Tentang IQ dan EQ By : ZR
Istilah IQ (intelligence quotient) sudah bukan hal yang baru lagi. Sebagian besar orang bahkan mempercayai bahwa IQ tinggi menjamin keberhasilan seseorang. Namun, belakangan muncul istilah EQ yang hingga kini masih kalah populer daripada IQ. Padahal, menurut Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence, peran IQ bagi keberhasilan seseorang itu Cuma 20% saja. Selebihnya, yang 80% itu adalah peran EQ. IQ adalah ukuran kemampuan seseorang untuk berpikir, belajar, memahami, mengingat, dan mempertimbangkan sesuatu. EQ adalah ukuran kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan pikiran, perasaan, dan tindakan. Dengan kata lain, IQ adalah ukuran potensi seseorang, sedangkan EQ merupakan ukuran kemampuan seseorang unutk menggunakan potensi itu secara tepat dan bijaksana. IQ bersifat relatif tetap. Misalnya, dalam kurun waktu lima tahun kemungkinan besar tingkat IQ Anda tidak berubah. Tetapi, EQ dapat terus berubah dan dapat dikembangkan.
Manakah yang lebih penting, IQ atau EQ? Walaupun keduanya sama pentingnya untuk menunjang keberhasilan yang maksimal, EQ lebih penting daripada IQ. Orang yang memiliki IQ tinggi belum tentu dapat menggunakan potensinya itu dengan baik. Keberhasilannya justru ditentukan oleh tingkatan EQ yang dimilikinya. Jika Anda mempunyai IQ tinggi (cerdas, bereaksi cepat, dan teliti), tetapi tidak dapat mengendalikan emosi Anda, maka Anda bisa menjadi sangat agresif, destruktif, dan arogan. Atau sebaliknya, Anda malah sangat pasif. Tetapi, walaupun IQ Anda rendah (tidak terlalu cerdas, reaksi agak lambat, dan tidak terlalu teliti), namun Anda memiliki sikap ramah, jujur, dan bijaksana, Anda akan menjadi seseorang yang dihormati dan dilingkungan Anda.
PIKIRAN+PERASAAN
TINDAKAN
IQ Tinggi
Rendah
Baik Baik
Tindakan positif/ bersahabat
Mudah diterima oleh lingkungan
Kurang
Tindakan agresif/tidak bersemangat
Tidak ada tindakan/pasif
EQ
Apa aspek yang mempengaruhi EQ? Ada lima aspek yang mempengaruhi EQ seseorang. Pertama, situasi di sekitar. Misalnya, jika situasi di sekitar Anda selalu tegang, EQ Anda akan menurun. Kedua, menyangkut keterampilan. Jika Anda lebih terampil, maka Anda akan lebih percaya diri. Ketiga adalah kecakapan, di mana termasuk didalamnya adalah kreatifitas dan ketangguhan. Keempat, berkaitan dengan nilai dan keyakinan, misalnya agama dan nilai-nilai positif yang berlaku dalam masyarakat sekitar Anda. Kelima, hasil dari suatu kerja atau perbuatan. Misalnya, apakah Anda mendapat gaji yang cukup, apakah Anda memiliki rumah seperti yang diharapkan, atau bagaimana sikap teman-teman Anda. Makin banyak hal positif yang Anda rasakan, maka EQ pun akan tinggi.
Bagaimana cara memahami tingkat EQ kita Pertama, Dengan mengobservasi perilaku, yaitu upaya unutk memahami diri Anda sendiri. Apakah Anda termasuk orang yang agresif-reaktif, agresif-pasif (memilih diam, mogok, menangis, atau ngambek kalau terjadi sesuatu yang tidak disukai), asertifproaktif, atau nonasertif (kalau ada apa-apa hanya pasrah saja). Perilaku yang cenderung agresif atau pasif menunjukkan kecenderungan EQ yang rendah (lihat kembali bagian IQ-EQ). Kedua, Lewat tes tertulis. Ada berbagai tes yang saat ini sudah dikembangkan oleh berbagai lembaga dan periset. Selain itu, Anda bisa membaca bukubuku tentang EQ. Biasanya, di dalam buku itu ada semacam tes EQ. Sebenarnya yang penting itu bukan tesnya, tetapi ketika mengetahui posisi EQ Anda, apa yang akan Anda lakukan. Inginkan meningkatkan EQ yang tergolong rendah, atau mampukah mempertahankannya jika tergolong tinggi?
Apakah EQ hanya berguna untuk jenis dan level pekerjaan tertentu? EQ berguna untuk semua level pekerjaan. Makin tinggi EQ seseorang, makin mudah ia berkomunikasi dengan orang lain, dan makin bijaksana pula sikap dan tindakannya. Di samping itu, EQ juga bermanfaat untuk memberi nilai tambah pada hasil pekerjaan. Untuk pekerjaan yang banyak berhubungan langsung dengan manusia, misalnya bagian layanan nasabah (customer service), humas, kasir, dan sebagainya, EQ jelas sangat bermanfaat bagi kelancaran tugas sehari-hari maupun kinerjanya. Untuk peningkatan karier, EQ memegang peranan cukup besar. Untuk pekerjaan yang tidak banyak berhubungan langsung dengan manusia, seperti bagian research and development (R&D), penakunan, produksi, dan sebagainya, EQ juga bermanfaat .
MENGASAH EQ
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai EQ, tetapi levelnya berbeda-beda. Seperti sudah dikatakan, EQ bisa berubah dan bisa dikembangkan. EQ yang rendah, bisa ditingkatkan. Untuk mengasah dan mengembangkan EQ, ada lima hal penting yang perlu Anda ketahui.
Pengendalian diri Untuk mengasah EQ, perlu pengendalian diri, padahal mengendalikan diri adalah suatu hal yang sulit dilakukan. Jika Anda tipe yang selalu penuh semangat, ada kalanya Anda harus sedikit mengerem semangat itu untuk memberi kesempatan kepada orang lain.
Pengenalan diri
Kenalilah diri Anda, Apakah Anda termasuk orang yang emosional atau tidak. Kalau ya, bagaimana biasanya Anda melampiaskannya. Bayangkan berbagai macam situasi yang mungkin Anda hadapi, dan analisa bagaimana Anda akan bereaksi? Apa saja kelebihan dari kekurangan Anda ?
Motivasi Diri
Mengasah EQ Pikiran + Perasaan (Tindakan Asertif dan Proaktif)
Memotivasi menjadi semacam motor penggerak. Tanpa motivasi, tidak akan terjadi perubahan EQ Anda
Mampu berkomunikasi
Peka pada orang lain
Kembangkan kemampuan berkomunikasi. Jika keempaat unsur lain bisa Anda miliki, sebenarnya langkah Anda untuk bisa menjalin hubungan sosial yang baik dengan bawahan, rekan kerja, atasan, nasabah, dan sebagainya dapat terjadi dengan mudah.
EQ adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar Anda . Oleh sebab itu, Anda diharapkan mampu memahami emosi dan kondisi orang lain, serta tidak semata-mata memaksakan kehendak Anda sehingga Anda bisa diterima dengan baik. Dengan kepekaan ini Anda pun akan mampu melihat bahwa setiap orang berbeda dan perbedaan