TELEKOMUNIKASI PRO LINGKUNGAN GREEN ICT Dr. Ir. Ian Yosef M Edward STEI – ITB
1
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
2
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
3
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
4
LIFE CYCLE ASSESMENT RAW MATERIAL ACQUISITION
• •
PRODUCTION
USE
END OF LIFE
ISO 14040 “Environmental management- Life cycle assessment-Principles and framework” ISO 14044 ”Environmental management- Life –cycle assessment- Requirements and guidelines”
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
5
Level of Impacts • 1st order effect: – Dampak yang diciptakan oleh keberadaan ICT dan proses yang terlibat, misalnya, konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca, e-waste, penggunaan bahan berbahaya dan penggunaan sumber daya nonterbaharukan
• 2nd order effect: – Dampak dan peluang yang diciptakan oleh penggunaan dan penerapan ICT, termasuk efek pengurangan yang dapat berupa aktual atau potensial, seperti optimasi transportasi, penggunaan pengendalian lingkungan sistem, penggunaan e-business, egovernment, dll
• Other Effects: – Dampak dan peluang yang diciptakan oleh efek gabungan pada masyarakat perubahan struktural dengan menggunakan ICT – “Rebound Effect”, seperti tambahan waktu luang sebagai efek dari pengunaan tele-conference. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
6
ITU-T L.1410 • Rekomendasi ini digunakan untuk melakukan assesment dampak lingkungan dari barang, jaringan, dan layanan ICT – Konsisten dengan standar internasional lain seperti EC/JRC, ETSI, IEC, dan GHG Protocol
• Terdiri dari dua bagian: – Part I : ICT Lifecycle assessment: framework and guidance – Part II : Comparative analysis between ICT and baseline scenario : framework and guidance Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
7
L.1410 Part 1 • Jaringan ICT dibuat berdasarkan benda-benda ICT. Begitupula dengan layanan ICT yang merupakan gabungan dari jaringan-jaringan ICT • Hal ini berarti barang-barang ICT merupakan basis dari metodologi pada jaringan ICT dan jaringan ICT merupakan basis dari metodologi pada layanan ICT ICT services ICT networks ICT goods Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
8
L.1410 Part 1: Steps • General requirements • Goal and scope definition • Functional unit definition • System boundaries definition • Cut-off rules • Data quality requirements Palembang, 25 November 2013
• Life Cycle Inventory – Data collection – Data calculation – Allocation procedure
• Life Cycle impact assessment • Life cycle interpretation • Reporting
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
9
L.1410 Part 2 • Bagian kedua ini menekankan pada analisis komparatif • Komparasi dapat berupa: – Komparasi antara sistem produk referensi dengan sebuah sistem produk dengan layanan ICT – Komparasi antara dua barang/jaringan/layanan ICT (old vs new, polutif vs “Green”, eksisting vs proposed)
• Sistem harus dibandingkan dengan unit fungsional yang sama dan metodologi yang ekivalen, seperti system boundary, data quality, allocation procedures,dan cut off rules (jika ada) Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
10
L.1410 Part 2 Bagian ini lebih menekankan ke analisis gap dari dua sistem yang berbeda.
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
11
PERSAMAAN
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
12
L.1410 Part 2: Steps • General requirements • Goal and scope definition • Functional unit in the case of comparison • System boundaries definition • Cut-off rules
• Data quality requirements • Life Cycle Inventory • Life Cycle impact assessment • Life cycle interpretation • Reporting
* Langkah – langkah tersebut harus dilakukan untuk kedua sistem yang dibandingkan Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
13
Kategori Perbandingan
• Berikut akan ditampilkan contoh perhitungan 2nd order effects untuk setiap kategori Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
14
Kategori 1 • Konsumsi dari barang ICT – Barang ICT : Kertas – EIdifference,i=1 = (Jumlah konsumsi kertasreference – Jumlah konsumsi kertas ICTICT GNS) (kg paper/fu) × conversion factor (EI/kg paper) – Jumlah netto dari penggunaan kertas (perbedaan antara referensi dengan layanan ICT) = 10 kg paper/fu. (fu = functional unit) – Conversion factor for paper = 1.3 kg CO2e/kg paper – EIdifference,i = 1 = 10 kg paper/fu × 1.3 kg CO2e/kg = 13 kg CO2e/fu Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
15
Kategori 2 • Konsumsi Energi – Energi: Listrik – EIdifference,i=2 = (Jumlah konsumsi listrikreference – Jumlah konsumsi listrik ICT GNS)(kWh/fu) × conversion factor (EI/kWh) – Jumlah Netto = -300 kWh.fu – Conversion factor for electricity = 0.49 kg CO2e/kWh – EIdifference,i=2 = –300 kWh/fu × 0.49 kg CO2e/kWh = –147 kg CO2e/fu Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
16
Kategori 3 • Pergerakan Orang – Pergerakan dengan mobil – EIdifference,i=3 = (jumlah penumpang × jarak tempuhreference – jumlah penumpang × jarak tempuhICT GNS) (passengerkm/fu) × conversion factor (EI/passenger-km) – Jumlah netto = 2000 penumpang-km/fu – Conversion factor for a passenger car = 0.10 kg CO2e/passenger-km – EIdifference,i=3 = 2000 passenger-km/fu × 0.10 kg CO2e/passenger-km = 200 kg CO2e/fu Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
17
Kategori 4 Pergerakan Barang
Penyimpanan Barang
• Menggunakan truk 10-ton
• Mempengaruhi konsumsi listrik
– EIdifference,i=4 = (tonnes of goods transported × distance transportedreference – tonnes of goods transported × distance transportedICT GNS) (tonne-km/fu) × conversion factor (EI/tonne-km) – Jumlah barang netto: 1000 tonnekm/fu – Conversion factor for a 10 tonne truck = 0.1 kg CO2e/tonne-km – EIdifference,i=4 = 1000 tonne-km/fu × 0.10 kg CO2e/tonne-km = 100 kg CO2e/fu
– EIdifference,i=6 = (amount of electricity consumedreference – amount of electricity consumedICT GNS)(kWh/fu) × conversion factor (EI/kWh) – Jumlah netto konsumsi daya = 100 kWh/fu – Conversion factor for electricity = 0.49 kg CO e/kWh – EI = 100 kWh/fu × 0.49 kg CO e/kWh = 49 kg CO e/fu 2
difference,i=6 2
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
2
18
Kategori 5 Efisiensi pada listrik • EIdifference,i=5 = (amount of electricity consumedreference – amount of electricity consumedICT GNS)(kWh/fu) × conversion factor (EI/kWh) • Jumlah konsumsi listrik netto 200 kWh/fu • Conversion factor for electricity = 0.49 kg CO2e/kWh • EIdifference,i=5 = 200 kWh/fu × 0.49 kg CO2e/kWh = 98 kg CO2e/fu Palembang, 25 November 2013
Efisiensi pada ruang kerja • EIdifference,i=7 = (area of office spacereference – area of office space ICT GNS)(m2/fu) × conversion factor(EI/m2) • Jumlah pengurangan area kerja netto 100 m2/fu • Conversion factor for office space area = 2.0 kg CO2e/m2 • EIdifference,i=7 = 100 m2/fu × 2.0 kg CO2e/m2 = 200 kg CO2e/fu
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
19
Kategori 6 • Waste/Limbah – Limbah berupa plastik untuk pembakaran – EIdifference,i=8 = (amount of waste plasticreference – amount of waste plastic ICT GNS) (kg waste plastic/fu) × conversion factor (EI/kg waste plastic) – Jumlah limbah plastik netto 10 kg/fu – Conversion factor for waste plastic = 2.8 kg CO2e/kg waste plastic – EIdifference,i=8 = 10 kg waste plastic /fu × 2.8 kg CO2e/kg = 28 kg CO2e/fu Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
20
Rangkuman No.
Kategori Perbandingan
Second order effect (kg CO2e)
1
Konsumsi barang (kertas)
13
2
Konsumsi Energi (Listrik)
-147
3
Pergerakan orang (mobil)
200
4
Pergerakan barang (truk 10 ton) dan penyimpanan barang (listrik)
149
5
Peningkatan efisiensi kerja (listrik dan ruang kerja)
298
6
Limbah (limbah plastik untuk pembakaran)
28
Total
Palembang, 25 November 2013
541
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
21
ITU-T L.1420 • Rekomendasi ini menyediakan panduan dalam melakukan assesment dampak ICT terhadap lingkungan pada organisasi – Dibuat sejalan dan konsisten dengan standar lain – Komplementer dengan ISO 14064-1 dan GHG Protocol
• Rekomendasi ini berisikan: – Assessment dari life cycle environmental impact pada barang, jaringan, dan layanan ICT yang digunakan pada organisasi (“Non-ICT organizations”) – Assessment dari dampak lingkungan pada organisasi ICT (“ICT organizations”) – Pelaporan dari dampak terkiat untuk menjamin komunikasi yang adil dan transparan Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
22
ITU-T L.1420: Scope • Rekomedasi ini menggunakan L.1410 sebagai salah satu basis metodologi • Terdiri dari tiga lingkup: – Lingkup 1 (Emisi langsung): Aktivitas yang dilakukan dan dikendalikan oleh organisasi yang menghasilkan emisi langsung ke atmosfir. – Lingkup 2 (Energy indirect): Emisi yang dilepaskan ke atmosfir yang berhubungan dengan konsumsi energi perusahaan – Lingkup 3 (Other indirect): Emisi yang dihasilkan dari sumber yang tidak dimiliki atau dikontrol oleh organisasi. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
23
Contoh : L.1410 Part 2 • •
Comparative Analysis: South Korea GHG : Green House Equivalences
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
24
Contoh : Kuantisasi Sektor
Kategori
Kuantisasi
Movement of people
Energy abatement = Unit energy consumption for each type of fuel × Fuel consumption reduced
Movement of goods
Energy abatement = Unit energy consumption for each type of fuel × Fuel consumption reduced
Improved efficiency of office space
Energy abatement = Unit energy consumption × Amount reduced
Power consumption & Energy consumption
Energy abatement = Unit energy consumption for each type of fuel × Fuel consumption reduced
Storage of goods
Energy abatement = Unit energy consumption × Amount reduced
Improved work efficiency
Energy abatement = Energy consumption per m2 × Area improved (person-year)
Consumption of goods
Energy abatement = Energy consumption to produce one unit of the product × Amount reduced
Waste
Energy abatement = Unit energy consumption for each type of waste × Amount reduced
Transport
Buildings
Industry
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
25
Contoh: Dampak • Target Description: – Layanan berbasis GPS yang menyediakan informasi trafik real-time serta rute optimal ke tujuan (RTN / Real Time Navigation)
• Unit Fungsional: – Pergerakan orang dari A ke B dalam kondisi tertentu, seperti waktu dan biaya Types of Effects
Positive effects
First Order Effects
Second Order Effects
Jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar berkurang
Other Effects
Produksi kendaraan berkurang
Palembang, 25 November 2013
Negative effects
Impact on GHG emission
Produksi barang dan penggunaan jaringan meningkat
(+) Increase
(-) Decrease Konsumsi energi dari industri lain meningkat sebab waktu luang semakin banyak
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
(+) and (-) Ambiguous 26
Contoh: Skenario Baseline Scenario Kendaraan potensial pengguna layanan Rata-rata jarak tempuh tahunan per kendaraan Total jarak tempuh sebelum menggunakan layanan ICT
9,280,405 drivers (or vehicles) 14,987km
139billion km
Target Scenario % jarak tempuh yang ditunjukkan layanan ICT*
16%
% pengurangan bahan bakar**
8.7%
Pengurangan jarak tempuh setelah menggunakan layanan ICT
2billion km
Dalam pencantuman hasil formula (baik diukur, dihitung, ataupun diestimasi) harus mencantumkan sumber atau bahan pendukung
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
27
Contoh : Hasil • Dengan menggunakan layanan ICT baru, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Pengurangan Jarak
2 billion km
Actual Average Mileage
8.32km/l
Penghematan bahan bakar
239,886.66kl
Faktor emisi bahan bakar
2.47 tCO2e/l
Pengurangan emisi setahun Palembang, 25 November 2013
592,520 tCO2e Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
28
Unit Conversion • Faktor konversi tiap unit: From
To kWh
Abbrevation
Therms
29,31
Btu
2,931 x 10-4 British Thermal Unit
MJ
0,2778
Mega Joule
Toe
1,163 x 104
Tonnes of equivalent oil
Kcal
1,163 x 10-3 Kilo calorie
• Contoh konversi: – 10.000 Btu = 10.000 x 2,931 x 10-4 kWh = 2,931 kWh Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
29
Unit Conversion Fuel
Units
kgCO2e per unit
Fuel
Units
kgCO2e per unit
Burning Oil
Tonnes
3165
Grid Electricity
kWh
0,5246
kWh
0,2468
Natural Gas
kWh
0,1836
Tonnes
3188
Therms
5,3808
kWh
0,2517
kWh
0,2147
Litres
2,6676
Therms
6,2915
Tonnes
3149
Litres
1,4918
kWh
0,2407
Tonnes
3528
Litres
2,3117
kWh
0,27857
Tonnes
2383
Litres
3,0595
kWh
0,3325
Tonnes
3228
Tonnes
183,9
kWh
0,2674
kWh
0,039
Diesel
Petrol
Industrial Coal Wood Pellets
Palembang, 25 November 2013
LPG
Gas Oil
Fuel Oil
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
30
Transport Conversion Car Size
Units
kgCO2e per unit
Small up to 1.4 litre petrol
Km
0,1711
Medium 1.4 – 2.0 litre petrol
km
0,2121
Large, over 2.0 litre petrol
Km
0,2991
Average petrol car
Km
0,2086
Small up to 1.7 litre diesel
Km
0,1450
Medium 1.7 – 2.0 litre diesel
Km
0,1810
Large, over 2.0 litre diesel
Km
0,2433
Average diesel car
Km
0,1935
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
31
Transport Conversion Moda Transportasi
Units
kgCO2e per unit
Regular Taxi
Vkm
0,2121
Average Local Bus
Pkm
0,1488
Coach
Pkm
0,0306
National Rail
Pkm
0,0565
Light Rail
Pkm
0,0715
Long haul international flight
Pkm
0,1115
Short haul international flight
Pkm
0,09684
Domestic Flight
Pkm
0,1648
• Vkm = vehicle km; emisi kendaraan per km • Pkm = passenger km; total emisi kendaraan dibagi jumlah penumpang Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
32
STANDAR LAIN • ETSI TS 103 199 – Life Cycle Assessment (LCA) of ICT equipment, networks and services: General methodology and common requirements.
• GHG Protocol Product Standard – Product Life Cycle Accounting and Reporting Standard - ICT Sector Guidance.
• GHG Protocol Corporate Standard – Corporate Accounting and Reporting Standard - including the Corporate Value Chain (Scope 3) Standard.
• IEC TC 111 - IEC/TR 62725 – Quantification methodology of greenhouse gas emissions (CO2e) for electrical and electronic products and systems.
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
33
ITU-T L.1310 Metrik Efisiensi Energi dan Metode Pengukuran Perangkat Telekomunikasi
Entropy adalah rasio kandungan informasi persatuan konsumsi energi Shannon : Capacity = Bandwidth x 2log(1 + S/N) • Metrik efisiensi energi didefinisikan sebagai rasio antara unit fungsional dengan energi yang dibutuhkan untuk menyampaikan unit fungsional tersebut. – Semakin tinggi nilai metrik, semakin besar efisiensi perangkat. – Unit fungsional (berdasarkan ISO 14040): representasi performa dari system yang dianalisis. Contohnya, unit fungsional dari perangkat transport adalah jumlah informasi yang ditransmisikan, jarak informasi ditranportasikan dan laju informasi dalam Gbit/s.
• Energy efficiency rating (EER) didefinisikan sebagai unit fungsional dibagi dengan energi yang digunakan. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
34
Hirarki efisiensi energi • Metrik efisiensi energi dapat dikategorikan ke dalam hirarki berikut: – Efisiensi energi pada tingkat jaringan (network level) • Metrik pada tingkat jaringan digunakan untuk mengevaluasi efisiensi energi keseluruhan jaringan atau sebagian jaringan (misalnya jaringan akses suatu operator). Metrik ini tidak hanya mencakup satu produk namun suatu jaringan telekomunikasi yang terdiri dari beragam perangkat yang terhubung.
– Efisiensi energi pada tingkat perangkat/sistem (equipment/system level) • Metrik ini paling banyak digunakan untuk membandingkan perangkat telekomunikasi dengan teknologi yang sama. Efisiensi energi dievaluasi pada tingkat perangkat/sistem yang dianggap sebagai suatu single box atau entitas tunggal.
– Efisiensi energi pada tingkat komponen (component level) • Metrik ini dapat digunakan dalam perancangan, pengembangan dan proses manufaktur perangkat yang efisien. Perangkat dianggap sebagai sebuah open box dan efisiensi energi dievaluasi pada setiap komponen pembentuknya.
• Metrik yang akan digunakan adalah metrik pada tingkat perangkat/sistem. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
35
METODOLOGI PENGUJIAN UMUM
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
36
Kondisi Lingkungan Parameter
Nilai
Catatan
• Perangkat dalam keadaan online atau beroperasi pada suhu ini paling tidak 3 jam sebelum pengujian. • Perubahan temperatur ambient tidak diizinkan sampai pengujian selesai dilakukan. • Beberapa jenis perangkat mungkin memerlukan tambahan pengujian efisiensi energi pada temperatur yang lebih tinggi/rendah.
Temperatur
Kelembaban
Kelembapan relatif 30% hingga 75%
-
Tekanan udara
860 hingga 1060 hPa
Aliran udara yang diarahkan ke perangkat tidak diizinkan.
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
37
Kondisi Elektrikal Parameter
Nilai
Catatan
Tegangan DC
-55,5 hingga -52,5 V (54±1,5 V)
-
• Nominal tegangan ±5% • Nominal frekuensi ±1%
• Jika perangkat dapat bekerja pada beberapa nominal tegangan, pengukuran dilakukan pada salah satu nominal tegangan. • Adapter AC/DC eksternal dianggap sebagai bagian integral dari perangkat.
Tegangan AC dan frekuensi
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
38
Persyaratan Metrologi • Power (current) meter harus diinstalasi pada power line untuk setiap catu daya aktif dengan keakuratan paling tidak ±1% dari level daya sebenarnya. Power meter harus memperhitungkan koreksi faktor daya (power factor/PF) pada catu AC. Jika tidak, factor daya perlu dicatat pada laporan pengukuran. • Semua perhitungan konsumsi energy didasarkan pada rata-rata bacaan alat ukur selama pengukuran. Power meter harus dapat menghasilkan paling tidak 100 bacaan dengan jarak sama (evenly spaced) pada satu durasi siklus pengujian. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
39
Persyaratan Metrologi • Semua instrumen pengukuran harus dikalibrasi oleh institusi pengukuran nasional pada batas waktu kalibrasi yang telah ditetapkan, dan toleransi pengukuran harus ±1%. – Sumber daya yang digunakan harus mampu menyediakan daya minimal 1,5 kali daya perangkat yang sedang diuji. – Instrumen pengukuran daya (seperti voltmeter dan ampere meter atau power analyser) harus memiliki resolusi 0,5% atau lebih baik. Instrumen pengukuran daya AC harus memenuhi karakteristik minimum berikut: • Sample rate dgitasi minimum 40 kHz • Sirkuit masukan dengan lebar pita minimum 80 kHz • Kemampuan pembacaan bentuk gelombang secara akurat dengan crest factor paling tidak 5 • Koreksi faktor daya dan pelaporan Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
40
FORMAT PELAPORAN
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
41
Format Pelaporan • Untuk persyaratan umum pelaporan dapat dilihat pada ISO/IEC 17025. • Kumpulan informasi minimum yang harus dilaporkan: – Versi perangkat lunak, revisi board perangkat keras dan konfigurasi perangkat selamat pengujian. Semua command yang diterapkan pada perangkat dengan tujuan rekonfigurasi statis atau run-time query selama pengujian. – Pembangkit trafik/alat pengukur, tegangan aktual pada catu daya dan kondisi kondisi ambient (lingkungan) pada lokasi pengujian. – Pengaturan yang dilakukan selama pengujian dideskripsikan detail, termasuk topologi, pemilihan struktur offered load dan tindakan selama pengujian dari pilihan-pilihan yang memungkinkan.
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
42
PERANGKAT DSLAM, MSAN, GPON, DAN GEPON Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
43
Metrik untuk Perangkat DSLAM, MSAN, GPON, dan GEPON
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
44
Metrik untuk Perangkat DSLAM, MSAN, GPON, dan GEPON
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
45
Metodologi pengujian perangkat untk teknologi akses broadband • Perangkat jaringan DSLAM, MSAN, dan GPON OLT – Metodologi pengujian, konfigurasi jaringan dan set-up: klausul 5.2 ETSI ES 203 215 dengan modifikasi kondisi pengukuran umum seperti yang telah ditampilkan sebelumnya.
• Perangkat jaringan GEPON OLT – Untuk OLT, digunakan 1 Gbit/s pada kedua sisi NNI dan PON dengan pengaturan faktor beban (load factor): • Faktor beban 100%: state di mana 64-byte frame dialirkan secara kontinu (tanpa interupsi) • Faktor beban 50%: state di mana 512-byte frame dialirkan selama 50% waktu • Faktor beban 0%: state di mana tidak ada frame yang dialirkan
– Dalam penetapan faktor beban, faktor beban pada sisi masukan data yang digunakan (NNI atau UNI). Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
46
Metodologi pengujian perangkat untk teknologi akses broadband
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
47
TEKNOLOGI AKSES NIRKAWAT
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
48
Metrik untuk Teknologi Akses Nirkawat • Teknologi akses nirkawat mencakup teknologi akses radio GSM/EDGE, WCDMA, CDMA, WiMAX, dan LTE. • Jaringan akses nirkawat terdiri dari lebih dari satu elemen, sebuah radio base station (RBS), sebuah controller, dst. • RBS dapat berupa BTS (untuk GSM/EDGE dan cdma2000), NodeB (untuk WCDMA/HSPA), eNodeB (untuk LTE) atau BS (untuk WiMAX). • Karena konsumsi energy RBS adalah bagian dominan dari total konsumsi energy jaringan akses nirkawat, maka perhitungan konsumsi energi RBS didefinisikan sebagai total daya jaringan akses nirkawat. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
49
Metrik untuk Teknologi Akses Nirkawat • Profil penggunaan RBS didefinisikan ke dalam mode beban: rendah, menengah, dan tinggi. Mode idle dan mode beban maksimum tidak diperhitungkan dengan alasan: – Mode idle adalah suatu state yang jarang digunakan secara praktis. Sebuah RBS paling tidak mentrasmisikan kanal pilot dan broadcast. – Beban maksimum pada umumnya dihindari dalam perencanaan jaringan. Meskipun demikian, beban maksimum kadang terjadi. Jika terlalu sering terjadi, operator akan melakukan upgrade kapasitas. – Pengujian mode-mode tambahan akan meningkatkan kompleksitas dan waktu pengujian tanpa memberikan informasi tambahan yang signifikan dan memiliki pengaruh yang kecil terhadap konsumsi daya rata-rata.
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
50
Metrik untuk Teknologi Akses Nirkawat • Metrik untuk RBS didefinisikan sebagai coverage atau trafik dan didefinsikan dalam ETSI TS 102 706 • ETSI TS 102 706 berisi definisi independent traffic dan dependent metric, yang mengacu kepada metode pengukuran statis dan dinamis. • Metodologi pengujian, konfigurasi jaringan dan set-up: klausul 5.2 ETSI TS 102 706 dengan modifikasi kondisi pengukuran umum seperti yang telah ditampilkan sebelumnya. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
51
ROUTER DAN SWITCH ETHERNET
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
52
Metrik untuk router dan switch Ethernet
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
53
Metrik untuk router dan Switch Ethernet
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
54
Metrik untuk router dan Switch Ethernet • Metodologi pengujian secara lengkap terdapat pada ATIS-0600015.03.2009.
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
55
METRIK EFISIENSI ENERGI UNTUK SMALL NETWORKING DEVICE Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
56
Metrik untuk small networking device
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
57
Metodologi pengujian untuk small networking device • Pengukuran throughput maksimum untuk konfigurasi “network/uplink” dan “access/downlink” terdapat pada klausul 6.4.1 ATIS-0600015.03.2009/ • Metodologi pengujian menurut klausul 6.5 ATIS-0600015.03.2009 adalah: – Langkah 1: Kualifikasi • klausul 6.5.1 ATIS-0600015.03.2009
– Langkah 2: Beban penuh • klausul 6.5.2 ATIS-0600015.03.2009
– Langkah 3: Utilisasi • langkah pada ATIS-0600015.03.2009 tidak berlaku untuk perangkat jaringan kecil
– Langkah 4: Beban idle • klausul 6.5.3 ATIS-0600015.03.2009
– Langkah 5: Beban rendah (sleep) • Pengukuran daya dilakukan selama 15 menit setelah mengaktifkan mode sleep. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
58
MUX/SWITCH TRANSPORT WDM/TDM/OTN Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
59
MUX/Switch transport WDM/TDM/OTN • Metrik untuk perangkat transport, tidak termasuk perangkat radio gelombang mikro, didefinisikan pada ATIS-0600015.02.2009. • Metodologi pengujian, konfigurasi jaringan dan set-up: ATIS-0600015.02.2009 dengan modifikasi kondisi pengukuran umum seperti yang telah ditampilkan sebelumnya.
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
60
Green Activities Plan • Contoh penghematan energi dan pengurangan emisi GHG: – Web-based Service – Smart work, include smartphone, teleconference – Using energy-efficient office machine – Green Data Center, ITU-T L.1300 atau GHG Protocol Chapter 5 – Building Energy Management System Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
61
Best Practices
GREEN DATA CENTER
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
62
Green Data Center • Green Data Center adalah data center yang hemat energi dan ramah lingkungan dengan solusi manajemen yang didesain holistik untuk pengawasan konsumsi energi • Target area: – Pengurangan power dalam cooling – Peningkatan utilitas server/storage – Improvement dalam ruang data center
• ITU-T L.1300 menjelaskan praktek terbaik dalam menelenggarakan green data center dalam upaya mengurangi dampak negatif dari data center terhadap iklim cuaca. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
63
Urgensi “Data centers forecasted to surpass airlines in terms of CO2 emissions by 2020 due to energy consumed” McKinsey & Co. 2008 “Data center power demands have doubled in last five years and 76% growth is predicted between 2005 and 2010” IDC “Companies that fail to modernize their data centers run the risk of having their energy costs double between 2005 and 2011” Gartner Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
64
ITU-T L.1300 • Terdapat delapan block sebagai tools pembantu untuk membangun penghematan operasional dan perkembangan bisnis
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
65
Data center utilization, management and planning • Organizational groups & General Policies – Melibatkan keseluruhan grup organisasi: pembentukan persetujuan dari BoD serta representatif dari seluruh departemen – Memastikan bahwa perlengkapan eksisting memiliki penggunaan optimal sebelum melakukan investasi baru
• Resilience level and provisioning – Desain hemat energi: • Memastikan adanya Business Requirement dan Disaster Recovery • Menghindari power dan kapasitas cooling yang berlebihan • Memaksimalkan desain arsitektur dengan menggunakan beban variabel elektrikal ICT. Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
66
ICT equipment and services (1) Best Practices • Seleksi perlengkapan ICT baru: – Proses tender mempertimbangkan: performansi energi, kelembaban, dan temperatur – Pengukuran performa penghematan energi (eco-rating, service level, energy star) – Mendukung temperatur dan kelembapan maksimal – Comply with regulasi “green” (contoh: REACH dan WEEE ) – Adanya hardware pelaporan energi dan temperatur (contoh IPMI, DCMI and SMASH) – Kesesuaian power density dan arah airflow
Palembang, 25 November 2013
Expected Results • Pengurangan power dan cooling untuk perlengkapan ICT • Memaksimalkan efisiensi dalam refrigerations dan free cooling • Pengurangan penggunaan material berbahaya • Penggunaan yang proporsional dan kontrol terhadap jaringan elektronik
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
67
ICT equipment and services (2) Best Practices
Expected Results
•
• Mengurangi infrastruktur fisik • Informasi akurat mengenai aset ICT • Meningkatkan efisiensi storage • Mengurangi volume data yang tidak perlu • Memenuhi kebutuhan business service level yang ditentukan dalam kebijakan manajemen data
Deployment of new ICT Services – – –
•
Manajemen perlengkapan dan layanan ICT eksisting – – –
•
Virtualisasi dan konsolidasi server Select/develop software yang efisien Pengurangan panas/dingin dari perlengkapan standby
Mengaudit layanan dan perlengkapan fisik eksisting (ITIL practices CMDB & SC) Decommission layanan tak berguna atau bernilai rendah Sistem manajemen untuk mengontrol energi: ICT workloads
Data management – – –
Menetapkan kebijakan untuk menghemat storage Menggunakan devais berdaya rendah Menggunakan teknologi seperti de-duplication, compression, snapshots, dan thin provisioning
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
68
Cooling System (1) Best Practices • Airflow design and management – Perlengkapan seharusnya memiliki arah aliran udara yang sama – Menggunakan desain raised floor atau suspended ceiling height – Terpisah dari lingkungan eksternal
• Cooling Management – Setting CRAC dengan temperatur yang sesuai serta kelembapan relatif – Perawatan berkala
Palembang, 25 November 2013
Expected Results • Proteksi aliran udara untuk perlengkapan ICT • Temperatur inlet perlengkapan yang seragam • Allow set points to be increased • Kontrol terhadap CRAC
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
69
Cooling System (2) Best Practices •
• •
•
•
Setting suhu dan kelembapan: untuk kondisi lingkungan ICT yang lebih luas Penggunaan pendingin gratis / ekonomis: Udara dan air direct/indirect free cooling High efficiency cooling plant: Pilih CRAC units, cooling towers, refrigerants, compressor,etc yang sesuai Computer room air conditioners CRAC: Menghitung kapasitas pendingin yang sesuai, disposisi,dan jumlah kebutuhan unit CRAC Penggunaan ulang keluaran panas dari data center: Dapat dilakukan dengan menggunakan pompa panas untuk menaikkan temperatur
Palembang, 25 November 2013
Expected Results • Mengoptimalkan operasi cooling plant tanpa mengurangi reliability • Meningkatkan sistem CRAC: Mengurangi overcooling serta mengurangi temperatur server • Meningkatkan reliablity dna density server • Penggunaan kembali energi dari lingkungan
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
70
Data center power equipment Best Practices • Seleksi dan Pengadaan perlengkapan daya – Power systems, UPS and cabinet panels – Energy efficiency batteries – DC power technology – Penggunaan energi baru dan terbaharukan: solar, wind, hydraulic, dan geothermal
• Management of power equipment – Optimal power density – Wired power cables di bawah raised floor – Load balance management
Palembang, 25 November 2013
Expected Results • Mengurangi biaya modal dan fixed overhead losses • Mengurangi jumlah emisi karbon • Distribusi daya secara merata ke perlengkapan • Mencegah bahaya dan malfungsi dalam perlengkapan ICT
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
71
Monitoring Best Practices •
Penggunaan energi dan pengukuran lingkungan –
•
Penggunaan energi dan pengumpulan data lingkungan serta pencatatan – –
•
Periodic manual reading Automatic daily dan hour reading
Penggunaan energi dan pelaporan lingkungan – –
•
Meteran untuk mengukur: incoming energi, ICT equipment, suhu udara, dan kelembapan
Expected Results • Meningkatkan visibilitas dari infrastruktur data center • Mengatur efisiensi energi • Penggunaan perlengkapan ICT dan jaringan yang sesuai
Laporan tertulis secara periodik mengenai konsumsi energi Konsol pelaporan lingkungan untuk pengawasan energi
ICT reporting –
Server, network and storage utilization
Palembang, 25 November 2013
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
72
Desain Jaringan Best Practices • • • • •
Pemilihan perlengkapan ICT (switches, routers, etc) dengan performa terbaik Network design: meminimalkan jumlah element internal“grey ports” Merencanakan profil konsumsi energi jaringan untuk jangka panjang Menetapkan kebijakan konservasi energi lanjut untuk devais jaringan Menggunakan jaringan sebagai perantara untuk menyelenggarakan kebijakan konservasi energi melalui DC
Palembang, 25 November 2013
Expected Results • Memaksimalkan jalan keluar bandwidth • Mengurangi kekompleksan manajemen jaringan
Dr. Ir. Ian Yosef / STEI - ITB
73