A-3-1
TEROBOSAN MENGANGKAT DERAJAT TUKANG BECAK MELALUI “ BELLA “ ( BECAK LAMONGAN ) Prapto Supono, Rahmat Basuki, Ahmad Faiz * Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya*
ABSTRAK Becak merupakan alat transportasi yang lebih baik dari yang ada sebelumnya untuk memecahkan masalah transportasi dengan jarak yang cukup jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Becak merupakan kontribusi yang substansial dalam memecahkan masalah transportasi dalam kota di kota yang tidak terlalu besar. Banyak pembangunan dan pengembangan kota menyebabkan sulitnya becak untuk beroperasi. Akibatnya berkuranglah kesempatan bagi becak untuk ikut berperan dalam sistem transportasi perkotaan. Semakin sempitnya lahan beroperasi tukang becak di Lamongan maka akan menambah jumlah masyarakat miskin. Untuk mengurangi kemiskinan khususnya tukang becak maka Bupati Lamongan H. Masfuk, SH punya gagasan untuk membuat becak yang didorong oleh tenaga mesin bukan dikayuh oleh tenaga manusia. Gagasan ini disambut oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Revitalisasi becak, yang merupakan alat transportasi, merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan penggunaan becak oleh masyarakat dan pengunjung. Modernisasi desain becak merupakan suatu skema revitalisasi, dan juga dengan menciptakan suatu lingkungan dimana becak dapat dioperasikan secara kompetitif dan layak secara ekonomi. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis didapatkan data bahwa dengan Bella pendapatan tukang becak akan meningkat dikarenakan bila tukangtukang becak menggunakan becak tradisional pendapatan mereka rata-rata Rp. 20.000,/hari dikurangi ongkos sewa Rp. 1.000,-/hari. Dengan Bella pendapatan mereka bisa naik sekitar Rp. 40.000,-/hari dikurangi biaya operasional + biaya perawatan. Untuk mendapatkan Bella Pemerintah Lamongan melalui PD. Aneka Usaha membentuk Koperasi “IKA TEMAN” untuk mempermudah mendapatkan Bella bisa didapat dengan cara mengkredit selama tiga tahun. Kata kunci : Becak, Bella, Kemiskinan, Pendapatan
_____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-2
A BREAKTHROUGH IN RAISING THE LIVING STANDARD OF BECAK DRIVERS VIA “ BELLA “ ( BECAK LE’E LAMONGAN ) Prapto Supono,Rahmat Basuki, Ahmad Faiz Dinas PU. Bina Marga Kabupaten Lamongan
ABSTRACT Becak ---pedicab or traditional tricycle vehicle--- is a means of transportation, which is better than previously existing ones, to solve the transportation problems of the distance which is far enaugh to go on foot. Becak is of a substantial contribution in overcoming the in-city transportation problems in not-too-big towns. Yet, many developments and advances of town cause difficulties for becak to operate. As a result, the opportunity for becak to take part in city transportation systems is getting decreased. The getting narrower of becak-operating area contributes to the extra number of poor people in society. To reduce such poverty, for becak drivers in particular, the Regent of Lamongan, H. Masfuk, SH, posseses the idea of making machine-generated becak, not man-generated ones. The idea is welcome by Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ( ITS). Becak revitalization, as a means of transportation, is an alternative to increase the making use of becak by society and visitors. Modernization of becak design, then becomes a revitalization scheme. In addition, an endeavor is also done to create an environment in which becak can be operated competitively and are economically proper. From the result of observation and interview conducted, the writer obtains the data that, by using Bella ( Becak Le’e Lamongan ---the machine-generated ones ),the income of becak drivers increases. It is because, if the drivers uses traditional becak, they will earn on average of 20,00 rupiahs daily subtracted by the rent-cost of 1,000 rupiahs per day. By using Bella, the income can reach, more or less, 40,000.00 rupiahs a day, subtracted by operational and maintenance cost. Then, the government of Lamongan Regency through PD. Aneka Usaha---the local goverment-owned company, establishes a cooperative called “ IKA TEMAN “ to make Bella easier to be obtained. Through the cooperative, Bella can be gained or gained or purchased on three years’ installment. Key-terms : Becak, Bella, Poverly, Income.
PENDAHULUAN _____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-3
Latar Belakang. Kartodirdjo (1981) "Becak mulai muncul sebelum Perang Dunia II. Selama beberapa tahun setelah ditemukan, becak dapat diterima dengan baik sebagai alat transportasi, yaitu sebagai alat transportasi antar keresidenan dan tempat kerja di kota yang berskala medium. Banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan becak ini. Ongkosnyapun relatif murah. Lebih cepat dari berjalan kaki dan relatif nyaman. Becak merupakan alat transportasi yang lebih baik dari yang ada sebelumnya untuk memecahkan masalah transportasi dengan jarak yang cukup jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Becak merupakan kontribusi yang substansial dalam memecahkan masalah transportasi dalam kota di kota yang tidak terlalu besar". Becak sebagai sarana transportasi tradisional yang sampai dengan sekarang masih dipergunakan. Mereka tidak hanya sebagai alat transportasi tapi juga sebagai simbol budaya. “ Meskipun ada pertentangan dari pemerintah dan kompetisi penggunaan jalan dari kendaraan bermotor, becak ( cycle-rickshaw ) masih tetap populer sebagai alat transportasi “1. Becak tidak menimbulkan polusi, menambah lapangan pekerjaan dan ideal untuk banyak kota di Asia.Akan tetapi diskripsi diatas sulit dibayangkan di kota Lamongan yang sangat cepat pertumbuhannya. ARTI PENTING BECAK :
Becak adalah alat angkut orang dan barang nir-energi, nir polusi dan tak mengotori (jika dibandingkan dengan andong) Memiliki kemampuan, pelayanan door to door yang lebih baik ketimbang mobil (untuk penumpang) dan pick-up (untuk barang), serta terlindung dari cuaca (bandingkan dengan sepeda motor) Socially acceptable dan memiliki kemampuan penetrasi hampir ke semua kawasan urban Keandalan yang tinggi karena kesederhanaan struktur mekanikalnya Teknologi dan bahan lokal membuat becak lebih tahan terhadap pengaruh/gangguan eksternal, misal perubahan nilai tukar terhadap valuta asing Kesesuaiannya dengan terain datar serta tingkat kenyamanan memadai serta daya angkut hingga 250 kg Formalitas yang sederhana untuk mengoperasikannya baik surat-surat ataupun ketrampilan mengemudikannya Jika teratur, gangguan terhadap lalu lintas dapat diminimalkan (misal dengan lajur khusus) Daya tarik wisata yang tinggi baik wisman maupun wisnus Kemauan membayar yang tinggi bagi wisatawan membuat peluang pendapatan yang memadai jika diarahkan bagi pendukung pariwisata
Banyak pembangunan dan pengembangan kota menyebabkan sulitnya becak untuk beroperasi. Pembangunan tersebut sangat jauh dari terminal bus atau terlalu mahal bagi mereka yang tinggal di daerah tersebut untuk menggunakan becak. 1
Wheeler and I’ Anson, 1998
_____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-4
Pemecahaanya sudah jelas, orang-orang akan membeli mobil atau motor yang kelihatannya merupakan cara terbaik untuk meningkatkan mobilitas mereka. Akibatnya berkuranglah kesempatan bagi becak untuk ikut berperan dalam sistem transportasi perkotaan. Secara umum data tentang becak relatif tetap dari tahun ke tahun. Tahun 1975 jumlah becak antara 4.712 dan 5.917 yang sama dengan data tahun 1995. Data dari DLLAJ diketahui bahwa jumlah becak di Kota Lamongan adalah 4.515 becak dan untuk Kabupaten Lamongan 6.379 becak. Tidak ada data terbaru dari jumlah becak khususnya setelah krisis. Semakin sempitnya lahan beroperasi tukang becak di Lamongan maka akan menambah jumlah masyarakat miskin. Diberbagai daerah kemiskinan seringkali dipahami sebagai suatu keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sesungguhnya kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks baik dari segi faktor penyebabnya maupun dari dampak yang ditinggalkan.Konferensi dunia untuk pembangunan sosial ( Word Summit For Social Development ) di Kopenhegen Maret 1995, mendefinikan kemiskinan memiliki wajah yang majemuk termasuk rendahnya tingkat pendapatan dan sumberdaya produktif yang menjamin kehidupan berkesinambungan ; kelaparan dan kekurangan gizi, rendahnya tingkat kesehatan, keterbatasan dan kurangya
Gambar 1 : BECAK sebagai alat transportasi. sumberdaya produktif yang menjamin kehidupan berkesinambungan ; kelaparan dan kekurangan gizi, rendahnya tingkat kesehatan, keterbatasan dan kurangya akses pendidikan dan layanan – layanan pokok lainnya, kondisi tak wajar dan kematian akibat penyakit yang terus meningkat, kehidupan bergelandangan dan tempat tinggal tidak memadai, lingkungan yang tidak aman serta diskriminasi dan keterasingan sosial. Kemiskinan juga dicirikan dengan rendahnya tingkat partisipasi dalam proses _____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-5
pengambilan keputusan dalam kehidupan sosial dan budaya. Pada sisi penyebab kemiskinan dapat terjadi karena faktor internal yang ada dalam pribadi individu, keluarga atau komunitas masyarakat miskin itu sendiri juga faktor eksternal seperti kondisi sosial, politik, hukum dan ekonomi. Meski Otonomi Daerah telah berjalan beberapa tahun semenjak diberlakukannya UU No. 22/99 namun hampir tidak ada perubahan yang signifikan terhadap pengurangan kemiskinan dibanyak daerah termasuk di Kabupaten Lamongan. Kondisi ini tercermin dari semakin meningkatnya keluarga miskin dari tahun ke tahun. Data kemiskinan yang dikeluarkan BKKBN mengisyaratkan adanya kenaikkan jumlah angka keluarga pra sejahtera dan sejahtera I 2002 dari 74.950 KK menjadi 78.902 KK pada tahun 2003 atau naik 5,3 % sedangkan keluarga sejahtera I bertambah sebesar 12 % dari 12.876 KK menjadi 14.434 KK pada tahun 2003. disisi lain angka keluarga sejahtera II – III mengalami kenaikan hanya sebesar 1.2 % dari 128.932 KK pada tahun 2002 menjadi 130.510 KK pada tahun 2003. Berangkat dari itu dan untuk mengurangi kemiskinan khususnya tukang becak maka Bupati lamongan H. Masfuk, SH punya gagasan untuk membuat becak yang didorong oleh tenaga mesin bukan dikayuh oleh tenaga manusia. Gagasan ini disambut oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ( ITS). Revitalisasi becak, yang merupakan alat transportasi, merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan penggunaan becak oleh masyarakat dan pengunjung. Modernisasi desain becak merupakan suatu skema revitalisasi, dan juga dengan menciptakan suatu lingkungan dimana becak dapat dioperasikan secara kompetitif dan layak secara ekonomi. Hal ini membutuhkan pendekatan yang tidak mudah, tidak hanya dari sudut pandang keteknikan dan ergonomic, tapi jauh diluar itu, mencakup kerangka institusi dan keuangan seperti halnya membuat skema manajemen lalu lintas yang lebih baik. Terobosan baru untuk mengangkat kehidupan kaum miskin, khususnya para abang becak, Pemkab Lamongan dengan menggandeng ITS menciptakan Becak bermesin. Dengan becak bermesin ini, diharapkan penghasilan para abang becak meningkat. Gagasan membuat becak dengan tenaga mesin ini diharapkan dapat meningkatkan penghasilan tukang becak dan untuk memberikan solusi tentang keberadaan becak yang selama ini dianggap menganggu keindahan dan sering menimbulkan kemacetan serta kesemrawutan jalan. Becak tenaga mesin ini didesain dan diteliti oleh fakultas teknik industri jurusan teknik mesin. Becak ini diberi nama BELLA ( Becak Lamongan). Becak ini cocok untuk kondisi alam lamongan tetapi belum tentu cocok untuk daerah lain. Ini dikarenakan wilayah lamongan yang luas dan arus lalu lintas belum begitu padat untuk menghubungkan antara satu kecamatan ke kecamatan lain. Bella dengan tenaga mesin tentunya mempunyai daya jangkau yang luas dan kapasitas penumpang yang relatif banyak ( 2 orang ). Untuk angkutan barang juga bisa menampung banyak.
_____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-6
Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan artikel ini adalah : “ Meningkatkan perekonomian tukang becak dengan menggunakan sarana becak bermesin atau BELLA ( Becak Lamongan ) ” TUJUAN Tujuan Penulisan artikel ini adalah dengan bella tingkat pendapatan tukang becak akan meningkat. Manfaat Dengan adanya penulisan artikel ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak antara lain : Pemda Tingkat II Lamongan sebagai pembuat gagasan becak bermesin Desain becak yang lebih efisien dan dapat beroperasi secara berkesinambungan Dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat dan swasta dalam penggunaan becak sebagai alat transportasi untuk masyarakat d. keuntungan finansial dimana desain yang baru dapat beroperasi secara komersial, bekerja sama dengan DLLAJ, Kepolisian dan Industri pariwisata. a. b. c.
Batasan Masalah a. Pembahasan dalam penulisan artikel ini dibatasi hanya pada tingkat pendapatan / penghasilan tukang becak setelah menggunakan becak bermesin ( BELLA ) dan sebelum menggunakan becak bermesin.
Gambar 2 : Becak Lamongan ( Bella ) tampak samping _____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-7
Gambar 4 : Bella tampak depan METODE PENELITIAN Langkah – langkah yang ditempuh dalam penulisan artikel ini meliputi hal – hal sebagai berikut : Perumusan Masalah Dan Tujuan Study Literatur
Pengumpulan Data dan Sumber Data
Observasi dan Wawancara
Analisa atau Evaluasi
KESIMPULAN & SARAN Gambar 2.1. Alur Metodologi Penulisan Artikel _____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-8
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis didapatkan data bahwa Dengan Bella Pendapatan tukang becak akan meningkat dikarenakan bila tukang tukang becak menggunakan becak tradisional pendapatan mereka rata-rata Rp. 20.000.-/ hari dikurangi ongkos sewa Rp. 1000 perhari. Dengan Bella Pendapatan mereka bisa naik sekitar Rp. 40.000,-/ hari dikurangi biaya operasional + biaya perawatan. Tukang becak yang menggunakan Bella kebanyakan sudah mempunyai konsumen langganan atau biasanya digunakan untuk antar jemput siswa. Jumlah angsuran yang ringan diharapkan dengan Terobosan Bella akan dapat mengangkat derajat tukang becak. Untuk mendapatkan Bella Pemerintah Lamongan melalui PD. Aneka Usaha membentuk Koperasi “IKA TEMAN” yang terletak di jalan Veteran no 36 lamongan, telepon ( 0322 ) 316912 dimana koperasi ini yang mewadahi perkumpulan tukang becak di Lamongan. Bella ada 2 macam tipe : Tipe CV dijual dengan Harga Rp. 3.500.000. Tipe Supra dijual dengan Harga Rp. 3.650.000.Untuk mempermudah mendapatkan Bella bisa didapat dengan cara mengkridit selama tiga tahun adapun perinciannya adalah sebagai berikut : DP Rp. 500.000, angsuran Rp. 4300/hari selama tiga tahun. DP Rp. 1.000.000, angsuran Rp. 3600/hari selama tiga tahun. Saat ini yang terdaftar menjadi anggota koperasi sebanyak 700 orang. Diperkiraan pada tahun 2005 anggota IKA TEMAN menjadi 2500 orang. Dengan jumlah tukang becak sebanyak 6379 merupakan potensi yang begitu besar untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka melalui Bella. Bella diproduksi pertama pada tahun 2003 dan hanya diproduksi sebanyak 39 unit. Sebelum diserahkan kepada pengguna maka diadakan pelatihan guna memperlancar komunikasi dan juga platihan psikologi guna mengubah behavior ( perilaku ). Setelah diuji cobakan banyak peminat dan akan diproduksi lagi sebanyak 200 unit dikarenakan banyak permintaan atau pemesanan ke Koperasi IKA TEMAN. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dengan Bella ( BecaK Lamongan ) pendapatan tukang becak naik dari Rp. 25.000,00 menjadi Rp. 40.000,00. 2. Formalitas yang sederhana untuk mengoperasikannya baik surat – surat ataupun ketrampilan pengemudinya. 3. Mengurangi jumlah pengangguran dan memberdayakan masyarakat. Saran 1. Keselamatan pengemudi dan penumpang lebih ditingkatkan. 2. Pemda Tingkat II Lamongan supaya memproduksi Bella lebih banyak lagi. 3. Koordinasi yang lebih baik lagi antara Pemda dan IKA TEMAN.
_____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
A-3-9
DAFTAR PUSTAKA Kerlinger Fred.N, 1996. Asas – asas Penelitian Behavioral, Holt Rinhart and Wiston Inc. All, rights reserved : Yogyakarta; Gajah Mada university Press. Wheeler and I’Anson 1998. www. Unit-Studi Transportasi, Puspar UGM.com. www. BDS LPM-UNS. Com
_____________________________________________________________________________ ISBN : 979-99302-0-0 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I 25-26 Pebruari 2005 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember