Total dana yang dihimpun dari masyarakat oleh kelima bank yang beroperasi di kabupaten Manggarai pada tahun 2011 sedikitnya mencapai Rp771.712.565.561,-. Sementara itu, gambaran realisasi kredit yang disalurkan setiap bank kepada masyarakat untuk membiayai aktivitas ekonomi dan aktivitas konsumsinya seperti tersaji pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Jumlah Kredit Yang Disalurkan Kepada Masyarakat Oleh Setiap Bank di Kabupaten Manggarai Pada Tahun 2009 – 2011. Bank BRI BNI Bank Mandiri Bank NTT BPR Lugas Ganda
Jumlah Kredit Yang Disalurkan (Rp) 2009 2010 2011 692.418.298.781 719.821.333.545 t.d t.d t.d 41.773.400.000 t.d 5.704.509.000 20.936.990.002 t.d t.d 142.233.800.000 6.283.250.000 6.901.900.000 8.406.110.000
Sumber: Kabupaten Manggarai Dalam Angka, 2012 Menurut Tabel di atas, Bank BRI pada periode Tahun 2009 dan 2010 mampu menyalurkan kredit dalam jumlah cukup besar, bahkan melampaui jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat. Demikian pula BPR, kondisi penyaluran kreditnya masih cukup baik dimana kondisi antara dana yang dihimpun dengan dana yang disalurkan melalui kredit hampir seimbang. Untuk Bank BNI dan Bank Mandiri, posisi penyaluran kreditnya masih dibawah dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kedepan, upaya penyaluran kredit ini diharapkan dapt lebih ditingkatkan melalui sosialisasi, promosi, kemudahan persyaratan, suku bunga yang bersaing dan melalui kegiatankegiatan sosial bank kepada masyarakat.
400
BAB II HASIL PENETAPAN KPJu UNGGULAN UMKM KABUPATEN MANGGARAI 2.1. B obot S ektor-Sub S ektor K PJU U nggulan Ti ngkat K abupaten Manggarai Berdasarkan hasil analisis KPJu pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Belu. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Manggarai yang mempunyai nilai skor tertinggi. Selanjutnya hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha. Pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi dalam rangka penetapan KPJu unggulan di kabupaten Manggarai adalah sektor usaha perkebunan, demikian juga untuk tujuan penciptaan lapangan kerja dan untuk tujuan peningkatan daya saing produk adalah sektor Perkebunan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha Perkebunan merupakan prioritas pertama. Tabel 11. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Manggarai Sektor usaha
Tujuan (Skor Terbobot) Pertumbuhan Penciptaan Peningkatan Ekonomi Lapangan Daya Saing (0,2692) Kerja (0,3615) Produk (0,3694)
Perkebunan Tanaman Pangan Peternakan Perdagangan Jasa-Jasa Perindustrian Kehutanan Angkutan Pariwisata Pertambangan Perikanan
0,2371 0,1421 0,1152 0,1063 0,0566 0,0556 0,0906 0,0892 0,0471 0,0284 0,0318
0,1891 0,1354 0,1281 0,0934 0,1243 0,0827 0,0597 0,0529 0,0632 0,0302 0,0411
0,1837 0,0816 0,1074 0,1437 0,1031 0,0981 0,0580 0,0552 0,0723 0,0582 0,0387
Skor Terbobot Gabungan
Ranking
0,2000 0,1173 0,1170 0,1154 0,0983 0,0811 0,0674 0,0635 0,0622 0,0401 0,0377
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Hasil Olahan Data primer Selain sektor Perkebunan dan Tanaman Pangan sebagai sektor dengan ranking tertinggi pertama dan kedua, maka sektor-sektor ekonomi lain yang termasuk dalam kelompok 5 sektor prioritas adalah peternakan, perdagangan, dan jasa-jasa. Berdasarkan gambaran di atas, dapat dikatakan bahwa secara sektoral, perkebunan dan tanaman pangan, dan peternakan merupakan sektor penting yang dapat diandalkan untuk dikembangkan dalam mendukung UMKM di tingkat masyarakat dan wilayah kabupaten Manggarai.
401
2.2. KPJu Unggulan Per Sektor di Kabupaten Manggarai Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya , analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Manggarai
1
Sektor Usaha/ KPJu Unggulan Tanaman Pangan Padi sawah Kedelai Padi Ladang kacang tanah Jagung Buah-Buahan Jeruk Pisang Mangga Alpukat Nenas Peternakan Babi Kerbau Ayam kampung Kuda Ayam ras pedaging Pariwisata Hotel melati Warung makan Kedai minum Pub Penjualan makanan keliling Perdagangan Sembako Hasil Pertanian/horti Bahan bakar Saprodi/sapronak Suku cadang Angkutan Angkutan bus antar kota
2
Angkutan laut domestik
3 4 5
Angkutan laut dlm kabupaten Ojek motor Angkutan bus pariwisata Pertambangan Pasir Tanah urukan Batu bangunan
No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3
SkorNo Terbobot 0,3441 0,1264 0,1230 0,1145 0,1041
1 2 3 4 5
0.2530 0.1718 0.1383 0.1301 0.1242
1 2 3 4 5
0.4000 0.1360 0.1277 0.0983 0.0937
1 2 3 4 5
0.2274 0.1659 0.1538 0.1438 0.1299
1 2 3 4 5
0.2305 0.1894 0.1734 0.1200 0.0697
1 2 3 4 5
0.2357
1
0.1702 0.1430 0.1402 0.1222
2 3 4 5
Sektor Usaha/ KPJu Unggulan Sayuran Kacang panjang bayam bawang merah terong sawi Perkebunan Cengkeh kopi kemiri Kakao kelapa Perikanan Penangkapan ikan Penangkapan di laut Tambak garam Budidaya rumput laut Budidaya tambak Industri Penggilingan Padi Nyiru dan sangkar ayam Penggergajian Kayu Tahu Tenun Ikat Jasa-jasa Sewa traktor Sewa tenda, kursi Sewa rumah, kos-kosan Keuangan Travel, ticket Kehutanan Bambu penyadapan aren dan nira lontar budidaya kutu lak kenari pemungutan madu
SkorTerbobot 0,2144 0,1573 0,1553 0,1454 0,1344 0.3584 0.3186 0.1008 0.0939 0.0812 0,4415 0,1777 0,1197 0,1067 0,0988 0,2867 0,1167 0,1150 0,1092 0,1073 0.1608 0.1603 0.1603 0.1474 0.0940 0,2700 0,2174 0,1660 0,0819 0,0810
0,5900 0,1689 0,1275
Hasil Olahan Data primer
402
Nampak pada Tabel 12 tersebut urutan KPJU unggulan untuk setiap subsektor. Padi sawah paling unggul pada subsektor tanaman pangan, kacang panjang paling unggul pada subsektor hortikultura sayuran, jeruk paling unggul pada subsektor hortikultura buah-buahan, cengkeh paling unggul pada subsektor perkebunan, babi paling unggul pada subsektor peternakan, usaha penangkapan ikan paling unggul pada subsektor perikanan, hotel melati paling unggul pada subsektor pariwisata, usaha penggilingan padi paling unggul pada subsektor industri, sembako paling unggul pada subsektor perdagangan, jasa penyewaan traktor paling unggul pada subsektor jasajasa, angkutan bus antar kota paling unggul pada subsektor angkutan, bambu paling unggul pada subsektor kehutanan, dan pasir paling unggul pada subsektor pertambangan.
2.3. KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Manggarai Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 12) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 13) dilakukan analisa dengan menggunakan Metoda Bayes. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 13. Pada Tabel 13, dapat dilihat bahwa 5 KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Manggarai adalah usaha perkebunan cengkeh, usaha perkebunan kopi , usaha padi sawah, usaha ternak babi, dan usaha perdagangan sembako. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Manggarai No KPJu Unggulan Skor Terbobot Sektor Usaha 1 Cengkeh 0.0527 Perkebunan 2 Kopi 0.0468 Perkebunan 3 Padi sawah 0.0398 Tanaman Pangan 4 Babi 0.0383 Peternakan 5 Sembako 0.0306 Perdagangan 6 Penggilingan Padi 0.0285 Industri 7 Hasil Pertanian/horti 0.0251 Perdagangan 8 Bahan bakar 0.0230 Perdagangan 9 Penyewaan traktor 0.0219 Jasa-Jasa 10 Penyewaan tenda, kursi 0.0218 Jasa-Jasa Hasil Olahan Data primer Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-turut adalah usaha penggilingan padi, perdagangan hasil pertanian/hortikultura, perdagangan bahan bakar, usaha jasa penyewaan traktor, dan jasa sewa tenda/kursi. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor, maka sektor unggulan di Kabupaten Manggarai umumnya didominasi oleh sektor usaha perkebunan, tanaman pangan dan perdagangan.
403
2.4. H asil Analisis Potensi da n P rospek KPJu U nggulan K abupaten Manggarai Kedudukan KPJu Unggulan di Kabupaten Manggarai berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut: Tabel 14. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Manggarai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJu Unggulan Cengkeh kopi Padi sawah babi Sembako Penggilingan Padi Hasil Pertanian/ hortikutura bahan bakar penyewaan traktor penyewaan tenda, kursi
Potensi 4,40 4,40 4,40 3,00 3,60 3,00 3,20 3,60 3,60 3,60
Skor Prospek 3,40 4,20 3,40 2,80 2,40 2,80 2,60 2,80 2,40 2,80
Kriteria Potensi Prospek Sangat sesuai Sesuai Sangat sesuai Sangt sesuai Sangat sesuai Sesuai Sesuai Cukup sesuai Sesuai Cukup sesuai Sesuai Cukup sesuai Sesuai Cukup sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Cukup sesuai Cukup sesuai Cukup sesuai
Kuadran I I I III III III III III III III
Hasil Olahan Data primer Seperti dapat dilihat pada Tabel 14 di atas, terdapat 5 KPJu Unggulan lintas Sektor, dalam anlisis kuadran KPJu tersebut berada pada Kuadran I, yaitu yang mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik atau baik: usaha perkebunan cengkeh, perkebunan kopi, usaha tani padi sawah.
404
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1. Kesimpulan 3.1.1. Pada tataran tujuan, untuk pengembangan UMKM, terpenting adalah untuk tujuan “peningkatan daya saing produk” diikuti berturut turut oleh “penyerapan tenaga kerja” kemudian “pertumbuhan ekonomi. Kondisi demikian, menunjukkan bahwa para pemikir, pengambil kebijakan serta praktisi pengembangan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Timur (termasuk untuk Kabupaten Manggarai) sangat menyadari pentingnya daya saing produk dalam pengembangan UMKM di NTT, karena tanpa daya saing, output dari UMKM akan sulit bersaing di pasar. Ketidak mampuan bersaing di pasar akan berakibat pada rendahnya ketahanan dan keberlanjutan UMKM. 3.1.2. Kriteria penentuan KPJU Unggulan terpenting (ranking kepentingan) berturutturut adalah 1) ketersediaan teknologi, 2) ketersediaan pasar, 3) manegemen usaha, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, 6) ketersediaan sarana produksi, 7) aksesibilitas terhadap/ kebutuhan modal, 8) sumbangan terhadap perekonomian daerah, 9) harga/nilai tambah, 10) ketersediaan bahan baku dan yang terakhir adalah 11) aspek sosial budaya. 3.1.3. Untuk pengembangan UMKM, sektor utama di Kabupaten Manggarai adalah sektor Perkebunan merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah, Tanaman Pangan, Peternakan, Perdagangan, Jasa-Jasa, Perindustrian, Kehutanan, Angkutan, Pariwisata, Pertambangan dan Perikanan. 3.1.4. Sepuluh KPJU Unggulan lintas sektor untuk penegmbangan UMKM di Kabupaten Manggarai berturut-turut adalah: 1) Cengkeh, 2) kopi, 3) padi sawah, 4) babi, 5) perdagangan sembako, 6) penggilingan padi, 7) pemasaran hasil pertanian/hortikultura, 8) perdagangan bahan bakar, 9) penyewaan traktor, dan penyewaan tenda dan kursi. 3.1.5. Dari sudut pandang potensi dan prospek, masing-masing dengan kategori baik sampai sangat baik adalah: 1) Usaha perkebunan cengkeh, 2) Usaha Perkebunan Kopi dan Usaha Tani Padi Sawah
3.2.
Rekomendasi
3.2.1. Upaya berbagai pihak dalam pengembangan UMKM di NTT termasuk Kabupaten Manggarai mestinya memberi perhatian yang tinggi pada minimal 5 (lima) hal penting sebagai necessery condition (syarat keharusan) yaitu: peningkatan kemampuan teknologi usaha, pengembangan ketersediaan pasar, pembinaan menegemen usaha, penyerapan tenaga kerja (padat karya), dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja UMKM. Faktor-faktor lainnya bukanlah tidak penting, tetapi lebih merupakan suffisien condition (syarat kecukupan) dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di NTT. 3.2.2. Dalam ruang lingkup rekomendasi (1), diharapkan berbagai pihak yang berperan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Manggarai disarankan untuk mengembangkan UKM di bidang KPJU Unggulan yang secara potensi 405
dan prospek tergolong baik dan sangat baik, yaitu : usaha perkebunan cengkeh, perkebunan kopi, usaha tani padi sawah. 3.2.3. Upaya untuk mengembangan dan memberdayakan ke-10 KPJu Unggulan UMKM dapat dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan, sebaiknya diawali dengan identifikasi dan pemetaan masing-masing KPJu Unggulan oleh masing sektor (SKPD) yang implementasinya dilaksanakan secara terkoordinasi. Untuk menghindari terjadinya ketimpangan program, disarankan agar dibentuk sebuah forum atau kelompok kerja pengembangan dan pemberdayaan UMKM di bawah koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah. 3.2.4. Lembaga perbankan – terutama BUMN – diharapkan partisipasi aktifnya untuk turut serta membantu membina dan mengembangkan KPJu dari aspek teknis perbankan sehingga memungkinkan para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan yang berasal dari perbankan. Perlu dipertimbangkan untuk membentuk sebuah badan koordinasi perbankan di tingkat lokal yang secara reguler dapat berkoordinasi langsung dengan para pelaku UMKM, yang berfungsi sebabagi forum komunikasi dan konsultasi antara pihak perbankan dengan para pelaku UMKM. Untuk itu Bupati Manggarai dapat berkoordinasi dengan perbankan setempat, terutama Bank NTT dan pihak Perwakilan BI NTT untuk membentuk wadah tersebut. Agar lebih efektif, wadah tersebut dibentuk melalui peraturan daerah.
406
BAB I KONDISI UMUM WILAYAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT 1.1.
Kondisi Fisik Wilayah
1.1.1.
Geografis
Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu dari 21 (dua puluh satu) Kabupaten/Kota yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai. Secara astronomis Kabupaten Manggarai Barat terletak di antara 08° 14’ - 9°.00 Lintang Selatan dan 119° 21’ - 120° 20’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah kepulauan dengan wilayah seluas 2.947, 50 km² atau hanya 6,22% dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri dari daratan Pulau Flores dan beberapa pulau besar seperti Pulau Komodo, Rinca, Logos serta beberapa pulau-pulau kecil lainnya. Kabupaten Manggarai Barat dengan ibukota Labuhan Bajo, secara administratif memiliki batas wilayahnya adalah bagian utara dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Laut Sawu, sebelah timur dengan Kabupaten Manggarai Timur dan sebelah barat dengan Selat Sape. Sebagian wilayah di Kabupaten Manggarai Barat (33,74%) berada pada ketinggian antara 100 – 500 meter di atas permukaan laut; dan sebanyak 18,22% wilayah berada pada ketinggian 500 – 1000 meter dari permukaan laut; wilayah yang berada pada ketinggian 0 – 100 meter di atas permukaan laut sebanyak 16,33% dan selebihnya (2,27%) wilayah berada pada ketinggian di atas 100 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kemiringan tanah, sebanyak 38,60% berada pada kemiringan 15 – 40%, sebanyak 14,91% wilayah dengan kemiringan di atas 40%; wilayah dengan kemiringan 2 – 15% sebanyak 14,04% dan selebihnya (2,82%) wilayah merupakan dataran. Wilayah dengan kemiringan di atas 40% banyak terdapat di kecamatan Komodo, Sanonggoang dan Macang Pacar; sementara wilayah dataran banyak terdapat di kecamatan Komodo dan Lembor. Kabupaten Manggarai Barat (2011) bertambah dari 7 menjadi 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Komodo, Boleng, Sano Nggoang, Mbeliling, Lembor, Welak, Lembor Selatan, Kuwus, Ndoso, dan Macang Pacar. Dari 121 desa/kelurahan yang ada, 23 desa diantaranya yang secara geografis letak wilayahnya dikategorikan sebagai desa/daerah pantai atau pesisir. Sedangkan 98 desa lainnya merupakan desa bukan pesisir. Terdapat lima Kecamatan yang mempunyai desa pesisir yaitu Kecamatan Komodo, Boleng, Sano Nggoang, Lembor Selatan dan Macang Pacar. Sedangkan lima Kecamatan sisanya yaitu Kecamatan Mbeliling, Lembor, Welak, Kuwus, dan Ndoso tidak mempunyai desa pesisir. 1.1.2. Geologi, Tanah, Iklim, dan Hidrologi Berdasarkan tekstur tanah, di wilayah ini terdapat jenis Litosol, Mediteran dan sedikit Latosol. Tanah mediteran meliputi areal seluas 1.334,21 km2 atau 31,85 persen; tanah litasol seluas 1.504,25 km2 atau 35,91 persen dan tanah latosol 109,00 km2 atau 2,6 persen dari luas wilayah Manggarai Barat.Tekstur Litosol banyak terdapat di Kecamatan Komodo dam tekstur Mediterian banyak terdapat di Kecamatan Lembor. 407
Kabupaten Manggarai Barat memiliki iklim tropis dengan suhu udara rata-rata pada tahun 2011 berkisar antara 24,40 C sampai dengan 29,30 C. Kelembaban udara bervariasi antara 67 persen sampai dengan 86 persen. Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Manggarai hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, terdapat dua kondisi yang agak berbeda; di wilayah timur laut yakni di Kecamatan Kuwus dan Macang Pacar tergolong daerah basah/lembab, sedang di bagian wilayah barat daya yakni di kecamatan Lembor dan Komodo tergolong daerah kering. Jumlah curah hujan bervariasi tiap bulan. Pada tahun 2011 jumlah curah hujan tertinggi pada bulan Maret, dan terendah pada bulan Agustus dan September dengan total curah hujan pada tahun tersebut sebesar 2.657 mm serta total hari hujan sebanyak 107 hari. Dengan perimbangan antara total curah hujan dan hari hujan tersebut dapat dikatakan bahwa intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2011 sangat tinggi. 1.1.3. Luas Wilayah dan Tata Guna Lahan Total areal lahan di Kabupaten Manggarai Barat seluas 2.947,50 km2 atau 294.746 ha yang berada pada ketinggian 0 hingga lebih 1000 m diatas permukaan laut. Luas area tertinggi di kecamatan Komodo (41,38%) dan area terendah ada di kecamatan Kuwus (7,07%). Pemanfaatan lahan terdiri dari lahan pertanian berupa lahan sawah irigasi teknis 6.608 ha (2,24%), lahan sawah irigasi setengah teknis dan tadah hujan 4.833 ha (1,64%). Lahan sawah irigasi teknis terluas ada di kecamatan Lembor (4.346 ha atau 65,77%) dan terendah di kecamatan Macang Pacar (249 ha atau 3,77%). Lahan untuk perkampungan 787 ha (0,27%), perkampungan terluas di kecamatan Komodo dan terkecil di kecamatan Kuwus. Lahan untuk perkebunan seluas 2.199 ha (0.75%) dan lahan kering seluas 25.344 ha (8,60%). Pemanfaatan lahan lainnya berupa kebun campuran 20.357 ha (6,91%), berupa kawasan hutan seluas 116.607 ha (39,56%), padang rumput dan semak alang-alang 117.531 ha (39,88%), selebihnya berupa danau 474 ha serta lahan rusak/tandus seluas 6 ha.
1.2.
Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2010 sebanyak 224.861 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 76,29 jiwa/km2. Penduduk laki-laki berjumlah 113.886 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 110.976 jiwa serta terbagi dalam 50.487 Kepala Keluarga (KK). Pada tahun 2011 jumlah tersebut meningkat menjadi 229.860 jiwa dengan kepadatan rata-rata sebesar 77,99 jiwa/km2. Penduduk laki-laki berjumlah 115.734 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 114.126 jiwa serta terbagi dalam 50.487 KK. Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Manggarai Barat dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 2,22%, sementara pertumbuhan kepala keluarganya sebesar 0%. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kuwus yaitu rata-rata 201 orang per km2 dan terjarang di Kecamatan Sanonggoang dengan rata-rata 48 orang per km2. Sebaran penduduk di Kabupaten Manggarai Barat menurut kelompok umur pada Tahun 2011 seperti tercermin pada Tabel 1. Menurut Tabel 1 tersebut nampak bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Manggarai Barat tidak merata dimana penyebaran tertinggi berada pada kelompok umur 0 – 14 tahun dan terendah pada kelompok di atas 75 tahun.
408
Tabel 1. Persentase Penduduk Manggarai Barat Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin. Golongan Umur 0 - 14 15 – 29 30 – 44 45 - 59 60 - 74 75 >
Persentase Jumlah Penduduk Laki-Laki (L) Perempuan (P) 43,80 39,68 21,81 23,96 18,14 19,45 15,71 10,46 4,69 3,86 0,91 1,57
Persentase Laki-Laki + Perempuan 41,80 22,88 18,80 13,09 4,28 1,23
Sumber: Manggarai Barat dalam Angka, 2012 (diolah) Dari angka-angka yang tercermin pada Tabel di atas menunjukkan adanya angka kelahiran yang lebih tinggi, sementara rendahnya persentase kelompok penduduk di atas umur 60 tahun ke atas menyiratkan pada harapan hidupnya lebih pendek. Namun demikian, data tersebut perlu dikonfirmasi dengan jumlah penduduk yang masuk (pendatang baru) maupun penduduk yang keluar wilayah karena belajar, bekerja maupun pindah domisili. Sementara itu, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2011 sebanyak 100.569 jiwa yang terdiri atas 56.305 laki-laki dan 44.264 perempuan. Jumlah angkatan kerja yang tertampung dalam berbagai sektor pekerjaan di seluruh wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebanyak 97.747 jiwa (54.964 laki-laki dan 42.763 perempuan). Berdasarkan catatan tersebut, jumlah angkatan kerja yang belum atau tidak mendapatkan pekerjaan sebanyak 2.882 jiwa (1.321 laki-laki dan 1.501 perempuan). Penyediaan lapangan pekerjaan pada berbagai sektor pekerjaan masih perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu guna menampung para pencari kerja tersebut. Informasi mengenai ketenagakerjaan di Kabupaten Manggarai Barat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Informasi Ketenagakerjaan di Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011 Uraian Angkatan Kerja Angkatan kerja Tertampung Pencari Kerja Bukan Angkatan Kerja Jumlah
Laki-laki 56.305 54.964 1.321 9.460 122.050
Perempuan 44.264 42.763 1.501 24.737 113.265
Jumlah 100.569 97.747 2.882 34.197 235.395
Sumber : Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka, 2012 Lapangan usaha yang digeluti penduduk di Kabupaten Manggarai Barat adalah lapangan usaha di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan mencapai proporsi 47,41%. Diikuti penduduk yang bekerja pada sektor jasa dengan proporsi 9,69%, sedangkan penduduk yang bekerja pada sektor industri pengolahan sebanyak 5,69%, perdagangan dan rumah makan 5,36%. Tingginya penduduk yang bekerja di sektor pertanian disebabkan latar belakang pendidikan yang pada umumnya rendah dan untuk bekerja di sektor tersebut tidak membutuhkan latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi.
1.3.
Potensi Sumberdaya Alam
Kabupaten Manggarai Barat memiliki beragam potensi sumberdaya alam yaitu meliputi sumberdaya perairan yang meliputi sungai, danau dan laut, sumberdaya dibidang pertanian perkebunan, kehutanan, dan sumerdaya tambang.
409
Kabupaten Manggarai Barat memiliki potensi sumber daya pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa luas areal sawah irigasi teknis di wilayah ini sebesar 6.608 ha yang dapat dipanen dua kali dalam setahun dan sebagian besar terletak dalam satu dataran luas yakni dataran Lembor. Selain itu terdapat sawah irigasi setengah teknis dan tadah hujan seluas 4.833 ha yang dapat dipanen sekali dalam setahun. Tidak mengherankan, bahwa kabupaten Manggarai Barat menjadi sentra produksi beras di wilayah Pulau Flores bagian Barat. Sementara itu, potensi hasil kebun yang utama adalah kopi, jambu mete, kakao, kemiri, kelapa dan cengkeh. Sumberdaya hutan Kabupaten Manggarai Barat memiliki luas wilayah hutan 130.155,83 ha. Dari luasan tersebut sebahagian besar berupa hutan lindung, hutan produksi, cagar alam, hutan cadangan dan Tanaman Nasional. Produksi kehutanan berupa kayu dari berbagai jenis kayu dan yang terutama adalah kayu jati, bambu, mahoni, sengon dan akasia. Sedang sumberdaya Taman Nasional Komodo sebagaimana diketahui sudah sangat terkenal di berbagai penjuru dunia, terlebih semenjak dinobatkan menjadi salah satu dari keajaiban dunia. Di bidang perikanan, Kabupaten Manggarai Barat memiliki sumberdaya perairan yang luas di wilayah laut Flores, laut Sawu dan selat Sape. Kabupaten Manggarai Barat sebagai daerah kepulauan sehingga memiliki garis pantai yang panjang. Banyaknya pulau-pulau besar maupun kecil menjadikan sumberdaya perikanan dan kelautan cukup prospektif untuk dikembangkan sebagai usaha budidaya. Selain sumberdaya alam di atas, Kabupaten Manggarai Barat kaya akan potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Wilayahnya dengan hamparan padang pengembalaan yang luas (sekitar 15.500 ha) kaya akan hijauan yang dapat dikembangkan sebagai sumber pakan ternak. Pada sektor pariwisata, Kabupaten Manggarai Barat memiliki sumberdaya alam sebagai objek wisata. Seperti telah dikemukakan, Taman Nasional Komodo dengan satwa purba Komodo yang terdapat di pulau Komodo dan di Pulau Rinca banyak dikunjungi oleh wisatawan manca negara. Kucuali itu, perairan di sekitar pulau Komodo memiliki taman laut cukup bagus sehingga sangat potensial untuk olah raga menyelam/diving maupun wisata bawah laut. Beberapa pulau-pulau kecil dengan pasir putih juga sangat potensi wisata bahari.
1.4.
Infrastuktur Wilayah
1.4.1. Prarasana jalan Prasarana jalan merupakan media vital bagi kelancaran arus transportasi darat. Guna menopang kelancaran transportasi darat di Kabupaten Manggarai Barat sampai dengan akhir tahun 2011 telah di bangun jalan sepanjang 1.101,524 km dengan perincian menurut status jalan adalah: jalan kabupaten 852,79 km, jalan provinsi 159,05 km dan jalan negara 89,70 km. Dilihat dari aspek kualitas permukaan jalan dari sepanjang jalan keseluruhan tersebut yang berkategori jalan hotmix 138,22 km, jalan aspal 512,75 km, jalan kerikil 136,88 km dan jalan tanah sepanjang 313,69 km. Kendatipun panjang jalan tanah relatif masih cukup panjang namun cukup menggembirakan bahwa hampir semua desa yang tersebar di Kabupaten Manggarai Barat dapat di jangkau dengan transportasi umum. 410
Dari aspek kondisi jalan menunjukkan bahwa dari jalan negara yang ada (89,70 km), sepanjang 5,20 km (5,80%) dalam kondisi rusak. Untuk jalan propinsi, dari jalan yang ada (159,05 km), sepanjang 29,65 km (18,64%) dalam keadaan rusak dan bahkan yang dalam keadaan rusak berat sepanjang 52,50 km (33,01%). 1.4.2. Prasarana air bersih Air bersih merupakan kebutuhan utama penduduk untuk keperluan minum dan kebutuhan sehari-hari. Terdapat empat lokasi sumber mata air yang sudah dikelola oleh Perusahaan Air minum, yakni di kecamatan Lembor: Wae Mowol dengan kapasitas 10 liter/detik, Wae Teko (5 liter/detik); di kematanan Komodo: Wae Cecer (14 ltr/dtk); di kecamatan Kuwus: Wae Siar (5 litr/dtk). Pada Tahun 2011 produksi Air Minum pada perusahaan air minum di Kabupaten Manggarai Barat yang disalurkan kepada 2.473 pelanggan sebesar 44.666.m3. Selain dari perusahaan air minum, kebutuhan air bagi penduduk di Kabupaten Manggarai Barat berasal dari sumbersumber air tanah lainnya seperti mata air, sungai dan sumur galian. 1.4.3.
Prasarana listrik
Pada tahun 2011 daya terpasang pembangkit tenaga listrik PLN di Kabupaten Manggarai Barat sebesar 12.879.076 Kwh, sedangkan yang terjual sebanyak 11.955.619 Kwh. Jumlah yang terjual ini mengalami peningkatan sebesar 16,97% dari tahun sebelumnya. Secara umum jumlah pelanggan listri di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2011 sebanyak 6.684 unit atau meningkat 58,61% dari tahun sebelumnya. 1.4.4. Prasarana pendidikan Prasarana pendidikan di Manggarai Barat sudah tersedia mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 245unit dengan jumlah guru 2.701 orang dan jumlah murid 45.016 siswa yang tersebar di tujuh kecamatan. Sedangkan tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 54 unit SMP yang terdiri dari 36 SMP Negari dan 18 unit SMP Swasta dengan jumlah guru sebesar 826 orang dan jumlah murid sebanyak 13.528 siswa. Pada tingkat sekolah lanjutan Atas (SLTA) terdapat sebanyak 23 unit, terdiri dari 18 SMA umum dan 4 unit SMK, dan satu SMK Pelayaran; jumlah guru sebesar 535 orang dengan murid sebesar 5.251 siswa. Rasio antara murid dan guru untuk tingkat pendidikan SD 1 : 16, rasio untuk tingkat SMP sederajat sebesar 1 : 17, dan rasio untuk tingkat pendidikan SMA sederajat sebesar 1 : 10. Kabupaten Mangarai Barat belum memiliki fasilitas pendidikan tinggi seperti universitas, politeknik, dan lain-lain. Dalam upaya untuk meningkatkan tingkat partisipasi pendidikan masyarakat ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pemerintah Kabupaten Manggarai Barat perlu membangun dan memperbaiki fasilitas pendidikan yang ada serta memberikan bantuan bagi masyarakat berupa beasiswa bagi yang tidak mampu sehingga mereka dapat memperoleh akses pendidikan yang layak. 1.4.5. Prasarana kesehatan Guna memenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat, prasarana kesehatan yang ada di Kabupaten Manggarai Barat memiliki 12 unit Puskesmas dan 32 unit puskesmas pembantu, 22 unit Poliklinik Desa (Polindes) dan 37 Poskesdes. Cukup ironis, Kota Labuan Bajo sebagai ibukota Kabupaten Manggarai Barat yang banyak 411
dikunjungi oleh turis manca negara tidak memiliki rumah sakit baik itu rumah sakit milik negara maupun rumah sakit swasta. Jumlah tenaga kesehatan yang ada sebanyak 672 personel, yang terdiri dari: 2 dokter spesialis, 43 dokter umum, 17 dokter gigi, 353 perawat kesehatan, 114 bidan, serta 143 tenaga lainnya (termasuk ahli gizi, kesehatan masyarakat dan tenaga adminstrasi). 1.4.6. Prasarana Ekonomi dan Lembaga Keuangan Prasarana ekonomi merupakan suatu tempat untuk menunjang berlangsungnya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh produsen maupun oleh konsumen, misalnya berupa pasar, pusat pertokoan, mall maupun tempat pelelangan. Pasar yang ada di Kabupaten Manggarai Barat sebagian besar masih berupa pasar mingguan tradisional yang tersebar di wilayah pedesaan. Pasar ini beroperasi atau bertransaksi sekali dalam satu minggu dan tidak semua desa di wilayah Manggarai Barat memiliki Pasar Mingguan Tradisional. Karena itu, pembeli dan penjual yang melakukan transaksi di pasar mingguan tradisional bisa berasal dari desa-desa lain atau bahkan dari kecamatan lain. Selain pasar mingguan tradisional, terdapat pula pasar harian yang berada di ibukota kecamatan. Sesuai namanya maka pasar harian melakukan transaksi pada setiap hari. Dalam pelaksanaannya, transaksi pada pasar harian ini tidak seramai pada transaksi pada pasar mingguan tradisional. Meski telah dinobatkan menjadi salah satu tujuan wisata, di kabupaten Manggarai Barat belum dijumpai prasarana ekonomi berupa pusat pertokoan, pusat pembelanjaan, maupun tempattempat pelelangan. Lembaga keuangan yang ada di wilayah Manggarai Barat berupa lembaga perbankan dan non perbankan. Bank yang beroperasi di wilayah ini adalah bank umum yang terdiri dari Bank Pemerintah, Bank Pemerintah Daerah serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Ada dua Bank Pemerintah yang beroperasi di wilayah Manggarai Barat sebagai Kantor Cabang Pembantu, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI). Sedangkan Bank Pemerintah Daerah, yakni Bank NTT, juga membuka kantor cabang di Manggarai Barat. Terdapat pula satu BPR Lugas Ganda yang sudah melakukan aktivitas di Kabupaten Manggarai Barat. Lembaga keuangan non perbankan yang ada adalah pegadaian dan koperasi. Pegadaian membantu masyarakat yang membutuhkan dana dalam waktu cepat dan dalam jumlah terbatas. Pegadaian mempunyai kantor cabang di ibu kota Kabupaten (di Labuhan Bajo), serta ada kantor ranting di Kecamatan Lembor dan di Kecamatan Kuwus. Lembaga koperasi yang ada berupa koperasi simpan pinjam, Koperasi Unit Desa (KUD), KOPAS, KOPWAN, KPRI, KOPDIT, Koperasi Nelayan, Koperasi Serba Usaha (KSU), dan Koperasi Tani.
1.5.
Ekonomi Wilayah
1.5.1. Perkembangan Struktur Ekonomi Wilayah Keberagaman dan prioritas pengembangan sektoral dan wilayah akan memberikan kontribusi yang nyata pada pembangunan Kabupaten Manggarai Barat. Beragam kegiatan perekonomian di Kabupaten Manggarai Barat memberikan warna tersendiri pada struktur perekonomiannya. Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah pariwisata dan daerah pertanian yang tentu akan memberikan pola yang khas dalam struktur perekonomian daerahnya. Secara umum, bila semakin besar persentase atau kontribusi suatu sektor dalam struktur perekonomian, maka akan 412
semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah dan selanjutnya sektor tersebut dapat diduga akan menjadi penggerak ekonomi di wilayah yang bersangkutan. Struktur perekonomian Kabupaten Manggarai Barat dapat dikelompokkan dalam tiga sektor utama yaitu pertama sektor primer yang terdiri dari pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta pertambangan dan penggalian; kedua sektor sekunder yaitu industri pengolahan, listrik-gas dan air bersih serta bangunan, dan ketiga sektor tersier yaitu perdagangan, hotel-restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Struktur perekonomian Kabupaten Manggarai Barat seperti tercermin pada Gambar 1 di bawah.
60
56.81
55.17
53.93
50 40
35.79
37.32
38.51
Primer
30
Sekunder
20 10
7.39
7.51
7.56
2009
2010
2011
Tersier
0
Gambar 1. Struktur Perekonomian Kabupaten Manggarai Barat 2009 – 2011 Berdasarkan Gambar 1, sektor primer terlihat mendominasi sekitar 55% kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2009 – 2011. Sektor sekunder dan tersier memberikan kontribusi secara masing-masing sebesar 37% dan 7%. Selama periode tiga tahun tersebut, ada kecenderungan kontribusi sektor primer semakin berkurang, pada sisi lain kontribusi sektor sekunder semakin meningkat. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin beragamnya sumber perekonomian masyarakat di kabupaten Manggarai Barat. Sementara itu, sektor tersier dalam perkembangannya selama tiga tahun tersebut perkembangannya sangat lambat bahkan relatif stagnan. Pada tahun 2011, sektor yang relatif dominan dalam perekonomian Kabupaten Manggarai Barat adalah sektor pertanian (52,13%), sektor jasa-jasa (21,32%), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (12,43%), sektor bangunan/konstruksi (6,80%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (3,42%). Selain sektor-sektor tersebut, sektor lain di Kabupaten Manggarai Barat hanya memberikan sumbangan tidak lebih dari 2 persen diantaranya sektor pertambangan dan penggalian (1,80%), dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (1,34%), sektor industri pengolahan (0,50%), serta sektor listrik, gas, dan air bersih (0,26%). Secara umum, perkembangan kontribusi setiap sektor perekonomian Kabupaten Manggarai Barat pada periode tahun 2009-2011 perkembangannya lambat dimana kontribusi setiap sektor perekonomian cenderung pada kisaran angka meningkat atau menurun satu digit setiap tahun (tidak terdapat kenaikan kontribusi yang signifikan). Subsektor pertanian secara umum masih mendominasi kontribusi sektor primer yaitu sekitar 55% setiap tahun (dari 53% kontribusi sektor primer). 413
Kondisi wilayah Kabupaten Manggarai Barat yang menjadi lumbung beras di daratan Flores, serta penghasil berbagai komoditas perkebunan masih mengungguli potensinya sebagai daerah tujuan wisata. Luasnya kawasan juga memberikan tambahan yang nyata pada subsektor pertanian secara umum. Sektor tersier di Kabupaten Manggarai Barat didominasi oleh subsektor jasa-jasa; dan subsektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kedepan, subsektor ini diharapkan dapat berkembang pesat dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini sehingga dapat menyerap angkatan kerja lebih besar lagi. Setelah Komodo dinyatakan sebagai salah satu keajaiban dunia oleh Unesco, maka pergeseran Manggarai Barat menjadi wilayah tujuan wisata ke depan tidak dapat dielakkan lagi. Membajirnya wisatawan baik domestik maupun asing harus diantisipasi decara positip oleh pemerintah daerah, dan tentunya menjadi peluang bagi sektorsektor ekonomi lainnya seperti pertanian, transportasi dan komunikasi, perdagangan, pembangunan serta industri pengolahan untuk juga ikut berkembang. Perkembangan kontribusi sektor dan subsektor terhadap perekonomian Kabupaten Manggarai Barat ditunjukkan melalui Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Kontribusi Sektor dan Subsektor Dalam Struktur Kabupaten Manggarai Barat 2009 – 2011 (%) Sektor/Subsektor Primer Pertanian Pertambangan & Penggalian Sekunder Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Tersier Perdagangan, Hotel, & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa – Jasa
2009 56,81 55,07 1,74 7,39 0,49 0,22 6,68 35,79 11,20 3,18 1,31 20,10
2010 55,17 53,42 1,75 7,51 0,51 0,23 6,77 37,32 12,03 3,25 1,31 20,73
2011 53,93 52,13 7,56 6,72 0,50 0,26 6,80 38,51 12,43 3,42 1,34 21,32
Sumber : Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka, 2012 1.5.2.
Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Barat pada periode tahun 2008 menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 5,24%. Kemudian laju pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2009 sebesar 4,51%. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 dan tahun 2011 masing-masing sebesar 3,54% dan 3,07%. Jadi selama kurun waktu empat tahun pertumbuhan ekonominya cenderung menurun. Meski ada kecenderungan menurun, namun semua sektor ekonomi bergerak positip dengan distribusi yang lebih baik, yakni tidak hanya bertumpu pada sektor pertanian saja. Pertumbuhan ekonomi sebagaimana disebut di atas merupakan akumulasi pertumbuhan sektoral dari sembilan sektor lapangan usaha. Sektor yang mempunyai rerata pertumbuhan tertinggi pada periode 2009 – 2011 adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan rerata pertumbuhan mencapai 20,45% per tahun. Sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi kedua pada periode waktu tersebut adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan rerata pertumbuhan sebesar 15,58% per tahun diikuti oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan rerata 414
pertumbuhan sebesar 14.42% per tahun. Sementara pertumbuhan sektor pertanian berada pada posisi terendah kedua dengan pertumbuhan sebesar 6,74%. Pertumbuhan ekonomi sebagaimana disebut di atas merupakan akumulasi pertumbuhan sektoral dari sembilan sektor lapangan usaha. Sektor yang mempunyai pertumbuhan tertinggi selama kurun 2009 – 2011 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan pertumbuhan mencapai 15,66 %. Sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi kedua selama kurun waktu tersebut adalah sektor bangunan/konstruksi dengan pertumbuhan sebesar 11,61%; diikuti oleh sektor jasajasa dengan pertumbuhan sebesar 11,57% dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,95%. Sementara pertumbuhan sektor pertanian berada pada posisi terendah dengan pertumbuhan sebesar 3,07% di bawah sektor industri pengolahan. 1.5.3.
Pendapatan Per Kapita
Tumbuh kembangnya perekonomian akan terkait dengan kesejahteraan masyarakat. Keuntungan yang didapatkan oleh masyarakat dengan meningkatnya pembangunan ekonomi dapat ditunjukkan dengan ukuran pendapatan per kapita masyarakat atau penduduk. Indikator pendapatan perkapita dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat. Selama periode 2009– 2011, perdapatan per kapita masyarakat Kabupaten Manggarai Barat terus meningkat. Gambaran pendapatan per kapita selama periode tahun 2009-2011seperti tercermin pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Perkembangan Pendapatan per Kapita Masyarakat Kabupaten Manggarai Barat Pada Periode 2009 – 2011. Tahun 2009 2010 2011
Pendapatan Per Kapita (RP) Atas Dasar Harga Yang Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 4.064.565 1.743.427 4.362.990 1.757.676 4.669.634 1.776.471
Sumber : Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka, 2012 Rerata pertumbuhan PDRB perkapita setiap tahunnya di Kabupaten Manggarai Barat selama periode 2009 – 2011 menurut harga yang berlaku adalah sebesar 7,19%. Sementara itu rerata pertumbuhan PDRB perkapita per tahun menurut harga tetap tahun 2000 pada periode 2007-2011 sebesar 0,94%. Secara agregat pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat menurut harga tetap tahun 2000 tetap positip. 1.5.4. PAD dan Kemampuan Ekonomi Daerah Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar -6,63% dari yang dianggarkan. Namun demikian, terdapat kenaikan realisasi dana perimbangan dari Pemerintah Pusat sebesar 0,46% serta ada kenaikan realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah secara sangat signifikan sebesar 207,92%. Secara keseluruhan realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Manggarai Barat masih mengalami kanaikan sebesar 13,70% dari anggaran, atau dengan kata lain, pada tahun 2011 tersebut telah terjadi surplus anggaran. Gambaran struktur PAD dan Realisasi Penerimaan daerah Kabupaten Manggarai Barat seperti tercermin pada Tabel 5.
415
Tabel 5. Realisasi Penerimaan Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011. Jenis Penerimaan I. Pendapatan Asli Daerah (PAD) a. Pendapatan Pajak Daerah b. Pendapatan Retribusi Daerah c. Laba Usaha Daerah d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 2. Dana Perimbangan. (1) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak (2) Dana Alokasi Umum (DAU) (3) Dana Alokasi Khusus (DAK) (4) Bantuan Keuangan dari Provinsi 3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Jumlah
Penerimaan (Rp) Anggaran Realisasi 23.527.633.900 21.968.693.000 5.346.316.000 6.004.372.000 6.150.961.000 6.342.063.900 4.433.426.000 3.550.000.000 8.289.254.000 350.924.564.100 16.076.297.100 287.008.667.000 61.178.700.000 26.395.456.000 400.847.654.000
5.369.944..000 352.524.498.000 17.910.525.000 286.782.473.000 61.178.700.000 81.277.075.000 455.770.226.000
Sumber: Manggarai Barat Dalam Angka, 2012. Menurut Tabel 5 di atas, kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Manggarai Barat terhadap penerimaan daerah sebesar 4,82%; sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah memberi kontribusi sebesar 17,83%. Dana yang diperoleh dari bagi hasil pajak/bukan pajak dan dari bagi hasil sumberdaya alam sebesar 4,25% terhadap realisasi penerimaan daerah. Dengan demikian kontribusi terbesar diperoleh dari transfer Pemerintah Pusat sebagai Dana Perimbangan yang berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 73,10%. Angka-angka tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan keuangan daerah Kabupaten Manggarai Barat masih tergantung dari dana perimbangan pemerintah pusat.
1.6.
Perbankan dan UMKM
1.6.1. Jumlah Bank, Kantor Bank dan Kantor Cabang Bank yang beroperasi di wilayah ini adalah bank umum yang terdiri dari Bank Pemerintah, Bank Pemerintah Daerah serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Ada dua Bank Pemerintah yang beroperasi di wilayah Manggarai Barat, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mempunyai satu kantor cabang pembantu di Labuhan Bajo dan beberapa Kantor Unit di beberapa kecamatan; Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Pembantu Labuhan Bajo; sedangkan Bank Pemerintah Daerah, yakni Bank NTT, mempunyai satu kantor cabang di Labuhan Bajo BPR yang ada di Kabupaten Manggarai Barat adalah PT BPR Lugas Ganda. Sementara itu perkembangan jumlah UMKM sektor industri pada tahun 2010 sebanyak 929 unit usaha dimana 321 merupakan unit usaha formal dan sebanyak 608 adalah unit usaha non formal. Jumlah tersebut pada tahun 2011 sedikit meningkat menjadi 952 unit usaha atau naik sebesar 2,48%, dimana sebanyak 340 merupakan unit usaha formal dan sebanyak 612 adalah unit usaha non formal. Dari 952 unit usaha yang ada tersebut, sebanyak 600 unit usaha merupakan industri pengolahan hasil pertanian dan kehutanan, sebanyak 121 unit usaha merupakan industri aneka, sebanyak 49 unit usaha merupakan industri kimia, dan 35 unit usaha lainnya termasuk pada kategori industri logam. Gambaran perkembangan UMKM sektor industri selama periode 2009 sampai dengan 2011 seperti tercermin pada Tabel 6. 416
Tabel 6. Perkembangan Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Total Output Sektor Industri Pengolahan Menurut Golongan Industri (Periode 2009-2011). Golongan Industri I. Perusahaan a. Industri sedang b. Industri Kecil c. Industri Rumah Tangga II. Tenaga Kerja a. Industri sedang b. Industri Kecil c. Industri Rumah Tangga III. Total Output Produksi Utama (Rp)
Jumlah 2010
2009
2011
309 565
321 562
340 567
1.027 962
1.036 988
1.062 1.016
87.125.346.000
107.125.346.000
121.145.321.000
Sumber: Manggarai Barat Dalam Angka, 2012 Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari industri pengolahan yang ada di kabupaten Manggarai Barat, belum ada yang termasuk dalam skala industri sedang, apalagi yang berskala industri besar. Semua industri yang ada masih dalam kategori industri kecil dan industri rumah tangga dengan menyerap tenaga kerja total lebih dari 2000 tenaga kerja. Selain itu, jumlah UMKM sektor perdagangan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa terdapat 71 usaha perdagangan skala kecil dan menengah yang kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi 167 usaha. 1.6.2.
Posisi P erkembangan G iro, T abungan dan D eposito se rta R ealisasi Kredit Konsumsi, Modal Kerja dan Investasi
Dana yang dihimpun dari masyarakat oleh perbankan yang ada di Kabupaten Manggarai Barat dalam bentuk giro, tabungan berjangka (deposito) dan tabungan. Gambaran posisi dana yang dihimpun dari masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat oleh setiap Bank yang ada selama tiga tahun (periode tahun 2009-2011) seperti tersaji pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Dana Yang Dihimpun Dari Masyarakat Oleh Perbankan di Kabupaten Manggarai Barat, Periode Tahun 2009 – 2011. Jenis Simpanan Giro Deposito Tabungan Plus Britama Tabanas/Taska Tabungan ONH Simpeda Flobamora Ziarah Tabunganku Jumlah/Total
Nasabah (Orang) 2009 2010 2011 479 114 644 3.688 81 121 39 4.331 5.362 2.196 2.790 3.265 87 91 85 43 142 402 2.053 41 2.129 1.884 3.210 2 2 981 10.471 7.590 16.201
Nilai Simpanan (000.Rp) 2009 2010 2011 30.306.340 7.626.090 18.334.727 12.604.000 12.089.718 24.011.788 6.622.000 43.228.305 66.034.870 19470261 29.053.777 36.319.445 193.056 234.586 358.048 296.525 1.038.956 1.638.835 10.714.956 88.835 12.694.941 7.810.796 14.573.840 24.107 2.452 379.977 88.017.934 93.360.267 174.348.923
Sumber: Manggarai Barat dalam Angka, 2012 Menurut Tabel 7. tersebut, setiap bank dipastikan dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam jumlah cukup besar dan semakin meningkat dari tahun ke tahun yang kemudian diharapkan dapat dialokasikan untuk menjadi modal usaha pada berbagai sektor ekonomi masyarakat melalui kredit yang disalurkan. Oleh karenanya, kemampuan bank menghimpun dana saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan kemampuan menyalurkan kredit, baik itu kredit modal usaha, kredit investasi, kredit 417
konsumsi, dan lain-lain. Semakin besar bank menyalurkan kredit maka semakin besar pula surplus yang akan diterima oleh Bank tersebut. Bila kemampuan bank dalam menyalurkan kredit rendah, dipastikan akan menjadi beban bagi bank dan pemerintah untuk membiayai beban bunga atas dana yang dihimpun dari masyarakat. Pada tahun 2011, jumlah kredit yang tersalurkan di Kabupaten Manggarai Barat melalui Bank yang ada sebanyak 3.427 kredit dengan nilai Rp. 173.814.533.000,-. Dengan demikian, masih ada tersisa dana masyarakat yang belum tersalurkan menjadi dana pembangunan dalam bentuk kredit. Kemudian, dari sejumlah kredit yang tersalurkan tersebut sebesar 47,30% berupa kredit konsumsi, sebesar 17,36% berupa kredit berpenghasilan tetap yang pada umumnya untuk konsumsi juga. Kredit untuk modal kerja sebesar 24,04%, kredit untuk usahatani dan usaha rakyat sebesar 10,27%, kredit untuk investasi hanya sebesar 0,26%, dan selebihnya adalah kredit untuk lain-lain seperti kredit pensiun, kredit multi guna, dan sebagainya.
418
BAB II HASIL PENETAPAN KPJu UNGGULAN UMKM KABUPATEN MANGGARAI BARAT 2.1. B obot S ektor-Sub S ektor K PJU U nggulan Ti ngkat K abupaten Manggarai Barat Berdasarkan hasil analisis KPJu pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJu unggulan per sektor usaha untuk tingkat Kabupaten Belu. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJu unggulan Kabupaten Manggarai Barat yang mempunyai nilai skor tertinggi. Selanjutnya hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJu unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 8. Pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk m encapai t ujuan per tumbuhan ek onomi dan peni ngkatan da ya sai ng dalam r angka penet apan K PJu unggul an di kabupaten Manggarai B arat adalah Sektor Pariwisata. Sedangkan untuk tujuan penciptaan lapangan kerja adalah Sektor Perikanan. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor usaha Pariwisata merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah Perikanan, Tanaman Pangan, Perkebunan, Angkutan, Jasa, Perdagangan, Pertambangan, Perindustrian, Peternakan dan Kehutanan. Tabel 8. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek Tujuan dan Rangking Urutan Kepentingannya Dalam Rangka Penetapan KPJu Unggulan di Kabupaten Manggarai Barat Sektor usaha
Pariwisata Perikanan Tanaman Pangan Perkebunan Angkutan Jasa-Jasa Perdagangan Pertambangan Perindustrian Peternakan Kehutanan
Tujuan (Skor Terbobot) Skor Ranking Terbobot Pertumbuhan Penciptaan Peningkatan Gabungan Ekonomi Lapangan Daya Saing (0,2692) Kerja (0,3615) Produk (0,3694) 0,1004 0,1024 0,1784 0,1300 1 0,1116 0,1426 0,1087 0,1217 2 0,1664 0,1289 0,0810 0,1213 3 0,1022 0,1192 0,1195 0,1148 4 0,1368 0,1102 0,0793 0,1059 5 0,0828 0,0966 0,1017 0,0948 6 0,0812 0,0736 0,1202 0,0929 7 0,0961 0,1045 0,0522 0,0829 8 0,0351 0,0466 0,0698 0,0521 9 0,0457 0,0428 0,0512 0,0467 10 0,0416 0,0326 0,0380 0,0370 11
Hasil Olahan Data Primer
2.2. KPJU Unggulan Per Sektor di Kabupaten Manggarai Barat Berdasarkan hasil dari penelitian lapangan tingkat kabupaten dan pelaksanaan FGD beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya , analisis AHP menghasilkan KPJu unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada Tabel 9. 419
Tabel 9. Rangking dan Skor-terbobot KPJu Unggulan per Sektor Usaha di Kabupaten Manggarai Barat No. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Sektor Usaha/ SkorKPJu Unggulan Terbobot Tanaman Pangan Padi sawah 0,3110 ubi kayu 0,1318 Jagung 0,1235 Kacang hijau 0,1226 kacang kedelai 0,1112 Buah-Buahan Pisang 0,1820 mangga 0,1815 nangka 0,1369 Pepaya 0,0950 durian 0,0894 Peternakan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
kerbau
0,3057
1
2 3
Sapi Aayam kampung
0,2560 0,1275
2 3
4
babi
0,1138
4
5
kambing
0,0779
5
0,2549 0,2255
1 2 3
1 2
Pariwisata Pondok Wisata Kedai makan
3
Rumah Makan
4
Penyedian makanan Keliling
5
Pertunjukan Seni/budaya
0,1330 0,1075 0,1016
5
2
Hasil pertanian/Hortikultura bahan bangunan
0,1775 0,1551
3
ternak dan hasilnya
0,1322
3
4 5
ikan dan hasilnya bahan bakar Angkutan Angkutan Bus Antar Kota Angkutan Laut Domestik Penumpang Angkutan Penumpang dan barang
0,1201 0,1108
4 5
0,1534
4
angkutan barang umum
0,1254
4
5
Angkutan Ojek Motor Pertambangan Pasir Batu bangunan Tanah urukan
0,1245
5
1 2 3
1 2 3
SkorTerbobot
Bayam sawi Kacang Panjang Cabai Terong Perkebunan Kopi Kelapa Jambu Mete Cengkeh Kemiri Perikanan Usaha Penangkapan Ikan dilaut Usaha Budidaya di perairan Usaha Budidaya rumput laut Usaha Budidaya di perairan Umum Usaha Budidaya Ikan dilaut Industri Penggilingan Padi industri tenun ikat Pengolahan dan Pengawetan Biota air lainnya
0,2103 0,2064 0,1305 0,1033 0,0853
industri gula lontar Pengolahan dan pengawetan Ikan dan Produk Ikan Jasa-jasa
0,1322
0,2268 0,1864 0,1688 0,1272 0,1126
0,3061 0,2155 0,1451 0,0956 0,0543 0,1645 0,1485 0,1369
4
Perdagangan 1
Sektor Usaha/ KPJu Unggulan Sayuran
No
0,1272 0,1271
0,0995
1
Agen Perjalanan Wisata
0,1660
2
0,1610
1
Jasa Pramuwisata Jasa Sewa Kendaraan penumpang wartel Perbengekelan Kehutanan Kemiri
2
cendana
0,1701
3
Asam
0,1633
Penyadapan Aren dan Nira Lontar Bambu
0,1184 0,1146 0,1097 0,1892
0,1553 0,1156
0,3769 0,3215 0,1880
Hasil Olahan Data Primer
420
Nampak pada Tabel 9 tersebut urutan KPJU unggulan untuk setiap subsektor. Padi sawah paling unggul pada subsektor tanaman pangan, bayam paling unggul pada subsektor hortikultura sayuran, pisang paling unggul pada subsektor hortikultura buah-buahan, kopi paling unggul pada subsektor perkebunan, Kerbau paling unggul pada subsektor peternakan, usaha penangkapan ikan di laut paling unggul pada subsektor perikanan, pondok wisata paling unggul pada subsektor pariwisata, penggilingan padi paling unggul pada subsektor industri, hasil pertanian/ hortikultura paling unggul pada subsektor perdagangan, agen perjalanan wisata paling unggul pada subsektor jasa-jasa, angkutan bus antar kota paling unggul pada subsektor angkutan, kemiri paling unggul pada subsektor kehutanan, dan pasir paling unggul pada subsektor pertambangan. Komoditas-komoditas lainnya yang unggul pada setiap subsektor dapat dilihat pada Tabel 9.
2.3. KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Manggarai Barat Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJu unggulan Lintas sektor. Dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha (Tabel 8) serta hasil skor KPJu unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh (Tabel 9) dilakukan analisa dengan menggunakan Metoda Bayes. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 10. Pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa 5 KPJu unggulan lintas sektor di Kabupaten Manggarai Barat adalah usaha tani padi sawah, usaha penangkapan ikan di laut, perkebunan kopi, pondok wisata, dan agen perjalanan w isata. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. 10 KPJu Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Manggarai Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KPJu Unggulan Padi sawah Usaha Penangkapan Ikan dilaut Kopi Pondok Wisata Agen Perjalanan Wisata Jasa Pramuwisata Kelapa Angkutan Bus Antar Kota Usaha Budidaya di perairan Jambu Mete
Skor Terbobot 0,0377 0,0274 0,0253 0,0242 0,0235 0,0228 0,0208 0,0198 0,0193 0,0189
Sektor Usaha Tanaman Pangan Perikanan Perkebunan Pariwisata Jasa-Jasa Jasa-Jasa Perkebunan Angkutan Perikanan Perkebunan
Hasil Olahan Data primer Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor berturut-turut adalah jasa pramuwisata, perkebunan kelapa, usaha angkutan bus antar kota, usaha budidaya di perairan umum (perikanan), dan jambu mete.
421
2.4. H asil Analisis Potensi da n P rospek KPJu U nggulan K abupaten Manggarai Barat Kedudukan KPJu Unggulan di Kabupaten Manggarai Barat berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini adalah sebagai berikut: Tabel 11. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kabupaten Manggarai Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor Kriteria Potensi Prospek Potensi Prospek Padi sawah 4,40 3,40 Sangat sesuai Sesuai Usaha penangkapan Ikan dilaut 4,40 4,20 Sangat sesuai Sangt sesuai Kopi 4,40 3,40 Sangat sesuai Sesuai Pondok Wisata 3,00 2,80 Sesuai Cukup sesuai Agen Perjalanan Wisata 3,60 2,40 Sesuai Cukup sesuai Jasa Pramuwisata 3,00 2,80 Sesuai Cukup sesuai Kelapa 3,20 2,60 Sesuai Cukup sesuai Angkutan Bus Antar Kota 3,60 2,80 Sesuai Cukup sesuai Usaha Budidaya di perairan 3,60 2,40 Sesuai Cukup sesuai Jambu Mete 3,60 2,80 Sesuai Cukup sesuai KPJu Unggulan
Kuadran I I I III III III III III III III
Hasil Olahan Data Primer Seperti dapat dilihat pada Tabel 11 di atas, terdapat 5 KPJu Unggulan lintas Sektor, dalam anlisis kuadran KPJu tersebut berada pada Kuadran I, yaitu yang mempunyai Prospek dan Potensi saat ini yang sangat baik atau baik: usaha usaha tani padi sawah, usaha penangkapan ikan di laut, dan perkebunan kopi.
422
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1.
Kesimpulan
3.1.1. Pada tataran tujuan, untuk pengembangan UMKM, terpenting adalah untuk tujuan “peningkatan daya saing produk” diikuti berturut turut oleh “penyerapan tenaga kerja” kemudian “pertumbuhan ekonomi. Kondisi demikian, menunjukkan bahwa para pemikir, pengambil kebijakan serta praktisi pengembangan UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Timur (termasuk untuk Kabupaten Manggarai Barat) sangat menyadari pentingnya daya saing produk dalam pengembangan UMKM di NTT, karena tanpa daya saing, output dari UMKM akan sulit bersaing di pasar. Ketidak mampuan bersaing di pasar akan berakibat pada rendahnya ketahanan dan keberlanjutan UMKM. 3.1.2. Kriteria penentuan KPJU Unggulan terpenting (ranking kepentingan) berturutturut adalah 1) ketersediaan teknologi, 2) ketersediaan pasar, 3) manegemen usaha, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, 6) ketersediaan sarana produksi, 7) aksesibilitas terhadap/kebutuhan modal, 8) sumbangan terhadap perekonomian daerah, 9) harga/nilai tambah, 10) ketersediaan bahan baku dan yang terakhir adalah 11) aspek sosial budaya. 3.1.3. Untuk pengembangan UMKM, sektor utama di Kabupaten Manggarai Barat adalah sektor Pariwisata merupakan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah Perikanan, Tanaman Pangan, Perkebunan, Angkutan, Jasa, Perdagangan, Pertambangan, Perindustrian, Peternakan dan Kehutanan. 3.1.4. Sepuluh KPJU Unggulan lintas sektor untuk penegmbangan UMKM di Kabupaten Manggarai Barat berturut-turut adalah: 1) Padi sawah, 2) Usaha Penangkapan Ikan dilaut, 3) Kopi, 4) Pondok Wisata, 5) Agen Perjalanan Wisata, 6) Jasa Pramuwisata, 7) Kelapa, 8) Angkutan Bus Antar Kota, 9) Usaha Budidaya di perairan, dan jambu mete 3.1.5. Dari sudut pandang potensi dan prospek, masing-masing dengan kategori baik sampai sangat baik adalah: 1) Usaha Tani Padi Sawah, 2) Usaha Penangkapan Ikan di Laut dan Usaha Perkebunan Kopi
3.2. Rekomendasi 3.2.1. Upaya berbagai pihak dalam pengembangan UMKM di NTT termasuk Kabupaten Manggarai Barat mestinya memberi perhatian yang tinggi pada minimal 5 (lima) hal penting sebagai necessery condition (syarat keharusan) yaitu: peningkatan kemampuan teknologi usaha, pengembangan ketersediaan pasar, pembinaan menegemen usaha, penyerapan tenaga kerja (padat karya), dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja UMKM. Faktor-faktor lainnya bukanlah tidak penting, tetapi lebih merupakan suffisien condition (syarat kecukupan) dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di NTT. 3.2.2. Dalam ruang lingkup rekomendasi (1), diharapkan berbagai pihak yang berperan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Manggarai Barat disarankan untuk mengembangkan UKM di bidang KPJU Unggulan yang 423
secara potensi dan prospek tergolong baik dan sangat baik, yaitu : usaha usaha tani padi sawah, usaha penangkapan ikan di laut, dan perkebunan kopi. 3.2.3. Upaya untuk mengembangan dan memberdayakan ke-10 KPJu Unggulan UMKM dapat dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan, sebaiknya diawali dengan identifikasi dan pemetaan masing-masing KPJu Unggulan oleh masing sektor (SKPD) yang implementasinya dilaksanakan secara terkoordinasi. Untuk menghindari terjadinya ketimpangan program, disarankan agar dibentuk sebuah forum atau kelompok kerja pengembangan dan pemberdayaan UMKM di bawah koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah. 3.2.4. Lembaga perbankan – terutama BUMN – diharapkan partisipasi aktifnya untuk turut serta membantu membina dan mengembangkan KPJu dari aspek teknis perbankan sehingga memungkinkan para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan yang berasal dari perbankan. Perlu dipertimbangkan untuk membentuk sebuah badan koordinasi perbankan di tingkat lokal yang secara reguler dapat berkoordinasi langsung dengan para pelaku UMKM, yang berfungsi sebabagi forum komunikasi dan konsultasi antara pihak perbankan dengan para pelaku UMKM. . Untuk itu Bupati Manggarai Barat dapat berkoordinasi dengan perbankan setempat, terutama Bank NTT dan pihak Perwakilan BI NTT untuk membentuk wadah tersebut. Agar lebih efektif, wadah tersebut dibentuk melalui peraturan daerah
424