KONVENSI MAKNA TANDA BACA & SINGKATAN pada DAFTAR TABULASI & INDEKS ALFABETIK BUKU VOLUME 1 DAN 3 ICD-10 Disusun oleh dr. Mayang Anggraini Naga UIEU, Rekam Medis- Informasi Kesehatan, Jakarta
Pengaruh dan Makna berbagai tanda baca yang menyertai nomor kode diagnose/masalah terkait kesehatan di ICD-10: 1.
PARANTHESES ( ) (tanda kurung biasa) Tanda baca ( ) kurung bentuk ini akan banyak ditemukan di Volume 1 & 3 ICD-10 Tanda baca ( ) digunakan untuk 4 (empat) situasi penting, yakni: (a) Parantheses ( ) untuk mengurung “Supplemenatry words” (kata suplementari) yang mungkin mengikuti suatu istilah Diagnosis yang tertulis di depan tanda ( ) tersebut.
1
MAKNA “Parantheses” (
)
Disebut/ditulis atau tidak disebut/ditulis kata yang ada di dalam tanda kurung ( ) yang mengikuti suatu istilah diagnosis yang mendahului di depannya tidak mempengaruhi nomor kode yang telah ditentukan bagi kategori (diganosis) terkait. Contoh: lihat Volume 1 ICD-0 halaman 476. I10 Essential (primary) hypertension High blood pressure Hypertension (arterial)(benign)(essential)(malignant) (primary)(systemic) Excludes: involving vessels of - brain (I60-I69) - eye (H35.0) Dokter bisa saja menulis hipertensi atau hipertensi primer atau hipertensi benign atau hipertensi esensial dst. sesuai kata yang di dalam ( ), nomor kode yang disediakan ICD-10 adalah I10. Apabila yang dimaksud dokter adalah hipertensi sekunder, maka tidak diperkenankan memilih nomor I10 tsb.
2
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-1)
• Contoh: lihat halaman 477 vol. 1 ICD-10 Hipertensi sekunder (Secondary Hypertension) I15.Volume I halaman 476 Penyakit hipertensi jantung (Hypertensive heart disease) I11 Penyakit hipertensi ginjal (Hypertensive renal disease) I12 Penyakit Hipertensi jantung dan ginjal (Hypertensive heart and renal disease) I13 I15 Secondary Hypertension. Excludes: involving vessels - of brain (I60-I69) - eyes (H35.0) Apabila hipertensi sekundernya berhubungan dengan pembuluh darah otak atau mata, maka tidak diberi nomor kode I15.-, karena kata keterangan tersebut diletakkan dalam klasifikasi setelah kata “Excludes”. 3
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-2)
Apabila tipe hipertensi yang dimaksud dokter adalah hipertensi yang diikuti kata keterangan yang tidak tercantum di dalam kurung ( ) di atas, dokter hendaknya menulis istilah hipertensi yang dimaksud dengan menyertakan keterangan yang lengkap, sebagai pemberitahuan kepada pengkode (coder) bahwa hipertensi yang dimaksud adalah tipe penyakit hipertensi yang bukan di bawah I10. Apabila yang ditulis hanya hipertensi saja, maka pengkode harus memberi kode I10 Apabila dokter menuliskan penyakit hipertensinya diikuti oleh salah satu keterangan yang ada di dalam kurung ( ) maka pengkode juga wajib memberi kode I10, tidak boleh kode yang lain. Apabila hipertensinya diikuti keterangan yang tidak muncul di kode-2 yang tersedia di ICD-10 untuk kepentingan statistik morbiditas/mortalitas tanya ke dokternya agar membantu memilihkan judul kategori 3-digits di ICD-10, yang tepat bagi diagnosis yang dimaksud. 4
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-3)
Lihat Volume 1 halaman 477 I15 Apabila diagnosis yang dimaksud dokter adalah hipertensi sekunder disertai keterangan yang tidak muncul di ICD-10, dipersilahkan kepada dokter terkait untuk menentukan diagnosis yang dimaksud terkelompok ke kategori yang mana atau subdivisi yang mana dari daftar tabulasi yang tersedia di Volume 1. Apabila tipe hipertensinya tidak cocok dengan semua subdivisi dari .0, .1 ataupun .2 maka dikelompokkan ke subdivisi .8 yang disediakan untuk kelompok Other secondary hypertension. Apabila tidak ada rincian keterangan lain dari hipertensi sekunder yang dimaksud maka pengkode berhak memilih I13.9 (Secondary hypertension unspecified) nomor kode tersedia bagi semua pernyataan hipertensi sekunder yang tidak ada keterangan rinciannya. Apabila informasi statistiknya memaparkan jumlah kode I13.9 terbanyak maka direktur pelayanan setempat bisa mengevaluasi kemampuan asuhan medis yang telah ataupun sedang berjalan. 5
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-4)
Lihat Volume 1 halaman 476 Diagnosis hipertensi tanpa diikuti keterangan lain-2, aturan ICD mengekompokkannya ke Essential (primary) hypertension dengan nomor Kode I10. Contoh lain: Volume 3 ICD-10 halaman 45 Aneurysm (anastomotic)(artery)(circoid)(diffuse)(false) (fusiform)(multiple)(saccular) I72.9 abdominal (aorta) I71.4
Perhatikan perbedaan antara I72.9 dan I71.4 Jelaskan bilamana Anda harus memilih nomor kode I72.9? Jelaskan bilamana Anda harus memilih nomor kode I72.8? Jelaskan bilamana Anda harus memilih nomor kode I72.1? Dapatkah Anda mengerti makna perbedaan nomor-2 terkait bagi istilah diagnoses Other aneurysm ? 6
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-5)
Perhatikan: Aneurysma ( )( )( )dst. I72.9 abdominal (= aneurisma aorta abdominal) I71.4 Pada diagnosis di atas, isitilah abdominal tidak muncul di dalam salah satu ( ) yang mengikuti aneurysma atau yang mendahukui kode I72.9. Ternyata kode yang dimaksud harus ditemukan di belakang setelah istilah abdominal yang tertera di bawah aneurysma I71.4 Peraturan ICD tersebut di atas inilah yang harus dipahami pengkode dan juga dokter pendiagnosis, agar pemilihan nomor kode diagnosis final yang dimaksud tepat/akurat, sesuai apa yang dimaksud dokter tentang kondisi yang sedang disandang pasien terkait (Dokter penegak diagnosis yang harus menentukan diagnose pasiennya, coder tidak berhak menentukan) Coba pilih kode bagi ruptured aneurysma thorax (cari di bawah Aneurysma, di bawah thorax ( )( )( ), volume 3 halaman 47) No: … ?
7
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-6)
(b) Parantheses ( ) yang digunakan untuk mengurung nomor kode suatu istilah yang termasuk ke kelompok Exclusion (= tidak termasuk ke kelompok kategori yang dimaksud) Contoh: Volume 1 halaman 430 H01.0 Blepharitis Excludes: blepharo-conjunctivitis (H10.5) Diagnosis blepharitis (radang kelopak mata) kodenya bukan H01.0 akan tetapi H10.5, yakni nomor kode yang tertera di dalam ( ) kurung yang mengikuti istilah blapharoconjunctivitis, dan istilah diagnosis blepharoconjunctivitis tersebut terletak di belakang kata Excludes di bawah kata blepharitis. Contoh lain: Volume 1 halaman 568 K31.4 Gastritis diverticulum Excludes: congenital diverticulum of stomach (Q40.2) Perhatikan kata congenital. 8
MAKNA “Parantheses” ( (c)
Parathese (
) (Lanjutan-7)
) yang muncul di bawah judul Blok.
Makna tanda ( ) yang muncul di bawah judul blok adalah untuk mengurung nomor kode 3-karakter kategori-2 yang termasuk ke kelompok “Included” di dalam Blok terkait. Contoh: Volume 1 halaman 107 Certain infectious and parasitic diseases (A00-B99) Pada ini tanda ( ) menunjukkan bahwa diagnosis dengan nomor kode A00-B99 adalah kelompok gangguan yang terklasifikasi ke kategori penyakit menular dan parasitik tertentu, oleh karenanya justifikasi diagnosis harus dilengkapi dengan ditemukannya kuman/parasit causa/penyebab panyakit terkait, mengingat ada-kalanya penyakit menular bisa menyebar lambat ataupun cepat di masyarakat lingkungan luas, maka informasi jenis kuman causa pentakit harus jelas dan pasti (disertai hasil laboratoris mikrobiologisnya, Ini penting bagi epidemiologi)). 9
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-8)
Volume 1 halaman 108 Intestinal infectious diseases (A00-B09) Makna ( ) di sini memberi batasan bahwa penyakit infeksi usus tertentu (menular) terkelompok ke penomoran Block A00-B09 di Bab A00-B99. Dengan ini ICD memberi batasan bahwa blok ini adalah kategori penyakit infeksi yang menyerang usus communicable. Contoh lain: Volume I halaman 108 Group A00 Cholera A00 bisa kolera karena kuman vibrio cholerae atau biovar eltor atau unspecified. Apabila hasil pemeriksaan laboratoris jenis kuman penyebab bisa ditampilkan pada digit ke-4 dari A00.-, apakah A00.0 atau A00.1 atau A00.9 bergantung jenis kuman yang ditemukan. Di dalam praktek, apabila Gastroentritis tidak disertai hasil pemeriksaan kuman kolera, jangan pilih nomor kode A00.Diagnosis Gastro-enteritis harus disertai kepastian ada atau tidaknya infeksi, bila ada infeksi nyatakan jenis kumannya, baru pemilihan kodenya bisa tepat. Kode A09 disediakan untuk 10 gastroenteritis yang dipercaya akibat infeksi.
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-9)
Contoh lain: Volume 1 halaman 108 A01 Typhoid and paratyphoid fever A01.0 Typhoid fever due to Salmonella typhi A01.1 Paratyphoid fever A A01.2` Paratyphoid fever B A01.3 Paratyphoid fever C A01.4 Paratyphoid fever, unspecified. Jelas terbaca di atas bahwa typhoid fever yang tidak didukung dengan rincian keterangan tentang nama jenis kuman penyebabnya, tidak tersedia nomor kode untuknya di grup kategori typhoid. A01.- hanya disediakan untuk menampung diagnosis typhoid (Salmonella typhi +) atau paraty[hpid (Salmonella para typhoid +). Masalah di praktek banyak diagnosis disebut dengan Klinis Tifoid. Apakah ini temasuk ke kelompok A01.-? Catatan: Klinis demam tifus tidak sama dengan demam tifoid.
11
MAKNA “Parantheses” (
) (Lanjutan-10)
(d) Paranthese ( ) digunakan untuk menggurung nomor kode “dual classification” (Klasifikasi ganda) pada sistem nomor kode bertanda “dagger” (!) (sangkur) dan “asterisk” (*) (bintang). Keterangan kedua tanda tersebut bisa ditulis sebagai: ! & (*) atau sebaliknya * & (!) mengikuti suatu nomor kode tertentu. Jumlah nomor kode ber-* terbatas dan bisa dibaca di daftar di ICD Volume 2 halaman 83. Tanda ! *(dagger) Harus digunakan untuk melengkapi kode yang digunakan bersama dengan kode bertanda (*). Contoh: Nomor kode ber- ( ) pada sistem ! & *. Volume I halaman 110 A06 Amoebiasis A06.0 dst. A06.5! Amoebic lung abscess (J99.8*) A06.6! Amoebic brain abscess (G07*) A06.7 Cutaneous amoebiasis 12
2. (a)
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT)
[
] diperuntukkan mengurung sinonim (Synonyms), kata sebutan alternatif (alternative words), frasa penjelasan (explanatory phrases) Contoh: Volume 1 halaman 516 J00 Acute nasopharyngitis [common cold] Diagnose yang hanya ditulis dengan Nasopharyngitis saja, sesuai konvensi ICD, maka menunjukkan bahwa penulisannya belum lengkap/selesai, dokter terkait harus menjelaskan apakah yang dimaksud olehnya acute (J00) atau chronic (J13.1) Penggunaan tanda [ ] di atas menunjukkan bahwa sebutan lain bagi nasopharyngitis acute adalah Common cold. Dokter (ahli THT) sebagai narasumber primer informasi diagnosis harus mencantumkan kasusnya akut atau kronik, 13
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT) (Lanjutan-1) Volume 1 halaman 121 A31 Leprosy [Hansen’s disease] Includes: infection due to Mycobacterium leprae Excludes: sequelae of leprosy (B92) Volume 1 halaman 122 A31.0 Pulmonary mycobacterial infection Infection due to Mycobacterium: Avium Intracellular [Battey bacillus] Kansasii Volume 1 halaman 1084 X45 Accidental poisoning by & exposure to alcohol Includes: alcohol - NOS - butyl [1-butanol] - ethyl [ethanol] dst. 14
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT) (Lanjutan-2) Volume 1 halaman 148 – 149 – 150 B00 B01 B02 B06
Herpesviral [herpes simplex] infection Varicella [chickenpox] Zoster [herpes zoster] Rubella [German measles]
Perhatikan variasi nomor kode bagi gangguan herpes.
A90 Dengue fever [classical dengue] L03,3
Cellulitis of trunk Abdominal wall Back [any part] L03.8 Cellulitis of other sites Head [any part, except face] 15
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT (Lanjutan-3) Volume 1 [
] juga untuk mengurung kalimat keterangan bahwa ada “note” yang telah disebut yang wajib dibaca kembali sebelum menentukan pilihan nomor kodenya. Contoh: Volume 1 halaman 185 C00.8 Overlapping lesion of lip [See note 5 on page 182] Silahkan baca lebih lanjut Notes di halaman 181 – 182, vol. 1 Perhatikan penjelasan untuk Neoplasm (C00 – D48) yang dimulai pada halaman 181. Note 5 ada di halaman 182: Malignant Neopasm overlapping site boundaries and the use of subcategory .8 (Overlapping lesion). Perhatikan kategori C00 – C75 dst. … Volume 1 halaman 291 E42 Marasmus kwashiorkor Severe malnutrition with marasmus [as in E43] Excludes: marasmus kwashiorkor (E42) Apabila E42 digunakan untuk Severe protein-energy malnutrition, maka berlaku juga untuk semua keterangan yang terliput di E43.16
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT (Lanjutan-4) (C)
[
] juga digunakan untuk mengurung rujukan keterangan yang pernah disebut tentang subdivisi karakter ke-4 (4th digit) yang berlaku bagi nomor kode kategori yang dimaksud.
Contoh: Volume 1 Halaman 567 K27 Peptic ulcer, site unspecified [See page 566 for subdivision] Includes: ulcer (peptic) or erosion - anastomotic - gastrocolic - gastrointestinal - jejunal - marginal - stomal Excludes: primary ulcer of small intestine (K63.3) 17
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT (Lanjutan-5) Perhatikan kalimat di bagian atas halaman 566 Volume 1 The following fourth-character subdivisions … dst. yang berlaku bagi nomor kode K25 – K26, ada karakter ke 4 untuk melengkapi kode yang dipilih. .0 Acute with haemorrhage .1 Acute with perforation dst. … .4 Chronic or unspecified with haemorrhage dst, … .7 Chronic without haemorrhage or perforation .9 Unspecified as acute or chronic, without … Volume 1 halaman 278 E10 Insuline-dependent diabetes mellitus [See page 277 for subdivisions] Lihat halaman 277 untuk menentukan nomor kode digit ke-4 yang melengkapi nomor kode diagnosis di blok DM E10.- – E14.-
18
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT (Lanjutan-6) Contoh Volume 1 halaman 635 M13 Other arthritis [See site code pages 628 – 629] Lihat di halaman 628 – 629 untuk jenis digit ke 5 yang diperlukan untuk menjelaskan site anggota tubuh yang terkena gangguan arthritis. (Digit ke 5 ini adalah OPTIONAL, jangan dituliskan tepat di belakang nomor kode yang ada, namun harus di dalam kolom khusus/terpisah dari kode utamanya).
Volume 1 halaman 1058 Fall (W00 – W19) [See pages 1013 – 1017 for fourth-character subdivisions] Volume 1 Halaman 1070 Other accidental threats to breathing (W75 – W 84) [See pages 1013 – 1017 for fourth-character subdivisions] 19
SQUARE BRACKETS [ ] (KURUNG SEGI-EMPAT (Lanjutan-7) Cedera luar (external cause of injury) umumnya bisa dilengkapi dengan digit ke 4 yang merinci site lokasi di mana cedera tersebut terjadi. Lihat halaman 1013 – 1017 untuk memilih subdivisi ke 4. .0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9
Home Residental institution School, other isntitution and public administration area Sport and athletics area Street and highway Trade and service area Industrial and construction area Farm Other specified places Unspecified place. 20
COLON ( : ) (TANDA BACA TITIK-TITIK :) Tanda baca ( : ) colon ini, yang mengikuti kata (sebutan) dari suatu rubrik, mempunyai makna bahwa penulisan sebutan istilah diagnosis terkait belum lengkap/selesai ditulis. Suatu sebutan diagnosis yang diikuti tanda baca : ini masih memerlukan satu atau lebih dari satu tambahan kata/ keterangan yang akan memodifikasi atau mengkualifikasi sebutan yang akan diberi nomor kode, agar istilah diagnosisnya sesuai dengan apa yang dimaksud oleh dokter dalam batasan pengertian rubrik terkait (sesuai dengan standard diagnostik dan terapi yang disepakati) Contoh: Volume 1 halaman 569 K36 Other appendicitis Appendicitis: chronic recurrent 21
COLON ( : ) (TANDA BACA TITIK-TITIK :) (Lanjutan-1) Jadi apabila diagnosis yang akan diberi nomor kode masuk ke kategori Other appendicitis, maka seyogyanya dirinci apakah chronic atau rucurrent. Appendicitis dengan tambahan keterangan lain tidak termasuk ke kategori K36.x Apabila diagnosis hanya menyebut appendicitis maka harus diberi nomor kode Unspecified appendicitis K37.
Permasalahan yang timbul di praktek adalah: Apakah tindakan yang dilakukan terhadap appendicitis terkait sesuai standard layanan bedahnya? Umpamanya: pasien dirawat di ICU dengan diagnosis appendicitis unspecified kemudian di Cito operasi. Apakah ini sesuai standard yang berlaku? 22
COLON ( : ) (TANDA BACA TITIK-TITIK :) (Lanjutan-2) Contoh lain: Volume 1 halaman 516 J00 Acute nasopharyngitis [common cold] Coryza (acute) Nasal catarrhalis, acute Nasopharyngitis: - NOS - infective NOS Rhinitis: - acute - infective Excludes: Nasopharyngitis, chronic (J31.1) dst. rhinitis: - NOS (J31.0) - allergic (J30.1 – J30.4) dst.
23
COLON ( : ) (TANDA BACA TITIK-TITIK :) (Lanjutan-3) Jelas bahwa apabila istilah diagnosisnya ditulis hanya Nasopharyngitis maka harus dilengkapi/dijelaskan apakah NOS atau infective NOS. Yang pasti bukan Nasopharyngitis chronic. Diagnosis Nasopharungitis adalah kasus yang terbanyak di Poliklinik Volume 1 halaman 242 D39.2 Placenta Chorioadenoma destruents Hydatidiform mole: invasive malignant Excludes: hydatidiform mole NOS (O01.9) 24
4. BRACE } (KURUNG tutup BENTUK KURUNG KURAWA) Tanda baca kurung tutup } ini di digunakan untuk mengelompokkan (listing) istilah-2 yang terkelompok ke dalam sebutan “inclusion” (termasuk) atau “exclusion” (tidak termasuk). Tanda kurung } ini mempunyai makna bahwa semua kelompok sebutan yang mendahuluinya belum lengkap batasan pengertiannya, masih harus ditambah dengan keterangan yang ada di belakang tanda baca kurung } ini. Contoh: Volume 1 halaman 516 J01 Acute sinusitis Includes: abscess empyema infection acute, of sinus (accessory) nasal inflammation suppuration 25
4. BRACE } (KURUNG tutup BENTUK KURUNG KURAWA) (Lanjutan-1) Untuk J01 Masih ada tambahan: Use additional code (B95 – B97), if desired, to identify infectious agent. Excludes: sinusitis, chronic or NOS (J32.-) Silahkan pilih nomor kode kuman penyebabnya di antara B95 – B97 Contoh Volume 1 halaman 705 N73.0 Acute parametritis and pelvic cellulitis Abscess of: broad ligament } specified as pelvic parametrium acute cellulitis, female Volume 1 halaman 894 Injury to muscle and tendon including: avulsion cut } of muscle and tendon laceration traumatic ruptur 26
4. BRACE } (KURUNG tutup BENTUK KURUNG KURAWA) (Lanjutan-2) Volume 1 halaman 749 O70.0 First degree perineal laceration during delivery Perineal laceration, ruptur or tear (involving): fourchette labia skin during delivery slight vagina vulva Gangguan di atas ini diberi nomor kode O70.0 hanya apabila terjadinya pada wanita dalam proses persalinan. Laserasi perinemun derajat 1 bukan dalam kala persalinan, tidak terkelompok ke kategori ini. 27
5.
“NOS” (Not Otherwise Spesified) (TIDAK DISPESIFIKASI atau TIDAK DIKUALIFIKASI LAIN)
“NOS” Ini adalah singkatan dari “Not Otherwise Specified”, atau “Unspecified” Adanya “NOS” mengharuskan pengkode (coder) membaca lebih teliti lagi agar tidak melakukan salahpilih nomor kode yang diperlukan. Apa benar sebutan diagnosis terkait memang tidak disertai rincian penjelasan lain-2 (yang lebih rinci) Untuk hal seperti inilah proses Analisis Kualitatif Rekam Medis menjadi satu keharusan. Disebut di dalam iCD, bahwa tidak jarang satu istilah yang “Unspecified” digunakan sebagai sebutan satu rubrik tipe khusus, oleh karena sudah diterima sebagai sebutan istilah medis rutin, di kalangan praktisi medis tanpa harus disertai rincian keterangan lagi. 28
“NOS” (Not Otherwise Spesified) (Lanjutan-1) Contoh: Volume 1 halaman 473 Sebutan “Mitral stenosis”, istilah mitral stenosis ini sama artinya dengan “Rheumatic mitral stenosis”, walau bila kata rematiknya tidak disebut mendahului “mitral stenosis”, tetap pengertian yang diterima bersama adalah mitral stenosis akibat rematik. I05.Volume 1 halaman 486 Apabila yang dimaksud dokter adalah gangguan mitral stenosis bukan karena rematik maka harus ditulis Mitral stenosis non rhematic. I34.Volume 3 halaman 509 Stenosis – continued - dst - mitral (chronic)(inactive)(valve) I05.0 with - dst. 29 - specified cause, except rheumatic I34.2
“NOS” (Not Otherwise Spesified) (Lanjutan-2) Pra anggapan tersebut yang telah tertanam sedemikian rupa, mau tidak mau harus selalu menjadi pertimbangan agar tidak salah pilih nomor kodenya Contoh: Volume 1 halaman 473 I02 Rheumatic chorea Includes: Syndenham’s chorea Excludes: chorea: - NOS (G25.5) - Huntington (G10) I02.0 Rheumatic chorea with heart involvement Chorea NOS with heart involvement Rheumatic chorea with heart involvement of any type classification under I01.I02.9 Rheumatic chorea without heart involvement Rheumatic chorea NOS 30
“NOS” (Not Otherwise Spesified) (Lanjutan-3) Perhatikan Volume 1 halaman 401 G25.5 Other chorea Chorea NOS Excludes: chorea NOS with heart involvement (I02.1) Huntington chorea (G10.-) rheumatic chorea (I02.-) Sydenham’s chorea (I02.-) Perhatikan juga: Chorea NOS (G25.5) Chorea NOS with heart involvement (I02.0) Rheumatic chorea without heart involvement (I92.9) Chorea NOS without heart involovment (G25.5)
31
“NOS” (Not Otherwise Spesified) (Lanjutan-4) Kembali ke I01 di Volume 1 halaman 472 Perhatikan: Excludes: chronic diseases of rheumatic origin (I05 – I09) unless rheumatic fever is also present or there is evidence of recrudescence or activity of rheumatic process. In cases where there is doubt as to rheumatic activity at the time of death refer to the mortality coding rules and guideline in Volume 2.
Keterangan di atas harus diakui adalah konsumsi bagi para dokter yang mendiagnosis pasien terkait. Oleh karenanya coder harus mampu berkerjasama dengan dokter yang merawat pasien, agar penentuan pilihan nomor kode yang akan diambil bisa akurat memenuhi peraturan yang berlaku di dalam ICD-10, dan tepat mewakili kondisi/ diagnosis yang dimaksud dokter bagi pasiennya. 32
6. “NEC” “NOT ELSEWHERE CLASSIFIED” (TIDAK TERKLASIFIKASI DI BAGIAN/BAB LAIN) Apabila singkatan “NEC” mengikuti judul kategori 3-karakter merupakan satu peringatan bahwa di dalam daftar urut yang tertera di bawah judul, akan ditemukan beberapa kekhususan yang tidak sama dengan yang muncul di bagian lain dari klasifikasi. Contoh: Volume 1 halaman 523 J16 Pneumonia due to other infectious organism, not elsewhere classified (NEC) Excludes: ornithosis (A70) pneumocystosis (B59) pneumonia: - NOS (J18,9) - congenital (P23.-) J16.0 Chlamydial pneumonia J16.8 Pneumonia due to other specified infectious organisms 33
“NEC” “NOT ELSEWHERE CLASSIFIED” (Lanjutan-1) Pneumonia yang disebabkan oleh kuman dan kondisi manifestasinya tidak terklasifikasi di Bab/Bagian lain, maka diberi nomor kode seperti tersebut di judul (J16). Perhatikan: Pneumonia yang manifestasinya terklasifikasi di Bab lain Contoh di antaranya: Pneumonia NOS (J18.9) Pneumonia due to pneumocystis carinii (B59) Ornithosis with pneumonia (A70) Pneumonia congenital (P23.-) Sedangkan: Pneumonia specified organism NEC (J16.8) Pneumonia karena Chlamydia (J16.0) Kode ICD yang mana untuk diagnosis infeksi Flu burung (pneumonia)? 34
6. “NEC” “NOT ELSEWHERE CLASSIFIED” (Lanjutan-2) Lihat Volume 3 halaman 443 Pneumonia – continued dst. - - dst. in (due to) dst. Chlamydia J16.0 neonatal P23.1 Apabila diagnosis hanya menyebut pneumonia karena infeksi chlamydia, maka pilih nomor kode J16.0 dan apabila kasus adalah bayi perinatal maka pilih P23.1 Pneumonia infeksi chlamydia tidak memiliki nomor kode tersendiri di Bab I (A00 – B99) Silahkan kontrol kembali dengan yang terklasifikasi di Volume 1 halaman 515. 35
6. “NEC” “NOT ELSEWHERE CLASSIFIED” (Lanjutan-2) Chapter X Diseases of the Respiratory System (J00 – J99) Blok: J10 – J18 Influenza and pneumonia (Halaman 529) Blok tersebut meliput klasifikasi pneumonia yang disebabkan oleh berbagai virus dan kuman lain, yang tidak terklasifikasi (memiliki nomor kode individual) di Chapter I, atau di Chapter lain-lain. Contoh lain: Volume 1 halaman 418 G72 Other myopathies G72.0 G72.1 G72.3 G72,4 Infammatory myopathy, NEC G72.8 Other specified myopathy G72.9 Myopathy, unspecified Peradangan myopathy NEC (G72.4) 36
6. “NEC” “NOT ELSEWHERE CLASSIFIED” (Lanjutan-3) Volume 1 halaman 458, sebaliknya: H58.8 * Other specified disorders of eye and adnexa in diseases classified elsewhere: Syphylitic occulopathy NEC: congenital: - early (A50.0 *) - late (A50.3 *) - early (secondary) (A51.4 *) - late (A52.7 *) Di atas terlihat bahwa penyebab kondisi manifestasinya memiliki nomor kode individualnya di Bab lain (Bab I). Sifilis mempunyai nomor di Bab I (A50 – A53) Singkatan kata “NEC”, juga banyak ditemukan menyertai nomor kode tertentu, di Volume 3. Lihat Volume 3 halaman 159 Difficult, difficulty - continued work - condition NEC Z56.5 - schedule Z56.3
37
6. “NEC” “NOT ELSEWHERE CLASSIFIED” (Lanjutan-4) Contoh: Volume 3 halaman 62 Asphyxia dst. traumatic NEC T71 due to crushed chest S28.0 Lihat Volume 3 halaman 142 Degeneration, degenerative – continued dst. liver (diffuse) NEC K76.8 amyloid E85.5 ! K77.8* cystic K76.8 congenital Q44.6 38
6. “NEC” “NOT ELSEWHERE CLASSIFIED” (Lanjutan-5)
Lihat Volume 3 halaman 199 Effect, adverse NEC – continued dst. dst. radioactivity NEC T66 radiotherapy NEC T66 dermatitis or eczyma (see also Radiodermatitis) L58.9 Lihat Volume 3 halaman 185 Distortion (congenital) arm NEC Q68.8 dst. femur NEC Q68.8 fibula NEC Q68.8
39
7.
“AND” IN TITLES (“AND” PADA JUDUL) “AND” = AND/OR
Contoh: Volume 1 halaman 116 A18.0 ! Tuberculosis of bones and joints = “Tb of bones” (Tb tulang-2) or (atau) Tb of joint (Tb. Sendi/persendian) dan = “Tb of bones and joints” Perhatikan A18.0 ! Tuberculosis of bones and joints Tuberculosis of hip (M01.1 * ) knee (M01.1 * ) vertebral column (M49.0 * ) Tuberculosis: arhtritis (M01.1 *) mastoiditis (H75.0 *) dst.
40
7.
“AND” IN TITLES (“AND” PADA JUDUL) “AND” = AND/OR (Lanjutan-1)
Apakah Tb itu bermanifestasi di tulang ataupun di sendi nomor kodenya adalah A18.0 ! Tb di tulang A18.0 ! Tb di sendi juga A18.0 ! Tb di tulang dan sendi juga A18.0 ! Rincian batasan site manifestasi TB-nya di tulang apa atau di sendi mana bisa ditelusuri/ditemukan di bawah judul group terkait, nomor kodenya bertanda *. (asterisk). Vulome 1 halaman 890 S01.1 Open wound of eyelid and periocular area Open wound of eyelid and periocular area with or without involvement of lacrimal passage. 41
“AND” IN TITLES (“AND” PADA JUDUL) “AND” = AND/OR Volume 1 halaman 899 S05 Injury of eye and orbit Excludes: injury of - occulomotor [3rd ] nerve (S04.1) - optic [2nd ] nerve (S04.1) open wound of eyelid and periocular area (S01.1) orbital bone fracture (S02.1; S02.3; S02.8) superficial injury of eyelid (S00.1 – S00.2) Volume halaman 1070 W75 Accidental suffocation and strangulation in bed Included: suffocation and strangulation due to: - bed linen - mother’s body - pillow Kekurang mampuan bernapas/mati lemas dan pencekikan di tempat 42 tidur, akibat sprei, tubuh ibu, bantal/guling, selimut dsb.
“AND” IN TITLES (“AND” PADA JUDUL) “AND” = AND/OR (Lanjutan)
W76 Other accidental hanging and strangulation Ini nomor kode untuk cedera gantung diri atau tercekik lehernya yang tidak terkelompok ke W75 W77
Threat to breathing due to cave-in, falling earth and other substances Includes: Cave in NOS Excludes: Cave-in caused by cataclysm (X34 – X39) Cave-in without asphyxiation or suffocation (W20.-)
43
8. POINT DASH ( .- ) (TITIK GARIS) Pada beberapa nomor kode berkarakter ke-4 dari suatu subkategori diberi tanda ( - ) dash setelah tanda ( . ) (point). Ini bisa ditemukan di Volume 1 maupun 3 Nomor kode diakhiri dengan tanda .- (titik garis) ini berarti penulisan nomor kode belum lengkap, mempunyai makna bahwa apabila nomor terkait akan dipilih, maka coder harus mengisi - (garis) dengan suatu angka yang harus ditemukan/ditelusuri lebih lanjut di Volume 1. Contoh: Volume 3 halaman 13 Abnormal, abnormality, - continued specimen cervix uteri R87.Telusuri lewat R87.- di halaman 888 Volume 1 N87.- di halaman 712 Volume 1 44
8. POINT DASH ( .- ) (TITIK GARIS) (Lanjutan-1) Volume 3 halaman 157 Diabetes, diabetic (mellitus)(controlled)(familial)(severe) E14.Angka berapa harus mengikuti E14.- lihat di buku Volume 1 halaman 280 277.
Volume 3 halaman 403 Nephropathy (see also nephritis) N28.9 Note: - Where a term is indexed only at the three-character level, e.g. N07.- , reference should be made to the list of fourth-character subdivisions in Volume 1, page 680. Sama halnya dengan: Nephrosis, nephrotic (congenital)(Epstein’s)(syndrome) N04.Nephritis, nephritic N05.(Lihat Volume 1 halaman 402) 45
8. POINT DASH ( .- ) (TITIK GARIS) (Lanjutan-2) Lihat Volume 1 halaman 886 885 R87 Abnormal findings in specimens from female genital organs Abnormal findings in secretions and smears from: - cervix uteri - vagina - vulva Excludes: carcinoma in situ (D05 – D07.3) - cervix uteri (N87.- ) - vagina (N89.0 – N89.3) - vulva (N90.0 – N90.3)
46
8. POINT DASH ( .- ) (TITIK GARIS) (Lanjutan-3) Lihat Volume 1 halaman 885 Ada kalimat: The following fourth-character subdivisions are for use with catagories R83 – R89: Oleh karena nomor kode yang terpilih di Volume 3 adalah R87.- coder harus melengkapi penulisan nomor tersebut dengan salah satu angka di belakang tanda baca ( . ) (titik) antara .0 s/d .9 di halaman 885, bergantung spesifikasi keterangan yang tertera pada diagnosis di RM pasiennya. Sedangkan N87.- (cervix uteri) bisa ditelusuri kelengkapan penulisan digit ke 4-nya di halaman 712 Volume 1 sesuai beratringannya displasia sel uteri yang terkena. 47
8. POINT DASH ( .- ) (TITIK GARIS) (Lanjutan-4) Volume 1 halaman 109 A04 Other bacterial intestinal infections Excludes: Foodborne intoxications bacterial (A05.-) A05 Other bacterial foodborne intoxications Excludes: Escherichia coli infection (A04.0 – A04.4) listeriosis (A32.- ) salmonella foodborne intoxication and infection (A02.- ) toxic effect of noxious foodstuffs (T61 – T62) A05.0 Foodborne staphylococcal intoxication A05.1 Botulism dst. A05.8 Other specified bacterial foodborne intoxication. A05.9 Bacterial foodborne intoxication, unspecified. 48
8. POINT DASH ( .- ) (TITIK GARIS) (Lanjutan-5) Perhatikan kalimat keterangan yang mengikuti nomor kode contoh di halaman sebelum ini. Apabila keracunan makanan tercemar bakteri botulis No: …? Apabila keracunan makanan tercemar stafilokokus No: … ? Apabila keracunan makanan tercemar bakteri No: … ? Perhatikan juga Volume 1 halaman 110 A06 Amoebiasis Includes: infection due to Entamoeba histolytica Excludes: other protozoal intestinal diseases (A07.-) Volume 1 halaman 307 E85 Amyloidosis Excludes: Alzheimer’s disease (G30.- )
49
9. “INCLUSION” / “INCLUDES” (TERMASUK, TERCANTUM) / (YANG TERMASUK)
Contoh: Volume 1 halaman 107 Certain infectious and parasitic diseases (A00 – B99) Includes: diseases generally recognized as communicable or transmissible Penyakit-2 yang umumnya dikenal sebagai penyakit infeksi menular atau yang bisa ditransmisi ke orang lain Volume 1 halaman 195 Malignant neoplas of respiratory and intrathoracic organs (C30 – C39) Includes: middle ear “includes” juga bisa muncul di bawah judul group atau bab. Contoh: Diagnosis Cellulitis jari dan ibu jari kaki disertai acute lymphangitis 50
9.
“INCLUSION” / “INCLUDES” (Lanjutan-1)
Volume 3 halaman 92 – 93 Cellulitis (diffuse)(with lymphangitis) L03.9 … dst. finger (intrathecal)(periosteal)(subcutaneous) (subcuticular) L03.0 dst. thumb ( )( ) dst. L03.0 toe ( )( )( )( ) L03.0 foot, except toe(s) L03,1 dst. Oleh karenanya untuk Cellulitis jari dan ibu jari kaki disertai acute lymphangitis kita tetap pilih L03.0. Lihat juga di: Volume 1 halaman 600
51
9.
“INCLUSION” / “INCLUDES” (Lanjutan-2)
Volume 1 halaman 600 Pada ini terlihat bahwa includes muncul di bawah judul group Cellulitis. L03 Cellulitis Includes: acute lymphangitis Excludes: cellulitis of: dst. L03.0 Cellulitis of finger and toe Pada ini baru jelas ada: infection of nail (kuku). onychia paronychia perionychia. tanpa dibubuhi keterangan finger or toe lagi Apakah diagnosis Cellulitis jari dan ibu jari kaki disertai acute lymphangitis boleh diberi kode: L03.0 ?
52
9.
“INCLUSION” / “INCLUDES” (Lanjutan-3)
Jawaban pertanyaan di halaman sebelum ini: Boleh, karena di bawah judul ada kata “includes”: acute lymphangitis, walau di L03.0 sendiri tidak tertera kata lymphangitis acute. L03.0 adalah subdivisi kategori L03, semua peraturan yang menyangkut L03 berlaku bagi semua kode di bawahnya. Volume 1 halaman 702 N60 Benign mammary displasia Includes: fibrocystic mastopathy Benign displasia pada payu dara termasuk yang berbentuk anatomik fibrocystic (dilengkapi dengan bukti hasil pemeriksaan laboratorium Patologi-Anatomik) (hasil PA). Diagnosis carcinoma/sarcoma harus disertai hasil PA.
53
9.
“INCLUSION” / “INCLUDES” (Lanjutan-4)
Volume 1 halaman 1046 V82 Occupant of streetcar injured in transport accident Includes: person on outside of streetcar Nomor kode ini berlaku juga untuk korban yang ada di luar angkutan umum (streetcar) terkait.
“Includes” tidak kita jumpai di bawah nomor kode subdivisi, pada umumnya “includes” bisa ada di bawah judul Bab, Blok atau Group. Contoh: Volume 1 halaman 143 Includes: muncul di bawah judul grup kategori: A83, A84 Volume 1 hamalan 219 Includes: muncul di bawah judul grup kategori C92. C93 Volume 1 halaman207 Includes: muncul di bawah judul Blok kategori (C60 – C63) Volume 1 halaman 107 Includes: muncul di bawah judul Bab (A00 – B99)
54
10. “EXCLUSION” / “EXCLUDES” (TIDAK TERMASUK, TIDAK DIIKUTSERTAKAN) Volume 1 halaman 249 Diseases of the blood and bloodforming organs and certain disorders involving the immune mechanism (Penyakit darah dan organ pembentuk darah dan gangguan tertentu berkaitan dengan mekanisme imun) (D50 – D89) Excludes: autoimmune disease (systemic) NOS (M35.9) certain condition originating in the perinatal period (P00 – P99) complication of pregnancy, childbirth and the puerperium (O00 – O99) congenital malformations, deformations and chromosomal abnormalities (Q00 – Q99) 55 dst.
10.
“EXCLUSION” / “EXCLUDES” (Lanjutan-1)
Perhatikan beberapa kalimat yang senantiasa muncul di Excludes di bawah judul Bab di ICD-10 Volume 1, umumnya tersusun dari butir kalimat yang sama. Ini bisa diperhatikan di bawah sebagian besar judul Bab, kecuali di Bab-bab: V, XV, XVI, dan Bab XVII, XVIII, XIX, XX dan XXI. Volume 1 halaman 516 Acute upper respiratory infections (J00 – J06) Excludes: chronic obstructive pulmonary disease with acute exacerbation NOS (J44.1) Ini berarti bahwa J00 – J06 hanya berlaku bagi infeksi saluran napas atas, dan tidak berlaku bagi penyakit paru kronik. Volume 1 halaman 410 G51.1 Geniculate ganglionitis Excludes: postherpetic geniculate ganglionitis (B02.2)
56
10.
“EXCLUSION” / “EXCLUDES” (Lanjutan-2)
Volume 1 halaman 753 O75 Other complications of labour and delivery, not elsewhere classified (NEC) Excludes: puerperal: - infection (O86.- ) - sepsis (O85) Perhatikan kata-kata NEC di judul group. Volume 1 halaman 561 K12 Stomatitis and related lesions Excludes: cancrum oris (A69.0) cheilitis (K13.0) gangrenous stomatitis (A69.0) herpesviral [herpes simplex] gingivostomatitis (B00.2) Noma (A69.0)
57