Pengantar Kriminologi Yusuf Faisal Ali., M.H
Teori Penyebab Kejahatan
No Teori/Pendekatan 1
Faktor Psikopati (Penyakit Psikologi)
2
Teori Imitasi (Imitation Theory)
3
Teori Cacat Mental dan Sakit Jiwa Inteligensia (Kecerdasan)
4 5 6
Teori Transmisi Budaya (Cultural Transmission Theory) Teori Biososial
7
Teori Ferri
8
Teori Garofalo
9
Teori Goring
10 11
Teori Dudgale Teori Moniz
Uraian Setiap tingkah laku manusia mempunyai tujuan dan makna bagi orang tersebut. Tingkah laku jahat disebabkan ketidakmampuan pengendalian. Dorongan orang melakukan kejahatan bukan disebabkan kehendak bebas, melainkan disebabkan dorongan ketidaksadaran. Orang menjadi penjahat disebabkan belajar antara satu dengan yang lainnya melalui peniruan (imitasi), seperti anak yang lebih muda meniru temannya yang lebih tua. Cacat mental dan sakit jiwa merupakan penyebab kejahatan. Faktor Kecerdasan merupakan penyebab tingkah laku jahat.
Tokoh/Ahli
Tahun
Sigmun Freud
1956-1939
Gabriel Tarde
1843-1904
J.E.D Esquirol Isac Ray Goddard
1772-1840 1807-1881 1914, 1921& 1927 1931-1942
Kawasan perkotaan yang mengalami disorganisasi sosial Cliford R. melahirkan kejahatan yang ditransmisikan antara generasi satu ke Henry D. Mekay generasi berikutnya. Faktor biologis lingkungan dan pembelajaran adalah penyebab Edmun O. Wilson kejahatan. Faktor individu dan lingkungan yang mempengaruhinya sebagai Enrico Ferri sebab kejahatan. (Murid Lombroso) Faktor bawaan dari lahir dan lingkungan menjadi sebab individu Raffaelle Garafalo melakukan kejahatan. (Murid Lombroso) Ketidakstabilan mental menjadi sebab individu melakukan Carles Goring kejahatan. Keturunan sebagai penyebab kejahatan. Robert Dudgale Ketidakberesan otak memicu aksi kriminal. Abtonio Moniz
1970 1956-1929 1852-1934 1870-1919 1841-1883 1935
Pengantar Kriminologi Yusuf Faisal Ali., M.H
12
Teori Mark Ervin
13
Teori Quetelet
14
Teori Guerry
15 16
Teori Durkheim Teori Merton
17
Teori Perbedaan Struktur Kesempatan (Diferential Ofortunity Structure Theory) Teori Lower Class
18 19 20 21
Focal Concern Nilai-nilai Bawah Tanah (Subteronean Values) Teori Sellin
22
Teori WalfgangFerracuti
23
Teori Zona Konsentrasi (Ekologi) Natural Areas (Ekologi) Teori Wirth
24 25 26 27
Teori Disorganisasi Sosial Teori Differential Association
Ketidakberesan mental akibat rusaknya otak sebagai penyebab tingkah laku kriminal. Masyarakat heterogen, miskin dan pendidikan rendah menjadi penyebabnya tingginya angka kejahatan. Kondisi sosial dan hukum suatu tempat menjadi penyebab tingginya angka kejahatan. Anomi (ketidakberdayaan hukum) merupakan penyebab kejahatan Anomi sebagai kesenjangan antara cara dan tujuan budaya dapat menimbulkan prilaku menyimpang. Kelas bawah mempunyai banyak pilihan untuk melakukan penyimpangan lingkungan. Mereka memberi kesempatan terciptanya aktivitas criminal.
Veron Mark Frank Ervin Adholfhe Quetelet
Richard Cloward Liyod Ohlin
1960
Tingkah laku penyimpangan merupakan reaksi kelas bawah (lower class) untuk meraih status kelas social menengah (middle class). Delinquen merupakan hasil dari budaya kelas bawah. Kejahatan muncul dari suatu nilai bawah tanah karena nilai tersebut tidak diakui sebagai status resmi. Kejahatan disebabkan pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Masyarakat yang tingkat kejahatannya tinggi memiliki budaya kejahatan yang seius pula.
Albert Cohn
1955
Walter Miller Sykes dan Matza
1958 1957
Thorsten Sellin
1938
Marvin E. Wolfgang Franco Ferracuti Robert E. Park Ernest W. Burgess Robert E. Park Lois Wirth
1967
Cliford Shaw David Mc. Kay. Edwin Sutherland
1969
Kondisi lingkungan dapat memunculkan kejahatan. Kejahatan lebih disebabkan lingkungan, bukan kehendak manusia. Transisi masyarakat desa menuju masyarakat urban melahrikan kejahatan. Kejahatan lebih disebabkan disorganisasi sosial, bukan karena individual. Tingkah laku kejahatan merupakan hasil dari pembelajaran social (social learning).
Andre Michel Guerry Emile Durkheim Robert Merton
1970 1978-1874 1825 1958-1917 1938
1925 1925 1983
1934
Pengantar Kriminologi Yusuf Faisal Ali., M.H
28
Teori Differential Reinforcement
29
Teori Lasley
30
Kejahatan Merah Putih (White Colar Crime) Teori Pertahanan Diri (Containment Theory)
31
Kejahatan merupakan hasil dari penegakkan yang berbentuk hadiah (reward) dan hukuman (punishment). Tingkah laku manusia dapat diatur oleh hukuman atau hadiah melalui reinforcement. Semakin seseorang membuka diri terhadap minuman keras (kejahatan), semakin terbuka baginya untuk menjadi korban atau menjadi pelaku kejahatan. Menguraikan kejahatan yang dilakukan oleh kalangan berdasi, pejabat tinggi atau kalangan terhormat Kejahatan disebabkan oleh lemahnya pertahanan internasional invididu dan atau lemahnya pertahanan eksternal (lingkungan sosial). Kejahatan diakibatkan oleh rusaknya keterikatan social antara undividu dan masyarakat.
32
Teori Keterikatan Sosial (Social Bond Theory)
33
Teori Labeling (Labeling Theory)
Individu dianggap melakukan penyimpangan disebabkan tingkah lakunya dinilai menyimpang oleh orang lain atau agen control social.
34
Primary Deviance dan Secondary Deviance
Penyimpangan primer belum dianggap kejahatan serius dan masih ada kesempatan individu bertingkah laku rasional. Penyimpangan sekunder menjadikan individu dianggap sebagai penjahat sehingga pelaku memposisikan dirinya sebagai penjahat yang sebenarnya. Dua kelompok yang terlibat konflik—yaitu kelompok yang menguasai dan kelompok yang dikuasai. Kelompok pertama memegang dominasi social, sedangkan kelompok kedua menjadi pihak yang didominasi. Proses pembuatan, penghapusan dan pelaksanaan hukum terjadi melalui proses politis dari persaingan antar kelompok. Tingkah laku criminal disebabkan oleh perlawanan terhadap hukum yang berlaku pada saat itu. Tingkah laku kriminal memiliki kaitan politis. Pengadilan kriminal
35
Imprativeli Coordinated Association (Pemikiran Kriminologi Kritis)
36
Teori Vold
37
Teori Quiney
Robert L. Burgess Ronald L. Akers
1966
J.R. Lasley
1989
Edwin Sutherland
1934
Warter Rockless
1961
Travis Hireschi
1969
Frank Tanabaum Howard Becker Kai Ericson Schur Sehrag
1938 1963 1962 1972 1971
Edwin Lemert
1951
Relf Dahrendorf
1959
George Vold
1958
Richard Quiney
1970
Pengantar Kriminologi Yusuf Faisal Ali., M.H
38
Teori Chamblis dan Saidman
39
Teori Feminis Radikal (Radical Feminist Theory) Teori Tempat Kejahatan (Theory of the Ecology of Crime)
40
41
Teori Aktivitas Rutin (Rutiner Activity Theory)
42
Teori Mendelson
43
Teori Vonheting
44
Teori Gaya Hidup
45
Teori Cohn-Felson
46
Reasoning Criminal
47
Teori Hogh
48
Teori Miethe dan Meier
lebih berpihak kepada penguasa atau kelas sosial atas. Masyarakat yang semakin kompleks dan kepentingan individu yang semakin berbeda menjadi penyebab kejahatan. Perbedaan gender dan eksploitasi korban perempuan menjadi penyebab timbulnya kejahatan terhadap perempuan. Kondisi kawasan yang unik merupakan sebab kejahatan. Keunikan meliputi kepadatan, kemiskinan pemakaian fasilitas secara bersama, pondokan sementara dan kawasan kumuh tak terpelihara. Kejahatan diakibatkan oleh adanya korban yang cocok. Ada enam tipologi keterkaitan korban dengan kejatahan—yaitu korban yang tidak bersalah, korban yang sedikit kesalahan sebagai pelanggar, korban dengan kesalahan lebih besar dariapada sebagai pelanggar, korban yang benar-benar bersalah, korban yang menjadi pendorong (terjadinya kejahatan), korban imajener. Tindakan kejahatan dengan kekerasan umumnya dipicu oleh korban kejahatan. Karakteristik demografis—seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan mempunyai kaitan penting dengan tindakan kejahatan. Orang yang sering berada di luar rumah berpeluang tinggi menjadi korban kejahatan. Penjahat mencari korban yang dinilai mampu memberi hasil tinggi dengan resiko sekecil-kecilnya. Korban potensial adalah penjahat yang banyak tahu tentang korban, memiliki target menarik dari segi harta, dan korban tidak mempunyai perlindungan. Individu menjadi target kejahatan disebabkan beberapa factor kedekatan pada kejahatan (proximity to craim), membuka diri
William J. Chamblis Robert B. Saidman James Messrschmidt
1971
Rodney Stark
1987
Felson
1997
Mendelson
1963
Von Henting
1946
Hindelan Gottfred son Garapalo
1978
Cohn Felson Cornish Clarke
1979
Hough
1987
Thance D. Miethe
1994
1986
1986
Pengantar Kriminologi Yusuf Faisal Ali., M.H
49
Teori Hot Spot
terhadap kejahatan (exposure to craim), sasaran menarik (target attractiveness), dan tidak adanya perlindungan (guardiansif). Kawasan titik api (hot spots) merupakan pusat konsentrasi penjahat pada kawasan tersebut terhadap variasi kejahatan dalam jumlah besar.
Robert F. Meier Sherman Ghartin Buerger
1989