Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
TENUN IKAT SUMBA SEBAGAI INSPIRASI MOTIF DENGAN TEKNIK BLOCK PRINT Isabela Dian Martin
Prof. Dr. Biranul Anas Zaman
Program Studi Sarjana Kriya Tekstil Email:
[email protected]
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB
Kata Kunci : blockprint, ikat, sumba Abstrak Tugas akhir ini membahas tentang aplikasi motif tenun Sumba Timur pada busana siap pakai wanita dengan menggunakan teknik block print. Pengangkatan tema tersebut didasari oleh adanya pemikiran untuk mengadaptasi budaya tradisional ke dalam bentuk yang modern dan kontemporer sehingga lebih relevan dengan kehidupan masyarakat sekarang. Penggabungan kedua jenis budaya primitif yaitu block print dan tenun tersebut, diharapkan dapat menciptakan bentuk visual yang baru dari motif-motif tenun ikat Sumba Timur dengan karakteristik yang berbeda. Generasi muda terutama desainer, seniman dan pendidik memiliki peran yang besar untuk mempertahankan eksistensi budaya tradisional tersebut salah satunya dengan melakukan pembaharuan terhadap unsur-unsur tradisional tanpa menghilangkan nilai budaya yang ada. Abstract This final project examined about the application of the Ikat Sumba’s design as textile patterns, which then be implemented by block printing technique and produced into a collection of women’s casual wear. The topic was chosen based on the thinking of adapting traditional culture into a modern and contemporary new form which is more relevant with nowadays people’s lifestyle. The idea of combining two kinds of primitive technique that is weaving and block printing, hoped that could create a new visual look of Ikat Sumba’s design with different character. Young generation particularly designer, artist, and educator have such an important role to maintain the existence of the traditional culture, one of the methods is by renewing the traditional elements without fading the cultural value.
1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam kekayaan budaya yang diakui dunia, salah satunya adalah kain. Kain-kain Indonesia terdiri dari motif dan teknik yang memiliki arti-arti dan pesan-pesan tersendiri di setiap daerah, juga bernilai sosial dan religius bagi masyarakat yang membuat dan memakainya. Kain-kain tradisional tersebut menghubungkan masyarakat zaman sekarang dengan para leluhur. Kain memiliki nilai-nilai yang memperkuat kesepakatan-kesepakatan dalam suatu kelompok masyarakat, pengakuan mengenai sanak-saudara, dan kewajiban sosial. Pada zaman dulu berhubung karena pembuatan kain cenderung didominasi oleh perempuan, maka kain juga memiliki arti sebagai ekspresi kreatif dari para perempuan. Kain dan pakaian lokal dipengaruhi oleh sejarah dan adat istiadat kuno yang telah ada sebelum Indonesia lahir sebagai suatu negara republik yang diakui dunia. Sumba terletak dibagian selatan kepulauan Nusa Tenggara Timur dan merupakan salah satu daerah yang terkenal sebagai penghasil tenun ikat yang memiliki ragam hias yang khas, yang dilatar belakangi oleh budaya purbakala yang diwamai pemujaan kepada leluhur yang didewakan menurut aturan adat dan kepercayaan setempat. Motif-motif yang ada dalam tenun ikat Sumba merupakan simbol dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Pembuatan motif pada kain tenun Sumba dilakukan dengan proses pengikatan benang, maka dari itu dinamakan tenun ikat Sumba. Cukil kayu, atau biasa juga disebut dengan xylografi, adalah teknik cetak relief yang sudah ada sejak akhir abad ke-19, menghasilkan gambar maupun tulisan melalui proses pencetakan menggunakan permukaan lembar kayu yang dipahat atau dicukil. Seiring dengan berjalannya waktu, teknik cukil yang telah ada sejak zaman dulu pun berkembang, menjadi suatu bahasa visual yang baru, dari simbol-simbol abstrak dan lingkungan pada masanya, kemudian berkolaborasi dengan penemuan baru, teknologi, pengetahuan, serta material-material baru. Tenun ikat Sumba dan cukil kayu merupakan budaya yang ada sejak zaman dulu. Keduanya sama-sama dibuat dengan keahlian tangan sehingga memiliki craftsmanship. Budaya konvensional semacam itu memiliki nilai-nilai tradisi yang sebenarnya bermakna bagi masyarakat, misalnya desain-desain tradisional, tekniknya yang turun-temurun, pengetahuan lokal, dan sebagainya, yang jarang kita temui dalam kehidupan modern sekarang ini. Nilai-nilai tersebut sebenarnya berguna namun kurangnya perkembangan dan perubahan yang dilakukan agar nilai-nilai tersebut menjadi relevan terhadap kehidupan manusia modern zaman sekarang. Manusia dengan semangat moderisme dan sebagai makhluk sosial selalu ingin menciptakan hal baru. Seniman, desainer, dan para pendidik memainkan peran yang penting dalam
melakukan perubahan terhadap berbagai objek budaya dan tradisi dan membuatnya menjadi lebih sesuai dan bermanfaat bagi kehidupan modern kini dan masa ke depannya. Proses kreatif dibutuhkan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional dan mengubahnya menjadi lebih unik dan dapat bersaing dengan objek-objek modern lainnya, untuk merubah tradisi menjadi lebih modern, beriringan dengan teknologi, science, material-material baru, penemuan baru, gaya hidup masa kini, dan lain-lain. 2. Proses Studi Kreatif Tenun merupakan warisan budaya turun-temurun yang diwariskan sampai generasi masyarakat sekarang. Kain-kain tenun terutama yang berasal dari Sumba sampai saat ini masih dijumpai di kalangan masyarakat adat maupun masyarakat modern. Ide mengenai konsep penggabungan dua jenis teknik yang berbeda, yaitu tenun dan block print muncul dari gaya hidup masyarakat masa kini yang semakin modern. Tenun ikat Sumba dan block print merupakan budaya yang ada sejak zaman dulu. Budaya konvensional semacam itu memiliki nilai-nilai tradisi yang sebenarnya bermakna bagi masyarakat, misalnya desain-desain tradisional, tekniknya yang turun-temurun, pengetahuan lokal, dan sebagainya, yang jarang kita temui dalam kehidupan modern sekarang ini. Nilai-nilai tersebut berguna dan patut dilestarikan namun kurangnya perkembangan dan perubahan yang dilakukan agar nilai-nilai tersebut menjadi relevan terhadap kehidupan manusia modern zaman sekarang, menyebabkan semakin berkurangnya peran nilai-nilai adat pada masa modern ini. Manusia dengan semangat moderisme dan sebagai makhluk sosial selalu ingin menciptakan hal baru. Pemilihan teknik block print sebagai teknik dalam pembuatan motif dengan inspirasi dari tenun Sumba dipilih dikarenan adanya kemiripan dalam hal visual yaitu adanya imperfeksi dalam bentuk-bentuknya. Dengan dibuatnya pakaian wanita siap pakai dengan inspirasi motif dari tenun Sumba, kemudian motif Sumba yang dikembangkan dengan teknik cukil kayu, merupakan suatu bentuk perubahan budaya menjadi budaya yang lebih modern namun tetap mewarisi nilai-nilai tradisi. Tema yang dipilih oleh penulis adalah Modern Pattern of Traditionality seperti yang telah dijabarkan pada Bab 3, dimana motif-motif dari ragam hias yang terdapat pada Tenun Sumba dipilih kemudian di modifikasi dan dikomposisi ulang sehingga menciptakan motif baru yang lebih modern dalam hal visual namun tetap bernilai tradisional. Kemudian pemilihan membuat pakaian siap pakai wanita juga dikarenakan kemiripannya dengan fungsi kain tenun itu sendiri yaitu sebagai sandang yang merupakan pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai mahluk berbudaya, yang berfungsi untuk melindungi diri, digunakan setiap hari dan nyaman untuk berkegiatan. 3. Hasil Studi dan Pembahasan Eksperimen dilakukan pertama-tama adalah eksperimen cat, untuk mengetahui apakah teknik mencetak block print yang pada mulanya dipakai untuk media kertas, bisa juga menggunakan kain. Kemudian setelah menemukan cat yang cocok baru dilakukan eksplorasi motif dan warna.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2
Nama Penulis ke-1 gambar 8. Eksporasi kain dan cat
Eksperimen awal di atas bertujuan untuk mencari campuran cat yang pas dan material kain yang tepat untuk dicetak menggunakan teknik block print. Jenis cat yang digunakan antara lain cemanitoka, super white (SW), Rubber (GL), dan hybrid. Dengan menggunakan pewarna pigmen colorant coklat dan hitam. Jenis kain yang digunakan antara lain sifon, katun, dan organdi sutra. .
gambar 9,10 dan 11. Percobaan mencetak pada kain katun dan sifon menggunakan teknik block print (dokumentasi pribadi)
Teknik cukil kayu dan block print pada pencetakannya menggunakan tinta cemanitoka, namun tinta tersebut cocok digunakan untuk kertas. Untuk penggunaan kain sebagai media pencetakaan cukil kayu dan block print, setelah dilakukan beberapa eksperimen mengenai tinta yang paling cocok antara lain: -
Tinta sablon Super White (SW) dengan menggunakan pengental flow sebanyak 5%, warna yang dihasilkan
kurang pekat karna bahan tinta pada dasarnya sudah mengandung warna putih -
Tinta sablon Hybrid dengan menggunakan pengental emacol sebanyak 5%, warna yang dihasilkan bisa terang
namun hanya bisa untuk di kain dengan warna dasar muda -
Tinta sablon Rubber (GL) dengan menggunakan pengental emulsifier sebanyak 5%, warna yang dihasilkan
pekat namun jenis tinta adalah karet jadi akan menimbulkan tekstur pada bahan kain (tidak menyerap ke kain). Tinta jenis ini bisa warna terang di atas bahan kain warna gelap
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
gambar 9,10 dan 11. Eksplorasi motif, warna, dan komposisi (dokumentasi pribadi)
Bahan yang digunakan dominan katun dengan sedikit kombinasi chiffon. Penggunaan katun terdiri dari 2 jenis katun yaitu katun ima dan katun drill, dengan bahan dominan katun drill. Pemilihan katun karena katun merupakan bahan yang paling menyerap warna dengan baik setelah dilakukan berbagai percobaan di berbagai jenis kain. Katun drill digunakan untuk blazer, outwear, dan rok. Warna-warna yang digunakan tidak jauh dari warna-warna yang terdapat warna tenun ikat Sumba. Pemilihan warna primitive juga dikarenakan trend warna 2014 yang terdapat warna-warna primitive, warna ethnic. Warnawarna yang digunakan sebagian besar adalah warna-warna dalam lingkup earth tone, antara lain warna off-white, yellow ochre, navy blue, terracotta, saddle brown, dan ivory black. Keunikan produk terletak pada motif yang terdiri dari motf-motif primitive pada tenun Sumba, namun dibuat menggunakan teknik block print dimana memiliki karakteristik tersendiri yang berkesan kasar, liar, etnik, dan primitive. Motif-motif primitive tersebut telah diolah menjadi lebih modern sehingga lebih menarik bagi masyarakat modern dengan target usia yang telah ditentukan. Juga diaplikasikan pada pakaian siap pakai wanita dimana dapat digunakan sehari-hari pada event semi formal. Pakaian wanita siap pakai yang merupakan produk akhir memiliki segmentasi lebih lanjut berdasarkan target market yang telah dibuat. Yaitu ditujukan pada wanita dewasa muda (young adult) yaitu dalam rentang usia 20-35, yang memiliki karakter muda, simple, modern, tetapi dengan tetap menunjukkan sisi feminin yang sisi kuat dari seorang perempuan yang berbudaya. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk wanita di luar rentang usia di atas untuk memakainya.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4
Nama Penulis ke-1
4. Penutup / Kesimpulan Dalam seluruh proses perancangan sampai proses produksi, penulis melakukan eksplorasi dan survey untuk membuat suatu motif baru yang tetap mengacu pada nilai-nilai primitf tenun Sumba, yaitu dengan teknik cukil kayu. Karakterisik motif Sumba ada miripnya dengan karakter teknik cukil kayu yaitu adanya imperfeksi dalam bentuk-bentuknya. Pembuatan motif baru tersebut tidak meninggalkan unsur-unsur primitif dari tenun Sumba itu sendiri, hanya saja dibuat lebih modern dengan dilakukannya pengkomposisian dan penambahan unsur-unsur yang tidak primitive, dikarenakan adanya modernisasi dan perkembangan dunia yang semakin serba kontemporer. Produk yang dibuat yaitu pakaian wanita siap pakai, telah melalui proses eksplorasi dan proses produksi. Proses eksplorasi dalam hal bahan kain, pewarna, motif, dan kemudian dilakukanlah proses produksi. Secara garis besar proses eksplorasi sampai dengan proses produksi pembuatan pakaian berjalan lancar dan sesuai harapan. Hanya saja beberapa kendala masih ditemukan pada eksperimen tinta yang cocok untuk bahan-bahan ditentukan, dan pada proses produksi ditemukan kendala dalam hal kerapihan. Namun semua kendala cukup berhasil diatasi. Pembuatan motif-motif baru dengan inspirasi motif-motif tradisional dengan menggunakan teknik-teknik baru yang unik ada baiknya apabila terus dilakukan. Karena adanya kejenuhan pada motif-motif tradisional yang terlalu literal Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
yang ditemukan pada masyarakat modern sekarang ini, sebagai orang kreatif memiliki peran yang besar untuk melakukan perkembangan pada tradisi, tentunya ke arah yang baik, dan tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisi, budaya, dan primitf dari tradisi yang diangkat itu sendiri.
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Mata Kuliaj Tugas Akhir Program Studi Sarjana Kriya Tekstil FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Prof. Dr Biranul Anas Zaman.
Daftar Pustaka Hamy, Stephanus. 2009. Chic Mengolah Wastra Indonesia: Tenun NTT. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Huttin, Warwick. 1983. Making Woodcuts. London : Academy Edition.
Jes A. Therik. 1989. Tenun Ikat Dari Timur. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
J.J. Lankers. 1989. A Woodcut Manual. London : British Museum Press.
Maxwell, Robyn. 1990. Textiles of Southeast Asia: Tradition, Trade and Transformation. Melbourne : Oxford University Press.
Pudiastuti, Wiwik. 2002. Buku Motif Tenun Ikat Sumba. Yogyakarta : ISI.
http://kaintenunsumba.blogspot.com/2012/07/tenun-ikat-khas-waingapu-sumba-timur.html
http://www.pikiran-rakyat.com/node/184837
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6