TEORI HUMANISTIK (ABRAHAM MASLOW) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Belajar yang diampu oleh: Mariyah Kibtiyah, M.Si
Agus Subekti
1101120636
Azhari Norrahman
1101120640
Budiyanto
1101120641
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PALANGKA RAYA JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS TAHUN 2013/2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga kita masih bias melaksanakan segala yang diperintahkan-nya dan menjauhi segala larangan-nya. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar MUHAMMAD SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semagat, dan dukungan yang tak ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mariyah Kibtiyah, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah belajar dan pembelajaran, dan semua teman teman yang telah memberikan motifasi dan dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalampenulisan ini. Sehingga segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa STAIN Palangka Raya pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Palangka Raya, Maret 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan masalah ................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................
3
A. Pengertian teori humanistic dan tokohnya ...........................................
3
B. Teori humanistic maslow .....................................................................
5
C. Implikasi terhadap proses pembelajaran ..............................................
8
D. Kelebihan dan kekurangan teori humanistic ........................................
10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................
11
A. Kesimpulan ..........................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
12
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran humanisme muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behabvioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yag relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia. Pengertian humanisik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan yang beragam pula. Teori humanisme menyatakan bahwa bagian terpenting dalam proses pembelajaran adalah unsure manusianya. Humanisme lebih melihat sisi perkembangan kepribadian manusia dibandingkan berfokus pada “ketidaknormala”atau “sakit”.manusia akan mempunyai kemampuan positif untuk menyembuhkan diri dari “sakit” tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin dikembangka oleh teori humanism Teori
belajar
humanisme
bertujuan
bahwa
belajar
adalah
untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memhami lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dati sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar. Teori humanisme lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan unttuk membentuk manusia yang dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. Selain teori behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanisme juga perlu untuk dipahami. Menurut teori humanisme, proses belajar harus dimulai dan
1
ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori humanisme sifatnya lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanisme sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pemahaman tentang prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian teori humanistik dan bagaimana biografi dari Abraham maslow? 2. Bagaimana teori humanistic yang dikemukakan Abraham maslow? 3. Bagaimana implikasi teori humanistic terhadap penerapannya dalam belaja? 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori humanistic? C. Tujuan Penulisan 1. Agar mengetahui pengertian teori humanistik dan bagaimana biografi dari Abraham maslow. 2. Agar mengetahui bagaimana teori humanistic yang dikemukakan Abraham maslow. 3. Agar mengetahui bagaimana implikasi teori humanistic terhadap penerapannya dalam belajar. 4. Agar mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan teori humanistic.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Humanistik dan Tokohnya Teori Humanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang menantang teori-teori psikoanalisis dan behaviouristik. Serangan humanistic terhadap dua teori ini, adalah bahwa keduanya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai kemanusian). Teori Freud dikritik karena memandang tingkah laku manusia didominasi dan ditentukan oleh dorongan yang bersifat primitive, dan animalistic (hewani). Sementara behaviouristik dikritik karena teori ini terlalu asyik dengan penelitiannya terhadap binatang, dan menganalisis kepribadian secara pregmentaris. Kedua teori ini dikritik karena memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tak berdaya dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan untuk mengarahkan diri. Teori humanistic dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan kekuatan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan. Kekuataan ketiga ini disebut humanistic, karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “Orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya.1 Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
1
Syamsu Yusuf LN dan A Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian, Bandung, PT Remja Rosdakarya, 2011, hal. 141
3
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka2 Diantara para ahli teori humanistic yang dipandang paling berpengaruh salah satunya adalah Abaraham Maslow. 1. Abaraham Maslow Abaraham Maslow dilahirkan pada tahun 1908 di Brooklyn, New York. Dia anak sulung dari tujuh bersaudara. Pada waktu Maslow berusia 14 tahun, orang tuanya berimigrasi dari Rusia menuju Amerika Serikat. Dalam perjalanan hidupnya, maslpw berkembang dalam iklim keluarga yang kurang menyangkan. Dia merasa tidak bahagia dan terisolasi, karena orang tuanya tidak memberikan kasih sayang, ayahnya bersikap dingin dan tidak akrab, dan sering tidak ada dirumah dalam waktu yang cukup lama. Ibunya seorang yang sangat percaya akan tahayul, yang sering menghukum Maslow gaara-gara salah kecil saja. Dia membenci, menolak, dan lebih mencintai saudaranya daripada mencintai Maslow. Pada suatu hari, Maslow membawa dua anak kucing yang tersesat, ibunya membunuh dua kucing tersebut, kemudian ibunya menampar dan membenturkan kepala Maslow ke tembok. Perlakuan ibunya kepada Maslow memberikan dampak yang serius bagi dirinya, tidak hanya dalam kehidupan emosionlnya, tetapi juga pada pekerjaannya dalam psikologi. Sejak kecil dan remaja, Maslow sudah senang membaca. Pagi-pagi dia pergi ke pepustakaan yang dekat dari rumahnya untuk meminjam buku. Apabila berangkat ke sekolah, dia pergi satu jam sebelum masuk kelas. Selama satu jam tersebut dia pergunakan untuk membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan. Maslow melanjutkan studi ke Universitas Cornel, kemudian ke Universitas Wisconsin bersama sepupunya, Bertha dalam bidang psikologi. Pada usia 20 tahun dia menikah dengan Bertha (berusia 19 tahun). Pernikahan ini membawa kebahagiaaan baginya,
2
http://www.psikologi.or.id akses pada 17 maret 2014 pukul 20.06
4
karena dia merasa memilliki perasaan berharga dan bermakna dalam hidupnya, yang sebelumnya tidak dimilikinya. Maslow menerima gelar Ph.D dari Universitas Wisconsin menjadi postdoctoral fellowship yang berada fibawah tanggung jawab E.L Thorndike, di Universitas Colombia. Kemudian dia mengajar di Brooklyn College sampai dengan tahun 1951. Selama mengajr di New York, dia berkesempatan bertemu dengan Erich Fromm, Karen Horney, max Wertheimer, Alfred Adler, dan Ruth Benedict. Kekagumannya kepada Benedict dan Wertheimer mendorong dia untuk meneliti “self-actualization” dan merumuskan tteori kepribadiannya.
B. Toeri Humanistik Maslow Teori humanisme Maslow menegaskan tentang adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Pandangan ini menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh bukan sebagai komponen yang berbeda.3 Maslow menciptakan suatu teori baru yang menghindarkan kekurangan Freud dan Watson. Manusia akan berkembang menjadi pribadi yang utuh kalau dia berhasil mewujudkan bakatnya sebaik-baiknya. Freud berpendapat manusia yang sehat ialah orang yang menyesuaikan dirinya dengan baik, tapi menurut Maslow bukan adaptasi yang menyelamatkan orang melainkan realisasi potensi. Orang yang hanya mencapai tingksat rata-rata yang sesuai dengan syarat-syarat lingkungan tidak akan menikmati kepuasan orang berani yang sesudah setiap frustasi memberanikan diri mencari tingkat yang tinggi.4 Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan kedalam sebuah hiraki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan 3 4
www.unair.ac.id akses pada 17-3-2014 pukul 20.17 M.A.W Brouwer dkk, Kepribadian dan Perubahannya. 1982, PT Gramedia, Jakarta. Hlm 47
5
ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan perilaku manusia. Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Hirarki kebutuhan digambarkan dalam bentuk piramida berikut:
SelfActualization Aesthetic Needs Cognitive Needs Esteem Needs Belongingness and Love Needs Safety and Security Needs Physiological Needs Gambar 1.1 Hirarki Kebutuhan menurut Maslow
1. Psycological Needs (Kebutuhan Fisiologis) Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, seks, istirahat, dan oksigen. Maslow mengemukakan bahwa manusia adalah binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf kepuasan yang secpurna. Apabila hasrat itu telah terpuaskan, maka hasrat lain muncul sebagai penggantinya.
6
2. The Safety and Security Needs (Kebutuhan Rasa Aman) Ketika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, ini lapisan kedua kebutuhan yang akan muncul. Seseorang akan menjadi semakin tertarik untuk menemukan situasi yang aman, stabilitas, dan perlindungan. Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, baik anak, remaja, maupun dewasa. Pada anak, kebutuhan akan rasa aman ini nampak dengan jelas, sebab mereka suka mereaksi secara langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya. Agar kebutuhan anak akan rasa aman ini terpenuhi, maka perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberi kebebasan untuk berekspresi. Namun pemberian kebebasan untuk berekspresi atau berperilaku itu perlu bimbingan dari orang tua, karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara tepat dan benar. 3. The Love and Belonging Needs (Kebutuhan kasih sayang dan pengakuan) Apabila kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi, maka individu mengembangkan kebutuhan untuk diakui dan disayangi atau dicintai. Kebutuhan ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan, percintaan, atau pergaulan yang lebih luas. Melalui kebutuhan ini seseorang mencari pengakuan dan curahan kasih sayang dari orang lain, baik dari orang tua, saudara, guru, pimpinan, teman, atau orang dewasa lainnya. Kebutuhan untuk diakui lebih sulit untuk dipuaskan pada suasana masyarakat yang mobilisasinya sangat cepat, terutama dikota besar, yang gaya hidupnya sudah bersifat individualistic. Hidup bertetangga, atau persahabatan dapat memberikan kepuasan akan kebutuhan ini. 4. The Esteem Needs (Kebutuhan Penghargaan) Jika seseorang telah merasa dicintai dan diakui maka orang itu akan mengembangkan kebutuhan perasaan berharga. Kebutuhan ini meliputi dua kategori, yaitu: (a) harga diri meliputi kepercayaan diri, kompetensi kecukupan, prestasi dan kebebasan; (b) penghargaan dari orang orang lain meliputi pengakuan, perhatian, prestise, respek dan kedudukan (status).
7
5. Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif) Secara
alamiah
manusia
memiliki
hasrat
ingin
tahu
(memperoleh
pengetahuan, atau pemahaman tentang sesuatu). Hasrat ini mulai berkembang sejak akhir usia bayi dan awal masa anak, yang diekspresikan sebagai rasa ingin tahunya dalam bentuk pengajuan pertanyaan tentang berbagai hal, baik diri mupun lingkungannya. Rasa ingin tahu ini biasanya terhambat perkembangannya oleh lingkungan, baik keluarga maupun sekolah. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan menghambat pencapaian perkembangan kepribadian secara penuh. Menurut Maslow, rasa ingin tahu merupakan ciri mental yang sehat. 6. Aesthetics Needs (Kebutuhan Etestika) Kebutuhan estetik merupakan cirri orang yang sehat mentalnya. Melalui kebutuhan ilmiah manusia dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang seni. (lukis, rupa, patung dan grafis), arsitektur, tata busana, dan tata rias. 7. Self Actualization (Kebutuhan Aktualisasi Diri) Kebutuhan ini merupakan puncak dari hirarki kebutuhan manusia yaitu perkembangan atau perwujudan potensi dan kapasitas secara penuh. Maslow berpendapat bahwa manusia dimotivasi untuk menjadi segala sesuatu yang dia mampu untuk menjadi itu. Walaupun kebutuhan lainnya terpenuhi, namun apabila kebutuhan aktualisasi diri tidak terpenuhi, tidak mengembangkan atau tidak mampu menggunakan kemampuan bawaannya secara penuh, maka seseorang akan mangalami kegelisaahan, ketidaksenangan, atau frustasi.5
C. Implikasi Terhadap Proses Pembelajaran Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. 5
Syamsu Yusuf LN dan A Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian, Bandung, PT Remja Rosdakarya, 2011 Hlm
158
8
Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.6 Empat kebutuhan pertama dalam hirarki tersebut yaitu fisiologis, keamanan, kasih sayang, serta penghargaan, berkaitan dengan hal-hal yang mungkin kurang dimiliki seoang siswa; karenanya, Maslow menyebutnya kebutuhan defisiensi. Kebutuhan defisiansi hanya dapat dipenuhi oleh sumber-sumber eksternal oleh orangorang dan peristiwa-peristiwa di lingkngan seseorang. Dan begitu kebutuhan ini terpenuhi, tidak ada alasan untuk memuaskannya lebih lanjut. Sebaliknya kebutuhan aktualisasi diri, adalah kebutuhan pertumbuhan. Alih-alih mengatasi kekurangan dalam kehidupan seseorang, kebutuhan ini meningkatkan petumbuhan dan perkembangan siswa. Kebutuhan akan aktualisasi diri tidak pernah terpuaskan sepenuhnya, siswa yang mencari aktualisasi diri terus berupaya memenuhinya. Dan aktivitas pengaktualisasian diri memotivasi sacara intrinsic. Siswa terlibat dalam ini karena memberi kesenangan dan memenuhi hasrat mereka untuk mengetahui dan berkembang. Dalam pandangan Maslow, yang total jarang diraih, dan kalaupun pernah, biasanya terjadi pada orang dewasa.7 Dalam kaitannya dalam dalam peran lingkungan, khususnya dalam mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang seyogyanya dilakukan oleh sekolah (dalam hal ini guru-guru) yaitu sebagai berikut: 1. Membantu siswa dalam menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri. 2. Membantu siswa dalam mengeksplorasi pekerjaan. 3. Membantu siswa untuk memenuhi keterbatasan (nasib dirinya). 6
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/teori-belajar-humanistik/ akses pada 19-3-2014 jam 20.43 7 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Airlangga, 2008 hlm. 64
9
4. Membantu siswa untuk memperolah pemahaman tentang nilai-nilai. 5. Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga. 6. Mendorong siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya. 7. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik Abaraham Maslow Sayangnya hirarki kebutuhan Maslow didasarkan pada bukti-bukti yang sangat sedikit. Berikut adalah beberapa kelemahan dalam teori humanistik Maslow secara umum: 1. Poor testability, teorinya sulit diukur secara ilmiah, seperti konsep perkembangan manusia dan aktualisasi diri. 2. Unrealistic view of human nature, teori ini terlalu optimis dalam mengasumsikan
tentang
hakikat
manusia.
Dalam
mendeskripsikan
kepribadian yang sehat kurang realistik. Seperti dalam mendeskripsikan ciriciri aktualisasi diri secara sempurna. 3. Inadequate evidences, bukti-bukti yang tidak tepat. Meskipun demikian, teori tersebut memberikan pengingat yang berguna bagi kita sebagai calon guru. Ingatlah bahwa siswa tidak mungkin bekerja kelas dalam suatu tugas kelas jika kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti kebutuhan fisiologis dan rasa aman belum terpenuhi. Teori ini juga membuat kita sebagai calon guru untuk meyakinkan anak didik akan kemampuannya meraih apa yang diinginkannya, meningkatkan rasa percaya diri, serta potensi yang dimiliki anak didik.
10
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Humanistik dapat diartikan sebagai “Orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya. Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan kedalam sebuah hiraki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan perilaku manusia. Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Berikut adalah hirarki kebutuhan yang diutarakan Maslow: 1. Psycological Needs (Kebutuhan Fisiologis) 2. The Safety and Security Needs (Kebutuhan Rasa Aman) 3. The Love and Belonging Needs (Kebutuhan kasih sayang dan pengakuan) 4. The Esteem Needs (Kebutuhan Penghargaan) 5. Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif) 6. Aesthetics Needs (Kebutuhan Etestika) 7. Self Actualization (Kebutuhan Aktualisasi Diri) Sayangnya hirarki kebutuhan Maslow didasarkan pada bukti-bukti yang sangat sedikit. Meskipun demikian, teori tersebut memberikan pengingat yang berguna bagi kita sebagai calon guru. Ingatlah bahwa siswa tidak mungkin bekerja kelas dalam suatu tugas kelas jika kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti kebutuhan fisiologis dan rasa aman belum terpenuhi.
11
DAFTAR ISI
Yusuf LN Syamsu dan Nurihsan A Juntika, Teori Kepribadian, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Ormrod Jeanne Ellis, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Airlangga, 2008 M.A.W Brouwer dkk, Kepribadian dan Perubahannya, PT Gramedia: Jakarta. 1982 http://www.psikologi.or.id akses pada 17 maret 2014 pukul 20.06 www.unair.ac.id akses pada 17-3-2014 pukul 20.17 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/teori-belajar-humanistik/ akses pada 193-2014 jam 20.43
12