28
dinas/instansi/lembaga terkait seperti: Dinas Pariwisata Provinsi/Kabupaten, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi/Kabupaten, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi/Kabupaten, Bappeda Propinsi/Kabupaten, Bakosurtanal, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan perguruan tinggi berupa laporan hasil-hasil studi dan penelitian yang sudah ada. Data
tersebut meliputi kependudukan
(Jumlah, kepadatan, struktur umur, pendidikan, agama, rasio kelamin), mata pencaharian, data penangkapan ikan, daerah penangkapan (fishing ground), biaya operasional dan harga ikan Tabel 3.
Tabel 3. Jenis data sosial ekonomi yang digunakan dalam penelitian Komponen Sosial Ekonomi
Metode Pengumpulan Data
Sumber Data
Komponen Sosial Kependudukan
Survey, Wawancara
Kantor Desa Olele, Kecamatan dan BPS Kab. Bone Bone Bolango.
Mata Pencaharian
Wawancara
Bappeda dan BPS Kab. Bone Bolango
Daerah Penangkapan Ikan
Survey, Wawancara
Nelayan dan Masyarakat
Komponen Ekonomi Biaya Operasional Penangkapan Ikan
Wawancara
Nelayan, Masyarakat
Harga Ikan
Survey, wawancara
Nelayan
Data Produksi Ikan
Survey, wawancara
Nelayan, TPI, DKP Kab.Bone Bolango
3.3. Analisis Data 3.3.1. Analisis Sintesis Emergy Metode evaluasi emergy atau kadang-kadang disebut sintesis emergy, seluruh sistem dianggap melalui diagram, dimana aliran energi sumber daya dan informasi yang mendorong untuk analisis sistem (Gambar 7). Dengan evaluasi sistem yang kompleks menggunakan metode emergy, nilai ekonomi manusia dari lingkungan dan persoalan kebijakan publik serta pengelolaan suatu lingkungan atau kawasan yang terintegrasi dapat dianalisis. Sistem diagram digunakan untuk menunjukkan input yang dievaluasi dan dijumlahkan untuk mendapatkan emergy dari sebuah aliran yang dihasilkan atau yang tersimpan. Tujuan dari sistem
29
diagram adalah melakukan inventarisasi dengan benar dari proses penyimpanan dan arus yang penting "driver" dari sistem (semua arus yang masuk melintasi batas sistem) dan karena itu diperlukan untuk mengevaluasi (Brown and Ulgiati 2004b).
Gambar 8. Emergy berdasarkan indeks, nilai dari input lokal emergy terbarukan (R), lokal input yang tidak terbarukan (N), dan input yang diperoleh dari luar sistem (F) (Haden 2002; Brown and Ulgiati 2004a.b, Wang 2006).
Metodologi umum yang digunakan untuk melakukan analisis emergy terdiri dari mendefinisikan batas sistem dan menggunakan diagram sistem energi untuk menggambarkan fitur sistem, input dan output untuk dianalisis. Langkah berikutnya membuat sebuah tabel yang merangkum nilai-nilai emergy dari stok sistem dan arus. Stok dan arus dikonversi dari unit energi atau massa untuk unit setara dengan menggunakan koefisien emergy transformity. Keberlanjutan sistem ini kemudian dapat dievaluasi dengan menggunakan sejumlah indikator emergy (Voora dan Thrift 2010). Berikut adalah beberapa metode analisis sintesis emergy yang mengikuti format yang diberikan oleh Odum (1996) : a) Batasan sistem spatial yang didefinisikan sebagai daerah yang digunakan untuk produksi secara keseluruhan dan untuk subsitem individu (bidang manajemen). Dimensi dari penelitian ini adalah satu tahun kalender. b) Semua sumber utama energi utama dan sumber daya material yang mengalir dan yang tersimpan didalam diidentifikasi dan ditabelkan menggunakan
30
bahasa energi sistem dan kuantitas dicatat dan diubah menjadi unit energi (Joule), unit massa (gram) atau unit moneter. c) Berbagai sumber daya yang mengalir entah itu diukur secara langsung atau diperkirakan dari catatan produksi, catatan keuangan dan data yang tersedia secara lokal. Untuk memperoleh nilai emergy dari arus sumber daya, jumlah ditabulasi dan dikalikan dengan transformasi yang sesuai dipilih dari literatur.
Tabel Evaluasi Emergy Hasil analisis emergy disajikan dalam dua bentuk yaitu bentuk diagram dan tabel. Analisis menggunakan tabel merupakan data mentah aliran dan cadangan penyimpanan yang diubah menjadi unit emergy dan kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan aliran emergy total dalam sistem. Brown and Ulgiati (2004a) menjelaskan bahwa tabel evaluasi emergy adalah untuk evaluasi dari sebuah proses yang mewakili aliran energi per satuan waktu (biasanya per tahun). Keterangan dalam evaluasi menggunakan tabel mengikuti aturan format yang dikembangkan oleh Odum (2000) dan Brown dan Ulgiati (2004a) seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4 terdiri dari:
Kolom 1 merupakan item nomor baris yang menunjukkan catatan yang ditemukan atau merupakan data mentah perhitungan yang akan ditampilkan.
Kolom 2 adalah nama dari input yang yang akan ditampilkan yang juga ditunjukkan pada diagram analisis.
Kolom3 adalah data mentah dalam joule, gram, dolar atau unit lainnya.
Kolom4 adalah tampilan satuan untuk setiap item (g, J, $, dll).
Kolom 5 adalah emergy per unit yang digunakan untuk perhitungan, dinyatakan dalam joule emergy surya per unit. Kadang-kadang input dinyatakan dalam gram, jam, atau dolar, karena itu merupakan rasio konversi tepat digunakan (sej/jam;sej/g;sej/$)
Kolom 6 adalah emergy surya dari aliran tertentu, dihitung sebagai masukan mentah kali transformity (kolom 3 kali kolom 5).
Kolom 7 adalah nilai emdollar (emergy uang) dari barang yang diberikan untuk suatu tahun tertentu. Hal ini diperoleh dengan membagi emergy di Kolom 6 dengan rasio emergy untuk uang (EMR) untuk negara dan tahun
31
dipilih dalam evaluasi (unit sej/$). EMR dihitung secara independen. Nilainilai yang dihasilkan dalam kolom ini menyatakan jumlah aktivitas ekonomi yang dapat didukung oleh aliran emergy yang diberikan atau penyimpanan.
Tabel 4. Contoh tabel evaluasi emergy (Brown dan Ulgiati 2004a) 1
2
3
4
5
6
7
Catatan
Item
Data
Unit
Emergy/ unit (sej/unit)
Solar emergy (E+15 sej/year)
em$ Value (1998 em$/year)
1.
First item
xx.x
sej/year
xxx.x
xxx.x
xxx.x
2.
Second item
xx.x
g/year
xxx.x
xxx.x
xxx.x
Output
xx.xx
Sej or g/year
xxx.x
.. .. n. O.
∑
xxx.x
Sumber : Brown dan Ulgiati (2004a)
Menghitung Nilai Emergy Setelah tabel yang mengevaluasi semua masukan siap, nilai-nilai emergy unit produk dapat dihitung. Output atau produk (baris ''O'' dalam Tabel 4) dievaluasi pertama dalam unit energi, exergy, atau massa; kemudian masukan emergy dijumlahkan dan nilai unit emergy untuk produk dihitung dengan membagi emergy oleh unit output. Nilai-nilai satuan hasil yang berguna untuk evaluasi emergy lainnya. Jadi, adanya evaluasi emergy menghasilkan nilai emergy unit baru (Brown dan Ulgiati 2004a). Beberapa perbedaan yang dibuat untuk membedakan aliran energi sumber daya seperti yang dijelaskan oleh Ulgiati dan Brown (1998) (Lihat Gambar 8) diantaranya: a) Aliran Terbarukan (R) adalah: - aliran yang terbatas (tidak dapat meningkatkan tingkat dimana mereka mengalir melalui sistem) - gratis (mereka yang tersedia tanpa biaya), - tersedia secara lokal. b) Aliran Tak Terbarukan (N) adalah:
32
-
stok terbatas (dapat ditingkatkan tingkat penarikan, tetapi jumlah yang tersedia adalah terbatas dalam skala waktu sistem tertentu)
-
tidak selalu tersedia secara gratis terkadang ada biaya yang keluar ekploitasi aliran energi ini
-
tersedia secara lokal
c) Aliran Umpan Balik (F) adalah: -
stok terbatas (seperti diatas)
-
tidak pernah terbatas
-
tidak pernah tersedia secara lokal selalu impor Data aliran energi setelah ditabulasi dan disesuaikan selanjutnya
ditransformasi. Sejumlah emergy berbasis rasio dan indeks dihitung. Hasil agregat dari indikator-indikator yang didapat akan sangat membantu dalam interpretasi dalam analisis. Indikator utama yang digunakan dalam analisis ini didefinisikan sebagai berikut (Ulgiati dan Brown 1998; Odum 1996) (Lihat Tabel 4 dan Gambar 8): a) Perbandingan hasil emergy (EYR) adalah rasio dari emergy output (Y) dibagi dengan emergi input (F). Perbandingan hasil emergy dari setiap output yang dihasilkan adalah ukuran dari berapa banyak proses yang akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian. ………………………………………………………………... (1) b) Rasio beban lingkungan (ELR) adalah rasio emergi tidak terbarukan (N) dan emergi impor (F) untuk emergy terbarukan (R). Ini merupakan indikator dari jumlah tekanan dari proses produksi pada lingkungan setempat. ……………………………………………………………...… (2) c) Indeks keberlanjutan emergy (ESI) merupakan ukuran hasil dan keberlanjutan yang mengasumsikan bahwa fungsi tujuan untuk keberlanjutan adalah untuk mendapatkan rasio hasil tertinggi pada beban lingkungan terendah. …………………………………………………………... (3)
3.3.2. Ecological Footprint (EF) Perikanan Pendekatan EF perikanan secara statis dengan memperhitungkan kebutuhan produktivitas primer (primary production required/PPR) (Pauly and Christensen
33
1995). Secara teroritik Pauly dan Cristensen (1995) membagi sistem perairan menjadi 6 yaitu; 1) sistem perairan terbuka (open ocean system), 2) sistem pertukaran masa air (upwellings system), 3) paparan tropik (tropical shelves), 4) non paparan tropik (non tropical shelves), 5) pesisir/system terumbu (coastal/reef system), 6) sungai dan danau (freshwater system). Selanjutnya untuk produktifitas primer (primary production) dari masing-masing sistem perairan tersebut adalah 1) 103, 2) 973, 3) 310, 4) 310, 5) 890, 6) 290 gC/m2/th. Untuk menentukan kebutuhan produktifitas primer tiap jenis ikan dapat dihitung berdasarkan tabel referensi tiap kelompok ikan dannilai tengah trophic level (TL) serta dengan memperhatikan kode dari group spesies (species group) yang dikeluarkan oleh FAO. Pada perairan pesisir Kabupaten Bone Bolango secara umum ada dua sistem yaitu trophic system dan coastal system. Tropik level untuk kedua sistem tersebut dapa dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Tropik level berbagai kelompok spesies ikan di perairan pesisir Kabupaten Bone Bolango Sistem Perairan Tropical shelves
Coastal and coral systems
Kode FAO
Kelompok Spesies
Trophic Level
24, 35
Small pelagics
2.8
31, 33, 39 34, 37 36 57 45 42-44, 47, 77
3.5 3.3 4.0 3.2 2.7 2.6
38
Misc. Teleosteans Jacks, mackerels Tunas, bonitos, billfishes Squids, cuttlefishes, octopuses Shrimps, prawns Lobster, crabs and other invertebrates Sharks, rays, chimaeras
52-56, 58
Bivalves and other molluscs
2.1
31, 39 35 9 34, 37 23-25 43-45, 47 42, 74-77 72
Miscellaneous marine fishes Herrings, sardines, anchovies Seaweeds Jacks and mackerels Diadromous fishes Shrimps, prawns Crustaceans and other invertebrates Turtles
2.8 3.2 1.0 3.3 2.8 2.6 2.4 2.4
Sumber : Pauly dan Cristensen (1995)
3.6
34
Pendekatan EF perikanan menggunakan formula yang dikembangkan oleh Wada in Adrianto & Matsuda (2004): ∑
………………………………………………..................… (4)
EFa adalah ecological footprint sistem perairan spesies a, PPRia adalah produktivitas primer dari spesises a dalam sistem perairan a, PPa
adalah
produktivitas primer system perairan a. Mengetahui EF total pada sistem perairan dengan melihat jumlah dari EFa. PPR spesies ikan dihitung berdasarkan Pauly dan Cristensen (1995) yaitu : ........................…………………………………...…… (5) PPRi merupakan kebutuhan produktifitas primer spesies ikan ke-i, C adalah hasil tangkapan spesies ikan ke-i, C dibagi 9 sebagai konversi berat atom C, TL merupakan rata-rata jumlah transfer trophic level produktivitas primer hasil tangkapan ke-i.
3.3.3. Human Appropriation of Net Primary Production (HANPP) Profil metabolik masyarakat lokal dan regional dapat digambarkan secara statistik melalui pendekatan HANPP berupa perkembangan ekonomi, kondisi geografi, pertambahan dan kepadatan penduduk, perubahan tata guna lahan, waktu tenaga kerja dan ketersediaan air, tingkat pembangunan, ketersediaan dan perubahan teknologi, kebijakan dan regulasi lingkungan. Analisis metabolisme sosial-ekologis di KKLD Olele dapat dilakukan menggunakan pendekatan HANPP yang dikembangkan Haberl (2002). HANPP dapat menggambarkan ekstraksi sumberdaya perikanan pada ekosistem di KKLD Olele berdasarkan kebutuhan produktivitas primer (primary productivity requirements/PPR). Formula HANPP : ………………………………………………… (6)
35
HANPP adalah kebutuhan produktifitas primer untuk perikanan (kJ); PPRO adalah potensial kebutuhan produktivitas primer (kJ) diperoleh dari PPR spesies ikan dihitung berdasarkan Pauly dan Christensen (1995) dikalikan energi spesies ikan (kJ/100 g). PPRh adalah produksi tiap spesies ikan (volume of landing, kg) dikalikan energi spesies ikan (kJ/100 g) (Adrianto 2004). Selanjutnya efisiensi tiap spesies ikan dapat dihitung dengan membandingkan HANPP dengan PPRh.
3.4. Batasan Sistem Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penelitian ini menganalisis subsektor perikanan tangkap. 2) Perikanan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan 3) Sektor basis perikanan tangkap adalah perbandingan relatif kemampuan subsektor perikanan tangkap pada wilayah penelitian dibandingkan dengan wilayah administrasi diatasnya (desa dan kecamatan) serta subsektor perikanan tangkap mampu memenuhi kebutuhan komoditas perikanan Desa Olele dan mengekspor keluar kecamatan atau desa. 4) Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada dalam lingkungan perairan 5) Stok ikan merupakan persediaan atau biomas ikan yang terdapat dalam suatu perairan pada periode tertentu dan. 6) Perikanan tangkap adalah produktivitas perikanan tangkap yang terkait dalam unit penangkapan ikan, dimana dalam suatu kegiatan perikanan terdapat perahu, alat tangkap dan nelayan yang menjadi indikator keberhasilan suatu perikanan tangkap layak untuk dikembangkan. Hasil tangkapan ikan dinyatakan dalam satuan berat. 7) Melihat kebutuhan produktifitas primer (PPR) dari berbagai jenis ikan untuk melihat daya dukung (ecological footprint analysis/EFA) perikanan.