ISSN 1693-0827
TANGGUNGAN YANG DAPAT DIPERHITUNGKAN DALAM PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) Siti Nurlaela Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta
A. Pendahuluan Dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak, bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri diberikan pengurang berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). B. Besarnya PTKP Besarnya Pengertian Tidak Kena Pajak (PTKP) disesuaikan dengan banyak nya anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya bagi wajib pajak yang bersangkutan. Dalam tulisan ini, penulis mengulas tentang Tanggagungan Wajib Pajak yang dapat diperhitungkan dalam menghitung besarnya Penghasilan tidak kena pajak Penghasilan tidak kena pajak meru pakan pengurang yang diberikan untuk menghitung besarnya Laba Kena Pajak (penghasilan kena pajak) bagi Wajib Pajak orang plibadi dalam negeri. Penghasilan tidak kena pajak diberikan bagi wajib pajak orang pribadi, baik yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas maupun wajib pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas. Besarnya Penghasilan tidak kena pajak telah mengalami beberapa kali perubahan. Besarnya PTKP yang berlaku
Paradigma, Vol. 02, No. 02, 2005
sejak tahun pajak 2005, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No KMK-564/KMK.04/2004 tanggal 29 November 2004 adalah sebagai berikut : a. Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak; b. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; c. Rp 12,000.000,00 (dua belas juta rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya di gabung dengan penghasilan suami; d. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tangggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga Untuk menghitung besarnya Peng hasilan Kena Pajak dan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak. Disamping untuk dirinya, kepada Wajib Pajak yang sudah kawin diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak. Bagi Wajib Pajak yang isterinya
9
ISSN 1693-0827
memperhitungkan oangtuanya sebagai tambahan tanggungan atau dianggap sebagai K/2
menerima atau memperoleh penghasilan yang digabung dengan penghasilannya, maka Wajib Pajak tersebut mendapat tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk seorang istri sebesar Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah). Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya, misalnya orang tua, mertua, anak kandung, anak angkat, diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk paling banyak 3 (tiga) orang. Penghitungan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan menurut keadaan Wajib Pajak pada awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak. Contoh: Pada tanggal 1 Januari 2001 Wajib Pajak B berstatus kawin dengan tanggungan 1 (satu) orang anak. Apabila anak yang kedua lahir setelah tanggal 1 Januari 2001, maka besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diberikan Wajib Pajak B untuk tahun pajak 2001 tetap dihitung berdasarkan status kawin dengan 1 (satu) anak. Pada tanggal 2 Januari 2001 Qrang Tua Wajib Pajak C (yang di tanggung sepenuhnya oleh C) meninggal dunia. Wajib Pajak C telah menikah tahun 1999 dan mempunyai seorang anak yang lahir pada tahun 2000. Karena orang Tua C meninggal tanggal 2 Januari 2001, maka untuk tahun 2001 PTKP bagi wajib pajak C tetap
C. Tambahan PTKP untuk anggota keluarga sedarah dan semenda yang menjadi tanggungan Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk paling banyak 3 (tiga) orang. Yang dimaksud dengan anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pengertian kekeluargaan sedarah adalah pertalian kekeluargaan antara orang-orang dimana yang seorang adalah keturunan dari yang lain, atau antara orang-orang yang mempunyai bapak asal yang sama. Hubungan kekeluargaan sedarah dihitung dengan jumlah kelahiran. Setiap kelahiran disebut derajat. Urutan derajat yang satu dengan derajat yang lain disebut garis. Garis hirus adalah urutan derajat antara orang-orang dimana yang satu merupakan keturunan dari yang lain. Dalam Garis lurus, dibedakan garis lurus kebawah dan garis lurus keatas. Garis 1urus kebawah merupakan hubungan
10
Paradigma, Vol. 02, No. 02 2005
ISSN 1693-0827
antara bapak-asal dan keturunannya; sedangkan garis lurus keatas adalah hubungan antara seseorang dan mereka yang menurunkannya. Sedangkan Keke luargaan semenda adalah suatu pertahan kekeluargaan karena perkawinan, yaitu pertalian antara salah seorang dari suamiistri dan kelurga sedarah dari pihak lain. Derajat kekeluargaan semenda dihitung dengan cara yang sama seperti cara menghitung derajat kekeluargaan sedarah Skema hubungan keluarga sedarah dan keluarga semenda dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Hubungan sedarah a. Lurus satu derajat: Ayah, Ibu, Anak kandung b. Kesamping satu derajat: Saudara Kandung (kakak, Adik kandung) 2. Hubungan semenda: a. Lurus satu derajat: Mertua, Anak Tiri b. Kesamping satu derajat: Saudara Ipar (Adik Ipar, kakak Ipar) Berdasarkan skema tersebut, yang termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus yaitu : ayah, ibu dan anak kandung. Sedangkan yang termasuk dalam pengertian keluarga semenda dalam garis keturunan lurus yaitu: ayah mertua, ibu mertua dan anak tiri. Anggota keluarga sedarah dan semenda berikut ini tidak dapat diperhitungkan sebagai tanggungan untuk penghitungan tambahan PTKP. o Saudara kandung, karena termasuk dalam pengertian keluarga sedarah
Paradigma, Vol. 02, No. 02, 2005
kesamping satu derajat; o Saudara ipar, karena termasuk dalam pengertian keluarga semenda kesamping satu derajat; o Saudara dari bapak/ibu, karena tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus. D. Anak yang telah memiliki peng hasilan sendiri Dalam menghitung penghasilan kena pajak, penghasilan anak yang belum dewasa, digabung dengan penghasilan orang tuanya. Dengan demikian, meskipun anak tersebut telah memiliki penghasilan sendiri dalam menghitimg PTKP tetap diperhitungkan sebagai tanggungan wajib pajak (orang tuanya). Pengertian belum dewasa menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak kawin sebelumnya. Sedangkan menurut Undang-undang pajak adalah anak yang belum berumur 18 (delapan betas) tahun dan belum pernah menikah. Penghasilan yang diperoleh atau diterima anak yang telah dewasa (telah berumur 18 tahun atau lebih) akan dikenakan pajak tersendiri. Anak yang telah berumur 18 tahun atau lebih dan telah memperoleh penghasilan sendiri, tidak lagi diperhitungkan sebagai tanggungan dalam menghitung besarnya PTKP. Sebaliknya apabila wajib pajak mempunyai anak yang telah berumur 18
11
ISSN 1693-0827
tahun atau lebih, tetapi masih menjadi tanggungan sepenuhnya wajib pajak (dan belum menikah), anak tersebut masih diperhitungkan sebagai tanggungan Wajib Pajak dalam menghitung besarnya PTKP. E. Tambahan PTKP untuk anak angkat Selain untuk anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat, tambahan PTKP juga diberikan untuk wajib pajak yang memiliki tanggungan anak angkat. Namun demikian jumlah tanggungan yang diperhitungkan dalam PTKP dibatasi maksimum 3 orang. Pengertian anak angkat dalam penghitungan PTKP bukanlah pengertian anak angkat sebagaimana dalam masyarakat sehari-hari yaitu seorang anak yang diaku dan diangkat sebagai anak. Dan juga bukanlah pengertian anak angkat sebagaimana dimaksud dalam hukum perdata yang harus terlebih dahulu ada pengesahan dan Hakim Pengadilan Negeri. Akan tetapi, Pengertian anak angkat yang dapat diperhitungkan dalam perundang-undangan pajak ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: a. seseorang yang belum dewasa; b. yang tidak tergolong keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dan Wajib Pajak; c. dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari Wajib Pajak. Pengertian menjadi tanggungan
12
sepenuhnya menurut Undang-undang Pajak Penghasilan berdasarkan keadaan yang dapat terlihat dari keadaan yang nyata yaitu : o Optinggal bersama-sama dengan wajib pajak; o Nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri; o Tidak pula turut dibantu oleh lain-lain anggota keluarga atau oleh orang tuanya sendiri. Sedangkan kalau wajib pajak sekedar menyumbang, membantu, bertanggung jawab dan sebagainya, maka tidak termasuk dalam menjadi tanggungan sepenuhnya. F. PTKP untuk karyawati kawin dan wajib pajak yang belum menikah. Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dapat dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri. Namun demikian, bagi karyawati kawin yang menunjukkan keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, selain PTKP untuk dirinya sendiri diberikan tambahan PTKP sebesar Rp 1.200,000,00 setahun atau Rp 100.000,00 sebulan dan ditambah PTKP untuk keluarganya yang menjadi tanggungan sepenuhnya. Bagi karyawan atau karyawati yang belum berkeluarga (TK) untuk pengurangan PTKP disamping untuk diri karyawan atau karyawati dapat
Paradigma, Vol. 02, No. 02 2005
ISSN 1693-0827
pula memperoleh tambahan pengurangan tanggungan sepenuhnya wajib pajak. PTKP untuk anggota keluarga sedarah dan 3. Anak yang belum dewasa, berumur semenda, termasuk anak angkat yang kurang dari 18 tahun dan belum pernah menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal menikah, meskipun telah memiliki 3 orang. penghasilan sendiri. 4. Untuk anak angkat (selain anggota G. Penutup keluarga sedarah dan semenda dalam Berdasarkan uraian tersebut diatas, garis lurus) yang dapat diperhitungkan dapat disimpulkan bahwa tanggungan yang dalam PTKP adalah anak angkat yang dapat diperhitungkan dalam menghitung belum dewasa (kurang dari 18 tahun) PTKP Wajib Pajak Orang Pribadi harus dan menjadi tanggungan sepenuhnya memenuhi syarat sebagai berikut : wajib pajak.PTKP dihitung berdasar 1. Merupakan anggota keluarga sedarah kan keadaan pada awal tahun Semua atau keluarga semenda dalam garis perubahan jumlah tanggungan wajib keturunan lurus satu derajat (baik pajak (baik penambahan maupun keatas maupun kebawah). pengurangan) yang terjadi selama tahun 2. Anggota keluarga tersebut tidak berjalan diperhitungkan pada tahun memperoleh penghasilan dan menjadi pajak berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-545/PJ./2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK. 03/2004 tanggal 29 November 2004 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. Surat Dirjen Pajak Nomor S-112/PJ.41/1995 tanggal 29 Agustus 1995 tentang Penghasilan Tidak Kena Pajak Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2000.
Paradigma, Vol. 02, No. 02, 2005
13
ISSN 1693-0827
PENGARUH MASA KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MANDIRI DI SURAKARTA. Suci Purwandari Dosen Politeknik Indonusa Surakarta
A. Pendahuluan Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan tidak akan terlepas dari berbagai masalah yang berkaitan dengan fungsi-fungsi kegiatan usahanya, baik itu masalah produksi, personalia, pemasaran maupun usahanya. Masalah di atas tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, permasalahan di atas harus ditangani secara komprehensif, dengan cara mengkoordinasikan antara fungsifungsi dalam satu kesatuan. Masalah yang berkaitan dengan fungsi sumber daya manusia merupakan satu hal yang dianggap penting dalam perusahaan. Di dalam suatu perusahaan tidak luput dari persoalan organisasi, karena persoalan organisasi adalah persoalan manusia. Organisasi pada dasarnya adalah kelom pok orang yang bekerjasam untuk menca pai tujuan. Sehingga dalam memegang peranan yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuan akan banyak ditentukan oleh Keberhasilan pada individu organisasi menjalankan tugas mereka di
bidang masing-masing. Permasalan kerja yang dihadapi perusahaan akan semakin sulit dipecahkan, karena terjadi perubahan di dalam komposisi angkatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat pendidikan dan pengalaman kerja dari angkatan kerja secara keseluruhan. Tenaga kerja juga mulai memikirkan bahwa bukan hanya sekedar untuk memperoleh imbalan tinggi, tetapi juga memikirkan untuk menyatakan dirinya, untuk mempergunakan potensi diri pengembangan diri semaksimal mungkin, kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesai kan pekerjaannya sendiri (Reksohadi Prodjo dan T. Hani Handoko, 1998: 265). Dilihat tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat menyatakan dirinya, misalnya dalam wujud kemungkinan kedudukan yang lebih banyak. Maka tenaga kerja akan lebih dapat melakukan kerja sesuai dengan kemam puannya, Dilihat dari pihak perusahaan,syrat-syarat dari tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang ada dalam perusahaan dan tuntutan para konsumen
14
Paradigma, Vol. 02, No. 02 2005
ISSN 1693-0827
akan kwalitas pelayanan yang semakin meningkat. Dengan demikian tenaga kerja yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan pengalaman kerja yang cukup, semakin banyak diminta oleh perusahaan agar produktivitas kerja perusahaan lebih meningkat. Besarnya peran tenaga kerja pada perusahaan dapat diukur dengan produktivitas kerja, secara umum produktivitas mengandung pengertian bahwa: “Perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan sumber daya (masukan) yang duipergunakan persatu waktu” (Payman J, Simanjuntak, 1995: 30). PT. Bank Mandiri cabang Solo Slamet Riyadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan. Dalam produktivitas kerja sehari-hari, perusahaan tersebut membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan berpengalaman dalam bekerja dibidangnya. Tingkat pendidikan dapat menggambarkan besarnya pengaruh sikap dan perilaku dalam perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasinya dalam mengerjakan aktivitas. Untuk itu tenaga kerja tersebut diharapkan dapat menerima dengan cepat latihan-latihan yang diberikan dalam masa percobaan sebagai calon karyawan atau pegawai, sehingga dapat berpengaruh
Paradigma, Vol. 02, No. 02, 2005
produktivitas tenaga kerja. Tenaga kerja yang mempunyai pengalaman yang lebih banyak dalam bidang yang sama akan semakin terbiasa dan terampil dalam melakukan kerjanya, sehingga produktivitas tenaga kerja tersebut diharapkan juga meningkat. Pada umumnya setiap perusahaan adanya kemajuan dalam usaha serta berusaha untuk selalu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan pimpinan perusahaan memberikan motivasi kepada karyawan atau pegawai. Sering terjadi tenaga kerja yang keluar dan masuk dari suatu perusahaan yang menyebabkan tenaga kerja sumber daya manusia tersebut lamban dalam menerima latihan atau training yang diberikan oleh pihak perusahaan. B. Permasalahan Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah masa kerja dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja pada PT. Bank Mandiri Cabang Solo Slamet Riyadi? 2. Faktor mana yang lebih berpengaruh antara masa kerja dengan tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada PT. Bank Mandiri Cabang Solo Slamet Riyadi?
15
ISSN 1693-0827
C. Populasi, sampel, dan sampling 1. Populasi Populasi adalah : jumlah dari keselu ruhan objek (satuan/individu) yang karak teristiknya hendak diduga. Populasi dalam Penelitian ini adalah semua karyawan/ pegawai yang ada di PT. Bank Mandiri Cabang Solo Slamet Riyadi berjumlah 68 karyawan. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak di selidiki dan dianggap bila mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasi)(Winarno Surachmad,1990:234). Karena populasi kurang dari 100 maka penulis memutuskan untuk mengambil semua dari jumlah populasi, sehingga merupakan teknik populasi yaitu semua populasi diambil sebagai penelitain yaitu sebanyak 68 responden, sehingga disebut total populasi. Hal ini berdasarkan pada pendapat Suharsini Arikunto (1992: 48): “Apabila subyek kurang dari 100 diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% -25% atau lebih”. 3. Sampling Sampling adalah metode yang digunakan untuk pengambilan sampel. Adapun teknik pengambilan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu semua populasi diambil sebagai sampel.
D. Analisis data 1. Hasil pengumpulan data Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil penelitian berdasarkan data yang telah terkumpul dari angket yang diberikan kepada 68 orang karyawan PT. Bank Mandiri Cabang Solo Slamet Riyadi yang dijadikan sebagai responden. Angket tersebut meliputi variabel masa kerja (X1), variabel tingkat pendidikan (X2), dan variabel produktivitas kerja karyawan (Y). Dalam setiap pertanyaan tersebut memuat empat alternatif jawaban, yaitu : Jawaban a diberi skor 4, Jawaban b diberi skor 3. Jawaban c diberi skor 2. Jawaban d diberi skor 1 Adapun data yang telah terkumpul tersebut, penulis susun dalam bentuk tabel seperti terdapat pada lampiran. 2. Pengujian validitas Uji Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur apa yang akan diukur atau dengan kata lain apakah alat ukur tersebut telah tepat untuk mengukur objek yang akan diteliti. Suatu koesioner dinyatakan valid apabila kuesioner itu dapat mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat. Dengan cara menghitung korelasi masingmasing pernyataan dengan score total dengan menggunakan rumus tehnik korelasi “product moment “, Harga rxy tersebut kemudian di konsultasikan dengan harga kritik product
16
Paradigma, Vol. 02, No. 02 2005
ISSN 1693-0827
moment pada tabel dengan N = 68 pada taraf signifikansi 5% di dapat harga r tabel (5%) = 0.235, selanjutnya apabila harga rxy dari suatu item angket hasil hitungan (rhit) lebih besar atau sama dengan harga r tabel (5 %), sebesar 0.235 maka item tersebut dinyatakan valid. 3. Pengujian reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya untuk mengetahui apakah instrument dapat dipergunakan lebih lanjut atau tidak, maka koesioner terlebih dahulu di uji cobakan untuk mengetahui tingkat kehandalannya. Bila alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama hasil yang diperoleh konsisten, alat ukur tersebut dapat dikatakan reliable. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment. Untuk mengetahui apakah koefisien reliabilitas itu mempunyai koreksi tinggi atau rendah, maka nilai r11 tiap variabel dikonsultasikan dengan menggunakan interpretasi. Adapun hasil perhitungan dari keseluruhannya dapat dilihat pada tabel Tabel IV.4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas No
Variabel
r11
Keputusan
1. 2. 3.
Masa Kerja Tingkat Pendidikan Produktivitas Kerja
0,3994 0,9394 0,3526
Reliabel Reliabel Reliabel
berikut ini. Dari hasil reliabilitas untuk item-item pertanyaan dari ke tiga variavel, maka dapat diketahui bahwa variabel untuk masa kerja dan produktivitas kerja mempunyai reliabel rendah dan untuk variabel tingkat pendidikan mempunyai reliabel sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk mengadakan penelitian. 4. Analisis regresi linear berganda Metode ini digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh antara variabel X (masa kerja dan tingkat pendidikan) dengan variabel Y (Produktivitas Kerja karyawan), dapat digunakan rumus sebagai berikut : Y = ao + b1.X1 + b2.X2 + e Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS Release 10 (Periksa lampiran 4) dengan berdasarkan penetapan model persamaan yang telah dikemukakan pada bab III, model persamaan pengaruh variabel independen atau variabel yang mempengaruhi yaitu masa kerja (X1) dan tingkat pendidikan (X2) terhadap variabel dependent atau variabel yang dipengaruhi yaitu produktivitas kerja (Y) dapat ditulis suatu persamaan regresi berikut: Y = 8,039 + 0,445X1 + 0,387X2 +e Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasi sebagai berikut :
Sumber : Data yang diolah
Paradigma, Vol. 02, No. 02, 2005
17
ISSN 1693-0827
a. Nilai a (konstanta) sebesar 8,039 satuan, berarti pada saat variabel masa kerja (X1) dan tingkat pendidikan (X2) sama dengan nol, maka produktivitas kerja (Y) sebesar 8,039 satuan. b. Nilai b1 = 0,445 satuan, berarti terjadi pengaruh yang positif antara variabel masa kerja (X 1) terhadap produktivitas kerja (Y) atau apabila variabel masa kerja (X1) bertambah satu satuan, sedangkan variabel tingkat pendidikan (X2) adalah tetap atau konstan, maka produktivitas kerja (Y) akan bertambah sebesar 0,445 satuan. c. Nilai b2 = 0,387 satuan, berarti terjadi pengaruh yang positif antara variabel tingkat pendidikan (X2) terhadap produktivitas kerja (Y) atau apabila variabel tingkat pendidikan (X2) bertambah satu satuan, sedangkan variabel masa kerja (X1) adalah tetap atau konstan, maka produktivitas kerja (Y) akan bertambah sebesar 0,387 satuan. 5. Uji t Untuk mengetahui apakah suatu variabel bebas secara individu berpengaruh secara signifikan dengan variabel terikat. 1) Uji pengaruh variabel masa kerja terhadap produktivitas kerja kar yawan.Dari hasil perhitungan tersebut di atas diperoleh t-hitung sebesar 2,618. Ternyata besarnya t-hitung terletak di daerah penolakan Ho yaitu t-hitung lebih besar dari t-tabel atau 2,618 > 1,990. Berarti dapat dikatakan bahwa masa kerja secara individu berpengaruh signifikan terhadap
Produktivitas Kerja karyawan. 2) Uji pengaruh variabel tingkat pendidikan terhadap Produktivitas Kerja kar yawan. Dari hasil perhitungan tersebut di atas diperoleh t-hitung sebesar 2,613. Ternyata besarnya t-hitung terletak di daerah penolakan Ho yaitu t-hitung lebih besar dari t-tabel atau 2,613 > 1,990. Berarti dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan secara individu berpengaruh secara signifikan terhadapProduktivitasKerja karyawan. 6. Uji F Analisis uji F ini digunakan untuk mengetahui nilai koefisien berganda yang diperoleh dan hasilnya akan menunjukkan signifikan atau tidak hubungan antara ketiga variabel yang diamati, yaitu menguji pengaruh antara variabel independent (bebas) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat). Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh Freg sebesar 16,026. Ternyata besarnya Freg terletak di daerah penolakan Ho, yaitu Freg lebih besar dari F-tabel atau 16,026 > 3,110. Berarti hipotesa yang diterima adalah hipotesa alternatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (masa kerja) dan X2 (tingkat pendidikan) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Produktivitas Kerja karyawan). 7. Analisis koefisien determinasi (R2) Untuk mengetahui derajat hubungan antara masa kerja (X1) dan tingkat pendidikan (X 2) terhadap
18
Paradigma, Vol. 02, No. 02 2005
ISSN 1693-0827
merupakan angka penentu atau produktivitas kerja karyawan digunakan konstanta. koefisien determinasi. Adapun rumus yang Dengan demikian dapat disimpulkan dipergunakan adalah sebagai berikut : bahwa masa kerja dan tingkat Berdasarkan perhitungan koefisien pendidikan berpengaruh terhadap determinasi, kenaikan produktivitas kerja produktivitas kerja, apabila masa kerja karyawan dapat diakibatkan oleh besar dan tingkat pendidikan mengalami kecilnya masa kerja karyawan dan kenaikan, maka produktivitas kerja pengalaman karyawan sebesar 0,330 atau akan mengalami kenaikan pula. 33,00%, sehingga sisa sebesar 67,00% yang menyatakan bahwa kenaikan 2. Dari pengujian uji t yang dilakukan, maka dapat diketahui ada hubungan produktivitas kerja karyawan diakibatkan yang signifikan antara variabel bebas oleh variabel lain yang tidak masuk dalam terhadap variabel terikat, yaitu : model atau produktivitas kerja karyawan a. Besarnya variabel masa kerja (X1) dipengaruhi oleh faktor lain sebesar diperoleh hasil t-hitung sebesar 67.00%. Faktor tersebut misalnya 2,618. Ternyata besarnya t-hitung pemberian upah/gaji, motivasi dari terletak di daerah penolakan Ho pimpinan, tunjangan-tunjangan dan yaitu t-hitung lebih besar dari t-tabel sebagainya. atau 2,618 > 2,010. Berarti dapat dikatakan bahwa masa kerja secara E. Kesimpulan individu berpengaruh secara Dari hasil penelitian mengenai signifikan terhadap peningkatan variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. produktivitas kerja karyawan maka dapat b. Besarnya variabel tingkat pendidikan ditarik kesimpulan sebagai berikut : (X 2 ) t-hitung sebesar 2.613. 1. Berdasarkan hasil analisa data regresi Ternyata besarnya t-hitung terletak berganda, maka diperoleh persamaan di daerah penolakan Ho yaitu t-hit Y = 8,039 + 0,445X1+ 0,387X2 + e. lebih besar dari t-tabel atau 2.613 Angka yang menunjukkan b1 = 0,445 > 2,010. Berarti dapat dikatakan dan b2 = 0,387 dapat dikatakan bahwa bahwa tingkat pendidikan secara apabila X1 (masa kerja) dan X2 (tingkat individu berpengaruh secara pendidikan) secara bersama-sama signifikan terhadap peningkatan mengalami kenaikan atau pertambahan produktivitas kerja karyawan sebesar 1 satuan maka variabel Y Dari hasil analisa di atas maka (produktivitas kerja) akan mengalami hipotesa yang berbunyi : (1) masa kenaikan sebesar 0,445 dan 0,387 kerja dan tingkat pendidikan secara rata-rata. Sedangkan angka berpengaruh secara positif terhadap yang menunjukkan a = 8,039 tersebut
Paradigma, Vol. 02, No. 02, 2005
19
ISSN 1693-0827
diambil dari unit customer service, produktivitas kerja karyawan pada teller, dan lain sebagainya. Maupun PT. Bank Mandiri Cabang solo SDM yang diambil dari eksternal Slamet Riyadi, dan (2) Masa kerja manajemen untuk yang diambil dari memiliki pengaruh yang paling eksternal menajemen disarankan agar dominan dan signifikan terhadap dalam proses rekrutmen SDM tersebut produktivitas, hal ini terbukti faktor masa kerja menjadi salah satu kebenarannya. faktor yang diprioritaskan, sehingga 3. Berdasarkan hasil uji hipotesis akan diperoleh SDM yang berpeng dengan uji F, diperoleh F-hit sebesar alaman 16,026. Ternyata besarnya Freg terletak di daerah penolakan Ho, 2. Tingkat Pendidikan. Sebaiknya manajemen memberikan kesempatan yaitu Freg lebih besar dari F-tabel (waktu dan biaya) kepada karyawan atau 16,026 > 3,110, maka nya untuk mengembangkan diri, dengan pemberian masa kerja dan tingkat cara meningkatkan tingkat pendidikan pendidikan berpengaruh secara nya, misalnya: bagi yang lulusan SLTA bersama-sama terhadap produk diberi kesempatan untuk kuliah lagi tivitas kerja. untuk mencapai strata I, sedangkan yang lulusan strata I diberikan kesem F. Rekomendasi patan untuk mengambil strata II. Berdasarkan kesimpulan di atas, Dengan peningkatan tingkat pendidikan maka penulis ingin memberikan saran-saSDM ini diharapkan produktivitas kerja ran yang mungkin dapat digunakan sebagai akan lebih meningkat. bahan pertimbangan bagi perusahaan di Untuk SDM yang akan direkrut oleh dalam melakukan evaluasi terhadap masa manajemen, sebaiknya mengambil kerja dan tingkat pendidikan dalam usaha SDM yang mempunyai tingkat pendi meningkatkan produktivitas kerja dikan yang bagus (layak), tentunya hal karyawan, yaitu : ini disesuaikan dengan tingkat kebutu 1. Masa Kerja. Bila suatu ketika mana han dan kemampuan manajemen jemen memerlukan SDM baru untuk sehingga akan menghemat biaya mengisi posisi tertentu, misalnya untuk pengembangan karyawan dan akan posisi akunting, maupun untuk posisi meningkatkan produktivitas kerja yang lain, maka disarankan untuk karyawan. memilih SDM yang telah berpeng alaman (mempunyai masa kerja yang 3. Sehubungan dengan permintaan pasar pada jasa perbankan yang semakin lama). Baik itu SDM yang diambil dari meningkat, maka diharapkan pimpinan internal manajemen itu sendiri, misalnya
20
Paradigma, Vol. 02, No. 02 2005
ISSN 1693-0827
proses terselesaikannya suatu peker dapat memperhatikan masa kerja dan jaan. tingkat pendidikan pegawainya, sebab dengan masa kerja yang semakin lama 4. Untuk meningkatkan nasabah, diharap kan perusahaan dan pimpinannya dapat dan tingkat pendidikan yang semakin memberikan motivasi kepada bawahan tinggi akan dapat berpengaruh pada nya, memberikan upah insentif, dan haltingkat produktivitas kerjanya. Selain hal lain yang sifatnya dapat mendukung itu, untuk meningkatkan produktivitas hasil kerjanya mereka, serta melakukan kerja pegawai diharapkan perusahaan strategi pemasaran termasuk mempro juga dapat meningkatkan fasilitas kerja, mosikan produk-produk unggulan peningkatan teknologi perbankan, dan perbankan. lainnya yang dapat mempercepat
Daftar Pustaka Djarwanto PS, 1994, Statistik Induktif, Edisi 4, BPFE UGM, Yogyakarta. Handoko T Hani. 1999. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE UGM. Heidjrahman Ranupandojo, 1996, Teori dan Konsep Manajemen, UUP AMP YKPN, Yogyakarta. Kussriyanto, Bambang, 1984, Peningkatan Produktivitas Karyawan, BPFE UGM. M. Manullang, 1991. Pengantar Ekonomi Perusahaan, Edisi Revisi Cetakan 15, Yogyakarta: Liberty. Newman dan Terry, 1992. Motivasi dan Organisasi Perkantoran, Sungguh Bersaudara, Jakarta–Indonesia. Payaman J. Simanjuntak, 1995, Pengantar Ekonomi SDM, LPFE-UI, Jakarta. Reksohadi Prodjo dan T. Hani Handoko, 1998: 265) Sondang P. Siagian. 2000. Manajemen SDM. Jakarta : Bumi Aksara. Swastha, Basu dan Irawan, 1998, Lingkungan Perusahaan, Yogyakarta. Suharsimi Arikunto, 1992, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Bumi Akasara, Jakarta. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. No. 2 Tahun 1989. 1994. Jakarta : Sinar Grafika. Winarno Surachmad. 1994. Pengantar Penelitian. Bandung: Tarsito.
Paradigma, Vol. 02, No. 02, 2005
21