informasi perlu terus menerus dilakukan guna dihasilkannya informasi yang mudah diakses oleh pihakpihak yang berkepentingan dan berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
225
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
225
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
226 226
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Tanggung jawab sosial perusahaan BRI diarahkan pada program pembinaan usaha mikro disertai oleh perhatian yang mendalam terhadap
pelestarian
lingkungan alam.
Salah satu fokus kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan BRI adalah bidang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan peluang pendidikan yang lebih besar terutama bagi masyarakat di wilayah Indonesia bagian Timur dalam rangka mewujudkan Indonesia yang Tangguh dan Cerdas.
Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun 2011 Rp
165,13
miliar
227
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
227 227
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Sebagai bank yang tersebar dan terbesar, Bank BRI tidak hanya selalu berusaha memberikan manfaat bagi para nasabah dan pemegang sahamnya tetapi juga bagi masyarakat di sekitar unit kerja BRI. Dengan jaringan kerja yang luas, manfaat yang diberikan juga semakin banyak dan menyebar.
228
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Manfaat yang diberikan pada masyarakat diantaranya melalui bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang didedikasikan untuk kepentingan masyarakat di sekitar wilayah operasional BRI guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas kehidupan bangsa. PKBL merupakan tanggung jawab sosial yang telah diamanahkan pemegang saham BRI yang pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Dana yang dialokasikan untuk kegiatan PKBL tiap tahunnya diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI. Program Kemitraan Program Kemitraan BRI merupakan pembiayaan dan pembinaan kepada usaha mikro dan kecil termasuk koperasi yang memenuhi kelayakan usaha tetapi belum bisa dilayani dengan skim kredit komersial BRI. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil supaya menjadi usaha yang tangguh di kemudian hari. Mitra Binaan Pinjaman Kemitraan adalah embrio nasabah BRI yang nantinya akan menjadi nasabah komersial BRI. Selain memberikan fasilitas pembiayaan dengan persyaratan yang ringan, BRI juga melakukan pembinaan untuk lebih mengembangkan usaha mitra binaan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengikutsertakan mitra binaan pada berbagai pameran baik tingkat daerah, nasional maupun mancanegara. Kegiatan ini dapat menambah wawasan produk dan membantu mitra binaan dalam pemasaran produk.
Realisasi Pinjaman Kemitraan 2,31%
4,67%
0,52% 4,84% 0,46% 4,29%
2,61% 23,16%
Industri
Perdagangan
Perkebunan
Perikanan
Pertanian
Peternakan
Jasa
Lainnya
bentuk Pinjaman Kemitraan dan Rp2,38 miliar untuk kegiatan hibah Pembinaan Kemitraan. BRI Peduli Program Bina Lingkungan bertujuan untuk pemberdayaan kondisi sosial dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar wilayah operasional BRI menjadi lebih baik. Program BRI Peduli terbagi menjadi 6 obyek yaitu sarana umum, sarana pendidikan, peningkatan kesehatan, sarana ibadah, pelestarian alam, dan bantuan korban bencana alam.
Penyaluran Bina Lingkungan BRI Peduli
79,05
Sarana Umum
11,31
Bencana Alam
3,81
Pendidikan
16,24
Kesehatan
24,72
Sarana Ibadah
2,50
Pelestarian Alam
20,47
BUMN Peduli
37,13
Total
116,17
Pada tahun 2011, BRI telah menyalurkan Dana Program Kemitraan sebesar Rp43,20 miliar dalam 11,31%
Realisasi Pinjaman Kemitraan Sektor Usaha
Dalam Rp miliar
Industri
4,67
Perdagangan
23,16
Pertanian
2,61
20,47% 3,81%
2,5%
16,24%
Peternakan
4,29
Perkebunan
0,46
Perikanan
2,64
Sarana Umum
Jasa
4,84
Kesehatan
Lainnya
0,52
Total
43,20
229
LAPORAN TAHUNAN 2011
24,72% Bencana Alam Sarana Ibadah
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Pendidikan Pelestarian Alam
229
Pada tahun 2011, BRI telah menyalurkan dana Bina Lingkungan BRI Peduli sebesar Rp79,05 miliar dan Program Bina Lingkungan BUMN Peduli sebesar Rp37,13 miliar. BRI Peduli Sarana Umum BRI memberikan bantuan dengan memperbaiki dan membangun sarana umum yang diperlukan oleh masyarakat diantaranya dalam bentuk perbaikan pasar tradisional yang dikemas dalam kegiatan BRI Peduli Pasar Rakyat, perbaikan dan pembangunan sarana sanitasi dan kebersihan, perbaikan fasilitas transportasi, dll. BRI Peduli telah menyalurkan Rp11,31 miliar untuk kegiatan ini. BRI Peduli Bencana Alam Sebagai bentuk kepedulian BRI dalam membantu korban bencana alam, BRI memberikan bantuan tanggap darurat melalui unit kerja terdekat di lokasi terjadinya bencana. Sebesar Rp3,81 miliar telah disalurkan BRI untuk penanggulangan bencana alam. Bantuan yang disalurkan meliputi pengadaan bahan makanan, kebutuhan sandang, obat-obatan, selimut, dan kebutuhan darurat lainnya. BRI Peduli Pendidikan Sebagai perusahaan yang menyadari betul pentingnya kualitas pendidikan bagi generasi bangsa, BRI berusaha untuk memberikan manfaat dan meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan Program BRI Peduli Pendidikan. Bantuan yang telah disalurkan BRI dalam obyek pendidikan mencapai Rp16,24 miliar. Bantuan ini berupa beasiswa, rehabilitasi sekolah, dan pengadaan fasilitas belajar bagi siswa dan sekolah yang membutuhkan. BRI Peduli Kesehatan Salah satu wujud kepedulian BRI dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia adalah berperan serta dalam kegiatan BRI Peduli Kesehatan. BRI telah menyalurkan dana sebesar Rp24,72 miliar dalam bentuk bakti sosial pelayanan kesehatan gratis di lebih dari 116 unit kerja BRI dalam memperingati HUT BRI ke-116 tahun, bantuan puskesmas keliling, pengadaan ambulans, pembangunan posyandu, dan kegiatan lainnya.
230
LAPORAN TAHUNAN 2011
BRI Peduli Sarana Ibadah Dalam rangka memberikan kenyamanan beribadah dan meningkatkan kualitas spiritual masyarakat di sekitar unit kerja, BRI berusaha membenahi dan memberikan bantuan dalam pembangunan dan perbaikan sarana ibadah serta kegiatan peribadatan lainnya. BRI Peduli telah menyalurkan dana sebesar Rp2,50 miliar peningkatan kualitas peribadatan. BRI Peduli Pelestarian Alam Kegiatan yang dilakukan BRI dalam memelihara lingkungan dan kualitas udara diwujudkan dalam penanaman pohon melalui partisipasi seluruh karyawan BRI dalam kegiatan penanaman pohon produktif di lahan sekitar unit kerja BRI. Dana yang telah disalurkan untuk kegiatan ini sebesar Rp20,47 miliar. Program Bina Lingkungan BUMN Peduli Sebesar 30% dari dana Bina Lingkungan yang tersedia telah dialokasikan BRI untuk kegiatan Bina Lingkungan BUMN Peduli dengan ruang lingkup kegiatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN. Program Bina Lingkungan sebesar Rp37,13 miliar telah disalurkan untuk kegiatan pasar murah sembako di sembilan propinsi serta pelestarian alam di propinsi Nusa Tenggara Timur.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Tim Karate Indonesia dalam Sea Games ke-XXVI
BRI Peduli Budaya Di sisi lain terlepas dari enam bidang Bina Lingkungan yang mengacu pada Peraturan Menteri BUMN, di bidang budaya, dalam rangka meningkatkan citra Indonesia BRI membantu mempromosikan alat musik angklung agar dikenal di mancanegara dengan mendukung pagelaran Saung Angklung Udjo Bandung di Amman Yordania. Pagelaran ini bersamaan dengan kegiatan Indonesia Product Exhibition 2011 yang diikuti oleh mitra binaan UMKM Indonesia termasuk BRI.
Hasilnya cabang olahraga karate melampaui target yang ditetapkan oleh KONI pada Sea Games ke26 di Jakarta dengan menjadi juara umum cabang karate dengan mempersembahkan 10 medali emas, 3 medali perak dan 2 medali perunggu. Sebagai bentuk penghargaan kepada karateka peraih medali emas dan officials diberikan uang pembinaan dengan total sebesar Rp1,40 miliar.
BRI Peduli Olahraga BRI juga menjadi Bapak Angkat olahraga Karate yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi karate Indonesia. Sepanjang tahun 2011 BRI telah memberikan dukungan sebesar Rp5.20 miliar untuk pembinaan karateka termasuk diantaranya mengikuti 8 kali kejuaraan karate berskala internasional baik di dalam negeri maupun luar negeri.
231
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
231
BRI mengembangkan bisnis anak perusahaan yang mampu menunjang core competence BRI dalam melayani segmen masyarakat yang seluas-luasnya. BRI terus berupaya mengisi cakupan layanan perbankan yang komprehensif, antara lain dengan melayani segmensegmen pasar yang dapat dilayani secara khusus oleh unit anak perusahaan yang berpengalaman di bidangnya masingmasing.
232 232
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Anak Perusahaan
233
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
233 233
Anak Perusahaan
Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan bisnis dan kompleksnya industri perbankan, pertumbuhan bisnis secara non-organik menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan bisnis BRI.
PT Bank BRISyariah Profil Bank BRISyariah Tahun 2011 adalah tahun ke-3 sejak BRISyariah berstatus sebagai bank umum syariah. BRISyariah mempunyai visi untuk menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam pelayanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah. Kinerja Usaha tahun 2011 Pada tahun 2011 BRISyariah mencatat kinerja usaha yang menggembirakan. Aset bank tumbuh 64% menjadi Rp11,27 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 62% menjadi Rp9,35 triliun. BRISyariah membukukan pertumbuhan pembiayaan diatas ratarata industri perbankan syariah, yaitu sebesar 65% dari Rp5,53 triliun di tahun 2010 menjadi Rp9,11 triliun di akhir 2011. Dengan pendapatan operasional sebesar Rp1,05 triliun dan net operating margin sebesar 8,26%, BRISyariah mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp60,27 miliar untuk tahun buku 2011.
Selain jaringan kantor yang bertambah menjadi 103 kantor pelayanan di akhir tahun 2011, BRISyariah juga mengembangkan jalur-jalur distribusi alternatif dengan membuka layanan syariah (KLS) di jaringan kantor Bank BRI serta membangun pojok BRIS di Kantor Urusan Agama (KUA) dan di pesantrenpesantren. Jaringan e-Channel melalui 180 unit ATM, 1.250 unit EDC dan layanan e-banking pun terus dioptimalkan dengan penambahan fitur-fitur yang semakin lengkap. Jumlah SDM BRISyariah terus bertambah dan sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 4.497 orang atau meningkat dibandingkan dengan akhir tahun 2010 yaitu 3.594 orang. Penambahan SDM di kantor pusat dioptimalkan guna menyiapkan berbagai kebijakan, prosedur operasional dan teknologi informasi; sedangkan di kantor cabang pengembangan SDM lebih difokuskan pada pembentukan sales organization yang kuat. Kinerja cemerlang BRISyariah telah diakui oleh pihak luar, dengan diterimanya beberapa penghargaan selama tahun 2011, seperti Indonesia Brand Champion Award 2011, Asian Banking Finance & Informatics (ABFI) Banking Award 2011 dan The 8th Islamic Finance Award 2011. Pengembangan Produk dan Jasa Unsur penting lain yang berperan dalam pencapaian target bisnis BRISyariah adalah pengembangan produk dan jasa. Pada tahun 2011, telah berhasil diluncurkan beberapa produk baru selain juga dilakukan pengayaan fitur produk dan jasa yang telah ada sebelumnya, yaitu produk KLM (Kepemilikan Logam Mulia) BRISyariah iB, penambahan fitur pada produk-produk dan jasa e-Banking, serta produk Pembiayaan dengan akad IMBT (Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik).
Kinerja usaha yang menggembirakan tersebut dicapai terutama berkat tersedianya jalur distribusi yang terus menerus dikembangkan, dan juga dukungan sumber daya manusia BRISyariah yang terus tumbuh, baik dari segi jumlah maupun kompetensi.
234
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
PT Bank Agroniaga Tbk. Profil Bank Agro PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) merupakan salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia yang memfokuskan layanan perbankannya pada pembiayaan agrobisnis seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan pengolahan. Bank Agro didirikan di Jakarta pada tanggal 27 September 1989 oleh para tokoh agrobisnis baik dari Pemerintah, BUMN maupun Swasta Nasional dan kelahiran Bank Agro mempelopori sejarah perbankan agrobisnis di Indonesia. Bank Agroniaga menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan dengan sasaran khusus dunia bisnis yang mengacu pada spesifikasi masingmasing segmen pasar seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor), maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait. Saat ini Perseroan berkantor pusat di Plaza GRI, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 No. 1, Jakarta 12950. Perseroan telah memiliki jaringan operasi sebanyak 8 (delapan) kantor cabang dan 8 (delapan) kantor cabang pembantu yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, Bandung, Semarang dan Balikpapan. Sampai dengan akhir tahun 2011, Perseroan memiliki total sumber daya manusia sebanyak 444 orang. Kinerja Bank Agro tahun 2011 Total asset per tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp3.513.817 juta atau mencapai 32% dibandingkan tahun sebelumnya. Dana masyarakat yang terhimpun selama tahun 2011 yaitu sebesar Rp2.776.326 juta telah disalurkan ke dalam KYD sebesar Rp1.836.909 juta.
235
LAPORAN TAHUNAN 2011
Jumlah modal setelah diperhitungkan risiko pasar dan operasional pada posisi per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp345,13 miliar. Rentabilitas Bank pada tahun 2011 menunjukkan kinerja membaik, tampak dari laba sebelum pajak yang mencapai Rp47,95 miliar. Dari laba yang diperoleh sampai dengan akhir Desember 2011 tersebut, apabila dibandingkan dengan rata-rata asset selama tahun 2011 (ROA) sebesar 1,47%, berada di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar 1,25%. Sementara itu Return On Equity (ROE) mencapai sebesar 12,00 %.
BRIngin Remittance Co. Ltd. Profil BRIngin Remittance Co. Ltd. BRIngin Remittance Co. Ltd. (BRC) Hong Kong didirikan tanggal 7 April tahun 2005 di Hong Kong dengan modal yang disetor sebesar HKD 1,600,000.00. Pada tanggal 16 Desember 2011 dilakukan penandatanganan Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara BRI dan BJS yang kemudian disahkan oleh Inland Revenue Department Hong Kong, sehingga terhitung sejak tanggal tersebut BRI menjadi Pemegang Saham Pengendali BRC dengan kepemilikan saham 100%. Bisnis utama yang dijalankan oleh BRC adalah Bisnis Remittance, yaitu perpindahan dana dari pengirim (originator) ke penerima (beneficiary). Untuk menunjang Bisnis Remittance di Hong Kong, saat ini BRI memiliki sistem BRIFAST yang telah di implementasikan di BRC dan diintegrasikan secara on line ke lebih dari 7000 unit kerja BRI. Dengan terintegrasinya BRC dengan unit kerja BRI akan mempercepat pelayanan pengiriman uang dari dan ke Hong Kong, hal ini akan menjadi keunggulan kompetitif bagi BRI. Pada tahun 2011, aset BRC tercatat sebesar HKD 1,99 juta dengan pendapatan dan laba bersih yang diperoleh adalah sebesar HKD 1,37 juta dan HKD 254.771.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
235
Rencana Strategis 2012
236 236
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
Dilandasi oleh konsolidasi yang berhasil dilakukan pada tahun 2011, BRI siap melangkah di tahun 2012 dengan menerapkan
strategi pertumbuhan
melalui enam segmen bisnis prospektif yang ditunjang oleh
efisiensi operasional dan kualitas aset yang lebih baik.
237
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
237 237
Rencana Strategis
BRI secara periodik menyusun perencanaan bisnis jangka pendek (satu tahun) dan jangka menengah (tiga tahun) yang di dalamnya mencakup rencana keuangan serta strategi dan action plan BRI dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspek strength, weaknesses, opportunity, dan threat untuk menentukan arah strategi BRI ke depan. Rencana bisnis ini menjadi pedoman bagi seluruh unit kerja BRI dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang relatif baik sepanjang tahun 2011 dan diproyeksikan akan tetap berlanjut di tahun 2012. Demikian pula dengan kinerja internal BRI pada tahun 2011 memberikan hasil yang baik pula. Hal ini menjadi landasan bagi BRI untuk menyusun grand strategy atau Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2012 yang agresif namun secara konsisten tetap fokus pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Penetapan grand strategy tersebut dilakukan dengan mengkoordinasikan dan menyatukan seluruh sumber daya internal agar mampu menciptakan sinergi dan memberikan arah dalam pengembangan bisnis BRI diwujudkan dalam bentuk program kerja (action plan) pada masing-masing lini bisnis untuk jangka waktu tiga tahun ke depan. Rencana Bisnis BRI Tahun 2012 Untuk mencapai target sasaran BRI di tahun 2012, yaitu “Menjadi Bank Terbaik di Indonesia”, BRI telah menetapkan arah kebijakan sebagai berikut: 1. Bisnis utama BRI dalam tiga tahun ke depan masih akan tetap diarahkan pada penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat, serta penyediaan jasa perbankan, sehingga pendapatan BRI tidak hanya berasal dari pendapatan bunga tetapi juga dari fee-based income. Arah aktivitas bisnis BRI dalam 3 tahun ke depan antara lain: - Pembiayaan kepada segmen UMKM tetap menjadi fokus pertumbuhan kredit BRI. Namun demikian, memperhatikan peluang bisnis
238
LAPORAN TAHUNAN 2011
di segmen korporasi yang memiliki trickle down efect kepada bisnis UMKM, BRI juga mengalokasikan sumber daya pada segmen ini. Sehingga diharapkan ekspansi pada segmen bisnis UMKM dapat berkembang lebih cepat dan berkualitas. - Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berupaya untuk mengarahkan pertumbuhan pada dana murah (giro dan tabungan). Komposisi dana murah dijaga sekitar 60% dari total dana masyarakat yang dihimpun. - BRI akan memanfaatkan jaringan kerja yang tersebar luas dan telah terhubung secara real-time online diseluruh Indonesia dengan mengembangkan penyediaan jasa-jasa perbankan yang mendukung seluruh aktivitas keuangan nasabah baik dalam pengelolaan keuangannya maupun dalam transaksi dengan rekanannya. Strategi ini dimaksudkan untuk membangun closed financial system yang berbasis pada komunitas nasabah. Penggunaan dari seluruh produk dan jasa yang berasal dari closed financial system tersebut diharapkan dapat meningkatkan perolehan fee-based income. 2. Untuk tetap mendukung ekspansi bisnis dan penerapan perhitungan ATMR kredit dengan pendekatan standar (Standardized Approach), BRI telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menjaga struktur permodalan agar tetap kuat. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah mengoptimalkan portofolio pinjaman dengan mempertimbangkan efisiensi alokasi modal, memperbaiki proses bisnis, merencanakan permodalan yang optimal. 3. Untuk menjaga dan meningkatkan pangsa pasar, BRI akan terus melakukan perluasan jangkauan pelayanan perbankan melalui pembukaan unitunit kerja baru di seluruh wilayah Indonesia, baik berupa unit kerja konvensional, seperti Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, BRI Unit dan Teras BRI, maupun berupa electronic
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
outlets, seperti mobile service BRI serta berbagai jenis outlet lainnya. Pembukaan outlet ini tetap dilakukan secara selektif dan cermat dengan memperhitungkan faktor internal dan eksternal. Strategi pertumbuhan akan diterapkan secara selektif sesuai dengan kondisi permodalan, kecepatan pemenuhan sumber daya manusia dan teknologi informasi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka alokasi sumber daya untuk pengembangan segmen bisnis BRI akan didasarkan pada daya tarik pasar maupun daya saing BRI di masing-masing segmen bisnis dibandingkan dengan para pesaing. Strategi pertumbuhan secara organik di BRI dituangkan dalam 3 (tiga) garis besar sebagai berikut : Market Penetration BRI akan mengoptimalkan produk yang ada dalam pasar yang telah dikuasai dengan terus memperkaya fitur produk dan program-program promosi untuk meningkatkan penggunaan dari existing customer. Diharapkan melalui strategi ini, nasabah menjadi lebih sering menggunakan produk dan jasa BRI dengan volume yang lebih besar serta menarik calon nasabah baru dari pesaing. Strategi ini terutama akan diimplementasikan pada segmen bisnis yang telah memiliki competitive advantage yang tinggi dan berada di pasar yang potensial. Sebagai contoh, melalui program Pesta Rakyat Simpedes (PRS) dan pemberian hadiah langsung pada produk Simpedes yang bertujuan untuk meningkatkan volume pada produk tersebut.
239
LAPORAN TAHUNAN 2011
Market Development BRI terus berusaha memasuki segmen pasar yang baru dan belum terlayani dengan produk yang telah ada dengan menerapkan marketing strategy yang efektif. Strategi ini akan digunakan oleh segmen bisnis yang memiliki competitive advantage yang tinggi dalam rangka memperluas pasar. Sebagai contoh adalah pemasaran Simpedes dan rencana pemanfaatan TerasMobile ke wilayah perkotaan. Product Development BRI terus berusaha untuk melengkapi produk yang ada dengan menciptakan produk maupun fitur baru serta memberikan manfaat tambahan pada produk yang ada pada segmen pasar tertentu sehingga dapat meningkatkan jumlah dan loyalitas nasabah. Strategi ini akan digunakan oleh segmen bisnis yang berada di pasar yang potensial. Sebagai contoh penerbitan produk BritAma Rencana dan BritAma Bisnis.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
239
Laporan Keuangan BRI
240 240
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan entitas anak Laporan Keuangan Konsolidasian beserta laporan auditor independen 31 Desember 2011 dan 2010
241
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
241 241
244
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
Daftar Isi
Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ………………………………....…………………………….
1-4
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ……………………………………………………...
5-7
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ……………………………………………………………..
8-9
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ……………………………………………………….. 12 - 167
***************************
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan Arus Kas Konsolidasian ………………………………………………………………………… 10 - 11
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Halaman
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN RENCANA STRATEGIS 2012 LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
245
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
245
246
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
Catatan
2011
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
ASET 2a,2c
10.525.973
9.975.712
Giro Pada Bank Indonesia
2a,2c,2g,4
33.040.418
19.989.683
Giro Pada Bank Lain
2a,2c,2e,2f, 2g,5,43
Penyisihan kerugian penurunan nilai
Penempatan Pada Bank Indonesia Dan Bank Lain
Efek-Efek Penyisihan kerugian penurunan nilai
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah
Tagihan Derivatif
Piutang Dan Pembiayaan Syariah Penyisihan kerugian penurunan nilai
83.272.390 (250)
73.596.356
83.272.140
33.919.026 (1.510)
22.516.173 (1.510)
33.917.516
22.514.663 741.757 (7.418)
4.828.569
734.339
2c,2e,2i,9, 23,43
8.996.026
13.626.463
2c,2u,10
9.383.298
501.381
17.818
87.870
2c,2e,2f, 2k,12,43
2e,2f,2l,13,43
285.406.257 (15.951.531)
246.964.238 (13.991.454)
269.454.726
232.972.784
9.108.715 (138.441)
5.524.968 (111.376)
8.970.274
5.413.592
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
247
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Penyisihan kerugian penurunan nilai
73.596.656 (300)
4.828.569 -
2c,2f,2af,11
Kredit Yang Diberikan
5.658.053
ANAK PERUSAHAAN
Efek-Efek Yang Dibeli Dengan Janji Dijual Kembali
2c,2f,2j,8
5.533.164
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Tagihan Wesel Ekspor Penyisihan kerugian penurunan nilai
2a,2c,2e,2f,2i, 7,23,24,43
5.658.116 (63)
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Penyisihan kerugian penurunan nilai
2a,2c,2e,2f, 2h,6,43
5.533.225 (61)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Kas
247
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2011
2010
ASET (lanjutan) Tagihan Akseptasi Penyisihan kerugian penurunan nilai
Penyertaan Saham Penyisihan kerugian penurunan nilai
Aset Tetap Biaya perolehan Akumulasi penyusutan
2c,2e,2f,2m, 14,43
2c,2e,2f, 2n,15,43
2o,2p,16
Aset Lain-Lain - neto
666.878 (6.669)
1.692.176
660.209
165.225 (536)
135.776 (1.888)
164.689
133.888
5.990.344 (4.137.526)
5.405.013 (3.836.068)
1.852.818
1.568.945
2ag,36c
2.631.958
2.295.101
2c,2f,2q,2r,17
5.293.505
4.880.779
469.899.284
404.285.602
Nilai buku - neto Aset Pajak Tangguhan - neto
1.692.176 -
TOTAL ASET
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
248
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
Catatan
2011
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas Segera
2c,2s,18
Simpanan Nasabah Giro Giro Wadiah
2c,2e,2t,43 19
3.961.640
4.123.639
76.262.900 515.829
77.048.697 315.779
20
152.643.459 1.386.724 102.790
125.197.518 738.227 54.005
Deposito Berjangka Deposito Berjangka Mudharabah
21
146.006.981 7.345.662
126.309.586 3.988.585
384.264.345
333.652.397
4.024.163
5.160.315
Total Simpanan Nasabah Simpanan Dari Bank Lain Dan Lembaga Keuangan Lainnya
2c,2e,2t, 22,43
526.365
Liabilitas Derivatif
2c,2af,7,11
173.536
81.801
Liabilitas Akseptasi
2c,2e,2m, 14,43
1.692.176
666.878
2ag,36a
1.105.997
1.930.923
2c,2e,24,43
13.097.916
9.454.545
152
93.422
2c,2w,2aa, 26,41,44b
9.520.061
9.766.026
2c,2v,27
2.136.288
2.156.181
420.078.955
367.612.492
Utang Pajak Pinjaman Yang Diterima Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Liabilitas Lain-Lain Pinjaman Subordinasi
2aj,25,43
TOTAL LIABILITAS
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
249
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
102.681
ANAK PERUSAHAAN
2c,2u,7,9,23
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Efek Yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tabungan Tabungan Wadiah Tabungan Mudharabah
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
LIABILITAS
249
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp250 (Rupiah penuh) per lembar saham pada tanggal 31 Desember 2011 dan Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham pada tanggal 31 Desember 2010 Modal dasar - 60.000.000.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 59.999.999.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 30.000.000.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 29.999.999.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2010 Modal ditempatkan dan disetor penuh - 24.669.162.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 24.669.161.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 12.334.581.000 lembar saham (terdiri dari 1 lembar saham Seri A Dwiwarna dan 12.334.580.999 lembar saham Seri B) pada tanggal 31 Desember 2010 Tambahan modal disetor/agio saham Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Saldo laba - (defisit sebesar Rp24.699.387 telah dieliminasi akibat kuasireorganisasi per tanggal 30 Juni 2003) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
2011
2010
1,28a 2d,28b
6.167.291 2.773.858
6.167.291 2.773.858
2ae,28c
49.153
47.237
2i
765.004
561.564
8.261.766 31.757.488
7.974.956 19.148.204
40.019.254
27.123.160
Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk Kepentingan non-pengendali
49.774.560 45.769
36.673.110 -
TOTAL EKUITAS
49.820.329
36.673.110
469.899.284
404.285.602
2d,3,28d
Total Saldo Laba
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
250
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
Catatan
2x,30 2l,2z
(13.275.304) (461.968)
(11.448.953) (277.606)
(13.737.272)
(11.726.559)
34.427.076
32.888.603
3.217.666
2.732.255
1.797.048
1.525.143
2ad,2af
35.521
773.019
2i,7,9 2y
132.246 151.155
152.888 80.253
2i,7,9
13.651 428.688
3.321 277.654
5.775.975
5.544.533
(5.791.658)
(7.880.536)
2x,31 2z
Total Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya dan Syariah Pendapatan Bunga - neto Pendapatan Operasional Lainnya Imbalan Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan Keuntungan transaksi mata uang asing - neto Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto Provisi dan komisi lainnya Keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto Lain-lain Total Pendapatan Operasional Lainnya Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non keuangan - neto Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - neto
2f,32 2aj,25b
93.623
8.315
2f
164.841
(45.222)
Pembalikan cadangan (beban penyisihan) kerugian penurunan nilai atas aset non keuangan - neto
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
251
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
44.615.162
ANAK PERUSAHAAN
48.164.348
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
43.971.493 643.669
TATA KELOLA PERUSAHAAN
47.296.178 868.170
Total Pendapatan Bunga, Investasi dan Syariah Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya dan Syariah Beban bunga dan pembiayaan lainnya Beban syariah
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga, Investasi dan Syariah Bunga dan investasi Pendapatan syariah
2011
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
251
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Beban Operasional Lainnya Tenaga kerja dan tunjangan
2e,2aa, 33,41,43 2o,34 45
2011
2010
(8.700.847) (5.678.786) (624.057) (2.081.937)
(8.675.721) (4.711.444) (523.991) (2.202.536)
(17.085.627)
(16.113.692)
17.584.230
14.402.001
1.171.650
506.229
18.755.880
14.908.230
(4.075.204) 407.320
(3.922.049) 486.204
Beban pajak - neto
(3.667.884)
(3.435.845)
LABA TAHUN BERJALAN
15.087.996
11.472.385
Umum dan administrasi Premi program penjaminan Pemerintah Lain-lain Total Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL PENDAPATAN NON OPERASIONAL NETO
35
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK MANFAAT(BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan
2ag,36b,36c
Pendapatan komprehensif lainnya: Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
1.916
(42.710)
Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual - neto dengan jumlah yang ditransfer ke laba rugi sehubungan dengan perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi rekapitalisasi yang tersedia untuk dijual
274.402
172.101
Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya
(67.813)
(43.025)
Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak
208.505
86.366
15.296.501
11.558.751
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
252
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
Catatan
2011
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
11.472.385 -
TOTAL
15.087.996
11.472.385
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
15.288.295 8.206
11.558.751 -
TOTAL
15.296.501
11.558.751
628,91 623,27
478,36 466,79
LABA TAHUN BERJALAN PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
2ac,48
Dasar (dalam Rupiah penuh) Dilusian (dalam Rupiah penuh)
TATA KELOLA PERUSAHAAN
15.082.939 5.057
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN RENCANA STRATEGIS 2012 LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
7
253
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
253
254
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
39 2ab,28a, 28b,29
28d
Catatan
2i,2ae,28c, 7,9
*)
-
2.773.858` 2.722.349
6.167.291
6.164.926
51.509
2.365
2.722.349 -
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham -
-
2.722.349
6.164.926 -
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh -
-
6.164.926
89.947
89.947
47.237
-
-
89.947 -
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan (42.710 ) Keuangan dalam Mata Uang Asing (42.710 )
2ab,28a, 28b,29
28d
2i,2ae,28c, 7,9
-
-
6.167.291
2.773.858`
51.509
-
2.365
-
-
-
-
-
-
-
47.237
-
-
-
-
(42.710 )
(42.710 )
-
Pemilik Entitas Induk
-
230.408
Belum Ditentukan Penggunaannya
230.408
27.257.381
Total Ekuitas Pemilik Entitas Induk*)
-
-
(12.977)
-
-
-
-
-
-
12.977
-
(12.977)
-
12.977 -
Opsi Saham
-
-
12.977
561.564
-
-
-
-
129.076
129.076
-
432.488
561.564
-
-
432.488 -
Laba (Rugi) yang Belum Direalisasi atas Efek-efek 432.488 dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam Kelompok Tersedia untuk 129.076 Dijual Setelah Pajak Tangguhan 129.076
7.974.956
-
-
950.078
-
-
-
-
7.024.878
7.974.956
-
-
7.024.878 950.078
Telah Ditentukan Penggunaannya -
11.040.224 11.472.385
19.148.204
-
(219.249 )
(950.078 )
(2.195.078 )
11.472.385
-
11.472.385
11.040.224
19.148.204
230.408 -
(219.249 )
(2.195.078 ) 10.809.816 (950.078 )
Belum Ditentukan Penggunaannya 11.472.385
Saldo Laba
-
7.024.878
27.487.789
36.673.110
40.897
(219.249 )
-
(2.195.078 )
11.558.751
86.366
11.472.385
27.487.789
36.673.110
230.408 40.897
(219.249 )
(2.195.078 ) 27.257.381 -
Total 86.366 Ekuitas Pemilik Entitas 11.558.751 Induk*)
11.472.385
8
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Saldo defisit sebesar Rp24.699.387 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor akibat kuasi-reorganisasi per tanggal 30 Juni 2003.
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
Eksekusi atas opsi saham
Pembagian laba Dividen Penambahan cadangan umum dan cadangan tujuan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Total laba komprehensif untuk tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lainnya
Opsi Saham
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Tahun 31 Desember 2011 dan 2010 89.947 yang Berakhir 12.977 Pada Tanggal-tanggal 432.488 7.024.878 10.809.816 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*) Saldo defisit sebesar Rp24.699.387 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor per tanggal 30 Juni -2003. Laba tahun berjalan - akibat kuasi-reorganisasi -
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 penerapan awal PSAK2010 Saldosetelah pada tanggal 31 Desember No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Saldo padalaba tanggal 31 Desember Pembagian 2009 seperti yang disajikan Dividen terdahulu Penambahan cadangan umum dan cadangan tujuan Dampak penyesuaian transisi Program Kemitraan dan atas penerapan awal PSAK No. 50 Bina Lingkungan (PKBL) (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 saham (Revisi 2006) Eksekusi atas opsi
Total laba komprehensif untuk tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lainnya
Laba tahun berjalan
-
2.722.349
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham
230.408
27.257.381
Total Ekuitas
36.673.110
40.897
(219.249 )
-
(2.195.078 )
11.558.751
86.366
11.472.385
27.487.789
36.673.110
230.408 40.897
(219.249 )
(2.195.078 ) 27.257.381 -
Total Ekuitas 11.558.751
86.366
11.472.385
27.487.789
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________
-
39
Dampak penyesuaian transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 setelah penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
6.164.926
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009 seperti yang disajikan terdahulu
Catatan
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Laba (Rugi) yang Belum Direalisasi atas Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual Setelah Pajak Tangguhan
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________
2ad,2i,7,9
-
-
1.916
49.153 -
47.237
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
1.916
-
Perubahan kepentingan non pengendali akibat akuisisi Bank Agro
Pemilik Entitas Induk
-
15.082.939
15.082.939
5.057
765.004
-
-
-
-
203.440
8.261.766
-
-
286.810
-
-
-
8.261.766 -
7.974.956
Telah Ditentukan Penggunaannya
(286.810 )
(1.727.950 )
15.082.939
31.757.488
-
(458.895 )
(286.810 )
(1.727.950 )
15.082.939
-
31.757.488 15.082.939
19.148.204
Belum(458.895 ) Ditentukan Penggunaannya
286.810Saldo Laba
-
-
49.774.560
-
(458.895 )
-
(1.727.950 )
15.288.295
205.356
49.774.560 15.082.939
36.673.110
Total Ekuitas (458.895 ) Pemilik Entitas Induk*)
-
(1.727.950 )
15.288.295
-
45.769
37.563
-
-
-
8.206
3.149
45.769 5.057
37.563 -
Kepentingan Non Pengendali
-
-
8.206
9
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
ANAK PERUSAHAAN
RENCANA STRATEGIS 2012
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Saldo defisit sebesar Rp24.699.387 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor akibat kuasi-reorganisasi per tanggal 30 Juni 2003.
49.153
-
-
-
-
1.916
203.440
765.004 -
561.564
Laba (Rugi) yang Belum Direalisasi 203.440 atas Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual Setelah Pajak Tangguhan
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
*)
2.773.858`
-
-
-
6.167.291
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
-
-
-
-
-
28d
Pembagian laba Dividen Penambahan cadangan umum dan cadangan tujuan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
tahun berjalan
*) sebesar Rp24.699.387 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor akibat kuasi-reorganisasi per tanggal 30 Juni 2003. TotalSaldo labadefisit komprehensif untuk
Pendapatan komprehensif lainnya
6.167.291 -
2.773.858` -
2.773.858
6.167.291
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 Laba tahun berjalan
-
-
-
-
Perubahan kepentingan non pengendali akibat akuisisi SaldoBank padaAgro tanggal 31 Desember 2010
Catatan
-
Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan 7.974.956 Rupiah, kecuali 19.148.204 dinyatakan lain) 36.673.110 47.237 561.564
Kepentingan Non Pengendali
15.087.996
36.673.110
Total Ekuitas
49.820.329
37.563
(458.895 )
-
(1.727.950 )
15.296.501
208.505
49.820.329 15.087.996
37.563 36.673.110
(458.895 ) Total Ekuitas
-
(1.727.950 )
15.296.501
1.916 203.440 205.356 3.149 208.505 _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________
-
2.773.858
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham
28d
2ad,2i,7,9
-
6.167.291
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Pembagian laba Dividen Penambahan cadangan umum dan cadangan tujuan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
Total laba komprehensif untuk tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lainnya
Laba tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
Catatan
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan PT dalam Mata Uang Asing
atas Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam Kelompok Saldo Laba Tersedia untuk Total Dijual Telah(PERSERO) Tbk BelumDAN ENTITAS Ekuitas BANK RAKYAT INDONESIA ANAK Setelah Pajak Ditentukan Ditentukan Pemilik LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tangguhan Penggunaannya Penggunaannya Entitas Induk*)
TATA KELOLA PERUSAHAAN
255 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PROFIL PERUSAHAAN
255
PRAKATA
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASI Penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah Pembayaran bunga, beban syariah dan pembiayaan lainnya Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Pendapatan non operasional - neto Arus kas sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi: (Kenaikan) penurunan aset operasi: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tagihan wesel ekspor Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang dan pembiayaan syariah Aset lain-lain Kenaikan (penurunan) liabilitas operasi: Liabilitas segera Simpanan: Giro Giro wadiah Tabungan Tabungan wadiah Tabungan mudharabah Deposito berjangka Deposito berjangka mudharabah Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Liabilitas derivatif Liabilitas lain-lain
2011
2010
47.778.151 (13.684.909) 1.833.012 3.907.886 (24.292.508) 1.161.176
46.642.901 (11.719.715) 1.525.143 3.246.370 (25.288.640) 500.355
16.702.808
14.906.414
753.698 (4.422.876 ) (4.086.814 ) 70.052 (38.442.018 ) (3.583.747 ) (1.541.889 )
1.922.239 (190.586) 57.051 (41.441.844) (2.924.794) 547.943
(167.523)
560.071
(785.798) 200.050 27.445.940 648.497 48.785 19.697.394 3.357.077
27.083.781 186.482 21.078.781 424.428 23.274 26.275.285 2.652.102
(1.136.152) 91.734 1.125.856
Kas Neto yang Diperoleh dari Kegiatan Operasi
(816.715)
15.975.074
710.409 (195.502) 3.476.868 54.335.687
ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Penerimaan dividen Hasil penjualan penyertaan saham Perolehan aset tetap Penambahan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo
10.475 134 7.350 (601.339)
5.875 147 (511.912)
(1.205.082)
(1.686.098)
Kas Neto yang Digunakan untuk Kegiatan Investasi
(1.788.462)
(2.191.988)
10
256
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
2011
Kas Neto yang Digunakan untuk Kegiatan Pendanaan KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
3.643.371
(4.156.854)
(423.684) (2.753.372)
(18.099) (2.414.327)
(9.188.909) -
2.506 38.532 2.365 (522.241)
(8.722.594)
(7.068.118)
35.523
773.019
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
127.522.699
81.674.099
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
133.022.240
127.522.699
10.525.973 33.040.418 5.533.225
9.975.712 19.989.683 5.658.116
73.346.039
82.267.776
10.576.585
9.631.412
133.022.240
127.522.699
PENGARUH PERUBAHAN KURS MATA UANG ASING
Kas dan Setara Kas akhir tahun terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain - jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Sertifikat Bank Indonesia - jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Total Kas dan Setara Kas
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
45.075.581
TATA KELOLA PERUSAHAAN
5.464.018
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN (Pembayaran) penerimaan pinjaman yang diterima Penurunan efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Pembagian laba untuk dividen dan PKBL Penurunan (kenaikan) efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kenaikan tambahan modal disetor dari eksekusi opsi saham Kenaikan modal disetor dari eksekusi opsi saham Pembayaran pinjaman subordinasi
2010
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ANAK PERUSAHAAN RENCANA STRATEGIS 2012 LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
11
257
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
257
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (selanjutnya disebut “BRI”) didirikan pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29 April 1992, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah”) No. 21 Tahun 1992, bentuk badan hukum BRI diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pengalihan BRI menjadi Persero didokumentasikan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris Muhani Salim, S.H. dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6584.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73, Tambahan No. 3A tanggal 11 September 1992. Anggaran Dasar BRI kemudian diubah dengan akta No. 7 tanggal 4 September 1998 Notaris Imas Fatimah, S.H., pasal 2 tentang “Jangka Waktu Berdirinya Perseroan” dan pasal 3 tentang “Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha” untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 tentang “Perseroan Terbatas” dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-24930.HT.01.04.TH.98 tanggal 13 November 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86, Tambahan No. 7216 tanggal 26 Oktober 1999 dan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H., antara lain tentang status perusahaan dan penyesuaian dengan Undangundang Pasar Modal dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-23726 HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Oktober 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88, Tambahan No. 11053 tanggal 4 November 2003. Berdasarkan akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., telah dilakukan perubahan terhadap Anggaran Dasar BRI, antara lain untuk penyesuaian dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang “Perseroan Terbatas” dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) No. IX.J.I tentang “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-48353.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68, Tambahan No. 23079 tanggal 25 Agustus 2009. Selanjutnya, Anggaran Dasar BRI telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan program Management Stock Option Plan (MSOP) berdasarkan jumlah lembar opsi saham yang telah dieksekusi dan persetujuan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp500 (Rupiah penuh) per saham menjadi Rp250 (Rupiah penuh) per saham, sesuai dengan akta No. 38 tanggal 24 November 2010, Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam suratnya No. AHU.AH.01.10-33481 tanggal 29 Desember 2010. Pemecahan Saham (stock split) dilakukan pada tahun 2011 dan BRI menjadwalkan bahwa akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama atau Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi adalah tanggal 10 Januari 2011 dan tanggal dimulainya perdagangan sah dengan nilai nominal baru atau Rp250 (Rupiah penuh) per lembar saham adalah tanggal 11 Januari 2011. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar BRI yang terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah.
12
258
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
b. Program Rekapitalisasi
c. Penawaran Umum Saham Perdana
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
13
259
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Penawaran umum saham perdana BRI meliputi 3.811.765.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham dengan harga jual Rp875 (Rupiah penuh) per lembar saham. Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 lembar saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 lembar saham masing-masing dengan harga Rp875 (Rupiah penuh) setiap lembar saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI (Catatan 28a). Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 10 November 2003 dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI juga dicatatkan.
ANAK PERUSAHAAN
Penawaran umum saham perdana meliputi penawaran kepada masyarakat internasional (Peraturan 144A dari Perundang-undangan Sekuritas dan peraturan “S”) dan penawaran kepada masyarakat Indonesia. BRI menyerahkan pendaftarannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) dan pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003 (Catatan 28a).
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Dalam rangka penawaran umum saham perdana BRI, berdasarkan pernyataan pendaftaran tanggal 31 Oktober 2003, Pemerintah, melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyetujui untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering (“IPO”)) sebesar 3.811.765.000 lembar saham biasa BRI bersamaan dengan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pada tanggal 30 September 2003, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya nilai akhir dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal BRI dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, Menteri Keuangan menetapkan bahwa nilai akhir kebutuhan rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp29.063.531 (Catatan 28a).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Sebagai realisasi dari Program Rekapitalisasi Bank Umum sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank Pemerintah, BRI telah menerima seluruh total rekapitalisasi sebesar nominal Rp29.149.000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahap yaitu sebesar nominal Rp20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000 dan Rp8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000 (Catatan 9 dan 28b). Lebih lanjut, seperti yang disebutkan dalam Kontrak Manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Negara Republik Indonesia cq. Pemerintah melalui Menteri Keuangan dengan BRI, Pemerintah telah menetapkan bahwa total kebutuhan rekapitalisasi BRI untuk mencapai Liabilitas Penyediaan Modal Minimum 4% adalah sebesar Rp29.063.531. Oleh karena itu, BRI telah mengembalikan kelebihan total rekapitalisasi sebesar Rp85.469 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah kepada Negara Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2001 (Catatan 9 dan 28a).
PROFIL PERUSAHAAN
1. UMUM (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
259
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) d. Struktur dan Manajemen Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI memiliki jaringan unit kerja dengan rincian sebagai berikut: 2011 Kantor Wilayah Kantor Inspeksi Kantor Cabang Dalam Negeri Kantor Cabang Khusus Kantor Cabang/Kantor Perwakilan di Luar Negeri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kantor Kas BRI Unit Teras
2010 18 14 427 1 3 502 870 4.849 1.304
18 14 409 1 3 470 822 4.649 617
BRI memiliki 1 (satu) Kantor Cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands dan 2 (dua) Kantor Perwakilan yang berlokasi di New York dan Hong Kong. Pada tanggal 31 Desember 2011 BRI memiliki 3 (tiga) Entitas Anak yaitu PT Bank BRISyariah, PT Bank Agroniaga Tbk dan BRIngin Remittance Co. Ltd. Hong Kong, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 BRI hanya memiliki 1 (satu) Entitas Anak yaitu PT Bank BRISyariah. Total karyawan BRI adalah 40.044 dan 37.644 orang (tidak diaudit) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BRI masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI tanggal 28 September 2011 yang diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 39 dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan BRI tanggal 20 Mei 2010 yang diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 35 adalah sebagai berikut: 2011 Komisaris Utama/ Independen Wakil Komisaris Utama/ Independen Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
2010
: Bunasor Sanim
Bunasor Sanim
:: Heru Lelono : Agus Suprijanto : Hermanto Siregar : Adhyaksa Dault :: Aviliani
Soedarjono Heru Lelono Agus Suprijanto Adhyaksa Dault Baridjussalam Hadi Aviliani
2011 Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Keuangan Direktur Bisnis Komersial Direktur Kepatuhan Direktur Bisnis Konsumer
2010
: Sofyan Basir : Sarwono Sudarto : Achmad Baiquni
Sofyan Basir Sarwono Sudarto Achmad Baiquni
: Sulaiman Arif Arianto : Randi Anto
Sulaiman Arif Arianto Bambang Soepeno
: Agus Toni Soetirto
Agus Toni Soetirto
14
260
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
d. Struktur dan Manajemen (lanjutan) 2011 : Lenny Sugihat
Lenny Sugihat
: Djarot Kusumayakti
Djarot Kusumayakti
: Asmawi Syam
Asmawi Syam
: Suprajarto
Suprajarto
: Gatot Mardiwasisto
*)
-
Efektif sejak tanggal 27 Januari 2012, sesuai surat Bank Indonesia No. 14/10/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 25 Januari 2012 dan surat Kementerian BUMN No. S-49/MBU.4/2012 tanggal 27 Januari 2012.
Susunan Komite Audit BRI pada tanggal 31 Desember 2011 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Komisaris No. B.111-KOM/10/2011 tanggal 19 Oktober 2011, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Komisaris No. B.63-KOM/06/2010 tanggal 15 Juni 2010 adalah sebagai berikut: 2011 : : : : : :
Bunasor Sanim Adhyaksa Dault H. C. Royke Singgih Dedi Budiman Hakim Syahrir Nasution Hermanto Siregar
2010 Baridjussalam Hadi Bunasor Sanim H. C. Royke Singgih Dedi Budiman Hakim Syahrir Nasution Soedarjono
e. Entitas Anak
15
261
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
261
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
PT Bank Jasa Arta berdasarkan akta No. 45 tanggal 22 April 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., telah berubah menjadi PT Bank Syariah BRI (“BSB”). Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 16 Oktober 2008, BSB memperoleh izin perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Selama 60 (enam puluh) hari setelah keputusan tersebut, BSB wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan selambatlambatnya 360 (tiga ratus enam puluh) hari setelah keputusan, BSB wajib menyelesaikan seluruh kredit dan liabilitas debitur atau nasabah dari kegiatan konvensional.
RENCANA STRATEGIS 2012
Pada tanggal 29 Juni 2007, BRI telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan pemegang saham PT Bank Jasa Arta (“BJA”) untuk mengakuisisi 100% saham BJA dengan harga pembelian sebesar Rp61 miliar. Berdasarkan RUPS Luar Biasa BRI sesuai dengan akta No. 3 tanggal 5 September 2007 Notaris Imas Fatimah, S.H., para pemegang saham telah menyetujui akuisisi terhadap BJA tersebut dan juga telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 9/188/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 18 Desember 2007 dan No. 9/1326/DPIP/Prz tanggal 28 Desember 2007. Akuisisi ini diselesaikan pada tanggal 19 Desember 2007 berdasarkan akta Akuisisi No. 61 Notaris Imas Fatimah, S.H., dimana BRI memiliki 99,99875% dari total saham yang dikeluarkan BJA dan sebesar 0,00125% diserahkan kepada Yayasan Kesejahteraan Pekerja BRI.
ANAK PERUSAHAAN
PT Bank BRISyariah
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
TATA KELOLA PERUSAHAAN
*)
2010 ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN Direktur Jaringan dan Layanan Direktur Manajemen SDM (MSDM)
PROFIL PERUSAHAAN
1. UMUM (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) e. Entitas Anak (lanjutan) PT Bank BRISyariah (lanjutan) BRI pada tanggal 19 Desember 2008 sepakat untuk melakukan pemisahan (spin-off) atas Unit Usaha Syariah BRI (“UUS BRI”) kedalam BSB yang telah diaktakan dengan “Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah BRI ke dalam PT Bank Syariah BRI” No. 27 tanggal 19 Desember 2008 Notaris Fathiah Helmi, S.H., dimana tanggal efektif pemisahan adalah tanggal 1 Januari 2009. Akibat dari pemisahan yang ditetapkan tersebut, terhitung sejak tanggal efektif pemisahan maka: 1. Semua aset dan liabilitas UUS BRI yang dimiliki oleh BRI, karena hukum telah beralih kepada dan menjadi hak atau kepunyaan, serta liabilitas atau beban dari dan akan dijalankan oleh dan atas tanggungan BSB, selaku perseroan yang menerima pemisahan. 2. Semua operasi, usaha, kegiatan dan aktivitas kantor UUS BRI karena hukum beralih kepada dan akan dijalankan atau diusahakan oleh BSB atas keuntungan, kerugian dan tanggungan BSB. 3. Semua hak, piutang, wewenang dan liabilitas UUS BRI berdasarkan perjanjian, tindakan atau peristiwa apapun yang telah ada, dibuat, dilakukan atau terjadi pada atau sebelum tanggal efektif pemisahan, termasuk tetapi tidak terbatas pada yang tercatat dalam daftar aset dan liabilitas UUS BRI, serta semua hubungan hukum antara UUS BRI dengan pihak lain karena hukum beralih kepada dan akan dijalankan atau dilaksanakan oleh BSB atas keuntungan atau kerugian dan tanggungan BSB. Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham BSB No. 18 tanggal 14 April 2009, Notaris Fathiah Helmi, S.H., dilakukan perubahan nama dari PT Bank Syariah BRI menjadi PT Bank BRISyariah (“BRIS”) dan telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia sesuai Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/63/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 15 Desember 2009. Anggaran Dasar BRIS telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sesuai dengan akta No. 15 tanggal 19 Juli 2010, Notaris Fathiah Helmi, S.H. Total aset BRIS pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp11.200.828 dan Rp6.858.386 atau 2,38% dan 1,70% dari total aset konsolidasian. Total pendapatan pengelolaan dana untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp868.170 dan Rp643.669, atau 1,80% dan 1,44% dari total pendapatan bunga konsolidasian. PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) Pada tanggal 19 Agustus 2010, BRI telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Saham dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) selaku pemegang 95,96% saham Bank Agro untuk mengakuisisi saham Bank Agro dengan total nominal sebesar Rp330.296 untuk 3.030.239.023 lembar saham dengan harga Rp109 (Rupiah penuh) per lembar. Komposisi kepemilikan saham Bank Agro nantinya adalah BRI akan memiliki 76%, Dapenbun 14% dan publik 10%.
16
262
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
e. Entitas Anak (lanjutan)
Berdasarkan RUPS Luar Biasa BRI sesuai dengan akta No. 37 tanggal 24 November 2010 Notaris Fathiah Helmi, S.H., para pemegang saham telah menyetujui akuisisi terhadap Bank Agro. Selain itu, Bank Indonesia juga telah memberikan persetujuan melalui Surat No. 13/19/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 16 Februari 2011. Akuisisi ini diselesaikan pada tanggal 3 Maret 2011 berdasarkan akta akuisisi No. 14 Notaris Fathiah Helmi, S.H., dimana BRI memiliki 88,65% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Agro, sebagaimana dimuat dalam akta No. 68 tanggal 29 Desember 2009, Notaris Rusnaldy, S.H. Hal tersebut diatas telah mempertimbangkan efek dari Waran Seri I yang dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 25 Mei 2011.
BRIngin Remittance Co. Limited (Ltd.) Hong Kong
17
263
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
263
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Total aset BRIngin Remittance Co. Limited Hong Kong pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp2.327 atau 0,0005% dari total aset konsolidasian.
RENCANA STRATEGIS 2012
Pada tanggal 16 Desember 2011, BRI telah menandatangani Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes untuk mengakuisisi 100% saham BRIngin Remittance Co. Ltd. (BRC) Hong Kong (1.600.000 lembar saham) dengan harga pembelian sebesar HKD1.911.270. Akuisisi ini telah disahkan oleh Inland Revenue Department (IRD) Hong Kong dengan stamp duty pada tanggal 28 Desember 2011 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No.13/32/DPB1/TPB1-3/Rahasia pada tanggal 1 Desember 2011.
ANAK PERUSAHAAN
Total aset Bank Agro pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp3.476.552 atau 0,74% dari total aset konsolidasian. Total pendapatan bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp347.042 atau 0,72% dari total pendapatan bunga konsolidasian.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Pada tanggal 1 Juli 2011, telah dilaksanakan penjualan saham kepada Dapenbun sejumlah 256.375.502 lembar atas eksekusi opsi beli Dapenbun dengan harga Rp109 (Rupiah penuh) per lembar. Selanjutnya sesuai peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1, jangka waktu pengembalian tender offer adalah selama 2 (dua) tahun, namun khusus untuk Bank Agro maka BRI wajib memenuhi minimal kepemilikan saham publik sebesar 10% paling lambat pada tanggal 24 Mei 2013. Hal ini untuk memenuhi Surat Bursa Efek Indonesia No. S-06472/BEI.PPJ/09-2011 tanggal 23 September 2011. Sampai dengan 31 Desember 2011, saham Bank Agro yang berhasil dijual ke publik sebesar 500.000 lembar, sehingga kepemilikan saham BRI di Bank Agro per 31 Desember 2011 menjadi 79,78% dan Dapenbun 14%.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Untuk memenuhi Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-259/BL/2008, tanggal 30 Juni 2008, tentang “Pengambilalihan Perusahaan Terbuka”, BRI sebagai pengendali baru Bank Agro diwajibkan untuk melaksanakan Penawaran Tender terhadap saham Bank Agro yang dimiliki pemegang saham publik. Pernyataan Penawaran Tender telah dinyatakan efektif pada tanggal 4 Mei 2011 berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-4985/BL/2011 dan telah diumumkan pada dua surat kabar harian, yaitu Bisnis Indonesia dan Investor Daily, keduanya pada tanggal 5 Mei 2011. Masa penawaran Tender dimulai pada tanggal 5 Mei 2011 dan berakhir pada tanggal 24 Mei 2011. Pada tanggal penutupan masa Penawaran Tender, terdapat 113.326.500 lembar saham (3,15% dari seluruh saham Bank Agro) yang dibeli oleh BRI. Harga penawaran Tender yang digunakan adalah sebesar Rp182 (Rupiah penuh) per lembar.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) (lanjutan)
PROFIL PERUSAHAAN
1. UMUM (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian disajikan dengan menggunakan praktek yang lazim berlaku dalam industri perbankan dan standar akuntansi keuangan lainnya yang terkait yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No.KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” serta Surat Edaran Bapepam-LK No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak. dan Gas Bumi dan Perbankan”. BRIS (Entitas Anak) yang beroperasi dalam bidang perbankan dengan prinsip syariah disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 tentang “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102 tentang “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 104 tentang “Akuntansi Istishna”, PSAK No. 105 tentang “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106 tentang “Akuntansi Musyarakah” dan PSAK No. 107 tentang “Akuntansi Ijarah” yang menggantikan PSAK No. 59 tentang “Akuntansi Perbankan Syariah” yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan untuk topik tersebut dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan IAI. Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali disebutkan lain dan disusun dengan dasar akrual (kecuali pendapatan dari istishna dan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah). Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas konsolidasian, yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan dalam jutaan Rupiah. b. Prinsip konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan BRI dan Entitas Anak yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh BRI. Dalam hal pengendalian terhadap Entitas Anak dimulai atau diakhiri dalam suatu periode berjalan maka hasil usaha Entitas Anak yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian itu berakhir. Suatu pengendalian atas suatu Entitas Anak lain dianggap ada bilamana BRI menguasai lebih dari 50% hak suara, BRI dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Entitas Anak, atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas Direksi Entitas Anak, atau mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
18
264
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
b. Prinsip konsolidasian (lanjutan)
Seluruh saldo dan transaksi antar perusahaan yang signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Bank dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.
Kepentingan non-pengendali dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba neto dan ekuitas Entitas Anak tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada Entitas Anak tersebut. c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan BRI terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya, efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali, liabilitas derivatif, liabilitas akseptasi, pinjaman yang diterima, pinjaman subordinasi dan liabilitas lain-lain.
(i)
Klasifikasi BRI mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
19
265
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
265
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan; Kredit yang diberikan dan piutang;
RENCANA STRATEGIS 2012
Dampak penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 39.
ANAK PERUSAHAAN
BRI menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, efektif sejak 1 Januari 2010, yang masing-masing menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1999), “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Aset keuangan terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah, tagihan wesel ekspor, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan saham dengan metode biaya dan aset lain-lain.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila laporan keuangan Entitas Anak menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak tersebut.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Dalam mencatat akuisisi Entitas Anak digunakan metode pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan atau liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang berkaitan secara langsung dengan akuisisi sebelum 1 Januari 2011. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset neto Entitas Anak dicatat sebagai goodwill.
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) (i)
Klasifikasi (lanjutan) Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo; Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; Liabilitas keuangan lain. Kelompok aset dan liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki BRI terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking. Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: Yang dimaksudkan oleh BRI untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau Dalam hal BRI mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana BRI mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar melalui laba rugi saat pengakuan liabilitas.
20
266
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)
a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian. b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut: Penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul; atau Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat.
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diukur pada nilai wajarnya.
(iv) Penghentian pengakuan
21
267
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
267
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
a. Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau BRI mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan antara (a) BRI telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) BRI tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer kendali atas aset.
RENCANA STRATEGIS 2012
Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
ANAK PERUSAHAAN
(iii) Pengukuran setelah pengakuan awal
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laba rugi.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
BRI pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(ii) Pengakuan awal
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) (iv) Penghentian pengakuan (lanjutan) Ketika BRI telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan BRI yang berkelanjutan atas aset tersebut. b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara BRI dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. (v) Pengakuan pendapatan dan beban a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan suku bunga efektif. b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item moneter, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. (vi) Reklasifikasi aset keuangan BRI tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
22
268
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)
BRI tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana:
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai neto-nya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika dan hanya jika BRI memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
(viii) Pengukuran biaya diamortisasi
(ix) Pengukuran nilai wajar
23
269
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
269
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, di antara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya adalah nilai pasar dari Interdealer Market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran.
RENCANA STRATEGIS 2012
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya dan dikurangi penurunan nilai.
ANAK PERUSAHAAN
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
(vii) Saling hapus
TATA KELOLA PERUSAHAAN
a. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. Terjadi setelah BRI telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau BRI telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali BRI, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh BRI.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(vi) Reklasifikasi aset keuangan (lanjutan)
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan) (ix) Pengukuran nilai wajar (lanjutan) Jika tersedia, BRI mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau regulatory agency) dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, BRI menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. BRI menggunakan credit risk spread sendiri di dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, BRI mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread, entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas. BRI menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menggunakan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi. Untuk instrumen yang lebih kompleks, BRI menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik dan metode penilaian yang umumnya diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak derivatif yang ditransaksikan melalui pasar over the counter, unlisted debt securities (termasuk surat utang dengan derivatif melekat) dan instrumen utang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi di pasar dan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu. Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efekefek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset neto efek-efek tersebut. Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan sebuah estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan dengan pasti dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang dimiliki BRI. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk, risiko likuiditas dan risiko kredit counterparty. Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan, manajemen BRI berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam laporan posisi keuangan. Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah di-review dan disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini. Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya.
24
270
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (lanjutan)
Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai tercatatnya. Aset keuangan dan long position diukur dengan menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika BRI memiliki posisi aset dan liabilitas konsolidasian dimana risiko pasarnya saling hapus, maka BRI dapat menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto (net open position), mana yang lebih sesuai. d. Kuasi-reorganisasi
Dalam RUPS Luar Biasa BRI tanggal 3 Oktober 2003 yang diaktakan oleh Notaris Imas Fatimah, S.H., dengan akta No. 6 pada tanggal yang sama, pemegang saham telah memberikan persetujuan prinsip atas rencana kuasi-reorganisasi BRI per tanggal 30 Juni 2003 (Catatan 3).
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Estimasi nilai wajar aset dan liabilitas BRI dalam rangka kuasi-reorganisasi ditentukan berdasarkan informasi terbaik yang tersedia saat itu sesuai dengan karakteristik aset dan liabilitas yang bersangkutan serta mempertimbangkan tingkat risiko yang dihadapi atau nilai pasar aset dan liabilitas yang bersangkutan. Apabila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga aset sejenis, estimasi nilai sekarang atau arus kas yang didiskontokan. Untuk aset dan liabilitas tertentu, penilaian dilakukan sesuai dengan PSAK yang terkait.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Berdasarkan PSAK No. 51 tentang “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi”, kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan liabilitasnya berdasarkan nilai wajar tanpa melalui reorganisasi secara hukum. Dengan kuasi-reorganisasi, perusahaan mendapatkan awal yang baik (fresh start) dengan laporan posisi keuangan yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit karena defisit telah dieliminasikan ke akun tambahan modal disetor.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(ix) Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BRI telah melakukan penilaian kembali atas akun-akun aset dan liabilitasnya dalam rangka kuasireorganisasi per 30 Juni 2003. Karena nilai wajar aset neto (jumlah aset dikurangi dengan jumlah liabilitas) BRI lebih tinggi dari nilai buku aset neto maka berdasarkan PSAK No. 51 (sebelum direvisi pada tahun 2003) dan PSAK No. 21 tentang “Akuntansi Ekuitas” dalam pelaksanaan kuasireorganisasi BRI tidak membukukan selisih lebih aset neto tersebut ke saldo defisit dan tetap menggunakan nilai buku aset dan liabilitas pada tanggal dilaksanakannya kuasi-reorganisasi.
ANAK PERUSAHAAN
Sebagai hasil dari kuasi-reorganisasi tersebut, saldo defisit BRI yang dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham adalah sebesar Rp24.699.387 pada tanggal 30 Juni 2003.
RENCANA STRATEGIS 2012
Bank Indonesia dalam suratnya No. 5/105/DPwB2/PwB24 tanggal 19 September 2003 menyatakan bahwa dalam melaksanakan kuasi-reorganisasinya, BRI mengacu kepada PSAK No. 51 (sebelum direvisi pada tahun 2003) serta memperhatikan aspek-aspek lain yang terkait dengan pelaksanaan kuasi-reorganisasi tersebut.
Dalam menjalankan usahanya, BRI dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi". 25
271
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
271
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan) Efektif tanggal 1 Januari 2011, BRI dan Entitas Anak menerapkan perubahan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian BRI dan Entitas Anak. Suatu pihak dianggap berelasi dengan BRI dan Entitas Anak jika: 1) langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan BRI dan Entitas Anak; (ii) memiliki kepentingan dalam BRI dan Entitas Anak yang memberikan pengaruh signifikan atas BRI dan Entitas Anak; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas BRI dan Entitas Anak; 2) suatu pihak yang berelasi dengan BRI dan Entitas Anak; 3) suatu pihak adalah ventura bersama di mana BRI dan Entitas Anak sebagai venturer; 4) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci BRI dan Entitas Anak atau induk; 5) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); 6) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); dan 7) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari BRI dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan BRI dan Entitas Anak. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihakpihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan dan rinciannya telah disajikan dalam Catatan 43 atas laporan keuangan konsolidasian. Selanjutnya, saldo dan transaksi yang material antara BRI dan Entitas Anak dengan Pemerintah Negara Republik Indonesia (RI) dan entitas lain yang berelasi dengan Pemerintah Negara RI diungkapkan juga pada Catatan 43 tersebut. f.
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, BRI mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: a) b) c)
d)
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; 26
272
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
f.
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: 1) memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan 2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama.
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
BRI menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar usaha kecil dan konsumen.
27
273
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
273
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, BRI menerapkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, “Perubahan atas Surat Edaran No. 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)” untuk kredit yang tidak mempunyai data dan informasi kerugian historis yang memadai. Sedangkan untuk kredit yang mempunyai data dan informasi kerugian historis yang
RENCANA STRATEGIS 2012
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
ANAK PERUSAHAAN
Berdasarkan kriteria di atas, BRI melakukan penilaian secara individual untuk: (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah yang direstrukturisasi.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
BRI menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
BRI pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika BRI menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka BRI memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
e) f)
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan) dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan penyesuaian oleh BRI melalui survei secara periodik kepada pihak eksternal maupun internal BRI. Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 (SE-BI) tersebut, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif dengan mengacu pada pembentukan penyisihan umum dan penyisihan khusus sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian kualitas aktiva bank umum. Berdasarkan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Penyisihan kolektif untuk kredit yang dikelompokkan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan amortisasi). BRI menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal pengikatan agunan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, BRI dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, BRI mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi 28
274
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan)
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan.
Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.
Aset produktif syariah terdiri dari giro pada bank lain, piutang dan pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan pada bank lain, serta komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit.
29
275
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
275
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
a) 1% dari aktiva produktif yang digolongkan Lancar, diluar Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai; dan b) 5% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan;dan c) 15% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan; dan
RENCANA STRATEGIS 2012
Penyisihan kerugian minimum yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
Untuk aset keuangan Entitas Anak yang bergerak dalam bidang Perbankan Syariah, BRIS menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006, tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 dalam menentukan kerugian penurunan nilai.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Jika pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
PROFIL PERUSAHAAN
2.
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (lanjutan) d) 50% dari aktiva produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; dan e) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi agunan.
g. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada Bank Indonesia berupa Deposit Facility dan Term Deposit, sedangkan penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk penempatan pada pasar uang (inter-bank call money) dan deposito berjangka. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-masing sebagai kredit yang diberikan dan piutang. i.
Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Efek-efek terdiri atas surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, obligasi Pemerintah, wesel tagih, subordinated notes, unit penyertaan reksadana, medium term notes, US Treasury Bonds dan credit linked notes serta obligasi yang diperdagangkan di bursa efek. Termasuk di dalam efek-efek adalah obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah yang tidak terkait dengan program rekapitalisasi seperti Surat Utang Negara (SUN), Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan obligasi Pemerintah dalam mata uang asing yang diperoleh melalui pasar perdana dan juga pasar sekunder. Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah adalah obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi bank-bank umum yang terdiri dari obligasi dalam rangka rekapitalisasi BRI dan obligasi yang dibeli dari pasar sekunder. Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah pada awalnya disajikan sebesar nilai wajarnya. Setelah pengakuan awal, efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dicatat sesuai dengan kategorinya yaitu dimiliki hingga jatuh tempo, nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual. Penilaian efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: 1)
Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. BRI tidak mengklasifikasikan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, BRI telah menjual atau mereklasifikasi efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi 30
276
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
i.
Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah (lanjutan)
2)
Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
3)
Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
j. Tagihan wesel ekspor
Tagihan wesel ekspor diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. k. Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
l.
Piutang dan pembiayaan syariah Piutang syariah adalah tagihan yang timbul dari transaksi jual beli berdasarkan akad murabahah, istishna dan ijarah. Pembiayaan syariah terdiri atas pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
31
277
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh BRI.
ANAK PERUSAHAAN
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Tagihan wesel ekspor adalah wesel ekspor yang dinegosiasikan secara diskonto dan dijaminkan oleh bank lainnya. Tagihan wesel ekspor dicatat pada biaya perolehan amortisasi setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo selain dari pada penjualan atau reklasifikasi yang telah dijelaskan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006).
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
277
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
Piutang dan pembiayaan syariah (lanjutan) Murabahah adalah akad jual beli antara nasabah dengan BRIS, dimana BRIS membiayai kebutuhan investasi dan modal kerja nasabah yang dijual dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama. Pembayaran atas pembiayaan ini dilakukan dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang ditentukan. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan yakni saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Marjin murabahah yang ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang murabahah. Istishna adalah akad penjualan antara al - mustashni (pembeli) dan al - shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk membuat atau mengadakan al - mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Piutang istishna disajikan sebesar tagihan termin kepada pembeli akhir dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara muajjir (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (obyek sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya. Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan kerja sama antara BRIS sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pelaksana usaha (mudharib) selama jangka waktu tertentu. Pembagian hasil keuntungan dari proyek atau usaha tersebut dilakukan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian penurunan nilai. Bank menetapkan penyisihan kerugian penurunan nilai sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan. Pembiayaan musyarakah adalah akad kerja sama yang terjadi di antara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil atau kerugian sesuai dengan kesepakatan atau secara proporsional sesuai kontribusi modal. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian penurunan nilai. Bank menetapkan penyisihan kerugian penurunan nilai sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan.
m. Tagihan dan liabilitas akseptasi Tagihan dan liabilitas akseptasi merupakan transaksi letters of credit (L/C) yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. n. Penyertaan saham Penyertaan saham terutama merupakan penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal untuk tujuan investasi jangka panjang. Penyertaan saham pada entitas dimana BRI dan Entitas Anak tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
32
278
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Penyertaan saham (lanjutan)
Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan dibawah 20% dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat dengan metode biaya dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. o. Aset tetap
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut: Bangunan Kendaraan bermotor Komputer dan mesin Perlengkapan kantor
15 5 3-5 5
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.
33
279
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
279
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan untuk menelaah nilai aset untuk setiap penurunan atau penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan nilai tercatat tidak bisa diperoleh kembali.
RENCANA STRATEGIS 2012
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
ANAK PERUSAHAAN
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau pada saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Tahun
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Penyertaan saham dimana BRI mempunyai persentase kepemilikan 20% sampai dengan 50% dicatat dengan metode ekuitas, kecuali untuk penyertaan saham sementara. Dengan metode ekuitas, investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan disesuaikan dengan bagian BRI atas laba atau rugi neto perusahaan asosiasi sesuai dengan jumlah persentase kepemilikan dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Sewa guna usaha Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) tentang ”Sewa”, penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. q. Agunan yang diambil alih Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit (disajikan dalam akun “Aset Lain-lain”) diakui sebesar nilai neto yang dapat direalisasi atau sebesar nilai tercatat dari kredit, mana yang lebih rendah. Nilai neto yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Kelebihan saldo kredit yang diberikan, yang belum dilunasi oleh peminjam diatas nilai dari agunan yang diambil alih, dibebankan sebagai penyisihan penghapusan kredit yang diberikan pada tahun berjalan. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dengan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. r.
Aset lain-lain Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga dan provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan atas accrual bunga, uang muka pajak, biaya dibayar di muka, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lain-lain.
s. Liabilitas segera Liabilitas segera merupakan liabilitas BRI kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan dihitung berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. t.
Simpanan nasabah dan bank lain serta lembaga keuangan lainnya Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemegang giro. Giro wadiah merupakan titipan dana pihak ketiga yang setiap saat tersedia untuk dikembalikan dan diberikan bonus berdasarkan kebijakan BRIS. Giro wadiah dinyatakan sebesar titipan pemegang giro di BRIS. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai liabilitas kepada pemilik tabungan. Tabungan wadiah adalah simpanan dana nasabah pada BRIS, yang bersifat titipan dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dan terhadap titipan tersebut bank tidak dipersyaratkan untuk memberikan imbalan kecuali dalam bentuk pemberian bonus secara sukarela. Tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas BRIS.
34
280
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
t.
Simpanan nasabah dan bank lain serta lembaga keuangan lainnya (lanjutan)
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dengan BRI. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito atau yang diperjanjikan. Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka mudharabah dengan BRIS. Deposito berjangka mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan BRIS.
Simpanan nasabah dan bank lain serta lembaga keuangan lainnya diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif kecuali simpanan dan dana syirkah temporer yang dinyatakan sebesar nilai liabilitas Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pinjaman subordinasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi (biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan obligasi subordinasi dikurangkan dari jumlah pinjaman subordinasi). 35
281
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
281
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
v. Pinjaman subordinasi
RENCANA STRATEGIS 2012
Efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah pembelian kembali, dikurangi dengan bunga dibayar di muka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diperlakukan sebagai biaya dibayar di muka dan diakui sebagai beban selama jangka waktu sejak efek tersebut dijual hingga dibeli kembali menggunakan suku bunga efektif.
ANAK PERUSAHAAN
Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali disajikan sebagai aset keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah penjualan kembali dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi dan penyisihan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali menggunakan suku bunga efektif.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
u. Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan inter-bank call money dengan promes yang berjangka waktu sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari serta dinyatakan sesuai dengan jumlah liabilitas terhadap bank dan lembaga keuangan lainnya tersebut.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Tabungan mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan BRIS atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Tabungan mudharabah dicatat sebesar nilai simpanan nasabah.
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Pinjaman subordinasi (lanjutan) Obligasi subordinasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi subordinasi dicatat sebagai pengurang hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Perbedaan antara nilai tercatat surat berharga yang diterbitkan dengan harga pembelian kembali tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. w. Cadangan dan pembayaran bunga tepat waktu pada BRI Unit Pembayaran Bunga Tepat Waktu (PBTW) adalah insentif yang diberikan kepada para debitur Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) yang melunasi liabilitasnya membayar kembali kredit sesuai dengan jadwal angsuran yang telah disepakati bersama. Besarnya PBTW adalah sebesar 25% dari bunga yang diterima baik untuk Kupedes Modal Kerja maupun Kupedes Investasi. PBTW disajikan sebagai pengurang pendapatan bunga dari kredit yang diberikan. Cadangan Pembayaran Bunga Tepat Waktu (CPBTW) adalah cadangan yang dibentuk untuk menutup insentif pembayaran bunga tepat waktu yang diberikan kepada debitur Kupedes yang melunasi liabilitasnya membayar kembali kredit tepat pada waktunya. Besarnya CPBTW adalah 25% dari bunga Kupedes Modal Kerja dan bunga Kupedes Investasi yang diterima efektif tiap bulan. CPBTW disajikan pada akun “Liabilitas Lain-lain”. x. Pendapatan dan beban bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan yang interest bearing diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, BRI mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai (impairment) akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai. y. Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, atau pendapatan provisi dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi 36
282
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
y. Pendapatan provisi dan komisi (lanjutan)
z.
Pendapatan dan beban syariah Pendapatan syariah terdiri dari pendapatan dari transaksi murabahah, istishna, ijarah dan pendapatan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Pendapatan dari transaksi murabahah dan ijarah diakui dengan menggunakan metode akrual. Pendapatan dari transaksi istishna dan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah diakui pada saat angsuran diterima secara tunai. Beban berdasarkan prinsip syariah terdiri dari beban bagi hasil mudharabah dan beban bonus wadiah.
aa. Program dana pensiun dan kesejahteraan karyawan
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”, beban imbalan kerja yang harus disediakan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku, dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian koreksi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian koreksi aktuarial yang belum diakui untuk masing-masing karyawan pada akhir tahun sebelumnya melebihi di antara 10% dari nilai kini liabilitas manfaat pasti (defined benefit obligation) dan 10% dari nilai wajar aset program (fair value of plan assets) pada tanggal tersebut.
ab. Opsi saham
Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black-Scholes. 37
283
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
283
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
BRI memberikan opsi saham kepada Direksi dan pekerja pada posisi dan jabatan tertentu berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Biaya kompensasi saham pada tanggal penerbitan dihitung berdasarkan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui dalam akun “Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan” berdasarkan program hak yang diakui pada tahun berjalan (cliff-vesting scheme) dengan metode garis lurus selama masa tunggu (vesting period). Akumulasi dari biaya kompensasi saham diakui sebagai “Opsi Saham” dalam bagian ekuitas.
RENCANA STRATEGIS 2012
Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama tahun berjalan terdiri dari biaya jasa kini, bunga atas liabilitas, keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu dan dikurangi dengan iuran pegawai dan hasil yang diharapkan dari aset program.
ANAK PERUSAHAAN
Keuntungan dan kerugian ini diakui menggunakan metode garis lurus atas rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, beban jasa lalu (past service costs) atas liabilitas manfaat pasti atau perubahan dari liabilitas imbalan dari program yang telah ada harus diamortisasi berdasarkan sisa periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
BRI telah menghitung liabilitas atas diberlakukannya Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang “Ketenagakerjaan” (UU No. 13/2003). Program pesangon BRI dihitung berdasarkan UU No. 13/2003 tersebut.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
BRI menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk sebagian besar karyawannya yang memenuhi syarat. Berdasarkan program pensiun manfaat pasti, biaya jasa kini dibebankan pada laba rugi komprehensif tahun berjalan. Beban jasa lalu dan koreksi aktuarial yang belum diakui diamortisasi sesuai dengan perkiraan sisa masa kerja karyawan yang ada sebagaimana ditentukan oleh aktuaris. Di samping itu, karyawan BRI juga diberikan Tunjangan Hari Tua, diikutsertakan dalam Program Pensiun Iuran Pasti dan Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (penghargaan tanda jasa, cuti besar dan masa persiapan pensiun).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
sesuai dengan jangka waktu kontrak menggunakan suku bunga efektif dan diklasifikasikan sebagai bagian dari pendapatan bunga pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ac. Laba per lembar saham Laba per lembar saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan. Laba per lembar saham dilusian dihitung setelah melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan asumsi bahwa semua opsi saham dilaksanakan pada saat penerbitan. ad. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing BRI menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam Rupiah. Transaksi yang melibatkan mata uang asing dicatat pada nilai tukar pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB (Waktu Indonesia bagian Barat). Keuntungan atau kerugian yang timbul dibebankan pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Nilai tukar yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh): 2011 1 Dolar Amerika Serikat 1 Pound Sterling Inggris 100 Yen Jepang 1 Euro Eropa 1 Dolar Hong Kong
9.067,50 13.975,29 11.682,00 11.714,76 1.167,23
2010 9.010,00 13.941,18 11.075,00 12.017,99 1.159,08
ae. Penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang dan Kantor Perwakilan di luar negeri BRI memiliki 1 (satu) Kantor Cabang di Cayman Islands, serta 2 (dua) Kantor Perwakilan masingmasing di New York dan Hong Kong yang merupakan entitas asing yang terpisah. Untuk tujuan penggabungan laporan keuangan konsolidasian, seluruh akun Kantor Cabang dan Perwakilan di luar negeri dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs sebagai berikut: Aset dan liabilitas serta komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan. Pendapatan, beban, laba dan rugi - menggunakan kurs tengah rata-rata yang berlaku pada bulan yang bersangkutan. Saldo akhir tahun merupakan penjumlahan saldo bulanan pendapatan, beban, laba dan rugi selama tahun yang bersangkutan. Pos ekuitas - Modal Saham dan Tambahan Modal Disetor menggunakan kurs historis. Laporan arus kas - menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan, kecuali pos-pos laba rugi yang menggunakan kurs tengah rata-rata dan pos-pos ekuitas yang menggunakan kurs historis. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan di kelompok ekuitas sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing”. af. Transaksi derivatif Instrumen keuangan derivatif dinilai dan diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Setiap kontrak derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif. 38
284
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
af. Transaksi derivatif (lanjutan)
Keuntungan atau kerugian yang terjadi dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Nilai wajar instrumen derivatif ditentukan diskonto arus kas dan model penentu harga atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa. ag. Pajak penghasilan
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan atau banding tersebut diterima.
ah. Pelaporan segmen
BRI menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal BRI yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009). Pengambil keputusan operasional BRI adalah Direksi.
39
285
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
285
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Pelaporan segmen primer adalah berdasarkan segmen operasi yang terbagi dalam kelompok mikro, ritel, korporasi, lainnya dan Entitas Anak, sedangkan segmen sekunder adalah berdasarkan segmen geografis (Catatan 40).
RENCANA STRATEGIS 2012
Segmen operasi adalah komponen BRI dan Entitas Anak yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya serta tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
ANAK PERUSAHAAN
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak atas perusahaan yang dikonsolidasi, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah neto masing-masing untuk BRI dan Entitas Anak.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Aset dan utang pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan diterapkan pada tahun aset atau utang tersebut direalisasi atau diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan-peraturan pajak) yang berlaku atau secara substansi telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada operasi tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
BRI dan Entitas Anak telah menerapkan PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan” yang mensyaratkan pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan atas konsekuensi pajak di masa datang dari beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak. PSAK No. 46 juga mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang berasal dari manfaat pajak di masa datang, termasuk akumulasi rugi pajak yang dapat dikompensasi ke tahun-tahun berikutnya, apabila besar kemungkinan bahwa laba kena pajak di masa mendatang memadai untuk dikompensasi.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan sebagai aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ah. Pelaporan segmen (lanjutan) Segmen geografis meliputi penyediaan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain. Segmen geografis BRI adalah Indonesia, Asia dan Amerika Serikat. ai. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dan kontinjensi konsolidasian yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan. Pertimbangan profesional dan estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen BRI telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa BRI memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen BRI tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang BRI me-review kredit yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, BRI membuat justifikasi tentang situasi keuangan peminjam dan nilai realisasi neto agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan penyisihan penurunan nilai tersebut di masa mendatang. aj. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, BRI tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun BRI tetap harus menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. 40
286
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
aj. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi (lanjutan)
Perubahan metode penentuan penyisihan kerugian penurunan nilai di atas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahuntahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011.
Atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan selisih antara nilai tercatat dan nilai kini atas pembayaran kewajiban yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Atas aset non produktif, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Sebelum SE-BI tersebut dikeluarkan, BRI menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal 21 September 2010.
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ak. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan
i. ii. iii. iv.
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
287
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
287
LAPORAN TAHUNAN 2011
RENCANA STRATEGIS 2012
41
ANAK PERUSAHAAN
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”. PSAK No. 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim”. PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. v. PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. vi. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. vii. PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”. viii. PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. ix. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”. x. PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”. xi. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. xii. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. xiii. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. xiv. PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. xv. PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. xvi. ISAK No. 10, “Program Loyalitas Pelanggan”. xvii. ISAK No. 14, “Aset Tidak Berwujud - Biaya Situs Web”. xviii. ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
BRI telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan dengan BRI:
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ak. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan (lanjutan) Penerapan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan, kecuali untuk: 1. Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, antara lain: tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain: sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari stándar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap BRI adalah sebagai berikut: - Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian, Laporan Arus Kas Konsolidasian dan Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian dan penambahan laporan posisi konsolidasian yang menunjukkan saldo awal (dalam hal terjadi reklasifikasi atau penyajian kembali). Sedangkan sebelumnya, laporan keuangan konsolidasian terdiri dari neraca konsolidasian, laporan laba rugi konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, laporan arus kas konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian. - Perubahan istilah “Hak Minoritas” menjadi “Kepentingan Non-Pengendali” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Sebelumnya, hak minoritas disajikan terpisah di antara liabilitas dan ekuitas. - Tambahan pengungkapan yang diperlukan, contohnya pengelolaan pengungkapan kepatuhan terhadap standar akuntansi. 2. Penyajian Segmen Operasi PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Total setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.
42
288
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
ak. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan (lanjutan)
Terkait dengan standar tersebut, BRI menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada ketua pengambil keputusan operasional. Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan PSAK No. 5. Tidak ada dampak terhadap posisi ekuitas dan laba per saham BRI. 3. Akuntansi Kombinasi Bisnis
Pada saat akuisisi suatu bisnis, Bank mengklasifikasikan dan menentukan aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau akuntansi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
3. PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI
43
289
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
289
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Sebagai dampak dari kondisi ekonomi, BRI menderita kerugian yang signifikan pada tahun 1998 dan 1999 sejumlah Rp28.221.364. Setelah rekapitalisasi BRI pada bulan Juli 2000 dan Oktober 2000, penyisihan penghapusan aktiva produktif BRI berkurang secara signifikan sehubungan dengan pengalihan aktiva produktif non-performing ke BPPN. BRI memiliki akumulasi saldo rugi (defisit) sejumlah Rp24.699.387 dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 30 Juni 2003.
RENCANA STRATEGIS 2012
Sejak tanggal 1 Januari 2011, amortisasi goodwill dihentikan dan setiap tahun dilakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009): “Penurunan Nilai Aset”.
ANAK PERUSAHAAN
Goodwill pada saat pengukuran awal diukur berdasarkan selisih lebih atas nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap kepentingan non-pengendali dengan selisih jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat dari perhitungan tersebut lebih rendah dari nilai wajar aset neto perusahaan yang diakuisisi, maka selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Sejak tanggal 1 Januari 2011, kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Harga perolehan suatu akuisisi diukur berdasarkan jumlah agregat dari imbalan yang dialihkan, yang pada umumnya mensyaratkan nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah dari kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi. Pada setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi melakukan pengukuran atas kepentingan non-pengendali dari pihak yang diakuisisi, apakah menggunakan nilai wajar atau proporsional atas jumlah yang diakui atas aset neto yang diidentifikasi pada tanggal akuisisi. Biaya transaksi yang ditanggung oleh Bank sehubungan dengan kombinasi bisnis, dibebankan pada saat terjadinya.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PSAK No. 22 (Revisi 2010) mengenai “Kombinasi Bisnis” diimplementasikan secara prospektif untuk kombinasi bisnis pada dan setelah tanggal 1 Januari 2011 dan tidak diperlukan penyesuaian atas aset dan liabilitas dari kombinasi bisnis yang ada sebelum tanggal 1 Januari 2011.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2. Penyajian Segmen Operasi (lanjutan)
PROFIL PERUSAHAAN
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI (lanjutan) Untuk memperoleh awal yang baik (fresh start) dengan laporan posisi keuangan yang menunjukkan nilai sekarang dan tidak dibebani oleh defisit maka BRI melaksanakan kuasi-reorganisasi per 30 Juni 2003 (Catatan 2d). Manajemen BRI telah menyiapkan proyeksi laporan keuangan yang menunjukkan profitabilitas yang kuat dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) yang sehat sejalan dengan dukungan dari kekuatan utama BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang memfokuskan diri pada pembiayaan mikro, konsumen, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan sektor agribisnis. 4. GIRO PADA BANK INDONESIA Giro pada Bank Indonesia terdiri atas: 2011 Rupiah Dolar Amerika Serikat
2010
28.833.011 4.207.407
19.570.892 418.791
33.040.418
19.989.683
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, di dalam giro pada Bank Indonesia terdapat giro yang didasarkan pada prinsip perbankan syariah masing-masing sebesar Rp455.064 dan Rp254.882. Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia. Rasio GWM BRI (Entitas Induk) (tidak diaudit) pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 GWM Utama - Rupiah GWM Sekunder - Rupiah GWM Utama - valuta asing
2010 9,33% 4,71 8,01
8,05% 3,38 1,00
Rasio GWM pada tanggal 31 Desember 2011 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang “Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing”. Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing dan mulai tanggal 1 Juni 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut di atas, Bank harus memenuhi persyaratan GWM Utama dalam Rupiah masing-masing sebesar 8% dan untuk Dolar Amerika Serikat masing-masing sebesar 8% dan 1%. Untuk GWM Sekunder masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010 sebesar 2,5% dalam Rupiah. BRI telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang GWM pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
44
290
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. GIRO PADA BANK LAIN a) Berdasarkan Mata Uang: 2011
3.578.299 587.150 200.708 162.921 153.426 141.816 102.502 87.686 73.146 10.121 338.755
3.359.387 1.135.293 152.852 102.781 113.133 143.956 54.188 304.615 153.508 13.727 9.212
5.436.530
5.542.652
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah
4.492
971
Mata uang asing Dolar Hong Kong Dolar Amerika Serikat
25.502 26
33.406 972
25.528
34.378
Mata uang asing Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Pound Sterling Inggris Dolar Singapura Dolar Hong Kong Riyal Saudi Arabia Dolar Australia Yen Jepang Dirham Arab Emirates Franc Swiss Lain-lain
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
5.533.225 (61)
5.658.116 (63)
5.533.164
5.658.053
2011
77.710
1.476 2.455
3 2.402
66.675
80.115
1.177.572 1.908.780
1.565.042 1.462.694
587.634 359.690 294.720
693.920 586.765 347.932
45
291
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
291
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Mata uang asing Standard Chartered Bank JP Morgan Chase Bank, N.A. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited The Royal Bank of Scotland Commerzbank, A.G.
62.744
RENCANA STRATEGIS 2012
Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Lain-lain
2010
ANAK PERUSAHAAN
b) Berdasarkan Bank:
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
80.115
TATA KELOLA PERUSAHAAN
66.675
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pihak ketiga Rupiah
2010
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) b) Berdasarkan Bank (lanjutan): 2011 Pihak ketiga (lanjutan) Mata uang asing (lanjutan) ING Belgium N.V. Brussels Oversea-Chinese Banking Corporation Limited Al Rajhi Bank ANZ Banking Group Limited The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. Federal Reserve Bank of New York The Bank of New York Mellon Lain-lain
182.308
441.875
158.931 133.407 102.502 21.310 117.322 13.928 378.426
95.756 124.262 54.188 125.124 2.752 14.247 28.095
5.436.530
5.542.652
3.980 502 10
406 565 -
4.492
971
25.502 26
33.406 972
25.528
34.378
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk
Mata uang asing PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
5.533.225 (61)
5.658.116 (63)
5.533.164
5.658.053
c) Kolektibilitas: BRI melakukan penilaian giro pada bank lain secara individual dengan menggunakan bukti obyektif penurunan nilai, kecuali untuk giro pada bank lain berdasarkan prinsip syariah yang masih menggunakan panduan kolektibilitas Bank Indonesia. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 semua giro pada bank lain diklasifikasikan “Lancar”. d) Tingkat Bunga Rata-rata Per Tahun untuk Giro Pada Bank Lain: 2011 Rupiah Dolar Amerika Serikat
2010 0,52% 0,06
46
292
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
0,19% 0,20
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Giro Pada Bank Lain:
Rupiah *) Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32)
2010 179
547
-
Saldo akhir
(546) 62
61
63
-
90.264
-
(90.264)
Mata uang asing Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) Saldo akhir
-
-
61
63
Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang wajib dibentuk sesuai ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp61 dan Rp63 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang dibentuk telah memadai.
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis: Pihak ketiga Rupiah Bank Indonesia - Deposit Facility Bank Indonesia - Term Deposit Bank Indonesia - Deposit Facility Syariah
2010
41.665.793 27.492.087 567.000
49.784.790 18.367.802 403.500
69.724.880
68.556.092
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
47
293
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
2011
ANAK PERUSAHAAN
Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp116.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
(118)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011
293
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis (lanjutan): 2011 Pihak ketiga (lanjutan) Rupiah (lanjutan) Inter-bank call money Unit Usaha Syariah Bank Danamon PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Pembangunan Daerah DKI PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Commonwealth PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Mayapada Internasional Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
2010
30.000 -
25.000 235.000 225.000 45.000 35.000 30.000 30.000 25.000 25.000 20.000
30.000
695.000
69.754.880
69.251.092
1.016.104 581.104 527.275 398.063 120.598 -
1.144.270 1.114.332 2.136.631 2.088.518 3.257.115 2.675.767
2.643.144
12.416.633
Deposito berjangka Toronto Dominion Bank, N.A.
22.669
13.515
Deposits on call The Industrial and Commercial Bank of China Limited Standard Chartered Bank
86.549 -
991.100
86.549
991.100
Dolar Amerika Serikat Inter-bank call money Citibank, N.A. The Royal Bank of Scotland Bank of America, N.A. First Union, NY The Bank of New York Mellon Toronto Dominion Bank, N.A.
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Inter-bank call money PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Perusahaan Pengelola Aset PT BTMU-BRI Finance
2.752.362
13.421.248
72.507.242
82.672.340
448.000 250.000 165.000
215.000
48
294
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis (lanjutan):
Dolar Amerika Serikat Inter-bank call money PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
20.000 -
10.000 230.000 100.000
883.000
555.000
206.414
45.050
73.596.656 (300)
83.272.390 (250)
73.596.356
83.272.140
b) Berdasarkan Jangka Waktu: Klasifikasi jangka waktu penempatan berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: Pihak ketiga Rupiah ≤ 1 bulan Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan > 3 bulan - 1 tahun
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
69.251.092
2.656.745 95.617
12.416.633 1.004.615
2.752.362
13.421.248
72.507.242
82.672.340
728.000 155.000
555.000 -
883.000
555.000
206.414
45.050 83.272.390 (250)
73.596.356
83.272.140
49
295
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
295
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
73.596.656 (300)
RENCANA STRATEGIS 2012
Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan
69.754.880
ANAK PERUSAHAAN
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah ≤ 1 bulan > 3 bulan - 1 tahun
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
2011
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011 Pihak berelasi (Catatan 43) (lanjutan) Rupiah (lanjutan) PT BNI Sekuritas PT Bank Bukopin Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) c) Kolektibilitas: BRI melakukan penilaian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain secara individual dengan adanya bukti obyektif penurunan nilai, kecuali untuk penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan prinsip syariah yang masih menggunakan panduan kolektibilitas Bank Indonesia. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 semua penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan “Lancar”. d) Tingkat Bunga Rata-rata Per Tahun adalah Sebagai Berikut: 2011
2010
Rupiah Deposit Facility dan Term Deposit Inter-bank call money
5,45% 5,77
5,86% 6,60
Dolar Amerika Serikat Inter-bank call money Deposito berjangka
0,30 0,40
0,47 0,63
e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain: 2011 Rupiah Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (revisi 2006) (Catatan 39) Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) Saldo akhir Dolar Amerika Serikat Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (revisi 2006) (Catatan 39) -
Saldo akhir
2010 250 -
3.442 (3.442)
50
250
300
250
-
132.791
-
(132.791)
-
-
300
250
Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp300 dan Rp250 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
50
296
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) e) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain (lanjutan):
Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 7. EFEK-EFEK a) Berdasarkan Tujuan, Mata Uang dan Jenis: 2011
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Obligasi Pemerintah
10.479
203.144
498.713
-
498.713
-
53.933
-
53.933
-
563.125
203.144
8.589.317 2.588
8.440.168 -
8.591.905
8.440.168
91.868 46.022
44.589
137.890
44.589
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
51
297
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Dolar Amerika Serikat Obligasi Medium term notes
9.562 193.582
ANAK PERUSAHAAN
Tersedia untuk Dijual Pihak ketiga Rupiah Sertifikat Bank Indonesia Obligasi
10.479 -
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Dolar Amerika Serikat Credit Linked Notes
2010
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Pihak ketiga Rupiah Reksadana Sertifikat Bank Indonesia
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang dibentuk telah memadai.
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
297
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) a) Berdasarkan Tujuan, Mata Uang dan Jenis (lanjutan): 2011 Tersedia untuk Dijual (lanjutan) Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Obligasi Pemerintah Obligasi
Dolar Amerika Serikat Obligasi Pemerintah
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak ketiga Rupiah Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Obligasi Subordinasi
Dolar Amerika Serikat Credit linked notes Wesel Tagih Medium term notes
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Obligasi Pemerintah Obligasi Medium term notes
Dolar Amerika Serikat Obligasi Pemerintah
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
4.107.050 197.102
2.365.535 195.883
4.304.152
2.561.418
2.382.083
2.026.120
2.382.083
2.026.120
15.416.030
13.072.295
5.367.445 1.067.799 400.000 89.857
997.663 924.271 200.000 89.843
6.925.101
2.211.777
3.096.995 109.164 181.350
3.175.431 397.642 180.200
3.387.509
3.753.273
6.537.056 691.337 130.000
2.736.279 287.228 120.000
7.358.393
3.143.507
268.868
132.177
268.868
132.177
17.939.871
9.240.734
33.919.026 (1.510)
22.516.173 (1.510)
33.917.516
22.514.663
52
298
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) b) Berdasarkan Kolektibilitas:
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua efek-efek diklasifikasikan “Lancar”. c) Berdasarkan Sisa Umur Hingga Jatuh Tempo: Klasifikasi jangka waktu efek-efek berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
138.244 3.885.868
81.831 360.400 3.355.631
4.024.112
3.797.862
19.551.597
14.652.951
4.347.610 10.475 75.000 7.283.393
2.586.418 214.778 2.903.729
11.716.478
5.704.925
2.382.083 268.868
2.026.120 132.177
2.650.951
2.158.297
14.367.429
7.863.222
33.919.026 (1.510)
22.516.173 (1.510)
33.917.516
22.514.663
53
299
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
299
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
10.855.089
RENCANA STRATEGIS 2012
Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan > 1 tahun
15.527.485
ANAK PERUSAHAAN
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun
9.840.975 1.014.114
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Dolar Amerika Serikat ≤ 1 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun
10.000.168 989.485 4.094.974 442.858
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pihak ketiga Rupiah ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
BRI melakukan penilaian atas penurunan nilai efek-efek secara individual dengan adanya bukti obyektif penurunan nilai, kecuali untuk efek-efek milik Entitas Anak (berdasarkan prinsip syariah) penilaian dilakukan menggunakan panduan kolektibilitas Bank Indonesia.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit: d.1. Obligasi Pemerintah Obligasi Pemerintah merupakan obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam rangka pengelolaan portofolio surat utang negara tersebut, seperti Surat Utang Negara (SUN), Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan obligasi Pemerintah valuta asing yang diperoleh melalui pasar perdana dan juga pasar sekunder, termasuk US Treasury Bonds. Rincian obligasi Pemerintah adalah sebagai berikut: Tingkat Bunga Per Tahun (%)
Seri Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Rupiah FR0058 FR0058 FR0059 FR0061
Tersedia untuk Dijual Rupiah FR0027 FR0028 FR0031 FR0040 FR0042 FR0045 FR0046 FR0047 FR0052 FR0053 FR0054 FR0055 FR0056 FR0057 FR0058 FR0059 FR0060 FR0061 ORI003 ORI004 ORI005 ORI006 ORI007 ORI008 SR001 SR002 SR003 IFR0004 IFR0006 ZC0005 SPN
Tanggal Jatuh Tempo
8,25 8,25 9,50 7,00
15 Juni 2032 15 Juni 2032 15 Mei 2027 15 Mei 2022
9,50 10,00 11,00 11,00 10,25 9,75 9,50 10,00 10,50 8,25 9,50 7,38 8,38 9.50 8,25 7,00 6,25 7,00 9,40 9,50 11,45 9,35 7,95 7,30 12,00 8,70 8,15 9,00 10,25 -
15 Juni 2015 15 Juli 2017 15 November 2020 15 September 2025 15 Juli 2027 15 Mei 2037 15 Juli 2023 15 Februari 2028 15 Agustus 2030 15 Juli 2021 15 Juli 2031 15 September 2016 15 September 2026 15 Mei 2041 15 Juni 2032 15 Mei 2027 15 April 2017 15 Mei 2022 12 September 2011 12 Maret 2012 15 September 2013 15 Agustus 2012 15 Agustus 2013 15 Oktober 2014 25 Februari 2012 10 Februari 2013 23 Februari 2014 15 Oktober 2013 15 Maret 2030 20 Februari 2013 beragam
Nilai Wajar/Nilai Tercatat 2011
11.150 11.150 20.950 10.683
-
53.933
-
267.151 121.058 66.625 502.155 255.526 25.200 12.300 227.695 421.448 393.321 196.551 236.523 208.816 62.442 204.243 317.836 31.105 160.250 135.988 15.113 14.717 65.556 2.671 1.965 14.526 12.618 53.420 51.525 28.706 -
259.107 114.114 61.558 425.862 214.022 62.281 325.182 206.241 61.559 80.520 39.526 115.880 125.835 12.911 9.424 55.013 902 6.592 52.365 52.252 26.201 58.188
4.107.050
2.365.535
54
300
LAPORAN TAHUNAN 2011
2010
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d) Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan):
Seri
6,75 10,38 7,25 7,50 6,88 6,88 5,88 4,88 8,50 6,63 7,75 2,63 4,00
Nilai Wajar/Nilai Tercatat 2011
10 Maret 2014 4 Mei 2014 20 April 2015 15 Januari 2016 9 Maret 2017 17 Januari 2018 13 Maret 2020 5 Mei 2021 12 Oktober 2035 17 Februari 2037 17 Januari 2038 15 November 2020 21 November 2018
681.160 33.585 177.294 63.120 395.928 114.968 118.391 35.417 127.965 65.818 212.474 -
2.382.083
2.026.120
6.489.133
4.391.655
160.379 307.217 34.099 53.250 57.750 169.959 521.725 76.741 223.882 181.362 382.607 106.624 90.263 68.517 296.687 604.184 351.982 655.325 795.572 168.678 201.205 72.132 201.983 115.679 314.119 312.241 12.894 -
161.983 121.019 34.871 58.024 146.852 520.920 223.762 159.026 108.369 106.215 90.089 68.508 296.634 40.606 102.508 190.711 116.760 49.644 139.778
6.537.056
2.736.279
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
55
301
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
15 Oktober 2014 15 Juli 2017 15 Mei 2016 15 Agustus 2023 15 September 2025 15 Juli 2027 15 Juli 2022 15 September 2024 15 Mei 2037 15 Juli 2023 15 Februari 2028 15 September 2018 15 September 2013 15 Juli 2038 15 Agustus 2030 15 Juli 2021 15 Juli 2031 15 September 2016 15 September 2026 15 Juni 2032 15 Mei 2027 15 April 2017 15 Mei 2022 15 September 2015 15 Januari 2017 15 Januari 2025 15 Februari 2036 beragam
687.033 31.762 194.472 63.246 397.973 117.447 122.955 222.974 39.308 142.949 73.719 243.032 45.213
ANAK PERUSAHAAN
11,00 10,00 10,75 11,75 11,00 10,25 10,25 10,00 9,75 9,50 10,00 9,00 9,00 10,50 10,50 8,25 9,50 7,38 8,38 8,25 7,00 6,25 7,00 9,25 9,00 10,25 10,00 -
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Rupiah FR0026 FR0028 FR0030 FR0039 FR0040 FR0042 FR0043 FR0044 FR0045 FR0046 FR0047 FR0048 FR0049 FR0050 FR0052 FR0053 FR0054 FR0055 FR0056 FR0058 FR0059 FR0060 FR0061 IFR0003 IFR0005 IFR0007 IFR0010 SPN
Tanggal Jatuh Tempo
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tersedia untuk Dijual (lanjutan) Dolar Amerika Serikat RI0014 RI0014 RI0015 RI0016 RI0017 RI0018 RI0020 RI0021 RI0035 RI0037 RI0038 U.S Treasury Bonds Indois18
Tingkat Bunga Per Tahun (%)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
d.1. Obligasi Pemerintah (lanjutan)
301
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d)
Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.1. Obligasi Pemerintah (lanjutan) Tingkat Bunga Per Tahun (%)
Seri Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (lanjutan) Dolar Amerika Serikat RI0015 RI0018 RI0020 RI0021 RI0037
Tanggal Jatuh Tempo
7,25 6,88 5,88 4,88 6,63
Nilai Wajar/Nilai Tercatat 2011
20 April 2015 17 Januari 2018 13 Maret 2020 5 Mei 2021 17 Februari 2037
2010
30.419 17.279 68.501 27.203 125.466
7.527 124.650
268.868
132.177
6.805.924
2.868.456
Nilai pasar Obligasi Pemerintah yang diklasifikasikan “Nilai Wajar melalui laporan Laba Rugi” dan “Tersedia untuk Dijual” berkisar antara 95,69% sampai dengan 144,50% dan antara 75,33% sampai dengan 113,96% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. d.2. Obligasi
Penerbit Tersedia untuk Dijual Pihak Ketiga Rupiah Thames PAM Jaya
Dolar Amerika Serikat PT Medco Energi Internasional Tbk Tahap I 2011
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Jasa Marga (Persero) Tbk Seri XIII R PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Seri IX A Perum Pegadaian Seri XII B
Tingkat Bunga Per Tahun (%)
12,50
6,05
Tanggal Jatuh Tempo
13 Maret 2013
14 Juli 2016
Peringkat *) 2011
idA-
idAA-
Nilai Wajar/Nilai Tercatat
2010
2011
-
-
2.588
-
2.588
-
91.868
-
91.868
-
10,25
21 Juni 2017
idAA
idAA
105.362
105.005
10,40
10 Juli 2017
idAA+
idAA+
81.012
80.480
6,37
4 September 2017
idAA+
idAA+
10.728
10.398
197.102
195.883
291.558
195.883
56
302
2010
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d)
Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan):
Penerbit
Tingkat Bunga Per Tahun (%)
Peringkat *) 2011
Nilai Wajar/Nilai Tercatat
2010
2011
2010
250.000
250.000
10,50
27 November 2012
AAA**)
AAA**)
200.000
200.000
12,85 16,00
11 Maret 2013 7 Juli 2012
idBBB+ idBBB+
idBBB+ idBBB+
100.000 50.000
100.000 50.000
10,60 8,75 9,00
19 April 2012 9 Desember 2013 9 Desember 2015
idAA+ idAA+ idAA+
idAA+ idAA+ idAA+
49.880 20.000 30.000
49.513 20.000 30.000
10,75
19 Juni 2012
idAA
idAA
49.919
49.758
12,25 12,25
16 Desember 2012 16 Desember 2012
idA+ idA+
idA+ idA+
50.000 25.000
50.000 25.000
11,65
1 Desember 2014
idAA
idAA-
25.000
25.000
13,38
17 Juni 2012
idAA-
idAA-
20.000
20.000
11,50
27 November 2012
idA+
idA+
20.000
20.000
11,80
6 Maret 2013
idAAA
idAA+
10.000
10.000
10,68
16 November 2015
idA
idA
25.000
25.000
9,70
25 Februari 2014
idAA+
-
50.000
-
10,00
25 Agustus 2014
idA
-
6.000
-
9,88
13 Januari 2016
idA
-
10.000
-
8,30
23 Desember 2016
idAAA
-
30.000
-
10,13
5 Juli 2016
idA+
-
10.000
-
9,20
9 Februari 2014
idAA-
-
20.000
-
9,25
17 Juni 2014
idA+
-
17.000
-
1.067.799
924.271
57
303
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
303
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
idA-
RENCANA STRATEGIS 2012
idA
ANAK PERUSAHAAN
11 Juli 2012
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
12,75
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Rupiah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Seri I PT Bentoel Internasional Investama Tbk Seri I PT Bakrieland Development Tbk Seri I B Sukuk Ijarah I B PT Bank Danamon Indonesia Tbk Seri I B Seri II A Seri II B PT Bank Pan Indonesia Tbk Seri II B PT Mitra Adiperkasa Tbk Seri I A Sukuk Ijarah I A PT Salim Invomas Pratama Sukuk Ijarah I PT Medco Energi Internasional Tbk Seri II A PT Ciliandra Perkasa Seri II PT Malindo Feedmill Tbk Seri I PT BW Plantation Tbk Seri I PT Astra Sedaya Finance Seri XII C PT Agung Podomoro Land Tbk Seri I A Bank Nagari Seri VI PT Bank CIMB Niaga Tbk Seri B PT Bank Sumut Seri III PT Bank Jabar Banten Tbk Seri VII A PT Bank DKI Seri VI A
Tanggal Jatuh Tempo
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
d.2. Obligasi (lanjutan)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d)
Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.2. Obligasi (lanjutan)
Penerbit
Tingkat Bunga Per Tahun (%)
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (lanjutan) Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Seri I PT Danareksa (Persero) Seri III B Seri III C Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Seri IV B Seri I B Seri I C Seri A Seri B PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Seri II Seri III B Seri IV B PT Pupuk Kalimantan Timur Sukuk Ijarah I Seri II PT Indosat Tbk Sukuk Ijarah IV A PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Seri XIII A Seri XIV Seri XV EBA Seri I A PT PLN (Persero) Sukuk Ijarah IV A Perum Pegadaian Seri I A PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Seri A Seri B
Tanggal Jatuh Tempo
Peringkat *) 2011
Nilai Wajar/Nilai Tercatat
2010
2011
2010
13,13
10 Juli 2011
idAA
idAA
-
45.000
13,00 13,50
20 Juni 2011 20 Juni 2013
idA
idA idA
5.000
10.000 5.000
11,63 8,85 9,60 7,00 7,75
18 Juni 2012 8 Juli 2013 8 Juli 2015 20 Desember 2014 20 Desember 2016
idAAA idAAA idAAA idAAA idAAA
idAAA idAAA idAAA -
25.000 29.000 20.000 37.000 38.000
25.000 29.000 20.000 -
9,50 9,75 8,80
3 Januari 2011 8 Juli 2013 5 April 2013
AA***) AA***)
AA**) AA**) -
20.000 20.000
25.000 20.000 -
10,75 10,75
4 Desember 2014 4 Desember 2014
idAA idAA
idAA idAA
25.000 10.000
25.000 10.000
11,25
8 Desember 2014
idAA+
idAA+
16.000
16.000
11,75 10,25 9,50 13,00
29 Mei 2012 11 Juni 2020 28 Juni 2021 10 Maret 2018
idAA idAA idAA idAAA
idAAidAAidAAA
10.000 30.000 50.000 4.337
10.000 30.000 7.228
11,95
12 Januari 2017
idAA+
idAA-
10.000
10.000
7,50
11 Oktober 2014
idAA+
-
247.000
-
8,38 9,05
14 Desember 2018 14 Desember 2021
idAA idAA
-
20.000 75.000
-
691.337
287.228
1.759.136
1.211.499
*) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). **) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Moody’s. ***) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Fitch Ratings.
58
304
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d)
Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan):
Reksadana ITB - Niaga pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp10.479 dan Rp9.562. d.4. Wesel Tagih 2011 Penerbit
AAAAA-
Nilai Tercatat
31 Agustus 2015 31 Agustus 2017 28 Maret 2014 22 Mei 2013 3 Januari 2012
Peringkat*)
Jatuh Tempo
37.242
A-
3 Januari 2011
-
180.200 63.070 27.030 45.050 45.050
AAAAA-
8 Desember 2011 2 September 2011 30 Agustus 2011 30 Agustus 2011 12 Agustus 2011
109.164
397.642
109.164
397.642
Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Standard & Poor’s.
d.5. Obligasi Subordinasi Penerbit
Tanggal Jatuh Tempo
Peringkat *) 2011
2010
Nilai Wajar/Nilai Tercatat 2011
2010
30 Juni 2017
AA**)
AA**)
40.000
40.000
11,60
9 April 2018
idAA-
idAA-
49.857
49.843
89.857
89.843
*) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Pefindo. **) Berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Fitch Ratings.
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
59
305
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
11,35
ANAK PERUSAHAAN
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Rupiah PT Bank OCBC NISP Seri III PT Bank Pan Indonesia Tbk Seri II
Tingkat Bunga Per Tahun (%)
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
*)
18.135 18.135 27.203 45.338 353
Jatuh Tempo
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat Morgan Stanley Morgan Stanley Verizon Gen Electric Cap Corp U.S. Bank, N.A. Standard Chartered Bank UBS AG UBS AG Intens Funds Natix
2010
Peringkat*)
Nilai Tercatat
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
d.3. Reksadana
305
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d)
Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.6. Medium-Term Notes (MTN) Nilai Nominal Penerbit
Dolar Amerika Serikat
Tingkat Bunga Per Tahun (%)
Rupiah
Tanggal Jatuh Tempo
Nilai Wajar/Nilai Tercatat 2011
2010
Tersedia untuk Dijual Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat PT Medco Energi Internasional Tbk
5.000.000
-
6,38**)
29 Oktober 2013
46.022
44.589
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat PT Medco Energi International Tbk
20.000.000
-
8,00**)
23 Desember 2012
181.350
180.200
-
25.000 25.000
9,10**) 9,75**)
22 November 2013 22 November 2015
25.000 25.000
25.000 25.000
-
50.000
10,40**)
8 Juli 2013
50.000
50.000
-
20.000 30.000
8,50**) ) 8,20**
30 Desember 2011 11 Oktober 2012
30.000
-
20.000 -
130.000
120.000
311.350
300.200
357.372
344.789
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Seri A Seri B PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Seri A PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Seri II Seri III
**)
Bunga diterima setiap 3 (tiga) bulan sekali.
d.7. Credit Linked Notes (CLN) Berikut ini merupakan saldo efek-efek berupa Credit Linked Notes (CLN) pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011 Tanggal Jatuh Tempo
Tanggal Efektif
Penerbit Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat Standard Chartered Bank The Royal Bank of Scotland Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pihak Ketiga Dolar Amerika Serikat Restrukturisasi tahun 2011 Credit Suisse International
14 Maret 2011 6 April 2011
20 Oktober 2011
20 Maret 2014 20 Maret 2014
20 Desember 2016
Tingkat Bunga Per Tahun
3,05% LIBOR**) + 2%
LIBOR*) + 2,95%
Nilai Nominal (Dolar Amerika Serikat)
Nilai Tercatat
25.000.000 30.000.000
226.688 272.025
55.000.000
498.713
50.000.000
502.469
50.000.000
502.469
60
306
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d)
Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan):
2011 Tanggal Efektif
Penerbit
Restrukturisasi tahun 2008 The Royal Bank of Scotland
Tingkat Bunga Per Tahun
11 Februari 2009
20 Maret 2014 LIBOR**) + 1,50%
28 April 2009 14 Januari 2009 10 Februari 2009
20 Juni 2014 20 Maret 2014 20 Maret 2014
1 Desember 2008
20 Desember 2013
Nilai Nominal (Dolar Amerika Serikat)
Nilai Tercatat
90.000.000
897.739
70.000.000 50.000.000 25.000.000
694.225 503.376 249.926
235.000.000
2.345.266
LIBOR**) + 1,50% LIBOR**) + 2,80% LIBOR**) + 1,10%
LIBOR*) + 1,00%
25.000.000
249.260 249.260
Total
3.595.708
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (lanjutan) Pihak Ketiga (lanjutan) Dolar Amerika Serikat (lanjutan) Restrukturisasi tahun 2009 Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited The Royal Bank of Scotland The Royal Bank of Scotland
Tanggal Jatuh Tempo
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
d.7. Credit Linked Notes (CLN) (lanjutan)
2010
Penerbit Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Dolar Amerika Serikat Restrukturisasi tahun 2009 Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited The Royal Bank of Scotland The Royal Bank of Scotland
Nilai Nominal (Dolar Amerika Serikat)
Nilai Tercatat
11 Februari 2009
20 Maret 2014 LIBOR**) + 1,50%
90.000.000
929.995
28 April 2009 14 Januari 2009 10 Februari 2009
20 Juni 2014 20 Maret 2014 20 Maret 2014
LIBOR**) + 1,50% LIBOR**) + 2,80% LIBOR**) + 1,10%
70.000.000 50.000.000 25.000.000
714.434 523.114 259.224
235.000.000
2.426.767
20 Desember 2012 20 Desember 2013
LIBOR*) + 2,65% LIBOR*) + 1,00%
50.000.000 25.000.000
489.082 259.582
26 September 2008 1 Desember 2008
75.000.000 Total
**)
LIBOR ASD 6 (enam) bulanan. LIBOR ASD 3 (tiga) bulanan.
61
307
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
307
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
CLN merupakan surat utang yang pembayaran kupon dan pelunasan pokok CLN tersebut dikaitkan dengan kejadian atas kegagalan pembayaran kewajiban (credit default event) oleh Negara Republik Indonesia (reference entity). BRI akan menerima seluruh bunga dan pelunasan pokok secara penuh jika tidak terjadi credit default event. Jika terjadi credit default event terhadap reference entity, penerbit akan segera melunasi CLN tersebut dengan obligasi yang diterbitkan oleh reference entity atau kas dengan nilai tertentu. Credit default event yang dapat terjadi terhadap reference entity antara lain (i) kegagalan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo, (ii) repudiation/moratorium dan (iii) restrukturisasi yang syarat pembayaran kewajibannya tidak menguntungkan bagi kreditur.
RENCANA STRATEGIS 2012
*)
748.664 3.175.431
ANAK PERUSAHAAN
Restrukturisasi tahun 2008 Credit Suisse International The Royal Bank of Scotland
Tingkat Bunga Per Tahun
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Tanggal Efektif
Tanggal Jatuh Tempo
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) d)
Berdasarkan Jenis dan Penerbit (lanjutan): d.7. Credit Linked Notes (CLN) (lanjutan) Pada tahun 2011, BRI telah melakukan restrukturisasi atas kontrak CLN bersama Credit Suisse International dengan mengubah jangka waktu, bunga, serta menghilangkan kewajiban untuk melakukan top-up. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, credit default swaps yang melekat memiliki nilai wajar berupa kewajiban masing-masing sebesar ASD11.614.086 dan ASD8.023.069 (ekuivalen sebesar Rp105.311 dan Rp72.288) yang dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai kewajiban derivatif (Catatan 11). Keuntungan neto dari perubahan nilai wajar credit default swaps yang melekat dicatat sebagai pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar ASD2.034.218 (ekuivalen sebesar Rp18.445) dan ASD20.912.952 (ekuivalen sebesar Rp188.426). Pada tanggal 31 Desember 2011 kenaikan nilai wajar CLN yang yang diklasifikasikan dalam “Nilai Wajar melalui Laporan Laba rugi” berupa keuntungan yang belum direalisasi sebesar ASD1.408.049 (ekuivalen sebesar Rp12.767) yang dicatat pada laporan posisi keuangan sebagai tagihan derivatif (Catatan 11) dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah.
e)
Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Efek-efek: 2011 Rupiah *) Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) Pembalikan penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) Saldo akhir Dolar Amerika Serikat Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39) Saldo akhir
2010 1.535 (25)
100 1.510
-
43.250
-
(43.250)
-
-
1.510
1.510
62
LAPORAN TAHUNAN 2011
(12.449)
1.510
*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp25.
308
13.859
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. EFEK-EFEK (lanjutan) e)
Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Efek-efek (lanjutan):
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai efek-efek yang dibentuk telah memadai. f)
Tingkat Suku Bunga Rata-rata Per Tahun 2011 Rupiah Dolar Amerika Serikat
2010 7,58% 4,38
8,01% 3,81
h)
BRI mengakui keuntungan neto atas penjualan efek-efek adalah sebesar Rp132.246 dan Rp153.275 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, yang dilaporkan dalam akun “Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
i)
Obligasi Pemerintah sejumlah nominal Rp540.600 pada tanggal 31 Desember 2010, telah dijual dengan janji dibeli kembali (Catatan 23).
Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 8. TAGIHAN WESEL EKSPOR
ANAK PERUSAHAAN
a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: 2011
58.057 1.885
42.715 -
59.942
42.715
3.762.636 690.387 118.818 104.796 46.536 22.672
445.105 125.609 34.467 70.927 4.485
63
309
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
309
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Mata uang asing Wesel Ekspor Yuan Cina Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Euro Eropa Dolar Hong Kong Dirham Arab Emirates
2010
RENCANA STRATEGIS 2012
Pihak ketiga Rupiah Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Wesel Ekspor
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
BRI mengakui keuntungan yang belum direalisasi - neto dari nilai efek-efek yang diklasifikasikan “Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi” sebesar Rp884 dan Rp3.321 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, yang dilaporkan dalam akun “Keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto” di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
g)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai efek-efek yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp1.510 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. TAGIHAN WESEL EKSPOR (lanjutan) a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang (lanjutan): 2011 Pihak ketiga (lanjutan) Mata uang asing (lanjutan) Wesel Ekspor (lanjutan) Riyal Saudi Arabia Pound Sterling Inggris Dolar Australia Dolar Singapura Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
7.933 7.750 4.877 2.222
12.523 3.086 2.840 -
4.768.627
699.042
4.828.569 -
741.757 (7.418)
4.828.569
734.339
b) Berdasarkan Kolektibilitas: Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua tagihan wesel ekspor diklasifikasikan “Lancar”. c) Berdasarkan Jangka Waktu: Klasifikasi jangka waktu tagihan wesel ekspor berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011
2010
Pihak ketiga ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun
572.438 816.080 3.440.051
480.034 218.257 43.466
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
4.828.569 -
741.757 (7.418)
4.828.569
734.339
d) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Tagihan Wesel Ekspor adalah Sebagai Berikut: 2011 *)
Saldo awal Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) Saldo akhir
2010 7.638
5.512
(7.638)
1.906
-
7.418
*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp220.
Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan wesel ekspor yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar RpNihil dan Rp7.418 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
64
310
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
8. TAGIHAN WESEL EKSPOR (lanjutan) d) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Tagihan Wesel Ekspor adalah Sebagai Berikut (lanjutan):
Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 9. OBLIGASI REKAPITALISASI PEMERINTAH Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi BRI dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dibeli dari pasar sekunder.
a) Berdasarkan Tujuan Kepemilikan dan Sisa Umur Sampai Saat Jatuh Tempo: 2011 Tersedia untuk Dijual ≤ 1 bulan
2010 6.026.463
> 1 bulan - 3 bulan > 1 tahun - 5 tahun > 5 tahun - 10 tahun
1.000.000 2.600.000
4.000.000 500.000 3.100.000
3.600.000
7.600.000
8.996.026
13.626.463
Seri
Tanggal Jatuh Tempo
13,45 13,15 13,18 SPN 3 bulan SPN 3 bulan
Nilai Wajar/Nilai Tercatat 2011
15 Agustus 2011 15 Januari 2012 15 Juli 2012 25 Juli 2018 25 Juli 2020
2010
1.261.849 3.420.476 447.714 265.987
1.047.776 1.353.485 3.625.202 -
5.396.026
6.026.463
65
311
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
311
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Tersedia untuk Dijual FR0016 FR0017 FR0018 VR0027 VR0031
Tingkat Bunga Per Tahun (%)
RENCANA STRATEGIS 2012
b) Berdasarkan Klasifikasi dan Jenis:
ANAK PERUSAHAAN
5.396.026
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Rincian Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah adalah sebagai berikut:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sehubungan dengan program rekapitalisasi, BRI menerima obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah sejumlah nominal Rp29.149.000 yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahap yaitu sebesar nominal Rp20.404.300 pada tanggal 25 Juli 2000 dan Rp8.744.700 pada tanggal 31 Oktober 2000, yang seluruhnya merupakan obligasi tingkat bunga tetap. Berdasarkan kontrak manajemen tanggal 28 Februari 2001 antara Pemerintah dengan BRI dan Direksi serta Dewan Komisaris BRI, telah disepakati bahwa jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dibutuhkan untuk rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp29.063.531 (Catatan 28a), sehingga kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp85.469 wajib dikembalikan kepada Pemerintah dan BRI tidak memperoleh bunga atas obligasi tersebut. Pada tanggal 5 November 2001, BRI telah mengembalikan obligasi tersebut sebesar Rp85.469, termasuk bunga yang terkait dengan obligasi tersebut kepada Pemerintah.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan wesel ekspor yang dibentuk telah memadai.
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. OBLIGASI REKAPITALISASI PEMERINTAH (lanjutan) b) Berdasarkan Klasifikasi dan Jenis (lanjutan): Tingkat Bunga Per Tahun (%)
Seri Dimiliki Hingga Jatuh Tempo FR0015 VR0020 VR0021 VR0023 VR0026 VR0027 VR0028 VR0029 VR0031
Tanggal Jatuh Tempo
13,40 SPN 3 bulan SPN 3 bulan SPN 3 bulan SPN 3 bulan SPN 3 bulan SPN 3 bulan SPN 3 bulan SPN 3 bulan
Nilai Wajar/Nilai Tercatat 2011
15 Februari 2011 25 April 2015 25 November 2015 25 Oktober 2016 25 Januari 2018 25 Juli 2018 25 Agustus 2018 25 Agustus 2019 25 Juli 2020
2010
250.000 250.000 500.000 375.000 375.000 375.000 375.000 1.100.000
4.000.000 250.000 250.000 500.000 375.000 375.000 375.000 375.000 1.100.000
3.600.000
7.600.000
8.996.026
13.626.463
c) Informasi Signifikan Lainnya: Jadwal pembayaran bunga untuk obligasi seri FR adalah 6 (enam) bulan sekali, sedangkan untuk seri VR adalah 3 (tiga) bulan sekali. Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - Rupiah sejumlah nominal Rp100.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, telah dijual dengan janji dibeli kembali (Catatan 23). Nilai pasar untuk beberapa Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diklasifikasikan “Tersedia untuk dijual” berkisar antara 98,51% sampai dengan 104,44% dan 104,99% sampai dengan 110,69% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. BRI mengakui kerugian neto atas penjualan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dari kelompok yang diklasifikasikan ”Nilai wajar melalui laporan laba rugi” sebesar Rp387 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang dilaporkan dalam akun “Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - neto“ di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. 10. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 terdiri dari: 2011 Jangka Waktu (hari) Pihak ketiga Bank Indonesia Obligasi Pemerintah Seri FR0059 Seri FR0056 Seri FR0054 Seri FR0053 Seri FR0052 Seri FR0052
Tanggal Jual Kembali
99 99 21 20 104 22
16 Februari 2012 16 Februari 2012 12 Januari 2012 12 Januari 2012 16 Februari 2012 12 Januari 2012
Nilai Nominal
Nilai Jual Kembali Neto
18.000 171.000 2.000.000 1.048.200 134.771 84.096
66
312
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
18.265 190.451 2.458.802 1.195.006 177.596 110.386
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan) 2011
Pihak ketiga (lanjutan) Bank Indonesia (lanjutan) Obligasi Pemerintah (lanjutan) Seri FR0047 Seri FR0046 Seri FR0044 Seri FR0043 Seri FR0043 Seri FR0042 Seri FR0023
Tanggal Jual Kembali
22 20 20 20 99 100 99
Nilai Nominal
12 Januari 2012 12 Januari 2012 12 Januari 2012 12 Januari 2012 16 Februari 2012 29 Maret 2012 16 Februari 2012
Nilai Jual Kembali Neto
915.904 730.800 391.000 830.000 61.000 1.000.000 250.000
1.148.998 897.153 492.300 1.062.032 77.627 1.288.767 265.915
7.634.771
9.383.298
Jangka Waktu (hari)
29 29 29
Nilai Nominal
14 Januari 2011 14 Januari 2011 14 Januari 2011
Nilai Jual Kembali Neto
110.000 115.000 263.000
124.511 124.620 252.250
488.000
501.381
BRI melakukan penilaian efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali secara individual dengan adanya bukti obyektif penurunan nilai.
11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF Ikhtisar transaksi derivatif adalah sebagai berikut:
Tagihan derivatif
Transaksi Credit linked notes (Catatan 7) Swap mata uang asing Swap mata uang dan suku bunga Pembelian dan penjualan spot mata uang asing
Liabilitas derivatif 105.311 67.770 455
17.818
173.536
67
313
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
313
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
12.767 4.976 75 -
RENCANA STRATEGIS 2012
2011
ANAK PERUSAHAAN
Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Pihak ketiga PT Bank Pan Indonesia Tbk Obligasi Pemerintah Seri FR0031 Seri FR0040 Seri FR0045
Tanggal Jual Kembali
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Jangka Waktu (hari)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) Ikhtisar transaksi derivatif adalah sebagai berikut (lanjutan): 2010 Tagihan derivatif
Transaksi Swap mata uang dan suku bunga Pembelian dan penjualan spot mata uang asing Swap mata uang asing Credit linked notes (Catatan 7)
Liabilitas derivatif
78.654 5.722 3.494 -
5.840 3.673 72.288
87.870
81.801
a. Swap Mata Uang dan Suku Bunga BRI memiliki kontrak swap mata uang dan suku bunga pada tanggal - tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Nilai Nosional (ASD)
Counterparties The Royal Bank of Scotland DBS Bank DBS Bank Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited *) **)
Tingkat Bunga Per Tahun Diterima
20.000.000 65.000.000 35.000.000 50.000.000
Tanggal
Dibayar 6,30% 7,50% 7,25% 7,00%
)
Efektif
Jatuh Tempo
LIBOR* + 0,60% LIBOR**) + 1,65% ) LIBOR** + 1,65% LIBOR**) + 1,30%
23 September 2011 27 September 2011 6 Oktober 2011 22 September 2011
23 September 2012 27 September 2014 6 Oktober 2013 22 September 2013
50.000.000
7,50%
LIBOR**) + 1,70%
26 September 2011 26 September 2014
50.000.000
7,50%
LIBOR**) + 1,70%
21 September 2011 22 September 2014
LIBOR ASD 6 (tiga) bulanan. LIBOR ASD 3 (tiga) bulanan.
2010 Nilai Nosional (ASD)
Counterparties The Royal Bank of Scotland The Royal Bank of Scotland DBS Bank DBS Bank Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited *) **)
Tingkat Bunga Per Tahun Diterima
Dibayar
Tanggal Efektif
Jatuh Tempo
50.000.000 25.000.000 40.000.000 25.000.000 100.000.000 50.000.000 100.000.000
LIBOR**) + 0,25% LIBOR**) + 0,50% SBI*) + 0,05% LIBOR**) + 1,50% 11% LIBOR**) + 0,25% LIBOR**) + 0,50%
5,40% 5,95% LIBOR**) + 1,10% SBI*) + 1,50% LIBOR**) + 0,80% SBI*) - 1,50% SBI*)
9 Desember 2010 13 Oktober 2010 9 Juni 2008 21 Juli 2010 19 Juni 2008 12 November 2010 7 September 2010
9 Desember 2011 13 Oktober 2011 9 Juni 2011 21 Juli 2011 19 Juni 2011 14 November 2011 7 September 2011
25.000.000
LIBOR**) + 1,50%
SBI*) + 1,18%
12 Agustus 2010
12 Agustus 2011
Sertifikat Bank Indonesia 3 (tiga) bulanan. LIBOR ASD 3 (tiga) bulanan.
BRI melakukan kontrak pertukaran mata uang dan suku bunga (cross currency interest rate swap) terhadap beberapa counterparties, dimana BRI dan counterparties sepakat untuk saling menukarkan dana dalam mata uang ASD dan Rupiah yang nilainya setara pada tanggal efektif kontrak. Dengan demikian maka para pihak berkewajiban membayar bunga sesuai dengan dana yang diterimanya. Apabila dana yang diterima ASD, maka pihak penerima berkewajiban membayar bunga tetap (fixed rate) atau mengambang (floating rate) sebesar LIBOR 3 (tiga) bulanan atau LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah dengan marjin tertentu. Sebaliknya penerima dana Rupiah berkewajiban membayar fixed rate atau floating rate sebesar tingkat bunga SBI 3 (tiga) bulanan ditambah dengan marjin tertentu. 68
314
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) b. Pembelian dan Penjualan Spot Mata Uang Asing
c. Swap Mata Uang Asing Pada tanggal 31 Desember 2011, BRI memiliki kontrak swap mata uang asing dalam Dolar Amerika Serikat (ASD) dengan nilai nosional sebesar ASD17.400.000 dengan nilai kontrak beli sebesar Rp156.881 dan nilai kontrak jual Rp160.007. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan derivatif adalah sebagai berikut: 2010 1.449 (1.449)
Saldo akhir
-
Seluruh tagihan derivatif pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 tidak mengalami penurunan nilai.
12. KREDIT YANG DIBERIKAN a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis: 2011
231.577.762
208.707.328
11.710.504 4.113.834 353.748
4.159.430 3.704.834 399.746
16.178.086
8.264.010
247.755.848
216.971.338
69
315
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
315
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
75.371.389 62.290.266 50.791.261 12.714.177 6.625.255 775.934 139.046
RENCANA STRATEGIS 2012
Mata uang asing Modal kerja Investasi Sindikasi
90.189.492 61.633.557 55.715.913 14.031.064 7.825.141 934.695 1.247.900
ANAK PERUSAHAAN
Pihak ketiga Rupiah Kupedes Modal kerja Konsumsi Investasi Program Sindikasi Lainnya
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No.55 (Revisi 2006) (Catatan 39)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pada tanggal 31 Desember 2011, BRI memiliki kontrak pembelian spot mata uang asing dalam Dolar Amerika Serikat (ASD) dengan nilai nosional sebesar ASD10.000.000 dengan nilai kontrak sebesar Rp91.130.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) a) Berdasarkan Mata Uang dan Jenis (lanjutan): 2011 Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Modal kerja Sindikasi Investasi Konsumsi Karyawan Mata uang asing Modal Kerja Investasi Konsumsi
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
16.355.057 7.858.316 3.287.839 56.855 55.721
12.670.289 8.152.188 1.741.962 35.262 35.742
27.613.788
22.635.443
9.016.108 1.020.513 -
6.936.650 420.326 481
10.036.621
7.357.457
37.650.409
29.992.900
285.406.257 (15.951.531)
246.964.238 (13.991.454)
269.454.726
232.972.784
Perincian kredit yang diberikan dalam mata uang asing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp26.141.237 dan Rp15.596.196 dalam Dolar Amerika Serikat, Rp73.470 dan Rp21.607 dalam Dolar Singapura, RpNihil dan Rp3.032 dalam Euro Eropa, RpNihil dan Rp632 dalam Pound Sterling Inggris. b) Berdasarkan Sektor Ekonomi: 2011 Pihak ketiga Rupiah Perdagangan, perhotelan dan restoran Pertanian Jasa dunia usaha Perindustrian Konstruksi Jasa pelayanan sosial Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Pertambangan Listrik, gas dan air Lain-lain
2010
82.301.568 18.419.819 7.210.928 7.173.161 4.252.484 2.601.608 1.619.659 795.759 432.713 106.770.063
82.130.884 15.746.727 6.157.754 7.903.000 4.400.580 2.650.878 1.540.925 1.415.313 400.548 86.360.719
231.577.762
208.707.328
70
316
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) b) Berdasarkan Sektor Ekonomi (lanjutan):
8.264.010
247.755.848
216.971.338
6.013.365 5.031.028 4.092.903 2.895.110 2.751.043 2.380.028 1.467.558 307.681 33.557 2.641.515
4.572.476 4.453.355 25.057 2.154.595 1.418.477 2.299.154 943.091 350.000 159.633 6.259.605
27.613.788
22.635.443
6.131.164 2.754.253 458.021 77.074 49.985 45.338 520.786
52.591 3.013.805 277.956 3.913.403 11.864 87.838
10.036.621
7.357.457
37.650.409
29.992.900
285.406.257 (15.951.531)
246.964.238 (13.991.454)
269.454.726
232.972.784
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
71
317
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
16.178.086
ANAK PERUSAHAAN
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
1.156.020 2.736.052 894.860 534.798 919.773 230.940 53.500 99.629 899.656 738.782
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Mata uang asing Perindustrian Pertambangan Konstruksi Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Perdagangan, perhotelan dan restoran Jasa dunia usaha Pertanian Lain-lain
6.319.825 3.069.287 2.198.047 1.620.730 882.440 707.672 200.083 90.213 67.952 1.021.837
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Listrik, gas dan air Jasa dunia usaha Jasa pelayanan sosial Perindustrian Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Pertambangan Perdagangan, perhotelan dan restoran Lain-lain
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011 Pihak ketiga (lanjutan) Mata uang asing Perdagangan, perhotelan dan restoran Perindustrian Pertanian Pertambangan Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Jasa dunia usaha Jasa pelayanan sosial Listrik, gas dan air Lain-lain
317
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) c) Berdasarkan Jangka Waktu: Klasifikasi jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011 2010 Pihak ketiga Rupiah ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 2 tahun > 2 tahun - 5 tahun > 5 tahun
Mata uang asing ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 2 tahun > 2 tahun - 5 tahun > 5 tahun
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 2 tahun > 2 tahun - 5 tahun > 5 tahun Mata uang asing ≤ 1 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 2 tahun > 2 tahun - 5 tahun > 5 tahun
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
8.636.335 11.170.959 46.374.408 37.071.298 65.733.770 62.590.992
8.114.618 11.294.927 44.749.348 32.326.151 60.619.171 51.603.113
231.577.762
208.707.328
744.280 802.530 6.644.163 1.418.908 4.238.244 2.329.961
1.025.975 732.191 1.190.906 512.271 2.889.888 1.912.779
16.178.086
8.264.010
247.755.848
216.971.338
5.069.059 5.472.456 3.880.725 672.840 2.811.474 9.707.234
4.202.001 5.959.298 1.194.479 1.810.107 2.575.554 6.894.004
27.613.788
22.635.443
6.126.118 98.959 112.336 2.754.253 944.955
71.896 199.229 2.824.595 4.261.737
10.036.621
7.357.457
37.650.409
29.992.900
285.406.257 (15.951.531)
246.964.238 (13.991.454)
269.454.726
232.972.784
72
318
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) d) Berdasarkan Kolektibilitas: 2010
4.261.841
5.011.021
257.435.589 18.698.719 752.016 847.057 3.411.035
225.447.541 11.547.910 1.044.966 894.169 3.018.631
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
285.406.257 (15.951.531)
246.964.238 (13.991.454)
269.454.726
232.972.784
1) Tingkat suku bunga rata-rata per tahun untuk kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 2011 16,80% 2,84
15,98% 3,66
22,00% 6,50
22,76% 6,51
2) Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan, surat kuasa untuk menjual, giro, deposito atau jaminan lain yang umumnya diterima oleh perbankan (Catatan 19 dan 21). 3) Kredit modal kerja dan investasi diberikan kepada debitur untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan barang-barang modalnya.
5) Kredit program merupakan kredit yang disalurkan BRI berdasarkan petunjuk dari Pemerintah dalam rangka mendukung pembangunan di Indonesia khususnya pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi.
73
319
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
319
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
7) Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur dibawah perjanjian pembiayaan bersama dengan bank-bank lain. Keikutsertaan BRI sebagai anggota sindikasi berkisar antara 10% sampai dengan 74,94% dan 12,44% sampai dengan 74,94% masingmasing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
RENCANA STRATEGIS 2012
6) Kredit Kupedes merupakan kredit yang disalurkan BRI melalui kantor BRI Unit. Sasaran kredit ini adalah usaha mikro dan golongan berpenghasilan tetap yang memerlukan tambahan pembiayaan yang besarnya sesuai dengan ketentuan batasan plafond Kupedes. Sektor ekonomi yang menjadi sasaran adalah pertanian, industri, perdagangan dan lain-lain.
ANAK PERUSAHAAN
4) Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Bunga Kontrak Rupiah Mata uang asing Bunga Efektif Rupiah Mata uang asing
2010
TATA KELOLA PERUSAHAAN
e) Informasi Penting Lainnya:
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011 Individual Kolektif Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) e) Informasi Penting Lainnya (lanjutan): 8) Pinjaman karyawan adalah pinjaman yang diberikan kepada karyawan dengan tingkat bunga sebesar 5,5% per tahun yang ditujukan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan jangka waktu berkisar antara 4 (empat) tahun sampai 20 (dua puluh) tahun. Pembayaran pokok pinjaman dan bunga dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan. Perbedaan antara tingkat bunga pinjaman karyawan dan Base Lending Rate (BLR) ditangguhkan dan dicatat sebagai beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan, bagian dari aset lain-lain. Besarnya akun beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan sebesar Rp629.188 dan Rp757.608 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 17). 9) Kredit yang diberikan BRI kepada pihak berelasi diluar kredit yang diberikan kepada karyawan kunci (Catatan 43) adalah sebagai berikut: 2011 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Pertamina (Persero) Perum Pegadaian PT Taspen (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Perum BULOG PT Petrokimia Gresik Kementerian Keuangan Republik Indonesia PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) PT Bringin Srikandi Finance PT Bringin Indotama Sejahtera Finance PT Bringin Karya Sejahtera PT Bringin Gigantara PT Bringin Sejahtera Artha Makmur Lain-lain
2010
6.838.464 8.539.984 4.858.401 4.014.051 1.700.000 1.229.276 900.518 820.519 773.151 448.706 193.312 113.445 18.020 3.637 1.134 7.142.070
6.199.343 7.217.175 4.246.385 3.390.000 1.375.000 676.293 642.743 270.284 417.066 317.267 187.218 158.432 20.652 5.971 4.833.329
37.594.688
29.957.158
10) Jumlah kredit yang diberikan yang telah direstrukturisasi BRI (Entitas Induk) selama tahun 2011 dan 2010, serta masih dalam proses restrukturisasi masing-masing pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): 2011 Telah direstrukturisasi selama tahun berjalan Dalam proses restrukturisasi
985.180 522.971
2010 1.034.003 716.171
Skema restrukturisasi tersebut umumnya dilakukan dengan perpanjangan masa pelunasan kredit.
74
320
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) e) Informasi Penting Lainnya (lanjutan):
9) Kredit yang diberikan BRI kepada pihak berelasi diluar kredit yang diberikan kepada karyawan kunci (Catatan 43) adalah sebagai berikut:
6.199.343 7.217.175 4.246.385 3.390.000 1.375.000 676.293 642.743 270.284 417.066 317.267 187.218 158.432 20.652 5.971 4.833.329
37.594.688
29.957.158
10) Jumlah kredit yang diberikan yang telah direstrukturisasi BRI (Entitas Induk) selama tahun 2011 dan 2010, serta masih dalam proses restrukturisasi masing-masing pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
Telah direstrukturisasi selama tahun berjalan Dalam proses restrukturisasi
985.180 522.971
2010 1.034.003 716.171
Skema restrukturisasi tersebut umumnya dilakukan dengan perpanjangan masa pelunasan kredit.
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
74
321
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
2011
ANAK PERUSAHAAN
6.838.464 8.539.984 4.858.401 4.014.051 1.700.000 1.229.276 900.518 820.519 773.151 448.706 193.312 113.445 18.020 3.637 1.134 7.142.070
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Pertamina (Persero) Perum Pegadaian PT Taspen (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Perum BULOG PT Petrokimia Gresik Kementerian Keuangan Republik Indonesia PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) PT Bringin Srikandi Finance PT Bringin Indotama Sejahtera Finance PT Bringin Karya Sejahtera PT Bringin Gigantara PT Bringin Sejahtera Artha Makmur Lain-lain
2010
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2011
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
8) Pinjaman karyawan adalah pinjaman yang diberikan kepada karyawan dengan tingkat bunga sebesar 5,5% per tahun yang ditujukan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan jangka waktu berkisar antara 4 (empat) tahun sampai 20 (dua puluh) tahun. Pembayaran pokok pinjaman dan bunga dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulan. Perbedaan antara tingkat bunga pinjaman karyawan dan Base Lending Rate (BLR) ditangguhkan dan dicatat sebagai beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan, bagian dari aset lain-lain. Besarnya akun beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan sebesar Rp629.188 dan Rp757.608 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 17).
321
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) e) Informasi Penting Lainnya (lanjutan): Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan: 2011 *)
2010
Saldo awal Penyesuaian saldo awal sehubungan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 39) Pembentukan penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) Penghapusbukuan selama tahun berjalan Selisih kurs
14.201.100
11.279.891
5.789.241 (4.394.952) 356.142
7.879.092 (4.964.081) (186.182)
Saldo akhir
15.951.531
13.991.454
-
(17.266)
*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp209.646
Dalam saldo penyisihan kerugian penurunan nilai BRI (Entitas Induk) termasuk penyisihan kerugian untuk daerah yang pernah mengalami bencana dan masih dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar Rp5.961.982 dan Rp3.903.584 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 2f dan 37). Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (Catatan 2f) adalah sebesar Rp8.620.578 dan Rp7.743.646 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, yang dibentuk telah memadai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 13. PIUTANG DAN PEMBIAYAAN SYARIAH Piutang dan pembiayaan syariah berdasarkan kolektibilitas adalah sebagai berikut: 2011 Pihak ketiga Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
2010
8.517.359 216.663 29.280 71.752 151.801
5.138.596 180.244 42.984 31.043 101.630
8.986.855
5.494.497
76
322
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PIUTANG DAN PEMBIAYAAN SYARIAH (lanjutan) 2011
Total Dikurangi penyisihan kerugian
121.860
30.471
121.860
30.471
9.108.715 (138.441)
5.524.968 (111.376)
8.970.274
5.413.592
Piutang dan pembiayaan syariah terdiri dari piutang murabahah, piutang istishna, pinjaman qardh, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Perubahan penyisihan kerugian piutang dan pembiayaan syariah: 2010
Saldo awal Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Penghapusbukuan selama tahun berjalan
111.376
88.257
18.743
(3.267)
35.964 (27.642)
26.386 -
Saldo akhir
138.441
111.376
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah piutang dan pembiayaan syariah yang diklasifikasikan Non-Performing Financing (NPF) adalah masing-masing sebesar Rp252.833 (2,78%) dan Rp175.657 (3,18%).
ANAK PERUSAHAAN
14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI Rincian tagihan akseptasi kepada nasabah adalah sebagai berikut: a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: 2011
56.514
-
1.325.538 14.028 1.255 -
560.271 35.090 613
1.340.821
595.974
1.397.335
595.974
77
323
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
323
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Mata uang asing L/C Impor dan SKBDN Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Yen Jepang Dolar Singapura
2010
RENCANA STRATEGIS 2012
Pihak ketiga Rupiah L/C Impor dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian piutang dan pembiayaan syariah yang dibentuk telah memadai.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2011
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pihak berelasi (Catatan 43) Lancar
2010
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI (lanjutan) a) Berdasarkan Jenis dan Mata Uang (lanjutan): 2011 Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah L/C Impor dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Mata uang asing L/C Impor dan SKBDN Dolar Amerika Serikat Yen Jepang
2010
493
-
280.468 13.880
70.904 -
294.348
70.904
294.841 Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
70.904
1.692.176 -
666.878 (6.669)
1.692.176
660.209
Jumlah liabilitas akseptasi adalah sebesar jumlah tagihan akseptasi kepada nasabah (sebelum dikurangi penyisihan kerugian). b) Berdasarkan Kolektibilitas: Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, semua tagihan dan liabilitas akseptasi diklasifikasikan “Lancar”. c) Berdasarkan Jangka Waktu: Klasifikasi jangka waktu tagihan akseptasi berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011 Pihak ketiga ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun Pihak berelasi (Catatan 43) ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
395.301 716.137 285.897
202.717 290.109 103.148
1.397.335
595.974
33.279 23.276 238.286
66.881 4.023 -
294.841
70.904
1.692.176 -
666.878 (6.669)
1.692.176
660.209
78
324
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI (lanjutan) d) Perubahan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Tagihan Akseptasi adalah sebagai berikut: Saldo awal Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32)
2010 7.240
4.502
(7.240)
Saldo akhir
2.167
-
6.669
*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp571.
Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar RpNihil dan Rp6.669 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37. 15. PENYERTAAN SAHAM
2011
Nama Perusahaan Metode Ekuitas PT BTMU-BRI Finance
Biaya Perolehan
Pembiayaan
45,00%
Lembaga penyelesaian efek
3,00
900
8,00 2,10 3,00 3,00 9,00 10,00 9,00 0,03
536 210 77 77 66 35 23 20
Investasi Pemeringkat efek Perbankan Perbankan Perbankan Perbankan Perbankan Non-Bank
24.750
138.531
Nilai Tercatat 163.281
1.944 Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
165.225 (536) 164.689
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
79
325
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia BPR Toelongredjo Agroloka BPR Tjoekir Agroloka BPR Toelangan Agroloka BPR Cinta Manis Agroloka BPR Bungamayang Agroloka PT Aplikanusa Lintasarta
Persentase Pemilikan
ANAK PERUSAHAAN
Metode Biaya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Jenis Usaha
Akumulasi atas Bagian Laba Neto Perusahaan Asosiasi
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi yang dibentuk telah memadai.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011 *)
325
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) 2010
Jenis Usaha
Nama Perusahaan Metode Ekuitas PT BTMU-BRI Finance Metode Biaya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia PT Pemeringkat Efek Indonesia
Persentase Pemilikan
Biaya Perolehan 24.750
Akumulasi atas Bagian Laba Neto Perusahaan Asosiasi
Nilai Tercatat
Pembiayaan
45,00%
109.380
134.130
Lembaga penyelesaian efek
3,00
900
Investasi Pemeringkat efek
8,00 2,10
536 210 1.646
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
135.776 (1.888) 133.888
Seluruh penyertaan diklasifikasikan ”Lancar”, kecuali penyertaan saham pada PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia yang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah diklasifikasikan ”Macet”. Pada tahun-tahun 2011 dan 2010, BRI telah menerima dividen tunai dari PT Pemeringkat Efek Indonesia masing-masing sebesar Rp134 dan Rp147 dari pembagian laba akhir tahun 2010 dan 2009. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai penyertaan saham: 2011 *)
Saldo awal Pembentukan (pembalikan) penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 32) Saldo akhir
2010 1.891 (1.355) 536
1.662 226 1.888
*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp3.
Jumlah minimum penyisihan kerugian penurunan nilai penyertaan saham yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp536 dan Rp1.888 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai penyertaan saham yang dibentuk telah memadai. Informasi mengenai klasifikasi aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dan mengalami penurunan nilai diungkapkan pada Catatan 37.
80
326
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. ASET TETAP Aset tetap terdiri atas:
Keterangan
Saldo Awal
*)
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
43.558 166.317 128.224 168.472 143.403 -
640 2.951 20.338 33.978 5.971 -
287.257 1.730.115 658.286 2.423.651 890.844 184
Aset sewa guna usaha
5.404.241 772
649.974 -
63.878 765
5.990.337 7
Total Biaya Perolehan
5.405.013
649.974
64.643
5.990.344
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan Kendaraan bermotor Komputer dan mesin Perlengkapan kantor
736.700 503.047 1.998.058 597.491
116.471 30.599 110.799 101.951
2.241 19.865 31.053 4.438
850.930 513.781 2.077.804 695.004
Aset sewa guna usaha
3.835.296 772
359.820 -
57.597 765
4.137.519 7
Total Akumulasi Penyusutan
3.836.068
359.820
58.362
4.137.526
Nilai buku neto
1.568.945
*)
1.852.818
Termasuk dalam penambahan aset tetap adalah saldo awal Entitas Anak yang diakuisisi (Biaya Perolehan sebesar Rp49.196 dan Akumulasi Penyusutan sebesar Rp37.063)
Keterangan
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
231.542 1.349.813 536.252 2.159.138 664.860 184
12.857 217.536 28.765 154.802 97.952 -
60 600 14.617 24.783 9.400 -
244.339 1.566.749 550.400 2.289.157 753.412 184
Aset sewa guna usaha
4.941.789 3.219
511.912 -
49.460 2.447
5.404.241 772
Total Biaya Perolehan
4.945.008
511.912
51.907
5.405.013
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
81
327
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan Kendaraan bermotor Komputer dan mesin Perlengkapan kantor Aset tetap museum
ANAK PERUSAHAAN
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
244.339 1.566.749 550.400 2.289.157 753.412 184
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah Bangunan Kendaraan bermotor Komputer dan mesin Perlengkapan kantor Aset tetap museum
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011
327
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. ASET TETAP (lanjutan) 2010 Keterangan
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan Kendaraan bermotor Komputer dan mesin Perlengkapan kantor
669.908 486.919 1.877.748 541.238
67.194 30.082 142.788 62.528
402 13.954 22.478 6.275
736.700 503.047 1.998.058 597.491
Aset sewa guna usaha
3.575.813 2.983
302.592 138
43.109 2.349
3.835.296 772
Total Akumulasi Penyusutan
3.578.796
302.730
45.458
3.836.068
Nilai buku neto
1.366.212
1.568.945
Jumlah penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah masing-masing sebesar Rp322.757 dan Rp302.730 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 34). BRI telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT Asuransi Bringin Sejahtera Artha Makmur (pihak berelasi), PT Asuransi Jasa Tania, PT Asuransi Bringin Sejahtera Artha Makmur Syariah (pihak berelasi), dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp7.934.117 dan Rp7.513.307 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 17. ASET LAIN-LAIN Aset lain-lain terdiri atas: 2011 Rupiah Biaya dibayar di muka Beban yang ditangguhkan untuk pinjaman karyawan (Catatan 12e) Piutang bunga Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Efek-efek Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Persediaan kantor Agunan yang diambil alih Lain-lain
2010
671.315
614.699
629.188
757.608
331.783 321.551 1.449 202.258 75.845 2.119.229
575.703 171.967 1.392 194.108 39.290 2.452.221
4.352.618
4.806.988
82
328
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. ASET LAIN-LAIN (lanjutan) 2011
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
50.902 27.538 2.012 860.435
43.639 15.080 1.732 216.482
940.887
276.933
5.293.505 -
5.083.921 (203.142)
5.293.505
4.880.779
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai aset lain-lain yang dibentuk telah memadai. 18. LIABILITAS SEGERA
2011
692.391 157.826 161.402 57.194 58.316 267.895 15.347 37.171 2.610.736
3.887.971
4.058.278
348 73.321
347 65.014
73.669
65.361
3.961.640
4.123.639
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
83
329
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Mata uang asing Titipan pengiriman uang Lain-lain
711.751 202.137 156.759 56.009 45.493 38.667 33.254 25.040 2.618.861
ANAK PERUSAHAAN
Rupiah Titipan advance payment Titipan setoran pajak Titipan asuransi Titipan pinjaman kelolaan Titipan pengiriman uang Titipan kartu kredit Titipan setoran kliring Wesel dan cek perjalanan BRI (Cepebri) Lain-lain
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Liabilitas segera terdiri atas:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pada tanggal 31 Desember 2010, penyisihan kerugian penurunan nilai terutama atas rekening suspense di cabang-cabang, tagihan kepada pihak lainnya, kerugian atas kasus yang terjadi, agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Mata uang asing Piutang bunga Efek-efek Lain-lain Biaya dibayar di muka Lain-lain
329
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. GIRO Giro terdiri atas: 2011 Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Mata uang asing
2010
51.225.981 6.220.301
65.704.038 5.862.602
57.446.282
71.566.640
14.720.488 4.096.130
4.423.822 1.058.235
18.816.618
5.482.057
76.262.900
77.048.697
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro adalah sebagai berikut: 2011 Rupiah Mata uang asing
2010 3,61% 0,15
3,60% 0,43
Perincian giro dalam mata uang asing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masingmasing adalah sebesar Rp9.630.558 dan Rp6.348.219 dalam Dolar Amerika Serikat, Rp298.640 dan Rp402.609 dalam Euro Eropa, Rp160.390 dan Rp27.163 dalam Dolar Singapura, Rp108.782 dan RpNihil dalam Yuan Cina, Rp77.776 dan Rp45.276 dalam Pound Sterling Inggris, Rp25.551 dan Rp6.649 dalam Yen Jepang, Rp11.582 dan Rp38.198 dalam Dolar Hong Kong, Rp3.152 dan Rp52.723 dalam Dolar Australia. Giro yang dijadikan jaminan atas fasilitas perbankan yang diberikan oleh BRI adalah masing-masing sebesar Rp64.050 dan Rp3.230 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 20. TABUNGAN Tabungan terdiri atas: 2011 Pihak ketiga Rupiah Simpedes Britama Lain-lain Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Britama Lain-lain
2010
91.183.270 59.354.579 2.075.510
76.255.535 47.096.445 1.613.718
152.613.359
124.965.698
29.080 1.020
231.820 -
30.100
231.820
152.643.459
125.197.518
84
330
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
20. TABUNGAN (lanjutan) Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk tabungan adalah masing-masing sebesar 2,46% dan 2,41% untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
Deposito berjangka terdiri atas: 2011 Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing
109.639.658 17.859.908
82.480.026 17.282.840
127.499.566
99.762.866
15.038.243 3.469.172
21.341.270 5.205.450
18.507.415
26.546.720
146.006.981
126.309.586
Deposito berjangka berdasarkan periode kontrak adalah sebagai berikut:
7.848.213
57.662.930 17.792.377 5.877.241 19.376.504 245.329
42.628.246 11.364.271 3.399.702 17.057.141 182.453
109.639.658
82.480.026
2.199.514
877.604
5.844.233 2.537.479 4.151.461 3.125.944 1.277
8.475.103 1.773.356 3.016.867 3.138.207 1.703
17.859.908
17.282.840
127.499.566
99.762.866
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
85
331
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Mata uang asing Deposits on call Deposito 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan
8.685.277
ANAK PERUSAHAAN
Pihak ketiga Rupiah Deposits on call Deposito 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
2011
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Mata uang asing
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
21. DEPOSITO BERJANGKA
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
331
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan) 2011 Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Deposits on call Deposito 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
2010
2.251.958
5.516.844
7.052.168 535.923 43.098 5.155.096
7.161.512 533.662 11.660 8.117.592
15.038.243
21.341.270
436.384
1.765.311
2.977.383 45.894 27 9.484
3.429.998 2.050 2.685 5.406
3.469.172
5.205.450
18.507.415
26.546.720
146.006.981
126.309.586
Mata uang asing Deposits on call Deposito 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut: 2011 Rupiah Mata uang asing
2010 6,87% 1,86
7,00% 2,41
Perincian deposito berjangka dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp17.074.486 dan Rp22.259.131 dalam Dolar Amerika Serikat, Rp4.089.697 dan RpNihil dalam Yuan Cina, Rp163.649 dan Rp227.699 dalam Euro Eropa dan Rp1.248 dan Rp1.460 dalam Dolar Singapura. Deposito berjangka yang dijadikan jaminan atas fasilitas perbankan yang diberikan oleh BRI adalah masing-masing sebesar Rp145.418 dan Rp108.933 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya terdiri atas: 2011 Pihak ketiga Rupiah Giro Tabungan Deposits on call
61.358 22.997 2.400.000
2010
80.010 7.510 2.578.500
86
332
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (lanjutan) 2011
Mata uang asing Giro Deposito berjangka Inter-bank call money
Mata uang asing Inter-bank call money
3.538.813
4.242.926
10.640 18.135 114.666
168 144.368 360.400
143.441
504.936
10.559 50.000 100.000
253 192.000 40.000
160.559
232.253
181.350
180.200
4.024.163
5.160.315
Dalam simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya terdapat giro, tabungan, deposito berjangka dan inter-bank call money yang didasarkan pada prinsip syariah masing-masing sebesar Rp3.087, Rp2.033, Rp555.405 dan Rp150.000 pada tanggal 31 Desember 2011 dan sebesar Rp4.468, Rp903, Rp666.356 dan Rp40.000 pada tanggal 31 Desember 2010. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya adalah sebagai berikut:
2011 1,83 % 2,14 6,22 6,59 5,80
2010
2011
2,02% 2,49 6,49 6,93 6,19
2010
0,16% 1,24 0,25
0,24% 0,95 2,24
Klasifikasi jangka waktu simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011 ≤ 1 bulan
61.358 22.997
> 1 - 3 bulan
> 3 bulan - 1 tahun
-
Total
-
61.358 22.997
87
333
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
333
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Pihak ketiga Rupiah Giro Tabungan
RENCANA STRATEGIS 2012
Giro Tabungan Deposits on call Deposito berjangka Inter-bank call money
Mata Uang Asing
ANAK PERUSAHAAN
Rupiah
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
1.151.906 425.000
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Giro Deposito berjangka Inter-bank call money
974.458 80.000
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pihak ketiga (lanjutan) Rupiah (lanjutan) Deposito berjangka Inter-bank call money
2010
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (lanjutan) 2011 ≤ 1 bulan
Pihak ketiga (lanjutan) Rupiah (lanjutan) Deposits on call Deposito berjangka Inter-bank call money
Mata uang asing Giro Deposito berjangka Inter-bank call money
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Giro Deposito berjangka Inter-bank call money
Mata uang asing Inter-bank call money
> 1 - 3 bulan
> 3 bulan - 1 tahun
Total
2.400.000 974.458 80.000
-
-
2.400.000 974.458 80.000
3.538.813
-
-
3.538.813
10.640 18.135 -
-
114.666
10.640 18.135 114.666
28.775
-
114.666
143.441
10.559 50.000 100.000
-
-
10.559 50.000 100.000
160.559
-
-
160.559
181.350
-
-
181.350
3.909.497
-
114.666
4.024.163
2010 ≤ 1 bulan
Pihak Ketiga Rupiah Giro Tabungan Deposits on call Deposito berjangka Inter-bank call money Mata uang asing Giro Deposito berjangka Inter-bank call money
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Giro Deposito berjangka Inter-bank call money
> 1 - 3 bulan
> 3 bulan - 1 tahun
Total
80.010 7.510 2.578.500 1.151.790 425.000
116 -
-
80.010 7.510 2.578.500 1.151.906 425.000
4.242.810
116
-
4.242.926
168 144.368 360.400
-
-
168 144.368 360.400
504.936
-
-
504.936
253 192.000 40.000
-
-
253 192.000 40.000
232.253
-
-
232.253
88
334
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. SIMPANAN DARI BANK LAIN DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (lanjutan) 2010 ≤ 1 bulan
> 3 bulan - 1 tahun
Total
180.200
-
-
180.200
5.160.199
116
-
5.160.315
23. EFEK YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali terdiri atas: 2011
Rupiah Deutsche Bank, AG Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Seri FR0017
Tanggal Beli Kembali
87
Nilai Nominal
12 Januari 2012
Nilai Jual Kembali Neto
102.681
100.000
102.681
2010
Jenis Efek
____________________________________________
Nilai Nominal
Nilai Jual Kembali Neto
17 Januari 2011
100.000
102.752
730 730 730 730 730 730 730 730
29 September 2011 29 September 2011 29 September 2011 29 September 2011 29 September 2011 29 September 2011 29 September 2011 29 September 2011
207.230 63.070 27.030 45.050 99.110 27.030 45.050 27.030
162.385 49.422 21.181 35.301 77.662 21.181 35.301 21.180
540.600
423.613
640.600
526.365
89
335
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
335
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
94
RENCANA STRATEGIS 2012
Mata uang asing Barclays Bank, PLC Obligasi Pemerintah Seri RI0014 Seri RI0015 Seri RI0016 Seri RI0017 Seri RI0018 Seri RI0035 Seri RI0037 Seri RI0038
Tanggal Beli Kembali
ANAK PERUSAHAAN
Rupiah Deutsche Bank, AG Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Seri FR0017
Jangka Waktu (hari)
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
100.000
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Jenis Efek
____________________________________________
Jangka Waktu (hari)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pihak berelasi (Catatan 43) (lanjutan) Mata uang asing Inter-bank call money
> 1 - 3 bulan
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. PINJAMAN YANG DITERIMA Pinjaman yang diterima terdiri atas:
2011
Rupiah Pihak ketiga Pinjaman dari Bank Indonesia Pinjaman likuiditas Pinjaman untuk investasi aset tetap Pinjaman lainnya
Pihak berelasi (Catatan 43) Pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Pinjaman dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Mata uang asing Pihak ketiga Pinjaman bilateral Pinjaman lainnya
2010
53.911 12.376
62.147 32.092 12.376
66.287
106.615
82.634
-
149.791
-
232.425
-
298.712
106.615
2.946.938 9.852.266
2.703.000 6.644.930
12.799.204
9.347.930
13.097.916
9.454.545
Klasifikasi jangka waktu pinjaman yang diterima berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011 Pihak ketiga Rupiah > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 5 tahun > 5 tahun Mata uang asing ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 5 tahun
2010
103.362 152.214 43.136 -
9.494 16.819 60.365 19.937
298.712
106.615
2.176.522 10.622.682 -
695.397 4.675.348 3.749.307 227.878
12.799.204
9.347.930
13.097.916
9.454.545
90
336
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) Berikut ini adalah informasi pokok lainnya sehubungan dengan pinjaman yang diterima:
(i) Pinjaman Likuiditas Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Indonesia untuk dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur BRI antara lain untuk keperluan Kredit Investasi, Kredit Koperasi Primer untuk Anggota Tebu Rakyat, Pinjaman untuk BULOG dan KUD, Kredit Modal Kerja Permanen, Pupuk dan lain-lain. Klasifikasi jangka waktu pinjaman likuiditas dari Bank Indonesia berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
> 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 5 tahun > 5 tahun
4.440 18.613 21.825 9.033
9.494 16.819 35.834 -
53.911
62.147
(ii) Pinjaman untuk Investasi Aset Tetap Pinjaman ini merupakan pinjaman untuk pembangunan kantor beberapa BRI Unit Mikro di seluruh Indonesia.
b) Pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Fasilitas kredit yang diperoleh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur Bank Agro untuk keperluan refinancing kepada KUD Delima Sakti, Kopbun Siampo, KUD Hidup Baru dan lain-lain. Tingkat bunga rata-rata per tahun atas pinjaman ini adalah sebesar 7,63% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
91
337
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) untuk dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur Bank Agro (Entitas Anak) untuk keperluan Kredit Investasi dengan pola kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA) untuk Koperasi Petani Sawit Makmur, Koperasi Perkebunan Belimbing Makmur dan lain-lain.
ANAK PERUSAHAAN
Tingkat bunga rata-rata per tahun atas pinjaman ini adalah sebesar 5,00% untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Pinjaman ini telah dilunasi pada bulan Juli 2011.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Tingkat bunga rata-rata per tahun atas pinjaman ini adalah sebesar 4,74% dan 5,13% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2010
2011
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
a) Pinjaman dari Bank Indonesia
337
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) c) Pinjaman Bilateral Pada tanggal 29 September 2009 dan 27 September 2010, BRI melakukan pinjaman bilateral dengan Standard Chartered Bank dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin Bank) masing-masing sebesar ASD100.000.000 dan ASD200.000.000 untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dalam rangka mengantisipasi eskpansi bisnis BRI. Pinjaman dengan Standard Chartered Bank dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 4,00% per tahun dan dengan Panin Bank dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 3,75% per tahun dan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pinjaman di atas telah dilunasi masing-masing pada tanggal 29 September 2011 dan 27 September 2011. Pada tanggal 26 Agustus 2011 dan 27 September 2011, BRI melakukan pinjaman bilateral dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin Bank) masing-masing sebesar ASD25.000.000 dan ASD200.000.000 untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dalam rangka mengantisipasi ekspansi bisnis BRI dengan bunga masing-masing sebesar LIBOR ditambah marjin 1,20% per tahun dan LIBOR ditambah marjin 2,20% per tahun dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pinjaman sebesar ASD25.000.000 akan jatuh tempo dan dibayar pada tanggal 24 Agustus 2012 dan pinjaman sebesar ASD200.000.000 jatuh temponya terbagi dua, untuk ASD100.000.000 pertama akan dibayar pada tanggal 27 Agustus 2012, sedangkan ASD100.000.000 kedua akan dibayarkan pada tanggal 27 September 2012. Atas pinjaman ini dijamin dengan corporate guarantee BRI. Pada tanggal 18 Oktober 2011, BRI melakukan pinjaman bilateral dengan Standard Chartered Bank sebesar ASD100.000.000 untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dalam rangka mengantisipasi ekspansi bisnis BRI dengan bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 1,60% per tahun dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pinjaman ini akan jatuh tempo dan dibayar pada tanggal 19 Oktober 2012. Atas pinjaman ini, BRI memberikan jaminan berupa Credit Linked Notes (CLN) atas Standard Chartered Bank dan HSBC masing-masing sebesar ASD90.000.000 dan ASD70.000.000 (Catatan 7d). d) Pinjaman Lainnya 2011 Rupiah Lainnya Mata uang asing Oversea-Chinese Banking Corporation Limited The Royal Bank of Scotland Wells Fargo Sumitomo Mitsui Banking Corporation Citibank, N.A. JP Morgan Chase Bank, N.A. Bank of America N.A. Australia and New Zealand Bank Bank of Montreal The Bank of New York Mellon The Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ, Ltd Standard Chartered Bank CoBank Commerzbank, A.G.
2010 12.376
12.376
2.041.956 1.700.978 1.360.125 995.311 852.345 807.914 597.499 544.050 544.050 226.688 181.350 -
3.027.612 1.661.743 144.895 40.857 417.952 901.073 449.126 1.672
9.852.266
6.644.930
9.864.642
6.657.306
92
338
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) d) Pinjaman Lainnya (lanjutan)
25. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI a) Rincian Estimasi Kerugian atas Transaksi Komitmen dan Kontinjensi yang Mempunyai Risiko Kredit: 2011
21.262
-
2.645
152
23.907
-
50.545 18.970
-
69.515
152
93.422
Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Garansi yang diterbitkan
b) Perubahan Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi: 2011
Saldo akhir
20.693
(24.108)
3.214
152
23.907
69.515
81.044
(69.515)
(11.529)
Saldo akhir
-
69.515
152
93.422
Jumlah minimum estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia adalah sebesar Rp152 dan Rp93.422 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 93
339
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
339
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
*) Saldo awal pada tahun 2011 merupakan penambahan saldo Bank Agro (Entitas Anak) sebesar Rp353.
RENCANA STRATEGIS 2012
Mata uang asing Saldo awal tahun (Pembalikan) pembentukan penyisihan selama tahun berjalan
24.260
ANAK PERUSAHAAN
Rupiah *) Saldo awal tahun (Pembalikan) pembentukan penyisihan selama tahun berjalan
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
152
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Rupiah Garansi yang diterbitkan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Fasilitas pinjaman diterima lainnya dalam mata uang asing merupakan pinjaman jangka pendek dari beberapa bank asing dengan jangka waktu antara 1 (satu) bulan sampai dengan 3 (tiga) tahun dengan tingkat suku bunga sebesar LIBOR atau SIBOR ditambah marjin tertentu, serta termasuk fasilitas pinjaman refinancing yang dijamin dengan letters of credit yang diterbitkan oleh BRI.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) c) Kolektibilitas Komitmen dan Kontinjensi pada Rekening Administratif (Catatan 2aj dan 42): 2011 Lancar Pihak ketiga Rupiah Garansi yang diterbitkan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
Pihak berelasi (Catatan 43) Rupiah Garansi yang diterbitkan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
2.108.245
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
-
Diragukan
-
Macet
-
Total
-
2.108.245
134.585
-
-
-
-
134.585
2.242.830
-
-
-
-
2.242.830
2.926.273
-
-
-
-
2.926.273
1.329.394
-
-
-
-
1.329.394
4.255.667
-
-
-
-
4.255.667
1.338.866
-
-
-
-
1.338.866
178.545
-
-
-
-
178.545
1.517.411
-
-
-
-
1.517.411
3.603.848
-
-
-
-
3.603.848
1.462.020
-
-
-
-
1.462.020
5.065.868
-
-
-
-
5.065.868
13.081.776
-
-
-
-
13.081.776
2010 Lancar Pihak ketiga Rupiah Garansi yang diterbitkan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
1.107.752
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
11.037
Diragukan
-
Macet
3.611
Total
-
82.202
-
-
-
-
82.202
1.189.954
11.037
-
3.611
-
1.204.602
2.696.708
1.984
-
-
3.827
2.702.519
670.994
189
-
-
-
671.183
3.367.702
2.173
-
-
3.827
3.373.702
94
340
1.122.400
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
25. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) c) Kolektibilitas Komitmen dan Kontinjensi pada Rekening Administratif (Catatan 2aj dan 42) (lanjutan):
Lancar Pihak berelasi (Catatan 46) Rupiah Garansi yang diterbitkan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
-
Diragukan
-
Macet
-
Total
-
782.676
182.299
-
-
-
-
182.299
964.975
-
-
-
-
964.975
1.965.119
-
-
-
-
1.965.119
1.225.112
-
-
-
-
1.225.112
3.190.231
-
-
-
-
3.190.231
8.712.862
13.210
-
3.611
3.827
8.733.510
Liabilitas lain-lain terdiri atas: 2011
392.199 250.154 52.234 1.862.858
359.256 785.783 55.532 2.343.381
9.187.644
9.460.615
80.227 60.004 1.550 190.636
5.353 51.092 50.723 198.243
332.417
305.411
9.520.061
9.766.026
95
341
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
341
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
2.123.124 878.569 517.189 628.585 548.777 515.410 258.567 446.442
RENCANA STRATEGIS 2012
Mata uang asing Pendapatan diterima di muka Utang bunga Setoran jaminan Lain-lain
1.473.927 1.140.913 968.064 760.762 670.744 564.814 546.712 504.263
ANAK PERUSAHAAN
Pihak ketiga Rupiah Bonus dan insentif Cadangan masa persiapan pensiun (Catatan 41e) Cadangan kewajiban litigasi (Catatan 44b) Cadangan cuti besar (Catatan 41e) Cadangan penghargaan tanda jasa (Catatan 41e) Program pemutusan hubungan kerja (Catatan 41d) Program pensiun manfaat pasti (Catatan 41a) Utang bunga Cadangan pembayaran bunga tepat waktu (Catatan 2w) Pendapatan diterima di muka Setoran jaminan Lain-lain
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
26. LIABILITAS LAIN-LAIN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
782.676
Kurang Lancar
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2010 Dalam Perhatian Khusus
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PINJAMAN SUBORDINASI BRI memperoleh pinjaman subordinasi dalam mata uang Rupiah dengan rincian sebagai berikut: 2011 Rupiah Obligasi subordinasi II Pinjaman two-step loan
2010
1.994.666 141.622
1.993.234 162.947
2.136.288
2.156.181
a. Obligasi Subordinasi II Pada tanggal 22 Desember 2009, BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009 sebesar Rp2.000.000 dengan tingkat bunga tetap yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi Subordinasi tersebut diterbitkan senilai 100,00% dari nilai nominalnya dengan tingkat bunga tetap tahunan sebesar 10,95% yang dibayarkan tiap 3 (tiga) bulan. Obligasi Subordinasi ini akan jatuh tempo dan harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah pokok Obligasi Subordinasi, yaitu pada tanggal 22 Desember 2014. Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi hanya dapat dilakukan setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, namun demikian jika di kemudian hari kewajiban untuk memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana disebut di atas tidak lagi disyaratkan oleh Bank Indonesia, maka pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dapat dilakukan tanpa persetujuan dari Bank Indonesia. Penerimaan neto dari penerbitan Obligasi Subordinasi tersebut akan dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Obligasi Subordinasi ini tidak dijamin dengan agunan khusus termasuk tidak dijamin oleh Negara Republik Indonesia atau pihak ketiga lainnya dan tidak dimasukkan dalam program penjaminan bank yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan atau lembaga penjaminan lainnya. BRI tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil emisi sesuai dengan rencana penggunaan dana penerbitan Obligasi Subordinasi. Penerbitan dan klasifikasi Obligasi Subordinasi sebagai pinjaman Subordinasi telah mendapatkan izin prinsip oleh Bank Indonesia melalui Surat No. 11/90/DPB1/TPB1-3 tanggal 11 November 2009. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009 memperoleh peringkat ”idAAA” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Bertindak sebagai wali amanat untuk Obligasi Subordinasi tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perjanjian perwaliamanatan memuat beberapa pembatasan terhadap BRI dan memerlukan persetujuan tertulis dari wali amanat sebelum melakukan hal-hal berikut:
Mengurangi modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor kecuali atas permintaan dan atau perintah dari Pemerintah Republik Indonesia dan atau otoritas yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada Bank Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Menteri Badan Usaha Milik Negara).
96
342
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) a. Obligasi Subordinasi II (lanjutan) Melakukan penggabungan dan atau pemisahan dan atau peleburan dan atau pengambilalihan atau mengizinkan atau memberikan persetujuan kepada Entitas Anak untuk melakukan penggabungan dan atau pemisahan dan atau peleburan dan atau pengambilalihan, kecuali atas permintaan dan atau perintah dari Pemerintah Republik Indonesia dan atau otoritas yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan atau lembaga penjaminan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Menteri Badan Usaha Milik Negara) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas pada peraturan Bapepam-LK.
BRI telah memenuhi perjanjian perwaliamanatan tersebut di atas. b. Pinjaman Two-step Loan
Rupiah ≤ 1 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1 tahun - 5 tahun > 5 tahun
232 21.093 2.078.296 56.560
2.136.288
2.156.181
28. EKUITAS
Rincian modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh BRI masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 (setelah stock split) (Catatan 1a) dan 2010 adalah sebagai berikut:
2011
Total Lembar Saham 1 59.999.999.999
Total Modal Dasar
60.000.000.000
250 250
Total Nilai Saham (Rupiah Penuh)
Persentase Kepemilikan Saham
250 14.999.999.999.750
0,00% 100,00
15.000.000.000.000
100,00%
97
343
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
343
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Atas Nama Seri B
Nilai Nominal Per Lembar Saham (Rupiah Penuh)
RENCANA STRATEGIS 2012
a. Modal Saham
ANAK PERUSAHAAN
232 21.093 2.079.491 35.472
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Klasifikasi jangka waktu pinjaman subordinasi berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011 2010
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pinjaman two-step loan dalam mata uang Rupiah merupakan pinjaman dari Pemerintah yang dananya berasal dari Asian Development Bank (ADB), International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), International Fund for Agricultural Development (IFAD), United States Agency for International Development (USAID) dan Islamic Development Bank (IDB). Tingkat bunga pinjaman ini bervariasi sesuai dengan masing-masing perjanjian dengan jangka waktu antara 15 (lima belas) sampai dengan 40 (empat puluh) tahun. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk pinjaman subordinasi adalah sebesar 4,47% dan 5,54% untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Pinjaman-pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada berbagai tanggal sampai dengan tahun 2027.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Saham (lanjutan) Nilai Nominal Per Lembar Saham (Rupiah Penuh)
Total Lembar Saham
2011
Total Nilai Saham (Rupiah Penuh)
Persentase Kepemilikan Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Atas Nama Seri B
1 13.999.999.999
250 250
250 3.499.999.999.750
0,00% 56,75
Masyarakat - Saham Biasa Atas Nama Seri B
10.669.162.000
250
2.667.290.500.000
43,25
Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
24.669.162.000
6.167.290.500.000
100,00%
Nilai Nominal Per Lembar Saham (Rupiah Penuh)
Total Lembar Saham
2010 Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Atas Nama Seri B
1 29.999.999.999
Total Modal Dasar
30.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Atas Nama Seri B Masyarakat - Saham Biasa Atas Nama Seri B Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
500 500
Total Nilai Saham (Rupiah Penuh)
Persentase Kepemilikan Saham
500 14.999.999.999.500
0,00% 100,00
15.000.000.000.000
100,00%
1 6.999.999.999
500 500
500 3.499.999.999.500
0,00% 56,75
5.334.581.000
500
2.667.290.500.000
43,25
6.167.290.500.000
100,00%
12.334.581.000
Saham Seri A Dwiwarna adalah saham yang memberikan hak-hak preferen kepada pemegangnya untuk menyetujui pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dan Direksi, perubahan anggaran dasar, menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan BRI, pengajuan permohonan agar BRI dinyatakan pailit dan pembubaran BRI. Saham Seri B adalah saham biasa atas nama yang dapat dimiliki oleh masyarakat. Struktur Modal Sebagai tindak lanjut dari Kontrak Manajemen antara Negara Republik Indonesia cq. Pemerintah melalui Menteri Keuangan dengan BRI tanggal 28 Februari 2001, Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 tentang besarnya nilai final dan pelaksanaan hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal BRI dalam rangka program rekapitalisasi bank umum. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, Menteri Keuangan menetapkan bahwa nilai final kebutuhan rekapitalisasi BRI adalah sebesar Rp29.063.531 (Catatan 9). Hak-hak Pemerintah yang timbul sebagai akibat penambahan penyertaan modal Negara pada BRI dengan nilai final tersebut dilaksanakan sebagai berikut: Rp29.063.531 dikonversi dengan 3.272.000 lembar saham baru yang diterbitkan oleh BRI dengan nominal Rp1 juta per lembar saham dan Rp25.791.531 dari dana rekapitalisasi dibukukan sebagai agio saham pada struktur modal BRI. Keputusan Menteri Keuangan ini berlaku surut sejak tanggal 30 Juni 2003.
98
344
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
a. Modal Saham (lanjutan)
Dalam RUPS Luar Biasa BRI tanggal 3 Oktober 2003 berdasarkan akta No. 6 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H., pemegang saham BRI memutuskan antara lain sebagai berikut: 1. Restrukturisasi modal BRI per 30 Juni 2003 yang berasal dari dana rekapitalisasi sebesar Rp29.063.531 dengan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor BRI oleh Negara Republik Indonesia dari Rp1.728.000 yang terdiri dari 1.728.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1 juta per saham menjadi Rp5.000.000 yang terdiri dari 5.000.000 lembar saham dengan nilai nominal yang sama dan sisanya sebesar Rp25.791.531 dicatat sebagai agio saham (Tambahan Modal Disetor). 2. Perubahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1 juta menjadi Rp500 (Rupiah penuh).
4. Perubahan klasifikasi saham BRI menjadi saham Seri A Dwiwarna dan saham Seri B.
6. Rencana kuasi-reorganisasi BRI per tanggal 30 Juni 2003 guna menutup saldo rugi kumulatif sebesar Rp24.699.387 dengan agio saham yang telah dibentuk (Catatan 3). 7. Rencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) BRI kepada masyarakat. 8. Tindak lanjut atas perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran Dasar BRI sehubungan dengan RUPS Luar Biasa tersebut di atas telah diaktakan dengan akta No. 7 tanggal 3 Oktober 2003 Notaris Imas Fatimah, S.H. dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-23726 HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Oktober 2003.
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
99
345
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
ii. Menyetujui perubahan seluruh pasal dalam Anggaran Dasar BRI dengan menyusun kembali sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang “Pasar Modal” dan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang “Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik”.
ANAK PERUSAHAAN
i. Menyetujui perubahan status BRI menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas Terbuka, sehingga untuk selanjutnya mengubah nama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), menjadi “Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk”.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
5. Penggunaan cadangan umum dan tujuan per 30 Juni 2003 adalah sebesar Rp1.386.616 untuk menutup saldo rugi kumulatif per 30 Juni 2003.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
3. Peningkatan modal dasar BRI dari Rp5 triliun yang terbagi atas 5.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1 juta per lembar saham menjadi Rp15 triliun yang terbagi atas 30.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) per lembar saham.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Struktur Modal (lanjutan)
PROFIL PERUSAHAAN
28. EKUITAS (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
345
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Saham (lanjutan) Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) BRI Pada tanggal 13 Oktober 2003, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2003 tentang penjualan sebagian saham BRI yang dimiliki Negara Republik Indonesia serta menerbitkan saham baru BRI yang tidak diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia, melalui pasar modal dan atau menjual langsung kepada investor. Berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003, pernyataan pendaftaran yang diajukan BRI dalam rangka IPO BRI sejumlah 3.811.765.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B, yang terdiri dari 2.047.060.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) dan 1.764.705.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B baru, dengan nilai nominal sebesar Rp500 (Rupiah penuh) setiap saham dan harga penawaran sebesar Rp875 (Rupiah penuh) setiap lembar saham kepada masyarakat telah menjadi efektif pada tanggal 31 Oktober 2003. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan pada tanggal 10 November 2003 dan pada saat yang bersamaan seluruh saham BRI juga dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia). Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia (divestasi) masingmasing dengan harga Rp875 (Rupiah penuh) setiap saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan telah dilaksanakan, Negara Republik Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI. Program Penjatahan Saham Berdasarkan RUPS Luar Biasa di atas, para pemegang saham BRI juga menyetujui rencana kepemilikan saham oleh pekerja dan manajemen melalui Program Penjatahan Saham (Employee Stock Allocation (ESA)) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Plan (MSOP)). Program kepemilikan saham oleh pekerja (ESA) terdiri dari program pemberian saham bonus (Bonus Share Plan), program penjatahan saham dengan diskon (Shares Purchase at Discount) dan program penjatahan saham tambahan (Additional Shares Grant). Sedangkan program kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) ditujukan untuk Direksi dan pekerja pada posisi atau jabatan tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA dan MSOP menjadi tanggungan BRI yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah dibentuk. Biaya kompensasi MSOP diakui sebagai opsi saham, bagian dari ekuitas. Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris (Catatan 29). Sesuai dengan program kompensasi manajemen berbasis saham (MSOP), jumlah opsi saham yang dieksekusi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp2.365 yang terdiri atas 4.728.500 saham. Tambahan modal disetor yang timbul atas eksekusi opsi saham tersebut ditambahkan pada modal ditempatkan dan disetor penuh dan tambahan modal disetor/agio saham (Catatan 29).
100
346
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. EKUITAS (lanjutan) b. Tambahan Modal Disetor
1.092.144 5 589.762
1.092.144 5 589.762
49.514 184.859 619.376 140.960 29.013 14.367 43.062
49.514 184.859 619.376 140.960 29.013 14.367 43.062
504
504
1.845
1.845
8.447
8.447
2.773.858
2.773.858
Jumlah Saham Biasa Atas Nama Seri B baru yang dikeluarkan untuk masyarakat dalam rangka IPO (lembar saham)
1.764.705.000 375
101
347
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
347
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Agio saham per saham (Rupiah penuh)
RENCANA STRATEGIS 2012
Pada tanggal 10 November 2003, BRI telah melakukan IPO dengan mengeluarkan 1.764.705.000 lembar Saham Biasa Atas Nama Seri B baru dengan nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) per saham dengan harga penawaran Rp875 (Rupiah penuh) per saham sehingga menghasilkan tambahan agio saham sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 427/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 seperti dijelaskan pada butir a di atas, dari nilai final kebutuhan rekapitalisasi BRI sebesar Rp29.063.531, dikonversi menjadi modal disetor sebesar Rp3.272.000 dan sisanya sebesar Rp25.791.531 dibukukan sebagai agio saham (Catatan 28a). Selanjutnya, dengan dilaksanakannya kuasi-reorganisasi oleh BRI, saldo rugi sebelum kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 Juni 2003 sebesar Rp24.699.387 (Catatan 3) dieliminasikan ke agio saham, sehingga menghasilkan saldo agio saham sebesar Rp1.092.149 pada tanggal 30 Juni 2003.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Sebagai realisasi dari Program Rekapitalisasi Bank Umum sesuai Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 tentang “Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Bank Pemerintah”, Pemerintah telah menetapkan bahwa jumlah kebutuhan rekapitalisasi BRI untuk mencapai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 4% adalah sebesar Rp29.063.531. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2003, modal dasar dan ditempatkan BRI belum ditingkatkan dengan tambahan modal dari program rekapitalisasi tersebut, sehingga setoran modal Pemerintah sebesar Rp29.063.531 dicatat sementara pada akun “Tambahan Modal Disetor” bersama-sama dengan sisa setoran modal Pemerintah sebelumnya sebesar Rp5.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tambahan modal Pemerintah sehubungan dengan program rekapitalisasi Sisa setoran modal Pemerintah sebelumnya Agio saham dari IPO Eksekusi atas opsi saham (Catatan 29) Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Opsi saham MSOP tahap pertama yang telah jatuh tempo Opsi saham MSOP tahap kedua yang telah jatuh tempo Opsi saham MSOP tahap ketiga yang telah jatuh tempo
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. EKUITAS (lanjutan) b. Tambahan Modal Disetor (lanjutan) Total agio saham - sebelum diskon Dikurangi - 3% diskon yang diberikan kepada nasabah BRI - Biaya IPO
661.764 (2.961) (69.041)
Agio saham dari IPO
589.762
Pegawai BRI telah melakukan eksekusi atas opsi saham untuk MSOP I mulai tanggal 10 November 2004, MSOP II mulai tanggal 10 November 2005 dan MSOP III mulai tanggal 15 November 2006. Selama periode 2004 sampai dengan tahun 2010 telah dilakukan eksekusi atas opsi saham sebanyak 569.876.000 lembar saham untuk MSOP I, II dan III, dimana untuk tahun 2010 sebanyak 4.728.500 lembar saham, tahun 2009 sebanyak 4.553.000 lembar saham, tahun 2008 sebanyak 7.499.000 lembar saham, tahun 2007 sebanyak 31.379.000 lembar saham, tahun 2006 sebanyak 250.721.000 lembar saham, tahun 2005 sebanyak 185.610.000 lembar saham dan tahun 2004 sebanyak 85.385.500 lembar saham. Agio yang timbul dari eksekusi tersebut untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp43.062, tahun 2009 adalah sebesar Rp14.367, tahun 2008 sebesar Rp29.013, tahun 2007 sebesar Rp140.960, tahun 2006 sebesar Rp619.376, tahun 2005 sebesar Rp184.859 dan tahun 2004 sebesar Rp49.514 (Catatan 29). c.
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Akun ini merupakan selisih kurs yang timbul karena penjabaran laporan keuangan BRI Kantor Cabang/Perwakilan luar negeri (Cayman Islands, New York dan Hong Kong) dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Dolar Hong Kong ke dalam mata uang Rupiah (Catatan 2ae). Aset dan liabilitas serta komitmen dan kontinjensi dalam mata uang asing lainnya dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB pada tanggal laporan posisi keuangan. Laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut merupakan penjumlahan dari laporan laba rugi komprehensif setiap bulan yang telah dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah rata-rata pada bulan yang bersangkutan.
d. Pembagian Laba Dalam RUPS Tahunan BRI tanggal 28 April 2011 dan 20 Mei 2010, pemegang saham menyetujui pembagian dividen dari laba neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dengan penggunaan sebagai berikut:
Dividen Cadangan tujuan dan umum Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Laba tahun 2010
Laba tahun 2009
**)
1.628.551*) 950.078 219.249
1.727.950 286.810 458.895
*)
Terdiri dari dividen tahun 2009 sebesar Rp2.192.487 setelah dikurangi dengan pembagian dividen interim yang telah dibayarkan pada tanggal 16 Desember 2009 sebesar Rp563.936. **) Terdiri dari dividen tahun 2010 sebesar Rp2.294.477 setelah dikurangi dengan pembagian dividen interim yang telah dibayarkan pada tanggal 30 Desember 2010 sebesar Rp566.527.
Berdasarkan Surat Menteri BUMN No.S-705/MBU/2010 tanggal 18 November 2010, BRI telah melakukan pembayaran dividen interim tahun 2010 sebesar Rp45,93 (Rupiah penuh) per lembar saham atau seluruhnya berjumlah sebesar Rp566.527 yang telah disetujui oleh Direksi BRI berdasarkan Rapat Direksi tanggal 29 November 2010. Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”, BRI telah membukukan cadangan tantiem pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. 102
348
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Opsi saham tahap pertama telah diberikan pada saat IPO, sedangkan pemberian opsi saham tahap kedua dan ketiga akan dilaksanakan pada setiap tahun berikutnya setelah opsi saham tahap pertama. Jumlah saham yang akan diterbitkan pada opsi saham tahap pertama hingga tahap ketiga adalah maksimum 5% dari modal disetor BRI dalam periode 3 (tiga) tahun tanpa memberikan hak terlebih dahulu kepada pemegang saham lama (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). a. MSOP Tahap I
b. MSOP Tahap II
Nilai wajar dari opsi saham tahap kedua yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2004 adalah sebesar Rp351,62 (Rupiah penuh), sesuai dengan penilaian Laporan Penilaian yang dikeluarkan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga pada tanggal 15 Februari 2005 dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes (Black Scholes option pricing model).
103
349
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
349
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Berdasarkan RUPS Tahunan BRI tanggal 20 Mei 2005, pemegang saham menerbitkan opsi saham tahap ketiga dengan masa berlaku opsi selama 5 (lima) tahun dengan masa tunggu (vesting period) selama 1 (satu) tahun. Jumlah opsi dapat dieksekusi 2 (dua) kali setahun dalam waktu 5 (lima) hari sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja sampai dengan masa berlaku opsi dengan harga 90% dari rata-rata harga penutupan saham BRI di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) selama 25 (dua puluh lima) hari bursa berturut-turut sebelum laporan ke Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) (selambat-lambatnya 5 (lima) hari bursa) dan jumlah saham yang diterbitkan adalah sebanyak-banyaknya 117.647.050 lembar saham.
RENCANA STRATEGIS 2012
c. MSOP Tahap III
ANAK PERUSAHAAN
Berdasarkan RUPS Tahunan BRI tanggal 31 Mei 2004, pemegang saham menerbitkan opsi saham tahap kedua dengan masa berlaku opsi selama 5 (lima) tahun dengan masa tunggu (vesting period) selama 1 (satu) tahun. Jumlah opsi dapat dieksekusi setiap waktu setelah masa tunggu (vesting period) sampai dengan masa berlaku opsi dengan harga saham Rp1.750 (Rupiah penuh) per saham dan jumlah saham yang diterbitkan sebesar 235.294.100 lembar saham.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Nilai wajar dari opsi saham tahap pertama yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2003 adalah sebesar Rp117,39 (Rupiah penuh), sesuai dengan Laporan Penilaian yang dikeluarkan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga pada tanggal 17 Maret 2004 dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes (Black Scholes option pricing model).
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pada opsi saham tahap pertama, harga eksekusi adalah 110% dari harga penawaran dengan masa berlaku opsi selama 5 (lima) tahun dihitung dari tanggal pemberian. Opsi saham mempunyai masa tunggu (vesting period) selama 1 (satu) tahun. Jumlah opsi yang dapat dieksekusi pada akhir tahun pertama sejak opsi diberikan adalah maksimum 50% dari jumlah opsi yang diterima dan selanjutnya sisanya dapat dieksekusi pada akhir tahun kedua sampai dengan tahun kelima. Pada tanggal 10 November 2003, tanggal pada saat BRI mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia), BRI memutuskan untuk menerbitkan sebanyak 235.294.100 opsi saham dengan harga eksekusi Rp962,5 (Rupiah penuh) per saham atau 110% dari harga penawaran per lembar saham.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Sesuai dengan RUPS Luar Biasa pada tanggal 3 Oktober 2003 seperti yang telah diungkapkan dalam akta No. 6 Notaris Imas Fatimah, S.H., pemegang saham menyetujui penerbitan saham opsi yang akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap (Catatan 28a). Opsi saham diberikan kepada Direksi dan pekerja pada posisi dan jabatan tertentu yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
PROFIL PERUSAHAAN
29. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (MSOP)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (MSOP) (lanjutan) c. MSOP Tahap III (lanjutan) Harga saham yang dieksekusi untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp8.649 (Rupiah penuh) per lembar saham (periode 8) dan untuk tahun 2009 adalah masing-masing sebesar Rp5.458 (Rupiah penuh) per lembar saham (periode 6) dan Rp6.671 (Rupiah penuh) per lembar saham (periode 7). Nilai wajar dari opsi saham tahap ketiga yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2005 adalah sebesar Rp958 (Rupiah penuh) berdasarkan perhitungan manajemen BRI dengan menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes - Merton (Black Scholes option pricing model). Ringkasan dari program dan mutasinya sepanjang tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut (Catatan 28a): 2010 Jumlah Opsi MSOP Tahap I Opsi pada awal tahun Opsi yang dieksekusi sepanjang tahun Opsi yang tidak dieksekusi sampai dengan jatuh tempo Opsi yang dapat dieksekusi pada akhir tahun *)
MSOP Tahap II
MSOP Tahap III
-
-
13.545.550 (4.728.500)
-
-
(8.817.050)
-
-
-
*)
Jumlah opsi MSOP tahap ketiga yang masih tersisa pada saat jatuh tempo tanggal 9 November 2010 dan telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Desember 2010.
Nilai wajar dari opsi yang diberikan merupakan nilai estimasi dengan asumsi sebagai berikut: MSOP Tahap I Suku bunga bebas risiko (risk free) Ekspektasi periode opsi Ekspektasi faktor ketidakstabilan harga saham Ekspektasi dividen yang dihasilkan Tingkat pengunduran diri karyawan
MSOP Tahap II
MSOP Tahap III
: :
8,75% 5 tahun
8,75% 5 tahun
13,04% 5 tahun
: : :
24,33% 5,50% 1%
24,33% 5,50% 1%
42,95% 5,04% -
Selama tahun 2010, jumlah opsi saham yang telah dieksekusi adalah sebesar Rp2.365 atas 4.728.500 saham (Catatan 28a) dan menyebabkan kenaikan tambahan modal disetor sebesar Rp43.062 pada tanggal 31 Desember 2010 (Catatan 28b). Akumulasi saldo opsi setelah dikurangi dengan realisasi opsi saham sebesar Rp12.977 (setelah ditambah dengan jumlah opsi saham MSOP tahap ketiga yang telah jatuh tempo) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sudah menjadi nihil, karena sudah berakhirnya program MSOP tersebut, mutasinya disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2010.
104
350
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PENDAPATAN BUNGA DAN INVESTASI Pendapatan bunga dan investasi diperoleh dari:
39.116.283
1.153.617 654.973 217.980 1.114.239
790.973 680.668 71.951 1.506.383
1.583.039 75.308 300 137.664 365.629
742.272 51.812 159.672 17.805 224.239
46.570.651
43.362.058
567.876
470.944
14.273 38.411
24.737 45.005
85.339 19.628
56.528 12.221
725.527
609.435
47.296.178
43.971.493
31. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA
2011 7.199.658 2.887.704 1.375.961 224.082
5.917.970 2.474.286 1.087.642 220.496
187.578 143.163 12.876 764.697
287.619 232.909 12.876 625.297
12.795.719
10.859.095
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
105
351
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Rupiah Deposito berjangka Tabungan Giro Pinjaman subordinasi Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Pinjaman yang diterima Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Lain-lain
2010
ANAK PERUSAHAAN
Akun ini merupakan beban bunga dan pembiayaan lainnya atas:
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
41.267.902
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Mata uang asing Kredit yang diberikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Inter-bank call money Lain-lain Efek-efek Obligasi Pemerintah Lain-lain
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011 Rupiah Kredit yang diberikan Efek-efek Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Pemerintah Lain-lain Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Deposit Facility/Term Deposit Inter-bank call money Lain-lain Giro pada Bank Indonesia Lain-lain
351
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. BEBAN BUNGA DAN PEMBIAYAAN LAINNYA (lanjutan) 2011 Mata uang asing Deposito berjangka Pinjaman yang diterima Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Giro
2010
357.185 65.576
499.258 2.230
45.095 11.729
65.060 23.310
479.585
589.858
13.275.304
11.448.953
32. BEBAN PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET KEUANGAN DAN NON KEUANGAN - NETO Akun ini merupakan beban (pembalikan) penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan sebagai berikut: 2011 Kredit yang diberikan (Catatan 12e) Piutang dan pembiayaan syariah (Catatan 13) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (Catatan 6e) Efek-efek (Catatan 7e) Giro pada bank lain (Catatan 5e) Penyertaan saham (Catatan 15) Tagihan akseptasi (Catatan 14d) Tagihan wesel ekspor (Catatan 8d)
2010
5.789.241 18.743
7.879.092 (3.267)
50 (25) (118) (1.355) (7.240) (7.638) 5.791.658
250 100 62 226 2.167 1.906 7.880.536
33. BEBAN TENAGA KERJA DAN TUNJANGAN Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2011 Gaji, upah dan tunjangan Bonus, insentif dan tantiem Pendidikan dan pelatihan Pensiun manfaat pasti (Catatan 41a) Masa persiapan pensiun (Catatan 41e) Cuti besar (Catatan 41e) Penghargaan tanda jasa (Catatan 41e) Tunjangan kesehatan Pensiun iuran pasti (Catatan 41c) Pemutusan hubungan kerja (Catatan 41d) Lain-lain
2010
4.118.075 2.421.646 451.796 447.856 347.952 186.531 162.604 136.890 77.670 65.754 284.073
3.608.632 2.304.140 373.059 276.275 16.608 91.924 123.335 131.430 680.318 73.437 996.563
8.700.847
8.675.721
106
352
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
33. BEBAN TENAGA KERJA DAN TUNJANGAN (lanjutan)
Jumlah bonus, insentif dan tantiem Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan kunci BRI yang dibayarkan adalah masing-masing sebesar Rp204.724 dan Rp147.180 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 43). 34. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2011
886.226 491.413 302.730 276.144 201.070 152.018 130.475 96.691 33.911 17.939 10.017 2.112.810
5.678.786
4.711.444
35. PENDAPATAN NON OPERASIONAL - NETO Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2011
313.576 5.875
16.519 3.033 816.463
12.263 6.379 168.136
1.171.650
506.229
36. PERPAJAKAN a) Utang Pajak Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rincian utang pajak adalah sebagai berikut: BRI (Entitas Induk) Pajak penghasilan Pasal 23
2010
-
2.874
107
353
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
353
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
2011
RENCANA STRATEGIS 2012
318.568 17.067
ANAK PERUSAHAAN
Pendapatan klaim asuransi kredit Laba penjualan aset tetap Distribusi kas hasil likuidasi BRI Finance Limited, Hong Kong Pendapatan sewa Lain-lain - neto
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
1.106.078 584.717 322.757 313.097 214.122 183.962 154.428 118.105 50.668 17.268 8.761 2.604.823
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Penyusutan aset tetap (Catatan 16) Listrik dan air Transportasi Percetakan dan benda pos Peralatan kantor Komunikasi Jasa profesional Instalasi komputer Penelitian dan pengembangan produk Lain-lain
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Jumlah gaji dan tunjangan untuk Direksi adalah sebesar Rp52.078 dan Rp45.778 dan Dewan Komisaris adalah sebesar Rp10.247 dan Rp8.384 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 43).
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PERPAJAKAN (lanjutan) a) Utang Pajak (lanjutan) 2011 BRI (Entitas Induk) (lanjutan) Pajak penghasilan (lanjutan) Pasal 25 (Desember) Pasal 26 Pasal 29 Pasal 4 ayat 2
2010
462.148 622.506 -
230.459 38.400 1.648.319 764
1.084.654
1.920.816
3.278 611 1.463 5.938 10.003 50
4.046 457 95 5.509 -
Entitas Anak Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 (Desember) Pasal 29 Pasal 4 ayat 2 Lain-lain
21.343
10.107
1.105.997
1.930.923
b) Beban Pajak Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: 2011
2010
Laba sebelum manfaat (beban) pajak sesuai dengan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Bagian laba Entitas Anak
18.755.880 (56.486)
14.908.230 (15.306)
Laba sebelum manfaat (beban) pajak BRI (Entitas Induk)
18.699.394
14.892.924
1.000.151 825.581
2.067.026 222.629
-
139.473
Perbedaan Temporer: Pembentukan penyisihan kerugian kredit yang diberikan Pembentukan penyisihan beban pegawai Kerugian yang belum direalisasi dari transaksi derivatif Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan Penyusutan aset tetap Pembalikan cadangan atas penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk diluar kredit yang diberikan
(93.294)
(8.422)
2.438 (83.116)
(26.293) (52.699)
(15.439) 1.636.321
(668.304) 1.673.410
108
354
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PERPAJAKAN (lanjutan) b) Beban Pajak (lanjutan)
2011
Taksiran penghasilan kena pajak
159.221 34.547 30.469
84.836 30.390 26.908
(4.407) (23.797) (244.533)
(4.325) (15.406) 2.896.963
(48.500)
3.019.366
20.287.215
19.585.700
2011 Taksiran penghasilan kena pajak
Utang pajak penghasilan - Pasal 29
20.287.215
19.585.700
(4.057.443)
(3.917.140)
3.434.937
2.268.821 (1.648.319)
(17.761)
(4.909)
11.823
4.814
Entitas Anak Beban pajak-kini Pembayaran angsuran pajak penghasilan selama tahun berjalan Utang pajak penghasilan - Pasal 29
(5.938)
(95)
Pajak penghasilan BRI dan Entitas Anak dihitung untuk setiap perusahaan sebagai salah satu badan hukum yang terpisah.
Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan BRI adalah sebagai berikut (Catatan 2ag): 2011 246.178 206.395
420.728 52.412
-
34.868
109
355
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
355
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Pembentukan penyisihan kerugian aktiva produktif Pembentukan penyisihan beban pegawai Kerugian yang belum direalisasi dari transaksi derivatif
2010
RENCANA STRATEGIS 2012
c) Aset Pajak Tangguhan
ANAK PERUSAHAAN
(622.506)
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Entitas Induk Beban pajak-kini Pembayaran angsuran pajak penghasilan selama tahun berjalan
2010
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Perhitungan beban dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Perbedaan Permanen: Humas Representasi dan sumbangan Pembinaan jasmani dan rohani Pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan tarif final Bagian laba Entitas Anak (metode ekuitas) Lain-lain
2010
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PERPAJAKAN (lanjutan) c) Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) 2011
2010
Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan Penyusutan aset tetap
(23.324)
(2.105)
610 (20.779)
(6.573) (13.174)
Entitas Anak
409.080 (1.760)
486.156 48
Total manfaat pajak tangguhan
407.320
486.204
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak (dicatat pada akun “Aset Pajak Tangguhan”) adalah sebagai berikut (Catatan 2ag): 2011 Penyisihan kerugian aktiva produktif Penyisihan beban pegawai Penyusutan aset tetap Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Keuntungan yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan Keuntungan yang belum direalisasi dari efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual Entitas Anak
2010
1.855.945 910.615 116.481 -
1.609.767 704.220 137.260 23.324
(220)
(830)
(255.001)
(187.188)
2.627.820 4.138
2.286.553 8.548
2.631.958
2.295.101
Berdasarkan pasal 17 ayat 2 Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” yang telah diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 tahun 2008, tarif Pajak Penghasilan Badan adalah sebesar 25%. Namun demikian, berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 2008 tanggal 23 September 2008 tersebut, Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” dan Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang “Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” mengatur bahwa Perseroan Terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan yang ada, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu Perseroan Terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak dan
110
356
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
37. MANAJEMEN RISIKO
Penyusunan profil risiko BRI sesuai dengan SE BI No12/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 secara konsolidasian dilakukan secara terpadu (enterprise-wide risk management) dengan mengintegrasikan 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko strategik, risiko kepatuhan, risiko reputasi dan risiko hukum melalui penerapan profil risiko sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.
111
357
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
357
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Berdasarkan KUMR di atas, BRI juga telah menetapkan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko (PPPMR). Pedoman ini merupakan sekumpulan petunjuk teknis pelaksanaan KUMR yang menjabarkan tahapan-tahapan dalam proses manajemen risiko, antara lain identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko dan pengendalian risiko. PPPMR BRI terdiri atas
RENCANA STRATEGIS 2012
BRI memiliki Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) sebagai aturan tertinggi dalam implementasi manajemen risiko pada seluruh kegiatan bisnis BRI. KUMR tersebut berisikan kebijakan umum, strategi manajemen risiko, organisasi manajemen risiko, proses manajemen risiko, sistem informasi manajemen risiko, penerapan manajemen risiko, sistem pengendalian internal dan manajemen risiko terintegrasi (Enterprise Risk Management). Dalam KUMR juga mencakup pengelolaan profil risiko, implementasi Manajemen Kelangsungan Usaha (MKU)/Business Continuity Management (BCM), pengelolaan produk dan atau aktivitas baru.
ANAK PERUSAHAAN
Untuk mengetahui profil risiko, BRI secara bulanan melakukan proses self assessment dengan menilai risiko inheren yaitu penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank dan kualitas penerapan manajemen risiko yaitu penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan manajemen risiko.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Persiapan pemenuhan Basel Capital Accord II khususnya terkait dengan pemenuhan modal minimum dengan menggunakan metode standar maupun advanced approach (risiko kredit menggunakan Internal Rating Based Approach/IRBA, risiko operasional menggunakan Advance Measurement Approach/AMA dan risiko pasar menggunakan Internal Model). Persiapan pemenuhan Basel Capital Accord III terkait penguatan permodalan, pemenuhan rasio likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR dan Net Stable Funding Ratio/NSFR) serta Leverage Ratio.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kegiatan usaha BRI senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Perkembangan bisnis yang pesat juga menyebabkan risiko kegiatan usaha bank semakin kompleks. BRI dituntut untuk menerapkan manajemen risiko yang handal agar mampu beradaptasi dengan kompleksitas kegiatan usaha tersebut. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan harus mendukung BRI untuk lebih berhati-hati dalam ruang lingkup perkembangan kegiatan usaha dan operasional perbankan yang sangat pesat. Penerapan manajemen risiko tersebut juga pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang telah diwajibkan oleh Bank Indonesia dan sejalan dengan rekomendasi Bank for International Settlements (BIS) melalui Basel Committee on Banking Supervision.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Perseroan Terbuka dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak. Berdasarkan surat keterangan No. DE/I/2012-0017 tanggal 5 Februari 2012 dan laporan bulanan kepemilikan saham (Formulir No. X.H.I-6 tanggal 4 Januari 2012 dari Biro Administrasi Efek, Datindo Entrycom atas kepemilikan saham BRI selama tahun 2011) semua kriteria di atas untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak tersebut atas laporan keuangan BRI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah terpenuhi.
PROFIL PERUSAHAAN
36. PERPAJAKAN (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Kredit (PPPMRK), Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Operasional (PPPMRO) dan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Pasar (PPPMRP). BRI telah menerapkan konsep first line of defense, second line of defense dan third line of defense. First line of defense adalah unit kerja bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional sesuai kebijakan, limit dan pedoman operasional yang berlaku di bidangnya. Second line of defense adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau pemenuhan manajemen risiko BRI sesuai toleransi risiko dan menetapkan kebijakan, pedoman dan limit risiko unit kerja bisnis/operasional secara independen. Third line of defense adalah unit internal audit yang berfungsi melakukan pengendalian melalui evaluasi kepada first dan second line of defense serta memberikan laporan kepada Direktur Utama dan Komisaris secara independen. Manajemen Risiko Kredit Penerapan manajemen risiko kredit tidak hanya ditujukan untuk menempatkan BRI sebagai bank yang patuh terhadap regulasi, namun merupakan suatu tuntutan manajemen untuk menerapkan sistem pengelolaan risiko kredit yang baik dan sesuai dengan praktek di perbankan, sehingga diharapkan mampu mendorong kegiatan bisnis BRI. Dalam kerangka kerja Manajemen Risiko Kredit, BRI memiliki suatu Komite Manajemen Risiko Kredit (Credit Risk Management Committee/CRMC), yang merupakan sub Risk Management Committee (RMC) untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen risiko kredit. BRI telah menetapkan beberapa prinsip prudential banking dalam kebijakan perkreditan, tata cara penilaian kualitas, pengelolaan serta proses putusan kredit, dengan dilakukannya pemisahan fungsi pejabat kredit yang dibagi menjadi RM (Relationship Management) dan CRM (Credit Risk Management), penerapan Four Eyes Principle, Credit Risk Rating/Scoring (CRR dan CRS), pemisahan pengelolaan kredit bermasalah, serta dijalankannya prosedur perkreditan yang sehat melalui penetapan Pasar Sasaran (PS), Kriteria Risiko yang Dapat Diterima (KRD) dan Rencana Pemasaran Tahunan (RPT). Pemisahan fungsi RM dan CRM serta pemisahan pengelolaan kredit lancar dengan pengelolaan kredit bermasalah berada pada divisi yang terpisah dimaksudkan agar pengelolaan risiko dalam aktivitas perkreditan dapat dilaksanakan secara lebih baik tanpa mengganggu proses bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan bisnis yang sehat. Pejabat Kredit Lini (PKL) diberikan batas kewenangan memutus kredit yang dituangkan dalam surat keputusan dimana kewenangannya ditetapkan berdasarkan integritas, kemampuan dan kompetensi serta pengalamannya di bidang perkreditan. Batas kewenangan tersebut diberikan oleh atasan langsung PKL, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Setiap PKL harus memiliki tingkat independency masing-masing, sehingga tidak dapat mempengaruhi dan mengintervensi keputusan satu sama lain. Dengan demikian, proses pemberian kredit akan dilaksanakan lebih obyektif dan komprehensif dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Proses analisa dan persetujuan kredit diawali dengan proses pengenalan calon debitur lebih dini melalui penilaian tingkat risiko masing-masing calon debitur dengan menggunakan Credit Risk Rating (CRR) untuk kredit komersial serta Credit Risk Scoring (CRS) untuk kredit konsumtif dan kredit mikro. BRI menetapkan cut-off untuk calon debitur yang layak untuk disetujui berdasarkan risiko yang dapat diterima BRI.
112
358
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)
Melalui penerapan Early Warning System (EWS) terhadap perkembangan kondisi usaha debitur, maka pengelolaan risiko kredit yang efektif dapat meminimalkan risiko terjadinya kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal untuk memperoleh pendapatan yang maksimal.
Limit risiko kredit ditetapkan untuk memastikan aktivitas perkreditan BRI dilaksanakan secara hati-hati dengan membatasi tingkat risiko sampai batas yang dapat ditolerir BRI sehingga potensi kerugian risiko kredit yang timbul masih dapat diserap dengan modal BRI yang telah dialokasikan. BRI telah melakukan penetapan limit risiko kredit dan secara rutin melakukan pemantauan atas eksposur risiko kredit secara portofolio, segmen bisnis, dan sektor ekonomi.
113
359
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
359
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
BRI melakukan stress testing atas kejadian-kejadian yang mungkin terjadi atau perubahan kondisi ekonomi di masa depan secara triwulanan atau pada saat terjadi kondisi ekstrim. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan bank terhadap kondisi ekstrim yang dapat menimbulkan pengaruh yang tidak menguntungkan terhadap eksposur kredit. Hasil simulasi stress testing disampaikan kepada Direksi dan Komite Pemantau Risiko.
RENCANA STRATEGIS 2012
Dalam rangka persiapan implementasi IRBA, BRI telah mengembangkan aplikasi Loan Approval System (LAS), yang berfungsi sebagai media untuk memperoleh data-data perkreditan yang diperlukan dan sekaligus melakukan proses penilaian risiko melalui CRR/CRS dalam setiap proses kredit yang perhitungannya dilakukan secara terintegrasi dan tersistem, agar penilaian risiko kredit lebih obyektif.
ANAK PERUSAHAAN
Pengembangan manajemen risiko kredit dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan kebijakan Bank Indonesia. BRI telah melakukan pengukuran risiko kredit dengan metodologi Standardised Approach dan secara paralel mengembangkan metodologi Internal Rating Based Approach (IRBA). BRI sedang mempersiapkan sistem untuk mendukung penyediaan database yang akan digunakan untuk menentukan parameter risiko kredit yaitu Probability of Default, Loss Given Default dan Exposure at Default.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Sebagai pedoman bagi seluruh pejabat dan jajarannya yang terlibat dalam pengelolaan risiko kredit, kebijakan dan prosedur perkreditan secara tertulis dituangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Kredit (PPPMRK), Pedoman Pelaksanaan Kredit (PPK) per segmen bisnis, Prosedur Penetapan Limit Risiko Kredit dan lainnya. Kebijakan dan prosedur tersebut secara rinci dan lengkap mengatur kegiatan manajemen risiko kredit sejak saat kredit tersebut diajukan, proses analisa, proses putusan/persetujuan, pemantauan dan monitoring, dokumentasi, pengendalian dan penyelamatan/3R (Restrukturisasi, Rescheduling dan Reconditioning). Dalam rangka penyesuaian kebijakan dengan perkembangan bisnis yang terjadi, dilakukan peninjauan dan penyempurnaan atas kebijakan dan peraturan pada periode tertentu agar pelaksanaan ekspansi kredit tepat pada sasaran.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pengelolaan risiko kredit BRI dimaksudkan agar kemungkinan kerugian yang diakibatkan oleh tidak terbayarnya pinjaman yang diberikan dan kontrak keuangan lainnya, baik secara tingkat individual maupun portofolio kredit secara keseluruhan dapat dikelola seminimal mungkin. Pengelolaan risiko kredit ini juga dilakukan BRI dalam upaya memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Bank Indonesia.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Penyaluran kredit yang dilakukan oleh unit kerja bisnis dilakukan dengan telah mempertimbangkan dan memperhatikan risiko kredit sejak saat kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut dilunasi, dengan melakukan pemantauan berkala terhadap kualitas kredit untuk mencegah terjadinya Non Performing Loan (NPL).
PROFIL PERUSAHAAN
37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur risiko kredit terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Eksposur Maksimum __
2011 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Tagihan akseptasi *) Penyertaan saham **) Aset lain-lain Total
2010
33.040.418 5.533.164 73.596.356
19.989.683 5.658.053 83.272.140
563.125 15.416.030 17.938.361 4.828.569
203.144 13.072.295 9.239.224 734.339
5.396.026 3.600.000 9.383.298 17.818
6.026.463 7.600.000 501.381 87.870
278.425.000 1.692.176 1.408 1.128.481
238.386.376 660.209 1.099 1.295.744
450.560.230
386.728.020
*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain.
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Eksposur Maksimum __
2011 L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
2010
6.843.251 6.238.525
4.932.139 3.801.371
13.081.776
8.733.510
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi BRI untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Untuk aset keuangan laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat neto seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah eksposur maksimum dari kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian adalah masing-masing sebesar 61,80% dan 61,64%.
114
360
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)
(a) Sektor geografis Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit yang dikategorikan berdasarkan wilayah geografis pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Kategori wilayah geografis berdasarkan tempat beroperasinya bisnis BRI yang sekaligus menggambarkan potensial bisnis wilayah masing-masing: 31 Desember 2011
Jakarta
Jawa Timur
Indonesia Tengah dan Timur
Sumatera
Lainnya
Total
33.040.418 5.391.983
7
1.613
256
3.610
8.284
127.472
33.040.418 5.533.225
73.273.622
-
-
-
-
-
323.034
73.596.656
563.125 15.306.866 17.939.871 3.621.012
2.482
117.936
852.960
228.823
5.356
109.164 -
563.125 15.416.030 17.939.871 4.828.569
5.396.026 3.600.000
-
-
-
-
-
-
5.396.026 3.600.000
9.383.298 17.818
-
-
-
-
-
-
9.383.298 17.818
94.122.066 687.261 1.944 1.005.079
20.371.025 131.479 21.393
30.694.648 261.078 11.957
34.361.550 262.224 17.686
51.653.813 349.039 24.217
62.380.390 1.095 18.279
931.480 29.870
294.514.972 1.692.176 1.944 1.128.481
263.350.389
20.526.386
31.087.232
35.494.676
52.259.502
62.413.404
1.521.020
466.652.609
Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
(16.092.379) 450.560.230
5.116.045 5.306.801
157.843 160.277
480.143 128.557
478.575 418.527
397.229 201.881
206.124 22.482
7.292 -
6.843.251 6.238.525
10.422.846
318.120
608.700
897.102
599.110
228.606
7.292
13.081.776
31 Desember 2010 Jawa Timur
Indonesia Tengah dan Timur
Sumatera
Lainnya
Total
19.989.683 5.638.933
-
122
4
3
3.147
15.907
19.989.683 5.658.116
82.382.398
-
-
-
-
-
889.992
83.272.390
203.144 11.745.089 9.240.734 417.278
967
58.517
233.006
16.714
15.275
1.327.206 -
203.144 13.072.295 9.240.734 741.757
6.026.463 7.600.000
-
-
-
-
-
-
6.026.463 7.600.000
501.381 87.870
-
-
-
-
-
-
501.381 87.870
115
361
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
361
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif
Jawa Barat
RENCANA STRATEGIS 2012
Jakarta
Jawa Tengah dan DIY
ANAK PERUSAHAAN
Rekening Administratif L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Total
Jawa Barat
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham*) Aset lain-lain**)
Jawa Tengah dan DIY
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) (a) Sektor geografis (lanjutan) 31 Desember 2010
Aset (lanjutan) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham*) Aset lain-lain**) Total
Jawa Tengah dan DIY
Jawa Barat
Jakarta
Jawa Timur
Indonesia Tengah dan Timur
Sumatera
Lainnya
Total
68.175.661 332.717 1.646 1.295.744
18.196.339 31.871 -
28.079.160 201.160 -
31.939.822 10.134 -
44.015.924 90.996 -
56.196.356 -
5.885.944 -
252.489.206 666.878 1.646 1.295.744
213.638.741
18.229.177
28.338.959
32.182.966
44.123.637
56.214.778
8.119.049
400.847.307
Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
(14.119.287) 386.728.020
Rekening Administratif L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
4.418.626 3.246.679
30.923 51.431
46.429 6.803
231.964 331.799
199.738 158.586
4.459 6.073
-
4.932.139 3.801.371
7.665.305
82.354
53.232
563.763
358.324
10.532
-
8.733.510
*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain.
(b) Sektor industri Tabel di bawah ini menggambarkan rincian eksposur kredit pada nilai tercatat yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011
Pemerintah (termasuk BI) Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Perusahaan
Perorangan
Total
33.040.418 69.724.880
5.533.225 3.706.776
165.000
-
33.040.418 5.533.225 73.596.656
53.933 15.078.450 12.573.369 5.351
509.192 3.773.611 -
337.580 1.592.891 4.823.218
-
563.125 15.416.030 17.939.871 4.828.569
5.396.026 3.600.000
-
-
-
5.396.026 3.600.000
9.383.298 -
17.818
-
-
9.383.298 17.818
799.605
5.375.323
1.205.019
287.135.025
294.514.972
116
362
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)
(b) Sektor industri (lanjutan) 2011 Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pemerintah (termasuk BI) Tagihan akseptasi Penyertaan saham*) Aset lain-lain**) Total
Perusahaan
Perorangan
Total
198.041 262.865
55.904
1.494.135 1.944 421.737
387.975
1.692.176 1.944 1.128.481
150.116.236
18.971.849
10.041.524
287.523.000
466.652.609 (16.092.379 ) 450.560.230
2010
Pemerintah (termasuk BI)
Total
19.989.683 2.752
5.655.364
-
68.556.092
14.716.298
-
-
83.272.390
193.582 12.831.823 4.066.119 -
9.562 4.058.415 741.757
240.472 1.116.200 -
-
203.144 13.072.295 9.240.734 741.757
6.026.463 7.600.000
-
-
-
6.026.463 7.600.000
-
501.381 87.870
-
-
501.381 87.870
270.284 749.565
55.130 536 27.591
73.401.081 666.878 1.110 518.588
178.762.711 -
252.489.206 666.878 1.646 1.295.744
120.286.363
25.853.904
75.944.329
178.762.711
400.847.307
Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
-
19.989.683 5.658.116
(14.119.287 )
*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain.
117
363
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
363
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
386.728.020
RENCANA STRATEGIS 2012
Total
Perorangan
ANAK PERUSAHAAN
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham*) Aset lain-lain**)
Perusahaan
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Bank dan lembaga keuangan lainnya
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit (lanjutan)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (ii) Konsentrasi risiko aset keuangan konsolidasian dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) (b) Sektor industri (lanjutan) Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
Pemerintah (termasuk BI) L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Perusahaan
Perorangan
Total
3.189.141 146.245
-
3.654.110 6.086.580
5.700
6.843.251 6.238.525
3.335.386
-
9.740.690
5.700
13.081.776
2010
Pemerintah (termasuk BI) L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Perusahaan
Perorangan
Jumlah
2.459.228 134.110
393.603 1.588.166
2.079.308 2.029.201
49.894
4.932.139 3.801.371
2.593.338
1.981.769
4.108.509
49.894
8.733.510
(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: (a) Giro pada bank lain Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif sesuai ketentuan Bank Indonesia. (b) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai kecuali untuk syariah sesuai ketentuan Bank Indonesia. 2011 Rupiah Bank Indonesia Deposit Facility Term Deposit
42.232.793 27.492.087
2010
50.188.290 18.367.802
118
364
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)
(b) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (lanjutan) 2011 Rupiah (lanjutan) Inter-bank call money Mata uang asing Inter-bank call money Deposito berjangka
913.000
1.250.000
70.637.880
69.806.092
2.849.558 109.218
12.461.683 1.004.615
2.958.776
13.466.298
73.596.656 (300)
83.272.390 (250)
73.596.356
83.272.140
(c) Efek-efek
2011
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
13.956.762 10.698.039 1.958.826 400.000 130.000 89.857 10.479
9.631.413 5.101.814 1.407.382 200.000 120.000 89.843 9.562
27.243.963
16.560.014
3.595.708 2.650.951 227.372 109.164 91.868
3.175.431 2.158.297 224.789 397.642 -
6.675.063
5.956.159
33.919.026 (1.510)
22.516.173 (1.510)
33.917.516
22.514.663
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
119
365
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Mata uang asing Credit linked notes Obligasi Pemerintah Medium term notes Wesel tagih Obligasi
2010
ANAK PERUSAHAAN
Rupiah Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Pemerintah Obligasi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Medium term notes Obligasi subordinasi Reksadana
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai, kecuali untuk syariah sesuai ketentuan Bank Indonesia.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan):
365
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan): (d) Tagihan wesel ekspor Per tanggal 31 Desember 2011, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif (catatan 2f). Sedangkan per tanggal 31 Desember 2010, aset keuangan ini mengalami penurunan nilai dengan perincian sebagai berikut: 2010 Rupiah Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)
42.715
Mata uang asing Wesel ekspor
699.042
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
741.757 (7.418) 734.339
(e) Tagihan derivatif Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif sesuai ketentuan Bank Indonesia. (f) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset keuangan ini mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif sesuai ketentuan Bank Indonesia dengan rincian sebagai berikut: 2011 Mengalami Penurunan Nilai Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Keterangan Rupiah Perdagangan, perhotelan dan restoran Pertanian Jasa dunia usaha Perindustrian Konstruksi Listrik, gas dan air Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa pelayanan sosial Pertambangan Lain-lain
Individual
Kolektif
Total
71.996.626 20.181.011 13.338.543 10.053.827 5.398.569 6.430.450
1.080.659 311.451 226.473 414.514 295.497 12.406
10.454.381 939.545 418.607 343.860 185.648 17.398
83.531.666 21.432.007 13.983.623 10.812.201 5.879.714 6.460.254
4.205.484 9.177.013 1.121.974 108.207.828
127.394 78.591 5.203 568.814
83.206 123.164 8.551 2.493.578
4.416.084 9.378.768 1.135.728 111.270.220
250.111.325
3.121.002
15.067.938
268.300.265
120
366
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)
(f) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah (lanjutan) 2011 Mengalami Penurunan Nilai
Keterangan
Kolektif
Total
5.902.445 4.363.517 8.646.482
466.994 11.466 551.987
371 1.982
6.369.810 4.374.983 9.200.451
957.110 2.185.124 67.952 1.165.693 240.943 3.174 1.539.075
2.404 12.923 4.478 87.039 3.548
-
959.514 2.198.047 67.952 1.165.693 245.421 90.213 1.542.623
25.071.515
1.140.839
2.353
26.214.707
275.182.840
4.261.841
15.070.291
294.514.972
(3.139.888)
(9.613.574)
(16.089.972)
1.121.953
5.456.717
278.425.000
(3.336.510) 271.846.330
Mengalami Penurunan Nilai
Keterangan
Individual
Kolektif
Total
1.109.918 328.463 317.301 548.413 604.613 15.385
10.003.037 725.262 341.036 340.845 175.808 3.742
82.283.795 17.165.205 10.795.900 10.057.595 5.343.671 4.973.024
3.532.409 2.290.643 1.743.551 96.311.352
215.630 216.943 15.762 436.066
92.040 168.348 6.000 1.219.805
3.840.079 2.675.934 1.765.313 97.967.223
219.983.322
3.808.494
13.075.923
236.867.739
121
367
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
367
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
71.170.840 16.111.480 10.137.563 9.168.337 4.563.250 4.953.897
RENCANA STRATEGIS 2012
Rupiah Perdagangan, perhotelan dan restoran Pertanian Jasa dunia usaha Perindustrian Konstruksi Listrik, gas dan air Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa pelayanan sosial Pertambangan Lain-lain
Tidak Mengalami Penurunan Nilai
ANAK PERUSAHAAN
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
Individual
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Mata uang asing Perdagangan, perhotelan dan restoran Pertambangan Perindustrian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Pertanian Listrik, gas dan air Konstruksi Jasa dunia usaha Jasa pelayanan sosial Lain-lain
Tidak Mengalami Penurunan Nilai
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan):
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan) (iii) Penurunan nilai aset keuangan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (lanjutan): (f) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah (lanjutan) 2010 Mengalami Penurunan Nilai Tidak Mengalami Penurunan Nilai
Keterangan Mata uang asing Perdagangan, perhotelan dan restoran Pertambangan Perindustrian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Pertanian Listrik, gas dan air Konstruksi Jasa dunia usaha Jasa pelayanan sosial Lain-lain Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
Individual
Kolektif
Total
4.846.132 3.543.686 2.100.613
218.668 4.917 686.062
4.623 1.968
5.069.423 3.548.603 2.788.643
911.841 906.723 899.656 508.896 321.964 4.858 277.917
7.932 4.464 4.709 275.776
90.062 -
919.773 906.723 899.656 508.896 326.428 99.629 553.693
14.322.286
1.202.528
96.653
15.621.467
234.305.608
5.011.022
13.172.576
252.489.206
(4.121.560)
(7.258.650)
(14.102.830)
5.913.926
238.386.376
(2.722.620) 231.582.988
889.462
(g) Tagihan akseptasi Per tanggal 31 Desember 2011, aset keuangan ini tidak mengalami penurunan nilai secara individual maupun kolektif (catatan 2f). Sedangkan per tanggal 31 Desember 2010, aset keuangan ini mengalami penurunan nilai dengan rincian sebagai berikut: 2010 Mata uang asing L/C Impor Usance SKBDN Usance
553.304 113.574
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
666.878 (6.669) 660.209
122
368
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Kredit (lanjutan)
Per tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, akun-akun administratif ini mengalami penurunan nilai dengan rincian sebagai berikut: 2011 Rupiah Garansi yang diterbitkan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
Total Dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai
1.905.076
313.130
264.501
3.760.241
2.169.577
6.530.121 2.791.414
4.667.638 1.896.295
9.321.535
6.563.933
13.081.776 (152)
8.733.510 (93.422)
13.081.624
8.640.088
Manajemen Risiko Likuiditas
123
369
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
369
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Pengelolaan likuiditas BRI secara nasional dilakukan oleh Divisi Treasury. Pengelolaan likuiditas tersebut meliputi pengelolaan likuiditas untuk intrahari, harian, jangka pendek, menengah dan panjang, yang terdiri dari mata uang Rupiah serta valuta asing. Untuk mendukung pengelolaan likuiditas, BRI telah menetapkan kebijakan penerapan manajemen risiko likuiditas yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.11/16/DPNP tanggal 6 Juli 2009 tentang “Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko likuiditas” yang meliputi pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian serta sistem informasi manajemen risiko likuiditas, kecukupan kebijakan dan prosedur likuiditas dan limit serta sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
RENCANA STRATEGIS 2012
BRI melakukan pengelolaan risiko likuiditas sebagai upaya untuk memenuhi setiap liabilitas finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu, dan agar dapat memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan optimal.
ANAK PERUSAHAAN
Mengingat BRI sudah mempunyai data dan informasi kerugian historis yang cukup tentang pinjaman yang berada di daerah bencana, yang pernah mengalami bencana dan masih dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka penurunan nilai dilakukan dengan memperhitungkan tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan penyesuaian oleh manajemen melalui survey secara periodik.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Khusus untuk pinjaman yang berada di daerah yang pernah mengalami bencana dan masih dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia, penilaian pinjaman dilakukan hanya untuk segmen pasar usaha kecil, tidak termasuk pinjaman yang dijamin dengan agunan kas, pinjaman yang dijamin asuransi dan pinjaman yang sumber pembayarannya berasal dari pemotongan gaji.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Mata uang asing L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor Garansi yang diterbitkan
3.447.111
2010
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(iv) Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Kebijakan manajemen likuiditas tersebut mencakup manajemen likuiditas, strategi pendanaan, sistem peringatan dini, penetapan limit risiko likuiditas termasuk pengelolaan aset likuid berkualitas tinggi dan rencana pendanaan darurat (liquidity contingency plan). Kebijakan tersebut bertujuan untuk memastikan kecukupan dana harian dalam memenuhi kewajiban pada kondisi normal maupun kondisi krisis secara tepat waktu dari berbagai sumber dana yang tersedia, termasuk memastikan ketersediaan aset likuid berkualitas tinggi. Dalam upaya mengendalikan eksposur dan konsentrasi likuiditas, BRI menyusun dan mengelola limit risiko likuiditas yang disampaikan kepada Direksi melalui profil risiko, Asset and Liability Committee (ALCO) dan Risk Management Committee (RMC). Adapun limit risiko likuiditas antara lain rasio konsentrasi aset dan liabilitas (minimum SBI dalam secondary reserve, konsentrasi 50 deposan inti, dan konsentrasi dana antar bank pasiva), rasio aktiva likuid <1 bulan terhadap pasiva likuid <1 bulan, rasio maksimum arus kas keluar (maximum cash outflow), rasio mismatch arus kas jangka pendek dan jangka panjang, Loan to Deposit Ratio (LDR), limit pinjaman overnight (O/N) dan aset likuid atau total liabilitas. Untuk mengetahui kemampuan BRI memenuhi kebutuhan likuiditas pada saat krisis, BRI melakukan simulasi stress testing dengan serangkaian skenario likuiditas yang mencakup kondisi normal dan kondisi krisis, dengan menggunakan skenario spesifik maupun general market stress. Hasil simulasi stress testing tersebut disampaikan kepada Direksi melalui RMC secara triwulanan. Di samping itu untuk mengelola likuiditas, BRI melakukan pemantauan secara harian atas kemungkinan besarnya penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah, melakukan pemantauan aset dan liabilitas yang akan jatuh tempo, menjaga aset likuid yang cukup untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo, serta menjaga primary reserve sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan secondary reserve sebesar limit yang ditetapkan. BRI juga mengoptimalkan cash ratio yang telah ditetapkan untuk masing-masing Kantor Wilayah dan Kantor Cabang dengan memperhatikan kebutuhan kas unit kerja yang bersangkutan. Potensi risiko likuiditas yang akan dihadapi BRI di masa yang akan datang diukur melalui analisa Liquidity Gap Analysis, yang merupakan proyeksi kelebihan/kekurangan likuiditas berdasarkan jatuh tempo aset dan liabilitas, setelah memperhitungkan kebutuhan untuk ekspansi bisnis. Informasi ini menjadi pertimbangan BRI dalam perencanaan dan pengelolaan likuiditas BRI, termasuk juga kebutuhan ekspansi bisnis BRI. Dengan diterapkannya manajemen risiko likuiditas yang efektif, maka diharapkan dapat meminimalkan risiko likuiditas di BRI sekaligus meningkatkan stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan. Tabel di bawah ini menyajikan informasi mengenai pemetaan aset dan liabilitas keuangan dalam skala waktu tertentu (maturity buckets) berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo (remaining maturity) pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 2011
Keterangan Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penyisihan kerugian
Lebih dari 1 bulan sampai dengan 3 bulan
Lebih dari 3 bulan sampai dengan 1 tahun
Lainnya yang tidak memiliki jatuh tempo
Total
Sampai dengan 1 bulan
10.525.973
10.525.973
-
-
-
33.040.418 5.533.225 (61 )
33.040.418 5.533.225 -
-
-
-
Lebih dari 1 tahun
124
370
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
(61)
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan)
Keterangan
Lebih dari 1 bulan sampai dengan 3 bulan
Lebih dari 3 bulan sampai dengan 1 tahun
Lainnya yang tidak memiliki jatuh tempo
73.596.656 (300 ) 33.919.026 (1.510 ) 4.828.569 -
73.346.039 16.868.105 572.438 -
999.960 816.080 -
250.617 4.169.974 3.440.051 -
11.880.987 -
8.996.026
5.396.026
-
-
3.600.000
-
9.383.298 17.818
7.364.677 -
2.018.621 75
-
17.743
-
Lebih dari 1 tahun
21.312.081 428.580 450.920
18.320.438 739.413 391.107
58.222.345 524.183 286.454
196.660.108 1.944 -
(16.089.972) (536) -
Total Aset
461.086.203
174.838.482
23.285.694
66.893.624
212.160.782
(16.092.379)
3.961.640 384.264.345
3.961.640 323.891.959
22.228.909
37.896.846
246.631
4.024.163
3.909.497
-
114.666
-
-
102.681 173.536 1.692.176 13.097.916 618.051 2.136.288
102.681 455 428.580 485.119 232
739.413 2.279.884 55.871 -
524.183 10.774.896 72.190 21.093
173.081 43.136 4.871 2.114.963
-
410.070.796
332.780.163
25.304.077
49.403.874
2.582.682
-
51.015.407
(157.941.681)
(2.018.383 )
17.489.750
209.578.100
Liabilitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain***) Pinjaman subordinasi Total Liabilitas Perbedaan Jatuh Tempo
-
(16.092.379)
Keterangan
Lebih dari 3 bulan sampai dengan 1 tahun
Lainnya yang tidak memiliki jatuh tempo
Lebih dari 1 tahun
9.975.712
9.975.712
-
-
-
19.989.683 5.658.116 (63 )
19.989.683 5.658.116 -
-
-
-
(63)
125
371
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
371
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penyisihan kerugian
Total
Sampai dengan 1 bulan
RENCANA STRATEGIS 2012
2010 Lebih dari 1 bulan sampai dengan 3 bulan
ANAK PERUSAHAAN
294.514.972 (16.089.972) 1.692.176 1.944 (536) 1.128.481
(300) (1.510) -
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Aset (lanjutan) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penyisihan kerugian Efek-efek Penyisihan kerugian Tagihan wesel ekspor Penyisihan kerugian Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Penyisihan kerugian Tagihan akseptasi Penyisihan kerugian Penyertaan saham*) Penyisihan kerugian Aset lain-lain**)
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Total
Sampai dengan 1 bulan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) 2010
Keterangan
Lebih dari 1 bulan sampai dengan 3 bulan
Lebih dari 3 bulan sampai dengan 1 tahun
Lainnya yang tidak memiliki jatuh tempo
Total
Sampai dengan 1 bulan
83.272.390 (250 ) 22.516.173 (1.510 ) 741.757 (7.418 )
82.267.775 14.535.344 480.034 -
218.257 -
1.004.615 575.178 43.466 -
7.405.651 -
13.626.463
10.026.463
-
-
3.600.000
-
501.381 87.870
501.381 9.216
-
78.654
-
-
Lebih dari 1 tahun
Aset (lanjutan) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penyisihan kerugian Efek-efek Penyisihan kerugian Tagihan wesel ekspor Penyisihan kerugian Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Penyisihan kerugian Tagihan akseptasi Penyisihan kerugian Penyertaan saham*) Penyisihan kerugian Aset lain-lain**)
252.489.206 (14.102.830) 666.878 (6.669) 1.646 (547) 1.295.744
13.342.542 269.598 924.369
22.584.488 294.132 344.424
48.572.108 103.148 26.951
167.990.068 1.646 -
(14.102.830) (6.669) (547) -
Total Aset
396.703.732
157.980.233
23.441.301
50.404.120
178.997.365
(14.119.287)
4.123.639 333.652.397
4.123.639 284.659.509
13.974.491
34.834.241
184.156
-
5.160.315
5.160.199
116
-
-
-
526.365 81.801 666.878 9.454.545 603.789 2.156.181
102.752 3.674 269.598 695.397 456.479 232
294.132 4.684.842 44.160 -
423.613 5.839 103.148 3.766.126 93.522 21.093
72.288 308.180 9.628 2.134.856
-
356.425.910
295.471.479
18.997.741
39.247.582
2.709.108
-
40.277.822
(137.491.246)
4.443.560
11.156.538
176.288.257
Liabilitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain***) Pinjaman subordinasi Total Liabilitas Perbedaan Jatuh Tempo
(250) (1.510) (7.418)
(14.119.287)
*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain. ***) Liabilitas lain-lain terdiri atas utang bunga dan setoran jaminan.
126
372
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Manajemen Risiko Pasar
BRI melakukan pengelolaan risiko pasar dengan menerapkan fungsi Middle Office yaitu unit kerja independen dari front office yang melakukan pemantauan terhadap aktivitas trading yang dilakukan oleh para dealer (front office) di Divisi Treasury.
Untuk pelaporan risiko pasar ke Bank Indonesia, BRI menggunakan pengukuran risiko pasar dengan metode standar dengan tujuan mengantisipasi potensi kerugian yang timbul akibat aktivitas yang terekspos risiko pasar. Alokasi modal dengan metode standar dilakukan terhadap risiko suku bunga pada portofolio trading book dan risiko nilai tukar pada portofolio trading book dan banking book.
(a) Risiko Tingkat Suku Bunga
Direksi dan manajemen senior bertanggung jawab dalam menetapkan, mengelola serta mengendalikan tingkat suku bunga dengan menimbang risiko yang dapat diterima Bank dan target pencapaian angka keuangan, dimana penetapan dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan oleh ALCO.
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
127
373
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Instrumen keuangan yang berbasis suku bunga memiliki risiko karena terdapat potensi perubahan suku bunga yang akan membawa dampak ke arus kas di masa depan.
ANAK PERUSAHAAN
Seperti halnya dengan risiko kredit dan risiko likuiditas, BRI juga melakukan stress testing risiko pasar secara berkala terhadap portofolio trading book dan banking book untuk mengevaluasi dampak kerugian yang signifikan apabila ada pergerakan faktor pasar secara tidak normal. Stress testing dibuat dengan skenario historis dengan memperhatikan kejadian krisis yang pernah terjadi.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
BRI telah mengimplementasikan sistem aplikasi treasury dan risiko pasar (GUAVA) yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang digunakan oleh fungsi front office, middle office dan back office. Dengan aplikasi tersebut BRI dapat melakukan pengukuran risiko pasar menggunakan pendekatan model internal yang terintegrasi dengan proses transaksi harian. Dengan sistem aplikasi tersebut, BRI dapat memantau eksposur dan membatasi kerugian melalui penetapan limit risiko pasar berupa limit transaksi yaitu limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, stop loss limit dan Value at Risk (VaR) limit. Pemantauan tersebut dapat dilakukan secara harian, sehingga memudahkan dalam pemantauan risiko pasar dan mempercepat penyediaan informasi terkini bagi manajemen, sehingga mendukung pengambilan keputusan secara tepat waktu.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pengelolaan risiko pasar terbagi atas tiga fungsi yaitu: front office, dalam hal ini adalah Divisi Treasury sebagai unit kerja yang melakukan aktivitas bisnis/risk owner; middle office, dalam hal ini adalah Divisi Manajemen Risiko sebagai unit kerja pemantau/pengendali risiko pasar; dan back office, dalam hal ini adalah Divisi Sentra Operasi sebagai unit kerja yang melaksanakan settlement transaksi pasar/treasury.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Risiko pasar merupakan risiko kerugian yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar yang meliputi suku bunga dan nilai tukar yang berlawanan dengan posisi yang dimiliki BRI baik posisi yang ada di laporan posisi keuangan (on) maupun rekening administratif (off). Posisi tersebut merupakan posisi yang ada di dalam trading book dan banking book. Dalam pengelolaan risiko pasar, BRI melakukan pemantauan dan membatasi kerugian melalui penetapan limit risiko pasar berupa limit transaksi yaitu limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, stop loss limit dan Value at Risk (VaR) limit.
PROFIL PERUSAHAAN
37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
373
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar (lanjutan) (a) Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan) Tabel di bawah ini merupakan tingkat suku bunga rata-rata per tahun untuk posisi aset dan liabilitas keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010: 31 Desember 2011 Rupiah (%) ASET Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Tagihan wesel ekspor Kredit yang diberikan Obligasi Rekapitulasi Pemerintah Tingkat bunga tetap Tingkat bunga mengambang LIABILITAS Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lain Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi
31 Desember 2010
Valas (%)
Rupiah (%)
Valas (%)
4,37 7,58 10,00 16,80
0,27 4,38 8,00 2,84
5,87 8,01 11,00 15,98
0,48 3,81 5,50 3,66
13,17 4,47
-
13,29 6,37
-
4,27
1,30
4,30
1,94
6,19 6,60 10,95
0,29 1,20 -
6,50 4,50 10,95
1,97 2,79 -
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur aset dan liabilitas keuangan terhadap risiko tingkat suku bunga (gross) (tidak diaudit): 2011 Suku bunga mengambang
Keterangan Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Tidak lebih dari 3 bulan
Lebih dari 1 tahun
Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
Total
-
-
-
-
10.525.973
10.525.973
33.040.418 5.533.225
-
-
-
-
33.040.418 5.533.225
-
-
-
73.596.656
-
73.596.656
-
-
-
563.125 15.416.030
-
563.125 15.416.030
4.828.569
-
-
17.939.871 -
-
17.939.871 4.828.569
713.702
-
-
4.682.324
-
5.396.026
-
-
3.600.000
-
-
3.600.000
-
-
17.744
9.383.298 -
74
9.383.298 17.818
128
374
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar (lanjutan)
2011 Suku bunga mengambang
Keterangan
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Tidak lebih dari 3 bulan
Lebih dari 1 tahun
Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
Total
13.701.910 -
125.494.188 -
133.947.715 -
9.108.715 1.944 1.128.481
294.514.972 1.692.176 1.944 1.128.481
Total Aset
58.070.534
13.701.910
129.111.932
255.529.019
20.765.187
477.178.582
Total Liabilitas Perbedaan (gap) repricing suku bunga antara aset dan liabilitas keuangan
3.961.640
-
-
-
-
3.961.640
76.778.729 154.132.973 92.980.258
60.125.754
246.631
-
-
76.778.729 154.132.973 153.352.643
-
-
-
4.024.163
-
4.024.163
1.692.176 -
2.946.938 -
173.081 -
102.681 10.150.978 2.136.288
455 618.051 -
102.681 173.536 1.692.176 13.097.916 618.051 2.136.288
329.545.776
63.072.692
419.712
16.414.110
618.506
410.070.796
(271.475.242 )
(49.370.782)
128.692.220
239.114.909
20.146.681
67.107.786
ANAK PERUSAHAAN
2010 Suku bunga mengambang Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
Total
-
-
-
-
9.975.712
9.975.712
19.989.683 5.658.116
-
-
-
-
19.989.683 5.658.116
-
-
-
83.272.390
-
83.272.390
-
-
10.398
203.144 13.061.897
-
203.144 13.072.295
741.757
-
3.175.431 -
6.065.303 -
-
9.240.734 741.757
129
375
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
375
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor
Lebih dari 1 tahun
RENCANA STRATEGIS 2012
Keterangan
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Tidak lebih dari 3 bulan
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Liabilitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain***) Pinjaman subordinasi
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Aset (lanjutan) Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah 12.262.444 Tagihan akseptasi 1.692.176 Penyertaan saham*) Aset lain-lain**) -
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(a) Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar (lanjutan) (a) Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan) 2010 Suku bunga mengambang
Keterangan Aset (lanjutan) Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham*) Aset lain-lain**) Total Aset Liabilitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Liabilitas lain-lain***) Pinjaman subordinasi Total Liabilitas Perbedaan (gap) repricing suku bunga antara aset dan liabilitas keuangan
Lebih dari 3 bulan tidak lebih dari 1 tahun
Tidak lebih dari 3 bulan
Lebih dari 1 tahun
Tidak dikenakan bunga
Suku bunga tetap
Total
-
-
-
6.026.463
-
6.026.463
-
-
4.000.000
3.600.000
-
7.600.000
-
-
78.654
501.381 -
9.216
501.381 87.870
8.908.769 666.878 -
19.405.453 -
224.174.984 -
-
1.646 1.295.744
252.489.206 666.878 1.646 1.295.744
35.965.203
19.405.453
231.439.467
112.730.578
11.282.318
410.823.019
4.123.639
-
-
-
-
4.123.639
77.364.476 125.989.750 130.298.171
-
-
-
-
77.364.476 125.989.750 130.298.171
87.941
-
-
5.072.374
-
5.160.315
666.878 -
2.703.000 -
78.128 -
526.365 6.751.545 2.156.181
3.673 603.789 -
526.365 81.801 666.878 9.454.545 603.789 2.156.181
338.530.855
2.703.000
78.128
14.506.465
607.462
356.425.910
(302.565.652 )
16.702.453
231.361.339
98.224.113
10.674.856
54.397.109
*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain. ***) Liabilitas lain-lain terdiri atas utang bunga dan setoran jaminan.
(b) Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar merupakan risiko yang timbul karena adanya gap posisi valuta asing yang dimiliki BRI yang tercermin dalam Posisi Devisa Neto (PDN) BRI baik secara individual maupun secara keseluruhan (konsolidasian). Termasuk dalam posisi valuta asing tersebut adalah posisi trading book yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan transaksi valuta asing dalam jangka pendek maupun posisi banking book dalam rangka pengendalian PDN. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, PDN ditetapkan maksimum sebesar 20% dari modal.
130
376
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar (lanjutan)
Berikut adalah PDN (BRI saja) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit), per mata uang, sebagai berikut: 2011 Mata Uang
Aset 49.659.148 741.127 114.542 242.911 250.127 209.226 4.579.713
Liabilitas 48.624.590 506.607 5.225 66.802 169.986 79.949 4.267.163
PDN 1.034.558 234.520 109.317 176.109 80.141 129.277 312.550 2.076.472
53.821.245 741.127 114.542 242.911 250.127 209.226 4.579.713
52.569.067 506.607 5.225 66.802 169.986 79.949 4.267.163
1.252.178 234.520 109.317 176.109 80.141 129.277 312.550 2.294.092
Modal (Catatan 47a)
41.815.988
Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan)
4,97%
Rasio PDN (Keseluruhan)
5,49%
Mata Uang
Aset 43.173.174 1.340.027 454.886 160.917 136.815 61.936 390.261
Liabilitas
PDN
44.123.264 1.187.084 37.286 51.274 34.366 54.273 61.847
(950.090) 152.943 417.600 109.643 102.449 7.663 328.414 168.622
51.023.235 1.340.027 454.886
51.316.690 1.187.084 37.286
293.455 152.943 417.600
131
377
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
377
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Laporan Posisi Keuangan dan *) Rekening Administratif Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Dolar Australia
RENCANA STRATEGIS 2012
Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Dolar Australia Yen Jepang Dolar Singapura Pound Sterling Inggris Lain-lain
ANAK PERUSAHAAN
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Laporan Posisi Keuangan dan *) Rekening Administratif Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Dolar Australia Yen Jepang Dolar Singapura Pound Sterling Inggris Lain-lain
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat Euro Eropa Dolar Australia Yen Jepang Dolar Singapura Pound Sterling Inggris Lain-lain
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(b) Risiko Nilai Tukar (lanjutan)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Risiko Pasar (lanjutan) (b) Risiko Nilai Tukar (lanjutan) 2010 Mata Uang
Aset
Laporan Posisi Keuangan dan *) Rekening Administratif (lanjutan) Yen Jepang Dolar Singapura Pound Sterling Inggris Lain-lain
160.917 136.815 61.936 390.261
Liabilitas
PDN
51.274 34.366 54.273 61.847
109.643 102.449 7.663 328.414 1.412.167
Modal (Catatan 47a)
31.710.589
Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan)
0,53%
Rasio PDN (Keseluruhan)
4,45%
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih aset dan kewajiban beberapa mata uang asing lainnya.
Manajemen Risiko Operasional Perbankan sebagai industri yang diatur secara ketat harus menjalankan secara hati-hati, pengelolaan terhadap eksposur risiko operasional yang sejajar dengan pengelolaan terhadap risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. Pengelolaan terhadap eksposur risiko operasional BRI mencakup pengelolaan terhadap risiko hukum, reputasi, kepatuhan, dan strategik yang terdapat pada setiap proses bisnis dan aktivitas operasional. BRI memiliki Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen di Kantor Pusat dan 18 (delapan belas) Kantor Wilayah untuk melaksanakan kerangka manajemen risiko operasional, mengingat unit kerja BRI tersebar di seluruh wilayah dengan karakteristik geografis yang heterogen. Upaya peningkatan pemahaman atas manajemen risiko difokuskan pada peningkatan budaya sadar risiko terhadap seluruh pegawai perusahaan, peningkatan kualitas pengendalian risiko pada setiap aktivitas operasional BRI dan sosialisasi/pelatihan manajemen risiko yang terus dilakukan kepada seluruh pekerja BRI. Dengan demikian efektivitas peran unit kerja selaku risk owner dan first line of defense dalam menerapkan manajemen risiko di unit kerjanya dapat ditingkatkan. Tahun 2011 BRI memfokuskan kinerjanya untuk meningkatkan kualitas manajemen risiko dan corporate governance (tata kelola) perbankan selaras dengan tema BRI Tahun 2011 sebagai tahun penerapan manajemen risiko yang handal. Implementasi dari tema dimaksud dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/25/PBI/2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, yang menyatakan bahwa penerapan manajemen risiko mencakup antara lain pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internal. Penerapan manajemen risiko operasional BRI difasilitasi melalui kebijakan dan perangkat manajemen risiko operasional Operational Risk Assessor (OPRA) yang mencakup modul Risk and Control Self Assessment (RCSA), Key Risk Indicator (KRI), Manajemen Insiden (MI), Forum MR dan Maturitas. Setiap unit kerja operasional BRI memiliki Fungsi Manajemen Risiko (FMR) sebagai first line of defense yang bertanggung jawab atas penerapan proses manajemen risiko dalam aktivitas fungsional 132
378
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Manajemen Risiko Operasional (lanjutan)
BRI telah menerapkan RCSA di seluruh unit kerja BRI yang meliputi Divisi/Desk Kantor Pusat BRI, Kantor Wilayah (Kanwil), Kantor Cabang Khusus (KCK), Kantor Cabang (Kanca) mewakili KCP dan BRI Unit dan Sentra Layanan BRI Prioritas. RCSA ditujukan untuk membantu unit kerja selaku first line of defense dalam mengidentifikasi dan mengukur secara independen risiko operasional pada aktivitas fungsionalnya, termasuk melakukan pemantauan dan penentuan langkah-langkah perbaikan/rencana tindak lanjut ke depan.
Manajemen Insiden dan Pengukuran Beban Modal Risiko Operasional
133
379
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
379
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Data kerugian operasional BRI disusun secara konsisten dan sistematis dalam bentuk matriks database kerugian yang diklasifikasikan berdasarkan delapan jenis lini bisnis dan tujuh jenis event type/kategori kejadian. Matriks dimaksud digunakan sebagai pengembangan metode dan simulasi perhitungan beban modal operasional dengan metodologi AMA menggunakan pendekatan aktuarial yang diukur dengan Extreme Value Theory (EVT).
RENCANA STRATEGIS 2012
Melalui modul Manajemen Insiden (MI) memungkinkan BRI melakukan analisa dengan laporan kejadian kerugian berdasarkan penyebab, aktivitas fungsional, kategori kejadian (event type) dan lini bisnis. Sistem informasi tersebut dapat digunakan untuk penyusunan langkah-langkah preventif berbasiskan pendokumentasian proses penyelesaian insiden, baik dari sisi finansial, recovery kerugian, proses litigasi dan penanganan insiden yang lalu.
ANAK PERUSAHAAN
Penerapan Manajemen Insiden (MI) di BRI dilakukan menggunakan bottom-up model melalui pengembangan Loss Event Database dengan berkoordinasi dengan unit kerja operasional dan support dalam rangka pengumpulan data kejadian kerugian. Pencatatan data kerugian dilakukan untuk setiap jenis kerugian yang meliputi actual loss, potential loss, dan near misses. Manajemen Insiden bertujuan untuk mendokumentasikan kejadian kerugian/insiden sejak saat terjadi sampai dengan dinyatakan selesai termasuk langkah-langkah perbaikan dan penanganan insiden yang dilakukan.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Identifikasi isu risiko yang ditetapkan sebagai titik kritis untuk dicermati pada penilaian RCSA selalu dikinikan setiap triwulan sesuai dengan perkembangan bisnis BRI. Pengkinian isu risiko merupakan bagian dari tindak lanjut pemantauan yang dilakukan secara berkala sebagai gambaran perubahan profil risiko operasional, hukum, reputasi, strategik dan kepatuhan BRI akibat implementasi produk dan atau aktivitas baru, segmen pasar baru, perubahan ketentuan internal/eksternal serta perubahan lainnya yang mempengaruhi eksposur risiko BRI.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Risk and Control Self Assessment (RCSA)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
di masing-masing unit kerja mulai dari identifikasi, pengukuran, pemantauan hingga pengendalian risiko. FMR dimaksud terdapat di level Kantor Pusat (Divisi/Desk), Kantor Wilayah, KCK dan Kantor Cabang yang meliputi FMR di bidang operasional, pemasaran, dan bisnis mikro SKMR sebagai second line of defense bertugas memberikan pedoman penerapan manajemen risiko dan bertanggungjawab terhadap pengembangan dan pengimplementasian kebijakan/prosedur dan metodologi, pengawasan, pengkajian, dan pemantauan proses manajemen risiko. Fungsi penting lainnya dari SKMR adalah menyusun dan memantau profil risiko BRI, mengkaji dampak risiko dari suatu produk dan atau aktivitas baru, serta mendukung unit kerja operasional/risk owner dalam mengembangkan budaya sadar risiko dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip manajemen risiko dimaksud. Sedangkan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) selaku third line of defense bertugas melakukan pemantauan atas konsistensi pelaksanaan proses dan kecukupan pengendalian intern penerapan manajemen risiko.
PROFIL PERUSAHAAN
37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Manajemen Insiden dan Pengukuran Beban Modal Risiko Operasional (lanjutan) Pengelolaan dan pengukuran risiko operasional merupakan bagian dari penerapan prinsip-prinsip good banking practice. Berpedoman pada Basel II, dinyatakan bahwa bank harus memperhitungkan risiko operasional dalam perhitungan kecukupan modal selain risiko kredit dan risiko pasar yang bersifat material. Perhitungan risiko operasional berfungsi sebagai total risk capital yang dibutuhkan BRI untuk menjalankan berbagai kegiatan usahanya dan sebagai penyangga permodalan bank jika terjadi kejadian-kejadian risiko yang bersifat unexpected loss. BRI telah melakukan perhitungan risiko operasional sesuai dengan ketentuan dengan menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) yang mulai diterapkan sejak 2010. BRI juga telah melakukan persiapan yang diperlukan terkait penerapan The Standardised Approach (TSA) dan AMA. Sebagai persiapan TSA, BRI telah melakukan identifikasi dan pemetaan rekening per GL sesuai dengan sandi BI ke dalam lini bisnis yang relevan dan pengelompokan Gross Income ke dalam delapan lini bisnis. BRI juga telah melakukan simulasi perhitungan beban modal risiko operasional dengan pendekatan TSA. Sedangkan sebagai persiapan penggunaan metode AMA, BRI telah melakukan simulasi perhitungan risiko operasional dengan menggunakan internal model EVT dengan memperhitungkan kejadiankejadian risiko yang memberikan dampak kerugian finansial (severity) terbesar bagi BRI. Key Risk Indicator (KRI) KRI merupakan alat untuk mengetahui secara dini peningkatan dan atau penurunan risiko (trend risiko BRI), efektivitas kontrol sehingga dapat memberikan prediksi untuk menentukan rencana tindak lanjut terkait risiko operasional yang muncul sebelum kerugian finansial atau non finansial terjadi. BRI telah melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator risiko utama untuk semua jenis risiko dan menetapkan batasan atau limit risiko yang mencerminkan kondisi dan risiko yang dapat diterima BRI. Identifikasi indikator risiko utama dan penetapan batasan (threshold) KRI dengan menggunakan best judgement dilakukan dengan melibatkan Audit Internal, Risk Owner, dan pihak terkait lainnya. KRI BRI meliputi profil risiko bankwide dan profil risiko Kanwil yang dilaporkan kepada pihak manajemen setiap bulan. Forum Manajemen Risiko (Forum MR) Dalam rangka mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko yang handal di setiap unit kerja, maka diperlukan komitmen dan dukungan kuat dari seluruh pekerja BRI untuk peduli terhadap risiko. Forum MR adalah wadah yang memfasilitasi pejabat dan pekerja untuk saling berkomunikasi dalam segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan aktivitas bisnis dan operasional unit kerja. Hasil dari Forum MR salah satunya dapat digunakan sebagai sumber updating risk issue RCSA pada periode berikutnya. Maturitas Eksposur risiko di unit kerja BRI tercermin pada profil risiko BRI. Kesiapan penerapan manajemen risiko di unit kerja BRI tercermin pada penilaian maturitas yang dilakukan oleh masing-masing pimpinan unit kerja dengan parameter-parameter tertentu yang telah ditetapkan. Manajemen Kelangsungan Usaha/Business Continuity Management Penerapan Manajemen Kelangsungan (MKU) BRI dimaksudkan untuk melindungi keamanan dan keselamatan jiwa pekerja, nasabah dan stakeholder yang berada di lingkungan kerja BRI.
134
380
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Manajemen Kelangsungan Usaha/Business Continuity Management (lanjutan)
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
381
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
135
LAPORAN TAHUNAN 2011
ANAK PERUSAHAAN
Dalam rangka penilaian kecukupan pengelolaan risiko atas setiap produk dan atau aktivitas baru (PAB) BRI, maka setiap PAB yang diterbitkan BRI harus melalui proses manajemen risiko yang berpedoman pada SE Direksi BRI Nose. 06-DIR/DMR/11/2009 dan revisi SE Direksi BRI Nose. 06aDIR/DMR/11/2009 tentang Kebijakan dan Prosedur Pengelolaan Risiko pada Produk dan atau Aktivitas Baru. BRI melakukan assessment terhadap setiap jenis risiko yang mungkin timbul dari penerbitan PAB, termasuk penetapan kontrol dan pengendalian yang ditujukan guna memitigasi risiko.
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Dalam rangka penerapan manajemen risiko BRI terkait bancassurance, BRI telah menyusun ketentuan terkait Manajemen Risiko Bancassurance. BRI telah memisahkan risiko terkait produk bank dan produk asuransi secara jelas dan menuangkan perjanjian kerja sama antara bank dengan perusahaan asuransi tentang kejelasan hak dan tanggung jawab tiap pihak sehingga risiko tiap pihak dapat diidentifikasi, diukur, dipantau dan dikendalikan. Hal tersebut juga bertujuan untuk memberikan transparansi kepada nasabah baik secara lisan maupun tertulis.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Sehubungan dengan peningkatan kualitas manajemen risiko BRI, maka telah dilakukan penyempurnaan kebijakan/prosedur manajemen risiko dalam pelaksanaan aktivitas fungsional BRI. Dalam rangka mencegah BRI sebagai sarana atau sasaran tindak pidana, khususnya pencucian uang dan pendanaan terorisme serta memenuhi regulasi dari Bank Indonesia, BRI telah mengembangkan suatu metodologi atau pendekatan yang bertujuan untuk mengelompokkan nasabah berdasarkan tingkat risiko kemungkinan terjadinya pencucian uang dan atau pendanaan terorisme (Risk Based Approach). Proses identifikasi risiko dilakukan dengan menentukan karakteristik risiko yang melekat untuk setiap nasabah dengan melakukan analisis terhadap parameter risiko, yaitu identitas nasabah, lokasi usaha, profil nasabah, kegiatan usaha, struktur kepemilikan bagi nasabah perusahaan, jumlah transaksi, dan informasi lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko nasabah. Hasil identifikasi dan pengukuran tersebut akan menghasilkan profil risiko nasabah yang wajib dilakukan tindak lanjut pemantauan dan pengendalian terhadap masing-masing profil risiko tersebut. BRI juga akan mendokumentasikan secara terpisah nasabah yang termasuk PEP (Politically Exposed Person). Proses bisnis Risk Based Approach tersebut terangkum dalam kebijakan dan SOP (Standard Operational Procedure) BRI terkait penerapan APUPPT.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Tujuan utama MKU adalah mempertahankan kelangsungan aktivitas kritis, baik bisnis maupun operasional dan melindungi aset BRI serta memberikan respon yang memadai dalam situasi gangguan atau bencana. Implementasi MKU BRI mencakup seluruh unit kerja BRI yang dilakukan melalui pelaksanaan uji coba dan kelengkapan dokumen MKU. Pelaksanaan uji coba Manajemen Kelangsungan Usaha/Business Continuity Management telah dilakukan di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang. Selama tahun 2011 telah dilakukan uji coba Switch Over sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada aktivitas Dealing Room dan core banking. Selain itu, telah dilaksanakan uji coba evakuasi dan penanggulangan bencana di level Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang terkait penanggulangan kebakaran (fire drill). Koordinasi penanggulangan bencana selama tahun 2011 telah dilakukan dengan melibatkan Kantor Pusat, Kanwil, Kantor Inspeksi dan Kanca (meliputi KCP dan BRI Unit) terkait bencana letusan Gunung Gamalama, Lokon dan Soputan, huru-hara di Ambon serta gempa di Denpasar dan Aceh.
PROFIL PERUSAHAAN
37. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
381
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan antara nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan kewajiban keuangan. Nilai wajar yang diungkapkan ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang telah terjadi setelah tanggal tersebut. 31 Desember 2011 Nilai tercatat ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan wesel ekspor Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan, piutang dan pembiayaan syariah Tagihan akseptasi *) Penyertaan saham **) Aset lain-lain
Nilai wajar
31 Desember 2010 Nilai tercatat
Nilai wajar
10.525.973 33.040.418 5.533.164
10.525.973 33.040.418 5.533.164
9.975.712 19.989.683 5.658.053
9.975.712 19.989.683 5.658.053
73.596.356
73.596.356
83.272.140
83.272.140
563.125 15.416.030 17.938.361 4.828.569
563.125 15.416.030 19.033.550 4.828.569
203.144 13.072.295 9.239.224 734.339
203.144 13.072.295 9.217.203 734.339
5.396.026 3.600.000
5.396.026 3.570.754
6.026.463 7.600.000
6.026.463 7.685.074
9.383.298 17.818
9.383.298 17.818
501.381 87.870
501.381 87.870
278.425.000 1.692.176 1.408 1.128.481
278.425.000 1.692.176 1.408 1.128.481
238.386.376 660.209 1.099 1.295.744
238.386.376 660.209 1.099 1.295.744
461.086.203
462.152.146
396.703.732
396.766.785
*) Penyertaan saham merupakan penyertaan saham dengan metode biaya. **) Aset lain-lain terdiri atas piutang bunga dan piutang lain-lain.
31 Desember 2011 Nilai tercatat LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Giro Tabungan Deposito berjangka dan on call Inter-bank call money Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi
Nilai wajar
31 Desember 2010 Nilai tercatat
Nilai wajar
3.961.640
3.961.640
4.123.639
4.123.639
76.778.729 154.132.973 153.352.643
76.778.729 154.132.973 153.352.643
77.364.476 125.989.750 130.298.171
77.364.476 125.989.750 130.298.171
82.557 22.997 3.442.593 476.016
82.557 22.997 3.442.593 476.016
80.431 7.510 4.066.774 1.005.600
80.431 7.510 4.066.774 1.005.600
102.681 173.536 1.692.176
102.681 173.536 1.692.176
526.365 81.801 666.878
526.365 81.801 666.878
136
382
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
38. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2011
LIABILITAS (lanjutan) Pinjaman yang diterima ***) Liabilitas lain-lain Pinjaman subordinasi
Nilai wajar
Nilai tercatat
Nilai wajar
13.097.916 618.051 2.136.288
13.097.916 618.051 2.136.288
9.454.545 603.789 2.156.181
9.454.545 603.789 2.156.181
410.070.796
410.070.796
356.425.910
356.425.910
***) Liabilitas lain-lain terdiri atas utang bunga dan setoran jaminan.
Metode dan asumsi yang digunakan untuk perkiraan nilai wajar adalah sebagai berikut:
Estimasi nilai wajar terhadap aset keuangan tertentu ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa.
b) Efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Nilai wajar untuk efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek (dealer). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa.
Nilai tercatat dari kredit yang diberikan dengan suku bunga mengambang dan suku bunga tetap adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. d) Tagihan dan liabilitas derivatif
137
383
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
383
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Nilai wajar atas instrumen derivatif yang dinilai menggunakan teknik penilaian dengan menggunakan komponen yang dapat diamati di pasar terutama adalah swap suku bunga, swap mata uang dan kontrak pertukaran mata uang. Teknik penilaian yang paling banyak digunakan meliputi model penilaian forward dan swap yang menggunakan perhitungan nilai kini. Model tersebut menggabungkan berbagai komponen yang meliputi kualitas kredit dari counterparty, nilai spot dan kontrak berjangka serta kurva tingkat suku bunga.
RENCANA STRATEGIS 2012
Portofolio kredit BRI secara umum terdiri dari kredit yang diberikan dengan suku bunga mengambang dan suku bunga tetap. Kredit yang diberikan dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat. Nilai wajar dari kredit yang diberikan menunjukkan nilai diskon dari perkiraan arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima oleh BRI. Perkiraan arus kas ini didiskontokan dengan menggunakan suku bunga pasar untuk menentukan nilai wajar.
ANAK PERUSAHAAN
c) Kredit yang diberikan
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Estimasi nilai wajar terhadap kewajiban keuangan tertentu yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga utang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
a) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan tertentu, kecuali efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo, kredit yang diberikan, tagihan dan liabilitas derivatif, serta pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi, mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang singkat.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Nilai tercatat
31 Desember 2010
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan) e) Pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi Nilai wajar dihitung berdasarkan model diskonto arus kas dengan menggunakan tingkat suku bunga pasar untuk sisa periode jatuh tempo. 39. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, berlaku efektif untuk laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 dan diterapkan secara prospektif. Ketentuan transisi atas penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dilaksanakan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman di bawah ini: 1. Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. 2. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006). 3. Instrumen Keuangan Majemuk Instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara komponen kewajiban dan komponen ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK No. 50 (Revisi 2006). Pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan dan hal lainnya dari instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010. 4. Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK No. 50 (Revisi 2006). 5. Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada awal tanggal 1 Januari 2010. Untuk penerapan standar baru ini, BRI telah melakukan identifikasi atas penyesuaian transisi sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), PAPI (Revisi 2008) dan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi atas penerapan standar-standar tersebut. Penyesuaian transisi terutama berasal dari perhitungan ulang atas penyisihan kerugian penurunan nilai. Selisih antara penyisihan kerugian penurunan nilai yang dihitung antara standar yang baru dan standar sebelumnya, disesuaikan ke saldo laba awal tahun 2010 yaitu pada tanggal 1 Januari 2010. Dasar perhitungan ulang atas penyisihan kerugian penurunan nilai dijelaskan pada Catatan 2f.
138
384
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA
39. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) (lanjutan) Penyesuaian transisi tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelum penyesuaian
90.810
9.081.085
40.495.057 24.478.132 143.472 194.242.503 1.915.026
136.233 55.699 1.449 17.266 (71.049)
40.631.290 24.533.831 144.921 194.259.769 1.843.977
17.834.694
230.408
18.065.102
40. INFORMASI SEGMEN Berikut adalah informasi keuangan tertentu untuk BRI dan Entitas Anak a. Nama Perusahaan
Bidang usaha Perbankan Konvensional Perbankan Syariah Perbankan Konvensional Jasa Keuangan
b. Segmen Operasi
Segmen Mikro Segmen Retail Segmen Korporasi Segmen Lainnya Entitas Anak
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
139
385
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Untuk kepentingan manajemen, BRI diorganisasikan ke dalam (5) lima segmen operasional berdasarkan produk sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
BRI PT Bank BRISyariah PT Bank Agroniaga Tbk BRIngin Remittance Co. Ltd. Hong Kong
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Ekuitas Saldo laba
8.990.275
Setelah penyesuaian
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Aset - neto setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Aset pajak tangguhan
Efek dari penyesuaian transisi penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
1 Januari 2010
PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
385
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) b. Segmen Operasi (lanjutan) Berikut ini adalah informasi segmen BRI dan Entitas Anak berdasarkan segmen operasi: 2011 Keterangan
Mikro
Retail
16.132.720
14.524.830
2.441.114
771.253
557.159
1.464.365
3.448.881
76.809
496.655
289.265
5.775.975
Total pendapatan
17.597.085
17.973.711
2.517.923
1.267.908
846.424
40.203.051
Beban operasional Beban CKPN
(6.693.499 ) (2.486.984 )
(6.824.856 ) (2.843.523 )
(1.880.712 ) 77.967
(888.595 ) (279.926 )
(797.965 ) (728 )
(17.085.627 ) (5.533.194 )
Total beban Pendapatan (beban) lainnya
(9.180.483 )
(9.668.379 )
(1.802.745 )
(1.168.521 )
Pendapatan bunga neto Pendapatan operasi lainnya
586.739
Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak Kepentingan non-pengendali
9.003.341 (1.753.613 )
Total laba tahun berjalan Aset Segmen Kredit Non Kredit
Liabilitas segmen Pendanaan Non pendanaan
`
Korporasi
Lainnya
Entitas Anak
Total 34.427.076
(798.693 )
(22.618.821 )
161.774
464.330
(55.445 )
14.252
1.171.650
8.467.106 (1.656.166 )
1.179.508 (229.737 )
43.942 (8.847 )
61.983 (19.521 )
18.755.880 (3.667.884 )
-
-
-
(5.057 )
-
(5.057 )
7.249.728
6.810.940
949.771
30.038
42.462
15.082.939
92.267.400 -
122.363.059 -
53.084.203 -
186.184.471
10.710.338 2.657.855
278.425.000 188.842.326
92.267.400
122.363.059
53.084.203
186.184.471
13.368.193
467.267.326
107.527.312 -
228.634.929 -
35.985.880 -
34.562.641
12.116.224 1.251.969
384.264.345 35.814.610
107.527.312
228.634.929
35.985.880
34.562.641
13.368.193
420.078.955
2010 Keterangan
Mikro
Retail
15.212.128
13.871.682
2.986.229
452.500
366.064
1.096.775
3.174.462
138.055
1.045.243
89.998
5.544.533
Total pendapatan
16.308.903
17.046.144
3.124.284
1.497.743
456.062
38.433.136
Beban operasional Beban CKPN
(6.122.167 ) (2.535.763 )
(6.261.146 ) (4.090.358 )
(1.789.934 ) (583.863 )
(1.481.924 ) (716.222 )
(458.521 ) 8.763
(16.113.692 ) (7.917.443 )
Total beban Pendapatan (beban) lainnya
(8.657.930 )
(10.351.504 )
(2.373.797 )
(2.198.146 )
(449.758 )
(24.031.135 )
Pendapatan bunga neto Pendapatan operasi lainnya
342.460
Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak Total laba tahun berjalan Aset Segmen Kredit Non Kredit
Liabilitas segmen Pendanaan Non pendanaan
`
Korporasi
76.334
Lainnya
Entitas Anak
47.930
30.504
9.001
Total 32.888.603
506.229
7.993.433 (1.840.211 )
6.770.974 (1.558.782 )
798.417 (183.808 )
(669.899 ) 151.817
15.305 (4.861 )
14.908.230 (3.435.845 )
6.153.222
5.212.192
614.609
(518.082 )
10.444
11.472.385
77.947.345 -
112.949.570 -
42.075.869 -
163.125.253
5.413.592 478.872
238.386.376 163.604.125
77.947.345
112.949.570
42.075.869
163.125.253
5.892.464
401.990.501
89.994.769 -
206.376.899 -
32.184.132 -
33.164.228
5.096.597 795.867
333.652.397 33.960.095
89.994.769
206.376.899
32.184.132
33.164.228
5.892.464
367.612.492
140
386
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) c.
Segmen Geografi
______
2011
Keterangan
2010
Indonesia Amerika Serikat Asia
40.118.940 82.516 1.595
38.376.155 56.981 -
Total
40.203.051
38.433.136
Laba sebelum manfaat (beban pajak) ______
2011
Keterangan
2010
18.679.828 75.755 297
14.875.759 32.471 -
Total
18.755.880
14.908.230
Total aset ______
2011
Keterangan
2010
Indonesia Amerika Serikat Asia
460.573.399 6.691.600 2.327
396.031.571 5.958.930 -
Total
467.267.326
401.990.501
______
2010
Indonesia Amerika Serikat Asia
413.541.559 6.537.153 243
361.741.305 5.871.187 -
Total
420.078.955
367.612.492
a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
141
387
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
387
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Penilaian aktuaria atas beban pensiun BRI masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masingmasing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011, telah sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS 2012
Efektif tanggal 1 Januari 2007, semua pekerja yang baru diangkat sebagai pekerja tetap tidak diikutsertakan dalam PPMP. Dalam program ini hak atas manfaat pensiun diberikan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan dengan memperhatikan faktor penghargaan per tahun masa kerja dan penghasilan dana pensiun. Program dana pensiun BRI dikelola oleh Dana Pensiun BRI (DPBRI). Sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi BRI, kontribusi pekerja BRI untuk iuran pensiun adalah sebesar 7% dari penghasilan dasar pensiun pekerja dan atas sisa jumlah yang perlu didanakan kepada DPBRI merupakan kontribusi BRI, dimana kontribusi BRI sejak tanggal 1 April 2010 adalah sebesar 19,46% (sebelumnya 18,91%).
ANAK PERUSAHAAN
41. PROGRAM BAGI PEKERJA
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Total liabilitas 2011
Keterangan
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Indonesia Amerika Serikat Asia
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pendapatan bunga neto, operasional dan investasi
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) (lanjutan) 2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan penghasilan dasar pensiun Tingkat kenaikan manfaat pensiun Tingkat kematian Tingkat cacat jasmaniah Usia pensiun normal
6,5% 7,5 4,0 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
56 tahun
2010 9,0% 7,5 4,0 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
56 tahun
Aset DPBRI terutama terdiri dari deposito berjangka, efek-efek, investasi jangka panjang dalam bentuk saham dan properti. Status dana pensiun sesuai penilaian aktuaris adalah sebagai berikut: 2011 Nilai wajar aset Nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti Status pendanaan program pensiun (Keuntungan) kerugian aktuaria yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui (non-vested) Kewajiban pensiun manfaat pasti
2010
9.370.652 (11.345.025)
8.785.181 (8.400.544)
(1.974.373) 1.345.298 82.363
384.637 (732.773) 89.569
(546.712)
(258.567)
Mutasi atas kewajiban pensiun manfaat pasti masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Saldo awal Beban pensiun manfaat pasti - neto (Catatan 33) Kontribusi BRI Saldo akhir (Catatan 26)
258.567 447.856 (159.711)
130.779 276.275 (148.487)
546.712
258.567
Beban pensiun manfaat pasti untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaris adalah sebagai berikut: 2011 Biaya jasa kini Beban bunga Tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program Keuntungan neto aktuaria yang diakui Pengakuan lebih awal atas biaya jasa lalu (non-vested) Pengakuan lebih awal atas biaya jasa lalu (vested) Beban pensiun manfaat pasti (Catatan 33)
2010
228.446 756.049
156.281 682.148
(922.444) 7.206 378.599
(795.747) (10.198) 243.791
447.856
276.275
142
388
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) b. Program Tunjangan Hari Tua
Iuran THT terdiri dari iuran beban pekerja dan iuran beban Perusahaan sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi BRI. Berdasarkan perhitungan penilaian aktuaria atas THT masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011, telah sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan penghasilan Tingkat kematian Tingkat cacat jasmaniah
2010
6,5% 7,5 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
9,0% 7,5 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
Status THT sesuai dengan penilaian aktuaris masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2010
Nilai wajar aset Nilai kini kewajiban THT
2.272.191 (899.849)
2.182.880 (1.031.664)
Status pendanaan Keuntungan aktuarial yang belum diakui
1.372.342 -
1.151.216 -
THT dibayar di muka
1.372.342
1.151.216
2011
Beban THT
24.424 92.850
14.699 99.912
(196.459) (91.704) 221.126
(186.968) 48.071 72.912
50.237
48.626
143
389
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
389
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI tidak mengakui adanya THT dibayar dimuka dan manfaat THT karena manajemen BRI tidak memiliki keuntungan (benefit) atas aset tersebut dan BRI juga tidak memiliki rencana untuk mengurangi kontribusinya di masa depan.
RENCANA STRATEGIS 2012
Biaya jasa kini Beban bunga Tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program Kerugian (keuntungan) neto aktuaria yang diakui Aset yang belum bisa diakui
2010
ANAK PERUSAHAAN
Perhitungan beban THT untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sesuai dengan perhitungan aktuaris adalah sebagai berikut:
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
2011
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2011
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Karyawan BRI juga memperoleh manfaat dari pemberian Tunjangan Hari Tua (THT) sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi BRI. Program THT dikelola oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai BRI.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) c.
Program Pensiun Iuran Pasti Karyawan BRI juga diikutsertakan dalam program pensiun iuran pasti sesuai dengan Keputusan Direksi BRI yang berlaku efektif sejak bulan Oktober 2000. Kontribusi BRI pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi konsolidasian tahun berjalan adalah sebesar Rp77.670 dan Rp680.318 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 33). Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI.
d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (i) BRI (Entitas Induk) Berdasarkan perhitungan manajemen BRI yang menggunakan asumsi-asumsi penilaian aktuaria atas kewajiban BRI berkaitan dengan penyisihan untuk biaya penyelesaian PHK yang meliputi penetapan uang pesangon, uang penghargaan tanda jasa dan ganti kerugian disusun berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Penilaian aktuaria tersebut dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji di masa depan Tingkat kematian Tingkat cacat jasmaniah
2010
6,5% 7,5 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
9,0% 7,5 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
Status dari program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2011
2010
Nilai kini kewajiban pemutusan hubungan kerja (Keuntungan) kerugian aktuarial yang belum diakui
(583.133)
(259.300)
49.662
(245.470)
Kewajiban PHK
(533.471)
(504.770)
Mutasi atas kewajiban program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
Saldo awal Beban pemutusan hubungan kerja - neto (Catatan 33) Pembayaran manfaat aktual oleh BRI
504.770
461.621
52.674 (23.973)
69.320 (26.171)
Saldo akhir (Catatan 26)
533.471
504.770
144
390
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (lanjutan) (i) BRI (Entitas Induk) (lanjutan)
2011 Biaya jasa kini Beban bunga Pengakuan (keuntungan) kerugian tahun berjalan Beban PHK (Catatan 33)
2010 45.524 23.337 (16.187)
19.356 48.347 1.617
52.674
69.320
Entitas Anak memberikan program pemutusan hubungan kerja sesuai dengan Undangundang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003.
2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat kematian
2010
7,0% 5,0 TMI-II 1999
10,0% 5,0 TMI-II 1999
2011
2010
Nilai kini kewajiban pemutusan hubungan kerja Keuntungan aktuarial yang belum diakui
(15.610) (3.018)
(5.631) (5.009)
Kewajiban PHK
(18.628)
(10.640)
2011
2010 10.640
7.119
8.107 (119)
4.117 (596)
Saldo akhir (Catatan 26)
18.628
10.640
145
391
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
391
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Saldo awal Beban pemutusan hubungan kerja - neto (Catatan 33) Pembayaran manfaat aktual
RENCANA STRATEGIS 2012
Mutasi atas kewajiban program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
Status dari program pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Tabel berikut menyajikan ringkasan komponen beban pemutusan hubungan kerja yang dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk kewajiban pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, sesuai perhitungan PT Katsir Imam Sapto Sejahtera Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 20 Januari 2012 dan 16 Februari 2011, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
(ii) BRI Syariah (Entitas Anak)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Perhitungan beban pemutusan hubungan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sesuai dengan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (lanjutan) (ii) BRI Syariah (Entitas Anak) (lanjutan) Perhitungan beban pemutusan hubungan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2011
2010
Biaya jasa kini Beban bunga Amortisasi akumulasi keuntungan aktuaria
7.919 394 (206)
4.002 305 (190)
Beban PHK (Catatan 33)
8.107
4.117
(iii) Bank Agro (Entitas Anak) Entitas Anak memberikan program pemutusan hubungan kerja sesuai dengan Undangundang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Tabel berikut menyajikan ringkasan komponen beban pemutusan hubungan kerja yang dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk kewajiban pemutusan hubungan kerja masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, sesuai perhitungan PT Bumi Persada Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 10 Februari 2012, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji per tahun
7,0% 8,0 2011
Tingkat kematian Tingkat cacat
TMI 1999 10% of TMI 1999
Status dari program pemutusan hubungan kerja pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2011 Nilai kini kewajiban pemutusan hubungan kerja Keuntungan aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui (non vested)
27.943 (12.110) (2.794) (324)
Kewajiban PHK
12.715
Mutasi atas kewajiban program pemutusan hubungan kerja pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal Beban yang diakui pada tahun berjalan (Catatan 33) Pembayaran manfaat Saldo akhir (Catatan 26)
12. 715 146
392
8.814 4.973 (1.072)
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) d. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (lanjutan)
Perhitungan beban pemutusan hubungan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2011 Biaya jasa kini Beban bunga Kerugian aktuaria Amortisasi biaya jasa lalu Amortisasi biaya jasa lalu (non vested)
3.030 1.380 362 172 29
Beban PHK (Catatan 33)
4.973
Pekerja BRI juga memiliki imbalan kerja jangka panjang, seperti penghargaan tanda jasa, cuti besar dan Masa Persiapan Pensiun (MPP). (i) Cadangan penghargaan tanda jasa
2011 6,5 % 7,5 10,0 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
9,0% 7,5 7,0 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
Nilai kini kewajiban atas penghargaan tanda jasa berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp670.744 dan Rp548.777 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
2011
2010
548.777
463.682
162.604 (40.637)
123.335 (38.240)
Kewajiban penghargaan tanda jasa (Catatan 26)
670.744
548.777
147
393
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
393
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Saldo awal kewajiban Beban penghargaan tanda jasa - neto (Catatan 33) Pembayaran manfaat oleh BRI
RENCANA STRATEGIS 2012
Mutasi untuk cadangan atas penghargaan tanda jasa masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji di masa depan Tingkat kenaikan harga emas Tingkat kematian Tingkat cacat jasmaniah
2010
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Perhitungan aktuaria atas penghargaan tanda jasa masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya pada masing-masing tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(iii) Bank Agro (Entitas Anak) (lanjutan)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan) (i) Cadangan penghargaan tanda jasa (lanjutan) Beban penghargaan tanda jasa untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2011 Biaya jasa kini Beban bunga Pengakuan rugi aktuarial Beban penghargaan tanda jasa (Catatan 33)
2010 44.466 49.390 68.748
32.766 46.368 44.201
162.604
123.335
(ii) Cuti besar i.
BRI (Entitas Induk) Perhitungan aktuaria atas cuti besar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji di masa depan Tingkat kematian Tingkat cacat jasmaniah
2010
6,5% 7,5 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
9,0% 7,5 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas cuti besar berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp750.623 dan Rp626.199 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Mutasi untuk cadangan atas cuti besar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010
Saldo awal kewajiban Beban cuti besar - neto (Catatan 33) Pembayaran manfaat oleh BRI
626.199 179.395 (54.971)
580.422 90.346 (44.569)
Kewajiban cuti besar (Catatan 26)
750.623
626.199
Beban cuti besar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2011
2010
Biaya jasa kini Beban bunga Pengakuan (laba) rugi aktuarial
70.110 56.358 52.927
55.535 58.042 (23.231)
Beban cuti besar (Catatan 33)
179.395
90.346
148
394
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan)
ii.
BRI Syariah (Entitas Anak) Entitas Anak juga memberikan program cuti besar kepada para pekerjanya sebagai salah satu bentuk imbalan kerja. Perhitungan aktuaria atas cuti besar Entitas Anak dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Katsir Imam Sapto Sejahtera Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 20 Januari 2012 dan 16 Februari 2011, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat kematian Usia pensiun
2010
7,0% 5,0 TMI-II 1999 56 tahun
10,0% 5,0 TMI-II 1999 56 tahun
Mutasi untuk cadangan atas cuti besar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011
2010 2.386
808
4.529
1.578
Saldo akhir (Catatan 26)
6.915
2.386
Beban cuti besar Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2010
Biaya jasa kini Beban bunga Amortisasi akumulasi keuntungan aktuaria
4.305 224 -
1.506 73 (1)
Beban cuti besar (Catatan 33)
4.529
1.578
iii. Bank Agro (Entitas Anak)
149
395
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
395
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Entitas Anak juga memberikan program cuti besar kepada para pekerjanya sebagai salah satu bentuk imbalan kerja.
RENCANA STRATEGIS 2012
2011
ANAK PERUSAHAAN
Saldo awal Beban cuti besar- neto (Catatan 33)
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas cuti besar Entitas Anak berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp6.915 dan Rp2.386 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2011
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(ii) Cuti besar (lanjutan)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan) (ii) Cuti besar (lanjutan) iii. Bank Agro (Entitas Anak) (lanjutan) Perhitungan aktuaria atas cuti besar Entitas Anak dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 yang dilakukan oleh PT Bumi Persada Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya pada tanggal 10 Februari 2011, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat kematian
7,0% 8,0 TMI 1999
Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas cuti besar Entitas Anak berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebesar Rp3.224 pada tanggal 31 Desember 2011. Mutasi untuk cadangan atas cuti besar pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal Beban yang diakui pada tahun berjalan Pembayaran manfaat
999 2.607 (382)
Saldo akhir (Catatan 26)
3.224
Beban cuti besar Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, berdasarkan perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut: 2011 Biaya jasa kini Beban bunga Kerugian aktuaria
439 90 2.078
Beban cuti besar (Catatan 33)
2.607
(iii) Masa persiapan pensiun Perhitungan aktuaria atas masa persiapan pensiun masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yang dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 26 Januari 2011 dengan menggunakan metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji di masa depan
2010 6,5% 7,5
150
396
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
9,0% 7,5
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 41. PROGRAM BAGI PEKERJA (lanjutan) e. Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya (lanjutan)
2011 Tingkat kematian Tingkat cacat jasmaniah
CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
2010 CSO 1958
10,0% dari CSO 1958
Nilai kini kewajiban untuk cadangan atas masa persiapan pensiun berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp1.140.913 dan Rp878.569 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Mutasi untuk cadangan atas masa persiapan pensiun masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Saldo awal kewajiban Beban masa persiapan pensiun - neto (Catatan 33) Pembayaran manfaat oleh BRI Kewajiban masa persiapan pensiun (Catatan 26)
2010
878.569
957.750
347.952 (85.608)
16.608 (95.789)
1.140.913
878.569
2011
2010
Biaya jasa kini Beban bunga Pengakuan (laba) rugi aktuarial
90.112 79.071 178.769
46.385 95.775 (125.552)
Beban masa persiapan pensiun (Catatan 33)
347.952
16.608
2011
2010
38.186.517
6.843.251 89.942
4.932.139 111.513
Total liabilitas komitmen
67.246.821
43.230.169
(67.246.821)
(43.230.169)
Komitmen - neto
151
397
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
397
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
60.313.628
RENCANA STRATEGIS 2012
Komitmen Kewajiban komitmen Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur yang belum digunakan L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor (Catatan 25c) Lain-lain
ANAK PERUSAHAAN
42. INFORMASI MENGENAI KOMITMEN DAN KONTINJENSI
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Beban masa persiapan pensiun untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan perhitungan aktuaris adalah sebagai berikut:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
2011
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
(iii) Masa persiapan pensiun (lanjutan)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 42. INFORMASI MENGENAI KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) 2011
2010
Kontinjensi Tagihan kontinjensi Tagihan bunga dalam penyelesaian Lain-lain
834.315 486
756.016 602.218
Total tagihan kontinjensi
834.801
1.358.234
Liabilitas kontinjensi Garansi yang diterbitkan (Catatan 25c) dalam bentuk: Standby L/C Garansi bank
1.810.379 4.428.146
1.336.368 2.465.003
Total liabilitas kontinjensi
6.238.525
3.801.371
(5.403.724)
(2.443.137)
Kontinjensi - neto
43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan normal usaha, BRI melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama. Saldo dan transaksi dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Pihak-pihak berelasi
Jenis hubungan
Unsur transaksi pihak berelasi
PT BTMU-BRI Finance
Hubungan kepemilikan
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, Penyertaan saham
PT Bringin Srikandi Finance
Hubungan kepemilikan melalui Dana Pensiun BRI
Kredit yang diberikan
PT Bringin Indotama Sejahtera Finance
Hubungan kepemilikan melalui Dana Pensiun BRI
Kredit yang diberikan
PT Bringin Gigantara
Hubungan kepemilikan melalui Dana Pensiun BRI
Kredit yang diberikan, Piutang dan pembiayaan Syariah
PT Bringin Karya Sejahtera
Hubungan kepemilikan melalui Dana Pensiun BRI
Kredit yang diberikan, Piutang dan pembiayaan Syariah
PT Bringin Sejahtera Artha Makmur
Hubungan kepemilikan melalui Dana Pensiun BRI
Kredit yang diberikan
PT Satkomindo Mediyasa
Hubungan kepemilikan melalui Dana Pensiun BRI
Piutang dan pembiayaan Syariah
152
398
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Pemerintah Republik Indonesia (RI)
Kepemilikan saham mayoritas Efek-efek, Obligasi melalui Kementerian Rekapitalisasi Pemerintah Keuangan RI
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek, Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek, Kredit yang diberikan, Garansi yang diterbitkan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Pupuk Kalimantan Timur
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan
Perum Pegadaian
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek, Kredit yang diberikan
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek
PT Pertamina (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan, Garansi yang diterbitkan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
153
399
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
399
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Kredit yang diberikan, Piutang dan pembiayaan Syariah
RENCANA STRATEGIS 2012
Hubungan pengendalian kegiatan perusahaan
ANAK PERUSAHAAN
Karyawan kunci
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Unsur transaksi pihak berelasi
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Jenis hubungan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pihak-pihak berelasi
PROFIL PERUSAHAAN
43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 43.TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak-pihak berelasi
Jenis hubungan
Unsur transaksi pihak berelasi
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Garansi yang diterbitkan
PT Permodalan Nasional Madani (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Pinjaman yang diterima
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, Efek-efek, Pinjaman yang diterima
PT Petrokimia Gresik
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan, Liabilitas akseptasi, Tagihan akseptasi, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek
PT Perusahaan Pengelola Aset
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Giro pada Bank lain, Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Efek-efek, Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya
PT Taspen (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan
Perum BULOG
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Kredit yang diberikan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Mega Eltra (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Tagihan akseptasi, Liabilitas akseptasi
Perum DAMRI
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Piutang dan Pembiayaan Syariah
154
400
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Tagihan akseptasi, Liabilitas akseptasi, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Inti (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Tagihan akseptasi, Liabilitas akseptasi
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Tagihan akseptasi, Liabilitas akseptasi, Garansi yang diterbitkan
PT Sang Hyang Seri (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Garansi yang diterbitkan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Pembangkitan Jawa - Bali
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Garansi yang diterbitkan
PT Indonesia Power
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Garansi yang diterbitkan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Pupuk Kujang (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Garansi yang diterbitkan
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Garansi yang diterbitkan, L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Garansi yang diterbitkan
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Kereta Api (Persero)
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Giro pada Bank lain, Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
155
401
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
ANAK PERUSAHAAN
PT Industri Kereta Api
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Unsur transaksi pihak berelasi
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Jenis hubungan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Pihak-pihak berelasi
PROFIL PERUSAHAAN
43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
401
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Pihak-pihak berelasi
Jenis hubungan
Unsur transaksi pihak berelasi
PT Bank Bukopin Tbk
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Giro pada Bank lain, Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya
PT BNI Sekuritas
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Pusat RI
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Dalam kegiatan perbankan, BRI melakukan transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut: Aset Giro pada Bank lain (Catatan 5) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk
Pempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (Catatan 6) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Perusahaan Pengelola Aset PT BTMU-BRI Finance PT BNI Sekuritas PT Bank Bukopin Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Efek-efek (Catatan 7) Pemerintah Republik Indonesia Perum Pegadaian Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Aneka Tambang (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Lain-lain Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah (Catatan 9) Pemerintah Republik Indonesia
2011
2010 26.004 4.006 10
33.971 1.378 -
30.020
35.349
654.414 250.000 165.000 20.000 -
45.050 215.000 10.000 230.000 100.000
1.089.414
600.050
13.348.990 257.728 149.000 105.362 95.000 94.337 91.012 70.000 50.000 50.000 56.000
7.260.111 10.398 74.000 105.005 47.228 90.480 65.000 50.000 50.000 111.000
14.367.429
7.863.222
8.996.026
13.626.463
156
402
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011
Total aset konsolidasian Persentase total aset dari pihak-pihak berelasi terhadap total aset konsolidasian
73.276 25.063 13.408 1.119 8.994
5.029 17.018 2.785 5.639
121.860
30.471
72.173 126.360 91.632 4.676 -
15.380 55.524
294.841
70.904
163.281
134.130
62.713.280
52.353.489
469.899.284
404.285.602
13,35%
12,95%
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
157
403
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
RENCANA STRATEGIS 2012
Total aset dari pihak-pihak berelasi
29.992.900
ANAK PERUSAHAAN
Penyertaan saham (Catatan 15) PT BTMU-BRI Finance
37.650.409
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Tagihan Akseptasi (Catatan 14) PT Industri Kereta Api (Persero) PT Petrokimia Gresik PT Inti (Persero) PT Mega Eltra (Persero) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
6.199.343 7.217.175 4.246.385 3.390.000 1.375.000 676.293 642.743 270.284 417.066 317.267 187.218 158.432 20.652 5.971 35.742 4.833.329
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Piutang dan Pembiayaan Syariah (Catatan 13) Perum DAMRI PT Bringin Gigantara PT Bringin Karya Sejahtera PT Satkomindo Mediyasa Karyawan kunci
6.838.464 8.539.984 4.858.401 4.014.051 1.700.000 1.229.276 900.518 820.519 773.151 448.706 193.312 113.445 18.020 3.637 1.134 55.721 7.142.070
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Aset (lanjutan) Kredit yang diberikan (Catatan 12) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Pertamina (Persero) Perum Pegadaian PT Taspen (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Perum BULOG PT Petrokimia Gresik Kementerian Keuangan Republik Indonesia PT Pupuk Kalimantan Timur PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) PT Bringin Srikandi Finance PT Bringin Indotama Sejahtera Finance PT Bringin Karya Sejahtera PT Bringin Gigantara PT Bringin Sejahtera Artha Makmur Karyawan kunci Lain-lain
2010
403
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011 Liabilitas Giro (Catatan 19) Entitas dan Lembaga Pemerintah Karyawan kunci Lain-lain
2010
18.766.760 21.978 27.880
5.472.152 1.498 8.407
18.816.618
5.482.057
7.400 22.700 -
182.241 40.102 9.477
30.100
231.820
18.102.800 49.220 355.395
26.529.739 6.523 10.458
18.507.415
26.546.720
Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya (Catatan 22) Entitas dan Lembaga Pemerintah
341.909
412.453
Liabilitas Akseptasi (Catatan 14) Entitas dan Lembaga Pemerintah
294.841
70.904
Pinjaman yang diterima (Catatan 24) Entitas dan Lembaga Pemerintah
232.425
-
251.514 40.106
197.084 39.010
46.046 26.601 28.709 71.830
15.520 22.720 25.033 55.174
464.806
354.541
38.688.114
33.098.495
420.078.955
367.612.492
9,21%
9,00%
Tabungan (Catatan 20) Entitas dan Lembaga Pemerintah Karyawan kunci Lain-lain Deposito berjangka (Catatan 21) Entitas dan Lembaga Pemerintah Karyawan kunci Lain-lain
Kompensasi kepada manajemen karyawan kunci (Catatan 41) Nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti Nilai kini kewajiban tunjangan hari tua Nilai kini kewajiban kewajiban pemutusan hubungan kerja Nilai kini kewajiban penghargaan tanda jasa Nilai kini kewajiban cuti besar Nilai kini kewajiban masa persiapan pensiun
Total liabilitas kepada pihak-pihak berelasi Total liabilitas konsolidasian Persentase total liabilitas kepada pihak-pihak berelasi terhadap total liabilitas konsolidasian
158
404
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PRAKATA PROFIL PERUSAHAAN
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011
2.007.788
1.097.026 1.094.901 517.667 322.524 276.318 202.477 58.985 49.131 39.221 32.995 91.148
1.560.372 6.333 40.326 35.307 81.183 79.540 92.728 251.629
3.782.393
2.147.418
62.325
54.162
204.724
147.180
Gaji dan tunjangan Direksi dan Dewan Komisaris (Catatan 33) Tantiem, bonus dan insentif Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan kunci (Catatan 33)
2011 0,006% 0,232 3,058 1,914 8,012
0,009% 0,148 1,945 3,371 7,419
159
405
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
405
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Aset Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah Kredit yang diberikan
2010
RENCANA STRATEGIS 2012
Persentase transaksi dengan pihak-pihak berelasi terhadap total aset dan liabilitas konsolidasian BRI adalah sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
2.800.886
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
604.292 752.181 94 134.015 106.189 126.444 112.637 89.693 6.091 76.152
TATA KELOLA PERUSAHAAN
L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dalam rangka impor (Catatan 25c) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Perum BULOG PT Dirgantara Indonesia (Persero) PT Kereta Api (Pesero) PT Pertamina (Persero) PT Petrokimia Gresik PT Industri Kereta Api (Persero) PT Sang Hyang Seri (Persero) PT Indonesia Power PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Lain-lain
751.532 604.103 262.910 174.528 133.370 130.089 113.355 108.368 103.297 56.319 363.015
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Komitmen dan Kontinjensi pada Rekening Administratif Garansi yang diterbitkan (Catatan 25c) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Sang Hyang Seri (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Pembangkitan Jawa - Bali PT Indonesia Power PT Pupuk Kujang (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Dirgantara Indonesia (Persero) PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Lain-lain
2010
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 43. TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2011
2010
Aset (lanjutan) Piutang dan pembiayaan Syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham
0,026 0,063 0,035
Total
13,346%
12,951%
4,479% 0,007 4,406
1,491% 0,063 7,221
0,081 0,070 0,055 0,111
0,112 0,019 0,096
9,209%
9,002%
Liabilitas Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari Bank lain dan lembaga keuangan lainnya Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Kompensasi kepada personil karyawan kunci Total
0,008 0,018 0,033
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI (Entitas Induk) telah mengasuransikan aset tetap kepada PT Asuransi Bringin Sejahtera Artha Makmur (pihak berelasi) (Catatan 16). 44. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN a. Perjanjian Jasa Komunikasi Pada tanggal 14 November 2011, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Satkomindo Mediyasa sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi VSAT pada 1.000 (seribu) lokasi ATM offsite untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp30.610. Pada tanggal 29 Maret 2011, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Telekomunikasi Indonesia sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi IP-VPN MPLS pada 800 (delapan ratus) lokasi untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp876 per bulan. Pada tanggal 31 Agustus 2010, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Satkomindo Mediyasa sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi VSAT pada 982 (sembilan ratus delapan puluh dua) lokasi untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp64.791. Pada tanggal 31 Desember 2008, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Aplikanusa Lintasarta sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi IP-VPN MPLS pada 15 (lima belas) lokasi unit kerja BRI dan jasa jaringan VSAT pada 796 (tujuh ratus sembilan puluh enam) lokasi unit kerja BRI untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp92.298. Pada tanggal 31 Desember 2008, BRI mengadakan perjanjian dengan PT Satkomindo Mediyasa sehubungan dengan pengadaan jasa sewa media komunikasi Multiprotocol Label Switching (MPLS) pada 102 (seratus dua) lokasi unit kerja BRI dan jasa jaringan VSAT pada 453 (empat ratus lima puluh tiga) lokasi unit kerja BRI untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan nilai kontrak sebesar Rp72.406.
160
406
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
b. Liabilitas Kontinjensi
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, BRI telah membentuk penyisihan (disajikan dalam akun “Liabilitas Lain-lain”) untuk sejumlah tuntutan hukum yang belum diputuskan masingmasing adalah sebesar Rp968.064 dan Rp517.189 (Catatan 26). Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan yang dibentuk atas kemungkinan timbulnya kerugian akibat tuntutan hukum yang belum diputuskan atau masih dalam proses tersebut, telah memadai.
161
407
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
407
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
Program penjaminan Pemerintah melalui UP3 telah berakhir pada tanggal 22 September 2005, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 68/PMK.05/2005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang “Perhitungan dan Pembayaran Premi Program Penjaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum” untuk periode 1 Juli sampai dengan 21 September 2005. Sebagai pengganti UP3, Pemerintah telah membentuk lembaga independen yaitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2004 tanggal 22 September 2004 tentang “Lembaga Penjamin Simpanan”, dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
RENCANA STRATEGIS 2012
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005, terhitung sejak tanggal 18 April 2005 jenis kewajiban bank umum yang dijamin berdasarkan Program Penjaminan Pemerintah meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank.
ANAK PERUSAHAAN
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000 tentang “Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum”, telah diperbaharui dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Februari 2004 tentang “Syarat, Tata Cara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum”. Perubahan tersebut antara lain mengenai pembayaran premi penjaminan yang sebelumnya dibayarkan melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional, diubah menjadi dibayarkan melalui Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3).
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 yang dilaksanakan melalui Keputusan Menteri Keuangan tanggal 28 Januari 1998 dan Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN (SKB BI dan BPPN) No. 30/270/KEP/DIR dan No. 1/BPPN/1998 tanggal 6 Maret 1998, Pemerintah telah menjamin kewajiban tertentu dari seluruh bank umum yang berbadan hukum Indonesia. Berdasarkan perubahan terakhir yang terdapat pada Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, jaminan tersebut berlaku sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan 31 Januari 2001 dan dapat diperpanjang dengan sendirinya setiap 6 (enam) bulan berikutnya secara terus-menerus, kecuali apabila dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Program Penjaminan atau jangka waktu perpanjangannya, Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Atas penjaminan ini, Pemerintah membebankan premi yang dihitung berdasarkan persentase tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
45. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
Dalam melakukan usahanya, BRI menghadapi berbagai perkara hukum dan tuntutan dimana BRI sebagai tergugat, terutama sehubungan dengan kepatuhan dengan kontrak. Walaupun belum ada kepastian yang jelas, BRI berpendapat bahwa berdasarkan informasi yang ada dan keputusan terakhir dari perkara bahwa tuntutan hukum ini tidak akan berdampak secara material pada operasi, posisi keuangan atau tingkat likuiditas BRI.
PROFIL PERUSAHAAN
44. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 45. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan) Berdasarkan salinan Peraturan LPS No. 1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006 tentang “Program Penjaminan Simpanan” diatur besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah paling tinggi sebesar Rp100 juta. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang “Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan” maka nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank yang dijamin oleh Pemerintah naik menjadi sebesar Rp2 miliar dari semula Rp100 juta, efektif sejak tanggal tersebut di atas. 46. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan relevan untuk BRI dan Entitas Anak, yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: a. PSAK No.10 (Revisi 2010) ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. PSAK revisi ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang penyajian. b. PSAK No.13 (Revisi 2011) ”Properti Investasi”. PSAK ini diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi termasuk untuk pengukuran hak atas properti investasi dalam sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lessee dan untuk pengukuran properti investasi yang disediakan untuk lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor. c.
PSAK No.16 (2011) “Aset Tetap”. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilainya.
d. PSAK No.24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. PSAK revisi ini mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja dan mensyaratkan pengakuan liabilitas dan beban jika pekerja telah memberikan jasanya dan entitas menikmati manfaat ekonomi yang dihasilkan dari jasa tersebut. e. PSAK No. 30 (Revisi 2010), “Sewa”. PSAK ini mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut. f.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan mendatang untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat aset/(liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan entitas.
g. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus antara aset keuangan dan liabilitas keuangan.
162
408
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba per Saham”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
j.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan; dan sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
k.
ISAK No. 13 “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”.
l.
ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.
m. ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”.
o. ISAK No. 24, “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”. p. ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. q. PPSAK No. 10, ”Pencabutan PSAK 51”. ISAK No. 26, “Penelitian Ulang Derivatif Melekat”.
s.
PPSAK No. 9, ”Pencabutan ISAK 5”.
ANAK PERUSAHAAN
r.
47. INFORMASI TAMBAHAN a. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR)
163
409
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
409
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
CAR BRI (Entitas Induk) pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar 15,08% (tidak diaudit) untuk CAR risiko kredit dan risiko operasional dan 14,96% (tidak diaudit) untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar 13,85% (tidak diaudit) untuk CAR risiko kredit dan risiko operasional dan 13,76% (tidak diaudit) untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional yang dihitung sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS 2012
CAR adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Berdasarkan PBI No. 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003, yang diperbaharui dengan PBI No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008, bank dengan kriteria tertentu harus memasukan risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan CAR dengan memasukan komponen modal pelengkap tambahan.
LAPORAN TAHUNAN 2011
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
n. ISAK No. 23, “Sewa Operasi Insentif”.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
i.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
h. PSAK No. 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK ini mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
PROFIL PERUSAHAAN
46. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 47. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) a. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) (lanjutan) 2011
2010
Modal *) Modal Inti **) Modal Pelengkap
38.215.079 3.600.909
27.673.231 4.037.358
Total Modal untuk Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional
41.815.988
31.710.589
ATMR untuk Risiko Kredit setelah memperhitungkan Risiko Spesifik ***) ATMR untuk Risiko Operasional
224.304.622 52.998.112
201.883.081 27.130.913
Total ATMR untuk Risiko Kredit dan Risiko Operasional ATMR untuk Risiko Pasar
277.302.734 2.299.908
229.013.994 1.433.038
Total ATMR untuk Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Pasar
279.602.642
230.447.032
15,08%
13,85%
14,96%
13,76%
8,00%
8,00%
CAR untuk Risiko Kredit dan Risiko Operasional CAR untuk Risiko Kredit, Risiko Pasar dan ***) Risiko Operasional
***)
CAR Minimum *)
Disajikan dengan tidak memperhitungkan dampak aset pajak tangguhan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001. **) Disajikan setelah dikurangi amortisasi atas obligasi subordinasi selama jangka waktu obligasi subordinasi tersebut sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/18/DPB1/TPB1-3 tanggal 11 Februari 2010. ***) Risiko operasional baru diperhitungkan pada tahun 2010 sesuai dengan SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009.
b. Rasio Kredit Non-Performing (NPL) Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, rasio NPL BRI termasuk piutang dan pembiayaan syariah adalah sebagai berikut: (i) Konsolidasian 2011 Rasio NPL - kotor Rasio NPL - neto
2010 2,49% 0,51
2,79% 0,75
(ii) BRI (Entitas Induk) 2011 Rasio NPL - kotor Rasio NPL - neto
2010 2,30% 0,42
2,78% 0,74
Rasio NPL - neto dihitung berdasarkan NPL setelah dikurangi penyisihan kerugian minimum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dibagi dengan jumlah kredit yang diberikan.
164
410
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
c.
Kegiatan Penitipan Harta dan Agen Penjual
Jasa penitipan harta ini merupakan bagian dari kegiatan Divisi Treasury yang meliputi jasa-jasa sebagai berikut: Jasa administrasi penyimpanan dan Portfolio Valuation; Jasa penyelesaian transaksi (settlement/transaction handling); Jasa penagihan penghasilan (income collection), termasuk pembayaran pajaknya; Jasa corporate action dan proxy services; Jasa informasi dan pelaporan (reporting services), termasuk informasi melalui web; Jasa Custodian Unit Link, DPLK, KIK EBA; dan Jasa Brokerage On Line saham BRI.
BRI memiliki (tidak diaudit) 83 (delapan puluh tiga) dan 69 (enam puluh sembilan) nasabah masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, terutama dana pensiun, lembaga pembiayaan, perusahaan sekuritas, perusahaan asuransi, reksadana dan perusahaan lainnya.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah, saat ini Kustodian BRI telah menyediakan sistem informasi yang dapat diakses melalui Web “Customer Information E-access”, guna memudahkan nasabah mengetahui nilai portofolionya. BRI bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera dimana BRI sebagai Bank Kustodian sedang mengembangkan produk “Unit Link” yang akan dipasarkan melalui Kantor Cabang BRI yang ditunjuk sebagai agen penjual.
BRI melakukan kegiatan jasa wali amanat sejak tahun 1990. Izin operasi BRI sebagai wali amanat telah diberikan oleh Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. 1554/KMK.013/1990 tanggal 6 Desember 1990 dan telah terdaftar di Bapepam sesuai Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat No. 08/STTD-WA/PM/1996 tanggal 11 Juni 1996.
Wali amanat Agen jaminan Agen pembayaran Sinking fund agent Agen penjual (Selling Agent) efek reksadana dan produk investasi
165
411
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
411
LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
BRI memiliki 15 (lima belas) dan 13 (tiga belas) nasabah masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit). Jumlah obligasi yang diwaliamanati oleh BRI adalah sebesar Rp27.264.603 dan Rp24.983.653 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit).
RENCANA STRATEGIS 2012
Jasa wali amanat ini merupakan bagian dari kegiatan Divisi Treasury yang meliputi jasa-jasa sebagai berikut:
ANAK PERUSAHAAN
d. Kegiatan Wali Amanat
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
Jumlah pendapatan jasa penitipan harta (tidak diaudit) adalah masing-masing sebesar Rp11.050 dan Rp11.340 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN
BRI melakukan kegiatan jasa penitipan harta sejak tahun 1996 berdasarkan izin operasi melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam No. 91/PM/1996 tanggal 11 April 1996 dan telah ditunjuk sebagai Sub Registry dalam melaksanakan transaksi obligasi Pemerintah dan penatakerjaan SBI Scriptless oleh Bank Indonesia.
PROFIL PERUSAHAAN
47. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan)
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 47. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) d. Kegiatan Wali Amanat (lanjutan) Jumlah pendapatan dan komisi jasa wali amanat dan jasa lain yang terkait dengan wali amanat (agen pembayaran) adalah sebesar Rp3.970 dan Rp4.414 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit). Menindaklanjuti Ketentuan Ketua Bapepam-LK No. Kep-11/BL/2006 tanggal 30 Agustus 2006 tentang “Perilaku Agen Penjual Efek Reksadana” maka fungsi jasa agen penjual yang sebelumnya dilaksanakan oleh kustodian beralih ke wali amanat. Jumlah pendapatan agen penjual reksadana dan Obligasi Negara ritel adalah sebesar Rp1.540 dan Rp1.673 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (tidak diaudit). 48. LABA PER LEMBAR SAHAM Berikut ini adalah rekonsiliasi faktor-faktor penentu perhitungan laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dasar dan dilusian: 2011
Laba Tahun Berjalan Entitas Induk Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dasar
15.082.939
23.982.840.849
628,91
-
145.734.828 62.152.777 8.896.151
-
15.082.939
24.199.624.605
623,27
Ditambah: Asumsi penerbitan saham dari Program Opsi Kepemilikan Saham - MSOP I - MSOP II - MSOP III Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dilusian
Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar
Laba Tahun Berjalan Entitas Induk Per Lembar Saham (Rupiah penuh)
2010
Laba Tahun Berjalan Entitas Induk Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dasar Ditambah: Asumsi penerbitan saham dari Program Opsi Kepemilikan Saham - MSOP I - MSOP II - MSOP III Laba tahun berjalan Entitas Induk per lembar saham dilusian
Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar
Laba Tahun Berjalan Entitas Induk Per Lembar Saham (Rupiah penuh)
11.472.385
23.982.840.850
478,36
-
309.005.682 140.286.710 145.107.672
-
11.472.385
24.577.240.914
466,79
166
412
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
Manajemen BRI bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diselesaikan pada tanggal 27 Februari 2012.
PROFIL PERUSAHAAN
49. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PRAKATA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANAK PERUSAHAAN RENCANA STRATEGIS 2012 LAPORAN KEUANGAN LAIN-LAIN
167
413
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) TBK.
413
Press Release No
Tanggal
Kegiatan
1
5 Januari 2011
Penyaluran KUR BRI melampaui target 2010
2
6 Januari 2011
Bank BRI bekerjasama dengan Telkom untuk layanan host-to-host
3
7 Januari 2011
Bank BRI memenangkan gugatan atas PT Mulia Persada Pacific
4
10 Januari 2011
Stock Split saham BRI
5
19 Januari 2011
Kerjasama BRI dengan Medco E&P terkait pemanfaatan produk dan jasa perbankan BRI
6
26 Januari 2011
Kerjasama BRI dengan PT Angkasa Pura II dalam penggunaan kartu BRizzi sebagai alternatif alat pembayaran airport tax
7
4 Februari 2011
Optimisme pertumbuhan KPR BRI di tahun 2011
8
7 Februari 2011
BRI meresmikan 72 unit kerja baru
9
8 Februari 2011
BRI berada di peringkat 195 versi The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011
10
10 Februari 2011
Britama dan BRI Junio raih sebagai Top Brand Award 2011 dari Frontier Consulting Group
11
16 Februari 2011
BRI dan PTPN II tandatangani perjanjian kredit dalam rangka revitalisasi industri gula
12
17 Februari 2011
BRI menyalurkan Pinjaman Kemitraan kepada pengusaha UMKM korban bencana letusan Gunung Merapi
13
22 Februari 2011
Aset BRI meningkat signifikan
14
3 Maret 2011
Penandatanganan Akta Akuisisi Saham Bank Agro antara BRI dengan Dapenbun
15
4 Maret 2011
20 ribu Pegawai PU bisa ambil gaji di BRI
16
6 Maret 2011
BRI bekerjasama dengan Greenet untuk penanaman pohon di daerah letusan gunung merapi
17
9 Maret 2011
Bank BRI menyalurkan kredit sindikasi kepada PT KAI
18
14 Maret 2011
Bank BRI memberikan bantuan dana untuk persiapan atlit karate menuju Sea Games 2011
19
15 Maret 2011
Layanan setoran haji di 5.972 unit kerja Bank BRI
20
25 Maret 2011
Bank BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Brebes, Jawa Tengah
21
25 Maret 2011
Bank BRI dan POLRI bekerjasama terbitkan SIM SMART
22
31 Maret 2011
Kinerja keuangan BRI tahun 2010: BRI raih laba 11,472 Triliun
23
13 April 2011
Bank BRI resmikan Sentra Layanan Prioritas di Balikpapan
24
13 April 2011
Pertumbuhan aset BRI dalam lima tahun terakhir
25
20 April 2011
Bank BRI kembali tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Taspen
26
25 April 2011
Bank BRI menyalurkan pembiayaan pada sektor industri kreatif
27
28 April 2011
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI Tahun 2011
28
29 April 2011
Kinerja keuangan triwulan I Tahun 2011: Bank BRI raih laba Rp3,260 Triliun
29
30 April 2011
BRI ajarkan budaya menabung sejak dini dengan meluncurkan Tabungan BRI Junio
30
3 Mei 2011
BRI terus menambah jumlah ATM
31
9 Mei 2011
BRI termasuk ke dalam The World’s 500 Most Valuable Banking Brands 2011
413
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
413
No
Tanggal
Kegiatan
32
10 Mei 2011
Bank BRI bekerjasama dengan Kemang Village untuk pembiayaan KPA
33
24 Mei 2011
BRI dan Perum Pegadaian tandatangani perjanjian kredit modal kerja
34
25 Mei 2011
BRI berkomitmen untuk memperkuat layanan TI
35
30 Mei 2011
BRI dan Perum Perhutani tandatangani Nota Kesepahaman Bersama
36
31 Mei 2011
BRI berikan beasiswa senilai 8 Miliar bagi putra daerah di wilayah timur Indonesia
37
8 Juni 2011
Bank BRI kembali buka layanan prioritas
38
8 Juni 2011
BRI gelar Pesta Rakyat Simpedes di Cirebon, Jawa Barat
39
16 Juni 2011
BRI Peduli Pasar Rakyat (Pesat) di Pasar Klender
40
20 Juni 2011
Bank BRI angkat kuliner Betawi untuk meramaikan HUT Jakarta
41
23 Juni 2011
Bank BRI dan Unibraw tandatangani MoU
42
5 Juli 2011
Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Semarang
43
12 Juli 2011
Bank BRI terus mengembangkan produk Brizzi
44
18 Juli 2011
Bank BRI membuka Sentra Layanan Prioritas di Malang
45
19 Juli 2011
BRI bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri mengadakan BRI Pesat
46
20 Juli 2011
BRI salurkan pinjaman kepada PT Mitratel
47
25 Juli 2011
BRI terus mengembangkan jasa kustodian
48
26 Juli 2011
Perjanjian Kerja Bersama antara Manajemen BRI dengan Serikat Pekerja BRI
49
28 Juli 2011
Pembagian sembako gratis
50
29 Juli 2011
Kinerja Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011:Laba BRI mencapai 6,79 Triliun
51
2 Agustus 2011
BRI bersama BUMN Peduli mengadakan pasar murah
52
19 Agustus 2011
Presiden hadiri buka puasa BRI bersama 3.300 yatim piatu
53
23 Agustus 2011
BRI gelar pasar murah di 16 kota
54
25 Agustus 2011
3.500 nasabah BRI mudik gratis
55
25 Agustus 2011
BRI dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional tandatangani MoU tentang pemanfaatan jasa perbankan
56
25 Agustus 2011
BRI salurkan pembiayaan kepada Pelindo I
57
6 September 2011
BRI masuk Top 10 Companies 2011
58
15 September 2011
Bank BRI tandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Mitratel
59
21 September 2011
Pertumbuhan transaksi sms banking BRI
60
25 September 2011
BRI gelar BRI Junio Cycle Fest
61
28 September 2011
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BRI Tahun 2011
62
5 Oktober 2011
Bank BRI dan UGM bekerjasama untuk layanan SPP on-line
63
5 Oktober 2011
Bank BRI terus memperkuat jaringan untuk mendominasi pasar UMKM
64
7 Oktober 2011
TiPhone bekerjasama dengan BRI untuk meningkatkatkan kapasitas transaksi bisnis pulsa
65
6 Oktober 2011
BRI terus meningkatkan Fee Based Income dengan mengoptimalkan lebih dari 33 juta rekening yang ada
66
16 Oktober 2011
BRI adakan Brizzi Rally di Yogyakarta
67
16 Oktober 2011
BRI melayani pembayaran pupuk PT Pusri secara on-line di seluruh Indonesia
68
27 Oktober 2011
BRI dan Kementerian Agama kembali tandatangani perjanjian kerjasama untuk pemanfaatan layanan perbankan
414
No
Tanggal
Kegiatan
69
28 Oktober 2011
Kinerja keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011: BRI raih laba 10,43 Triliun
70
9 November 2011
BRI meluncurkan kartu kredit Visa Touch
71
11 November 2011
BRI menyerahkan bantuan alat kateter kepada tim kesehatan Sea Games
72
12 November 2011
BRI dukung pelaksanaan Jakarta Fashion Week 2011
73
14 November 2011
BRI bersama APPMI sukseskan Jakarta Fashion Week 2011
74
15 November 2011
BRI dan Obin dukung pagelaran batik di Jakarta Fashion Week 2011
75
16 November 2011
Bank BRI luncurkan kartu kredit Touch untuk menyasar segmen anak muda perkotaan
76
17 November 2011
BRI dukung LPM untuk mengorbitkan perancang muda
77
24 November 2011
BRI bekerjasama dengan Kementerian Sosial salurkan dana bantuan Program Keluarga Harapan
78
25 November 2011
Kegiatan BRIZZI funbike di Semarang
79
25 November 2011
BRI berikan bonus Rp1,2 Miliar kepada atlet karate Indonesia
80
11 Desember 2011
BRI dan Jawa Pos gelar BRIZZI funwalk
81
14 Desember 2011
BRI buka Sentra Layanan Prioritas di Medan
82
16 Desember 2011
BRI luncurkan 11 produk, jaringan CSR dan layanan baru
83
21 Desember 2011
Pembukaan Sentra Layanan Prioritas di Banjarmasin
84
22 Desember 2011
BRI bekerjasama dengan BNP2TKI salurkan kredit kepada Calon TKI
85
22 Desember 2011
Bank BRI dan PT Angkasa Pura II luncurkan produk co.branding smart card payment dengan nama “e-Airport BRIZZI”
86
24 Desember 2011
BRI siapkan dana tunai sebesar 19,25 Triliun untuk mengantisipasi liburan Natal dan Tahun Baru
415
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
415
Korespondensi dengan BapepamLK dan BEI Surat Keluar kepada Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia Bulan
Januari
Februari
Maret
No
Nomor Surat Nomor
Tanggal
Dikirim Kepada
Perihal
1
B.01-SKP/ DHI/01/2011
4 Januari 2011
BEI
Permohonan Pencatatan Saham Tambahan Hasil Pelaksanaan Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split)
2
B.05-SKP/ DHI/01/2011
5 Januari 2011
BEI
Pemenuhan Ketentuan Jumlah Maksimal Saham yang Tercatat di BEI
3
B.06-SKP/ DHI/01/2011
5 Januari 2011
BEI
Permohonan Pengumuman Jadwal dan Tata Cara Pelaksanaan Stock Split
4
B.08-SKP/ DHI/01/2011
7 Januari 2011
BapepamLK dan BEI
Bukti Iklan
5
B.10-SKP/ DHI/01/2011
10 Januari 2011
BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
6
B.12-SKP/ DHI/01/2011
13 Januari 2011
BapepamLK
Laporan Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan PP No. 29 Tahun 1999 dan Pemecahan Nilai Nominal Saham
7
B.13-SKP/ DHI/01/2011
14 Januari 2011
BapepamLK dan BEI
Pemeringkatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
8
B.14-SKP/ DHI/01/2011
17 Januari 2011
BapepamLK dan BEI
Penyampaian Bukti Iklan
9
B.15-SKP/ DHI/01/2011
27 Januari 2011
BapepamLK
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu
1
B.18-SKP/ DHI/02/2011
7 Februari 2011
BapepamLK
Konfirmasi atas Keterlambatan Penyampaian Hasil Pemeringkatan Baru
2
B.20-SKP/ DHI/02/2011
9 Februari 2011
BapepamLK dan BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
1
B.26-SKP/ DHI/03/2011
2 Maret 2011
BapepamLK dan BEI
Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik
2
B.29/SKP/ DHI/03/2011
7 Maret 2011
BapepamLK dan BEI
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu
3
B.31/SKP/ DHI/03/2011
10 Maret 2011
BapepamLK
Penyampaian Bukti Iklan
4
B.32/SKP/ DHI/03/2011
10 Maret 2011
BEI
Penyampaian Bukti Iklan
5
B.37-SKP/ DHI/03/2011
10 Maret 2011
BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
6
B.39-SKP/ DHI/03/2011
30 Maret 2011
BapepamLK
Penyampaian Perubahan Rencanan Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011
416
Bulan
April
Mei
Nomor Surat
No
Nomor
Tanggal
Dikirim Kepada
Perihal
8
B.41-SKP/ DHI/03/2011
31 Maret 2011
BEI
Laporan Keuangan BRI Tahun 2010
9
B.42-SKP/ DHI/03/2011
31 Maret 2011
BapepamLK dan BEI
Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Tahun 2010
1
B.45-SKP/ DHI/04/2011
7 April 2011
BapepamLK dan BEI
Bukti Iklan SBDK Tanggal 31 Maret 2011
2
B.46-SKP/ DHI/04/2011
11 April 2011
BapepamLK
Pembayaran Sanksi Administrasi
3
B.47-SKP/ DHI/04/2011
12 April 2011
BapepamLK
Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011
4
B.49-SKP/ DHI/04/2011
12 April 2011
BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
5
B.50-SKP/ DHI/04/2011
13 April 2011
BapepamLK dan BEI
Panggilan RUPST BRI Tahun 2011
6
B.51-SKP/ DHI/04/2011
13 April 2011
BapepamLK dan BEI
Penyampaian Bukti Iklan
7
B.52-SKP/ DHI/04/2011
13 April 2011
BapepamLK
Laporan Tahunan BRI Tahun 2010
8
B.53-SKP/ DHI/04/2011
13 April 2011
BEI
Laporan Tahunan BRI Tahun 2010
9
B.59-SKP/ DHI/04/2011
29 April 2011
BEI
Laporan Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2011
10
B.60-SKP/ DHI/04/2011
29 April 2011
BapepamLK dan BEI
Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2010
1
B.61-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BapepamLK
Laporan Tahunan BRI Tahun 2010
2
B.62-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BEI
Laporan Tahunan BRI Tahun 2010
3
B.63-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BEI
Laporan Tahunan BRI Tahun 2010
4
B.65-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BEI
Laporan Tahunan BRI Tahun 2010
5
B.66-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BapepamLK
Keterbukaan Informasi
6
B.67-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BEI
Keterbukaan Informasi
7
B.68-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BEI
Laporan Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011
8
B.69-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BapepamLK
Laporan Pelaksanaan RUPST BRI Tahun 2011
9
B.70-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BEI
Pemberitahuan Jadwal dan Tata Cara Pembayaran Dividen
10
B.71-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BapepamLK
Pemberitahuan Jadwal dan Tata Cara Pembayaran Dividen
11
B.73-SKP/ DHI/05/2011
2 Mei 2011
BapepamLK
Penyampaian Bukti Iklan
417
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
417
Bulan
No
Nomor Surat Nomor
Tanggal
Dikirim Kepada
Perihal
13
B.77-SKP/ DHI/05/2011
5 Mei 2011
BEI
Daiwa-IDX Investment Conference Best of Indonesia 2011
14
B.78-SKP/ DHI/05/2011
5 Mei 2011
BapepamLK dan BEI
Penyampaian Bukti Iklan
15
B.79-SKP/ DHI/05/2011
5 Mei 2011
BapepamLK dan BEI
Keterbukaan Informasi Penawaran Tender
16
B.81-SKP/ DHI/05/2011
6 Mei 2011
BapepamLK dan BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
1
B.86-SKP/ DHI/06/2011
21 Juni 2011
BEI
Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik
2
B.87-SKP/ DHI/06/2011
21 Juni 2011
BapepamLK
Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik
1
B.89-SKP/ DHI/07/2011
8 Juli 2011
BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
2
B.92-SKP/ DHI/07/2011
11 Juli 2011
BapepamLK
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu
3
B.93-SKP/ DHI/07/2011
11 Juli 2011
BEI
Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu
4
B.95-SKP/ DHI/07/2011
11 Juli 2011
BapepamLK
Pelaporan Kewajiban Pengalihan Kembali Saham
5
B.96-SKP/ DHI/07/2011
11 Juli 2011
BEI
Laporan Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011
6
B.97-SKP/ DHI/07/2011
11 Juli 2011
BapepamLK dan BEI
Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Triwulan II Tahun 2011
7
B.99-SKP/ DHI/07/2011
11 Juli 2011
Direksi BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
1
B.100-SKP/ DHI/08/2011
16 Agustus 2011
BapepamLK
Penyampaian Rencana Pelaksanaan RUPSLB BRI 2011
2
B.101-SKP/ DHI/08/2011
23 Agustus 2011
BapepamLK dan BEI
Pemberitahuan RUPSLB BRI Tahun 2011
3
B.102-SKP/ DHI/08/2011
23 Agustus 2011
BapepamLK dan BEI
Penyampaian Bukti Iklan
1
B.109-SKP/ DHI/09/2011
12 September 2011
BEI
Keterbukaan Informasi
2
B. 110-SKP/ DHI/09/2011
12 September 2011
BapepamLK
Keterbukaan Informasi
3
B.111-SKP/ DHI/09/2011
13 September 2011
BapepamLK dan BEI
Panggilan RUPS LB 2011
4
B.112-SKP/ DHI/09/2011
13 September 2011
BapepamLK dan BEI
Penyampaian Bukti Iklan
5
B.114-SKP/ DHI/09/2011
13 September 2011
BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
6
B.116-SKP/ DHI/09/2011
19 September 2011
BEI
Rencana Public Expose
Juni
Juli
Agustus
September
418
Bulan
Nomor Surat
No
Oktober
November
Desember
Nomor
Tanggal
Dikirim Kepada
Perihal
7
B.117-SKP/ DHI/09/2011
21 September 2011
BEI
Keterbukaan Informasi
8
B.120-SKP/ DHI/09/2011
30 September 2011
BapepamLK dan BEI
Penyampaian Bukti Iklan RUPSLB
9
B.121-SKP/ DHI/09/2011
30 September 2011
BapepamLK dan BEI
Laporan Pelaksanaan RUPSLB BRI Tahun 2011
10
B.122-SKP/ DHI/09/2011
30 September 2011
BEI
Penyampaian Materi Public Expose
1
B.123-SKP/ DHI/10/2011
6 Oktober 2011
BEI
Laporan Bulan Registrasi Pemegang Efek
2
B.126-SKP/ DHI/10/2011
7 Oktober 2011
BEI
Laporan Pelaksanaan Public Expose
3
B. 127-SKP/ DHI/10/2011
10 Oktober 2011
BapepamLK
Laporan Perkembangan Pengalihan Kembali Saham PT Bank Agroniaga Tbk.
4
B.131-SKP/ DHI/10/2011
20 Oktober 2011
BEI
Keterbukaan Informasi
5
B.132-SKP/ DHI/10/2011
28 Oktober 2011
BEI
Laporan Keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011
6
B.133-SKP/ DHI/10/2011
28 Oktober 2011
BapepamLK dan BEI
Bukti Pengumuman Laporan Keuangan BRI Triwulan III Tahun 2011
7
B.135-SKP/ DHI/10/2011
28 Oktober 2011
BEI
Laporan Bulan Registrasi Pemegang Efek
1
B.136-SKP/ DHI/11/2011
21 November 2011
BEI
Keterbukaan Informasi
2
B.139-SKP/ DHI/11/2011
29 November 2011
BapepamLK dan BEI
Penyampaian Bukti Iklan
1
B.141-SKP/ DHI/12/2011
12 Desember 2011
BEI
Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek
2
B.143-SKP/ DHI/12/2011
21 Desember 2011
BapepamLK
Pemeringkatan BRI
419
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
419
Surat Masuk dari Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia Bulan
No
Nomor Surat Nomor
Tanggal
Dari
Perihal
1
S.08368/ BEIANG/12/2010
7 Januari 2011
BEI
Penyampaian Perubahan Peraturan No. II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Peraturan No. III-A tentang Keanggotaan Bursa
2
S.00096/BEI. PPJ/01/2011
7 Januari 2011
BEI
Persetujuan Penghapusan (Delisting) Efek
3
S.00126/BEI. PPJ/01/2011
10 Januari 2011
BEI
Laporan Final Dividen Interim Tahun Buku 2010
4
S.00126/BEI. PPJ/01/2011
14 Januari 2011
BEI
Persetujuan Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split)
5
PENG-00014/ BEI.PSH/01/2011
14 Januari 2011
BEI
Pengumuman Harga Teoritis BRI (Tercatat di Papan Utama) Peng.00014/BEI. PSH/01--2011
6
S.00512/BEI. PSH/01/2011
26 Januari 2011
BEI
Penyampaian Perubahan Keputusan Direksi BEI
Maret
1
S.01537/BEI. PPJ/03/2011
11 Maret 2011
BEI
Reminder Pengambilalihan Saham PT Bank Agroniaga Tbk. oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
April
1
S.02415/BEI. PPU/04/2011
19 April 2011
BEI
Laporan Keuangan Interim per 31 Maret 2011
Mei
1
S.02697/BEI. PPU/04/2011
3 Mei 2011
BEI
Himbauan Keikutseraan dalam Annual Report Award 2010
2
S.002014/BEI. PMR/06/2011
9 Juni 2011
BEI
Undangan Technical Meeting Persiapan Acara Best of Indonesia 2011. Daiwa-IDX Investment Conference in London and New York
Juni
1
S.03899/BEI. PPU/06/2011
17 Juni 2011
BEI
Undangan Presentasi untuk Nominasi Capital Market Award 2011
Juli
1
S.04955/BEI. PPU/07/2011
29 Juli 2011
BEI
Laporan Keuangan Perusahaan Tercatat
1
S.05958/BEI. PMR/09/2011
8 September 2011
BEI
Konfirmasi Kesediaan Menyampaiakn Presentasi Emiten dan Konferensi Pers pada Acara Investor Summit and Capital Market Expo 2011
2
S.05873/BEI. PSH/08/2011
9 September 2011
BEI
Kalender Libur Bursa Tahun 2012
3
S.05824/BEI. PMR/08/2011
9 September 2011
BEI
Undangan untuk Berpartisipasi dalam Capital Market Expo 2011
4
S.05958/BEI. PMR/09/2011
12 September 2011
BEI
Konfirmasi Kesediaan Menyampaikan Presentasi Emiten dan Konferensi Pers pada Acara Investor Summit & Capital Market Expo 2011
1
S.07182/BEI. SPR/10/2011
20 Oktober 2011
BEI
Penyampaian Sertifikat Capital Market Award 2011
2
S.07274/BEI. PGU/10/2011
31 Oktober 2011
BEI
Permintaan Tanggapan atas Konsep Peraturan Bursa Terkait dengan Structured Warrant
1
S.08403/BEI. PPU/12/2011
7 Desember 2011
BEI
Mengingatkan Kembali Peraturan Bapepam-LK dan Peraturan BEI
2
S.08486/BEI. PMR/12/2011
13 Desember 2011
BEI
Ucapan Terima Kasih
3
S.08755/BEI. PPS/12/2011
28 Desember 2011
BEi
Penyampaian Matrik Ikhtisar Peraturan Pencatatan Efek Bersifat Utang
Januari
September
Oktober
Desember
420
Alamat Kantor Posisi Desember 2011 Kantor
Alamat
Kota
Gedung BRI I
Kantor Pusat
Jl. Jend. Sudirman No. 44-46
Telepon
Facsimile
Jakarta
(021) 2510244, 2510254
(021) 2500065, 2500077
Banda Aceh
Jl. Cut Meutia No 17
Banda Aceh
(0651) 22822 (hunting)
(0651) 23487, 22352
Medan
Jl. Putri Hijau No. 2A
Medan
(061) 45256666, 4528323
(061) 4525601
Padang
Jl. Bagindo Azis Chan No. 30 (Sementara) Jl. Dr. Moh. Hatta No. 01, Pauh
Padang
(0751) 31964-68, 31970, 31970 / (Sementara) (0751) 778907
(0751) 778905
Pekanbaru
Jl. Jend Sudirman Blok E Kavling No.01, Rt.01, Rw.01, Kel. Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya
Pekanbaru
(0761) 44493/94/97
(0761) 44533, 571719
Palembang
Jl. Kapten A. Rivai No.15
Palembang
(0711) 313411
(0711) 312262
Jakarta 1
Jl. Veteran No. 8
Jakarta Pusat
(021) 3840802
(021) 3453685
Jakarta 2
Gedung Mulia Lt. 2 Jl. Gatot Subroto Kav. 9 - 11
Jakarta Selatan
(021) 52920581, 52920585
(021) 52920586, 52920587
Jakarta 3
Jl. S.Parman Kav. G No.9-11, Slipi
Jakarta Barat
(021) 53653470 (hunting), 53653467-69, 53653473-74
(021) 5481766
Bandung
Jl. Asia Afrika No. 57-59
Bandung
(022) 4200356 (hunting)
(022) 432038, 4200348, 4200368, 4200763
Yogyakarta
Jl. Cik Ditiro No. 3
Yogyakarta
(0274) 510850, 520268, 520269, 520270, 520272, 562707, 561403
(0274) 514166, 584883, 584882
Semarang
Jl. Teuku Umar No. 24
Semarang
(024) 8440728, 8440729, 8440730, 84418146
(024) 84473154, 8318463
Surabaya
Gedung BRI Tower Lt. 20 Jl. Jend Basuki Rahmat No.122-138
Surabaya
(031) 5324230
(031) 5324033, 5324044
Malang
Jl. Laksmana Martadinata 80
Malang
(0341) 474949 (hunting)
(0341) 474944, 474945, 474935
Denpasar
Jl. Hayam Wuruk No. 123
Denpasar
(0361) 228715
(0361) 225402, 234796, 264858, 225791
Banjarmasin
Jl. Jend. A.Yani KM 3,5 No. 151
Banjarmasin
(0511) 3250256/57
(0511) 3251649, 3252992
Makassar
Jl. Achmad Yani No. 8
Makassar
(0411) 3616174, 312931, 322974
(0411) 365535
Manado
Jl. Sarapung No. 4-6
Manado
(0431) 863592, 863378, 863778
(0431) 862779
Jayapura
Gedung Pelni Lt.1&2 Jl. Argapura No.15
Jayapura
(0967) 524470, 524453
(0967) 524452
Kantor Cabang
Gedung BRI II
Khusus
Jl. Jend. Sudirman No. 44-46
Jakarta
(021) 5713105
(021) 5707570
New York
(212) 3793840-3845
(212) 3793850
- BRI New York 140 Broadway 36th floor
Agency - BRI Cayman
New York
Island BRI Representative Office Hong Kong
Room 1115, 11/F, Lippo Center, Tower II 89 Queensway, Admiralty
421
LAPORAN TAHUNAN 2011
Hong Kong
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
421
Unit Kerja Posisi Desember 2011 KANWIL BANDA ACEH
KANWIL JAKARTA II
KANWIL MALANG
10 Kantor Cabang 13 Kantor Cabang Pembantu 10 Kantor Kas 132 BRI Unit 24 Teras BRI 4 Teras BRI Keliling
30 Kantor Cabang 57 Kantor Cabang Pembantu 62 Kantor Kas 177 BRI Unit 53 Teras BRI 4 Teras BRI Keliling
20 Kantor Cabang 28 Kantor Cabang Pembantu 15 Kantor Kas 485 BRI Unit 134 Teras BRI 6 Teras BRI Keliling
KANWIL MEDAN
KANWIL JAKARTA III
KANWIL DENPASAR
21 Kantor Cabang 32 Kantor Cabang Pembantu 18 Kantor Kas 244 BRI Unit 66 Teras BRI 6 Teras BRI Keliling
31 Kantor Cabang 50 Kantor Cabang Pembantu 37 Kantor Kas 217 BRI Unit 71 Teras BRI 6 Teras BRI Keliling
30 Kantor Cabang 20 Kantor Cabang Pembantu 12 Kantor Kas 261 BRI Unit 83 Teras BRI 6 Teras BRI Keliling
KANWIL PADANG
KANWIL BANDUNG
KANWIL BANJARMASIN
13 Kantor Cabang 6 Kantor Cabang Pembantu 8 Kantor Kas 137 BRI Unit 30 Teras BRI 4 Teras BRI Keliling
30 Kantor Cabang 37 Kantor Cabang Pembantu 57 Kantor Kas 583 BRI Unit 134 Teras BRI 8 Teras BRI Keliling
28 Kantor Cabang 24 Kantor Cabang Pembantu 19 Kantor Kas 241 BRI Unit 63 Teras BRI 5 Teras BRI Keliling
KANWIL PEKANBARU
KANWIL YOGYAKARTA
KANWIL MAKASSAR
17 Kantor Cabang 16 Kantor Cabang Pembantu 15 Kantor Kas 130 BRI Unit 43 Teras BRI 6 Teras BRI Keliling
33 Kantor Cabang 32 Kantor Cabang Pembantu 47 Kantor Kas 578 BRI Unit 149 Teras BRI 8 Teras BRI Keliling
36 Kantor Cabang 21 Kantor Cabang Pembantu 15 Kantor Kas 311 BRI Unit 89 Teras BRI 7 Teras BRI Keliling
KANWIL PALEMBANG
KANWIL SEMARANG
KANWIL MANADO
30 Kantor Cabang 31 Kantor Cabang Pembantu 18 Kantor Kas 345 BRI Unit 80 Teras BRI 8 Teras BRI Keliling
22 Kantor Cabang 26 Kantor Cabang Pembantu 45 Kantor Kas 397 BRI Unit 97 Teras BRI 7 Teras BRI Keliling
14 Kantor Cabang 17 Kantor Cabang Pembantu 15 Kantor Kas 177 BRI Unit 37 Teras BRI 4 Teras BRI Keliling
KANWIL JAKARTA I
KANWIL SURABAYA
KANWIL JAYAPURA
26 50 60 90 40 3
23 Kantor Cabang 32 Kantor Cabang Pembantu 18 Kantor Kas 277 BRI Unit 89 Teras BRI 6 Teras BRI Keliling
13 10 10 67 22 3
Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Kas BRI Unit Teras BRI Teras BRI Keliling
Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Kas BRI Unit Teras BRI Teras BRI Keliling
Catatan : Jumlah Kantor Kas belum termasuk Kantor Kas SSB (SIM, STNK, BPKB) yang berada di Kantor Kepolisian sebanyak 389 unit kerja
422
Navigasi Laporan Tahunan BRI 2011 untuk BAPEPAM-LK No
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
Laporan Tahunan BRI
I. Umum 1
Dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
x
2
Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas.
x
3
Mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas. Nama perusahaan dan tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka, samping, dan belakang. 2. Setiap halaman.
x
4
Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan.
x
Laporan Tahunan dalam bahasa Inggris disajikan secara terpisah
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting 1
Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun.
x
Bab 1 Prakata, Ikhtisar Keuangan
x
Bab 1. Prakata, Ikhtisar Keuangan
x
Bab 1. Prakata, Ikhtisar Keuangan Memuat: Permodalan 1. Rasio Kecukupan Modal (CAR) 2. Aktiva Tetap terhadap Modal
Informasi memuat Hasil Usaha antara lain: 1. Penjualan/Pendapatan Usaha 2. Laba/Rugi Kotor 3. Laba/Rugi Usaha 4. Laba/Rugi Bersih 5. Laba/Rugi per Saham 2
Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun. Informasi memuat Modal Kerja antara lain: 1. Modal Kerja Bersih 2. Jumlah Investsasi 3. Jumlah Aset 4. Jumlah Kewajiban 5. Jumlah Ekuitas
3
Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 tahun. Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahan.
Aktiva Produktif 1. Aset Produktif dan Non Produktif Bermasalah 2. Aktiva Produktif Bermasalah 3. CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif 4. Kredit Bermasalah (NPL Gross) 5. PPAP terhadap Aktiva Produktif 6. Pemenuhan PPAP
Profitabilitas 1. ROA 2. ROE 3. NIM 4. BOPO Likuiditas 1. LDR Kepatuhan 1. Persentasi Pelanggaran BMPK 2. Persentase Pelampauan BMPK 3. Giro Wajib Minimum 4. Posisi Devisa Netto
423
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
423
No 4
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus untuk setiap triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).
x
Bab 1. Prakata, Ikhtisar Saham Memuat: 1. Harga Saham per Triwulan 2. Pembayaran Dividen 2. Perkembangan Harga dan Volume Saham BRI
Informasi Memuat: 1. Harga saham tertinggi 2. Harga saham terendah 3. Harga saham penutupan 4. Jumlah saham yang diperdagangkan
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham Isi : 1. Komposisi pemegang Saham 2. Pembayaran Dividen 3. RUPS Tahunan 2010 4. RUPS LB Tahun 2010 5. Penerbitan Obligasi Subordinasi 6. Kronologis Pencatatan Saham 7. Management Stock Option Plan
Laporan Tahunan wajib memuat informasi memuat jumlah obligasi atau obligasi konvertibel yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
x
Bab 1. Prakata, Ikhtisar Obligasi
x
Bab 1. Prakata, Sambutan Komisaris Utama
x
Bab 1. Prakata Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Utama
Laporan Tahunan BRI
Memuat Informasi: 1. Jumlah obligasi atau obligasi konversi yang beredar 2. Tingkat bunga 3. Tanggal Jatuh Tempo 4. Peringkat obligasi III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi 1
Laporan Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian Kinerja direksi mengenai pengelolaan perusahaan. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi. 3. Komite-komite yang berada di bawah pengawasan dewan komisaris. 4. Perubahan komposisi dewan komisaris (jika ada).
x
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan; Jumlah, Komposisi, Kriteria, dan Independensi Anggota Dewan Komisaris Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris
2
Laporan Direksi Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. 2. Prospek Usaha. 3. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. 4. Perubahan komposisi dewan direksi (jika ada).
424
x
Bab 1. Prakata, Sambutan Direktur Utama
No 3
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri. 2. Pernyataan bahwa direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota dewan komisaris dan anggota direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya. 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
x x
Bab 1. Prakata, Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
Laporan Tahunan BRI
IV. Profil Perusahaan 1
Nama dan alamat perusahaan
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Umum Perusahaan
2
Riwayat Singkat Perusahaan Mencakup antara lain: 1. Tanggal pendirian perusahaan 2. Nama dan perubahan nama perusahaan jika ada
x
Bab 1. Prakata, Sekilas BRI
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Umum Perusahaan
Bidang Usaha Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan
x
Bab 2. Informasi Umum Perusahaan
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Produk dan Jasa Perbankan
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Usaha
3
4
Struktur Organisasi Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Struktur Organisasi
5
Visi dan Misi Perusahaan Mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Penjelasan tentang visi perusahaan 2. Penjelasan tentang misi perusahaan
x
Bab 1. Prakata, Visi dan Misi
6
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja
x
Bab 1. Prakata
7
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota direksi Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja
x
Bab 1. Prakata
425
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
425
No 8
9
10
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya Informasi memuat antara lain: 1. jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan 4. Biaya yang telah dikeluarkan 5. Adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Sumber Daya Manusia Isi: • Jumlah pekerja menurut level organisasi • Jumlah pekerja menurut tingkat pendidikan
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Operasional, Sumber daya Manusia Isi: • Kesejahteraan Pekerja • Hubungan Industrial dan Budaya kerja • Pendidikan dan Pelatihan
Komposisi Pemegang Saham Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Direktur dan komisaris yang memiliki saham 3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%.
Laporan Tahunan BRI
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Komposisi Pemegang Saham
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Daftar Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Asosiasi Informasi memuat antara lain: 1. Nama Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi 2. Persentase Kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
x
Kronologis Pencatatan Saham Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan
x
Kronologis pencatatan Efek lainnya Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan 5. Peringkat efek
x
Bab 1. Prakata, Ikhtisar Obligasi
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Penerbitan Obligasi Subordinasi
13
Nama dan alamat lembaga atau profesi penunjang pasar modal Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Akuntan Publik dan Lembaga Penunjang Pasar Modal
14
Akuntan Perseroan
x
Bab 2. Akuntan Publik dan Lembaga Penunjang Pasar Modal
15
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional Informasi memuat antara lain: 1. Nama Penghargaan 2. Tahun perolehan 3. Badan Pemberi Penghargaan 4. Masa Berlaku
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Penghargaan
11
12
426
Bab 2. Profil Perusahaan, Anak Perusahaan BRIngin remitance
x Bab 6. Anak Perusahaan
Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Kronologi Pencatatan Saham Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Management Stock Option Plan
No 16
Kriteria Laporan Tahunan Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)
Hal
Laporan Tahunan BRI
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Peta Jaringan Kerja & Jumlah Unit Kerja
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Anak Perusahaan
x
Bab 6. Anak Perusahaan
x
Alamat Kantor Cabang BRI
V. Analisa dan Pembahasan atas Kinerja Perusahaan 1
Tinjauan operasi per segmen usaha
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Bisnis 1. Bisnis Mikro, Kecil dan Menengah. 2. Bisnis Konsumer 3. Bisnis Korporasi 4. Bisnia Kelembagaan & BUMN 5. Bisnis Internasional 6. Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal
2
Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain: 5. Aset lancar, aset tidak lancar dan jumlah aset 6. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan jumlah kewajiban 7. Penjualan/pendapatan usaha 8. Beban usaha 9. Laba/Rugi Bersih
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Umum
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar hutang 2. Tingkat kolektibilitas piutang
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kualitas Kredit
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Kewajiban, Pinjaman yang Diterima & Pinjaman Subordinasi
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan,
Bahasan tentang struktur modal (capital structure), kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies), dan tingkat likuiditas perusahaan Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure) 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies) 3. Tingkat solvabilitas perusahaan
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Ekuitas
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Rasio Keuangan yang Berkaitan dengan Transparansi.
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kecukupan Modal.
5
Bahasan mengenai ikatan material untuk investasi barang modal Penjelasan atas: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang yang terkait.
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Aktiva Tetap
6
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan dan mengandung kejadian yang bersifat luar biasa dan jarang terjadi.
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Kejadian Luar Biasa
3
4
427
LAPORAN TAHUNAN 2011
x Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
427
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
7
No
Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan.
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba/Rugi
8
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba-Rugi
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Bisnis
Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba/Rugi, Pendapatan Bunga
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Laporan Laba/Rugi, Beban Bunga
10
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kejadian Sesudah Tanggal Laporan Keuangan
11
Uraian tentang prospek usaha perusahaan
x
Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Prospek Usaha
x
Bab 7. Rencana Strategis 2012
x
Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya Aspek Pemasaran
x
Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Usaha
9
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya 12
Uraian tentang aspek pemasaran Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar
Laporan Tahunan BRI
x Bab 7. Rencana Strategis 2011 13
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir. Memuat uraian mengenai: 1. Besarnya dividen untuk masing-masing tahun 2. Jumlah dividen per saham 3. Besarnya Payout Ratio
14
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum. Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana 2. Rencana penggunaan dana 3. Rincian penggunaan dana 4. Saldo dana 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada) Dalam hal dana hasil penawaran umum telah habis dipergunakan, harus ada pernyataan mengenai hal tersebut.
428
x
Bab 1. Prakata, Ikhtisar Saham
x
Bab 2. Profil Perusahaan, Informasi Pemegang Saham, Informasi Pemegang Saham, Pembayaran Dividen
x
Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Kebijakan Pembayaran Dividen
x
Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Penggunaan Dana Initial Public Offering
x
Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Informasi Keuangan Lainnya , Penggunaan Dana Penerbitan Obligasi Sub Ordinasi Rupiah II
No 15
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang atau modal.
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan,Posisi Keuangan, Neraca Keuangan, Penyertaan Saham
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Informasi Keuangan Lainnya, Informasi mengenai Investasi Divestasi
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Kejadian Setelah Tanggal Laporan Keuangan, Akuisisi Bank Agro
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Ketentuan Baru di Tahun 2012
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi.
x
Memuat antara lain: Perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Keuangan, Ketentuan baru di tahun 2012 Bab 8. Laporan Keuangan, Catatan atas laporan Keuangan Konsolidasi, Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi; 3. Sumber dana. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan
16
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi.
Laporan Tahunan BRI
Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi 2. Sifat hubungan afiliasi 3. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan 17
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan. Memuat uraian perubahan pertauran perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan.
18
VI. Good Corporate Governance 1
Uraian Dewan Komisaris Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota dewan komisaris. 3. Frekuensi pertemuan 4. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Dewan Komisaris
2
Uraian Direksi Memuat antara lain: 1. Ruang Lingkup pekerjaan dan tanggungjawab masing-masing anggota Direksi 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota dewan komisaris. 3. Frekuensi pertemuan 4. Tingkat kehadiran dewan komisaris dalam pertemuan 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Direksi
3.
Komite Audit Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite audit 2. Uraian tugas dan tanggung jawab. 3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit 5. Independensi anggota komite audit
x
429
LAPORAN TAHUNAN 2011
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Audit.
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
429
No
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
Laporan Tahunan BRI
4.
Komite Nominasi Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite nominasi 2. Independensi anggota komite nominasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Nominasi dan Remunerasi
5
Komite Remunerasi Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite remunerasi 2. Independensi anggota komite remunerasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite remunerasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite remunerasi
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Nominasi dan Remunerasi
6
Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki perusahaan Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab. 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris, Komite Pengawasan Manajemen Risiko
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite-komite: • • • • • • • •
Komite Manajemen Risiko Komite Aset dan Liabilitas (ALCO) Komite Kebijakan Kredit (KKP) Komite Kredit Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi Komite Pengarah Project Management Office (PMO dan Teering Commitee Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Komite Evaluasi Jabatan
7
Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan. Mencakup antara lain: 1. Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP. 2. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang dikaitkan dengan remunerasi.
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi
8
Uraian tugas dan fungsi Seketariat Perusahaan Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Seketariat Perusahaan.
9
Uraian mengenai audit internal Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal 2. Kualifikasi atau sertifikasi sebagai profesi audit internal 3. Struktur unit audit internal 4. Piagam unit audit internal 5. Uraian pelaksanaan tugas
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan; Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, Manajemen Risiko; Fungsi Audit Intern
10
Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah) 2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut
x
Bab 3. Analisa dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Operasional, Manajemen Risiko
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, Penerapan Manajamen Risiko Termasuk Pengendalian Sistem Intern
430
No 11
Kriteria Laporan Tahunan Uraian mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Keberadaan Pusat Pengaduan Konsumen 2. Uraian mengenai tindak lanjut terhadap pengaduan 3. Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima 4. Program peningkatan layanan kepada konsumen
12
13
14
Hal
Laporan Tahunan BRI
x
Bab 3. Analisis dan Pembahasan Manajemen, Tinjauan Operasional, Jaringan dan Layanan, Layanan, Prosedur Penanganan Pengaduan nasabah
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Pemberian Dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Prosedur Penanganan Pengaduan Nasabah
x
Bab 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan. Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Mitra Usaha binaan Perusahaan 2. Program pengembangan pendidikan, perbaikan kesehatan, pengembangan seni budaya dan lain-lain 3. Biaya yang telah dikeluarkan
x
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan Mencakup antara lain informasi tentang : 1. Aktivitas pelestarian lingkungan 2. Aktivitas pengelolaan lingkungan 3. Sertifikasi atas pengelolaan lingkungan 4. Biaya yang telah dikeluarkan
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan Keterbukaan Informasi, Pemberian Dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
x
Bab 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, BRI Peduli
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Perusahaan Publik, Direksi dan anggota dewan Komisaris yang pada periode laporan tahunan menjabat Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan 2. Status penyelesaian perkara/gugatan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Jumlah Penyimpangan Internal
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan, Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan, Keterbukaan Informasi, Permasalahan Hukum
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan Keterbukaan Informasi, Pemberian Dana untuk kegiatan politik dan sosial, dana untuk kegiatan sosial Bab 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Program Kemitraan
15
Akses informasi dan data perusahaan. Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin, dsb
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan,Keterbukaan Informasi, Akses Terhadap Informasi Perusahaan
16
Etika Perusahaan
x
Bab 4. Tata Kelola Perusahaan; Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern, dan Manajemen Risiko, Kode Etik
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan code of conduct 2. Isi code of conduct 3. Penyebaran code of conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan VII. Informasi Keuangan 1
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan Kesesuaian dengan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
x
Bab 8. Laporan Keuangan, Surat Pernyataan Direksi atas Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Audited
2
Opini auditor independen atas laporan keuangan.
x
Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Auditor Independen
431
LAPORAN TAHUNAN 2011
PT BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk.
431
No
Kriteria Laporan Tahunan
Hal
Laporan Tahunan BRI
3
Deskripsi Auditor Independen di Opini Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
x
Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Auditor Independen
4
Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan
x
Bab 8. Laporan Keuangan
x x x x x
Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan
Perbandingan tingkat profitabilitas Uraian mengenai perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
x
Bab 1. Prakata, Ikhtisar Keuangan
x
Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Laba Rugi Konsolidasi
5
6
Penyajian Laporan Arus Kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan 3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas 4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi 5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan
x
Bab 8. Laporan Keuangan, Laporan Arus Kas Konsolidasi
7
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan 2. Pengakuan pendapatan dan beban 3. Penilaian investasi 4. Penilaian dan metode penyusutan aset tetap 5. Dasar perhitungan laba per saham
x
Bab 8. Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi, Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
8
Pengungkapan yang berhubungan dengan properti investasi. Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya. 2. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi. 3. Apakah penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus diungkapkan. 4. Rekonsiliasi nilai tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode. 5. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi yang berasal dari properti investasi (penghasilan rental, beban operasi langsung, perubahan kumulatif dalam nilai wajar).
x
Bab 8. Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi, Aset Tetap
432