Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Kegiatan Belajar: 1
Indera Mata dan Telinga 120 Menit
PENDAHULUAN Mata dan telinga adalah dua indera kita yang sangat penting, meskipun indera lain juga penting. Bagaimana kerja mata dan telinga sebagai organ indera kita adalah karunia yang patut kita syukuri. Indera penglihat (mata) disebut juga fotoreseptor karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Telinga, selain sebagai indera pendengar telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan. Penguasaan Anda akan materi ini akan membekali pengetahuan bagaimana kedua indera ini berfungsi dengan berbagai strukturnya sekaligus factor yang dapat menjadi penyebab kedua indera ini tidak berfungsi normal.
TUJUAN Setelah Anda mempelajari materi ini Anda akan dapat : 1. menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian mata 2. menjelaskan fisiologi penglihatan 3 . menjelaskan kelainan dan penyakit pada mata 4. menjelaskan struktur dan fungsi bagian-bagian telinga 5. menjelaskan fisiologi pendengaran dan keseimbangan 6. menjelaskan kelainan dan penyakit pada telinga Agar Anda dapat menguasai tuntas materi kegiatan belajar ini, baca dan simaklah dengan cermat uraian, tabel, gambar, latihan yang ada dalam kegiatan belajar ini. 1
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Yang tidak kalah penting adalah mengerjakan Tes Formatif, dengan tanpa melihat lagi materi yang telah Anda baca. Kami yakin Anda akan dapat menguasainya.
URAIAN MATERI A. MATA INDERA PENGLIHAT
Mata adalah organ yang mengandung reseptor visual. Dengan dukungan organ asesoris mata kita bisa melihat sesuatu benda. Organ asesoris mata mencakup kelopak mata, apparatus lakrimalis yang melindungi mata, dan seperangkat otot ekstrinsik yang menggerakkan mata. Mata, kelenjar lakrimalis dan otot ekstrinsik terdapat dalam rongga orbital berbentuk buah pir, atau disebut orbit, pada tengkorak. Mata adalah indera yang terpenting. Bagian otak yang berhubungan dengan indera mata jauh lebih banyak dibanding dengan yang berhubungan dengan indera yang lain. Mata (organ visus) terdiri atas : 1). organ okuli assesoria (alat bantu/pelengkap mata) dan 2). okulus (bola mata). 1. Organ okuli assesoria Organ okuli assesoria terdapat di sekitar bola mata, bagian ini sangat erat hubungannya dengan mata. Bagian-bagian organ okuli assessoria antara lain: a. Kavum orbita (orbit) Orbita merupakan rongga mata yang bentuknya seperti piramid atau kerucut bersisi empat sebagai tempat bola mata. Bagian dasar orbit menghadap arah anterolateral sedangkan apeks menghadap posteriomedial. Volume orbit pada orang dewasa adalah sekitar 30 mL, dan hanya seperenam yang ditempati oleh bola mata. Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang 1) os frontalis 2) os zigomatikum 3) os sfenoidal 4) os etmoidal 5) os palatum 6) os lakrimal. Perhatikan gambar 8.1D ! Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya. Rongga bolamata ini berisi jaringan lemak, otot fasia, saraf, pembuluh darah dan aparatus lakrimalis. b. Supersilium, eyebrow (alis mata) 2
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Alis mata merupakan bagian yang sedikit menonjol di atas kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit rambut halus. Bentuk alis mata pada manusia biasanya bagaikan bulan sabit dengan lengkungan agak tajam di bagian pelipis. Tidak jarang juga dijumpai orang dengan alis mata bagian kiri dan bagian kanan yang bersambung menjadi satu. Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata dari tetesan keringat yang jatuh dari bagian dahi, air hujan, atau sinar matahari yang berlebihan dan berbagai macam kotoran yang bisa memasuki mata. Juga berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan. c. Palpebra (kelopak mata) Kelopak mata merupakan dua buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di bawah bulbus okuli, kelopak mata atas lebih besar dari kelopak mata bawah. Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan, yang terdiri dari musculus levator palpebra superior. Pada pinggir kelopak mata terdapat cilia (bulu mata). Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata, serta melindungi mata dari debu dan cahaya. Bagian kelopak mata yang berlipat -lipat disebut tarsus. Pada kedua tarsus terdapat beberapa kelenjar: 1) kelenjar tarsalia 2) kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Fungsi kelopak mata adalah sebagai pelindung bola mata terhadap gangguan pada bola mata. d. Aparatus Lakrimalis (kelenjar lakrimalis) Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior melalui ductus ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva, melalui bagian depan bola mata terus ke sudut tengah bola mata ke dalam kanalis/ductus lakrimalis mengalir ke ductus nasolakrimalis selanjutnya ke meatus nasalis inferior. Mata berkedip setiap 2-10 detik dengan masing-masing kedipan paling lambat hanya 0,3-0,4 detik. Kedipan merangsang kelenjar lakrimalis mensekresikan cairan steril (air mata) dengan 4 tujuan: 1) membersihkan benda asing yang masuk ke dalam mata, 2) membunuh bakteri yang masuk dengan enzim anti bakteri, 3) mendistribusikan air dan nutrien ke kornea dan lensa, 4) membuat bola mata bersih dan bening, basah dan permukaannya lembut. e. Muskulus okuli (otot mata) Merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot di antaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas. 1) musculus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak mata; 3
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
2) musculus orbicularis okuli (otot medial lingkar mata) fungsinya untuk menutup mata; 3) musculus rektus okuli inferior (otot di sekitar mata), fungsinya untuk menutup mata; 4) musculus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), fungsinya menggerakkan mata dalam (bola mata); 5) musculus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam; 6) musculus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke bawah dan keluar; 7) Musculus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus komunis yang merupakan sarung fibrosus yang menyelubungi nervus optikus. Perhatikan Gambar 8.1 B. dan 8.1E f. Konjungtiva Konjungtiva adalah selaput lendir yang melapisi sisi dalam kelopak mata serta menutupi bagian depan sklera. Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra merupakan lapisan mukosa transparan dan bening, bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi, pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh darah. Peradangan konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk lebih memahami penjelasan di atas beberapa alat pelengkap mata dapat Anda perhatikan pada Gambar 8.1 (A)-(B) sampai (E) di bawah ini.
(A)
4
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
(B) Gambar : Otot-otot pengerak bola mata medial rectus (MR), lateral rectus (LR), superior rectus (SR), inferior rectus (IR), superior oblique (SO), and inferior oblique (IO). -
(C)
5
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
(D)
6
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
(E) Gambar 8.1 (A). Bagian-bagian luar mata sebelah kanan (mata tampak dari depan, menunjukkan bagian-bagian asesori mata). (B).Otot-otot penggerak bola mata (C). Palpebra (D). Orbit dan (E), Otot mata dari beberapa pandangan.
7
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
2. Okulus (bola mata) Okulus meliputi bola mata (bulbus okuli); saraf optikus atau urat saraf Kranial ke II yaitu merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting daripada organ visus. Bola mata manusia dapat dibandingkan dengan box kamera tipe lama sederhana. Umumnya mata dilukiskan sebagai bola mata, tetapi sebetulnya lonjong bukan bulat seperti bola, bola mata mempunyai diameter 2,5 cm, dan bagian depannya bening. Bagian-bagian bola mata terdiri atas: a. Tunika okuli (lapisan luar, fibrus) Merupakan lapisan penyangga (supporting layer of eye ball) terdiri dari: 1) Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris. Pupil adalah bintik tengah (manik) yang berwarna hitam yang merupakan celah dalam iris; dimana cahaya masuk guna mencapai retina. Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (Bowmen), 3 substansi propria, 4 lamina elastika posterior dan 5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Peralihan antara kornea ke sklera disebut sclero corneal junction. 2) Sklera, yaitu lapisan fibrous yang elastis yang merupakan bagian dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata. Bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva. Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta mempertahankan bentuk bola mata. b. Tunika vasculosa okuli (lapisan tengah, vaskuler) Merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan pembuluh darah. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu: 1) Koroid, merupakan selaput yang tipis dan lembab, merupakan bagian belakang tunika vaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada tunika. 2) Korpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serrata sampai ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin , korpus siliaris terdiri dari orbikulus siliaris, korona siliaris dan musculus siliaris terdapat pada bagian luar korpus siliaris antara sklera dan korona siliaris. Fungsinya untuk terjadinya akomodasi, pada proses melihat musculus siliaris harus berkontraksi. 3) Iris, adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos, kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil sementara kelompok yang lain melebarkan ukuran pupil itu. Iris merupakan bagian terdepan tunika vasculosa okuli berwarna karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12 8
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
mm, tebal 0,5 mm, di tengah terletak bagian yang berlubang yang disebut pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata, sedangkan ujung pinggirnya melanjut sampai ke korpus siliaris. Pada iris terdapat 2 buah otot, musculus sfinxter di pinggir iris, dan musculus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa menjalar ke korpus siliaris. c. Tunika nervosa (lapisan dalam, lapisan saraf) Merupakan lapisan terdalam bola mata, disebut retina. Retina adalah lapisan saraf mata, yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, sel batang (rod) dan sel kerucut (cone). Se kerucut banyak terdapat pada bagian tengah bintik kuning (fovea, atau fovea centralis). Semuanya termasuk ke konstruksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optikus yang merupakan titik dimana saraf optik meninggalkan bola mata. Titik ini disebut bintik buta, oleh karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optikus, persis berhadapan dengan pusat pupil. Retina dibagi atas 3 bagian: 1) Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai bagian tengah bola mata, 2) Pars siliaris, merupakan bagian lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliaris dan 3) Pars iridika, melapisi bagian permukaan belakang iris. Retina terdapat di bagian belakang berlanjut sampai ke nervus optikus. Secara histologis retina terdiri atas 10 lapisan, pembagian lapisannya: 1) lapisan 1 lapisan berpigmen 2) lapisan 2,4,dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika 3) lapisan 5 (sisa), 6,7,8,9 merupakan lapisan neuron 4) lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang. Pada daerah makula lutea, retina mengalami penyederhanaan sesuai dengan fungsinya untuk melihat jelas. Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang dari diskus optik (papila). Diskus optik disebut juga bintik buta oleh karena cahaya yang jatuh di daerah ini memberikan kesan dapat melihat dan tidak peka terhadap rangsang cahaya. Bulbus okuli (bola mata) berisi 3 cairan refrakting media dan masing-masing cairan mempunyai kekentalan yang berlainan. a) Aqueous humor, cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan ini diperkirakan dihasilkan oleh prosessus siliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli posterior (bilik posterior) melalui celah fontana (sudut iris) masuk ke dalam kamera okuli anterior (bilik anterior). Setelah masuk melalui saluran Schlemm dan menghilang ke dalam pembuluh vena siliaris anterior. 9
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
b) Lensa Kristalina, merupakan masa yang tembus cahaya berbentuk bikonveks terletak antara iris dan korpus vitreous yang sangat elastis. Ke dua ujung lensa ini diikat oleh ligamentum suspensori lensa yang terdiri dari 5 lapisan. c) Korpus vitreous/vitreous humor, merupakan cairan bening kental seperti agar yaitu terletak antara lensa dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian daripada bulbus okuli, sehingga bola mata ini tidak kempes. Vitreous humor berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput choroid dan sklerotik. Untuk lebih memudahkan pemahaman Anda, perhatikanlah Gambar 8.2 dan 8.3 berikut, yang memperlihatkan mata kita dan retina.
Gambar 8.2. Mata manusia (A). Seksio horizontal seluruh mata (B). Seksio horizontal bagian anterior mata (diperbesar) (Carola et al, 1992, h: 490)
10
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Gambar 8.3 Retina. (A) Diagram potongan bagian-bagian retina. Cahaya pertama sekali melewati bagian-bagian depan mata dan akhirnya melewati lapisan-lapisan sel-sel retina sebelum akhirnya mencapai sel-sel kerucut (cone) dan sel-sel batang (rod) yang sensitif terhadap cahaya. Di luar cone dan rod terdapat lapisan epitelium berpigmen yang mengabsorsi cahaya yang tidak tertangkap oleh cone dan rod untuk mencegah refleksi dari retina bagian belakang. Ketika energi cahaya merangsang cone dan rod , hasil aktivitas neuronal lewat dari sel reseptor sampai set intermediat sel-sel bipolar dan akhirnya ke sel-sel ganglion yang yang merupakan bentuk akson dari saraf optikus.(B) Scanning mikrograf elektron dari retina , x1090 (Carola et al, 1992, h :492). 3. Fisiologi Penglihatan Mata merupakan organ reseptor dari susunan saraf yang bersifat sangat spesifik dan retina mata dibentuk dari jaringan saraf yang tumbuh ke luar dari otak pada masa pertumbuhan fetus. Selain itu retina mengandung neuron-neuron seperti juga otak dan medula spinalis. a. Mata sebagai kamera Gambar 8.4 berikut merupakan gambaran ringkas atau sederhana sebuah mata, memperlihatkan susunan optik yang memfokuskan bayangan di retina. Retina 11
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
merupakan tempat proyeksi bayangan. Susunan optik mata ini mirip dengan sebuah kamera dan retina mirip dengan film.
Gambar 8.4 Struktur sederhana sebuah mata, memperlihatkan fungsi mata sebagai kamera. Angka-angka menunjukkan indeks bias (Guyton, 1994, h : 234; Guyton & Hall, 1997 h: 783). Retina ini mengubah bayangan menjadi impuls saraf dan meneruskannya ke otak melalui saraf optikus. Bagian retina yang peka cahaya dan mengubah bayangan menjadi impuls saraf ialah sel-sel batang dan sel kerucut, sel batang mengenali bayangan hitam putih,sedangkan sel kerucut mengenali warna-warna. Bagian-bagian retina yang peka terhadap cahaya dinamakan reseptor (fotoreseptor). Reseptor yang berbentuk batang (berjumlah kira-kira 115 juta), dan membentuk kesan tidak berwarna dalam sinar yang redup. Reseptor yang berbentuk kerucut (berjumlah kirakira 6,5 juta) dan aktif dalam sinar yang kuat dan peka, baik stimulus berwarna putih ataupun warna yang lain. Bagian terluar bola mata merupakan kantong yang sangat kuat terutama terdiri dari jaringan fibrosa yang tebal yang disebut sklera. Di bagian depan sklera ini bersambungan dengan kornea, yang merupakan jendela jernih tempat masuknya sinar ke dalam mata. Bagian dalam dari mata terutama berisi cairan, tetapi selain itu juga terdapat benda bulat telur yang jernih disebut lensa kristalina yang terletak kira-kira 2 mm di belakang kornea. Cairan di depan lensa hampir sama dengan cairan ekstrasel dan disebut cairan bilik mata (aqueous humor). Cairan di belakang lensa mengandung matriks mukoprotein sehingga berbentuk seperti agar-agar jernih disebut vitreous humor. Cahaya pertama-tama akan menembus kornea, kemudian cairan bilik mata, lensa, terakhir vitreous humor sebelum mengenai retina. (Perhatikan Gambar 8.4 di atas) b. Susunan lensa dalam mata 12
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Susunan lensa mata terdiri dari kornea dan lensa kristalina. Karena kornea cembung ke arah luar, cahaya yang masuk dari udara ke dalam kornea dibelokkan (dibiaskan) seperti yang terjadi pada setiap sinar yang melalui lensa optik. Setelah melalui kornea dan cairan bilik mata, cahaya akan mengenai lengkung depan lensa kristalina dan dibelokkan. Ketika melalui permukaan belakang lensa, sekali lagi cahaya dibelokkan. Dengan demikian cahaya dibelokkan di tiga tempat pertemuan permukaan utama dalam mata. Ini sesuai dengan pembiasan cahaya yang terjadi di beberapa permukaan susunan lensa majemuk sebuah kamera, karena dalam kamera cahaya juga dibiaskan di setiap tempat pertemuan antara lensa dan udara. c. Fungsi Lensa cembung sebagai Pembentuk Bayangan Gambar 8.5 memperlihatkan pemusatan sinar yang berasal dari tempat yang jauh dan yang berasal dari dua arah titik dekat lensa. Sinar berjalan dari sebelah kiri, mengenai bagian tepi lensa cembung dan dibiaskan ke arah pusat. Sedangkan sinar yang tepat mengenai pusat akan melewati lensa tanpa dibelokkan. Hal di atas terjadi karena sinar pinggir/tepi akan mengenai lensa dengan posisi menyudut sehingga terjadi pembiasan, sedangkan yang mengenai bagian pusat, akan mengenai permukaan lensa secara tegak lurus dengan akibat tidak terjadi pembiasan. Sinar-sinar pinggir dibelokkan ke arah tengah dan bertemu dengan sinar-sinar yang menembus bagian pusat lensa dan seluruhnya dipusatkan pada satu titik yang disebut titik fokus.
Gambar 8.5 Pemusatan sinar sejajar dari sinar yang berasal dari satu titik oleh lensa cembung (Guyton, 1994.h : 235 ; Guyton & Hall, 1997 h: 782)
13
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Gambar 8.6-A di bawah ini memperlihatkan berkas cahaya dari dua titik yang berbeda difokuskan oleh sebuah lensa. Perhatikanlah bahwa masing-masing berkas cahaya difokuskan pada titik fokus yang terletak pada garis yang melalui titik pusat lensa. Sedangkan Gambar 8.6-B memperlihatkan pemfokusan berkas cahaya yang berasal dari berbagai titik pada tubuh manusia. Bagian tubuh yang sangat terang merupakan titik cahaya, sedangkan yang gelap merupakan bagian yang hitam di antara dua titik cahaya. Kalau kita perhatikan benda-benda merupakan titik-titik cahaya mosaik bagi mata. Cahaya dari setiap sumber akan difokuskan oleh lensa, dan titik fokusnya selalu berada dalam garis yang menghubungkan pusat lensa dengan sumber cahaya. Akibatnya bayangan yang terbentuk pada titik fokus ialah bayangan yang terbalik, seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 8.6. (A). Dua titik sumber cahaya difokuskan menjadi dua titik yang berbeda di belakang lensa (B). Pembentukan bayangan oleh lensa sferis-konveks dari sebuah objek (Guyton, 1994 h: 236 ; Guyton & Hall 1997, h: 782 ). d. Reaksi Kimia dalam Proses Penglihatan 1) Anatomi sel batang dan sel kerucut serta saraf-saraf yang berkaitan Gambar 8.7 di bawah ini memperlihatkan sel batang yang khas. Bagian-bagian yang merupakan reseptor cahaya terdapat di puncak sel batang disebut segmen luar. Segmen ini ditandai dengan banyaknya lipatan-lipatan membran sel berbentuk lempengan-lempengan cakram yang masuk jauh ke dalam sitoplasma. Dalam 14
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
lempeng-lempeng itu terdapat zat kimia yang peka cahaya disebut rodopsin yang merupakan 60% dari massa total segmen luar. Bila sinar mengenai rodopsin permeabilitas membran sel berubah, dan ini akan mengubah juga potensial listrik di dalam batang. Potensial ini kemudian disalurkan ke bawah melalui seluruh panjang batang sampai ke ujung yang lain yaitu badan sinaps. Badan sinaps ini bersinapsis dengan saraf retina yang disebut sel bipolar dan sel horizontal. Sinyal penglihatan dihantarkan melalui sel-sel tersebut ke kelompok sel yang lain yaitu sel-sel ganglion. Sel-sel ini kemudian berhubungan dengan saraf optikus yang akhirnya menyalurkan sinyal-sinyal penglihatan ke otak. Struktur dasar dari sel kerucut sangat mirip dengan sel batang kecuali bahwa sel kerucut lebih pendek dan segmen luarnya lebih berbentuk kerucut daripada berbentuk silinder. Selain itu zat yang peka cahaya di dalam cakram segmen luar agak berbeda dari rodopsin, sehingga sel-sel kerucut peka terhadap warna yang berbeda-beda.
Gambar 8.7. Gambar skematis bagian-bagian fungsional dari sel batang (A) dan sel kerucut (B). (Corola et al, 1992. h: 493) 2) Reaksi kimia dalam sel batang Gambar 8.8 memperlihatkan perubahan kimia dasar yang terjadi dalam sel batang pada waktu retina dirangsang oleh cahaya dan pada waktu tanpa perangsangan. Vitamin A merupakan bahan kimia dasar yang dipakai oleh sel batang dan sel kerucut 15
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
untuk mensintesa zat peka cahaya. Setelah diabsorsi oleh batang vitamin A diubah menjadi zat yang disebut retinen. Zat ini kemudian bergabung dengan protein dalam sel batang yang disebut skotopsin untuk membentuk rodopsin yang peka cahaya. Bila mata tidak mendapat energi cahaya kadar rodopsin meningkat tinggi sekali. Pada waktu sel batang dikenai energi cahaya, sebagian rodopsin segera diubah menjadi lumirodopsin. Lumirodopsin merupakan ikatan yang sangat tidak stabil, umumnya dalam retina hanya sepersepuluh detik, dan segera berubah menjadi zat lain yang disebut metarodopsin. Ikatan terakhir ini juga tidak stabil dan dengan cepat berubah menjadi retinen dan skotopsin. Jadi energi cahaya akan memecah rodopsin menjadi zat-zat asal pembentuk rodopsin yaitu retinen dan skotopsin. Selama proses pemecahan rodopsin sel batang digiatkan mungkin berdasarkan perubahan sesaat ionion pada permukaan-permukaan rodopsin yang terpecah. Muatan listrik itu hanya berlangsung sepersekian detik. Selain jangka waktu yang singkat ini, di dalam sel batang terbentuk sinyal saraf yang disalurkan melalui saraf optikus ke otak. Setelah rodopsin terpecah oleh energi cahaya, hasil-hasil pecahannya yaitu retinen dan skotopsin digabungkan kembali dalam beberapa menit berikutnya oleh proses metabolisme sel untuk pembentukan rodopsin yang baru. Rodopsin baru itu selanjutnya dapat dipakai lagi dalam proses penggiatan sel batang. Dengan demikian terbentuklah siklus berkesinambungan. Rodopsin dibentuk terus menerus, dipecah oleh energi cahaya untuk menggiatkan sel batang. 3) Reaksi Kimia dalam sel kerucut Proses kimia yang hampir sama terjadi juga dalam sel kerucut seperti yang terjadi dalam sel batang kecuali bahwa protein skotopsin digantikan salah satu dari tiga protein yang mirip yang disebut fotopsin. Perbedaan kimiawi di antara fotopsinfotopsin ini menentukan kepekaan ketiga macam sel kerucut terhadap warna yang berbeda-beda. Sel kerucut berbeda dengan sel batang dalam beberapa hal, pertama sel kerucut bereaksi selektif terhadap warna tertentu. Kedua, sel kerucut jauh kurang sensitif terhadap cahaya daripada sel batang, dan karena itu tidak dapat digunakan untuk melihat dalam keadaan cahaya yang sangat kurang. Ketiga, banyak sel kerucut yang berhubungan dengan serat saraf optikus dengan perbandingan satu banding satu, sehingga memberikan ketajaman penglihatan yang lebih baik dibanding sel batang. Sepuluh sampai 200 sel batang biasanya berhubungan dengan satu serat saraf optikus yang berarti bahwa impuls yang dikirimkan ke otak tidak berasal dari satu titik yang tegas di retina (retina mengandung 3 jenis sel kerucut, setiap jenis bereaksi terhadap suatu spektrum warna, kerucut biru, hijau, dan merah).
16
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Gambar 8.8. Siklus kimia retinen-rodopsin yang bertanggung jawab terhadap kepekaan sel batang pada cahaya.(Guyton, 1994 h:240) 4) Hubungan Saraf antara retina dan otak Gambar 8.9 memperlihatkan hubungan antara retina dan otak. Di situ terlihat bahwa paruh kanan retina dan kedua mata berhubungan dengan korteks penglihatan kanan, dan paruh kiri berhubungan dengan korteks penglihatan kiri. Serabut saraf optikus di bagian nasal setiap retina bersilangan di kiasma optikum yang terletak di permukaan bawah otak. Serabut yang menyilang ini kemudian bersatu dengan serabut-serabut dari retina bagian temporal mata lain, serabut gabungan ini kemudian berjalan ke belakang melalui traktus optikus, bersinaps di korpus genikulatum lateral, dan terakhir menyebar dalam radiasio optika untuk berakhir di korteks penglihatan/visual. Sebagai tambahan, serabut-serabut juga berjalan dari traktus optikus ke nukleus pretektalis. Serabut-serabut ini membawa sinyal untuk pengaturan pupil sebagai respon terhadap intensitas cahaya.
17
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Gambar 8.9. Jalur penglihatan untuk menghantarkan sinyal penglihatan dari retina kedua mata ke korteks penglihatan (Dari Polyak: The Retina, University of Chichago Press, 1957) (Guyton, 1994, h: 243 ; Guyton & Hall, 1997 h: 814). 4. Kelainan dan Penyakit Mata Kelainan-kelainan dan penyakit pada mata, dapat terjadi pada kelainan refraksi, kelainan pada lensa, dan kelainan pada bagian mata yang lain. Mata normal memfokuskan sinar sejajar tepat di retina yaitu pada makula lutea tanpa melakukan akomodasi. Keadaan demikian disebut emetropia. a. Hipermetropia (rabun dekat) Hipermetropia disebabkan tidak cukup kuatnya susunan lensa membelokkan sinar, untuk difokuskan di retina. Biasanya terjadi karena bola mata terlalu pendek, seperti terlihat pada Gambar 8.10. Sewaktu mengenai retina sinar itu tersebar sehingga untuk melihat jauh pun masih kabur, terlebih-lebih melihat benda dekat. Penderita hipermetropia disebut pelihat jauh karena pada kelainan ini benda terlihat lebih jelas bila diletakkan di tempat jauh daripada diletakkan di tempat dekat. b. Miopia (rabun jauh) Mata miopia disebut mata pelihat dekat, ini disebabkan susunan lensa terlalu kuat membiaskan sinar atau karena bola mata terlalu lonjong. Berkas sinar difokuskan sebelum mencapai retina, dan pada waktu mencapai retina sinar itu sudah memencar lagi seperti terlihat pada Gambar 8.10 dan ini menyebabkan setiap titik terlihat kabur.
18
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
Gambar 8.10. Sinar sejajar difokuskan di retina pada emmetropia, di belakang retina pada hipermetropia dan di depan retina pada miopia (Guyton, 1982 h: 450; Guyton & Hall 1997, h: 786) c. Astigmatisma ( tanpa fokus) Astigmatisma terjadi bila susunan lensa tidak berbentuk bundar melainkan bulat telur. Akibatnya terlihat seperti Gambar 8.11. Di sini ada bagian kornea atau lensa kristalina yang lebih panjang dari bagian yang lain. Bagian yang lebih panjang ini mempunyai jari-jari lengkungan yang lebih besar daripada bagian yang kurang panjang.
Gambar 8.11. Pembiasan sinar oleh lensa mata yang menderita astigmatisma (Guyton, 1994 h: 237; Guyton & Hall, 1997 h: 787) d. Presbiopia (mata usia lanjut) Presbiopia atau kemunduran daya akomodasi adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan kesalahan akomodasi yang terjadi pada orangtua atau orang yang sedang menginjak usia lanjut. Lensa kehilangan elastisitasnya, daya lentingnya berkurang, sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan sebuah benda yang berada dekat mata. 19
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
e. Ametropia Ametropia merupakan keadaan ketidaksempurnaan daya bias lensa sehingga penglihatan kabur. Sinar yang masuk ke dalam mata mengalami pembiasan oleh kornea dan lensa yang akan difokuskan pada retina. f. Afakia Afakia adalah suatu keadaan di mana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata mengalami hipermetropia tinggi. Karena pasien memerlukan pemakaian lensa yang tebal, maka dapat terjadi keluhan pada mata. g. Hordeolum Hordeolum adalah radang pada folikel pinggiran kelopak mata, di mana bulu mata harus dicabut, sementara lukanya dapat diobati dengan cara mengkompresnya. Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar pada kelopak mata. Kuman yang merupakan penyebab hordeolum biasanya adalah staphylococ. h. Blefaritis Blefaritis adalah peradangan kelopak mata di mana kelopak mata berwarna merah, perih, dan gatal. i. Ektoprion dan Entroprion Ektoprion merupakan kelainan posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata terlipat mengarah ke luar sehingga bagian dalam kelopak atau konjungtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar. Sedangkan Entoprion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea atau apa yang disebut triakis. j. Konjungtivis Konjungtivis atau peradangan pada konjungtiva, dapat kronik atau akut yang disebabkan oleh berbagai jenis organisme. k. Trakhoma Trakhoma adalah salah satu bentuk peradangan konjungtivis sebagai akibat infeksi virus pada konjungtiva. Trakhoma sangat banyak terdapat di negara-negara sedang berkembang. Trakhoma adalah penyebab utama terjadinya kebutaan yang menimpa sebagian umat manusia di seluruh dunia. Trakhoma merupakan konjungtiva folikuler kronis yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. 20
Mata Kuliah:Anatomi dan Fisiologi Manusia
l. Glaukoma Glaukoma adalah suatu keadaan di mana tekanan bola mata meningkat tidak normal disertai dengan gangguan lapang pandangan dan atropi papil saraf optik. m. Katarak Merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. n. Buta warna Suatu keadaan di mana seluruh komponen pigmen warna kerucut tidak normal sehingga pasien tidak dapat mengenal warna sama sekali yang disebut akromatopsia. o. Strabismus Strabismus adalah suatu keadaan di mana kedudukan kedua bola mata tidak searah. Pasien dengan penglihatan juling akan mengeluh mata lelah atau astenopia, penglihatan berkurang pada satu mata, lihat ganda atau diplopia, dan sering menutup sebelah mata. [ bersambung ke TELINGA DAN KESEIMBANGAN] ….
21