TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH MUHAMMADIYAH PERIODE MUKTAMAR KE-47 DI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 30 Oktober - 1 November 2015 M / 17-19 Muharram 1437 H
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Daftar Isi 1. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode Muktamar ke-47 di Gunungkidul .................................... 1 2. Instruksi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tentang Pelaksanaan Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode Muktamar ke-47 di Gunungkidul ............................................................... 7 3. Lampiran 1 : Program Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode 2015-2020 ......................................................... 10 4. Lampiran 2 : Model Dakwah Berbasis Komunitas .......... 52 5. Lampiran 3 : Isu Strategis dan Rekomendasi .................. 101 6. Lampiran 4 : Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tentang Penetapan Ketua dan Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode 2015-2020 ......................................................... 108 7. Lampiran 5 : Program Kerja Majelis Lembaga di Lingkungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I.Yogyakarta Periode 2015-2020 .................................. 111
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
iii
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SURAT KEPUTUSAN NOMOR : 46/KEP/II.0/B/2016 TENTANG: TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-47 BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: Membaca : Keputusan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang berlangsung pada tanggal 17-19 Muharram 1437 H. bertepatan dengan 30 Oktober–01 November 2015 di Wonosari Kabupaten Gunungkidul; Menimbang : a. bahwa Keputusan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47 telah diambil secara sah sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah;
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
1
b. bahwa agar Keputusan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47 dapat segera dilaksanakan perlu ditanfidzkan dengan Surat Keputusan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 12, 25, 34, dan 41; 2. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 11, 15, 24 dan 30. Berdasarkan : Pembahasan dan keputusan Rapat Pleno Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta tanggal 29 Maret 2016. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-47 Pertama : Mentanfidzkan Keputusan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang berlangsung pada tanggal 17-19 Muharram 1437 H. bertepatan dengan 30 Oktober – 01 November 2015 di Wonosari Kabupaten Gunungkidulsebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini;
2
PWM D.I. YOGYAKARTA
Kedua
: Keputusan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47 menjadi ketetapan yang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya serta menjadi pedoman dan rujukan dalam pengambilan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan di tingkat Daerah, Cabang, dan Ranting Muhammadiyah se-D.I. Yogyakarta; Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Yogyakarta Pada tanggal : 28 Jumadil Akhir 1437 H. 06 April 2016 M. Ketua,
Sekretaris,
H. Gita Danu Pranata, S.E., M.M. NBM: 589.792
Drs. H. Sukiman, M.A. NBM: 613.374
Tembusan : Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
3
Lampiran Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Nomor : 46/KEP/II.0/B/2016, tanggal 28 Jumadil Akhir 1437 H./06 April 2016 M. Tentang : Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47 KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-47 Bismillaahirrahmaanirrahiim Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang berlangsung mulai tanggal 17-19 Muharram 1437 H. bertepatan dengan tanggal 30 Oktober – 01 November 2015 di Wonosari Kabupaten Gunungkidul, setelah menyimak dan mencermati dengan seksama: 1. Sambutan Gubernur D.I. Yogyakarta yang disampaikan oleh Iswantoro, S.H., M.Kes., Kabag Mental Spriritual Biro Kesra Setda DIY; 2. Khutbah Iftitah Ketua PWM D.I. Yogyakarta, dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes., Sp.S.; 3. Amanat Pimpinan Pusat Muhammadiyah oleh Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.; 4. Hasil Pemilihan Anggota PWM D.I.Yogyakarta Periode 20152020 yang disampaikan oleh Ketua Panitia Pemilihan H. M. Isnawan, S.E., MPH. 5. Hasil Rapat 13 (tiga belas) Anggota terpilih. 6. Tanggapan, pendapat, pembahasan, saran dan usul-usul peserta Musyawarah Wilayah Muhammadiyah D.I.Yogyakarta yang disampaikan dalam sidang pleno dan sidang komisi;
4
PWM D.I. YOGYAKARTA
MEMUTUSKAN: I.
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2015-2020 A. Mengesahkan hasil pemilihan anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2015-2020 sebanyak 13 orang dari hasil pemilihan 43 calon yang diajukan oleh Musypimwil Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Tahun 2015 sesuai urutan perolehan suara sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Gita Danu Pranata, S.E. M.M. H. Hamdan Hambali, Drs. H. Azman Latif, Ir. H. Herry Zudianto, S.E. Akt. M.M. H. Muhammad Isnawan, S.E. MPH. H. Parwoto, S.IP. M.M. H. Untung Cahyono, Drs. M.Hum. H. Ahmad Muhadjir, Drs. Lc. M.A. H. Sukiman, Drs. M.A. H. Tasman Hamami, Dr. M.A. H. Khamim Zarkasih Putro, Dr. M.Si. H. Abdul Ghofar, Drs. M.Si. H. Muhammad Wiharto, S.Sy., SPd.I., M.A. H.
196 185 171 170 144 128 128 125 124 114 112 110 108
B. Menetapkan H. Gita Danu Pranata, S.E., M.M. sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2015-2020. C. Mengumumkan Drs. H. Sukiman, M.A. sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2015-2020. D. Mengumumkan H. Herry Zudianto, S.E., Akt., M.M. sebagai Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2015-2020.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
5
II. LAPORAN PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2010-2015 Menerima Laporan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2010-2015 dengan beberapa catatan. III. PROGRAM PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2015-2020 Mengesahkan Rancangan Program Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 20152020 sebagaimana tersebut pada lampiran 1. IV. DAKWAH KOMUNITAS Mengesahkan rancangan Model Dakwah sebagaimana tersebut pada lampiran 2.
Komunitas
V. ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI Mengesahkan rancangan Isu Strategis dan Rekomendasi sebagaimana tersebut pada lampiran 3. Wonosari,
19 Muharram 1437 H. 01 November 2015 M.
Pimpinan Sidang, Ketua,
Sekretaris,
dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes., Sp.S. Drs. H. Sukiman, M.A.
6
PWM D.I. YOGYAKARTA
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA INSTRUKSI NOMOR : 01/INS/II.0/B/2016 TENTANG: PELAKSANAAN KEPUTUSAN PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA NOMOR 46/KEP/II.0/B/2016 TENTANG TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-47 Bismillaahirrahmaanirrahiim PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta nomor 46/KEP/II.0/B/2016 tentang Tanfidz keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke-47, maka perlu mengeluarkan instruksi pelaksanaannya. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 12 ayat (1); 2. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 11 ayat (1).
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
7
MENGINSTRUKSIKAN: : 1. Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah se-D.I. Yogyakarta; 2. Pimpinan Majelis dan Lembaga di tingkat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta; 3. Pimpinan Organisasi Otonom Muhammadiyah tingkat wilayah D.I. Yogyakarta. Kepada
UNTUK: Pertama
: Melaksanakan Keputusan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah ke47 yang telah ditanfidzkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dengan Surat Keputusan nomor 46/KEP/II.0/B/2016 tanggal 28 Jumadil Akhir 1437 H./06 April 2016 M. sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing; Kedua : Memberikan bimbingan, petunjuk, melakukan koordinasi dan monitoring terhadap pelaksanaan instruksi ini serta melaporkan hasilnya, sesuai dengan jalur hierarchis masing-masing yang telah ditentukan Ketiga : Melaksanakan instruksi ini dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab mulai tanggal ditetapkan.
8
PWM D.I. YOGYAKARTA
Ditetapkan di: Yogyakarta Pada tanggal : 28 Jumadil Akhir 1437 H. 06 April 2016 M.
Ketua,
Sekretaris,
H. Gita Danu Pranata, S.E., M.M. NBM: 589.792
Drs. H. Sukiman, M.A. NBM: 613.374
Tembusan : Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
9
Lampiran 1 Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah Ke-47 PROGRAM PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA TOGYAKARTA PERIODE 2015-2020 A. Gambaran Umum Program Pada program lima tahunan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta ditetapkan dua aspek yaitu visi pengembangan dan program pengembangan. Visi pengembangan adalah kondisi atau keadaan yang ingin diwujudkan sebagai tujuan khusus dari setiap program Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. Adapun program pengembangan yakni rencana kegiatan yang akan dilaksanakan melalui jenisjenis kegiatan dari program Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. Dengan demikian, melalui program pengembangan, terjadi proses kesinambungan dan penekanan sesuai dengan target-target yang ingin diwujudkan. Program Muhammadiyah dikategorisasikan ke dalam dua aspek yaitu program umum dan perbidang. Program umum merupakan rangkaian kegiatan yang bersifat lintas aspek dan lintas Majelis/Lembaga yang koordinasinya langsung dilakukan oleh Persyarikatan atau Majelis/Lembaga tertentu untuk menjadi koordinator dalam pelaksanaan program tersebut. Adapun program perbidang merupakan rencana kegiatan yang bersifat aspek tertentu yang pelaksanaannya di bawah Majelis/Lembaga. Kebijakan program Muhammadiyah periode 2015-2020 difokuskan pada tahap pengembangan visi atau tujuan berikut:(1) terciptanya transformasi sistem organisasi dan jaringan yang maju, profesional, dan modern;(2) berkembangnya sistem gerakan dan amal usaha yang berkualitas utama dan mandiri bagi terciptanya kondisi dan faktor-faktor pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya; serta (3) berkembangnya peran 10
PWM D.I. YOGYAKARTA
strategis Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam kehidupan umat dan bangsa. Dalam lima tahun terakhir telah terdapat perkembangan positif dalam usaha-usaha memajukan gerakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan sejumlah terobosan amal usaha, program, dan kegiatan yang disebut “model praksis gerakan”. Model praksis gerakan merupakan ikhtiar mempertajam dan mengembangkan berbagai usaha ke arah lebih baik, berkualitas, dan berkeunggulan sehingga menjadi model yang dapat direplikasi di lingkungan Muhammadiyah di luar D.I. Yogyakarta. Model praksis gerakan dalam bentuk program unggulan diharapkan mempunyai dampak strategis bagi kemajuan Muhammadiyah sesuai dengan kapasitas dan kreasi masingmasing dalam satu kesatuan gerakan. Pengembangan “Model Praksis Gerakan” ke depan sangat penting karena alasan dan tujuan, yaitu: (1) pengalaman lapangan dan fakta menunjukkan sejumlah kreasi gerakan atau program yang bersifat unggul atau lebih maju di sejumlah bidang yang dapat dikembangkan dan menjadi contoh praksis gerakan; (2) perkembangan Muhammadiyah yang maju, modern, profesional; sistem gerakan dan organisasi yang unggul; serta peran strategis dalam kehidupan umat dan bangsa yang dapat dicapai antara lain jika terdapat titik-titik kemajuan menonjol di berbagai bidang program yang signifikan. Dalam kaitan dengan gerakan pencerahan yang menjadi komitmen Muhammadiyah, pengembangan “Model Praksis Gerakan” secara umum dapat memperkuat proses pengembangan strategi dari revitalisasi menuju transformasi, yakni berkembangnya program dan langkah-langkah strategis Muhammadiyah yang bersifat membebaskan, memberdayakan dan memajukan. Ketiga proses tersebut merupakan perwujudan dari gerakan pencerahan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk kemajuan umat dan bangsa. Dalam menghadapi gerakan-gerakan lain, pengembangan “Model Praksis Gerakan” dapat meningkatkan keunggulan komparasi dan kompetisi Muhammadiyah secara objektif dan elegan. Kini semakin berkembang berbagai usaha dan kegiatan
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
11
di banyak bidang seperti lembaga pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial, serta model-model dakwah atau misi gerakan lain yang lebih maju dan diminati masyarakat luas. Banyak hal yang dulu dipelopori Muhammadiyah kini dikembangkan pihak lain yang boleh jadi jauh lebih baik dan kompetitif. Apabila kecenderungan tersebut tidak diantisipasi dan dihadapi dengan usaha-usaha kreatif, inovatif,dan alternatif yang lebih unggul atau kompetitif, maka pelan tapi pasti Muhammadiyah D.I. Yogyakarta ke depan akan ketinggalan dan tidak tertutup kemungkinan ditinggalkan masyarakat. Karena itu, pengembangan “Model Praksis Gerakan” Muhammadiyah di berbagai bidang harus disebarluaskan dan diwujudkan untuk dijadikan pilihan utama. Semua pihak dan potensi harus dikerahkan agar gerakan kreatif, inovatif, dan alternatif itu mencapai keberhasilan. Keberhasilan pelaksanaan gerakan ini memerlukan mobilisasi faktor-faktor sebagaimana berikut: (a) pendayagunaan seluruh potensi persyarikatan, termasuk dukungan dari amal usaha Muhammadiyah; (b) dukungan kepemimpinan yang benar-benar kolektif, proaktif, terorganisasi, dinamis, dan dapat memimpin serta mengontrol seluruh proses pelaksanaan; (c) mobilisasi dana dari dalam dan luar secara lebih terprogram dan optimal;dan (d) komitmen dan kesungguhan dari seluruh anggota dan pimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. Semangat kemandirian yang kini digelorakan dapat dijadikan momentum untuk menyukseskan model-model praksis gerakan. Kemandirian harus ditunjukkan pada penguatan pilar-pilar sistem gerakan, organisasi dan kepemimpinan, jaringan, sumberdaya, serta aksi dan pelayanan yang benar-benar nyata, optimal, unggul, dan berdampak langsung bagi kemajuan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. Kemandirian harus ditunjukkan dengan mengerahkan segala kemampuan dalam melakukan kerja-kerja konkret dan strategis yang membangkitkan kekuatan“indigeneous” (kekuatan dari dalam) atau “inner dynamics”(dinamika inti) yang selama ini dimiliki Muhammadiyah untuk melahirkan gelombang besar bagi perubahan dan kemajuan. Kemandirian juga dapat 12
PWM D.I. YOGYAKARTA
dioptimalkan dengan menggalang jaringan, sinergi, dan kerjasama dengan semua pihak, baik di dalam maupun ke luar lingkungan Persyarikatan, termasuk pemerintah dengan sikap cerdas, arif, dan bermartabat sesuai Kepribadian Muhammadiyah. Dalam lima tahun terakhir, secara umum terdapat sejumlah “Model Praksis Gerakan” dari berbagai bidang yang telah dilakukan Majelis dan Lembaga maupun Pimpinan Persyarikatan. Hal yang paling penting adalah terjadi dinamika yang lebih bergairah dalam meningkatkan usaha di berbagai bidang yang menjadi garapan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai model pengembangan menuju praksis gerakan yang semakin maju dan berkeunggulan. Berdasar pada kebijakan, pemikiran, dan pengalaman gerakan tersebut maka Muhammadiyah menyusun kerangka program periode 2015-2020. B. Tujuan 1. Transformasi sistem organisasi dan jaringan yang maju, profesional, dan modern tercipta dengan baik. 2. Sistem gerakan dan amal usaha berkualitas utama dan mandiri bagi terciptanya kondisi dan faktor-faktor pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya dapat berkembang dengan baik. 3. Peran strategis Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam kehidupan umat dan bangsa dapat berkembang dengan baik. C. Prioritas Pengembangan Pada periode lima tahun ke depan (2015-2020), beberapa program dijadikan prioritas program pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan kuantitas dan kualitas Cabang-Ranting sebagai basis penguatan, pemberdayaan, dan perluasan gerakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta di akarrumput sebagai bagian penting dan strategis dalam mengembangkan kekuatan civil Islam (masyarakat madani, civil society) di masyarakat. TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
13
2. Pengembangan sistem gerakan yang ditekankan pada pengayaan dan penyebarluasan ideologi dan pemikiran yang menjadi basis bagi pengembangan nilai-nilai keagamaan, intelektualitas, dan praksis gerakan yang bersifat pembaruan sebagai bagian penting dan strategis bagi pengembangan tajdid Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk pencerahan masyarakat. 3. Pengembangan kualitas sumberdaya anggota dan kader sebagai pelaku gerakan yang mampu mendinamisasi dan memperluas peran strategis Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam dinamika kehidupan umat dan bangsa. 4. Pengembangan amal usaha dan praksis sosial Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang unggul dengan mengintensifkan dan memperluas program ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan gerakan jama’ah sebagai basis kemandirian dan kekuatan strategis persyarikatan. 5. Pengembangan model gerakan pencerahan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta ke dalam program berbasis komunitas yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan bagi kehidupan umat dan bangsa. 6. Pengembangan peran strategis Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam kehidupan bangsa dan negara yang berbasis pada prinsip, kepribadian, kemandirian, keseimbangan, dan kemaslahatan sesuai misi utama persyarikatan. D. Ciri Pengembangan Dalam penyusunan program periode 2015-2020 ditetapkan ciri pengembangan yang mengandung aspek-aspek tertentu yang penting, strategis, dan memiliki pengaruh yang menentukan serta harus diwujudkan secara terukur dalam gerakan Muhammadiyah. Ciri pengembangan tersebut harus tercermin dalam setiap program, baik umum maupun perbidang, yang penjabarannya disusun dalam kerangka kebijakan program dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dapat diukur keberhasilannya. Adapun 14
PWM D.I. YOGYAKARTA
ciri-ciri pengembangan program Muhammadiyah D.I. Yogyakarta adalah sebagai berikut: 1. Sistem Gerakan a. Berkembangnya sistem gerakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang maju, profesional, modern, dan mencerahkan. b. Berkembangnya sistem gerakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang dilandasi keikhlasan, komitmen, militansi, dan kebersamaan dari seluruh anggotanya. c. Berkembangnya pemahaman dan aktualisasi ideologi serta visi gerakan Muhammadiyah. 2. Organisasi dan Kepemimpinan a. Berkembangnya sistem manajemen organisasi Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang dinamis dan produktif. b. Berkembangnya sistem kepemimpinan kolektifkolegial yang transformatif yang mampu memberikan keteladanan, memobilisasi potensi, memproyeksikan masa depan, mengagendakan perubahan, dan menggerakkan kegiatan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. c. Berkembangnya dinamika organisasi dan kepemimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. d. Berkembangnya fungsi organisasi yang bercorak gerakan antara lain yang berasas potensial, responsif, dan desentralisasi sejalan dengan prinsip gerakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 3. Jaringan a. Berkembangnya peran dan jaringan keumatan, dan kebangsaan sejalan dengan prinsip, misi, kapasitas, dan kepentingam Persyarikatan. b. Berkembang dan meluasnya jaringan amal usaha, kegiatan, dan perangkat Persyarikatan yang bersifat
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
15
sinergis dan dinamis. c. Menguatnya hubungan dan kerjasama sesuai dengan prinsip, misi, kapasitas, dan kepentingan Persyarikatan. 4. Sumberdaya a. Berkembangnya pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan anggota Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai subjek gerakan secara konsisten, dinamis, dan berkelanjutan. b. Berkembangnya sistem kaderisasi dan regenerasi dalam Muhammadiyah D.I. Yogyakarta secara konsisten, dinamis, dan berkelanjutan. c. Berkembangnya jumlah simpatisan sebagai basis rekrutmen anggota Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. d. Berkembangnya sistem pengelolaan sumber-sumber dana, harta kekayaan, dan aset Muhammadiyah D.I. Yogyakarta secara transparan, akuntabel, dan bertatakelola baik sesuai prinsip dan ketentuan Persyarikatan. 5. Aksi dan Pelayanan a. Berkembangnya kualitas, sinergitas,dan perluasan amal usaha, program, dan kegiatan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang berkeunggulan dan mampu memperkuat kemandirian Persyarikatan. b. Berkembangnya pelayanan publik melalui amal usaha, program, dan kegiatan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang berkualitas unggul. c. Berkembangnya praksis dan fungsi advokasi yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat dalam gerakan MuhammadiyahD.I. Yogyakarta. d. Berkembangnya peran strategis keumatan, dan kebangsaan yang bersifat pencerahan menuju kehidupan berkemajuan di segala bidang kehidupan dalam kedudukan Persyarikatan sebagai Islamic Civil Society 16
PWM D.I. YOGYAKARTA
atau kekuatan Masyarakat Madani yang sejalan dengan Kepribadian dan Khittah Muhammadiyah. E. Program Umum2015-2020 1. Konsolidasi Ideologis a. Visi Pengembangan Berkembangnya prinsip-prinsip, idealisme, dan konsep-konsep dasar gerakan yang menunjukkan keunggulan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai gerakan Islam yang berkemajuan serta berperan aktif dalam dinamika kehidupan komunitas-komunitas keumatan dan kebangsaan. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan a) Menyusun dan memproduksi konsep-konsep/pemikiran-pemikiran strategis dalam menghadapi isu-isu, masalah, dan tantangan umat, dan bangsa sebagai bingkai dan acuan konseptual bagi seluruh institusi dan anggota Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam menghadapi perkembangan zaman. b) Meningkatkan dan mengembangkan model-model pembinaan jama’ah di komunitas-komunitas dan kelompok dhuafamustad’afin, serta peran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta di akar-rumput. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Mengembangkan Ideopolitor (ideologi, politik, dan organisasi), up-grading, refreshing,dan pengajianpengajian atau kajian-kajian pimpinan yang diselenggarakan untuk meningkatkan komitmen, wawasan, dan aksi gerakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
17
3) Jaringan Meningkatkan upaya-upaya pengorganisasian dan penyebaran kader Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam lembaga-lembaga strategis untuk memerankan fungsi pencerahan, pembebasan, pemberdayaan, dan pengembangan tatanan kehidupan. 4) Sumber Daya Memprioritaskan pembinaan dan pengembangan organisasi otonom dan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai pusat pembibitan kader Muhammadiyah bekerjasama dengan Majelis/Lembaga. 5) Aksi Pelayanan a) Mengintensifkan pembinaan ideologi di lingkungan organisasi termasuk di amal usaha, Majelis/ Lembaga, dan organisasi otonom Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui berbagai usaha yang terintegrasi. b) Mengintensifkan dan memasyarakatkan Manhaj Gerakan Muhammadiyah (Muqaddimah, Kepribadian,Khittah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup, Pedoman Hidup Islami, dan lain-lain) sebagai sumber inspirasi, acuan, dan tuntunan dalam seluruh lingkungan organisasi dan anggota. c) Menyebarkan pandangan Muhammadiyah tentang wawasan keumatan dan kebangsaan. 2. Konsolidasi Kelembagaan a. Visi Pengembangan Berkembangnya kualitas kelembagaan dan tata kelola organisasi yang menunjukkan keunggulan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang 18
PWM D.I. YOGYAKARTA
berkemajuan serta berperan aktif dalam dinamika kehidupan komunitas-komunitas keumatan dan kebangsaan. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan a) Mengembangkan model-model Dakwah Komunitas yang dipadukan dengan program Keluarga Sakinah dan Qoryah Thayyibah yang diselenggarakan ‘Aisyiyah. b) Membangun basis data(data base) persyarikatan yang komprehensif dan ter-update, guna mengembangkan peta dakwah yang lengkap dan akurat. c) Menyempurnakan model, pedoman dan tuntunan sistem tata kelola organisasi dan keuangan terpadu di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. d) Mengembangkan sistem perencanaan dan penganggaran yang terkoordinasi dan terkonsolidasi antara persyarikatan, Ortom, dan AUM. 2) Organisasi dan Kepemimpinan a) Meningkatkan kapasitas organisasi dan kepemimpinan yang lebih efektif, dan menyeimbangkan antara peran figur pemimpin dan kinerja sistem. b) Membangun tata kelola dan kinerja organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel, dengan menitik beratkan perhatian pada upaya fungsionalisasi seluruh jajaran organisasi, sehingga Muhammadiyah D.I. Yogyakarta menjadi organisasi yang unggul dan berdaya saing. c) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi pimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dengan
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
19
organisasi otonom dan AUM yang bersifat reguler. d) Mengintensifkan penerapan sistem tatakelola organisasi dan tatakelola keuangan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dan amal usaha yang berdasar pada prinsip amanah, kejujuran, keterbukaan, dan tersistem. e) Mengintensifkan penerapan sistem pengawasan dan pembinaan keuangan, termasuk pelaporan yang terstandar dan reguler 3) Jaringan a) Mengintensifkan pembinaan Cabang dan Ranting berbasis pemetaan yang akurat,sebagai prioritas penting sehingga dalam masa kerja 2015-2020 dengan target tercapai40% Desa/ Kelurahan telah berdiri Ranting Muhammadiyah dan 70% Kecamatan telah berdiri Cabang Muhammadiyah. b) Meningkatkan ��������������������������������������������� koordinasi, komunikasi, dan kunjungan ke daerah/cabang/��������������������� -�������������������� ranting������������� sebagai prioritas program pimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 4) Sumber Daya Mengefektifkan pendataan, kepemilikan dan tata kelola masjid, mushalla, dan aset-aset lain milik Muhammadiyah sebagai basis gerakan di komunitas dan akar-rumput. 5) Aksi Pelayanan Memperkuat organisasi Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai basis gerakan kultural yang menjangkau segenap komunitas dan lapisan masyarakat dengan komitmen keumatan dan kebangsaan yang kuat dan konsisten. 20
PWM D.I. YOGYAKARTA
3. Peningkatan Kualitas Pimpinan a. Visi Pengembangan Berkembangnya kualitas, kapasitas, kinerja, dan akuntabilitas pimpinan dalam meningkatkan kinerja dan kontribusi yang menunjukkan keunggulan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai gerakan Islam berkemajuan serta berperan aktif dalam dinamika kehidupan komunitas-komunitas keumatan, dan kebangsaan yang sejalan dengan prinsip, Kepribadian, Khittah, dan kapasitas Persyarikatan. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan a) Mengembangkan model-model rekrutmen kepemimpinan persyarikatan, Ortom, dan AUM yang proaktif guna menjaring potensi SDM di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. b) Mengembangkan model-model penempatan/pembidangan/penugasan pimpinan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, Ortom, dan AUM, berbasis kapasitas dan komitmen ideologis. c) Mengembangkan model-model pembinaan/pengembangan karakter yang mendorong peningkatan kreativitas, kinerja, dan komitmen pimpinan di jajaran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, Ortom, dan AUM. d) Mengembangkan model-model pengawasan dan evaluasi kinerja kepemimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, Ortom, dan AUM yang transparan, adil, dan akuntable.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
21
2) Organisasi dan Kepemimpinan a) Mengembangkan sistem dan mekanisme kerjasama, koordinasi dan komunikasi organisasi yang mendorong sinergi kinerja antar pimpinan pada unit organisasi di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. b) Mengembangkan sistem dan mekanisme kerjasama, koordinasi, dan komunikasi antar pimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, Ortom, dan AUM, dalam mengembangkan dan menjalankan programprogram lintas-sektor. 3) Jaringan a) Mengembangkan forum-forum silaturrahmi pimpinan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, Ortom, dan AUM guna membangun ukhuwah dan semangat gerakan. b) Mendorong dan memfasilitasi partisipasi aktif pimpinan di lingkungan Persyarikatan, Ortom, dan AUM dalam organisasi dan asosiasi profesional yang bermanfaat bagi perkembangan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 4) Sumber Daya Mendorong dan menata regenerasi kepemimpinan berbasis profesionalitas dan komitmen ideologis guna menyegarkan kinerja organisasi di lingkngan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, Ortom, dan AUM. 5) Aksi Pelayanan a) Mendorong dan memfasilitasi tampilnya para pimpinan Persyarikatan, Ortom, dan AUM pada forum-forum dan media-media nasional 22
PWM D.I. YOGYAKARTA
sebagai perwujudan partisipasi dan kontribusi Muhammadiyah D.I. Yogyakartadalam upaya membangun peradaban utama. b) Mendorong fungsi kepemimpinan transformatif yang menggerakkan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 4. Pemberdayaan Keluarga dan Komunitas a. Visi Pengembangan Berkembangnya kualitas kehidupan keluarga berdasarkan prinsip keluarga sakinah untuk menopang kehidupan komunitas-komunitas dan kehidupan bermasyarakat, sebagai wujud keberhasilan dakwah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai gerakan Islam berkemajuan dalam dinamika kehidupan komunitaskomunitas keummatan, dan kebangsaan. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan a) Meningkatkan usaha-usaha pembinaan keluarga sakinah disertai penyebarluasan tuntunan-tuntunan praktis di lingkungan keluarga-keluarga Muhammadiyah D.I. Yogyakarta maupun masyarakat sebagaimana dituntunkan oleh Tarjih dan pengembangan model keluarga sakinah yang disusun Aisyiyah sebagai bentuk keteladanan yang baik (uswah hasanah) dari model kehidupan keluarga dalam masyarakat. b) Meningkatkan model-model bimbingan-konseling, advokasi, dan crisis-center dalam memecahkan masalah-masalah keluarga, baik di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, di komunitas-komunitas, maupun masyarakat, yang menggunakan pendekatan dakwah.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
23
2) Organisasi dan Kepemimpinan a) Mendorong partisipasi proaktif PRM/PRA dalam mensosialisasikan dan mengoordinasikan program Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayibah. b) Mendorong pembentukan relawan dari lingkungan PRM dan PRA untuk program advokasi dan konseling keluarga sakinah di komunitas-komunitas dan lingkungan masyarakat. 3) Jaringan Membangun kerjasama, koalisi, dan sharing pengalaman antara komunitas dan relawan program Keluarga Sakinah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dengan organisasi dan kelompok pemberdayaan keluarga di tempat lain melalui pendekatan dakwah. 4) Sumber Daya a) Meningkatkan pembinaan kualitas kesehatan dan kesejahteraan keluarga termasuk kesehatan reproduksi terutama di lingkungan masyarakat yang dhu’afa melalui berbagai kegiatan sebagai bagian terpadu dari pengembangan kehidupan Keluarga Sakinah, Qoryah Thayyibah, serta Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah. b) Meningkatkan gerakan budaya membaca di lingkungan keluarga sebagai basis dari masyarakat pembelajar menuju kehidupan keluarga yang cerdas menuju pencerdasan kehidupan bangsa. 5) Aksi Pelayanan Meningkatkan gerakan ���������������������� Keluarga Sakinah seba24
PWM D.I. YOGYAKARTA
gai basis pengembangan komunitas ���������� sebagaimana dikembangkan oleh Aisyiyah. 5. Partisipasi Kebangsaan a. Visi Pengembangan Berkembangnya peran-peran strategis Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai gerakan dakwah Islam berkemajuan dalam mewarnai kebijakan negara dan pemerintah dalam isu-isu kebangsaan sebagai perwujudan dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar sesuai prinsip, Kepribadian, Khittah, dan kapasitas Muhammadiyah. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan a) Meningkatkan perhatian, kepedulian, dan penyikapan terhadap persoalan-persoalan aktual dan krusial yang menyangkut hajat hidup publik, termasuk kepentingan umat Islam, sebagai bentuk keterlibatan aktif Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b) Mengembangkan model-model partisipasi komponen persyarikatan dan mewarnai kebijakan publik, baik melalui jalur konstitusi, media massa, maupun aksi-aksi lain yang efektif, berakhlaq, dan bermartabat sesuai ciri dan Kepribadian Muhammadiyah. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Memperkuat posisi dan peran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta ���������������������������� sebagai organisasi Islam modern terbesar dalam dinamika nasional melalui berbegai keterlibatan strategis, selektif, dan produktif dengan tetap mengindahkan prinsip
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
25
kemandirian dan sejalan Khittah serta Kepribadian Muhammadiyah. 3) Jaringan a) Meningkatkan komunikasi, hubungan, dan kerjasama secara proaktif dengan berbagai lembaga negara/pemerintahan baik dengan eksekutif, legislatif, yudikatif maupun institusi-institusi negara/pemerintahan lainnya dalam usaha mengembangkan misi Muhammadiyah. b) Meningkatkan prakarsa dan forum lintas dengan komponen bangsa yang lain dalam usaha memperkuat posisi kekuatan masyarakat madani (civil society) untuk memperjuangkan aspirasi rakyat terhadap pemerintah atau lembaga-lembaga negara lainnya sesuai dengan prinsip dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar yang dilaksanakan Muhammadiyah. c) Meningkatkan prakarsa dan komunikasi khusus dengan organisasi-organisasi Islam dalam usaha memperkuat ukhuwah dan kepemimpinan umat Islam, menyelesaikan masalah-masalah krusial dan strategis,serta untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam sebagai penduduk mayoritas dalam peran kehidupan berbangsa dan negara. 4) Sumber Daya Mendorong dan memfasilitasi partisipasi PCM dan PRM dalam pembangunan dan pemberdayaan komunitas dan kelompok dhuafa-mustadhafin dengan pendekatan dakwah Islam berkemajuan, bersinergi dengan jajaran Ortom dan AUM. 26
PWM D.I. YOGYAKARTA
5) Aksi Pelayanan Mengintensifkan dan mengosolidasikan peranperan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam kerja-kerja kemanusiaan dengan pendekatan dakwah Islam berkemajuan. 6. Pengembangan Kemitraan a. Visi Pengembangan Berkembangnya kualitas dan intensitas hubungan kelembagaan yang menunjukkan peran strategis dan keterlibatan proaktif Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai gerakan Islam dalam dinamika kehidupan komunitas-komunitas keumatan, dan kebangsaan sesuai prinsip, Kepribadian, Khittah, dan kapasitas Persyarikatan. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengembangkan dan mengonsolidasikan konsep dan model kerjasama ideologis, programatis, maupun strategis dengan berbagai komponen keumatan, dan kebangsaan guna mendorong peran proaktif Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam menggerakkan dakwah Islam berkemajuan. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Meningkatkan partisipasi aktif Muhammadiyah dalam berbagai forum dan mengembangkan jaringan sebagai media mengembangkan Islam yang berkemajuan. 3) Jaringan a) Meningkatkan komunikasi, jaringan, dan kerjasama dengan organsasi-organisasi Islam, organisasi kemasyarakatan, dan kekua-
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
27
tan-kekuatan strategis baik lokal maupun nasional dalam ikhtiar membangun tatanan kehidupan yang damai, maju, adil, makmur, bermartabat, dan berperadaban utama. b) Mengembangkan kerjasama proaktif dan harmonis yang saling menguntungkan dengan berbagai instansi, baik pemerintah, maupun swasta, untuk mendukung gerak Persyarikatan. c) Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak sesuai dengan prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan umat Islam guna mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang serta untuk meningkatkan peran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dan umat Islam secara lebih luas. 4) Sumber Daya Mengembangkan pusat-pusat pendidikan dan pelatihan guna mempersiapkan SDM dan organisasi di lingkup Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk secara proaktif mampu menghadapi peran-peran dakwah diberbagai bidang profesi dan kehidupan. 5) Aksi Pelayanan Mengembangkan peran dan kemitraan Muhammadiyah di berbagai bidang strategis seperti pengembangan pemikiran Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain.
28
PWM D.I. YOGYAKARTA
F. PROGRAM PERBIDANG 2015-2020 1. Bidang Tarjih dan Tajdid a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi tarjih, tajdid, dan pemikiran Islam yang mendorong peran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai gerakan pembaruan yang kritis, dinamis dan proaktif dalam menjawab problem dan tantangan aktual sehingga Islam menjadi sumber pemikiran, moral, dan praksis sosial kehidupan umat, bangsa dalam menghadapi perkembangan zaman yang kompleks. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Menyusun dan mengembangkan pedoman keIslaman yang bersifat epistemologis, metodologis maupun praktis sebagai panduan bagi warga Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam dalam era masyarakat terbuka, meliputi Risalah Islamiyah, Tafsir al-Quran dan pemikiran ke-Islaman lainnya. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Mengoptimalkan peran kelembagaan dan pusat-pusat kajian bidang tarjih, tajdid, dan pemikiran Islam dan melakukan restrukturasi kepemimpinan melalui keberadaan Lajnah Tarjih serta meningkatkan peran-peran strategis bidang keagamaan di tengah dinamika kehidupan kontemporer. 3) Jaringan Mengintensifkan kerjasama internal, khususnya dengan PTM dan kerjasama eksternal, dan meningkatkan sosialisasi produk Tarjih, baik ke TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
29
internal Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sampai pada tingkat Cabang dan Ranting, maupun ke eksternal Muhammadiyah, melalui pelbagai media termasuk penerjemahan ke bahasa Inggris dan Arab, sehingga pemikiran keislaman Muhammadiyah dikenal publik. 4) Sumber Daya Mengembangkan kompetensi kelembagaan dan kader ulama bidang tarjih, tajdid dan pemikiran Islam, secara khusus di bidang ulumul Quran, ulumul hadis dan ushul fikih, termasuk di bidang falak dan pemikiran Islam, untuk memperkokoh dan mengembangkan MuhammadiyahD.I. Yogyakarta sebagai gerakan pembaruan dan kepentingan menghadapi perkembangan yang kompleks dalam dinamika kehidupan umatdan bangsa. 5) Aksi Pelayanan Mengintensifkan forum, produk, dan sosialisasi hasil kajian ketarjihan dan pemikiran Islam serta merespon isu-isu aktual dan masalah-masalah keislaman di pelbagai bidang yang berkembang dalam kehidupan umat dan masyarakat luas. 2. Bidang Tabligh a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi tabligh dalam pembinaan keagamaan yang bersifat purifikasi dan dinamisasi pada berbagai kelompok sasaran dakwah yang mencerminkan Islam berkemajuan berdasar Al Quran dan As Sunnah Al Maqbulah.
30
PWM D.I. YOGYAKARTA
b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Meningkatkan model pembinaan aqidah, ibadah, dan akhlak berdasarkan faham agama dalam Muhammadiyah yang berlandaskan Al Quran dan As Sunnah Al Maqbulah. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Menyusun standarisasi tata kelola masjid, mushola dan lembaga korps Mubaligh Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk peningkatan pembinaan jamaah. 3) Jaringan Meningkatkan sinergi dan kerjasama secara tersistem untuk mengintensifkan dan memperluas kinerja tabligh Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 4) Sumber Daya Meningkatkan kuantitas dan kualitas mubaligh untuk memenuhi kebutuhan tabligh di berbagai segmen dan lingkungan sosial. 5) Aksi Pelayanan Menghasilkan materi-materi dan layanan tabligh di Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang bersifat panduan, bimbingan, dan pencerahan baik langsung maupun melalui berbagai media. 3. Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta mencakup sekolah, madrasah, dan pondok pesantren yang berbasis al Islam-Kemuhammadiyahan, holistik intergratif, bertata kelola baik, serta berdaya saing dan berkeunggulan.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
31
b.
Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Menguatkan identitas pendidikan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui instensifikasi pembinaan akhlak Islami dan ideologi Muhammadiyah. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Menyusun road map dan data base pendidikan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk memetakan potensi, peran dan fungsi pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat kaderisasi. 3) Jaringan Meningkatkan kualitas, jaringan, kemitraan dan kerjasama pendidikan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam dan luar negeri. 4) Sumber Daya Meningkatkan kualitas kepemimpinan pembelajaran bagi guru dan kepala, tata kelola, peraturan dan penjaminan mutu pendidikan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta baik sekolah, madrasah dan pondok pesantren. 5) Aksi Pelayanan Meningkatkan jumlah dan mutu sekolah, madrasah, dan pondok pesantren yang memenuhi kualifikasi akreditasi dengan meningkatkan sistem penjaminan mutu, serta menampilkan identitas pendidikan Muhammadiyahdi D.I. Yogyakarta.
4. Bidang Pendidikan Kader a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi dan kualitas perkaderan yang 32
PWM D.I. YOGYAKARTA
sistemik dengan memperteguh militansi, kompetensi, dan peran kader Muhammadiyah sebagai pelaku gerakan di tengah dinamika Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, umat, dan bangsa. b.
Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Melaksanakan Perkaderan Utama Muhammadiyah (Darul Arqam maupun Baitul Arqam) secara intensif untuk menjadikan perkaderan sebagai budaya organisasi di Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dan amal usaha. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Menyelenggarakan Ideopolitor (Ideologi, Politik, dan Organisasi) bagi pimpinan di lingkungan pimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dan Amal Usaha untuk meneguhkan komitmen ideologis, memperluas visi dan pemikiran, dan mengembangkan organisasi sebagai instrumen gerakan Islam. 3) Jaringan Meningkatkan koordinasi dan kerjasama secara tersistem antar pimpinan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, Ortom dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam hal pelaksanaan perkaderan. 4) Sumber Daya Membentuk dan meningkatkan kualitas korp Instruktur dan membina instruktur yang mampu mendesain dan mengembangkan perkaderan fungsional Muhammadiyah berbasis pada keragaman potensi dan keahlian instruktur di semua lini Muhammadiyah D.I. Yogyakarta.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
33
5) Aksi Pelayanan Melaksanakan model-model dan menyediakan materi-materi perkaderan dan ideologi Muhammadiyah yang menjadi rujukan dalam setiap perkaderan Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta. 5. Bidang Pembinaan Kesehatan Umum a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi pembinaan kesehatan yang unggul dan bertata kelola baik yang berbasis “Penolong Kesengsaraan Umum” (PKU)/Al-Ma’un sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Meningkatkan sistem penyelenggaraan/pengelolaan amal usaha bidang kesehatan yang unggul dan berbasis “Penolong Kesengsaraan Umum” (PKU) / Al-Ma’un melalui manajemen terpadu, bertatakelola yang baik, pengawasan terhadap standar dan mutu pelayanan, dan pengelolaan IPO (Input-Proses-Output) yang berkualitas utama sehingga mampu bersaing dan menjangkau masyarakat luas. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Mengembangkan jenis-jenis/model-model pelayanan kesehatan baru yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat di akar-rumput yang bersinergi dengan Rumah Sakit dan AUMKES Muhammadiyah lainnya di D.I. Yogyakarta sebagai wujud gerakan Al-Ma’un/PKU.
34
PWM D.I. YOGYAKARTA
3) Jaringan Membangun jaringan pelayanan kesehatan Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang mendorong bagi terciptanya daya dukung kekuatan pelayanan yang kuat, strategis dan cepat kepada masyarakat akar rumput. 4) Sumber Daya Meningkatkan kualitas sumberdaya amal usaha bidang kesehatan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui peningkatan kapasitas tenaga AUMKES, pendidikan, promosi, daya dukung fasilitas, dan berbagai skill yang mengembangkan keunggulan. 5) Aksi Pelayanan Mengoptimalkan standar pelayanan kesehatan melalui standarisasi pelayanan AUMKES, pengembangan rumah sakit dengan layanan unggulan, optimalisasi pelayanan AUMKES terhadap permasalahan kesahatan masyarakat dan penanggulangan bencana, dan peningkatan jumlah AUMKES sebagai Satelit Klinik Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah di D.I. Yogyakarta. 6. Bidang Pelayanan Sosial a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi pelayanan sosial Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan mewujudkan masyarakat inklusif melalui sistem yang terencana dan terpadu dilandasi semangat menegakkan keadilan.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
35
b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengembangkan sistem pelayanan sosial Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang berfungsi sebagai community centre dan family centre dengan berorientasi pada pemberdayaan dan pemenuhan hak-hak sosial-ekonomi berbasis praksis al-Maun. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Mengembangkan dan mereformasi tata kelola pelayanan sosial untuk meningkatkan kinerja; membentuk lembaga-lembaga sosial alternatif; serta penguatan Amal Usaha Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta dalam bidang sosial seperti panti asuhan yatim piatu, panti anak jalanan dan panti wreda untuk lansia terlantar. 3) Jaringan Membangun dan meningkatkan sinergi dan jaringan kerjasama dengan pihak internal di tubuh persyarikatan Muhammadiyah (AUM di bidang sosial, kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan), maupun eksternal (LSM-LSM, lembaga donor, dan pemerintah). 4) Sumber Daya Meningkatkan pembinaan pimpinan, kader, dan relawan bidang pelayanan sosial Muhammadiyah yang terlatih, visioner dan berdedikasi tinggi melalui pendidikan dan pelatihan yang bersinergi dengan kader-kader muda Muhammadiyah yang aktif di Amal Usaha Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta.
36
PWM D.I. YOGYAKARTA
5) Aksi Pelayanan Mengoptimalkan model-model baru terkait tata kelola amal usaha pelayanan sosial, serta pendampingan dan advokasi pelayanan sosial bagi kelompok-kelompok dhuafa-mustadhafin di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 7. Bidang Ekonomi a. Visi Pengembangan Bangkitnya etos dan kreativitas ekonomi dalam menguatkan kemandirian Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai wujud kontribusi Persyarikatan bagi kebangkitan ekonomi umat dan bangsa. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengembangkan model ekonomi Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang berorientasi pada mobilisasi potensi unit-unit amal usaha ekonomi, usaha ekonomi kreatif, kewirausahaan, dan pemberdayaan ekonomi kelompok. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Mengembangkan sistem manajemen bisnis dan tata kelola bidang ekonomi; penguatan kelembagaan amal usaha dan kegiatan-kegiatan ekonomi; serta pemanfatan aset-aset untuk mendorong produktivitas ekonomi Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 3) Jaringan Mengintensifkan kerjasama potensi dan pelaku ekonomi di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, serta mobilisasi sumber-sumber permodalan dan pemasaran baik internal maupun eksternal.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
37
4) Sumber Daya Melahirkan kader-kader profesional di bidang bisnis, amal usaha ekonomi, dan kewirausahaan yang unggul dan berdaya saing dalam mengembangkan kekuatan ekonomi Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 5) Aksi Pelayanan Membentuk unit-unit bisnis, koperasi, BTM,Purchasing Centre, bisnis on line, kedai/ mini market “Surya Mart”, Badan Usaha Distribusi; dan melakukan advokasi penerapan dan sosialisasi usaha dan produk Lembaga Keuangan dan Bisnis Syariah, serta pemberdayaan ekonomi mikro, kecil dan menengah. 8. Bidang Wakaf dan Kehartabendaan a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi pengelolaan aset Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam bentuk wakaf dan harta benda organisasi secara profesional, transparan, akuntabel, dan produktif untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan umat. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengimplementasikan sistem admistrasi dan pengelolaan aset Muhammadiyah D.I. Yogyakarta berupa wakaf (bergerak dan tidak-bergerak) dan harta benda lainnya secara transparan, akuntabel dan produktif. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Membangun dan meningkatkan keterampilan dan budaya organisasi dan tatakelola aset Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui pembentu38
PWM D.I. YOGYAKARTA
kan sistem informasi dan manajemen (SIM) aset dan Bank Data Aset yang terintegrasi guna mendukung dakwah persyarikatan dan kebutuhan masyarakat. 3) Jaringan Meningkatkan kordinasi dan kerjasama kelembagaan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta, AUM dan pemerintah dalam rangka menginventarisasi, mengelola serta memanfaatkan dan menyelamatkan aset persyarikatan guna memenuhi kebutuhan organisasi dan masyarakat. 4) Sumber Daya Melahirkan dan meningkatkan mutu, komitmen dan profesionalisme pengelola aset Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui pelatihan-pelatihan guna meningkatkan sistem adminitrasi dan tata kelola aset persyarikatan. 5) Aksi Pelayanan Meningkatkan produktivitas dan pendayagunaan aset dan masifikasi pengurusan sertifikasi wakaf/aset Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk gerakan dakwah, peningkatan sumberdaya manusia dan kesejahteraan masyarakat. 9. Bidang Pemberdayaan Masyarakat a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan buruh, tani, nelayan, dan kelompok dhu’afa-mustadh’afin sebagai pilar strategis gerakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
39
b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengimplementasikan model pemberdayaan masyarakat berbasis al-Ma’un secara lebih masif dalam bentuk praksis gerakan pemberdayaan yang menyentuh akar permasalahan dan kebutuhan kelompok-kelompok masyarakat dhua’afamustadhafin di lingkungan Muhamamdiyah D.I. Yogyakarta. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Membangun sistem organisasi dalam pemberdayaan masyarakat yang kuat dari Wilayah sampai Cabang Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 3) Jaringan Membangun dan meningkatkan kerja berjejaring dalam pemberdayaan masyarakat yang tersistematisasi, baik dengan internal persyarikatan (Amal Usaha-Ortom) maupun eksternal persyarikatan (NGO, lembaga donor dan Pemerintah). 4) Sumber Daya Melahirkan kader pemberdayaan masyarakat di lingkngan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang mempunyai kapasitas mengorganisir masyarakat dan berdirinya pusat-pusat diklat pemberdayaan masyarakat serta rintisan modelnya. 5) Aksi Pelayanan Masifikasi dan pengembangan model pemberdayaan dan advokasi kelompok dhu’afa-mustad’afin di sektor pertanian, peternakan, perikanan, buruh, masyarakat urban, serta penyandang disabiliitas.
40
PWM D.I. YOGYAKARTA
10. Bidang Hukum, dan HAM a. Visi Pengembangan Berkembangnya kesadaran dan advokasi di lingkungan Persyarikatan serta peran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam memperjuangkan kepentingan publik dan tegaknya hukum,dan hak asasi manusia sebagai wujud dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Membangun model dan strategi dakwah melalui pengembangan pemikiran hukum, dan HAM yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, serta selaras dengan jiwa, pikiran dan cita-cita nasional. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Menguatkan kapasitas dan kinerja kelembagaan, pelayanan hukumdan HAM di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 3) Jaringan Memperluas jaringan dan usaha-usaha peningkatan kesadaran di Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam melakukan advokasi dan pemberdayaan atas persoalan-persoalan hukum dan HAM yang dihadapi masyarakat. 4) Sumber Daya Menyiapkan kader-kader Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang profesional di bidang hukum, dan HAM yang memiliki konsen dan keberpihakan pada kepentingan publik. 5) Aksi Pelayanan Melakukan gerakan penyadaran dan advokasi
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
41
kepada masyarakat D.I. Yogyakarta tentang kesadaran hukum dan HAM melalui pemanfaatan lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan persyarikatan. 11. Bidang Lingkungan Hidup a. Visi Pengembangan Terwujudnya kondisi, budaya, dan struktur lingkungan hidup di D.I. Yogyakarta yang ramah, aman, produktif dan berkelanjutan bagi kelangsungan masa depan kehidupan. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengembangkan gerakan lingkungan hidup di D.I. Yogyakarta berpraksis dakwah. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Mengembangkan kapasitas dan fungsi kelembagaan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam mengembangkan kesadaran, kepedulian, dan advokasi lingkungan hidup 3) Jaringan Menjalin kerjasama yang setara, bersinergi dan saling menguntungkan dengan lembaga pemerintah dan swasta dalam rangka pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan. 4) Sumber Daya Menghasilkan kader dan warga di D.I. Yogyakarta yang sadar lingkungan dan memiliki concern serta keberpihakan kepada usaha-usaha pelestarian dan penyelamatan lingkungan.
42
PWM D.I. YOGYAKARTA
5) Aksi Pelayanan Menyusun model-model praksis, pendidikan dan pelatihan, buku-buku panduan dan advokasi yang berkaitan dengan isu-isu dan usaha penyelamatan lingkungan di D.I. Yogyakarta. 12. Bidang Pustaka dan Informasi a. Visi Pengembangan Terwujudnya sistem informasi yang mencakup ragam media, sumber daya manusia, dan daya dukung pengembangan pustaka dan informasi yang unggul, terintegrasi, dan masif di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengembangkan sinergi sumber daya teknologi informasi, pustaka dan media sebagai sistem gerakan maupun amal usaha di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Menguatkan kapasitas kelembagaan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui pemanfaatan teknologi informasi dan media komunikasi yang maju, interkonektif, dan modern. 3) Jaringan Mengembangkan jaringan dengan berbagai pihak dalam bidang teknologi informasi, pustaka dan media dalam rangka dakwah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 4) Sumber Daya Mengoptimalkan sumberdaya kader Muhammadiyah D.I. Yogyakarta bidang pustaka, tek-
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
43
nologi informasi, dan media yang berkomitmen dan profesional dalam penguatan dan perluasan syiar Persyarikatan. 5) Aksi Pelayanan Meningkatkan fungsi penyediaan dan layanan data; serta mengembangkan kualitas dan kuantitas layanan pustaka, media, dan sistem informasi organisasi yang unggul dan berdaya saing dalam menjalankan fungsi syiar dan dakwah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 13. Bidang Pengembangan Cabang dan Ranting a. Visi Pengembangan Terwujudnya Cabang Ranting Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang aktif dalam menggerakkan dakwah dan pembangunan masyarakat sesuai dengan konteks kebutuhan lokal. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Menyusun format Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah berbasis potensi Cabang dan Ranting di D.I. Yogyakarta. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Membentuk Peta Kondisi Cabang-Ranting di D.I. Yogyakarta yang representatif dan update berbasis GIS (berbasis kualitatif-kuantitatif dan software). 3) Jaringan Memperkuat keberadaan dan peran Pimpinan Cabang dan Rantingdi D.I. Yogyakarta.
44
PWM D.I. YOGYAKARTA
4) Sumber Daya Mencetak kader penggerak Persyarikatan di setiap Cabang dan Ranting Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta. 5) Aksi Pelayanan Meningkatkan partisipasi dan kontribusi Pimpinan Ranting di D.I. Yogyakarta dalam pembangunan desa dan kelurahan. 14. Bidang Pembinaan dan Pengawasan Keuangan a. Visi Pengembangan Terwujudnya sistem pembinaan dan pengawasan keuangan Persyarikatan di D.I. Yogyakarta yang berprinsip pada amanah dan bertatakelola baik sesuai dengan budaya organisasi Muhammadiyah. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengembangkan sistem tata kerja, pembinaan, pemeriksaan, dan kode etik pengelolaan keuangan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Memperkuat kapasitas kelembagaan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta terkait tata kelola kekayaan, penyusunan laporan pengelolaan kekayaan, software keuangan, pembinaan dan pengawasan keuangan, serta pemberdayaan dan pendayagunaan auditor-auditor internal secara sinergis di Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah. 3) Jaringan Mengembangkan hubungan baik dan kerjasama
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
45
dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu kinerja, dan menyelesaikan segala kemungkinan persoalan pengelolaan keuangan di Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 4) Sumber Daya Menyiapkan tenaga terdidik dan terlatih dari kader-kader Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta untuk menjadi Auditor yang amanah, bersifat membina, profesional, menjunjung tinggi kode etik dan sesuai dengan budaya organisasi Muhammadiyah. 5) Aksi Pelayanan Melaksanakan pelatihan SIAPM (Sistem Informasi Akuntansi Persyarikatan Muhammadiyah) dan perencanaan pajak; pembinaan, dan pendampingan perpajakan; serta pembinaan dalam pemenuhan persyaratan untuk mendapat pinjaman dari Perbankan di lingkungan Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyahdi D.I. Yogyakarta. 15. Bidang Penanggulangan Bencana a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi penanggulangan dan mitigasi bencana yang dilandasi semangat kemanusiaan dan keislaman yang responsif, profesional, serta sesuai dengan posisi dan kapasitas Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan di D.I. Yogyakarta. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Meningkatkan sistem, pemahaman dan kesadaran warga Persyarikatan Muhammadiyah di 46
PWM D.I. YOGYAKARTA
D.I. Yogyakarta dan masyarakat secara umum dalam penanggulangan dan mitigasi bencana yang berwawasan pengurangan resiko bencana dengan berlandasakan nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman sebagai bagian dari perwujudan gerakan Islam Berkemajuan. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Meningkatkan kapasitas personil pimpinan dan kelembagaan Persyarikatan di D.I. Yogyakarta yang efektif sebagai penggerak ketangguhan menghadapi bencana. 3) Jaringan Menguatkan dan menjaga simpul jaringan penanggulangan bencana antar pimpinan Persyarikatan (Majelis, Lembaga, Organisasi Otonom, Amal Usaha Muhammadiyah) di D.I. Yogyakarta dan dengan lembaga penanggulangan bencana di tingkat daerah, nasional, dan regional. 4) Sumber Daya Meningkatkan kapasitas pimpinan, kader, anggota, dan relawan dalam mengoptimalkan program-program Muhammadiyah D.I. Yogyakarta bidang penanggulangan dan mitigasi bencana. 5) Aksi Pelayanan Meningkatkan peran penanggulangan dan mitigasi bencana, meningkatkan fungsi advokasi pelayanan dan kebijakan publik yang berkaitan dengan penanggulangan bencana, serta mengimplentasikan konsep sekolah, rumah sakit, dan fasilitas layanan kesehatan siaga bencana dan jamaah/komunitassiaga bencana di Muhammadiyah D.I. Yogyakarta.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
47
16. Bidang Zakat, Infak dan Sedekah a. Visi Pengembangan Berkembangnya fungsi pengelolaan zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang profesional, transparan,akuntabel, dan produktif sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan kemanusiaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengimplementasikan sistem kebijakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam meningkatkan kesadaran berzakat dan berderma serta sistem meningkatkan sistem admistrasi dan pengelolaan ZIS secara transparan, akuntabel dan produktif sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hukum Islam sebagai komitmen untuk memberantas kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan pada masyarakat 2) Organisasi dan Kepemimpinan Membangun dan meningkatkan budaya organisasi dan tatakelola zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui pembentukan Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) ZIS yang terintegrasi di semua tingkat kepemimpinan. 3) Jaringan Merumuskan model jejaring dan meningkatkan koordinasi kelembagaan LAZISMU, serta bentuk meningkatkan kerjasama LAZISMU dengan AUM dalam memobilisasi, mengelola serta memanfaatkan dana ZIS di wilayah D.I. Yogyakarta.
48
PWM D.I. YOGYAKARTA
4) Sumber Daya Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya pengelola ZIS di Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui pelatihan-pelatihan bidang fundraising, pendistribusian dan pemanfaatan dana ZIS yang memberdayakan. 5) Aksi Pelayanan Meningkatkan produktivitas pemanfaatan dana ZIS Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta dalam program pendidikan, ekonomi, dakwah sosial dan peningkatan sumberdaya manusia untuk kalangan dhuafa-mustadh’afin. 17. Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik a. Visi Pengembangan Meningkatnya kinerja kajian dan analisis politik dan kebijakan publik yang komprehensif, multi disiplin dan lintas sektor sebagai basis pengambilan kebijakan Muhamamdiyah di D.I. Yogyakarta. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Mengembangkan model kajian politik dan kebijakan publik yang kontekstual dalam rangka menguatkan peran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai komponen strategis bangsa dan kekuatan civil society. 2) Organisasi dan Kepemimpinan Menguatkan kapasitas kepemimpinan dan kelembagaan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang responsif terhadap isu-isu politik dan kebijakan publik bagi kepentingan umat dan bangsa.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
49
3) Jaringan Menguatkan sinergi antar kader politik dan unsur pejabat publik dari kalangan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam rangka mendorong kepentingan dakwah Persyarikatan. 4) Sumber Daya Memfasilitasi pengembangan kualitas kader politik dan jabatan publik dari kalangan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang amanah, profesional dan mengemban misi Persyarikatan. 5) Aksi Pelayanan Melakukan pendidikan kader politik dan pejabat publik serta menghasilkan policy papers secara berkala bagi kepentingan pengambilan kebijakan Pimpinan Persyarikatan D.I. Yogyakarta dalam menyikapi persoalan keumatan dan kebangsaan serta penguatan peran strategis Muhammadiyah. 18. Bidang Seni, Budaya dan Olahraga a. Visi Pengembangan Terwujudnya seni budaya dan olahraga di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang bernafaskan Islam serta mencerahkan akal budi manusia sebagai makhluk yang berperadaban mulia. b. Program Pengembangan 1) Sistem Gerakan Meningkatkan pola pengembangan seni budaya Islam di lingkungan warga Muhammadiyah D.I. Yogyakartayang berdasarkan tuntunan Tarjih dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).
50
PWM D.I. YOGYAKARTA
2) Organisasi dan Kepemimpinan Menguatkan kapasitas kelembagaan seni budaya dan olahraga di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta 3) Jaringan Membangun sinergi antar Majelis, Lembaga, Ortom, dan Amal Usaha di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam pengembangan seni budaya dan olahraga. 4) Sumber Daya Menguatkan peran seniman, pendidik, dan penggiat seni dalam pendidikan, apresiasi, dan penciptaan seni budaya berdasarkan Islam, serta meningkatkan pembinaan olahraga di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta. 5) Aksi Pelayanan Terselenggaranya kegiatan pendidikan, apresiasi, dan penciptaan seni budaya Islami serta terbentuknya wadah-wadah dan aktivitas olahraga di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
51
Lampiran 2 Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah Ke-47 MODEL DAKWAH KOMUNITAS A. Pendahuluan Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan sebagai persambungan dari gerakan pembaruan yang dilakukan pada abad pertama. Gerakan pencerahan merupakan aktualisasi misi dakwah dan tajdid yang bersifat transformatif, yaitu strategi perubahan dinamis yang menekankan pada proses gerakan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat. Gerakan pencerahan tersebut harus diwujudkan dalam seluruh bidang dan lapangan usaha Muhammadiyah, sehingga tidak behenti dalam pemikiran semata tetapi membumi menjadi gerakan praksis yang mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Dalam pengembangan dakwah, gerakan pencerahan diaktualisasikan melalui model dakwah pencerahan berbasis komunitas untuk menggarap berbagai kelompok sosial yang heterogen dan berkembang pesat dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid mampu bertahan dan berkiprah satu abad lebih antara lain karena bergerak aktif dalam membangun masyarakat di basis jamaah atau komunitas. Keberadaan Muhammadiyah di ranah komunitas (jamaah) menjadi kuat karena membawa misi dakwah dan tajdid yang menyebarluaskan usaha-usaha kemajuan yang dirasakan langsung masyarakat. Pada awal kehadirannya Muhammasiyah ditentang oleh sebagian kalangan umat karena dianggap membawa paham baru, tetapi lama kelamaan dapat diterima luas sehingga menyebar ke seluruh Indonesia. Muhammadiyah akhinrya berkembang menjadi gerakan Islam pembaruan yang terbesar bukan hanya di lingkup nasional tetapi juga di ranah global. 52
PWM D.I. YOGYAKARTA
Muhammadiyah menyadari pentingnya membangun masyarakat sebagai inti dan fokus gerakannya. Dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah poin kedua secara tegas dinyatakan, bahwa “Hidup manusia bermasyarakat”, yang menunjukkan kesadaran akan posisi dan fungsi masyarakat, termasuk di dalamnya komunitas atau jamaah. Muhammadiyah bahkan menetapkan tujuannya pada pembentukan masyarakat, yaitu “Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Dengan demikian orientasi ke basis masyarakat, di dalamnya terdapat komnitas atau jamaah umat, menjadi bagian penting dari ideologi gerakan Muhammadiyah sejak awal gerakan ini lahir hingga perjalanannya melampaui satu abad. Dalam konteks sejarah, Muhammadiyah generasi awal di bawah kepeloporan Kyai Ahmad Dahlan selaku pendiri dan perintis banyak memelopori usaha-usaha pembinaan komunitas atau jamaah di masyarakat. Pendiri Muhammadiyah tersebut membentuk dan membina kelompok pegajian seperti Wal Ashri, Fathul Asrar Miftahu Sa’adah, Nurul Iman, dan lain-lain. Didirikan Qismul Arqa kelompok putra-putri yang dibina di rumah atau asramanya, yang menjadi embrio lahirnya Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat Yogyakarta. Kyai dan sahabat-sahabat terdekatnya juga membina kepanduan, yang melahirkan Hizbul Wathan tahun 1918. Pembinaan Siswa Praja sebagai embrio ‘Aisyiyah tahun 1917. Kyai Dahlan melalui gerakan Al-Ma’un mengumpulkan anakanak yatim yang kemudian dilembagakan menjadi Weeshuis (Rumah Yatim), Armeinhuis (Rumah Miskin), dan Poliklinik sebagai benih lahirnya Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) atau kini dikenal sebagai Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Pendiri Muhammadiyah tersebut juga bergaul dengan kelompok elite di Boedi Oetomo, mengajar di Sekolah Praja, dan berinteraksi dengan siapa saja yang ditemuinya untuk berdialog dan mendakwahkan Islam. Di kediaman HOS Tjokroaminoto Kyai Dahlan juga memberikan pengajian Islam yang mencerahkan di hadapan Soekano, Semaun, dan ekite muda pergerakan yang haus ilmu dan keislaman. Perintisan awal Muhammaiyah tersebut menunjukkan usaha-usaha langsung membina kelompok-kelompok khusus
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
53
dalam masyarakat, yang saat ini dikenal sebagai komunitas atau jamaah. Secara sistematik dan terprogram Muhammadiyah pada Muktamar ke-37 tahun 1968 melangkah lebih jauh dengan menggagas dan merumuskan program Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ). Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah tersebut dirumuskan untuk mengembalikan Muhammadiyah (ReTajdid Muhammadiyah) ke jalur dakwah di basis akar-rumput. Kelahiran Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) atau disebut Gerakan Jamaah (GJ) tersebut menunjukkan kesadaran, komitmen, dan usaha Muhammadiyah untuk berdakwah secara langsung menggarap kelompok masyarakat di akar-rumput (grassroot) yang disebut jamaah atau dalam istilah mutakhir dikenal dengan sebutan komunitas (community). Kebijakan dan langkah dakwah Muhammadiyah tersebut merupakan terobosan atau pembaruan karena Muhammadiyah masuk ke ranah yang strategis dengan melakukan dakwah secara bil-hal (dakwah dengan tindakan) selain bi-lisan (tabligh, lisan dan tulisan) yang meletakkan kesejahteraan sebagai fokus atau sasaran pembinaan dalam masyarakat yang dipadukan dengan aspekaspek keagamaan. Gerakan Jamaah tersebut juga merupakan pembaruan karena masyarakat yang dibinia bukan hanya yang beragama Islam (ekslusif) tetapi juga yang beragama lain (inklusif) sehingga Muhammadiyah mempraktikkan paham dakwah rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Selain itu, melaluo GJDJ Muhammadiyah memperkenalkan pendekatan atau strategi pengembangan masyarakat (Community Development) dalam berdakwah di jamaah atau komunitas, yang belum pernah dilakukan di lingkungan organisasi dakwah lainnya kala itu. Namun Gerakan Jamaah atau GJDJ yang cemerlang secara konsep dan pemikiran tersebut tidak dapat terlaksana secara masif atau meluas, kecuali di sejumlah daerah secara terbatas. Kini seiring dengan perkembangan masyarakat yang ditandai oleh perubahan sosial yang kompleks akibat modernisasi, globalisasi, dan reformasi yang mempengaruhi kondisi dan dinamika 54
PWM D.I. YOGYAKARTA
kehidupan masyarakat maka Muhammadiyah semakin dihadapkan pada masalah dan tantangan baru dalam gerakan dakwahnya. Muhammadiyah yang relatif telah menapaki kemajuan dalam sistem organisasi dan amal usahanya dituntut untuk mulai kembali mengarahkan orientasi dan langkah dakwahnya ke masyarakat di basis jamaah atau komunitas. Pada saat ini pertumbuhan atau perkembangan komunitas di masyarakat semakin pesat dan heterogen, yang melahirkan beragam kelompok-kelompok minat, kegiatan, dan afiliasi sosial baru baik di pedesaan lebih-lebih di perkotaan. Kelompokkelompok komunitas yang memiliki struktur dan relasi sosial yang kohesif (lekat) makin bertumbuhan seiring dengan mekarnya kecendeungan liberalisasi dan individualisasi kehidupan, sehingga kelompok-kelompok khusus dalam masyarakat tersebut seakan ingin kembali pada kehidupan yang lebih spiritual, damai, dan berada dalam akar budaya mereka. Beragam komunitas berkembang di masyarakat yang dapat dikategorisasikan ke dalam komunitas kelompok atas, menengah, bawah, marjinal, dan komunitas-komunitas khusus yang diikat oleh kesamaan minat, hobi, dan kepentinhan lainnya. Kurun terakhir bahkan lahir komunitas virtual, yang sering disebut kelompok sosial-media (sosmed) sebagai realitas baru dalam hubungan antar sesama melalui media virtual yang sangat masif. Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua berkomitmen untuk melakukan dakwah pencerahan yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Dakwah pencerahan kepada kelompok-kelompok komunitas lama maupun baru sangat penting bagi Muhammadiyah untuk menyebarluaskan dan mewujudkan nilai-nilai pencerahan berdasarkan pandangan Islam yang berkemajuan bagi masyarakat luas yang heterogen. Hal itu didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Mempertahankan, melangsungkan, dan mentransformasikan gerakan pencerahan di abad kedua dengan menjadikan komunitas atau jamaah sebagai basis gerakan; 2. Perubahan sosial akibat globalisasi dan dinamika sosial baru yang terjadi dalam masyarakat Indonesia di abad ke-21 yang
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
55
memerlukan kekuatan penyangga nilai yang meneguhkan sekaligus mencerahkan; 3. Dinamika ekonomi, politik, dan budaya pasca reformasi yang cenderung serba liberal serta memerlukan bimbingan dan arahan nilai-nilai ajaran Islam yang membentuk karakter akhlak mulia dan menjadi rahmat bagi semesta; 4. Penetrasi ideologi-ideologi dan misi agama lain yang semakin meluas dalam kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di berbagai lingkungan komunitas yang memerlukan dakwah “fastabiq al-khairat” yang menampilkan keunggulan alternatif; dan 5. Dalam konteks situasi yang dihadapi, seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin berubah cepat, heterogen, dan kompeks maka diperlukan pemikiran, pendekatan, strategi, dan aktivitas baru yang lebih aktual dalam model gerakan komunitas dalam sistem Gerakan Jamaah yang meluas dan mengakar di masyarakat. Melalui Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas sebagai wujud aktualisasi Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) maka keberadaan Muhammadiyah di basis masyarakat akan semakin kuat dalam memposisikan dan memerankan fungsinya secara strategis sebagai gerakan dakwah kemasyarakatan sekaligus mengokohkan kekuatan Masyarakat Madani (Islamic Civil Society). Di tengah proses reformasi dan demokratisasi yang membawa banyak perubahan, yang menggeser peran negara tidak lagi hegemoni sebagaimana masa sebelumnya dan memberi ruang terbuka bagi masyarakat untuk menjadi kekuatan civil society, maka kehadiran Muhammadiyah di basis jamaah akan membawa kemanfaatan besar bagi Muhammadiyah sendiri, serta bagi penguatan posisi umat dan masyarakat di hadapan negara. Karenanya dalam Muktamar ke-47 diagendakan dan diprogramkan secara khusus tentang “Model Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas” sebagai wujud aktualisasi Gerakan Jamaah untuk dilaksanakan dan menjadi gerakan masif dalam pergerakan Muhammadiyah ke depan. 56
PWM D.I. YOGYAKARTA
B. Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas Dakwah Pencerahan yang dilaksanakan Muhammadiyah sebagai perwujudan dari gerakan pencerahan memasuki abad kedua sejatinya merupakan dakwah Islam itu sendiri. Dalam “Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua” dinyatakan, bahwa “Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan pencerahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalanpersoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Gerakan pencerahan menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama”. Dinyatakan, bahwa “Muhammadiyah dalam melakukan gerakan pencerahan berikhtiar mengembangkan strategi dari revitalisasi (penguatan kembali) ke transformasi (perubahan dinamis) untuk melahirkan amal usaha dan aksi-aksi sosial kemasyarakatan yang memihak kaum dhu’afa dan mustadh’afin serta memperkuat civil society (masyarakat madani) bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Dalam pengembangan pemikiran Muhammadiyah berpijak pada koridor tajdid yang bersifat purifikasi dan dinamisaai, serta mengembangkan orientasi praksis untuk pemecahan masalah kehidupan. Muhammadiyah mengembangkan pendidikan sebagai strategi dan ruang kebudayaan bagi pengembangan potensi dan akalbudi manusia secara utuh. Sementara pembinaan keagamaan semakin dikembangkan pada pengayaan nilai-nilai aqidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalat-dunyawiyah yang membangun keshalehan individu dan sosial yang melahirkan tatanan sosial baru yang lebih relijius dan humanistik.” TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
57
Karenanya dakwah pencerahan sesungguhnya merupakan dakwah Islam dengan pendekatan transformasi yang membawa proses membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Dalam buku “Islam Dan Dakwah” (1988) dinyatakan bahwa dakwah adalah “panggilan atau seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah (QS Yusuf: 108) yaitu jalan menuju Islam (QS Ali Imran: 19)”. Dakwah juga sebagai “upaya tiap muslim untuk merealisasikan (aktualisasi) fungsi kerisalahan dan fungsi kerahmatan”. Fungsi kerisalahan dari dakwah ialah “meneruskan tugas Rasulullah (QS Al-Maidah: 67) menyampaikan dinul-Islam kepada seluruh umat manusia (QSAli Imran: 104, 110, 114)”. Sedangkan fungsi kerahmatan berarti “upaya menjadikan (mengejewantahkan, mengaktualkan, mengoperasionalkan) Islam sebagai rahmat (penyejahtera, pembahagia, pemecah persoalan) bagi seluruh manusia (QS AlAnbiya: 107)”. Dakwah Islam dilaksanakan dengan cara-cara dakwah sebagaimana perintah Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah. Allah SWT memberikan pesan agar dalam berdakwah disampaikan dengan bi-hikmah wa al-mauidhat al-hasanah wa jadil-hum bilati hiya ahsan (QS An-Nahl: 125). Hikmah adalah hal yang utama dari segala sesuatu baik lisan maupun perbuatan, yang lahir dari perpaduan ilmu dan kearifan. Al-mauidhat al-hasanah yakni uraian yang menyentuh hati yang mengantar kepada kebaikan. Wa jadilhum bi-lati hiya ahsan yakni berdialog dengan argumentasi paling baik (Shihab, 2009). Rasulullah berdakwah selama sekitar 23 tahun dengan cara-cara yang bertahap dalam pembinaan aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalah sehingga tercapai kehidupan al-Madinah al-Munawwarah, yakni suatu peradaban yang tercerahkan. Dakwah yang dilakukan Muhammadiyah secara esensi, funggsi, dan aktualisasinya merujuk pada prinsip dakwah Islam pada umumnya. Dalam pelaksanaannya dakwah yang dilakukan Muhammadiyah mempertimbangkan faktor-faktor kondisi sasaran dakwah sehingga dilakukan bertahap sebagaimana contoh dakwah Nabi. Dalam bulu Dakwah Kultural (2004) dinyatakan 58
PWM D.I. YOGYAKARTA
bahwa dakwah “merupakan upaya menanamkan nilai-nilai Islam dalam seluruh dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas, dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dakwah kultural mencoba memahami potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk budaya, berarti memahami ide-ide, adat-istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, norma, sistem aktivitas, simbol, dan hal-hal yang memiliki makna tertentu dan hidup subur dalam masyarakat. Pemahaman tersebut dibingkai oleh pandangan dan sistem nilai ajaran Islam yang membawa pesan rahmatan lil’alamin. Dengan demikian dakwah kultural menekankan pada dinamisasi dakwah, selain pada purifikasi.”. Bagi Muhammadiyah, “Model Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas” merupakan bentuk aktualisasi dakwah Islam yang diperankan gerakan Islam ini dengan perhatian atau fokus pada kelompok-kelompok sosial khusus yang disebut “komununitas”. Namun dalam dakwah pencerahan tersebut dikembangkan pendekatan dan strategi yang lebih relevan untuk menghaapi berbagai komunitas yang berkembang di masyarakat sesuai dengan karakternya masing-masing ke dalam suatu model dakwah yang aktual. Pendekatan dan strategi dakwah tersebut difokuskan pada kelompok-kelompok masyarakat yang tergolong dalam komunitas. 1. Komunitas Adapun yang dimaksud dengam “Komunitas” (Community) ialah kelompok-kelompok kecil dalam masyarakat yang memiliki sifat atau karakter tertentu yang spesifik. Komunitas berasal dari bahasa Latin “communitas” dan dalam bahasa Inggris “community”, yang berarti “kesamaan”. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam suatu komunitas para individu yang hidup di dalamnya memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran, dan sejumlah kondisi lain yang serupa. TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
59
Relasi dan pola hidup komunitas pada ummnya homogen, yang terdiri atas berbagai kelompok, sehingga dapat dijumpai heterogenitas komunitas yang tmbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Secara sosiologis komunitas menunjukkan sekumpulan orang dengan struktur sosial tertentu, rasa kepemilikan atau semangat komunitas, dan berada atau memiliki lokasi geografis tertentu. Secara antropologis kehidupan komunitas memiliki kekhasan dan idenitas yang kuat, sehingga memiliki sifat komunal seperti dijumpai pada komunitas-komunitas etnik, keagamaan, dan lain-lain. Dalam perkembangan mutakhir, konsep komunitas digunakan untuk menandai rasa identitas tertentu yang mungkin terikat atau tidak terikat pada lokasi geografis. Seiring dengan perkembangan kehidupan modern dan posmodern yang menciptakan realitas baru seperti halnya dunia sosial media, maka konsep komunitas makin menunjukkan relasi kehidupan antar manusia yang bersifat komunitas terbayang (immagined community) atau komunitas maya (cyber community) yang memiliki relasi sosial tertentu yang spesifik. Komunitas terakhir itu disebut juga sebagai virtual community atau komunitas virtual. Baik komunitas yang bersifat konvensional (terikat lokasi) maupun nonkonvensional (tak terikat lokasi) merupakan arena atau ranah dakwah yang memerlukan pencerahan. Komunitas atau jamaah itu baik dalam makna ekslusif menyangkut komunitas umat Islam maupun dalam makna insklusif mencakup kelompok masyarakat luas. Kedua komunitas (jamaah) tersebut merupakan sasaran dakwah yang memiliki tatanan sendiri yang memerlukan proses yang spesifik dalam menghadapinya. Karenanya, konsep komunitas dalam Muhammadiyah memiliki kesamaan dengan jamaah, baik jamaah dalam makna khusus sekelompok orang Islam yang memiliki identitas yang sama maupun jamaah dalam makna kelompok masyarakat umum yang keduanya merupakan sasaran dakwah.
60
PWM D.I. YOGYAKARTA
2. Jamaah Dalam istilah khusus keagamaan komunitas dapat dipandang sama dengan istilah jamaah. Jamaah adalah sekelompok orang atau keluarga dalam satu lingkungan tempat tinggal atau kawasan sosial tertentu yang merupakan satu ikatan yang pembentukannya diusahakan oleh seorang atau beberapa orang anggota Muhammdiyah dalam lingkungan itu. Jamaah sebagai kesatuan komunitas sangatlah penting kedudukannya karena keberadaan suatu umat atau masyarakat terletak pada jamaah. Dalam sebuah hadis Nabi bersabda, “Yadu Allah ma’a al-jama’ah”, bahwa “Allah itu bersama jama’ah” (HR At-Tirmidi dari Ibn Abbas). Dalam “Pedoman Pokok Pembentukan Jamaah” (1977) yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1977) dijelaskan tentang makna “Jama’ah” dengan segala kaitannya sebagai berikut: 1. Jama`ah adalah sekelompok orang atau keluarga dalam satu lingkungan tempat tinggal yang merupakan satu ikatan yang pembentukannya diusahakan oleh seorang atau beberapa orang anggota Muhammdiyah dalam lingkungan itu; 2. Jama`ah merupakan Da’wah dengan menggunakan sistem pembinaan masyarakat dengan menggiatkan anggota Muhammadiyah dalam tugasnya sebagai muballigh; 3. Jama`ah dibentuk dengan wewenang Persyarikatan; 4. Kegiatan Jama`ah meliputi segi-segi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang ditujukan kepada pembinaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta menjadi warga negara yang baik; 5. Secara operasional terbentuknya Jama`ah menjadi tanggungjawab Pimpinan Persyarikatan, yaitu Pimpinan Ranting Muhammadiyah; dan 6. Jama`ah dipimpin oleh Pamong Jama`ah, terdiri dari seorang ketua, yang disebut Bapak/Ibu Jama`ah, yang dipilih oleh Jama`ah, dan beberapa orang pembantunya yang ditunjuk oleh Bapak/Ibu Jama`ah. TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
61
Karena “Model Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas” memiliki sasaran khusus kepada komunitas, maka dapat pula dikembangkan atau disebut secara khusus sebagai “Dakwah Komnitas”. “Dakwah Komunitas” secara esesensi dan fungsinya sebenarnya “Dakwah Jamaah”, sebagai wujud aktualisasi atau pengembangan dari Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ). GJDJ sendiri sering disebut dengan satu istilah yaitu “Gerakan Jamaah” (Pedoman GJDJ PP Muhammadiyah tahun 1977). Dengan demikian “Dakwah Komunitas” atau “Dakwah Jamaah” dapat dinyatakan sebagai “Model Pengembangan Gerakan Jamaah” yang diformulasikan kembali dalam era kekinian ketika Muhammadiyah memasuki abad kedua. Kandungan maknanya sama, yaitu sebagai wujud kegiatan dakwah dengan model Gerakan Jamaah untuk bebagai kelompok komunitas yang bertujuan menyebarluaskan dan mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat sehingga terbentuk “Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” sebagaimana cita-cita ideal Muhammadiyah. “Dakwah Komunitas” menggunakan prinsip-prinsip GJDJ dengan pengayaan konsep, pemikiran, pendekatan, strategi, metode, dan pelaksanaan yang lebih bervariasi sesuai dengan ragam komunitas yang menjadi sasaran dakwah. “Dakwah Komunitas” memiliki karakter khusus sesuai dengan karakter komunitas itu sendiri. Komunitas sebagai satuan kelompok kecil dari masyarakat memiliki karakteristik dan kebutuhan spesifik. Antara satu komunitas dan komunitas lain memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda dan karena itu membutuhkan pendekatan dakwah yang berbeda pula. Kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud antara lain kebutuhan akan identitas, akses ekonomi, visi keberdayaan, dan kemampuan mengorganisasi atau memobilisasi. Sebagai gerakan dakwah Islam dan organisasi yang multifungsi, Muhammadiyah telah melakukan aktivitas dakwah di pelbagai komunitas, mulai dari kalangan kelas menengah-atas sampai pada kelompok menengah-bawah dan bahkan kelompok marjinal serta komunitas-komunitas khusus, seperti komunitas sekolah dan kampus, komunitas masjid dan musholla, komunitas virtua, komuitas muallaf, perumahan mewah, hobi, dll. 62
PWM D.I. YOGYAKARTA
“Dakwah komunitas” adalah sebuah konsep dan strategi dakwah yang disusun sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan komunitas yang menjadi objek dakwahnya. Misalnya, untuk di kalangan masyarakat kelas menengah-atas yang secara ekonomi mapan dan memeliki latar pendidikan yang relatif tinggi, kebutuhan mereka akan identitas sosial-keagamaan berbeda dengan kelompok kelas menengah-bawah. Pemahaman dan intepretasi kelas-menegah terhadap konsep-konsep dasar keagamaan islam yang menjadi pegangan mereka juga berbeda. Boleh jadi kelas menengah lebih kosmopolit, dan melihat fungsi agama sebagai pendorong untuk melakukan amal kebajikan dalam ranah sosial, ekonomi dan politik yang lebih luas. Sementara itu, di kalangan kelompok masyarakat kelas menengah-bawah, keberislaman menjadi bagian dari upaya meningkatkan spirit dan ethos kerja guna memperbaiki taraf hidup. Bagi kelompok marjinal, Islam menjadi sarana perjuangan untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka sebagai warga negara yang telah diabaikan oleh negara. Karena itu, konsep “Model Dakwah Pencerahan Bebasis Komunitas” atau “Dakwah Komunitas” yang dikembangkan Muhammadiyah harus dimaknai sebagai bentuk dakwah yang fleksibel dan dinamis, yang tidak hanya menyampaikan pesanpesan keagamaan melainkan juga disertai aktivisme yang bersifat praksis. Terdapat beberapa hal pokok yang menjadi prinsip Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas, antara lain: 1. Kemampuan menerjemahkan pesan dan misi dakwah secara relevan yang membawa pencerahan dalam kehidupan komunitas yang menjadi sasaran dakwah; 2. Kemampuan memahami dan memetakan komunitas secara lengkap; 3. Kemampuan untuk mengorganisasi/memobilisasi; 4. Kemampuan beinteraksi dan berkomuniasi sesuai dengan karakteristik komunitas; 5. Kemampuan memetakan dan mengidentifikasi kebutuhan komunitas; 6. Kemampuan untuk membangkitkan solidaritas; dan 7. Kemampuan mengembangkan proses pecerahan yang
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
63
membebaskan, memberdayakan, dan memeajukan kehidupan yang bermakna sesuai dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang membawa kemajuan. C. Dakwah Bagi Komunitas Kelas Atas Dalam kehidupan masyarakat tidak terhindarkan adanya kelompok atas atau sering disebut “kelas atas”, yang bebeda kondisi dan pola kehidupannya dengan komunitas bawah atau kaum marjinal. Fungsi dakwah Muhammadiyah semestinya memperpendek jarak antar kelompok sosial dalam masyarajat tersebut. Karenanya dakwah bagi komunitas atas menjadi penting selain untuk memecahkan kesenjangan sosial antar kelompok, pada saat yang sama meniscayakan pencerahan bagi kehidupan di kalangan komunitas atas sehingga menjalani kehidupan dengan penuh makna dan manfaat selaku hamba dan khalifah Allah yang menjadi rahmatan lil-’alamin di muka bumi. Secara umum kelas atas dan elit memiliki beberapa ciri. 1. Kemapanan ekonomi dan profesi yang tinggi 2. Pendidikan dan tingkat intelektual yang tinggi 3. Kedudukan dan status sosial yang tinggi 4. Kemampuan menguasai akses ekonomi, politik, dan budaya. Dengan keempat karakteristik tersebut, kelompok atas ini sangat berpengaruh sebagai ruling class dan terhormat di masyarakat. Dari sudut perilaku sosial dan keagamaan kelas atas memiliki tiga karakteristik. 1. Tingkat kemandirian yang tinggi. Dengan kemandirian ini mereka cenderung tidak terikat atau tidak mau terikat dengan organisasi-organisasi. Kesibukan dan keterbatasan waktu membuat mereka memilih belajar agama secara privat, atau melalui media modern seperti televisi, buku, internet, dan lain-lain. 2. Pemikiran dan perilaku keagamaan yang kritis. Kelompok ini melek informasi dan berwawasan luas. Mereka cenderung inklusif dan tidak terikat dengan 64
PWM D.I. YOGYAKARTA
faham atau organisasi keagamaan tertentu, termasuk kecenderungan ini adalah ketertarikan kepada fahamfaham baru yang mampu memberikan solusi teologis, ritual dan spiritual yang tidak mampu diberikan oleh faham atau organisasi keagamaan yang mapan. Sebagian dari komunitas atas tergolong kelompok spiritualis dan skripturalis yang menjadikan agama sebagai jalan ruhani untuk memberikan ketenangan jiwa di tengah berbagai tekanan pekerjaan dan kehidupan. Di antara mereka cenderung beragama secara tekstualis yaitu memahami dan mengamalkan Al-Quran dan Sunnah secara sempit dan kaku. 3. Kebutuhan akan pengakuan status yang diekspresikan melalui berbagai perilaku sosial-keagamaan seperti kedermawanan, jabatan publik dan apresiasi nonmaterial. Karena faktor strategi, profesionalisme, perilaku keagamaan, dan pencitraan media atau opini publik, kelompok kelas atas tampaknya lebih banyak berafiliasi dengan organisasi atau faham keagamaan di luar Muhammadiyah. 4. Kebutuhan akan spiritualitas baru. Di antara komunitas atas mengalami “lost of soul” (kekeringan ruhani) akibat dari kemakmuran yang berlebih dan gaya hidup yang serba materi dan mekanik. Kelompok ini sebagian mengalami “spiritual laundring”, yakni melakukan hidup “zuhud” atau “dermawan” untuk menebus atau melakukan kamuflase atas “dosa” yang mereka lakukan, yang tidak jarang sikap keagamaanya cenderung ekstrim. Istilah “Komunitas Kelas Atas” merujuk kepada kelompok elit di masyarakat yang secara struktur sosial berada pada lapisan paling atas, meskipun memiliki profesi yang beragam. Mereka ini disebut kelas atas karena mereka berada di puncak dari masingmasing profesi: birokrasi, politik, ekonomi, sosial, budaya: para birokrat (sipil maupun militer), anggota dewan dan petinggi partai, pengusaha kakap, publik figur, dan para artis-selebritis.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
65
Meskipun berada pada segmen sosial yang beragam, kelompok atas atau “elite” ini memiliki beberapa kesamaan: 1. Secara ekonomi mereka ini mapan dan cenderung berlebih. Aset ekonomi yang mereka miliki telah memungkinkan mereka untuk secara konstan memperoleh penghasilan yang sangat besar tanpa harus bekerja. 2. Secara politik mereka cenderung pro status-quo, atau cenderung membenarkan kondisi yang ada, karena mereka adalah kelompok yang diuntungkan oleh sistem yang ada. 3. Secara sosial mereka adalah “elite” atau kelompok yang menjadi acuan dan contoh bagi kelompok yang dibawahnya, sehingga seringkali mereka membentengi diri dengan simbol-simbol sosial yang secara ekonomi bernilai mahal untuk meneguhkan status mereka (rumah dan mobil mewah, pakaian dan perhiasan bermerek mahal). Bagi mereka segala sesuatu cenderung bernilai “gengsi” ketimbang “fungsi”. 4. Secara budaya mereka adalah para selebritas yang banyak hidup dalam berbagai even yang bersifat publik, dan menjadi perhatian khalayak, baik yang on air melalui media maupun dalam acara-acara pertemuan off air. 5. Secara agama, kehidupan para elit ini juga cenderung rituslistik-simbolik karena mereka terjebak dalam lingakaran sosial elitis dan budaya selebritis: misalnya, umroh, majelis taklim yang meriah di tempat mewah dengan pemateri terkenal, acara menyantuni anak yatim yang diliput media atau terbuka disaksikan masyarakat, dan sebagainya. Dakwah bagi komunitas atas harus memadukan antara peneguhan dan pencerahan yang dikemas secara lebih baru atau tidak konvensional. Dakwah kepada komunitas ini harus lebih kreatif dan inovatif dengan kemasan dan gaya bahasa yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Pengajian-pengajian harus dikemas lebih menarik dengan diberi cover dan nama yang berkesan elitis 66
PWM D.I. YOGYAKARTA
dan diadakan di tempat-tempat yang sesuai dengan status sosial mereka. Hal ini tidak bemaksud Muhammadiyah mengajarkan untuk hidup mewah dan elitis, tetapi hanya sebagai sebuah pendekatan. Inovasi dan kreativitas dalam membuat kemasan sangat diperlukan dalam hal ini, sekalipun dari segi materi, pesan, dan substansi dakwah tentu tidak akan mengalami perobahan apa-apa, tetap mengacu kepada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan paham Muhammadiyah. Dalam mengembangkan dakwah komunitas bagi kelompok atas, Muhammadiyah perlu mengembangkan beberapa pendekatan: Pemanfaatan Dunia Maya. Memanfaatkan dunia maya sangat penting karena memiliki jangkauan yang sangat luas dan hampir tanpa batas. Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan media pembelajaran dari guru personal kepada guru impersonal, dari sifat komunal kepada individual. Pesanpesan dakwah melalui dunia maya sangat penting untuk menjawab tantangan informasi yang berlawanan arah dengan dakwah Muhammadiyah. Dalam pengembangan dakwah yang lebih bersifat personal, Muhammadiyah perlu memperbanyak “guru ngaji” yang mampu memberikan pelajaran, bimbingan dan pelayanan keagamaan tokoh-tokoh berpengaruh. Muhammadiyah perlu membangun dan memperkuat jejaring sosial dan kedekatan personal dengan kelompok kelas menengah sebagai proses dakwah top-down. Memperbanyak publikasi keagamaan melalui penerbitan buku, majalah, brosur, dan lain-lain. Muhammadiyah perlu memfasilitasi para ulama, intelektual, dan muballighnya agar mampu melakukan penetrasi dan kompetisi “pasar ideologi” melalui karya tulis yang berkualitas, populer, dan murah. Mengembangkan metode-metode dakwah yang lebih bervariasi termasuk di dalamnya pelayanan spiritual yang sesuai dengan Sunnah Nabi dengan kemasan yang
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
67
modern dan berkelas. Meningkatkan profesionalitas, akuntabilitas, dan branding lembaga filantrofi Muhammadiyah seperti Lazis, wakaf, dan keuangan mikro. Kinerja yang cepat, pelayanan yang penuh penghormatan, akuntabilitas penerimaan dan pemanfaatan serta komunikasi yang intens kepada dermawan melalui berbagai media modern sangat diperlukan. Mengembangkan pesan-pesan dakwah yang bersifat spiritual untuk menjawab tantangan krisis batiniyah akibat kehidupan modern yang serba rasional dan mekanistik. Tanpa harus terjebak pada praktek sufisme klasik dan tarekat konvensional yang bernuansa bid’ah dan takhayul, apa yang disebut dengan urban spiritualism perlu dipertimbangkan sebagai isi dari dakwah Muhammadiyah. Muhammadiyah perlu melatih dan mendidik para da'i termasuk mubaligh yang mampu berdakwah di kalangan menengah ke atas dengan mentalitas dan kemampuan yang cocok atau relevan dengan dunia kehidupan kelompok sosial ini, sehingga menjadi da'i dan mualigh pencerah. Karena itu, model dakwah untuk komunitas elit memerlukan pendekatan khusus dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas. 1. Pendekatan Fungsionalus Partisipatoris. Golongan kelas atas adalah kelompok sosial yang diuntungkan oleh status-quo, oleh karena itu pendekatan dakwah yang dilakukan harus bersifat fungsionalis, yaitu dengan mendorong perbaikan perilaku baik secara individual, dalam kehidupan keluarga, dalam kehidupan kelompok, maupun kehidupan sosial kemasyarakatan. Berhadapan dengan kelompok ini jangan sekali-sekali menggunakan pendekatan strukturalis, yaitu mengkritik dan mendorong perubahan sistem sosial yang ada karena mereka akan 68
PWM D.I. YOGYAKARTA
cenderung menolak. Kelompok atas ini juga memiliki gengsi kolektif yang sangat tinggi dan cenderung berkumpul sesama elit dan menghindari kelas yang lebih rendah, oleh karena itu da’i atau mubaligh yang akan dikirm juga harus memiliki karakter elite (penampilan, pendidikan, bahasa asing, dll) sehingga dapat diterima kelompok ini. 2. Program Kegiatan. Untuk program kegiatan dakwah dan tabligh yang dapat dilakukan untuk menjangkau kelompok elit juga harus mempertimbangkan gaya hidup dan sistem sosial budaya mereka. Selanjutnya, program kegaitan yang dirancang juga perlu beragam dengan mempertimbangkan aspek gender dan usia (laki – perempuan, tua-muda-remaja-anak). 3. Mimbar Artikulasi Diri: Para elit mempunyai kecenderungan untuk tampil dan menunjukkan keberadaan dirinya, oleh karena itu salah satu cara untuk mendekati mereka adalah dengan memberi kesempatan untuk tampil di forum-forum Muhammadiyah, baik ceramah, sambutan, peresmian, dan acara seremonial yang lain. Semua dilakukan secara wajar, tidak berlebihan, dan dengan pendekatan dakwah sesuai Kepribadian Muhammadiyah. Kelompok ini secara kontinyu diajak masuk ke dalam kegiatan Muhammadiyah diharapkan para elit tersebut akan merasa memiliki kedekatan dan identifikasi diri sebagai bagian dari warga Muhammadiyah. 4. Menampung ZIS: Kelompok elit memiliki kelebihan materi yang dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi ZIS. Namun yang perlu dicermati adalah kecendrungan simbolis dari para elit untuk tampil dan memperoleh pengakuan publik. Karena itu perlu dipertimbangkan untuk menyusun strategi membuatkan media di mana nama-nama para elit ini dicantumkan sebagai “muzakki kehormatan” LazisMu, misalnya. Pendekatan ini pun tetap harus berjalan normal sesuai Kepribadian Muhammadiyah.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
69
5. Lobby kerjasama: Ketika sudah memiliki akses dengan kelompok elit ini, dapat dikembangkan membangun relasi yang lebih baik dengan mendorong kerjasama program antara Persyarikatan dengan instansi atau perusahaan yang dimpimpin oleh mereka melalui pendekatan personal baik melalui yang bersangkutan atau keluarga dekat sebagai bagian dari cara dakwah. Hubungan kerjasama yang lebih manusiawi semacam ini dan tidak semata “menggali sumbangan” akan memberikan dua hal positif. Pertama, memberikan kesempatan untuk membangun kerjasama program yang bernilai “dakwah”; kedua, mereka akan lebih respek kepada Muhammadiyah karena memiliki kemandirian. 6. Paket Program AMM: Para elit muda termasuk sasaran dakwah yang potensial. Kelompok ini biasanya menyukai hal-hal yang sifatnya “trendi” sebagai ekspresi dari status sosial mereka. Karenanya perlu dirancang dakwah yang dapat mengisi ruang ini, misalnya kajian-kajian sejarah yang mengeksplorasi pemikiran ilmuwan dari zaman kejayaan Islam, dialog-dialog keislaman yang menarik, dan berbagai praksis dakwah yang lebih aktual bagi kaum muda kelas atas, dengan tetap tanpa kehilangan esensi Islam yang mencerahkan. 7. Privat Mengaji: Kegiatan ini terutama ditujukan kepada anak-anak dan remaja dari kalangan elit, yaitu dengan menyediakan kajian agama privat ke rumah-rumah/ perumahan elit. Karenanya perlu dipersiapkan paket dan materi yang sesuai denan karakter sosial dan budaya mereka. 8. Supply buku/bahan ajar: Sejalan dengan poin sebelumnya, perlu disusum materi-materi kajian keislaman Muhammadiyah yang khusus ditujukan untuk kelompok elit, yang sesuai dengan selera dan daya beli mereka. 9. Paket komunitas/wisata religi: Menyiasati kebiasaan para elit untuk melakukan acara dan pertemuan ritualistik70
PWM D.I. YOGYAKARTA
simbolik, Muhammadiyah perlu juga merancang forum-forum khusus untuk kelompok ini, baik berupa pertemuan maupun paket-paket wisaha religi yang dilengkapi dengan pelajaran Islam yang dapat dipahami. 10. Silaturrahmi nasab: Program ini sangat strategsi untuk mendekatkan kelompok elit di Indonesia dengan Muhammadiyah, yaitu dengan melakukan silaturrahmi nasab dengan menunjukkan bahwa banyak diantara para elit adalah keturunan pimpinan atau aktivis Muhammadiyah, atau alumni lembaga pendidikan di lingkungan Muhammadiyah. Tentu perlu dikembangkan informasi nasab dari para elite itu, sehingga tepat sasaran. D. Dakwah Bagi Komunitas Kelas Menengah Istilah “Kelas menengah” merujuk kepada kelompok yang sudah mapan dalam profesi dan kehidupan, biasanya ditandai dengan tingkat pendidikan dan pengahasilan yang lebih baik dari orang-tua mereka, namun belum masuk kelompok elit. Dalam kehidupam di masyarakat, kelompok ini biasanya diwakili oleh: Dosen, Guru, PNS, Wirausahawan, Profesioanl, dan Aktivis. Kelompok kelas menengah ini juga memiliki profesi yang beragam, namun sekaligus juga memiliki karakter kolektif yang serupa. 1. Secara ekonomi mereka ini mapan dan berkecukupan untuk memenuhi kebuthan hidup secara layak—-namun masih harus dengan bekerja. 2. Secara politik kelompok kelas menengah cenderung akomodatif terhadap sistem yang ada, karena mereka berada di tengah antara kelompok elit dan kelompok bawah. Kelas menengah biasanya akan lebih mudah berkeompromi dengan perubahan realitas politk, sebagai upaya untuk bertahan. 3. Secara sosial kelas menengah bersifat dinamis, dalam arti mereka memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi bagian kelompok elit atau terperosok jatuh menjadi bagian dari kelompok bawah. TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
71
4. Secara budaya mereka bersifat populer yaitu mencoba meniru perilaku kelompok elit, namun menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi mereka. 5. Secara agama kelempok kelas menengah cenderung reformis dalam arti mereka akan sangat mendukung perubahan perbaikan-perbaikan baik pada level perilaku individu maupun sosial, dan jug terhadap sistem politik ekonomi yang ada, karena reformisme sebenarnya mencerminkan karakter dinamis kelas sosial menengah. Muhammadiyah dalam melaksanakan dakwah bagi komunitas menengah perlu mengembangkan model sebagai berikut: 1. Pendekatan Interaksionis. Golongan kelas menengah memiliki karakter dinamis, oleh karena itu sifat ini harus ditonjolkan dalam pendekatan dakwah kepada kelompok ini. Dalam orientasi dakwahnya, perlu dibuat porsi yang seimbang antara upaya memperbaiki perilaku dengan upaya mengkritik memperbaiki sistem kehidupan yang ada. 2. Program Kegiatan. Untuk program kegiatan dakwah dan tabligh yang dapat dilakukan untuk menjangkau kelompok menengah harus mempertimbangkan gaya hidup dan sistem sosial budaya mereka. Selanjutnya, program kegaitan yang dirancang juga perlu beragam dengan mempertimbangkan aspek gender dan usia (laki – perempuan, tua-muda-remaja-anak). 3. Memberi Ruang Aktualisasi Diri: Kelompok menengah adalah kelompok yang hidupnya diwarnai oleh perjuangan dan pertarungan. Dan mereka biasnaya sangt menikmati dan cukup bangga dengan prestasi personal mereka— bukan membanggakan leluhur. Karena itu kelompok ini perlu didekati untuk dijak berjuang dan bertarung bersama dakwah Muhammadiyah, untuk kebaikan diri dan masyarakat. Dengan secara kontinyu diberi kesempatan terlibat dalam kepemimpinan dan kegiatan Muhammadiyah maka kelompok kelas menengah akan 72
PWM D.I. YOGYAKARTA
merasa punya kedekatan dan identifikasi diri sebagai bagian dari warga Muhammadiyah. 4. Menampung ZIS: Meskipun tidak sebesar kelompok elit, kelas menengah juga memiliki kelebihan materi yang potensial dapat dimanfaatkan bagi dakwah. Namun yang perlu dicermati adalah bagaimana memberikan pemahaman atau sosialisasi yang dapat mebuat mereka merasa ikut terlibat dan berkontribusui dalam berjuang dan bertarung (dilakukan dramatisasi) mencapai tujuan Muhammadiyah. Perlu menyusun strategi dakwah khusus kelas menengah. 5. Paket Program AMM: Kelompok kelas menengah menyukai tantangan dan menikmati prestasi, karena itu perlu dirancang paket-paket dakwah yang bersifat eksploratif menantang, seperti paket tabligh ke wilayah terpencil, atau pemberdayaan kelompok marginal. Paket program ini harus berdurasi pendek, harus dihentikan sebelum mereka mulai jenuh, untuk nantinya disambung lagi ketika semangat mereka sudah pulih kembali. 6. Privat Mengaji: Kegiatan ini terutama ditujukan kepada anak-anak dan remaja dari kalangan kelompok menengah, yaitu dengan menyediakan kajian agama privat ke rumahrumah/perumahan. Tentu saja perlu dipersiapkan paket dan materi yang sesuai denan karakter sosial dan budaya merek sebagaimana dijelaskan di atas. 7. Supply buku/bahan ajar: Sejalan dengan poin sebelumnya, perlu juga disusum materi-materi kajian keislaman Muhammadiyah yang khusus ditujukan untuk kelompok menengah, yang sesuia dengan selera dan daya beli mereka. 8. Paket komunitas/wisata religi: Kelas memengah punya kecendurngan meniru kelas elit namun disesuaikan dengan isi kantong mereka. Muhammadiyah perlu juga merancang forum-forum “ala elit” untuk kelompok ini, baik berupa pertemuan maupun paket-paket wisaha religi yang dilengkapi dengan pelajaran Islam yang dapat
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
73
dipahami. 9. Silaturrahmi nasab: Program ini sangat strategsi untuk mendekatkan kelompok kelas menengah di Indonesia dengan Muhammadiyah, yaitu dengan melakukan silaturrahmi nasab dengan menunjukkan bahwa banyak diantara mereka adalah keturunan pimpinan atau aktivis Muhammadiyah, atau alumni lembaga pendidikan di lingkungan Muhammadiyah. Tentu perlu dikembangkan riset nasab yang tidak harus ilmiah akademik namun tetap dapat dipertanggungjawabkan, sebagaimana yang banyak dilakukan di situs-situs luar di negeri, untuk melacak hubungan kita yang hidup di masa sekarang dengan tokoh-tokoh di masa lalu. E. Dakwah Bagi Komunitas Kelas Bawah Kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah (lower middle-class) sebagai subjek dakwah memiliki krakteristik yang berbeda dibanding dengan kelompok kelas menengah (middleclass) maupun menengah ke atas (upper-middle class atau elites). Kelompok kelas bawah dapat diartikan sebagai kelompok yang masih memiliki pekerjaan atau sumber penghasilan yang rutin namun karena minimnya penghasilan yang mereka dapatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, maka mereka secara ekonomi rentan. Artinya, setiap saat kelompok ini bisa jatuh dalam kemiskinan. Masyarakat yang termasuk dalam kategori kelompok bawah ini antara lain buruh, buruh tani, nelayan, pedagang kecil, pengrajin dan juga pegawai rendahan. Di dalam Islam, kelompok inilah yang juga bisa dikategorikan sebagai kelompok miskin, yaitu mereka yang penghasilan dari pekerjaannya hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan apalagi tersier. Oleh karena itu, akses mereka terhadap pendidikan terbatas dan karena itu kesempatan untuk mengembangkan diri juga menjadi lebih sempit secara sosiologis maupun politis. Meskipun tidak bisa di generalisasi, terdapat beberapa karakteristik umum dari kelompok bawah ini, baik dilihat 74
PWM D.I. YOGYAKARTA
dari sikap keagamaan maupun perilaku sosial-budaya, serta kecenderungan politik. Sikap keberagamaan yang bersifat mistikal dan dalam konteks tertentu cenderung sinkretik. Meski demikian sikap komunalitas dan ikatan sosial sesama anggota kelompok dalam masyarakat bawah cukup kuat dibanding kalangan kelas menengah. Namun demikian, kemampun melakukan penggalangan solidaritas di kalangan mereka tidak mudah dilakukan oleh sesama anggota karena ada keterbatasan kemampuan dalam mengorganisasikan diri. Selain itu, secara politik perilaku kelompok kelas bawah lebih bersifat pragmatis daripada ideologis ataupun idealis. Kencenderungan pragmatis ini dapat dimafhumi karena mereka termausk orang-orang yang merasa tidak merasa diuntungkan secara langsung oleh pelbagai perubahan cuaca politik di sekitarnya. Muhammadiyah dalam melaksanakan dakwah bagi komunitas bawah dapat mengembangkan dengan model dakwah sebagai berikut: 1. Strategi populis dan praktis. Pendekatan populis yang dimaksudkan adalah dakwah Islam yang merakyat dengan materi-materi yang mudah dipahami dan bersifat memotivasi. Sedangkan pendekatan praktis adalah dakwah Islam yang sifat materi dakwahnya sesuai dengan kebutuhan dan problematika kehidupan sehari-hari yang mereka hadapi. Konsep dakwah yang populis-praktis untuk masyarakat kalangan bawah dapat diterapkan dalam pelbagai bentuk kegiatan. 2. Program kegiatan. Mengembangkan kegiatan Tabligh bi lisan atau kegiatan ceramah, suatu kegiatan yang paling umum dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami kalangan awam. Materi-materi dakwah untuk kalangan masyarakat bawah disusun sesuai dengan kapasitas pengetahuan dan tingkat pendidikan mereka yang sangat mungkin lebih menyukai hal-hal yang sederhana dan mudah dicerna atau dipahami. 3. Dakwah sosial adalah kegiatan dakwah dalam bentuk kegiatan-kegiatan sosial keagamaan yang tidak hanya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
75
berupaya memperkuat pemahaman keagamaan masyarakat terkait dengan hal-hal ibadah mahdlah, melainkan juga kegiatan yang memberikan ruang bagi mereka untuk memperkuat kohesi sosialnya, mengembangkan diri dan kepercayaan diri, meningkatkan optimisme, serta kegiatan keagamaan yang dirasakan dampak sosial dan ekonominya secara lebih nyata. 4. Salah satu bentuk kegiatan sosial untuk masyarakat bawah adalah pendistribusian dana-dana ZIS secara tepat sasaran, Islam tidak hanya dilihat secara idealis, melainkan juga praksis-fungsional. Untuk itu, lembaga ZIS (Lazismu), AUM di bidang sosial dan kesehatan serta majelis yang ada dalam Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mendukung dakwah sosial ini, antar lain melalui kegiatan pemberian santunan, beasiswa, pendampingan dan advokasi. 5. Dakwah pendidikan adalah dakwah yang bersifat edukatif untuk mengembangkan pengetahuan atau tingkat literasi masyarakat. Di kalangan masyarakat bawah, diperlukan bentuk dakwah edukatif yang memberikan kesempatan kepada meningkatkan wawasan, misalnya dengan membuka taman bacaan atau taman pustaka yang dapat memfasilitasi anak-anak, remaja dan bahkan orang-orang dewasa untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan mereka, baik di bidang keagamaan, sosial, kesehatan dan sebagainya. Kerjasama antara Majelis Dikdasmen, Majelis Dikti dan Majelis Pustaka menjadi penting untuk mendukung dakwah pendidikan ini. 6. Dakwah ekonomi adalah dakwah yang berorientasi melakukan pendampingan di bidang ekonomi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin atau kelompok bawah. Dakwah ekonomi ini dapat mewujud dalam bentuk pelatihan-pelatihan, pendampingan kegiatan ekonomi, dan pengembangan teknologi tepat guna. Kegiatan dakwah ekonomi ini dapat menjadi bagian utama dari Majelis Ekonomi, Wakaf, dan Lazismu. 76
PWM D.I. YOGYAKARTA
F. Dakwah Bagi Kalangan Kelompok Marjinal Masyarakat marjinal adalah istilah yang sering digunakan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang secara sosial, ekonomi dan politik “terpinggirkan”. Artinya, kelompok-kelompok tersebut dianggap tidak mendapatkan tempat yang selayaknya dalam kehidupan bermasyarakat. Pada hakekatnya, kaum marjinal adalah masyarakat yang terpinggirkan dari kebijakan-kebijakan pembangunan. Kelompok masyarakat ini seringkali menjadi korban kebijakan negara yang tidak berpihak pada mereka baik secara kultural maupun struktural, yang tersebar di pedesaan maupun perkotaan. Ketidakberpihakan negara dan pembangunan tersebut semakin memperlemah posisi kelompok ini sehingga berdampak pada ketertinggalan pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik secara luas. Kelompok ini tidak mendapatkan hak-haknya sebagaimana warga negara yang lain dalam mengakses, mendapatkan manfaat, dan terlibat dalam pembanguan yang menguntungkan mereka. Masyarakat marjinal sering disebut sebagai masyarakat periferal (periferal society), yaitu kelompok masyarakat yang terpinggirkan dalam proses akumulasi modal, akses, dan segala fasilitas kemajuan peradaban hidup manusia modern. Selain itu, kelompok marjinal mengalami diskriminasi, eksploitasi, dan pengasingan dalam berbagai aspek kehidupan baik secara sosial, ekonomi, politik, dan aspek lainnya. Dengan demikian, kelompok marjinal tidak identik dengan kelompok miskin, karena sebagian yang terpinggirkan ada yang tidak miskin atau tidak mau disebut miskin utamanya miskin secara ekonomi. Namun masyarakat marjinal adalah kelompok yang termarjinalkan akibat dari berbagai kebijakan yang tidak memihaknya maupun karena sebab-sebab yang lain. Masyarakat marjinal sebetulnya mengalami deprivation trap, yaitu perangkap kemiskinan yang terdiri dari lima unsur yaitu kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, keterasingan atau isolasi, kerentanan, dan ketidakberdayaan. Kelima unsur ini sering saling berkaitan sehingga merupakan perangkap kemiskinan yang benar-benar mematikan peluang hidup orang, dan akhirTANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
77
akhirnya menimbulkan proses marjinalisasi. Mereka termasuk kelompok masyarakat miskin dalam berbagai aspeknya, sehingga masuk dalam kategori dhu’afa’ dan mustadh’afin, yakni lemah dan dilemahkan atau tertindas oleh sistem yang memarjinalkan dirinya. Ketika kesenajangan sosial-ekomomi makin melebar akibat kesalahan kebijakan pembangunan maupun faktor lainnya, maka kaum marjinal makin meluas. Penduduk terbesar memperoleh hasil pembangunan yang sedikit, sementara sebagian kecil penduduk yang menguasai akses sosial ekonomi dan politik yang tinggi menguasai bagian terbesar hasil pembangunan. Masyarakat marjinal secara ekonomi tergolong masyarakat miskin atau tingkat kesejahteraannya rendah. Masyarakat yang terpinggirkan dari proses pembangunan, seperti kelompok migran yang datang ke kota untuk mengais kehidupan, pada umumnya tidak memiliki ketrampilan (unskilled labour). Sebagian besar mereka bekerja pada sektor informal atau berprofesi sebagai buruh, seperti pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung, anak jalanan, buruh termasuk buruh perempuan, kelompok masyarakat yang tergusur oleh pembangunan, PSK (Pekerja Seks Komersial), pengemis, gelandangan, dan lain sebagainya. Selain itu, kelompok marjinal yang hidup di pedesaan dan pesisir, mereka adalah para petani kecil dan buruh tani, nelayan, dan bahkan masyarakat yang tidak punya alternatif untuk bekerja atau pengangguran. Kelompok marjinal lainnya adalah buruh migran, mereka yang mengadu nasib ke luar negeri sebagai TKI dan TKW yang jumlahnya sangat besar dengan permasalah yang kompleks. Kelompok marjinal ini telah keluar atau dikeluarkan dari sistem kehidupan bermasyarakat yang normal. Dalam masyarakat Indonesia saat ini terdapat beberapa kelompok marjinal, seperti orang-orang miskin, gelandangan, pengemis, anak jalanan, buruh, korban penjualan manusia (human traficking), pengidap HIV & AIDS, pecandu narkoba, penghuni penjara, dan pekerja seks komersial. Di bidang ekonomi, kelompok marjinal tidak mendapatkan pekerjaan seperti halnya masyarakat biasa mencari nafkah. Bila kelompok “masyarakat bawah” masih dapat bekerja di sektor-sektor informal, maka kelompok marjinal banyak yang 78
PWM D.I. YOGYAKARTA
hidup berdasarkan “belas kasihan” orang, seperti pengemis, gelandangan dan anak-anak jalanan. Mereka termasuk dalam kategori masyrakat yang “terlantar” dan “terpinggirkan” dari lingkungan sosial masyarakat umum. Jenis kelompok lainnya yang bisa dimasukan dalam kelompok marjinal antara lain pemulung dan Pekerja Seks Komersial. Para pemulung menggantungkan hidup mereka dari sampah atau barang-barang yang telah dibuang oleh oleh masyarakat. Oleh karena itu, mereka sering dilihat sebagai orang yang mengambil nafkah dari tempat-tempat “kotor” atau sisa-sisa buangan masyarakat. Sementara itu, PSK menggantungkan hidupnya dari melayani lelaki hidung belang dan di masyrakat PSK sebagai sebuah entitas juga sering dianggap sebagai penyakit masyarakat. Kelompok marjinal mengalami kemiskinan, tidak memiliki alternatif pekerjaan, dan hidup penuh dengan ketidakpastian. Masyarakat marjinal tersebut teralienasi dari pembangaunan, sehingga mereka mengalami akumulasi kemiskinan baik miskin secara ekonomi maupun miskin secara sosial, bahkan dikhawatirkan dapat mengalami kondisi miskin iman. Kondisi kemiskinan dan permasalahan yang melingkupi masyarakat marjinal dapat menjadi pintu bagi masuknya kelompok-kelompok misi agama lain yang mengarah pada pemurtadan, yang menggunakan pendekatan kultural dan ekonomi yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat miskin. Kelompok perempuan sering juga disebut sebagai kelompok marjinal, karena sebagian besar perempuan berada pada kondisi yang terpinggirkan karena tidak dapat mengakses dan mendapatkan manfaat dari kebijakan-kebijakan pembangunan, mereka juga sering dilemahkan secara kultural dan struktural. Akibat dari kondisi dan konstruksi pelemahan, maka perempuan sering menjadi korban berbagi bentuk kekerasan dan diskriminasi, sehingga membuat kelompok atau komunitas perempuan menjadi komumitas marjinal atau termarjinalisai dalam masyarakat. Komunitas ini menyebar di kelompok atas, menengah, dan bawah tetapi semuanya mengalami marjinalisasi atau peminggiran sehingga sisebut komunitas marjinal.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
79
Kelompok pinggiran harus dilihat sebagai korban dari sistem sosial dan ekonomi yang timpang, sehingga mereka mengalami kehidupan yang dipandang tidak normal menurut pandangan umum. Oleh karena itu, untuk memanusiakan dan “memasyarakatkan” kembali kelompok marjinal, mereka harus dipahami dari berbagai sudut pandang, baik dari sisi ekonomi, sosial-budaya, maupun agama. Pada umumnya secara ekonomi kelompok marjinal adalah kelompok yang miskin dan sebagian dari mereka dapat bahkan di bawah garis kemiskinan, meskipun untuk komunitas marjinal tertentu tergolong menengah ke atas. Secara politik biasanya bersikap apatis, dan secara sosialbudaya, mereka memliki kecenderungan anti-sistem dan biasanya kelompok ini tidak mempercayai sistem sosial yang menjadi bagian dari kelompok masyarakat lainnya, khususnya kelompok menengah dan atas. Dalam konteks tertentu, mereka menjadi rentan dan rawan akan kejahatan atau perlakuan tidak adil, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Perilaku keagamaannya sangat mungkin lebih menekankan pada prinsip humanistik, dan tidak lekat dengan konsep ritual. Berdasarkan pada karakteristik dari kelompok marjinal tersebut, maka diperlukan pengembangan model dakwah bagi komunitas marjinal sebagai berikut: 1. Bagi komunitas marjinal diperlukan pendekatan dakwah yang lebih bersifat humanistik dan menekankan pada keterlibatan organisasi dakwah dalam memperbaiki pola kehidupan sosial dan ekonomi mereka. 2. Tabligh bil-hal atau kegiatan keagamaan yang praktis dan menekankan keterlibatan mereka dalam aktivias sosial ekonomi adalah pendekatan yang paling mungkin untuk dilakukan. Sikap anti sosial dan apatis yang mungkin menjadi karakter mereka dapat didekati dengan ruang yang bisa memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengubah persepsi tentang kehidupan dan membangun harapan. Penyediaan “rumah-rumah singgah” dan “sanggar bermain dan belajar” untuk anak-anak jalanan adalah bentuk dakwah bil hal yang relevan dengan 80
PWM D.I. YOGYAKARTA
kelompok marjinal, khususnya anak-anak dan remaja. 3. Dakwah sosial untuk kelompok marjinal dapat dilakukan dengan menjadikan mereka sebagai bagian dari program-program sosial lembaga keagamaan, seperti dalam pendsitribusian ZIS, santunan untuk keluarga dari kelompok marjinal dan beasiswa khusus anak-anak jalanan atau anggota keluarga dari kelompok marjinal. 4. Dakwah sosial ekonomi untuk kelompok marjinal bisa diwujudkan dalam bentuk kegiatan pendidikan keterampilan untuk remaja dan orang-orang dewasa. Untuk itu, gerakan dakwah Muhammadiyah perlu melibatkan lembaga-lembaga yang secara spesifik menggeluti program peningkatan keterampilan kerja. Sebab, tidak mudah mengubah cara pandang kelompok yang sudah anti sosial untuk memasuki kembali kepada sistem sosial kehidupan masyarakat yang lebih kondusif bagi kelompok marjinal untuk mengembangkan diri. 5. Dakwah dalam bentuk advokasi adalah bentuk yang paling penting untuk dilakukan bagi kelompok marjinal. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kelompok marjinal adalah kelompok yang dipinggirkan oleh sistem. Oleh karena itu, dakwah advokasi dilakukan untuk memperbaiki sistem yang ada, khususnya dalam menggugah perhatian pemerintah dan membangun kesadaran di kalangan kelompok marjinal akan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. G. Dakwah Bagi Komunitas Virtual Perkembangan teknologi telah memungkinkan masyarakat untuk melaksanakan berbagai aktivitas kegiatan hidup secara lebih mudah, cepat dan produktif. Salah satu jenis komunikasi yang memiliki perkembangan sangat pesat adalah teknologi komunikasi dan informasi. Keberadaan sistem internet dengan berbagai perangkat (gadget) yang terus berkembang untuk mengaksesnya tidak lagi hanya sekedar sebagai alat untuk komunikasi, melainkan telah menciptakan moda interaksi baru, dan lebih jauh lagi TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
81
menciptakan realitas sosial baru. Perkembangan relasi sosial melalui teknologi komunikasi dan informasi yang demikian pesat itu dikenal sebagai realitas dunia maya (virtual reality) di mana orang tidak hanya sekadar menggunakan perangkat komunikasi dan sistem internet untuk berkomunikasi, melainkan dapat menciptakan identitas diri yang baru yang agak berbeda atau sangat berbeda dengan identias dunia sosial nyata yang selama ini hidup dalam masyarakat. Dengan identitas-identitas inilah para pengguna dunia maya saling berinteraksi, sehingga sebenarnya dalam media sosial seperti blog, facebook, twitter, whatsapp, dan sejenisnya yang berinteraksi bukanlah realitas nyata dari seseorang melainkan realitas virtual yang diciptakan sesuai dengan format media yang ada. Kelompok yang berinteraksi melalui media sosial baru tersebut disebut sebagai komunitas virtual (virtual community), yang kini hadir menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Dalam perkembangannya, media sosial yang pada awalnya merupakan bagian pelengkap dari kehidupan nyata masyarakat, semakin hari menempati porsi yang semakin besar sehingga semakin banyak anggota masyarakat terutama generasi muda yang aktivitas dan komunitas hidupnya lebih banyak berada di dunia maya daripada di dunia nyata. Menurut data yang dirilis oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet di Indonesia, diperkirakan pengguna intenet di Indonesia mencapai jumlah 77 juta pada tahun 2013, meningkat lagi menjadi 107 juta di tahun 2014, dan dipekirakan pada akhir 2015 sudah akan mencapai 139 juta orang, atau sekitar separoh dari seluruh jumlah warga negara Indonesia. Dari perspektif dakwah, kehidupan dunia maya secara umum dan media sosial secara khusus merupakan realitas baru yang belum banyak digarap oleh Muhammadiyah. Padahal segmen ini merupakan wilayah yang bukan hanya sangat potensial karena telah memiliki komunitas yang banyak anggotanya, melainkan juga strategis karena ke depan kehidupan masyarakat akan semakin tergantung kepada teknologi informasi dan komunitas dunia maya. Muhammadiyah memang sudah banyak menggunakan teknologi modern, termasuk media sosial (situs web, facebook, 82
PWM D.I. YOGYAKARTA
WhatsApp group, dan lain-lain), untuk melakukan komunikasi dan menyampaikan informasi dakwah, namun intensitas dan kapasitasnya masih terbilang rendah dibandingkan dengan komunitas yang harus dijangkau. Dalam hal ini Muhammadiyah masih tertinggal beberapa langkah dari sejumlah organisasi dakwah lain yang sangat aktif berkomunikasi dan berinteraksi dengan publik yang menggunakan media sosial. Muhammadiyah perlu semakin terlibat proaktif dan sistematis dalam melakukan dakwah pada komunitas media sosial dengan tiga tujuan pokok. Pertama, sebagai media komunikasi, yaitu untuk mempertahankan hubungan dan penyampaian pesan dakwah kepada umat dan warga persyarikatan yang semakin hari semakin banyak memanfaatkan media sosial. Kedua, sebagai upaya memberikan warna dakwah ke dalam interksi media sosial yang cenderung lebih banyak berisi aktivitas untuk mengisi waktu luang (trivial activites) dan beresiko membawa dampak sosial seperti pertengkaran, penipuan, perselingkuhan, hingga perkelahian dan pembunuhan. Ketiga, terlibat dalam eksperimentasi penemuan dan penciptaan komunitas dunia maya alternatif yang lebih bertanggungajwab, bermoral dan Islami sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah menuju tewujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Komunitas virtual itu heterogen, mereka bergabung dalam “jamaah” Facebookers, Tweeters, Bloggers, Monitor (Pendengar Radio), Online News, Sineas, dan lain-lain. Kondisi ekonomi kelompok ini sangat variatif dari yang berpenghasilan rendah, sedang, sampai tinggi. Orientasi plitiknya dinamis; bahkan menjadi kekuatan baru dalam dunia perpolitikan seperti dalam Pemilihan Presiden dan berbagai kepentingan politik lainnya. Komunitas ini secara budaya segmental; artinya terpolarisasasi dalam beragam orientasi kolektif, pola relasi, dan sistem pengetahuan yang majemuk serta gampang sekali berubah. Orientasi sosial mereka eksklusif, yang cenderung berada dalam “dunia” sendiri, tidak jarang memiliki sikap fanatik sosial tertentu. Sedangkan dalam hal orientasi keagamaannya heterogen, baik yang berafiliasi pada agama tertentu, lebih cair lagi di antara mereka tidak sedikit yang
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
83
mengedapankan orientasi spiritual yang bersifat “lintas” yang jika dibiarkan lepas akan cenderung “anti-agama” atau “spiritualitas tanpa agama”. Dalam rangka melaksanakan dakwah komunitas virtual diperlukan pendekatan yang menggunakan model sebagai berikut: 1. Metode Partisipatoris untuk mendorong perubahan perilaku, artinya kelompok ini karena berada dalam ruang sosial yang cair maka diperlukan model dakwah yang menekankan pada perubahan orientasi pengetahuan, sikap, dan tindakan sesuai dengan pesan dakwah Islam yang tentu saja bermuatan pencerahan. Mereka dapat disasar sesuai dengan pengelompokan jenis kelamin, usia, minat, kepentingan, identitas kelompok, dan lainlain. 2. Media kegiatan dakwah bagi konuitas virtual ialah melalui Tabligh bil-Qalam yaitu dengan mengembangkan media Literasi dan pemanfaatan media sosial yang bersifat tertulis dengan berbagai pesan yang mencerahkan. 3. Menampung dan distribusi ZIS, banyak contoh yang dikembangkan bahwa media virtual dapat dijadikan sarana cukup efektif untuk memobilisasi dana ZIS maupun lainnya yang dikenal sebagai “ZIS Online”, sekaligus menjadi media pendistribusinanya. Kini kegiatan “bisnis online” bahkan berkembang dan menjadi tren baru di dunia sosial media. 4. Model kegiatan lainnya ialah pembentukan kelompok (relawan online) sebagai model pembentukan “jamaah” melalui sosial media. Selain itu dikembangkan “Sharing informasi” dengan komunitas virtual dengan materi dan isu-isu keislaman yang menarik dan sesuai kebutuhan serta alam pikiran mereka. Di samping itu dapat dikembangkan model Tutorial yang berisi berbagai paket pelajaran Islam dan Kemuhammadiyahan yang lebih “inklusif”, termasuk paket tutorial “Islam untuk pemula”. Program lainnya ialah “Produksi media/program” dan “Muhammadiyah Online store” yang juga dikemas 84
PWM D.I. YOGYAKARTA
dengan apik dan menarik sebagaimana tren dunia vertual untuk berbagai segmen sasaran dakwah. Muhammadiyah dalam rangka mengembangkan model dakwah bagi komunitas virtual sebagamana dikemukakan di atas perlu melakukan pengorganisasian sebagai berikut: Sosialisasi kepada semua jajaran pimpinan dan aktivis tentang dakwah di dunia maya dan media sosial. Muhammadiyah perlu mendorong warganya, dari semua kalangan usia tua dan muda maupun laki-laki dan perempuan, sebagai kelompok yang faham (literate) dengan dunia maya dan bagaimana melakukan dakwah di media sosial. Mendorong seluruh jajaran pimpinan dan amal usaha Muhammadiyah untuk memiliki akun media sosial dan terlibat aktif dalam berkomunikasi dalam komunitas dunia maya sebagai bentuk baru dunia dakwah. Melakukan duplikasi materi-materi dan forum-forum dakwah di lingkungan Muhammadiyah yang selama ini hanya ada pada tataran nyata (buku bacaan, majalah, ceramah, diskusi) ke dalam dunia maya melalui mediamedia sosial untuk meluaskan jangkauan audiensnya. Membentuk dan melatih kelompok-kelompok aktivis dan relawan persyarikatan yang aktif berdakwah di dunia maya dan media sosial, baik secara kgnitif dalam menyampaikan informasi dan argumen dakwah, maupun secara interaktif dengan membuat model komunikasi dan interaksi di media sosial dan di dunia maya secara umum yang sesuai dengan norma ajaran Islam dalam Muhammadiyah. H. Dakwah Bagi Komunitas Khusus Komunitas dalam makna khusus merujuk pada kelompokkelompok sosial tertetnu yang memiliki kesamaan minat, kepentingan, dan identitas yang unik. Kelompok sosial tersebut terdapat di berbagai lingkungan masyarakat dari kelas bawah TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
85
sampai menengah ke atas, baik dalam identitas yang mengandung pandangan positif maupun yang memperoleh stigma atau anggapan negatif tertentu dalam masyarakat. Sejumlah komunitas khusus yang memiliki ciri dan minat keagaamaan seperti kelompok-kelompok pengajian (beragam majelis taklim), komunitaa tasawuf, mujahadah, istighasah, dan berbagai jamaah sejenis dalam beragam kecenderungan paham dan aliran yang memerlukan dakwah Muhammadiyah. Komunitas sosial lain yang elitis seperti Sosialita (kelompok kelas atas yang memiliki gaya hidup ekslusif), penggemar Moge (Motor Gede), dan berbagai komunitas yang berkembang di lingkungan kelas menengah ke atas. Kelompok ini secara sosial ekonomi mapan, bahkan sebagian berlebih, namun memerlukan aktualisasi diri dan penyaluran waktu senggang untuk mencari atau menemukan “dunia lain” yang dapat memberi mereka rasa nyaman, puas, dan gembira. Kelompok ini memerlukan dakwah spiritualitas dan pencerahan pikiran yang memberikan “kanopi suci” atau semacam oase bagi atas “kegersangan ruhani”. Sebagian komunitas ini mungkin mengalami “the lost of soul” atau kekeringan jiwa sehingga membutuhkan siraman keagamaan yang menyejukkan, mendamaikan, menenteramkan, dan menyelamatkan. Komunitas lainnya yang kehadirannya agak meresahkan antara lain “gang motor” yang pelakunya dari berbagai lapisan, yang juga memerlukan dakwah bagi komunitas ini agar mereka mengisi waktu luang dengan hal-hal positif. Demikian pula komunitas sejenis tetapi dengan konotasi positif seperti “Penggemar Sepeda” dan berbagai komunitas minat sejenis yang banyak melibatkan anak-anak remaja di kota-kota besar. Kelompok ini juga memerlukan pendampingan dakwah agar bekreasi dan berekreasi secara positif. Komunitas khusus dalam masyarakat tersebut memiliki karakteristik yang beragam dan khas. Secara ekonomi terbilang variatif. Bagi kelompok yang memiliki kesamaan minat atau hobi umumnya mereka berangkat dari kelompok yang mapan secara ekonomi hingga memerlukan ruang aktualisasi lebih yang 86
PWM D.I. YOGYAKARTA
dituangkan dalam wujud kecenderungan menggeluti sesuatu yang unik dan khas seperti para otomotif club, hijabers, genk moge, dan sejenisnya. Meski di antara komunitas tersebut pada awalnya memiliki kondisi ekonomi pas-pasan namun setelah menggeluti hobi tertentu justeru menjadi ahli atau memiliki kecakapan hingga bisa membuatnya tercukupi secara ekonomi seperti para traveler, bookers, dan novelis. Secara politik kelompok ini cenderung bersikap dinamis dalam pengertian tidak terlalu mengasosiasikan diri dalam kelompok politik tertentu namun memiliki sikap kritis terhadap kebijakan politik khususnya menyangkut kepentingan mereka. Karena kelompok ini tergolong variatif maka secara budaya mereka tersegmentasi sesuai dengan kecenderungan, selera, minat dan kepentingan masing-masing. Hal ini pula yang membuat kelompok ini secara sosial bersifat eksklusif karena relasi sosialnya cenderung terbatas pada orang-orang yang memiliki kesamaan minat, kepentingan dan identitas. Sedangkan dalam sikap keberagamaan juga bervariasi, tetapi memiliki kecenderungan umum beragama secara “minimalis” dan nonritual yang berbeda dengan kelompok santri. Apapun karakteristik komunitas khusus ini, dalam kenyataannya merupakan kelompok sosial yang faktual atau manifes tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, yang diperkirakan akan semakin luas. Komunitas dalam makna khusus merujuk pada kelompok-kelompok sosial tertentu yang memiliki kesamaan kepentingan, minat, dan identitas yang unik. Kondisi ini sebenarnya membuka peluang bagi Muhammadiyah untuk masuk pada ruang sosial komunitas ini yang jika mampu melakukannya akan lebih efektif untuk kepentingan dakwah. Berikut ini beberapa model komunitas khusus yang berkembang di masyarakat yang secara minimal dapat diberi warna (shibghah) oleh dakwah Muhammadiyah yang bersifat pencerahan. 1. Model Dakwah Khusus pada Komunitas Hobi Komunitas hobi merupakan kelompok sosial khusus yang berkumpul secara intensif dan disatukan dalam ikatan kesamaan minat tertentu yang spesifik. Komunitas hobi yang TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
87
kini berkembang antara lain: hijabers, bikers (genk motor, sepeda), otomotive clubs, bookers, pecinta alam, travelers dan lain sebagainya. Angota komunitas hobi ini memiliki relasi sosial yang lekat satu sama lain, yang disatukan oleh kegemaran sosial tertentu sesuai minat dan kesenangannya. Hobi bagi kelompok ini berkembang menjadi identitas diri dan kelompok, yang tidak jarang tampil ekslusif di mata kelompok sosial lain dalam masyarakat. Program dakwah yang dapat dilakukan terhadap komunitas ini di antaranya: Tabligh bil lisan yakni memberikan ceramah yang aktual-kontekstual, tabligh online, khusus bagi komunitas hobi yang tergolong mapan bisa dijaring untuk menjadi muzaki ZIS (zakat, infak dan sedekah) untuk kemudian didistribusikan oleh Muhammadiyah bersama komunitas bersangkutan kepada yang berhak. Karena umumnya orangorang yang berada dalam komunitas ini berangkat dari sebuah kesadaran bersama, maka pendekatan dakwah yang bisa dilakukan oleh Muhammadiyah adalah model partisipatoris yakni mendorong komunitas untuk melakukan perubahan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama atau Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. 2. Model Dakwah Khusus pada Komunitas Kesamaan Kepentingan Komunitas “Kepentingan” merupakan kelompok khusus yang secara alamiah membentuk lingkungan pergaulan sosial tertentu yang dipersatukan oleh kepentingan khusus. Di antara komunitas kepentingan ialah: Majelis Taklim, Jamaah Taswuf, Komunitas Blood for Life, dan yang mengundang kontroversi ialah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transjender) yang perlu menjadi sasaran dakwah Muhammadiyah. Kecenderungan bersosialisasi masyarakat acapkali dilatarbelakangi oleh adanya kesamaan kepentingan dengan orang lain. Akibat kesamaan tersebut pembentukan komunitas menjadi lebih mudah dan menjadi nyaman bagi anggotanya. Hal ini pun dijumpai dalam masyarakat saat ini 88
PWM D.I. YOGYAKARTA
yang membentuk komunitas berdasarkan adanya kepentingan bahkan misi dari latarbelakang berkomunitas tersebut. Dapat dijumpai komunitas Majelis Taklim yang banyak berkembang di kota-kota besar lintas profesi dan strata sosial. Komunitas lainnya ialah jamaah atau kelompok-kelompok tasawuf yang menyeruak di tengah-tengah gemerlap kehidupan kota dan haus akan spiritualitas baru yang non-verbal. Terdapat pula Komunitas Blood for Life, komunitas yang terbentuk untuk menjaring donor darah untuk didistribusikan kepada yang membutuhkan, kepada korban terdampak bencana alam yang membutuhkan uluran bantuan, dan kepada yang memerlukan sebagai bentuk kepeduliaan dan sikap kemanusiaan terhaap sesama. Selain itu saat ini perlahan tapi pasti muncul komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transjender) yang hadir menuntut kebebasan dan apa yang mereka sebut sebagai hak untuk menentukan orientasi seksual yang menuntut hak untuk dikaui oleh publik dan negara. Muhammadiyah memiliki otoritas dan kapabilitas untuk mendampingi komunitas yang memiliki kepentingan khusus ini. Program yang dapat dilakukan adalah Tabligh bilisan, yakni memberikan ceramah yang aktual-kontekstual hingga bisa menyentuh kesadaran komunitas pada jalan Ilahi yang haq, yang modelnya harus dikemas secara cerdas sesuai pendekatan “’ala ‘uqulihim” melalui paket-paket taligh yang mencerahkan dan mengubah perilaku mereka. Penampungan dan distribusi ZIS, beasiswa pendidikan, paket kesehatan dan santunan sosial bagi anggota komunitas yang tidak mampu, atau melalui pendampingan dan advokasi, pemberdayaan ekonomi serta pendidikan keterampilan kerja bagi yang memerlukannya. Dengan program-program tersebut, diharapkan komunitas “kepentingan” ini atas dapat mengalami perubahan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam yang luhur. Termasuk dalam kelompok kepentingan ini adalah komunitas kampus, sekolah dan aktifis masjid.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
89
a. Komunitas Mahasiswa (Kampus). Komunitas kampus dapat diletakkan secara khusus karena keberadaannya yang memiliki cirri-ciri khusus, diantaranya: 1) Secara pendidikan mereka adalah komunitas terdidik yang memiliki wawasan dan keilmuan diatas ratarata yang lain, yang tidak kuliah 2) Secara ekonomi umumnya mereka berasal dari ekonomi menengah ke atas, kecuali sedikit saja. Mahalnya pendidikan saat ini telah menyering mereka yang hanya berasal dari kelas ekonomi menengah – atas yang mampu mengenyam pendidikan tinggi. 3) Secara budaya, secara umum mereka lebih terbuka daripada yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. 4) Secara politik, secara umu masyarakat kampus lebih idealis untuk mewujudkan politik yang bersih dan berpihak kepada kepentingan rakyat secara luas 5) Dalam banyak hal, komunitas kampus adalah komunitas anak muda yang memiliki potensi besar untuk membangun bangsa dan Negara Berdasarkan karakteristiknya tersebut, banyak gerakan sosial keagamaan maupun politik yang kemudian menjadikan kampus sebagai basis perkaderan mereka, seperti gerakan tarbiyah yang kemudian bermetamorfose menjadi PKS, gerakan politik Hizbut tahrir, Gerakan salafiyah, dll Untuk dakwah di komunitas kampus ini Muhammadiyah perlu mengambil kebijakan, diantaranya: 1) Memperkuat ortom IMM, khususnya di kampus negeri dengan memastikan bahwa semua fakultas di kampus negeri maupun swasta telah berdiri IMM, baik untuk tingkat komisariat universitas maupun tingkat fakultas di seluruh fakultas yang ada. 2) Memperkuat ortom IMM, dalam kontek menjadikan kampus sebagai basis kaderisasi Muhammadiyah dengan meningkatkan pembinaan keilmuan, 90
PWM D.I. YOGYAKARTA
spiritialitas dan ideologisasi Muhammadiyah di kampus negeri dan terlebih lagi Muhammadiyah. 3) Memperbanyak pembinaan ustadz-ustadz muda Muhammadiyah dengan kapasitas keilmuan yang memadai untuk menjawab kebutuhan mahasiswa dalam memenuhi keingintahuannya mengenai agama maupun mengisi kebutuhan spiritualitas mahasiswa. 4) Meningkatkan kualitas media dakwah, baik media tulis, elektronik maupun virtua untuk menjawab kbutuhan masyarakat kampus 5) Memperkuat komunikasi dan jaringan baik kultural maupun struktural antara sesama warga Muhammadiyah di kampus negeri yang meliputi dosen, karyawan dan mahasiswa b. Komunitas Sekolah (Pelajar). Yang disebut komunitas pelajar dalam hal ini adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan SMP dan SMA. Usia mereka berkisar antara 12 s.d. 18 tahun. Masa ini sering disebut dengan masa remaja yang memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: Mengalami mematangan seksual. Wanita ditandai dengan mulai menstruasi dan laki-laki ditandai dengan mimpi basah (junub) Perubahan fisik. Wanita dan laki-laki mengalami perubahan-perubahan yang sifatnya fisik, seperti perubahan bentuk tubuh, perubahan suara, dll Perubahan psikis dan tingkah laku. Perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan fisik. Remaja mengalami perubahan-perubahan psikis, seperti perubahan minat (belajar, kerja, terhadap lawan jenis), perubahan emosi, sikap, pandangan hidup, dll. Pada usia ini seorang remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, yaitu:
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
91
a. Memperoleh sejumlah norma dan nilai b. Belajar memiliki peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin masing-masing c. Menerima kenyataan jasmaniyah dan menggunakannya secara efektif d. Mencapai kemandirian dari ketergantungan terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya e. Mempersiapkan diri menentukan profesi sesuai bakat dan kesanggupannya f. Memperoleh informasi tentang kehidupan rumah tangga dan mempersiapkan diri untuk itu (meliputi : fisik, mental, emosional dan sosial) g. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat h. Memiliki konsep-konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan masyarakat
92
Berkaitan dengan tugas perkembangan tersebut, ia memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus, diantaranya: a. Kebutuhan biologis. Kebutuhan biologis meliputi banyak hal, seperti: makan, minum, tidur, bernafas, seksual, dll yang dimiliki semua makhluk hidup. Pada remaja kebutuhan biologis yang menonjol adalah kebutuhan seksual, karena pada masa ini sedang terjadi kematangan seksual pada diri remaja. b. Kebutuhan psikis. Kebutuhan psikis juga meliputi banyak hal, seperti kebutuhan akan agama, kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, memperoleh pengalaman baru, dll c. Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini berkaitan dengan orang lain, kelompok atau masyarakat. Beberapa yang menonjol di usia remaja adalah: kebutuhan untuk dikenal, kebutuhan berkelompok, diakui dan dibutuhkan, dihargai, dll
PWM D.I. YOGYAKARTA
Bagi Muhammadiyah, komunitas pelajar dapat diletakkan secara khusus mengingat beberapa alasan: 1) Mereka termasuk objek dakwah yang keadaannya sangat rentan terhadap penyimpangan perilaku akibat salah merespon dinamika masyarakat pada umumnya yang cenderung menawarkan nilai-nilai materialism, prakmatisme dan liberalism. Kesalahan tersebut kemudian akan melahirkan generasi yang tidak matang dengan memiliki mental kurang dewasa dibandingkan dengan usia biologisnya. 2) Pelajar adalah termasuk dalam kelompok kepentingan yang memiliki hak-hak yang harus dilindungi undang-undang. Dalam konteks ini pelajar butuh mendapatkan advokasi agar terlindungi dari kepentingan-kepentingan lain yang merugikan mereka yang menumpang budaya global maupun pada kebijakan pemerintah 3) Jumlah pelajar di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat banyak dan potensi ke-muda-an nya memiliki potensi sangat besar untuk dijadikan basis kaderisasi Muhammadiyah.
Oleh karena itu, terkait dengan komunitas pelajar ini, perlu dilakukan treatment, diantaranya: 1) Memperkuat IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah di kalangan pelajar, yaitu dengan: a) Melindungi IPM berdiri dan menjadi satu-satunya organisasi intra di sekolah-sekolah Muhammadiyah serta memberikan pembinaan semaksimal mungkin b) Memberikan penguatan kepada IPM untuk dapat tumbuh di sekolah-sekolah negeri, baik tingkat SMP maupun SMA 2) Memperbanyak dai-dai muda untuk pelajar yang humanis dan mampu berkomunikasi dengan dunia pelajar
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
93
3) Meningkatkan layanan dakwah virtua, khususnya media sosial, seperti face book, twitter, whatsapp, dll c. Komunitas aktifis masjid Semakin berkembangnya masjid sebagai pusat pendidikan dan pengembangan masyarakat menjadikan munculnya komunitas baru, yaitu komunitas remaja masjid. Komunitas ini secara umum memiliki cirri-ciri: 1) Berisi anak-anak muda 2) memiliki semangat mengkaji agama 2) berafiliasi pada ormas atau partai tertentu atau berpatron pada ustadz tertentu sebagai sumber ilmu dan motivasinya. Banyaknya masjid yang berdiri ditengahtengah umat mayoritas muslim ini menandakan besarnya potensi aktifis masjid sebagai bagian dari dakwah Islam. Bagi Muhammadiyah, memberikan perhatian pada komunitas ini adalah penting, karena: 1) Muhammadiyah adalah gerakan dakwah, dan masjid telah menjadi bagian dari pusat dakwah pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Seiring dengan kesadaran menjadikan masjid sebagai pusat Islam (Islamic centre), berdirinya masjid biasanya diiringi dengan berdirinya TPA (taman pendidikan al Quran), PAUD, Sekolah Dasar, dst. Kesadaran ini perlu ditangkap sebagai peluang dakwah Muhammadiyah untuk semakin memaksimalkan peran masjid-masjid Muhammadiyah menjadi pusat-pusat dakwah yang langsung bisa menyentuh lapisan masyarakat paling bawah. 2) Banyaknya masjid milik Muhammadiyah yang butuh dikelola secara professional sekaligus merujuk pada Muhammadiyah. Ada ribuan masjid yang resmi milik persyarikatan Muhammadiyah. Dari yang bejumlah ribuan tersebut banyak yang belum terkelola dengan baik oleh struktur persyarikatan. Bahkan banyak diantaranya yang dikelola oleh bukan 94
PWM D.I. YOGYAKARTA
orang Muhammadiyah dan mengajarkan amalanamalan yang tidak sesuai dengan faham agama Muhammadiyah. Diantara persoalan yang mengemuka adalah minimnya aktifis masjid tersebut yang berafiliasi kepada Muhammadiyah, melainkan mereka berafiliasi kepada gerakan dan ormas lain, misalnya NU, PKS, HTI, Salafi, MTA, dll. Hal ini tentu perlu perhatian persyarikatan terhadap komunitas aktifis masjid yang semakin tumbuh dan berkembang. Berkaitan dengan hal ini, perlu adanya kebijakan khusus terkait dengan dakwah di komunitas aktifis masjid, diantaranya: 1) Penguatan terhadap ortom Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah menjadi garda depan dakwah dilingkungan aktifis masjid 2) Memperbanyak muballigh muda muhammadiyah yang concern untuk penguatan jamaah melalui masjid 3) Penertiban pengelolaan masjid dengan menerbitkan pedoman standar pengelolaan masjid Muhammadiyah
3. Model Dakwah Khusus karena Kesamaan Identitas Kelompok lain adalah komunitas yang terbentuk karena adanya kesamaan identitas maupun keunikan. Kelompok ini terdapat berbagai macam varian, ada diantaranya menjadi kelompok yang rentan karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan pendampingan hingga bantuan orang lain, seperti para divabel dan orang lanjut usia dan komunitas karyawan pabrik. Tapi ada juga yang berasal dari kalangan atas yang masuk karena masuk dalam komunitas perumahan mewah, komunitas kampus atau orang tua siswa Muhammadiyah. Secara detail mereka yang masuk dalam kriteria ini adalah:
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
95
Komunitas orang tua berusia lanjut (lansia) dan para difabel. Muhammadiyah dengan beberapa unsur pembantu pimpinan serta ortomnya bisa melakukan program-program: Tabligh bil lisan yakni ceramah motivatif yang aktual-kontekstual, mendistribusikan ZIS, pembentukan kelompok, pemberian beasiswa pendidikan, paket kesehatan dan santunan sosial, atau melalui pendampingan dan advokasi hakhak warga negara, pemberdayaan ekonomi serta pendidikan keterampilan kerja. Dakwah kepada komunitas ini selain untuk pendampingan, pada saat yang sama perlu diperjuangkan dan dipenuhi kepentingan kelompok khusus ini dalam hal mendapatkan akses yang layak dari negara maupun masyarakat, sehingga hak-hak sosialnya terjamin. Selain itu dipelukan dakwah untuk memberdayakan mereka hingga mampu bersosialisasi dan hidup bersama masyarakat secara egaliter, respek, dan terbentuk proses integrasi sosial sejalan nilai-nilai Islam yang utama. Komunitas muallaf. Kata muallaf berasal dari allafa – yuallifu – ta’liifan - muallafan yang artinya dilemahkan. Muallaf sering dipahami sebagai orang yang belum lama menganut agama Islam atau orangorang yang terancam keislamannya. Komunitas ini sering lepas dari perhatian persyarikatan. Sementara jika melihat agresifnya gerakan pemurtadan yang dilaksanakan oleh agama yang lain, sesungguhnya banyak dari masyarakat yang masuk dalam kategori ini. Misalnya warga muslim yang berada pada tingkat ekonomi lemah dan tinggal di sekitar wilayah “dakwah” agama yang lain dipinggiran wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Keadaannya yang demikian memerlukan dakwah khusus Muhammadiyah yang mampu menjangkau mereka, misalnya 1) menempatkan dai muqim sebagai 96
PWM D.I. YOGYAKARTA
pionir persyarikatan ditengah-tengah mereka, 2) memberikan advokasi kepada mereka yang baru saja menganut Islam dan terancam keamanannya 3) memberikan paket-paket pendidikan keislaman bagi mereka yang baru saja masuk Islam, dll Komunitas lain yang lebih longgar yang berada di lingkungan amal usaha Persyarikatan. Para orang tua siswa maupun mahasiswa di lingkungan pendidikan Muhammadiyah, termasuk ‘Aisyiyah, bersama keluarga besarnya. Demikian pula para keluarga dari pasien-pasien Rumah Sakit dan Poliklinik Muhammadiyah maupun lembaga amal usaha lainnya yang melibatkan konsumen atau pihak masyarakat. Kelompok-kelompok khusus ini selama ini mungkin luput dari perhatian dakwah dan jangkauan gerakan Muhammadiyah. Padahal mereka selain jumlahnya banyak juga memiliki kekuatan sosial tertentu yang jika mampu dimanfaatkan oleh Muhammadiyah sebagai sasaran selaligus mitra dakwah, maka akan berdampak luas bagi kepentingan misi gerakan Islam ini. Komunitas khusus ini tidak diundang untuk menjadi bagian dari amal usaha Muhammadiyah tetapi daya jangkau dan orientasi kehidupannya dapat dijadikan jalan membangun keluarga atau anggota Muhammadiyah yang besar dan meluas di seluruh lingkungan dan warga Muhammadiyah. Komunitas Pabrik. Mereka adalah para karyawan yang sehari-hari hidup dilingkungan pabrik, bekerja dengan gaji terbatas dan rentan secara ekonomi karena kebijakan pabrik yang sering berjalan sepihak. Mereka berjumlah sangat banyak dan butuh advokasi serta pendampingan.
Komunitas khusus apapun jenis dan kecenderungan kolektifnya memerlukan sapaan dakwah sesuai dengan keadaan dan karakter mereka, sehingga Muhammadiyah
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
97
hadir di tengah-tengah kehidupan mereka dengan membawa perubahan ke arah yang lebih mencerahkan. Berbagai model dakwah dengan materi, pendekatan, strategi, dan cara yang bervariasi sesuai dengan corak komunitas kelompok ini dapat dikembangkan oleh Muhammadiyah. Dalam hal ini Muhammadiyah penting melakukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Pertama, identifikasi kelompok dakwah pada komunitas khusus untuk memahami peta kondisi, masalah, dan katakter masing-masing. b. Kedua, perumusan dan penentuan model-model dakwah bagi komunitas khusus. c. Ketiga, pengorganisasian sumberdaya da’i untuk kepentingan dakwah komnitas pada kelompok ini. Dakwah komnitas untuk kelompok ini memerlukan perhatian khusus Muhammadiyah karena kehadiran komunitas (jamaah) dalam beragam kekompok dan kecenderungan hidupnya merupakan realitas sosial yang nyata untuk diberi jawaban dakwah oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya niscaya hadir pada setiap kelompok atau komunitas apapun dan di manapun untuk menjadi obor pencerahan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan umat manusia yang berperadaban utama.
I.
Khatimah Perkembangan Muhammadiyah saat ini maupun ke depan makin dihadapkan pada model kehidupan komunitas atau jamaah yang heterogen dalam berbagai aspeknya, yang memerlukan model dakwah komunitas atau dakwah jamaah yang mengandung pemikiran, pendekatan, strategi, dan pola aktivitas baru yang lebih relevan dan aktual. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang membawa misi dakwah dan tajdid harus tampil sebagai kekuatan pencerahan dalam memberi shibghah atau corak 98
PWM D.I. YOGYAKARTA
kehidupan masyarakat yang berubah dan berkembang dinamis itu sebagaimana menjadi komitmen gerakannya di abad kedua. Komunitas atau jamaah dalam kehidupan masyarakat Indonesia baik di perkotaan dan pedesaan maupun kawasan lain berkembang pesat dan dinamis seiring dengan perkembangan zaman yang menjadi hukum kehidupan. Komunitas (jamaah) sebagai kelompok-kelompok sosial umum yang memiliki identitas heterogen maupun kelompok-kelompok sosial khusus yang memiliki identitas yang homogen dalam masyarakat di berbagai struktur dan lingkungan kehidupan merupakan sasaran dakwah yang harus menjadi perhatian Muhammadiyah dalam sistem gerakannya, terutama ketika gerakan Islam ini memasuki abad kedua. Dalam lima tahun ke depan (periode 2015-2020) Muhammadiyah dituntut untuk mewujudkan gerakan pencerahan yang mengandung misi dakwah yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat di segala bidang ke dalam berbagai model dakwah pencerahan yang benar-benar aktual. Di antaranya ialah dakwah pencerahan dalam model dakwah komunitas yang dapat membawa perubahan yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan kelompok-kelompok sosial di berbagai segmen sosial yang tumbuh pesat di Indonesia kurun mutakhir. Keragaman komunitas mensyaratkan tersedianya kaderkader dakwah dengan kemampuan dan keterampilan khusus dan tidak konvensional dalam berdakwah. Dengan kata lain, dakwah komunitas perlu didukung oleh kader-kader dakwah yang dinamis, memiliki visi pembaruan, serta kemampuan analisa dan mobilisasi sosial yang baik serta mampu merumuskan kepentingan komunitas dan memperjuangkannya. Dalam konteks inilah, konsep dakwah komunitas Muhammadiyah memliki ruang yang lebih luas untuk diimplementasikan di abad kedua ini. Dengan demikian Muhammadiyah diharapkan semakin dapat diterima secara meluas dalam berbagai struktur dan lingkungan masyarakat Indonesia yang memberi identitas pencerahan. Melalui Dakwah Komnitas sebagai Pengembangan Model Dakwah
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
99
Pencerahan yang Berbasis Gerakan Jamaah maka seluruh usaha, program, dan aktivitas Muhammadiyah dalam bebagai aspeknya dapat membawa perubahan yang bersifat membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan umat manusia keseluruhan sebagai wujud aktualisasi misi dakwah dan tajdid yang menyebarkan risalah rahmatan lil-’alamin.
100
PWM D.I. YOGYAKARTA
Lampiran 3 Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode Muktamar Muhammadiyah Ke-47 ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI Pasca Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar tahun 2015, banyak sekali pekerjaan rumah (internal: peneguhan ideologi dan penguatan struktur organisasi) dan pekerjaan eksternal (kebangsaan dan internasionalisasi) untuk meneguhkan jati diri gerakan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan di dunia. Artinya, kerja-kerja peradaban yang telah dirintis Muhammadiyah sejak 106 tahun yang lalu haruslah mengedepankan visi keummatan dan kemanusiaan universal tanpa meninggalkan basis massa organisasi. Bulan depan adalah milad Muhammadiyah yang bertepatan dengan persiapan pelaksanaan Musywil Muhammadiyah DI Yogyakarta yang akan diselenggarakan di Gunungkidul. Terkait kegiatan tersebut, dapat direfleksikan kiranya bahwa banyak inovasi telah, sedang, dan akan dilakukan untuk membuktikan diri akan ketangguhan organisasi dalam merespon problem kekinian: korupsi, kekerasan, pelanggaran HAM, kekacauan politik, dan degradasi ekologis. Dengan kata lain, memasuki abad kedua bukan semakin ringan tantangan bagi persyarikatan tetapi semakin besar dan mengundang banyak gagasan pembaharuan sosial. Oleh karena itu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah mengurai beragam persoalan dan isu startegis meliputi (1) isu keagamaan dan keummatan; (2) Isu Politik dan Kebijakan Publik; (3) Isu Lingkungan dan Ketahanan Masyarakat. A. Isu keagamaan dan keummatan 1. Radikalisasi Kaum Muda Problem serius akhir-akhir ini adalah gejala ekslusivisme Islam yang melahirkan praktik menganggap kelompok lain buruk dan mengunggulkan kelompoknya. Perilaku TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
101
ekstrim ini juga melahirkan kebencian dan kekerasan dalam kehidupan masyarakat. Muhammadiyah perlu mengembangkan sikap moderasi Islam yang santun dan bermartabat. Dalam hal ini perysarikatan Muhammadiyah perlu mengembangkan budaya dialog, dakwah yang terbuka, santun, mencerahkan, mencerdaskan serta interaksi yang santun di tengah masyarakat. Konsep persatuan yang diyakini Muhammadiyah bukanlah penyeragaman tetapi sinergi, saling menghormati, dan bekerjasama dengan ikatan Iman, semangat ukhuwah, tasamuh, dan fastabiqul al-khairat. 2. Pengembangan Teologi Inklusif Situasi mutakhir menunjukkan bahwa theologi Islam semakin dikerdilkan dengan beragam gagasan eklusifisme Islam yang membangun kebencian terhadap golongan atau agama lain. Gejala ini merupakan gejala kemunduran karena di saat yang sama problem keummatan terkait ekonomi sosial budaya dan ekologi merupakan pekerjaan yang sedang menunggu kiprah. Teologi ummat Islam yang berkemajuan harus memperlihatkan keberpihakan pada persoalan strategis keummatan. Teologi Islam harus berkontribusi pada pembebasan ummat dari belenggu kebodohoan, keterbelakangan, dan sikap mental yang merusak. 3. Daya Saing Ummat Islam Bukan hanya dalam level global, daya saing ummat Islam harus diperlihatkan dalam berbagai keterlibatan sosial dan ekonomi keummatan dalam rangka mendorong kelompok ummat Islam untuk menjadi ‘pelaku utama’ dalam urusan yang mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat secara luas. Sentralnya peran ekonomi Muhammadiyah puluhan tahun silam harus tetap menjadi concern untuk memenangkan pertempuran ekonomi global dan regional (MEA). Jika 102
PWM D.I. YOGYAKARTA
di ruang-ruang ekonomi ummat Islam diperhitungkan, secara tidak langsung dakwah dan keyakinan ummat Islam pun akan menguat. B. Isu Politik dan Kebijakan Publik 1. Desiminasi Jihad Konstitusi Di level pimpinan pusat upaya mengawal dan memastikan bahwa undang-undang itu berpihak kepada kepentingan rakyat. Di level pimpinan wilayah ke bawah dapat pula dilakukan upaya yang sama untuk memastikan bahwa aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah berpihak untuk kemaslahatan masyarakat seluruhnya. Peran yang demikian ini merupakan wujud amar makruf nahi mungkar di dalam ruang-ruang publik yang sangat penting dalam kehidupan kekinian. 2. Pengawalan keistimewaan DI Yogyakarta Muhammadiyah tidak dapat terlepas dari sejarah keistimewaan Yogyakarta baik dalam peran sejarah, pembangunan ekonomi, sampai pada perjuangan Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta No.13 Tahun 2012. Konsekuensinya, persyarikatan harus memonitor, memberikan gagasan, warna, terhadap beragam program kegiatan yang dibiayai oleh Dana keistimewaan dan APBD. Perhatian Muhammadiyah terhadap tata kelola program pembangunan harus dilakukan secara sistematis, terukur, dan progresif. 3. Pendidikan Politik Pendidikan politik sangat perlu untuk menghasilkan insan yang melek politik dan tidak menjadi korban dari beragam ‘proyek politik’. Efek buruk dari proses politik perlu direspon untuk mengembalikan politik sebagai ‘pengabdian’ dan ‘kebajikan’ yang dilembagakan dalam sistem kenegaraan. Mendorong kader untuk terjun dalam politik praktis harus juga menjadi desain kebijakan TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
103
yaitu dengan menghidupkan sistem pendidikan politik kader dan jamaah agar warga persyarikatan mempunyai daya tahan dan daya saing dalam kultur politik yang berubah. Pendidikan politik ini menjadi keniscayaan bagi Muhammadiyah untuk mentransformasikan ‘nilainilai’ luhur yang diyakini oleh Muhammadiyah ke dalam dimensi ruang yang lebih luas yaitu dalam hal ini dalam ruang politik dan kebijakan publik. 4. Dominasi Pasar Modern (berjejaring) Dominanya bisnis swalayan modern berjejaring memukul kekuatan ekonomi lokal. Hal ini jika tidak direspon serius tidak menutup kemungkinan banyak produsen lokal akan gulung tikar dalam waktu yang tidak lama khususnya di DI Yogyakarta. Respon perysrakitan harus komprehensif meliputi aspek pemberdayaan kelompok ekonomi dan juga advokasi terhadap keberadaan regulasi yang berpihak kepada masyarakat lokal. 5. Advokasi Kebijakan Publik Kebijakan di daerah berada di level propinsi, kabupaten, kota, dan desa haruslah dipahami secara baik oleh pengurus persyarikatan agar melek regulasi. Kepentingannya adalah peran Muhammadiyah dalam pembuatan regulasi dan mengawal regulasi untuk memastikan bahwa regulasi tersebut bermanfaat bagi rakyat. Selain itu, pengetahuan terhadap regulasi akan meminimalisir beragam penyelewengan yang bisa saja terjadi akibat sistem. Kegiatan pendidikan advokasi kebijakan sangat penting bagi warga Muhammadiyah untuk menjamin hak seluruh warga. 6. Tata Kelola Pemerintahan dan Hukum. Hal ini terkait persoalan domestik yaitu kebijakan publik dan penegakan HAM. Selama ini Muhammadiyah melalui LHKP dan lembaga hukum HAM telah banyak 104
PWM D.I. YOGYAKARTA
mewarnai dinamika ini namun perlu diperkuat dalam kerja-kerja sistemik dengan ukuran yang pasti di periode yang akan datang. Selama ini, respon Muhammadiyah masih dapat dibilang sifatnya spontanitas dan sporadis sehingga dengan rumusan isu strategis di Muktamar dapat dijadikan panduan wilayah untuk melihat aspek yang sama di ranah lokal (propinsi, kabupaten, kota). Kemampuan merespon isu lokal akan menjadi kekuatan Muhammadiyah di seluruh tanah air. C. Isu Lingkungan dan Ketahanan Masyarakat 1. Mewujudkan Kedaulatan Ekologis Selama ini banyak sumber mengatakan bahwa kelompok agama masih minimalis dalam mengambil peran isu lingkungan dan bencana ekologis baik di dunia maupun di Indonesia. Rekomendasi Muktamar memberikan tanggungjawab bagi seluruh struktur untuk mengembalikan dan mempertahankan lingkungan agar tetap ramah bagi kehidupan manusia. Langkah antisipatif akan menurunnya kualitas lingkungan harus ditempuh dan diperankan oleh Muhammadiyah. Misalnya, di kota terdapat persoalan air bersih tata ruang, dan ruang terbuka hijau yang semestinya juga menjadi concern bagi organisasi Islam. 2. Peran aktif dalam merespon perubahan Iklim Tugas Muhammadiyah di level wilayah, daerah, cabang dan ranting adalah mewujudkan beragam program kegiatan yang dapat mengawal program pimpinan pusat untuk terlibat secara aktif dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Kekuatan struktur Muhamamdiyah ini mempermudah masifikasi gerakan pro-lingkungan untuk kepentingan masyarakat lebih luas. Kampanye sejak dini di lembaga pendidikan, masjid, dan jamaah Muhammadiyah adalah hal sederhana yang dapat dilakukan. Penting juga untuk dibangun pusat ketahanan TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
105
lingkungan berbasis komunitas lokal. 3. Penyelamatan air sebagai Dakwah Lingkungan Air sangatlah penting bagi seluruh kehidupan. Bagi Muhamamdiyah, teologi lingkungan harus mampu menjadi paradigma ummat untuk memperlakukan air dan lingkungan secara baik dan merawatnya. Islam, meminjam Ibrahim Abdul-Matin (2010), sebagai “Green Deen” atau agama Hijau harus dibuktikan dalam perilaku nyata sehari-hari ummat atau pemeluknya. Sikap dan perilaku hemat air misalnya dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan air seefisien mungkin di lingkungan sekitar. Perilaku emansipatif terhadap air harus lebih banyak inovasi sebagai bagian dari praktik Islam berkemajuan. 4. Masjid sebagai Media Ketahanan Lingkungan Banyak komunitas agama yang ragu dalam memasang sumber-sumber energi terbarukan di tempat ibadah, atau mengambil sikap kuat terkait perubahan iklim. Masih lemahnya kontribusi agamawan dan lembaga agama dalam upaya mencari solusi terhadap persoalanpersoalan lingkungan global. Salah satu yang paling krusial hari ini adalah mengenai perubahan iklim dan pemasnasan global yang ditandai dengan hadirnya bencana ekologis yang beruntun mulai banjir, gempa bumi, kebakaran hutan, dan kegagalan teknologi nuklir. Di dalam artikel tersebut, ada apresiasi positif mengenai semakin responsifnya kelompok agama dalam memberikan reaksi terhadap persoalan ekologis walau masih terkesan lamban. Banyak harapan dari masyarakat, kaum agamawan memperkuat peran emansipatif dan preventifnya dalam mengurangi persoalan-persoalan degradasi lingkungan hidup. Keberadaan masjid sebagai pusat ketahanan ekologis ummat Islam menjadi sengat penting. Peran itu antara lain dapat dilakukan dengan 106
PWM D.I. YOGYAKARTA
keterlibatan masjid sebagai pendidikan lingkungan, pusat daur ulang, penyemaian bibit, hemat listrik, dan penggunaan listrik terbarukan. Dengan demikian, masjid dapat menyandang sebagai wahana konservasi energi atau juga dapat berperan sebagai ‘masjid organik’.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
107
Lampiran 4 : Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tentang Penetapan Ketua dan Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta Periode 2015-2020
108
PWM D.I. YOGYAKARTA
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
109
110
PWM D.I. YOGYAKARTA
LAMPIRAN 5 : PROGRAM KERJA MAJELIS LEMBAGA DI LINGKUNGAN PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH D.I.YOGYAKARTA PERIODE 2015-2020
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
111
112
PWM D.I. YOGYAKARTA
Berkembangnya fungsi pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah mencakup sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang berbasis Al Islam Kemuhammadiyahan, holistik intergratif, bertata kelola baik, serta berdaya saing dan berkeunggulan.
VISI
SISTEM GERAKAN Menguatkan identitas pendidikan Muhammadiyah melalui instensifikasi pembinaan akhlak Islami dan ideologi Muhammadiyah.
ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN Menyusun road map dan data base pendidikan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk memetakan potensi, peran dan fungsi pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat kaderisasi. SUMBER DAYA Meningkatkan kualitas kepemimpinan pembelajaran bagi guru dan kepala sekolah, tata kelola, peraturan dan penjaminan mutu pendidikan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta baik Sekolah, Madrasah dan Pondok Pesantren.
JARINGAN Meningkatkan kualitas, jaringan, kemitraan dan kerjasama pendidikan Muhammadiyah dalam dan luar negeri.
TABEL PROGRAM KERJA MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH [DIKDASMEN] PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA PERIODE 2015 – 2020
Meningkatkan jumlah dan mutu sekolah, madrasah, dan pondok pesantren Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang memenuhi kualifikasi akreditasi dengan meningkatkan sistem penjaminan mutu, serta menampilkan identitas pendidikan Muhammadiyah
AKSI PELAYANAN
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
113
UMUM
1. Umum dan Pengembangan
A.
PROGRAM PENGEMBANGAN
1. Rapat Kerja Tahunan
b. Rapat Pleno Majelis
a. Rapat Pimpinan Harian
KEGIATAN
b.
a.
b.
a.
c.
b.
Tersusun program kerja tahunan Majelis Tersusun laporan dan evaluasi pelaksanaan program Majelis
Kebijakan, program dan kegiatan Majelis tersosialisasi Tersusun rencana pelaksanaan program dan kegiatan Majelis
Diperoleh keputusan masalah khusus dan mendesak tentang pendidikan Tersusun kebijakan khusus Majelis
INDIKATOR KEBERHASILAN
Setiap Kamis
Setiap senin
PELAKSANAAN (Tahun/Bulan/Dura si)
Koordinator Dikdasmen, Setiap bulan Januari Anggota Majelis
Anggota Majelis
Koordinator Dikdasmen dan Anggota Pimpinan Harian Majelis
PIHAK TERLIBAT
PROGRAM MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH [DIKDASMEN] PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA PERIODE 2015 – 2020
BIAYA
114
PWM D.I. YOGYAKARTA
d.
c.
b.
a.
3. Rapat koordinasi BKS
Program-program BKS/ BKM terdampingi dengan baik Program-program BKS/ BKM terfasilitasi Komunikasi BKS/BKM dengan Majelis berjalan efektif BKS SD di tingkat Wilayah terbentuk
Terjalin kesamaan visi dan misi Majelis dengan Majelis di masing-masing Daerah b. Tersosialisasi kebijakan dan program kerja antar dan/atau dengan Majelis dan Lembaga c. Tersinkronisasi program kerja Majelis Wilayah dengan Daerah d. Diperoleh strategi pelaksanaan program Majelis e. Kebijakan PP maupun pemerintah tertindak-lanjuti dengan cepat f. Kinerja Majelis Daerah semakin meningkat g. Perkembangan SD/MI dan SMP/MTS terpantau
a.
2. Rapat Koordinasi Majelis
BKS/BKM
Ketua dan sekretaris majelis daerah
Tiap semester
Tiap dua bulan sekali
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
115
6. Ideopolitor Majelis
a.
e.
d.
c.
Terumuskan secara jelas dan terinci batas kewenangan dan tanggung jawab pembinaan sekolah/ madrasah antara
Terjalin kesamaan visi-misi SMA/SMK/MA Tersosialisasi kebijakan dan program kerja Majelis Tersinkronisasi program kerja SMA/SMK/ MA dengan visi pengembangan Majelis Terbangun pola manajemen dan komunikasi Majelis dengan SMA/SMK/MA Diperoleh progres report SMA/SMK/MA
5. Rapat Dinas Kepala a. SMA/SMK/MA b.
d.
c.
Terjalin kesamaan visi- misi SMP/MTs Tersosialisasi kebijakan dan program kerja Majelis Tersinkronisasi program kerja SMP/MTs dengan visi pengembangan Majelis Terbangun pola manajemen dan komunikasi Majelis dengan SMP/MTs
4. Rapat Dinas Kepala a. SMP/MTs b.
Majelis Daerah
SMA/SMK/MA
Kepala SMP/MTs
Tiap tahun
Tiap bulan
Tiap semester
116
PWM D.I. YOGYAKARTA
c. Monitoring dan Evaluasi
2. Laporan Program Majelis
1. Monitoring dan Evaluasi kegiatan sekolah/madrasah
7. Pelengkapan dan penyempurnaan tata-kelola Majelis berbasis IT
b.
a.
b.
a.
c.
b.
a.
d.
c.
b.
Tersusun Laporan program tahunan Majelis Tersusun Laporan program pada akhir periode Majelis
Kegiatan sekolah/madrasah terpantau secara berkala Masalah dan hambatan kegiatan sekolah/ madrasah dapat terantisipasi dan teratasi dengan tepat
Tersusun tata-kelola Majelis berbasis IT untuk masingmasing kegiatan Tersedia tata-kelola Majelis berbasis IT Sistem tata-kelola Majelis terlaksana berbasis IT
Majelis Wilayah dan Daerah Tercipta pola pembinaan sekolah/ madrasah secara sistemik Tersosialisasi kebijakan Majelis Wilayah Program Majelis Wilayah dan Daerah tersinkronisasi
Majelis Daerah dan Pengawas
Kesekretariatan
Setiap tahun dan akhir periode
Setiap minggu sekali
Setiap saat
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
117
d. Penyusunan data base
Aplikasi pengelolaan keuangan sekolah/madrasah berbasis IT tersusun Aplikasi pengelolaan keuangan sekolah/madrasah berbasis IT tersosialisasi dan diimplementasikan
d.
c.
a. 2. Aplikasi pengelolaan keuangan sekolah/ madrasah berbasis b. IT
Laporan keuangan Majelis tersusun tiap bulan dan disampaikan kepada PWM Keuangan Majelis dikelola secara profesional, akuntabel dan transparan Laporan keuangan Majelis tersusun pada akhir periode Tersusun software data base sekolah/ madrasah Terselenggara pelatihan aplikasi software data base sekolah/madrasah Teraplikasi software data base sekolah/ madrasah Pelaporan data sekolah/madrasah
c.
b.
a.
1. Software data base a. sekolah/ madrasah b.
3. Laporan Keuangan Majelis
BKS/BKM dan Majelid Daerah
Tahun I-V
Tahun I
Setiap bulan dan akhir periode
118
PWM D.I. YOGYAKARTA
f. Penerbitan dan Pencetakan
e. Sarana dan prasarana, serta SDI Majelis
a.
3. SDM Kesekretariatan
3. Buku Tarjih dan Tajdid
a.
2. Jurnal Tajdidukasi
b.
a.
b.
b.
a.
1. Penerbitan dan pencetakan buku ISMUBA
b.
a. b.
c.
b.
a.
2. Pengadaan kendaraan
1. Peremajaan Peralatan Kantor dan Diklat
Buku hasil Tarjih tercetak dengan baik Buku hasil Tarjih terdistribusi
Jurnal Tajdidukasi terbit secara rutin Jurnal Tajdidukasi dibuat online
55 judul buku ISMUBA diterbitkan dan dicetak baik 55 judul buku ISMUBA terdistribusi ke sekolah/madrasah
SDM Kesekretariatan bertambah Kegiatan Majelis berjalan lancar
Tersedia kendaraan baru Kegiatan Majelis berjalan lancar
Tersedia alat-alat kantor yang memadai Tersedia peralatan Diklat secara memadai Barang inventaris yang dikelola Majelis terdata secara lengkap
Majelis Tarjih dan Tajdid
Guru Muhammadiyah
Gramasurya
PWM
PWM
Kesekretariatan
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun II
Tahun I
Tahun I-V
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
119
7. Buku pedoman pembelajaran ISMUBA bagi guru b.
a.
b.
Buku pedoman pembelajaran ISMUBA bagi guru tercetak sesuai target Buku pedoman pembelajaran ISMUBA bagi guru terdistribusi
Buku pedoman kultur sekolah/madrasah tercetak sesuai target Buku pedoman kultur sekolah/madrasah terdistribusi ke sekolah/madrasah
a.
6. Buku pedoman kultur sekolah/ madrasah
PHI bagi sekolah/madrasah tercetak tepat waktu PHI bagi sekolah/ madrasah terdistribusi ke seluruh Majelis Daerah dan sekolah/madrasah Buku pelajaran Umum Integratif berwawasan AIK tercetak sesuai target Buku pelajaran non ISMUBA Integratif berwawasan Islam terdistribusi ke sekolah/madrasah
b.
a.
5. Buku pelajaran non a. ISMUBA Integratif berwawasan AIK b.
4. Buku Pedoman Hidup Islami (PHI) khusus Pendidikan
ke seluruh sekolah/ madrasah
Majelis Tarjih dan Tajdid
Majelis Tarjih dan Tajdid
Majelis Tarjih dan Tajdid
Majelis Tarjih dan Tajdid
Tahun II
Tahun II
Tahun III
Tahun II
120
PWM D.I. YOGYAKARTA
11. Kerjasama, Jaringan dan Pencitraan
12. Intensitas Darma perguruan Tinggi Muhammadiyah
10. Buku sekolah model Muhammadiyah
9. Penerbitan buku karya siswa: aku bangga belajar di sekolah/madrasah Muhammadiyah
8. Ensiklopedi Guru Muhammadiyah
b.
a.
g.
f.
e.
d.
c.
b.
a.
Pemberian bantuan fisik maupun non fisik kepada sekolah/madrasah Penerjunan mahasiswa untuk pengabdian di
Lomba penulisan essay pelajar sesuai tema terselenggara Hasil karya pelajar diterbitkan dalam bentuk buku Buku karya siswa terdistribusi ke sekolah/madrasah dan stake holders Muhammadiyah
Tersusun buku Ensiklopedi Guru Muhammadiyah Buku Ensiklopedi Guru Muhammadiyah terbit sesuai target Buku Ensiklopedi Guru Muhammadiyah tersosialisasi ke stakeholders
ke sekolah/ madrasah
PTM
Ortom
Tahun I-V
III
III-IV
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
121
b.
a.
b.
a.
b.
a.
17. Jaringan sekolah/ madrasah
Terbangun jaringan sekolah/madrasah di tingkat regional dan nasional Terbangun jaringan sekolah/madrasah di tingkat
Web site majelis terkelola secara profesional
Konferensi ISMUBA terselenggara sesuai target Hasil konferensi diterbitkan
Terselenggara seminar tentang pendidikan Isu-isu pendidikan terkaji dengan cepat
Terjalin kerja sama dengan berbagai media masa regional, baik elektronik maupun cetak Terjalin kerja sama dengan berbagai media masa nasional, baik elektronik maupun cetak
16. Efektivitas pengelolaan web site
b.
15. Konferensi ISMUBA a.
14. Seminar Nasional Pendidikan
13. Media Gathering
sekolah/madrasah
PCIM
Guru ISMUBA
Guru ISMUBA
BKS/BKM
Media Cetak dan Elektronik
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun I – V
Tiap bulan
122
PWM D.I. YOGYAKARTA
Peningkatan Kesejahteraan PTK
Tersampaikannya kurikulum ISMUBA baru
a.
a. Teridentifikasi tingkat implementasi Kurikulum
2. Sosiliasasi hasil revisi Kurikulum ISMUBA
3. Monitoring dan Evaluasi
Terbentuk unit usaha sekolah/ madrasah Standarisasi gaji pokok dan tunjangan PTK tersusun Penyetaraan sertifikasi guru ISMUBA
Mencermati ulang kurikulumm ISMUBA Menyusun kurikulum baru ISMUBA
c.
b.
a.
1. Workshop Review a. kurikulum ISMUBA b.
Kurikulum ISMUBA
ISMUBA
Kesejahte raan PTK
1. Revisi dan Pengembangan Kurikulum ISMUBA
•
B.
8.
intenasional melalui peran PCIM
Guru ISMUBA Stakeholders (perwakilan)
BKS/BKM, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Tahun I
Tahun I
Tahun I
Tahun II
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
123
2. Pengembangan Sumber belajar ISMUBA
a. Tersusun buku ISMUBA edisi revisi sesuai kurikulum baru b. Tersedia buku ISMUBA edisi revisi sesuai kurikulum baru c. Terdistribusikannya buku ISMUBA edisi revisi sesuai kurikulum baru ke sekolah b. Seluruh sekolah/madrasah menggunakan buku ISMUBA edisi revisi sesuai kurikulum baru
1. Revisi buku ISMUBA
2. Sosialisasi dan distribusi buku ISMUBA
4. Workshop a. Merumuskan pengembangan Pengembangan hidden curriculum ISMUBA Hidden Curriculum b. Hidden curriculum ISMUBA ISMUBA tersusun sesuai target c. Hidden curriculum ISMUBA tersosialisasi
penerapan Ismuba di sekolah/ madrasah kurikulum ISMUBA b. Seluruh sekolah menerapkan kurikulum/ madrasah
Sekolah Muhammadiyah DIY
Guru ISMUBA
Guru ISMUBA
Tahun II
Tahun II
Tahun I
124
PWM D.I. YOGYAKARTA
3. Pengembangan Evaluasi Pembelajaran ISMUBA
a. Pelatihan pembelajaran Interaktif berbasis mata pelajaran ISMUBA terselenggara sesuai target b. Guru memiliki keterampilan pembelajaran interaktif-variatif Guru ISMUBA
Guru ISMUBA
a.
b. Tersusunnya soal UUB dan UAS ISMUBA
1.
2. Penyusunan Soal UUB dan UAS ISMUBA
Guru ISMUBA
5. Lomba Pembuatan c. Terselenggaranya lomba pembuatan media media Guru ISMUBA pembelajaran bagi guru pembelajaran Majelis Tarjih dan ISMUBA (misal CD Tajdid c. Terpilihnya 7 media Pembelajaran pembelajaran interaktif berbasis Interaktif) mata pelajaran
4. Pelatihan pembelajaran Interaktif berbasis mata pelajaran ISMUBA
3. Buku pegangan a. Buku pegangan pembelajaran pembelajaran ISMUBA bagi guru tersusun ISMUBA bagi guru sesuai target b. Buku pegangan pembelajran ISMUBA bagi guru terbit dan terdistrisi
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun I
Tahun III
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
125
Kultur
2. BA khusus bagi guru ISMUBA
1. Pembinaan 1. Baitul Arqam bagi Ideologi guru PNS dan non Muhammadiyah PNS bagi PTK
•
c. Tersusunnya instrumen afektif dan Psikomotorik berbasis mata pelajaran ISMUBA
d. Guru memahami ideologi Muhammadiyah e. Terinternalisasikannya ideologi Muhammadiyah b. Terimplementasikannya ideologi muhammadiyah dalam kehidupan
a. Guru memahami ideologi Muhammadiyah b. Terinternalisasikannya ideologi Muhammadiyah c. Terimplementasikannya ideologi muhammadiyah dalam kehidupan
4. Pengembangan d. Teridentifikasikannya peta evaluasi hasil UUB pencapaian prestasi belajar dan UAS ISMUBA berbasis mapel ISMUBA
3. Pelatihan Penyusunan instrumen afektif dan Psikomotorik berbasis mata pelajaran ISMUBA
Guru ISMUBA
Guru guru PNS dan non PNS di sekolah/madrasa h Muhammadiyah DIY
Guru ISMUBA
Guru ISMUBA
Tahun I-V
Tahun II
Tahun II
Tahun II
126
PWM D.I. YOGYAKARTA
2. Buku Pedoman Kultur Sekolah sesuai dengan PHIWM
a. Tenaga pendidik memahami ideologi Muhammadiyah b. Terinternalisasikannya ideologi Muhammadiyah c. Komitmen ideologi muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari
a. Wakil kepala sekolah memahami ideologi Muhammadiyah b. Terinternalisasikannya ideologi Muhammadiyah b. Komitmen ideologi muhammadiyah dalam kehidupan a. Tersusunnya buku pedoman kultur sesuai dengan PHIWM bagi sekolah/madrasah
5. BA bagi wakil kepala sekolah
1. Penyusunan buku pedoman kultur sesuai dengan PHIWM bagi
4. BA bagi kepala a. Kepala sekolah memahami sekolah/ madrasah ideologi Muhammadiyah b. Terinternalisasikannya ideologi Muhammadiyah d. Komitmen dengan ideologi muhammadiyah dalam kehidupan
3. BA bagi tenaga kependidikan
Guru ISMUBA
Wakil kepala sekolah
Kepala sekolah/madrasa h
Tenaga kependidikan
Tahun I
Tahun III-V
Tahun III-V
Tahun II-V
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
127
PTK
SDM
1. Pengembangan Sistem Rekruitmen dan pengembangan karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan
•
C.
Tersusun dokumen SOP rekruitmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terlaksana sosialisasi SOP Sekolah/Madrasa rekruitmen Pendidik dan Tenaga h, Majelis Kependidikan Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Dikdasmen PDM di DIY melaksanakan SOP
2. pengembangan karir
Majelis Dikdasmen PDM
sekolah/madrasa h Majelis Dikdasmen PDM
1. Penyusunan SOP rekruitmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan
b. Tersosialisasikannya buku 2. Sosialisasi buku pedoman kultur pedoman kultur sesuai dengan sesuai dengan PHIWM bagi sekolah/madrasah PHIWM bagi c. Terimplementasikannya kultur sekolah/ madrasah sekolah sesuai dengan PHIWM bagi sekolah/madrasah
sekolah/madrasah
Tahun II
Tahun I
Tahun I
128
PWM D.I. YOGYAKARTA
3. Pembinaan Sekolah Unggul dan Sekolah berbasis Akreditasi/ SMM-ISO
2. Supervisi dan Moni-toring Sekolah/ Madrasah a. Tersusunnya kriteria sekolah unggul. b. Sekolah mampu mengidentifikasi keunggulan mereka Tiap kabupaten kota memiliki satu sekolah unggul untuk tiap jenjang SD, SMP, SMK, dan SMK a. Workshop akreditasi sekolah/ madrasah b. Meningkatnya nilai akreditasi Sekolah/Madrasah a. Workshop sekolah/madrasah berbasis ISO b. Meningkatnya jumlah Sekolah/ madrasah yang mampu memenuhi standar ISO a. Workshop Evaluasi Diri sekolah/ madrasah terselenggara sesuai target b. Sekolah mampu menyusun
1. Workshop pengembangan sekolah unggul
2. Pendampingan implementasi sekolah unggul
3. Pendampingan implementasi sekolah berbasis Akreditasi
4. Pendampingan implementasi sekolah berbasis ISO
5. Workshop Evaluasi Diri sekolah/madrasah
Implementasi Supervisi Terlaksana supervisi dan dan Monitoring Sekolah monitoring sekolah secara periodik
Sekolah/Madrasa h, Majelis Dikdasmen PDM
Sekolah/Madrasa h, Majelis Dikdasmen PDM
Sekolah/Madrasa h, Majelis Dikdasmen PDM
Sekolah/Madrasa h, Majelis Dikdasmen PDM
Sekolah/Madrasa h, Majelis Dikdasmen PDM
Majelis Dikdasmen PDM
Tahun I
Tahun I - V
Tahun I- V
Tahun I -V
Tahun I
Tahun I-V
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
129
Guru
Peningkatan Kompetensi Guru
•
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
a. Pelatihan Teknologi Informasi 2. Pelatihan (TI) dalam Pembelajaran NON Teknologi ISMUBA terselenggara sesuai Informasi (TI) target dalam Pembelajaran NON b. Guru mampu meanfaatkan TI dalam pembelajaran ISMUBA
3. Pelatihan sstrategi a. Pelatihan sstrategi pembelajaran pembelajaran quantum quantum berbasis berbasis neurosains bagi guru neurosains bagi terselenggara sesuai target guru b. Guru mampu mengaplikasikan model pembelajaran kuantum berbasis neuro sains
4. Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas/
a. Guru mampu melakukan penelitian PTK dan menulis artikel ilmiah
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
a. Pelatihan pemanfaatan media 1. Pelatihan dan sumber belajar bagi guru pemanfaatan terselenggara sesuai target media dan sumber b. Guru mampu memanfaatkan belajar bagi guru media dan sumber belajar
Evaluasi Diri sekolah/ madrasah
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun II dan IV
Tahun I-V
130
PWM D.I. YOGYAKARTA
a. Pelatihan pembelajaran softskill terselenggara sesuai target b. Guru mampu melakukan pembelajaran softskill
b. Artikel guru diterbitkan dalam jurnal Tajdidukasi
a. Pelatihan Pengembangan Evaluasi NON ISMUBA terselenggara sesuai target b. Guru mampu mengembangkan instrumen evaluasi a. Olympiade Guru Berprestasi terselenggara sesuai target b. Terpilih Guru berprestasi di DIY a. Pelatihan penulisan buku ajar dan buku referensi terselenggara sesuai target b. Guru mampu menulis buku ajar dan buku referensi.
6. Pelatihan Pengembangan Alat Ukur (Evaluasi) NON ISMUBA
7. Olympiade Guru Berprestasi
8. Pelatihan penulisan buku ajar dan buku referensi
5. Pelatihan a. Guru dapat menyusun kisi-kisi penyusunan kisisoal, soal dan analisis butir kisi soal, soal dan soal analisisi butir soal b. Soal dan analisis butir soal bagi guru ISMUBA tersusun standar
5. Pelatihan pembelajaran softskill
sekolah (PTK/S) dan Penulisan Artikel Ilmiah
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
Guru ISMUBA
Guru-guru Sekolah/ Madrasah
Tahun II, III, & IV
Tahun II dan IV
Tahun II-III
Tahun I-V
Tahun II dan IV
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
131
a. Terlaksana seleksi calon kepala sekolah b. Diperoleh hasil seleksi calon kepala sekolah sesuai target a. Terlaksana Diklat Calon Kepala Sekolah b. Diperoleh calon kepala sekolah yang memenuhi kualifikasi
2. Seleksi calon kepala sekolah
3. Diklat Calon Kepala Sekolah
1. Analisis kebutuhan Diperoleh data kebutuhan calon calon kepala kepala sekolah sekolah
Kepala Sekolah/ WaKa Sekolah
1. Penyiapan Calon Kepala Sekolah
•
Pembinaan a. pembinaan MGMP nonMGMP non ISMUBA terlaksa sesuai target ISMUBA melalui b. kompetensi guru meningkat implementasi lesson studi
10.
Calon Kepala Sekolah, LP3CKS, Majelis Dikdasmen PDM/PWM
LP3CKS, Majelis Dikdasmen PDM/PWM
LP3CKS, Majelis Dikdasmen PDM/PWM
Guru, Dikdasmen
a. MGMP-M sekolah/ madrasah terbentuk di tiap kabupaten/kota b. MGMP sekolah/madrasah Guru, Dikdasmen terfasilitasi sesuai kemampuan
Pembentukan dan Pembinaan MGMP sekolah/madras ah
9.
Tahun II-III
Tahun II
Tahun I
Tahun I-V
Tahun II
132
PWM D.I. YOGYAKARTA
a. Sekolah/Madrasah mampu 2. Pendampingan penyusunan menyusun laporan RKAS laporan keuangan b. Sekolah/madrasah sekolah/ madrasah mengirimkan laporan tahunan implementasi RKAS
Majelis Dikdasmen PWM, LPPK
Majelis Dikdasmen, PWM dan LPPK
3. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) untuk Kepala sekolah/madrasah
1. Workshop a. Workshop penyusunan RKAS 3. Peningkatan penyusunan RKAS Manajemen sekolah/madrasah terlaksana sekolah/madrasah Keuangan sesuai target Sekolah/Madras b. Tisp sekolah/madrasah ah memiliki RKAS sesuai standar
Majelis Dikdasmen PDM/PWM
Majelis Dikdasmen PDM/PWM
Kepala sekolah/ madrasah, PWM
2. Diklat manajemen Diklat manajemen bagi Wakil bagi Wakil Kepala Kepala sekolah/ madrasah tiap sekolah/ madrasah urusan terlaksana sesuai target
1. In Service Training In Service Training bagi Kepala bagi Kepala sekolah/ madrasah terlaksana sekolah/ madrasah sesuai target
a. Pelatihan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) untuk Kepala sekolah/madrasah terlaksana sesuai target b. Diperoleh naskah hasil PTS/M untuk publikasi jurnal Tajdidukasi
2. Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah/madras ah
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun I-IV
Tahun II dan III
Tahun I
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
133
4. Peningkatan Kinerja Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/ Madrasah Majelis Dikdasmen PDM/PWM
Majelis Dikdasmen PDM/PWM
Majelis Dikdasmen PDM/PWM
Kepala sekolah/madrasa h, Diksadmen
1. Pembinaan Kinerja a. Terlaksana Pembinaan Kinerja Kepala dan Wakil Kepala Kepala/Wakil Sekolah/Madrasah Kepala Sekolah/Madrasah b. Kinerja Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/Madrasah meningkat
2. Penilaian Kinerja a. Terlaksana Penilaian Kinerja Kepala/Wakil Kepala dan Wakil Kepala Kepala Sekolah/Madrasah Sekolah/Madrasah b. Kinerja Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/Madrasah meningkat c. Regenerasi kepemimpinan Kinerja Kepala dan Wakil Kepala Sekolah/ Madrasah berjalan sesuai target
a. Terlaksana Pemberian 3. Pemberian Tunjangan Kinerja Tunjangan Kinerja Kepala dan Kepala Sekolah/ wakil kepala Sekolah/Madrasah Madrasah b. Implementasi regulasi tunjangan kinerja Kepala sekolah/madrasah berjalan sesuai target
4. SOP Tunjanan a. Workshop peyusunan Wakil Kepala tunjangan kinerja wakil kepala sekolah/ madrasah sekolah/madrasah terlaksana
Tahun II
Tahun I-V
Tahun I-V
Tahun I-V
134
PWM D.I. YOGYAKARTA
•
Supervisor
Supervisi dan Workshop program Monitoring Sekolah/ supervisi dan Madrasah monitoring sekolah/madrasah
6. Out Bond Kepala Sekolah
5. Pemberian Tunjangan Kinerja Wakil Kepala sekolah/madrasah
a. Workshop program supervisi dan monitoring sekolah/madrasah terlaksana sesuai target b. Diperoleh rumusan Supervisi dan Monitoring Sekolah/ Madrasah
Dikdasmen daerah
Majelis Dikdasmen PDM/MPK, PWM
Terlaksana Pemberian Tunjangan Kinerja Wakil Wakil Kepala Kepala Sekolah/Madrasah sekolah/madrasa Implementasi regulasi tunjangan kinerja Wakil Kepala h, Diksadmen sekolah/madrasah berjalan sesuai target
a. Terlaksana Out Bond Kepala Sekolah b. Meningkatnya kinerja kepala sekolah c. Hubungan antar kepala sekolah kian solid
b)
a)
sesuai target b. PWM mengesahkan SK tunjangan kinerja wakil kepala sekolah/madrasah
Tahun II
Tahun II
Tahun III
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
135
Siswa
Peningkatan Prestasi Non Akademik Siswa
•
2. Publikasi keegiatan sekolah/ madrasah
a. Terlaksana Pembibitan siswa berprestasi non akademik b. Diperoleh siswa berprestasi
a. Sekolah/madrasah melek media Humas b. Setiap kegiatan sekolah/madrasa sekolah/madrasah terpublikasi h, MPI
Workshop publikasi kegiatan sekolah/madrasah
1. Pembibitan siswa berprestasi non akademik
a. Laboran dan pustakawan sadar pelayanan mutu b. Meningkatnya kemampuan skill laboran dan pustakawan
3. Pelatihan pelayanan mutu laboran dan pustakawan
BKS, Majelis Dikdasmen PDM/PWM
Laboran dan pustakawa sekolah/madrasa h, dikdasmen, MPI
Tenaga kepandidikan sekolah/madrasa h, dikdasmen
a. Tenaga kependidikan sadar SMM ISO b. Tenaga kependidikan mampu mengaplikasikan SMM ISO
2. Pelatihan SMM ISO bagi sekolah/madrasah
Tenaga TI dan Keuangan sekolah/madrasa h, dikdasmen
a. Tenaga adminsitrasi dan keuangan sadar TI b. Tenaga administrasi dan keuangan mampu mengoperasikan TI
1. Pelatihan TI bagi Tenaga Administrasi dan Keuangan Sekolah/ Madrasah
Tenaga Kependidikan
1. Pelatihan teknis administratif
•
Tahun I-V
Tahun II
Tahun II
Tahun II
Tahujn II
136
PWM D.I. YOGYAKARTA
Tahun III
Kwarwil HW, Majelis Dikdasmen PDM/PWM BKS, Dikdas PDM. LSBO
3. Jambore HW a. Terlaksana Jambore HW sekolah/ Madrasah sekolah/ Madrasah b. HW di sekolah/madrasah kian solid
4. Olimpiade Budaya Jawa
Olimpiade budaya jawa terlaksana sesuai target Diperoleh juara olimpiade budaya jawa
Tahun I
Tahun II
a. Terlaksana Olimpiade seni, olahraga, dan bahasa b. Diperoleh juara Olimpiade seni, olahraga, dan bahasa
BKS, TS, LSBO, Majelis Dikdasmen PDM/PWM
2. Olimpiade seni, olahraga, dan bahasa (olimpiade "keistimewaan").
non akademik
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
137
Menyusun standarisasi tata kelola masjid, mushola dan lembaga korps Mubaligh Muhammadiyah
Meningkatkan model pembinaan aqidah, ibadah, dan akhlak berdasarkan faham agama dalam Muhammadiyah yang berlandaskan Al Quran dan As Sunnah Al Maqbulah
Program Pengembangan Pelaksana
Pihak yang Terlibat
Tersusun Panduan tabligh bagi mubaligh Muhammadiy ah
Divisi Diklat dan KM MT PPM
2017
Pelaksanaa n
1. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN
Indikator Keberhasilan
2. Menyusun Model Tersusun ESQ dalam konsep model MT dan internalisasi PHI ESQ bagi MT PPM 2017-2019 MPK bagi Anak-anak anak dan dan Remaja remaja (workshop) 2. PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN Anggota MT 1. Raker MT Diperoleh MT PWM PWM dan April 2016 (2016) program kerja MT PDM Terlaksanany a Rapat rutin Anggota MT Setiap Senin 2. Rapat Rutin MT PWM dan hasilPWM Sore hasilnya
1. Sosialisasi Manhaj Tabligh bagi mubaligh Muhammadiyah
Kegiatan
PROGRAM KERJA MAJELIS TABLIGH PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015-2020
Rp. 5.000.000 Rp. 20.000.000 PWM
Rp. 4.500.000
Rp. 2.000.000
Biaya
PWM
PWM
PWM
Sumber Daya
138
PWM D.I. YOGYAKARTA
Program Pengembangan D.I. Yogyakarta untuk peningkatan pembinaan jamaah
6. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembagalembaga Dakwah
5. Penyusunan Panduan tata kelola Korps Mubaligh
3. Melaksanakan koordinasi, monev ke MT PDM 4. Membangun Koordinasi dan kerjasama dengan Majelis/Lembaga /Ortom/PTM dilingkungan PWM
Kegiatan
Tersusun SOP tata kelola Korps Mubaligh PWM
Indikator Keberhasilan
MT PWM
MT PWM
Insidental
Juni 2016
Insidental
Majelis, Lembaga, Ortom di Lingkungan PWM dan PTM
Divisi Diklat dan KM
Satu kali per tahun
Pelaksanaa n
Anggota MT PWM
Pihak yang Terlibat
MT PWM
Pelaksana
PWM
PWM
PWM
PWM
Sumber Daya
Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000
Rp. 2.500.000
Biaya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
139
Program Pengembangan
Tersusun direktori mubaligh di tingkat PWM
10. Penelusuran Korps Mubaligh yang pernah dibentuk dan mengaktifkannya kembali
Divisi Diklat dan KM
Kerjasama dg MT PDM
Divisi Diklat dan KM
Tersusun direktori mubaligh Muhammadiy ah di tingkat PDM
Pihak yang Terlibat
9. Pendataan Mubaligh Muhammadiyah yang telah aktif di setiap PDM
Divisi Diklat dan KM
Pelaksana
MT PPM, MT PDM
Tersusun kurikulum/sila bus untuk Diklat mubaligh
Indikator Keberhasilan
Terbentuk organisasi mubaligh secara formal
7. Menyempurnaka n kurikulum dan silabus untuk pelatihan Muballigh Muhammadiyah 8. Formalisasi keorganisasian Korps Muballigh Muhammadiyah di Wilayah dan Daerah
Kegiatan
2016
2016
Menyesuaik an MT PP
2016
Pelaksanaa n
PWM
PWM
PWM
PWM
Sumber Daya
Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000
Biaya
140
PWM D.I. YOGYAKARTA
Meningkatkan sinergi dan kerjasama secara tersistem untuk mengintensifkan dan memperluas kinerja tabligh di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta
Program Pengembangan Pelaksana
Divisi Publikasi & Penerbitan
Divisi Publikasi & Penerbitan
2. Pengembangan website sebagai media dakwah yang efektif dan berjangkauan luas Terbentuknya website yang memuat materi dakwah
MT PWM
3. Menjalin kerjasama dengan media elektronik (TV/Radio) untuk memperluas jangkauan
Pihak yang Terlibat
Tv dan Radio di wilayah DIY
Bekerjasama dg MPI
Lembaga Dakwah nonMuh, Instansi pemerintaha n, dan swasta
3. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN
Indikator Keberhasilan
1. Membangun jaringan dengan stakeholder terkait pelaksanaan program kerja masing-masing divisi
Kegiatan
2016-2020
2016
2016-2020
Pelaksanaa n
PWM
PWM
PWM
Sumber Daya
Rp. 12.500.000
Rp. 10.000.000
Rp. 2.500.000
Biaya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
141
Meningkatkan kuantitas dan kualitas mubaligh Muhammadiyah D.I. Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan tabligh di berbagai segmen dan lingkungan sosial
Program Pengembangan
1. Diklat Mujahid Dakwah untuk masyarakat umum
4. Perekaman Dakwah Singkat untuk Radio dan Televisi
dakwah.
Kegiatan
Divisi Publikasi & Penerbitan
Pelaksana
Alumni PMDM
Pihak yang Terlibat
Divisi Diklat dan KM
4. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA Terbentuk Korps mubaligh/Alu mni yang punya kompetensi melakukan dakwah bi lisan bagi masyarakat normal
Indikator Keberhasilan
2016- 2020
2016-2020
Pelaksanaa n
PWM
PWM
Sumber Daya
Rp. 90.000.000
Rp. 12.500.000
Biaya
142
PWM D.I. YOGYAKARTA
Program Pengembangan
3. Diklat Mujahid Dakwah untuk Komunitas Bawah
2. Diklat Mujahid Dakwah untuk komunitas marginal
Kegiatan
Indikator Keberhasilan Terbentuk Korps Mubaligh/Alu mni yang punya kompetensi melakukan dakwah bagi komunitas marginal terpilih (Anjal, pengemis) Terbentuk Korps Mubaligh/Alu mni yang punya kompetensi melakukan dakwah bagi komunitas bawah terpilih Divisi Diklat dan KM
Divisi Diklat dan KM
Pelaksana
Idem
idem
Dinas Sosial /Pokjaluh/DI Y dan MPM PWM
Pelaksanaa n
Dinas Sosial /DIY dan MPM PWM
Pihak yang Terlibat
PWM
PWM
Sumber Daya
Rp. 45.000.000
Rp. 45.000.000
Biaya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
143
Menghasilkan materi-materi dan layanan tabligh yang bersifat panduan, bimbingan, dan pencerahan baik langsung maupun melalui berbagai media
Program Pengembangan
2. Pengiriman mubligh untuk pembinaan pengajian, kajian dan khutbah
1. Mengadakan Pengajian Bulanan
5. Meningkatkan manajemen kuantitas dan kualitas Risalah Jumat
4. Workshop penyusunan peta dakwah untuk kader mujahid dakwah
Kegiatan
Divisi Publikasi & Penerbitan
Divisi Diklat dan KM
Pelaksana
MTT, MPI, MT PDM, PCM, Masjid
Pihak yang Terlibat
Desember 2016
Pelaksanaa n
Konsolidasi Keilmuan dan Program Korps Mubaligh Terlaksanany a tugas kemubalighan pada pengajian, kajian dan khutbah Divisi Diklat dan KM
Divisi Diklat dan KM
5. PROGRAM PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN
Meningkatnya jmlh pelanggan
Indikator Keberhasilan Alumni mujahid dakwah/KM terampil dlm menyusun peta dakwah
PWM
PWM
MT PWM
PWM
Sumber Daya
Rp. 12.000.000
Rp. 12.000.000
Rp. 80.000.000
Rp. 45.000.000
Biaya
144
PWM D.I. YOGYAKARTA
Program Pengembangan
Divisi Dakwah Komunitas & Kemasjidan
Terjalinnya silaturrahmi antara PWM dengan pimpinan Muhammadiy ah di bawahnya
6. Menghadiri dan mengisi pengajian di PRM, PCM, PDM
Masyarakat sekitar dan anggota persyarikatan .
PWM, seluruh Majelis dan Lembaga
5. Pengajian sabtu pagi di PWM DIY
MT PDM, MPM, Lazismu, PTM
MT PDM, MPM, Lazismu, PTM
Pihak yang Terlibat
Divisi Diklat dan KM
Divisi Diklat dan KM
Pelaksana
Divisi Dakwah Komunitas & Kemasjidan
Indikator Keberhasilan Terlaksanany a tugas kemubalighan untuk komunitas marginal Terlaksanany a tugas kemubalighan untuk komunitas kelas bawah Dihadiri lebih dari 50 orang peserta pengajian
4. Pengiriman mubaligh untuk pembinaan komunitas kelas bawah terpilih
3. Pengiriman mubaligh untuk pembinaan komunitas marginal terpilih
Kegiatan
sesuai dengan jadwal
setiap hari sabtu pukul 05.30 06.30 WIB
Pelaksanaa n
PWM
MT PWM
PWM
PWM
Sumber Daya
Rp. 4.500.000
Rp. 3.000.000
Rp. 12.000.000
Rp. 12.000.000
Biaya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
145
Program Pengembangan
10. Menerbitkan buku-buku tentang Islam.
9. Menerbitkan buku-buku pedoman/tuntun an dan materi tabligh
7. Mengisi pengajian di lembaga dan atau instansi pemerintah atau swasta 8. Menghadiri dan mengisi pengajian di lingkungan amal usaha Muhamadiyah
Kegiatan
adanya undangan permohonan dan pengisi dari PWM DIY Tersedianya dan beredarnya buku-buku pedoman/tunt unan dan materi tabligh Terbitnya buku tentang Islam dalam bidang politik,
tersampainya risalah dakwah islam
dengan menjadi pembicara di PCM Turi.
Indikator Keberhasilan
PWM
MTT, MPI, PDM, PCM, Amal Usaha, Ortom Divisi Publikasi & Penerbitan
PWM
PWM dan MT PWM
Lembagalembaga di lingkungan Muhammadi yah
PWM
Sumber Daya
MTT PWM, PDM, PCM, Amal Usaha
sesuai undangan
PWM DIY
Pelaksanaa n
sesuai dengan jadwal dan undangan
Pihak yang Terlibat
Divisi Publikasi & Penerbitan
Divisi Dakwah Komunitas & Kemasjidan Divisi Dakwah Komunitas & Kemasjidan
Pelaksana
Rp. 6.000.000
Rp. 24.000.000
Rp. 3.000.000
Rp. 3.000.000
Biaya
146
PWM D.I. YOGYAKARTA
Program Pengembangan
Tersebarnya informasi ttg pesan2 moral Tersedianya foto, VCD ttg dakwah
14. Pendokumentasia n foto, VCD ttg dakwah
Terbitnya kalender Hijriyah
Indikator Keberhasilan dll
11. Menerbitkan dan mensosialisasika n Kalender Hijriyah 12. Penerbitan Teks Khutbah Idul Fitri dan Adha (Bahasa Indonesia dan Jawa) 13. Menerbitkan brosur, leaflet, dll yang berkaitan dengan dakwah
Kegiatan
Divisi Publikasi & Penerbitan
MTT, MPI, PDM, PCM, Amal Usaha, Ortom
Rp. 5.000.000 Rp. 530.090.000 JUMLAH
Rp. 9.000.000
Rp. 2.000.000
Rp. 30.000.000
Biaya
MT PWM
MT PWM
MTT, MPI, PDM, PCM, Amal Usaha, Ortom
Divisi Publikasi & Penerbitan
PWM
MTT, MPI, PDM, PCM, Amal Usaha, Ortom
Divisi Publikasi & Penerbitan
Sumber Daya
MT PWM
Temporer
Pelaksanaa n
MTT, MPI, PDM, PCM, Amal Usaha, Ortom
Pihak yang Terlibat
Divisi Publikasi & Penerbitan
Pelaksana
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
147
Hendra Darmawan, S.Pd., M.A. NBM : 942.520
Ketua,
Drs. H. Anwar Sanusi, M.A. NBM : 534.545
Bendahara,
H. Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. NBM : 885.094
Sekretaris,
Yogyakarta, 15 Februari 2016
148
PWM D.I. YOGYAKARTA
Ukhuwah Mengembangkan jaringan antar AUM dan majelis baik vertical maupun harizontal Jamaah Focus pada potensi ekonomi Muhammadiyah dan membangun sinergi dengan potensi ekonomi umat yang lain Istiqamah Konsisten pada jalan dakwah iqtishadiyah dengan berpegang pada al qur’an dan al hadits Ilmiyah Mengembangkan model-model pemberdayaan ekonomi umat secara mandiri dan berkemajuan
-
-
-
-
Mengembangkan system ekonomi islam dikalangan Muhammadiyah Mengembangkan sumber pendanaan bagi dakwah Muhammadiyah dan permodalan umat dengan system syariah Mengembangkan wirausaha muda yang mandiri sebagai kader Muhammadiyah Tumbuh dan berkembangnya jaringan usaha dan dakwah Muhammadiyah
-
: Menuju Kemandirian Ekonomi Muhammadiyah : - Meningkatnya Sumber Daya Ekonomi Muhammadiyah melalui pelembagaan ekonomi dan keuangan syariah Berkembangnya kader Muhammadiyah yang mandiri dan profesional Berkembangnya ekonomi ummat melalui jaringan bisnis yang saling menguntungkan
Pembidangan: 1. Jasa Keuangan Syariah dan Permodalan 2. Pengembangan Sektor Riil 3. Ekonomi Kreatif dan Jaringan Bisnis
Strategi:
Tujuan:
Visi Misi
PROGRAM MAJELIS EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015-2020
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
149
2. Berdirinya lembaga pelatihan bagi DPS BTM 3. Terlaksana Pelatihan dan Koordinasi rutin DPS
3. Penguatan DPS di BTM
1. Baitul Arqom AUM Ekonomi
Mengembangka n model ekonomi Muhammadiyah DIY, yang berorientasi pada mobilisasi potensi unit amal usaha ekonomi, usaha ekonomi kreatif,kewirausa haan dan pemberdayaan ekonomi kelompok
PELAKSANA
2. Bidang Jasa Keuangan Syariah & Permodal an 3. Bidang Jasa Keuangan Syariah & Permodal an
BTM, Tarjih
PIHAK TERLIBAT 1. PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN 1. Terselenggaran 1. Bidang JSM, BDW, ya BA setiap Jasa MPK, MEK tahun bagi Keuangan PWA, PDMpengelola Syariah & PDA, BTM, AUMEk Permodal BDW an BTM, Tarjih
INDIKATOR
2. Pendirian LSP DPS BTM
KEGIATAN
Inkubasi Bisnis Muhammadiyah Kajian dan Pengembangan Ekonomi Islam
PROGRAM
4. 5.
SDA
Bid. Keuangan
April-BDW MeiBTM/BMT
PELAKSANA AN
SUMBE R DAYA
2.000.000
BIAYA
150
PWM D.I. YOGYAKARTA
Mengembangka n system manajemen bisnis dan tata kelola bidang ekonomi, penguatan kelembagaan amal usaha dan kegiatan ekonomi serta pemanfaatan asset untuk mendorong
2. Sosialisasi system BTM ketingkat PDM-PCM 3. Rakerwil bersama ME PWA
1. Pelatihan BTM/BMT
4. Membantu Penyusunan kaidah pengelolaan AUM Eko 5. Pelembagaan model wakaf uang dan zakat produkti
4. Pengurus inti PWM
3. Raker berjalan efektif 4. Semua
5. Terkumpul dan tersalurkannya wakaf uang dan zakat produktif untuk modal usaha
3. Pengurus harian
PWA, PDM
Wakaf dan 5. Bidang Lazismu Bidang Jasa Keuangan Syariah & Permodal an 2. PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN MEK PWA, PDA 1. Terlaksananya 1. Bidang Bidang pelatihan dan PDM Jasa BTM/BMT Keuangan PDM, PDA dan setiap tahun Syariah & PCM/PCA Permodal an 2. Pengurus 2. Silaturahim ke Inti PDM MEK PDM, PWA
4. Tersusunnya kaidah pengelolaan AUMEk
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
151
BTM Kasihan
2. Bid. Eko. Kreatif & Jaringan Usaha 3. Bid. Inkubasi
3. Melembaganya model inkubasi
3. Pendirian Muhammadiya
MEK PWA PDM/PDA
JSM dan MEK PDM
3. PENGEMBANGAN JARINGAN 1. Bid. Eko 1. Terlaksana MEK PWA, pameran/SunM PDA, PDM, kreatif & or Tugu produk Diksas, LSBO Jaringan UKMMu Usaha
4. Bidang Bidang Jasa Keuangan Syariah & Permodal an
2. JSM berjalan efektif sebagai jaringan bisnis dan berdiri JSM di daerah
1. Fasilitasi pemasaran produk UKMMu
Mengintensifkan kerjasama potensi dan pelaku ekonomi dilingkungan Muhammadiyah DIY serta mobilisasi sumber permodalan dan pemasaran baik internal maupun eksternal
MQ FM
KSP/USP dibawah PWM/PWA berubah menjadi syariah
2. Revitalisasi JSM DIY dan jaringan di PDM
4. Pendampingan Konversi Koperasi Konvensional di AUM ke Syariah 5. Pendampingan pendirian BTM/BMT 6. Konsultasi Keuangan dan Bisnis Syariah Mikro
produktifitas ekonomi Muhammadiyah DIY
JSM-Febri
152
PWM D.I. YOGYAKARTA
persyarikatan
6. Forum ahli ekonomi Muhammadiya h
6. Bid. Kajian dan Pengemb angan
6. Bank artikel ekonomi muhammadiya h
UMY, UAD
UAD, UMY , Stikes, MPI, Tabligh
5. Bid. Kajian dan Pengemb angan Ekonomi Islam
5. Terbitnya artikel EI dan media cetak baik milik Muhammadiya h maupun umum
5. Penulisan artikel ekonomi islam dimedia cetak: KR, Risalah Jumat, Surya Mataram
MEK PWA, PDM, PDA
4. Dapat mendampingi bisnis warga Muhammdiyah dengan berbagai unit bisnis
4. Pengembanga n unit bisnis warga Muhammadiya h: BarkasMu, BengkelMu,Be kamMu dll
bisnis
4. Bid. Inkubasi bisnis
bisnis muhammadiya h dalam jangka punya tempat sendiri
h Bussines Centre/Pusat Inkubasi Bisnis Muhammadiya h
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
153
Melahirkan kader professional bisnis dan amal usaha ekonomi dan kewirausahaan yang unggul dan berdaya saing dalam mengembangka n kekuatan ekonomi
2. Pendampingan PP Darul Ulum
1. Pengembangan Pesantren Wira Usaha Al Maun sampai di PDM
7. Sinergi pengelolaan situs SuadagarMu.c om
Ekonomi Islam JSM, MEK PDM 7. Bid. 7. Mendampingi Kajian JSM dalam dan pengelolaan Pengemb web bisnis angan Ekonomi Islam serta bid ekonomi kreatif& Jaringan Usaha 4. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA 1. Bid. 1. Efektfinya PP M. Pesantren Al Maun Inkubasi sebagai pusat Bisnis pengkaderan bisnis Muhammadiya h 2. Berkembangny 2. Bid. M. Pesantren a minat santri Inkubasi dalam bisnis mengembangk an bisnis
154
PWM D.I. YOGYAKARTA
Muhammadiyah DIY
6. Terlaksana BA bagi pengelola AUMEk 7. Mengisi Kamastu sebulan sekali 8. Terlaksana talkshow di ADTv dan
6. Baitul Arqom amal usaha ekonomi 7. Ngaji Bisnis Islami-AMM
8. Talk Show Ekonomi di ADTv, TVMu
5. Pendampingan dan coaching bisnis
4. Pelatihan Dai Mandiri
3. Terlaksananya pelatihan bisnisbagi AMM setiap tahun 4. Terlaksananya pelatihan bisnis bagi dai muhammadiya h 5. Berkembangny a bisnis warga muhammadiya h
3. Pelatihan saudagar muda mandiri
8. Bid. Eko. Kraetif
7. Penguru s Inti
5. Bid. Inkubasi bisnis serta bid Eko. Kreatif &Jaringa n Usaha 6. Penguru s Inti
4. Bid. Inkubasi bisnis
3. Bid. Inkubasi bisnis
MPI, MEK PP
AMM, JSM
MPK
MEK PDM,PDA
Tabligh dan Pesantren
AMM, MEK PDM,PDA
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
155
Membentuk unit bisnis, koperasi, BTM, purchasing centre, bisnis on line, kedai, mini market “Surya Mart”, badan usaha distribusi dan melakukan advokasi penerapan dan sosialisasi usaha dan produk lembaga kuangan dan bisnis syariah serta pemberdayaan ekonomi mikro, kecil dan menengah dilingkungan Muhammadiyah DIY 4. Bid. Sektor riil
4. Berdirinya surya mart disetiap PDM 5. Berkembangny a wakaf uang
5. Pengembangn Wakaf Uang
3. MPM
3. 2016
2. 20162017
1. Setiap tahun satu cabang, sampai 2019
4. BDW dan 4. Mulai MPKU, 2016 Stikes, UAD dan Dikdas 5. M. Wakaf 5. Mulai Mei 5. Penguru dan Lazismu 2016…
3. SDA
3. Berdirinya Puskop BTM/Asosiasi
3. Mendirikan Puskop BTM/Asosiasi BTM 4. Mendirikan Surya Mart disetiap PDM
2. Mendirikan BTM disetiap PDM
1. Mengawal pengembanga n BDW disetiap PDM
TVMu 5. PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN 1. Beridirinya 1. Bidang 1. MEK PWA, cabang BDW Jasa PDM dan disetiap PDM Keuanga PDA n Syariah & Permoda lan S 2. Berdirinya BTM 2. SDA 2. Majelis disetiap PDM Wakaf dan Lazismu 2. BTM Surya UH, BTM KG, BTM Surga 3. Rintis an Pusk op 4. Jarin gan Swal ayan 5. Harta wakaf
1. BDW
2.500.000
2.500.000
1.000.000
5.000.000
0
156
PWM D.I. YOGYAKARTA
9. Bid. Sektor riil 10. Bid. Eko. Kreatif & Jaringan
9. Kantin berjalan efektif dan efisien 10. Terpadunya saran out bound islami
9. Pendampingan Kantin Sehat Islami UMY dan AUM yg lain. 10. Pendirian Lembaga Out Bound
8. Works shop ekonomi islam untuk guru muhammadiya h 8. Bid. Kajian dan Pengem bangan Ekonomi Islam
7. Bid. Sektor riil
6. Bid. Inkubasi Bisnis
6. Terdampinginy a UKMMu secara berkelanjutan 7. Berkembangny a usaha PT.Buharum di AUM yg lain 8. EI menjadi mata pelajaran di SMU/SMK Muh.
6. Pendampingan UKMMu
7. Pengembanga n PT. Buharum
s Inti
dan zakat produktif
dan Zakat Produktif. 6. Mulai Juli 2016…
Wakaf, Dikdasmen
UMY dan AUM yang lain
Dikdasmen, UMY dan UAD
9. Maret 2016
8. Sept. 2016
7. Juni 2016 UMY, UAD, Stikes dan PKU
MEK PDM, PDA
7. Usah a existi ng
dan Lazis mu 6. Tena ga pend ampi ng
2.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
157
1. 2. 3.
Waktu rapat Intensitas rapat Studi banding Surabaya
Training
: : :
sekolah Muhammadiya h usaha
158
PWM D.I. YOGYAKARTA
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
1.PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN Membangun 1.1 Tersusunnya buku model strategi Penyusunan panduan praktis dakwah panduan penyelesaian melalui praktis persoalan hukum pengembanga penyelesian n pemikiran persolaan huku, dan hukum. HAM yang Teridentifikasinya 1.2 sejalan kasus –kasus Pengidetnifika dengan nilaihukum yang biasa si dan nilai Islam ditemui dalam klasifikasi serta selaras Persyarikatan kasus-kasus dengan jiwa, Muhammadiyah dan hukum yang Pikiran dan AUM biasa cita-cita bersinggungan Nasional. dengan
Program Pengembangan MPI
M.Dikdasmen, M.PKU
Divisi Advokasi
Pihak yang Terlibat
Divisi Advokasi
Pelaksana
Maret / Desember 2016
Agusts 2016
Pelaksanaan
Sumber Daya
3.000.000
Biaya
Berkembangnya kesadaran dan advokasi di lingkungan Persyarikatan serta peran Muhammadiyah dalam memperjuangkan kepen-tingan publik dan tegaknya hukum, hak asasi manusia dan konstitusi sebagai wujud dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar.
PROGRAM KERJA MAJELIS HUKKUM DAN HAM PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGAKARTA 2015-2020
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
159
Muhammadiya h DIY. Baik antara Institusi Muhammadiya h dengan warga Muhammadiya h maupun Muhammadiya h dengan ormas lainnya maupun dengan pemerintah. 1.3 Penelitian dan pengkajian tentang peran Muhammadiya h dalam isu – isu yang berkaitan dengan pelanggaran HAM
Buku Hasil Penelitian Peran Praksis Muhammadiyah dalam isu tentang HAM
Divisi sosialisasi dan pengkaia perundang -undangan
Majelis Tarjih, Tabligh, MPI, LHKP
Maret / Agt 2017
15.000.000
160
PWM D.I. YOGYAKARTA
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Pelaksana
PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN Rencana program Wakil 2. Menguatkan 2.1. Rapat kapasitas dan kerja evaluasi kerja Majelis Hukum Ketua, Sekretrasi, kinerja program kerja dan HAM PWM DIY Bendahara kelembagaan, Majelis Hukum dan sinkronisasi pelayanan dan HAM dengan program hukum dan PWM DIY tingkat MHH PDM HAM di Se DIY Lingkungan Rencana program 2.2. Rapat Wakil Muhammadiya konsolidasi yang bersifat ketua, h D.I. program dan tematik sekretaris Yogyakarta maping isyu dan tentang hukum Bendahara dan ham dengan MHH PDM 2.3 Rapat rutin Penataan, Ketua, Wk Anggota Konsolidasi dan Ketua dan Majelis Hukum pelaksanaan Sekretaris dan HAM program kerja MHH PWM DIY PWM DIY
Program Pengembangan April 2016,2017,2018,2 019
Dua bulan sekali
Seminggu sekali
MHH PWM dan PDM
Anggota MHH PWM DIY
Pelaksanaan
PWM DY, MHH PWM dan PDM, Ortom dan AUM DIY
Pihak yang Terlibat
Sumber Daya
3.000.000
7.000.000
Biaya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
161
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN 3. 3.1 Mewakili Muhammadiyah Memperluas Muhammadiya menentukan arah Jaringan dan h dalam kebijakan hukum Usaha-usaha koordinasi dan HAM peningkatan dalam kesadaran di Pembahasan Muhammadiya kasus hukum h D.I dan HAM Yogyakarta 3.2 Perintisan Terbentuknya forum dalam pembentukan advokat kader melakukan forum advokat Muhammadiyah advokasi dan Muhammadiya pemberdayaan h atas 3.3 Perintisan Terbentuknya forum persoalandan Lembaga bantuan persoalan penyelenggara Hukum hukum dan n forum Muhammadiyah HAM yang silaturahmi dihadapi lembaga Masyarakat. bantuan hukum Muhammadiya
Program Pengembangan
November 2016
Divisi Advokasi
2015 – 2020
Pelaksanaan
Febrari / Desember 2016
Internal MHH
Pihak yang Terlibat
Divisi advokasi
Pimpinan Harian MHH dan Anggota MHH
Pelaksana
Sumber Daya
7.000.000
7.000.000
Biaya
162
PWM D.I. YOGYAKARTA
3.5 Konsolidasi dengan stake holder pemerintah dan penegak hukum 3.6 Pembuatan web. MHH PWM DIY
h 3.4 Konsolidasi dengan organisasi penggiat Gerakan HAM
Terwujudnya web Majelis Hukum dan HAM PWM DIY
Terkonsolidasikanny a antaa MHH dengan pemerintah dan penegak hukum
Terkonsokidasikann ya gerakan penggiat HAM
Divisi Pengkajia n dan sosialisasi Peraturan Perundang -undangan
Divisi Pengkajia n dan sosialsisa si perundang undangan n Divisi Advokasi
Februari – Agustus 2016
Februari 20162020
2016-2020
Rp 5.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
163
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA 4. Menyiapkan 4.1 Pelatihan Terbentuknya kader-kader relawan relawan Muhammadiya pendamping pendamping kader h D.I. Kader penggerak hukum Yogyakarta Penggerak yang Hukum profesioanal Terlaksanya 4.2 Up dibidang pelaksaan Grading hukum dan Majelis Hukum upgrading HAM yang dan HAM memiliki PWM DIY konsen dan keberpihakan pada kepentingan public. 4.3 Upgrading Terbentknya MHH PDM Se kesefahaman DIY tentang program kerja MHH PWM DIY
Program Pengembanga n 15.000.000
Biaya
15.000.000
Jan s/d Maret 2017
Sumber Daya
Divsi Advokasi
Juni – Desember 2016
Pelaksanaan
7.000.000
Pihak yang Terlibat
Ketua, WK Ketua dan Bendahara MHH
Divisi Advokasi
Pelaksana
164
PWM D.I. YOGYAKARTA
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
PROGRAM PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN 5.1 Workshop Tersusunya 5.Melakukan dan Diskusi gerakan dokumen Pembelajaran penyadaran pembelajaran modul Pendampingan pendampingan dan advokasi HAM kepada masyarakat tentang masyarakat, HAM D.I Yogyakart 5.2 Perintisan tersusunya tentang pendirian dokumen rencana kesadaran Lembaga kontijensi sesuai hukum dan Bantuan ancaman bencana HAM mellui Hukum yang sesuai standar pemanfaatan Muhammadiya dan kapasitas lokal lembagah DIY lembaga 5.3 Terdampingi nya pendidikan Pendampingan persoalan hukum diingkungan Persoalan pada persyarikatan, persyarikatan. Hukum pada AUM, warga persyarikatan, Persyarikatan dan AUM, warga Masyarakat umum Persyarikatan dan Masyarakat
Program Pengembangan
Divisi Advokasi
Divis Pengkajia n dan sosialisasi perundang -undangan Divisi Advokasi
Pelaksana
LBH di bawah naungan muhammadiya h DIY
Pihak yang Terlibat
2016-2020
Rp 3.000.000
Februari- November 2016
Biaya
Rp 15.000.000
Sumber Daya
September 2016
Pelaksanaan
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
165
umum 5.4 penyuluhan hukum melalui berbagai media, baik cetak, elektronik, maupun online
Munculnya kesadaan hukum masyarakat
Pengkajia n dan sosialisasi perundang -undangan
Media Online, Surat kabar, radio
Februari sd Desember 2016
Rp. 7.0000.000
166
PWM D.I. YOGYAKARTA
Program Kegiatan Indikator Pengemba Keberhasilan ngan 1. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN Satu Masjid Muh. 1. Eco-Masjid : Mengemba tiap Cabang (pilot a. Kajian Umum ngkan project) kondisi Masjid Gerakan LH Muhammadiyah memahami dan di DIY mengimplementa -asek berpraksis sikan prinsiplingkungan dakwah prinsip b. Penyusunan ekoefisiensi Buku Pedoman Masjid Ramah Lingkungan (Eco-Masjid) c. Desiminasi/Sosi alisasi d. ImplementasiPercontohan e. Monitoring Evaluasi 2. Sekolah Adiwiyata Seluruh elemen di ling- kungan sekolah Muhammadiyah memahami dan
Pihak Yang Terlibat MLH PDM, PCM, PRM ,LPCR PWM,LPCR PDM, BLH Kota/Kabupaten BLH DIY, LPPM UMY, UAD, LPPM PT DIY
PDM, BLH Kota/Kab, BLH DIY, PT Muh
Pelaksana MLH PWM DIY
MLH PWM DIY, M
PROGRAM KERJA MAJELIS LINGKUNGAN HIDUP PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015-2020
Juni – Des 2016.
April – Nopember 2016
Pelaksana an
PWM, PDM, BLH
PWM DIY, PDM, BLH Kota/Ka b, BLH DIY, LPPM PT Muh di Wilayah DIY
Sumber Daya
10.000.000
15.000.000
Biaya (Rp)
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
167
Dikdasm mempraktekan en PWM, gaya hidup Sekolah ramah ditunjuk lingkungan di sekolah 2.PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN MLH MLH PPP, Majelis Terbangun Mengemba Koordinasi/Konsolidasi PWM Ortom PWM, PDM, sinergitas dengan MLH PP, Majelis ngkan kaDIY pasitas dan Lembaga di PWM, dan PDM- untuk menggerakka PDM fungsi n program kelembaga LH an di lingkungan MLH MLH PP, PDM, PT Workshop Kader LH Terbentuk Muh. DIY PWM Muh, KLHKMuhammadiyah berbasis satu orang dalam DIY Ekoregion Jawa, Cabang kader LH mengemba BLH DIY ditiap Cabang ng kan / PCM kesadaran, kepedulian dan advokasi LH MLH
Sekolah -sekolah di lingkung an PWM, PCM/PR M
Mei - menerus
Januari 2017
Kota/Ka b, BLH DIY, PT Muh
15.000.000
5.000.000
168
PWM D.I. YOGYAKARTA
3. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN Membentuk Forum Masjid Terbentuk Menjalin Peduli Sungai (satu sungai Jejaring kerjasama percontohan) Masjid di yang bantaran setara, sungai bersinergi (percontohan dan saling ) hulu hilir menguntun gkan Kerjasama Pengembangan Terbentukwa dengan Hutan Rakyat (Wana Desa) nadesa lembaga dg Pemerintah dan Swasta pemerintah dan swasta Kerjasama Pengembangan Terbangun dalam Instalasi dan Teknologi percontohan rangka sederhana Pemanen Air PEmanen air pelestarian Hujan hujan di dan Lingkungan peningkata Muhammadiy n kualitas ah DIY dan LH pemanfaatan nya Pengembangan Kompor Pemanfaatan Biomass dengan Swasta kompor (CSR) Biomass pada Desa Mandiri Energi UGM, BNPB, BPBD DIY,PT
BPTTG , PTM, Perusahaan Swasta
MLH PWM
BLH DIY, Forum Dukuh DIY, BPDAS,
PCM/PRM,Komuni tas Sungai, BBWS,BLH
MLH PWM
MLH PWM
November 2016
JAnuari 2017
Desember201 6
Jaringan MLH,
30.000.000
30.000.000
5.000.000
15.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
169
Program Kegiatan Indikator Pelaksana PengemKeberhasilan bangan 4. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA Menghasilkan Worshop dan Warga MLH PWM DIY kader dan Implementasi Muhammadiyah warga di DIY Pengembangan dan Masyarakat yang sadar Teknologi umum, faham lingku- ngan Energi dan dan memiliki Terbarukan menggunakan concern serta teknologi energi keberpihakan terbarukan. kepada usaha- Workshop dan Warga MLH PWM DIY usaha Implementasi Muhammadiyah pelestarian dan Instalasi dan Masyarakat penyelamatan Pemanen Air umum, faham LH Hujan dan menggunakan Teknologi Pemanen Air Hujan Juni 2016 2020
Juni 2016 2020
UGM, BNPB, BPBD DIY,PT
Pelaksanaan
Lab.Fisika Unbraw Malang , LPPM UMY, UAD
Pihak Yang Terlibat
PWM DIY, PDM, BLH Kota/Kab, BLH DIY, LPPM PT Muh di Wilayah DIY
PWM DIY, PDM, BLH Kota/Kab, BLH DIY, LPPM PT Muh di Wilayah DIY
Sumber Daya
12.000.000
12.000.000
Biaya
170
PWM D.I. YOGYAKARTA
5. PROGRAM PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN Menyusun Kajian Studi KElaykan MLH PWM DIY model-model Kelayakan Bisnis, proposal Tim Ahli, RS praksis, Pendirian Investasi Muhammadiyah pendidikan dan Laboratorium pelatihan, Pengelolaan buku-buku Limbah B3 panduan dan Studi KElaykan MLH PWM Kajian advokasi yang DIY,Tim Ahli, MEK Bisnis, Kelayakan berkaitan proposal Pendirian dengan isu-isu Investasi Pabrik Etanol dan usaha penyelamatan lingkungan di Pembuatan Adanya KEbun MLH PDM DIY Kebun Bibit Bibit di Setiap Kota/Kabupaten, Muhammadiya MLH MLH PWM h Kota/Kabupate n Juni 2016 2020
Juni 2016 2020
Juni 2016 -2020
PT, RS Muhammadiya h
PT, Disperidagkop,
, Dinas Pertanian , BKSDA, BLH DIY
Dinas Pertani an, BKSDA , BLH DIY
MLH, Disperindagk op, MEk
MLH, PT, Perusahaan Swasta, RS Muhammadi yah
50.000 .000
12.000.000
12.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
171
1. Mengembangkan dokumentasi sejarah, karya intelektual dan sistem pustaka termasuk didalamnya mengembangkan elibrary (perpustakaan digital) dan distribusi kepustakaan di seluruh jenjang pimpinan Muhammadiyah.
PROGRAM PENGEMBANGAN
Terbitnya majalah Muhammadiyah DIY setahun 9 kali
2. Menerbitkan majalah bulanan Muhammadiyah DIY
Lomba Terpetakannya Perpustakaan perpustakaan Sekolah (SD , SMP, sekolah
Adanya dokumentasi audio visual tentang kegiatan Muhammadiyah se-DIY
INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Dokumentasi audio visual
KEGIATAN
Divisi Pustaka
Divisi Media
Divisi Media
PENANGG UNG JAWAB
MPI PWM
MPI PWM
PELA K SANA
MPI PWM
PWM dan Majelis/le mbaga
PIHAK YANG TERLIBAT
Januari –Juli 2017
April Des 2016
Mei – Okt 2016
TENGG AT WAKTU
PROGRAM KERJA DIVISI MEDIA MEJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY PERIODE 2015 – 2020
MP PWM
MPI PWM
MPI PWM
SUMB ER BIAYA
Rp. 7.000.000 x 9
Rp. 2.500.000
BIAYA
172
PWM D.I. YOGYAKARTA
Melakukan pendampingan pengelolaan perpustakaan AUM (3 perpustakaan/th)
Lomba Perpustakaan Sekolah (SD , SMP, SMA) yang belum terakreditasi Perpusnas dan Belum Pernah Menang Lomba Perpustakaan di masing2 Daerah (PDM)
SMA) Peserta masing2 kategori minimal 5 sekolah
Perpustakaan AUM yang didampingi bisa menjadi anggota katalog online bersama
Muhammadiyah di Wilayah DIY mana yang telah sesuai standar SNI mana yang belum
Divisi Pustaka
MPI PWM & Perpu stakaa n AUM DIY
Himpu sma, Dikda smen, BPAD, Dinas Pendi dikan
MPI PWM
Himpusma , Dikdasme n, BPAD, Dinas Pendidikan
Agustu s 2017 – Feb 2020
MPI PWM
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
173
3. Mengembangkan sistem informasi Muhammadiyah yang unggul dan lengkap disertai pemanfaatan multimedia dan teknologi informasi untuk menopang aktivitas persyarikatan
2. Peningkatan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan yang berfungsi untukmengembangk an pengetahuan dan informasi warga Persyarikatan Muhammadiyah DIY dan masyarakat luas.
Adanya foto–foto sejarah Muhammadiyah DIY dengan cara merepro atau menscan ulang foto 1 kali sosialisasi dengan peserta pimpinan AUM
Adanya 4 produk seputar Teknologi Informasi untuk/kegiatan untuk acara AdiTV Terbentuknya katalog online bersama koleksi muhammadiyah di AUM DIY
Pelatihan pengembangan perpustakaan muhammadiyah
Sosialisasi pentingnya pengelolaan arsip dan perpustakaan bagi AUM DIY
1. Produksi acara seputar Teknologi Informasi bekerjasama dengan ADiTV
Mengembangkan katalog online bersama antar perpustakaan AUM (khusus koleksi &
Divisi Pustaka
Divisi Media
Divisi Pustaka
Divisi pustaka
MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM & Perpu stakaa
MPI PWM
Suara Muhamma diyah
UAD, UMY dan ADI TV
Pimpi nan PWM
MPI PWM
Juli 2017 – Feb 2020
April – Des 2016
Agustu s 2017
Okt – Nop 2016
Rp. 1.000.000
MPI PWM
MPI, UAD, Rp. UMY 15.000.000 dan ADI TV
MPI PWM
174
PWM D.I. YOGYAKARTA
meliputi media elektronik dalam hal ini radio dan televisi, media internet dan mobile devices, media cetak, integrasi database personal / kader, kantor maya, sistem aplikasi profil Muhammadiyah, digitalisasi dokumen, distro linux Muhammadiyah, dan lain-lain. Tersusunnya pedoman pengelolaan perpustakaan yang jadi acuan volunteer dalam mengelola perpustakaan PWM dan terukurnya kemanfaatan layanan pustaka Ruang Lobby Depan di kantor PWM, pustakanya dapat dimanfaatkan dan ada ketertarikan untuk memanfaatkan dari internal PWM
Penyusunan pedoman pengelolaan perpustakaan yang jadi acuan volunteer dalam mengelola perpustakaan PWM
Mengembangkan perpustakaan PWM DIY
dokumen kemuhammadiyahan )
Divisi Pustaka
Divisi Pustaka MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM & Voule ntir pengel ola perpu stakaa n MPI PWM & Voule ntir pengel ola perpu stakaa n
n AUM DIY
Juli Desem ber 2016
Maret Juni 2016
MPI PWM
MPI PWM
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
175
4. Menyusun profil, kegiatan, amal usaha di lingkungan Muhammadiyah Daerah se-DIY
Divisi Pustaka
Pustakawan dilingkungan AUM memiliki pemahaman & keterampilan yang memadai untuk mengembangkan perpustakaan SDM di AUM DIY dapat memahami dan memiliki keterampilan mengelola arsip
Pelatihan pengembangan perpustakaan muhammadiyah
Pelatihan pengelolaan kearsipan
Divisi Pustaka
Divisi Media
Adanya profil Pimpinan Muhammadiyah dari Ranting sampai Wilayah
Divisi Pustaka
Pembuatan profil Pimpinan Daerah Muhammadiyah seDIY
Penambahan Koleksi Koleksi Pustaka PWM dari perpustakaan AUM PWM bertambah jumlahnya 100 koleksi dalam 1 tahun
MPI PWM
MPI PWM & Pusta kawan di AUM DIY MPI PWM & AUM
Ranting, Cabang, Daerah dan PWM
MPI PWM
MPI PWM
AUM
Oktober 2017
Septem ber 2017
Maret Juli 2016
Januari 2017 2020
MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM
Rp. 2.500.000
176
PWM D.I. YOGYAKARTA
6. Meningkatkan pelayanan publikasi, baik yang bersifat cetak maupun
Workshop manajemen penerbitan/jurnalisti k
3. Membuat web “majalah suryamataram
2. Pendataan dan workshop radio komunitas yang dikelola oleh warga Muhammadiyah se-DIY
5. Mengelola website 1. Membentuk Tim Muhammadiyah, Webs radio komunikasi Muhammadiyah dan jaringan antar DIY untuk media di lingkungan mengelola dan Muhammadiyah update berita DIY. tentang kegiatan PWM, Majelis, Lembaga dan AUM se-DIY
Terlaksananya workshop manajemen penerbitan/
Divisi Media
Divisi IT
Divisi Media
Terdatanya dan terselenggaranya workshop radio komunitas atau lainnya yang dikelola oleh warga Muhammadiyah Aktifnya web “suryamataram”
Divisi Media
Divisi Media
2. Terkelolanya Webs PWM DIY senantiasa ter update setiap hari selama 12 bulan)
1. Terbentuknya Tim Webs PWM DIY
MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM
AUM dan Majelis/ Lembaga di PWM
Pengelola Radio Komunitas di DIY
MPI PWM
MPI PWM
Septem ber 2016
April 2016
April Des 2016
Maret 2016
Maret 2016
MPI dan AUM
MPI
PWM
PWM
Rp. 5.000.000
Rp. 2000.000,-
Rp. 4.000.000
Rp. 12.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
177
elektronik, sebagai bagian penting dalam pengembangan syi’ar Persyarikatan Muhammadiyah di DIY Publikasi kegiatan Muhammadiyah di DIY (berita) Artikel – artikel KeIslaman versi Muhammadiya Download (artikel, keputusan, edaran, maklumat dll) Adanya peran IT dalam setiap kegiatan
Terdokumentasi dan terunggahnya di ietrnet kajian yang dilaksanakan
Memaksimal web muhammadiyahdiy. or.id search engine optimation (seo)
Berkoordinasi dan melakukan pelatihan dengan majlis/ lembaga/ ortom tingkat wilayah
Upload dokumentasi kajian ke dunia - Share , share dan share link kajian ke berbagai medsos
jurnalistik
Divisi IT
Divisi IT
Divisi IT
MPI PWM
MPI PWM
MPI PWM
DIY
Mulai April 2016
Mei 2016
April 2016
178
PWM D.I. YOGYAKARTA
NBM.1011850
7. Menerapkan pengendalian dan penjaminan mutu penerbitan di lingkungan Muhammadiyah DIY MPI PWM
NBM.942519
Sucipto, M. Pd.B.I.
MPI PWM
Dr. Robby H. Abror
Divisi Media
Sekretaris
Adanya pedoman mutu dan SOP tentang penerbitan bukubuku di lingkungan Muhammadiyah DIY
Ketua
Membuat pedoman mutu dan SOP tentang penerbitan buku-buku di lingkungan Muhammadiyah DIY
oleh majleis/lembaga /ortom tingkat wilayah
Maret 2016
MPI PWM
Rp. 1.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
179
I
PJ: Drs. Muhammad Hasanudin
Bidang Organisasi dan Pelatihan
PJ: Zaenal
Penyelenggaraan pelatihan instruktur.
PJ: Dedi Rustandi
Penyelenggaraan Darul Arqam Pimpinan Daerah
• •
•
•
•
Diterapkannya model-model training yang aktif, kreatif, menyenangkan dan mencerahkan Minimal 2 kali/periode Adanya instruktur BA/DA di semua tingkat,
Terbentuknya kader yang militan dan loyal serta paham dan kompeten dalam mengimplementasikan cara berpikir dan bersikap yang sesuai dengan sistem gerakan Muhammadiyah sehingga tercipta keselarasan gerakan dengan PWM. Terlaksana minimal 2 kali dalam 1 periode
Mei 2016
April 2016
MPK Rp 5.000.000 Daerah dan Ortom Wilayah
PH PDM Se Rp 5.000.000 DIY
VISI PENGEMBANGAN Berkembangnya fungsi dan kualitas perkaderan yang sistematik dengan memperteguh militansi, kompetensi dan peran kader Muhammadiyah sebagai pelaku gerakan dalam menghadapi kompetisi dan tantangan yang kompleks di tengah dinamika Persyarikatan, umat, bangsa dalam konteks wilayah DIY. Waktu Sasaran PRAKIRAAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KEBERHASILAN Pelaksanaan ANGGARAN PENGEMBANGAN DANA
DRAFT MATRIK PROGRAM KERJA MAJELIS PENDIDIKAN KADER PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH PERIODE 2015 – 2020
180
PWM D.I. YOGYAKARTA
•
•
•
Rakorwil: • Mengkoordinasi penyelenggaraan Baitul Arqam pada • level Pimpinan, Ortom dan AUM yang setingkat. PJ: Arif Hidayat
PJ: Sahdara Nisa
Maret 2016
Mei 2016
Terbentuknya kader yang memahami cara berpikir dan sikap yang sama dalam gerakan Muhammadiyah Terlaksana minimal 3 kali dalam 1 periode
September
MPK Rp 1.000.000 Daerah dan Ortom
Rp 5.000.000
Pengurus Rp 1.000.000 MPK Wilyah
MPK Rp 3.000.000 Daerah dan Ortom Wilayah
Terbentuknya kader Ortom Wilayah yang Desember 2016 Ortom Wilayah militan dan loyal serta paham dan kompeten dalam mengimplementasikan cara berpikir dan bersikap yang sesuai dengan sistem gerakan Muhammadiyah sehingga tercipta keselarasan gerakan dengan PWM. Terlaksana minimal 2 kali dalam 1 periode
Adanya pengalaman baru dan up dating model perkaderan yang inovatif dan kreatif Terlaksana minimal 2 kali/periode
Terbentuknya korps Instruktur tingkat wilayah dan daerah
Menyelenggarakan • Darul Arqam Lintas Ortom Wilayah
PJ: Hasanudin
Coaching Instruktur
PJ: Zaenal
Pembentukan Korps Instruktur
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
181
Suplemen
Pegembangan model-model kaderisasi alternatif: Kemitraan dengan Komunitas Tertentu, Family Gathering (Satu Periode 2 kali), PJ: Zulfikar
Tersusunnya Peta Kader berdasarkan: jenjang (Wilayah, Daerah, Ranting); Sebaran (Persyarikatan, umat, bangsa, kemanusiaan) Profesi (Seniman, Pengusaha, Politisi, dll) Tersusunnya Aplikasi Sistem Informasi Pemetaan Kader Berbasis IT
Tersedianya Modul
•
•
Follow Up dan Pengembangan kapasitas pasca BA PJ: Hasanudin
PJ: Arum Priadi
Memetakan Sumber Daya Kader dan Menyusun database kader berbasis IT: Menyiapkan konten
Tentatif
Tentatif
Maret – April 2016
Rp 2.000.000
Rp 500.000
Komonitas Rp 5.000.000
AUM
MPI
182
PWM D.I. YOGYAKARTA
II
PJ: Iman Sumarlan
Bidang Pengkajian dan Jaringan
Terlaksananya kajian rutin tema-tema ideologis 2 Bulan Sekali
Terlaksananya kajian rutin dengan tema masalah aktual
Diskusi TopikTopik Aktual
Terlaksananya kegiatan pengajian Ramadhan Satu Tahun Sekali
Terselenggaranya kegiatan (2 x selama periode jabatan)
Kajian Rutin Tema-Tema Ideologis PJ: Dwi Setyawan
PJ: Iman Sumarlan
Pengajian Ramadhan Setiap Ramadhan
PJ: Agung Wijayanto
Ideopolitor
Jamaah
Koordinasi: LHKP
Rp 5.000.000
Peserta: Rp 2.000.000 PDM dan Ortom
Tentatif
MPK PWM Rp 500.000
Tentatif (Tiap MPK PWM Rp 1.000.000 tahun)
Juni-Juli 2016 Juni-2017 Mei 2018 Mei 2019 April-Mei 2020
Mei 2016 dan Januari 2017
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
183
Terbangunnya jejaring dengan pihak lain (pemerintah, non pemerintah & lintas majelis) yang sesuai dengan sistem gerakan Terjalinnya kerjasama minimal 3 MoU dalam 1 periode
Membangun jejaring dengan pihak lain (pemerintah, non pemerintah & lintas majelis) yang memiliki visi yang sama dengan program MPK PJ Zulfikar •
•
Terjalinya kerjasama dengan berbagai Majelis dan Lembaga setingkat Wilayah
Adanya check list tentang monev kader
Monitoring dan Evaluasi perkaderan ortom PJ Arif & Arum
Mengadakan • koordinasi dengan majelis-majelis setingkat dalam rangka pengembangan perkaderan PJ Dedi Rustandi
4 Bulan Sekali
PJ M. Sobar
Tentatif
Tentatif
Setahun sekali
Rp 1.000.000
Rp 500.000
pemerintah, Rp 500.000 non pemerintah & lintas majelis
Majelis terkait
Ortom
184
PWM D.I. YOGYAKARTA
III
Menyediakan materi-materi perkaderan dan ideologi
Bidang Penerbitan
Menyusun Materi Perkaderan Muhammadiyah
Mendorong penempatan kader-kader terbaik persyarikatan di berbagai sektor publik PJ Agung Wijaya
Silaturahim Kader Lintas Profesi (Seniman, Pengusaha, Jurnalis, politisi dan budayawan) PJ AN Kahfi
Mengembangkan jaringan beasiswa PJ AN Kahfi Terbentuknya Forum Kader Lintas Profesi yang saling bersinergi dalam rangka pemetaan kader berbasis TI Terlaksananya Silaturahim Kader Lintas Profesi minimal 1 kali dalam 1 periode
Tersusunnya Materi Perkaderan
Tersalurkannya kader di berbagai lembaga Muhammadiyah, pemerintah maupun non pemerintah
•
•
Terbangun jaringan beasiswa dengan lembaga pemberi beasiswa
Rp 500.000
Kader
Rp 500.000
Seniman, Rp 1.000.000 Pengusaha, Jurnalis, politisi dan budayawan
Kader di PTM
Oktober 2016 AUM, ortom Rp 2.000.000
Tentatif
Tentatif
Tentatif
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
185
PJ: Muhammad Zaenal
Muhammadiyah yang menjadi rujukan dalam setiap perkaderan Muhammadiyah
Tersusunya Pedoman Ice-Breaking yang menarik
Tersusunnya Pedoman Outbound Perkaderan yang aplikatif & mencerahkan
Menyusun Pedoman IceBreaking PJ Desti & Pariyatun
Menyusun Pedoman Outbound Perkaderan PJ Danuri
Menghimpun Makalah dari para pakar membahas isu terkini (tahunan)
Tersusunnya Pedoman Tadarus yang aplikatif
Menyusun Pedoman Tadarus PJ Arif Hidayat
Penerbitan Buku • Makalah Pengajian
Tersusunnya Modul Darul Arqam dan Baitul Arqam
Menyusun Modul Darul Arqam & Baitul Arqam PJ Arif Hidayat
PJ Naim Ashari
2016, 2017, 2018, 2019,
Oktober 2016
Oktober 2016
Oktober 2016
Kader
Peserta BA/DA
Peserta BA/DA
Jamaah
Rp 5,000.000
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
Rp 2,000.000
Desember 2016 AUM, ortom Rp 2.000.000
186
PWM D.I. YOGYAKARTA
PJ Hendro Sucipto, Ema Widyaningrum
Ramadhan • Terlaksana Penerbitan buku setiap tahun (pasca Ramadhan)
2020
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
187
I
A
Sistem Gerakan Meningkatkan sistem penyelenggaraaan/pengelolaan amal usaha bidang kesehatan (AUMAKES) yang unggul dan berbasis PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) / AlMaun dengan manajemen terpadu, tata kelola, pengawasan standar
Program Pengembangan
Kegiatan
Indikator Keberhasilan dan Target
Pihak yang Terlibat & PIC
TERWUJUDNYA AUMKES YANG UNGGUL DAN BERKUALITAS SEBAGAI SARANA DAKWAH MUHAMMADIYAH Tenggat Waktu
Anggaran
Berkembangnya fungsi pelayanan kesehatan dan kesejahteraan yang unggul dan berbasis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kemajuan hidup masyarakat khususnya kaum dhu’afa sebagai wujud aktualisasi dakwah Muhammadiyah.
VISI PENGEMBANGAN :
RANCANGAN PROGRAM KERJA MAJELIS PEMBINA KESEHATAN UMUM PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2015-2020
188
PWM D.I. YOGYAKARTA
2
1
Membangun sistem informasi AUMAKES
pelayanan dan mutu, dan pengelolaaan IPO (InputProses-Output) (4) Konsolidasi organisasi
Raker MPKU PWM Rapat Koordinasi Majelis PKU dan AUMA kes, dengan menghadirkan pembicara untuk memberikan wacana2 baru
Rakernas MPKU
b. c.
d.
a. Pemetaan AUMAKES ditinjau dari mutu pelayanan
Rapat Rutin
a.
-
-
Tersedia data Terukur
1 kali setahun 4 Bulan sekali (target selain pertemuan rutin ada dinamika dan update ilmu2 baru, dan membangun komunikasi antar AUM kes) Krearifitas pembuat acara 1 kali setahun
1 kali sebulan (Min 12 kali setahun)
Bidang Pelayanan
Sekretariat
Sekretariat Sekretariat
Sekretariat
2016 - 2020
2016 - 2020
MPKU PWM
Non anggaran (tempat bergilir ke masing2 anggota MPKU) PWM DIY Non Anggaran Shohibul bait bergilir ke Masing2 PDM
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
189
Membangun basis gerakan melalui amal usaha kesehatan di akar rumput, wilayah, daerah dan cabang
Standardisasi pelayanan di AUMKES: 1. SDI 2. Fasilitas
3
4
a. Sosialisasi Standar Pelayanan di AUMAKES dan pembinaan b. Menetapkan Base line mutu masing – masing AUMAKES c. Meningkatkan mutu
b. Sosialisasi visi misi program kesehatan Muhammadiyah
a. Sosialisasi AUMAKES sebagai basis gerakan akar rumput bidang kesehatan
b. Sosialisasi Program mutu
Adanya persamaan persepsi visi, misi serta program kesehatan Muhammadiyah Performance pelayanan AUMKES meningkat
indikator pelayanan Memahami regulasi Memahami Mutu Setiap cabang memiliki AUMAKES
Bidang Hukum dan SDI
Bidang pelayanan dan Bidang Hukum MPKU PWM
2016 - 2020
Juli 2016
2016 - 2020
190
PWM D.I. YOGYAKARTA
Menekankan pematuhan atas izin operasional klinik AUMAKES
Perluasan dan pengembangan Dana Sehat Muhammadiyah
5
6
-
-
-
-
Penggalangan komitmen Perluasan cakupan peserta DSM Pembinaan UKS di sekolah2 muhammadiyah di wilayah DIY Pengembangan jaringan pelayanan kesehatan Perbaikan sistem pelayanan
b. Monitoring dan evaluasi terkait izin operasional AUMAKES se-DIY
a. Konsolidasi dengan AUMAKES se-DIY terkait izin operasional
pelayanan masing – masing AUMAKES
-
Peningkatan jumlah peserta Peningkatan cakupan layanan kesehatan
Semua AUMAKES mempunyai izin operasional
Bid Pelayanan Divisi Diversifikasi
Bidang Organisasi dan kerjasama
Bidang Organisasi dan kerjasama Setiap 3 bulan sekali dalam kegiatan Rakor Setiap 3 bulan sekali dalam kegiatan Rakor Selama Periode kepengurusan
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
191
II
B
Monitoring dan evaluasi keberadaan dan manajerial AUMAKES di DIY
Peningkatan kompetensi kepemimpinan di AUMAKES
Advokasi AUMAKES
2
3
4
1
Organisasi dan Kepemimpinan Menguatnya sistem manajemen organisasi Amal usaha Muhammadiyah yang dinamis dan produktif Optimalisasi koordinasi dalam pengelolaan AUMAKES dan kepemimpinan
Pelatihan manajemen rumah sakit Muhammadiyah Memberikan advokasi pada AUMAKES yang membutuhkan.
Mengadakan pertemuan membahas perkembangan klinik setiap tahun dengan sistem bergilir dari satu klinik ke klinik lainnya
Rapat rutin dan konsolidasi bersama AUMAKES, PDM dan PWM
Kesepahaman dalam pengawalan program AUMAKES Mapping AUMAKES Bidang Organisasi dan kerjasama div. Kerjasama internal Bag. Hukum dan SDI Bag. Hukum dan SDI
Sekretariat
Selama periodesasi kepengurusan
Tiga bulan sekali
192
PWM D.I. YOGYAKARTA
III
C
2
1
Pembentukan jaringan Rumah sakit dan BP/RB
Jaringan Meningkatkan peran jejaring kesehatan berbasis keumatan dan kebangsaan Membangun jejaring untuk promosi kesehatan masyarakat a. Membuka kerja sama dengan dinas Kesehatan Propinsi dan Kab/Kota serta LSM b. Membuka kerja sama dengan perguruan tinggi Muhammadiyah/Aisy iyah dalam rangka promosi program pengembangan kesehatan masyarakat Membentuk aliansi AUMAKES dalam penguatan kerjasama internal dan eksternal dengan tujuan antar AUMAKES dapat saling berbagi keunggulan dan model pengembangan berdasar pengalaman Terselenggaranya aliansi AUMKES
Terjalinnya kerja sama dengan Dinkes Propinsi, Kota / Kab serta LSM Terjalinnya kerja sama dengan PT Muhammadiyah dan Aisyiyah
Bidang organisadi dan kerjasama
Bidang organisadi dan kerjasama
Bidang organisadi dan kerjasama
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
193
IV
D
2.
1
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
Sumber Daya Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan anggota Muhammadiyah sebagai subyek gerakan secara konsisten dan berkelanjutan Konsolidasi dengan ortom angkatan muda Muhammadiyah dalam membangun jejaring pelayanan kesehatan akar rumput
c.
b.
Kajian topik – topik update Presentasi hasil2
a. Sosialisasi kepada ortom terkait pengadaan desa binaan kesehatan pasca-baksos yang pernah diadakan oleh mereka b. Berkoordinasi dengan AUMAKES untuk memudahkan ortom bekerjasama dalam pemberdayaan masyarakat a. Pendidikan berkelanjutan
masing-masing
Kompetensi tenaga kesehatan tercapai dan terpelihara
Muncul desadesa binaan ortom dengan fokus kesehatan dan pemberdayaan masyarakat lain Kemudahan akses kerjasama antara ortom dan AUMAKES
Bidang Hukum dan SDI
Bidang organisadi dan kerjasama
Bidang organisadi dan kerjasama
194
PWM D.I. YOGYAKARTA
V
E
1
Mengarahkan program magang mahasiswa kesehatan PTM di AUMAKES
4.
Aksi Pelayanan Mengembangkan jenis-jenis model pelayanan kesehatan baru yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat di akar rumput yang bersinergi dengan AUMAKES sebagai wujud gerakan al-Ma’un/PKO Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ekonomi lemah berbasis masjid di daerah, cabang dan ranting
Membuat pilot project Pengelolaan Manajemen RS Terpadu
3.
penelitian Melakukan workshop manajemen RS Melakukan pendampingan manajemen Melakukan koordinasi antara PTM dan AUMAKES Melakukan monitoring dan evaluasi
a. Pelayanan kesehatan berbasis masjid
b.
a.
b.
a.
Setiap ranting, cabang dan daerah punya model pelayanan kesehatan yang
Adanya amal usaha kesehatan sebagai pilot project pengembangan manajemen
Bidang Pelayanan
Bidang Pelayanan
Bidang pelayanan
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
195
2
Program pemeriksaan kehamilan dan persalinan gratis bagi kaum dhu’afa
c. Monitoring dan evaluasi
b. Merancang mekanisme program
a. Konsolidasi dengan AUMAKES dan Daerah terkait perencanaan sumber dana
c. Pelayanan kesehatan berbasis pengajian di ranting, cabang dan daerah
b. Optimalisasi dokter, perawat, bidan, farmasis, dari PTM (UMY, UNISA, UAD)
menyesesuaikan kondisi masingmasing Terjadwal dalam agenda pemberdayaan masyarakat tingkat cabang dan ranting Terbentuknya jama’ah pengajian yang selalu dirangkai dengan pelayanan kesehatan Kesepahaman antara AMUAKES dengan Daerah dan Wilayah tentang konsep program Terancangnya mekanisme program Pelaksaan evaluasi Bidang Pelayanan
196
PWM D.I. YOGYAKARTA
4
3
Suporting Program LPB dalam hal penyediaan tenaga kesehatan dan obat/alat kesehatan
Mengadakan promosi kesehatan masyarakat
Mengadakan promosi penanggulangan masalah kesehatan masyarakat (flu burung, flu babi, malaria, TBC, HIV AIDS, penyakit akibat rokok, dsb), kampanye kesadaran hidup sehat dan bersih, kampanye dan penyuluhan kesehatan reproduksi serta kampanye dan pelayanan anti-narkoba melalui pengajian untuk masyarakat sekitar yang diadakan di BP-RB setempat Koordinasi AUMKES dengan PTM dalam penyediaan tenaga kesehatan dan obat/alat kesehatan Tersedianya tenaga kesehatan dan obat/alat kesehatan yang memadai.
AUMAKES memiliki kegiatan rutin berupa promosi kesehatan masyarakat
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
197
dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad., M.Kes. NBM : 797.692
Ketua, Alif Kh Azizi,SE 720.712
Sekretaris,
Yogyakarta, 26 Maret 2016 Majelis Pelayanan Kesehatan Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY
198
PWM D.I. YOGYAKARTA
Kegiatan
Mengembangkan 1) Konsolidasi organisasi sistem pelayanan a) Rapat sosial mingguan Muhammadiyah b) Rapat kerja D.I. Yogyakarta Tahunan yang berfungsi c) Rapat Kerja sebagai Daerah community centre d) Family dan family centre Gathering dengan berorientasi pada 2) Penataan Administrasi dan pemberdayaan Kesekretariatan dan pemenuhan a) Pengadaan hak-hak sosialkantor dan ekonomi berbasis pelengkapan praksis al-Maun. nya b) Penataan Administrasi MPS
Program Pengembangan
Memiliki Kantor dan perlengkapan nya dengan sistem administrasi yang tertib
Sekretaris MPS PWM DIY
Anggota MPS PWM
Bulan Februari – Maret 2016
Indikator Pihak yang PelaksanaKeberhasilPelaksana Terlibat an an 1. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN Anggota MPS Setiap Terlaksanana Ketua MPS PWM Selasa Sore PWM rapat rutin DIY Setiap sesuai Awal/Akhir jadwal dan tahun agenda Awal/Akhir tahun Akhir tahun 2016
PROGRAM KERJA MAJELIS PELAYANAN SOSIAL PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY TAHUN 2016 Sumber Daya
25.000.000
15.000.000 2.000.000 5.000.000 10.000.000
Biaya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
199
Memiliki kaidah keuangan MPS dan keuangan MPS terkelola dg baik Berdiri MPS di setiap PCM
Memiliki data riil mps sampai cabang
3) Penataat Keuangan a) Membuat kaidah keuangan MPS b) Mengelola keuangan MPS
4)Pendirian MPS sampai tingkat PCM
5) Pendataan anggota MPS sampai tingkat PCM
Sleman : Adi Negara Kulonprogo : Burhani Edwin, Gunung Kidul : Irwan Trianto,
Sleman : Adi Negara Kulonprogo : Burhani Edwin, Gunung Kidul : Irwan Trianto, Kota YK : Ghifari Yuris, Bantul : Andy Putra Wijaya
Bendahara MPS PWM DIY
PDM & PCM
PDM & PCM
Anggota MPS PWM
Desember 2016
Desember 2016
Bulan Februari – Maret 2016
PWM
PWM
2.000.000
1.000.000
15.000.000
200
PWM D.I. YOGYAKARTA
Tingkat cabang sampai wilayah mempunyai kesamman persepsi tentnag MPS MPS PWM DIY Memiliki Akun FB, Twitter, Instagram, Website Memiliki Poster & Video kampanye sesial
6) Membangun kesamaan persepsi MPS sampai tingkat PCM : A. Silatrahmi MPS PDM Se- DIY B. Kunsiroh MPS PDM & PCM
7) Pembuatan media MPS
8) Pembuatan poster dan video kampanye pelayanan sosial
Amron
Enggar
Adi Negara Burhani Edwin,:Irwan Trianto
Kota YK : Ghifari Yuris, Bantul : Andy Putra Wijaya
MPS PWM,
MPS PWM, MPS PDM
PDM & PCM
Agustus
Maret
November 2016
PWM
PWM
PWM
15.000.000
2.000.000
3.500.000 1.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
201
Mengembangkan dan mereformasi tata kelola pelayanan sosial untuk meningkatkan kinerja; membentuk lembaga-lembaga sosial alternatif; serta penguatan Amal Usaha Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta bidang sosial seperti panti asuhan yatim piatu, panti anak jalanan dan panti wreda untuk
2.
1) Survei dan pendataan panti
9) Membuat aplikasi Panggilan ambulan gratis Muhammadiyah
Enggar
MPS
April
PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN - Terlaksana A) - Silaturahim nya ke semua - Mb Diah, Februarisilaturahm panti Novi, Evan, September i muhammadiya Relawan. (dari data - Adanya huntuk melihat yang data base realitas - PRM dan dimiliki panti sebenarnya PCM seJumlah muhamma kondisi pantiDIY panti diyah panti yang Muhammad dimilikimuham - MPS Seiyah ada 26, madiyah DIY jadi kita - Pendataasumsikan anpanti, dalamsatub meliputi: SDM, ulan 3 kali jumlah yang kunjungan) diasuh, Agustuskegiatanpanti, September dll. - Mengidentifikasi
Memiliki Aplikasi Ambulan Gratis
PWM/ MPS
PWM
7.000.000
3.000.000
202
PWM D.I. YOGYAKARTA
lansia terlantar.
2 )Merumuskan Model Ideal Panti
- Divisi lain di MPS DinasSosial
- Terbitnya Buku Sertifikasi Panti � Membuat model standarisasi panti (kelembagaan, SDM, sarana prasarana, pembiayaan, pelayanan,dll) � Harapannya
PRM dan PCM Se-DIY
- Terbitnya B)- Menyelenggarakan BukuPend Sarasehan oman (formal dan Pengelola Informal), panti tujuannya : - Upgrading - Silaturahimpar a stakeholder (Pengelola, dinas social, LSM, dll)
masalah (analisis SWAT)
AgustusSeptember
Oktober 2016
MPS PWM
PWM
4.000.000
2.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
203
3) Membentuk komunitas pengelola panti
Terbentukny a forum silaturahmi panti muhammadi yah Mempertemukanp arapengelolapanti se-DIY dalamsatu forum komunikasi
ada akreditasi panti dan sertifikasi bagipekerja social professional dantenagakese jahteraansosial memajukan panti � Pemetaanpanti berdasarkanha silanalisismenj adibeberapatin gkatan - PDM seDIY MPK PWM
November – Desember
PWM
2000.0000
204
PWM D.I. YOGYAKARTA
Kegiatan
1). Menjalin kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan dan lembaga pemerintahan.
Program Pengembangan
Membangun dan meningkatkan sinergi dan jaringan kerjasama dengan pihak internal di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta (AUM bidang sosial, kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan), maupun eksternal (LSMLSM dan pemerintah) 3.
2.
1. Setiap satu bulan sekali, tanggal 115 setiap bulannya.
Pelaksana
2.
1.
Internal Muhamma diyah. (Lazismu, MPM, Ortom, UAD, UMY, Stikes Aisyah, Ortom, dan Voluenteer Internal) Eksternal Muhamma diyah (Dinas Sosial, DPRD Provinsi, LSM, dll)
Imam Mahdi Risko
Pihak yang Pelaksanaan Terlibat PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN
Adanya nota kesepakat an (MoU) dengan pihak yang dimaksud. Akses untuk mendapatk an fasilitas dan donasi sangat mudah. Apabila terjadi hal yang mendesak, komunikas i bisa dilaksanak an secara informal.
3.
Indikator Keberhasilan
Internal MPS dan Kader yang diperbantukan
Sumber Daya
Rp. @ 150.000x12= 1.800.000
Biaya
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
205
Meningkatkan pembinaan pimpinan, kader, dan relawan bidang pelayanan sosial Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang terlatih, visioner dan berdedikasi tinggi melalui pendidikan dan pelatihanpelatihan yang bersinergi dengan kaderkader muda Muhammadiyah yang aktif di AUM maupun di Pimpinan Daerah, Cabang dan Ranting. Terlaksananya Workshop Series 5 kali: 1. Memetakan kondisi pelayanan sosial di cabang se-DIY 2. Mencari model pelayanan baru Muhammadiyah 3. Rebranding Panti Asuhan Muhammadiyah (program dan kurikulum) 4. Optimalisasi Jejaring Ambulance Ghifari Yuristiadhi & Muh. Ragil Kurniawan
Muh. Ragil Kurniawan
Februari
Maret
April
Mei
2. Dompet Dhuafa, Rumah Zakat 3. Rumah Yatim Mizan, PDM seDIY. 4. RS PKU seDIY, Stiekes, MDMC
Juni-Agustus
1. PDM se-DIY
Divisi lain di MPS
PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
2) Workshop Series Kepelayanan Sosial
4.
Tersusunnya buku/modul pembinaan SDM MPS
1) Membuat Sistem Pembinaan SDM MPS
PWM/MPS PWM
PWM/MPS PWM
Rp. 2.500.000,-
Rp. 2.500.000,-
Rp. 2.500.000,-
Rp. 2.500.000,-
1.000.000
206
PWM D.I. YOGYAKARTA
Mengoptimalkan model-model baru tata kelola amal usaha pelayanan sosial di D.I. Yogyakarta, serta pendampingan dan advokasi pelayanan sosial bagi kelompokkelompok dhuafa-
Membuat Sistem informasi pelayanan sosial
Membuat Layanan Ambulan Gratis Muhamma diyah
1)
2)
3) Melakukan Penelitian
semua divisi di MPS
Juli
3.000.000
20.000.000
MPS, PWM
MPKU, LAZISMU
Maret
Maret - Juli
PWM, PDM
PWM, PDM, PCM
Nuryanto
Memiliki Pelayanan Ambulan Gratis
Rp 2 500.000
Nuryanto & Panji
BPH UAD, BPH UMY, BPH Stikes, dll.
Rp. 6.000.000,-
Memiliki Sistem Informasi Pelayanan Sosial
JuniBPH UAD, BPH Ghifari Terlaksananya Desember 1 penelitian dan Yuristiadhi UMY, BPH (Proposal Stikes, dll. dipublis di web sejak Maret) MPS 5. PROGRAM PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN
Muhammadiyah se-DIY 5. Sertifikasi social worker oleh Kemensos
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
207
mustadhafin di perkotaan, dan pedesaan.
3)
Membuat model pelayanan sosial alternatif untuk MPS sampai tingkat cabang
MPS PCM memiliki program Satu Keluarga satu anak
Panji
PDM & PCM
November 2016
PCM
1.000.000
208
PWM D.I. YOGYAKARTA
PROGRAM PENGEMBANGAN
Sistem Gerakan Mengembangkan pedoman keislaman yang bersifat epistemologis, metodologis maupun praktis sebagai panduan bagi warga Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam memahami dan mengimplementasik an ajaran Islam dalam era masyarakat terbuka, meliputi Risalah Islamiyah, Tafsir alQuran dan pemikiran keislaman lainnya.
N O
1
Penyempurnaan Naskah tuntunan khitan
Resistemisasi Buku HPT bab Ibadah
Penyusunan buku tuntunan khutbah jumah
Telaah Ulang Tersusun buku buku manasik haji manasik haji KBIH KBIH Aisyiyah Aisyiyah DIY DIY
Kajian tentang Ilmu Mawaris
2.
3.
4.
5.
6.
Tersusun buku Ilmu Waris
Tersusun buku tuntunan khutbah jumah
Tersusun buku HPT bab Ibadah dengan sistematika baru
Tersusun buku tuntunan khitan
Penyusunan buku pedoman pengajian ketarjihan Tersusun buku pedoman pengajian ketarjihan
INDIKATOR KEBERHASILAN
1.
KEGIATAN Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan Bid. Kajian dan Pengembang
PELAKSANA
2017 2018
PTM, MTT PDM
20162017
20162017
2016
20162017
PELAKSANAA N
MTT PDM, KBIH
MT, MTT PDM
MTT PDM
MTT PDM
MT
PIHAK YANG TERLIBA T
PROGRAM KERJA/KEGIATAN MAJELIS TARJIH DAN TAJDID PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE 2015-2020
PWM
PWM
PWM
PWM
PWM
PWM
SUMB ER DAYA
400 ribu
400 ribu
600 ribu
600 ribu
400 ribu
600 ribu
BIAYA (Rp)
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
209
2
N O
Organisasi Dan Kepemimpinan Mengoptimalkan peran kelembagaan dan pusat-pusat kajian bidang tarjih, tajdid, dan pemikiran Islam di D.I. Yogyakarta dan melakukan restrukturasi kepemimpinan melalui keberadaan Lajnah Tarjih serta meningkatkan peran-peran strategis bidang keagamaan di tengah dinamika kehidupan kontemporer.
PROGRAM PENGEMBANGAN
4. Penyelenggaraan Rapat Kerja MTT tingkat wilayah
3. Mengajukan tanfidz Musywil Tarjih ke-4
1. Pembentukan Anggota Tarjih (Lajnah Tarjih) Tingkat Wilayah 2. Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah Tarjih ke4
KEGIATAN
Pimpinan Harian
Adanya SK PWM tentang tanfidz Ketputusan Musywil Tarjih ke-4 Pimpinan Harian
Pimpinan Harian
Terlaksana Musyawarah Wilayah Tarjih ke-4
Terlaksana Rapat Kerja MTT tingkat wilayah
Pimpinan Harian
an Tuntunan
PELAKSANA
Terbentuk Anggota Tarjih (Lajnah Tarjih) Tingkat Wilayah
INDIKATOR KEBERHASILAN
2017
2016
PWM, PTM, MTT PDM
2017
2016
PELAKSANAA N
PWM
PTM, MTT PDM
PWM
PIHAK YANG TERLIBA T
PWM
PWM
PWM
PWM
SUMB ER DAYA
10.000.0 00
-
30.000.0 00,-
-
BIAYA (Rp)
210
PWM D.I. YOGYAKARTA
PROGRAM PENGEMBANGAN
Jaringan Mengintensifkan kerjasama internal, khususnya dengan PTM dan kerjasama eksternal, dan meningkatkan sosialisasi produk Tarjih, baik ke internal Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sampai pada tingkat Cabang dan Ranting, maupun ke eksternal Muhammadiyah, melalui pelbagai media termasuk penerjemahan ke bahasa Inggris dan Arab, sehingga pemikiran keislaman Muhammadiyah dikenal dan dapat mempengaruhi dinamika pemikiran dunia
N O
3
Menjalin kerjasama dengan perguruan Muhammadiyah dan PTM dalam kajian dan sosialisasi produk-produk Tarjih
Kunjungan dan sosialisasi produk-produk Tarjih kepada Daerah
1.
2.
KEGIATAN
Terlaksana kunjungan dan sosialisasi produk-produk Tarjih ke Daerah minimal 1 tahun sekali
Terwujud kerjasama dengan perguruan Muhammadiyah dan PTM
INDIKATOR KEBERHASILAN
Pimpinan Harian
Pimpinan Harian dan Bid. Sosialisasi dan Kerjasama
PELAKSANA
PWM, PDM, MTT PDM
PWM, PTM, Majelis Dikdasme n
PIHAK YANG TERLIBA T
20162020
20162020
PELAKSANAA N
PWM
PWM
SUMB ER DAYA
2.000.00 0
2.000.00 0
BIAYA (Rp)
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
211
4
N O
Sumberdaya Mengembangkan kompetensi kelembagaan dan kader ulama bidang tarjih, tajdid dan pemikiran Islam, secara khusus di bidang ulumul Quran, ulumul hadis dan ushul fikih, termasuk di bidang falak dan pemikiran Islam, untuk memperkokoh dan mengembangkan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai gerakan pembaruan dan kepentingan menghadapi perkembangan yang kompleks dalam dinamika kehidupan umat dan bangsa.
PROGRAM PENGEMBANGAN
3.
2.
1.
Penyelenggaraan pelatihan kader tarjih tingkat Wilayah Pelatihan ilmu Hisab a. Hisab Penentuan Arah kiblat b. Hisab Awal bulan Qomariah c. Hisab Awal Waktu sholat d. Hisab Penentuan Gerhana Pelatihanpelatihan Ibadah Praktis a. Thaharah b. Sholat c. Perawatan Jenazah d. Mawaris
KEGIATAN
Bid. Kaderisasi dan Organisasi
Bid. Kaderisasi dan Organisasi
Terselenggara pelatihan ilmu Hisab tingkat wilayah, berupa: a. Hisab Penentuan Arah kiblat b. Hisab Awal bulan Qomariah c. Hisab Awal Waktu sholat d. Hisab Penentuan Gerhana Terlaksana pelatihanpelatihan Ibadah Praktis a. Thaharah b. Sholat c. Perawatan Jenazah d. Mawaris
Bid. Kaderisasi dan Organisasi
PELAKSANA
Terlaksana pelatihan kader tarjih tingkat Wilayah
INDIKATOR KEBERHASILAN
PTM, Majelis Dikdasme n, MTT PDM
PTM, Majelis Dikdasme n, MTT PDM
PWM, PDM, MTT PDM
PIHAK YANG TERLIBA T
20162020
20162020
2016
PELAKSANAA N
PWM
PWM
PWM
SUMB ER DAYA
4.000.00 0
8.000.00 0
6.000.00 0
BIAYA (Rp)
212
PWM D.I. YOGYAKARTA
5
N O
4.
4.
Aksi dan Pelayanan Mengintensifkan forum, produk, dan 1. sosialisasi hasil kajian ketarjihan dan pemikiran Islam serta merespon isuisu aktual dan 2. masalah-masalah keislaman di pelbagai bidang yang berkembang dalam kehidupan 3. umat dan masyarakat luas.
PROGRAM PENGEMBANGAN
Terlaksana Pembuatan media-media ibadah dalam bentuk poster
Pembuatan media-media ibadah Terselenggara kajian ketarjihan dalam rangka merespon problematika hukum/tuntunan yang timbul di masyarakat
Terlaksana kajian bahan Munas Tarjih ke-30 dan ke-31
Kajian bahan Munas Tarjih ke30 dan ke-31
Menyelenggaraka n kajian ketarjihan dalam rangka merespon problematika hukum/ tuntunan yang timbul di masyarakat.
Terbit buku-buku hasil musywarah wilayah Tarjih dan Kajian Ketarjihan
Terlaksana pembinaan guru-guru al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) tingkat SMA/SMK/MAM
INDIKATOR KEBERHASILAN
Penerbitan produk-produk tarjih wilayah
Pembinaan guruguru al Islam dan Kemuhammadiya han (AIK) tingkat SMA/MAM
KEGIATAN
Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan
Bid. Sosialisasi dan Kerjasama
Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan
Bid. Sosialisasi dan Kerjasama
Bid. Kaderisasi dan Organisasi
PELAKSANA
20162020
20162020
Majelis Dikdasme n, MT, MTT PDM PTM, MTT PDM
2017, 2019
20162020
20162017
PELAKSANAA N
MTT PDM
PWM, PTM, Majelis Dikdasme n, MTT PDM
Majelis Dikdasme n, MTT PDM
PIHAK YANG TERLIBA T
PWM
PWM
PWM
PWM
PWM
PWM
SUMB ER DAYA
400.000 X5 tahun= 2.000.00 0
400.000 X 2 kali = 800.000 2 kali X 5.000.00 0= 10.000.0 00
10.000 X 500 buku = 5.000.00 0
2 kali X 4.000.00 0= 8.000.00 0
BIAYA (Rp)
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
213
N O
H. Thonthowi, S.Ag., M.Hum. NBM : 850.680
Layanan konsultasi keagamaan dan sosial
Bid. Kajian dan Pengembang an Tuntunan
Agus Salim, S.H.I. NBM : 765.765
Layanan konsultasi keagamaan dan sosial
PELAKSANA
Bendahara,
5.
KEGIATAN
INDIKATOR KEBERHASILAN
Ketua,
PROGRAM PENGEMBANGAN
MT
PIHAK YANG TERLIBA T PWM
SUMB ER DAYA 400.000 X5 tahun= 2.000.00 0
BIAYA (Rp)
Imam Rosyidi, S.Ag. NBM : 704.598
Sekretaris,
Yogyakarta, 4 Maret 2016
20162020
PELAKSANAA N
214
PWM D.I. YOGYAKARTA
Mengimplementasikan sistem kebijakan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta dalam meningkatkan kesadaran berzakat dan berderma serta sistem meningkatkan sistem admistrasi dan pengelolaan ZIS secara transparan, akuntabel dan produktif sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hukum Islam sebagai komitmen untuk memberantas
Program Pengembangan
Gerakan DKSP Lazis (Dakwah, Kaderisasi, Syi’ar dan Publikasi)
Sistem Data & Peta Ummat dalam Mendukung Penghimpunan dan Pentasyarufan ZIS
Kegiatan 1. Tersusunnya Data Base Aghnia DIY; Personal dan Lembaga 2. Tersusunya Peta Potensi & Kerawanan Ummat se-DIY 1. Terbentuknya KMP ZIS (Kader Muda Penghimpun ZIS 2. Terpublikasinya Penghimpunan dan
Indikator Keberhasilan
Lazis PWM Divisi Jaringan dan Sumber Daya
Lazis PWM DIY
Pelaksana
Lazis PDM, PCM seDIY
ℵ Mejelis Tabligh DIY ℵ LPCR DIY ℵ Lazis PDM, PCM
Pihak yang Terlibat
o Bulanan (Setiap akhir bulan) o Tahunan (setiap Bulan
2016-2017
Pelaksanaan
PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN, ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
PWM (Donatur)
PWM (Donatur)
Sumber Daya
-
5.000.000
Biaya
Visi: Berkembangnya fungsi pengelolaan zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang profesional, transparan, akuntabel, dan produktif sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan kemanusiaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat
PROGRAM KERJA LEMBAGA ZIS PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015 -2020
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
215
Membangun dan meningkatkan budaya organisasi dan tatakelola zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui pembentukan Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) ZIS yang terintegrasi di semua tingkat kepemimpinan
kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan pada masyarakat
Rapat Kerja Lazis & LazisMu se-DIY
Sistim Administrasi Pelayanan ZIS berbasis IT
Mendirikan & Opersional Klinik ZIS Muhammadiyah DIY
1. Terfasilitasinya Ummat dalam konsultasi ZIS 2. Meningkatkan Kesadaran Ummat dalam ber ZIS Meningkatnya Mutu Layanan ZIS secara Profesional; Transparan, Akuntabel, Mudah dan Menyenangkan Ummat 1. Terjalin komunikasi aktif Lazis – LazisMu se-DIY 2. Meningkatnya produktivitas
Pentasyarufan ZIS LazisMu seDIY secara massif melalui berbagai media
Lazis PWM
Lazis PWM DIY
Lazis PWM DIY
LPI DIY UAD UMY Lazis PDMPCM
o o o
Majelis Tarjih PWM DIY
3 bulan sekali
2016
2016
Dzul Hijjah, Ramadha n, Syawwal)
PWM (Donatur)
Sponsor Mitra / LazisMu
PWM (Donatur)
12.000.000
50.000.000
2.000.000
216
PWM D.I. YOGYAKARTA
Penerbitan Buku Pedoman ZIS Muhammadiyah DIY
Terbitnya Buku Pedoman Penghimpunan & Pengelolaan ZIS
LazisMu se-DIY baik dalam Penghimpunan maupun Pentasyarufan Lazis PWM
Tarjih, Tabligh, MPM, MPS, MPKU Awal periode
LazisMu
5.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
217
Merumuskan model jejaring dan meningkatkan koordinasi kelembagaan LAZISMU, serta bentuk meningkatkan kerjasama LAZISMU dengan AUM dalam memobilisasi, mengelola serta memanfaatkan dana ZIS di wilayah D.I.
Program Pengembangan
Indikator Keberhasilan Terwujudnya MoU dengan berbagai instansi (AUM, BUMD, BUMN dan Swasta) Terwujudnya komunikasi aktif dengan berbagai pengelola ZIS Terwujudnya MoU dengan berbagai media massa (cetak
Kegiatan
1. Pengembangan jaringan ZIS diberbagai tingkatan (AUM, BUMD, BUMN dan Swasta)
2. Pertemuan berkala pengelola ZIS
3. Mengisi materi acara/rubrik tentang ZIS sebagai media
Divisi Jaringan
Divisi Jaringan
Divisi Jaringan
Pelaksana
Pimpinan Lazismu
Pimpinan Lazismu
Pimpinan PWM dan Lazismu
Pihak yang Terlibat
PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN Pelaksanaan
PWM
PWM
PWM
Sumber Daya
5.000.000
10.000.000
2.000.000
Biaya
Visi: Berkembangnya fungsi pengelolaan zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang profesional, transparan, akuntabel, dan produktif sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan kemanusiaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat
PROGRAM KERJA LEMBAGA ZIS PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015 -2020
218
PWM D.I. YOGYAKARTA
Yogyakarta
4. Publikasi melalui berbagai media social dan media promosi lainnya.
sosialisasi di berbagai media massa (cetak maupun elektronik) Terealisasinya penerbitan media social (FB, Twitter, Instagram dll) dan media promosi lainnya (buletin, kalender, spanduk, banner, stiker, leaflet dll)
maupun elektronik)
Divisi Jaringan
Pimpinan Lazismu
Setiap Bulan, Insidental
Sponsor Mitra / LazisMu
25.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
219
Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya pengelola ZIS di Muhammadiyah D.I. Yogyakarta melalui pelatihanpelatihan bidang fundraising, pendistribusian dan pemanfaatan dana ZIS yang memberdayakan
Program Pengembangan
LazisMu Expo; 1. LazisMu Awward bagi
Pembentukan KMP ZIS (Kader Muda Penghimpun ZIS)
Diklat/Workshop Penghimpunan & Pengelolaan Zakat Infaq dan Shodaqoh
Kegiatan
• Terbentuknya 100 Kader Muda Penghimpun ZIS Tingkat DIY • Terbentuknya KMP di PDM, PCM, PRM • Terselenggaranya Event Tahunan sebagai media Publikasi,
Terlatihnya Para Pengelola LAZISMU secara Syar’I dan Profesional
Indikator Keberhasilan
LZIS DIY
LZIS DIY
LZIS DIY
Pelaksana
LZIS & LazisMu PDM-PCM IPM, IMM, HW, TS, PM, NA DIY LZIS & LazisMu PDM-PCM IPM, IMM,
LZIS & LazisMu PDM-PCM
Pihak yang Terlibat
PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
1 tahun sekali
1 tahun sekali
1 tahun sekali
Pelaksanaan
Sponsor Mitra / LazisMu
PWM/ LazisMu
PWM/ LazisMu
Sumber Daya
50.000.000
5.000.000
10.000.000
Biaya
Visi: Berkembangnya fungsi pengelolaan zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang profesional, transparan, akuntabel, dan produktif sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan kemanusiaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat
PROGRAM KERJA LEMBAGA ZIS PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015 -2020
220
PWM D.I. YOGYAKARTA
5.
4.
3.
2.
Muzaki dan Pengelola ZIS Syi’ar Foto Aksi Sosial LazisMu Stand Pelayanan & Informasi Santunan & Beasiswa bagi 1000 dhuafamustadh’afin Seminar ZIS • Masyarakat familier dengan LazisMu • Masyarakat memberikan kepercayaan kepada LazisMu
Sosialisasi LazisMu di tengah Masyarakat
HW, TS, PM, NA DIY
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
221
Meningkatkan produktivitas pemanfaatan dana ZIS Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta dalam program pendidikan, ekonomi, dakwah sosial dan peningkatan sumberdaya manusia untuk kalangan dhuafamustadh’afin
Program Pengembangan
Pelayanan Beasiswa Pendidikan Kaum Dhu’afa & Mustad’afiin
Pelayanan Sosial & Pemberdayaan Ekonomi Kaum Dhu’afa & Mustad’afiin
Kegiatan
Indikator Keberhasilan 1. Tersalurnya dana ZIS ummat secara tepat dan manfaat kepada ummat 2. Meningkatnya perekonomian keluarga kaum Kaum Dhu’afa & Mustad’afiin yang menjadi sararan. 1. Tersalurnya dana ZIS ummat secara tepat dan manfaat kepada ummat Divisi Pelayanan Lazis PWM DIY
Divisi Pelayanan Lazis PWM DIY
Pelaksana
Dikdasmen, MPM DIY, Lazis PDM & PCM
MPM DIY, Lazis PDM & PCM
Pihak yang Terlibat
PROGRAM PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN
Bulanan
Bulanan, Insidental
Pelaksanaan
LazisMu
LazisMu
Sumber Daya
25% dana ZIS terhimpun
25% dana ZIS terhimpun
Biaya
Visi: Berkembangnya fungsi pengelolaan zakat, infak dan sedekah Muhammadiyah di D.I. Yogyakarta yang profesional, transparan, akuntabel, dan produktif sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan kemanusiaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat
PROGRAM KERJA LEMBAGA ZIS PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015 -2020
222
PWM D.I. YOGYAKARTA
Pelayanan Ambulan Penolong Kesengsaraan Oemum (Ambulan PKO) LazisMu PWM DIY
2. Meningkatnya kualitas pendidikan keluarga Kaum Dhu’afa & Mustad’afiin yang menjadi sararan. 1. Terwujudnya minimal 1 unit mobil Ambulan PKO LazisMu PWMDIY 2. Sukses Operasional melayani Ummat Divisi Pelayanan Lazis PWM DIY
MPKU, MPS, DIY, Lazis PDM & PCM Harian, Insidental
Sponsor/ LazisMu
150.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
223
Mengembangkan model kajian politik dan kebijakan publik yang kontekstual dalam rangka menguatkan peran Muhammadiyah D.I. Yogyakarta sebagai komponen strategis bangsa dan kekuatan civil society
Program Pengembangan
2. Merumuskan logika kerja lembaga dan paradigma gerakan
1. Mengadakan rapat kerja internal LHKP
Kegiatan
1.
Pelaksana
Pihak yang Terlibat
Pelaksanaan
PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN Tersusunnya Devisi PWM DIY, Januari-Feb program dan kelembagaa LHKP PDM 2016 (1 kegiatan n LHKP DIY SE-DIY bulan) beserta detail pelaksanaan yang komprehensi f Tersusunnya Devisi PWM DIY, Januari-Feb program dan kelembagaa LHKP PDM 2016 (1 n LHKP DIY SE-DIY kegiatan bulan) beserta detail pelaksanaan yang komprehensi f
Indikator Keberhasilan
PROGRAM KERJA LEMBAGA HIKMAH DAN KEBIJAKAN PUBLIK PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015 -2020
Pengurus LHKP DIY
Pengurus LHKP DIY
Sumber Daya
Rp. 1,500,000,-
Rp. 7,700,000,-
Biaya
224
PWM D.I. YOGYAKARTA
5. FGD tentang LHKP
4. Menyusun alur kerja dan strategi /posisi lembaga dengan PWM DIY
3. Kajian sistem dan strategi implementasi program LHKP (Raker lembaga)
Terselenggar annya kajian startegi implementas i program LHKP Tersusunnya program dan kegiatan beserta detail pelaksanaan yang komprehensi f Tersusunnya program dan kegiatan beserta detail pelaksanaan yang komprehensi f Devisi kelembagaa n LHKP DIY
Devisi kelembagaa n LHKP DIY
Devisi kelembagaa n LHKP DIY
PWM DIY, LHKP PDM SE-DIY
PWM DIY, LHKP PDM SE-DIY
PWM DIY, LHKP PDM SE-DIY
Januari-Feb 2016 (1 bulan)
Januari-Feb 2016 (1 bulan)
Feb 2016
Pengurus LHKP DIY
Pengurus LHKP DIY
Pengurus LHKP DIY
Rp. 8,500,000,-
Rp. 2,500,000,-
Rp. 4,500,000,-
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
225
7. Rapat kerja LHKP se-DI Yogyakarta
6. Sosialisasi konsep dan gagasan lembaga
Dijadikannya rumusan ini oleh lembaga di tingkatan daerah untuk merumuskan kegiatan terkait domain lembaga. Keputusan dan ‘tanfidz’ rakerda LHKP
Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai target yang dikehendaki
Devisi umum LHKP DIY
Devisi kelembagaa n LHKP DIY
PWM, PDM
PWM DIY, LHKP PDM SE-DIY
Maret 2016
Januari-Feb 2016 (1 bulan)
LHKP seDIY, PWM, PTM
Pengurus LHKP DIY
Rp. 10,500,000
Rp. 7, 500,000,-
226
PWM D.I. YOGYAKARTA
Menguatkan kapasitas kepemimpinan dan kelembagaan di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta yang responsif terhadap isu-isu politik dan kebijakan publik bagi kepentingan umat dan bangsa
2. PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN Terbitnya 1. Pembuatan Devisi PWM DIY, Maret 2016 buku panduan buku panduan kelembagaa LHKP SE-DIY lembaga n LHKP DIY (LHKP): Sistem kerja, keuangan, dan evaluasi untuk Penguatan kelembagaan dan peran dalam ranah kebijakan publik 2. Audiensi Terlaksanann Devisi PWM DIY, Maret 2016 kepada PWM ya audiensi umum LHKP SE-DIY dan dengan PWM, LHKP pemerintahan PP, daerah untuk Pemerintah sosialisasi program kerja Devisi PWM DIY, Pelaksanaan 3. Pelaksanaan Maret 2016 kelembagaa LHKP SE-DIY sistem sistem n LHKP DIY administrasi administrasi lembaga kelembagaan Rp. 13,000,000, -
Rp. 5,000,000,Pengurus LHKP, sekretariat PWM
Rp. 5,000,000,-
Pengurus LHKP, sekretariat PWM
Pengurus LHKP, Akademisi, sekretariat PWM
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
227
Menguatkan sinergi antar kader politik dan unsur pejabat publik dari kalangan Muhammadiyah
1. Membangun aliansi dakwah dengan media dan NGO
6. FGD perda terkait pasar modernberjejaring
4. Keterlibatan dalam merespon isuisu staretgis baik interna Muhammadiya h maupun external 5. Seminar akhir tahun terkait isu nasional mutakhir Devisi kelembagaa n LHKP DIY
Terlaksanany a kegiatan FGD tematik
PWM DIY, LHKP SEDIY, PTM
PWM DIY, LHKP SEDIY, PTM
PWM DIY, LHKP SE-DIY
Maret 2016
Desember 2016
Maret 2016
3. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN Terlaksanann Devisi MEDIA, NGO, Sepanjang ya kegiatan jaringan ORMAS LAIN Tahun bersama dan media dan kerjasama NGO, LHKP lembaga lain
Devisi umum LHKP
Devisi advokasi dan kebijakan publik
Terlaksanann ya kegiatan seminar akhir tahun
Peran aktif dalam dinamika isu strategis di daerah/pusat
LHKP
Pengurus LHKP, s
Pengurus LHKP, sekretariat PWM
Pengurus LHKP, sekretariat PWM
Rp. 2,500,000,-
Rp. 3,500,000,-
Rp. 7,000,000,-
Rp. 5,000,000,-
228
PWM D.I. YOGYAKARTA
D.I. Yogyakarta dalam rangka mendorong kepentingan dakwah Persyarikatan
Website lhkp dan pengelolaan website reguler Terselenggara nnya seminar nasional pemilu
6. Seminar pemilu 2019
Devisi jaringan dan kerjasama LHKP Devisi jaringan dan kerjsama LHKP
Terlaksanany a kegiatan audiensi
3. Audiensi dengan insitusi terkait isu yang dihadapi lembaga 4. Implementasi media sosial, dan website untuk penguatan jaringan 5. Pembuatan dan pengelolaan website lembaga Aktifnya media socia yang dikelola lembaga (FB, Twitter, WA)
Devisi jaringan dan kerjasama LHKP Devisi jaringan dan kerjasama LHKP Devisi jaringan dan kerjasama LHKP
Terlaksanann ya kunjungan ke redaksi media
2. Mengadakan kunjungan ke redaksi media Sepanjang Tahun
Sepanjang Tahun
Maret 2016
Maret 2018
MEDIA, NGO, ORMAS LAIN
PWM DIY, LHKP SE-DIY
KPU/KPUD, LHKP SE-DIY
Sepanjang Tahun
MEDIA, NGO, ORMAS LAIN
MEDIA, NGO, ORMAS LAIN
PTM
Pengurus LHKP, sekretariat PWM
LHKP
LHKP
LHKP
Rp. 25,800,000, -
Rp. 15,800,000, -
Rp. 6,500,000,-
Rp. 3,500,000,-
Rp. 4,500,000,-
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
229
Memfasilitasi pengembangan kualitas kader politik dan jabatan publik dari kalangan Muhammadiya h D.I. Yogyakarta yang amanah, profesional dan mengemban misi Persyarikatan
Program Pengembangan
1. Kajian akademik terhadap peran DPD RI bagi persyarikatan dan masyarakat 2. Membuat kriteria DPD RI untuk Muhammadiy ah (FGD) 3. Melakukan penjaringan (fit and propertest ) untuk calon DPD RI
Kegiatan
Pelaksana
Pihak yang Terlibat
Pelaksanaa n
Terpilihnya satu kandidat untuk didorng di dalam pemilu PWM, LHKP DIY
PWM, LHKP DIY, LHKP PDM SE-DIY
2017
4. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA Devisi LHKP, UMY, Januari Tersusunnya umumLHK UAD,LEMBAGA 2017 naskah P HUKUM HAM akademik mengenai posisi DPD bagi Muhammadiya h Kriteria PWM dan PWM, PDM, Januari Kandidat DPD LHKP DIY LHKP 2017 RI Wakil Persyarikatan
Indikator Keberhasilan
Rp. 30,000,000
Rp.4,500,00 0
LHKP DIY
LHKP, PWM, PDM
Rp. 7,000,0000,-
Biaya
LHKP, PWM, PTM,ORTOM MAJELIS LEMBAGA DI LINGKUNGAN PWM DIY
Sumber Daya
230
PWM D.I. YOGYAKARTA
4. Membentuk dan melaksanaan kegiatan pemenangan DPD RI wakil persyarikatan 5. Identifikasi kader potensial Muhammadiy ah DIY untuk diproyeksikan sebagai pejabat publik 6. Identifikasi pejabat publik yang potensial dapat mengemban misi dakwah Muhammadiy ah di ruang kebijakan publik Devisi Jaringan dan kerjasama LHKP
Devisi Jaringan dan kerjasama LHKP
Daftar nama pejabat publik se-DIY yang berafiliasi ke Muhammadiya h
Devisi umum LHKP
Daftar nama kader beserta potensi di jabatan publik
Terpilihnya calon DPD RI wakil Muhammadiya h dalam pemilu
PTM, Ortom, majelis,lembag a
PTM, Orto. Majelis/lembag a
PWM, PDM, PCM, PRM, ortom dan AUM
2016
2016
2017-2019
PTM, Ortom, majelis,lembag a
PTM, Ortom, majelis,lembag a
PWM, PDM, PCM, PRM, ortom dan AUM, Kandidat DPD
Rp. 5,000.000,-
Rp. 5,000,000
Rp. 17,000,000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
231
Melakukan pendidikan kader politik dan pejabat publik serta menghasilkan policy papers secara berkala bagi kepentingan pengambilan
2. Penerbitan buku politik, kebijakan publik dan Muhammadiy ah di DIY
1. Pelaksanaan dan revitalisasi sekolah politik
7. Pendidikan politik jelang pemilu 2019
Devisi jaringan dan kerjasama
PTM, Ortom, majelis/lembag a 2018
Pelatihan sebanyak 5 kali di 5 kabupaten/kota 5. PROGRAM PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN Pelaksanaan Devisi JKSG UMY, 1 tahun sekolah politik Jaringan UAD, STIKES (2016) yang lebih baik dan dan lebih kerjasama terukur LHKP Devisi JKSG, Pustaka 2016 Buku politik, umum Pelajar kebijakan LHKP publik dan Muhammadiya h di DIY
Modul pelatihan pendidikan politik (pemula, komunitas, cabang/ranting)
Rp. 36,000,000,-
Rp. 15,000,000
Kerjasama
Rp. 50,000,000
LHKP
PTM, Ortom, majelis,lembag a
232
PWM D.I. YOGYAKARTA
kebijakan Pimpinan Persyarikatan D.I. Yogyakarta dalam menyikapi persoalan keumatan dan kebangsaan serta penguatan peran strategis Muhammadiyah
4. Implementasi Jihad konstitusi di ranah lokal/daerahdesa : perda pasar moderntradisional, RTRW, RDTR, dll 5. Monitoring kebijakan pemerintah
3. Pendampinga n korban kebijakan pemerintah
Devisi Advokasi dan Kebijakan Publik LHKP Devisi advokasi dan Kebijakan Publik LHKP
Devisi advokasi dan kebijakan publik LHKP
Pendampingan korban kebijakan pertanahan, pasar swalayan modern, dll Terlaksanannya Judicial review, kajian perda, dll
Terlaksanannya monitoring kebijakan pemerintah daerah
Sepanjang Tahun
Sepanjang Tahun
MEDIA, NGO, ORMAS LAIN
Sepanjang Tahun
MEDIA, NGO, ORMAS LAIN
MEDIA, NGO, ORMAS LAIN
LHKP
LHKP
LHKP
Rp. 13,500,000,-
Rp. 7,500,000,-
Rp. 22,500,000,-
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
233
6. Kajian bulanan tematik mengenai Muhammadiy ah dan Politik praktis
Terlaksanannya kajian bulanan tematik LHKP MEDIA, ORTOM, UMY, UAD, STIKES, DPD RI,
Sepanjang Tahun
LHKP
Rp. 12,000,000,-
234
PWM D.I. YOGYAKARTA
Menguatkan Identitas Ponpes Muhammadiya h dengan ideologi Muhammadiyah
Program Peng.
Baitul Arqam untuk Astatidz Pondok Pesantren di lingkungan Muhammadiyah Baitul Arqam untuk karyawan Pondok Pesantren di lingkungan Muhammadiyah POSPEMUDA DIY (Pekan Olah Raga dan Seni Pesantren Muhammadiyah)
Kegiatan
Pelaksana
Pihak Yang Terlibat
1. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAK Terselenggaranya Baitul LP3M LP3M, MPK Arqam untuk asatidz Pondok Pesantren di lingkungan Muhammadiyah Terselenggaranya Baitul LP3M LP3M, MPK Arqam untuk karyawan Pondok Pesantren di lingkungan Muhammadiyah Terselenggaranya LP3M LP3M, POSPEMUDA DIY PONTRENMU , LSBO
Indikator Keberhasilan
Rp 248,000,000.00
2017, 2019
Rp 50,000,000.00
Biaya
Rp 50,000,000.00
S D
2016 2020
2016 2020
Pelaksanaan
Berkembangnya fungsi pendidikan pondok pesantren yang berbasis al-Islam Kemuhammadiyahan, bertata kelola baik dan berdaya saing
VISI PENGEMBANGAN
PROGRAM KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015-2020
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
235
Meningkatkan jaringan, kemitraan dan kerjasama Ponpes Muhammadiya h
Menyusun road map dan data base Ponpes Muhammadiya h
Terwujudnya jejaring antar pontrenMu Terwujudnya jejaring antar LP3M di Ling. Persyarikatan Terwujudnya kerjasama dengan PTM
Melakukan Kunjungan kepada LP3M, pontrenMu di luar DIY
Membangun kerjasama dengan PTM
Terselenggaranya refreshment untuk Direktur PontrenMu melalui Lokakarya/ FGD Workshop/Brain Storming
Terwujudnya data base PontrenMu
Membangun jejaring antar pontrenMu
Identifikasi dan pembuatan data base PontrenMu melalui kunsiroh Refreshment untuk Pimpinan PontrenMu
LP3M
LP3M
LP3M
LP3M
LP3M
LP3M, PTM, Dikdasmen
LP3M, PontrenMu
LP3M, PontrenMu
LP3M, PontrenMu
LP3M, PontrenMU
2017, 2019
2016
2017-2020
2016 2020
2016
Rp 4,000,000.00
Rp 8,000,000.00
Rp 50,000,000.00
Rp 8,000,000.00
236
PWM D.I. YOGYAKARTA
Meningkatkan kualitas sdm pondok pesantren Muhammadiya h
Terwujudnya kerjasama dengan eksternal Muhammadiyah dalam pengembangan beasiswa, program pendidikan bahasa, tahfid qur'an dan sebagainya Terselenggaranya workshop metode menghafal al-Qur'an bagi asatidz Terselenggaranya workshop baca kitab bagi asatidz
Membangun kerjasama dengan eksternal Muhammadiyah (pemda, AMCF dan lain-lain)
Pelatihan metode menghafal al-Qur'an bagi asatidz
Pelatihan metode baca kitab bagi asatidz
Terwujudnya kerjasama dengan lembaga pendidikan internal Muhammadiyah untuk program peningkatan kualitas SDM pontrenMu, pembinaan manajemen, distribusi kader pendidik, dsb.
Membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan pesantren internal Muhammadiyah (PUTM, Mu'allimin/mat, dsb)
LP3M, MTT
LP3M
LP3M, MTT
LP3M, PTM, PEMDA, Lembaga Swasta lainnya
LP3M
LP3M
LP3M, Dikdasmen, MTT, PUTM, Mu'allimin, Mu'allimat, MBS
LP3M
2017
2017
2017, 2019
2016 2020
Rp 25,000,000.00
Rp 25,000,000.00
Rp 4,000,000.00
Rp 6,000,000.00
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
237
Meningkatkan mutu Pondok Pesantren Muhammadiyah
Workshop Pengembangan Manajemen PontrenMu & Penyamaan Kurikulum Wajib Pengembangan Budaya Santri dengan BSM (Bersih, Santun, Mandiri) melalui lomba & banner di lingkungan pesantren
Pelatihan bahasa Arab dan Inggris bagi asatidz
Terciptanya Budaya santri ponpes Muhammadiyah : BSM (Bersih, Santun & Mandiri)
Terselenggaranya workshop pengembangan manajemen poesantren
Terselenggaranya workshop bahasa Arab dan Inggris bagi asatidz
PontrenM u
LP3M
LP3M
LP3M, PontrenMu
LP3M, LP3M PP, PontrenMu
LP3M, MTT
2016-2020
2018 & 2020
2017
Rp 568,000,000.00
Rp 15,000,000.00
Rp 50,000,000.00
Rp 25,000,000.00
238
PWM D.I. YOGYAKARTA
A. Sistem Gerakkan
PROGRAM PENGEMBANG AN
A.1
A.2 .
Menghidupkan dan menguatkan kembali GJDJ bersama Majelis dan lembaga lain
Pengadaan dan Sosialisasi standar cabang dan ranting sesuai keputusan PP Muhammadiyah
KEGIATAN
NO 1. Adanya 1 ranting dari 1 cabang di setiap daerah yang melaksanakan GJDJ cabang dan ranting mampu memahami dan melaksanakan standarisasi sesuai dengan PP Muhammadiyah
INDIKATOR KEBERHASILAN
Mei , Juli, Agustus 2016
Maret, Juni, Oktoberi 2016.
WAKTU PELAKSANA AN
LPCR
LPCR
PELAK SANA
PIHAK YANG TERLIBA T Majelis Tabligh, MPK, PWA, LPCR PDM Wakil Ketua PWM, LPCR PDM, PDA, PCM,
Operasional PWM, PDM
Operasional PWM, AUM,
SUMBER DAYA
Visi Pengembangan : Terwujudnya Cabang dan Ranting Muhammadiyah yang berkualitas dalam rangka mewujudkan visi LPCR PP Muhammadiyah
PROGRAM KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN CABANG DAN RANTING PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2015-2020
Rp 4,000,000
Rp 30,000,000
BIAYA
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
239
B. Organisasi dan Kepemimpinan
adanya data terbaru Cabang dan Ranting
Terselenggaranya lomba administrasi dan kegiatan cabang dan ranting di setiap daerah
1. terselenggaranya rapat kerja LPCR dan terdistribusinya program dari LPCR PWM
Up data jumlah cabang dan ranting
Mengadakan Lomba Cabang dan Ranting dalam rangka pendataan potensi
Rapat kerja lembaga tingkat wilayah
B.2 .
B.3 .
B.1 .
Lomba Cabang dan Rating Tingkat Wilayah 2018
PCM Desember 2016 PRM Desember 2017
Sep-16
LPCR
LPCR
LPCR
LPM PTM, PDM, PCM, PRM
PDM, PCM, PRM
LPCR PDM, Majelis terkait, LPM PTM Operasional PWM, AUM, PDM
Rp 10,000,000
Rp 20,000,000
Rp 1,000,000
240
PWM D.I. YOGYAKARTA
C. Jaringan Januari Desember 2017
1. Terlaksananya silaturrahim LPCR PWM ke 3 cabang per daerah ( 1 cabang unggulan, 1 cabang mempunyai potensi lokal, 1 cabang tidak aktif)
C.1
Silaturrahim ke cabang dan ranting
Keterlibatan LPM PTM dalam menguatkan cabang dan ranting
Menjalin kerjasama dengan PTM melalui LPM dalam rangka penguatan cabang dan ranting
B.4 .
C.2 .
menyesuaika n dengan waktu
Setiap cabang menerima buku pedoman manajemen
Pengadaan Bukubuku Pedoman manajemen dan GJDJ untuk tingkat Cabang dan Ranting
LPCR
LPCR
LPCR
Rp 250,000
Rp 30,000,000
LPM PTM/PT A Wakil Ketua PWM, Majelis terkait LPCR PDM, PCM, PRM
PTM, Lazismu
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
241
D. Sumber Daya
D.1
Pelatihan kader penggerak persyarikatan di tingkat cabang dan ranting 2. Adanya pelatihan berkala untuk Kader Penggerak Cabang dan Ranting.
1. terbentuknya kader penggerak persyarikatan di setiap cabang dan ranting
2. Terlaksananya silaturrahim LPCR PWM ke 3 ranting per daerah (1 ranting unggulan, 1 ranting mempunyai potensi lokal, 1 ranting tidak aktif)
Jul-17
LPCR
MPK PWM, PDM, PCM
Operasional PWM, AUM
Rp 20,000,000
242
PWM D.I. YOGYAKARTA
E. Aksi Pelayanan
E.1
Mohammad Sanusi, S.H.I NBM 786 961
NBM 641 730
Rp 125,250,000
Rp 10,000,000
Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag, MA
LPCR
Sekretaris
terwujudnya 1 cabang dan 1 ranting unggulan di setiap daerah berdasarkan keunggulan potensi lokal
Ketua
Mewujudkan 1 cabang dan 1 ranting unggulan di masing-masing daerah
3. Adanya cabang dan ranting Percontohan untuk mobilisasi Kader Penggerak Cabang dan Ranting.
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
243
Meningkatkan pola pengembanga n seni budaya Islam di lingkungan warga Muhammadiya h D.I. Yogyakarta yang berdasarkan tuntunan Tarjih dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiya h (PHIWM)
Program Pengembangan
2. Mengadakan workshop/pelat ihan lintas seni
1. Pergelaran Wayang Kulit Islami
Kegiatan
Pelaksana
Pihak yang Terlibat
1. Terselenggaranya workshop/pelatihan lintas seni tradisi (
1. PROGRAM KERJA BESAR LSBO 1. Terselanggaranya 3. LSBO 1. MEK pergelaran wayang PWM 2. Majelis kulit Islami Tabligh 2. Banyaknya warga 3. Majelis Muhammadiyah dan Dikdasmen masyarakat turut 4. Ortom berpartisipasi dalam (Wilayah) menyaksikan 5. LSBO PDM pergelaran wayang se-DIY kulit Islami. 6. AUM 3. Keberhasilan dakwah 7. Pengusaha melalui media seni Muhammadi dan budaya. yah 8. Pengusaha Umum 9. Pemerintah
Indikator Keberhasilan
JanuariDesember 2017
Jumat, 23 Juli 2016
Pelaksanaan
PROGRAM KERJA LEMBAGA SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH DIY 2015 -2020 Sumber Daya
Rp. 100.000.000
Rp. 60.000.000
Biaya
244
PWM D.I. YOGYAKARTA
3. Pergelaran teater kolosal berbahasa jawa 4. Konser karawitan kreasi perguruan Muhammadiya h DIY
tradisi ( karawitan, kethoprak, tari) dan Pementasan kolosal kethoprak kepala sekolah, saudagar Muhammadiya h, dan PWM
Juni 2018
Juni 2019
----sda-----
----sda-----
karawitan, kethoprak, dan tari) 2. Terselenggaranya pentas kolosal kethoprak kolosal 4. Banyaknya warga Muhammadiyah dan masyarakat turut berpartisipasi dalam menyaksikan pergelaran wayang kulit Islami. 5. Keberhasilan dakwah melalui media seni dan budaya.
Rp.
Rp. 50.000.000
Rp. 80.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
245
----sda-----
Juni 2020
75.000.000
3.Kunjungan daerah • Terlaksanya kunjungan daerah ke empat kabupaten dan satu kota
LSBO Kabupaten dan kota
Maret-Juni 2016
Rp 1.200.000
2. PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM GERAKAN Pembentukan jaringan dan wadah kreativitas seni budaya dan olah raga bagi warga Muhammadiyah (LSBO) dan ortom (IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiyah) dan Lembaga/Majelis 3. PROGRAM PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN LSBO Anggota LSBO Rp 400.000 1.Mengadakan Senin (dua Menguatkan • Terselenggara rapat rutin. kapasitas minggu rapat rutin kelembagaan sekali) lembaga seni budaya • Terkonsulidasiny dan olahraga a lembaga di lingkungan Rp 1.200.000 2.Rapat kerja Muhammadiya Maret 2016 • Terselenggaranya lembaga h D.I. rapat kerja (Membuat Yogyakarta • Terkonsulidasinya program jangka lembaga pendek, jangka menengah, dan jangka panjang)
5. Konser musik Islami
246
PWM D.I. YOGYAKARTA
Membangun sinergi antar Majelis, Lembaga, Ortom, dan Amal Usaha di lingkungan Muhammadiya h D.I. Yogyakarta dalam pengembanga n seni budaya dan olahraga
2.Mengadakan audiensi ke Dinas Kebudayaan DIY dan media massa (KR, Suara Muhammadiya h, ADi TV, Jogya TV dll)
1.Pembentukan jaringan dan wadah kreativitas seni budaya bagi warga Muhammadiya h (LSBO) dan ortom (IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiya h) • Terjalin komunikasi antara LSBO dengan lembaga pengelola Seni budaya dan media massa
Dinas Kebudayaan DIY dan media massa (KR, Suara Muhammadiya h, ADi TV, Jogya TV dll)
• Terkonsulidasinya lembaga 4. PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN AMM dan • Terbentuknya jaringan LSBO Warga dan wadah kreativitas Muhammadiya seni budaya bagi h warga Muhammadiyah (LSBO) dan ortom (IPM, IMM, dan Pemuda Muhammadiyah) • Terjalinnya jaringan antara LSBO dengan ortom Rp 100.000
…….
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
247
Menguatkan peran seniman, pendidik, dan penggiat seni dalam pendidikan, apresiasi, dan penciptaan seni budaya berdasarkan Islam, serta meningkatkan pembinaan olahraga di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta
Program Pengembangan
• Tumbuh kembangnya permainan/dolanan anak. • Lomba cipta senam khusus Muhammadiyah • Terciptanya senam khusus Muhammadiyah
3. Menciptakan senam khusus (Muhammadi yah)
Guru Penjaskes
Guru bahasa Jawa
PelakPihak yang sana Terlibat 5. PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LSBO Guru bahasa • Terselenggaranya Jawa pelatihan macapatan bagi pendidik (bahasa Jawa) • Tersosialisanya tembang macapat dilingkungan sekolah Muhammadiyah
Indikator Keberhasilan
2. Mengembang kan permainan/do lanan anak.
1. Memberikan pelatihan macapatan bagi pendidik (bahasa Jawa)
Kegiatan
Pelaksanaan
Sumbe r Daya
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
Biaya
248
PWM D.I. YOGYAKARTA
5. Penyelenggar aan panahan/jem paringan (Mataraman)
4. Menciptakan lagu-lagu anak.
• Terselenggaranya panahan/jemparing an (Mataraman)
Terciptanya lagu-lagu anak
AMM dan warga Muhammadiya h
Guru Seni Budaya dan warga Muhammadiyah
Rp 1.000.000
Rp 3.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
249
Terselenggarany a kegiatan pendidikan, apresiasi, dan penciptaan seni budaya Islami serta terbentuknya wadah-wadah dan aktivitas olahraga di lingkungan Muhammadiyah D.I. Yogyakarta
2. Menyelengga rakan pertemuan khusus bagi pimpinan cabang seDIY (Bertujuan membangun kesadaran berkesenian dan olahraga untuk
1. Menyelengga rakan dialog/bincan g-bincang budaya (menghadirka n narasumber yang kompeten)
• Terselenggaranya pertemuan khusus bagi pimpinan cabang se-DIY (Bertujuan membangun kesadaran berkesenian dan olahraga untuk syiar/dakwah • Tersosialikannya konsep dan pendirian
Pimpinan cabang Muhammadiya h dan Warga Muhammadiya h
6. PROGRAM PENGEMBANGAN AKSI PELAYANAN LSBO Warga • Terselenggaranya Muhammadiya dialog/bincangh bincang budaya (menghadirkan narasumber yang kompeten ) • Tersosialikannya konsep dan pendirian persyarikatan mengenai seni dan budaya Islam Rp 3.300.000
Rp 3.600.000
250
PWM D.I. YOGYAKARTA
3.Memberikan fasilitas olahraga bagi jajaran pimpinan PWM DIY.
3. Mengadakan PORSENI Siswa Muhammadiy ah se-DIY bekerjasama dengan Dikdasmen
syiar/dakwah
Terselenggaranya PORSENI Siswa Muhammadiyah seDIY Terjalinnya ukhuah antar pelajar Muhammadiyah seDIY
• Terciptanya derajat kesehatan yang optimal bagi pimpinan persyarikatan
• Tersedianya fasilitasi olahraga bagi jajaran pimpinan PWM
•
•
persyarikatan mengenai seni dan budaya Islam
Pimpinan PWM DIY
Siswa sekolah Muhammadiya h
Rp 500.000
Rp 20.000.000
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYWIL MUHAMMADIYAH D.I. YOGYAKARTA
251
Sekertaris
Eka Wuryanta, S.Pd NBM. 547370
Akhir Lusono, S.Sn. M.M. NBM.
Yogyakarta, 5 Februari 2016
Mengetahui, Ketua LSBO PWM DIY
252
PWM D.I. YOGYAKARTA