NARASI > >
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
17
“Sekilas Perjalanan Simpul Siswa”
T
ak terasa Simpul Siswa telah memasuki adalah mesin stensil milik sekolah yang kerap usianya yang ke- 16 pada November 2012 digunakan untuk mencetak soal-soal ujian.Hanya ini. Terbit pertama kali pada November cover depan dan belakang yang dicetak full color di 1996, Simpul Siswa, seperti tercantum pada boks sebuah percetakan di Medan. redaksi, “merupakan wadah penyaluran kreativitas Sudah bia diduga, saat kru Simpul mempersiapkan seluruh subjek yang terlibat dalam proses edisi kedua yang terbit Maret 1997, surat pembaca penyelenggaraan pendidikan di Yayasan Perguruan Simpul dipenuhi kritik soal mutu cetakan Simpul edisi Sultan Iskandar Muda. perdana yang dinilai Diterbitkan sebagai salah kabur, buram, serta satu sarana untuk menunjang foto-foto yang “bikin pencapaian profil lulusan sakit mata” yang “Pada edisi ketiga Simpul juga telah yang berwawasan kebangmelihat! memperoleh ISSN (International saan, dan dalam skala Tentu kru Simpul Standar Serial Number), yaitu 1410mikro, menjadi pelopor berbesar hati menepembau-ran di lingkungan rima kritik tersebut, 3508 dari ISDS (International keluarga/sosial”. karena kenyataannya Standards Data System) yang Itulah kredo Simpul memang demikian. enambelas tahun lalu! Beruntung pada edisi berpusat di Paris.” Seperti makna Simpul kedua, dr. Sofyan itu sendiri yang berarti tali Tan, selaku Ketua pengikat, penerbitan yayasan memahami majalah ini juga diniatkan sebagai jembatan untuk masalah itu. Beliau pun mengusulkan agar Simpul saling menjalin silaturahmi diantara siswa yang dicetak secara profesional di sebuah percetakan. beragam dalam interakasi keseharian mereka. Pada edisi itu juga Simpul mendapat pemasangan Pada edisi perdana Simpul terbit dalam kemasan iklan dari sebuah perumahan yang ada di kawasan sderhana. Format ukurannya juga jauh lebih mungil Sunggal dan sebuah bank swasta. dibanding ukuran majalah yang ada sekarang ini (A-4). Pada edisi ketiga yang terbit Mei 1997, ada dua Kesederhanaan tampak dari produk cetakan Simpul, peristiwa yang menandai babakan baru penerbitan yang waktu itu menggunakan mesin stensil sekolah. Dus Simpul. Pada 15 April 1997, Pangdam I/BB Mayjen halaman isinya yang full hitam putih! TNI H. Sedaryanto meresmikan Mesjid Al Syarifah Mesin stensil yang digunakan untuk mencetak
NARASI > >
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
18
PPG/STT/1998. Walau STT kini tak lagi diberlakukan, namun sebagai bagian dari sejarah, maka mulai edisi ini dan seterusnya. Simpul akan mencantumkan nomor STT dan nomor ISSN pada setiap edisinya! Kedua, krisis ekonomi nmulai “gila-gilaan”, ditandai dengan melonjaknya nilai kurs dollar tehadap rupiah sehinga mengakibatkan harga kertas melonjak drastis, Simpul selama 1,5 tahun untuk semntara waktu tidak terbit dan berubah yang ada dalam kompleks sekolah. Tak menyia- menjadi majalah dinding! Setelah krisis mulai mereda, nyiakan kesempatan itu, dua kru Simpul, yakni Weni pada November 1999 Simpul kembali terbit dengan dan Reni, ditugaskan untuk melakukan wawancara format lebih sederhana, isi tak lagi berwarna, temasuk eksklusif dengan Pangdam! Dan mereka berhasil cover depannya. melaksanakan tugas tersebut. Sejak 2000-2009, Simpul berubah format Kedua, pada edisi ketiga Simpul juga telah menjadi tabloid,seiring perubahan pengelola. Orientasi memperoleh ISSN (International Standar Serial Num- isi dan gaya.penulisan pun berubah lebih “ngepop”. ber), yaitu 1410-3508 dari ISDS (International StanNamun semenjak April 2009, Simpul berubah dards Data System) yang berpusat di Paris. Perolehan format menjadi majalah kembali, dan sebagian isi ISSNdi negara kita di bawah naungan Pusat dicetak berwarna. Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI Jakarta. Orientasi isi dan gaya penulisan coba diramu Dengan memperoleh ISSN, maka Simpul Siswa sejak dengan gaya jurnalistik, gaya ngepop ala remaja yang itu “mejeng” di Perpustakaan Dunia bersanding dengan kerap ditandai bahasa slank, namun demikian tetap terbitan lain dari penjuru dunia! Selain itu Simpul juga memerhatikan kaidah penulisan yang standar. terbit berwarna untuk beberapa halaman isi. Pengelola Simpul sadar, pembaca apapun Pada periode 1998 - 2000, ada dua lagi peristiwa ceritanya, adalah tuan dari sebuah penerbitan. Karena penting yang menandai perjalanan Simpul. Pertama, itu agar bisa lebih “dekat” dengan dunia mereka, maka untuk memenuhi ketentuan regulasi negara cq beberapa isi Simpul pun kini bercerita tentang ‘budaya Departemen Penerangan tentang penerbitan khusus, pop” yang tengah dominan diakrabi mereka. Misalnya Simpul diwajibkan untuk memiliki STT (Surat Tanda serial artis K-Pop! Terdaftar) sesuai SK SK Menpen RI No.1039 Pembaca, begitulah sekelumit riwayat perjalanan DIRJEN/PPG/STT/1986. Setelah diurus, Simpul Simpul Siswa. semoga berguna dan memberi informasi kemudian memperoleh STT No. 2463/SK/DITJEN tambahan untuk pembaca! ( J Anto).
SIMPUL SISWA
OPINI > >
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
18
Pendidikan Multikultural: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Oleh: Tracey Yani Harjatanaya, B.A (Cantab), Msc (Oxon) Dewan Pembina YP SIM Pendidikan multikultural merupakan setidaknya tiga hal: sebuah ide atau konsep, sebuah pergerakan perubahan pendidikan, dan sebuah proses. Pendidikan multicultural mengandung ide dimana semua peserta didik – terlepas dari jenis kelamin, status sosial, dan karakteristik etnik, rasial atau kultural – harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah (Banks, 2010: 3; terjemahan penulis)
D
ilihat dari pengertian di atas, dapat dirangkum bahwa pendidikan multikultural itu lebih dari sekedar konsep. Terkandung di dalamnya maksud dan tujuan untuk mencapai suatu transformasi sosial yang berpijak pada nilai-nilai keadilan dan kesetaraan. Jika dilihat dari sejarahnya, pendidikan multikultural yang pertama kali berkembang pada tahun 1960-an di Amerika Serikat memang lahir sebagai suatu bentuk pergerakan menentang politik diskriminasi rasial yang dilakukan oleh kelompok berkulit putih terhadap kaum berkulit hitam. Pendidikan sudah sejak lama diakui oleh sebagai salah satu dimensi sosial yang memegang peranan penting dalam menciptakan perubahan, dan dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah untuk terwujudnya dunia yang lebih damai, adil dan anti-diskriminasi. Di Indonesia sendiri, wacana pendidikan multikultural baru mulai marak dipromosikan setelah era reformasi dimulai pada tahun 1998. Hal ini menunjukkan bagaimana pendidikan kembali menjadi salah satu elemen penting yang mendukung tercapainya reformasi yang dicita-citakan. Satu hal yang lalu menjadi menarik untuk dipertanyakan adalah mengapa pendidikan multikultural baru mulai ramai
diperbincangkan pada zaman reformasi – 30 tahun setelah revolusi dimulai di Amerika. Padahal, jika melihat kepada UUD 1945 dan Pancasila selaku falsafah dan ideologi negara kita, Indonesia sejak awal didirikan sebagai suatu negara pada tahun 1945 sebenarnya sudah menganut paham multikulturalisme. Semboyan Negara kita, ‘Bhinneka Tunggal Ika’ juga dengan jelas menyatakan bahwa biarpun Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, semua rakyatnya harus tetap bersatu dalam keberagaman yang ada. Pasalnya, pada zaman Orde Baru, demi mencapai stabilitas nasional, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila dalam aplikasinya tidak benar-benar dipakai sebagai basis untuk mengekplorasi dan memahami perbedaan yang ada, melainkan mereka dijadikan alasan untuk menutupi segala perbedaan yang dianggap dapat menyebabkan disintegrasi bangsa. Pendekatan asimilasi diperkenalkan untuk ‘mengatasi’ perbedaan yang dirasakan dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Golongan marginal dipaksa untuk melepas budayanya sendiri dan melebur ke dalam budaya dominan yang diklaim sebagai budaya nasional. Padahal jika kita melihat kembali ideologi negara, budaya dari setiap kelompok etnis seharusnya
merupakan bagian dari budaya nasional. Alhasil, banyak pihak yang melihat era pra-reformasi sebagai era yang hanya diisi dengan konsep monokultur (satu kultur). Di dunia pendidikan, berbeda dengan Afrika Selatan yang menggunakan strategi segregasi pada era Apartheid, di Indonesia cara ‘menangani’ perbedaan pada zaman Orde Baru ini dilakukan dengan mengadopsi konsep monokultur. Ini dapat terlihat dari program sekolah pembauran yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia waktu itu, dimana proses pembauran antara kelompok pribumi dan non pribumi dilakukan di sekolah. Walau program pembauran ini mempunyai nilai positif karena dapat mendekatkan berbagai pihak dari kelompok etnis yang berbeda, usaha untuk menghilangkan budaya dari kelompok yang dianggap ‘kurang keIndonesiaannya’ ini tentunya sangatlah bertentangan dengan semangat kebangsaan yang
OPINI >> notabenenya melihat keberagaman sebagai jati diri bangsa Indonesia. Makanya YPSIM sebagai salah satu sekolah yang berprinsip membangun keberagaman, sejak awal didirikan pada tahun 1987 sudah /menyusung konsep pendidikan multikultural dalam mencapai visinya, walaupun sering dikenal sebagai sekolah pembauran. Pendidikan multikultural yang kritis Seperti yang disampaikan di awal, pendidikan multikultural merupakan sebuah bentuk pergerakan transformasi sosial yang menginginkan adanya kesetaraan di dalam proses pendidikan yang ada di sekolah terlepas dari perbedaan yang ada – ras, agama, etnis, status ekonomi, jenis kelamin. Dalam pelaksanaannya di sekolah, berbagai pakar pendidikan multikultural seperti James Banks asal Amerika, Stephen May asal Inggris, juga H.A.R Tilaar asal Indonesia menyarankan pendekatan holistik yang mengintegrasikan nilai-nilai multikulturalisme ke dalam semua aspek persekolahan dalam implementasinya. Akan tetapi dalam prakteknya, ada yang mengaplikasikan pendidikan multikultural secara monolitik, yakni dalam mata pelajaran terpisah. Memang selama ini, dari hasil pengamatan penulis, pendidikan multikultural sudah diterapkan di dalam kelas melalui pelajaran PKn, budi pekerti, sejarah dan sosiologi. Namun, tingkat efektivitasnya dapat ditingkatkan lagi jika penanaman nilai-nilai multikulturalisme ini terintegrasi ke dalam semua pelajaran dan budaya persekolahan. Oleh sebab itu,
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
sekolah sebagai tempat dimana pendidikan formal terjadi harus dapat mengakomodasi terlaksananya pendidikan akan nilai-nilai keberagaman, kesetaraan dan keadilan tersebut. Selain kurikulum, fasilitas yang memadai dan budaya sekolah harus didesign sedemikian rupa untuk mengoptimalkan proses pendidikan multikultural. Selain itu, pendidikan multikultural yang kritis juga harus mampu untuk tidak hanya
mendidik anak mengenai nilainilai kebaikan dan memperlihatkan sisi keindahan dari keberagaman tersebut. Banyak sekolah sering menyatakan bahwa mereka melaksanakan pendidikan multikultural karena mereka menampilkan keberagaman yang ada melalui pakaian adat, tarian, lagu dan makanan tradisional. Hal ini penting tetapi penanaman nilai dan karakter multikultural juga harus dibarengi dengan usaha untuk memecahkan sentimen dan pemikiran stereotip serta prasangka buruk yang sering menjadi alasan untuk membenci dan menyakiti orang yang berbeda agama, ras, etnis, gender atau status ekonomi.
20
Seorang aktivis kemanusiaan berkulit hitam asal Amerika, Martin Luther King dalam pidatonya pada tahun 1963 ‘I Have a Dream’ (Saya mempunyai sebuah mimpi) mengatakan bahwa ia bermimpi agar suatu hari keempat anaknya dapat hidup di negara yang tidak menilai orang berdasarkan warna kulit, tetapi karakternya. Mimpi itu sepertinya perlahan menjadi kenyataan dengan terpilihnya Barack Obama sebagai presiden berkulit hitam pertama di Amerika pada tahun 2008. Dan terpilihnya Obama ini tentunya menunjukkan bahwa pendidikan multikultural yang dilakukan di Amerika sudah mulai membuahkan hasil. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah Indonesia terlepas dari permasalahan sosial yang terjadi dikarenakan oleh perbedaan? Kebijakan otonomi daerah yang ditetapkan seiring dengan semangat reformasi sayangnya membawa efek negatif yakni berkembangnya sifat kedaerahan yang berlebihan yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Banyak pihak yang melakukan tindakan anarki dan membenarkannya atas nama demokrasi. Ke depannya, tugas pendidik pun terlihat semakin berat. Dan pendidikan multikultural yang kritis tampaknya menjadi semakin penting, bukan hanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga untuk menjaga keutuhannya.
CERITA PENDEK >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
21
Hati Milik Sahabatku Oleh : Cut Adelia Desta Sari Kupandangi langit sore ini. Terlihat hanya awan kelabu yang menghiasinya. Setetes demi setetes butiran air membasahi sudut kota ini. Perlahan tetapi pasti. Kulirik arlojiku, jam sudah menunjukkan puku 5 sore. Ternyata sudah 3 jam aku berkutat dengan file-file ini, batinku. Kuseruput secangkir moccacinno yang ada dihadapanku secara perlahan, tak lupa kuresapi bau mocca yang begitu khas ditemani dengan berbagai pemandangan klasik dari kota ini. Kutolehkan wajahku ke sisi lainnya. Kutemui beberapa remaja berumur belasan tahun sedang menghabiskan waktu mereka dengan tertawa bersama, bergembira bersama. Whadda perfect time! Aku dulu juga pernah merasakannya. Dulu. Tanpa kusadari, cukup lama aku memerhatikan mereka. Air mataku terjatuh beriringan dengan hujan yang meratakan seluruh sisi jalan. Aku masih ingat akan saat itu. Saat-saat yang bahkan mungkin tidak akan kulupakan dan tidak dapat kulupakan… Kulangkahkan kakiku memasuki ruangan tamu, tapi… “Dasar egois!! Kamu pikir kamu siapa? Kamu yang membiayai semuanya? Hah? Aku tidak tahu bagaimana jalan pikiranmu itu! Dasar wanita!” “Kamu yang egois, Mas! Kamu selalu memikirkan bahagiamu, bukan bahagia kita!” “Aku sudah muak denganmu” Terdengar suara langkah kaki mendekat. Namun, aku tak peduli. Kuputar balik tubuhku. Niat untuk beristirahat sepulang sekolah di rumah pun sirna. Kuraih telepon genggamku dan menelepon salah satu teman dekatku. Tak perlu aku menunggu waktu yang lama Anne tiba. Segera aku bergabung bersama Anne dan kawan-kawan di dalam mobilnya. Kami segera meluncur ke rumah Anne. Setiba dirumah Anne yang kami lakukan
hanya membuat diri kami bahagia. Sebahagia mungkin. Aku sudah lelah dengan semua yang terjadi. Terlalu sering hal yang tidak harusnya kusaksikan itu malah kusaksikan dengan mata kepalaku. Sudah cukup disaat aku kecil merasakan bagaimana sakitnya kepala ini ketika menyaksikan mereka bertengkar. Aku tak tahu lagi ini sudah keberapa kalinya mereka terus berseteru seperti itu, dengan masalah yang selalu sama. Seperti yang kalian tahu, masalahnya tak jauh dari perempuan. Dasar naluri lelaki! Kurasa aku sudah tak tahan lagi untuk menahan beban ini dengan mengurung diri dirumah. Kalau saja itu terus kulakukan hingga saat ini, tidak lah kecil kemungkinan aku menjadi anak idiot. Karena itulah aku memilih untuk bergabung bersama mereka. Mereka mengerti keadaanku, mereka tahu dan mereka juga merasakan apa yang kurasakan. Ya, mereka juga korban broken home, layaknya aku. “Hey, mbaksist, come on. Wake up, babe! Ngapain sedih mulu. Nggak ada gunanya, keadaan nggak bakalan berubah cuma karena setetes air matamu itu, sudahlah memang nasib kita menjadi seperti ini. Nikmati saja” Anne yang sudah sedikit terpengaruh oleh minumannya mencoba menenangkanku. Langsung kubangkitkan tubuhku, kurebut gelas minuman miliknya. Aku tak perlu berpikir dua kali untuk menenggak minuman ini. Aku sudah sangat sering melakukannya. Pikiranku terlampau kacau. Minuman beralkohol tadi larut di dalam kerongkonanku hanya dengan hitungan detik. Masa bodoh mengenai efek sampingnya. Selama itu membuatku nyaman, akan kulakukan. Cukup lama aku bertahan, sampai akhirnya akupun terjatuh juga. Bukan hanya dengan Anne, aku juga sering menghabiskan waktu-waktu seperti ini dengan Steve, Cecil, dan Ordo. Memang tidak
CERITA PENDEK > >
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
22
selalu hanya dengan mereka sih, tetapi hanya merekalah yang tahu masalahku, masalah keluargaku. ***
tak dapat berhenti. Mungkin memang ini pelarianku yang paling tepat. Tak butuh waktu lama aku sudah tak menginjak bumi lagi. Terbang melayang, tanpa batas, bebas, tanpa ada paksaan.
Matahari menyusup masuk melalui tirai kamar Anne. Mencoba mengusikku dengan kilauannya. Tidurku sudah tidak tenang. Kucoba untuk membangkitkan tubuhku namun beberapa detik kemudian aku terjatuh kembali. Ada rasa pusing yang menyengat kepalaku. Tadi malam pasti aku mabuk lagi, batinku. Tanpa berpikir terlalu jauh aku kembali membawa jiwaku melayang ke alam mimpi. Aku terbangun, jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Kubangkitkan diriku. Kulangkahkan kaki kananku terlebih dahulu menyentuh lantai. Kupegangi sisi-sisi samping tempat tidur. Jalanku masih terhuyung-huyung. Namun kupaksa juga untuk melangkah. Hari ini kuputuskan untuk pulang kerumah dan tidak bermalam di rumah Anne lagi. Wanita yang lebih tua satu tahun dariku itu akan pergi berkunjung ke kota orang tuanya hari itu. Tidak mungkin kan aku tetap memaksa tinggal dirumahnya? Dengan terpaksa sore itu aku pulang kerumah. Baru saja kumelangkah, lagi-lagi…. Ya, aku mendengar seseorang menjatuhkan barang pecah belah. Sepertinya sengaja. Lalu tak lama kudengar suara tangis ibuku. Oke, cukup! Aku memang tak dapat menahan diri untuk terus menahan diri dan tinggal dirumah ini. Aku sudah cukup dewasa! Lihat saja! Umurku sudah 17! Kuputar badanku, kutancapkan gas mobilku, ingin rasanya secepat mungkin menjauhkan pemandangan rumah ini dari hadapanku. Rumah yang mungkin dikagumi orangorang dari luar. Tetapi dalamnya? Busuk! Kalian hanya dapat menemukan bangkai dan luka dirumah itu yang terlanjur banyak. Sudah tidak dapat dibersihkan lagi. Kali ini aku berniat untuk bermalam di rumah steve. Dia lelaki? Ya, memang. Lantas apa peduliku? Aku sudah tidak memedulikan apapun. Hanya dia yang saat ini memiliki waktu luang menemaniku. Sesampai dirumahnya aku hanya diam. Masih terpengaruh emosi. “Sudahlah, Mandy. Jangan ditangisi lagi, kita have fun aja. Kamu tau kan. Ayah ibuku malah sudah bercerai, dan mereka hanya meninggalkan harta yang berlimpah ruah kepadaku. Mereka piker itu sudah cukup. Hahaha” Steve mencoba menghiburku. Aku tak berkutik. Steve bangkit dari tempat duduknya. Kemudian berbalik lagi. Ia menyodorkanku beberapa plastic kecil. Aku mengamati benda tersebut. Langsung kubuka bungkusnya, kunikmati, semakin lama semakin aku
*** Aku mengendarai mobil dengan kecepatan cukup tinggi. Memang aku baru saja menikmati barang haram itu. Aku sudah terbiasa berkendara seperti ini. Kusetel musik yang cukup keras. Mencoba menghilangkan gundah yang masih tersisa. Telepon genggamku bordering. Tanpa melihat terlebih dahulu, telepon degera kuangkat. “Halo? Oh mama. Kenapa?” jawabku setengah sadar. “Iya, ini sudah dijalan pulang. Mandy nggak kemana-mana… AAAAAAAAA!!!” tiba tba ada sebuah truk melintas dari persimpangan lainnya, dan tabrakan tak dapat dihindari. *** Aroma yang kurasakan begitu menyengat, tetepi aroma ini tidak asing lagi bagi penciumanku. Kubuka mataku perlahan yang telah dihujam pencahayaan yang amat sangat menyilaukan penglihatanku. Ya, rumah sakit. Lagi. Sudah cukup sering aku dirawat disini. Mama sudah ada disampingku. Dia hanya menangis. Menunduk di sampingku. Sampai saat ini aku tak tahu apakah yang sebenarnya wanita paruh baya ini tangiskan. Seluruh tubuhku masih utuh, tidak ada cacat. Lalu kenapa? Dari informasi yang kudapat tubuhku hanya mengalami beberapa luka ringan karena kecelakaan kemarin. Tetapi organ hatiku mengalami kerusakan karena aku mengonsumsi beberapa jenis dari kenikmatan haram itu. Dokter memvonis umur tidak akan lama lagi jika hatiku tidak sesegera mungkin dicangkokkan dengan hati yang baru. Proses pencangkokkan ini haruslah benar-benar hati-hati. Tidak hati semua orang dapat dicangkokkan dihatiku. Bahkan yang kutahu, tidak juga terhadap hati mama dan papa. aku menghela pasrah. Mungkin sudah tiada harapan bagiku. Hari demi hari kujalani. Aku masih terbaring di rumah sakit. Kondisi tubuhku terus melemah setiap harinya. Tahukah kalian? Teman yang selama ini aku elu-elukan hilang ditelan bumi. Lenyap. Tiada meninggalkan bekas sedikitpun. Dasar! Mereka hanya menemaniku disaat aku senang, disaat ingin bersenang-senang. Bukan disaat aku terpuruk seperti ini. Hhh! Sudahlah tidak ada gunanya memikirkan mereka. Aku sedang terduduk meratap ke arah jendela kamar rawatku. Saat itu juga dokter dan beberapa
CERITA PENDEK > >
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
asistennya memasuki kamarku. “Tadi pagi datang seseorang, tibatiba saja dia meminta hatinya untuk didonorkan padamu. Setelah kami periksa ternyata hatinya sangat cocok untuk dicangkokkan padamu. Padahal sangat jarang ditemui organ yang cocok dari mereka yang bukan sedarah dengan pasien. Tetapi inilah keajaiban” Aku terbelalak kaget mendengar penjelasan dari dokter. “Kami sudah merencanakan jadwal operasi pencangkokan hatimu. Besok siang tepat pada pukul dua. Jadi saya berharap, banyaklah beristirahat hari ini” dokter Eggy menjelaskan. “Dok, bolehkan saya tahu siapa yang mendonorkan hatinya kepada saya?” Dokter Eggy hanya berbalik, menutup pintu kamar dengan terlebih dahulu membalas pertanyaanku hanya dengan seulas senyum manis dari bibirnya. Aku terheran. Tidak mengerti. Mengapa ia tak menjawab pertanyaanku? Siapakah orang yang mendonorkan hatinya untukku? Bukankah anggota keluargaku tidak ada yang dapat menolongku kali ini? Ah entahlah. Beribu pertanyaan semacamnya berkelibat di otakku. Cukup lelah, aku pun terlelap. *** Kubuka mataku perlahan. Kali ini cukup sulit untuk membukanya. Ternyata penglihatanku dihujam oleh sinar lampu yang sangat menyilaukan mata. Ternyata beberapa perawat baru saja menempatkanku ke ruang ICU. Aku masih harus dirawat intensif. Operasi pencangkokan hatiku berjalan lancar. Aku cukup lega atas semuanya, namun masih ada rasa kecewa yang cukup besar. Terutama terhadap teman-teman dekatku. Termasuk Steve, sesosok sahabat lelakiku yang dahulunya selalu ada sebagai teman curhatku, juga seseorang yang telah mengenalkanku pada barang laknat itu. Ternyata benar, semuanya sudah pergi. Seakan menganggap tidak pernah mengenalku, mengetahuiku. Tanpa sadar air mataku menetes.
23
Sekuat apapun aku bertahan, aku sadar, aku selalu butuh sahabatsahabatku. Hari berganti hari, keadaanku semakin membaik. Dokter sudah mengijinkanku untuk pulang. Aku cukup senang mendengarnya. Entah kenapa aku sangat rindu akan suasana rumah dan juga kedua orang tuaku yang sudah akur, tak ada lagi pertengkaran saat ini. Aku sudah berada cukup lama di rumah sakit, sekitar satu bulan. Hal itu tentu saja sungguh menyiksaku. Selama itu juga tidak ada seorangpun yang mengatakan darimana hati ini kudapatkan. Pikiranku masih terus bertanyatanya hingga saat ini. Hhhhh… kulenguh nafasku. Lagi-lagi aku teringat akan masa laluku itu. Sejenak aku memandang jalanan kota Paris dari sudut salah satu coffee shop sederhana yang cukup sering ku kunjungi. Kuraih tas jinjing milikku. Kumasukkan tanganku ke bagian dalamnya, biasanya isinya hanyalah beberapa dokumen kampusku. Tanpa membutuhkan waktu yang lama barang itu sudah kuraih. Secarik kertas dari Steve dengan tulisan darinya. “Hai, Mandy. Apa kabarmu? Aku tahu saat ini kau pastinya sudah sehat kembali. Maaf aku tak sempat menjengukmu. Aku terlalu sibuk akan pikiranku. Maaf telah membuatmu jatuh ke lubang itu. Maaf aku pamit tanpa izinmu. Pesanku, jangan pernah kau sentuh lagi barang haram itu mandy, buanglah jauh-jauh. Aku menyesal. Tolong jaga hatiku. Aku merindukanmu Ingat! Aku selalu mengawasimu dari surga, buddyJ Sahabatmu, Steve Tanpa kusadari air mataku telah menganak sungai. Terima kasih atas segalanya, Steve. Kau memang teman terbaikku. Aku berjanji padamu akan menjaga hati ini. Tidak akan kusentuh lagi dunia itu, barang laknat itu. Suatu hari, kau pasti akan tersenyum melihat kesuksesan
RAGAM KEGIATAN >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
24
MOSB SMA MOSB (Masa Orientasi Ssiswa Baru) merupakan momen wajib bagi semua sekolah, tidak terkecuali SMA Sultan Iskandar Muda. MOSB SMA SIM dilaksana-kan tanggal 19-21 Juli 2012. Tidak ada diskriminasi atau kekerasan seperti membawa kalung petai, atau membuat kepangan rambut yang banyak. Tidak. Peserta cukup membuat tanda pengenal nama. Siswa yang MOSB tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 170 orang. Mereka di bagi dalam beberapa kelompok untuk memudahkan panitia melakukan koordinasi. Untuk panitia sendiri OSIS mengeluarkan 16 panitia. Walaupun panitia skala kecil tapi MOSB tetap berjalan lancar. MOSB yang diketuai oleh Radian Harol Tarigan dari kelas XII-IPS 2 ini berisi beberapa acara dan kegiatan yang telah terkonsep. Bahkan semua kegiatan yang dibuat para anggota OSIS memiliki makna tersendiri. Pada hari pertama peserta diajak berkenalan dengan sekolah.Pengurus OSIS bertugas memperkenalkan seluruh fasilitas dan letak ruang kelas yang ada di Sultan Iskandar Muda. Termasuk fasilitas rumah ibadah Masjid, Gereja, Vihara, Pendopo. Juga tak ketinggalan Pohon Bisbol, serta filosifinya agar dipahami peserta MOSB. Pada HARI kedua peserta diajak bermain games yang dikemas oleh Bapak Lifransius, guru bidang study olahraga SMA Sultan Iskandar Muda, plus panitia. Semua games yang dirmainkan mengajarkan siswa untuk selalu bekerjasama dalam mencapai kesuksesan. Ini memberi motivasi siswa untuk bisa hidup lebih harmonis seperti sepasang pohon bisbol yang ada si taman belakang sekolah. Selain itu peserta, yang sudah dibagi dalam kelompok, dan memenangkan erlombaan juga diiberi hadiah. Pagi hari sebelum games
Hihikhik, makasih Pak MOSB tahun depan kasih angpaonya pakai cek aja ya paaak, jangan recehan gini.....
Waduuuh, itu si Ucok udah pakai rexona belum ya, akhh tutup hidung aja ahhhh....
Wkkkkkkk,Cok lu lagi ngereap atau mabuk??
dimainkan, peserta juga diajak untuk senam pagi. Pada acara lain, peserta MOSB juga berkenalan dengan alumni SMA SIM yang telah lulus PTN tahun sebelumnya. Acara ini bertujuan untuk memotivasi siswa baru agar lebih giat belajar agar bisa mengikuti jejak sukss seniornya. Kemudian ada juga arahan dari Guru BP. Pada ari ketiga, kgiatan lebih difokuskan pada pencarian bakat untuk kegiatan ekskul.
Beberapa kegiatan ekstrakuri kuler di SMA SIM diperkenalkan oleh para kakak-kakak kelas kepada siswa MOSB. Selain itu ada juga pemilihan kakak-kakak OSIS terfavorit dari berbagai kategori yang langsung dipilih oleh peserta MOSB. Tak ketinggalan kakak-kakak OSIS pun memilih 2 orang peserta menjadi Raja Ratu MOSB 2012/2013. Acara diAkhiri dengan penutupan oleh Kepala Sekolah SMA SIM, Bapak Eddy Jitro Sihombing, M.Pd.
RAGAM KEGIATAN >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
25
Pesantren Kilat Ramadan Seperti tahun sebelumnya, dalam rangka mengisi kegiatan di bulan Ramadan, pihak sekolah kembali mengadakan kegiatan Pesantren Kilat Ramadan. PKR diadakan untuk menyucikan hati dan memberi pelatihan tentang akhlak yang lebih baik untuk siswa Sultan Iskandar Muda. Kegiatan PKR dilaksanakan selama 3 hari terhitung tanggal 22 – 24 Juli 2012. Walau peserta yang ikut tidak lebih banyak dari jumlah peserta tahun sebelumnya, tapi tidak mengurangi keberkahan serta hikmah manfaat acara tewrsebut. Dibantu oleh 50 panitia dan 10 instruktur dari IAIN, PKR dibuka oleh Ibu Finche selaku Ketua Yayasan. Peserta tergabung dari kelas 5,6 SD, dan siswa SMP, SMA juga SMK. Hari pertama peserta berkenalan dengan para instruktur, serta diadakan pembagian kelompok dan forum. Untuk harihari berikutnya mereka diberi pencerahan melalui ceramahceramah dari kakak instruktur juga beberapa ustadz. Untuk kegiatan di forum sendiri, mereka bersama-sama membaca AL-Quran dan menerapkannya dalam kehidupan. Karena AL-Quran adalah pedoman hidup umat Islam sedunia. Sedangkat di pagi hari diadakan salat Dhuha berjamaah setiap harinya, kemudian salat Zuhur dan Ashar berjamaah. Kembali pulang ke rumah masingmasing pukul 5 sore. Begitu banyak kesan dan pesan yang mereka dapat selama 3 hari mengikuti Pesantren Kilat Ramadan di YP.SIM. Diakui para peserta dan kakak panitia juga kakak instruktur bahwa amal ibadah menjadi lebih baik, sedangkan tali silaturahmi antar harmonis. panitia, kakak instruktur juga peserta, panitia, instruktur juga guru Di akhir acara, pada hari ke 3 beberapa guru pembimbing pembimbing menjadi semakin diadakan buka bersama para (Sahayu).
bu, bu, ce
RAGAM KEGIATAN >>
WISUDA TK SIM MERIAH Pada tanggal 16 Juni 2012, TK Sultan Iskandar Muda melakukan kegiatan wisuda untuk anak-anak Angkatan XXIV. Megawati, Kepala TK SD SIM, dalam sambutannya mengharapkan agar anak-anak TK yang telah lulus kelak dapat melanjutkan sekolah mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Pada ksempatan itu, ia juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para orangtua yang telah memercayakan anak-anak mereka untuk dididik di TK SIM. Anak-anak TK yang diwisuda berjumlah 101 orang, terdiri tas 47 perempuan, dan 54 laki-laki. Acara wisuda dimeriahkan dengan berbagai kegiatan kesenian seperti tari, nyanyi dan peragaan busana. Hadir dalam kegiatan itu dr. Sofyan Tan, Ketua Dewan Pembina, Finche, SE, MPSi Ketua yayasan, orangtua anak, dan undangan lain.
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
26
RAGAM KEGIATAN >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
27
Upacara Tahun Ajaran Baru 2012-2013 YP SIM:
Beasiswa Untuk Siswa Berprestasi
T
ahun Ajaran Baru 20122013 YP SI Muda memberikan beasiswa kepada 42 siswa berprestasi dan terampil. Bantuan beasiswa berupa pembebasan uang sekolah untuk juara I, II dan III tingkat SD, SMP, SMA dan SMK secara simbolis diberikan oleh Ketua Dewan Pembina YP SIM,dr Sofyan Tan didampingi Ketua Yayasan YP SIM, Finche SE, MPsi.Khusus untuk siswa/i Taman Kanak-kanak (TK) yang berprestasi diberikan hadiah. Menurut, dr Sofyan Tan pemberian bantuan beasiswa untuk kesekian kalinya dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar lebih tekun belajar. Sofyan Tan juga mengaku gembira karena anak-anak miskin yang ikut program anak asuh ternyata mampu bersaing memasuki sleksi di Perguruan Tinggi Negeri. “Airmata saya tadi menetes, saat tahu ada anak asuh yang lolos masuk ke PTN,” ujarnya. Beliau juga menambahkan bahwa pendidikan merupakan jalan terbaik untuk meraih sukses di masa mendatang. Sofyan Tan juga mengucapkan selamat datang bagi siswa baru, dan berharap siswa lama memberikan contoh dan teladan bagi adik kelasnya agar makin memahami visimisi YP SIM. Khusus bagi siswa SMK, pada tahun ajaran in, telah dibuka
ijurusan baru Teknologi Informasi. Jurusan ini merupakan satu bidang penting bagi perkembangan dunia pekerjaan dan bisnis pada masa mendatang. “Kerja atau menjadi pedagang sama pentingnya untuk mengetahui teknologi informasi,”ujarnya.
Pihak yayasan juga saat ini tengah menyiapkan pendirian sekolah tinggi, dimana aktivitas belajarnya dilakukan pada sore hari. Dengan demikan secara penuh gedung YP SIM bisa dimanfaatkan secara baik dan maksima (Siong)
Ketua Dewan Pembina YP SIM,dr Sofyan Tan menyerahkan SK beasiswa kepada siswa berprestasi Tahun Ajaran Baru 2012-2013. BAWAH.Para penerima beasiswa berfoto bersama yayasan dan kepala sekolah.
RAGAM KEGIATAN >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
Belajar Asyik Bahasa Mandarin di SIM
H
ari Senin (6 Agustus) sampai dengan hari Jumat (10 Agustus) pada pukul 12.00, pendopo SIMselalu ramai dikunjungi oleh anak-anak SD kelas 6. Usut punya usut, ternyata mereka semua berkumpul untuk mengikuti pembelajaran bahasa Mandarin yang diselanggarakan oleh kakak-kakak yang berasal dari ‘National University of Tainan’ yang merupakan salah satu universitas yang ada di Taiwan. Dengan total rombongan 13 orang mereka mengajarkan siswasiswi SD SIM bahasa mandarin dan juga kebudayaan China dengan metode yang cukup menarik. Seperti menari dan menyanyi dengan bahasa mandarin, membuat layangan, memutar video tentang kebudayaan China dan masih banyak lagi. Pada hari terakhir yaitu pada hari Jumat, Simpul mendapat kesempatan untuk mewawancarai mereka. Bertempatkan di kantin sekolah, kami berbincang tentang kedatangan mereka ke SIM. Ternyata, dari 13 orang tersebut, tidak semuanya asli orang China, ada juga kakak-kakak yang berasal dari Negara lain tetapi berkuliah di Taiwan yaitu Kak Luong Lap Quoc yang berasal dari Vietnam dan kak Nastasia yang berasal dari Medan, Indonesia. Kedatangan di SIM Kedatangan kakak-kakak dari ‘National University of Tainan’ ke Indonesia ternyata bukanlah yang pertama kali. Mereka sebelumnya sudah pernah mengungjungi sekolah Bodichita, dan untuk yang kedua kalinya mereka mengunjungi SIM. Selain datang dengan tujuan mengajarkan bahasa mandarin dan memperkenalkan budaya China, ternyata mereka sedang menjalankan test sebagai guru. Jadi, kedatangan mereka ini menentukan apakah mereka sudah bisa menjadi seorang guru di Taiwan kelak
28
RAGAM KEGIATAN >> Senang Susahnya Mengajar di SIM Kakak-kakak tersebut mengaku cukup senang mengajar anak-anak SD di SIM, karena murid-muridnya yang semangat dan tertarik selama kegiatan berlangsung. Namun, mereka mengalami sedikit kesusahan dalam hal berkomuni-kasi dan juga waktu yang diberikan untuk proses pembelajaran yang kurang. Cara Gampang Belajar Bahasa Mandarin Menurut kak Nastasia yang dulunya bersekolah di SMA Putri Cahaya, belajar Mandarin itu sebenarnya gampang. Menurut cerita kak Nastasia, pertama kali ia datang ke Taiwan, ia sama sekali tidak bisa berbahasa mandarin, hanya bermodalkan beberapa kosakata mandarin dan juga bahasa Inggris. Namun, karena berkeinginan kuat agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang disana, kak Nastasia berusaha keras mempelajari kosakata baru dan juga sering berbicara dengan orang-orang lokal. Nah, dari sanalah bahasa mandarin kak Nastasia ditempah. Selain itu, kak Nastasia juga menyarankan agar sering-sering mendengar lagulagu berbahasa mandarin supaya telinga kita terbiasa dengan bahasa mandarin Kesan Berkunjung ke Medan Berada di Medan selama 5 hari cukup member kesan mendalam bagi kakak-kakak tersebut. Mereka merasa senang dapat berkunjung ke Medan terutama SIM meskipun suhu di Medan mereka rasa sangat panas. Mereka juga berharap dapat mengunjungi SIM di lain waktu, karena mereka senang dengan orang-orang di SIM yang ramah dan memberikan pelayanan yang bagus pada mereka. (Riyan MW)
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
29
MEMORI >>
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
29
Mereka Bertutur tentang SIM
lainnya yang ada di YPSIM ini. Guru yang saat ini menjabat sebagai kepala Tata Usaha SIM dan guru dari Pengantar. Tiga orang guru, Pak Mulyono, mata pelajaran IPS dan KTK SMP ini mengaku sudah Ibu Zulnaina Gustina dan Ibu Esah adalah saksi cukup banyak mendapatkan fasilitas yang diberikan dari awal perjalananan seperempat sekolah ini. yayasan yang memang diberikan secara merata bagi Kepada kru Simpul mereka menuturkan seluruh guru dan pegawai seperti tanggungan biaya sejumlah kesan dan pengalaman mereka untuk sekolah anak, askes, dana pensiun, dan masih banyak pembaca Simpul. Red. fasilitas lainnya. “Bagi saya, mutu guru YPSIM semakin hari semakin meningkat dengan sangat signifikan. Di sini kita bisa lihat beberapa guru yang sedang meneruskan Drs. Mulyono, MPd S2 seperti Ibu Ummi, Ibu Listiani, Ibu Vina, Ibu “Hanya 6 kelas, berlantai 1, halaman tanah yang Yohani, Pak Berlim dan beberapa guru lainnya, dan apabila terkena hujan akan becek, itulah pembangunan seluruh biaya lanjutan sekolahnya dibiayai oleh pihak pertama. Beberapa tahun kemudian dibangun yayasan,” ujar anak kedua dari delapan bersaudara ini. tambahan lantai 2 dan pada pembagunan ketiga Guru yang akrab disapa Pak Mul ini juga sama dibangunlah ketiga rumah ibadah yaitu Mesjid, Gereja, halnya seperti guru lainnya yang pastinya merasakan dan Vihara yang dapat kita temui di halaman belakang suka duka selama proses pembelajaran, tetapi beliau sekolah kita. Pada pembangunan terakhir, seluruh mengaku akan terus setia mengabdi untuk YPSIM gedung di sekolah kita sudah berlantai 4, juga pada karena menurutnya apa yang menjadi tujuannya selama saat ini bangunan untuk unit TK sedang dibangun,” ini ada di Sekolah yang sudah berdiri selama begitulah ujar guru lulusan S2 Universitas Negeri seperempat abad ini. Medan ini mengenai perkembangan dari gedung “Saya berharap, Sultan Iskandar Muda dapat Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda. menjadi sekolah percontohan dalam hal pembauran, Begitu juga fasilitas yang selalu bertambah setiap pendidikan, budi pekerti, sekolah yang berkualitas dan kali adanya pembangunan. Beliau juga mengatakan berkwantitas. Untuk para siswa-siswi SIM sadarilah prestasi siswa Sultan yang dari tahun ke tahun semakin sebagai kebutuhan di masa depanmu kelak, Nak! gemilang. Sebagai buktinya ruangan kantor YPSIM Ikutilah semua perkembangannya dari masa ke masa.” kini dipenuhi oleh berbagai trophy dari bermacam Ucap laki-laki kelahiran 22 Juli 1959 tersebut. perlombaan yang dilakukan oleh siswa. Bukan hanya dibidang intrakurikuler saja, tetapi Esah, SPd (Guru Mata Pelajaran IPA SD) siswa juga sangat berprestasi di bidang ekstrakurikuler, Saat Tim Simpul mendatangi beliau, ibu yang seperti cheerleader, klub lukis, klub badminton, dan akrab disapa Ibu Esah ini tersenyum ramah
MEMORI>>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
menanggapi kedatangan kami. Beliau adalah salah satu guru yang dari sudah mengabdi untuk YP SIM mulai dari awal berdiri hingga saat ini. Wow! Bayangkan saja, beliau sudah diajak bergabung dengan tim Yayasan mulai dari awal berdiri, bahkan sebelum dibangunnya Sekolah Sultan Iskandar Muda Ibu dari tiga orang anak ini sudah ikut bekerja sama dengan Bapak dr. Sofyan Tan. Ibu Esah saat ini mengajar untuk unit SD dan menjabat sebagai koordinator TK YP.SIM. “Sekolah ini sangat menghargai guru-guru dan pegawainya juga faslitas untuk guru yang diberikan sangat menjamin,” begitu ujar guru kelahiran 17 Januari 1967 ini. Fasilitas yang telah diterima beliau sangat banyak, seperti jaminan kesehatan, biaya kuliah anak yang ditanggung pihak yayasan sampai dengan sang anak lulus dari PTN, juga uang bonus. Uang tersebut dibayar berdasarkan lamanya mengajar guru. Fanny Wiranata, salah satu guru TK YP. SIM merupakan anak kandung dari Ibu Esah sendiri. “Mutu Sultan dan pembangunan gedung berjalan sangat pesat setiap tahunnya. Bahkan tidak bisa dibandingkan lagi awalnya gedung sekolah ini terbentuk yang hanya berbentuk ‘L’ dengan gedung sekarang yang begitu bagus. Cukup banyak perbedaan yang saya rasakan, mulai dari mutu pendidikan, guru yang semakin berkualitas, dan fasilitas yang semakin memadai setiap tahunnya.” begitu ujar anak bungsu dari 12 bersaudara ini. “Saya sangat berterima kasih kepada Pak Sofyan Tan karena telah membangun sekolah ini,” begitu tuturnya. Biarpun cukup banyak suka duka yang dialami oleh guru lulusan STKIP Reama Jurusan Biologi ini tetap bertekad akan terus mengajar di sekolah yang menjunjung keberagaman dan bukan keseragaman ini.
31
X X
Ibu Esah dan Pak Mulyono (tanda X) saat Peresmian Gedung Sekolah SIM untuk tahun pelajaran pertama April 1988.
berdiri. Fasilitas yang ada juga sangat amat terbatas dan unit yang ada hanyalah unit TK dan SD. Pada awal mengajar, Ibu yang sudah mengabdi 25 tahun untuk YPSIM ini hanya mengajar bidang studi IPS. Namun, setelah menyelesaikan S1 nya beliau berpindah bidang studi menjadi guru mata pelajaran IPA bagi unit SD. “Cukup banyak suka duka yang saya alami selama saya mengajar di sekolah ini. Selama mengajar saya mengaku cukup terhibur karena tingkah murid-murid SD yang terkadang cukup menghibur dan tentunya itu juga membuat saya lebih awet muda karena menyaksikan tingkah dan celotehan mereka. Duka selama mengajar tidaklah terlalu mendalam. Saya hanya merasa sedikit terbebani saat adanya sekolah siang, sehingga saya harus berada di sekolah untuk mengajar dari pagi sampai sore. Tetapi itu dulu, seiring berjalannya waktu saya cukup menikmati pekerjaan saya. Cukup banyak guru dari berbagai unit yang dapat menjadi tempat saya bercengkrama selama di sekolah.” Ujar guru tamatan Universitas Islam Sumatera Utara tersebut. Zulnaina Gustina SPd Wanita yang merupakan anak ke 2 dari 7 Pada siang hari sepulang sekolah, tim simpul bersaudara dalam keluarganya mengatakan kalau ia berkesempatan untuk mewawancarai salah satu guru cukup senang dangan peningkatannya sikap guru bagi senior yang masih mengajar di Yayasan Pendidikan toleransi antar agama dan suku. Setahu beliau, saat Sultan Iskandar Muda untuk unit SD. Beliau mengaku awal mengajar guru-guru masih sering berkelompok akan tetap mengajar di Sultan, “Saya mendapatkan dan tidak berbaur. Tidak sama halnya dengan saat ini, cukup banyak fasilitas, mulai dari asuransi kesehatan, guru-guru menjadi lebih kompak dan saling menghargai pendidikan bagi anak-anak saya, dana pensiun, sampai antar perbedaan. “Saya berpesan agar siswa-siswi dengan sarana pembelajaran yang sangat lengkap dan YPSIM terus semangat dalam belajar agar dapat mempermudah saya pada saat proses belajar mencapai cita-cita. Jangan takut untuk terus mengajar.” Ibu Zul mengaku ia menerima gaji awal berprestasi. hanya sebesar Rp 400.000 perbulannya dan saat ini Untuk Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda beliau sudah memperoleh gaji kurang lebih sebesar Rp saya ucapkan selamat ulang tahun perak, semoga 3.000.000.000 perbulannya. Menurut guru kelahiran semakin hari semakin maju dan terus Berjaya.” (Cut Banda Aceh, 5 Agustus 1958 ini, Sekolah Sultan Adelia) Iskandar Muda hanya memiliki tiga kelas pada awal
KOLOM >>
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
32
Lahirnya Mars Sekolah SIM
Oleh: Soni Harsana
S
uatu hari, muncul dalam benak saya gagasan untuk menciptakan lagu mars sekolah Sultan Iskandar Muda. Ide atau gagasan itu jujur saja, dipicu oleh rasa penasaran. Sudah banyak sekolah di Medan yang punya mars sekolah. Mars sekolah telah jadi simbol kebanggaan guru, apalagi siswa, juga para alumni sekolah. Saat didakan lomba vokal group antar sekolah, biasanya salah satu nomor lagu yang dikompetisikan juga mars sekolah. Pertanyaannya, kenapa sekolah Sultan Iskandar Muda waktu itu belum punya lagu mars sekolah sendiri? Rasa penasaran mengaduk-aduk batin saya sebagai guru musik. Ujungnya kemudian saya sampaikan ide untuk membuat lagu mars sekolah itu kepada Pak Sofyan Tan selaku Ketua yayasan. Tentu dengan berbagai argumen seperti sudah disebut sebelum-nya.Gayung bersambut. Rupanya beliau setuju dan senang mendengar ide tersebut. Sejak itu, mulailah saya mencari ilham untuk memperoleh syair lagu yang cocok untuk dijadikan mars sekolah. Tentu saja saya paham bahwa syair lagu tersebut harus sesuai dengan visi dan misi sekolah, juga tak boleh bertentangan dengan ideologi Pancasila. Saat itu, zaman Orde Baru, siapa sih yang tidak berhati-hati jika hendak berkreasi, apalagi untuk menciptakan syair sebuah lagu? Begitulah dalam waktu kurang lebih seminggu, selesai sudah syair lagu tersebut saya cipta. Tahap selanjutnya saya kemudian membuat not angka dan not balok. Setelah selesai, saya kemudian membawa syair dan not balok lagu tersebut ke Pak Sofyan syair lagu itu. Rupanya beliau tak keberatan. Namun
demikian, setelah selesai dengan Pak Sofyan, saya juga memperlihatkan syair lagu tersebut kepada Pak Soetardjo selaku penasehat yayasan. Saya minta juga beliau untuk menilai dan mengoreksi syair tersebut jika ada yang salah atau bertentangan dengn nilai-nilai Pancasila atau UUD 45.Beliau itu kan salah seorang sesepuh Golkar. Saya gembira karenaPak Tardjo juga berkomentar bahwa syair lagu itu baik dan mengandung nilai patriotisme. Tentu saja saya jadi bangga. Sseorang guru senior yang sudah lama mengajar di sekolah juga saya mintai komentarnya. Setali tiga uang, ia juga bilang bagus. Untuk pertamakalinya lagu Mars YP SIM dinyanyikan oleh siswa-siswi SMA Sultan Iskandar Mudap ada acara HUT YP SIM tahun 1992. Waktu itu, hadir juga Pak Sarwono Kusumaatmadja, Menteri Lingkungan Hidup RI. Itulah sekelumit sejarah lahirnya lagu Mars SIM. Viva SIM!
SEKITAR KITA >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
33
Mereka Yang Meraih Prestasi Sejumlah siswa Sultan Iskandar Muda meraih prstasi dalam berbagai bidang perlombaan, sebagian dari mereka juga diterima di sejumlah Perguruan Tinggi Negri. Simpul mendokumentasikan dan menyajikan kembali sekilas raihan prestasi mereka.
Amanda dan Lusiana Juwita
AMANDA DIAN SUCI Amanda, begitulah panggilan akrab yang sering di lontarkan teman-temannya. Ia siswa yang giat meraih prestasi dalam bidang B.Inggris. Berbagai perlombaan di bidang B. Inggris sering ia ikuti, dan tidak lepas ia juga selalu membawa pulang piala di setiap kompetisi yang di ikutinya, seperti lomba pidato B. Inggris yang diselenggarakan oleh Konjen Amerika Serikat tahun 2010 Tingkat Sumut, dengan peringkat ke-2, pidato B. Inggris yang di adakan oleh Penerbit Erlangga tahun 2010 Tingkat Sumut, dengan peringkat ke-2, pidato B. Inggris yang diselenggarakan oleh Konjen Amerika Serikat tahun 2011 tingkat Sumut, dengan peringkat ke-2. Amanda Dian Sucia(16) mengaku memang suka B. Inggris, ia juga mengatakan kalau B. Inggris merupakan bagian dari hidupnya. Senang dan bangga dengan hasil yang diraih karena semua persiapan tidak sia-sia. Kini tinggal persiapan untuk mengikuti perlombaan selanjutnya untuk bisa ikut serta pergi ke Amerika. “Saya sangat berterima kasih kepada mama saya, mam Yohani, dan temen-teman aku yang luar biasa, karna berkat doa dan dukungan mereka aku bisa mendapatkan hasil ini,” ujar anak ke-1 dari 2 bersaudara ini. Tidak segampang seperti membalikkan telapak tangan untuk meraih semua
prestasi ini, banyak juga kegagalan yang di alami untuk sampai di titik atas. Tapi bagi Amanda itu menjadi pengalaman yang berharga untuk bisa menjadi lebih baik lagi dan hasilnya kini telah ia dapatkan. Kecintaannya di B.Inggris membuat dirinya bertekad dan berkeinginan membuat B.Inggris menjadi bahasa ke dua di negara kita ini, agar tidak ada lagi yang benci dengan B.Inggris ataupun mengatakan B.Inggris itu rumit, karena sebenarnya belajar B.Inggris itu sangat menarik dan gampang untuk kita pahami bila kita ada kemauan, jelas Amanda. Amanda berkata bahwa ia akan terus berprestasi di bidang B.Inggris dan terus mengasah kemampuannya. Semangat y buat Amanda, spiritttt…….Oh ya, Amanda pada 2012 telah lulus dan diterima di Fakultas Antropologi Universitas Negri Medan. LUSIANA JUWITA Lusiana adalah cewek pecinta pelajaran Kimia. Ya, ini terbukti saat ia ikut serta dalam perlombaan Olimpiade Kimia Methodist-2 Expo 2010 dengan menggendong Juara III. Kecintaanya terhadap kimia tumbuh sejak ia duduk di kelas 1 SMP. Ia menyukai kimia karena baginya kimia itu menarik dan sangat penting jika di aplikasikan dalam kehidupan seharihari. Cewek kelahiran 27 April ia adalah sosok cewek yang rajin belajar dan pendiam, tapi prestasinya tidaklah diam, ia juga berprestasi di dalam sekolah sehingga ia mendapatkan beasiswa. Baginya dengan rajin belajar dan sering membahas kembali soal-soal yang ada itu membuat cewek dari 2 bersaudara ini menjadi lebih siap dalam menghadapi perlombaan baik di dalam maupun luar sekolah. Saat ini Lusiana berhasil diterima di Fakultas USU Jurusan Farmasi. Selain di bidang kimia, ia juga pernah mendapatkan Juara I bersama dengan temantemannya yaitu : Kiki Amelia dan Triswer Kaur dalam perlombaan lomba cerdas cermat tingkat SMA SUMUT oleh STIE/STMIK IBBI. Rasa bahagia sudah pasti, mereka juga tidak menyangka
SEKITAR KITA >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
34
bakalan mendapatkan peringkat pertama, itu semua berkat kekompakan dan kerja keras mereka. Lusiana, Triswer, Kiki sangat bertrimakasih kepada semua yang telah mendukung mereka, terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, kadua orang tua, guru-guru, dan teman-temannya. SUBANTO KATIMIN Subanto atau ciaming,, itulah panggilan yang sering di lontarkan teman-temannya. Cowok kelahiran 16 Maret ini sangat hobi dengan Badminton. Hobi dan kecintaannya ini tersalurkan berkat Ayahnya yang awalnya sering mengajaknya bermain badminton, dan pada akhirnya membuat ia mahir di bidang ini. Tidak sedikit perlombaan yang telah ia ikuti, seperti : O2SN cabang bulu tangkis tingkat kota medan putra dengan Juara II dan III, O2SN cabang bulu tangkis tingkat Sumatra Utara dengan Juara Idan II, dan Mewakili SUMUT untuk tingkat Nasional O2SN cabang bulu tangkis tahun 2011, kurang lebih 20 kali ikut lomba dan kurang lebih 15 kali menang dan sekarang telah terkumpul 8 piala dan 11medali serta 1 piagam. Baginya ini semua takkan bisa ia lakukan tanpa ada dorongan dari orang-orang terdekatnya, pelatihnya, orang tua, guru-guru, dan temantemannya. Rasa bahagia dan bangga sudah pasti ada begitu juga rasa terima kasihnya untuk semua orangorang yang telah menyemangatinya. Dari semua perlombaan yang pernah di ikutinya, yang paling berkesan baginya adalah saat perlombaan O2SN mewakili SUMUT dan berlomba di Surabaya, itu adalah suatu kebanggaan yang luar biasa baginya, bisa menjadi perwakilan SUMUT untuk berlomba di Surabaya. Pengalaman yang ia dapatkan pun lebih luas dan membuatanya lebih mencintai Badminton. “disana saya bertemu dan bergabung dengan teman-teman dari luar kota Medan dan juga kontingen SUMUT, kekompakan bersama teman-teman disana membuat saya tidak bisa melupakan hal itu.” Ujar cowok yang bercitacita menjadi seorang dokter ini. Jangan Menyerah Sebelum Berjuang, itulah motto hidup subanto anak ke 4 dari 4 bersaudara ini, sama dengan yang ia terapkan dalam hidupnya sehingga disetiap perlombaan ia bisa memberikan yang terbaik. Trik sukses ciaming yaitu sebelum bertanding harus banyak latihan,saat mulai bertanding harus pemasan dulu agar tidak down, harus fokus terhadap
A nis Damayanti, Sahayu Surbakti, Dinda Tri Annisa pertandingan dan jangan pernbah beri ampun pada lawan, dan tidak lupa juda berdoa sebelum bertanding. Baginya badminton dan pelajaran harus seimbang. Oleh karena itu sekolah pun tidak pernah terlupakan. Baginya sekolah itu nomor satu. Prestasi Subanto memang patut diajungi jempol y,,,,, terus berjuang y …. Semangat…. Gambatte ne…:) ANIS DAMAYANTI, SAHAYU SURBAKTI, DINDA TRI ANNISA Dalam tanggal yang sama, ketiga siswa ini mendapatkan Juara secara bersamaan. Anis, itulah nama panggilannya,ia meraih Juara I dalam lomba presenter B.Jepang yang di adakan oleh Lions Club Medan di Cambridge City Square bersama dengan Sahayu Surbakti yang meraup Juara Harapan I dalam perlombaan yang sama. Di sisi lain ada Annisa yang menggendong Juara Harapan I dalam perlombaan B.Indonesia yang juga di selenggarakan oleh Lions Club Medan di tempat yang sama dengan perlombaan presenter B.jepang. Ketiganya sangat membanggakan karena bisa membawa nama sekolah sebagai pemenang. Rasa bahagia sudah pasti dibarengi dengan rasa terima kasih kepada semua yang telah mendukung mereka. Bagi Annis, Sahayu, dan Annisa ini adalah kali pertamanya bagi mereka untuk ikut lomba dalam bidangnya masing-masing, namun hasil yang tak disangka sungguh membuat mereka tak bisa berkata apa2, tapi ini lah buah hasil dari perjuangan mereka dalam berlatih kerasnya. Kesan sudah pasti ada, “saya sangat bangga bias ketemu langsung denga Presenter Senior yaitu Putra Nababan dan rasanya senang nama saya bias disebutin olehnya”ujar Annisa cew kelahiran 24 Mei ini. “ Bisa memegang piala dan berfoto bareng dengan orang Jepang rasanya sangat bangga dan bahagia, jadi ga perlu pergi ke Jepang, berbahasa Jepang dan bertemu
SEKITAR KITA >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
X
35
X
Wahyudi Putra dan Tia (KIRI), dan Marco (kanan tanda X)
dengan orang penting dari Jepang udah seperti di Jepang” ujar Sahayu cew kelahiran 10 April ini. Tidak lepas dari itu, Annis yang mendapat Juara I di lomba Presenter B.Jepang itu, juga meraih Juara II dalam lomba OPSI tingkat SMA se-kota Medan di bidang IPS dan Bahas. Dengan membawakan tema : Dampak Fisik, Psikis dan Sosial Child Trafficking, Anis mampu meyakinkan juri bahwa ia sang Juara II. “saya benar2 gak nyangka bias mendapat Juara II, karena lawan2 saya juga berasal dari sekolah lain yang tidak kalah hebatnya, gugup. Deg-degan sudah pasti saya rasakan, karena ini juga kali pertamanya bagi saya untuk ikut lomba seperti ini” ujar cewek kelahiran 31 Juli ini. Lewat perlombaan yang pernah ia hadapi dan prestasi yang ia raih dalam perlombaannya, Annis mengaku sekarang ia menjadi lebih percaya diri dengan kemampuannya dan siap untuk mengikuti perlombaan lain di waktu lain. Wahhh hebat ya teman2 kita ini… Semangat ya….. Hwaiting….Gambatte ne…:) SMK: WAHYUDI PUTRA dan TIA PUSPITA SARI Keduanya adalah siswa dan siswi berprestasi dari unit SMK. Wahyu, begitulah panggilannya, dan Tia panggilan untuk cew ini, mereka berdua mengukir prestasi di bidang Akutansi dan menggandol piala Juara II dalam Ajang perlombaan Akutansi antar pelajar SMA/SMK di kota Binjai yg diselenggarakan di Kampus STIE IBMI. Rasa senang dan bangga sudah pasti terpancar dari raut wajah kedunya. “Kami deg-degan banget saat menunggu, ehh tanpa di sangka kami bisa meraih juara II dalam perlombaan ini.” Ujar mereka. Padahal Tia yg merupakan couple Yudi di perlombaan ini mengaku kalau awalnya mereka
mengira ini hanya sebuah try out biasa, ehh ternyata lomba, dan yg paling menyebalkan baginya adalah point mereka yg hanya beda 1 point denga peringkat satunya,,tapi apapun itu mereka tetap bersemangat dan secara sportif mengikuti perlombaaan hingga akhirnya berjalan dengan lancar. Rasa bersyukur kepada Allah SWT, trimaksih kepada semua temanteman dan orang tua serta guru-guru sudah pasti mereka ucapkan. Tak hanya itu, ternyata kedua teman kita memang siswa yang berprestasi, di dalam sekolah saja mereka bisa mendapatkan beasiswa dengan meraih juara umum. Berprestasi di dalam dan di luar sekolah merupakan suatu kemampuan yang harus bisa di tanam dalam diri siswa untuk menigkatkan kemampuan maupun menambah pengalaman bagi siswa itu sendiri. Sama seperti teman2 yg berprestasi lainnya, menjadi siswa yang berprestasi adalah suatu kebanggaan, untuk mendapat kebanggaan itu kita harus menyakinkan diri kita bahwa kita mampu, dengan niat untuk belajar, jangn takut untuk bertanya kepada guru, bila ada pelajaran yg tidak dimengerti tanyakan pada guru, belajar kelompok agar bisa saling menukar pengetahuan kita kepada teman, itulah yang di lakukan keduanya untuk bisa mendapatkan prestasi yang bisa membanggakan diri mereka dan orang di sekitar mereka. Tia, cew satu ini mengaku memang suka dengan pelajaran Akuntasi, ini salah satu factor pendorong ia untuk masuk di SMK, bahkan ia bercita-cita untuk menjadi seorang Akuntan. Keduanya akan terus berprestasi dan terus mengasah kemampuan mereka agar bisa lebih mendalami dan mahir di bidangnya masing-masing. Semangat ya buat Tia dan Yudi…… SMK Pasti Bisa……..
SEKITAR KITA >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
36
MARCO SANGENIS …. Semangat y Marco… Cia you…….. TANTONO Bakatnya di bidang olahraga FEBRI ASTARI memang tidak di ragukan lagi. Cewek yang memiliki panggilan Walaupun ini adalah ekskul baru di Febri ini tidak kalah hebatnya juga Sultan Iskandar Muda, namun bagi dalam bidang olahraga. Ia adalah siswa cowok yang sering dipanggil Marco SMP SIM yang sudah sering ini tidaklah menjadi penghalang menggondol medali dari sejumlah dalam menumbuhkan rasa kejuaraan renang yg ia ikuti. Tak kurang kecintaannya kepada Anggar. dari 8 medali telah ia kantongi selama ia Baru beberapa bulan setelah SMP. Juara II 50 meter gaya bebas non ikut serta dalam club Anggar club tingkat SMP Kejuaraan Renang Marco langsung di tantang untuk Antar Pelajar ISTP Cup, Juara I Renang mengikuti perlombaan dan hasil yg Putri SMP Gebyar Pelajar Indonesia, ia bawa tidak mengecewakan. Juara I Renang 200 meter gaya Febri Astaru Setelah sekali ikut serta dalam punggung Olah Raga ( PORKOT) perlombaan anggar, kini marco Medan, Juara III Nomor 200 meter selalu siap untuk bertarung dalam perlombaan punggung putri Kejuaraan Renang Antar anggar lainnya. Tidak sedikit prestasi yang telah ia Perkumpulan se Sumut/KRAPSU ke IV Rumbai, raih, misalnya : Juara III seleksi Kejurda Anggar di Juara I nomor punggung 100 meter punggung putrid Medan 2010, Juara II Anggar Ploret Putra Pekan Kejuaraan Perkumpulan Seluruh Sumatra Utara Olahraga Kota(PORKOT) Medan 2010, dan yang (KRAPSU) ke IV Rumbai, ini merupakan prestasi paling tak terlupa di benaknya adalah bisa terpilih yang pernah di raih Febri. untuk ikut serta lomba di NAD, dalam perlombaan Rasa bahagia sudah pasti ia rasakan, bisa ini marco mendapat ranking V Anggar Floret Putra membuat orang lain bangga kepadanya adalah salah Kejurda Takengon Banda Aceh tahun 2010. satu usaha kerja kerasnya dan takkan pernah Walupun tidak mendapatkan peringkat 3 besar, terlupakan di benaknya. Ia bertrimakasih kepada tapi bagi Marco bisa terpilih mewakili kota Medan semua pihak yg telah mendukungnya, kepada orang untuk bertanding di NAD adalah suatu kebanggaan kedua orang tuanya, guru yang senantiasa yg tiada nilainya. Bisa berkumpul dengan pemain2 mendampinginya, kepala sekolah dan temanlain yg tidak kalah hebatnya juga, bisa temannya tak lupa juga kepada Tuhan Yang Maha menghabiskan waktu 2 hari di NAD, itu adalah Esa. pengalaman prestasi yg tak terlupakannya. Sama Kecintaannya di bidang olahraga Renang seperti siswa lainnya, saat ingin bertanding juga memang sudah tertanam dari ia kelas 5 SD. Selain merupakan salah satu ujian yg sangat menantang hobi, baginya renang sudah menjadi semangatnya. baginya, rasa gugup, deg degan sudah pasti. Bagi cew manis ini, renang merupakan olah raga yg Marco, cowok kelahiran 13 Oktober 1995 ini sangat menyenangkan dan asyik, walaupun juga pastinya butuh kerja keras dan perjuangan memforsir tenaga. Bisa bersahabat dan bermain untuk bisa meraih prestasi yang ia dapatkan dengan air, membuatnya selalu merasa nyaman dan sekarang.” fres saat berenang, walupun ia mengaku pernah Saya harus bisa membagikan waktu saya, terminum air kolam bahkan sampai masuk airnya ke dimana untuk belajar, berlatih dan kegiatan lain, hidung. sehingga kegiatan lain di luar berlatih Anggar tidak Tapi apapun yang bersangkutan dengan air terganggu terutama pelajaran saya, lebih dari itu saya kolam renang sampai membuat dirinya tersakiti itu sangat bertrimakasih buat semua orang dan pihak yg tidak membuatnya menyerah, bahkan ia terus ingin telah mendukung saya, buat kedua orang tua, kepala berprestasi di bidang ini dan ia berkeingin suatu saat sekolah, guru2 saya, guru olah raga saya Pak akan membuat club renang sendiri. Semangat ya Hermanto Aritonang yg telah melatih saya dari dulu buat Febri,,, semoga semua impiannya bisa terwujud sampai sekarang dan tak lupa juga buat semua my dan terus berprestasi. (Nuraini Surbakti) friends,, thank a lot all,,I LOVE U.”pungkas cow yang memiliki cita2 sebagai businessman ini. Samuel Dacosta Lubis Tidak sampai di situ, Marco juga mengaku akan Samuel Dacosta Lubis, itulah nama lengkapnya. terus berjuang dan berkarier di bidang ini, kalau bisa Siapa sangka, dibalik wajah imut dan lucunya, sampai ia menjadi Atlit terkenal dan ahli di bidang ternyata seorang Samuel memiliki sejumlah prestasi Anggar. Wahhhh hebat y.. kita doain deh tuk Marco yang sangat membanggakan. Ketika duduk di kelas
SEKITAR KITA >>
SIMPUL SISWA
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
37
dan juga diperlukan semangat belajar yang tinggi agar kita semangat terus ketika membaca. Selain itu ia juga memberi tips untuk pelajaran yang dianggap susah, yaitu dengan membuat catatan ringkasan yang menurut kita mudah diapahami dan menarik untuk dibaca berulang kali, sedangkan untuk pelajaran yang mudah dipahami cukup dengan mempelajari catatan yang diberikan oleh guru Samuel yang merupakan anak bungsu dalam keluarganya memilih pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan Sempoa sebagai pelajaran favoritnya sedangkan pelajaran IPA dan IPS merupakan pelajaran yang dianggapnya susah karena memerlukan hafalan yang banyak. Orang tua dan kakak juga ternyata memegang peranan dalam kegiatan pembelajaran Samuel di rumah, biasanya jika ada soal yang sulit dimengerti, Ia akan bertanya pada mereka atau Samuel akan bertanya pada guru lesnya karena ia juga memang mengikuti kursus sempoa, bahasa Inggris dan KUMON.
5 SD, Samuel berhasil menyabet gelar sebagai juara 1 umum dan mendapatkan beasiswa uang sekolah selama 1 tahun penuh. Ternyata, gelar juara umum yang diraihnya terakhir kali pada kelas 5 SD ini, bukanlah kali pertamanya, Samuel ternyata sudah memegang gelar Juara 1 Umum sejak kelas 3SD, wah sungguh prestasi yang sangat membanggakan. Selain berhasil Juara Umum disekolah, ternyata cowok yang hobi berenang ini juga menyabet beberapa penghargaan di luar sekolah, diantaranya ia pernah mejuarai Sempoa Nasional Bandung “Selain berhasil Juara Umum disekolah, dan menduduki peringkat I, serta ia juga pernah memternyata cowok yang hobi berenang ini juga peroleh peringkat I dalam menyabet beberapa penghargaan di luar perlombaan menyanyi sekota Medan. sekolah, diantaranya ia pernah mejuarai Samuel yang lahir di Sempoa Nasional Bandung dan menduduki Medan pada 29 November 2001 ini, mengaku sangat peringkat I, serta ia juga pernah memperoleh senang dan bangga ketika mengetahui bahwa dirinyalah peringkat I dalam perlombaan menyanyi yang berhasil menduduki se Kota Medan” peringkat I di sekolah. Rasa senang itu bertambah lagi, ketika ia memperoleh uang sebagai hadiah yang diberikan “ Buat teman-teman yang juga ingin memperoleh oleh orang tuanya sebagai hadiah karena berhasil juara, yahhh belajar aja lebih rajin dan giat lagi supaya mendapat juara umum. Seorang juara pastilah mempunyai kunci sukses pintar, terus kurangi bicaranya supaya konsentrasi untuk memperoleh keberhasilannya, begitu juga sewaktu guru menerangkan supaya pelajarannya dengan Samuel. Cowok yang bercita-cita menjadi mudah nempel di otak” ujar Samuel sambil tertawa seorang dokter bedah jantung ini juga mempunyai ketika ditanya pesan untuk teman-teman agar bisa kunci sukses tersendiri agar memperoleh nilai yang menjadi juara seperti dirinya.(Riyan MW) bagus.Menurut Samuel, kunci suksesnya sangatlah sederhana, yaitu dengan mengulang kembali di rumah, pelajaran yang telah diajarkan guru tadi pagi di sekolah
SEKITAR KITA >>
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
38
Mereka Yang Terus Merajut Asa Sejumlah mantan siswa peserta Program Anak Asuh SIM bertutur tentang pengalaman mereka sejak pertama bergabung pada program di sekolah ini. Keempatnya kini telah bekerja sebagai staf di sekolah dan yayasan. Seperti apa penggalan kisah mereka, berikut penuturannya kepada Simpul.
B
agi Nur Fitri Panjaitan atau karib dipanggil Fitri, tahun 1997 saat tamat dari SMP sebenarnya tak punya bayangan untuk melanjutkan ke SMA. Ia sadar, ayahnya yang hanya bekerja sebagai petugas keamanan pada PAM Sunggal cukup berat untuk dapat membiayai biaya sekolah dirinya, serta dua orang lagi kakak dan adik kandungnya. Namun saat asa hampir padam, Pak Mulyono, yang waktu itu menjabat sebagai Kepsek SMP SIM, menawarkan Fitri agar mencoba mengikuti testing Program Anak Asuh di SIM. Pucuk dicinta ulam tiba, tawaran itu pun disambut dengan penuh antusias. Fitri pun belajar ekstra keras. Ia lalu ikut tes, dan ternyata ia dinyatakan lulus seleksi. “Tentu saja saya senang bukan main,” ujar Fitri saat diminta untuk merekonstruksi ulang perasaannya saat itu. “Bagi saya sendiri, waktu itu seolah saya seperti baru dapat undian,”timpal Mala Dewi, yang diterima di SMK SIM pada tahun
Fitri dan Mala (ATAS), Yumi dan Lia (BAWAH)
ajaran 2003/2004. Perasaan serupa dialami Yumi, yang sejak kecil sudah bisa mencari uang jajan sendiri dengan membantu menyiapkan catering. Pun bagi Nurlia yang mengaku sempat gemetaran tangannnya waktu menyobek amplop yang berisi surat pengumuman. Begitu tahu ternyata diterima, ia pun tak lupa menyebut nama Tuhan dan memeluk kedua
orangtuanya. Seperti juga Fitri, orangtua Mala, Yumi dan Lia juga tergolong kurang beruntung secara ekonomi.Wajar saat tahu mereka diterima dalam Program Anak Asuh, keempatnya langsung mengekspresikan kegem-biraan mereka. Awal mula masuk sekolah, mereka sempat merasa tidak pede. “Sekolah Sultan kan dikenal sebagai sekolah orang kaya.”
SEKITAR KITA >> tambah Fitri. Namun seorang guru meyakinkan mereka bahwa di Sekolah SIM tidak ada diskriminasi. Baik yang bersumber dari perbedaan status sosial-ekonomi siswa, perbedaan suku atau agama. “Awalnya saya sempat takut juga diejek teman-teman lain karena waktu itu saya mengenakan jilbab,”kata Fitri. Pada tahun 1997an, sebelum jilbab banyak dipakai siswi perempuan, dalam pergaulan sehari-hari menurut Fitri, masih ada yang kerap menyindir siswi yang mengenakan jilbab bak ”ninja Jepang”. “Tapi selama sekolah di SIM, saya tak pernah mendapat ejekan seperti itu,”kata Fitri lagi. Tahun 2000, Fitri berhasil menyelesaikan pendidikannya di SMA SIM. Karena otaknya tergolong cemerlang, ia diterima lewat program Penelusuran Minat dan Prestasi pada program Diploma-3 Fakultas Sastera USU Jurusan Bahasa Inggris. PMP adalah program yang bertujuan memilih calon mahasiswa dari sebuah universitas dengan memperhatikan kemampuan akademik calon selama mengikuti pendidikan di sekolah. .Begitulah sejak 2000, Fitri kemudian kuliah di Fakultas Sastera USU Jurusan Bahasa Inggris.Uang kuliahnya ditanggung oleh dr. Sofyan Tan.
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
Asuh sebelum akhirnya pada 2007 sampai sekarang ia menjadi staf administrasi yayasan. Kini Fitri yang sudah berumah tangga dan dikaruniai seorang putra berumur 4 tahun, dan seorang putri yang baru berumur 2 tahun, mengaku sudah merasa mantap bekerja di bagian administrasi yayasan. Mala, yang lulus tahun 2006 dari SMK SIM Jurusan Sekretaris juga tergolong siswa yang beruntung. Begitu tamat, ia langsung diterima kerja di sbuah perusahaan swasta dengan jabatan sebagai wakil Kepala Seksi AKO yang tugasnya mencatat arus keluar masuk barang perusahaan. Namun saat muncul krisis ekonomi, Mala termasuk karyawan yang terkena rasionalisasi dari pihak perusahaan. Beruntung saat itu ia mmperoleh informasi Perpustakaan Sekolah SIM tengah mencari karyawan. Ia pun melamar ke almameternya, dan ditrima. Namun kurang lebih setahun, pada 2007, ia dipindah menjadi staf Tata Usaha SMP sampai sekarang. Tahun 2007 saat ada peluang untuk kuliah, ia pun mulai kembali menimba ilmu pada institut Politeknik Poli Profesi, jurusan Manajemen Informatika Komputer. Tahun 2010, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya.Mala sudah menikah dan kini dikaruniai sorang anak laki-laki berusia 2 tahun. Kisah serupa Mala dialami Lia, yang tamat dari SMK SIM jurusan Lulus Program PMP USU akuntansi tahun 2009. Begitu lulus Pada tahun kedua saat ia ia langsung diterima bekerja di hendak mengambil uang kuliah, sebuah perusahaan ritel besar dan dr. Sofyan Tan menawari Fitri untuk ternama dari Perancis.Namun menjadi asisten guru di TK SIM. hanya semingu bekerja, Lia memilih Fitri diminta untuk mengajar untuk keluar dari sana. Kenapa? Bahasa Inggris. Tentu saja ibu dari “Nggak tahan dengan dinginnya dua orang anak dari tujuh mesin pendingin ruangan,”ujar anak bersaudara itu, tak menolak ketiga dari empat bersaudara itu. tawaran tersebut. Rupanya fisik Lia tak memungMaka sejak 2002 Fitri pun kinkan untuk terus-menerus menghirup mengajar di TK SIM. tahun 2003 hawa dingin yang ditebar mesin Fitri menyelesaikan pstudi Diploma AC.Ia sempat sakit-sakitan. tiga tahunnya dari Fakultas Sastera Sungguh mujur nasib Lia. Tak USU. Tahun 2004 ia diangkat lama setelah keluar dari tempat menjadi asisten Program Anak kerjanya, ia memperoleh informasi
39
dari tetangganya yang bekerja di Sekolah SIM tentang lowongan kerja yang ada di Sekolah SIM. Ia pun melamar ke almameternya, dan semenjak 2009, Lia bekerja sebsagai front officer sekolah. Yumi atau yang karib dipanggil Meme, punya cerita sedikit berbeda dari Fitri, Mala dan Lia. Soal menjadi pserta Program Anak Asuh SIM misalnya, sudah dilakoni semenjak ia duduk di bangku kelas lima SD Dan brlanjut sampai ia tamat SMA pada tahun 2004. Bersyukur Dengan Keadaan Sekarang “Maklum, ibu saya hanya berdagang kecil-kecilan, penghasilannya juga nggak tetap,”ujar Meme yang punya tiga orang adik, dua orang masih sekolah di SD SIM, dan satu orang di SMA SIM, juga anak asuh “Terus terang, keberadaa Program Anak Asuh di Sekolah SIM, sangat positif karena sangat membantu orang miskin,”katanya ZFitri, Mala dan Lia, mengamini pendapat Meme. Tahun 2004 begitu selesai dari SMA SIM, Meme ditarik menjadi staf Perpustakaan Sekolah SIM. Tugas itu dijalani sampai 2005 sebelum ditarik menjadi staf di Tata Usaha SD SIM. Hanya dua tahun bertugas di TU SD, sejak 2007 sampai sekarang Meme ditarik bertugas di TU SMA. Kini Meme jug mengaku sudah sdikit-sedikit bisa membantu adikadiknya. Kisah Fitri, Mala, Lia dan Meme, adalah kisah anak-anak manusia, yang dengan segala keterbatasan yang ada, namun tetap tegar dan penuh semangat berjuang merajut asa, sampai akhirnya asa itu berbuah kemandirian ekonomi. “Walau belum sampai kaya raya, namun kami bersyukur dengan keadaan ekonomi yang sudah kami raih sekarang,”ujar Fitri, Mala, Meme dan Lia saat menutup pembicaraan mereka dengan Simpul (J Anto).
JEDA >>
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
40
Saat Tangan Nurlia Gemetaran Refleksi 23 Tahun Program Anak Asuh Perguruan SIM
J
ari tangan Nurlia gemetaran saat pudar. Telah datang era becak mesin, menerima amplop putih itu. dan tak semua orang siap beradaptasi Sementara Ayah dan ibunya yang duduk dengan kemajuan moda transportasi di kursi ruang tamu, hanya bisa menatap rakyat yang satu ini. Ayah Lia salah putrinya dengan pandang mata nanar. satu diantaranya. Sejurus setelah amplop tersobek dan Di tengah asa yang redup, dan jemari tangan Lia mulai membuka kertas nyaris pasrah, seorang tetangganya yang terlipat itu, wajah Lia tiba-tiba memberi informasi soal keberadaan berubah sumringah, dari mulutnya Program Anak Asuh di Sekolah Sulkemudian terlontar asma Allah: tan Iskandar Muda. Lia memang “Alhamdulillah, ya Allah. Bapak, Ibu saya sudah lama tahu sekolah itu. Ada dinyatakan lulus program anak asuh!” hasrat Lia untuk sekolah di sana, OLEH: J ANTO Sejurus kemudian, anak dan namun saat itu, ia harus berkompromi orangtua itu pun larut dalam kebahagiaan. dengan realita ekonomi keluarga yang Begitulah, belum lama ini saya berkesempatan tengah limbung. berbincang-bincang dengan empat orang mantan anak Untung ia memperoleh informasi soal Program asuh dari Perguruan Sultan Iskandar Muda, Medan Anak Asuh itu. Maka dibulatkan tekadnya untuk ikut Sunggal. Keempatnya telah bekerja sebagai staf seleksi. Bersama ratusan siswa lainnya ia ikut testing administrasi pada almameter mereka. Sebelumnya tertulis untuk diukur kemampuan intelektualnya. Ia mereka adalah siswa yang tergabung pada Program juga diharuskan mengikuti tes psikologi untuk diukur Anak Asuh Berantai Bersifat Silang model sekolahan need of achievementnya. Ada juga tes wawancara, serta kesediaan untuk yang dirintis dan dikembangkan diobservasi tokoh pendidikan kehidupan rumah “Semuanya adalah kisah-kisah perjumpaan tangganya. sekaligus penggiat multikulturalisme, S e t e l a h antara anak-anak muda yang tengah Sofyan Tan. menjalani serangkaian Ihwal sukacita tes. Ia dinyatakan merajut asa, berhadapan dengan segala Nurlia, bisa dipahami. lolos sebagai anak Tahun 2006 usai asuh.Maka sejak keterbatasan yang tak mereka inginkan. menamatkan tahun 2006/2007, sekolahnya dari Lia secara resmi sebuah SMP swasta menjadi siswa SMK Anak-anak muda ini adalah anak-anak yang di Sunggal, seperti Sultan Iskandar siswa lainnya ia Muda. Ia mengambil tengah berjuang untuk mewujudkan citaingin melanjutkan jurusan Akuntansi. ke sekolah lanjutan cita mereka memperbaiki peningkatan Tak Hanya atas yang bermutu. Pilihan untuk itu Ikan Juga Kail kualitas hidup mereka.” sebenarnya banyak. Penulis tercenung saat mendengar Nurlia sendiri tinggal di kitaran penuturan Lia. Ada Medan Sunggal. banyak kisah-kisah Lia lain yang dapat digali pada Namun banyak remaja seusianya di Sunggal yang anak-anak asuh Perguruan Sultan Iskandar Muda. kerap menghadapi kenyataan pahit. Ayahnya yang Semuanya adalah kisah-kisah perjumpaan antara anaksemula bekerja sebagai perakit becak dayung pada anak muda yang tengah merajut asa, berhadapan seorang tauke becak, mendadak harus menghadapi dengan segala keterbatasan yang tak mereka inginkan. kenyataan bahwa era kejayaan becak dayung telah Anak-anak muda ini adalah anak-anak yang tengah
JEDA >>
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
berjuang untuk mewujudkan cita-cita mereka memperbaiki peningkatan kualitas hidup mereka. Bahasa sosiologinya: mereka tengah berjuang untuk meningkatkan mobilitas sosial. Mereka berasal dari beragam etnis. Ada Batak, Melayu, Nias, Jawa, juga Tionghoa. Kemiskinan memang tak kenal suku dan etnis. Di negara kita, telah ada beragam cara dilakukan untuk memecahkan masalah kemiskinan. Baik yang diprakarsai negara maupun masyarakat sipil. Program Anak Asuh versi Sofyan Tan adalah salah satunya. Namun ide dan praksis Sofyan Tan yang digulirkan sejak 1990 itu sempat dianggap “gila” oleh Sarwono Kusumaatmadja, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara era Soeharto. Sofyan Tan punya keyakinan, kegiatan penyan-tunan sosial tak cukup untuk menuntaskan akar kemiskinan. Aksi karitatif perlu diiringi gerakan pemberdayaan yang lebih subtansial. Dalam istilahnya, masyarakat miskin tak cukup diberi “ikan”, tapi juga “kail” agar bisa memancing dan memperoleh ikan sendiri. “Kail” itu berupa bekal yang pendidikan berkualitas, ketrampilan, juga motivasi. Jika semua itu dimiliki anak asuh, ia percaya, mereka dapat memperbaiki kualitas hidup mereka. Untuk menggenjot motif berprestasi anak asuh, pihak sekolah sering mendatangkan orang-orang sukses yang membangun kesuksesannya merangkak dari bawah.Dengan berbagi cerita dengan anak asuh, “virus” kegigihan, kerja keras, diharapkan tersemai ke anak-anak asuh. Para anak asuh juga dilibatkan dalam workhop kewirausahaan. Sebagian dari mereka diberi modal pinjaman dana OSIS untuk membuat berbagai barang kerajinan seperti tempat pensil atau keranjang dari barang-barang bekas. Produk mereka kemudian dipajang dan dijual di koperasi sekolah. Proses pendidikan yang berlangsung selain berbasi pada materi kurikulum nasional, juga dibarengi dengan proses pembelajaran nilai yang menghormati kesetaraan budaya, agama dan kepercayaan, suku/
41
etnis, gender serta status sosial. Sejak program anak asuh itu diluncurkan 1989 sampai 2011, sudah ada 2.039 anak asuh yang bersekolah gratis di Perguruan Sultan Iskandar Muda. Tahun ajaran 2012/2013, sebanyak 96 ank asuh kembali diterima dari 200-an yang ikut seleksi. Sebagian dari alumni anak asuh, telah bekerja di sejumlah perusahaan di Kota Medan. Khususnya perusahaan miilik orangtua asuh. Ada juga yang kembali ke YP SIM, menjadi guru atau k a r y a w a n administrasi. Secara ekonomi mereka telah berhasil mandiri. Sebagian bahkan ada yang sudah bisa membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Menginjak usianya yang ke 23 tahun, program anak asuh di Perguruan Sultan Iskandar Muda masih tetap eksis. Dimensi sebagai media pembauran dan mobilitas sosial, tampaknya sudah ada buktinya. Namun ada dimensi lain, yang masih perlu dibuktikan, yakni sifat berantai dari program tersebut. Ringkasnya: suatu waktu, mantan anak asuh diharapkan mau dan bersedia membantu biaya sekolah para anak asuh! Atau dengan kata lain, mantan anak asuh bergeser posisi menjadi orangtua asuh! Barangkali inilah bahan pergulatan yang saat ini tengah intens dicarikan formulanya oleh Sofyan Tan, para alumni program anak asuh, serta civitas academica Perguruan Sultan Iskandar Muda lainnya. Tentu agar program anak asuh terus bergulir di masamasa mendatang…. Tulisan ini prnah dimuat di harian Analisa, tanggal 8 Agustus 2012
SIMPUL SISWA
LAPORAN KHUSUS >>
EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
Dari HUT YP SIM KE-25:
“Mari Amalkan Filosofi Pensil!”
M
erefleksikan perjalanan “jatuh bangun” YP SIM sejak diaktanotariskan pada 25 Agustus 1987 sampai 25 Agustus 2012, menurut dr. Sofyan Tan ibarat seseorang yang tengah mengamalkan filosofi pensil. Pensil menurutnya, punya fungsi berharga untuk menulis atau menciptakan sesuatu yang berharga dalam hidup seseorang. Perguruan Sultan Iskandar Muda ibarat fungsi pensil yang keberadaannya bertujuan untuk memberikan pendidikan bermutu bagi seluruh anak bangsa tanpa mengenal perbedaan suku, agama, gender dan klas ekonomi.. Agar pensil berfungsi untuk berkarya, maka harus ada tangan Tuhan yang membantu untuk menggerakannya “Karena itu, setiap acara di sekolah ini, selalu diawali dengan doa mengingat kesadaran bahwa apapun yang kita cipta, tidak terlepas dari peran Tuhan,”kata Sofyan Tan, saat memberi sambutan dalam upacara peringatan HUT YP SIM Ke-25 di Lapangan sekolah Sabtu(25/8). Pensil juga bisa melakukan ralat jika berbuat kesalahan, yaitu dengan memanfaatkan penghapus yang ada di ujungnya. Analoginya, dalam perjalanan kelembagaannya, pengurus YP SIM, guru, siswa dan karyawan, bisa saja melakukan kesalahan atau berbuat khilaf. Namun seperti pensil yang memiliki penghapus, ada juga moementum yang dilakukan seluruh civitas YP SIM untuk saling memafkan, misalnya lewat perayaan Idul Fitri, juga intropeksi diri atas kesalahan yang dibuat. Menurut Sofyan Tan, pensil juga memiliki daya tahan terhadap rasa sakit. Saat mata pensil tak lagi tajam untuk mencipta atau menulis, mata pensil siap diraut agar tajam kembali. Proses penajaman itu tentu tidak mudah dan melibatkan rsa sakit. Seprti yang dialami YP SIM. Saat dalam fase perjalanan kelembagaannya menghadapi masalah, fitnah bertubi, serta berbagai tantangan, walau terasa sakit, namun semua itu berhasil dilalui. “Melihat pensil juga jangan hanya terpaku dan terpukau pada bentuk atau tampilan luarnya yang indah, tapi lihat dari mata
42
LAPORAN KHUSUS >> pensilnya,”tambah Sofyan Tan. Tampilan luar menurutnya gampang menipu! Karena itu menurut Ketua Dewan Pembina YP SIM, jika hendak menilai keberadaan Perguruan Sultan Iskandar Muda jangan hanya terpaku pada bangunan sekolahnya yang bertingkat, dan kemegahannya semata. “Tapi jenguklah kualitas proses pendidikan di sekolah ini, yang sejak dulu selalu dipririotaskan, beriringan dengan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai multikultural,”tandasnya. Upacara HUT YP SIM ke-25 juga ditandai dengan pelepasan balon, pemotongan tumpeng, pemberian bantuan uang prestasi terhadap 43 siswa SMU dan SMK yang pada tahun 2012 diterima di sejumlah Perguruan Tinggi Negri seprti : Universitas Sumatera Utara (USU), Unimed, Universitas Brawijaya Surabaya, Universitas Padang, dan Universitas Malaikul Saleh Aceh, pemberian Piala dan hadiah kepada siswa pemenang berbagai lomba yang diadakan dalam rangka memeriahkan HUT YP SIM serta piagam dan tabungan untuk guru dan karyawan yang tlah mengabdi selama 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun. Acara diakhiri dengan menyanyikan lagu mars Sultan Iskandar Muda scara beramai oleh siswa dan guru, dan makan bersama. (JA).
SIMPUL SISWA EDISI KHUSUS 25 TAHUN YP SIM, SEPTEMBER 2012
43