GBI Jalan Gatot Subroto Suplemen COOL
MEI 2011 I
Telinga seorang murid “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. “ (Yesaya 50:4b) Diskusi: (Untuk pemimpin sharing/diskusi) minta kepada anggota COOL yang hadir untuk memejamkan mata sejenak, kemudian minta mereka memikirkan kata berikut ini: “MURID”, lalu minta mereka untuk membuka mata kembali, tanyakan apakah ada diantara mereka yang tadi sempat berpikir tentang seorang murid sekolah? Mungkin murid sekolah SD/SMP/SMA, dan lain sebagainya? Jika kita mendengar kata “murid” pada jaman sekarang ini, kita akan cenderung berpikir tentang konsep belajarmengajar yang biasa kita temui di sekolah : ada gedung/bangunannya, sebuah ruangan yang di dalamnya berisi 2 pihak, yaitu guru dan murid-muridnya, murid berangkat dari rumahnya masing-masing lalu bertemu gurunya di sekolah untuk belajar tentang ilmu pengetahuan, dan setelah jam sekolah selesai, semua berpisah dan kembali ke rumah dan melakukan urusannya masing-masing. Jika kita melihat konteks Alkitab dalam jaman di mana YESUS hidup, konsep tentang “murid” yang dimiliki pada saat itu tidaklah sama seperti yang ada di jaman sekarang ini. Konsep murid yang ada pada jaman saat YESUS hidup bukan hanya mentransfer pengetahuan dari seorang guru kepada muridnya, tetapi seorang guru akan “berbagi kehidupan”/“sharing life” dengan muridnya. Jadi murid bukan hanya sekedar belajar pengetahuan dari sang guru, tetapi murid akan belajar tentang “kehidupan” dari sang guru, di mana di dalamnya tercakup hal-hal mengenai norma, keyakinan, karakter, kerangka berpikir, prinsip, filosofi dan nilai-nilai kehidupan. Itulah sebabnya 12 murid YESUS selalu ikut kemanapun Ia pergi, sehingga mereka dapat belajar tentang “kehidupan” secara langsung dari Sang Guru Agung yaitu TUHAN YESUS. Hari ini kita akan melihat kriteria telinga yang dibutuhkan untuk dapat mengerti dan melakukan pengajaran dari TUHAN YESUS, khususnya bagi kita di zaman sekarang ini: 1. Telinga yang “MENDENGAR” suara YESUS Pengertian “mendengar” di sini tentu bukan hanya sekedar mendengar, ada istilah “masuk kuping kanan lalu keluar kuping kiri”. Pengertian “mendengar” yang dimaksud di sini tentu bukan yang seperti itu. Dalam bahasa Inggris ada perbedaan arti antara “hear” dan “listen”, hear dapat diartikan mendengar tetapi listen memiliki makna yang lebih dalam, yaitu mendengar dengan sungguh-sungguh/mendengar dengan memperhatikan. Ciri telinga yang baik dari seorang murid adalah mendengarkan perkataan TUHAN YESUS dengan sungguh-sungguh, karena setiap perkataan TUHAN YESUS pasti memiliki makna yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Harihari ini, Gembala Pembina kita, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo sedang menekankan tentang pentingnya memperhatikan perintah-perintah TUHAN. Kiranya TUHAN mempertajam pendengaran kita untuk lebih lagi memperhatikan perintah TUHAN. Di zaman sekarang ini, TUHAN dapat berbicara kepada kita dengan berbagai macam cara. Misalnya: • • • • • • • • •
Melalui Alkitab Melalui suara dalam hati Secara audible (langsung terdengar di telinga) Melalui hikmat yang Tuhan berikan Melalui mimpi/penglihatan Melalui seorang hamba Tuhan (misalnya: nubuat) Melalui khotbah mimbar gereja dan persekutuan jemaat Melalui peristiwa/kejadian yang terjadi di sekitar kita Melalui peristiwa/kejadian yang terjadi di dalam dunia secara universal
Diskusi: Mari diskusikan bersama, beberapa contoh bentuk perkataan TUHAN YESUS bagi kita di zaman sekarang ini. 2. Telinga yang “MENGENAL” suara YESUS Suatu hari ketika saya berada di tengah kerumunan orang banyak dalam sebuah acara KKR, tiba-tiba ada suara seorang wanita yang memanggil “Papa.., Papa…!” dan saat mendengar suara tersebut saya langsung tahu bahwa yang memanggil itu pasti istri saya. Bagaimana saya bisa mengetahui bahwa yang memanggil itu pasti istri saya? Jawabannya adalah karena saya mengenal suara istri saya dengan baik, karena saya hidup intim dengan dia, setiap hari saya selalu bertemu dengan dia, bergaul, bercakap-cakap, curhat, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda dapat mengenali suara TUHAN ketika Ia berbicara kepada Anda? Dunia ini penuh dengan berbagai macam suara, dunia ini sangat berisik dan bising, untuk itu dibutuhkan kepekaan untuk dapat membedakan suara. Dalam dunia ada 3 jenis suara yang dapat kita dengar, yaitu: • Suara TUHAN • Suara kita sendiri • Suara iblis Untuk dapat membedakan suara-suara tersebut kuncinya adalah seberapa intim Anda dengan TUHAN dan seberapa dalam pengetahuan Anda akan kebenaran Firman TUHAN misalnya: Apakah Anda berdoa setiap hari? Membaca Alkitab? Bagaimana saat teduh Anda dengan TUHAN? Renungkan bersama: Ambil waktu sejenak dan renungkan kebenaran ini: apakah Anda dapat mengenali suara TUHAN ketika Dia sedang berbicara kepada Anda? 3. Telinga yang “PERCAYA” kepada suara YESUS Kriteria ketiga dari telinga yang harus dimiliki oleh seorang murid KRISTUS ialah telinga yang percaya dan mau melakukan perintah-Nya. Apa tandanya kita percaya bahwa suara yang kita dengar tersebut adalah suara TUHAN? Yaitu bahwa kita melakukan perintah-Nya. Ada banyak orang yang mengaku percaya tetapi tidak mau melakukan perintah TUHAN, di sini ada unsur “free will”/“Kehendak Bebas”. TUHAN menciptakan manusia tidak seperti robot yang sudah diprogram untuk melakukan sederet perintah-perintah digital tanpa mempunyai kemampuan untuk menolaknya, tetapi TUNAN menciptakan manusia dengan memiliki tubuh, jiwa dan roh, di dalam jiwa manusia terdapat 3 unsur lagi yaitu: pikiran, perasaan dan kehendak. Dan jiwa ini harus ditundukkan kepada KRISTUS, sehingga dengan jalan demikian kita akan dimampukan untuk melakukan kehendak ALLAH dengan maksimal. Kesimpulan Konsep kata “murid” bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini ternyata berbeda dengan konsep kata “murid” yang dimiliki oleh orang-orang yang hidup dalam jaman di mana YESUS hidup. Namun meskipun demikian, ternyata prinsip-prinsip universal tentang telinga yang baik dari seorang murid masih tetap relevan sampai dengan hari ini, yaitu telinga yang mendengar, mengenal dan percaya kepada suara sang guru agung yaitu TUHAN YESUS KRISTUS. [SH/2011] Aku mengasihi Engkau YESUS dengan segenap hatiku Aku mengasihi Engkau YESUS dengan segenap jiwaku Reff: Kurenungkan firman-Mu siang dan malam Kupegang perintah-Mu dan kulakukan Engkau tahu ya TUHAN tujuan hidupku Hanyalah untuk menyenangkan hati-Mu
GBI Jalan Gatot Subroto Suplemen COOL
MEI 2011 Minggu II
Tuhan dan kekayaan “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33) Seberapa pun kita mencoba untuk menghindari membicarakannya, faktanya kesuksesan di dunia ini diukur dengan satu ukuran: uang. Standar kesuksesan Alkitab memang adalah seberapa jauh kita berjalan dan hidup dalam tuntunan ALLAH, tetapi dunia mengukur kesuksesan melalui keuangan kita. Yang lebih parah, seringkali keuangan digunakan sebagai tanda apakah seorang anak TUHAN diberkati oleh TUHAN atau tidak (seolah-olah hanya uanglah yang menjadi berkat satu-satunya). Pandangan dunia yang tidak Alkitabiah ini telah membuat banyak anak-anak TUHAN yang kemudian jatuh dalam jerat dosa cinta akan uang. Motivasi untuk mendapat uang dan menjadi kaya membuat banyak anak-anak TUHAN jatuh dalam berbagai-bagai masalah. Ingatlah, tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, tetapi ingin kaya-lah yang salah. Tidak apa untuk memiliki uang, tetapi ingin mendapatkan uang berlimpahlah yang merupakan suatu kesalahan. Lebih dari yang disadari, sebenarnya Firman TUHAN dalam Alkitab membahas keuangan. Sebuah data menunjukkan bahwa ada 500-an ayat mengenai iman, 500-an ayat mengenai doa, namun ada 2000-an ayat mengenai keuangan/kekayaan. Ini bukan artinya keuangan lebih penting dari iman atau doa, tetapi artinya bahwa hal mengenai keuangan dan kekayaan merupakan hal yang penting juga bagi TUHAN. Penting karena keuangan dan kekayaan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari anak-anak TUHAN di atas muka bumi ini. Apakah pandangan TUHAN mengenai uang, harta dan kekayaan? 1. TUHAN-lah sumber kekayaan yang sejati. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7:7) Satu hal yang harus selalu kita ingat bahwa semua - ya, semua! – yang ada di atas muka bumi ini adalah milik dan dari TUHAN. Itu termasuk penghasilan, tabungan dan segala sesuatu yang kita miliki. Seringkali kita memiliki pemahaman yang keliru bahwa yang menjadi milik TUHAN hanya 10% yang selalu kita kembalikan dalam bentuk persepuluhan. Padahal sebenarnya 90% yang masih kita pegang-pun sebenarnya berasal dari TUHAN. Itulah sebabnya dalam mengelola 90% harta kita, kita pun harus bertanya kepada TUHAN bagaimana mengelolanya. Inilah salah satu yang dimaksud dengan minta-cari-dapat, yaitu kita meminta berkat hanya dari TUHAN, cari tahu dari TUHAN bagaimana untuk mendapatkannya, dan biarlah berkat-berkat-Nya itu ketika kita mengetok (berusaha/mengelolanya) maka pintu-pintu dibukakan; baik untuk pintu perluasan usaha/keberhasilan karir dan pintu penginjilan menjangkau jiwa-jiwa bagi kemuliaan nama TUHAN. 2. Berkatilah sebelum diberkati. “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” (Amsal 11:24-25) Salah satu prinsip tak terbantahkan dalam hal mengelola keuangan secara Alkitabiah yaitu bahwa anak-anak TUHAN harus menabur (sekalipun dalam masa kekurangan finansial). Prinsip menabur keuangan adalah suatu cara yang ALLAH tetapkan agar anak-anak TUHAN dapat menuai di masa kelaparan. Apa yang dituai? Bisa jadi uang, bisa jadi berkat lainnya seperti kesehatan, diluputkan dari bahaya/kecelakaan dan sukacita-damai sejahtera. Jika persepuluhan adalah meterai kekayaan (Maleakhi 3:8-11) maka persembahan khusus/menabur adalah ibarat benih investasi yang kekal. Ishak menabur di masa kekeringan dan sebagai akibatnya ia diberkati oleh TUHAN sampai titik Alkitab mengatakan Ishak menjadi sangat kaya.
Menabur adalah salah satu prinsip penting dalam penggunaan keuangan. Menabur apa saja yang menyenangkan hati TUHAN? • • • •
Menabur untuk orang miskin. Menabur untuk pelayanan Gereja. Menabur untuk kegiatan sosial yang dilaksanakan pemerintah. Menabur sesuai dengan petunjuk TUHAN yang Ia berikan kepada Gereja melalui Gembala/para pemimpin Gereja.
Tindakan untuk menjadi berkat sebelum diberkati artinya engkau beriman bahwa ALLAH akan tetap mencukupi segala kebutuhanmu, meskipun engkau memberikan kekayaanmu untuk penaburan. Ingatlah akan kisah janda miskin yang memberikan dua peser terakhirnya di Bait ALLAH. 3. Janganlah hatimu melekat kepada keuangan. “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.“ (Matius 6:11) Apa atau siapakah yang menjadi harta-mu yang terutama di dunia ini? Apakah rumahmu? Mobilmu? Apakah uangmu? Firman TUHAN tegas mengatakan bahwa hatimu akan berada di mana hartamu berada. Orang yang menjadikan uang sebagai hartanya, maka hatinya akan melekat pada hal itu. Tetapi orang yang menjadikan TUHAN YESUS sebagai hartanya yang paling berharga, maka kepada-Nya lah hatinya akan melekat. Dan ketika hati seseorang melekat pada TUHAN, maka kekayaan tidaklah lagi menjadi perhatian utamanya karena ALLAH sendiri yang memastikan hidupnya tidak lagi sulit secara keuangan. “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah ALLAH selama-lamanya.” (Mazmur 73:25-26) Bukan orang yang kaya yang tidak bisa masuk surga, tetapi orang yang hatinya melekat pada uang dan kekayaanlah yang sukar masuk surga. Mengapa? Karena fokus hidupnya bukan kepada TUHAN ALLAH yang justru adalah segala-galanya. Peneguhan: Ingatlah bahwa TUHAN-lah sumber segala uang dan kekayaan. Segala sesuatu yang kita miliki adalah dari DIA dan milik DIA. Bagaimana kita mengelola kekayaan/berkat TUHAN haruslah sesuai dengan keinginan dan Firman TUHAN. Sebagai anak-anak TUHAN, kita dipanggil untuk selalu menjadi berkat sebelum diberkati secara keuangan. Namun kekayaan yang terpenting bukanlah keuangan tetapi hati yang melekat kepada TUHAN yang lebih dari segala harta yang ada di dunia. [CS/2011] Yang menabur dengan air mata Kan menuai dengan bersuka Pasti pulang dengan bersorak Sambil membawa berkas-Nya Yang menabur dengan air mata Kan menuai dengan bersuka Pasti pulang dengan bersorak Sambil membawa berkas-Nya …sambil membawa berkat-Nya
GBI Jalan Gatot Subroto Suplemen COOL
MEI 2011 Minggu III
Jangan sampai terbujuk Kisah Para Rasul 14:8-20 Ketika bahan sharing ini disusun, Indonesia sedang dihebohkan dengan berita banyaknya para mahasiswa yang ternyata terbujuk untuk mengikuti suatu kegerakan yang dikenal sebagai NII. Yang mengkhawatirkan, ternyata para mahasiswa ini terbujuk bukan karena hipnotis, iming-iming harta atau sebagainya, tetapi memang karena murni terbujuk. Orang-orang mulai bertanya-tanya mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah para mahasiswa seharusnya kaum terpelajar dan intelektual? Mengapa mereka bisa terbujuk dan bukannya memikirkan dalamdalam tawaran yang diberikan? Faktanya siapapun dapat terbujuk untuk melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, tidak peduli seberapa pintar atau intelektualnya orang itu. Dalam nats yang kita baca di atas, kita menemukan fakta yang menarik mengenai bujukan. Ketika Paulus dan Barnabas di Listra, mereka disanjung-sanjung oleh banyak orang, bahkan disamakan dengan dewa-dewa. Namun pada ayat 19 kita temukan, orang-orang Listra yang awalnya menyanjung-nyanjung, berubah total jadi membenci Paulus dan Barnabas, karena termakan bujukan orang-orang yang membenci Kekristenan. Apa yang dapat kita dapatkan melalui kisah ini? 1. Orang dapat berubah total karena bujukan. Bujukan dapat membuat orang berubah dari baik menjadi jahat, maupun sebaliknya. Bujukan adalah satu senjata yang digunakan iblis secara ampuh. Karena bujukan setanlah maka Hawa berani melawan perintah ALLAH. Namun YESUS tidak termakan oleh bujukan iblis; IA melawannya dan karenanya menjadi teladan bagi kita bahwa bujukan apapun dari iblis dapat kita lawan ketika kita bersandar kepada Firman dan Kuasa ALLAH. 2. Orang dapat termakan bujukan negatif karena tiga hal berikut: a. Karena “dasarnya” rapuh. Mazmur 11:3 berkata, “Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?” Orang yang tidak kuat dalam dasar kebenaran Firman TUHAN akan mudah jatuh dalam pengaruh bujukan iblis. Di hari-hari akhir zaman ini, bujukan iblis semakin gencar kepada anak-anak TUHAN. Oleh karenanya pesan TUHAN kepada kita adalah perhatikan perintah-perintah-Nya. b. Karena tidak memiliki pengalaman pribadi dengan TUHAN. Siapapun dapat menyaksikan mujizat TUHAN, tetapi hanya mereka yang memiliki pengalaman pribadi denganNyalah yang tidak mudah terbuai bujukan iblis. Penting bagi kita untuk intim dengan TUHAN, memiliki pengalaman pribadi dengan TUHAN dan menyadari bahwa segala sesuatu dalam hidup kita adalah perjalanan rohani dengan Dia. c. Karena tidak dewasa. 1 Korintus 13:11 berkata, “Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” Salah satu sifat negatif anak-anak adalah ingin memuaskan diri sendiri. Anak-anak bisa merengek atau menangis apabila keinginannya tidak dipenuhi. Hanya orang dewasalah yang mengerti bahwa tidak semua keinginan dapat dipenuhi karena faktor-faktor lain yang harus diperhatikan. Perhatikanlah semua bujukan dunia dan iblis: semuanya semata untuk memuaskan keinginan pribadi. Jangan sampai jatuh dalam bujukan ular tua itu, namun jadilah dewasa rohani!
3. Iblis tidak pernah suka melihat anak-anak TUHAN hidup bahagia dan diberkati oleh TUHAN. Alasan utama mengapa iblis tidak pernah berhenti, tidak pernah menyerah untuk membujuk anak-anak TUHAN sehingga jauh dari perintah-perintah ALLAH karena iblis tidak pernah suka melihat kita hidup bahagia dan diberkati TUHAN. Karena itu biarlah hidup kita senantiasa tertuju kepada TUHAN, kuat dalam TUHAN sehingga kita dapat menikmati segala promosi dan multiplikasi dari TUHAN dan tidak terbujuk oleh rayuan dunia/iblis. [CS/2011] Diskusi: Pernahkah yang memiliki pengalaman sedang dibujuk oleh dunia/iblis? Bagaimana Anda menghadapinya? Bagikan kesaksian Anda.