1
Term Of Reference (TOR) KONFERENSI ULAMA INTERNASIONAL BELA NEGARA KONSEP DAN URGENSINYA DALAM ISLAM
27 - 29 JULI 2016 PEKALONGAN – JAWA TENGAH
1
KONFERENSI ULAMA INTERNASIONAL BELA NEGARA 27 - 29 JULI 2016 PEKALONGAN – JAWA TENGAH
I.
PENDAHULUAN
Negara-negara Islam sekarang ini, termasuk Indonesia, mengalami ancaman krisis di hampir semua aspek kehidupan akibat perpecahan, konflik, pemberontakan dan peperangan yang tiada henti. Hal itu dipicu oleh adanya faham dan ideologi ekstrem-radikal yang mengatasnamakan doktrin keagamaan. Untuk mewujudkan cita-citanya mereka menggunakan berbagai macam cara diantaranya dengan membujuk para pemuda untuk melaksanakan agenda dan tujuan mereka dengan memanfaatkan sentimen keagamaan dan jargon-jargon yang bombastis. Mereka mengeksploitasi potensi konflik sektarian dan mazhab keagamaan hingga memecah belah bangsa. Mereka juga tidak ragu-ragu menggunakan cara-cara kekerasan, teror dan peperangan serta melakukan permusuhan terhadap sesama umat Islam dan pemerintahan yang sah, serta mengganggu stabilitas perdamaian dunia. Gerakan mereka tidak hanya bersifat lokal, melainkan juga regional dan internasional. Jaringan mereka di berbagai belahan dunia cukup kuat dengan dukungan infrastruktur dan pendanaan yang juga kuat. Serangan yang mereka lancarkan sangat sistemik dengan menggunakan model “penjajahan” baru yang mampu menghancurkan mentalitas, karakter dan identitas bangsa. Konflik, permusuhan dan perang sudah pasti akan dapat melemahkan kekuatan negara dan menyebabkan sumber daya alam negara tersia-siakan akibat perang dan konflik berkepanjangan. Akibatnya, warga suatu negara tidak memperoleh rasa aman dan terganggunya segala aspek kehidupan. Demikian juga, negara-negara yang mengalami konflik dan peperangan tidak akan bisa menjalankan agenda-agenda pembangunannya untuk mensejahterakan seluruh penduduknya. Tak heran jika, hari ini, kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan dalam skala yang paling buruk menjadi pemandangan umum dalam negara-negara tersebut. 1
Munculnya ancaman perpecahan dan penghancuran kehidupan di setiap negara meniscayakan adanya usaha-usaha untuk membela keutuhan dan kedaulatan sebuah negara. Karena itu, dalam Konferensi Ulama Thariqah tentang bela negara yang dilaksanakan di Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia, pada 15 Januari 2016 yang lalu telah dihasilkan sembilan kesepakatan sebagai berikut: 1. Negara adalah tempat tinggal di mana agama diimplementasikan dalam kehidupan; 2. Bernegara merupakan kebutuhan primer dan tanpanya kemaslahatan tidak terwujud; 3. Bela negara adalah di mana setiap warga merasa memiliki dan cinta terhadap negara sehingga berusaha untuk mempertahankan dan memajukanya; 4. Bela negara merupakan suatu kewajiban seluruh elemen bangsa sebagaimana dijelaskan Al-Quran dan Hadis; 5. Bela negara dimulai dari membentuk kesadaran diri yang bersifat ruhani dengam bimbingan para ulama; 6. Bela negara tidak terbatas melindungi negara dari musuh atau sekedar tugas kemiliteran, melainkan usaha ketahanan dan kemajuan dalam semua aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, politik, pertanian, sosial budaya dan teknologi informasi; 7. Bela negara menolak adanya terorisme, radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan agama: 8. Untuk mewujudkan bela negara dibutuhkan empat pilar, yaitu ilmuwan, pemerintahan yang kuat, ekonomi dan media; 9. Menjadikan Indonesia sebagai inisiator bela negara yang merupakan perwujudan dari Islam rahmatan lil alamin.
Kewajiban seluruh elemen bangsa untuk melakukan bela negara tentu harus diimplementasikan dalam kerja-kerja yang konkret, sistematis dan berkelanjutan. Kewajiban ini tidak sekadar menjadi kewajiban kenegaraan yang bersifat profan, melainkan juga menjadi kewajiban agama yang bersifat sakralsyar’i. Setiap elemen bangsa sudah semestinya mengabdikan dirinya untuk mempertahankan kedaulatan dan kejayaan negaranya karena dengan cara itulah kehidupan yang berkualitas bisa dinikmati semua individu sebagai sarana menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
2
Persoalannya sekarang, elemen-elemen bangsa yang seharusnya menjalankan kewajiban bela negara belum secara optimal memainkan perannya masing-masing. Sebagai contoh, di bidang pendidikan, kita membutuhkan adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi yang para tenaga pendidiknya memiliki profesionalitas yang kelak dapat menghasilkan murid-murid yang berpengetahuan luas, berkarakter dan inovatif sehingga menjadi ilmuwan-ilmuwan ulung di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga-lembaga pendidikan semacam itu niscaya hanya akan lahir dari suatu pemahaman fundamental mengenai cita-cita nasionalnya. Di sinilah kemudian penting juga mereka dikenalkan dengan para pahlawan mereka yang telah berjasa membangun negara, dibangkitkan rasa nasionalismenya, bangga menjadi bagian dari suatu bangsa, serta memiliki wawasan perdamaian dunia. Contoh lain, di bidang pertanian dan industri, kita juga membutuhkan adanya produk-produk hasil pertanian dan industri yang menjadi kebanggan suatu bangsa. Produk-produk itu, bahkan, menjadi kekuatan dan ketahanan nasional yang dapat membendung dari berbagai bentuk serangan dari luar. Para ulama juga harus kian optimal di dalam membimbing kehidupan spiritual dan ibadah umat sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang didakwahkan oleh Rasulullah SAW. Demikian juga para prajurit dan penjaga keamanan sudah sepatutnya pula mendapat perhatian besar agar menjadi kian kuat karena keberadaan mereka sangat dibutuhkan oleh umat dalam menjaga keamanan dan keselamatan rakyat dari segala gangguan yang bersifat fisik. Pada intinya, semua elemen bangsa dari berbagai latar belakang profesi dan bidang kehidupan hendaknya didorong agar mereka mampu memberikan persembahan terbaik bagi kedaulatan dan kesejahteraan bangsa. Selain pentingnya merumuskan bagaimana mengoptimalkan peran semua elemen bangsa dalam suatu gerakan praktis-operasional yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, penting pula dirumuskan model-model pengembangan strategi bela negara pada aspek pembangunan kesejahteraan umat karena hal itu sangat terkait juga dengan ketahanan dan kedaulatan suatu negara. Melimpahnya sumber daya alam yang merupakan anugerah Allah SWT untuk manusia sudah semestinya dikelola dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk dan negara. Dengan kata lain, usaha membela negara tidak bisa dipisahkan dengan usaha mewujudkan sistem kekuatan dan kemandirian ekonomi.
3
Dalam konteks hubungan antar-negara, kedaulatan dan kesejahteraan suatu negara jelas akan memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam mewujudkan harmoni dan perdamaian semesta. Sesama negara tidak sepatutnya saling mencampuri urusan negara lain, apalagi menguasainya secara sewenangwenang; sebaliknya di antara negara-negara tersebut terbangun kerjasama, solidaritas, saling memperkuat dan saling melindungi hak-hak dasar kemanusiaan dari masing-masing negara dan bangsa tersebut. Kekuatankekuatan nasional suatu bangsa tidak dimobilisir untuk menguasai negara lain tetapi dikokohkan dalam suatu sistem pengelolaan jalur ekonomi dunia baik hasil pertanian, tambang, hutan, laut dan lain-lain secara barter, karena semua itu merupakan kekuatan nasional yang dimiliki masing-masing negara yang bisa saling dipertukarkan. Disamping dengan hal tersebut, penting pula diperkuat jaringan ulama internasional baik di bidang spiritual, sosial dan keilmuan yang berlandaskan pada ajaran Rasulullah SAW yang Rahmatan Lil ‘Alamin. Sebagai pewaris para nabi, ulama menjadi panutan umat dalam menjalankan ajaran Islam di segala aspek kehidupan, termasuk dalam menciptakan perdamaian abadi. Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, para tokoh keagamaan dan politik perlu bersinergi untuk mengkaji masalah yang sangat penting ini melalui acara konferensi yang membahas usaha-usaha melindungi bangsa dan negara dari ancaman perpecahan dan peperangan, terjerumus dalam cengkeraman kelompok-kelompok teroris atau radikal yang membuat kerusakan dalam berbagai aspek sehingga negara berada dalam kekacauan dan kehancuran. Konferensi ini diharapkan juga membahas dan mengkaji optimalisasi peran elemen bangsa dan potensi sumber-sumber ekonomi untuk mewujudkan kemajuan, kesejahteraan dan kemandirian bangsa, serta membahas hubungan dan kerjasama antar-negara, dan jaringan internasional ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah.
4
II.
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Merumuskan konsep dan strategi bela negara dalam menghadapi pemikiran dan gerakan ekstrimis-takfiri, konsep persatuan (antar-umat Islam, muslim dan non-muslim) dan resolusi konflik atas nama agama yang dialami oleh negara-negara Islam yang sudah mengarah pada perpecahan, pemberontakan dan peperangan di antara elemen bangsa dan antar-negara. 2. Merumuskan konsep optimalisasi peran elemen bangsa dalam pandangan Islam untuk mewujudkan kemajuan, kesejahteraan dan kemandirian atau kedaulatan bangsa, serta kerjasama dan perdamaian dunia. 3. Merumuskan model kerjasama negara-negara Islam untuk memperkuat kedaulatan masing-masing negara, kesejahteraan dan kejayaannya, menjaga soliditas dan soliditas regional maupun global untuk perdamaian yang sejati, serta penguatan Jaringan Internasional Ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah.
III.
TEMA
“BELA NEGARA: KONSEP DAN URGENSINYA DALAM ISLAM”
IV.
BENTUK KEGIATAN
Kegiatan konferensi ini berbentuk panel forum yang terbagi ke dalam tiga bagian pokok dan beberapa sesi pemaparan makalah. Bagian pertama adalah pembahasan mengenai persoalan urgensi bela negara dalam mewujudkan stabilitas negara dan persatuan bangsa. Bagian ini terbagi kedalam dua sesi. Sesi pertama membahas perang Pemikiran dan Gerakan Anti-Negara dalam Pandangan Islam, dan sesi dua membahas Persatuan Bangsa sebagai Modal Utama Ketahanan Nasional. Bagian kedua adalah pembahasan mengenai persoalan pengembangan model bela negara dalam Islam. Bagian kedua ini terbagi kedalam dua sesi. Sesi pertama membahas tentang optimalisasi peran elemen bangsa dalam bela negara, dan sesi dua membahas pemanfaatan sumberdaya alam dan optimalisasi kekuatan ekonomi. Bagian ketiga adalah 5
pembahasan mengenai persoalan hubungan dan kerjasama antar-negara. Bagian ketiga ini hanya terdiri atas satu sesi dengan tema kerjasama dan penguatan jaringan internasional. Masing-masing sesi pada tiap bagian terdiri atas beberapa tema yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut.
I. Urgensi Bela Negara dalam Mewujudkan Stabilitas Negara dan Persatuan Bangsa Sesi I: Perang Pemikiran dan Gerakan Anti-Negara dalam Pandangan Islam Sub-Tema: 1. Membendung Pemikiran dan Gerakan Ekstrimisme-Takfiri Ruang lingkup pembahasan: sejarah dan genealogi pemikiran Ekstrimisme-Takfiri dari zaman dahulu hingga sekarang, perbedaannya dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah, bahaya-bahaya pemikirannya, bentuk-bentuk gerakannya, serta strategi menghadapi dan membendungnya. 2. Meluruskan Makna Jihad fi Sabilillah Ruang lingkup pembahasan: konsep, jenis, tujuan, aturan dan hukum Jihad fi Sabilillah dan perbedaannya dengan terorisme (al-Irhab). 3. Melipatgandakan Rasa Memiliki dan Mencintai Negara Ruang lingkup pembahasan: dalil-dalil ‘aqli dan naqli mengenai kewajiban mencintai negara, fungsi negara dan manfaat mencintainya, bentuk-bentuk praktis mencintai negara. Sesi II: Persatuan Bangsa sebagai Modal Utama Ketahanan Nasional Sub-Tema: 4. Persatuan dan Resolusi Konflik Antar-Umat Islam Ruang lingkup pembahasan: Konsep dan hukum syar’i persatuan antarumat Islam, bahaya perpecahan dan menyikapi khilafiyah antar umat Islam, antisipasi terhadap faktor-faktor penyebab perpecahan dan permusuhan antar umat Islam.
6
5. Persatuan dan Resolusi Konflik Antara Umat Muslim dengan NonMuslim dalam Bingkai Negara Ruang lingkup pembahasan: Konsep persatuan, persaudaraan dan kemanusiaan; hukum syar’i (syariat) mengenai kemuliaan jiwa, kehormatan dan harta milik manusia; menyikapi perbedaan agama dalam bingkai negara, antisipasi terhadap faktor-faktor penyebab perpecahan dan permusuhan antar agama. 6. Relasi Agama dan Negara yang Rahmatan Lil ‘Alamin Ruang lingkup pembahasan: Konsep din dan daulah dalam pandangan Islam, penerapan syari’at Islam dalam bingkai kemajemukan bangsa, penyikapan terhadap gerakan anti-negara. II. Pengembangan Model Bela Negara dalam Islam Sesi III: Optimalisasi Peran Elemen Bangsa dalam Bela Negara Sub-Tema: 7. Peran Ulama dan Pendidik dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Ruang lingkup pembahasan: konsep ulama sebagai pewaris para Nabi, pendidikan keluarga, pendidikan bela negara sejak usia dini, penguatan lembaga-lembaga pendidikan, dan pewarisan semangat kepahlawanan. 8. Peran Umara’ dalam Melindungi Tanah Air dan Mewujudkan CitaCita Bangsa Ruang lingkup pembahasan: konsep umara’ (pemerintah); tugas dan tanggung jawabnya; kepemimpinan yang melindungi, amanah dan adil; melaksanakan tata pemerintahan yang baik dan bersih. 9. Peran Media Informasi Keagamaan dalam Membangun Kesadaran dan Budaya Bangsa Ruang lingkup pembahasan: konsep media dan informasi keagamaan yang mendidik; bahaya informasi dan media sosial yang destruktif dalam mempengaruhi masyarakat; perang opini, filterisasi dan perlindungan masyarakat dari bahaya-bahaya media informasi yang destruktif; pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk hal-hal yang positif dan konstruktif; pengembangan sistem informasi aset umat.
7
10. Pandangan Islam Mengenai Pentingnya Peran Militer dan Kepolisian Dalam Bela Negara Dan Membangun Bangsa Ruang lingkup pembahasan: gambaran pentingnya peran militer dan kepolisian dalam ajaran dan sejarah Islam. Peran dalam menjaga kedaulatan negara; aspek teritorial darat, laut, udara, dan sumber daya alam. Peran dalam mengantisipasi penyimpangan akidah; idiologi dan gerakan radikal, peran dalam melindungi generasi muda dari penyimpangan dan penyalahgunaan narkoba serta penyakit masyarakat, peran dalam menjaga persatuan bangsa dan mengayomi seluruh warga negara. Sesi IV: Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Optimalisasi Kekuatan Ekonomi Sub-Tema: 11. Islam dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Ruang lingkup pembahasan: konsep Islam tentang sumberdaya alam, pengelolaan sumberdaya alam yang mensejahterakan, antisipasi dan cara penanggulangan perebutan sumberdaya alam milik umat. 12. Pengembangan dan Kemandirian Ekonomi Umat yang Berkeadilan Ruang lingkup pembahasan: konsep ekonomi dalam Islam; prinsip dan etika ekonomi Islam; strategi pemanfaatan hasil pertanian, pertambangan, dan lain-lain; penguatan lembaga keuangan Islam. III.
Hubungan dan Kerjasama Antar-Negara
Sesi V: Kerjasama dan Penguatan Jaringan Internasional Sub-Tema: 13. Strategi Kerjasama Negara-negara Muslim dalam Membangun Perdamaian Dunia Ruang lingkup pembahasan: konsep Islam mengenai perdamaian dunia, pola hubungan dan kerjasama antar-negara muslim. 14. Penguatan Jaringan Internasional Ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah Ruang lingkup pembahasan: persatuan global ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah, forum silaturahmi dan komunikasi gerakan, kesinambungan otoritas keilmuan, kepemimpinan gerakan sosial dan spiritual. 8
V.
WAKTU DAN TEMPAT
Konferensi Bela Negara Ulama Thariqah Dunia ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia bekerja sama dengan Jam’iyyah Ahlith Thariqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyah dilaksanakan pada ; Hari
: Selasa sampai dengan Jumat
Tanggal
: 27 – 29 Juli 2016 M (23 – 24 Syawal 1437 H )
Tempat
: Hotel Santika, Pekalongan dan Gedung Kanzus Sholawat Kota Pekalongan.
9
VI. NO
1
2
JADWAL KEGIATAN TANGGAL
Selasa, 26 Juli 2016 01.00 - 17.00 17.00 – 19.30 20.00 – 22.00
URAIAN ACARA
Regristrasi peserta Ishoma Istighatsah
NARASUMBER
Panitia Panitia Panitia
Rabu, 27 Juli 2016 06.00 – 08.00
Sarapan dan persiapan berangkat ke tempat konferensi
08.00 – 08.25
Berangkat menuju Gedung HA Djunaid Convention Center Pekalongan
09.30 – 09.30 – 09.35 09.35 – 09.40 09.40 – 09.50 09.50 – 10.05 10.05 - 10.20 10.20 – 10.40 10.40 – 10.45 10.45 – 11.30
Pembukaan Lagu Indonesia Raya. Pembacaan Ayat suci AlQur’an. Laporan Ketua Panitia (Penyampaian Hasil Konferensi 15 Januari 2016) Khotbah Iftitah Rois ‘Am (Pembukaan). Sambutan Menteri Pertahanan. Sambutan dan Pembukaan oleh Presiden Republik Indonesia. Doa Pembuka. Ramah tamah.
11.30 – 13.00
Ishoma
13.30 – 14.00
Sesi Pertama Pembicara 1 : Pandangan Islam mengenai pentingnya peran militer dan Kepolisian dalam bela negara dan membangun bangsa.
Keynote Speaker: Menhan
14.00 – 14.30
Pembicara 2 : Peran Umara’ dalam melindungi Tanah Air dan Mewujudkan cita-cita Bangsa.
Gubernur NTB
14.30 – 15.00
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator.
15.00 – 15.30
Pembicara 3: Meluruskan Makna Jihad fi Sabilillah .
15.30 – 16.00
Pembicara 4: Melipatgandakan rasa memiliki dan mencintai Negara.
16.00 – 16.30
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator
16.30 – 19.30
Ishoma Sesi Kedua:
19.30 – 20.00
Pembicara 5: Persatuan dan Resolusi Konflik Antar Umat Islam.
20.00 – 20.30
Pembicara 6: Relasi Agama dan Negara yang Rahmatan Lil ‘Alamin.
20.30 – 21.00
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator
10
MC Qori Jatman Ketua Panitia Habib Luthfi Ryamizard Ryacudu Presiden RI/wakil Ulama sepuh
3
Kamis,28 Juli 2016 06.00 – 08.30
Sarapan dan persiapan konferensi Sesi Ketiga
08.30 – 09.00
Pembicara 7: Persatuan dan Resolusi Konflik Antar Umat Muslim dan Non-Muslim dalam Bingkai Negara.
09.00 – 09.30
Pembicara 8: Persatuan dan Resolusi Konflik Antar Umat Muslim dan Non-Muslim dalam Bingkai Negara.
09.30 – 10.00
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator.
10.00 - 10.30
Pembicara 9 : Membendung Pemikiran dan Gerakan Ektirimisme.
10.30 – 11.00
Pembicara 10: Membendung Pemikiran dan Gerakan Ektirimisme.
11.00 – 11.30
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator.
11.30 – 13.30
Ishoma Sesi Keempat
13.30 – 14.00
Pembicara 11 : Peran Ulama dan Pendidik dalam Pembangunan Sumberdaya Manusia.
14.00 – 14.30
Pembicara 12 : Peran Media Informasi keagamaan dalam membangun Kesadaran dan Budaya Bangsa
14.30 – 15.00
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator
15.00 – 15.30
Pembicara 13 : Islam dan Pengelolaan Sumberdaya Alam
15.30 – 16.00
Pembicara 14: Pengembangan dan Kemandirian Ekonomi Umat yang Berkeadilan
16.00 – 16.30
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator
16.30 – 19.30
Ishoma Sesi Kelima
19.30 – 20.00
Pembicara 15: Strategi Kerjasama Negara-Negara Muslim dalam Membangun Perdamaian Dunia.
20.00 – 20.30
Pembicara 16 : Penguatan Jaringan Internasional Ulama
Ahlussunnah Wal Jama’ah. 20.30 – 21.00
Sesi Tanya Jawab dipimpin oleh Moderator
21.00 – 21.30
Sambutan dan Penutupan oleh Rois ‘Am
11
4
Jum’at,29 Juli 2016 05.30 – 06.45
Sarapan dan persiapan berangkat ke kanzus shalawat
06.45 – 07.00
Berangkat menuju Gedung Kanzus Shalawat
07.00 – 07.15
Penutupan di Kanzus Shalawat
07.00 – 07.10
Sambutan Shohibul Bait
07.10 – 07.20
Sambutan Kemhan
07.20 – 07.30
Pembacaan Hasil Konferensi
07.30 – 08.00
Tausiyah
08.00 – 09.00
Tausiyah dan doa penutup
09.00 – 09.30
Kembali ke Hotel
11.15 – 11.30
Berangkat ke Masjid Kauman Shalat jum’at
12.30 – 14.00
Kembali ke Hotel dan Makan Siang
15.00 – 15.30
Persiapan Check Out dari Hotel
15.30 – 17.30
Ke Bandara Airport Semarang
17.30 – 19.00
VIP Lounge Bandara Achmad Yani Semarang
19.20 – 20.30
Pesawat Garuda Airways ke Jakarta untuk kembali ke negara masingmasing
12
VI.
PESERTA KONFERENSI
Jumlah peserta dalam kegiatan acara Konferensi Ulama Internasional Bela Negara ini, berjumlah 300 orang, sudah termasuk peserta, pembicara, dan anggota panitia. Terdiri dari berbagai instansi sebagai berikut ; 1. Kemhan 2. Deplu 3. Depag 4. TNI AD, 5. TNI AL, 6. TNI AU, 7. POLRI, 8. BNN 9. PBNU , 10. JATMAN, 11. Rabithah Alawiyyah, 12. Banser , 13. GP Anshor, 14. MATAN, 15. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 16. UIN Walisong Semarang, 17. UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta, 18. UIN Mawlana Malik Ibrahim Malang, 19. UIN Sunan Gunung Jati Bandung, 20. UIN Sunan Ampel Surabaya, 21. UIN Surakarta 22. UNNES 23. UNSUD 24. Universitas Indonesia 13
25. Institut Teknologi Bandung 26. Institut Teknologi Surabaya 27. Universitas Gajah Mada 28. Universitas Diponegoro 29. Institut Pertanian Bogor 30. UNIVERSITAS NU JAKARTA 31. UNIVERSITAS NU CIREBON 32. UNIVERSITAS ISLAM NU JEPARA 33. UNISMA 34. UNIVERSITAS WAHID HASYIM 35. UNIVERSITAS NEGERI SOLO 36. Undangan Ponpes Langitan 37. Undangan Ponpes al-Munawir Krapyak, Yogyakarta 38. Undangan Ponpes Sidogiri, 39. Undangan Ponpes Lirboyo, 40. Undangan Ponpes Tebuireng, 41. Undangan Ponpes Tambak Beras, 42. Undangan Ponpes al-Falah, Ploso-Kediri, 43. Undangan Ponpes Buntet, (Alm. KH Fuad Hasyim) Cirebon 44. Undangan Ponpes Istiqlaliyah, Banten 45. Undangan Ponpes al-Anwar, Sarang, Rembang 46. Undangan Ponpes Syaikhuna Kholil Bangkalan 47. Undangan Ponpes Yambu'ul Qur'an Kudus 48. Undangan Ponpes Bendakeurep, Cirebon 49. Undangan Ponpes Gontor 50. Undangan Ponpes al-Muayyad solo 51. Undangan Ponpes Kesugihan Cilacap 52. Undangan Ponpes al-Hikmah, Sirampok, Bumiayu - Brebes 14
53. Undangan Ponpes Asem Bagus Situbondo 54. Undangan Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo 55. Undangan Ponpes al-Amin, Sampang 56. Undangan Ponpes Termas 57. Undangan Ponpes API Tegalrejo 58. Undangan Ponpes Guyangan, Pati 59. Undangan Ponpes Hidayatul Mubtadiin Bantul DIY 60. Undangan Ponpes Darul Hidayah Pati 61. Undangan Ponpes Al-Husna Banten 62. Undangan Ponpes Al-Inayah Cianjur 63. Undangan Ponpes Tazaka 64. Undangan Ponpes Ma’adi Tholabah, Babakan Lebaksiu, Tegal 65. PWNU 66. PCNU Karesidenan 67. STAIN 68. STIKAP 69. STIMIK 70. PITI 71. Tokoh Masyarakat 72. Generasi Muda NU
15
VII. PENUTUP Demikian proposal Konferensi Ulama Internasional Bela Negara ini dibuat atas dasar kepentingan umat semata dengan harapan mendapat respon yang positif dari semua pihak dan atas partisipasi, dukungan serta kerjasama yang baik diucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT memberikan pertolongan dan memberikan kemanfaatan untuk kebaikan bangsa dan umat, Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat. Jazakumullah Khoiran Katsiiran.
Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thariqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyah Ketua
Seketaris
H. Hasbullah Ahmad
H. Aman Subagijo
Mengetahui Jam’iyyah Ahli Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN)
KH. Habib M. Luthfi Ali bin Yahya Rois ‘Am
16