ANALISA KEBUTUHAN GARDU INDUK BARU DI WILAYAH APJ PEKALONGAN DARI TAHUN 2012-2016 Teguh Antoni1 , Agung Nugroho2 , Bambang Winardi2 Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto SH Tembalang, Semarang 50275 1
[email protected]
ABSTRACT - With the increasing demand for electricity in APJ Pekalongan, the provision and supply of electricity should be increased. For that we need the construction or expansion of centers of power, transmission lines, substations and distribution networks in order to improve continuity of service of electricity to consumers. Substation construction option is an option when other substations in the APJ / UPJ is not able to serve and supply the load capacity due to transformer substations have been / almost overload. At this condition must be anticipated as early as possible by PT PLN Persero order to distribute the electrical energy can be channeled in sufficient quantities. Planning and placement of distribution substation construction site must have good planning for the substation is not really help the performance of other substations in supplying burden in the long run. Planning factors that must be taken into account the substation is the capacity of substations, transmission lines (primary side) and the feeder system (secondary side). Planning a new substation in the APJ region Pekalongan built to help supplying Pekalongan load in the APJ region. This requires analysis by assuming the addition of load and voltage drop calculations and losses, balance capacity. taking into account the availability of existing data to develop forecasts of electricity demand. Analysis of the needs of a new substation in the APJ region Pekalongan years 2012-2016 considering the addition of parameters assuming the load, voltage drop and losses. APJ Pekalongan and the balance capacity of existing substations in APJ Pekalongan. The discussion here is the construction of new substations in the APJ region Pekalongan. The parameters of the underlying analysis is planning a new substation losses and voltage drop in APJ Pekalongan substations with analysis using ETAP software 7.0.0. Key words: new substation, the placement of the substation site, assuming the addition of load, ETAP 7.0.0, voltage drop, losses I. PENDAHULUAN APJ Pekalongan merupakan Area Pelayanan Jaringan wilayah Pekalongan dari PT. PLN Persero yang melayani segala kebutuhan energi listrik kepada masyarakat. Area Pelayanan dan Jaringan memiliki Wilayah kerja PT PLN (Persero), yang dimana di APJ Pekalongan meliputi Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Batang, Kedungwuni, Wiradesa dan Pekalongan Kota. 1 2
PT PLN (Persero) APJ Pekalongan merupakan beberapa wilayah dari sebelas ujung tombak PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Energi listrik sebagai salah satu infrastruktur yang menyangkut hajat hidup orang banyak, maka penyaluran energi listrik harus dapat terjamin dalam jumlah yang cukup, Kebutuhan energi listrik terus mengalamin peningkatan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan oleh semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan tenaga listrik seperti faktor ekonomi, kependudukan dan kewilayahan. Kondisi ini tentunya harus diantisipasi sedini mungkin oleh PT. PLN (Persero) selaku penyedia energi listrik. PT. PLN (Persero) harus dapat menjamin energi listrik yang dihasilkan dan disalurkan dalam keadaan cukup. Untuk itu perlu dilakukan proyeksi kebutuhan energi listrik dan pengembangan fisik. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini yaitu: 1. Menggambarkan kondisi penyaluran energi listrik di APJ Pekalongan saat kondisi eksisting. 2. Memproyeksikan kebutuhan energi listrik APJ Pekalongan pada tahun 2012 - 2016 dengan menggunakan metode asumsi penambahan pada beban. 3. Mensimulasikan hasil pengembangan jaringan tegangan menengah dengan menggunakan software ETAP 7.0.0 pada tahun 2012 – 2016 di area pelayanan APJ Pekalongan 4. Menganalisis hasil simulasi pengembangan jaringan tegangan menengah dengan menggunakan ETAP 7.0.0 5. Menentukan lokasi dan menganalisa hasil interprestasi gardu induk baru dari hasil simulasi dari tahun 2011 -2016 Untuk membatasi pembahasan yang akan dilakukan maka dalam tugas akhir ini dibuat beberapa batasan – batasan masalah antara lain : 1. Area yang diproyeksikan dalam tugas kahir ini adalah APJ Pekalongan. 2. Proyeksi hanya menggunakan metode Asumsi Penambahan pada beban 3. Proyeksi energi listrik hanya dilakukan pada tahun 2012 – 2016 4. Data energi listrik yang digunakan adalah data pengusahaan listrik APJ Pekalongan tahun 2006 – 2011
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
5. ETAP 7.0.0 hanya menganalisa hasil pengembangan trafo distribusi berdasarkan hasil Drop voltage dan Losses. 6. Penambahan beban merata di setiap feeder APJ Pekalongan. 7. Analisa hasil pengembangan jaringan tegangan menengah pada APJ Pekalongan menggunakan software ETAP 7.0.0 8. Data pemakaian energi listrik dan Tata Guna Lahan yang digunakan adalah data Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan. II. DASAR TEORI 2.1 Sistem Distribusi Daya Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.
Gardu Induk
2.2 Bagian – bagian sistem distribusi Adapun bagian – bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah: 1. Gardu Induk Distribusi 2. Jaringan Primer (Jaringan Tegangan Menengah) 3. Transformator Distribusi 4. Jaringan Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah) Dalam hal ini tegangan menengah sistem distribusi adalah 20 kV dan tegangan rendahnya 380/220 V. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) Sekering T.M. Trafo Distribusi
Rel T.R. Sekering T.R. Gardu Distribusi
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Tiang Sambungan Rumah Pelanggan
Gambar 1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
2.2 Klasifikasi Gardu Induk Gardu Induk (GI) diklasifikasikan menurut jenis pasangan luar, jenis pasangan dalam, jenis pasangan setengah luar, jenis bawah tanah, jenis mobil dan sebagainya sesuai fungsinya. 1. Gardu lnduk Jenis Pasangan Luar GI pasangan luar terdiri dari peralatan tegangan tinggi pasangan luar, misaInya transformator utama, peralatan penghubung, dsb, yang mempunyai peralatan kontrol pasangan dalam, seperti penghubung dan batere. G.1 untuk transmisi, yang kondensator sinkron pasangan dalam pada sisi trasier trafo utama dan trafo pasangan dalam, pada umumnya disebut juga sebagai jenis pasangan luar. 2. Gardu Induk Jenis Pasangan Dalam GI Jenis pasangan dalam terdiri dari peralatan tegangan tinggi, transformator utama, Peralatan penghubung, dsb, dan peralatan kontrolnya, seperti meja penghubung dan sebagainya terpasang di dalam. 3.
Gardu lnduk Jenis Setengah Pasangan Luar Sebagian peralatan tegangan tinggi terpasang disisi gedung, GI ini disebut juga GI setengah pasangan dalam. 4.
Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah Hampir semua peralatan terpasang didalam bangunan bawah tanah. Alat pendinginnya biasa terletak diatas tanah. Kebanyakan GI di bawah jalan raya. 5.
Gardu lnduk Jenis Mobil Dilengkapi peralatan di atas kereta hela (trailer) atau semacam truk GI guna mencegah beban lebih berkala dari pemakaian sementara di tempat pembangunan. GI ini juga banyak dipakai untuk kereta listrik. 2.3 Kebutuhan Penyaluran Energi listrik Untuk proses pengiriman tenaga listrik terdiri dari berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu saja.
Gambar 2 Proses pengiriman tenaga listrik Kebutuhan energi listrik akan meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi daerah dan pertumbuhan penduduk. Semakin meningkatnya ekonomi pada suatu daerah maka konsumsi energi listrik juga akan meningkat. Disamping itu, perkembangan energi listrik juga dipengaruhi oleh faktor perkembangan penduduk dalam pengertian jumlah rumah tangga yang akan diliri listrik. Sehingga PT PLN Persero APJ Pekalongan melakukan peramalan kebutuhan energi listrik dalam kurun waktu 5 tahun.
2.4 Peramalan Beban Energi Listrik Peramalan energi listrik sangat diperlukan untuk memperkirakan kebutuhan energi listrik beberapa tahun kedepan. Peramalan pada dasarnya merupakan suatu dugaan atau prakiraan mengenani terjadinya suatu kejadian atau peristiwa dimasa yang akan datang. Data yang mendasari adanya peramalan yakni Data Pengusahaan. . 2.5 Studi pengembangan gardu induk Pengembangan gardu induk secara fisik dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Penambahan kapasitas gardu induk lama 2. Pembangunan gardu induk baru 2.6 Model Peramalan beban Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode time series. Metode Time Series adalah metode yang disusun berdasarkan hubungan data-data masa lalu tanpa memperhatikan faktor-faktor penyebab (pengaruh ekonomi, iklim, teknologi dan sebagainya). Dalam tugas akhir ini metode time series yang digunakan yaitu model dekomposisi. Dekomposisi adalah model kecenderungan yang mempergunakan empat komponen pendekatan yaitu kecenderungan (merupakan tingkah laku jangka panjang), cylical (bentuk siklis), seasional (bentuk musiman) dan komponen random. Model yang dipakai adalah asumsi penambahan pada beban. model yang disusun peramalan beban dimana pertambahan prosentase beban pada trafo bertambah tiap tahun secara merata seiring dengan naiknya permintaan penggunaan energi tenaga listrik pada tahun sebelumnya berdasarkan kenaikan rata-rata daya yang tersambung pada 5 tahun sebelumnya. 2.7 Software ETAP 7.0.0 Software ETAP atau Power Satation adalah suatu program atau perangkat lunak yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan sistem ketenagalistrikan. Dengan menggunakan sotfware Etap dapat memodelkan analisis aliran daya (load Flow), kita dapat menghitung aliran daya, tegangan pada sistem tenaga, 2.8 Perencanaan Pengembangan Saluran Distribusi Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat. Perencanaan diperlukan sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan sistem distribusi yang harus memenuhi beberapa kriteria teknis dan ekonomis. Perencanaan sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan pendekatan yang didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu pola pelayanan yang optimal.
Jangka Pendek
Data jaringan distribusi terpasang Data beban tersambung
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Simulasi perkembangan beban jangka panjang
Model kondisi awal Prakiraan evaluasi beban
Prakiraan kondisi kelistrikan jangka pendek Analisa pada koendala di jaringan
Prakiraan perkembangan beban jangka menengah
Analisa kebutuhan perkuatan jaringan kebutuhan jangka pendek
Studi detail pengembangan GI TT/TM dan jaringan Tegangan menengah
Simulasi perkembangan jaringan transmisi
Studi Design Jaringan 1. Pemilihan tegangan 2. Standar peralatan 3. Pemilihan type GITT dan TM 4. Pemilihan tipe GI /TT/TM
Pengkajian terhadap strategi pengembangan jaringan utama tegangan menengah
Strategi pengembangan jaringan transmisi
Investement Plan
Gambar 3 Tahapan Perencanaan Saluran Distribusi Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat. Perencanaan diperlukan sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan sistem distribusi yang harus memenuhi beberapa kriteria teknis dan ekonomis. Perencanaan sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan pendekatan yang didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu pola pelayanan yang optimal. 1.
2.
Kriteria Voltage Drop Desain Panjang JTM yang dikaitkan dengan besaran Voltage Drop dan susut teknis jaringan. Voltage Drop di Ujung Jaringan adalah 5,5% yang setara dengan susut energi 3,77%. Kriteria Susut Energi (Losses) a. Secara teknis susut energi listrik dapat dijadikan acuan dalam pengembangan jaringan Distribusi Listrik, seperti desain Voltage Drop 5,5% pada Jaringan Tegangan Menengah adalah setara dengan desain 3,77%. b. Untuk Pengembangan Sistem Distribusi Tenaga Listrik, maka desain susut jaringan sangatlah berperan dalam menentukan unjuk kerja jaringan Distribusi listrik.
III. Metode Penelitian Untuk metode penelitian tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar diagram alir dibawah ini
Tabel 2 Pengelompokkan Data
MULAI
No SURVEY DATA PLN
1 DATA NON KELISTRIKAN
DATA KELISTRIKAN
PENGOLAHAN DATA
DATA KONDISI EKSISTING
2
3 RATA_RATA PENAMBAHAN ASUMSI BEBAN PER TAHUN
ETAP 7.0.0
LOSSES & DROP VOLTAGE MEMENUHI SYARAT?
TIDAK
MEMBANGUN GI BARU?
TATA GUNA LAHAN
Pengelompokkan Data
Data Data Pengusahaan listrik APJ Pekalongan Jaringan Eksisting GI Batang dan Pekalongan Penentuan Kondisi Eksisting Kenaikan prosentase konsumsi daya (KVA) Feeder yang terdapat pada GI Batang dan Pekalongan Pengembangan Kebutuhan Listrik Data Beban Penyulang GI Batang & Pekalongan tahun 2011 Peta Tata Guna Lahan APJ Pekalongan Peramalan
Diagram Alir peramalan dapat dilihat pada gambar berikut Mulai
YA MENGEMBANGKAN SISTEM YANG ADA
DESAIN KONFIGURASI SISTEM
PENENTUAN KAPASITAS TRAFO KAPASITAS TRAFO MAMPU?
TIDAK
TAMBAH / GANTI KAPASITAS TRAFO
Survey Data PLN
YA PENGEMBANGAN TAHUN BERIKUTNYA
MENENTUKAN JUMLAH FEEDER
Data Pengusahaaan Tahun 2006-2011 DATA KELUARAN
Mendapatkan Hasil Asumsi tahun 2012-2016
SELESAI
Gambar 4 Diagram Alir Pengembangan Jaringan Tegangan Menengah 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah proses dalam pencarian data. Dalam penelitian ini pengunpulan data dilakukan dari survey data ke PT. PLN APJ Pekalongan yang menyediakan data-data untuk analisis penyaluran tenaga listrik Gardu Induk Batang dan Pekalongan. Adapun daftar data yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Daftar Data yang Dibutuhkan No
Instansi
Selesai
Gambar 5 Diagram Alir pengembangan 3.3 Peramalan Beban Metode peramalan yang dipergunakan dalam tugas akhir ini adalah metode peramalan dengan menggunakan metode time series model asumsi penambahan pada beban. Tabel 3 Data Pengusahaan APJ Pekalongan Pada Tahun 2006-2011
Data yang Dibutuhkan
TAHUN
2006
2007
2008
2009
2010
2011
RUMAH TANGGA
1
PT PLN APJ Pekalongan
Data Pengusahaan APJ Pekalongan Jaringan Eksisting Gardu Induk Batang & Pekalongan Data Single line diagram
Dalam pengumpulan data tersebut diarahkan ke obyek penelitian yaitu Gardu Induk yang menyuplai di wilayah APJ Pekalongan. Data dari PLN adalah data teknis kelistrikan PT PLN APJ Pekalongan.
Jumlah Rumah Tangga Rasio Elektifikasi ( % ) Jumlah Pelanggan - Delta pelanggan Daya tersambung ( KVA ) Daya tersambung / Pel (VA) Konsumsi Energi ( Mwh ) - Pertumbuhan ( % ) Konsumsi Energi/Pel (kWh)
419,618 434,238 434,238 60.05 61.00 62.70 251,990 264,903 272,278 23,487 12,913 7,375 168,318 182,109 190,688 0.67 0.69 0.70 277,688.66 295,079.31 307,493.53 6.82 6.26 4.21 1.10 1.11 1.13
417,104 67.91 283,261 10,983 203,318 0.72 331,444.68 7.79 1.17
431,724 69.95 302,012 18,751 223,279 0.74 361,514.09 9.07 1.20
441,464 73.70 325,359 23,347 246,995 759.15 372,553.01 3.05 1,145.05
9,154 436 34,149 3.73 49,500.75 21.75
10,524 704 40,683 3.87 65,642.66 12.79
11,616 1,092 44,471 3.83 74,802.16 13.95
11,951 335 46,003 3.85 81,188.54 8.54
12,785 834 49,727 3,889.47 77,365.61 (4.71)
10,440 -293 22,536 51.22 53,396.59 6.13
11,221 10,781 25,050 2.23 56,760.58 6.30
12,063 842 27,446 2.28 62,852.65 10.73
12,352 289 29,335 2,374.92 64,113.00 2.01
232 234 236 239 248 0 9,588 704 -10,285 9 55,204 54,429 55,930 55,727 58,014 237.95 5.54 5.31 233.17 233.93 222,102.29 232,762.45 238,012.15 231,766.00 252,437.86 30.74 4.80 2.26 -2.62 8.92
261 13 65,040 249,196.93 245,979.60 -2.56
BISNIS Jumlah Pelanggan - Delta pelanggan Daya tersambung ( KVA ) Daya tersambung / Pel (VA) Konsumsi Energi ( Mwh ) - Pertumbuhan ( % )
9,820 666 37,344 3.80 58,196.44 17.57
UMUM
3.2 Metode Pengolahan Data
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Pengolahan disini dilakukan dengan dua langkah, pertama pengelompokkan data yang dipergunakan untuk melakukan peramalan, kedua pengelompokkan data yang dipergunakan untuk melakukan pengembangan.
Jumlah Pelanggan - Delta pelanggan Daya tersambung ( KVA ) Daya tersambung / Pel (VA) Konsumsi Energi ( Mwh ) - Pertumbuhan ( % )
9,853 9,733 -1,224 -9,120 18,853 20,319 1.91 27.72 48,612.64 50,313.57 -15.87 3.50
INDUSTRI Jumlah Pelanggan - Delta pelanggan Daya tersambung ( KVA ) Daya tersambung / Pel (VA) Konsumsi Energi ( Mwh ) - Pertumbuhan ( % )
3.4 Pengumpulan Data Jaringan Tegangan Menengah APJ Pekalongan Data jaringan tegangan menengah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data eksisting jaringan
tegangan menengah pada tahun 2011 dari PT PLN Persero APJ Pekalongan. Dimana Pada APJ Pekalongan terdapat 2 GI yaitu GI batang dan GI Pekalongan.
Data Peramalan Data Eksisting Jaringan APJ Pekalongan
Tabel 5 hasil perhitungan Total Data Pengusahaan Listrik APJ Pekalongan dari tahun 2006-2011 Uraian Jumlah Pelanggan Daya tersambung ( KVA ) - Pertumbuhan ( % ) Rata-rata (%) Konsumsi Energi ( Mwh ) - Pertumbuhan ( % ) Rata-rata(%) Produksi energi ( Mwh ) - Pertumbuhan ( % ) Rata-rata(%)
2006 2007 271,229 285,276 276,524.00 294,201.00 6.01 597,904.34 636,351.76 6.43 638,183.98 678,335.11 5.92
2008 2009 293,766 306,337 309,837.00 328,566.00 5.05 5.70 6.69 664,544.93 694,773.42 4.43 4.55 4.65 706,413.55 740,722.95 3.98 4.63 4.62
2010 326,274 354,742.00 7.38
2011 350,757 391,097.21 9.30
757,993.14 9.10
760,011.22 0.27
783,060.71 5.41
808,723.03 3.17
Sumber : PT PLN APJ Pekalongan
Sumber : Data Teknis PT PLN (Persero) APJ Pekalongan
Gambar 6 Peta Wilayah kerja GI batang
Pada metode asumsi kenaikan prosentase beban yang digunakan sebagai acuanya adalah rata-rata daya yang tersambung (KVA) pertahun. Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa rata-rata kenaikannya adalah sebesar 6.69% pertahun dari data 5 tahun terakhir. Contoh sebagai berikut:
Sumber : Data Teknis PT PLN (Persero) APJ Pekalongan
Gambar 7 Peta Wilayah kerja GI Pekalongan Jaringan distribusi di wilayah APJ Pekalongan terdiri dari 2 gardu induk yaitu GI Batang dan GI Pekalongan. GI Batang terdiri dari BTG 01, BTG 02, BTG 03, BTG 04, BTG 06, BTG 07. Sedangkan GI Pekalongan terdiri dari PKL 01, PKL 02, PKL 03, PKL 04, PKL 05, PKL 06, PKL 07, PKL 08, PKL 10, PKL 11, PKL 12.
Gambar 8 Continuous lumped Load pada ETAP 7.0.0 sebelum penambahan metode asumsi Penambahan Asumsi = % Penambahan Asumsi +
Tabel 4 Panjang Penyulang APJ Pekalongan NO
FEEDER
PANJANG JTM (KMS) 3 PHASA
1 PHASA
% Trafo tahun ke n = 7 % (73%) + 73 % = 78 %
TOTAL (KMS)
1
BTG-01
35.825
47.900
83.725
2
BTG-02
80.950
240.092
321.042
3
BTG-03
10.100
8.780
18.880
4
BTG-04
3.850
-
3.850
5
BTG-06
13.400
143.830
157.230
6
BTG-07
58.500
222.350
280.850
7
PKL-01
16.501
21.000
37.501
8
PKL -02
30.846
37.959
68.805
9
PKL -03
70.250
287.220
10
PKL -04
27.814
11
PKL -05
29.943
12
PKL -06
13
4.2 Data Kondisi Eksisting APJ Pekalongan Tabel 6 Data Impedansi Kabel AAC mm2
AAAC
Z1,Z2
Zo
Z1,Z2
Zo
R1
jx1
Ro
jxo
R1
jx1
Ro
1
2
3
4
5
6
7
8
jxo 9
357.470
16
1,8382
0,4035
1,9862
1,6910
2,0161
0,4036
2,1641
1,6911
140.040
167.854
25
0,8400
0,3791
0,9883
1,6666
0,9217
0,3790
1,0697
1,6695
105.404
135.347
50
0,5882
0,3667
0,7362
1,6552
0,6452
0,3678
0,7932
1,6553
18.021
41.900
59.921
70
0,4202
0,3572
0,5682
1,6447
0,4608
0,3572
0,6088
1,6447
PKL -07
40.102
132.645
172.747
95
0,3096
0,3464
0,4576
1,6339
0,3396
0,3449
0,4876
1,6324
14
PKL -08
13.350
4.755
18.105
120
0,2451
0,3375
0,3901
1,6250
0,2688
0,3375
0,4168
1,6251
15
PKL -10
32.120
189.140
221.260
150
0,1961
0,3305
0,3441
1,6180
0,2162
0,3305
0,3631
1,6180
16
PKL -11
9.980
-
9.980
185
0,1590
0,3239
0,3070
1,6114
0,1744
0,3239
0,3224
1,6114
17
PKL -12
17.350
47.020
64.370
240
0,1225
0,3157
0,2705
1,6032
0,1344
0,3158
0,2824
1,6003
Sumber : SPLN S2-3:1983
IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Peramalan Kebutuhan Beban Berikut dapat dilhat data – data yang dipergunakan untuk melakukan peramalan yaitu:
Tabel 7 Kapasitas Gardu Induk di APJ PEkalongan
GI
JML TRAFO
MVA
JML FEEDER
GI Pekalongan
3
20, 60, 60
11
2
30,30
6
APJ
PEKALONGAN
GI Batang
Gambar 10 Report Hasil Simulasi ETAP 7.0.0
Data Pengukuran Beban Penyulang Gardu Induk Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 Data Pengukuran Beban Penyulang APJ Pekalongan tahun 2011 GARDU INDUK
TRAFO
I BATANG II I
II
PEKALONGAN III
FEEDER
TEG ( KV )
SETG PMT
BTG 02 BTG 03 BTG 04 BTG 01 BTG 06 BTG 07 PKN 01 PKN 02 PKN 03 PKN 04 PKN 05 PKN 07 PKN 06 PKN 08 PKN 10 PKN 11 PKN 12
20 20 20 20 20 20 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5
480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480 480
ARUS BEBAN ( AMP ) JAM 19.00 R S T 317 285 301 115 92 95 270 272 218 342 246 335 176 188 185 257 339 262 190 180 220 318 276 353 314 375 336 281 292 238 253 297 356 257 318 303 133 75 99 217 240 256 332 326 346 95 108 105 248 230 260
Tabel 9 Data Jumlah Trafo APJ Pekalongan tahun2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PENYULANG
TRF 1 PHS 10 15 25 50
PKN 1
3
PKN 2 PKN 3
41
171
4 13
60
215
9
8
204
243
PKN 4
3
6 144 133
PKN 5
9
3
104
159
PKN 6
2
3
34
82
PKN 7
4
3
67
212
PKN 8
1
1
7
23
PKN 10
5
3
123
196
1
1
5
PKN 11
8
PKN 12
3
2
60
175
BTG 1
2
2
94
168
BTG 2
1
5
436
200
1
13
7
156
91
223
146
BTG 3 BTG 4 BTG 6 BTG 7
2 5
JUMLAH TRAFO TERPASANG TRF 3 PHS (KVA) JUMLAH TOTAL KVA 50 100 160 200 250 315 400 500 630 670 800 1200 1400 1500 1600 2500 4500 BUAH 18 11 7 3 1 263 13695 28 22 6 1 349 17675 11 2 1 478 18410 19 8 6 1 2 322 13780 5 2 1 283 11295 8 4 3 1 1 138 6745 24 27 6 1 1 1 2 1 349 21485 3 2 2 1 40 2730 24 8 4 2 1 2 1 369 18340 5 8 1 5 26 2500 13 8 6 3 1 1 272 14200 14 5 8 2 1 1 2 299 15590 7 2 1 1 1 1 1 656 25050 4 2 2 1 1 1 32 3255 2 1 2 5 14500 8 1 1 2 261 10130 4 14 1 2 4 2 1 402 18570
Jumlah Total Se-APJ 48 64 1767 2226 183 135 52 24 15 3
4
1 10 1
2
2
1
2
1
1
2
4544
Sumber : Data teknis PT. PLN (Persero)
Penggambaran jaringan eksisting APJ Pekalongan dengan Menggunakan ETAP 7.0.0
Gambar 9 Penggambaran Jaringan dengan menggunakan ETAP 7.0.0
∑
x 100 %
∑
Sedangkan untuk mencari susut tegangan atau Drop Voltage nya Voltage Drop = % Tegangan Pangkal GI - % Tegangan Paling Ujung 4.2.1 APJ Pekalongan pada tahun 2011 A. Gardu Induk Batang Dari report hasil simulasi pada tahun 2011 untuk susut energi dan drop voltage nya diperoleh data sebagai berikut: Tabel 10 Drop Tegangan dan losses APJ Pekalongan 2011
Sumber : Data teknis PT. PLN (Persero) NO
Untuk mencari susut energi ( losses energy) rumus yang digunakan adalah
227950
NO
FEEDER
DROP TEGANGAN
TOTAL LOS S ES
1
BTG-02
12.928
5.152
2
BTG-03
0.597
0.301
3
BTG-04
1.784
0.783
4
BTG-01
5.065
5.065
5
BTG-06
2.825
1.642
6
BTG-07
16.266
7.994
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PKL-01
1.875
0.994
PKL-02
3.38
1.898
PKL-03
14.588
7.562
PKL-04
4.666
1.914
PKL-05
9.893
5.491
PKL-07
5.191
3.474
PKL-06
0.943
0.743
PKL-08
2.945
1.444
PKL-10
9.379
3.984
PKL-11
0.945
1.224
PKL-12
3.117
1.446
Berdasarkan analisa dan hasil simulasi dengan menggunakan software ETA 7.0.0 diatas diketahui bahwa pada terdapat 3 feeder dari GI Pekalongan dan 3 GI Batang yang dalam kondisi eksisting belum memenuhi kriteria yang di tentukan oleh PLN dalam drop tegangan dan losses (melebihi 5,5% dan 3,77%). Ketiga feeder Batang tersebut adalah BTG 01, BTG 02, BTG 07.begitu juga dengan 3 feeder di wilayah Pekalongan PKL 03, PKL 05, dan PKL 10. Dari ketiga feeder yang mengkhawatirkan adalah feeder PKL 03 dimana pada feeder tersebut drop tegangan mencapai 14,588%.
Gambar 11 ujung feeder GI Batang yang kurang memenuhi syarat dari PLN
Tabel 12 Uprating Trafo pada APJ Pekalongan No
GARDU INDUK
Saran
Trafo
1 2
PEKALONGAN BATANG
uprating uprating
I II
Awal MVA 20 30
Baru Tambah MVA MVA 60 40 60 30
Σ
Th
1 1
2012 2012
Dengan adanya uprating trafo maka ada penambahan feeder pada masing-masing trafo yang digunakan untuk embantu feeder yang kurang memenuhi syarat dari PT PLN. Tabel 13 Rekonfigurasi Feeder APJ Pekalongn tahun 2012 FEEDER TAHUN KETERANGAN BARU PENGEMBANGAN PKL 13 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKL 05 PKL09 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKL 03 PEKALONGAN PKL14 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKL 07 PKL15 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKL10 BTG 08 2012 Mengambil sebagian beban penyulang BTG 07 BATANG BTG 09 2012 Mengambil sebagian beban penyulang BTG 02 BTG 05 2012 Mengambil sebagian beban penyulang BTG 01
GARDU INDUK
Gambar 12 ujung feeder GI Pekalongan yang kurang memenuhi syarat dari PLN
4.3 Wilayah APJ Pekalongan pada tahun 2012 A. Gardu Induk Batang Dari report hasil simulasi pada tahun 2011 untuk susut energi dan drop voltage nya diperoleh data sebagai berikut: Tabel 14 Drop Tegangan dan Losses Gardu Induk APJ Pekalongan 2012 dengan penambahan feeder Gambar 13 Grafik perbandingan drop tegangan antara sebelum dan sesudah dibangun GI baru (GI Limpung) tahun 2012
Tabel 11 Capacity Balanced APJ Pekalongan Tahun 2011
NO
FEEDER
DROP TEGANGAN
TOTAL LOSSES
1
BTG-02
2.691
2.035
2
BTG-03
0.637
0.312
3
BTG-04
1.923
0.831
4
BTG-01
3.924
2.286
5 6
BTG-06 BTG-07
3.021 3.406
1.713 2.079
7
BTG-05
3.765
2.163
8
BTG-08
13.023
7.165
9
BTG-09
10.774
5.275
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
PKL-01 PKL-02 PKL-09 PKL-13 PKL-14 PKL-15 PKL-03 PKL-04 PKL-05 PKL-07 PKL-06 PKL-08 PKL-10 PKL-11 PKL-12
1.996 3.692 11.697 6.837 2.51 5.789 3.429 5.266 3.51 3.51 1.012 3.333 3.947 1.004 3.343
0.953 1.849 7.906 4.829 2.425 5.789 2.09 2.09 2.22 1.447 0.75 1.557 2.046 0.536 1.55
Dari hasil analisa peramalan dengan metode asumsi, pada tabel diatas diketahui bahwa masih terdapat feeder yang tidak memenuhi kriteria PLN baik dari GI Batang dan GI Pekalongan. Hal itu tidak berhasil dikarenakan beberapa faktor yaitu: panjangnya jaringan yang diampu oleh gardu induk dan beban yang semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dibangun gardu induk baru untuk memperbaiki drop tegangan dan losses di ketiga feeder tersebut. Pertimbangan Pembangunan Gardu Induk antara lain: 4.2.2
Rencana Pengembangan APJ Pekalongan pada tahun 2012
1. Kebutuhan (demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan melebihi kemampuan GI yang ada. 2. Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan up-rating atau menaikan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukan penggantian dan penambahan transformator daya. 3. Adanya perluasan daerah/wilayah atau adanya daerah/wilayah baru, yang pasti membutuhkan ketersediaan/pasokan daya listrik cukup besar. 4. Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industry (industrial estate). 5. Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk. 6. Adanya pengembangan system tenaga listrik secara terpadu, misalnya pembangunan listrik baru, sehingga dilakukan perluasan system penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan 4.3.1 Penggambaran Gardu Induk baru di wilayah Batang tahun 2012 Dalam Perencanaan membangun gardu induk baru nanti, harus mempertimbangkan lokasi dimana gardu induk itu akan dibuat, Karena harus sesuai kriteria dalam membangun gardu induk baru. Berikut peta tata guna lahan di wilayah Batang.
Gambar 14 Peta Tata Guna Lahan wilayah Pekalonga Dalam perencanaan nantinya GI baru di wilayah Batang terletak di daerah Limpung (GI Limpung) akan membantu kedua feeder ( BTG 02 da BTG 07). Peletakan GI baru tersebut karena tengahtengah kedua feeder tersebut berdekatan dan merupakan daerah vital karena daerah tersebut memerlukan keandalan tinggi dan banyaknya industri. Di Wilayah Pekalongan peletakan GI baru di daerah Kecamatan kajen (GI Kajen). Peletakan tersebut dikarenakan ujungujung feeder yang berdekatan dengan ketiga feeder (PKL 03, PKL 05, PKL 10) yang kurang memenuhi syarat yang ditentukan oleh PLN. Pembangunan di wilayah Kajen dikarenakan terdapat perkembangan industri dan perumahan yang sangat pesat, sehingga pertumbuhan beban akan semakin meningkat
Gambar 15 Single Line diagram wilayah Batang setelah GI Baru (GI Limpung)
B. Gardu induk Pekalongan
Gambar 13 Peta Tata Guna Lahan wilayah Batang
Gambar 16 Single Line diagram wilayah Pekalongan setelah GI Baru (GI Kajen) Perencanaan wilayah kerja GI baru DI APJ Pekalongan (GI Limpung dan GI Kajen) adalah sebagai berikut: Tabel 18 Jumlah feeder untuk GI Baru (GI Limpung dan GI Kajen) di APJ Pekalongan.
FEEDER TAHUN KETERANGAN BARU PEMBANGUNAN KJN-01 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKN 03 KJN 02 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKN 05 KAJEN KJN-03 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKN 10 KJN 04 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKN 03 KJN 05 2012 Mengambil sebagian beban penyulang PKN 05 LPG 01 2012 Mengambil sebagian beban penyulang BTG 02 LPG 02 2012 Mengambil sebagian beban penyulang BTG 02 LIMPUNG LPG 03 2012 Mengambil sebagian beban penyulang BTG 07 LPG 04 2012 Mengambil sebagian beban penyulang BTG 07 NAMA GI
NO
SEBELUM DIBANGUN GI BARU
SETELAH DIBANGUN GI BARU
FEEDER
LOSSES (% )
HASIL EVALUASI
1
BTG 02
1.438
Memenuhi Syarat
BTG 02
2.072
Memenuhi Syarat
2
BTG 03
0.312
Memenuhi Syarat
BTG 03
0.312
Memenuhi Syarat
3
BTG 04
3.646
Memenuhi Syarat
BTG 04
3.646
Memenuhi Syarat
4
BTG 01
2.286
Memenuhi Syarat
BTG 01
2.286
Memenuhi Syarat
Berikut hasil simulasi dengan menggunakan ETAP 7.0.0 setelah dibangun GI Bar
5
BTG 06
2.302
Memenuhi Syarat
BTG 06
2.302
Memenuhi Syarat
6
BTG 07
2.079
Memenuhi Syarat
BTG 07
2.079
Memenuhi Syarat
Tabel 20 Drop Tegangan dan Losses APJ Pekalongan 2012 setelah dibangun GI baru
7
BTG-08
4.968
Tidak Memenuhi Syarat BTG-05
2.163
Memenuhi Syarat
8
BTG-09
2.202
Memenuhi Syarat
LPG-01
1.087
Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
LPG-02
1.71
Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
LPG-03
1.01
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi Syarat LPG-04
1.754
Memenuhi Syarat
NO
FEEDER
DROP TEGANGAN
TOTAL LOSSES
9
BTG-05
2.163
1 2 3 4
BTG-02 BTG-03 BTG-04 BTG-01
2.035 0.312 0.831 2.286
2.035 0.312 0.831 2.286
10
BTG-10
2.864
11
BTG-11
3.898
5
BTG-06
1.713
1.713
6
BTG-07
2.079
2.079
7
BTG-05
2.163
2.163
8
LPG-01
1.087
1.087
FEEDER LOSSES (% ) HASIL EVALUASI
Tabel 23 perbandingan Drop Tegangan Gardu Induk Batang dengan setelah dibangun GI baru NO
SEBELUM DIBANGUN GI BARU
SETELAH DIBANGUN GI BARU
FEEDER DROP TEG (% ) HASIL EVALUASI
FEEDER DROP TEG (% )HASIL EVALUASI
9
LPG-02
1.711
1.711
1
BTG 02
2.691
Memenuhi Syarat
BTG 02
3.228
Memenuhi Syarat
10
LPG-03
1.01
1.01
2
BTG 03
0.637
Memenuhi Syarat
BTG 03
0.637
Memenuhi Syarat
11
LPG-04
1.754
1.754
12
PKL-01
1.996
0.953
3
BTG 04
1.923
Memenuhi Syarat
BTG 04
1.923
Memenuhi Syarat
13
PKL-02
3.692
1.849
14
PKL-14
2.51
2.421
4
BTG 01
3.924
Memenuhi Syarat
BTG 01
3.924
Memenuhi Syarat
15
PKL-03
3.429
1.608
16
PKL-04
5.266
2.09
5
BTG 06
3.047
Memenuhi Syarat
BTG 06
3.047
Memenuhi Syarat
17
PKL-05
3.228
2.072
6
BTG 07
3.406
Memenuhi Syarat
BTG 07
2.798
Memenuhi Syarat
18
PKL-07
3.51
1.351
19
PKL-06
1.012
0.75
7
BTG-08
8.694
Tidak Memenuhi Syarat BTG-05
3.765
Memenuhi Syarat
20
PKL-08
3.333
1.557
8
BTG-09
3.754
Memenuhi Syarat
LPG-01
2.028
Memenuhi Syarat
21
PKL-10
4.322
2.171
22
PKL-11
1.004
0.536
9
BTG-05
3.765
Memenuhi Syarat
LPG-02
2.861
Memenuhi Syarat
23
PKL-12
3.343
1.55
10
BTG-10
4.857
Memenuhi Syarat
LPG-03
1.718
Memenuhi Syarat
24
KJN-01
1.401
0.771 11
BTG-11
6.627
Tidak Memenuhi Syarat LPG-04
2.512
Memenuhi Syarat
25
KJN-02
1.714
1.441
26
KJN-03
2.375
1.465
27
KJN-04
0.776
1.628
28
KJN-05
2.68
1.856
Berikut perbandingan nilai keluaran antara sebelum dan sesudah dibangun GI Baru Tabel 22 perbandingan Losses Gardu Induk Batang dengan setelah dibangun GI baru
Tabel 24 perbandingan Losses Gardu Pekalongan dengan setelah dibangun GI baru
Induk
Tabel 25 perbandingan Drop Tegangan Gardu Induk Pekalongan dengan setelah dibangun GI baru
SEBELUM DIBANGUN GI BARU
1
DROP FEEDER TEGANGAN (%) PKL-01 1.996
2
PKL-02
3.692
Memenuhi Syarat
PKL-02
3
PKL-09
11.697
Tidak Memenuhi Syarat
PKL-14
4
PKL-13
6.837
Tidak Memenuhi Syarat
5
PKL-14
2.51
Memenuhi Syarat
6
PKL-15
5.789
7
PKL-03
8
PKL-04
9
NO
2013
SETELAH DIBANGUN GI BARU
HASIL EVALUASI
FEEDER
Memenuhi Syarat
PKL-01
DROP TEGANGAN (%) 1.996
2014
NO
FEEDER
DROP TEGANGAN
TOTAL LOSSES
DROP TEGANGAN TOTAL LOSSES
HASIL EVALUASI 1
BTG 02
2.884
1.554
3.112
1.7
Memenuhi Syarat
2
BTG 03
0.687
0.376
0.748
0.402
3.692
Memenuhi Syarat
3
BTG 04
2.061
0.903
2.226
0.955
2.51
Memenuhi Syarat
4
BTG 01
4.199
2.439
5.156
2.972
PKL-03
3.429
Memenuhi Syarat
5 6
BTG 06 BTG 07
3.305 3.662
1.958 2.211
3.569 3.961
2.102 2.438
PKL-04
5.266
Memenuhi Syarat
7
BTG-05
4.147
2.406
4.916
2.859
Tidak Memenuhi Syarat
PKL-05
3.228
Memenuhi Syarat
8
BTG-08
3.429
Memenuhi Syarat
PKL-07
3.510
Memenuhi Syarat
9
LPG-01
2.07
1.182
2.226
1.29
3.057
1.847
3.172
1.977
Memenuhi Syarat
PKL-06
1.012
Memenuhi Syarat
LPG-03
1.868
1.081
2.018
1.143
PKL-05
3.510
Memenuhi Syarat
PKL-08
3.333
Memenuhi Syarat
LPG-04
2.712
1.828
2.896
1.961
10
PKL-07
3.510
Memenuhi Syarat
PKL-10
4.322
Memenuhi Syarat
PKL-01
2.151
1.037
2.729
1.305
11
PKL-06
1.012
Memenuhi Syarat
PKL-11
1.004
Memenuhi Syarat
PKL-02
3.968
2.013
5.028
2.543
12
PKL-08
3.333
Memenuhi Syarat
PKL-12
3.343
Memenuhi Syarat
PKL-13
2.946
2.784
3.662
3.456
PKL-14
3.271
2.474
4.68
3.235
13
PKL-10
3.947
Memenuhi Syarat
KJN-01
1.401
Memenuhi Syarat
PKL-03
3.429
1.608
4.505
2.108
14
PKL-11
1.004
Memenuhi Syarat
KJN-02
1.714
Memenuhi Syarat
15
PKL-12
3.343
Memenuhi Syarat
KJN-03
2.375
Memenuhi Syarat
16
-
-
-
KJN-04
0.776
Memenuhi Syarat
PKL-04 PKL-05 PKL-07
1.642 3.228 2.143
0.692 2.395 1.086
2.025 4.628 2.008
0.879 2.953 0.987
PKL-06
1.095
0.862
1.371
0.905
17
-
-
-
KJN-05
2.68
Memenuhi Syarat
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
LPG-02
5.266
PKL-08
3.614
1.683
4.56
1.815
PKL-10
4.625
2.332
5.2
2.783
PKL-11
1.082
0.607
1.357
0.641
PKL-12
3.624
1.67
4.539
1.793
KJN-01
1.496
0.855
1.827
1.009
KJN-02
1.841
1.494
2.254
1.883
KJN-03
2.463
1.736
3.037
1.919
KJN-04
0.834
1.741
1.032
2.174
KJN-05
2.869
1.99
3.521
2.431
Dari hasil diatas berdasarkan simulasi dengan menggunakan ETAP 7.0.0 bahwa dengan adanya GI Baru di kedua wilayah Batang dan Pekalongan mempunyai nilai yang lebih bagus ddibandingkan dengan penambahan feeder baru. Tabel 26 Capacity Balanced APJ Pekalongan Tahun 2012
Tabel 28 Drop Tegangan dan Losses APJ Pekalongan tahun 2015 dan 2016 2015 NO
Dengan adanaya GI baru di kedua wilayah tersebut, maka lanjut sampai tahun berikutnya. Pada pengembangan tahun berikutnya sampai tahun 2016 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 27 Drop Tegangan dan Losses APJ Pekalongan tahun 2013 dan 2014
FEEDER DROP TEGANGAN
2016 TOTAL LOSSES DROP TEGANGAN TOTAL LOSSES
1
BTG 02
3.112
1.85
3.575
1.939
2
BTG 03
0.748
0.449
0.719
0.463
3
BTG 04
2.226
1.028
2.595
1.131
4
BTG 01
5.365
3.229
3.827
2.138
5 6
BTG 06 BTG 07
3.569 3.961
2.102 2.581
4.154 4.526
2.493 2.783
7
BTG-05
5.303
3.093
2.902
1.725
8
BTG-08
9
LPG-01
2.386
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
LPG-02 LPG-03
5.279
3.2
1.35
2.552
1.463
3.398
2.21
3.634
2.302
2.173
1.143
2.323
1.339
LPG-04
3.121
1.961
3.355
2.287
PKL-01
2.325
2.321
2.729
1.305
PKL-02
4.294
2.654
5.028
2.543
PKL-13
3.179
3.32
3.662
3.456
PKL-14
3.517
3.632
4.68
3.235
PKL-03
4.036
1.822
4.505
2.108
PKL-04 PKL-05 PKL-07
3.051 4.017 2.315
1.184 2.563 1.163
2.025 4.628 2.008
0.879 2.953 0.987
PKL-06
1.179
0.905
1.371
0.905
PKL-08
3.891
1.815
4.56
1.815
PKL-10
4.992
2.512
5.2
2.783
PKL-11
1.17
0.641
1.357
0.641
PKL-12
3.905
1.793
4.539
1.793
KJN-01
1.496
0.879
1.827
1.009
KJN-02
1.841
1.644
2.254
1.883
KJN-03
2.463
1.687
3.037
1.919
KJN-04
0.834
1.859
1.032
2.174
KJN-05
2.869
2.107
3.521
2.431
Pada hasil diatas terlihat bahwa dengan adanya GI baru feeder yang ddulu mempunyai drop tegangan dan losses yang lebih dari kriteria yang ditentukan oleh
V PENUTUP 5.1
Kesimpulan 1.
2.
3.
4.
5.
Pada kondisi eksisting terdapat 3 feeder baik itu dari GI Batang dan GI Pekalongan kurang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh PLN yaitu BTG 01 ( 9.272%; 4.891%), BTG 02 (13.068%; 4.877%), BTG 07 (16.419%; 7.622%), PKL 03 ( 14.675%; 7.054%), PKL 05 ( 9.601%; 4.933%); PKL 10 ( 9.419%; 4.082%). Berdasarkan simulasi software ETAP 7.0.0 dari tahun 2012-2016 terdapat penambahan feeder baru yaitu BTG 05, PKL 09. Lokasi penentuan letak GI Baru dipilih yaitu ujung-ujung feeder yang berdekatan dan semakin pesatnya dan berkembangnya daerah Industri di sekitar wilayah tersebut. Yaitu terletak pada di Wilayah Kajen dan Wilayah Limpung. Hasil simulasi jaringan eksisting pada tahun 2011 susut tegangan / voltage drop dan losses yang kurang memenuhi syarat adalah di GI Pekalongan ada 3 feeder yaitu PKL 03, PKL 05, PKL 10. GI Kajen nantinya dengan 5 feeder yaitu KJN01 ,KJN 02, KJN03, KJN 04 dan KJN 05. Dan GI Limpung dengan 4 feeder yaitu LPG 01, LPG 02, LPG 03, dan LPG 04.
5.2 Saran 1.
2.
Model peramalan bisa menggunakan model peramalan lain seperti Simple E, LEAP atau metode peramalan lain nya. Simulasi selain dengan menggunakan ETAP dapat juga dilakukan dengan menggunakan MATLAB untuk menghitung aliran daya yang terjadi pada tiap jaringan nya. DAFTAR PUSTAKA
[1] Ariwibowo,C, Trafo Distribusi pada JTM 20 KV di PT PLN Persero UPJ Semarang Selatan, Kerja Praktek S-1, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. [2] Annoymus, Tata Usaha Langganan III-07 dan III09, PT PLN (Persero) APJ Pekalongan, [2006,2007,2008,2009,2010]. [3] Karimata, P., Kursus Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan Jenjang I (Dasar) Distribution Load Planning – Model DKL versi 3.2, Direktorat Transmisi dan Distribusi PT PLN (Persero), 2005.
[4] Nugroho,A, Perkiraan Energi Listrik, Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. [5] Rahardjo, Merencanakan Pengembangan Sistem Kelistrikan PLN kedepan Secara Lebih Baik dan Lebih Efisien, PT PLN (Persero) Distribusi Jateng DIY, 2006. [6] Sulasno, Teknik dan Sistem Tenaga Distribusi Tenaga LIstrik Edisi I, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001. [7] Suswanto, D. A., Perencanaan Distribusi, Buku Ajar BAB III.
Jaringan
[8] Suswanto, D. A., Analisa Peramalan Beban dan Kebutuhan Tenaga Listrik, Buku Ajar BAB XII. [9] Tahir,U , Analisa Losses Teknik Pada Sistem Kelistrikan, Tugas Akhir S-1, Universitas Sains & Teknologi, Jayapura, 2008. [10] Tim Masterplan, Pembuatan Masterplan Sistem Distribusi 20 KV APJ Pekalongan, Laporan Akhir, Universitas DIponegoro – PT PLN (Persero) Distribusi Jateng DIY, 2011. [11] ……
,Batang Dalam Angka Tahun [2006,2007,2008,2009,2010].Badan Statistik Provinsi Kabupaten Batang, [2006,2007,2008,2009,2010].
[12]
…… ,Data Statistik Tahun (2006-2010), PT PLN Persero Distribusi Jateng DIY, [2006-2010].
[13]
……,PDRB Batang [2006,2007,2008,2009,2010]., Statistik Provinsi Kabupaten [2006,2007,2008,2009,2010].
[14]
Tahun Badan Batang,
Kadir,A,Transmisi Tenaga Listrik, Kerja Praktek S-1, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009.
[15] ……,PDRB Batang [2006,2007,2008,2009,2010]., Statistik Provinsi Kabupaten [2006,2007,2008,2009,2010].
Tahun Badan Batang,
BIODATA Teguh Antoni (L2F607053). Lahir di Semarang pada tanggal 24 Juli 1989. Riwayat pendidikan SD Bangunharjo 01-02, SMPN 36 Semarang, SMAN 14 Semarang, dan sekarang sedang menjalankan studi strata satu di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dengaan konsentrasi Ketenagaan Menyetujui dan Mengesahkan Pembimbing I
Ir. Agung Nugroho, M.Kom. NIP. 195901051987031002 Tanggal :
Pembimbing II
Ir. Bambang Winardi NIP 196106161993031002 Tanggal :