Teori Musik Dasar
Musik adalah salah satu produk kebudayaan,baik musik yang tercipta dari sistem komunal seperti Musik Tradisi maupun musik yang diciptakan oleh perorangan seperti Musik Classic ,Jazz,Rock,Pop dan yang lainnya. Sebagai produk budaya maka setiap Musik mempunyai sistem yang difahami oleh pembuat Musik dan orang yang memainkannya. Hal yang paling mendasar dari musik adalah Ruang ( Scale & Interval) dan Waktu (Ritme & Metrum)dan juga ada elemen yang mengandung kedua unsur tersebut seperti Tekstur & Dynamic. Karena itu hasil karya Musik ataupun Arrangement Musik ditentukan oleh pemahaman Teori Musik dari orang yang membuatnya Jadi untuk memahami musik kita harus memahami hal yang paling penting ( Fundamental)dari musik itu sendiri, maka sebelum memulai pelajaran Komposisi kita akan kembali kepada Teori Musik Dasar.
Tempo Cepat atau lambatnya sebuah musik ditentukan oleh Temponya, satuan ukuran Tempo adalah BPM atau Beat Per Minute. Misalnya sebuah musik dimainkan dalam Tempo 120 BPM berarti ada 120 ketuk dalam satu menitnya. Jika dimainkan dalam Tempo 84 BPM berarti ada 84 ketuk dalam satu menitnya,dan seterusnya.
Birama atau Sukat Seperti yang kita ketahui elemen waktu dalam Musik selain Tempo, juga ada Birama atau Time Signature. Elemen ini salah satu dari elemen dasar yang menentukan Irama dari sebuah Musik . Birama atau Time Signature adalah pembagian ketukan dalam kelompok kecil,seperti Birama 4/4 berarti ada 4 ketuk atau 4 not 1/4 dalam 1 birama.Demikian juga dengan Birama 3/4,5/4 atau 7/8. Dari sini kita dapat menyimpulkan jika sebuah sebuah musik dimainkan dalam 4/4 Tempo 120 BPM berarti ada 120 not 1/4 setiap menitnya atau 120 : 4 = 15 Birama 4/4 setiap menitnya. Time Signature atau Birama mempunyai Aksen(Gravitasi pertama dan Gravitasi Kedua),seperti pada Pattern 4/4 ketukan pertama adalah aksen terkuat( Gravitasi Pertama) dan ketukan ketiga adalah aksen kedua terkuat(Gravitasi Kedua), juga pada Pattern 3/4 ketukan pertama yang terkuat setelah itu ketukan ketiga, sedangkan pada Pattern 5/4 ketukan pertama yang terkuat lalu ketiga jika dibagi menjadi 2+3,atau yang keempat jika dibagi menjadi 3+2.Hal ini akan kita bahas lagi pada bab Odd Meter atau Birama Ganjil. Dibawah ini dapat kita lihat beberapa contoh penulisan Birama :
Ritme Satu ketukan dapat disatukan dan juga dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi,akan kita lihat pada contoh dibawah ini :
Ketiga elemen tersebut (Tempo,Metrum & Ritme)adalah elemen dasar dari Musik yang berhubungan dengan Waktu.
Kunci(Key) atau Clef Clef atau kunci adalah tanda untuk menentukan posisi nada,Kunci G (G Clef )adalah kunci untuk nadanada yang tinggi, kunci F (F Clef) untuk nada-nada yang rendah dan kunci C ( C Clef) diantara kedua kunci
yang telah disebutkan. Hal itu akan kita lihat pada contoh dibawah ini
KIita lihat diatas nada C3 pada Kunci G,lalu kitalihat nada yang sama pada Kunci C :
dan nada yang sama pada kunci F :
Untuk penulisan pada Piano & Harpa selalu digunakan 2 Kunci yaitu G & F Clef seperti yang dapat kita lihat dibawah ini :
Tanda Ulang & Tanda Baca Lain nya Setelah kita mengetahui Ritme & Kunci(Clef), sekarang kita mari lihat beberapa tanda dibawah ini .
A ,B ,C
,dst…….adalah tanda untuk menunjukkan bagian dari music .Contoh yang sederhana seperti di dalam Musik Pop terdiri dari beberapa bagian ,seperti Bait 1 ,Bait 2 & Reffrain ,biasanya Ditulis menjadi A1 , A2 & B .
Awal dari Tanda Ulang .
Akhir dari Tanda Ulang ,
Kamar 1 yang ditutup dengan Akhir dari Tanda Ulang & Kamar 2 .
garis birama double (dua garis) ini untuk menunjuk kan pembatas bagian.
Da Capo (Italia) ini berarti di ulang dari awal.
Da Signo (Italia) ini berarti di ulang ketempat yang ada tanda
.
Tanda tempat memulai pengulangan.
Coda (
) adalah Bagian akhir dari musik tersebut.
Final : garis birama untuk menandakan musik sudah selesai.
Jarak Nada (Interval) Selain ukuran waktu (Tempo, Metrum & Ritme)seperti yang telah kita bahas di atas, sebuah Musik selalu
berangkat dari tangga nada tertentu, sedangkan Jarak Nada atau Interval dalam sebuah tangga nada (Scale) dari satu nada ke nada yang lainnya tidak selalu sama. Sekarang kita akan mengulas sedikit persoalan teori terjadinya tangga Nada ( Scale) dan jarak antara satu nada ke nada lainnya ( Interval). Jika sepotong senar yang ditarik hingga tegang dipetik atau dipukul, maka kita akan mendengar nada yang dihasilkan dari tegangan senar tersebut. Sekarang kita bagi senar tersebut menjadi 2 bagian yang sama panjang lalu kita petik,maka kita akan mendengar Nada yang sama menjadi lebih tinggi ( 1 Oktav). Jika kita bagi menjadi 2/3 maka kita akan mendengar Nada yang lainnya ( kwin atau5th), jika kita membagi menjadi 3/4 maka kita akan mendapatkan Nada yang lain lagi ( kwart atau 4th), dan seterusnya,dapat kita lihat pada contoh dibawah ini : Do
-
Re
-
Mi
- Fa
-
Sol
-
La
-
Si
- Do
1
- 9/8 -
5/4 - 4/3 -
3/2 - 5/3 - 15/8 -
2
Hal ini tidak akan kita bahas lebih jauh disini karena untuk membahas persoalan ini kita harus mempelajari Ilmu Fisika Bunyi . Sekarang akan kita lihat nama –nama Interval dengan Jarak dan karakternya dibawah ini : K o n s o n a n
:
tenang & tidak tajam Dissonan : tegang & tajam
Tangga Nada (Scale) Seperti yang sudah kita ketahui satu octave dibagi dengan beberapa nada, contohnya Tangga Nada yang umum dan sering digunakan orang adalah Tangga Nada Mayor yaitu :
Do – Re – Mi – Fa – Sol – La – Si – Do Do adalah Pusat dari Tonalitas (Gavitasi Pertama)dan Sol adalah Pusat kedua (Gravitasi Kedua). Dibawah ini akan kita lihat Tangga Nada C Mayor dan jarak dari setiap nada :
Untuk menuliskan nada yang naik 1/2(2nd minor) atau turun 1/2(2nd minor) digunakan tanda # untuk naik & b untuk turun,seperti yang akan kita lihat dibawah ini :
Dibawah ini akan kita lihat Kromatis (Chromatic)dalam 1 Octave : Naik :
Turun :
Lingkaran Kwin (Circle fifth)
Tangga Nada C Mayor adalah Tangga Nada Mayor Natural. Tangga Nada Mayor dapat dimainkan dari nada lain selain C atau yang dikenal dengan Tangga Nada 1 – 7 # dan Tangga Nada 1 – 7 b. Urutan Tangga Nada 1 – 7 # dan 1 – 7 b ini selalu berjarak Kwin(Perfect 5th) seperti yang akan kita lihat dibawah ini :
7b
6b
5b
4b
3b
2b
1b
N
1#
2#
3#
4#
5#
6#
7#
Cb – Gb – Db – Ab – Eb – Bb – F – C – G – D – A – E – B – F# – C#
Dibawah ini akan kita lihat penulisan notasi Tangga Nada Mayor 1 – 7 # dan 1 – 7 b : Tangga Nada 1#
Tangga Nada 2#
Tangga Nada 3#
Tangga Nada 4#
Tangga Nada 5#
Tangga Nada 6#
Tangga Nada 7#
Tangga Nada 1b
Tangga Nada 2b
Tangga Nada 3b
Tangga Nada 4b
Tangga Nada 5b
Tangga Nada 6b
Tangga Nada 7b
Modal (Modes)
Tangga Nada Mayor dapat dipecah lagi menjadi 7 Modes lagi Jika kita memainkan dari Do menuju ke Do, disebut Ionian atau Tangga Nada Mayor Jika kita memainkan dari Re menuju ke Re, disebut Dorian Jika kita memainkan dari Mi menuju ke Mi, disebut Phrygian Jika kita memainkan dari Fa menuju ke Fa, disebut Lydian Jika kita memainkan dari Sol menuju ke Sol, disebut Mixolydian Jika kita memainkan dari La menuju ke La, disebut Aeolian atau Tangga Nada minor Jika kita memainkan dari Si menuju ke Si, disebut Locrian Setiap Modal mewakili tingkatannya dalam Hirarki Tonalitas dan memiliki karakter Interval yang berbeda-beda antara satu Modes dengan Modal yang lainnya ,seperti yang akan kita lihat dibawah ini :
Kord Kords adalah sekumpulan nada dengan susunan tertentu yang dibunyikan bersama-sama.
Ada 4 pola dasar Chord yaitu : Kord Mayor : Do – Mi – Sol atau 1 – 3 – 5 (Do – Mi = 3rd Mayor, Mi – Sol = 3rd minor) Kord minor : La – Do – Mi atau 6 – 1 – 3 (La – Do = 3rd minor,Do – Mi = 3rd Mayor) Kord Diminished : Si – Re – Fa atau 7 – 2 – 4 (Si –Re =3rd minor,Re – Fa =3rd minor) Kord Aughmented : Do – Mi – Sel atau 1 – 3 – 5# (Do – Mi = 3rd Mayor,Mi – Sel = 3rd Mayor) Pola pembentukan Chords Dasar ini berdasarkan Harmonic Series dari bunyi Instrument Akustik, Pada saat kita membunyikan sebuah instrument apapun, baik itu instrumen Tiup atau Gesek ataupun Dawai seperti Guitar atau Piano, Nada yang dihasilkan tidak hanya Nada Utama yang diinginkan. Jika kita lebih teliti untuk memperhatikan kita akan menangkap Nada – nada Parsial yang dihasilkan bersama Nada Utamanya. Jika kita membunyikan Nada C maka yang akan kita dapatkan adalah Nada C dan Nada – Nada Parsial nya seperti contoh dibawah ini :
Jadi Kord Mayor dapat kita tambahkan seperti : 1 – 3 – 5 – 7
menjadi Mayor 7 1–3–5–7 –9 menjadi Mayor 9 1 – 3 – 5 – 7 – 9 – 11 menjadi Mayor 11
dan seterusnya
Kord dalam Struktur Tonalitas Setelah kita mengetahui pembetukan Kord maka sekarang kita coba menyusun Kord dalam Tangga Nada C Mayor (1 – 3 – 5) maka kita akan mendapatkan susunan sebagai berikut :
Jika kita menambahkan 1 nada lagi diatasnya menjadi C Mayor 7 (1 – 3 – 5 – 7)maka kita akan mendapatkan susunan sebagai berikut :
Jika kita menambahkan lagi 1 Nada diatasnya menjadi C Mayor 9 (1 – 3 – 5 – 7 – 9) maka kita akan mendapatkan susunan sebagai berikut :
dan seterusnya. Menuliskan Chords dengan angka Romawi adalah cara yang praktis untuk mengingatkan kita akan hirarki Chords tersebut terhadap Tonalitas nya.