TEORI AKUNTANSI POSITIF
Definisi Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif yaitu yang berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang.
Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut dari teori akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya berlaku.
Tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif : 1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris. 2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas. 3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal.
Teori Akuntansi Normatif vs Teori Akuntansi Positif Teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif. Teori akuntansi positif memiliki ciri pemecahan masalah yang disesuaikan dengan realitas praktek akuntansi.
Resolusi dari masalah ini dipandu oleh asumsi-asumsi teoritis berikut ini : 1. Teori agensi mungkin berawal dengan adanya penekanan pada kontrak sukarela yang timbul di antara berbagai pihak organisasi sebagai suatu solusi yang efisien terhadap konflik kepentingan tersebut. 2. Dengan adanya perspektif “penghubung kontrak” terhadap perusahaan ini, teori biaya kontrak melihat peran informasi akuntansi sebagai pengamat dan penegak atas kontrak-kontrak ini untuk menurunkan biaya agensi dari konflik kepentingan tertentu.
Tiga Hipotesis Teori Akuntansi Positif • Hipotesis Rencana Bonus • Hipotesis Kontrak Hutang • Hipotesis biaya politik
• Tuntutan atas adanya suatu pendekatan positif akuntansi muncul ketika Jensen menyatan bahwa:
“… penelitian akuntansi (dengan satu atau lebih pengecualian tercatat) tidak bersifat ilmiah … karena fokus penelitian ini telah sebagian besar bersifat normative dan bersifat definisional.” • Jensen selanjutnya menyatakan: “… perkembangan teori positif akuntansi yang akan menjelaskan mengapa akuntansi seperti apa adanya, mengapa akuntansi melakukan apa yang mereka lakukan, dan apa pengaruh fenomena ini terhadap kegunaan orang dan sumber daya.”
Evaluasi Pendekatan Positif Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik akuntansi dan/atau teori akuntansi berkembang sebagimana adanya dengan tujuan untuk menjelaskan dan/atau meramalkan peristiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor yang mungkin memengaruhi faktor rasional dalam bidang akuntansi. Pada dasarnya ia berusaha untuk menentukan suatu teori yang menjelaskan fenomena yang diamati
Satu kritik keras terhadap pendekatan positif didasarkan pada empat hal pokok : 1. Pernyataan dari Kelompok Rochester bahwa jenis penelitian “positif” yang mereka lakukan menjadi suatu persyaratan bagi teori akuntansi normative yang berdasar pada suatu kebingungan dari wilayah fenomenal di tingkat-tingkat yang berbeda (entitas akuntansi berbanding akuntan). 2. Konsep “teori positif” berasal dari suatu filosofi ilmiah yang sudah usang dan adalah, dalam hal apapun, merupakan suatu istilah yang kurang sesuai, karena teori ilmu empiris tidak membuat pernyataan positif atas “apakah”
3. Walaupun suatu teori mungkin digunakan hanya untuk peramalan meski telah diketahui salah, suatu teori penjelasan atas jenis yang dicari oleh Kelompok Rochester, atau teori yang biasa dipakai untuk menguji proposal normative, seharusnya diketahui tidak akan salah. 4. Bertolak belakang dengan metode empiris yang mencoba untuk melakukan usah yang gigih untuk menyalahkan teori yang menjadi subjek, Kelompok Rochester memperkenalkan argument ad hoc sebagai alasan bagi kegagalan teori mereka.
Kesimpulan Teori positif berkembang karena ketidakpuasan terhadap teori normatif : 1. Ketidakmampuan normatif untuk menguji secara empiris, 2. Normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individu dari pada kemakmuran secara luas, 3. Normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnyahipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang digunakan oleh Watt & Zimmermanada 3, yaitu : 1. Perencanaan bonus, 2. Perjanjian hutang 3. Biaya proses politik. Penetapan teori akuntansi positif dari akuntansi normative membuat teori akuntansi positif di kritik habis-habisan oleh para ahli, karena bagi mereka penetapan teori akuntansi positif berasal dari filosifi ilmiah yang sudah usang.
SELESAI