DAFTAR PUSTAKA Alexander, A. G. 1973. Sugarcane Physiology. Amsterdam. Elsevier Scientific Company. 752 p. Amri, H. 2007. Budidaya tanaman tebu. http://agro-journal-pertanian.word press.com. [16 November 2010]. Antara. 2010. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) tarik lima varietas tebu dari peredaran. http://www.antarajatim. com/lihat/berita/39987. [11 September 2010]. Arifin, S. 1989. Pengaruh Varietas Jumlah Bibit dan Pemupukan terhadap Hasil Tebang di Lahan Kering Regosol. Prosiding Seminar Budidaya Tebu Lahan Kering. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan. Hal 446-449. Asnur, D. 2000. Pelaksanaan Kebijakan Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil, dan Menengah, Badan Penelitian dan Pengembangan Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah. 21 Hal Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tebu. Edisi kedua. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta. 10 Hal. Buckman, H. O. dan N. C. Brady. 1969. The Nature and Properties of Soil. The Macmilllan Company. New York. 788 p. Budiarti, T., E. Widajati, dan A. Qadir. 1993. Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh pada Beberapa Benih Rekalsitran untuk Meningkatkan Daya Simpan dan Vigor Bibit. IPB Press. Bogor. 63 hal. Campbell, N. A., J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. 2002. Biologi. Edisi KelimaJilid Pertama. Penerjemah: Rahayu Lestari, Ellyzar I. M. A., dan Nova Arita. Penerbit Erlangga. Jakarta. Diterjemahkan dari : Biology-Fifth Edition. 438 Hal Copeland, L. O. dan M. B. McDonald. 2004. Principles of Seed Science and Technology. Fourth Edition. Kluwer Academic Publisher. Boston. 467 p. Dewan Gula Indonesia. 2010. Hujan akibatkan produksi gula nasional turun. http://www.neraca.co.id/2010/10/25/hujan-akibatkan-produksi-gulanasional-turun. [4 Desember 2010]. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Budidaya Tanaman Tebu. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. 20 hal. Direktorat Teknologi PT RNI. 2005. Budidaya Tebu di Lahan Sawah dan Tegalan. Direktorat Teknologi PT RNI. Jakarta. 97 hal. Effendi, H. dan A. Sudarijanto. 1991. Kemungkinan penggunaan senyawa pengatur tumbuh untuk meningkatkan bobot tebu dan kristal gula. Laporan
48 Tahunan 1991. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan. 36 hal. Effendi, H. dan T. Agustini. 1993. Pengaruh senyawa fenol pada perkecambahan dan pertunasan tebu PS80-1007 dan PS 80-1424. Majalah Berita Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia 8:14-18. Ellis, R. D. dan R. E. Merry. 2004. Sugarcane agriculture, p.101-142. In G. James (Ed.). Sugarcane Agriculture. Blackwell Publishing. Australia. Gandakoesoemah, R. 1975. Irigasi. Sumur Bandung. Bandung. 122 hal. Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah: H. Susilo. UI-Press. Jakarta. Terjemahan dari: The Physiology of Crop Plants. 428 hal. Goldsworthy, P. R. dan N. M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Penerjemah: Tohari. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Terjemahan dari: Physiology of Tropical Crop.874 hal. Hakim, M. 2007. Pola baru pembibitan tebu. http://anekaplanta.wordpress.com/ 2007/12/26/pola-baru-pembibitan-tebu. [16 November 2010]. Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.192 hal. Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuhan. Jakarta. CV Rajawali. Jakarta. 97 hal. Hendroko, R., G. A. Praptiningsih, dan H. S. Tjokrodirdjo. 1987. Daur Kehidupan Tanaman Tebu. PT Laras Widya Pustaka. Jakarta. 48 hal. Herman. 2005. Pengaruh Lama Perendaman Stek Tebu dalam Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tebu (Saccharum officinarum L.). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 31 hal. Ikhtiyanto, R. E. 2010. Pengaruh Pupuk Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tebu (Saccharum Officinarum L.). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 67 hal. Indonesia Commercial Newsletter. 2010. Pengembangan Tanaman Perkebunan Gula Menuju Swasembada. PT Data Consult. Jakarta. 102 hal. Insan, H. 2010. Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) dari Bibit yang Berasal dari Kebun Bibit Datar dengan Kebun Tebu Giling. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 55 hal. James, G. L. 2004. An introduction to sugarcane, p. 1-19. In G. L. James (Ed.). Sugarcane Agriculture. Blackwell Publishing. Australia. King, N. J., R. W. Mungomery, dan Hughes. 1953. Manual of Cane Growing. Angus and Robertson Ltd. Sydney. 375p.
49 Marpaung, T. G. 1990. Penggunaan herbisida sebagai zat pengatur tumbuh pada lingkungan iklim basah. Majalah Berita Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia 3:27-33. Marsadi, P. S. dan B. Usman. 1975. Hasil pendahuluan pengaruh pemupukan terhadap hasil tebu bibit. Majalah Perusahaan Gula XI (3) : 291-301. Meyer, B. S., D. B. Anderson, dan R. H. Bohning. 1963. Introduction to Plant Physiology. D. Van Nostrand Company, Inc. Princeton. 541 p. Mubein, B. 1988. Respon Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Berbagai Tingkat Kandungan Air Tanah. Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 187 hal. Nainggolan, K. 2005. Kebijakan Gula Nasional dan Persaingan Global. Kongres Ikatan Ahli Gula Indonesia VII, Bandung, 14-16 Februari 2005. Departemen Pertanian. Bandung. 24 hal. Neraca Gula Nasional. 2010. Curah hujan tinggi rendemen gula susut jadi 6.96%. http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/49925/Curah-hujan-tinggirendemen-gula-susut-jadi-696. [4 Desember 2010]. Nuryanti, S. 2007. Usaha Tani Tebu pada Lahan Sawah dan Tegalan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. 16 Hal. Pengelolaan Sumber Daya Air. 2010. Laporan Curah Hujan Stasiun 44 Wilayah Jamblang. Unit Pelayanan Teknis, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air. Cirebon. 6 hal. Pimentel, D., P. A. Oltenacu, M. C. Nesheim, J. Krummel, M. S. Allen, dan S. Chick. 1980. The potential for grass–fedlivestock. Resource Constraints Science 207: 843-848. Plantus. 2010. Meningkatkan produksi gula dengan menemukan varietas tebu baru. http://anekaplanta.wordpress.com/2010/01/30. [11 September 2010]. Premono, M. E. 1985. Irrigation Possiblity at Ketapang Sugar Estate, based on Agrometeorological Data. Prosiding Pertemuan Teknis Tengah Tahunan II Lahan Kering di Luar Jawa Tahun 1984. Balai Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula. Pasuruan. Hal 1-10. PT Perkebunan Negara XI. 2010. Hitung ulang kebutuhan gula. http://www.ptpn11.com/?p=1670. [2 November 2010]. PT Perkebunan XIV. 1983. Bercocok Tanam Tebu Lahan di Tanah Sawah Sistem Reynoso dan di Tanah Kering. PT Perkebunan XIV. 21 hal. ___________. 1988. Bercocok Tanam Tebu Sistim Reynoso. PT Perkebunan XIV. 8 hal.
50 Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. 2007. Deskripsi Tebu Varietas PS 941 (Asal Nama PSJT 94-33). Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan. 4 hal. ___________. 2010. Tanah yang jenuh akibatkan nilai rendemen tebu rendah. http://lintasjatim.com/11-2010/857/tanah-yang-jenuh-akibatkan-nilairendemen-tebu-rendah. [4 Desember 2010]. Rahmawati, I. 2007. Pengujian Beberapa Varietas Tebu (Saccharum officinarum L.) Terhadap Cekaman Kekeringan. Skripsi. Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 hal. Ramadani, N. 2008. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Unit PG. Subang PT. Rajawali II, Subang, Jawa Barat dengan Aspek Khusus Pupuk Daun. Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 92 Hal. Rosjid, A. dan A. Suryani. 1993. Kajian PKP Tebu Lahan Sawah Alluvial di Pasuruan. Prosiding Pertemuan Teknis Tengah Tahunan I Tahun 1993. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan. Hal 76-83. Sadjad, S. 1993. Dari Benih kepada Benih. Grasindo. Jakarta. 144 hal. Sadjad, S., E. Murniarti, dan S. Ilyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih. PT. Grasindo. Jakarta. 185 hal. Sasongko, W. dan Windiharto. 1996. Upaya efisiensi dan perbaikan mutu bibitan dengan sistem bud chips di PG Trangkil. Majalah Berita Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia 15:12-15. Soepadirman. 1992. Bercocok Tebu Lahan Sawah. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Yogyakarta. Yogyakarta. 127 hal. Soeprapto. 1989. Pengenalan Varietas Tebu. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Yogyakarta. Yogyakarta. 48 hal. Sudarti, L. 1994. Uji Adaptasi Varietas Tebu Lahan Kering (Saccharum officinarum L.) pada Daerah Bercurah Hujan Tinggi. Skripsi. Program Studi Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 hal. Sudiatso, S. 1982. Bertanam Tebu. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 42 hal. Suryani, Y. 2004. Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum officanarum L.). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 33 hal. Suseno, H. 1972. Nutrisi Mineral, Hubungan Air, dan Metabolisme Tumbuhan Tropika. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 20 hal. Sutardjo, E. 2002. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara. Jakarta. 76 hal.
51 Sutjahja, G. I. 1993. Pola penyediaan bibit untuk petani program TRI di wilayah Pabrik Gula Gempolkrep. Majalah Berita Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia 8:34-40. Tjiptanto, G. 2009. Peluang Curah Hujan untuk Pola Tanam. BMKG Stasiun Klimatologi Masgar. Lampung. 9 hal. Tomar, V. S. dan J. C. O'Toole. 1984. Evapotranspirasi padi sawah, hal 49-76. E. Pasandaran dan D. C. Taylor (Ed). Irigasi: Perencanaan dan Pengelolaan. Gramedia. Jakarta. Umarjono, D. dan D. Samoedi. 1993. Masalah penggunaan kebun bibit datar pada tebu rakyat intensifikasi di Jawa Timur tahun 1987-1991. Majalah Perusahaan Gula XXIX 3(4): 16-23. Wardojo dan C. N. S. Priyono. 1996. Konservasi Tanah pada Budidaya Lahan Tebu di Lahan Kering. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Teknologi Pengelolaan DAS, Departemen Kehutanan. 23 hal. Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas IPB. Bogor. 145 hal.