PERAN POLITEKNIK DALAM DlFUSI PE'.'JGETAHUAN:
TELAAH DALAM PERSPEKTIF INOVASJ SlSTEMJK (KASUS POLITEKNJK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG DAN POLITEKNJK NEGERI BANDlNG)
TESIS Karyn tulis scbat11i salah satu syarat 1Jncull memrnoleh gel~r M•gi$ter cfari
Insnrut Tek.uoloei Bandune:
Oleh Wcmpy Triyoso NIM: 24007001
Program Magister Studi Pembangunan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangau Kebijakan
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
PF.RAN POLITEKNIK DALAM DIFUSI PENGETAHUAN: TELAAH DALAM PF.RSPF.KTIF INOV ASI SISTEMIK (KASUS POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERl BAJ\DUNG
DAN POLITEKNIK NEGERl BANDUNG)
Olch Wcmpy Triyoso NIM: 24007001
Program Magister Studi Pembangunan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebljakan Jnstitnt Teknologi Bandung
J\.fenyetujui Pembimbing Ta rtgga l .....••...........................
' (Sonny Yuliar, Ph.D.)
ABSTRAK PE RAN POLITEKNIK DALAM DIFUSI PENG ET AHUAN : TELAAH DALAM PERSPF.KTIF INOV ASI SISTEMIK (.KASUS l'OLfIEKNIK Mo\NUFAKTIJR NEGERI BANDUNG DAN POLITEKN1K l'IEGERI BANlltJNG) Oleh
Wempi Triyoso NIM : 2MH)7001 Perguruan tinggi merepakan lembaga foimal dalam institusi pendidik1111 1ioggi. Pergun1an 1ine:gi diyakini mempunyai fungsi strategis sebagai agen (lllngetahuan, olch karcnanya kebijakan rata kelola pcrguruan ringgi mcnjadi bagian penting dalam proses transfonnasi sosial menuju kualitas kehidupan yang lebih baik. l
Politeknik merupakan satu bentu.k perguru.an tinlUli datam kerangka kerja legal sistem pendldlkan tlnggi di Indonesia. Oagasan konseptual penerapan model l)<'ndidikan politeknik ad41ah bahwa politeknlk sebagal suaru model pendldlk1111 yang e«an kliusus mtmberl\can layanan pelanhan dan pendldllr.an pe11ge111huan ben;Jrikan 1eraJ11111. Tesis lnl mencoba mendiskuslw bagalmana politeknik skan mengembangk1111 fungtsi dlll\ ptrannya dalam mengbela perubal\an SQsial ekonomi terutama datam proses difusl pengerahuan. Pembahasan dan analisis penelitian dllakuk1U1 dengan menggunakan tekmk kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan dirsncang dengan jenis studi kasus. Desknpsi y1111i; dil)<:t'Oltoh mellilui pendekatau model A.clur Network Theory (ANl) dapet memberikan suntu gambaran bag.aimana kausathas terjadi. Pembahassn J.ilalrulian dalam perspektif sistem inovasi mclalui pcndckatan konsep triple helix sebllgai kcrangka k.crja iostitusional. lmplementasi model pendidikan politeknik dihasilkan dari kebjjaksn berpola lop down dan diadaptasikan dengan kondisi Indonesia. Politek11ik secara konseptual berpotenai untuk herkonmbusi dalam proses pcningkatan kapasitas inovasi
nasionel. Alih-alih memperlwis peran, sebagai hasil adaptasi, maka politeknik masili dihadapkan pada persoalan-persoatan terkait fo111Julasi goal dari perubahan yang akan dicapai, Perubahaa institusional/kclcmbagOOll p<>liteknik scmestlnya tidak dipandllng sebagai tujuan akhir dari su»tu proses movas]. l(a1 a Kunci : rolireknik, perguruan tinggt, difusi pengetahuan, sistcm movasi.
ABSTRA(,"T THf'. ROI.I<'. OF POLYTECHNIC IN DIFFUSION KOWLF.DGE: A IN PRESFECT[V(. OF SISTEMIC lNNOVAT[ON
srunv
(CJ\SE POIJTEKNTK MANUFAJCTUR Nf.GERI BANDUNG AND l'OI.lTEKNIK NF,Gli:fH BANDUNG)
~y
Wempi Triyoso NIM : 241)07001 llnivc1-sity is a fom1al institution in a nigher cduca\i<mal SIU\um. Believably, it strategiciilly serves as an agent of sciences. Therefore, a policy of University management becomes an important part in sociat lransfonning process toward a higher quality life. Studies of college mat1agemcnt policy issues reflect some difference in socinl groups· viewpoint within communily. The social contexts t:hnt have influence on college devetopment and their implication to social and economic lives receive :1.rtention.1 of many researchers in innovation and public policy areas. Social dynami\:s tlUlc accompany development of University forms are identified in order to understand how transformarion of University fomis occur and influence college role in socieust change.-;. Polytechnic is ii furm of univt:~ity in a le~ workini; fnunework of HLgllcr educ&ion in Indoeesta. The conceptual notion of applying polytechnic education model is doat. polytechnic l• one of tbc educational models p:>oticularly providing applied science training and education services, Tllis thesis mes discuss how polytechnic will develop its (the f\Jnction and role) in hauling change of economic ~ial especially in knowledge diffusion pl"OCC$~. Solution and research analysi'.i Is done by using qualitative technique will! descriptive approach and designed with case study type. Description obtained through approach of model Accor Nctwock Theory (ANT) can give a picture bow causality happened. Solution done in in perpectivc of innovation system thro11@1 approach of'cooccpt triple helix~ instilutiornd frwnework Implementation of l"olykclu>fo education model yic:lded from policy is having pattern top dnwn and adapted with condition of Indonesia. Polytechnic cooceptuaJly contribution potency to in process of improvementof otational innovation capacities. Swit.chings extends role. as result of adaplation. hence polytechnic still be given on to related problems of fonnulalion of field goal from change which will be reached. Change of polytechnic illStilusionalof its is not viewed as fillll.l purpose of an i nnovation process,
Keyword
pcl}'technic., university, knowledge diffusion. innovation system.
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipuhlikasikan rerdaftar dan tersedia di Perpustakaan lnstitut Teknologi Bondung, dan terbuka untuk umum dengan ketentean batlwa hak cipta ada pada pengarang dengau mengikuti eturan HaKI y~ng berloku di lnstitut Teknologi
Bandung. Referensi
kepustakaan diperkenankan
dlcatat,
tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan k.ehia<:aan i lmiah untuk menyebutkan surnbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau scluruh tesis haruslah seizin
Dlrektur Program Pasca Sarjana, l.Jtstltut Teknologi Bandung.
iii
~
~J-"?"''
'"''tJtlai,,,,J-"?~-
iMU-
"- ~p•'-11 Arl::f:',titt llM ""rk' pa ~,_,,,wrh"'r/dmw/t•I
/)tilu/Jiaui~ "
beJerra. am.Hu GIYAS AGNIYA HTDA YA T. a:tapUhmenfadi.O™'i-OFVl(I YUH sabudm l't!Ddilb bm.
iv
KATA PENGAN'I'AR Ketiko kil
mbangunan, maka sebagian dari k.ita akan ~likir dan seri11gkali mcngailkan
pembangunan dcnl!llJl ~"l'llli11ologi tnnsfol'TJlasi ala11
perubahan. Namun transfomasilperubiihan memihki dimensi yang sangat luas, sehingga pada gilirannya memunculkan konsepsi atas pembangunan menjadi sangat beragam dan dalam persepsi yang juga beragam, Apabila suatu perubahan yang dikehendaki
menjadi bagiasi dari tujuan yang ingill dicapai dari
pembangunan, maka ini akan selalu teikait dengan nilai-nilai, teknik-teknik sert.a pilihan-pillhen. Dan kmena ini, pcmbangunan mcnjadi fcnomet1n yang dinrunis dan diyaldlli sebsgal suatu proses multi<.lim1:11si. Ja<.li menjadi penting untul: memahami apa yang ingin dicapai dari suatu perubahan, bukan sekedar memahami
bagaimana perubahan
itu barus terjadi, Eseesi
dari tujuan
pembangunan adalsh terjadinya perbaiken kualitas keltidupan. Kualhas kehidupan Jiyakini lerpaut dengan kesejahteeaan, keadilan, dcmakrasi dan keberlaniutan, Salah satu isyu sentral dari pembangunan adalal1 pendidikan,
karena pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas manusialmasyarakat dan manusia/masyarakat merupakan agen-agen nktif dalam pembanguaen. Maka tata kelola kebijakao pendidikao men.iadi knusial dalam pembangunao. Tesis ini mencoba rnendhkusik.an bagaimana peran suanr lembaga pendidikan 1inggi (politeknik) dalam suatu nansformasi
sosial kemasyarakatan
dan
diharapkan dapat menambah khazanah wacana dalam menyusun rekornenda.~i kebijakan pcndidikan tinggi di Indonesia. Banyak pihak yang 1.erlibat dalam proses penyelesaian tesis ini. !Jcap11n terimakasih belumlah cukup dan tidak akan pemah cukup untuk mengungkapkan pengorbanan Imas lntan Widuri. SH sebagai pendamping hidup pen11lis serta ananda Giyas Agniya Hidayat, juga ayahanda Taryono dan lbunda Suwamii, beserta Bap11k Sahawi dan lbu Abadinigsih. be!litu pun semua keluarga penulis,
Penulis sangat bertcnmakasih
kepada Bapak Sonny Yuliur, Ph.D, dalam peranaya
sebagai pembimbing, dosen wali, teman sekaligus ,tp1urirtg partner diskusi, terutama berperan
menjadi "sasaran"
smesh
penulis
ketika badminton.
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada ketua Program Studi Pembangunan, Dr. M.Tnsrif, 'VI.Eng, para pengajar dsn seluruh pengelole administrasi di Program Srudi Pembaugunan. Terimakasih penulis sampaikon kepndn narnsumber lr.Hadiwa1111ama,MSc.E, lr.Soelardjo, Dr.P.Siregar, Hendry, Dipt.lng.J-ITL,MT, R.W. Tri Hartono.MT, Mohammad Kurdin. S.T, lwan Harianton. BSME. M.Eng, Bapak Hasan, serta seluruh pihak di Poheknilc Negeri Bandung (Polban) dan Politel
satu persaiu. Terak.bir penulis berharap dilakukan peni;embengan kaj ian-kajian melalui penelitian-penelitlao laajutan, dcngan cakupan datA yang lel>ih luas dan dalarn perspeknf yang lain untuk leblh menambah pemahaman bagalmana pollteknlk dapal mcmainkan pcrannya serta berkonlribusi dalam proses transformasi sosial untuk peningk.atan kehidupan yang lebih berkualuas.
November, 2008
vi
DAFTARISI ABSTRAK
-
.
ABSTRACT.................................................................................................
ii
PEDOMAN PESGGUNAAN TESUS
iii
_....................................
KAT A PF.NGANTAR
vi
DAFT AR ISi......... ..
vii
DAFl'AR LAMPIRAN...............................................................................
ix
DAFrARGAMBARDAN ILUSTRAST..................................
x
DAFI ART AB'EL...................................................................
xi
Dab I
Ptodabulua•
,
.
I.I P.:rguruan Tioggl dan Proses Sosial
.
1.2 Masalah Pen~lilum.........................................................................
2
1.3 Metnde, Aktivi1as dan Lingkap Peneli1ian.....................................
3
1.4 Sistemalika Penulisan.....................................................................
S
Bab D Tinjauan .Pustaka.
7
11.1 Pendidikan Sebagai Proses Sosial.................................................. 11.2 Perguruan Tinggi dan Proses Sosiat...............................................
7 8
11.3 TransformasiPergun1an Tinggi..................................................... 9 11.4 Tata Keio la Perguruan Tinggi.............
..
11
11.4.1. Pertcntangan Nilai.............................................................
12
ll.4.2. lsyu Etika...........................................................................
13
11.4.3. Sistem lnovasl chm Sistem Pcngeiahuan...........................
15
Bab Ill Deskripsi Kuas............................................................................ I 8 lll. l Politeknlk Dalam Pe.rkcmbaJlgan Perguruan Tinggi di
Indonesia........................................................................................
t8
111.2 Politeknik Dalam Kcrangka Sistem Pendldlkan Tinggi Nasional ,............................................................................
?. 1
lll.2.1 Inisiasi, Adopsi,Konsepsi Dan AdaptasiBentuk Lembaga Pendidikan Politeknik
21
111.2.2 lsyu-lsyu Sosia.1.. -..................................................... 111.2.3 Perubahen Benmk Politeknik................................. IIl.3 Pembahan Politeknik dan Upaya-upaya )'ang dilakukan...............
vii
23
25 28
811b lV Analisis dao Pemba•as110............................................................
33
IV .1 Adaplasi \1.odc::l Pendidikan Politeknik..........................................
33
IV .2 Tahap Implementasi dan Perubahan Bentak Politcknik...............
36
IV.3 Pembahasan Dan Diskusi...............................................................
38
IV.3.1 Politeknik Dalam PerspektifSistem lnovasi dan Sistem Pengetahuan ·· . .
39
IV .3.2 Kerangka Kerja Triple HeliX.............................................
42
Bah V Penutup......................................................................................... 45 V.1 K.esimrulan..................................................................................... 45 V .2 Sann............
47
DAFT AR PUST AKA..................................................................................
48
LAMPIRAN
49
~.......
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Perkemban~lill Pendirian Polheknik iii lnilunesia.................
49
Lampiran 2 Transkrip Wawancara \.·-·-···-········-················
..················
S4
Lampiran J Transkrip Wawancara 2--····-·-··························· .. ·············· Lampi ran 4 Transkrip Wawancara ) ..... -................................................ Larnpiran 5 Transkrip Wawancara 4.......................................................
60 65 71
Lampi ran 6 Transkrip WawanC11ra 5.·-·-····- ..······-································
75
Lampiren 7 Transkrip Wawan~ara 6.......................................................
78
Lamplran 8 Transkrip Wawancara 7.......................................................
83
DAFT AR GAMBAR DAN ILUSTRASI Gambar Ill. I.
llustrasi Skema Perbandjngan Model Pcndidikan Mcnengah dan Model Pendidikan Politelnik di Indonesia dan Ncgaru Jerman/Swiss ..
27
Gauibar lll.2.
Proses Adaptasi Model Pendidikan l'olitekni.k
..
31)
Gambar 111.3.
Proses Perubahan Model Pendidikan Politeknil: Menjadi Pcrguruan Tinggi Dal11J11 Kerangke Sistem Pendidikan Nasional.. .
30
Gcmbar lll.4. Gambar 111.5. Gambar 111.6. 0-dmharHf. 7.
Konfigurasi relasi-relasi proses adapeasl model pe111tidikan politeknik
.
31
Konflgurasi relasi-relasi proses pengembangan model pendidikan polireknik sampai dengan tahun 1998
.
31
sehagal perguran tinggi mandlri setelah tahun l 998
.
31
Konflgurnsi relesi-relasi pollteknik dalern melakuksn kerjasamu
.
32
Konflgurasi relasi-relasi set:clah politeknik dinyatakan
x
DAFT AR TABEL Tabel Ill. I Tabcl 111.2
Perubahan Ketentuan Jenis PendidikatL.............................
28
Perubahan Ketemuan Program Pendidikim..
28
xi
Bab I
1.1
PendabuJuan
J>erguruao Tioggl dan P..-
Pendidikan diyakini
SoMaJ
meojadi determinan dalam pembsngunan. Pendidikan
Esensi deri berbagal konscpsi alas
dikonsepsl dengan banyak pendebtan.
pendidilcan aoatan, peodidikan merupakan proses sosial yang bertujuan untuk
meningkatkan kapabilitas manus~ psikomotor
yang
Peningkatan
akan
kapabilitas
baik kognitif. afektif, maupun
memriengaruhi
pcrkembangan lwakter
manusia!masyarakat
menjadi
maausia,
penting
dalam
pembangunan, karena rnanusia menipakaa agc:n-l\gcn aktif daam pembangunan {Todaro,2000). Pendidikan, dalam komeks sosial, diselenggarskan menurut klasiflkasi jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Klasifilasi atas penyelenggarasn pendidik.an rnempunyei dimensi s;,ng;it Juas dao. melibatbn banyak pihak dengan berbagai kepentingan, schingga kebijakan penyclenggilraan pendidikan mcnjndi
98JlgaL
krusial, terutarna dalam menentukan tajwto dan arab penyelenggara.Lll pendidikan untuk mencapai kehidupan sosial yang demokratis dan berkeadilan sebagaimana diamanatkan konstitusi. Perguruan tinggi merupakan institusi formal dalam jenjang pendidikan tinggi.
Perguruan tinggi diyakini mempunya.i fsngsi strategis sebagai agen pcngetahuan, oleh karenanya kebijakan tata ~ola peiguruan tinggi menjadi bagian penting
dalem proses transformasi scsial mcnuju kualilas kehidupan yang lebih baik. Sebagai
agcn
penghela
perubahan
sosial,
perguruan tinggi mengetami
pcnambahan peran dan posisi sosialnya di tengah masyornkat. Mengbadapi transformasi ekonorni, leknologi daJl kondisi sosial yang sangat cepet, perguruan
tinggi dituntuc untuk Jebih menyeimbangkan perannya sebagai pusar incelekrual sekaligus menjaga agar tetap relevan dengan kondisi sosial di sekitarnya atau
kondisi sosial bangsa yang menaunginya. Output daci perguruan tinggi diharapkan
bukan hauya man usia yang berkualitas, tapi lebi h dari itu, menjadi egen-agen
bangsa yang sanggup mengelola dan mengarahkan perubahan. Kaj ian-kajian tentang isyu-isyu kebijabn tam kelola perguruan
tinggi,
mencenninkan pcrbedaan dolam sudut pnndang kelompok-kelompok sosial di masyarakat,
Konteks-konteks
sosial yang
mernpengaruhi perkernbangan
perguruen tinggi dan lmpllkasinya psda kehtdupan sosial dan ekonomik, mendapat perhatian banyak peneliti di biding inovasi dsn kebijakllll publik. Dinamilca sosial y.ing menyertai pcrlcembangan bentuk-bentuk perguruan tinggi diidentiffkasi uruuk memaham.i bagaimana tttrtSfonnasi bcntuk-bentuk perguruan 1ingi;i
Lt:rjadi d1111 mempengaruhi
1)1:1"1111
perguruan linggi pada perubahau sosial
masyarakat.
Dinamika so~ial politik mempengaruhi perkembangan perguruan 1inggi di Indonesia. Transfoemssi politik pada tahun 1998, yang kemudian disebut sebagal era rcfurmasi, mi:nj.Wi momenjum bagi pcrubi1111111 p11r&lii;m• kebijilkm publik. Desenrralisasi clan demokratlsasi telab menjadi paradigma buu pada hampir semua sektor kebijakan publik, iennasuk sektor pendidikan tinggi yang kemudian direscrulcturisasi dalam pengertian ~oconomi perguruao tinggi", mcski kcmudian kebijalwl otooomi perguruan tinggi direspon dan dimaknai seccra berbe
bagi perguruan 1inggi untuk memperlues peran maupun pencarian
beutuk - bentul perguruen I inggi dalain upaya menghela perubahan sosial yang demokratis dan berkeadilan, L2
Mualab Pcaclitiao
Politeknik merupakan sata bcntuk perguruan tinggi dalarn keningka kerja legnl sistem pcndidikan tingg] di Indonesia, Penerapan model pcndidikan politeknik rnasih berusia relatif sangat muda chOandingkao perguruan-perguruan tinggi
2
lainnya
di Indonesia, dipcrkcnalkao (didin1'an) peruuna kali pada tehun 1973 dan
dikembangkan
~<:=
bertahep di beberapa daerah mulai tabun 1982. Politeknik
sejalt didirikan sampai dengan saat ini telah mengalami proses perubahan insticusiona l. Gagasan konseptual penerapan model pendidikan politeknik adalah bahwa politeknik sebagai suatu model pendidikan yang secara khusus membcrikan layanan peiarihan dan pendidikan pengetahwm bercirikan terapaa. Pertaayaannya adalah bagaimana politeknik memainkan peran khusus dalsm pendidikan tinggj
sehingga dapat rnelengkapi peran
periiuruan
tini:gi yang sudah ada,
Untuk mcmaham i konsepsi tersebut di 814!, mab penelition dipnndu dengan
pertan yaan : (I)
Bagaimana politeknik menjadi berbeda dari perguruan tinggi ?
(2)
Bagaimana bubungan antara politeknik dengan perguruan tinggi '?
(3)
Ragiamana hubungan antara politeknik dan rndustri?
Pembahasan dalam penelitian ini berotjuan untuk mengembangkan kerangka kcrja konseptual bagaimana proses pecan politelmik berpengaruh terhadap proses difusi pengerahuan, Lebih lanjut, kerangka kerja konsepmal ini dibarapkan dapat menambah khazaaah wacana dalam
toen)'1Sllll
rekomendasi kebijakan pendid ikan
tinggi.
I.3
Metode, AJ.'dvitasden I iagirnp 1'cnelitla11
Pembahasan dat1 aiU1li:ii~ pcnelili
kasus iru terjadi (Creswell, 1997). Studi kasus diyakini menjadi sangat bcmilai, ksrena t idak hanya terbatas pada penratatan urutan-wutan berbagai ~jadian,
3
tctapi mcnyajikan pcmahaman analitik IC'Atang proses keputusan, kernngka politik dan crganisasi, dan persoalan kebij<Wm substantif yang dapat dhemukan d<Wm bagian penggerak ilmu pemerintallan {o slicegovernment life) (Kirst dan Mosher,
1969). Untuk rnembangun suatu kerangka kctja analitis digunakan pendekatan melalui Actor Network Theory (ANT). Amdisis dilakukan pada ak.tor-oktor dan mediator-
mediator
beterogen.
si~(asi
anWI\
mereka,
neg,osiasi-negosi~i
dan
pendelegasien, atau dengan kata lain yang menjadi peritatian adaleh apa-apa yang berkontribusi pada aksl, atau agen-egen dari aksi, juga psda organisasi
Setelah diperoleh de~lcripsi dlU"i k~us yang diteliti dan tergambar\(Sn bagaimans kausalitas to!rjad~ analisis clan pcmbahasan akan dibaiasi pada Ji.ngkup :
( l)
MCIJ\ahami
bapimana pecan poliieknik dalam menyclenggarakan
kegluran pendldlkan dan hal-hal apa Yllll8 membeds.lcannya
Wiri
pcrguruan tin&gi; (2)
Mcmahami
hagaimana
huhunvn-hubungan
yang rcrjadi
ftll111ra
p<>litek11ik dcngan J)Cfglln&an linggi, dalam penelitiaro )'>lllll dianalisis
adalall dua politelutilc yaitll Poli~knik Negeri BandWlg (POLBAN) dan Politekllik M311ufaktur Negeri Bandung (POLMA.N) serta ITB sebagal pcrguruan tinggi yang pemah menaunginya; (3)
Memahami
hf
hubUR8110-huhungan
yang
terjadi
antara
politeknik dengan industri; (4)
Hal-hal yang mcnyangkut kemoogkinan-kemungkinan yang lerjadi pada
proses pengembangan politeknik disejik:an dalam bentuk diskusi untuk keper1uan pengcmbangan wacana dan penelitian Janjutan. Kegiatan utama yang mendukuog penelitian adalah pengumpulan data, baik data primer mnupuo data sekuoder. Data primer dipero leh melal ui wawancara dcngan pinak-pihak yllllg lerlibat ~aru bmgsung maupun pihak-pihak lain yang memiliki
4
rclcvansi
1.crttadap
kasus yang diknji. Oala primer lainnya diperoleh melalui
pengamatan langsung di 1-0kasi studi yairu.. Politeknik Negeri Bandung, Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga Bandung serta Politeknik Manufak1ur Negeri Bandung, Jalan Kaaayakan 21. Uago. Ba!ldung. Pemilihao dan pengumpolen daia sekunder dilakukan secara selektif, baik berupa dokumcn-dokumen legal formal yang dikeluarl<.an o Jen pemerintt.h maupun lembaga-lernbaga !~gal formal lair111ya. Da!a sekuader lainnya berupa liasil·llasil
penelitian yang dilakukan sebc!um J)C!lelitian ini, sena data·dats. yang diperoleh melalui berbagai situs atau media lainnya. 1.4
Sisfle!Datib Peno IW.11
Bagian awal dari resis inl adalab peudabaluan. meodiskripsikao gaga.san-!;&gasan temang topik kai lan, kemudian pennasalahan diideotitikasi dengan pendekatan menyusun preposisi alas llip-Otcsis dari gagasan yang dideskripsi.kan serta
menyatakan tnjuan-tujuan yang ingin dicapai dari peneliuan ini, Selanjutnya dijelasl(an rnetooe dan pendekatsn yang digunakan dalam penelitian, akiivnas
yang dilakukan, jenis datn maupun cara mengoleksinye objek pengamatan. Pada bagian ini dl~o
sert11
lokasi yang menjadi
pula bagairnana sisteruetika
penullsaa peneinlen ini disusun. l Jntuk rnengembangkan kerangka lcerja analitis maka dikaji kerangka lrerja teoritis yang dikembangkan dari beberapa li1eratur terpilih, dielaborasiksn dengso hasilhasil pcnelitlan !lCbelumnya yang menunjukkan kcsesuaian dengon per~mbomgan keilmuan topik kajian. fol semua dibahas di Bab Il, Sel!U1iutnYa. Bab l!I yang secara rinci maideskripsikan topik bjianyang disesun berdassrkan data-data yang telah dilcoleksi Bagian ini menjelaskan aktivitas (beik beru pa program, kejadian, proi;es, iMtitusi atau kelompok sosial} terjadi. Disusun rnelalui
pendekatan
tadasarkan
wutan-urotan
berbagai kejadian,
proses
kepumsen, kerangka polilik dan orgimisa.si serta persoalan-persoalan yang timbul.
5
Analisis ternadep kasus yang dikaji dibahas pada Dab IV. Pada bsb ini didislwsikan bagaimana pengembangan kerangka kerja analitis (JipvrKun•kan sebagai sarana 11111uk menganatisls kas11s yang dikaji. Dari analisis yang dilakukon diharapkan diperoleh suaru lcerangka kerja lcon~rrual alas tnpik kajian.
l'ada Bab V merupakan baglan pemnup. Pada Dah ini disusun sejumlah
kesimpulan penelilian,
6
Bab II
TI.I
Tinjauan Pustaka
Pe11didika11Scbagai Pro~cs Sosial.
Pcndidikan dimaknai dalam beragam konsepsi dengan pcndckatan perspektif yong
berbeda-beda Pendidikan sering diasoslaslkan sebagai sueiu proses alih/transfer pcngetahuan. Argumentasi ini mendapat kritik, Charles t:: Sirbennan berargumenta.~i bahwa pendidilcan mempunyai makna yang lebih lua\ dari pengajaran,
karena
mengembnngkan
pcngajaran
intelcktuolims
hanya manusia,
menitikberalican
pada
sedongkan pendidikan
usaha berusaha
mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusla, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif. dan psikomotor. Namun pengajaran tetap diyakini
sebagai saraoa yang ampuh dalam menydengg1uakan pcndidikan. Penekanan konscpsi pendidikan yang didasarkao atas pengembmtgao kemampuan dan k.epribadian manusia, adalah tcrjadinya keseimbangaa
pengembangan
imelektualiw d8l1 pengembangan mental yang sering dikaitkan dengan nilai-nilai kcmanusiaan, seltingga diharap.kan pengetahuan dikembangkan dan digunakan
untuk rujuan mencepai nilai-nilai luhur kemanuslaan. Perspektif seperti ini menegaskan argumemasi yang menyatakan bahwa pendidikan sebagai suatu emuas yang terkait dengon bud11yl.\ d1111 penulalxm manusia. Teasdale (1999) dalam bukunya "local Knowledge and Wisdom in Higher
t:ducation" menyinggung sejarah kejayaan pusat pendidikan dunia pada abad ke16. Dikatakan bahwa pusat ktjayaan pendidikan tinggi dunia pemah terdapat di kota-kota besar dunia pada waktu itu seperti Bagdad, Istanbul, Cordoba dan Kairo. Pade
:llUlt
itu tidak scdikit bangsa Eropa yang datang ke kota-kota terscbat
untuk belaja1· ilmu pengetahean dan tek.11ologi dengan
<:
baner yllilu menukar
ha.~il pertamen mereka dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
F.sensi dari herhagai konseps] pendidiicM intinya adalah, pendidikan merupaksn proses peningkatan
kapabilitas rnaousia yans bertujuan untuk mencapai
pcningkatan kualitas hidup yang lcbih baik. Karena proses yang rerjadi melibatkan
7
manusia dan interaksi yang terjadi dengan lingbmgannya, balk flsik maupun
sosial, maka pendidikan dikatakan sebaglli suatu proses sosial. Oalam konteh ~osial. pcnyeleng,garllall pendidikan mempunyai dimensi sangat Iuas, hal ini dikaronakan penyelMgaraan pendidiksn m&libatkan banyak pihak dengan berbagai kepentingan, sehingga kebijakno pc;nyclenggaraan pcndidikan
menjadi
sangar krusial, teTUtama dall.ln
menenrukan
rujuan dan arah
penyelenggaraan pendidikan. 11.l
Perguruan Ti•ggi Dtin Pr~
Sosial
Dalam kerangka sistern pendidikan nasional, perguruan tinggi merupakan lnstitus! formal dalam jcnjang
pendidikan
tinggi. Karakteristik
penyeleoggaraan
pendidilcm tinggi dapat dilcnali dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan uatuk tujuan mengalirkanhnt-nyebarbn, menghasilkan dan menggunalcen pengetahuan. Peryuruan tinggi merupakan arma bagi terjadinya proses peng31irWponyelxlro.n ilmu pengetahuan (melalul perkuliaban). ihnu pengcial1uan dil1~illw1 (rnelalui riset), den metatui lulu.san yang dihasilla.n, pe11gwihuan berkembang dan berdlfusl di masyarakat. Karena ini, posisi perguruan tinggi menjadl sangat strategis dalam pembangunan, karena selain bcrpcran sebagai agen pengetahuen, pe!'lluruan
tinggi juga berperan sebegai agen penghela perubaban sosial
mk.!yaraltat. Penyelenggaraan pendidikan di perguruao tinggi tidak terlepas dari relasi-relasi sosia] yang dilakukan ofoh para pclalru (agen-agcn) yang terlibist. Aktivitas-
aktlvitas yang dilekukan peqiuzuao tinggi merupakan cntitas sosial, m1.1libatkan agen-agen dalam eksi kolektif, nilai-nilai clan kepentinga11-ki:pe11li11gaudari ~o:nagen, Konteks-konteks soslal diyaklnJ betpengaruh terhadap perkembangan
perguruan tinggi dalam upaya mempenuas pecan dalam transformasi sosial ckonomi masyarakat.
8
ll.J
Transformasi Perguraan Tinggi
Beberapa literatur menjelaskan bahwH agr.'Dda-agt.-ndapolitis dalam konteks
perkembangan suatu negara selatu terkait dengiin {mempengaruhi) agenda-agenda ~olitis di sektor pendidikan, dijela.<;bn pula begaimana perubahan yang dialami perguruan-pergunan
tinggi di beberapa negara sangat dipengarahi
oleh
pergeseran agenda politik global. Pergeseran-pergeseran ini berirnplikasi kepada kebijalwl rtset dan pendidikan tinggi.
Konteks-konteks
sosial yang mempengaruhi perkembangan bentuk-bentuk
perguruan tinggi dan impl ilcasinya pada kehidupan sosial dan ekonomik, mendapat perhatian baayak pcneliti di bidang inovasi dan k.cbijakan publik. Dinamika sosial yang mcnyertai pertembangan bentuk-benruk perguruan cinggi
dildentiflkasi unluk mcmahami bagaimena rransfonnasi bentuk-bentuk perguruan tinggi terj~
(1)
pcrguruan tinggl pengajaran (teocltl"K unlw.rJity). adalah perguruan clnggi yang amvuas uC!manya eda!ah keglatan pcngajaran, semeniara aktivitas
riser lidak diJak.ukllll secara signifikan; (2)
perguruan tinggi riset (research uni1erslty}, selain kegiatan pengajaran
sebagai aktivitas utamanya, kegiatan rise: di perguruan linggi mcrupakan perhatian mama pengelola perguruan tinggi clan dilakukan dalam skala yang signifikan; (3)
perguruan tinggi
e11treplWneT
(e111".prene11rial
1miw•rs1ry),
aclalah
transformasi perguruan tinggi melalui perluasan peran ke dalam area pembangunan ekooomik,
F.tlkowitz (2003). peneliti di bidang ioovasi dan kebijakan meneatat, perguruaa tinggi Oottingen sehagai pergurusn tinggi riset yang pertama berdiri di Eropa,
sedangkan di Amerika Serikat perguruan tlnggi John Hopkins. Transfonnasi menuju perguruan tinggi cntrepreuncr (~pre~urialumversity)dirintis oleh M(lJ.
9
Transforrnasi
bcntuk pcrguruan
tinggi dibeberspa
konteks >usial ekonomi ylin@ berbeda-beda.
negera, berkembang
dalam
Beberapa negara di Eropa (seperti
Jennan dan Perancis) transformasi bentuk perguruan tinggi dllawbclakangi oleh
isyu persaingan kelas sosial. Hal ini kemudian memunculkan lembaga perguruan tinggi dalam klasifikasi berda!:arl:an jenis pengetahuan yang diajarl
yaitu, (l)
perguruan tinggi idealis yang mengajarkan pengetabuen bersifat tcoritis dun mengembangkon riset-riset fundamemal untuk menghasilkan sains
baru (model Humbo/d1ian di Jerman}; (2)
perguruan tinggi berbentuk sekolah reknik yang lcurikulumnya dirancang untuk mengojarkan/mcnyerap dan menggunakan hasil-hasil sains dan arah riset lebil1 dikembangkan kepada riset terapan namun tidak untuk menghasilkan sains baru ( Tech'lishe Hocfucule di Jerman dan Grondes Eco/es di Perancis). Penyelenggaraan sistem pendidikan tinggi dua bentuk
pergunian tinggi seperti ini kemudian dikcoal sebagai sistem pendidikan tinggi ganda (dual S)'!lletn). Berbeda dengan beberapa negara di Eropa. transformesi bentuk perguruan tinggi di Amerika lebih dikarenak.an kondisi ketertinggalon sains dan teknologi dari negara-negara di Eropa, serta kebijakan pemerintah di sektor industri. mendorong industri-industn untuk melakukan diferensiasi produk dengan melakukan adaptasi sains dan tekn<>logi dari eropa untuk persaingan usaha (Mowery dan Rosenberg ; I !>98}. l
dornesnk dan tradisional
dalam mcngembangkan
sains dan
teknologi. Penerapan sistem pc;ndidikan, mulai dari 1ingkat d=ir sampai 1i11gk11t
tinggi diadopsi dari negara-negara hint yang diadapiasikan dalam konteks sosial
10
Jepang, karena rnasyaraket Jepeng berkeyakinan bahwa sains dan teknologi bukan perwujudan pembedaan kelas-kelas sosial manpun sumber symbolic capitol ..
Pecguruan tinggl dikem bangkan deDgan erieatasi risec dan pengembangan industrial. Hampir sama dengas di Amerika sistem pendidikan tinggi di Jepang. tidak dipisahkan menurut hentuk kelemhagaan herda~arkan jenis pengetahuan dan
arah riset perguruan tinggi. 11.4
Tam Kelola Pergaruao Tutggi
Termlnologi tata kelota sering dirujuk dari istitah "guvemance", meski kemudian tata kelola sering dikonotasikan sebagai pengendalian serta dipersepsikan sebagai penyelenggaraan kekuasaan atau kewenan@all untuk mengatur. Perspektifseperti in i telah memosisikan dom inssi pemerinlah sebag;ii pemegang otoritas atas keweaangaa tersebut, Perataran, kaidab-bidab yang diberlakekan secaea umum serta sisiem penegskkan aruran, sehagai perwujudan nilai-nilai tertentu, dapat secara efektif diberlakukan melalui korsersrasi kuasa, Adanya koosentras.i kuasa (pnwer) terkadang membual tata kelola mtt1jadi efektif, namun seringkali
konsentrasi kuasa juga efektif dalam menghancurlcan
tata kelola, ketika
nilai-nilai
yang dianut kelompok mnrjilud berbedo dari nilai-oilai yang dianut kclompok penguasa (Yuliar, 2008). Konsepsi tata kelola dalam
pei spei.tif
kegunaan praktis yang tidak cukup
menjawab persoalan-persoalansosisl, memuncu!kan gagasan-gegasan tentang tata kelola dalam perspektif yang lain. Permasalahan tata kelola tidak hany11 pada sebstans i suatu keputusnn atau kaidah-l
namun permasalasan
1IWna
tat.a
ke Iola terjadi pada tingkat
implementasi, dimara interaksi ege11-agen terjadi dan sejumlah nilai-nilai bertemu sehingga sangat berpotensi menimbulk.an pertentaogan. Hal ini memberikan penekanan tata kelola terhadap interaksi-interaksi sosial, nilai-nilai sosia.l dan perubahan sosial. Esensinya, tata kelola adaJah proses sosial dan k.ajian-kaji;m tata
kelola rncmcrlukan kajian~jian sosial )'Mg bersifat esensial.
11
Tata kelcla pcrguruan
tinggi adalalt semngkaian proses yang terkait dengan nilai-
nilai, etika, iatanan sosial, aksi dan percbahan sosial dengan memperhatikan
kepumsan-keputusan, aktor-ektor kepurusan, muil-hasil dari aksi kolektif sebagai seouah proses sosial, 11.4.1 Pertenl1111gan Nilai Pengetahuan merupakan substansi csensial dalam penyelenggaraan aktivites
perguruan tinggi. Pru:= OOgi.imana pcngeWlllan itu dihasilkan, disebarkan dan digunakan akan mempengaruhi nilai-nilai dari pengetaeuan itu sendiri. Amara nilai-nilai
yang diadopsi di perguruan tinggi dan nilai-nilai di luar pergurean
tinggi dapat berpotensi menimbulkan pertentangan. Makin tinggiaya tuntutan terhadap peeguruan tinggi untuk berkontribusi pada
pcngembangan
sosial-ekonomlk
telah
menuntut
para
penset
untuk
mengeksptoitasi basil risetnya, dan administrator perguruan tinggi dirninta untuk mendukung upaya ini. Me.qo da!am kasus-kasus tertentu berlangsung lancar,
integrasi antara aktivitas akadcmik dan aktivitas iodustria! sering peoblematik dan mcmunculkan pcr1anytU111 tcntang watak sejati dan tujuan perguruea tinggi (Etzkowitz, 2003; Calvert, 2002). Status seringkali menjadi isyu penting dalam persoalen-persoalan penentangan nilai, Studi ernpiris Calvert (2002) dalam dislcusi tentang hubungan antara riset dasar dan riset ierapan menguoglcapbn; mereka yang mengerjakan riser
fundamental rncnyandeng status lettinggi, di stas status mereka yong mengerjal
berpandangan bahwa metakukan
kcmersialisasi riset itu menyerupai 'proslitusi · (Calvert, 2002). Secara wnum, kekhawatiran yang berkembang adalah bahwa kepentingan finansial dalam hasil riset akan mendistorsi penilaian periset, dalam kaitannya dengan pemilian arah riset, clan huhungan perguruan tinggi-industri pada j angks panjang dapat berefek mengalihkan perhatian para saintis dari rise! dasar {Calvert. 2002; £tzkowitz.
2003).
12
lsyu pertcntangan ditekanbn
nilai juga pcmnh meluas di Eropa abad ke-19, ketika riser
seboigai bagian yang peniing dari perguruan tinggi (Etzkowitz, 20-07;
Howells. 2007; Nelson, 1993). Keuka sebagian prcfcsor meminta pengwangan hehan mengajar agar dapat lebih berkonsentrasi
pada rlset, sebagian profesor yang
lain menuduh langkah ini sebagai pengabaian amanah mereka tcbagai pendidik. Akdvitas
riser dikhawatirkan
akan
mcnjauhkan
para
profesor
dari
peron
tradisional mereka sebagai pengajlif.
Il.4.2 Jsyu Etika
Mengingat peran perguruon tinggi yang sangat slnltegis sebag11i agen pengetahuan den dalam ~atu tatanan sosiel pcrguruan tinggi terhubungkan mclalui imerkoneksi dengan elemen-elemen :;o~i>JI, memungkinkan perguruan tinggi terhubung pada suatu relasi kuasa (JH>wer relation) tertentu, Law (2001), menjelask!IJI bahwa rengetahuan dan kuasa terhuhungk.an dalam suatu relasi diskursif, yang melibatkan teks, artiliik material dan instlru~i sosial. Dalam anallslsnya atas je]arlng kll4sa, Law (2001) membedakan anlarH 'kwm alas' (power 1JverJ don 'kuasa untuk melakakan' (power tn de). Dalam kasus 'kuasa atas,' yang menjadi pe1$oalan adalah bila kuasa itu lerakumulaslkan pada kelompok·kelompok tertentu.
terpaut dalam suatu relasl sosial yang melaluinya
kuasa
terd.kumulasikan ataupm tersebar dan dapar me11iadi sumber ·~11asa untuk melakukan", tempi juga hisa menjadi sumber 'kuasa atas.'
Martin {1998), dalam bukunya "Tied Kn
Perang: dalam peperangan, kekerasan diorganisasikan melalui kekuatan-
kekuatan miHwr otas nama negam.. Bt111yak. riset alc.ademik yaog dilalrnkan pergurunn tmggi, terutruua di era Perang Dunia dan Perung Dingin.
13
dilaksanakan
untuk melayani pengernbangan
teknologi militer, tanpa ada
kejelasan manf11a1riya bagi masvarakat sipil; l2)
Persamgan Ekonomik: Dalftln situasi ini, terjadi alolcasi sumber-sumbcr ekonomik untuk mendorong pt!rtumbuhan ekonomik kclompok-kelompok tertenm, yang 1idak jatang
membawa impliknsi penganggunm dan
kemiskinan pada sebagian m~syllnlkar yang lain lnl dap..i1 terjadi ketika prioritas
investast
ekonomik
d iarahkan
semata-mata
pada
keuntungan/profit, dan mengabaikan benefit sosial yang lebih leas, Perguruan tingei emrepreneunal sering dikritik aim daaar kekhawatiran akan eksploitasi ekonomik seperti ini; (3)
Stratifik~i Lapengan Kcrja: lni terjadi kelika kredensial akadcmik mcnjadi bagiao dari sistem ketenagakerjaan dan sumber ~tmtifikasi kelas-
kelM lenai:a kerja. Dengan perkataan lain. perguruan tinggi mcnjadi sumber sy111ht1llt: cnpitttl daJam persaingan antorkelas soslel, lni tcij~di pRdo ptrgurvan-perguruan tinssl teachingdi Eropa di abad ke- I 9. lsyu demokras: mettjadi bagian (lCllling dalam penyelenggaraan pendldikan tinggi melalui perl!lJruan tinggi. Martin (1998) mengusulka11 konscp t:emang 'sistem
pcngetahuan yang demoktatis' scbagal sebuuh sistem di mana aktivitas pcnciptaan, penyebaran dao p:mggunaan pengeUlhua11 secara sadar dan Spesiflk diarahka11 unlllk mencopai tajuan-tujWl!I demokratis. Dengan perkataan lain, pengetahuan dirancang ben1uk don knml11ngrm-nya seh.ingga relatif mudah digunakan untuk membawa benefit bagi kepentingan bersame, dan lt:bih sulll untuk digunakan dalam cars-cara yang ha.ny11 membawa benefit bagl kehlmJ)()k elit sambll mcrugikan keloonpok yang lain. Martin (1998) mengusulkan beberapa 13ngkah untuk meoghindarknn pcrguruan tinggi dari peran-pere» yang tidak detnokratis: (I)
Menrprahkon aktivito~ produksi pcogetllht.11U1 ke kelonipok-kelompok nonelit: Langkah inl dapal mcnimbulkan pennasalahan baru dalam hubunganhubungan
1t11tani
perguruan tingi dengan kelompol: eJit di pemerintah otau
korporasi-korporosi
besar.
Gagasan
intinya
adalah
memaksimalkan
kebebasan perguruan tinggi untuk memproduksi pcngetahlllll! di arah yong
14
bcrbeda-beda, dan khususnya ditujukan pada kelompok-kelompok lemah dalam somber-sumber
yang
intelektual dan ekonomik;
(2) Membiarkan fasilitas akademik terbuka untuk diakses oleh para nonakademisi: I .angkah ini untulc menghindari tcrj.ufinya monopolt alas produksi pengetahuan akademik. Il.4.3 Sistem luovasi daa Sistem Pengetalluan Tata kelola perguruan tinggi seringkali dikaitl:an dengM sistem inovasi
sistem pengetahuan. Pendekatan sistem inovasi didasari oleh k.onsepsi bahwa sistem inovasi merupakan proses sistemik yaitu perubshan-perubahan yang dilakukan secara komprehensif dan radikal (mengi1kar) mencakup perubahanperubahan berbagai unsur, institusi, normi dan nilai, dengan penekanan mempernadkan
hubungan-hubungan
spesifik antara
perusahaan-perusahasn,
lembaga-lembaga rise! dan perguruan-perguruantingsi, lembaga.lembaga regulas] yang membawa efek peninglcatan daya saing industri-indu~tri (Hans de Bruijn.2004 ; Nelson, 199.3). ·Sistem pengcral1uan· dapat didcfi11isilu1n sell•Jlili sekumpulan unsur-unsur soslal di masyarekat, dalam suatu Jntt-rkonekth'ltaS khusus yang dibangun untuk tujuan menghasilkan. mcnjamin
(10
warrant), dan
mcngguoalcan pengetahuan (lihat misalnya konseptuaUsasi epi41Atn1~zystem oleh Knorr-Cetlna (2004)). Mengelola proses sosisl seringkali membinguugkall, kekacauan dan rangkaian tambahan dari aksi, yang berdamp8kjaning memenub.i horapan. Kesempatanapa bagi proses soslal $CC8Ta umwn, kesempamn bagi pe>Uballan 5i5tem secara khusus, mana yang leblh fundamental : hal itu merupabn g;tp yang sangat besar aotara kelnglnan bagi perubahan sistem di satu silii. Lian kmiuugkinon m"ngi:lolanya pada sisi lain (Hans de Bruijn;2004) Sistem inovasi dapat ditempatk.an pada tingkat-tingkat yang berbeda, tetapi halhal tersebut selalu dibagi mengikuti aspek: (I)
Inovasi komprehensif; dengan
(2)
Jangka waktu panjang;
IS
usaha dari berbagai stakeholder;
(3)
~mbmuhkan
(4)
Perubahan tcr!tadap pandangllll w.n peruballan kultural diaruara para >1akel20l
Model triple helix mengembangkan konsepsi sistem inovasi sebagai proses transformasi kelembagaan melalui interaksi den hubungan-hubungan antara lembaga-lembaga pemerintnhno. pendidikan tinggi dan industri {bisnis) secara berjejaring. Scbagai ilusuasi, iuisiasi lin/c-and·mucth ~uat11 proses alih tcknologi dilakokan melalui learning by production, learning by adapuuion dan fP.1trning by
mnovauon untuk t(!juan peningkatan kapabilitas teknolog]. Konsep triple hela berkembang melalui obscrvasi atas perbed<1<111 antara stroktur masyarakat incfostrial d41l strulmc masyardbc bemasisk.an pengetaneen (Loet, 200 I; Etzkowiiz. 2003), ( l)
~lam masyarakat industrial teknologi cendemng berskala besar dan dikelola oleh organ.isasi-organi•asi birolcratis berskala besar, sedangkaJi dalam masyarakst pengetahuan teknologi berslcab kecil dan dapat dikelola oleh organisasi-organisasi yang bcrskala kecll dan bersifat lenrur;
(2)
H:ulirnya pcngetahuan 'pol/vu/en' merupakan k8111kteristik masyarakat berbasis pc:ngctahuan (sepeni di area bioteknologi, sains kompmer dan nanoteknologi), yaitu pengetahuan yang sekaligus bersifat teoretis dan p.ralctis: fundamental dan terapan; patentable dan p11bli.rhah/e;
(3} Tampilnya pergwuan ringgi berilcn1ukenln:preneurfal. yaitu perguruan linggi. ya11,g mengltombinasi.bn
penrlidikan. penelitian dengan lcultur
emrepreneurial, inkubasi bisnis, alill teknologi dan inovasi.
Dalam kcrangka kerja triple helix, hubungan antara negara (state). pasar dan masyaniht ~ipil juga mendapat perhatian. Kourdinasi permkaran •umber-sumber yang dimiliki antar institusi dilakukao mclalui mckanismc dengan memperhatikan nilai-nilai sosial yang relevan,
16
Bentuk "Imeroctive triple helix" mcnurut Etzkowit:i! (2007), pada saat ini tengah diadaptasiken di beberapa negara. Imeracuve triple helix adalah sebuah kerangka
kccj~ hubungan-hubungan trilateral lembagu-lembaga pemeri11tahan, perguruan tinggi dan industri, meski saling independen, unruk tujuan pengembangan sosialekonomik berbasiskan pengctahuan. Dalam konsep ini tidak ditekank.an adanya lembaga super atau
mengendalil.an)
ketiga
struktur
omdh
super
yang
kelembagaan
mendominas; tersebut,
(mengatur dan
lrisan
bubtmgan
(inkrkonektivltas) ancar institusi dalam melakukan inreraksi, kolaboras] dan
integrasi mensyaratkan perangkar intermerliasi melalui kehijakan dalnm kontch ltelcml)aaaan, regtilasi dan standarisa.si sehinggs fuqgsi dan pel'lln masing-111asing institusi tidak tereduksi Siltu dcngan lainnya.
Jwli, model triple helix menyarankan tlga elemen pokok dalam suatu transformasi men~ju masyarakat bertasis pengetshue», )'aitu: ( 1) peningkatan peran perguruan
tinggi dalarn inovas], sctinglait densan indus1Ji/bi3nis
kolaooratif di
ant.all\ keti!lll arena
killembogaan (pemermtah, perguruan tlnggi, lndustri), di mana kebijakan inovasl berkcmbaug mi:lalui lnteraksl di antara ketiga arena tersebut, alih..alih sebsgal Inskrips] dari pemcrinlah alau ~bagai tuntutan industri; (3) kctiga are1111
k.elembagaan tersebut niasing-maslng berusoha mengcmbM pe.l'an dari arena· aren~ kelembagaan loin ynng berbeda flmgsi, sambll re~ menjalanka.n peran pokoknya; integriui funl!~i<mal berlanesung melalui interaksi W.n kolabora.~i,
scmbari nwmpertahankan diferensiasi di an1llta lembaga-lembaga..
17
Bab III
DLI
Deskripsi Kasus
Politeknik lblaQI Perke11.baogao Perguruao 'Iiuggl di Indonesia
J>endUli.kan di Indonesia mulai diperkeru!Jkao pemerintah kolonial Be Janda kepada kaum aristnkrasi pribumi sekitar akhir abad ~-191• Keputusan pemermtah lcolonial Belanda saat itu sangat dipengaruhi oleh mum.:ulnya gerakan sosialisme di Firopa selaln juga dominast polhik kaum liberal' dalam konstelasi politik lklanda J13da waktu itu. l'ada era ini melahirkao generasi-genera~i pertama pemikir nasionalis yang hampir seluruhnya herasal dari kaum ariaokrasi (Gunawan,20-05).
Perkembangan pergu=
tinggi di Indonesia dim11lai pada awal tahun I 946, di
Yogyakarta berdui Sekolith Tinggj Td:nik (penghidupan lcembali Sekolah Telmil: Ba11.Jung/ Technische /loge School) dan Balai Perguruan Tingsi Gadjah Mada, dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1949 Universitas Gadjoh Mada (UGM) dircsmikan oleh Pemerintah Indonesia dan mcrupakan perguruan tinggi pertama yang didirikan olch Pemerintah Indonesia, =huigkan Technische ffoge Schnnl/THS di Bandung di1ttapkar1 mc:njadi lnstirut Tel.nologi Bandung (ITBJ pada Tahun 1959.
Pad! tahun I \lSO Indonesia sangat kekurangan tenaga-tenaga
insiyur (sarjarui
tekr1ik)1• di sis.i lain untul< 11\ernbantu pekeljaan para insiyur dibutulu111 tenagatenaga te.lnik tingkat menengah. Kondis] ini ke11111s~ formal, .""1>clum ini di JnCn2•j•mn/pen<Ji1.Ulcan tetUl>mo d•I""' pcndidikan ag>o•"1 """" potetl•ial bag; pengusaha·pcngusalu llropa Dua kopentlng.,, l=eoo1 n>enghl<SiJIGsn "fl" yang disebut sebagai polilik etis. ' Kcbonyal:Qn insiyur pada .... 1 ilu adaloh bcrkeboll~ BeJ..,da d... ,,_w, ~ lwncr~ merekakembah Jee Bclanda, ~ yDJ1g terlinggal sdalah ,..-. i11siyur Julusan THS ..,·~lnm kemerdokaanr""S jwnlahnya 1at.ria.. sementar» '"'kolah :inggi tcknil
18
bemuk
perguruan
1inggi yang meneraplum
dcngan fakultas-fukul~ waktu
penyetesatan
kurikulunmya
sama
sistem pengajaran
yanJ! berbeda
teknik pada perguruan tinggi. yang memhedaltan ~tudinya sepeni
menjedi pada
lebih
smgkat
fakultas-fakultas
(tiga
hanya
tahun ), karena
pergurwtn
tingg~ hanya
dipoiong di tingkal-tingkat atasnya", Alcaderni Teknik Nasional (A TN) merupakan salah satu bentuk akademi tekuik yang didirikan di beberapa daerah di Indonesia pada saat itu.
Pada era pemerintahan orde lama perkembangan perguman tinggi-perguruan 1inggi relatif tidak mcngalruni perlccmbangan yang l>erarii akibat ~olalc sosia] politik di dalom negeri sebagai irnba~ dllli kondisi global pada saat itu. Se lain juga faktor leterbala$an infraslrlJktur dan tenaga pengajar/periset di rierguruanpeguruan tinggi. Pada remerintah>111 orde baeu, orientasi pcmbangunan Ieblh dlrokuskan pada stabilitas (tatanan politik), efeslo::mi, sena produktivitas
untuk mengejar
pertumbuhan ek.unomi, memunsJclnkan pendt-Jc.atan pemerinlllhan sentrallstik sehagal plllhan. Dalam konteks pembangunan politilc, perguruan tfoggl berfungsi menyalurkan basil rii:ct lmib11ga-Jembaga pemerintah, kcpeda m"hasiswa, yang nantin.)ia akan rnengisi tw111G di organlsasl-organi3aSi masse ~umpun partal·panai politlk (Moertopo, I 974). Dalam kunwks pembangunan ekonoml. perguruan
tinsgl dl~isllar1 sebagai lembaga penW!iaran yang menghasllkan lulnsan·lulusan yang akao dlserap dli11 menggcratta.n sekror industri dan sektor-sek
intemasional banyak diherik.an kepada Pemcrintah Indonesia, l
19
dirumuskan pendirian lcmb11ga pendidikim teknik di Indonesla. ITB~ ditunjuk oleh Pemertntah Indonesia untuk merumuskan model lembaga pendidikan tinggi teknik untuk 1ujuan kerjasarna
teknik
dimaksud.
Nania lembaga
Politeknik
mulai
diintrodusir. Menurut para penggaga:inya. politeknik merupakan bentuk lembaga
pendidikan tinggi yang menerapkan model pendidikan berbeda dengan akademi relnik.. me~ldwalctu penyelesaian studinya sama - same liga tahun, Tanggal 6 Desernber 1973 perjanjian kerjasama 1cknik antara Pemerintah
Indonesia dan Pemerlnral\ Kontedcrasi Swiss ditandatangani. Kerjasama teknik kedua negara ditandalangani oleh menteri luar negm Republik Indonesia, Adam Malik dan Dr.Max Feller, duta besar negara Konfederasl Swiss. Dalam perj1111jian lcerjasama tersebut, pibak Swiss meeancang kunkulum, menyediakan bahan
peogaj~r.ui, peralatan pra~tik. meeancang den mcmbangun bengkel praktik serta ntenyetliakao
tenaga ahli. Pihak Indonesia membanguan
gedung kuliah,
menyelenggarakan &dministtasi. menycdialcan fasmia.~ irenunja11g lainnya serta menyediakan biaya ojeraslonal penyeleJ188araan pendidi.kan. Penandatanganan kerjasama teknik mcnandat pendirlan Pulit~knik Mekanik Swiss yang berafiliasi dengan ITB, scbagai perguruan tinggi induknya, sehingga nama lembaga ter.lebut adalah Politeknik Mekanik Swiss-llB
dan merupabn
puliteknik pertama di Indonesia, sedangkan pcnyelenggaraan pcndidikannya bsru dimulai pada J11n11ari l 976. Pcrjanjian kerjasama 1eknik antara Pemerinlllh Indonesia dan Pemerintab Konfederasi Swiss bemkhir pada lahun 1995. Pada akhir tahun 1978, PcmerinWt Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pcndidilum Tinggi Departemen Pendidika.n dan Kebudayaen membentuk lembaga Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknilc (Polytechnic Education Development Ctmre/PEDC). PEDC merupakan lembaga yang mewakili pemcrintah lndonesi11 untuk merumuslcan pendirian dan pengembangan politeknik·politeknik
di
beberapa daerah. PEDC rncngembangk.an perencanaan dan petanc¥ngan baik
' ITB l"'d• ••huo 1912 mcmbentuk tim perum"" :rang rerdiri Fihno liillMlQfd<\rl Ir. Tat~ Surd•a,. MSc., Met.
20
w.,; Ir Hadl
penyediaan perlengkapon.
infrastruktur,
kurikulum,
pclatihan
Dalam p.llaksaoaannya
icnaga pengaj~r. peralatan
dan
PEOC dibantu tenaga-tenaga 'technical
.4.•si81mtc1: dari Swtss Comoct untuk bidani: teknologi, Austraha untuk hidang rata
niaga dan dari New Zealand untuk bidang pertanian. Selanjulnya melalui PEDC dilcembaogkan pendiri1111 politeknik-politeknik di beberapa kota di Indonesia yang didanai dari banmen Bank D11nia (mel~l11i Proyek Polit.eknik I dan JI), b.lbc:rapa lai11oy1J mendapai dukungan banruan pendanaan dari Pemenntah Swiss, Jerman dal1 Jepang untuk bidang teknologi, hantuan dari pemerlntah Australia untuk bidang tata niaga dan pariwisata, serta bantuan dari pemerintah New 7.ealand untuk bidang ~rtanian. Pendirian polireknik-poli1ekriik ter~ut secara kelembagaan berafiliosi dengan perguruan tingi;i sW:mpat. Secara rinci perkembangan pendirian poli!Ckuik dupat dililuu pada lampiran I. UI,2
Politeknlk Dalam Keran&ka Sittem Pendidikao Tiogi Nasional
llT.2.1 loisiasi, Adopsi, Koose11Ri Dan Adapwi Model Pendidikao Politcbik Pendirian Politcknik, sc:b.lJ!lli suat11 bentuk lembaga pendidikan tiJlggi, relah mcmbawa dinamika tersendiri bagi sistem pendidil.::1m tinggi di Indonesia. Agenda
yang ditawarkan negara donor (pemerintah Swiss] dalam bentuk kerjasama teknik di sektor pendidikan (pendidikan tinggi) melatarbelakongi misiasi pendirian
politcknik. Bila dicumati,
sejak awal pcndirian politeknik dilaltukan melalui
proses konsepsi yang lcemudian diadaptasikun melalui proses negosiasi. Pen1eri.11tah Swiss, sebagai salah sa111 negara yang meng-<Jnut sistem pe1ididikan linggi ganda (dlllll ~ystem).menawarkan? bentuk lembaga pendidikan
profcsional
yang memherikan lay-dllan pendidikan dan pelatih011 untuk menghasilkan k:naga ahli. Melalui tirn yang dibentuk oleh l'cmerintllh lndooc:sfa (dari ITR), ben1uk. lembaga pendidik11n tmggi ini kemudian dlkonsepst sebagai bentuk transtoemas! • Tcnninolugl "mellawarkan" dil:iorfal
21
dari akademi
teknik, Proses ncgosiasi yang keinu
adaptasi
bemuk lembllga pendidikan tingi;i ini menjadi polileknik. diakui oleh seorang dari tirn perumus, "Kami sepakat nama yang kami usulknn adalah Politeknilc., supaya tidak mendapet
kesan sebagai suatu Akedem] Tcknik $Ckalipwi program studlnya sama-sama i>erlangsung selama 3 tahun. Kami bertiga sebenamya juga menyadar], karena kam; berlatar belalwng pendidikan Amerika (USA) dimana PoliteAnilt: dtsana bersosok lns1il111 Telotolngi atau Untversitas yang menyelenggaraksn pendidi.kan SI s/d Sl. namun kami ambil sebagai nama lembaga baru ini supaya lidak mempunyai kunotasi Abdemi Teknik, serta sosok dan karaktemya bcrbedo dengsn y11ng di AS, tetapi diadapta.erkooolbusi untuk menghasilkan lulusan-Julu~on sebagai ltnaga-tenaga ahll teknik tingkat mcnengah8, 11Cllingg11
progrrun
pendtdlkan dlrancang datam fonnat program Diploma III (bebet'Opll lainnya mel'lyele11&1!llt8kan program Diploma II) dengan wakru pcnyeleMian studi selama ~ lahun (septtrti aklldemi teknik). Bcotuk adsptasl lainnyu, polfteknik secara kelembogaan beratlliasi dengan pcrguruan tinggl setempat, Dalarn sistcm pendidikan tlnggi na~iona~ me~ki politeknik merupakan adQpli darl negara-negara )!ling menganut sistem pendidikan tinggi gaQda (t.Au.11 ~ystem) namun dalam konteks si$cem pendidikan di lndouesia belum dapat dikatakan menganut sistem pendidikan tinggi ganda,
bal lni karena sejak pendiriannya
politeknik bcraflliasi dengan perguruan tinggi negeri setempat~.
1
Hadiwaratama. :!OU$," Pnlitelcnik dan 'J'Olllanglll) MOS& Dcpan". rns.ampaihn di Ceromoh Posco Sa>'jana Pcndidikan K~iuruan 'l'eknrologi UPI Bandung. t•ngg>I JS Dcecrebe- 200.'I. ' Secora herjMjang legali!M fom1al gelar poda pn~• divtun1a ; Sebull\ll profe$iooal Ahli Prutama l>Qgi luh...,, Progro1n UiplVlll• I, Ahli Muda llegi lulu....,, l'rogrum l)iplOttl• IL Ahli MMlyo bogi lulusan Program Diploma IU dan SarjOlla Salns Terapan bolgi lulusan Program lliploma IV ' M<.'8ki Sectua kelcmh11@N1t1 poliWcnik menjadi bogjM
22
111.2.2 byu-isyu SO<Sial Konteks-konteks so•illl khusus dan isyu-isyu ko:bijakau, diyakini berpengaruh
terlladap perkembangan benruk-bentuk perguruan tinggi unruk memperluas peran perguruan tinggi serta implikasinya pada kehidupan sosial dan ekonomi, lsyu-isyu sosial menjadi bagian penting dalam perkembangan politeknil< di Indonesia. Sebagaimana telah dijelaskan sebclumnya, proses berdirinya politcknik dilak.ukan melalui tahapan inisiasi. adopsi, konsepsi dan adapwi yMg dilakulum melalui serangkaian
Konnoversi muncul kelika politeknik isyu suatifikasi sosial mengemuka. Isyu stratitikasi sosial
negosiasi-negosiasi,
diimpkmcnusikan.
yang 1erjadi kemudian memunculkan isyu-isyu diskriminasi'" kelentbagaan. scperti isyu-isyu yang lx.Tkaitan dcngan program pengembangan karier para dosen dan pc::ngoijar11 dianJ.!l;lltP sebaga! suatu lllur.angan bagl pengembangan politeknik, kutipan hasil wawancara dengan seorang ptjabat di politeknik mengisyaratkan
permasalahan ini, "
dosen dan pengajar di roliteknik kan tidak bisa menjadi guru besar atau
profesor, jadi ada keinginan beberapa dosen agar politeknik berubah menjadi pergurean tinggi umum lairulya.....". lia~ilpenemrusan ierhadap llokumen resmi yMg diterbilka.11 pc:merintah berupa
peraturan
perundang-undangan, menguatkan arg11mentisi yang disampai.kan
pejabat tersebiz, "Pada universitas, inSlitut. dan sekolah tinggi dapat di%ngkat guru besar atau
profesor sesual dengan peraturan perundaog-undangan yang berlaku (Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 lentang Sistem Pendidi.kan Nasional, Pasal 23 Ayat I)", "Seseorang hanya dapat diaugkat mcnjadi guru besar itfllu profesor di lingkungao unlversitas, in~tifUI, atau sekolah tinggi (Peraturan Pemerintllh Nomor 60 Tahun 1999 tencang Pendidikan Tingg], Pesal I 03)". '"oiskrimina>i menipekan upaya Wlfuk menilerl11bbn
sd)uah
nilai
yang sama secani
bcrbeda
poda kclompok·k•fompok sosial Y""ll l>e.:.r pemedaa.. ealnya mcmhcn'°"' jalur khusu.• di .._,. bagi 1'.clompc>k lanjut lJ.Sia, yang membalo•i ruang hlgi pcngguna uotoar yang laln merupaklln diskrimill3Si yang bal<eadilan/diskrimina•i Pl)Sitif(Sony Yuliar, 2003). 11S.lain do.en. JX.-n!!l'jas ?l'da J>')litct.nik diktmll iuga lns1.-uklur ~ang 1.igasn~ mombe:ritt111 kctnmpilat\-ketnunpilMll manual berupa lxJbagai teknikclan mdcda pengei:jaon ""'1a Llll<'~•Y• ("""' nf the ori). molalui bimbin!!Jln, hlihan, lutorial, proU1lkli W.. super1isi ya"g """""""" dl bmgkcl / SIUdio I bib uji Sl.-.ta mcmberikan penihiian tetttadtq> ha;\1-1:,...llnya.
23
S1raii fikasi lapangan
kerja,
yang menempatkan kredensial aka
bagian dari sistern kelenagakerjaan
dall sum ber stratiflkasi kelas sosial,
rncmosisikan lulusan politeknik berada jauh dibawah sarjana. Sebagai i!u-;tra~i stratifikasi pangkat dan golongan bagi lulusan politeknik yang berbtier di
pemerintahan (pegawai negeri sipil) berada saogat jauh dibanding dengan sarjana, sebagaimana diungkapan seorang pejabat di politelcnik,
cobs kita libat mas, Ju!= politckniic ka!au ingin be.kerja. sebagat PNS karieruya dimulai dari golongan Tilb sedangkan lulusan sarjana dimulai dari g
DaJam kesempatan lain, hasil wawancara dengan seorang di indu stri aias pertsnyaan bagaimana peluang karier lulusan politcknik di perusabaannya, menyatakan,
·•
sangat memungkmkan, iapi petSqlSi di Indonesia itu
kalau Sf lebih; itu
aja.. .", lsyu scratifikasi sosial, bagi sebagian lulusan sekoleh menengah (urnum/kejuruan) yang akan meneruskan pemlidibn ke jenjang pendidikan tmggi, memosisikan politeknik scbaga: perguruan tinggi pilihan ~ltematif; sebagairnanadiungkaplum
seorang ketua unit pelaksana tek:nis yang membidangi mediasi lulusaa politeknik dengan i ndustri, "··-··· bag] sebagian orang. politeknik banya dijadikan second choice. kalau mau jujur apabila kita dihadaplcan pada pilihan terhadap anak kita untuk memilih perguruan tinggi, maka politeknik tidak akan menjadi pilihan utama, sebagai alumni ITB maka rm akan menjadi priori1llS bagi anak saya... ", " ...... bile dlperhatikan dari data yang ada, mahasiswa politeknik berasal dari
keluarga menengeh ke bawah, sewn lcarena kondisi oionomi ~11:uruan ringgi tclah rnemungkinkan kesulitan akses bagi mereka untuk mengikuti seleksi di perguruan ringgi. politeknik. dianggap sebiigai jalan keluar agar cepas kerja ...... " Dalam suaru Jol,.,akarya perumusan kebijakan penelitian, yang dilakwiakan di salah saru politekoik di Bandung, seoraag tulusan polireknik yang telah menjabat
sebagai senior manager design
f111d teclm<>lo?JI
mengungkapka«,
24
sebuah peruswman multinasional
•· kalau politeknik telah berubah, lidak seperti sc:karang. m..ka saya at.an kirim anak saya kesini .i..:",
ID.2.3 Pcrubabaq llentuk Poli<eknik Merespon isyu-hyu sosial terkait pesoalan kemandirian kelembagaan politeknik, rnaka para penizgagas dan pelaku-pelaku yang terlibat di politeknik rnemunculkan gagasan bag] pengemhangsn
poliieknik sebagai lembaga pcndidikan tinggi
mandiri terlepas dari perguruan frnggi indubtya. Scjak tahun 1993, beoerapa polireknik secara kelembagaan mulai m~ndiri dan terpisah dari perguruan tinggi induknya.
Dari dua tokas] lllldi, diperoleh penjelasan mengenai 1r.msforma.si lcelembagiian politeknik, yairu,
(l)
pada tihun 1998 status Politelaiik Manufakrur Bandung ditetapkan rnelalui Surac Kepurusan Menteri Pendidikan dan Kebudaysan No. 2.57/0/1998;
(2)
pada tahun 1997 Poli~knil< ITS 1n3ndiri berpisah dari ITB seeara fXJ3sl11g ow
m~ojaJi Pl>lircknik Ncgeri Banllung melaluf Surat
Kcputusan Mcnoi:ri Pendidikftll clan Kebudayaan No.ogs/0/1997. Wui pada tahun 1998 SlalUS l'oliteknik Ncgeri Bandung ditetapkan
melalui Surat Keputu5an Menteri Pendidilca.o dao Kebudayaan No. 2691011998. Perubahan bentulc kckmbagaan politclulik mernberi peluang bagi perluasan peran politeknlk dalarn mengembangkan model pcndidikan
keahlialtfprofesional.
Dibulcli/lya Program Diploma IV mervpakan bentuk pengembangan program studi yang dilakukan scielah terjadi perubaha.o bentuk lcelembagaan politelcnik.. Konsepsi Program Diploma IV merupakan adaptui dari model pendidikan profesional umul meughasilkaa. cenaga-tenaga abli lltau set.an. dengan modd pendidii
intens dalam pengembangan model pendidikan politelcnik.
25
"Diploma IV di Politeknik diusaltai:anakan sepedan J.,ngan FH f HTL f HTS 4 Tahun di Jerman f Swiss I Austria I Belanda, meskipun pelaksanaennya dilakukan secara sefelr.Jip bagi tamatan Diploma ill yang sudah mengabdikan lu:llhliannya di industri seliJ:tk-tidaknya illltal'a 2 - .5 llllul, dengan demikian sekaligus memberibn jalan OOgi pengembangan brier bagi l.atMlan D.ITI ~g potersial tanpa melupakao tuj uan Potiteknlk UJ\tllk rnengisi kebllldlan teoaga teknisi ahli menengah ",
Bentu]; lain dari adaptasi konsep model pendidikAn pclitekni.k (baik program D.IJI rnaupun D.!V) dikarenak4n model paididikao menengah di Indonesia sangat berbcda dengan negar.t-uq;ua
yaDg
menyelenggarakao
model pendidikan
keah lian. Di Indonesia, selrolah meaengah kquruan diselenggsrakan selama tiga tahun sedangkan Iii negara-negara yang menganur sistem pendidikan ganda, sekolah menengah kejuruan d~
selarna empat tahun 1.lc:nga11
penambahan program magang di industri, Kondisi lain yang juga mempengaruhi proses adaptesi edaleh bahwa tnasukan (mahasisv.'8) politeknik sebagian beser berasal dari sekolah menengah umum (SMA), " mengingat masukannya sebagisn besar ma•ih dari SLTA Umum sedang SI TA Kej uruan masih belum memiliki muatan kcterampiIan manual sepertl di Jem11ut I Swiss, maka Politek nit masib benyak hares memberit.an ketrnmpilan dasar dal am program Diploma ill ll}9. sehinggn bila dibandingkan dengan di Jcnnan I Swiss, Diplo11U1 ini kira-kira sepodan dengan Te.cJmi"lrer"; " .. - ... di Jerman dan Swiss juga Ilda program dianlara Fl1 dan PS (t'ach Schule / Apprentice) yaitu yllllg discbut Techniter Scbule (TS} yans berlangoung selama 2
tahun".
Gambar
III. I mengi lustrasilwt
bGgaimana perbedaan jenjang pendidikan
menengah (STM) di lndonesia dan jenjmg pendidikan menengah di Jerman/Swiss (kejuruanlappet:11ti<.~). Dari pertaodingan teJsebat dapat diperlihatkan posisi politeknik, sebagai lemb6ga pernlidikm pada jenjang pendidiks» tingg~ setara dengan Technicker Schule di Jennan/Swiss yang menghasilkan tenaga-tenaga teknisi ahli.
26
JERMAN
/SWISS
j MTI
--
--
- - - ----
- -- -- - - -- - - - - - -- - - - - - - ---- -
f
0.IV
•1
FHIFS
KEJURUAN/ APPRENTICE
Slll
l Gambar IIL L
Dalam
Ihistrasi Skema Petbandingan Model Pendidiknn Mcnengab dan Model Pendidikaii Politekni.k di Indonesia dan Negara Jerman/Swiss,
perkembangan
selanjutnya,
lenoinologi
"profesional"
mulai
dipe!1anyakan. Dokumen resrni J>emerin1ah yaitu IJndang-Undang Republik lltdonesia No. 2 Taium 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ta11ggal 27 Maret 1989, menetapkan bahwa Pendidikan Tinggi terdiri atas pendi
Akademi clan Politeknik ha11y" menyclcnggarakan
pendidikllll Profcsional yaitu pergullWI linggi yang menyelenggarakall pendidikan terapen dalam 1<1:jumlah bi
khusus.
Rerdasarkan
Peranuan Pemerinlah '.'fomor JO Tahun 1990 tentang J>imdidikan Tinggi secsra kelembagaa« pro{:l'alll pendidikan profesional :qtrata pendidikannya mencspel :strata spesialis I dan ~pesialis 11 atau setara dengan program pasea sarjana (Magister dan Dolctor) pada perguruaan tinggi lainnya(Universiias, In~titut, Sekolah Tinggi). S<:jumlah giigasan kembali dikomuni.kasikan dan dinegosiasikan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan baru dan didokumentasikan dalam Undang-undang Nomor ZO Tahun 2003 tentaJJg Sistim Pendidikllll Nasional yang menegaskan bahwa Perguruan tinggi dapar menyelengg1UBkan p10gl'8m akudtmilc. pl'oje.ri, dan/atau vokasi. Tenninologi
profestonal din:duksi menjadi vokasi dan
termmologi profesi diintrodusir. Dalam Peraturan Pcmerintah Nomor 60 Tahun
27
1999
Pendidikan
tentang
Tinggl,
pcndidikan
profesional
tidak
lag!
mengembangkan strata pendidikan sampai dengim tingkar spesialts tetapi hanya program diplo1m1. Sehagai il11Strasi, komparasi atas perubahan-perubahan lcetenruan y.mg dia~r dalam perundang.undangan
dapat clilihat peda label Ill.I
dan label Ill.2.
Tabel llf. I. Perubahan Ketentuan Jenis Pendidilcan UU No.2 Tallu11 1989 Pendidikan Tinggi lmliri
Jcnb Peadidikao L-----··
{,'IJ Nn..211
T11lun 2003
··Perg11tW111 1inggi dapat pendidikan Ai
Tabel 111.2. Perobahim Ketemaan Program Peodidik
Progr8111 Peodldlkao
PP No.30 Tabuo 1990
PP No.60 Tabu.n I '199
Pendidikan profesional terdiri alas Program Diploma (Diploma (, Diploma II, Diplomo Ill dan lJjpfoma IV) dan Program Spesialis (Spc:sialis T dan Spesialis ID. (Pasal S dan Penielusenva\
Pendidikan profesional terdiri alas Program Diploma I, Diploma JI, Diploma m. den Dipl<>rna JV. (Pasal S)
l'er11bahan Politeknik Dan Upaya-upaya yang dilaknkan
J0.3
Setelah
berubah
bentuli:
menjadi
perguman
tinggi,
politeknik
mulai
mengembangkan upaya-upaya baik berupa aktlvitas model pembelajaran maupun meajalin kemitraan baik dengan industri (bisnis) maupun moisyar11knt. Politeknik Manufaktur Negro Bandung (POLMAN) misalnya, men,genillaagkan mctode pembelajaran yllllg disebut sel:>agai Production Based Eih4Cation (PBE) yMg
melibalkan mahastswa secara langsung dalam kegiatan pengembangsn dan
pembuatan produk, baik standar manpun customized untuk keperluan industri yang terintegras! dalam kurikulum pendidikan, Selnin ini, POLMA N jugit mengembangbn
f)<:ndekatan
Cooperative 3·2·1
B
pelaksanaan pendidikan D·3 vokasi deegan 3 semester pendidilran dasar di kampus, 2 semester mllglillg di industrt dan I semester
bmpus.
28
pendidikan lanjuta11 di
Kerjasama kemnraaa pun dijalin POlMAN
dalarn beotul "bantuan teknis ..
diantaranya, mcmbina empat institusi, P3TKIM. BLlO Serang, SlT Te.kstil dan SMKN 6. K~mitraan dalam !raining maupun konsultasi pengembingan pendidikan sepenl, pengembangan !NCO-Sumitomo 1'rnini11g Cemre (saat ini telab menjadi Akademi Teknik Somwako), pengembangan Politeknik Manufaktur Timah di pulau Bangka serta sebagai konsuhan perencana pcndirian Politcknik BandaAceh.
Sementera Politekmk Negeri Bandung (POLBAN ), mengembangkan ln.ftinaionol Supporting Uni/ diantaranya Job PlUl-ement and Asse.y.ynumt Center yaitu unit mediasi anlara POI.BAN dengan Tndus!ri (bisnis) dan masyorokat, Unit Pelaksana ·1eknis (UPT) Rabasa serta Language Leaming Reso1m,"e Couer (LLRC).
POLBAN juga bekerjMama dengan lnslansi pemeriruah misalnya dalam bentuk pclaksanaan pendidikan D-4 bogi pegawai Departemen l'ekerjaan IJmum. Perubaltan benl.Uk polit.eknik temyata masih belu111 membawa dampak yang lebih signifik.an bagi upa)'ll pengembangan penelitian dan belum eda proses paten terhadap basil penelltian yang dilakulcan. Basil wawancera maupun observast di dua lokasi 6tudi (POLMAN dan POLBAN) akvitas penelitian masih sebatas
mcmenuhi kewajibllll sebagai ~gwuan tinggi untuk melaksanakan tridanna perguruan tingg~ dan sebagian besar didanai dari pemerintsh melalui Dirjen
Pendidikan Tinggi Depsrtemen
Pendidikan Nasional. Beberap« kasus Ji
POLBAN menunjukkan tema penelitian lebih mengarah pada penelltian fundamental ..
Gambar III.2 Jan gambar III.3 mengilusrrasikan bagaimana proses perubahanperuballan model pendidikan politeknik di lnd
29
PEKGlJIWAN
TINGGI
PERGIJRUAN
\
TJNGGl UNIVERSITAS & INSTlTlJT
(I) UNIVERSITAS
.. -·----- ..... --
!2) INSTJT\JT (3) :SEKOLAH
POLITEKNIK
... - )
TINGGI
SEK.OLAH
TINGGI
AKAOEMI (TEKNIKI
B Gambar IIl.2. Proses adaptasi model pendidikan politeknik
PERGURUAN
TINGGI l'ROG.lt.\M -'KADElltlk l lNJVERSIT AS T),$TfflJT S~KOLAfl Tl)IOOJ
fK()(;R,\bf AMDl!!IUK (I)
lJNIVERSITAS
(2) INSTITIIT (3) SEKOLA!t TINOOI
Gambar Jll.3. Proses perubahan model pendidikan polireknilc mefliadi perguroan tinggi dalam kcrangka sistem pendidikan nasional,
30
Pcr.)ecir.U.h
,. ~
JtepubJ;k lndoneua
.·· .. .
.,._ __
......._~Oc:portc:mc'!l ,' Luar Negcri - :
-----------
»->:
<.
Pemerintah
I ."
w.ss
''
., -.
• '
'•
• ' •'
a-
',~POLMAN
-,
Tim Peromua
'•,
Koofederaii Swiss - /
"S1,
ITll---
__ .. ·--..
/
''
' '' ' '
Joringvn Model l•endidikM Polileknik
Garnbar 111.4. Kontigurasi relasi-relasi proses sdaptasi model pendidiknll poli1ck.nik.
l!Mk Owdo------
Pemerlntah
Pcmerintah
-
romcrintah Knnfed1m1si Swis•
Rtp•blik lnd\t.
l•f'lna Pefn(rinlllh Jerman
I\ i1$tralia
l)IKTI
_i/
t·:.:tucaUon l>evelOf'mem Centee l'~merintah _,,_-(PEOC) ~/ New Z...Juuu
I /
Pqtiu:knik· PoUtc~nik
Garnbar Ul.5.
\ POLMAN
Petgunmn ·P«&uruAD Ti~i di °"""1h
Konfigurasi relasi-relasi proses pengembangan model pendidiltan politeknik sampai dengan tahun 1998. Garis pcnuh : relasi kuat: garis purus : relasi lemah, Dengan keterlibatan swiss contact dengan PEOC memperlih11tkan tcljadi pengembangan jaringan model peodidikan pohtekmk.
31
I
Pemerintah Rcpublik Jndune~a PolYte
\
.i::.io.:ati~n/1
J.Je•elop111en1 Centre
J,•rman
1.PEDC1
l'emcrinlah Au.~lio
POLBhN
I
Pemel'intah
Konlederasi S'Vis.s
DIK'l'I
ITB Pn\iteknik-
P~·l'erguruan Tinggi di D11etoh
l'oliteknik
Panerintah New 2ealo.nd
diD...:nih
POLMAN
Jannpn Model PendiQikan l>olitoknik
Gambar llL6.
Konfigurasi relasi-relasi setelah politcknik dinyafakan sebag-.U perguran tinggi mandiri setelah tahun 1998. Terjadi penyusutan jaringan model pendidikan polireknik, garis putus menyatakan rclasi yang lerjadl dinyatakan meJemah secara lelembagaan (formal) ruunun relssi masih berlangsung dabzn konteks infonnal.
l'emerintah llo,'l)ublik lndun~ia
I'\'.ilitcknik-
P·~litck.nik
di Daereh p..., ... ;.w.
------------Oacrah -------
. _,.,.
.,,. .,...
Swiss Coniact
'
!
'
··"'·
potitr.:knik l.)oeiah .,
I>IKTI ~/
,,.,,, .....>" l'engembllngan ro!i~hik-
I
Pemaimah Konf~nbi Swiss
'\
.................... POLMAN
'\
,,
-,
POL.BAN
I
! !
j
fl
\,
l \
L~ Pelatihon
Gambar Ill.?. Konlig11rasi ielasi-.relasi PQlireknik dalaln melakukan kerjasama.
32
Bab IV
IV.1
Aoalisis Dan Pembahasan
Adapfiui ModelPendhllkiln PullCeknlk
Implemcntasi model pendidikan politeknik scbagai sualU kepulUsan politik, dalam kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia, dihasilkan melalui sersngkaian interaksi sosial, lnteraksi sosial yang terjadi memperlibafkan bagaimana ide-ide, tujuan-
tujuan, sumber-rrumber (rosources) dnn priorites sens lcmbaga·lembaga, dinego9i12.\ilcn. Negosiusi-negosiasi yang dilakukan me11glta.Silkan ~ulltu kesep1Ju111t11 berupa konsepsi model pendidilcan yani: diadopsi dari benmk sekolah-sekoleh teknik untuk. menghasillcan renaga ahli yang diadaptasikan dengan kondisi Indonesia. Proses lcebijaknn menjadi komple!c_:s, dim tldllk jarang sarat dengen kontrovcrsl, pcrsis11ya dik~renakari area subyek kebijakan diparidang penting oleh hanyak pihak, dalam (lOSisi IW!u pmpektilhya masl11g-masing (Hegwood, 1984).
Bagi Pemerintah, pollteknik dibarapknn dapet menghasilkan tenagu-lenuga telalik. tinglult mencngah. l)agi para konseplor/t{m perumus, senuua model pendidikall polirelcnik Jih11n1plcan menjadi lembaga pendldikan dengan lajuan mengf)a.~ilkRD tenaga-tenags profesional (ahli) meski kemudien direduksi untuk tujuon menghasilkan ten3ga teknisi ahli. Bagi negara donor, selain untuk tujuan k.epenllns.an politik, politek.nik diharopkan dapa1 mcmpromosikllll sejumlah sumber-sumber (resour\'.'t!.s) )'ltllg <.limillkinya berupa sumber linansial. bantuwi leknik. {ten>.lgll-lcnaga teknis, k\lrikttlWll, rancang bangun kampus) maupun sejumlah peralatan yang akan digunakan dalam pe1nbelajaraJ1. Bagi perguruan tinggi (sebaga! pihak afiliator), politeknik dianggap i;ebagoi hasil dari kebijakan berpola tinggi.
IQ[!
down sehingga
S()Car3
kelembagaan menjadi bagian dari perguruan
Model pendidikan politeknik (sebelum meqjadi pergurua11 tinggi seperti sekarang] meskipun dalam proses keputusannya dilakukan me)alui interaksi sostal, tetapi implementasi
gagasan
kebijakanoya
dilol
33
secara
top down yang
dilararbelakangi
oleh kebijakan
industri
!IMt
itu yang berkonse11trasi pada
penanaman modal asing dan alih teknojog! impor1 '.
Pro~es berdirinya politeknik di Indonesia tidak dilawtielakangi oleh isyu-isyu sosial. tclapi sebagai kepumsan polilis pemerintah yang berpola l<•p down,
berbeda dengan beberapa negara di Eropa [seperti Jerman dan l'erancis) berdiri dan berkembangnya perguruan tinggi atau institusi pendidiklill linggi, dengan sengajn dibcntuk sebagai wadah konsolidasi kelas
sosial tertentu untuk
mengulmhkan suatu stradtikasi sosial. Bentuk-bentuk ldasik perguman tinggi, sepeni bentuk Humboldticm di Jennan dan Grundes Ecoles di Perancis, menjadi bagian dari upaya restrukturisasi dominan di masa itu.
sosial oleh kelompok.-kelompok elit yiing
Sampai akhir abad ke- 19 perkfmbangan perguruan tinggi di Jerman didominasl oleh filosofi idealis, yang disertai dengan pembenen status terhormat bagi lulusan perguruan tinggi yang bekerja untuk pemenntah, Dalam situasi seperti ini, upayaupayH
untuk me-nggali gagassn dsn pengembangan penget.ohuOtJ baru, bai.k untuk
tujuan komersial ataupun industrialisasi, kurang mendapatkan apreslasl di masyarakat. Sebagai implikasinya, indusU'i-industri Jerman kurang berkembang dalam aspek kknuluginya, dan karir para insinyur yang bekerja di industri relatif kurang terhormar (Keck.. 1993; Howells. 2007). Howells (2007) mencatat bahwa pada tahun 1864, sejumlah o.rganisasi profesi yang terkait dengan industri mengambil inisiatif untuk mengangkee status insinyur ke tinskar yong setara deogan status pegawai aegeri sipil. Mereka merintis pendiri1m instimsi pendidikan tinggi baru, yaitu rechnische Hocbschal«. Pendirian i11stitusi ini dimaksudkan untull'. menghasilkan sarjana-sarjans: teknik yang inengisi lcebutuhan tenaga kerja di industri-industri. Untuk mengangkat status para lulusan zer.lmirche Hochsch11/e, kurikulum institusi tersebut mcma.sukkan elemen-elemen yan[; meniru perguruan tinggi. Tctapi langbh ini kemudian menimbulkan kritik, 12
Saal itu belRmbang >.
.34
lantaran lutusan yang dihasilkan llkhimya justru tidak mampu berddaptasi ke lingkungan industrial, dan cenderung melakuka» pekerjaan yang tidak relevan dengan l<.0111~.ks sesial me.reka (Howells. 2007; Keck, 19413).
Keberadaan perguman tinggi idealis HumbDM1ia11 di satu sisi dan teclmische Hnch
masa
itu, sekclah-
sekolah teknik di Perancis lidak didasari
tinggi baru, sistem perguruan linggi mulai
menjadi landingan bagi Gnmdes Eco/ts. Meski demikian, Grandes Ecoles masih dominan dalam produksi lulusan di bidang sains dan teknik. Jadi, di Peraneis abad ke- 19. seperti juga di Jenna11 di masa itu, sains dan industri terceraikan lantaran perguruan tinggi tidak didukung oleh pemerintah dahun ha! riser Industrial. Semcntara itu, Grandes Ee()/,,~ lebih berkonsentrasl pada men~nakan salns
3.5
yang sudah ada, untuk menghasilkan para profesional. Sebagai akihamya, tidak
leljndi cksplorasi hasil-hasil risc:1 suintilik umuk penggunaan di sektor industri, Penerapan model pendidikan politelcnik yang secant kelembagaa» bemfiliasl dengan perguruan linggi di Indonesia, secara konseptual, saagat berpotensi umuk mengembangkan konsep link and mosch perguruan tinggi
1ioggi (bcrikut politekmk Jidalamnya)
berkolaborasi dalam mengembengkan
penge1ahun yang bersifat teoretis dan praktis, fundamental clan terapan, patentohle dan publisha/Jle. Dengan kata lain, tidak tcn:eraik.annya riser saintifik (fundameJ>!lll) dan riser industrial (terapan), bsik selxlgai problem .1olving ma11pt1n eksplorasi kebutuhnn sains Jan teknotog] yang akan Jikembangkan di industri. Namun ternyata hal ini sulit tcrwujud dikarenakan : (i) kebijakan politik13 pada saat itu yang berakibat pada terjadlnya kescojangan antara perguruan tinggi dan lndustri. (ii) keterbatasan kapasitas clan l
IV.2 Tabap lmplemeutasl ciao Penbaban Bontuk Politek.olk s~bagaimana 1e1ah dUelasklln sebelumnya. adaptasi model pendi
di Indonesia bukan u111uk kapentingan kaum
" Kebijakan 1nduwi lodonl:\Si• di ma.. OrU. 8aru l<wll diptngaruhi olch pemikit31l ekooomi neoklasik, Yllll& oendcrung memosisikon pUI. eodir;. Derq;"" mtngodopsi model pembangunan yang dihela oleh pCrtitil< b
""'°"'"."""""""
36
bi!ngsawan (The Ruling CJau)15 lttapi dige~llin oleh nilai-nilai rntsionalisme,
idenlir.as bangse, dan pemantapan ideologis kchidupan berbangsa dan bernegaia. Namun dcmikian., datam perkembangan selanjutnya ('tf81\ruan tinggi terjebak pada kuhur "menara gading'. Tradisi 'menara gading' pada gilirannya telah
memosisikan perguruan tinggi sebagoi suatu simbol stretifikasl sosial (.~ymbolic capita() tertentu di masyarakat, Kondisi ini berimplikasl pada proses kebijakan
pcnerapan mod~I pc:ndidikan politelrnik balk pada kepufusan awal (berafilia.~i dengan perguruan tinggi '") maupun sctelah model pendidilcaa politeknik di illlplementasikan di Indonesia.
Meski dalam konteks yang agak berbeda, namun hasil penelinan menggambarkan begaimana isyu-isyu etika mcnjadi bagian dari perkembangan model pendidikan polloolmik di Indonesia. Dari kasus yang diteliti setidaknya diperoleh gambaran bagal1uana pengetahuan dan perguru.an tinggi sangat berpotensi menjadi sumbcr elcsploimsi kelompok re1'1>1lntu (liha1 : Martin, 1998; dalam "Tll!d KfllJwletlge: Power i11 HiglN:r£d1'C4ll/()11'j. Isyu-isyu wsi11l (byu suallfikasl .kelembagaan .:Ian lapangan kerja) justru diimplcmentasikan.
muooul
setelah
model
pendidlkan
pollteknik
Konteks-konreks sosial yang t.irjadi pada tahap pelaksanllllJI suatu k"bijakan (pendirian politeknik yang beraflliasi llengan perguruan tinggi dan tahll!) implcm.:nta:;iny11) sebagai lulsll clari kesepakaran, IJergerak dan berkemhan!J. membuat kesepakabln yang ada menjadi goyalt dan menimbulkan perbedaanperbedaan baru. Agen-agen berinteraksi menceri pcmahaman baru. rara penggagas. pelaku-pelaku YBRS terlibat di Politc~11ikbeserta pihak-pihak. terk.ait
" Kond;,; ""1af politik ""'5ivnal .ii IMia Lidal< n1Cogenal ad.>nya kaum bongsawim ser«1i l1alur• n•S'll"'l·ncgara "100atkhi, meski dalam kon<ek.s iol:al di bcberspa daerah. kondi•i ,..,;.u masyaoakat ~! Jipe•lit•ruhi cle~ adanya pcnig@tllan t.o.•d•ya keraj••n, hal Inifah )'11~ men.i.,...,; pendck•hll\ "pvlitik etis" pilda m°"' peniorinto.hGn lwlooialis 1:1t1.,,.i., penditlik.., m•lai enililiosi ~ l"''Rlllll8n linggi. miSICil>i yang hcn~uog p
37
lainnya berintetaksi tndakukan dialog-dialog dan bt:mego5iasi membicarakan
ide-
ide barn,
Para penggagas gagasan
dan pelaku-pelaku
bagi pengembangan
yang terlibat di pohteknik mempromosikan
model pendidikan
politeknik
sebaga.i lernbaga
pcndidilmn tinggi mandiri terlepas dari bayang-b~yang perguruan linggi induknya, bal ini meoghasilkllll pemahaman baru akan suatu permasalanan kebjjakan. Negosiasi menghasilkan lce~tan
baru yang diwujudkan melalui suatu
keputusan, politeknik keinudian menjadi sebuah lembaga bani sebagai benruk perguruan tinggi17 el Ill. I pada Bab 111), mengimlikaslkbn kondisi h1i. AdHnya lulusan-lulusan perg\llUall tln!W yllllg lebih dulu tersebar baik di masyarakat, orf&llnlsasl-u relasi kuasa (power rolation) )'111111 mempensaruhi proses kebijok.rut pcndidi.kan tinggi (lihat mlsalnya
konseptualisasi rower &/ation oleh Law, John ll 991 )). IV .3
Pembaha.san dau Diskusi
Politeknik sebll!1lli suani IJlodel pendidikan yang diadaptas! Jari sekotah-sckolah teknik di Eropa (terutama Swiss) telah mengalami dinamika dalsm kerWJgka sistem pendidikan ti11ggi, tcrakhir J>Qli1et.nik telah dinyaiabn
sebagai saiu bentuk
perguruan tinggl di Indonesia. Fase perkembangan model pendidikan politeknik dapat diklasilikasikan menjadi : '7 Walaupun seeara legal lmrurtan i....-1..ait lcmbogo pendidikan politelmik ""~ '1<-•t, poeisi politeloiik ad.Jal> ••oog11i ;n.1firusillemb8jyi pmdidikan fo1111al C..lam kCillllgka luoik, kbit, dnrl sekodor persoelen pc.nyomlll>IJ i:itilali (lub,l/i~).
38
fase penama, yaitu sejak pcrtama ltali model perididikan politeknik
(I)
diadaptasi~an
(1973},
sclurub Indonesia.
peng<:mbangan
poli!eknik-politeknik
sampai dengan politekoik-politeknik
di
menjadi
pcrguruan tinggi mandiri pada tahun 1998;
fase kedoa, yaitu perkembangan politeknik-polhekmk .sctclnh
(2)
menjadi perguruan tinggi mandiri setelah Ulhun I 9\1~.
IV.3.I l'olifetnik Dalam PerspdtlfSlstem loovasi dau Sia(em. Pengdllbuao Dabln pembahasan ini istilah 'sistcm inovasi' dalJ 'sistem pengetahuan' dengan
sengaja
digunakan
secara
tnterchangea/Jk.
'Sistem
pengetahuan'
dapat
dldefinisik:m scbagai sclrumpulan unsur-11nsur sosial di masyarab1, dalam swiu
interkonektivitas khusus yang dibangun untuk tujuan menghasilkall, menjamin (to warrani).
dan menggunakan pengetahuan (lihnt misalnya kenseptualisasi
episremic system oleh Knorr-Celina (2004)). S<:ment.1111 itu, konsep 'ststem movasi'
merujuk
pada
hubungan-hubungan
spesifik
antara
perusaaaan-
perusnhMn. lembaga-lembaga riser dan perguruan-perguruan tinggi, lembagalembaga rcgulasi yang membawa efek peningkatan daya saing industri-industri (Nelson, 1993). Esensi teorens dsri kf'dua konsep ini, dapat dikatakan. sama: penekanan pada interkoneli.tivitas unsur-unsur sosial dan negosiasi-nc:~osia~i untuk
menjarnin
pengctahuan'
nilo.i-nilai dari pengetahuan,
Pe11ggunaan isiilah 'sistem
menekaukan aspek-aspek inovasi melampaui (beyond) kriteria
ekonomik, mencakup kriteria legal, etls dan kultural (Yuliar, 2008).
Pada fase pertama. ad.apmsi model pendidwm polileknik yang berofiliasi dcngan perguruan
tinggi secara konseptunl bespotensi untuk melengkapi fungsi perguruan
tinggi dalcm bcrpcran dalam difusi peagetahuan dan membangun sistem penget:ahuan, Namun sejum lah kendala {isyu keb\jakan dan kelembagaan]
pada
fose ini menyebabkaa konsep ini tidak dapat terwujud_ Kasus politeknik memperlihatkan bagaimana suatu gagasan adaptasi model pendidikan politeknik,
dalam pcrspektif sistem inovasi memunculkan
hal-1101 yang tidal<. dapat
diperkirakan sebclumnya. saling mempel'lgaruhi kepentingan bc:cbagai pihak dan
menimbulk11n permasalllhan-permasalaha11 baru terkalt pertentangan nilai-nilai.
39
Mcngelola
suafu
proses
yang
kompleks
memerlskan
upaya-upaya
yang
inkrcmcntal dan tidak linear. A!)ll·llpa yang terjadi belum tenm persis seperti yang
diharapkan pada awal proses inovasi, Tllrdapat kcscnjangan anmra keinginan perubahan, disatu sisi, dan peluang untuk mcwujudlcan perubahan tersebut, di slsi lain. lnovasi tidak bisa disederhaoakan pada sebotM pengenalan reknik, meuxle, dan proses yang baru. Ketika suahJ ino1'asi berlang.~ung dim alchirnya menjadi stabil. bcrbag4i aktor sosial terlibat, saling menyesuaikan diri dan suatu
pembagian peran antara mereka diwujudkan. Hans de llruijn (2004). menjelaskan tiga fuktor periling yang membatas] peluaug untuk untuk mengelola suam iaovest, adalah, (1)
keterbatesan pengetahman, karakter dasar dari perubah.an sistemik adalah
munculnya ketidakpastian dan ketidaktemuen, misalnya sulit untuk mengetahui secara pa.o;ti apalc.ah institusi, strulctur atau norma yang perlu bcrnhah dan bagaimana perubahan lnl membawa pado situasi yang dilnginkan. MMalah-masalah baru dapat muncul ketlka perubahen bcrlangsung dllll ini sullt dlketahul darl awal, Pengetahvan lefltang lni
.semua sangat terbalas, atau kalaupun ada terdapat perbedaan-perbeda.an dalam kandungan pengetahuan; (2)
konsensus
berlangsung
80CllJ'3
non linear, suatu inova.si sistemik
mempengiwhi/mcnycntuh kepcnnngan bethagal plliak. Pihak-plhatc lnl cendenmg :;allng inter-dependen, rnemillki pandangan yang berbeda, dan udak satu pun bisa memaksakan kepentlngannva pada yang hiin; (3)
pertenlangan nilai, llanyalc perubaben sistemik berlangsWlg dalom suatu internksi antara bcbagai pelaku Ji selcror publik dan sektor swasra, y<111g masing-masing mcmegang nilai-nilai tersendiri, yang berbeda satu dari yang lain. Oleh karena inl inovasi sistemik berpotensi memunculkan pertentangan
nilai-nilai.
Pada fase kedua, perubahan institusional/kelembagaan politeknik semestinya tidal< dipandang sebagai tujuan akhir drui suatu proses inovasl, sebab sebagal bagiau dari
suaru
proses
inov~i.
pc:rubahan
40
inMinisional/kelembagaao
masih
memerlukan
perubshan-peeubahan
apnkah perubahan kelembagaan
~truklur dan nonna,
Pertanyaannya
adalan
politeknik mcnjltdi perguruan tinggi, menjadikan
gagasan ku1c;cptui1l peran politeknik melcngkapi inslitusi/lembaga pendidikan tinggi yang sudah ada, sudah/dapat terwl!iud?
Hasil kiijian dan penuluscran terhadap kondisi yang terjadi sclama penelitian menggambark.an, seddaknya sampai dcngan penelitien ini dilllkukim, politeknik belum dopat memainkan pcran khususn)'a belum sepenuhnya terwujud. Aktivitas
utarna yai1g dilakukan oleh politeknik lebih kepada kegiatan pengajaran dan pelatihan, aktivnas riset yang dilakukan belum memperlihatksn bahwa politeknik berperan dalam rise• industrial yang sC$ungguhnya. Riset-riset yang dilakukan oleh politeknik heh.nn lebih kepada untuk menghasilkan teknologi tepat guna dan dalam kasus risct mclibatkan industri tcrny11111 hanya bersifat kerjasama dalam
menghasilkan
produk belum memmjukkan adanya in1e1'1lksi pembelaiaran
tcknologis. Tidak rerjalinnya hubungan dengan perguruan tinggi semakin mef!jauhkan poJiteknik dari perannya dalam difusi pengetahuan.
lmplementasi program Diploma IV apiikah membcrikan ekspektasi untuk
mcwujudkon pcran polireknik dalam difusi pengetahuan dapat ierwqjud 'l ji.ka ini y1uig al-an dijawab maka sebagai suatu bentuk perubahan yang
pertanyaan
dikehendaki semestinya disertai forntulasi goal dari perubehen itu sendiri, dan ini memerlukan
inteniksi dari berbagai pihak serta penyesuaian-penycsuaian.
Kerangka kerja konsep link and match menggambnrkan bagaimana idealisasl hubungan dan interaksi antara perguruan tinggi dalam suatu masyaraka; perlu dikemboogkon dalam kQnteb Indonesia.
Gagasen
konsepiual
dari
institusillemba~ pendidikan
upaya
perlussan
yang aken
pcran
politeknik.
sebagoi
menyeb.arkan dan menghasilbn
pengemhuan, bersifut praktis, terapan dan patentable, maka ini perfu disertai dengan pengembangsn aktivitas model pembelajardll dan arah riset, materi (C!>nte11t} pengetahuan
yang diajurluan dan penmgkat regulasi, sehingga politcknik tidak nicmjadi model pseudo akademik.
41
Pengembang:in berbagai
pihak
keranglca kerja konsep!ual hul>ungan-hulnmgan selain
~
bc:n!Uk
clan in!eraksi
dan lcandungan aktivitas jtiga perlu
mernpelhatikan hubungan dan inUralcsi yang diletalckan dalam kerangka kerja insritusional, Namun. alih-aJib demilcian, pmc:cs hu sendir! bersifar sistcmik, kareoa keseluruhan elemen stsrem perlu berubah agar situasi baru disertai hasil
barn )'ling lebih diinginlcan dapet tm.ujud, Proses ini tidakjarang bertika-tiku dan menempuh periodc yang cukup panjang (Hans de Bruijn (2004)). Hons de Bruijn (2004) mengeksrrasi lcan1kteristilc. penting dari sebuah inovasi yang hersifat sistemik. yaitu, ( 1}
porubahnn yang tcrjadi bersifat intensional atau dilu:hc:odaki, sebuah goal perubahan dikel1¢11daki; sebuah goal perubahan diformulasikan sebelum perubahan dimulai; !>eringkali ini merupakan goal jangk.t rieajang:
(2)
berbagai pihak yang herkonrribusi dalam inovasi menyadari akan pcrubahan yang men:ka inginbn dan implikasi dari pcrubahan ini; le1api efck kolektif dari pcrubah.an tidak selalu ~pat dilo:t.ahui di awal proses;
(:l)
inovesi
sisternik
sarat
akan
interak.si
ronnaltnon-fonnal.
ko-
opcratlf/lmmpetitif: goal perubahan yang diformulasilcan bersama akan terus-menerus men~lami penyesuaian seiring dcngan mak.in intensifnya interak.si tersebut: tidsk mungk.in suaw inovasi meojadl stabil hanya melalui kerja dari scbuah kelompok saja; (4)
perubahan paradi!!'1}a diinisiasi dlll1 dlpromosikan oleh pelaku-pelal<:u voluntir, yang menghela pcrubahan dalam koridor pencapaian tujoan jangka panjang.
IV.J.2 Kerangka Kcrja Triple Hdix Model triple helix rneagembangkan konscps] sistem inoVllSi sebagai proses trensfozmasi kclcmbagaan melalui iotcaksi dan bubungllll-hubungan antara
lembaga-lembaga pemeriruahan, pendidlk.an tioggi dan i!Xlustri (bisnis) secara berjejaring. Irisan hubungan (inleckonektivitas) antar in!'titusi dalam melakukan imeraksi, kolahorasi clan integrasi mensyaratkan perangkat intennediasi melalul
42
kebijakan dalam konteks kelembagaen, dan pcran masing-maslng
regulasl dan standarisas) sehingga fungsi
lnsruusi tidalc tereduksi setu dengan lainnya.
Apakah l")liteknik aksn memainkrul peran sebagai i11termedia.si ? ji.ka pert311yaan
ini yang akan d~jawab meka beberapa perubahaa mendasar hams di lakukan. Konsepsi interrnediari tidak hanya mensyarmkan institusi yang memainkan peran sebagian dari fungsi-fung.~i/pcran-peran dari lembaga-lembaga yang dlmcdiasi. Jmermediast mensyaratkan institusi yang dapal berperan sebagai lembagalembaga yang dimcd1asi secara sekaligus bahkan dalam kondisi lerte11tu dapat
herperan secara lebih luas. Fakta bahwa politcknik scbagai suatu lembal!a pendidikan,
apakah dapat
mengembangkan pcrannya !\Cbagai institusi mediasi ? untuk menjawab ini diperlukan telah secara hati-hati dan mendalam, meski di alas kertas hal ini sangat memungkinkan. Hal ini berarti pula men~yaratkan pcrubahan-perubahan yang meliha!lcatc h:myak pihak baik perguruan tinggi, pem«intab dan masyarakal (bisnislindustti). Dalam pepgembangan rnodel/teori triple helix, hubungan antara negara, pasar dan masyarakat sipil makin mendapal pc:rhatilUI. Atas dasar perbedaan dalam hubungan-bubungan tersebut, Ellkowitz (2007} membuat
kategoriasi bentuk-bentuk tnpll' helix sebagai berikut: -
"Statis: triple lie/ix' di mana negara mengatur hubungan antara akademia dan industri, dan rnMgarahlcan interaksi di sntara mereka (praktik demikian dapat dijwnpai di Jepang dan Cina); 'Laissez-fair« triple helix', di mana pemerintah, perguruan tlnggi dan
induslri bereperasl secara terplsah; perguruan tinggi menyediakan riser dasar dan SJ)M )'ang terlatih, pemsahaan-perusahaan iialing terpisah dalam suatu hubungan yang kompetinf, terhubungkan melalui pasar; peran
pernerintah dibatasi pada pemiasalahaa yang ®pat dikatcgorikaa scbagai 'market' failU!'e.t,' untuk mcncari solusi yang tidak dapat dihasilbn oleh sektor swasta (bentuk tripl« Ire/ix demikisn sesuai dengan idealisasi para
pengarun pasar liberal);
43
"lnteroctive
triple
helix'
yang
tctjadi
Jretika
iembaga-Jernbaga
pemecilltaharc, perguruan tinggi dan indusui, mesld S31ing iodepen
Jika konsep 'Imeroaivo tripl« he/fr' akan coba ditcrapkan di Indonesia clan sckaligus menjawah tantangan politeknik sebagai intermediasi maka perubahan
instilusiorud menjadi suatu kepertoan mencasar. Politeknik tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan namun juga dapat rnernainkan perannya dengan industri dan meoglntergrasikannya kc dalam stru\:tur instrtusi sehlngga politeknik yang bernperasi di area pengetshuae yang bersifat praktis dan terapan sccara konseptual bcrfu11J,~i berpotensi untuk menj..Ji pusat riset industrial dengnn menintegraslkan induslri dan perguruan tinggl ke dalam strul1ur kelernbagaan,
Namun hal ini sekaligus belpe!Wlllg mcrtjadi sumoer eksploimsi ~clompok tertenlll
komersial
rn81ll!kllla penclekatnn inleraksi yang di!alcukan me)alui penaekatan dan 1idal:
di!anda~i komitmen bllgi pengcmbengan nilai-nilAi
pcngctahuan yang mcmbawa pada lwn
bag\
kehtdupan soslal yang demokratis dan bcfkcadilan schingga peran pernerintah sangat dipertuken.
Bab V V.1.
Penutup
Kmimp•lan
Dari keseluruhan pemhahasan terdahulu, berikut disampaikan kesimpulan. model pendidikan politeknik meskipun dalam proses keputusannya dilakukan melalui
infcraksi sosial, rerapi irnplementasi gagasan kebijakannya dilakukan secara top down yang dilatarbelalcangi oleh kebijakrui indu~tri saat itu yang berkonsentrasi psda pcnllll4lnan mod.Ill asing thin alih ieblologi impor. llltcrlllcsi sosiaVproses
soslal yang tcrjadi menghasilkan suam keputusan penerapan model pendidikan politeknik sebagai adopsi model pendidikan sekQJah·$ekoltth teknik dart negaranegarn yang menganuf sistem pendidikan ganda (duaf ·WStem) yang diadaptilsikan d~nsan kondisi Indonesia. Bentuk adoptosi yang dilakukan adalab : implementasi program Diploma Ill :;d1i11gga lulu.sannya 1idak menyandang sebutan tenaga ahli tetapi scbagai teknlsl ahli (ahll madya), berafitiasl dcnl<(IUl pcrguruan tini:gi, ruicangan aktivitas pettgajani!l (kurikulum) d1sosualkan de11gan kondisi sistem pendidikan menengah. Penerapan n1od.:I pendidikan politcknlk di Indonesia tidak dllatarbelakarigi oleh tsyu-lsyu ~slal, tetapi isyu-isyu soslal (isyu stratifikas! kelembagaan lapangan kerja dim isyu otika) justru muncul setelah model pendidilum politeknik dilmplementasilcan. lsyu-isyu sosial yang muncul setelah lmplementnsl adllptCIS.i model pendidika11 polill:llmik mclotarbelakangi proses pembahan
bentu.&.
politeknik me11jadl institu~i/lembaga pentliuikan tinggi mandiri dalam slstem pendldlkan tinggl di Indonesia. ~hagai institusl/lembaga fonnal dalarn sistem peodidil
beberapa faktor yaitu : (l)
Pada f
dan industri, keterbatasan kapasita.s dan kapabili~ kelembagaan politeknik dalam lingkungoo perguruan tinggi ;
45
(2)
Pada fase kedua, aktivitas utama yang dilakukan lcbih kepada kegiilllm pengajaran Jan pel~han, dilakukan belum memperlihatkan rise! industrial dengan
tinggi
aktiviias nset yang
bahwa politeknik berperan dalam
yang sesengguhnya.
perguruan
oleh politeknik
semakin
Tidak
lerjalinnya
meejauhken
hubUDJ!311
pol iteknik
dari
perannya dalam difusi pcngctahuan. Pembahan instimsional.'kelernbagaan politcknik semestinya tidak dipandang sebagat tuj1L1n akhir dari suam pmies lnovasi, lmplemcnwi program Diploma lV secara konseptual membenkan peloang bagi politeknlk untuk berlcontribusi dalam proses peningkatan kapasitas inovasi nasional. Alih-aljh memperluas peran, mak.a
pollteknik masih dlhadapkan pada persoalan-persoalan terkait fonnulasi KW dari perubahan im sendiri yang akan dicapai dan ini memerlukan lnterak.Si darl berbagai pihak serta -pmyesuaian-penye~uaian.
Ga~AAll konscptual dari upaya
perluasan pcran politeknik scbagsl inslitusi/lembaga pendldikan yang akan menyebarkan diin menghasllkan pengc;tahuan, bcrsifat praktis,
tcrap1111
dan
patentable, maka lnl perlu dlsertal dcngan pengembangan liklivila~ 111vdd pembelaj8Jllll daJl arah rtset, materi (content) p~setahuan yang dl11Jarkan dan pcraegkat regulasi, siehingga pollreknik tidal< menjadi model p.1cudiJ akadcmik Ougasau konseptual lain dari upaya perluasan pcrM polilllknik sebagal institusiAembaga intermedias]. Poli1eknlk tldak hanya berfungsi sebugui lembaga pendidikan namun juga dapal memainkan perannya dengan industri dan mengintergrasikannya ke dalam struktur in$titu~I sehingga politeknik yang beroperasi di area pengetahuan yang bersifat praktis dan terapan secara konseptoal berfungsi berpotensi Wltuk mcnjadi pusat riset industrial dengsa mcnintcgrosikrul industri dan perguruan tinggi ke dalorn slruktur kelembagaon. Namun hal iui sekaligus berpeluang menjadi sumber eksploitasi kelompok rertemu manakala pcndelcai.an intemksi yang dilakukan melalui iiendekatan komersial dan tidak dilandas] komitmen bagi pengcmbangan nilai-nilai pengetahuan y:u1g membawa
pada kondisi-kondisi yang dibutuhkun bogi kehidupan sosial yang demokratis dan berkcaditan sehingga pcran pcmerintah sanyul di-pcrluka11,
va
Saran
K~jian-kajian melalui pcnelitian-penelitian lanjutan, dengan cakupan datll yang lebih luas clan dalaJn perspektif yang lain, diharapkan dilakukan uotulc lebih menambah pemahaman bagairnaoa politekrul( memainkan perannya serta bcrkontribusi dalam proses tran!rl'Ol'm3Si rosial nntuk peninghtan kehidupan yang lcbih berkua I itas,
47
DAFTAR PUSTAKA I.
E12kowi17~ Henry and James Dzisah (2007), "The Triple llelix of tnnovation: Towards a University-Led Development Strategy for Afnca," ATOP Journal, Volume 4, Issue 2.
2.
Hadiwarstama (1~1), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan; 3.
Hadiwaratama, (2007), Po/iteknik di:ui 1 anumean Masa Depan; makalah yang disampaikan dalrun semilolm Semiloka & Rakcmes Badan Koordinasi Kemahasiswaan Politelmik se Indonesia, Ciserua, Mogor 24 - 26 November 2005;
4.
Howells, Joh11 (2007), "'The History of Education lnstiMfoM in Developed Countries has Lessons for the Reform of the System of Higher Education in Africa," .ATDF Journal, Volume 4, Issue 2.
5.
Kadarisman, rule (2007), ··r<.onsepsi Pcrguruan Tinggi melaJui Dialog di antara l'emangku Kepentingan mem.!Ju Undang-Undang Badal! Hukum Pendidikan." Tests Maglstcr, Program Maglster Studi Pembangunan, ITB.
6.
Law, John (1991) A Socioln!JI of Monsttr.•: E.rsays 1m Power, Technology and Dominatton; Routledae Publisher. London and New York.
7.
Lindblom, Charle~ F.. (2001), 11IAl MarkP.1.~.''""'-" What It Is, How It Wor.U, and Whal To Mak of It, Yale: Univ11oity Press., New Haven & London.
R.
Martin, Brian (1998), Tied Kfl(TW/etlge: Power In Higher F.ducaJIOll,
~.
Martin, Brian (1978), "The Determinants of Scientific Behaviour," S11r.lmy for JntordL,c1plinary Studie.< Review, Vol. 2, No. 4, pp. 112-118;
I 0. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pl!tldidikan Tingg.i: II.
P.Siregar, Yuliar S, .I'. Wantah, D.Kumiadi dan T.Patrono (2006). Manajemen Link and Mutch amara Pergunum TllfKRi dan lndu.•tri dalam l'er.•pek;ff J~1ari11~ Pen}!
12.
Undang·undang Nomor 30 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Yuliar, Sooy (2006), PendekatonKot1Jtn1klivi.
13.
14.
Yuliar. Sony (W08). "Pero11Perguruan11nggi Datam Ma.syaroA:al Berbasis Pengetahium : Isyu Demokrasi Jan Tantangan Kebijakan".
15.
Yulinr, Sony (2008), "Tata Ketola Teknologi: Sebuah Pendekatan Teori Jari11J1,a>1 - Actor". Penerbit ITM;
48
Perkembangaa
Pendirian Politeknik di Indonesia
@ "_,
POLITEKNIK SeiMJatt Maladall Akac»mlk ~olell OIREKTORA T _.El'IOERAI. PEN OIDIKAN TINGGI
OEPARTEMEN PENOIDIKAN DAN KEBUDAYAAH
PENDAHULUAN Polrtekn1k sebagai lembaga pend~ pert.aina kall masuk dalam khazanah perododikan di Jndonesia meJalui Pel]allpo Ke)asama T eknik aJJtara Pfinellnlah ReptJblil< Indonesia dan Republik KonfederasoSWss tsnggal 6Oe1 a miler 1973 tentang pendirlan su&tu Polileknlk Metanlk di JR9tltut Teknologi Bu!dun$J. TuJlliln pendil'ian Poll!eknik Meka1lk di ITT! "'13111 pel)MJlan kerja!ama tsb aoalah untuk rnel'!Onj8ng pemb3ngunan indusl/i
Program Peidldil
Program l)end1dikan bellangsung selama 3 lallun daii belieniang dmana 2 tal>un pertama untuk tingkat dasar Clan 1 tarun ~ imA< bnglcal lanjut sesuai spesia"sasi masir>gmasing gu"" meroghasilkan lllknilli ahll }'a"9 trampil. Tamatan program 2 tahun pertama (tklgk8! dasar) menaapat Sarttllbt dan larnatan program tallun ketlga (speSt&1ms1) mendapalksn Oiplom• yang dl9ku1 Diet\ Negara. Politemk t:sO mulai melakwakan p1ogiam ~a pada bulan Januan 1975 dan bemams Polllllllnlk Mllkanlk 8wllS - IT8 Pengeaahan penyelenggaraan pendidikan PollSnik Me!(anilc Swiss - ITB d~akukan dengan SKMeodikbuertaku sul\11 te
PERt<EllBANGAN SELA.NJUTNYA Dan keberflas1lan l)Elaksanaan ~O\jian pendldlkan dan operaslonallsasl Pollteknik Mekanik Swiss - ITB, sestlili acoan dan lujuan yang liendak dlcapai, yaotu mand1dik taknis< atilr )'3119 lrampil bagi pombang<mafl indUslri di ~. mal(a d~glranlah 6 buah Pdile~nik baru dan 1 wall Pu:sat Paigembarigan Pendldl
I.
49
Proyek
Pollteknlk
I mehpuo ·
1
Poltt8
2 3. 4 5 6
Poriteknik d1 Politekntk dt Politeknik d1 Politekntk di Polllekntk dt
Utara
~a
Uruwrsas Sllwljaya Uruvel$tlas Indonesia 1nS1ilul Teknologl Bandung Unive11itu Dtponegoro Ul>M!rstlas l!r3WIJ'IY3
Medan Palembang Depok Bandung Semarang Malang
Program pendid11
pendldll
sesua1 has ii s:Yd> ketayal.ln 1..witukhllO(;>I teknos1ahh trampi pada tahun 1m adatah: • • • • • •
Elek1ro + Mestn (tennaauk peri(ac>alan) 9000 S1plt 1750 K1m1a Tel
Untuk mengantislllasl kebUbihan !Sb , maka dlcembangkan lagi 11 lluan Polilef
meti!KJ8 .
~ngunan Pllliteknil< baru dengan Program Diploma Ill Pol1telcn1k (3 lallun) be~ Teknolog1 di · UmversitasSyafl Kuala UnM!rsllat Andala• 3. Univeroilas Hasaooddon 4 lnstitut Tellnotogl Sepuluh Nol)embet (P~tan) dengan banluan laknik dari Pemerinlah Jelman (GTZ) ti.
1
Ltink Seum"""'
2
Padang UJUO!j Pandmlg
Pombangunan Pol'ile•nik barv dengan P~
Surabaya
Diploma II bi~ang Teknologl dan
Tata N1aga C11
Un1ve111tas TanJllf19 Pura (Tel<nologi) - Pontianak Univntas lambung Mal!gl(t.nt (Tel
2.
50
Ill
Pe~uasan pl'Ogram DIPLOMA Ill Pollteknlk di Pmyek P(>lrteknil< I, Pollleknlk Mekanlk Swiss ITB ean Pu!.at Pengembangan Pendld
• Medan • Palembang 3- Pol~ak,...k UI (Teknologo & Tata Nknik UNISRAW (Teknolo91 & Tata :-!1"98) - Malalg 8 Fada saat pelaksanaa11 proyek 1ni 1uga d•bangun Politeknik Elektron1ka dan Teleiaya aella~i reallsasi PetJanJian Kt!fjaaama Teknik sntara Pemerintah RI dan Jepsng yang dltal\d•ngani lanp 2G Ag1.1sl\Je 1986 t.
Pollte~nlk usu (T elloolog1 & T ala N·aga)
2 POllteKIYk UNSRI (Teknologl & Tata Nlaga)
Juga dlKemoongkan program 81udl baru : Tekntk Penggunaan Komputer di Polltekr.1k ITS, seba9ai pengat1han program PAT Komputer yang sebelumnya doselen99arakand1 ITB seb,.gao poogram O.ploma Keseturuhan Program $11Jdi Keah~an dart Polheknlk met1put1 • Bldang Teknologl l Tek,.k S1p1I 2. Tet
8. Tel<.nil< Penert•ngen 9 Teknlk Perkapalan 10 fekn1k Pengecoran L..Ogam (FounQ)')
1 t Teknik Penogunaan Ko'llpuier • Bldang Tata Nla93 1. KeHl
Daya tampung
Program Pendidikan
dlharapkan per lahun
Program Diploma Ill Teknologi
(3 lahlJfl)
12 686 .
3985
Program D>ptom" II T ellllolog1
(2 tsnlMl)
2.640
1.250
Program 01ploma Ill Tata N1aga
(3tahun)
4.320
1.370
Program Diploma II Tat.aNiaga
(2 lallun)
12.ola
590
zG.794
7.195
Tota I
51
Oalam pelaksanaan Pembangt,11at1 Polhelcnik di atas juga dlClukung oleh Kel)asama TeKntk antara f'emeriltah RI dengan Penlec11tal1-pemeiltlh SWiS$, Jerman dan Jepang untuk bidang -eknolog1 dan Pememah Aus!raba un!Uk bldang Tata Ntaga clar. Pal""rsata Politeknik1X1litekn1k tsb sudah melaksanal
f>PJ9ram °'l)IOma
HI
pendld11tamya
aan
sudah
Po~tekrllk mutai d*:embangkan
berdasarken Loan Agreement anlara Pernemtall RI dan AOB yang d1laroaatan9ani tanggal 11 Januati 1984, mel1ptJt1 pembangunan 6 bUan Pol!teknlk Pertanian clan 1 t>uah Pusst f>engembanga> Pendidilaln Politeknik Pa tilildl1 di BandunQ. yang pelaksanaannya diduk1m9 oleh Kei)ao•ma Tel
Pollteknlk Pertanian
J\lNsan
1 Umversuas Jember di Jember 2 Uo~rtas Uim1X1n9 d• Lampung
I')
Tampung tolal
.
Lulusan 1"'"9 dlharapkan I bhun
T Pgn, T Pbrl, TP
510
160
TPgn, T Ptn.
510
160
510
160
TP 3 Umversrtas Anda!as cit Payakumbuh
TPgn. TPbn.
TP
-·-
'· Umvers•tas Nusa Cendana di Ku pang
T Pgn. TI..K. P
660
210
5. Univer srtas Mulawaman di Samarlnda
~
300
95
6. UniverBdas 1-!asanuddin di UJUllQ Pandang
Perbnan
300
95
2,790
880
Total
o
TPgn
=
Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan
=
Tanaman l.allan Kecng Tekool
TPbo TLK
=
TP p
=
~
Petemakan
52
De~gan d"'nlklan daya t.ampung total dlln harapan lulusan per tahun 26 Pol11eknlk Negeri do Indonesia adalah Provl'llm P&ndidikan
Daye
Tampt1ng
Luluean yang diha~l
Bidang Tellnologi
{0 n
D Ill)
16.226
6235
Bidan11 Tata N1aga
(D II • 0 Ill)
5.568
1.960
Bld
(0 Ill)
2.790
880
t
23.584
Total
8.075
·····--
.
( )
(') Ten:llri dan 1 8-40 D II dan 6.236 D Ill Po14e!
Jakarta. Juni, 1094
Di!Wsun Olen : Ir. HAOIWAAATAMA,M.Sc:.E
53
Lampiran
2
Transkrip
WOl\-llncan>
I
H2sil Wawanura H.ari, Tgl. Waktu WT HND
Selasa \6 September 2008
13.30 va 14.54 WempiTriy~ Hendry,Dipl.Ing.Ht'L,MT, Pcmbantu Direktur Bidang Akademik
(l'D.I) Politcknill ~
Sarulung (POLBAN)
wr
baik terirnakasih pal, Lan~
H:-10
ada beberapa poin dari BHP yang dapat memberi kan barapan bagi politeknik, awnanya adaluh penerapan disiplin bagi para dosen dan pengajar, selama ini status dosen dan pengajar di politeknik adalah PNS yang pengaturan terh1tdap integrites dalam menjalankan tugas dan fungsinya katakanlah masih sulit untuk dikontrol karena birokntsi yang ada sckarang juga rula kelemahankelemahannya begitu. artmya mau ngajOl' atau tidak tan juga sulit untuk diteropkan sangsinya. kalau dengsn BHP lembaga dapat dengan tegas menerapkan lllU11111 yang jelas terhadap konuibusi dosen d.111 pengajar terbad:ap iostilusi.
WT
bagaimena me11genai penerimaan pendanaan-pendanasn ?
HND
~ekarang
kq)ada persoalan BHP, bagaimana BHP rnemberikan ekspektasi bagi politeknik?
juga
sangat memungkinkan institusi rnenerima pendanaan-pendanaan di luar pemerintah. cumu kan harus meoempuh prosedur yang sangat panjapg, setiap penerimaan barus dilapori
untuk digunskan.
WT
kalau dengan penelitian ?.
HND
sama saja.
\\'T
iema-terna risemya begaim.ana'1
HND
lebih ke 11plikatif, appljed, bukan bagaiinana suatu pengetahuan itu dikemtxmgkan tetapi bagaimana pengetahuao itu dapat dlterapkan, m isalnya S3 roea.cliti uatuk mencari sesusiu yan~ baru, nah politeknik meneliti jaga tapi bagaimana sesustu !tu dapat digunakan, bukan di fundamental tapi di apliltas.inya.
WT
sebenarnys konsep politebtik itu ~endiri sepertl apa pak?
54
HND
konsep pclieknik i1u jeles sebagai lembaga pendidikan profesional
yang didalamnyajug;a dilatih keterampilan-keterarnpilan WT
tapi fujuan pendiri.an politeknik itu sendiri kan unluk mengisi tenaga-tenaga di tingknl Midt!Ie?.
HND
itu dulu, cu111a mungkin kan ke mud ian k ita I ihat dari sis i penghargaannya, coba kita lihat mru, tulusan politeknik kalau ingin
bekerja sebagai PNS k.ariemra dimulai deri golongan !llb sedangkan lulusan sarjana dimutai dsri golongan II Ua, perbedaan yang Wtg&t janh, seeara reguler jenjang karier dari golon19lllHlb ke Ill/a diperlukan waktu 12 Uhun. sedangkan dari Jamanya waktu studi hanya berbeda 2 tahnn.
WT
jalur oendidikan lanjutan politeknik di !ndnne.~ia hc>g11imaoa
HNI)
sekarang sudah dibuka program OJV. babkan dulu sampai dengan jenjang spesialis (SP).
\\IT
dirnana iiu p:ik ?.
HND
dulu sda di ITB tapi kemudilln dengan undong-undon~ yang baru ltu dirutup, jadi dulu iw jalur profeslonal namun diubah menjadi vokasionet,
vrr
ooh bcgitu ya. jadi dulu profesional t.api sekuang menjadi vokasion11l l.:gilu yu, vokasl icu ian kejuruan ya, yang membedekan itu ara pak?
HND
ya itu, ki~ lean sebetulnya awalnya dari luar Y1U18 sif'atnya Jebih kc profesiooalnya, tapi lwma undang·unJangnya seperti itu akhimya kita ngikut.
WT
katau di luar sendiri, ini maaf saya sendlri sebetulnya helum mellhat yang di luar, suyo mulai mcncurigai bahwa pollteknik di luar negeri itu sebetutnya profesi<>nal itu sendiri ada keseteraan saya tekanb.n ltesclaraal\ yang pada akhimya lulusannya disebut sebaga] ten.ag;i ahli dan mungkin disena tidak D..III minimal D.JV
HND
emangiyakalaudi luar neged itu DJV,jadi mereka itu sudahjelas jalumya ada yang jalumya profesloas], adil yang jalurnya
akademik, kalau ukadt:mik mereks di universitas kalau jalur profesional rnereka kc politeknik atau institut, nuh yang ke politeknik atau instirut itu pasti latar belakangny11 Jari SMJ< kalau yang ke universitas jaluroya pesri dari SMA, itu sudsh jelas jalur mercka,
SS
WT
nsh itu yang saya maksud ada kesetsraen tapi kaleu di kita kan sejak awal program11ya U.lll dan awalnya untuk mengisi kekosongan tenaga-tcnaga di tingkat menengah.
HND
ya memang awalnya siepef1i itu tapi setelah itu diisi aturannya sendiri tidnk d igodok oleh pemerintah. contohnya tayak kita, ltita
ini k= kcpcgawaiannya kan di BAKN. dengan jenjang pendidiknn di Dcpdiknas
oke hu jadi isyu menerik ya. dimana ada isyu kelas sosial, dan hal ini disikapi oleh para lulusannya untuk sekolan kembal], noh lcalau di industr] bagaimana pal( 'l
HND
di industri kcli!Ulbnn)'ll sudah mulai bagus lah ya, tetapi masih jauh dibandinll S 1. karena ketika mereka, rnungkin wempi juga bisa, maaf ya saya cuma panggil nnm11, bisn trutya ke teman-ternan yang bekerja di induslri, apakah mereka itu berposisl di industri itu apa karena ijauh 0.111 atau mela.njutkan lagi atau bagaimQllll, tapi darl pengalam21n Sbya. set.elah saya tanya mcreka memang melaojutlwl kembali, jtdi 0.111. itu hanya start awal saja, SI nya yang meningk.atkan kariemya.coba /ah tanya di Bandung juga banyalc. Jadi peagbargau di industrl jul!a s.ama, jadi untuk jabetan li11gk11t maoajcrial disitu kita lemah, makanya jangan aneh tementemen banyak yang ragu kesiel,
WT
ok«: lapi sekarane ktm Ida Diploma IV, posisinya sepef1.i 11p., JXlll' ?
HNU
oh itu sclllni dengan Sf.
\VT
setara ya ? sudah agak mendingan ? rennasuk di induslri?
HND
iya setara, iapi itu mungkin belam banyak dikenal, karena awal kica buka program juga awalnya belbenruk kerjasama, misaln)'ll dengon departemen PU, wilul mereka sudah menglkutl pendidikan di D JV itu sudah teralueditasi di la>pega waian mcreka sama dengan SI.
WT
tapi program ini dibuka untuk umum?
HND
kalau sekarang sud4h dibuka uotuk umum, dari nol, la:hm dulu kila buka tidak dari nol tapi dari D.111 lanjut ke D.lV dan itu mcmheri kesempatoo bagi lulllSllDl'lya untuk melanjutbn ke jc:ojang selanjutnya, baoyak jugp yang lulusan D.IV sudah melanjutkan ke S2.
WT
dari perguruan tinggi pun sudah mengaku! program D.JV setara dtngM SI, melihat fenomena bahwa sebaglan bcrarti
pcngakuan
besar lulusan D.llJ melanjutlro.n kc SI kcmudian lulusan D.IV melanjutkan Ice S2. pettanyaan nya kemudian adalah arah polkeknik kedepannya ini mau seperti ape ? apakeh alum tetap eksis di jalumya atau berubab ke akademik ·1 }IND
kalau saya sebagsi alumni sini akan tetap dijalur itu, tetapi banyak j uga dari teman-teman dosen disini keinginannya berubah kc niversitas, ya universiw politeknik /ah Mmanya, kMcna doscn dan pengajar di politel:nilc kan tidak btsa menjadi guru besar atau prufcsor, jadi ada kcinginan bcberapa dosen agar politekni.k berubah menjadi pergunen linggi umum lainnya,
WT
oooh ......
I IND
jadi seperti
itu. jadi sepeninye pemerintah iru disa1u s1s1 membanggolcan lcmbagii politcknik dcngan membuka politeknik banyak di daernh-daerah tetapi perlutian terhadap penghargaannya
tidak diperhatikan. WT
kalau seumpan.ya konsep BHP itu mengisyaratkan oton()nli pcnuh,
kira-kira polhelalik mau kaDaDa pa? HND
ya itu tadi kita mcmpuoyai kcwcnan&llJI penuh meegetola insti1usi.
WT
salah sahutya lldalah membuka program D.IV, namun inl pun masih terbetas di behc:rapa jurusan arau program studi, diluitlum lngi dengsn isyu kcs.:1araan svsial tadi, pe11Bnya.annya kens.pa tidak semuajurusan dan program sludi dlubah menjadi D.lV?
HND
kalau itu dihapus nlllll ada lcelchawatiraujatidirinya hilang begitu,
wr
kan tldak seperti itu pa, idealillasi aw1li1ya kan profesional ?
H.i\lD
iya tapi lam kebutuhan tenaga Jcerja tingkal menengah tidak bisa dihllangkan, kebutuhan di level itu ken tetap ads, cuma mungkin pengcmbangan selanjutnya adtlah D.IV dan D.Ul nya dikurangi tapi tldak dibapas atau jugajluib.l rnerespon pasw, mungkin pada suatu saat 3- D.lll I- O.IV, berikutnya 1-0.111 2-D.JV. jadi tidak dihapuskan, Sekarang ini flUTI juga berubah lagi, ada pertimbangan APK (engka partisipasi lulsar), temyata APK masyarakat Indonesia masih kurang. itu juga Iran perlu ditingkatkan, bagaimana cara meningkatkannya, maka dibukalah polheknik dibcberapa daerah termasuk 5alah satunya di lndramayu. Tetapi menurut ssya iru bclum cukup, sebob pe.ngcmbangm daerah mela.lui programprogram seperti itu mesti dipeltimbangkan. kita ambil contoh, daerah membiayai melalui beasiswa beberapa siswenya, seteleh
57
mereka lulus npo mereka meu kernbuli ke daerahnya, lrotalronlah lulusan dari politeknik perranian spakah mereka akan mcngcmbangkan pertanian di daerahnya kan belum tentu juga.jadi menurut saya mcnjadl kompleks perrnasalahan pendidikan ini.
WT
iya juga ya, apak.ah pcndirian poliieknik di lodramayu sudah memperhatikan faklor-faktor diluar inpur dan outpumya, of&. lab mudah-mudahan penelitian saya eda feed back bagi pemerimah daerah nantinya. Yang terpikir kemudian apakah politeknik akan eksi s kedepennya,
l INO
akan eksis, harus eksis kalau saya mah, kabu kita bergantung kepada peroeri nlllll, maka belum tentu iru bisa terlaksana, ganti pemerintah ganti 1agi kcbijakannya. Yang menjalankan siapa ?
IArT
kalau saya berpendapat mungldn harus eksis tapi clengan syarat beberapa pembenalmn, ini maaf ya pa, dan per I u dipikirk.an secara komprehensifgnal yang akan dicapai,
1-!ND
ya
WT
kalau yang sudah ada seiwang apa dari not?
HND
sudah tigii tahun berjalan artinya belum ada lulusannya, lahun depan .......juga behim ada, lllhun 2010 lah baru ada sebab ham kita buka dari untuk umum dan dari nol mula i 2006 dan penyelesatan studi selama empa tahuojadi ya 2010 baru ada lulusannya.
WT
artinya masih behan tervji ya?.
H'.>I D
ya kal au lm memaag belwn, Wltuk yang kerjaserna memang sudah ada tetapi itu khusus bagi pegawai dilingkungan Pemerintah termasuk untuk ~ politeknik seluruh Indonesia, unwk umum helum ada lulus.annya.
WT
kalau kuriku lum untnlc D,IV araka h mengacu Ire luar eegeri dan diadaptasikan disini atau bagaimana T:
HND
itu kombinasi, kila Jiblll kooteks dan kebutuhannya, 11d11 juga dari kurikulum SI cuma kita buat lebih spesifik, artinya kita berharap dapat rnelengkapi SJ begitu.
WT
kalau boleh says copy prospekms politeknlk pale. baranglcali bapek bekeaan juga m.:rekomeodasikan beberapa orang yang bisa saya hubungi untuk koofirma>i mengenai politcknik.
termasuk ~ kita terapkan dengan program D.!V. kita menerapkan Bridging'bagi lulusan Dlll yang akan melanjutkan di O.IV, misalnya,
58
llND
tidak masalah akan S11ya kasih, kalu mau mcnggali bagaimana politeknik sejak awal bisa kc Pak Tonny Suwa.adito beliau direktur pertama Politeknik ITB dulu rumahnya di Sangkuriang, ata11 ke Pak Hadiwaralama di POLMAN atau Pak Sulardjo kalau ga salah
oke
masih di ITB.
WT
oh begitu ya, oke nanti saya coba, balk bapek terimakasih banyak etas waktunya, mungld11 IH.in waktu barangkali saya menghubungi bapak lagi.
HND
ok.e tidal< masalah. sukses ya.
59
Lampiran
3
Transkrip wawancara 2
Huil Wawaocara Hari, Tgl.
Waktu W'f TH
17 September 2008 14.37 s/d 15.12 Wib. Rabu,
Wempi Triyoso R.W. Tri Hartono,~T. Ktpala Job flacefMnt and Assesmen: Cerere (JPAC) Politeknik Ncgcri Bandung (J>OLBAN)
\\'T
baik terimakasih pale, JPAC itu apa p"1?
Tll
eee
apa namanya unit pelayanan eee penempatan tenaga kerja ya eeee ..... bagi alwnninya dan pengembangan lu!rier hagi alumni, dulu kceil clan scbrang juga tetep keeil he he he sejalc
tahun 2004. dulu itu eee..... perusahaan tuh lang•ung kc jurusaejurusan dan itu menjodi tidak cfektif sememara jurusan icu scndiri kerjaannya ban.yak, eeee .... ya pada akhimya tidak fok.us ya... jadi gagasan JPAC mulai dimunculk.tn dan melolui bnntuon pendanaan dari DIKTJ melalui ini pak SP4 itu, berdiri dari 2004 hingga sekar.mg ya Alhamdlllillab k.ita bisa mernbanLu mahasiswa dolam hal eeee ...... pemenuhan kc:buolhan tenaga kerja industrl !ntlnya kita lcasamya ttbagai broker c11ma lcalau broker dibayar Jcalau kila tidak, ori1:n1&sinya bukan money orirerited tapi clengan mcmarangkan anak-analc lc.ita dengan balk sesuai densan keln11inan mcreka itu klta sudal1 ~-ukupb..ngga.
WT
dari ca Iatan tertentu ada feed back e11gga pak ?
TH
feed buck
WT
buk.an dari klta dari politebtik artinya bcgini mungkin trend atau keceaderuegan miral dari sualu industri akan terlihat dari j urusan mana yang lebih artiny.i kedeJ>WI bisa diprediksi industri rnau lho lulusan yang begini-begini Jl,itu.
TH
nah sebemlnya k.alau ditanya sepenl itu eee..... tidak banyak industri yang minta eee.... .keahlian spesifik git" karena memang kita sebetulnya geni:rul ya pak rnisalnya elektro ya elektronlka, telekomunikasi, listrik gitu, sementara misalanya kalau listrik ya united trocsor 1i..trikny11 bn buk.nn list:rik mumi tetapi lebih kc slat berat, kita tidak spesifik kesana tllpi memang ads. permintaan seperti tolong ditraining"'"kayak gim-gitu ada, jadi nami
kebutuhan indLLStri berapa orang nanti kita 1rni11ing kan, WT
ooo bql:icu ya?
60
TH
ya intioya seperti itu tetapi kita mulai dari rnagang itu pak, magang di indumi yang tigll bulan mnkslmal empe.t bulan, dari magang industri itu ya sdralian kalau bagus ya langsung direkrut, magang
dengan ini pak .•.. deogan eee .... beberapa industri. deagan XL terus .•lumbe1'j{er, sampuma clan biasanya ;;udah d lberikan revenu biasanya dikisaran dua jld!I peroulan. kalau J>LN kecil biassnya Cuma 700, kalau shmlberger dua diatas dua koma gisu, kalau Xl. satu koma, ya begitu kira-kira pak. WT
kalau magang itu tan mahasiswa bel wn dinyatakan Ju lus, nab apakah magang itu dima•ikbn kc dalam ketenasan program dari petkuli11han atau begaimana
'f'H
iya masuk ke dalam kegiatan studi ya memang itu wajlb, itu dua sks pak !ya tapi msgang itu seperti rekruitment juga pak, jadi proyeksinya sudah sepetti rekruiunent aja, ada test psikotesnya, dan sebagainys. Kalau PLN biasanya disy.lr'atkan !PK. Perlakuan mahasiswa magang itu sepctti pegawal,
WT
itu kalau )llllg ada u/'lowance nya barangkali ya, kalau yang.freefree barangkali biasa-biasa Ilia.
TH
eee magang kalau di Jcila identik dengan dibayar pak. kalau yang biasa-biasa itu kerja pi&lek pal;.
WT
terminologinya sudah lain ya pale. antara magnng clan keija praklek.oke ok.e jadl eeee. .. :feed bock nyn sendiri sampai dengan sekar.uig belum pemah ada ya pak
TH
sebetulnya kalau kita bicam.feed l>ad seeara tertulis memang tidak ada, hanya UDIUk kalau kita butuh untuk BAN gilll, itu pasti kita mintakan feed back. nya seeara tertulis tapi itu ya ga terlalu bener arau engga, asal ~mnmgkebanyak.u mernberi nilai baik sekali giJu
\IiT
sebaran industri nya bagalmana apakah di Jawa Barat saja atau bagaimena
TH
k.ebanyakan Jabodetabek pal(
\\-'T
kalau yang non industri tidak terpantau atau bogaimana. ada engga
pek yang non indus!ri mclalui JPAC ini TH
seperti apa pak misab1ya ?
wT
l'NS atau Pemda begitu.
61
TH
ilu tidak tereover pak, bahkan untuk kebutuhan teknisi di POLBA N sendiri kita malahan dapatnya orang luar pak, kita kiln unruk teknisi minimal D.UJ kan. nah kita coba rekrut untuk internal temyata tidak ad.a yang melamar
WT
kalau di sektur pemerimahan sama si:t.ali tiWak teqw1lllu ya
TH
e11Kga pernah pak.
ya kalau BUMN masin bisa pal( seperti PlN,
Pertamina WT
Sl)l'ing pak melakultan kerjasama dcngan BUM~ ?
TH
sering pak.
WT
kalau untuk alumni yang sudah Julus dua atau tiga tahun yllllg lalu masih memungkinkan tidak melamar melalui JPAC ?
Tl I
ada .....tapi prosentasinya kecil
WT
tapi secara formal ma.sih memungkinkan ya pak
TH
oh kita sangat terl>uka kok pak. tidak hanya untuk Julusan p<.ilitcknik untuk orang luer jugn bisa selama industrinya masih menerima gitu. tetapi untuk alumni Polbannya scndiri tidllk semuaoya melalui JPAC artinya merelca bisa lihat di koran atau di web site. Di kita tidak lf)'U1'IJ't jO'Yo menjadi anggota JPAC ini tapi tidak hanya yang menjadi anggeta saja yang bisa melamar kerja melalui JPAC ini. Men:ka bisa akses wf!b sit« JPAC.
WT
ada membership nyajuga ya
111
iya pak dan hiaya empat puluh ribu pertahun yang dikenakan kepada anggota.
WT
kalau dengan perusehan-peusahean luar negeri 'I
TII
luar negeri ......iufa. dcngM SPG Tahi!and, dengan Korea ada, dengan Australia juga ada tapi tidak banyak tapi kalsu dita11ya ada ....ada.. kalau peresahaan JepMg dan Korea banyak psk tetapi yang [IUfl)'& afi\ia$i di kita.
WT
ofr.e kita berandai-andai kedepan pak, itu tadi kan kondisi kemaren clan sekruung, masih diperlukan kah JP AC ke depan dan agar tetap eksis apa yang harus dilak.ukan
TIJ
sebemlnya kalau ditanya, ale.an ktap eksis, Jn~y11 Allah selam~ tidak ada resesi ekonomi ya pa seliuna eda pertumbuhan penssahaan ~a kin< kita maslh tetap dibutuhkan, .k.ita sebetulnya
62
hanya mcngorganisir ojo pak, jadi saya kira tldak terpengsruh, selama industri rnasih ada kebutuhan ya ldta masih tetap ada,
selama kompetensi anak-anak sesuai kebutuhan saya kira masih tctep jalan begitu. WT
untuk cvaluasinya sendiri bagaimana ?
TH
nu ldta ter record sejak tahun 2005 pale, contoh untuk tllhun kemaren tcrbanyak itu untllk jurusan mekanikal dan elektriklll.
\ahun sckarang juga sama. WT
ini agak diluar koruelcs JP;\C pak. bapak yang terliliat di politeknik melihat bagannana koodisi perkembangan input mabasiswa di politeknik?
TH
disini itu passrnya dari middle lee bawah pak, berbeda dengan perguruan tinggi sekarang, Ji ITB contolmyi. dikenal angkatan 45, 45 juta mak.sudnya, tapi di ITR jaman saya itu banyak yang kere pit. Jadi Polban sekarang itu ya tahun 80-an nya ITD Jah dao memang uang kuliah dikita juga sangat murah. Bila dipcrhati.bn dari data yang ada, mahaSi$wa politeknik berasal dori kebmrga menengah kc bawah, selain karena kondisi otonorni perguruan ling&i telah memungkinka.n kesulitan akses bagi mereka untuJr.. mengikuti seleksi di perguruan tinggi, politeknik dianggap sebagal jalan keluar agar eepat kerj11.
WT
menarilc untuk mendiskusilcan inpnt mahasiswa, kalau pola sistem saringan masuk politelrnik itu identik dengan konotasi buangan, artmya mahasiswa yang kuliah di politeknik itu mahasiswa yang tidak lolos seleksi di pcrguruan tinggi, kalau sclcnr1U1g gimana?
TH
saya kiro soma pak.
WT
ka.lau memang seperr.i itu kenapa politeknilc tidak melaksanakan
test ujlan masuk bersamaan dengan seleks! perguruan tinggi atau secara aturan memang tidak memungkinkan ? TH
mem11Dgkinkan saja, tari tetep orang itu akan memilih !TB dibal1di11g POLBAN pal, bagi sebagian orang, politeknik hanya dijadikan second chtJice. kalau mau jujur apabila kita diltadapkan pada pilihan tcrbadap aoak ldta untuk mem ilih perguruan tinggi, maka politeknik tidak akan menjadi pilihan utama, sebagai alwnni n'R maka ITB akan menjadi prioritas bagi anak saya. Tt<1api bagi orang-orang yang ga pWl)'ll ini menjadi primwy pllk.
WT
untuk D.JV bagaimana pak, dan terbil dengan k<>:SClltraannya dengan SI selama pengamatan ha(lll ll.agaimana.
63
Tl l
sama .saja, hanya ijazahnyn kalau untuk pegawai negeri sudah
disetrakan dengan SI. WT
kalau industri?
TH
untuk industri .•..... sckalllllg aja banyak industri yang bel111J1 tau pak
WT
artiny" m11Sib belum teruji ya dan untuk itu pe.rlu dilalrakan promosi mungkin ?.
TH
itu diluar kewenangsn saya, mungkin PK {Public Relation) nya politeknik yllllg berkempetee yang punya kewajiban untuk itu.
WT
dulu di era 80-an sampai era 90-sn awal sebelum terjadi krisis, politeknik kan bisa dikatakao menjadi primadona, amnya meajadi pilihan bagi orang yang ingin cepat kerj21 bahkan ada idiom sebagal kutu lonca! karena mudahnya mencan kerja, sdwang lr.igaiimma?.
TH
saya kint dalam ko11teks yang berbeda, lulusao polilcknik teiap diminati olch industri. Tetapi perlu dicatat ataran di perguruan linggi sekarang yang mcmungk.inkan penyclcsaian wn\ttu studi diperguruan tinggi dapat diselesaikan dalam waktu tiga tahun setengah, jadi banyak yang bertikir keoopa harus ke politeknik yang waktunya tiga tahun kalau di perguruan tinggi bisa tiga tahun setengah dan lTB sendiri bisa rneluluskan rnahasiswa dalam nga setengah tahun selama sesuai dengan kompetensi ya11g ditetapkaP.
WT
selama peugiunatan bapak. di JPAC lulusan politcknik dengan lulusan SI di lndustri bagaimana pak ?
TH
ooh itu gratk nyajauh pak
WT
ote pa pertanyaan
Tl:l
ya kareru1 memang belum sda lulusann~. kita hanya bisa befandai-
terakhir, prediksl bapak apakah O.I v akan setara dengan SI di IDdustri 'l andai dan bc:rhanip bisa dernildan, brena
meski sudah ada
lulusannya tt:tapi itll hanya program lcerja sama dan khusus di!ingkuogan PNS WT
baik tcrima kasih pak aw wllktu dan kcrjasamanya. selomat siang
TH
oke, same-same se!amat siang.
64
Lampiran
4
Transkrip wawancara 3
Hasil Wawancara Hari, Tgl. Waktu
Selasa, 7 Oktobcr 2008 08.30 std 09.13 Wib.
WT
Wempi Triyoso Mohammad Nurdln, S.T, Pembantu Direktur 4 Bid.Produksi 1£ li.erjasama Ilsaha Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN)
MN
MN
langsu11g saya ke tema sebagalmana tenulis dalam surat, bahwa dalam BHP itu ada, Pertama !ldn self evaluauon. strategic plan, transtition plan. AD/ART rancangan RAD nya ditambah lagi satu buJru tencang naskah llkademik, nah semua itu sudah diserahlum Polman ke sana, kemudian temyata rramition plan harus diperbaiki, begitu mau diperbaiki undang-undangnya udah lari kan, sehmgga kemungkiaan klta hams bilcin lagi terutama rancengan A 0 nya dan transition plan")lo, l<arena kita belum paqti gitu ya udah gantw11;: giru sampe dengan sekarang, karena apa Dikti n~orahin kita Ice BLU dulu, Sebenarnya kalau BLU lebih ke arah
kita selamat dari PNOP tapi secara organisasi strali:gk kita tidak bisa banyak me ....mengutok-atiA llatakanlah organisasi Blau sisrem kepegaw11ian keuangan S(C.Va kescluruhan itu tidak bisa, karena dalam PK BLU kita ruh masih •.... disini ada nib satkcr ilu satuan kerja sepcni Pohnan kan sebagai satuan kerja dipandang dari Dik11as hu, satker BLU sebagai agen pusat .iadi tetap kita tuh mgian dari pusat, artinya masih ada diilw gitu dari pusat bagian dari pusat, alhimyu apa-apa yang akan kita lakukan yang sifiltnya
strategis ga hisa aerinn sendiri, jadi mmggu turun dulu dari pusat nanti dari pusat bisa yes bisa tidak, nuh k11h1u semua begitu bisa dibayangkan birokrasinya semua haru.s kesana, PTN di Indonesia itu kan ada 8S nnh kalau :;cmuanya ke pusat sama saja deugau d11lu, padahal pa mcnteri itu mengiagillkan si.... apa namanya perguruan tinggi.; •• itu otonom itu supaya tidal< tcrbit dengan blrokrasi ke pusat, selaln lama juga pe11yakit pusat dapat terbawa ke perguruan tingg~ disini yang diinginkan oleh pak mcnteri masih jamann)'B pak Satno, jadi kembali ke Polman Proposal itu sudah kita kemas tiga kali ya kemasan yang teralchir yang harus direvisi itu sudah kita buat, kita serahk.an b1V1J nasksh akademiknya yang dua ini tidak kita teruskan karena AO il"li kan bagaimana RUU BHP nya RUU BHP Iarinya sepeni ini ya kita harus menyesuaikan. sudah !ah kita bekukan dulu. bekukari dulu kemudian tunggu d1Tmtot RUlJ nya. hari ini kan belum di Aetok-lretrJlc. \VT
BLU ini aturan Menter\ Keuangan ya
65
MN
BLU itu lebih ke arah pengelolaan keuanganqya yang di1n111$para11kan. hanya uangny1> s~ja yang lainnya masih ~ma. Kan BllJ itu yang ngatur itu Depkeu bukan l)ikn!IS, tapi kalau
BHP yang rnengusulkon 11dal:lh Diknas. !Ulau mengikuli Undangundang sisdikoas nomor 20 itu di pasal 53 kalau tidal< salah disebutkon babwa kalau undsng-undeng ee bukan disltu sisebutkan kalau perguruan tinggi itu harus otonom harus berbadao hukum sehmgga di undang-undang atau Pl' nya BLU kalau lJU BHP disahkan maka PT harus menjadi BtlP jadi BLlJ hanya temperer flllja. ~ah sekarang setiap P'f berfikir bagi kita e yang sedikit lagi dlketok kamkanlah, karena apa b..gi killl bc:rhw:ap lllhun ini dikl!tok karena sebentar lagl DPR kan berganti hulao April, kalau suWa.11 diganti rnungJ(in RUIJ ini menjadi jauh lagi, mungl::in menjadi mentah lagi karena harus direlajari lagi dari awa], !ehi11gga bagi PT sekerang yang mau maju it11 dilema, mllU blkin BLU U\kut dlfri!t<>k akhir tahUQ., percuma dong. BLU sudith l>ikJn dokumcnnya~kian banyl\1' 1uunyaharus BHP, ruili kalau misalkan sekarang mau BHP e ...kemungkinan dilretoknya juga apakah iya, sthlngga k.olau kita tldnll SLU don BHP berorti lnporan keuengan harus ngikutln ~l:lt', nah kalau PNBP masalahnya adalah hasilhasil "k~asama hasil-hasil darl masyurakal harus setor dulu ke .Kl'KN, naJI darl KPKN unruk nariknya memang d\i11.11lik.an delapan . jam tap] kenyataan kan l>lsa du.a-tisa harl dan itu ada ongkosnya ltulah klra-klra yang terjadl. Dan yang k.edua, klta bclum juga ke BLU j u11a apa, l:arena di BLU nanU beberapa tarif itu banis dlmlntakan persenguan ke pusat di setltjul apa engga, jadl lr.ita ga bisa cepet gilU pak, tapi k.alau BHP istllabny11 kalau kita mau buka tutap program su1dl aja bisa sendiri, tapi lc:alau BLU itu tetap harus ke Dikna.<;, itu kalau k:ita mau pcrbandlngkan memang sekarang klta dileruatl$ silt, ja.dl kalau n311ti pale wc:mpi mau ... didalam sidang itu pasli dibenturk.an antara BHP dan BLU karena sekarang la.lli berbcntUra11, dlsisi lain ada yang BLU cukup suk~c:; itu yuig UIN di jogja kJllau dulu IAIN. UIN Suk11, ioi !$LU pertama hanya dibawah Dopag, yan11 di\iawah Dil
kembali kc l'olitcknik, pada awal~wal kan pcndidik:m politeknik sebagai pendidikan profesional lapi saya baca di misi dan vi3i itu kan 11tcnjadi voloosion11~ kejuruan, dan itu diatur dafom <:ee•••.•
66
Undang-undang yang mengatur ada tiga yaitu program akademik profesi dan vokas], tapi diturunannya di Peraturan Pernerintah itu
ha.i1y11 dua yaitu ak:adcmik dan profesional. MN
istilah profesional dan vokasi ya, scbcsulnya yang rerolchir itu yang profesional ilu dirubah meojadi vekasi, d11l11 im tiga memang profesional sama akademik itu level PT, jadi jahsr kiri jalur karian /ah. yang vokssional itu yang STM itu, keahliaa, dulu kan STSTM ataupun SMEA itu kan yang vokasi, '"'" ee ..... yang ini ko» omversnas ka», sehingga istlla'll profeslonal itu adalah umuk PT vekasi, itu profesional, istilahnya itu dua tapi yang vokasi im di bawah, tapi sekarang lnl mh lam profesional itu dikomplain sama yang akdemik, metn.'lngnya saya tidak profesional '? sehingga istilah vokasi yang tadinya hanya di jmja11g pcmlidikan menengab atau SMK itu menjadi ke atas menjadi vokasi sekolah 1.inggi jadi istilah.nyn klllau di killl VOHE, Vouuiona! Orie111ed Higher Education; ltu pengwmti Jlrofesional yang diperdebatkan di atas, scbenarnya profesional itu bukan berarti profcsional ee attituted apa .slkap yang profesional bukan tapi profes~ keah\ian. profesi yang pun}'9. anda punya kcahlian apa, contol\J\yo
D.111 sipll dengan SJ sipll, kalau D.111 dulu itu disebut pendldlkan profesi, D.111 ~ipil itu leblh ke arah S11p11rvl$0r, lebih ke arah
bagaimana nRtndalili'111 orang yang ada di •.. .lapangllll untuk membangun, gitu kan tapi yang diams nya justni yang SI lean, tApi kalau blcara profosl, p.-oftslonal, kami lebih profcs\onal dong tan11gun£jawabnya Jebih, itu kan per~batan yang tidak ada ujunjplya. schlngga problemoya ketlka klta mengajukall D.I V, itu di CIJI, di cut habis itu, habis !111 karena profesl yang diatasnya itu sudab dllsi SI ,S2 dan $3 tapi ngeliatdunia pendidlkan di n~i;ara maju lnl teW.p ada. ke atM inl. Nah hahkan sampai jcnjang spesialls, SPI dan SP2. WT
ooo begiru ya, tapi sebetulnya dengan vokasi menurut saya ada
penurunan ? MN
ya tadinya kita k(zyali hukan buouh diri yo ... merendahkan .... meojaluhkan diri /ahya he he he he ....gitu kan, mau-maw1_vakita sebot vokasi di Polman itu, ltarena gini, ya iru kita itu sebenarnya target kira itu SPI SP2, jadi kita bsngon jalur ini jalur vokesi, sehingga engga di i;tilah nya ga dinnup !ah begitu, ini kan kalau profesional kesininya yang SI dan S2 kan bisa setelah bekerja di lapangan tori bisa nutup, jlidi kita harus punya jalur ya udah di bawah kita vol<.asi sehingga lconsekuensinya salah satuoya kita perlahllll-lahan meui;ambil nmha>isw1Utya ngombi/ dari voka~i di hawahnyR perlahan-lahan jadi kalau dulu campur STM-SMA bcbas aja, sekanlng sudah ada rMDK untuk SIM, kita ambil satu kelas STM C!Ja pemah itu, pelan11elan, jadi kita memanlJ dulu itu Pak Gatot yMg ini ....yang ..... ada i31ilahnya
67
malahan lcrakhir kita mau bikin terobosan uj ian SMK menggunakan ujian masuk Polman. sehingga kalau dia lulus di SMK nya dia otomatis sudah lelus di Pelman, itu .fampe begitu mau direncanakan,tapi itu belum, yang sudah itu seemiess; seemless itu gini ada STM yang empat tahun, tahlDl keempatnya diisi dengan lwrikulum ee ..... kelas satu Polman sehingga begiru dia selesai disini sehingga disininya langsung semester empat eh seemles» education
semester tiga, i111 sudah ada .....ernpat STM yang ketjasama sepeni itu. jadi l:.ita nyambungin aja gitu vokasl di hawahnya, r.u1na kita vo.kasinya yang higher education. ini 111emang..~ dalem hal ini orang hilmlg bahwa Polman menwunkan derajat politeknik /ah k.isamya begitu kan, engga kita harus teruskan 1n1 sebagai.cee .... hambatan kita sebagai profesi itu kan terapan, istilah
profesi itu kan bahasa um um, mau akademis mau ini, m isalkan SI sipil cadi /((I/au sudah bekerja di lapangan ya dia profesinya misalkan sebagai manajer atau supervisor; auperint(!ndenl, supersuper apalagi lah disillJ, itulah profesi dia disitu, schingga yang berhak rnengeluarkan profesi itu ya asosiasi nantinya, ada yang namanya sertiflkasi profesl, kesitu larinya. WT
00000
MN
perj11311gan kita sampc apn ..... menginginkan di Diknas itu eda Direktorat Politeknik, selwang ini direktur kami Slldah mulai disana 11gope11i 14 politeknik baru.
WT
oh iya kalau tidak salah termasuk yang di Jndramayu ya
MN
ah di lndramayu ada tuh, lndramayu Polban yang ngopeni, kalau
bcgitu ya .....
kita yang Aoeh, kebetubn saya ini tanggal I 2 ke Aceh, Aceh .. .e .... Ampar, Gorontalo sama Taiijungbalai. itu yang kita dampingi, jadi kalau kembali ke isti!ah itu sekarang ini masih simpang sinr, tapi kalau kita pegang kesini, hiarlah kalau orang lain bilang apa, kenapa kita ngambil ini, ha•ic kita kan di Swiss ya, di Swiss jalumya itu meski ada dari jalur lain itu silahkan aja tapi istilah profe~ional itu dipennasalahkan oleh yang jalur akademik ini, nu::111l111~11yu kami l.idalr. profesional ? itu yang jadi masalah, lllf'i menurnt saya mungkin nanti itn akan hilang di PP yang baru, cuma bagi kita gi11i, bagi kila jalur itu ada dua akademik dan ee .... vokasi kita bangun disini meski orang hi Jang vokasi itu kan STM, 1mgga voka:!i yang higluu educutio11, jadi vobsi itu kan keterampilan. keahlian. ya sebeoamya profesional itu tad~ lapi setelah itu ditentang oleh pihak e...... terutan14 di ITB scndiri yang .... yang mukulin kita kan TTB juga pak ha ha ha ha ....., orang kita j uga kan.. rame itu. WT
ha ...ha ..... ha ....ha ....
68
MN
sekomng ih1 !TB sendiri pclan-pclan sudah mulai kc arah riset nplikasi. sebetulnya itu cocoknya untuk SPI. SP2 kalau mereka konsisten denganjahimya,
WT
0000 ....••.
MN
tapi ada kecenderungan beberapa politeknik yang bericeinginan untuk mcnjadi universitas, perhatitan /uh anwa Pelman dan
Polban, observasi juga disana kan. mas Wempi handingkan d~ri jurusannya atau PS nya, ini Jcbih ke arah sektor
lcalau hapak tahu sebendnya munculnya ide polileknik itu sendiri bagaimana?
MN
nwnl bnnyak yang mcrnpcrtanyakan apa itu politeknik. poli itu banyak teknik itu teknik. politeknik banyak teknik apa itu. kmapa disebut polirelmik, dulu kan sebelwn politelcnik itu klUl ada akademi teknik, kenapa ini politeknik, bedanya apa antara akaclemi teknik dan politeknik, di luar negeri hampir llll ada politelmik sclummg, di singapura misalnya dulu ada sekarang sudah l>erubah menjadi universitas tapi di dalamnya ada politeknik, nanyang gi/11 sejok
69
kan, terus di Inggris pun politckniknya bcrubah, untuk jelasnya mungkin pak Hadi Jebih baik untuk menjawab. WT
kapan-kapan m1J11gki'n kita ngobrol-ngobrol lagi cleh pak.
MN
buli:h-boli:h,tapi mungkin tiga minggu baru bisa ketemu lag~ kontak nja dufu, lebaran rnudik ke lndrameyu ?
WT
iya begitu /ah. baik pak, terimakasib, saya pamitdulu.
70
Lampiran
5
T ranskrip wawancara 4
Diskusi Hari, Tgl. Waktu WT
MN
HW IW
Rabu, 29 Oktober 2008 09.32 s/d 10.03 Wib. Wempi Triyoso Mubitmm1ul Nunlio , S.T. Pembanru Direktur 4 Bid.Produksi & Kerja.'lllma Usaha Polife.knik l\.lanufalaur Neger] Bandung (POLMAN). Hadiwaratama, Konseptorffim Perumus Model Pendidikan Pol itcknik. Mantan Dircktur Politeknik Mckanik Swiss - ITB Iwan Hariaotoo, BSME. M.Eog, Pembantu Direktur 3 Bidang Kemahasiswaan, l'oliteknik. Manufuktur Negeri Bandung (POLMAN).
MN
silabkan mas dari mana nib kita mulai.
WT
ee ..__.. terkait dengan riset yang dilal:ukan politeknik, tema-tema
epa kemudian selama ini pendanaljlmyl} bagaim1111a serta pelakupelaku rii;etnya siapa, dan terkait dengan konsep karakteristik riset yo.ng dilakukan politcknik sebetulnya kan bukan publishe.• 1e1api paJentable, selama ini apaksh sudah ada yang dipatenkan dan proses seperti apa, itu saja sill.
HW
anda udah baca belum, eta yang peran from end dan back end i!nginef:ring. yang merah ijo itu, mestinya sudah itu /ho yang sersan segala mocem itu //10, justru disitu kita bedanya, itu saya bikin verti>.af integratiun den d11ri situ saya berani mengkri11k JTB, kemarin di M!ielis Guru Besar ya sama saja,
MN
Kalau bicara paten kita memang belwn ada pak, karena
HW
karena kita ngga care pada paten ! banya.k yang seharusnva bisa
.
kita pateni he he he ......
WT
kalau melihal konsep politeknik, ini semestinya pa1errtablc.
.HW
iya itu yang sistem iu1 /ho yang kita ngecelc linkage dari e11gine ..... (tidak jelas) sebcnarnya itu kar1 bisa killi patenkaa, itu kan rekayasa kita,
HW
jadi kalau anak STM itu mnst~v ifllllanujac11mng hands on membuat produk ya, anak D.IU ilu tau design sebab without desig11 dia tidak bisa mengerjakan, nah anak D.IV itu seimbang dia tau de.fign dan dia tau engineering and dewdopmenl berarti ada
71
perhitungan disini dan mcstinya dia tau manufacturing process won,i>; dia dasamya U.111 ltCJk jadi apapun yan11, dia dia design itu
maka harus manufacturable, nah SI itu harusnya dia tau design dia tt11J developmen: dia bisa nu:mbayaogkan bagaimana membuatnya tapi dia juga tau prosedur research; nah S2 itu keseimbangan antara sains, design sama engineering. nah kalau S3 itu MosJ/y Research tapi dia tau terjemahan basil research itu untuk engineering bagaimana besok, rutb unfomu1are/y SI kita di !TB ini tidak dikuasai dia itu mostly teoritical; S2 klts ltu iidak ada pcrcobaaa di ITB b.anya teori melu/11 jadi tidal nyambung sama design sama rekayasa, nab ini kalau kita berhasil meoerapkan sistem ini maka Indonesia baru maju.makanya soya bisa mengkritik who! /unle to do at ITH, jadi kalau SJ itu harusnya juga bisa menguasai ~anddevelopment, nab untuk menguasi ini Jerman itu wakumya 40"A> di Laboratorium 60 % teori mereka itu, kemudian disitu contect hours nya itu 28 jam per minggu, Swiss apa itu Gemtany Country, di lndoner.ia SI kita itu tidak ada 15 % di lab, jadi lmliah kits itu terstruktur 18 jam itu pun l:alau dosennya ga mbolos gitu, dosennya ken banyak di luar he he he dosennya yang pinier karma dia mroyek terns mahasiswanya kapiran, kalau kita disini (polman, pen) kau tidak dosennya penuh proyeknya bersama-sama mahasiswa. ini sebenamya yang akan kita kembangkan Sidi ki1a bisa ngga scperti ini ( ma1t1Jfacturing process, design, engineering and develOf)Ment. procedural of research). S2 sudah science tapi dia juga menguasai engineering, S3 jelas research ya rapi setelah reseach dia tau kalau basil research itu kalau direkayasa bagaimana sebab science tanpa rekayasa e11gifll
jadi mungkin ada 1agi mas wcmpi. jadi kalau kita bicara penelhian di politelmik. ... kila kan D.lll dan O.IV ya pak kita lebih ke .....
HW
problem solviflf? kita
MN
ya kita le bih keshu, karena Jebih di 1:ng111eertng clan design nye, pure research nya kita tidak ada,
HW
prnhlem solving bukan fimdamental research, tapi kita sekarang (polrnan, pen) ltita sudah sampe kt en~ineerlng Ibo kita /Ian sudah punya softwareull!Uk analisis itu,
MN
ya harapen kamt sebctu!nya kita bisa overlap ke jenjang SJ -S2 dengan SPl-SP2,
II W
iya tadinya, tapi sekarang lean tidak.
MN
oh iya pak dna minggu lalu, inJ ada dari swiss contact datang kesini mau menggarap pendidibn di 111..s D.IV gitu pale.
72
Kcmudian datang bapak lwan I larianton ...... MN
ini mahasiswa 52 ITB sedang mclokukan pcnelitian, kemudian dari polman saya sebagai jubirnya, pak Hadi juga sebagai narasumber.
kita scdang bicara rsearch di politeknik, nab ini pDk lwnn lni PD bagian pengembangan dan penelitian, pak lwan ini PD 3 Pak di Polman ini, PD 3 itu selain bagiao pengembangan dan penelitian juga bidang kemahasiswaan, kalau saya kan Jebih ke arah kerjasisma ya cari duit lt:h kalau pak Iwan itu penelitian. Jadi gini pak Twan sampai hari ini bagaimana peneli1ia11 din pengembangan produk di Polman tadi mas Wempi ini bicara di polman ini idealnya penelitian betbasis kcpada paten begitu HW
ujunsnya itu paten!
IW
penelitian di Pelman itu intinya secara melembaga itu m11Sih ini ya pak. ..e .... masih belum melembaga telapi objeknya sejak jamannya pak Hadi kite sudah melakulcan dengan konsep applied research' itu, dan banyak reviewee yang datang kesini Iha jusnu research seperti ini yang sedang dibutuhkan yang jadi barang dan c/~ yang lagi dicari itu, nah sementara Polma11 ini n:itl indu~1ri bukan riser. kalau industri itu ada spek kcmudian kita kerjalcan spek itu sampai dcngan tuntutannya mal
llW
!Uta i1u kan lemah di menulisnya, ada innovation juga kita ya, ada do iflNlvr1tion seperti untuk yang kllwah panas bumi itu kan inrwvalion, meskipun ba.•icnyu bNisa, "ngineeririg bias11.
IW
Haki boru kita mulai itu untuk penelitian, Cuma untuk lembaganya
belum pak, ada satu kerjasama dengan industri tapl patennya dibeli oleh industri kita hanya menerima 2 % saja royaltinya itu tercantum di komraknya. HW
karena mereka yang biayai. spou<(}r re.•eOl'Ch
IW
nah poli.t·pola sepeni itu sebetulnya banyak pak tapi tidak didukung Oikti, jadi kita royaltinya ga ada jadi kita juul pulus dcngan industri padahal seharusnya yang semacam itu bii.11 dapat royalti, nah sekarang ya mulai 2009 harapannya ~udah diratenkan dan sudoh mendapat Haki istilahnya. Bapak di S2 scdang meneliti?
HW
studi pembangunan.
WT
politeknik ~jak awal sampai dengan sekarang kan swiah mengalami 1rausfomn1si secara institusiona~ 11ah bagairnana
73
pcrubahan-perubahan ini dil.aji dalam persfekrif sistem iuovasi, secara konseptual pernbaaan-peubahan yang terjadi di politeknik berpotensi dalam meningkatkan kapasitas inovasi nasional, termasuk juga riser yang diJakukan politeknik.
IW
jadi kalau Polman berbeda pak dengan Poly lain, cara mcndckati unruk penelirian juga beda, penelitian kits banyak tumbuh karena ba11)11k kerjasama dcngan industrl ham kita sadar bahwa klta perlu
dilindungi, tilpi pcllitelmik lain sudah melibat langrung m<:niru.... TTll a tau Unp
lokal
mcmang
scjalan
dengaa
pertumbuhsn
rnasyarakat yang membangun kan kalau di Indonesia gap antara uni versitas dan .masyarakal sudah agilk j auh, HW
m im pinya di atas lceoyataannya di bawah,
IW
jadi ini segera barns banyu politeknik yang bisa merealisasikan dreanrnY" iui gitM kalau tidak nan ti banyalc Indonesia tetep GNP nya di bawah 1.000, karena ltita tukang, jadi misalnya toyota itu kan ki!a rukang pale, tukang membuatmobilnya toyota. Ja.Ji ILiilau kita breakdo11-n dari penehasiJan toyota itu kira-kira 46 % uangnya pergi ke PT.Toy-Ola, snyangnya toyota tidak berada di Indonesia.
MN
in i ma.sa!ah waklu mas, kebetubn kita sebentJr lagi ada tamu jadi bagaimana kalau disambung lagi hari jum 'at jam delapan deh.
WT
oke deh tidak masalab, laiJna kasih bapak-bapak sekalian.
74
Lampiron
6
Transkrip Wnwancara 5
Basil Wa,Yancara Via SMS Hari, Tgl. Waktu
Jumat, 31 Oktober 2008 17.33 std selesai
WT
Wempi Triyi>so
HW
Hadlwarataina, Konseptor/Tim Perumus Model Pendidikan Politeknik. Mantan Direktur Pohteknik Mekanik. Swiss - ITB
WT
pak Hadi. saya Wcmpi, mau tanya, mengapa/apa yang mendasari sehingga politeknik "hams" berafiliasi dengan pergwuan tinggi, maaf ini agak mengganjal jadi saya perlu tany11 bapak, maaf dan terimakaslh,
HW
karena kedka mendirikan selalu kita mulai di- dan din11ungi oleh pe.rguruan tinggi setempat, sebagai bagian dari perg1uwm tinggi maslng-masing. Dengan lahirnya UU sisdiknas, ternyata harus dipisah sehagai pendidikan profesi., yang kampusny» secara t>hysik diluar kampus perguruan lingl!i banyak antara lain : Lhok Semawe, Polman, Polhan, Ambon, Samarinda, Bali Manado + 6 Agro Poly.
WT
jadi bukan karena kehorusan dari pancrintah atw ketentuan da:ri negara donor, lebih kepada pertimbangan teknis institusional, lermasuk keterbatasaa tenaga pengajar pada waktu itu?
H\V
renaga pengajar kits rekrut dan latih khusus, tapi pengelol'l dan tanggw1Kiuwab oleh perguruan tinggi masing-masing dibawah guidance dari Dikti ...ebag.ai program fonnal perguruan tinggi maslng-maslng, i7.asah oleh Rcktor.
wr
ada lagi pertanyoan saya pak, dibalik kerjasama teknis, apakah negara-negara donor mempunyai age11da-agenda khusus '? maaf saya tanya ini ke bapak sebeb bapak ~bagai penggages ~ekaligus pelaku pada waktu itu.
HW
tidak ada, hanya ada satu syarat selurufl fasilitas .Poly tidak boleh digunakan untuk leperluan lain selain untuk keperluan poly. Polman dilahirkan oleh dlu1 di tanah ITB, ketika harus pisah nagislah lTB. tapi ilu konsekuensi sehagai pioner, namun bangga.
WT
oh iya pa, setelah politeknik sukses kemudian bermunculan pol ite1'nik-policeknik swasta don kcmudian banyak program D.lll (bukan politekni.k) pada perguruan tinggi umum, mestinya ada standarisasi, ada bias dan inkonsistensi pemerintah, bagairnMn rnenurut bapak.
75
HW
sejak dulu saya sarankan yang capital heavy biar oleh Pernerinteh, yang non capiraJ heavy biar siapa saja boleh tapi standar kualitas barus same ! biarlah customer yang menilai,
76
I ,am pi ran
7
Transkrip wawanc&116
Hasil Wawancara H..ri, Tgl.
Sclasa, 04 November 2068
Walctu
I 0. 13 s/d I 0.38 Wib.
WT SL
We111pi Trlyoso Soelardjo, Mantan Direlcrur Polytechnic Education Developmem Centre (PEOC)
SL
sudah menem u kan silabus ?
wr
sudah dimintakan, baru besok denpn Polman pale.
SL
Kalau Polman itu baranglcalu lebih standard daripada Pelban, jadi..e.... Polman iru .karcna Polman itu dibangunnya dari STM, dari STM terus proyetnyo ditcruskan mcnjadi politeknik Rilu jadi lebih lebih terarah,
wr
yang perlu saya konfirmaslkan kc bapa adalah, bapak dulu sebagai direkrur PEOC ya pale, ee..... saya berasurnsi bahwa P6DC itu pusat kajian yang Juga mungkin disitu ad.a proses evaluasl mengenai perlce.mbangan politeknik, k.a.lau boleh tau PEDC itu awolnya didirikan untuk ape kemudian dalam pelaltsanaannya tu&asnya sepcrti RJ'A ?
SL
~ya tidak bisa meoemuk.an buku....jadi unruk inl Saya tldalt membawa dokumco-dokume.n itu meh:lw pwn diri :saya schingga. kemungkinan itu haoya ingalan sajs ya, jadi maaf ~ja itu karena banynk sekali dokumcnnya. o~. Jadi Pl:.DC iru dibangun sejak tahun l981, jadi semua reocana pendidikan politelmik yMg mer(IOCM~ PEDC. jodi mulai dari gcdung, pcralatan, kemudian ee ..... gedung itu termasuk Wlab, jadi k.ita mernbeli tanah, jadi perencanaan gedung :iegala itu juga PEDC yang mcmbuat dulu, peralatan k.alau ee..... penempatan alat-alal dalam gedung juga PEDC disesuaikan ~ngan kurikulum gitu ee..... saya tidak tahu tapi sudah cari tetapi lcolc belum ketemu, muagkin saya punya ssya tidak tahu persis gitu, jadi alat-alat itu apa saja git», terus kurikulumnya apa sajo, lerw nanti dwi kurikulum dari peralatan didesain ada nmngan apa sajn, ada rusngan "J!.ajarada ruengan
nu
praktikum, i1U semuanya PEDC, jadi sampe jatuh lu: meterpersegi per lokasi itu ditentukan melalui lrurikulum, jadi dari k.urikulum kita desain inr semuanya, jadi tcrmasuk conloh11ya ruangan aslsten o.w. jadi itu berjalan sendiri, oaoti peralatanjuga berialan sendiri gitu, mulai dati membeli mcmbuat spek dan sebagainya. Terus sesudah itu ada kegialan mengenai Slaft:ing, staffingitu lcalau untuk
77
Jab nya mah tidak terlalu banyek, lab. yang untuk teoritis begitu. tapi kebanyakan praktek di Iaboratorium, proldek di bengkel, jadi ada bengkel ada laboratorium. nab ee. ... bengkelnya itu nj(ambil anak-aaak dari STM empat IAhun dari Cimahi, iru ada berspa ratus /ah begitu, terus kit! didik. klta didik. itu tnak STh1 itu, agar anak STM ini nanri sesudah pendidikan ontuk melayani pendidiksn di politeknik baru kita kirim ke masi~asing daeeah, jadi politeknik di daerah run kita yang merancang meagenai gedung, tanah. tanahnya juga mereka yang barus beli maeka mem pcrsiapkan mesing-masing, terus termasek seperti ladi prosesnya seperti yang ada di PEOC. jad i tender pera1atati clan sebaga inyn terus konstruksi gedung dan sebagainya itu P1UC yang melakukart tapi dibentu oleh orangorang yang dari daerah, Y81l£ berikumya adalah ee rnendidik anak-anak yang sudah lulus SI untuk dijadikan ee .ioscruk.tur yang ada di lab atau di bengkcl atau pengajar, jadi insiyur kits latih, iru juga ada berapa raws begiru di PEDC. jadi mereka menangani mata lculiah., memwgani menejemen bengkel atau di laboratorium tenis maintain pcalatao begiru, kita berikan semusnya hegitu disitu, nab lccmudian ee., .. ya kalau rneoeiemennya ya kita rnereklut mtnojcmcn di daerflh kalau mcnejemen yang ada di PEDC ya kita bangun gitu, oah pada awal proyek itu ada tujuh potiteknik, saya tidak hapal, !Mio. tujuh. yang satu ado di Bandung.... ditambah deoga• PEVC, proyek yang selanjutnyaada I l politeknik kita bangim, proyek kedua saya tida]; tahu lupa nomer dari ece-.-.Bank Dunia Accountnya, Jadi penempetan ansk-anak STM sama insiyur teknik itu ada yang diternpatkan di Bandung, yang Polboln uu, Disitu di PEDC ini ada ...saya tidak jumlahnya, ada IJ atau_Jebih lah ...Technical Assistant dan namanya Swiss Coolact. Nah tugiis-tugasnya tadi itu, mengajar anak-enak yang I ulusan STM, anak -ansk S 1, kernudian membulll kurikulum, menulis buku pclajaran, jadi kita tidak mcngambil buku-buku dari Juar !llpi merekaJah yang menuliskan dari apa yang harus diajarkan dan sd>ogainya, termasuk spek dari peralatan, mereka yang rnembiiat!(an Nah rechnica] asslstant ini pun rnembantu furniture, jlldi furniture yang Soda di PEDC hampir semuanya hasil kl!r)a ohiri OlllDg-
WT
Swiss CoNOCI ini secara kelernbagaan atau perseorangan yang
masuk dalarn PEDC? SI.
Swiss Contact kelembagaau non .... non ..... apa itu .....non laha ilu ...Nirl
78
WT
ini menarik, sebenarnya ee ..... dari literatur yang saya baca bahwa cce negara-ncgara donor ini tidek hanya Swiss ..
SI.
engga itu Bank Dunia, Bank Dunia s.<1jo
WT
ya sementara dalam perancangan baik l
SL
enggo, donor tidal. ada donor negara yang ada donor 11y1a uari bank dunia. jadi kita oomitted tcthadap bank dunia, jadi apa-apa yang kita desain harus mendapat approval dari bank dania, selalu itu, jadl, ...daftar peralal8Jl itu juga kita kirim ke bank dunia, oke setuju, setuju, g"duag juga giru, desain terus kita kirim kcsana, malah awal desain dari gedung PEDC .... itu dibuat oJeh technical us.ristanl dari swiss contact tadi tapi Ol'llllgnya, orang swiss contoct keja ...~rja .....parr lime dengan kna, killl yang menentekan syaratsyaratnya, jadi syarat-syarat geduns itu kita yang menentukan mereka ym1,g mc:nllisain, jadi tidak ada pertengkaran hampir tidak ada pertengkaran, \.:~uali ada pertengkaran satu tapi itu sudah bebcrapa lwna sudah lima tallun apa enam iahun gitu, pertengkaran antara direktur dari Swiss contact ini dengan kita gihl karena tid.ak sesuai, aknimy11 dia keluar, ya kita lccluarkan....buat apa.
WT
PEDC sendiri di bawah ........
SJ,
Dilcti... dibawah Dikti
WT
Kemudian dalam perjalanannya bubar ya, PEDC ini ....
SL
Ooh dalam perjalanannya kan karena Dik.ti tidak punya orang,
tidak tniere»: l11gi tidok mau mcngembangkan lagi jadi stati~ begitu akhimya ya politeknik di damih tidak minta apa-apa lagi. .. (batuk) akhirnya ditutup WT
boleh tau tahun berapa pak itu ?
liL
waah,
WT
baru-baru ini?
SL
sudah .......2004 al.au berepa /ah go tahu .......ya 2004
baru, baru, mestinya itu di1erusken umuk mengevaluasi peralatan bagaiman.i, gedung bagaimona, lokasi bagaimana, staf pengajar bagaimana, mcstinya. ...... tapi saya sudah tidak ikut, mestinya ada evaluasi itu. Tapi disamping itu ada ... ade ...kalau dulu hanya bidang
engineering,
kemudlan
79
bidang
engineering
itu
ada
sipil...mesin .... elektro._.tcrus cc .... air condiuoning.... kirnia teknik. nah diluar itu dulu juga Pl::tJC mengusulken ada metalurgi pada waktu itu lewat ITB tapi lTB nya rnenolak, mestinya dulu itu meneiemeenya lewat ITB iapi rerus tangsung saja pindah ke Dikti. Metalurgi nya akhimya diambil oleh Polman, jadi Pelman itu
punya metalurgi khusus, yang prognurmya diambil dari polite.lnik disini, ya Pak Lardjo yang mengusulken tapi k1diatonnya tidak diterlma uk-h !TB. jadi maksednya metalurg] itu didesain di ITB kepalanya juga di ITB tenis mernbangun politeknik disana itu mau11ya tapi engga, nah disamping engineering itu a.da jurusan akuntansi, jadi itu baru, jadi di dalam engineering tadi ada junzsan yang namanya akunlaosi, akuntansi ini menggunakan technical ossisuuu dari AitS1ra/1. jadi gedung, peralatsn, staffing dan sebagainya juga dmmgun di PEDC. jadi akuntansi itu gedungnya, peralatannya, tenaganya, mcnejemennya, itujuga lewatPEDC,jadi PEDC punya dllll reclmiccsJ auistant, separoh dari swiss cotuact
separo dari Austra/L Nah ad.a Pfrliteknik lagi ..... yang diluar kita yailu politeknik pertanian, itu diluar saroa sekali, kita juga tidak uhu prosesnya, itu yang saya ketahui, jadi eda rngirreering, akuntansi dan pertanian, malah kh usus akuntansi i Di ada studi nya
ada programnya khusus alwntansi khusus dibangun, pcrencanaan hampir sama dcngan polileknik,. kita juga rneng-hire orang okuntansi wttuk meedisaln kunbilwnnya.... rnendisain s!affuya dan sebagainya, bahasa inggris tidak termasok, akumansi sendiri saya tidak tahu persis ada liga jurusan, ada administrsrif akuntansi, ada akuntansi. Ya itu Jdra·ldra yang dari saya 00rangkali ada pertanyaan, eh satu lag], supaya. .. supaya .... ada perbandingan dulu ada akademi nammya hampir sama deugan politekalk saya tidak tahu, tapi kem udian dibubarl<en dan dituarp, saya ikut menutup itu, ATN, Aka.demi Tcknologi Nasional. nah itu ditutup disemua daerah, yang ada A'IN nya semua dilutup diganti politeknik, nab itu kita libat hampir sama dengan turunQD dari Si, tidek ada
prakreknya, tidak ada laboratoriumnya, hanya teori saja itu ditutup, saya masib ikut. •.
WT
stjak tahun berapa pak dirutupnya ?
SL
waah, saya
euu;
nah
kira tahun 1957 atau berapa, saya kira 57. jadi
pcrsyan11'Ul ti.ink
Juoia.
i111 diturup diganti den~n politeknik.
Politeknik mulai ta!nm 75, 82. tahun 76 saya mulai kerja terus tahun 81 mulai dJbangun rEDC mula-mula dibclakang situ lertls pindall kesana. WT
jadi PcOC secara kclembagaan
di bawah Dikli, hanya bersifa1
fasi I itaior dalam percncanaan baili: gedung., peralatan.. staff ----
St
mestinya tennasuk anafisa itu tadi, mei.iinya, tapi munglin ~ya 1iJU, terus diserahkan 1-.epada yang muda >aya tidak tum,
mestinya punya itl1 cvaluasi, ya ..• evaluasi ini ...jadi ... .lulusannya tahun berapa, k.erjanya baganaena, mestinya lho tapi saya tidak tahu persis iu1 anak-anuk mudo ...sayo ..... tidnk mcnjadi dircktur
PEDC itu sejal. tahun 87 kalau tidak salalt, kemudian diganti Pa Hadi, dia minta ........ Pak Lardjo uk11 lak ambit direktumya ya udah saya serahlom saja kalau lidak salah tahun 87 atau berapa Itu ...... \VT
dari sejak tahun 70 an ya. ...
SL
oh he ch, he ch. 1987 permutaennya ee ..... 19...... 1979. (batukbatuk), itu mulai kerja, ada rapat-rapat di JTB, terus tahun 81
dibangun di~ini terus pindah kcsana, nah kemudian direktur selanjutnya selail\ itu kemudian l"dk Tonny Suwandito. jadi ada saya, Pak Hadiwaratama, Pak Tonny Suwandito, terus sayo tidak tahu persis, 1api saya terus keija disitu karcna ngurusin U11111g-utang Republik i[li begitu, jadi nguru.sm menejemen keuangan dari projek itu, ketika ada pemeriksaan dan sebagainya saya yang ngurusin itu WT
jadi tidak dilakukan proses evaleasi, ..am1lisis .....
SL
engga .... engga iahu saya ....mungkin ....•
WT
waktu bapak ?
SL
setiap tahun aim lakuken tapi aim ga punya report ya .. .itu 51\ja. He. eh jodi sjaf, dibangun berapa jumlahnya berapa terus dibagi kepada siapa, terus sesullah ilu ada t111ining ke luar negeri berapa rarus, saya sudah en~a punya dokamennye, jadi maaf sajajadi memang ada training pendidikan lanjut, jadi anak-anak SI yang kerja di kita terus kita kirim ke ...e ..... satu tahun atau dua talmn di luar negeri, jadi tidak di dalam ncgeri, itu mcngambil. kita sudah desam mengambil pelajaran taboratorium dan bengkel, jadi selalu laboratorium dan bengkel Karena kemajuan di laborntorium hnrus d1/anjutkim dengan pekcrjaan yang ada dibengkel. desain dan sebagainya
'W'T
ajukan mungkin nanti via telepon at1111 sms, SL
oke pak, oke baik,jadi khususnya evaluasi ee conJenl dari anakana); lulusan saya tidak tahu persis, jadi yang lebih pcnti.ng adalah evalllllSi coment, evaluasi profesional. evaluasi kemampuan anakanak, itu yang paliiing penting, lapi pada waktu saya lean beJum sampe kesaoa, kan politckniknya kan baru lulus sekali,jadi belum .Mmpe berapa lea Ii, jadi ....PEOC didirikan tahun 81 kemudian ...... 83 mulai politeknik di luar daenah atau di Jii.:rah.nah jadi sejak tahun
81
86 belum ada yang lulus jadi helum bisa dicvaleasi, paling-paling staff fl,itu, kesukaran, kemampuan staff pengelola atau stall'
pcndidik dan pengelola. WT
baik pak barangl
SL
boleh-boleh, aku go punya sama sekali dokumen dari jwi:vs coreaa, iru seperti mi lik ya ... ,jadi sama sekali ga saya bawa yah. Mungkinjuga sedah ilungdianggepnya .
WT
baik bapak saya permisi, terimakasih, selamet siang.
Lampiran
8
Tronskrip wawancare 7
lhsil Waw:1111cara Via Telepon Hari, Tgl. Waklu \VT USM
Selasa. 11 Nopember 2008 20.00 s/d selesal Wempl Trlyoso Hasim, Alumni POLMAN. Jabatan terakhir Senior Desig« & Technology Manager
WT
halo, ..oke, .••.pertama begini, ...yang bapak. rasaksn setelah lulus dan bekerja di Tndustri sepeni apa?
HSM
yang saya rasakan
, pada saat pertama
, saya ini merasa
ilmu saya ..kurang !. WT
Ooh begitu ya. Ji keilmwmnyu atau dikeahliannya, bapak '?
HSM
di skill cukup bangtl, di keilmuannya sangat kurang.
WT
kemudian bapak melanjutkan, itu atas prakarsa scndiri atau
perusahaan ·1. T {SM
awalnya
aUIS prakarsa
sendiri, lama-lama dibia}ai, •
WT
oh ada kebijakan dari
peni~
sepertt itu ya, oke .... nah .....
kemudian selama hekerja ada ngga ...katakanlah stratitikasi atau katakanlab pembede-pembeda dcngan dari lulusau yang lain, bapak
HSM
eeee ..... maksud pcmbeda apa tuh ?
WT
eee ...gim, posi~i pertama waktu bckerja diperusahaan, pertama sekali sebaga! apa 7
llSM
pertama !>ebllgai Design Engineer
WT
de.,;g,, F.ngini:er......•.• oh Lelllp ui design 1'ngmeer ya pak .
HSM
rerus naek-naek jadi senior de~ig11. terns jadi project e1iginecr, menjadi neadsection.
WT
selama meneruskan apa tetap dijalur profesional atau sudah bergeser, bapak.
HSM
eeee
saya meneruskan di jalur
IRIS
yang bergeser sediku, dari
mechamcal, s11y11 correspondence school selama setahun ... nan
83
lebih !uh. lcwat correspondence school di singapore, obis itu tenis saya ngambil S2 nya .....di bidang strategic managettUnt ....
WI
....strategic 1nanaf,ement di ? .
HSM
Posrhmouth Umversity.
WT
T't1J
HSM
terhadap lulusan politeknik ........ saya tuh gamang. jangankan tcrhad.ap lulusan politeknik. terhadap lulusen SI pun saya bingung, sebsb hampir semuanya saya test dengan matemama simpel dari 200. baik dari 'CGM ataupun dari JTB ataupun dari POLMAN ataupun dari Politeknik yang lain, paling saya mendapatkan satu orang yang blsa ngetjain, sisanya yaa ..ga ....bisa ngeljain.
WT
dengan kata lain ada gap ya pak, .....ada gap antara ...antara dunia keilmuan dan dunia nyatanya ...., atau seperti lll)ll ?
HSM
snyn go tau.., yang jeles ada gap antara dnri apa yang mereka pelaiorm dengan.....yang saya test kan, gitu aja....(~awa
terkekeh). yang saya testkan itn adalah matematika logic yang biasa dipakai untuk menyaring mahasiswa buot unlversnas di swiss.
WT
standardnyaya ...
HSM
standard ......sangar standard. dan kalau saya lihat dari lulusan ITB umpam1111ya..... dari 30 orang y1111g saya test paling yang lulus dua, dari UGM 100 orang pa/inx yang lulus satu atau dua, dari POLMAN yang lnlus paling sam atau dua kayuk gitu.
\VT
clun....oke-oke ...,
HSM
saya tidak membedakan S 1 aiaupun 03, karena begitu saya test
WT
okc,....kalau lulusan politeknik.. ... kalau berkarir di industri tanpa melanjutkan .... itu lllllSih memungkinbn atau tidak pak ?
RSM
sangat memungkinkan ..••tapi persensl di Indonesia ilu ... -kalau SI lebih, itu aja. ..jadi selalu saran saya ke mereka, langsung sekolah lagi sebab dari segi keahlian cukup dari segl keilmuan kurang.
dengan bahan yt1ni; sama lebih banylik yang xa lulusnya.
84
'WT
jadi dari segi l:eilmuannya agak l<.ulll!lg ya..... , ada programprogram ga pak di perusahaan bapa ?
HSM
sebenernya ada, .... langsung disekolahin aja.... (t.ertawa)
WI
0000
HSM
rnungkin...... tahun kemaren juga udah ada kali yn...
WT
lcalau kcteranSJU1 pak Nurdin, baru ... baru sekamng .....2008, rapi mungkin itu program yang lainnya ya pa program kerjasama, D.IV kerjasama, eee ......persepsi industri temadap nrv seperti apa pak ?
HSM
bagi........saya rerhadap DIV ... , mestinya bagus karene targetnya
gitu y3 ....... , ol<.e c!i POLMAN kan D IV baru tahun ini ya pa .... baru tahun ini 2008, ccc ..... ada DIV ......
~ayu mdihai. karesa saya juga yang btktn kurikulum untuk program yang ada sekarang, saya mengarnbil lrurilrulum yang eee ........ (tidak jelas),..... University, saya godok bureng samu si T)&k Nurdin maupun pa lsmet, ••.nah persepsl saya .... kalau dengan 0.IV sa.ya hsrapkan dia mamJ)U skill nya bagus ~ngineuit1g cukup,
gi111 aja. WT
enxineerlng bc&itu ya........
HSM
..... elll(ineertng clan technology .... ,saya gu butwh .vcfclllijic, monggu ke Universitas kalau .
WT
di pcruSllhaan bapak, eee....dari pollteknik $udah ada belum pak menampung OJV seb11gai k.aryawan?
liSM
OJV , kemarin pcrnah saya rest yang dari POI.MAN dibarengln dens-n 0.111 yaog jurusannya bagus D.JV nya gagal...artinya yang diajarkau oleh POLMA:-.r kemaren yang design engineering....... atau apa namanya, lebih banyak teknik industrt dan ~ya gu bvtuh, berani saya ha1iy11 butuh skill den engineering yang spesiflk, kalau telmik mesin ya mesin, kalsu mekatronik ya mekulronilc, soya ga mau yang 0.l[[ trus DJV B)'a teknlk industri, itu [l«CUma..
WT
oke-ok« ya....... eee uu pcrsepsi D.lV kedepanoyaya .....
HSM
persepsi D.JV kedepwmya harus blsa tekno!ogi dan engineering, kalau SI nya monggo ke scientific dan tek~ologi.
WT
oke itu ssja pa Hasim, terimaluisih dan selamat malarn
HSM
oke.... malam .....
yang