TEACHER’S GUIDEBOOK to using
i
Copyright © 2008 Saritaksu Editions Illustrated by the children of Desa Ban, East Bali, Indonesia. Concept and text by Sarita Newson & David Booth Research and development by Rosmara Dewi Edited by David Booth, Kirsty Benton and Lisa Roy Translations by Sarita Newson and Zahnur Rof’iah All Rights Reserved. This book has been designed as a tool for teachers, parents and other educators to use in conjunction with THE ART OF LEARNING BY DOING as a reference book or reader in class for both English and Indonesian students. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form for use in other publications without permission in writing from the publisher. Photocopying by teachers for students to use in Class is highly recommended. The exercises in this book are based upon the true life school experiences of the teachers and children of an East Bali Village who have been given the opportunity by East Bali Poverty Project to help improve the lives of their communities in some of the most primitive and isolated parts of Bali. All characters are fictional, and any resemblance to actual persons is not intended. ISBN Number: 978-979-1173-03-2 Designed and Published in Bali by Saritaksu Editions www.saritaksu.com
Contents How to Use This Book............................................. Cara Menggunakan Buku Ini ........................ iv Foreword.................................................................. Pendahuluan .................................................. v Chapter 1: My Life Before School.......................... Hidupku Sebelum Sekolah ............................ 1 Chapter 2: School at Last........................................ Akhirnya Ada Sekolah .................................. 9 Chapter 3: Learning about Health and Hygiene...... Belajar tentang Kesehatan dan Kebersihan ... 17 Chapter 4: Farming Worms and Vegetables............ Beternak Cacing dan Menanam Sayuran ...... 29 Chapter 5: Making Pictures..................................... Menggambar ................................................. 45 Chapter 6: The Joys of Learning and Succeeding... Suka Cita Belajar dan Keberhasilan .............. 49 Chapter 7: Growing in Many Ways ........................ Berkembang dengan Berbagai Cara .............. 53 Acknowledgements................................................... Terimakasih.................................................... 58
ii
iii
How to Use This Book/Cara Menggunakan Buku ini Background for the teacher This book is simply a guidebook–each lesson has been laid out in an easy format, adaptable to your own specific school and community, its needs and priorities. Rather than focusing on vocabulary, we suggest that you highlight the broader ideas and aspirations of each lesson. Comprehension activities and the “journal” should involve the students’ own opinions on commitments made, actions taken and the perceived consequences in the stories studied. Key points are as follows: • Each chapter is free-standing with a brief introduction, giving the teacher/ parent flexibility to introduce ‘ready for action’ activities on the most appropriate topic. • There are 19 lessons in the seven chapters, each designed for approximately one hour, thus being suitable for one semester. The introduction to each chapter outlines the action-based plan, with each lesson giving suggestions to the educator on suitable approaches. • All pages may be photocopied, especially those with tables for each student. The lessons include fun activities and challenges for the class that are (a) globally relevant, especially with current global warming challenges, (b) adaptable to urban as well as rural environments, and (c) suitable for children of all ages and socio-economic status. Students throughout the world can use it as a language learning tool and have a glimpse into another kind of environment, community and lifestyle. They can learn how to establish the foundation for a better future and experience the joys of discovering how simple, elementary steps can positively make things better. It is important that all students should have equal opportunities to express themselves and to participate in all activities. By empowering your students with these examples, they can become leaders of change in enhancing the quality of life for present and future generations.
iv
Latar belakang untuk guru Buku ini hanyalah pengantar–setiap pelajaran telah ditata agar mudah dibaca dan diadaptasikan dengan keadaan sekolah dan komunitas Anda, sesuai kebutuhan dan prioritasnya. Daripada memusatkan perhatian pada kosa kata, kami sarankan mengangkat ide-ide dan aspirasi masing-masing pelajaran. Aktivitas pemahaman naskah dan “jurnal” sebaiknya merangkum pendapat para siswa tentang komitmen, aktifitas yang dilakukan serta dampaknya cerita yang dipelajari. Pedoman kunci kami sertakan sebagai berkut: • Setiap bab dapat berdiri sendiri, dengan pembukaan singkat, maka guru/orang tua leluasa untuk memperkenalkan aktivitas “siap guna” tentang hal yang dianggap paling cocok. • Ada 19 pelajaran didalam tujuh bab, yang memerlukan sekitar satu jam, jadi kiranya semua akan selesai dalam satu semester. Pembukaan di setiap bab menguraikan aktivitas “siap guna,” dan setiap pelajaran memberi saran kepada pendidik tentang cara menghadapinya. • Semua halaman dapat di fotocopy dan copy tabel dibagi dengan setiap siswa. Pelajaran-pelajaran ini merangkul berbagai aktivitas dan tantangan yang asik untuk kelas yang (a) mendunia, khususnya pada situasi pemanasan global jaman sekarang, (b) dapat dicerna oleh siswa dari lingkungan urban maupun desa, dan (c) cocok untuk siswa dengan berbagai umur dan sosio-ekonomi. Siswa dari seluruh dunia dapat menggunnakannya sebagai sarana belajar bahasa dan memperluas wawasannya tentang lingkungan, masyarakat dan gaya hidup yang berbeda. Mereka bisa belajar membangun citra untuk masa depan yang lebih baik, dan akan mengalami suka cita yang dapat dirasa dalam menemukan langkah-langkah sederhana dan mendasar menuju perbaikan. Penting bahwa setiap siswa diberi kesempatan yang setara untuk mencetuskan ide-ide masing-masing dan berpartisipasi dalam semua kegiatan. Dengan memberdayakan para siswa melalui contoh-contoh ini, menjadikan mereka pengawal perubahan demi hidup yang lebih baik untuk generasi kini maupun masa depan.
Foreword/Pendahuluan In the spirit of “The Art of Learning by Doing” this guide directly leads students into their language use through reading, listening and playing games in class. It has been designed as a tool for teachers, parents and other educators to use THE ART OF LEARNING BY DOING as a reference book or reader in class for both English and Indonesian students.
Dengan semangat “Seni Belajar dari Pengalaman” buku pedoman ini secara langsung membimbing siswa menuju bahasa mereka dengan membaca, mendengar dan bermain di kelas. Dirancang sebagai alat mengajar bagi para guru, orang tua dan pendidik lain sebagai pengantar menggunakan buku SENI BELAJAR DARI PENGALAMAN untuk bahan bacaan siswa Bahasa Inggris dan Indonesia.
Each lesson starts with reading a section of text from the “The Art of Learning by Doing” together, repeating after the teacher, first in one language and then in the other. Long sentences can be cut into sections to make it easier to follow. This is to help the children learn to listen and repeat the new sounds and at the same time develop a sense of the story so they can learn to listen, read out loud, and speak in complete sentences. In this way they also learn to feel comfortable with the language before they even start looking into the meaning of the individual words.
Setiap pelajaran diawali dengan membaca satu bagian teks dari “Seni Belajar dari Pengalaman” bersama-sama, mengulangi perkataan guru, dari satu bahasa ke bahasa yang lainnya. Kalimat-kalimat panjang dapat dipotong menjadi beberapa bagian agar lebih mudah diikuti. Ini akan membantu siswa belajar mendengarkan dan mengulangi bunyi baru dan pada saat yang sama mengembangkan pemahaman atas cerita itu sehingga mereka dapat belajar mendengarkan, mwmbaca lantang dan bicara dalam kalimat lengkap. Melalui cara ini mereka juga belajar merasa nyaman dengan bahasa sebelum mereka mulai mencari arti tiap-tiap kata.
Class activities encourage students to offer their own personal views on the story, relating it to their own lives, and engaging them in projects and games such as role-playing, acting out excerpts from the book, interviews and illustration in the art classes (working in whatever art media the students are currently studying) – these are a few of the creative ways of “Learning by Doing” included in this book. It has an “Education for Action” theme, and teaches by example “how to” introduce many of life’s basic essentials into the classroom in the way the children of remote East Bali villages are Learning by Doing.
Kegiatan dalam kelas mendorong siswa untuk menyampaikan pendapat pribadi mereka mengenai cerita tersebut, mengaitkannya dengan hidup mereka sendiri, dan melibatkan mereka dalam kegiatan dan permainan seperti bermain peran, memperagakan kutipan dari buku, wawancara (tanya jawab) danmenggambar di kelas seni (mengerjakan bahan seni apapun yang tengah dipelajari siswa). Hal-hal ini adalah sebagian dari cara kreatif dari “Seni Belajar dari Pengalaman” yang dimasukkan dalam buku ini. Buku panduan ini bertemakan “Pendidikan Siap Guna” dan mengajar dengan contoh-contoh “cara melakukan” yang memperkenalkan berbagai kebutuhan mendasar hidup, sebagaimana anak-anak di desa-desa terpencil di Bali Timur Belajar dari Pengalaman.
Innovative games include working in small groups and then competing with each other, encouraging teamwork and fun, so that each lesson creates a happy memory. In this way, the realisation that learning together is fun can be developed and reinforced, creating confident and happy students.
Permainan inovatif diantaranya bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan kemudian bersaing satu sama lain, mendorong kerja tim dan menyenangkan, sehingga tiap pelajaran menciptakan kenangan indah. Dengan cara ini, pemahaman bahwa belajar bersama itu menyenangkan dapat dibangun dan dikuatkan, menghasilkan siswa yang gembira dan percaya diri.
Enjoy Learning by Doing! – Nikmati Belajar dari Pengalaman!
Sarita Newson Editor/Publisher – Penyunting/Penerbit v
Chapter 1: “My life Before School” — Hidupku Sebelum Sekolah
vi
In this chapter the students will learn about how our lives are affected by our environment. They will explore how the living environment and different seasons affect the lives of the characters in the story. The students will then identify how these factors affect their own lives. Finally, they will learn the importance of commitment and how this is something that is equally important in all communities no matter where you live.
Pada bab ini para siswa belajar tentang bagaimana kehidupan kita dipengaruhi oleh lingkungan. Mereka akan mencari tahu bagaimana lingkungan hidup dan musim yang berbeda mempengaruhi kehidupan tokoh-tokoh dalam cerita. Para siswa lalu belajar memahami bagaimana berbagai hal tersebut mempengaruhi kehidupan mereka sendiri. Akhirnya, mereka akan mempelajari pentingnya komitmen dan bagaimana hal ini sama pentingnya dalam setiap masyarakat dimana pun kita berada.
Lesson 1: Komang Madia’s village
Pelajaran 1: Desanya Komang Madia
pages 7–10
Halaman 7-10
In this lesson the students will explore how different people’s environments, cultures and experiences vary in different places by comparing their lives with Komang Madia’s life on the mountain.
Pada pelajaran kali ini para siswa akan mencari tahu bagaimana lingkungan, budaya, dan pengalaman manusia di berbagai tempat berbeda dengan membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan Komang Madia di gunung.
(a) Warm up: brainstorming about words associated with mountains
(a) Kegiatan pemanasan: membahas kata-kata yang berkaitan dengan pegunungan.
• • • • •
• • • • •
Write the word MOUNTAIN on the board. In groups, the students will write down words associated with MOUNTAIN, e.g. big, trees, rocks, people, clouds, etc. They will then give some examples of their words to the class. Then brainstorm with the students about the kind of life people who live around mountains have. Then discuss what environment the students live in and compare the benefits and challenges.
Guru menulis kata GUNUNG di papan. Dalam kelompok, siswa menulis kata-kata yang berkaitan dengan GUNUNG seperti besar, pepohonan, bebatuan, awan, dsb. Mereka lalu memberi contoh penggunaan kata-kata mereka di depan kelas. Guru dan murid-murid membahas tentang gunung dan kehidupan orang- orang yang tinggal di sekitarnya. Lalu membahas tentang lingkungan tempat tinggal siswa dan bandingkan keuntungan dan tantangannya. 1
Chapter 1: Hidupku Sebelum Sekolah
Chapter 1: My life Before School (b) Reading
(b) Membaca
• Go around the class and ask a different student to read out a different paragraph of the text on pages 7-10.
• Guru berkeliling kelas dan meminta beberapa siswa untuk membaca alinea yang berbeda dari bacaan pada hal. 7-10.
(c) Comprehension and discussion
(c) Pemahaman dan diskusi
• Split the class into three groups and ask each one to discuss a different issue from below. 1. Compare the environment that Komang Madia lives in to ours. 2. Compare the benefits and challenges that Komang Madia faces to what we experience. 3. Compare the beliefs and sacred places in Komang Madia’s village with our lives. • One student in each group will then present their answers to the class.
• Bagi kelas menjadi tiga kelompok dan minta tiap-tiap kelompok membahas topik yang berbeda di bawah ini. 1. Bandingkan lingkungan Komang Madia dengan tempat kita. 2. Bandingkan keuntungan dan tantangan yang dihadapi Komang Madia dengan yang kita hadapi. 3. Bandingkan kepercayaan-kepercayaan dan tempat-tempat sakral di desa Komang Madia dengan tempat kita. • Satu anak dari masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas.
(d) Home assignment: reflection journal
(d) Pekerjaan rumah: menulis catatan harian
The students will write about what they think about Komang Madia’s village and what the differences and similarities are with their own lives, e.g. landscape, roads and sacred places.
Murid-murid menulis pendapat mereka tentang desa Komang Madia dan perbedaan-perbedaan serta persamaan dengan kehidupan mereka sendiri, misalnya lansekap, jalan, dan tempat sakral.
2
Lesson 2: The Seasons on Mount Agung
Pages 11-13
Pelajaran 2: Musim-musim di Gunung Agung
Halaman 11-13
In this lesson the students will learn about how the various seasons affect the lives of the children in the story. They will then compare this to their own lives and establish if they also face any similar challenges and if their lives are different depending on the seasons.
Pada pelajaran ini para siswa belajar tentang bagaimana setiap musim mempengaruhi kehidupan anak-anak dalam cerita. Mereka lalu membandingkannya dengan kehidupan mereka sendiri dan mencari tahu apakah mereka juga menghadapi tantangan serupa dan membahas apakah kehidupan mereka dipengaruhi oleh perbedaan musim.
Keywords: wet season, dry season, slopes, rain, muddy, hot, dusty
Kata kunci: musim hujan, musim kemarau, lereng-lereng, hujan, berlumpur, panas, berdebu
(a) Warm up: word guessing game
(a) Kegiatan pemanasan: permainan tebak kata
• •
• •
Split the students into two groups and get one student from each group to sit at the front of the class with their back to the board. Then write one of the keywords on the board and the groups will help their friend at the front of the class to guess the word by giving clues.
Bagi anak-anak menjadi dua kelompok dan pilih satu anak dari masing-masing kelompok untuk duduk di depan kelas membelakangi papan. Guru menulis kata kunci di papan dan anggota kelompok membantu temannya yang duduk di depan untuk menebak kata tersebut dengan memberi petunjuk.
(b) Reading and summarising
(b) Membaca dan meringkas
• • • •
• • • •
Split the class into groups of six. Within the group, each student will read one paragraph from pages 11-13 and determine the most important ideas. Then the students close their books and each student will tell the group about the paragraph they just read, in order from paragraph 1-6. The students who are listening should sketch or jot down keywords linked to these main ideas.
Bagi kelas menjadi kelompok yang beranggotakan 6 anak. Bersama kelompoknya, tiap siswa membaca satu alinea dari hal. 11-13 dan menentukan inti cerita yang paling penting. Para siswa lalu menutup buku dan masing-masing bercerita pada temannya apa yang baru saja dibaca, secara berurutan dari alinea 1-6. Anak-anak yang mendengarkan diminta untuk membuat sketsa atau menuliskan kata-kata yang berhubungan dengan ide pokok ceritanya. 3
Chapter 1: My life Before School
Chapter 1: Hidupku Sebelum Sekolah
(c) Art
(c) Karya seni
• • • •
• • • •
Split the students into the number of groups that corresponds with the number of seasons in their region, e.g. in Indonesia it will be two groups: Group A will be the wet season group and Group B will be the dry season group. Group A will draw what they do; what they wear; and what they eat in the wet season similar to the illustration on page 12. Group B will do the same about the dry season, like the illustration on page 13. Pick some students to present their drawings and compare them with the children’s life on Mt. Agung, e.g. “My drawing is about what I do in the wet season. I usually stay at home and read books or play with my Play Station. The children on the mountain play slipping and sliding along the muddy paths.”
Bagi kelompok sesuai jumlah musim di wilayah mereka sendiri, contohnya di Indonesia ada dua kelompok: Kelompok A adalah kelompok musim hujan dan Kelompok B adalah kelompok musim kemarau. Kelompok A menggambar tentang hal-hal yang mereka lakukan, baju yang mereka pakai, dan makanan mereka di musim hujan, seperti dalam gambar- gambar buku di halaman 12. Kelompok B melakukan hal yang sama tentang musim kemarau, seperti gambar-gambar pada halaman 13. Guru meminta beberapa siswa untuk menunjukkan gambarnya di depan kelas dan membandingkannya dengan kehidupan anak-anak di Gunung Agung. Contohnya, “Gambarku tentang hal-hal yang aku lakukan di musim hujan. Aku biasanya tinggal di rumah dan membaca buku atau bermain Play- station. Anak-anak di gunung bermain seluncuran di jalan berlumpur.
Lesson 3: Water and Sickness
Pages 14-16
Pelajaran 3: Air dan penyakit
In this lesson the students will learn how our health can be affected by our environment
Pada pelajaran kali ini para siswa belajar bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan kita.
Key words: water, erosion, bathing, laundry, cooking, drinking, fever, deaf
Kata kunci: air, erosi, mandi, cucian, memasak, minum, demam, tuli
(a) Warm up: word description game
(a) Kegiatan pemanasan: permainan menjabarkan kata
• • •
• • •
Throw a soft ball or a ball of paper to a student and say a word from the keywords. The student who catches the ball will describe what it means. e.g. WATER = “Something we drink and use to wash ourselves.” The student will then throw the ball back to you and you will repeat the step above with a different student and a different key word.
Guru melempar bola empuk/bola kertas pada salah satu siswa dan menyebutkan satu kata dari kata kunci. Siswa yang menangkap bola mencoba menjabarkan kata tersebut. Contohnya AIR = “Sesuatu yang kita minum dan pakai untuk mandi.” Siswa tersebut lalu melempar bola kembali ke guru dan guru mengulang langkah di atas dengan siswa yang lain dan menggunakan kata kunci yang berbeda.
(d) Home assignment: reflection journal
(d) Pekerjaan rumah: Menulis catatan harian.
(b) Reading and comprehension
(b) Membaca dan belajar memahami
The students will write a comparison between seasons on the mountain and where they live. They will compare what seasons there are; what both Komang and the students do in different seasons; what they eat, and what they wear. For example, “Komang Madia has wet and dry seasons. In the city, we have the same seasons but we do different things. In the wet season Komang plays in the mud. In wet season, my parents won’t let me play outside, so I normally stay at home and read books or play with my Play Station.”
Murid-murid membandingkan musim-musim di gunung dan di tempat tinggal mereka. Mereka membandingkan musimnya, apa yang Komang dan murid-murid lakukan pada musim yang berbeda; apa yang mereka makan dan pakaian mereka. Contohnya, “Komang Madia memiliki musim hujan dan kemarau. Di kota kita punya musim yang sama tetapi melakukan hal-hal yang berbeda. Di musim hujan, Komang bermain di lumpur. Di musim hujan orang tua saya tidak memperbolehkan bermain di luar, jadi biasanya saya tinggal di rumah dan membaca buku atau bermain Play-station.”
• • • •
• • • •
4
Halaman 14-16
Make copies of the text from pages 14-16 and cut them into paragraphs. Split the students into small groups and give each group a complete text made up of sections. The students then arrange the sections into the complete text by reading through pages 14-16 in the book. When all the groups have finished ask them to identify evidence from the story that shows how important water is to the children in the book.
Guru menyalin bacaan dari buku hal. 14-16 dan memotongnya per alinea. Bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dan beri masing-masing kelompok satu bacaan lengkap yang terdiri dari beberapa bagian. Para siswa lalu menyusun alinea tersebut secara berurutan seperti bacaan asli dengan membaca halaman 14-16 di buku. Ketika seluruh pasangan/kelompok selesai, minta siswa untuk mencari bukti dari cerita yang menunjukkan betapa pentingnya air bagi anak-anak dalam cerita. 5
Chapter 1: My life Before School
Chapter 1: Hidupku Sebelum Sekolah
(c) Discussion and presentation
(c) Diskusi dan presentasi
• Ask each group to discuss why we need water. • They can use drawings or a spoken presentation to show the rest of the class their ideas.
• Minta setiap kelompok untuk mendiskusikan kenapa mereka memerlukan air. • Mereka bisa menggunakan gambar-gambar atau presentasi secara lisan untuk menunjukkan ide mereka kepada teman-teman sekelas.
(d) Home assignment: reflection journal
(d) Pekerjaan rumah: catatan harian
Having learnt about water and sickness, the children will write about their own water facilities and health. They must include where the students get water from; if it’s easy to get or not, clean or dirty, and the choices their families make to prevent getting sick. To do this they will need to discuss these factors with their parents.
Setelah mempelajari tentang air dan penyakit, para siswa menulis tentang fasilitas air dan kesehatan mereka sendiri. Mereka harus menunjukkan darimana mereka mendapatkan air, mudah atau tidak, bersih atau tidak; dan apa yang dilakukan keluarganya untuk menghindari penyakit. Untuk ini mereka perlu mendiskusikannya dengan orang tua mereka.
6
Lesson 4: Possibility of Having a School
Pages 17-23
Pelajaran 4: Mungkin akan ada sekolah
Halaman 17-23
In this lesson, the students will learn about something that is the same for all people, no matter where you live or what environment you live in. They will learn about commitment and the importance of this responsibility. The students will explore further the question that the EBPP Foundation asked the community and apply this question to their own lives. “If we could help you with one of your most serious problems, what would you consider most important?” They will then learn about the promises that the parents in the story had to make to ensure their children were educated: the promises to bathe the children everyday; send the children to school for at least three hours on three days a week; and to support and encourage the children to go to school.
Pada pelajaran ini, para siswa akan belajar tentang suatu hal yang sama bagi semua orang, dimanapun mereka tinggal atau di lingkungan apapun. Mereka akan belajar tentang komitmen dan pentingnya tanggung jawab ini. Siswa akan mengkaji lebih jauh pertanyaan yang dilontarkan Yayasan EBPP kepada masyarakat dan menerapkan pertanyaan ini terhadap kehidupan mereka sendiri. “Jika kami bisa membantu menyelesaikan salah satu masalah tersulitmu, apa menurutmu yang paling penting?” Lalu mereka belajar tentang janji-janji yang disampaikan oleh orang tua anak-anak dalam cerita untuk memastikan anak mereka mengenyam pendidikan: janji anak mereka mandi setiap hari; dan pergi ke sekolah paling tidak selama tiga jam tiga kali seminggu; dan mendukung serta menyemangati anakanak untuk pergi ke sekolah.
(a) Warm up: discussing their reflection journals
(a) Kegiatan pemanasan: mendiskusikan catatan harian mereka.
• • •
• • •
The students will discuss the information in their reflection journals from the last 3 lessons in pairs. Go around the pairs and check their journals and ask them about their opinions on the differences and similarities of life on Mt. Agung compared to theirs. Then ask the students if they have any ideas on how to improve the lives of the children in the story.
Para siswa akan mendiskusikan informasi pada catatan harian mereka dari tiga pertemuan terakhir secara berpasangan. Guru keliling ke tiap pasangan dan memeriksa catatan harian mereka serta menanyakan pendapat mereka tentang perbedaan dan kesamaan kehidupan di Gunung Agung dengan kehidupan mereka. Lalu tanyakan kepada para siswa apakah mereka punya masukan untuk meningkatkan taraf hidup anak-anak di dalam cerita tersebut. 7
Chapter 1: My life Before School (b) Class reading and discussion
(b)Membaca dan berdiskusi
• The students will read pages 17-19 in front of the class with each student reading one paragraph out loud to the rest of the class. • As they are listening ask each student to write down some keywords or sketch a picture for each paragraph from the chapter. • After reading page 19, ask the students what they think the parents in the story will say, and why, in response to the question from the foundation, “If we could help you with one of your most serious problems, what would you consider most important?” • After this discussion, continue reading pages 20-22 with a different student reading out each paragraph and the rest of the class noting keywords. (c) Drama and discussion • Split the students into three groups. • Group 1 will be the EBPP foundation; group 2 will be the parents in the village and group 3 will be the children. • Each group will go away and prepare a short drama to show the feelings and concerns of the people involved in the meeting held to discuss starting a school in the village. • Each group will perform to the rest of the class. • Initiate a group discussion to determine the importance of the mutual trust involved in the promises the parents and the foundation had to make. • Ask the students what they think would have happened if each of the promises were broken.
• Para siswa membaca halaman 17-19 di depan kelas, masing-masing siswa membaca satu alinea dengan suara keras. • Sambil mendengarkan minta mereka untuk menuliskan beberapa kata kunci atau membuat gambar tentang masing-masing alinea di bab tersebut. • Sesudah membaca halaman 19, tanyakan pendapat siswa kira-kira apa yang orang tua akan katakan dan mengapa, di dalam cerita, terkait dengan pertanyaan yayasan, “Jika kami bisa membantu menyelesaikan salah satu dari masalah tersulitmu, apa yang menurutmu paling penting?” • Setelah berdiskusi, lanjutkan membaca halaman 20-22 dengan seorang siswa berbeda membacakan setiap alinea sementara siswa lainnya mencatat kata-kata kuncinya. (c) Bermain drama dan berdiskusi • Bagi siswa menjadi tiga kelompok • Kelompok 1 berperan sebagai yayasan EBPP; kelompok 2 menjadi orang tua di desa dan kelompok 3 menjadi anak-anak. • Masing masing kelompok berkumpul menyendiri dan menyiapkan drama pendek untuk menunjukkan perasaan dan kepedulian terhadap orang-orang yang terlibat pada pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas rencana pendirian sekolah di desa. • Setiap kelompok akan tampil di depan kelas. • Mulai diskusi kelompok untuk menentukan pentingnya saling percaya terkait dengan janji yang dibuat oleh orang tua dan yayasan. • Tanyakan kepada para siswa apa yang kira-kira akan terjadi kalau saja janji- janji itu tidak ditepati. (d) Pekerjaan rumah: catatan harian • Para siswa menuliskan beberapa ide tentang apa yang ingin mereka rubah di komunitas mereka jika ditanyakan suatu pertanyaan yang sama “Jika bisa membantu menyelesaikan salah satu dari masalah tersulitmu, apa yang menurutmu paling penting?”
(d) Home assignment: reflection journal The students will write down some ideas of what they would change in their own communities if they were asked the same question by the foundation. “If we could help you with one of your most serious problems, what would you consider most important?”
8
Chapter 2: “School at Last” — Akhirnya ada Sekolah This chapter will teach the children about the importance of families and communities making commitments and promises and trusting each other. This will include exploring the mutual trust that was developed between the foundation and the communities in the book by keeping their promises to each other.
Gede Wayan Putu
Nengah Made Kadek
Ketut
Bab ini akan mengajarkan pada anak-anak tentang pentingnya keluarga dan masyarakat membuat komitmen dan janji serta saling mempercayai. Di sini siswa juga akan mencari tahu sikap saling percaya yang dikembangkan oleh yayasan dan masyarakat di dalam buku dengan saling menepati janji.
The students will then apply this to their own lives by making a commitment for a greater good in their class.
Para siswa lalu akan menerapkan ini ke dalam kehidupan mereka sendiri dengan membuat komitmen untuk kebaikan bersama di kelas.
Finally, they will learn how these promises ensured that the children had a healthier and happier future because what they learnt at school guided them to make educated choices for the health and future of themselves and their families.
Akhirnya, mereka akan belajar bagaimana janjijanji tersebut menjamin masa depan yang lebih sehat dan bahagia untuk anak-anak karena pelajaran di sekolah menuntun mereka untuk membuat keputusan yang tepat bagi kesehatan dan masa depan mereka sendiri serta keluarganya.
Lesson 1: Komang Madia’s Family
Komang Nyoman
Pages 25-27
In this lesson, the students will be introduced to the Balinese family naming structure. Through this they will learn about other issues associated with families and communities, such as support and interdependence.
Pelajaran 1: Keluarga Komang Madia
Halaman 25-27
Pada pelajaran ini, para siswa akan dikenalkan pada susunan penamaan keluarga Bali. Mereka juga akan belajar masalah lain terkait dengan keluarga dan masyarakat, seperti dukungan dan saling ketergantungan. 9
Chapter 2: “School at Last”
Chapter 2: Akhirnya ada Sekolah
(a) Warm up: multiplication game
(a) Kegiatan pemanasan: permainan perkalian
(c) Discussion
(c) Berdiskusi
• • • • • • •
• • • • • • •
• • •
• • •
Get the students to sit in a circle and one student will start by saying “ONE.” The student next to you must say “TWO.” The one after that will say “THREE.” Every time is gets to a multiple of four, the student must say “BING.” If they make a mistake they must sit outside the circle and it starts again from “ONE.” Try and continue as fast as possible and finish either when only one person is left or if the game has gone on for enough time. For a higher level, you can use ordinal numbers: the 1st, the 2nd, the 3rd, BING, the 5th, the 6th, etc.
Siswa duduk membentuk lingkaran dan satu siswa memulai berkata “SATU.” Siswa sebelahnya harus berkata “DUA.” Siswa berikutnya berkata “TIGA.” Setiap kali sampai pada kelipatan empat, siswa harus berkata “BING.” Jika mereka melakukan kesalahan mereka harus duduk di luar lingkaran dan dimulai lagi dari “SATU.” Coba lanjutkan secepat mungkin dan selesaikan jika hanya satu anak yang tertinggal atau kalau permainannya sudah cukup lama. Untuk tingkat kemampuan yang lebih tinggi, guru bisa mengganti dengan bilangan urutan: pertama, kedua, ketiga, BING, kelima, keenam, dst.
(b) Reading and comprehension
(b) Membaca dan belajar memahami
• • • • • •
• • • • • •
Select one student to read pages 25-27 out in front of the class. Then ask one of the students to remember one of the names for a first child in a Balinese family. Ask a different student to tell you a name for a second child in a Balinese family. Continue up to the eighth child and no name can be repeated except Ketut (the fourth and eighth name). Then ask each student to draw out a family tree in their reflection journals (show them how to draw one on the board), starting with a mother and father and then eight children, all with different names (except the fourth and eighth children). They must place Komang Madia and Ketut Cenik in a correct place in the family tree with the Balinese naming structure rules, e.g. Father
Wayan
Made
Nyoman
Ketut
Putu
Ayah
Mother
Kadek
Komang Madia
• Check that they have done their family trees correctly. 10
Pilihlah salah satu siswa untuk membaca halaman 25-27 di depan kelas. Lalu minta salah satu dari mereka untuk menyebutkan salah satu nama anak pertama pada keluarga Bali. Minta siswa yang lain untuk menyebutkan nama-nama kedua pada keluarga Bali Terus lanjutkan sampai anak ke delapan dan tidak ada nama yang bisa diu langi kecuali Ketut (nama keempat dan kedelapan) Lalu minta masing-masing siswa untuk menggambar sebuah silsilah keluarga dalam catatan harian mereka (tunjukkan cara menggambarnya pada papan); dimulai dengan ibu dan ayah lalu delapan anak, semua dengan nama yang berbeda (kecuali anak keempat dan kedelapan) Mereka harus menempatkan Komang Madia dan Ketut Cenik di tempat yang tepat pada silsilah keluarga dengan aturan susunan nama Bali, contohnya
Ketut Cenik
Wayan
Made
Nyoman
Ketut
Ibu
Putu
Kadek
Komang Madia
• Periksa apakah mereka sudah melakukannya dengan benar.
Ketut Cenik
Ask the children to split into pairs and ask each other questions about their families, e.g. “What is your father’s name?” They will then construct a family tree about their partner’s family. They will include relations such as their grandparents, aunts, uncles and cousins. For a higher level, the students can write more detailed information on the family members such as age, job and hobbies, e.g. “My father’s name is Wayan, he is 50, and he likes fishing.”
Minta anak-anak untuk berpasangan dan saling bertanya tentang keluarga mereka, misalnya “Siapa nama ayahmu?” Mereka lalu menyusun silsilah keluarga dari keluarga pasangannya. Mereka juga memasukkan hubungan keluarganya seperti kakek, tante, paman, dan sepupu. Untuk siswa yang tingkat kemampuannya lebih tinggi, mereka bisa menulis keterangan yang lebih rinci seperti umur, pekerjaan dan hobi, misalnya “Ayahku bernama Wayan, dia berumur 50 tahun, dan dia suka memancing.”
(d) Home assignment: reflection journal The students will write about their families in their reflective journals. They should mention family members’ names, relationship to them, age, hobbies and something that they have done to support each other.
(d) Pekerjaan rumah: Menulis Catatan Harian Para siswa menulis tentang keluarga mereka dalam catatan harian. Mereka harus menyebutkan nama-nama keluarga mereka; anak keberapa; umur; hobi dan bagaimana mereka saling mendukung.
Lesson 2: Ketut Cenik’s First Day at School
Pelajaran 2: Hari pertama Ketut Cenik di sekolah
Pages 28-37
This lesson will teach the students about the responsibility and commitment required to maintain trust in a family or a community to enable them to support each other. They will revisit the promises that the parents made and the changes they had to make to ensure their children got a good and relevant education. The students will discover the importance of this when they discuss what would have happened if these promises had not been kept. They will then apply this concept –“commitment for a greater purpose”– to their own lives by committing to something the whole class would like to change.
Halaman 28-37
Pelajaran kali ini akan mengajarkan para siswa tentang tanggung jawab dan komitmen yang diperlukan untuk mempertahankan kepercayaan dalam keluarga atau suatu masyarakat agar mereka bisa saling mendukung. Mereka akan meninjau ulang janjijanji yang dibuat oleh orang tua dan perubahan-perubahan yang mereka buat untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik dan relevan. Para siswa akan menemukan pentingnya hal ini ketika mereka mendiskusikan apa yang terjadi kalau saja janji-janji tersebut tidak dipenuhi. Mereka lalu menerapkan konsep ini – “komitmen untuk kepentingan bersama”– dalam kehidupan mereka dengan berkomitmen terhadap sesuatu yang ingin diubah oleh seluruh anggota kelas. 11
Chapter 2: “School at Last”
Chapter 2: Akhirnya ada Sekolah (c) Interactive survey
(c) Survei Interaktif
• • •
• • •
Give each student a blank copy of the following form, verbally suggesting some examples as below. Split the class into groups of four and ask them to go into pairs and ask questions of the other students to fill in their form. Once each pair has finished they can change into a different pair and ask the questions to fill in the form again, etc. Name
(a) Warm up: a musical word game to practice adjectives
(a) Kegiatan pemanasan: permainan musik untuk melatih kata sifat
• • • • • •
• • • • • •
Write adjectives on the board: happy, scared, nervous, excited, terrified, etc. Get the students to sit in a big circle. Then either play music or sing as you pass a soft ball or ball of paper around the class. Stop the music at any point and ask the student holding the ball, “How did you feel on your first day at school?” The student must answer by using one of the adjectives on the board. Then start the music again and repeat the steps above with a different student.
Guru menulis beberapa kata sifat di papan tulis: senang, takut, gelisah, ngeri, dsb. Siswa duduk dalam lingkaran. Guru memutar musik atau bernyanyi bersama para siswa sambil menggilir bola lembut atau bola kertas ke semua anak. Guru menghentikan musik tiba-tiba, dan memberi pertanyaan kepada siapa pun yang sedang memegang bola, “Bagaimana perasaanmu pada hari pertama masuk sekolah?” Siswa harus menjawab dengan salah satu dari kata-kata sifat yang ada di papan. Putar kembali musiknya, dan ulangi langkah di atas dengan siswa yang berbeda.
(b) Reading and comprehension
(b) Membaca dan belajar memahami
• • • •
• • • •
The students will read out the text on pages 28-37 in front of the class, each student reading out one paragraph. Then split the class into five groups (there are ten pages) and ask each group to re-read through the two pages allocated to them. Get each group to identify the changes the families and communities had to make so that the children, like Ketut Cenik, could be healthy and go to school: they had to start washing with soap (page 28); they might have to fetch extra spring water (page 28), etc. Then ask each group to tell the rest of the class their key points. 12
Para siswa akan membaca halaman 28-37 di depan kelas, satu anak mem baca satu alinea. Lalu bagi kelas menjadi 5 kelompok (ada 10 halaman) dan minta masing-masing kelompok untuk membaca ulang dua halaman yang sudah ditugaskan pada mereka. Minta setiap kelompok untuk mengidentifikasi perubahan yang harus dibuat oleh keluarga dan masyarakat sehingga anak-anak, seperti Ketut Cenik bisa sehat dan bersekolah: mereka harus belajar mandi dengan sabun (halaman 28); mungkin mengambil lebih banyak air dari sumber air (halaman 28), dan lain-lain. Lalu mintalah setiap kelompok mengungkapkan jawaban mereka di depan kelas.
A change you had to make when you started school because of the commitment your parents made to your school
Guru membagikan formulir kosong seperti kolom di bawah ini, secara lisan menyampaikan beberapa contoh seperti di bawah ini. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat anak dan minta mereka untuk berpasangan dan saling bertanya untuk mengisi formulirnya. Ketika satu pasangan selesai, mereka bisa berganti pasangan lain dan bertanya untuk mengisi formulir lagi, dst. Nama
Perubahan yang harus kamu lakukan ketika mulai sekolah karena komitmen orang tua terhadap sekolah
Wayan Kerta
She had to wake up earlier to get to school on time
Wayan Kerta
Dia harus bangun pagi agar bisa sampai di sekolah tepat waktu
Made Ayu Sukawati
He has to eat a bigger breakfast to give him enough energy for school
Made Ayu Sukawati
Dia harus sarapan lebih banyak agar punya tenaga yang cukup untuk bersekolah
Nyoman Swastika
She has to make sure her fingernails are clipped
Nyoman Swastika
Dia perlu memastikan kukunya telah dipotong.
• Ask a few of the students to read their answers out to the rest of the class.
• Minta beberapa siswa membaca jawaban mereka di depan kelas.
(d) Home assignment: reflection journal
(d) Pekerjaan rumah: catatan harian
The students will write a paragraph in their reflective journals about changes and preparations we make to improve health and education, using examples from Ketut Cenik’s experiences as well as from their own lives.
Para siswa menulis satu alinea di catatan harian mereka tentang perubahan dan persiapan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan pendidikan, menggunakan contoh pengalaman Ketut Cenik dan kehidupan mereka sendiri. 13
Chapter 2: “School at Last” Lesson 3: Cooking Food
Chapter 2: Akhirnya ada Sekolah Pages 38-40
Pelajaran 3: Memasak
Halaman 38-40
This lesson will make the students aware of the nutritious value of vegetables and how to cook them to keep them nutritious. This knowledge will then be linked to the idea of the chapter that the children were able to change their future for the better thanks to the commitment to the promises that their parents made. The students will learn from this how commitment can lead to a better future. There are two options for the cooking activity and you should select the most appropriate one dependent on your school rules or availability of a kitchen.
Pelajaran ini akan membuat siswa menyadari nilai gizi pada sayuran dan bagaimana memasaknya agar tetap bergizi. Pengetahuan ini lalu akan dihubungkan dengan gagasan mendasar bab ini bahwa anak-anak dapat mengubah masa depan mereka menjadi lebih baik berkat komitmen terhadap janji yang dibuat orang tua.. Mereka akan menyadari bagaimana komitmen ini bisa menuntun menuju masa depan yang lebih baik. Ada dua pilihan untuk kegiatan memasak dan guru sebaiknya memilih yang paling tepat sesuai dengan sekolah dan ketersediaan bahan.
(a) Warm up: food and drink picture guessing game
(a) Pemanasan: tebak gambar makanan dan minuman • Siswa akan menggambar sketsa berbagai makanan dan minuman yang membantu pertumbuhan badan yang sehat. Mereka harus menulis namanya di belakang sketsa tersebut. • Bagi kelas menjadi 2 kelompok. • Guru mengangkat gambar satu persatu dan siswa harus menebaknya keras- keras. Mereka tidak boleh menebak gambar mereka sendiri. • Siapa yang paling cepat menebak akan mendapat nilai. • Kelompok yang paling banyak menebak gambar dengan benar adalah pemenangnya. (b) Membaca dan belajar memahami • Bagi kelas menjadi tiga kelompok. • Pilih salah satu siswa dari setiap kelompok untuk membaca masing-masing satu halaman dari halaman 38-40. • Minta mereka untuk memikirkan dan menuliskan manfaat yang diperoleh anak-anak yang ada dalam cerita dari sekolah. • Lalu minta mereka untuk menulis apa yang terjadi seandainya saja para orang tua tidak menepati tiga janjinya: untuk memastikan anak-anak mandi tiap hari, mengirimkan anak mereka ke sekolah setidaknya tiga jam selama tiga hari per minggu; dan mendukung serta mendorong anak-anak untuk pergi dan belajar di sekolah.
• • • • •
The students will draw some sketches of different food and drinks that help build a healthy body. They must write their name on the back of each sketch. Split the class into two groups. Hold up drawings one by one and the students must shout out their guesses of what it is. They cannot shout for their own drawing. Whoever guesses it the fastest will get a point for their team. The group who guesses the most pictures correctly wins.
(b) Reading and comprehension • • • •
Split the class into three groups. Select one student from each group to read out one page each of the text on pages 38-40. Ask the groups to think about and write down the benefits that the children in the story got from going to school. Then ask them to write down what they think would have happened if the parents had not kept any of the three promises: to bathe the children every day; send the children to school for at least three hours on three days a week; and to support and encourage the children to go to school and learn from them.
14
(c) Cooking practical
(c) Praktek memasak
• If possible, the class will do a vegetable cooking practical as a fun way to introduce them to healthy eating.
• Jika memungkinkan, anak-anak praktek memasak sayuran sebagai cara yang menyenangkan untuk memperkenalkan pola makan yang sehat.
(c) Cooking theory
(c) Teori memasak
• •
• •
The students should write down one of their favourite vegetable meals in health journals. They will then make a note of questions to ask their parents about how to cook it, e.g. ingredients, cooking time.
Para siswa menuliskan sayuran favorit mereka di jurnal kesehatan Lalu mereka menuliskan beberapa pertanyaan untuk orang tua tentang bagaimana cara memasaknya, misalkan bumbu-bumbunya, serta lamanya memasak.
(d) Home assignment: interview parents and reflection journal
(d) Pekerjaan rumah: wawancara dengan orang tua dan catatan harian
The students will find out what choices of food their families make, how they cook them, clean them and store them to ensure a healthy diet. The students must make a list of the top five rules their families have to ensure healthy cooking and eating.
Para siswa mencari tahu makanan apa yang dibuat keluarganya, bagaimana cara memasaknya, membersihkannya, dan menyimpannya untuk memastikan pola makan mereka sehat. Para siswa harus membuat 5 aturan paling penting yang harus dibuat keluarganya untuk memastikan proses pemasakan dan cara makan yang sehat.
For the students who did the cooking theory, they must also ask their parents the questions about the meal in their health journal. Then they will nicely present the ingredients and recipe with drawings and short description about why they like this meal so much. These can then be put up in the classroom for the rest of the class to see.
Untuk siswa yang belajar teori memasak, mereka juga harus menanyakan pada orang tuanya tentang makanan tersebut di jurnal kesehatan mereka. Lalu mereka akan menggambarkan bahan makanan dan resepnya melalui gambar dengan penjelasan singkat mengapa mereka sangat menyukai makanan tersebut. Ini bisa dipasang di kelas agar teman-teman mereka bisa melihatnya. 15
Chapter 3: “Learning about Health and Hygiene” — Belajar tentang Kesehatan dan Kebersihan
16
In this chapter, the students will learn about different practices to keep them healthy. These lessons will also incorporate the idea that after learning about hygiene and health, the students must make choices about certain things that they do in order to maintain their good health. The students will also start a health journal where they will write about the issues covered in these lessons.
Pada bab ini, para siswa akan belajar berbagai cara untuk menjaga kesehatan mereka. Pelajaran ini juga akan mengajarkan bahwa sesudah belajar tentang kebersihan dan kesehatan, mereka harus memutuskan beberapa hal yang mereka lakukan untuk mempertahankan kesehatan. Mereka juga akan memulai jurnal kesehatan dimana mereka akan menulis hal-hal yang dibahas pada pelajaran ini.
Lesson 1: The Importance of Iodine if you want to be Clever
Pelajaran 1: Pentingnya Yodium jika kita ingin pintar.
Page 43
Halaman 43
TEACHER’S INFORMATION
INFORMASI UNTUK GURU
The day before starting this lesson you should ask the students to bring in some packaged cooking salt from home that their family normally uses for cooking. If the students have more than one type of salt at home, ask them to bring in a sample of each. This lesson will aim to teach the students the importance of the knowledge and education needed to understand or change the way we think and the choices we make to keep us healthy.
Sehari sebelum pelajaran ini, guru meminta siswa untuk membawa sebungkus garam dapur yang dipakai keluarga mereka untuk memasak sehari-hari di rumah. Jika mereka memiliki lebih dari satu jenis garam, minta siswa untuk membawa masing-masing contohnya. Pelajaran ini bertujuan untuk mengajarkan pentingnya pengetahuan dan pendidikan yang diperlukan agar kita mengerti atau mengubah cara berpikir kita dan pilihan-pilihan yang kita buat untuk menjaga kesehatan kita. 17
Chapter 3: “Learning about Health and Hygiene”
Chapter 3: Belajar tentang Kesehatan dan Kebersihan
This knowledge is applicable worldwide as even though the majority of types of cooking salt in the developed world are iodised, the importance of the presence of this iodine is not always known. It is important that the students are made aware of the different types of salt to ensure that they get their daily requirement of iodine.
Pengetahuan ini bisa diterapkan di seluruh dunia karena meskipun sebagian besar jenis garam di negara maju mengandung yodium, pentingnya kandungan yodium ini tidak selalu diketahui. Penting bagi siswa untuk menyadari perbedaan jenis garam untuk memastikan kebutuhan mereka akan yodium terpenuhi.
Iodine Deficiency
Kekurangan Yodium
“Iodine deficiency is the single most common cause of preventable mental retardation and brain damage in the world. It also decreases child survival, causes goitres, and impairs growth and development. Iodine deficiency in pregnant women causes miscarriages, stillbirths, and other complications. Children with IDD can grow up stunted, apathetic, mentally retarded, and incapable of normal movements, speech, or hearing. Globally, 2.2 billion people (38% of the world’s population) live in areas with iodine deficiency and risk its complications.
Kekurangan yodium adalah penyebab keterbelakangan mental dan kerusakan otak yang paling umum di dunia. Kekurangan yodium juga menurunkan kekebalan anak, menyebabkan gondok, dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan yodium pada wanita hamil menyebabkan keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan komplikasi yang lain. Anak dengan kekurangan yodium bisa tumbuh kerdil, apatis, mengalami keterbelakangan mental, dan tidak bisa bergerak, berbicara, atau mendengar secara normal. Di dunia, 2,2 miliar orang (38% dari populasi dunia) tinggal di wilayah yang kekurangan yodium dan rentan terkena dampaknya.
Iodine deficiency was once considered a minor problem, causing goiter, an unsightly but seemingly benign cosmetic blemish. However, it is now known that the effects on the developing brain are much more deadly, and constitute a threat to the social and economic development of many countries. 18
Dahulu kekurangan yodium dianggap sebagai masalah yang tidak membahayakan, tetapi sekarang diketahui bahwa akibatnya terhadap perkembangan otak lebih mematikan, dan mengancam perkembangan sosial dan ekonomi di banyak negara.
Effective and affordable technology exists to prevent iodine deficiency and the problems it causes. The most important are iodized salt and effective monitoring of iodine nutrition.” [The International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorders (ICCIDD), www.iccidd.org]
Teknologi yang efektif dan terjangkau telah ada untuk mencegah kekurangan yodium dan masalah yang disebabkan olehnya. Yang paling penting adalah garam beryodium dan pemantauan yang efektif terhadap gizi yodium.” Badan internasional untuk Pengendalian Kekurangan Yodium (ICCIDD),
Sources of Dietary Iodine “Iodine is available from a variety of food sources. Some seafood and sea vegetables provide good sources of dietary iodine such as: canned sardines, canned tuna, clams, cod, haddock, halibut, herring, lobster, oyster, perch, salmon, sea bass, and shrimp. Dulse, kelp, and seaweed are also sources of dietary iodine. If grown in iodine-rich soil, foods including asparagus, green peppers, lettuce, lima beans, mushrooms, pineapple, raisins, spinach, summer squash, Swiss chard, turnip greens, and whole wheat bread may provide good sources of dietary iodine. Animal products can also provide a source of iodine, especially if the animals are fed iodine-enriched foods or salt: beef, beef liver, butter, cheddar cheese, cottage cheese, cream, eggs, lamb, milk and pork. Some foods such as breads may contain iodine additives.” (Iodine, Encyclopedia of Alternative Medicine by Kathy Stolley)
Sumber makanan yang mengandung Yodium “Yodium terdapat dalam berbagai macam sumber makanan. Berbagai jenis hasil laut merupakan sumber yodium yang baik seperti: sarden, tuna, kerang, ikan Cod, ikan haddock, ikan halibut, lobster, ikan haring, tiram, ikan perch, ikan salmon, bandeng laut, dan udang. Dulse, kelp dan rumput laut juga merupakan sumber yodium. Jika ditanam di tanah yang kaya yodium, sayuran seperti asparagus, paprika hijau, selada, kacang koro, jamur, nenas, kismis, bayam, pare, sawi, lobak hijau, dan roti gandum bisa menjadi sumber yodium yang baik. Produk ternak juga bisa jadi sumber yodium, khususnya jika hewan ternaknya diberi makanan yang diperkaya yodium atau garam: daging sapi, hati sapi, mentega, keju cheddar, keju cottage, krim, telur, daging domba, susu dan daging babi. Beberapa makanan seperti roti bisa juga mengandung bahan tambahan yodium. (Yodium, Ensiklopedi Pengobatan Alternative oleh Kathy Stolley)
www.iccidd.org]
19
Chapter 3: “Learning about Health and Hygiene”
Chapter 3: Belajar tentang Kesehatan dan Kebersihan
(a) Reading and comprehension
(a) Membaca dan belajar memahami
(c) Question time
(c) Tanya Jawab
• • •
• • •
• • • • •
• • • • •
Each student will read the text on page 43. Explain to the class that goitre is an enlargement of the thyroid gland, resulting in a swelling at the front of the neck. Goitre usually results from a lack of iodine in the diet and occurs endemically in certain localities, especially mountain regions. Goitre can be easily prevented with sufficient dietary iodine intake. Explain any further details from the teacher’s information as you please. They must then answer the following questions in their health journals: 1. What causes goitre? 2. What can you eat to get iodine in your diet?
Masing-masing siswa membaca halaman 43. Jelaskan bahwa gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid, yang menyebab kan pembengkakan pada leher bagian depan. Gondok biasanya merupakan akibat kekurangan yodium dalam pola makan dan terjadi secara merata di wilayah tertentu, khususnya daerah pegunungan. Gondok dapat dicegah dengan mudah melalui asupan yodium yang mencukupi. Guru bisa dengan bebas menjelaskan lebih lanjut dari informasi untuk guru. Mereka harus menjawab pertanyaan berikut di jurnal kesehatan mereka: 1. Apakah penyebab gondok? 2. Apakah yang perlu kamu makan untuk mendapat asupan yodium?
(b) Salt test practical
(b) Praktek mengetes garam
• • • • • •
• • • • • •
Divide the children into small groups. Give each group a blank version of the form shown below. Each group will do a salt taste test and discuss the results. Each group will fill their answers in the blank form. After the whole class has finished their test, explain that iodised salt tastes better and non-iodised salt has a bitter taste. Then identify which of the students think their salt contains iodine and which think that theirs does not.
Name Komang Madia
Label beryodium & tidak beryodium
Pengamatan dan hasil tes
Pasar
Berlabel “Beryodium”
Halus, pahit
Putu Asih
Toko
Tidak berlabel
Kasar, lezat
Wayan Suci
Pasar
Tidak berlabel
Kasar, lezat
Luh Sekar
Toko
Berlabel “Beryodium”
Halus, pahit
Salt brought Labeled Iodised or from home Non-iodised Salt
Observation & Taste test result
Public Market Labeled “iodized salt”
Smooth granulated, bitter
Komang Madia
Rough granulated, yummy Rough granulated, yummy Smooth granulated, bitter
Putu Asih
Shop
Non labeled
Wayan Suci
Public market
Non labeled
Luh Sekar
Shop
Labeled “iodized salt”
20
Bagilah anak-anak menjadi kelompok-kelompok kecil! Berilah masing-masing kelompok formulir seperti dibawah ini tetapi yang masih kosong! Masing-masing kelompok melakukan tes rasa garam dan membahas hasilnya. Setiap kelompok menulis jawaban di formulir tersebut. Setelah seluruh kelas selesai dengan tes tersebut, guru menjelaskan bahwa garam yang tidak beryodium terasa lebih enak dan yang beryodium terasa lebih pahit. Guru lalu menanyakan garam mana yang menurut anak-anak beryodium dan mana yang tidak.
Nama
Asal garam
Write out some questions relating to the chapter on different strips of paper. Examples of the questions could be: 1. What is goitre? 2. What causes goitre? 3. List at least three problems that result from a lack of iodine in your diet. 4. How do you get iodine in your body? 5. List at least two ways that you can tell if your salt contains iodine. Place these strips of paper all over the classroom, e.g. behind the door, on the window or on a chair. The students must all run around and write down the answers of each of the questions in their books. The student with the correct answers that finishes in the quickest time wins.
Tulislah beberapa pertanyaan berkaitan dengan bab ini pada potongan kertas. Contoh pertanyaan-pertanyaan: 1. Apakah gondok itu? 2. Apakah penyebab gondok? 3. Sebutkan setidaknya tiga masalah yang disebabkan karena kekurangan yodium! 4. Apakah yang harus kita lakukan agar tubuh kita memperoleh yodium? 5. Sebutkan setidaknya dua cara untuk mengetahui apakah garam kita mengandung yodium atau tidak! Tempelkan potongan kertas tersebut dimana-mana seperti di belakang pintu, di jendela, atau di atas kursi. Siswa harus berlarian dan semua menjawab pertanyaan di bukunya Kelompok yang jawabannya tepat dan paling cepat menang.
(d) Home assignment: health journal
(d) Pekerjaan rumah: jurnal kesehatan
At home, the students will discuss with their parents the importance of iodine in order to be clever. They will also check if their parents know all the information the students got in school about IDD and if goitre is a problem in their area. If not, they should find out if there any other health problems in their community caused by food or diet. The students will also discuss with their parents if they have any other foods that have extra vitamins or minerals. The students will write down their parents’ answers and feedback in a simple report in their health journals.
Di rumah, para siswa berdiskusi dengan orang tua tentang pentingnya yodium jika mereka ingin pintar. Mereka juga akan memeriksa apakah orang tua mereka mengetahui semua informasi yang didapat para siswa di sekolah tentang kekurangan yodium dan apakah gondok merupakan masalah di wilayah tersebut. Jika tidak, mereka harus mencoba mencari tahu apakah ada masalah kesehatan yang disebabkan oleh makanan atau pola makan. Siswa juga berdiskusi dengan orang tua mereka apakah mereka punya makanan lain yang mengandung vitamin atau mineral. Siswa menulis jawaban dan respon orang tua tersebut dalam bentuk laporan sederhana dalam jurnal kesehatan mereka. 21
Chapter 3: “Learning about Health and Hygiene” Lesson 2: Hygiene and How to Avoid Getting Sick
Pages 44-46
Chapter 3: Belajar tentang Kesehatan dan Kebersihan Pelajaran 2: Kebersihan dan cara menghindari penyakit Halaman 44-46
INFORMATION FOR TEACHERS
INFORMASI UNTUK GURU
In this lesson, the students will learn about the sequence of disease and what they can do to interrupt this series of events and therefore keep them healthy. Hand washing is the best way to prevent the spread of germs that cause illnesses such as colds, flu, diarrhoea and vomiting. We pick up these germs on our hands by touching things such as people, animals, raw foods, pets and many other objects in our daily lives. Wiping your nose is also a common way to get germs on your hands. Although we can’t avoid getting germs on our hands, we can reduce the chance of infecting ourselves by knowing when to wash them. Children should wash their hands before they handle food or eat, and after they have used the toilet, played outside, touched pets or animals, blown their noses or changed a diaper/nappy.
Pada pelajaran ini, para siswa akan belajar tentang bagaimana kita terkena penyakit dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kejadian-kejadian ini untuk menjaga mereka tetap sehat. Mencuci tangan adalah hal paling penting untuk mencegah penyebaran kuman yang menyebabkan penyakit seperti demam, flu, diare, dan muntah-muntah. Kita mendapatkan kuman-kuman tersebut dari sentuhan dengan segala sesuatu di sekitar kita seperti orang, binatang, makanan mentah, binatang piaraan dan benda-benda lain. Mengusap hidung juga cara yang umum yang membuat tangan kita terkena kuman. Kita tidak bisa menghindari kuman-kuman di tangan atau kuku tetapi kita bisa mengurangi kemungkinan menginfeksi diri kita sendiri atau orang lain dengan mengetahui kapan harus mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum mereka memegang atau memakan makanan dan setelah ke kamar kecil, bermain di luar, bermain dengan binatang piaraan, mengeluarkan ingus, atau selesai mengganti popok.
The best way to wash your hands:
Cara terbaik untuk mencuci tangan:
1. Wet your hands under running water. 2. Scrub all parts of your hands with soap for at least 15 seconds. 3. Rinse under running water. 4. Dry hands with a clean cloth or paper towel. 5. If you are in a public toilet, use the towel to turn off the tap.
1. Basahi tangan dengan air yang mengalir. 2. Usap seluruh bagian tangan dengan sabun selama paling tidak 15 detik. 3. Basuh di bawah air yang mengalir. 4. Keringkan tangan dengan handuk kering atau kertas tisu. 5. Jika menggunakan WC umum, gunakan handuk untuk mengalasi tangan saat mematikan keran.
22
(a) Warm up: A game with paints to show how germs spread
(a) Kegiatan pemanasan: Permainan cat untuk menunjukkan bagaimana kuman menyebar.
• Divide the students into two groups: group 1 represents children with long nails that play outdoors and get germs on their hands. Group 2 represent children that have not played outside and have clean hands. • Paint the students in group 1’s hands with red paint and ask them to play with various objects that you have set out on the floor, eg. colouring pencils, plastic toys, etc. Explain to them that the red paint represent the germs on their hands. • Then ask the children with the clean hands to come and play with all the toys on the floor. • The teacher will paint around the play area with natural colours that stay wet longer and this will represent the germs.
• • • •
• Then get the students to all shake hands with each other. • Get the students to separate back into their two groups and get them to show their hands palms up. • The students with the originally clean hands will now have paint on them showing the students how germs spread. • After the activity, the students will sing a song about hand washing or the class can make one up using a simple tune from a well known song.
• Lalu minta anak-anak saling bersalaman. • Minta anak-anak untuk kembali ke kelompoknya dan menunjukkan tangannya. • Anak-anak yang mula-mula tangannya bersih akan terkena cat di tangannya dan ini menunjukkan bagaimana kuman menyebar. • Setelah kegiatan selesai para siswa akan menyanyikan lagu tentang mencuci tangan atau bisa membuat lirik sederhana menggunakan nada lagu yang terkenal.
Bagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 mewakili anak-anak yang berkuku panjang dan sedang bermain di luar serta terdapat kuman di tangannya, dan kelom- pok 2 adalah anak-anak yang belum bermain di luar yang memiliki tangan bersih. Guru mengecat merah tangan kelompok 1 dan meminta mereka bermain dengan benda-benda yang telah disiapkan di lantai seperti pensil warna, mainan plastik, dsb. Jelaskan bahwa cat merah mewakili kuman di tangan mereka. Lalu minta anak-anak yang tangannya bersih untuk datang dan bermain dengan semua mainan di lantai. Guru mengecat tempat bermain dengan cat alami yang tidak mudah kering untuk menggambarkan kuman
23
Chapter 3: “Learning about Health and Hygiene” (b) Reading and comprehension • The students will read the text to themselves. • Ask to the students to look out for any evidence of bacteria and sickness in the text. • Split the class into three groups. • Ask each group to illustrate a different progression of bacteria (or germs) causing sickness and they must find the information in the book. • Group 1 must illustrate: bacteria/germs in water → drinking water → getting sick. • Group 2 will draw: bacteria/germs on hands → eating food with hands → getting sick. • Group 3 will portray: clean water from the spring → bacteria/germs in bucket → germs in water → drinking the water → getting sick. • Each group must also add to their drawings a picture of how they can avoid this problem and point an arrow to the place where this solution can occur. • These diagrams should be put up on the classroom walls as examples for the children to see and remember.
(c) Group preparation of a lesson for the rest of the class • Split the class into three groups and allocate each group a different statement to present to the rest of the class: • Group 1: ‘how germs spread’ • Group 2: ‘how we get sick’ • Group 3: ‘why washing your hands is so important’ • They must use the chapter and any other information they know to make their presentation. • There will be two or three speakers in each group. • While each group presents the other students must make notes of the key points in their health journals.
24
Chapter 3: Belajar tentang Kesehatan dan Kebersihan (b) Membaca dan belajar memahami • Para siswa membaca bacaan dalam hati • Minta mereka untuk mencari hal-hal tentang bakteri dan penyakit. • Bagi kelas menjadi tiga kelompok • Minta setiap kelompok untuk menggambarkan perkembangan bakteri (atau kuman) penyebab penyakit dan mereka harus menemukan informasinya di buku. • Kelompok 1 menggambar: bakteri/kuman di air → minum air → sakit. • Kelompok 2 menggambar: bakteri/kuman di tangan → Makan menggunakan tangan → sakit. • Kelompok 3 menggambarkan : air bersih dari mata air → bakteri/kuman di ember → kuman di air → meminum air → sakit. • Masing-masing kelompok harus menambahkan pada karya mereka gambar tentang cara menghindari masalah tersebut dan mengarahkan panah ke solusinya. • Diagram ini sebaiknya dipasang di dinding kelas sebagai contoh untuk dilihat dan diingat oleh para siswa. (c) Kerja kelompok • Bagi kelas menjadi tiga kelompok dan beri masing-masing pernyataan yang berbeda untuk dipresentasikan di depan kelas. • Kelompok 1: ‘bagaimana kuman menyebar’ • Kelompok 2: ‘bagaimana kita bisa jadi sakit’ • Kelompok 3: ‘kenapa mencuci tangan sangat penting’ • Mereka harus menggunakan bab ini dan informasi lain yang mereka ketahui untuk membuat presentasi. • Akan ada dua atau tiga pembicara dari setiap kelompok. • Ketika masing-masing kelompok melakukan presentasi, teman-temannya harus mencatat poin-poin pentingnya di jurnal kesehatan.
(d) Home assignment: health journal The students will write about how the choices the children in the story made to keep clean. They will also write about how these changes affected their health. They must include specific examples from the book. They will then talk to their families at home and find out if they do the same or different things at home to make sure they stay healthy.
(d) Pekerjaan rumah: jurnal kesehatan Para siswa akan menulis tentang apa saja yang dilakukan anak-anak dalam cerita untuk menjaga kebersihan mereka. Mereka juga akan menulis bagaimana ini mempengaruhi kesehatan mereka. Meraka harus memasukkan contoh tertentu dari buku. Mereka lalu akan membicarakannya dengan orang tua di rumah dan mencari tahu apakah mereka melakukan hal yang sama atau berbeda di rumah untuk menjaga kesehatan mereka.
Lesson 3: The Importance of Clean and Safe Drinking Water
Pelajaran 3: Pentingnya air minum yang bersih dan aman
Pages 47-55
TEACHER’S INFORMATION The key point that the students will learn from this lesson is that even though water may appear clean, it may not be safe to drink as E. coli is not visible to the naked eye. In this lesson the students will learn about some of the practices required for clean water in places where clean water out of a tap is not available. Through the examples of what the children in the story learnt about safe water, the students will revisit the idea that education leads to a change in actions that will result in a benefit to our lives if we make the right choices.
Halaman 47-55
INFORMASI UNTUK GURU Kunci utama yang akan dipelajari para siswa kali ini adalah bahwa meskipun air kelihatan bersih, bisa jadi tidak aman untuk diminum karena E.coli itu tidak kasat mata. Pada pelajaran ini mereka akan belajar cara-cara menyediakan air bersih di tempat-tempat dimana air bersih tidak keluar melalui keran. Melalui contoh pelajaran anak-anak di dalam cerita mengenai air yang aman, para siswa akan sadar kembali bahwa pendidikan mengarah pada perubahan tindakan yang bermanfaat bagi hidup kita jika kita membuat pilihan yang tepat.
25
Chapter 3: “Learning about Health and Hygiene” This knowledge of clean and safe water is important for students of all socioeconomic backgrounds. Whether or not it is a problem they face at home, it is important to be aware of this if they drink water outside home or travel to different countries. This lesson is also important to make the students aware of the treatment and source of the apparently safe water that comes out of their taps.
Chapter 3: Belajar tentang Kesehatan dan Kebersihan Pengetahuan tentang air yang bersih dan aman ini penting untuk siswa dari latar belakang sosial ekonomi manapun. Baik ini merupakan masalah mereka di rumah atau tidak, penting bagi siswa untuk menyadarinya ketika mereka minum air di luar rumah atau bepergian ke negara lain. Pelajaran ini juga penting agar siswa menyadari perlakuan dan sumber dari air keran mereka yang kelihatannya bersih.
(b) Reading and comprehension • In turns, the students will read out paragraphs from the text on pages 47-55. • Ask the students the following questions: 1. What was making everyone in the village sick? 2. What did they do to stop this problem?
(c) Safe water theory The main reason for many children dying from diarrhoea worldwide is Escherichia coli (E. coli) bacteria. E. coli bacteria live and spread in water and are microscopic in size. As they can not be seen by the naked eye, this lesson is important so as the students learn that even though water may appear clean, it might not be safe to drink.
Penyebab begitu banyak anak di seluruh dunia meninggal karena diare adalah bakteri Escherichia coli (E. coli). Bakteri ini hidup dan berkembang biak di air tetapi sangat kecil ukurannya. Karena tidak kasat mata, pelajaran ini sangat penting agar siswa memahami bahwa meskipun air kelihatannya bersih, belum tentu aman untuk diminum.
The most effective ways to kill E.coli bacteria in the water are: • Regularly clean containers used to store water. • Boil raw water first for 20 minutes before drinking to make sure you kill the bacteria. Further information: The World Health Organisation (WHO), www.who.org & The United Nations Children’s Fund (UNICEF),
Cara yang paling efektif untuk membunuh bakteri E. coli di dalam air adalah: • Memeriksa apakah tempat penyimpanan airnya bersih. • Rebus air dulu selama 20 menit untuk membunuh bakterinya.
www.unicef.org
(a) Warm up: guessing game of what is right and wrong to ensure safe water • Divide the class into two groups • Prepare an illustration showing on one side some good habits to ensure the water you consume is safe and then on the other side some bad habits that result in unsafe and polluted water. • e.g. Each group will guess and explain what the pictures are about.
26
Informasi lebih lanjut: The World Health Organisation (WHO), Organisasi Kesehatan Dunia, www.who.org & The United Nations Children’s Fund (UNICEF), Organisasi Persatuan Bangsa Bangsa untuk Anak-anak, www.unicef.org (a) Kegiatan pemanasan: Tebak-tebakan mana yang salah dan benar untuk memastikan amannya air. • Bagi kelas menjadi 2 kelompok. • Guru menyiapkan ilustrasi, dimana satu sisi adalah kebiasaan baik untuk memastikan air yang di konsumsi aman dan di sisi lain menunjukkan kebiasaan buruk yang menyebabkan air tidak aman dan terkena polusi. • Contohnya: Masing-masing kelompok menebak dan menjelaskan tentang gambar tersebut.
• Each of the students will write a paragraph in their health journals about the difference between obtaining safe water in Komang Madia’s village compared to the student’s own life.
• They must include: where the water comes from and what is done to ensure that the water is safe to drink in both the story and their own lives. • If they are unsure about anything they must prepare some questions to ask their parents as the home assignment. • These questions must then be answered in their reflection journals and checked by the teacher in the next lesson.
(d) Home assignment: poster At home the children will make a poster/drawing about safe water including the problems or a specific problem that can occur and how this can be solved. In the next lesson this picture can be put up in the classroom.
(b) Membaca dan belajar memahami • Secara bergiliran, siswa membaca alinea dari halaman 47-55. • Guru memberi pertanyaan pada siswa: 1. Apakah yang membuat semua orang di desa sakit? 2. Apakah yang mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah ini? (c) Teori air yang aman • Setiap siswa menulis satu alinea dalam jurnal kesehatan mereka tentang perbedaan antara cara memperoleh air yang aman di desanya Komang Madia dibandingkan dengan di tempat para siswa.
• Mereka harus memasukkan: darimana mereka mendapat airnya dan apa yang telah dilakukan untuk memastikan airnya aman untuk diminum baik pada cerita dan di dalam kehidupan mereka. • Jika mereka tidak yakin maka mereka harus menyiapkan pertanyaan untuk orang tua sebagai pekerjaan rumah. • Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab dalam catatan harian mereka dan diperiksa oleh guru pada pelajaran berikutnya. (d) Pekerjaan rumah: membuat poster Di rumah anak-anak membuat poster atau gambar tentang air yang aman termasuk masalah-masalah yang ada beserta pemecahannya. Minggu berikutnya, gambar dibawa ke sekolah dan bisa dipasang di ruang kelas. 27
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables” — Beternak Cacing dan Menanam Sayuran These lessons will teach the students about some practical aspects of sustainability and learning to grow their own nutritious vegetables. Due to the increasing lack of resources worldwide, it is important to encourage future generations to acquire knowledge on self-sufficiency, for example, growing their own vegetables and overcoming challenges such as land erosion with solutions like vetiver grass, regarded worldwide as a ‘hedge against erosion.’ It is also important that the students learn about balancing their diet and the organic and nutritious aspects of growing their own organic vegetables as this will result in healthier future generations.
Pelajaran kali ini akan mengajarkan siswa tentang sejumlah langkah nyata untuk kelestarian alam dan belajar menanam sayuran sehat untuk diri mereka sendiri. Karena menurunnya sumber daya di seluruh dunia, penting untuk mendorong generasi mendatang untuk memperoleh pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan secara mandiri, misalnya, menanam sayuran sendiri dan mengatasi masalah seperti erosi dengan rumput akar wangi. Penting juga bagi siswa untuk belajar tentang menyeimbangkan pola makan mereka serta menyeimbangkan aspek organik dan aspek gizi dari bertanam sayuran sendiri agar menghasilkan generasi masa depan yang lebih sehat.
Lesson 1: Vetiver grass stops soil erosion
Pelajaran 1: Rumput Akar Wangi mencegah erosi tanah
Pages 57-63
TEACHER’S INFORMATION This lesson will teach the children about vetiver grass and its benefits for the prevention of erosion. They will also learn about the problems caused by erosion in the remote East Bali village and also about land erosion issues that may exist in the students’ own homelands. 28
Halaman 57-63
INFORMASI UNTUK GURU Kali ini guru mengajarkan tentang rumput akar wangi dan manfaatnya untuk mencegah erosi. Mereka juga akan belajar tentang masalah-masalah yang ditimbulkan karena erosi di desa-desa terpencil di Bali timur dan juga tentang erosi tanah yang mungkin terjadi di daerah tempat tinggal para siswa. 29
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables”
Chapter 4: Beternak Cacing dan Menanam Sayuran
Vetiver grass (Vetiveria zizanioides) is an environmentally friendly and sustainable solution for preventing land erosion and conserving soil and water, with key benefits as follows:
Rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides) adalah solusi yang ramah dan berkelanjutan untuk mencegah erosi tanah serta konservasi tanah dan air, dengan manfaat sebagai berikut:
• Vetiver is a clump grass with sterile seeds that cannot become a weed. • A perennial and permanent and only grows where planted. • Vetiver forms a dense, permanent hedge preventing soil loss from runoff. • Vetiver has a dense root system penetrating to at least 3 meters. • Grows in most soil types irrespective of nutrient status, acid sulphate, pH or salinity. • Vetiver does not compete with the plants it is protecting. • Vetiver is used for wind erosion control, as a wind break and pest control.
• Akar wangi adalah rumput berbentuk rumpun dengan biji steril dan tidak akan menjadi tanaman liar. • Rumput abadi dan permanen yang hanya tumbuh di tempat dimana dia ditanam. • Mampu membentuk pagar permanen yang padat dan tebal untuk mencegah tergerusnya tanah. • Memiliki akar yang lebat yang masuk ke dalam tanah hingga 3 meter. • Tumbuh pada hampir semua jenis tanah, tidak terpengaruh oleh tingkat kesuburan tanah, keasaman, pH atau kadar garam • Tidak mengganggu tanaman yang dilindunginya. • Digunakan untuk pengendalian erosi karena angin, sebagai pemecah angin dan pengendali hama.
Further information: The Vetiver Network International (TVNI), www.vetiver.org The Indonesia Vetiver Network (IDVN), www.eastbalipovertyproject.org/vetiver
Untuk informasi lebih lanjut: The Vetiver Network International (TVNI), www.vetiver.org The Indonesia Vetiver Network (IDVN), www.eastbalipovertyproject.org/vetiver
(a) Warm up: class reading and summarising the text • Split the class into six groups and ask each group to read and summarise an allocated page out of the six pages of text. • Make sure the group reading page 62 includes the benefits of vetiver in their summary. • One person from each group will then read their summary to the rest of the class. • You may then explain further the importance of vetiver by writing some key points from the teacher’s information on the board.
(a) Pemanasan: Membaca dan meringkas bacaan • Bagi kelas menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok membaca serta meringkas masing-masing satu halaman dari enam halaman yang ada. • Pastikan kelompok tersebut membaca halaman 62 dan memasukkan manfaat akar wangi dalam ringkasannya. • Satu anak dari masing-masing kelompok lalu menyampaikan hasil ringkasannya di depan kelas. • Jelaskan lebih lanjut tentang pentingnya akar wangi dengan menulis poin- poin penting dari informasi untuk guru di papan.
30
(b) Discussion • Divide the class into small groups and hand out these questions for the groups to discuss: 1. What causes erosion? 2. Where does erosion occur? 3. What can be used to stop erosion? 4. Do you know any other solutions to stop erosion and what are they?
(b) Berdiskusi • Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dan berikan pertanyaan pertanyaan berikut untuk dibahas. 1. Apakah penyebab erosi? 2. Dimana saja erosi bisa terjadi? 3. Apakah yang bisa digunakan untuk menghentikan erosi? 4. Tahukah kamu pemecahan lain untuk menghentikan erosi? Sebutkan!
(c) Presentation • Each group will present their answers to the class. • While one group is presenting, the other groups prepare questions to ask. • The students should make notes about erosion and its solutions in their books.
(c) Presentasi • Masing-masing kelompok akan mempresentasikan jawabannya di kelas. • Ketika satu kelompok melakukan presentasi, kelompok lain menyiapkan pertanyaan-pertanyaan. • Para siswa sebaiknya membuat catatan tentang erosi dan pemecahan masalahnya di buku.
(d) Home assignment: reflection journal The students will write a report on the vetiver and any other types of erosion control discussed in the lesson. They must also go out into their local environments and homes and look for any evidence of erosion and think about what effects this might have in the future for the living environment. They must also research or think about solutions that are used against erosion in their region. They can do this by discussing this with their parents, neighbours or by looking it up in books or on the internet.
(d) Pekerjaan Rumah: catatan harian Para siswa akan menulis laporan tentang rumput akar wangi dan jenis pengendalian erosi lain yang telah dibahas di pelajaran ini. Mereka juga harus pergi keluar dan mengamati tanda-tanda adanya erosi di sekitar rumah dan lingkungan mereka dan berpikir tentang dampaknya di masa depan bagi lingkungan hidup. Mereka juga harus meneliti atau memikirkan pemecahan masalah erosi di wilayah mereka. Mereka bisa melakukannya dengan berdiskusi dengan orang tua, tetangga atau mencarinya di buku atau internet. 31
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables” Lesson 2: Different types of vegetables
Page 64
Chapter 4: Beternak Cacing dan Menanam Sayuran Pelajaran 2: Jenis-jenis sayuran
Halaman 64
TEACHER’S INFORMATION In this lesson, the students will learn about the importance of dietary balance and variety to maintain good health.
INFORMASI UNTUK GURU Pada pelajaran ini para siswa akan belajar tentang pentingnya pola makan seimbang dan belajar berbagai cara untuk mempertahankan kesehatan
Vitamins are essential for the body to function, grow and stay healthy. However, they are not made by the body so must be obtained from food such as vegetables, fruit and meat. Eating a varied diet including many different types of fruit and vegetables is recommended for good health and reduces the risk of disease, so we can get all the different nutrients that our bodies need. Typical examples of a selection of essential vitamins and micronutrients are: • Vitamin A: Essential for vision and healthy eyes. Deficiencies result in night blindness. Found in colourful vegetables, usually yellow or orange, eg. pumpkin, tomatoes and carrots. • Vitamin C: Vital to maintain a healthy immune system and helps blood to clot quickly when the skin is cut or grazed. Found mainly in oranges, lemons, limes (citrus fruits) and tomatoes. Also found in potatoes, broccoli, spinach, cauliflower and cucumber. • Vitamin E: Important antioxidant that protects body cells. Found in green leafy vegetables, e.g. broccoli and spinach. Also found in tomatoes, nuts and corn.
Vitamin sangat penting agar tubuh bisa berfungsi, tumbuh, dan tetap sehat. Meski demikian, vitamin tidak diproduksi oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari makanan seperti sayuran, buah, dan daging. Makan makanan yang beragam termasuk berbagai jenis buah dan sayuran yang beda sangat disarankan karena baik untuk kesehatan dan mengurangi kemungkinan terkena penyakit, supaya kita mendapatkan berbagai macam gizi yang diperlukan tubuh. Contoh vitamin dan gizi yang penting misalnya: • Vitamin A: Penting untuk penglihatan dan kesehatan mata. Kekurangan vitamin A menyebabkan rabun senja. Vitamin ini terkandung dalam sayuran berwarna, biasanya yang berwarna kuning atau jingga, misalnya labu, tomat, dan wortel • Vitamin C: Penting untuk mempertahankan kekebalan tubuh dan membantu pembekuan darah ketika kita terluka. Terkandung dalam jeruk, jeruk nipis, jeruk lemon dan tomat. Juga pada kentang, brokoli, bayam, bunga kol dan ketimun. • Vitamin E: Antioksidan penting yang melindungi sel tubuh. Terdapat pada sayuran hijau seperti brokoli dan bayam. Juga ada pada tomat, kacang-kacangan dan jagung.
(a) Warm up: reading and brainstorming on types of vegetables • Ask the class to read paragraph 1, on page 64 to themselves. • Divide the class into two or three groups. • Draw columns on the board or lay out a piece of paper for each of the groups. • The students must then write down as many different vegetables as they already know in their column or piece of paper. • The group with the greatest number of different vegetables written down will win.
(a) Pemanasan: Membaca dan membahas tentang jenis-jenis sayuran. • Minta kelas untuk membaca alinea 1, halaman 64. • Bagi kelas menjadi dua atau tiga kelompok. • Gambar kolom di papan atau beri 1 lembar kertas pada setiap kelompok. • Murid-murid harus menuliskan sebanyak mungkin sayuran yang mereka ketahui pada kolom di papan atau kertas mereka. • Kelompok dengan jumlah jenis sayuran terbanyak adalah pemenangnya.
32
(b) Discussion • The students will stay in their groups and discuss and write down the answers to the following questions. 1. What are the three benefits of growing new vegetables mentioned in paragraph 1, page 64? 2. Where do you get your vegetables that you eat at home from? 3. Do you have a garden at home? If yes, what vegetables do you grow? 4. What do you know about planting and growing vegetables? • After the questions have been discussed, ask several different students to present their answers.
(b) Berdiskusi • Para siswa tetap di kelompoknya dan membahas serta menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apakah 3 manfaat menanam jenis sayuran baru sebagaimana yang disebutkan pada alinea 1, halaman 64? 2. Darimana kalian mendapatkan sayuran yang kalian makan di rumah? 3. Apakah kalian punya kebun di rumah? Jika ya, sayuran apa saja yang ditanam? 4. Apa yang kalian ketahui tentang cara menanam sayuran? • Setelah pertanyaan-pertanyaan tersebut dibahas, minta beberapa murid menyampaikan jawabannya.
(c) Children become teachers and present a lesson and discussion • Split the class into three groups. • Give each group an information sheet on each of the different vitamins. • Tell each group that they will become experts on a specific vitamin. • They must then prepare a lesson to present to the class and it must contain a visual aid, the health benefits of each vitamin and the vegetables that contain it. • The groups that are listening should create a chart explaining the health benefits and the vegetables that contain each of the vitamins learned about in the class.
(c) Anak-anak menjadi guru, mengajar dan berdiskusi • Bagi kelas menjadi tiga kelompok. • Berikan masing-masing kelompok kertas berisi informasi tentang vitamin yang berbeda-beda. • Beritahukan kepada masing-masing kelompok bahwa mereka akan menjadi ahli untuk vitamin tertentu. • Mereka lalu menyiapkan pelajaran untuk disampaikan di depan kelas, lengkap dengan gambar, mengenai manfaat setiap vitamin dan sayuran yang mengandungnya. • Kelompok yang mendengarkan harus membuat bagan yang menjelaskan manfaat kesehatan dan sayuran yang mengandung masing-masing vitamin yang dipelajari di kelas. 33
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables”
Chapter 4: Beternak Cacing dan Menanam Sayuran
• Ask the children what they think would happen if they were not getting one type of these vitamins and make sure they understand the importance of a balanced and varied diet to make sure we keep our entire bodies healthy.
• Tanyakan kepada anak-anak apa yang kira-kira terjadi jika mereka tidak mendapatkan asupan salah satu jenis vitamin dan yakinkan agar mereka mengerti pentingnya pola makan yang seimbang dan beragam untuk menjaga agar seluruh tubuh kita tetap sehat.
(d) Home assignment: make a simple vegetable nutrient chart Based on the information explained in the lesson the students will make simple vegetable nutrient charts of the vegetables they eat daily at home. They will then write in their reflection journals about the importance of a balanced diet and whether they think they have one from the food that they eat daily. In the next lesson, put these charts on the classroom walls or whiteboard/blackboard and the children can compare and decide on their choices.
(d) Pekerjaan rumah: Membuat bagan gizi sayuran sederhana. Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan, para siswa akan membuat bagan gizi sederhana tentang sayuran yang mereka makan sehari-hari. Mereka lalu menulis dalam catatan harian mereka tentang pentingnya pola makan yang seimbang dan apakah mereka mendapatkannya dari makanan yang mereka santap setiap hari. Pada pertemuan berikutnya, pasang bagan tersebut di dinding ruangan atau papan tulis dan anak-anak dapat membandingkan dan memutuskan mana yang paling mereka sukai.
Lesson 3: Organic Farming
Pelajaran 3: Pertanian organik
Page 64
(a) Pemanasan: Mengenali kata-kata berkaitan dengan pertanian organik di halaman 64 “Seni Belajar dari Pengalaman”
• Explain to the students some of the information above and ask them to note down some key words in their health journals. • Divide the class into two groups and ask them to read paragraph 2 and 3 on page 64. • Then ask the students, within their groups, to identify the words associated with organic farming and write them down on a piece of paper.
• Jelaskan pada siswa sejumlah informasi mengenai pertanian organik dan minta mereka menuliskan sejumlah kata kunci dalam jurnal kesehatan mereka. • Bagi kelas menjadi 2 kelompok dan siswa membaca alinea 2 dan 3 pada halaman 64. • Lalu minta mereka, bersama kelompoknya, mencari kata-kata yang terkait dengan pertanian organik dan menulis dalam selembar kertas secepat mungkin.
(b) Class discussion • Ask the students the following questions to find out what they already know about organic farming. 1. Who has a garden at home? 2. Do you use fertiliser in your garden? 3. What kind of fertiliser do you use? 4. Do you know what compost is?
(b) Diskusi kelas • Ajukan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini pada siswa untuk memastikan apakah mereka telah mengetahui tentang pertanian organik. 1. Siapa yang memiliki kebun di rumah? 2. Apakah kalian memakai pupuk untuk berkebun? 3. Jenis pupuk apa yang kalian pakai? 4. Apakah kalian tahu apa kompos itu?
Halaman 64
TEACHER’S INFORMATION This lesson introduces the idea of organic farming to the students and teaches them about its importance for our health.
INFORMASI UNTUK GURU Pelajaran ini mengenalkan ide tentang pertanian organik kepada para siswa dan mengajarkan tentang pentingnya jenis pertanian ini untuk kesehatan kita.
Organic farming is the process of producing food naturally. This method avoids the use of chemical fertilisers and only uses natural fertilisers, pesticides and compost. Non-organic farming relies on various chemical fertilisers and pesticides that are hazardous to the environment, damage the ecosystem and can produce unhealthy food.
Pertanian organik adalah proses memproduksi makanan secara alami. Cara ini menghindari penggunaan pupuk kimia dan hanya menggunakan pupuk alami, pestisida alami, dan kompos. Pertanian non-organik menggunakan berbagai jenis pupuk dan pestisida kimia yang membahayakan lingkungan, merusak ekosistem dan menghasilkan makanan yang tidak sehat.
Some of the many advantages of organic farming are: increased soil fertility; increased soil water-holding ability and healthier crops as they are free from chemicals. Different types of natural substances used as organic fertiliser and compost are: animal manure, worm castings and mulch from leaves which has the added benefit of being a natural pest repellent.
Manfaat dari pertanian organik adalah meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan kemampuan tanah menyerap air dan menghasilkan bahan makanan yang lebih sehat karena terbebas dari bahan kimia. Berbagai bahan alami yang bisa digunakan sebagai pupuk dan kompos dalam pertanian organik adalah kotoran binatang, kompos, pupuk kascing, dan mulsa dari daun yang juga bisa berfungsi sebagai pengusir hama alami.
34
(a) Warm up: identify words associated with organic farming on page 64 of “The Art of Learning by Doing”
35
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables”
Chapter 4: Beternak Cacing dan Menanam Sayuran
(c) Poster presentation • Split the class into two groups. • Ask one group to prepare information about the advantages of organic farming and the other group to prepare information about the disadvantages of non-organic farming. • Each group must then draw a poster with pictures showing the information gathered on their topic from the text. • You can go around the groups and give them further details from the teacher’s information to add to their posters. • One person in each group must present the poster to the class explaining what the drawings show. • Then put the posters next to each other on the classroom walls.
(c) Presentasi Poster • Bagi kelas menjadi 2 kelompok. • Minta salah satu kelompok untuk menyiapkan informasi tentang kelebihan pertanian organik dan kelompok lain menyiapkan informasi tentang kekurangan dari pertanian non-organik. • Kemudian masing-masing kelompok harus membuat poster bergambar yang menunjukkan informasi sesuai dengan topik pada bacaan. • Guru bisa berkeliling di kelas dan memberi penjelasan lebih rinci dari infor- masi untuk guru untuk ditambahkan pada poster. • Salah satu orang dari kelompok harus mempresentasikan posternya di depan kelas untuk menjelaskan apa maksud dari gambar mereka. • Poster lalu dipasang berdampingan di dinding kelas.
(d) Home assignment: discussion with parents and reading The students discuss organic farming and its advantages with their parents and siblings. They could also accompany someone who buys the fruit and vegetables to the shops the next time they go and identify where to buy organic produce or list how many places they can find that sell organic produce. The students must also read pages 64-71 at home to prepare for the next lesson.
(d) Pekerjaan Rumah: Berdiskusi dengan orang tua dan membaca. Para siswa berdiskusi tentang pertanian organik dan manfaatnya dengan orang tua dan saudara-saudara mereka. Mereka bisa juga menemani siapa saja yang pergi membeli sayur dan buah ketika berbelanja dan mengingat dimana tempat membeli produk organik atau membuat daftar nama tempat yang mereka ketahui yang menjual produk organik. Para siswa juga harus membaca halaman 64-71 di rumah untuk persiapan pelajaran selanjutnya.
Lesson 4: Planting Vegetables
Pelajaran 4: Menanam Sayuran
Pages 64-71
TEACHER’S INFORMATION In this lesson, the students will learn about the practical aspects of planting an organic vegetable garden. This knowledge gives students an exciting way to take control of their lives and encourages them to start an organic vegetable garden at home. An organic vegetable garden is not only beneficial to the children’s and their families’ health, but also for the sustainability of their futures. 36
Halaman 64-71
INFORMASI UNTUK GURU Dalam pelajaran ini, para siswa akan belajar menanam sayuran organik di kebun. Pelajaran ini memberikan pengetahuan secara menyenangkan bagi para siswa agar bisa mengontrol kehidupan mereka dan mendorong mereka untuk membuat kebun sayuran organik di rumah. Kebun sayuran organik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan murid-murid dan keluarganya, tetapi juga berguna bagi masa depan mereka secara berkesinambungan.
Information for developing a successful organic vegetable garden: • Location: Important that the organic garden gets enough sunshine, most beneficial being the morning sun. • Fertile soil/compost: Ensures that the soil has the essential nutrients required for healthy plant growth. • Seedling preparation: Start smaller vegetables such as pak choy, carrots, tomatoes and aubergine/eggplant in seed boxes, getting sunlight in the morning, shade in the afternoon and protect from strong winds (a light breeze is good for keeping pests and insects away). After leaves begin to appear, plant the seelings in the newly prepared garden. Plant larger seeds such as beans, potatoes, pumpkins and cucumbers directly into the garden. • Planting in the vegetable garden: Plant in the afternoon when the sun is going down. • Maintenance: Regular maintenance is essential, key stages listed below. * Mulching: Prepare mulch from leaves, shredded wood or scrap paper and use it to cover the garden, keeping the soil moisture and preventing evaporation. The mulch eventually decays, adding nutrients, carbon and organic matter to the soil. * Watering the garden: Ideally daily, preferably in the afternoon when the sun goes down. * Weeding: Preferably daily as weeds will compete for sun and nutrients in the soil.
Informasi untuk pengembangan kebun sayur organik: • Tempat: Tempat harus mendapat sinar matahari, khususnya sinar matahari pagi. • Tanah subur/kompos: Diperlukan untuk kebun organik sehingga tanah memilki unsur hara yang diperlukan untuk kesehatan pertumbuhan tanaman. • Penyiapan bibit: Mulailah dengan menanam sayuran yang lebih kecil seperti packchoy (sawi sendok), wortel, tomat dan terung dalam wadah persemaian yang terkena banyak sinar matahari pagi, teduh di siang hari, dan terlindung dari angin yang kencang (angin sepoi-sepoi berguna untuk menjauhkan tanaman dari hama dan serangga). Sesudah daun mulai tumbuh, pindahkan/tanam bibit ke kebun organik yang telah disiapkan. Benih tanaman yang lebih besar seperti kacangkacangan, kentang, labu dan ketimun langsung ditanam pada tanah di kebun sayur organik. • Menanam di kebun sayur organik: Tanamlah bibit sayuran di sore hari ketika matahari sudah condong ke barat. • Perawatan: Perawatan yang teratur sangat diperlukan, berikut tahapan kuncinya: * Pemberian mulsa: Mulsa bisa dibuat dari daun, serbuk gergaji atau sisa kertas dan digunakan untuk menutupi tanah agar kelembaban tanah terjaga dan mengurangi penguapan air. Mulsa pada akhirnya akan membusuk, menambah hara, karbon, dan zat organik ke dalam tanah sehingga menambah kesuburan. * Penyiraman kebun: paling tidak sehari sekali, khususnya di sore hari ketika matahari mulai condong ke barat. * Pencabutan gulma: Sebaiknya dilakukan setiap hari karena gulma akan bersaing dengan tanaman untuk mendapatkan sinar matahari dan nutrisi tanah.
37
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables” • Harvesting cycles: All vegetables have different growth rates and harvesting cycles. Most green vegetables such as pak choy and spinach are ready for harvesting 45-60 days after planting in the garden. Others such as broccoli, cauliflower, aubergine, cabbage and green beans usually take at least 3 months, depending on soil quality, maintenance, climate, etc.
Chapter 4: Beternak Cacing dan Menanam Sayuran • Siklus panen: Setiap tanaman memiliki tingkat pertumbuhan dan waktu panen yang berbeda. Sebagian besar sayuran hijau seperti pak Choy dan bayam siap dipanen 45-60 hari sejak masa tanam. Sayuran lain seperti brokoli, terung kecil, kubis, dan buncis bisa memerlukan waktu 3 bulan untuk panen tergantung kualitas tanah, perawatan, iklim dan lain-lain.
Collecting seeds for ‘seed saving’: To ensure you get many seeds for future planting, care for each vegetable by: regular weeding, watering and shading when the sun is too hot. Well maintained vegetables will produce good quality seeds by keeping the best few plants in the garden until they flower and then the flowers become the seeds. Harvest the other vegetables for the school or family meal. Make sure you pick the seeds before mid-day, when it is bright and dry. Do not pick seeds when it is raining.
Mengumpulkan bibit untuk tabungan bibit: Untuk memastikan agar kita bisa mendapat benih untuk musim tanam berikutnya, rawat setiap tanaman secara teratur dengan: pembersihan gulma, penyiraman dan berilah naungan apabila sinar matahari terlalu panas. Sayuran yang terawat baik akan menghasilkan bibit yang berkualitas dengan cara tetap memelihara beberapa tanaman yang terbaik hingga muncul bunga dan bunga tersebut tumbuh menjadi biji. Sayuran lainnya bisa dipanen untuk bahan makanan di sekolah atau di rumah. Pastikan untuk memetik biji/bibit sebelum tengah hari, ketika cuaca cerah dan tanah kering. Jangan memetik biji/bibit saat sedang turun hujan.
Preparing seeds for saving and storing for next season: Carefully peel the skins/shells and then separate all seeds by hand. Ferment tomato and cucumber seeds to avoid diseases by putting them in water and leaving for 2-3 days (foam will appear on the surface). Wash all the fermented seeds in clean water and put them out in the shade to dry. When they are completely dry, put in ventilated boxes and store till next planting season.
Persiapan bibit dan penyimpanan untuk musim berikutnya: Kupas biji-bijian yang berkulit atau bercangkang dengan tangan secara hati-hati. Fermentasikan biji tomat dan ketimun dengan cara direndam selama 2-3 hari (akan ada buih pada permukaan air) untuk melindungi dari penyakit. Cuci semua bibit yang akan difermentasikan dan letakkan di tempat teduh agar mengering. Apabila bibit sudah benar-benar kering, masukkan di kotak yang berventilasi dan simpan untuk musim tanam berikutnya.
38
Teknik Penyimpanan Bibit yang Berhasil
Successful Seed Saving Techniques Vegetable
Harvest
Seed Saving
Sayuran
Panen
Pemetikan Benih
tomatoes, aubergine
Beginning to ripen but not yet very soft
Pick from the healthiest plant
Tomat, terung
Mulai matang tetapi belum begitu empuk.
Petik dengan tangan dari tanaman paling sehat.
cucumbers
When they are ripe
Pick from the healthiest plant
Ketimun
Ketika matang
Petik dengan tangan dari tanaman paling sehat.
lettuce, green vegetables,
Wait until the skin is brownish and dry then peel it
Cover vegetable with a bag so that no seeds are lost, then cut the stem
Tunggu sampai kulitnya kecoklatan dan kering
Let the seeds dry during the dry season and harvest it when it is ripe in the wet season. Then dry them near a fire
Bungkus bunga sayuran dengan kantong sehingga biji tidak jatuh, lalu potong batangnya.
Pick from the healthiest plant
pak choy, broccoli green beans, long beans
pumpkins
When they are ripe but leave them alone for 2 or 3 weeks before harvesting
spinach, carrots
Wait until the flowers go brownish and slightly dry
Pick from the healthiest plant
Cover the vegetable with a bag so that no seeds are lost, then cut the flower stem
Selada, sayuran hijau, packchoy, brokoli
lalu dikupas.
Buncis, kacang panjang
Tunggu sampai benih kering selama musim kemarau dan panen ketika sudah matang di musim hujan. Lalu keringkan dekat perapian.
Petik dengan tangan dari tanaman paling sehat.
Labu
Ketika matang tetapi biarkan selama 2-3 minggu sebelum dipanen.
Petik dengan tangan dari tanaman. paling sehat.
Bayam, Wortel
Tunggu sampai bunganya kecoklatan dan sedikit kering.
Bungkus bunga sayuran dengan kantong sehingga biji tidak jatuh, lalu potong batangnya.
* Source the EBPP children’s school organic gardens:
* Sumber dari kebun organik sekolah-sekolah EBPP:
(a) Warm up: reading and word guessing game • Go around the class and get each student to read out one sentence aloud from the last paragraph of page 64 up to page 70. If they do not understand a word you should explain it to them. • Then ask them to shout out key words from the text and write these on separate strips of paper, e.g. Vetiver grass, soil, fertiliser, seeds, nursery, garden, and vegetables. • Stick strips of paper on different students’ backs and ask them to mingle with their classmates and ask questions to figure out what word is on their back, e.g. “What do I look like, small or big?” or “Do I grow?” • The students are not allowed to ask, “What am I?” • If you have too many words then pick the most important ones and if you do not have enough words then put the same word on different student’s backs. • Once they have guessed what they are they can sit down.
(a) Pemanasan: Membaca dan Main Tebak-Tebakan. • Guru berkeliling kelas dan meminta masing-masing siswa untuk membaca satu kalimat dengan suara keras dari alinea terakhir di halaman 64 sampai 70. Jika mereka tidak mengerti kata-kata tertentu, guru menjelaskannya. • Lalu minta mereka untuk mengucapkan keras-keras kata kunci dari bacaan dan menulis pada potongan kertas misalnya rumput akar wangi, tanah, pupuk, benih, tempat pembibitan, kebun, dan sayuran. • Tempelkan potongan kertas tersebut pada punggung anak-anak dan minta mereka untuk berkeliling di kelas dan saling bertanya untuk menemukan apa kata yang ada di punggung mereka, misalnya “Bagaimanakah bentukku? Kecil atau besar?” “Apakah aku bisa tumbuh?” • Murid-murid tidak boleh bertanya “Apakah aku?” • Jika guru memiliki terlalu banyak kata, ambil hanya yang terpenting dan jika kekurangan kata-kata, tempelkan beberapa kata yang sama pada punggung anak-anak. • Kalau sudah menemukan kata di punggung mereka, siswa boleh duduk. 39
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables”
Chapter 4: Beternak Cacing dan Menanam Sayuran
(b) Class questions • Ask the children some questions about gardening and promote class discussion. 1. Who has a vegetable garden or has ever grown any vegetables at home? 2. What kind of vegetables do you grow? 3. Where do you grow them? In the ground or in pots? 4. How do you grow vegetables? 5. Do you maintain them? 6. What kind of maintenance you do?
(b) Pertanyaan-pertanyaan • Berikan beberapa pertanyaan kepada anak-anak tentang berkebun dan minta mereka mendiskusikannya. 1. Siapakah yang memilki kebun sayur atau pernah menanamnya di rumah? 2. Sayuran apakah yang ditanam? 3. Dimanakah kalian menanamnya? Di tanah atau pot? 4. Bagaimana kalian menanamnya? 5. Apakah kalian merawat mereka? 6. Perawatan macam apa yang kalian lakukan?
(c) Determine the steps for planting a vegetable garden • Divide the class into groups. • Ask each group to write out the steps for planting a vegetable garden in the right order in their health journals. • They must use the information from the book and look at what the children in the story did. • Then discuss with the class if they think there is anything different that would have to do to grow an organic vegetable garden at home. • Make sure you have communicated to them all the steps in the teacher’s information.
(c) Mengurutkan cara-cara bertanam. • Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok. • Minta masing-masing kelompok untuk menuliskan langkah-langkah penanaman sayuran secara berurutan dalam catatan harian mereka. • Mereka harus menggunakan informasi dari buku dan melihat apa yang telah dilakukan anak-anak dalam cerita. • Lalu diskusikan dengan kelas kalau ada hal-hal berbeda yang harus dilakukan untuk menanam kebun sayuran organik di rumah. • Guru memastikan telah membahas semua langkah-langkah dalam Informasi untuk guru.
(d) Home assignment: reflection journal The students must decide where they could plant some seeds in a small garden or in small plant pots at home. They must then discuss with their parents and find out if it is an option for them to begin planting some vegetables at home. It is advised that they begin with only one type of vegetable, such as watercress, peanuts, green beans etc. Each student is responsible for looking after their own vegetables daily, and their parents should support them and use the harvested vegetables in their cooking.
(d) Pekerjaan Rumah: Membuat Laporan Para siswa harus memutuskan dimana mereka bisa menanam bibit, di kebun kecil atau dalam pot di rumah. Lalu mereka harus membahas dengan orang tua mereka dan mencari cara apa yang bisa dilakukan untuk mulai menanam sayuran di rumah. Disarankan untuk memulai dari hanya satu jenis sayur seperti selada air, kacangkacangan, buncis dsb. Masing-masing siswa bertanggung jawab untuk merawat sayuran mereka sendiri sehari-hari, dan orang tua harus mendukung mereka dan menggunakan sayuran yang telah dipanen untuk memasak.
40
Lesson 5: Farming Worms
Page 66
Pelajaran 5 : Beternak cacing
Halaman 66
TEACHER’S INFORMATION Earthworms are cold-blooded invertebrates and hence have no backbones, have no ears, eyes, or a nose, but they have senses. They have mouth, but they don’t have jaws or teeth. Each earthworm has both male and female organs (hermaphrodite) and can reproduce baby earthworms.
INFORMASI UNTUK GURU Cacing termasuk hewan invertebrata berdarah dingin yang tidak memiliki tulang belakang, tidak memiliki telinga, mata, atau hidung, tetapi mereka memiliki indera. Mereka memiliki mulut, tetapi tidak memiliki rahang dan gigi. Setiap cacing tanah memiliki organ jantan dan betina (hermaprodit) sehingga bisa beranak pinak tanpa perkawinan.
Earthworms have many important roles in nature, including mixing and aerating the soil, improving soil structure and water infiltration, helping moderate soil pH, bringing up minerals in the soil, making nutrients more available to plants, breaking down plant and animal materials into compost, and increasing beneficial microbial action in the soil.
Cacing tanah memiliki beberapa penting bagi alam, termasuk mencampur dan menggemburkan tanah, meningkatkan struktur dan penyerapan tanah, menormalkan pH tanah, meningkatkan mineral dalam tanah, meningkatkan nutrisi untuk tanaman, mengurai sampah hewan dan tumbuhan menjadi kompos dan membantu kerja mikroba yang menguntungkan tanah
Earthworms are excellent composters in agriculture for producing fertilizer. They can break down all organic material faster than any other composting systems. Some earthworm species will eat half their body weight in food per day. Earthworms exist in all regions of the world except in desert and frozen Arctic area. They thrive in almost all soil types, provided adequate food is available.
Cacing tanah adalah pengurai yang sangat baik dalam pertanian untuk memproduksi pupuk. Mereka paling cepat dalam menguraikan bahan organik dibanding yang lainnya. Beberapa spesies cacing tanah, makan seberat separuh berat badannya setiap hari. Cacing tanah ada di seluruh wilayah di dunia kecuali di gurun pasir dan daerah beku di kutub utara. Mereka bisa hidup dengan baik di hampir semua jenis tanah, asalkan tersedia banyak makanan.
From the many different types of earthworms in the world, the earthworm family of Lumbricidae is the best for producing worm casting fertilizer, especially the Lumbricus rubellus and Lumbricus terrestris varieties. For large scale worm castings production, a permanent building should be built with a nearby source of cow manure, as in our EBPP school gardens. For smaller scale worm breeding, e.g. a home kitchen garden or in cities, worms can be bred in purpose-designed worm bins or in large plastic buckets and fed with organic kitchen waste.
Dari begitu banyak jenis cacing tanah di dunia, famili Lummbricidae merupakan yang terbaik untuk memproduksi pupuk kascing khususnya varietas Lumbricus Rubellus dan Lumbricus Terrestris. Untuk produksi kascing skala besar, sebaiknya disediakan bangunan tetap yang dekat dengan kotoran sapi, seperti di kebun sekolah-sekolah EBPP. Untuk skala yang lebih kecil misalnya kebun dapur atau di kota, cacing bisa dikembangkan dalam wadah khusus atau dalam ember plastik besar dan diberi makan sampah dapur organik.
For detailed information on making worm castings fertilizer, see EBPP worm casting brochure on our website www.eastbalipovertyproject.org
Untuk informasi lebih lanjut tentang pembuatan pupuk kasting, lihat brosur kasting EBPP di website www.eastbalipovertyproject.org 41
Chapter 4: “Farming Worms and Vegetables”
Chapter 4: Beternak Cacing dan Menanam Sayuran
(a) Warm up: reading activity and brainstorming • Divide the class into small groups and tell each group to read page 66. • Teacher asks the students to brainstorm with their group what they know about worms. • Each group’s ideas can be illustrated (drawings/sketches or words) on large drawing paper.
(a) Kegiatan pemanasan: membaca dan berdiskusi • Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dan masing masing kelompok membaca halaman 66. • Guru meminta siswa untuk membahas apa yang mereka ketahui tentang cacing • Ide masing masing kelompok bisa diilustrasikan melalui gambar atau sketsa atau kata-kata pada kertas gambar ukuran besar.
(b) Discussion • The children stay in their groups and the teacher hands out these questions for the groups to discuss: a. What is an earthworm? b. Why are earthworms important? c. What are the roles of earthworms in nature?
(b). Berdiskusi • Anak anak tetap di kelompoknya dan guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk dibahas: a. Apakah cacing tanah itu? b. Kenapa cacing tanah itu penting? c. Apakah peran cacing tanah bagi alam?
42
(c) Presentation • One person from each group will present their group’s answers to the class • After all the groups have presented their answers, the teacher may explain further about earthworms by writing some key points from the teacher’s information (above) on the board. • The students should make notes.
(c) Presentasi • Satu anak dari masing masing kelompok akan mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan teman-temannya. • Setelah semua kelompok mempresentasikan jawaban mereka, guru menjelas- kan lebih lanjut tentang cacing tanah dengan menulis inti dari informasi untuk guru tersebut di atas pada papan tulis. • Murid-murid mencatatnya.
(d) Home assignment: observation and writing a report • Each child should look for earthworms in their land or garden. The questions related to the observation are: a. Where did they find the worm? b. How many worms did they find? c. What is the soil condition where they found the worms (e.g. moist and healthy soil, much organic matter, dry and hard soil) d. How well do plants grow where they found the worms? For example: strong, healthy, unhealthy? • Each child should write a short report of their observation in their book.
(d) Pekerjaan rumah: pengamatan dan penulisan laporan • Masing masing anak mencari cacing tanah di tanah atau kebun mereka. Pertanyaan terkait dengan pengamatannya adalah: a. Dimanakah mereka menemukan cacingnya? b. Berapa banyak cacing yang mereka temukan? c. Bagaimanakah keadaan tanah dimana cacing tersebut ditemukan (misalnya tanah sehat dan lembab, banyak zat organik, tanah kering dan keras) d. Seberapa baguskah pertumbuhan tanaman di tanah tersebut? Misalnya: kuat, sehat, tidak sehat? • Masing masing menulis laporan pendek tentang pengamatan mereka di buku.
43
Chapter 5: “Making Pictures” — Menggambar This chapter will focus on the importance of hobbies and interests outside school. They will study the examples of the hobbies that the different children in the story have and will then look at their own lives and share with that class any hobbies they have.
Bab ini akan menitikberatkan pada pentingnya memiliki hobi dan minat di luar sekolah. Anak-anak akan belajar berbagai jenis hobi anak-anak yang ada dalam cerita dan mereka akan mencari hobi masing-masing dalam kehidupan mereka sendiri untuk selanjutnya diungkapkan di depan kelas.
Lesson 1: The Whole Chapter
Pelajaran 1: Seluruh Bab
Pages 73-87
In this lesson the students will share the enjoyment of having a hobby with the rest of the class. They will also practice thinking about other people’s perspective as they will take on one of the characters in the book and share the character’s hobby with them.
44
Halaman 73-87
Pada pelajaran ini para siswa akan berbagi betapa senangnya memiliki hobi dengan teman sekelasnya. Mereka juga akan berlatih memikirkan tentang cara pandang orang lain sebab mereka akan memilih salah satu karakter tokoh pada buku dan menceritakan hobi tokoh tersebut di depan kelas.
45
Chapter 5: “Making Pictures”
Chapter 5: Menggambar
(a) Warm up: charades • Each student must go up in front of the class one by one and act out a verb that they enjoy doing, e.g. dance, draw, sing, swim, play tennis, ride a bicycle, read, write etc. • The rest of the class must then guess what the action is.
(a) Kegiatan pemanasan: permainan menebak peragaan • Masing-masing siswa secara bergiliran maju ke depan kelas dan memperagakan, salah satu kata kerja yang suka mereka lakukan seperti menari, menggambar, menyanyi, berenang, bermain tennis, bersepeda, membaca, menulis dsb. • Teman sekelas harus menebak kata kerja yang diperagakan tersebut.
(b) Reading and discussion • Split the class into six groups and ask each group to read and summarise the two pages allocated to them (there are twelve pages). • Split the class into groups and ask them to identify the different recreational activities in the chapter and write down why balancing different hobbies and interests is good for a person’s character. • The chapter refers to art on pages 74-78; making handicrafts from vetiver grass on page 79; library books and basketball on page 80 and the true ‘art of learning’ on page 84.
(b) Membaca dan berdiskusi • Bagi kelas menjadi enam kelompok dan minta masing-masing untuk membaca dan meringkas dua halaman tertentu (ada 12 halaman) • Bagi kelas menjadi beberapa kelompok dan minta untuk menyampaikan kegiatan rekreatif pada bab ini dan menulis mengapa menyeimbangkan hobi dan minat yang berbeda itu bagus. • Bab ini mengacu pada karya-karya di halaman 74-78; membuat prakarya dari rumput akar wangi di halaman 79; buku perpustakaan dan bermain bola basket di halaman 80 serta ‘seni belajar’ sejati di halaman 84.
(c) Activities and different perspectives • Each of the students should pick a character from the story. • They must then prepare a piece of work as that character. For example, they could draw, write a journal entry or act as that character and show what that character likes to do. • The rest of the class must then guess what character they are.
(c) Kegiatan dan cara pandang yang berbeda. • Masing-masing siswa memilih salah satu tokoh dari cerita. • Mereka lalu harus menyiapkan diri untuk berkarya sebagai karakter tersebut. Misalnya: mereka bisa menggambar, menulis catatan harian atau bermain peran dan menunjukkan apa yang sering dilakukan tokoh tersebut. • Seluruh kelas lalu menebak siapa tokoh yang diperankan tersebut.
46
(d) Home assignment: preparation for hobbies day In the next lesson, the students will discuss their hobbies and so they must prepare things to show their hobbies. If they like drawing, they can bring their drawing books; if they like reading they can bring their books; if they like playing music, they can bring their instrument and if they like to play with animals, they can possibly bring their pets.
(d) Pekerjaan rumah: persiapan untuk hari pembahasan hobi Pada pertemuan berikutnya, para siswa akan membahas tentang hobi, jadi mereka harus menyiapkan segala sesuatu yang menunjukkan hobi mereka. Jika suka menggambar, mereka bisa membawa buku gambarnya; jika suka membaca, mereka boleh membawa bacaan kesukaannya; jika suka musik, mereka membawa alat musik yang dimiliki; dan kalau suka binatang, boleh juga membawa binatang piaraannya.
Lesson 2: Hobbies Presentation Day
Pelajaran 2: Hari Presentasi Hobi
In this lesson the students will learn to share their hobbies with the rest of the class.
Pada pelajaran ini siswa akan mengungkapkan tentang hobi mereka kepada teman-teman di kelas.
Hobbies presentation One by one, the students will tell the class about their hobbies. After this the rest of the class will ask more detailed questions about it. For example, student A: “My hobby is drawing. Here are my drawings. I like drawing animals.” The class: “Do you draw your own pets or other people’s animals?” “Do you draw in colour or black and white?” “When did you start drawing?” “Where did you learn how to draw?” etc.
Mempresentasikan hobi Satu per satu siswa berbicara di depan kelas tentang hobi masing-masing. Lalu temantemannya bisa memberikan pertanyaan yang lebih rinci. Contohnya: Murid A: “hobiku menggambar. Lihat gambar-gambarku. Aku suka menggambar binatang” Teman-teman: “Apakah kamu menggambar piaraanmu sendiri atau binatang orang lain?” “Apakah gambarmu berwarna atau hitam putih?” “Kapan kamu mulai menggambar?” “Di mana kamu belajar menggambar?” dsb. 47
Chapter 6: “The Joys of Learning and Succeeding” — Suka Cita Belajar dan Keberhasilan Lesson 1: Changes that Happen When you Start School The students will then look at their own lives and identify things that have changed in their lives and what they have achieved by coming to school. (a) The students will ask their classmates questions to find out how their lives
have changed since starting school.
• Give each student three strips of paper. • They will write one sentence about something that has changed for the better in their lives since they started school, e.g. “I used to be thinner,” “I could not read before,” “I never had to do homework.” • Put these pieces of paper in a hat in the middle of the classroom. • Each student will then take one piece of paper from the hat and read it (if they pick their own paper they must put it back).
48
Pelajaran 1: Perubahan-perubahan yang terjadi ketika kita memulai bersekolah Para siswa akan menelaah hidup mereka sendiri dan menemukan hal-hal yang berubah dalam hidup mereka dan apa yang telah dicapai setelah sekolah. (a) Para siswa akan bertanya pada temannya untuk mengetahui bagaimana kehidupan mereka menjadi berubah sejak bersekolah. • Beri masing-masing siswa 3 potong kertas. • Mereka menulis 1 kalimat tentang kemajuan yang mereka dapat setelah bersekolah, misalnya “Dulu aku kurus,” “Dulu aku tidak bisa membaca”, “Dulu aku tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah” • Masukkan potongan kertas tersebut ke dalam topi di tengah ruangan kelas • Masing-masing siswa lalu mengambil satu kertas dan membacanya (siswa yang mengambil kertasnya sendiri harus memasukkannya kembali) • Ketika semua sudah memegang kertas, siswa kemudian berkeliling kelas.
49
Chapter 6: Suka Cita Belajar dan Keberhasilan
Chapter 6: “The Joys of Learning and Succeeding” • As soon as the students have a piece of paper each, they must walk around the class asking the other students questions to find out if it is their piece of paper, e.g. “Did you use to be thinner?” “Could you read before you started school? “Did you ever have to do any homework before you started school?” • When the students find the owner of that piece of paper they should hold onto the paper but also pick a new one and continue as described before until the end of the lesson. • The student with the most pieces of paper collected will win. Lesson 2: The Changes in Putu Gede’s Life
Pages 89-109
This lesson will focus on the successes of learning and how education has more benefits than just inside the classroom. The students will read about how education benefited the health, happiness and future prospects of the children and their communities in the village. (a) Reading and comprehension • Split the class into small groups and allocate them different pages, out of the 14 pages in this chapter, to read and summarise. • They must then present their summary to the rest of the class who will write down the key points.
• •
dan bertanya pada teman-temannya untuk menemukan pemilik kertas yang dia pegang. Misalnya, “Apakah dulu kamu kurus?” “Apakah kamu sudah bisa membaca sebelum bersekolah?” “Apakah dulu kamu perlu mengerjakan pekerjaan rumah sebelum bersekolah?” Ketika para siswa menemukan pemilik kertas tersebut, mereka tetap memegang kertas tersebut lalu menuliskan nama pemiliknya dan mengambil kertas lagi untuk melanjutkan kegiatan seperti tadi sampai selesai. Pemenangnya adalah yang berhasil mengumpulkan kertas terbanyak.
Pelajaran 2: Perubahan dalam kehidupan Putu Gede
Halaman 89-109
Pelajaran kali ini menitikberatkan pada suksesnya belajar dan bagaimana pendidikan memberi lebih banyak manfaat bukan hanya di dalam kelas. Para siswa akan membaca tentang bagaimana bersekolah bermanfaat untuk kesehatan, kebahagiaan dan masa depan anak-anak dan masyarakatnya di desa. (a) Membaca dan belajar memahami • Bagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil dan masing-masing beri halaman yang berbeda, dari 14 halaman di bab ini, mintalah anak untuk membaca dan membuat ringkasan. • Mereka lalu mempresentasikan ringkasan mereka di depan kelas sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan menuliskan inti ceritanya.
• Then split the groups into pairs and give each pair a blank version of the table shown below:
Then
Now
Cause
Dulu
1. little energy at school
Putu Gede had very
Putu has a lot more energy
Because of his change in diet and the multivitamins
1. bertenaga saat di sekolah
Putu Gede used to be very shy
Putu has a lot more confidence
Because his teacher at school gave him lots of encouragement
2. pemalu
2.
• The students will then fill in the form using examples from the chapter. • Then ask the same pairs to write down some examples of changes and causes from their own lives. • Ask some of the pairs to present their answers to the rest of the class.
(b) Home assignment: reflection journal The students will write a summary of the changes in Komang Madia’s life and village; what subjects they now learn in school; how their gardens are; and what they have learnt about nutrition and health. The students will then write a paragraph about things they could not do before but now can. They must include two things at school and two things out of school. 50
• Lalu bagi masing-masing kelompok menjadi pasangan dan berikan contoh tabel di bawah ini kepada tiap pasangan tersebut.
• • •
Sekarang
Penyebab
Putu Gede kurang
Putu sekarang memiliki lebih banyak tenaga
Karena perubahan pola makannya dan pemberian vitamin
Putu Gede dulu sangat
Putu sekarang lebih percaya diri
Karena gurunya memberi banyak dorongan
Para siswa kemudian mengisi kolom kosong mereka seperti contoh di atas. Lalu minta mereka, masih berpasangan, untuk menuliskan beberapa contoh perubahan dan penyebabnya dari kehidupan mereka sendiri. Minta beberapa pasangan untuk mempresentasikan jawabannya pada kelas.
(b) Pekerjaan rumah: Menulis catatan harian. Para siswa meringkas perubahan kehidupan Komang Madia dan desanya; mata pelajaran apa yang sekarang dipelajari di sekolah; bagaimana kebun mereka; dan apa yang mereka pelajari tentang kebersihan dan kesehatan. Siswa lalu menulis satu alinea tentang hal-hal yang dulu tidak bisa mereka lakukan dan sekarang bisa. Mereka harus memasukkan dua hal di sekolah dan dua hal di luar sekolah. 51
Chapter 7: “Growing in Many Ways” — Berkembang - Dengan Berbagai Cara
52
These lessons will pull together the ideas from the last 18 lessons and will encourage the students to analyse themselves and determine if they have also developed and grown like the children in “The Art of Learning by Doing” book. The main ideas of this chapter are that of the success of ‘learning by doing’ and also how the choices we make affect our futures. This is known as ‘education for action’.
Pelajaran ini akan menggabungkan seluruh ide dari 18 pelajaran terakhir dan mendorong anak-anak untuk menelaah diri mereka sendiri dan mencari tahu apakah mereka juga telah berkembang dan tumbuh seperti anak-anak dalam buku “The Art of Learning by Doing”. Ide utama dari bab ini adalah berhasilnya “belajar dari pengalaman” dan juga bagaimana pilihan yang kita buat sekarang mempengaruhi masa depan kita. Inilah yang disebut ‘pendidikan siap pakai.’
Lesson 1: Learning by Doing
Pelajaran 1: Belajar dari pengalaman
Pages 111-124
Halaman 111-124
In this lesson the students will review what the children in the book have learned by doing since they started school. The students will then apply this to their own growth and what they have learnt by doing in the last 18 lessons. They will first play an anagram game to refresh their memories on the keywords from chapter 7 about what the children in the book have achieved and learnt in their time at school. They will then read the text and identify specific examples of learning by doing. The students will then relate this concept to their own lives by thinking of examples of learning by doing that they have experienced. For the home assignment the students will think about what art work they will prepare with the theme of learning by doing in the next lesson.
Di pelajaran ini para siswa akan mengingat kembali apa yang telah dilakukan anakanak dalam buku sejak mereka mulai bersekolah. Mereka akan menerapkannya dalam perkembangan mereka sendiri dan apa yang telah mereka pelajari dari 18 pelajaran terakhir. Pertama mereka belajar permainan Acak Huruf untuk mengingat kembali kata-kata kunci pada Bab 7 tentang apa yang telah dicapai dan dipelajari anak-anak dalam buku selama bersekolah . Mereka lalu membaca dan mengidentifikasi contohcontoh dari belajar melalui pengalaman. Mereka lalu mengaitkan pemahaman ini pada kehidupan mereka sendiri dengan memikirkan contoh belajar dari pengalaman yang mereka alami. Untuk pekerjaan rumah pelajaran selanjutnya, mereka harus menyiapkan karya seni dengan tema belajar dari pengalaman.
Keywords: growing, water, cook, self-reliant, vegetables, hygiene, nutrition, art, handicrafts
Keywords: tumbuh, air, memasak, kemandirian, sayuran, gizi, seni, kerajinan tangan
53
Chapter 7: “Growing in Many Ways”
Chapter 7: Berkembang - Dengan Berbagai Cara
(a) Warm up: the students guess the words that are made up of the rearranged letters • Divide the students into groups. • Write out the letters of one of the keywords in the wrong order, e.g. LFES-TREAINL (SELF-RELIANT). • The groups must then guess what the word is and shout it out loud. • Continue with other keywords.
(a) Kegiatan pemanasan: Bermain acak huruf • Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok. • Tulis salah satu dari kata kunci secara acak misalnya AANMDERIKIN (KE MANDIRIAN). • Setiap kelompok harus menebak apa kata tersebut dan menyampaikannya keras-keras. • Lanjutkan dengan kata kunci berikutnya
(b) Reading and comprehension • Write ‘LEARNING BY DOING’ on the board. • Split the class into four groups and allocate each group two pages to read and summarise (there are nine pages, but page 124 could be included as an extra page for the last group as it is very short.) • Ask them to write out examples of learning by doing as they come across them in the text, e.g. “Learning about boiling water to make it safe.” • When everyone is finished ask a student to give the rest of the class an example. • Do this until all the examples in the book have been identified.
(b) Membaca dan belajar memahami • Tulislah ‘Belajar dari pengalaman’ di papan. • Bagi kelas menjadi empat kelompok dan beri masing-masing dua halaman untuk dibaca dan diringkas (ada sembilan halaman, tetapi halaman 124 bisa dimasuk- kan sebagi halaman tambahan untuk kelompok terakhir karena sangat pendek). • Minta mereka untuk menulis contoh belajar dari pengalaman ketika menemu- kannya dalam bacaan, misalnya “belajar tentang memasak air agar aman diminum” • Ketika semua selesai, minta satu siswa untuk memberi contoh pada teman-temannya • Terus lakukan sampai semua contoh dalam buku telah disebutkan.
(c) Group discussion and presentation • Split the class into groups. • Ask each group to think of some of their examples of ‘learning by doing’ that they have experienced both at school and at home. • The students can look at their reflective journals. • A representative from each group will then present an answer in front of the class.
(c) Diskusi kelompok dan presentasi • Bagi kelas menjadi beberapa kelompok. • Minta masing-masing kelompok untuk memberi beberapa contoh ‘Belajar dari pengalaman’ yang telah mereka lakukan di sekolah dan di rumah. • Anak-anak bisa melihat catatan harian mereka • Perwakilan dari setiap kelompok menyampaikan jawabannya di depan kelas.
(d) Home assignment: preparation for ‘learning by doing’ art class In the next lesson the students will prepare a drawing with the theme of ‘learning by doing’. As the home assignment they must write down or sketch their ideas for the next lesson. They can use an example from “The Art of Learning by Doing” book or something they have experienced themselves.
(d) Pekerjaan rumah: Persiapan untuk kelas seni ‘belajar dari pengalaman’ Pada pelajaran berikutnya anak-anak menyiapkan gambar dengan tema ‘Belajar dari pengalaman’ Sebagai pekerjaan rumah mereka harus menulis atau menggambar ide mereka untuk pelajaran berikutnya. Mereka bisa menggunakan contoh dari buku ‘The Art of Learning by Doing’ atau sesuatu yang sudah mereka alami sendiri.
54
Lesson 2: Learning by Doing and Education for Action
Pelajaran 2: Belajar dari Pengalaman dan Pendidikan siap pakai
This lesson summarises the concept of ‘learning by doing’ by allowing the students to express what this means to them through art. The lesson will then introduce the idea of ‘Education for Action’. The students will use what they have learnt from the children in “The Art of Learning by Doing” book about goals for the future and how we can determine our future through the choices that we make and the positive actions that happen. The students should set themselves either a personal goal or a target to benefit their community or friends. They will set out a plan of action to ensure that they are successful in achieving this objective.
Pelajaran ini merupakan ringkasan dari konsep ‘belajar dari pengalaman’ dengan mendorong para siswa untuk mengekspresikannya melalui seni. Pelajaran ini lalu mengenalkan ide ‘Education for Action.’ Siswa akan menggunakan apa yang telah dipelajari dari anak-anak dalam buku “The Art of Learning by Doing” tentang cita-cita dimasa depan dan bagaimana kita bisa menentukan masa depan kita melalui pilihan yang kita buat dan tindakan positif yang dilakukan. Siswa lalu menciptakan tujuan pribadi atau target yang bermanfaat bagi masyarakat atau teman-temannya. Mereka akan membuat rencana yang akan dilakukan untuk memastikan agar mereka bisa mencapai tujuan tersebut.
(a) Art The students will make posters/drawings/collages with the theme ‘Learning By Doing’ and the art work will be put up on the art board after the students present them in front of the class.
(a) Karya seni Para siswa membuat poster/gambar/kolase dengan tema “Seni Belajar dari Pengalaman” dan hasilnya dipasang di papan setelah mereka mempresentasikan karyanya di depan kelas 55
Chapter 7: “Growing in Many Ways”
Chapter 7: Berkembang - Dengan Berbagai Cara
(b) Home assignment: reflection journal The students should write down a goal they have set for themselves or for their community for the future. They should also include an action plan of how they will achieve this.
(b) Pekerjaan rumah: catatan harian Para siswa menulis satu tujuan yang dibuat untuk masa depan mereka atau masyarakat mereka sendiri. Mereka juga membuat rencana tindakan nyata tentang bagaimana mereka akan meraihnya.
The students should then give both the reflection and health journals to their parents to read. After reading the journals the parents should write a short comment at the back of the book stating what they enjoyed reading in the journals.
Siswa lalu memberikan catatan harian dan jurnal kesehatan mereka kepada orang tua untuk dibaca. Sesudah itu, orang tua mereka menulis komentar di bagian belakang buku yang menyatakan apa yang mereka sukai dari membaca catatan tersebut.
Lesson 3: Summary
Pelajaran 3: Ringkasan
It is suggested that in this lesson the students bring in their reflection and health journals to share with the rest of the class. You should check each of the students’ journals and grade them. The students will also share their journals with each other and after reading a peer’s journal they should write a short sentence at the end of the book about something they enjoyed reading in it.
Disarankan pada pelajaran ini para siswa membawa catatan harian dan jurnal kesehatan untuk dibaca bersama-sama. Guru sebaiknya membaca catatan tersebut dan menilainya. Siswa juga saling bertukar buku dengan teman untuk dibaca dan sesudah membaca berpasangan mereka harus menuliskan kalimat pendek di akhir buku tentang hal-hal yang mereka suka dari membaca catatan tersebut.
These journals could then be decorated by the students and placed on display in the school library on for other students in the school to read and learn from.
Catatan ini lalu bisa dihias oleh anak-anak dan ditempatkan di perpustakaan sekolah agar anak-anak lain bisa mambaca dan mempelajari sesuatu darinya.
These past 21 lessons have resulted in journals that are not only of benefit to the student to refer back to in the future, but they are also a sustainable and timeless record that the students’ families and peers throughout the school can learn from.
Pelajaran yang berjumlah 21 ini telah kita lalui dan menghasilkan catatan yang tidak hanya bermanfat sebagai acuan di masa datang, tetapi juga merupakan catatan yang berkelanjutan yang selalu dapat dipakai dan dipelajari oleh keluarga ataupun teman-temannya di sekolah.
56
57
Acknowledgements/Terimakasih So many people have contributed their love, passion and ideas to the development of “The Art of Learning by Doing” Teacher’s Guidebook, including all of the children and staff of East Bali Poverty Project. While it is impossible to thank everyone individually, our special gratitude goes to the following: EBPP children for their amazing and moving paintings and sketches, which illustrate this Teacher’s Guide on every page and some of their paintings reproduced from “The Art of Learning by Doing” book. Sarita Newson – writer and publisher – for her passion in the concept development and drafting the script, her patience in adapting to our constantly changing scripts and requirements, her editing, proofing and publishing the book. Rosmara Dewi – EBPP’s Head of Education and Organic Farming programmes – for her thorough research, depth of experience and development of the key lesson structures throughout the guidebook. Zahnur Rof’iah – a vibrant English language teacher of Indonesia who volunteered her time and passion to compiling the first draft, from an Indonesian school perspective. Kirsty Benton – our dedicated English volunteer – who took up the challenge of coordinating all of the many changes, writing the final draft with Rosmara for my scrutiny and immersing herself into the concept of “learning by doing” to ensure the lesson plans could be adapted to children of all nationalities and socioeconomic levels. Our heartfelt thanks to Lisa Roy – a friend of EBPP since 2000, when she helped us develop our very first health, hygiene and sanitation curriculum. Lisa once more volunteered her holiday time in Bali to take a critical look from an international curriculum developer’s perspective and helped us come up with this guide. Finally, we extend our grateful thanks to Roel & Ted of the Anak Gembira Project, the sponsor of this 1st edition.
Sekian banyak orang telah menuangkan perhatian, kasih, semangat dan ide mereka ke dalam Buku Panduan Guru “Seni Belajar dari Pengalaman”, termasuk semua anak-anak dan karyawan East Bali Poverty Project. Tidak mungkin untuk mengucapkan terima kasih kepada semua pihak satu per satu, namun kami ingin memberikan penghargaan khusus kepada: Anak-anak EBPP untuk lukisan dan sketsa yang luar biasa dan menggugah hati, yang digunakan untuk ilustrasi buku Pedoman Guru pada setiap halaman, sebagian yang telah di repro dari buku “Seni Belajar dari Pengalaman.” Sarita Newson – selaku Pengarang dan Penerbit – atas semangatnya yang tak kunjung padam mengembangkan konsep buku, menulis draf, dan juga atas kesabarannya menuntaskan sekian banyak adaptasi, tambahan teks, mengedit ulang, membuat contoh buku, sampai buku ini dapat diterbitkan. Rosmara Dewi – Kepala Program Pendidikan dan Program Pertanian Organik Sekolah EBPP – atas segala riset, pembagian pengalaman yang mendalam dan pengembangan struktur pelajaran “kunci” di seluruh buku panduan ini. Zahnur Rofi’ah – guru Bahasa Inggris berkebangsaan Indonesia yang menyumbangkan waktu dan semangatnya dalam menggabungkan dan menerjemahkan draft pertama, dari perspektif sekolah-sekolah di Indonesia. Kirsty Benton – relawan EBPP berkebangsaan Inggris – yang menerima tantangan dalam mengkoordinasikan semua perubahan, menulis kembali draft terakhir bersama Rosmara untuk saya kaji dan teliti secara mendalam dan cermat, serta atas kesediaannya untuk mendalami konsep “belajar dari pengalaman” sehingga yakin semua pelajaran yang tersedia dalam buku ini akan mudah diserap oleh anak-anak dari berbagai negara dan berbagai lingkungan sosial maupun ekonomi yang berbeda. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Lisa Roy – teman setia EBPP sejak tahun 2000 yang membantu kami menyusun kurikulum kesehatan, kebersihan dan sanitasi yang pertama. Lisa kembali menyumbangkan waktunya selagi berlibur di Bali untuk memeriksa buku ini dari sudut pandang seorang ahli perintis kurikulum pendidikan, dan membantu kami merampungkan buku ini. Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada Anak Gembira Project, yang dikelola Roel & Ted, sponsor edisi perdana ini.
David Booth MBE Founder & Executive Director 58