Sejarah Perbxxlkngan Agmindustri Teh di Indonesia
Budidap teh (Camel& sinemis) di Indonesia dimulai sjak awal tahun 1826
dm ~ n m m m y secara a luas sebagai usaha prkebunm dimuIai sekitar tEthun 1980an. Perluam tanamarr teh tern berimjut, baik diusahaktkan deft
mrnupun
pewsahaan perkebunan. Pada t&w 1940 hdonesia ymg &sebut Hindia blanda telah menjadi produsen teh dan ekspantif ke-tip terhsaf dunia dengan produksi teh
perkebm sebmyak 8I.3QO ton d p p n ebpar meocapai 72,400 ton. Selama pendudukan Jepang (1942-1945) induswi ceh di hdonesia mengalami kemunduran
karma banyak taaamm teh &nzusm&p dimti dengm tmmanj a p g , ubi kayu dm
tanaman makanan lainnya. Situasi Indonesia sesudah t&w 1945 juga bdum memunglunkm untuk metaksmakan felmbifirasi peA&unan teh. Kondisi ini
tern
brlwnjut dm jumlah perkebman teh taus rnenyusrrt mmjadi 161 buah pada tahu
I960 dari 338 buslh pada talrun 1940. Demikinn juga Iahm p&ebman teh men-
menjadi 72.900 hekar dibandirngkan dengm t&un 1940 yang telah menctipai 138.300 hektar (PDBX, 1998). Lampiran 1 memperlitratkan bahwa pada tahun 1967 lahan pwkebunan teh di
Indonesia terus meninfit hingga mencapai 125.349 heEaar. Nmun, setelah itu lafian pe&&unan teh menyusut lagi rnenjadi 98.986 hektaf pada tpthun 1972, bahkan pada
tafiun 1977 l&m perk&-
teh di Iqdonesia menyusut rnenjadi 95,370 hektar. Pada
Eahm 2000 luas perirebunan teh di lndqnesia meningkat mencapai 157.488 h e h . Secara historis pertumbuhan Iafiarr perkebunan teh di hdunesia sangat lambat.
Lambannya pemunbuhm latxan perkebunaxl teh di atas disebabkan terbatasnyet I&an
yang
untuk budidaya teh s e p d dukungan suhu y q sejuk, curab hujan dan
COCQ~
sinar rnatshari yang cukup sepanjmg fafiw. Tanaman teh di Indonesia dapat tumbuh
P$art 400 m - 2.000 m di atas pmnukaan laut.
subur di dad-daerah d e n m ketin
I 3 damah-daerah rertdah umumnya tarraman teh h m m g dapat memberikan. hasil yang memadai. UIek sebab itu perkebunan teh umumnya terdapat di daerah pegmungan. Perbedam suhu udara mgat erat kaitannya den=
devasi &tau kdnggim ttempat dari
pemukam laut, &n mempmgaruhi sifat per~umbuhanpexdu teh yang rnenwbatlcan perbedam mutu tell jadi. Teh graduksi &cab dnggi mmpunyai aroma yang Iebih baik
daripada teh produksi daerah rendah (APPI, 1997). lampiran 2 memperfihatkan produksi teh di Indonesia tatrun 1967-2001,
dimma praduksi teh tahun 2001 diperlrirakan rnenwun 1,6% menjadi 156.864 tan dibar~dingkaxtdm@ tthun 2000 ymg rnmcnpai 159.346 tun. Dari produksi teh tahun 2050 tersebut, perkebunan rakyat hyya mengmsai 21,5% (34.25'1 ton), wkmgkan
perkebunan n e w menagai 53,4% (85.103 ton) dm perkebunan b a r swma 25,1% (39.992 ton). Pada tahw 2#O, produkeivitas perkebunan negara mencapai 1.743 kg per
hektar, sdanghn pekebunan besar svasta 932 kg per h e b r dm perkcbunan rakyat
hanya 521 kg per I~ektar.
Tabel 1. Ekspor teh Indonesia tabun X 969-X 999
1999")
1
97.047
Wliuasi lmuari-Septemkr I W Perkiram 1997 Sum&: i3adan Pus& Stalistik (BPS), 2001
''
penmm harm jual sdama lima t&un sejak tah.~la.1994, Sqjak tihw 1994 ekspor teh huun mmjadi 79,056 ton, b h l a i
US$87,921 jutti, cfitFandingkarx. den-
tahm 1993
MeIemahnya harp teh di pas= dunia menyebabkan volume dan nilai ekspornya i h t rnmunm. Pada tal~un1995 &spur tell merosat fajam rnmjadi 79-22? ton dengan nil ai
US% 87,719 jrata. T W berikunya (19%) meningk&tmenjadi 101,532 ton dennifai US$ I12,342 juttf, meliputi t& hitam sebesar 97.207 ton, atau US$ 107,380 juta
dan teh hijau 4.324 ton, atau US$4,963juta. Tabel2 memper1ihettkan pakernbangan komposisi ekspor tell hitam dm teh
dari lndonesia tahun I995 - 2000,
Pada Tabel 2 t l i h a t b&wa pada tal~un1997 ekspur teh Indonesia menurun tajan menjadi 66.843 ton dengm nilai US%88,838 juta. Tahun berihtnya, 1998,
ekspor teb Indonesia mdai rneningkat mencapai 67.219 ton dan b d f ai US% 113,207 juta, adapun komposisinya adalah 63.684 tan teh hitam, a m 94,7%, bemilai US$ 107,845 juta, dan 67.2X 9 ton teh hijau, sttau 5,3%, berailai USO113,207juta. Kenaikan
di atas kmbali terjadtdi pada t&un 1999 yang mmcapai 97.847 ton, tetapi dengm nifai yang mmunm, yaitu US%97,140jut*. Sanentara itu pada t&un 2000 ekspor teh
Indonesia mencslpi X 05.582 tun dm b d l a i US% 1f 2,105 juta den-
kompasisi
92,6% teh hitam, dan 7,4% teh hijau.
Pasar ekspor teh Indonesia terbesmr adalal~ke negara Pakistan. Negxa-negara pengimpar lainnya adidalah Amen'ka Serikst, Xngws, Belanda, dm lain-lain (BPS, 200 1).
Tabel 2. Perkembangan ekspor t& hitam dan teh hijau diwi Indonesia
Kamkteristik Agribisnis Teh di Indonesia Pengusahaan tantunan teh mempunyfi kmklenistik yang hampir sama den@
pengumham b u m s e p d diumikm Wut iai (Imron, 2001). 1. Adanya m a s kosong an-
awal investasi sampai masa panen permma. Tanaman
-
teh dapat dipanen p W a kaIi pa& umur tiga lima t&un setel& tanam.
Sampai s a t ini belum diket&ui s m pasti umur ekonomis tanaman teh. Tek sebagai komoditas pctanian, baik berups pucuk tell msupun produk teh jadi, memi fiki sifat yang sangat mempnganxhi mekanisme pemasaran (Imron,1997).
Sifat-sifa komoditas teb tersebut d i h k m &gai
beribt.
I. ProduIrsi pucuk teh sangat d i p g m h i olek mush, sehingga sering terjadi perul,ahan jumlah pefl~iwarandan ~ d a kdapat memenuhi permintam p w dm-
cepat, sehqga tejadi fluktuasl: harga jual yrmng tajm. 2. Pucuk teh bersifat mudah atau cqat msak (perishable), shingga tidak &pat
disimpan lama. Keadaan tersebut qenyebabkitn h g a pucwk t h turun drastis padst saat prodmi brlirnpah, kmm pet& ingin menjual secq%tnya agttr ti&
Teh hitam dan teh hijztu sud& ti@
mak
perishable dibandi~ingkmd m p puck d.
Ddam pengmgkutan dan penyimpanan dipdukan p g m a s a n yang baik karma teh hiram dm teb Irijau bersifat higroskopis. 3. Pucuk teh, teh hitam, dan teh hijau basifat bulky, sehingga memerluh
penanwan khusus d a l m pengangkutan dm pengemasan. Hal ini br&bat terjadinya biaya ymg relatif tinggi. 4. Mum pxoduksi teh tidak mbil karena dipenganrhi, oteh fafaor-f&oc Ihgkungan ymg sulit akendalikan, seperti
~~
mush, ketrampilm pemetik,
p e n p g h t m p u d , dan proses pmgolahan.
Proses prodwksi teh dapat d i b a ~dalm dm tahap. Tafiap pertma add& proses pxoduksi di kebw dengan hasil puwk teh, dan t&p kedtlli a d & proses praduksi di
pabrik yaitu pngol&m pucuk teh menjadi teh bitam dm Eefi hijau. PT, Perkebunm Nusrtnm8
(PTFN) dm Perb-ebwm Besar Swam (PBS), rneldmkm kedm pmses
pracfuksi tersebut berzlda dalam satu manajmm. U m m y a petanj hanya menge1ofa kebun teh yang relatif =pit,
rata-mtpt k m g dari 1 ha, dm twletak: tersebar w
m
spmadis dm;an hasil brupa pucuk teh.
Bsgi PTPM dan PBS sifat-sifafnt komoditas teh tersebut &pat diaasi dengan baik karma basif pucuk teh fangsung diolah menjadi teh jadi sefiingga siht mud& rusak dapat diatasi dm &pat dishpan relatif lebih lama. SebaIihya bagi petmi tefi, sifat mudah msak tersebut sagat melmahkm posisi petmi =bag& prodwen, k e r n petaai.
tell tid& &pat menunda penjdetn pmduksi p u d . Sebolgai akibatnya, petrrni hanyol
&pat meneri.ma harp pucuk teh ymg terjadi pada saat mmki jual M i .
Pengdahan Teh Hitarn Pa& muIanya fndmesia hanya mmproduksi teh IriW Orthudox. Dengm
perkembangan s d e t Ironsumen yang Xebil~ men-
teh wlup yang kmponm
terbesamya a d a h teh CTC (Cncsking, Tearing, and Curlin@, malca pada tahm 1986 fndoncsiarnulai rncmprdirksi teh hitam CTC,
Prtnsip-prinsip dasar pengulatxsn teh hiam Orthudox dan CTC dimikm di
baw& ini (AnmachIam, 1995).
P e l a m pucuk hams merata dm rnencapai dmjat f ayu secant fisik dm kimiawi sesuai kdentuan yang telah ditetapkan.
Peixggilingm dilakukan unruk mwbentuk kondisi fisik yang tepat sesuai dengan jenis-jmis grade yang akan dihasilgm, dm menciptakart kondisi yang sesuai untuk
proses oksidasi enzimatis. Oksidasi enzimatis diusafrakan hams optimal ddm ruangan yang Iembab. Pengmingan dilakukan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dan
menminkan kadar air hingga mencapai 3 %.
'r&ap &ir
proses pengolahap teh hitam seteldl proses pengeringm adalah
proses s w i yang bwdaarkm pad&@mdarukurm dm warm partikel agar seragam. Proses ssortasi tersebut meliputi kegatan-kegiatan seba~jstiberikut. Me~gelompakkan teh hitam mpjadi bberapa grade yang scsuai dengan
perdagangan t&. Menymgmkm bmtuk, ukwan, dqn wama pada rntisinpmasinggrade.
M m $ e r s m teh dari serat, tangkpi, datl d&u. Dari proses sartasi tersebut akan W
jmis g
l
h berbagai grade teh hitam. J h s -
d teh hitam Orthodox M e@dengm jenis-jmis g d teh bitam CTC, h i k
dari segi h t u k : partikel, cita ma, dm wanmy& Perkfaan tersebut diuraikm pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Perbedm teh hitam d o d u x dm teh bitam CTC
Pengaldm teh h i m Qrthodox yang tqiadi saat iai di Indonesia addah sistem orthodox-rotowam, sedangkan sisterp. mthocfox mumi fxmpir tid& a h Hd ini
disebabkm h e m pdcmbsngm turalutan prwv y q menuju ke teh hixitam d a q p partikc1 yang Iebik keciI, m u teh bubuk.
P e n g o f h teh hitam CTC I&&
dikmbanw kmena paw mmghendaki
prod& teh yang mengfiasrlh ftir s W a n I&&
banyak dw leb& cepat menjadi
merah. J i s &h tawbut dibmhkm mruk:mmprodulrsi teh celup atau tea bag. Pada t&un 1984, Pltsat Penelitian Teh
daD. Kina Gambung, Bandung mulai mmelaInxkm
pengujlan pengolahan teh fiitm CTC di Indonesia, dan pada a m !986 dipaduksi
deh PT. Nusamba di Tasikmalaya, Jawa B m t . I%&
tahm 1989, PTPN WZI, Jawa
&rat mulai mecabangun pabrik p g ~ 1 a b a nteh Ritm CTC dengm men@
pbrik
pengolahall tefi orthodox ymg &I& d. Pabedam lamkteri.stiir sistem pagulahrln
f h hitam d a p menggwakttn sism Urthodox dan CTC disajih s m rinsepertl:terlihat pada Tabel 4.
~~jenis-jbs grade teh hitam CTC dsn teh hitam
orthodox &pat dilihat pa& Tabel 5 d p Taw 6 sed8ngkm untuk proses p e : n g u b
kh hitam diperlihatktn pada Earnbar I.
Tabel 4. Perbedam sistem pengoIahm teh him orthodox dan CTC
10. Wrddu yang d i p e r l h ddm proses 10. W&u d i p e r l h ddam proses peargolab lebh dari 20 jam peqplahan b g dm5 20 jam Swnkr: Pusat f enefitian Teft dm G a (PFTK) G a m h g W u n g (X 994).
1
Tabel 5. Jenis-ienis grad teh fritam Orthodox
1 Orange Pekoe Special 1.2. UP 1.3. BOP Grof 1.4. FBOP 1.5. BOP1
T2.1. BOP
1 2.2. BOPF
I 2.3. F Dust [ 2.4. PF I 2.5. Fann 2,6.DUST 2.7. BP I 2.8. BT I MutuKedua
In.
3.1. BOP Il 3.2. BP IX 3.3. BT IX 3.4. PF I1
3.5. DUST XI
1 ] 3.6. BM i Sumber1 PPTK DUST 111 994) I
t
3.7. :
(1
1
f Orange Pekoe
I Broken O r a n ~ ePekoe:Grof
1 Fanning Broken Orange Pekoe I Broken Orange Pekoe I
1-Broken Orange Pekoe
1 Broken Orange Pekoe Fanning 1 Fmniiig Dust 1 Pekoe Fanning
1
1 Panning
1 austp ~ b ~ k ) 1 ~ekm I ] Bubuk. Tlang 1 Broken Orange Pekoe II
I Broken Pelroe II
1 Bubuk Tulang FZ 1 Pekoe Fanning II
I ~ u snt I
] Broken Mixed 1
I D U S ~III (3ubuk I B ~
i
Tabd G. Jenis-jwisgrade teh hitam CTC
I
NO.
I
Grade :,
ti.
1 1
, , ,,,
BP I
2.
IBMC
3.
IFF1
4. 5.
Fann
1 PD
6.
i
1 ID1 I
17.
fD2
-
: a -
.--
.
, ., , ,,, , . ,, ,., ,,,-, ,
';=-;:;< ,:,::
. -- . .,, , - , .
. ,,.
, ,,,
,
,
Keteralisran ,.
,
,
,
.
., ,,, .. , - - .
,.
.
. ,.
, .
lolis mesh 12 teh t a t w mesh 16, I partikel b&wntuXr butiran agak bulat m p a i butat I Broken Mixed CTC, partikd b & m sama den= I fanning tetapi febitx.banyak mengandmg serat. / Pekoe Fuming I, lolos ayakm mesh 16 tmah8ft. mesh 24, I pa-tike1 bahntuk butim a@ buM sampai bulat. Fanning CTC, folas a*an mesh 16 teftahan mesh 24, p d e l krbex1tuJr b u h a& bulat sampai bulat. Pekoe Dust, Iotas a* mesh 24 tertahan mesh 30, partikel hrbentuk b u W agak:bulat sampai bulat. Dust 1, loXw ayakan mesh 30 t~~ mesh 50, p d e l berbenmk butim a@ bdat ssmpai bulat. Dust 2, ulcurrtn s m dmgm D I, rnengduffg hmcwan
/ ' ~ r ~ l cPekoe m 1,
Surnkr: PPTK (1 994)
I
/
~.~~~~1~:::~~~~~I~,r;~;;I.~; :y~~,,'L~ i;:,&~;, .i~~,i;:~ ~<2,jl;~ + ~ ~ i j ~ ,<; ;: ~'.:;iij,t<~x:>~L~~.::; ~.~&~,~~u~+&~r~
I
/
* PEMYUAN (ROTARY PAPIMEL) - PELAYUAPi KifYllA Perubahan xnyawasenyawa kimia yang dikandung dalarn pucuk - PELAYAM FlSlK Menurunnya kandungan air sehingga pucuk menjadi femas(#add)
(
Penggilingan dan Sortasi Bubuk Baseh
Pengemasan
I
1
Gam bar I . Diagram al ir proses pengoIafian teh hitam (Arunachdam, 1995)
I . Mmguji atau mmjajagi kcsukaan konsmen terhadap s u m prod& m d m m pa& umwmya, disebut dengan istilah consumer preference fed. Hal hi &pat dil&ukan
dengan cara obixryasi, survey, atau an@&
(consumerpatpel), d e n p penyamtan
b w a kansumen telafi memahami ~tributpioduknya.
2, Menguji dmgan penekanan pada pc:nggwam dtiat incfera qaqrrfia secant intensif,
disebut urgonoIeptic atau sensory test.
Pmgujian mutu teh menurut Pusat Pmetitian Tefi dm Kina, Ganxbq (1994)
twdiri dari tiga bagran, yaitu penpjian mutu secm fisrk, kimia, dan o ~ u l e p t i k .
Pengujian mutu secara fisik menggunakm i n d m p e w rfan peraba, misalnya untuk rnendeteksi tingirat kelayuan a m dngfrat kekeringm culnrp hanya dengztn rnefrbkm genggman. Selanjutnya, sesuai dengm pekembmgm dm kmajuan teknologi, pengujian mutu sacstra fisik berkembmg ke arah p n g d m m d e n dat. ~ Pengujian mum teh m
a h i a d i g w h n mtuk: menilai hdar air, kacfax
ekstrak air, kadu abu total, kada abu lmt Urnair, kadar a h tidak fanrt dalm asam, alkalinitas abu lmt dalam air, dm ka&r serat h a r seem Kmia. AnsXisa k h i a mum
teh l ~ t m diperlihakan pada Tabel 7.
Kadar air % blb maksi mwrr Kadar
air % blb maksimum
8,OO
I 1
Kadar abu totat % b/b minimum- f maksimum Kadar abu tsnrt dalam air % bh
lninimirm dari abu total Kndw abu tak fantt d a b asam % bh f rnaksimum I Alkdinitas abu lmt dalam air % bh
minimum-mahimum K a d .~t kt~tir% b h maksimm -
32,UO 4,OO-8,oO
I
1 I
45,W 1,OO
I I
SP-SMP-338- 1984 IS0 1573 - 1980 SP-SklP-339-1984 IS0 1573 1980 SP-SMP-340- 1984 IS0 1573 - 1980 SP-SMP-34 1- 198.4 IS0 1573 - 1980 SJ-SMP-342- 1984 XSQ 1573 - 1980
-
1,UU-3,00
sP4W-343-1984
16,50
IS0 1573 1980 p-SW-344-1934 Annex BS 6M8 1981
Sum ber: Pusat Penetitian T& dm Kina. Gambung (1984)
-
1
Penanaman b r u (New Plarttrrttrn&
Laha11 untuk penanrunan b m &pat b m p a l~utsmbefrtntara,smak klukar atau Iahan pemnian lain yang dikanvcrsikan ke taxramat3 teh. S a r a m u m urutan kerja persiapan lahn untuk penanaman b m (new planting) addah, sebagai lmikut (Pusat
Penelitian Teh dm Kina Gmbunl;, 19517): I. Swvei dan pernetam tanah
Pada lahm bm yaag akan dibulra feb& &du
p l u diltkukm s m i
tanah. Data swei ini bergma untuk m a m t d m prasarana dm sama yang akm
&bangun seperti : a,
jdm kebun uatuk transportasi 4an kontxof.
6. Iokasi emplesemen (pabrik, p - h c.
dan lain-lain)
pembmm peta kebun dm peta kemampuan I d m
d. pembuatan fasititas air dm lain-lin. Peta keburr xcam dctail perlu dibuat setelah kebun dibuka.
Pelaksanm pembongkm pohon dm tan@ &pat difakukan dengn tiga
car& yaitrr : 1) Buhon atau tunggul dibngkar langsung s e a m manual sampai ke akar-& agar tidak rnenjadi smber hma penyakit. Pembongkm dapat dilWm
dengan menggundcm take1 yang bexkehtan 3-5 ton. 2 ) Pafran dimatikan Iebih d&du sebelum dibangIrar dengan caxa penguIitanpafxan
(ring barib'ng) s e w satu meter dari l e k &H. Pohm aXran mati ddam 12
bulm setelah cadmgm pati dalm akar habis kmudian hmggd di bangkm.
3) Pohun dimatikan &ngm menggunakan larutan arborisida Galon 480-P 5 ml
dafam 95 mI solar yang dioleskm pa& batang yang telah dikditi sekelilingnya
selebar 10-20 cm padst tinggi 50-60 cm di atas tanah. Pohm akan mati ddam waktu 12 bulm setelah cadangm psti ddam PtIrar hbis kemudian tun@ diban&&.
Batztng pohon ymg telah @ t e h gdapipat: dimanfitatkan = b a d kayu b&ar
atau keperluan lain. Sisa-sisa tebangm l d y a yang tidak dimmhatkan haw dibuang ke tempat-tempat yang ti@ akan d i W teh misdnya juraug.
3. Babad dm nyasap semak be1ukar
Kegiam babad dm nyasap d i l d d m setelah pmbongkm pohan dm tunggd selesai. Smpah babadan dibuang ke tempat yang ti&
&an dimxmi teh.
Sampah tawbut tid& boleh dibakar pa& I&m yang d m ditaaami teh karma
mikroorganisme tanah yang berguna akan mati dan humus mah akin terba3car
sehingga mah menjadr tandus. Setellah pernbabadan, mah &map dengm cangkd seaam 5- f 0 cm untuk ~nembmihkangufrna, Pembefsihan gutma dapat dilakukan pula dengan fierbisida glypkosate. Pekerjaan babad dm nyasap ini dikerjdcan pa& musim kmmu,
kdua sedalarn 30-40 m difakukznn 2-3 rninggu s&et& ppencangkulan pertama sambil meratakan tanah. Untuk jenis tandl ymg sifat fiGk gembw seperti tanah andisol, pengoldm tanah dengan pencangkulan scperti di atas tidak perlu dilakukan. Sedangkan untuk jenis tanah yang rnmpunyai trsifar fisik kerasflengket seperti tanah Ialatosol, perlu
dioIah dengan intensif. Tanah andis01 yang kumg gmbur, kama lapisan mah sudah tipis, pengolakan mah dapat dilakukan dengan c m seperti di atas,
5. Pembuatm jdaa kebw dm s d m drainwe.
Setelah pengolahim tan& selesai, selsnjutnya dilakukan pngdarrtn dan
prnatokan untuk mengetahui dengan pasti luas kebun tersebut. Pengukur-an dm pematokan &lakukan dmgm membri tanda setiap 20 m, baik ke arah panjang rnaupun ke m h Iebar. &pan demikian &an terbmhtk petakan-ptakan yang bemkmn 20 rn x 20 rn atau 400 m2,Tanda-tmda patokm hanu dipelihara d m p
baik karma mempunyai funpi sangat penting daim pengold~ankebun selanjutnp. SeIesai membuat petakan p d u segera dibuat jalan kebun untrxk.
rnemudahkan p&erjaan
pemeliharan seperti pemupukan, penyemprotan
Iiztmdpenyakit, pengangkutan pucyEr dm lain-lain. h b m jalan kebun a h p 1 m sedmgkan panjangnya t~gantungkeadm. D&m pmbwtn jalm hmdaicnya
diprtirnbangkan f&or kmiringaq iahan serta faktor pekmjazln pemelihmm dan penpgkutan pucuk. M g m demikirm jdan kebm dibuat secukupnya,jmgan
terlalu banyak sekingga bmyak latian yang twbmng, #tau terldu d k i t schhgga menyuii$ran dafmpelaksm pekqaan.
S a l m drainase dibuat unhrk mencegah tqiadinya beifiaya erosi, dan memperbaiki drainase bagi f a h yang tetetak pa& cekungan. Pmbuatan sduran
drainme ini agar mempertimbmgktp kcmiringan dm let& jdm kebun.
Replan~ng &pat mencapai 40
Umur ekoxlomis tanman teh dip&akan
- 50 t&m.
Kebun teh yang memprlihatkan p e n w a n praduksi karma melmahnya pertumbufim tid& &an rnqmtungkan mtuk dikeIola s e m ekonomis dan dianjwkan unruk
direhabilitasi. Metode rehabilitasi terdiri dari pmm&san f rejuvination of old tea),
dan penanman ukmg (replanting) d i d perbaikm lingkwgm dm tanah (soil reconditio~ing).Pemili han metode rehabilitasi ham tept dimuaiksn dengan kondisi
kebw, sebab rehabilitasi menrpakan invedasi ymg reIaGf mBtXB1. Kesalahm daIam lnernilih metode rehabilltasi befarti &an m a g i sefama 30-40 tafiun berikumya.
Replanting kebun-kcbun yang lemah rnerupakan suatu kefrmsan jika pemmgkam
rejuvinasi tidak dapat meninglca&an prduktivitas. C m ini headhya disertai racana p e r b d m taxlah (Sukasman, 19%).
Penmamstn utmg atau repIanting add& pembmgkwm tanamm diganti dengan tanam= baru. Ddam arti w g luas addah perbaik-an-perbaikm genotipe
p&aikm linglaqpn kebun. Sedmgkm
~~
rejuvimi adalah pemmgkasan bemt rqembmg cabang tua, cabang &it,
tpongkol dan
(genetic make up) &n
gomtPol. Pmmgkasan klldang-bdmg sam*
pmrda lehm &w. Tujumya addah
mempert>& pembmgm C f m e ) agar menjadi Ram 1986; Laycock, l987 di dalm Sukolsman, 1996).
kwt (V&tanmani
dm
Rephnfing adatah cara rehabiIiBsi yang paling mahal, namun demikian cara ini
adalal~yang paling baik (Mwakka, I983 di &lam Skasman, 19%). Dmgm berbagai
alasan terbukti bahwa dengan w a rejuvinai kenaikan praduksi tidak s e m i ymg dihmpkan. Hal ini tefah terbukti di pekebunan teh India Selatan bahwa cam tersebut
hanya diperaleh peningkatan produksi dari. 1000 kgha pa& d u n 1950 rnenjadi 1380 kgha pada tahm 1970 dan pun&
tertingginya hanya 1926kg&a pada r&m
1979 (Bopma, 1984 di daIm Sukasman, 1996). Rendahnya pradufrsi tersebut
d i a n t m y a disebabkm bahan tanaman lama berasal dafi biji yang potensi produksinys
rendah. Ef.d ini tdah dibuktiXran oleh Widdows (1953 di d a m SuB;asman, 1996) dm Rashid (I987 di ddam Sukasman, 1961, yaitu replanting menggunalran klon yang
baik pada tanah ymp kurang subur dm ternyata produksi Iebih tinggi dibandingkan dengan mman sebelumnya.
Mdemafrnya tanaman yang menyebabkm produktivitas twun,umumya tic!& ksebabkm oleft ummya &I& tua tetapi deh membumknya WOC-faktorIinglwngan yang basifat kimulatif. F&or-faktor tpebut adalah sebagai bedcut: 1. Pmbongkman pohon pelindung 2. Pengambilan kayu pangkaan
3. T e W peman&san sdah 4. P e m & h terlafu berat 5. S e m n e bama dan penyakit
6, Emi pada tanah miring
Langka h-langkah Replanting Agar diperaleh pammbuhcan tanman ymg baik, menurut Ross (1955 di &lam
SuIcnsrnan, 1996) dm Talhurst (1956 di dalam Sukasmm, 7996) harus ditempuh langkall-lan&ah sebagai ben'kut: I . Pembongkaran tanaman teh tua
Pembongkaran yang baik dilakukan dengm pencabutan s d d nkar besar dm kecil
sel~inggadapat keluar dari dalam tanalr. 2. Pemnbuatm saluran drstinase
Kebun yang barn s j a dibongkar smgat peka terl~ndaperasi, Irhususnya blok kebun ymg kemiringannya besar. Unruk mericegall erosi pwlu dibuat saluran meIinmg
Iereng yang cukup ddam dm jar& salurm satu dengan yang fain disesuaikan
dengan ketniringan tanah* 3.
Perbaikan kesuburan mah Terjadtnya kebun teh moribund, antm lain disebabkan k e m b m tmah -gat m e n m . Menurut b s u (1 978 di dakam Sukas~nan,1996), perbaiIran kesubucan ini
4. P e n m a n reh klon un@
Penaaaman teh sebaiknya mwungp kelembaban tanah su&h cukup, dengan axah hujan minimal 25 mm. 5. Penanaman puhon pelindung
Tanaman barn yang tidak: d i h pohun pelindung aXran mengalami h b a t a n
6. Pembuatan rorak individu
Rorak individu diperlukan untuk mencegah erosi yang berlebihan sebelum tanarnan tell dan pohon pelindung tumbuh baik. Tetapi jika kondisi tanah cukup subur dan datar dengan cara minimum cultivption. Menutut Ellis (1976 di dalam Sukasman, 1996) tanaman tua tidak perlu dibongkar tetapi cukup dipangkas rata dengan
permukaan tanah, kemudian sa~npah pangkasan ditebarkan sebagai mulsa, selanjutnya diantara tonggak-tonggak ditanami lagi. Akan tetapi dilaporkan juga bahwa dengan cara demikian perturnbuhan sangat lambat, sehingga baru mulai berproduksi pada umur 2-3 tahun.