[122] Siap-siap Gila!
Monday, 10 March 2014 00:55
Targetnya harus menang, dan tidak siap kalah. Itu yang menyebabkan yang kalah jadi gila.
Barangkali semua calon anggota legislatif (caleg) bila ditanya kesiapannya untuk menang, pasti mereka menyatakan siap. Tapi belum tentu mereka siap kalah.
Fakta pemilu legislatif tahun 2009 membuktikan fakta tersebut. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, pemilu 2009 menyebabkan munculnya 7.376 orang sakit jiwa baru. Mereka adalah para caleg yang gagal memenangi pemilu.
Jojo Rohi, Wakil Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, memperkirakan, hal serupa akan terjadi di Pemilu 2014, jika ongkos pemilu memang masih tinggi.
Psikiater kondang Prof Dadang Hawari malah mengatakan, akan lebih banyak lagi caleg gila dibanding 2009. Ia beralasan, Indonesia sedang dalam keadaan tidak stabil. “Secara politik kita kacau. Dari mulai persiapan, sudah kacau. Dan nanti pada pemilihan umum saya duga bakal kacau,” jelasnya kepada Media Umat.
Faktor modal yang besar menjadi salah satu faktor gangguan jiwa itu. “Ketika semuanya mengeluarkan uang besar, yang kalah itu pasti stres berat. Karena targetnya harus menang, dan tidak siap kalah. Itu yang menyebabkan yang kalah jadi gila,” kata Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan, Pasca Sarjana Universitas Pramita Indonesia Andi Azikin.
Tak heran, saat ini rumah sakit-rumah sakit di seluruh Indonesia telah mengantisipasinya. Mulai dari yang preventif (pencegahan) sampai yang kuratif (penanganan).
1/5
[122] Siap-siap Gila!
Monday, 10 March 2014 00:55
Direktur Media dan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa-Soeharto Heerdjan, Jakarta, dr Mohammad Riza Syah Hasan, SpKJ, pihaknya lebih menekankan kepada upaya preventif. RSJ ini membuka kesempatan bagi para caleg untuk memeriksakan kesehatannya—termasuk kesehatan jiwanya—terlebih dahulu ke rumah sakit ini.
“Misalnya, si A rentan dengan tekanan stres maka kami menganjurkan untuk tidak maju dalam pemilu,” kata Riza.
Meski demikian, pihaknya juga menyediakan pelayanan yang bersifat kuratif. Memang ini tidak dikhususkan kepada caleg. “Kalau pun ada nantinya kami sudah sediakan 300 tempat tidur dan masih banyak tempat VIP, klas 1 dan Klas 2 yang kosong,” jelasnya.
Di Surabaya, Direktur RSJ Menur Adi Wirachjanto mengatakan, telah menyiapkan 110 kamar, 35 adalah kamar kelas utama, sementara 75 sisanya adalah kamar kelas biasa. Sebagaimana dikutip tribunnews.com, seluruh kamar yang disiapkan rumah sakit milik Pemprov Jatim untuk pasien gangguan psikologis tersebut dilengkapi dengan peralatan khusus, baik untuk kasus depresi dan gangguan jiwa kategori sedang maupun berat.
Hal yang sama dipersiapkan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan di Kota Pekanbaru, Riau. Ada belasan kamar khusus untuk melayani pasien yang berasal dari calon legislatif, yang depresi akibat gagal menjadi anggota legislative kali ini.
"Setidaknya ada sepuluh kamar lebih yang disiapkan khusus," kata Juru Bicara RSJ Tampan, Donna, kepada wartawan di Pekanbaru, Senin (20/1).
Fasilitas kamar yang disiapkan untuk Caleg stres jauh berbeda dengan kamar biasanya. Pihak rumah sakit menyiagakan ruangan VIP serta ruang utama, plus dokter kejiwaan untuk membantu proses pengawasan pasien khusus dari kalangan politisi. Kamar itu pun dilengkapi lemari pendingin dan televisi berwarna.
Demikian pula Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat (RSJKO) Provinsi Bengkulu menyiapkan 200 tempat tidur untuk para calon anggota legislatif (caleg) yang gagal menjadi
2/5
[122] Siap-siap Gila!
Monday, 10 March 2014 00:55
anggota dewan dan mengalami depresi.
Direktur RSJKO Dr Bina Ampera Bukit mengatakan, saat ini persiapan jika ada caleg depresi telah tahap final, karena menurut dia, dari beberapa pengalaman pemilu dan pilkada sebelumnya, selalu ada caleg dan calon kepala daerah yang mengalami depresi.
Di Balikpapan, Pemkot setempat menyiapkan 27 puskemas sebagai posko untuk melayani caleg stres baik tingkat ringan hingga stres berat karena kalah pemilu. Ini berdasarkan pengalaman sebelumnya. Saat itu belasan caleg stres dibawa keluarganya untuk konsultasi.
Sampai Bunuh Diri
Sebuah penelitian dari ahli jiwa Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menemukan fakta beberapa ciri mereka yang mengalami gangguan jiwa akibat kalah dalam pemilu. Gangguan jiwa itu diawali dengan rasa cemas, susah tidur, putus asa, merasa tak berguna, dan kemungkinan terburuk bunuh diri.
Itulah yang dialami Sri Hayati, calon legislator untuk DPRD Kota Banjar, Jawa Barat. Ia ditemukan tewas gantung diri di gubuk di Desa Bojongkondang, Ciamis, Jawa Barat, (14/4/2009). Menurut suaminya, caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu kalah dalam pemilu. Setelah itu istrinya itu jadi pendiam dan sering minta maaf meski tak ada persoalan di antara mereka.
Di Tangerang, seorang calon legislator daerah pemilihan Tangerang, marah-marah ketika tahu dirinya kalah dalam pemilu 2009. Ia merangkak di pinggir jalan dengan membawa-bawa cangkir sambil meminta-minta uang kepada orang yang berlalu lalang, katanya, “Kembalikan uang saya.”
Ada juga caleg yang berubah pendiam dan mengurung diri di kamar ketika tahu dirinya kalah. Ini yang terjadi di Cirebon Jawa Barat. Menurut keluarganya, caleg ini berperilaku demikian karena telah menghabiskan dana Rp 300 juta tapi kalah.
3/5
[122] Siap-siap Gila!
Monday, 10 March 2014 00:55
Yang aneh, banyak pula yang meminta kembali bantuan yang telah diberikan kepada masyarakat. Misalnya meminta kembali bantuan pompa air untuk mushala, buku tabungan, uang receh yang telah dibagi (mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu). Sampai ada yang memblokir jalan sepanjang 3 km di Bulukumba karena kalah. [] humaidi
BOKS
Caleg Nyembah Pohon dan Klenik
Pemilu belum mulai, tapi stres sudah terjadi. Itulah yang menimpa caleg dari Partai Gerindra. Entah karena modalnya kurang atau ada maksud lain, caleg ini memang kedapatan sedang melakukan ritual menyembah pohon.
Caleg yang nekat menyembah pohon itu berasal dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta. Foto-foto itu kini tersebar luas di jejaring sosial seperti facebook dan twitter. “Itu caleg Gerindra dari dapil DKI,” terang politisi yang namanya enggan disebutkan seperti diberitakan nonstop-onl ine .
Perilaku tidak rasional itu ternyata banyak. Paranormal Ki Joko Bodo sebagaimana dikutip sebuah media besar, mengaku, sudah menjadi tradisi ketika menjelang pemilu, para caleg hingga calon presiden mendatanginya. Tujuan apalagi kalau bukan mencari jalan pintas mencari kemenangan.
Dan itu diakui paranormal Permadi. Kebiasaan itu, menurutnya, marak menjelang pelaksanaan pemilu. Biasanya, penggunaan ilmu itu, termasuk santet, digunakan untuk menjatuhkan lawan-lawan politik. "Banyak kalau sudah mau pemilu sekarang ini. Orang-orang pada datang ke dukun untuk dibantu biar bisa menang pemilu," katanya. Malah ada orang yang menyebut dirinya guru spiritual politik siap membantu para caleg dengan jaminan pasti jadi. Lelaki yang menjejer gelarnya dalam iklan di berbagai media massa
4/5
[122] Siap-siap Gila!
Monday, 10 March 2014 00:55
itu menyebar brosur dengan tulisan: “Anda Ingin jadi Anggota DPD, DPRD – RI, Seluruh Indonesia atau Walikota maupun Gubernur? Bahkan Presiden? Insyallah 100 persen pasti jadi ”. Brosur itu juga memuat tarif fantastis untuk jasa yang diberikannya.
5/5