TAMADDUN ||Volume||1||Nomor||1||Hal|| 13 – 32 ||2016|| |ISSN (online): 2528-2565|
Available online at:http://ejournal.kopertais4.or.id/index.php/tamaddun
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM MEMBANGUN KARAKTER ISLAMI PESERTA DIDIK DI SMP ISLAMIC BOARDING SCHOOL (IBS) AL-MUSTAQIMIYAH LUMAJANG JAWA TIMUR Ahmad Zarkasyi
[email protected] Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Miftahul Ulum Lumajang, Indonesia Jalan Raya Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang
Catatan Artikel:
Abstrak Data yang dipublikasikan oleh The World Economic Forum‟s Global Competitiveness Report 2014 disebutkan bahwa Human Resources di negara Anggota ASEAN belum Korespondesi Penulis: mampu mencapai 10 besar. Malaysia dan Indonesia yang Ponsel: +62 822 4471 5151 merupakan negara muslim terbanyak mempunyai tanggung jawab lebih dalam pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas mendiagnosa bahwa lemahnya daya saing sumber daya manusia Islam karena hilangnya adab dalam diri umat Islam. Manajemen strategik sangat dianjurkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, karena manajemen strategik merupakan usaha, pemikiran atau penetapan pola yang strategis dalam merancang aktifitas manajemen pengelolaan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang implementasi manajemen strategik yang diterapkan dalam Membangun Karakter Islami Peserta Didik di SMP Islamic Boarding School (IBS) Al-Mustaqimiyah Lumajang Jawa Timur. Penulis menggunakan metode studi kasus yaitu penelitian mengenai manusia (dapat suatu kelompok, organisasi maupun individu), peristiwa, latar secara mendalam. Penelitian ini dilakukan di Islamic Boarding School (IBS) Al-Mustaqimiyah, Lumajang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data penelitian lapangan (Field Reseach). dikirim: 7 September 2016 Diterima: 3 November 2016
Kata Kunci: Manajemen, Strategik,Mutu Pendidikan
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 14 Abstract The data that is published by the World Eeconomc Forum‟s Global Competitiveness Report 2014 stated that human resources in ASEAN member states have not reached the top ten yet. Malaysia and Indonesia are the largest Moslem countries which have more responsibility in human resources competence development. Prof. Syeh Muhammad al attas diagnoses that the lack of human resources competition due to there is no good attitude of Islam within the Islamic ummah. Strategic management is highly recommended to improve the education quality, because it is the strategic management of business, or the determination of a pattern of thought in designing the strategic management of education activities in order to improve the education quality. Researchers interested in conducting research on the implementation of strategic management applied in the Developing Islamic Character of Students in Junior High School at Islamic Boarding School (IBS) Al-Mustaqimiyah Lumajang in East Java. The author uses the case study method that is a research on humans (it can be a group, organization or individual), events, in-depth background. This research was conducted in Islamic Boarding School (IBS) AlMustaqimiyah, Lumajang, East Java. In this study using field research data collection techniques. (field research) Keywords: Management, Strategics, Education Quality
PENDAHULUAN Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang senantiasa diperlukan oleh masyarakat sepanjang masa, namun tidak semua lembaga pendidikan diminati masyarakat, ada beberapa lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin menurun baik jumlah siswa maupun kualitasnya sampai akhirnya ditutup, sebaliknya tidak sedikit lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin eksis dan semakin maju. Sehingga sudah bisa di pastikan, bahwa lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin eksis adalah lembaga pendidikan yang menjaga mutu dan kualitasnya. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan unggul, maka lembaga pendidikan harus didesak untuk melakukan inovasi, tidak hanya terkait dengan kurikulum dan perangkat manajemen, tetapi juga strategi dan taktik operasional dan metodologinya. Lembaga pendidikan kini berhadapan dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi yang memunculkan persaingan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja terhadap mutu lulusan. Hal ini mengakibatkan semakin sengitnya persaingan dalam
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 15 dunia pendidikan, mulai dari Play group, SD, SLTP, SLTA, Universitas, bahkan ke institusi-institusi pendidikan lainnya. Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi pula perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat (orangtua dan siswa). Karena banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan maupun fasilitas pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat sedemikian rupa sehingga dunia pendidikan harus melayaninya kalau tidak mau akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.1 Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan harus dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada dan masyarakat pada umumnya dan objek pendidikan (Siswa dan orang tua) pada khususnya. Saat yang bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal, nasional bahkan dalam konteks global.2 Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi dan operasi yang pada dasarnya banyak diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungankecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Salah satu alternative sebagai langkah antisipatif adalah penerapan manajemen stratejik dalam pengelolaan pendidikan untuk mencapai mutu pendidikan yang diharapkan. Manajemen strategik sangat dianjurkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, karena manajemen strategik merupakan usaha, pemikiran atau penetapan pola yang strategis dalam merancang aktifitas manajemen pengelolaan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Aktifitas pegelolaan manajemen meliputi manajemen strategi dan strategi operasional3. Yayasan Pondok Pesantren Al-Mustaqimiyah, lumajang, Jawa Timur, adalah salah satu pondok pesantren dengan menerapkan model pembelajaran salaf, KH. Ali Mahrus berhasil mengembangkan ponpes dengan berbasis kitab kuning. Namun, situasi itu berubah seiring dengan meninggalnya tokoh besar tersebut. Sejak itu, Ponpes Al-Mustaqimiyah mengalami kondisi surut. Dalam situasi yang vakum itu pula, sang cicit dari generasi KH. 1
Rohiat,Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik dilengkapi dengan Contoh Rencana Strategis dan Rencana Operasional (Bandung:RefikaAditama, 2009),hlm.96-97. 2 Dr. Nanang Fattah, Landasan manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 54 3 http://zamanmaniaceh.blogspot.com/2012/12/hubungan-manajemen-stratejikdalam_7768.html, diunduh tanggal 6 April 2014, 07.30 WIB Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 16 Ali Mahrus dan Gus Fatah, yakni Gus Farikh dan Gus Nawawi bangkit untuk “merespons” situasi yang ada di pesantren. Sejak 2012, Gus Farikh dan Gus Nawawi menambahkan berbagai model pendidikan di pesantren itu. Salah satunya, meneguhkan sebagai ponpes yang mengembangkan Pendidikan Islam Terpadu (PIT), yang dimulai dari TPQ, dan SMP. Penerapan sistem pendidikannya adalah dengan metode salafiyah dan modern, dengan tujuan mencetak siswa yang unggul baik dari sisi karakter Islam, tsaqafah Islam, penguasaan terhadap sains, maupun keterampilan.4 Pendidikan yang dilakukan di SMP Islamic Boarding School (IBS) AlMustaqimiyah berbasis pesantren, percakapan kesehariannya diharuskan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris, hafalan Alquran dengan target yang telah ditentukan, qira'atul kitab dikemas dalam beberapa jenjang, pembudayaan adab dan sopan santun, pembinaan
fikrah,
penguasaan
sains
dan
teknologi,
program
mengasah
sisi
keterampilan para siswa melalui kegiatan pelatihan-pelatihan usaha secara singkat merupakan program-probram yang di terapklan di Al-Mustaqimiyah. Dengan berbagai program yang ada di Al-Mustaqimiyah baik dalam mengasah daya pikir siswa maupun, malatih keterampilan, dan menanamkan pemikiran yang berlandaskan aqidah Islam, akan menjadikan generasi SMP IBS Al-Mustaqimiyah generasi berkualitas dalam profesinya, dan dakwah sebagai poros hidupnya. Uraian tersebut, menggambarkan bahwa SMP AlMustaqimiyah merupakan sekolah yang menerapkan
manajemen strategik untuk
meningkatkan mutu pendidik yang didukung oleh fasilitas fisik dan non fisik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan mendeskripsikan Proses Manajemen Strategik Dalam Membangun Karakter/Karakter Islami Peserta Didik di Islamic Boarding School (IBS) Al-Mustaqimiyah, Lumajang, Jawa Timur.
Pengertian Manajemen Strategis Menurut Budiman CHR dalam buku Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategis untuk Manajemen Pendidikan) “manajemen strategis adalah serangkaian keputusan – keputusan dan tindakan – tindakan yang menuju pada penciptaan sebuah atau beberapa strategis efektif untuk mencapai tujuan perusahaan”. Manajemen strategi pada intinya adalah memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi/perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak usaha perusahaan5.
4
http://mediaumat.com/anjangsana/1770-36-yayasan-pondok-pesantren-amustaqimiyah-lumajangjawa-timur.html. di unduh tanggal 7 April 2014, jam 20.00 WIB 5 Akdon. 2009. Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Hal 7 Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 17 Manajemen strategis (strategic management) di definisikan sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formula dan implementasi rencana yang di rancang untuk meraih tujuansuatu perusahaan. 6
Terdapat Sembilan tugas penting
manajemen strategis yaitu; 1) Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan. 2) Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan. 3) Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk factor persaingan dan factor kontekstual umum lainnya. 4) Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki perusahaan dengan cara menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan eksternal. 5) Mengidentifikasikan pilihan yang paling menguntungkan dengan cara mengevaluai setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan. 6) Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut. 7) Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah di tentukan 8) Mengimplementasikan strategi yang telah di pilih melalui alokasi sumberdaya yang dianggarkan, dimana ditekankan penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi dan system penghargaan. 9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan dimasa mendatang.
Proses Manajemen Strategis Proses untuk merumuskan dan mengarahkan aktifitas manajemen strategis bervariasi antar bisnis/lembaga. Namun meskipun berbeda, komponen-komponen dasar dari model yang di gunakan untuk menganalisis operasi manajemen strategis pada umumnya sangat serupa7. Ada beberapa model manajemen strategis, namun Terdapat dua
6
Pearche n robinson. 2008. Manajemen Strategis-Formulasi, Implementasi, Dan Pengendalian. Edisi Sepuluh, jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Hal 5 7 Pearche n robinson. 2008. Manajemen Strategis-Formulasi, Implementasi, Dan Pengendalian. Edisi Sepuluh, jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Hal 14 Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 18 model manajemen strategis yang akan di paparkan yaitu Model Manajemen Strategis WHELEN – HUNGER8 dan Model Manajemen Strategi Pearce & Robinson. Model Manajemen Strategis WHELEN – HUNGER: secara prinsip proses manajemen stratejik mencakup elemen-elemen sebagai berikut: Environmental
Strategy
Strategy
Evaluation
Scanning
Formulation
Implementation
& Control
Gambar 1. Elemen dasar dalam proses manajemen stratejik (Sumber: Wheelen & Hunger) Kemudian Wheelen & Hunger menjabarkan model manajemen strategiknya sebagaimana Gambar 2. Penjabaran manajemen strategis tersebut adalah Manajemen strategis terdiri atas empat elemen dasar, yaitu:9
1. Pemindaian Lingkungan (Environmental Scanning) Pemindaian lingkungan adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi dari lingkungan eksternal maupun internal bagi orang-prang penting dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis – elemen eksternal dan internal yang akan menentukan masa depan perusahaan.
2. Perumusan Strategi ( Strategy Formulation) Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Setelah mengetahui yang menjadi ancaman yang dihadapi perusahaan, peluang atau kesempatan yang dimiliki, serta kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan, maka selanjutnya kita dapat menentukan atau merumuskan strategi perusahaan.
3. Implementasi Strategi (Strategy Implementation) Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.
4. Evaluasi dan Kontrol (Evaluation and Control) Evaluasi dan kontrol mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh perusahaan. Hal ini berarti membandingkan antara kinerja perusahaan dengan hasil 8
http://noblegrey.wordpress.com/strategic-management/ di unduh tanggal 6 april 2014, jam 09.26
WIB 9
Rohiat,Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik dilengkapi dengan Strategis dan Rencana Operasional (Bandung:RefikaAditama, 2009),hlm.96-97. Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
Contoh Rencana
P a g e | 19 yang diharapkan perusahaan. Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Ukuran apa yang dipilih untuk mengukur kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang telah dibuat terlebih dahulu pada bagian formulasi strategi dari proses manajemen strategis (seperti profitabilitas, pangsa pasar, pengurangan biaya dan sebagainya) harus digunakan semestinya untuk mengukur kinerja perusahaan jika strategi tersebut telah diimplementasikan. Karakter Islami : Sebuah Tinjauan Epistimologi Menurut Kemendiknas karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau karakter seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang di yakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Sedangkan pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, proaktif dan kreatif.10 Bila dicermati terdapat dua fenomena yang secara fisik nampak pada diri manusia. Pertama, adalah fenomena performance (penampilan fisik) manusia, seperti bentuk tubuh, wajah dan pakaian. Kedua adalah fenomena yang berupa perbuatan manusia. Dari dua fenomena tersebut, orang kadang salah menilai tentang karakter seseorang. Banyak yang beranggapan bahwa performance adalah bentuk dari karakter seseorang, yaitu bagaimana postur tubuhnya, cara berjalan, cara berpakaian, pilihan konsumsi makanan dan minuman, status social dsb. Lambat laun nilai-nilai tersebut semakin mempengaruhi persepsi kaum muslimin dalam memandang kemuliaan dan kerendahan nilai karakter pada diri seseorang maupun masyarakat. Seseorang yang berpakaian rapi, santun dalam berkata, disiplin, pemaaf, tepat waktu, dikatakan berkarakter baik, menarik dan mulia. Meskipun ia biasa mengkonsumsi minuman keras, hidup tanpa ikatan pernikahan, memakan uang riba, dll. Contoh-contoh lain dapat dengan mudah kita temukan di tengah-tengah masyarakat. Bila dicermati yang menentukan tinggi rendahnya karakter seseorang bukan dari nilai-nilai fisik seseorang (cantik/tidak, kaya/miskin dsb) ataupun dari asal daerah dan sukunya (jawa, batak, sunda dll) Sebagaimana sabda Rasullulah SAW :
10
Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa, Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa, Jakarta, Kementrian Pendidikan Nasional. Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 20 “Sesungguhnya Allah tidak menilai atas rupamu serta harta kekayaanmu, akan tetapi dia hanya menilai hati dan amal perbuatanmu” (HR. Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah). Karakter sebenarnya perwujudan dari pola pikir (yakni bagaimana ia bersikap dan berfikir) dan pola tingkah laku (bagaimana ia bertingkah laku) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.11 Dalam buku, al-Shakhsiyah al-Islam, yang ditulis al-Nabhani memberikan penjelasan secara panjang lebar yang dimaksud dengan karakter. Karakter di satu sisi merupakan cerminan dari dua unsur penting dalam diri manusia yaitu: pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah). Kedua unsur ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan bentuk tubuh manusia, sebagai penampakan kulit luar belaka bahkan, sebagai bentuk kedangkalan berpikir, jika ada pendapat yang menjadikan bentuk tubuh manusia sebagai salah satu faktor penunjang karakter manusia, atau mempengaruhi karakter. Keistimewaan manusia, bukan terletak pada bentuk tubuhnya, melainkan pada pola pikir dan perilaku atau pola sikapnya. Kedua unsur ini memiliki hubungan yang erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Dalam menentukan sikap, seseorang sangat tergantung pada pemahaman (mafahim) terhadap sesuatu melalui potensi akalnya. Dengan mafahim, manusia bisa membuat keputusan, apakah menolak atau menerima terhadap fakta yang ada di hadapannya. Mafahim juga membimbing seseorang mengarahkan dorongan (muyul) dalam memenuhi naluri (gharizah) dan kebutuhan jasmaninya.12 Pola pikir seseorang ditunjukkan dengan sikap, pandangan atau pemikiran yang ada pada dirinya dalam menyikapi atau menanggapi berbagai pandangan dan pemikiran tertentu. Pola pikir pada diri seseorang tentu sangat ditentukan oleh „nilai paling dasar‟ atau ideologi yang diyakininya. Dari pola pikir inilah diketahui bagaimana sikap, pandangan atau pemikiran yang dimiliki oleh seseorang. Sedangkan pola tingkah laku, adalah perbuatan-perbuatan nyata yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pola tingkah laku pada diri seseorang pun sangat ditentukan oleh „nilai paling dasar‟ atau ideologi yang diyakininya. Seseorang akan makan dan minum apa saja dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya bila ideologi yang diyakininya membolehkan hal tersebut. Seseorang akan memenuhi naluri seksualnya dengan cara apa saja bila ideologi yang diyakininya membolehkan hal tersebut. Begitu juga sebaliknya bila ideologi yang diyakininya melarangnya. 11
Adi Gunawan.W, Petunjuk Praktis Untuk Mencerdaskan Accelerated Learning, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006), hal. 233 12 Taqqy-Din al-Nabhani, 2007, Al-Shakhsiyah Al-Islam: Jilid I, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, hal 7 Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 21 Walhasil, pola sikap dan pola tingkah laku inilah yang menentukan corak karakter seseorang.
Pola sikap dan pola tingkah laku ini sangat ditentukan oleh nilai
dasar/idiologi/aqidah yang diyakininya, maka corak karakter seseorang sangat bergantung pada idiologi/aqidah yang dianutnya. idiologi kapitalisme akan membentuk masyarakat berkarakter
kapitalisme-liberal.
Aqidah
sosialisme
akan
membentuk
karakter
sosialis/komunis. Sedangkan aqidah islam seharusnya menjadikan kaum muslimin yang memeluk dan meyakininya memiliki karakter Islam. Merujuk pada penjelasan di atas, maka pada hakekatnya karakter Islam merupakan perwujudan pola pikir islami (Aqliyah Islamiyah) dan pola tingkah laku islami (Nafsiyah Islamiyah). Aqliyah Islamiyah hanya akan terbentuk dan menjadi kuat pada diri seseorang bila ia memiliki keyakinan yang benar dan kokoh terhadap Aqidah Islamiyah dan ia memiliki ilmu-ilmu keislaman yang cukup untuk bersikap terhadap berbagai ide, pandangan, konsep dan pemikiran yang ada di masyarakat yang rusak, kemudian pandangan dan konsep tersebut distandarisasi dengan ilmu dan nilai-nilai islami. Untuk memperoleh Aqliyah islamiyah yang kuat, hanya bisa diraih dengan cara menambah khasanah ilmu-ilmu islam (tsaqofah islamiyah), sebagaimana dorongan islam bagi umatnya untuk terus menerus menuntut ilmu kapanpun dan dimanapun. Allah SWT mengajarkan kepada kita : Katakanlah “Ya Tuhanku tambahkanlah ilmu kepadaku” (QS. Thaha : 114) Sedangkan Nafsiyah Islamiyah hanya akan terbentuk dan kuat bila seseorang menjadikan aturan-aturan islam sebagai cara memenuhi kebutuhan biologisnya (makan, minum, berpakaian dll). Nafsiyah islamiyah dapat ditingkatkan dengan selalu melatih diri untuk berbuat taat, terikat dengan aturan islam dalam segala hal dan melaksanakan amalanamalan ibadah , baik yang wajib maupun yang sunah serta membiasakan diri untuk meninggalkan yang makruh dan subhat apalagi haram. Islampun mengajarkan agar kita senantiasa berahlak mulia, bersikap wara‟ dan qanaah agar mampu menghilangkan kecenderungan yang buruk dan bertentangan dengan islam. 13 Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman : “ …dan tidaklah bertaqarrub atau beramal seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai seperti bila ia melakukan amalan fardu yang aku perintahkan atasnya, kemudian hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan amalanamalan sunnah sehingga aku mencintainya” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
13
https://voiceofmuslimahbekasi.wordpress.com/2009/05/15/karakter-islam-syaksiyah-islamiyah/, diunduh tanggal 26 Juni 2015, pukul 12.36 WIB Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 22 Tidak dijamin bahwa karakter ini selalu berasaskan akidah Islam, karena kadangkala pada seseorang terjadi perubahan akidah dalam aspek pemikirannya, kadangkala perubahan juga terjadi pada aspek dorongan untuk memenuhi kebutuhanya (muyulnya), baik kebutuhan hajat (hajatul 'udhawiyah) dan naluri (gharaiz). Perubahan itu kadangkala menyesatkannya, kadangkala juga menjadikannya fasiq. Karena itu harus selalu diperhatikan bangunan pemikiran dan muyulnya berlandaskan pada akidah Islam di setiap waktu sepanjang kehidupannya. Agar seseorang selalu memiliki karakter Islam. Setelah pembentukan
syakhshiyah tadi hendaknya melakukan aktivitas untuk
mengembangkan aqliyah (pola pikir) maupun nafsiyah (pola sikap)nya. Pengembangan nafsiyah dilakukan dengan beribadah kepada Allah dan bertaqarrub kepada-Nya dengan melakukan ketaatan dan selalu membangun setiap kecenderungannya terhadap sesuatu berdasarkan akidah Islam. Sedangkan pengembangan
aqliyah
dilakukan dengan
menjelaskan (mensikapi) setiap pemikiran berdasarkan akidah Islam dan memaparkannya dengan tsaqafah Islam.14 Berdasarkan hal ini, maka untuk menjadikan seseorang memiliki karakter yang islami, maka yang dilakukan adalah menanamkan akidah Islam pada diri mereka. Kemudian membangun pemikiran dan muyulnya berdasarkan akidah tadi, lalu bersungguhsungguh melakukan ketaatan dan mendalaminya dengan berbagai pemikiran Islam.
METODE PENELITIAN Untuk mengetahui lebih lanjut tentang manajemen strategik dalam membangun karakter Islami peserta didik, penulis menggunakan metode studi kasus yaitu penelitian mengenai manusia (dapat suatu kelompok, organisasi maupun individu), peristiwa, latar secara mendalam. Penelitian ini dilakukan di SMP Islamic Boarding School (IBS) AlMustaqimiyah, Lumajang, Jawa Timur. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data penelitian lapangan (Field Reseach). Penelitian Lapangan (Field Reseach) merupakan penelitian langsung yang dilakukan di tempat penelitian yang berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model interaktif.
14
Taqqy, op cit...., hl 24
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 23 TEMUAN DAN PEMBAHASAN Impelementasi Manajemen Strategi SMP IBS Al-Mustaqimiyah dalam Membangun Karakter Islami Implementasi Strategi Input 1.
Implementasi Strategi Rekrutmen SDM Pendidik Sesuai dengan strategi yang di pilih SMP IBS Al-Mustaqimiyah dalam merekrut guru adalah mereka yang sesuai dengan standart SMP IBS AlMustaqimiyah, yaitu ustadz atau ustadzah yang memiliki kepribadian islami (terbina dengan baik) dan akan lebih bagus bila sesuai dengan latar pendidikan yang di butuhkan (linier dengan mata pelajaran). Bila ternyata latar belakang pendidikannya linier, namun belum terbina, maka akan ditempatkan pada mata pelajaran selain pelajaran Tsaqofah dan tidak memegang tanggung jawab me-riayah santri. Misal memegang pelajaran matematika, fisika, biologi, dan sejenisnya. Hal ini sesuai dengan keterangan ustadzah Maulidia berikut: Guru yang dari luar itu kita ambil untuk mengajar yang umum saja, seperti fisika, matematika, dan sejenisnya. Ya tetep kita lakukan upaya untuk kontak. Kalaupun ada guru baru yang datang dan sesuai dengan kriteria kita, ya tetep guru luar itu kita berdayakan. Karena kita tidak hanya butuh 1 orang guru pada satu bidang studi. Kita minimal 3 orang guru. (W06/Ustadzah Maulidia/03-11-2015/08.10WIB)
Serta sesuai dengan keterangan ustadz Imron berikut: Dalam rangka memaksimalkan Tsaqofah di Yayasan Al-Mustaqimiyah , Alhamdulillah SMP IBS Al-Mustaqimiyahmemilih SDM asatidz yang Tsaqofah dan Syakhshiyahnya kaffah. Jadi bila ada yang melamar di Yayasan Al-Mustaqimiyah , yang menjadi tolok ukur utamanya untuk di terima disini adalah Tsaqofah islamnya dan memeluk islam secara kaffah. Kalaupun ada yang kurang dari sisi itu, maka akan di tempatkan dalam mengajar di bidang umum dan tidak di terjunkan dalam kepengasuhan. Dengan kata lain hanya mengajar bidang umum saja. (W18/Ustadz Imron/26-11-2015/08.57 WIB)
2.
Implementasi Strategi Rekrutmen Siswa Proses rekrutmen siswa dilaksanakan di bulan Januari dan Februari pada gelombang pertama. Ketika pada gelombang pertama ini masih belum mencapai target, maka akan di buka pendaftaran gelomabang kedua. Pada saat pendaftaran, diberlakukan seleksi baik melalui tes atau wawancara. Test yang di lakukan mencakup test tulis, tes ibadah, tes baca qur‟an dll. Sedangkan wawancara dilakukan terhadap siswa dan wali siswa. Wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi tentang kebiasaan dan kepribadian siswa di rumah yang berguna untuk proses pembinaan selanjutnya di Yayasan Al-Mustaqimiyah . Setelah dilakukan wawancara, calon siswa dan wali calon siswa tersebut mengisi formulir pendaftaran. siswa yang diterima akan
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 24 melakukan daftar ulang di awal bulan Maret.
Hal ini sesuai keterangan ustadz
Solahuddin berikut: Ya proses penerimaan siswa baru standar, pertama siswa mendaftar kemudian ada tes. Tes itu untuk siswa dan orang tua. untuk siswa, kita lakukan tes akademik, tes untuk mapel-mapel umum, dan tes ibadah, yang mencakup sholat, baca qur‟an, sama tahfidz, kemudian ada tes wawancara. Untuk orang tua kita lakukan wawancara untuk lebih mengetahui kebiasaan-kebiasaan siswa dirumah, entah belajarnya, kebiasaan bermainnya, teman pergulannya,ya shakhshiyahnyalah, kemudian kemandiriannya seperti apa, dan kebiasaan-kebiasaan buruknya. Untuk siswa. ya nggak beda jauh temanya, Cuma ya dengan bahasa yang berbeda. Ya kita dalam menerima siswa itu kita standarkan pada syakhshiyahnya. Bila ternyata anak itu dari rumah dari sisi syakhshiyahnya sudah banyak melakukan pelanggaran, misalnya seneng pacaran, mabuk, dan lain sebagainya. Ya tidak kita terima, tapi kalau pelanggaran itu sekiranya masih bisa kita perbaiki ya kita terima. (W0506/Ustadz Solahuddin/03-04-2015/11.00 WIB)
3.
Implementasi Strategi Marketing SMP IBS Al-Mustaqimiyah tidak terlalu memfokuskan diri terkait marketing. Karena yang menjadi fokus utama saat ini adalah memperbaiki kualitas lulusan SMP IBS Al-Mustaqimiyah dengan program Syakshiyahnya. Harapannya dengan mutu pendidikan yang semakin baik, maka para siswa dan wali murid akan puas dan mereka sendiri yang akan bercerita kepada orang lain tentang Yayasan Al-Mustaqimiyah. Istilah dalam dunia marketingnya adalah Iklan By Mouth (IBM). Ternyata IBM ini juga cukup ampuh, terbukti saat ini siswa yang mendaftar di SMP IBS AlMustaqimiyah kebanyakan atas rekomendasi dari wali murid yang anaknya sudah atau sedang menempuh pendidikan di Yayasan Al-Mustaqimiyah. Sesuai keterangan dari ustadz Solahuddin berikut: Rata-rata mereka beralasan memasukkan anaknya ke SMP IBS AlMustaqimiyahkarena ada jaminanlah kalau di SMP IBS Al-Mustaqimiyah itu pasti mendapat pembinaan Syakhshiyah. Dan ini pasti berbeda ketika mereka sekolah di SMP di luar, dimana pagi sekolah, sore main dengan teman-teman, malam kemanamana sehingga kontrolling orang tua kurang. Sehingga dengan di pondookkan orang tua berharap anak itu terkondisi dengan suasana keislaman. Selain itu kadang juga pengaruh dari orang yang menyekolahkan anaknya disini, dan juga mereka melihat bahwa anak yang sekolah disini ketika pulang kok tambah bagus, dan akhlaknya juga. Sehingga saya kira pengaruh2 itulah yang mempengaruhi mereka. (W08 /Ustadz Solahuddin/14-05-2015/09:15)
Pada tahun ajaran baru 2014 marketing yang dilakukan SMP IBS AlMustaqimiyahadalah dengan memasang iklan penerimaan siswa baru IBS A Amri di tabloid Media Ummat. Hal ini dilakukan untuk memberitahukan kepada masyarakat terkait informasi pendaftaran di Yayasan Al-Mustaqimiyah. disampaikan oleh ustadz Solahuddin berikut: Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
Sebagaimana
P a g e | 25 Promosi itu gampang, yang sulit adalah menjaga kualitas sekolah itu yang masih sulit kita lakukan. Menjaga kualitas dari empat misi itulah fokus kita kali ini. Bila itu sudah terpenuhi konsumen itu akan ngomong sendiri keluar (kekonsumen lain,red) dengan kata lain akan jadi marketernya. Dan alhamdulillah, meski kita tidak promosikan lewat media, santri kita ada yang dari papua, sulawesi, kalimantan, namun mayoritas masih lingkup jatim. Namun ya tidak menutup kemungkinan, di tahun-tahun berikutnya kita pasang iklan di media. Tergantung kondisi sajalah. Kita juga ada tim marketing onlinenya, yang kita include kan pada bidang intrepreneur. Sebagai penanggung jawabnya adalah Ustadz Misbah (W07/Ustadz Solahuddin/1405-2015/09:15)
Implementasi Strategi Proses 1) Implementasi Strategi Pengadaan dan Penjagaan Sarana Prasarana Sarana prasarana yang ada saat ini dijaga, bila rusak di upayakan ada perbaikan dan terus dilakukan pengadaan sarana yang baru. Pembangunan sarana yang baru tersebut harus tetap berasal dari uang yang halal dan berkah. Pembangunan sarana dan prasarana menggunakan dana dari yayasan juga dana dari bantuan wali siswa serta dana dari hibah penelitian. Hal ini sesuai dengan keterangan dari Ustadz Arif berikut: Sumber dana manapun, kalau itu halal akan kami terima, tapi kalau disitu terdapat kebatilan ya akan kami tolak, banyak tawaran bantuan-bantuan yang tidak langsung kami terima, karena yang kami cari adalah kehalalan dan keberkahannya. Kita yaqin bahwa Arrizqu biyadhillah. Bangunan-bangunan yang ada disini, untuk membangunnya selain dana dari yayasan banyak yang berasal dari bantuan wali siswa. Sebab banyak siswa disini yang orang tuanya kaya. Sehingga mudah bagi mereka untuk mengeluarkan dana buat pembangunan pesantren ini. Selain itu ada juga kerjasama yayasan dengan proyek penelitian diperguruan tinggi. Misalnya yayasan saat ini bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dalam proyek PHBS (Pola Hidup Bersih Siswa) yang hasilnya bisa Anda lihat sendiri, bangunan dapur pesantren. Lumayan kan, yang dulunya kita ga punya dapur permanen, sekarang punya dapur permanen. Setahun sebelumnya juga ada proyek tentang UKM, ya kita terima itu. Jadi UKM yang tadinya belum ada di pesantren ini, kemudian kita cari link-link UKM dan di lakukan pembinaan oleh perguruan tinggi teresebut. (W10/Ustadz Arif/25-11-2015/18.51WIB)
Sedangkan untuk pengelolaan sarana dan prasarananya disesuaikan dengan penggunaan dana tersebut. Misal uang makan sebesar Rp. 300.000,- per siswa per bulan di gunakan untuk uang makan, uang asrama Rp. 75.000,- di gunakan untuk operasional asrama, dan lain sebagainya. Hai ini sesuai keterangan ustadzah Maulidia berikut: Selama ini, untuk operasional lembaga, ya diambilakan dari dana BOS, dan dari Siswa itu. Kan ada uang makan, uang gedung, uang asrama, uang kesehatan, dan lain-lain. Uang makan untuk mencukupi kebutuhan makan santri, uang gedung untuk pembangunan gedung, uang asrama untuk operasional asrama, uang kesehatan ya, untuk memenuhi kebutuhan kesehatan siswa. (W14/Ustadzah Maulidia/27-112015/10:31)
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 26 2) Implementasi Strategi Menjaga Reputasi Sekolah Di Masyarakat Sekolah yang unik, pastilah tetap saja menjadi sorotan di masyarakat. Ada yang mendukung ada juga yang memfitnah. Namun pimpinan yayasan, Kyai Amroni tidak memfokuskan diri pada suara-suara sumbang yang ada di masyarakat. Karena beliau memiliki keyakinan bahwa kebijakan yang beliau terapkan di lingkungan SMP IBS Al-Mustaqimiyah tidak melanggar syariat islam. Sehingga beliau tetap pada kebijakan
beliau
dalam
menjalankan
sistem
yang
ada.
begitupun
para
ustadz/ustadzahnya, mereka fokus pada visi dan misi yang di emban yayasan AlMustaqimiyah. Tidak memfokuskan diri pada cara pandang masyarakat. Selain itu, untuk menjaga nama baik sekolah, SMP IBS Al-Mustaqimiyah melaksanaan program pengabdian masyarakat untuk siswa diakhir masa belajar di yayasan Al-Mustaqimiyah. Sehingga dengan program ini, masyarakat akan lebih mengenal dan mampu menilai sosok lulusan SMP IBS Al-Mustaqimiyah.
3) Implementasi Strategi Kepengasuhan (Riayatuth Tholabah) Strategi kepengasuhan di SMP IBS Al-Mustaqimiyah adalah dengan melaksanakan program Riayatuth Tholabah. Pola kepengasuhan Riayatuth Tholabah yang dilaksanakan setahun yang lalu ini (mulai tahun 2013) dilaksanakan dengan pola satu pengasuh (ustadz/ustadzah) bertanggung jawab mengurusi (meriayah) sekitar 15 siswa atau lebih. Pola kepengasuhan ini bertujuan untuk melakukan pendampingan pada siswa dalam pembinaan Syakhshiyah, Tsaqofah dan akademik siswa. Sekaligus menjadi ajang curhat dan problem solving bagi siswa yang memiliki masalah. Sehingga masing-masing siswa dapat terpantau perkembangan kepribadian dirinya. Selain itu, seorang ustadz/ustadzah yang memegang tanggung jawab me-riayah siswa berkedudukan seperti orang tua siswa atau pengganti orang tua siswa saat di asrama. Sehingga tanggung jawabnya sama dengan tanggung jawab orang tua siswa yang sebenarnya dalam mengurusi keperluan santri/siswa. Bagaimana pelaksanaan program Riayatuth Tholabah, tercermin dalam keterangan ustadzah Maulidia dan ustadz Solahuddin berikut: Seorang guru, itu harus mampu meriayah anak didiknya, baik dari segi syakhshiyah, Tsaqofah, akademik dan life skill. Artinya itu adalah program kepengasuhan. Seorang guru meriayah sekitar 15 sd 20 anak. Jadi jangan di bayangkan disini seperti di sekolahan biasa, karena di sini polanya adalah pola pembinaan. Dan strategi untuk pembinaannya sudah luar biasa dalam menangani siswa. Dimana guru periayah ini bertanggung jawab kepada kepala masing-masing bidang visi. Jadi ustadzah riayah itu harus tau kondisi dan perkembangan siswa riayahnya hingga di setiap jamnya. Jadi sholat wajibnya bagaimana, hafalannya bagaimana, hingga ketika keluar apa saja yang dia beli, apa permasalahan pribadinya, bagaimana memberikan solusinya, Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 27 kalau sakit dia juga yang merawat dan mengantarkan ke dokter, dll. Istilahnya dialah yang menggantikan peran orang tuanya saat di pesantren. (W02/Ustadzah Maulidia/27-11-2015/10.30WIB) RT itu mendampingi dari jam 3 hingga jam 6 pagi, habis itu bersih-bersih dan sarapan, jam 7 guru ngajar, meski untuk guru RT masuk sekolahnya hnya saat mengajar saja. Kemudian malamnya sehabis isya‟ hingga jam 9.30 pendampingan lagi. ya seperti itulah urutannya. (W18/Ustadz Solahuddin/24-11-2015/14.43WIB)
Pada saat peneliti menginab di asarama santri, peneliti juga melihat jalannya program riayatuth tholabah ini. Jam 03.00 WIB para siswa di bangunkan oleh Ustadzah riayah yang menetap di asrama. Melalui pengeras suara juga di perdengarkan ayat-ayat Alqur‟an, sehingga suasananya terkondisikan untuk bangun. Kemudian siswa berbondong-bondong menuju masjid untuk melakukan sholat malam sekaligus menunggu sholat subuh berjamaah. Setelah sholat shubuh, mereka membentuk kelompok sesuai dengan kelompok Riayah masing-masing untuk melakukan hafalan qur‟an dan juga untuk menyelesaikan kendala-kendala belajar pada masing-masing siswa. Pernah pada hari libur (hari minggu), ada siswa yang minta ijin untuk keluar kepasar (jika hari minggu siswa di perbolehkan keluar asrama, di hari lain dilarang keluar asrama), siswa tersebut harus melapor kepada ustadzah riayahnya keluar dalam rangka untuk apa. Siswa tersebut menjawab untuk membeli jajanan pasar. Maka siswa tersebut harus menuliskan apa saja jajanan yang ingin di beli. Kemudian setelah kembali mereka juga harus menunjukkan jajanan yang di beli tersebut harus sesuai dengan yang di tuliskan tadi, tidak kurang atau lebih. Setelah peneliti konfirmasi kepada ustadzah tersebut, beliau mengatakan bahwa, itu adalah bagian dari program meriayah siswa. Agar siswa tidak membeli jajanan yang membahayakan kesehatan siswa. Sekaligus juga mendidik siswa untuk menjalankan amanah, dan berlaku jujur.
4) Implementasi Strategi Mencapai Visi Syakhshiyah Dalam bidang Syakhshiyah, program pembinaan Syaksiyah yang di jalankan di SMP IBS Al-Mustaqimiyah untuk siswanya dapat di gambarkan sebagai berikut:15 a) Program mentoring. Program ini dijalankan seminggu sekali di hari jumat. Setelah sholat jum‟at ada forum-forum atau kelompok-kelompok yang sedang melakukan mentoring. Para mentor dalam kelompok-kelompok ini adalah siswa atau ustadz/ustadzah. Ustadz/ustadzah menjadi mentor bagi siswa senior. Sedangkan siswa senior yang telah memiliki kualifikasi menjadi mentor, akan 15
Berdasarkan keterangan wawancara dengan ustadz Arif tanggal 25 Nopember 2015, 18.52 WIB
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 28 membantu ustadz/ustadzah untuk memegang kelompok mentoring adiknya. Atau dengan kata lain menjadi mentor bagi adik kelasnya. b) Program Pembinaan Syakhshiyah (PS) yang dilakukan di hari senin sore. Materi yang di sampaikan pada PS ini adalah penambahan materi-matri untuk pembinaan syakhsiyah, misalkan materi tentang shiroh nabawiyah, tazkiyatun nafsiyah, tafsir qur‟an, dan juga tafsir hadist. Pematerinya di gilir dari para ustadz yang ada di SMP IBS Al-Mustaqimiyah maupun mendatangkan ustdz yang dari luar yayasan Al-Mustaqimiyah. c) Program “bedah buletin” yang dilaksanakan di hari sabtu minggu ke satu, tiga dan empat untuk santri. Bedah buletin ini di maksudkan untuk melatih santri menyampaikan isi dan maksud dari tulisan yang ada dibuletin tersebut. Sehingga santri akan terlatih keberaniannya untuk menyampaikan materi dakwah. d) Program
“jasah munah” yang dilaksanakan hari sabtu, diminggu ke dua.
Program ini berupa forum tanya jawab seputar permasalahan kehidupan seharihari. Forum tersebut didpimpin oleh santri dan di dampingi oleh ustadz/ah. Pada forum ini santri di latih untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut yang solusinya di kembalikan pada hukum-hukum islam. Program ini melatih santri mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan baik di seputar dunianya maupun yang ada di masyarakat umumnya dengan solusi islam. e) Program infaq adalah program yang melatih siswa untuk selalu berinfaq sebulan sekali, yang besarnya infaq tergantung kemampuan siswa. f) Program pembinaan teman sebaya atau disebut juga “tutor sebaya”. Program ini dilakukan dengan membina teman sebaya mereka yang berada di sekolah lain. Saat ini program „tutor sebaya‟ dilakukan di SMP N Satu Atap 3 Sukapura di daerah Bromo. Jadi pada proses pembinaan ini, para siswa SMP IBS Al-Mustaqimiyah melakukan mentoring pada siswa SMP N tersebut. Program ini bertujuan untuk melatih kemampuan syaksiyah mereka guna membina teman sebaya mereka. g) Program desa binaan, program ini dilaksanakan dengan cara para siswa melakukan pembinaan pada masyarakat diderah Wonokerto. Pembinaan ini meliputi pembinaan untuk muallaf, kajian untuk siwa, dan pembinaan untuk TPQ. Program ini dilaksanakan saat siswa melakukan praktek pengabdian masyarakat. Program ini juga merupakan bentuk kepedulian SMP IBS AlAhmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 29 Mustaqimiyah pada dimasyarakat dengan terjun langsung melakukan da‟wah pada masyarakat. h) Program “Riayatuth Tholabah” adalah program pendampingan ustadzah untuk siswa. Pada program ini, satu ustadz atau ustadzah meriayah 15 – 20 siswa. Program ini dimaksudkan untuk controlling terhadap proses mentoring, penguasaan staqofah, penguasaan tahfidz, qiyamul lail, problem solving terhadap masalah pribadi maupun masalah remaja yang menimpa siswa. Program ini di maksudkan agar syakhshiyah siswa senantiasa terjaga mutunya. 5) Implementasi Strategi Mencapai Visi Tsaqofah Pada bidang Tsaqofah, program yang dilaksanakan untuk pembinaan Staqofah di SMP IBS Al-Mustaqimiyah ada yang masuk menjadi pelajaran sekolah dan ada yang ada di luar jam pelajaran sekolah. Yang masuk menjadi pelajaran sekolah disebut sebagai kurikulum dieniah (kurikulum pesantren) sedangkan Program yang di luar jam pelajaran sekolah dapat di gambarkan sebagai berikut:16 a.
Arabic – English day, yaitu program yang melatih siswa selalu menggunakan bahasa inggris dan bahasa arab untuk percakapan sehari-hari. Baik di lingkungan asrama maupun di lingkungan sekolah. Setiap pagi mereka akan mendapatkan beberapa kosa kata baru yang harus di hapal dan di gunakan untuk keseharian. Kosa kata ini di berikan oleh ustadzah yang bertugas meriayah. Bagi siswa baru yang masih kesulitan dalam berbahasa arab, di berikan kursus percakapan bahasa arab selama tiga bulan. Kursus ini bertujuan agar siswa baru bisa segera beradaptasi menggunakan bahasa arab dan inggris untuk percakapan sehari-hari di asrama. Sebagaimana pernyataan ustadz Imron berikut: Untuk kelas 1 kita ada program melatih mereka dalam berbahasa arab (semacam kursus), selama tiga bulan. Selama tiga bulan itu, diharapkan mereka sudah mulai terlatih untuk menggunakan bahasa arab untuk percakapan seharihari (W15/Ustadz Imron/26-11-2015/08.57WIB)
b.
Tahfidz Qur‟an, yaitu program menghafal Al Quran. Target yang ingin di capai SMP IBS Al-Mustaqimiyah bagi siswa yang lulus adalah hafal 15 juz Al qur‟an. Untuk merealisasikan program tersebut di setiap semester siswa diwajibkan hafal minimal 2 juz Al qur‟an. Program hafalan ini dilaksanakan di setiap pagi setelah sholat shubuh sampai dengan jam 5.30 (menambah hafalan) dan malam setelah sholat isya‟ sampai dengan jam 20.00 (mengulang hafalan) yang di dampingi oleh pembina riayahnya 16
Berdasarkan wawancara dengan Ustadz Imron sebagai penanggung jawab bidang Staqofah pada tanggal 26 Nopember 2015, 08.57WIB Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 30 6) Implementasi Strategi Mencapai Visi Akademik Pada bidang akademik, pelaksanaan proses akademik mengikuti intruksi dan standar yang ada di DIKNAS, baik kurikulum maupun administrasi sekolah. Saat ini, bidang akademik masih memfokuskan diri pada ketuntasan terkait dengan Ujian Nasional. Namun SMP IBS Al-Mustaqimiyah memiliki pandangan bahawa, siswa jangan hanya paham pelajaran yang di UN-kan saja, pelajaran yang lain harus di pahami juga, sehingga SMP IBS Al-Mustaqimiyah memiliki rencana program proposal hidup, Karya Ilmiah, dan Bimbingan Belajar. Namun program-program tersebut masih dalam perencanaan. Persiapan untuk pelaksanaan program ini masih belum maksimal, sehingga belum bisa di implementasikan ke siswa. Sebagaimana keterangan ustadz Solahuddin berikut: Untuk sementara ini kita sebenarnya fokuskan ke ketuntasan terkait dengan UN dulu. Namun Sebenarnya saya ada rancangan program proposal hidup, Karya Ilmiah, dan Bimbingan Belajar namun rancangan ini butuh pendampingan, sosialisasi, dari sisi SDM juga butuh penguatan dan IPTEK juga. Karena sebenarnya kalau kita fokuskan ke UN saja, ini bisa dilaksanakan dalam satu tahun atau bahkan satu semester pada tahun ketiga. Namun di tahun pertama dan kedua bagaimana? Selain itu, kalau yang di fokuskan adalah UN saja, maka hasil akhir yang di pikirkan anak2 ya hanya pelajaran UNnya, sedangkan mata pelajaran yang lain hanya sebagai pemanasan saja, nggak ada bekasnya. Nah ini yang kami pikirkan. Biar mereka nggak focus ke mata pelajaran yang di UN kan saja, kami punya rancangan untuk membuat semacam karya ilmiah. (W01/Ustadz Solahuddin/24-11-2015/14.43 WIB)
7) Implementasi Strategi Mencapai Visi Life Skill Pada bidang life skill, pelaksanaan program life skill juga di bagi menjadi tiga bagian yaitu masuk pada ekrtrakurikuler sekolah, pada akademik, dan pada intrepreneur berbasis syariah. Program Ektrakurikuler yang paling diminati dari tujuh bidang ektrakurikuler yang ditawarkan adalah ektrakurikuler IT dan Thibbun Nabawi. Ektrakurikuler IT lebih memfokuskan pada desain grafis dengan Ustadz Misbah sebagai pembinanya. Hasil yang bisa di lihat dari ektrakurikuler IT ini adalah desain iklan penerimaan siswa baru tahun 2015/2016 SMP IBS Al-Mustaqimiyah oleh siswa kelas XII yang diiklankan melalui tabloid Media Ummat edisi Januari 2015. Sedangkan untuk Thibbun Nabawi, SMP IBS Al-Mustaqimiyah bekerja sama dengan Ustadz Fatah, praktisi Thibbun Nabawi dari luar Yayasan Al-Mustaqimiyah. di bawah pembinaan ustadz Fatah inilah siswa telah bisa melakukan praktek pengobatan Thibbun Nabawi yang dilakukan pada bakti sosial siswa SMP IBS Al-Mustaqimiyah pada masyarakat Bromo dan masyarakat sekitar Yayasan Al-Mustaqimiyah. Program bakti sosial ini ternyata di sambut baik oleh masyarakat. Sebagaimana di tegaskan oleh ustadz Pepi berikut: Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 31 Thibbun nabawi, kita juga sediakan sarananya, bahkan anak-anak itu sudah berani untuk BAKSOS, hingga saat ini (oktober 2015) kita sudah 2 kali mengadakan Baksos di Bromo. insyaAlloh, kita mau ngadain baksos juga, namun di sekitar SMP IBS Al-Mustaqimiyah sini. Kita kerjasama dengan praktisi Thibbun Nabawi dari Lumajang. Ustadz Fatah. Beliau yang membimbing anak-anak. Dan Al hamdulillah ga ada keluhan dari masyarakat setelah menghadiri Bakti sosial tersebut, ya semoga ga ada. Artinya respon masyarakat baik. Saat itu kita menawarkan kemasyarakat, dan mereka menerima. Ada sekitar 50 orang saat baksos yang pertama. (W03 dan W12/Ustadz Pepi/25-11-2015/14.11 WIB) SIMPULAN DAN SARAN Penjabaran manajemen strategis di SMP IBS Al-Mustaqimiyah terdiri atas empat elemen dasar , yaitu: 1) Pemindaian Lingkungan (Environmental Scanning); Pemindaian lingkungan adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi dari lingkungan eksternal maupun internal bagi orang-prang penting dalam perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis – elemen eksternal dan internal yang akan menentukan masa depan perusahaan. 2) Perumusan Strategi ( Strategy Formulation): Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Setelah mengetahui yang menjadi ancaman yang dihadapi perusahaan, peluang atau kesempatan yang dimiliki, serta kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan, maka selanjutnya kita dapat menentukan atau merumuskan strategi perusahaan. 3) Implementasi Strategi (Strategy Implementation); Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. 4) Evaluasi dan Kontrol (Evaluation and Control); Evaluasi dan kontrol mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh perusahaan. Hal ini berarti membandingkan antara kinerja perusahaan dengan hasil yang diharapkan perusahaan. Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Ukuran apa yang dipilih untuk mengukur kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan yang akan dicapai.
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016
P a g e | 32 DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2009. Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Fattah, Dr. Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://mediaumat.com/anjangsana/1770-36-yayasan-pondok-pesantren-aMustaqimiyahlumajang-jawa-timur.html. di unduh tanggal 7 April 2015, jam 20.00 WIB. http://noblegrey.wordpress.com/strategic-management/ di unduh tanggal 6 april 2015, jam 09.26 WIB. http://zamanmaniaceh.blogspot.com/2012/12/hubungan-manajemen-stratejikdalam_7768.html, diunduh tanggal 6 April 2015, 07.30 WIB. https://voiceofmuslimahbekasi.wordpress.com/2009/05/15/karakter-islam-syaksiyahislamiyah/, diunduh tanggal 26 Juni 2015, pukul 12.36 WIB. Gunawan, Adi.W. 2006. Petunjuk Praktis Untuk Mencerdaskan Accelerated Learning, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa, Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan NilaiNilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Pearche and Robinson. 2008. Manajemen Strategis-Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi Sepuluh, jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik dilengkapi dengan Contoh Rencana Strategis dan Rencana Operasional. Bandung: Refika Aditama. Taqqy-Din al-Nabhani, 2007. Al-Shakhsiyah Al-Islam: Jilid I. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.
Ahmad Zarkasyi Tamaddun Volume 1, Nomor 1, September, 2016