TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PEROMPAKAN DI WILAYAH PERAIRAN SOMALIA Said Iqbal Akbar 209000313 Abstract The Republic Federal of Somalia is a country that located in the Horn of Africa. Its bordered by Ethiopia to the west, Djibouti to the northwest, Gulf of Aden to the north, the Indian Ocean to the east, and Kenya to the southwest. Somalia has been the textbook definition of a failed state ever since the collapse of President Siad Barre that cause a civil war in 1991. Because of the civil war, some problem occure such as poverty, death, unemployment, and the absence of the governmental system. Piracy become one of the biggest issue that occure ever since the civil war. Phenomenon of Somali piracy is in fact a result of the collapse of the Somali state, the lack of security and the degradation of humanitarian rights in the country. Many piratical action in Somali water, has brought anxiety to the international community. United Nations as the largest organization has the responsibility to assist Somalia solve this piracy issues. And with help and cooperation from all international community, it is believed can bring Somalia into a stable state once more. Pendahuluan Perompak Somalia atau bajak laut Somalia adalah sebutan bagi para bajak laut yang beroperasi di wilayah perairan Somalia yang meliputi kawasan Samudera Hindia hingga lepas pantai timur Somalia, Laut Arab, dan Teluk Aden yang merupakan jalur utama pelayaran dunia. Aktivitas perompak Somalia telah menjadi ancaman serius bagi dunia internasional sejak terjadinya perang saudara di Somalia. 1 Perang saudara di Somalia muncul sejak lengsernya Siad Barre dari kursi kepresidenannya pada tahun 1991. Dengan lengsernya Siad Barre, spontan bermunculan kelompok-kelompok yang mengincar posisi pemerintahan. Tetapi munculnya kelompok-kelompok tersebut malah memunculkan perselisihan satu sama
1 Apriadi Tamburaka, 2011, Perompak Somalia, Yogyakarta: Cakrawala, hlm. 16 1
lain dimana kelompok-kelompok tersebut saling berebut kekuasaan dan pengaruh. Yang menyebabkan pecahnya perang saudara di Somalia.2 Dengan adanya perang saudara tersebut, posisi pemerintahan di Somalia pun menjadi kosong. Kosongnya pemerintahan di Somalia secara tidak langsung membawa
dampak
beragam
kepada
rakyatnya.
Kelaparan,
kemiskinan,
pengangguran, dan kematian melanda rakyat secara terus menerus. Matinya legalitas hukum bersamaan dengan matinya sistem pemerintahan yang sah di Somalia. Kondisi ini menjadikan Somalia dengan predikat failed state. Kondisi dalam negeri yang sangat buruk mengharuskan rakyat Somalia untuk memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Opsi yang paling mudah bagi mereka adalah dengan menjadi perompak. Selain penghasilannya yang besar, wilayah perairan
Somalia
adalah
wilayah
perairan
yang
sangat
ramai,
sehingga
memungkinkan mereka untuk melakukan aski perompakan setiap hari. Umumnya para perompak ini adalah seorang nelayan. Dengan fasilitas perahu yang seadanya, para nelayan ini mulai melakukan aksi perompakannya secara kecilkecilan dengan meminta upah kepada setiap kapal yang melewati wilayah perairan Somalia. Dari modal tersebut, para nelayan bertahap membeli senjata dan perahu yang lebih besar dan cepat. Dengan persenjataan dan kapal yang lebih memadai inilah mereka mulai melakukan aksi yang lebih berbahaya dengan membajak, menyandera kapal dan juga awak kapal.3 Latar Belakang Masalah Wilayah perairan Somalia dan sekitarnya seperti Samudera Hindia, Teluk Aden, Laut Arab merupakan salah satu jalur laut tersibuk akan aktifitas pelayaran dunia. Wilayah perairan yang strategis ini digunakan sebagai salah satu jalur pelayaran utama oleh kurang lebih 30.000 kapal setiap tahunnya. Tetapi di lain sisi, wilayah perairan tersebut merupakan wilayah perairan yang sangat berbahaya akibat banyaknya aksi-aksi perompakan oleh perompak Somalia. Data menunjukan pada tahun 2008, tercatat terdapat 111 serangan ke kapal-kapal yang melintasi wilayah perairan Somalia dan sekitarnya. Lalu pada tahun 2009, hanya pada bulan pertama 2 Ibid. hlm. 18 3 Ibid. hlm. 19 2
dan kedua, tercatat terdapat 79 aksi perompakan.4 Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa aksi perompakan yang terjadi di wilayah perairan Somalia setiap tahunnya semakin meningkat. Meningkatnya aksi perompakan di wilayah perairan Somalia ini tentu saja membawa kekhawatiran bagi negara-negara dan masyarakat internasional, mengingat wilayah perairan Somalia merupakan wilayah perairan yang digunakan sebagai jalur pelayaran kapal dagang dan kapal pribadi. Selain itu adanya aksi perompakan ini juga secara tidak langsung dapat mengganggu kegiatan perdagangan dunia. Dengan adanya para perompak di wilayah perairan tersebut, kapal-kapal harus memutar melewati rute yang lebih jauh yang memang memakan waktu dan ongkos lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya stabilitas harga komoditi di pasaran. Selain mengganggu kegiatan perdagangan dunia, aksi perompakan ini juga tentu mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut. Dengan adanya aksi perompakan oleh perompak Somalia, tentunya akan memberi rasa tidak aman bagi para pemilik dan awak kapal yang akan melintasi wilayah perairan tersebut. Terlebih lagi apabila para perompak tersebut berhasil menyandera kapal dan awak kapal. Seperti yang dialami oleh MV. Sinar Kudus yang berasal dari Indonesia. MV. Sinar Kudus dibajak oleh 50 perompak Somalia pada tanggal 16 Maret 2011 pada jarak 320 mil timur laut pulau Socotra. Sebanyak 20 anak buah kapal (ABK) berhasil disandera oleh perompak Somalia sebagai jaminan untuk meminta uang tebusan. MV. Sinar Kudus adalah kapal barang milik PT. Samudera Indonesia. Kapal tersebut membawa nikel senilai 1.4 triliun rupiah yang berangkat dari Indonesia menuju Rotterdam, Belanda sebelum akhirnya dibajak oleh perompak Somalia di kawasan Teluk Somalia. Untuk menyelamatkan para ABK MV. Sinar Kudus, pemerintah Indonesia mengerahkan kekuatan militer ke Somalia dengan mengirimkan dua kapal perang TNI AL jenis freigat ke perairan Somalia dengan berisikan 401 tentara gabungan Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat.5
4 Ibid. hlm. 37-38 5 Ibid. hlm. 11 3
Selain insiden yang dialami oleh MV. Sinar Kudus, masih banyak insideninsiden penyanderaan yang dilakukan oleh perompak Somalia terhadap kapal negaranegara di dunia seperti MV Faina (Ukraina), MT Masindra (Malaysia), MV Sirius Star (Arab Saudi), Maran Centaurus (Arab Saudi), Samho Jewelry (Korea Selatan), Maersk Alabama (Amerika Serikat), dan MV Thor Nexus (Thailand).6 Dapat dilihat bahwa para perompak Somalia ini tidak pilih-pilih dalam menjalankan aksinya. Bahkan negara sekelas Amerika Serikat pun dijadikan korban perompakan oleh para perompakan Somalia. Aksi perompakan yang telah membahayakan keamanan dan kestabilan kawasan yang setiap tahunnya semakin bertambah semakin membawa dampak buruk bagi dunia internasional. Dikhawatirkan, apabila fenomena perompakan di wilayah perairan Somalia ini tidak secepat mungkin diselesaikan, fenomena perompakan ini akan menyebar ke wilayah perairan lainnya yang nantinya akan semakin berbahaya dan mengancam kedaulatan sebuah negara. Keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kondisi dalam negeri yang tidak stabil, pemerintahan yang berjalan tidak efektif, serta legalitas hukum yang berjalan tidak dengan seharusnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Organisasi Internasional terbesar di dunia mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk membantu Somalia menyelesaikan masalah perompakan ini. Keterlibatan PBB dalam permasalahan ini semakin dipermudah dengan adanya niatan baik pemerintah Somalia untuk bekerjasama dengan dunia internasional. Pada tahun 2008 Transitional Federal Government (TFG), memberikan izin bagi PBB untuk ikut membantu memerangi perompakan di wilayah perairan Somalia dan sekitarnya. Dengan adanya izi dari pemerintah Somalia, PBB mengeluarkan beberapa kebijakan yang terkumpul dalam beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB).7 Resolusi pertama yang dikeluarkan oleh PBB terkait fenomena perompakan di Somalia adalah Resolusi No. 1816. Pada 2 Juni 2008, DK PBB mengerluarkan resolusi yang berupa izin bagi negara-negara yang berkooperasi dengan pemerintah 6 Ibid. hlm. 55 7 Ibid. hlm. 49 4
Somalia (TFG) untuk memasuki wilayah perairan Somalia dan melakukan penegakan hukum terhadap para perompak dengan maksud menekan serta mengatasi perompakan.8 Resolusi ini adalah salah satu implementasi yang dapat dikeluarkan oleh PBB sebagai aksi nyatanya memerangi perompakan di wilayah perairan Somalia. Diharapkan dengan adanya izin tersebut, negara-negara dapat terlibat secara aktif dan berkooperasi antara satu sama lain mengingat piracy ini merupakan sebuah kejahatan organisasi transnasional. Resolusi lain yang dikeluarkan oleh PBB adalah Resolusi No. 1851. Resolusi ini berisi mandat bagi negara-negara untuk menggunakan segala cara untuk mengatasi masalah perompakan termasuk menggunakan kekuatan militer. Selain itu dalam resolusi ini disebutkan bahwa telah adanya izin bagi negara-negara untuk mengejar para perompak termasuk hingga ke wilayah daratan Somalia. Dengan adanya resolusi ini, diharapkan negara-negara dapat mengejar dan menangkap para perompak hingga ke tempat persembunyian mereka di daratan. 9 Kedua resolusi ini dianggap sebagai resolusi yang memiliki implementasi paling efektif dibandingkan dengan resolusi lain yang dikeluarkan DK PBB. Peran PBB dalam menangani masalah perompakan di Somalia dengan mengeluarkan beberapa resolusi merupakan sebuah upaya konkrit yang dilakukan PBB sebagai organisasi internasional yang bertugas menjadi mediator dalam permasalahan yang ada. Mengingat aksi perompakan di wilayah perairan Somalia sudah semakin meningkat tajam dan memberikan ancaman yang nyata bagi negaranegara di dunia dan juga bagi stabilitas kawasan. Keterlibatan Negara-Negara Anggota PBB Dalam Menangani Perompakan Perompakan adalah sebuah tindak kejahatan yang levelnya sudah merupakan kejahatan
transnasional.
Untuk
menangani
sebuah
kejahatan
transnasional,
dibutuhkan adanya sebuah kerjasama yang mengikat antara negara-negara dan juga masyarakat internasional lainnya untuk saling berkooperasi. Karena memang perompakan ini cakupannya sudah meluas dan bersifat global. Maka dari itu 8 United Nations Security Council. “S/RES/1816” dalam http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/RES/1816(2008)
9 United Nations Security Council. “S/RES/1851” dalam http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/RES/1851(2008)
5
dibutuhkan lebih dari satu kekuatan untuk memerangi perompakan ini secara menyeluruh. Sebagai implementasi dari resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB, negara-negara yang berkepentingan di wilayah perairan Somalia serta berkooperasi dengan pemerintah Somalia (TFG), mulai mengirimkan pasukan militernya ke wilayah perairan tersebut guna menekan laju serta aksi para perompak. Amerika Serikat mengirimkan beberapa kapal perangnya yaitu USS Bainbridge dan juga USS Halliburtonx, Perancis mengirimkan kapal perang L’Aconit, Australia mengrimkan kapal perang HMAS Stuart, Korea Selatan mengirimkan kapal perang Choi Yung, dan juga negara-negara lain yang telah mengirimkan kapal perangnya. Hingga saat ini, di wilayah perairan Somalia sudah berada kurang lebih 30 kapal perang dari negara dan organisasi internasional.10 Selain mengirimkan pasukan militernya ke wilayah perairan Somalia, negaranegara dan organisasi internasional juga telah sepakat membentuk sebuah kerjasama yang akan mencakup sektor pelayaran, asuransi, keamanan dan kebijakan mengenai situasi perompakan di wilayah perairan Somalia. Kerjasama ini akan diagendakan melalui Konferesni Tingkat Tinggi (KTT) pada 27-29 Mei 2009 di Kairo, Mesir. KTT tersebut akan dihadiri oleh lebih dari 300 delegasi, termasuk Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM), CT151, AFRICOM, SOMICOM, ENIGMA, Departemen Luar Negeri AS, Uni Afrika, Otorita Terusan Suez, Terusan Panama, Otorita Malaysia, Komando Pasukan Khusus, serta delegasi dari Amerika Serikat, Yaman, Somalia, Djibouti, Spanyol, Prancis, Jerman, dan juga negara dan organisasi internasional lainnya. Diharapkan dengan adanya kerjasama ini akan menghasilkan sebuah solusi jangka pendek bagi permasalahan perompakan sesegera mungkin.11 Tantangan Dan Hambatan Menangani Perompakan Fenomena perompakan merupakan suatu fenomena transnational organized crime. Istilah transnational pertama kali diperkenalkan oleh Philip C. Jessup.
10 Apriadi Tamburaka. (2011). Op Cit. hlm. 100-113 11Antara News. (2009). “KTT Anti Perompakan Inernasional akan Digelar di Kairo-Mesir” dalam http://www.antaranews.com/berita/139541/ktt-anti-perompakan-internasional-akan-digelar-di-kairomesir
6
Menurut Jessup penggunaan istilah transnational adalah untuk semua tindakan yang melampaui batas teritorial sebuah negara.12 Pengertian transnational crime menurut Neil Boister adalah fenomena jenis kejahatan yang melintasi perbatasan internasional, melanggar hukum beberapa negara atau memiliki dampak terhadap negara lain. Sedangkan Jay S. Albanese organized crime adalah konspirasi kejahatan yang dilakukan terus menerus, mempunyai struktur teroganisir, eksis oleh ketakutan dan korupsi serta dimotivasi oleh keserakahan. 13 Organized crime mempunyai ciri; 1) aktifitas kejahatan dilakukan dengan terencana untuk mencapai keuntungan. 2) dilakukan secara terus-menerus yang didasarkan pada hubungan bisnis, etnis, dan sosial. 3) menggunakan intimidasi, ancaman, kekerasan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. 4) korupsi, pemerasan, penyuapan sering dilakukan untuk meningkatkan kekebalan dari campur tangan pemerintah. 14 Sedangkan transnational organized crime menurut Konvensi PBB tahun 2000, berarti kelompok terstruktur yang melibatkan tiga orang atau lebih yang eksi pada suatu periode waktu melanjutkan kejahatan serius untuk mendapatkan uang atau keuntungan material lainnya baik langsung maupun tidak langsung.15 Berarti perompakan dapat dikategorikan sebagai transnational organized crime, karena aksi perompakan yang dilakukan oleh perompak Somalia di wilayah perairan internasional yang menjadi jalur perdagangan bagi kapal-kapal internasional. Dimana aksinya sudah teroganisir serta melibatkan lebih dari tiga orang. Dalam menangani fenomena perompakan, PBB, negara-negara asing, serta masyarakat internasional lainnya mengalami beberapa hambatan dan tangan, antara lain: 1. Kondisi dalam negeri Somalia yang buruk Fenomena perompakan di wilayah perairan Somalia adalah salah dampak yang muncul karena kondisi dalam negeri Somalia yang sangat tidak stabil. Selama beberapa tahun, Somalia terus menerus dilanda krisis. Matinya sistem pemerintahan dan kekuatan hukum di Somalia adalah salah satu penyebab terbesar mengapa 12 Iman Santoso. (2007). Perspektif Imigrasi. Jakarta: Perum Percetakan Negara. hlm. 2 13 Ibid. hlm. 138 14 Ibid. hlm. 140 15 Ibid. hlm. 144 7
Somalia dapat berada dalam kondisi seperti sekarang ini. Ditambah lagi peperangan antar saudara yang tidak pernah berhenti, menyebabkan banyaknya kematian dan beberapa keluarga kehilangan kepala keluarga mereka akibat menjadi korban perang saudra. Tidak hanya kematian, perang saudara ini menyebabkan angkat kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran meningkat di Somalia selama beberapa tahun belakangan. Masyarakat internasional yang merupakan aktor-aktor yang terlibat dalam menangani fenomena perompakan di Somalia, harus juga mengupayakan suatu solusi yang menyangkut kondisi dalam negeri di Somalia. Karena memang, kondisi dalam negeri di Somalia yang buruk merupakan akar penyebab munculnya fenomena perompakan di wilayah perairan Somalia dan sekitarnya. 2. Keterlibatan jaringan teroris internasional Di Somalia telah terbentuk sebuah kelompok militan, dimana kelompok ini sering melakukan aksi-aksi terror, yaitu Al-Shabab. Al-Shabab adalah kelompok Islam radikal yang terbentuk pada tahun 2006 dan berbasis di Somalia. Dipimpin oleh Ahmed Abdi Godane, Al-Shabab dipercaya memiliki 4.000 – 6.000 anggota. Dengan visi jihad against enemies of Islam, kelompok Al-Shabab melakukan sejumlah aksiaksi teror seperti, pengeboman, penculikan, pembunuhan, penyerangan, perampasan bahan bantuan dari PBB yang dilakukan baik di Somalia maupun di negara-negara Afrika lainnya.16 Pada 2012, Al-Shabab memutuskan untuk beraliansi dengan jaringan Al-Qaeda. Dengan bergabungn dengan Al-Qaeda, kekuatan Al-Shabab akan semakin besar. Bergabungnya mereka dengan Al-Qaeda dinilai sebagai jalan pintas untuk mencapai tujuan utama mereka yaitu membela Islam dan membela Somalia dari intervensi negara-negara asing. 17 Bergabungnya AlShabab dengan jaringan terorisme Al-Qaeda membawa keuntungan tersendiri bagi mereka. Dengan adanya aliansi diantara keduanya secara tidak langsung menambah kekuatan jaringan tersebut. Selain menambah kekuatan, Al-Qaeda 16 BBC News Africa. 2013. “Who Are Somalia’s Al-Shabab?” dalam http://www.bbc.com/news/world-africa-15336689
17 Liputan 6 News. 2013. Al-Shabab: Para Pemuda Penebar Teror dari Soamalia dalam http://news.liputan6.com/read/701259/al-shabaab-para-pemuda-penebar-teror-dari-somalia-1 diakses pada 19 April 2014 pkl. 13.09 WIB.
,
8
dapat dengan mudah masuk ke dalam Somalia untuk menerapkan doktrindoktrin Islam radikalnya kepada para anak kecil dan pemuda di Somalia untuk dijadikan anggota.18 Selain itu, banyaknya aksi perompakan di Somalia diduga didalangi oleh para jaringan teroris Al-Shabab dan Al-Qaeda. Menurut badan intelijen Norwegia, Al-Qaeda dan Al-Shabab hingga kini memiliki 15 hinggan 23 kapal laut untuk melakukan aksi perompakan. Menurut mereka, selain untuk menyerang negara-negara barat, aksi perompakan yang mereka dalangi adalah untuk mencari keuntungan. Uang tebusan yang besar yang mereka peroleh, dapat dijadikan sebagai modal untuk mendanai kebutuhan anggota serta mendanai aksi-aksi terorisme mereka lainnya.19 Adanya keterlibatan jaringan terorisme dalam fenomena perompakan semakin menyulitkan dunia internasional. Tidak hanya dikarenakan semakin bertambahnya kekuatan mereka melalui jumlah tetapi juga semakin bertambah juga modal mereka untuk menjalankan aksi-aksinya. Selain itu jaringan terorisme internasional yang level persebarannya sudah sangat mengglobal semakin menyulitkan dunia internasional untuk menahan persebaran dan perkembangan mereka. 3. Banyaknya tempat persembunyian bagi para perompak Wilayah laut yang sangat strategis juga menjadi salah satu alasan mereka untuk menjadi seorang perompak. Pulau-pulau kecil yang tersebar untuk tempat persembunyian para perompak dan juga jalur perairan yang sempit semakin memberi keuntungan bagi para perompak Somalia untuk beroperasi di wilayah ini. Wilayah perairan Somalia dan sekitarnya, adalah salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia di karenakan askesnya yang sangat strategis, menghubungkan Samudera Hindia dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania, dimana hampir 20.000 kapal melewati wilayah perairan ini setiap tahunnya. Banyaknya pelabuhan-pelabuhan internasional disekitar perairan Somalia menyebabkan banyaknya kapal-kapal dagang yang berlayar 18 Liputan 6 News. 2013. Al-Shabab: Para Pemuda Penebar Teror dari Soamalia dalam http://news.liputan6.com/read/701259/al-shabaab-para-pemuda-penebar-teror-dari-somalia-1
19 Inilah Salafi Takfiri. 2013. Al Qaeda Diduga Susupi Aksi Perompakan dalam http://www.inilahsalafi-takfiri.com/general/al-qaeda-diduga-susupi-aksi-aksi-perompakan
9
melewati perairan tersebut. Sayangnya, jalur strategis yang dimiliki perairan Somalia, dimanfaatkan oleh para perompak untuk menjalankan aksi mereka demi mencari keuntungan. Ada beberapa titik lokasi di perairan Somalia yang menjadi titik rawan serangan serta sarang dari para perompak Somalia, antara lain:20 a) Gulf of Aden Attack Zone. Lokasinya didalam areal Teluk Aden yang berbatasan dengan Yaman. Lebar areal ini rata-rata 50 mil dan panjang 100 mil. b) Mogadishu Attack Zone. Lokasinya berada di areal Puntland. Berada antara 100-600 mil dari perbatasanya Kenya hingga ke arah timur perairan Somalia. c) Somalia Stay Away Zone. Lokasinya berada di pantai Somalia. Berada antara 170-300 mil dari lepas pantai Somalia bagian utara. d) Eyl Ransome Zone. Lokasi ini menjadi pusat logistic dan infromasi bagi para perompak yang akan melakukan aksinya. e) Hobyo Ransome Zone. Berada dekat pelabuhan Hobyo dan Mudug di perairan Somalia. Dengan lebar 50 km dan panjang 600 km dari bibir pantai kea rah Lautan Hindia. f) Haradhere Ransom Zone. Sebuah kota dekat Hobyo yang merupakan salah satu tempat berlabuh bagi kapal yang mereka bajak. g) Mogadishu Mothership Home Port. Areal operasinya seluas 250 mil laut dari kota Mogadishu. h) Bosaso Zone. Adalah sebuah kota pelabuhan besar di Somalia setelah Mogadishu. Kota ini adalah markas bagi para perompak karena perairan yang sempit di daerah ini memberikan keuntungan bagi para perompak untuk bergerak cepat mengejar kapal yang sedang melintas. 4. Sistem peradilan yang belum menentu Pada tahun 2008, Pemerintah Somalia telah mengeluarkan izin bagi PBB untuk memberikan wewenang kepada negara-negara untuk ikut memerangi masalah perompakan dengan memasuki wilayah perairan Somalia. Bahkan pemerintah 20 Kompasiana. (2011). “Teluk Aden dan Perompak Somalia, Arena Adu Gengsi Pasukan Komando Dunia” dalam http://unik.kompasiana.com/2011/04/18/teluk-aden-dan-perompak-somalia-arena-adugengsi-pasukan-komando-dunia-356458.html
10
Somalia sendiri telah mengizinkan suatu negara menangkap dan mengadili para perompak tersebut di negara masing-masing sesuai hukum di negara bersangkutan. 21 Mengingat sistem hukum dan peradilan yang belum berjalan dengan efektif di Somalia. Namun terkait dengan kerjasama internasional tersebut, beberapa negara masih enggan untuk mengadili para perompak di negaranya masing-masing. Dikarenakan adanya proses yang panjang dan memakan biaya. Ini merupakan suatu hambatan dan tantangan bagi DK PBB yang harus menentukan mengenai prosedur dan kejelasan hukum bagi para perompak yang tertangkap.22 Penutup Somalia adalah salah satu negara paling miskin dan tidak stabil di Benua Afrika. Kemiskinan, kelaparan, kekeringan, kekerasan dan tindak kejahatan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari di Somalia.Lebih dari tiga juta penduduk Somalia memerlukan bantuan-bantuan dari dunia internasional untuk bertahan hidup. Hanya satu dari empat gadis yang bersekolah di Somalia. Selain itu, pemeritahan yang tidak berjalan dengan baik semakin menambah predikat Somalia sebagai failed state. Kondisi dalam negeri Somalia yang buruk selama bertahun-tahun menyebabkan warga negaranya harus memutar otak untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Menjadi perompak adalah salah satu caranya.Banyaknya warga negara Somalia yang beralih profesi menjadi perompak menyebabkan wilayah perairan Somalia semakin berbahaya bagi kegiatan perdagangan internasional. Mengingat pemerintahan serta hukum Somalia yang tidak dapat mengatasi permasalahan ini sendirian. Dikeluarkanlah sebuah resolusi oleh PBB berupa izin bagi negara-negara berkepentingan untuk memasuki wilayah perairan Somalia.Dapat dikatakan hal tersebut sebagai awal keterlibatan dunia internasional dalam permasalahan ini. Diharapkan dengan adanya keterlibatan negara-negara tersebut dapat menekan laju perkembangan dan aksi perompakan di wilayah perairan Somalia. Sehingga perairan tersebut dapat berfungsi dengan baik, baik untuk kegiatan
21 Apriadi Tamburaka. (2011). Op Cit. hlm. 49 22 Mungky Medisa. (2010). Upaya DK PBB Dalam Mengatasi Pembajakan Di Teluk Aden. Skripsi. Jakarta: Paramadina. hlm. 95
11
perdagangan maupun kegiatan pengirimin bantuan-bantuan dari PBB dan organisasi internasional lainnya. Adanya hambatan-hambatan dalam menangani fenomena perompakan ini merupakan sebuah tantangan bagi dunia internasional dalam menjalankan fungsinya sebagai suatu sistem internasional. Tantangan bagi dunia internasional yang telah terlibat untuk membantu mengembalikan stabilitas dalam negeri Somalia ke kondisi baik dan normal sehingga kedepannya, Somalia dapat menjaga sendiri keamanan serta stabilitas kawasan sepanjang garis pantai Somalia, Teluk Aden, dan Samudera Hindia. Untuk kembali menjadikan wilayah perairan tersebut menjadi jalur perairan tersibuk di dunia yang aman dilalui bagi semua kapal tanpa adanya keberadaan para perompak.
DAFTAR PUSTAKA Buku Santoso, Iman. (2007). Perspektif Imigrasi. Jakarta: Perum Percetakan Negara. Tamburaka, Apriadi. (20110). Perompak Somalia, Yogyakarta: Cakrawala. Skripsi Medisa, Mungky. (2010). Upaya DK PBB Dalam Mengatasi Pembajakan Di Teluk Aden. Skripsi. Jakarta: Paramadina. Website Antara News. (2009). “KTT Anti Perompakan Inernasional akan Digelar di Kairo-Mesir” dalam http://www.antaranews.com/berita/139541/ktt-antiperompakan-internasional-akan-digelar-di-kairo-mesir BBC News Africa. 2013. “Who Are Somalia’s Al-Shabab?” dalam http://www.bbc.com/news/world-africa-15336689 12
Inilah Salafi Takfiri. 2013. Al Qaeda Diduga Susupi Aksi Perompakan dalam http://www.inilah-salafi-takfiri.com/general/al-qaeda-diduga-susupi-aksiaksi-perompakan Kompasiana. (2011). “Teluk Aden dan Perompak Somalia, Arena Adu Gengsi Pasukan Komando Dunia” dalam http://unik.kompasiana.com/2011/04/18/teluk-aden-dan-perompaksomalia-arena-adu-gengsi-pasukan-komando-dunia-356458.html Liputan 6 News. 2013. Al-Shabab: Para Pemuda Penebar Teror dari Soamalia dalam http://news.liputan6.com/read/701259/al-shabaab-para-pemudapenebar-teror-dari-somalia-1 , diakses pada 19 April 2014 pkl. 13.09 WIB. Liputan 6 News. 2013. Al-Shabab: Para Pemuda Penebar Teror dari Soamalia dalam http://news.liputan6.com/read/701259/al-shabaab-para-pemudapenebar-teror-dari-somalia-1 United Nations Security Council. “S/RES/1816” dalam http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/RES/1816(2008) United Nations Security Council. “S/RES/1851” dalam http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/RES/1851(2008)
13