Tahap 6, No. 17 September - Oktober 2015
DAFTAR ISI 1-2 Tawarikh • Mazmur • Yudas Redaksi ............................................................................................. 3 Stereofonik Sejarah Kerajaan Israel................................................... 4 Renungan Tanggal 1 September - 22 Oktober 2015 ......................... 5 Surat Pendek yang Penting bagi Gereja........................................... 57 Renungan Tanggal 23 Oktober 2015 . ............................................. 58 Reformasi Kristen Abad Ke-16 dan Kebangunan rohani.................. 59 Renungan Tanggal 24-31 Oktober 2015 ......................................... 61 Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 70
Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua: Pdt. Joni Sugicahyono Editor Umum: GI. Purnama Penulis: Pdt. Candra Gunawan, Pdt. Souw Suharwan, Pdt. Surya Sudipan GI. Melyana Senjaya, GI Purnama Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08. Website: www.gky.or.id • e-Mail:
[email protected] Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui: 1. Buku renungan. 2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA). 3. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod Touch): - www.gky.or.id lalu klik download pada salah satu dari 2 pilihan (Android atau IOS). Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Redaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Setelah dipersiapkan selama lebih dari satu tahun, revisi GeMA Mobile untuk Android—dan kemudian juga untuk IOS—akhirnya bisa diluncurkan pada bulan Juli 2015. Beberapa kelemahan GeMA Mobile sebelumnya telah berhasil diperbaiki, tetapi tentu saja masih ada hal-hal yang masih perlu untuk disempurnakan di masa mendatang. Sekalipun demikian, kami telah menerima banyak respons yang positif terhadap tersedianya GeMA Mobile yang telah diperbarui ini. Pembaca yang menggunakan smartphone berbasis Android serta IOS (Apple) disarankan untuk mengunduh aplikasi GeMA Mobile ini, sehingga Anda bisa membaca GeMA di mana pun Anda berada, termasuk saat Anda berada di luar negeri. Untuk sementara, GeMA Mobile ini baru diselesaikan untuk edisi bahasa Indonesia. Kami berharap bahwa di masa depan, GeMA Mobile dalam bahasa Mandarin juga bisa kami sediakan. Kami memohon agar para pemakai GeMA terus mendukung kami dalam doa. Pada GeMA edisi ini, kita akan mengikuti pembacaan Alkitab dari kitab 1-2 Tawarikh, beberapa pasal kitab Mazmur, Surat Yudas, dan kita juga akan mengikuti renungan khusus tentang pokok-pokok reformasi dengan merenungkan tokoh-tokoh dalam Alkitab yang telah melakukan reformasi pada zaman mereka. Saat membaca Alkitab, kita perlu terus memegang teguh keyakinan bahwa walaupun Alkitab berbicara kepada orang-orang pada masa lampau, Alkitab tetap mengandung pesan-pesan yang relevan bagi kita pada masa kini. Kami memohon maaf kepada para pembaca GeMA dalam bahasa Mandarin karena dalam GeMA Mandarin edisi yang lalu terdapat banyak kesalahan. Kesalahan tersebut disebabkan karena terjadinya pergantian staf GeMA yang menangani edisi Mandarin. Pada edisi ini, telah dilakukan berbagai pembaruan dan diusahakan sedapat mungkin agar kesalahan-kesalahan yang terjadi pada edisi yang lalu tidak terulang pada edisi ini. Tanpa terasa, program GeMA Tahap keenam ini telah hampir selesai. Pembaca yang mengikuti pembacaan GeMA dengan teratur sejak GeMA Tahap pertama (Tahun 1999) akan menyelesaikan pembacaan seluruh Alkitab sebanyak enam kali. Teruslah membaca Alkitab dengan tekun karena pesan Alkitab tidak pernah habis tergali!
Stereofonik Sejarah Kerajaan Israel
P
erkataan “Jangan sekali-kali melupakan sejarah!” adalah ungkapan terkenal yang diucapkan Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno. Kutipan itu perlu kita ingat saat kita membaca, mempelajari & merenungkan 1-2 Tawarikh. Bersama dengan 1-2 Samuel dan 1-2 Raja-raja, kitab 1-2 Tawarikh merupakan sebuah “stereofonik” sejarah (pengupasan pengalaman sejarah dari dua sisi berbeda dalam periode yang sama, yaitu periode Kerajaan dalam sejarah Israel). Hal ini serupa dengan keempat kitab Injil yang menceritakan kehidupan Kristus dengan penekanan yang berbeda-beda. Kitab 1-2 Tawarikh ditulis pada masa pasca pembuangan. Pada masa itu, isu identitas bangsa Israel dan kejayaannya penting untuk ditekankan. Penekanan pada Dinasti Daud dan keturunannya menunjukkan kesinambungan sejarah Israel masa pra-pembuangan dan pasca pembuangan. Pengisahan masa lalu Israel menegaskan kesetiaan Allah dalam memelihara umat-Nya dan menjamin campur tangan Allah yang tak henti-hentinya untuk mewujudkan maksud perjanjian-Nya bagi umat Israel sebagai milik kepunyaan-Nya yang khusus. Sejarah Israel mengingatkan bahwa Allah berkenan kepada Israel sebagai umat pilihan-Nya. Pesan penting lainnya adalah penekanan pada Bait Allah sebagai simbol kehadiran dan pemerintahan Allah (Teokrasi) di tengah umat-Nya. Bait Suci sebagai pusat penyembahan terhadap Allah serta peran para imam dan orang Lewi dalam pelayanan di Bait Suci menandai kekudusan umat Allah di antara bangsa-bangsa kafir di sekeliling Israel. Dari kehidupan mereka, nama Tuhan Allah dikenal. Kesamaan gaya berbahasa dengan Kitab Ezra & Nehemia sesuai dengan tradisi yang menyebut Ezra sebagai penulis kitab 1-2 Tawarikh. Walaupun kepengarangan Ezra belum sepenuhnya diterima umum, besarnya perhatian penulis terhadap Bait Allah, para imam dan orang Lewi yang melayani membuat diyakini bahwa penulis adalah imam atau orang Lewi yang melayani di Bait Allah. Bagi kita, kitab 1-2 Tawarikh sangat penting, bukan hanya untuk mempelajari sejarah bangsa Israel, tetapi juga supaya umat Allah selalu mengutamakan Allah dalam kehidupannya. Kedua kitab ini mengingatkan dan mendorong kita untuk hidup dalam ketaatan agar pemulihan dari Allah terjadi dalam hidup kita dan damai sejahtera, kemakmuran, serta berkat-Nya selalu menyertai kita. Periksalah relasi kita dengan Allah tanpa memusingkan berkat yang akan kita terima! Kita berelasi dengan Allah hanya karena semata-mata Dia adalah Allah, Tuhan dan Penguasa hidup kita, sedangkan kita adalah ciptaan dan tebusan-Nya. [MS]
Selasa
Pengingat Identitas
1 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 1-2 Setiap kali pulang dari kantor (sewaktu saya masih bekerja), saya sering melewati jalan yang sama dengan ciri-ciri yang sama (tidak berubah) setiap hari. Namun, sesuatu terjadi ketika sebuah pohon besar—yang merupakan pengingat jalan masuk dan keluar tersingkat ke arah rumah— ditebang, saya mulai kebingungan untuk bisa menemukan jalan pintas ke arah rumah tersebut. Untunglah bahwa hal tersebut tidak berlangsung lama. Kebingungan karena kehilangan sesuatu yang biasanya ada juga dialami oleh Bangsa Israel sepulang dari pembuangan. Mereka mengalami masa krisis identitas sehingga perlu sekali mendengar atau membaca catatan yang menjadi “pengingat identitas” mereka sebagai Umat Pilihan Allah. Pasal 1-2 Tawarikh 1 merupakan pasal-pasal yang sangat berharga untuk menjadi pengingat identitas mereka. Pasal-pasal itu menjelaskan bahwa mereka berasal dari Adam, manusia pertama yang Allah ciptakan. Keturunan demi keturunan dicatat dengan teliti dan cermat, sehingga jelas bahwa Keturunan Yehuda telah dipilih Allah untuk menjadi Bapa Leluhur Umat Pilihan-Nya. Membaca dan mempelajari dua pasal pertama dari kitab 1 Tawarikh mengenai silsilah sering membuat banyak orang bosan dan tergoda untuk melewatkan bagian tersebut. Karena itu, sering kali kita melewatkan sebuah makna yang sangat penting, yaitu bahwa Allah secara sangat teliti dan terperinci memilih orang-orang yang Ia mau pakai untuk menjadi Bapa Leluhur Umat Pilihan-Nya. Mereka merupakan Pengingat Identitas umat Allah. Bagi kita sebagai Israel rohani, pengingat identitas ini sangat penting dan berharga karena mengingatkan akan kasih setia Allah yang tidak berkesudahan kepada orang-orang yang telah dipilihNya. [MS] Mazmur 106:48 “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: ‘Amin!’ Haleluya!”
Rabu
Raja Pilihan Allah
2 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 3-4 Selektivitas Allah dalam memilih dari generasi ke generasi untuk menjadikan garis keturunan Raja Daud sebagai Raja Pilihan-Nya terlihat dalam bacaan Alkitab hari ini. Di pasal 3, keturunan Daud terbagi dalam tiga bagian, yaitu anak-anaknya (3:1-9), raja-raja Yehuda yang dimulai dari Salomo (3:10-16), serta keturunan Daud pasca pembuangan (3:1724). Penulisan “Keturunan Yehuda dari cabang lain” (Judul LAI untuk pasal 4) menunjukkan betapa selektifnya Allah terhadap pilihan-Nya, sekaligus mengandung pesan betapa luar biasanya kasih setia Allah yang membuat mereka masih tetap dicatat sebagai umat pilihan-Nya. Pemilihan Allah kepada Daud dan keturunannya sebagai Raja Israel, serta kepada Yehuda mengingatkan kita akan perjanjian Allah sampai lahirnya Sang Mesias—Yesus Kristus yang adalah keturunan Daud, Raja pilihan Allah. Catatan penulis Tawarikh ini sangat berguna, bukan hanya semata-mata agar mereka mengerti sejarah dan diingatkan akan leluhur mereka, tetapi supaya mereka mengerti akan rahasia sebuah komunitas iman—sebuah hubungan Perjanjian dengan TUHAN ALLAH, Sang Pembuat Perjanjian. Catatan silsilah yang kita baca hari ini bermakna ganda, yaitu: Pertama, tentu saja silsilah ini menunjukkan bahwa tetap ada komunitas iman dan perjanjian yang masih berlaku sampai hari ini, yaitu bahwa kita adalah Israel rohani, keturunan dari Raja pilihan Allah. Kedua, silsilah itu menunjukkan kesetiaan Allah kepada Perjanjian-Nya. Dia adalah Allah yang tetap setia walaupun manusia tidak setia. Apa yang sudah dijanjikan-Nya, itulah yang akan diterima oleh umat-Nya. [MS] Mazmur 89:4 Engkau telah berkata: “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun.”
Kamis
Mengakhiri Dengan Baik
3 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 5 Catatan sejarah menjadi penting bila bukan hanya sekedar nama-nama yang dicatat tetapi juga apa yang dilakukan oleh para tokoh ini sehingga nama mereka “harus” dicatat dalam daftar sejarah orang-orang pilihan. Pasal 5 memberikan penekanan kepada mengapa suku Yehuda menjadi inti dari umat pilihan Allah, padahal sesungguhnya Rubenlah anak sulung Yakub dari Lea. Selain itu, keturunan Ruben pun dicatat sebagai para pejuang yang luar biasa. Masa kejayaan suku Ruben dicatat ketika mereka melawan orang Hagri (5:10, 18-22). Akan tetapi, tentu yang seharusnya menjadi perhatian kita adalah bahwa penyertaan Allahlah yang menghasilkan semua prestasi dan pencapaian mereka (5:20, 22). Ketika mereka setia kepada Allah, penyertaan Allah membuat mereka dapat memenangkan setiap pertempuran dan kejayaan. Ketika mereka berubah setia kepada Allah. Hukuman pun mereka terima, yaitu mereka digiring ke pembuangan (5:25-26). Mengakhiri lebih penting daripada mengawali. Itulah pelajaran berharga dari Ruben dan keturunannya. Awal yang baik sebagai anak sulung belum tentu menjadi sebuah keuntungan pada akhirnya. Setelah hak kesulungan tidak diterima, keturunan Ruben pun mengalami pembuangan. Dalam perjalanan iman kerohanian kita bersama Allah, memiliki awal yang baik tidaklah cukup. Kita perlu terus memperhatikan pertumbuhan kerohanian kita dan memeliharanya sehingga kita dapat mengakhiri pertandingan iman kita dengan baik. Pastikan bahwa apa yang kita lakukan setiap hari adalah dalam rangka memelihara iman kita kepada Yesus Kristus! [MS] 2 Timotius 4:7-8 “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.“
Jumat
Dipilih Secara Khusus
4 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 6 Dari catatan sejarah keturunan Suku-suku Israel, catatan tentang Lewi dan keturunannya merupakan sebuah catatan panjang—bahkan yang terpanjang di sepanjang kitab 1 Tawarikh—yang lengkap dengan apa yang terjadi dan yang mereka lakukan. Lewi dan keturunannya menjadi simbol religiositas (kesalehan) Bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Lewi adalah suku yang dikhususkan Allah untuk memimpin Bangsa Israel dalam hal kerohanian kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allahlah sesungguhnya yang memimpin, Allah yang berkuasa dan berdaulat di tengah Bangsa Israel. Dalam melakukan tugas pelayanannya, Allah dengan cermat memberikan talenta kepada mereka yang dipilih-Nya sebagai Imam Besar, sebagai pemuji, sebagai pemimpin rohani dan seterusnya. Jika Allah mau memakai seseorang untuk melayani, Ia pasti akan memperlengkapi mereka. Pemilihan khusus Allah kepada suku Lewi merupakan sebuah bukti bahwa Allah sangat mementingkan relasi dengan Umat-Nya. Setiap waktu, setiap saat, Allah mau berhubungan dengan umat pilihan-Nya. Hati Allah selalu mau berelasi dengan umat-Nya, walaupun umat-Nya seringkali mengecewakan Allah. Kita pun seharusnya mementingkan relasi dengan Allah dalam hidup kita. Allahlah yang berkuasa, berdaulat, dan memimpin hidup kita. Allah selalu rindu untuk menjalin relasi dengan umat pilihan-Nya. Dia telah memilih kita secara khusus untuk melayani Dia. Sudahkah kita memperlakukan Allah seperti yang seharusnya dalam hidup kita? [MS] 1 Petrus 4:10-11a “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus.”
Sabtu
Tidak Dominan Tetapi Berharga
5 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 7-8 TUHAN itu adil. Suku-suku Israel semua mendapatkan tugas khusus tanpa terkecuali. Suku-suku selebihnya (seperti judul yang dituliskan oleh LAI) di pasal 7 menunjuk pada suku-suku Israel yang tidak dominan, namun tetap berharga di mata Allah. Suku-suku ini mendapatkan tugas khusus sebagai tentara dan pahlawan-pahlawan perang Israel. Sedangkan suku Benyamin—suku yang merupakan keturunan anak bungsu dari Yakub— mendapat julukan “A Royal Tribe”. Saul, Raja Israel yang pertama berasal dari suku Benyamin. Semua suku mendapat tugas dan bagian (warisan) masing-masing. Kepada umat Allah pada hari ini, Allah masih memberikan tugas khusus dalam Keluarga Allah. TUHAN yang adil itu memberi tugas kepada setiap anak-anak-Nya sesuai dengan kemampuannya untuk kepentingan keluarga Allah dan kemuliaan nama-Nya. Baik sekali jika semua anggota keluarga Allah itu melakukan bagian tugasnya masing-masing. Ada dua pertanyaan untuk kita renungkan saat ini: Pertama, apakah Anda sudah mengetahui tugas khusus yang Allah berikan kepada Anda? Kedua, apakah Anda sudah melakukannya dengan setia? Betapa indahnya bila kita mengetahui kebenaran tentang Allah yang adil dan yang menganggap kita berharga sehingga layak untuk mengerjakan sebuah tugas khusus bagi kepentingan keluarga Allah dan kemuliaan-Nya. Mari kita melakukan hal itu dengan setia! [MS] Roma 12:6-8 “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dinugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.”
Minggu
Awal Yang Baru
6 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 9-10 Dua pasal berikut mengisahkan tentang hal yang sama, yaitu mengenai sebuah awal yang baru. Pasal 9 mengisahkan Bangsa Israel yang baru saja kembali dari pembuangan dan mengadakan pencatatan atau sensus penduduk. Walaupun saat itu keadaan mereka masih memprihatinkan, tetapi sebagai sebuah bangsa mereka sudah ada dan mereka kembali ke tanah milik pusaka mereka. Eksistensi mereka sebagai sebuah bangsa ditandai oleh sudah kembalinya mereka ke tanah milik mereka dan kota-kota mereka (9:2), adanya para imam dan Orang Lewi yang menyelenggarakan ibadah (9:1016, 28-34), dan adanya para penunggu pintu gerbang yang telah siap berjaga (9:17-27). Pasal 10—walaupun melalui kisah kematian Saul yang tragis—merupakan awal baru bagi sebuah dinasti kerajaan di Israel, yaitu Dinasti Kerajaan Daud. Dalam kedua awal yang baru ini, umat Allah harus bersandar pada perjanjian setia mereka kepada Allah. Jika mereka tidak setia kepada Allah, hukuman akan menimpa mereka. Dalam catatan Tawarikh, penulis memberikan alasan khusus bagi sebuah kebenaran teologis mengapa Israel mengalami pembuangan dan mengapa Saul mengalami kekalahan perang, yaitu karena perbuatan mereka yang tidak setia kepada Allah (9:1; 10:13-14). Namun, dasar perjanjian Allah dengan umat-Nya bukanlah hanya berdasarkan kepada setia—diberkati atau tidak setia—dikutuk, tetapi berdasarkan pada kasih setia Allah yang tidak pernah berakhir kepada umat-Nya. Hal ini semata-mata karena Allah begitu mengasihi umatNya. Awal yang baru seperti sebuah kesempatan baru bagi umat Allah untuk memperbaiki diri dan lebih setia kepada-Nya. Kasih setia dan anugerah Allah tidak pernah berakhir! [MS] Mazmur 136:1 “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” 10
Senin
Penyertaan dan Perkenanan
7 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 11 Penulis Tawarikh mulai memberi penekanan yang lebih jelas tentang maksud penulisan kitabnya, yaitu sebagai catatan tentang raja Israel pilihan Allah sendiri, yaitu Daud. Hal itu dikonfirmasi melalui perkataan bangsa Israel sendiri yang menyampaikan firman Allah bahwa Daudlah yang akan menggembalakan umat Israel dan menjadi raja atas mereka. Kemudian, Daud diurapi menjadi raja (11:2-3) serta melakukan tugas sebagai raja (11:4-9) dan membawa Israel ke masa kejayaan. Nama para pahlawan perang Daud dicatat dengan teliti (11:10-47). Kemenangan demi kemenangan diraih oleh Daud dan para pahlawannya, sehingga tampak jelas kejayaan Bangsa Israel di bawah pemerintahan Daud. Rahasia kesuksesan Daud adalah penyertaan dan perkenanan Allah kepadanya (11:9). Penyertaan Tuhan juga sangat penting bagi hidup kita saat ini. Tanpa Tuhan, kita tidak berarti apa-apa. Walaupun kita sukses, bergelimang harta, dan hidup bahagia menurut standar kita, ingatlah bahwa kita bisa sukses karena penyertaan Tuhan atas hidup kita. Janganlah kita memegahkan diri dan menjadi sombong. Selanjutnya, yang harus menjadi perenungan kita adalah penyertaan Tuhan atas kita pun bukan karena kehebatan kita, tetapi karena anugerah Tuhan. Daud bisa menjadi sukses, kekuasaannya bisa semakin besar, dan ia memenangkan setiap pertempuran bukan karena ia gagah perkasa atau karena ia tampan dan hebat, tetapi karena Tuhan menyertai dan berkenan kepadanya. Setelah ia diurapi menjadi raja pilihan Tuhan atas Israel, kesuksesan mengiringinya karena Tuhan menyertai serta memberi kemenangan kepada-Nya (11:14). Bila kita menghendaki agar Tuhan menyertai kita, pastikan bahwa Ia berkenan atas segala sesuatu yang kita lakukan. Pekalah kepada suara Tuhan dan taatilah perintah-Nya, maka Ia akan berkenan kepada Anda! [MS] 1 Tawarikh 11:9 “Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN semesta alam menyertainya.” 11
Selasa
Setialah!
8 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 12 Kekuasaan dan kehebatan seseorang dinilai bukan hanya dari seberapa banyak harta yang dimilikinya, tetapi juga dari seberapa banyak pengikut dan tentaranya. Itulah sebabnya, di pasal 12 ini dituliskan mengenai pengikut dan tentara Daud. Namun, yang membuat mereka berbeda dari pengikut dan tentara raja mana pun adalah kesadaran bahwa Tuhan Allahlah yang menolong Daud dan bahwa mereka disertai Tuhan (12:18). Tuhan tidak sembarangan memilih orang-orang yang Ia mau pakai untuk mendukung Daud dalam setiap pertempuran yang harus dijalaninya. Hal ini terbukti dari berbagai keahlian yang mereka miliki untuk menjadi pahlawan-pahlawan Daud yang gagah perkasa (12:1-2, 8). Mereka semua benar-benar mendukung Daud (12:17-18, 21-22, 38). Mereka sehati, tulus dan bulat hati mendukung dan bertempur bersama-sama Daud sehingga ada sukacita besar di Israel. Kesetiaan Daud kepada Allah adalah kunci yang membuat para pengikut dan tentaranya setia kepadanya. Hal itu merupakan anugerah Tuhan. Pada bagian ini, penulis menunjukkan bahwa bila seseorang setia kepada Tuhan, maka Tuhan akan turun tangan menolongnya dalam segala hal. Allah juga memberikan kepada kita satu atau beberapa keahlian khusus (talenta) yang seharusnya kita pakai untuk melayani dalam keluarga Allah. Selain itu, Firman-Nya adalah ya dan amin saat berbicara tentang orang-orang yang setia kepada-Nya. Allah akan menyertai—dan bahkan membela—orang yang setia kepada-Nya. Apakah Allah akan menemukan kita tetap setia melayani dengan talenta kita dan tetap setia mempercayai Tuhan dalam keadaan apa pun? [MS] Ulangan 7:9 “Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan.” 12
Rabu
Takut Akan Allah
9 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 13-14 Hal pertama yang dilakukan Daud untuk membangun identitas Israel sebagai sebuah bangsa yang besar dan berdaulat adalah mengamankan dan merebut daerah kekuasaan yang dilakukan oleh para pahlawan Daud (11:4-9). Di pasal 13, kita membaca mengenai hal berikutnya yang dilakukan Daud, yaitu memindahkan Tabut Perjanjian ke Yerusalem— yang disebut sebagai Kota Daud. Bagi Daud dan bangsa Israel, Tabut Allah bukan hanya merupakan lambang perjanjian, tetapi juga merupakan lambang kehadiran Allah di tengah bangsa Israel. Namun, begitu terkejutnya Daud ketika menyaksikan bahwa kekudusan Allah telah dilanggar oleh Uza, walaupun hal itu dilakukan secara tidak sengaja. Daud menjadi takut dan sempat “mogok” dalam misinya untuk memindahkan tabut Allah ke Yerusalem. Namun, peristiwa itu justru membuat Daud semakin bersandar kepada Allah. ia selalu bertanya kepada Allah ketika akan melakukan segala sesuatu; baik dalam hal yang menyangkut pemerintahan, maupun yang menyangkut kehidupan pribadi dan keluarga serta rumah tangganya. Kekudusan Allah seharusnya membuat kita semakin menghormati dan takut kepada Allah, sekaligus membuat kita semakin bersandar kepada-Nya dalam menjalani kehidupan ini. Kekudusan Allah seharusnya membuat kita semakin memperhatikan seluruh aspek kehidupan kita, termasuk relasi kita dengan masyarakat dan lingkungan pekerjaan, kehidupan dalam keluarga dan dalam rumah tangga, serta kehidupan pelayanan dan bergereja. Kekudusan Allah seharusnya memacu kita untuk hidup kudus di hadapan Allah. Jangan main-main dengan kekudusan Allah dan jangan hidup dengan sembarangan! Bila kita semakin takut kepada Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, maka berkat-Nya pasti akan menyertai kita (13:14, 14:17) [MS] Ayub 4:6 “Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu?” 13
Kamis
Hormatilah Dia, Allah yang Kudus
10 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 15:1-16:6 Pelanggaran atas kekudusan Allah ketika Daud berniat memindahkan Tabut Allah dalam pasal 13 meninggalkan ketakutan yang mendalam kepada Daud. Hal ini membuat Daud mempersiapkan segala sesuatu dengan lebih baik ketika perencanaan pemindahan Tabut Allah dibuat lagi, seperti yang dicatat pada bagian Alkitab yang sudah kita baca. Sekarang, Daud sudah mengerti makna kekudusan Allah. Oleh karena itu, Daud sungguh-sungguh memperhatikan semua persiapan dengan lebih baik, mulai dari mempersiapkan tempat bagi Tabut Allah dalam kemahnya, memerintahkan agar orang-orang Lewi yang memindahkan Tabut Allah tersebut menguduskan diri mereka, kemudian mempersiapkan para penyanyi dan alat-alat musik, serta merencanakan persembahan korban. Daud mempersiapkan segalanya dengan lebih baik bagi Tuhan yang Kudus yang ia sembah. Saat ini, kita menyembah Tuhan yang sama dengan Tuhan yang disembah Daud. Dia adalah Tuhan yang kudus. Oleh karena itu, kita tidak bisa meremehkan kekudusannya. Dalam hidup ini, janganlah kita sembarangan melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah, apalagi berkompromi dengan dosa. Tuhan tidak bisa dipermainkan. Dalam pelayanan, kita perlu mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Jangan melayani dengan sikap asal-asalan karena Tuhan kita adalah Tuhan yang kudus. Kita mempersembahkan yang terbaik bukan karena semata-mata takut kepada hukuman Tuhan atas diri kita, tetapi karena sudah seharusnya kita memiliki sikap yang benar saat berelasi dengan Tuhan Allah, yaitu dengan menghormati Dia. Dia adalah Allah yang Kudus, Allah yang patut kita hormati dan segani, Dia juga adalah Allah yang mengasihi, yang selalu menerima dan menyambut kita apa adanya. [MS] Mazmur 96:8-9a ”Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan.” 14
Jumat
Mazmur Pengucapan Syukur
11 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 16:7-43 Ayat 8-36 adalah pujian ucapan syukur Daud setelah berhasil memindahkan Tabut Allah ke Yerusalem, Kota Daud. Keberhasilan pemindahan Tabut Allah adalah langkah besar bagi Israel sebagai bangsa yang utuh. Mereka adalah umat Allah karena Allah berkenan atas mereka serta hadir, bahkan berdiam di tengah umat-Nya. Peristiwa ini terjadi di masa kejayaan mereka di bawah pemerintahan Raja Daud. Inilah penekanan utama Kitab Tawarikh yang dibacakan segera setelah mereka kembali dari pembuangan. Kitab Tawarikh adalah pengingat identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. Pujian ini disebut Pujian Pengucapan Syukur atau Mazmur Pengucapan Syukur (The Psalm of Thanksgiving) yang dikarang oleh Raja Daud serta dinyanyikan oleh Asaf dan kaumnya untuk acara besar ini. Tujuan penulisan Mazmur Pengucapan Syukur ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memuji kebesaran dan kasih setia Tuhan, serta untuk memuji Tuhan dan bersyukur karena mereka sudah diberikan keselamatan saat memindahkan Tabut Allah ke Yerusalem. Ucapan syukur kepada Allah harus kita nyanyikan dan naikkan setiap hari. Karena Dia, kita bisa ada sebagaimana kita ada hari ini. Tanpa Tuhan, kita tidak berarti dan tidak bisa melakukan apa-apa. Ucapkanlah syukur dalam segala keadaan, baik ketika kita bersukacita—seperti yang Daud alami—maupun saat kita berdukacita. Walaupun sulit, belajarlah untuk bersyukur dalam segala keadaan. Mazmur Pengucapan Syukur Daud bisa menjadi sebuah bahan referensi yang baik bagi kita dalam menaikkan pujian pengucapan syukur kepada Tuhan (bandingkan dengan Mazmur 96:1-13, 105:1-15 & 106:1, 47-48). Marilah kita belajar untuk bersyukur dalam segala keadaan! [MS] 1 Tawarikh 16:34-35 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selamalamanya kasih setia-Nya. Dan katakanlah: ‘Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu ...” 15
Sabtu
Akrab dengan Allah
12 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 17 Sungguh indah membaca bagian yang menggambarkan suasana keakraban yang erat antara Allah dengan Raja Daud. Allah berkenan atas kehidupan Daud serta mengangkat dan menyertainya, sehingga Daud menjadi Raja atas seluruh Israel, Allah juga yang menegakkan kepemimpinan Raja Daud dan keturunannya serta menjaga perjanjian di antara Allah dengan umat-Nya. Namun, Allah juga menyatakan kehendak-Nya kepada Daud—lewat perantaraan Nabi Nathan, bahwa yang akan membangun Bait Allah adalah keturunan Raja Daud, bukan diri Raja Daud sendiri. Dalam doanya (17:18-27), Raja Daud sangat bersyukur atas kebaikan dan kepercayaan Allah terhadap dirinya. Ia memohon agar Tuhan memimpin dia untuk melaksanakan kehendak Tuhan atas hidupnya dan memberkati dia. Pernyataan kehendak Allah yang gamblang dan jelas dipaparkan dalam kehidupan Raja Daud membuat seakan-akan ia lebih mudah menjalani kehidupannya. Namun, kenyataannya tidak semudah itu, Raja Daud bisa gagal hidup dalam ketaatan kepada kehendak Allah, ia jatuh dalam dosa! Tetapi, ketika kesempatan bertobat itu datang, Daud menggunakannya dengan sebaik mungkin. Hari ini, kita sering merasa bingung saat ingin mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita sehingga seringkali yang kita rasakan adalah rasa berat dalam menjalani kehidupan kita. Namun, sesungguhnya kehendak Allah dinyatakan dalam firman-Nya di dalam Alkitab dan juga melalui relasi kita dengan Allah dalam doa. Hal yang seharusnya menjadi perenungan kita adalah sudahkah kita bertekun dalam membaca firman-Nya dan berdoa supaya kita lebih mengerti kehendak Tuhan? [MS] 1 Tawarikh 16: 11-12 “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.” 16
Minggu
Lebih Dari Pemenang
13 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 18-20 Kitab Tawarikh ditulis dengan penekanan bahwa Daud adalah Raja pilihan Allah, Tuhan berkenan kepada Daud, keturunan Daud akan memerintah Israel, perjanjian Tuhan Allah dengan Israel, serta bahwa TUHAN adalah Allah mereka dan mereka adalah umat pilihan Allah. Penekanan pada Raja Daud sebagai raja yang berkenan kepada Tuhan dapat kita baca di pasal 18-20 ini. Penekanan ini terlihat dari kisahkisah kemenangan Raja Daud serta pahlawan-pahlawan dan pasukannya dalam setiap pertempuran, dan juga dari kisah-kisah kepahlawanan dalam pemerintahannya. Dengan membaca kisah-kisah ini, kita bisa melihat bahwa Allah sungguh-sungguh setia berpegang kepada janji-Nya dan Ia memberikan kemuliaan kepada Israel sebagai umat pilihan-Nya. Penyertaan dan berkat Tuhan selalu mereka rasakan di setiap pertempuran melawan Bangsa Filistin, Moab, Aram, dan Amon. Raja Daud pun memahami bahwa dia adalah alat yang Tuhan pakai untuk membawa kemenangan demi kemenangan bagi bangsa Isarel, umat pilihan Allah. Raja Daud melakukan tugas yang menjadi bagiannya dengan baik. Saat ini, sebagai Israel rohani, kita pun masih tetap berperang dalam peperangan rohani. Tentu saja kita tidak mengangkat berbagai senjata dan mengenakan baju zirah seperti yang dipakai Raja Daud dan para pahlawannya. Bagian kita dalam peperangan rohani adalah mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, sehingga kita bisa memenangkan setiap pertempuran, bahkan kita bisa memadamkan panah api dari si jahat (Efesus 6:10-20). Mari kita lakukan tugas dan bagian kita dengan baik. Kita lebih dari pemenang! [MS] Efesus 6: 13 “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.” 17
Senin
Berjaga-jagalah dan Jangan Lengah
14 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 21 Iblis memang tidak akan pernah tinggal diam untuk berusaha membuat seorang anak Tuhan jatuh dalam dosa. Hal ini tidak terkecuali terjadi juga atas diri Raja Daud. Dengan jelas, penulis mencatat bahwa iblislah yang bangkit melawan orang Israel serta Raja Daud. Iblis tidak suka jika Bangsa Israel menjaga perjanjian mereka dengan Allah dan mereka taat menjalani perintah Tuhan. Iblis mengoda Raja Daud untuk menghitung pasukannya sehingga membuat dia mengalihkan perhatian dari Allah. Iblis mau membuat Raja Daud bergantung pada pasukannya yang banyak dan mulai menyombongkan diri bahwa ia bisa melakukan semuanya dengan pasukannya, tanpa Tuhan. Jika kita membaca kelanjutan kisah kehidupan Raja Daud, ternyata bahwa akhirnya Raja Daud terjebak oleh godaan iblis dan jatuh dalam dosa, sehingga Allah menghukum Raja Daud dan orang Israel. Cara kerja iblis tetap sama, ia tidak akan pernah berhenti berusaha menjatuhkan anak-anak Tuhan, membuat anak-anak Tuhan melakukan dosa dan menjauh dari Tuhan, baik melalui kesibukan dalam pekerjaan dan pelayanan, dengan menumbuhkan kesombongan dalam diri kita bahwa kita bisa melakukan segala sesuatu dengan kemampuan kita sendiri, serta melalui godaan dosa yang terasa nikmat dalam hidup kita. Jangan lengah! Memang, ada dosa yang kita lakukan kerena kelemahan kedagingan kita, tetapi iblis juga bisa memanfaatkan kelemahan kita untuk membuat kita menjauhi Tuhan. Akibatnya, bukan hanya kita berdosa, tetapi juga hukuman Tuhan akan datang menimpa kita. Tapi, syukur bahwa kita bisa datang kepada Tuhan Yesus untuk memohon pengampunan. Kita juga harus terus berjaga-jaga agar kita tidak lengah. Semoga Tuhan menolong kita! [MS] 1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 18
Selasa
Mengasihi Tuhan Lebih Sungguh-sungguh
15 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 22 Salah satu bukti kasih Daud kepada Allah adalah hasratnya yang menggebu-gebu untuk membangun Bait Allah. Saat duduk di istananya yang megah, ia ingat bahwa Tabut Allah—lambang kehadiran Allah—masih ditempatkan di tenda-tenda, sehingga hatinya menjadi hancur (pasal 17). Oleh karena itu, ia berdoa memohon agar Allah mengizinkan dia membangun Bait Allah. Akan tetapi, Allah tidak mengizinkannya. Allah menginginkan agar anaknyalah—yaitu Salomo—yang membangun Bait Allah tersebut. Sekalipun tidak diizinkan membangun Bait Allah, Daud membuat berbagai persiapan untuk membantu Salomo membangun Bait Allah. Kita bisa melihat bahwa Daud amat bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan pembangunan Bait Allah tersebut. Kasih kepada Allah harus kita tunjukkan dengan berbagai cara, antara lain melalui tiga hal: Pertama, kita harus tetap mempercayai Allah. Dalam segala perkara, belajarlah dari Daud yang mempercayai Tuhan ketika merasa takut, ketika dikepung musuh, maupun ketika bersukacita. Dalam keadaan apa pun, kita harus mempercayai Allah sebagai bukti bahwa kita mengasihi Dia. Kedua, kita harus melayani Tuhan. Pelayanan Daud dalam mempersiapkan pembangunan Bait Allah dilakukan dengan tidak tanggung-tanggung. Layanilah Tuhan Allah selagi kita memiliki waktu dan kesempatan dengan tidak tanggung-tanggung. Buktikanlah bahwa kita mengasihi Dia! Ketiga, kita harus menaati perintah Allah. Ketaatan dalam melakukan perintah Tuhan Allah adalah bukti paling nyata bahwa kita mengasihi Allah. Walaupun sulit, kita harus tetap berusaha. Ketika melakukan dosa, Daud mendapat teguran. Ia bertobat dan menyesal serta berusaha melakukan perintah Tuhan. Mari kita belajar untuk lebih sungguh-sungguh mengasihi Allah! [MS] Ulangan 6:5 “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” 19
Rabu
Fisik vs Rohani
16 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 23 Raja Daud bukan hanya memikirkan pembangunan fisik Bait Allah, tetapi dia melangkah lebih jauh, yaitu memikirkan kehidupan rohani bangsa Israel, yang memiliki identitas sebagai umat pilihan Allah. Bait Allah yang akan dibangun dan ibadah yang diselenggarakan di dalamnya adalah bukti nyata pemerintahan Allah di Israel. Oleh karena itu, Raja Daud mempersiapkan orang-orang Lewi untuk melakukan tugas sebagai suku yang dipilih Allah secara khusus untuk melayani Tuhan. Raja Daud sangat memahami peran dan tugas orang Lewi seperti yang telah ditunjukkan Allah di zaman Musa (bandingkan dengan Keluaran 28:1, Ulangan 10:8 dan Bilangan 3:5-9). Raja Daud sungguh-sungguh belajar untuk menaati Allah. Raja Daud memberi perintah terhadap orang Lewi dengan menyebut per nama dan per keluarga supaya mereka mengingat tugas utama mereka, yaitu menyelenggarakan ibadah di rumah TUHAN. Jangan sampai mereka terpesona oleh kemegahan Bait Allah, sehingga lupa akan ibadah yang seharusnya diselenggarakan. Dunia kita hari ini merupakan zaman yang mementingkan penampilan fisik. Dalam kondisi seperti itu, kita tidak boleh lupa bahwa kehidupan kerohanian kita harus terus dibangun karena kita adalah umat Allah. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa membangun kehidupan kerohanian adalah bentuk ketaatan terhadap perintah Tuhan. Ingatlah bahwa bukti kasih kita yang nyata kepada Allah adalah bila kita melakukan perintah-Nya. Akan tetapi, bagaimana kita bisa dengan leluasa melakukan perintah Tuhan, jika kita tidak pernah beribadah dan kita tidak mengenal perintah-Nya? [MS] 2 Yohanes 1:6 “Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.” 20
Kamis
Kepemimpinan Rohani
17 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 24 Penjelasan mengenai kelompok-kelompok dan tugas-tugas orang Lewi masih berlanjut di pasal ini. Adanya pembagian tugas dan jabatan imam yang jelas ketika memasuki Bait Allah menunjukkan adanya organisasi yang sangat rapi yang Allah persiapkan melalui Raja Daud. Hal ini menjamin kelancaran proses ibadah Orang Israel. Pengaturan jalannya proses ibadah (kepemimpinan) ini tidak kalah penting ketimbang pembangunan fisik Bait Allah. Gereja sebagai representasi Bait Allah di zaman ini perlu memperhatikan dua hal di atas (pembangunan fisik dan kepemimpinan) secara seimbang. Pembangunan fisik untuk menjangkau lebih banyak orang dan untuk menyediakan sarana yang lebih baik harus diiringi dengan jalannya kegiatan kerohanian serta adanya organisasi (sistem kepemimpinan) para pemimpin gereja yang baik. Kita patut bersyukur bahwa Tuhan selalu membangkitkan para hamba Tuhan dan para aktivis yang sebagian merupakan para pemimpin gereja untuk melayani Tuhan dengan baik dan memastikan terselenggaranya kegiatan ibadah dan pengaturan organisasi yang baik. Setiap anggota jemaat Tuhan semestinya mendukung pelayanan para pemimpin gereja, baik dengan mendukung kelancaran setiap program yang telah disusun maupun dengan secara langsung terlibat aktif dalam pelayanan di Rumah Tuhan. Jangan lupa bahwa kita juga perlu mendukung melalui doa, bukan hanya supaya pelayanan dapat berlangsung dengan baik, tetapi juga supaya para pemimpin bisa menjadi teladan yang memuliakan Allah melalui gaya hidup dan pelayanan mereka. Semuanya itu harus dilakukan bersama-sama dan semata-mata hanya untuk menyenangkan Tuhan kita, Sang Pemimpin Gereja. Amin. [MS] 1 Korintus 12: 12 “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.” 21
Jumat
Musik Dalam Ibadah
18 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 25 Musik dan nyanyian merupakan bagian dari budaya Yahudi yang sangat kental. Mulai dari saat Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, mereka sudah menyanyi memuji Tuhan dengan menggunakan berbagai alat musik (Keluaran 15:1-21). Peristiwa itu menjadi awal pemakaian musik dan pujian dalam ibadah mereka. Walaupun demikian, penentuan adanya bagian khusus kelompok penyanyi barulah ditentukan di bagian ini, ketika Raja Daud mempersiapkan diri dalam ibadah di Bait Allah. Anak-anak Asaf, anak-anak Heman dan anak-anak Yedutun ditetapkan untuk menjadi kelompok-kelompok penyanyi dalam ibadah di Bait Allah. Mereka mempersiapkan pujian, nubuatan, dan juga memainkan alat-alat musik. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa musik dan pujian memegang peranan penting dalam ibadah di gereja atau dalam penyembahan kepada Allah. Musik masih terus diperhatikan sampai pada masa kini dan menjadi bagian penting dalam ibadah dan penyembahan kita kepada Allah. Musik dapat membangkitkan semangat untuk berdoa, berbelaskasihan, dan membangkitkan kasih sayang. Kata-kata dalam pujian yang dinaikkan memberi makna tersendiri bagi anggota jemaat yang menyanyikannya. Mempersiapkan musik yang indah amat penting dalam ibadah karena musik dapat membentuk suasana ibadah yang baik. Pujian yang baik akan membawa umat Allah untuk menyembah Allah. Ingatlah bahwa musik dan pujian yang dinaikkan diperuntukkan untuk memuji dan menyembah Allah. [MS] Mazmur 149:1-3 “Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!” 22
Sabtu
Tiga Hal Tentang Gereja
19 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 26 Bagian yang menjadi perhatian dalam pengorganisasian Bait Allah dalam bacaan Alkitab hari ini adalah penjaga pintu gerbang (26:1-19), penjaga perbendaharaan rumah Allah dan barang-barang kudus (26:20-28), serta pengatur dan hakim (26:29-32). Para penjaga pintu gerbang bertugas untuk memperhatikan dan menjaga agar setiap kegiatan di dalam Bait Allah bisa berlangsung dengan baik. Para penjaga perbendaharaan dan barang-barang kudus bertugas untuk menjaga semua barang yang ada di Bait Allah serta memeliharanya. Para pengatur dan hakim yang ditempatkan di sebelah barat Sungai Yordan bertugas untuk urusan kerohanian serta urusan pemerintahan. Hal ini penting agar ada orang yang khusus menangani daerah kekuasaan Israel yang semakin meluas. Lebih jelas lagi, pada bagian ini kita bisa melihat bagaimana Tuhan Allah melalui raja Daud memikirkan dengan begitu detil pembagian tugas dalam organisasi di Bait Allah. Secara tidak langsung, ada tiga hal yang menjadi perhatian Raja Daud, yaitu pembangunan fisik Bait Allah, kegiatan kerohanian di Bait Allah, serta pembagian tugas secara administratif. Ketiga hal di atas masih sangat kontekstual dengan keberadaan gereja hari ini. Gereja memerlukan adanya bangunan fisik sebagai tempat ibadah, kegiatan kerohanian yang berpusat pada penyembahan kepada Allah, serta berbagai tugas adminitratif dalam pelayanan jemaat. Gereja harus memperhatikan ketiga hal itu secara seimbang. Bila ketiga hal itu dijalankan dengan baik, setiap gereja pasti akan menjadi gereja yang sehat. [MS] 1 Korintus 12:17-18 “Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.” 23
Minggu
Tunas Keadilan dan Gembala Israel
20 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 27 Setelah memaparkan pembagian tugas dalam pendirian Bait Allah dan pengelolaan organisasinya, penulis Tawarikh beralih pada pembagian tugas para tentara penjaga raja, para kepala suku, pengawas persediaan raja, pengawas para pekerja, dan para penasihat raja, semuanya secara lengkap dituliskan dalam pasal ini. Bagian ini adalah bagian khusus dalam Kitab Tawarikh yang tidak ada paralelnya dalam Kitab 1-2 Raja-raja. Yang ditulis di bagian ini bukan dari Suku Lewi, tetapi mereka yang secara khusus dipilih untuk melayani raja dan keluarganya. Melihat apa yang dituliskan di sini, tidak mengherankan bila Bangsa Israel sangat mengagumi dan mengagungkan Raja Daud. Raja Daud bukan hanya berhasil memenangkan berbagai peperangan dan meluaskan daerah kekuasaan bangsa Israel, tetapi setiap orang juga menerima tugas khusus yang mereka jalankan dengan baik dan setia. Raja Daud mengungkapkan pemerintahan Allah yang adil, benar, dan damai. Pemerintahan Raja Daud memang sudah ditetapkan oleh Allah. Daud adalah raja pilihan Allah. Penetapan ini merupakan fokus penulis Kitab Tawarikh, yaitu bahwa kepemimpinan bangsa Israel di bawah pemerintahan Daud merupakan model yang terwujud saat Allah menumbuhkan Tunas Keadilan dari keturunan Daud dan mengangkat seorang Gembala Israel yang akan memerintah umat-Nya, yang menunjuk kepada Yesus Kristus (bandingkan dengan Yeremia 33:15, Yehezkiel 34:23-24). Tentu saja pemerintahan yang dimaksud bukanlah pemerintahan secara fisik dalam dunia ini, seperti yang diharapkan oleh orang-orang Israel, bahkan juga oleh murid-murid Tuhan Yesus. Tetapi, yang dimaksud dengan pemerintahan terwujud saat umat Allah dimerdekakan dari setiap dosa yang mengikat mereka dan saat Tuhan Yesus Kristus menjadi Raja dan Pusat Kehidupan umat-Nya [MS] Yehezkiel 34:31 “Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” 24
Senin
Kuatkan dan Teguhkanlah Hatimu
21 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 28 Setelah rencana pembangunan Bait Allah diselesaikan dan dilakukan pembagian tugas, di pasal 28 ini, Raja Daud mengumpulkan para pemimpin Yehuda dan menyampaikan pidato mengenai pembangunan Bait Allah. Raja Daud menyampaikan bahwa anaknya—Salomo—yang akan memimpin proses pembangunan dari awal hingga selesai. Pidato ini sekaligus merupakan proklamasi secara resmi bahwa Salomo dan seluruh Israel akan bahu-membahu membangun Bait Allah. Daud menekankan perencanaan pembangunan Bait Allah yang merupakan identitas Bangsa Israel serta merupakan lambang kehadiran dan pemerintahan Allah atas Israel, serta dilandasi oleh perjanjian umat dengan Allah. Selama mereka beribadah dan menaati semua perintah Allah dengan setia, Allah pasti akan memberkati mereka. Daud juga memberikan motivasi kepada Salomo agar tetap maju membangun dan tidak perlu takut karena ada Allah yang menolong dan menyertai. Allah yang sama juga tidak akan meninggalkan kita. Ia akan menyertai dan menolong kita agar kita bisa tetap melakukan kehendak-Nya dalam hidup kita. Mungkin hari ini Allah tidak secara langsung memerintahkan kita untuk membangun sebuah gereja atau melakukan halhal yang berkaitan dengan pembangun fisik sebuah Bait Allah. Tetapi, Allah masih tetap mau melibatkan kita dalam pelaksanaan agenda-Nya di dunia ini. Maukah Anda menaati kehendak-Nya, walaupun seringkali kita tidak bisa memahami kehendak Tuhan secara jelas? Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu. Lakukanlah perintah Tuhan dalam hidup kita agar kehendak-Nya terwujud dalam hidup kita! [MS] 1 Tawarikh 28: 20b “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu: janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.” 25
Selasa
Hadirkah Allah di Hidupmu?
22 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Tawarikh 29 Pasal terakhir Kitab 1 Tawarikh ini terbagi dalam tiga bagian: Pertama, pidato raja Daud yang mendorong seluruh jemaah untuk memberi persembahan bagi pembangunan Bait Allah—yang dimulai dari teladannya dalam memberi persembahan (29:1-9). Kedua, pujian kepada Allah karena semua yang sudah Tuhan Allah kerjakan dalam hidup Daud, serta berkat dan doanya bagi Salomo—anaknya yang akan menjadi raja (20:10-20). Ketiga, Daud mengakhiri pemerintahannya dan bahkan hidupnya serta menyerahkan kursi pemerintahan kepada Salomo, anaknya. Bagian ini menyatakan dua hal penting yaitu perkenanan Allah atas Salomo yang akan membangun Bait Allah serta kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dengan Daud, bahwa ia dan keturunannya akan memerintah atas Israel (20:21-30). Penulis menutup kitab 1 Tawarikh dengan sangat elegan dalam suasana meriah. Seluruh kerajaan bersukacita karena persiapan sebuah pembangunan besar telah dimulai dan telah dilakukan pengurapan seorang raja baru atas Israel, walaupun mereka sedang berduka karena kematian Raja Daud. Dengan mencatatkan apa yang Daud telah lakukan bagi Israel, kedukaan tertutupi oleh kemuliaan yang Allah anugerahkan bagi Daud. Kitab 1 Tawarikh ini memperlihatkan sosok raja yang sangat ideal dalam diri Daud, karena memang dicatatkan hampir tanpa kelemahan dan dosa. Yang harus menjadi penekanan adalah bagaimana Daud mengutamakan dan menghadirkan Allah dalam setiap penggalan kehidupannya; mulai dari penetapannya sebagai raja pilihan Allah, semua peperangan, perencanaan pembangunan Bait Allah, sampai penyerahan jabatan sebagai raja kepada penerusnya, yaitu Salomo. Bagaimana dengan hidup kita? Apakah dalam segala hal kita mengutamakan dan menghadirkan Allah? [MS] 1 Tawarikh 29: 10b ”Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.” 26
Rabu
Awal yang Baik
23 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 1-2 Raja Salomo mengawali pemerintahannya dengan baik. Di awal pemerintahannya, dia pergi ke Kemah Pertemuan (Kemah Suci)—yang saat itu terdapat di Gibeon—untuk mempersembahkan seribu korban bakaran dan meminta petunjuk TUHAN. Kemah Suci adalah pusat peribadatan bangsa Israel yang dibuat pada zaman Musa. Bagian terpenting Kemah Suci adalah Tabut Perjanjian atau Tabut Allah yang merupakan tempat yang lazim bagi Allah untuk berbicara kepada umat-Nya. Pada zaman Hakim-hakim, Tabut Allah sempat dirampas oleh musuh dan kemudian direbut kembali oleh bangsa Israel, namun tidak dikembalikan lagi ke Kemah Suci. Saat Raja Daud berkuasa, dia memindahkan Tabut Perjanjian ke Yerusalem karena ia ingin membangun rumah (Bait Suci) untuk menyimpan Tabut Allah. Akan tetapi, Allah melarang Daud membangun Bait Suci, dan Allah memberikan hak membangun Bait Suci kepada Raja Salomo. Pembangunan Bait Suci adalah cita-cita Raja Daud yang paling tinggi. Itulah sebabnya, karya awal (yang merupakan karya tertinggi) Raja Salomo adalah membangun Bait Suci (pasal 2-5). Isi permohonan Raja Salomo kepada Allah, yaitu memohon hikmat dan pengertian untuk memimpin bangsa Israel merupakan permohonan yang amat Allah hargai, sehingga Allah bukan hanya mengabulkan permohonan tersebut, tetapi Allah juga menganugerahkan kekayaan, harta benda, dan kemuliaan (1:11-12). Sikap kerendahhatian dan kebergantungan kepada Allah yang tercermin dalam permohonan di atas merupakan teladan yang menjamin kesuksesan umat Allah. [P] 2 Tawarikh 1:11b-12a “Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, ...” 27
Kamis
Bait Allah yang Mewah
24 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 3:1-5:1 Bila kita memperhatikan ukuran Bait (rumah) Allah atau Bait Suci yang dibangun oleh Raja Salomo (3:3), mungkin kita akan merasa heran saat menyadari bahwa ukuran Bait Allah itu hanya seperti ukuran gereja yang relatif kecil: panjang 60 hasta (=27 m) dan lebar 20 hasta (=9m). Sekalipun demikian, kita perlu menyadari bahwa pada masa itu, yang diizinkan memasuki Bait Suci hanya para imam, Bahkan Ruang Mahasuci hanya boleh dimasuki oleh Imam Besar setahun sekali. Oleh karena itu, memang tidak diperlukan bangunan dengan ukuran yang terlalu luas. Walaupun ukuran Bait Suci relatif kecil, bahan-bahan yang dipakai amat mahal (memakai kayu impor dan banyak memakai lapisan emas). Bila bangunan semacam itu didirikan pada masa kini, pasti banyak orang akan mengatakan bahwa mendirikan bangunan yang mahal semacam itu merupakan suatu pemborosan! Akan tetapi, bagi Raja Salomo (yang mewarisi pola pikir Raja Daud), Allah patut dihormati dengan kemewahan! Perhatikan penghargaan kepada Allah yang diungkapkan Raja Daud (1 Tawarikh 29:1-5) maupun Raja Salomo (2 Tawarikh 2:5-6). Apakah tindakan membangun Bait Allah yang megah dan mewah itu merupakan tindakan yang berlebihan? Tidak! Yang menjadi masalah adalah bila kita membangun Rumah Allah untuk kepentingan kita sendiri (supaya kita mendapat pujian). Bagi Salomo, masalah juga muncul karena dia membangun istana yang (lebih) megah bersama-sama dengan pembangunan Bait Suci (2:1, 3, 12; 7:11). Bait Allah dibangun dalam 7 tahun (1 Raja-raja 6:38), sedangkan istana Salomo dibangun dalam 13 tahun (1 Raja-raja 7:1). ( [P] 2 Tawarikh 2:6 ”Tetapi siapa yang mampu mendirikan suatu rumah bagi Dia, sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Dia? Dan siapakah aku ini, sehingga aku hendak mendirikan suatu rumah bagi Dia, kecuali sebagai tempat untuk membakar korban di hadapan-Nya?” 28
Jumat
Kehadiran Allah
25 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 5:2-6:11 Bagian apa yang paling penting di dalam Bait Allah. Jelas bahwa bagian paling penting adalah Ruang mahakudus. Ruang Mahakudus merupakan bagian terpenting karena di sana terdapat Tabut Perjanjian TUHAN yang di dalamnya terdapat dua loh batu. Di kedua loh batu itu terdapattulisan Allah sendiri tentang hukum-hukum Allah yang terpenting yang biasa disebut sebagai sepuluh hukum Allah. Tabut perjanjian itu penting karena Allah telah berjanji bahwa Ia akan berbicara kepada umat Israel dari atas tutup tabut perjanjian yang disebut sebagai tutup pendamaian. Tidak mengherankan bahwa Raja Daud menganggap penting untuk membawa Tabut Perjanjian itu ke Yerusalem. Kehadiran Allah pada tutup pendamaian itu membuat Tabut Perjanjian harus dihargai. Tabut Perjanjian itu tidak boleh disentuh dengan tangan. Siapa yang menyentuh Tabut Perjanjian akan mati! Tabut Perjanjian itu sudah dilengkapi dengan gelang-gelang yang bisa dimasuki oleh tongkat pengusung, sehingga para imam yang bertugas mengusung tabut tidak perlu memegang tabut tersebut. Saat kebaktian diselenggarakan, kemuliaan Allah memenuhi seluruh rumah Allah, sehingga para imam yang menyelenggarakan kebaktian tidak tahan berdiri (Maksudnya, kemuliaan Tuhan itu memaksa mereka untuk bersujud di hadapan TUHAN). Ibadah yang baik bukanlah ibadah yang membuat umat Allah terkagum-kagum terhadap pendeta atau terhadap pemimpin pujian atau terhadap paduan suara atau terhadap pemain musik, melainkan ibadah yang membuat tidak ada seorang pun yang berani bersikap sombong di hadapan Allah. Apakah ibadah yang Anda ikuti membuat Anda merendahkan diri di hadapan Allah. [P] 2 Tawarikh 5:13b-14 ”Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.” 29
Sabtu
Rumah Doa bagi Umat Allah
26 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 6:12-42 Apakah adanya Bait Allah itu membuat Allah terlokalisasi (terbatas di satu tempat)? Tidak! Allah yang tidak terbatas tidak mungkin dibatasi oleh sebuah gedung. Walaupun keberadaan Allah tidak dibatasi oleh tempat, dalam Perjanjian Lama, Allah berkenan untuk menyatakan diriNya dari atas tutup pendamaian (Keluaran 25:22; 30:6), yaitu penutup dari Tabut Perjanjian atau Tabut Hukum. Raja Salomo memahami benar bahwa Allah tidak mungkin dilokalisasi (2 Tawarikh 2:6; 6:18), sehingga Raja Salomo merasa perlu mendasari permohonannya pada janji Allah (6:20). Raja Salomo memohon agar Allah mau mendengar permohonan yang diajukan oleh umat Allah di Bait Allah (6:20-40). Perhatikan bahwa Tuhan Yesus menyebut Bait Allah sebagai Rumah Doa (Matius 21:13; Lukas 19:46), bahkan sebagai Rumah Doa bagi “Segala Bangsa” (Markus 11:17), bukan hanya bagi bangsa Yahudi saja. Bagi bangsa Yahudi yang sedang berada di pembuangan, mereka tidak dapat lagi berdoa di Bait Allah (karena Bait Allah telah dirobohkan oleh bangsa Babel). Oleh karena itu, mereka membangun pusat ibadah yang disebut “Tempat Sembahyang” (Kisah Para Rasul 16:13, 16) atau “Sinagoge”. Pada masa kini, sangat disayangkan bahwa banyak orang Kristen melupakan gagasan bahwa gedung gereja pun bisa kita pandang sebagai “Rumah Doa”. Memang, Allah tidak bisa dibatasi oleh gedung dan kita bisa berdoa secara pribadi di rumah. Akan tetapi, gedung gereja adalah tempat bagi kita untuk berdoa sebagai suatu “umat”, bukan hanya berdoa secara pribadi. Tuhan Yesus pun menjanjikan berkat khusus bagi orang-orang percaya yang berdoa dalam kebersamaan, bukan hanya berdoa secara pribadi (Matius 18:19-20). Apakah Anda menganggap penting doa dalam kebersamaan umat Allah? [P] 2 Tawarikh 6:20 ”Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman nama-Mu -- dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini.” 30
Minggu
Peringatan Keras
27 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 7-8 Membaca kisah hidup Raja Salomo—khususnya sampai masa kejayaannya—terasa sangat menakjubkan, tetapi sekaligus menyedihkan. Tak terbayangkan betapa megahnya upacara korban yang diselenggarakan oleh Raja Salomo dalam penahbisan Bait Allah itu. Ingatlah bahwa yang dipersembahkan dalam upacara korban bakaran itu adalah dua puluh dua ribu ekor sapi dan seratus dua puluh ribu ekor kambing domba (7:5). Penyelenggaraan persembahan korban itu masih disambung dengan Perayaan Pondok Daun selama seminggu (7:9). Cobalah perkirakan berapa besar kekayaan Raja Salomo? Apakah ada orang kaya yang beriman pada zaman ini yang bisa dan bersedia untuk memberikan persembahan sebanyak itu bagi Allah? Sekalipun apa yang dilakukan oleh Raja Salomo itu amat menakjubkan, ingatlah bahwa kitab 1-2 Tawarikh ini dituliskan untuk orang-orang Yahudi yang berada dalam pembuangan. Bagi mereka, kisah itu amat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Yahudi saat itu. Perhatikanlah betapa kerasnya peringatan Tuhan yang disampaikan kepada Raja Salomo saat itu, “Tetapi jika kamu ini berbalik dan meninggalkan segala ketetapan dan perintah-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, maka Aku akan mencabut kamu dari tanah-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan rumah ini yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku, akan Kubuang dari hadapan-Ku, dan akan Kujadikan kiasan dan sindiran di antara segala bangsa.” (7:19-20). Peringatan ini dimaksudkan untuk mengingatkan bangsa Yahudi bahwa penderitaan yang mereka alami dalam pembuangan itu disebabkan karena ketidaktaatan raja-raja Israel dan Yehuda. Peringatan itu merupakan peringatan bagi kita juga! [P] 2 Tawarikh 7:21 ”Dan setiap orang yang lewat rumah yang amat ditinggikan ini, akan tertegun dan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat yang demikian kepada negeri ini dan kepada rumah ini?” 31
Senin
Jangan Sombong! (1)
28 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 9 Hikmat yang dimiliki oleh Raja Salomo membuat ia menjadi seorang raja yang amat kaya, berkuasa, dan populer. Kekayaan, kekuasaan, dan kepopuleran bisa bermanfaat, tetapi juga bisa membahayakan. Hikmat dan kekayaan Raja Salomo membuat Kerajaan Israel dihargai oleh bangsa-bangsa lain. Raja-raja lain datang untuk melihat hikmat dan kekayaan Raja Salomo sambil membawa persembahan sebagai tanda penghargaan. Sayangnya, persembahan yang dibawa oleh raja-raja itu bukan hanya berupa barang, tetapi juga berupa persembahan anak gadis. Persembahan berupa anak gadis itu dimaksudkan untuk membina persahabatan atau persekutuan. Akibatnya, Raja Salomo sampai memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik—suatu jumlah yang fantastis bagi ukuran masa kini. Banyaknya istri dan gundik Raja Salomo itu menunjukkan bahwa Kerajaan Israel sedang mengalami puncak kejayaan sehingga dihargai oleh bangsa-bangsa lain. Dari satu sisi, kejayaan itu merupakan godaan bagi Raja Salomo untuk menjadi merasa terlalu percaya diri (sombong). Perhatikanlah bagaimana Raja Salomo memamerkan hikmatnya dan kekayaannya kepada ratu negeri Syeba yang datang berkunjung dalam pasal ini. Dari sisi lain, wanita-wanita di sekeliling Raja Salomo itu lambat laun membuat Raja Salomo mulai kehilangan kesetiaan kepada TUHAN (bandingkan dengan 1 Raja-raja 11:3-13). Raja Salomo telah meraih puncak kesuksesan menurut ukuran dunia, yaitu memiliki kekayaan, kekuasaan, dan popularitas yang luar biasa. Sayang, kesuksesan membuat ia menjadi sombong dan lupa bahwa apa yang telah dicapainya merupakan anugerah Allah! [P] Amsal 30:8-9 ”Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” 32
Selasa
Jangan Sombong! (2)
29 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 10:1-11:4 Kesombongan Raja Salomo masih bersifat samar-samar. Kesombongan tersebut berkembang dalam jangka waktu panjang dan baru berbuah saat Raja Salomo telah berusia lanjut (bandingkan dengan 1 Raja-raja 11:4). Akan tetapi, kesombongan Raja Rehabeam—anak Raja Salomo—bersifat terang-terangan. Saat menghadapi tuntutan rakyat yang berdemo memohon keringanan pekerjaan (pada masa kini, tuntutan semacam ini serupa dengan tuntutan keringanan pajak), Raja Rehabeam meminta nasihat para tua-tua yang menjadi penasihat Raja Salomo, tetapi nasihat yang mereka berikan dia abaikan. Sebaliknya, Raja Rehabeam justru terjerumus untuk mengikuti saran orang-orang muda yang sebaya dengan dirinya, yaitu menindas rakyat untuk menegakkan kekuasaannya. Raja Rehabeam yang masih muda, sombong, dan kurang berpengalaman itu melakukan kesalahan fatal. Dia tidak sadar bahwa kesuksesan (kekayaan, kekuasaan, kepopuleran) itu asalnya dari Allah dan hanya dari Allah saja. Bila Allah tidak memberikan anugerah-Nya, tak seorang pun yang akan bisa mencapai kesuksesan! Kesalahan Raja Rehabeam itu harus dibayar mahal, yaitu bahwa dia kehilangan sebagian wilayah kekuasaannya. Kisah kesombongan Raja Salomo dan Raja Rehabeam itu merupakan suatu peringatan bagi umat Yehuda yang berada dalam pembuangan, bahwa keadaan mereka yang sedang terpuruk itu bukan disebabkan karena mereka menghadapi musuh yang hebat, tetapi karena mereka tidak bergantung kepada Allah, melainkan kepada diri sendiri! [P] 1 Petrus 5:5-6 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” 33
Rabu
Kesalahan yang Berulang
30 Sept
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 11:5-12:16 Kesombongan Raja Rehabeam membuat Kerajaan Israel pecah menjadi dua kerajaan. Kerajaan Israel bagian Utara (selanjutnya disebut sebagai Kerajaan Israel) yang terdiri dari sepuluh suku, yaitu keturunan Yusuf yang dihitung sebagai dua suku (yaitu Suku Efraim dan Suku Manasye) ditambah dengan delapan suku lain yang berada di bawah pimpinan Raja Yerobeam. Kerajaan Israel bagian Selatan (selanjutnya disebut sebagai Kerajaan Yehuda) terdiri dari Suku Yehuda (suku yang menurunkan raja-raja Yehuda), Suku Benyamin, dan Suku Lewi (Sebagai catatan, suku ini tidak ikut diperhitungkan dalam hal pemetaan wilayah karena seharusnya Suku Lewi mendiami kota-kota perlindungan yang letaknya tersebar di seluruh Israel. Oleh karena itu, Kerajaan Yehuda umumnya disebut sebagai terdiri dari dua suku saja, yaitu suku Yehuda dan suku Benyamin). Nubuat tentang pecahnya Kerajaan Israel ini telah disampaikan sebelumnya kepada Yerobeam oleh Nabi Ahia (1 Raja-raja 11:2937). Saat menyampaikan nubuat tersebut, Nabi Ahia telah mengingatkan bahwa kesuksesan Raja Yerobeam bergantung pada ketaatannya kepada perintah Tuhan (1 Raja-raja 11:38). Sayangnya, Raja Yerobeam tidak mengindahkan peringatan tersebut (2 Tawarikh 11:13-15). Yang lebih menyedihkan, Raja Rehabeam tidak belajar dari kesalahannya. Sesudah menjadi kuat, ia kembali bersikap sombong sehingga ia bukan hanya kehilangan wilayah kekuasaannya, tetapi ia juga kehilangan kekayaannya (2 Tawarikh 12:9-10). Ketaatan kepada Tuhan harus dilakukan seumur hidup, sehingga ketaatan menuntut ketekunan. Sangat menyedihkan bahwa Raja Salomo dan Raja Rehabeam hanya taat dengan setengah hati, padahal ketaatan setengah hati sama dengan ketidakpastian. Kisah Raja Salomo dan Raja Rehabeam ini mengingatkan orang-orang Yahudi di pembuangan dan kita pada masa kini untuk bertekun dalam ketaatan! [P] 2 Tawarikh 12:14 ”Ia berbuat yang jahat, karena ia tidak tekun mencari TUHAN.” 34
Kamis
Menang Bila Mengandalkan Tuhan
1 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 13:1-14:1 Sebutan “Abia” dalam 2 Tawarikh 13 menunjuk kepada orang yang sama dengan Abiam dalam 1 Raja-raja 15. Dalam kitab 1 Raja-raja, pembahasan tentang Raja Abiam sangat singkat dan yang disorot adalah sisi negatifnya, yaitu bahwa Raja Abiam hidup dalam segala dosa yang telah dilakukan ayahnya sebelumnya, dan bahwa ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya. (1 Raja-raja 15:3). Dalam 2 Tawarikh 13, yang dibahas justru sisi positif dari Raja Abia, yaitu bahwa Raja Abia bisa mengalahkan Raja Yerobeam karena ia mengandalkan Tuhan. Perbedaan pembahasan kedua kitab itu tidak berarti bahwa salah satu kitab salah, melainkan bahwa kedua kitab itu memiliki penekanan yang berbeda. Sisi negatif dalam kitab 1 Raja-raja itu merupakan penilaian rangkuman terhadap keseluruhan kehidupan Raja Abiam, sedangkan sisi positif dari Raja Abia itu merupakan catatan terhadap suatu peristiwa khusus yang terjadi saat Raja Abia masih berpaut kepada Tuhan. Sisi positif dalam kehidupan Raja Abia itu dikemukakan untuk membangkitkan pengharapan bagi rakyat Yehuda yang berada dalam pembuangan bahwa mereka akan bisa menang saat menghadapi masalah bila mereka mengandalkan Tuhan. Bagi kita pada masa kini, kisah tentang Raja Abia atau Raja Abiam itu mengajarkan dua hal: Pertama, bila kita hidup dengan bersandar kepada Tuhan, kita bisa melakukan hal-hal besar, termasuk hal-hal yang tidak mungkin bisa kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri. Kedua, Allah menuntut kita agar memiliki ketaatan seumur hidup, bukan hanya ketaatan pada waktu-waktu tertentu saja. Bila kita mulai tidak setia kepada Tuhan, besar kemungkinan bahwa Allah akan membiarkan kita mengalami kesusahan dengan tujuan untuk mengingatkan kita. [P] 2 Tawarikh 13:18 ”Demikianlah orang Israel ditundukkan pada waktu itu, sedang orang Yehuda menjadi kokoh, karena mereka mengandalkan diri kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka.” 35
Jumat
TUHAN yang Memukul Musuh
2 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 14:2-15:19 Alkitab berulang kali memperlihatkan bahwa bila Allah di pihak bangsa Yehuda, mereka pasti menang saat melawan musuh. Sebaliknya, bila mereka meninggalkan Tuhan, mereka akan kalah. Di awal pemerintahannya, Raja Asa melakukan banyak hal yang amat positif. Ia bukan hanya menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala, dan menghancurkan tiang-tiang berhala, tetapi ia juga memerintahkan orang Yehuda supaya mereka mencari TUHAN, Allah nenek moyang mereka, dan mematuhi hukum dan perintah (14:3-4). Kesalehan Raja Asa itu membuat Yehuda berada dalam keadaan aman selama sepuluh tahun (14:1). Selanjutnya, saat kemudian tentara Etiopia (yang jumlahnya satu juta orang) datang menyerbu dengan dilengkapi 300 kereta, pasukan Yehuda yang jumlahnya hanya 580 ribu orang berhasil menghalau mereka (14:8). Perhatikanlah isi doa Raja Asa yang sangat mengesankan saat Yehuda menghadapi musuh (14:11). Perhatikan pula bahwa Tuhanlah yang memukul kalah tentara musuh! (14:12) Kisah kemenangan pasukan Yehuda dalam menghadapi serbuan tentara Etiopia yang jumlahnya hampir dua kali lipat jumlah tentara Yehuda itu mengingatkan bangsa Yehuda yang berada di pembuangan bahwa kondisi yang mereka alami amat bergantung kepada sikap mereka kepada TUHAN. Bila mereka bersandar kepada TUHAN, musuh yang lebih kuat pun akan bisa mereka kalahkan! [P] 2 Tawarikh 14:11 Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: “Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!” 36
Sabtu
Kebodohan Raja Asa
3 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 16-17 Asa memulai pemerintahannya dengan sangat baik. Kesetiaannya membuat negara berada dalam keadaan aman dan musuh yang kuat pun dapat ditaklukkan. Kesungguhannya bukan hanya ditunjukkan melalui ketegasannya dalam menjauhkan orang Yehuda dari penyembahan berhala, tetapi juga ditunjukkan melalui pemecatan neneknya sendiri dari jabatan Ibu Suri karena neneknya membuat patung Asyera yang keji untuk disembah (15:16). Sayangnya, setelah dia telah mempertahankan iman dan kesetiaan selama tiga puluh lima tahun memerintah, imannya runtuh pada tahun ketiga puluh enam. Saat Baesa—raja Israel—hendak menyerang Kerajaan Yehuda, Asa menjadi takut dan meminta pertolongan Benhadad, raja Aram. Tindakan tersebut jelas merupakan tindakan yang bodoh! Dia lupa bahwa Allah telah memberikan kemenangan kepadanya saat dia menghadapi ancaman dari tentara Etiopia dan sekutunya yang jumlah pasukannya jauh lebih besar daripada pasukan Israel. Yang lebih menyedihkan, Raja Asa menutup telinga terhadap teguran Allah yang disampaikan melalui Hanani, sang pelihat (nabi) itu. Bahkan, Raja Asa memasukkan sang pelihat ke dalam penjara (16:7-10). Raja Asa telah melakukan kesalahan ganda, yaitu salah bertindak dan tidak mau ditegur kesalahannya. Kehilangan iman setelah mempertahankan iman selama tiga puluh lima tahun merupakan kesalahan konyol yang hanya dilakukan oleh orang-orang bodoh yang tidak mau belajar dari pengalaman. Sekalipun demikian, sikap tidak mau ditegur merupakan kesalahan yang lebih konyol. Bila Anda ingin mempertahankan iman dalam kehidupan Anda, ingatlah bahwa Allah menuntut kesetiaan jangka panjang dan sikap yang rendah hati terhadap teguran! [P] 2 Tawarikh 16:9 ”Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.” 37
Minggu
Pasangan yang Tidak Seimbang
4 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 18 Raja Yosafat memulai pemerintahannya atas Yehuda dengan sangat baik, yaitu mengikuti teladan Raja Daud. Karena Raja Yosafat mencari Allah dan menaati perintah-perintah Allah, Allah menyertai dia dan mengokohkan kerajaannya (pasal 17). Sayangnya, setelah Raja Yosafat menjadi kaya dan sangat terhormat, dia mengambil keputusan yang salah, yaitu dia menjadi besan Ahab, raja Israel, padahal Ahab adalah seorang raja yang jahat dan tidak mengindahkan kehendak Allah. Kesulitan muncul saat mereka hendak berperang menghadapi musuh bersama. Raja Yosafat ingin bertanya kepada nabi TUHAN, tetapi Raja Ahab lebih suka bertanya kepada nabi-nabi palsu. Setelah seorang nabi TUHAN, yaitu Mikha bin Yilma, menyampaikan firman TUHAN, Raja Ahab melakukan taktik penyamaran dan meminta Raja Yosafat tetap memakai pakaian kebesaran, dengan tujuan agar Raja Yosafatlah yang menjadi sasaran musuh. Sekalipun demikian, kehendak Allah tidak bisa dilawan. Raja Ahab tewas terkena anak panah yang menyasar. Kisah hubungan sebagai besan antara Raja Yosafat yang beriman kepada TUHAN dengan Raja Ahab yang tidak beriman kepada Tuhan mengingatkan kita tentang risiko bagi setiap hubungan pasangan yang tidak seimbang (selain sebagai besan, termasuk pula hubungan suami istri, hubungan mitra bisnis, dan sebagainya). Sebagai contoh, pasangan suami istri yang tidak seiman akan mengalami kesulitan saat hendak memberikan arahan kepada anak-anak mereka, dan anak-anak mereka akan sulit memutuskan siapa yang akan diikuti: ayah atau ibu. [P] 2 Korintus 6:14-15 ”Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?” 38
Senin
Bekerja untuk Tuhan
5 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 19 Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, dari antara para imam dan dari antara para kepala puak Israel untuk memberi keputusan dalam hal hukum TUHAN dan dalam hal perselisihan. Mereka berkedudukan di Yerusalem (19:8). Raja Yosafat berpesan kepada orangorang yang ia angkat sebagai hakim-hakim di Israel, bahwa tugas yang harus mereka lakukan itu harus dipandang sebagai pelayanan kepada Tuhan (19:6). Dengan memandang tugas mereka sebagai pelayanan kepada Tuhan, maka patokan bagi mereka dalam membuat keputusan bukanlah apa yang paling menguntungkan (baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain), melainkan apa yang berkenan kepada Tuhan. Pada umumnya, seriap orang akan memilih untuk melakukan apa yang dianggap paling menguntungkan buat dirinya. Kesetiaan kepada Allah pun dapat disingkirkan bila kesetiaan itu dianggap merugikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila saat bangsa Israel menyaksikan kemakmuran bangsa-bangsa kafir, mereka juga sering tergoda untuk ikut menyembah ilah asing yang dianggap memberikan kesuksesan. Bila kesetiaan kepada Allah disingkirkan, tak mengherankan bila muncul hakim-hakim yang bersedia memenangkan perkara orang yang bersalah karena telah menerima suap. Karena Allah disingkirkan, tidak mengherankan bila saat ini muncul berbagai pandangan yang menjungkirbalikkan nilai-nilai lama, seperti Mahkamah Agung Amerika Serikat yang menetapkan pernikahan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) sebagai pernikahan yang sah. [P] 2 Tawarikh 19:6-7 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: “Pertimbangkanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum. Sebab itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, karena berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Allah kita.” 39
Selasa
Allah yang Akan Berperang
6 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 20:1-21:1 Raja Yosafat menunjukkan sikap yang patut diteladani saat menghadapi ancaman dari pasukan koalisi bani Moab, bani Amon, dan orang Meunim. Orang Meunim adalah bangsa Arab yang tinggal di pegunungan Seir serta di sebelah Timur dan Selatan Laut Mati (lihat 26:7 dan 1 Tawarikh 4:41). Ketakutan tidak membuat Raja Yosafat menyerah terhadap musuh atau mencari bantuan secara membabi buta, tetapi membuat dia mencari TUHAN, bahkan dia memerintahkan seluruh rakyat Yehuda untuk berpuasa (2 Tawarikh 20:3). Bandingkanlah doa Raja Yosafat dalam bacaan Alkitab hari ini dengan doa Raja Salomo dalam pasal 6. Jawaban Allah terhadap doa Raja Yosafat yang disampaikan melalui Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya (20:14-17) mengajarkan kepada bangsa Israel yang sedang berada dalam pembuangan bahwa: Pertama, kemenangan atau kekalahan dalam peperangan tidaklah ditentukan oleh jumlah pasukan, melainkan oleh campur tangan Allah. Kedua, bila Allah menjadi Pembela kita, seharusnya tidak ada sesuatu pun yang patut membuat kita menjadi ketakutan. Ketiga, bila kita berani meyakini (beriman) bahwa Allah menyertai kita, kita akan melihat bahwa Allah memberi kemenangan kepada kita. Bagi orang percaya pada masa kini, ancaman fisik masih bisa saja terjadi, terutama di negara-negara yang dipengaruhi oleh paham keagamaan yang radikal. Selain ancaman fisik, kita juga bisa menghadapi ancaman non-fisik yang bisa menimbulkan kekuatiran, misalnya ancaman kehilangan pekerjaan, ancaman kerugian dalam bisnis, ancaman kegagalan dalam studi, dan sebagainya. Apa pun yang mengancam kita, bila kita beriman kepada TUHAN, kita tidak perlu takut! [P] 2 Tawarikh 20:15b ”Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.” 40
Rabu
Pengaruh Istri yang Kafir
7 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 21:2-22:6 Bagi para penguasa zaman dulu, pernikahan bersifat politis. Maksudnya, pernikahan dimaksudkan untuk membentuk hubungan politis. Oleh karena itu, bila Raja Yosafat tidak berniat membina hubungan politis dengan Raja Ahab, Yoram (putra Raja Yosafat) tidak akan menikah dengan putri Ahab (Raja Israel Utara). Hubungan yang tidak seimbang itu (Lihat renungan 2 Tawarikh 18) mengakibatkan dampak yang mengerikan, yaitu bahwa Raja Yoram tidak mengikuti pola hidup ayahnya yang saleh, melainkan mengikuti tingkah laku keluarga Ahab yang jahat (21:6). Tentu tidak terbayang dalam pikiran Raja Yosafat bahwa Yoram akan membunuh semua saudaranya (21:4) untuk mengokohkan kekuasaannya. Jelas bahwa tindakan biadab seperti ini adalah hasil pengaruh istri Raja Yoram yang telah terbiasa melihat kekejaman ibunya—Izebel—yang berasal dari keluarga bangsa kafir (Kejahatan Izebel dan pengaruhnya terhadap suaminya bisa dibaca dalam 1 Raja-raja 16:29-21:26). Kisah pengaruh istri kafir dalam kehidupan raja-raja Yehuda ini membekas dalam diri umat Allah di pembuangan. Oleh karena itu, saat mereka kembali dari pembuangan di kemudian hari, mereka sangat sensitif terhadap pernikahan dengan pasangan kafir. Hal ini terlihat jelas pada masa kepemimpinan Imam Ezra yang memandang masalah perkawinan dengan pasangan kafir sebagai masalah yang amat serius, sehingga Imam Ezra meminta agar kesungguhan pertobatan umat Yehuda diwujudkan dengan mengusir semua istri yang berasal dari bangsa kafir (Ezra 9-10). Pada zaman Perjanjian Baru, sikap yang dianjurkan oleh Rasul Paulus tidak sekeras Imam Ezra (1 Korintus 7:12-16). Sekalipun demikian, jelas bahwa Rasul Paulus melarang pernikahan dengan pasangan tidak seiman yang disengaja (2 Korintus 6:14). [P] 2 Tawarikh 21:6 ”Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.” 41
Kamis
Rantai Kekafiran Harus Diputuskan!
8 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 22:7-23:21 Bila kita merasa ngeri saat membaca tentang Raja Yoram yang membunuh saudara-saudaranya untuk mengokohkan pemerintahannya (21:4), kita akan merasa lebih ngeri lagi ketika membaca tentang Atalya yang membunuh semua keturunan raja dari kaum Yehuda (22:10), karena hal ini berarti bahwa Atalya membunuh cucu-cucu kandungnya sendiri (anak-anak Raja Ahazia). Terlihat jelas betapa mengerikannya pengaruh kekafiran dalam riwayat raja-raja Yehuda! Dalam kondisi yang buruk seperti di atas, Tindakan Yosabat menyelamatkan Yoas bin Ahazia bisa kita pandang sebagai intervensi Allah dalam sejarah Yehuda untuk melenyapkan pengaruh kekafiran yang dibawa oleh keluarga Ahab dalam kehidupan raja-raja Yehuda. Yoas dididik oleh Imam Yoyada dan istrinya, yaitu Yosabat, sehingga saat tiba waktunya untuk merebut kembali Kerajaan Yehuda dari tangan Atalya, Yoas bisa menjadi seorang raja yang melakukan apa yang benar di mata TUHAN (24:2). Sulit untuk kita bayangkan betapa mengerikannya pengaruh kekafiran dalam riwayat raja-raja Yehuda seandainya Yoas tidak dididik oleh Imam Yoyada! Sungguh tak masuk diakal bahwa Atalya yang telah bertindak sedemikian jahat (membunuh cucu-cucu kandungnya sendiri) masih bisa berkata bahwa tindakan Imam Yoyada yang memimpin pasukan Yehuda untuk merebut kembali kekuasaan dari tangan Atalya sebagai tindakan khianat (23:13). Umat Yehuda yang berada dalam pembuangan—dan umat Allah pada masa kini—perlu memahami benar bahwa pengaruh kekafiran yang dibiarkan masuk (khususnya melalui perkawinan) bersifat amat merusak iman yang benar kepada Allah! [P] 2 Tawarikh 23:3 Lalu seluruh jemaah itu mengikat perjanjian dengan raja di rumah Allah. Kata Yoyada kepada mereka: “Lihatlah, anak raja! Biarlah ia memerintah, seperti yang telah difirmankan TUHAN tentang anak-anak Daud!” 42
Jumat
Buta Karena Kekuasaan
9 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 24 Raja Yoas memulai pemerintahannya dengan baik karena ia dibimbing oleh Imam Yoyada. Di bawah bimbingan Imam Yoyada, Raja Yoas mengumpulkan dana dari seluruh orang Israel untuk merenovasi Bait Allah yang telah menjadi kacau balau karena dipakai untuk tempat menyembah Baal oleh Atalya. Tindakan memulihkan sistem peribadatan di Bait Suci ini merupakan tindakan yang terpuji. Sayangnya, Raja Yoas adalah raja yang lemah iman. Iman Raja Yoas belum sanggup untuk mandiri. Imannya kuat saat dia masih memperoleh bimbingan dari Imam Yoyada. Akan tetapi, setelah Imam Yoyada wafat, imannya gampang digoyahkan oleh kekuasaan. Setelah Imam Yoyada wafat, para pemimpin Yehuda yang bersifat menjilat membuat mata iman Raja Yoas tertutup dan selanjutnya Raja Yoas menjadi tersesat. Raja Yoas mulai mengabaikan peribadatan di rumah Tuhan, lalu ia mulai beribadah kepada tiang berhala dan patung berhala. (24:17-18). Akibatnya, Tuhan murka! Tuhan mengingatkan mereka melalui para nabinya, tetapi peringatan tersebut mereka abaikan! Zakharia, anak Imam Yoyada mengingatkan mereka yang telah tersesat, tetapi Zakharia malah mereka bunuh! Raja Yoas menjadi seorang raja yang tidak tahu berterima kasih, sehingga TUHAN mendatangkan hukuman melalui tentara Aram yang datang menyerbu! Riwayat Raja Yoas yang kita baca pada hari ini merupakan peringatan agar kita waspada saat menjadi seorang pemimpin. Janganlah kita sampai membiarkan diri kita dibutakan oleh kekuasaan. Para penjilat yang bermulut manis harus diwaspadai! Iman kita harus dibangun di atas dasar yang kuat, yaitu firman Allah yang tidak tergoyahkan! [P] 2 Tawarikh 24:22 Raja Yoas tidak mengingat kesetiaan yang ditunjukkan Yoyada, ayah Zakharia itu, terhadap dirinya. Ia membunuh anak Yoyada itu, yang pada saat kematiannya berseru: “Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!” 43
Sabtu
Kebodohan Raja Amazia
10 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 25 Pada masa awal pemerintahannya, Raja Amazia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, namun tidak dengan segenap hati. Dia membunuh para pegawai yang telah mengkhianati ayahnya, tetapi anak-anak dari para pengkhianat itu tidak ia hukum karena ia menaati perintah TUHAN (25:2-4). Saat hendak bertempur dengan bani Seir (Edom), Raja Amazia merasa kurang percaya diri sehingga ia menyewa tentara bayaran dari bangsa Israel Utara (suku Efraim). Tindakan menyewa tentara bayaran ini membuat Allah menegur Raja Amazia, dan Raja Amazia membatalkan perjanjian dengan bangsa Israel Utara. Kemenangan tidak tergantung dari kuatnya pasukan, tetapi kemenangan ditentukan oleh penyertaan Allah. Dengan penyertaan Allah, bani Seir bisa dikalahkan. Sayang sekali bahwa Raja Amazia adalah seorang yang bebal sehingga ia bertindak bodoh! Dengan penyertaan Allah, bangsa Yehuda bisa mengalahkan bani Seir, tetapi Raja Amazia malah membawa para ilah bani Seir untuk disembah. Saat Allah mengutus seorang nabi untuk mengingatkan Raja Amazia, nabi itu malah diancam akan dibunuh. Sungguh, sikap Raja Amazia itu amat bodoh! Dia sama sekali tidak sadar bahwa kemenangannya dalam peperangan sepenuhnya disebabkan karena penyertaan Allah. Kebodohannya terus dilanjutkan dengan menantang Raja Israel Utara untuk bertempur. Karena Allah tidak berkenan terhadap sikap dan tindakan Raja Amazia, dengan mudah tentara Yehuda ditaklukkan oleh tentara Israel Utara. Bagi bangsa Israel yang berada di dalam pembuangan, kisah ini mengingatkan bahwa kemenangan hanya bisa diraih bila kita mengandalkan Allah. Bila kita mengandalkan diri sendiri, kita akan mudah dikalahkan oleh musuh! [P] 2 Tawarikh 25:15 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Amazia; Ia menyuruh seorang nabi kepadanya yang berkata: “Mengapa engkau mencari allah sesuatu bangsa yang tidak dapat melepaskan bangsanya sendiri dari tanganmu?” 44
Minggu
Kesombongan Rohani
11 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 26 Kesombongan rohani berbeda dengan kesombongan jasmani. Kesombongan jasmani membuat kita merasa mampu melakukan apa saja dengan kekuatan atau kemampuan diri sendiri (tidak memerlukan pertolongan Allah), sedangkan kesombongan rohani membuat kita merasa layak (pantas) melakukan hal-hal rohani (melayani Allah) tanpa mempedulikan kriteria yang ditetapkan oleh Allah. Pada awal pemerintahannya, Raja Uzia takut akan Allah (bersandar kepada Allah, bukan pada diri sendiri) sehingga Allah membuat semua yang diusahakannya berhasil. Setelah pemerintahannya menjadi kuat, Raja Uzia mulai lupa bahwa semua keberhasilannya disebabkan oleh penyertaan Allah, sehingga ia mulai merasa dirinya layak menyelenggarakan upacara di Bait Allah, padahal penyelenggaraan upacara di Bait Allah telah diserahkan Allah kepada para imam yang berasal dari keturunan Lewi. Sebagai seorang raja yang berasal dari keturunan Yehuda, ia tidak boleh menyelenggarakan sendiri upacara di Bait Allah. Sayangnya, kesuksesan membuat dia menjadi sombong secara rohani. Dia memaksa untuk menyelenggarakan upacara sendiri, sehingga Allah menghukum dengan menimpakan penyakit kusta sebagai tanda bahwa Raja uzia tidak layak untuk ikut menyelenggarakan upacara di Bait Allah. Umat TUHAN di segala zaman perlu menyadari bahwa sumber kesuksesan adalah sikap bersandar kepada kekuatan Allah dan sumber kelayakan untuk melayani Allah adalah anugerah Allah. Yang merasa layak untuk melayani Allah adalah orang yang tidak layak dan orang yang menyadari ketidaklayakannya adalah orang yang dipilih Allah untuk melayani Dia! [P] 2 Tawarikh 26:16 ”Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.” 45
Senin
Jangan Melampaui Batas!
12 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 27-28 Kesuksesan telah menjerumuskan banyak orang kepada dosa kesombongan. Agar tidak terjerumus, kita harus memahami batas-batas yang ditetapkan Allah bagi kita. Dalam pasal 26, kita telah membaca bahwa Allah menimpakan penyakit kusta kepada Raja Uzia yang hendak melakukan hal-hal yang di luar batas wewenangnya, yaitu menyelenggarakan peribadatan yang menjadi hak para imam. Raja Yotam—yang menyadari kesalahan ayahnya, yaitu Raja Uzia—tahu batas wewenangnya, sehingga ia tidak meniru ayahnya dan Allah memberkati dia (27:6). Sayang sekali bahwa Raja Ahas—anak Raja Yotam—tidak mengikuti teladan ayahnya, bahkan dia terlalu jauh meninggalkan TUHAN, sehingga TUHAN menghukum Yehuda, baik melalui tangan bangsa-bangsa lain maupun melalui tangan Pekah bin Remalya, yaitu raja Israel Utara. Sekalipun penghukuman terhadap bangsa Yehuda itu merupakan kehendak Allah, Allah memberi teguran kepada bangsa Israel Utara melalui Nabi Odet karena tindakan bangsa Israel Utara yang menawan rakyat Yehuda itu telah melampaui batas (28:9-11). Umat TUHAN di segala zaman perlu menyadari bahwa Allah telah menetapkan batas-batas yang tidak boleh dilanggar. Saat kita mengalami berkat TUHAN secara berlimpah-limpah, jangan kita menjadi sombong lalu merasa boleh melakukan apa saja. Pelanggaran terhadap batas-batas itu pasti mendatangkan hukuman Allah. Pada masa kini, pernikahan homoseksual adalah salah satu pelanggaran serius terhadap batas yang telah ditetapkan TUHAN. [P] 2 Tawarikh 28:10-11 ”Dan sekarang kamu bermaksud menaklukkan orang Yehuda dan Yerusalem menjadi hambamu laki-laki dan perempuan. Tidak adakah pada kamu sendiri kesalahan yang besar terhadap TUHAN, Allahmu? Maka sekarang, dengarkanlah kataku ini: kembalikanlah orang-orang yang kamu tawan dari saudara-saudaramu itu, karena murka Allah menyala-nyala terhadap kamu.” 46
Selasa
Reformasi Ibadah
13 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 29 Kerusakan iman dan moral bangsa Yehuda yang terjadi pada zaman Raja Ahas sangat dahsyat karena Raja Ahas adalah seorang yang tidak mempedulikan teguran TUHAN. Walaupun Allah telah berulang-ulang memberikan hukuman kepada Yehuda karena kesesatan yang ditimbulkan oleh ulah Raja Ahas, Raja Ahas tidak mau bertobat, bahkan semakin jauh meninggalkan Tuhan. Oleh karena itu, reformasi yang harus dikerjakan oleh Raja Hizkia adalah reformasi besar-besaran yang diawali dengan reformasi peribadatan. Raja Hizkia memerintahkan agar orang-orang Lewi menguduskan diri mereka dan menguduskan (membersihkan) rumah Tuhan, memperbarui perjanjian dengan TUHAN, serta memulihkan peribadatan di rumah TUHAN. Pengaruh kekafiran terhadap peribadatan umat Allah bukan hanya dalam bentuk patung berhala, tetapi juga dalam bentuk cara berpikir dan kebiasaan. Inti masalah dari penyembahan patung berhala adalah bahwa Allah yang tidak bisa dilihat digantikan dengan patung berhala yang bisa dilihat. Contoh dari cara berpikir yang dipengaruhi kekafiran adalah pemikiran bahwa kuasa Allah terbatas di satu tempat (misalnya di gunung saja atau di laut saja). Kebiasaan yang dipengaruhi kekafiranmisalnya adalah pengorbanan anak (lihat 28:3; Ulangan 18:10). Saat ini, reformasi gereja juga masih diperlukan, namun dalam bentuk yang berbeda dengan reformasi pada zaman Raja Hizkia. Inti dari reformasi yang diperlukan pada masa kini adalah kembali kepada cara berpikir dan cara bertindak yang sesuai dengan Alkitab. [P] 2 Tawarikh 29:10-11 ”Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan TUHAN, Allah Israel, supaya murka-Nya yang menyala-nyala itu undur dari pada kita. Anak-anakku, sekarang janganlah kamu lengah, karena kamu telah dipilih TUHAN untuk berdiri di hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian dan membakar korban bagi-Nya.” 47
Rabu
Agama: Menyatukan atau Memisahkan?
14 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 30-31 Keputusan Raja Hizkia untuk merayakan Paskah bukan hanya bagi seluruh rakyat Kerajaan Yehuda, tetapi juga mengundang seluruh rakyat Kerajaan israel, merupakan keputusan yang mengagetkan. Sejak rakyat Israel Utara memisahkan diri dari Kerajaan Israel (yang masih bersatu), Raja Yerobeam (raja pertama Kerajaan Israel Utara) mendirikan patung anak lembu emas di daerah perbatasan (yaitu di kota Dan serta kota Bersyeba) untuk mencegah agar penduduk Kerajaan Israel Utara tidak menyeberang ke Yerusalem (di Kerajaan Israel Selatan atau Kerajaan Yehuda) untuk beribadah. Oleh karena itu, keputusan Raja Hizkia yang ingin menyelenggarakan Paskah dengan mengundang rakyat Kerajaan Israel Utara merupakan suatu keputusan yang radikal. Yang menarik, walaupun ada yang mengolok-olok, ada pula penduduk Israel Utara yang bersedia hadir. Mengapa kita tidak membaca tentang reaksi keras dari Raja Israel Utara terhadap undangan ini? Nampaknya undangan tersebut mendapat respons yang baik dan perayaan Paskah dapat berlangsung dengan baik karena Raja Hizkia memiliki niat yang tulus untuk menyelenggarakan Paskah, bukan niat yang didasari oleh politik. Mengapa umat Kristen pada zaman ini sulit untuk bersatu? Salah satu penyebabnya adalah karena banyak orang Kristen yang kehilangan ketulusan dalam beribadah. Bila fokus ibadah kita adalah untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk kemuliaan (kebanggaan) gereja kita, tidak ada alasan untuk tidak bisa bersatu. Sebelum mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, pemimpin ibadah sering mengatakan bahwa pengakuan itu dilakukan bersama dengan gereja di segala abad dan di segala tempat. Mudah-mudahan perkataan itu tidak diucapkan di luar kesadaran! [P] 2 Tawarikh 31:21 ”Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.” 48
Kamis
Jangan Takut
15 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 32 Rasa takut adalah perasaan yang wajar yang bisa dialami oleh setiap orang. Yang membedakan orang beriman dengan orang yang tidak beriman adalah cara kita mengatasi rasa takut yang menghampiri kita. Orang yang tidak beriman akan tunduk terhadap penyebab ketakutan atau mencari bantuan orang lain, sedangkan orang beriman akan bersandar kepada Allah untuk mengatasi ketakutan tersebut. Saat menghadapi ancaman tentara Asyur, Raja Hizkia bersandar kepada Allah sehingga dia bisa menguatkan rakyatnya. Raja Hizkia bukan hanya meyakini bahwa TUHAN membantu, tetapi juga TUHAN yang berperang melawan tentara Asyur (32:7-8). Bila rakyat Yehuda yang sedang berada dalam pembuangan hanya memandang kelemahan diri sendiri, mustahil mereka bisa kembali ke Tanah Perjanjian dan membangun kembali negerinya yang telah diruntuhkan oleh musuh. Akan tetapi, bila mereka mengingat adanya Allah yang siap menolong mereka, mereka tidak perlu takut. Secara manusia, umat Kristen di Indonesia saat ini juga berada dalam kondisi lemah dan terancam. Peristiwa terbakarnya Masjid Baitul Mustaqin di Tolitara, Papua pada tanggal 18 Juli 2015 dikuatirkan akan terus dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk mengobarkan konflik antar agama di Indonesia. Secara manusia, umat Kristen di Indonesia saat ini berada dalam kondisi tidak berdaya dan terancam. Oleh karena itu, seruan Raja Hizkia agar umat Allah bersandar kepada Allah itu masih amat relevan bagi kondisi kita pada saat ini. [P] 2 Tawarikh 32:7-8a “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia. Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.” 49
Jumat
Kerusakan Akibat Dosa
16 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 33 Hizkia adalah raja yang baik. Sayangnya, dia tidak bisa mendidik anak. Kelakuan Raja Manasye—anak Raja Hizkia—berlawanan dengan kelakuan ayahnya. Reformasi ibadah yang dilakukan Raja Hizkia (pasal 29-31) dirusak oleh Raja Manasye. Bukit-bukit pengorbanan yang dirobohkan Raja Hizkia didirikan kembali oleh Raja Manasye. Fungsi Bait Allah sebagai tempat menyembah Allah diubah menjadi tempat memuja Baal dan Asyera. Bahkan, ia mempersembahkan anak-anaknya sendiri sebagai korban bakaran (33:2-7). Manasye menyesatkan rakyat Yehuda sehingga kelakuan rakyat Yehuda menjadi lebih jahat daripada bangsabangsa lain. Kejahatan Raja Manasye membuat pada akhirnya hukuman Allah dijatuhkan. Para panglima tentara Asyur menangkap dan membawa Raja Manasye ke Babel sebagai tawanan perang. Penderitaan Raja Manasye sebagai tawanan perang membuat ia bertobat. Ia merendahkan diri di hadapan Allah dan berdoa memohon pengampunan. TUHAN mengabulkan doanya sehingga ia dikembalikan ke Yerusalem dan menjadi raja lagi. Sayangnya, kerusakan yang timbul akibat dosanya sudah tidak bisa pulih kembali. Fungsi Bait Allah sebagai tempat beribadah kepada Allah bisa dikembalikan, tetapi rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan, padahal persembahan korban seharusnya hanya boleh dilakukan di Bait Allah. Anaknya—yaitu Raja Amon yang menggantikan dia—tidak mengikuti sikap ayahnya yang bersedia merendahkan diri dan bertobat, melainkan meniru dosa yang dilakukan ayahnya. Kisah yang amat menyedihkan ini merupakan suatu peringatan bagi bangsa Yehuda yang sedang berada di pembuangan bahwa kehidupan yang berdosa seringkali membawa kerusakan yang sulit untuk diperbaiki. [P] 2 Tawarikh 33:23 ”Tetapi ia tidak merendahkan diri di hadapan TUHAN seperti Manasye, ayahnya, merendahkan diri, malah Amon makin banyak kesalahannya.” 50
Sabtu
Anugerah TUHAN
17 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 34 Sungguh sangat mengherankan bahwa Yosia yang baru berusia delapan tahun ketika diangkat menjadi raja ternyata tidak meniru kelakuan Raja Amnon—ayahnya—yang jahat, tetapi meniru Raja Hizkia—kakeknya— yang melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Penyebutan nama ibu Raja Yosia—yaitu Yedida binti Adaya—dalam 2 Raja-raja 22:1 memberi petunjuk bahwa yang berpengaruh dalam kehidupan Raja Yosia bukanlah ayahnya, melainkan ibunya. Agaknya ibunya mengajar Raja Yosia untuk membandingkan kondisi ayahnya yang jahat—yang berakhir dengan penderitaan—dengan kondisi kakeknya yang hidup benar di mata TUHAN. Oleh karena itu, sejak ia masih berusia enam belas tahun, ia telah mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya. Saat berumur dua puluh tahun, Yosia mulai melakukan reformasi secara rohani dengan meniru apa yang telah dilakukan oleh Raja Hizkia, kakeknya (2 Tawarikh 34:3-8; bandingkan dengan 29:3-8). Reformasi itu terus berlanjut dan kemudian menjadi semakin mendalam setelah hukum Taurat ditemukan (34:14-33). apa yang terjadi dalam kehidupan Raja Yosia itu adalah peristiwa yang tidak terlalu lazim. Pada umumnya, manusia lebih mudah mencontoh yang buruk, bukan mencontoh yang baik. Oleh karena itu, bila Raja Yosia tidak mengikuti teladan ayahnya yang jahat, melainkan mengikuti teladan kakeknya yang hidup benar di hadapan Allah, hal itu merupakan anugerah Allah! Tentu saja kita tidak bisa mengabaikan pengaruh seorang ibu yang bisa menuntun anaknya ke jalan yang benar. Bagi orang-orang Yahudi yang sedang berada dalam pembuangan, kisah tentang Raja Yosia ini merupakan sumber inspirasi yang menunjukkan bahwa anugerah Allah sanggup membentuk anak seorang raja yang jahat menjadi seorang raja yang baik. [P] 2 Tawarikh 34:2 ”Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.” 51
Minggu
Kepekaan Terhadap Kehendak Allah
18 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 35 Yosia adalah seorang raja yang baik. Banyak hal yang mengagumkan dalam diri Raja Yosia, termasuk dalam hal penyelenggaraan Perayaan Paskah Yahudi yang dilaksanakan menurut ketentuan dalam Hukum Taurat. Sekalipun demikian, menjelang akhir hidupnya, dia kurang peka terhadap kehendak Allah. Saat pasukan Mesir yang dipimpin oleh Raja Nekho bersama dengan tentara Asyur hendak menyerang tentara Babel, Raja Yosia menghadang. Mungkin penghadangan ini dilakukan oleh Raja Yosia karena dia menganggap bangsa Asyur sebagai musuh yang berbahaya. Sebaliknya, kepergian untuk memerangi Bangsa Babel itu dipahami sebagai disebabkan karena perintah Allah, sehingga Raja Nekho mengatakan bahwa penghadangan yang dilakukan oleh Raja Yosia terhadap pasukan Mesir itu merupakan tindakan yang menentang Allah. Sulit bagi kita (dan juga bagi Raja Yosia) untuk memahami bahwa Allah memerintahkan Raja Mesir untuk menyerang tentara Babel. Tidak ada penjelasan tentang bagaimana cara Allah memberi perintah kepada Raja Nekho, tetapi agaknya memang benar bahwa penyerangan tentara Mesir itu merupakan kehendak Allah. Walaupun Raja Yosia sudah menyamar, tetap saja ia terluka terkena panah, dan akhirnya dia mati karena terluka parah dalam peperangan tersebut. Bila benar bahwa Raja Nekho berperang karena menaati perintah Allah, maka dapat dikatakan bahwa Raja Yosia mati karena dia tidak menghiraukan peringatan Allah yang disampaikan melalui Raja Nekho. Kisah kematian Raja Yosia ini mengingatkan kita bahwa Allah bisa memakai siapa saja, termasuk orang yang tidak termasuk umat Allah, untuk melaksanakan kehendak-Nya. [P] 2 Tawarikh 35:22 ”Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido.” 52
Senin
Allah Berkuasa Atas Sejarah
19 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 36 Pasal terakhir dalam kitab 2 Tawarikh mengingatkan kita bahwa Allah berkuasa atas sejarah. Bila akhirnya Allah membiarkan Bait Allah dibakar dan kota Yerusalem diruntuhkan oleh tentara Babel, hal itu bukanlah disebabkan karena Allah tidak mampu melindungi umat-Nya, melainkan karena Allah sedang menghukum umat-Nya yang terus-menerus jatuh ke dalam dosa. Raja-raja dalam Kerajaan Yehuda sesudah Raja Yosia wafat adalah raja-raja yang jahat yang tidak mau taat kepada kehendak Allah. Allah telah berulang kali mengirimkan nabi-nabi-Nya untuk memperingatkan umat-Nya akan dosa mereka, tetapi utusan-utusan Allah itu justru diolok-olok dan firman Allah dihina. Oleh karena itu, bangkitlah murka TUHAN dan hukuman Allah dijatuhkan! TUHAN menyerahkan umat-Nya ke tangan orang Kasdim (Catatan:Kasdim adalah sebuah etnis di Babilonia Selatan, tempat asal Raja Nebukadnezar. Oleh karena itu, orang Kasdim boleh disebut sebagai bangsa Babel) dan bangsa Yehuda berada dalam pembuangan di Babel selama tujuh puluh tahun (36:21; bandingkan dengan Yeremia 25:11-12). Dalam kurun waktu tersebut, akhirnya Kerajaan Babel ditaklukkan oleh Kerajaan Persia. Kitab 2 Tawarikh diakhiri dengan pengumuman atau perintah dari Raja Koresh agar umat Yehuda kembali ke Yerusalem dari tempat pembuangan di Babel (2 Tawarikh 36:23). Dalam 36:22 dijelaskan bahwa pengumuman Raja Koresh itu terjadi karena TUHAN menggerakkan hati Koresh. Jelaslah bahwa Allah yang menentukan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan umat-Nya! [P] 2 Tawarikh 36:23 “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!” 53
Selasa
TUHAN akan Menyelesaikan Bagiku!
20 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 137-138 Saat menjalani kehidupan dalam dunia ini, seringkali kita menginginkan agar semua hal dapat kita perkirakan dan kita kendalikan. Tetapi, kenyataannya, ternyata terlalu banyak hal yang sebenarnya di luar kuasa kita: Kita bisa gagal, kita bisa lelah, dan kita bisa hidup dengan kekuatiran setiap hari. Hal yang berbeda akan kita alami jika kita mau melibatkan Tuhan dalam hidup kita. Mazmur 138 merupakan nyanyian syukur dan kesaksian atas kasih setia Tuhan yang disaksikan maupun dialami sendiri oleh pemazmur. Diawali dengan ungkapan syukur yang sangat mendalam, pemazmur melukiskan betapa ia begitu bersyukur kepada Tuhan yang demikian peduli kepadanya. Pemazmur begitu terpesona akan kebesaran Tuhan yang dinyatakan di hadapan para raja dan kepedulian Tuhan kepada orang yang hina. Terlebih lagi baginya pribadi: Dalam kasih setia-Nya, Tuhan telah menjadi penolong dan penyelamat yang ajaib baginya. Tuhanlah yang memegang kendali atas masa depannya dan “TUHANlah yang akan menyelesaikannya” baginya. Di tengah kehidupan yang seringkali di luar kendali kita, ingatlah akan kasih setia TUHAN yang tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya. Saat kita menjalani kehidupan yang sulit, bahkan saat kita berada dalam kesesakan, percayalah bahwa TUHAN tidak pernah meninggalkan kita (Matius 28:20, Ibrani 13:5). Berserulah kepadaNya, mohonlah agar Ia menambahkan kekuatan dalam jiwa kita (138:3), teruslah melangkah dengan penuh pengharapan, tetaplah hidup dalam jalan-Nya, ikutlah dalam rencana-Nya, karena Ia sendiri yang akan menyelesaikan apa yang sudah dirancangkan-Nya dalam hidup kita saat Ia menciptakan kita. [SS] Mazmur 138:8 “TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tanganMu!” 54
Rabu
Hidup di hadapan TUHAN yang Mahatahu dan Mahahadir
21 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 139 Pernahkah kita bersyukur saat diberi tahu bahwa TUHAN kita itu Mahatahu dan Mahahadir? TUHAN mengenal kita dengan sempurna dan selalu hadir sepanjang hidup kita. Sebaliknya, apakah kita merasa tidak nyaman, bahkan terganggu dengan hal itu, dan akhirnya kita berusaha “lari” dari Tuhan. Mazmur 139 merupakan perenungan dan doa Daud saat ia menyadari bahwa Tuhan itu Mahatahu dan Mahahadir. Tuhan mengetahui jalan hidupnya dan jalan pikirannya, Tuhan hadir di setiap tempat yang dapat ia bayangkan, bahkan sampai ke dunia orang mati atau di tempat yang paling gelap sekalipun. Ketika Daud diciptakan, Tuhan bukan hanya hadir, tetapi Ialah yang menciptakan Daud dengan ajaib. Sejak Daud masih bakal anak, Tuhan sudah melihat masa depan hidupnya. Segala pemahaman ini sangatlah mengagumkan, bahkan terlampau agung untuk dipahami dan dimengertinya, terlampau banyak untuk dapat dihitungnya. Semua pemahaman ini mendorong Daud untuk hidup terbuka dan jujur di hadapan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan sangat mempengaruhi cara kita memberi respons di hadapan Tuhan. Kita mungkin sudah sering diberi tahu atau sudah tahu mengenai Tuhan, tetapi pengetahuan belaka umumnya tidak mengubah hidup kita. Akan tetapi, saat kita secara pribadi menyadari kemahatahuan dan kemahahadiran Tuhan dalam hidup kita, dengan sendirinya kita akan hidup dengan penuh kekaguman, hormat, dan takut akan Dia. Kita tidak akan berusaha bersembunyi dari Dia. Sebaliknya, kita akan lebih suka untuk hidup secara terbuka dan jujur di hadapanNya seumur hidup kita. [SS] Mazmur 139:23-24 “ Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” 55
Kamis
Hidup dalam Perlindungan Tuhan
22 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 140-141 Di tengah kehidupan dunia yang penuh godaan dan pencobaan, tanpa disadari kita dapat tergoda, bahkan terperangkap, sehingga kita bisa jatuh ke dalam dosa dan kejahatan, yang akhirnya akan sangat menyusahkan dan mengacaukan hidup dan kesaksian kita. Sampai sejauh ini, sebagai anak-anak Allah, apakah kita menyadari hal tersebut? Mazmur 141 merupakan sebuah doa memohon perlindungan Tuhan terhadap segala pencobaan dan perangkap dari orang-orang jahat. Dengan sungguh-sungguh, pemazmur memohon agar Tuhan menjaga mulut maupun hatinya dari kemungkinan tergoda oleh halhal yang jahat dan berdosa. Ia bahkan rela untuk menerima teguran, bahkan “pukulan”, dari orang-orang benar lainnya yang dipakai Tuhan demi kebaikannya. Pemazmur juga memohon agar Tuhan melindunginya dari jeratan perangkap orang-orang jahat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Setiap hari, kita akan selalu dihadapkan dengan berbagai godaan dan pencobaan yang berusaha menarik kita agar kita jatuh ke dalam dosa. Mulut kita dapat dengan mudah mengucapkan kata-kata yang kasar, buruk, dan tidak membangun orang lain. Hati kita dapat dengan mudah merasa kuatir, meragukan Tuhan, atau merancang halhal yang jahat. Di sekitar kita, kadang-kadang muncul orang-orang yang berniat jahat, yang berusaha menghancurkan hidup kita. Tanpa perlindungan Tuhan, kita akan mudah untuk jatuh dan hancur. Oleh karena itu, kita perlu selalu memulai hari kita dengan berdoa kepada Tuhan, memohon pimpinanNya dan perlindunganNya dalam hidup kita. Lihatlah bahwa hidup kita akan berbeda saat kita berjalan dalam perlindungan-Nya. [SS] Matius 6:13 “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat ” 56
Surat Pendek yang Penting bagi Gereja
S
urat Yudas adalah salah satu surat terpendek dalam Perjanjian Baru. Meskipun hanya terdiri dari 25 ayat, nasihat yang disampaikan dalam surat ini sangat penting bagi gereja sepanjang zaman. Penulis mengingatkan jemaat akan bahaya dari para pengajar palsu yang telah menyusup masuk ke dalam gereja. Mereka adalah orang-orang fasik yang menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk melampiaskan hawa nafsu serta menyangkal Penguasa dan Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, ia ingin agar jemaat tetap berjuang untuk mempertahankan iman dan berusaha membawa kembali mereka yang raguragu supaya tidak jatuh dalam kesesatan. Penulis surat ini memperkenalkan dirinya sebagai Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Nama Yudas adalah nama yang umum. Di dalam Perjanjian Baru, ada beberapa orang bernama Yudas, yaitu: Yudas anak Yakobus—salah seorang dari dua belas murid (Lukas 6:16; Kisah Para Rasul 1:13), Yudas Iskariot, dan Yudas—saudara Tuhan Yesus (Matius 13:55; Markus 6:3). Dari beberapa orang yang bernama Yudas, kemungkinan besar penulis surat ini adalah Yudas—saudara Tuhan Yesus. Alasannya: Pertama, penulis surat ini tidak menyatakan dirinya sebagai seorang rasul. Artinya, ia bukan salah seorang dari dua belas murid. Kedua, ia menyatakan dirinya sebagai saudara Yakobus. Umumnya, orang pada masa itu mengidentifikasi dirinya dengan ayahnya, bukan dengan saudaranya. Jika Yudas menyebut dirinya sebagai saudara Yakobus, tentu Yakobus yang disinggung dalam suratnya adalah figur penting dalam jemaat. Sangat masuk akal kalau Yakobus yang dimaksud adalah Yakobus—pemimpin jemaat mula-mula, penulis surat Yakobus dan saudara Tuhan Yesus. Tetapi, mengapa Yudas tidak memperkenalkan dirinya sebagai saudara Tuhan Yesus? Mungkin karena seperti Yakobus (Yakobus 1:1), ia tidak ingin menekankan relasi duniawi dengan Tuhan Yesus. Selain itu, rasanya kurang hormat jika mengaku diri sebagai saudara dari Penguasa dan Tuhannya (Yudas 1:4). Dari pendahuluan suratnya, tidak diketahui dengan pasti kepada jemaat mana Yudas mengalamatkan suratnya. Yang jelas, surat ini ditujukan kepada semua orang percaya yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus. Mengingat adanya kemiripan surat ini dengan surat 2 Petrus—sebab kedua surat ini menyinggung pengajaran palsu yang mirip—maka kemungkinan besar surat ini ditulis dalam periode waktu yang sama atau berdekatan. Jika 2 Petrus ditulis di akhir hidup Petrus, kira-kira pertengahan tahun 60 AD, surat Yudas seharusnya ditulis pada periode waktu yang sama atau berdekatan dengan penulisan surat 2 Petrus. [CG] 57
Jumat
Waspadalah Terhadap Penyesatan
23 Okt
Bacaan Alkitab hari ini: Yudas 1 Semula, Yudas ingin menulis surat tentang keselamatan, tetapi ia lalu merasa terdorong untuk menasihati jemaat agar berjuang mempertahankan iman karena ada orang-orang tertentu yang menyusup masuk di tengah jemaat. Para penyusup itu adalah orang-orang fasik yang menyesatkan jemaat dengan mengajarkan keselamatan karena kasih karunia Allah sebagai dalih untuk hidup dalam dosa dan menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan Yesus Kristus. Mereka memecah-belah jemaat mengenai apa yang harus dipercayai dan bagaimana seharusnya berperilaku. Hukuman atas penyesatan mereka adalah kebinasaan. Seperti Tuhan membinasakan orang yang tidak percaya kepada-Nya dalam perjalanan di padang gurun, menghukum malaikat yang tidak taat, menghanguskan Sodom dan Gomora dengan api, demikian juga Tuhan menghukum para pengajar sesat karena perilaku mereka meniru Kain, dan ajaran mereka mengikuti kesesatan Bileam. Mengingat bahaya dari para pengajar sesat itu, Yudas menasehati jemaat untuk membangun diri mereka di atas dasar iman yang teguh dan senantiasa berdoa dalam Roh Kudus supaya mereka dapat tetap teguh dalam iman dan membawa kembali mereka yang lemah iman. Penyesatan selalu ada di sepanjang sejarah gereja. Agar bisa menjaga diri dari penyesatan, jemaat perlu membangun diri di atas dasar iman yang teguh. Iman yang teguh itu bersumber dari pengenalan akan firman Allah dengan benar. Seberapa rindu saudara membaca dan merenungkan firman Allah sehingga saudara tidak mudah diombang-ambingkan ruparupa angin pengajaran yang menyesatkan? Seberapa dalam kerinduan saudara untuk diubah oleh kebenaran firman Allah dalam pikiran dan perilaku hidup setiap hari? [CG] Yudas 1:17 ”Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.” 58
Reformasi Kristen Abad Ke-16 dan Kebangunan Rohani
R
eformasi Kristen adalah gerakan di abad ke-16 yang bertujuan untuk mengembalikan kekristenan kepada otoritas Alkitab. Gerakan ini mereformasi baik tradisi, doktrin, peraturan ibadah, maupun praktik kehidupan Kristen di masa lalu. Gereja pada masa itu perlu direformasi karena tubuh Kristus telah menyeleweng dari kebenaran. Iman dan praktik hidup tidak lagi didasarkan pada keyakinan terhadap firman Tuhan. Para reformator berusaha mendobrak dan meluruskan iman dan praktik kehidupan yang telah tersesat agar kembali kepada iman dan praktik yang benar. Gerakan pembaruan ini dimulai saat Martin Luther menempelkan 95 dalilnya di pintu gereja Wittenberg, Jerman, pada tanggal 31 Oktober 1517. Gerekan yang dimulai oleh Luther itu segera menjalar ke Swiss, Inggris, Skotlandia dan berbagai daerah Eropa lainnya. Setiap kali gerakan reformasi berlangsung, kebangunan rohani umat selalu terjadi di berbagai tempat. Dalam rangka menyambut peringatan hari reformasi yang ke498, GEMA menyajikan delapan renungan khusus mengenai peristiwa reformasi di berbagai zaman melalui perenungan tentang tokoh-tokoh Alkitab yang melakukan reformasi: Pertama, Raja Yosia menggerakkan seluruh rakyat Yehuda untuk beribadah hanya kepada Yahweh, Allah perjanjian setelah ditemukannya Kitab Taurat di Bait Suci. Kedua, Nabi Elia memulihkan iman umat Israel dengan memberi tantangan untuk memilih kepada siapa mereka beribadah: kepada Baal—ilah yang mati—atau kepada Yahweh—Allah yang hidup. Ketiga, Rasul Petrus berkotbah di hari Pentakosta tentang Allah yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus. Hanya karena anugerah Allah saja mereka bisa diselamatkan. Keempat, Rasul Paulus mereformasi pikiran jemaat Galatia yang keliru mengenai kedudukan Yesus Kristus yang dinilai tidak memadai untuk membenarkan manusia berdosa, sehingga harus ditambah dengan melakukan hukum Taurat. Rasul Paulus menegaskan bahwa hanya Tuhan Yesus saja yang dapat memuaskan tuntutan Allah. 59
Kelima, Yohanes Pembaptis melihat bahwa Yesus Kristus adalah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, sehingga sesudah Kristus wafat di kayu salib, setiap orang percaya bisa berperan sebagai imam yang boleh datang setiap saat kepada Allah. Keenam, Nehemia dengan doa dan tekad yang kuat membangun tembok Yerusalem yang sudah runtuh, sehingga apa yang dilakukannya membuat nama Allah dimuliakan dan menghasilkan kesejahteraan bagi bangsanya. Ketujuh, Raja Asa mereformasi dirinya dan bangsanya sehingga mereka menjadi umat yang beribadah hanya kepada Allah saja. Namun, sangat disayangkan bahwa dia mandek (berhenti) dalam reformasi itu, dan selanjutnya ia dan bangsanya tidak terus setia kepada Tuhan. Kedelapan, para rasul yang bersidang di Yerusalem memutuskan bahwa pintu Injil telah dibuka bagi bangsa-bangsa lain, sehingga berita keselamatan bukan hanya untuk “kalangan sendiri” saja, tetapi untuk seluruh dunia. Jika kita perhatikan, sebenarnya ada pola yang sama antara reformasi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab dengan reformasi Kristen pada abad pertengahan, yaitu adanya kaitan yang erat antara gerakan reformasi dengan kebangunan rohani umat. Reformasi mengembalikan kekristenan kepada otoritas firman Allah. Gerakan ini muncul karena terdapat penyesatan, penyelewengan dan kepalsuan dari kehidupan religius yang seharusnya. Para reformator berusaha melawan kesesatan itu agar umat Allah berjalan di jalur yang benar sesuai dengan Kitab Suci. Namun, mereka tidak berhenti sampai di sini. Mereka mendorong umat Allah untuk memiliki kerinduan spiritual yang lebih mendalam. Hal ini ditunjukkan melalui kerinduan yang semakin meningkat untuk mengenal kasih Allah melalui disiplin-disiplin rohani. Inilah kebangunan rohani! Reformasi dan kebangunan rohani bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Pertanyaannya, “Sudahkah kita berubah agar bisa berbuah di dalam Kristus?” [Souw]
Sabtu
Raja Yosia: Sola Scriptura Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 22:1-20
24 Okt Pra-Reformasi
Kerajaan Yehuda di bawah pemerintahan Raja Yosia merencanakan untuk memperbaiki Bait Suci sehingga persembahan dikumpulkan. Ibadah tetap dijalankan, tetapi terjadilah hal yang sangat aneh, yaitu mereka tidak memiliki kitab Taurat atau firman Tuhan. Saat sedang memperbaiki Bait Suci, tiba-tiba ada yang menemukan bagian kitab Taurat yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Imam Besar Hilkia berkata kepada Safan, panitera itu, bahwa ia telah menemukan kitab Taurat di rumah Tuhan (22:8). Penemuan berharga ini disampaikan kepada Yosia, lalu dibacakan di hadapan raja. Kemudian terjadilah reformasi. Yosia merendahkan diri di hadapan Tuhan (22:19) dan membawa seluruh rakyat mengikat perjanjian untuk setia hanya kepada Tuhan (2 Raj 23:1-3). Inti peristiwa yang terjadi pada masa Yosia sama dengan Reformasi pada zaman Martin Luther, yaitu bahwa kitab suci sudah “hilang” selama bertahun-tahun. Inilah latar belakang Reformasi Luther pada tanggal 31 Oktober 1517 saat ia memakukan 95 dalil di pintu Gereja di Wittenberg, Jerman. Inti Reformasi adalah penemuan Alkitab kembali. Selama bertahun-tahun, gereja dan orang percaya pada waktu itu tidak mengenal Alkitab. Orang Kristen disebut Kristen, tetap pergi ke gereja dan beribadah kepada Tuhan, tetapi mereka tidak mengenal Alkitab. Dalam rangka memperingati Hari Reformasi yang ke-498 (Tahun 1517-2015), apakah kita secara konsisten berpegang pada ajaran sola scriptura secara ketat? Apakah kita sungguh-sungguh membaca Alkitab, merenungkan dan mewujudkan firman Allah itu dalam kehidupan kita? [Souw] 2 Raja-raja 23:3 “Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan untuk hidup untuk mengikuti Tuhan, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya dan ketetapan-ketetapanNya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perjanjian-perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.” 61
Minggu
Elia: Sola Fide Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 18:20-40
25 Okt Pra-Reformasi
Sejak Ahab (raja Israel) menikah dengan Izebel (putri Sidon), penyembahan berhala merajalela di Israel. Suami-istri itu mendorong seluruh rakyatnya untuk menyembah Baal, dewa bangsa Sidon. Bangsa Israel tidak setia kepada Allah Abraham, Ishak, dan Yakub yang telah mengikat perjanjian dengan mereka. Elia menantang mereka untuk mengambil keputusan apakah mereka mau ikut Allah atau ikut Baal. Tantangan itu diserukan dengan suara lantang, “kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah Dia.” (18:21). Seruan itu bertujuan membawa bangsanya untuk tetap beriman kepada Allah yang telah memilih dan membenarkan mereka. Elia menantang nabi-nabi Baal di atas Gunung Karmel untuk membuktikan siapa sesungguhnya Allah yang hidup itu: Apakah Allah itu adalah Yahweh atau Baal? Ia berdoa agar Tuhan membuat hati mereka bertobat kembali (18:37). Allah menunjukkan kuasaNya dengan membakar habis korban bakaran yang dipersembahkan Elia. Ketika rakyat melihat hal itu, sujudlah mereka serta berkata, “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah” (18:39). Mereka beriman kembali kepada Allah perjanjian. Hubungan yang buruk dipulihkan kembali. Beriman hanya kepada Allah yang hidup merupakan salah satu pokok ajaran terpenting dalam reformasi. Sama seperti halnya Elia, para reformator berusaha dengan segenap hati untuk mengajarkan doktrin yang benar sesuai dengan Kitab Suci. Salah satu pokok reformasi adalah sola fide, dibenarkan hanya oleh iman di dalam Yesus Kristus. Para reformator mengajak umat untuk percaya hanya kepada Dia saja, bukan kepada yang lain. Kita diselamatkan oleh iman terhadap karya Kristus di atas kayu salib. Kita juga dibenarkan dan dikuduskan Kristus karena Dia mengasihi kita sebagai umat kesayangan-Nya. Berbaktilah hanya kepada TUHAN, bukan kepada yang lain. [Souw] Roma 5:1 “Sebab itu kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.” 62
Senin
Rasul Petrus: Sola Gracia Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 2:14-40
26 Okt Pra-Reformasi
Pentakosta adalah Hari Raya terbesar kedua bagi masyarakat Yahudi setelah Hari Raya Paskah. Pada hari raya itu, orang Yahudi dari berbagai penjuru daerah datang ke Yerusalem (2:1-13) untuk merayakan perayaan penuaian hasil panen gandum yang dipersembahkan kepada Allah. Ternyata hari besar ini menjadi titik awal penuaian jiwa-jiwa. Roh Kudus menggerakkan para rasul untuk memanen jiwa-jiwa di hari Pentakosta itu (2:41). Rasul Petrus berdiri untuk memberitakan tentang Yesus Kristus yang telah ditolak dan dibunuh oleh orang Yahudi, tetapi kemudian dibangkitkan Allah dari antara orang mati (2:22-28). Mereka harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus yang mereka salibkan menjadi Tuhan dan Kristus (2:36). Telinga, pikiran, dan hati mereka dibukakan oleh Roh Kudus sehingga mereka bertobat dan memberi diri dibaptis, meninggalkan jalan hidup yang sia-sia untuk percaya kepada Yesus Kristus (2:38). Sola Gracia adalah pengajaran bahwa manusia diselamatkan hanya berdasarkan anugerah Allah semata. Mereka diterima menjadi anak-anak Allah bukan karena jasa atau kebaikan mereka, tetapi karena anugerah Allah di dalam Kristus. Konsep ini menampik kerja sama antara manusia dengan Allah dalam keselamatan. Manusia diselamatkan hanya oleh anugerah Allah saja! Tidak ada sedikit pun jasa dan kebaikan manusia yang diperhitungkan Allah dalam keselamatan. Konsep Sola Gracia ini seharusnya membangkitkan dua respons: Pertama, kita sepatutnya bersyukur untuk apa yang sudah Kristus kerjakan dalam hidup kita. Kedua, kita harus hidup sesuai dengan status baru yang kita sandang, yaitu hidup sebagai saksi Kristus untuk membawa banyak orang agar bisa merasakan anugerah-Nya. [Souw] Kisah Para Rasul 2:36 “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” 63
Selasa
Rasul Paulus: Sola Christos Bacaan Alkitab hari ini: Galatia 3:1-14
27 Okt Pra-Reformasi
Rasul Paulus kecewa karena jemaat Galatia yang sudah mendengar Injil dan percaya kepada Yesus Kristus ternyata berpaling dari Injil saat mendengar ajaran lain dari para guru palsu yang menyusup ke jemaat. Dengan nada keras, ia menyebut mereka sebagai orang bodoh (3:1) karena mereka begitu mudah dipengaruhi dan ditipu. Para guru palsu itu memperdaya jemaat dengan doktrin keliru, yaitu bahwa beriman kepada karya Kristus di kayu salib saja tidak cukup untuk memperkenankan hati Allah dan diselamatkan, melainkan harus ditambah dengan melakukan tuntutan hukum Taurat, yaitu disunat (3:2, 11; Kisah Para Rasul 15:1-2) agar keselamatan itu menjadi sempurna. Rasul Paulus mengoreksi sekaligus mereformasi pikiran jemaat Galatia yang sesat itu dengan menegaskan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus. Konsep Sola Christos muncul pada zaman Reformasi abad ke-16, karena para reformator Kristen hendak melawan konsep keliru yang diyakini pada saat itu. Gereja beranggapan bahwa kedudukan Kristus sebagai Tuhan terlampau tinggi, sehingga peran Kristus sebagai Pengantara kepada Allah dianggap terlalu suci bagi manusia berdosa dan diperlukan lagi pengantara dari umat kepada Kristus. Bila umat hendak berdoa kepada Allah, mereka tidak bisa memohon secara langsung. melainkan harus melalui Paus, orang suci (santo dan santa), serta Maria sebagai pengantara dari umat kepada Kristus. Konsep ini dilawan oleh para reformator! Para reformator meyakini bahwa Kristus adalah satusatunya Pengantara antara manusia dengan Allah. Tidak ada seorang pun di dunia yang bisa menggantikan peran Kristus. [Souw] Galatia 3:1-2 “Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?.” 64
Rabu
Yohanes Pembaptis: Sola Sacerdos Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 1:19-42
28 Okt Pra-Reformasi
Yohanes Pembaptis adalah orang yang mengagumkan. Posisinya unik karena ia bisa dianggap sebagai nabi terakhir dalam Perjanjian Lama (PL) atau nabi pertama dalam Perjanjian Baru (PB). Nubuat para nabi PL memuncak dalam pernyataan yang jelas mengenai siapakah Mesias itu. Saat setiap orang Yahudi mendambakan kedatangan Mesias, Yohanes Pembaptis yang tegas dan berani diduga sebagai Mesias. Namun, Yohanes menegaskan bahwa ia bukan Mesias, melainkan pembuka jalan bagi kedatangan Mesias (1:19-28). Dia mereformasi pikiran yang salah dari berita yang berkembang saat itu mengenai dirinya. Masyarakat Yahudi disadarkan bahwa dia bukan siapa-siapa. Yesus Kristuslah Mesias yang sesungguhnya. Dua kali ia bersaksi mengenai Yesus, “Lihatlah Anak Domba Allah!” (1:29, 36). Anak domba itulah yang menghapus dosa dunia. Melalui ungkapan Yohanes, zaman keimaman dalam Perjanjian Lama berahir. Di zaman yang baru, setiap orang percaya adalah imam yang boleh datang setiap saat kepada Allah. Anak domba Allah, yaitu Yesus Kristus, telah mengubah konsep keimaman. Gerakan Reformasi abad ke-16 mengembalikan prinsip keimaman setiap orang percaya yang saat itu dimonopoli kaum rohaniwan, sehingga anggota jemaat biasa hanya menjadi penonton. Gerakan reformasi mengembalikan doktrin keimaman yang benar, yaitu bahwa setiap orang di dalam Yesus Kristus adalah imam. Prinsip ini disebut Sola Sacerdos. Saat Anda diminta melayani dan berdoa, Anda berperan sebagai seorang imam. Jangan melempar tanggung jawab kepada para rohaniwan dan berkata, “Saya tidak layak mengerjakannya. Itu adalah bagian hamba Tuhan”. Lakukanlah bagian Anda dengan penuh sukacita! [Souw] Wahyu 1:5b-6 “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, —Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” 65
Kamis
Nehemia: Soli Deo Gloria Bacaan Alkitab hari ini: Nehemia 2:1-10
29 Okt Pra-Reformasi
Nehemia bukanlah seorang nabi, imam atau pemangku jabatan politik, ia hanyalah seorang juru minuman raja (1:11b). Namun demikian, ia adalah kepercayaan raja yang beriman teguh kepada Allah. Itulah sebabnya, sebelum membangun, ia mengutamakan sisi iman, sisi doa, dan sisi menghadirkan aspek kekekalan dari setiap rencana hidupnya. Ia merencanakan untuk membangun kembali Tembok Yerusalem yang telah runtuh. Banyak kesulitan dan tantangan besar dalam proses pembangunan tersebut. Pada akhirnya, pembangunan dapat diselesaikan dan Tembok Yerusalem ditahbiskan dengan penuh sukacita (12:27-43). Nehemia mengajak semua orang untuk melihat adanya tangan Allah yang bekerja dalam proses pembangunan itu. Tangan Allah yang mahamurah telah melindungi dan menggerakkan para penguasa untuk mengawal perjalanannya (2:8-9). Selain itu, ia memberi teladan bahwa bukan kemampuan dan kepintaran yang harus ditampilkan, melainkan kesadaran akan kemurahan Allah. Pembangunan mendatangkan kesejahteraan bagi umat Allah serta mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya (2:10). Soli Deo Gloria merupakan prinsip Reformasi yang menyatakan bahwa kemuliaan hanya bagi Allah saja. Hal ini menanggapi penyimpangan gereja yang terjadi pada abad ke-16 yang disebabkan karena gereja terlalu menghormati tradisi gereja, bahkan sama seperti menghormati Kristus sendiri. Prinsip Soli Deo Gloria merupakan bentuk perlawanan kepada prinsip pemuliaan diri, tradisi dan lembaga. Singkatnya segala sesuatu diinspirasi oleh kemuliaan Allah, bukan keunggulan manusia. Milikilah kesadaran terhadap prinsip Soli Deo Gloria dalam seluruh aspek kehidupan Anda, baik dalam aspek ucapan, pemikiran, tindakan, maupun gaya hidup. Semua yang Anda lakukan itu semestinya hanya demi kemuliaan nama-Nya yang agung. [Souw] Roma 11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!.” 66
Jumat
Raja Asa: Semper Reformanda Bacaan Alkitab hari ini: 1 Raja-raja 15:9-24; 2 Tawarikh 15-16
30 Okt Pra-Reformasi
Asa adalah reformator dari Yehuda. Dia menjadi raja Yehuda selama 41 tahun (1 Raj 15:9). Dia bukan hanya mereformasi diri, tetapi juga mereformasi rakyat. Dia menyingkirkan pelacuran bakti, merobohkan patung berhala dan membakarnya di lembah Kidron. Dia membawa seluruh persembahan kudus kepada Tuhan (1 Raja-raja 15:12-15). Dia mereformasi rakyatnya untuk mencari Tuhan dengan segenap hati. Mereka didorong untuk mempersembahkan milik mereka dan bersumpah setia untuk hanya berbakti kepada Tuhan saja, sehingga Tuhan mengaruniakan keamanan di segala penjuru negeri (2 Tawarikh 15:11-15). Sangat disayangkan bahwa Asa tidak terus-menerus mereformasi diri. Ketika Baesa—raja Israel— ingin memerangi Yehuda, Asa tidak mencari Tuhan, melainkan meminta bantuan Benhadad, raja Damsyik, untuk mengeroyok Israel dgn bayaran perkakas suci dari rumah Tuhan. Dia tidak mengindahkan teguran Tuhan melalui nabi Hanani. Akhirnya, Tuhan membiarkan Yehuda mengalami peperangan di tahun ketiga puluh enam pemerintahannya (2 Tawarikh 16:110). Sayang, awal pemerintahan yang baik tidak diakhiri dengan baik! Ada ungkapan Latin yang terkenal, yaitu “Ecclesia reformata semper reformanda est” yang berarti, “Gereja yang telah direformasi harus terus direformasi”. Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa gereja harus terus-menerus diperbarui karena pembaruan bersifat berkesinambungan. Gereja tidak boleh mandeg dan berpuas diri karena telah menjalani reformasi. Proses reformasi harus berlangsung terus sampai kesudahan dunia. Bila gereja berhenti mereformasi diri dan tidak melanjutkan proses itu, Lambat laun gereja tidak akan peka terhadap kebutuhan zaman. Gereja akan kehilangan visi dan misi utamanya, yaitu melaksanakan Amanat Agung Kristus. Waspadalah! Teruslah mereformasi diri! [Souw] 1 Timotius 4:16 “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengarkan engkau.” 67
Sabtu
Rasul-Rasul: Ecclesia Reformata Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 15:1-21
31 Okt Reformasi
Gereja mula-mula lahir di lingkungan Yahudi. Para rasul dan pemberita Injil hampir semuanya orang Yahudi, bahkan para pengikut Kristus yang pertama juga orang Yahudi. Yerusalem adalah pusat perkembangan gereja mula-mula yang memiliki ciri keyahudian. Namun, kehadiran kekristenan tidak serta merta dapat diterima. Sekalipun sudah menjadi Kristen, masih ada orang yang berprinsip bahwa mereka tetap harus berpegang pada hukum Musa tentang keselamatan melalui sunat (15:1). Rasul Paulus dan Barnabas menolak konsep itu. Orang Yahudi yang merasa tidak puas lalu naik banding kepada para rasul di Yerusalem. Di Yerusalem, masih ada orang yang berpendapat serupa (15:5). Maka, para rasul bersidang. Dalam sidang, Rasul Paulus dan Barnabas bersaksi bahwa Allah telah membuka pintu Injil bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi (15:12). Hal senada diungkapkan oleh Rasul Petrus (15:7-11) dan Yakobus (15:1321). Dengan demikian, pikiran keliru tentang gereja dan keberadaannya dikoreksi oleh para rasul yang bersidang di Yerusalem. Para reformator mereformasi gereja abad ke-16 yang telah keluar dari jalur kebenaran firman Tuhan. Mereka berprinsip kepada “Ecclesia reformata, semper reformanda secundum verbum Dei” (Gereja reformasi harus terus direformasi supaya sejalan dengan firman Allah). Untuk meluruskan gereja yang telah melenceng, mereka melakukan tindakan radikal agar dapat mengembalikan kekristenan kepada akar kebenaran, yakni firman Tuhan yang hidup. Pelajarilah kebenaran firman Tuhan agar kita dapat membedakan ajaran yang benar dan ajaran yang sesat, serta menolong orang yang ragu-ragu. [Souw] Kisah Para Rasul 15:16-18 “Kemudian Aku akan kembali dan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini yang telah diketahui dari sejak semula.” 68
DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 GKY BENGKULU - 20 Mei 2012 Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.17.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY HONGKONG
- 1 Desember 2013 1 Haven of Hope Road, Tseung Kwan O, New Territories, Hong Kong Mobile: + 8526 2786171, + 8526 1047093 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.30
GKY JAMBI - 23 Februari 2014 Hotel Aston, Jl. Sultan Agung No. 99, Jambi. Telp. (0711) 922 9168 Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.09.00 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 GKY MEDAN - 10 November 2006 -
Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. 08510039377 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.10.00, 17.00 GKY PURI INDAH
- 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00. The Cathay Cineplex, Hall 3, Level 6, The Cathay, 2 Handy Road, Singapore 229233. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30. Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900
GKY SUNTER
- 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Jl. Pemuda 19-21, Grand Surabaya Hotel (Ex Garden Hotel Lama), sebelah Bank Mandiri, depan Wisma BII, Surabaya. Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket (di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000. Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00 GKY TANJUNG PINANG
Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
GKY TELUK GONG
- 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH
- 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA
- 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00