TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU
Bonus Demografi yang membuka peluang terbukanya The Window of Opportunity terjadi apabila rasio penduduk “non produktif” dengan penduduk “produktf” atau usia kerja terendah, untuk Provinsi Bengkulu dengan menggunakan hasil proyeksi penduduk supas 2005 akan terjadi pada tahun 2012 sampai dengan 2025
irdsall, Kelley dan Sinding eds (2001), tokoh aliran Revisionis dalam masalah demografi membawa pemikiran adanya hubungan antara perkembangan penduduk dengan pembangunan ekonomi dan penurunan kemiskinan (Population does matter).
Perubahan struktur penduduk akibat dari transisi demografi pada jangka panjang berdampak 1) peningkatan jumlah tenaga kerja,
dengan puncak terendah pada tahun 2022 dengn rata-rata angka ketergantungan
41,54
per
100
usia
produktif,
sedangkan
menggunakan proyeksi dengan asumsi TFR tahun 2035 sebesar 1,90 anak per wanita akan terjadu pada tahun 2022 sampai dengan tahun 2035 dengan titik terendah pada tahun 2032 sampai tahun 2034.
apabila mendapat mendapatkan kesempatan kerja yang produktif akan meningkatan pendapatan; 2) apabila ada tabungan masyarakat yang diinvestasikan secara produktif akan terjadi penumpukan kekayaan lebih besar; 3) apabila ada kebijakan investasi yang khusus diarahkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Pertumbuhan struktur umur penduduk yang positif menjadi faktor pemicu pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan penduduk usia kerja mempunyai hubungan positif dengan pendapatan per kapita, sedangkan pertumbuhan penduduk dibawah 15 tahun berpengaruh negatif. Bonus Demografi akan terjadi kalau pertumbuhan penduduk usia kerja yang merupakan sumber penawaran tenaga kerja mempunyai
Celah sempit pada gambar diatas sebagai bonus demografi
pekerjaan yang produktif dan kemudian bisa menabung dan
terjadi mulai tahun 2012 dengan angka ketergantungan sebesar 44,84
menginvestasikan tabungannya yang dapat memicu pertumbuhan
per 100 usia kerja, sedang terjadi window of opportunity terjadi
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
pada tahun 2022 dengan angka ketergantungan 41,54 per 100 usia kerja.
Persyaratan memasuki Bonus Demografi menurut Bongaarts
Perkembangan dari pencari kerja dan permintaan dari penyedia
(2001) maupun Bloom et.al. (2003) menjelaskan beberapa faktor
lahan kerja tahun 2010 di Provinsi Bengkulu dimana Maret 2010 ada
penting yaitu penawaran tenaga kerja (labor supply), peranan
lonjakan permintaan dari penyedia lapangan kerja sebesar 35,36
perempuan,
persen dari usia tenaga kerja yang terdaftar sedangkan lonjakan usia
tabungan
(savings),
dan
modal
manusia
(humancapital).
kerja yang mendaftar dibandingkan dengan permintaan dari penyedia
Angka Aktivitas Kasar (Crude Activity Rate) yaitu jumlah angkatan kerja penduduk usia 15 tahun keatas dibagi dengan jumlah
lapangan kerja dimulai pada bulan Juli 2010 dan mencapai puncaknya pada bulan Nopember 2010 yaitu 1.439 persen.
seluruh penduduk diatas 15 tahun keatas di Provinsi Bengkulu baru 36,57 persen dari usia kerja yang terdaftar. Dari hasil Sakernas tahun 2010 penduduk Usia
15 – 24 tahun sebesar 316.498 jiwa dan
diantaranya 15,41 persen telah bekerja, terdiri 15,94 persen laki-laki dan 14,61 persen perempuan, selanjutnya penduduk kelompok umur 25 – 54 tahun sebesar 724.899 jiwa diantara 73,06 persen telah bekerja dengan rincian 77,22 persen laki-laki dan 74,34 persen perempuan dan pada kelompok umur 55 tahun keatas sejumlah 149.611 jiwa sebesar 11,53 persen telah bekerja, dengan rincian 11,84 persen laki-laki dan 11,05 persen perempuan.
Di Provinsi Bengkulu menurut profesi calon tenaga kerja yang mendaftar tertinggi pada sektor tenaga Operator/Tenaga lainnya sebesar 11.317 tenaga, disusul Usaha Penjualan sebesar 11.050 calon tenaga kerja dan Pertanian 10.782 tenaga, sedangkan tenaga kerja yang sudah ditempatkan tertinggi pada profesi tenaga Operator/Tenaga lainnya sebesar 13.521 tenaga disusul tenaga Administrasi sebesar 6.121 tenaga, untuk tenaga profesi Usaha
Penjualan, Pertanian, Tata Usaha dan Jasa tidak seimbang antara
SMP perkembangan tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 (18,37
jumlah tenaga yang tersedia dengan jumlah tenaga yang diminta.
persen, 20,28 persen, 17 persen, 22,95 persen, 20,62 persen)
Tenaga kerja di Provinsi Bengkulu merupakan kelompok tenaga kerja dengan tingkat pendidikan rendah, perkembangan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 tenaga kerja di Provinsi Bengkulu tertinggi Tidak atau belum sekolah dengan perkembangan tahun 2006 sampai tahun 2010 (19,91 persen, 16,72 persen, 19,10 persen, 24,49 persen dan 23,63 persen), tingkat pendidikan tamat SD dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 (40,61 persen, 37,89 persen, 37,90 persen, 37,37 persen, dan 23,95 persen), tingkat pendidikan tamat
Angka penyerapan Angkatan Kerja (Employment Rate) yang menggambarkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang menyatakan sedang bekerja pada saat pencacahan sejak tahun 2006 sampai 2010 rata-rata diatas 70 persen. Pada tahun 2006 jumlah penduduk usia kerja 816.179 yang bekerja 72,3 persen mengalami kenaikan pada tahun 2007 sebesar 75,62 persen dari 867.837 untuk tahun 2008 turun 3 persen menjadi 72,46 persen naik kembali menjadi 74,09 persen pada tahun 2009, untuk tahun 2010 tercatat penduduk usia kerja 855.026 terserap 71,86 persen.
Peran perempuan sangat besar dalam penbentukan bonus demografi dengan keikutsertaan menjadi peserta KB telah merubah transisi demografi dan menggeser struktur umur penduduk keusia Sedangkan Angka pengangguran (Unemployment Rate-UER) menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan, dari tahun 2006 sampai dengan 2010 mengalami naik turun. Pada tahun 2006 ada 311.660 bukan angkatan kerja dengan tingkat pengangguran 6,91 persen, tahun 2007 turun menjadi 279.753 bukan angkatan kerja dan tingkat pengangguran 5,12 persen, sedang tahun 2008 ada 317.823 bukan angkatan kerja dan angka pengangguran 3,98 persen, tahun 2009 bukan angkatan kerja 303.415 dengan pengagguran 5,31 persen dan tahun 2010 sebesar 334.829 dengan tingkat pengangguran 4,59 persen.
produktif yang lebih besar, hasil Survei Pemantauan Pasangan Usia Subur (Mini Survei PUS) tahun 2011 kesertaan ber-KB di Provinsi Bengkulu sebesar 75,5 persen dengan 74 persen menggunakan alat kontrasepsi perempuan. Perempuan Indonesia perempuan sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya lebih panjang di dunia pendidikan, makin banyak masuk ke padsar kerja, menunda perkawinan dan mempunyai anak dua atau tiga saja (Adioetomo, 2005), dengan gaya hidup tersebut perempuan lebih memperhatikan kualitas daripada kuantitas anak,
sehingga
ada
kecenderungan
tidak
segan-segan
menginvestasikan pendapatnya untuk memperoleh pendidikan yang
dan kebutuhan pokok masyarakat disemua daerah. Pembangunan
terbaik bagi anak-anaknya.
perekonomian tersebut juga harus mampu mendatangkan investor
Di Provinsi Bengkulu masih ada ketimpangan gender dalam
dari dalam dan luar negeri serta mampu menjamin keberlanjutan
masalah kerja, dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
usaha yang dikembangkan, dengan sasaran : a) Meningkatnya laju
bulan Agustus 2010 Laki-laki lebih tinggi 60,63 persen bekerja
pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 7 – 7,2 % tahun 2015; b)
dibadingkan perempuan 39,37 persen bekerja, sedangkan yang
Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat menjadi Rp. 14-15
mencari kerja perempuan lebih tinggi.
juta tahun 2015; c) Menurunnya angka kemiskinan menjadi sebesar
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Bengkulu sebesar 71,86 persen dengan rincian laki-laki sedangkan
perempuan
Pengangguran
4,59
58,54
persen
sebesar 84,64 persen
persen,
terdiri
sedangkan
laki-laki
3,77
Tingkat
persen
dan
14,14 – 13,26 % pada tahun 2015; d) Menurunnya angka pengangguran menjadi sebesar 2,21 - 1,8 % pada tahun 2015; e) Meningkatkan pendapatan daerah menjadi sebesar 1,69 triliun pada tahun 2015.
perempuan 5,83 persen. Pencari kerja wanita tertinggi tamat SLTA ke
Untuk mendukung kebijakan dari Pemerintah Daerah Provinsi
atas sebesar 72,14 persen, tamat SLTP 12,20 persen dan tamat SD
Bengkulu perlu beberapa langkah-langkah dengan menyiapkan
atau belum/tidak sekolah 15,63 persen.
menjadi
Visi pembangunan Provinsi Bengkulu 2011-2015 Terwujudnya
tenaga
kerja
berkualitas
dari
sejak
pembuahan
memperhatikan kesehatan kehamilan, gizi, pendidikan, sedangkan
Masyarakat Bengkulu yang Maju dan Sejahtera, mengandung makna
untuk
usia
kerja
bahwa masyarakat Bengkulu dalam lima tahun ke depan harus
kewirausahaan,
menjadi maju dan sejahtera.
pendampingan usaha.
diberikan
mempermudah
pendidikan, akses
pelatihan, kredit
serta
pelatihan adanya
Variabel maju ditandai dengan indikator terus meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Variabel
meningkatnya
sejahtera angka
ditandai
pendapatan
dengan perkapita
indikator
terus
serta
terus
menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran. Pemerintah Daerah Bengkulu melalui misi pertama ingin Pembangunan
perekonomian
dengan
mendorong
Sumber : 1. BPS “Sensus Penduduk 2010” 2. Sakernas Agustus 2010 3. Sri Moertiningsih Setyo Adioetomo”Bonus Demografi hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi” Dan”Upaya Memanfaatkan Terbukanya Jendela Peluang Bagi Angkatan Kerja Muda
tumbuh
kembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan
Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Bengkulu
TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012