PENYELESAIAN DAC 2012
Tabel 1. Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 1992-2009 Tahun
Jumlah Luka Kerugian Materi Korban Mati Luka Berat Kecelakaan Ringan (Juta Rp)
1992 19 920 1993 17 323 1994 17 469 1995 16 510 1996 15 291 1997 17 101 1998 14 858 1999*) 12 675 2000 12 649 2001 12 791 2002 12 267 2003 13 399 2004 17 732 2005 91 623 2006 87 020 2007 49 553 2008 59 164 2009 62 960
9 819 10 038 11 004 10 990 10 869 12 308 11 694 9 917 9 536 9 522 8 762 9 856 11 204 16 115 15 762 16 955 20 188 19 979
13 363 11 453 11 055 9 952 8 968 9 913 8 878 7 329 7 100 6 656 6 012 6 142 8 983 35 891 33 282 20 181 23 440 23 469
14 846 13 037 12 215 11 873 10 374 12 699 10 609 9 385 9 518 9 181 8 929 8 694 12 084 51 317 52 310 46 827 55 731 62 936
15 077 14 714 16 544 17 745 18 411 20 848 26 941 32 755 36 281 37 617 41 030 45 778 53 044 51 556 81 848 103 289 131 207 136 285
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1992-2009 Mobil Penumpang 1992 1 590 750 1993 1 700 454 1994 1 890 340 1995 2 107 299 1996 2 409 088 1997 2 639 523 1998 2 769 375 1999*) 2 897 803 2000 3 038 913 2001 3 261 807 2002 3 403 433 2003 3 885 228 2004 4 464 281 2005 5 494 034 2006 6 615 104 2007 8 864 961 2008 9 859 926 2009 10 364 125 Tahun
Bis
Truk
539 943 568 490 651 608 688 525 595 419 611 402 626 680 644 667 666 280 687 770 714 222 798 079 933 199 1 184 918 1 511 129 2 103 423 2 583 170 2 729 572
1 126 262 1 160 539 1 251 986 1 336 177 1 434 783 1 548 397 1 586 721 1 628 531 1 707 134 1 759 547 1 865 398 2 047 022 2 315 779 2 920 828 3 541 800 4 845 937 5 146 674 5 187 740
Sepeda Motor 6 941 000 7 355 114 8 134 903 9 076 831 10 090 805 11 735 797 12 628 991 13 053 148 13 563 017 15 492 148 17 002 140 19 976 376 23 055 834 28 556 498 33 413 222 41 955 128 47 683 681 52 433 132
*) Sejak 1999 tidak termasuk Timor-Timur *) Sejak 1999 tidak termasuk Timor-Timur
Sumber : Kantor Kepolisiian Republik Indonesia
Jumlah 10 197 955 10 784 597 11 928 837 13 208 832 14 530 095 16 535 119 17 611 767 18 224 149 18 975 344 21 201 272 22 985 193 26 706 705 30 769 093 38 156 278 45 081 255 57 769 449 65 273 451 70 714 569
PENYELESAIAN DAC 2012
1. a. Analisis dan jelaskan mengenai tingkat kecelakaan antara tahun 1992-1999 berdasarkan statistik deskriptif nya ! ( gunakan data pada tabel.1 ) b. Bagaimana perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia antara tahun 1992-1999. Lakukan analisis berdasarkan statistik deskriptif nya ! ( gunakan data pada tabel.2 ) 2. Adakah pertambahan jenis kendaraan tertentu yang lebih berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan di indonesia antara tahun 1992-2009 ? jelaskan dan tampilkan output pengolahan data jika menggunakan software! 3. Dari data jumlah berbagai jenis kendaraan pada tabel 2. Analisilah Jenis kendaraan apa yang paling berpengaruh terhadap kerugian materi akibat kecelakaan lalu lintas ? 4. Dari analisis point 1,2,3 . berikan kesimpulan anda secara umum mengenai tingkat kecelakaan lalu lintas di indonesia antara tahun 1992-1999 dan saran apa yang bisa anda berikan terkait permasalahan tersebut ?
PENYELESAIAN DAC 2012
PENYELESAIAN: 1 a. Descriptive Statistics: C1 Var. Mean StDev Variance Minimum Q1 Med Q3 Maximum C1 30573 26803 718426581 12267 13247 17212 51956 91623 Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas darat di indonesia selama sepuluh tahun terakhir terjadi secara fluktuatif. Sejak tahun 1992 sampai tahun 2004 terjadi kenaikan dan penurunan jumlah kecelakaan, tetapi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Tetapi pada tahun 2005 terjadi kenaikan jumlah kecelakaan yang sangat drastis yaitu mencapai 91623 kasus dan ini merupakan jumlah kasus kecelakaan tertinggi yang pernah terjadi di indonesia selama kurang lebih 10 tahun terakhir, kemudian jumlah kasus kecelakaan mulai turun lagi pada tahun 2007. Dengan rata-rata jumlah kecelakaan antara tahun 1992 sampai 1999 mencapai 30.573 kasus dan standar deviasi 26803.
Var. Mean StDev Variance Minimum Q1 Median Q3 tmbhan 3559801 3387945 1,14782E+13 586642 1110444 2005024 6183048 Variable Maximum Range tmbhan 12688194 12101552. Antara tahun 1992 sampai tahun 1999 jumlah kendaraan bermotor terus mengalami peningkatan dengan perkembangan rata2 mencapai 3559801 kendaraan pertahun dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor tertinggi sebanyak 12688194 yang terjadi pada tahun 2007.dengan kata lain selama 18 tahun jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah bertambah sebanyak 60516614 dan ratarata jumlah kendaraan bermotor mencapai 28369664 kendaraan pertahun. 2. Regression Analysis: jumlh kcelakaan versus mbl
b. Descriptive Statistics: jumlah kendaraan bermotor Var. Mean StDev Variance Minimum Q1 Median C2 28369664 19191586 3,68317E+14 10197955 14199779 20088308 Variable Q3 Maximum Range C2 39887522 70714569 60516614
The regression equation is jumlh kcelakaan = 14889 + 0,0322 mbl
Descriptive Statistics: pertambahan
S = 20539,8 R-Sq = 44,7% R-Sq(adj) = 41,3%
Predictor Coef SE Coef T P Constant 14889 6514 2,29 0,036 mbl 0,032176 0,008942 3,60 0,002
PENYELESAIAN DAC 2012
Regression Analysis: jumlh kcelakaan versus bis_1 The regression equation is jumlh kcelakaan = 17838 + 0,105 bis_1 Predictor Coef SE Coef T P Constant 17838 5638 3,16 0,006 bis_1 0,10468 0,02645 3,96 0,001
mskt Mallows b__o Vars R-Sq R-Sq(adj) C-p S l11r 1 58,8 56,2 1,2 17731 X 1 49,5 46,3 4,6 19640 X 2 61,3 56,2 2,2 17745 X X 2 59,9 54,6 2,8 18067 XX 3 63,1 55,2 3,6 17948 X X X 3 61,9 53,8 4,0 18228 X X X 4 64,7 53,8 5,0 18216 X X X X
S = 19640,3 R-Sq = 49,5% R-Sq(adj) = 46,3% Regression Analysis: jumlh kcelakaan versus truk_1 The regression equation is jumlh kcelakaan = 19441 + 0,0493 truk_1
Regression Analysis: jumlh kcelakaan versus spda motor; mbl The regression equation is jumlh kcelakaan = 7496 + 0,0135 spda motor - 0,0227 mbl
Predictor Coef SE Coef T P Constant 19441 6413 3,03 0,008 truk_1 0,04933 0,01652 2,99 0,009
Predictor Coef SE Coef T P Constant 7496 6337 1,18 0,255 spda motor 0,013503 0,005322 2,54 0,023 mbl -0,02267 0,02296 -0,99 0,339
S = 22139,4 R-Sq = 35,8% R-Sq(adj) = 31,8%
S = 17744,7 R-Sq = 61,3% R-Sq(adj) = 56,2%
a t brm iuo
PENYELESAIAN DAC 2012
Best Subsets Regression: jumlh kcelakaan versus mbl pnumpng; bis; ...
Regression Analysis: jumlh kcelak versus mbl pnumpng; truk; Sepeda Motor
Response is jumlh kcelakaan
The regression equation is jumlh kcelakaan = - 17585 - 0,147 mbl pnumpng + 0,149 truk + 0,0160 Sepeda Motor
S m e b p l e d p a n u M m to pbrt Mallows niuo Vars R-Sq R-Sq(adj) C-p S gskr 1 55,7 52,9 9,8 18392 X 1 54,2 51,3 10,6 18697 X 2 60,1 54,8 9,5 18030 X X 2 56,8 51,0 11,2 18763 X X 3 75,8 70,6 3,0 14526 X X X 3 60,2 51,7 11,4 18630 X X X 4 75,8 68,4 5,0 15073 X X X X
Predictor Coef SE Coef T P Constant -17585 11420 -1,54 0,146 mbl pnumpng -0,14741 0,04330 -3,40 0,004 truk 0,14870 0,04927 3,02 0,009 Sepeda Motor 0,015985 0,004580 3,49 0,0 S = 14526,4 R-Sq = 75,8% R-Sq(adj) = 70,6%
Berdasarkan pengolahan data menggunakan software minitab diketahui bahwa pertambahan masing-masing jumlah kendaraan bermotor baik itu truk, mobil penumpang , bis atau sepeda motor tidak berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan di indonesia . hal ini dapat dilihat dari nilai R-sq yang <70% untuk regresi pertambahan masing-masing jumlah kendaraan bemotor tiap tahun dengan tingkat kecelakaan. Tetapi secara keseluruhan jumlah truk dan sepeda motor berpengaruh terhadap jumlah kasus kecelakaan yang terjadi. Jadi tidak ada pertambahan salah satu jenis kendaraan bermotor yang lebih berpengaruh signifikan terhasap jumlah kasus kecelakaan. 3. Regression Analysis: krugian mteri versus mbl pnumpng The regression equation is
PENYELESAIAN DAC 2012
krugian mteri = - 9820 + 0,0137 mbl pnumpng S = 6701,16 R-Sq = 97,2% R-Sq(adj) = 97,0% Predictor Coef SE Coef T P Constant -9820 2316 -4,24 0,001 mbl pnumpng 0,0136912 0,0004553 30,07 0,000
Regression Analysis: krugian mteri versus Sepeda Motor The regression equation is krugian mteri = - 6501 + 0,00268 Sepeda Motor
S = 5276,73 R-Sq = 98,3% R-Sq(adj) = 98,2%
Predictor Coef SE Coef T P Constant -6501 2507 -2,59 0,020 Sepeda Motor 0,0026817 0,0001006 26,66 0,000
Regression Analysis: krugian mteri versus bis The regression equation is krugian mteri = - 7367 + 0,0538 bis
Predictor Coef Constant -7367 bis 0,053804
SE Coef T P 3409 -2,16 0,046 0,002722 19,76 0,000
S = 7939,09 R-Sq = 96,1% R-Sq(adj) = 95,8% Regression Analysis: krugian mteri versus truk The regression equation is krugian mteri = - 16117 + 0,0276 truk Predictor Constant truk
Coef SE Coef -16117 3182 0,027612 0,001172
T P -5,06 0,00 23,55 0,000
S = 5938,63 R-Sq = 97,8% R-Sq(adj) = 97,7% Berdasarkan hasil pengolahan data jumlah kecelakaan dan jumlah masing-masing kendaraan bermotor dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan bermotor baik itu truk, bis, mobil penumpang ataupun sepeda motor semuanya berpengaruh signifikan terhadap kerugian materi akibat kecelakaan, tetapi jumlah kendaraan jenis mobil penumpanglah yang berpengaruh lebih besar dimana untuk pertambahan mobil penumpang sebanyak 1 unit maka kerugian materi yang ditimbulkan jika terjadi kecelakaan akan bertambahn sebanyak 0,0137 juta rupiah. 4. Berdasarkan analisis pada point sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tingkat kecelakaan di Indonesia antara tahun1992 sampai 2009 memilki grafik yang bersifat fluktuatif dimana pada saatsaat tertentu mengalami kenaikan yang signifikan lalu kemudian turun kembali sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kecelakan di Indonesia masih belum stabil dan mencapai kasus pertahun .
PENYELESAIAN DAC 2012
tetapi pada rentang tahun tersebut jumlah kendaraan bermotor terus mengalami kenaikan. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pertambahan jumlah kendaraan tiap tahunnya dengan jumlah kasus kecelakaan yang terjadi dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi jumlah kasus kecelakaan yang terjadi. Berbeda dengan tingkat kecelakaan, untuk kerugian materi yang ditimbulkan bila terjadi kecelakaan sangat dipengaruhi oleh proporsi jumlah berbagai jenis kendaraan bermotor saran : untuk mengatasi permasalahan tersebut saran yang bisa diberikan adalah Pemerintah seharusnya tidak hanya berpatok dan berkonsentrasi pada penekanan jumlah kendaraan saja tetapi lebih kepada faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat kecelakan di Indonesai. Tetapi untuk meminimalisir kerugian materi akibat kecelaan pemerintah perlu mempertimbangkan proporsi jumlah jenis kendaraan tertentu.