TAMADDUN ||Volume||1||Nomor||1||Hal|| 62 – 86 ||2016|| |ISSN (online): 2528-2565|
Available online at:http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/tamaddun
HUBUNGAN HASIL BELAJAR PADA MATERI AL-QUR’AN HADITS DENGAN PERILAKU TOLERANSI DAN TOLONG MENOLONG
Mar’atus Sholikah
[email protected]
Institut Agama Islam (IAI) Uluwiyah Mojokerto, Indonesia Jalan Raya Mojosari Mojokerto KM.4 No.10 Mojokerto
Mahmud
[email protected] Institut Agama Islam (IAI) Uluwiyah Mojokerto, Indonesia Jalan Raya Mojosari Mojokerto KM.4 No.10 Mojokerto Catatan Artikel: dikirim: 9 Agustus 2016 Diterima: 10 November 2016
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa 1) hubungan hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab Korespondesi Penulis: kepedulian sosial dengan perilaku toleransi siswa kelas
[email protected] VIII di MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto 2) menganalisa hubungan hasil belajar pada materi AlQur’an Hadits bab kepedulian sosial dengan tolong menolong siswa kelas VIII di MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto. . Jenis penelitian ini adalah kuantitatifkorelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa: pertama, adanya hubungan yang signifikan antara hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial dengan perilaku toleransi siswa kelas VIII di MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai hubungan dengan perilaku toleransi siswa, artinya tinggi rendahnya hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai hubungan dengan perilaku toleransi siswa. Kedua, adanya hubungan antara hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial dengan tolong menolong siswa kelas Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 63 VIII di MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto. Maka diambil kesimpulan bahwa hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai hubungan dengan tolong menolong siswa kelas, artinya tinggi rendahnya hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai hubungan dengan tolong menolong siswa. Kata Kunci: Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits, Toleransi, Tolong Menolong
Abstract This study aims to analyze 1) the relationship of learning outcomes in the material of the Qur'an Hadith about care and tolerance 2) to analyze the relationship of learning outcomes in the material of Quran Hadith about social concerns and help each other. This research is a quantitative-correlational. Data collection techniques which are used are tests, questionnaires, interviews, observation, and documentation. The techniques of data analysis was simple linear regression. Based on the analysis of the data found that: first, a significant relationship between learning outcomes in the material of the Qur'an Hadith about social care and tolerance. It can be concluded that the result of learning Quran Hadith about social care section has links with tolerance of the students. Second, there is the relationship between learning outcomes in the material of Qur'an Hadith about social care and help each other. Then it is concluded that the results of studying the Quran Hadith about social care section has links with the behaviour to help each other. Keywords: Quran Hadits Achievement, Tolerance, helping each other PENDAHULUAN Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdiri dari lima mata pelajaran, yaitu: Al-Qur’an Hadits, Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur’an Hadits merupakan sumber utama agama Islam, dalam arti ia merupakan sumber Akidah Akhlak, Syari’ah/Fiqih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Aliyah, terutama pada penekanan membaca Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 64 Al-Qur’an Hadits, pemahaman surat-surat pendek dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan akhlak yang mulia yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir dan batinnya, apabila rusak akhlaknya, maka rusaklah lahir batinnya1. Adapun salah satu tujuan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi kehidupan. Sedangkan salah satu ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs adalah menerapkan isi kandungan ayat atau hadits yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari2. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 3, dikemukakan Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu sistem, Pendidikan Nasional mempunyai fungsi dan tujuan yang jelas sebagaimana termaktub dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada Bab II pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
Bertujuan
untuk
berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab3.
Jadi, jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselenggarakan dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk 1
M. Abdullah Yatimin, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 1. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 49. 3 Moh. Mahmud Sani, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Mojokerto: Scientifica Press, 2007), hlm. 123124. 2
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 65 membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., serta berbudi pakerti yang luhur dan berakhlak mulia. Dalam pandangan Islam seseorang tidak akan dikatakan sempurna imannya sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: )ىٔ ُمي ْم ِمه ٍمى ى( َما َمٔ ُِمى ْمن ُم َم ِما ْم.َّمى ُم ْم ِميٍُم ى َم َم ُم ُم ْمىى َم حَّتٗى ُم ِم ُّب ى ِم َم ِم ْم ِمّى َمي ى ُم ِم ُّب ى ِمنَُم ْم ِم ِمى ٖ َم Artinya: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”.(H.R. Bukhari dan Muslim)4.
Kendatipun pandangan Islam sudah demikian benar, namun kenyataannya masih banyak orang yang kurang peka terhadap permasalahan sosial sekarang ini sehingga tatanan sosial menjadi kurang seimbang yang akhirnya terjadilah banyak kekacauan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, jual beli manusia dan lain sebagainya yang mungkin saja hal ini terjadi yang disebabkan salah satunya karena faktor kurang peduli terhadap permasalahan sosial. Hidup di dunia ini seperti peluang dalam berinvestasi, sedangkan di akhirat nanti akan menikmati hasil investasinya tersebut, apabila investasinya itu dilakukan di tempat yang benar dan dikelola dengan benar. Hidup yang baik dan benar adalah yang menjaga konsistensi hubungan yang harmonis dengan Tuhan (hablum minallah), dan sekaligus harmonis dengan sesama manusia (hablum minannas). Keseimbangan dalam semua aktivitas menjadi pola umum dalam prespektif hidup yang islami5. Dalam hubungannya dengan sesama, seorang muslim mempunyai kewajiban untuk saling peduli. Hal tersebut dapat dimanifestasikan dalam berbagai hal, seperti saling menolong, memberi, mengasihi dan lain sebagainya. Namun dalam kenyataanya masih banyak muslim yang apatis terhadap tanggung jawab sosial tersebut. Padahal sejatinya sudah sangat jelas Islam juga mewajibkanya seperti perintah-perintah yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Bukti kepedulian sosial hanya dapat dilaksanakan oleh mereka yang memiliki kepedulian sosial dalam masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT: ىٔ َم ْم )۲۸ى:سى ْمن َم ِمق َمْمرى( ن حى فَم ُمكهُم ْمٕ ِم ط ِمع ُمً ْمٕ ى ْمن َم ئِم َم ىي ْمُ َمٓ َم
4 5
M. Tohir Rahman, Terjemahan Hadits Arbain Nawawiyah, (Surabaya: Al-Hidayah), hlm. 30. Moh. Mahmud Sani, Op. Cit., hlm. 54.
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 66 Artinya: “Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi)
berikanlah
untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir”. (Q.S. Al-Hajj: 28)6.
Pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial diharapkan peserta didik dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia yang peduli, peka terhadap sesama manusia, saling bertoleransi, dan tolong menolong. Melihat problematika inilah timbul sesuatu yang menarik untuk diteliti lebih lanjut terutama berkaitan dengan perilaku toleransi dan tolong menolong siswa kelas VIII di MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto setelah memperoleh materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial. Karena hal ini mempunyai hubungan dengan perilaku mereka dan hasil belajar yang diraihnya. Sehingga, akan diketahui apakah siswa yang hasil belajar Al-Qur’an Haditsnya baik juga mempunyai perilaku toleransi dan tolong menolong yang baik atau sebaliknya. MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto ini merupakan objek penelitian yang merupakan lembaga pendidikan berciri khas Islam yang berusaha merubah sikap dan pola pikir siswa ke arah yang positif sesuai dengan norma-norma Islam.
Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan ketrampilan. Menurut Gagne, hasil belajar berupa: 1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Jadi, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro, 2005), hlm. 268.
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 67 para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak lihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif7. Secara garis besar, nilai mempunyai empat fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi Instruksional Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan suatu umpan balik yang mencerminkan seberapa jauh seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pengajaran atau sistem instruksional. 2. Fungsi Informatif Memberikan nilai siswa kepada orang tuanya mempunyai arti bahwa orang tua siswa tersebut menjadi tahu akan kemajuan dan prestasi putranya di sekolah. 3. Fungsi Bimbingan Pemberian nilai kepada kepada siswa akan mempunyai arti besar bagi pekerjaan bimbingan 4. Fungsi Administratif Yang dimaksud fungsi administratif dalam penilaian antara lain mencakup: a. Menentukan kenaikan dan kelulusan siswa b. Memindahkan atau menempatkan siswa c. Memberikan beasiswa d. Memberikan rekomendasi untuk melenjutkan belajar e. Memberikan gambaran tentang prestasi siswa/lulusan kepada para calon pemakai tenaga8. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan tiga aspek yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. 9 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ada dua sebagai berikut: 1. Faktor internal, ada dua: a. Faktor fisiologis 7
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 5-6. 8 Ibid, hlm. 308-310. 9 Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan biru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinizied. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindge hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Ibid, hlm. 6-7. Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 68 Kondisi fisik seseorang secara umum seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lemah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. b. Faktor psikologis Intelegensi. C. P. Chaplin mengartikan intelegensi sebagai “kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi. Minat adalah sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Motif adalah daya dan upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi berarti seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar. Kognitif meliputi tiga hal yaitu, persepsi, mengingat dan berpikir. Sedangkan daya nalar adalah kadar kekuatan penalaran siswa. 2. Faktor Eksternal, ada dua yaitu: a. Faktor lingkungan Faktor lingkungan ini bisa berupa alam dan keadaan kehidupan sosial. b. Faktor instrumental Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana atau media pendidikan dan fasilitas, serta guru10.
Perilaku Toleransi Menurut bahasa tasamuh berarti toleransi. Sedangkan menurut istilah, tasamuh berarti sama-sama/saling berlaku baik, lemah lembut dan saling memaafkan. Dalam pengertian istilah umum, tasamuh adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, dimana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran Islam. Perilaku toleransi perlu dibangun dalam diri setiap individu agar tidak terjadi benturan antara keinginan dan kepentingan antara sesama manusia. Dengan perilaku toleransi dapat menjauhkan diri dari sifat kesombongan dan keangkuhan11. Dalam konteks ibadah tasamuh berarti memberi kemudahan dalam menjalankan kewajiban-kewajiban ibadah, seperti shalat jama’ qasar dalam perjalanan ataupun tayamum jika tidak dapat menemukan air untuk berwudhu. Namun, dalam hal sosial, tasamuh akan 10
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 28-32. Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Akidah Akhlak MTs kelas VIII, (Jakarta: Kementerian Agama 2015), hlm. 103. 11
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 69 bermakna bagi kehidupan manusia, karena kemudahan dan kebebasan diberikan kepada orang lain untuk berpikiran yang berbeda dengan pemikirannya, melaksanakan ibadah yang berbeda dengan ibadah yang dilakukannya. Sehingga akan terjalin kehidupan yang harmonis dan saling menghargai dan menghormati satu sama lain12. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan dan keyakinan13. Jadi perilaku toleransi atau tasamuh adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, dimana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran Islam tanpa memandang latar belakang apapun. Tujuan perilaku toleransi adalah membangun hidup damai di antara berbagai kelompok masyarakat dengan berbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, dan identitas. 14. Perilaku toleransi adalah perilaku yang memberikan tempat dan kesempatan yang sama kepada siapapun tanpa memandang perbedaan latar belakang apapun. Dasar pertimbangannya murni karena integritas, kualitas dan kemampuan pribadi. Dengan kata lain toleransi berarti menjunjung tinggi perbedaan dengan kesediaan menerima kebenaran dan kebaikan yang berasal dari pihak lain15. Adapun indikator-indikator perilaku toleransi sebagai berikut: a. Mengakui hak setiap orang Manusia harus mengakui hak setiap orang, agar tidak terjadi rasa saling tidak suka antar sesama. Hal itu sesuai dengan Hadits Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut: ىٔ ْمن َم ْمٕ ِموى ْم َم ِم ِمرىفَم ْمه َمقُم ْممى َم ًْمر ى وى َم َمى.س ْمٕلُمىهللاِمىص ىا ُم َمىا ِم يىهللاُمى َمع ْمُُّمى َم َّتٌ َم َمع ْمٍى َمبِم ْميىْ َمُمر َمْمرة َم ى َمي ْمٍى َم ٌَم ى ُم ْم ِميٍُم ىبِم هللِم َم:ل ض َم ص ُمً ْم ٕوى ْم َم ِم ِمرىفَم ْمه ُم ْمك ِمر ْموى َم ْمٔ ِمن َم ْم ىٔ ْمن َم ِم ىٔ ْمن َم ِم ىٔ َمي ْمٍى َم ٌَم ى ُم ْم ِميٍُم ى ِمب هللِم َم ٕوى ْم َم ِم ِمرىفَم ْمه ُم ْمك ِمر ْموى َمخ َماُِم َم ىٔ َمي ْمٍى َم ٌَم ى ُم ْم ِميٍُم ى ِمب هللِم َم ث َم ى.)ىٔ ُمي ْم ِمه ٌمى َم ى( َما َمٔ ُِمى ْمن ُم َم ِما ُّب.ض ْم َم ىُّم ٖ َم
Artinya: Dari Abu Hurairah R.A., bahwasannya Rasulullah SAW., bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah 12
Kementerian Agama Republik Indonesia 2014, Al-Qur’an Hadits untuk MTs kelas VII, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), hlm. 40. 13 Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang Kemdikbud, Buku Guru Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs kelas VIII, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm. 36. 14 Toleransi harus mampu membentuk kemungkinan-kemungkinan sikap, antara lain sikap untuk menerima perbedaan, mengubah penyeragaman, menjaga keragaman, mengakui hak orang lain, menghargai eksistensi orang lain, dan mendukung secara antusias tehadap perbedaan budaya dan keragaman ciptaan Tuhan. Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi, (Jakarta: Pustaka Oasis, 2010), hlm. 163. 15 Djohan Efendi, Pembaharuan Tanpa Membongkar Tradisi, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010), hlm. 105. Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 70 berkata baik atau diam saja. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah menghormati tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah menghormati tamunya” (H.R. Bukhari dan Muslim)16.
b. Menghormati keyakinan orang lain Sebagai makhluk sosial manusia harus menghormati keyakinan orang lain. Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT. Surat Al-Kafirun yaitu sebagai berikut: )ى َمٔ َم ى َمََم ى َمع بِم ٌمى َمي ى َمع َم ْمج ُم ْمىى۳ () َمٔ َم ى َم ْمَح ُم ْمىى َمع بِم ْمُمٌَٔم ى َمي ى َم ْمع ُم ُمى۲ ()ى َمى َم ْمع ُم ُمى َمي ىج َم ْمع ُم ْمُمٌَٔم ىى۱ (ُم ْممى َم ى َم ُّب َمٓ ى ْمن َمك فِم ُمر ْمٌَٔم ى )٦( ٍْم ىٔ ِمن َمٗى ِم ِمى )ىنَم ُمك ْمىى ِم ْمُُم ُمك ْمى َم۵( ) َمٔ َم ى َم ْمَح ُم ْمىى َمع بِم ْمُمٌَٔم ى َمي ى َم ْمع ُم ى ُم۴( Artinya: Katakanlah: “Hai orang-orang kafir”. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untuk-kulah agamaku” (Q.S. Al-Kafirun)17.
c. Lapang dada menerima perbedaan Dalam berinteraksi, perbedaan dan pergesekan akan sangat mungkin terjadi. Jika tidak diantisipasi, hal ini akan menimbulkan konflik. d. Saling pengertian. Allah menciptakan manusia dengan beragam. Dari jenis kelamin, warna kulit, rambut, wajah, pemikiran, sikap, sifat, dan sebagainya. Sebagaiman firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat (13): ٗىٔ َمخ َمع ْمهَُم ُم ْمىى ُم ىٔ َم َم ئِممَمى ِمنحَمعَم َمافُم ْمٕ ى َّتِمٌى َم ْم َمر َمي ُمك ْمىى ِمع ْمُ َمىهللاِمى َمجْمقَم ُم ْمىى َّتِمٌى سى ِمََّت ى َم هَم ْمقَُم ُم ْمى ِم َم ى َم ُّب َمٓ ى نَُّت ُم شعُم ْمٕبً َم ىٔ ُم ْمَث َم َم ىي ْمٍىذَم ٍمَمر َم )۱۳(هللاَمى َمع ِمه ْم ٌمىى َم ِم ٌمْمرى Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seeorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang plaing
16 17
M. Tohir Rahman, Terjemahan Hadits Arbain Nawawiyah, (Surabaya: Al-Hidayah), hlm. 31-32. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro, 2005), hlm. 484.
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 71 taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.18”
e. Kesadaran dan kejujuran Sifat kesadaran dan kejujuran termasuk akhlak terpuji yang sesuai dengan akhlak Nabi Muhammad SAW.
Tolong Menolong Tolong menolong adalah sikap dan praktik membantu sesama. Suatu masyarakat nyaman dan sejahtera jika dalam kehidupan masyarakat tertanam sikap tolong menolong membantu satu sama lain19. Ta’awun adalah tolong menolong antar sesama umat manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama20. Dalam firman-Nya Allah menyerukan: )ى نً ئ ة:۲(بى ىٔ نحَّتقُمٕ ىهللاَمى َّتِمٌىهللاَمى َم ىٔ نحَّت ْمق َمٕ ْمى ش ِم ْم ُمى ْمن ِمعقَم ِم ىٔ ْمنعُم َمْمٔ ِمٌ َم ى َمٔ َم ىجَمعَم َمٌُٔم ى َمعهَمٗى ْم ِم ثْم ِمى َم.ٖ جَمعَم َمَُٔم ْمٕ ى َمعهَمٗى ْمن ِم ِم ّمر َم Artinya: “dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksanya” (Q.S. AlMaidah:2)21.
Adapun tujuan dari tolong menolong adalah sebagai berikut: a. Terciptanya suasana kegotong-royongan. b. Menciptakan rasa kepedulian sosial terhadap sesama manusia c.
Meningkatkan persatuan dan kesatuan
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat e. Meringankan beban orang lain f. Menumbuhkan hubungan batin dan kasih sayang sesama anggota masyarakat. g. Menghilangkan kesenjangan kesejahteraan sosial.
18
Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 412. Taofik Yusmansyah, Akidah dan Akhlak untuk Kelas VIII MTs, Cet. 1, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), hlm. 89. 20 Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Op. Cit., hlm. 103-104. 21 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 85. 19
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 72 h. Menghilangkan perbedaan status sosial atau pemisah antara si kaya dan si miskin. i. Terbentuknya sistem masyarakat yang kuat dan harmonis. j. Menghilangkan rasa iri, dengki dan dendam22. Adapun manfaat dari tolong menolong adalah sebagai berikut: a. Terjalin hubungan persaudaraan sesama manusia secara kokoh kuat. b. Terciptanya kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. c. Menghilangkan segala bentuk penyakit masyarakat. d. Menghilangkan perbedaan status sosial atau pemisahan antara si kaya dan si miskin serta antara rakyat dan pejabat. e. Tercipta persatuan dan kesatuan dalam sebuah sistem masyarakat yang harmonis. f. Ridha Allah SWT. akan menyertai masyarakat karena Allah memberkahinya23. Tolong menolong merupakan sikap peduli kepada sesama manusia. Dalam hal ini siswa dikatakan berperilaku tolong menolong apabila membantu orang lain
yang
kesusahan, menyayangi anak yatim, membantu kaum dhu’afa’ dan fakir miskin, serta suka memberi. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Membantu orang lain yang kesusahan. Membantu orang lain yang kesusahan dan berusaha meringankan beban sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. b. Menyayangi anak yatim Hadits yang berkaitan dengan menyayangi anak yatim adalah sebagai berikut: اىعٍىسٓمىبٍى
ىٔ ْمن ُمٕ ْمس َم ٗىٔفَم َّتر َمجىبَم ْمَُم ُمٓ َمً ى(أ ِى ن ىٔ َم َم ط َم ش َماىبِم ن َّت َم بَم ِمة َم ىٔ َم فِممُمى ْمن َمحِم ِمْمىىفِميى ْمن َمدَُّت ِمةى َمْ َمكذَم َم َمََم َم ) سع
Artinya: “Aku (Muhammad SAW) dan orang-orang yang memelihara anak yatim di surga seperti ini. Beliau menunjukkan telunjuk dan jari tengah dan beliau merenggangkan antara kedua” (H.R. Al-Bukhari dari Sahl bin Sa’ad)24. c. Membantu kaum dhu’afa’ dan fakir miskin. Sebagaimana Firman Allah SWT., sebagai berikut: )ى۲٦ى:ىٔ َم ىج ُم َمذّم ْمِماىج َم ْم ِمذ ًْمر ى( سر ء ىٔ بْمٍَم ى ن َّت ِم ْم ِمم َم َمٔ َمتِمىذَم ْمنقُم ْمربَم ْمٗى َم قَّتّ َمُمىٔ ْمن ِمً ْم ِمك ْمٍَم َم Artinya: 22
Taqwa, Al-Qur’an dan Hadits kelas VIII Semester Ganjil, (Sragen: Akik Pusaka), hlm. 35. Ibid, hlm. 53. 24 Ibid, hlm. 50. 23
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 73 “dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros” (Q.S. Al-Isra’:26)25.
d. Suka memberi. Sifat suka memberi adalah sifat akhlakul karimah yang berarti peduli terhadap sesama manusia dan bersifat dermawan. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada junjungan kita nabi besar dan Rasul terakhir Muhammad SAW melalui malaikat jibril untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti26. Kata Hadits (arab: Hadits) secara etimologi adalah komunikasi, cerita, percakapan, baik dalam konteks agama ataupun duniawi, atau dalam konteks sejaran ataupun peristiwa aktual. Penggunaannya dalam bentuk kata sifat atau adjektiv mengandung arti al-jadid (baru) lawan dari al-qadim (lama)27. Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah tercantum pada Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 200828. Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah meliputi: a. Membaca dan menulis merupakan unsur penerapan ilmu tajwid. b. Menterjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat, dan Hadits dalam memperkaya khazanah intelektual. c. Menerapkan isi kandungan ayat/hadits, yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari29.
METODE PENELITIAN 25
Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 227. Wisnu Arya Wardana, Al-Qur’an dan Energi Nuklir, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 46. 27 Nawir Yuslem, Ulumul Hadits, Cet. 1, (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001), hlm. 31. 28 Meningkatkan kecintaan siswa terhadap al-Qur’an dan Hadits, membekali peserta didik dengan dalildalil yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman dalam menyingkapi kehidupan, meningkatkan kekhusyukan peserta didik dalam beribadah terlebih salat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah, hlm. 49. 29 Ibid, hlm. 53. 26
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 74 Penelitian ini dilakukan di kelas VIII MTs Al-Fatah Modopuro Mojolegi kecamatan Mojosari kabupaten Mojokerto provinsi Jawa Timur pada semester genap mulai bulan Desember 2015-Mei 2016. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif-korelasional. Penelitian ini mempunyai populasi homogen. Populasinya adalah semua siswa/siswi kelas VIII MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto pada Tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 54 siswa terdiri dari kelas VIII A: 27 siswa dan kelas VIII B: 27 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan regresi linier sederhana.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Instrumen tes hasil belajar yang terdiri dari 40 soal yaitu 25 pilihan ganda, 10 isian dan essay 5 serta kuesioner yang terdiri dari 40 pernyataan tertutup terdiri dari 20 pernyataan variabel Y1 dan 20 pernyataan variabel Y2 dengan lima alternatif jawaban disebarkan kepada 54 responden. Setelah diadakan analisis statistik dengan SPSS 16.0, maka deskripsi data hasil penelitian sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Analisis Statistik Hasil Penelitian Statistics Hasil
Belajar
Al-
Perilaku Toleransi
Tolong Menolong
54
54
54
0
0
0
Mean
80.07
73.39
50.11
Std. Error of Mean
.919
2.312
1.290
Median
81.00
80.50
49.50
Mode
70a
90
47
Std. Deviation
6.754
16.992
9.476
Variance
45.617
288.733
89.799
Skewness
.007
-.571
-1.051
Std. Error of Skewness
.325
.325
.325
Kurtosis
-.946
-1.036
1.680
Std. Error of Kurtosis
.639
.639
.639
Range
23
55
45
Qur'an Hadits N Valid Missing
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 75 Minimum
70
40
22
Maximum
93
95
67
Sum
4324
3963
2706
Sumber: Data primer yang sudah diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial secara empiris mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 80,07 median 81,00 mode 70 std.deviasi 6.754, skor minimum 70 dan maximum sebesar 93. Menurut data penelitian untuk skor hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial secara empiris mempunyai skor maksimal 93 dan skor minimal 70, rentang 23, banyaknya kelas (k = 1 + 3,3 log.54 = 5,7 = 6), serta panjang kelas (p = 23/6 = 3,8 = 4). Berdasarkan tanggapan responden terhadap hasil belajar dapat diketahui bahwa sebanyak 11 responden (20,4%) memiliki kategori nilai baik sekali, 37 responden (68,5%) memiliki kategori nilai baik dan 6 responden (11,1%) memiliki kategori nilai cukup dari skor hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial. Sehingga disimpulkan hasil belajar AlQur’an Hadits bab kepedulian sosial termasuk “baik” karena banyak responden yang memiliki nilai antara 71-85 (68,5%). Kesimpulan ini diperkuat oleh hasil observasi dan dokumentasi yang diperoleh peneliti. Adapun distribusi frekuensi hasil belajar tersebut tergambar dalam grafik histogram pada gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Tanggapan Responden tentang Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits
Perilaku Toleransi Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat dijelaskan bahwa perilaku toleransi secara empiris mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 73,39 median 80,50 mode 90, std.deviasi 16.992, skor minimum 40 dan maximum sebesar 95. Menurut data penelitian untuk skor perilaku toleransi secara empiris mempunyai skor maksimal 95 dan skor minimal 40, rentang 55, banyaknya kelas (k = 1 + 3,3 log.54 = 5,7 = 6), serta panjang kelas (p = 55/6 = 9,16 = 10). Berdasarkan tanggapan responden terhadap perilaku toleransi dapat diketahui Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 76 bahwa sebanyak 22 responden (40,7%) memiliki skor di bawah rata-rata, 4 responden (7,4%) memiliki skor sama dengan rata-rata dan sebanyak 28 responden (51,9%) memiliki skor di atas rata-rata dari skor perilaku toleransi. Hal ini juga dapat dilihat bahwa perilaku toleransi dengan skor modus 90 yang lebih tinggi dari mean (rata-rata) 73,39. Sehingga disimpulkan perilaku toleransi termasuk “tinggi” karena banyak responden yang memiliki skor di atas mean (rata-rata). Adapun distribusi frekuensi perilaku toleransi tersebut tergambar dalam grafik histogram pada gambar:
Gambar 4.3 Tanggapan Responden tentang Perilaku Toleransi
Tolong Menolong Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat dijelaskan bahwa tolong menolong secara empiris mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 50,11 median 49,50 mode 47 std.deviasi 9,476 skor minimum 22 dan maximum sebesar 67. Menurut data penelitian untuk skor tolong menolong secara empiris mempunyai skor maksimal 67 dan skor minimal 22, rentang 45, banyaknya kelas (k = 1 + 3,3 log.54 = 5,7 = 6), serta panjang kelas (p = 45/6 = 7,5 = 8). Berdasarkan tanggapan responden terhadap tolong menolong dapat diketahui bahwa sebanyak 27 responden (50%) memiliki skor di bawah rata-rata, 2 responden (3,7%) memiliki skor sama dengan rata-rata dan sebanyak 25 responden (46,3%) memiliki skor di atas rata-rata dari skor tolong menolong. Hal ini juga dapat dilihat bahwa tolong menolong dengan skor modus 47 yang lebih rendah dari mean (rata-rata) 50,11. responden yang memiliki skor lebih rendah dari mean (rata-rata). Adapun distribusi frekuensi tolong menolong tersebut tergambar dalam grafik histogram pada gambar:
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 77 Gambar 4.4 Tanggapan Responden Tentang Tolong Menolong
Hubungan Hasil Belajar Pada Materi Al-Qur‘an Hadits dengan Perilaku Toleransi Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan ketrampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak lihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif30. Pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial berisi tentang surah-surah pendek dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan kepedulian sosial, yaitu Q.S. Al-Kautsar di bawah ini:
ِ )۳( ك ُه َو ْاْلَبْتَ ُر َ َاِنَّا اَ ْعطَْي ن َ َ) ا َّن َشانِئ۲( ك َو ْاْنَ ْر َ ِّص ِّل لَِرب َ َ) ف۱( اك الْ َك ْوثَ َر Artinya: “Sungguh kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, maka laksanakan shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sesungguhnya orang-orang ynag membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”(Q.S. AlKautsar: 1-3)31.
Adapun kandungan dalam Q.S. Al-Kautsar Pada ayat satu Allah memberitahu kepada Nabi Muhammad SAW., bahwa Dia telah melimpahkan kenikmatan yang sangat banyak kepada beliau. Berita itu ditujukan kepada Nabi SAW., tetapi semestinya manusia berfikir bahwa kenikmatan yang Allah berikan itu bukan hanya untuk beliau karena semua makhluk pasti menerima kenikmatan dari-Nya. Pada ayat kedua Allah memerintahkan dua hal yaitu perintah untuk melaksanakan shalat dan berkurban, sebagai bentuk dan bukti dari rasa syukur atas karunia nikmat dari Allah SWT. Pelaksanaan shalat sebagai wujud penghambaan dan sarana komunikasi seseorang hamba kepada sang Khaliq. Sedangkan ibadah berkurban memilik dua dimensi, yaitu bukti ketaatan kepada Allah SWT. (ibadah vertikal) dan bukti kepedulian sosial (ibadah horizontal). Sedangkan pada ayat ketiga
30
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 6. 31 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro, 2005), hlm. 484. Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 78 menerangkan bahwa orang yang membenci Nabi Muhammad SAW., akan Allah putuskan rahmat-Nya bagi mereka. Serta kepedulian sosial berkaitan dengan Q.S. Al-Ma’un sebagai berikut:
ِ ِ َ اَراَي ض َعلَى طَ َع ِام ُّ ُ) َوَْل ََي۲ ( ك الَّ ِذى يَ ُدعُّ الْيَتِْي َم َ ِ) فَ َذال۱ ( ب بِال ِّديْ ِن َْ ُ ت الَّذ ْي يُ َك ّذ ِِ ) الَّ ِذين هم َعن٤ ( ) فَ ويل لِّلْمصلِّ ْْي۳ ( ْي ِ ْ ال ِْم ْس ِك ) الَّ ِذيْ َن ُه ْم۵ ( اه ْو َن ُ ص ََلِت ْم َس َ َ ُ ٌ َْ َ ْ ْ ُ َْ )۷( ) َوَيَْنَ عُ ْو َن ال َْماعُ ْو ْن٦( يُ َراعُ ْو َن Artinya: Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang shalatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan” (Q.S. Al-Ma’un: 1-7)32.
Kepedulian sosial berarti sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain atau sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini kepedulian sosial diartikan sebagai perasaan peka terhadap keadaan lingkungan kemudian berusaha untuk membantu meringankan beban orang lain dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh orang lain dalam kemasyarakatan. Dari adanya sifat kepedulian ini bisa menimbulkan sikap toleransi terhadap sesama manusia. Adapun perilaku toleransi adalah perilaku yang memberikan tempat dan kesempatan yang sama kepada siapapun tanpa memandang perbedaan latar belakang apapun. Dasar pertimbangannya murni karena integritas, kualitas dan kemampuan pribadi. Sikap tasamuh atau toleransi ini juga tampak dalam memandang perbedaan pendapat, baik dalam masalah keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furuk atau masalah khilafiah, maupun dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan. Dengan kata lain toleransi berarti menjunjung tinggi perbedaan dengan kesediaan menerima kebenaran dan kebaikan yang berasal dari pihak lain33. Setelah memahami isi dan kandungan Q.S. Al-Kautsar dan Q.S Al-Ma’un siswa diharapkan mempunyai hasil belajar yang bagus tentang materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial, serta menerapkan isi kandungan terebut dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan masalah toleransi terhadap sesama manusia. Adapun 32
Ibid, hlm. 483. Djohan Efendi, Pembaharuan Tanpa Membongkar Tradisi, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010), hlm. 105. 33
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 79 indikator perilaku toleransi yaitu: mengakui hak setiap orang, menghormati keyakinan orang lain, lapang dada menerima perbedaan, saling pengertian, serta kesadaran dan kejujuran. Berdasarkan analisis data dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows sebagaimana di lampiran, maka hubungan hasil belajar Al-Qur’an Hadits dengan perilaku toleransi dapat dijelaskan dalam rangkuman tabel 4.17 berikut: Tabel 4.17 b
Model Summary
Change Statistics Mod el
R
R
Adjusted Std. Error of
Square R Square the Estimate
R Square Change
1
.368
a
.135
.119
15.952
.135
Sig. F DurbinF Change df1 df2 Chang Watson e 8.137
1
52
.006
.629
a. Predictors: (Constant), Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits b. Dependent Variable: Perilaku Toleransi
Selanjutnya untuk dapat mengetahui apakah variabel bebas (X) mempunyai hubungan dengan variabel terikat (Y1), maka dilakukan uji serempak (uji F) dan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, maka dilakukan uji parsial (uji t). Untuk membuktikan hipotesis 1, maka digunakan uji F dan hasil analisis program SPSS adalah sebagaimana tabel 4.17 Model Summary diatas dan tabel 4.18 ANOVAb berikut: Tabel 4.18 ANOVAb Model 1
Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
2070.625
1
2070.625
8.137
.006a
Residual
13232.208
52
254.466
Total
15302.833
53
a. Predictors: (Constant), Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits
b. Dependent Variable: Perilaku Toleransi
Hal ini terbukti dari hasil penelitian secara empirik menemukan bahwa hubungan hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab Kepedulian Sosial dengan perilaku toleransi berdasarkan tabel 4.18 dan 4.19 dapat dijelaskan nilai koefisien korelasi (rxy) antara hasil belajar dan perilaku toleransi adalah 0,368 dan Fhitung (F
Change)
= 8,137 dan Ftabel = 4,02,
Fhitung > Ftabel (8,137 > 4,02), demikian juga dengan taraf signifikansi p-value= 0,006 lebih
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 80 kecil dari α = 0,05 (0,006 < 0,05). Dengan demikian koefisien korelasi antara hasil belajar dengan perilaku toleransi adalah signifikan. Berdasarkan tabel 4.20 dapat dijelaskan bahwa rhitung (0,368) berkorelasi positif dengan derajat rendah. Hubungan tersebut berlaku untuk populasi sebesar 54 siswa. Ketentuannya adalah tolak Ha jika thitung < ttabel dan terima Ha jika thitung > ttabel. Dari tabel 4.23 dan 4.24 dibawah ini nanti diketahui bahwa thitung sebesar 2,853 sedangkan ttabel adalah 1,671. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa thitung > ttabel (2,853 > 1,671) oleh karena itu Ha diterima. Ini berarti bahwa hubungan tingkat hasil belajar Al-Qur’an Hadits dengan perilaku toleransi adalah berarti atau signifikan. Karena korelasinya adalah positif, maka dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi hubungan tingkat hasil belajar Al-Qur’an Hadits dengan perilaku toleransi bersifat positif artinya tinggi rendahnya hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai hubungan dengan perilaku toleransi siswa. Tabel 4.21 Coefficientsa Unstandardize d Coefficients Model B 1 (Constant)
Std. Error
Standardize d Coefficients T
Statistics
Sig. Zero- Parti
Beta
-.715 26.068
Collinearity
Correlations
order al
Part
Toler ance
VIF
-.027 .978
Hasil Belajar Al-Qur’an
.925
.324
.368
2.853 .006
.368
.368
.368
1.000 1.000
Hadits Dependent Variable: Perilaku Toleransi
Adapun besarnya koefisien determinasi (R Square) adalah 0,135. Ini artinya variabel tingkat hasil belajar Al-Qur’an Hadits memberikan konstribusi terhadap perilaku toleransi siswa sebesar 13,5% selebihnya 86,5% dipengaruhi variabel atau faktor lainnya yang belum diteliti seperti tata tertib sekolah, lingkungan sekolah, teman sebaya atau variabel lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas hasil belajar Al-Qur’an Hadits mempunyai hubungan signifikan yang rendah dengan perilaku toleransi. Hubungan Hasil Belajar Pada Materi Al-Qur’an Hadits Dengan Tolong Menolong Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 81 (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan biru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan rountinizied. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindge hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap34. Pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial berisi tentang surah-surah pendek dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan kepedulian sosial, yaitu Q.S. Al-Kautsar dan Q.S. Al-Ma’un. Serta dalam surah pendek tersebut terdapat contoh-contoh perilaku yang menunjukkan kepedulian sosial, seperti Q.S. Al-Kautsar ayat kedua yang mengandung tentang perintah Allah SWT., untuk melaksanakan shalat dan berkurban. Sebagaimana bunyi Q.S. Al-Kautsar dan Al-Ma’un. Adapun kandungan Q.S. Al-Ma’un adalah dalam surah ini Allah SWT., tegas mencela mereka sebagai pendusta agama, dengan pertanyaan: “siapakah yang mendustakan agama?” Celaan dengan pertanyaan ini merupakan bahan pemikiran dan pertimbangan Rasulullah Muhammad SAW., sehingga beliau lebih meningkatkan perhatian terhadap hal-hal yang akan disampaikan oleh Allah SWT., yaitu memperhatikan anak yatim, fakir miskin, dan janda-janda tua yang perlu pertolongan. Pada ayat empat dan lima, Allah SWT., mencela kepada orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Mereka termasuk golongan orang-orang yang celaka dan termasuk golongan pendusta agama. Dalam ayat ini pula Allah SWT., melarang perbuatan riya, yaitu sikap ingin memperoleh pujian, pengakuan atau penghormatan dari selain Allah SWT. Oleh sebab itu, riya dapat menggiring pada perbuatan menyekutukan Allah.Padahal Allah satu-satunya yang wajib disembah dan mendapatkan pujian. Sehingga, riya termasuk perbuatan yang tercela. Pada ayat keenam Allah SWT., menerangkan bahwa orang yang enggan memberi bantuan termasuk pendusta agama. Kalau dicermati, ayat ini merupakan bentuk nyata dari kepedulian sosial yaitu mengajak kepada sifat kedermawanan. Orang dermawan tentu senantiasa memperhatikan keadaan orang lain yang membutuhkan bantuannya. Dari kandungan Q.S. Al-Ma’un dapat disimpulkan bahwa Q.S. Al-Ma’un mempunyai kandungan tolong menolong. Tolong menolong adalah sikap dan praktik membantu
34
Agus Suprijono, Op. Cit., hlm. 6-7.
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 82 sesama. Suatu masyarakat nyaman dan sejahtera jika dalam kehidupan masyarakat tertanam sikap tolong menolong membantu satu sama lain35. Adapun indikator tolong menolong yaitu: membantu orang lain yang kesusahan, menyayangi anak yatim, membantu kaum dhu’afa’ dan fakir miskin, serta suka memberi. Tujuan dari kepedulian sosial di masyarakat adalah terciptanya kebaikan dan kesejahteraan. Sementara itu, penilaian hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seorang guru menilai hasil belajar siswa melalui ketiga ranah ini. Siswa yang pandai secara kognitif saja belum tentu nilai hasil belajarnya baik. Penilaian hasil belajar diperhitungkan dari ketiga ranah tersebut. Setelah siswa mempelajari materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial, dan diadakan penilaian secara menyeluruh antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotik, maka dalam diri siswa mampu tercipta tolong menolong. Jadi, siswa yang hasil belajarnya baik pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial, tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari baik pula. Karena siswa menerapkannya berdasarkan tingkat pengetahuan, pemahaman dan kesadaran yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang hasil belajarnya kurang baik. Hasil belajar pada materi AlQur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai hubungan dengan tolong menolong siswa. Berdasarkan analisis program SPSS versi 16.0, maka hubungan hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial dengan tolong menolong dijelaskan dalam tabel 4.23 berikut: Tabel 4.23 Model Summaryb Change Statistics Mod el
R
R
Adjusted Std. Error of
Square R Square the Estimate
R Square Change
1
.308 a .095
.077
9.103
.095
Sig. F DurbinF Change df1 df2 Chang Watson e 5.436
1
52 .024
.914
a. Predictors: (Constant), Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits b. Dependent Variable: Tolong Menolong
Selanjutnya untuk dapat mengetahui apakah variabel bebas (X) mempunyai hubungan dengan variabel terikat (Y2), maka dilakukan uji serempak (uji F) dan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, maka dilakukan uji parsial 35
Taofik Yusmansyah, Akidah dan Akhlak untuk Kelas VIII MTs, Cet. 1, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008),hlm. 89. Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 83 (uji t). Untuk membuktikan hipotesis 2, maka digunakan uji F dan hasil analisis program SPSS adalah sebagaimana tabel 4.23 Model Summary diatas dan tabel 4.24 ANOVAb berikut: Tabel 4.24 ANOVAb Model 1
Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
450.431
1
450.431
5.436
.024a
Residual
4308.903
52
82.864
Total
4759.333
53
a. Predictors: (Constant), Hasil Belajar Al-Qur'an Hadits b. Dependent Variable: Tolong Menolong
Hal ini terbukti dari hasil penelitian secara empirik menemukan bahwa hubungan hasil belajar Al-Qur’an Hadits bab Kepedulian Sosial dengan tolong menolong berdasarkan tabel 4.26 dan 4.27 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) antara hasil belajar Al-Qur’an Hadits dengan tolong menolong adalah 0,308 dan Fhitung (F
Change)
= 5,436 dan Ftabel = 4,02, Fhitung > Ftabel (5,436 > 4,02), demikian juga dengan taraf signifikansi p-value= 0,024 lebih kecil dari α = 0,05 (0,024 < 0,05). Dengan demikian koefisien korelasi hasil belajar Al-Qur’an Hadits dengan tolong menolong adalah berarti atau signifikan. Tabel 4.27 Coefficientsa Unstandardize d Coefficients Model B 1 (Constant)
Std. Error
Standardize d Coefficients T
Zero-
Par Par Tolera
order
tial t
.432
.185
nce
VIF
1.045 .301
Hasil Belajar Al-Qur’an
Statistics
Sig.
Beta
15.549 18.876
Collinearity
Correlations
.308
2.331 .024 .308
Hadits
.
.
308 308
.1000
1.000
a. Dependent Variable: Tolong Menolong
Dari tabel 4.27 dan 4.28 diketahui bahwa thitung sebesar 2,331 sedangkan ttabel adalah 1,671. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa thitung > ttabel (2,331 > 1,671) oleh karena itu Ha diterima. Ini berarti bahwa hubungan tingkat hasil belajar Al-Qur’an Hadits dengan tolong menolong adalah berarti atau signifikan. Karena korelasinya adalah positif, Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 84 maka dapat dikatakan bahwa koefisien korelasi hubungan tingkat hasil belajar Al-Qur’an Hadits dengan tolong menolong bersifat positif artinya tinggi rendahnya hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial mempunyai hubungan dengan tolong menolong siswa. Adapun besarnya koefisien determinasi (R Square) adalah 0,095. Ini artinya variabel tingkat hasil belajar Al-Qur’an Hadits memberikan konstribusi terhadap tolong menolong siswa sebesar 9,5% selebihnya 90,5% dipengaruhi variabel atau faktor lainnya yang belum diteliti seperti tata tertib sekolah, lingkungan sekolah, teman sebaya atau variabel lainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas hasil belajar Al-Qur’an Hadits mempunyai hubungan signifikan yang rendah dengan tolong menolong.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian yang telah peneliti laksanakan, maka dapat disimpulkan: 1. Adanya hubungan yang signifikan antara hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial dengan perilaku toleransi siswa kelas VIII di MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung > ttabel (2,853 >1,671) dan Fhitung > Ftabel (8,137 > 4,02), dengan taraf signifikansi p-value = 0,006 lebih kecil dari α = 0,05 (0,006 < 0,05). 2. Adanya hubungan antara hasil belajar pada materi Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial dengan tolong menolong siswa kelas VIII di MTs Al-Fatah Mojosari Mojokerto. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung > ttabel (2,331 > 1,671) dan Fhitung > Ftabel (5,436 > 4,02), dengan taraf signifikansi p-value = 0,024 lebih kecil dari α = 0,05 (0,024 < 0,05). Saran dari peneliti ini antara lain : 1. Bagi Guru untuk pembinaan dan pengawasan perilaku toleransi dan tolong menolong siswa dapat diupayakan melalui pembelajaran Al-Qur’an Hadits bab kepedulian sosial.
2. Bagi pihak sekolah harus menciptakan lingkungan yang mendukung untuk terciptanya kondisi yang dapat meningkatkan perilaku toleransi dan tolong menolong siswa. 3. Bagi siswa, adanya hasil belajar yang tinggi serta perilaku toleransi dan tolong menolong yang tinggi sangat diperlukan, sebab hasil belajar yang tinggi dapat meningkatkan prestasi dalam belajar serta mempunyai perilaku toleransi dan tolong menolong yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan dan kerukunan hidup di sekolah maupun di masyarakat.
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 85
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. . 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. An-Nawawi, Imam. Riyadus Sholihin. Surabaya: Al-Huda. Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: CV Diponegoro. Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 2015. Akidah Akhlak MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Agama. Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto. 2016. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi Artikel Makalah Laporan Penelitian. Mojokerto: Yayasan Pendidikan Uluwiyah. Kementerian Agama RI. 2014. Al-Qur’an Hadits untuk MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Agama. Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 86 Misrawi, Zuhairi. 2010. Al-Qur’an Kitab Toleransi. Jakarta: Pustaka Oasis. Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang Kemdikbud. 2014. Buku Guru Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kemdikbud. Rahman, M. Tohir. Terjemahan Hadits Arbain Nawawiyah. Surabaya: Al-Hidayah. Sani, Moh. Mahmud. 2012. Metodologi Penelitian. Mojokerto: Thoriq Al-Fikri. . 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Mojokerto: Thoriq Al-Fikri. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Wardana, Wisnu Arya. 2004. Al-Qur’an dan Energi Nuklir. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Yatimin, M. Abdulloh. 2007. Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah. Yumansyah, Taofik. 2008. Akidah dan Akhlak untuk MTs Kelas VIII MTs. Cet. 1. Bandung: Grafindo Media Pratama. Yuslem, Nawir. 2001. Ulumul Hadits. Cet. 1. Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya.
Mar’atus Sholikah Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016