-
TERM OF REFERENCE Lifescape Consultant
A. Latar Belakang: Proyek RIMBA telah dilaksanakan oleh MCA-Indonesia dan WWF-Indonesia melalui pengelolaan sumber daya alam di bentang alam koridor RIMBA. Secara umum, proyek ini bertujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan meningkatkan stok karbon di seluruh bentang alam kritis RIMBA yang berada di wilayah Sumatera dengan meningkatkan konektivitas ekosistem hutan melalui pengembangan ekonomi hijau. Dengan demikian, mata pencaharian masyarakat akan dapat ditingkatkan (melalui penciptaan pendapatan, peningkatan akses terhadap sumber daya alam dan mengurangi kerentanan), praktik bisnis yang berkelanjutan dengan memperhatikan tiga pilar utama pembangunan berkelanjutan yaitu sosial masyarakat, ekonomi dan lingkungan untuk mendukung peningkatan ekonomi berbasis masyarakat dan tata kelola yang baik. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, project RIMBA ini telah dirancang menjadi tiga kluster dalam intervensinya. Penelitian ini akan fokus pada kluster III yang terletak di kabupaten Merangin dan Kerinci. Kluster ini memiliki bentang alam yang berupa dataran tinggi yang terletak di pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Sedangkan DAS di kedua daerah tersebut sangat curam dan pola penggunaan lahan masyarakat lebih ke agro-forestry, seperti kayu manis dan kopi. Masyarakat yang tinggal di desa-desa di Kerinci dan Merangin memiliki keterbatasan untuk mengakses listrik. Namun, walaupun demikian daerah tersebut memiliki banyak potensi untuk pengembangan energi terbarukan karena bentang alam yang ada mendukung hal tersebut, antara lain debit dan volume sungai yang memungkinkan untuk menggerakkan turbin yang dapat menghasilkan listrik baik kategori micro maupun mini. Kegiatan pemanfaatan air sungai sebagai pembangkit listrik dinamakan Mikro Hidro. Kegiatan mikro hidro yang ada bertujuan untuk meningkatkan akses listrik untuk mendukung produktivitas rumah tangga dan sebagai trade-off bagi masyarakat untuk mempertahankan sub DAS sebagai sumber energi terbarukan. Tujuan dari restorasi dan rehabilitasi memiliki arti yang berbeda. Tujuan restorasi untuk mengembalikan fungsi ekosistem ke kondisi sebelumnya. Misalnya untuk mengembalikan ekosistem penting seperti hutan riparian, penyangga sungai, dan menanami kembali daerah yang curam. Tujuan rehabilitasi yang utama adalah untuk pemulihan ekosistem yang tidak sehat serta menjaga fungsi dari daerah yang akan direstorasi. Misalnya daerah resapan dapat ditanami oleh pohon yang cepat tumbuh, pohon ekonomi dan atau pohon buah-buahan.
-1-
-
Pengembangan strategi kemakmuran hijau membutuhkan integrasi yang erat antara produk komoditas, seperti kopi dan kayu manis serta membangun nilai tambah dari setiap rantai kegiatan yang berkelanjutan. Untuk intervensi agroforestry terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu produksi, input (pupuk, bahan kimia dan tenaga kerja), output (produksi, produktivitas, variabilitas tanaman dan harga komoditas), dan sistem produksi (kerapatan pohon, lapisan pohon, dan tumpangsari) yang diperlukan. Sasaran intervensi diarahkan melalui penggunaan komponen pendukung yang menghasilkan keluaran serta mengurangi dampak dari pencemaran lingkungan serta konversi lahan yang berkelanjutan dengan mengembangkan alternatif dari kegiatan/kebiasaan tebas bakar ke kegiatan 'kebun hutan' (van Wiersum, 2004). Intervensi yang dilakukan dalam program harus dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik mengenai sistem agroforestry yang berkesesuaian dengan fungsi hutan primer dan dapat memberikan peningkatan pendapatan petani. Untuk mencapai hal itu, WWF Indonesia memerlukan para profesional untuk menunjang riset lifescape di wilayah Kabupaten Kerinci dan Merangin. WWF indonesia bermaksud merekrut beberapa konsultan perorangan untuk membantu Program RIMBA dalam melaksanakan Lifescape Analysis di wilayah Kabupaten Kerinci dan Merangin Provinsi Jambi. Untuk kegiatan riset Lifescape, WWF Indonesia bermaksud merekrut 5 (lima) researcher dengan posisi sebagai berikut; 1. Team Leader (1 orang) 2. Quantitative Data Analyst (1 orang) 3. Field Researcher (3 orang) HRD akan mereview lamaran yang masuk dan hanya kandidat terbaik yang akan diinterview.
B. Lingkup Pekerjaan 1. Team Leader A. Lingkup Pekerjaan
Team Leader bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola tim survei Lifescape, baik dalam pengumpulan data lapangan dan pelaporan. Merancang rencana survei, metodologi dan instrumen survei Bekerja sama dengan Manajer WWF-Jambi dan staf terkait dalam persiapan survei lapangan. Untuk mengawasi proses pengumpulan data dan pelaporan untuk menjamin tujuan Assessment Lifescape dicapai.
-2-
-
Menyajikan hasil Assessment Lifescape untuk WWF Jakarta dan Jambi.
B. Outputs Dokumen laporan Assessment Lifescape di cluster 3, terdiri dari: analisis kualitatif dan kuantitatif, dan rekomendasi untuk program intervensi RIMBA Corridor. C. Time line
July sampai minggu ke 3 August 2016 D. Qualifications, skill and experience required
Memiliki gelar Master di Sosial, Ekonomi atau disiplin ilmu yang berkaitan. Pengalaman minimum 10 tahun dalam melakukan studi tentang pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan masyarakat. Fasih dalam berbahasa Inggris baik dalam berbicara maupun tulisan Bersedia melakukan perjalanan dan tinggal dilokasi survei. Memiliki pengetahuan tentang sosioanthropological masyarakat di desa desa intervensi 2. Quantitative Data Analyst A. Lingkup Pekerjaan
Bersama dengan Team Leader dalam membuat rencana survei, metodologi dan instrumen survei sosial untuk penilaian Lifescape, serta teknik sampling yang tepat. Melatih enumerator dalam melakukan survei di lapangan dan melakukan demo untuk uji coba dalam melakukan survei. Mensupervisi enumerator dalam melakukan survei dan pengisian ke dalam form survei. Untuk melakukan analisis statistik data survei dan menyerahkan kepada Tim Leader Penulisan pelaporan data kualitatif yang dikumpulkan dari lapangan B. Outputs
Analisis statistik dari data yang dikumpulkan melalui survei sosial dan diserahkan kepada team leader. C. Time line
-3-
-
July sampai minggu ke 3 August 2016.
D. Qualifications, skill and experience required
Memiliki gelar Master di Sosial, Ekonomi atau disiplin ilmu yang berkaitan. Pengalaman minimum 5 tahun dalam melakukan studi sosial kuantitatif dan analisa statistik tentang pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan masyarakat. Mempunyai kemampuan yang baik dalam menganalisa data menggunakan SPSS Bersedia melakukan perjalanan dan tinggal dilokasi survei. 3. Field Researcher A. Scope of work
Bersama Team Leader untuk merancang rencana penelitian, metodologi dan instrumen dalam survei Lifescape. Untuk melakukan pengumpulan data baik data sekunder atau data kualitatif primer dari lapangan berdasarkan pedoman pengumpulan data. Untuk mengawasi pelaksanaan survei sosial yang dilakukan oleh enumerator lokal. Bersama sama enumerator dalam meng-input, mem-filter dan reporting Penulisan laporan kualitatif data survei Lifescape. B. Outputs
Laporan data kualitatif Lifescape masyarakat di cluster 3. C. Time line
July sampai minggu ke 3 August 2016 D. Qualifications, skill and experience required
Memiliki gelar Sarjana di Sosial, Ekonomi atau disiplin ilmu yang berkaitan. Pengalaman minimum 5 tahun dalam melakukan studi sosial kuantitatif tentang pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan masyarakat. Memiliki pengetahuan tentang sosioanthropological masyarakat di desa desa intervensi Dapat bekerja dalam team Bersedia di tempatkan di lokasi survei selama minimum 10 hari.
-4-
-
A. Kualifikasi Konsultan 1. Memiliki pemahaman dan penguasaan yang baik mengenai konteks sosial, ekonomi dan lingkungan yang dibutuhkan dalam melakukan kajian Lifescape. 2. Memiliki kemampuan untuk melakukan analisis sosial, ekonomi dan lingkungan secara deskriptif serta langkah pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan kerangka kerja dan output yang diinginkan. 3. Bagi team leader, memiliki pengalaman dalam melakukan supervisi tim kerja. 4. Memiliki kemampuan untuk membuat laporan secara komprehensif sesuai dengan output yang ingin dicapai. 5. Dapat bekerja dalam Tim maupun bekerja individu. 6. Memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. 7. Memiliki akses terhadap data dan informasi yang dibutuhkan dalam kajian lifescape 8. Secara detil susunan pelaksana LLA adalah: i. Team Leader (1 orang/maks 35 hari) ii. Quantitative Data Analyst (1 orang/maks 20 hari) iii. Field Researchers (3 orang, local persons, maks 20 hari) iv. Enumerator (9 orang, local persons, maks 15 hari)
B. Lokasi Melakukan analisis lifescape kehidupan masyarakat di 9 (sembilan) Desa di Kabupaten Merangin dan Kerinci. Village Desa Tuo Tanjung Mudo Tanjung Alam Renah Kasah Sungai Bermas Talang Kemulun
Jumlah Sub district KK 480 Lembah Masurai Sungai Tenang Sungai Tenang 182 Kayu Aro Siulak Danau Kerinci
District Merangin Merangin Merangin Kerinci Kerinci Kerinci
Province Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi Jambi
-5-
-
Masgo Lubuk Tabun Pasir Jaya
333 300
Gunung Raya Siulak Mukai Siulak Mukai
Kerinci Kerinci Kerinci
Jambi Jambi Jambi
C. Deskripsi Kegiatan Melakukan Assessment terkait; 1. Analisis Penerima manfaat. a. Mengidentifikasi kelompok pendapatan rumah tangga.
penerima
manfaat
yang ditargetkan:
b. Penilaian terhadap, tingkat pendidikan (pengetahuan, keterampilan), akses informasi, kesadaran. Kendala akan dinilai dari analisis kebijakan (kesehatan, pendidikan, aspek ekonomi), analisis rantai pasar, analisis kesempatan kerja. c. Menggambarkan hubungan kelembagaan, kendala dan peluang. Kajian peran dan hubungan antar lembaga di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Penilaian dilakukan dengan menggunakan diagram Venn dan pemetaan sosial. d. Kendala dan peluang dari hubungan akan dianalisis secara deskriptif. Hal hal diatas dapat dilihat secara lebih mendalam melalui matriks dibawah ini Komponen Persepsi Masyarakat
Visi / cita-cita
Jaminan hidup
Obyek Persepsi terhadap kawasan hutan Persepsi terntang wilayah desa Persepsi terhadap pemerintah Persepsi terhadap perusahaan pengelola hutan Persepsi terhadap LSM Persepsi terhadap masyarakat desa sekitar dan pendatang Visi tentang ruang penghidupan Visi tentang perubahan cara dan gaya hidup Desa ke depan yang dicita-citakan seperti apa Seberapa penting legitimasi ruang dalam menopang kehidupan masyarakat desa Sumberdaya alam yang menjadi jaminan hidup (sumber pemenuhan kebutuhan) Skenario degradasi jaminan hidup Aspek yang menguatkan dan melemahkan jaminan hidup
-6-
-
Komponen Legitimasi
Aspirasi
Aviliasi
Sarana infrastruktur penunjang aktivitas politik
Produksi
Distribusi
Konsumsi
Obyek Situasi krisis dan strategi mengahadapi situasi krisis Bentuk legitimasi pengelolaan ruang dan sumberdaya alam Bentuk legitimasi struktur kepemimpinan Bentuk legitimasi atas hak kepemilikan sumberdaya alam Aspek yang menguatkan dan melemahkan legitimasi pengelolaan ruang, struktur kepemimpinan, dan hak atas kepemilikan sumberdaya alam Bentuk perjuangan untuk meneguhkan legitimasi pengelolaan ruang, struktur kepemimpinan, dan hak atas kepemilikan sumberdaya alam Model komunikasi politik Sarana dan media komunikasi politik Saluran komunikasi politik NGO’s mitra dan aspek yang dikerjasamakan Instansi pemerintah mitra dan aspek yang dikerjasamakan Perusahaan mitra dan aspek yang dikerjasamakan Masyarakat desa mitra dan aspek yang dikerjasamakan Pola aviliasi yang terbangun dengan mitra (NGO’s, instansi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat desa Syarat administrasi (KTP, KK, dan keterlibatan dalam partai politik) Keberadaan balai pertemuan Rumusan gagasan peletakan fondasi pengaturan ruang dan arah perubahaan kehidupan social (perencanaan pengelolaan ruang dan peningkatan taraf hidup) Nilai produksi aktivitas mata pencaharian utama dan sampingan Nilai produksi aktivitas mata pencaharian bercocok tanam Nilai produksi aktivitas industri berbasis bahan baku hasil hutan dan sumberdaya alam non hutan Sistem pemasaran hasil produksi Jaringan pemasaran hasil produksi Peran toke dalam pemasaran hasil produksi Alokasi hasil produksi untuk konsumsi Nilai hasil produksi yang dikonsumsi Pergeseran pola konsumsi
-7-
-
Komponen Taraf kesejahteraan
Sarana infrastruktur penunjang aktivitas ekonomi Pendidikan
Kesehatan
Organisasi Sosial
Struktur Sosial
Kepemimpinan
Lembaga Sosial
Obyek Sumber dan nilai penerimaan rumah tangga Alokasi dan nilai pengeluaran rumah tangga Kemampuan menabung Indikator kesejahteraan yang menjadi rujukan masyarakat desa Modal produksi Skill Teknologi Pasar hasil produksi Pendidikan dalam pandangan masyarakat desa Sarana pendidikan untuk masyarakat desa Model pendidikan bagi bagi masyarakat desa (formal dan alternatif) Kemampuan baca-tulis Faktor penghambat dalam memperoleh pendidikan yang layak Jenis penyakit yang sering diderita Sistem pengobatan tradisional Dukungan penanganan masalah kesehatan bagi masyarakat desa Kekayaan hasil hutan untuk bahan pengobatan Pandangan masyarakat desa tentang sistem pengobatan medis Karakteristik organisasi sosial formal (jenis, tugas pokok dan fungsi, dan manfaat keberadaannya bagi masyarakat desa) Karakteristik organisasi sosial informal (jenis, tugas pokok dan fungsi, dan manfaat keberadaannya bagi masyarakat desa) Fondasi yang membangun struktur sosial Diferensisasi sosial (vertikal dan horizontal) Kelas dan faktor dominasi dalam struktur sosial Pemimpin dan tokoh dalam pandangan masyarakat desa Dimensi kekuasaan dan kewenangan dalam sistem kepemimpinan masyarakat desa Tugas pokok dan fungsi pemimpin dan tokoh Aspek yang menguatkan dan melemahkan sistem kepemimpinan di desa Sistem tenurial Sistem kekerabatan dan pola pewarisan
-8-
-
Komponen
Kelompok Sosial
Jaringan Sosial
Infrastruktur Pendukung Aktivitas Sosial Sistem Peralatan Hidup
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Kemasyarakatan
Sistem Pengetahuan
Obyek Hukum-hukum adat yang berkenaan dengan pengolaan sumberdaya alam Hukum-hukum adat yang berkenaan dengan pengaturan kehidupan sosial Jenis-jenis sanksi atas pelanggaran hukum adat Eksistensi hukum adat Tugas pokok dan fungsi pemangku adat Aspek yang menguatkan dan melemahkan hukum adat Fondasi yang membangun kelompok sosial Makna kelompok bagi masyarakat desa Fungsi keluarga dalam kehidupan bermasyarakat Pola hubungan sosial internal masyarakat desa Pola hubungan sosial masyarakat desa dengan masyarakat desa lainnya Pola hubungan sosial masyarakat desa dengan pihak luar (NGO’s, pemerintah, dan perusahaan) Model hubungan patron and client yang ada di desa Rumah hunian yang layak menurut ukuran masyarakat desa Balairung Tempat peribadatan Konsep rumah bagi masyarakat desa Konsep pakaian dalam kaitannya dengan identitas diri/kelompok Jenis-jenis teknologi yang digunakan dalam aktivitas produksi Peralatan rumah tangga Proses adopsi teknologi modern Sistem mata pencaharian berburu dan meramu Sistem mata pencaharian bercocok tanam Sistem mata pencaharian industri berbahan baku hasil hutan dan non hutan Sistem pengendalian sosial Sistem penanganan masalah dan konflik sosial Mekanisme persidangan adat Posisi putusan-putusan adat dalam pandangan masyarakat desa Komponen pengetahuan terkait dengan hutan Komponen pengetahuan terkait dengan aktivitas mata pencaharian (perubahan musim dan cuaca)
-9-
-
Komponen
Obyek Komponen pengetahuan terkait dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara
2. Analisis Stakeholder a. Siapa stakeholder kunci dari bentang alam dan sumber daya alam. b. Apa kepentingan mereka. c. Bagaimana mereka berinteraksi. d. Bagaimana mereka berinteraksi dengan landscape. e. Siapa pengambil keputusan dalam pengelolaan sumber daya alam. f. Apakah ada potensi konflik atau ketidakadilan dalam mengakses sumber daya alam? Disertai dengan kegiatan yang diusulkan. g. Apakah ada bias sektoral dalam pemanfaatan sumber daya alam. (Misal: pertambangan, kehutanan, karet, kopi, cinnamons) h. Apakah ada transparansi dalam alokasi izin penggunaan sumber daya. 3. Konteks Pembangunan a. Assessed dan list semua kegiatan yang terkait dengan Green Prosperity dan Non-Green Prosperity yang berpotensi mempengaruhi program dan aktivitas Landscape – Lifescape. b. Jelaskan dampak yang akan terjadi yang terkait dalam pelaksanaan program dan aktivitas Landscape – Lifescape. 4. Analisis Risiko a. Mengidentifikasi resiko resiko yang akan timbul dalam pelaksanaan program dan akan berdampak pada program (internal dan eksternal). b. Mengidentifikasi strategi mitigasi dan orang atau pihak yang bertanggung jawab untuk mengurangi dan memantau strategi tersebut. D. Metodologi Survei Lifescape akan akan dilakukan melalui interview, diskusi kelompok terfokus (FGD) akan dilakukan apabila ada kecenderunmgan yang ekstrim. Substansi utama
- 10 -
-
adalah memberikan pertanyaan untuk kelompok sasaran untuk mengumpulkan informasi kunci dari peserta. Tantangan utama untuk mengumpulkan peserta untuk menghadiri pertemuan.
E. Deliverable: Deliverable kegiatan riset ini adalah Laporan Lifescape Analysis termasuk lampiran dokumen pendukung seperti: 1. Catatan hasil pertemuan/FGD/ interview narasumber terkait 2. Kuisioner 3. Dokumentasi berupa foto, peta, video, dll 4. Data-data pendukung lainnya
F. Reporting responsibility: Konsultan akan melaporkan dan memberikan hasil capaian kepada Team Leader, Implementing Project Coordinator dan Project Manager Cluster 3 G. Jangka Pembayaran: Metode pembayaran dilakukan 3 tahap: 1. Tahap 1 : 30 % saat tandatangan Kontrak 2. Tahap 2 : 40 % saat memberikan Draft Laporan 3. Tahap 3 : 30 % saat memberikan Laporan Final H. Budget Semua pembiayaan akan di lakukan oleh WWF I. Waktu Pelaksanaan
Activities
I
Juli II III
IV
I
Agustus II III IV
Life-scape Persiapan dan pembuatan kuisioner Pembentukan team Enumerator Merangin dan Kerinci (two groups)
- 11 -
-
Training Enumerator Pengumpulan data qualitative oleh enumerator Data tabulasi dan analysis Penulisan laporan
J. Supporting documents required: 1. Copy of ID / KTP 2. Copy of NPWP 3. Bank Information (name written, bank account, bank address, SWIFT code – for US payment). 4. Email address 5. Phone number 6. CV’s 7. Referensi
- 12 -