Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas Latar belakang Kabupaten Gunung Mas merupakan salah satu kabupaten pemekaran yang berasal dari Kabupaten Kapuas. Luas wilayah Kabupaten Gunung Mas menempati urutan ke-6 di Kalimantan Tengah dengan bagian sebesar 7,03 persen dari total wilayah Kalimantan Tengah. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Tengah, pembangunan perekonomian Kabupaten Gunung Mas berada di posisi tengah. Angka pengangguran Kabupaten Gunung Mas berada di posisi ke-7. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pun berada di posisi yang sama. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Gunung Mas sebesar pada tahun 2013 sebesar 6,87 persen menempati peringkat 9 dan masih dibawah laju pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah, sedangkan untuk pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kabupaten Gunung Mas mengalami perlambatan dengan angka pertumbuhan sebesar 6,42 persen. Berdasarkan hasil proyeksi, penduduk Kabupaten Gunung Mas pada tahun 2013 berjumlah 104.900 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki di Gunung Mas masih lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, yaitu 55.700 penduduk laki-laki dan 49.200 penduduk perempuan. Hal tersebut juga dapat ditunjukkan dari angka rasio ketergantungan yang sebesar 113. Pada Tahun 2014 penduduk kabupaten Gunung Mas mengalami peningkatan sebesar 25.405 jiwa. Jumlah Penduduk laki-laki sebesar 68.663 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 61.642 jiwa, dengan angka rasio ketergantungan sebesar 111.
Jumlah Penduduk Kabupaten Gunung Mas (2009-2014)
Menurut BKKBN pada tahun 2020-2030 Indonesia akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif yang harus dimaksimalkan agar dapat menanggung kebutuhan dari penduduk usia non produktif sehingga akan menciptakan Window Of Opportunity, hal ini di dasari pada sensus penduduk tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan menjadi dua kali lipat selama hampir 40 Tahun dari sekitar 118 juta pada tahun 1971 menjadi 237 juta pada tahun 2010. Keadaan tersebut juga di alami oleh kabupaten Gunung Mas yang merupakan bagian wilayah Indonesia. Data yang memperlihatkan jumlah penduduk Gunung Mas yang dibagi berdasarkan kelompok usia. Dimana pada tahun 2013 jumlah tingkat usia produktif (15-64) sebesar 67449 jiwa dan
pada tahun 2014 terus
mengalami peningkatan dengan jumlah 83.775 jiwa, walaupun dimana non produktif (0-14 tahun dan >65 tahun) masih cukup tinggi karena usia hidup di kabupaten Gunung Mas masih di katakan cukup baik.
Peluang Bonus demografi dapat diartikan sebagai keuntungan ekonomi yang disebabkan oleh menurunya rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan fertilitas jangka panjang. Transisi demografi menurunkan proporsi umur penduduk muda dan meningkatkan proporsi penduduk usia kerja, dan ini menjelaskan hubungan pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah tersedianya cukup sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan pada amanat UUD 1945 beserrta amandemenya, maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan sumber daya manusia. Bonus demografi yang dialami Gunung Mas ini harus diraih dan dimanfaatkan peluang didalamnya agar benar-benar dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi. Bonus demografi adalah masa dimana angka beban ketergantungan antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif mengalami penurunan sehingga mencapai angka di bawah 50. Dengan arti setiap penduduk usia kerja menanggung sedikit penduduk usia tidak produktif. Untuk mendapatkan demografi tersebut, maka kualitas SDM harus ditingkatkan secara maksimal melalui pendidikan, pelayanan kesehatan dan penyediaan lapangan pekerjaan. Bonus demografi menjadi sebuah peluang bagi suatu daerah yang melakukan akselerasi ekonomi dengan menggerakan berbagai bidang mencakup industri manufaktur, infrastruktur, maupun ukm karena berlimpahnya angkatan usia kerja yang dimiliki. Banyak daerah menjadi kaya karena berhasil memanfaatkan jendela peluang bonus demografinya untuk memacu pendapatan perkapita masyarakatnya. Bonus demografi menjadi pilar peningkatan produktifitas suatu negara dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya manusia produktif. Ketika angka fertilitas menurun, pertumbuhan pendapatan perkapita untuk memenuhi kebutuhan penduduk usia anak-anak dapat dialihkan untuk peningkatan mutu manusia. Pada saat yang sama, jumlah anak yang sedikit membuka peluang perempuan untuk masuk kepasar kerja yang sekali lagi akan mendongkrak produktifitas. Bonus demografi akan memicu pertumbuhan tabungan (Savings), melalui tabungan ini dapat terbentuk akumulasi kapital untuk investasi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi yang akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraaan masyarakat. Bonus demografi akan menjadi manfaat bagi suatu daerah atau negara apabila kualitas sumber daya manusia penduduk usia produktifnya memadai yang ditunjang dengan kemampuan keahlian dan pengetahuan yang baik. Sehingga dapat menjadi tenaga kerja yang terampil, memiliki keahlian dan pengetahuan untuk menunjang produktifitasnya. Jika kesempatan yang ada ini tidak di dukung oleh jumlah usia produktifnya yang kurang berkualitas, maka akan mengakibatkan potensi memanfaatkan ekonomi dari bonus
demografi yang ditandai besarnya jumlah penduduk usia produktif dan rendahnya angka ketergantungan penduduk terancam sia-sia. Jika penduduk penduduk usia produktif lebih banyak menggangur dan tidak tidak mempunyai penghasilan, akan menjadi beban dan ancaman. Jika daerah atau negara minim melakukan investasi sumber daya manusia (Human Capital Investment), penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kulitas sumber daya manusia, baik dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai, maka bonus demografi berubah menjadi gelombang pengangguran massal dan semakin menambah beban anggaran pemerintah. Namun hingga saat ini tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,00 % hal itu terlihat dari data yang menunjukan pencari kerja di kabupaten Gunung Mas masih tinggi, pada tahun 2013 sebesar 1,876 jiwa. Pada tahun 2014 tingakat pengangguran terbuka sebesar 1,20 % dari data jumlah seluruh pencari kerja di kabupaten Gunung Mas sebesar 325 jiwa. Dengan tingkat pengangguran yang cukup tinggi, juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi untuk Gunung Mas yang hingga saat ini terus mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 6,75 % di bandingkan pada tahun 2012 sebesar 6,29 %.
Data Banyaknya Pencari kerja Di Kab. Gunung Mas Menurut Jenis Kelamin (2013-2014)
Laju Pertumbuahan Ekonomi Kabupaten Gunung Mas (persen), 2009-2014
Berdasarkan gambaran data diatas, perlunya upaya pembelajaran, pengendalian guna mengatasi permasalahan yang muncul guna menyongsong bonus demografi yang ada guna terus meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten Gunung Mas khususnya. Untuk menghindari agar bonus demografi tidak memberikan dampak negatif bagi pembangunan daerah, sehingga ada beberapa hal yang harus dipenuhi diantaranya: 1. Angakatan kerja yang ada diharapkan memiliki kualitas yang hebat, baik dari segi kesehatan, pendidikan, maupun kompetensi profesionalnya. 2. Ketersediaan tenaga kerja usia produktif yang harus diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai, sehingga secara langsung mempengaruhi kesejahteraan hidup. 3. Jumlah anak yang sedikit dan dengan pendidikan yang lebih baik akan memungkinkan perempuan memasuki pasar kerja untuk membantu meningkatkan pendapatan keluarga. 4. Dengan berkurangnya jumlah anak umur 0-15 tahun karena program kb, anggaran yang semula disediakan untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan mereka dapat dialihkan untuk peningkatan sumber daya manusia pada kelompok umur 15 tahun keatas agar nantinya mereka mampu bersaing meraih kesempatan kerja, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Oleh karena itu, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sangat berperan dalam pemanfaatan bonus demografi agar dapat menjadi anugerah bagi suatu daerah, melalui penyiapan generasi muda yang berkualitas dengan melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi. Dalam hal ini pemerintah harus mampu menjalankan fungsinya dengan cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemampuan komunikasi, serta penguasaan teknologi. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset negara agar tidak banyak dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan dari sisi peluang kerja.
Tujuan Tujuan pemanfaatan bonus demografi yang ada diantaranya: -
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah,
-
Meminimalkan angka pengangguran daerah,
-
Meminimalkan tingkat kriminalitas daerah,
-
Memperbaiki tingkat kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi daerah.
Kesimpulan Program keluarga berencana yang berorientasi menurunkan angka fertilitas dan angka kematian bayi mampu membuat perubahan mendasar terhadap struktur demografi di Gunung Mas. Salah satunya adalah menekan proporsi jumlah penduduk usia anak yang tidak produktif yang berimplikasi pada meningkatnya penduduk usia produktif yang disebut dengan bonus demografi dan terbukanya jendela peluang yang dapat menjadi landasan pertumbuhan ekonomi. Ledakan jumlah penduduk usia kerja muda harus dipandang sebagai potensi yang dapat membantu menumbuhkan kegiatan ekonomi dengan terus memperbaiki kualitas pekerja muda. Oleh karena itu, bonus demografi harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin, sebagai peluang emas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehingga bonus demografi bukan bahkan menjadi beban daerah, tetapi sebaliknya dan layaknya memang menjadi modal daerah untuk menjadi kuat, sehat dan bermartabat.
Rekomendasi Untuk dapat memanfaatkan era bonus demografi, disamping penyediaan lapangan kerja perlu dipersiapkan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya penyediaan tenaga kerja yang produktif, mandiri dan mempunyai etos kerja yang baik harus dilakukan secara terus menerus. Untuk mempersiapkan hal-hal diatas dibutuhkan tata kelola yang baik, visi yang jelas, eksekusi kebijakan dilapangan, serta efektivitas kepemimpinan dan kelembagaan. Perlu partisipasi aktif pemerintah daerah dalam bidang keluarga berencana, pembudayaan keluarga kecil dengan dua anak akan sangat menguntungkan dimasa depan karena akan berimplikasi pada penurunan biaya untuk pendidikan usia dini. Sehingga alokasi dana dapat digunakan untuk bidang lain yang juga menjadi prioritas pembangunan.
Referensi
BPS.2014. Gunung Mas Dalam Angka 2014. Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah. BPS.2015. Gunung Mas Dalam Angka 2015. Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2014. Factsheet “Bonus Demografi”, Jakarta. BKKBN.