PENGEMBANGAN BUDAYA ORGANISASI MENUJU SEKOLAH EFEKTIF Oleh: Paningkat Siburian Abstrak Budaya organisasi meliputi norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga memengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai tujuan organisasi. Prinsip-prinsip yang menjadi acuan dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah adalah : (1) berfokus pada visi, misi, dan tujuan sekolah; (2) penciptaan komunikasi formal dan informal; (3) inovatif dan bersedia mengambil resiko; (4) memiliki strategi yang jelas; (5) berorientasi kinerja; (6) sistem evaluasi yang jelas; (7) memiliki komitmen yang kuat; (8) keputusan berdasarkan konsensus; (9) sistem imbalan yang jelas; dan (10) evaluasi diri Selanjutnya, asas-asas pengembangan budaya dan iklim sekolah adalah kerja sama tim, kemampuan, keinginan, kegembiraan, hormat, jujur, disiplin,empati, pengetahuan dan kesopanan. Pengembangan budaya organisasi sekolah bertujuan untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang positif dalam sikap dan perilaku warga sekolah dan pihak pelanggan lainnya dalam rangka meningkatkan keefektifan sekolah. Sekolah yang memiliki budaya organisasi yang baik menjadikan guru memiliki komitmen organisasi, motivasi kerja, dan kinerja yang tinggi; dan peserta didik memiliki komitmen organisasi, motivasi belajar, dan kerajinan belajar yang tinggi. Adanya komitmen organisasi, motivasi kerja, dan kinerja yang tinggi dari guru yang disertai dengan komitmen organisasi, motivasi belajar, dan kerajinan belajar yang tinggi dari peserta didik akan menyebabkan peningkatan prestasi belajar. Jadi, pengembangan budaya organisasi adalah faktor penting yang dapat meningkatkan keefektifan sekolah, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Kata kunci : Budaya organisasi, keefektifan sekolah unggul. Sehubungan dengan ide
PENDAHULUAN Sejalan dengan persaingan global
persekolahan modern, dapat diketahui
dalam dunia pendidikan dan dunia kerja,
bahwa dalam kehidupan modern muncul
terjadi akselerasi tuntutan masyarakat
berbagai
terhadap
Untuk
mengancam kehidupan manusia yang
muncul
terdiri dari virus akal budi, krisis
mutu
pendidikan.
memenuhi
tuntutan
berbagai
ide persekolahan modern
dengan
nama
sekolah
terpadu,
tersebut
sekolah
percontohan,
sekolah
nasional,
sekolah
internasional,
sekolah
spiritual, paradoks
fenomena
tantangan
yang
globalisasi,
kehidupan
bisa
dan
(Belferik
berstandar
Manullang, 2006: 9 – 18). Virus akal
berstandar
budi merupakan suatu kekuatan yang
efektif
atau
mengganggu pola pikir, sehingga sadar 1
Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
atau tidak sadar cenderung menghasilkan
kemampuan
berkomunikasi
tindakan merusak tatanan hidup manusia.
Manullang, 2009 : 1).
(Martua
Selain itu juga terjadi krisis spiritual para
Sehubungan dengan itu dijelaskan
pekerja dan pemimpin organisasi yang
bahwa budaya organisasi yang disebut
mengutamakan
sebagai
kepentingan
dengan mengorbankan
pribadi
kepentingan
lembaga.
budaya
faktor
yang
membentuk
Fenomena lain yang menjadi
sekolah
paling
penting
peserta
didik
tampil,
paradoks kehidupan, yang mana semakin
memiliki
banyak gedung-gedung yang tinggi ,
akademik
semakin sedikit orang yang memiliki
Kependidikan 2, 2007 : 2).
kesabaran yang tinggi, dan semakin yang berpengetahuan,
berperilaku kecakapan
dan
personal
dan
(Direktorat
Tenaga
Oleh karena itu, dalam rangka rangka meningkatkan mutu, relevansi, dan
daya
saing
lulusan
kearifan.
pendidikan
perlu
dilakukan
tersebut
menjadi
kooperatif,
semakin sedikit orang yang memiliki Gejala
dalam
manusia yang penuh optimis, berani
realita dalam kehidupan modern adalah
banyak orang
merupakan
lembaga kajian
menggambarkan bahwa lulusan lembaga
tentang pengembangan budaya organisasi
pendidikan belum memiliki karakter
menuju sekolah unggul.
yang dibutuhkan organisasi di mana
PEMBAHASAN
mereka membangun kemitraan. Secara rinci dikemukakan bahwa
Budaya Organisasi Sekolah (Budaya Sekolah)
meskipun telah dilakukan berbagai upaya
Secara etimologis dapat diketahui
dalam
dunia
menghasilkan
pendidikan lulusan
menguasai
ilmu
teknologi,
namun
yang
guna mampu
pengetahuan muncul
dan organisasi
(organum) berasal dari bahasa Latin,
dan
yang mana colere berarti membajak
keluhan
tanah, dan organum berarti alat, bagian,
pelanggan tersier, yaitu pihak pengguna lulusan yang mengemukakan bahwa lulusan lembaga pendidikan
bahwa budaya (colere)
anggota badan. Budaya adalah keseluruhan nilai-
kurang
nilai, norma, filsafat, peraturan, pola
memiliki soft skills, antara lain : kurang
perilaku, benda hasil karya dalam bentuk
tangguh, kurang jujur, cepat bosan, tidak
artefak atau produk, dan asumsi dasar
bisa
yang dibentuk serta diberlakukan oleh
bekerja
sama,
dan
minim
sekelompok manusia. 2 Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
Budaya organisasi didefinisikan
Budaya
organisasi
merupakan
sebagai ”... the body of solution to
pengendali sosial dan pengatur jalannya
external and internal problems that has
organisasi atas dasar nilai dan keyakinan
worked consistently for a group and that
yang dianut bersama, sehingga menjadi
is therefore taught to new members as
norma
the correct way to perceive, think about
Chatab, 2007 : 10 – 11). Secara rinci
and feel in relation to those problem …”
budaya organisasi didefinisikan sebagai
(R.G.Owen , 1991 : 135). Berdasarkan
norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan,
definisi di atas dapat diketahui bahwa
filsafat,
budaya organisasi dinyatakan sebagai
dikembangkan dalam waktu yang lama
bentuk solusi masalah eksternal dan
oleh pendiri, pemimpin, dan anggota
internal yang dilakukan secara konsisten
organisasi
bagi suatu kelompok dan oleh karena itu
diajarkan kepada anggota baru serta
diajarkan kepada anggota-anggota baru
diterapkan dalam aktivitas organisasi
sebagai
dalam
sehingga memengaruhi pola pikir, sikap,
dan
dan perilaku anggota organisasi dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
memproduksi produk, melayani para
Budaya organisasi mengacu ke sistem
konsumen,
makna bersama yang dianut
organisasi (Wirawan, 2007 : 10).
cara
yang
merasakan,
benar
memikirkan
anggota-anggota
yang
oleh
membedakan
kerja
kelompok
kebiasaan
(Nevizond
organisasi,
yang
yang disosialisasikan dan
dan
mencapai
tujuan
Berkaitan dengan uraian di atas
organisasi itu dari organisasi-organisasi
dapat
lain (Stephen P.Robbins, and Timothy
organisasi meliputi artefak dan produk,
A.Judge, 2009 : 585). Sistem makna
asumsi dasar, serta nilai dan norma yang
bersama
dijadikan sebagai pedoman berperilaku
dimaksudkan
adalah
seperangkat karakteristik utama yang
dikemukakan
bahwa
dan pemecahan masalah yang dihadapi.
dihargai oleh organisasi itu. Budaya
Dalam lingkup tatanan dan pola
organisasi adalah suatu wujud anggapan
yang menjadi karakteristik
yang dimiliki, diterima secara implisit
budaya
organisasi
oleh
dimensi
yang
kelompok
dan
menentukan
budaya
sekolah
menjadi
ciri
sekolah, memiliki budaya
bagaimana kelompok tersebut merasa,
sekolah, yaitu: (1) tingkat tanggung
berpikir,
jawab, dan kebebasan personil sekolah
dan
bereaksi
terhadap
lingkungannya yang beraneka ragam
maupun
komite
sekolah
dalam
(E.H.Schein, 1996 : 236).
berinisyatif; (2) tingkat sejauh mana 3
Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
personil
sekolah
dianjurkan
dalam
dilaksanakan personil sekolah, sehingga
bertindak progresif, inovatif, dan berani
mencerminkan
mengambil resiko; (3) tingkat sejauh
personil sekolah , baik secara individual,
mana sekolah menciptakan dengan jelas
kelompok, dan organisasi.
visi, misi, tujuan, sasaran sekolah, dan upaya
mewujudkannya;
(4)
bekerja
dengan
cara
yang
kepala sekolah memberi informasi yang jelas, bantuan serta dukungan terhadap personil sekolah; (6) jumlah pengaturan pengawasan
digunakan
untuk
langsung
yang
mengawasi
dan
mengendalikan perilaku personil sekolah; (7) tingkat sejauh mana personil sekolah mengidentifikasi
dirinya
secara
keseluruhan dengan sekolah ketimbang kelompok kerja tertentu atau bidang keahlian profesional; (8) tingkat sejauh mana
alokasi
imbalan
diberikan
berdasarkan prestasi; (9) tingkat sejauh
Sekolah adalah suatu organisasi sosial
mengemukakan kritik secara terbuka; dan (10) tingkat sejauh mana komunikasi antar personil sekolah dibatasi oleh hierarkhi formal (Stephen P.Robbins dalam Direktorat Tenaga Kependidikan
Berdasarkan uraian di atas dapat budaya
organisasi
sekolah meliputi nilai-nilai, kepercayaan, norma, dan aturan yang diterima serta
memberikan
layanan
dapat mewujudkan manusia seutuhnya. Efektivitas sekolah menujuk kepada derajat
pencapaian sekolah terhadap
tujuan
yang
Sehubungan
seyogyanya dengan
itu,
dicapai. dijelaskan
bahwa keefektifan organisasi adalah derajat di mana organisasi mencapai tujuannya (Amitai Etzioni, 1964 : 187). Efektivitas
organisasi
menunjukkan
ketercapaian sasaran/tujuan organisasi yang
telah
beradaptasi
ditetapkan, dengan
kemampuan
lingkungan,
dan
kemampuan bertahan untuk tetap hidup. Ada dua model pendekatan yang dapat
digunakan
untuk
untuk
menentukan sekolah yang unggul atau sekolah efektif, yaitu pendekatan
tujuan;
: (1) model
dan
(2)
model
pendekatan proses. Model pendekatan tujuan
3, 2007 : 7 – 8).
bahwa
yang
pendidikan kepada masyarakat guna
mana personil sekolah didorong untuk
diketahui
perilaku
tingkat
terkoordinasi; (5) tingkat sejauh mana
dan
dan
Sekolah Efektif
sejauh mana unit-unit sekolah didorong untuk
sikap
memandang
bahwa
sekolah efektif, jika dapat
sebuah mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mana tingkat
pencapaian
dengan
prestasi
tersebut lulusan
ditandai sekolah.
Selanjutnya, model pendekatan proses 4 Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
memandang sebuah sekolah efektif, jika
memberikan tanggung jawab kepada
memiliki konsistensi internal, efisiensi
warganya; (4) mendorong adanya tim
penggunaan sumber daya yang baik, dan
kerja
mekanisme kerja yang baik.
mendorong warganya untuk berpikir
Sehubungan
sama
(5)
sekolah
efektif
setiap warganya; (7) menanggapi dengan
menetapkan
cepat tuntutan pelanggan; (8) mengajak
keberhasilan pada input, proses, output,
warganya siap menghadapi perubahan;
dan outcome yang ditandai dengan
(9)
berkualitasnya
sekolahnya berfokus pada pelanggan;
adalah
sekolah
yang
komponen-komponen
mendorong
;
itu,
bahwa
(6)
kompak
dengan
dikemukakan
sistem;
yang
mengajak
warganya
sistem tersebut (Aan Komariah dan Cepi
(10)
Triatna, 2008 : 28). Hasil penelitian
komitmen
yang
Koster mengidentifikasi variabel sekolah
keunggulan
kualitas;
efektif
adalah
subvariabel karakteristik peserta
(1)
subvariabel
mengajak
menjadikan
warganya
memiliki
tinggi
terhadap
(11)
mengajak
input
dengan
warganya untuk melakukan perbaikan
karakteristik
sekolah,
secara terus-menerus; (12) melibatkan
karakteristik
semua warganya dalam penyelenggaraan
guru,
didik;
kemandirian
dan
(2)
proses
kepuasan
guru,
dengan
sekolah. Ciri-ciri sekolah efektif meliputi
iklim
(1) tujuan sekolah dinyatakan secara jelas
sekolah, dan partisipasi orang tua; dan
dan
(3) outcome dengan subvariabel hasil
kepemimpinan yang kuat oleh kepala
belajar, dan konsep diri peserta didik
sekolah; (3) ekspektasi guru dan staf
(Koster dalam Aan Komariah dan Cepi
tinggi; (4) ada kerja sama kemitraan
Triatna, 2008
antara
: 50-51). Selanjutnya,
spesifik;
(2)
sekolah,
pelaksanaan
orang
tua,
dan
dapat dijelaskan bahwa asas terpenting
masyarakat; (5) adanya iklim yang positif
yang
dan kondusif bagi peserta didik untuk
menjadi
pendidikan
landasan
menuju
pengelolaan
sekolah
efektif
belajar; (6) kemajuan peserta didik sering
adalah pernyataan bahwa semua anak
dimonitor;
dapat
keberhasilan
belajar.
Sekolah
yang
dapat
(7)
menekankan
peserta
didik
kepada dalam
membuat semua anak dapat belajar
mencapai keterampilan aktivitas yang
memiliki perilaku (1) memberdayakan
esensial; dan (8) komitmen yang tinggi
sumber
dari sumber daya manusia sekolah
mungkin;
daya (2)
manusia
seoptimal
memfasilitasi
warga
sekolah untuk belajar terus-menerus; (3)
terhadap
program
pendidikan
(Aan
Komariah dan Cepi Triatna, 2008 : 375
Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
39). Sekolah efektif menunjuk kepada
sekolah; dan (13) aturan yang baik dan
lima karakteristik, yakni: (1) harapan
kuat
yang tinggi dari keefektifan pengajaran;
Direktorat Tenaga Kependidikan 1, 2007
(2) kepemimpinan instruksional yang
: 98). Selanjutnya, dijelaskan bahwa
kuat oleh kepala sekolah; (3) iklim yang
indikator kepemimpinan sekolah yang
teratur, tenang, dan berorientasi kerja
efektif
sekolah;
pendekatan partisipatif dan demokratis;
(4)
melaksanakan
kegiatan
(
Purkey
dan
meliputi;
(1)
dalam
penerapan
administrasi keuangan dan akademik,
(2)
dan (5) pemantauan ats kemajuan belajar
berkomunikasi dengan warga sekolah;
peserta
didik
menyiapkan
Smith
waktu
untuk
(Direktorat
Tenaga
(3) menekankan kepada guru dan staf
2007
96-97).
untuk memenuhi norma pembelajaran;
Karakteristik organisasi sekolah efektif
(4) memantau kemajuan belajar siswa via
tersebut didasarkan pada pendekatan
guru; (5) aktif melakukan pertemuan
internal , yang mana ukuran keefektifan
dengan warga sekolah tentang topik
berfokus pada proses pengelolaan semua
aktual; (6) dana dialokasikan sesuai
program sekolah secara efektif dan
prioritas yang ditentukan; (7) melakukan
efisien.
itu,
kunjungan kelas; (8) peka terhadap
karakteristik
kebutuhan guru, staf, peserta didik, dan
organisasi sekolah efektif menurut hasil
warga sekolah; (9) menunjukkan sikap
penelitian Purkey dan Smith didasarkan
dan perilaku sebagai model teladan; (10)
pada 13 ( tiga belas) indikator organisasi
mengarahkan inovasi organisasi; (11)
efektif, yakni: (1) fokus manajemen
akuntabel, transparan, dan profesional di
didasarkan pada kapabilitas sekolah; (2)
bidang
kepemimpinan yang kuat; (3) stbilitas
kelompok kerja aktif; (13) memiliki
staf;
Kependidikan
1,
Sehubunga
dikemukakan
(4)
dengan
bahwa
konsensus
pengembangan
dan
:
keuangan;
(12)
membangun
tujuan;
(5)
komitmen terhadap penjaminan mutu
pembinaan
staf
sekolah;
(14)
memberikan
sekolah; (6) dukungan orangtua; (7) hasil
pemberdayaan
akademik
(8)
Tenaga Kependidikan 1, 2007 : 102).
penggunaan waktu yang efektif; (9) ada
Dari indikator kepemimpinan di atas
dukungan kuat dari pemerintah daerah;
dapat diketahui bahwa kepemimpinan
(10) hubungan kolegial danperencanaan;
yang efektif membuat sekolah efektif,
(11) komitmen organisasi; (12) tujuan
dan sebaliknya kepemimpinan yang tidak
yang
berkualitas;
sekolah
ruang
(Direktorat
yang jelas dan harapan yang tinggi di 6 Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
efektif
membuat
sekolah
gagal
mewujudkan visi, misi, dan tujuannya. Secara rinci dijelaskan bahwa kriteria sekolah efektif adalah : (1) mempunyai standar kerja yang tinggi dan jelas bagi peserta didik; (2) mendorong
pengendalian pendidikan
semua untuk
sumber
daya
menjamin
semua
peserta didik belajar, sehingga tercapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hubungan Budaya Organisasi dengan Keefektifan Sekolah
aktivitas, pemahaman multi budaya, Keefektifan sekolah menunjuk
kesetaraan gender, dan mengembangkan secara tepat pembelajaran berdasarkan standar potensi yang dimiliki peserta didik;
(3)
menerapkan
pembelajaran
yang
metode
berakar
pada
penelitian pendidikan; (4) mendorong peserta didik bertanggung jawab dalam belajar dan berbuat; (5) memiliki harapan yang tinggi kepada semua staf; (6) mempunyai
instrumen
evaluasi
dan
penilaian prestasi belajar; (7) membuat keputusan
yang
akuntabilitas; sekolah
(8)
untuk
pembelajaran;
demokratis
mengorganisakan
mendukung (9)
dan
kegiatan
menciptakan
rasa
aman, sifat saling menghargai, dan mengakomodasi efektif;
(10)
lingkungan melibatkan
secara keluarga
membantu peserta didik untuk mencapai sukses; dan (11) bekerja sama dengan masyarakat dan pihak terkait lainnya
dengan
tujuan
Sehubungan
yang
dengan
ditetapkan.
itu,
dijelaskan
bahwa efektivitas adalah melakukan segala
sesuatu
yang
menyelesaikan sehingga
benar
atau
kegiatan-kegiatan
sasaran
organisasi
dapat
tercapai (Stephen P.Robbins and Mary Coulter, 2007 : 39). Efektivitas sekolah menunjuk kepada
tingkat kesesuaian
antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan berupa sasaran atau tujuan
yang
Keefektifan jumlah
telah
sekolah
dan
digariskan.
terkait
kualitas
dengan
lulusan
yang
diharapkan dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sekolah yang efektif dapat menghasilkan lulusan yang memiliki hard skills dan soft skills yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Untuk menjadikan
(Danim, 2006 : 62). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sekolah efektif adalah sekolah yang melakukan perencanaan, pengorganisasian,
kepada kesesuaian hasil yang dicapai
pengarahan,
dan
sekolah
efektif,
pengembangan sekolah
yang
perlu budaya
mendukung
dilakukan organisasi terhadap
pencapaian tujuan sekolah. 7
Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
Budaya
organisasi
sekolah
baik
terhadap
perkembangan
meliputi nilai-nilai, kepercayaan, norma,
pengetahuan
dan
dan
meningkatkan
kepuasan
aturan
yang
diterima
serta
teknologi; kerja;
ilmu (8) (9)
dilaksanakan personil sekolah, sehingga
membuat pergaulan lebih akrab; (10)
mencerminkan
meningkatkan
sikap
dan
perilaku
disiplin;
(11)
personil sekolah , baik secara individual,
meminimalisasi pengawasan fungsional;
kelompok,
(12) memunculkan keinginan berbuat
budaya
dan
organisasi.
organisasi
Adapun
sekolah
yang
secara
proaktif;
(13)
meningkatkan
diharapkan tumbuh pada sekolah efektif
kegiatan belajar dan prestasi; dan (14)
adalah budaya yang mampu memberikan
menjadikan
karakteristik
perlakuan
memberikan yang terbaik bagi sekolah,
sekolah terhadap peserta didik agar dapat
keluarga , orang lain, dan diri sendiri
mencintai pelajaran , sehingga mereka
(Direktorat Tenaga Kependidikan 3,
memiliki motivasi belajar yang tinggi
2007 :12-13). Pengembangan budaya
secara
organisasi sekolah
utama
pada
terus-menerus.
mengembangkan
Untuk
budaya organisasi
keinginan
untuk
selalu
dapat dilakukan
melalui tim khusus dengan melibatkan
sekolah yang kuat, perlu dibina rasa
semua
saling percaya, rasa memiliki sekolah,
ditetapkan menjadi kebijakan sekolah
dan rasa kebersamaan yang menciptakan
sebagai strategi dalam meningkatkan
perasaan sebagai satu keluarga yang
keefektifan
memiliki tujuan yang sama.
pengembangan
Pengembangan budaya organisasi sekolah
memiliki
sekolah,
sekolah.
kemudian
.
Kebijakan
budaya
tersebut
disosialisasikan kepada warga sekolah ,
sebagai
orang tua, dan pihak terkait lainnya
berikut: (1) menjamin kualitas kerja yang
untuk dipahami, disetujui, dan diikuti
lebih baik; (2) membuka seluruh jaringan
sebagai aturan sekolah. Selanjutnya,
komunikasi, baik secara vertikal maupun
diimplementasikan dan dievaluasi untuk
secara horizontal; (3) membuat sekolah
mengetahui kesesuaiannya dengan tujuan
lebih
yang
terbuka
menciptakan
manfaat
warga
dan
trasparan;
kebersamaan
diharapkan,
kemudian
rasa
membicarakannya dengan pihak terkait
memiliki yang tinggi; (5) meningkatkan
guna mendapat masukan dalam rangka
solidaritas dan rasa kekeluargaan; (6) jika
perbaikan
menemukan
pengembangan
kesalahan
dan
(4)
akan
segera
diperbaiki; (7) dapat beradaptasi dengan
sebagai
tindak
budaya
lanjut
organisasi
menuju sekolah efektif. 8
Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
Prinsip-prinsip
yang
menjadi
PENUTUP
acuan dalam pengembangan budaya dan
Pengembangan budaya organisasi
iklim sekolah adalah sebagai berikut: (1)
sekolah bertujuan
berfokus pada visi, misi, dan tujuan
kebiasaan-kebiasaan yang positif dalam
sekolah;
komunikasi
sikap dan perilaku warga sekolah dan
formal dan informal; (3) inovatif dan
pihak pelanggan lainnya dalam rangka
bersedia mengambil resiko; (4) memiliki
meningkatkan
strategi yang jelas; (5) berorientasi
Sekolah
kinerja; (6) sistem evaluasi yang jelas;
organisasi yang baik menjadikan guru
(7) memiliki komitmen yang kuat; (8)
memiliki komitmen organisasi, motivasi
keputusan berdasarkan konsensus; (9)
kerja, dan kinerja yang tinggi; dan
sistem imbalan yang jelas; dan (10)
peserta
evaluasi
Tenaga
organisasi,
16-18).
kerajinan belajar yang tinggi. Adanya
pengembangan
komitmen organisasi, motivasi kerja, dan
budaya dan iklim sekolah adalah kerja
kinerja yang tinggi dari guru yang
sama
(2)
penciptaan
diri
(Direktorat
Kependidikan Selanjutnya,
tim,
3,
2007
asas-asas
:
untuk menciptakan
keefektifan
yang
sekolah.
memiliki
didik
memiliki
motivasi
budaya
komitmen
belajar,
dan
kemampuan,
keinginan,
disertai dengan komitmen organisasi,
kegembiraan,
hormat,
jujur,
motivasi belajar, dan kerajinan belajar
disiplin,empati,
pengetahuan
dan
yang tinggi dari peserta didik akan
kesopanan
(Direktorat
Tenaga
Kependidikan 3, 2007 : 18-21).
belajar.
Pengembangan budaya organisasi sekolah
sebagai
suatu
menyebabkan
kebijakan
peningkatan
Dengan
demikian,
prestasi dapat
disimpulkan bahwa budaya organisasi yang baik merupakan faktor penting yang
melibatkan semua warga sekolah guna
dapat meningkatkan keefektifan sekolah.
menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi,
DAFTAR PUSTAKA
pengambilan
keputusannya
melalui
kesepakatan yang bersifat demokratis, dan
berdampak
pada
peningkatan
keefektifan sekolah yang ditandai dengan kesesuaian mutu lulusan dengan mutu yang diharapkan.
Aan
Komariah dan Cepi Triatna. 2008.Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta : Bumi Aksara Danim, S. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Borikrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta : Bumi Aksara. Direktorat Tenaga Kependidikan 1. 2007. Perubahan dan Pengembangan Sekolah Menengah sebagai 9
Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan
Organisasi Belajar yang Efektif. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Tenaga Kependidikan 2. 2007. Budaya Mutu Sekolah Dasar. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Tenaga Kependidikan 3. 2007. Pengembangan Budaya dan Iklim Pembelajaran di Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Etzioni, Amitai. 1964. Modern Organizational. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Manullang, Belferik. 2006. Kepemimpinan Pedagogis (Membangun Karakter Sumber Daya Manusia). Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Manullang, Martua. 2009. Implementasi Soft Skills dalam Pembelajaran. Medan : Politeknik MBP Medan. Nevizond Chatab. 2007. Profil Budaya Organisasi. Bandung : Alfabeta. Owen, Robert G. 1991. Organizational Behavior in Education. Boston : Allyn and Bacon. Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 2007. Management. New Jersey : Pearson Education, Inc. Robbins, Stephen P and Timothy A.Judge. 2009. Organizational Behavior. New Jersey : Pearson Education, Inc. Schein, Edgar H. 1996. Organizational Culture and Leadership. San Fransisco : Jossey Bass Publisher. Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Teori Aplikasi dan Penelitian.Jakarta : Salemba Empat.
10 Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan