MATA KULIAH : TINDAK PIDANA TERTENTU DALAM KUHP KODE MATA KULIAH : MF 010
Team Penyusun : 1. I Made Tjatrayasa. SH.,MH 2. I Wayan Suardana.SH.,MH 3. A.A.N Yusa Darmadi, SH 4. A.A.N Wirasila SH.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA BALI INDONESIA 2008
1
NAMA MATA KULIAH
: TINDAK PIDANA TERTENTU DALAM KUHP
KODE MATA KULIAH : MF 010 SKS : 2 SKS STATUS MK
: WAJIB FAKULTAS
SEMESTER
: IV
Pertemuan hari ke 1 (pertama)
PENGANIAYAAN ( MISHANDELING) Seorang bapak sering memarahi anaknya karena dinilai terlalu bandel atau nakal. Suatu saat kesabaran bapaknya hilang dan memukul anaknya hingga luka luka lebam. Atas kejadian tersebut ibunya tidak terima dan melaporkan bapaknya ke kantor Polisi.
Pertanyaan: 1. Apakah yang dimaksud dengan penganiayaan? 2. Apakah dalam kasus diatas bapaknya dapat dikatakan telah melakukan penganiayaan? 3. Bagaimana pendapat sdr jika seorang Dokter melakukan operasi terhadap pasien dimana Dokter dengan sengaja mengiris daging/tubuh pasien ? Dimana letak perbedaannya dengan kasus diatas? Literatur: 1. Moch Anwar, 1982; Hukun Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II), Alumni, Bandung. 2. Wiryono Prodjodikoro, 1974; Tindak Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Sumur, Bandung. Undangundang: KUHP ( Kitab Undang Undang Hukum Pidana), terjemahan Moeljatno. 2
Pertemuan hari ke 2 (dua)
PENGANIAYAAN BIASA DAN PENGANIAYAAN BERAT Dalam suatu pertunjukan karena berdesakdesakan Ali cekcok dengan Amir dan berujung dengan perkelahian. Ali memukul Amir dan mengenai bagian punggungnya dan Amir rebah dan pingsan. Kemudian Amir dilarikan ke Rumah Sakit dan harus dirawat nginap di Rumah Sakit selama satu minggu. Kebetulan juga Amir menderita riwayat sakit jantung.
Pertanyaan: 1. Dapat dikwalifikasikan kedalam bentuk penganiayaan apakah perbuatan Ali tersebut? Berikan argumentasi jawaban sdr. 2. Kapankan seseorang dapat dikatakan telah melakukan penganiayaan berat? 3. Bagaimanakah sdr dapat membedakan isi dari ketentuan pasal 354 KUHP dengan Pasal 351 ayat (2)?
Literatur:: 1. Moch Anwar, 1982; Hukun Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II), Alumni, Bandung. 2. Wiryono Prodjodikoro, 1974; Tindak Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Sumur, Bandung 3. Adami Chazawi, 2000; Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, Raja Grafindo Persada, Jakarta
3
Pertemuan hari ke 3 (tiga)
PEMBUNUHAN (DOODSLAG) Polan menaruh curiga pada Wayan yang diduga telah menyakiti anaknya. Suatu saat kemudian bertemu pada suatu tempat dimana jalan tersebut memang sering dilalui oleh Wayan pada saat datang atau pergi kerja. Tanpa basabasi Polan memukul Wayan dikepalanya dengan besi dan kebudian Wayan jatuh. Polan melarikan diri, Wayan dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya dan tiga hari klemudian Wayan meninggal dunia.
Pertanyayaan: 1. Tindak pidana apakah yang dilakukan oleh Polan? Alasan jawaban sdr? 2. Bagaimana sdr dapat membedakan adanya pembunuhan biasa dengan pembunhan berencana (moord)? 3. Unsurunsur apakah yang harus dipenuhi sehigga Pohan dapat dituduh melakukan tindak pidana Pasal 340 KUHP? 4. Jelaskan perbedaan dan persamaan dari ketentuan Pasal 340 dengan Pasal 355 ayat (2) KUHP.
Litertur: 1.L Adami Chazawi, 2000; Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2. Wiryono Prodjodikoro, 1974; Tindak Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Sumur Bandung. 3. R. Soesilo, KUHP dan Komentar Komentarnya, Politeia, Bogor
Undang undang: KUHP (Kitab Undang Undang Hukum Pidana ) terjemahan Moeljatno
4
Pertemuan hari ke 4 (empat)
PEMBUNUHAN OLEH IBU TERHADAP ANAKNYA (KINDER DOODSLAG) Ani pacaran dengan Badu sampai kemudian melakukan hubungan sebagai layaknya suami istri, dan kemudian Ani hamil. Ani minta pertanggung jawaban Badu dan Badu berjanji akan mengawini tatapi sampai kandungannya besar Badu selalu menunda nunda waktu untuk mengawininya. Pikiran Ani menjadi kalut dan takut karena perutnya sakit mungkin akan melahirkan. Dan akhirnya betul Ani melahirkan kemudian bayinya dibuang di bak sampah dan beberapa saat kemudian meninggal.
Pertanyaan: 1. Dapatkan Ani dituduh telah melakukan pembunuhan? Alasannya? 2. Apakah bedanya delik dealam kasus ini dengan ketentuan Pasal 338 KUHP? 3. Mengapa ancaman dalam delik ini lebih ringan dari ancaman pidana yang terdapat dalam Pasal 338 KUHP?pada hal samasama menghilangkan nyawa? 4. Jelaskan perbedaan tindak pidana dari pasal 34l dengan pasal 342 KUHP
Literatur: 1. Adami Chazawi, 2000; Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, Raja Gravindo Persada, Jakarta. 2. Wirjono Prodjodikoro, Tindak Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Sumur Bandung. 3. R.Soesilo, KUHP dan Komentar Komentarnya, politeia Bogor.
Undang undang: KUHP (Kitab Undang Undang Hukum Pidana) terjemahan Moeljatno.
5
Pertemuan hari ke 5 (lima)
PENGGUGURAN KANDUNGAN (ABORTUS) Seorang mahasiswi Rini mempunyai pacar bernama Dono, karena telah sering berhubungan Rini kemudian terlambat datang bulan ,setelah di cek ke Laboratorium Rini dinyatakan telah hamil. Karena tidak siap untuk menikah Dono menyuruh menggugurkannya. Dono kemudian mengantar Rini ke dukun, oleh sang dukun setelah diurut dan diberi ramuan untuk diminum ternyata terjadi pendarahan. Karena terus darah keluar Rini kemudian oleh pacarnya diantar ke Rumah Sakit, tetapi dua hari kemudian Rini meninggal.
Pertanyaan: 1. Tindak pidana apakah yang telah terjadi dalam kasus diatas? Jelaskan. 2. Siapakah yang dapat dipertanggung jawabkan dalam kasus tersebut? Mengapa? Jelaskan. 3. Mengapa seorang dokter atau juru rawat yang melakukan abortus lebih berat anccaman pidananya? 4. Apa perbedaan delik abortus yang diatur dalam Pasal 346 dengan Pasal 348 KUHP? 5. Jelaskan ada berapa macam abortus? Dalam hal apakah abortus tidak diancam dengan pidana?. Apa alasanya?
Literatur: 1. Adami Chazawi, 2000; Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2. Moch. Anwar, 1981, Hukum Pidana Bagian Khusus (Buku II KUHP), Alumni, Bandung. 3. Wirjono Prodjodikoro, 1987, Tindak Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Sumur Bandung. 6
Undang Undang: KUHP (Kitab Undang Undang Hukum Pidana) terjemahan Moeljatno Pertemuan ke 6 (enam)
TINDAK PIDANA KESUSILAAN Rio Borek seorang suku asli dari pedalaman Irian Jaya, suatu saat diajak oleh temannya jalanjalan ke Jakarta. Kebiasaan di Irian Jaya ia lakukan di Jakarta yaitu mandi telanjang di sungai. Hal it udapat dilihat oleh orang orang yang kebetulan lewat di dekat sungai itu.
Pertanyaan: 1. Apakah yang dimaksud dengan perbuatan melanggar kesusilaan? 2. Apakah Rio Borek telah melaklukan delik melanggar kesusilaan? Alasannya? 3. Syarat atau unsur apakah yang harus dipenuhi sehingga dapat dikatakan melanggar ketentuan Pasal 281 KUHP? 4. Bagaimana Jaksa atau hakim harus membuktikan adanya delik tersebut?
Literatur: 1. Leden Marpaung, 1996, Kejahatan terhadap Kesusilaan dan Masalah Relevansinya, Sinar Grafika, Jakarta. 2. Lamintang. 1990, DelikDelik Khusus, Tindak PidanaTindak Pidana Melanggar NormaNorma Kesusilaan Dan NormaNorma Kepatutan.Penerbit Mandar Maju Bandung 3. Wirjono Projodikoro, 1987, Tindak Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Sumur Bandung. 4. Moch Anwar, 1981, Hukum Pidana Bagian Khusus (Buku II KUHP), Alumni, Bandung.
Undang Undang: KUHP (Kitab Undang Undang Hukum Pidana) terjemahan Moeljatno. 7
Pertemuan hari ke 7 (tujuh) PORNOGRAFI Sitiaisah, seorang penari pada Night Club di Jakarta. Pada saat ia sedang menari di Night Club tersebut ada pengunjung seorang laki ikut menari dan kemudian membuka satu persatu baju Sitiaisah sehingga hanya tinggal pakai celana dalam saja.
Pertanyaan: 1. Aspakah yang dimaksud dengan pornografi? 2. Apakah dalam kasus diatas telah ada perbuatan yang disebut fornografi sesuai dengan rumusan Pasal 282 KUHP? 3. Kapan suatu gambar/tulisan dikatakan porno atau melanggar kesusilaan? 4. Bagaimana pendapat sdr kalau petugas KB yang telah memamerkan alatalat kontrasepsi (pencegah kehamilan) dalam suatu pameran?
Literatur: 1. Leden Marpaung, 1996; Kejahatan Terhadap Kesusilaan dan Masalah Relevansinya, Sinar Grafika, Jakarta. 2. Lamintang. 1990, DelikDelik Khusus, Tindak PidanaTindak Pidana Melanggar NormaNorma Kesusilaan Dan NormaNorma Kepatutan, penerbit Mandar Maju Bandung 3. Wiryono Prodjodikoro, 1987; Tindak Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Sumur, Bandung. 4. Moch. Anwar, 1981, Hukum Pidana Bagian Khusus (Buku II KUHP), Alumni, Bandung.
8
Pertemuan hari ke 8 (delapan) PERKOSAAN ( RAPE) Rohana kebetulan bertemu dengan Pohan dan Rohana mau diajak jalanjalan. Rohana diajak sampai pada suatu tempat yang sepi, kemudian Rohana diturunkan dan Pohan merabaraba buah dada Rohana kemudian dipaksa untuk disetubuhi dengan ancaman akan dibunuh kalau berteriak. Karena Rohana terus melawan dan berteriak, Pohan takut dan lari meninggalkan Rohana. Atas peristiwa tersebut orang tua Rohana melaporkannya ke Kantor polisi.
Pertanyaan: 1. Bagaimanakah perkosaan itu dirumuskan dalam KUHP? 2. Coba sdr bandingkan perbuatan perkosaan dengan pelecehan seksual (perbuatan cabul) (Pasal 285 dengan Pasal 289 KUHP) 3. Dalam kasus diatas tindak pidana apakah dapat disangkakan kepada Pohan? Apakah unsur unsur dari delik tersebut? Jelaskan.
Literatur: 1. Lamintang, 1990; DelikDelik Khusus, Tindak Pidana Melanggar Melanggar Kesusilaan dan NormaNorma Kerpatutan, Mandar Maju, Bandung. 2. Leden Marpaung, 1996; Kejahatan Terhadap Kesusilaan dan Masalah Relevansinya, Sinar Grafika, Jakarta. 3. Moch. Anwar, 1981, Hukum Pidana Bagian Khusus (Buku II KUHP), Alumni, Bandung. 4. Wiryono Projodikoro, 1974, Tindak Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Sumur, Bandung.
9
Pertemuan ke 9 (sembilan) PERTENUAN KE TIGA 1. Contoh Kasus : Pengertian Zinah, dan Unsur – Unsurnya Ani mempunyai hubungan intim dengan seorang pemuda bernama Dino, Pada suatu ketika mereka tertangkap basah oleh Polisi sedang berkencan disebuah kamar hotel dan kemudian dia Dino dan Ani ditangkap dan digelandang kekantor Polisi. Ternyata setelah diperiksa oleh polisi ternyata si Ani telah mempunyai suami yang bernama Ceko.
2. Pertanyaan : 1. Perbuatan Pidana apa yang dilakukan oleh Ani dan Dino tersebut 2. Unsurunsur apa yang harus terpenuhi agar perkara tersebut dapat dituntut di muka sidang pengadilan. 3. Dapatkah Ani dan Dino dituntut, seandainya Dino dan Ani belum terikat perkawinan ?
3. Literatur : 1. Laden Marpaung, SH, 1996, Kejahatan Terhadap kesusilaan dan Masalah Prevensinya. 2. Prof.Dr. WirjonoProdjodikoro,SH,1974, TindakTindak Pidana Tertentu Di Indonesia. 3. Drs.P.A.F.Lamintang, 1990, DeliDelik Khusus, Tindak PidanaTindak Pidana Melanggar NormaNorma kesusliaan Dan NormaNorma Kepatutan. 4. Prof Oemar Seno Adji, SH.MH, 1976, Hukum (Acara) Pidana Dalam Prospektif 5.KUHP 6.Konsep Rancangan KUHP 1996
10
Pertemuan ke 10 (sepuluh) Kejahatan Terhadap Harta Benda. 1. Diskripsi Singkat : Kejahatan terhadap harta benda adalah berupa perkosaan / penyerangan terhadap kepentingan hokum orang atas harta benda milik orang lain (bukan milik petindak), dimuat dalam buku ke II yaitu : 1. Pencurian (diefstal) diatur dalam Bab XXII dari Pasal 362 sampai dengan Pasal 367 KUHP 2. Pemerasan dan pengancaman (afpersing dan afdreging) diatur dalam Bab XXIII dari Pasal 368,369 dan 370 KUHP 3. Penggelapan (Verduistering) diatur dalam Bab XXIV dari Pasal 372 377 KUHP 4. Penipuan (bedrog) diatur dalam Bab XXV dari Pasal 378 – 395 KUHP 5. Penghancuran dan perusakan benda (vernieling of beschadiging van goederen) diatur dalam Bab XXII dari Pasal 406 – 412 KUHP 6. Penadahan (heling) diatur dalam Bab XXX dari Pasal 480484 KUHP
Kejahatankejahatan tersebut diatas dirumuskan secara sempurna masudnya adalah dalam rumusannya itu memuat unsurunsur objektif maupun unsurunsur subjektif.
2. Contoh Kasus : Ahmad berteman dengan Bejo, pada suatu malam Ahmad menginap dirumahnya Bejo, pada saat Bejo sedang tidur, Ahmad melihat HP Bejo tergeletak diatas meja, ia kemudian tergerak hatinya ingin mengambilnya untuk dimiliki tanpa sepengetahuan Bejo. Besok paginya Ahmad mendahului bangun dan langsung pulang dan menjual HP tersebut kepada C yang sudah biasa membeli barangbarang seperti itu. Setelah Bejo bangun ia kehilangan HPnya dan melaporkan Ahmad ke polisi.
3. Pertanyaan :
11
1. Sebut dan jelaskan unsurunsur Pasal yang dilanggar oleh Ahmad. 2. Bilamana perbuatan Ahmad dapat diancam dengan pemberatan (pasal 363) 3. Jelaskan perbedaan antara unsurunsur pencurian yang dikualifikasi pemberatan (Pasal 363 KUHP) dengan unsur pencurian dengan kekerasan terlebih dahulu Pasal 365 KUHP. 4. Tindak pidana apa yang dapat diancamkan kepada C
5. Literatur : 1. Adami Chazawi,2003 Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia,Malang. 2. Lamintang, 1979, DelikDelik Khusus Kejahatan Yang ditujukan Terhadap Hak Milik Dan LainLain Hak Yang Timbul dari Hak Milik, Tarsito ,Badung. 3. Wiyono Prodjodikoro, 1974, TindakTindak Pidana Tertentu Di Indonesia , PT Eresco,Jakarta – Bandung.
12
Petemuan ke 11 (sebelas) Pemerasan dan pengancaman 1. Contoh kasus : Albet sorang pecandu narkoba, ia ingin membeli narkoba namun tidak mempunyai uang, kemudian timbul niatnya untuk melakukan pencurian dirumah Dina yang sering kosong. Pada saat Albet masuk kerumah si Dina ternyata Dina hanya sendirian dirumahnya. Albet meminta uang kepada Dina Dina tidak mau, kemudian Albet menodongkan pisau kepada Dina kalau ia tidak memberinya. Karena Dina takut akhirnya dina menyerahkan uangnya kemudian ia juga diminta melepaskan dan menyerahkan kalung, jam dan sebagainya kepada Albet, Dina berikan semuanya. Setelah itu Dina melaporkan perbuatan Albet ke Polisi. 2. Pertanyaan : 1. Unsurunsur objektif dan subjektif apa yang ada pada Albet untuk dapat diancam tindak pidana pemerasan dan pengancaman (ps 368 KUHP). 2. Jelaskan perbedaan ketentua tersebut diatas dengan pencurian dengan ancaman kekerasan dalam ps 365 KUHP 3. Literatur : 1. Adami
Chazawi,2003
Kejahatan
Terhadap
Harta
Benda,
Bayumedia,Malang. 2. Lamintang, 1979, DelikDelik Khusus Kejahatan Yang ditujukan Terhadap Hak Milik Dan LainLain Hak Yang Timbul dari Hak Milik, Tarsito ,Badung. 3. Wiryono Prodjodikoro, 1974, TindakTindak Pidana Tertentu Di Indonesia , PT Eresco,Jakarta – Bandung. 4. KUHP
13
Pertemuan ke 12 (duabelas)
Penggelapan Dan Unsurunsurnya. 1. Diskripsi singkat : Istilah Penggelapan merupakan terjemahan dari kata “ verduistering” yang menurut Van Hearingen dapat diartikan : uitsralling van licht belleten yaitu membuat sesuatu menjadi gelap atau menghalangi memancarkan sinar (Lamintang,1979 :174) Ada beberapa bentuk penggelapan yang diatur dalam KUHP yaitu : 3. Penggelapan dalam bentuk Pokok (ps 372) 4. Penggelapan dalam bentuk – bentuk yang diperberat (gequalificeerde verduistering) ps . 374 dan 375 5. Penggelapan ringan (lichten verduidtering) ps 373 6. Penggelapan dalam keluarga, ps 376
2. Pertanyaan : 1. Unsurunsur apa yang harus dimiliki untuk penggelapan (ps 372) jelaskan pendapat saudara 2. Bilamana penggelapan dapat diperberat ancaman pidananya 3. Apa arti kata memiliki dalam tindak pidana penggelapan dan dibandingkan dengan kata memiliki dalam tindak pencurian.
6. Literatur : 1. Adami Chazawi,2003 Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia,Malang. 2. Lamintang, 1979, DelikDelik Khusus Kejahatan Yang ditujukan Terhadap Hak Milik Dan LainLain Hak Yang Timbul dari Hak Milik, Tarsito ,Badung.
14
3. Wiyono Prodjodikoro, 1974, TindakTindak Pidana Tertentu Di Indonesia , PT Eresco,Jakarta – Bandung. 4. KUHP
Pertemuan ke 13 (tiga belas)
Penipuan dan unsurunsurnya 1. Contoh Kasus : A membeli sebuah sepeda motor pada B dengan cara mencicil, setelah B menguasai sepeda motor tersebut, ia tidak pernah membayar uang cicilannya. A berulang kali menagih cicilannya kepada B, B selalu menghindar dan tidak mau membayar karena B memang berniat tidak membayar dan perbuatan tersebut sudah sering dilakukan oleh B, kemudian perbuatan B tersebut dilaporkan kepada polisi sebagai tindak pidana. 2. Pertanyaan : 1. Dapatkah perbuatan B diancam dengan tindak pidana penipuan dan Pasal berapa yang dapat diancamkan kepada B ? 2. Unsurunsur pokok apa yang harus ada dalam tindak pidana penipuan dalam Pasal 372 KUHP. 3. Bagimana kalau motor yang dibeli oleh A setelah lunas dibayarnya, ternyata motor tersebut tidak jelas pemiliknya. Dapatkah A diancam dengan tindak paidana penipuan ? 3. Literatur : 1. Adami Chazawi,2003 Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia,Malang. 2. Lamintang, 1979, DelikDelik Khusus Kejahatan Yang ditujukan Terhadap Hak Milik Dan LainLain Hak Yang Timbul dari Hak Milik, Tarsito ,Badung. 3. Wiyono Prodjodikoro, 1974, TindakTindak Pidana Tertentu Di Indonesia , PT Eresco,Jakarta – Bandung. 4. KUHP
15
Pertemuan ke 14 (empat belas) Kejahatan terhadap Kehormatan dan Nama Baik Diskripsi singkat : Kejahatan terhadap kehormatan atau nama baik seseorang terdapat dalam BabXVI Buku ke II KUHP diatur tentang penghinaan dari Pasal 310 – 321 KUHP. Istilah lain yang umum dipergunakan terhadap kehormatan adalah tindak pidana penghinaan. Penghinaan adalah perbuatan yang menyerang kehormatan (eer) dan nama baik (goedenaam) seseorang. Kehormatan disini dimaksudkan harga diri seseorang yang menurut ilmu hokum pidana terdiri dari 4 bentuk yaitu menista (secara lisan), menista secara tertulis, Fitnah dan penghinaan ringan, namun dapat dijabarkan kedalam 6 macam dalam KUHP yaitu : a. Menista (Smaad) diatur dalam Pasal 310 (1) b. Menista dengan tulisan (smaadschrift) diatur dalam Pasal 310 (2) c. Memfitnah (laster) diatur dalam Pasal 311 d. Penghinaan bersahaja (Eenvoudigebeldigingt) diatur dalam Pasal 315 e. Mengadu secara Memfitnah (lasterlijke aanklacht) diatur dalam Pasal 317 f. Perbuatan menuduh secara memfitnah (Lasterijke verdacht making) diatur dalam Pasal 318
2. Contoh kasus : Kacir sorang pengacara membela sebuah perkara jual beli atas nama kliennya Gablet Dimana Gabled menggugat Bego yang melakukan Wanprestasi dalam transaksi jual beli Mobil dengan Bego. Dalam gugatannya di pengadilan dikatakan bahwa Bego sering tidak menepati batas waktu pelunasan pembelian mobil yang disepakati dalam isi
16
perjanjian dan sering berbohong. Dengan katakata tersebut Bego tersinggung dan melaporkan ke Polisi bahwa Kacir melakukan perbuatan penghinaan dan nama baiknya.
3. Pertanyaan : 1. Unsur unsur apa yang harus terpenuhi agar dapat dikatakan melakukan perbuatan penistaan (ps 310 ) KUHP. 2. Dan bilaman perbuatan penistaan berubah menjadi perbuatan memfitnah (ps 311) KUHP 3. Dapatkah perbuatan Kacir tersebut dikatakan mempunyai maksud atau niat melakukan penhinaan ?
3. Literatur : 1. Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro,SH,1974, TindakTindak Pidana Tertentu DiIndonesia. 2. Laden
Marpaung,
SH,
1997.Tindak
pidana
terhadap
Kehormatan,Pengertian Dan Penerapannya 3. KUHP
17