TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI Erfinia Deca Christiani,S.Pd., M.Pd Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo
[email protected] (diterima: 21.12.2014, direvisi: 28.12.2014)
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelayakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar IPA SD dengan pokok bahasan energi. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen dengan one group pretest and posttest design. Subjek penelitian pada ujicoba I adalah 10 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki pada siswa kelas 4 SD Mutiara Bunda 1 Sidoarjo. Data yang diperoleh melalui pengamatan menunjukkan bahwa keterlaksanaan RPP dalam ujicoba I sesuai yang direncanakan dalam RPP. Hasil belajar siswa pada uji coba I telah mencapai ketuntasan. Hasil perhitungan indeks sensitivitas menunjukkan bahwa semua butir soal sensitif terhadap pengaruh pembelajaran. Berdasarkan fakta-fakta di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing mampu untuk meningkatkan hasil belajar IPA SD pada pokok bahasan energi. Kata-kata Kunci: Model inkuiri terbimbing, hasil belajar IPA SD, energi Pendahuluan Perlunya
kompetensi dasar yang dapat dipelajari dan perubahan
kurikulum
karena adanya kelemahan yang ditemukan dalam KTSP bahwa kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan,
belum
sepenuhnya
menggambarkan
pribadi
peserta
didik.
Dalam hal ini kompetensi yang perlu dikembangkan
dalam
kurikulum
2013
antara lain pendidikan karakter, kesadaran lingkungan,
pendekatan
dan
metode
konstruktifiktif, keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan (Mulyasa, 2013). Beberapa prinsip perlu dikembangkannya kurikulum 2013 antara lain: 1) kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa
setiap
sikap,
pengetahuan,
ketrampilan berpikir dan engetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk
dikuasai
peserta
didik,
2)
kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentra dan aktif dalam belajar, 3) kurikulum harus relevan
dengan
kebutuhan
hidup,
4)
penilaian hasil belajar ditujukan untuk memperbaiki
pencapaian
kompetensi
(Muhajir, 2013). Selain itu kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan kewarganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkonstribusi
pada
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dir sendiri dan alam sekitar
ISSN 2354-6948 serta prospek pengembangan lebih lanjut
kelulusan minimal (KKM) 75 adalah 4 dari
dalam menerapkannya di kehidupan sehari-
16 siswa. Dari keseluruhan siswa yang
hari. Pendidikan IPA diarahkan inkuiri dan
nilainya dibawah KKM adalah 75%.
berbuat sehingga dapat membuat peserta didik
untuk
memperoleh
Beberapa
pemahaman
(Wahyudi,
tentang alam sekitar.
penelitian
2010)
yang
dilakukan
menyimpulkan
bahwa pembelajaran dengan model inkuiri
Berdasarkan hasil observasi dikelas
terbimbing
terlaksana
dengan
baik,
4 SD Mutiara Bunda 1 Sidoarjo tahun
peningkatan rata-rata hasil belajar cukup
pelajaran 2013-2014, diperoleh informasi
signifikan karena secara individu siswa
yang berkaitan dengan kegiatan kegiatan
mencapai ketuntasan belajar meningkat dari
pembelajaran yang selama ini dilakukan,
13 siswa menjadi 38 siswa, pemahaman
bahwa pembelajaran yang diawali dengan
konsep meningkat dari 60% siswa yang
kegiatan
dan
tidak paham berkurang sampai 5% siswa
motivasi bagi siswa. Kegiatan selanjutnya
yang tidak paham. Penelitian lain dilakukan
adalah
(Amin,
awal
guru
berupa
apersepsi
menyampaikan
materi
tentang
pengembangan
pembelajaran secara langsung dan siswa
perangkat dengan model
guided inquiry,
menyimak hal yang disampaikan oleh guru.
siswa diajak untuk belajar memahami
Kegiatan pembelajaran ditutup oleh guru
materi listrik dinamis melalui kegiatan
dan siswa dengan merfleksikan materi yang
eksperimen.
telah dipelajari. Proses pembelajaran di
2012)
Berdasarkan uraian di atas, yang
Mutiara Bunda 1 sidoarjo cenderung masih
menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
berpusat pada guru, kegiatan pembelajaran
1.
dilaksanakan
dengan
metode
ceramah
Bagaimana hasil belajar IPA SD pokok bahasan energi menggunakan model
dengan guru sebagai pengendali dan aktif
inkuiri terbimbing?
menyampaikan informasi sehingga kegiatan
2.
Selain itu untuk menentukan kelayakan
pembelajaran tidak terlaksana dengan baik,
perlu diketahui kualitas pembelajaran
maka nilai hasil tes siswa juga kurang baik.
dalam model pembelajaran inkuiri
Hal ini terlihat pada hasil ulangan harian
terbimbing untuk meningkatkan hasil
KD 3.4 membedakan berbagai bentuk
belajar IPA SD dengan pokok bahasan
energy
energi:
melalui
pengamatan
dan
mendeskripsikan pemanfaatannya dalam
a.
Bagaimana keterlaksanaan RPP
kehidupan sehari-hari. Pada skala 0-100,
menggunakan model pembelajaran
nilai terendah yang dicapai siswa 40, nilai
inkuiri terbimbing dengan pokok
tertinggi 85, nilai rata-rata ulangan harian
bahasan energi?
69,5. Jumlah siswa yang mencapai kriteria 2
ISSN 2354-6948 b.
Bagaimana model
validitas
perangkat
pembelajaran
berdasarkan
inkuiri
hasil
Pembelajaran ini diterapkan agar siswa
terbimbing dengan pokok bahasan
bebas
energi?
mereka pelajari.
Ilmu
pengetahuan
Alam
penyelidikannya.
(IPA)
mengembangkan
Pendekatan
konsep
inkuiri
yang
terbimbing
adalah usaha manusia dalam memahami
adalah pendekataan inkuiri yang saat guru
alam semesta melalui pengamatan yang
membimbing siswa melakukan kegiatan
tepat pada sasaran, serta menggunakan
dengan memberi pertanyaan awal dan
prosedur dan dijelaskan dengan penalaran
mengarahkan pada suatu diskusi. Dengan
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
pendekatan
Menurut Marjono dalam (Susanto, 2013)
berorientasi
hal
petunjuk dari guru, sehingga ia mampu
yang
harus
diutamakan
adalah
bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu
ini,
siswa
kepada
belajar
lebih
bimbingan
dan
memahami konsep-konsep pelajaran.
dan daya pikir kritis siswa terhadap suatu
Pada
masalah.
fase
pendahuluan,
guru
menarik perhatian siswa dengan melakukan
Piaget
dalam
2011)
apersepsi atau menunjukkan media yang
sebagai
merupakan pengantar untuk masuk ke
pembelajaran yang mempersiapkan siswa
dalam materi pembelajaran. Perhatian ini
untuk
diciptakan agar siswa lebih fokus dan
mendefinisikan
(Julianto,
model
melakukan
inkuiri
eksperimen
sendiri.
Sementara itu (Hamalik, 2003) menyatakan
berkonsentrasi
bahwa model pembelajaran inkuiri adalah
pelajaran. Pada tahap selanjutnya, guru
suatu strategi yang berpusat pada siswa.
tidak
Model pembelajaran ini menuntut siswa
penjelasan mengenai materi pelajaran tetapi
untuk menemukan sebuah pengalaman
membimbing
sebagaimana
dan
materi pelajaran dengan cara menemukan
mengembangkan ilmu (Brickman, 2009).
sendiri. Guru memberikan beberapa contoh,
Menurut (Eggen, 2012), temuan terbimbing
kemudian siswa mulai mengamati contoh-
adalah satu model mengajar di mana guru
contoh yang diberikan guru dalam bentuk
memberi
topik
gambar. Di sini siswa mulai berfikir untuk
untuk
membandingkan contoh-contoh yang telah
memahami topik tersebut. Dalam model
diberikan guru dan yang siswa temukan
pembelajaran
sendiri. Fase konvergen dirancang untuk
spesifik
ilmuan
siswa dan
menemukan
contoh-contoh
memandu
inkuiri
siswa
terbimbing,
guru
secara
untuk menerima
langsung
siswa
untuk
memberikan
memahami
hanya memfasilitasi siswa dan mendorong
memastikan
siswa
dan
meningkatkan keterlibatan serta motivasi
menemukan sendiri pengetahuan tersebut
siswa (Eggen&Kauchack, 2013). Guru
untuk
mengungkapkan
3
keberhasilan
materi
siswa
dan
ISSN 2354-6948 memberikan sejumlah pertanyaan yang
dalam upaya meningkatkan hasil belajar
membimbing siswa untuk mencapai suatu
IPA SD dengan pokok bahasan energi.
pemahaman tentang konsep dalam fase ini
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
harus ada interaksi antara guru dan siswa
kelas 4 yang terdiri dari 16 siswa yakni 10
sehingga
pemahaman
siswa perempuan dan 6 laki-laki, untuk uji
terhadap konsep materi pelajaran. Pada fase
coba 1 dan uji coba 2. Selain itu perangkat
penutup dan penerapan guru membimbing
pembelajaran juga menjadi subjek dalam
siswa untuk lebih memahami konsep
penelitian ini, yakni Silabus, RPP, tes hasil
tentang materi pelajaran dan memberikan
belajar dan lembar penilaian. Rancangan
kesempatan
mengembangkan
penelitiannya adalah “One Group Pretest
kemampuan mereka mengenali informasi
and Posttest Design” yaitu eksperimen
yang tidak relevan. Pada penerapan, konsep
yang dilakukan pada suatu kelompok saja
diterapkan siswa pada saat diberikan tugas-
tanpa kelompok pembanding
mencapai
siswa
suatu
tugas mengenai materi pelajaran baik di
Penelitian ini meliputi tiga tahap
sekolah ataupun tugas lanjutan di rumah.
yaitu tahap persiapan penelitian, tahap
Pada tahap awal, guru banyak
pelaksanaan penelitian dan tahap akhir
memberikan bimbingan. Kemudian pada
penelitian. Pada tahap persiapan, peneliti
tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut
elakukan studi literatur teori yang relevan
dikurangi,
mengenai model pembelajaran yang akan
sehingga
siswa
mampu
melakukan proses inkuiri secara mandiri.
digunakan,
Selama berlangsungnya proses belajar, guru
pembelajaran yang meliputi: 1) Silabus, 2)
harus memantau kelompok diskusi siswa,
RPP, 3) Tes hasil belajar, 4) Lembar
sehingga
penilaian, membuat instrumen penelitian,
guru
sanggup
memberikan
petunjuk-petunjuk kepada siswa.
merancang
perangkat
memvalidasi perangkat pembelajaran dan
Menurut (Susanto, 2013) bahwa
instrumen
penelitian
kepada
dosen
hasil belajar yaitu perubahan-perubahan
pembimbing serta validator ahli yang
yang terjadi pada diri siswa, baik yang
dimaksud
menyangkut aspek kognitif, afektif dan
kebenaran isi dan struktur bahasa yang
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
digunakan. Pada tahap pelaksanaan, peneliti
belajar
memberikan tes awal untuk mengukur hasil
untuk
mengkaji
terhadap
belajar siswa sebelum diberi perlakuan. Metode Penelitian ini tergolong penelitian
Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran inkuiri
pre-eksperimen untuk menguji efektivitas
terbimbing
model pembelajaran inkuiri terbimbing
pembelajaran. 4
dengan
observer
Setelah
itu
selama peneliti
ISSN 2354-6948 memberikan tes akhir untuk mengukur
Hasil
validasi
LKS
penilaian
peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan rentang skor antara 1-4,
diberi perlakuan, memberikan penilaian
dengan kriteria sangat baik (1), baik (2),
aspek
kinerja
cukup baik (3), kurang (4). Jumlah rata-
berkelompok
rata penilaian validasi oleh validator adalah
dengan rubrik yang sudah disediakan. Pada
67 dan frekuensi kesepakatan oleh kedua
tahap akhir penelitian, peneliti mengolah
validator adalah 60. Hasil validasi Tes Hasil
data
serta
Belajar Kognitif, penilaian menggunakan
menganalisis instrumen yang lain seperti
rentang skor antara 1-4, dengan kriteria
lembar observasi, menganalisis data hasil
sangat baik (1), baik (2), cukup baik (3),
penelitian
temuan
kurang (4). Jumlah rata-rata penilaian
kesimpulan
validasi oleh validator adalah 40,5 dan
sikap
(psikomotor)
hasil
(afektif) saat
pretest
dan
siswa
dan
dan
posttest
membahas
penelitian,
memberikan
berdasarkan
hasil
data,
frekuensi kesepakatan oleh kedua validator
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil
adalah 37. Hasil perbandingan validator 1
penelitian.
dan validator 2 pada validasi RPP, LKS dan
Instrumen
pengolahan
penelitian
yang
Tes Hasil Belajar maka didapat persentase
digunakan antara lain lembar tes hasil
reliabiltas sebesar 89%. Persentase tersebut
belajar, lembar pengamatan, dan lembar
menunjukan bahwa perangkat pembelajaran
validasi perangkat pembelajaran. Teknik
RPP berada dalam kategori reliabel sangat
pengumpulan data yang dilakukan antara
tinggi (80%< R ≤100%)
lain dengan observasi dan tes hasil belajar
Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP pertemuan 1 dengan jumlah rata-rata
Hasil Perangkat
pembelajaran
nilai antara dua pengamat adalah 55,5.
yang
Frekuensi kesepakatan yang sama antara
divalidasi antara lain RPP, LKS dan Tes
dua pengamat adalah 52. hasil pengamatan
Hasil Belajar. Validasi ini bertujuan untuk
keterlaksanaan RPP pertemuan 1 dengan
menelah kualitas perangkat. 1 mengenai
jumlah rata-rata nilai antara dua pengamat
hasil validasi RPP, penilaian menggunakan
adalah 51. Frekuensi kesepakatan yang
rentang skor antara 1-4, dengan kriteria
sama antara dua pengamat adalah 37. Dari
sangat baik (1), baik (2), cukup baik (3), kurang (4).
hasil
Jumlah rata-rata penilaian
perbandingan
pengamat
1
dan
pengamat 2 pada instrumen keterlaksaan
validasi oleh validator adalah 83,5 dan
RPP dan didapat persentase reliabilitas
frekuensi kesepakatan oleh kedua validator
sebesar
adalah 73.
83,56%.
menunjukan
Persentase bahawa
tersebut perangkat
pembelajaran RPP berada dalam kategori 5
ISSN 2354-6948 reliabel sangat tinggi (80%< R ≤100%).
bentuk energi air sesuai prosedur sebesar
Persentase
3,25 dengan kriteria mulai berkembang.
keterlaksanaan
tahap-tahap
pembelajaran dengan model pembelajaran
Pada rata-rata
inkuiri terbimbing pada pertemuan 1 dan
data sebesar didemontrasikan secara lisan
pertemuan 2 adalah 100% dengan kategori
dan
maksimal. Adapun sensitivitas butir soal
data
hasil belajar
berkembang.
Sensitivitas Butir Soal Nomor Sensitivitas Kriteria Butir Soal 1 0,62 Sedang 2 0,56 Sedang 3 0,75 Tinggi 4 0,56 Sedang 5 0,62 Sedang 6 0,68 Sedang 7 0,62 Sedang 8 0,37 Sedang 9 0,50 Sedang 10 0,37 Sedang 0,56 Sedang Rata-rata Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa
sebesar 3 dengan
pengumpulan kriteria
mulai
terbimbing oleh kedua validator adalah 3,47 dengan kriteria baik. Pada langkah-langkah kegiatan di RPP telah mengacu pada model inkuiri terbimbing. Pertanyaan awal di berikan guru dan mengarahkan pada suatu diskusi yang berorientasi kepada bimbingan dan
petujuk
guru
(Putra
2013:
96).
Bimbingan hanya diberikan di tahap awal, selanjutnya bimbingan tersebut di kurangi,
1
tetapi guru memantau kelompok yang
siswa dari 16 siswa tidak tuntas belajar
sedang berdiskusi sehingga guru masih
karena persentase indikator yang dicapai
mampu
≥ 65%. Secara
siswa. Pada awal pembelajaran sebelum
klasikal
data
melakukan
membuat
Pembahasan Hasil rerata validasi RPP inkuiri
individual
didapatkan
terampil
RTK terampil
suatu
kelas
memberikan
petunjuk
kepada
dikatakan tuntas belajar apabila ≥ 85%
menuju
telah tuntas belajar. Dari hasil yang telah
menarik
didapat secara klasikal ketuntasan belajar
memberikan
sebesar 93,75% sehingga dikatakan telah
memunculkan
tuntas belajar. Berdasarkan hasil penilaian
Kegiatan sederhana tersebut merupakan
afektif
lanjutan n dari materi energi yang akan di
didapatkan rata-rata dari seluruh
Rincian
Tugas Kinerja
(RTK)
sebesar
3,5
kriteria mulai
dengan
siswa
kegiatan
inti,
perhatian kegiatan
guru
berusaha
siswa
dengan
sederhana
yang
pertanyaan-pertanyataan.
bahas pada kegiatan inti. Selanjutnya siswa mengamati
kegiatan
yang
dilakukan
berkembang. Berdasarkan hasil penilaian
temannya, disini guru membimbing siswa
psikomotor
untuk
siswa
didapatkan
rata-rata
dari Rincian Tugas Kinerja (RTK) siswa terampil
mengidentifikasi
merumuskan
membuat hipotesis.
perubahan 6
pertanyaan
dan
ISSN 2354-6948 Rerata hasil validasi LKS oleh
pengamat, didapatkan persentase reliabilitas
kedua validator adalah 3,19 dengan kriteria
sebesar
baik. Pada kegiatan LKS, siswa mengamati
menunjukan
dan menemukan pengetahuannya sendiri
pembelajaran RPP berada dalam kategori
secara berkelompok. Peran guru ketika
reliabel sangat tinggi (80%< R ≤100%).
siswa melakukan kegiatan sesuai petunjuk
Persentase
LKS adalah membimbing siswa yang
pembelajaran dengan model pembelajaran
mengalami kesulitan. Hal ini di dukung
inkuiri terbimbing pada pertemuan 1 dan
dengan teori vygotsky bahwa bimbingan
pertemuan 2 adalah 100% dengan kategori
gutu telihat secara tertulis dalam langkah-
maksimal. Hal ini menekankan bahwa
langkah
pembelajaran model inkuiri memberikan
kegiatan
bagi
siswa
yang
mengalami kesulitan.
83,56%.
Presentase bahawa
tersebut perangkat
keterlaksanaan tahap-tahap
pengalaman belajar untuk merancang suatu
Pada tes hasil belajar kognitif, rata-
karya dan kompetensi bekerja yang ilmiah.
rata validasi yang diperoleh dari validator
Sulistyorini (2007:39) bahwa pembelajaran
adalah 3,6 dengan kategori baik. Pada tes
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
hasil belajar kognitif meacu pada perbaikan
ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
taksonomi blomm domain kognitif antara
berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
lain 1) C1 mengingat, 2) C2 memahami, 3)
mengkomunikasikannya
menerapkan, 4) C4 menganalisis, 5) C5
penting kecakapan hidup
sebagai
aspek
menilai, 6) C6 mencipta (Peggy Detmer,
Persentase ketuntasan belajar siswa
2006). Selain itu juga ada lembar penilaian
secara individual, di temukan 1 siswa yang
afektif dan pskimotor yang telah divalidasi.
tidak tuntas. Sedangkan secara klasikal,
Cacatan yang di berikan validator pada
persentase
lembar
pada
adalah 93,75%. Hal ini sesuai dengan hasil
diganti
penelitian Hasanuddin (2013) menunjukan
misalnya dengan karakter disiplin atau
bahwa model penemuan terbimbing dapat
teliti. Lembar penilaian afektif telah di
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV.
penilaian
penilaian
afektif
karakter
jujur
adalah bisa
perbaiki oleh peneliti. Pada
keterlaksaan
ketuntasan
hasil
belajarnya
Peran guru dalam hal ini adalah pembelajaran
tidak hanya sekedar menilai hasil jawaban
RPP yang diamati oleh dua pengamat pada
siswa tetapi memahami setiap proses yang
pertemuan 1 diperoleh rerata 3,26 dengan
dilewati
kategori baik dan 3,24 pada pertemuan 2
tersebut. Setiap proses yang terjadi pada
juga dengan kategori baik. Dihitung dari
diri siswa itu menyangkut kognitif, efektif
jumlah penilaian kedua pengamat dan
dan psikomotor sebagai hasil kegiatan
frekuensi
belajar (Susanto,2013:5). Pada penilaian
yang
didapat
dari
kedua 7
siswa
untuk
mencapai
hasil
ISSN 2354-6948 afektif siswa dan penilaian psikomotor
1.
Perlu
model
pembelajaran
inkuiri
siswa, dari hasil penilaian guru di dapatkan
terbimbing untuk pelajaran IPA SD
hasil dengan kategori mulai berkembang.
dengan materi yang berbeda
Jadi hasil belajar juga merupakan suatu
2.
Model inkuiri terbimbing merupakan
kompetensi atau kecakapan yang dapat
model
pembelajaran
dicapai oleh siswa setelah melakukan
mengembangkan kemampuan berpikir,
kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
bersikap dan bertindak siswa secara
di laksanakan oleh guru di suatu sekolah
ilmiah.
dan kelar tertentu (Sudjana, 2000:7).
kemampuan tersebut sering dilatih
Untuk
itu
yang
diharapkan
untuk mengembangkan kemandirian Simpulan Dari hasil analisis data dan diskusi
dan kemampuan membangun konsep dan pengetahuan siswa dalam belajar.
penelitian tentang kelayakan model inkuiri terbimbing untuk meingkatkan hasil belajar
Daftar Pustaka Brickman, P. 2009. “Effect of inquiry Based Learning on Student Science Literacy Skill and Confidence”. International journal for The Scholarship of teaching and Learning. Vol. 3, No.2 pp. 1-22.
IPA SD dapat disimpulkan bahwa: 1.
Hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 93,75% dengan kriteria tuntas. Adapun
penilaian
afektif
dan
psikomotor dengan kategori mulai Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012. Staretgi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Pt Indeks.
berkembang. 2.
Keterlaksanaan RPP dengan model inkuiri
terbimbing dengan kategori
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
maksimal/sangat baik. 3.
Perangkat pembelajaran yang telah
Julianto, Dkk. Teori dan Implementasi Model-Model Pembelajaran Inovatif. 2011. Surabaya: Unesa University Press
disusun dengan kategori baik. 4.
Model
pembelajaran
inkuiri
layak
untuk meningkatkan hasil belajar IPA SD. Terlihat dalam ketuntasan belajar secara
klasikal
dan
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya
presentase
keterlaksanaan RPP.
Putra, Sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press
Saran Dari hasil efektifitas model inkuiri
Sulistyorini, Sri. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana
untuk meningkatkan hasil belajar IPA SD, peneliti menyarankan sebagai berikut: 8
ISSN 2354-6948 Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
9
ISSN 2354-6948
10
ISSN 2354-6948
11