PERAN IQ,EQ,SQ,CQ,DAN AQ DALAM PEMBELAJARAN Belajar Pembelajaran Tahun 2013
Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence-1996) • Orang yang mempunyai IQ Tinggi tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ nya rata-rata tapi EQ nya tinggi, artinya bahwa penggunaan EQ atau olah rasa justru menjadi hal yang sangat penting
Kecerdasan • Adalah Sebagian kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi serah dengan tujuan, berfikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif.
Menurut Gardener (2002) Kecerdasan (Intelligen) mencakup 3 hal : 1. Kemampuan untuk menyelasaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. 2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalanpersoalan baru untuk diselesaikan. 3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang Individu
Ciri – ciri Mendasar Kecerdasan (Intellegens)
To judge well (dapat menilai).
To comprehend well (memahami secara keseluruhan).
To Reason well (memberi alasan dengan baik)
CIRI-CIRI PERILAKU INTELLEGEN (CERDAS) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan. Serasi tujuan dan ekonomis (efisien). Masalah mengandung tingkat kesulitan. Keterangan pemecahannya dapat diterima. Sering menggunakan abstraksi. Bercirikan kecepatan. Memerlukan pemusatan perhatian.
Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan (Intellegen) 1. Pembawaan ; Kapasitas/ batas kesanggupan. 2. Kematangan; telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya, erat kaitan dengan umur. 3. Pembentukan ; pengaruh dari luar. 4. Minat 5. Kebabasan ; terutama dalam memecahkan masalah.
Rumpun atau macam-macam kecerdasan : • • • • •
IQ (Intellegence Qoutient) EQ (Emotional Qoutient) AQ (Adversity Qoutient) SQ (Spiritual Qoutient) CQ (Creativity Qoutient)
IQ (INTELLEGENCE QUOTIENT) Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993)
PENGUKURAN / KLASIFIKASI IQ Very Superior
:
130 –
Superior
:
120 – 129
Brght normal
:
110 – 119
Average
:
90 – 109
Dull normal
:
80 – 89
Borderline
:
70 – 79
Mental Defective
:
69 and bellow
KESIMPULAN IQ : Frustasi dan kegagalan dalam pembelajaran dapat berkurang jika peserta didik mencari informasi dangan berbagai cara/strategi pembelajaran, dengan berbagai alternative, banyak pikiran untuk keberhasilan dalam beraktivitas. Situasi yang kondusif untuk belajar bisa diciptakan melalui pemberian motivasi atau menumbuhkan motivasi diri sendiri dengan konsep belajar yang berfokus pada kelebihan-kelebihan yang dimiliki setiap individu.
EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) • Emosi adalah letupan perasaan seseorang, Perasaan (feeling) atau afek yang meliputi antara perubahan fisiologis dengan tingkah laku nyata (overt behavior) Klasifikasi emosi : Positive Affectivity (PA) Range emosi positif mulai dari tenang, bahagia, senang, tertawa Negative Affectivity (NA) Emosi yang bernada (nuansa) negatif : cemas, marah, bersalah, sedih takut.
PERASAAN (EMOSI) MENYENANGKAN Bahagia Senang Sayang Diterima Merasa mampu/berhasil Bangga Lega Menang
TIDAK MENYENANGKAN Marah Sedih Bingung Ragu/tidak pasti Khawatir Tidak mampu Ditolak Iri Menyesal Kesal Kesepian Kalah Benci Diperlakukan tidak adil
Daniel Goleman: Clifford Morgan, Richard King (1956): Gembira; Takut; Marah Atkinson (1983) Menyenangkan Tidak menyenangkan Paul Ekman, Richard Lazarus: Bahagia ; Sedih; Kaget; Jijik; Marah; Takut
Amarah; Kesedihan Rasa takut Kenikmatan; Cinta, Terkejut Jengkel Malu
EMOSI 1. TINDAKAN • KOGNITIF : persepsi • EMOSI ARTI : • BERGERAK • BERHUBUNGAN DENGAN BIOLOGIS : sistem saraf • Emosi spesifik menghasilkan perubahan yang spesifik pula pada tubuh • Perubahan pada otot wajah terkait erat dengan kemampuan adaptasi tubuh dalam berespon terhadap kondisi emosi
2.
MENTAL (OTAK) •
RASIO (HEAD)
•
EMOSI (HEART)
•
Pola gerak tubuh dalam keadaan emosi dikendalikan oleh Limbic sistem dan hypothalamus pada otak
•
Kondisi emosi dapat dideteksi dari perubahan fisiologis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas, perubahan pada kulit, kecepatan reaksi.
EMOSI SEBAGAI INTEGRASI INFORMASI Faktor kognitif Ingatan ttg pengalaman dan penilaian thd situasi saat ini Faktor stimulus pengalaman
masukan ke otak dari
emosi yg disadari
stimulus yg mengenai sistem saraf
Faktor fisiologis Masukan ke otak dari organ internal dan otot rangka
PERSPEKTIF PERUBAHAN MAKNA KATA “EMOSI” KONVENSIONAL Lambang kelemahan Tidak boleh ada dlm bisnis Harus dihindari Membingungkan Harus dipisahklan Hindari orang yg emosional Hanya pikiran yg diperhatikan Menggunakan kata tanpa emosi Mengganggu penilaian objektif Mengalihkan perhatian Tanda kerentanan
HIGH PERFORMANCE Lambang kekuatan Penting dalam bisnis Emosi memicu semangat Memperjelas Harus dipadukan Mencari orang emosional Emosi harus didengar Menggunakan kata emosional Penting unt penilaian yg baik Memotivasi kita Membuat kita hidup
Berperan sbg “silent language” Berperan sbg inner moral/kompas etika dlm bersikap Membantu proses pengambilan keputusan Sarana komunikasi untuk berhubungan dgn yang lain Memungkinkan inner self kita berbicara kepada kita dan mengatakan apa sesungguhnya yg kita butuhkan
KAPAN KECERDASAN TERBENTUK Minggu ke tiga masa kehamilan , 250.000 sel /menit dng mitosis Ketika baru lahir, berat otak bayi 25 persen dari berat otak orang dewasa,100 milyar sel.
Corpus Callosum
Menghub otak kanan dan otak kiri
Satu sel akan berhubungan langsung dng 100 sel syaraf Setiap sel otak mempunyai potensi menjadi "alat“ pemroses informasi
Dua bulan jumlah sel otak = jumlah sel otak orang dewasa berat otaknya belum sama dng otak orang dewasa
BEBERAPA LANGKAH UNTUK MELATIH REAKSI EMOSI • Memahami kehidupan emosi diri sendiri dan orang lain (orang lain, mahasiswa, anak, pasangan dll) • Memahami kehidupan emosi sebagai kesempatan untuk kedekatan dan memberikan pembinaan • Mendengar dengan empati • Membantu individu mengenal bentuk ekspresi emosi secara verbal • Membuat batasan untuk membantu individu ain memecahkan masalah – Batasan masalah – Menemukan tujuan – Memikirkan beragam kemungkinan
Pengertian EQ/ Kecerdasan Emosi • Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN). • Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER) • Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosisl dan adaptasi sosial (SEAGEL).
Kerangka Kerja Kecakapan Emosi (Daniel Goleman, 2000)
Kecakapan pribadi:
Kecakapan sosial:
1. Kesadaran diri, mengetahui
1. Empati, kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. 2. Keterampilan sosial, kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki oleh orang lain
kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya, intuisi.
2. Pengaturan diri, mengelola kondisi, impuls, dan sumber diri sendiri.
3. Motivasi, kecenderungan emosi yang mengantar dan memudahkan peraihan sasaran.
Aspek EQ (menurut Salovely & Goldman) ada lima:
1. 2. 3. 4. 5.
Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri). Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri). Kemampuan memotivasi diri. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).
Perilaku Cerdas Emosi :
• Menghargai emosi negative orang lain. • Sabar menghadapi emosi negative orang lain. • Sadar dan menghargai emosi diri sendiri. • Emosi negative untuk membina hubungan. • Peka terhadap emosi orang lain. • Saat emosional adalah saat mendengarkan.
Dr. DANIEL GOLEMAN memberikan satu asumsi betapa pentingnya peran EQ dalam kesuksesan pribadi : • 90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ. • Pengetahuan dan teknis hanya berkontribusi 4 %
Membangun benteng untuk mencapai keterampilan Emosional (Dr Patricia Patton) 1.
2.
Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dalam bagaimana kita mengendalikan emosi. Mengekspresikan kanyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan yang serupa.
3.Mengekang emosi adalah tindakan yang tidak sehat yang dapat mengarahkan kita kepada hal-hal yang negative. 4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah. 5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri. 6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri. 7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki. 8. Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian,dan berbagi bersama.
Menurut Robert K Cooper, Ph.D • Meningkatkan kecerdasan dengan “masuk kedalam hati dan keluar dari fikiran”.
EQ Rendah adalah • Cenderung menyalahkan orang lain atas perasaannya yang negatif • Tidak mampu mengungkapkan perasaannya • Sering menyerang, mengkritik, menginterupsi, mengkuliahi, serta memberi cap tertentu pada orang lain • Suka memberikan analisis rasional berlebihan ketika orang lain mengungkapkan perasaannya • Sering bercerita bohong mengenai perasaannya (emotional dishonesty) • Pendengar yang jelek, suka interupsi, debat setiap saat
EQ Rendah adalah • Melebih-lebihkan/meminimalkan perasaan • Tidak peka thd perasaan orang lain • Sering merasa tidak aman,sukar menerima kesalahan diri serta minta maaf secara tulus • Pesimistik dan merasa dunia ini tidak adil • Kaku dan kurang luwes,selalu membutuhkan aturan unt merasa aman • Relasi tidak harmonis dgn orang lain, mengganti dengan binatang kesayangan,benda koleksi • Puas bila bisa menghina atau mengalahkan orang lain
EQ Tinggi adalah • Berempati • Mangungkapkan dan memahami perasaan. • Mengendalikan amarah. • Kemandirian. • Kemampuan menyesuaikan diri. • Disukai • Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
EQ Tinggi adalah • Tidak takut mengungkapkan perasaan • Tidak didominasi rasa yg tidak menyenangkan seperti : takut,khawatir,malu, kecewa,tidak berdaya, dsb. • Mampu membaca komunikasi non verbal • Bertindak karena termotivasi secara intrinsik,bukan terpaksa, atau aturan • Optimis dan mampu melihat sisi positif • Merasa nyaman berbicara mengenai perasaan • Tidak lumpuh karena tekanan emosi • Mampu merefleksikan berbagai perasaan yg muncul dlm dirinya, maupun orang lain • Memiliki ketahanan emosi
Kesimpulan EQ : • EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. • Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat diluar inti batin seseorang juga batas-batas keluarga.
PERBEDAAN IQ DAN EQ IQ Relatif permanen Titik berat pada logika dan analisis Berperan sekitar 4% keberhasilan
EQ Dapat dipelajari dan berubah menjadi baik Titik berat pada emosi dan biologis Berperan lebih dari 40 % thd keberhasilan bersama bentuk kecerdasan lain
FAKTOR-FAKTOR IQ dan EQ IQ • • • • • • • • • • • •
Information collection Problem analysis Numerical interpretation Judgment Detail consciousness Planning Organizing “Helicopter” perspective Organizational perspective External awareness Creativity Risk taking
EQ Perspective listening Sensitivity Flexibility Achievement Orientation Stress tolerance Resilience (kemampuan unt bangkit kembali) Persuasiveness Negotiating Adaptability Decisiveness Ascendency (keinginan unt maju, menguasai) Energy Impact Integrity Motivating others Leadership
PERSAMAAN IQ DAN EQ
IQ
EQ
Fungsi yang sama penting Saling berhubungan Saling melengkapi Tidak ada yg lebih baik/jelek, sama penting ,tergantung fungsinya Frekuensi penggunaan IQ dan EQ adalah situasional
STRESS • Kondisi tidak nyaman yang dirasakan tubuh,
yang bisa disebabkan oleh gangguan fisik (spt penyakit) atau lingkungan yang potensial menekan, tidak terkendali, membahayakan, dsb.
• Dapat menimbulkan beragam respon, baik
terhadap fisik, psikis maupun tingkah laku
Cara-cara untuk mengatasi stress 1.
2. 3. 4. 5.
Mencari informasi mengenai kondisi / masalah yang dihadapi dan solusi apa yang mungkin diambil. Melakukan tindakan dalam upaya mengurangi efek dari stress. Fleksibel dalam mencoba berbagai cara. Tidak bertindak impulsif/gegabah. Gunakan pikiran/kognitif untuk memahami dan mengatasi stress.
Distress cycles stressor lingkungan, penyakit, keluarga, pekerjaan, dsb
Fisik
Emosi
Tekanan darah
cemas
Kognitif konsentrasi
meningkat
marah
terganggu
Hipertensi
anxiety kronis gangguan
Perilaku pola makan (kurang/lebih)
obesitas
pd berpikir
produktivitas menurun, tidak bahagia, dsb
Wellness cycles stressor lingkungan, penyakit, keluarga, pekerjaan, dsb
Fisik
Emosi
Nutrisi cukup Relaksasi
Kognitif
Perilaku
menenangkan berpikir positif mengatur waktu diri, sabar
Bugar, tahan thd penyakit
mental sehat antisipasi pd
percaya diri
situasi stress
produktivitas tinggi, bahagia, sosialisasi baik, dsb
Reaksi tubuh pada kondisi stress 1.
Alarm reaction Respon awal dari tubuh ketika hadapi kondisi stress. Pada tahap ini sistem saraf menyiapkan tubuh kita utk atasi situasi stress.
2. Stage of resistance Hormon Adrenocorticotropic (ACTH) mempertahankan tubuh dari efek stress yang berkelanjutan.
3. Stage of exhaustion Kemampuan tubuh beradaptasi terhadap situasi stress yang dihadapi.
SQ (SPIRITUAL QUOTIENT) Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri. Kecerdasan spiritual adalah sumber yang ilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus N. Germanto, 2001)
Menurut VICTOR FRANK (PSIKOLOG) • Pencarian manusia akan makna hidup merupakan motivasi utamanya dalam hidup. • Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif dan bijak secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi segala sesuatu secara lebih jernih dan benar sesuai hati nurani kita, kecerdasan spiritual “SQ”.
Ciri – Ciri SQ Tinggi : 1. 2. 3. 4. 5.
Memiliki prinsip dan visi yang kuat. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan. MAmpu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.
a. Memiliki Prinsip dan Visi Yang Kuat : Prinsip adalah suatu kebenaran yang hakiki dan fundamental berlaku secara universal bagi seluruh umat. Prinsip merupakan pedoman berprilaku, yang berupa nilai-nilai yang permanen dan mendasar.
3 prinsip utama bagi orang yang spiritualnya tinggi : • Prinsip kebenaran. • Prinsip Keadilan. • Prinsip Kebaikan.
b. Visi yang kuat : • Visi adalah cara pandang bagaimana memandang sesuatu dengan visi yang benar.
Suatu ungkapan seorang pakar : • “NO RELIGION WITHOUT MORAL, NO MORAL WITHOUT LAW” • Oleh karena itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi haruslah yang beraga dalam arti beriman dan bertakwa, bermoral dalam arti taat pada hukum.
CQ (CREATIVITY QUOTIENT) KECERDASAN KREATIVITAS Adalah potensi seseorng untuk memunculkan sesuatu yang penemuanpenemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya.
GUIL FORD mendeskripsikan 5 ciri kreativitas : 1. 2. 3. 4. 5.
Kelancaran : Kemampuan memproduksi banyak ide. Keluwesan : Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan jalam pemecahan masalah. Keaslian : Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinil sebagai hasil pemikiran sendiri. Penguraian : Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci. Perumusan Kembali : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbada dengan yang sudah lazim.
Kreativitas terdiri dari dua unsur : 1.
Kepasihan (kemampuan menghasilkan sejumlah gagasn dan ide prmecahan masalah dengan lancar).
2.
Keluwesan (Kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah )
Hambatan untuk menjadi Kreatif : Kebiasaan, waktu, dibanjiri masalah, tidak ada masalah, takut gagal, kebutuhan akan sebuah jawaban sekarang, kegiatan mental yang sulit diarahkan, tahut bersenang-senang, kritik orang lain.
Beberapa cara memunculkan gagasan kreatif yaitu : 1.
Kuantitas gagasan.
2.
Teknik brainstorming.
3.
Sinektik.
4.
Memfokuskan tujuan.
Kesimpulan CQ : • SDM sebagai pelaksana suatu profesi dengan tingkat kecerdasan kreativitas (CQ) yang tinggi, adalah mereka yang kreatif, mampu mencari dan menciptakan terobosan-terobosan dalam membatasi berbagai kendala atau permasalahan yang muncul dalam lembaga profesi yang mereka geluti.
AQ (ADVERSITY QUOTIENT) KECERDASAN DALAM MENGHADAPI MASALAH
• Adalah kemampuan/ kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
Paul G Stoltz, merinci AQ berdasarkan penelitiannya : • AQ tingkat “Quitters” (orang-orang yang berhenti). • AQ tingkat “ Campers” (Orang yang berkemah) • AQ tingkat “Climbers” (Orang yang mendaki)
Rentang AQ : • AQ rendah (0 – 50) • AQ sedang (95 – 134) • AQ tinggi (166 – 200)
Analisa SWOT • Merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaan tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/ karier.
SWOT • “S” Strenght (kekuatan) adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung citacita/karier. • “W” Weakness (Kelemahan) adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri sendiri dan kurang mendukung cita-cita/karier. • “O” Opportunity (peluang) adalah segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan cita-cita/karier. • “T” Traits (Ancaman) adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan rencana cita-cita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.
Skema pengambilan keputusan Keputusan Spiritual
Masalah timbul
Kebebasan memilih
Keputusan Emosional
Keputusan Persepsi Sumber : Ari Ginanjar, ESQ Power 2003
Sekian dan semoga bermanfaat ! E-mail :
[email protected] Website : www.ayahalby.wordpress.com
Badarudin, S.Pd. HP. 081313400558 BB. 2A8FD4F0