A. Landasan Teori 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) a. Proses Adopsi Perilaku Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. b. Tingkatan Pengetahuan di dalam kognitif Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6
tingkatan. 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (comprehention)
5 6
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitunganperhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
7
6) Evaluasi (evaluation) evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003) c. Sumber pengetahuan Suriasumantri (2003) mengemukakan ada 4 sumber pengetahuan yaitu: 1) Intuisi Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu 2) Wahyu Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia yang diperantara oleh para Nabi 3) Rasio Rasio merupakan pengetahuan yang didapat melalui kemampuan berfikir rasional 4) Pengalaman pengalaman merupakan pengetahuan yang mendasarkan diri pada panca indera sebagai alat dalam menangkap gejala fisik yang nyata.
d. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
8
Notoatmodjo (2003) Pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan mengenai kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi: 1) Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh didalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan alasan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin mereka akan peroleh dari gagasan tersebut 2) Paparan Media Massa (Akses Informasi) Melalui berbagai media baik catat maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga orang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamphlet dan lainlain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan orang yang tidak pernah terpapar oleh informasi media. 3) Ekonomi (pendapatan) Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder kelurga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder.
4) Hubungan Sosial (Tingkat sosial budaya)
9
Manusia adalah mahluk sosial dimana didalam kehidupan saling berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. 5) Pengalaman Pengalaman individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari tingkat kehidupan dari proses perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan- kegiatan mendidik seperti seminar. 6) Akses Layanan Kesehatan Mudah atau sulit dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan. 7) Umur Usia reproduksi sehat merupakan waktu yang tepat untuk berumah tangga dan mempunyai anak karena sistem reproduksi wanita sudah siap untuk bereproduksi (melakukan pembuahan) dan pemikiran ibu lebih dewasa. Komposisi tersebut juga menunjukkan usia yang relatif matang. Usia yang relatif matang tersebut akan menyebabkan tanggapan terhadap suatu obyek yang relatif baik. Semakin cukupumur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikirdan bekerja. Dari segi kepercayaan, bertambah umur maka akan semakin baik persepsinya terhadap suatu obyek. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. (Nursalam. 2001)
2.
Kehamilan
10
a. Pengertian kehamilan Ada
beberapa
pengertian
kehamilan
dari
berbagai
sumber,
diantaranya ; 1) Kehamilan adalah dimulainya pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan lahirnya janin; kehamilan normal sampai dengan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (BKKBN, 2004) 2) Kehamilan adalah massa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2007) b. Kehamilan trimester III Menurut Novaria dan Budi (2007) Trimester III merupakan masa kehamilan yang dimulai dari usia kehamilan 7 bulan atau 28 minggu sampai 9 bulan atau 40 minggu. Dalam kurun waktu tersebut terjadi beberapa pertumbuhan janin yang meliputi: 1) minggu ke 28 sampai 31 Pada minggu ini terjadi perkembangan janin sbb: a) Janin masih leluasa berputar didalam rahim b) Berat janin mencapai 1000 gram c) Janin dapat menghisap jari d) Kulit tipis merah yang ditutupi lemak disebut varniks
11
e) Pertumbuhan kepala mulai lambat, ukurannya sebanding ukuran tubuh f) Organ dalam sudah lengkap g) Panjang janin mencapai 35 cm 2) Minggu 32 sampai 33 a) Janin mulai memasuki posisi siap lahir yaitu bokong diatas dan kepala dibawah b) Janin masih mempunyai cukup ruang berenang bebas menendang dan jungkir balik dalam air ketuban c) Kulit janin merah dan keriput d) Panjang janin 40-45 cm 3) Minggu ke 34 sampai 35 Perkembangan pada saat ini adalah tersaringnya cahaya yang akan masuk kedalam rongga rahim. Mata berkembang sepenuhnya dan janin lebih banyak bergerak 4) Minggu ke 36 sampai 37 a) Merupakan bayi prematur b) Menghilangnya kerutan diwajah karena lemak menutupi wajah dan juga kulit disekeliling bayi c) Turunnya kepala kerongga panggul d) Panjang janin sekitar 46 cm e) Berat badan bayi mencapai 2500 gram 5) Minggu ke 38 sampai 39
12
Pada minggu ini kepala janin masuk dalam rongga panggul disertai dengan berkurangnya tendangan keras janin. 6) Minggu ke 40 dan seterusnya a) Merupakan periode siap lahir b) Perkembangan janin telah sempurna c) Kondisi siap siaga untuk persalinan karena tanggal kelahiran sudah dekat d) Varniks masih ada sampai bayi lahir namun secara umum sebagian lanugo sudah hilang e) Panjang bayi mencapai 48-50 cm f) Berat badan bayi sekitar 2750-3000 gram Pada saat memasuki tahap kelahiran biasanya didahului dengan rasa sakit. Rasa sakit disebabkan karena kontraksi rahim yang membuka serviks untuk jalan bayi, plasenta dan membranus. 2. Tanda-Tanda Persalinan Tanda-tanda persalinan adalah sama, walaupun proses persalinannya berbeda pada setiap wanita. Dengan mengetahui tanda-tanda persalinan, anda akan mengerti kapan saat yang tepat untuk pergi ke Rumah bersalin dan apa saja yang perlu dilakukan (Sholihah, 2008). Tanda-tanda persalinan meliputi:
a. Mulainya Kontraksi Rahim
13
Secara umum, pertanda awal bahwa ibu hamil siap melahirkan adalah mengejannya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi. Kontraksi disertai rasa mules serta sakit dipinggang dan paha. Ada juga kontraksi yang bukan merupakan tanda akan melahirkan, tandatandanya kontraksi ini datang sebelum waktunya dan sehari hanya sekali atau dua kali. Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan menghilang secara teratur dengan intensitas makin lama makin meningkat. Kontraksi terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran telur ke seluruh rahim, dan nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau elusan. Ketika kontraksi mulai teratur, mulailah untuk menghitung waktunya. Catatlah lamanya waktu antar satu kontraksi dengan kontraksi berikutnya. Persalinan akan terjadi bila kontraksi menjadi semakin dekat 40 detik antara kontraksi lainnya. Secara garis besar, proses kontraksi hingga pembukaan ialah: 1) Pada kontraksi awal buka 1-3, sang ibu diisyaratkan untuk bersiapsiap. Suami harus siaga dan segera bersiap ke Rumah Bersalin. 2) Pada kontraksi buka 4-6, seluruh persiapan sudah harus selesai. Bidan akan melakukan tindakan medis awal. Sementara suami sudah harus memilih kamar dimana sang istri nanti akan beristirahat pasca persalinan. 3) Kontraksi rahim akan terus berlangsung sampai buka 10. Pada saat ini disertai rasa sakit, nyeri atau kenceng yang semakin lama semakin meningkat.
14
4) Kontraksi ini datang dan hilang secara teratur. Apabila kontraksi terjadi setiap 5 menit sekali itu tandanya bayi mulai siap untuk dilahirkan. 5) Pada bagian vagina akan keluar cairan lendir disertai darah karena dorongan kontraksi yang membuka mulut rahim. 6) Karena kontraksi pula, maka ketuban akan pecah dan keluar cairan jernih putih kekuningan dalam jumlah banyak pada vagina. b. Keluarnya Lendir Berdarah Sumbatan yang besar pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan bercampur darah. Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan. Jika terjadi perdarahan yang hebat harus segera datang ketenaga kesehatan. c. Air Ketuban Pecah Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban. Jika ketuban yang menjadi tempat perlindungan bayi saja sudah pecah, maka sudah saatnya sang bayi harus keluar. Bila ibu hamil merasakan ada cairan yang merembes keluar dari vagina dan keluarnya tidak dapat ditahan tetapi tidak disertai rasa mules atau rasa sakit, bisa dipastikan dia mengalami ketuban pecah dini, yakni ketuban pecah sebelum terdapat tanda-tanda persalinan. (Indarti, 2006) d. Persalinan palsu
15
Ketika mendekati aterm, banyak wanita yang mengeluh kontraksi uterus yang terasa nyeri, yang mungkin menunjukkan permulaan persalinan. Tetapi meskipun terjadi kontraksi, kemajuan dilatasi serviks tidak terjadi. Keadaan ini disebut persalinan semu. Disini tidak terjadi triple descending gradient aktivitas uterus. Terjadi aktivitas uterus yang sebaliknya, kekuatan kontraksi bagian bawah uterus hampir sama besar dengan kontraksi bagian atas. Karena itu, dilatasi serviks tidak terjadi dan nyeri karena kontraksi uterus sering dirasakan pada punggung bawah. (Liewelllyn, 2002) Menurut Huliana (2001) tanda-tanda prsalinan yaitu: 1) Kontraksi Pada awal proses persalinan kontraksi akan sering terjadi dan lebih teratur. Selain itu waktunya lebih lama dan kekuatannya lebih sering dengan kemajuan persalinan. Frekuensi kontraksi minimal 2x dalam 10 menit yang nmengakibatkan perubahan serviks (JNPK-KR, 2007) 2) Pengeluaran darah dan lendir Selama kehamilan mulut rahim tersumbat oleh gumpalan lendir yang lengket. Pada saat persalinan dimulai, pintu rahim mulai membuka. Gumpalan lendir akan terlepas bersamaan dengan pemisahan dan selaput ketuban dari dinding rahim. Akibatnya beberapa pembuluh darah kecil terputus sehingga darah dan lendir keluar berupa cairan lengket berwarna merah muda dari vagina yang disebut bloody show. 3) Selaput ketuban pecah
16
Jika air ketuban keluar sebelum tanda-tanda persalinan dengan cara merembes, mengalir, atau langsung keluar banyak dari vagina harus segera ketempat pelayanan 4) Rasa nyeri Kadang-kadang timbul rasa nyeri pada selangkangan atau bokong akibat masuknya bagian paling rendah janin ke rongga panggul. Menurut BKKBN (2004) tanda-tanda persalinan meliputi: 1) Rasa mules yang semakin sering dan kuat 2) Rahim terasa kenceng 3) Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir 4) Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir 5) Merasa seperti mau BAB (Buang Air Besar) bila bayi akan lahir. 3. Persiapan Persalinan Kehadiran seorang bayi, pasti akan menimbulkan reaksi pada orang-orang disekitarnya. Agar reaksi ini tidak menjadi prahara, sejak dini orang tua perlu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjelang pesalinan/ kelahiran bayi. Persiapan persalinan meliputi:
a. Persiapan fisik 1) Senam hamil tua
17
Pada umumnya, sejak trimester ketiga, para ibu telah mempersiapkan diri untuk mennyambut kehadiran si buah hati. Dengan demikian penting bagi ibu untuk memelihara kebugaran tubuhnya dengan mencoba latihan ringan, seperti senam hamil. Ibu dapat meluangkan waktu beberapa
saat untuk berjalan kaki pada pagi hari untuk
melakukan relaksasi. Contoh latihan yang bisa dilakukan ibu hamil antara lain: a) Posisi jongkok Ini adalah posisi yang dapat dicoba dalam persalinan karena akan memudahkan janin melewati jalan lahir. Latihlan posisi ini setiap hari selama beberapa menit. b) Posisi bersila Ini
adalah
posisi
duduk
dengan
menyilangkan
kaki
semampunya pakai alas, atau bersandarlah pada tembok. Dengan mengambil posisi ini, otot-otot ibu akan menguat dan panggul menjadi lentur. Gunakan alat bantu seperti bantal jika posisi ini sulit untuk dilakukan. 2) Gizi yang seimbang Semakin besar dan tua kehamilan maka semakin banyak asupan yang dibutuhkan oleh ibu dan janinnya. Vitamin sangat dibutuhkan bagi ibu dan janin. Disamping itu, ibu hamil harus ingat bahwa bayi dalam kandungannya sangat membutuhkan makanan yang cukup. Tetapi
18
juga jangan terlalu berlebihan, sebab hal ini bisa mengakibatkan bayi besar dan berpengaruh pada proses persalinan. 3) Istirahat yang cukup Jika lelah segeralah istirahat, hiperaktifitas gerakan bayi karena ibunya terlalu aktif dapat menyebabkan lilitan tali pusat. 4) Kursus mengurus bayi Jauh dari keluarga sebaiknya mengikuti kursus mengurus bayi. Didalam kursus ini, akan diajarkan bagaimana cara mulai memandikan bayi sampai mengurus bayi. Libatkan suami untuk mengikuti kursus, karena hal lni akan sangat membantu nanti. b. Persiapan Mental 1) Hindari stress Keadaan emosi yang berubah pada saat hamil tentu saja mempengaruhi orang-orang disekitarnya. Oleh sebab itu keluarga harus toleransi terhadap perubahan yang dialami. Sikap yang harus diambil adalah dengan jalan mengungkapkan segala perasaan yang dialami, sehingga dengan begitu ibu hamil itu sendiri merasa dihargai. 2) Hilangkan rasa was-was Kehamilan pertama. Berbagai rasa was-was itu dapat dihindari dengan cara memeriksakan secara rutin kehamilannya. 3) Persiapan mental suami dan anak
19
Selain istri suami dan anak yang lain juga harus siap mental. Dimana mereka merasa diabaikan oleh kehadiran sibuah hati. Ini memicu
kecemburuan
terhadap
anak
yang
masih
dalam
kandungan. (Sholihah, 2008). c. Persiapan materi 1) Persiapan biaya persalinan Segera tentukan tempat persalinan untuk mengetahui secara pasti besarnya biaya persalinan. Hal ini penting untuk mengetahui perkiraan biaya persalinan yang diperlukan. 2) Persiapan dan keperluan bayi Tidak hanya biaya persalinan yang dipersiapkan, tetapi penting juga agar mempersiapkan dana untuk segala macam keperluan bayi selama beberapa bulan pertama seperti: sabun, bedak, baby oil, shampo, pakaian dan lain-lain. Sedang untuk biaya
kebutuhan
sehari-hari seperti susu dan makanan bayi dimasukkan dalam anggaran sehari-hari. 3) Menabung Menabung sebisa mungkin untuk mencukupi kebutuhan selama hamil, bersalin dan untuk keperluan bayi. Tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya seorang anak membawa konsekuensi ekonomi. Bila dikantor tidak memberi tunjangan maka semua biaya itu harus ditanggung sendiri. 4) Asuransi jiwa
20
Bila suami adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga, disarankan untuk memiliki asuransi jiwa. Santunan asuransi jiwa bisa digunakan untuk membayar pengeluaran keluarga akibat meninggalnya pencari nafkah. Dan yang terpenting santunan asuransi jiwa juga bisa mengganti pembayaran biaya persalinan dan segala macam pengeluaran untuk keperluan bayi anda. (Indarti, 2006) d. Memilih tempat bersalin Memilih tempat bersalin itu perlu karena untuk kenyamanan ibu saat melahirkan, apakah di rumah sakit atau dibidan
sehingga tahu
perkiraan biaya yang akan dikeluarkan. 1) Memilih kelahiran di rumah Wanita yang memilih untuk melahiran dirumah mempunyai berbagai alasan untuk keputusan mereka. Beberapa ibu didalam hatinya merasa bahwa disinilah bayi mereka harus dilahirkan; beberapa lainnya merasa bahwa mereka akan lebih santai berada dirumah sendiri; beberapa sangat menghargai privasi yang mereka dapatkan dirumah dan kebebasan untuk apa yang mereka pilih; lainnya menganggap rumah sakit menakutkan dan mereka takut menjalani banyak tindakan medis jika mereka melahirkan disana.
2) Memilih Rumah Sakit/ Rumah Bersalin
21
Para wanita yang memilih melahirkan di rumah sakit merasa tenang karena banyak dokter dan bidan yang berjaga disana; sebagian lainnya merasa bahwa melahirkan melahirkan peralatan tekhnologi lebih aman; sebagian lebih tertarik fasilitas khusus yang ditawarkan. 3) Memilih layanan domino Layanan domino berarti seorang bidan mendampingi ibu sepanjang masa kehamilan, mengantar ibu untuk proses melahirkan, dan setelah itu kembali menemani ibu pulang kerumah untuk beberapa waktu. Meskipun tidak setiap daerah menyediakan layanan ini dan dalam kenyatannya ibu mungkin mendapatkan bidan yang lain dengan bidan yang merawat ibu disepanjang masa kehamilan. (Nolan, 2004) e. Beberapa Perlengkapan ibu dan bayi Perlengkapan yang harus dibawa ketempat persalinan antara lain: 1) Kartu periksa hamil 2) Alat mandi seperti handuk beesar 1 buah, handuk kecil 2 buah, sabun, sikat gigi, pasta gigi. 3) Pakaian ganti ibu seperti: Baju atasan (blus) dengan kancing didepan/ belah depan, kain panjang/ sarung, kutang, gurita ibu, pembalut wanita
4) Pakaian bayi untuk pulang 1 set
22
Terdiri atas: a) Popok bayi b) Baju bayi c) Celana panjang bayi d) Gurita bayi e) Kaos tangan dan kaki bayi f) Topi bayi g) Selimut bayi 5) Alat mandi bayi seperti: a) Sabun bayi b) Bedak bayi c) Washlap/lap mandi bayi 6) Alat rias ibu, seperti:bedak, lipstik, sisir dan lain-lain. (BKKBN, 2004) f.
Pendamping persalinan Keberadaan pendamping akan membawa dampak yang baik pada proses persalinan karena dapat memberikan dukungan, semangat, dan rasa aman. Jika seorang wanita ingin didampingi selama proses persalinan, mintalah kepada suami/keluarga yang terdekat. (Huliana, 2001)
Dukungan yang perlu diberikan meliputi:
23
1) Memberikan dukungan psikologi terhadap perubahan fisik dan emosional pada ibu hamil 2) Mempersiapkan keuangan keluarga untuk kelahiran anak dengan mulai menabung sejak usia dini kehamilan 3) Mengingatkan dan menemani ibu memeriksakan kehamilan 4) Membantu pekerjaan rumah tangga dan mengingatkan ibu hamil agar beristirahat 5) Menghentikan kebiasaan merokok terutama didalam rumah 6) Menghentikan kekerasan pada ibu hamil 7) Merencanakan dimana akan bersalin, siapa penolong persalinan serta tempat rujukan apabila ditemui kegawat daruratan 8) SIAGA (Siap Antar Jaga) a) Siap jika melihat tanda-tanda bahaya kehamilan b) Antar ketempat pelayanan bila akan melahirkan dan siap mencari donor darah bila diperlukan c) Jaga ibu selama hamil, melahirkan, dan nifas 9) Mencegah kekerasan pada ibu hamil, baik secara psikis, ekonomi dan fisik 10) Mengantarkan dan mendorong ibu untuk memberikan ASI ekslusif. (BKKBN, 2004)
g. Tranportasi
24
Jika di daerah tempat tinggal kendaraan umum masih sedikit dan tidak mempunyai kendaraan pribadi hendaknya direncanakan apakah ada pinjaman kendaraan atau apakah ada mobil ambulance yang dapat menjemput pada situasi darurat. (Huliana, 2001) h. Donor darah Donor darah juga perlu dipersiapkan untuk persalinan. Ini dipergunakan apabila dalam persalinan ibu membutuhkan tambahan darah bisa langsung ditangani. Jadi ibu hamil perlu mencari orang yang golongan darahnya sama dan bersedia untuk mendonorkan darahnya. (Pusdiknakes, 2003) i.
Pengambil putusan utama Sebelum bersalin ibu hendaknya mempersiapkan siapa yang akan mengambil keputusan bila akan dilakukan tindakan pada ibu. Biasanya pengambil putusan utama adalah suami. Dan ibu juga prlu mempersiapkan pengambil keputusan kedua bila nanti pengambil putusan utama tidak ada. (Pusdiknakes, 2003)
B. Kerangka Teori
25
Berdasarkan teori diatas disusun kerangka teori sebagai berikut: Predisposing factor Pengetahuan Umur Pendidikan pekerjaan Sikap Nilai kepercayaan
Enabling factor Persiapan persalinan Trasportasi Pendamping persalinan Tempat persalinan
Proses perubahan
Perilaku Keputusan datang kepelayanan kesehatan
Reinforcing factor Sikap dan perilaku Tenaga kesehatan Dukungan suami
Keterangan --------------------
= tidak diteliti = diteliti Gambar 2.1 kerangka teori Sumber: (lawrence Green dalam buku Notoatmodjo, 2003)
BAB III
26