PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM POSING SISWA KELAS XI IPA 4 DI SMA NEGERI 8 MALANG Syindhora Intan Khayateliana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini: (1) untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang pada materi menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan model Problem Posing, (2) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang pada materi menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jenis penelitian ini PTK kolaboratif. Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang, yang berjumlah 34 siswa. Metode pengumpulan data melalui metode observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data dilakukan dengan observasi secara terus menerus. Hasil penelitian ini: (1) Ada peningkatan aktivitas siswa yang dapat dilihat dari meningkatnya indikator aktivitas siswa meliputi: 1) siswa yang berani bertanya sebelum tindakan 8,82% dan di akhiri dengan tindakan sebesar 47,05%, 2) siswa yang memperhatikan guru sebalum tindakan 32,35%, dan di akhiri dengan tindakan sebesar 85,29%, (3) siswa yang mau mengerjakan soal sebelum tindakan 47,06% dan di akhiri dengan tindakan sebesar 88,23% (2) Hasil belajar siswa yang mencapai KKM sebelum dilakukan tindakan sebesar 35,29%.dan di akhiri dengan tindakan sebeasar 85,29%. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model Problem Posing dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci: Aktivitas, hasil belajar, Problem Posing PENDAHULUAN Dalam pembelajaran PKn aktivitas siswa dan hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Yang dimaksud hasil belajar dalam pembelajaran PKn adalah aktivitas siswa dan hasili belajar. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
1
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subyek belajar di dalam suatu interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang, terdapat keberhasilan belajar siswa rendah yang dilihat dari aktivitas siswa dan hasil belajar. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih kurang, demikian juga keberhasilan belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang. Aktivitas siswa ditunjukkan dengan indikator sebagai berikut, yaitu: 1. siswa yang berani bertanya (8,82%), 2. siswa yang memperhatikan guru (32,35%), 3. siswa yang mau mengerjakan soal (47,06%). 4. Siswa yang telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minumum (KKM) 80 (35,29%). Rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang disebabkan karena guru PKn dalam proses pemebelajaran kurang menarik dan monoton. Dalam hal ini guru kurang memperhatikan model pemebealajaran sehingga siswa merasa jenuh dan bosan dalam kegiatan belajar mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Untuk itu peneliti menerapkan model Problem Posing diharapkan ada peningkatan keberhasilan belajar siswa yang signifikan, karena dengan model ini siswa dapat menyerap informasi lebih cepat dan mudah selama proses kegiatan belajar PKn. Model Problem Posing adalah pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interaktif atau pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan-pertayaan tersebut kemudian diupayakan untuk dicari jawabanya baik secara individu maupun bersama dengan pihak lain, misalnya sesama pesertadidik maupun dengan pengajar sendiri (Suryabrata, 2009: 203). Suryanto (Muhammad, 2012: 343) mengartikan problem sebagial masalah atau soal sehingga pengajuan masalah dipandang sebagai suatu tindakan merumuskan masalah atau soal dari situasi yang diberikan.. Sedangkan menurut As’ari(2000:5), mengartikan Problem Posing dengan pembentukan soal atau menyusun soal.
2
Melihat keunggulan dari model Problem Posing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang. Adapun indikator keberhasilan belajar dari penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi antara guru Pkn dan peneliti. Penelitian Tindakan Kelas merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian Tindakan merupakan bentuk penelitian yang tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki atau meningkatkan situasi yang ada (Wiyono, 2007:96). Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Wiyono (2007) yaitu : (a) Bersifat situasional, berskala kecil dan praktis, (b) Dikembangkan melalui tahap – tahap yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, (c) Fleksibel dan adaptif, yaitu dimungkinkan adanya perubahan selama proses penelitian, (d) Partisipatori, yaitu peneliti mengambil bagian sendiri secara langsung atau tidak. Penelitian dilaksanakan selama pada bulan November sampai bulan Desember. Penelitian Subyek penerima tindakan dari penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang. Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Data akan dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan metode alur yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini peneliti menerapkan model Problem Posing guna hasil belajar matematika. Model Problem Posing adalah pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interaktif atau pengajuan masalah-masalah yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan-pertayaan tersebut kemudian diupayakan untuk dicari jawabanya baik secara individu maupun bersama dengan pihak lain, misalnya sesama pesertadidik maupun dengan pengajar sendiri (Suryabrata, 2009: 203).
3
Aktivitas siswa dan hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui peningkatan hasil belajar seorang siswa. Adapaun indikator aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yaitu siswa yang berani bertanya, siswa yang memperhatikan guru, dan siswa yang mau mengerjakan soal. Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang, terdapat keberhasilanl belajar siswa rendah yang dilihat dari aktivitas siswa dan hasi belajar. Aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar masih kurang, demikian juga hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA N 8 Malang. Aktivitas siswa ditunjukkan dengan indikator sebagai berikut, yaitu: 1. siswa yang berani bertanya (8,82%), 2. siswa yang memperhatikan guru (32,35%), 3. siswa yang mau mengerjakan soal (47,06%). 4. Siswa yang telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minumum (KKM) 80 (35,29%). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Keberhasilan belajar PKn dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I mengenai peningkatan Keberhasilan belajar PKn siswa melalui model Problem Posing dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu siswa yang berani bertanya sebanyak 11 siswa (32,35%), memperhatikan guru sebanyak 19 siswa (55,88%), mengerjakan soal sebanyak 25 siswa (73,52%). Sedangkan siswa yang prestasi belajarnya tuntas
KKM (52,94%). Pada siklus II mengenai peningkatan keberhasilan
belajar matematika siswa melalui model Problem Posing dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu siswa yang berani bertanya sebanyak 16 siswa (47,06%), memperhatikan guru sebanyak 29 siswa (85,29%), mengerjakan soal sebanyak 30 siswa (88,23%). Sedangkan siswa yang prestasi belajarnya tuntas
KKM
(85,29%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan hasil belajar yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh sekali terhadap keberhasilan belajar PKn siswa. Aktivitas siswa yang meliputi siswa yang berani bertanya, siswa yang memperhatikan guru, dan siswa yang mau mengerjakan soal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
INDIKATO R Bertanya
Pratindakan 8,82%
SIKLU SI 32,35%
SIKLUS II 50%
4
Memperhatik an Mengerjakan soal Hasil belajar
32,35%
55,88%
85,29%
47,06%
73,52%
88,23%
35,20% Tabel I
52,94%
85,29%
Data Peningkatan Hasil Belajar PKn Adapun grafik peningkatan keberhasilan belajar PKn siswa dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat di gambarkan sebagai berikut : Gambar 1 Grafik Peningkatan Belajar PKn 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Bertanya Memperhatikan Mengerjakan soal Hasil belajar
pratindakan
Siklus I
Siklus II
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran problem posing pada mata pelajaran PKn dikelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Malang maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Penerapan model pembelajaran problem posing dengan langkah-langkah: (1) Guru menjelaskan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa dengan harapan mereka dapat memahami tujuan serta dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran baik dari segi frekuensi maupun intensitas. Penjelasan meliputi bahan yang akan diberikan kegiatan sampai dengan prosedur penilaian yang mengacu pada ketercapaian prestasi balajar baik dari ranah kognitif maupun ranah afektif, (2) Guru membagi kelompok. Fungsi pembagian kelompok ini untuk memperoleh pengamatan yang terfokus, namun juga 5
merata, dalam arti setiap kelompok hendaknya terdiri dari siswa yang memiliki kecerdasan yang heterogen, (3)Siswa kemudian menugaskan setiap kelompok ntuk meresume beberapa buku yang berbeda dengan sengaja dibedakan antar kelompok, (4) Masing-masing siswa dalam kelompok membentuk pertanyaanpertanyaan berdasarkan hasil resume yang telah dibuatnya dalam lembar problem posing I yang telah disiapkan, (5) Kesemua tugas membentuk pertanyaan dikumpulkan kemudian dilimpahkan pada kelompok yang lainnya. Misalnya kelompok 1 diserahkan kepada kelompok 2 untuk dijawab dan dikritisi, tugas kelompok 2 diserahkan kepada kelompok 3, dan seterusnya hingga kelompok terakhir, (6) setiap siswa dalam kelompoknya melakukan diskusi internal untuk menjawab pertanyaan yang mereka terima dari kelompok lain disertai dengan tugas resume yang telah dibuat kelompok lain tersebut. Setiap jawaban atas pertanyaan ditulis pada lembar problem posing II, (7) pertanyaan yang telah ditulis pada lembar problem posing I dikembalikan pada kelompok asal untuk kemudian diserahkan pada guru dan jawaban yang terdapat pada lembar problem posing II diserahkan kepada guru, (8) setiap kelompok mempresentasikan hasil rangkuman dan pertanyaan yang telah dibuatnya pada kelompok lain. diharapkan adanya diskusi menarik diantara kelompo-kelompok baik secara eksternal maupun internal menyangkut pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan jawaban yang tepat, (9) bersama-sama membuat kesimpulan dengan guru siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Malang berhasil karena presentase tindakan ketercapaian guru dalam menerapkan model pembelajaran problem posing sudah diterapkan dengan baik dan meningkatkan kektifan dan hasil belajar siswa. 2. Penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Malang pada mata pelajaran PKn indikator peningkatan di tunjukkan oleh presentase peningkatan masingmasing aspek aktifitas belajar siswa yaitu siswa yang berani bertanya pada guru meningkat dari siklus I sebanyak 11 siswa (32,35%) menjadi 16 siswa (47,05%) pada siklus II. Keaktifan siswa yang memperhatikan guru meningkat dari siklus I sebanyak 19 siswa (55,88%), menjadi 29 siswa (85,29%), dan
6
siswa yang mengerjakan soal dari siklus I sebanyak 25 siswa (73,52%) menjadi 30 siswa (88,23%). 3. Penerapan model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Malang pada mata pelajaran PPKn. Indikator ketecapainya dilihat dari hasil pembelajaran pada siklus I sebesar 52,94% dan meningkat menjadi 85,29% pada siklus II. Siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 malang memberikan respon yang positif pada model pembelajaran problem posing pada matapelajaran PKn dengan hasil wawancara yang dilakukan guru pada siswa. B. Saran Adapun saran dari peneliti guna penyempurnaan pembelajaran dengan model problem posing adalah sebagai berikut: 1.
Karena model pembelajaran problem posing masih baru dikenalkan kepada siswa, sebaiknya perlu pengenalan lebih lanjut tentang model pembelajaran ini agar tidak terjadi penyimpangan pada saat pelaksanaan.
2.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model problem posing, disarankan agar guru tidak hanya memberikan ceramah tetapi juga memberikan gambaran pada kehidupan sehari-hari agar siswa lebih mudah dalam memahami materi.
3.
Penerapan model pembelajaran problem posing hendaknya diklakukan secara bertahap sesuai dengan kegiatan pokok yang terdapat dalam model pembelajaran problem posing. Agar siswa lebih mudah memahami langka-langkah pembelajarannya.
4.
Guru sebaiknya dapat memilih model pembelajaran yang inovatif pada matapelajaran PKn agar dapat menciptakan suasana kelas yang aktif dan tidak membosankan.
DAFTAR PUSTAKA As’ari, A.R. 2000, Problem Posing untuk Peningkatan Profesionalisme Guru Matematika. Jurnal Matematika. Tahun V, Nomor 1, April 2000. Suryabrata,B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Suryanto, 1998. Problem Posing dalam Pembelajaran kalah disajikan pada Seminar Nasional: Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan dalam
7
Menghadapi Era Globalisasi. Program Pascasarjana IKIP Malang, 4 April 1998. Sutama. 2010. Penelitan Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK,PTS, dan PTBK. Surakarta: CV.Citra Mandiri Utama. Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi Penelitian. Malang: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.
8