TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK “PLACE OF BIRTH (SIDAYU)” Oleh : Mohammad Tsaqibul Fikri Dosen Pembimbing : Moh. Sarjoko S.Sn., M.Pd
Abstrak Pada komposisi musik “Place Of Birth (SIDAYU)”, Komposer menggambarkan suasana dari cerita kelahiran Komposer pada masa remaja yang dituangkan melalui musik. Sidayu merupakan nama desa/kecamatan di kab. Gresik – Jawa Timur. Bagi Komposer, Sidayu menjadi awal pijakan sebelum Komposer menjalani pengalaman dunia kuliah. Place of Birth (tempat kelahiran) yang dimaksudkan Komposer bukanlah tempat lahirnya Komposer, namun tempat kelahiran dimaksud Komposer adalah titik awal pengalaman dan perjalanan disaat remaja sebagai pijakan Komposer dalam menentukan cita-cita. Konsep musik yang disajikan adalah format orkestra dengan jumlah 29 player dan 1 Conductor yang terdiri dari alat musik tiup, string section, piano dan Bass. Bentuk musik tiga bagian kompleks/besar pada komposisi musik ini terdiri dari 112 birama dengan 3 bagian pokok. Dalam penggambaran suasana, komposer banyak menggunakan akord yang sederhana agar pendengar dapat memahami konsep penciptaan komposisi musik dengan mudah. Kata Kunci : Bentuk musik, easy music, bentuk lagu tiga bagian/kompleks
PENDAHULUAN
karena keseimbangan struktur artistik,
Konsep Garapan
keselarasan (harmoni) dan relevansi.
Semua unsur musik itu berkaitan
Seni pada hakikatnya merupakan bentuk
erat dan sama sama memiliki peranan
yang indah; tanpa bentuk indah tak ada
penting dalam sebuah lagu. Dalam
seni
proses penciptaan suatu karya musik,
Khusus, 1987 : 448). Dalam musik,
Komposer
bahan
bentuk berdasarkan susunan rangka lagu
musikal yang dimilikinya, menyusun dan
yang ditentukan menurut bagian bagian
mengembangkannya
kalimatnya
merangkai
bahan
hingga
menjadi
(Ensiklopedi
(Banoe,
Indonesia,
2003
:
Edisi
151).
sebuah komposisi musik. Dalam Seni,
Sebagaimana dalam karya sastra bahas,
bentuk dimaksudkan sebagai rupa indah
musik juga memiliki fase, kalimat, dan
yang menimbulkan kenikmatan artistik
sebagainya. Pada dasarnya musik terdiri
melalui
dan
dari melodi, irama/pola ritme, harmoni
dicapai
horisontal maupun harmoni vertikal
serapan
pendengaran.
penglihatan
Bentuk
indah
1
yang merupakan kesatuan membentuk
Timur. Bagi Komposer, Sidayu menjadi
suatu komposisi musik. Suatu penciptaan
awal
karya musik diawali dengan sebuah
menjalani pengalaman dunia kuliah.
tema/ide dasar musikal, yang kemudian
Place of Birth (tempat kelahiran) yang
dapat diperluas dan dikembangkan lebih
dimaksudkan
lanjut. Musik hampir selalu digubah
tempat
berdasarkan satu atau lebih ide musikal
tempat kelahiran dimaksud Komposer
yang
adalah
disebut
tema.
Ide
ini
pijakan
sebelum
Komposer
lahirnya
titik
Komposer
bukanlah
Komposer,
awal
namun
pengalaman
dan
mempersatukan nada nada musik serta
perjalanan pada masa SMA (Sekolah
terutama bagian bagian komposisi yang
Menengah Atas) selama 3 tahun di
dibunyikan
sebagai
SMAN 1 Sidayu dan setelah mendapat
kerangka. Sebuah tema sendiri terdiri
ilmu pada gelar sarjana di Universitas
dari elemen elemen yang mengandung
Negeri Surabaya, Komposer berfikir
melodi,
untuk kembali ke-Sidayu sebagai tempat
satu
ritme
persatu
dan
harmoni,
yang
dipadukan untuk memberikan karakter
kelahiran
atau individualistis yang berbeda pada
merasakan arti kelahiran saat menjalani
ide musikal (Miller dalam Bramantyo,
kuliah,
tanpa tahun : 152).
permasalahan pada kuliah dapat dihadapi
Pada komposisi musik “Place Of Birth
(SIDAYU)”,
segala
Komposer
pengalaman
dan
dengan baik karena pada masa SMA
Komposer
menggambarkan suasana dari
Komposer.
Komposer
cerita
permasalahan
telah yang
mengalami hampir
sama.
kelahiran Komposer pada masa remaja
Komposer adalah ketua osis di SMAN 1
yang
musik.
Sidayu periode 2008/2009 dan banyak
Komposer memilih musik sebagai media
menjabat sebagai ketua kegiatan selama
ekspresi karena musik dinilai verbal dan
berada di SMAN 1 Sidayu. Pada saat
universal sehingga penikmat/pemerhati
SMA Komposer bertempat tinggal di
dapat
yang
Sidayu dengan menempati rumah guru
diekspresikan Komposer melalui nada
dan merasakan suasana masyarakatnya
pada komposisi musik “Place of Birth
selama 3 tahun. Hal tersebut menjadi
(Sidayu)”.
dasar Komposer untuk memberikan
dituangkan
merasakan
Sidayu
melalui
suasana
merupakan
nama
judul “Place Of Birth (SIDAYU)”.
desa/kecamatan di kab. Gresik – Jawa Komposisi 2
“Place
Of
Birth
(SIDAYU)”
menggambarkan suasana
viola. Viola merupakan keluarga biola
senang, gundah, gelisah dan berakhir
yang menjadi pilihan mayor komposer.
dengan adanya pencerahan. Keunikan
Penggunaan
komposisi
memberi
ini
yakni
akord
yang
digunakan merupakan akord dasar yang dipadukan
menjadi
beberapa
viola
dasar
diharapkan pemahaman
dapat bahwa
komposer merupakan pemain viola.
ragam
melodi. Metode Penciptaan Proses
penciptaan
Gambar 1. Melodi pokok pada Viola
komposisi
Setelah
musik “Place Of Birth (SIDAYU)”
menemukan
melodi,
eksplorasi,
ritmis, serta akord harmoni dari tema
forming (pembentukan) serta evaluasi.
pokok, komposer melanjutkan pada
Langkah awal yang dilakukan komposer
tahap forming (pembentukan). Tahap ini
dalam penciptaan komposisi musik ini
adalah suatu proses perwujudan dan
adalah dengan mendengarkan beberapa
penggabungan dari berbagai eksplorasi
contoh komposisi musik dengan konsep
yang telah dilakukan. Melodi, ritmis dan
imajinasi cerita seperti komposisi musik
akord yang telah disusun berupa bagian
Overture
Karya
Erwin
bagian kemudian dipadukan menjadi
Gutawa,
Kanaya
Dimawan
komposisi musik yang utuh. Selanjutnya
menggunakan
metode
Masterpiece karya
Krisnowo Adji yang dimainkan oleh
Komposer
menggunakan
Sibelius
Sa’Unine String Orchestra. Karya-karya
dalam tahap menyusun notasi balok.
7
tersebut menjadi rangsang auditif bagi komposer, yang kemudian dilanjutkan dengan tahap Eksplorasi. Tahap Eksplorasi ini termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan oleh komposer. Komposer memulai
eksplorasi
Gambar 2. Software Sibelius untuk menulis notasi balok Langkah selanjutnya yang
menggunakan
instrumen keyboard dan biola untuk mencari
akord
dan
melodi
dilakukan komposer adalah mencetak
pokok.
instrumen biola yang digunakan yakni 3
semua notasi balok untuk kemudian
kesalahan/perbedaan pemahaman player,
dibagikan kepada tiap player yang telah
maka
dipilih.
pembenahan dengan cara menunjukkan
komposer
Dalam
pemilihan
memilih
player,
player
untuk
komposer
ekspresi
instrumen string telah menempuh mata
segera
yang
melakukan
diharapkan
oleh
komposer.
kuliah mayor akhir/ 5. Untuk instrumen
Dalam proses latihan ini, metode
tiup, komposer memilih Player tiup yang
transformasi yang digunakan komposer
memiliki
skill
adalah dengan menjelaskan apa yang
permainan yang baik, komposer dapat
sudah tertulis dalam partitur. Melodi,
mengekspresikan suasana sesuai dengan
ritme, dinamika dan tempo dijelaskan
tekhnik
oleh
skill
baik.
permainan
Dengan
Player.
Setelah
komposer
secara
lisan
dan
semua partitur dibagikan kepada para
didengarkan melalui MIDI. Hal ini
player, sesegera mungkin komposer
dilakukan untuk mengantisipasi kesalah-
mengkoordinir
pahaman
para
player
untuk
melakukan latihan bersama-sama.
partitur.
player
dalam
Ketika
player
membaca mengalami
kesulitan dalam memainkannya, maka PEMBAHASAN
komposer mencontohkan materi dengan
Proses Penggarapan
memainkan langsung dengan alat musik
Pada pertemuan pertama komposer memperdengarkan
lebih
jelas.
Komposer
juga
komposisi
menjelaskan maksud yang terkandung
musik “Place Of Birth (SIDAYU)” pada
dalam tiap-tiap bagian musik kepada
player. Player akan menyimak partitur
player agar player juga ikut merasakan
masing masing dan selanjutnya dengan
apa yang dirasakan oleh komposer.
metode
MIDI
agar
membedah
dengan
cara
Tahap selanjutnya yakni tahap
memainkan bagian setiap section dengan
konsultasi kepada Dosen pembimbing
harapan latihan dapat berjalan dengan
terhadap bentuk permainan. Setelah
efisien. Pada tahap latihan selanjutnya
beberapa kali proses yang panjang
komposer mengevaluasi semua elemen
dengan
yang terkandung dalam karya tersebut
komposer dan berbagai masukan dari
secara bersama-sama dari segi melodi,
player serta dosen pembimbing, maka
ritme, harmoni, ekspresi, serta dinamika
penciptaan komposisi musik “Place Of
yang ditulis oleh komposer. Jika terdapat
4
analisa
dan
evaluasi
dari
Birth (SIDAYU)” selesai dan siap untuk
mini
orkestra
dengan
jumlah
1
di pentaskan.
Conductor dan 29 player, diantaranya yakni 1 Flute, 1 Clarinet in Eb, 1 Alto
Deksripsi dan Hasil Komposisi
Saxophone, 1 Tenor Saxophone, 2
Alat Musik/Instrumen
Trumpet In Bb, 1 Trombone, 1 Piano, 1
alat
Komposer menggunakan 13 jenis
Bass 4 String, 6 violin 1, 6 violin 2, 4
musik
viola, 3 violoncello, 1 contrabass.
dengan
harapan
dapat
mempertegas suasana sesuai dengan konsep penciptaannya. Alat musik yang
Bentuk Musik
digunakan diantaranya adalah :
Bentuk musik dalam komposisi “Place Of Birth (SIDAYU)” merupakan bentuk musik Orkestra yang terdiri dari 112 birama dengan 7 bagian pokok yakni digambarkan dengan huruf A-G. Berikut ini bagian-bagian dari musik “Place Of Birth (SIDAYU)” :
1.
Bagian A / Pertama Bagian
A
merupakan
bagian
pertama dari komposisi “Place Of Birth (SIDAYU)”. Bagian A memiliki 15 Birama yang terdiri dari : Birama 1-10 merupakan pembukaan/prolog cerita dan 11-15 merupakan antiklimaks sebagai transisi prolog sebelum memasuki cerita. Melodi pokok terdapat pada brass section (alat tiup logam) dan tempo Andante (85) dan mengalami perubahan tempo menjadi Adagio (66) pada birama ke-11. Sukat pada bagian A adalah 4/4 Gambar 3. Alat musik yang digunakan Alat musik yang digunakan
serta menggunakan tangga nada G.
komposer disesuaikan dengan konsep
5
sebelum menuju ke bagian B pada instrumen violin 1. Jumlah birama pada bagian B adalah 9 birama dimulai dari birama 16-24. Bagian B menceritakan perasaan \
komposer yang sedang tertekan pada saat pertama kali memasuki masa SMA dengan menganggap bahwa merupakan
Gambar 4. Penggalan Bagian A/Pertama
masa yang sulit. Digambarkan pada birama 16-22 dan menggunakan akord minor. Pada birama 23-24 perasaan komposer mulai merasakan kenyamanan dan mulai dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan
sekolah
dengan
menggunakan transisi akord mayor.
Gambar 5. Transisi : Birama 11-15 Namun
komposer
disini
menggunakan suasana minor harmonis memberikan
kesan
gelap
untuk
membawa penikmat musik menuju dunia imajinasinya. 2.
Gambar 6. Bagian B / Kedua
Bagian B / Kedua Pada
bagian
B
komposer
menggunakan instrumen string section yang
berperan
penting
dalam Gambar 7. Melodi Pokok pada Violin 1
membangun suasana dan diiringi piano serta bass. Pada bagian ini violin 1
3.
Bagian C / Ketiga
berperan sebagai melodi utama pada
Bagian C menggambarkan bahwa
string section. Terdapat nada gantung
komposer merasakan masa SMA itu
6
sebenarnya bahagia bukan sulit seperti yang dibilang banyak orang. Disini komposer juga merasakan cinta dari berbagai teman, guru maupun kekasih komposer. Penggambaran tersebut pa da bagian C pada b birama 25-33. Komposer
memilih
instrumen
viola sebagai melodi pokok pada bagian C karena komposer merupakan pemain viola. Viola digambarkan sebagai jati
Gambar 8. Penggalan Bagian C
diri komposer. Penggunaan piano dan violoncello sebagai pengiring diharapkan dapat
menambah
suasana
Adapun perubahan sukat pada
bahagia
bagian C yakni dari 4/4 menjadi 2/2 dan
dengan menggunakan akord mayor.
perubahan ini hanya terjadi pada 1
Tekhnik
juga
birama (birama 33). Perubahan sukat
merupakan permainan perasaan player
tersebut dalam komposisi ini sebagai
dan
pelengkap karena apabila menggunakan
expressivo
penentuan
viola
suasana
yang akan
disampaikan. Pada saat itu Dwi Rendra
birama
Sugiatma sebagai solis viola dapat
ditimbulkan tidak berhubungan dengan
menggarap tekhnik itu dengan baik
bagian selanjutnya. Perubahan sukat
sehingga pesan yang ingin disampaikan
sebagai jembatan agar semua instrumen
komposer dapat tersampaikan.
dapat bermain tutti dengan diperkuat
Pada
bagian
C,
komposer
4/4
maka
kesan
yang
aksen cressendo (semakin keras).
menggunakan akord mayor yaitu I II IV V I, VI V IV V. Pergerakan akord ini merupakan akord dasar dalam musik. Tidak ada inversi karena komposer menginginkan
kesederhanaan
yang
ditampilkan pada bagian ini.
Gambar 9. Perubahan sukat pada Bagian C 7
4.
Penggambaran cerita dalam bagian
Bagian B’ / Keempat Bagian B’ ditulis D terdapat pada
birama
ini
34-42. Sukat yang digunakan
adalah
kebimbangan
munculnya atas
perasaan
adanya
perasaan
adalah 4/4. Pada dasarnya bagian B’
curiga terhadap persahabatan komposer
merupakan pengulangan dari bagian B,
dan
namun yang membedakan pada bagian
komposer
B’ adalah penggunaan instrumen dan
untuk
pengembangan
jabatan ketua osis atau persahabatan
orkestrasi
pada
instrumen tiup.
penggambaran dalam
mengambil
kegelisahan
menentukan
sikap
keputusan
antara
komposer dengan teman-temannya.
Gambar 10. Bagian B’ 8
komposer 5.
dengan
menggunakan
Bagian E / Kelima
instrumen piano, bass, violoncello dan
Pada bagian E terdapat modulasi
contrabass.
Akar
konflik
semakin
dari tangga nada C menjadi A dan
diperkuat pada birama 50-57 dengan
mengalami
penambahan instrumen biola dengan
Adagio Sebelum
perubahan
menjadi
tempo
Allegro
perubahan
tempo
dari
(cepat).
penggunaan
akord
terjadi,
suasana gelap. Pada birama 58-66
dengan
komposer memberikan tanda fermata
instrumen
(berhenti sejenak dan memulainya sesuai
konflik menjadi semakin panjang dan
dengan instruksi konduktor) agar adanya
pada akhirnya klimaks dari konflik
perasaan
digambarkan
hening
sebagai
gambaran
komposer sedang merenung.
tiup
balikan
menambah
pada
suasana
birama
67-74.
Komposer menggunakan pola ritme triplet
pada
biola
dengan
maksud
memberikan suasana ketegangan pada penonton.
Gambar 12. Penggambaran puncak konflik pada birama 67-74
Gambar 11. Penggalan Bagian E Bagian E dimulai dari birama
Setelah
penggambaran
43-75. Bentuk ritme trio dipilih untuk
permasalahan,
menggambarkan suasana kebingungan
memberikan transisi berupa pola ritme 2
komposer dalam menghadapi berbagai
ketuk dengan 2 nada pada birama 75 dan
masalah. Birama 43-49 merupakan latar
diperkuat dengan aksen decressendo
dalam
sebuah
cerita
permasalahan
9
maka
puncak komposer
untuk menuju cerita selanjutnya dibagian
berfungsi
ke 6 (lihat transisi di gambar 13).
tekhnik pizzicato (dipetik).
6.
sebagai
kendang
dengan
Bagian F / Keenam Bagian ini merupakan bagian dari
solusi
dan
ketenangan.
Menyusun
dengan konsep suasana jawa namun nada yang digunakan bukan nada-nada pentatonis melainkan diatonis, hanya saja suasana yang digunakan merupakan suasana jawa. Lead melodi terdapat pada instrumen flute untuk menggantikan suling dan diiringi piano sebagai latar
Gambar 13. Penggalan Bagian F
suasananya serta penggunaan contrabass sebagai pengganti kendang.
Pada birama 85-100 merupakan
Bagian F terdapat pada birama
pengembangan melodi dan harmoni dari
76-101. Terdapat perubahan tempo dari
cantus firmus (melodi pokok). Terdapat
allegro menjadi adagio (lambat) dan
birama gantung pada violin 1. Pada
perubahan tangga nada A menjadi G.
birama ini instrumen tiup tidak bermain
Perubahan tersebut digunakan untuk
dengan harapan suasana tenang dan
memberikan suasana yang lebih tenang
nyaman didapatkan. Instrumen violin
dan
sebagai saron, violin 2 sebagai demung,
nyaman
agar
pesan
yang
disampaikan ke penikmat dapat diterima
viola
dengan baik.
violoncello dan bass sebagai gong dan
Pada
birama
76-80
komposer
dan
contrabass
sebagai
sebagai
bonang,
kendang.
birama
dan flute dengan konsep melodi dan
(semakin cepat) sebagai jembatan untuk
akord
menutup cerita pada bagian selanjutnya.
Maksud
birama
tersebut adalah untuk menyelesaikan beberapa permasalahan pada bagian A’. Dilanjutkan
pada
bagian
81-84
contrabass bermain dengan ritme seperti cello
betot
pada
keroncong
yang
10
mendapat
Pada
hanya menggunakan instrumen piano
sederhana.
101
piano
accelerando
Gambar 14. Pergerakan melodi dan harmoni 7.
Bagian A’ / Ketujuh Pada bagian A’ terdapat perubahan Gambar 15. Penggalan Bagian A’
tempo dari Adagio menuju Andante dengan jembatan accelerando (accel). Bagian
ini
terdapat
pada
Pementasan
birama
Pementasan
komposisi
ini
102-112. Bagian ini merupakan bagian
dilaksanakan pada tanggal 20 Januari
akhir cerita dan pola harmoni dan
2014 bertempat di Gedung Pertunjukan
melodinya sama dengan bagian A
Sawunggaling pada pukul 17.00 WIB.
dengan
Komposisi
terbangun
penggambaran dari
komposer
lamunannya
ketika
dengan
41
ini
dipentaskan
komposisi
dari
bersama jurusan
sedang mengingat masa SMA dan
Sendratasik konsentrasi musik angkatan
berkeinginan kembali ke Sidayu untuk
2010. Pementasan ini diproduksi secara
mengabdi pada tempat yang melahirkan
mandiri dan digelar dalam rangka ujian
kedewasaan serta pengalaman komposer.
akhir mata kuliah komposisi tahun 2014. Tema pementasan yang diambil adalah ‘KOMPOSISI 10’ dengan arti komposisi angkatan 2010. Pada pementasan Place Of Birth dipentaskan dengan baik tanpa adanya hambatan dalam pelaksanaannya.
11
Bass 4 String, 6 violin 1, 6 violin 2, 4 viola, 3 violoncello, 1 contrabass. Bentuk musik dalam komposisi “Place Of Birth (SIDAYU)” merupakan bentuk
musik
tiga
bagian
kompleks/besar dengan format orkestra. Bentuk musiknya dapat digambarkan sebagai beikut : [ A-B-C ] [ B’-E-F]
[A’]
yang terdiri dari 112 birama
Gambar 16. Produksi Komposisi 10
Bagian
A
merupakan
bagian
pertama dari komposisi “Place Of Birth (SIDAYU)”. Bagian A memiliki 15 birama dan sebagai introduction/prolog cerita.
Sedangkan
bagian
B
menceritakan perasaan komposer yang sedang tertekan pada saat pertama kali memasuki
masa
menggambarkan
SMA.
Bagian
bahwa
C
komposer
merasakan masa SMA itu sebenarnya bahagia bukan sulit seperti yang dibilang
Gambar 17. Dokumentasi Pementasan Place Of Birth (SIDAYU)
banyak orang. Disini komposer juga merasakan cinta dari berbagai teman,
PENUTUP
guru maupun kekasih komposer. pada
Simpulan
bagian B’ (D) menggambarkan cerita
Alat
musik
digunakan
dalam munculnya perasaan kebimbangan
komposer disesuaikan dengan konsep
atas adanya perasaan curiga terhadap
mini
persahabatan
orkestra
yang
dengan
jumlah
1
komposer
dan
Conductor dan 29 player, diantaranya
penggambaran kegelisahan komposer
yakni 1 Flute, 1 Clarinet in Eb, 1 Alto
dalam
Saxophone, 1 Tenor Saxophone, 2
mengambil keputusan.
Trumpet In Bb, 1 Trombone, 1 Piano, 1
12
menentukan
sikap
untuk
Pada bagian E terdapat modulasi
baik
dengan
puisi,
lukisan,
drama
dari tangga nada C menjadi A dan
maupun media yang lain. Misalnya
mengalami
dari
mengungkapkan dengan musik maka
(cepat).
musik itu benar benar digarap dengan
Selanjutnya pada bagian F merupakan
proses yang benar tidak hanya memburu
bagian dari solusi dan ketenangan.
nilai ekonomis dan nilai jual, namun
Konsep nada menggunakan suasana
disini penulis berharap kepada komposer
jawa namun nada yang digunakan bukan
janganlah takut untuk membuat musik
nada-nada
yang berkualitas tanpa harus mengikuti
Adagio
perubahan
menjadi
diatonis,
tempo
Allegro
pentatonis hanya
saja
melainkan suasana
yang
industri musik yang sekarang ini hanya
digunakan merupakan suasana jawa.
mementingkan nilai praktis.
Bagian A’ merupakan bagian akhir
Suatu
nilai
bentuk
komposisi
cerita dan pola harmoni dan melodinya
musik yang berkualitas tidak hanya
sama
dengan
dinilai secara dimensi psikologis namun
penggambaran komposer terbangun dari
juga harus bisa dipertanggung jawabkan
lamunannya ketika sedang mengingat
secara logis dengan unsur unsur musik
masa SMA dan berkeinginan kembali ke
yang
Sidayu untuk mengabdi pada tempat
adanya komposisi musik ini dapat
yang
memacu semangat para komposer untuk
dengan
bagian
melahirkan
A
kedewasaan
serta
pengalaman komposer. Pementasan
digunakannya.
Maka
dengan
tidak takut membuat musik yang belum
komposisi
ini
tentu
disukai
orang
lain
namun
dilaksanakan pada tanggal 20 Januari
didalamnya mengandung unsur unsur
2014 bertempat di Gedung Pertunjukan
musik yang baik.
Sawunggaling pada pukul 17.00 WIB. Komposisi dengan
41
ini
dipentaskan
komposisi
dari
bersama
Daftar Rujukan
jurusan
Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik.Yogyakarta : Kanisius.
Sendratasik konsentrasi musik 2010.
Djelantik, A. A. M. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika Jilid 1 (Estetika Instrumental).Denpasar : Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar.
Saran Pada
dasarnya
untuk
mengungkapkan perasaan kepada orang
Jamalus. (1981). Musik Untuk PSG. Jakarta : Depdikbud.
lain banyak hal yang dapat dilakukan
13
Prier, Karl-Edmund SJ (1993). Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. Prier, Karl-Edmund SJ (2008). Sejarah Musik Jilid 1 (cetakan ketujuh). Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. Sutrisno, Mudji dan Verhaak Crhsit (1993). Estetika Filsafat Keindahan. Kanisius: Yogyakarta Syafiq, Muhammad. (2003). Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
14