EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED INSTRUCTION) YANG MELIBATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan pada Matakuliah Sejarah Indonesia I (satu) untuk Mahasiswa Pendidikan Sejarah FIS Unimed) Oleh : Tappil Rambe Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menghasilkan perangkat model pembelajaran, 2) Mendeskripsikan kadar akrivitas mahasiswa dan dosen dalam pembelajaran berdasarkan masalah, 3) Mendeskripsikan persentase penguasaan mahasiswa terhadap materi ajar dalam perkuliahan, 4) Mendeskripsikan tingkat kemampuan dosen mengelola pembelajaran berdasarkan masalah, 5) Mendeskripsikan respons mahasiswa terhadap proses pembelajaran, 6) Mendeskripsikan persentase ketuntasan belajar mahasiswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah yang melibatkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal, 7) Membandingkan hasil belajar mahasiswa yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah yang melibatkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal dengan hasil belajar mahasiswa yang pembelajarannya secara konvensional. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh bahwa semua butir tes memenuhi karakteristik butir tes yang baik yaitu valid dan reliabel. populasi dalam penelitian ini adalah jurusan pendidikan sejarah. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti matakuliah Sejarah Indonesia 1 pada tahun akademik 2010-2011. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hasil analisis tingkat kemampuan dosen mengelola pembelajaran pada siklus 1, sampai dengan siklus 3 meningkat dengan rata-rata nilai kategori kemampuan masing-masing adalah 2,81; 3,06; 3,50. menunjukkan kemampuan dosen mengelola pembelajaran dari mulai siklus 1 sampai siklus 3 meningkat. Penerapan model Problem Based Instruction yang melibatkan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari siklus 1 sampai siklus 3 Kata kunci : Problem Based Instruction, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal kenyataan. Masalah itulah yang harus
PENDAHULUAN Dampak
Ilmu
diantisipasi dan diselesaikan secara arif
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di
dan kreatif. Kita akan sukses, jika
dalam era globalisasi dapat dipandang
mampu secara kreatif mengubah masalah
sebagai masalah adaptasi, dengan asumsi
menjadi
bahwa
setiap
setiap
pengembangan
individu
memiliki
peluang. Dengan demikian, individu
diharapkan
kelebihan dan kelemahan serta dalam
beradaptasi
kehidupan,
dihadapkan
perubahan yang terjadi serta mampu
dengan masalah, karena masalah adalah
bekerja sama secara kolaboratif dalam
kesenjangan
memecahkan masalah kehidupan.
kita antara
selalu
harapan
dengan
dengan
mampu
keadaan
dan
45 Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
Perubahan yang terjadi sebagai
secara optimal, karena sampai saat ini
dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan
terdapat
teknologi
menimbulkan
diterapkannya paradigma pembelajaran
pergeseran nilai dan melahirkan makna
yang bernuansa transmisi, pemecahan
ganda
Pergeseran
masalah secara linier, tuntutan pola
pandangan dualistik menuju pandangan
perilaku yang seragam, dan pembelajaran
yang pluralistik, dari filosofi pluralistik
yang
menuju konsep yang holistik. Pergeseran
persaingan.
filosofi yang terjadi tergantung pada hasil
pendekatan pembelajaran yang sama
budaya baru yang tercipta. Sementara
(berdasarkan
jarak tidak menjadi kendala utama
sebelumnya) pada sistem pembelajaran
mengalirnya
Dalam
sejarah yang telah mengalami perubahan
keadaan demikian ini, sangat terasa
(pola pembelajaran yang sesuai dengan
pentingnya
Daya
kurikulum berbasis komptensi (KBK)
memiliki
dan kurikulum bermuatan sof skill, maka
cenderung
dari
Manusia
kebenaran.
arus
informasi.
peranan (SDM)
kemampuan
Sumber yang
komparatif dan adaptif,
kecenderungan
bernuansa Jika
berkolaborasi. Sumber daya manusia
diharapkan
yang terdidik ini, akan dapat lebih mudah
tercapai.
mereka
kemampuan
yang
mempunyai
dosen
dimungkinkan pembelajaran
sehingga
kompetitif
dan
menerapkan
pengalaman
inovatif dan kompetitif, dan mampu
menyerap informasi baru lebih efektif,
masih
mengajar
tujuan-tujuan atau dari
kompetensi
yang
mahasiswa
tidak
Menanggapi rendahnya kualitas pendidikan kita saat ini dan merespons
dalam
tuntutan masa depan, Rektor (pimpinan)
beradaptasi untuk menghadapi perubahan
Unimed mengeluarkan kebijakan penting
zaman yang semakin cepat.
pada asfek kurikulum antara lain adalah
handal
Pada abad pengetahuan atau abad
jati diri mahasiswa berupa motivasi,
informasi saat ini, mahasiswa dituntut
traits, konsep diri, kerja keras, kejujuran,
memiliki
kerjasama,
masalah
kemampuan baru
mahasiswa
memecahkan
secara inovatif. diharapkan
Para
mampu
integritas,
pengetahuan,
keterampilan, dan kemandirian yang dikembangkan
melalui
pembelajaran.
kolaboratif,
Kebijakan nasional di tingkat perdosenan
berperilaku unik dan mampu berpikir
tinggi (khususnya yang menghasilkan
divergen (Arend et al., 2001; Reigeluth,
dosen) tertuang dalam KPPT-JP IV
1999). Kompetensi tersebut sulit tercapai
(HELTS)
bekerjasama
secara
2003-2010.
Ide
utama 46
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
kebijakan itu antara lain: contributes to
interpersonal, kecerdasan intrapersonal,
the nation's competitiveness, producing
dan kecerdasan naturalistik. Selanjutnya
qualified teachers, access and adapt
Gardner juga mengemukakan bahwa
global knowledge to local use, to
kecerdasan interpribadi dan intrapribadi
produce graduates with immense self
belum dipahami sepenuhnya, sulit untuk
learning capacity, shifting from teaching
dipelajari, tetapi amat penting (Gardner,
centered
1993;
to
learning
centered
Wahl,
1998;
Martin,
2000).
(Brojonegoro, Satryo Soemantri, 2003).
Dryden dan Vos (2001) meyakini bahwa
Kedua kebijakan ini masih sebatas
penemuan yang dilakukan oleh Gardner
konsep, sehingga diperlukan usaha-usaha
sangat
kearah
pendidikan masa depan.
perbaikan
pendidikan
kualitas
dosen,
lulusan
dalam
perencanaan
dosen
Pembelajaran konvensional hanya
baru
berorientasi pada hasil belajar yang dapat
pembelajaran sejarah di kelas. Dosen dan
diamati dan diukur hal ini hampir
mahasiswa memerlukan pedoman berupa
sepadan dengan pandangan Behavioristik
model
yaitu mahasiswa bersifat pasif dan dosen
menerapkan
paradigma
pembelajaran.
mengembangkan yang
membantu
penting
inovatif
Untuk
model pembelajaran dan
relevan
dengan
cenderung
memberikan/memindahkan
informasi
yang
sebanyak-banyaknya
pembelajaran sejarah serta sesuai dengan
kepada mahasiswa maka konsep, prinsip
kondisi daerah dan budaya mahasiswa
dan aturan-aturan dalam sejarah saling
kita, dapat ditemukan melalui penelitian.
terisolasi dan tidak bermakna. Akibatnya
Juga
mahasiswa
melalui
bandingan
model
tidak
dapat
menerapkan
tidak
memahami
pembelajaran yang telah teruji di tingkat
konsep
internasional.
bagaimana terbentuknya konsep tersebut
Kecerdasan
interpribadi
dan
dan
karena selanjutnya
sukar
intrapribadi adalah dua dari delapan
mengadaptasikan
kecerdasan
terhadap keadaannya.
Gardner.
yang
dikemukakan
oleh
(1999,
2001)
ada
delapan
Gardner
mengemukakan
bahwa
untuk
pengetahuannya
Salah satu model pembelajaran dengan
paham
konstruktivis
yang
kecerdasan yang meliputi: kecerdasan
penekanannya memampukan mahasiswa
musik,
badan,
memecahkan masalah dan dimungkinkan
kecerdasan logika-sejarah, kecerdasan
mengangkat masalah serta berorientasi
linguistik, kecerdasan ruang, kecerdasan
pada
kecerdasan
gerak
pemahaman
adalah
Model 47
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
Pembelajaran
Berdasarkan
(Problem-Based
Masalah
Instruction).
Arends
“Pembelajaran berdasarkan masalah berusaha untuk memandirikan mahasiswa. Tuntutan dosen yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mahasiswa untuk bertanya dan mencari solusi sendiri masalah nyata, dan mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas dengan kebebasan berpikir dan dengan dorongan inkuiri terbuka”. Dari kutipan ini, penerapan model dianggap
berdasarkan dapat
pemahaman
masalah
menanamkan
pengertian
berpikir,
pemecahan
masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa
(1997: 160) menyatakan bahwa,
pembelajaran
kemampuan
serta
melalui
pelibatan
mereka
dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Pada proses pembelajaran, dosen terjebak pada kegiatan pembelajaran yang
lebih
menekankan
pada
kemampuan intelektual dan mengabaikan pembelajaran nilai. Hal ini tidak boleh terjadi,
karena
tanggung
jawab
perdosenan tinggi untuk memajukan nilai-nilai
afektif
sejajar
dengan
membimbing mahasiswa agar mampu
tanggung jawab terhadap peningkatan
memahami konsep, prinsip ilmu sejarah.
ranah kognitif dan psikomotor (Ansyar,
Penulis melihat bahwa pembelajaran
2001). Proses pembelajaran sejarah di
berdasarkan masalah dapat dijadikan
kelas
salah satu alternatif pembelajaran untuk
menekankan pemberian informasi yang
membimbing
sebanyak-banyaknya
mahasiswa
dalam
pada
umumnya
“hanya”
pada
mahasiswa
memahami konsep dan prinsip. Dalam
tanpa mempertimbangkan kebermaknaan
pembelajaran
pengetahuan
mahasiswa
berdasarkan mampu
kemampuan
masalah
mengembangkan
berpikir,
memecahkan
Dengan
dibenak
mahasiswa.
penekanan
pada
tanpa
makna,
informasi
pemberian standar
masalah sehingga mahasiswa itu dengan
kompetensi mata pelajaran sejarah tidak
sendirinya dapat menemukan bagaimana
akan dapat tercapai. Untuk mencapai
konsep itu terbentuk. Ini sesuai dengan
standar kompetensi tersebut, seharusnya
pendapat Ibrahim dan Nur (2000:7)
pembelajaran
menyatakan pembelajaran berdasarkan
perkembangan seluruh potensi peserta
masalah
didik (Dryden dan Vos, 2001).
utamanya
(Problem-Based
Instruction)
dikembangkan
untuk
membantu mahasiswa mengembangkan
sejarah
mendorong
Potensi yang dimaksud adalah kedelapan
kecerdasan
seperti
yang 48
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
dikemukakan
Gardner.
Kedelapan
pembelajaran
di
perdosenan
tinggi,
kecerdasan itu seringkali disebut sebagai
kompetensi yang terkait dengan IQ
kecerdasan
majemuk.
Pelibatan
dirancang dengan baik oleh dosen, tetapi
kecerdasan
majemuk
proses
kompetensi yang terkait dengan EQ tidak
proses
secara
pembelajaran pembelajaran
pada
merupakan yang
disarankan
oleh
sengaja
dirancang
pembelajaran.
dalam
Ketercapaiannya
David Lazear (dalam Al-Rawahi, 1996).
“digantungkan”
Hal ini diperlukan bila para mahasiswa
pengiring yang secara otomatis terbentuk
diinginkan mampu menggunakan seluruh
seiring
kecerdasan yang mereka miliki. Dengan
pelajaran (Tim Broad-Based Education,
demikian diharapkan pembelajaran yang
2000 b).
sebagai
dengan
dampak
terkuasainya
materi
Kondisi belajar terbaik dapat
dilaksanakan dosen akan menjadi lebih bermakna dan dapat memberi mahasiswa
tercapai,
berbagai cara untuk mendemonstrasikan
mengorkestrasikan
bagaimana
mengerti
menyiapkan suasana yang kondusif dan
sejarah (Lappan, Glenda, Fey, Fizgerald,
“mencuri” perhatian mahasiswa, serta
Friel,
membuat
mereka
dan
dapat
Phillips
2002b).
Pada
bila
dosen
dapat
lingkungan,
aktivitas
yang
penelitian ini yang dilibatkan pada proses
Kebanyakan
pembelajaran
adalah
“tradisional” tidak memperhatikan hal-
dan
hal tersebut. Dengan perkataan lain,
interpribadi, karena dengan kecerdasan
dosen perlu menciptakan kondisi belajar
intrapribadi
yang
sejarah
kekecerdasan
intrapribadi mahasiswa
mendemonstrasikan
dapat bagaimana
proses
menarik.
pembelajaran
menyenangkan.
“Pintu”
untuk
belajar harus terbuka sebelum proses
sejarah
pembelajaran terjadi. “Pintu” itu bersifat
Indonesia I dan dengan kecerdasan
emosional (Dryden dan Vos, 2001).
interpribadi mahasiswa dapat menerima
Karena pintu itu bersifat emosional,
perbedaan pendapat yang terjadi selama
maka kecerdasan emosional peserta didik
proses
harus
pengertian
mereka
terhadap
pembelajaran
berlangsung.
benar-benar
dilibatkan
(Dalam tulisan ini kata peserta didik dan
proses
mahasiswa keduanya digunakan dalam
melibatkan kecerdasan interpribadi dan
arti sama).
intrapribadi,
Kenyataan menunjukkan
bahwa
di dalam
lapangan proses
pembelajaran.
kecerdasan
yang
Jadi
dalam
tercakup
emosional,
pada
dengan dalam proses
pembelajaran, berarti dosen berusaha 49
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
untuk
membuka
pintu
agar
proses
keefekktivan
pembelajaran yang berlangsung dapat
masalah
menyenangkan mahasiswa.
yang
Jika perguruan tinggi ingin benar-
model
pembelajaran
(problem-based
instruction)
melibatkan
interpersonal
kecerdasan
dan
intrapersonal
benar mewujudkan tujuan pendidikan,
mahasiswa dalam pembelajaran sejarah
yaitu menyiapkan peserta didik untuk
Indonesia I.
menghadapi masa depan mereka dan menghadapi dunia kerja, maka pelibatan kecerdasan interpribadi dan intrapribadi
METODE PENELITIAN Setting Penelitian
dalam proses pembelajaran tidak dapat
Penelitian ini dilaksanakan pada
ditangguhkan lagi. Alasan peneliti adalah
jurusan Pendidikan Sejarah FIS Unimed.
semakin banyak pencari tenaga kerja
Sedangkan
yang mensyaratkan kedua kecerdasan
seluruh
tersebut dimiliki oleh calon pegawainya.
matakuliah Sejarah Indoensia I pada
Hal ini dapat dilihat dari syarat yang
tahun akademik 2010-2011.
harus dipenuhi pencari kerja, antara lain:
Faktor yang Diselidiki
having good interpersonal; able to work under pressure; have a wide social contact;
good
leadership;
team
motivator; have good integrity and commitment;
highly motivated,
high
integrity, and plenty initiative; self motivate and can work together within teamwork; good communication skills; serta berdedikasi tinggi, loyal, dan jujur (Kompas, Minggu 19 Januari 2003 dan Sabtu 6 Juli 2003; Jawa Pos, Sabtu 18 Januari 2003). Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh pencari tenaga kerja tersebut terkait dengan kecerdasan intrapribadi dan interpribadi. Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian ini adalah mengukur
subjek
penelitian
mahasiswa
yang
adalah
mengikuti
Untuk memberikan pemecahan yang
tepat
terhadap
permasalahan
penelitian yang dikemukakan, maka ada beberapa faktor yang akan diselidiki, yaitu: a. Faktor Mahasiswa: yaitu dengan melihat
apakah
tindakan
yang
diberikan oleh peneliti (dosen) dapat meningkatkan kemampuan strategi kognitif mahasiswa dalam memahami materi dan memecahkan masalah melalui
aktivitas
problem
based
instruction pada matakuliah Sejarah Indonesia I. b. Faktor Peneliti (Dosen): yaitu dengan melihat menyiapkan
bagaimana materi
dosen perkuliahan 50
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
mencerminkan
(planning), (b) pelaksanaan tindakan
yang
ingin
(action), (c) observasi dan evaluasi
diterapkan atau belum. Selian itu,
(observation & evaluation), dan (d)
juga
refleksi (reflection).
apakah
sudah
tindakan-tindakan diamati
apakah
proses
perkuliahan sudah berjalan sesuai
Prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci adalah sebagai berikut:
dengan rencana atau belum. c. Faktor Sumber Belajar: yaitu apakah
Siklus pertama (Perkuliahan III
sumber belajar yang dipergunakan
sampai VI)
oleh
a) Perencanaan: Adapun kegiatan yang
dosen
dapat
tindakan-tindakan
menunjang yang
akan
dilakukan pada tahap ini
diterapkan atau apakah sudah sesuai dengan tujuan penelitian atau tidak.
tindakan
ini
dilaksanakan selama 3 (tiga) siklus, yaitu siklus I, II, dan III. Sebelum penerapan tindakan pada siklus pertama, terlebih dahulu diadakan tes diagnostik dan observasi
awal
tentang
kemampuan
strategi kognitif mahasiswa (perkuliahan I-II). Model dan format tindakan yang akan diberikan pada siklus I disesuaikan dengan hasil observasi awal mahasiswa, sedangkan tindakan yang diterapkan pada
siklus
II
adalah
ditentukan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Demikian juga tindakan untuk siklus III ditentukan berdasarkan hasil refleksi
kelas,
maka
startegi
problem
dan dilatihkan kepada mahasiswa. Mengidenitifkasi
strategi
dalam
problem based instruction yang cocok untuk masing-masing topik dalam matakuliah Sejarah Indonesia I. Membuat skenario perkuliahan yang menggunakan metode dan aktivitas problem
based
perkuliahan
instruction
matakuliah
dalam Sejarah
Indonesia I Membuat
lembar
mengamati
observasi
proses
untuk
pembelajaran
selama penerapan tindakan. Menyusun
tes
diagnostik
untuk
mendiagnostik kemampuan problem based instruction yang telah dimiliki
pada silkus II. Hakekat
Mengidentifikasi
based instruction yang akan diajarkan
Sesuai dengan Rencana Tindakan Penelitian
adalah:
penelitian prosedur
tindakan pelaksanaan
penelitian untuk masing-masing siklus
oleh mahasiswa. Menyusun kemampuan
tes
untuk mahasiswa
mengukur dalam
melalui tahap-tahap (a) perencanaan 51 Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
memahami materi matakuliah Sejarah
Indonesia I yang sudah diajarkan
Indonesia I.
dengan menggunakan instrumen yang
Menyusun rubrik penilaian penelitian
Menjaring
yang dilakukan secara kelompok Menyusun
telah disusun. tanggapan
mahasiswa
untuk
tentang pelaksanaan tindakan dengan
mahasiswa
menggunakan kuesioner yang telah
terhadap pelaksanaan tindakan dan
disiapkan. Evaluasi dan penjaringan
pelaksanaan perkuliahan secara umum.
tanggapan
kuesioner
memperoleh
tanggapan
Kegiatan yang dilaksanakan pada ini
adalah
pada
akhir
siklus.
b) Pelaksanaan Tindakan: tahap
dilakukan
d) R e f l e k s i Refleksi dilakukan berdasarkan
melaksanakan skenario
hasil analisis data, baik data hasil
perkuliahan yang telah disusun. Sekali
observasi maupun data hasil evaluasi
lagi,
harus
belajar. Refleksi ini dilakukan dengan
ingin
tujuan untuk menilai apakah problem
based
based
perkuliahan
sesuai
skenario
menonjolkan
dengan perkuliahan
tindakan
diterapkan,
yaitu
yang
problem
instruction dalam perkuliahan
instruction dalam perkuliahan Sejarah
sudah berjalan secara optimal dan apakah
Indonesia I.
betul
c) Observasi dan Evaluasi: Kegiatan
meningkatkan
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
kemandirian
Melaksanakan
observasi
terhadap
tindakan
tersebut
kualitas
dapat
belajar
mahasiswa
perkuliahan
matakuliah
dan dalam
Sejarah
pelaksanaan tindakan secara khusus
Indonesia I. Selain itu, refleksi juga
dan proses perkuliahan secara umum
mempelajari kelemahan-kelemahan dan
dan
kendala
kesungguhan
pelaksanaan
yang
dihadapi
serta
problem based instruction dengan
kemungkinan pengembangannya pada
menggunakan lembar observasi yang
siklus berikutnya. Hasil refleksi dan
telah
analisis data pada tahap ini selanjutnya
disiapkan.
Observasi
dilaksanakan
selama
perkuliahan
dan
proses penelitian
evaluasi
untuk
mengukur kemampauan mahasiswa dalam
untuk
merencanakan
tindakan pada siklus berikutnya. Siklus II (Perkuliahan VIII-XI) dan
berlangsung. Melaksanakan
dipergunakan
memahami
materi
Sejarah
Siklus III (Perkuliahan XII-XV) Siklus perkuliahan
II
dimulai
pada
VIII
karena
pada 52
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
perkuliahan mengadakan
VII
dialokasikan
ujian
mid
untuk
semester,
sedangkan ujian akhir semester dapat
hasil
garis
besar
kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam siklus II dan III adalah sama dengan kegiatan-kegiatan pada siklus I. Perubahan yang mendasar adalah pada jenis
tindakan
Sebagaimana
yang sudah
diberikan. dikemukakan
sebelumnya, bahwa rencana tindakan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dan analisis data pada siklus I. Demikian juga rencana tindakan pada siklus III disusun berdasarkan hasil refleksi dan analisis data pada siklus II. Data dan Cara Pengambilan Data Sumber data: Sumber data adalah personil penelitian yang terdiri dari peneliti (dosen) dan mahasiswa. Jenis data:
Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif
Cara pengambilan data: Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes diagnostik
untuk
menyelidiki
kemampuan problem based instruction mahasiswa,
tes
kemampaun
memahami materi Sejarah Indonesia I dan hasil pelaksanaan pada akhir setiap siklus, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil tes diagnostik,
dan
pengisian
kuesioner tanggapan oleh mahasiswa. Analisis Data
dilakukan pada perkuliahan ke XVI. Secara
observasi
Sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan, maka analisis data penelitian dilakukan dalam dua macam yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitaif. diberlakukan
Analisis pada
data
kualitatif hasil
tes
diagnostik, data hasil observasi, dan data pengisian mahasiswa.
keusioner
tanggapan
Sedangkan
analisis
kuantitatif diberlakukan pada data hasil tes kemampuan awal dan data hasil tes kemampuan pemahaman materi Sejarah Indonesia I dan produk pembelajaran untuk masing-masing siklus. INDIKATOR KINERJA Untuk
menilai
adanya
peningkatan kualitas belajar mahasiswa dipergunakan
indikator
peningkatan
pemahaman mahasiswa terhadap materi Sejarah Indonesia I yang diajarkan, sedangkan
peningkatan
kemandirian
mahasiswa diukur dari kualitas tugas yang
dikerjakan.
Kualitas
proses
pelaksanaan perkuliahan secara umum juga dapat dilihat dari hasil tanggapan umum mahasiswa dan hasil pengamatan langsung selama perkulihan berlangsung tentang minat, motivasi, dan keaktifan mahasiswa. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini adalah: 53
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
a. Tersedia model pembelajaran Sejarah
43,55
dengan
nilai
65,98
dengan
Indonesia I yang dapat meningkatkan
presentase ketuntasan belajar adalah
kualitas
75%. Hal ini berarti telah mencapai
belajar
mahasiswa
dan
kemampuan
dalam
memecahkan
ketuntasan belajar klasikal yaitu 65%.
berbagai masalah. b. Tersedianya
Dengan
instrumen
penilaian
model
demikian
pembelajaran
kemampuan mahasiswa memecahkan
masalah
masalah.
kecerdasan
(PBI)
penerapan berdasarkan
yang
melibatkan
intrapersonal
dan
c. Tersedia modul pembelajaran Sejarah
interpersonal mampu meningkatkan hasil
Indonesia I yang disusun berdasarkan
belajar mahasiswa pada mata kuliah
hasil kajian mendalam tentang PBI
Sejarah Indonesia 1. Penerapan model
yang dilakukan.
pembelajaran berdasarkan masalah yang
HASIL PENELITIAN
melibatkan kecerdasan intrapersonal dan
Berdasarkan
hasil
penelitian,
interpersonal memampukan mahasiswa
sebelum diberi tindakan nilai rata-rata
menemukan
pre tes adalah 5,73% dengan persentase
perkuliahan yang diberikan sehingga
ketuntasan belajar klasikal 0%. Setelah
membuat mahasiswa belajar mandiri dan
diberi tindakan 1 menggunakan model
terarah sehingga hasil belajar mahasiswa
pembelajaran berdasarkan masalah (PBI)
meningkat.
yang
dari
materi
kecerdasan
Jika dibandingkan kelas yang
intrapersonal dan interpersonal, skor rata-
dikenai perlakuan model pembelajaran
rata menjadi 40,66 dengan nilai 61,61
berdasarkan
dengan presentase ketuntasan belajar
melibatkan kecerdasan intrapersonal dan
klasikal
Kemudian
interpersonal dengan kelas yang dikenai
setelah pemberian tindakan II, dengan
perlakuan model konvensional maka
menggunakan model pembelajaran yang
model
sama diperoleh skor rata-rata post tes
memperoleh rata-rata skor sebesar 33,09
adalah 41,39 dengan nilai 62,71 dengan
dengan nilai 50,10. Ketuntasan belajar
presentase ketuntasan belajar adalah
secara klasikal pada kelas kontrol yang
61,36%.
dikenai perlakuan model konvensional
perlakuan
melibatkan
makna
adalah
54,55%.
Selanjutnya tindakan
setelah III,
diberi dengan
masalah
konvensional
(PBI)
hanya
hanya sebesar 41,46% maka
yang
mampu
dapat
menggunakan model pembelajaran yang
disimpulkan bahwa kelas yang dikenai
sama diperoleh skor rata-rata post tes
perlakuan penerapan model pembelajaran 54
Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
berdasarkan
masalah
(PBI)
yang
dan
interpersonal
melibatkan kecerdasan intrapersonal dan
dibandingkan
interpersonal lebih baik dari pada kelas
konvensional.
yang
dikenai
perlakuan
model
dengan
baik model
Saran 1. Kepada
konvensional.
lebih
dosen
jurusan
sejarah
hendaknya
selalu
SIMPULAN DAN SARAN
khususnya,
Simpulan
berupaya meningkatkan hasil belajar
1. Penerapan
model
pembelajaran
mahasiswa dan mempertimbangkan
berdasarkan masalah (PBI) yang
model
melibatkan kecerdasan intrapersonal
masalah
dan
mampu
kecerdasan
belajar
interpersonal sebagai alternatif model
interpersonal
meningkatkan
hasil
pembelajaran (PBI)
yang
pembelajaran
Indonesia 1. Yang dilakukan dalam 3
dalam pembelajaran.
yang
dan
dilaksanakan
2. Kepada mahasiswa, diharapkan untuk
2. Model
pembelajaran
masalah
(PBI)
kecerdasan interpersonal
berdasarkan
yang
melibatkan
intrapersonal efektif
dan dalam
pembelajaran mata kuliah Sejarah 1. Hal
melibatkan
intrapersonal
mahasiswa pada mata kuliah Sejarah siklus.
berdasarkan
ini
ditunjukkan
dengan
mau lebih aktif selama pembelajaran dan
berlatih
menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
yang
kompleks agar hasil belajar lebih meningkat. 3. Kepada
peneliti
yang
berminat
kemampuan dosen dalam mengelola
melakukan penelitian dengan objek
pembelajaran berada pada kategori
yang sama dengan penelitian ini,
baik, aktivitas siswa tertumpu pada
disarankan untuk mengembangkan
bagaimana
menyelesaikan
penelitian ini dengan memvariasikan
permasalahan yang diberikan, respon
dengan metode, teknik, strategi, gaya
mahasiswa
pembelajaran yang lain dan berupaya
terhadap pembelajaran
positip, dan presentase ketuntasan
merangsang
belajar secara klasikal terpenuhi.
mahasiswa
3. Hasil belajar mahasiswa yang dikenai perlakuan
model
pembelajaran
berdasarkan masalah (PBI) yang
memberikan pertanyaan
dan untuk
memotivasi lebih
berani
tanggapan
dan
terkait
dengan
mata
kuliah yang diberikan.
melibatkan kecerdasan intrapersonal 55 Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan
DAFTAR PUSTAKA Aiken, Lewis. (1997). Psychological Testing and Assessment. Ed.9, USA, Allyn and Bacon Arikunto, (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bandung, Bumi Aksara Arends, Richard I. (1997). Classroom Instruction and Management. New York, Mc Graw-Hill Companies, Inc. ---------------------- (2001). Instruction to Teach. Fifth Edition. New York: McGraw Hill Companies Arends, R. I., Wenitzky, N.E., & Tannenboum, M. D. (2001). Exploring Teaching: An Introduction to Education. New York, McGraw-Hill Companies, Inc. ---------------------------(2003) Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional Borich, Gary D. (1990). Observation for Effective Teaching. Englewood Cliffs, Merrill Publishers. Eggen, Paul D & Kauchak (1988). Strategies for Teacher Teaching Content and Thinking Skills. New Jersey, Prentice Hall. Ferguson, George A. (1989). Statistical Analisys in Psychology and Education. Sixth Edition, Singapore, Mc Graw-Hill International Book Co. Gardner, H. (1983). Frames of MindThe Theory of Multiple Intelligences. New York, Basic Books. Grinnell, Jr, Richard M. (1988). Social Work Research and Evaluation, Third Edition. Illionis, F.E Peacock Publishers, Inc.
56 Tappil Rambe adalah dosen jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Medan