“TAMAN PINTAR SRIWIJAYA” DEWI WIJAYA (12.11.005) PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG 2016 ABSTRAKSI Peningkatan kualitas pendidikan di Kota Palembang merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan demi kemajuan intelektual anak-anak Kota Palembang. Namun peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan melalui wadah yang lebih interaktif dan menarik untuk menghindarkan kesan bosan dan monoton bagi anak-anak serta dapat juga mengalihkan anak-anak dari dunia gadget ke dunia luar yang dapat membangun jiwa sosial anak. Hal ini menjadi gagasan untuk merancang Taman Pintar Sriwijaya yang dapat menjadi tempat rekreasi sekaligus tempat belajar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas rekreasi, kreasi dan edukasi seperti taman science, outbond mini, taman lalu lintas, permainan atau alat peraga IPTEK (indoor), Planetarium, Teater 5 Dimensi, dan roof garden. Bangunan Taman Pintar Sriwijaya dirancang dengan menyesuaikan tema “Belajar Sambil Berkreasi dan Berekreasi” yang dipadukan dengan Konsep Metafora dari Atom serta gaya arsitektur Hi-Tech. Kata Kunci: Taman Pintar, Sriwijaya, Belajar, Berkreasi, Berekreasi, Atom ABSTRACT Improving the quality of education in the city of Palembang is very important and necessary for the advancement of children's intellectual Palembang. However, improving the quality of education must be conducted through the container more interactive and attractive to avoid the impression of boredom and monotony for children and can also divert children from the world of gadgets to the outside world to build a child's social life. It is ideas for designing the Smart Park Sriwijaya can be a place of recreation and a place of learning that is equipped with various recreational facilities, creation and education such as science park, outbound mini, park traffic, games or props Science and Technology (indoor), Planetarium, Theatre 5 Dimensions, and the Roof Garden. Sriwijaya building Smart Park will be designed based on matching the theme of "Learning With creativity and recreation", Metaphor concept of Atom and Hi-Tech Architecture Keywords: Smart Park, Sriwijaya, Learning, Creativity, recreation, Atom 1.
membangun sekolah-sekolah unggulan di setiap tingkat kecamatan.1 Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan intelektual anak-anak. Namun seiring dengan peningkatan kualitas pendidikan biasanya diikuti dengan kenaikan standar kurikulum yang tinggi dan waktu belajar yang lebih padat. Selain itu, ada juga tuntutan dari orang tua kepada anak-anak untuk meraih prestasi yang gemilang sehingga anak-anak harus menghabiskan waktu istirahatnya untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah seperti les privat, les bakat atau keterampilan dan
Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas merupakan kunci masa depan bagi kemajuan bangsa Indonesia. Berkenaan dengan hal 1tersebut, hampir semua kota-kota di Indonesia sedang berproses untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota masing-masing. Salah satunya yaitu Kota Palembang. Program Kota Palembang sendiri adalah mewujudkan Palembang Emas (Elok, Madani, Asri dan Sejahtera) 2018. Dengan salah satu misinya yang berisi tentang melanjutkan peningkatan kualitas pendidikan di Kota Palembang dan
1
Http://palembang.go.id
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 1
lain-lain hingga akhirnya anak-anak tidak memiliki waktu untuk bermain dan kemudian akan timbul perasaan jenuh, bosan dan penurunan minat belajar. Menurut Maslach dan Leiter (Yen-Jang:2004), “Kejenuhan belajar dapat disebabkan karena beban tugas akademis yang berlebihan, konflik nilai, kurangnya pengawasan, metode pembelajaran yang monoton dan kurangnya aktifitas relaksasi.” 2 Selain itu, Kak Seto, selaku Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak mengemukakan pendapat bahwa“Istilah wajib belajar yang diterapkan di Indonesia sekarang ini merupakan suatu kesalahan. Bagi anak-anak, mengenyam pendidikan merupakan hak bukan kewajiban, justru yang wajib adalah pemerintah harus menyediakan tempat pembelajaran yang menyenangkan”. Untuk itu, pada tahun 2008, Pemerintah Kota Palembang menghadirkan Graha Toknologi Sriwijaya sebagai solusi untuk mengatasi metode pembelajaran yang membosankan di sekolah. Graha ini berfungsi sebagai tempat yang dapat memperkenalkan dunia Sains pada anak dimana anak-anak dapat memperdalam materi-materi IPTEK yang ada disekolah melalui alat-alat peraga IPTEK yang menarik. Namun pada kenyataannya, Graha ini ternyata selalu sepi pengunjung. Kepala UPTD kota Palembang menjelaskan bahwa “Graha ini sepi pengunjung karena lokasinya kurang strategis. Selain itu fasilitas yang disediakan juga kurang memiliki daya tarik dimata masyarakat khususnya bagi anak-anak”3. Sehingga tempat pembelajaran ini kurang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Palembang. Adapun penurunan minat anak-anak dalam belajar bukan hanya karena proses pembelajaran yang terkesan formal dan monoton. Tetapi juga dikarenakan adanya perkembangan teknologi-teknologi canggih pada masa kini. Sedikitnya waktu bermain/ bereklaksasi membuat para orang tua mengambil cara instan dengan memberikan teknologi canggih seperti labtop, televisi, gadget dan lain sebagainya sebagai sarana belajar sekaligus sarana hiburan yang mudah diakses dimana saja. Namun hal ini ternyata memberikan dampak
yang buruk dimana anak-anak menjadi kecanduan gadget baik anak dari usia batita hingga remaja. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Dr. Anton Suwindro Mkes, “Kecanduan gadget dapat memberikan pengaruh negatif seperti hilangnya jiwa sosial anak dan teman bermain, apatis, tertutup, malas, merusak kesehatan, dan lain sebagainya”. 4 Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Sumatera Ekspres kepada 192 responden orang tua yang memberikan gadget kepada anak mereka sejak batita, 71 responden (36,97 persen) menyatakan anak mereka jadi pemalas. Ada 19 responden (9,89 persen) yang mengatakan anak mereka jadi sakit/mengalami kelainan mata. Lalu 35 responden (18,22 persen) mengatakan anak mereka tidak mau berinteraksi dan 57 orang (29,68 persen) mengatakan tidak ada pengaruh apapun dan ada tiga yang tidak menjawab (1,56 persen). Hal ini sangat memprihatinkan karena hampir seluruh anak-anak memperoleh dampak buruk dari penggunaan gadget. Oleh karena itu, dengan melihat kebutuhan Kota Palembang akan sarana pembelajaran yang interaktif dan menarik, maka diperlukan perancangan Taman Pintar di Kota Palembang sebagai wadah yang dapat memberikan edukasi sekaligus menjadi sarana kreasi dan rekreasi yang menghibur bagi anakanak sehingga dapat membangkitkan rasa keingintahuan anak akan dunia IPTEK, memotivasi anak untuk berinovasi di bidang IPTEK dan dapat mengalihkan anak-anak dari dunia gadget ke dunia bermain yang lebih edukatif 2.
2
Kotto, Lutfi. 2013. “Kejenuhan dan Transfer Dalam Belajar”. Http://www.Academia.Edu. Diakses pada 21 September 2015 pukul 22.15 3 Febryansyah, Dede. 2013. “Graha Teknologi Sriwijaya Perbanyak Fasilitas”. Http://sumsel.tribunnews.com. Diakses pada 15 September 2015 pukul 21.30 WIB
Latar Belakang Tema Tema yang akan digunakan pada perancangan Taman Pintar Sriwijaya ini adalah “Belajar Sambil Berkreasi dan Berekreasi”. Maksud dari tema ini yaitu untuk menjadikan Taman Pintar Sriwijaya sebagai tempat pembelajaran yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tapi mampu mengembangkan kreativitas anak-anak hingga remaja. Adapun tema ini diterapkan pada fungsi ruang, penggunaan warna bangunan serta landscape bangunannya sehingga pengunjung tidak merasa jenuh dan monoton ketika berada di Taman Pintar Sriwijaya ini.
4
2015. “Dampak Kecanduan Gadget”. Https://lemabang.wordpress.com. Diakses pada 17 September 2015 pukul 22.11 WIB.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 2
3.
Tinjauan Lokasi 3.1 Lokasi : Jalan Demang Lebar Daun, Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang 3.2 Luas Site : 30.769,88 m2/ 3 ha 3.3 Batas-batas Site Utara : Perumahan Penduduk Timur : Rumah Makan, Bengkel Selatan : Perumahan Penduduk, lahan kosong Barat : Jl. Kijang Mas, perumahan pendudukTipologi
4.
Konsep Perancangan 4.1 Konsep Pengelompokan Ruang 4.1.1 Kebutuhan Ruang Pengelola dan Staff Pengelola
No.
Ruang
Sifat Ruang
1.
Ruang Pimpinan
2.
Ruang
Privat
1
1
Ruang Sekretaris
Privat
1
1
3.
Ruang Kasubag TU
Privat
1
1
4.
Privat
1
1
Privat
1
1
Privat
1
1
7.
Ruang Kasi Humas Ruang Kasi Pengembangan Keprograman Ruang Kasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Ruang Kepala Teknisi
Privat
1
1
8.
Ruang Staff TU
Privat
4
1
9.
Ruang Tiket
Privat
4
1
10.
Privat
2
1
Privat
5
1
Privat
5
1
13.
Ruang Staff Inventaris Ruang Staff Humas dan Pemasaran Ruang Staff Pengembangan Keprograman Ruang Perakitan
Privat
3
1
14.
Ruang Informasi
Semi Publik
3
1
15.
Ruang Staff Pengemudi
Privat
1
1
16.
Ruang Office Boy/ Girl
Privat
3
1
17.
Ruang Cleaning Service
Privat
5
1
18.
Ruang Loker
Privat
40
1
19.
Ruang Ganti
Privat
1
4
20.
Privat
2
1
Privat
2
2
22.
Gudang Penyimpanan Gudang Peralatan dan Perlengkapan Ruang Tamu
Semi Privat
6
2
23.
Ruang Rapat
Privat
10
2
24.
Ruang Absen
Privat
2
1
25.
Ruang Istirahat
Privat
8
2
26.
Toilet/ KM Wanita
Privat
1
2
27.
Toilet/ KM Pria
Privat
1
2
28
Janitor
Privat
1
1
5. 6.
11. 12.
21.
3.4 Tipologi : Lahan Berkontur 3.5 Fungsi Site : Taman Pintar 3.6 Peraturan Pembangunan - Fungsi Kawasan :Perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, perumahan5 - Koefisien Dasar Bangunan (KDB): maksimal 60% 6 - Koefisien Lantai Bangunan (KLB):2,0 7 - Koefisien Dasar Hijau (KDH): minimal 20 %8 - Garis Sempadan Bangunan (GSB) GSB Jl. Demang Lebar Daun: 20m GSB Jl. Kijang Mas: 4m GSB Jl. Macan Kumbang: 4m 5
Perda No 15 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang 2012-2032. “ Sistem Pelayanan Pusat Kota, Pasal 11, hal 12. 6 Perda No 15 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang 2012-2032. “ Ketentuan Umum Zonasi Pola Ruang Wilayah, Pasal 98, hal 57 7 RDRTK WP 1A-Pusat Kota, Bab VII, “Rencana Intensitas Bangunan “. 8 Ibid., hal 57
Jumlah Pengguna
4.1.2 Kebutuhan Ruang Pengunjung dan Pedagang a. Outdoor No.
Ruang
Sifat Ruang
1.
Plaza
2.
Jumlah Pengguna
Ruang
Publik
200
1
Taman Science
Publik
60
1
3.
Arkeologi
Publik
10
1
4.
Outbond
Semi Publik
20
1
5.
Taman Lalu Lintas
Semi Publik
20
1
6.
Roof Garden
Semi Publik
100
1
b. Indoor (Fasilitas Edukasi, Kreasi dan Rekreasi) No.
1.
2.
Zona
Zona Astronomi
Zona Biologi
Ruang
Sifat Ruang
FASILITAS ILMU ALAM Ruang Tata Semi Surya Publik Ruang Anatomi Semi Manusia Publik Ruang Semi Tumbuhan Publik Semi Ruang Hewan Publik
Jumlah Pengguna
Ruang
8
1
8
1
2
1
15
1
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 3
3.
Zona Ekologi
Laboratorium Biologi Ruang Pengolahan Air Bersih Ruang Energi Ruang Listrik dan Magnet Ruang Getaran dan Gelombang Ruang Mekanika Istana Cahaya
4.
Zona Fisika Ruang Optik Ruang Fluida Ruang Tekanan Ruang Gaya
5.
Zona Geologi dan Geografi
Laboratorium Fisika Ruang Cuaca, iklim, dan gempa bumi Ruang Ozon Ruang Atom, Unsur Senyawa
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
Zona Kimia
Zona Matematika
Zona Budaya
Zona Sejarah
Zona Evolusi
Zona Olahraga
Zona Kreativitas
1.
Zona Konstruksi
2.
Zona Teknologi Komputer
3.
Zona Transportasi Darat
4.
Zona Transportasi Udara
5.
Zona Transportasi Laut
6.
Zona Telekomunika-si
7.
8.
Zona Ilusi
Zona Bioteknologi
9.
Zona Robotik
10.
Zona Bahasa
Kimia Terapan
Semi Privat
8
Semi Publik
4
1
5
1
15
1
9
1
10
1
7
1
15
1
7
1
6
1
4
1
8
1
5
1
5
1
5
1
5
1
8
1
Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Privat Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Publik Semi Privat
Laboratorium Kimia Ruang Semi Matematika Publik Dasar FASILITAS ILMU SOSIAL Galeri Pusaka Semi Kota Palembang Publik Ruang Sejarah Semi kesultanan Publik Palembang Ruang Diorama Semi Peperangan 5 Publik hari 5 malam Ruang Gubernur Semi Palembang Publik Ruang Manusia Semi Purbakala Publik Ruang Semi Dinosaurus Publik Semi Ruang Olahraga Publik Semi Ruang Gerabah Publik Ruang Lukis Semi Kaos Publik Semi Ruang Tenun Publik FASILITAS ILMU TERAPAN Ruang Semi Konstruksi Publik Ruang Teknologi Semi Komputer Publik Ruang Semi Transportasi Publik Darat Ruang Semi Transportasi Publik Udara Ruang Semi Transportasi Publik Laut Ruang Semi Telekomuni-kasi Publik Semi Ruang Ilusi Publik Ruang Semi Bioteknologi Publik Konvensional Ruang Semi Bioteknologi Publik Modern Semi Ruang Robotik Publik Ruang Bahasa Semi
Publik
1 11.
1
Semi Publik
Semi Publik Semi Teater 5 dimensi Publik Semi Zona Temporer Publik Ruang Karya Semi Anak Bangsa Publik Ruang Demo Semi Science Publik FASILITAS ANAK-ANAK Ruang Semi Kesehatan Privat Ruang Religi Semi dan Budaya Privat Semi Ruang Profesi Privat Ruang Science Semi dan Teknologi Privat Perpustakaan Semi Anak Privat Ruang Semi Pertunjukan Privat Ruang tunggu Semi orang tua Publik Planetarium
12.
1.
16
Zona Industri
Ruang Teknologi Pengolahan Sampah
Zona Pelengkap
Zona Paud
5
1
30
1
25
1
5
1
4
1
25
1
5
1
6
1
6
1
12
1
10
1
4
1
25
1
c. Indoor (Fasilitas Umum) No.
Ruang
Sifat Ruang
1.
Lobby
Jumlah Pengguna
Ruang
Semi Publik
200
1
Foodcourt 2. 17
1
13
1
6
1
Ruang Makan
Semi Publik
200
1
Kios Foodcourt
Semi Publik
2
8
Kios Souvenir
Semi Publik
6
1
Musholla 3.
Tempat Wudhu
Semi Publik
5
2
Ruang Sholat
Semi Privat
40
1
Perpustakaan 2 5
1
4.
Ruang Pelayanan
Semi Privat
5
1
Ruang Baca
Semi Publik
50
1
5.
Exhibition Hall
Semi Publik
300
1
6.
Toilet wanita
Semi Publik
1
16
7.
Toilet Pria
Semi Publik
1
16
1
12
1
5
1
10
1
5
1
5
1
4.1.3 Kebutuhan Ruang Servis No.
6
Semi Publik
Opsional
2
1
Privat
3
1
4.
Dapur
Privat
3
1
5.
Privat
1
1
Privat
1
1
7.
Septiktank Ground Water Tank (GWT) Balancing Tank
Privat
1
1
8.
Ruang Trafo
Privat
2
1
9.
Ruang Genset
Privat
2
1
10.
Privat
2
1
Privat
2
8
12.
Ruang Panel Listrik Ruang AHU (Air Handling Unit) Ruang Chiller
Privat
1
8
13.
Ruang Pompa
Privat
1
2
14.
Ruang Kontrol
Privat
3
1
15.
Pos Jaga Ruang Keamanan dan Monitor Ruang Penampungan Sampah
Semi Publik
2
3
Semi Privat
3
1
Semi Privat
1
1
6.
1 1
11.
5
1
Pantry
1
4
23
3.
14
5
Ruang
Semi Publik
2.
1
4
Jumlah Pengguna
1
20
2
Sifat Ruang
Lift Pengelola dan Pengunjung Tangga Umum
1. 4
Ruang
1 1
1
16. 8
1
7
1
17.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 4
4.2 Analisis Tapak 4.2.1 Luas
4.2.2
Garis Sempadan Bangunan
4.2.3
Sirkulasi Pejalan Kaki
4.2.4
Sirkulasi Kendaraan
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 5
4.2.5
Topografi
4.2.7
Vegetasi
4.2.6
Drainase
4.2.8
Cahaya Matahari
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 6
4.2.9
Angin
4.2.11 View Dari Tapak
4.2.10 View Ke Tapak
4.2 Besaran Ruang 4.2.1 Besaran Ruang Pengelola dan Staff Pengelola No
1. 2. 3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
Ruang
Ruang Pimpinan Ruang Sekretaris Ruang Kasubag TU Ruang Kasi Humas Ruang Kasi Pengemba ngan Keprogram an Ruang Kasi Pemelihara an Sarana dan Prasarana Ruang Kepala Teknisi Ruang Staff TU Ruang Penjualan Tiket Ruang Staff Inventaris Ruang Staff Humas
Jumlah
Standar Ruang
Sumber
Luas Minimal (m2)
15-25
NAD
20
-
6-9
NAD
6
1
-
6-9
NAD
8
1
1
-
6-9
NAD
8
1
1
-
6-9
NAD
8
1
1
-
6-9
NAD
8
1
1
-
6-9
NAD
8
4
1
4-6
-
NAD
20
4
1
2-4
-
NAD
8
2
1
4-6
-
NAD
10
5
1
4-6
-
NAD
25
Kapasitas (orang)
Ruang
m2/ orang
m2/ ruang
1
1
-
1
1
1
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 7
12.
13. 14. 15.
16.
17.
18. 19. 20.
21.
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Ruang Staff Pengemba ngan Keprogram an Ruang perakitan Ruang Informasi Ruang Staff Pengemudi Ruang Office Boy/ Girl Ruang Cleaning Service Ruang Loker Ruang Ganti Gudang Penyimpan an Gudang Peralatan dan Perlengkap an Ruang Tamu Ruang Rapat Ruang Absen Ruang Istirahat Toilet/ KM Wanita Toilet/ KM Pria Janitor
5
1
4-6
-
NAD
25
3
1
8
NAD
24
3
1
-
16-20
TSS
16
4.
1
1
-
4-6
ABP
5
5.
3
1
-
12-16
NAD
12
6.
5
1
12-16
NAD
12
40
1
0.96
-
ABP
38,4
1
4
-
1,2
SB
4,8
2
1
-
9
SB
18
2
2
-
9
SB
-
1,44
SB
1,44
Tanama n
10
-
36
SB
36 146,44
Ruang Batu 10 1 35 Arkeolo Prasasti gi Outbond 20 1 100 mini Taman 20 1 150 Lalu Lintas Roof 100 1 400 Garden Total Keseluruhan Ruang Pengunjung dan Pedagang (Outdoor)
ABP
35
ABP
100
SB
150
ABP
400 991,44
Sirkulasi 30%
297,43
Total Keseluruhan Ruang Pengunjung dan Pedagang (Outdoor) + Sirkulasi 30%
1288,7 4
b. No
Ruang
18
Indoor (Fasilitas Ilmu Alam) Nama Alat Peraga
Jumlah
Standar Ruang Sumb er m2/ ruang
Luas Min. (m2)
9
S B
9
1
6
S B
6
1
1,07
S B
1.07
2
4
Kapasitas (orang)
Ru ang
m2 / or g
Zona Astronomi 6
2
2,5
-
TSS
30
10
2
2
-
NAD
40
2
1
-
2-4
ABP
3
8
2
2
-
NAD
32
1
2
-
2,5
NAD
5
1
2
-
2,5
NAD
5
1
1
2-4
ABP
3 420,2
Sirkulasi 30%
126,06
Total Keseluruhan Ruang Pengelola dan Staff Pengelola + Sirkulasi 30%
546,26
1.
Alat Peraga
Jumlah
Standar Ruang
Kapasita s (orang)
Ruan g
m2/ or g
m2/ ruan g
Sumber
Luas Min. (m2)
160
1.
Plaza
-
200
1
0,8
-
2.
Taman Science
Tapak Presiden Dinding berdend ang Pipa bercerita Parabola berbisik Sistem katrol Observa tor-ium Permain an jungkat - jungkit Roda berputar Air Menari Bersepe da di atas kabel
10
1
-
15
NA D SB
6
-
7,5
SB
7,5
8
-
20
SB
20
2
-
10
SB
10
2
-
9
SB
9
2
-
9
SB
9
2
-
1,25
SB
1,25
6
-
2,25
SB
2,25
10
-
25
SB
25
1
-
10
SB
10
Ruang Tata Surya
Galaksi Bima Sakti Panel informa si planet Ilustrasi Gerhana bulan dan matahar i Teori Big Bang
4
1
A B P Total
4
20,07
Zona Biologi 2.
4.2.2 Besaran Ruang Pengunjung dan Pedagang a. Outdoor Ruang
1
Total 3.
Total Keseluruhan Ruang Pengelola dan Staff Pengelola
No
Solar sel
Ruang Anatom i Manusia
Ruang Tumbuh -an
15
Ruang Hewan
Lab. Biologi
Tulang manusia Organ tubuh Manusia Mekanis me Alat Gerak Mekanis me Pernapa san Mikrosk op Jaringan Tumbuh an Panel ICT Aquariu m Bawah laut Jaringan Hewan Rantai Makana n -
1
-
1,07
2
-
2,4
1
-
1
3 1
1
1
S B S B
1,07
4
S B
4
-
1,07
S B
1,07
-
5
5
-
7,5
S B S B
1 10
1,5 -
48
3
-
16
2
-
2,4
-
40
8
1
1
2,4
7,5
S B S B
1,5
S B S B
16
S B Total
48
2,4
40 196,4 4
Zona Ekologi 3.
Ruang Pengola h-an Air Bersih
Miniatu r Distribu si Air PDAM PLTA Mini
2
1
1
-
2
A B P
2
-
2,25
S B
2,25
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 8
Penyari ng Air Minum
1
-
1,07
A B P Total
1,07
S B S B
1,8
roda
5,32
Zona Fisika 4.
Ruang Energi
Ruang Listrik dan Magnet
Ruang Getaran dan Gelombang
Ruang Mekani ka
Konvek si Panas Panel infroma si ICT Daya Hantar Panas Hukum Ohm Halilint ar Flip flop Generat or pedal Generat or van de graff Energi Vs Daya Bola melayan g Baterai tangan Saklar cahaya Angklu ng bersuara Harpa tanpa dawai Saklar lampu Whimsh urst Machin e Replika transisto r AC dan DC Gelomb ang tekan Gelomb ang transver sal Cincin resonan si Pola suara Senar vibrasi Resonat or Efek Doppler Musik Pipa Gelomb ang air laut Rel Udara Pengun gkit Titik berat Mesin moment um Katrol dan sabuk Kemudi
2
1
-
1,8
1
-
1,2
2
-
1,8
S B
1,8
S B S B S B S B S B
1,07
1,2
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,8
1
1
-
2,25
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,5
S B S B S B
1,07 1,07 1,8 2,25
Ruang Optik
1,07 1,5
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
1,07
1
1
-
1,07
S B S B
1,07
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
1,07
1
1
-
1,07
S B S B
1
1
-
1,5
S B
1,5
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
2,25
2,25
1
1
-
3
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
3
S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B
1,5
Ruang Fluida
1,07
3
Ruang Tekanan
1,07 1,07 1,07 3
1
1
-
1,5
1
1
-
2
1
1
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
S B
1,07
2
1
-
1,5
S
1,5
1,07
Istana Cahaya
2 1,07 1,07
Ruang Gaya
Distribu si massa Menuru n ke atas Bola berpacu Bayang beku Pengura ian Cahaya Warna cahaya Penyari ng cahaya Pembias an cahaya Warna bayanga n Sudut kritis Bentuk Aneh Lensa besar Spektru m Warna Cermin Bayang an Lensa cembun g dan cekung Pixel dan dots Pandang an tepi Kepala Terpanc ung Discove r vision Si muka tegang Penguk ur muka air Pengatu r otomatis Penyela m Cairan mengali r Menye mbur bukan dipomp a Mengge mbung bukan ditiup Bola dorong Bola melayan g Kursi Paku Paku Ajaib Drag Air Resisten ce Gaya Sentripe tal Bidang
B 1
1
-
1,07
1
1
-
1,5
2
1
-
1,8
3
1
-
4
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1
1
1
S B S B
1,07
S B S B S B
1,8
1,5
4 1,07
S B S B
1,07
1,07
S B
1,07
-
3
S B
3
1
-
1,07
1,07
3
1
-
3
1
1
-
1,5
1
1
-
1,07
S B S B S B S B
2
1
-
2,4
S B
2,4
2
1
-
2,4
S B
2,4
2
1
-
1,5
1,5
1
1
-
1,5
1
1
-
4
S B S B S B
1
1
-
1,07
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
S B S B S B
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
1,07
3
1
-
6
S B S B
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
2,93
2,93
1
1
-
1,8
S B S B
1
1
-
0,64
0,64
1
1
-
1,07
1
1
-
1,5
S B S B S B
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
2
S
2
1,07
3 1,5 1,07
1,5 4
1,07 1,07
6
1,8
1,07 1,5
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 9
gesek
Lab. Fisika
B
Kereta luncur -
1
1
-
1,5
8
1
-
40
S B S B Total
Bilanga n Roda polyona l
1,5 40
1
1
-
6
S B Total
145,5 2
Total Keseluruhan Fasilitas Ilmu Alam
Ruang Cuaca, Iklim dan Gempa
Ruang Ozon
Gempa Buatan Tsunam i setelah gempa Panel informa si BMKG Angin Muson Lapisan Bumi Lapisan ozon Perusak ozon Panel informa si ICT
3
1
-
4
SB
4
1
1
-
1,8
SB
1,8
1
1
-
1,07
SB
1,07
Sirkulasi 30% Total Keseluruhan Fasilitas Ilmu Alam + Sirkulasi 30%
c. Indoor (Fasilitas Ilmu Sosial) No
1
1
-
1,5
SB
1,5
2
1
-
3
SB
3
1
1
-
1,07
SB
1,07
1
-
2
SB
2
1
1
-
1,07
SB
1,07
Total
15,51
S B S B A B P S B
1,07
Ruang
Galeri Pusaka Kota Palembang
Zona Kimia 6.
Ruang atom, unsur, senyawa
Ruang Kimia Terapan
Lab. Kimia
Atom
1
1
-
1,07
Sistem periodik Modul Ikatan Kimia Panel informa si ICT Distilasi
3
1
-
4
1
1
-
1,07
-
1
1
-
1,07
4
1
-
8
8
1
-
40
A B P S B Total
4
2.
1,07
3.
40 55,21
Ruang Sejarah Kesulta n-an Palembang
Ruang Dioram a Peperan g-an 5 hari 5 malam
Zona Matematika 7.
Ruang Matik
Segitiga Pythago ras Tic Tac Toe Segitiga Ajaib Meneba k Tanggal Lahir Patok Penguk uran Luas Magic Square Kubus eceran Jam pasir Rangkai an Pelangi Sumbat Unik Kaleido cycle Math Bingo Irisan Kerucut Heksag on Matrix
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
S B S B S B
Angka dan
1,07 1,07
1
1
-
1,07
S B
1,07
1
1
-
1,07
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
S B S B S B S B
1
1
-
1,07
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
1
1
-
1,07
S B S B S B S B S B S B S B
1,07 1,07 1,07
4.
1,07 1,07
Pakaian Adat Alat musik Rumah Adat Motif Songket
Ruang Gubern ur Palembang
Panel informa si ICT Maket daerah kesultan anAmpera Dioram a Ledakan 1 Januari Dioram a Penyerb uan Ke Mesjid Agung Dioram a Keberha silan Batalyo n Geni Dioram a Tenggel amnya kapal Belanda Dioram a pendarat an pasukan Mayor Nawawi Dioram a Cease Fire Panel Informa si ICT
1,07 1,07 1,07 1,07
Jumlah Kapasitas (orang)
Standar Ruang Ruan g
m2 / or g
m2/ ruan g
Sumber
Luas Min. (m2)
1
1
-
2,25
SB
2,25
5
1
-
20
SB
20
6
1
-
16
SB
16
5
1
-
20
SB
20
Total
58,25
Zona Sejarah
1,07
8
Nama Alat Peraga
Zona Budaya 1.
1
33,02 471,0 8 141,3 2 612,4
Zona Geologi dan Geografi 5.
6
9
1
-
9
SB
9
4
1
-
5
SB
5
1
1
-
1,5
AB P
1,5
1
1
-
1.5
AB P
1,5
1
1
-
1,5
AB P
1,5
1
1
-
1.5
AB P
1,5
1
1
-
1,5
AB P
1,5
1
1
-
1,5
AB P
1,5
2
1
-
6
SB
6
Total
29
Zona Evolusi 5.
Ruang Manusia Purbakala
Manusi a purbaka la Kehidu pan purbaka
2
1
-
6
SB
6
2
1
-
9
SB
9
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 10
la
6.
Panel Informa si ICT Replika Dinosau rus Replika Organ mata Dinosau rus Panel Informa si ICT Area Foto 3d
Ruang Dino
1
1
-
2
SB
2
5
1
-
120
SB
120
transpor ta-tion Shinkan zen
Ruang Olahrag a
-
2
1
-
3
SB
3
1
1
-
1,07
SB
1,07
4
1
-
2
SB
2
Total
143,0 7
SB
36
Total
36
4.
Ruang Transpo r-tasi Udara
5
1
-
36
Zona Kreativitas 9. 10.
11.
Ruang Gerabah Ruang Lukis Kaos Ruang Tenun
-
10
1
-
30
SB
30
-
5
1
-
16
SB
16
-
5
1
-
16
ABP
16
Total Total Keseluruhan Fasilitas Sosial
Total Keseluruhan Fasilitas Sosial + Sirkulasi 30%
Nama Alat Peraga
5.
Ruang Konstru ksi
Bangun an tinggi Konstru ksi kayu Panel dan monitor informa si ICT
6.
426,8 2
Jumlah Kapasitas (orang)
Ruan g
Standar Ruang m m2/ / ruan or g g
Sum ber
2
Ruang Transpo r-tasi Laut
Ruang Telekomuni kasi
Luas Min. (m2)
Ruang Teknolo gi Komput er
Monitor dan x-box Panel ICT Komput er kini
7.
1
1
-
1,07
SB
1,07
2
1
-
4
SB
4
1
1
-
1,07
SB
1,07
Total
6,14
Ruang Transpo r-tasi Darat
Mesin Mobil Mesin Motor Bagian Mesin Safety riding Perleng kapan berkend ara Sustaina ble
Total
61,9
Propulsi jet Pesawat N250 gatotkoc o Pordirga swayasa Turbo Sayap pesawat Roda pesawat Game Pesawat terbang Mesin Helikop ter
1
1
-
2,25
SB
2,25
2
1
-
4
SB
4
5
1
-
36
SB
36
2
1
-
6
SB
6
2
1
-
6
SB
6
1
1
-
2,25
SB
2,25
1
1
-
4
SB
4
Total
60,5
Miniatu r kapal layar Nahkod a Kapal
1
1
-
2
SB
2
1
1
-
9
Asu msi Total
9 11
Panel Satelit Replika Satelit Maket jaringan telekomuni kasi
1
1
-
1,5
SB
1,5
1
1
-
2,5
SB
2,5
2
1
-
4
SB
4
Total
8
8.
3
1
-
6,25
SB
6,25
1
1
-
1,07
SB
1,07
2
1
-
4
SB
4
Total
11,32
5
1
-
36
SB
36
2
1
-
8
SB
8
Ruang Ilusi
Terowo ngan Ilusi Rona ilusi Mata Ruang Jangkun g Pendek Bingkai ilusi
1
1
-
1,07
SB
1
1
1
-
1,8
SB
1,8
3
1
-
6,25
SB
6,25
1
1
-
20
SB
20
Total
29,05
Zona Bioteknologi
Zona Transportasi Darat 3.
4
Zona Ilusi
Zona Teknologi Komputer 2.
SB
Zona Telekomunikasi
Zona Konstruksi 1.
4
Zona Transportasi Laut
d. Indoor (Fasilitas Ilmu Terapan) Ruang
-
62 328,3 2 98,5
Sirkulasi 30%
No
1
Zona Transportasi Udara
Zona Olahraga 8.
1
Ruang Bioteknolo gi Konven sio-nal Ruang Bioteknolo gi Modern
Maket proses pembuat an Keju
4
1
-
5
SB
5
Model Rekomb inasi DNA Panel Informa si ICT
4
1
-
12
SB
12
1
1
-
1,07
SB
1,07
Total
18,07
Zona Robotik 5
1
1
1
2
1
4
1
6,65
SB
6,65
-
2,25
SB
2,25
-
2
SB
2
-
3
SB
3
9.
Ruang Robotik
Robot humano id Miniatu r robot Perakita n robot
1
1
-
2,25
SB
2,25
3
1
-
3
SB
3
4
1
-
9
SB
9
Total
14,25
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 11
Zona Bahasa 10.
Ruang Bahasa
Cocoka n Bahasa Panel Informa si
al waktu
3
1
-
4
AB P
4
4
1
-
4
AB P
4
Total
8
Zona Industri Pengolahan Sampah 11.
Ruang Pengola han Sampah
Barang bekas/ sampah Barang Jadi Panel informa si ICT
2
1
-
4
SB
4
2
1
-
6
SB
6
1
1
-
2
SB
2
Total
12
5.
Perpust aka-an Anak Ruang Pertunj ukan Ruang Tunggu orang tua
Silsilah keluarga Maket rumah Panel informas i ICT -
4 1
1
-
2
1
-
1
1
10
-
-
13.
14.
15. 16
Ruang Tempor er R. Karya Anak Bangsa R. Demo Science Planetar -ium Teater 5 Dimensi
5
1
-
9
SB
9
-
4
1
-
16
SB
16
-
25
1
-
40
SB
40
-
30
1
-
64
SB
64
-
25
1
-
320
ABP
320
Total
449 689, 23 206, 77 896
Total Keseluruhan Fasilitas Terapan + Sirkulasi 30%
N o
Nama Alat Peraga
Jumlah Kapasit as (orang)
Ruang
2.
3. 4.
Ruang Religi dan Budaya
Ruang Profesi Ruang Pengen alan Science dan Teknol ogi
Peralata n Kedokte ran Peralata n apoteker Panel informas i Alat musik Panel ICT provinsi Panel ICT agama Patung Profesi Balok buahbuhan Balok Asah otak Balok Anggota tubuh Komput er Kids Puzzle kupu – kupu Mengen
2
1
Lobby
2.
Foodcourt
3.
Ruang Makan Kios Foodcourt Kios Souvenir Musholla Tempat Wudhu Ruang Sholat
Standar Sumber Ruang m2/ m2/ or ru g an g -
4
Luas Min. (m2)
4.
1
1
-
20
SB
20
4
1
-
25
SB
25
25
1
0,9 6
-
NAD
24
118,8 1 34,64 154,4 5
5.
SB
4
6.
1
-
6
SB
1
-
2
SB
2
2
1
-
4
SB
4
1
-
1
SB
1
Standar Ruang
Sumb er
Luas Min. (m2)
-
NAD
160
-
NAD
90
12
SB
96
16
SB
16
0,6
-
ABP
3
1
0,72
-
ABP
28,8
5
1
-
6
SB
6
Ruan g
200
1
200
1
2
8
6
1
5
2
40
Exhibition Hall Toilet wanita Toilet Pria
m2/ oran g 0,8
m2/ ruang
1,8/ 4org -
50
1
2,6
-
NAD
130
300
1
0,96
-
NAD
288
1
16
-
2,5
NAD
40
1
16
-
2,5
NAD
40
Total Keseluruhan Fasilitas Umum
897,8
Sirkulasi 30%
269,3
Total Keseluruhan Fasilitas Umum + Sirkulasi 30%
1167, 1
6
1
2
Jumlah Kapasitas (orang)
Perpustakaan Ruang Pelayanan Ruang Baca
7. 2
Ruang
1.
Zona Paud Ruang Kesehat an
SB
Total Keseluruhan Fasilitas Sosial + Sirkulasi 30%
e. Indoor (Fasilitas Anak-anak)
1.
2,25
f. Indoor (Fasilitas Umum)
Sirkulasi 30%
Ruang
SB
Sirkulasi 30%
-
Total Keseluruhan Fasilitas Ilmu Terapan
No
0,36
Total Keseluruhan Fasilitas Anak-anak
Zona Pelengkap 12.
SB
-
0,3 6 2,2 5 1
4.2.3 Besaran Ruang Servis No
Ruang
Jumlah
Standar Ruang
Kapasitas (orang) 23
Ruang
Opsional
2
Sumber
m2/ orang -
m2/ ruang 5,98
Luas Minimal (m2)
NAD
5,98
16
SB
32 12
2
1
-
1
SB
1
1.
6
1
-
9
SB
9
2.
1
1
-
0,6 4
SB
0,64
3.
Lift Pengelola dan Pengunjung Tangga Umum Pantry
3
1
Lebar 2m -
12
NAD
4.
Dapur
3
1
-
12
NAD
12
5.
Septiktank
1
1
-
12,6
ABP
12,6
6.
1
1
-
9
ABP
9
1
1
-
9
ABP
9
8.
Ground Water Tank (GWT) Balancing Tank Ruang Trafo
2
1
-
4
ABP
4
9.
Ruang Genset
2
1
-
15
SB
15
10.
Ruang Panel Listrik
2
1
-
24
NAD
24
1
1
-
0,6 4
SB
0,64
1
1
-
0,6 4
SB
0,64
4
1
-
16
SB
16
1
1
-
0,6 4
SB
0,64
1
1
-
0,6
SB
0,64
7.
1
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 12
2
8
-
16
12.
Ruang AHU (Air Handling Unit) Ruang Chiller
1
8
-
13.
Ruang Pompa
1
2
-
14.
Ruang Kontrol Pos Jaga
3
1
2
Ruang Keamanan dan Monitor Ruang Penampungan Sampah Ruang Janitor
3
11.
15. 16.
17.
18.
SB
128
12
SB
96
16
NAD
32
-
24
NAD
24
3
-
4
NAD
12
1
-
9
SB
9
1
1
-
3
Asumsi
3
1
6
-
2-4
Asumsi
Total Keseluruhan Ruang Servis
4.3 Konsep Zoning Akhir
18 454,58
Sirkulasi 30%
137,27
Total Keseluruhan Ruang Servis + Sirkulasi 30%
591,85
4.2.4 Rekaptulasi Besaran Ruang a. Outdoor Area No. 1.
Fasilitas Pengunjung dan Pedagang Total
Luas (m2) 1288,74 1288,74
b. Indoor Area No. 1.
2.
Fasilitas Luas (m2) Pengelola dan Staff Pengelola Bangunan 546,26 Pengelola dan Staff Pengelola Ruang Servis 591,85 Pengunjung dan Pedagang Ilmu Alam 612,4 Ilmu Sosial 426,82 Ilmu Terapan 896 Anak-anak 154,45 Umum 1167,1 Total 4394,88
c. Ruang Parkir No.
Pengguna
Luas (m2)
1.
Pengelola
822,25
2.
Pengunjung
2193,75
Total
3016
4.4 Konsep Bangunan 4.4.1 Konsep Massa Bangunan Massa bangunan “Taman Pintar Sriwijaya” berupa bangunan bermassa majemuk yang terbagi atas bangunan IPTEK, bangunan Paud dan Musholla. 4.4.2 Konsep Bentuk Dasar Bangunan Taman Pintar Sriwijaya dirancang dengan Konsep metafora dari atom. Konsep ini berkaitan erat dengan sejarah terbentuknya Sains dan Teknologi dimana pada zaman pra sejarah manusia telah mengenal bagian makrokosmos yaitu galaksi dan kemudian manusia berusaha mencari bagian yang disebut mikrokosmos yaitu atom. Atom merupakan bagian terkecil dari segala unsur di bumi dan kemudian menjadi awal mula perkembangan Sains dan Teknologi. Model atom yang diambil diperoleh dari teori atom Rutherford yang berisi tentang atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 13
Bentuk oval
Bentuk Lingkaran
Dari simbol atom diatas, dapat disimpulkan bahwa bentuk yang dominan dari simbol tersebut adalah bentuk oval. Sehingga dengan pendekatan Tangible Metaphors dan tema “Belajar sambil Berkreasi dan Berekreasi” diperoleh bentuk seperti:
Bentuk Oval yang merupakan simbol orbit atom dipilih sebagai bentuk utama bangunan. Bentuk oval kemudian mengalami rotasi sehingga terbentuk bangunan yang saling tumpang tindih. Permainan bentuk lingkaran yang merupakan bentuk atom dipakai di dalam site sehingga terlihat dari tampak atas bentuk yang dipakai seluruhnya masih bagian dari atom itu sendiri yaitu (lingkaran dan oval). 4.4.3 Konsep Penampilan Bangunan
Kulit bangunan menggunakan sistem double skin yaitu kulit bangunan utama yang terbuat dari material batu
bata dibungkus kembali dengan menggunakan perforated aluminium panel yaitu panel berlubang dari bahan aluminium. Panel ini selain untuk meningkatkan nilai estetika bangunan juga untuk menghindarkan bangunan dari paparan sinar langsung sehingga dapat menurunkan suhu pada dinding bangunan utama. Selain itu, fasad bangunan juga menggunakan teknologi Perforated aluminium photoresistor yaitu panel berlubang berbahan aluminium yang telah diberi teknologi canggih sehingga dapat membuka dan menutup sendiri sesuai cahaya yang diperoleh.
4.4.4 Konsep Interior Bangunan a. Plafon Dengan menggunakan Tema Belajar sambil Berkreasi dan berekreasi, interior bangunan dibuat semenarik mungkin dengan permainan warna, bentuk dan penggunaan berbagai material plafon seperti gypsumboard, baja ekspos, keramik fiber, kayu, beton (plesteran), aluminium composite (acp), hunter douglas, pvc dan membran. b. Lantai Menggunakan material dan motif lantai yang bervariasi sesuai zona atau ruang dirancang sehingga menimbulkan daya khayal bagi Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 14
pengunjung serta memberikan kesan yang berbeda-beda pada setiap tempat. Material yang digunakan seperti homogenous tile, parquette, marmer, batu alam, karpet, baja, dan stiker
- Tanaman Pagar dan Pengarah Jalan
c. Dinding Dinding interior dirancang sedemikian rupa menggunakan partisi kalsiboard sehingga menciptakan pola sirkulasi memutar di dalam bangunan. Selain itu, dinding juga dirancang dengan bentuk-bentuk yang meliuk-liuk untuk menghindarkan kesan monoton bagi pengunjung yang berekreasi didalamnya.
- Tanaman Peneduh
4.4.6 Konsep Struktur Dan Konstruksi a. Fondasi Fondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah, yang menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban dan gaya luar terhadap bangunan. Fondasi berfungsi sebagai: 9 a. Kaki bangunan atau alas bangunan; b. Penahan bangunan dan meneruskan beban dari atas ke dasar tanah yang cukup kuat; c. Penjaga agar kedudukan bangunan stabil. Fondasi yang digunakan pada bangunan utama Taman Pintar Sriwijaya adalah fondasi mini pile . Pemilihan fondasi berdasarkan pertimbangan dari jumlah lantai bangunan yang optimal digunakan yaitu 4 lantai sehingga tergolong dalam bangunan bertingkat rendah. Selain itu, penggunaan mini pile pada bangunan ini dikarenakan tanah yang digunakan pada bangunan ini
4.4.5 Konsep Landscape Bangunan a. Hardscape - Jalur pedestrian menggunakan conblok, keramik, kayu dan batu alam - Menggunakan shelter membran - Menggunakan kolam air mancur dan kolam air menari - Menggunakan akseosris taman seperti sculpture atom, batu, pintu gerbang setiap zona, lampu taman, kursi taman - Menyediakan alat peraga indoor dan permainan outbond b. Softscape Softscape yang umum dipakai pada Taman Pintar Sriwijaya: - Tanaman Penutup tanah
9
Frick, Heinz, Setiawan L. Pujo. 2007. “Ilmu Konstruksi Bangunan I”. Hal. 40. Ed.5. Yogyakarta: Kanisius.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 15
tergolong tanah kering namun berkontur. Mini pile yang digunakan terbuat dari campuran beton bertulang dengan ukuran 25cm x 25cm (berbentuk bujur sangkar) yang mampu menopang beban 40-50 ton dengan pemasangan menggunakan metode Jack in Pile yaitu proses pemasangan tiang dengan memberikan tekanan secara statis.
Berdasarkan material yang digunakan, kolom terbagi menjadi 2 jenis yaitu: a. Kolom Beton Bertulang Ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu: 10 1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral (tie column) Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya (Gambar a).
2. Kolom menggunakan pengikat spiral (spiral column) Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud (Gambar b).
Pada bangunan penunjang, seperti bangunan Paud dan Musholla menggunakan fondasi setempat dengan ukuran fondasi 1.50 x 1.50m dan 0.80 x 0.80m. b. Kolom Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.
3. Kolom komposit Komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang (Gambar c).
10
Hudaifah, Ifan. 2013. “Kolom”. Https://www.academia.edu. Diakses pada 27 Januari 2015 pukul 15.07 WIB.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 16
b. Kolom Baja Baja merupakan bahan yang mempunyai sifat struktur yang baik. Kolom baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan. Oleh karena itu, kolom baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur. Namun struktur kolom baja harus diusahakan untuk tahan api untuk antisipasi bahaya kebakaran selain itu struktur baja perlu di cat anti karat untuk menghindarkan baja dari bahaya keropos. 11
Struktur kolom yang digunakan berupa struktur kolom komposit yaitu kolom yang dibuat dari baja profil yang terbungkus beton seluruhnya. Pemakaian kolom ini dikarenakan kolom ini dapat menahan beban yang lebih besar dibandingkan dengan kolom beton bertulang dengan ukuran yang sama. Adapun ukuran kolom yang digunakan cukup bervariasi, yang disesuaikan dengan fungsi dan ketinggian lantai bangunan.
Tulangan Besi
BAJA I 400X200 MM
Ø 16mm
c.
Balok Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemenelemen kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat
kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolom bersifat kaku dan tidak mudah berubah bentuk. Berdasarkan materialnya, balok terbagi menjadi beberapa macam yaitu: a. Balok kayu Balok kayu hanya dapat menopang plat lantai dari kayu. Balok kayu terbagi menjadi 3 jenis yaitu balok kayu laminasi lem, balok kayu berserat pararel dan balok kayu veneer berlaminasi. b. Balok baja Balok baja dapat menopang plat lantai baja atau beton pra-cetak. Struktur baja sulit dikerjakan langsung di lokasi sehingga biasanya sudah dipotong, dibentuk, dan dilubangi dari pabrik sesuai spesifikasi desain. Hasilnya berupa konstruksi rangka struktur yang cepat dan akurat. Struktur baja tidak dapat dibiarkan terekspos karena baja dapat kehilangan kekuatan karena api sehingga dibutuhkan pelapis baja anti api seperti beton, bata atau gypsum. c. Balok beton Balok beton dapat menopang plat lantai baja atau beton. Balok beton dapat dicor langsung dilokasi sehingga dapat disesuaikan dengan bentang dan bentuk cetakannya. Struktur balok yang digunakan berupa balok komposit yang terdiri atas baja profil dan beton. Baja yang digunakan merupakan hasil fabrikasi sehingga memiliki bentuk lengkung yang mengikuti bentuk fisik bangunan. BAJA I 400X200 MM
11
Prasetyo, Sigit. 2015. “Struktur Kolom Pada Bangunan Bertingkat”. Http://dokumen.tips. Diakses pada 27 Januari 2015 pukul 18.00 WIB.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 17
d.
Lantai Lantai adalah konstruksi bangunan gedung yang terletak di atas tanah atau di atas pelat lantai. Pelat lantai adalah konstruksi pemisah ruang secara mendatar pada gedung bertingkat. Pelat lantai bertugas ganda, harus menerima dan menyalurkan beban dan membagi ruang. Taman Pintar Sriwijaya menggunakan pelat lantai bondek yaitu konstruksi pelat lantai dengan menggunakan seng baja dan beton. Pemilihan pelat lantai ini dikarena pelat ini memiliki kekuatan yang sama dengan struktur pelat beton bertulang namun pengerjaannya lebih cepat. Pelat bondek yang digunakan berukuran lebar 1 meter tebal 0.75mm dengan panjang mencapai 25 meter.
e. Plat bondek aman jika terkena kebakaran. f. Plat bondek anti karat sehingga bisa bertahan lama Pada lantai bentang lebar, menggunakan struktur rangka ruang (space truss) dengan menggunakan material baja fabrikasi yang dimodifikasi dengan pelat bondek.
e.
Dinding Dinding dapat diartikan sebagai bagian struktur bangunan yang berbentuk bidang vertikal dan yang berguna untuk melingkungi, membagi, atau melindungi. Di daerah tropis, Dinding harus memenuhi berbagai fungsi, seperti: 13 a. Membagi ruang yang luas atas ruang yang ukurannya lebih nyaman b. Mencegah masuknya debu atau air hujan dan sekaligus memungkinkan pengudaraan ruang dalam c. Menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman serta member kebebasan (privacy) dan perlindungan bagi penghuni Menurut struktur gedung, dinding yang menerima beban dapat berbentuk persegi atau melingkar (struktur bangunan masif), berbentuk pelat (struktur bangunan pelat dinding sejajar), atau berbentuk tiang atau kolom (struktur bangunan rangka).
Struktur pelat lantai bondek ini memiliki beberapa kelebihan antara lain: 12 a. Penghematan bekisting lantai karena plat bondek sekaligus berfungsi sebagai form work. b. Tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena fungsinya sudah digantikan oleh bondek. c. Pengerjaan lebih cepat dan murah jika dibanding dengan sistem konvensional. d. Bagian bawah plat lantai terjamin rapi karena jika menggunakan sistem konvensional maka ada resiko beton keropos, retak atau ngeplin sehingga memerlukan pekerjaan perapihan.
12
Ahadi. 2013. “Plat lantai Komposit Baja dan Beton Dengan Metode Bondek”. Http://www.ilmusipil.com. Diakses pada 25 Januari 2015 pukul 12.34 WIB.
13
Frick, Heinz, Setiawan L. Pujo. 2007. “Ilmu Konstruksi Bangunan I”. Hal. 81. Ed.5. Yogyakarta: Kanisius.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 18
Ada beberapa kelebihan dari kalsiboard antara lain: 14 a. Aman bagi kesehatan (tidak mengandung debu asbes) b. Kuat dan tidak rapuh c. Dimensi stabil, kemungkinan menyusut sangat kecil d. Tahan terhadap iklim panas maupun dingin e. Memiliki ketebalan yang bervariasi (3mm-20mm) f. Ukuran per lembar 600x1200mm dan mampu menahan beban 800kg g. Dapat dijadikan bahan dinding luar, plafon bahkan lantai h. Mudah dibentuk dari dinding rata sampai dinding lengkung i. Memiliki permukaan rata dan mudah dalam penyambungan antara lembar yang satu dengan yang lain.
Bangunan Taman Pintar Sriwijaya sebagian akan menggunakan dinding masif dari batu bata sebagai penerima beban. Batu bata merah yang dapat digunakan sebagai penyusun dinding harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisi yang datar, tidak retak, tidak mudah hancur/patah dan tidak mudah mengalami perubahan bentuk yang berlebihan. Ukuran Standar panjang, lebar, dan tebal batu bata adalah sebagai berikut: Ukuran
Jenis besar
Jenis kecil
Panjang
240mm
230mm
Lebar
115mm
110mm
Tinggi
52mm
50mm
Toleransi ± 3%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil maksimum 10mm ± 4%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil maksimum 5mm ± 5%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil maksimum 4mm
Dinding Taman Pintar Sriwijaya menggunakan material fabrikasi serta disertai teknologi. Adapun materialmaterial yang digunakan untuk dinding eksterior yaitu kaca, perforated aluminium panel, aluminium composite panel dan dinding batu bata. Aluminium Composite Panel (ACP)
Terdapat beberapa macam cara penyusunan batu bata merah, antara lain:
Perforated Aluminium Panel
Namun untuk pembagian ruang dalam (interior) akan menggunakan partisi dari kalsiboard.
Perforated Aluminium
Photoresistorcanggih Penggunaan teknologi digunakan pada jendela perforated aluminium photoresistor, yang dilengkapi dengan program perangkat lunak mirokontroler microchip PIC18 sehingga jendela dapat membuka dan menutup 14
MegaKaryaGroup. 2012. “Kalsiboard vs Gypsum Mana Yang Terbaik”. Https://hargadistributorkalsiboard.wordpress.com. Diakses pada 19 Januari 2016 pukul 23.18 WIB.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 19
sendiri sesuai dengan cahaya yang diperoleh. Jendela dirancang untuk menutup dan membuka sendiri dengan sudut 60o hingga sudut 180o.
5. Membatasi/ menyaring sinar ultra violet: Kemampuan daya tahan kaca laminated menyaring ultra violet membantu melindungi barang barang interior dari efek perubahan warna. 6. Penampilan struktur: Kaca laminated memiliki kejernihan yang sempurna dan bebas dari perubahan warna. 7. Daya tahan terhadap pengaruh sinar, kelembaban dan panas tinggi 8. Warna: Kaca laminated yang dibuat dari polyvinil film yang merupakan pigmen solid, tersedia dengan pilihan warna-warna menarik, dan bervariasi. 9. Kekuatan: dapat menahan kerasnya tiupan angin ataupun derasnya tekanan air sehingga sering dijadikan kaca kendaraan, kaca bangunan tinggi, dan kaca pada atap (skylight)
Adapun untuk penggunaan kaca pada fasadnya akan menggunakan Laminated Glass.
f. Atap Struktur atap yang digunakan berupa struktur plat bondek, struktur atap kaca, struktur rangka ruang, dan garden roof. Struktur Garden roof yang digunakan untuk tanaman setinggi >2.50m.
Laminated Glass memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut: 15 1. Aman: Apabila sebuah benturan memecahkan kaca laminasi, pecahannya akan tetap menempel pada film 2. Melindungi: Kaca laminasi didesain dengan Multi-lapis kaca dan film polyvinil sehingga dapat memberikan resistensi terhadap peluru, bom dan serangan yang kuat. 3. Pengontrol Suara: Kinerja kaca film membuat kaca laminated sangat efektif digunakan untuk mengontrol transmisi suara. 4. Kontrol solar energi: Polyvinil film dapat mengurangi pantulan sinar matahari tanpa distorsi warna pandang serta memberikan kesejukan. 15
2014. “Kaca Tempered VS Kaca Laminated”. Http://www.megatrussglobal.com. Diakses pada 14 Februari 2016 pukul 16.52 WIB.
Keberadaan Roof Garden sendiri memiliki beberapa fungsi yaitu: 16 a. Mengurangi tingkat polusi udara dan menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfer kota sehingga dapat menekan efek rumah kaca b. Menurunkan suhu udara pada bangunan c. Mengurangi polusi suara/ kebisingan d. Menampilkan aspek keindahan pada bangunan e. Meningkatkan kenaekaragaman hayati kota
16
Rizky, Andri. 2010. “Laporan Tugas Akhir: Rumah Container Bertingkat Dengan Pendekatan Green Metabolist”. Hal.60. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 20
4.2.12 Tangga Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak – undak (trap) yang menghubungkan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai jalan naik dan turun pada bangunan bertingkat. Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat dan direncanakan dekat dengan pintu keluar sebagai antisipasi terhadap bencana kebakaran, gempa keruntuhan dan lain – lain. Berdasarkan bahan bangunannya, konstruksi tangga dapat dibagi menjadi 3 yaitu17 a. Konstruksi tangga masif Tangga masif dapat terbuat dari batu alam, batu buatan atau beton. Bahan ini tidak mudah terbakar, tidak cepat aus dan tidak licin, dapat dibentuk dengan mudah dan sesuai keinginan. b. Konstruksi tangga dari kayu
Tangga dari kayu banyak digunakan karena bahan ini memiliki nilai estetika yang tinggi. Namun Tangga kayu cepat rusak, lapuk dan berayap sehingga sulit dalam perawatannya c. Konstruksi tangga dari baja.
Tangga baja banyak dipakai sebagai tangga kebakaran, bengkel, juga ruangan di bawah tanah (kelder). Taman Pintar Sriwijaya akan menggunakan tangga masif dari beton sebagai penghubung lantai bawah dengan lantai atas dan sebagai tangga darurat. Standar dimensi dan kelandaian tangga yang digunakan adalah sebagai berikut:
17
Rahmanullah, Fauzi. 2010. “Struktur dan Konstruksi Bangunan Tangga”. Http://file.upi.edu. Diakses pada 20 Januari 2016 pukul 00.10 WIB.
4.4.7 Konsep Sistem Utilitas a. Listrik Daya listrik yang digunakan pada bangunan Taman Pintar Sriwijaya berasal dari pasokan listrik PLN dengan penurunan tegangan menggunakan trafo.
b. Telpon Sistem komunikasi telepon dibagi menjadi: 1. Sistem komunikasi internal, yaitu sistem yang terbagi antara satu tempat/bagian ke tempat/bagian lain dalam satu tapak. Misalnya dengan menggunakan intercom. 2. Sistem komunikasi eksternal, yaitu sistem komunikasi dari dan keluar bangunan. Alat yang digunakan adalah telepon untuk pembicaraan dua arah pada saluran Telkom dengan sistem hubungan langsung dan melalui PABX. Sistem komunikasi yang dipakai adalah sistem eksternal, yaitu sistem komunikasi dari dan keluar bangunan. Alat yang digunakan adalah telepon untuk pembicaraan dua arah pada saluran Telkom dengan sistem hubungan langsung.
c. Pencahayaan Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk memperoleh keadaan lingkungan yang aman dan nyaman serta berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 21
yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang ada didalam ruangan dengan jelas. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu 18 1. Pencahayaan alami Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Namun sumber pencahayaan alami kadang kurang efektif karena intensitas cahaya tidak tetap dan menghasilkan panas terutama saat siang hari. 2. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Intensitas cahaya buatan dapat diatur, selain itu cahaya buatan cenderung konstan, menyebar merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak berbayang sehingga memberikan kesan visual yang nyaman. Pencahayaan yang digunakan berupa pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Kelompok Fasilitas
18
Cahaya Alami
Cahaya Buatan
Pencahayaan buatan menggunakan lampu Fluoresen (Lampu TL) pada area-area servis dan menggunakan lampu downlight pada ruang edukasi, kreasi dan rekreasi. d. Air Conditioning (AC) Penghawaan adalah proses pertukaran udara kotor dan udara bersih. Penghawaan berfungsi untuk memenuhi keperluan kesehatan, kenyamanan thermal, dan penyejuk struktur. Ada dua jenis sistem penghawaan dalam bangunan, yaitu a. Sistem penghawaan alami Sistem penghawaan alami merupakan sistem penghawaan yang berasal dari alam. Penghawaan alami diperoleh dengan memberikan bukaanbukaan berupa jendela atau lubang angin pada bangunan. Sistem penghawaan alami menghasilkan udara bersih dan sehat, serta menimbulkan kesan alami pada bangunan. b. Sistem penghawaan buatan. Penghawaan buatan adalah pengkondisian udara dingin atau udara panas secara simultan dengan mengontrol temperatur, kelembaban, kemurnian, distribusi serta pergerakan udara dalam suatu bangunan. Ada 2 jenis sistem air conditioning yang dipakai pada bangunan Taman Pintar Sriwijaya yaitu AC VRV dan AC AHU.
Fasilitas Pengelola
Fasilitas Edukasi, Kreasi, Rekreasi (Indoor)
Kelompok Fasilitas
Fasilitas Paud (Indoor)
Fasilitas Pengelola
AC VRV
Fasilitas Umum
-
AC AHU
Fasilitas Servis
Fasilitas Edukasi, Kreasi, Rekreasi (Indoor) Fasilitas Paud (Indoor)
-
AC VRV
Merlindriati. 2013. “Pencahayaan”. merlindriati.staff.gunadarma.ac.id. Diakses pada 18 Januari 2016 pukul 19.08 WIB.
Pengha -waan Alami
Pengha -waan Buatan
Keterang -an
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 22
Exhibition Hall
-
AC VRV
Fasilitas Umum
AC AHU
Fasilitas Servis
AC VRV
Sistem AC VRV umumnya seperti AC split biasa. Namun AC VRV dapat menggunakan 1 outdoor untuk 54pk AC indoor. Adapun untuk ruang edukasi, kreasi dan rekreasi menggunakan sistem AC AHU agar suhu udara menyebar ke seluruh ruangan. Prinsip kerja AC AHU adalah dengan menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperature didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau. e. Air bersih Sistem distribusi air bersih dalam bangunan bertingkat dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 19 1. Up-Feed System Pada Up-Feed System (sistem distribusi ke atas) arah aliran air direncanakan dengan arah ke atas sehingga sumber/ tampungan air harus berada lebih rendah daripada lubang distribusi. Pada bangunan bertingkat, biasanya system ini direncanakan dengan pengambilan air langsung dari sumur atau sumber air yang terletak di bagian bawah (tanah) dengan menggunakan alat bantu pompa. Sistem ini memerlukan asupan energi listrik yang relatif besar karena setiap air yang
didistribusikan ke atas diperlukan bantuan pompa. 2. Down-Feed System Down-Feed System (sistem distibusi ke bawah) merupakan sistem distribusi air bersih dimana aliran air diarahkan ke bawah, biasanya menggunakan bantuan gaya gravitasi. Pada sistem ini, air diambil dari sumur atau sumber air yang biasanya terletak di bawah, lalu ditampung terlebih dahulu di tangki air yang berada diatas (di bagian atas gedung/ menara air), baru kemudian didistribusikan ke lubang-lubang distribusi yang letaknya lebih rendah sehingga dapat menggunakan gaya gravitasi. Asupan energi listrik pada sistem ini relatif kecil karena hanya menggunakan pompa pada saat pengisian tangki atas saja. Taman Pintar Sriwijaya menggunakan sistem air bersih UpFeed System yaitu sistem yang menggunakan bak penampungan air / reservoir air di bawah atau biasa disebut Ground Water Tank. Adapun ukuran Ground Water Tank yang dapat direncanakan berdasarkan jumlah pemakaian air bersih adalah 3meter x 3meter x 3meter untuk pemakaian air bersih sebanyak 27 m3/ jam. Sistem ini memanfaatkan teknologi pompa otomatis untuk mendorong air dari GWT menuju kran air.
19
Marlina, Endy. 2008. “Panduan Perancangan Bangunan Komersial”. Ed.1. Yogyakarta: ANDI.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 23
f. Air Kotor Sistem pembuangan air kotor pada Taman Pintar Sriwijaya terbagi menjadi 2 sistem berdasarkan jenis airnya: 1. Grey Water merupakan air kotor dari sisa pembuangan yang berasal dari floor drain dan wastafel.
langsung untuk memutar puli. Elevator ini memiliki kecepatan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya dan perawatannya mudah. 20
2. Black Water merupakan air kotor yang berbentuk cair maupun padat yang berasal dari kloset kamar mandi.
Transportasi vertikal yang digunakan pada Taman Pintar Sriwijaya yaitu tangga beton dan lift. Jenis lift (elevator) yang akan digunakan adalah traction elevator dengan mesin penggerak motor listrik dan sistem tarikan gesek (Gearless Elevator). Kapasitas lift yang akan digunakan pada Taman Pintar Sriwiaya adalah 1600 kg yang dapat memuat 23 orang penumpang dengan ukuran 2,6 meter x 2,6 meter.
Berdasarkan asumsi jumlah pengguna bangunan Taman Pintar Sriwijaya yaitu 1109 orang. maka diperkirakan dibutuhkan septik tank sebanyak 3 buah dimana masingmasing septik tank bervolume 28 m3 yang berdimensi 2.50m x 6.00m x 2.10m dengan kapasitas untuk 1200 orang. 2 buah untuk bangunan utama dan Musholla. 1 buah untuk area kantor dan Paud.
g. Air hujan Pada bangunan Taman Pintar, air hujan yang berada di atas atap akan disalurkan melalui pipa pembuangan Ø100mm dan kemudian akan disalurkan ke roil kota. Disekeliling site dan setiap kenaikan level tanah diberi grill air untuk menghindarkan site mengalami kebanjiran. Grill air hujan akan disalurkan ke roil kota. h. Transportasi Vertikal Jenis lift (elevator) yang akan digunakan adalah traction elevator dengan mesin penggerak motor listrik dan sistem tarikan gesek (Gearless Elevator). Sistem Gearless Elevator tidak memakai transmisi gearbox dimana putaran motor listrik
i. CCTV (Closed-circuit television) `
Jenis CCTV (Closed-circuit television) yang dipakai adalah dome kamera dengan infrared sehingga bisa merekam pada keadaan gelap seperti di dalam R. Istana Cahaya, 20
Sutejo, Anggriawan, Sutejo. 2011. “Sistem Pengamanan pada Traction Elevator”. Https://www.academia.edu. Diakses pada 22 Januari 2016 pukul 10.35 WIB.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 24
Planetarium, Teater 5d. CCTV diletakkan pada sudut-sudut ruangan yang sering dilewati.
petir radio aktif ini dilarang penggunaannya karena dapat membahayakan kesehatan 3. Penangkal Petir Elektrostatik Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian sistem penangkal petir Radioaktif, yakni menambah muatan pada ujung finial atau splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar. Perbedaan dari sistem Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai. Untuk Penangkal Petir Radioaktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat beradiasi sedangkan pada penangkal petir elektrostatik energi listrik dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan bumi.
j. Speaker
Jenis speaker yang dipakai ada 2 yaitu ceiling speaker dan wall speaker. Ceiling speaker dipasang disetiap tempat dengan jarak 3-4 meter tergantung penempatan. Wall speaker diletakkan pada area tertentu yang tidak dapat dijangkau dengan menggunakan ceiling speaker. Untuk R. Teater menggunakan array speaker dan surround speaker sehingga dapat menghasilkan suara yang mengelilingi ruangan. Selain itu juga menggunakan subwoofer speaker untuk menghasilkan suara bass pada ruangan.
Taman Pintar Sriwijaya menggunakan penangkal petir elektrostatis (Thomas) yang bekerja dengan cara menambah muatan pada ujung batang penangkal petir agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar. Radius penangkal petir yang digunakan 125m.
k. Sistem Penangkal Petir Secara umum, jenis penangkal petir dapat dibedakan sebagai berikut:21 1. Penangkal Petir Kovensional Penangkal petir ini menggunakan prinsip “Sangkar Faraday” dimana sistem penyaluran arus listrik dilakukan dengan menghubungkan antara bagian atas bangunan dan grounding. Daerah yang terlindung sistem ini adalah daerah yang ada di bawah splitz yang membentuk sudut 60o dari garis vertical secara radial dari kedudukan splitz. 2. Penangkal Petir Radio Aktif Penangkal petir ini bekerja dengan prinsip radioaktif. Kutub tertinggi dari perangkat penangkal merupakan komponen radioaktif. Sistem ini melindungi bukan hanya sebagian bangunan yang berada di bawahnya tetapi juga di sekitarnya. Namun penangkal
l. Sistem Bahaya Kebakaran Setiap bangunan harus dilengkapi dengan sistem pendeteksi bahaya kebakaran seperti fire detection dimana alat ini dapat bekerja otomatis sehingga sebelum terjadi kebakaran besar akan memberikan tanda yang memberitahukan adanya bahaya kebakaran pada bangunan. Detektor Bahaya kebakaran ini terdiri dari beberapa tipe yaitu: 22 a. Detektor Asap (Smoke Detector)
22 21
2016. “Petir”. http://antipetir.asia/. Diakses pada 17 Februari 2016 pukul 00.31 WIB.
2012.“Jenis-jenis Detektor Kebakaran”. Https://learnhse.wordpress.com. Diakses pada 6 Februari 2016 pukul 18.00 WIB.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 25
Detektor asap adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap. Ketika detektor mendeteksi asap maka detektor akan segera mengirimkan sinyal sehingga fire alarm berbunyi
b. Detektor Api (Flame Detector) Jenis detector ini bekerja dengan mendeteksi adanya sinar dari nyala api yang berupa gelombang sinar infra merah (IR Detector) atau ultraviolet (UV Detector).
c. Detektor Panas (Heat Detector) Detektor yang mendeteksi terjadinya perubahan energi thermal (panas) yang diakibatkan oleh adanya api. Detektor panas memiliki dua type yaitu detektor dengan batasanan suhu yang tetap, dan detektor yang mendeteksi peningkatan suhu secara seketika. (contohnya: di perbengkelan dengan alat las).
Sistem bahaya kebakaran yang diterapkan pada bangunan Taman Pintar Sriwijaya adalah smoke detector dan heat detector. Penggunaan kedua detektor ini disesuaikan dengan tempat dan material yang ada di dalamnya. Smoke detector dan Heat detector akan dihubungkan dengan dengan MCP (Manual Call Point) dan Alarm. Sistem yang digunakan pada kedua detektor adalah sistem addresdable. Sistem ini sudah menyediakan alamat sendiri-sendiri untuk setiap detektor sehingga dapat mendeteksi titik kebakaran.
m. Sistem pemadam kebakaran Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan di bangunan sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Adapun sistem ini dibagi menjadi beberapa sistem antara lain: 1. Sistem Sprinkler Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran. Sistem ada 2 macam, yaitu: - Wet Riser Sistem Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan, tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap. - Dry riser sistem Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alarm memerintahkannya. 2. Sistem Hidran Sistem Hidran dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: - Hydrant Box atau Fire House Cabinet (FHC) Hydrant Box dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant dan Outdoor Hydrant. Untuk pemasangan Hydrant Box di dalam ruangan harus disertai pemasangan alarm bell.
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 26
- Hydrant Pillar Alat ini berfungsi menyuplai air dari PAM dan Ground Water Tank gedung disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam Kebakaran dapat menyiram air ke gedung yang sedang terbakar.
Extinguisher type A (chemical Powder) dikarenakan bangunan hanya terdiri atas 4 lantai sehingga tidak diharuskan menggunakan sprinkler. Hydrant Pillar diletakkan di sudut site. Hydrant box dan fire extinguisher diletakkan di dalam bangunan dengan radius 23 meter. DAFTAR PUSTAKA Febryansyah, Dede. 2013. “Graha Teknologi Sriwijaya Perbanyak Fasilitas”. Http://sumsel.tribunnews.com. Diakses pada 15 September 2015 pukul 21.30 WIB
- Siamese Connection Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil Pemadam Kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler–sprinkler dan hydrant box di dalam gedung.
Kotto, Lutfi. 2013. “Kejenuhan dan Transfer Dalam Belajar”. Sofyan & Morimura, 1980. Plumbing. Surabaya: Erlangga. Neufert, Ernest. 1996. “Data Arsitek I. Hal. Edt. Purnomo. Cet.1. Jakarta: Erlangga 2014. “Simbol Atom”. Diakses pada 3 Mei 2016 2015.
3. Fire Extinguisher Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahkan pada posisi dimana api berada. Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu: - Apar type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg - Apar type B: Gas Co2 6,8 kg - Apar type C: Gas Co2 10 kg - Apar type D: Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley) Adapun sistem pemadam kebakaran yang akan digunakan pada bangunan Taman Pintar Sriwijaya adalah Hydrant dan Fire
http://gurumurid.com.
“Dampak Kecanduan Gadget”. Https://lemabang.wordpress.com. Diakses pada 17 September 2015 pukul 22.11 WIB.
2016. “Penangkal Petir http://www.penangkalpetir.com. 2016
Thomas.
Http://palembang.go.id. Diakses pada 21 September 2015 pukul 22.15 Http://www.Academia.Edu. September 2015 pukul 22.15
Diakses
pada
21
Jurnal Perancangan Taman Pintar Sriwijaya | 27